Copy of Tugas Individu

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS INDIVIDUANALISIS FUNDAMENTAL DAN ANALISIS TEKNIKAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA

MATA KULIAH: ANALISIS SEKURITAS EKUITAS DOSEN: M. Rustam.SE.ME Disusun oleh: Nama: NURUL HUDA NIM : B11108049

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporan keuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Para pemakai dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dengan lebih baik kalau mereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan. Analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi atau posisi keuangan saat ini, yang lalu, dan hasil operasi perusahaan. Proses ini bertujuan untuk menentukan estimasi terbaik yang mungkin serta prediksi kondisi yang akan datang atas keuangan dan kinerja perusahaan (Bernstein, 1998:27). Stoner et. al. (Anastasia, 2003:125) analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk menganalisisa kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan profitabilitas. Horrigan (Tuasikal, 2001: 763) menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan. Dengan rasio keuangan memungkinkan investor menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan dimasa lalu serta sebagai pedoman para investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang. Dengan analisis tersebut, para investor mencoba memperkirakan harga saham dimasa mendatang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dengan mengkombinasikan berbagai rasio tersebut dapat memberikan pandangan tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Apabila hasil perhitungan dari rasio- rasio tersebut menunjukkan hasil yang baik bisa dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut juga baik, dan sebaliknya apabila hasil perhitungan menunjukkan hasil yang kurang baik maka kinerja perusahaan kurang baik pula. Analisis rasio pada perkembangannya mempunyai kendala dan keterbatasan dimana setiap rasio dianalisis secara terpisah (Weston 1993:163). Pengaruh gabungan beberapa rasio hanya berdasarkan pertimbangan para analis keuangan. Dengan menggunakan rasio tersebut kemudian dicoba diterapkan untuk menganalisis laporan keuangan dalam bentuk diskriminan.

Dengan adanya peristiwa tersebut banyak perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata mengalami kesulitan keuangan, sehingga perlu diadakannya suatu analisis untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan. Sebuah analisis tentang kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan juga bermanfaat bagi para investor, apalagi kondisi keuangan perusahaan-perusahaan yang telah go public dan kaitannya dengan harga saham. Kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk dari tahun-ketahun kondisinya tidak stabil, terlihat dari current ratio dan quick ratio PT. Unilever Indonesia Tbk, lebih kecil dibandingkan PT. Mustika Ratu Tbk. Operating cash flow to current liabilities menunjukkan bahwa terjadipenurunan dan juga perusahaan banyak melakukan pengeluaran investasi, hal ini terlihat pada analisis horisontal yaitu adanya penambahan aktiva tetap. Kesimpulan diambil dari hasil laporan keuangan per 31 desember tahun lalu. Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali variable data yang harus dianalisis, dimana beberapa diantara variabel tersebut yang cukup penting untuk di perhatikan yaitu:y y y y y y y y

Rasio laba terhadap saham yang berhedar ( earning per share-EPS) Rasio pertumbuhan EPS Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham ( price earning ratio) Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (price earning growth ratio) Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio) Rasio harga saham terhadap nilai buku(price book value) Rasio hutang perseroan (debt ratio) Margin pendapatan bersih (net profit margin)

Analisi tenikal adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, valas, kontrak berjangka ( future contrac ), indeks dan beberapa instrument keuangan lainnya.dalam analisis teknikal, memprediksi pergerakan harga forex sama seperti memprediksi pergerakan harga komoditi karena para analis hanya melihat factor grafik dan volume transaksi saja.

BAB 11 PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PerusahaanPT. Unilever indonesia merupakan salah satu dari beberapa perusahaan yang tergabung dalam konsorsium unilever yang berpusat di London dan Roterdam. Perusahaan unilever ini sendiri pertama kali didirikan di benua Eropa, bermula dari tahun 1855 dimana William Hasketh Lever mendirikan pabrik sabunnya yang pertama di Warington (Inggris) dan diberi nama Lever Brothers Limited bergabung dengan perusahaan margarine di Belanda (Uni Margarine) dengan diberi nama Unilever Ltd. Kedua perusahaan tersebut bergabung karena mempunyai kepentingan yang sama terhadap bahan baku. Pada tahun 1931, Unilever Ltd mulai membuka anak perusahaan dijakarta (Indonesia). Dua tahun kemudian didirikan pabrik sabun yaitu pada tahun 1933 yang berbentuk perseroan dengan nama Lever's Zeepfabrieken Indonesia N. V (LZF) dan perseroan ini mulai beroprasi sebagai produsen sabun tepatnya pada bulan Oktober 1936 disebuah pabrik dijalan Pangeran Tubagus Angke 170 Jakarta. Pada tahun 1936 di lokasi yang sama juga didirikan sebuah pabrik pembuatan lemak makanan dan minyak goreng yang diberi nama Maatschappijter Exploitatie der Colbri Fabriken N. V (Collibri). Selama perang dunia II, pengawasan unit terhadap perseroan untuk sementara dihentikan hingga bulan Maret 1946. pabrik dan peralatan diperbaiki dengan bantuan induk per sahaan Unilever dan sejak itu u fasilitas-fasilitas produksi diperluas dan dimodernisasi. Unilever Ltd bermaksud untuk menambah volume produksinya, maka pada tahun 1948 dibeli sebuah pabrik minyak kelapa yang bernama Olie Fabriken Archa yang beroprasi di Jakarta. Pada tahun 1964 kegiatan perseroan di Jakarta dan Surabaya secara penuh dibawah pengawasan pemerintah Indonesia. Baru pada tahun 1967 perseroan dikembalikan kepada Unilever yang berdasarkan keputusan Presiden Kabinet Ampera dan perjanjian unilever dan departemen perindustrian ditetapkan dalam undang-undang No. 1 Tahun 1967 yaitu tentang penanaman modal asing. Pada tahun 1979 pabrik minyak Archa ditutup karena persediaan minyak murni tercukupi dari perusahan-perusahaan panggila minyak lokal dan kekayan perusahaan dijual pada tahun 1980. pada tahun yang sama dilakukan reorganisasi dari perusahaan -perusahaan Unilever di indonesia dan perseroan tersebut disatukan dengan nama PT. Unilever Indonesia.

Semua ini dilakukan karena kapsitas produksi di Collibri sudah tidak memungkinkan atau memenuhi kebutuhan pasar lagi serta mengembangkan perusahaan dimasa mendatang. Maka pada tahun 1981 terjadi langkah-langkah penting di dalam sejarah perkembangan perseroan PT. Unilever Indonesia mulai menawarkan sahamnya ke pada masyarakat umum. Hasil penawaran ini dipergunakan untuk membangun pabrik besar di kawasan industry Rungkut Surabaya Yaitu pabrik Elida Gibbs. Pabrik ini di khususkan untuk membuat produk-produk kosmetik dan penawaran kecantikan.

BAB III

A. Analisis fundamental dan analisis teknikal perusahaan Analisis fundamental PT. Unilever Indonesia yaitu analisa yang

menitikberatkan pada rasio financial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.PT. Unilever Indonesia Tbk di dalam memproduksi produknya dibagi kedalam 3 devisi yaitu: 1. Divisi Detergen ini menghasilkan produk-produk seperti: Rinso, Superbusa, Sunlight, Omo Cream Detergen, Lux, Lifebuoy, Vim dan Le Sancy. 2. Divisi Elida Gibbs/Kosmetik Divisi ini menghasilkan produk seperti : Pepoden, Close UP, Sunsilk, Dimension, Clear, Brisk, Timotie, Organics, Impluse, Vinolia, Rexsona, Denim,

Axe, Vaseline, Pond's, Citra, dan Cuddle. 3. Divisi Foods Divisi ini menghasilkan produk-produk seperti: Blue Band, Royco, Teh Sariwangi, Ice Cream Walls.. Sedangkan tempat menghasilkan produk tersebut untuk tiap divisi berlainan tempatnya, kecuali divisi detergen diproduksi di Surabaya dan Jakarta. Untuk divisi foods dipoduksi di Jakarta. PT. Unilever pusat mengawasi jalannya kegiatan dari devisi ini dan memonitor segala aktivitas atau area penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Analisis teknikal menggunakan data historis untuk meramalkan harga saham kedepan untuk mengambil keputusan apakah investor harus melakukan transaksi beli (buy), jual (sell), atau tahan (hold) dengan menggunakan software metastock professional. Objek penelitian adalah PT Unilever Indonesia Tbk. Kemudian data yang digunakan adalah data pergerakan harga saham periode 1 Maret 2008 sampai dengan 9 Maret 2009, dimana data tersebut diperoleh dari internet. Tujuan dari penelitain ini adalah untuk

menilai kecocokan penggunaan analisis teknikal dengan pergerakan harga

saham, untuk mengetahui titik overbought dan oversold untuk meramalkan , pergerakan harga saham PT Unilever dan untuk mengambil keputusan investasi digunakan indikator stochastic oscillator.

Dari hasil perhitungan dan analisis grafik dapat disimpulkan bahwa analisis teknikal memang cocok untuk meramalkan harga saham, titik overbought terjadi pada range harga Rp 6650 sampai dengan Rp 8800 yang mengindikasi pada range harga tersebut akan terjadi penurunan harga (bearish), sedangkan titik oversold terjadi pada range harga Rp 6150 sampai dengan Rp 8000 yang mengindikasi jika pada range harga tersebut akan terjadi kenaikan harga (bullish), dapat diramalkan bahwa harga saham PT Unilever sekitar tanggal 10 atau 11 Maret 2008 akan terjadi penurunan harga (bearish),dan keputusan yang sebaiknya diambil pada tanggal 9 Maret 2009 jika investor mempunyai saham PT Unilever adalah menjual (sell) saham yang dimiliki dan jika investor belum mempunyai saham PT Unilever sebaiknya menunggu (hold) sampai ada sinyal beli pada grafik stochastic oscillator. Grafik pergerakan harga saham UNVR selama 3 bulan terakhir

Perkembangan Piutang Pada PT. Unilever Indonesia TbkKelancaran perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat dipengaruhi

oleh penjualan baik secara kredit atau cast dan bagaimana mengatur penggunaannya. Pengelolaan piutang dapat dilihat dari kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) Untuk dapat mengetahui bagaimana perkembangan piutang, maka menggunakan data dari tahun 2000 samapai dengan tahun 2007. Agar dapat diketahui berapa besar kenaikan dan penurunan perkembangan jumlah piutang, maka dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perkembangan Piutang Pada PT. Unilever Indonesia Indonesia Tbk Periode 2000-2007

Piutang Tahun (Milyaran Rupiah) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 353.803 471.761 263.192 464.972 495.047 457.147 653.207 733.359

Perkembangan % 25.00 (79.24) 43.40 6.075 (8.29) 30.014 10.929

Sumber : Laporan Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk

Perkembangan Piutang Pada PT. Unilever Indonesia Tbk800 700 600 500 400 300 200 100 0 2000 1 733,359 653,207 471,761 353,803 263,192 464,972 495,047 457,147 Piutang

2001 2

2002 3

2003 4

2004 5 Tahun

2005 6

2006 7

2007 8

Sumber : Laporan Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk.

Grafik 4.3 Perkembangan Perkembangan Piutang Pada PT. Unilever Indonesia Indonesia Tbk Periode 2000-2007

Dengan melihat tabel dan grafik di atas, maka dapat maka dapat diketahui perkembangan penyaluran kredit dari tahun 2002 samapai 2008 sebagai berikut: 1. Pada tahun 2000 ke 2001 kondisi piutang pada PT. Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan sebesar Rp 471.761,00 yang disebabkan oleh pembayarannya makin mudah. 2. Pada tahun 2001 ke 2002 kondisi piutang PT. Unilever Indonesia Tbk mengalami penurunan sebesar Rp 263.192,00 yang disebabkan oleh semakin lemahnya yang syarat

permintaan yang diindikasikan dari menurunnya daya beli masyarakat. 3. Pada tahun 2002 ke 2003 kondisi piutang pada PT. Unilever Indonesia Tbk

mengalami kenaikan kembali sebesar Rp 464.972,00 yang disebabkan oleh faktor permintaan (demand) dan penawaran (supply). 4. Pada tahun 2003 ke 2004 kondisi piutang pada PT. Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan sebesar Rp 495.047,00 penyebabnya adalah faktor daya beli masyarakat yang relatif menurun tercermin dari indikator stabil/menurunnya indeks nilai tukar. 5. Pada tahun 2004 ke 2005 kondisi piutang pada PT. Unilever Indonesia Tbk mengalami penurunan sebesar Rp 457.147,00 penyebabnya adalah faktor kesulitan pembayaran pokok atau bunga. 6. Kemudian pada tahun 2005 ke 2006 kondisi piutang pada PT. Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan dengan kenaikan sebesar Rp 653.207,00 yang disebabkan oleh keadaan piutang yang perputarannya selama periode tertentu makin tinggi. 7. Dan pada tahun 2006 ke 2007 keadaan piutang yang mengalami kenaikan, hal ini disebabkan oleh keadaan piutang yang menekan biaya-biaya yang tidak menambah nilai bagi perusahaan seminimal mungkin, meningkatkan jumlah produk yang dijual dan pemberian potongan tunai kepada para pelanggan de ngan tujuan agar pelanggan lebih bergairah lagi.

Perkembangan Pengembalian Investasi (ROI)Pada PT. Unilever Indonesia Indonesia Tbk Periode Tahun 2000-2007 Pengembalian InvestasiTahun

Perkembangan %(9.101) (4.519) 16.649 5.454 (7.095) (9.972) (1.168)

(dalam persen)2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 36.08 33.07 31.64 37.96 40.15 37.49 37.22 36.79

Sumber : Laporan Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk.

(Dalam Milyaran Rupiah)

Perkembangan Pengembalian Investasi (ROI) Pada PT. Unilever Indonesia Tbk50 40 30 20 10 0 1 2 2000 2001 3 4 5 2002 2003 2004 Tahun 6 7 8 2005 2006 2007 36,08 33,07 31,64 37,96 40,15 37,49 37,22 36,79 (ROI)

Sumber : Laporan Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk.

Grafik 4.4 Perkembangan Pengembalian Investasi (ROI) Pada PT. Unilever Indonesia Indonesia Tbk Periode 2000-2007

1.

Pada tahun 2000 ke 2001 kondisi pengembalian investasi pada PT. Unilever

Indonesia Tbk mengalami kenaikan sebesar 33.07% yang disebabkan oleh ketidak pastian perkembangan investasi perusahaan di Indonesia. 2. Pada tahun 2001 ke 2002 kondisi pengembalian investasi pada PT.

Unilever Indonesia Tbk mengalami penurunan sebesar 31.64% yang disebabkan oleh sebagian besar perusahaan yang bergerak di sektor industri pengolahan belum memiliki rencana untuk ekspansi usaha secara signifikan pada periode ini. 3. Pada tahun 2002 ke 2003 kondisi pengembalian investasi pada PT. Unilever

Indonesia Tbk mengalami kenaikan kembali sebesar 37.96% yang disebabkan oleh investor menarik dananya dari deposito yang bunganya layu dan mencari investasi lain yang lebih menguntungkan termasuk saham, ujungnya permintaan akan saham saham naik dan harganya juga naik. 4. Pada tahun 2003 ke 2004 kondisi pengembalian investasi pada PT. Unilever

Indonesia Tbk mengalami kenaikan sebesar 40.15% penyebabnya adalah kinerja perusahaan penerbit saham tersebut semakin tinggi penjualan dan terutama laba bersih perusahaan itu, investor akan semakin memburunya dan harga sahamnya akan cenderung naik. 5. Pada tahun 2004 ke 2005 kondisi pengembalian investasi pada PT. Unilever

Indonesia Tbk mengalami penurunan sebesar 37.49% yang disebabkan oleh Penurunan kapasitas utiliti usaha yang terlihat masih berlanjut dan berpotensi terhadap penurunan penggunaan tenaga kerja. 6. PT. Kemudian pada tahun 2005 ke 2006 kondisi pengembalian investasi pada Unilever Indonesia Tbk mengalami penurunan sebesar 37.22% yang

disebabkan oleh terganggunya keuangan perusahaan, ditambah dengan k ondisi ketidakpastian iklim usaha. 7. Pada tahun 2006 ke 2007 keadaan pengembalian investasi (ROI) p ada PT.

Unilever Indonesia Tbk mengalami penurunan sebesar 36.79% yang disebabkan oleh

pelambatan pertumbuhan ekonomi dan melonjaknya harga minyak dunia.

Hasil Analisis Kuantitatif Pengaruh Piutang Terhadap Pengembalian Investasi (ROI) pada PT. Unilever Indonesia Tbk.Untuk dapat membuktikan apakah ada pengaruh atau tidaknya antara piutang (Variabel X) dengan pengembalian investasi (ROI) (Variabel Y), maka penulis akan melakukan analisis korelasi terlebih dahulu.

Hasil Perhitungan Nilai Pengaruh Piutang Terhadap Pengembalian Investasi (ROI) pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Periode 2000-2007

Piutang Tahun(Dalam Milyaran Rupiah) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 353.803 471.761 263.192 464.972 495.047 457.147 653.207 733.359 Perkembangan (%) 25 -79.24 43.4 6.075 -8.29 30.014 10.929

Pengembalian Investasi (ROI)

(Dalam Milyaran Rupiah) 36.08 33.07 31.64 37.96 40.15 37.49 37.22 36.79

Perkembangan (%) -9.101 -4.519 16.649 5.454 -7.095 -9.972 -1.168

800 700 600 500 400 300 200 100 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Return On Investment (Dalam Milyaran Rupiah) Piutang (Dalam Milyaran Rupiah)

Sumber: Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk

Grafik 4.5 Hasil Perhitungan Nilai Piutang dan Pengembalian Investasi (ROI) PT. Unilever Indonesi Tbk Periode 2000-2007

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa piutang dan pengembalian investasi pada PT. Unilever Indonesia Tbk, mengalami naik turun (fluktuatif) dari tahun 2000-2007. Pada tahun 2000 ke 2001 keadaan piutang yang mengalami kenaikan sebesar Rp 471.761 sedangkan pengembalian investasi mengalami penurunan sebesar 33.07% , hal ini disebabkan oleh keadaan piutang yang syarat pembayarannya makin mudah dan keadaan pengembalian investasi ( OI) R yang mengalami ketidak pastian perkembangan investasi perusahaan di Indonesia. Pada tahun 2005 ke 2006 keadaan piutang yang mengalami kenaikan sebesar Rp 653.207 sedangkan pengembalian investasi mengalami penurunan sebesar 37.22% , hal ini disebabkan oleh keadaan piutang yang perputarannya selama periode

tertentu makin rendah sedangkan keadaan pengembalian investasi menurun yangdisebabkan oleh meningkatnya suku bunga dunia yang bisa mempengaruhi manajemen utang Indonesia. Pada tahun 2006 ke 2007 keadaan piutang yang mengalami kenaikan sebesar Rp 733.359 sedangkan pengembalian investasi (ROI) mengalami penurunan sebesar 36.79% , hal ini disebabkan oleh keadaan piutang

yang menekan biaya-biaya yang tidak menambah nilai bagi perusahaan seminimalmungkin, meningkatkan jumlah produk yang dijual dan pemberian potongan tunai kepada para pelanggan dengan tujuan agar pelanggan lebih bergairah lagi,

sedangkan keadaan pengembalian investasi (ROI) menurun yang disebabkan olehpelambatan pertumbuhan ekonomi dan melonjaknya harga minyak dunia.

Hasil Perhitungan Nilai Pengaruh Piutang Terhadap Pengembalian Investasi (ROI) pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Periode Tahun 2000-2007Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

X353.803 471.761 263.192 464.972 495.047 457.147 653.207 733.359

y36.08 33.07 31.64 37.96 40.15 37.49 37.22 36.79 125176.5628 222558.4411 69270.02886 216198.9608 245071.5322 208983.3796 426679.3848 537815.4229 1301.7664 1093.6249 1001.0896 1440.9616 1612.0225 1405.5001 1385.3284 1353.5041

xy12765.21224 15601.13627 8327.39488 17650.33712 19876.13705 17138.44103 24312.36454 26980.27761

x= Jumlah 3892.488

y= 290.4

=

=

xy= 142651.3007

2051753.713

10593.7976

Sumber: Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk.

Perhitungan tersebut diatas juga sama dengan perhitungan secara komputerisasi yaitu SPSS 12 for windows yaitu sebagai berikut:

Coefficients(a)

U s Model B (Constant) iutang

.126 .000

a Dependent Variable: piutang

Sumber: SPSS 12

dardized

Standardized Coefficients Beta 9.681 .471 1.309 .000 .238 t Sig.

Coefficients Std. Error .319 .000

BAB 1V PENUTUP A.Dalam

Tujuan Perusahaanmelaksanakan kegiatannya, perusahaan ini mempunyai misi dalam

memproduksi dan memasarkan produk-produk baru untuk memahami selera konsumen. Perusahaan ini berusaha untuk memperluas usahanya baik dalam pengembangan produk maupun pemasaran.tujuan perusahaan melakukan analisis fundamental dan teknikal agar perusahaan dapat berkembang dengan cepat. Adapun misi perusahaan, selain memperluas kesempatan kerja dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional, juga mempunyai tujuan yang telah dan akan dilaksanakannya. Tujuan tersebut dapat digolongkan kedalam tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. a. Tujuan Jangka Pendek - Meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan - Meningkatkan volume penjualan - Mencapai target penjualan b. Tujuan Jangka Panjang - Meningkatkan laba guna membiayai kelangsungan hidup perusahaan -Mengadakan perluasan perusahaan -Menguasai pasar

BAB V DAFTAR PUSTAKA www.belawan.co.cc/info/grafik-saham-lq45-08-jan-2010-digg www.oppapers.com/.../strategi-dan-kebijakan-promosi-pt-UNILEVER INDONESIA www.pdfreference.com/Analisis-Pengaruh-Variabel-Fundamental-dan-TeknikalTerhadap-... -

/