Upload
sofyan-ahmad-faiz
View
9
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
corry
Citation preview
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 131
PENGARUH PROFESIONALISME, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN
ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMPN PAMULANG –
TANGERANG SELATAN
Corry Yohana*
ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain data and facts are valid, correct
and reliable whether there is influence of Professionalism, Job Satisfaction and
Organizational Commitment Against Teacher in Junior High School Performance
Pamulang South Tangerang. The study was conducted over six months from
April 2011 to October 2011.
The method used is survey method with the correlational approach.
Population in the study were all Secondary Schools Teachers Pamulang South
Tangerang. While affordability is a teacher population of civil servants by 70
people. Samples are used as much as 58 people. The sampling technique is
done by simple random sampling techniques (random sampling technique).
Based on the calculations and analysis can be made the conclusion, that
there is influence, directly or indirectly between: (1). Professionalism of
organizational commitment (2) Job Satisfaction on Organizational commitment
(3) Professionalism of Teacher Performance (4) Job satisfaction of teacher
performance (5 ). The organization's commitment to the Teacher Performance.
Keyword : Performance – Professionalism - Organizational Commitment - Job
Satisfaction
PENDAHULUAN
Organisasi* memerlukan
keunggulan untuk tetap dapat
bertahan diindustri dimana ia
berada, demikian juga organisasi
* Cory Yohana, Dosen Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Jakarta
pendidikan memerlukan kinerja
unggul untuk dapat bertahan dan
bersaing. Kinerja organisasi akan
ditentukan oleh kinerja sumber daya
manusia yang ada dalam organisasi
Ujung tombak organisasi
pendidikan adalah sekolah. Sumber
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 132
daya utama dari organisasi sekolah
adalah guru, perubahan apapun
dalam dunia pendidikan/organisasi
sekolah tidak akan terlepas dari
peran guru, dengan demikian
perubahan dan pembaharuan sistem
pendidikan termasuk kinerja
organisasi sekolah harus dimulai
dari perbaikan kinerja guru,
Dampak dari kinerja guru
yang baik akan membawa
organisasi lebih mudah mencapai
tujuan dan targetnya. Guru adalah
garda terdepan dan ujung tombak
pengembangan organisasi sekolah.
Lemahnya kinerja guru akan
berdampak pada rendahnya
produktifitas organisasi. demikian
pula sebaliknya. Sementara itu
kinerja guru dipengaruhi oleh
banyak faktor, di antaranya adalah
Profesionalisme, Kepuasan Kerja
dan Komitmen Organisasi.
Kinerja akan menjadi motor
penggerak penyelenggaraan
pendidikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran, kinerja
guru akan tinggi bila guru memiliki
sikap positip terhadap profesi yang
diembannya, karena bila tidak maka
tidak mungkin guru tersebut akan
menghasilkan kinerja yang baik, hal
ini terjadi karena guru yang
bersikap negatif terhadap profesinya
akan melakukan tugas dan
kewajibannya secara minimal.
Kinerja guru atau prestasi
kerja (performance) merupakan
hasil yang dicapai guru dalam
melaksanakan tugas-tugas yang
didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan
serta penggunaan waktu di dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
Selain profesionalisme,aspek lain
yang diperlukan untuk menghasilkan
kinerja yang baik adalah komitmen
organisasional atau yang lazim
disebut sebagai komitmen
organisasi guru. Dalam tataran ini,
pengertian komitmen organisasi
guru adalah komitmen guru
terhadap organisasi sekolah sebagai
pusat pembelajaran.
Profesionalisme dan
komitmen organisasi dapat terwujud
apabila guru memperoleh
kepuasan kerja dari aktivitas yang
dijalankannya. Kepuasan kerja
dapat diciptakan melalui berbagai
faktor seperti kepemimpinan yang
baik, lingkungan kerja yang
kondusif, adanya insentif yang
memadai, penerapan mekanisme
penghargaan dan sanksi (reward
and punishment) yang adil dan
bertanggungjawab serta adanya
hubungan kerja yang baik dengan
sesama rekan kerja maupun dengan
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 133
pimpinan. Kepuasan kerja yang
dirasakan guru akan membuat
profesionalisme dan komitmen
organisasi semakin kuat dan
akhirnya dapat mewujudkan kinerja
organisasi sekolah yang lebih baik.
LANDASAN TEORI
Robbins (2009:231)
menyatakan pengertian kinerja
mengarah pada suatu upaya
pencapaian prestasi kerja yang Iebih
baik. Keberhasilan dalam melakukan
sesuatu pekerjaan sangat ditentukan
oleh kinerja. George dan Gareth
(2005:176) menyatakan
performance is an evaluation of
the result's a person's behavior:
It involves determining how well
or poorly a person has
accomplished a task or done a job.
Pada sisi lain, Owen (2007:7)
mendifinisikan bahwa performance
is means of evaluating how
effectively and efficiently
managers use resources to
achieve objectives. Pernyataan
ini menunjukkan pada penekanan
yang sama, yaitu kinerja adalah
hasil penilaian dari seseorang
pimpinan dalam menggunakan
sumberdaya . yang dimiliki untuk
melakukan suatu tugas atau pekerjaan
untuk mencapai suatu tujuan.
Untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja seseorang menurut
Robins (1997:160) dibutuhkan
sumber-sumber informasi yang relevan
dengan tugas-tugas yang
dikerjakannya. Sumber informasi
yang sering digunakan untuk
mengukur kinerja yang aktual
adalah observasi secara personal,
laporan statistik, laporan lisan,
laporan tertulis dan data base yang
diakses melalui komputer.
Pengertian profesionalisme
guru dapat kita lihat dalam UU No.
14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, yang mengemukakan
bahwa professional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Berdasarkan UU tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian profesionalisme
merupakan suatu pekerjaan atau
jabatan yang dimiliki seseorang
yang mempunyai keahlian khusus,
dalam bidang yang ditekuninya.
Maka diperlunya syarat tertentu
yaitu memiliki pendidikan akademis,
kompetensi, dan keterampilan.
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 134
Berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan
Pasal 28 ayat (3) butir a, b, c dan
butir d, kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru mencakup
empat aspek yaitu :
a. Kompetensi Pedagogik.
Kompetensi pedagogik adalah
kemapuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian.
Kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia
c. Kompetensi Profesioanal.
Kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
d. Kompetensi Sosial.Kompetensi
sosial adalah kemampuan guru
sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta idik,
sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali dan
masyarakat sekitar
Sementara itu Nana Sudjana,
dalam buku Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar menyatakan,
untuk keperluan analisis tugas guru
sebagai pengajar, maka
kemampuan guru atau kompetensi
guru yang banyak berhubungan
dengan usaha meningkatkan proses
dan hasil belajar dapat
dikelompokan kedalam empat
kemampuan yakni:
a. Merencanakan program belajar
mengajar.
Perencanaan belajar mengajar,
mengharuskan guru terlebih dahulu
mengetahui arti dan tujuan
perencanaan tersebut, dan
menguasai secara teoritis dan
praktis unsur-unsur yang terdapat
dalam perencanaan belajar
mengajar. Makna atau arti dari
perencanaan/program belajar
mengajar tidak lain adalah suatu
proyeksi/perkiraan guru mengenai
kegiatan yang harus dilakukan siswa
selama pengajaran itu berlangsung.
Dalam kegiatan tersebut secara
terinci harus jelas ke mana siswa
akan dibawa (tujuan), apa yang
harus siswa pelajari (isi bahan
pelajaran), bagaimana cara siswa
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 135
mempelajarinya (metode dan
teknik) dan bagaimana kita
mengetahui bahwa siswa telah
mencapainya (penilaian).
b. Menguasai bahan pelajaran.
Guru profesional mutlak harus
menguasai bahan yang akan
diajarkannya, karena hal ini
berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Hilda Taba dalam Nana
Sudjana menyatakan efektifitas
pengajaran dipengaruhi oleh (a)
karakteristik guru dan siswa, (b)
bahan pelajaran, dan (c) aspek lain
yang berkenaan dengan sistuasi
pelajaran. Jadi terdapat hubungan
positif antara penguasaan bahan
pelajaran oleh guru dengan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.
Artinya, makin tinggi penguasaan
bahan pelajaran oleh guru makin
tinggi pula hasil belajar yang dicapai
siswa demikian pula sebaliknya
c. Mengelola proses belajar
mengajar.
Mengelola program belajar
mengajar merupakan tahap
pelaksanaan program yang telah
dibuat. Disini dituntut kemampuan
guru dalam menciptakan dan
menumbuhkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan rencana yang
telah disusun. Guru harus dapat
mengambil keputusan atas dasar
penilaian yang tepat, apakah
kegiatan mengajar dihentikan,
ataukah diubah metodenya, apakah
mengulang kembali pelajaran yang
lalu, manakala para siswa belum
dapat mencapai tujuan pengajaran.
Pada tahap ini diperlukan kemahiran
dan keterampilan teknik mengajar,
seperti penggunaan alat bantu
pengajaran, penggunaan metode
mengajar, keterampilan menilai
hasil belajar siswa, keterampilan
memilih dan menggunakan strategi
atau pendekatan mengajar.
d. Menilai kemajuan proses belajar
mengajar.
Guru harus dapat melakukan
penilaian tentang kemajuan yang
dicapai siswa, baik secara iluminatif-
obsrvatif maupun secara struktural-
objektif. Penilaian secara iluminatif-
observatif dilakukan dengan
pengamatan yang terus menerus
tentang perubahan dan kemajuan
yang dicapai siswa. Sedangkan
penilaian secara struktural-objektif
berhubungan dengan pemberian
skor, angka atau nilai yang biasa
dilakukan dalam rangka penilaian
hasil belajar siswa.
Faktor yang juga berpengaruh
terhadap kinerja adalah kepuasan
kerja. Menurut Colquitt, LePine, dan
Wesson (2009: 132), kepuasan
kerja merupakan pernyataan emosi
yang menyenangkan dihasilkan oleh
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 136
penilaian terhadap pekerjaan atau
pengalaman kerjanya (job
satisfaction is a pleasurable
emotional state resulting from the
appraisal of one's job or job
experiences. It represents how you
feel about your job and what you
think about your job). Hal ini
menunjukkan bagaimana seseorang
merasakan tentang pekerjaannya
dan apa yang dipikirkan mengenai
pekerjaannya.
Hal sejalan dikemukan
Sweeney dan McFarlin (2002:
56):yang menyatakan "Secara
umum, semakin besar selisih antara
apa yang karyawan dapat dan apa
yang mereka inginkan dan
pekerjaan mereka, maka semakin
sedikit kepuasan yang mereka
rasakan. Karyawan akan lebih
cenderung merasa paling puas
dengan pekerjaannya saat apa
yang mereka dapatkan sesuai
dengan apa yang mereka inginkan."
Selama bertahun-tahun,
l ima d imens i peke r j aan
t e l ah diidentifikasikan untuk
merepresentasikan karakteristik
pekerjaan yang paling penting
dimana karyawan memiliki respon
afektif. Kelima dimensi tersebut
(Luthans, 2006: 243) adalah:
1) Pekerjaan itu sendiri. Dalam hal
ini dimana pekerjaan memberikan
tugas yang menarik, kesempatan
untuk belajar, dan kesempatan
untuk menerima tanggung jawab.
2) Gaji. Sejumlah uang yang
diterima dan tingkat dimana hal
ini bisa dipandang sebagai hal
yang dianggap pantas
dibandingkan dengan orang lain
dalam organisasi.
3) Kesempatan promosi.
Kesempatan untuk maju dalam
organisasi.
4) Pengawasan (supervise).
Kemampuan penyelia (atasan)
untuk memberikan bantuan teknis
dan dukungan perilaku.
5) Rekan Kerja. Tingkat dimana
rekan kerja pandai secara
teknis dan mendukung secara
sosial
Dari berbagai definisi yang
telah dikemukakan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksudkan dengan Kepuasan
Kerja adalah suatu sikap atau
pandangan positif dari karyawan
terhadap pekerjaannya yang
meliputi factor-faktor seperti
pekerjaan itu sendiri, gaji yang
didapat, kesempatan promosi,
supervisi, dan rekan kerja tempat
karyawan bekerja.
Variabel yang juga
mempengaruhi kinerja adalah
komitmen organisasional. Gerald
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 137
Smith Thomas, (1982:3),
menyatakan komitmen
organisasional adalah sikap
seseorang kepada organisasinya,
yaitu kemauan untuk menerima dan
mempertahankan organisasiny.
Sementara Mary Sheldon dalam
Thomas menyatakan bahwa
komitmen organisasional adalah
suatu sikap seseorang kepada
organisasi yang mengaitkan
identitas diri dengan organisasi.
Terdapat faktor-faktor yang
merupakan karakteristik dari
komitmen organisasional yaitu
percaya dan mau menerima nilai-
nilai organisasi yang ada, keinginan
untuk berusaha atas nama
organisasi, dan hasrat untuk tetap
menjadi anggota organisasi (Gerald
Smith Thomas, 1982:27).
Sementara Buchanan yang dikutip
Gibson mengatakan bahwa
komitmen anggota terhadap suatu
organisasi mencakup komponen
yaitu kesesuaian diri anggota
dengan tujuan organisasi,
keterkaitan psikologis anggota
dalam tugas-tugas organisasi, dan
kesetiaan (loyalitas) dan kecintaan
anggota kepada organisasi yang
ditunjukkan oleh ketidakinginan
anggota untuk meninggalkan
organisasi (Gibson, lvanceveich,
Donnely, Jr, 1997:186)
Komitmen organisasi
menurut Allen dan Meyer (dalam
Luthans, 2006: 249) dibedakan
atas tiga dimensi, yaitu :
afektif, normatif dan
kelanjutan/kontinuan.
a) Komponen afektif adalah
keterikatan emosional karyawan,
identifikasi dan keterlibatan
karyawan dalam organisasi.
b) Komponen normatif adalah
perasaan wajib untuk tetap
berada dalam organisasi karena
memang harus demikian ; tindakan
tersebut merupakan hal benar
yang harus dilakukan
c) Komponen kelanjutan/kontinuan
adalah komitmen berdasarkan
kerugian yang berhubungan
dengan keluarnya karyawan dari
organisasi.
Berdasarkan teori yang
dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan komitmen organisasi
guru adalah perasaan dan sikap
karyawan tentang keseluruhan
kerja organisasi dimana
karyawan mengidentifikasikan
keterlibatan dirinya ke dalam
bagian organisasi dan keinginan
untuk tetap berada dalam organisasi
itu. yang ditandai dengan tiga macam
komponen, yaitu afektif, kontinuan,
dan normatif.
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 138
KERANGKA BERPIKIR
Guru adalah penggerak
penyelenggaraan pendidikan
sekolah, kinerja guru akan tinggi
bila guru memiliki sikap positip
terhadap profesi yang diembannya,
dalam arti guru harus memiliki
kebanggaan atas profesinya karena
jika tidak guru tersebut tidak akan
menghasilkan kinerja yang baik, hal
ini terjadi karena guru yang
bersikap negatif terhadap profesinya
akan melakukan tugas dan
kewajibannya secara minimal.
Aspek lain yang diperlukan
untuk menghasilkan kinerja yang
baik adalah komitmen
organisasional atau yang lazim
disebut sebagai komitmen
organisasi guru, yaitu komitmen
guru terhadap organisasi sekolah
sebagai pusat pembelajaran.
Profesionalisme dan
komitmen organisasi dapat terwujud
bila guru memperoleh kepuasan
kerja dari aktivitas yang
dijalankannya. Kepuasan kerja yang
dirasakan guru akan membuat
profesionalisme dan komitmen
organisasi semakin kuat.
Profesionalisme dan komitmen
organisasi yang kuat akan menjadi
faktor penentu untuk peningkatan
kinerja guru dan pada akhirnya
dapat mewujudkan kinerja
organisasi sekolah yang lebih baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan mengkaji
pengaruh langsung maupun tidak
langsung antara profesionalisme
terhadap komitmen organisasi,
kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi, profesionalisme
terhadap kinerja guru, komitmen
organisasi terhadap kinerja guru
dan kepuasan kerja terhadap kinerja
Guru. Penelitian ini dilaksanakan
pada Sekolah Menengah Pertama di
Pamulang-Tangerang Selatan,
Propinsi Banten.
Penelitian ini menggunakan
metode survey, yaitu metode
penelitian dengan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan data. Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah Guru SMP Negeri di
Pamulang,Tangerang Selatan dengan
sampel sebanyak 58 guru yang
diambil dengan teknik sampel acak
sederhana (Simple Random
Sampling Technique)
HASIL PENELITIAAN
Hasil penelitian dengan
menggunakan regresi sederhana
menghasilkan kesimpulan bahwa
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 139
terdapat pengaruh langsung
maupun tidak langsung antara: (1)
Profesionalisme terhadap Komitmen
organisasi (2) Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen organisasi (3)
Profesionalisme terhadap Kinerja
Guru (4) Kepuasan kerja terhadap
Kinerja Guru (5) Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja Guru.
Hasil-hasil perhitungan
menunjukan ;
� persamaan regresi
profesionalisme terhadap
komitmen organisasi adalah: X3
=47,402 + 0,256 X1. sangat
signifikan dimana Fhitung > Ftabel
atau 5,354 > 4.08 dant linear
karena Fhitung ≤ Ftabel yaitu .
0.300< 2.08 besar koefisien
jalurnya p31=0.390.dan tersebut
sangat berarti. Ini menunjukan
Profesionalisme berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Komitmen organisasi.
� persamaan regresi Kepuasan
Kerja terhadap Komitmen
organisasi adalah: X3 = 47,448
+ 0,248 X2. sangat signifikan
dimana Fhitung > Ftabel atau 6,743
> 4.08 dan linear karena Fhitung ≤
Ftabel yaitu 0.786 < 2.01 besar
koefisien jalurnya p32=
0.556.dan tersebut sangat
berarti. Ini menunjukan
Profesionalisme berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Komitmen organisasi.
� persamaan regresi
Profesionalisme terhadap
Kinerja Guru adalah: X4
=86.084 + 0.040 X1. sangat
signifikan dimana Fhitung > Ftabel
atau 4,158 > 4.08 dant linear
karena Fhitung ≤ Ftabel yaitu . 1,116
< 2.08 besar koefisien jalurnya
p41=0.124..dan tersebut sangat
berarti. Ini menunjukan
Profesionalisme berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Komitmen organisasi.
� persamaan regresi Kepuasan
kerja terhadap Kinerja Guru
adalah: X4 =89.202 + 0.090 X2,
. sangat signifikan dimana Fhitung
> Ftabel atau 4.377 > 4.08 dan
linear karena Fhitung ≤ Ftabel yaitu .
0.733 < 2.01 besar koefisien
jalurnya p42=0.370.dan tersebut
sangat berarti. Ini menunjukan
Profesionalisme berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Komitmen organisasi.
� persamaan regresi Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja Guru
adalah: X4 =68,695+ 0.240 X3,.
sangat signifikan dimana Fhitung >
Ftabel atau 11,149> 4.08 dan
linear karena Fhitung ≤ Ftabel yaitu
1.300 < 2.01 besar koefisien
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 140
jalurnya p42=0.554.dan tersebut
sangat berarti. Ini menunjukan
Profesionalisme berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Komitmen organisasi.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah a)
Profesionalisme berpengaruh
langsung positif terhadap komitmen
Organisasi, dengan perkataan lain,
profesionalisme tinggi
mengakibatkan komitmen
Organisasi meningkat, b)
Kepuasan kerja berpengaruh
langsung positif terhadap komitmen
Organisasi, dengan perkataan lain,
Kepuasan kerja yang didapat tinggi
mengakibatkan komitmen
Organisasi meningkat, c)
Profesionalisme berpengaruh
langsung positif terhadap Kinerja,
dengan perkataan lain,
Profesionalisme tinggi
mengakibatkan kinerja guru lebih
baik d) Kepuasan kerja
berpengaruh langsung positif
terhadap Kinerja, dengan perkataan
lain, Kepuasan kerja tinggi
mengakibatkan kinerja guru
meningkat dan e) Komitmen
berpengaruh langsung positif
terhadap Kinerja, dengan perkataan
lain, Komitmen yang tinggi
mengakibatkan kinerja guru
meningkat
Berdasarkan temuan
penelitian tersebut,dapat dinyatakan
bahwa variasi Kinerja ditentukan
oleh variasi
Profesionalisme,Kepuasan kerja,dan
Komitmen Organisasi
KEPUSTAKAAN
Amstrong Michael and Baron
Angela, 1998, Performance
Management, London:
Institute of Personnel
and Development, p.15
Anwar Qomari, dan Sagala Syaiful,
2008, Profesi Jabatan
Kependidikan dan Guru
Sebagai Upaya Menjamin
Kualitas Pembelajaran,
Jakarta: Uhamka Press, Cet.
Ke-1, h. 104
Arifin Popon Sjarif, Etika Profesi:
Etika Profesi sebagai
Pengajar, Suatu pemikiran
ke arah pengembangan
profesionalisme,
http://www.consal.org.sg/w
ebupload/forums/attachmen
ts/2270.doc, Diakses 16
Juni 2011
Bafadal Ibrahim, 2008, Peningkatan
profesionalisme guru
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 141
sekolah dasar, Jakarta: PT
Bumi Aksara, h. 5
Buchori Mochtar, 2007,
Mengembangkan
kepribadian Guru, Jurnal
Fasilitator, Edisi I, h. 66
Freire Paulo, Politik Pendidikan dan
Kebudayaan, Kekuasaan &
Pembebasan, Yogyakarta:
Kerjasama Pustaka Pelajar
dengan ead, 2006, h. 28
George Jennifer M, and Jones
Gareth R.. Understanding
and Organizational Behavior,
Fith Edition. Upper Saddle
River: Pearson Prentice Hall
p. 176.
Gibson James L. 1997, etal..
Organizations: Behavior,
Structure, Processes.
Thirteenth edition, New
York: McGraw-Hill, p.118.
Gibson James L, Ivancevich John M,
& Donnelly James H, Jr.
1995, Fundamental of
Management,( Chicago:
Irwin, p. 16
Gibson James L., etal, 1997,
Organizations: Behavior,
Structure, Processes.
Thirteenth edition, New
York: McGraw-Hill, p.118-
120.
Gomes Faustino Codoso. 1995,
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta: Andi
Ofset, p. 135.
Group Self Renewal, leading Others
: 360 Degree Feedback,
http://www.srg.co.uk/360ht
ml.
Hamalik Oemar, 2006, Pendidikan
Guru Berdasarkan
Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: PT Bumi Hamalik, h.
11
Harsey Paul, Blanchard Kenneth,
and Johnson Dewey E.,
1996, Managing
Organizational Behavior.
Utilizing Human Resources,
New Jersey: Prentice Hall,
Inc., pp. 92-95
Hodgetts Richard M. & Kuratko
Donald F, 1988,
Management, San Diego:
Harcourt Brace Jovanovich
Publichers. p. 438.
Hugh Arnold J. and Feldman
Daniel C, 1986,
Organizational Behavior,
New York: McGraw-Hill Book
Company. p. 24
Hunt Gilbert H. Et Al. 2008, Efectie
Teaching, Preparation And
Implementation, Illnois:
Charless C. Thomas
Publiesher, p. 15-16
Intanghina, 2009, Bimbingan
Profesional Guru dan
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 142
Motivasi Mengajar Guru
terhadap Manajemen
Pembelajaran,
http://intanghina.wordpress.
com/ Diakses 10-06-2011
Jedamus Paul, Peterson Marvin W &
Associates (eds),
1981Improving Academic
Management: A Hand Book
of Planning and Institutional
Researh (San Francisco:
Jossey-Bass Publisher,), p.
467
Luthans Fred, 2008, Organizational
Behavior, New York:
McGraw-Hill Inc, p. 392.
Mulyasa E, 2008, Standar
Kompetensi dan Sertifikasi
Guru, PT. Remaja Rosda
Karya: Bandung, Cet. Ke-3,
h.75.
Nurdin Syafruddin, 2005, Guru
Profesinal dan Implementasi
Kurikulum, Jakarta : Ciputat
Pers, h. 16
Owen Robert G., 1987, Organization
Behavior in Education, New
Jersey: Englewood Cliffs, p
101.
Purba Sukarman. 2010, Kinerja
Pimpinan Jurusan di
Perguruan Tinggi: Teori,
Konsep dan Korelatnya,
Yogyakarta : LaksBang
PRESSindo, p. 12
Rival Veithzal, Mohd. Basri Ahmad
Fawzi, 1997, Performance
Appraisal: Sistem yang
Tepat untuk Menilai Kinerja
Karyawan dan Meningkatkan
Daya Saing Perusahaa,
Jakarta: Raja Grafindo
Persada, p.14
Robbins Stephen P, 2005, Essentials
of Organization Behavior,
New J. Gey: Prentice Hall,
Inc., p. 231.
Robbins Stephen P, 1999, Managing
Today, New Jersey: Prentice-
Hall International, Inc, p. 160-
162
Ruvendi Ramlan, 2005, Imbalan dan
Gaya Kepemimpinan
Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan,
Balai Besar Industri Hasil
Pertanian Bogor”, Jurnal
Ilmiah Binaniaga Vol. 01 No.
1 Tahun
http://ramlan.files.wordpress
.com Diakses 20 Juni 2011
Sahertian Piet A dan Sahertian Ida
A, 2006, Supervisi
Pendidikan Dalam Rangka
Program Inservice
Education, Jakarta Rineka
Cipta, h. 5
Sri Eko M Bertha, Efektivitas
Komunikasi Interpersonal
dan Kepuasan Kerja dalam
Corry Yohana: Pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja Dan Komitemen Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Di SMPN Pamulang Tangerang Selatan
– Volume X, Nomor 2, Agustus 2012 143
Organisasi,
www.unimedia.ac.id/page,
Diakses tanggal 28 Juni
2011
Sudjana Nana, 2007, Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Sinar Baru
Algesindo, Cet. Ke-4, h. 19
Suliadi Rachmat, Hubungan Antara
Supervisi Pengawas Sekolah,
Intensitas Kegiatan MGMP
Berprestasi Guru dengan
Profesinalisme Guru, dan
Motivasi, http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/
disertasi/ article /view/3185,
Diakses 19-06-2011
Taylor Barbara , 2000, Performance
Review and Evauation. Online
Newsletter. p. 15 http//vvww.
itstime.com/feb10.html.
Wittaker James B, 1997, The
Government Performance
and Results Act of 1993: A
Mandante for Strategic
Planning and Performance
Measurement, Jakarta: LAN,
p. 219-220
Yanto Budi, Memaknai Kembali Arti
Profesionalisme Guru,
http://www.kompasiana.com
/budiyanto-bandung,
Diakses 17 Juni 2011
http://www.pdii.lipi.go.id/profesiona
lis, Diakses 22 Juni 2011