View
732
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
keperawatan
Citation preview
MAKALAH BAHASA INDONESIA
PERKEMBANGAN DUNIA KEPERAWATAN
DOSEN PEMBIMBING :
ABDUL JALIL
OLEH :
PRADITYA RAMADHANII-B / 12.01.069
AKADEMI KESEHATANRAJEKWESI BOJONEGORO
PRODI D-III KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai
salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan
kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam
kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik
dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator,
komunikator dan pendidik.
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu,
keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan,
atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai
mati. Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang sedang
menghadapi proses sakaratul maut?
Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran
perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari
bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-
psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap diri
manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs, Dadang
Hawari, 1999 ). Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi
ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan
salah satu unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena
itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan spritual
pasien. Karena peran perawat yang konfrehensif tersebut pasien senantiasa
mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya
sesuai dengan Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang terakhir
sangat menentukan, sehingga perawat dapat bertindak sebagai fasilisator
(memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin
sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh
perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal
yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977,53) “ orang yang mengalami penyakit
terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit
kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian
saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”. Pasien terminal
biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah akibat
ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien
tersebut selalu berada di samping perawat. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan
spiritual dapat meningkatkan semangat hidup klien yang didiagnosa harapan
sembuhnya tipis dan dapat mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi alam
yang kekal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Perawat ?
2. Apa Fungsi Perawat ?
3. Apa Peran Perawat ?
4. Apa Tindakan Perawat yang Baik ?
5. Apa ciri Perawat Profesional ?
6. Apa Tugas Perawat ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi Perawat
2. Mengetahui Fungsi Perawat
3. Mengetahui Peran Perawat
4. Mengetahui Tindakan Perawat yang Baik
5. Mengetahui ciri Perawat Profesional
6. Mengetahui Tugas Perawat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan
pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat
atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan
proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab
dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.
(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas
perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang
diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun
sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan
Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan
dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin
dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi
masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
2.2 Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan
social baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang
bersifat konstan.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan
asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan
memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan
energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan
keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya
dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir
kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan,
baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi
hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik
bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien
dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan
berkonsultasi dengan pembe ri perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling
dan Ramos,1995).
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu
tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai
pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan
memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat
sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara
hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang
berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat
juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak
aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu
klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas
privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti
rugi akibat kelalaian.
4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas
anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika
mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya
model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur
karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat
memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat
asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer,
perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan
mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan
ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi
yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator
dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan
tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan
bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik.
Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai
tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan
keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas
komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan
individu, keluarga dan komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,
menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi
kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber
yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
2.3 Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan
kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga
diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit
kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan
pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi onat yang
telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung
jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta
mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
keperawatan.
Fungsi Perawat
1. Mengkaji kebutuhan klien, keluarga, kelompok, masyarakat serta sumber yg
tersedia & potensial untuk memenuhi kebutuhan tsb.
2. Merencanakan tindakan keperawatan kpd individu, keluarga, kelompok,
masyarakat berdasarkan diagnosa keperawatan.
3. Melaksanakan rencana keperawatan
4. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan
5. Mendokumentasikan proses keperawatan
6. Mengidentifikasi hal-hal yg perlu diteliti atau dipelajari serta merencanakan
studi kasus guna meningkatkan penget & pengembangan ketrampilan dlm
praktik kep.
7. Berperan serta dlm melaksanakan penyuluhan kesehatan kpd klien, keluarga,
kelompok serta masyarakat.
8. Bekerja sama dg disiplin ilmu terkait dlm memberikan pel kes kpd klien,
keluarga, kelompok, masyarakat.
9. Mengelola perawatan klien & berperan sbg ketua tim dlm melaksanakan
kegiatan keperawatan
2.4 Tindakan seorang perawat baik
Tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal
maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK
Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang
lain.(Aiken, 2003).
Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus
dipasang side driil.
Kemurahan Hati (Benefiecence)
menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan merugikan / membahayakan
dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain.
Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang
lain/pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktek keperawatan.
Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak yang merugikan
pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah perawat bertanggung jawab
atas semua cara yang menguntungkan pasien.
Contoh: Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan
baik dan benar.
Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab,
memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung jawab
untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks
hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji,
mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian. Peduli kepada
pasien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan. Peduli pada pasien
merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan, terutama pada
pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian perawat diwujudkan
dalam memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik,
memberikan kenyamanan dan menunjukan kemampuan profesional
Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka
tidak boleh mengingkari janji tersebut.
Kerahasiaan (Confidentiality)
Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip bahwwa perawat menghargai
semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa pasien mempunyai
hak istimewa dan semua yang berhubungan dengan informasi pasien tidak untuk
disebarluaskan secara tidak tepat (Aiken, 2003).
Contoh : Perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien pada orang lain, kecuali
seijin klien atau seijin keluarga demi kepentingan hukum.
Hak (Right)
Berprilaku sesuai dengan perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan moralitas,
berhubungan dengan hukum legal.(Webster’s, 1998).
Contoh : Klien berhak untuk mengetahui informasi tentang penyakit dan segala
sesuatu yang perlu diketahuinya
2.5 Ciri perawat Profesional
Ciri khas perawat profesional dalam memberikan pelayanan keperawatan
harus dapat berkomunikasi secara lengkap, akurat, dan cepat.
Artinya setiap melakukan komunikasi (lisan maupun tulis) dengan teman
sejawat atau dengan tenaga kesehatan lainnya harus memenuhi ketiga unsur di
atas dan harus didukung dengan fakta yang memadai.
Profil perawat masa depan yang terpenting adalah mampu berbicara
danmenulis bahasa asing, minimal bahasa inggris dalam penerapan proses
keperawatan kepada klien. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya
persaingan dalam pasar bebas.
Activity
Prinsip melakukan aktifitas atau pemberian asuhan keperawatan harus
dapat bekerja sama dengan teman sejawat serta dengan tenaga kesehatan lainnya,
khususnya tim medis sebagai mitra kerja dalam memberikan asuhan kepada klien.
Aktifitas tersebut harus ditunjangdengan menunjukkan suatu kesungguhan
dan sikap empati serta bertanggungjawab terhadap setiap tugas yang diemban.
Untuk menghindari kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien, maka perlu diterapkan tindakan keperawatan dengan prinsip
“CWIPAT”
C = Check the orders and equipment
W = Wash your hands
I = Identify the patient
P = Provide for safety and privacy
A = Assess the problem
T = Tell the person or teach the patient
about what you are going to do
Review
Prinsip utama dalam melaksanakan peran adalah moral dan etik
keperawatan.
Dalam setiap memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat
harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan, standar keperawatan
serta ilmu keperawatan
Penting guna menghindari kesalahan yg berakibat fatal thd klien dan
eksistensi profesi keperawatan.
Prinsip-Prinsip Etik Keperawatan
1. Justice (Azas keadilan)
- Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi klien
- Tidak ada diskriminasi (klien, alat-alat)
2. Autonomy
Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya
sendiri.
3. Beneficience (Azas manfaat)
Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan
menghindarkan kecacatan
4. Veracity (Azas kejujuran)
Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada
klien.
5. Fidelity (Azas komitmen)
Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung jawab
moral dan profesi
Education
Perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi thd profesi dengan jalan
secara terus menerus menambah ilmu melalui pendidikan formal atau informal,
sampai pada suatu keahlian ttt.
Penguasaan tentang metodologi penelitian keperawatan. Implikasinya
setiap jenjang pend tinggi keperawatan (DIII/S1) lulusannya harus melaksanakan
riset keperawatan
2.6 TUGAS PERAWAT
Tugas perawat dalam menjalankan perannya sbg pemberi asuhan
keperawatan dpt dilaksanakan sesuai dg tahapan proses keperawatan.
Tugas Perawat sesuai dg fungsinya, Loknas Kep 1983
Fungsi mengkaji kebutuhan klien:
1. Mengumpulkan data
2. Menganalisa & mengiterpretasikian data.
Fungsi merencanakan tindakan Kep:
1. Mengembangkan rencana tindakan keperawatan.
Fungsi melaksanakan rencana keperawatan:
1. Menggunakan dan menerapkan konsep dan prinsip ilmu perilaku, sosial
budaya, ilmu biomedik dlm rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Fungsi mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
1. Menentukan kriteria yg dpt diukur
2. Menilai tingkat pencapaian tujuan
3. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yg diperlukan
Fungsi mendokumentasikan proses keperawatan:
1. Mengevalouasi data permasalahan kep.
2. Mencatat data dlm proses keperawatan
3. Menggunakan catatan klien unhtuk memonitor kualitas asuhan kep.
Fungsi Mengidentifikasi hal-hal yg perlu diteliti:
1. Mengidentifikasi masalah penelitian dlm bd kep.
2. Membuat usulan rencana penelitian keperawatan
3. Menerapkan hasil penelitian dlm praktik keperawatan
Fungsi berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan.
1. Mengidentifikasi kebutuhan pen kes
2. Membuat rencana penyuluhan kes
3. Melaksanakan penyuluhan kes
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan
Fungsi bekerjasama dengan disiplin ilmu terkait dlm memberikan pel kes:
1. Berperan serta dlm pel kes
2. Menciptakan komunikasi yg efektif baik dg trim kep maupun tim kes.
Fungsi mengelola perawatan klien & berperan sbg ketua tim dlm
melaksanakan kegiatan keperawatan:
1. Menerapkan ketrampilan management dlm kep klien secara
menyeluruh.
2.7 TANTANGAN PENDIDIKAN DALAM KEPERAWTAN
PROFESIONAL
Kondisi Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia
Pengakuan body of knowledge keperawatan di Indonesia dimulai sejak
tahun 1985, yakni ketika program studi ilmu keperawatan untuk pertama kali
dibuka di Fakultas Kedokteran UI. Dengan telah diakuinya body of knowledge
tersebut maka pada saat ini pekerjaan profesi keperawatan tidak lagi dianggap
sebagai suatu okupasi, melainkan suatu profesi yang kedudukannya sejajar dengan
profesi lain di Indonesia. Tahun 1984 dikembangkan kurikulum untuk
mempersiapkan perawat menjadi pekerja profesional, pengajar, manajer, dan
peneliti. Kurikulum ini diimplementasikan tahun 1985 sebagai Program Studi
Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tahun 1995
program studi itu mandiri sebagai Fakultas Ilmu Keperawatan, lulusannya disebut
ners atau perawat profesional. Program Pascasarjana Keperawatan dimulai tahun
1999. Kini sudah ada Program Magister Keperawatan dan Program Spesialis
Keperawatan Medikal Bedah, Komunitas, Maternitas, Anak Dan Jiwa.
Sejak tahun 2000 terjadi euphoria Pendirian Institusi Keperawatan baik itu
tingkat Diploma III (akademi keperawatan) maupun Strata I. Pertumbuhan
institusi keperawatan di Indonesia menjadi tidak terkendali. Seperti jamur di
musim kemarau. Artinya di masa sulitnya lapangan kerja, proses produksi tenaga
perawat justru meningkat pesat. Parahnya lagi, fakta dilapangan menunjukkan
penyelenggara pendidikan tinggi keperawatan berasal dari pelaku bisnis murni
dan dari profesi non keperawatan, sehingga pemahaman tentang hakikat profesi
keperawatan dan arah pengembangan perguruan tinggi keperawatan kurang
dipahami. Belum lagi sarana prasarana cenderung untuk dipaksakan, kalaupun ada
sangat terbatas (Yusuf, 2006). Saat ini di Indonesia berdiri 32 buah Politeknik
kesehatan dan 598 Akademi Perawat yang berstatus milik daerah,ABRI dan
swasta (DAS) yang telah menghasilkan lulusan sekitar 20.000 – 23.000 lulusan
tenaga keperawatan setiap tahunnya. Apabila dibandingkan dengan jumlah
kebutuhan untuk menunjang Indonesia sehat 2010 sebanyak 6.130 orang setiap
tahun, maka akan terjadi surplus tenaga perawat sekitar 16.670 setiap tahunnya.
(Sugiharto, 2005).
Salah satu tantangan terberat adalah peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) tenaga keperawatan yang walaupun secara kuantitas merupakan
jumlah tenaga kesehatan terbanyak dan terlama kontak dengan pasien, namun
secara kualitas masih jauh dari harapan masyarakat. Indikator makronya adalah
rata-rata tingkat pendidikan formal perawat yang bekerja di unit pelayanan
kesehatan (rumah sakit/puskesmas) hanyalah tamatan SPK (sederajat
SMA/SMU). Berangkat dari kondisi tersebut, maka dalam kurun waktu 1990-
2000 dengan bantuan dana dari World Bank, melalui program “health project”
(HP V) dibukalah kelas khusus D III keperawatan hampir di setiap kabupaten.
Selain itu bank dunia juga memberikan bantuan untu peningkatan kualitas guru
dan dosen melalui program “GUDOSEN”. Program tersebut merupakan suatu
percepatan untuk meng-upgrade tingkat pendidikan perawat dari rata-rata hanya
berlatar belakang pendidikan SPK menjadi Diploma III (Institusi keperawatan).
Tujuan lain dari program ini diharapkan bisa memperkecil gap antara perawat dan
dokter sehingga perawat tidak lagi menjadi perpanjangan tangan dokter
(Prolonged physicians arms) tapi sudah bisa menjadi mitra kerja dalam pemberian
pelayanan kesehatan(Yusuf, 2006).
Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sisitem pendidikan
keperawatan di Indonesia adalah UU no. 2 tahun 1989 tentang pendidikan
nasional, Peraturan pemerintah no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi dan
keputusan Mendiknas no. 0686 tahun 1991 tentang Pedoman Pendirian
Pendidikan Tinggi (Munadi, 2006). Pengembangan sistem pendidikan tinggi
keperawatan yang bemutu merupakan cara untuk menghasilkan tenaga
keperawatan yang profesional dan memenuhi standar global. Hal-hal lain yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan keperawatan
menurut Yusuf (2006) dan Muhammad (2005) adalah :
1. Standarisasi jenjang, kualitas/mutu, kurikulum dari institusi pada pendidikan.
2. Merubah bahasa pengantar dalam pendidikan keperawatan dengan
menggunakan bahasa inggris. Semua Dosen dan staf pengajar di institusi
pendidikan keperawatan harus mampu berbahasa inggris secara aktif
3. Menutup institusi keperawatan yang tidak berkualitas
4. Institusi harus dipimpin oleh seorang dengan latar belakang
pendidikan keperawatan
5. Pengelola insttusi hendaknya memberikan warna tersendiri dalam institusi
dalam bentuk muatan lokal,misalnya emergency Nursing, pediatric nursing,
coronary nursing.
6. Standarisasi kurikulum dan evaluasi bertahan terhadap staf pengajar di insitusi
pendidikan keperawatan
7. Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan, dan Organisasi profesi serta
sector lain yang terlibat mulai dari proses perizinan juga memiliki tanggung
jawab moril untuk melakukan pembinaan.