contohRKS Dan SPEKs

Embed Size (px)

DESCRIPTION

spesifikasi teknis

Citation preview

RKS

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)DAN SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN

A. PERSYARATAN UMUM

1. Spesifikasi Umum

a. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.

b. Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpangsiuran informasi dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat, kejelasan pelaksanaan.

c. Bilamana ada ketidaksesuaian antara gambar dengan RKS, maka Penyedia Jasa diwajibkan menginformasikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan dilakukan pembahasan untuk diambil keputusan seraca bersama-sama dengan prinsip tidak mengurangi dari sisi kualitas. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan keadaan di lapangan maka Pemborong harus melaporkan ke Direksi/Konsultan Pengawas untuk diteruskan ke Perencana (jangan mengambil interprestasi sendiri).2. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.

b. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya.c. Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.

d. Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.3. Gambar Dokumen

Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan dan Penyedia Jasa konstruksi untuk memperpanjang/meng- claim biaya maupun waktu pelaksanaan

4. Shop Drawing

a. Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas/Perencana.

b. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan/atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.5. Ukuran

a. Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja A (Arsitektur) pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.

b. Penyedia Jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan Direksi.

6. Sarana Kerja

a. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini.b. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop dan peralatan) yang dimiliki, apabila ada pekerjaan yang di fabrikasi di luar lokasi pekerjaan.c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut.

7. Syarat Bahan

a. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.

b. Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan

8. Merk Pembuatan Bahan

a. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan & persyaratan Pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.

b. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut.

c. Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik harus di bawah pengawasan/supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.

d. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik dan/atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.e. Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

f. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas/Perencana.g. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas/Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of appearence.

h. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPMK turun.9.Koordinasi Pelaksanaan

a. Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa konstruksi harus mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.b. Penyedia Jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas/Perencana dengan Penyedia Jasa konstruksi bawahan atau Supplier bahan.c. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi/Konsultan Pengawas/Perencana di lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik.10.Persyaratan Pekerjaan

a. Penyedia Jasa konstruksi wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus sesuai intruksi Pabrik.b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia Jasa konstruksi wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja terkait pekerjaan lain antara lain pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.

11.Pelaksanaan Pekerjaan

a. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus tepat sesuai Gambar Kerja.b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.

c. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi wajib meneliti Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.

d. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.

e. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.

f. Penyedia Jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa konstruksi, Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.

g. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.

h. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa konstruksi.

12.Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali

a. Penyedia Jasa konstruksi harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada/existing di Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa Air Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah tanah apabila ada.b. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran untuk pekerjaan lain, maka Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada. Dalam kasus ini, Penyedia Jasa konstruksi tidak dapat menclaim sebagai pekerjaan tambah.

c. Penyedia Jasa konstruksi wajib melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas sebelum melakukan pembongkaran/pemindahan segala sesuatu yang ada di Lapangan.

B. PERSYARATAN TEKNIS

1. Pekerjaan Sarana Tapak

Pekerjaan ini meliputi :

a. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja

Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa konstruksi. Air harus bersih, bebas dari bau, Lumpur, Minyak dan Bahan Kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa konstruksi.

b. Drainase Tapak.

Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat Saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada. Pembuatan Saluran sementara harus sesuai petunjuk atau persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan Persiapan

a. Pekerjaan Pembersihan Sebelum Pelaksanaan

Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari Tapak Konstruksi terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Direksi/Konsultan Pengawas, tidak akan digunakan lagi maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan. Hasil pembongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik Pemberi Tugas. Serah terima akan diatur oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

b. Pekerjaan Penentuan Patok Dasar atau Peil P ( 0.00.

P ( 0.00 Finishing arsitektur adalah sama dengan elevasi lantai dasar gedung. Tinggi sisi atas Papan patok Ukur harus sama dengan lainnya, dan atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi.

Setelah selesai pemasangan Papan Patok Ukur, Penyedia Jasa konstruksi harus melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas/Perencana untuk mendapat persetujuan.

c. Pekerjaan Perbaikan Kembali

Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa mengganggu sistem yang ada, dengan mengikuti petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas terhadap kerusakan/cacat karena : Pembongkaran yang terpaksa dilakukan terhadap bagian / komponen bangunan hasil paket sebelumnya maupun yang sedang berjalan dan existing struktur yang dipertahankan.

Kesalahan atau kelalaian Penyedia Jasa konstruksi.

3.Personil yang Dibutuhkana.Pemborong wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut Pelaksana, yang cakap untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan.

b.Pelaksana, dengan kualifikasi minimum STM Bangunan dengan pengalaman kerja lapangan minimum 5 (lima) tahun dan memiliki Sertifikat Ketrampilan (SKT) Tingkat I bidang Arsitektur sub bidang ketrampilan Pelaksana bangunan gedung atau pekerjaan gedung.

c.Quantity Surveyor, dengan kualifikasi minimum STM dengan pengalaman kerja lapangan minimum 5 (lima) tahun dan memilik Sertifikat Ketrampilan (SKT) Tingkat I bidang Arsitektur sub bidang ketrampilan juru ukur kuantitas bangunan gedung.

d.Tenaga administrasi harus berpendidikan minimum SMU/SMK atau sederajat, pengalaman kerja bidang administrasi minimal 5 (lima) tahun.

e.Tenaga logistik harus berpendidikan minimum SMU/SMK atau sederajat, pengalam kerja minimal 5 (lima tahun).

4.Peralatan yang Harus DisediakanSemua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus disediakan oleh Pemborong dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai antara lain:

a.Peralatan pertukangan yang berkaitan dengan jenis pekerjaan.b.Bila terdapat item pekerjaan pembuatan beton, maka penyedia jasa wajib menyediakan peralatan:

- Beton molen 1 unit.- Alat pembengkok besi.c.Perlengkapan penerangan untuk penerangan dan kerja lembur.d. Gerobak doronge.Peralatan lainnya, yang nyata-nyata diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.5.Jaminan Keselamatan Kerja dan Kesehatan

a.Sejumlah obat - obatan dan peralatan medis menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di lapangan.

b.Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan serius, Pemborong harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.

c.Pemborong wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua Petugas/Pekerja, baik yang berada dibawah kekuasaannya maupun yang berada dibawah Pihak ketiga.

d.Pemborong wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak begi semua petugas dan pekerja lapangan.

e.Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak diperkenankan berada di lapangan pekerjaan, tanpa ijin tertulis dari Pemberi Tugas.6.Keamanan Proyek

a.Pemborong diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik proyek, Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.

b. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang - barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Pemborong dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.

c.Apabila terjadi kebakaran, Pemborong bertanggung-jawab atas akibatnya. Untuk itu Pemborong harus menyediakan alat - alat pemadam kebakaran yang siap dipakai, ditempatkan ditempat yang strategis dan mudah dicapai.

C. PERSYARATAN PEKERJAAN FISIK

C. 1. PEKERJAAN GALIAN TANAH1.Lingkup Pekerjaan

a.Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

b.Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub struktur, cut and fill dan pekerjaan lain seperti yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

c.Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika ada), terutama untuk galian yang membahayakan bangunan eksisting dan pekerja.

d.Pembuangan sisa galian yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

2.Syarat-syarat Pelaksanaan

a.Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.

b.Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, atau kepada Penguasa/intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.

c.Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan yang berlangsung tersebut tidak terganggu.

d.Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal mengenai Pekerjaan Urugan & Pemadatan. Pekerjaan Pengisian/Pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

e.Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal setiap lapisan 20 cm lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi pemadatan.

f.Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada dasar galian.

g.Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

h.Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.C. 2.PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

1.Lingkup Pekerjaan

a.Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

b.Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur, cut and fill dan pekerjaan lain yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

2.Spesifikasi Bahan

Bahan untuk urugan tersebut dengan menggunakan bahan bekas galian atau mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

NoNama BahanSpesifikasi Teknis

1.Tanah Urug- Tanah harus tidak mengandung air akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.

- Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.

3.Syarat-syarat Pelaksanaan

a.Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan.

b.Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.

c.Pada daerah basah/ada genangan air, pemborong harus membuat saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air.

d.Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya.

e.Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/Konsultan Pengawas maka pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat/Compactor. Pemilihan jenis dan kapasitas Compactor harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

f.Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan, kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal mengenai Pekerjaan alian Tanah.

g.Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua drainase darurat dengan cara kerja yang akan dilakukan pemborong harus disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

h.Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat persetujan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

i.Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.

j.Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.

k.Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali pengerjaannya atau diganti dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.

l.Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

m.Pemborong harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat, ia harus membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan drainase.C. 3.PEKERJAAN TALUD DAN PONDASI PASANGAN BATU BELAH

1.Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pasangan batu belah untuk pondasi bangunan, talud serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

2.Spesifikasi Bahan

NoNama BahanSpesifikasi Teknis

1.Batu belah

- Batu belah ex. lokal- Batu belah yang digunakan adalah batu belah (tidak bulat) dan tidak porous.

- Pasir yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya.

2.Pasir pasang- Pasir pasang ex. kaliworo

3.Semen- Semen portland Gresik, Tiga roda, Holcim

4.Bahan perekat- adukan : 1 Pc : 8 psr

3. Syarat Pelaksanaan

a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan PUBI 1982, dan harus seijin Direksi / Konsultan Pengawas.

b. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah dasar harus diberi lapisan urugan pasir dibawahnya setebal 5 cm dan dipadatkan. Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan bagian dalam harus terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi dengan kricak. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam satu hari. Sisi samping pondasi harus diplester kasar sesuai adukan perekat pondasinya.C. 4.PEKERJAAN BETON BERTULANG

1.Lingkup Pekerjaan

a.Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b.Meliputi pekerjaan beton (sloof, kolom, ring, balok, pondasi foot plat, Plat Lantai, Topi-topi beton) serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.2.Spesifikasi Bahan

NoNama BahanSpesifikasi Teknis

1.Pasir pasang- Pasir pasang ex. kaliworo

2.Semen- Semen portland Gresik, Tiga roda, Holcim

3.Koral Beton/Split- Kerikil split/ batu pecah 2/3- Digunakan koral/split pecah mesin yang bersih, bermutu baik tidak berpori.

4.Bahan perekat- adukan : 1 Pc : 3 psr : 5 split

5.Pembesian- 12mm : BJTP U-24 (Tulangan Polos) dan > 12mm : BJTD U-40 (Tulangan Ulir) SNI, besi harus bersih dari lapangan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpi-serpih dan sebagainya.

6.Begesting- Kayu kelas III (kayu cetakan) sengon - Papan kayu tahun 2/20x200 cm, sengon

3.Syarat-syarat Pelaksanaan

a.Pemakaian Jenis Adukan Beton.

Semua beton menggunakan campuran 1 Pc : 3 psr : 5 splitb.Pembesian

1.Pembuatan tulang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971.

2.Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.

3.Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-19771.

4.Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.

c.Cara Pengadukan

Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas.d.Pengecoran Beton

1.Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.

2.Sebelum melakukan pengecoran, campuran adaukan beton yang sudah siap untuk dilakukan pengecoran, kontraktot terlebih dahulu diwajibkan membuat sempel beton berupa kubus beton dengan ukuran 15x15x15 cm dan diberi tanggal pembuatan serta disimpan untuk selanjutnya diserahkan kepada Direksi/Pengawaskan.

3.Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pengawas.

4.Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.

5.Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pengawas.

6.Untuk pengecoran dengan luasan dan atau volume besar maka untuk menghindarkan/meminimalkan retak-retak akibat susut, pengecoran harus dilakukan dalam pentahapan dengan pola papan catur, urutan pekerjaan harus diusulkan oleh Pemborong untuk mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

7.Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak. Setelah permukaan siar tersebut bersih, Calbond harus dilapiskan merata seluruh permukaan.

e.Pekerjaan Acuan/Bekesting

1.Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.

2.Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.

3.Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

4.Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971.

5.Kayu yang dipakai adalah papan dengan tebal minimal 2.5 cm

f.Kawat Pengikat

Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.

Kawat pengikat besi beton/rangka harus memnuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).

g.Pekerjaan pembongkaran Acuan/Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dari Manajemen Konstruksi setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.

h.Pelaksana/Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).

i.Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.

j.Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material: besi , koral, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

k.Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24 jam setelah pengecoran.

l.Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

m.Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

n.Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971).

o.Bagian-bagian yang tertanam dalam beton:

1)Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.

2)Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.

p.Sparing Conduit dan pipa-pipa:

1.Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.

2.Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi Pengawas.

3.Bila sparing-sparing (pipa, counduit dan lain-lain) berpotongan dengan tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Direksi Pengawas.

4.Semua sparing-sparing (pipa, counduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

5.Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

q.Hal -hal lain (Miscellaneous Items).

Isi lubang-lubang dan buka-bukaan yang harus dibeton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan.C.5.PEKERJAAN DINDINGC.5.1.PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.2.Spesifikasi Bahan

NoNama BahanSpesifikasi Teknis

1.Pasir pasang- Pasir pasang ex. kaliworo

2.Semen- Semen portland Gresik, Tiga roda, Holcim

3.Batu bata- Batu bata 5x11x22

4.Bahan perekat- adukan : 1 Pc : 8 psr

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a.Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 8 pasir, kecuali pasangan batu bata semen trasram

b.Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 200 cm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.

c.Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.

d.Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.

e.Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.

f.Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak diperkenankan.

g.Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan hal lain hal ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

h.Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua.

i.Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.

j.Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan adukan 1PC : 3 pasir.

k.Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diijinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester). Penuh dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.

l.Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian diketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite harus tertutup aduk plesteran.

m.Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan beton yang akan difinish dengan cat.

n.Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan lainnya, maka permukaan pleterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.

o.Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambart Kerja dan /atau sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.

p.Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.

q.Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai. Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

r.Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 minggu.

s.Khusus untuk dinding pasanga batu bata pada peturasan, sebelum pelaksanaan pekerjaan aduk plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi lapisan kedap air setinggi 40 cm dari peil finish lantai yang bersangkutan.

t.Untuk perbaikan bekas bobokkan instalasi ME sebelum diplester kembali harus menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.C. 5.2. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

a.Pekerjaan yang dimaksud meliputi

Berapen

Plesteran

Plesteran kedap air

Plesteran halus/aci halus

Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja

b.Pekerjaan plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta permukaan beton yang terlihat, dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk difinish.2.Spesifikasi Bahan

NoNama BahanSpesifikasi Teknis

1.Pasir pasang- Pasir pasang ex. kaliworo

2.Semen- Semen portland Gresik, Tiga roda, Holcim

3.Bahan perekat- adukan : 1 Pc : 8 psr

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a.Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume

Cara Pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit

b.Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 PC : 3 Pasir beton. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.

c.Plesteran adalah campuran 1 PC : 8 pasir .

Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

d.Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 pasir beton.

Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

e.Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat campuran yang homogen.

Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 7 hari (sudah kering benar)

f.Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.

g.Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.

h.Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di ketrek/scratched.

Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite harus tertutup aduk plesteran

i.Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan beton yang akan difinish dengan cat.

j.Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur garis horisontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.

k.Ketebalan plesteran aharus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.

Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.

l.Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M. Sponengan harus rapi dan lurus.

m.Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.

n.Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai jenuh.

o.Jika terjadi keretakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

p.Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 minggu

q.Khusus untuk dinding pasangan batu bata atau concrate block pada peturasan, sebelum pelaksanaan pekerjaan aduk plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi lapisan kedap air setinggi 40 cm dari peil finish lantai bersangkutan

r.Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali harus menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.C. 6.PEKERJAAN CAT

1.Lingkup Pekerjaan

Pengecatan dilakukan pada penecatan dinding bagian luar dan dalam.2.Spesifikasi Bahan

NoNama BahanSpesifikasi Teknis

1.Cat dinding- Bahan cat yang digunakan adalah ex. Decolith atau setara

3.Syarat-syarat Pelaksanaan

a.Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah).

b.Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan.

c.Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecata.

d.Seluruh bidang pengecatan untuk dinding dalam diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.

e.Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas serta nstalansi didalamnya telah selesai dengan sempurna.

f.Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Direksi / Konsultan Pengawas, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi selam tidak lebih 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.

g.Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.

h.Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/peerimaan bahan yang dikirim oleh Penyedia Jasa Konstruksi ke tempat pekerjaan.

i.Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

j.Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.

k.Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.

l.Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya.

m.Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/ berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

n.Penecatan Kayu.

Pengecatan dilakukan dengan cara sesuai petunjuk dari pabriknya atau sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan kayu harus dihampelas dengan kertas hampelas atau digosok dengan batu kembang kemudian dibersihkan dari semua kotoran. Setelah diberi cat dasar, lubang - lubang dari bekas paku, retak-retak dan cacat-cacat lain harus didempul dengan warna dempul yang sesuai dengan warna cat sehingga permukaannya menjadi rata dan halus/licin, baru kemudian dicat minimum 2 (dua) kali. pengecatan dilakukan ditempat yang bebas dari panas matahari langsung, lapis demi lapis dengan jarak waktu minimum 12 jam setelah pengecatan pertama dilakukan.16