Click here to load reader
Upload
edas-disini
View
184
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
B A B IITINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian I. Persepsi
Persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan Manusia dan mengolah proses informasi tersebut “Human interpret their surroundings on a higher percive their word through information processing” ( Wilson D, 2000 ).
Mekanisme persepsi merupakan suatu peristiwa physical dan proses eksternal yang membangkitkan persepsi yang mempengruhi mata, saraf di bagaian visual cortex, yang memberikan efek ke lingkungan yang dapat mempengaruhi dan di pengaruhi oleh susunan saraf pusat “ The mechanisms of perception are set of physical and the ekternal reality is generating a perceptual field that is influencing the eye which in turn is infliencing the neurones of the fisual cortex , is the racting part has other espects to its invironment, namely of can influence and be influenced by other parts of the brain and central nervous system” ( Graham R, 1999).
Manusia secara umum menerima informasi dari Lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam memahami Persepsi harus ada proses di mana ada informasi yang di peroleh lewat memory organisme yang hidup. Fakta ini memudahkan peningkatan Persepsi individu, adanya stimulus yang mempengaruhi individu yang mecetuskan suatu pengalaman dari Organisme, sehingga timbul berpikir yang dalam proses perseptual merupakan proses yang paling tinggi, seperti pada gambar 1: (Hill G, 2000).
Modifies PerceptionOf stimulusModifies OrganismModifies PerceptionOf stimulusModifies OrganismThrough memoryStimulusOrganismLearningThinking
Dalam keterkaitan proses persepsi ada 3 komponen yang sangat terkait diantaranya : (Hill G, 2000)
1. Learning dari pengalaman organism terhadap stimulus2. Memory dari organism3. Through dari komponen satu dan dua (learning and memory)
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi dintaranya sebagai berikut : ( Wilson, 2000 )
1. Faktor Eksternal atau dari luar :- Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan
dibandingkan dengan yang objektif .- Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan
dengan hal-hal yang lama.- Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya
persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat.- Conditioned stimuli, stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon
dan lain lain.2. Faktor Internal- Motivation . misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap istirahat- Interest, hal hal yang menarik lebih di perhatikan daripada yang tidak menarik.- Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.- Assumptions, juga mempengaruhi pesrsepsi sesuai dengan pengalaman melihat,
merasakan dan lain-lain.II. Nutrisionis
1. PengertianNutrsionis adalah seorang yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang secara
penuh oleh pejbat yang berwewenang untuk melakukan kegiatan tehnis fungsional di bidang pelayanan Gizi, makanan dan dietetik, baik di Masyarakat maupun di Rumah sakit dan unit pelaksana Kesehatan lainya, berpendidikan dasar Akademi Gizi.(AsDI, 2003)
Dietisien adalah Seseorang Nutrisionis yang telah mendalami Pengetahuan dan Ketrampilan Dietetik, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun pengalaman bekerja dengan masa kerja minimal satu tahun atau yang mendapat Sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan bekerja di unit pelayanan yang menyelenggarakan terapi Dietetik. ( Direktorat Gizi Depkes RI, 2003).
Ilmu Gizi sendiri dalam definisinya adalah suatu cabang Ilmu Pengetahuan yang khusus mempelajari hubungan antara makanan dan Kesehatan Tubuh, (PIN Dietetik, 2003). Di Indonesia jumlah Tenaga Gizi yang tersebar baik dipelayanan maupun di pendidikan adalah (Depkes, 2003) sebanyak 10,685 orang atau 2,37 % dari total Tenaga Kesehatan.
Menurut Dr Leverton (2003) konsep dasar pendidikan Ilmu Gizi bisa dinamis dan bermanfaat dimasa yang akan datang adalah :
1. Ilmu gizi yang mempelajari bagaimana makanan dimakan serta manfaatnya.2. untuk pertumbuhan dan kesehatan perlu makanan dari bahan gizi yang berbeda3. jumlah zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan4. penanganan efek makanan dari bahan gizi, terhadap keselamatan, penampilan dan rasa dari bahan makanan.
2. Tugas Pokok Nutrisionis adalah :a. Melaksanakan pelayanan dibidang gizi, makanan dan dietetik yang meliputi: Pengamatan, Penyusunan Program, pelaksanaan, penilaian Gizi bagi Perorangan, Kelompok dan Masyarakat dan di Rumah Sakit
b. Pelayanan gizi meliputi : Mempersiapkan perangkat lunak pelayanan Gizi,melaksanakan pengamatan masaalah Gizi, menyiapkan penanggulangan masalah Gizi, malaksanakan pelayana gizi, memantau pelaksanaan pelayanan Gizi, melakukan evaluasi di bidang pelayanan Gizi.
Oleh karena itu Profesi Gizi juga dalam menjalankan tugas mempunyai ciri ciri Profesi seperti layaknya Profesi-profesi Kesehatan yang lain (Susman, 1966) :a. Pekerjaan profesi di dukung oleh body of knowladge yang jelas wilayah garapan keilmuanya, metodologi, serta pemanfaatan keilmuan, keahlian Profesi diperolah melalui pendidikan dan pelatihan Profesi yang terarah, terencana, terus menerus dan berjenjang.b. Pelayanan profesi diatur oleh Kode Etik Profesi.c. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan Profesi (Standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan dan kode etik).3. Pelayanan Gizi Rumah sakit Pelayanan Gizi Rumah sakit adalah kegiatan pelayanan Gizi di Rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan Gizi masyarakat Rumah Sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk keperluan metabolisme Tubuh, peningkatan Kesehatan maupun mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. (Depkes RI, 2003). Konsep Pelayanan Gizi di Rumah sakit merupakan pelayanan Gizi yang disesuaikan dengan keadaan individu dan keadaan klinis, status Gizi dan status metabolisme tubuh. Keadaan Gizi Seseorang sangat berpengaruh terhadap proses kesembuhan penyakit, sering kondisi Pasien semakin buruk karena tidak di perhatikan gizinya.4. Asuhan Gizia. Pengertian
Asuhan Gizi adalah merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan pasien akan Gizi.(Depkes RI,2003). Dalam menyelesaikan masalah pasien ada 3 jenis asuhan yang sering dilaksanakan oleh Tim Kesehatan yaitu: Asuhan Keperawatan, Asuhan Medis dan Asuhan Gizi.
b. Tujuan Asuhan Gizi Adapun tujuan di laksanakan Asuhan Gizi adalah : ( Depkes RI 2003) yaitu: Membuat Diagnosis masalah Gizi, Menentuka Kebutuhan terapi Gizi, Memilih dan mempersiapkan bahan/makanan/formulasi khusus (oral, enteral dan Parenteral) sesuai kebutuhan, Melaksanakan pemberian makanan, Evaluasi / Pengkajian Gizi dan pemantauan
c. Tim Asuhan Gizi Dalam kerja sama Tim Asuhan Gzizi terdiri dari : Dokter, Nutrisionis, Perawat dan Tenaga Kesehatan Lain. d. Tahap- tahap Asuhan Gizi
Adapun tahap-tahap Asuhan Gizi sebagai berikut : (AsDI, 2003) 1. Pengkajian 2. Perencanaan
3. Implementasi 4. EvaluasiIII. Keperawatan
1. Pengertian Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon Manusia terhadap masalah Kesehatan aktual maupun potensial ( ANA, 2000). Dalam dunia Keperawatan moderen respon Manusia yang didefinisikan sebagai sebagai pengalaman dan respon Orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan suatu fenomena perhatian Perawat. Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit,injury dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Jumlah tenaga Keperawatan di Indonesia dari berbagai tingkat pendidikan adalah ( Pusgunakes 2003) : latar belakang pendidikan SPK : 35,673 orang. Atau 88,59 % dan latarbelakang pendidikan D3 sebanyak 4,595 orang atau 0,11 % sehingga total keseluruhan adalah 40,268 orang sedangkan yang berlatarbelakang pendidikan S1 belum terdata oleh Depkes, yang ditempatkan diseluruh Indonesia baik di palayanan, pendidikan dan lain-lain.
Asuhan Keperawatan adalah Kegiatan profesional Perawat yang dinamis, membutuhkan kreativitas dan berlaku rentang kehidupan dan keadaan.(Carpenito, 1998). Adapun tahap dalam malakukan Asuhan Keperawatan yaitu : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana, Implementasi, Evaluasi.2. Peran dan fungsi Perawat Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. Keperawatan merupakan Profesi, dimana kedepan perlu semakin tertib, seperti yang dikemukakan oleh word medical assosiation, (1991) yakni” enhancing the quality of life and the health status of all peaple” makin tertibnya pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan, pada giliranya akan berperan besar dalam turut meningkatkan kualitas hidup serta derajat Kesehatan Masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai Nursing Services menyangkut bidang yang amat luas sekali, secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun sehat dari sejak lahir sampai meningal dunia dalam bentuk peningkatan Pengetahuan, kemauan dan kemampuanyang dimiliki, sedemikian rupa sehingga orang tersebut dapat secara optimal malakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa memerlukan bantuan dan ataupun tergantung pada orang lain (Sieglar cit Henderson, 2000).
Perhatian Perawat Profesional pada waktu menyelenggarakan pelayanan Keperawatan adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar Manusia. Profil Perawat Profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh. Perawat dalam malakukan aktifitas Keperawatan sesuai dengan Kode Etik Keperawatan. Aktifitas Keperawatan meliputi peran dan fungsih pemberi Asuhan Keparawatan, praktek Keperawatan, pengelola institusi Keperawatan, pendidikan klien serta kegiatan penilitian dibidang Keperawatan. (Sieglar, 2000)
a. Peran Pelaksana Peran ini di kenal dengan “ Care Gver” peran Perawat dalam memberikan Asuhan Keparawatan secara langsung atau tidak langsung kepada Klien sebagai Individu, Keluarga dan Masyarakat, dengan metoda pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagaicomforter, protector, advocate, communicator serta rehabilitator. Sebagai comforter perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien. Peran protector dan advocate lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin hak dan kewajiban Klien agar terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan Kesehatan. Peran sebagai communicator, Perawat bertindak sebagai penghubung antara klien dengan anggota Kesehatan lainya. Peran ini erat kaitanya dengan keberadaan Perawat mendampingi Klien sebagai pemberi Asuhan Keperawatan selama 24 jam, sedangkanrehabilitator, berhubungan erat dengan tujuan pemberian Asuhan Keperawatan yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.
b. peran sebagai pendidik Sebagai pendidik Perawat berperan dalam medidik individu, keluarga, Kelompok dan Masyarakat serta tenaga Kesehatan yang berada dibawah tanggungjawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepada Klien, maupun bentuk desimilasi ilmu kepada peserta didik Keperawatan.
c. Peran sebagai pengelola. Dalam hal ini Perawat mempunyai peran dan tanggungjawab
dalam mengelola pelayanan maupun Pendidikan Keparawatan sesuai dengan Manajemen Keperawatan dalam kerangka paradigma Keperawatan. Sebagai pengelola Perawat dalam memantau dan menjamin kualitas Asuhan atau pelayanan Keperawatan serta mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan Keperawatan.karena Pengetahuan pemahaman Perawat yang kurang sehingga pelaksana Perawat pengelola belum maksimal, mayoritas posisi, lingkup kewenangan dan tanggungjawab Perawat hampir tidak berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
d. Peran sebagai penelitiSebagai peneliti dibidang Keperawatan , Perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metoda penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu Asuhan atau pelayanan dan
pendidikan Keperawatan. penelitian di dalam bidang Keperawatan berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan Tehnologi di bidang Kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan Tehnologi, selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi Keperawatan.Boland dkk 1994 menyampaikan bahwa Model praktek Keperawatan dipegang untuk
program kualitas menejmen, mutu, dimana pasien mendapatkan pelayanan kesehatan lewat kerjasama antar bagian, yang dicapai lewat aktifitas yangberkelanjutan, sistematis dan berdasarkan standar pengawasan dan pencapaian indikator dari unit organisasi.
Komponen dari model praktek Keperawatan menurut Boland adalah :Nursing delivery System, Standar of care, Transcultural principles, Health education,Education support sytems, Leadership, Human resources standards, Fiscal Management and Professionalism.
Prinsip Perawatan secara utuh baik Bio,Psiko, Sosio, Spiritual yang terstandar sesuai tujuan dengan memperhatikan aspek Budaya atau kultur Pasien, dengan memberikan Pendidikan Kesehatan, dukungan dalam sistem Kesehatan, Kepemimpinan, sumber daya yang standar, Management yang baik serta Profesionalisme.
. Model praktek Keperawatan Profesional (Boland & maryland 1994) seperti pada gambar 2 :
IProfessional PracticeComponent
IICharacteristics of Professional Nursing Practice
IIIProcessComponent
IVOutcome Component- Autonmy- Accountability
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:
“RUMUS SUKSES MENGHADAPI UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun dePmikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Samarinda, 3 maret 2005
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dikalangan para siswa, terutama bagi mereka yang secara formal berada dibangku SMA dan ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri. Kadar siswa yang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri, setiap tahunnya selalu meningkat.Pada dasarnya untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri diperlukan kesiapan yang matang, kesiapan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dari tahun ke tahun perbandingan ketidak lulusan masuk perguruan tinggi negeri selalu meningkat. Keresahan masyarakat semakin membuat berbagai penafsiran yang salah. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri.
Melalui makalah ini, kami mencoba untuk memberikan beberapa Solusi dari masalah yang meresahkan masyarakat yaitu persentase ketidak lulusan yang terus meningkat, sehingga para siswa dapat mengetahui cara sukses menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri.
B. Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada :
1. RUMUS SUKSES UNTUK MENGHADAPI UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI.
2. CARA-CARA MENGHADAPI UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI.
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. BAGAIMANA RUMUS SUKSES MENGHADAPI UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI
NEGERI ?
2. BAGAIMANA CARA MENGHADAPI UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah :
1. MENGETAHUI RUMUS KESUKSESAN DALAM MENEMBUS PERGURUAN TINGGI
NEGERI
2. MENGETAHUI CARA-CARA YANG DIGUNAKAN AGAR LULUS DALAM UJIAN MASUK
PERGURUAN TINGGI NEGERI.
E. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada siswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam menghadapi ujian masuk perguruan tinggi neperi,khususbya bagi para siswa yang ingin mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri.
F. Metode Pengumpulan Data
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang kiat sukses membus perguruan tinggi negeri. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. SUKSES MENGHADAPI UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI DIPERLUKAN
RUMUS ATAU KIAT KHUSUS YAITU MELALUI KESEMPATAN, USAHA DAN
STRATEGI.
2. USAHA UNTUK MENGHADAPI UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI
DILAKUKAN DENGAN BELAJAR YANG GIAT,MENJAGA KESEHATAN, DAN BERDOA
KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA.
B. SARAN
1. Mengingat perlunya mempertimbangkan passing grade perguruan tinggi negeri maka perlu diketahui tentang informasi yang sebanyak-banyaknya tentang passing grade tahun-tahun sebelumnya
2. perlu mengembangkan keyakinan dalam menyelesaikan ujian masuk perguruan tinggi negeri, bahwa siswa yang bersangkutan dapat menyelesaikan tes tersebut.
3. mengingat berbagai resiko yang dapat ditimbulkan maka diperlukan kejujuran untuk mengisi tes tersebut.
Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah
konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada yang
dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis, yang biasa disebut dengan kendalian (plant).
Masukan dan keluaran merupakan variabel atau besaran fisis. Keluaran merupakan hal yang
dihasilkan oleh kendalian, artinya yang dikendalikan; sedangkan masukan adalah yang
mempengaruhi kendalian, yang mengatur keluaran. Kedua dimensi masukan dan keluaran tidak
harus sama.
Pada sistem kendali dikenal sistem lup terbuka (open loop system) dan sistem lup tertutup (closed
loop system). Sistem kendali lup terbuka atau umpan maju (feedforward control) umumnya
mempergunakan pengatur (controller) serta aktuator kendali (control actuator) yang berguna untuk
memperoleh respon sistem yang baik. Sistem kendali ini keluarannya tidak diperhitungkan ulang oleh
controller. Suatu keadaan apakah plant benar-benar telah mencapai target seperti yang dikehendaki
masukan atau referensi, tidak dapat mempengaruhi kinerja kontroler.
Gambar 1. Sistem pengendalian lup terbuka
Pada sistem kendali yang lain, yakni sistem kendali lup tertutup (closed loop system) memanfaatkan
variabel yang sebanding dengan selisih respon yang terjadi terhadap respon yang diinginkan. Sistem
seperi ini juga sering dikenal dengan sistem kendali umpan balik. Aplikasi sistem umpan balik banyak
dipergunakan untuk sistem kemudi kapal laut dan pesawat terbang. Perangkat sehari-hari yang juga
menerapkan sistem ini adalah penyetelan temperatur pada almari es, oven, tungku, dan pemanas air.
Gambar 2. Sistem pengendalian lup tertutup
Dengan sistem kendali gambar 2, kita bisa ilustrasikan apabila keluaran aktual telah sama dengan
referensi atau masukan maka input kontroler akan bernilai nol. Nilai ini artinya kontroler tidak lagi
memberikan sinyal aktuasi kepada plant, karena target akhir perintah gerak telah diperoleh. Sistem
kendali loop terbuka dan tertutup tersebut merupakan bentuk sederhana yang nantinya akan
mendasari semua sistem pengaturan yang lebih kompleks dan rumit. Hubungan antara masukan
(input) dengan keluaran (output) menggambarkan korelasi antara sebab dan akibat proses yang
berkaitan. Masukan juga sering diartikan tanggapan keluaran yang diharapkan.
Untuk mendalami lebih lanjut mengenai sistem kendali tentunya diperlukan pemahaman yang cukup
tentang hal-hal yang berhubungan dengan sistem kontrol. Oleh karena itu selanjutnya akan dikaji
beberapa istilah-istilah yang dipergunakannya.
Istilah-istilah dalam sistem pengendalian adalah :
1. Masukan
Masukan atau input adalah rangsangan dari luar yang diterapkan ke sebuah sistem kendali untuk
memperoleh tanggapan tertentu dari sistem pengaturan. Masukan juga sering disebut respon
keluaran yang diharapkan.
2. Keluaran
Keluaran atau output adalah tanggapan sebenarnya yang didapatkan dari suatu sistem kendali.
3. Plant
Seperangkat peralatan atau objek fisik dimana variabel prosesnya akan dikendalikan, msalnya pabrik,
reaktor nuklir, mobil, sepeda motor, pesawat terbang, pesawat tempur, kapal laut, kapal selam, mesin
cuci, mesin pendingin (sistem AC, kulkas, freezer), penukar kalor (heat exchanger), bejana tekan
(pressure vessel), robot dan sebagainya.
4. Proses
Berlangsungnya operasi pengendalian suatu variabel proses, misalnya proses kimiawi, fisika, biologi,
ekonomi, dan sebagainya.
5. Sistem
Kombinasi atau kumpulan dari berbagai komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
6. Diagram blok
Bentuk kotak persegi panjang yang digunakan untuk mempresentasikan model matematika dari
sistem fisik. Contohnya adalah kotak pada gambar 1 atau 2.
7. Fungsi Alih (Transfer Function)
Perbandingan antara keluaran (output) terhadap masukan (input) suatu sistem pengendalian. Suatu
misal fungsi alih sistem pengendalian loop terbuka gambar 1 dapat dicari dengan membandingkan
antara output terhadap input. Demikian pula fungsi alih pada gambar 3.
8. Sistem Pengendalian Umpan Maju (open loop system)
Sistem kendali ini disebut juga sistem pengendalian lup terbuka . Pada sistem ini keluaran tidak ikut
andil dalam aksi pengendalian sebagaimana dicontohkan gambar 1. Di sini kinerja kontroler tidak bisa
dipengaruhi oleh input referensi.
9. Sistem Pengendalian Umpan Balik
Istilah ini sering disebut juga sistem pengendalian loop tertutup . Pengendalian jenis ini adalah suatu
sistem pengaturan dimana sistem keluaran pengendalian ikut andil dalam aksi kendali.
Gambar 3. Sistem pengendalian lup tertutup
10. Sistem Pengendalian Manual
Sistem pengendalian dimana faktor manusia sangat dominan dalam aksi pengendalian yang
dilakukan pada sistem tersebut. Peran manusia sangat dominan dalam menjalankan perintah,
sehingga hasil pengendalian akan dipengaruhi pelakunya. Pada sistem kendali manual ini juga
termasuk dalam kategori sistem kendali jerat tertutup. Tangan berfungsi untuk mengatur permukaan
fluida dalam tangki. Permukaan fluida dalam tangki bertindak sebagai masukan, sedangkan
penglihatan bertindak sebagai sensor. Operator berperan membandingkan tinggi sesungguhnya saat
itu dengan tinggi permukaan fluida yang dikehendaki, dan kemudian bertindak untuk membuka atau
menutup katup sebagai aktuator guna mempertahankan keadaan permukaan yang diinginkan.
11. Sistem Pengendalian Otomatis
Sistem pengendalian dimana faktor manusia tidak dominan dalam aksi pengendalian yang dilakukan
pada sistem tersebut. Peran manusia digantikan oleh sistem kontroler yang telah diprogram secara
otomatis sesuai fungsinya, sehingga bisa memerankan seperti yang dilakukan manusia. Di dunia
industri modern banyak sekali sistem ken dali yang memanfaatkan kontrol otomatis, apalagi untuk
industri yang bergerak pada bidang yang proses nya membahayakan keselamatan jiwa manusia.
12. Variabel terkendali (Controlled variable)
Besaran atau variabel yang dikendalikan, biasanya besaran ini dalam diagram kotak disebut process
variable (PV). Level fluida pada bejana pada gambar 4 merupakan variabel terkendali dari proses
pengendalian. Temperatur pada gambar 5 merupakan contoh variabel terkendali dari suatu proses
pengaturan.
13. Manipulated variable
Masukan dari suatu proses yang dapat diubah -ubah atau dimanipulasi agar process variable
besarnya sesuai dengan set point (sinyal yang diumpankan pada suatu sistem kendali yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan keluaran sistem kontrol). Masukan proses pada gambar
4 adalah laju aliran fluida yang keluar dari bejana , sedangkan masukan proses dari gambar 5 adalah
laju aliran fluida yang masuk menuju bejana. Laju aliran diatur dengan mengendalikan bukaan katup.
14. Sistem Pengendalian Digital
Dalam sistem pengendalian otomatis terdapat komponen -komponen utama seperti elemen proses,
elemen pengukuran (sensing element dan transmitter), elemen controller (control unit), dan final
control element (control value ).
15. Gangguan (disturbance)
Suatu sinyal yang mempunyai k ecenderungan untuk memberikan efek yang melawan terhadap
keluaran sistem pengendalian(variabel terkendali). Besaran ini juga lazim disebut load.
16. Sensing element
Bagian paling ujung suatu sistem pengukuran ( measuring system) atau sering disebut sensor.
Sensor bertugas mendeteksi gerakan atau fenomena lingkungan yang diperlukan sistem kontroler.
Sistem dapat dibuat dari sistem yang paling sederhana seperti sensor on/off menggunakan limit
switch, sistem analog, sistem bus paralel, sistem bus serial serta si stem mata kamera. Contoh
sensor lainnya yaitu thermocouple untuk pengukur temperatur, accelerometer untuk pengukur
getaran, dan pressure gauge untuk pengukur tekanan.
17. Transmitter
Alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing element dan mengubahnya supaya dimengerti
oleh controller.
18. Aktuator
Piranti elektromekanik yang berfungsi untuk menghasilkan daya gerakan. Perangkat bisa dibuat dari
system motor listrik (motor DC servo, moto r DC stepper, ultrasonic motor, linier moto, torque motor ,
solenoid), sistem pneumatik dan hidrolik. Untuk meningkatkan tenaga mekanik aktuator atau torsi
gerakan maka bisa dipasang sistem gear box atau sprochet chain.
19. Transduser
Piranti yang berfungsi untuk mengubah satu bentuk energi menjadi energi bentuk lainnya atau unit
pengalih sinyal. Suatu contoh mengubah sinyal gerakan mekanis menjadi energi listrik yang terjadi
pada peristiwa pengukuran getaran. Terkadang antara transmiter dan tranduser dirancukan,
keduanya memang mempunyai fungsi serupa. Transduser lebih bersifat umum, namun transmiter
pemakaiannya pada sistem pengukuran.
20.Measurement Variable
Sinyal yang keluar dari transmiter, ini merupakan cerminan sinyal pengukuran.
21. Setting point
Besar variabel proses yang dikehendaki. Suatu kontroler akan selalu berusaha menyamakan variabel
terkendali terhadap set point.
22. Error
Selisih antara set point dikurangi variabel terkendali. Nilainya bisa positif atau negatif, bergantung nilai
set point dan variabel terkendali. Makin kecil error terhitung, maka makin kecil pula sinyal kendali
kontroler terhadap plant hingga akhirnya mencapai kondisi tenang ( steady state)
23. Alat Pengendali (Controller)
Alat pengendali sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam mengendalikan suatu proses.
Controller merupakan elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap pengaturan, yaitu
a. membandingkan set point dengan measurement variable
b. menghitung berapa banyak koreksi yang harus dilakukan, dan
c. mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungannya,
24. Control Unit
Bagian unit kontroler yang menghitung besarnya koreksi yang diperlukan.
25. Final Controller Element
Bagian yang berfungsi untuk mengubah measurement variable dengan memanipulasi besarnya
manipulated variable atas dasar perintah kontroler.
26. Sistem Pengendalian Kontinyu
Sistem pengendalian yang ber jalan secara kontinyu, pada setiap saat respon sistem selalu ada.
Pada gambar 7. Sinyal e(t) yang masuk ke kontroler dan sinyal m(t) yang keluar dari kontroler adalah
sinyal kontinyu.
http://eviandrianimosy.blogspot.com/2010/05/pengertian-sistem-kendali.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kendali