Upload
vertilia-desy
View
219
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Contoh Pembahasan Kasus Ppok
Citation preview
BAB III
Program Studi Fisioterapi
STIKes Binawan
LAPORAN KASUS
FORMULIR FISIOTERAPI
Nama Fisioterapi : Kiryadi SST FT
Nama Dokter : Dr. Anita Ratnawati,Sp KFR K
Nomor Register : 18. 73. 44
Peminatan : D Kardiorespirasi
Ruangan : 103
I. PENGUMPULAN DATA IDENTITAS PASIEN (S)
Nama : Tn. A
Tempat Tanggal Lahir : 09 September 1934
Alamat : Jl. Perhubungan II No. 79 Rawamangun, Jakarta Timur
Pendidikan Terakhir : Sarjana Muda
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan Departemen Perindustrian
Diagnosa medis : PPOK stabil
Tanggal pemeriksaan : 25 Sepetember 2012
26
II. PENGUMPULAN DATA RIWAYAT PENYAKIT (S)
1. Keluhan utama :
mudah lelah jika beraktifitas dan batuk berdahak
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pada tahun 1974 Os mengalami sesak nafas dan batuk produktif kemudian dibawa ke
RS Persahabatan didiagnosa mengalami asma kemudian diberikan obat asma. Setelah
itu os sering mengalami sesak nafas dan batuk tetapi jarang berobat ke dokter. Pada
tahun 2010 os mengalami sesak dengan skala sesak 3 ( Borg’s Scale ) dan didiagnosa
PPOK bukan asma, hingga sekarang aktif mengikuti latihan dan menunjukan
kemajuan. Hingga sekarang keadaan umum pasien masih baik dan hanya kadang-
kadang saja mengalami sesak jika beraktifitas seperti berjalan ± 300m dan batuk
produktif dengan dahak berwarna putih, agak kental dengan jumlah ± 1sdm sekali
batuk.
3. Riwayat penyakit Dahulu .
Peny. Jantung (-)
DM (+) terkontrol
Hipertensi (-)
Os dahulu merupakan perokok aktif selama 40 tahun (2 bungkus/hari) namun
berhenti sejak tahun 1974.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Asma (+) dari ayah
III. PEMERIKSAAN (O)
A. Pemeriksaan Umum
- Cara Datang : Mandiri
- Kesadaran : Compos mentis
- Kooperatif : Kooperatif
- Blood Presure : 120/80 mmHg
27
- Nadi : 66 x/ menit
- RR : 24 x/ menit
- TB : 165 cm
- BB : 60 kg
- Saturasi O2 : 97%
- Suhu : afebris
- Status Gizi : BMI= 60/(165)2 = 22,04 ( Normal )
B. Pemeriksaan Khusus :
a. Inspeksi :
Depan
Warna wajah : tidak pucat
Bentuk dada : kesan sedikit barrel chest
Bahu : Asimetris, bahu kanan lebih tinggi dari
bahu kiri
Axila : simetris
Puting Mamae : simetris
Pelvis : simetris
Gerak nafas : pernapasan thoracal
Pergerakan thorax : simetris
Pola nafas : teratur dan dangkal
Clubbing finger : tidak ada
Atropi : tidak ada
Oedema : tidak ada
Samping
Postur : kifosis
Belakang
Bahu : Asimetris, bahu kanan lebih tinggi dari
bahu kiri
Scapula : wing scapula
28
Pelvic : normal
Pola jalan : normal
b. Palpasi :
Spasme : ada pada otot upper trapezius kiri dan
kanan dan spasme pada m. sternocleidomastoideus
Pergerakan thorax : asimetris, thorax kiri lebih menonjol
dibandingkan thorax kanan.
Gerakan nafas : pernapasan thoracal
Keringat : ada (sehabis latihan)
Nyeri tekan dada : tidak ada
Fremitus : normal
c. Ekspansi Thorak
Lokasi Ekspirasi Inspirasi SelisihNilai
Normal
Upper 93 95 2 2-3
Middle 91,5 94 2,5 3-5
Lower 87,5 90 2,5 5-7
d. LGS dan MMT
Sendi Gerakan Dextra Sinistra Normal MMT
Leher Flexi 45o 45o 45o 5
Extensi 10o 10o 45o 5
Lateral Fleksi 30o 30o 60o 5
Rotasi 75o 75o 75o 5
Shoulder Flexi 180o 180o 180o 5
29
Extensi 45o 45o 45o 5
Abduksi 180o 180o 180o 5
Adduksi 0o 0o 0o 5
Endorotasi 65o 65o 65o 5
Eksorotasi 90o 90o 90o 5
Trunk Flexi 60o 60o 60o 5
Extensi 25o 25o 25o 5
Lateral Fleksi 25o 25o 25o 5
Rotasi 30o 30o 30o 5
e. Psikososial
Kognitif : Baik
Intrapersonal : Baik
Interpersonal : Baik
f. Tes Khusus
Uji jalan 6 Menit
Jarak : 354 meter
VO2 Max : {0,03 X Jarak (m)} + 3,98
: (0,03 X 354) + 3,98
: 14,34mL/kg/min
Mets : Vo2 Max : 3,5 (Laki-laki)
: 14,34 : 3,5
: 4 mets beban latihan yang dapat diberikan mencapai 25 watt
Sat O2 : Awal : 97 % ; Akhir : 98 %
HR : Awal : 69 x/menit ; Akhir : 66 x/menit
g. Pemeriksaan sesak
30
Pemeriksaan sesak menggunakan Borg scale, Pasien pernah mengalami sesak
skala 3 = moderate (borg’s scale) tahun 2010 pada, namun sekarang sesak sudah
berkurang (skala 2 = slight breathlessness ; borg’s scale) apabila melakukan aktifitas
berjalan ± 300 m.
SCALE SEVERITY
0 Tidak ada sesak sama sekali
0.5 Sangat sangat sedikit sesak
1 Sangat sedikit
2 Sedikit sesak
3 Sedang
4 Sedikit Berat
5 Sesak Berat
6
7 Sesak sangat berat
8
9 Sangat sangat berat (Almost Maximum)
10 Maximum
C. PROBLEM FISIOTERAPI
1. Spasme otot bantu napas otot upper trapezius dan sternocleidomastoideus
2. Gangguan postur kifosis
3. Keterbatasan mobilisasi thorax
4. Penurunan kapasitas endurance
31
D. DIAGNOSA FISIOTERAPI
Gangguan pola napas, spasme, postur, keterbatasan mobilisasi thorax dan penurunan
endurance karena adanya PPOK
E. PROGRAM FISIOTERAPI
a. Tujuan Jangka Pendek
1. Mengurangi spasme otot
2. Koreksi postur ke arah simetris
3. Memperbaiki mobilitas thorax ekspirasi dan inspirasi
4. Meningkatkan kapasitas endurance
b. Tujuan Jangka Panjang
1. Dapat melakukan ADL tanpa ada keluhan sesak
F. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
No. Jenis Alat / Intevensi Dosis Keterangan
1. Pursed Lips Breathing D : 5 menit
I : Insp 2 detik,
eksp 4 detik
F : 0 kali
Mengurangi sesak,
meningkatkan
selisih nilai
ekspirasi dan
inspirasi
2. Control Breathing D : 5 Menit
I : -
F :
Untuk mengatur
pola pernafasan,
rileksasi,
mengurangi spasme
otot bantu
pernafasan
32
3. Massage stroking dan effleurage D: 5 Menit
I : -
F : -
Mengurangi Spasme
4. Chest Mobility + Koreksi postur D : -
I : -
F : 10 repetisi
Meningkatkan
selisih sangkar
thoraks pada
inspirasi dan
ekspirasi dan
memperbaiki postur
5. Static Cycle Exercise D : 30 menit
I : 24 Watt
F : -
Untuk
meningkatkan
kapasitas endurance
6 Tes Uji Jalan 6 menit D : 6 menit
I :
F :
G. URAIAN TINDAKAN FISIOTERAPI
PLB
o Posisi pasien dalam posisi duduk, terapis mengajarkan pasien untuk meniup nafas
seperti meniup lilin hingga ekspirasi maksimal dan diulang beberapa kali.
Sebelum dan sesudah latihan terapis mengukur saturasi O2 pasien.
Control Breathing
o Pasien dalam posisi tidur, terapis meminta pasien untuk bernafas biasa
menggunakan paru bagian bawah untuk menghindari penggunaan otot bantu
pernafasan sehingga pasien dapat lebih rileks.
Massage
33
o Pasien dalam posisi duduk, kemudian terapis malakukan massage dengan teknik
stroking dan effleurage pada bagian upper trapezius dan sternocleidomastoideus
untuk merileksasikan otot yang mengalami spasme.
Chest Mobility + Koreksi postur
Posisi Pasien Berdiri, kemudian terapis menginstruksikan dan memberi contoh agar
melakukan beberapa gerakan berulang, seperti :
Fleksi - Ekstensi shoulder (20 Kali)
Abduksi – Adduksi shoulder (20 Kali)
Sirkumduksi shoulder (20 Kali)
Lateral fleksi trunk (20 Kali)
Note : Setiap gerakan diawali bersamaan dengan tiupan nafas, istirahat sebentar kemudian
kembali lagi dalam posisi semula bersamaan dengan tiupan nafas kembali.
Koreksi postur dilakukan dengan memposisikan pasien sesuai dengan sikap tubuh yang
baik dan memberikan calliet exercise seperti memberikan latihan flexi dan extensi kepala yang
ditahan.
Static Cycle
Pasien diminta untuk latihan sepeda dengan dosis yang telah diatur oleh terapis (28 Watt ;
; 20 menit). Sebelum dan sesudah latihan terapis mengukur saturasi O2 pasien.
H. Home Program
Edukasi yang bersifat persuasif agar pasien menghindari faktor risiko penyebab PPOK,
seperti rokok dan polusi udara.
Latihan agar dilakukan dirumah, seperti : PLB dilakukan sesering mungkin, Koreksi
postur, Jalan sesuai dengan kemampuan, jangan sampai lelah dan sesak.
I. Evaluasi
Pemeriksaan Tanggal : 11 September 2012
34
S : Sesak (+) Skala 2 (borg’s scale), Batuk produktif (+), Nyeri (-), lelah
O : HR = 69 x/menit, RR=24 x/menit, BP=120/80 mmHg, Sat O2= 97%, ekspansi thorak
Lokasi Ekspirasi Inspirasi Selisih Nilai Normal
Upper 93 95 2 2-3
Middle 91,5 94 2,5 3-5
Lower 87,5 90 2,5 5-7
A : Sesak, batuk produktif dan kelelahan karena PPOK
P : PLB, control breathing, Mobilisasi Thorak, Static Cycle
Pemeriksaan Tanggal : 25 September 2012
S : Sesak ( - ), Batuk ( - ), Nyeri (-), lelah
O : HR = 66x/menit, RR=24 x/menit, BP= 120/80mmHg, Sat O2=98%
Lokasi Ekspirasi Inspirasi Selisih Nilai Normal
Upper 93 95 2 2-3
Middle 91,5 94 2,5 3-5
Lower 87,5 90 2,5 5-7
A : Kelelahan karena PPOK
P : PLB, control breathing, Mobilisasi Thorak, Static Cycle
Jadwal ke Dokter setelah terapi
4 kali setelah terapi latihan
35