27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki kemampuan alam untuk menghasilkan hasil bumi yang berkualitas unggul, hal ini berdasarkan pada terdapatnya sumberdaya alam yang melimpah di Indonesia. Melihat kondisi ini Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dalam sektor apapun terutama dalam pertanian, namun realita yang terjadi saat ini kondisi Indonesia mengalami pembelokan haluan, yang tadinya Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk berproduksi dengan cara bercocok tanam namun saat ini masyarakat Indonesia lebih memilih menjadi buruh pabrik daripada menjadi petani di ladangnya sendiri (Sairin, 2002). Hal ini terjadi akibat pengaruh dari beberapa faktor diantaranya, harga perawatan tanaman yang tinggi, persaingan dengan produk import, harga jual bagi petani yang relatif rendah, adanya tengkulak yang menguasai sistem bisnis pertanian, tidak adanya kepastian finansial yang di dapatkan oleh petani. Oleh sebab itu dengan memberikan solusi permasalahan diatas akan menggerakan masyarakat untuk kembali membangkitkan kejayaan Indonesia dalam bidang pertanian.

Contoh PKM GT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Fakultas Peranian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangIndonesia memiliki kemampuan alam untuk menghasilkan hasil bumi yang berkualitas unggul, hal ini berdasarkan pada terdapatnya sumberdaya alam yang melimpah di Indonesia. Melihat kondisi ini Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dalam sektor apapun terutama dalam pertanian, namun realita yang terjadi saat ini kondisi Indonesia mengalami pembelokan haluan, yang tadinya Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk berproduksi dengan cara bercocok tanam namun saat ini masyarakat Indonesia lebih memilih menjadi buruh pabrik daripada menjadi petani di ladangnya sendiri (Sairin, 2002). Hal ini terjadi akibat pengaruh dari beberapa faktor diantaranya, harga perawatan tanaman yang tinggi, persaingan dengan produk import, harga jual bagi petani yang relatif rendah, adanya tengkulak yang menguasai sistem bisnis pertanian, tidak adanya kepastian finansial yang di dapatkan oleh petani. Oleh sebab itu dengan memberikan solusi permasalahan diatas akan menggerakan masyarakat untuk kembali membangkitkan kejayaan Indonesia dalam bidang pertanian.Langkah awal untuk mengembalikan kejayaan pertanian Indonesia dimulai dari membentuk inovasi baru terhadap sistem manajemen pertanian Indonesia saat ini. Yang paling dekat mungkin merubah pandangan dan pola pikir para petani dalam memproduksi produk pertanian dan manajemen pemasarannya (David, 2002). Dilihat selama ini masa panen kurang lebih dalam putaran waktu tiga bulan untuk produk tanaman padi melihat hal ini dapat di simpulkan bahwa para petani akan mendapatkan penghasilan tiap 3 bulan sekali, sedangkan mayoritas biaya kebutuhan yang dibebankan oleh petani jauhnya setiap 1 bulan sekali, keadaan ini memaksa petani untuk lari ke para tengkulak yang mau membayar hasil panennya di awal seperti halnya membeli kucing dalam karung, dimata petani sekarang mungkin ini termasuk hal yang membantu, namun pada hakikatnya para tengkulak sangatlah merugikan petani. Hal ini dikarenakan saat ini harga jual padi sudah diatur pemerintah, biaya bibit dan perawatan tanaman cenderung meningkat tiap tahunnya dengan menggunakan tengkulak otomatis para petani akan mendapatkan tambahan potongan penghasilan tiap panennya. Penghasilan yang diperoleh seringkali tidak sebanding dengan usaha dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga menurunkan motivasi para petani dalam kegiatan produksi untuk sektor pertanian. Proses pengolahan padi saat ini terhitung belum maksimal, dari proses pengolahan sendiri petani hanya menghasilkan beras dengan hasil penjualan beras diasumsikan bahwa pendapatan yang di dapat oleh petani kurang lebih berkisar 30%, asumsi ini melihat beban petani yang sudah dibahas sebelumnya, sedangkan dilihat dari kacamata produksi asumsi produk beras merupakan 60% dari proses pengolahan padi, dengan kata lain masih ada 40% produk pengolahan padi yang tidak terolah secara maksimal (hanya menjadi limbah) (Hardianto, 2003). Limbah dari proses pengolahan padi yang dihasilkan salah satunya adalah sekam. Tabel berikut menunjukkan jumlah sekam dari produksi beras yang dihasilkan pertahunnya di IndonesiaTabel 1.1. Jumlah Sekam Padi di IndonesiaTahunJumlah BerasJumlah Sekam

200554 juta ton10,8 juta ton

200654,45 juta ton10,89 juta ton

200757,15 juta ton11,424 juta ton

200860,33 juta ton12,066 juta ton

200964,40 juta ton12,88 juta ton

201066,41 juta ton13,282 juta ton

Sumber : Puslitbang 2012Selama ini pemanfaatan limbah padi di Indonesia sangat terbatas pada produk-produk yang tidak bernilai ekonomis tinggi antara lain sebagai pakan ternak atau bahkan hanya dibakar. Kandungan yang ada di limbah padi seperti sekam atau dedak dapat kita olah menjadi suatu produk yang lebih bernilai ekonomis tinggi, salah satunya mengolah dedak menjadi minyak dedak.Dengan mengoptimalkan proses produksi pada padi akan mengangkat nilai ekonomis yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan petani.Konsep ini juga melihat sistem agroindustri yang saat ini telah berjalan, rata-rata industri pertanian yang sudah berjalan saat ini mengatakan bahwa mereka telah menerapkan sistem intiplasma dalam pengoperasiannya, dimana sistem intiplasma merupakan sistem yangmelibatkan petani sebagai produsen, pengembangan industri bahkan sampai pemasaran sehingga petani terlibat dalam menentukan harga jual produk , namun pada nyatanya petani hanya dijadikan karyawan di ladangnya sendiri. Hal ini disebabkan industri pertanian saat ini bertujuan untuk kepengtingan personal bukan kepentingan kerakyatan, disamping itu bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah tidak diberikan secara terintegrasi sampai industri yang dibentuk masyarakat yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat akan terhenti ketika menghadapi kendala dalam proses pengoperasiannya.1.2. Rumusan MasalahDari latar belakang di atas, dirumuskan beberapa rumusan masalah yakni :1. Bagaimana kondisi kekinian dalam proses pengolahan limbah padi (jerami) di Indonesia?2. Bagaimana solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk mengolah limbah padi (jerami) di Indonesia?3. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplentasikan proses pengolahan limbah padi?4. Siapa pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan proses pengolahan limbah padi (jerami) di Indonesia?5. Apa manfaat yang dapat dihasilkan dari limbah padi?1.3. TujuanTujuan yang dicapai melalui penulisan karya ilmiah ini adalah :1. Mengetahui kondisi kekinian dalam proses pengolahan limbah padi (jerami) di Indonesia.2. Mengetahui solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk mengolah limbah padi (jerami) di Indonesia.3. Mengetahui langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplentasikan proses pengolahan limbah padi.4. Mengetahui siapa pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan proses pengolahan limbah padi (jerami) di Indonesia.5. Mengetahui manfaat yang dapat dihasilkan dari limbah padi.1.4. ManfaatManfaat yang diharapkan dari penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain :1. Menjadi ajang pengembangan kualitas diri di bidang IPTEKS untuk memecahkan permasalahan pengolahan limbah padi (jerami).2. Memperoleh inovasi teknologi terhadap bidang pertanian untuk menghasilkan suatu barang yang bernilai dari limbah padi (jerami).3. Meningkatkan nilai ekonomi dari limbah padi dan menjadi referensi bagi peneliti lain tentang pemanfaatan limbah padi.4. Sebagai kajian ilmu dalam mengatasi masalah pengolahan limbah padi.

BAB IIGAGASAN2.1. Kondisi Kekinian Proses Pengolahan Limbah Padi di IndonesiaIndonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya mengonsumsi beras sebagai bahan pokok makanan sehari-hari. Berdasarkan Angka Ramalan (Aram I) Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memperkirakan produksi padi tahun 2014 mencapai 69,87 juta ton gabah kering giling (GKG). Indonesia mempunyai sekitar 60.000 mesin penggiling padi yang tersebar di seluruh daerah yang dapat menghasilkan limbah padi 15 juta ton per tahunnya.Beberapa mesin penggiling padi dalam kapasitas yang besar dapat menghasilkan limbah 10-20 ton sekam padi per hari. Pada proses penggilingan padi sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan yang kemudian menyebabkan tumpukan bahkan gunungan sekam yang semakin lama semakin tinggi.Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah. Sekam mempunyai kandungan berupa kadar air sebesar 9,02%, protein kasar 3,03%, lemak 1,18%, serat kasar 35,68%, abu 17,17%, dan karbohidrat dasar 33,71% (Suharno, 1979). Banyaknya sekam hasil dari penggilingan padi di Indonesia tidak diimbangi dengan pemanfaatan yang efektif sehingga tumpukan sekam menjadi limbah yang dapat mengganggu lingkungan sekitar. Proses penghancuran limbah membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain menyebabkan kerusakan lingkungan limbah juga dapat mengganggu kesehatan manusia. Petani umumnya membakar limbah sekam padi dan dimanfaatkan untuk menjadi abu gosok. Manfaat dari pembakaran limbah sekam tidak sebanding dengan dampak yang ditimbulkan. Pembakaran dari limbah padi akan semakin menyebabkan kerugian pada lingkungan karena banyaknya karbon dioksida yang dihasilkan ke udara akibat dari pembakaran. Kandungan kimia yang banyak terdapat pada limbah padi dapat dimanfaatkan penggunaanya secara lebih luas dengan tujuan untuk diversifikasi pemanfaatan limbah padi dan mendukung gerakan memanfaatkan hasil limbah pertanian.2.2. Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya untuk Pengolahan Limbah Padi.Salah satu perlakuan terhadap jerami padi yang utama dilakukan oleh petani setelah musim panen adalah dengan cara dibakar. Kegiatan ini seakan sudah menjadi rutinitas tahunan bagi sebagian besar petani padi di Indonesia. Tentunya banyak masalah yang ditimbulkan dari aktivitas membakar jerami, diantaranya adalah merusak lingkungan,pencemaran udara yang pada akhirnya mempercepat pemanasan global. Solusi yang telah dilakukan di beberapa daerah yang memanfaatkan jerami sebagai pakan ternak. Ada juga solusi lain yang telah ditawarkan untuk mengolah limbah jerami padi menjadi pupuk organik.

Gambar 2.1 Proses Pengolahan Jerami Menjadi Pupuk Organik2.3. Langkah-Langkah untuk Mengimplementasikan Inovasi Produk dari Limbah PadiKami akan membuat jaringan Event Organizer ( EO ) dari jaringan yang sudah ada yaitu jaringan Tapak Suci Indonesia, dimana kami akan membentuk pasar untuk produk pertanian yang nantinya akan di produksi oleh industri pertanian. Kegiatan ini berjalan seiring dengan berjalannya program Brother Station, dengan demikian EO ini bermula sebagai pembentuk pasar dan nantinya akn turun dalam manajemen Industri pertanian dan membentuk devisi - devisi yang didalamnya mencakup semua aspek pertanian, dengan demikian EO ini nantinya akan berperan sebagai manajer para petani dalam Industri Pertanian yang akan dibangun.Manajemen operasional memiliki gambaran dalam konsep ini yang nantinya para petani akan diterapkan sistem kontrak atas tanah mereka oleh pihak industri, sedangkan nanti pihak industri menyediakan pupuk dan bibit sesuai dengan harga pasar. Hasil panen padi akan dibeli pihak industri yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan baku bak utama untuk diolah, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan petani maka para etani yang sudah mendapatkan kontrak dengan pihak manajemen industri akan mendapatkan gaji tiap bulannya dengan kata lain petani sendiri mendapatkan 3 jenis pemasukan. Konsep ini diasumsikan akan menambah daya tarik masyarakat untuk kembali bertani. Pihak manajemen juga akan memberdayakan tenaga ahli sebagai pengawasan dan pengembangan saat proses pertanian berlangsung. Pengoperasian sistem ini, petani dan pihak-pihak manajemen industri pertanian saling bersinergi dalam menjalankan sistem industri pertanian ini Kami akan membuat jaringan Event Organizer ( EO ) dari jaringan yang sudah ada yaitu jaringan Tapak Suci Indonesia, dimana kami akan membentuk pasar untuk produk pertanian yang nantinya akan di produksi oleh industri pertanian. Kegiatan ini berjalan seiring dengan berjalannya program Brother Station, dengan demikian EO ini bermula sebagai pembentuk pasar dan nantinya akan turun dalam manajemen Industri pertanian dan membentuk devisi - devisi yang didalamnya mencakup semua aspek pertanian, dengan demikian EO ini nantinya akan berperan sebagai manajer para petani dalam Industri Pertanian yang akan dibangun dengan tujuan menciptakan sistem intiplasma yang sesungguhnya, sehingga nantinya dapat mengangkat perekonomian Indonesia.

KONSUMEN GAS UNTUK INDUSTRI

MOTHERSTATIONBROTHERSTATIONTrucking 40 feetTrucking 10 feet

Stabilisasi Ekstrasi PenyaringanGas Terintegrasi Melalui pipa

Dedak / BekatulRice Mill

AmpasCrude Bras Oil

Pakan Ternak

PengolahanLimbah PadiJeramiSekam

Purifikasi

PengolahanKertas

Bran Oil

Kertas

Gambar 2.2 Sistem Kerja IndustriIndustri untuk pengolahan produk-produk padi nantinya dibangun berdekatan dengan stasiun gas Brother Stations, dimana hal ini ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan energi mesin yang berbahan gas. Program inovasi Brother Stations ini nantinya tidak hanya memenuhi kebutuhan gas untuk transportasi umum saja melainkan akan dikembangkan ke arah yang lebih luas sebagai bahan mesin industri pertanian. Sistem ini dibentuk berdasarkan ISO 14001 dengan menetapkan standar mutu pangan yang didalam proses produksinya menggunakan bahan bakar gas. Brother Stations juga merupakan stasiun gas alam terkompresi atau disebut Compressed Natural Gas (CNG), dimana CNG memiliki kalori tinggi, rendah emisi, dan harganya cenderung lebih ekonomis dibandingkan dengan LPG. Berdasarkan segi keamanan, CNG memiliki masa jenis dua kali lebih ringan dari udara sehingga apabila terjadi kebocoran dapat dipastikan sukar terjadi ledakan.2.4. Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu Mengimplementasi Pengolahan Limbah Padi1. PemerintahanDinas yang bertugas atas pertanian yang berada di Indonesia sehingga kita dapat bekerja sama dalam proses implementasi pengolahan limbah padi.2. Petani Pertani disini berfungsi sebagai penyedia dari limbah padi yaitu bahan baku yang kita gunakan untuk penelitaian kita ini , petani sebagai produsen dari limbah padi ini.3. Peneliti dan Mahasiswa Peneliti dan mahasiswa sebagai agen peneliti sehingga akan memberikan suatu penelitian bagi lingkungan hidup agar dapat diaplikasikan nyata pada lingkungan, bekerja sama dengan dinas pertanian akan mempermudah dalam teraplikasinya hasil penelitian mahasiswa dan peneliti di Indonesia.4. MasyarakatMasyarakat yang dapat menerapkan dan menikmati hasil dari proses pengolahan limbah, tanpa adanya masyarakat yang menggunakan produk hasil penolahan limbah maka tidak akan berjalan dengan lancar atau akan terbuang sia-sia.

2.5. Manfaat yang Dihasilkan dari Pengolahan Limbah padiA. JERAMIPetani sudah mulai tertarik dan mengubah jerami menjadi bahan-bahan lain dibeberapa Negara,termasuk kertas dan pulp, media pertanaman jamur,bahan produksi kecil, energi,bahan bangunan,bahkan jerami dapat dipakai untuk kerajinan tangan.a. Pulp,Kertas, dan KartonMeningkatnya kegiatan ekonomi,maka kebutuhan akan kertas semakin meningkat pula.Meskipun kebanyakan kertas ini dibuat dari kayu,tetapi penggunaan jerami untuk kertas sudah dilaporkan sejak tahun 1808 di Inggris. Dengan menipisnya hutan-hutan di daerah tropis dan sub-tropis penghasil kayu bahan baku pembuatan kertas,maka jerami padi harus diperhitungkan sebagai bahan Alternatif. Produksi Jerami mencapai 3-5 ton/ha pertanaman padi.Beberapa perusahaan kertas di Indonesia,seperti Leces,sudah mulai menggunakan jerami padi sebagai bahan bakunya.Jerami padi mempunyai beberapa kesamaan sifat dengan kayu-kayu keras dalam pembuatan pulp.Dimensi seratnya dibandingkan serat dari jenis kayu kamper ditunjukkan pada Tabel 1. Jerami padi dilaporkan kurang cocok untuk kertas-kertas yang lunak tetapi cocok untuk kertas cetak dan tulis atau untuk pembuatan kardus. Jerami membutuhkan tenaga yang lebih sedikit dalam pembuatan pulp disbanding kayu. Kandungan lignin jerami yang lebih rendah daripada kayu,mengakibatkan kebutuhan bahan kimia dalam pembuatan pulp lebih rendah pula. Akan tetapi jerami mempunyai kelemahan, yakni kandungan silika yang tinggi yang menyebabkan pembentukan kerak dalam evaporator. Hal ini mengakibatkan kesulitan pemerolehan kembali bahan kimia yang digunakan.Masalah lain dalam pembuatan kertas dari jerami adalah pengumpulan dan pengangkutan.Dilaporkan bahwa perusahaan kertas yang besar masih mungkin mendapatkan manfaat dari penggunaan jerami (Stainforth, 1979). Adanya Industri pengolahan jerami setengah jadi maka pengamgkutan akan lebih mudah yang nantinya industry untuk pengolahan barang jadi dan pengemasan berbeda tempat dengan konsep ini agar tercipta system kerja yang efisien dan optimal.Tabel 1. Dimensi serat dari jerami dibanding kayuSeratPanjang (mm)Diameter (mm)Rasio Panjang

MaksMinRata2MaksMinRata2

Jerami Padi3,50,61,51459170

Jerami lain3,10,71,527713110

Kayu spruce merah--2,7--3285

Kayu gunmerah--1,6--3250

Sumber : Rydholm (1965)B. BEKATUL/DEDAK Di daerah tertentu misalnya di Jawa Barat, dedak dan bekatul disamakan pengertiannya,yaitu bagian kulit ari beras yang terpisah selama penyosohan. Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur keduanya dibedakan, yaitu dedak merupakan hasil penyosohan pertama (ukuran relative kasar dan kadang-kadang masih tercampur dengan potongan sekam) umumnya digunakan sebagai pakan.Bekatul merupakan hasil dari penyosohan kedua (ukuran halus) sering digunakan sebagai bahan pangan. Pemanfaatan dedek/bekatul masih terbatas karena hambatan sifat komoditas ini yang mudah rusak/tengik. Oleh sebab itu,pemanfaatan bekatul sebagai bahan pangan harus segar (tidak lebih 24 jam setelah digiling). Beberapa usaha pengawetan dan pemanfaatan bekatul selain untuk pakan diuraikan dibawah ini.a. Minyak DedakPengolahan minyak dedak meliputi dua faktor penting yaitu stabilisasi dan ekstrasi. Stabilisasi bertujuan untuk menghancurkan enzim lipase yang ada dalam dedak sehinggga rendeman minyak meningkat dan kadar asam lemak bebas menurun.Stabilisasi dapat dilakukan secara kimiawi atau menggunakan panas.Stabilisasi dengan panas menyebabkan enzim lipase dalam dedak terdeaktivasi pada suhu 100-120 derajat celcius dalam waktu beberapa menit. Pemanasan dilakukan dengan injeksi uap panas, kontak dengan udara panas, pemanggangan atau pemasakan ekstrusif. Ekstrasi dengan menggunakan pelarut mudah menguap merupakan cara terbaik untuk mengambil minyak dedak yang kadarnya kurang dari 25%. Selanjutnya minyak dedak hasil ekstrasi dipisahkan dari pelarut melalui penguapan. Pelarut yang dapat digunakan adalah etanol dan n-heksan. Ampas dedak yang telah dipisahkan dari pelarut dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena masih mengandung protein dan karbohidrat yang tinggi.Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian(BB Pasca Panen), rendaman minyak dedak yang dihasilkan sekitar 14-17 dan Kandungan protein ampas dedak hasil ekstraksi 11-13%. Dedak segar mengandung protein 12-15% dan karbohidrat 20-23%. Minyak dedak hasil estraksi selanjutnya dipurifikasi atau dimurnikan. Pemurnian minyak dedak sama dengan pemurnian minyak nabati lainnya. Pemurnian pada dasarnya bertujuan untuk menghilangkan senyawa lilin (dewaxing), fosfatida (degumming), asam lemak bebas (saponification), pewarna (bleaching), dan bau (deodorization). Jika diinginkan minyak yang dapat disimpan pada suhu rendah maka pemurniaan dilengkapi dengan proses winterization.Hasil Olahan Minyak Dedak :1.Minyak Goreng bermutu tinggi2.Margarin3.Minuman Antioksidan4.Suplemen Makanan

b. Pakan TernakDedak padi merupakan bahan penyusun ransum unggas yang sangat popular, selain ketersediannya melimpah, juga penggunaannya sampai saat ini belum bersaing dengan kebutuhan pangan dan harganya relatif murahdibandingkan dengan harga bahan pakan lain. Kandungan energy, protein, vitamin B dan beberapa mineral dalam dedak padi cukup tinggi, namun beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah dedak padi yang dapat digunakan dalam susunan ransum ungags tidak lebih dari 30% (Kratzer et all., 1974; Prawirokusumo, 1997; Sayre et al., 1988). Adapun pada ransum komersial penggunaannya sangat terbatas, yaitu berkisar antara 10-20% karena dapat menurunkan ketersediaan biologis mineral-mineral tertentu, terutama untuk ayam pedaging dan anak ayam yang sedang tumbuh. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya fraksi Non Detergent Fiber (Annison et al., 1995), serta adanya anti nutrisi yang salah satunya adalah fitat. (Farrel dan Martin, 1998). Dilaporkan bahwa dedak padi mengandung 1,44% fosfor yang 80% diantaranya terikat dalam bentuk fitat (Halloran, 1980), sedangkan Sumiati (2005) melaporkan kadar fitat dalam dedak padi yang mencapai 6,9%.Fitat dalam bentuk asam maupun garam fitat merupakan beentuk utama simpanan fosfor yang terdapat pada lapisan luar butir-butiran. Senyawa ini sangat sukar dicerna, sehingga fosfor dalam bentuk fitat ini dimanfaatkan oleh tubuh. Selain mampu mengkhelat ion-ion kalsium (Ca), besi (Fe). Dan seng (Zn) untuk membentuk kompleks mineral-fitat yang sukar larut, mudah berekasi dengan protein membentuk kompleksfitat-protein yang dapat menurunkan kelarutan protein (Graf, 1983; Muchtadi, 1989). Untuk menghidrolisis fitat dalam bahan pakan dapat digunakan enzim fitase yang diisolasi dari mikroba. Salah satu jenis mikroba yang dapat memproduksi enzim fitase adalah Aspergillus ficuum (Shieh dan Ware, 1968). Teknologi fermentasi merupakan salah satu alternative dalam upaya pemanfaatan dedak padi melalui proses metabolisme dimana enzim dari mikroorganisme melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis, dan reaksi kimia lainnya. Sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik dengan menghasilkan produk tertentu. Penelitian mengenai kemampuan kapang Aspergillus ficuum dalam memproduksi enzim fitase dalam substrat dedak padi dengan system fermentasi media padat yang dilakukan (Wahyuni 1995) yang memperlihatkan bahwa Aspergillus ficuum yang ditumbuhkan dalam substrat dedak padi dapat menghasilkan aktivitas tertinggi, yaitu 2,529 unit aktivitasdengan lama fermentasi 88 jam.Beberapa peneliti melaporkan bahwa penambahan microbial fitase kedalam ransum unggas dapat meningkatkan pemanfaatan protein dan energy serta meningkatkan ketersediaan biologic zat-zat makanan dalam rasum broiler. Selanjutnya beberapa peneliti lain melaporkan terjadinya peningkatan ketersediaan biologic mineral dalam ransum sebagai akibat penambahan microbial fitase yang meliputi P serta mineral-mineral lain seperti Ca,Mg,Cu,Zn,Fe,dan K yang terikat pada fitat.Berbagai jenis limbah dan hasil samping padi telah diolah dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.Beberapa pengolahannya menunjukan potensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia. Teknologi penggunaan limbah padi sudah banyak diadopsi untuk kondisi Indonesia.Study kelayakan perlu dikerjakan terlebih dahulu disamping study perbandingan dengan bahan-bahan bersubstitusi. Meskipun di Negara-negara lain penggunaan limbah sudah mulai dicoba sejak dulu, di dalam negeri sendiri masih sangat sedikit industry yang melakukannya.

C. SEKAMSekam merupakan hasil samping penggilingan padi tertinggi, (15-20%) bersifat bulky sehingga memerlukan ruang yang luas.Pemanfaatan sekam sampai saat ini antara lain sebagai media tanam untuk jamur dan tanaman hias,sebagai bahan bakar,abu gosok,dan campuran bahan pembuat genting. APESSI merupakan salah satu contoh pengering multiguna yang dikembangkan oleh Sutrisno et al. (1992). Alat pengering ini merupakan bagian dari paket peralatan produksi tepung kasava tingkat pedesaan.yang menggunakan sekam sebagai bahan bakar. Akhir-akhir ini, sekam juga dimanfaatkan sebagai campuran dalam pembuatan bata merah dan batako di daerah Bekasi.

BAB IIIKESIMPULAN1. Kandungan kimia yang banyak terdapat pada sekam dapat dimanfaatkan penggunaanya secara lebih luas dengan tujuan untuk diversifikasi pemanfaatan limbah sekam dan gerakan memanfaatkan hasil limbah pertanian.2. Solusi yang telah dilakukan di beberapa daerah yang memanfaatkan jerami sebagai makan ternak. Ada juga solusi lain yang telah ditawarkan untuk mengolah limbah jerami padi menjadi pupuk organik. 3. Membuat jaringan Event Organizer ( EO ) dengan program Brother Station sebagai pembentuk pasar dan nantinya akan turun dalam manajemen Industri pertanian dan membentuk devisi - devisi yang didalamnya mencakup semua aspek pertanian, dengan demikian EO ini nantinya akan berperan sebagai manajer para petani dalam Industri Pertanian yang akan dibangun.4. Pihak-pihak yang terkait dalam mempertimbangkan untuk membantu mengimplementasikan proses pengolahan limbah padi (jerami) terdiri dari petani, tenaga kerja, produsen, dan manajer.5. Manfaat yang dapat dihasilkan dari limbah padi dapat ......6. System industry pertanian ini untuk kedepannya dapat dilihat dari pengelolahan 1 jenis hasil pertanian yaitu padi dapat dihasilkan bermacam-macam produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan demikian kondisi perekomomian masyarakat Indonesia terutama para petani akan terangkat seiring dengan meningkatnya perekonomian Indonesia,dahulu Negara Indonesia sempat jaya akibat system pertanian yang baik dengan inovasi manajemen Industri pertanian ini mari bersama masyarakat berjuang mengembangkan kembali kejayaan tani Indonesia yang dulu dikenal sebagai macan asia.