43
Nama : Rayana Samduryat NIM : 25010114130271 Kelas : D-2014 Tugas 1. Susunlah dua permasalahan 2. Buatlah permasalahan sesuai dengan teori yang ada 3. Buatlah kerangka konsep (kerangka yang sederhana) 4. Buatlah definsi operasionalnya 5. Sebutkan hipotesisnya a. Penelitian b. Statistika Kasus 1. Kista 2. Kanker payudara 3. Ambeien 4. Jerawatan 5. Stress 6. Depresi 7. Sakit gigi 8. Hepatitis B kronis jahat 9. Sembelit 10. Muntah-muntah

contoh tugas Hipotesis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

statistika

Citation preview

Nama: Rayana SamduryatNIM: 25010114130271Kelas: D-2014Tugas1. Susunlah dua permasalahan1. Buatlah permasalahan sesuai dengan teori yang ada1. Buatlah kerangka konsep (kerangka yang sederhana)1. Buatlah definsi operasionalnya1. Sebutkan hipotesisnya 1. Penelitian1. Statistika Kasus 1. Kista1. Kanker payudara1. Ambeien1. Jerawatan1. Stress1. Depresi1. Sakit gigi1. Hepatitis B kronis jahat1. Sembelit1. Muntah-muntah

1. KISTA a. Kerangka Teori Pengetahuan Penderita1. Gejala 1. Pencegahan 1. Penyebab1. Pantangan konsumsi1. Anjuran konsusmsi1.

Kejadian Kista

Karakteristik Penderita1. Usia1. Jenis kelamin1. Pendidikan 1. Wilayah

Gaya Hidup Penderita1. Pola makan1. Konsumsi junkfood1. Konsumsi kafein1. Konsumsi alkohol

b. Kerangka Konsep 1. Variabel Bebas Karakteristik penderita yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, wilayah; pengetahuan penderita yang meliputi gejala kista, pencegahan, penyebab, pantangan konsumsi, dan anjuran konsumsi; serta faktor gaya hidup penderita yang meliputi pola makan, konsusmsi junkfood, konsumsi minuman berkafein dan beralkohol.1. Variabel TerikatVaribabel terikat yaitu kejadian kista.

c. Definisi OperasionalNo.Variabel Penelitian Definisi OperasionalSkala

1.Kriteria penderita 1. UsiaIstilah usia diartikan dengan keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan dan fisiologik sama (Nuswartani, 1998). Penderita yang berpeluang terkena penyakit kista umumnya pada rentang 20-40 tahun. Kriteria :1 = < 20 tahun dan >40 tahun2 = 40-30 tahunNominal

- Jenis kelamin Keadaan anatomi responden dengan ciri mutlak yaitu laki-laki dan perempuan.Kriteria :1 = Laki-laki2 = Perempuan Nominal

1. Wilayah Tempat tinggal responden yang memiliki gejala dari penyakit kista.Kriteria :1 = Desa 2 = KotaNominal

- Pendidikan Kemampuan formal yang telah ditempuh responden. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pendidikan dibagi menjadi tiga jenjang, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.Kriteria : 1= Pendidikan dasar (tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SMP)2= Pendidikan menengah (tamat SMP, tidak tamat SMA, tamat SMA)3= Pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi)Ordinal

2. Pengetahuan Kemampuan penderita dalam menjawab dengan benar mengenai gejala gejala yang dialami apabila terjadi kista, penyebab, faktor penyebab terjadinya kista, pencegahan, pantangan makanan dan minuman serta anjuran makanan dan minuman yang dikonsumsi bagi penderita kista.Skor :1 = Tahu2 = Tidak tahuSkor pengetahuan dihitung dengan menjumlahkan seluruh jawaban pertanyaan.Ordinal

3.Gaya HidupCara seseorang melakukan kegiatan sehari-hari yang memeberikan dampak penyakit kista.Indikator gaya hidup antara lain perilaku merokok, pola makan, mengkonsumsi alkohol dan kafein. (Depkes 2002)Kriteria :1 = Baik2 = Kurang BaikOrdinal

1. Pola makan Kebiasaan makan yang diterapkan oleh responden berkaitandengan frekuensi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi yang relatif tetap. Kriteria ini diukur berdasarkan keteraturan makan dan jenis selera makanan yang disukai.Kriteria :1 = Baik2 = Kurang Baik Ordinal

1. Konsumsi junkfood Perilaku responden dalam mengkonsumsi makanan junkfood.Kriteria :1 = Tidak2 = IyaOrdinal

1. Konsumsi Kafein Perilaku responden dalam mengkonsusmsi kafein.Kriteria :1 = Tidak 2 = Iya Ordinal

1. Konsumsi alkoholPerilaku responden dalam mengkonsumsi alkohol.Kriteria :1 = Tidak2 = IyaOrdinal

4. Kejadian KistaPengertian : kista adalah rongga patologis yang berisi cairan, dibatasi oleh lapisan epitel dan jaringan ikat. Kista dapat menyebabkan pembesaran intraoral atau ekstraoral yang secara klinis dapat menyeruapi tumor jinak. Kista banyak didapatkan pada regio Oral dan Maksilofasial karena adanya sisa epitel edontogenik (Cawson, 2001,p.102)Kriteria :1 = Ya 2 = TidakSumber :Gdlhub-gdl-s1-2013-nugrahaand-27324-10.bab-2.pdfNominal

d. Hipotesis 1. Hipotesis Penelitian1. Ada hubungan antara gaya hidup dengan kista.1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kista.1. Hipotesis Statistik 1. Semakin tinggi mengkonsumsi junkfood semakin tinggi pula faktor resiko terkena kista.1. Semakin rendah mengkonsums kafein semakin rendah terkena kista.

2. KANKER PAYUDARAa. Kerangka TeoriPola Makan

Obesitas

Pemberian ASI

Kejadian Kanker Payudara

b. Kerangka KonsepVariabel Bebas :1. Pola makan1. Obesitas 1. Pemberian ASI

Variabel Terikat :Kejadian kanker payudarac. Definisi opersionalNoVariabel PenelitianDefinisi OperasionalSkala

1Pola MakanPengertian: Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola makan tersebut dipengaruhi oleh faktor ekonomi, budaya dan religi (Baliwaty, 2004)Kriteria:1 = Baik2 = Kurang BaikDasar : Pola makan yang kurang baik dapat menyebabkan resiko munculnya penyakit kanker seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food).http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/MENGATUR-MAKANAN-KANKER-PAYUDARA.pdf

Nominal

2. ObesitasPengertian : Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007).Kriteria : 1 = Tidak obesitas 2 = Obesitas Dasar :Obesitas mempunyai hubungan dengan kanker payudara,bahkan obesitas dapat meningkatkan resiko kanker payudara pada wanita postmenopause. Lemak tubuh pada wanita obesitas akan terus memproduksi estrogen. Konsentrasi tinggi estrogen akan merangsang sel-sel kanker payudara (Adderly and Williams, 2003).http://repository.maranatha.edu/1662/2/0310136_Chapter1.pdf

Nominal

3Pemberian AsiPengertian: Menurut WHO (World Health Organization) pemberian ASI eksklusif adalah memberikan bayi selain makanan atau minuman lain, termasuk air sebagai penambah air susu ibu (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral).Kriteria :1= Menyusui

2= Tidak menyusuiDasar : Menurut Harianto (2005), risiko wanita yang tidak menyusui akan lebih besar terserang kanker. Kondisi ini dipengaruhi oleh mekanisme hormonal. Wanita menyusui akan mengeluarkan hormon yang disebut prolaktin. Di dalam tubuh, hormon prolaktin tersebut akan menekan paparan hormon estrogen dalam jumlah banyak dan waktu yang lama yang dapat memicu terjadinya kanker payudara (Anothaisintawee dkk, 2013).http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/viewFile/2635/2702

Nominal

4Kanker PayudaraPengertian : Kanker payudara merupakan suatu penyakit neoplasma yang ganas atau kanker yang berasal dari epitel ductus lactiferous payudara (Henderson, 1992).Kriteria : 1 = Tidak 2 = YaDasar : Kanker Payudara dipengaruhi oleh berbagai faktor resiko, antara lain, pola makan yang tidak seimbang yang menyebabkan resiko munculnya penyakit kanker seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food), faktor obesitas menyebabkan 30% resiko terjadinya kanker, risiko wanita yang tidak menyusui akan lebih besar terserang kanker.http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/MENGATUR-MAKANAN-KANKER-PAYUDARA.pdf

Nominal

d. HipotesisHipotesis Penelitian Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian kanker payudara Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian kanker payudara Ada hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian kanker payudaraHipotesis Statistik Semakin tinggi konsumsi junkfood semakin tinggi pula resiko mengalami kejadian kanker payudara Semakin banyak lemak di dalam tubuh maka semakin besar resiko terkena kanker payudara Semakin sering seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya maka resiko terkena kanker payudara akan semakin kecil.3. AMBEIEN a. Kerangka TeoriKonstipasi Konsumsi SeratAktivitas Fisik Kejadian Ambeien

b. Kerangka Konsep1. Variabel Bebaskonstipasi, konsumsi serat, dan aktivitas fisik.1. Variabel TerikatKejadian ambeien.1. Definisi OperasionalNo.Variabel Definisi OperasionalSkala

1.Konstipasi Konstipasi merupakan dimana terjadi penurunan motilitas (pergerakan) usus, yang ditandai dengan kesulitan buang air besar (BAB).Kriteria : 1 = Tidak Konstipasi 2 = KonstipasiDasar : Konstipasi merupakan gangguan buang air besar berupa berkurangnya frekuensi buang air besar, sensasi tidak puasnya buang air besar, terdapat rasa sakit, harus mengejan atau feses keras. Konstipasi juga berarti bahwa perjalanan tinja melalui kolon dan rektum mengalami penghambatan dan biasanya disertai kesulitan defekasi. Disebut konstipasi bila tinja yang keluar jumlahnya hanya sedikit, keras, kering, dan gerakan usus hanya terjadi kurang dari 3 x dalam 1 minggu (Admin, 2007).http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/41-50-Jurnal-Ponco.pdf

Nominal

2. Konsumsi seratPengertian: Serat merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.Kriteria :1= Tinggi

2= RendahDasar : Konstipasi juga tampak sebagai akibat kebiasaan diit (konsumsi rendah terhadap masukan serat dan kurangnya asupan cairan). Kalau hal ini dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan hemoroid (Smeltzer and Bare, 2001).http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/41-50-Jurnal-Ponco.pdf

Ordinal

3.Aktivitas fisik Pengertian: aktivitas fisik ialah gerakan tubuh oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya yang memerlukan pengeluaran energi (Almatsier, 2003) Kriteria:1 = Ringan2 = Sedang3 = BeratDasar : Aktivitas merupakan aksi energenetik atau kearah bergerak, semua aktivitas individu berbeda pada setiap individu, tergantung pada kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari. Seseorang dengan pekerjaan yang berat tentu dia akan memiliki aktivitas yang berat pula. Hal ini memerlukan adaptasi terhadap sistem tubuhnya dengan memberikan tahanan pada vena hemoroidalis yang tinggi dan terjadi penekanan yang berlebihan pada vena di daerah anus.http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/41-50-Jurnal-Ponco.pdfOrdinal

4.Kejadian ambeienPengertian : Penderita yang mengalami gejala klinis hemorrhoidKriteria :1 = Ya2 = TidakDasar:Karya tulis ilmiah Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Undip SemarangNominal

1. HipotesisHipotesis Penelitian Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan ambeien. Ada hubungan antara konsumsi serat dengan ambeien.Hipotesis Statistik Semakin berat aktivitas fisik semakin tinggi pula faktor resiko terkena ambeien. Semakin rendah konsumsi serat, semakin tinggi terkena ambeien.

4. JERAWATANa. Kerangka TeoriUsia Faktor GenetikHormonal Kejadian Jerawatan

b. Kerangka Konsep1. Variabel Bebas Yaitu : Usia, faktor genetik, dan hormonal1. Variabel Terikat Yaitu : Kejadian jerawatan c. Definisi Operasional No.Variabel Penelitian Definisi OperasionalSkala

1.UsiaKeadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda antara 30%-60% dengan insiden tertinggi antara usia 14 dan 17 tahun untuk anak perempuan serta antara usia 16 dan 19 tahun untuk anak laki-laki (Clark, 1993).Kriteria :1 = 192 = 14 19 tahun Sumber :Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas antara usia 14-19 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormone pada remaja. Sedangkan ketika remaja, kulit mengelupas empat minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85% populasi mengalami jerawat pada usia 12-25 tahun, 15% populasi mengalaminya hingga usia 25 tahun.http://makalah-asuhan-kebidanan.blogspot.com/2011/02/askep-acne-jerawat.htmlNominal

2. Faktor genetik Faktor genetik memegang peranan penting terhadap kemungkinan seseorang menderita akne.Kriteria :1 = Tidak Ada2 = AdaSumber :Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa akne terdapat pada 45% remaja yang salah satu atau ke dua orang tuanya menderita akne, dan hanya 80% bila ke dua 20 orang tuanya tidak menderita akne. Ada hubungan antara sindrom XYY dengan akne yang berat (Soetjiningsih, 2004).Nominal

3.Hormonal Faktor hormonal merupakan penyebab jerawat membandel yang terbesar biasanya terkait dengan masalah hormonal pada usia remaja. Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi dapat mempengaruhi akne. Pada wanita, 60-70% akne yang diderita menjadi lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah menstruasi (Soetjiningsih, 2004).Kriteria :1 = Hormon tinggi2 = Hormon rendahSumber :Menurut Harahap (2000), hormon androgen memegang peranan penting karena kelenjar palit sangat sensitif terhadap hormon ini. Pada wanita, kadar testoteron plasma sangat meningkat padapenderita akne. Berbeda dengan konsentrasi testosterone pada penderita akne pria tidak berbeda dengan yang tidak menderita akne.jtptunimus-gdl-faridatulk-5518-3-babii.pdf

Nominal

4.Kejadian JerawatAkne vulgaris merupakan kelainan kulit yang ditandai adanya komedo, papula, pustula, nodul, kista dan pada beberapa kasus didapatkan jaringan parut dengan tempat predileksi pada muka, leher, badan bagian atas dan lengan atas. Kriteria :1 = Ada Jerawat2 = Tidak Ada jerawatDasar :Sehat_Kabau_G2A008173_Lap.KTI.pdf

Nominal

d. HipotesisHipotesis Penelitian Ada hubungan antara faktor genetik dengan jerawat. Ada hubungan antara hormonal dengan jerawat.Hipotesis Statistik Semakin tinggi faktor genetik semakin tinggi pula faktor resiko terkena jerawat. Semakin rendah kadar hormon dalam tubuh, semakin rendah terkena jerawat.

5. STRESSa. Kerangka TeoriTingkat stress akademikUsiaJenis KelaminIndeks Prestasi

b. Kerangka KonsepVariabel bebas- Usia- Jenis kelamin- Indeks prestasiVariabel terikat- Tingkat stress akademikc. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala PengukuranNo.Variabel PenelitianDefinisi OperasionalSkala Pengukuran

1.UsiaPengertian :Satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan responden dalam satuan tahun, terhitung saat responden lahir hingga pengamblan dataKriteria : Usia responden dalam satuan tahunDasar :The levels of academic stress among students regular 2010 Faculty of NursingSkala nominal

2.Jenis kelaminPengertian :Pertanda gender seseorang yaitu laki-laki dan perempuanKriteria :0. Laki laki0. perempuanDasar : jurnal ilmiahArchieves of Internal Medicine nominal

3Indeks PrestasiPengertian:Nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian satu program studi respondenKriteria:1. 1 karies, dihitung satu karies.Dasar:Penelitian frekuensi konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana, kebiasaan membersihkan gigi dengan kejadian karies gigi FKG Unpad 2010.Rasio

2.Frekuensi konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana

Pengertian:jumlah berapa kali seorang anak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung sumber gula sederhana dalam sehari semalam.Kriteria:Jumlah konsumsiDasar:Penelitian frekuensi konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana, kebiasaan membersihkan gigi dengan kejadian karies gigi FKG Unpad 2010.Rasio

3.Kebiasaan membersihkan gigi

Pengertian:jumlah skor frekuensi membersihkan gigi dengan skor waktu membersihkan gigiKriteria:frekuensi membersihkan gigi Dasar:Penelitian frekuensi konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana, kebiasaan membersihkan gigi dengan kejadian karies gigi FKG Unpad 2010.Interval

d. Hipotesis Hipotesis penelitian Ada hubungan frekuensi konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana dengan karies gigi Ada hubungan kebiasaan membersihkan gigi dengan karies gigiHipotesis operasional H0=Tidak ada hubungan frekuensi konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana dengan karies gigiH1= Ada hubungan konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana dengan karies gigi H0=Tidak ada hubungan kebiasaan membersihkan gigi dengan karies gigiH1= Ada hubungan kebiasaan membersihkan gigi dengan karies gigi

8. HEPATITIS B KRONIS JAHATa. Kerangka TeoriKejadian Hepatitis B Kronis Jahat Pekerjaan Riwayat VaksinasiRiwayat Keluarga Riwayat Transfusi Darah

b. Kerangka Konsep 1. Variabel BebasMeliputi pekerjaan, riwayat keluarga, riwayat vaksinasi, dan riwayat transfusi darah.1. Variabel TerikatKejadian hepatitis B kronis jahat.c. Definisi Operasional No.Variabel PenelitianDefinisi OperasionalSkala

1. PekerjaanPengertian : Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi.Kriteria :1. = Bukan Tenaga Kesehatan1. = Tenaga KesehatanDasar : Penderita hepatitis B yang memiliki risiko tinggi penularan adalah mereka yang pekerjaannya kontak langsung dengan darah atau bekerja sebagai tenaga kesehatan (WHO, 2012). Atoillah (2010) mengemukakan bahwa kelompok yang mudah terinfeksi hepatitis B adalah petugas medis (Petugas laboratorium, transfuse darah, kamar bedah, dokter gigi dan dokter bedah dan lain-lain). Setiawan (2012) mengemukakan bahwa populasi yang bekerja di institusi kesehatan sangat berisiko terhadap virus hepatitis B karena profesi mereka sangat erat kontak langsung dengan darah maupun secret orang yang terinfeksi.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4291/ANDI%20MUSDALIFAH_K11109364.pdf?sequence=1

Nominal

1. Riwayat KeluargaPengertian : Apabila ada salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit Hepatitis B.Kriteria :1. = Tidak Hepatitis1. = HepatitisDasar : Green (2005) mengungkapkan bahwa perempuan hamil dengan hepatitis B juga dapat menularkan virusnya pada bayi, kemungkinan besar saat melahirkan dikarenakan jumlah virus Hepatitis B dalam darah jauh lebih tinggi daripada HIV atau virus hepatitis C, jadi hepatitis B jauh lebih mudah menular dalam keadaan tertentu, misalnya dari ibu ke bayi saat melahirkanSulaiman (1990) menyatakan bahwa penularan hepatitis B 5-10% terjadi secara perinatal dari ibu ke anak, dan ditemukan bayi yang dilahirkan 90% akan menjadi hepatitis kronik. Penelitian Nwokediuko et,al (2010) di Nigeria mengemukakan bahwa faktor risiko tidak hanya pada orang tua saja tetapi juga pada saudara kandung, dan keluarga lainnya.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4291/ANDI%20MUSDALIFAH_K11109364.pdf?sequence=1

Nominal

1. Riwayat Vaksinasi

Pengertian : Riwayat vaksinasi adalah tindakan vaksin yang pernah diterima oleh responden sebelum menderita hepatitis B yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Kriteria:1. = pernah mendapatkan vaksinasi 1. =tidak pernah mendapatkan vaksinasiDasar : Vaksin hepatitis B ini memberi proteksi terhadap HBV dari semua subtipe yang dikenal (Kosasih E.N, 1992). Survei serologic dari berbagai daerah (pendonor, ibu hamil, neonatus, anak balita mulai dilakukan pada tahun 1972, data epidemiologi infeksi hepatitis B yang dihasilkan adalah adanya peran secara horizontal infeksi hepatitis B yang lebih besar secara kuantitastif dibandingkan dengan penularan secara vertikal, sehingga untuk menanggulangi penularan hepatitis B baik vertikal maupun horizontal dibutuhkan vaksinasi missal terhadap semua neonatus (Sulaiman, 1990). Orang yang pernah mendapatkan vaksinasi hepatitis B memiliki risiko rendah tertular hepatitis B atau protektif (bersifat melindungi), sedangkan orang yang berisiko tinggi adalah yang tidak pernah mendapatkan vaksinasi hepatitis B.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4291/ANDI%20MUSDALIFAH_K11109364.pdf?sequence=1

Nominal

1. Riwayat Transfusi DarahPengertian: Pengalaman untuk melakukan proses penyaluran darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnyaKriteria :1= Tidak pernah transfusi2= Pernah transfuseDasar : Atoillah (2010) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas penularan adalah volume inoculume yaitu makin besar volume inokulum yang masuk kedalam tubuh maka masa inkubasi infeksi hepatitis B makin pendek dan perjalanan penyakit makin berat.Penelitian Quresh (2009) juga menemukan bahwa risiko penularan penyakit melalui transfusi darah 1,5 kali lebih besar pada penderita, sedangkan penelitian Pareira et al (2009) menemukan prevalensi penyakit hepatitis B 3 kali lebih besar pada mereka yang memiliki riwayat transfusi darah.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4291/ANDI%20MUSDALIFAH_K11109364.pdf?sequence=1

Nominal

1. Faktor Risiko Kejadian Hepatitis B Kronis

Pengertian :World Health Organisation (WHO) tahun 2011 menyatakan kasus hepatitis B hanya sebagian saja yang dapat dideteksi, hal ini karena sifat penyakit ini tidak terlalu menunjukkan gejala Center For Disease Control (CDC) tahun 2010 dalam Mauss (2012) mengemukakan bahwa kasus hepatitis B banyak tidak terdeteksi karena sifatnya yang asimptomatik dan penderitanya akan menyadarinya setelah sifat dari penyakit ini akut atau kronis. Virus hepatitis B merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius (WHO, 2012.d). Sekitar dua miliar orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus hepatits B, 360 juta hidup dengan infeksi kronis dan 600.000 orang meninggal setiap tahunnya (WHO, 2011.b).Kriteria :1. = Ya1. = TidakDasar :jtptunimus-gdl-rahmayanti-6593-2-babi.pdf

Nominal

d. Hipotesis Hipotesis penelitian Ada hubungan antara pekerjaan dengan resiko terkena penyakit hepatitis B kronis jahat Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan resiko terkena penyakit hepatitis B kronis jahat Ada hubungan antara riwayat vaksinasi dengan penyakit hepatitis B kronis jahat. Ada hubungan antara transfusi darah dengan resiko terkena penyakit hepatitis B kronis jahat.Hipotesis statistik Semakin tinggi riwayat keluarga, maka semakin tinggi terkena penyakit hepatitis B kronis jahat. Semakin rendah riwayat transfusi darah, maka semakin rendah terkena penyakit hepatitis B kronis jahat.

9. SEMBELIT

b. Kerangka KonsepKonsumsi ObatStatus Hidrasi Konsumsi SeratKejadian Sembelit pada Lansia

c. Kerangka TeoriVariabel Bebas1. Usia1. Status Hidrasi1. Konsumsi Serat

Variabel TerikatKejadian Sembelit

d. Definisi Operasional

No.Variabel PenelitianDefinisi OperasionalSkala

1.Konsumsi ObatPengertian : konsumsi obat merupakan kebutuhan atau kebiasaan individu ketika merasa tidak sehat atau mendapatkan resep dari tenaga ahli kesehatan atau dokter.

Kriteria :1 = Sedikit2 = Banyak

Dasar : Sembelit pada usia lanjut atau lansia disebabkan oleh pengaruh konsumsi obat-obatan seperti obat anti kolinergik, golongan analgetik, diuretic, dan golongan narkotik.

http://repository.unand.ac.id/18040/1/HUBUNGAN%20ASUPAN%20SERAT%20DAN%20CAIRAN%20DENGAN%20KEJADIAN%20KONSTIPASI%20PADA%20LANJUT%20USIA%20DI%20PANTI%20SOSIAL.pdf

Ordinal

2.Status hidrasiPengertian : Status hidrasi adalah suatu kondisi yang menggambarkan jumlah cairan dalam tubuh seseorang yang dapat diketahui dengan cara pemeriksaan berat jenis urin (BJU).

Kriteria :1 = Cukup2= Tidak Cukup

Dasar : Status hidrasi yang rendah dapat memperburuk sembelit atau konstipasi pada lanjut usia, karena pada umumnya lanjut usia membatasi asupan cairan yang dapat menyebabkan seringnya buang air kecil (Martelena, 2003)

http://repository.unand.ac.id/18040/1/HUBUNGAN%20ASUPAN%20SERAT%20DAN%20CAIRAN%20DENGAN%20KEJADIAN%20KONSTIPASI%20PADA%20LANJUT%20USIA%20DI%20PANTI%20SOSIAL.pdfNominal

3.Konsumsi Serat

Serat merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.

Kriteria :

1= Tinggi

2= Rendah

Dasar : Konstipasi juga tampak sebagai akibat kebiasaan diit (konsumsi rendah terhadap masukan serat dan kurangnya asupan cairan). Kalau hal ini dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan hemoroid (Smeltzer and Bare, 2001).

http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/41-50-Jurnal-Ponco.pdf

Ordinal

4. Kejadian Sembelit pada LansiaSembelit merupakan dimana terjadi penurunan motilitas (pergerakan) usus, yang ditandai dengan kesulitan buang air besar (BAB).

Kriteria :1. = Tidak Sembelit1. = Sembelit

Dasar : Sembelit merupakan gangguan buang air besar berupa berkurangnya frekuensi buang air besar, sensasi tidak puasnya buang air besar, terdapat rasa sakit, harus mengejan atau feses keras. Berdasarkan hasil penelitian pada Panti Sosial Sabai Nan Abih Sicicin Tahun 2010, asupan serat yang kurang, cairan yang dikonsumsi tidak sesuai dan konsumsi obat yang banyak dapat menyebabkan sembelit.

http://repository.unand.ac.id/18040/1/HUBUNGAN%20ASUPAN%20SERAT%20DAN%20CAIRAN%20DENGAN%20KEJADIAN%20KONSTIPASI%20PADA%20LANJUT%20USIA%20DI%20PANTI%20SOSIAL.pdfNominal

e. Hipotesis Hipotesis Penelitian Ada hubungan antara konsumsi obat dengan kejadian sembelit pada lansia Ada hubungan antara status hidrasi dengan kejadian sembelit pada lansia Ada hubungan antara konsumsi serat dengan kejadian sembelit pada lansia

Hipotesis Statistik Semakin banyak obat yang dikonsumsi maka resiko lansia mengalami sembelit semakin tinggi Semakin rendah tingkat hidrasi pada lansia maka resiko mengalami sembelit semakin besar Semakin rendah tingkat konsumsi serat maka semakin tinggi resiko lansia mengalami sembelit.

10. MUNTAH-MUNTAH

a. Kerangka Konsep

Gangguan PencernaanMasa KehamilanKejadian Muntah-muntah

b. Kerangka TeoriVariabel Bebas:1. Gangguan Pencernaan1. Masa Kehamilan

Variabel Terikat:Kejadian Muntah-muntah

c. Definisi Operasional

No.Variabel PenelitianDefinisi OperasionalSkala

1.Gangguan pencernaanPengertian :Proses metabolisme yang terjadi secara tidak normal di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi.

Kriteria : 1 = saluran pencernaan normal 2= Saluran pencernaan mengalami iritasi

Dasar :Rasa mual umumnya timbul karena asam lambung yang meningkat akibat pola makan yang salah. Pola makan yang salah itu misalnya sering terlambat makan, mengonsumsi makanan yang terlalu pedas dan asam, minum minuman bersoda. Ketiga kemungkinan tersebut dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung. Tindakan paling aman adalah menghindari alkohol penyebab tersebut dan mengatur kembali pola makannya menjadi lebih baik serta berkualitas (Chopra, 2005).

http://fk.unand.ac.id/images/skills_lab_blok_2.6.pdf

Nominal

2. Masa kehamilanPengertian :Masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Kriteria :1= tidak mengalami muntah-muntah 2= mengalami muntah-muntah

Dasar : Peningkatan insidensi mual muntah pada wanita yang mengalami beberapa kehamilan, dikarenakan hormon estrogen dan progesteron memiliki kadar lebih besar dibandingkan wanita yang baru hamil pertama kali (Tiran, 2008, hlm. 8). Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual, dan beberapa orang sampai muntah-muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut, tapi kadang-kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan.

Fitria, Rahmi. 2013. Efektifitas Jahe Untuk Menurunkan Mual Muntah Pada Kehamilan Trimester I Di Puskesmas Dolok Masihul Kab. Serdang. Jurnal Martenity and Neonatal Vol 1 No 2

Nominal

3.Kejadian muntah-muntah Pengertian :Muntah adalah pengeluaran isi lambung dengan kekuatan secara aktif akibat adanya kontraksi abdomen, pilorus, elevasi kardia, disertai relaksasi sfingter esofagus bagian bawah dan dilatasi esofagus.

Kriteria :1= Tidak2= Ya

Dasar :Kejadian muntah-muntah dapat terjadi karena gangguan pencernaan yang menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan sehingga menimbulkan rasa mual dan menyebabkan muntah-muntah. Selain itu, kehamilan juga mempengaruhi terjadinya muntah-munta karena adanya hormone estrogen.

http://fk.unand.ac.id/images/skills_lab_blok_2.6.pdf

Nominal

d. HipotesisHipotesis Penelitian Ada hubungan antara gangguan pencernaan dengan kejadian muntah-muntah Ada hubungan antara masa kehamilan dengan kejadian muntah-muntah

Hipotesis Statistik Semakin sering mengkonsumsi pola makan yang salah maka resiko terkena kejadian muntah-muntah semakin besar Semakin tua usia kehamilan maka resiko mengalami kejaadian muntah-muntah pada ibu hamil semakin berkurang