Contoh Proposal PKM

Embed Size (px)

Citation preview

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    SURVEY GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR TANAH

    SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR DI KAWASAN TELUK,

    BANDARLAMPUNG

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM Penelitian

    Diusulkan oleh:

    Mezrin Romosi 1115051024 2011

    Bagus Hardiansyah 1115051010 2011

    Doni Zulfafa 1115051014 2011

    Fitri Wahyuningsih 1115051017 2011

    Nanda Hanyfa Maulida 1115051026 2011

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    LAMPUNG

    2013

  • Daftar Isi

    Halaman Pengesahan i

    Daftar Isi ii

    Ringkasan iii

    Bab 1 - Pendahuluan 1

    Bab 2 Tinjauan Pustaka 3

    Bab 3 Metode Penelitian 6

    Bab 4 Biaya dan Jadwal Kegiatan

    A. Anggaran Biaya 8

    B. Jadwal Kegiatan 9

    Daftar Pustaka 10

    Lampiran-Lampiran

    Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

    Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

  • RINGKASAN

    Gerakan tanah (longsor) merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di

    Indonesia. Tak terkecuali di Propinsi Lampung khususnya di Teluk Betung,

    Bandarlampung. Bencana ini banyak menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang

    cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme tanah longsor

    berdasarkan struktur serta perlapisan tanah daerah rawan menggunakan metode

    geolistrik tahanan jenis, lalu merancang mitigasi yang sesuai untuk daerah rawan

    longsor. Metodologi yang digunakan berupa survey lapangan (geologi), pengambilan

    data resisitivitas, pemrosesan data dan analisis data, serta menentukan proses mitigasi

    dan sosialisai kepada masyarakat.

  • BAB 1 PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia merupakan wilayah yang sering dilanda bencana geologis seperti

    letusan gunungapi, gempabumi, tsunami, dan gerakan tanah. Gerakan tanah

    merupakan salah satu bencana geologis yang sering terjadi di Indonesia dengan

    jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda yang cukup besar. Hal ini erat

    kaitannya dengan posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng

    aktif di dunia sehingga memungkinkan terbentuknya morfologi yang curam

    dengan batuan penyusun yang berasal dari aktivitas vulkanik. Selain karena

    letaknya , bencana geologis di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi iklim

    tropis dengan curah hujan yang tinggi. Kondisi-kondisi seperti ini memungkinkan

    terjadinya proses kimia dan mekanik yang berlangsung secara intensif.

    Propinsi Lampung juga merupakan salah satu daerah di Indonesia yang rawan

    akan bencana alam, seperti halnya bencana longsor yang sering terjadi di wilayah

    Teluk Betung, Bandarlampung. Kejadian ini sering terjadi, namun belum ada

    upaya antisipasi dari pemerintah setempat. Masyarakat pun belum begitu

    memahami mengenai konsep mitigasi bencana longsor yang seharusnya

    diterapkan. Sementara studi mengenai struktur tanah yang berkaitan dengan

    sering terjadinya bencana longsor di daerah tersebut juga belum dilakukan.

    Melihat kenyataan tersebut, kami berinisiatif untuk melaksanakan survey

    geolistrik guna mengetahui struktur tanah di Teluk Betung yang kemudian akan

    digunakan sebagai dasar upaya mitigasi bencana longsor.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana kondisi struktur tanah daerah Teluk Betung?

    2. Bagaimanakah hubungan struktur tanah dengan bencana longsor?

    3. Bagaimana cara memitigasi bencana longsor daerah Teluk Betung?

  • C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui resistivitas daerah Teluk Betung untuk menentukan struktur dan

    perlapisan tanahnya.

    2. Membuat konsep mitigasi bencana longsor di daerah Teluk Betung.

    D. Luaran yang diharapkan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada korban

    bencana longsor di daerah Teluk Betung mengenai struktur tanah daerah sekitar

    dan membantu dalam mitigasi bencana tersebut. Untuk itu, kami akan membuat

    alat sederhana yang berfungsi sebagai pendeteksi perubahan struktur tanah yang

    kemudian dapat diinterpretasikan sebagai gejala longsor. Kami juga akan

    membuat jurnal ilmiah terkait struktur tanah daerah rawan longsor serta

    mitigasinya.

    E. Kegunaan

    Penelitian ini berfungsi untuk mengetahui struktur tanah daerah X sebagai contoh

    daerah rawan longsor yang selanjutnya akan diinterpretasi untuk menentukan

    konsep mitigasi yang tepat. Kemudian pembuatan alat deteksi perubahan struktur

    tanah untuk membantu masyarakat agar waspada jika terjadi longsoran

    selanjutnya. Alat ini diharapkan dapat diterapkan di daerah rawan longsor

    lainnya, karena kemungkinan kemiripan struktur tanah.

  • BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    A. Geologi Teluk Betung

    Teluk Betung merupakan salah satu kelurahan yang masuk dalam Kecamatan

    Teluk Betung Selatan, Bandarlampung. Daerah teluk betung termasuk daerah

    dataran tinggi dan dikelilingi oleh bukit dan berada pada kawasan Teluk Lampung

    (Gambar 1). Secara geologi, daerah Teluk Betung berada pada formasi tarahan

    (Tpot). Formasi Tarahan merupakan produk batuan gunungapi yang tersusun oleh

    tufa padu, breksi dan sisipan rijang (Gambar 2) (Rustadi,2012). Di

    permukaannya, teluk betung di dominasi oleh jenis tanah aluvial yang sangat

    rentan jika terkena banyak air.

    Gambar 1. Peta topografi Teluk Betung

    Gambar 1. Peta Geologi daerah Teluk Betung dan sekkitarnya

  • B. Gerakan tanah

    Gerakan tanah (landslide) didefinisikan secara sederhana sebagai pergerakan masa

    batuan, debris atau tanah menuju bagian bawah lereng (Cruden, 1991, dalam

    Cornforth, 2004). Di dalam SNI 13-6982.2 tentang pemeriksaan lokasi bencana

    gerakan tanah, gerakan tanah didefinisikan sebagai perpindahan material

    pembentuk lereng, berupa batuan, bahan timbunan, tanah, atau material campuran

    yang bergerak ke arah bawah dan keluar lereng (Triana,2010).

    Gerakan tanah dapat terjadi karena beberapa sebab baik faktor alam maupun

    faktor perbuatan manusia. Gerakan tanah terjadi karena adanya penurunan nilai

    faktor keamanan lereng. Perubahan nilai faktor keamanan disebabkan oleh

    perubahan pada kekuatan gaya penahan (resisting force) dan gaya pendorong

    (driving force) .

    Kejadian tanah longsor sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi yang

    berhubungan dengan sifat keteknikan tanah dan batuan penyusun serta kondisi

    lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air

    yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut

    menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka

    tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti

    lereng dan keluar lereng.

    Pada prinsipnya, tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar

    daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan

    batuan dan kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh

    besarnya sudut lereng, air, beban, serta berat jenis tanah/batuan.

    C. Metode Geolistrik Tahanan Jenis

    Menurut Andriyani, dkk (2010), metode tahanan jenis (resistivitas) adalah salah

    satu dari kelompok metode geofisika yaitu metode geolistrik yang digunakan

    untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat

    aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan

    resistivitas batuan.

  • Prinsip kerja dari metode resistivitas adalah mengalirkan arus listrik ke dalam

    bumi melalui dua elektroda arus, kemudian beda potensialnya diukur melalui dua

    elektroda potensial, sehingga nilai resistivitasnya dapat dihitung. Resistivitas

    (tahanan jenis) merupakan suatu besaran yang menunjukkan tingkat hambatan

    terhadap arus listrik dari suatu bahan.

    Sifat khas dari suatu material adalah memiliki resistivitas yaitu besaran yang

    menunjukkan tingkat hambatan material terhadap arus listrik. Pendekatan yang

    digunakan untuk mendapatkan resistivitas setiap medium di bawah bumi

    permukaan bumi yaitu dengan mengasumsikan bahwa bumi merupakan suatu

    medium yang homogen isotropis.

    D. Sifat Kelistrikan Batuan

    Menurut Telford (1982: 445-447) aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral

    dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik,

    konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.

    1. Konduksi secara elektronik Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral

    mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan

    atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut.

    2. Konduksi secara elektrolitik

    Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki

    resistivitas yang sangat tinggi. Batuan biasanya bersifat porus dan memiliki

    pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Batuan-batuan tersebut menjadi

    konduktor elektrolitik, dimana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion

    elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung

    pada volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika

    kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas

    akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang.

    3. Konduksi Secara Dielektrik

    Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran listrik,

    artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan

    tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar

    maka elektron alam bahan berpindah dan berkumpul terpisah dari inti,

    sehingga terjadi polarisasi.

  • BAB 3 METODE PENELITIAN

    A. WAKTU DAN TEMPAT

    Penelitian ini akan dilaksanakan di Kompleks Bumi Waras, Kecamatan Teluk

    Betung, Bandarlampung. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan.

    B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

    Teknik pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan secara langsung

    menggunakan metode geofisika, yaitu metode geolistrik. Dengan metode ini akan

    diperoleh data resistivitas tanah yang kemudian akan diproses secara lanjut untuk

    menentukan kondisi struktur tanah daerah Bumi Waras, Teluk Betung.

    C. TAHAPAN PENELITIAN

    1. Survey Lapangan (Geologi)

    Survey geologi merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan penelitian bidang

    geofisika. Pada survey ini akan ditentukan kondisi lingkungan geologi daerah

    Bumi Waras, Teluk Betung seperti jenis batuan dan kondisi lapisan tanahnya.

    Kondisi geologi yang telah diketahui digunakan sebagai panduan atau

    pedoman dalam pelaksanaan penelitian, yaitu pengambilan data. Kemudian

    hasil survey geologi pun akan digunakan sebagai pertimbangan dalam

    penentuan konsep mitigasi daerah tersebut.

    2. Survey Geolistrik

    Survey geolistrik dimaksudkan sebagai proses pengambilan data secara

    langsung. Pada tahapan ini, kami akan menggunakan metode geofisika:

    geolistrik untuk menentukan resistivitas tanah daerah Bumi Waras Teluk

    betung yang kemudian akan diproses di tahapan selanjutnya.

    3. Prosesing dan Interpretasi Data Geolistrik

    Prosesing data geolistrik dilakukan dengan perhitungan manual untuk

    menentukan kelistrikan daerah tersebut. Dari data resistivitas dan kelistrikan

    yang telah diketahui, dapat dilanjutkan dengan interpretasi data untuk

    mendapatkan gambaran kondisi struktur tanah daerah tersebut. Indikator

  • penentuannya dilihat dari hubungan resistivitas dengan kondisi air tanah

    daerah tersebut.

    4. Penentuan Konsep Mitigasi

    Mitigasi ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya kerusakan fatal,

    kerugian dan korban jiwa yang disebabkan oleh bencana longsor. Untuk

    menentukan konsep mitigasinya, diperlukan data kondisi geologi dan struktur

    tanah daerah tersebut. Setelah mendapatkan kondisi geologi dari survey

    geologi dan struktur tanah dari hasil interpretasi data geolistrik, maka dapat

    ditentukan bagaimana cara memitigasi daerah tersebut terhadap ancaman

    bencana longsor. Kemudian dapat ditentukan pula daerah mana yang dapat

    dijadikan sebagai tempat pengungsian jika bencana longsor terjadi.

    5. Sosialisasi Konsep Mitigasi

    Sosialisasi konsep mitigasi perlu dilakukan agar masyarakat mengerti

    bagaimana harus bertindak ketika bencana longsor terjadi. Hal ini dilakukan

    untuk menghindari adanya korban jiwa. Bila perlu, masyarakat dihimbau

    untuk tidak mendirikan pemukiman di daerah yang rawan longsor untuk

    mengurangi kerugian yang diakibatkan bencana longsor.

    6. Pembuatan alat pendeteksi

    Alat ini berupa alat sederhana yang terdiri dari 2 buah kayu patok yang

    dihubungkan dengan tambang kecil. Alat ini akan ditancapkan pada struktur

    tanah yang kokoh dan dapat digunakan sebagai pendeteksi perubahan struktur

    tanah.

  • BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    A. ANGGARAN BIAYA

    No. Jenis Pengeluaran Biaya

    1. Peralatan 3.750.000

    2. Bahan baku habis pakai 1.900.000

    3. Perjalanan 1.750.000

    4. Alat Penunjang 2.300.000

    5. Dokumentasi dan kesekretariatan 900.000

    6. Helper 400.000

    7. Lain-lain 1.500.000

    TOTAL 12.500.000

    B. JADWAL KEGIATAN

    No. Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Survey lapangan untuk

    menentukan lokasi

    pengambilan data

    X

    2. Pengambilan data geolistrik X X X

    3. Prosesing dan interpretasi

    data

    X X X X

    4. Membuat konsep mitigasi X X

    5. Sosialisasi konsep dan

    pembuatan alat pendeteksi

    longsor

    X X

  • DAFTAR PUSTAKA

    Andriyani, Satuti, dkk. 2010. Metode Geolistrik Imaging Konfigurasi Dipole-Dipole

    Digunakan Untuk Penelusuran Sistem Sungai Bawah Tanah Pada Kawasan

    Karst Di Pacitan, Jawa Timur. Jurnal EKOSAINS Volume II:46-54

    Rustadi. 2012. Batuan Terobosan Dan Prospek Mineralisasi Logam Di Bandar

    Lampung. Jurnal Sains MIPA Vol. 18, No. 1: 19 22 ISSN 1978-1873

    Setiyawan, Dr. Ir., Teguh dan Utama, DEA, Widya. 2010. Interpretasi Bawah

    Permukaan Daerah Porong Sidoarjo Dengan Metode Geolistrik Tahanan

    Jenis Untuk Mendapatkan Bidang Patahan. ITS Undergraduated Paper.

    Telford, W.M., e.t.c. 1976. Applied Geophysics: USA, Combridge University Press.

    Triyana, Yunara Dasa, dkk. 2010. Belajar Dari Tanah Longsor Dewata, Kec

    Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi,

    Volume 5 Nomor 3: 33-39

  • Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

    A. Identitas Diri

    1 Nama Lengkap (dengan gelar) : Mezrin Romosi

    2 Jenis Kelamin : Laki - laki

    3 Program Studi : Teknik Geofisika

    4 NPM : 1115051024

    5 Tempat dan Tanggal Lahir : Krui, 20 April 1993

    6 E-mail : [email protected]

    7 Nomor Telepon / HP : 085788178546

    B. Riwayat Pendidikan

    SD SMP SMA

    Nama Instansi SD N 5 Pasar

    Krui

    SMP N 1 Pesisir

    Tengah Krui

    MAN Krui

    Jurusan IPA

    Tahun Masuk - Lulus 1999 2005 2005 -2008 2008 - 2011

    C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

    No Nama Pertemuan

    Ilmiah / Seminar

    Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

    Tempat

    1

    2

    3

    D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

    institusi lainnya)

    No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

    1 Piagam Penghargaan Kwarda Lampung 2010

    2 Piagam Penghargaan IAIN Raden Intan Lampung 2008, 2009,

    2010

    3 Piagam pengharagan Kec. Pesisir Tengah Kab.

    Lampung Barat

    2008

  • Lampiran 2. Justifikasi Biaya

    1. Peralatan

    Sewa Alat Geolistrik 2.000.000

    Tambang kecil 10 meter 5 x 10.000 = 50.000

    Kayu patok tinggi 1,5 meter 8 x 50.000 = 400.000

    Kompas 3 x 100.000 = 300.000

    Sewa GPS 2 x 500.000 = 1.000.000

    Sub Total 3.750.000

    2. Bahan Baku Habis pakai

    Aki geolistrik 800.000

    Alat Tulis 250.000

    Flash Disk 2 x 100.000 = 200.000

    Kertas 150.000

    Tinta 200.000

    Sub Total 1.900.000

    3. Perjalanan

    Transportasi survey ke daerah mitigasi 5 x 2 x 20.000 = 200.000

    Transportasi pengambilan data ke lokasi

    survey

    5 x 4 x 20.000 = 400.000

    Konsumsi selama pengambilan data 5 x 4 x 25.000 = 500.000

    Transportasi ke daerah X untuk sosialisasi

    mitigasi bencana

    5 x 2 x 20.000 = 200.000

    Transportasi ke daerah X untuk

    pembuatan alat pendeteksi perubahan

    struktur tanah

    5 x 2 x 20.000 = 200.000

    Konsumsi selama pembuatan alat 5 x 2 x 25.000 = 250.000

    Sub Total 1.750.000

  • 4. Alat penunjang

    Sewa laptop 6 minggu x 100.000 = 600.000

    Sewa kamera 1 bulan 700.000

    Printer 800.000

    Sub Total 2.300.000

    5. Dokumentasi dan Kesekretariatan

    Cetak foto 150.000

    Perizinan tempat 250.000

    Penyusunan laporan akhir 500.000

    Sub Total 900.000

    6. Helper 2 x 200.000 = 400.000

    7. Lain-lain 1.500.000

    Total Biaya yang diusulkan

    No. Jenis Pengeluaran Biaya

    1. Peralatan 3.750.000

    2. Bahan baku habis pakai 1.900.000

    3. Perjalanan 1.750.000

    4. Alat Penunjang 2.300.000

    5. Dokumentasi dan kesekretariatan 900.000

    6. Helper 400.000

    7. Lain-lain 1.500.000

    TOTAL 12.500.000

  • Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    No Nama / NPM Program

    Studi

    Bidang

    Ilmu

    Alokasi

    Waktu

    (jam/minggu)

    Uraian Tugas

    1. Mezrin Romosi Teknik

    Geofisika

    Geofisika 5 jam/minggu Humas

    2. Bagus Hardiansyah Teknik

    Geofisika

    Geofisika 10

    jam/minggu

    Survey

    Geologi dan

    Geolistrik

    3. Doni Zulfafa Teknik

    Geofisika

    Geofisika 7 jam/minggu Analisis Data

    4. Fitri Wahyuningsih Teknik

    Geofisika

    Geofisika 7 jam/minggu Rancang

    mitigasi

    5. Nanda Hanyfa Maulida Teknik

    Geofisika

    Geofisika 7 jam/minggu Prosesing

    Data