Upload
wiwit-prio-prasojo
View
4.487
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 1/31
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PERANCANGAN ALAT BIOFILTRASI UDARA YANG TERKONTAMINASI
TOLUENA DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGISI KARBON AKTIF
GRANULAR
BIDANG KEGIATAN:
Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP)
Diusulkan oleh:
Ketua Pelaksana Kegiatan : Estu Fitri Prasastiani (040506027X, angkatan 2005)
Anggota Pelaksana Kegiatan : Rizka Yulina (0405060571, angkatan 2005)Dhinda Prinita Sari (0706269703, angkatan 2007)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2008
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 2/31
4
1. Judul kegiatan : Perancangan Alat Biofiltrasi Udara yang
Terkontaminasi Toluena dengan Menggunakan
Bahan Pengisi Karbon Aktif Granular
2. Bidang kegiatan : PKMP
3. Bidang ilmu : Teknologi dan rekayasa
4. Ketua pelaksana kegiatan :
a. Nama lengkap : Estu Fitri Prasastiani
b. NPM : 040506027X
c. Jurusan : Teknik Kimia
d. Universitas : Universitas Indonesia
e. Alamat rumah/telp : Jl. Angklung I nomor 359 RT 10/08 Depok
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota pelaksana kegiatan: 2 orang
6. Dosen pembimbing :
a. Nama lengkap : Ir. Praswasti PDK Wulan, MT.
b. NIP : 132 008 518
7. Biaya kegiatan total DIKTI : Rp 6.000.000,00
8. Jangka waktu pelaksanaan : Disesuaikan dengan jadwal dari DIKTI
Menyetujui,
Ketua Departemen Teknik Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA.) (Estu Fitri Prasastiani)
NIP. 131 627 864 NPM 040506027XPembantu atau Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi Dosen Pembimbing
(Arie Budi Susilo) (Ir. Praswasti PDK Wulan, MT.)
NIP. 131 861 377 NIP. 132 008 518
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 3/31
5
A. JUDUL PROGRAM
Perancangan Alat Biofiltrasi Udara yang Terkontaminasi Toluena dengan
Menggunakan Bahan Pengisi Karbon Aktif Granular
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Selain dampak positif, perkembangan industri petrokimia juga tak lepas dari
dampak negatif, khususnya dampak lingkungan. Limbah industri petrokimia yang
umumnya berbahan baku gas bumi atau minyak bumi akan menghasilkan limbah
hidrokarbon yang merupakan salah satu komponen penyebab pencemaran udara dan
dapat memberikan dampak buruk terutama bagi kesehatan manusia. Berdasarkan
data yang diperoleh, menurut Bapedalda Bandung konsentrasi hidrokarbon mencapai
4,57 ppm padahal baku mutu PP 41/1999 adalah 0,24 ppm [3].
Salah satu limbah hidrokarbon yang tersebar luas di lingkungan adalah
toluena. Toluena digunakan sebagai aditif pada gasolin untuk meningkatkan tingkat
oktan; dalam produksi benzena, nilon, plastik, dan poliuretan; dan sebagai pelarut
pada cat, tinta, adhessive, dan pembersih [1]. Toluena bersifat non-korosif, tidak
berwarna, berbau aromatik, dan tergolong sebagai senyawa organik volatile (VOC).
Senyawa organik volatile (VOC) adalah senyawa organik yang mudah menguap,
pencemar udara yang berbahaya, dan juga merupakan precursor ozon yang dapat
meningkatkan produksi ozon meningkat dengan cepat, dimana peningkatan ozon ini
juga dapat menyebabkan berbagai efek negatif lainnya.
Nilai mbang batas toluene dinyatakan sebagai time-weighted average (TWA)
oleh ACGIH TLV ( American Conference of Governmental and Industrial
Hygienists' threshold limit value) yaitu sebesar 50 ppm (188 mg/m3). Nilai ambang
batas tersebut menyatakan konsentrasi toluena yang dapat terpapar tanpamenimbulkan efek negatif pada sebagian besar pekerja [17]. Toluene dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat. Kadar rendah sampai menengah dapat
menyebabkan keletihan, kebingungan, kelemahan, bertindak seperti pemabuk, hilang
ingatan, mual, hilang nafsu makan, hilang pendengaran, dan hilang penglihatan akan
warna. Gejala-gejala ini biasanya hilang ketika kontak dengan toluena dihentikan.
Sedangkan, menghirup toluena dengan kadar tinggi dapat menyebabkan kepala
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 4/31
6
terasa berkunang-kunang, pusing, mengantuk, pingsan, dapat merusak ginjal dan
hati, bahkan dapat berujung pada kematian [1].
Oleh karena itu, untuk menghindari dampak negatif dari pencemaran udara
yang terkontaminasi toluena diperlukan suatu proses untuk mereduksi kandungan
toluena pada udara yang terkontaminasi toluena sehingga tidak melebihi ambang
batas. Berbagai proses telah dikembangkan untuk mereduksi gas toluena dari
lingkungan. Diantaranya adalah adsorpsi dengan karbon aktif. Metode adsorpsi ini
memiliki kelemahan berupa biaya operasional yang tinggi karena faktor penggantian
adsorben yang telah jenuh secara rutin. Metode pengolahan limbah lainnya adalah
biodegradasi. Biodegradasi merupakan metode aplikasi proses biologi yang
memanfaatkan aktivitas mikroba untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan
kontaminan dalam limbah. Namun, metode biodegradasi ini juga memiliki
kelemahan berupa tingginya kebutuhan energi dan biaya operasional [16].
Oleh karena itu, untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada metode
tersebut dikembangkan teknologi dengan mengkombinasikan proses biodegradasi
dan adsorpsi yang disebut dengan metode biofiltrasi. Limbah gas akan diadsorpsi
oleh adsorben yang ditambahkan. Kemudian adsorben yang sudah jenuh akan
direaktivasi oleh mikroorganisme dengan mendegradasi kontaminan yang terserap
oleh adsorben tersebut (reaktivasi secara bioregenerasi). Sehingga proses
pengeliminasian kontaminan menjadi lebih efektif dan efisien karena adsorben yang
telah jenuh tidak perlu sering diganti. Hal tersebut membuat proses secara
keseluruhan tidak perlu dihentikan sehingga dapat mempercepat waktu operasi dan
penghematan biaya operasional [9]. Atau dengan kata lain bahwa biofiltrasi memiliki
kelebihan utama yaitu biaya perawatan dan operasional yang rendah, serta efisiensi
proses yang tinggi dimana dapat mencapai lebih dari 90 % [13].Perancangan suatu sistem biofilter merupakan faktor yang penting untuk
kesuksesan proses biofiltrasi. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan
dalam perancangan alat biofilter antara lain: pemilihan jenis kolom adsorpsi,
penentuan dimensi kolom, serta penentuan komponen-komponen yang harus
digunakan dalam mendukung sistem biofilter tersebut. Semua parameter tersebut
diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan adsorben, mikroorganisme, dan
kondisi operasi biofilter. Sedangkan, uji kinerja dari rancangan alat biofilter
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 5/31
7
dilakukan dengan memvariasikan laju alir kontaminan untuk mendapatkan hasil
operasi (efisiensi degradasi) yang optimum.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perancangan alat biofilter yang akan digunakan untuk proses
biofiltrasi udara yang terkontaminasi toluena?
2. Bagaimana pengaruh laju alir kontaminan terhadap nilai efisiensi degradasi
(RE) pada alat biofilter?
3. Bagaimana kemampuan adsorpsi karbon aktif granular (GAC) dalam
mengadsorpsi gas toluena menggunakan alat biofilter?
D. TUJUAN PROGRAM
Mereduksi kontaminan yang berbahaya (toluena) pada udara yang terkontaminasi
toluena agar berada di bawah ambang batasnya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
PKMP (Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian)
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Mengatasi pencemaran udara akibat kontaminan berbahaya yang berasal dari
limbah gas industri petrokimia
2. Mengembangkan teknologi bioproses dalam mengatasi masalah lingkungan
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1 ToluenaToluena juga dikenal sebagai methylbenzene, toluol, atau phenylmethane.
Nama toluena merupakan turunan dari produk resin alami sebagai Balsam of Tolu
yang merupakan nama sebuah kota kecil di Kolombia. Nama ini dipilih karena
toluena merupakan produk degradasi dari pemanasan resin alami. Toluena
merupakan senyawa hidrokarbon aromatik yang tidak berwarna dan mempunyai bau
yang khas [15]. Toluena merupakan senyawa turunan dari benzene. Toluena
merupakan benzena yang telah tersubstitusi oleh gugus metil.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 6/31
8
Gambar G.1 Senyawa toluena [4]
Sebelum Perang Dunia I, toluena diproduksi hanya dalam jumlah yang sedikit
melalui pemanasan minuman coke. Saat perang dunia pecah, kebutuhan akan toluena
sebagai bahan dasar produksi trinitro toluena (TNT) untuk pembuatan bahan peledak
meningkat tajam. Permintaan akan toluena yang tinggi mengharuskan pencarian
bahan baku alternatif karena toluena yang dihasilkan melalui proses pemanasan coke
sangat sedikit. Setelah melakukan penelitian, ternyata toluena dapat diperoleh dengan
proses termal cracking dari minyak bumi khususnya nafta [15].
Penemuan toluena dari minyak bumi ini sangat menjanjikan untuk waktu
selanjutnya karena persediaan minyak bumi sebagai bahan baku sangat melimpah di
Amerika Selatan seperti Kolombia, Venezuela, dan Brazil; di Timur Tengah juga
ditemukan sumber minyak bumi potensial. Setelah perang dunia kembali
berkecamuk, toluena diproduksi secara besar-besaran melalui proses catalytic
reforming untuk digunakan dalam dunia penerbangan selama perang [15].
Toluena biasa diproduksi bersama dengan senyawa aromatik lainnya seperti
benzena dan xilena melalui proses catalytic reforming untuk hidrokarbon C6 sampai
C9 nafta. Hasil yang terbentuk diekstraksi, biasanya lebih sering dengan sulfolane
atau tetraethylene glycol dan suatu ko-solven untuk menghasilkan campuran antara
benzene, toluena, xilene, dan C9 aromatik, untuk selanjutnya dipisahkan dengan
fraksionasi. Pada tahun 1997 ditemukan sebuah teknologi baru untuk produksi BTXyaitu dari pirolisis hidrokarbon ringan C2-C5, LPG, dan nafta. Kapasitas produksi
toluena murni di Amerika Serikat adalah sekitar 6.1 x 106
metrik ton pertahun
dimana sebanyak 75-80% digunakan sebagai bahan baku industri kimia dan pelarut
[15].
Berikut ini adalah data fisika toluena sebagai hidrokarbon aromatik:
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 7/31
9
Tabel G.1 Sifat fisika toluena [15]
Sifat Nilai Satuan
Berat molekul 92.140
Titik lebur 178.150 K
Titik didih 383.750 K
Temperature kritis 591.800 K
Titik bakar 278.000 K
Temperatur autoignition 809.000 K
Tekanan kritis 4.110 MPa
Volume kritis 0.316 L/gr.mol
Faktor kompresibilitas kritis 0.264
Faktor aksentrik 0.262
Densitas 9.380 L/mol
Cp 156.500 J/mol.K
Viskositas 1.470 cP
Konduktivitas termal 0.162
Tegangan permukaan 27.900
Kelarutan pada 160C 0.470 gr/L
Kelarutan pada 200C 0.515 gr/L
Toluene dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Kadar rendah sampai
menengah dapat menyebabkan keletihan, kebingungan, kelemahan, bertindak seperti
pemabuk, hilang ingatan, mual, hilang nafsu makan, dan hilang pendengaran dan
penglihatan akan warna. Gejala-gejala ini biasanya hilang ketika kontak dengan
toluena dihentikan. Menghirup toluena dengan kadar tinggi dalam waktu singkat
dapat membuat kepala terasa berkunang-kunang, pusing, atau mengantuk. Bahkan
dapat menyebabkan pingsan, dan kematian. Kadar toluena yang tinggi dapat merusak
ginjal dan hati, bahkan dapat berujung pada kematian [1]. Nilai mbang batas toluene
dinyatakan sebagai time-weighted average (TWA) oleh ACGIH TLV ( American
Conference of Governmental and Industrial Hygienists' threshold limit value) yaitu
sebesar 50 ppm (188 mg/m3). Data ini juga merupakan data yang dijadikan standar
nasional indonesia untuk nilai ambang batas toluene di udara.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 8/31
10
G.2 Adsorpsi
Fenomena adsorpsi terjadi ketika molekul-molekul yang berada di sekitar
permukaan suatu zat padat dapat mengikat molekul senyawa cair atau gas yang dapat
larut di dalamnya. Peristiwa terikatnya molekul fluida ini disebabkan oleh beberapa
faktor seperti adanya tegangan permukaan, gaya tarik elektrostatis, serta afinitas
molekul. Pada peristiwa ini, zat yang mengadsorpsi molekul fluida disebut adsorben,
sedangkan molekul yang teradsorpsi disebut adsorbat [6].
Adsorpsi adsorbat oleh adsorben dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya, sebagai berikut [6]:
Jenis adsorben
Sebaiknya adsorben yang digunakan murni dan tidak mengandung molekul
yang lain sehingga adsorpsi dapat terjadi secara maksimal. Porositas adsorben
sangat mempengaruhi proses adsorpsi sehingga besar pori dan luas
permukaannya harus diketahui dengan spesifik. Adsorben yang sering
digunakan di industri adalah karbon aktif. Adsorben yang baik memiliki luas
permukaan aktif yang besar dan kemurniannya tingi.
Jenis adsorbat
Seperti ukuran molekul, berat molekul, diameter pori kolom, dan kepolaran
molekul adsorbat. Sebaiknya ukuran pori adsorbat sedikit lebih besar
daripada pori adsorben sehingga dapat masuk kedalamnya. Konsenttrasi
adsorbat juga sangat menentukan keberhasilan dan lamanya proses adsorpsi
mencapai titik jenuh. Jika konsentrasi adsorbat tinggi, proses adsorpsi akan
berlangsung cepat karena adsorben akan cepat jenuh sehingga perlu
dipulihkan atau diganti dengan yang baru.
TekananKenaikan tekanan pada adsorpsi fisika akan meningkatkan jumlah zat yang
diadsorpsi sedangkan untuk adsorpsi kimia jumlah zat yang diadsorpsi
semakin sedikit.
Temperatur
Temperatur yang lebih rendah meningkatkan jumlah molekul adsorbat yang
diserap oleh adsorben. Adsorpsi fisika yang substansial biasanya terjadi pada
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 9/31
11
temperatur di bawah titik didih adsorbat sekitar 500C. Proses adsorpsi
merupakan proses eksotermis.
G.3 Biodegradasi
Seperti makhluk hidup yang lain, mikroorganisme juga melakukan respirasi
yang disebut dengan katabolisme. Jalur utama untuk proses respirasi adalah sistem
transfer elektron. Biodegradasi adalah proses dekomposisi senyawa kimia yang
kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana memanfaatkan
metabolisme yang dilakukan oleh mikroorganisme, substrat yang sederhana tersebut
dapat dijadikan sebagai nutrisi mikroba. Keberhasilan proses biodegradasi sangat
ditentukan oleh mikroba, kondisi sistem operasi seperti pH, temperatur, ketersediaan
oksigen, dan medium yang digunakan [14].
Mikroorganisme menggunakan enzim untuk melakukan proses biokimia
degradasi kontaminan. Reaksi yang paling penting adalah reaksi oksidasi dan reduksi
yang melibatkan transfer elektron dari suatu molekul ke molekul lain. Reaksi secara
umum keseluruhan adalah [14]:
Karbon kompleks + O2 CO2 + H2O + energi
G.4 Biofiltrasi
Biofilter telah banyak digunakan di negara-negara Eropa, Amerika dan
Jepang karena memiliki efektivitas yang tinggi untuk mengolah emisi gas buang dari
berbagai industri dengan volume gas yang besar namun mempunyai konsentrasi
polutan yang rendah. Selain itu jika dibandingkan dengan metode fisika-kimia
konvensional, metode biofilter ini mempunyai kelebihan yaitu biaya investasi dan
operasional yang rendah, stabil pada waktu yang relatif lama, dan memiliki dayadegradasi gas polutan yang tinggi.
Desain biofilter berdasarkan pada laju alir volumetrik udara yang akan diolah,
kontaminan udara spesifik, konsentrasi, karakteristik media, ukuran biofilter (area),
kontrol kandungan air, perawatan, dan biaya.
Kinerja sistem biofilter dapat dinilai berdasarkan beberapa hal berikut [18]:
1. Laju atau kapasitas degradasi maksimum (g/kg-media kering/hari).
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 10/31
12
2. Kecepatan tercapainya kondisi aklimatisasi mikroba. Parameter ini akan
menunjukkan kinerja dari bioavailibilitas konsorsium mikroba yang
dikembangkan untuk mendegradasi gas polutan. Semakin cepat masa adaptasi
mikroba (log phase), maka kinerja biofilter akan semakin baik.
3. Kemampuan mempertahankan rasio degradasi gas (efisiensi degradasi) dalam
waktu yang lama. Rasio degradasi polutan gas dari biofilter umumnya di atas
95 % dan dapat bertahan dalam janngka waktu yang relatif lama.
4. Kemampuan bahan pengisi dalam mempertahankan kondisi pH, temperatur
dan kadar air. Kemampuan ini menggambarkan kinerja biofilter terhadap
fluktuasi beban polutan gas yang tinggi, kurangnya humidifikasi dan masa
tidak terpakainya biofilter akibat fluktuasi proses produksi pada industri.
G.5 Bioreaktor Packed/Fixed Bed
Dalam adsorpsi unggun diam, konsentrasi fasa fluida dan padatan akan
berubah terhadap waktu sesuai dengan posisinya pada unggun. Laju alir kontaminan
yang dimasukkan dalam kolom tidak terlalu besar sehingga karbon aktif sebagai
unggun tidak ikut keluar bersama hasil adsorpsi. Pada awalnya kebanyakan transfer
massa terjadi pada daerah dekat masukkan dimana fluida akan kontak pertama kali
dengan adsorben. Karena karbon aktif yang digunakan sebagai adsorben telah
dibersihkan dari pengotor, konsentrasi keluaran kolom akan mendekati nol. Ini
terjadi karena adsorben berupa pori-pori karbon aktif masih mampu mengadsorp
semua adsorbat yang jumlahnya masih sedikit [9].
Seiring dengan berjalannya waktu maka konsentrasi keluaran akan semakin
meningkat dan pada saat adsorben telah jenuh dengan adsorbat, konsentrasi keluaran
akan sama dengan konsentrasi kontaminan masuk kolom. Padatan menyerapsejumlah kontaminan yang cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
waktu. Ketika kapasitas adsorpsi padatan mendekati atau telah mencapai kejenuhan,
harus dilakukan regenerasi [9].
Dalam proses adsorpsi, kolom packed bed biasa digunakan untuk
memperoleh luas permukaan kontak yang besar antara fasa gas dan padat (solid) atau
liquid sehingga didapatkan kondisi dimana proses perpindahan massa dan
perpindahan panas antara adsorbat dan adsorben berlangsung secara lebih cepat.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 11/31
13
Tipikal umum dari kolom packed bed adalah suatu kolom silindris yang diisi oleh
sejumlah bahan pengisi ( packing material) yang sesuai dengan proses adsorpsi yang
dilakukan.
G.6 Mikroorganisme Pendegradasi Hidrokarbon
Biodegradasi hidrokarbon disesuaikan dengan bakteri. Lebih dari 200 spesies
mikroba tanah telah diidentifikasi dapat mengasimilasi substrat hidrokarbon.
Beberapa dari mikroba tersebut adalah Pseudomonas, Flavobacterium, Micrococcus,
Mycobacterium, Nocordia, Bacillus, dan Acinetobacter . Laju dan kemampuan
mikroba untuk mendegradasi hirokarbon tergantung pada kemampuan kondisi
lingkungan untuk menunjang komunitas mikroba yang sehat. Kondisi yang
mempengarauhi laju degradasi hidrokarbon meliputi temperatur, porositas,
kandungan air, kandungan oksigen, dan nutisi [15]. Dalam penelitian ini konsorsium
bakteri yang digunakan adalah konsorsium bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus sp.
G.6.1 Pseudomonas sp.
Terdapat lebih dari 230 spesies dalam genus Pseudomonas. Mikroorganisme
ini memiliki kemampuan untuk tumbuh dalam senyawa hidrokarbon alifatik maupun
hidrokarbon aromatik. Suhu optimum pertumbuhan Pseudomonas sp. adalah 300C
dengan pH sekitar 7 dan termasuk dalam kategori mesofil. Pseudomonas sp.
merupakan bakteri gram negatif yang bersifat aerobik dan mampu tumbuh pada
lingkungan yang ekstrim. Beberapa sumber karbon dan hidrokarbon merupakan
tempat hidup yang sesuai untuk bakteri ini. Spesies ini biasa digunakan untuk
mendegradasi senyawa hidrokarbon dengan cara mengisolasi dari lingkungan tanah
yang mengandung konsentrasi senyawa hidrokarbon poliaromatik yang tinggi.Beberapa spesiesnya dikenal sebagai bakteri patogen terhadap manusia dan hewan.
Pseudomonas dapat terinkubasi pada suhu 20-250C (pada makanan dan lingkungan),
dan pada suhu 35-370C (pada hewan). Pada nutrien agar, bakteri ini membentuk
koloni besar dengan panjang sekitar 2-4 mm, datar, menyebar, dan berpigmen warna
kuning kehijauan atau kuning kebiruan [5].
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 12/31
14
G.6.2 Bacillus sp.
Bacillus merupakan genus bakteri gram positif yang bersifat aerobik dan
anaerobik fakultatif. Beberapa spesiesnya terdapat di tanah, hewan yang telah mati
membusuk, dan juga pada sayuran yang bermasalah. Bakteri ini berukuran hingga 10
x 1 µm dan biasanya menempel membentuk rangkaian atau rantai. Sebagian besar
spesiesnya motil, beberapa membentuk koloni motil dan membentuk kapsul.
Karakter fisiologis dari bakteri ini sangat bervariasi, terdapat jenis bakteri yang aerob
sempurna, namun ada pula yang bersifat anaerob fakultatif. Sejumlah kecil dari jenis
bakteri ini adalah termofil, namun semua jenis bakteri ini merupakan katalase positif
[5].
G.7 Karbon Aktif
Karbon aktif atau yang dikenal sebagai activated carbon adalah karbon yang
daya adsorpsinya telah ditingkatkan. Activated adalah proses penghilangan
komponen hidrokarbon, gas, dan air dari permukaan karbon yang akan digunakan.
Pengaktifan ini terjadi karena terbentuknya gugus aktif akibat adanya interaksi
radikal bebas pada permukaan karbon dengan atom seperti oksigen dan nitrogen.
Tujuannya adalah untuk memperoleh luas permukaan yang maksimal dan pori yang
sesuai sehingga karbon mampu mengadsorp adsorbat. Luas permukaan dari karbon
aktif adalah 500 – 2000 m2 /gr dengan bentuknya berupa silinder [15].
Gambar G.2 Karbon aktif [2]
Saat ini karbon aktif diproduksi dalam dua bentuk yaitu powder activated
carbon (PAC) berupa carbon aktif bubuk dan granular activated carbon (GAC)
berupa karbon aktif granular. Penggunaan PAC saat ini sudah berkurang dan
kebanyakan industri menggunakan GAC dalam proses adsorpsi. PAC terdiri dari
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 13/31
15
partikel-partikel karbon yang sangat kecil berukuran kurang dari 0.05 mm yang
ditambahkan dalam air dalam bentuk suspensi. GAC biasanya berukuran lebih besar
dari PAC yaitu sekitar 0.3 – 3 mm [12]. Penggunaan GAC lebih luas dibandingkan
dengan PAC dalam proses adsorpsi karena kelebihan GAC sebagai berikut [16]:
1. Penggunaan GAC akan memberikan yield kapasitas adsorpsi yang lebih baik
daripada penggunaaan PAC karena GAC akan jenuh pada konsentrasi influen
yang lebih tinggi dibandingkan PAC.
2. Penggunaan GAC lebih ekonomis daripada PAC untuk efisiensi proses
adsorpsi yang sama.
3. GAC lebih mudah ditangani daripada PAC karena bentuk fisiknya yang tidak
terlalu kecil.
Gambar G.3 Karbon aktif granular
G.7.1 Adsorpsi oleh Karbon Aktif
Dalam aplikasinya, karbon aktif dibedakan menjadi karbon adsorben gas
yang digunakan untuk pemurnian atau recovery pada fasa uap/gas dan karbon
adsorben cair yang digunakan untuk pemurnian larutan dengan tujuan
menghilangkan bau dan rasa air. Aplikasi fasa gas dari karbon aktif salah satunya
adalah untuk filter zat-zat yang mengkontaminasi udara. Karbon aktif yang paling
banyak digunakan pada aplikasi fasa gas adalah karbon aktif granular (GAC) [15].
Karbon aktif untuk aplikasi fasa gas ini memiliki luas permukaan antara 800 – 1200
m2 /g dan ukuran partikel sekitar 0,05 inchi. GAC digunakan dengan cara
mengalirkan udara yang terkontaminasi ke unggun diam dalam reaktor fixed bed atau
reaktor semi fixed bed yang nantinya akan berperan sebagai filter bagi kontaminan
yang melaluinya [15]. Penggunaan GAC juga untuk meminimalkan pressure drop
dalam reaktor fixed bed .
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 14/31
16
Yang menjadi perhatian utama dalam melakukan proses adsorpsi dengan
karbon aktif adalah ukuran dan bentuk pori-porinya. Secara umum berdasarkan
besarnya ukuran pori, karbon aktif dibedakan atas tiga jenis yaitu [15]:
• Micropore, karbon aktif dimana proses adsorpsi berlangsung maksimal
dengan ukuran pori kurang dari 2 nm.
• Mesopore, sering juga disebut area transisi/transitional pore dengan ukuran
pori sekitar 2 – 50 nm.
• Macropore, merupakan pintu masuknya adsorbat menuju ke dalam
micropore, dengan ukuran pori lebih besar dari 50 nm.
Untuk aplikasi karbon adsorben gas khususnya untuk pengolahan/filter udara yang
terkontaminasi, jenis karbon aktif yang digunakan berdasarkan ukuran porinya
adalah jenis karbon aktif micopore [15].
G.7.2 Luas Permukaan Karbon Aktif
Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menentukan luas
permukaan spesifik karbon aktif adalah metode Brenauer Emmet and Teller (BET)
dengan bantuan autosorb. Prinsipnya adalah dengan mengukur pori mesopore dan
micropore karbon untuk adsorpsi gas nitrogen pada tekanan tertentu. Luas
permukaan karbon aktif yang dijual di pasaran adalah 500 – 2000 m2 /g [15].
Berikut ini adalah persamaan BET, yaitu:
( )
CVm
P
PC
CVm
P
PV
0
0
11
1
1−
+=
−
Keterangan: P = tekanan gas saat adsorpsi
P0 = tekanan jenuh adsorbat pada suhu percobaan
V = Volume gas yang diadsorpsi pada tekanan P
Vm = Volume gas yang diadsorpsi untuk monolayer
C = konstanta panas adsorpsi dan panas pencairan
Qa = Panas adsorpsi pada layer pertama
Qp = panas adsorpsi pada layer yang lain
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 15/31
17
Dari persamaan tersebut kita dapat memperkirakan kapasitas adsorpsi dari karbon
aktif yang digunakan.
G.8 Kromatografi Gas
Gas Chromatography (GC) merupakan teknik pemisahan komponen-
komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi
komponen-komponen tersebut dalam fasa gerak dan fasa diam [8]. GC yang biasa
digunakan untuk analisis sampel gas adalah dengan menggunakan detektor ionisasi
nyala atau flame ionization detector (FID). Detektor akan menangkap hantaran listrik
yang terjadi akibat ion dan elektron yang dihasilkan dari nyala H2 atau udara karena
pengaruh adanya gas organik. GC FID ini digunakan untuk menganalisa hampir
semua jenis senyawa organik.
Berikut ini adalah instrumrntasi dari GC [12]:
Sumber gas pembawa
Sumber ini berupa tabung silinder dimana gas pembawa dihasilkan. Gas
pembawa berfungsi untuk membawa sample melalui kolom dan menyediakan
matriks yang sesuai untuk detector. Gas pembawa harus inert, kering, dan murni
untuk mencegah kerusakan kolom. Gas pembawa yang biasa digunakan antara
lain nitrogen, helium, dan hidrogen.
Sistem Penginjeksi Sampel
Sampel diinjeksikan kedalam kolom dengan suatu alat, yang biasa digunakan
adalah microsyringes. Penginjeksian ini harus dilakukan dengan cepat, karena
jika tidak akan menghasilkan sebaran pita yang lebih banyak. Setelah diinjeksi,
sampel diuapkan agar lebih mudah dibawa oleh gas pembawa baru kemudian
dimasukkan kedalam kolom. Oleh karenanya, temperatur sistem penginjeksisampel perlu diperhatikan agar seluruh sampel dapat menjadi uap. Pada sistem
ini, juga terdapat katup yang dinamakan dengan gas sampling valve, yang
berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan sampel yang memiliki titik didih
rendah sehingga dapat berubah menjadi uap.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 16/31
18
Kolom
Kolom merupakan tempat dimana komponen-komponen yang terdapat dalam
sampel dipisahkan. Biasanya kolom dibentuk huruf U atau dikumpar menjadi
spiral. Kolom diisi dengan fasa diam.
Detektor
Detektor berfungsi untuk memberikan respon terhadap komponen-komponen
dalam sampel. Detektor yang baik harus mampu merespon dengan cepat, tidak
merusak sampel, dan temperaturnya berkisar dari temperatur ruang hingga
dibawah 4000C.
Sistem Komputer
Sinyal yang diperoleh dari detektor diperkuat dengan amplifier dan diteruskan ke
komputer untuk menghasilkan hasil visual dari sampel yang dianalisis.
Gambar G.4 Diagram alir kromatografi gas
Metode kromatografi gas sering digunakan untuk analisis senyawa organik
karena metode ini banyak memiliki keuntungan antara lain [11]:
√ Metode GC dapat digunakan untuk mengidentifikasi minyak bumi baik secara
kualitatif, ataupun secara kuantitatif.
√ Memiliki sensitivitas yang tinggi (ketelitiannya sampai ppm bahkan ppb).
√ Hanya membutuhkan sedikit sampel (dalam ukuran monogram bahkan
pikogram).
√ Bisa memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran sekaligus
berdasarkan laju difusinya diantara dua fasa (GC).
√ Limit deteksi tinggi (dapat mengidentifikasikan ketidakmurnian cairan volatile
dengan konsentrasi 90 ppm).
Input
SampelKolom
Gas
pembawa
Detektor Recorder
(Sistim Komputer)
Suhu Tinggi
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 17/31
19
√ Analisa kuantitatif dengan akurasi tinggi.
√ Memiliki respon yang sama untuk semua uap organik sehingga perbandingan
konsentrasi dari uap organik yang berbeda menjadi sederhana dan dapat diukur
dengan mudah dari area dibawah tiap puncak.
√ Mudah digunakan, murah, dan cepat dalam mendapatkan hasil (data)
kromatografi sehingga analisis dan identifikasi senyawa dapat dilakukan
dengan cepat.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 18/31
20
H. METODE PELAKSANAAN
H.1 Skema Penelitian
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 19/31
21
H.2 Perhitungan Perancangan Alat biofilter
Dalam perhitungan perancangan kolom biofilter, parameter-parameter yang
perlu diketahui adalah sebagai berikut:
a. Void fraction unggun karbon aktif granular dalam kolom (ε εε ε )
Fraksi kekosongan (void fraction) dari unggun suatu kolom adsorpsi
didefinisikan sebagai volume dari ruang kosong yang berada di antara
partikel-partikel unggun karbon aktif granular dan dapat dihitung dengan
persamaan:
solids
bed
ρ
ρ ε −= 1
Keterangan: ρ bed = densitas kolom biofilter
ρ solids = densitas partikel unggun (karbon aktif granular)
b. Void fraction unggun pada kondisi fluidisasi minimum (ε εε ε mf )
Pada kondisi fluidisasi minimum ada beberapa parameter yang harus
dipenuhi agar kondisi aliran fluida tidak sampai menyebabkan unggun
mencapai kondisi terfluidisasi. Salah satu parameternya adalah fraksi
kekosongan pada fluidisasi minimum (ε mf ). Nilai ε mf dapat dihitung dengan
korelasi yang ditemukan Wen dan Yu sebagai berikut:
14
13≅mf sε φ
Keterangan: Φ s = spherisitas partikel karbon aktif granular dalam unggun
c. Tinggi dan berat unggun pada kondisi fluidisasi minimum ( L b,mf dan
W b.mf )
Parameter lain yang harus diperhitungkan pada kondisi fluidisasi minimum
adalah tinggi dan berat unggun karbon aktif granular yang digunakan. Tinggi
unggun karbon aktif granular yang digunakan dapat dihitung menggunakan
persamaan:
pmf
bed
mf b
S
M L
ρ ε )1(,
−
=
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 20/31
22
Keterangan: S = luas penampang kolom
ρ p = densitas partikel karbon aktif granular
Berat unggun karbon aktif granular pada kondisi fluidisasi minimum
dilakukan secara langsung. Pengukuran dilakukan dengan mengisi kolom
biofilter dengan sejumlah karbon aktif granular sampai tinggi unggun sesuai
hasil perhitungan persamaan sebelumnya. Kemudian semua karbon aktif
granular tersebut dikeluarkan lagi untuk ditimbang dengan neraca elektronik.
Setelah ditimbang maka diketahui nilai W b,mf .
d. Luas penampang ( cross-cectional area) total kolom
Luas penampang total kolom ( AT ) merupakan luas area pada kolom yang
mungkin dilewati oleh fluida ketika mengalir di sepanjang kolom. Nilai AT
dapat dihitung dengan persamaan luas lingkaran biasa :
2
4
1inT D A π =
Keterangan: Din merupakan diameter bagian dalam kolom biofilter.
e. Kecepatan fluidisasi minimum (u mf )
Kecepatan fluidisasi minimum (umf ) adalah kecepatan maksimum fluida yang
diperbolehkan untuk mengalir di dalam kolom agar tetap berfungsi sebagai
kolom unggun tetap ( fixed bed ). Kecepatan fluida yang tinggi akan
menyebabkan gaya tarik (drag) dan gaya apung (buoyancy) fluida dapat
mengalahkan besarnya gaya gravitasi sehingga unggun akan terekspansi dan
terjadi fluidisasi, kondisi inilah yang disebut dengan fludisasi minimum.
Kecepatan fludisasi minimum dari fluida yang mengalir dalam kolom ungguntetap dapat dihitung dengan persamaan:
f mf p
mf mf
mf p
mf mf
f p D
u
D
ug
ρ ε
ε µ
ε
ε ρ ρ ρ
32
2
3
2)1(150)1(75,1
)(−
+−
=−
Untuk mempermudah perhitungan persamaan tersebut dapat disederhanakan
menjadi persamaan kuadrat:
B
u A
D
uC E
mf mf ×+
×=
2
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 21/31
23
Karena variabel A, B, C, D dan E merupakan bilangan desimal yang
membentuk persamaan kuadrat yang rumit, maka untuk menyelesaikan
persamaan tersebut dilakukan metode “Trial and Error ” dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Menghitung terlebih dahulu nilai A,B,C,D dan E yang ada dalam
persamaan dimana nilai:
A = 2)1(150 mf ε µ − D =3
mf p D ε
B = f mf p D ρ ε 32
E = g f p )( ρ ρ −
C = )1(75,1 mf f ε ρ −
2. Melakukan trial terhadap nilai umf sehingga nilai E pada hasil perhitungan
no.1 sama dengan nilai E hasil trial. Ketika nilai E persamaan = E trial,
proses trial dihentikan dan nilai umf yang dimasukkan tersebut merupakan
penyelesaian dari persamaan di atas.
f. Dimensi kolom biofilter
Pada penelitian ini kolom biofilter berupa bioreaktor fixed bed. Perhitungan
dimensi kolom biofilter meliputi perhitungan diameter kolom (Dk ) dan tinggi
kolom (h). Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
• Diameter kolom (D)
Dimensi diameter kolom biofilter dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut:
)4 / (π operation
operation
u
Q D =
dimana: Qoperation = laju alir volumetrik rata-rata
uoperation = kecepatan rata-rata fluida
Besarnya laju alir volumetrik (Q) dan kecepatan (u) fluida selama operasi
disesuaikan dengan kemampuan kompresor yang ada karena kompresor
dalam percobaan ini merupakan sumber aliran udara.
• Tinggi kolom (L)
Tinggi kolom biofilter ( L) dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut:
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 22/31
24
TDH D
M L
mf p
packing+
−=
2)4 / )(1( π ε ρ
dimana: Mpacking = massa bahan pengisi (karbon aktif granular)
ρ p = densitas bahan pengisi (karbon aktif granular)
ε mf = Void fraction unggun pada kondisi fluidisasi
minimum
TDH = Transport Disengagement Height yang dihitung dari
grafik 6.10(i) pada buku Chemical Process
Equipment .
Gambar H.1 Rancangan kolom biofilter
H.3 Prosedur Percobaan
H.3.1 Persiapan Peralatan Biofilter
Pada awal penelitian, semua peralatan yang akan digunakan harus disterilkan
terlebih dahulu. Sterilisasi ini sangat penting untuk menjaga kondisi operasi tetap
sesuai yang kita inginkan dan untuk mencegah kontaminasi oleh pengotor yang
mungkin ada pada alat yang akan digunakan.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 23/31
25
Pada tahap ini juga dilakukan perancangan alat biofilter sesuai dengan hasil
perhitungan perancangan alat biofilter yang terlebih dahulu dilakukan. Kemudian
dilakukan perancangan alat dari keseluruhan sistem biofilter seperti pada Gambar
3.1. Pada perancangan alat ini digunakan flow meter yang digunakan untuk
mengontrol/mengatur laju alir udara. Kolom biofilter juga dilengkapi dengan sebuah
pengontrol pH untuk menjaga nilai pH = 7 dan dioperasikan pada suhu 250C.
Pemakaian larutan NaOH digunakan untuk mengontrol pH dan pressure drop.
H.3.2 Persiapan Karbon Aktif Granular (GAC)
Langkah-langkah untuk menyiapkan GAC yang akan digunakan sebagai
adsorben, bahan pengisi biofilter, dan tempat hidup bakteri adalah:
GAC dipisahkan terlebih dahulu berdasarkan ukurannya (mesh) dimana yang
akan digunakan dalam penelitian adalah GAC yang berukuran mesh-12.
GAC dicuci dengan air yang terdemineralisasi dan dikukus selama 120 menit
dalam autoclave untuk menghilangkan pengotor.
GAC dikeluarkan dari autoclave, kemudian diletakkan di atas alumunium foil
dan dimasukkan ke dalam oven selama 12 jam pada suhu 1100C. Hasilnya
adalah karbon yang telah diaktivasi.
Densitas dan void GAC ditentukan dengan mengukur volume dan massa
GAC.
H.3.3 Persiapan Konsorsium Mikroba
Pada tahap ini dilakukan persiapan kultur mikroba (Pseudomonas sp. Dan
bacillus sp.) yang memiliki potensi untuk mendegradasi toluena. Kultur mikroba ini
disiapkan dengan menggunakan pembudidayaan yang terendam dengan uap toluenasebagai karbon tunggal dan sumber energi. Pembudidayaan dilakukan dalam labu
erlenmeyer 500 ml dengan volume 100 ml pada suhu 250C dalam pengaduk berputar
untuk mengaktifkan mikroba. Selanjutnya konsorsium bakteri dikulturkan dalam
GAC untuk dapat beradaptasi, bertahan hidup, dan berkembang dengan sumber
karbon yang berasal dari kontaminan toluena.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 24/31
26
H.3.4 Penjenuhan GAC
GAC dijenuhkan melalui beberapa prosedur berikut ini:
Memasukkan GAC yang telah diaktivasi ke dalam kolom biofilter.
Mengalirkan kontaminan ke dalam kolom biofilter yang telah berisi GAC.
Mengambil data konsentrasi kontaminan pada inlet dan outlet kolom biofilter
setiap interval waktu tertentu. Kemudian dianalisa dengan kromatografi gas
(GC).
Tahap penjenuhan GAC selesai saat konsentrasi toluena pada aliran keluaran
tidak berubah (konsentrasi inlet kolom biofilter sama dengan konsentrasi
outlet)
H.3.5 Pelaksanaan Biofiltrasi
Dalam pelaksanaan penelitian, tahapan secara umum untuk mengevaluasi
kinerja biofilter dalam mendegradasi toluena dengan memvariasikan laju alir
kontaminan sehingga diperoleh kondisi operasi (RE) yang optimum adalah:
1. Memasukkan konsorsium bakteri yang telah diaklimatisasi ke dalam kolom
biofilter.
2. Mengalirkan gas sampel toluena ke dalam alat biofilter dengan laju alir dan
konsentrasi tertentu.
3. Mengambil data konsentrasi kontaminan pada aliran outlet kolom biofilter
setiap interval waktu tertentu dengan menggunakan sampling port .
4. Melakukan analisa sampel dengan kromatografi gas (GC) untuk mengetahui
konsentrasi kontaminan pada aliran outlet kolom biofilter.
5. Mengulangi langkah percobaan 2 sampai 4 dengan memvariasikan laju alir
kontaminan yang masuk ke dalam kolom biofilter. Namun, konsentrasimasukan kontaminan dibuat konstan. Percobaan dihentikan jika sudah
diperoleh laju alir kontaminan yang optimum.
H.4 Pengolahan Data dan Analisa
Data penelitian dianalisa dengan menggunakan bentuk persamaan yang
didefinisikan sebagai berikut:
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 25/31
27
Nilai Persamaan Satuan
Elimination capasity (EC) ( )b
out inV
QC C EC .−= 13
.. −−hmgc
Organic load (OL)b
inV
QC OL = ( )13.. −−
hmgc
Removal eficincy (RE) 100.OL
EC RE = ( )%
Dimana: Cin, Cout = polutan inlet dan outlet ( )3. −mgc
Q = laju alir udara ( )13. −hm
Vb = Volume filter bed ( )3m
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah laju alir udara dan variabel
terikatnya adalah konsentrasi gas toluene keluar (outlet ). Laju alir udara divariasikan
untuk memperoleh biodegradasi yang optimum. Sedangkan konsentrasi inlet dibuat
konstan. Nilai biodegradasi dinyatakan dengan nilai RE (removal efficiency).
Semakin besar nilai RE (≈ 100%) menunjukkan nilai biodegradasi yang besar pula.
Oleh karena itu diharapkan dari rancangan alat biofilter ini diperoleh laju alir
optimum dengan konsentrasi keluaran biofilter yang rendah sehingga menghasilkan
efisiensi degradasi (RE) yang juga optimum.
Konsentrasi outlet kontaminan diukur dengan menggunakan alat
kromatografi gas (GC). Kemudian hasil pengolahan data dibuat grafik antara RE
(efisiensi degradasi) vs Q (laju alir udara) sebagai berikut:
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 26/31
28
Q (laju alir udara)
R E ( e
f i s i e n s i d e g r a d a s i )
Gambar H.2 Grafik RE (fisiensi degradasi) vs Q (laju alir udara)
Hipotesis awal dari grafik ini adalah bahwa pada laju alir udara yang semakin
kecil maka nilai RE semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin kecil laju alir maka
akan meningkatkan waktu tinggal (EBRT). Peningkatan waktu tinggal (EBRT)
menyebabkan kontak antara kontaminan dan adsorben akan semakin lama sehingga
kontaminan yang dapat diadsorpsi (degradasi) juga akan semakin besar. Peningkatan
jumlah kontaminan yang dapat didegradasi inilah yang menyebabkan peningkatan
nilai RE pada laju alir udara yang rendah.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 27/31
29
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No. KegiatanBulan Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
Persiapan penelitian(pematanganrencana,perhitungan danperancangan alat,pembelian bahan)
2
Pelaksanaanpenelitian(pengambilansampel, prosesbiofiltrasi,pengolahan data,dan analisa)
3 Pra-seminar,Seminar
4Penyusunan laporan(tahap I, II, III)
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua pelaksana kegiatan
a. Nama lengkap : Estu Fitri Prasastiani
b. NPM : 040506027X
c. Fakultas/Program studi : Teknik Kimia
d. Perguruan tinggi : Universitas Indonesia
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 30 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Rizka Yulina
NPM : 0405060571
b. Nama : Dhinda Prinita Sari
NPM : 0706269703
K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING
1. Nama lengkap dan gelar : Ir. Praswasti PDK Wulan, MT.
2. Golongan pangkat dan NIP :132 008518
3. Jabatan fungsional : Dosen
4. Jabatan struktural : Wakil Ketua Departemen Bidang Non
AKademik
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 28/31
30
5. Fakultas/program studi : Fakultas Teknik/Teknik Kimia
6. Perguruan Tinggi : Universitas Indonesia
7. Bidang keahlian : Proses pemisahan, katalisis
8. Waktu untuk kegiatan PKM : 15 jam/minggu
L. BIAYA
Rincian Unit Satuan Harga Satuan Total
Bahan
1. Karbon aktif granular 5 kg Rp 10.800 Rp 54.000
2. Gas toluena 3 lt Rp 220.000 Rp 660.000
3. NaNO3 2 kg Rp 200.000 Rp 400.000
5. H2O2 2 lt Rp 200.000 Rp 400.000
6. H3PO4 1 lt Rp 1.000.000 Rp 1.000.0007. Aquadest Rp 200.000
8. Konsorsium bakter Rp 400.000
Alat
1. alumunium foil 3 rol Rp 30.000 Rp 90.000
2. Pengaduk kaca 10 buah Rp 10.000 Rp 100.000
3. Selang silikon 5 meter Rp 25.000 Rp 125.000
4. Suntikan 3 buah Rp 350.000 Rp 1.050.000
5. Stopwatch 3 buah Rp 50.000 Rp 150.000
6. Katup pengatur laju aliran 3 buah Rp 65.000 Rp 195.000
7. Peralatan kromatografi gas(sewa) 20 sampel Rp 50.000 Rp 1.000.000
Lain-lain
Literatur dan fotocopy Rp 176.000
JUMLAH Rp 6.000.000
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 29/31
31
M. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Agency for Toxic Substances and Disease Registry-Departement of Health
and Human Services. “ToxFAQs™ for Toluene”. http://www.atsdr.cdc.gov/
tfacts56.html (17 mei 2008)
[2]. Anonim. “Activated Carbon”. http://www.activatedcarbonindia.com/
activated_carbon.htm (02 Juni 2008)
[3]. Anonim. ”Pecemaran Udara oleh Hidrokarbon”. http://dizzproperty.
blogspot.com/2007/10/pencemaran-udara-olehhidrokarbon.html (17 Mei
2008)
[4]. Anonim. “Toluena”. http://en.wikipedia.org/wiki/Toluene. (17 Mei 2008)
[5]. Collins, C.H. dkk. 1995. Microbiological Methods.Oxford: Butterworth
Heinemann.
[6]. Figueredo, J.L., Molijin JA. 1986. Carbon and Coal Gasification Science
and Technology. Boston: Martinus Nijheff Publisher.
[7]. Fogler, H. Scott. 1999. Elements of Chemical Reaction Engineering, 3rd
edition. New Jersey: Prentice Hall PTR.
[8]. G. Kitson, Fullton, et.al.. 1996. Gas Chromatography and Mass
Spectrometry. New York: Academic Press.
[9]. Gozan, Misri. 2004. Sequential anaerobic-aerobic Activated carbon
Biobarrier for elimination of chlorinated hydrocarbons in groundwater .
Gottingen: Civillier Verlag.
[10]. Mc Cabe, Waren L., Smith, Julian C, and Hariot. Unit Operation of
Chemical Engineering. Singapore: Mc Graw-Hill.
[11]. McNair, Harold M, PhD dan James M. Miller, PhD. 1998. Basic Gas
Chromatography. New York: John Willey & Sons.[12]. Miller, J.M. 1987. Chromatography: Concepts and Contrasts. New York:
John Willey & Sons.
[13]. Misiaczek, Ondrej dkk. 2007. “Star-up and performance Characteristics of
trickle bed reactor degrading toluene”. Brazil: Brazilian Archives of
Biology and Technology.
[14]. Morrrison, Robert D. 2000. Enviromental Forensics: Principles &
Applications. Boca Raton: CRC Press.
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 30/31
32
[15]. Othmer, Kirk. 1992. Encyclopedia of Chemical T echnology, 4th
edition.
New York: John Wiley & Sons.
[16]. Sontheimer, C dan Summers. 1998. Avtivated Carbon for Water Treatment .
DVGW – Forchungstelle.
[17]. United State Enviromental Protection Agency. “Hazard summary of
Toluene”. http://www.epa.gov/chemfact/s_toluen.txt (24 Mei 2008)
[18]. Wahyuni, Ahnur. Penghilangan H 2S dengan Metode Biofilter
Menggunakan Media Kompos dan Arang Aktif yang Diinokulasi dengan
Thiobacillus sp. Institut Pertanian Bogor, 2004.
[19]. Walas, Stanley M. 1990. Chemical Process Equipment : Selection and
Design. Newton USA: Butterworth-Heinemann Publishing.
[20]. Wrenn, Brian A. 1998. “Biodegradation of Aromatic Hydrocarbons”.
Email: [email protected]
5/10/2018 Contoh Proposal PKMP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-proposal-pkmp 31/31
33
N. LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana Kegiatan
1. Ketua pelaksana kegiatan
a. Nama lengkap : Estu Fitri Prasastiani
b. NPM : 040506027X
c. Alamat rumah/telp : Jl. Angklung I No. 359 RT 10/08 Depok
d. Riwayat pendidikan :
1992 – 1993 : TK Islam Bhakti 4 Depok
1993 – 1999 : SDN Mekarjaya 28 Depok
1999 – 2002 : SMPN 3 Depok
2002 – 2005 : SMAN 1 Depok
2005 – ........ : Teknik Kimia Universitas Indonesia
2. Anggota pelaksana kegiatan
2.1 Anggota pertama
a. Nama lengkap : Rizka Yulina
b. NPM : 0405060571
c. Alamat rumah/telp : Jl. Kalisari No. 62 RT 10/01 Kalisari, JakTim
d. Riwayat pendidikan :
1992 – 1993 : TK Aisiyah Medan
1993 – 1999 : SD Kartika XI-2 Jakarta
1999 – 2002 : SMPN 49 Jakarta
2002 – 2005 : SMAN 39 Jakarta
2005 – ........ : Teknik Kimia Universitas Indonesia
2.2 Anggota kedua
a. Nama lengkap : Dhinda Prinita Sarib. NPM : 0706269703
c. Alamat rumah/telp : Komp. Bintaro Jaya I, Jl. Jeruk No. 24 Bekasi
d. Riwayat pendidikan :
1995 – 2001 : SDN 010 Pagi Pondok Kelapa, Jakarta Timur
2001 – 2004 : SMPN 109 Jakarta Timur
2004 – 2007 : SMAN 61 Jakarta Timur
2007 – ........ : Teknik Kimia Universitas Indonesia