102
Makalah Manajemen Kurikulum MANAJEMEN KURIKULUM A. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan 1. Pengertian Manajemen Pendidikan Kurikulum adalah suatu rencana dan aturan mengenai tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, bahan ajar dan cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar agar tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Pengertian kurikulum menurut berbagai ahli diantaranya adalah sebagai berikut: Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum adalah segala usaha yang dilakukan sekolah untuk dapat membujuk siswa atau peserta didik agar tertarik pada semua kegiatan sekolah sehingga mendorong dirinya untuk belajar dimanapun mereka berada entah belajar pada ruangan terikat, misal kelas, laboratorium, maupun dalam alam bebas (luar kelas). Sedangkan menurut pendapat Harold B. Alberty (1965) mempunyai anggapan yang berbeda tentang kurikulum itu sendiri, karena menurut beliau sendiri kurikulum adalah semua siswa tunduk pada sekolah, dimana sekolah memberikan berbagai kegiatan pada semua peserta didik,selain memberikan kegiatan pada peserta didik, sekolah juga bertanggung jawab penuh pada keduanya (kegiatan untuk peserta didik dan peserta didiknya) (Rusman, 2008 : 3). Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan manajemen kurikulum adalah suatu alat yang digunakan untuk mewujudkan tujuan kurikulum yang berwujud suatu sistem kurikulum yang kooperatif, komperhensif, dan sistematik. Pelaksanaan manajemen kurikulum ini tidak semerta merta hanya sesuka hati namun harus sesuai dengan Manejemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain acuan pelaksanaakan kurikulum, sekolah

Copy Paste

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Data Copy Paste

Citation preview

Page 1: Copy Paste

Makalah Manajemen Kurikulum

MANAJEMEN KURIKULUM

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Pendidikan

Kurikulum adalah suatu rencana dan aturan mengenai tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, bahan ajar dan cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar agar tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Pengertian kurikulum menurut berbagai ahli diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum adalah segala usaha yang dilakukan sekolah untuk dapat membujuk siswa atau peserta didik agar tertarik pada semua kegiatan sekolah sehingga mendorong dirinya untuk belajar dimanapun mereka berada entah belajar pada ruangan terikat, misal kelas, laboratorium, maupun dalam alam bebas (luar kelas). Sedangkan menurut pendapat Harold B. Alberty (1965) mempunyai anggapan yang berbeda tentang kurikulum itu sendiri, karena menurut beliau sendiri kurikulum adalah semua siswa tunduk pada sekolah, dimana sekolah memberikan berbagai kegiatan pada semua peserta didik,selain memberikan kegiatan pada peserta didik, sekolah juga bertanggung jawab penuh pada keduanya (kegiatan untuk peserta didik dan peserta didiknya) (Rusman, 2008 : 3).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan manajemen kurikulum adalah suatu alat yang digunakan untuk mewujudkan tujuan kurikulum yang berwujud suatu sistem kurikulum yang kooperatif, komperhensif, dan sistematik. Pelaksanaan manajemen kurikulum ini tidak semerta merta hanya sesuka hati namun harus sesuai dengan Manejemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain acuan pelaksanaakan kurikulum, sekolah diberikan wewenang setara otonomi untuk mengatur sendiri ataupun mengelola manajemen kurikulum secara mandiri dengan menggaris depankan ketercapaian tujuan visi dan misi sekolah (Rusman, 2008 : 3).

Dalam manajemen kurikulum ini masyarakat setempat atau sekitar ikut terlibat, ini semua memiliki suatu tujuan agar masyarakat mengetahui, membantu, memberikan usulan dan kontrol terhadap kurikulum, sehingga sekolah lebih mempunyai tanggung jawab yang lebih tinggi.

2. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Manajemen kurikulum adalah bagian dari suatu kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum sendiri dibagi atas perencanaan, penggorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/

Page 2: Copy Paste

kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang sesuai dengan peserta didik maupun dengan lingkungan (Rusman, 2008 : 4).

3. Prinsip dan Fungsi Manejemen Kurikulum

Selain ruang lingkup, manajemen memiliki prinsip. Ada lima prinsip yang harus diperhatiakan dalam pelaksanaan suatu mamajemen kurikulum, prinsip tersebut adalah sebagia berikut :

a. Produktifitas

Produktifitas merupakan suatu hasil yang harus di dapat dari suatu kegiatan kurikulum, yang hasil ini akan dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum itu sendiri. Pertimbangan itu berkaitan dengan hasil yang diperoleh oleh siswa selama proses belajar di sekolah apakah sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan oleh kurikulum.

b. Demokratisasi:

Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksanaan dan peserta didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

c. Kooperatif

Dalam aspek ini suatu kegiatan manajemen kurikulum sangat membutuhkan banyak relasi dan kerjasama yang baik agar antara semua pihak yang terlibat di dalamnya.

d. Efektifitas dan Efisiensi

Kegiatan manejemen kurikulum yang baik hendaknya memperhatikan efektifitas dan efisiensi agar tujuan yang dimaksud dapat dicapai dengan biaya, waktu, tenaga bahkan cara yang singkat, bukan hanya kegiatan yang hanya basa – basi yang sama sekali tidak memperhatikan tujuan yang ingin dicapai atau dapat dikatakan kegiatan yang tidak tepat sasaran.

e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan

Suatu manajemen kurikulum yang baik atau dapat dikatakan sebagai suatu manajemen kurikulum yang profesional adalah manajemen kurikulum yang mampu menghantarkan tercapainya misi dan visi suatu instansi pendidikan atau sekolah (Rusman, 2008 : 5).

Ada beberapa fungsi manajemen kurikulum, karena dalam proses pendidikan mamajemen kurikulum sangat dibutuhkan agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan baik. Adapun fungsi dari manajemen kurikulum dalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan suber daya kurikulum

Page 3: Copy Paste

2) Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksiamal

3) Meningkatkan relevansi dan efektifitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik.

4) Meningkatkan efektifitas kinerja guru maupun aktifitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran

5) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar

6) Menigkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembagkan kurikulum.

Suatu kurikulum dapat dikatakan profesional apabila dalam pelaksanaanya atau pengelolanya melibatkan masyarakat luar, khususnya mengisi bahan ajar yang sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut (Rusman, 2008 : 5).

B. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum baik pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, maupun SMK/MAK, mencakup beberapa pedoman pelaksanaan, diantaranya:

1. Pedoman Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

Pedoman ini menjadi arahan operasional bagi kepala sekolah, guru dan dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten atau kota. Kepala sekolah dan guru sebagai penyusun dan pengelola kurikulum, sedangkan dinas pendidikan dan pihak terkait lainnya sebagai pelaksanaan koordinasi dan super visi dalam pengelolaan dan penyusunan kurikulum suatu satuan tingkat pendidikan.

2. Pedoman Pengembangan Muatan Lokal;

Pedoman ini menjadi arahan operasional suatu satuan pendidikan dalam mengembangkan muatan lokalnya.

3. Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler;

Pedoman ini menjadi arahan operasional dalam pengembangan program dan kegiatan ekstrakurikuler. Dewan guru dan tenaga kependidikan sebagai pengembang dan pembina, Kepala sekolah sebagai penanggung jawab, dan Komite sekolah atau madrasah sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik dalam pengembangan program dan dukungan

pelaksanaan program ekstrakurikuler.

4. Pedoman Umum Pembelajaran

Page 4: Copy Paste

Pedoman ini mencakup rancangan konseptual dan operasional yang berkaitan dengan strategi pembelajaran, sistem kredit semester, penilaian hasil belajar, dan layanan bimbingan dan konseling.

5. Pedoman Evaluasi Kurikulum.

Pedoman ini menjadi arahan bagi pemangku kepentingan untuk mengevaluasi pelaksanaan kurikulum, sehingga kelebihan dan kekurangannya dapat terpantau dan terbenahi secara periodik (Kemendikbud, 2013 : 81A).

C. Manajemen Pelaksanaan Kurikulum

1. Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi pelaksanaan ini termasuk di dalamnya kegiatan pengorganisasian dan kepemimpinan yang yang melibatkan penentuan berbagai kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus yang harus dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran (Minarti, 2011 : 97).

Fungsi manajerial pelaksanaan kurikulum mencakup fungsi pengorganisasian dan fungsi kepemimpinan. Artinya, kepala sekolah bertindak sebagai pemimpin yang mampu memberikan bimbingan pada bahan-bahan acuan operasional pembelajaran. Diantara acuan operasional yang membantu untuk mencapai tujuan adalah adanya kurikulum. Syarat-syarat kurikulum menurut Ahmad Barizi dalam manajemen sekolah (Siti Minarti: 2011) adalah (1) focus dan arahnya jelas bagi semua orang (2) relevan dengan kebutuhan siswa dan masyarakat (3) efektif (dapat mencapai tujuan yang diinginkan) (4) fleksibel (mudah disesuaikan dengan perubahan peserta didik dan masyarakat) serta (5) efisien (mencpai tujuan dengan sumber daya maksimal) (Minarti, 2011 : 97).

2. Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dalam pengertian program pendidikan masih dalam taraf niat/harapan/rencana yang harus diwujudkan secara nyata di sekolah sehingga mempengaruhi dan mengantarkan anak didik kepada tujuan pendidikan. Oleh sebab itu komponen strategi pelaksanaannya memegang peranan penting. Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yakni: (a) tingkat dan jenjang pendidikan (b) proses belajar mengajar (c) bimbingan penyuluhan (d) manajemen supervisi (e) sarana kurikuler dan (f) evaluasi atau penilaian (Sudjana, 1991 : 39).

Page 5: Copy Paste

3. Langkah-langkah pelaksanaan kurikulum

a. Memahami sebaik-baiknya kurikulum mulai dari tujuan sampai kepada Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).

b. Memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi penyusunan pelaksanaan kurikulum dalam suatu sekolah, antara lain:

1) Jumlah hari masuk sekolah dalam setahun

2) Waktu belajar sebisa mungkin pada waktu pagi, yaitu mulai jam 07.00 s/d 13.00. Jika terpaksa dilakukan pada waktu sore paling cepat dimulai jam 13.00 s/d 19.30, dengan memperhatikan waktu-waktu untuk sholat

3) Jumlah murid paling sedikit 20 orang sampai dengan 35 orang murid

4) Urutan pelajaran hendaknya memperhatikan jenis pelajaran. Pelajaran yang membutukkan otak bekerja lebih sebaiknya ditempatkan pada pagi hari

5) Jumlah dan keadaan guru

c. Melakukan pembagian tugas mengajar diantara guru-guru. Pembagian ini hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor pendidikan/ijazah para guru, jumlah guru, jumlah kelas, jumlah kewajiban mengajar dari tiap guru.

d. Menyusun jadwal pelajaran

e. Menyusun program pengajaran menurut kegiatan belajar mengajar per semester, bulanan dan tiap mengajar menurut sistem model satuan pelajaran yang dikenal dengan PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksionil)

f. Mengadakan evaluasi baik semester atau setiap akhir tahun ajaran sesuai dengan program evaluasi

g. Mengadakan bimbingan dan dan penyuluhan

h. Membuat laporan

Setiap guru maupun kepala sekolah hendaknya membuat laporan segala apa yang telah dilakukan setiap bulan sekali (Gozali, 2009 :53).

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:

1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah

Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimipinnya. Kepala sekolah berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan, yakni: (1) menyusun rencana tahunan (2) menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan (3) memimpin rapat dan membuat notula rapat (4) membuat statistik (5) menyusun laporan bulanan.

Page 6: Copy Paste

2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas

Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas para guru harus diatur secara administratif untuk menjamin kelancaran pelaksnaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi, yakni:

1) Pembagian tugas mengajar

2) Pembagian tugas pembinaan ekstra kurikuler

3) Pembagian tugas bimbingan belajar

Pembagian tugas dilakukan melalui musyawarah guru yang dipimpin oleh kepala sekolah. Keputusan tentang pembagian tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk satu semester atau satu tahun akademik.

Pelaksanaan pembagian tugas bagi guru pada prinsipnya harus mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Tugas yang ditetapkan pada guru hendaknya disesuaikan dengan kemampuan individual, spesialisasi, pengalaman serta minat yang bersangkutan.

b. Pembagian tugas wali kelas.

c. Sekolah yang melaksanakan sistem guru bidang studi, pembagian tugas guru berdasarkan keahlian/ spesialisasi guru tersebut.

d. Guru yang memiliki keahlian khusus ditugaskan untuk membimbing kegiatan ekstra kurikuler.

e. Tugas tambahan bagi seorang guru dalam mengampuh mata pelajaran dapat dilakukan di sekolah pedesaan yang memiliki jumlah guru sedikit (Hamalik, 1992 : 124).

D. Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum

Pemantaun dan penilaian kurikulum meupakan salah satu fungsi manajemen, kurikulum merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh seorang manager mulai dari tingkat sistem pendidikan nasional, tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan dalam lingkup pendidikan baik formal maupun nonformal (Hamalik, 2006 : 217).

Tahap pemantauan kurikulum yakni persiapan, pelaksanaan kurikulum, sampai pada tahap akhir. Proses pemantauan yang berkesinambungan dapat mengatasi berbagai faktor-faktor penghambat yang muncul. Penilaian kurikulum juga harus dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian kurikulum ini penting untuk meningkatkan mutu pendidikan (Hamalik, 2006 : 217).

Page 7: Copy Paste

Kegiatan pemantauan dan kegiatan penilaian sebenarnya saling berkaitan. Pemantauan kurikulum memberikan bahan masukan untuk pelaksanaan penilaian kurikulum, sedangkan hasil penilaian juga merupakan masukan untuk perencanaan pemantauan selanjutnya, dan hasil dari kedua jenis kegiatan tersebut menjadi bahan bagi administrasi pelaksanaan , supervisi pelaksanaan, dan pengembangan serta perbaikan kurikulum selanjutnya (Hamalik, 2006 : 219).

1. Pemantauan Kurikulum

a. Konsep Sistem Pemantauan Kurikulum

1) Pengertian Pemantauan Kurikulum

Sistem pemantauan kurikulum adalah suatu sistem pengumpulan data dan penerimaan informasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh pemantau kurikulum untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam kuikulum.

Ciri-ciri pemantauan kurikulum adalah

a) Pemantauan berdasarkan multi indikator

b) Pelaksanaan secara sangkil dan mungkus

c) Dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus di lapangan

d) Pemantau adalah tenaga dan berpengalaman dalam bidangnya (Hamalik, 2006 : 220).

2) Tujuan pemantauan kurikulum

Tujuan pemantauan kurikulum secara umum adalah untuk mempercepat pengumpulan dan penerimaan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam mengatasi pemantauan kurikulum.

Tujuan kurikulum secara khusus adalah

a) Memberikan umpan balik bagi kebutuhan program pendidikan

b) Memberikan umpan balik bagi ketercapaian tujuan kurikulum

c) Memberikan umpan balik bagi metode perencanaan

d) Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian kurikulum

e) Memberikan bahan kajian untuk membatasi masalah-masalah dana hambatan yang dihadapi di lapangan (Hamalik, 2006 : 220).

3) Sasaran yang Hendak dicapai

Page 8: Copy Paste

a) Persiapan pelaksanaan kurikulum yang meliputi lahan, sarana dan prasarana, tenaga, jadwal dan waktu, biaya, dan unsur penunjang lainnya.

b) Pelaksanaan kurikulum yang terdiri dari program kegiatan, motede/prosedur, diklat, media pendidikan, bimbingan dan pelayanan, penilaian, permasalahan dan hambatan, sumber-sumber materi ajaran, serta penggunaan lainnya.

c) Hasil pelaksanaan kurikulum atau hasil diklat, yang terdiri dari jumlah lulusan, kualitas lulusan, produktivitas dan dampak program pendidikan.

d) Tindak lanjut pemanfaatan diklat, yang terdiri dari penempatan, penyebarluasan lulusan, bidang tugas lokasi, lembaga, Pembina atau pengawas, tempat tinggal, respon masyarakat dan lain-lain (Hamalik, 2006 : 220-221).

4) Aspek-aspek yang dipantau

1. Indikator Input

a. Target populasi

1) Jenis sasaran yang telah dicapai

2) Jumlah sasaran yang telah dicapai

3) Kualitas yang telah dicapai

b. Peserta diklat

1) Cara belajar (hasil tes formatif dan sumatif)

2) Prestasi belajar (hasil tes formatif dan sumatif)

3) Motivasi dan semangat belajar

4) Keaktifan dan inisiatif

5) Kepatuhan dan disiplin

6) Kreativitas

7) Produk benda yang dihasilkan

8) Hambatab dan kesulitan yang dihadapi

c. Tenaga pengajar/pelatih

1) Pelaksanaan tanggung jawab dan tugasnya

Page 9: Copy Paste

2) Kualifikasi dan identifikasi personal

3) Kemampuan kemasyarakatan

4) Kemampuan kepribadian

5) Kemampuan profesional

6) Loyalitas terhadap atasan

d. Media Pengajaran

1) Jenis media yang digunakan

2) Cara penggunaan media

3) Pengadaan media

4) Pemeliharaan dan perawatan media

e. Prosedur penilaian

1) Instrument masalah yang dihadapi peserta

2) Pelaksanaan penilaian

3) Pelaporan hasil penilaian

f. Bimbingan kepada Peserta

1) Kategori masalah yang dihadapi peserta

2) Alat pengumpul data

3) Teknik bimbingan

4) Pelaksanaan bimbingan

Indikator Output

a. Jumlah lulusan yang meliputi kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia

b. Kualitas kemampuan lulusan

c. Produk benda atau barang (Hamalik, 2006 : 221-222).

Page 10: Copy Paste

5) Program Kegiatan Pemantauan Kurikulum

a) Kegiatan pemantauan kurikulum adalah kegiatan pemantauan yang direncanakan sesuai dengan program pendidikan pada masing-masing kategori.

b) Rencana pemantauan kurikulum memuat hal-hal sebagai berikut : tujuan pemantauan, aspek-aspek kegiatan yang akan dipantau, metode pemantauan, waktu pelaksanaan pemantauan, tenaga pemantauan, biaya dan kemudahan-kemudahan yang diperlukan,

c) Isi program pemantauan adalah kategori pemantauan, kriteria pembuatan keputusan, data atau informasi yang diperlukan, instrument pengumpul informasi, pengorganisasian informasi, teknik analisis informasi dan laporan (Hamalik, 2006 : 222).

b. Pelaksanaan Pemantauan Kurikulum

Pelaksanaan pemantauan kurikulum dapat dilaksanakan dengan cara

1) Rutin : dengan mempelajari dan menelaah laporan-laporan tertulis yang telah diterima

2) Langsung : dengan cara mengirimkan petugas ke lembaga yang sedang melaksanakan kurikulum

3) Pertemuan atau melalui komunikasi (Hamalik, 2006 : 223).

a) Pencatatan dan Pelaporan

1. Informasi yang diperoleh dalam proses pemantauan kurikulum harus dicatat secara lengkap dan teliti dalam buku pemantaun kurikulum.

2. Informasi yang diperoleh harus diorganisaasi dengan cermat dan diadakan kajian, secara kuantitatif dan kualitatif.

3. Hasil kajian selanjutnya disusun dalam bentuk laporan tertulis

4. Laporan disampaikan kepada yang berwenang untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan (Hamalik, 2006 : 223).

b) Hasil pemantauan kurikulum

Hasil pemantauan kurikulum dapat dimanfaatkan dalam bentuk

1. Bagi pemimpin, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat keputusan kebijakan pendidikan selanjutnya

Page 11: Copy Paste

2. Bagi pengembangan kurikulum, dapat digunakan sebagai bahan untuk usaha perbaikan kurikulum

3. Bagi pengawas dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dan bantuan kepada para pelaksana kurikulum sehingga terjadi penngkatan proses belajar mengajar.

4. Bagi pelaksana kurikulum, dapat digunakan sebagai bahan balikan untuk perbaikan prosedur dan penigkatan hasil selanjutnya (Hamalik, 2006 : 223).

2. Penilaian Kurikulum

a. Konsep Sistem Penilaian Kurikulum

Sistem penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat keputusan mengenai suatu kurikulum, dalam hal ini adalah kurikulum Pusdiklat Tenaga Program. Ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan :

1) Pertimbangan

2) Deskripsi objek penilaian

3) Kriteria yang dapat dipetanggungjawabkan (Hamalik, 1992 : 211)

Penilaian kurikulum diklat tenaga program berfungsi :

1) Ejukatif, untuk mengetahui kedayagunaan dan keberhasilan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan latihan.

2) Instruksional, untuk mengetahui pendayagunaan dan keterlaksanaan kurikulum dalam rangka pelaksanaan proses belajar mengajar dalam proses kediklatan.

3) Diagnosis, untuk memperoleh informasi masukan dalam rangka perbaikan kurikulum diklat.

4) Administratif, untuk memperoleh informasi masukan dalam rangka pengelolaan program diklat. (Hamalik, 1992 : 211 – 212)

Penilaian kurikulum diklat tenaga program bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang meliputi :

Page 12: Copy Paste

1) Keputusan tentang perencanaan kurikulum yang mengarah ke pencapaian tujuan umum dan tujuan khusus.

2) Keputusan tentang komponen masukan kurikulum.

3) Keputusan tentang implementasi kurikulum yang mengarahkan kegiatan – kegiatan pengajaran dan latihan.

4) Keputusan tentang produk kurikulum yang menyangkut efek dan dampak program pendidikan. (Hamalik, 1992 : 212)

Sasaran penilaian kurikulum terdiri dari :

1) Proses pengembangan komponen – komponen kurikulum baik secara sendiri – sendiri maupun secara keseluruhan.

2) Aspek – aspek perencanaan tiap mata pelajaran dan paket – paket program latihan sesuai dengan kategorinya.

3) Pelaksanaan kurikulum, baik di lingkungan pendidikan maupun di lapangan.

4) Pembinaan kurikulum pada tingkat pusat dan daerah sejalan dengan pendekatan dekonsentrasi.

5) Perbaikan kurikulum pada tingkat mata pelajaran dan paket program pendidikan. (Hamalik, 1992 : 212)

Asas – asas penilaian kurikulum terdiri dari kategori masukan dan kategori proses. Kategori masukan meliputi :

1) Ketercapaian target kurikulum yang telah ditentukan.

2) Kemampuan awal para peserta didik program pendidikan.

3) Derajat kemampuan professional tenaga pelatih/guru.

4) Kuantitas dan mutu sarana dan prasarana kelembagaan.

5) Jumlah dan pemanfaatanwaktu yang tersedia untuk kegiatan – kegiatan kurikuler.

6) Penyediaan dan pemanfaatan sumber informasi bagi pelaksanaan kurikulum.

Kategori proses meliputi :

1) Koherensi antara unsur – unsur dalam program pengajaran.

2) Kedayagunaan dan keterlaksanan program program pengajaran dalam proses belajar mengajar.

Page 13: Copy Paste

3) Perumusan isi kurikulum.

4) Pemilihan dan penggunaan strategi belajar mengajar dan media pengajaran.

5) Pengorganisasian kurikulum.

6) Prosedur evaluasi.

7) Bimbingan, penyuluhan, dan pengajaran remidi. (Hamalik, 1992 : 213)

b. Program Penilaian Kurikulum

Program penilaian merupakan serangkaian tindakan yang akan dilaksanakan dalam rangka penilaian kurikulum diklat tenaga program. Program ini penting sebagai alat pengelola dan evaluator dalam menyelenggarakan penilaian kurikulum. Program penilaian kurikulum memuat :

1) Penentuan tujuan program penilaian

2) Penilaian terhadap instrument penilaian

3) Pengadministrasian instrument penilaian

4) Pengelolaan data

5) Penganalisasian penafsiran

6) Pendayagunaan hasil penilaian

7) Penilaian untuk menetapkan keberhasilan program

8) Pencatatan dan pelaporan. (Hamalik, 1992 : 221)

Strategi penilaian kurikulum, antara lain :

1) Strategi penilaian kebutuhan dan kelayakan

Strategi ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka penyusunan perencanaan kurikulum.

2) Strategi penilaian masukan

Strategi ini bertujuan untuk mengenali dan menilai sumber-sumber yang tersedia dalam rangka penyusunan program pengajaran tentang ketenagaan, kemudahan, biaya, waktu yang diperlukan.

3) Strategi penilaian proses

Page 14: Copy Paste

Strategi ini bertujuan untuk pelaksanaan kurikulum dan meramalkan hambatan – hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program pengajaran.

4) Strategi penilaian produk

Strategi ini bertujuan untuk menentukan tingkat efektifitas dan hasil kurikulum dengan cara menafsirkan hasil – hasil yang telah dicapai oleh program pengajaran. (Hamalik, 1992 : 222 - 224)

KONSEP MANAJEMEN KURIKULUM

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum menjadi aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional dan menjadi komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Bahkan studi tentang manajemen kurikulum saat ini semakin mendapat banyak perhatian dari kalangan ilmuwan dan para ahli yang menekuni bidang kurikulum, administrasi pendidikan, dan teknologi pendidikan. Beralasan bahwa kurikulum menempati bagian terpenting pada suatu lembaga pendidikan. Menjadi wajar karena dunia mengalami era globalisasi dan banyak perubahan dalam berbagai lini kehidupan serta mempengaruhi dunia pendidikan.

Perkembangan yang terkait dengan IPTEK, masyarakat, berbangsa dan bernegar, maupun isu-isu di dalam dan di luar negeri merupakan tantangan yang harus dipertimbangkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam hal ini KEMENDIKBUD/Departemen Pendidikan Nasional harus mampu dengan cepatmenjawab tantangan-tantangan tersebut untuk direalisasikan dalam program pendidikan di wilayah kerjanya.

Banyak aspek pembaharuan dalam bidang pendidikan yang berpengarauh terhadap kurikulum, seperti program percepatan pembelajaran, kurikulum muatan lokal, desentralisasi, pelaksanaan remidial dan pengayaan, manajemen berbasis sekolah (MBS), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan baru-baru ini yaitu kurikulum berkarakter.

Berdasarkan hal tersebut di atas pemakalah bermaksud melakukan pembahasan tentang konsep manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat membantu, memahami, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan bisa secara kooperatif dan mandiri mengidentifikasi kebutuhan kurikulum.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 15: Copy Paste

KONSEP MANAJEMEN KURIKULUM

A. Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum berasal dari dua kata yaitu manajemen dan kurikulum keduanya memiliki pengertian yang berbeda.

1. Definisi manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang di miliki oleh sekolah atau organisasi yang di antaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses1.

Manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahllian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik2.

2. Definisi manajemen menurut para ahli3

Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.

Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39), menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art getting things done through people)4.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.

Page 16: Copy Paste

Harold Koontz & O’Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan, manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain.

3. Definisi kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu5. Kurikulum adalah program pendidikan (sekolah) bagi siswa berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan6.

4. Definisi kurikulum menurut para ahli

Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah.

Menurut pendapat dari Harold B. Alberty (1965) memandang bahwa kurikulum sebagai seluruh kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah (all the activities that are provided of the students by the school)7.

Menurut Oemar Hamalik, Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.

Menurut Supandi, Kurikulum adalah sebagai suatu perangkat pelbagai mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, batasan ini nampak jelas pada kurikulum 1968 Dikdasmen.

Romine, “Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities and experiences which pupils have under the direction of the school, wether in the classroom or not.” Kegiatan kurikuler tidak terbatas dalam ruangan kelas saja, melainkan mancakup juga kegiatan di luar kelas. Karena itu menurut pandangan modern kegiatan intra kulikuler dan ekstra kulikuler tidak ada pemisahan yang tegas, semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi siswa adalah kurikulum.

Alice Miel, “Curriculum in composed of the experiences children undergo, it fallows as a corolary that the curriculum is the result of interaction of a complexity of factors, including the physical environment and the desires, beliefs, knowledge attitudes, and skill of the person served by and serving the school, namely, the learners, community adults, and educators (not forgetting the custodians, clerks, secretaries and other non teaching amployees of the school)8.

Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan

Page 17: Copy Paste

dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu9.

5. Definisi manajemen kurikulum

Manajemen kurikulum ialah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehenshif, sistemik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan10.

Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.

Manajemen Kurikulum adalah proses kerjasama dalam pengolahan kurikulum agar berguna bagi lembaga untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Manajemen Kurikulum merupakan suatu sistem kurikulum yang berorientasi pada produktivitas dimana kurikulum tersebut beriorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat sebagaimana dapat membuat peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar.

Manajemen Kurikulum adalah pemberdayaan dan pendayagunaan manusia, materi, uang, informasi, dan rekayasa untuk dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten dalam berbagai kehidupan yang dipelajarinya.

Manajemen Kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu11.

Keterlibatan masyarakat dalam menajemen kurikulum di maksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengdentifikasikan kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah12.

B. Ruang lingkup manajemen kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup Manajemen Kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut

Page 18: Copy Paste

merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada13.

Studi manajemen kurikulum adalah bagian integral dari studi kurikulum. Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum. Studi manajemen pengembangan kurikulum pada dasarnya eratkaitan dengan studi administrasi pendidikan, dimana fungsi supervise telah tercangkup di dalamnya14.

Beberapa ruang lingkup studi yang dikembangkan15, yaitu:

a. Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum, di dalam manajemen ini akan dipelajari masalah perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya penting mandapat perhatian, karena terkait erat dengan faktor-faktor mandasar, peran berbagai pihak dan metedologi pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan dan pengembangan kurikulum

b. Manajemen pelaksanaan kurikulum. Bidang ini mempelajari sebab erat kaitannya dengan keterlaksanaan kurikulum disekolah atau lembaga pendidikan dan latihan. Peran administrator (kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam artian asministratif.

c. Supervise pelaksanaan kurikulum. Bidang ini membahas lebih mendasar dan meluas, sebagai erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan personal sekolah, yang mendapat tanggung jawab dalam proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara bagaimanamereka seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor.

d. Pemantauan dan penilaian kurikulum. Peranan dan fungsinya sangat penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan, supervisi dan perbaikan kurikulum.

e. Perbaikan kurikulum. Bidang ini harusnya mendapatkan perhatian yang lebih oleh sebab erat kaitannya dengan upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan sejalan dengan perkembangan masyarakat secara menyeluruh, yang ada akhirnya dengan dikembangkan suatu kurikulum yang lebih baik.

f. Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum, perlu dikaji secara lebih lanjut berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah.

g. Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum serta model kepemimpinan yang serasi pada konteks masyarakat yang berkembang dinamis dewasa ini.

C. Prinsip Manajemen Kurikulum

Terdapat lima prinsip16 yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu sebagai berikut:

1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta

Page 19: Copy Paste

didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang di harapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.

5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.

D. Fungsi Manajemen Kurikulum

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi manajemen kurikulum17 di antaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapa hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan

Page 20: Copy Paste

implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikuum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan cirik khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

E. Konsep Manajemen Kurikulum

Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum yang ada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harus tepat dirumuskan secara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum tersebut.

Program pendidikan/ kurikuler tersebut, sekolah/ lembaga pendidikan berusaha mendorong siswa agar berkembang dan tumbuh secara tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Keterlibatan masyarakatpun ikut andil mengambil bagian penting dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah18.

Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan dan kemajuan masyarakat. Pemahaman tentang konsep dasar manajemen kurikulum merupakan hal yang penting bagi para kepala sekolah yang kemudian merupakan modal untuk membuat keputusan dalam implementasi kurikulum yang akan dilakukan oleh guru19.

Manajemen Kurikulum membicarakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada di sekolah sehingga kegiatan manajemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia sampai saat ini telah melahirkan Undang-Undang nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan Standar Pendidikan Nasional, disusul dengan Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, kemudian disusul dengan Permendiknas 23 tentang Standar Kompetensi Kelulusan dan Undang-Undang nomor 24 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23.

Pembakuan Undang-Undang dan Permendiknas itu menjadi kekuatan hukum bagi penyelenggara pendidikan untuk menata kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan di

Page 21: Copy Paste

Indonesia sehingga dengan demikian undang-undang dan peraturan menteri pendidikan nasional itu perlu dibaca dan dipahami.

Foot Note :

1 Eliadiana, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, http://eliadian.blogspot.com, 20:26/02.03.2013.

2 Nanang Fattah, Landasan manajemen pendidikan (Bandung: Remaja rosdakarya, 2009), hlm.1.

3 Eliadian, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, http://eliadian.blogspot.com, 20:26/02.03.2013.

4 Nanang Fattah, Landasan manajemen pendidikan (Bandung: Remaja rosdakarya, 2009), hlm.3.

5 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm3.

6 Oemar Hamalik, manajemen pengembangan kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm10.

7 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm3.

8 Eliadian, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, http://eliadian.blogspot.com, 20:26/02.03.2013.

9 Eliadian, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, http://eliadian.blogspot.com, 20:26/02.03.2013.

10 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.3.

11 eliadian, Loc.cit.

12 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.3.

13 Rusman, op.cit., hlm.4.

14 Oemar Hamalik, manajemen pengembangan kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm20.

15 Oemar Hamalik, op.cit., hlm.21.

16 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4.

17 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm5.

18 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4.

Page 22: Copy Paste

19 Eliadian, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, http://eliadian.blogspot.com, 20:26/02.03.2013.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

· Manajemen adalah proses dimana adanya suatu kegiatan untuk mencapai atau mewujudkan tujuan tertentu yang telah ditetapkan secara bersama didalam organisasi.

· Kurikulum adalah susunan satu rangkaian kegiatan yang didalamnya mengandung rencana belajar siswa, sebagai pengalaman belajar siswa yang diperoleh dari sekolah saat didalam kelas maupun diluar sekolah.

· Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk mewujudkan pencapaian tujuan pengajaran juga meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen kurikulum di sekolah ataupun didunia pendidikan sangat diperlukan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

· Ruang lingkup manajemn kurikulum/ Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan, dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum.

· Manajemen kurikulum terdapat lima prinsip untuk mengimplementasikan yaitu Produktivitas, demokratisasi, Kooperatif, efektivitas dan efesiensi, dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan.

· Fungsi manajemen berfungsi agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum.

· Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya

Page 23: Copy Paste

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers

Eliadian. Pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, dalam http://eliadian.blogspot.com, 20:26/02.03.2013.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.[1]

Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya. [1] Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang pengertian, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip, ruang lingkup, proses, dan faktor pendukung serta penghambat manajemen kurikulum, serta hubungan teori pendidikan dan kurikulum.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dari manajemen kurikulum?

Page 24: Copy Paste

2. Apa saja tujuan manajemen kurikulum?

3. Apa saja fungsi manajemen kurikulum?

4. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen kurikulum?

5. Bagaimana ruang lingkup manajemen kurikulum?

6. Bagaimana proses manajemen kurikulum?

7. Apa saja faktor pendukung dan penghambat proses manajemen kurikulum?

8. Bagaimana hubungan teori pendidikan dan kurikulum?

C. Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca mengetahui:

1. Pengertian manajemen kurikulum.

2. Tujuan manajemen kurikulum.

3. Fungsi manajemen kurikulum.

4. Prinsip-prinsip manajemen kurikulum.

5. Ruang lingkup manajemen kurikulum.

6. Proses manajemen kurikulum.

7. Faktor pendukung dan penghambat proses manajemen kurikulum.

8. Hubungan teori pendidikan dan kurikulum.

D. Metode Penulisan

Pada penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode penulisan dengan sumber dari internet.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 25: Copy Paste

A. Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen berasal dari bahasa Inggris ‘management’ dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and controlling a business” (Oxford, 2005).

Sementara, Malayu S.P. Hasibuan (1995) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” mengemukakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. [2]

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.[3]

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh. Secara sempit atau tradisional, kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang diberikan guru pada siswa guna mendapatkan ijazah. Sedang secara modern, kurikulum adalah semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta didik dibawah bimbingan guru dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar-mengajar.

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai kumpulan pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah yang disebut kurikulum.

Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum “… to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers”. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school”.

Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus di kembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). oleh karna itu, otonomi yang di berikan pada lembaga pendidika atau

Page 26: Copy Paste

sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memproritaskan kebutuhan dan ketercapaian saran dan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.

Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. [2]

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.

Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:

1. Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan secara terpisah – pisah seolah – olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi yang sama di kelas yang berbeda.

2. Kurikulum Berhubungan (Correlated Curriculum) yaitu kurikulum yang menunjukan adanya hubungan antara mata pelajarah yang satu dengan yan lain. Seperti IPS (gabungan dari mata pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi ), IPA (gabungan dari Fisika, Biologi, Kimia).

3. Kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas – batas antara berbagai bidang dan didalam mata pelajaran tersebut terdapat keterpaduan mata pelajaran serta menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik. [3]

B. Tujuan Manajemen Kurikulum

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu yang dicita-citakan masyarakat. Misalkan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:

Page 27: Copy Paste

1. Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.

2. Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.

3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.

4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu. [3]

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1. Kurikulum sebagai suatu ide, adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.

4. Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa kurikulum merupakan dokumen perencanaan yang mencakup:

1. Tujuan yang harus diraih

2. Isi dan pengalaman belajar yang harus diperoleh siswa

3. Strategi dan cara yang dapat dikembangkan

4. Evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai pencapaian tujuan

5. Penerapan dari isi dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.

Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun. (Wina Sanjaya, 2008).

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. [2]

Page 28: Copy Paste

C. Fungsi Manajemen Kurikulum

Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli, sebagai berikut:

Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen kurikulum, yaitu :

1. Perencanaan (planning).

2. Pengorganisasian (organizing).

3. Pelaksanaan (actuating).

4. Pengawasan (controlling).

Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:

a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan

b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama

c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran

d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat

e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami

h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

i. Menghemat waktu, usaha dan dana

Page 29: Copy Paste

2. Pengorganisasian (organizing)

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”

Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.

Berkenaan dengan pengorganisasian ini,

Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :

a. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan

b. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja

c. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

d. Organisasi harus mencerminkan rentangan control

e. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah

f. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.

3. Pelaksanaan (actuating)

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi

Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Page 30: Copy Paste

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :

a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,

b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,

c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak,

d. tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan

e. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.

Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.

Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan. [2]

Menurut sumber lain, fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.

2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.

3. Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

Page 31: Copy Paste

4. Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat. [1]

D. Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum

Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:

1. Produktivitas

Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi

Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

3. Kooperatif

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

4. Efektifititas dan efisiensi

Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat.

5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum

Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.

a. Menetapkan Visi

Rumusan visi merupakan penjabaran visi institusi (universitas) ke fakultas, jurusan/bagian/program studi. Perumusan visi didasarkan atas pertimbangan societal needs, professional needs, dan academic needs

Page 32: Copy Paste

b. Menuliskan Misi

Mendeskripsikan tentang apa yang hendak dicapai dan untuk siapa

c. Profil lulusan

Deskripsi singkat tentang peran yang dapat dilakukan seorang lulusan, dan bukan gambaran singkat tentang data lulusan

d. Analisis tugas

Menjabarkan nomor c dengan membuat indikatornya (dokter, pendidik, hukum, ekonom, dan sebagainya)

e. Perumusan kompetensi

Lulusan seperti apa yang akan dibentuk melalui program pendidikan ini

f.Kajian elemen kompetensi

- Bahan kajian tentang disiplin ilmu secara komprehensip dan sistemik untuk membentuk sebuah kompetensi.

- Untuk membentuk sebuah kompetensi diperlukan beberapa bahan kajian.

- Bahan kajian nantinya akan diturunkan menjadi mata kuliah

g.Menetapkan elemen kompetensi

Elemen kompetensi meliputi: landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap perilaku dalam berkarya, dan pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat.

h. Identifikasi nama mata kuliah

Page 33: Copy Paste

Penamaan mata kuliah berdasarkan rumpun topik kajian dari kolom ( f )

i. Identifikasi pengalaman belajar

Perekayasaan kegiatan belajar agar mahasiswa dapat melakukan sendiri sehingga kompetensi dapat tercapai/terbentuk

j. Sumber-sumber belajar

Menunjukkan berbagai sumber belajar yang dapat diakses guna mendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pembelajaran (paper, person maupun place)

k. Penentuan bobot SKS

Disesuaikan dengan urgensi dan status materi

l. Alokasi waktu

Ditetapkan berdasarkan pengalaman belajar, luas bahan, tingkat kesulitan, dsb.

[3]

E. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sagat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam pendidikan. [1]

Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:

a. Manajemen perencanaan,

b. Manajemen pelaksanaan kurikulum,

Page 34: Copy Paste

c. Supervisi pelaksanaan kurikulum,

d. Pemantauan dan penilaian kurikulum,

e. Perbaikan kurikulum,

f. Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum. [1]

Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau dilihat dari cakupanya yang begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum. Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahap, bergilir, dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem. Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan. [1]

Kurikulum sendiri dapat dipahami dengan arti sempit sekali, sempit, dan luas. Pengertian kurikulum dalam arti sempit sekali adalah jadwal pelajaran. Kemudian pengertian kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Kurikulum dalam pengertian ini terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk kepentingan mereka melanjutkan pekerjaan maupun terjun ke dunia kerja. Dengan melihat pada kurikulum sebagai suatu lembaga pendidikan maka dapat dilihat apakah lulusannya mempunyai keahlian dalam level apa. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan-tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi:

1. Perencanaan

Perencanaan kurikulum di bedakan menjadi dua yakni tingkat pusat dan yang diaksanakan oleh sekolah:

a. Perencanaan tingkat pusat, meliputi tujuan pendidikan, bahan pelajaran. Dalam tujuan pendidikan terdapat TIU dan TIK.

Page 35: Copy Paste

b. Bahan pembelajaran,dari pusat kemudian di serahkan kepada sekolah dalam bentuk Garis-Garis Besar Program Pengajaran ( GBPP). Perencanaan yang harus dilakukan disekolah.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar mengajar yang setidaknya melalui tiga tahap yaitu :

a. Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang dialakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleg guru dan murid mengenai pokok bahasan yang harus di sampaikan. Dalam tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi.

c. Tahap penutupan, adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian materi.

3. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. [3]

F. Proses Manajemen Kurikulum

1. Manajemen Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis (isu-isu pengetahuan yang bermakna), sosiologis (argumen-argumen kecenderungan sosial), dan psikologi (dalam menentukan urutan materi pelajaran).

Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.

Page 36: Copy Paste

Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut:

a. Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial, administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA, matematika, dan lain-lain.

b. Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program.

c. Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kopetensi dan kopetensi dasar.

d. Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus.

Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman.

2. Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum

Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm dapat terlaksana.

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:

a. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum.

b. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi:

1) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar,

2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah,

Page 37: Copy Paste

3) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.

3. Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum

Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.

Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis, pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi.

b. Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.

c. Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.

d. Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian.

e. Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan.

4. Perbaikan Kurikulum

Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus.

Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi

Page 38: Copy Paste

pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).

Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru, siwaswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan program perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan intruksional.

Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan:

a. mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan,

b. mengumpulkan fakta atau informasi tambahan,

c. mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan,

d. memilih pemecahan sebagai percobaan,

e. merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan penyelesaian,

f. melakukan solusi percobaan,

g. evaluasi. [1]

Sedangkan dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus proses manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :

1. Tahap perencanaan

Meliputi langkah-langkah:

a. Analisis kebutuhan

b. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis

c. Menentukan disain kurikulum

d. Membuat rencana induk (master plan) pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.

2. Tahap pengembangan

Meliputi langkah-langkah:

a. Perumusan rasional atau dasar pemikiran

Page 39: Copy Paste

b. Perumusan visi, misi, dan tujuan

c. Penentuan struktur dan isi program

d. Pemilihan dan pengorganisasian materi

e. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran

f. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar

g. Penentuan cara mengukur hasil belajar.

3. Tahap implementasi atau pelaksanaan

Meliputi langkah-langkah:

a. Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

b. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)

c. Penentuan strategi dan metode pembelajaran

d. Penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran

e. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar

f. Petting lingkungan pembelajaran

4. Tahap penilaian:

Terutama dilakukan untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif.

Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif). [2]

G. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Manajemen Kurikulum

Page 40: Copy Paste

Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap proses menejemen kurikulum, antara lain dapat dikemumakan dibawah ini :

1. Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena kurikulum dikembangkan dan didesin sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, maka pola yang digunakan berpusat pada bahan ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.

2. Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena kurikulum disesuaikan dengan tuntunan dan tekanan serta kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda.

3. Faktor politik dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang berpengaruh karena politik yang melandasi arah kebijakan dari pengembangan kurikulum itu sendiri.

4. Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang memiliki pengaruh yang cukup besar karena faktor ekonomi yang dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola pengembangan kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari pelaku kebijakan sampai pada pelaku di lapangan ( di sekolah-sekolah ).

5. Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum karena perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola fakir masyarakatpun yang semakin komplek dalam perkembangan teknologi sehingga dituntut untuk dapat melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat.

Pendidikan di Indonesia di arahkan untuk menciptakan suatu individu atau masyarakat yang memiliki sikap kemandirian sehingga tertanam sebuah keterampilan dan pengetahuan yang baik yang dapat menunjang kehidupan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Tetapi pada kenyataannya di lapangan pendidikan di Indonesia kurang terpola dengan baik dan kurang jelas arah tujuannya, hal tersebut terkait erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari :

1. Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik yang ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya.

2. Keterbatasan akan sarana dan prasarana.

3. Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah.

4. Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran. [2]

H. Hubungan Teori Pendidikan dan Kurikulum

Page 41: Copy Paste

Pendidikan merupakan ilmu terapan (applied science), yaitu terapan dari ilmu atau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi dan humanitas. Sebagai ilmu terapan, perkembangan teori pendidikan berasal dari pemikiran-pemikiran filosofis-teoritis, penelitian empiris dalam praktik pendidikan. Dengan latar belakang seperti itu, beberapa ahli menyatakan bahwa ilmu pendidikan merupakan ilmu yang “belum jelas”. Hal itu diperkuat oleh kenyataan bahwa cukup sulit untuk merumuskan teori pendidikan. Teori-teori pendidikan yang ada lebih menggambarkan pandangan filosofis, seperti teori pendidikan Langeveld, Kohnstam, dan sebagainya, atau lebih menekankan pada pengajaran seperti teori Gagne, Skinner, dan sebagainya.

Menurut Beauchamp (1975, hal. 34), teori pendidikan akan atau dapat berkembang tetapi perkembangannya pertama-tama dimulai pada sub-sub teorinya. Yang menjadi subteori dalam dari teori pendidikan adalah teori-teori dalam kurikulum. Pengajaran, evaluasi, bimbingan-konseling, dan administrasi pendidikan.

Ada dua kecendrungan perkembangan ilmu pendidikan, yaitu :

1. Perkembangan yang bersifat teoritis yang merupakan pengkajian masalah-masalah pendidikan dari sudut pandang lain, seperti filsafat, psikologi dan lain-lain.

2. Perkembangan ilmu pendidikan dari praktik pendidikan.

Keduanya dapat saling membantu, melengkapi, dan memperkaya. Dalam kenyataan, tidak selalu terjadi hal yang demikian. Hanya sedikit hasil-hasil pengkajian teoritis yang diterapkan para pelaksana pendidikan. Sebagai contoh: teori J.J Rousseau yang menekankan pendidikan alam dengan peranan anak sebagai subjek yang penuh potensi, hampir tidak ada yang melaksanakannya secara penuh., kecuali beberapa prinsip utamanya, itupun dengan modifikasi. Sebaliknya para pendidik dilapangan melaksanakan praktik pendidikan yang lebih didasarkan kebutuhan-kebutuhan praktis, sekalipun tidak banyak dilandasi oleh teori-teori yang kuat.

Selain itu, menurut Hugh C. Black dalam bukunya A Four-fold Classification of Edicational theories (1966), mengemukakan empat teori pendidikan yaitu, teori tradisional, teori progresif, teori hasil belajar, dan teori proses belajar. Teori tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan penerus warisan budaya, teori progresif memandang pendidikan sebagai penggali potensi anak-anak, dalam teori ini anak menempati kedudukan yang sentral dalam pendidikan. Teori hasil belajar sesuai dengan namanya mengutamakan hasil, sedangkan teori proses belajar mengutamakan proses belajar. [1]

BAB III

Page 42: Copy Paste

PENUTUP

SIMPULAN

1. Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.

2. Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:

a. Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.

b. Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.

c. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.

d. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.

3. Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen kurikulum, yaitu :

a. Perencanaan (planning).

b. Pengorganisasian (organizing).

c. Pelaksanaan (actuating).

d. Pengawasan (controlling).

4. Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:

a. Produktivitas

b. Demokratisasi

c. Kooperatif

d. Efektifititas dan efisiensi

e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.

5. Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:

a. Manajemen perencanaan,

Page 43: Copy Paste

b. Manajemen pelaksanaan kurikulum,

c. Supervisi pelaksanaan kurikulum,

d. Pemantauan dan penilaian kurikulum,

e. Perbaikan kurikulum,

f. Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.

6. Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap proses menejemen kurikulum, antara lain dapat dikemumakan dibawah ini :

a. Faktor peserta didik

b. Faktor sosial budaya

c. Faktor politik

d. Faktor ekonomi

e. Faktor perkembangan teknologi

7. Hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen kurikulum antara lain:

a. Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik yang ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya.

b. Keterbatasan akan sarana dan prasarana.

c. Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah.

d. Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran

CATATAN KAKI

1. http://kiswankurikulum.blogspot.com/

2. http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html

Page 44: Copy Paste

3. http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/

DAFTAR PUSTAKA

http://kiswankurikulum.blogspot.com/. Manajemen Kurikulum. 16 Mei 2013:16.35.

http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/. Manajemen Kurikulum. 16 Mei 2013:16.52.

http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html. Manajemen Kurikulum. 16 Mei 2013:17.10.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu yang dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya berbeda. Ilmu itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja melalui proses pembelajaran. Pada proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti di sekolah atau secara informal seperti pada keluarga, pada masyarakat maupun di lingkungan.

Dewasa ini, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu berkembang. Pelaksanaan proses interaksi itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan

Page 45: Copy Paste

dibuatnya kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun calon pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.

Untuk mengetahui dan memahami lebih lengkap tentang kurikulum maka kami membuat makalah ini dengan menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum. Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar kurikulum, pengorganisasian kurikulum, tatalaksana kurikulum, dan pengembangan kurikulum.

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR KURIKULUM

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang

Page 46: Copy Paste

sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : “ A Curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school.

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.

4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.

Page 47: Copy Paste

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

B. PENGORGANISASIAN KURIKULUM

Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik. Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak luar, yang diatur berdasarkan aturan tertntu, yang dipimpin/diperintah oleh seseorang pimpinan atau seorang pimpinan atau seorang staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan. Dalam sebuah organisasi sangat diperlukan melaksanakan proses manajemen, yakni:

Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau tim pengembang kurikulum

Organisasi dalam rangka implementasi kurikulum, baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat sekolah atau satuan lembaga pendidikan yang melaksanakan kurikulum.

Organisasi dalam tahap evaluasi kurikulum, yang melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam proses evaluasi sebuah kurikulum.

Dalam setiap jenis organisasi kurikulum diatas, terdapat susunan

kepengurusan yang telah ditentukan sesuai dengan struktur organisasi berikut dengan tugas-tugas pekerjaannya sekaligus. Sedangkan bentuk-bentuk kurikulum, akan disusun menurut pola organisasi kurikulum yang dilengkapi struktur, urutan kegiatan pembelajaran dan ruang lingkup materi tertentu. Dan secara akademik, organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut:

Kurikulum Mata Ajaran.

Merupakan kurikulum yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah. Adalah kurikulum yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

Page 48: Copy Paste

Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain.

Setiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak-kotak

tersendiri dan disampaikan pada anak didik pada waktu-waktu tertentu.

Kurikulum ini bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan.

Tidak didasarkan atas kebutuhan, minat, dan masalah-masalah yang menyangkut diri siswa.

Tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan masyarakat.

Pendekatan metodologi sistem penuangan.

Pelaksanaan dengan sistem guru mata pelajaran.

Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum

Kurikulum yang berkorelasi dengan mata pelajaran.

Mata pelajaran-mata pelajaran itu disusun dalam pola korelasi agar lebih mudah dipenuhi oleh siswa. Bentuk korelasi terdiri atas dua jenis, yaitu:

Korelasi informal, dimana seorang guru mata pelajaran meminta agar guru mata pelajaran lainnya mengkorelasikan pelajaran yang akan digunakannya dengan bahan yang akan diberikannya dengan bahan yang telah diberikan oleh guru yang sebelumnya.

Korelasi formal, bahwasanya beberapa orang guru merencanakan bersama-sama untuk mengkorelasikan mata pelajaran yang akan menjadi tanggung jawab masing-masing guru.

Ciri-ciri kurikulum ini adalah sebagai berukut:

1) Mata pelajaran dikorelasikan satu sama lain.

2) Mulai adanya usaha untuk merelevankan pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari meskipun tujuannya masih tetap untuk penguasaan pengetahuan.

Page 49: Copy Paste

3) Kurikulum ini telah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemampuan para siswa walaupun pelayanan terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas.

4) Metode pencapaiannya adalah dengan menggunakan metode korelasi meskipun masih banyak kendala dan hambatan yang dihadapi.

5) Meskipun guru masih memegang peran aktif, aktivitas siswa juga mulai dikembangkan.

Kurikulum bidang studi

Ciri-ciri umum yang terdapat dalam kurikulum bidang studi antara lain:

Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran yang di dalamnya terdapat perpaduan sejumlah mata pelajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama.

Pelajaran bertitik tolak dari core subject, dari sana kemudian dijabarkan menjadi sejumlah pokok bahasan.

Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah direncanakan sebelumnya.

Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.

Guru berperan selaku guru bidang studi.

Minat, masalah, dan kebutuhan siswa serta kebutuhan masyarakat masyarakat dipertimbangkan sebagai dasar penyusunan kurikulum.

Kurikulum berintegrasi/terpadu

Ciri-ciri umum bentuk kurikulum ini adalah:

Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi.

Berdasarkan psikologi belajar Gestalt atau organismik.

Page 50: Copy Paste

Berdasarkan landasan sosiologi dan sosial-kultural.

Berdasarkan kebutuhan dan tingkat perkembangan dan pertumbuhan siswa.

Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada.

Sistem penyampaiannya dengan menggunakan system pengajaran unit.

Peran guru sama aktifnya dengan murid.

Core curriculum (kurikulum inti).

Yakni kurikulum yang disusun berdasarkan masalah dan kebutuhan siswa.Ciri-ciri core curriculum:

Inti pelajaran meliputi pengalaman-pengalaman yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan semua siswa.

Inti program berkenaan dengan pendidikan umum (general education) untuk memperoleh bermacam-macam hasil (tujuan pendidikan).

Kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalaman inti disusun dan diajarkan dalam bentuk kesatuan, tidak dibatasi oleh garis-garis pelajaran yang terpisah.

Inti program diseleenggarakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

C. KETATALAKSANAAN KURIKULUM

Tatalaksana kurikulum di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting di antara kegiatan-kegiatan administratif lainnya. Kurikulum dengan diiringi tatalaksanan yang baik, tepat, dan cermat akan mampu membuahkan hasil pendidikan yang baik pula.

Memahami dan mengenal berbagai aspek administrasi pendidikan di sekolah memang merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap guru, karena di samping tugas pokoknya sebagai pendidik, guru berfungsi pula sebagai administrator yang menyangkut ketatalaksanaan kurikulum.

Organisasi Kurikulum

Page 51: Copy Paste

Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula.(Prof. Dr. Nasution, hal. 80 dalam B. Suryosubroto (1990), hal 1)

Macam-macam pola pengorganisasian kurikulum :

A. Separated Subject Curicullum

Organisasi kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain. Beberapa hal positif:

1) Bahan pelajaran disajikan sistematis dan logis

2) Organisasi kurikulum sederhana

3) Penilaian lebih mudah

4) Memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran

5) Persiapan masuk perguruan tinggi

B. Corellated Curicullum

Organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan (bersangkut paut) walaupun batas-batas masih dipertahankan. Beberapa kebaikan corellated curicullum :

Page 52: Copy Paste

1) Pengetahuan murid menjadi lebih integral, tidak terlepas-lepas.

2) Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah.

3) Memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut.

4) Diutamakan pengertian dan prinsip, bukan pengetahuan akan fakta.

C. Integrated Curicullum

Organisasi kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.

Beberapa manfaat integrated curicullum :

1) Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertali erat.

2) Murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.

3) Memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dan masyarakat.

4) Aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang berpikir sendiri atau bekerjasama dengan kelompok

5) Mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.

Struktur Program Kurikulum dan Implikasinya dalam Kegiatan Administratif

Page 53: Copy Paste

Pada kurikulum 1975 kita jumpai bahwa kurikulum pada garis besarnya terperinci dalam beberapa program pendidikan.

1. Program Pendidikan Umum

Adalah program yang diberikan kepada semua siswa dan mencakup Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik.

2. Program Pendidikan Akademis

Adalah program pendidikan yang diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan studi ke tingkat pendidikan selanjutnya.

3. Program Pendidikan Ketrampilan

Adalah program pendidikan yang dapat di[ilih siswa dan ada juga yang bersifat terikat.

Menurut kurikulum 1984 yang mulai diberlakukan di SMA, Struktur Program Kurikulum meliputi:

Program Inti

Program Pilihan

Kegiatan administrasi kurikulum dititikberatkan pada usaha pembinaan situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan administrasi kurikulum yang terpenting di sini meliputi :

Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru

Page 54: Copy Paste

Kegiatannya meliputi

1) Pembagian tugas mengajar

Pada sekolah dasar misal pembagian tugas untuk bertanggungjawab mengajar satu kelas tertentu. Sedangkan pada sekolah lanjutan yaitu tentang penempatan guru pada kelas tertentu.

2) Pembagian tugas dalam membina ekstrakurikuler

Agar kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, UKS, koperasi, dan sebagainya dapat berjalan lancarperlu diadakan pembagian tugas di antara para guru tersebut.

3) Koordinasi persiapan mengajar

Setiap guru wajib menyusun satuan-satuan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya (persiapan mengajar) dan perlu dikoordinir oleh kepala sekolah.

Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar

Kegiatan ini meliputi :

1) Penyusunan jadwal pelajaran

2) Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu

3) Pengisian daftar kemajuan murid

Page 55: Copy Paste

4) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar

5) Laporan hasil evaluasi

6) Kegiatan bimbingan penyuluhan

Menyusun Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya adalah pengaturan waktu dan atau penjadwalan kegiatan di sekolah baik kurikuler maupun ekstrakurikuler serta kegiatan penunjang lainnya selama satu tahun ajaran, dengan maksud agar tercapai penggunaan waktu sekolah secara optimal dalam rangka usaha meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Menyusun Satuan Pelajaran

Satuan pelajaran merupakan unit terkecil program pengajaran yang disiapkan oleh guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Akhir-akhir ini dalam usaha pengembangan lebih lanjut dari para pemikir pendidikan, maka proses belajar mengajar di kelas disarankan (harus) lebih mengaktifkan siswa, bukan lagi fihak guru yang aktif menyampaikan materi pelajaran. Pola belajar demikian kemudian disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) mengakibatkan persiapan guru dalam program belajar mengalami sedikit perubahan. Dengan demikian, penyusunan satuan pelajaran dapat dikatakan seperti penyusunan rencana kegiatan pembelajaran (RPP). Sebagai contoh dalam satuan pelajaran dengan pola PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) terdapat langkah-langkah pokok seperti perumusan tujuan, mengembangkan alat evaluasi, menetapkan kegiatan belajar-mengajar, merencanakan program kegiatan,dll.

Melaksanakan Sistem Kredit Sekolah

Penerapan sistem kredit dimaksudkan ntuk meningkatkan tepoat guna, daya guna, dan hasil guna pendidikan, yang sekaligus dikaitkan pula dengan sistem penilaian siswa. Yang dimaksud dengan “kredit” adalah ukuran satuan beban belajar siswa yang ditentukan oleh jumlah jam pelajaran tatap muka dan pekerjaan rumah per-minggu per semester.

Page 56: Copy Paste

Menyelenggarakan Evaluasi Hasil Belajar

Penyelenggaraan evaluasi (penilaian) hasil belajar siswa merupakan salah satu tugas-kegiatan dari tatalaksana kurikulum. Evaluasi berguna dan bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi guru tentang sejauh mana tujuan instruksional (pengajaran) telah tercapai sehingga guru dengan demikian mengetahui apakah guru masih harus memperbaiki lagi langkah yang ia tempuh dalam kegiatan mengajar.

Bagi siswa hasil evaluasi akan menunjukkan kepada mereka betapa keberhasilan mereka dalam kegiatan belajar yang pernah mereka lakukan.

Macam-macam evaluasi hasil belajar di sekolah meliputi :

1. Tes formatif

Yaitu evaluasi atau usaha penilaian hasil belajar berupa tes yang diberikan kepada siswa setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari.

2. Tes sub formatif

Yaitu tes yang diberikan kepada siswa dengan bahan atau materi meliputi beberapa pokok nahasan yang sejenis.

3. Tes sumatif

Yaitu evaluasi atau usaha penilaian hasil belajar berupa tes yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan belajar-mengajar berlangsung dalam satuan waktu tertentu.

4. Evaluasi belajar tahap akhir

Page 57: Copy Paste

Merupakan usaha penilaian yang terakhir dilakukan untuk mengungkap hasil belajar siswa secara keseluruhan selama ia belajar di sekolah tersebut.

5. Menyusun Laporan Pendidikan

Dalam kegiatan profesionalnya sehari-hari, kepala sekolah dan guru dihadapkan kepada hal-hal yang perlu dikomunikasikan. Komunikasi tersebut diperlukan dalam menjalankan semua peranan di sekolah sebagai pengajar, penatalaksana atau administrator, dan sebagai pembimbing.banyak pihak seperti kepala sekolah, murid, orang tua, dan rekan sekerja sangat memerlukan keterangan yang relevan dari guru. Kebutuhan pihak-pihak tersebut akan keterangan, penjelasan, atau informasi pada umumnya bersifat terus menerus dan berkelanjutan. Untuk kebutuhan inilah kepala sekolah dan guru seperti juga tenaga kependidikan lainnya diharapkan untuk selalu membuat laporan tentang hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya

D. PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendidikan tidak akan pernah lepas akan dampak lingkungan disekitar yang semakin hari semakin berkembang. Jika pendidikan tidak dapat mengikuti perkembangan dunia seperti perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang kian pesat, maka pendidikan akan jauh tertinggal dan tidak memberi manfaat relevan bagi peserta didik. Oleh sebab itu pendidikan harus ikut dikembangkan sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Cara mengembangkan pendidikan adalah dengan pengembangan kurikulum. Pengembanagn kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. (Oemar Hamalik, 2007 : 183) Dikatakan oleh Prof. Dr. H Oermar hamalik, pengembangan kurikulum merupakan proses yang dinamik sehingga dapat merespon terhadap tuntutan perubahan structural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun globalisasi. Kebijakan umum dalam pengembangan kurikulum haruslah sejalan dengan visi, misi, dan strategi pembangunan.

Pengembagan kurikulum adalah hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan pendidikan pada setian jenjang pendidikan. Perubahan kurikulum sendiri bertujuan untuk menyiapkan siswa atau peserta didik untuk menghadapi masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pengembangan Kurikulum harus mampu mengantisispasi segala persoalan yang dihadapi masa sekarang dan masa yang akan datang. (Oemar Hamalik, 2006 : 90).

Page 58: Copy Paste

Kurikulum juga memiliki dasar pengembangan yang harus diperhatikan dalam proses pengembangannya. Dasar-dasar pengembangan kurikulum tersebut adalah :

1. Kurikulum disusun untuk mewujudkan system pendidikan nasional.

2. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangakan dengan pendekatan kemampuan.

3. Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan.

4. Kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan

5. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdisversikasi sesuai dengan kebutuhan potensi dan minat pesererta didik

6. Kurikulum dikembangakan dengan memperhatikan tuntutan pemanbangunan daerah maupun nasional, serta mempertimbangkan kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni.

7. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat.

8. Kurikulum pada semua jenjang mencakup aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, ketrampilan belajar, kewirausahaan, ketrampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, polahidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.

Pengembangan kurikulum dapat dilakukan mulai dari tingkat kelas sampai ketingkat nasional seperti kondisi sebagai berikut :

Page 59: Copy Paste

Pengembangan kurikulum oleh guru kelas

Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu sekolah

Pengembangan kurikulum melalui pusat guru

Pengembangan kurikulum pada tingkat daerah

Pengembangan kurikulum melalui proyek nasional

Seorang guru dapat mengembangkan kurikulum dalam kelasnya asalkan kurikulum tersebut relevan dan konsisten terhadap program sekolah secara keseluruhan. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu sekolah lebih menguntungkan karena banyak terjadi pertukaran pengalaman, ide, dan gagasan walau lebih menguntungkan jika pengembangan kurikulum dilakukan secara nasional karena akan lebih banyak melibatkan guru-guru ahli yang memberikan ide ataupun informasi sehingga gagasan pengembangan menjadi semakin mantap. Jadi pendekatan nasional dalam pengembangan kurikulum dinilai lebih rasional dan mengikuti proses yang diharapkan pada pengembangan kurikulum.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum :

1. Pendidikan Tinggi

Kurikulum minimal mendapatkan dua pengaruh dari pendidikan di perguruan tinggi, yaitu pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi dan pendidikan guru yang umumnya dilaksanakan diperguruan tinggi. Sehingga akan mempengaruhi kompentensi guru yang dihasilkan.

2. Masyarakat

Pendidikan adalah bagian dari masyarakat, pendidikan dilaksanakan untuk menyiapakan peserta didik dalam bermasyarakat. Setelah selesai menempuh pendidikan formal maupun belum selesai menempung pendidikan formal, peserta didik akan kembali ke masyarakat. Dalam proses ini pendidikan harus bisa menjaga agar peserta didik tetap baik dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, kondisi atau lingkungan masyarakat akan sangat mempengaruhi kebijakan pengembangan kurikulum yang dilakukan.

Page 60: Copy Paste

3. Sistem nilai

Dalam pendidikan tidak akan lepas dengan sistem nilai dan norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah harus bisa menjaga agar sistem tersebut tidak semakin luntur dikalangan peserta didik maupun pendidik. Nilai dan norma yang ada juga mempengaruhi perkembangan kurikulum. Karena kurikulum hendaknya mencerminkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang kemudian dintegrasikan dalam sebuah kurikulum.

PENUTUP

Kesimpulan

Kurikulum adalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Konsep dasar kurikulum adalah kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori, yaitu teori kurikulum. Konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

a. Kurikulum sebagai suatu ide;

b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide;

c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis;

d. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

Page 61: Copy Paste

Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Pola-pola pengorganisasian kurikulum diantaranya: Separated Subject Curriculum, Correlated Curriculum, Integrated Curriculum.

Ketatalaksanaan kurikulum merupakan pelaksanaan interaksi belajar mengajar, yang dapat terbagi menjadi tiga tahap yaitu: persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan penutupan.

Pengembangan kurikulum adalah proses yang dinamik sehingga dapat merespon terhadap tuntutan perubahan structural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun globalisasi yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tuntutan masa sekarang maupun yang akan datang. Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh faktor pendidikan tinggi, masyarakat, dan sistem nilai.

http://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-4/education-management/makalah-manajemen-kurikulum/

MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM DAN   PEMBELAJARAN

Posted on Desember 10, 2012 by sumberbelajarangga

PENDAHULUAN

1. 1.      Latar Belakang

Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal mungkin.

Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam upaya – upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran. Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Manajemen kurikulum salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan upaya pemberdayaan

Page 62: Copy Paste

bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum pada tingkat lembaga atau sekolah perlu di koordinasi oleh pihak pimpinan (manajer) dan pembantu pimpinan (manajer) yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Berdasarkan hal tersebut, makalah ini  ditulis untuk membantu mempersiapkan manajemen sekolah bermutu terutama berkenaan dengan manajemen kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan di sekolah, baik itu dilakukan oleh para guru, komite sekolah, kepala sekolah, dan pihak pihak yang terkait dengan mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.

1. 2.      Tujuan Pembahasan

Standar kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.  

Dengan dikuasainya kompetensi diharapkan  mampu:

Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan Melakukan suatu tindakan apabila terjadi hal yang berbeda dengan rencana semula Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau

melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda

Standar kompetensi yang diharapkan antara lain : Pertama, institusi pendidikan dan pelatihan guna memberikan informasi dalam rangka pengembangan program dan kurikulum; sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian, sertifikasi. Kedua, dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja, yakni membantu dalam rekrutmen, penilaian unjuk kerja, membuat uraian jabatan, dan mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha atau industri. Ketiga, institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi, yakni sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya, dan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi.

PEMBAHASAN

1. 1.      Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi

Page 63: Copy Paste

belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:

Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan secara terpisah – pisah seolah – olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi yang sama di kelas yang berbeda.

Kurikulum Berhubungan (Correlated Curriculum) yaitu kurikulum yang menunjukan adanya hubungan antara mata pelajarah yang satu dengan yan lain. Seperti IPS (gabungan dari mata pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi ), IPA (gabungan dari Fisika, Biologi, Kimia).

Kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas – batas antara berbagai bidang dan didalam mata pelajaran tersebut terdapat keterpaduan mata pelajaran serta menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik.

Sedangkan manajemen pembelajaran adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai visi dan misi pengajaran. Kedua, manfaat manajemen pengajaran adalah sebagai aktivitas profesional dalam menggunakan dan memelihara kurikulum (satuan program pengajaran) yang dilaksanakan, Ketiga, secara organisasional pembelajaran atau kegiatan aktivitas pengajaran guru dituntut memiliki kesiapan mengajar dan murid disiapkan untuk belajar, Keempat, dalam menjalankan fungsi manajemen pembelajaran guru harus memanfaatkan sumber daya pengajaran (learning resources) yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu kepada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.

1. 2.      Tujuan

Komponen tujuan berhubunagn dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu yang dicita-citakan masyarakat. Misalkan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:

1. Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.

2. Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.

3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.

Page 64: Copy Paste

4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.

 

1. 3.      Prinsip – Prinsip 1. Produktivitas

Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. DemokratisasiPelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

3. KooperatifUntuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

4. Efektifititas dan efisiensiRangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat.

5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulumProses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.

a. Menetapkan Visi Rumusan visi merupakan penjabaran visi institusi (universitas) ke fakultas, jurusan/bagian/program studi. Perumusan visi didasarkan atas pertimbangan societal needs, professional needs, dan academic needs

b. Menuliskan Misi Mendeskripsikan tentang apa yang hendak dicapai dan untuk siapa

c. Profil lulusan

 

 

Deskripsi singkat tentang peran yang dapat dilakukan seorang lulusan, dan bukan gambaran singkat tentang data lulusan

d. Analisis tugas Menjabarkan nomor c dengan membuat indikatornya (dokter, pendidik, hukum, ekonom, dan sebagainya)

e. Perumusan kompetensi Lulusan seperti apa yang akan dibentuk melalui program pendidikan ini

f.Kajian elemen kompetensi - Bahan kajian tentang disiplin ilmu secara komprehensip

Page 65: Copy Paste

dan sistemik untuk membentuk sebuah kompetensi.

- Untuk membentuk sebuah kompetensi diperlukan beberapa bahan kajian.

- Bahan kajian nantinya akan diturunkan menjadi mata kuliah

g.Menetapkan elemen kompetensi

Elemen kompetensi meliputi: landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap perilaku dalam berkarya, dan pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat.

h. Identifikasi nama mata kuliah Penamaan mata kuliah berdasarkan rumpun topik kajian dari kolom ( f )

i. Identifikasi pengalaman belajar

 

Perekayasaan kegiatan belajar agar mahasiswa dapat melakukan sendiri sehingga kompetensi dapat tercapai/terbentuk

j. Sumber-sumber belajar

 

Menunjukkan berbagai sumber belajar yang dapat diakses guna mendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pembelajaran (paper, person maupun place)

k. Penentuan bobot SKS Disesuaikan dengan urgensi dan status materi

l. Alokasi waktu

 

Ditetapkan berdasarkan pengalaman belajar, luas bahan, tingkat kesulitan, dsb.

 

            Ruang Lingkup

Kurikulum sendiri dapat dipahami dengan arti sempit sekali, sempit, dan luas. Pengertian kurikulum dalam arti sempit sekali adalah jadwal pelajaran. Kemudian pengertian kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Kurikulum dalam pengertian ini terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk kepentingan mereka melanjutkan pekerjaan maupun terjun ke dunia kerja. Dengan melihat pada kurikulum sebagai suatu lembaga pendidikan maka dapat dilihat apakah lulusannya mempunyai keahlian dalam level apa. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan-tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan

Page 66: Copy Paste

pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi:

1. Perencanaan

Perencanaan kurikulum di bedakan menjadi dua yakni tingkat pusat dan yang diaksanakan oleh sekolah.

1. Perencanaan tingkat pusat, meliputi tujuan pendidikan, bahan pelajaran. Dalam tujuan pendidikan terdapat TIU dan TIK.

2. Bahan pembelajaran,dari pusat kemudian di serahkan kepada sekolah dalam bentuk Garis-Garis Besar Program Pengajaran ( GBPP). Perencanaan yang harus dilakukan disekolah

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar mengajar yang setidaknya melalui tiga tahap yaitu :

1. Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang dialakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleg guru dan murid mengenai pokok bahasan yang harus di sampaikan. Dalam tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi.

3. Tahap penutupan, adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian materi.4. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

 

 

Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu : Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum), kurikulum berhubungan (Correlated Curriculum), dan kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) .

Page 67: Copy Paste

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/

Pendahuluan

Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.

Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya. Dalam makalah ini penulis akan menerangkan tentang penerapan manajemen dalam pelaksanaan kurikulum.

II. Konsep Dasar Manejemen Kurikulum

A. Pengertian

Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan.[1] Dalam proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.[2]

Dalam pelaksanaanya, pengembangan kurikulum harus berdasarkan dan disesuaikan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).[3] Dengan pengertian, bahwa manajemen kurikulum itu memang atas dasar konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Suatu intitusi pendidikan diberi kebebasan untuk menentukan kebijakan dalam merancang dan mengelola kurikulum menurut kebutuhan

Page 68: Copy Paste

peserta didik dan masyarakat. Pemerintah hanya menetapkan standar nasional dan untuk pengembanganya diserahkan sepenuhnya kepada lembaga sekolah dan madrasah terkait.

E. Mulyasa mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah diberlakukan untuk memberikan keluasan pada sekolah dan perlibatan masyarakat untuk mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikanya sesuai prioritas kebutuhan dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya itu dengan pemberdayaan sekolah lewat pemberian otonomi adalah bentuk tanggap dari pemerintah terhadap tuntutan masyarakat dan pemerataan pendidikan.[4]

B. Ruang lingkup Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sagat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam pendidikan.

Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut: (1) manajemen perencanaan, (2) manajemen pelaksanaan kurikulum, (3) supervisi pelaksanaan kurikulum, (4) pemantauan dan penilaian kurikulum, (5) perbaikan kurikulum, (6) desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.[5] Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau dilihat dari cakupanya yang begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum.

Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahab, bergilir, dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem. Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.

C. Prinsip dan Pentingnya Manajemen Kurikulum

Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:

1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum.

Page 69: Copy Paste

2) Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.

3) Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terkait.

4) Efiktivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.

5) Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.[6]

Adapun fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.

b. Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.

c. Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

d. Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.[7]

III. Proses Manajemen Kurikulum

A. Manajemen Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis (isu-isu pengetahuan yang bermakna), sosiologis (argumen-argumen kecenderungan sosial), dan psikologi (dalam menentukan urutan materi pelajaran).

Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.[8]

Page 70: Copy Paste

Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut:

1. Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial, administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA, matematika, dan lain-lain.

2. Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program.

3. Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kopetensi dan kopetensi dasar.

4. Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus.[9]

Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman.

B. Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum

Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm dapat terlaksana.[10]

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:

1) Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum[11].

2) Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi; (1) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar, (2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.

C. Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum

Page 71: Copy Paste

Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.[12]

Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis, pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

1. Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi.

2. Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.

3. Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.

4. Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian.

5. Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan.

D. Perbaikan Kurikulum

Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus.[13]

Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).[14]

Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru, siwaswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan program

Page 72: Copy Paste

perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan intruksional.

Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan: (1) mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan, (2) mengumpulkan fakta atau informasi tambahan, (3) mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan, (4) memilih pemecahan sebagai percobaan,(5) merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan penyelesaian, (6) melakukan solusi percobaan, (7) evaluasi.[15]

IV. Study Kasus Ma’had Ali Al-Hikam

Right Arrow: Tahap IVStriped Right Arrow: OutputDalam penyusunan kurikulum STAI Ma’had Aly, ada dua faktor yang sangat mempengaruhi, yaitu: (1) kebutuhan maha siswa (berlatar belakang pesantren salaf), (2) kebutuhan masyarakat setempat (dalam hal ini adalah pesantren). Faktor-faktor ini pada umumnya juga menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum. Berangkat dari sini, penulis mengamati bahwa administrator Ma’had Aly dalam merumuskan kurikulum dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Proses Tranformasi

Page 73: Copy Paste

1. Tahap I dan II adalah proses pembekalan paedagogik mahasiswa dalam keagamaan dan bahasa asing. Dalam hal ini mata kuliah yang diajarkan kebanyakan tentang ilmu metodologi yang berwawasan tentang keagamaan dan bahasa asing.

2. Tahap III dan IV adalah proses pembekalan materi tentang kependidikan dan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan tujuan dari lembaga Ma’had Aly yang berspesifik pada pendidikan.

V. Penutup

Manajemen kurikulum adalah salah satu disiplin ilmu yang bercabang dari kurikulum. Pengelolaan kurikulum dengan manajemen yang baik, akan menjadikan seluruh rangkaian dalam pendidikan mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dengan maksimal. Tidak hanya sebatas itu, mutu sebuah pendidikan yang dapat dilihat dari aspek kualitas produk dan efektifitas serta efisiensi sumber daya akan dengan mudah terwujudkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, 2006, “ MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM”, Bandung; PT Remaja Rosyda Karya.

Mulyasa, E.,2004, “MENJADI KEPALA SEKOLAH PROFESIONAL”, Bandung, PT. Rosyda Karya.

Suhardan, Dadang dkk, 2009, “MANAJEMEN PENDIDIKAN”, Bandung; Alfabeta.