8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lalat rumah (Musca domestica) merupakan jenis serangga, termasuk subordo Cyclorrapha, ordo Diptera yang sering di jumpai dalam keseharian kita dan pada hampir semua jenis lingkungan. Lalat rumah juga dapat membawa bakteri patogen, protozoa, telur serta larva cacing (Chandra, 2005). Lalat rumah dapat menularkan penyakit melalui bahan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bibit penyakit yang menempel pada tubuh, kaki, bulu badan, bulu pada anggota gerak, muntahan serta fesesnya. Di ekosistem, lalat terdebut berperan dalam proses pembusukan, sebagai predator, parasit pada serangga, dan dapat berperan sebagai vektor penyakit patogen (Santi, 2001). Penularan penyakit patogen pada manusia yang disebabkan oleh

Copy of BAB 1 Kunyit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

d

Citation preview

Page 1: Copy of BAB 1 Kunyit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lalat rumah (Musca domestica) merupakan jenis serangga, termasuk

subordo Cyclorrapha, ordo Diptera yang sering di jumpai dalam keseharian kita dan

pada hampir semua jenis lingkungan. Lalat rumah juga dapat membawa bakteri

patogen, protozoa, telur serta larva cacing (Chandra, 2005). Lalat rumah dapat

menularkan penyakit melalui bahan makanan atau minuman yang terkontaminasi

oleh bibit penyakit yang menempel pada tubuh, kaki, bulu badan, bulu pada anggota

gerak, muntahan serta fesesnya. Di ekosistem, lalat terdebut berperan dalam proses

pembusukan, sebagai predator, parasit pada serangga, dan dapat berperan sebagai

vektor penyakit patogen (Santi, 2001). Penularan penyakit patogen pada manusia

yang disebabkan oleh lalat diantaranya adalah tipoid, paratipoid, kolera, disentri,

tuberkulosis, kecacingan, dan diare (Sembel, 2009).

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor

satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita

nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF

(Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa

Page 2: Copy of BAB 1 Kunyit

setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Di Indonesia,

setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare (www.esp.or.id).

Penyakit diare juga menjadi masalah yang serius di Jawa Timur. Di Malang

dari Januari hingga November 2006 dinyatakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

(Pemkab) Malang, bahwa lima kecamatan terserang penyakit diare yaitu Lawang

(2.601 orang), Tumpang (2.528 orang), dan Pakisaji (1.468 orang) sedangkan

kecamatan lainnya jumlah penderita diare di bawah 200 orang. Hingga November

2006 total penderita diare yang dirawat di puskesmas dan pelayanan kesehatan lain

di kabupaten Malang mencapai 42.191 orang (Aminudin, 2008). Berbagai penyakit

tersebut di atas biasanya terjadi terutama di wilayah dengan faktor resiko, kesehatan

lingkungan yang buruk sebagai tempat perindukkan lalat dan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) masih rendah yang memungkinkan lalat menyebarkan penyakit

ke manusia. Oleh karena demikian besar penyebaran penyakit yang dapat ditularkan

melalui lalat, maka perlu dilakukan pengendalian lalat dengan cermat untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Depkes, 2006).

Model konsep dan teori keperawatan Florence Nightingale menjelaskan

bahwa lingkungan merupakan aspek yang sangat penting dalam kesehatan. Model

ini memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan yang terdiri dari

lingkungan fisik, lingkungan psikologi, dan lingkungan sosial (Hidayat, 2009).

Usaha pengendalian lalat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah

satunya dengan menyemprotkan pembasmi lalat (insektisida) (Dinata, 2007).

Page 3: Copy of BAB 1 Kunyit

Insektisida sintetik organik yang sering digunakan sebagai pembasmi lalat dewasa

diketahui mempunyai dampak negatif. Senyawa pestitisida jenis Organoklorin ini

diketahui dapat menimbulkan berbagai efek samping bagi tubuh, antara lain :

bersifat karsinogenik, merusak sel-sel liver (hepatotoksik), merusak sistem saraf dan

sistem reproduksi, sukar terurai oleh faktor-faktor lingkungan dan bersifat persisten.

Dalam beberapa laporan disebutkan bahwa malathion yang merupakan bahan aktif

racun organofosfat, dalam jangka panjang dapat menyebabkan keracunan

(Hamdani, 2004). . Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000

orang per tahun, meninggal dunia akibat keracunan insektisida sintetis. Diperkirakan

5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti

mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver.

Efek samping penggunaan insektisida sintetis dapat dihindari dengan suatu

usaha guna mendapatkan insektisida alternatif yang lebih efektif dalam daya

rusaknya, cepat dan mudah terdegradasi, dan mempunyai dampak yang kecil

terhadap lingkungan. Salah satu insektisida alternatif yang berpotensi dalam

mengendalikan populasi serangga adalah insektisida botani yang berasal dari

senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan (Schmutterer, 2005).

Salah satu jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai pengusir lalat adalah

kunyit (Curcuma longa) yang biasa dikenal oleh ibu rumah tangga sebagai bumbu

masak. Kandungan zat yang terdapat di dalam kunyit memiliki bau yang tidak

disukai lalat (IAARD, 2002). Kunyit banyak mengandung senyawa alami yang

Page 4: Copy of BAB 1 Kunyit

bermanfaat sebagai insektisida untuk lalat dewasa. Senyawa tersebut antara lain 1,8

cineole, curcumin, quercetin, eugenol. Senyawa ini memiliki mekanisme kerja yang

berbeda beda, yaitu ada yang bersifat anticholinesterase, enzim P-450 inhibitor, dan

racun syaraf (neurotoxic) yang dapat menyebabkan kematian pada lalat (Duke,

2007).

Metode elektrik dipilih karena tidak menimbulkan asap dan debu serta cepat

dinetralisir lingkungan dibandingkan dengan metode semprot. Untuk menindak

lanjuti informasi tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan pengujian

efektivitas dekok kunyit (Curcuma longa) terhadap lalat rumah (Musca domestica)

dengan metode elektrik.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah dekok kunyit (Curcuma longa) mempunyai potensi sebagai insektisida

lalat rumah (Musca domestica) dengan metode elektrik?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui potensi dekok kunyit (Curcuma longa) sebagai insektisida lalat

rumah (Musca domestica) dengan metode elektrik.

1.3.2 Tujuan Khusus adalah:

Page 5: Copy of BAB 1 Kunyit

1. Mengidentifikasi konsentrasi minimum dekok kunyit (Curcuma longa) yang

mempunyai potensi insektisida paling besar terhadap lalat rumah (Musca

domestica).

2. Mengetahui hubungan antara lama waktu paparan dengan jumlah kematian lalat

rumah (Musca domestica).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

1. Memberikan masukan bagi keperawatan komunitas sebagai implementasi

primer di masyarakat untuk mengatasi penyakit yang ditimbulkan oleh lalat

rumah (Musca domestica) dengan menggunakan insektisida dekok kunyit

(Curcuma longa) dengan metode elektrik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai tanaman tradisional yang

dapat dipakai sebagai pembasmi lalat rumah (Musca domestica) dengan

menggunakan dekok kunyit (Curcuma longa) dengan metode elektrik.

2. Menambah pilihan alternatif baru insektisida terhadap lalat rumah (Musca

domestica) dengan memakai metode elektrik yang ramah lingkungan.

3. Membantu menurunkan resiko penyakit penyakit yang disebabkan oleh lalat

rumah (Musca domestica) sebagai vektor biologis di masyarakat.