Upload
reza-agung-r
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tema Fenomena Sosial:
Menurunnya minat membaca di kalangan anak-anak
Deskripsi Fenomena Sosial:
eperti yang banyak kita ketahui,
anak-anak saat ini lebih senang
menonton televisi dengan tayangan
yang tidak memiliki sifat edukatif, seperti
yang sekarang ini sering ditayangkan oleh
beberapa televisi swasta pada jam tayang
unggulan mereka (prime time) sehingga
membuat anak-anak malas membaca, baik
buku pelajaran maupun buku cerita. Hal
seperti ini banyak terjadi pada anak-anak
yang masih kecil, salah satunya terjadi pada
adik dari teman kami. Ia duduk di kelas 2
sekolah dasar (SD). Ia setiap harinya
menonton sinetron mulai dari pukul 17.00
WIB sampai dengan pukul 23.30 WIB.
Salah satu televisi nasional menayangkan
sinetron-sinetron yang kurang memberikan
tayangan edukatif, seperti Diam-Diam Suka,
Ganteng-Ganteng Serigala, Emak Ijah
Pengen ke Mekah, dan banyak sinetron
lainnya. Hal ini membuat anak-anak kurang
mengetahui cerita-cerita atau dongeng apa
saja yang ada untuk anak seusianya, bukan
justru cerita-cerita sinetron yang tidak
memberikan pesan moral sama sekali. Film-
film tersebut mampu menghipnotis anak-
anak untuk malas membaca buku-buku
S dongeng cerita lama, bahkan buku pelajaran
juga jarang disentuh mereka.
Pada akhirnya, kami menyimpulkan
bahwa minat membaca di kalangan anak-
anak mulai menurun. Seperti yang kita
ketahui, buku adalah jendela dunia yang
mana buku sendiri memiliki arti yang sangat
penting. Dengan membaca, kita dapat
mengetahui banyak hal yang ada diluar
lingkungan kita dan akan selalu ada hal yang
membuat kita untuk terus belajar, baik
melalui pesan moral, etika, dll. Namun,
kenyataannya adalah budaya membaca buku
itu sendiri mulai terkikis. Oleh karena itu,
kelompok kami mencoba untuk merubah
kebiasaan jarang membaca tersebut.
Kami mencoba mengubah kebiasaan
tersebut dengan membuat kampanye tentang
pentingnya membaca buku. Kami membuat
kampanye tersebut semenarik mungkin
untuk anak-anak, sehingga anak-anak dapat
menganggap membaca buku menjadi
sesuatu yang menyenangkan. Maka dari itu
kami mencanangkan program KOTAK
ILMU dengan tagline “sharing your future
by sharing your books” kepada anak-anak
1KOTAK ILMU
usia sekolah dasar. Karena menurut kami,
jika ingin merubah sesuatu kita harus
memulai dari akarnya dan menurut kami jika
anak-anak usia sekolah dasar sudah
ditanamkan tentang pentingnya membaca,
untuk kedepannya kebiasaan tersebut akan
mereka terapkan sendiri secara otomatis.
I. LATAR BELAKANG
embaca merupakan salah satu
pintu utama untuk dapat
mengakses pengetahuan.
Pengetahuan ini tentunya akan dapat
dipahami dan dikuasai secara maksimal
melalui proses belajar yang giat, tekun, dan
terus menerus. Proses belajar yang efektif
M antara lain dilakukan dengan melakukan
aktivitas membaca itu sendiri. Dengan bekal
pengetahuan itulah manusia mampu
menyelesaikan segala permasalahan-
permasalahan dalam kehidupannya. Tanpa
pengetahuan, tentunya manusia akan banyak
menemui kesulitan dalam memecahkan
2KOTAK ILMU
setiap masalah yang dihadapinya. Sekolah
Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar
9 tahun merupakan lembaga pendidikan
pertama yang menekankan siswa belajar
membaca, menulis dan berhitung.
Kecakapan ini merupakan landasan, wahana,
dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar
menggali dan menimba ilmu pengetahuan
lebih lanjut. Tanpa penguasaan tersebut bagi
siswa akan mengalami kesulitan menguasai
ilmu pengetahuan (Depdikbud,
1991/1992:11).
Salah satu kegiatan utama dalam
proses belajar dan mengajar di sekolah
tentunya adalah membaca. Kebiasaan rajin
membaca buku yang dilakukan oleh anak
sangat ditentukan oleh minat anak terhadap
aktivitas tersebut. Dengan demikian, terlihat
bahwa minat menjadi motivator untuk
melakukan suatu kegiatan seperti membaca.
Tingginya minat baca para siswa di suatu
sekolah bisa menjadi indikasi tingkat
pemahaman dan penguasaan materi
pelajaran yang mereka dapatkan dari
sekolah.
Farida Rahim (2008: 1) menyatakan
bahwa membaca semakin penting dalam
kehidupan masyarakat yang semakin
kompleks. Namun, anak-anak yang tidak
memperhatikan pentingnya belajar membaca
tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar
membaca merupakan usaha yang terus-
menerus dan siswa yang melihat tingginya
nilai (value) membaca dalam kegiatan
pribadinya akan lebih giat belajar
dibandingkan dengan siswa yang tidak
menemukan keuntungan dari kegiatan
membaca. Siswa yang menunjukkan minat
baca yang tinggi memberikan harapan akan
munculnya orang-orang yang memiliki
kualitas sumber daya manusia yang tinggi,
yang pada gilirannya diharapkan akan
memberikan kontribusi yang besar untuk
pemecahan persoalan-persoalan multi
dimensional yang terus mendera bangsa
Indonesia.
Pada 2003, UNDP menempatkan
Indonesia di urutan ke-112 di antara 174
negara dalam budaya membaca. Sedangkan
pada 2005 turun di urutan ke-117 di antara
177 negara. Artinya, ini menunjukkan gejala
penurunan yang cukup memprihatinkan.
Laporan tersebut diperkuat oleh Suryaman
(2009:45) budaya membaca masih sangat
rendah di Indonesia. Indonesia menduduki
peringkat ketiga dari bawah untuk kebiasaan
membaca berada pada urutan ke-39 dari 41
negara.
Dalam kehidupan keseharian,
aktivitas bermain lebih mendominasi.
3KOTAK ILMU
Perpustakaan yang terdapat diberbagai kota
di Indonesia merupakan tempat koleksi
berbagai macam bacaan juga jarang
dikunjungi. Bahkan membaca buku
pelajaran pun hanya dilakukan jika ada
ulangan atau tes saja. Padahal banyak sekali
manfaat atau keuntungan yang dapat diraih
dengan membaca buku, terutama sekali bagi
anak-anak agar memiliki kebiasaan sejak
dini untuk gemar membaca buku yang
bermanfaat bagi anak, seperti buku
pelajaran, buku cerita atau dongeng yang
banyak mengandung pesan moral, buku
sejarah dll. Berikut ini manfaat membaca
buku bagi anak sejak dini diantaranya
sebagai berikut ini,
o Anak yang gemar membaca tentu
akan mendapatkan informasi atau
pengetahuan yang lebih banyak
dibandingkan dengan anak yang
jarang membaca
o Anak dapat memanfaatkan waktu
luang dengan kegiatan yang lebih
bermanfaat dengan semakin
banyaknya informasi yang diterima
dapat menambah wawasan berpikir
anak tersebut
o Anak yang gemar membaca
khususnya membaca buku-buku
pelajaran, tentu saja dapat
meningkatkan prestasi belajar anak
tersebut
o Anak yang gemar membaca buku,
khususnya buku-buku cerita yang
banyak mengandung pesan moral
dapat membentuk perilaku anak
tersebut menjadi lebih baik
dikehidupan sehari-hari
Dari banyaknya manfaat membaca
yang sudah disebutkan diatas, sayangnya
menurut data pada 2003, UNDP
menempatkan Indonesia di urutan ke-112 di
antara 174 negara dalam budaya membaca.
Sedangkan pada 2005 turun di urutan ke-117
di antara 177 negara. Artinya, ini
menunjukkan gejala penurunan yang cukup
memprihatinkan. Laporan tersebut diperkuat
oleh Suryaman (2009:45) budaya membaca
masih sangat rendah di Indonesia. Indonesia
menduduki peringkat ketiga dari bawah
untuk kebiasaan membaca berada pada
urutan ke-39 dari 41 negara. Terdapat pula
penelitian yang dilakukan UNESCO di
Indonesia tahun 2011, minat baca orang
indonesia hanya 0,001, setiap seribu orang
hanya satu orang yang mempunyai minta
baca buku. Hal tersebut sangat rendah,
sehingga menurut pelitian yang dilakukan
oleh UNDP tahun 2012 mengatakan bahwa
angak melek huruf di Indonesia hanya
65,5%.
4KOTAK ILMU
Anak jalanan adalah istilah umum
bagi anak yang setiap harinya berkegiatan di
jalanan. Image anak jalanan adalah anak
yang kumuh, dekil, liar, nakal dan selalu
hadir di persimpangan jalan. Dari segi
tingkat pendidikan mereka ada yang putus
sekolah atau bahkan tidak sekolah sama
sekali. Hal tersebut yang mendasari mereka
berkelakuan tidak baik, tidak paham akan
pentingnya pendidikan bagi masa depan
mereka.
Sehingga, dari pemaparan diatas
menjadi latar belakang kami untuk
mengadakan kegiatan sosial marketing yang
dinamakan sebagai “KOTAK ILMU”.
Kami akan menerima sumbangan dalam
bentuk buku bacaan dan uang tunai dari
seluruh masyarakat khususnya mahasiswa.
Nantinya kami akan mengajak anak-anak
jalanan usia dini untuk story telling atau
menceritakan kembali. Bagi mereka yang
berani bercerita didepan teman-temannya
maka akan diberikan hadiah berupa
peralatan sekolah. Hal ini kami lakukan
karena dirasa lebih interaktif dan lebih
memberikan peluang bagi anak-anak untuk
lebih aktif berpartisipasi. Dengan demikian,
kami berharap kegiatan sosial marketing ini
dengan tagline “Sharing The Future By
Sharing Your Book” menjadi kegiatan yang
bermanfaat bagi kemajuan bangsa dengan
memberikan edukasi kepada para penerus
bangsa khususnya anak-anak jalanan yang
keberadaanya kadang terlupakan dalam
kehidupan sehari-hari, serta diharapkan pula
mereka memiliki pengetahuan yang baik dan
daya empati yang tinggi.
II. TUJUAN
• Mempertahankan minat membaca buku pada anak Jalanan di Malang
• Memberi pengajaran kepada mereka bagi yang belum bisa membaca
• Memberikan pelajaran agar dapat berbicara di depan umum
• Membantu sang anak untuk berpikir kritis
• Meningkatkan kepercayaan diri anak
III. OUTPUT
utput yang kami harapkan adalah
terciptanya keinginan anak
untuk membaca dan
menceritakan kembali apa yang telah
O mereka ceritakan kepada orang lain. Dengan
harapan keinginan membaca ini berkembang
menjadi suatu budaya membaca yang
nantinya akan mencerdaskan anak-anak
5KOTAK ILMU
jalanan ini. Selain itu juga ada harapan
bahwa kegiatan ini bisa bermanfaat untuk
peningkatan kepercayaan diri mereka untuk
berbicara didepan umum.
IV. TARGET ADOPTERS
arget adopter kami adalah anak-
anak jalanan dan tidak mampu di
Kota Malang. Alasan pemilihan
ini berdasarkan keprihatinan kami melihat
anak-anak kekurangan pendidikan.
Setidaknya melalui buku bacaan dapat
T membuka pengetahuan mereka mengenai
besarnya dunia ini. Selain itu kami juga
ingin menumbuhkan minat membaca dan
mengingatkan kembali mengenai budaya
mendongeng atau menceritakan kembali
sejak dini.
V. SKENARIO ATAU CONCEPT VIDEO
onsep video yang dilakukan oleh divisi dokumentasi adalah dokumenter. Dimana
tidak banyak terjadi skenario yang telah disusun oleh divisi dokumentasi.
Dokumentasi yang diambil dengan konsep tersebut akan menimbulkan sisi emosi
yang lebih tinggi daripada terdapat skenario, dikarenakan pengambilan dokumentasi dengan
konsep dokumenter lebih terlihat natural dan apa adanya di frame layar. Pada frame tertentu
editor menambahkan backsound untuk menimbulkan emosi dan suasana yang lebih pada
gambar.
KSkenario yang telah dibuat hanyalah sebagai pelengkap shoot atau pengambilan gambar
untuk memperjelas apa yang sedang terjadi di dalam gambar tersebut. Setelah itu
mengkordinasikan untuk jargon bersama dan memberi testimoni dalam acara yang sudah
dijalankan.
SCENE EXT / INT GAMBAR PENJELASAN1 EXT. SIANG HARI -
JALAN RAYAKami menuju tempat kampanye kami di daerah Langsep dengan menggunakan sepeda motor.
2.1 EXT. SIANG HARI - HALAMAN RUMAH
Anggota memperkenalkan diri dan jabatan apa yang mereka jabat dalam proyek kampanye ini.
6KOTAK ILMU
2.2 EXT. SIANG HARI - HALAMAN RUMAH
Anggota memperkenalkan diri dan jabatan apa yang mereka jabat dalam proyek kampanye ini.
3.1 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Kami membuka acara dan membahas tentang mengapa penting untuk kita suka membaca.
3.2 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Kami membuka rangkaian kampanye kami dengan drama menggunakan media boneka. Drama menceritakan tentang efek samping jika tidak suka membaca dan menjelaskan tentang apa itu kotak ilmu.
4 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Kami menjelaskan esensi dari bagian acara kampanye kami, memilih buku cerita dari kotak ilmu dan menceritakannya kembali.
5 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Anak-anak yang merupakan target adopters kampanye kami, kami persilahkan memilih buku bacaan yang sudah kami bawa di dalam kotak ilmu.
6.1 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Untuk menambah keseruan dalam acara kami, kami membuat kompetisi mendongeng untuk para target adopters. Anak-anak kami ajak untuk bisa menceritakan kembali cerita yang sudah mereka baca dari kotak ilmu.
7KOTAK ILMU
6.2 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Kami mengajarkan mereka untuk berani tampil di depan dan dapat mendongeng dengan baik.
7 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Kami menjelaskan esensi dari bagian acara kampanye kami, mengadakan kompetisi dongeng.
8 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH
Kami menjelaskan esensi dari pemberian mahkota kepada pemenangkompetisi mendongeng.
9.1 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Dari beberapa anak yang tampil dan maju ke depan untuk mendongeng, kami mengambil tiga terbaik dan memberikan hadiah untuk mereka yang sudah juara. Kami memberikan hadiah untuk juara 3.
9.2 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Kami memberikan hadiah untuk juara 2.
9.3 INT. SIANG HARI - RUANG TAMU
Kami memberikan hadiah untuk juara 1.
10 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH
Untuk menghargai antusias anak-anak yang sudah datang untuk menghadiri kampanye kami, kami membagikan makanan berat beserta susu kepada seluruh anak-anak yang sudah hadir.
8KOTAK ILMU
11 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH
Kami memberikan uang sumbangan sukarela kepada salah satu perwakilan setempat untuk keberlangsungan program kotak ilmu kami di daerah tersebut.
12 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH
Kami memberikan testimoni terhadap acara yang sudah kami laksanakan.
13.1 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH
Jargon yang dilantunkan perwakilan setempat “Membaca, Bisa!”
13.2 EXT. SIANG HARI - TERAS RUMAH
Jargon yang dilantunkan seluruh anak-anak peserta kampanye kami “Membaca, Bisa!”
VI. JADWAL PEMBUATAN VIDEO DAN EDITING
26 Desember 2014 : Penggarapan Storyboard 28 Desember 2014 : Pengambilan gambar 28 Desember 2014 – 5 Januari 2015 : Editing Video
VII. KOMPETITOR
alam program sosial marketing
yang kami rancang, kompetitor
yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya adalah perkembangan
teknologi yang semakin pesat seperti
televisi, handphone, tablet, atau gadget lain
yang semakin digemari anak-anak untuk
D bermain daripada membaca buku. Selain itu,
melalui film juga kemudian mengurangi
minat mereka untuk mendengarkan cerita-
cerita dongeng. Sehingga, tidak dapat
disalahkan juga mengapa disaat kami
melakukan pencarian buku bacaan agaklah
sulit, karena dewasa ini orang lebih memilih
9KOTAK ILMU
membaca yang bersumber dari gadget daripada harus membeli buku.
VIII. DILEMA ETIKA
rogram kampanye yang kami buat
bertujuan untuk menyadarkan
generasi sedini mungkin akan
penting nyamembaca. Membaca adalah
modal paling utama dalam social skills yang
diperlukan di dunia pendidikan, pekerjaan,
dan interaksi sosial lainnya. Semakin dini
pengetahuan dan wawasan yang mereka
peroleh, tentunya mereka akan semakin siap
untuk menghadapi dunia sekolah. Dalam
program kampanye yang telah dilakukan,
kami mengalami beberapa dilema etika.
Yang pertama, ketika anak yang rata-rata
berusia dibawah 5 tahun masih suka bermain
sendiri, jalan-jalan, dan tidak tertarik untuk
mebaca. Menjadi tantangan bagi kami
sendiri untuk mengampanyekan asiknya
membaca buku, di mulai dari buku cerita
yang mudah di pahami. Dilema etika yang
kedua, ketika kami sedang
mengampanyekan gerakan membaca buku
P dengan membacakan buku cerita beberapa
anak cepat bosan dan ingin segera main
sendiri. Dengan hadiah menarik pun hanya
beberapa anak yang tertarik untuk membaca
dan menceritakan buku di depan teman-
teman lain. Dilema etika paling terlihat pada
program kami yang berfokus pada
pendidikan dan akademis, demi menunjang
pengetahuan anak sedini mungkin adalah
lingkungan sekitar dan tidak adanya
ketersediaan sarana prasana yang layak dan
memadai. Lingkungan sekitar merupakan
daerah penduduk ekonomi bawah yang tidak
banyak tahu tentang dunia pendidikan,
Akibatnya, banyak orang tua pula yang acuh
terhadap pendidikan sang anak sehingga
membudayakan membaca kepada anak-anak
disana membutuhkan persuasif yang
menyenangkan tanpa membebani dan
mengganggu masa bermain anak-anak usia
dini.
IX. PERTUKARAN/EXCHANGE
Manusia adalah makhluk yang digerakkan oleh
kebutuhan dengan kebutuhan besar untuk mencoba dan
berusaha memenuhinya. Oleh karena itu manusia akan
melakukan pertukaran (exchange) untuk saling
menguntungkan.
10KOTAK ILMU
Dalam program ini, pertukaran yang kami hasilkan adalah sebagai berikut:
Yang adopter dapatkan:
- Buku-buku dongeng baru dari berbagai
sumber
- Mengerti tentang pentingnya membaca
- Mengerti tentang asiknya membaca
- Berani berbicara di depan umum
- Dilatih untuk berpikir kritis
- Pengajaran membaca bagi anak anak yang kemampuannya bacanya masih kurang
- Secara bertahap, minat membaca mereka meningkat jadi sering membaca buku
- Menambah pengalaman bagi anak-anak bagaimana cara bercerita kembali di depan
umum
Yang kami dapatkan:
- Keberhasilan membantu negara dalam hal menghasilkan generasi-generasi produktif
yang suka membaca
- Membantu meningkatkan minat membaca di kalangan anak-anak
- Keberhasilan membuat anak-anak Indonesia menjadi lebih berani berbicara di depan
umum
- Memahami perilaku cara belajar anak usia 4-12tahun
X. RINCIAN ANGGARAN BIAYA
Pemasukan
Kas Kelompok
Jumlah anggota 9 x 90.000 : Rp 810.000,00
Total : Rp 810.000,00
11KOTAK ILMU
Pengeluaran
Box buku cerita & hiasan : Rp 100.000,00
Konsumsi
Nasi 60 kotak x 6000 : Rp 360.000,00
Susu 60 buah x 1000 : Rp 60.000,00
Aqua 2 Dus : Rp 40.000,00
Sumbangan untuk KOIN MALANG : Rp 250.000,00
Total : Rp 810.000,00
XI. PELAKSANAAN KEGIATAN
Waktu : 09.00 WIB – 11.00 WIB
Tempat : Kelas mengajar KOIN Malang (Sukun)
Target adopters : Anak-anak jalanan dan tidak mampu disekitar Kota Malang.
Alasan pemilihan ini berdasarkan keprihatinan kami melihat anak-anak kekurangan buku
untuk membaca, dan juga sekaligus menjalankan tujuan kami yaitu mengembangkan
budaya membaca untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan juga wawasan kepada
anak-anak.
Sosmar Agent
12KOTAK ILMU
Ketua Pelaksana
Reza Agung R
Sekretaris
Aulia Rizky
Bendahara
Lely Kusuma DK
Divisi Acara dan Humas
Sarah Agustini P
Inggrita Febriza
Pihak yang bekerjasama : KOIN Malang
KOIN (Komite Independen
Untuk Pendidikan) merupakan suatu
lembaga yang menjadi wadah untuk
advokasi di bidang pendidikan
khususnya bagi anak-anak yang tidak
bisa mendapatkan haknya untuk
mendapatkan pendidikan. KOIN dapat
dikatakan sebagai LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) karena kegiatan-
kegiatan sosialnya dalam advokasi
pendidikan, hanya saja KOIN belum
mempunyai payung hukum dan belum
terdaftar di Mendagri. Pada tanggal 30
September 2012, KOIN resmi dibentuk.
Awal terbentuknya KOIN ini muncul
ketika melihat salah satu kasus anak
jalanan yang hampir dikeluarkan oleh
sekolahnya dikarenakan tidak sanggup
membayar SPP dan sumbangan sekolah.
Saat itu telah
diadakan audiensi
oleh beberapa
mahasiswa FISIP
Brawijaya ke Dinas
Pendidikan Nasional
untuk meminta
13KOTAK ILMU
Divisi Perlengkapan
ALL PANITIA
Divisi Sponsorship
Reza Agung R
Lely Kusuma DK
Divisi Dokumentasi
Ferry Fadhlurrahman
Yanuar Ade
Ananda Dwitha
Pembantu Umum
Alva Prasetya
penyelesaian atas kasus tersebut.
Audiensi mereka berhasil dan akhirnya
Diknas memberikan kartu pendidikan
gratis pertama kali di kota Malang untuk
anak jalanan tersebut.
Ide pembentukannya diprakarsai
oleh lima orang mahasiswa FISIP
Universitas Brawijaya, Miftahul Huda
(Sosiologi), M. Fatkhurrohman (Politik),
Nanda Farrel (Politik), Galih
Burhanudin Iqbal (Sosiologi), Wimmy
Halim S.IP, mereka sepakat untuk
membentuk suatu lembaga independen
yang bisa dijadikan wadah untuk
membantu anak jalanan, khususnya di
daerah Malang, Jawa Timur. KOIN
mempunyai tiga poin untuk mencapai
tujuannya, yaitu Advokasi, Edukasi, dan
Donasi. Advokasi fokus pada pemberian
bantuan kepada anak-anak jalanan dan
orang-orang yang mengalami kesulitan
dalam pendidikan.
Poin Edukasi fokusnya pada
kegiatan mengajar yang dilakukan oleh
anggota KOIN, maupun volunteer diluar
anggota KOIN. Dan Donasi, fokusnya
adalah penggalangan dana untuk
advokasi pendidikan. Miftahul Huda
yang saat ini merupakan Dewan
Pertimbangan Organisasi
mengungkapkan harapannya dengan
terbentuknya KOIN ini sebagai suatu
wadah untuk pendidikan anak, akses
pendidikan di Malang lebih merakyat,
dan kebutuhan primer anak-anak
(pendidikan dan bermain) dapat
terpenuhi
14KOTAK ILMU
Hasil yang diperoleh
Melalui Program Sosial
Marketing “KOTAK ILMU: Sharing
The Future by Sharing Your Book”
didapatkan buku-buku bacaan hasil
sumbangan mahasiswa yang berasal dari
Malang dan juga Surabaya. Dalam
jangka waktu yang cukup singkat sekitar
satu minggu, buku yang terkumpul
berjumlah 30 buku
layak baca.
Sedangkan untuk
sumbangan dalam
bentuk uang tunai
tidak kami dapatkan.
Seluruh buku
yang terkumpul
disatukan kedalam kotak dalam hal ini
kami menggunakan keranjang berbahan
plastik yang dihias dan bertuliskan
KOTAK ILMU. Namun, saat ditempat
pelaksanaan kami pun mendapati buku-
buku bacaan koleksi disana yang
kemudian dipilah untuk juga kami
gunakan agar adik-adik bisa ikut
membaca dan menceritakan kembali.
Lewat membagikan buku-buku
kepada adik-adik sambil membantu
membaca, lalu kami meminta mereka
untuk memceritakan kembali dihadapan
teman-teman mereka. Nantinya yang
bercerita dengan lancar akan diberikan
hadiah berupa tas sekolah dan peralatan
tulis. Dari sinilah kami selaku
penyelenggara
berupaya untuk
mengembangkan daya imajinasi anak,
keterampilan berbahasa, kecerdasan
emosional dan membangkitkan minat
membaca lewat mendongeng.
15KOTAK ILMU
Kelemahan dan kelebihan program pelaksanaan sosmar
Kekurangan :
1. Dari orang-orang yang ingin menyumbang, kebanyakan ialah buku pelajaran atau novel-
novel. Hal ini yang patut kita sadari bahwa, dewasa ini buku bacaan minim sekali
dimiliki sehingga penyelenggara sukar untuk mendapatkan penyumbang dengan buku
yang tepat sesuai target.
2. Tempat pelaksanaan yang terbilang sempit dan tidak sebanding dengan jumlah peserta
membuat program yang dilakukan berjalan tidak kondusif.
3. Anak-anak disana cenderung untuk menghafalkan cerita yang ada dibuku bacaan
daripada berusaha untuk menceritakan kembali.
Kelebihan :
1. Terjalin hubungan yang baik antara mahasiswa dan mahasiswi FISIP Universitas
Brawijaya dengan warga daerah SUKUN
2. Anak-anak semakin termotivasi untuk bisa membaca dan menceritakan kembali dalam
hal ini kami sebut dengan mendongeng.
3. Membuat anak-anak lebih antusias untuk berbicara di depan umum.
16KOTAK ILMU
Lampiran
17KOTAK ILMU
18KOTAK ILMU