128

Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

  • Upload
    lamnga

  • View
    257

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga
Page 2: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

Diterbitkan oleh:

BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

I S S N : 1412-2588

Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakaisebagai medium tukar pikiran, informasi dan

penelitian ilmiah antar para pemerhati masalah pendidikan.

Penanggung JawabDra. Kristinawati Susatio, M.M.

Pemimpin RedaksiProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Sekretaris RedaksiRosmawati Situmorang

Dewan EditorProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.Dra. Mulyani

Dr. Theresia K. BrahimDra. Vitriyani P., M.Pd.

Alamat Redaksi :Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470

Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968http://www.bpkpenabur.or.idE-mail : [email protected]

Page 3: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

Pedoman Penulisan Naskah untuk Jurnal Pendidikan Penabur

Naskah ditulis dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:1. Naskah merupakan laporan penelitian, opini, info, dan resensi buku yang

berhubungan dengan bidang pendidikan serta disajikan dalam bentukbahasa ilmiah populer.

2. Naskah merupakan karya asli dari penulis dan belum pernahdipublikasikan atau sedang dikirimkan ke media lain.

3. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin/batas atas, kanan, danbawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm dari tepi kertas.Menggunakan program MS Word dengan jenis huruf Book Antiqua 10point/spasi ganda.

4. Panjang naskah hasil penelitian + 4500 kata, sedangkan untuk opini,info, serta resensi buku + 2000 kata.

5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata.

6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis, abstrak, isi artikel, daftarpustaka, dan keterangan mengenai penulis.

7. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata.

9. Ilustrasi (grafik, tabel dan foto) harus disajikan dengan jelas. Tulisan padailustrasi menggunakan huruf yang sama pada isi naskah dengan besarhuruf tidak lebih kecil dari 6 point.

10. Naskah dikirim dalam bentuk disket dan hasil print out ke Redaksi JurnalPendidikan Penabur, Jalan Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lantai 5.Jakarta Barat - 11470 atau melalui e-mail: [email protected]

11. Naskah disertai dengan daftar riwayat hidup yang memuat latar belakangpendidikan, pekerjaan dan karya ilmiah lain yang pernah ditulis.

12. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan. Naskah yang tidak dimuattidak dikembalikan.

13. Redaksi berhak mengedit naskah yang dimuat tanpa mengubah isinaskah.

14. Isi Jurnal Pendidikan Penabur tidak mencerminkan pendapat ataukebijakan BPK PENABUR.

Page 4: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

iJurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Jurnal Pendidikan PenaburNomor 09/Tahun ke-6/Desember 2007

ISSN: 1412-2588

Daftar Isi i

Pengantar Redaksi ii-iv

Kemampuan Berbahasa Inggris Anak dengan Pembelajaran Bilingual, Itta The, 1-12

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR JAKARTA terhadap Kepemimpinan, Komunikasi danKerjasama, Jhon Salmar Saragih, 13-29

Menumbuhkan dan Membina Kegemaran Membaca Siswa di SMP, Keke T. Aritonang, 30-36MPeningkatan Hasil Belajar Sains Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, Melalui Pendekatan PemanfaatanSumber Daya Alam Hayati di Lingkungan Sekitar, Theresia K. Brahim, 37-49

Teknologi yang Berwajah Humanis, Yusufhadi Miarso, 50-58

Penerapan Sistem LANSTAR 7 dalam Pembelajaran, Julianta Manalu, 59-65

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran Partisipatif dan Tematik Menuju Sukacita dalamBelajar (Joy in Learning), Yuli Kwartolo, 66-80

Genre Pedagogy in English Foreign Language Teaching in Senior High School, Michael Kaprista Sutikno,81-88

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesia pada Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Gerak dan Lagu,Washington P. Napitupulu, 89-95

Respons Perguruan Swasta terhadap PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Sertifikasi Guru,Hotben Situmorang, 96-103

Isu Mutakhir, Yusufhadi Miarso dan Teguh Santoso, 104-108

Resensi Buku: Re- Code Your Change DNA, Muksin Wijaya, 109-111

Profil BPK PENABUR Sukabumi, Betty Sukmawati, 112-118

Keterangan Mengenai Penulis, 119-121

Page 5: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

iJurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Pengantar Redaksi

elajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar danberencana dengan tujuan mengubah perilaku yang dapatbertahan relatif menetap. Perilaku yang dimaksud dapatmerupakan perwujudan dari pengetahuan, keterampilan,

atau sikap yang diperoleh melalui pengalaman belajar. Dengandemikian, keberhasilan belajar terlihat pada perubahan yang berartipada diri orang yang belajar (pemelajar). Secara lebih luas melaluibelajar, seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan untukmengetahui, melakukan/berbuat, membentuk jati diri, dan hidupbersama dengan orang/kelompok lain secara harmonis. Oleh karenakegiatan belajar diperlukan sepanjang hayat maka setiap orang perlumemiliki kemampuan untuk belajar mandiri, dalam arti mengetahuidan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga tidakbergantung lagi kepada orang lain.

Pembelajar, dalam hal ini guru, memegang peranan pentingdalam merencanakan dan mengelola sarana, prasarana, keadaan,dan lingkungan belajar sehingga terjadi interaksi aktif antarapemelajar dan pembelajar, antar sesama pemelajar, dan antarapemelajar dengan sumber belajar. Interaksi yang demikiandiperlukan untuk memberikan pengalaman belajar kepada pemelajarsehingga ia dapat mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis,mengevaluasi dan menciptakan pengetahuan faktual, konseptual,posedural, dan metakognitif sesuai dengan jenjang dan tujuanpembelajaran.

Terdapat setidak-tidaknya tiga unsur utama yang saling terkaitdalam menentukan keberhasilan pembelajaran yaitu, kondisi ataulingkungan belajar, metode pembelajaran, dan tujuan pembelajaran.Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran secara optimal, guruperlu memperhatikan kondisi lingkungan pembelajaran, termasukkaraktistik peserta didik. Kondisi lingkungan yang berbedamemerlukan metode pembelajaran yang berbeda apabila tujuanpembelajaran adalah sama. Oleh karena Sistem Pendidikan NasionalIndonesia menghendaki standar kompetensi lulusan yang samauntuk jenjang pendidikan tertentu, maka ditetapkan pula standaruntuk isi (kurikulum), proses, pendidik dan tenaga kependidikan,sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Oleh karenakondisi yang berbeda-beda di masing-masing daerah atau bahkanmungkin di masing-masing sekolah, memberlakukan semua standaritu secara serentak memerlukan waktu yang lama. Akibatnya,penerapan kurikulum nasional secara serentak pada waktubersamaan di semua sekolah tidaklah mudah. Dengan demikian,pemberlakuan standar lulusan secara nasional, seperti yangdiberlakukan dalam beberapa tahun ini, menghasilkan berbagaikekecewaan peserta didik, orang tua, dan sekolah tertentu sertamenjadi polemik yang berkepanjangan dan menuai berbagai kritik.

Di kala dihadapkan pada berbagai keterbatasan sumber dayadalam pendidikan, termasuk keterbatasan sarana, prasarana, sertatenaga pendidikan, banyak orang berpikir untuk meningkatkankualitas proses pembelajaran dengan mengembangkan pendekatan,

B

Page 6: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

ii Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

strategi, metode, dan teknik membelajarkan. Sebagai contoh, dalamJurnal Pendidikan Penabur Edisi ini, dimuat hasil-hasil penelitianyang berkaitan dengan penggunaan bilingual dalam meningkatkanhasil belajar anak (Itta The), dan cara menumbuhkembangkankegemaran membaca siswa (Keke T. Aritonang). Di samping ituberbagai wacana juga ditampilkan berkaitan dengan carapengenalan cinta tanah air Indonesia pada anak usia dini melaluigerak dan lagu (W.P. Napitupulu), cara melaksanakan KTSP denganpembelajaran partisipatif dan tematik untuk memperolehkegembiraan dalam belajar (Yuli Kwartolo), penerapan pedagogigenre dalam pelajaran bahasa Inggris (Michael Kaprista), penerapansistem LANSTAR 7 dalam pembelajaran (Julianta Manalu).

Di samping pengembangan dan penerapan metode dan teknikmembelajarkan itu, berbagai pemikiran dan usaha jugadikembangkan untuk memanfaatkan teknologi maju untukkeperluan belajar dan membelajarkan. Produk teknologi berkembangcepat serta dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalahkehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan serta secarakhusus untuk keperluan belajar dan membelajarkan. Sungguhpundemikian, pendapat tentang pemanfaatan teknologi masih beranekaragam. Aliran determinisme utopia beranggapan bahwa teknologimerupakan kekuatan yang tidak dapat dihindarkan dan otonomserta memberikan kesejahteraan dan keselamatan kepada manusia.Sedangkan aliran determinisme distopian berpendapat sebaliknya,teknologi secara moral merusak dan menghancurkan kemanusiaanatau dengan perkataan lain teknologi adalah tidak manusiawi.Aliran pertama tentu sangat menyarankan memanfaatkan teknologidalam pendidikan sedangkan aliran kedua akan menghindariteknologi itu. Namun, berbeda dengan kedua aliran itu, aliraninstrumentalisme menganggap bahwa teknologi adalah di bawahpengawasaan dan penguasaan manusia serta pemanfaatannyadapat memberikan konsekuensi yang bermanfaat ataumenghancurkan. Dengan demikian, aliran terakhir ini beranggapanteknologi bukanlah segala-galanya karena juga memiliki keterbatasandan kelemahan sehingga perlu berhati-hati dalam memanfaatkanteknologi itu, termasuk untuk keperluan pendidikan.

Dewasa ini teknologi banyak dimanfaatkan untuk keperluanpendidikan, termasuk dalam proses belajar dan membelajarakandengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapipemelajar dan pembelajar. Teknologi dalam konteks ini tidaklahterbatas pada alat atau media saja sebagai produk teknologi tetapimengandung makna lebih luas, termasuk strategi, metode, dan kiat-kiat mengatasi masalah-masalah belajar dan membelajarkan. Olehkarena pemahaman dan tanggapan atas teknologi itu masih berbeda-beda, perlu dikaji teknologi seperti apa yang diterapkan dalamteknologi pendidikan/pembelajaran (Yusufhadi Miarso). Hal inisangat perlu diketahui dengan tepat karena yang menjadi pusatperhatian dalam menyelenggarakan pendidikan/pembelajaranadalah kepentingan peserta didik yang nota bene adalah manusia.Mencuatnya isu-isu tentang pemanfaatan teknologi di bidangpendidikan akhir-akhir ini menjadi bahasan yang menarik sebagaiisu mutakhir (Yusufhadi Miarso dan Teguh Santoso).

Meningkatkan mutu serta mengatasi masalah-masalahpendidikan juga tergantung pada standar pendidik dan tenaga

Page 7: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

iiiJurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

pendidik. Khusus berkaitan dengan pendidik, mutu dan jumlahguru perlu juga ditingkatkan sehingga guru itu benar-benar memilikikomptensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,dan kompetensi profesional. Untuk itu sesuai dengan salah satutuntutan UU No. 14 Thn 2005 tentang Guru dan Dosen, perludiadakan sertifikasi guru yang tata cara pelaksanaannya diaturdalam PP No. 19 Thn 2005. Niat dan upaya tersebut sungguh baikdilihat dari bagaimana penting dan strategisnya kedudukan gurudalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di dalam dandi luar sekolah. Akan tetapi pemikiran secara konseptual sertapenerapan secara aktual sertifikasi guru itu di lapangan perludisimak dan diperhatikan untuk penyempurnaan di masa datang,khususnya dilihat dari sudut pandang perguruan swasta (HotbenSitumorang). Di samping itu, tidak kalah pentingnya adalahmanajemen persekolahan yang dapat mempengaruhi motivasi dankreativitas guru melaksanakan tugasnya secara profesional. Dalamkaitannya dengan manajemen ini, kepemimpinan, komunikasi dankerja sama di masing-masing satuan pendidikan perlu diperhatikan(Jhon Salmar Saragih).

Proses belajar terjadi sepanjang hayat untuk menjalani hidupsecara dinamis dan membahagiakan. Oleh karena itu setiap orangdiharapkan senantiasa berupaya serta memiliki optimisme tinggiuntuk terus menerus meningkatkan kualitas hidupnya denganberbagai cara yang positif. Salah satu cara ialah melalui belajar dariberbagai sumber yang hasilnya terlihat pada perubahan perilakuyang dari ke hari semakin berkualitas. Perubahan dalam caraberpikir dan berperilaku dalam mengatasi berbagai masalah dantantangan dalam kehidupan akan membawa kegairahan dansemangat baru, sehingga hidup ini terasa lebih menyenangkansecara lahir bathin. Jurnal Pendidikan Penabur Edisi inimengetengahkan tinjauan atas isi buku Re-Code Your Change DNA,yang dapat memberikan pandangan baru tentang memperbaikikualitas hidup (Muksin Wijaya).

Memperkaya pengenalan kita tentang sekolah-sekolah yangdiasuh BPK PENABUR, disajikan profil BPK PENABUR Sukabumi(Betty Sukmawati). Profil pendidikan yang dipaparkan dalam Edisiini dan sebelumnya memberikan gambaran bagaimana BPKPENABUR melakukan pelayanan yang tulus dalam berperan sertamencerdaskan anak bangsa Indonesia di berbagai daerah. PelayananBPK PENABUR membebaskan generasi muda dari kebodohan,keterbelakangan dan ketertinggalan menuju bangsa yang cerdas danbermartabat, kiranya juga dapat dianggap sebagai pencerminankarya Yesus Kristus yang lahir ke dunia untuk membebaskanmanusia dari belenggu dosa. Semoga pula peringatan dan perayaanHari Natal Desember 2007 dapat memperbaharui dan memperkuatsemangat kita dalam memberikan pelayanan prima kepada sesamadalam tahun 2008 yang berada di hadapan kita. Pengelola danAnggota Redaksi Jurnal Pendidikan Penabur mengucapkan “SelamatNatal dan Tahun Baru” dengan harapan Jurnal ini tetap dapat setiamemberikan pelayanan yang berkualitas dan tepat waktu di tahun2008. Amin.

Redaksi

Page 8: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

1Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

Kemampuan Berbahasa Inggris Anakdengan Pembelajaran Bilingual

Itta The*)

*) Kepala TKK 3 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

eberapa Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak di Jakarta menerapkan pembelajaranbilingual bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Para ahli masih belum sependapat tentangpengaruh pembelajaran itu terhadap perkembangan kognitif anak. Penelitian ini inginmengetahui pendapat para ibu tentang kemampuan anak dan hasil pembelajaran bilingual

di Kelompok Bermain. Penelitian dilakukan di Kelompok Bermain (KB) TKK 6 BPK PENABUR Jakartadengan menyebar angket kepada ibu-ibu anak KB tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwapara ibu berpendapat kemampuan anak mereka dalam bahasa Inggris dan perkembangan kognitifanak serta hasil belajar mereka pada rentang baik sampai sangat baik.

Kata Kunci : Persepsi, Kelompok Bermain, bilingual

A number of play group and kindergarten in Jakarta use bilingual instruction, Indonesia and English.In general there are still controversial opinions on using bilingual at play group and kindergarten.This research aims at discovering the opinion of the children’s mothers on the children’s learningachievement of the children at Play Group of TKK 6 BPK PENABUR Jakarta. The findings showaccording to the opinion of the children’s mothers, the children’s ability in English and their learningachievement are at the range of good and very good.

Abstrak

B

Pendahuluan

Kemajuan ilmu dan teknologi menuntut setiaporang untuk terus menerus melakukan usahapeningkatan diri. Penguasaan bahasa asingmenjadi salah satu aspek penting sebagai modalutama keunggulan sumber daya manusiaberkualitas. Bahasa yang dimiliki oleh bangsayang unggul dalam bidang ekonomi, politik, ilmupengetahuan dan teknologi memiliki peluangmenjadi wahana komunikasi global. BahasaInggris nampaknya menjadi pemenang dalampercaturan komunikasi global (Huda, 1999).Bahasa Inggris dianggap sebagai bahasaInternasional cukup penting dipelajari untuk

memasuki era globalisasi, dan dapat dimulaidari pendidikan di Taman Kanak Kanak.

Terjadinya perubahan yang sedemikianpesat dalam dunia pendidikan dan pengaruhglobalisasi, menyebabkan banyak hal yang harusdilakukan untuk mengikuti perkembangantersebut. Menyikapi perubahan itu seyogianyasuatu lembaga pendidikan perlu mempersiapkandan melakukan pembenahan diri dalam rangkamenghadapi serta memasuki era globalisasi,salah satunya dengan cara melaksanakanpembelajaran secara bilingual bagi murid-muridnya yang dapat dimulai di Taman kanak-kanak, karena semua anak mampu belajar duabahasa dan bilingual memberi keuntungan padaanak. Anak bilingual memiliki intelegensi lebih

Page 9: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

tinggi dari pada anak monolingual (Lambertdalam Takakuwa, 2000).

Pembelajaran secara bilingual bagi anak diTK adalah upaya pengenalan bahasa kedua bagianak selain bahasa Indonesia yang dikenalnya,melalui kegiatan belajar mengajar yangdilaksanakan sehari-hari di tempat anak TKbermain dan belajar. Agar memiliki kemampuanbilingual anak harus mendapatkan banyakmasukan dan latihan melalui kegiatanmendengarkan dan mengucapkan dari keduabahasa yang dipelajari, dengan strategi yangmempertimbangkan kualitas dan kuantitasdalam mengenalkan bahasa yang akandipelajari, supaya dapat diperoleh hasil yangnyata dalam perkembangan bilingualisme (Baker,2000).

Dengan melihat adanya beberapa tamankanak-kanak yang telah melakukanpembelajaran secara bilingual dan adanyapendapat yang menyatakan bahwa bilingualmemberi pengaruh negatif yang berbahaya bagiperkembangan kognitif anak (Sulivan, Ausubel,Ives, dalam Takakuwa, 2000), penelitiandilakukan untuk melihat manfaat penggunaanbilingual di Taman kanak-kanak. Penelitiandilakukan di Kelompok Bermain TKK 6 BPKPENABUR, untuk menyibak bagaimanakahpandangan para ibu dari anak kelompokbermain terhadap kemampuan anak berbahasaInggris dengan pembelajaran bilingual yangtelah dilakukan.

Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah kemampuan bahasa Inggrisguru TK, dalam rangka mempersiapkan diriuntuk melakukan pembelajaran secarabilingual di TK?.

2. Bagaimanakah program pembelajaran yangdisiapkan oleh sekolah dalam rangkapelaksanaan pembelajaran secara bilingual ?.

3. Bagaimanakah kemampuan anak dalamberbahasa Inggris dengan pembelajaranbilingual di kelompok Bermain TKK 6 BPKPENABUR Jakarta?.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan umpan balik para ibu selakuorangtua murid Kelompok Bermain terhadapkemampuan berbahasa Inggris anak dengan

pembelajaran bilingual di TKK 6 BPK PENABURpada tahun ajaran 2005-2006. Penelitian inidibatasi pada masalah yang ketiga yaituberkaitan dengan kemampuan berbahasaInggris anak dengan pembelajaran bilingual dikelompok bermain TKK 6 BPK PENABURJakarta. Kemampuan yang dimaksuddidasarkan pada pendapat ibu selaku orang tuaanak. Dengan pembatasan masalah tersebut,maka rumusan masalah penelitian ini adalah:Bagaimanakah umpan balik para ibu terhadapkemampuan berbahasa Inggris anak denganpembelajaran secara bilingual di KelompokBermain di TKK 6 PENABUR ?.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuikemampuan berbahasa Inggris anak denganpembelajaran bilingual di Kelompok BermainTKK 6 BPK PENABUR berdasarkan pendapatibu anak . Hasil penelitian diharapkan dapatbermanfaat untuk:1. Kepala TKK 6 BPK PENABUR.

Memberi masukan kepada kepala sekolahagar dapat mengetahui sampai sejauh manakeberhasilan pembelajaran bilingual,melalui umpan balik para ibu KelompokBermain di TKK 6 BPK PENABUR

2. Guru TKK 6 BPK PENABUR.Memberi masukan kepada para guru agardapat melaksanakan kegiatan belajarmengajar secara bilingual lebih baik.

3. Para ibu Kelompok Bermain TKK 6 BPKPENABUR.Memberi masukan kepada para ibu darianak-anak Kelompok Bermain bahwabelajar bilingual memberi peluang untukmengembangkan kemampuan anak dalamhal (1) kemampuan berkomunikasi, (2)mengenal budaya, (3) mengembangkankognitif, (4) mengembangkan kepribadian,(5) meningkatkan prestasi pendidikan

4. Yayasan BPK PENABUR Jakarta.Hasil penelitian dapat digunakan untukmengevaluasi dan memperbaikipelaksanaan bilingual.

5. Penelitian lebih lanjut.Hasil penelitian ini dapat dipergunakansebagai salah satu cara dalam melakukanpenelitian sejenis pada waktu yang akandatang.

Page 10: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

3Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

Kajian Teoretis

Bilingual1. Pengertian BilingualPengertian Bilingual dalam Kamus Besar BahasaIndonesia (1996) mampu atau biasa memakaidua bahasa dengan baik dan bersangkutandengan atau mengandung dua bahasa. Bilingualyang dipergunakan oleh guru KelompokBermain dalam melaksanakan pembelajaran diTKK 6 BPK PENABUR adalah bahasa Indonesiadan bahasa Inggris.

Menurut Hurlock (1993), dwibahasa(bilingualism) adalah kemampuan menggunakandua bahasa. Kemampuan ini tidak hanya dalamberbicara dan menulis tetapi juga kemampuanmemahami apa yang dikomunikasikan oranglain secara lisan dan tertulis. Anak yang memilikikemampuan dwibahasa memahami bahasaasing dengan baik seperti halnya pemahamananak terhadap bahasa ibunya. Anak mampuberbicara, membaca dan menulis dalam duabahasa dengan kemampuan yang sama.Pelaksanaan pembelajaran secara bilingual yangdilakukan di Kelompok Bermain TKK 6 BPKPENABUR lebih mengutamakan agar anakmemiliki kemampuan memahami komunikasilisan dan dapat berbicara dalam dua bahasa.

2. Manfaat BilingualBaker (2000) menuliskan pendapatnya, bahwabilingual memberi dampak pada kehidupananak dan orangtuanya. Bilingual ataumonolingual akan mempengaruhi identitas anaksaat dewasa yaitu, sekolah, pekerjaan,pernikahan, area tempat tinggal, perjalanan dancara berpikir. Kemampuan bilingual bukanhanya sekedar mempunyai dua bahasa, akantetapi juga mempunyai konsekuensi pendidikan,sosial, ekonomi, dan budaya. Menurut Bakerbanyak keuntungan dan sangat sedikit kerugiandengan menguasai bilingual. Baker jugamengatakan dengan menguasai bilingualmembuat anak mampu berkomunikasi dengananggota keluarga lainnya dengan bahasa yangsama dimiliki anggota keluarga tersebut karenaanak menguasai dua bahasa. Anak yangmemiliki kemampuan bilingual mempunyaikesempatan untuk berkomunikasi dengan oranglain yang berbeda bangsa dan etnis dalam ruanglingkup yang lebih luas dan bervariasidibanding anak yang monolingual. Selanjutnya

Baker mengatakan keuntungan lain dalamberkomunikasi secara bilingual adalah ketikaanak belajar dalam dua bahasa, saat dewasadapat mengakses dua literatur, memahamitradisi yang berbeda, juga cara berpikir danbertindak. Anak atau orang dewasa yangmemiliki kemampuan bilingual akan memilikidua atau lebih pengalaman di dunia, karenasetiap bahasa berjalan dengan sistem perilakuyang berbeda, pepatah kuno, cerita, sejarah,tradisi, cara berkomunikasi, literatur yangberbeda, musik, bentuk hiburan, tradisi religius,ide dan kepercayaan, cara berpikir,dan bentukkepedulian. Dengan dua bahasa maka akandidapat pengalaman budaya yang lebih luas dansangat mungkin untuk menghasilkan toleransiyang lebih besar antara budaya-budaya yangberbeda serta akan menipiskan rasa rasialis.Monolingual juga bisa mengenal perbedaanbudaya, tapi untuk mengenal budaya-budayayang berbeda dibutuhkan bahasa dari budayatersebut. Memiliki kemampuan bilingualmemberi kesempatan yang lebih besar untuksecara aktif mengenal budaya, karenamenguasai bahasa dari budaya tersebut. Bakerjuga mengatakan terlepas dari aspek sosial,budaya, ekonomi, hubungan pribadi dankeuntungan komunikasi, riset telahmenunjukkan bahwa bilingual memberikeuntungan tertentu dalam berpikir, anak yangmemiliki kemampuan bilingual akan memilikidua atau lebih kata-kata untuk setiap obyek danide. Menurut Baker ketika perbedaan asosiasiterdapat pada setiap kata, anak yang memilikikemampuan bilingual dapat berpikir lebih tajam,fleksibel, kreatif, dan dapat membawa seseorangmenjadi lebih hati-hati dalam berkomunikasidengan orang-orang yang berbeda bahasa.

Beberapa kemampuan potensial daribilingual (Baker,2000)a. Kemampuan komunikasi

1) Komunikasi lebih luas2) Memahami dua bahasa

Penggunaan bilingual dapat mengembangkankemampuan komunikasi, anak dapatberkomunikasi dengan menggunakan duabahasa yang dipelajari atau bahasa yang biasadigunakan oleh anak terhadap orang anggotakeluarga dan juga terhadap orang lain.b. Kemampuan mengenal budaya

1) Penyerapan budaya asing2) Toleransi lebih besar

Penggunaan bilingual membantu anakmengenal budaya asing, karena setiap bahasa

Page 11: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

berjalan dengan sistem perilaku dan budayayang berbeda. Dengan mengenal bahasa, anakdapat mengenal budaya dari bahasa tersebut,juga menumbuhkan sikap toleransi anakterhadap orang lain yang memiliki budayaberbeda.c. Kemampuan perkembangan kognitif

1) Kreatif2) Sensitif dalam berkomunikasi

Penggunaan bilingual mengembangkankemampuan berpikir anak, anak menjadi kreatifdan memiliki dua atau lebih kata-kata untuksetiap obyek dan ide, juga membuat anak lebihhati-hati dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda bahasa.d. Kemampuan mengembangkan kepribadian

1) Menaikkan rasa percaya diri2) Rasa aman dalam identitas

Penggunaan bilingual dapat menumbuhkan danmenaikkan rasa percaya diri pada anak, karenadengan menguasai dua bahasa anak lebih beraniuntuk berkomunikasi dan tetap merasa amandalam lingkungan yang menggunakan duabahasa yang dipahami oleh anak.e. Kemampuan Pendidikan

1) Meningkatkan prestasi pendidikan2) Lebih mudah mempelajari bahasa ketiga

Penggunaan bilingual akan memudahkan anakmempelajari bahasa yang ketiga, ketika anaksudah menguasai dua bahasa. Di samping ituprestasi belajar anak meningkat karena anakmemperoleh kata-kata baru dalam bahasaInggris, untuk kata yang sama dalam bahasaIndonesia.

Hurlock (1993) juga mengatakan, padawaktu anak diharapkan mempelajari dua bahasasecara serempak, anak harus mempelajari duakata yang berbeda untuk setiap obyek yangmereka sebut dan untuk setiap pikiran yangingin anak ungkapkan. Anak harus mempelajaridua perangkat bentuk tata bahasa, selain ituanak harus mempelajari bagaimanamengucapkan huruf yang sama atau kombinasihuruf yang sama secara berbeda.

3. Keterampilan Menguasai BilingualKeterampilan menguasai bilingual adalah suatuhal yang menyenangkan bagi anak usia dini,ketika anak memperoleh kemampuan tersebutdari hasil proses bilingual yang dilakukan. Saatusia anak 3 sampai 5 tahun, semua anakberkompeten setidaknya dalam satu bahasa dandalam waktu yang sama anak dapat menguasaidua bahasa. Hal yang penting untuk diketahuiorangtua dan pendidik anak usia dini tentang

bilingualism pada masa kanak-kanak(www.earlychildhood.com):a. Semua anak mampu belajar dua bahasa.b. Penting untuk mengetahui salah satu

bahasa orangtua, sebagai komponenidentitas budaya anak dan rasakebersamaan.

c. Kemampuan bilingual menjadi lengkap,jika anak mempunyai pengalaman kaya didua bahasa tersebut.

d. Bahasa yang lebih sering digunakan dimasyarakat akan lebih banyak memberidukungan.

e. Orangtua dapat melengkapi kemampuanbilingual dengan menggunakan bahasayang paling anak ketahui danmenggunakannya secara bervariasi.Para ahli mendukung pandangan yang

menyatakan bahwa semakin dini anak belajarbahasa asing, semakin mudah bagi anak untukmenguasai bahasa asing tersebut. Untuk dapatmembimbing anak-anak menjadi bilingual, adabeberapa hal yang dapat dilakukan(www.literacytrust.org.uk):a. Membiasakan anak secara kontinu terlibat

dalam suasana berbahasa asing, melaluilagu-lagu anak, cerita, dan buku ceritaberbahasa asing.

b. Mengupayakan agar anak dapatberhadapan langsung dan mendengarsecara teratur kalimat, atau kata-kata asing.

c. Biasakan anak dengan aktivitas mendengaryang bersifat alamiah, yaitu kegiatanbermain sesuai minat dan perkembanganusia anak, yang dilakukan dalam bahasaasing.

d. Memasukkan anak ke lingkunganprasekolah yang memakai konsep bilingual,karena pada umumnya sekolah-sekolahjenis ini akan membiasakan anak mengenalbahasa ibu dan bahasa asing.

Anak Kelompok Bermain1. Pengertian Anak Kelompok BermainBerdasarkan pembagian periode anak usiaKelompok Bermain, termasuk dalam periodemasa kanak-kanak awal yang berlangsung dariusia 2-6 tahun, dan anak Kelompok Bermainadalah anak usia 2-3 tahun. (Hurlock, 1994).

2. Pembelajaran Anak Kelompok BermainBelajar adalah suatu proses perubahan daribelum mampu menjadi mampu, dan secara relatifbersifat menetap yang terjadi karena

Page 12: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

5Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

pengalaman (Irwanto,1996) Perubahan yangterjadi mencakup aspek kognitif, afektif danpsikomotorik. Gunarsa juga mengatakan, belajarselalu mempunyai hubungan denganperubahan, baik yang meliputi keseluruhantingkah-laku maupun pada beberapa aspekkepribadian. (Gunarsa,S. 1990)

Pembelajaran anak usia Kelompok Bermaindilaksanakan melalui program KBK (kurikulumberbasis kompetensi) TK untuk usia 2 dan 3tahun, yang didasarkan pada tugasperkembangan anak sesuai dengan tahapperkembangannya. Isi program kegiatan belajarTK dipadukan dalam program kegiatan belajar,yang mencakup Program Kegiatan Belajar dalamrangka pembentukan perilaku danpengembangan kemampuan dasar. (PuskurDepdiknas, 2002)..

3. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Awala. Perkembangan KognitifJean Piaget mengatakan bahwa perkembangankognitif masa kanak-kanak awal disebut tahappraoperasional yaitu pada usia 2-7 tahun. Padatahap ini kemampuan berpikir anak mulaimenggunakan bahasa dan menggene-ralisasikannya, dan pemerolehan bahasa anakberdasarkan teori cognitive development Piagetanak usia 2 sampai 7 tahun, anak memperolehbahasa melalui kegiatan simbolik sepertiberbicara.

Syah juga mengatakan pada periodeperkembangan praoprasional, anak di sampingmemperoleh kemampuan yang terkait dengankemampuan berpikir juga memperolehkemampuan berbahasa. Pada periode ini anakmulai mampu menggunakan kata-kata yang benardan mampu pula mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif. (Syah M, 2000:71) .

b. Perkembangan BahasaMenurut Hurlock bahasa adalah bentukkomunikasi di mana pikiran dan perasaandisimbolkan agar dapat menyampaikan artikepada orang lain. Hal yang mencakup bentukbahasa menurut Hurlock yaitu bahasa lisan,bahasa tulisan, bahasa isyarat, bahasa tubuh,ekspresi wajah, pantomim dan seni. Bicaraadalah bentuk bahasa yang menggunakan kata-kata yang digunakan untuk menyampaikansuatu maksud serta merupakan bentukkomunikasi yang paling efektif, penggunaanyapaling luas dan paling penting. (Hurlock, 1993).

Sudono, A (2000) mengutip dariLerner(1982) menyatakan bahwa dasar utamaperkembangan bahasa adalah melaluipengalaman-pengalaman berkomunikasi yangkaya. Pengalaman–pengalaman yang kaya ituakan menunjang faktor-faktor bahasa yang lain,yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, danmenulis. Mendengarkan dan membaca termasukketerampilan berbahasa yang menerima ataureseptif, sedangkan berbicara dan menulismerupakan keterampilan yang ekspresif.

Hurlock juga mengatakan, awal masakanak-kanak umumnya merupakan saatberkembang pesatnya tugas pokok dalam belajarberbicara, yaitu menambah kosa kata, menguasaipengucapan kata-kata dan menggabungkankata-kata menjadi kalimat. Kosa kata anak-anakmeningkat pesat ketika ia belajar kata-kata barudan arti-arti baru untuk kata-kata lama.(Hurlock,1994).

Selama masa awal kanak-kanak, anak-anakmemiliki keinginan yang kuat untuk belajarbicara. Hal ini disebabkan karena dua hal,pertama belajar berbicara merupakan saranapokok di dalam sosialisasi. Anak yang mampuberkomunikasi akan lebih mudah mengadakankontak sosial dan lebih mudah diterima sebagaianggota kelompok teman sebaya daripada anakyang kemampuan berkomunikasinya terbatas.Kedua, belajar berbicara merupakan saranauntuk memperoleh kemandirian. Anak-anakyang tidak dapat mengemukakan keinginan dankebutuhannya atau yang tidak dapat berusahaagar dimengerti orang lain cenderungdiperlakukan untuk selalu dibantu dan tidakberhasil memperoleh kemandirian yangdiinginkan.

Untuk meningkatkan komunikasi terdapatdua unsur penting, pertama anak harusmenggunakan bentuk bahasa yang bermaknabagi orang yang mereka ajak berkomunikasi, dankedua dalam berkomunikasi anak harusmemahami bahasa yang digunakan oranglain.(Hurlock,1993).

Kemampuan berkomunikasi dengan oranglain dalam cara yang dapat dipahami, pentingartinya untuk menjadi anggota kelompok. Anakyang mampu berkomunikasi dengan baik akanditerima lebih baik oleh kelompok sosial danmempunyai kesempatan yang lebih baik untukmemerankan kepemimpinannya dari pada anakyang kurang mampu berkomunikasi atau takutmenggunakannya.(Hurlock,1993).

Page 13: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

c. Perkembangan AfektifPerkembangan afektif adalah perkembanganyang terkait dengan sikap, sikap dalam artisempit menurut Syah (2000) mengutip dariBruno (1987) adalah kecenderungan yang relatifmenetap untuk bereaksi dengan cara baik atauburuk terhadap orang atau barang tertentu.

Syah juga mengatakan tingkah laku afektifadalah tingkah laku yang berkaitan dengankeanekaragaman perasaan, seperti takut, marah,sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-wasdan sebagainya. (Syah, 2000)

Hurlock juga mengatakan emosimemainkan peran yang penting dalamkehidupan, maka penting diketahui bagaimanaperkembangan dan pengaruh emosi terhadappribadi dan sosial, pola Emosi yang umum padaanak menurut Hurlock adalah (1993): a) Rasatakut, b) Rasa Marah, c) Rasa cemburu, d)Dukacita, e) Kegembiraan, Keriangan,Kesenangan, f) Kasih sayang.

d. Perkembangan PsikomotorikHurlock mengatakan awal masa kanak-kanakmerupakan masa yang ideal untuk mempelajariketerampilan tertentu dan dianggap sebagai“saat belajar”, ( Hurlock, 1994) karena :1) Anak senang mengulang-ngulang, sehingga

dengan senang hati mau mengulang suatuaktifitas sampai mereka terampilmelakukannya.

2) Anak-anak bersifat pemberani, sehinggatidak terhambat oleh rasa takut kalaupundirinya mengalami sakit atau diejek teman-temannya.

3) Anak mudah dan cepat belajar karena tubuhmereka masih sangat lentur danketerampilan yang dimiliki baru sedikit,sehingga keterampilan yang baru dikuasaitidak mengganggu keterampilan yangsudah ada.

PersepsiPersepsi adalah proses diterimanya rangsangyang diperoleh dari suatu objek, kualitas,hubungan antar gejala, maupun peristiwa,sampai rangsang tersebut disadari dandimengerti, (Irwanto, 1996). Sarwonomengatakan objek-objek yang ada di sekitarditangkap melalui alat-alat indera, dandiproyeksikan pada bagian tertentu di otaksehingga dapat mengamati objek tersebut,(Sarwono, 1976:44 ). Rachmat juga mengatakanpersepsi adalah pengalaman tentang objek,

peristiwa, atau hubungan-hubungan yangdiperoleh dengan menyimpulkan informasi danmenafsirkan pesan. (Rachmat, 1985).

Metode Penelitian

Sampel dalam penelitian adalah ibu dari anak-anak Kelompok Bermain TK Kristen 6 BPKPENABUR Jakarta tahun ajaran 2005-2006,sebanyak 92 orang untuk data penelitian.Pengambilan sampel dengan menggunakanteknik sampling Proportional Stratified RandomSampling yaitu mengambil sampel secaraproporsi seimbang dari tiap kelas KelompokBermain. Pengambilan data pada hari Sabtutanggal 25 Maret 2006, di TKK 6 BPK PENABUR.Alasan memilih ibu yang mewakili orangtuauntuk diteliti karena dalam kehidupan sehari-hari anak, seorang ibu mempunyai waktu lebihbanyak bersama anaknya daripada sang ayah.Gambaran data subyek penelitian yangdiperoleh berdasarkan latar belakangpendidikan, responden yang mengisi instrumenpenelitian berjumlah 92 ibu dari anak KelompokBermain, terdiri dari lulusan pendidikan SLTAsampai dengan S2.Variabel dalam penelitian ini adalah pendapatpara ibu terhadap kemampuan berbahasa Inggrisanak dengan pembelajaran bilingual. Pendapatpara ibu adalah, ungkapan atau masukan yangdiberikan para ibu anak Kelompok Bermainkepada sekolah, tentang kemampuan berbahasaInggris anaknya setelah dilakukan pembelajaransecara dua bahasa di sekolah. Umpan balik yangdiberikan para ibu itu mencakup kemampuankomunikasi anak berbahasa Inggris,kemampuan mengenal budaya, perkembangankognitif, perkembangkan kepribadian,peningkatkan prestasi pendidikan.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatifdengan jenis deskriptif. Penelitian kuantitatifadalah penelitian yang menggunakanpengukuran terhadap keberadaan suatu variabeldengan menggunakan instrumen penelitian,kemudian dilanjutkan dengan analisis statistik.Penelitian deskriptif adalah penelitian yangberusaha untuk menggambarkan danmengklasifikasikan fakta atau karakteristik darifenomena yang diteliti secara faktual dan cermat.Teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini berbentuk skala penilaiandari Linkert, dengan menggunakan limaalternatif jawaban yang dapat dipilih oleh

Page 14: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

7Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

41%

35%

16%

6% 2% 2% 3%

20% 22%

53%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

SL SR KD SK TP

Analisis Kemampuan Komunikasi (pernyataan +) Analisis Kemampuan Komunikasi (pernyataan -)

Grafik 1 : Persentase Komponen KemampuanKomunikasi

balik para ibu “sangat baik” terhadapkemampuan komunikasi anak didik,komunikasi anak lebih luas dan anak dapatmemahami dua bahasa yaitu bahasa Indonesiadan Inggris.

Data dalam grafik dua menunjukkan, padakomponen kemampuan mengenal budaya,memperoleh 57% total responden yangmenjawab selalu dan sering pada pernyataanpositif, sedangkan pada pernyataan negatifmemperoleh 58% total responden yangmenjawab sesekali (SK) dan tidak pernah.Persentase tersebut menunjukkan tingkat umpanbalik para ibu “baik” terhadap kemampuanmengenal budaya bagi anak didik. Anak secaraumum dapat menyanyikan lagu anak dalambahasa Indonesia dan bahasa Inggris,mengucap syair, dan mengerti film kartun dalambahasa Inggris.

Grafik 2 : Persentase Komponen KemampuanMengenal Budaya

26% 31%

29%

9% 5% 4%

8%

29%

15%

43%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%

SL SR KD SK TP Analis Kemampuan Mengenal Budaya (pernyataan +) Analis Kemampuan Mengenal Budaya (pernyataan -)

7

responden. Dalam instrumen penelitian terdapat60 pernyataan yang meliputi komponenberdasarkan manfaat dari bilingual. Datadianalisis dengan analisis rasional dan uji cobaterpakai kepada 92 orang responden, kemudiandiolah untuk mendapatkan pernyataan yangvalid dengan menggunakan rumus korelasiproduk moment, dengan menggunakan bantuanprogram SPPS (Statistical Package for SocialSciences) versi 11,0, dan ada 54 pernyataan yangvalid. Pernyataan dianggap valid apabila r-hitung memiliki koefisien korelasi lebih besardari r-tabel yaitu 0,207 dengan taraf signifikan5%.

Reabilitas, instrumen diukur denganmenggunakan rumus koefisien ReliabilitasAlpha yang hasilnya sebesar 0.883. Pengujianreliabilitas dengan menggunakan koefisienalpha dengan menggunakan program. SPPS.(Statistical Package for Social Sciences) versi 11,0.Analisis Data Penelitian menggunakan rumussebagai berikut.

F % = x 100 % NKeterangan :F : frekuensi jawabanN : jumlah responden

Hasil Penelitian

Deskripsi DataFrekuensi jawaban para ibu dari anak KelompokBermain disajikan dalam bentuk persentase.Persentase tingkat umpan balik para ibuterhadap kemampuan berbahasa Inggris anakdengan pembelajaran bilingual yang kurang baik0 – 25 % dari skor maksimal, tingkat umpan balikyang cukup baik sebesar 26 % - 50 % dari skormaksimal, tingkat umpan balik yang baiksebesar 51 % - 75 % dari skor maksimal, dantingkat umpan balik yang sangat baik sebesar76 % - 100 % dari skor maksimal.

Data dalam grafik satu menunjukkan, padakomponen kemampuan komunikasi,memperoleh 76% total responden yangmenjawab selalu (SL) dan sering (SR) padapernyataan positif, sedangkan pada pernyataannegatif memperoleh 75% total responden yangmenjawab sesekali (SK) dan tidak pernah (TP).Persentase tersebut menunjukkan tingkat umpan

Page 15: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

Grafik 3 : Persentase Komponen KemampuanPerkembangan Kognitif

Data dalam grafik tiga menunjukkan, padakomponen kemampuan perkembangan kognitif,memperoleh 74% total responden yangmenjawab selalu dan sering pada pernyataanpositif, sedangkan pada pernyataan negatifmemperoleh 67% total responden yangmenjawab sesekali dan tidak pernah. Persentasetersebut menunjukkan tingkat umpan balik paraibu “baik” terhadap kemampuan perkembangankognitif anak didik.

Data dalam grafik empat menunjukkan, padakomponen kemampuan perkembangankepribadian, memperoleh 86% total respondenyang menjawab selalu dan sering padapernyataan positif, sedangkan pada pernyataannegatif memperoleh 95% total responden yangmenjawab sesekali dan tidak pernah. Persentasetersebut menunjukkan tingkat umpan balik paraibu “sangat baik” terhadap kemampuanperkembangan kepribadian anak didik.

Data dalam grafik lima menunjukkan, padakomponen kemampuan meningkatkan prestasikependidikan, memperoleh 94% total respondenyang menjawab selalu dan sering pada

Grafik 4 : Persentase Komponen KemampuanPerkembangan Kepribadian

60%

34%

5% 1% 0% 3% 2% 13% 14%

68%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

SL SR KD SK TP Analisis Prestasi Pendidikan (pernyataan +) Analisis Prestasi Pendidikan (pernyataan -)

Grafik 5 : Persentase Komponen KemampuanPrestasi Pendidikan

pernyataan positif, sedangkan pada pernyataannegatif memperoleh 82% total responden yangmenjawab sesekali dan tidak pernah. Persentasetersebut menunjukkan tingkat umpan balik paraibu “sangat baik” terhadap peningkatkanprestasi pendidikan bagi anak didik.

Peneliti juga membuat hasil analisis datatentang persepsi para ibu terhadap manfaatbilingual di kelompok bermain TKK 6 BPKPENABUR, dapat dilihat pada tabel 1.

Data dalam tabel satu dapat diketahuibahwa responden yang memilih katagori selaludan sering pada pernyataan positif komponenkemampuan komunikasi berjumlah 76%,sedangkan pada pernyataan negatifmemperoleh 75% yang merupakan total jawabansesekali dan tidak pernah. Pada komponenmengenal budaya pada pernyataan positifmemperoleh 57% yang merupakan jumlahkatagori jawaban selalu dan sering. Pernyataannegatif memperoleh 58% dari total respondenyang menjawab sesekali dan tidak pernah. Padakomponen kemampuan perkembangan kognitifpernyataan positif memperoleh 74% yangmerupakan jawaban katagori jawaban selaludan sering, sedangkan pernyataan negatifmemperoleh 67% dari total responden yangmenjawab sesekali dan tidak pernah. Padakomponen kemampuan perkembangankepribadian pernyataan positif memperoleh 86%yang merupakan total jawaban selalu dansering, sedangkan pada pada pernyataan negatifmemperoleh 95% dari total responden yangmenjawab sesekali dan tidak pernah. Padakomponen peningkatan prestasi pendidikanpernyataan positif memperoleh 94% yangmerupakan total jawaban selalu dan sering,sedangkan pada pernyataan negatif

Page 16: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

9Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

lanoisamrofsnarTnanipmimepeKlebairaVnabawaJispirkseD:1lebaT

oN nenopmoKLS RS DK KS PT latoT

ΣΣΣΣΣf % ΣΣΣΣΣf % ΣΣΣΣΣf % ΣΣΣΣΣf % ΣΣΣΣΣf % ΣΣΣΣΣf %

.1

naupmameKisakinumoK

)+naataynrep 83 %14 23 %53 41 %61 6 %6 2 %2 29 %001

naupmameKisakinumoK

)-naataynrep( 2 %2 3 %3 81 %02 02 %22 94 %35 29 %001

.2

lanegneMayaduB

)+naataynrep( 42 %62 92 %13 72 %92 7 %9 5 %5 29 %001

lanegneMayaduB

)-naataynrep( 4 %4 7 %8 72 %92 41 %51 04 %34 29 %001

.3

nagnabmekrePfitingoK

)+naataynrep( 83 %14 03 %33 71 %81 6 %7 1 %1 29 %001

nagnabmekrePfitingoK

)-naataynrep( 3 %3 4 %5 32 %52 81 %91 44 %84 29 %001

.4

nagnabmekrePnaidabirpeK

)+naataynrep( 15 %55 92 %13 8 %9 3 %3 1 %2 29 %001

nagnabmekrePnaidabirpeK

)-naataynrep( 0 %0 0 %0 4 %5 5 %6 38 %98 29 %001

.5

natakgninePisatserP

nakididneP

)+naataynrep( 65 %06 13 %43 4 %5 1 %1 0 %0 29 %001

natakgninePisatserP

nakididneP

)-naataynrep( 3 %3 2 %2 21 %31 31 %41 26 %86 29 %001

memperoleh 82% dari total responden yangmenjawab sesekali dan tidak pernah.

Hasil Analisis DataUntuk mengetahui tingkat umpan balik para ibuterhadap kemampuan berbahasa Inggris anakdengan pembelajaran bilingual, maka dibuatklasifikasi umpan balik para ibu, dengan carasebagai berikut: skor maksimal 270 didapat dari54 pernyataan yang valid dikalikan denganbobot skor alternatif jawaban tertinggi yaitu lima(54 pernyataan x bobot skor 5), dan skor minimal54 didapat dari 54 pernyataan yang validdikalikan dengan bobot skor alternatif jawabanterendah yaitu satu (54 pernyataan x bobot 1).

Data dalam tabel dua menunjukkan, jumlahpara ibu dengan tingkat umpan balik sangat baikterhadap kemampuan berbahasa Inggris anakdengan pembelajaran bilingual sebanyak 67 ibu,tingkat umpan balik yang “ baik” sebanyak 24

naupmameKrokSesatnesreP:2lebaTnagnedkanAsirggnIasahabreB

laugniliBnarajalebmeP

kananaupmameKsirggnIasahabreb

-lebmepnagnedlaugnilibnaraja

lavretnIrokS

f %

kiabtagnaS 072-612 76 %28,27

kiaB 512-261 42 %80,62

kiaBpukuC 161-801 1 %01,1

gnaruK 701-45 0 %0

kopmoleKkanaubihalmuJniamreB

29 %001

Page 17: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

ibu, tingkat umpan balik “cukup baik” sebanyak1 ibu, dan tidak ada ibu yang menyatakan tingkatumpan balik “kurang baik”. Dengan demikian,umpan balik para ibu terhadap kemampuanberbahasa Inggris anak dengan pembelajaranbilingual pada umumnya berada padaklasifikasi “sangat baik” dan “ baik”.

Pembahasan

Hasil penelitian tentang kemampuan berbahasaInggris anak dengan pembelajaran bilingualmenunjukkan bahwa para ibu yang tergolongmemiliki tingkat umpan balik “sangat baik”dengan skor 216 - 270 terdiri dari 67 ibu (72,82%). Para ibu yang tergolong memiliki tingkatumpan balik “baik” dengan skor 162 - 215 terdiridari 24 ibu (26,08%).Umpan balik “cukup baik”dengan skor 108 - 161 terdiri dari 1 ibu (1,10%),dan tingkat umpan balik “kurang baik” denganskor 54 - 107 terdapat 0 ibu (0%). Dengandemikian umpan balik para ibu tergolong padatingkat “sangat baik” dan “baik”.

Peneliti melakukan wawancara singkatkepada tiga orang ayah dari anak KelompokBermain pada saat peneliti menyebarkaninstrumen penelitian kepada para ibu, dan untukmengetahui lebih dalam tentang manfaatbilingual bagi anak, peneliti melakukanwawancara dengan seorang ayah dari anakKelompok Bermain. Berdasarkan wawancara ini,ayah tersebut menyatakan senang anaknyamenerima pembelajaran secara bilingual, anakdapat mengerti komunikasi dalam bahasaInggris dan dapat berbicara dalam bahasaInggris walaupun dengan kalimat-kalimat yangpendek, anak tidak merasa takut walaupunsekolah menggunakan dua bahasa.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapatdikatakan bahwa pelaksanaan bilingual diKelompok Bermain TKK 6 BPK PENABUR,meningkatkan kemampuan anak KelompokBermain di tempat tersebut. Hasil penelitiankemampuan komunikasi menunjukkanpandangan para ibu mengenai kemampuankomunikasi anak dalam bahasa Inggris denganpembelajaran bilingual “sangat baik”,penggunaan bilingual membuat komunikasianak dengan orangtua dalam bahasa Inggrislebih baik karena anak dapat mengerti danberbicara dengan bahasa Inggris yangsederhana, demikian pula komunukasi dengannative speaker, dan guru kelas. Hal ini didukung

oleh pendapat Baker (2000) bahwa bilingualmemberi manfaat dalam komunikasi pada anak,mereka lebih pandai berkomunikasi dari padaanak yang hanya belajar monolingual.

Hasil penelitian mengenal budayamenunjukkan pandangan para ibu “baik”,dengan pembelajaran bilingual anak dapatmengenal budaya dari bahasa yang digunakan.Dari hasil persentase menunjukkan bahwapersentase umpan balik para ibu terhadapkemampuan mengenal budaya paling kecil jikadibandingkan dengan persentase umpan balikpara ibu terhadap kemampuan lainnya daripembelajaran bilingual. Menurut pendapatpeneliti para ibu kurang memahami bahwabilingual juga dapat meningkatkan kemampuananak untuk mengenal budaya. Dengan duabahasa anak diharapkan lebih mengenalberbagai macam budaya, bilingual membuatanak dapat menyanyikan lagu, mengucapkansyair serta mengerti film-film kartun dalambahasa Inggris, hal ini sesuai yang dikatakanoleh Baker, bahwa anak atau dewasa yangmemiliki kemampuan bilingual akan memilikidua atau lebih pengalaman di dunia, karenasetiap bahasa berjalan dengan sistem perilakuyang berbeda, pepatah kuno, cerita, sejarah,tradisi, cara berkomunikasi, literatur yangberbeda, musik, syair, bentuk hiburan, tradisireligius, ide dan kepercayaan, cara berpikir, danbentuk kepedulian.

Hasil penelitian perkembangan kognitifmenunjukkan pandangan para ibu “baik”,dengan pembelajaran bilingual kemampuanperkembangan kognitif anak baik. Berbicarasecara bilingual membuat kemampuan kognitifanak berkembang, anak memiliki kemampuanuntuk mengerti dan berbicara dengan duabahasa, memiliki dua atau lebih kata-kata untuksetiap obyek dan ide. Hal ini tidak sesuai denganpandangan yang menyatakan bahwa bilingualmemberi pengaruh negatif yang berbahaya bagiperkembangan kognitif anak (Sulivan,Ausubel,Ives, dalam Takakuwa, 2000), namun sesuaidengan pendapat Hurlock bahwa, pada waktuanak mempelajari dua bahasa secara serempak,anak harus mempelajari dua kata yang berbedauntuk setiap obyek yang mereka sebut dan untuksetiap pikiran yang ingin anak ungkapkan.Piaget juga mengatakan pada tahappraoprasional kemampuan berpikir anak mulaimenggunakan bahasa dan menggene-ralisasikannya. Pemerolehan bahasa anakberdasarkan teori cognitive development Piagetanak usia 2 sampai 7 tahun, anak memperoleh

Page 18: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

11Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

bahasa melalui kegiatan simbolik sepertiberbicara. Hal ini juga didukung oleh Syah (2000)bahwa dalam periode perkembanganpraoperasional, anak di samping memperolehkemampuan yang terkait dengan kemampuanberpikir juga memperoleh kemampuanberbahasa.Pada periode ini anak mulai mampumenggunakan kata-kata yang benar dan mampupula mengekspresikan kalimat-kalimat pendektetapi efektif.

Pada hasil penelitian perkembangankepribadian menunjukkan pandangan para ibu“sangat baik”, hasil penelitian menunjukananak tetap merasa aman dan tidak takut kesekolah walaupun bahasa yang dipergunakandalam kegiatan belajar mengajar menggunakanbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Anak jugalebih percaya diri, mandiri dan berani saatberbicara dengan guru kelas dan native speakerdengan bahasa Inggris. Hal ini juga didukungoleh Hurlock (1994) belajar berbicara merupakansarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak dapat mengemukakankeinginan dan kebutuhannya atau yang tidakdapat berusaha agar dimengerti orang laincenderung diperlakukan untuk selalu dibantudan tidak berhasil memperoleh kemandirianyang diinginkan.

Hasil penelitian peningkatan prestasipendidikan menunjukkan pandangan para ibu“sangat baik”, dari hasil penelitian diketahuibahwa anak yang telah memiliki kemampuanbilingual yaitu bahasa ibu (bahasa mandarinatau bahasa daerah) dan bahasa Indonesia,mudah mempelajari bahasa Inggris sebagaibahasa anak yang ketiga. Di samping itu prestasibelajar anak meningkat karena anakmemperoleh kata-kata baru dalam bahasaInggris, untuk kata yang sama dalam bahasaIndonesia. Hal ini didukung oleh Hurlockbahwa, awal masa kanak-kanak umumnyamerupakan saat berkembang pesatnya tugaspokok dalam belajar berbicara, yaitu menambahkosa kata, menguasai pengucapan kata-kata danmenggabungkan kata-kata menjadi kalimat.Kosa kata anak-anak meningkat pesat ketika iabelajar kata-kata baru dan arti-arti baru untukkata-kata lama. (Hurlock, 1994).

Kesimpulan

1. Komponen kemampuan komunikasi daripembelajaran bilingual menunjukkan hasil

sebesar 76%, para ibu berpendapat bahwakarena belajar bilingual anak-anak merekamengalami peningkatan berkomunikasidalam bahasa Inggris, anak juga dapatberkomunikasi dalam bahasa Inggrisdengan orangtua, guru, sanak keluarga lain,dan native speaker.

2. Komponen kemampuan mengenal budayamenunjukan hasil sebesar 57%, para ibuberpendapat bahwa terhadap kemampuanmengenal budaya cukup baik. Anak dapatmenyanyikan lagu kanak-kanak baik dalambahasa Indonesia dan bahasa Inggris,mengucap syair, dan mengerti film kartundalam bahasa Inggris.

3. Komponen kemampuan perkembangankognitif menunjukkan hasil sebesar 74%.Persentase ini menunjukkan kemampuananak mengerti dan berbicara secaralangsung dengan bahasa Inggris cukup baikdan cukup kritis bila ada yang ditanyakan.

4. Komponen mengembangkan kepribadianmenunjukkan hasil sebesar 86%. Persentaseini menunjukkan pandangan para ibu“sangat baik”, terhadap perkembangankepribadian anaknya. Mereka memiliki rasapercaya diri, mandiri dan memilikikeberanian saat berbicara dengan guru kelasdan native speaker.

5. Komponen manfaat peningkatan prestasipendidikan menunjukkan hasil sebesar94%, setelah belajar bilingual anak dapatmengucapkan kata-kata dalam bahasaInggris, dan memperoleh kata-kata baruuntuk kata yang sama dalam bahasaIndonesia.

Saran

1. Bagi GuruPara guru disarankan menambah wawasantentang manfaat pembelajaran secarabilingual, dengan demikian timbulpemahaman bahwa dengan pembelajaranbilingual tidak hanya sekedarmengembangkan aspek kemampuankomunikasi saja bagi anak didik, tapi jugamengembangkan aspek kemampuanmengenal budaya, perkembangan kognitif,perkembangan kepribadian, danpeningkatan prestasi pendidikan, sehinggaguru dapat mengembangkan perencanaanmengajar lebih baik.

Page 19: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Kemampuan Anak Berbahasa Inggris

2. Bagi Yayasan BPK PENABUR JakartaYayasan BPK PENABUR Jakartadiharapkan dapat mengembangkanprogram bilingual lebih baik lagi, sehinggapembelajaran bilingual dapat dilakukan disekolah-sekolah lain dibawah yayasan BPKPENABUR

Daftar Pustaka

Baker,C. (2000). A Parents’ and teachers’ guide tobilingualism. second edition. Clevedon.Boston. Toronto. Sydney : Multilingualmatters Ltd

Depdikbud. (1998). Pedoman kegiatan belajarmengajar TK. Jakarta

Gunarsa, D, S. (1990). Psikologi perkembangan.Jakarta : Gunung Mulia

Hadjar,I. (1996). Dasar-dasar metodologi penelitiankuantatif dalam pendidikan. Jakarta:Rajawali Pers

Hadi. S. (1994). Statistik II. Yogyakarta : AndiOffset

Huda, N. (1999). Pengajaran Bahasa Inggris diIndonesia Perkembangan dan prospeknya.Bahasa dan Seni, 27, Pebuari, 1-17

Hurlock, E.B. (1993). Perkembangan anak. Jilid I.Jakarta: Erlangga

Hurlock, E.B. . (1994). Perkembangan anak. Jilid 2.Jakarta : Erlangga

Hurlock, E.B. . (1994). Pendekatan sepanjangrentang kehidupan. Edisi VI. Jakarta:Erlangga

http//: www.earlychildhood.com. Anak usia dinidan bilingualism

http//: www.literacytrust.org.uk. Keuntunganbilingual

http//: www.tabloidnova.com. Membimbing anakanak menjadi bilingual

http//: www.literacytrust.org.uk. Membantu anakbelajar bahasa ibu dan bahasa Inggris

Irwanto,dkk. (1996). Psikologi umum. Jakarta :Gramedia

Munandar, U, dkk. Psikologi perkembanganpribadi. (2001). Jakarta : UniversitasIndonesia

Puskur-DepDikDas. (2002). Kurikulum hasilbelajar-kompetensi dasar pendidikan anakusia dini 4-6. Jakarta : DepdikBud

Rachmat, J. (1985). Psikologi komunikasi. Cet 1.Bandung : Remaja Karya

Sarwono. S.W. (1976). Pengantar umum psikologi.Jakarta : Bulan Bintang

Sudono,A. (2000). Sumber belajar dan alatpermainan. Jakarta : Grasindo

Suryabrata.,S. (1984). Metodologi penelitian.Jakarta : Rajawali

Syah, M. (2000). Psikologi pendidikan. EdisiRevisi. Bandung : PT RemajaRosdakarya

Takakuwa, M. (2000). “What’s wrong with theconcept of cognitive development in studiesof bilingualism”http//: www.questia.com

Tim PenyusunKamus Pusat Pembinaan danPengembangan bahasa, (1996). KamusBesar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua,Balai Pustaka : Jakarta

Page 20: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

13Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR JAKARTAterhadap Kepemimpinan, Komunikasi dan Kerjasama

Jhon Salmar Saragih*)

*) Guru SMAK 2 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

enelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru SMA BPK PENABUR Jakarta terhadapkepemimpinan, komunikasi dan kerjasama. Masalah yang diajukan adalah: (1). Apakah adaperbedaan pada kelompok usia terhadap kepemimpinan, komunikasi, dan kerjasama guruSMA BPK PENABUR Jakarta; (2). Apakah ada perbedaan pada kelompok masa kerja terhadap

kepemimpinan, komunikasi, dan kerjasama guru SMA BPK PENABUR Jakarta; dan (3). Apakah adaperbedaan pada kelompok lokasi terhadap kepemimpinan, komunikasi, dan kerjasama guru SMABPK PENABUR Jakarta. Setelah dilakukan penelitian kepada 77 responden, diperoleh hasil sebagaiberikut: Pertama, tidak ada perbedaan dalam kelompok usia terhadap kepemimpinan, komunikasi,dan kerjasama. Kedua, tidak ada perbedaan pada masa kerja terhadap kepemimpinan, komunikasi,dan kerjasama, kecuali pada masa kerja 0- 2 tahun dengan 3-5 tahun, 6- 10 tahun dan > 11 tahunkhusus pada kepemimpinan transformasional. Ketiga, tidak ada perbedaan kepemimpinantransformasional untuk tiap lokasi kecuali pada lokasi Pintu Air dengan Gunung Sahari, KelapaGading dan Tanjung Duren. Keempat, tidak ada perbedaan antara lokasi dalam kepemimpinantransaksional kecuali antara Pintu Air dengan ke enam lokasi lainnya. Kelima, tidak ada perbedaanantar lokasi dalam hal komunikasi kecuali lokasi Pintu Air dan Gunung Sahari (Gunsa), Kelapa Gading,Tanjung Duren, dan Sunrise. Keenam, tidak ada perbedaan antara lokasi dalam hal kerjasama kecualilokasi Pintu Air dengan keenam lokasi lainnya.

Kata kunci : Kepemimpinan, komunikasi, kerjasama, peningkatan kinerja.

This research was conducted to know the perception of the teachers of SMA BPK PENABUR Jakarta toleadership, communications and cooperation. The problems raised are: ( 1). Are there differencesat group of age to leadership, communications, and cooperation of the teachers; ( 2). Are theredifferences at group of year of service to leadership, communications, and cooperation of the teachers;and ( 3). Are there differences at group of location to leadership, communications, and cooperationof the teachers. After collecting data from 77 responders, the research concludes as follows:Firstly, there is no difference in group of age to leadership, communications, and cooperation. Second,there is no difference of during job(activity to leadership, communications, and cooperation, exceptto of year of service 0 - 2 years with 3-5 years, 6 -10 years and > special 11 years at leadershiptransformational. Third, there is no leadership difference of transformational for every location exceptto location of Pintu Air with Gunung Sahari, Kelapa Gading and Tanjung Duren. Fourth, there is nodifference among the locations in leadership of transactional except between Pintu Air to six otherlocations. Fifth, there is no difference among the locations in the case of communications except thelocations of Pintu Air and Gunung Sahari (Gunsa), Kelapa Gading, Tanjung Duren, and Sunrise. Sixth,there is no difference among the locations in the case of cooperation except the location of Pintu Airto the six other locations.

Abstrak

P

Page 21: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

Pendahuluan

Globalisasi yang terjadi belakangan ini telahmemberikan dampak yang signifikan bagikelangsungan hidup organisasi. Globalisasitelah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat di dalam bisnis,yang menuntut organisasi untuk lebih mampuberadaptasi, mempunyai ketahanan, mampumelakukan perubahan arah dengan cepat danmemusatkan perhatiannya pada pelanggan.Globalisasi juga dapat memunculkan bahayasekaligus kesempatan bagi organisasi(Lasmahadi, 2002).

Dalam keadaan seperti ini peran sumberdaya manusia (SDM) dalam organisasi harusmampu untuk menjadi mitra kerja yangdiandalkan baik oleh pimpinan puncakmaupun manajer lini atau karyawan tingkatbawah. Hal ini sejalan dengan Stone yangdikutip Lasmahadi (2002) yang mengatakanbahwa para manajer SDM saat ini berada dalamtekanan yang tinggi untuk menjadi mitra bisnisstrategis, yaitu berperan dalam membantuorganisasi untuk memberi tanggapan terhadaptantangan-tantangan yang berkaitan dengandownsizing, restrukturisasi dan persaingan globaldengan memberikan kontribusi yang bernilaitambah bagi keberhasilan organisasi/bisnis.

Tuntutan organisasi untuk memperoleh,mengembangkan dan mempertahankan sumberdaya manusia yang berkualitas semakin mendesaksesuai dengan dinamika lingkungan yang selaluberubah. Mengingat perubahan dan peningkatanperanan sumber daya manusia sangat esensialuntuk mendukung keberhasilan organisasi makapengelolaan SDM perlu mendapat dukunganmanajemen puncak. Pemimpin harus dapatmemobilisasi sebuah tim, proses pekerjaan harusdapat dikembangkan dan proses sumber dayamanusia harus menjadi fokus utama.

Pengelolaan sumber daya manusia yangdapat mempengaruhi kinerja organisasi dengancara menciptakan nilai atau menggunakankeahlian sumber daya manusia tidak hanyaterbatas pada operasional namun juga meliputitingkatan manajerial. Untuk mendapatkansumber daya manusia yang kompeten dalambidang dan tugasnya maka perlu dikembangkanantara lain kepemimpinan, komunikasi, dankerjasama. Kepemimpinan, komunikasi, dankerjasama dan sangatlah perlu dimiliki setiapindividu khususnya karyawan. Demikian juga

dengan adanya jiwa kepemimpinan yangdimiliki karyawan diharapkan tanggungjawabsemakin nyata. Dengan adanya komunikasirelasi antar sesama karyawan dan denganatasan terjaga dengan baik. Melalui kerjasamadiharapkan akan menghasilkan produk atauoutput yang lebih berkualitas.

Kalau diperhatikan secara seksamaindikator penilaian kerja BPK PENABURcenderung menilai jabatan yang diembanseseorang seperti tugas sebagai wali kelas,penanggungjawab lab, koordinator piket,pembimbing siswa, supervisor, penguji juri/wasit, pembuat buku, pembuat sinopsis, dansebagainya. Padahal jabatan di atas hanyadimiliki sebagian kecil guru sedangkan guru-guru lain tidak punya kesempatan untukmendapatkan nilai di bidang itu. Demikian jugakepemimpinan, komunikasi dan kerjasamahanya mendapat porsi 17,7% dari seluruhpenilaian. Artinya bobot untuk kepemimpinan,komunikasi, dan kerjasama hanya mendapatporsi kecil dalam penilaian kinerja.

Berdasarkan uraian teori dan hasilpenelitian dan kenyataan yang terjadi di BPKPENABUR Jakarta, kepemimpinan, komunikasi,dan kerjasama perlu dikembangkan. Denganpengembangan pada bagian ini kinerjadiharapkan dapat meningkat baik dalam prosesmaupun output. Karena itu kepemimpinan,komunikasi, dan kerjasama merupakan halyang penting dimiliki seorang guru, untuk itupenulis perlu membahas lebih lanjut dalamsuatu penelitian tentang “Persepsi Guru SMABPK PENABUR Jakarta TerhadapKepemimpinan, Komunikasi, dan Kerjasama.

Masalah

Kemampuan kerja pegawai di sebuahorganisasi dapat dipengaruhi berbagai faktorantara lain: kompetensi individu seperti diklatdan pengalaman, dukungan organisasi sepertikompensasi atau gaji dan sarana prasarana,serta dukungan manajemen berbentukpengembangan kemampuan teknis dalamkepemimpinan, komunikasi dan sebagainya(Simanjuntak, 2005). Bahkan dalam bebeberapakasus, pegawai yang sudah berpengalaman danterlatih dan gaji yang tinggi bisa mengalamipenurunan kinerja karena faktor eksternal daninternal.

Page 22: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

15Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

Penulis membatasi penelitian pada aspekkepemimpinan, komunikasi, dan kerjasamadengan rumusan masalah:1. Apakah ada perbedaan pada kelompok usia

terhadap kepemimpinan komunikasi, dankerjasama guru SMA BPK PENABURJakarta?

2. Apakah ada perbedaan pada kelompokmasa kerja terhadap kepemimpinan,komunikasi, dan kerjasama guru SMA BPKPENABUR Jakarta?

3. Apakah ada perbedaan pada kelompoklokasi terhadap kepemimpinan,komunikasi, dan kerjasama guru SMA BPKPENABUR Jakarta?

Kajian Teoretis

1. KepemimpinanWijaya (2005) mengatakan bahwa kepemim-pinan menunjukkan proses kegiatan seseorangdalam memimpin, membimbing, mempengaruhiatau mengendalikan pikiran, perasaan, atautingkah laku orang lain. Kegiatan tersebut dapatdilakukan melalui suatu karya, seperti buku,lukisan dan sebagainya, atau melalui kontakpersonal secara tatap muka. Faktor pentingdalam kepemimpinan, yakni dalammempengaruhi atau mengendalikan pikiran,perasaan, atau tingkah laku orang lain adalahtujuan dan rencana. Namun, bukan berartibahwa kepemimpinan selalu merupakankegiatan yang direncanakan dan dilakukandengan sengaja, sering kali juga kepemimpinanberlangsung secara spontan.

Lucky (2000) mengatakan bahwakepemimpinan di masa akan datang cenderungmengarah pada learning organization, yang dapatmengantisipasi perubahan dankeanekaragaman knowledge, skill dan abilitysumber daya manusia, sehingga meningkatkankinerja perusahaan. Kesuksesan perusahaan dikompetensi global ditentukan oleh kecepatanperusahaan untuk berubah sesuai denganlingkungan bisnisnya. Gaya kepemimpinan yangdianggap sesuai adalah kepemimpinantransformasional dan transaksional.

2. Kepemimpinan TransformasionalAsumsi yang mendasari kepemimpinantransformasional adalah bahwa setiap orangakan mengikuti orang yang dapat memberikaninspirasi, mempunyai visi yang jelas, serta cara

dan energi yang baik untuk mencapai sesuatutujuan baik yang besar (Wijaya, 2005).Bekerjasama dengan seorang pemimpintransformasional dapat memberikan suatupengalaman yang berharga karena pemimpintransformasional biasanya akan selalumemberikan semangat dan energi positifterhadap segala hal dan pekerjaan tanpa kitamenyadarinya.

Pemimpin transformasional akan memulaisegala sesuatu dengan visi yang merupakanpandangan dan harapan ke depan yang akandicapai bersama dengan memadukan semuakekuatan, kemampuan dan keberadaan parapengikutnya. Mungkin saja bahwa sebuah visiini dikembangkan oleh para pemimpin itusendiri atau visi tersebut memang sudah adasecara kelembagaan yang telah dirumuskan olehpara pendahulu sebelumnya dan memangmasih sahih dan selaras dengan perkembangankebutuhan dan tuntutan pada saat sekarang.

Menurut Burns yang dikutip Muksin Wijaya(2005) kepemimpinan tarnsformasionaldiartikan sebagai : “...transformational leadershipas a process where leader and followers engage in amutual process of raising one another to higher levelsof morality and motivation”. Kepemimpinantransformasional menurut Burns merupakansuatu proses dimana pemimpin danpengikutnya bersama-sama salingmeningkatkan dan mengembangkan moralitasdan motivasinya.

Wijaya (2005) juga mengutip Bass bahwapemimpin transformasional dapat memberikandampak atau pengaruh kepada parapengikutnya sehingga terbentuk rasa percaya,rasa kagum, dan rasa segan. Dengan bahasasederhana kepemimpinan transformasionaldapat didefinisikan dan dipahami sebagaikepemimpinan yang mampu mendatangkanperubahan di dalam diri setiap individu yangterlibat atau bagi seluruh organisasi untukmencapai kinerja yang semakin tinggi.

Agustina (2006) mengatakan bahwakepemimpinan transformasional adalah modelkepemimpinan dimana pemimpin mampumembangkitkan dan memotivasi karyawanuntuk dapat berkembang dan mencapai kinerjaatau tingkat yang lebih tinggi sehingga mampumencapai lebih dari yang mereka perkirakansebelumnya. Dalam kepemimpinantransformasional pada umumnya karyawantidak melihat pemimpin namun sebagaiseseorang yang dapat dijadikan figur, simbol

Page 23: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

16 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

keberhasilan, dapat membangkitkan rasaoptimis dan dapat memberi inspirasi padabawahan

Dengan mengutip Bass dan Silin, Iksan(2005) menyatakan kepemimpinan transforma-sional terdiri atas empat komponen:a. Kharisma

Kharisma merupakan komponen pentingdalam konsep kepemimpinantransformasional. Sedikit yang bisa dipakaiuntuk menggambarkan sosok pemimpinkharismatik, yang memperoleh perasaancinta dari anak buah, bahkan bawahanmerasa percaya diri dan salingmempercayai di bawah seorang pemimpinyang kharismatik. Bagi seorang pemimpinkharismatik, bawahan menerimapemimpinnya sebagai model yang diinginisetiap saat, tumbuh antusiasme kerja anakbuah, mampu membuat anak buah bekerjalebih lama dengan senang hati. Skalakharisma kepemimpinan transformasionalmendeskripsikan sejauhmana pemimpinmenciptakan antusiasme anak buah,mampu membedakan hal-hal yang benar-benar penting, serta membangkitkanperasaaan mengemban misi terhadaporganisasi. Melalui kharisma, pemimpinmengilhami loyalitas dan ketekunan,menanamkan kebanggaan dan kesetiaanselain membangkitkan rasa hormat.

b. Perhatian secara individualDalam kepemimpinan transformasional,penyamarataan perbedaan individu tidakmemperoleh tempatnya. Setiap pemimpintransformasional akan memperhatikanfaktor-faktor individual sebagaimana tidakbisa disamaratakan karena adanyaperbedaan, kepentingan, danpengembangan diri yang berbeda.

c. Stimulasi intelektualDalam kepemimpinan transformasionalseorang pemimpin melakukan stimulasi-stimulasi intelektual. Elemenkepemimpinan ini antara lain kemampuanseorang pemimpin dalam menciptakan,menafsirkan dan mengelaborasi simbolyang muncul dalam kehidupan, danmengajak bawahan untuk berpikir dengancara-cara benar. Pendek kata, bawahandikondisikan pada situasi untuk selalubertanya pada diri sendiri danmengembangkan kemampuan pemecahanmasalah secara bebas.

Mujiasih (2003) yang mengutip Bass,menyebutkan satu tambahan sebagai cirikepemimpinan transformasional yaituinspirasional.

d. InspirasionalPerilaku pemimpin inspirasional dapatmerangsang antusiasme bawahan terhadaptugas-tugas kelompok dan dapatmengatakan hal-hal yang dapatmenumbuhkan kepercayaan bawahanterhadap kemampuan untuk menyelesaikantugas dan mencapai tujuan kelompok.Pemimpin transformasional harus dapat

berperan banyak di dalam menstimulasi orang-orang yang terlibat agar menjadi lebih kreatifdan inovatif di samping dia juga merupakanseorang pendengar yang baik (Muksin Wijaya,2005).

3. Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan transaksional adalah tipe yanglebih menekankan penggunaan wewenangyang dipunyai. Kepemimpinan transaksionallebih banyak menggunakan kekuasaan untukmenghukum bawahan bila yang bersangkutantidak dapat melaksanakan tugas yangdiperintahkannya, dan menggunakankewenangan untuk memberikan penghargaankepada bawahan yang dapat melaksanakantugas dengan baik. Pimpinan yang feodal danbirokratis hanya mau mendengar hal-hal yangingin mereka dengarkan. Hal-hal yangseharusnya diketahui, justru tidak didengarkan.Maka, bawahan yang disukai adalah bawahanyang ABS (asal bapak senang).

Kepemimpinan transaksional adalahkepemimpinan yang lebih menekankan padatransaksi interpersonal antara pemimpin dankaryawan yang melibatkan hubunganpertukaran (exchange). Karyawan memperolehimbalan segera (immediately) dan nyata (tangible)apabila memenuhi perintah pemimpin. Sanaky(2003) dengan mengutip Burns mengemukakan,pemimpin transaksional memotivasibawahannya melalui pemberian imbalan(contingent reward) dan manajemen melaluieksepsi (management by exception). Dengandemikian, secara rinci dapat dijelaskan bahwaseorang pemimpin transaksional memilikikarakteristik sebagai berikut.a. Contingen Reward (imbalan kontijen) artinya

kontrak pertukaran imbalan atau usahamenjanjikan imbalan atas usaha

Page 24: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

17Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

menjanjikan imbalan bagi kinerja yang baikdan menghargai prestasi kerja.

b. Management by exception (aktif) artinyamengawasi dan mencermati penyimpangandari berbagai aturan dan standar danmelakukan tindakan perbaikan.

c. Management by exception (pasif) artinyamelakukan intervensi hanya bila standartidak terpenuhi.

d. Laissez faire, artinya melepaskantanggungjawab dan menghindaripengambilan keputusan.

4. KomunikasiKomunikasi merupakan salah satu bidang yangsangat penting dalam kegiatan kantor. Menilikhakikatnya, kantor sebagai kumpulan orangyang bersama-sama menyelenggarakan kegiatankantor atau kegiatan ketatausahaan. Kantormerupakan pusat pengolahan keterangan,tempat para pejabat berkumpul untukmerundingkan segala sesuatu guna kepentingankantor, serta tempat para pegawaimenyelesaikan pekerjaan administrasi atau tatausaha. Sebagai keseluruhan gedung denganruangan kerjanya kantor menjadi tempatpelaksanaan tata usaha dan kegiatan-kegiatanmanajemen dari pemimpin suatu organisiasi.

Wursanto (2001) mengutip Jiwantomenyebutkan berdasarkan hasil suatupenelitian, diketahui bahwa antara 75%-90%dari waktu kerja, kita pergunakan untukberkomunikasi 5%, untuk menulis 10%, untukmembaca 35% untuk berbicara danmendengarkan 50%..

Komunikasi sangat penting dalam rangkameningkatkan kelancaran kantor. Pentingnyakomunikasi kantor dapat dilihat dalam hal-halberikut.a. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan

loyalitas antara:1) para bawahan dengan atasan,2) bawahan dengan bawahan,3) atasan dengan atasan, dan4) pegawai dengan kantor

b. Meningkatkan kegairahan bekerja parapegawai.

c. Meningkatkan moral dan disiplin yangtinggi para pegawai.

d. Dengan mengadakan komunikasi semuajajaran pimpinan dapat mengetahuikeadaan bidang yang menjadi tugasnya,sehingga akan berlangsung pengendalianoperasional yang efesien.

e. Meningkatkan rasa tanggungjawabterhadap semua pegawai.

f. Menimbulkan saling pengertian di antarapara pegawai dan saling menghargai dalammelaksanakan tugasnya masing-masing.

g. Meningkatkan kerja sama (teamwork) diantara para pegawai.

h. Meningkatkan semangat kerja di kalanganpegawai.Komunikasi merupakan bagian yang

penting dalam kehidupan kerja suatuorganisasi. Hal ini dapat dipahami sebabkomunikasi yang tidak baik mempunyaidampak yang luas terhadap kehidupanorganisasi, misalnya konflik antar pegawai, dansebaliknya komunikasi yang baik dapatmeningkatkan saling pengertian, kerjasama dankepuasan kerja. Oleh karena itu, hubungankomunikasi yang terbuka harus diciptakandalam organisasi.

Komunikasi adalah proses penyampaianinformasi, gagasan, fakta, pikiran dan perasaan,dari satu orang ke orang lain. Dalam kehidupanorganisasi, komunikasi menjadi suatu yangsangat penting karena komunikasi dapatmeningkatkan saling pengertian antarakaryawan dan atasand an meningkatkankoordinasi dari berbagai macam kegiatan/tugasyang berbeda.

Komunikasi digunakan untukmenyampaikan informasi. Apabila seseorangberkomunikasi dengan orang lain sebenarnyaia menyampaikan informasi. Orang yangmenerima informasi akan memberikan reaksiatau respon sehingga terjalinlah hubunganinteraksi antara kedua orang tersebut.

Komunikasi diperlukan agar karyawanmengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya.Hal ini berarti karyawan mengetahui posisinyadalam organisasi. Jadi, mekanisme komunikasidapat membuat keterpaduan perilaku setiapkaryawan dalam kelompoknya agar mencapaisatu tujuan.

Dengan demikian proses komunikasi padahakekatnya adalah proses penyampaianpikiran atau perasaan oleh komunikator kepadakomunikan. Proses komunikasi yang idealmenurut Tjiptono (2001) memiliki beberapa ciri,yaitu sebagai berikut.a. Bisa menghasilkan efektifitas lebih besar.b. Dapat menempatkan orang-orang pada

posisi yang seharusnya (the right man on theright place).

Page 25: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

c. Mampu meningkatkan keterlibatan,motivasi, dan komitmen setiap organisasi.

d. Dapat menghasilkan hubungan dan salingpengertian yang lebih baik antara atasan danbawahan, antar rekan kerja, serta antaraorang-orang dalam organisasi dan di luarorganisasi.

e. Mampu membantu setiap individu dalamorganisasi untuk memahami perlunyaperubahan, yaitu berkenaan bagaimanamengelola perubahan tersebut danbagaimana mengurangi penolakan terhadapperubahan.Menurut Wursanto (2000) ada dua jenis

komunikasi yang perlu dikembangkan.a. Komunikasi formal.

Komunikasi formal adalah komunikasi yangterjadi antara para anggota organisasi, yangsecara tegas telah diatur dan telahditentukan dalam struktur organisasi.

b. Komunikasi informal.Komunikasi informal adalah komunikasiyang terjadi di dalam suatu organisasi, tetapitidak direncanakan atau tidak ditentukandalam struktur organisasi. Komunikasi inimerupakan komunikasi yang tidakmendapat pengakuan resmi. Namunkomunikasi informal ini sangat efektif dalammeningkatkan kinerja.

5. KerjasamaSuatu pekerjaan jika dikerjakan seseorang terasasangat berat, namun jika dikerjakan secarabersama-sama, pekerjaan itu terasa mudah dancepat selesai. Hal ini dimungkinkan karena adaenerji yang digabung dan akan menghasilkanhasil yang lebih baik.

Rivai (2005) mengatakan sinergimerupakan interaksi antara dua individu dandengan menggabungkan usaha akanmemberikan dampak yang lebih besardibandingkan dengan berdiri sendiri. Melaluihubungan yang bersinergi kebersamaanindividu dalam bekerja sama menuju tujuanyang umum secara terus menerus menyediakankesempatan untuk tumbuh dan berkembangbagi kedua partisipan sama dengan perusahaanmereka.

Kutipan di atas mengatakan bahwakerjasama itu sangat penting. Bekerjasamaadalah suatu proses kelompok yang disokongoleh anggota-anggota kelompok, dan adaketergantungan satu dengan yang lain untuk

mencapai suatu tujuan yang disepakati.Organisasi atau kantor adalah tempat yang baiksekali untuk membangun kemahiran kelompokyang pada gilirannya memperlancar tugas-tugas bersama.

Kerjasama kelompok dapat didefinisikansebagai kumpulan individu yang bekerjasamauntuk mencapai suatu tujuan. Kumpulanindividu tersebut memiliki aturan danmekanisme kerja yang jelas serta salingtergantung antara satu dengan yang lain (Papu,2000)

Kerjasama kelompok merupakan salah satuunsur yang sangat penting dalam perusahaan.Pemahaman mengenai kerjasama kelompoktergantung beberapa aspek diantaranya aspekindividual yang mampu mempengaruhi kinerjatim dalam mencapai tujuan yang ditetapkansecara efektif dan efisien bagi perusahaan.

Kerjasama kelompok merupakan saranayang sangat baik dalam menggabungkanberbagai talenta dan dapat memberikan solusiinovatif suatu pendekatan yang mapan. selainitu keterampilan dan pengetahuan yangberanekaragam yang dimiliki oleh anggotakelompok juga merupakan nilai tambah yangmembuat kerja sama lebih menguntungkan jikadibandingkan seorang individu yang briliansekalipun.

Sebuah kerjasama kelompok dapat dilihatsebagai suatu unit yang mengatur dirinyasendiri. Rentangan keterampilan danpengetahuan yang dimiliki anggota dan selfmonitoring yang ditunjukkan oleh masing-masing anggota memungkinkannya untukdiberikan suatu tugas dan tanggungjawab.Bahkan, ketika suatu masalah dapat diputuskanoleh satu orang saja dalam kelompok akanmemberikan beberapa keuntungan. Keuntungantersebut adalah: pertama, keputusan yang dibuatsecara bersama-sama akan meningkatkanmotivasi kelompok dalam pelaksanaanya.Kedua, keputusan bersama akan lebih mudahdipahami oleh kelompok dibandingkan jikahanya mengandalkan keputusan dari satu orangsaja.

Bila dilihat dari perspektif individu, denganmasuknya ia ke dalam suatu kelompok makahal tersebut akan menambah semangat juang/motivasi untuk mencapai suatu prestasi yangmungkin tidak akan pernah dapat dicapaiseorang diri oleh individu tersebut. Hal ini dapat

Page 26: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

19Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

terjadi karena kelompok mendorong setiapanggotanya untuk memiliki wewenang dantanggung jawab sehingga meningkatkan hargadiri setiap orang.

Kerjasama kelompok selalu membahasproses dan hasil karya dalam tim, yang meliputitentang bagaimana sekelompok orang yangmemiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yangberbeda berinteraksi dan bersama-samamenyelesaikan tugas yang diberikanperusahaan. Robbins (2002) mengingatkan,suatu tim kerja akan menghasilkan sinergi yangpositif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja yanglebih besar dari pada jumlah input individutersebut. Penggunaan tim yang ekstensifmenciptakan potensi bagi suatu organisasi untukmenghasilkan output yang lebih besar dengantidak ada peningkatan dalam input.

Berdasarkan uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa kerjasama kelompok yangterkoordinasi akan memberikan dampak yangpositif terhadap kinerja karyawan, denganmengutamakan kepentingan bersama/organisasi.

Kerangka Berpikir

Kepemimpinan adalah kemampuanmempengaruhi perilaku orang lain untuk bekerjalebih baik, bersedia bekerjasama danmempunyai disiplin kerja yang tinggi.Kepemimpinan yang efektif sangat pentinguntuk kelangsungan hidup dan keberhasilanperusahaan. Pemimpin harus mampumenumbuhkan, memelihara, dan mengem-bangkan usaha yang kooperatif dalamkehidupan organsisasi. Selain itu, pemimpindapat memberikan rangsangan agar karyawanmenyukai pekerjaan dan bisa menumbuhkanatau mendorong kinerja karyawan.

Komunikasi merupakan salah satu faktoruntuk mendukung peningkatan kinerjaorganisasi. Komunikasi yang baik dan lancarakan mempengaruhi suasana kerja dan padagilirannya peningkatan kinerja. Memperbaikikomunikasi berarti memperbaiki kinerjaorganisasi. Hal ini didasari bahwa hampirsemua pekerjaan di dalam organisasi salingberhubungan. Kurang baiknya kinerja di bagianlain akan berpengaruh negatif pada bagian lain

pula. Komunikasi meningkatkan keharmonisankerja dalam organisasi. Sebaliknya, komunikasiterganggu maka koordinasipun tergangguakibatnya terjadi disharmonisasi dan padaakhirnya akan berpengaruh kepada kinerja.

Kerja kelompok (team work) merupakansebuah grup yang terdiri dari orang per oranguntuk berkumpul untuk menggabungkankemampuan dan ketrampilan mereka danbersama-sama untuk mencapai tujuan. Keeratanhubungan tim kerja sangat besar artinya untukrangkaian pekerjaan yang memerlukankerjasama tim yang tinggi. Tingkat keeratanhubungan mempunyai pengaruh terhadapmutu dan identitas interaksi yang terjadi dalamsuatu kelompok. Hubungan kerjasama di antarapara karyawan dalam melakukan pekerjaan baiksecara individu maupun kelompok untukmencapai tujuan bersama mempunyai dampakpositif terhadap kinerja individu maupunorganisasi dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkanbahwa kepemimpinan, komunikasi, dankerjasama merupakan faktor yang penting untukmeningkatkan kinerja karyawan. Karyawansebagai ujung tombak dan implementasi programkerja dari manajemen puncak perlu mempunyaiketiga hal tersebut untuk menunjangkeberhasilan pekerjaan.

Hipotesis

Hipotesis 1Ha : Ada perbedaan kepemimpinantransformasional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok usia.Ho: Tidak ada perbedaan kepemimpinantransformasional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok usia.

Hipotesis 2Ha : Ada perbedaan kepemimpinantransformasional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok masa kerja.Ho: Tidak ada perbedaan kepemimpinantransformasional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok masa kerja.

Hipotesis 3Ha : Ada perbedaan kepemimpinantransformasional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok lokasi.

Page 27: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

Ho: Tidak ada perbedaan kepemimpinantransformasional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok lokasi.

Hipotesis 4Ha : Ada perbedaan kepemimpinantransaksional guru SMA BPK PENABUR Jakartapada kelompok usia.Ho: Tidak ada perbedaan kepemimpinantransaksional guru SMA BPK PENABUR Jakartapada kelompok usia.

Hipotesis 5Ha : Ada perbedaan kepemimpinantransaksional guru SMA BPK PENABUR Jakartapada kelompok masa kerja.Ho: Tidak ada perbedaan kepemimpinantransaksional guru SMA BPK PENABUR Jakartapada kelompok masa kerja.

Hipotesis 6Ha : Ada perbedaan kepemimpinantransaksional guru SMA BPK PENABUR Jakartapada kelompok lokasi.Ho: Tidak ada perbedaan kepemimpinantransaksionalonal guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok lokasi.

Hipotesis 7Ha : Ada perbedaan komunikasi guru SMA BPKPENABUR Jakarta pada kelompok usia.Ho: Tidak ada perbedaan komunikasi guruSMA BPK PENABUR Jakarta pada kelompokusia.

Hipotesis 8Ha : Ada perbedaan komunikasi guru SMA BPKPENABUR Jakarta pada kelompok masa kerja.Ho: Tidak ada perbedaan komunikasi guruSMA BPK PENABUR Jakarta pada kelompokmasa kerja.

Hipotesis 9Ha : Ada perbedaan komunikasi guru SMA BPKPENABUR Jakarta pada kelompok lokasi.Ho: Tidak ada perbedaan komunikasi guruSMA BPK PENABUR Jakarta pada kelompoklokasi.

Hipotsesis 10Ha : Ada perbedaan kerjasama guru SMA BPKPENABUR Jakarta pada kelompok usia.Ho: Tidak ada perbedaan kerjasama guru SMABPK PENABUR Jakarta pada kelompok usia.

Hipotesis 11Ha : Ada perbedaan kerjasama guru SMA BPKPENABUR Jakarta pada kelompok masa kerja.

Ho: Tidak ada perbedaan kerjasama guru SMABPK PENABUR Jakarta pada masa kerja.

Hipotesis 12Ha : Ada perbedaan kerjasama guru SMA BPKPENABUR Jakarta pada kelompok lokasi.Ho: Tidak ada perbedaan kerjasama guru SMABPK PENABUR Jakarta pada kelompok lokasi.

Metodologi Penelitian

1. Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang digunakan tingkateksplanasi, adalah tingkat penjelasan, yaitubagaimana variabel-variabel yang diteliti ituakan menjelaskan obyek yang diteliti melaluidata yang terkumpul (Sugiyono : 2004). Seluruhdata yang diperoleh akan diproses dan diolahdengan suatu analisis kuantitatif.

2. Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi untuk penelitian ini adalah guru SMABPK PENABUR Jakarta yang tersebar di 7sekolah berjumlah 325 orang. Untuk mendapatminimum sampel penelitian digunakan rumusSlovin yang dikutip Suliyanto (2007) denganrumus n = N/(1+Ne2). n = jumlah sampel, N=jumlah populasi, e= tingkat kesalahan 10%sehingga n = 325/ (1+ 325 (0,1)2 = 76,47dibulatkan 77 orangUntuk mengambil jumlah sampel dari tiapsekolah dilakukan perhitungan secaraproporsional sehingga SMAK 1 berjumlah 17orang, SMAK 2 sejumlah 10 orang, SMAK 3sejumlah 12 orang, SMAK 4 sejumlah 9 orang,SMAK 5 sejumlah 12 orang, SMAK GS 8 orang,SMAK 7 sejumlah 9 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah clustersampling artinya dengan cara pengambilansampel berdasarkan gugus. Setiap gugus bolehmengandung unsur yang karakteristiknyaberbeda-beda atau heterogen. Cluster Samplingtermasuk dalam probability sampling. Daripopulasi yang ada, akan dibagi ke dalam clusterberdasarkan masa kerja 0-2 tahun, 3 – 5 tahun, 6– 10 tahun, dan >11 tahun. Pengambilan sampledilakukan terhadap cluster. Pada cluster tersebutakan dilakukan simple random sampling.

3. Lokasi dan Waktu PenelitianPelaksanaan penelitian ini dilakukan di BPKPENABUR Jakarta berlokasi di 7 sekolah SMA.Dua sekolah di Jakarta Pusat, satu sekolah diJakarta Timur, satu sekolah di Jakarta Utara, dua

Page 28: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

21Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

sekolah di Jakarta Barat dan satu sekolah diGading Serpong. Penelitian dilakukan padabulan Juli – November 2006.

4. Variabel PenelitianVariabel yang dianalisis dalam penelitian ini ada4 variabel yang terdiri atas kepemimpinantransformasional, kepemimpinan transaksional,komunikasi dan kerjasama.

5. Instrumen PenelitianPenelitian ini menggunakan instrumen berupakuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan teori,dimensi dan indikator yang terdapat dalamkepemimpinan transformasional,kepemimpinan transaksional, komunikasi dankerjasama. Kuesioner ditujukan untukmendapatkan data kuantitatif tentang variabel-variabel kepemimpinan, komunikasi, dankerjasama. Seluruh variabel independen akanmenggunakan skala Likert skala 1 sampai 4.

6. Validitas Instrumen PenelitianInstrumen yang valid berarti alat ukur yangdigunakan untuk mendapatkan data(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumentersebut dapat digunakan untuk mengukur apayang hendak diukur (Sugiyono, 2004).Cara pengukuran validitas angket menggunakanteknik korelasi dengan r pearson atau koefisienkorelasi product moment Pearson dengan tarafsignifikan 5% .

7. Reliabilitas InstrumenPengujian reliabilitas instrumen denganmenggunakan teknik korelasi yaitu jika r alphalebih besar dari r tabel ( Santoso, 2001). Nilai rtabel untuk n=77 adalah 0,227 sementara ralpha adalah hasil pengolahan SPSS. Teknik inicocok untuk menguji skala instrumen yangmasing-masing butirnya mempunyai lebih darisatu alternatif jawaban.

8. Prosedur Pengambilan danPengumpulan Data Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian ada duajenis yaitua. Data primer

Data primer diperoleh dariresponden dengan carapengisian kuesioner yangdisediakan mengenaikepemimpinan transfor-masional, kepemimpinan

transaksional, komunikasi dankerjasama.

b. Data sekunderData sekunder adalah data ataudokumen yang berhubungan dengansejarah dan struktur BPK PENABUR.

c. Cara Pengumpulan DataPengumpulan data penelitian dilakukandengan cara pengisian kuesioner dengancara menyebarkan kuesioner kepada 77orang responden (teman penulis) yangtersebar di tiap sekolah. Hal inidisebabkan peneliti tidak dapatlangsung menemui responden secaralangsung karena akan mengganggukelangsungan proses kerja di sekolah-sekolah.

d. Teknik Analisis DataAnalisis data dilakukan dengan analisisdeskriptif dan uji mean dengan SPSS 12.0.

Analisis Dan Pembahasan

1. Uji Validitas dan ReliabilitasSebelum sampai kepada pembahasan terlebihdahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitasinstrumen. Untuk menentukan layaknyainstrumen (kuesioner) dapat dijadikan sebagaialat penelitian maka perlu dihitung validitasdan reliabilitas. Dalam penelitian ini uji validitasmenggunakan koefisien korelasi Product MomentPearson. Butir kuesioner dinyatakan valid ada 2syarat yaitu: korelasi positif dan nilai p > 0,05.Setelah dilakukan pengujian validitas danreliabilitas dilakukan uji faktor, sehingga hasilintrumen yang lolos sebagai berikut.

naitilenePnemurtsnI:1lebaT

oN lebairaVgnaynemurtsnIromoNsatidilaVijUiradsoloL

satilibaileRnad

nemurtsnIromoNiradsoloLgnay

rotkaFsisilanA

1 nanipmimepeKlanoisamrofsnarT

nanipmimepeKlanoiskasnarT

12,51,31,21,11,9,,2,1

,62,42,32,2253,43,33,13,03,92

12,51,21,11,9,2,1

-3,13,03,92,42,32,2253,43,3

2 isakinumoK 7,6,4 7,6,4

3 amasajreK 21,11,7,6,5,4,3,1 11,7,6,5,4

Page 29: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

lebairaVnabawaJispirkseD:2lebaTlanoisamrofsnarTnanipmimepeK

oN naataynreP naeM

1 urugiaynupmemaggnabasaremawsisaraP.ayasitrepes

35,3

2 KPBhalokesnakgnitnememhibelayaSidabirpnagnitnepekadapiradRUBANEP

55,3

9 asamsimitponagnednakisuksidnemayaShalokesiradsululhaletesawsisarapnaped

.RUBANEPKPB

84,3

11 rajalebnarasasnakisakinumokgnemayaSawsisarapaggnihesnaknikayemaraces

.ayniapacnemkutnuisaripsniret

94,3

21 naknikayemkutnunaupmamekikilimemayaSnakpatetidgnayrajalebtegratawhabawsis

.iaapacidtapad

92,3

51 KPBhaloikesidnahalasamreptahilemayaS.adebrebgnaygnadnaptudusiradRUBANEP

83,3

12 gnaynahulekamirenemaidesrebayaS.ayasawsisnakiapmasid

04,3

naeM : 44,3

lebairaVnabawaJispirkseD:3lebaTlanoiskasnarTnanipmimepeK

oN naataynreP naeM

22 gnaysagutsatanaharagnepnakirebmemayaS.awsisnakukalidsurah

44,3

32 apaiskifisepsaracesnakisuksidnemayaSsagutpaiteskutnuautekidajnemgnayawsis

.rajaleb

63,3

42 tapadawsisakijnalabmiapauhatirebmemayaS.rajalebtegratiapacnem

83,3

92 mulebhalasamakijtabilretuamkaditayaS.tawag

62,3

03 ,uludhibelidajretnahalasekuggnunemayaS.nakadnitnakukalemurab

12,3

13 uamkaditayas,halasgnayadakaditakiJ.nakiabrepnakukalem

92,3

33 idajretgnayhalasamiradradnihgnemayaS.awsisnagnednagnubuhrebgnay

31,3

43 gnayawsisadaakijiumetidtilusayaS.ayasnakhutubmem

52,3

53 nasutupeknalibmagnepiradnihgnemayaS.awsisnagnednagnubuhrebgnay

22,3

:naeM 72,3

lebairaVnabawaJispirkseD:4lebaTisakinumoK

oN naaynatreP naeM

4 gnayutausessahabmemayasnaujuThaladahalokesalapeknakiapmasid

maladragasalejrepmemkutnuidajretkaditnaajrekepnaanaskalep

.nahalasek

75,3

6 aracibrebmatapmesekaynupayaSlamrofniaraceshalokesalapeknagned

ayassagut-sagutsahabmemkutnu.rajagnepiagabes

84,3

7 alapeknagnedaracibsabebayaSianegnem)lamrof(rotnakidhalokes

.rajagnepiagabesayassagut-sagut

65,3

naeM : 35,3

lebairaVnabawaJispirkseD:5lebaTamaSajreK

oN naaynatreP naeM

4 ,ayasnaajrekepnakukalemmalaDamasrebnagnitnepeknakamatugnem

.idabirpnagnitnepekadapirad

46,3

5 tapadnepiagrahgnemahasurebayaSamasrebnagnitnepekimednialgnaro

tapadnepidabirparacesnupualaw.adebrebayas

75,3

6 tapadhalokesidnaajrekepaumeSnautnabapnatiridnesnakajrekayas

nialgnaro

34,3

7 ayasnupnialgnaronautnabapnaT.iridnesajrekebtapad

23,3

11 gnilasimak,urugiagabeSkutnunialurugnakernaktagnignemnadranebaracessagutnakiaseleynem

utkawtapet

15,3

naeM : 94,3

Kriteria untuk menentukan apakahkepemimpinan, komunikasi, dan kerjasamaguru SMA BPK PENABUR baik atau tidak, dibuatkriteria sebagai berikut. Jawaban respondenminimal 1 (sangat tidak setuju) dan tertinggi 4(sangat setuju). Jadi range adalah 4 -1 = 3. Jikadibagi dalam 4 kelas maka rentangnya adalah3: 4 = 0,75 sehingga kelasnya adalah:

1,00 - 1,75 = sangat buruk1,76 - 2,50 = buruk

Page 30: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

23Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

2,51 - 3,25 = baik3,26 - 4,00 = sangat baik

Dari jawaban responden yang ditanyakandalam instrumen (lihat tabel 2-5), jawabanresponden memperoleh nilai mean di atas 3.Untuk variabel kepemimpinantransformasional 3,44, untuk variabelkepemimpinan transaksional dengan nilai mean3,27, untuk variabel komunikasi 3,53, untukvariabel kerjasama 3,49. Angka-angka inimenunjukkan bahwa kepemimpinan,komunikasi, kerjasama yang dimiliki oleh guru-guru BPK PENABUR Jakarta pada umumnyasangat baik (lihat kriteria di atas).Selanjutnya dibahas deskripsi jawabanresponden melalui uji mean menurut usia, masakerja dan lokasi sekolah untuk setiap variabel.

2. Uji perbedaan (uji mean)a. Perbedaan pada Kelompok Usia

Terhadap Kepemimpinan, Komuni-kasidan Kerja Sama Guru SMA BPKPENABUR Jakarta

naadebrepijU:7lebaT naeM lebairaVamasajreK,isakinumoK,nanipmimepeK

ajreKasaMnakrasadreB

ajreKasaM lebairaV RJ SN nalupmiseK

nad2-05-3

-mimepeKFTnanip

663

440,0 naadebrepadAaratnanabawaj

kopmolekaudeknednopser

nad2-001-6

-mimepeKFTnanip

662

340,0 medi

nad2-0sataek11

-mimepeKFTnanip

69

630,0 medi

nad5-301-6

-mimepeKFTnanip

6362

780,0 adakadiTaratnanaadebrep

kopmolekaudeknednopser

naeMnaadebrePijU:6lebaTamasajreK,isakinumoK,nanipmimepeK

aisUnakrasadreB

aisU lebairaV RJ SN nalupmiseK

ht03-02ht04-13

-mimepeKFTnanip

1103

828,0 adakadiTnaadebrep

audekaratnakopmoleknednopser

ht03-02nht14sataek

-mimepeKFTnanip

1163

974,0 medi

ht04-13ekht14

sata

-mimepeKFTnanip

0363

096,0 medi

ht03-02ht04-13

-mimepeKSTnanip

1103

698,0 medi

ht03-02ekht14

sata

-mimepeKSTnanip

g1163

115,0 medi

ht04-13eknht14

sata

-mimepeKSTnanip

0363

184,0 medi

ht03-02ht04-13

-akinumoKis

1103

381,0 medi

aisU lebairaV RJ SN nalupmiseK

ht03-02ek14

sata

-akinumoKis

1163

024,0 medi

ht04-13nht14sataek

-akinumoKis

0363

503,0 medi

ht03-02ht04-13

amasajreK 1103

167,0 medi

ht03-02ekht14

sata

amasajreK 1163

107,0 medi

ht04-13nht14sataek

amasajreK 0363

228,0 medi

:nagnareteKisnakifingisialiN:SN;nednopseRhalmuJ:RJ

Dari tabel 6 terlihat bahwa tidak adaperbedaan dalam kelompok usia terhadapkepemimpinan, komunikasi, dan kerjasama.Data ini membuktikan bahwa kepemimpinan,komunikasi, dan kerjasama di semua usia guruSMA BPK PENABUR Jakarta pada umumnyasama.

b. Perbedaan pada Kelompok Masa KerjaTerhadap Kepemimpinan, Komunikasi danKerjasama Guru SMA BPK PENABURJakarta

Page 31: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

ajreKasaM lebairaV RJ SN nalupmiseK

nad5-3sataek11

-mimepeKFTnanip

639

566,0 medi

01-6sataek11

-mimepeKFTnanip

629

357,0 medi

nad2-001-6

-mimepeKSTnanip

662

634,0 medi

nad2-0sataek11

-mimepeKSTnanip

69

468,0 medi

nad5-301-6

-mimepeKSTnanip

6362

808,0 medi

nad5-3sataek11

-mimepeKSTnanip

636

392,0 medi

01-6sataek11

-mimepeKSTnanip

629

882,0 medi

nad2-05-3

-akinumoKis

663

937,0 medi

nad2-001-6

-akinumoKis

662

067,0 medi

nad2-0

sataek11

-akinumoK

is

6

9

468,0 medi

nad5-3

sataek11

-akinumoK

is

63

62

218,0 medi

nad5-3

01-6

-akinumoK

is

63

9

363,0 medi

01-6

sataek11

-akinumoK

is

62

9

615,0 medi

nad2-0

5-3

amasajreK 6

63

570,0 medi

nad2-0

01-6

amasajreK 6

62

494,0 medi

nad2-0

sataek11

amasajreK 6

9

883,0 medi

nad5-3

01-6

amasajreK 63

62

760,0 medi

nad5-3

sataek11

amasajreK 63

9

954,0 medi

nad01-6

sataek11

amasajreK 62

9

424,0 medi

:nagnareteKisnakifingisialiN:SN;nednopseRhalmuJ:RJ

naadebrePijU:8lebaT naeMlanoisamrofsnarTnanipmimepeK

isakoLnakrasadreB

isakoL lebairaV RJ SN nalupmiseK

riAutniPasnuG

-mimepeKFTnanip

0121

40,0 naadebrepadAidnabawaj

audekaratnakopmoleknednopser

riAutniPgnidaG.lK

-mimepeKFTnanip

0121

30,0 medi

riAutniPgnanipiC

-mimepeKFTnanip

019

80,0 adakadiTnaadebrep

audekaratnakopmoleknednopser

riAutniPneruD.jT

-mimepeKFTnanip

0111

30,0 naadebrepadAnabawaj

audekaratnaidkopmoleknednopser

riAutniPesirnuS

-mimepeKFTnanip

019

60,0 adakadiTnaadebrep

audekaratnakopmoleknednopser

riAutniPgnopreS.G

-mimepeKFTnanip

018

90,0 medi

asnuGgnidaG.lK

-mimepeKFTnanip

2121

446,0 medi

asnuGgnanipiC

-mimepeKFTnanip

219

138,0 medi

asnuGneruD.jT

-mimepeKFTnanip

2171

778,0 medi

asnuGesirnuS

-mimepeKFTnanip

219

965,0 medi

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwatidak ada perbedaan pada masa kerja terhadapkomunikasi, kerjasama dan kepemimpinan,kecuali pada masa kerja 0- 2 tahun dengan 3-5tahun, 6- 10 tahun dan > 11 tahun khusus padakepemimpinan transformasional. Perbedaan inidisebabkan bahwa guru yang masihmempunyai masa kerja 0 -2 tahun masihberadaptasi dalam hal menerapkan gayakepemimpinannya di sekolah.

c. Perbedaan pada Kelompok LokasiTerhadap Kepemimpinan, Komunikasi danKerjasama Guru SMA BPK PENABURJakarta

Page 32: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

25Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

isakoL lebairaV RJ SN nalupmiseK

asnuGgopreS.G

-mimepeKFTnanip

218

000,1 medi

gidaG.lKgnanipiC

-mimepeKFTnanip

219

958,0 medi

gnidaG.lKneruD.jT

-mimepeKFTnanip

2171

314,0 medi

gnidaG.lKesirnuS

-mimepeKFTnanip

219

349,0 medi

gnidaG.lKgnopreS.G

-mimepeKFTnanip

218

365,0 medi

gnanipiCneruD.jT

-mimepeKFTnanip

971

686,0 medi

gnanipiCesirnuS

-mimepeKFTnanip

99

528,0 medi

gnanipiCgnopreS.G

-mimepeKFTnanip

98

748,0 medi

neruD.jTesirnuS

-mimepeKFTnanip

719

764,0 medi

neruD.jTgnopreS.G

-mimepeKFTnanip

718

225,0 medi

esirnuSgnopreS.G

-mimepeKFTnanip

98

144,0 medi

:nagnareteKisnakifingisialiN:SN;nednopseRhalmuJ:RJ

Berdasarkan tabel 8 tidak ada perbedaankepemimpinan transformasional untuk tiaplokasi kecuali di lokasi Pintu Air denganGunung Sahari, Kelapa Gading dan TanjungDuren. Perlu diketahui bahwa lokasi Pintu Airadalah lokasi yang paling tua, sebab di sinilahcikal bakal sekolah BPK PENABUR Jakarta.Untuk kepemimpinan transformasional lokasiini berbeda dengan ketiga lokasi lainnya. Kalaudilihat dari budaya sekolah di Pintu Air,kebanyakan guru mampu mendatangkanperubahan di dalam setiap individu yangterlibat atau bagi seluruh organisasi untukmencapai kinerja yang semakin tinggi. Dalamkenyataannya jika ada siswa yang bermasalahdi lokasi lain atau tinggal kelas, selaludipindahkan ke Pintu Air. Berkat kepemimpinanguru, biasanya siswa tersebut akan berhasil dikemudian hari.

naadebrePijU:9lebaT naeMlanoiskasnarTnanipmimepeK

isakoLnakrasadreB

isakoL lebairaV RJ SN nalupmiseK

riAutniPasnuG

-mimepeKSTnanip

0121

000,0 naadebrepadAaudekaratnaidnabawaj

nednopserkopmolek

riAutniPgnidaG.lK

-mimepeKSTnanip

0121

000,0 medi

riAutniPgnanipiC

-mimepeKSTnanip

019

000,0 medi

riAutniPneruD.jT

-mimepeKSTnanip

0111

000,0 medi

riAutniPesirnuS

-mimepeKSTnanip

019

000,0 medi

riAutniPgnopreS.G

-mimepeKSTnanip

018

000,0 medi

asnuGgnidaG.lK

-mimepeKSTnanip

2121

914,0 naadebrepadakadiTaudekaratnaid

nednopserkopmolek

asnuGgnanipiC

-mimepeKSTnanip

219

076,0 medi

asnuGneruD.jT

-mimepeKSTnanip

2171

481,0 medi

asnuGesirnuS

-mimepeKSTnanip

219

446,0 medi

asnuGgnopreS.G

-mimepeKSTnanip

218

251,0 medi

gnidaG.lKgnanipiC

-mimepeKSTnanip

219

076,0 medi

gnidaG.lKneruD.jT

-mimepeKSTnanip

2171

498,0 medi

gnidaG.lKesirnuS

-mimepeKSTnanip

219

138,0 medi

gnidaG.lKgnopreS.G

-mimepeKSTnanip

218

718,0 medi

gnanipiCneruD.jT

-mimepeKSTnanip

971

742,0 medi

gnanipiCesirnuS

-mimepeKSTnanip

99

569,0 medi

gnanipiCgnopreS.G

-mimepeKSTnanip

98

465,0 medi

neruD.jTesirnuS

-mimepeKSTnanip

719

686,0 medi

neruD.jTgnopreS.G

-mimepeKSTnanip

718

168,0 medi

esirnuSgnopreS.G

-mimepeKSTnanip

98

888,0 medi

:SN;nednopseRhalmuJ:RJ:nagnareteK isnakifingiSialiN

Page 33: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

Berdasarkan tabel 9 tidak ada perbedaanantara lokasi dalam kepemimpinantransaksional kecuali antara Pintu Air denganke enam lokasi lainnya. Di sini terlihat bahwasistem yang berlaku di BPK PENABUR sudahberjalan dengan baik. Guru-guru berusahameningkatkan kinerjanya karena setiap adapeningkatan akan diikuti oleh reward yaitupeningkatan gaji atau promosi jabatan. KhususPintu Air agak berbeda dengan ke enam lokasilainnya karena guru-guru di sini tidak sekedarmengejar peningkatan gaji atau promosi jabatan,tetapi mereka melakukan tugasnya sesuaidengan panggilan jiwanya sebagai guru.

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahuibahwa tidak ada perbedaan antar lokasi dalamhal komunikasi kecuali lokasi Pintu Air denganGunung Sahari, Kelapa Gading, Tanjung Duren,dan Sunrise. Secara umum komunikasi di BPKPENABUR sama. Hal ini disebabkan saatrekrutmen guru menggunakan standar yangsama demikian juga saat pembinaan di lokasimasing-masing juga menggunakan standarPENABUR. Perbedaan lokasi Pintu Air denganGunung Sahari, Kelapa Gading, Tanjung Durendan Sunrise disebabkan oleh input siswa. DiGunung Sahari dan Tanjung Duren menerimasiswa yang nilainya baik. Di Kelapa Gading danSunrise menerima siswa dari kalanganperumahan elit. Sementara di Pintu Airmenerima siswa dari berbagai kalangan mulaidari yang IQ yang kurang hingga yang pintar,mulai dari rumah yang tinggal di gang hinggatinggal di perumahan, dan latar belakangekonomi yang berjualan di pasar hinggapengusaha. Input siswa ini membawa pengaruhcara berkomunikasi guru.

naadebrePijU:01lebaT naeMisakoLnakrasadreBisakinumoK

isakoL lebairaV RJ SN nalupmiseK

riAutniPasnuG

isakinumoK 0121

810,0 naadebrepadAaudekaratnaidnabawaj

nednopserkopmolek

riAutniPgnidaG.lK

isakinumoK 0121

130,0 medi

riAutniPgnanipiC

isakinumoK 019

380,0 idnaadebrepadakadiTkopmolekaudekaratna

nednopser

riAutniPneruD.jT

isakinumoK 0111

810,0 naadebrepadAaudekaratnaidnabawaj

nednopserkopmolek

riAutniPesirnuS

isakinumoK 019

910,0 medi

riAutniPgnpreS.G

isakinumoK 018

160,0 idnaadebrepadakadiTkopmolekaudekaratna

nednopser

asnuGgnidaG.lK

isakinumoK 2121

336,0 medi

asnuGgnanipiC

isakinumoK 219

049,0 medi

asnuGneruD.jT

isakinumoK 2171

894,0 medi

asnuGesirnuS

isakinumoK 219

362,0 medi

asnuGgnpreS.G

isakinumoK 218

606,0 medi

gnidaG.lKgnanipiC

isakinumoK 219

000,1 medi

isakoL lebairaV RJ SN nalupmiseK

gnidaG.lKneruD.jT

isakinumoK 2171

048,0 medi

.lKgnidaGesirnuS

isakinumoK 219

477,0 medi

gnidaG.lKgnpreS.G

isakinumoK 218

578,0 medi

gnanipiCneruD.jT

isakinumoK 971

968,0 medi

gnanipiCesirnuS

isakinumoK 99

326,0 medi

gnanipiCgnpreS.G

isakinumoK 98

508,0 medi

neruD.jTesirnuS

isakinumoK 719

319,0 medi

neruD.jTgnpreS.G

isakinumoK 718

000,1 medi

esirnuSgnpreS.G

isakinumoK 98

967,0 medi

:nagnareteK:SN;nednopseRhalmuJ:RJ isnakifingiSialiN

Page 34: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

27Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

naeMnaadebrePijU:11lebaTisakoLnakrasadreBisakinumoK

isakoL lebairaV RJ SN nalupmiseK

riAutniPasnuG

amasajreK 0121

000,0 nabawajnaadebrepadAaudekaratnaid

nednopserkopmolek

riAutniPgnidaG.lK

amasajreK 0121

000,0 medi

riAutniPgnanipiC

amasajreK 019

000,0 medi

riAutniPneruD.jT

amasajreK 0111

000,0 medi

riAutniPesirnuS

amasajreK 019

100,0 medi

riAutniPgnopreS.G

amasajreK 018

300,0 medi

asnuGgnidaG.lK

amasajreK 2121

277,0 idnaadebrepadakadiTkopmolekaudekaratna

nednopser

asnuGgnanipiC

amasajreK 219

138,0 medi

asnuGneruD.jT

amasajreK 2171

091,0 medi

asnuGesirnuS

amasajreK 219

965,0 medi

asnuGgnopreS.G

amasajreK 218

437,0 medi

gnidaG.lKgnanipiC

amasajreK 219

966,0 medi

gnidaG.lKneruD.jT

amasajreK 2171

961,0 medi

gnidaG.lKesirnuS

amasajreK 219

138,0 medi

gnidaG.lKgnopreS.G

amasajreK 218

839,0 medi

gnanipiCneruD.jT

amasajreK 971

075,0 medi

gnanipiCesirnuS

amasajreK 99

757,0 medi

gnanipiCgnopreS.G

amasajreK 98

277,0 medi

neruD.jTesirnuS

amasajreK 719

133,0 medi

neruD.jTgnopreS.G

amasajreK 718

392,0 medi

esirnuSgnopreS.G

amasajreK 98

648,0 medi

:nagnareteK:SN;nednopseRhalmuJ:RJ isnakifingiSialiN

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa tidakada perbedaan antara lokasi dalam halkerjasama kecuali lokasi Pintu Air dengankeenam lokasi lainnya. Kerjasama di BPKPENABUR menjadi syarat mutlak dalammengembangkan sekolah. Perbedaan Pintu Airdengan lokasi lainnya adalah bahwa di lokasiini ada beberapa guru yang bekerja secaraindividual. Hal ini disebabkan keragamanmasalah yang muncul baik problem siswamaupun problem guru itu sendiri. Sehingga adakesan terjadi gap antar guru.

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanSetelah dilakukan pembahasan maka diuraikankesimpulan sekaligus menjawab hipotesis yangdiajukan.1. Tidak ada perbedaan kepemimpinan

transformasional guru SMA BPKPENABUR Jakarta pada kelompok usia.

2. Tidak ada perbedaan kepemimpinantransformasional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok masa kerja kecualimasa kerja 0-2 tahun dengan 3-5, 6-10, >11tahun.

3. Tidak ada perbedaan kepemimpinantransformasional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok lokasi kecuali PintuAir dengan dengan Gunung Sahari, KelapaGading dan Tanjung Duren.

4. Tidak ada perbedaan kepemimpinantransaksional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok usia.

5. Tidak ada perbedaan kepemimpinantransaksional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok masa kerja.

6. Tidak ada perbedaan kepemimpinantransaksional guru SMA BPK PENABURJakarta pada kelompok lokasi kecuali PintuAir dengan keenam lokasi lainnya.

7. Tidak ada perbedaan komunikasi guruSMA BPK PENABUR Jakarta padakelompok usia.

8. Tidak ada perbedaan komunikasi guruSMA BPK PENABUR Jakarta padakelompok masa kerja.

9. Tidak ada perbedaan komunikasi guruSMA BPK PENABUR Jakarta padakelompok lokasi kecuali Pintu Air dengan

Page 35: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

Gunung Sahari, Kelapa Gading, TanjungDuren, dan Sunrise.

10. Tidak ada perbedaan kerjasama guru SMABPK PENABUR Jakarta pada kelompokusia.

11. Tidak ada perbedaan kerjasama guru SMABPK PENABUR Jakarta pada kelompokmasa kerja.

12. Tidak ada perbedaan kerjasama guru SMABPK PENABUR Jakarta pada kelompoklokasi kecuali Pintu Air dengan keenamlokasi lainnya.Implikasi dari hasil penelitian di atas

adalah kepemimpinan (leadership) perluditingkatkan agar setiap guru memilikinya. Gurusaat mengajar di kelas senantiasa bertindaksebagai pemimpin. Seorang pemimpin yangtidak dapat memimpin siswanya sangatlah sulitmewujudkan tujuan sekolah. Karena itu jugalokakarya kepemimpinan terus diadakan secaraberkala.

Selain kepemimpinan juga diperlukankomunikasi yang baik. Komunikasi yang baikdan lancar di antara guru dengan pimpinan,guru dengan rekan kerja, guru dengan siswaperlu mendapatkan perhatian yang sangatpenting. Untuk itu diperlukan lokakarya-lokakarya komunikasi supaya ada peningkatancommunication skill setiap guru. Selainkomunikasi, kerjasama juga perlu ditingkatkan.Dengan meningkatnya kerja sama, seberatapapun pekerjaan untuk mencapai visi dan misisekolah dapat dilaksanakan. Langkah untukmeningkatkan kerjasama ini terus ditingkatkanlokakarya-lokakarya teamwork.

SaranBerdasarkan kesimpulan dan implikasi yangsudah dijelaskan maka ada dua saran yangdisampaikan kepada BPK PENABUR sebagaiberikut:1. Perlu melakukan lokakarya atau seminar

kepemimpinan, komunikasi, dan kerjasamaserta mempertimbangkan masa kerja, usiadan lokasi.

2. Perlu diteliti apakah kepemimpinan,komunikasi, dan kerjasamamempengaruhi kinerja guru SMA BPKPENABUR Jakarta.

Daftar Pustaka

Agustina, Dini. (2006). Kepemimpinantransformational. ( http//digilib.itb.ac.id/go.php?id)

Alhusin, S. (2003). Aplikasi statistik praktis denganSPSS 10. Yokyakarta: Graha Ilmu

Chandra, A. Pengaruh motivasi dan komunikasiterhadap kinerja. Jurnal Pendidikan BPKPENABUR, 2004

Diana, A. dan Tjiptono, F. (2001). Total qualitymanagement. Yogyakarta: Andi

Effendi, Onong. U. (2001). Ilmu komunikasi.Jakarta: PT Remaja

Hariandja, M.T.E. (2002). Manajemen sumber dayamanusia. Jakarta: Grasindo

Iksan, Rumtini. (2005). Kepemimpinantransformasional. (www. Depdiknas.go.id)

Lasmahadi, A. (2002). Peran-peran Baru BagiFungsi SDM dan Para Paraktisinya.( h t t p : / / w w w . e - p s i k o l o g i . c o m /manajemen/280302.htm)

Mujiasih, Endah. (2003). Kepemimpinantransformasional. (http://artikel.us/amharsiwi2.html)

Papu. J. (2000). Team Work. (www.e.Psikologi.com)

Rees, Erick. (2001). Seven Principles ofTransformational Leadership- CreatingA Synergy of Energy.

(www.pastors.com/asticles)Rivai, Vethzal. dan A.F.M Basri. (2005).

Performance apraisal. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Riyono, B. dan E. Zulaefah. (2001). Psikologikepemimpinan. Yogyakarta: Fak. PsikologiUGM

Robbins, P.S. (2002). Prinsip-prinsip perilakuorganisasi. Jakarta: Erlangga

Rohanda, W. (2001). Manajemen sistempengembangan kinerja Perguruan Tinggi.htt:/pps.upi.edu/org/abstrakdisertasi/abstrakdisadpen05.html

Rosida. (2003). Pengaruh kompetensi SDM terhadapkinerja . (http://www.unair.or. id/detail.php?id=338)

Santoso, S. SPSS. (2001). Mengolah data statistiksecara profesional. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo

Page 36: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

29Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Persepsi Guru SMAK BPK PENABUR

Simanjuntak, P. Manajemen kinerja, MajalahDepnakertrans, Vol 1 Juni.2005

Sanaky, A.H. (2003). Keterampilan Memimpin.(www. Sanaky.com/materi/keterampilan memimpin.pdf)

Sugiyono. (2004). Metode penelitian bisnis.Bandung: CV Alafabeta

Suliyanto. (2007). Metodologi penelitian.(www.management.unsoed.or.id)

Sunu, P. (2000). Peran SDM dalam penerapan ISO9000. Jakarta: Grasindo

Susan. (2006). Twelve tips for team building: Howtobuild successful work teams. (http:/

www.e-ps ikologi .com/masalah/dasar.htm)

Tjandralila, Alice. Jurnal Pendidikan PENABUR03/Thn III/Des 2004

Tjiptono, F. (2001). Prinsip total quality service.Yogyakarta: Andi

Wijaya, Muksin. Jurnal Pendidikan PENABURNo.05/Tahun/IV/2005

Wursanto, I. (2001). Etika komunikasi kantor.Jakarta: Kanisius

_____. (2006). Yayasan Pendidikan Kalbe Supra.Pedoman Penulisan Tugas Akhir PascaSarjana.

Page 37: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Menumbuhkan dan Membina Kegemaran Membaca Siswa di SMP

Menumbuhkan dan MembinaKegemaran Membaca Siswa di SMP

Keke T. Aritonang*)

*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

embaca merupakan salah satu kegiatan dalam belajar dan kemampuan membaca seharusnyadiberikan sejak dini di pendidikan dasar. Hasil survey di SMPK 1 BPK PENABUR Jakartamenunjukkan kegemaran dan kebiasaan membaca siswa masih belum seperti yangdiharapkan. Tulisan ini membahas beberapa cara untuk menumbuhkembangkan kegemaran

membaca siswa dengan meningkatkan peran serta orang tua, guru dan pustakawan.

Kata kunci : Gemar membaca, orang tua, guru, dan pustakawan

Reading activity is a compulsory learning process that should be developed in education as early aspossible. A survey, conducted in SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta, revealed that students’ reading habitis not as high as expected. This article discussess ways to improve students’ reading habit by involvingand strengthening the role of parents, teachers and librarians.

Abstrak

M

Pendahuluan

Menurut Hodgson membaca adalah suatuproses yang dilakukan serta dipergunakan olehpembaca untuk memperoleh pesan, yang hendakdisampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntutagar kelompok kata yang merupakan suatukesatuan akan terlihat dalam suatu pandangansekilas, dan agar makna kata-kata secaraindividual akan dapat diketahui. Jika hal initidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat danyang tersirat tidak akan tertangkap ataudipahami, dan proses membaca itu tidakterlaksana dengan baik (Tarigan, 1985 : 7)

Dalam kegiatan membaca ada dua unsuryang penting, yaitu pembaca dan bacaan.Pembaca adalah orang yang berusaha untukmemahami, mengekspresikan ide, pesan yang

terkandung dalam bacaan. Untuk memahamibacaan dengan baik pembaca harus memilikiketerampilan yang sangat kompleks dan untukmengekspresikan isi bacaan pembaca harusmempunyai sejumlah keterampilan dasar.Sedangkan yang dimaksud bacaan ialah suatucatatan yang dipergunakan orang untukmenyampaikan pikiran, perasaan, pesan denganmenggunakan tulisan atau lambang.(Kamarudin, 1992 : 5)

Sekolah dasar merupakan landasan untukmembina siswa agar menjadi pembaca yangterarah dalam menanggapi isi bacaan memegangperanan penting untuk menunjang pendidikandan pengajaran di segala aspeknya yang harusterus ditingkatkan untuk mencapai suatu tujuanpendidikan dan memberi pengetahuan dasarkepada siswa ke studi mandiri. (Kamarudin,1992 : 32). Sehubungan dengan hal itu, pelajaranmembaca merupakan salah satu pelajaran yang

Page 38: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

31Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Menumbuhkan dan Membina Kegemaran Membaca Siswa di SMP

paling dasar di tiap-tiap sekolah. Dalam tahappertama siswa belajar membaca dan lambat launsiswa membaca untuk belajar.

Belajar membaca dapat diselesaikanbeberapa tahun, tetapi membaca untuk belajarberlaku seumur hidup. Adanya tujuanpengajaran membaca memungkinkan orangdapat belajar melalui membaca. Banyakpenelitian membuktikan bahwa kemampuanmembaca merupakan salah satu faktor penentuprestasi belajar siswa.

Berdasarkan hal di atas selayaknya guruharus memiliki latar belakang pengetahuanyang memadai tentang strategi belajar mengajarmembaca sehingga tujuan pengajaran membacayaitu agar siswa memiliki kemampuan dalammemahami isi bacaan tercapai. Selain itu guruharus memiliki beberapa kompetensi dasarantara lain: guru harus tahu tingkat kemampuanmembaca para siswanya. Sebe-lum siswa belajarmembaca sebaiknya guru memperkenalkankepada siswa keteram-pilan prabaca. Kewajib-an ini ditanggung semua guru bidang studikarena selalu guru menugaskan siswanyamembaca materi yang berhubungan denganbidang studinya.

Adapun fokus pengajaran membacamenurut Kamarudin, 1992 : 39 adalah kecepatanmembaca efektif. Karena untuk siswa yangmemiliki kecepatan membaca 250 kata per menitdituntut membaca sekitar 820.000 kata setiapminggu yang berarti dalam sehari harusmenyediakan waktu 8 jam sehari untukmembaca.

Masalah yang terjadi dalam pengajaranmembaca, adalah antara lain sebagai berikut:1. Banyak guru belum paham tentang tujuan

pengajaran membaca. Guru berupaya agarsiswanya menjadi penggemar membacasedangkan guru sendiri tidak menjadipenggemar membaca yang baik.

2. Banyak guru bidang studi yang tidakmenugaskan siswanya membaca buku-bukureferensi lainnya yang sesuai denganbidang studinya, sehingga waktu yangdimiliki siswa setelah pulang sekolah lebihbanyak dipergunakan untuk hal lain,contohnya menonton televisi.

3. Siswa kurang menyadari akan pentingnyamembaca. Siswa akan memilih membaca,

jika kegiatan membaca itu mempunyaimakna yang berarti baginya. Selain itu siswajuga akan membaca jika ada suatu tuntutantugas yang diberikan guru.

4. Siswa lebih gemar membaca buku fiksidaripada buku pengetahuan (ilmiah).Adanya buku pengetahuan untuk siswasudah merupakan syarat mutlak dalampendidikan saat ini. Guru perlu banyakmenganjurkan anak didiknya mempelajaribuku-buku pengetahuan lebih lanjut sesuaidengan bidang studinya.Berdasarkan hal di atas, agar siswa memiliki

kegemaran membaca, diperlukan orang tua,guru, dan pustakawan sekolah membuatlangkah-langkah untuk menumbuhkan danmembina kegemaran membaca siswa di sekolah.

Hasil Angket dan Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran kegemaranmembaca siswa penulis melakukan survey diSMPK 1 BPK PENABUR Jakarta pada tahun 2007.Hasil survey ini tidak dimaksudkan untukmelakukan generalisasi kegemaran membacasiswa. Akan tetapi hasil survey ini kiranyamemberikan sedikit gambaran tentang membacasiswa di sekolah itu.Angket gemar membaca ini disebarkan secaraacak pada siswa kelas VII, VIII, dan IX SMPKristen 1 BPK PENABUR Jakarta dengan jumlahsebanyak 136 responden. Angket tersebutmemuat tiga pertanyaan dan responden dimintamemberikan tanda silang (x) pada kolomjawaban yang tersedia.

Rumus yang dipergunakan untukmengetahui seberapa besar gemar membacasiswa, adalah:

Persentasi = Jumlah jawaban siswaJumlah siswa

0 – 50 % = kurang60 – 69 % = cukup70 – 79 % = baik80 – 100 % = sangat baik

Adapun hasil angket gemar membacasiswa SMP Kristen 1 BPK PENABUR, sebagaiberikut.

X 100%

Page 39: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Menumbuhkan dan Membina Kegemaran Membaca Siswa di SMP

iramegiDgnilaPgnaylisaH:1lebaTRUBANEPKPB1KPMSawsiSacabmeMnadnotnoneMaratnA

nednopseRtaniM halmuJ isatnesreP

notnoneM 501 2,77

acabmeM 13 8,22

halmuJ 631 0,001

Data pada tabel 1 dapat disimpulkanbahwa gemar membaca siswa SMPK 1 BPKPENABUR Jakarta sangat kurang atau siswatidak memiliki kegemaran membaca. Hal initentu tidak baik bagi seorang pelajar, karenamembaca merupakan kebutuhan dasar bagimurid.

Dasar utama responden lebih gemarmenonton ternyata karena menonton lebihmenyenangkan daripada membaca, banyakacara-acara bagus untuk ditonton, danmenonton tidak membosankan dibandingkanmembaca.

Berikut ini hasil angket lama rata-rataresponden membaca, yaitu.

Data tabel 2 di atas menunjukkan bahwarata-rata membaca siswa di rumah selama satusampai dua jam setiap hari. Hal ini tentu sangatkurang sekali dan perlu ditingkatkan.

Adapun dasar utama mengapa respondenrata-rata membaca dalam sehari antara 1 – 2 Jamkarena tidak ada buku-buku menarik yang

nednopseRataR-ataRamaL:2lebaTacabmeM

aynamaL halmuJ isatnesreP

maj1iradgnaruK 43 52

maj2-1aratnA 55 4,04

maj3-2aratnA 52 4,81

maj4-3aratnA 51 11

maj5-4aratnA 2 74,1

maj5iradhibeL 3 12,2

halmuJ 631 0,001

disediakan di rumah, dan orang tua tidak pernahmendorong responden untuk gemar membaca.

Sedangkan bacaan yang paling digemariresponden, sebagai berikut.

Data tabel 3 di atas menunjukkan bukubacaan komik merupakan bacaan yang palingbanyak digemari responden. Sedang bacaanbuku pelajaran / pengetahuan umum kurangdigemari.

Dasar utama responden menyenangibacaan komik ternyata karena hobi, gambar-gambar yang menarik, dan ceritanya bagussedangkan alasan responden membaca bukupelajaran karena tugas dari guru danmerupakan kewajiban bagi responden sebagaisiswa.

Langkah-langkah Menumbuhkandan Membina Kegemaran Membaca

Siswa Melalui Peran Orang Tua

Dalam meningkatkan gemar membaca siswa,yang pertama terlibat adalah orang tua. Gemarmembaca seorang anak dimulai sejak usia anak-anak, bahkan sebelum anak pandai membaca.Orang tua harus dapat membuat anaknya gemarmembaca, karena orang tua yang paling dekatdan dapat membuat seorang anak gemarterhadap bahan bacaan selainn orang tuanyasendiri.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukanorang tua agar anak gemar membaca antara lainsebagai berikut.1. Menjadi teladan

Orang tua harus menjadi teladan bagianaknya dengan cara memberi contoh

awsiSiramegiDgnaynaacaB:3lebaT

naacaB halmuJ isatnesreP

/narajalepukuBmumunauhategnep

72 9,91

halajaM 07 5,15

kimoK 501 2,77

levoN 94 63

naroK 92 3,12

Page 40: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

33Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Menumbuhkan dan Membina Kegemaran Membaca Siswa di SMP

membaca yang baik dan mempunyai minattinggi terhadap bacaan. Hal yang dapatdilakukan adalah dengan cara melakukankegiatan membaca setiap hari di hadapananak. Waktu yang tepat adalah pada saatsore atau malam hari ketika anak sedangbelajar.

2. Menyediakan waktu khusus untuk membaca Pada hari anak libur, misal Sabtu atauMinggu dijadikan sebagai hari membacakeluarga. Kegiatan lain yang dapatdilakukan ialah membawa anak sekaliseminggu ke perpustakaan dan bilamemungkinkan daftarkan anak menjadianggota perpustakaan. Karena padaumumnya koleksi buku anak-anak cukupbanyak di perpustakaan dan dapatdipinjam untuk dibawa kerumah.

3. Membuat jadwal menontonTelevisi adalah salah satu faktorpenghambat yang luar biasa dalammenumbuhkan dan meningkatkan gemarmembaca anak. Menurut American Academyof Pediatrics (dalam Muktiono, 2003 : 146),riset mengatakan anak yang secarakonsisten menonton televisi sepuluh jamper minggu akan mengalami kelebihanberat, agresif, dan lebih lambat dalampelajaran.Untuk itu, buatlah jadwal acara televisimana yang dapat ditonton oleh anak.Biasakan menonton acara televisi yangpenting saja seperti acara berita, flora danfauna, cerdas cermat, pelajaran bahasaInggris, dan acara penting lainnya yangmenambah pengetahuan anak. Hendaknyapesawat televisi dimatikan selama makanbersama, belajar, dan kegiatan pentinglainnya. Di rumah hendaknya tidakmemiliki televisi lebih dari satu apa lagimenyediakan televisi di kamar anak.

4. Menyediakan buku-bukuSediakan buku-buku yang berhubungandengan anak, bila perlu buatlahperpustakaan keluarga. Buku-buku tersebutdapat berisi berbagai jenis pengetahuanpopuler atau buku-buku fiksi yang dapatmembantu anak belajar. Diharapkan orangtua tidak terlalu sering melarang anakmemilih buku kesenangannya sejauh buku-buku itu sesuai dengan tingkat usia anak.

Menurut Nasution (1986:28), umumnyabahan bacaan anak-anak dibagi menurutperkembangan usia, yaitu prasekolah 7 – 9tahun, 9 – 12 tahun, 12 – 15 tahun, dan 15 –18 tahun. Buku-buku yang sesuai untukanak-anak adalah cerita bergambar, ceritarakyat, dongeng, cerita jenaka, sajak-sajak,cerita realitas, cerita petualangan, novelsejarah, biografi, dan buku yangmengandung informasi.Adapun kriteria bacaan yang bermanfaatbagi anak ialah:(a) mengenal diri dan alam sekitar,

(b) memperkaya pengalaman danpengetahuan, dan

(c) membangkitkan daya cipta5. Terus memberi motivasi

Tetaplah memberi motivasi agar anaksenang membaca karena kesukaan ataukebiasaan membaca tumbuh melaluiberbagai proses. Di samping bakat keadaanlingkungan sekitar anak terutama olehlingkungan keluarga sangat menentukanproses pembentukan kepribadian seoranganak. Karena itu dalam hal membaca pun,gemar membaca tidak dapat tumbuh dengansendirinya, tetapi harus dipupuk,dipelihara, dan kemudian dikembangkan .Dalam hal ini, orang tua harus terus-menerus memberikan motivasi.

Kelima hal di atas jika dilaksanakan dalamkehidupan anak di dalam keluarga akanmengurangi kegemaran anak terhadap tontonandan sebagai gantinya anak akan gemar membacaserta menambah waktu lebih lama untukmembaca.

Langkah-langkah Menumbuhkandan Membina Kegemaran Membaca

Siswa Melalui Peran Guru

Membaca tidak dapat dipisahkan dari masalahbuku dan sangat terkait denganpenyelenggaraan pendidikan di sekolah dasarsampai di perguruan tinggi. Untuk itu, seorangguru hendaknya membimbing siswanyameningkatkan kemampuan membaca siswa agardapat keluar dari kesukaran membaca. Adapunupaya yang dapat dilakukan guru untuk

Page 41: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Menumbuhkan dan Membina Kegemaran Membaca Siswa di SMP

menumbuhkan dan membina kegemaranmembaca siswa antara lain, adalah:1. Menjadi Teladan

Untuk dapat menjadi pembimbing siswadalam menumbuhkan dan meningkatkanminat membaca, guru sendirilah yang harusdapat memberi teladan dengan caramemperlihatkan sikap dan perbuatannyabahwa guru mempunyai minat terhadapbuku dan gemar membaca kepada siswa.Oleh karena itu guru harus rajinmengunjungi perpustakaan sekolah atauruang baca untuk membaca. Sehingga ketikaguru memberikan tugas kepada siswa untukmembaca sebuah buku, siswa segeramelaksanakannya.

2. Memperkenalkan bacaan sesuai bidangstudi yang diajarkanDalam pengajaran rutinnya hendaknyaguru memperkenalkan dan memberi tugaskepada anak untuk membaca bahan bacaanyang berhubungan dengan pelajarantersebut, misalnya; guru bahasamemperkenalkan karya-karya sastrawankenamaan; guru Sejarah memperkenalkanbiografi tokoh-tokoh sejarah; guru IPAmemperkenalkan buku tentang binatang,laut, gunung, dan sebagainya; dan guruAgama memperkenalkan buku tentangpembentukan karakter, kepribadian yangbaik, tokoh-tokoh agama, dan sebagainya.Cara seperti ini selain mendapatkaninformasi yang lebih luas daripada yangterdapat dalam buku pelajaran tersebut jugamulai menanamkan kebiasaan siswa untukmembaca berbagai buku jenis pengetahuan.Selain memperkenalkan buku bacaan gurujuga hendaknya memberitahukan kepadasiswa buku-buku yang pantas dan menarikuntuk dibaca.

3. Memberi TugasSetiap guru bidang studi dapat memberikantugas seperti di bawah ini.

(a) Jika memungkinkan setiap hari pada jampertama atau jam terakhir pelajaranmenugaskan siswa untuk membacaselama 10 menit buku yang mereka bawadengan pengawasan guru yangmengajar pada saat itu.

(b) Membaca dan meringkas buku yangberhubungan dengan bidang studimasing-masing guru minimal satu bukusetiap bulan.

(c) Mengusahakan siswa mengikuti berbagailomba membaca karya sastra (puisi,cerpen, dan sebagainya) atau lombameringkas bacaan. Baik yang diadakandi sekolah atau pun di luar sekolahminimal satu kali dalam setahun.

(d) Membuat kliping dari majalah dan suratkabar yang berhubungan dengan bidangstudi masing-masing guru setiap satukali setahun

(e) Secara bergantian setiap bidangmenugaskan seorang siswa untukmembaca di depan kelas.

4. Belajar di perpustakaanSetiap guru bidang studi minimal satuminggu sekali mengunjungi atau belajar diperpustakaan sekolah. Di perpustakaan iniguru dapat memperlihatkan danmemperkenalkan buku-buku, berita-beritadalam koran, atau majalah yangberhubungan dengan pelajarannya.Sehingga siswa dapat membacanya baik diperpustakaan maupun di rumah.Setiap selesai kunjungan ke perpustakaanguru menugaskan siswanya untukmenjawab pertanyaan-pertanyaan yangbersumber dari buku perpustakaan ataudapat juga menugaskan siswa untukmencari informasi tambahan untukmemperkaya pengetahuan.

5. Memberi motivasiGuru terus memberi motivasi dalam setiapmenugaskan siswa untuk membaca, danmeyakinkan mereka bahwa gemar membacamemperluas pengetahuan. Dalam setiappenyajian pelajaran guru perlu mendorongsiswa membaca buku yang tersedia diperpustakaan sekolah.

Kelima hal di atas jika dilaksanakan dengansungguh-sungguh dan terus-menerus, siswasecara bertahap akan memiliki kesadaran akanpentingnya membaca dan siswa juga akan gemarmembaca buku pengetahuan umum selainkomik, novel, atau yang lainnya yang digemarisiswa.

Page 42: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

35Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Menumbuhkan dan Membina Kegemaran Membaca Siswa di SMP

Langkah-langkah Menumbuhkandan Membina Kegemaran Membaca

Siswa Melalui Peran Pustakawan

Menurut Bunanta (2004 : 75), meningkatkanmutu layanan perpustakaan mencakup dua halpokok, yaitu:(1) Melalui prasarana dan sarana

perpustakaan yang memadai yang meliputisuasana dan kemudahan yang ditawarkanoleh perpustakaan serta jumlah, jenis, topik,dan mutu koleksi buku.

(2) Melalui kemampuan dan keaktifanpustakawan dalam mengelola danmenjalankan fungsi perpustakaan secaraoptimal dan maksimal.Berdasarkan hal di atas menurut penulis,

Yayasan BPK PENABUR Jakarta dalammeningkatkan mutu layanan perpustakaan telahmenjalankan kedua hal pokok di atas, tetapimasih perlu ditingkatkan lagi dalam hal pokokyang kedua.

Peran pustakawan melalui kemampuan dankeaktifan dalam mengelola dan menjalankanfungsi perpustakaan secara optimal danmaksimal, akan dapat menumbuhkan danmeningkatkan minat membaca siswa. Berbagaiupaya dapat dilakukan seperti di bawah ini :1. Menyelenggarakan berbagai kegiatan

yang berhubungan dengan bukuPustakawan menyusun program kegiatanpengembangan minat dan gemar membacasetiap tahun pelajaran. Adapun kegiatanyang dapat dilakukan adalah antara lain:.(a) Setiap awal tahun ajaran baru

mengadakan pengenalanperpustakaan bagi para siswa baru.

(b) Mengadakan pameran buku secararegular di sekolah. Pameran bukutersebut dapat dilakukan pada haribesar, misalnya Hari PendidikanNasional. Buku-buku yangdipamerkan tentang pengetahuanumum yang berhubungan denganpelajaran. Pameran buku dapat jugadilakukan pada saat open school ataupada saat pembagian rapot.

(c) Mengadakan seminar denganmengundang penulis-penulis yangmenjadi idola siswa minimal duatahun sekali.

(d) Mengadakan berbagai macam lombayang berhubungan dengan buku.Misalnya membuat ilustrasi buku,membuat resensi buku, menuliscerpen atau puisi, dan lainsebagainya. Lomba ini dapatdilaksanakan pada saat memperingatihari besar nasional, misalnya HariKartini, Perayaan HUT KemerdekaanRI, Hari Pahlawan, Hari Guru, agarpada saat lomba menulis karangantemanya dapat disesuaikan denganhari besar tersebut. Jika tidak adawaktu untuk dilaksanakan di sekolah,lomba tersebut dapat dikerjakan dirumah dan hasil lomba tersebutdikumpulkan pada hari yang telahditentukan.

(e) Menerbitkan majalah perpustakaan yangberisi hasil karya-karya siswa yang menjadianggota perpustakaan.

2. Menjalin kerjasama dengan guru bidangstudiKerjasama antara pustakawan dan gurubidang studi antara lain seperti berikut.(a) Membuat jadwal kunjungan

perpustakaan agar tidak terjadikesamaan waktu kunjungan

(b) Memberitahukan buku- buku apa yangakan diperlukan pada saat kunjunganagar dipersiapkan oleh pustakawan

(c) Pustakawan akan memutar film, filmstrip, video sesuai dengan permintaanguru bidang studi

(d) Mengadakan kegiatan penelitian kecil-kecilan untuk meningkatkan rasa ingintahu dan menyalurkan kreativitassiswa terutama setelah membaca buku-buku non-fiksi. Pustakawan akanmembantu mencarikan buku-bukusumber yang digunakan dalampenelitian tersebut.

(e) Guru bidang studi memberi tugas padasiswanya untuk membuat berbagaikarya tulis seperti cerpen, puisi, resensibuku, cerita bergambar, berita, dan lain-lain. Pustakawan akan memuat karya-karya tersebut dalam majalahperpustakaan.

(f) Guru bidang studi dapat membantumemberi penilaian terhadap berbagailomba yang dilaksanakan olehpustakawan. Misal, guru bahasa dapat

Page 43: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Menumbuhkan dan Membina Kegemaran Membaca Siswa di SMP

menilai lomba menulis cerpen, puisi,atau resensi buku. Guru disain grafisdapat menilai lomba membuat ilustrasibuku.

(g) Mengusulkan buku-buku baru yangberhubungan dengan bidang studiguru agar pustakawan membelinya.

3. Memberi motivasiMotivasi yang dapat diberikan olehpustakawan antara lain dalam bentukberikut.(a) Menyediakan berbagai hadiah bagi

pemenang lomba sehingga siswatermotivasi untuk mengikuti lombatersebut.

(b) Membuat pengumuman yang dipajangpada mading sekolah, tentang buku-buku baru yang dapat dipinjam siswa,buku-buku terlaris yang dipinjamsiswa, pengunjung perpustakaanterajin baik guru maupun siswa, siswayang paling banyak meminjam buku.Pengumuman tersebut dibuat satubulan sekali. Jika memungkinkanpustakawan dapat memberi hadiahberupa buku bagi siswapaling rajindan siswa terbanyak meminjam buku.

(c) Menyediakan hadiah berupa buku bagisiswa yang termuat karyanya dimajalah perpustakaan.

Ketiga hal di atas jika dilaksanakan denganbaik, siswa secara bertahap akan lebih gemarmembaca daripada menonton, menambahwaktu dalam membaca, dan juga akan tertarikuntuk membaca buku-buku nonfiksi.

Penutup

Kemampuan, kegemaran, dan kebiasaanmembaca siswa belum mencapai tingkat sepertiyang diharapkan. Untuk menjadikan membacasebagai salah satu ciri budaya bangsa Indonesia,pembentukan masyarakat gemar membaca perludiawali melalui dari pendidikan dasar danditeruskan ke jenjang pendidikan yang lebihtinggi. Dalam upaya peningkatan kegemarandan kebiasaan membaca, peran serta orang tua,guru dan pustakawan perlu ditingkatkandengan berbagai cara. Orang tua dapatmenciptakan suasana gemar membaca dirumah, guru memotivasi siswa membaca dalamproses pembelajaran dan pustakawanmemberikan pelayanan dan bimbinganmembaca di perpustakaan.

Daftar Pustaka

Bunanta, Murti. (2004). Buku, mendongeng danminat membaca. Jakarta: Penerbit PustakaTangga

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(1997). Model-model pengembangan minatdan kegemaran membaca siswa. Jakarta:Departemen Pendidikan danKebudayaan

Kamarudin. (1992). Diktat pengantar membaca.Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Jambi

Muktiono, Joko. (2003). Aku cinta buku. Jakarta:Penerbit PT Elex Media Komputindo

Tarigan, H.G. (1980). Membaca sebagai suatuketerampilan berbahasa. Bandung: InstitutKeguruan dan Ilmu Pendidikan

Page 44: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

37Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

Peningkatan Hasil Belajar Sains Siswa Kelas IV SekolahDasar, Melalui Pendekatan Pemanfaatan Sumber Daya

Alam Hayati di Lingkungan Sekitar

Theresia K. Brahim*)

*) Dosen PGSD Universitas Negeri Jakarta

Penelitian

enelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk melakukan perubahandalam pengembangan keterampilan, untuk memecahkan masalah melalui penerapanlangsung di kelas. Masalah dalam penelitian adalah, apakah pemanfaatan sumber dayaalam dari lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajarsains? Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2007 dengan subjek

penelitian berjumlah 40 siswa yang duduk di kelas IV SDN Sukapura 02 Pagi Jakarta Utara. Fokuspenelitian adalah penggunaan sumberdaya alam hayati yang ada di lingkungan sekitar sebagai sumberbelajar untuk meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV Sekolah Dasar. Secara statistik terdapatperbedaan peningkatan yang signifikan hasil belajar pada siklus pertama, kedua dan ketiga. Darihasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan sumberdaya alam hayati yang ada dilingkungan sekitar sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sains dapat meningkatkan hasilbelajar sains di kelas IV SDN Sukapura 02 Pagi Jakarta Utara.

Kata Kunci: Sumberdaya alam hayati, lingkungan sekitar, sains, dan hasil belajar sains.

This action research aims to do a change in skill expansion, to solve problem through direct applyingin class. This research internal issue is whether, exploiting of natural resources from surroundingsas source of learning can increase result of science learning. This research executed in August untilNovember 2007 with research subject amounts to 40 students of grade IV SDN Sukapura 02 PagiNorth Jakarta. Research focus is the usage of natural resources involves the in the surroundings assource of learning to increase the students learning achievement in science. Statistically there issignificant improvement in learning achievement at first cycle, second and third. From result of thisresearch, it can be concluded that the usage of natural resources in the area of learning environmentcan increase the students’ learning achievement in grade IV SDN Sukapura 02 Pagi North Jakarta.

Abstrak

P

Pendahuluan

Menghadapi jaman globalisasi saat ini denganpersaingan yang semakin ketat, penguasaansains dan teknologi adalah sesuatu yang mutlakdiperlukan. Untuk maksud ini, berbagaikebijakan telah dilakukan Pemerintah Indonesiadalam upaya meningkatkan mutu pendidikandan sumber daya manusia, misalnyapenyempurnaan kurikulum, perbaikan saranadan prasarana, penataran, dan pelatihan sertainovasi pembaruan metode pembelajaran.

Namun demikian, dari hasil pengamatanpeneliti, hasil belajar siswa ditingkat SekolahDasar (SD) masih sangat memprihatinkankhususnya mata pelajaran Sains. Dari beberapapemantauan yang bersifat formal atau nonformal, individu maupun kelompok masyarakat,saat ini banyak siswa yang mengeluh dalamupaya menerima mata pelajaran Sains. Merekamerasa kurang berkenan, bosan, dan kurangpuas. Hal tersebut diperberat dengan kualitastenaga pendidik dan fasilitas praktikum yangkurang memadai. Dalam pendidikan formal,sains diajarkan sejak di jenjang SD, yang

Page 45: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

memberikan pemahaman bahwa betapapentingnya mempelajari sains. Dikatakan sainsmemegang peranan penting dalam kehidupansehari-hari, suatu kenyataan yang tidak dapatdipungkiri.Dalam hubungannya dengan pembahasan dimuka, dapat dikatakan bahwa hasil belajar sainsdi SD masih dapat ditingkatkan.

Ada beberapa faktor yang didugamempunyai korelasi positif terhadappeningkatan hasil belajar sains, yaitu kurikulum,media, guru dan proses belajar mengajar. Darifaktor-faktor tersebut, proses pembelajaranmerupakan faktor yang cukup penting, karenadalam proses itu terjadi interaksi antara gurudengan siswa. Dalam pembelajaran diperlukankesesuaian antara pengalaman guru dengansiswa. Kebermaknaan pembelajaran sainssangat ditentukan oleh kegiatan-kegiatan nyata,karena siswa SD belum dapat menghubungkanalasan yang bersifat hipotesis. Pengetahuantumbuh berkembang melalui pengalaman danpemahaman akan berkembang semakin dalamdan semakin kuat apabila selalu diuji denganpengalaman baru.

Dalam hubungannya dengan uraian dimuka, pembelajaran sains pada umumnyamasih dominan menggunakan metode ceramahdan penugasan yang terkesan kaku dandogmatis sehingga kurang memberikankesempatan kepada siswa untuk berinteraksidengan benda-benda konkrit. Selama ini, siswakurang diberi kesempatan untuk melakukanobservasi, penyelidikan, memahami sendiri, danmelakukan eksperimen terhadap konsep-konsep sains melalui pengalaman nyata.Sementara dari kajian awal terhadap guru dansiswa di SD terungkap, guru kesulitanmembelajarkan siswa dalam pelajaran sainspada umumnya. Sehubungan dengan haltersebut di atas, karena siswa adalah pembelajar,guru sebagai pengelola pembelajaran di kelasperlu memperhatikan apa yang menjadikebutuhan siswa. Hal ini perlu dilakukan agarpara siswa memperoleh kepuasan belajar denganpenuh gairah yang dapat membangkitkanantusias serta motivasi siswa dalammenuangkan semua ide yang terkait denganmata pelajaran yang diberikan, khususnya matapelajaran sains. Dengan demikian kegiatanpembelajaran yang dilaksanakan akanmemunculkan kreatifitas tinggi yang padaakhirnya dapat meningkatkan hasil belajarsiswa. Adapun pengemasan metodepembelajaran yang disarankan adalah melaluipemanfaatan lingkungan.

Pemanfaatan lingkungan adalah suatupendekatan dalam proses pembelajaran dansiswabelajar dengan melalui kegiatanmengalami sendiri dalam lingkungan yangalami. Anak tidak menghapal seperangkat fakta-fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi anakdirangsang untuk terampil mengembangkansendiri fakta-fakta dan konsep dari apa yangdilihatnya secara nyata.

Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi areadan fokus penelitian di atas, maka masalah yangdikaji dalam penelitian ini adalah upayapeningkatan hasil belajar sains di kelas IVSekolah Dasar dengan pemanfaatan sumberdayaalam hayati yang ada di lingkungan sekitar.

Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, yang telahdikemukakan di atas maka masalah dalampenelitian ini dirumuskan: Apakah pendekatanpemanfaatan sumber daya alam hayati yang adadi lingkungan sekitar dapat meningkatkan hasilbelajar sains di Sekolah Dasar ?

Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapatmemberikan kontribusi yang bersifat praktisdalam upaya meningkatkan kualitas hasilbelajar siswadan memberikan pengalamankepada siswa bahwa belajar sains itumenyenangkan. Dengan demikian, metodepembelajaran yang dihasilkan dalam penelitianini akan menumbuhkan minat dan motivasiuntuk belajar sains. Bagi guru hasil penelitianini akan bermanfaat antara lain:1) meningkatkan kualitas keterampilan dalam

mengelola pembelajaran sains,2) menjadi agen perubahan bagi teman

sejawat,3) sebagai model bagi guru yang mempunyai

masalah sama atau mirip denganpermasalahan dalam Penelitian TindakanKelas (PTK) ini, dan

4) dapat memanfaatkan apa yang adadilingkungan sekitar dalam menyajikanpembelajaran sains sehingga lebih menarik.

Page 46: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

39Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

Acuan Teori, Area dan FokusPenelitian

Hasil BelajarHasil belajar adalah perubahan keterampilandan kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian,pengetahuan, dan apresiasi, yang dikenaldengan istilah kognitif afektif, dan psikomotormelalui perbuatan belajar (Abror, 1993:65).Sedangkan Hamalik menyatakan bahwa siswadikatakan berhasil dalam belajarnya, apabiladapat mengembangkan kemampuanpengetahuan dan pengembangan sikap(Hamalik, 1990: 97). Pada bagian lain, Nawawi(1981:10) mengemukakan bahwa hasil belajardapat diartikan sebagai tingkat keberhasilansiswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yangdiperoleh dari hasil tes mengenai sejumlahmateri pelajaran tertentu (Alwasilah, 2000:. 90-91). Dalam hal ini pelajaran sains pokok bahasanmengenal Bagian Tubuh Tumbuhan. Tes hasilbelajar menurut Alwasiyah dapat diartikansebagai penilaian untuk mendapatkangambaran kemajuan siswa secara menyeluruh.Sejumlah prinsip yang mendasari penilaiansebagaimana dirangkum oleh Weaver dalamAlwasilah (2000: 90-91)yaitu:1. Penilaian seyogyanya bersifat kolaboratif,

dalam artian melibatkan guru siswa itusendiri, teman dan orang tua.

2. Penilaian berdimensi banyak, yakni bukanhanya terfokus pada produk tapi juga prosesdan persepsi (strategi, sikap, kebiasaansiswa dan sebagainya).

3. Penilaian seyogyanya berkelanjutan,artinya berdasarkan pengamatan kegiatansiswa sehari-hari di dalam kelas.

4. Penilaian seyogyanya tidak sekedar hanyapemberian angka tetapi mencerminkan danmenumbuhkan tujuan pengajaran bagisiswa dan guru.Beberapa pendapat tersebut di atas

menunjukkan bahwa hasil belajar adalah salahsatu hasil ujian dalam proses pengajaran yangdilaksanakan secara formal. Tingkatkeberhasilan siswa di dalam menguasaipelajaran di sekolah dinyatakan dengan simbolangka atau huruf dalam raport dan diperolehdari hasil tes mengenai sejumlah materipelajaran tertentu. Pengukuran hasil belajarsiswa diukur dari waktu ke waktu danmerupakan gabungan dari aspek sikap,pengetahuan dan keterampilan. Pengukurankonvensional (tes baku) dilaksanakan melalui

ulangan-ulangan baik Ulangan Harian (UH),Ulangan Tengah Semester (UTS), Ujian AkhirSekolah (UAS) dan Ujian Nasional (UN).Indikasi yang jelas dari hasil belajar tersebutberupa nilai raport, nilai ujian sekolah dan nilaiujian akhir nasional.

Dari hasil belajar tersebut dapat diketahuiseberapa jauh tujuan pendidikan telah tercapai.Belajar, menurut Benjamin S Bloom dalamSujana (2004: 59-60), dikatakan berhasil apabilaterdapat perubahan tingkah laku yang meliputitiga domain yaitu kognitif, afektif, danpsikomotor. Domain kognitif meliputipengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa,sintesa dan evaluasi. Domain afektif meliputimenerima, menjawab, menilai, mengorgani-sasikan dan memberi sifat atau karakter. Domainpsikomotor meliputi gerakan reflek, gerakandasar dan sederhana, kemampuan menghayati,kemampuan fisik/jasmaniah, gerakan yangsudah terampil dan komunikasi ekspresif(Sujana, 2004: 59-60)

Belajar dan PembelajaranMenurut Sujana (1998), belajar adalah suatuperubahan yang relatif permanen dalam suatukecenderungan tingkah laku sebagai hasil daripraktek atau latihan. Hal senada diungkapkanpula oleh Skinner dalam bukunya Dimyati danMudjiono. Skinner berpandangan bahwa belajaradalah suatu prilaku pada saat orang belajar,maka responnya menjadi baik. Sebaliknya bilaia tidak belajar maka responnya menurun(Mudjiono, 2002: 9). Dengan demikian, belajarmerupakan perubahan perilaku individu atauseseorang yang disebabkan oleh latihan yangberkesinambungan.

Berdasarkan kutipan di atas, pengertianbelajar adalah adanya suatu perubahan dalamdiri individu atau seseorang baik berupapengetahuan, sikap dan keterampilan serta nilaiyang diperoleh melalui interaksi, pengalaman,dan latihan secara kontiniu dan terus menerusdengan lingkungan sekitar menuju ke arah yanglebih baik. Pada umumnya, defenisi belajaradalah perubahan tingkah laku, perubahan yangdidasari dan timbul akibat praktek, pengalaman,latihan bukan secara kebetulan. Pengertianbelajar lebih mengarah kepada hasil sedangkanpengertian pembelajaran lebih mengarahkepada prosesnya. Menurut Heinich dkk dalambukunya Suherman menyatakan bahwapembelajaran merupakan susunan dariinformasi dan lingkungan untuk memfasilitasibelajar (Suherman, 2003: 237). Lebih rinci,pengertian pembelajaran diutarakan oleh Piagetdalam buku Dimyati (2002) yang menyatakan

Page 47: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

bahwa, pembelajaran terdiri dari empat langkahberikut: (1) menentukan topik yang dapatdipelajari oleh anak sendiri, (2) memilih ataumengembangkan aktivitas kelas dengan topiktersebut, (3) mengetahui adanya kesempatanbagi guru untuk mengemukakan pertanyaanyang menunjang proses pemecahan masalah, (4)melaksanakan penilaian tiap kegiatan,memperhatikan, keberhasilan, dan melakukanrevisi. Sedangkan Natawijaya (1992) membuatrumusan tentang pembelajaran adalah upayapembimbingan terhadap siswa agar siswa itusecara sadar dan terarah berkeinginan untukbelajar dan memperoleh hasil belajar sebaik-baiknya. Sesuai dengan keadaan dankemampuan siswa yang bersangkutan.

Mengacu pada pendapat di atas, makapembelajaran dalam penelitian ini diartikansebagai proses memfasilitasi peserta didik yangberupa susunan dan informasi. Pembelajaranberisikan topik dan langkah-langkah belajaruntuk mengembangkan aktivitas yang harusdilakukan peserta didik serta penilaianpelaksanaan tiap kegiatan.

SainsSains merupakan cara mencari tahu tentangalam secara sistematis untuk menguasaipengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memilikisikap ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untukmencari tahu dan berbuat sehingga dapatmembantu siswa untuk memperoleh pemahaanyang lebih mendalam tentang alam sekitar(Departemen Pendidikan Nasional, 2004:.32). Sedangkan pendidikan Sains di SD ditujukanagar siswa dapat mempelajari tentang dirisendiri dan alam sekitar. Dalam hal ini,pendidikan sains menekankan pada pemberianpengalaman langsung dan kegiatan praktisuntuk mengembangkan kompetensi, agar siswamampu menjelajahi dan mengalami alam sekitarsecara ilmiah.

Dalam sains terdapat tiga komponen utamayaitu proses, produk dan sikap. Produk sainsdapat berbentuk konsep, generalisasi, prinsip,teori dan hukum. Proses sains digambarkansebagai langkah-langkah penyelidikan yangmeliputi masalah, observasi, hipotesis mengujihipotesis, dan kesimpulan. Sikap sains berkaitandengan ketelitian, kejujuran, dan membuatkeputusan. Sains juga diartikan sebagai hasilkegiatan manusia berupa pengetahuan,gagasan, konsep yang terorganisasi tentangalam sekitar yang diperoleh dari pengalamanmelalui serangkaian proses ilmiah antara lain,

penyelidikan, penyusunan, dan penyajiangagasan. Itu sebabnya, dalam pembelajaransains seorang guru dituntut untuk dapatmengajak anak didiknya memanfaatkan alamsekitar sebagai sumber belajar, sebab alam sekitarmerupakan sumber belajar yang paling otentikdan tidak akan habis digunakan. Melalui alam,siswa akan lebih jelas dalam menentukan suatukonsep karena didapat lewat proses penelitiandan pengamatan yang cermat.

Selanjutnya Einstein berpendapat, yangdikutip oleh Nash dalam bukunya Darmodjo(1993: 4), mengatakan bahwa :Science in the atemptto make the chaotic diversity of our sense experiencecorrespond to a logically uniform system of thought.Makna dari kalimat tersebut kurang lebih adalahbahwa IPA itu merupakan suatu bentuk upayayang membuat berbagai pengalaman menjadisuatu sistem pola berpikir yang logis tertentu.Yang dimaksud dengan (a logically uniform systemof thought ) itu tak lain adalah pola berpikirilmiah.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebutdi atas, hakikat sains dalam penelitian iniadalah suatu ilmu atau pengetahuan yangmengamati dan memahami tentang berbagaigejala alam, yang bersifat analitis, logis, rasional,lengkap dan cermat, yang berupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep, maupun fakta-fakta yang ditujukanuntuk menjelaskan gejala alam sertamenghubungkan berbagai gejala alam yang satudengan gejala alam yang lain sehinggamembentuk sudut pandang yang baru terhadapobjek yang diamatinya.

Lingkungan SekitarPada umumnya Pengertian lingkungan, dalamKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah :Daerah (kawasan dan sebagainya) yangtermasuk di dalamnya.1. Bagian wilayah di kelurahan yang

merupakan lingkungan kerja pelaksanaanpemerintahan desa.

2. Golongan, kalangan.3. Semua yang mempengaruhi pertumbuhan

manusia atau hewan.Berikut, menurut Dirdjosoemitro (1991),

lingkungan secara harfiah berarti sekeliling atausekitar, sehingga suatu lingkungan selalumenggambarkan keadaan yang komplekskarena adanya berbagai faktor, misalnya cahaya,suhu, tanah, air, kelembaban udara dan lain-lain.Hal senada juga diutarakan oleh Oosting dalambukunya Dirdjosoemitro (1991), suatulingkungan hidup itu dapat mengandung faktor-

Page 48: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

41Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

faktor atau adanya sebab-sebab yang berupa hal-hal berikut.1. Substansi yang berupa tanah atau air.2. Kondisi atau keadaan yang berupa suhu

dan cahaya.3. Gaya (Forces) yang berupa angin dan

gravitasi4. Organisme yang berupa tumbuhan dan

hewan, dan5. Waktu yaitu bilamana keadaan lingkungan

itu diperhatikan.Sedangkan menurut Ganjar (1999),

lingkungan hidup merupakan sistem ekologisyang dihasilkan dari industri antara komponenfisik/kimia dan komponen biotis. Komponenfisik/kimia terdiri atas bahan tak hidup (abiotik/nonhayati) sebagai komponen ekosistem yangmempengaruhi kehidupan organisme yangtermasuk komponen abiotik di antaranya adalahtanah, air, udara, cahaya, topografi, dan segalakomponen yang tak hidup yang terbentuksebagai hasil interaksi komponen abiotik, seperticurah hujan, kelembaban, angin, gaya grafitasidan lain-lain sebagai media bagiberlangsungnya kehidupan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkanbahwa lingkungan adalah daerah (kawasandan sebagainya) yang termasuk di dalamnyasubstansi berupa tanah, air, suhu, cahaya,angin, waktu, dan gravitasi berorganismetumbuhan dan hewan. Adapun yang dimaksuddengan lingkungan sekitar di sini adalahlingkungan yang dapat digunakan dalampembelajaran sains di SD baik fisik maupungeografis. Jadi pada hakikatnya lingkunganmenjadi sangat penting dalam interaksi belajarmengajar di SD, karena dengan lingkungan,anak dapat mengenal alam sekitar sebagaimanatujuan pendidikan SD. Di samping itu, belajarmelalui interaksi dengan lingkungan itu sangatpenting bagi anak SD karena lingkungan dapatdipakai sebagai sarana belajar, sumber belajardan sarana. Lingkungan sebagai sarana belajarsesuai dengan tujuan pendidikan SD, antaralain agar anak dapat mengenal alam sekitar.Lingkungan sebagai sumber belajar, bahwalingkungan merupakan sumber belajar yang takhabis-habisnya memberikan pengetahuankepada kita. Semakin kita gali semakin banyakyang kita dapatkan, tidak hanya sains itu sendiritetapi juga berupa sumber dari berbagai macamilmu pengetahuan lainnya.

Sedangkan lingkungan sebagai saranabelajar, adalah lingkungan yang secara alamiah

menyediakan bahan–bahan yang tidak usahdibeli misalnya udara, cahaya matahari,pepohonan, air sungai, rerumputan dansebagainya. Selain itu, belajar melalui interaksidengan lingkungan juga dapatmengembangkan aspek-aspek paedagogis,seperti dapat mengembangkan sikap danketerampilan, dapat digunakan bagi semuasiswa dari semua tingkat perkembanganintelektual dan dapat menjadi sumber motivasibelajar bagi anak.

Sumber BelajarDalam kamus Besar Bahasa Indonesia sumberartinya “segala sesuatu baik yang berwujudbenda maupun yang berwujud sarana yangmenunjang lainnya yang tidak berwujud,misalnya peralatan, sediaan, waktu dan tenagayang digunakan untuk mencapai hasil”.Sedangkan belajar artinya (1) berusahamemperoleh kepandaian atau ilmu, (2) berlatih,(3) berubah tingkah laku atau anggapan yangdisebabkan oleh pengalaman. Sumber belajarmenurut Sudono (2000), adalah bahan termasukjuga alat permainan untuk memberikaninformasi maupun berbagai keterampilankepada murid maupun guru antara lain bukureferensi, buku cerita, gambar-gambar, narasumber, benda-benda atau hasil-hasil budaya.Sedang menurut Hendro Darmodjo dan JennyR.E Kaligis, sumber belajar sains adalah “suaturuangan atau bagian (sudut) ruangan dimanaanak-anak dapat melakukan kegiatan belajarsains pada waktu tertentu, berkelompok atauperorangan, dengan menggunakan fasilitasbelajar yang tersedia di tempat itu.

Pengembangan Kerangka KonseptualBerdasarkan pembahasan pada kajian teoretik,dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sangatdipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yangberasal dari dalam diri siswa itu maupun yangberasal dari lingkungan. Salah satu faktor yangmempengaruhi kualitas pembelajaran ialahpendekatan yang bertujuan mengembangkansejumlah kemampuan fisik dan mental sebagaidasar untuk mengembangkan kemampuan yanglebih tinggi pada diri siswa. Pemanfaatanlingkungan memberikan kesempatan untukmelakukan dan menemukan diri dalampembelajaran sains adalah penting bahwa siswabenar-benar melakukan pengamatan,pengukuran, pengidentifikasian danpengendalian variabel. Dengan mengalami dan

Page 49: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

melakukan sendiri diharapkan pembelajaranakan lebih bermakna. Pemanfaatan lingkunganmendasarkan siswa belajar mengalami sendirisehingga siswa akan lebih menyukai pelajaranyang pada akhirnya hasil belajarnya akanmeningkat.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajianteoretik dan pengem-bangan kerangka kon-septual di atas, makadiajukan hipotesis tin-dakan sebagai berikut.Pembelajaran melaluipendekatan peman-faatan sumber dayaalam hayati yang ada dilingkungan sekitar akanberdampak positif terha-dap peningkatan hasilbelajar sains di Kelas IVSDN Sukapura 02 Pagi.

MetodologiPenelitian

Tujuan PenelitianTuuan penelitian ini adalah untuk memperolehdata empirik tentang pemanfaatan sumber dayaalam hayati dari lingkungan sekitar sebagaisumber belajar dalam meningkatkan hasil belajarsains di kelas IV Sekolah Dasar.

Tempat dan waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SDN Sukapura02 Pagi yang berlokasi di Jakarta Utara, terletakdi daerah persawahan dan merupakan daerahyang masih bersifat alamiah dan belumtersentuh pembangunan gedung-gedungpencakar langit. Di lingkungan sekitar tumbuhbanyak jenis tumbuhan berdaun, berakar danberbatang. Penelitian dilakukan dari bulanAgustus sampai November 2007

Metode dan Desain Intervensi TindakanBerdasarkan tujuan penelitian, metode yangdigunakan adalah penelitian tindakan kelas.Model proses yang digunakan dalam penelitianmenggunakan “sistem spiral refleksi dirimenurut Kemmis dalam bukunya Kasihani

Kasbolah” Penelitian Tindakan Kelas yangterdiri dari rencana, tindakan, pengamatan, danrefleksi (Kasbolah, 1998:113). Alur pelaksanaantindakan dalam penelitian ini dapat dilihatpada gambar 1.

Subjek/partisipan yang terlibat dalampenelitianKegiatan ini dilakukan langsung oleh penelitidibantu oleh empat orang mahasiswa yangbertindak: seorang sebagai guru kelas, dan tigaorang sebagai pengamat.

Peran dan Posisi Peneliti dalam penelitianPeran dan posisi peneliti dalam penelitian iniadalah sebagai peneliti utama.

Hasil intervensi tindakan yang diharapkanSiswa menunjukan kemampuan mendeskrip-sikan bagian tubuh tumbuhan dan fungsinyabagi tumbuhan itu sendiri.

Data dan sumber data1. Data pelaksanaan tindakanData yang dikumpulkan berkenaan denganpenelitian tindakan kelas adalah dalam bentukinstrumen, yang terdiri atas: lembar observasipelaksanaan kegiatan belajar mengajar, lembarpengamatan guru dan siswa dalam kegiatanpembelajaran, foto, wawancara, dan tes tertulis.

Rencana tindakan I

Rencana tindakan II

Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Refleksi

Rencana tindakan III

Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Refleksi

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan KelasModel Stephen Kemmis (Kasbolah, 1998:70)

Page 50: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

43Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

2. Sumber dataSumber data dalam penelitian ini adalah penelitilangsung dan siswa kelas IV SDN 02 PagiSukapura Jakarta Utara.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakanadalah observasi, yaitu mengumpulkan datamelalui pengamatan langsung secara sistematismengenai permasalahan yang akan diteliti,kemudian dibuat catatan, sesuai dengan haltersebut. Jenis observasi yang digunakan adalahobservasi langsung.

Hasil Kegiatan, Analisis Data danInterpretasi Hasil Analisis

Hasil belajar siswa, dianalisis menggunakanpenilaian dengan tolok ukur keberhasilanminimal 75% siswa mencapai nilai 7,5. Target/tolok ukur keberhasilan ini menentukan jumlah /banyaknya siklus yang akan dilaksanakan. Untukmenghitung prosentase hasil belajar siswa, penelitimenggunakan rumus probabilitas.

P = f / t x 100%KeteranganP = Probabilitas akan terjadi peristiwaf = Besarya kemungkinan suatu peristiwat = Seluruhnya jumah kemungkinan peristiwa100% = Prosentase seluruhnya jumlah peristiwa(Kasbolah, 1998).

Hasil Kegiatan1. Siklus Pertamaa. Perencanaan dan TindakanPelaksanaan tindakan kelas ini merupakankelanjutan proses belajar mengajar, waktu efektifbelajar siswa selama waktu penelitian ini hanyaberlangsung 4 x 40 menit. Pada siklus pertamadengan materi pembelajaran yaitu bagian-bagian tumbuhan, pembelajaran dibatasi padabagian daun. Dalam proses pembelajaran gurukelas memperlihatkan beberapa tumbuhanberdaun yang diambil dari lingkungan sekitar,lalu menjelaskan bagian-bagian daun besertafungsinya. Hasil akhir belajar yang diharapkanadalah siswa mampu mendeskripsikan danmengklasifikasikan bagian-bagian daun denganbenar sesuai fungsinya. Pembelajaran dirancang2 kali pertemuan. Pada akhir pembelajaranpertemuan ke 2, siswa diberikan tes.

b. ObservasiBerikut ini disajikan pengamatan aktivitas guruselama Proses Belajar Mengajar pada sikluspertama, seperti terlihat pada tabel 1.

Berdasarkan tabel 1, ada 4 aktivitas guru yangtidak dilakukan pada siklus pertama yaitu: (1)tidak membimbing siswa dalam mengamatibagian-bagian tumbuhan secara rinci (2) tidakmembimbing siswa dalam menyimpulkan

1sulkiSMBPamaleSuruGsativitkA.1lebaT

oN uruGsativitkAnagnareteK

aY kadiT

1 narajalebmepialumeMnadsatilisafatanemnagned

rajalebrebmus

V

2 narajalebmepnakanaskaleMlisahrotakidninagnediauses

nakparahidgnayrajaleb

V

3 narajalebmepnakanaskaleMlisahrotakidninagnediauses

nakparahidgnayrajaleb

V

4 tala,aidemnakanuggneMnagnediausesnarajalebmep

rotakidni

V

5 maladgnibmibmeMnaigab-naigabitamagnem

atrseb)nuad(nahubmutaynisgnuf

V

6 nadgnibmibmeMnakgnabmegnem

maladawsisnalipmaretek/nakkopmolegnem

-naigabisakifisalkgnem)nuad(nahubmutnaigab

V

7 maladawsisgnibmibmeMnataigeknaklupmiynem

narajalebmep

V

8 sniaspesnoknakitkubmeMnamalagnepiulalemgnaykejbopadahret

irajalepid

V

9 natabilreteknaktakgnineMnamalagnepiulalemawsis

iagabrebnagnedrajalebnataigek

V

Page 51: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

44 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

kegiatan pembelajaran (3) tidak meningkatkanketerlibatan siswa melalui pengalaman belajardengan berbagai kegiatan. Sedangkan aktivitassiswa selama proses belajar mengajar disajikanpada tabel 2.

Terlihat dari tabel di atas bahwa hasilpengamatan terhadap aktivitas siswa selamaPBM yang menunjukkan prosentase terkecil adapada aspek keterampilan sebesar 56.7%,sedangkan yang terbesar yaitu aspek adaptasisebesar 67.5%. Setelah siklus selesai dilakukan,wawancara singkat dilakukan dengan siswadan dari hasil wawancara singkat diperolehgambaran bahwa semua siswa merasa senangdan termotivasi, namun mereka belum merasapuas karena ketika pembelajaran berlangsungguru : (1) tidak menggunakan media, alatpembelajaran sesuai indikator, (2) tidakmembimbing dalam mengamati bagian-bagiantumbuhan secara rinci, (3) tidak membimbingsiswa dalam menyimpulkan kegiatanpembelajaran, (4) tidak meningkatkanketerlibatan siswa melalui pengalaman belajardengan berbagai kegiatan. Sehingga hasil belajarsains mereka tidak sesuai dengan yang merekaharapkan. Hal ini tampak dari cuplikanwawancara dengan salah seorang siswa berikut.Peneliti : “Kamu telah mengikuti kegiatan belajar

dengan sungguh-sungguh?”Siswa : “Ya, Bu !”Peneliti: “Bagaimana tanggapanmu tentang

pembelajaran yang telah kamu ikuti?”Siswa : “Enak, kita jadi paham belajar sains,

tapi tadi kami tidak dibimbing caramengamati bagian-bagian daunnyasecara rinci”

a. RefleksiSetelah peneliti dan guru yang mengajarmelaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

MBPamaleSawsiSsativtkA.2lebaT1sulkiSadap

oN itamaiDgnaykepsA esatnesorP

1 nalipmareteK 7.65

2 isatpadA 5.76

3 isakinumoK 5.26

4 sativitaerK 8.56

5 isavitoM 8.06

atar-ataR 76.26

diamati observer maka peneliti, guru yangmengajar dan observer bersama-sama melakukanrefleksi. Dalam proses refleksi diadakan diskusibersama dengan acuan hasil tes serta hasilpengamatan yang dilakukan pegamat (observer).Dalam hal ini timbul tanya jawab antara penelitidan guru yang mengajar dengan observer gunamenemukan masalah yang timbul untukkemudian diadakan perbaikan-perbaikan. Didalam refleksi juga terdapat saling mencocokkanaspek-aspek manakah dari lembar pengamatanyang belum dan yang sudah dilaksanakan atausudah dilaksanakan namun belum maksimal.Dari hasil verifikasi tersebut ditemukankekurangan atau penyebab kurang berhasilnyaputaran siklus pertama, sehingga perludiadakan perencanaan dan tindakan berikutnya.

Selain itu pada putaran pertama dilakukantes hasil belajar dengan jumlah siswa yangmencapai target 7,5 adalah enam orang, makadilakukan revisi untuk melanjutkan pada sikluskedua. Revisi yang dilakukan: (1) memberikanpengertian kepada guru tentang pentingnyapenjelasan mengamati bagian-bagian tumbuhansecara rinci kepada siswa agar siswa dapatmemahami dengan benar apa yang harusdikerjakan. Terbukti dengan wawancara singkatdengan siswa agar guru menjelaskan lebih rincitentang cara mengamati bagian-bagiantumbuhan, (2) menggunakan media yang lebihvariatif agar siswa dalam belajar tidak merasabosan, (3) guru membimbing siswa dalammenyimpulkan hasil dari kegiatanpembelajaran. Penyimpulan bersama ini pentingagar siswa mempunyai satu pemahaman yangsama tentang bagian-bagin dari tumbuhan, (4)mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatanpembelajaran. Dari tes hasil belajar sikluspertama baru enam orang yang memperoleh nilai7,5. Oleh karena itu pada siklus kedua perludiperlukan perbaikan agar hasil belajar lebihmeningkat.

1. Siklus Keduaa. Perencanaan dan TindakanSiklus kedua dalam peneltian tindakan kelasini dilaksanakan sebagai tindak lanjut darisiklus pertama. Berdasarkan revisi sikluspertama, pada siklus kedua peneliti dan observermemfokuskan perhatian pada aktivitas guruyang kurang atau tidak dilakukan pada sikluspertama. Pada siklus kedua materi pembelajaranyang dibelajarkan adalah bagian-bagiantumbuhan (akar). Dalam proses pembelajaranguru kelas memperlihatkan beberapa tumbuhanyang memiliki akar yang diambil dari

Page 52: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

45Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

2sulkiSMBPamaleSuruGsativitkA.3lebaT

oN uruGsativitkAnagnareteK

aY kadiT

1 narajalebmepialumeMnadsatilisafatanemnagned

rajalebrebmus

V

2 narajalebmepnakanaskaleMlisahrotakidninagnediauses

nakparahidgnayrajaleb

V

3 narajalebmepnakanaskaleMlisahrotakidninagnediauses

nakparahidgnayrajaleb

V

4 tala,aidemnakanuggneMnagnediausesnarajalebmep

rotakidni

V

5 maladgnibmibmeMnaigab-naigabitamagnem

atrseb)nuad(nahubmutaynisgnuf

V

6 nadgnibmibmeMnakgnabmegnem

maladawsisnalipmaretek/nakkopmolegnem

-naigabisakifisalkgnem)nuad(nahubmutnaigab

V

7 maladawsisgnibmibmeMnataigeknaklupmiynem

narajalebmep

V

8 sniaspesnoknakitkubmeMnamalagnepiulalemgnaykejbopadahret

irajalepid

V

9 natabilreteknaktakgnineMnamalagnepiulalemawsis

iagabrebnagnedrajalebnataigek

V

lingkungan sekitar, lalu guru menjelaskanbagian-bagian akar tersebut beserta fungsinya.Hasil akhir belajar yang diharapkan adalahsiswa mampu mendeskripsikan danmengklasifikasikan bagian-bagian akar denganbenar sesuai fungsinya. Berikut ini disajikanpengamatan aktivitas guru selama Proses BelajarMengajar pada siklus kedua seperti terlihat padatabel 3.

Berdasarkan tabel 3, masih ada 2 aktivitasguru yang tidak dilakukan pada siklus keduayaitu: (1) tidak membimbing siswa dalammenyimpulkan (2) tidak meningkatkanketerlibatan siswa melalui pengalaman belajardengan berbagai kegiatan. Sedangkan aktivitassiswa selama Proses Belajar Mengajar disajikanpada tabel 4.

Terlihat dari tabel di atas bahwa hasilpengamatan terhadap aktivitas siswa selamaPBM yang menunjukkan prosentase terkecil adapada aspek komunikasi sebesar 67.5 %,sedangkan yang terbesar yaitu aspek motivasisebesar 78.3 %. Setelah siklus selesai dilakukanwawancara singkat dengan siswa. Dari hasilwawancara singkat diperoleh gambaran bahwasemua siswa merasa senang dan termotivasi,namun mereka belum merasa puas karena ketikapembelajaran berlangsung guru: (1) tidakmembimbing siswa dalam menyimpulkan hasilkegiatan pembelajaran, (2) tidak meningkatkanketerlibatan siswa melalui pengalaman belajardengan berbagai kegiatan.Dengandemikianhasil belajar sains mereka belum sesuai denganyang mereka harapkan. Hal ini tampak daricuplikan wawancara dengan salah seorangsiswa berikut ini.Peneliti : ”Apakah kamu sudah paham tentang

jenis-jenis akar ?”Siswa : ”Sudah, Bu !”Peneliti:”Bagaimana tanggapanmu tentang

pembelajaran yang telah kamu ikuti?”Siswa : ”Asyik, Bu! Tapi bagaimana kalau kami

diberi contoh pohon yang lebih banyaklagi agar kami tahu lebih banyaktentang bagian-bagian tumbuhanlainnya”.

MBPamaleSawsiSsativtkA.4lebaT2sulkiSadap

oN itamaiDgnaykepsA esatnesorP

1 nalipmareteK 7.67

2 isatpadA 2.47

3 isakinumoK 5.76

4 sativitaerK 5.27

5 isavitoM 3.87

atar-ataR 38.37

Page 53: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

b. RefleksiSetelah peneliti melaksanakan kegiatanpembelajaran dengan diamati observer makapeneliti, guru yang mengajar dan observerbersama-sama melakukan refleksi. Dalam prosesrefleksi diadakan diskusi bersama dengan acuanhasil tes serta hasil pengamatan yang dilakukanpegamat (observer). Dalam hal ini timbul tanyajawab antara peneliti dengan observer gunamenemukan masalah yang timbul untukkemudian diadakan perbaikan-perbaikan.

Di dalam refleksi juga terdapat salingmencocokkan aspek-aspek manakah darilembar pengamatan yang belum dan yang sudahdilaksanakan atau sudah dilaksanakan namunbelum maksimal. Dari hasil verifikasi tersebutakan ditemukan kekurangan atau penyebabkurang berhasilnya putaran siklus kedua,sehingga perlu diadakan perencanaan dantindakan berikutnya.

Berdasarkan kelemahan, kendala, dan tesakhir siklus kedua yang belum sesuai dengantarget, maka dilakukan revisi untuk melanjutkanpada siklus ketiga. Revisi yang dilakukan, (1)guru membimbing siswa dalam menyimpulkanhasil dari kegiatan pembelajaran. Penyimpulanbersama ini penting agar siswa mempunyai satupemahaman yang sama tentang bagian-bagiandari tumbuhan, (2) mendorong siswa untuk aktifdalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil sikluskedua dengan berbagai kekuranganya tersebutakhirnya diperoleh nilai 7,5 sebanyak tujuh belasorang, tetapi target belum tercapai. Oleh karenaitu pada siklus ketiga diperlukan perbaikan agarhasil belajar lebih meningkat.

1. Siklus ketigaa. Perencanaan dan TindakanSiklus ketiga dalam penelitian tindakan kelasini dilaksanakan sebagai tindak lanjut darisiklus kedua. Berdasarkan revisi siklus kedua,pada siklus ketiga, guru memfokuskan perhatianpada aktivitas guru yang kurang atau tidakdilakukan pada siklus kedua. Pada siklus ketigamateri pembelajaran yang dibelajarkan adalahbagian-bagian tumbuhan (batang). Dalam siklusini, sesuai permintaan siswa, guru membawabeberapa macam contoh tanaman berbeda.

Berikut ini disajikan hasil pengamatanaktivitas guru selama Proses Belajar Mengajarpada siklus ketiga terlihat pada tabel 5.Berdasarkan tabel 5, semua aktivitas guru yangkurang dilakukan pada siklus pertama dankedua, sudah dilakukan pada siklus ketiga.Sedangkan akivitas siswa selama proses belajarmengajar disajikan pada tabel 6.

Terlihat dari tabel di bawah, hasil pengamatanterhadap aktivitas siswa selama PBM secarakeseluruhan meningkat. Setelah siklusberlangsung selesai, dilakukan wawancarasingkat dengan siswa dan dari hasil wawancarasingkat diperoleh gambaran bahwa semua siswamerasa senang dan puas dengan penggunaanlingkungan sebagai sumber belajar. Dengandemikian hasil belajar sains mereka sudahsesuai dengan yang mereka harapkan.

3sulkiSMBPamaleSuruGsativitkA.5lebaT

oN uruGsativitkAnagnareteK

aY kadiT

1 narajalebmepialumeMnadsatilisafatanemnagned

rajalebrebmus

V

2 narajalebmepnakanaskaleMlisahrotakidninagnediauses

nakparahidgnayrajaleb

V

3 narajalebmepnakanaskaleMlisahrotakidninagnediauses

nakparahidgnayrajaleb

V

4 tala,aidemnakanuggneMnagnediausesnarajalebmep

rotakidni

V

5 maladgnibmibmeMnaigab-naigabitamagnem

atrseb)nuad(nahubmutaynisgnuf

V

6 nadgnibmibmeMnakgnabmegnem

maladawsisnalipmaretek/nakkopmolegnem

-naigabisakifisalkgnem)nuad(nahubmutnaigab

V

7 maladawsisgnibmibmeMnataigeknaklupmiynem

narajalebmep

V

8 sniaspesnoknakitkubmeMnamalagnepiulalemgnaykejbopadahret

irajalepid

V

9 natabilreteknaktakgnineMnamalagnepiulalemawsis

iagabrebnagnedrajalebnataigek

V

Page 54: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

47Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

MBPamaleSawsiSsativtkA.6lebaT3sulkiSadap

oN itamaiDgnaykepsA esatnesorP

1 nalipmareteK 5.78

2 isatpadA 3.38

3 isakinumoK 7.19

4 sativitaerK 0.09

5 isavitoM 0.59

atar-ataR 05.98

Hal ini tampak dari cuplikan wawancaradengan salah seorang siswa berikut ini.Peneliti : ”Kamu sudah paham tentang bagian-

bagian tumbuhan ?”Siswa : ”Ya, Bu !”Peneliti : ”Sukakah kamu dengan pembelajaran

yang telah kalian ikuti?”Siswa : ”Suka Bu, karena melalui lingkungan

kita jadi lebih memahami sains.”

b. RefleksiSetelah observer selesai mengadakanpengamatan dan guru yang mengajar selesaimengadakan tindakan, kemudian secarabersama diadakan refleksi (merenungkankembali apa yang telah di lakukan saatmelaksanakan KBM). Sebanyak tiga puluh orangtelah memperoleh nilai 7,5 pada siklus III ini.Oleh karena pencapaian target hasil belajar telahmelampaui hasil yang ditetapkan maka siklusdiakhiri.

Analisis Data Hasil Penelitian

Setelah melakukan evaluasi baik proses maupunhasil belajar sains dilakukan analisis data.Adapun analisis hasil belajar dapat dilihat padatabel 7 dan gambar 2.

sniaSrajaleBlisaH.7lebaTtegraTnaiapacnePnakrasadreB

oN sulkiSnaiapacnePhalmuJ

gnaytegraT5,7ialiNhelorepmeM

1 amatreP gnaro6

2 audeK gnaro71

3 agiteK gnaro03

Interpretasi Hasil Analisis danPembahasan

Siklus PertamaDari hasil analisis data pada siklus pertama nilai7,5 baru dicapai oleh enam orang, sedangkanpada siklus kedua tujuh belas orang, sehinggaterdapat peningkatan hasil belajar siswadibandingkan siklus pertama, namunperubahan tersebut belumlah mencapai target.Dari hasil evaluasi terlihat pada siklus pertamauntuk aspek keterampilan dan adaptasi dalampembelajaran masih kurang baik. Hal inidisebabkan karena pada siklus pertama siswabelum terbiasa beradaptasi denganlingkungannya dalam mengenali bagian bagiantumbuhan. Sesuai dengan perencanaantindakan penelitian dilanjutkan pada siklus kedua.

Siklus KeduaDari hasil analisis data pada siklus kedua nilai7,5 baru dicapai oleh tujuh belas orang, sehinggaterdapat peningkatan hasil belajar siswadibandingkan siklus pertama, namunperubahan tersebut belumlah mencapai target.Sesuai dengan perencanaan tindakan penelitiandilanjutkan pada siklus ketiga.

Siklus KetigaDari hasil analisis data pada siklus kedua nilai7,5 baru dicapai oleh tujuh belas orang,sedangkan pada siklus ketiga sudah dicapaioleh tiga puluh orang sehingga terdapatpeningkatan hasil belajar siswa dibandingkansiklus kedua. Pada siklius ketiga ini baik aspekproses maupun hasil belajar terlihat kenaikanyang cukup fantastis. Lingkungan sekitarsebagai sumber belajar dalam penelitian initernyata cukup membantu peningkatan hasil

6

17

30

0

5

10

15

20

25

30

35

I II IIISiklus

Penc

apai

an T

arge

t

Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Berdasarkan Pencapaian Target

Page 55: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

belajar siswa pada pembelajaran sains.Pembelajaran sains dengan memanfaatkanlingkungan sekitar sebagai sumber belajar,membawa siswa untuk berinteraksi langsungdengan lingkungan, sehingga lebih aktif dankreativitas selama kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil yang diperoleh padasiklus ketiga, peneliti dan kolaboratormenyimpulkan bahwa tindakan kelas ini sudahcukup pada siklus ketiga.

Hasil Pengamatan Proses Belajar

Kesimpulan, Implikasi dan Saran

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahanyang telah diuraikan, dapat dikemukakankesimpulan sebagai berikut.1. Pendekatan pemanfaatan sumberdaya alam

hayati yang ada di lingkungan sekitarsebagai sumber belajar dapat meningkatkanaktivitas siswa dan guru dalampembelajaran. Rata-rata aktivitas prosesbelajar siswa menunjukkan 62.67% padasiklus pertama, siklus kedua 73.83% danpada siklus ketiga sebesar 89.50%.

2. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dandaya ingat siswa bertahan lebih lama karenasiswa terlibat secara langsung dengan materipelajaran melalui sumberdaya alam hayatiyang ada di lingkugan sekitar sebagaisumber belajar.

3. Hasil penelitian mrembuktikan bahwapemanfaatan sumberdaya alam hayati yangada di lingkungan sekitar sebagai sumberbelajar dapat mendorong aktifitas siswadalam kegiatan belajar mengajar. Olehkarena itu pendekatan pemanfaatan

sumberdaya alam hayati yang ada dilingkungan sekitar dapat digunakan sebagaisalah satu alat bantu dalam prosespembelajaran IPA untuk meningkatkanhasil belajar IPA.

ImplikasiImplikasi hasil ini adalah bahwa pendekatanpemanfaatan sumberdaya alam hayati yang adadi lingkungan sekitar dapat dijadikan salah satupendekatan yang digunakan untuk

meningkatkan hasil belajarsiswa Sekolah Dasar.

SaranBerdasarkan kesimpulandan implikasi hasilpenelitiani ini, makapeneliti menyampaikansaran sebagai berikut.1. Agar guru mau mema-nfaatkan sumberdaya alamhayati yang ada dilingkungan sekitar sebagaisumber belajar dalam

pembelajaran sains guna meningkatkanhasil belajar siswa.

2. Selain sumberdaya alam hayati yang ada dilingkungan sekitar sebagai sumber belajarhendaknya di kaji sumber-sumber belajaryang lain dalam upaya peningkatan hasilbelajar siswa khususnya pelajaran sains diSD.

Daftar Pustaka

Abror, Abd. Rachman. (1993). Psikologipendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana

Alwasilah, Chaedar. (2000). Perspektif pendidikanbahasa Inggris di Indonesia dalam kontekspersaighan global. Bandung: Andira

Aly, Abdullah dan Rahma, Eny. (1992. Ilmualamiah dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Darmodjo, Hendro dan Kaligis, Jenny R.E.(1993). Pendidikan IPA II. Jakarta:Depdikbud Ditjen Dikti, ProyekPembinaan Tenaga Kependidikan

Depdikbud RI. (1994). Kurikulum pendidikandasar. Jakarta: Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar danpembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

rajaleBsesorPataD.8lebaT

sulkiSawsiSsativitkA

nalipmareteK isatpadA isakinumoK sativitaerK isavitoM

amatreP %7.65 %5.76 %8.26 %8.56 %8.06

audeK %7.67 %2.47 %5.76 %5.27 %3.87

agiteK %5.78 %3.38 %7.19 %0.09 %0.59

paitesnatakgninepimalagnemkepsapaitesnahurulesekaraceSgnusgnalrebsulkis

Page 56: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

49Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Peningkatan Hasil Belajar Sains

Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum2004: Standar kompetensi mata pelajaransains. Jakarta: Departemen PendidikanNasional

Dirdjosoenmitro, Soendjoyo. (1991). PendidikanIPA I. Jakarta: Depdikbud PPTKPerguruan Tinggi

Ganjar, Achmad dan Arief, Anisyah. (1999).Pedoman pembinaan pendidikankependudukan dan lingkungan hidup disekolah. Jakarta: Depdiknas

Hamalik, Oemar. (1990). Kurikulum danpembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto, Ngalim. (1975). Terjemahan dalam .Psikologi pendidikan. Bandung: RemajaRosda Karya

Iskandar, Srini. M. (1997). Pendidikan ilmupengetahuan alam. Jakarta: Depdikbud RI

Jasin, Maksoen. (1988). Ilmu alamiah dasar.Surabaya: Bina Ilmu

Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian tindakankelas. Depdikbud Dirjen Dikti ProyekPGSD

Natawijaya, Rochman dan Moesa, H.a. Moein.(1992). Psikologi pendidikan. Jakarta:Depdikbud Ditjen Dikti, ProyekPembinaan Tenaga Kependidikan

Nawawi, Hadari. (1981). Pengaruh hubunganmanusiawi di kalangan murid terhadapprestasi belajar di Sekolah. Yogyakarta.IKIP Yogyakarta

Sudono, Anggani. (2000). Sumber belajar dan alatpermainan untuk pendidikan usia dini.Jakarta: Grasindo

Suherman, Eman dkk. (2003). Strategipembelajaran matematika kontenporer.Bandung: UPI

Sujana, Nana. (1998). Tori-teori dan pembelajaran.Jakarta: Universitas Indonesia

Sumaji, dkk. (1998). Pendidikan sains yanghumanis. Yogyakarta: Kanisius

Surahmad, Winarno. (1980). Pengantar penelitianIlmiah. Bandung: Tarasito

Suryabrata, Sumadi. Psikologi pendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia.(1995). Kamus besar bahasa IndonesiaJakarta: Balai Pustaka

----------. (2000). Dasar-dasar proses belajar mengajar.Bandung: Sinar baru Algensindo

----------. (1979). Metodologi pengajaran nasional.Jakarta: Jemmers

----------. (2004). Standar kompetensi Sekolah Dasardan Madrasah Ibtidaiyah . Jakarta:Binatama Raya

Page 57: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

Teknologi yang Berwajah Humanis

Yusufhadi Miarso *)

*) Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Jakarta

Opini

eknologi pada hakikatnya melekat pada kehidupan manusia mulai dari teknologi yang palingsederhana sampai pada yang paling canggih. Teknologi dapat diartikan sebagai proses yangmeningkatkan nilai tambah, produk yang digunakan dan/atau dihasilkan dalam proses dansistem di mana proses dan produk merupakan bagian integral. Perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi di bidang pendidikan dewasa ini tetap memperhatikan dan mengutamakankepentingan peserta didik dengan berbagai karakteristiknya. Oleh karena itu, teknologi pendidikandapat dikatakan sebagai perkembangan yang logis dan rasional dari didaktik dan metodik. Dengandemikian teknologi informasi dan komunikasi yang diterapkan dalam pendidikan dan pembelajaranadalah teknologi yang berwajah humanis.

Kata kunci : Pendidikan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, humanis

Technology intrinsically sticks at human life to start from the simplest to the most saphisticatedtechnology. Technology can be interpreted as a process of increasing value and as a productyielded from the process, or it can be also understood as a system in which the process and theproduct become an integrated component. The development of information and communicationtechnology in education these days remains to pay attention to and major importance of the learnerswith their various characteristics. Education technology can be viewed as the rational developmentfrom pedagogy. Thereby information and communication technology applied in education is technologybased on humanism.

Abstrak

T

Pendahuluan

Masih banyak orang memandang teknologidengan kecurigaan. Perkembangan teknologiyang begitu pesat, dipandang sebagai suatuancaman yang dapat mengganggu harkatmanusia. Padahal sebenarnya sejak awalperadaban telah ada teknologi, meskipun istilah“teknologi” belum digunakan. Pada awalperadaban misalnya, manusia menemukan apiantara lain untuk memasak makanan; makanandipanggang di atas api kayu bakar. Kemajuanperadaban kemudian dilakukan pemang-gangan dengan api arang, dengan api komporminyak tanah, kompor gas, kompor listrik danoven microwave.

Proses tersebut berkembang sesuai denganberkembangnya budaya manusia. Misalnya sajapada zaman batu atau neolitik kehidupanmenyatu dengan alam. Segala sesuatutergantung pada apa yang tersedia di alamsekitar. Pemukiman tidak bersifat menetap,melainkan berpindah-pindah ke tempat dimanatersedia bahan makanan. Usaha bercocok tanamatau pertanian belum berkembang; caramendapat makanan adalah dengan mencarinyadari hutan dan berburu binatang. Cara untukhidup dengan sendirinya juga berkembang.Dalam bercocok tanam kecuali alat diperlukanjuga bibit yang baik, pupuk, air dan sinarmatahari yang cukup dsb. Jelaslah bahwa sejakzaman batu telah ada “teknologi” (proses) yangmenggunakan alat maupun yang tidak.

Page 58: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

51Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

Proses dan sarana yang dikembangkan olehpara pendahulu kita, menunjukkan bahwakelangsungan hidup tidak menggantungkan diripada takdir, nasib atau tradisi. Mereka berusahauntuk mengembangkan kemampuannya agardapat memenuhi kebutuhan yang senantiasaberkembang. Usaha tersebut dikembangkanberdasarkan keyakinan tentang nilai-nilaikebenaran tentang manusia sebagai pribadi, dankeselarasan hubungannya dengan lingkungan.Nilai-nilai ini kemudian berkembang sebagaifilsafat hidup, yang antara lain mengungkapharkat dan martabat manusia dalam lingkunganhidup.

Pengertian TeknologiIstilah “teknologi” adalah bentukan dari istilahawal “techne” (Latin) yang berarti cara atauproses. Cara itu bermacam-macam, ada yangmenggunakan alat atau sarana, dan ada yangtidak menggunakannya. Menurut IskandarAlisyahbana, sebagai seorang teknolog,teknologi telah dikenal manusia sejak jutaantahun yang lalu, karena dorongan untuk hidupyang lebih nyaman, lebihmakmur dan lebihsejahtera. Teknologididefinisikan sebagai“cara melakukan sesuatuuntuk memenuhi kebu-tuhan manusia denganbantuan alat dan akal,sehingga seakan-akanmemperpanjang, mem-perkuat atau membuatlebih ampuh anggotatubuh, pancaindera dan otak manusia”. (1980:71).Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967:xxv),sebagai seorang sosiolog, teknologi diberi artisebagai “keseluruhan metode yang secara rasionalmengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiapbidang kegiatan manusia.” Baiquni (1979:49),seorang fisikawan, mengartikan teknologisebagai “hasil penerapan sistematik dari sains, yangmerupakan himpunan rasionalitas insani kolektif,untuk memanfaatkan hidup dan mengendalikangejala-gejala di dalam proses produktif yangekonomis”.

Rohaniwan Romo Mangun (Y.B.Mangunwijaya; 1983) mengutip pendapat JohnKenneth Galbraith yang memberi arti teknologisebagai “penerapan sistematis dari pengetahuanilmiah atau pengetahuan yang teratur untuk tugas-tugas yang praktis”. Sumitro Djojohadikusumo

yang juga dikutip Romo Mangun, mengartikanhakikat teknologi sebagai “pengetahuan yangsistematik disertai dengan penerapan hasilpengetahuan sebagai kegiatan dalam perkembanganmasyarakat .” Sedangkan Finn (1972:145)“Teknologi mencakup proses, sistem, pengelolaan danmekanisme kontrol, baik yang menyangkut manusiamaupun bukan manusia, dan lebih dari itu adalahmerupakan suatu cara memandang permasalahanditinjau dari sudut kepentingan dan kesulitan dalampemecahannya “

Teknologi merupakan sistem yangdiciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuantertentu. la merupakan perpanjangan darikemampuan manusia. la dapat kita pakai untukmenambah kemampuan kita menyajikan pesan,memproduksi barang lebih cepat dan.lebihbanyak, memproses data lebih banyak,memberikan berbagai macam kemudahan, sertauntuk mengelola proses maupun orang.Teknologi sebagai produk ciptaan manusiatergantung bagaimana manusia merancangnya,memanfaatkannya, dan menerimanya.Teknologi yang berhasil memperingan kerja

badan manusia, di lainpihak dapat menye-babkan penganggurandan kejemuan kerja.

Teknologi, karenasifatnya, mencampuri( m e n g i n t e r v e n s i )urusan manusia deng-an lingkungan-nya,serta secara konseptualmencampuri perananorang dalam dunianya.

Keberhasilan atau kegagalan orang dalam duniayang digelutinya dapat disebabkan olehteknologi yang dipakai atau dihadapinya. Jadinilai segala bentuk teknologi tergantung padakegunanaannya bagi umat manusia sertaakibatnya bagi diri dan lingkungannya.

Dengan mengambil analogi dari bidangindustri barang dan jasa, dapat kita ketahuibahwa penerapan teknologi telahmemungkinkan produksi lebih banyak, dengankualitas yang lebih baik, dan biaya satuanproduksi yang lebih rendah. Namun hal itudicapai secara kolektif (tidak individual),dengan adanya pembagian tanggung jawab,diversifikasi peranan, perencanaan yangcermat, yang semuanya mengacu pada totalitasproduksi yang lebih ekonomis dan lebihberkualitas. Memang perkembangan itu juga

Jadi nilai segala bentukteknologi tergantung padakegunaannya bagi umat

manusia serta akibatnya bagidiri dan lingkungannya.

Page 59: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

membawa korban dengan digantikannya tenagakerja manusia yang kurang efisien denganmesin. Namun perlu diingat bahwa tenaga kerjayang digantikan itu adalah yang kurang serasidengan keseluruhan proses produksi dan yangsecara ekonomis kurang bermanfaat untukdilatih ulang.

Kesimpulan dari pembahasan di atasmenunjukkan bahwa pengertian teknologiadalah :1. Proses yang meningkatkan nilai tambah2. Produk yang digunakan dan/atau diha-

silkan dalam proses3. Sistem dimana proses dan produk

merupakan bagian integralPerlu pula ditambahkan bahwa dalam

setiap penerapan teknologi diperlukanpersyaratan sebagai berikut.1. Perlu adanya diversifikasi tanggung jawab

dan bersamaan dengan itu adanyaspesialisasi yang senantiasa ditingkatkan.Sebelum digunakan teknologi masing-masing unit boleh dikatakan mempunyaitanggung jawab yang sama dan seragam,namun setelah digunakan teknologitanggung jawab itu menjadi berbeda.Sejalan dengan perbedaan tanggung jawabitu diperlukan adanya spesialisasi yangsemakin lama semakin tajam.

2. Perlu ada koordinasi yang baik dalamartian waktu dan gerak. Ada hubunganantar komponen, ada kesinambungandalam tatakerja, dan ada ketergantungansatu sama lain. Dengan koordinasi yangbaik, maka pengawasan dapat pula ,dilakukan dengan baik. Mata rantai yangkurang berfungsi dapat segera diketahuidan dilakukan perbaikan terhadapnya.Koordinasi ini makin mengarah pada skalayang lebih besar dan lebih kompleks.

3. Perlu adanya disiplin yang tinggi, terlebih-lebih disiplin internal yang didasarkanpada rincian tugas dan tanggung jawabyang telah ditentukan dan/atau telahdisepakati. Disiplin ini pada awalnyamungkin perlu dipaksakan dari luar, ataudilakukan dengan pengawasan yang ketat.Pengawasan ini terus diperlukan meskipuntelah terbentuk disiplin internal, namundengan tingkat keketatan yang berbeda.

4. Perlu adanya pengelolaan yang lebihterbuka dan tidak birokratis. Ciripengelolaan ini adalah berkurangnya

hirarki, bertambahnya ketangkasan,pendelegasian wewenang lebih besar,ketergantungan lebih besar pada informasi,dan bertambahnya kreativitas dan inovasi.Butir-butir tersebut di atas tidak merupakan

daftar yang tuntas, lagipula tidak merupakanbutir-butir lepas yang berdiri sendiri, melainkansaling berkaitan dan ada kalanya tumpangtindih. Teknologi memang telah menghasilkanperubahan sosial. Meskipun demikian teknologiitu tidak dapat dituntut tanggung jawabnyabila terjadi sesuatu akibat negatif; manusiapengguna teknologilah yang harus bertanggungjawab.

Perkembangan teknologi, terutama teknologielektronik, menurut Ashby (1972 : h.9-10) telahmemicu terjadinya revolusi yang ke empat dalambidang pendidikan. Teknologi elektronik yangmenonjol adalah radio, televisi, tape recorder &player; teknologi ini berhasil menembus batasgeografi, sosial, dan politis secara lebih intensdaripada media cetak yang merupakan cirirevolusi ketiga. Mungkin dapat dikatakansekarang ini perkembangan tenologi informasitelah menimbulkan revolusi yang kelima.

Teknologi yang berkembang sangat pesatsekarang ini adalah teknologi informasi yangkemudian bersinergi dengan teknologikomunikasi menjadi TIK (Teknologi Informasidan Komunikasi = ICT) atau telematika. Awalperkembangan teknologi informasi dapatdiruntut dari prediksi Charles Babbage (1791-1871) seorang matematikawan Inggris yangmengembangkan suatu mesin analitikal(analytical engine) pada tahun 1823 yangdiharapkan mampu melakukan segala macamkomputasi secara mekanik. Pengembanganmesin itu tidak sampai selesai karena pemerintahInggris menghentikan bantuan pendanaannya.(Sullivan, 1986: h.409-490). Babbage pada tahun1868 telah memprediksi bahwa suatu waktunanti segala informasi dapat disajikan denganangka. Baru sekitar tahun 1950 kemudianditemukan sistem bilangan biner (binary number)yang hanya mengenal angka nol (0) dan satu (1), yang selanjutnya dikenal dengan “bit” (binarydigit). Dalam memori mesin pengolah elektronik(yang sekarang disebut komputer) angka nol

Perkembangan Teknologi

Page 60: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

53Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

menunjukkan sambungan terbuka atau mati,dan angka satu menunjukkan sambungantertutup atau hidup.

Komputer generasi pertama dikembangkanoleh Mauchly dan Eckert dari UniversitasPennsylvania berdasarkan desain yang dibuatoleh Atanasoff dari Iowa Stet College. Komputerini yang disebut ENIAC (Electronic NumericalIntegrator and Calculator) berbobot 30 ton,menempati ruang seluas 9 x 15 m, danmemerlukan catu daya sebesar 100 kw. (Sullivan,186: h. 491). Ukuran komputer mengecil menjadikomputer meja (desktop), komputer pangkuan(laptop), dan sekarang seukuran telapak tangan(palmtop). Beratnya turun menjadi puluhankilo,ke kilo, dan gram.

Kemampuan untuk menyimpan memoriberkembang dengan sangat pesat. Perkembangankapasitas memori komputer telah mengikutiperkembangan memori otak manusia. Otakmanusia menurut Griffitt seperti dikutipRakhmat (1986:78) terdiri atas sejumlah besarneuron yang mempunyai kapasitas rata-ratauntuk menyimpan memori sebanyak 100 triliunbit (1021). Sementara perkembangan komputertelah mampu menyimpan memori sebesar 10trillun bita (terabita=terabyte). MikroprosesorIntel Pentium IV yang diluncurkan pada tahun1999 mampu mengantikan kapasitan 55 jutatransistor. Intel Itanium 2 yang di produksi tahun2002 mampu menyimpan memori setara 13milyar transistor. Bukan tidak mungkin dalamlima tahun mendatang kemampuan komputertersebut sudah dapat menyamai kapasitas otakmanusia.

Demikian juga kecepatan dalam memprosesinformasi berkembang dengan pesat. Kalaukomputer generasi pertama dulu hanya mampumengolah pejumlahan sebanyak 5.000 data perdetik, maka sekarang ini komputer sudahmampu mengolah data satu juta bita dalamwaktu sepermilyar detik (nanoseconds). KomputerDeep Blue beberapa tahun yang lalu telah mampudigunakan bermain catur dan mengalahkanjuara catur dunia Kasparov. Komputer telahdikembangkan sehingga mampu berpikir,mampu menampilkan suara, gerakan dan warnaseindah aslinya.

Perkembangan teknologi informasi tersebutbersinergi dengan perkembangan teknologikomunikasi dan elektronik. Satelit komunikasidengan orbit sinkron telah dioperasikan padatahun 1972. Indonesia merupakan negara keduadi dunia setelah Kanada, yang mempunyai

satelit komunikasi domestik pada tahun 1975,atau negara berkembang pertama yangmempunyai satelit komunikasi domestik. Tujuanpertama penggunaan satelit komunikasidomestik tersebut berdasarkan pidatokenegaraan Presiden Soeharto pada tahun 1975adalah untuk keperluan penyebaran danperluasan pendidikan ke seluruh pelosok tanahair. (Soeharto,1975). Dengan satelit komunikasitersebut memang dimungkinkan penyebaranpesan dan informasi melalui radio, televisi,telepon dll. Perkembangan jaringan satelittersebut diperkuat lagi dengan jaringan terestrialdan kabel serat optik di darat maupun bawahlaut.

Pemerintah Indonesia telah mensinergikanperkembangan teknologi tersebut dengandikembangkannya kebijakan jaringan dansistem informasi Nusantara 21 pada tahun 1996,dengan koordinasi pada Departemen Pos,Pariwisata, dan Komunikasi. Setahun kemudiankebijakan itu ditingkatkan menjadi TelematikaIndonesia yang dikoordinasikan oleh MenteriKoordinator Perindustrian. Sekarang iniberdasarkan Keppres No.20 Tahun 2006,dibentuk Dewan Teknologi Informasi danKomunkasi Nasional (DeTIKNas) yang diketuaioleh Presiden RI, Wakil Ketua MenkoPerekonomian, dan Ketua Harian MenteriKomunikasi dan Informasi. Dewan tersebutbertugas untuk merumuskan kebijakan umumdan arahan stategis pembangunan nasionalmelalui pendayagunaan TIK. DeTIKNasbertugas menyiapkan cetak biru dan petatindakan (roadmap) TIK Indonesia gunamenentukan arah perkembangan yang harusditempuh untuk mewujudkan masyarakatIndonesia berbasis pengetahuan (knowledgesociety) pada tahun 2025.

Humanisme merupakan filsafat hidup yangpada intinya adalah memanusiakan manusia,yaitu yang mempunyai komitmen untukterwujudnya manusia seutuhnya meliputisemua aspek perkembangan posiitif pribadiseperti cinta, kreativitas, makna, dan sebagainya.Setiap pribadi mempunyai kemampuan dantanggungjawab atas kehidupannya yangmengarah pada kepentingan kemanusiaan.Pandangan humanis seperti dikemukakan olehRogers (1969,hh.486,488) adalah bahwa : 1)

Wajah Humanis

Page 61: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

setiap manusia hidup sebagai pribadi dalamdunianya sendiri, dan mencari maknaberdasarkan pemikiran dan pengalamannya; 2)manusia berusaha untuk mengaktualisasikandirinya dengan mempertahankan keakuannya;3) realitas yang ada dalam lingkungannyaditanggapi dengan cara dan prinsip yang sesuaidengan dirinya; 4) pandangan hidupnyaberkembang berdasarkan pada hasil penalaran,perasaan dan pengalaman.

Organisasi Humanis Amerika (AmericanHumanist Organization) mempunyai manifestoyang menegaskan pandangan mereka tentangmanusia dan hidupnya sebagai berikut : 1)pengetahuan mengenai dunia diperoleh melaluiobservasi, eksperimentasi, dan analisis rasional;2) manusia merupakan bagian integral darialam, dan karena itu menghadapi tantanganmasadepan yang tidak menentu; 3) nilai-nilaietis didasarkan pada kebutuhan dan minat, danyang teruji dalam kehidupan denganberpartisipasi dalam pelayanan kemanusiaan;4) manusia merupakan makhluk sosial danmenemukan makna kehidupan melaluihubungan kebersamaan; 5) berkarya untukkesejahteraan masyarakat akan memaksimalkankebahagiaan (http://www.americanhumanist.org/3/Humandits Aspiration.htm).Humanis peduli dengan kesejahteraan semuamahkluk, komitmen pada keragaman, danmenghargai mereka yang mempunyaipandangan yang berbeda.

Berdasarkan pengertian tentang humnisme,maka dapat dikatakan bahwa pendidikan yanghumanis adalah berfokus pada peserta-didik,yaitu yang menghargai keragaman karakteristikmereka, berusaha mengembangkan potensimasing-masing dari mereka secara optimal,mengembangkan kecakapan hidup untuk dapathidup selaras dengan kondisi pribadi danlingkungan, memberikan bantuan untukmengatasi kesulitan pribadi termasuk belajar,serta dengan menggunakan berbagai cara untukmengetahui dan menilai kemajuan belajarmereka masing-masing.

Sebenarnya konsep pendidikan yangbercirikan humanis telah cukup banyakdikemukakan oleh para pendidik. Beberapatokoh pendidikan luar negeri saya tampilkan

bertolak dari tulisan Thompson (1963) sertaOrnstein, Allan C. and Levine (1981) sepertiberikut.

Jan Komensky (Comenius 1592 –1970)seorang pendidik yang berasal dari Moravia,dan memperoleh pendidikan tinggi di Jerman.Komensky berpendapat bahwa : 1) lingkungansekolah harus didasarkan pada prinsippertumbuhan dan perkembangan anak secarawajar, dengan memperbolehkan berbagaikegiatan yang sesuai; 2) pengajaran harusberlangsung dalam suasana yangmenyenangkan, antara lain denganmenggunakan bahasa yang dikenal danmempresentasikan obyek yang dikenal pula.Pendapatnya ini antara lain diwujutkan denganditulisnya bukau Orbis Sensalium Pictus (Duniadalam Gambar). Buku tersebut lebih banyakmerupakan buku pelajaran bahasa, denganmemberikan rangsangan visual berupa gambar(misalnya gambar seseorang sedang memancingikan) dengan penjelasan atas masing-masingobyek dalam gambar tersebut dengan istilahLatin dan bahasa keseharian. Perludiperhatikan bahwa Komensky menekankanpada perlunya ada rangsangan indera untukbelajar.

Johann Pestalozzi (1747 – 1827) adalahseorang pendidik Swiss yang berpendapatbahwa pada hakekatnya semua manusia ituterlahir dengan baik, tetapi dapat rusak tertularoleh masyarakat yang koruptif, yang tercerminantara lain dengan sekolah tradisional yangmembosankan dengan hanya menekankan padapengulangan dan penghafalan. Sekolahtradisional harus dirombak; perombakan iniakan mampu menjembatani perubahan social.Belajar menurut Pestalozzi terjadi karena adanyarangsangan penginderaan. Ia juga berpendapatbahwa pembelajaran harus mengikutiperkembangan alamiah : konkrit ke abstrak,lingkungan dekat ke jauh, mudah ke sukar,gradual dan kumulatif.

Friedrich Froebel (1782 – 1852) merupakanseorang pendidik Jerman yang sangat dikenaldengan konsep pendidikan bagi anak usia diniyang disebut “kindergarten”. Yang agakmengherankan kita adalah bahwa Froebelmemulai karirnya sebagai seorang rimbawan,kimiawan, dan kemudian sebagai kuratormusem, sebelum akhirnya terjun dalam duniapendidikan. Sejalan dengan Pestalozzi, Froebelmenekankan pada perlunya perubahan dalamcara mengajar. Cara mengajar yang sebaiknya

Pendidikan yang Humanis

Page 62: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

55Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

adalah yang berbasis pada aktivitas diri, karenaitu perlu diciptakan dan dikelola lingkunganyang sesuai (termasuk bermain, menyanyi,menggambar, berkarya dsb. pada saat anakmulai mengikuti pendidikan). Selain itupendidikan harus berlangsung denganmemperhatikan harga-diri siswa, dan denganmemberikan contoh mengenai nilai-nilai luhuryang perlu dijunjung.

John Dewey (1859 – 1952) dianggap sebagaiBapak pendidikan Amerika Serikat. Sebelumnya,praktek pendidikan di AS didasarkan padakonsep dan gagasan yang dilahirkan oleh ahli-ahli dari Eropa. Menurut Dewey, pendidikanmerupakan proses sosial dimana anggotamasyarakat yang belum matang (terutama anak-anak) diajak ikut partisipasi dalam masyarakat.Tujuan pendidikan adalah memberikankontribusi dalam perkembangan pribadi dansosial seseorang, melalui pengalaman danpemecahan masalah yang ber-langsung secarareflektif. Dewey juga terkenal dengan metodeilmiah yang dikenal dengan metode reflektif(reflective method). Metode itu berlangsungdengan langkah-langkah berikut : 1) Pemelajar(learner) mempunyai pengalaman langsung dariketerlibatannya dalam suatu kegiatan yangdiminati; 2) Berdasarkan pengalaman tersebutpemelajar mempunyai masalah khusus yangmerangsang pikirannya; 3) Pemelajarmempunyai atau mencari informasi yangdiperlukan untuk memecahkan masalahtersebut; 4) pemelajar mengembangkan berbagaikemungkinan dan solusi tentatif untukmemecahkan masalah; dan 5) Pemelajar mengujikemungkinan dengan jalan menerapkannyauntuk memecakan masalah. Dengan demikianpemelajar akan menemukan sendiri keabsahantemuannya.

Ivan Illich (1926 – 1990) adalah seorangimam Katolik yang semula bertugas membinaumat pastoral warga Puerto Rico di kota NewYork. Ia merupakan kritikus pendidikan yangdianggap radikal. Sewaktu dia bertugas diMexico, dia meluncurkan pendapatnya tentangmasyarakat bebas sekolah (deschooling society).Menurut pendapatnya, selama ini pendidikandi sekolah telah membelenggu perkembanganpribadi dan masyarakat, oleh karena itu kalaumasyarakat mau maju harus dibebaskan darisekolah, masyarakat akan berkembang melaluijaringan belajar. Belajar berlangsung sepanjanghayat, karena itu mitos bahwa belajar hanyaberlangsung di sekolah adalah keliru. Belajar

yang sebenarnya berlangsung lebih banyak diluar sekolah dan tanpa arahan guru. Obyekuntuk pendidikan atau sumber untukmemperoleh pengetahuan adalah perpustakaan,laboratorium, workshops, galeri seni, dan lain-lain dimana ada tempat dan sarana yangmemungkinkan untuk belajar.

Paulo Freire (1921 - 1997) adalah seorangahli pendidikan Brazilia, dan pernah menjabatsebagai sekretaris Departemen Pendidikan KotaSao Paolo. Dalam posisinya itu dia telahberusaha menerapkan teori dan konsep pendi-dikannya, yang banyak menghadapi tantangandari mereka yang berpandangan konservatif.Menurut Freire pendidikan adalah usahamemanusiakan manusia, tujuan pendidikanadalah pem-bebasan yang permanen.Pembebasan permanen ini berlangsung dalamdua tahap : pertama tahap kesadaran akanpenindasan, dan kedua membangunkemantapan dengan aksi budaya yangmembebaskan. Untuk itu semua pihak harusberpartisipasi dalam pendidikan. Freire sangatprihatin dengan makin lebarnya kesenjanganantara yang kaya dan miskin. Sementara itu diamengamati bahwa sekolah telah menjadi elitis,dan terisolasi dengan masyarakat. Prinsip dasarpendidikan menurut Freire adalah belajarbertolak dari realitas yang nyata, kemudiandibawa dalam program pembelajaran, danakhirnya kembali ke realitas nyata denganpraksis baru.

Ki Hajar Dewantara (1889 – 1959) seorangtokoh pendidikan Indonesia yang memprakarsaiberdirinya lembaga pendidikan Taman Siswa.Dia lebih terkenal dengan filsafatpendidikannya “tut wuri handayani, ing madyamangun karsa, ing ngarsa sung tulada”. Dewantaramengklasifikasikan tujuan pendidikan denganistilah “tri-nga” (tiga “nga” – “nga” adalah hurufterakhir dalam abjad Jawa Ajisaka). “Nga”pertama adalah “ngerti” (memahami atau aspekintelektual), “nga” kedua “ngrasa” (merasakanatau aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah“nglakoni” (mengerjakan atau aspekpsikomotorik). Rumusan ini telah dilakukansekitar 20 tahun sebelum Bloom dkk.merumuskan taksonomi tujuan pendidikan yangmeliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.Menurut Dewantara, adalah hak tiap oranguntuk mengatur diri sendiri, oleh karena itupengajaran harus mendidik anak menjadimanusia yang merdeka batin, pikiran dantenaga. Pengajaran jangan terlampau

Page 63: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

mengutamakan kecerdasan pikiran karena halitu dapat memisahkan orang terpelajar denganrakyat.

Mohammad Syafei (1896 – 1969) seorangtokoh pendidikan yang mendirikan sekolahKayutanam di Sumatera Barat. Dasarpendidikan menurut Syafei adalah : berpikirsecara logis dan rasional dan meninggalkancara berpikir mistik dan takhayul; isi pendidikandisesuaikan dengan kebutuhan masyarakat; dankegunaan hasil pendidikan untuk kemajuanmasyarakat. Pendidikan harus berhasilmenanamkan rasa percaya diri dan beranibertanggung jawab. Menurut Syafeimasyarakatlah yang menilai lulusan danmemberikan “ijazah” atau pengakuan, jadi tidakperlu mengikuti aturan pemerintah (zamanpenjajahan Belanda) yang mendidik secara elitisuntuk kepentinganpenjajahan.

T o k o h - t o k o hpendidik tersebut padadasarnya menekankanpada perlunya perhatiankepada masing-masingpeserta didik yangberbeda karakteristik-nya, pembawaannya,keinginannya, danpotensinya. Untuk itumaka keseragaman pendekatan, perlu diubahmenjadi keragaman pendekatan. Teori, konsepdan prinsip pendidikan dari para tokoh yangdiungkap di atas, menunjukkan adanyasejumlah masalah pendidikan yang telah adasejak ratusan tahun yang lalu, perlu mendapatperhatian dengan sungguh-sungguh.

Pembaharuan pendidikan dengandikukuhkan melalui Undang-Undang No. 20hun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,yang kemudian ditindaklanjuti denganpenerbitan peraturan turunan sepert PP No. 19Tahun 2005 Tentang Standar NasionalPendidikan (SNI), dan Peraturan MenteriPendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006Tentang Standar Isi (Permendiknas Standar Isi),telah mengakomodasikan konsep-konsephumanistik ke dalamnya. Salah satu misipendiidikan yang tecantum dalam UU Sisdiknasadalah “membantu dan memfasilitasi anakbangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir

hayat dalam rangka mewujudkan masyarakatbelajar.”

Dalam UU Sisdiknas digunakan sejumlahistilah baru, yang bukan sekedar pergantiannama, melainkan istilah yang mengandungkonsep baru dan dengan sedirinya memuatgagasan dan rujukan baru yang belum adasebelumnya. Misalnya istilah “pembelajaran”dalam UU tersebut dijabarkan lebih lanjut dalamPP SNI yang menegaskan bahwa “pengajaran”yang lebih menitikberatkan peran pendidikdigeser paradigmanya kepada prosespembudayaan dan pemberdayaan peserta didikdengan paradigma “pembelajaran” yangmemberikan peran lebih banyak kepada pesertadidik untuk mengembangkan potensi dankreativitas dirinya yang dibutuhkan bagidirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Prinsip

tersebut dirinci lebihlanjut dalam Permen-diknas Standar Isiyang menegaskanbahwa salah satuprinsip dalam pelaksa-naan kurikulum ada-lah keharusan mene-gakkan prinsip belajaruntuk mem-bangundan menemukan jatidiri melalui proses

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif danmenyenangkan. (PAKEM).

Dalam Sisdiknas ada sejumlah konsep danprinsip baru, yang menurut pendapat sayasejalan dengan pendekatan humanistik.Beberapa di antara konsep dan prinsip barutersebut adalah : sumber belajar, belajar terbukadan multimakna, belajar jarak jauh, manajemenberbasis sekolah dll., yang terlalu panjang untukdiulas dalam makalah ini.

Teknologi yang humanis adalah teknologi yangdapat digunakan sesuai dengan kaidah-kaidahhumanistik. Teknologi itu harus dikembangkandan dimanfaatkan agar potensi setiap pribadidapat berkembang secara optimal, namun tidakmemisahkan pribadi-pribadi tersebut daritanggung jawab sosial dan lingkungannya.

Teknologi yang Humanis

Masalah yang tumbuh sebagaiakibat globalisasi di antaranya

adalah tumbuhnya gejalakonsumtif, hedonisme, dan

intervensi budaya.

Page 64: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

57Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

Teknologi sebagai ciptaan manusia yang terusberkembang perlu dimanfaatkan untukmengatasi berbagai masalah yang mungkindisebabkan oleh perkembangan teknologi itusendiri. TIK misalnya telah memicu globalisasi.Masalah yang tumbuh sebagai akibat globalisasidi antaranya adalah tumbuhnya gejalakonsumtif, hedonisme, dan intervensi budaya.Jelas tidak mungkin kita mengintervensiperkembangan teknologi tersebut. Masalahnyasekarang adalah : bagaimana kita dapatmenggunakan teknologi tersebut untuk mengatasitimbulnya gejala yang tidak kita ingini.

Dalam dunia pendidikan teknologi sebagaiproses, produk dan sistem yang dikembangkanuntuk mengatasi masalah pendidikan, yaitumasalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensidan produktivitas, telah dikembangkan sebagaisuatu disiplin keilmuan khusus. Disiplinkeilmuan tersebut adalah “teknologipendidikan”. Teknologi pendidikandikembangkan dengan dua dasarpertimbangan. Pertama, karena masalahpendidikan yang ada (mutu, pemerataan,relevansi, efisiensi dan produktivitas) tidak dapatdipecahkan dengan pendekatan yang sudah ada(seperti menambah guru, menambah buku,menambah sekolah dll.). Oleh karena itudiperlukan pendekatan baru. Kedua,perkembangan lingkungan, termasukperkembangan politik (demokrasi,desentralisasi, HAM dll), perkembanganlingkungan alam dan ekonomi (pasar bebas,pelestarian alam dsb.), dan perkembanganteknologi (terutama TIK) akan sangatmempengaruhi dunia pendidikan. Oleh karenaitu diperlukan suatu pendekatan baru yangmengambil manfaat dari perkembangan yangada. Jadi misalnya perkembangan teknologiyang mengandung dampak penerapan yangnegatif, tidak diangap sebagai ancaman,melainkan dianggap sebagai peluang untukdimanfaatkan guna mengatasi masalahpendidikan.

Teknologi pendidikan dapat puladikatakan sebagai perkembangan yang logis danrasional dari apa yang semula disebut dengan“didaktik dan metodik pengajaran” yangdilaksanakan pada jalur pendidikan formaljenjang dasar dan menengah. Didatik danmetodik hanya merupakan sebagian dari prosesbelajar – pembelajaran. Tuntutan dengan wajahhumanis untuk dikembangkannyapembelajaran sebagai bentuk interaksi antara

peserta didik dengan pendidik dan sumberbelajar, perlu dikembangkan untuk semua jalur,jenis dan jenjang pendidikan. Prosespembelajaran yang dikembangkan dalamTeknologi Pendidikan, tidak hanya PAKEMmelainkan PAIKEM dan PAINO (PembelajaranAktif, Interaktif, Kreatif, Efektif danMenyenangkan, dan Pembelajaran Atraktif, danInovatif).

Produk untuk pembelajaran yang semulahasil kreasi guru sendiri, perlu dikembangkanlebih lanjut sebagai bentuk dukungan untukbelajar (bukan untuk mengajar). Progam televisi,radio, PBK (pembelajaran berbantuan komputer)dll. Perlu disediakan dalam berbagai bentukuntuk dapat diakses oleh peserta didik kapansaja, dimana saja di kelas maupun secaramandiri. Sistem pembelajaranpundikembangkan di luar lingkungan sekolahkonvensional, seperti misalnya pendidikanterbuka (SMP/MTs Terbuka, SMU Terbuka,Universitas Terbuka, Kejar Paket A, B dan C,Pendidikan di Rumah (homeschooling), danBEBAS (Belajar Berbasis Aneka Sumber).

Teknologi pendidikan mempunyai visi :“Terwujudnya berbagai pola pendidikan danpembelajaran dengan dikembangkan dandimanfaatkannya aneka sumber, proses dansistem belajar, sesuai dengan kebutuhan danpotensi setiap pemelajar, menuju terbentuknyamasyarakat belajar dan berpengetahuan.” Visi inisepenuhnya mencerminkan wajah humanis dariteknologi. Adalah sangat keliru untukberpendapat bahwa teknologi pendidikanmerupakan suatu “empty technology” sepertipernah dikemukakan oleh seorang mantantokoh Konsorsium Ilmu Pendidikan. Sayaberharap di antara kita tidak lagi ada yang alergiterhadap teknologi. Sebab kalau masih ada, makakita harus berbelas kasihan kepada mereka itu,karena artinya mereka masih hidup dalamzaman pra-peradaban.

Daftar Pustaka

Alisyahbana, Iskandar. (1973). Tekonologi danperkembangan. Jakarta: Yayasan Idayu.

Ashby, Eric. (1972). The fourth revolution :Instructional technology in higher education.A Report of the Carnegie Commission onHigher Education. New York: McGraw HillBook Co.

Page 65: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Teknologi yang Berwajah Humanis

Association for Educational Communicationsand Technology. (1986). DefinisiTeknologi pendidikan (terjemahan).Jakarta : PAU UT CV Rajawali

______ . (1994). Teknologi pembelajaran: definisidan kawasannya (terjemahan). Jakarta:IPTPI

Baiquni, A. Masalah pengendalian efek sampinganteknologi. Dalam Prisma. 6 Juni 1979

Ellul, Jaques. (1967). The technological society(terjemahan dari bahasa Perancis). NewYork: Alfred A. Knopf

Finn, James D. dalam McBeath (ed). (1972).Extending education through technology.Washington, DC: AECT

http://www.americanhumanist.org/3/HumandItsAspirations.htm, didownload 15 Agustus 2007

Joesoef, Daoed. Pengarahan Menteri Pendidikan danKebudayaan dalam Lokakarya NasionalTeknologi Pendidikan. Yogyakarta, 8Januari 1980

Miarso,Yusufhadi. (2004). Menyemai benihteknologi pendidikan. Jakarta: Kencana

Rakhmant, Jalaluddin. (1986). Psikologikomunikasi. Bandung: Remadja Karya

Rogers, Carl. (1969). Freedom to learn. Columbus,OH: Merril

Soeharto. Pidato Kenegaraan Presiden RI, 16Agustus 1975

Sullivan, David R., Lewis T.G. & Curtis R. Cook.(1986). Using computers to day .Boston,MA: Houghton Mifflin Co.

Mangunwijaya, Y.B.M. (1983). Teknologi dandampak kebudayaannya. Jakarta: YayasanObor Indonesia

Ornstein, Allan C. and Levine, Daniel U. (1981).Foundations of education. Second edition.Palo Alto, CA: Houghton Mifflin Co.

Freire, Paulo. (2003). Pendidikan masyarakat kota(Terjemahan). Yogyakarta: LKS

Saettler, Paul. (1968). A history of instructionaltechnology. New York: McGraw-HillBook Co.

Thompson, Merritt M. (1963). The history ofeducation. New York: Barne & Noble

Tickton, Sidney G.(ed). (1970). To improve learning.Vol I Part I A report by the commission oninstructional technology. New York:R.R.Bowker Co.

Thompson, Merritt M. (1963). The history ofeducation. New York: Barnes and NobleInc.

Page 66: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

59Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Penerapan Sistem LANSTAR 7 dalam Pembelajaran

Penerapan Sistem LANSTPenerapan Sistem LANSTPenerapan Sistem LANSTPenerapan Sistem LANSTPenerapan Sistem LANSTAR 7 dalam PembelajaranAR 7 dalam PembelajaranAR 7 dalam PembelajaranAR 7 dalam PembelajaranAR 7 dalam Pembelajaran

Julianta Manalu*)

*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta

Opini

uatu aktifitas pembelajaran akan lebih efektif dan efesien jika didukung oleh teknologi yangmemadai. Dewasa ini belajar berbasis komputer telah dipergunakan dalam prosespembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. LANSTAR 7 merupakan suatu sistemkomputer yang dibuat untuk membantu guru dan siswa dalam pembelajaran khususnya

mata pelajaran TIK yang dilaksanakan dalam laboratorium komputer. Bukan hanya mata pelajaranTIK, melainkan dapat juga digunakan untuk pembelajaran bahasa karena dalam sistem LANSTAR 7ini telah terdapat fitur-fitur yang mendukung layaknya seperti laboratorium bahasa.

Kata kunci: Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sistemkomputer, jaringan, LANSTAR 7.

Teaching and learning activities will be more effective and efficient if they are supported withsufficient instructional technology. Computer based learning has been implemented to improve thequality of learning.LANSTAR 7 is a computer system which can assist teachers and students particularyin stuying information and communication technology . LANSTAR 7 can also function as a languagelaboratory in learning a language. This article describes how to install LANSTAR 7 and suggests theteaching methods to be applied.

Abstrak

S

Pendahuluan

Perkembangan bidang teknologi informasi dankomunikasi yang pesat mempengaruhi berbagaiaspek, bahkan perilaku dan aktivitas manusiakini banyak tergantung kepada teknologiinformasi dan komunikasi. Pendidikanberkembang sejalan dengan peradaban manusiamodern. Ini dibuktikan dengan masuknya matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dalam kurikulum sebagai bahan pelajaranyang sama kedudukannya dengan matapelajaran lain dengan komponen standarkompetensi, kompetensi dasar, standar materipokok dan indikator pencapaian. Matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasidimaksudkan untuk mempersiapkan pesertadidik agar mampu mengantisipasi pesatnya

perkembangan tersebut dan mengadaptasikanpeserta didik dengan lingkungan dan duniakerja. Mata pelajaran ini bertujuan agar pesertadidik memiliki kemampuan memahamiteknologi informasi dan komunikasi,mengembangkan keterampilan untukmemanfaatkan teknologi, mengembangkansikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalampenggunaan teknologi, dan menghargai karyacipta di bidang teknologi informasi dankomunikasi. Hal ini dapat dilihat dari standarkompetensi yang ditetapkan oleh pemerintahdalam mata pelajaran teknologi informasi dankomunikasi.

Mata pelajaran Teknologi Informasi danKomunikasi perlu diperkenalkan, dipraktikkandan dikuasai peserta didik, pada semua jenjangpendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Page 67: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Penerapan Sistem LANSTAR 7 dalam Pembelajaran

Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas(SMA) khususnya di lingkungan BPKPENABUR mencakup penguasaanketerampilan komputer, prinsip kerja berbagaijenis peralatan komunikasi dan caramemperoleh, mengolah dan mengkomuni-kasikan informasi.

Metode pembelajaran yang dilakukan saatini adalah memberi materi dalam ruang kelaskemudian dipraktikkan dalam ruanglaboratorium komputer dengan panduan dariguru bidang studi. Metode ini telahmenggunakan peralatan elektronik sepertikomputer, TV dan ada juga dengan LCDProjector dalam memberikan materi pelajaran.Mengingat waktu yang diberikan untuk belajarTIK dan jumlah peserta didik, maka metodeseperti ini kurang efisien. Pemberian materipelajaran dalam ruang kelas akan menyitawaktu cukup banyak sehingga waktu untukpraktik pada laboratorium komputer akan terasakurang. Para guru bidang studi yang memandupeserta didik untukpraktik di laboratori-um akan merasakewalahan bila peser-ta didiknya dipanduorang per orang.

Dalam artikel iniakan dicoba untukmemberi masukanuntuk dapat menye-lesaikan masalahseperti:

1. P e m b u a t a nmetode belajar mengajar mata pelajaranteknologi informasi dan komunikasi denganlebih menarik untuk dapat belajar dengan cepatdan cerdas.

Metode adalah cara yang di dalamfungsinya merupakan alat untuk mencapaisuatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru(metode mengajar) maupun bagi siswa (metodebelajar). Makin baik metode yang dipakai, makinefektif pula pencapaian tujuan (WinamoSurakhmad, Pengantar Interaksi BelajarMengajar, 1986:32). Surakhmad menggolongkanmetode-metode itu menjadi dua golongan ialah:Metode interaksi secara individual dan secarakelompok. Berikut ini beberapa metode belajarmengajar: ceramah, tanya jawab, diskusi, kerjakelompok, demonstrasi dan eksperimen.

2. Peningkatan kemampuan peralatankomputer yang telah digunakan untuk belajar

mengajar mata pelajaran TIK denganmenggunakan perangkat lunak yang dapatdijalankan pada jaringan komputer LAN untukmeningkatkan efisiensi waktu. Dengandemikian peserta didik dapat dipandu oleh gurubidang studi secara orang perorang dan gurutidak kewalahan lagi. Peningkatan kemampuanperalatan komputer yang dimaksud bukanlahmengganti atau menambah peralatan baru padaperangkat komputer, tetapi fungsi komputertersebut ditingkatkan.

LANSTAR 7 adalah sebuah sistem atauprogram aplikasi komputer yang dijalankanpada beberapa komputer atau PC yangterhubung dengan jaringan. Sistem Lanstar 7digunakan sebagai sistem dalam pembelajarankhususnya mata pelajaran TIK. Lanstar 7merupakan software pendidikan tetapi bukansoftware tutorial, melainkan software yangdigunakan untuk menyampaikan tutorialtersebut pada masing-masing peserta didikmelalui komputer masing-masing yang

terhubung padajaringan. Biasanyaguru yang akanmenjelaskan materipelajaran mempersiap-kan materinya denganm e n g g u n a - k a nMicrosoft Power Pointkemudian dipaparkankepada peserta didikdalam ruangan kelasmenggunakan LCDprojector. Khusus da-

lam pembelajaran TIK hal seperti ini kurangefektif, misalnya guru TIK akan mengajarkancara membuat animasi dalam sebuah presentasimenggunakan Microsoft Power Point, maka gurutersebut cukup mengaktifkan Lanstar 7 danmempraktikkan cara pembuatan animasitersebut pada komputer server atau komputerguru, peserta didik dapat melihat danmendengar dengan jelas pada komputermasing-masing apa yang diajarkan olehgurunya.

Penulisan artikel ini bertujuan untukmembantu guru dalam menginstal danmengkonfigurasi jaringan, menginstalLANSTAR 7 dan menggunakan LANSTAR 7dalam metode belajar mengajar mata pelajaranTIK, serta menggunakan komputer sebagaiperalatan yang menunjang metodepembelajaran. Dengan menggunakan Lanstar 7

Dengan Sistem LANSTAR7 ini, laboratorium komputer

dapat berperan sebagailaboratorium bahasa dalam

aspek berbicara danmendengar, ...

Page 68: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

61Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Penerapan Sistem LANSTAR 7 dalam Pembelajaran

akan membuat proses belajar mengajar lebihmenarik, dapat belajar dengan cepat dan cerdas.Lanstar 7 dapat diterapkan pada sekolah-sekolah yang telah menggunakan peralatankomputer dilengkapi jaringan LAN yangmemadai. Selain bermanfaat untuk pembelajaranbidang studi TIK, juga dalam bidang studibahasa. Dengan Sistem LANSTAR 7 ini,laboratorium komputer dapat berperan sebagailaboratorium bahasa dalam aspek berbicara danmendengar, sehingga pihak sekolah dapatmemiliki laboratotium bahasa tanpa harusmembuat ruangan dan peralatan baru yangdapat menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

Konsep Pengembangan danTinjauan Teoritik

1. Pendidikan Berbasis KompetensiSebagai salah satu konsep pengembanganadalah kebijakan pemerintah menggunakankurikulum berbasis kompetensi (KBK) sesuaidengan PP nomor 25 tahun 2000 tentangkewenangan pemerintah dan kewenanganpropinsi sebagai daerah otonom, khususnyabidang pendidikan dan kebudayaan yangmenyatakan bahwa wewenang pemerintahpusat di antaranya penetapan standarkompetensi peserta didik dan warga belajar sertapengaturan kurikulum nasional dan penilaianhasil belajar secara nasional serta pedomanpelaksanaannya, dan penetapan standar materipelajaran pokok. Pada tahun pelajaran 2004/2005 Dinas Dikmenti DKI Jakarta mengeluarkankebijakan perluasan penerapan kurikulum padasemua SMA di DKI Jakarta. Konsekuensikebijakan tersebut adalah perlunya penyesuaianpengembangan metode/strategi pembelajaran,sistem pengujian, penggunaan media danbahan/alat pembelajaran yang mendukungpelaksanaan kurikukulum. Salah satu bentukpenyesuaian tersebut adalah denganmemanfaatkan TIK khususnya komputer daninternet sebagai media sekaligus sumber belajar.

2. Belajar Berbantuan KomputerBelajar berbantuan komputer atau disebut dalamistilah asing Computer-Assisted Instruction atauCAI, telah cukup lama dikenal oleh para ahlikomputer maupun ahli pendidikan, terutama dinegara maju. Dalam aplikasi CAI, komputerlangsung digunakan dalam proses belajar,

sebagai pengganti pengajar ataupun buku. Padaawalnya, karena keterbatasan teknologi, bentukCAI masih amat sederhana dan kurang berhasilmenarik minat untuk memanfaatkanya. Akantetapi, karena kemajuan teknik perangkat lunakdan juga komputer mikro, banyak aplikasi yangdisempurnakan dan dianggap amat baik untukditerapkan di sekolah-sekolah. R.S. Rosenberg(1986:152), yang telah disadur oleh Budiarjo(Komputer dan Masyarakat, 1991:63),mengemukakan beberapa jenis aplikasi CAI:1. Latihan dan praktik (Drill and Practice). Para

pengajar menyediakan materi utama untukpara siswa. Sistem CAI kemudiandigunakan oleh siswa untuk mengujitingkat pengetahuan mereka danmempraktikkannya.

2. Penjelasan (Tutorial). Sistem komputerdigunakan dengan kemampuanmenyampaikan materi ajaran yang baru.Dalam paket ini teknik mengajar, teknikevaluasi, alternatif pertanyaan danjawabannya dipersiapkan dengan baik,sehingga siswa merasa seperti berinteraksilangsung dengan pengajar.

3. Simulasi. Digunakan untuk mengkajipermasalahan yang rumit

4. Permainan. Untuk dunia akademis,permainan sering kali dimanfaatkan untukmenambah pengetahuan, dengan cara yangsantai.

3. Sistem Komputer dan Konsep JaringanSistem komputer adalah elemen-elemen yangsaling terkait satu sama lain untuk dapatbekerjasama dalam mencapai tujuan. Elemen-elemen sistem komputer terdiri atas hardware(perangkat keras) adalah peralatan di computersystem yang dapat dilihat atau dapat dijamah,software (perangkat lunak) adalah program yangberisi perintah-perintah untuk pengolahan datadan brainware adalah manusia yangmengoperasikan dan mengendalikan sistemkomputer (Hartono, 1999:4).Network adalah jaringan dari sistem komunikasidata yang melibatkan sebuah atau lebih sistemkomputer yang dihubungkan dengan jalurtransmisi dan alat komunikasi yang membentuksatu sistem. Network merupakan cara yangsangat berguna untuk mengintegrasikan sisteminformasi dan menyalurkan informasi dari satuarea ke area lainnya. Saat ini, terdapat beberapa

Page 69: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Penerapan Sistem LANSTAR 7 dalam Pembelajaran

jenis jaringan komputer, antara lain: Local AreaNetwork (LAN), Metropolitan Area Network (MAN),Wide Area Network (WAN) (Hartono, 1999:332)yang berkembang menjadi internet, dan jaringantanpa kabel. Dalam jaringan komputer dikenalistilah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sekelompok protokolyang mengatur komunikasi data komputer.Komponen dasar jaringan secara garis besarterdiri atas node dan link. Node adalah titik yangdapat menerima masukan data ke dalam networkatau menghasilkan output informasi, atauperpaduan dari keduanya. Node dapat berupaperangkat atau alat yang saling berhubungan.Link adalah jalur transmisi atau carier untukarus informasi atau data di antara node. Link dapatberupa kabel, microwave system, laser system atausatellite system.Ditinjau dari tipe jaringan ada dua bagian yaitujaringan Peer to Peer dan jaringan Client-Server.Pada tipe jaringan Peer to Peer, setiap komputeryang terhubung ke jaringan dapat bertindak baiksebagai workstation maupun server. Sedangkanpada jaringan Client-Server, hanya satu komputeryang bertugas sebagai server dan komputer lainberperan sebagai workstation.

Belajar Mengajardengan LANSTAR 7

Berdasarkan kurikulum tingkat satuanpendidikan yang telah diberlakukan Pemerintah,peserta didik bukan hanya dituntut menguasaiteori saja tetapi juga terampil memperaktikkan.Khusus untuk mata pelajaran teknologiinformasi dan komunikasi lebih ditekankanpada penguasaan praktik untuk mencapaimaksud mempersiapkan peserta didik agarmampu mengantisipasi pesatnyaperkembangan teknologi dan mengadaptasikanpeserta didik dengan lingkungan dan duniakerja. Pembelajaran mata pelajaran TIKdilakukan dengan memberi materi pelajaran diruang kelas, kemudian praktik di laboratoriumkomputer yang dipandu oleh satu atau dua gurumata pelajaran untuk tiap peserta didikdirasakan masih kurang efisien dan efektif.

Metode pembelajaran menggunakanperangkat lunak “LANSTAR 7”, dilakukandengan cara guru menjelaskan materi pelajaran,

memperagakan, dan melakukan penilaian ataskinerja peserta didik dengan berbantuan sistemLANSTAR 7. Pemberian materi pelajaran danpraktik dilaksanakan di laboratorium komputer,sehingga tidak menyita waktu banyak di ruangkelas. Misalnya, guru akan menjelaskan tentangmateri pokok fungsi menu dan icon padaprogram pengolah kata, tidak perlu lagimenyediakan LCD Projector atau membuatkumpulan peserta didik melihat pada satu layarmonitor atau televisi untuk memperagakanfungsi menu dan icon pada pengolah katatersebut. Akan tetapi guru hanya mengaktifkansistem LANSTAR 7 pada komputer server yangdigunakannya lalu memperagakan fungsi menudan icon pada pengolah kata, kemudian pesertadidik dapat melihat dan memperhatikanpenjelasan guru pada monitor komputer masing-masing. Dengan demikian para peserta didikmampu memahami dan mempraktikkan fungsimenu dan icon program pengolah kata tersebutsecara bersamaan.

Dalam melakukan penilaian kemampuankinerja atau psikomotor dari peserta didik, gurubidang studi dapat memanfaatkan sistemLANSTAR 7 dari komputer server, secaralangsung mengamati secara kuantitatif ataukualitatif pekerjaan siswa pada monitorkomputer siswa tersebut. Selama peserta didikmempraktikkan materi pelajaran pada komputermasing-masing, guru dapat memantau secaralangsung dari komputer server, apa saja yangdikerjakan oleh siswa pada komputer.LANSTAR 7, dapat juga digunakan untuklaboratorium bahasa, karena dalam sistem initelah tersedia kemampuan untuk menyalurkansuara dari server ke satu client, server ke banyakclient ataupun sebaliknya client ke server danantar client. Sistem LANSTAR 7 merupakanprogram yang dibuat perusahaan perangkatlunak bernama GoldenSoft. LANSTAR 7 aktif bilapada masing-masing komputer telah terpasangjaringan LAN, karena aplikasi ini menggunakanprotocol TCP/IP untuk berkomunikasi dalamjaringan. LANSTAR 7 cocok untuk semua sistemoperasi Windows 98 se, Windows 2000,Windows XP, Windows Server 2003. Untukmemanfaatkan fitur-fitur yang dimilikiLANSTAR untuk kegiatan belajar mengajar dankomponen jaringan lainnya, terlebih dahuludilakukan instalasi dan mengkonfigurasijaringan. Instalasi perangkat keras dan

Page 70: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

63Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Penerapan Sistem LANSTAR 7 dalam Pembelajaran

perangkat lunak sistem komputer untukmendukung berjalannya LANSTAR 7 ini adalahseperti PC Server, PC Workstation, kabel,konektor, dan switch.1. Instalasi Jaringan LANBerdasarkan penilitian yang telah dilakukan dilaboratorium komputer sekolah dengan berbagaijenis spesifikasi komputer, berikut ini adalahspesifikasi perangkat yang dibutuhkan:a. Perangkat keras

- PC Master/ServerCPU : Pentium III 800 atau

lebih tinggiRAM : 128MB atau lebih

tinggiHardisk : minimal tersedia

200MBNetwork Card : 10/100M PCI Ethernet

network cardDisplay Card : Jenis apa sajaSound Card : F u l l - d u p l e x

soundcardMic dan Speaker (Headset) standar

- PC Siswa / ClientCPU : Celeron 300 atau lebih

tinggiRAM :128MB atau lebih

tinggiHardisk : minimal tersedia

200MBNetwork Card : 10/100M PCI Ethernet

network cardDisplay Card : Jenis apa sajaSound Card : Full-duplex soundcardMic dan Speaker (Headset) standar

- Kabel UTP dan Konektor RJ45- Hub atau Switch

b. Perangkat lunakSistem Operasi : Microsoft Windows98se, Windows Server 2003Program Paket : Microsoft Office danaplikasi-aplikasi yang dipelajari

2. Konfigurasi JaringanSetelah seluruh perangkat keras jaringan sepertiPC Server, PC Client, kabel, konektor, dan switchterpasang dengan baik, maka perlu dilakukankonfigurasi jaringan agar setiap PC dapatberkomunikasi dengan baik pada jaringan untukdigunakan dalam proses belajar mengajarmenggunakan LANSTAR7. Konfigurasijaringan meliputi:a. Memberi nama komputer

Setiap komputer harus diberi nama yangberbeda dan unik agar tidak terjadi tumpangtindih. Berikut ini adalah langkah-langkahuntuk memberi nama komputer pada sistemoperasi Windows XP:1. klik Start kemudian pilih Control Panel,2. pada jendela Control Panel pilih System,3. pada kotak dialog System pilih tab

Computer Name lalu klik tombol Change,4. Pada kotak dialog computer name changes

masukkan nama komputer, namaworkgroup atau domain bila ada,

5. klik OK hingga komputer restart sendiri.b. Mengkonfigurasi TCP/IP

Agar bisa berkomunikasi di dalam jaringan,terlebih dahulu mengkonfigurasi TCP/IP.IP address untuk setiap komputer haruslahbeda dan unikProsedur yang digunakan untuk mengisi IPaddress adalah:1. klik start, arahkan pointer mouse pada icon

mynetwork place2. klik kanan pada icon mynetwork

connection place, pilih properties;3. klik dua kali pada icon lokal area

connection kemudian klik tombolproperties;

4. pada kotak dialog Internet Protocol (TCP/IP) Properties, masukkan nomor alamatIP komputer tersebut; dan

5. klik tombol OK untuk mengakhirikonfigurasi IP Address.

3. Instalasi LANSTAR 7Setelah konfigurasi jaringan komputer,dilakukan instalasi LANSTAR 7 untuk serverdan client. Penginstalasian sistem ini padakomputer tidaklah rumit. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian untukinstalasi LANSTAR 7:a. Instalasi LANSTAR 7 untuk PC Server :

1. buka folder LANSTAR dari CD installLANSTAR lalu klik dua kali Autorun.exe;

2. setelah menu utama muncul pilih installMaster;

3. setup Wizard akan menuntun prosesinstalasi, akan muncul kotak dialogyang meminta untuk memasukkan katasandi/password;

4. setelah memasukkan password danConfirm klik tombol OK; dan

5. pada akhir proses instalasi akan munculkotak pesan yang menyatakan bahwa

Page 71: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Penerapan Sistem LANSTAR 7 dalam Pembelajaran

LANSTAR telah selesai di install, padabagian ini klik tombol OK

b. Instalasi LANSTAR 7 untuk PC Client :1. buka folder LANSTAR dari CD install

LANSTAR lalu klik dua kali Autorun.exe;2. setelah menu utama muncul pilih install

Client;3. setup Wizard akan menuntun proses

instalasi, akan muncul kotak dialog;4. masukkan Computer Name pada PC

Server; dan5. klik OK untuk memulai instalasi

LANSTAR untuk computer Client.

Menggunakan LANSTAR dalamProses Belajar Mengajar

Aktifkan sistem LANSTAR pada computer server,dengan mengklik dua kali pada icon LANSTARMaster Workstation, akan muncul kotak dialogyang meminta masukan kata sandi. Setelah kitamemasukkan kata sandi dengan benar, maka

LANSTAR dapat digunakan baik untuk belajarTIK ataupun bahasa.

Penutup

Hambatan-Hambatan dalam PenerapanLANSTAR 7Selama penelitian yang dilakukan pada jenjangSMA, penerapan metode pembelajaran TIKdengan LANSTAR 7 pada spesifikasi komputeryang telah tersedia (CPU:Pentium 4) melebihispesifikasi minimum komputer untukpenggunaan LANSTAR7 tidak ada masalah.Fitur-fitur yang tersedia dalam LANSTAR 7dapat digunakan seluruhnya dengan baik.

LANSTAR 7 yang digunakan dalampenelitian merupakan sistem atau aplikasikomputer yang masih trial version (programkomputer dapat digunakan hingga batas waktutertentu), ini merupakan hambatan yangdirasakan. Untuk mengatasi hal ini, juga telahdilakukan penelitian. Dalam penelitian

Guru TIK/ server

Siswa Client

Siswa/ Client

Siswa/ Client Siswa / Client Siswa/ Clien t

Siswa/ Client

Siswa/ Client

Siswa / Client

Siswa/ Client

Hub / Switc h

Siswa memperhatikan guru mempraktikkan dari monitor komputer sendiri

Guru memberi materi pelajaran, pengamatan, dan penilaian langsung pada beberapa peserta didik

Gambar Arsitektur Sitem Multi User Secara Umum untuk LANSTAR 7

Page 72: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

65Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Penerapan Sistem LANSTAR 7 dalam Pembelajaran

dilakukan penggantian tanggal pada BIOS,sehingga LANSTAR 7 dapat terus digunakansebagai metode pembelajaran.

Penggunaan LANSTAR 7 sebagai metodedalam pembelajaran di ruang laboratoriumkomputer untuk belajar bidang studi TIK,membuat pembelajaran menjadi efesien danefektif. Efisien dalam penggunaan waktu jampelajaran yang tersedia dan efektif buat guru danpeserta didik dalam belajar. Diharapkan denganpenerapan LANSTAR 7 dalam pembelajaranbidang studi TIK, guru-guru bidang studi danpeserta didik dapat bersama-sama belajar untukperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Daftar Pustaka

Budiarjo, Bagio. (1991). Komputer dan masyarakat.Jakarta: Elexmedia Komputindo

Departemen Pendidikan Nasional. (2002).Kurikulum berbasis kompetensi, kompetensidasar mata pelajaran teknologi informasidan komunikasi SMA. Jakarta

Hartono. (1999). Sistem komunikasi data danjaringan komputer. Yogyakarta: PenerbitAndi

Surakhmad, Winarno.(1986). Pengantar interaksibelajar mengajar. Bandung: Tarsito

www.ilmukomputer.comwww.goldensoft.com

Page 73: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Mengimplementasikan KTSP dengan PembelajaranPartisipatif dan Tematik Menuju Sukacita dalam Belajar

(Joy in Learning)

Yuli Kwartolo*)

*) Konsultan Pendidikan Dasar dan Menengah di Kantor Willi Toisuta and Associates.

Opini

epartemen Pendidikan Nasional telah menetapkan Kurikulum 2006 atau lebih dikenal denganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk diberlakukan secara nasional. Isi KTSPakan bermakna, bermanfaat, dan bernilai jika dapat diimplementasikan pada tataranoperasional yaitu dalam sistem pembelajaran. Salah satu langkah untuk mewujudkan KTSP

di sekolah adalah mengembangkan pengalaman belajar untuk peserta didik. Melalui pengalamanbelajar inilah akan terlihat seperti apa guru membawa peserta didik mencapai berbagai kompetensiyang telah ditetapkan. Pembelajaran partisipatif dan tematik merupakan dua strategi pembelajaranyang dapat membawa peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang meaningful. Keduapengalaman belajar ini memungkinkan tercipta sebuah situasi pembelajaran yang partisipatif, aktif,inovatif, komunikatif, menarik, dan menyenangkan. Situasi belajar yang demikian membuat siswamenemukan sukacita dalam bejalar (joy in learning).

Kata Kunci: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran partisipatif, pembelajarantematik, sukacita dalam belajar (joy in learning).

Indonesian National Education Department has issued Curriculum of 2006 , better known as KurikulumTingkat Satuan Pendidkan (KTSP), to be implemented nation wide. KTSP will have meaningful andbeneficial effect it can be implemented at school level particularly in the instructional system practice.One of steps that can be done in implementing KTSP is providing and developing students’ learningexperiences. Participative and thematic learning are among other learning strategies that can createmeaningful learning experience. These two strategies can create learning experience that is active,innovative, communicative, interesting and comfortable. In this learning atmosphere students willfind a joy in learning.

Abstrak

D

Pendahuluan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional, khususnya pasal 3 menyatakan:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradabanbangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab”.

Untuk melaksanakan fungsi di atas, salahsatu komponen yang paling penting dalam suatusistem pendidikan adalah adanya sebuahkurikulum. Mengapa kurikulum merupakankomponen yang paling penting? Karena melaluikurikulumlah peserta didik diantar untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan, segenappotensinya dikembangkan seoptimal mungkinmelalui proses pembelajaran.

Page 74: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

67Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Ada berbagai definisi tentang kurikulum,dan menurut hemat penulis antara definisi yangsatu dengan yang lainnya saling melengkapi.Esensi dari semua itu sebenarnya adalahmenghantarkan peserta didik untuk berkembangke arah yang lebih baik.

Secara harfiah, Robert S. Zais (1976)menjelaskan kata “kurikulum” berasal daribahasa Latin, yang berarti “lapanganpertandingan.” Menurut pengertian ini,kurikulum adalah suatu “arena pertandingan”tempat pelajar “bertanding” untuk menguasaisuatu pelajaran guna mencapai “garis finish”berupa diploma, ijazah atau gelar kesarjanaan.Sedangkan dalam arti yang sempit, menurutpenulis kurikulum diartikan sebagai kumpulanberbagai mata pelajaran yang diberikan kepadapeserta didik melalui kegiatan yang dinamakanproses pembelajaran. Definisi lain menurutThomson dan Greg dalam Kenneth T. Henson(2001) menyatakan sebagai berikut, “Thecurriculum is the primary vehicle for achieving thegoals and objectives of a school. Sejalan dengan lajuperkembangan ilmu pengetahuan, khususnyasosio-teknologi, Kerr dalam Kelly (1982),mengartikan kurikulum secara lebih luas, yaitusebagai keseluruhan proses pembelajaran yangdirencanakan dan dibimbing sekolah, baik yangdilaksanakan di dalam kelompok atau secaraindividual, baik di dalam atau di luar sekolah.

Ketika digunakan di dunia pendidikan,istilah kurikulum mempunyai banyak arti. Dapatdisebutkan di sini: 1) curriculum is a program ofstudies; 2) curriculum is a document (merujuk padadokumen mengenai kegiatan-kegiatan yangsudah direncanakan untuk pembelajaran); 3)curriculum is planned experiences; 4) curriculum issocial implications. Berbagai konsep kurikulumseperti itu menurut Tanner dan Tanner (1980)merujuk pada usaha untuk membawaperubahan-perubahan dalam kehidupan sosial,diformulasikan secara sistematik denganmerekonstruksi kembali pengetahuan danpengalaman dengan bantuan sekolah, pesertadidik ditumbuhkembangkan kompetensipersonal-sosial secara terus-menerus); dan 5)curriculum is a plan for learning.

Dalam konteks Indonesia, dan merujukpada lahirnya Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP), kurikulum diartikanseperangkat rencana dan pengaturan mengenaitujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yangdigunakan sebagai pedoman penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan.

Dari berbagai pengertian di atas mengenaikurikulum, ada sejumlah karakteristik utamasebuah kurikulum seperti yang diberikan olehOlivia (1994), yaitu: 1) kurikulum adalah apayang diajarkan di dalam sekolah; 2) kurikulumadalah seperangkat mata pelajaran; 3)kurikulum adalah sebuah programpembelajaran; 4) kurikulum adalah seperangkatmateri; 5) kurikulum adalah segala sesuatu yangada di sekolah, termasuk kegiatan-kegiatantambahan di kelas, bimbingan, dan hubunganinterpersonal; 6) kurikulum adalah apa yangdiajarkan baik di dalam maupun di luar sekolah;7) kurikulum adalah segala sesuatu yangdirencanakan oleh sekolah; 8) kurikulum adalahsebuah serial pengalaman yang dialami olehpeserta didik secara personal; dan 9) kurikulumadalah pengalaman-pengalaman peserta didiksecara individual yang diperoleh di dalamsekolah.

Dari berbagai definisi di atas, paradigmaTyler (1949) tetap menjadi acuan mendasardalam penyusunan sebuah kurikulum. Iamengajukan empat pertanyaan penting, yaitu:1) tujuan apa yang akan dicapai (sekolah)?; 2)konten atau materi apa yang harusdiprogramkan untuk mencapai tujuan tersebut?;3) bagaimana konten atau materi itu secara efektifdisusun?; dan 4) bagaimana dapat diketahuibahwa tujuan yang ditetapkan telah tercapai.

Saat ini sistem pendidikan nasionalIndonesia telah menetapkan Kurikulum 2006atau lebih dikenal dengan Kurikulum TingkatSatuan Pendidkan (KTSP) untuk diberlakukansecara nasional. Apa yang sudah dirancang,ditulis, dan dirumuskan di dalam kurikulum itumerupakan sesuatu yang sifatnya normatif atauberbagai ideal-ideal yang akan dicapai. Semuaitu akan bermakna, bermanfaat, dan bernilai jikadapat dimplementasikan pada tataranoperasional yaitu dalam sistem pembelajaran.

Oleh karena itu melalui artikel ini, penulistertarik untuk membahas lebih dalam lagimengenai bagaimana mengimplementasikanKTSP dengan strategi pembelajaran partisipatifdan tematik. Berdasarkan judul artikel di atas,sedikitnya ada empat variabel, yaitu konsepsitentang KTSP (akan diuraikan seperlunya saja),pembelajaran partisipatif, pembelajaran tematik,dan kebahagiaan dalam belajar (joy in learning).Keempat variabel itulah yang akan menjadipumpunan pembahasan penulis.

Page 75: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Pembahasan

A. Pengertian dan prinsip-prinsip pengem-bangan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)adalah kurikulum operasional yang disusundan dilaksanakan oleh masing-masing satuanpendidikan. Berpijak dari pengertian ini makaguru dan pihak sekolah diberi wewenang yangluas untuk menyusun sendiri kurikulum (materipembelajaran) dengan berpegangan padastandar isi dan standar kompetensi lulusan sertapanduan-panduan yang telah disusun olehBadan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

Perubahan paradigma ini menurut Ansyar(2007), akan membuat guru semakin pintar,karena mereka dituntut harus mampumerencanakan sendiri materi pembelajarannyauntuk mencapai kompetensi yang telahditetapkan. Kurikulum yang selama ini dibuatdari pusat, menyebabkan kreativitas gurukurang terpupuk, tetapi dengan KTSP,kreativitas guru bisa berkembang.

Dalam menyusun dan mengembangkanKTSP, guru dan sekolah harus mendasarkan diripada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) berpusatpada potensi, perkembangan, kebutuhan, dankepentingan peserta didik dan lingkungannya;2) beragam dan terpadu; 3) tanggap terhadapperkembangan ilmu pengetahuan, teknologi danseni; 4) relevan dengan kebutuhan kehidupan;5) menyeluruh dan berkesinambungan; 6) belajarsepanjang hayat; dan 7) seimbang antarakepentingan nasional dan kepentingan daerah.Prinsip-prinsip di atas harus ditaati supayamampu memberi kesempatan peserta didikuntuk: 1) belajar beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa; 2) belajar memahami danmenghayati; 3) belajar untuk mampumelaksanakan dan berbuat secara efektif; 4)belajar hidup bersama dan berguna untuk oranglain; dan 5) belajar membangun dan menemukanjati diri melalui proses belajar yang partisipatif,aktif, inovatif, kreatif, efektif, menarik, danmenyenangkan.

B. Strategi dan langkah-langkah mengem-bangkan KTSP

Pengembangan dan penerapan KTSP dapatmenggunakan strategi sebagai berikut: 1)sosialisasi KTSP di sekolah; 2) menciptakansuasana yang kondusif; 3) mengembangkanfasilitas dan sumber belajar; 4) membina disiplin;

5) mengembangkan kemandirian kepalasekolah; 6) mengubah paradigma (pola pikir)guru; 7) memberdayakan staf. Khusus untukmenciptakan suasana atau iklim pembelajaranyang kondusif menurut Mulyasa (2007), dapatdilakukan melalui berbagai layanan dankegiatan sebagai berikut: 1) menyediakanalternatif pilihan bagi peserta didik yang lambatmaupun cepat dalam melakukan tugaspembelajaran; 2) memberikan pembelajaranremedial bagi peserta didik yang kurangberprestasi atau berprestasi rendah; 3)mengembangkan organisasi kelas yang efektif,menarik, nyaman, dan aman bagi perkembanganpotensi seluruh peserta didik secara optimal; 4)menciptakan kerja sama saling menghargai, baikantarpeserta didik maupun antarpeserta didikdengan guru dan pengelola pembelajaran lain;5) melibatkan peserta didik dalam prosesperencanaan belajar dan pembelajaran; 6)mengembangkan proses pembelajaran sebagaitanggung jawab bersama antara peserta didikdan guru, sehingga guru lebih banyak bertindaksebagai fasilitator dan sumber belajar; dan 7)mengembangkan sistem evaluasi belajar danpembelajaran yang menekankan pada evaluasidiri sendiri (self evaluation).

Sedangkan langkah-langkah dalammengembangkan KTSP adalah sebagai berikut:1. Mengkaji standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Dalam mengkaji standardan kompetensi dasar harusmemperhatikan: a) urutan berdasarkanhierarki konsep disiplin ilmu dan/atautingkat kesulitan materi; b) keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasardalam mata pelajaran; dan c) keterkaitanstandar kompetensi dan kompetensi dasarantar mata pelajaran

2. Mengidentifikasikan materi pokok. Dalamlangkah ini hal-hal yang harusdipertimbangkan adalah: a) tingkatperkembangan fisik, intelektual, emosional,sosial, dan spiritual peserta didik; b)kebermanfaatan bagi peserta didik; c)struktur keilmuan; d) kedalaman dankeluasan materi; e) relevansi dengankebutuhan peserta didik dan tuntutanlingkungan; dan g) alokasi waktu.

3. Mengembangkan pengalaman belajarpeserta didik.

4. Merumuskan indikator keberhasilan belajar.5. Penentuan jenis penilaian.6. Menentukan alokasi waktu.

Page 76: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

69Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

7. Menentukan sumber belajar.8. Mengembangkan silabus berkelanjutan.

C. Mengimplementasikan KTSP denganstrategi pembelajaran partisipatif dantematik

Subjudul ini secara khusus mengacu padalangkah ketiga dalam mengembangkankurikulum (silabus) yaitu mengembangkanpengalaman belajar peserta didik. Mengapapenulis secara spesifik mendasari diri padapengalaman belajar? Karena melaluipengalaman belajar yang dialami peserta didikakan terlihat strategi pembelajaran seperti apayang dapat digunakan dalam menerapkan KTSPdalam proses pembelajaran.

Sebelum sampai ke telaah yang sebenarnyadari subjudul ini ada baiknya kita memahamiterlebih dahulu apa yang dimaksud denganpengalaman belajar. Tahun 1930-an, menurutArthur W. Foshay (1969), konsepsi kurikulummerujuk pada pengertian semua pengalamanbelajar yang diperoleh peserta didik yangdirencanakan dan dilaksanakan sekolah.Bahkan sebelumnya, Caswell dan Campbell(1935), telah mengkonsepsikan kurikulum terdiriatas semua pengalaman belajar di bawahpimpinan guru. Namun Tyler (1949),memperingatkan agar dibedakan antara kontenpelajaran dengan pengalaman belajar.Menurutnya, pengalaman belajar adalahpengalaman yang diperoleh dan dialami pesertadidik sebagai hasil belajar dan interaksi merekadengan konten dan kegiatan belajar.

Pengertian lain menyebutkan, pengalamanbelajar merupakan kegiatan mental dan fisikyang dilakukan peserta didik dalam berinteraksidengan sumber belajar melalui pendekatanpembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkanpeserta didik. Pengertian ini jelasmemperlihatkan bahwa berbagai pengalamanbelajar siswa, baik dari sisi kuantitas dankualitas (kedalaman, kebermaknaan) hanyaterjadi melalui strategi pembelajaran yangditerapkan di dalam proses pembelajaran.

Berkaitan dengan proses pembelajaran ini,Soedijarto (1997) mengemukakan duapendekatan dalam proses pembelajaran yangdinilai paling ekstrem. Pertama adalah, prosespembelajaran yang berorientasi pada isi bahanpengajaran, sehingga dalam praktik sangatmengutamakan penguasaan bahan ajar olehpeserta didik tanpa memperhatikan bagaimanaproses yang dilakukan untuk menguasai bahan

tersebut. Pendekatan ini dinamakan pendekatantujuan atau output oriented, sebab yangdiutamakan adalah hasil belajar-mengajar.Kedua adalah, pendekatan yang beroriantasikepada kegiatan belajar peserta didik.Pendekatan ini mengutamakan pentingnyaproses belajar yang dilakukan peserta didikdalam upayanya mencapai dan menguasaitujuan belajar/penguasaan bahan ajar.Pendekatan ini dinamakan juga pendekatanproses atau process oriented, sebab mengutamakantejadinya kegiatan belajar yang optimal daripeserta didik agar diperoleh hasil belajar yangoptimal pula.

Dalam perspektif seperti itu Soedijartosependapat dengan Israel Schedffer yangmengemukakan adanya tiga dimensi relevasiyang berhubungan dengan karakteristik dankualitas proses pembelajaran. Ketiga dimensiyang dimaksud adalah relevansi epistimologis,relevansi psikologi, dan relevansi sosial/moral.

Relevansi epistimologis berhubungandengan bentuk komunikasi antara peserta didikdengan objek yang dipelajarinya. Dalamrelevansi ini pengetahuan yang diperolehpeserta didik seharusnya tidak melaluipemberian informasi secara pasif, melainkanmelalui proses pemahaman tentang bagaimanapengetahuan itu diperoleh. Dengan demikianyang diutamakan bukanlah apa yang pesertadidik ketahui, tetapi proses bagaimanapengetahuan dan informasi yang diinginkan(learning how to learn).

Relevansi psikologis pada hakikatnyamerupakan kelanjutan dari relevansiepistemologis. Relevansi psikologis tekanannyabukan pada bentuk komunikasi, melainkanberhubungan dengan jenis dan aktivitas belajar.Relevansi psikologis mengutamakan aktivitasbelajar yang dapat mengembangkankemampuan berpikir dan memecahkanmasalah. Karena itu latihan memecahkanmasalah relevan dengan kehidupan aktualsehari-hari. Mengembangkan kemampuanberpikir dan memecahkan masalah dalam prosespembelajaran merupakan sarana yang strategisdalam menyiapkan peserta didik agar mampumenghadapi tuntutan zaman masyarakat yangsenantiasa berubah.

Dengan kata lain, peserta didik disiapkanagar menjadi individu-individu yangmempunyai keterampilan/kompetensi berpikiratau thinking skills. Kenneth D. Moore (2005),membagi keterampilan berpikir ke dalam empat

Page 77: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

jenjang, yaitu: 1) thinking (the act of with holdingjudgment to use knowledge and experience in findingnew information, concepts, or conclusions); 2) criticalthinking (the ability to analyze complex situationscritically, using standards of objectivity andconsistency); 3) creativity (the capacity for producingimaginative, original products or ways of solvingproblems); dan 4) metacognition (the skill of thinkingabout thinking).

Relevansi sosial/moral pada hakikatnyaadalah konsekuensi logis dari relevansiepistimologis dan psikologis. Hal inidimungkinkan karena proses sosialisasi akanmudah teraktualisasi manakala peserta didikmemiliki kemampuan berpikir dan memecahkanmasalah (relevansi psikologi) serta kemampuanmemproses perolehan pengetahuan yangdiharapkannya (relevansi psikologis). Diskusidalam memecahkan masalah, belajarmenghargai pendapat orang lain, toleransi, kerjasama merupakan bentuk dan ciri relevansisosial/moral.

Sekarang pertanyaannya adalah, denganstrategi pembelajaran seperti apa agar ideal-idealyang diamanatkan oleh KTSP khususnya dalammengembangkan pengalaman belajar mampumenyediakan suatu kesempatan belajar yangberkualitas (partisipatif, aktif, inovatif, kreatif,menarik, dan menyenangkan?

Ada berbagai strategi pembelajaran yangmampu memperkaya peserta didik mendapatpengalaman belajar yang seperti di atas. Dalamkesempatan ini, penulis hanya fokus pada duastrategi pembelajaran, yaitu: startegi pembelajaranpartispatif dan strategi pembelajaran tematik.

1. Strategi Pembelajaran Partisipatif a. Konsepsi Pembelajaran PartisipatifMenurut penulis, esensi dari prosespembelajaran partisipatif adalah inginmenempatkan peserta didik sebagai “pemainutama” dalam setiap proses pembelajaran.Artinya, peserta didik diberi kesempatan yangluas untuk mencari informasi sendiri,menemukan fakta atau data sendiri, ataumemecahkan persoalan yang menjadi kajiandalam suatu topik pembelajaran. Esensi inisangat jauh berbeda dari praktik pengajarankonvensional atau tradisional di sekolah-sekolah yang pernah terjadi pada beberapadekade yang lalu. Pengajaran tradisionalmenganggap bahwa hasil belajar siswamerupakan hasil kerja atau hasil mengajar guru.Kondisi faktual ini menempatkan sang guru

sebagai satu-satunya sumber informasi, gurudipandang sebagai lumbung ilmu. Tugas guruadalah menuangkan berbagai informasi, ilmupengetahuan kepada siswa, dan siswa siapmenampung apa yang akan dituangkangurunya ke dalam pikirannya. Guru aktif, siswapasif. Komunikasi hanya berlangsung satu arahdari guru ke siswa, tidak ada komunikasi timbalbalik. Praktik pengajaraan seperti itu puncenderung monoton, kaku, tidak ada kegairahan,karena siswa dipaksa untuk diam dari awalhingga akhir pelajaran.

Dari praktik pengajaran seperti ini, makakita mengenal apa yang dinamakan dengan“transfer of knowledge” atau pemindahanpengetahuan dari guru kepada siswa. Tidak adaproses dialektika, tidak ada proses perenungan,tidak ada proses refleksi, tidak ada prosesmencari dan menemukan pengetahuan yangdilakukan siswa. Jadi belajar sekedarmemindahkan informasi dan pengetahuan dariguru kepada siswa.

Akan tetapi seiring dengan kemajuan ilmupengetahuan, khususnya ilmu psikologi yangmendalami tentang eksistensi manusia, dansecara khusus masalah belajar, praktikpengajaran konvensional tersebut sudahketinggalan zaman, atau kalau boleh dibilangsudah tidak mendapat tempatnya lagi. Konsepsipengajaran pun berubah menjadi pembelajaranyang di dalamnya mengandung makna adanyainteraksi antara peserta didik dengan guru,peserta didik dengan peserta didik, peserta didikdengan berbagai sumber informasi danpengetahuan yang dapat digunakan untukbelajar. Peserta didik menjadi pusatpembelajaran atau student centered.

Dengan kata lain menurut Sudjana (2000),tekanan dalam proses pembelajaran adalahperanan peserta didik yang lebih aktifmelakukan kegiatan pembelajaran. Ini berarti,peserta didik merupakan komponenpembelajaran yang harus benar-benar mendapatperhatian. Artinya, seluruh proses pembelajaranharus bermuara pada peserta didik. Heinz Kock(1992), memberi penegasan bahwa orang yangpaling penting dalam sekolah (baca: prosespembelajaran) adalah murid, guru hanyaseorang “pembantu”. Fokus pembelajaranpartisipatif dapat dilakukan dalam bentukkelompok, individu, maupun kelas, partisipasidi dalam proyek, penelitian, observasi, dan lain-lain. Karakteristik peserta didik yang aktif sangatmenonjol, dan peserta didik dapat belajar dari

Page 78: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

71Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

aneka sumber, baik yang ada di dalamlingkungan sekolah atau kelas, maupun yangada di luar kelas, atau di masyarakat sekitar.

Sudjana (2000), mengutarakan bahwa esensilain dari konsep pembelajaran partisipatifdicirikan antara lain: 1) guru menempatkan diripada kedudukan yang tidak serba mengetahuiterhadap semua bahan belajar, ia memandangpeserta didik sebagai sumber yang mempunyainilai bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran;2) guru memainkan peran untuk membantupeserta didik dalam melakukan kegiatanpembelajaran; 3) guru selalu memberi motivasisupaya peserta didik berpartisipasi dalamkegiatan pembelajaran; 4) guru beserta pesertadidik melakukan kegiatan saling belajar dengancara bertukar pikiran mengenai isi, proses, danhasil kegiatan pembelajaran; 5) guru membantupeserta didik menciptakan situasi yang kondusifuntuk belajar; mengembangkan semangat belajarbersama, saling tukar pikiran dan pengalamansehingga peserta didik aktif danbertanggungjawab dalam kegiatanpembelajaran; 6) guru mendorong peserta didikuntuk selalu meningkatkan semangatberprestasi, yaitu senantiasa berkeinginan untukpaling berhasil, semangat berkompetisi secarasehat, tidak melarikan diri dari tantangan, danberorietansi pada kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang; 7) guru mendorong danmembantu peserta didik untuk mengembangkankemampuan pemecahan masalah (problemsolving) yang diangkat dari kehidupan riilpeserta didik.

Jika guru mampu menerapkan pembelajaranpartisipatif, maka ia telah menempatkan dirinyasebagai seorang fasilitator, yaitu memfasilitasipeserta didik untuk mencari, menemukan,menganalisis, mengintepretasikan berbagaiinformasi, fakta, data, pengalaman yang merekadapatkan melalui kegiatan-kegiatanpembelajaran yang akan dilaksanakan ataudilalui oleh peserta didik. Jika dianalogikan,guru ibaratnya sebagai seorang tukang kebunyang memelihara tanaman agar tanaman itutumbuh subur dan menghasilkan buah yangbanyak, manis, dan enak dimakan.

b. Mengapa Menerapkan PembelajaranPartisipatif?

Ujang Sukandi dkk (2001), mengemukakan tigaalasan perlunya menerapkan pembelajaranpartisipatif, yaitu: 1) mengoptimalkankarakteristik peserta didik; 2) sesuai dengan

hakikat belajar; dan 3) karakteristik lulusan yangdikehendaki.

Pengoptimalan karakteristik peserta didikyang dimaksud adalah, bahwa anak yangdilahirkan memiliki sifat ingin tahu danmempunyai daya imajinasi. Setiap anak, selamadalam kondisi normal mereka memiliki keduasifat tersebut. Sifat ingin tahu merupakan modalyang berharga bagi perkembangan sikap kristisanak, dan daya imajinasi sebagai modal anakberkreatif.

Hakikat belajar yang dimaksud adalah,belajar merupakan proses menemukan danmembangun makna/pengertian oleh pesertadidik terhadap informasi, pengetahuan,pengalaman, yang disaring melalui persepsi,pikiran, dan perasaan peserta didik. Konsepsibelajar seperti ini menurut Brunner dalamDadang Sulaeman (1988), menempatkanmanusia (individu) sebagai pencari, pemrosesdan juga sebagai pencipta informasi. Olehkarena itu proses pembelajaran harus bermaknadan bertujuan. Dengan cara belajar seperti itu,menurut Smith dalam Dadang Sulaeman (1988),otak manusia dipandang sebagai satu organyang mempunyai fungsi utama mencari secaragiat, menyeleksi, mendapatkan, mengorganisasi,mengolah, menyimpan dan pada saat yang tepatmemperoleh kembali dan menggunakan segalainformasi tentang dunia.

Bila siswa terlibat dalam prosespembelajaran, bukan sebagai penerimapengetahuan yang pasif, maka ia menjadiseorang “peneliti” yang berusaha memahamidunia. Dalam upaya lebih memahami duniapeserta didik merupakan penyelidik yangselektif, memusatkan pada aspek-aspeklingkungan yang berkenan dengan masalahyang dihadapinya dan secara selektifmengumpulkan data yang akan membantumemecahkan masalah yang dihadapi.

Sedangkan karakteristik lulusan yangdikehendaki merujuk pada suatu kemampuanpeserta didik agar dapat bertahan dan berhasildalam hidup, dengan memiliki karakter peka,mandiri (termasuk kreatif), danbertanggungjawab. Peka berarti berpikir tajam,kritis, dan tanggap terhadap pikiran danperasaan orang lain. Mandiri berarti, berani danmampu bertindak tanpa selalu tergantung padaorang lain. Bertanggungjawab berarti menerimaakibat dari keputusan dan tindakan yangdiambil.

Page 79: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Selain tiga alasan di atas, penerapan KTSPdengan strategi pembelajaran partisipatif jauhlebih baik, menguntungkan, danmemberdayakan segenap potensi peserta didikdaripada hanya sekedar mendengarkaninformasi atau ceramah dari guru. Denganketerlibatan langsung, peserta didik akanmemperoleh pengalaman, keterampilan, dankematangan berpikir yang sangat berharga.Melalui pembelajaran yang aktif, interaktif,komunikatif, efektif, menyenangkan dan inovatifakan menimbulkan pancaran semangat secarajasmani dan rohani (psikis). Dalam diri pesertadidik ada totalitas keterikatan yang masif.Peserta didik berkembang karena mengalamiproses interaksi antartemannya, denganlingkungan, benda-benda, peristiwa nyata, dansebagainya.

c. Bagaimana Strategi MenerapkanPembelajaran Partisipatif?

Menurut Ujang Sukandi dkk (2001), ada empatstartegi yang dapat digunakan oleh guru dalammenerapkan strategi pembelajaran partisipatif,yaitu: 1) melalui pengalaman; 2) berinterkasi; 3)berkomunikasi; dan 4) berefleksi.

Pengalaman. Ada suatu prinsip belajaryang terkenal yaitu “belajar sambil berbuat” atau“learning by doing” dari John Dewey.Pembelajaran seperti ini melibatkan banyakindera. peserta didik mempunyai pengalamanlangsung dengan objek yang dipelajari.Misalnya, peserta didik melakukan studilapangan atau field trip, peserta didik melakukanpercobaan sendiri mengenai benda tenggelamdan terapung daripada mendengarkanpenjelasan gurunya. Interaksi. Belajar akanpenuh makna dan meningkat kualitasnya bilaberlangsung dalam suasana interaksi denganorang lain. Orang lain di sini bisa guru, siswayang lain (jika proses pembelajaran di dalamkelas), orang yang ada di museum, orang yangada di pasar, di objek wisata (jika prosespembelajaran berlangsung di luar kelas).Berinterkasi dengan cara berdiskusi, salingbertanya, saling menjelaskan, melakukanwawancara, dan lain-lain. Komunikasi.Berkomunikasi secara lisan dan tulisan untukmengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan,pendapat merupakan kebutuhan setiapmanusia. Demikian juga dengan peserta didik.Mereka harus diberi kesempatan yang luas untukmelakukan komunikasi yang bermakna. Dengancara berkomunikasi secara aktif, pemahaman

peserta didik semakin mantap mengenai apayang sedang dipikirkan atau dipelajari. Refleksi.Melalui refleksi, peserta didik dapatmerenungkan kembali apakah gagasan, ide,pemikiran, pendapat yang ia kemukakan didalam suatu kesempatan sudah benar. Refleksiterjadi karena adanya interaksi dan komunikasi.Misalnya peserta didik (individu atau kelompok)sedang mempresentasikan hasil observasinya,kemudian mendapat tanggapan dari kelompoklainnya, maka di sinilah terjadi refleksi,Kelompok yang mempresentasikan tadi akanmelakukan perbaikan, sehingga memilikigagasan yang lebih mantap dan kaya.

Penerapan empat strategi di atas menurutHilda Karli (2007), harus dilakukan denganmemperhatikan empat tahapan yaitu: 1)apersepsi; 2) eksplorasi; 3) diskusi danpenjelasan konsep; dan 4) pengembangan danaplikasi.

Apersepsi. Siswa didorong meng-komunikasikan, mengilustrasikan ataumengemukakan pemahamannya tentang suatutopik yang akan dibahas. Eksplorasi. Siswadiberi kesempatan untuk menyelidiki danmenemukan konsep melalui pengumpulan,pengorganisasian, dan pengintepretasian datadalam suatu kegiatan belajar yang sudahdirancang sebelumnya. Diskusi dan penjelasankonsep. Siswa memberikan penjelasan,mempresentasikan, memberi solusi sesuai tugasyang harus mereka kerjakan. Pada tahap ini gurumemberikan penguatan agar siswa tidak ragutentang konsepsi yang mereka kemukakan.Pengembangan dan aplikasi. Guru berusahamenciptakan iklim pembelajaran yangmemungkinkan siswa mengaplikasikanpemahaman konseptualnya. Misalnya, ketikasiswa secara konseptual belajar tentangkerukunan, maka mereka harus diberikesempatan untuk melakukan aktivitas bermainperan atau role play. Melalui keempat strategitersebut, pembelajaran akan lebih holistik,bermakna, otentik, dan aktif.

Keempat strategi di atas, menurut UjangSukandi (2001) dapat difokuskan lagi secaralebih operasional menjadi bentuk-bentukaktivitas atau kegiatan yang harus dilakukanoleh peserta didik dan pembelajar. Tabel berikutini memperlihatkan bagaimana strategipembelajaran partisipatif akan diterapkan yangmemperlihatkan secara jelas berbagai aktivitasyang harus dilakukan peserta didik, dan jugaaktivitas yang harus dilakukan guru.

Page 80: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

73Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

fitkArajaleBmaladuruGnadawsiSnataigeKkutneB:1lebaT

igetartS awsiSnataigeK uruGnataigeK

namalagneP -----

natamagnepnakukaleMnaabocrepnakukaleM

acabmeMaracnawawnakukaleM

utausestaubmeM

--

magarebgnaynataigeknakatpicneMilakesesnadajrekebawsisitamagneM

gnatnanemgnaynaaynatrepnakujagnem

iskaretnI -

-

-

-

-

isuksidreB

naaynatrepnakujagneM

gnarotapadnepatnimeMnial

ratnemokirebmeM

kopmolekmaladajrekeB

-

-

--

-

-

nakujagnemilakesesnadnakragnedneMgnatnanemgnaynaaynatrep

nad,nakawatretnemkadit,nakragnedneMuluhadhibelretnatapmesekirebmem

aynbawajnemkutnunialawsisadapek

nakragnedneMnialgnarotapadnepatnimeM

nakujagnemilakeses,nakragnedneMirebmem,gnatnanemgnaynaaynatrepirebmemkutnunialawsisnatapmesek

tubesretratnemokgnatnettapadnep

kududilakeses,kopmolekekgnililekreBnakragnednem,kopmolekamasreb

ilakesesnad,kopmoleknagnacnibrepgnaynaaynatrep/ratnemokirebmem

gnatnanem

isakinumoK ---

--

--

/nakisartsnomedneMnakkujnutrepmeM

naksalejneM

/aracibreBnakatirecneM

nakropaleM)silutret/nasil(

,narikipnakakumegneM)silutret/nasil(tapadnep

---

---

-

nakitahrepmeMratnemokirebmeM

naaynatrepnakujagneM

/nakragnedneM/ratnemokirebmeM

naaynatrepnakujagneM

naaynatrepnakujagnem,ipaggnaneM

iskelfeR - lisahilabmeknakrikimeMiridnesnarikip/ajrek

--

nakaynatrepmeM,aynatrebkutnunialawsisatnimeM

,tapadnepirebmem,ipaggnanemisitirkgnem

Agar artikel ini tidak berhenti pada tataranteoretis, penulis memberi contoh penerapanpembelajaran partisipatif bidang studi IlmuPengetahuan Sosial (IPS) jenjang SD denganpokok bahasan mengenai “Kegiatan Jual Beli

di Sekitar Rumah” . Semoga rencanapembelajaran di bawah ini dapat memberiinspirasi para guru untuk menciptakan sendiridengan mata pelajaran dan pokok bahasanlainnya sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi.

Page 81: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Bidang Studi IPS

Jenjang : Sekolah DasarKelas/Semester : III/2Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Pokok Bahasan : Kegiatan Jual Beli di Sekitar RumahAlokasi Waktu : 3 x 70 menit (3 kali pertemuan)

I. Standar KompetensiKemampuan memahami: 1) kronologis peristiwa penting dalam keluarga; 2) kedudukan danperan anggota keluarga; 3) aturan dan kerja sama di lingkungan; 4) kegiatan dalam pemenuhanhak dan kewajiban sebagai individu dalam masyarakat; dan 5) kenampakan lingkungan

II. Kompetensi DasarKemampuan memahami kegiatan jual beli

III. Indikator Setelah proses pembelajaran siswa mampu:1. Menjelaskan hasil pengamatannya di pasar2. Menulis laporan hasil pengamatan di pasar.3. Mendemonstrasikan proses terjadinya transaksi di pasar atau tawar-menawar.

IV. Materi1. Pasar sebagai tempat kegiatan jual beli2. Cara melakukan tawar-menawar.

V. Pendekatan, Media, dan Metode1. Pendekatan : Konstruktivisme2. Metode : Ceramah, penugasan, tanya jawab, diskusi, pengamatan, kunjungan,

membuat laporan3. Media : Gambar pasar tradisional, gambar pasar modern (pasar swalayan), gambar

kegiatan jual beli.VI. Kegiatan Pembelajaran

Catatan:1. Diasumsikan bahwa lokasi pasar tidak jauh dari sekolah, siswa dan guru cukup berjalan

kaki.2. Diasumsikan, jumlah siswa hanya 30 – 32 anak (1 kelas saja).

.)lanoididartrasapeknagnujnuknadmumunasalejneP(.1naumetreP

pahaT utkaW awsisnataigeK uruGnataigeK

ispesrepA tinem01 - tatacnem,nakragnedneM - kokopgnatnetnaksalejneMirajalepidnakagnaynasahab

amasreb

isarolpskE tinem06 -

-

-

maladigabidgnayawsiSnakukalemkopmolek

ekisavresbo/nagnujnuktakedretlanoisidartrasap

ajreKrabmeLnakajregneMhadusgnay)SKL(awsiS

urugnakpaisidkutnunaropaltaubmeM

nakisatneserpid

-

-

-

,isawagnem,gnibmibmeMnataigekayapusagajnem

nalajrebnagnapalidisavresboracnal

SKLnakpaiyneM

naropaltamrofnakpaiyneM

Page 82: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

75Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Lembar Kerja Siswa (LKS)Kelompok : _____________Anggota : 1). __ ; 2) __ ; 3) __ ; 4) __ ; 5) ___Tanggal Kunjungan : _________________Lokasi : _________________Judul Kegiatan : Kunjungan ke Pasar Tradisional

Lembar Pengamatan1. Apa saja kebutuhan sehari-hari yang diperjualbelikan di pasar itu (sebutkan 10 macam)?2. Apa saja kebutuhan sekolah yang diperjualbelikan di pasar itu (sebutkan 10 macam)?3. Apa saja makanan yang diperjualbelikan di pasar itu (sebutkan 15 macam)?4. Apa saja barang mainan yang diperjualberlikan di pasar itu (sebutkan 5 macam)?5. Apakah antara penjual dan pembeli melakukan tawar menawar?

Kalau ya, mengapa?7. Apakah barang seperti kulkas (lemari es), sepeda motor, mobil dijual di pasar itu? Kalau tidak,

mengapa?8. Ceritakan keadaan pasar yang kalian kunjungi!9. Apa kesimpulan dari kunjungan kalian ke pasar tradisional?10. Apa perbedaan antara pasar tradisional yang kalian kunjungi dengan pasar swalayan seperti

indomart, alfamart, familymart, cerimart, atau toko/warung yang memberi kebebasan pembeliuntuk memilih dan mengambil barang-barang yang akan dibeli?

.2naumetreP

pahaT utkaW awsisnataigeK uruGnataigeK

,isuksiDisatneserp

taubmeMnaropal

maladkutneb

fitpirksedtamrof(

hadusnakpaisid

)urughelo

tinem525kutnu

@kopmolek01+tinem5kutnutinemnadisuksid

ratnemokurug

tinem52

-

-

-

lisahnakisatneserpmeMrasapeknagnujnuk

lanoisidartirebmemnialkopmoleK

ratnemok,napaggnat

aracesnaropalnusuyneMirebidawsis,silutret

isaerkrebkutnunasabebek

-

-

-

-

aynnalajnipmimeMkopmolekpaitesisatneserp

irebmem,naklupmiyneMnataugnepnadratnemok

idgnililekreb,tahileMkopmolekpaites

kopmolekpaiteshuruyneMsalekidgnajamemkutnu

adapaynnaropallisah.ayntukirebnaumetrep

-megnePnadnagnab

isakilpa

tinem01 - isalumisnakukalemawsiS-rawatkitkarpuata

laujneparatnarawanemhotnoc(ilebmepnad

rawanem-rawathaksannamalahidtahilidtapad

.)ayntujnales

- ,isawagnem,gnibmibmeMnataigekayapusagajnem

racnalnalajrebisalumis

Page 83: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Format Laporan1. Pendahuluan2. Tujuan pengamatan ke pasar tradisional3. Hasil pengamatan4. Keadaan/kondisi pasar tradisional5. Penutup

Pertemuan 3.1. Guru menyuruh masing-masing siswa

mencari pasangan untuk melakukansimulasi bermain peran (role play).

2. Siswa diberikan kebebasan untukmenentukan sendiri siapa yang menjadipenjual dan pembeli.

3. Siswa diberi kebebasan untuk berekspresisesuai peran yang akan dimainkan.

4. Masing-masing pasangan melakukansimulai tawar menawar di depan kelas.

5. Akan lebih baik memanfaatkan mediayang sebenarnya (jeruk, mangga, anggur,dll) sesuai kebutuhan.

Naskah simulasi tawar menawar dalam jual beli

Belajar Menawar Harga Yuk!Penjual : Buah segar, buah segar. Jeruk bu,

mangga Bu, salak Pak, anggur Pak.Murah, dijamin tidak kecewa! (sambilduduk menghadap barangdagangannya, penjual itumenawarkan dagangannya kepadaorang yang lewat).

Pembeli : Jeruk apa ini? (sambil memegangmegang jeruk)

Penjual : Yang ini jeruk medan, yang ini jerukkalimantan, kalau yang itu jeruklokam dari Cina (jari menunjuk kejeruk yang dimaksud).

Pembeli : Apakah ada mangga Indramayu?Penjual : Oh, ada. Manis-manis lho rasanya.

(sambil menunjuk mangga yangdimaksud)

Pembeli : Satu kilogramnya berapa?Penjual : Satu kilogram tujuh ribu rupiah.Pembeli : Boleh kurang, tidak?Penjual : Boleh sedikit.Pembeli : Lima ribu rupiah, ya?Penjual : Tambah sedikit lah.Pembeli : Nggak. Lima ribu juga sudah mahal.

Bagaimana, boleh nggak lima ribu.Penjual : Ya, sudahlah. Beli berapa kilo?Pembeli : Tiga kilo saja.

Penjual : Baiklah! (kemudian penjual menim-bang mangga)

Pembeli : Ini uangnya! (menyodorkan uang duapuluh ribu)

Penjual : Terima kasih ya, ini mangganya dankembaliannya. (penjual menyerahkanmangga dan kembalian uang lima riburupiah)

Evaluasi.Evaluasi dilakukan oleh dengan cara:1. Menilai hasil laporan kunjungan ke pasar

tradisional2. Menilai kemampuan kelompok/individu

dalam presentasi3. Menilai kemampuan kelompoki/individu

dalam menjawab pertanyaan dari temanlainnya saat presentasi.

4. Menilai kemampuan masing-masing siswadalam membawakan dan mengekspresikanperannya saat role play tersebut.

2. Strategi Pembelajaran Tematika. Konsepsi Pembelajaran Tematik dan

PenerapannyaEsensi pembelajaran tematik adalah berupayamemberikan pengalaman belajar yangmeaningfull bagi peserta didik melalui kajianinterdisipliner. Misalnya suatu topik bahasandapat didekati dari perspektif berbagai disiplinilmu. Tim Pengembang PGSD-II dan S2 (1997)mengartikan, pembelajaran tematik adalah suatukonsep pendekatan pembelajaran yangmelibatkan beberapa bidang studi untukmemberikan pengalaman yang bermaknakepada peserta didik. Bermakna artinya, pesertadidik memperoleh suatu struktur kognitif yangterpadu, konsep-konsep yang dipelajari pesertadidik diperoleh melalui pengalaman langsungdan menghubungkannya dengan konsep-konsep yang sudah mereka pahami.

Strategi pembelajaran tematik dan jugapartisipatif berangkat dari ketidaksetujuan akanpendekatan drill yang menekankan bankingsystem dalam pembentukan struktur intelektualpeserta didik. Kedua strategi pembelajaran diatas sangat melibatkan siswa aktif secara mentaldan fisik di dalam proses pembelajaran.

Dalam bahasa Yusufhadi Miarso (2007),strategi pembelajaran tematik juga diartikansebagai strategi pembelajaran kontekstual yangmengedepankan gagasan jamak atau makro.Misalnya, pokok bahasan “Kegiatan Jual Belidi Sekitar Rumah” di atas dapat dibahas malaluiberbagai sudut keilmuan. Gambar berikut iniakan memperjelas pemahaman kita.

Page 84: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

77Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Pokok bahasan: “Kegiatan Jual Beli di Sekitar Rumah”

Bahasa Indonesia: Siswa diminta untuk

membuat suatu karangan singkat

dengan judul “Manfaat Pasar”

Matematika: Siswa diminta untuk membuat perkiraan

berapa jumlah penjual sayuran, buah-buahan,

dan alat-alat tulis

Agama/Budi Pekerti: Mendiskusikan

bagaimana menjadi seorang penjual yang

jujur?

Bahasa Inggris: Menyebutkan/menuliskan

berbagai barang yang dijual di pasar dalam

bahasa Inggris

Gambar 1. Model Pembelajaran Gagasan Makro

b. Karakteristik Pembelajaran TematikDari konsepsi mengenai pembelajaran tematikdan sebuah ilustrasi penerapannya di atasmenurut Hilda Karli (2007), strategipembelajaran tematik mempunyai karakteristik-karakteristik seperti:1). Holistik. Suatu peristiwa atau topik yang

menjadi pusat perhatian diamati dan dikajidari beberapa sudut bidang studi sekaligus.

2). Bermakna. Pengkajian suatu topik dariberbagai macam aspek memungkinkanterbentuknya jalinan struktur kognitif yangdimiliki siswa. Pada gilirannya akanberdampak pada kemaknaan dari materiyang dipelajari. Proses pembelajaran lebihfungsional.

3). Otentik. Pembelajaran tematikmemungkinkan siswa memahami secaralangsung konsep dan prinsip yang akandipelajari. Karena mereka mengalamisendiri aktivitas belajar. Mereka mamahamihasil belajarnya sendiri yang diperolah dariinteraksinya dengan berbagai sumberbelajar, objek, fakta, peristiwa, dan bukansekedar hasil pemberitahuan gurunya.Informasi dan pengetahuan yang diperolehsifatnya menjadi otentik.

4). Aktif. Pembelajaran tematik pada dasarnyadikembangkan berdasarkan pendekatandiscovery inquiry. Siswa terlibat aktif, mulaidari perencanaan, pelaksanaan, hinggaevaluasinya.

c. Prinsip Pembelajaran TematikGuru harus tetap memperhatikan beberapaprinsip dalam pelaksanaan pembelajarantematik. Mengapa demikian? Karena harusdiakui bahwa tidak ada satu strategipembelajaran yang absolutely adalah yang palingbaik. Semua strategi pembelajaran salingmelengkapi satu dengan yang lainnya.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikanoleh guru antara lain adalah:1). Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun

dengan mudah digunakan untukmemadukan berbagai bidang keilmuan.

2). Tema harus bermakna, artinya tema yangdipilih harus memberikan bekal bagi siswauntuk belajar selanjutnya.

3). Tema yang dikembangkan harus mampumewadahi sebagian besar minat siswa.

4). Tema harus disesuaikan dengan tingkatperkembangan psikologis siswa.

Page 85: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

5). Tema yang dipilih hendaknyamempertimbangkan peristiwa yang aktualdalam kehidupan siswa.

6). Tema yang dipilih hendaknyamempertimbangkan kurikulum yangberlaku serta harapan masyarakat.

7). Tema yang dipilih hendaknyamempertimbangkan ketersediaan sumberbelajar.

d. Kegembiraaan dalam belajar (joy inlearning)

Kebahagiaan dalam belajar atau joy in learningsebenarnya adalah dampak yang ditimbulkanoleh pengembangan KTSP, khususnyakeharusan mengembangkan pengalaman belajarpeserta didik. Secara khusus pula, penulis sudahmenguraikan dua strategi pembelajaranpartisipatif dan tematik yang nyata-nyatamampu menyediakan berbagai pengalamanbelajar yang begitu variatif.

Kedua strategi pembelajaran itu palingtidak mampu menjawab tuntutan dari duniainternasional yang dipelopori oleh UNESCOmelalui “the International Commission on Educationfor the Twenty-first Century” pimpinan JacquesDelors, yang menyimpulkan bahwa praktikpendidikan harus berangkat dari empat pilarpembelajaran, yaitu: 1) learning to know; 2)learning to do; 3) learning to be, dan 4) learning tolive together.

Soedijarto (2000), menguraikan satu-satupersatu keempat pilar pembelajaran itu sebagaiberikut.1. Learning to know adalah suatu proses

pembelajaran yang memungkinkan pesertadidik menghayati dan akhirnya dapatmerasakan dan dapat menerapkan caramemperoleh pengetahuan, suatu prosesyang memungkinkan tertanamnya sikapilmiah, yaitu sikap ingin tahu danselanjutnya menimbulkan rasa mampuuntuk selalu mencari jawab atas masalahyang dihadapi secara ilmiah.

2. Learning to do merupakan suatu upaya agarpeserta didik menghayati proses belajardengan melakukan sesuatu yang bermakna,suatu proses pembelajaran yang dikenaldengan “active learning”. Model belajarseperti ini akan memungkinkan tercapainyatujuan pendidikan untuk mengembangkanmanusia seutuhnya.

3. Learning to be adalah suatu prinsippendidikan yang dirancang bagi terjadinya

proses pembelajaran yang memungkinkanlahirnya manusia terdidik yang mandiri.Rasa kemandirian akan tumbuh dari sikappercaya diri, dan sikap percaya diri akanlahir dari pemahaman dan pengenalandirinya secara tepat. Atas dasar ini makaproses pembelajaran pertama-tama harusmemungkinkan peserta didik mengenaldirinya dengan penuh kebahagiaan.

4. Learning to live together menekankan agardalam proses pembelajaran memungkinkanpeserta didik menghayati hubunganantarmanusia secara egaliter. Pertentanganyang dasarnya perbedaan ras, agama, suku,keyakinan politik, dan kepentinganekonomi yang masih saja terjadi harusdihindarkan. Karena itu, pendidikantentang nilai-nilai kemanusiaan, moral, danagama yang melandasi hubunganantarmanusia perlu diintensifkan.Strategi pembelajaran partisipatif, tematik,

dan ditambah lagi dengan empat pilarpembelajaran seperti yang digariskan UNESCOtersebut telah menempatkan peserta didiksebagai subjek utama dalam proses pendidikan(pembelajaran). Peserta didik difasilitasi untukdapat belajar baik secara individual maupunkelompok, belajar menemukan, belajar mencari,melakukan observasi atau mengamati,berdiskusi, berefleksi, belajar aktif, komunikatifakan membuat suasana pembelajaran sangatmenyenangkan.

Jika praktik pembelajaran seperti itu bisadilaksanakan di semua jenjang, makamemungkinkan peserta didik menemukankebahagiaan dalam belajar atau joy in learning.Kebahagiaan dalam belajar membuat pesertadidik terlibat secara totalitas baik mental (psikis)maupun fisik. Dengan demikian sekolah tidaklagi dianggap oleh Paul Freire sebagai penjarabagi siswa, melainkan menjadi tempat yangmenyenangkan dan membahagiakan, tempatpersemaian tunas-tunas muda.

Berkaitan dengan joy in learning ini, Hensondan Eller (1999) dalam Kenneth T. Hanson(2001), menyampaikan beberapa testimony daribeberapa guru mengenai pentingnyakebahagiaan dalam belajar.a. “I believe that working and learning at school

can and should be fun. I joke and laugh freelywith my students.” Duane Obermier, formerNebarska Teacher of the Year.

b. Cynthia Lancaster, former Washington StateTeacher of the Year, tells begining teacher that

Page 86: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

79Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

setting clear behavior roles early in the year is agood way to provide at atmosphere that allowsthe teacher and students to have fun.

c. Susan Llyoyd, former Alamaba Teacher of theYear suggests that the best fun a teacher can planis the joy of learning, and says that in planningfor this happen in her classes, she spends most ofher time learning, attending lectures, reading,and discussing current issues. She uses“fascinating facts and throught-provokingquestions” to kick-start their brains.

d. Marilyn Grondel, former Utah Teacher of theYear says, “I believe that wonder and joy arealways in the attic of one’s mind.” She shares afew of techniques she uses to bring joy into herclasses. First, she looks to the community. Sinceher schools is in a rural setting, she uses stories ofhorses to get students’ attention. Next, she models:when she has reading class, for instance, she takesher turn and reads and write along with thestudents. She also brings in community leadersfor career day. Finally, she shares her techniqueswith fellow teachers: “A successful teacherbecomes more successful by dialoguing withcolleagues and sharing ideas and materials.”

Penutup

Dari berbagai uraian yang sudah kemukakan diatas, berikut penulis tegaskan kembali beberapahal yang menjadi pokok-pokok pikiran dalamartikel ini.1. KTSP memberikan kesempatan yang luas

bagi sekolah/guru untuk mengembangkansilabus (materi pembelajaran) yangdisesuaikan dengan karakteriktik dankondisi sekolah.

2. Dalam mengembangkan materipembelajaran harus fokus pada bagaimanamenciptakan pengalaman belajar bagipeserta didik yang meaningful.

3. Ada banyak definisi tentang kurikulum,namun esensinya adalah menghantarkanpeserta didik melalui pengalaman belajaragar mereka dapat tumbuh dan berkembangseoptimal mungkin.

4. Saat ini sistem pendidikan nasional telahmenetapkan KTSP sebagai kurikulumnasional. Implementasi KTSP dapatdilakukan dengan menggunakan strategipembelajaran partisipatif dan tematik.

5. Strategi pembelajaran partisipatif dantematik menempatkan peserta didik sebagaipusat pembelajaran. Peserta didik sebagaipemain utama dalam proses pembelajaran.

6. Strategi pembelajaran partisipatif dantematik memungkinkan peserta didik:belajar aktif, belajar mandiri, belajar berbuat,melakukan observasi, menemukan sendiripengetahuan, bekerja kelompok, mengkajitopik bahasan dari berbagai sudut keilmuan,berdiskusi, melakukan refleksi. Semua itudapat memungkinkan peserta didik terlibattotalitas, baik psikis maupun fisik

7. Strategi pembelajaran partisipatif dantematik mampu menciptakan atmosfirbelajar yang menyenangkan yang membuatpeserta didik dapat menemukankebahagiaan dalam belajar (joy in learning).

8. Kedua strategi pembelajaran itu paling tidakmampu menjawab tuntutan dari duniainternasional yang dipelopori olehUNESCO melalui “the InternationalCommission on Education for the Twenty-firstCentury” bahwa praktik pendidikan harusberangkat dari empat pilar pembelajaran,yaitu: 1) learning to know; 2) learning to do; 3)learning to be, dan 4) learning to live together.

Daftar Pustaka

Ansyar, Mohammad. (1989). Dasar-dasarpengembangan kurikulum. Jakarta:Depdikbud Dirjen Dikti

Depdiknas. (2003). Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional, (Jakarta, BiroHukum dan Organisasi Depdiknas)

Caswell, Hallis L., Doak S. Cambpell. (1935).Curriculum development. New York:American Book Co.

Delors, Jaques. (1996). Learning the treasure within.Paris: UNESCO

Foshay, Arthur W. (1969). Curriculum:Encyclopedia of educational research. NewYork: Macmillan Ruflishing Co. Inc.

http://www.wongdonnya.wordpress.com/2007/01/31/ktsp-beban-baru-bagi-guru/ didownload tanggal 1 Juli 2007

Henson, Kenneth T. (2001). Curicculum planning:Integrating multiculturalism, constructionand education reform. New York: McGrawHill

Page 87: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Mengimplementasikan KTSP dengan Pembelajaran

Karli, Hilda (2007). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan: BagaimanaMengimplementasikan di Kelas?Bandung: Generasi Info Media

Kock, Heinz (1992). Saya guru yang baik!?Yogyakarta: Kanisius

Miarso, Yusufhadi (2007). Materi kuliah“Landasan teknologi pendidikan” ProgramPascasarjana S2 Jurusan TeknologiPendidikan Universitas Negeri Jakarta

More, Kenneth D. (2005). Effective instructionalstrategies; From theory to practice. London:SAGE Publications

Mulyasa, Enco. (2007). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan, Sebuah Panduan Praktis.(Bandung: Penerbit: RemajaRosdakarya)

Olivia, Peter. (1982). Developing the curriculum.Boston: Little Brown and Company.

Soedijarto. (2000. Pendidikan Nasional, sebagaiwahana mencerdaskan kehidupan bangsadan membangun peradaban negara-bangsa(Sebuah Usaha Memahami Makna UUD1945). Jakarta: Penerbit CINAP

________. (1997). Kualitas proses belajar danevaluasi sebagai faktor yang menentukanmutu pendidikan (makalah padaPertemuan dan Orientasi ForumKomunikasi dan KonsultasiPenyelenggara Pendidikan Islam” diHotel La Meridien, 26 Juli 1994)

Sudjana. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung:Falah Production

Sukandi, Ujang (2001). Belajar aktif dan terpadu:Apa, mengapa, dan bagaimana? Jakarta:The British Council

Sulaeman, Dadang. (1988). Teknologi/metodologipengajaran. Jakarta: Depdiknas DirjenDikti

Tim Pengembang PGSD. (1997). PembelajaranTerpadu D-II PGSD. Jakarta: Depdiknas

Tyler, Ralp W. (1949). Basic principle of curriculumand instruction. Chicago: The Universityof Chicago Press

Zais, Robert S. (1976). Curriculum: Principles andfoundations. New York: Harper and Row,Publisher

Page 88: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

81Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Genre Pedagogy in EFL Teaching in Senior High School

Genre Pedagogy in English Foreign Language Teaching inSenior High School

Michael Kaprista Sutikno*)

*) Mantan Guru SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta

Opini

ntuk memenuhi tuntutan modernisasi, pendidikan perlu mengevaluasi dirinya khususnyayang berkaitan dengan kurikulum dan silabus. Evaluasi dilakukan tidak hanya pada tingkatpendidikan menengah tetapi juga pada tingkat pendidikan tinggi, di tempat mereka sebagaipeserta pendidikan merasakan manfaat belajar di lingkungan pendidikan formal.Tulisan ini

membahas secara khusus, pertama tentang tata bahasa sebagai “ tubuh dan jiwa “ dalam belajarbahasa Inggris di sekolah menengah. Kedua, tulisan ini membahas genre mengubah paradigmatentang silabus bahasa Inggris. Ketiga, membahas tentang pedagogi genre dengan kelebihan dankekurangannya.

Key words: Teaching grammar, teaching reading, genre, genre pedagogy.

Responding to the needs to prepare for modernization, education nowadays must evaluate itself inthe form of the new curriculum as well as syllabus. What this essay will discuss first is about teachinggrammar as the main “body and soul” in teaching English in high schools. Second is about genresthat change the paradigm of teaching English as the result of functional syllabus. Third is aboutgenre pedagogy with its advantage and disadvantage.

Abstrak

U

Introduction

Responding to the needs of the students undertheir self preparation in welcoming the modernera and global changing in any aspects,education nowadays must be aware andreevaluate itself for its contents in the form ofcurriculum and syllabus. Education has becomethe main root of human development and themain source for new candidates who later onwould be the people of profession to change theworld. It is very important for us as educationpractitioners to understand the changeablesituation and we must select which of thelearning subject later on would be beneficial forour students.

Education nowadays is not merely simpleinstitution that educates the students but refersto the goal that provides candidates for holdingsome specific profession later on for the brighterfuture. This new assumption may emerge somenew terms that students lately be called as theconsumers or the stake holders. Avoiding of themisunderstanding, boredom of the students,reluctant in reading certain materials, ignoringboth the lesson as well as the teachers who takecontrol over the lesson and silly questions suchas “What is it for us (students) to learn thissubject?” or other statements such as “ Bull shitwith this lesson, I learn what I like.”, as educationpractitioners we must select which lessonswould be beneficial for our students. Thischangeable pattern that consists of material and

Page 89: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Genre Pedagogy in EFL Teaching in Senior High School

subject designs must be the first concern both forthe formal high schools and also universities.

Concerning on this case, starting 2006schools have great opportunity in reform andreshape their own curriculum including thesyllabus based on their vision and mission thatschool carries. By having KTSP (KurikulumTingkat Satuan Pendidikan) schools have greatobligation to lighten students learning burdenand to erase some useless materials in order tocreate “ready to do” students as the futureworking applicants. First of all, the newcurriculum has given freedom to the school tochoose the appropriate materials or text book thatrepresent their general goals as well their visionto the education. Later on the syllabus of thoseschools are expected to have a clear function inthe future than just transferring the knowledgeblack over the white patterns.

In the case of teaching English as foreignlanguage in these schools, especially in seniorhigh schools, students must be guided to learnEnglish not only to fulfill the minimalrequirements of the targeted mark but also theyhave to be guided to track back to the essence oflearning language. Learning a language islearning on how to communicate and to knowthe elements that support the communication.So let’s the students maximize the basic goal oflearning the language. This process of teachinglearning activities must be relied on the teacherroles which are expected to be very active andcreative for focusing the learners, or in briefpeople usually refer to learner centeredcommunicative approach.

In this nation having learners centeredcommunicative approach as stated in the CBCgoal for learning English subject may find a lotof obstacles because for decades learning Englishsubject in schools has associated with learninggrammar not in the form of functional syllabusbut more to the teachers centered learningsituation. For decades grammar has been the“king” and the “soul” of teaching English insenior high schools in this country. From the textbook materials; from the simple exercises booksto the preparation for Genre Pedagogy in Englishas Foreign Language Teaching in Senior HighSchool (TOEFL), daily teachers explanation,weekly tests to the final tests even national finaltests to the university admission tests, grammaralways and has taken mostly and has been thegreatest roles in teaching English. This situationbecomes the main factor why English teachersare reluctant to change their style and method in

teaching English or leaving grammar becausemost of the end of the students’ final test, grammarstill takes control over the content in the tests, forexample so many test questions relate to thegrammar (as seen in the test collection in http://guru.bpkpenabur.or.id/teguh/ing-testesp.htm)

When teachers are expected to be creativeby focusing the learning in the form of totallylearners centered and using functional syllabusby having games, songs even debates or tellingstories for their teaching variation, at the end ofthe lesson basic question haunts them whetherthe main specific patterns of structure or thespecific goal of the learning has been transmittedwell to the students or not. This uncertainsituation and costly hours for feedback about thelearning make teachers do not want to implementthis method so often because the target time formaterials to be finished before the final testworries them much. So English teachers arefinally back to their old fashioned method andstyle in teaching English, back to the Grammarexplanation and exercise.

Teaching Grammar

As quoted from Methodology in LanguageTeaching (2002), Swans focuses on some reasonswhy teachers love teaching grammar. As a matterof fact, English teachers prefer teaching grammarbecause the demands of the environment andalso the psychological point of view. As the writermentioned before the role of the existed materialsbecome the first reason. Both teachers andstudents easily find grammar books everywherein the bookstores; from the grammar rulesexplanation to the various exercises books andothers. This case refers to the people’s ideologyin this country that English subject is a matter ofgrammar teaching learning activities.

The second reason is about the simplicity ofteaching grammar. English teachers may findeasy and become their habitual activity thatteaching English subject is a matter of teachingrules by rules of the grammar. This kind ofteaching forms the pattern of English teachers toteach English, such as giving students series ofgrammar rules, then give them exercises anddiscuss about the exercises, correct the mistakesand later on the material is ready to be tested asstudent’s assessment and teachers’ evaluation.So learning grammar is a lot simpler thanlearning language as a whole (Methodology in

Page 90: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

83Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Genre Pedagogy in EFL Teaching in Senior High School

Language Teaching, 2002:149)The third reason is about the test. By

teaching grammar which has rules and rules andstraight forward outcomes will effect on the testand evaluation as the main latest goal of teachinglearning activity. Students assessment andteachers evaluation become the main media formeasuring the successful and failures of theteachers’ performance and competence andstudents’ competence. In this 2004 curriculum(Kurikulum Berbasis Kompetensi) which morefocuses on the selected schools because of theschools quality in providing the teachinglearning facilities, teachers are expected to haveremedial test after finding that several studentsmay have to repeat the test in order to reach theminimal requirement mark. So in this caseteachers are expected to have the enrichmentsession to re explain and later on to have remedialtest.

The fourth reason is the save feeling both forteachers and students. Teaching grammar as thewriter already mentioned before relates to therules to rules grammar explanation. Theatmosphere of the English subject teachinglearning activity forms has given teaching andlearning pattern both teachers and students fordecades. Teachers may feel save and secure byteaching series of rules and students may feelsecure as well when they can get the essence ofgrammar rules and be successful in doing theEnglish exercises and test.

The fifth is about the essence of Englishlesson. People always refer to the Englishteaching learning activities by focusing thegrammar, this always forms ideas that theessence of learning is grammar. This idea mayrelate to the so many people who are able to haveself learning without the helps of formaleducation institution. These people may learngrammar rules and without knowing the essenceof learning language is more to develop itsfunction as the tool of communication. Sostudents and others people may understandwhat rules to use in certain questions and testbut still reluctant to use in spoken orperformance activity for example in expressinghow to call the police for emergency incident,etc.

The sixth is about by teaching grammar,teachers do not have to teach the whole elementsof the language, such as teachers may find givingpronunciation practice each session of thelearning activity annoying. Teachers prefer to

have step by step procedure such as usingindependent materials for teaching, usingpreferable materials first to be taught or havingthe easiest to the hardest materials first. Soteachers feel that by teaching grammar with gooddivision and good management is not hard to dothan teaching the language as a whole system.

As quoted from methodology in LanguageTeaching, the last reason is about teachers’authority. Grammar relates to the rules, and theserules help students to know which right andwrong about grammar and teachers may givejudgment about it. In the meaning to say is thatteaching grammar is about rules implementationin exercises and tests and teachers have the rightto correct the students’ mistakes.

Those reasons above that relate to theeasiness of teaching grammar indirectly createthe passiveness both teachers and students.Teachers are active mostly in creating theexercises for the students and perhaps havingcreative media under teachers’ supervision.Other reasons perhaps teachers mostly are afraidto be creative all the time because they feel thatby giving games, songs or other materials thatstimulate the interesting atmosphere in teachinglanguage lead to the unsuccessful specificlearning objective. So teachers are so far awayfrom the real function of learning language andcreating the passive input to the students.Students later on become the passive learnersonly know about what grammar rulesappropriate to the certain tests and exercises andtotally blank in the language usage.

In this study the writer tries to lift up genreas the other optional English teaching learningactivities as the vehicle for both teachers andstudents to be more active and to encourage bothteachers and students self confidence to havegreat interaction in the class in the form of genremedia and activity.

Genre Pedagogy

What is genre? And what differentiates it fromthe text? As quoted from Christie, 1991a, p.142in Johns 2002: 5, a text is understood asfunctioning in a context, where context is said tooperate at two levels; at the level of register, wherefield (social activity), tenor (the interpersonalrelationships among people using language) andmode (the part played by language in buildingcommunication) all have consequences for the

Page 91: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Genre Pedagogy in EFL Teaching in Senior High School

choices made in linguistic system. And at thelevel of genre, where social purpose in usinglanguage also has consequences for linguisticchoices made. For any given instances forlanguage use, a genre is selected (be that a report,a narrative, a trade encounter, and so on) andparticular choices are made with respect to field,tenor, and mode, all of which are realized inlanguage choices.

Teaching reading both in junior highschools and senior high schools mostly has beento the understanding of the passage such asquestioning the main idea of the passage andfinding both the topic and the topic sentence ofeach paragraph. Students are not expected tothink creatively to answer most of the questionsas in reading comprehension has because mostof the answers have already been stated in the

)2002:snhoJ(rammarGgnihcaeTrofserneGyeKthgiEehT:elbaT

esopruplaicoS noitacollaicoS segatsehtfonoitpircseD

tnuoceR stnevegnilleteRehtniyllausu

sredrolacigolonorhc

,yrotsihnidnuoFecnarusni,stneve

.cte,smialc

fodrocer,noitatneirO.noitatneiro-er,stneve

noitamrofnItroper

yawehtgnibircseDgnidulcnierasgniht

sretcarahceht

nidnuoF,aidepolcycne

,eruhcorbstnemesitrevda

,tnemetatslareneG,stcepsafonoitpircsedseitivitcafonoitpircsed

noitanalpxE wohtuobagninialpxEerasgnihtyhwdna

erachtlaehnidnuoF,skoobtxet,stelkoob

cte,stelfael

,tnemetatslareneGecneuqesfonoitacilpmi

noitisopxE emosgniugrAfotniopralucitrap

eussinanoweiv

loohcsnidnuoFcte,setabed,syasse

,noitisopfotnemetatS.noisulcnoC,stnemugrA

noissucsiD eussinassucsiD dnayassenidnuoF,seirammushcraeser

cte

,stnemugra,eussInoisulcnoc

erudecorP odotwohgnitcurtsnI lanoitcurtsninidnuoFlacinhcetdna,slaunam

.ctesnoitcurtsni

.stluser,spets,laoG

evitarraN htiwgnilaeDstnevedetacilpmoc

tirofnoitulosevahdna

trohs,slevonnidnuoF,samardoidar,seirots

.cte

,noitatneirO,noitaulave,noitacilpmoc

noituloser

yrotSsweN wenehtgnitneserPstneve

repapswennidnuoF.cte,enizagamdna

setouq,stneveyek,daeL

passage. But when we see the Teaching LearningCycle from Feez and Joyce, 1998, Johns: 2002, wemay conclude that the first stage is aboutBuilding the Context, a stage where learners areexpected to know different type of texts and findthe appropriate one to fit into the context that isbeing talked about. The second is about modelingand the deconstructing of the text. In this phaselearners are expected to know about grammar asthe target language used in the text. The thirdphase is about joint construction where withteachers’ guidance the learners are expected tomake their own text and in the last stage whichis independent construction of the text, studentsare given some topics and let them explorethemselves in writing.

The fololwing table shows the eight keygenres for teaching grammer identifield by Johns

Page 92: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

85Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Genre Pedagogy in EFL Teaching in Senior High School

(2002). By having genre as other alternativeapproach in teaching reading, students areexpected to have creativity and be active toanalyze the grammar in the text including otherwhole language elements such as the usage ofnoun, adjective, conjunction or even direct andindirect object and others. After they are able tofind out their own rules and later on teachersjust let the students freely express themselves inthe text production.

As what already stated in the table there areeight kinds of genre, the following is the specificexplanation about each of that kind.1. Recount

The social purpose of recount is aboutretelling the events in chronological orderand to form in such a way by the writer inorder to be interesting passage to read.The structure of this recount isa. Orientation, as the beginning of the story

this first part always exists in the firstparagraph as the setting mostly from thestory, where a character, time and placefirst to be mentioned.

b. Record of Events indicate the body of thetext in which the essence ofchronological events mostly explainedhere, the plot of the story and the mainidea why the story is written can be readin this part.

c. Reorientation indicates the final story,it means that how the story comes to anend.Mostly the grammar focus of this recountis past tense, but for various level forexample for the first grade and the thirdgrade of the senior high school the pasttense can be introduced and taughtdifferently based on their level ofdifficulty.

2. Information ReportThis kind of genre is one of the easiest genres,because the basic purpose of this genre isabout giving information about certain thing,usually describing thing around us such ascomputer, car, etc or even animals. Thisgradation of explanation of this text shouldbe based on students’ level.The basic structure of the text is generalstatement and description.Grammar focus which has relation with thistype is present tense. Teachers are highlysuggested giving additional vocabularysuch as using specific terms to strengthenstudents’ description; such as bandage:

medical term.3. Explanation

The basic purpose of explanation is tellingto the reader why and how things occur aswhat we hear and see, such as why thisbecomes that and how. The generalstatement occurs in the first paragraphs andfollowed by the explanation in details, lateron the conclusion is added in the finalparagraph. Grammar focus that may occuris present tense including passive voice asthe variation style.

4. ExpositionThe basic understanding of exposition isabout arguing for and against others’ pointof view. The structure of the text is first aboutthe statement where the writer wants to focuson whether agreeing on something ordisagreeing on something. The secondelement is about the statements of theargument. In this case each argument mayexist in each paragraph with a lot of reasonsas the elaboration of the argument. The lastone is the conclusion as the media forstrengthen the statement.

5. DiscussionThe social purpose of the discussion as agenre text is about explanation of variousreasons about an issue, and later on theconclusion may exist as the final judgmentof the discussion. As exposition, discussionalso has statement of position as theintroduction of an issue, the explanationfrom different point of view can be elaboratedin series of paragraphs and once again it isbased on the students’ level. The conclusionexists as the final decision after readers aretaken to see the explanation.

6. ProcedureThe basic idea of having procedure is abouttelling to the students how to make things.As the first paragraph introduces the goal ofthe process the second paragraphs relate tothe methodology or the process on how tomake things. Later on the last paragraphrelates to the final action of the methodologyor the intended goal.

7. NarrativeNarrative and recount something is similarbut totally different. In narrative theorientation has the same function as in therecount but in the recount where thechronological events take place in the secondparagraph, Narrative gives the readerproblem to solve as complication. When

Page 93: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Genre Pedagogy in EFL Teaching in Senior High School

recount has re orientation as the closingparagraph, narrative has resolution as thesolution of the problem. This kind of genre isquite confusing for the first grades studentsbecause so far what they have had in theirmind is that narrative and recount have thesame function. The grammar mostly usespast tense.

8. News StoryThe social purpose of this genre is presentingthe news. The key events and the quotationto strengthen the evidence of the news shouldbe taken into consideration. The past tenseas the grammar focus can be the general tensein the news presenting.

In the following is the explanation about how toteach grammar in the form of genre for the firstgrade of senior high school. The genre that thewriter intends to take is the recount style.

RecountAn Excursion to the Botanic Gardens

On Thursday 24 April we went to the BotanicGardens. We walked down and boarded thebus.

After we arrived at the gardens we walkeddown to the education centre. Year Three wentto have a look around. First we went to the FirstFarm and Mrs. James read us some of theinformation. Then we looked at all the lovelyplants. After that we went down to little spot inthe Botanic Gardens and had morning tea.

Next we did sketching and then we metback at the Education Center with Year Four tohave lunch. Soon after it was time for us to goand make our terrarium while Year Four wentto have their walk.

A lady took us in to special room andintroduced herself and then she explained whatwe are going to do. Next she took us in to apyramid terrarium and another one. It was mostinteresting. Later we went back and made ourterrarium.

Soon after we had finished we, went backoutside and met Year Four. Then we returnedto school.

Teaching Grammar inGenre Pedagogy

Genre pedagogy as the writer concludes isteaching any kinds of language elements suchas reading or writing including grammar using

genre as the media of teaching. In this genrepedagogy teachers indirectly requested to beactive to have question for the students. As theabove sample, teachers are encouraged tointroduce the simple text first. Then they mayask the students to read and understand thecontext of the reading passage. Encouraging thestudents by having series of question is verynecessary such as “Which one is theconjunction?”, or “Room, is it an adjective or anoun?”, “Where is the adjective or what kinds ofwords as the adjectives here?” etc. usingquestions like that, students are expected to findthe derivation and also identify easily which oneis verb and what kind of tenses is used for thiskind of text.

After that teacher may give readingcomprehension questions to help students tounderstand the context or what the text is allabout. Then later on by having fill in the blankexercise, students are expected to make theirguided own writing composition. Finally as theindependent construction, students can have freewriting composition based on the functionalcontext.

There are some advantages anddisadvantages using genre as the media forteaching grammar. In the following are theadvantage factors:1. interesting

It is interesting media for teaching readingalthough we may insert grammarunderstanding in it. Students are no longerface old fashioned reading comprehensionwhich always refers to the questions thatrelate to the main idea, topic, topic sentenceetc.

2. active interaction classroom managementBy having genre pedagogy here, avoidingstudents for falling asleep during readinglesson. Some of the students may havedifficulty in reading because they feelreading is annoying because the situationof the classroom becomes so quite and silentthen indirectly they feel sleepy. In this caseof giving series of questions in the form ofreading passage analysis, students areencouraged to answer the questions andgive interaction to the students.

3. basic knowledge and understandingIn this case when teachers give questions,they may focus on specific topic to bediscussed; such as gerund, noun phrase,modals, etc and avoid misunderstanding to

Page 94: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

87Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Genre Pedagogy in EFL Teaching in Senior High School

the students.4. brain stimulation both teachers and

studentsHaving genre as the vehicle of teachinggrammar, stimulate the creativity bothteachers and students. Teachers may focuson certain topics to be discussed withquestion variations and students can havecritical thinking in analyzing the passage.

5. media for the new productionAs teaching cycle ever explained, we myhave text modeling, joint construction andindependent construction of the text cangive great opportunity for the students tohave a better writing compositionproduction.

6. successful goal of learningDifferentiating among those passages andalso giving appropriate method of teaching,teachers may reach successful goal oflearning towards students. Its very differentwith old fashioned texts in usual readingcomprehension which only givemeaningless text without purpose andboring questions for decades. And foradditional this method may invent a newstyle of reading test, which more focus onthe analysis then comprehension questions.

7. specific explanation in grammar focusBy having passage analysis, students maysee clearly what grammar pattern is goingto talk about and the implementation in thesentence and composition. This method alsoavoids students for misunderstanding,between similar grammar pattern such asthe usage of continuous and gerund.

On the other hand the disadvantage of teachinggrammar is explained as follows:1. difficult to find the text as the media for

teaching grammarWhen teachers want to implement genre asthe media for teaching grammar, the firstdifficulty for teachers is finding theappropriate text because mostly thegrammar focus that exist is past tense.

2. still need more exercises for studentsRelating to the State Final Examination andmostly to the University Admission Test thatstill won’t let grammar go, we still haveextra exercises to make and to discuss.

3. uncomfortable classroom situationSome of the students may feel that series ofquestion in the analysis stage frustrating,

so this feeling creates uncomfortableclassroom situation. Except when thismethod is implemented in the certainschools which critical thinking method istheir culture.

4. limited grammar to be explainedAs mentioned before, the limitation of thepassage resulted on the limitation of thegrammar explanation. While in the seniorhigh schools final examination anduniversity admission test, all the tenses inEnglish students must be acquired.

5. time consuming for the new productioncorrectionTeachers will feel frustrated for havingcorrection day by day in order to have aperfect result, correcting both in the jointconstruction and independent constructionstages.Based on my experience what makes

teaching more effective is by usingcommunicative method, it seems like teachingspeaking but actually while we teach grammarusing communicative purpose we must considerthe goal of the teaching grammar itself. Genreapproach concerns with situational purpose soby having interactive teaching and learningsituation that focuses on the specific grammarpatterns so the teaching learning situation canbe more effective than just having conservativeteacher centered grammar teaching learningactivity. Although basically having genreapproach is a matter of assisting the studentsand it seems that students are passive but havingappropriate texts which focus on the situationalpurpose and having the non conservativeteaching methodology, teaching grammar lateron would be more interesting than before.

Conclusion

Both of teaching reading and grammar usinggenre can be an alternative method in order toavoid boredom atmosphere but ironically wehardly use this method to teach grammar totallywithout any exercises because in this countrystudents still need total guidance for learninggrammar.

Teaching English using genre encouragesstudents and teachers to be active and creative.As what has already stated before there are someadvantages using this method but we can notignore the disadvantages which hopefully in the

Page 95: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

88 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Genre Pedagogy in EFL Teaching in Senior High School

up coming situation and culture in this nationwe can apply this approach totally without anyburden.

Teaching grammar using genre canstimulate students activeness in analyzing thegrammar in each text, after that indirectlystudents who probably reluctant in reading thepassage finally they understand the context. Soin the future the atmosphere of teaching grammarcan be more various, but reaches the exact specificlearning objectives.

References

Brumfit, Christopher. (2001). Individual freedomin language teaching. Oxford: OxfordUniversity Press

Departemen Pendidikan Nasional. (2004).Landasan filosofis teoretis pendidikanbahasa Inggris. Departemen PendidikanNasional

Johns, Ann M. (2002). Genre in the classroom.Multiple perspectives. London: LawrenceErlbaum Associates Publishers

Richards, Jack C. and Rodgers, Theodore S.(2001). Approaches and methods inlanguage teaching, Second edition.Cambridge: Cambridge University Press

Richards, Jack C. and Renandya, Willy A. (2002).Methodology in language teaching.Cambridge: Cambridge University Press

Sudarwati and Grace Eudia. (2005). Look ahead,an english course 1. Jakarta: Erlangga

______. Module K 6. Handouts

Page 96: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

89Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesia

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesiapada Pendidikan Anak Usia Dini melalui Gerak dan Lagu

Washington P. Napitupulu*)

*) Guru Besar Emeritus Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Jakarta

Opini

ntuk meningkatkan kemampuan manusia secara utuh dan menyeluruh, perlu memperhatikanperkembangan otak kiri dan otak kanan secara seimbang. Hasil penelitian menunjukkanpengembangan kemampuan otak kanan kurang diperhatikan. Oleh karena itu sejak diniperlu dikembangkan kemampuan otak kanan antara lain melalui gerak dan lagu. Tulisan ini

membahas cara-cara mengembangkan kemampuan otak kanan melalui gerak dan lagu mulai dariKelompok Bermain, dalam pengenalan cinta tanah air Indonesia

Kata kunci : Usia dini, lagu, otak kiri, otak kanan

To increase the capability of human being fully and totally, the development of the left and the rightbrain should be well considered in balance. The research findings indicate the right brain capacityhas not been well develoved. So it is necessary to develop the right brain capacity as early aspossiblel among others trough national songs. This articles discusses the methods of developvingthe right brains throug h motions and songs Play Group to introduce their country activate their lovefor Indonesia.

Abstrak

U

Pendahuluan

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari parapakar peneliti otak (brain researchers), makamanusia memiliki dua belahan otak yaknibelahan otak kiri dan belahan otak kanan.1

Berpikir berdasarkan belahan otak kiri disebutberpikir vertikal dan berdasarkan belahan otakkanan berpikir lateral. Belahan otak kiri yangberpikir vertikal itu mempunyai fungsi utama‘berpikir logis-sistematis-analisis’ dan belahan otakkanan yang berpikir lateral itu mempunyaifungsi utama ‘berpikir emosional-kritis-sintesis’.Seandainya sewaktu membaca sesuatu paparan,baik tertulis maupun lisan, seseorang mengalamikesulitan memahaminya dengan menggunakanbelahan otak kiri saja (berpikir vertikal), makasebaiknya belahan otak kanan dipicu dandipacu untuk membantu memecahkan kesulitan

itu (berpikir lateral). Umpamanya sambilmembaca paparan tertulis yang sulit itu,dikumandangkan lagu ‘Angin mamiri kupasang’atau ‘Rek ayo rek, mlaku, mlaku nan tunjungan’ ataumenyanyikan lagu ‘Butet, di pangungsian doamangmu ale Butet,’ atau lagu lain yang mudahdan disenangi.

Sudah diketahui berdasarkan laporanbanyak percobaan (experiments) yang dijalankan,bahwa jika dua belahan otak itu secara teraturberdialog atau bercakap-cakap satu denganyang lain, maka manusia akan mengalamiperkembangan yang pesat di bidang berpikirkritis-kreatif atau manusia akan menjadi manusiayang kreatif. Inilah suatu keadaan yang sangatdiperlukan oleh sumberdaya manusia di negara-negara yang sedang berkembang sepertiIndonesia, karena mereka yang mampu berpikirkritis-kreatif itulah yang dapat diandalkanuntuk ‘mengindentifikasi, merumuskan secara rinci

Page 97: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

90 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesia

dan tersurat, dan memecahkan masalah-masalah’.Bukankah dengan semakin banyak masalahyang dipecahkan di semua bidang kehidupan,maka negara-bangsa Indonesia akan maju lebihpesat bergerak menuju masyarakat yang kita cita-citakan bersama yakni masyarakat adil-makmurmaterial-spiritual berdasarkan Pancasila?

Itulah sebabnya melalui pendidikan yangmangkus atau efektif, kita hendaklah berusahadengan sungguh-sungguh membangunmanusia-manusia penemu masalah (problem-finders) dan pemecah masalah (problem-solvers),manusia-manusia yang kreatif2 yang dapatdiandalkan untuk melaksanakan prosespembaharuan dan pembangunan negara-bangsa Indonesia tercinta ini. Berdasarkanalasan itu pulalah mengapa pelatihan gerak danlagu yang dijalankan sekarang ini wajibmemperhatikan fungsi-fungsi dua belahan otakuntuk dikembangkan pada masa pekapertumbuhan dan perkembangannya dalamrangka menyusun program-programpembelajaran yangmangkus untuk anak-anak berusia 2-6 tahun.

Sudah menjadipengetahuan umum,bahwa ketika manusiamasih kecil (anak),maka semua tingkah-lakunya bercirikan‘permainan’, artinyaproses belajar, bekerja,dan kegiatan laindilaksanakan melaluiproses bermain itu. Itulah sebabnya ‘manusiaanak’ itu dijuluki sebagai homo ludens (manusiabermain). Manusia bermain ini dalampertumbuhan dan perkembangannya belajarbekerja dan lambat-laun tumbuh danberkembang menjadi manusia pekerja (homofaber). Manusia bermain dan manusia pekerja ituselanjutnya tumbuh dan berkembang menjadimanusia berpikir (homo sapiens), danmempersiapkan diri menjadi penemu masalahdan pemecah masalah yang tangguh yang dapatdiandalkan sebagaimana sudah disebut di atas.Namun sisa-sisa pertumbuhan danperkembangan manusia bermain itu masih tetapada di dalam diri manusia walaupun ia sudahmenjadi manusia dewasa, dan mungkin berciriterutama sebagai manusia pekerja atau manusiapemikir. Hal ini dapat dilihat dalam kegiatanorang-orang dewasa dalam bentuk ‘pertukaran

kelakar, lelucon atau guyonan’, pertandinganpermainan dan olahraga, dan sebagainya.3

Di dalam kegiatan bermainnya, apalagi anakberusia 2-6 tahun itu tampak, bahwa anak terus-menerus bergerak, seolah-olah hanya melaluigerakanlah ia banyak belajar. Anak yang tidakbergerak perlu diselidiki, karena kemungkinanbesar ia kurang sehat. Artinya, anak yang sehat,selalu bergerak! Ini berarti bahwa terutama bagianak tetapi juga bagi para remaja, pemuda danorang dewasa artinya bagi semua orang,semboyan ‘tiada hari tanpa olahraga ataubergerak’ perlu diwujudkan di dalamkehidupan sehari-hari guna menjamin tingkatkesehatan dan kebugaran atau kesegaranjasmani yang tinggi. Selanjutnya hal ini akanmenjamin tingkat produktivitas kerja yang tinggipula.

Kinetik adalah ilmu gerak (kinetics).Kinesiologia (kinesiology = the anatomy ofmovement) adalah ilmu yang mempelajari

gerakan secara ilmiah(the scientific study ofmovement). Jika diFakultas Kedokteran,kinesiologia generalis(ilmu gerak umum) dankinesiologia spesialis(ilmu gerak khusus)dipelajari sampai rinci,maka untuk keperluanpembicaraan mengenai“Gerak dan Lagu untukAnak di Kelompok

Bermain” akan diberikan perhatian lebih padailmu gerak umum saja. Kinesiologia generalisadalah bagian dari kinesiologia yangmempelajari gerak pada umumnya. Dalammelakukan gerakan, maka acuan yangdigunakan adalah sikap anatomik (positioanatomica – anatomical position) yaitu suatu sikapatau posisi ketika seseorang:1. berdiri tegak, kedua lengan di sisi tubuh

dengan telapak tangan menghadap kedepan;

2. kaki berdampingan dengan ibu jarimenunjuk ke depan; dan

3. pandangan lurus ke depan melalui bidangkhayalan.Berdasarkan sikap anatomik di atas (acuan)

ini dapatlah dinyatakan bahwa kinesiologigeneralis mengenai gerakan-gerakan padapersendian secara umum, seperti (a) gerakan

...kita hendaklah berusahadengan sungguh-sungguh

membangun manusia-manusia penemu masalah

(problem-finders) dan pemecahmasalah (problem-solvers)...

Gerak Manusia

Page 98: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

91Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesia

yang paling sederhana berupa gerakmenggelincir/menggeser (gliding movement), (b)gerakan yang memperkecil atau memperbesarsudut yang terbentuk di antara tulang/bagiantubuh yang bergerak (angular movement), (c)gerakan rangka/bagian tubuh mengelilingisuatu bentuk kerucut khayalan, puncak kerucutterdapat di tengah-tengah sendi sedangkan alaskerucut dibentuk oleh ujung distal rangka/bagian tubuh yang digerakkan (circumduction),dan (d) gerakan rangka/bagian tubuhmengelilingi sumbu longitudinal, baik sumbulongitudinal rangka/bagian tubuh yangdigerakkan maupun sumbu longitudinal yangberimpit atau sejajar dengannya (rotation).4

Pengetahuan umum atau teoretis tentangilmu gerak umum di atas kiranya dianggapsudah memadai untuk digunakan dalam rangkamenyusun gerakan-gerakan yang akandimasukkan ke dalam program latihan gerak danlagu anak-anak berusia 2-6 tahun itu. Artinya,kita perlu berpegang pada prinsip yang diaturoleh pengetahuan anatomik tersebut di atas, agartidak ada gerakan yang salah atau bertentangandengan gerakan alamiah.Sebagai kesimpulan sementara tentangpentingnya otak dan tubuh, dapatlahdikemukakan:1. Tubuh manusia adalah sebuah organ ajaib

yang sangat kompleks dan berkemampuanluarbiasa. Tubuh manusia terdiri atasmiliaran molekul yang saling terkait didalam arsitektur-arsitektur yang sangatkompleks. Jaringan kerja ini bergabunguntuk membangun sebuah tubuh yangsangat rumit dan halus, sehingga ilmupengetahuan termodern sekali pun masihbelum dapat menjelaskan dengansepenuhnya.

2. Otak manusia adalah raksasa tidur. Selamabeberapa tahun terakhir, riset di bidangpsikologi, pendidikan, biologi, neuro-fisiologi, dan jasmani telah menunjukkanbahwa potensi otak manusia jauh lebihbesar daripada yang pernah dibayangkanbeberapa tahun yang lalu. Bahkanpernyataan yang umum didengar bahwamanusia hanya menggunakan rata-rata 1persen dari otak adalah pernyataan yangsalah – kebenarannya adalah manusiamenggunakan kurang dari itu! Hal initerdengar mengecilkan hati, tetapi jikadirenungkan kembali, akan disadari bahwa

sebenarnya ini sangat membesarkan hati –berarti seseorang memiliki lebih dari 99persen potensi yang masih bisa digunakan.5

Lagu - Musik

Istilah lagu dapat berarti (a) ragam suara yangberirama (dalam bercakap, bernyanyi, membaca,dan sebagainya; (b) nyanyi atau nyanyian; (c)ragam nyanyi (musik, gamelan, dan sebagainya);dan (d) tingkah-laku, cara, lagak.6 Namunpengertian yang digunakan di dalam tulisan iniadalah yang berhubungan dengan irama dannyanyian, jadi terkait dengan pengertian (a), (b),dan (c), dan bukan dengan (d). Irama dalampengertian lagu atau nyanyian inilah yangdisatukan dengan gerak menjadi ‘gerak danlagu’ yang akan dilaksanakan oleh anak-anakkecil itu. Jika gerak lebih didekati dengan berpikirvertikal atau logis-sistematis-analisis, maka lagulebih didekati dengan berpikir emosional-kritis-sintesis. Dengan demikian, maka lagumemegang peranan penting juga di dalam upayamencerdaskan manusia dan kehidupan bangsa.Inilah salah satu alasan mutlak yangmengarahkan kita, para pendidik, untukmenyusun program-program ‘gerak dan lagu’yang akan dilaksanakan oleh para anak yangsedang tumbuh-kembang menuju ke tingkatkedewasaan. Program ‘gerak dan lagu’ ituserentak memicu dan memacu perkembanganmanusia seutuhnya dan kemampuan berpikirvertikal dan lateral manusia.

Di dalam kamus yang sama terdapat jugapenjelasan tentang pengertian musik sebagai (a)ilmu atau seni menyusun nada atau suara diurutan, kombinasi, dan hubungan temporaluntuk menghasilkan komposisi (suara) yangmempunyai kesatuan dan kesinambungan; dan(b) nada atau suara yang disusun demikian rupasehingga mengandung irama, lagu dankeharmonisan (terutama yang menggunakanalat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyiitu).7 Sudah diketahui sejak dahulu kala, bahwamusik bukan hanya membuat seseorang lebihcerdas karena memicu belahan otak kanan akantetapi musik juga mampu menghibur jiwa kita.Sebagaimana dinyatakan: “Dalam sekejap, musik mampu menghibur

jiwa. Musik membangkitkan dalam diri kitasemangat untuk berdoa, belas kasih, dankasih sayang. Musik menjernihkan pikiran

Page 99: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

92 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesia

dan telah dikenal membuat kita lebihcerdas”.8

Pernyataan-pernyataan lain berikut inimengemukakan makna musik lebih daripadayang diketahui semasa kecil, sehingga lebihmenitikberatkan pentingnya program ‘gerak danlagu’ disusun dan dilaksanakan terus-menerusuntuk merangsang pertumbuhan danperkembangan anak-anak, baik yang berusia 2-6 tahun maupun yang di atasnya: “Musik membantu tanaman tumbuh,

membuat tetangga-tetangga ikut bahagia,mengantarkan anak-anak tidur, danmembariskan para prajurit menuju perang”.

“Musik dapat mengusir roh jahat,melanturkan puji-pujian ..., mengundangPenyelamat ..., menggugah para pemimpindan bangsa-bangsa, memukau danmenghibur, membangkitkan danmengubah”.9

Mengenai apa musik dan fungsinya didalam kehidupan manusia, Don Campbell didalam buku yang sama selanjutnyamengemukakan: “Dunia pada dasarnya bersifat musikal.

Musik adalah bahasa yang mengandungunsur-unsur universal, bahasa yangmelintasi batas-batas usia, jenis kelamin,ras, agama, dan kebangsaan. Jumlahpenganutnya melampaui jumlah penuturbahasa Mandarin, Inggis, Hindi, Spanyol,Rusia dan segala bahasa lain sekaligus”.10

Gerak dan Lagu

Berdasarkan informasi dasar masing-masingmengenai gerak dan lagu, maka dapatlahditegaskan, bahwa program gerak dan lagumerupakan bagian integral dari pertumbuhandan perkembangan manusia. Hal itu memangsesuai benar dengan kenyataan, bahwa manusiaitu adalah kesatuan jiwaraga atau psikofisik.Dalam hubungan inilah tepatnya semboyanolahraga yang terkenal itu, “mens sana in corporesano, mens dynamica in corpore dynamico” (di dalambadan yang sehat terdapat jiwa yang sehat, didalam badan yang dinamis terdapat jiwa yangdinamis). Itulah pula sebabnya sudah menjadipengetahuan umum, bahwa “jika kita melatihotak, kita mempengaruhi tubuh secara positif,dan jika kita melatih tubuh, kita juga

mempengaruhi otak secara positif.”Dihubungkan dengan program gerak dan lagu,maka jika gerak tubuh lebih diperhatikan, makatentu dengan memperhatikan lagu otak lebihdiperhatikan!

Tony Buzan memperkenalkan holantropi(holos = utuh; anthropos = manusia; bahasaYunani) sebagai suatu kajian tentang manusiayang utuh – kajian tentang otak dan fungsi-fungsiyang berkaitan dengannya; kajian tentang tubuhdan fungsi-fungsi yang berkaitan dengannya;dan kajian tentang fungsi-fungsi yang berkaitandari otak dan tubuh. 11

Dengan demikian, sekali lagi ditegaskan,bahwa program gerak dan lagu mutlakdiperlukan oleh manusia dalam rangkameningkatkan harkat dan martabatkemanusiaannya! Seperti yang dikatakan olehShakespeare:12

Manusia adalah karya yang mengagum-kan! Betapa mulia akalnya! Betapa tidakterbatas sifatnya! Bentuknya, gerakannya,betapa ekspresif dan mengagumkan! Betapatindakannya seperti malaikat!Pengertiannya betapa seperti Tuhan!Keindahan dunia! Teladan para hewan!Terdapat dua buah kutipan lagi yang

penting dan perlu mengenai otak dan tubuhsebelum mengalihkan pembicaraan tentangtujuan pelatihan (umum dan khusus), yakni:

Dr. Mike Samuels, Direktur, The HeadlandsClinic, California berkata, “Melalui pikiran danperasaan, Anda dapat menciptakan tubuh yangsehat.”

“Jika Anda membiarkan tubuh menerimaenergi dari alam semesta, jika Anda rileks dantidak tegang, jika Anda memiliki ide-ide positifdan bukan negatif, maka energi alam semestaakan mengalir ke dalam tubuh, membuat tetapsehat atau menyembuhkan Anda. Kegunaanenergi ini lebih manjur daripada obat, rempah,dokter, dan tabib mana pun yang pernah dikenalmanusia.” Lihat buku The Well Body Book yangditulis oleh Howell Bennet, Linda Bennet, danDr. Mike Samuels.

Biasanya Pelatihan Gerak dan Lagu inimempunyai tujuan-tujuan yang harus diraihdalam bentuk tujuan umum dan tujuan-tujuankhusus:

Tujuan umum adalah menyiapkan tenagapelatih yang siap melatih ‘gerak dan lagu’ untukanak di Kelompok Bermain di masing-masingProvinsi, dan sekaligus memperkenalkan cintatanah air Indonesia. Mengenai hal ini dapat

Page 100: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

93Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesia

dikemukakan beberapa gagasan sebagai berikut.(i) Jika program gerak dan lagu disusun denganberpedoman pada nilai-nilai luhur Pancasila,maka hal itu sudah menjamin bukan hanyaperkenalan tetapi juga perwujudan rasa cintatanah air Indonesia. Sewaktu merencanakanprogram gerak dan lagu, para pelatih perluberpegang teguh pada prinsip ini. Ini berarti,bahwa gerak dan lagu tertentu yang disusunmemenuhi umpamanya sila pertama,Ketuhanan Yang Maha Esa; gerak dan lagu lainmemenuhi sila ke dua, Kemanusiaan yang Adildan Beradab; gerak dan lagu lain memenuhi silake tiga, Persatuan Indonesia; gerak dan lagu lainmemenuhi sila ke empat, Kerakyatan yangDipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan; gerak dan lagulain memenuhi sila ke lima, Keadilan Sosial bagiSeluruh Rakyat Indonesia, atau gerak dan lagutertentu dapat mengenai dua atau lebih sila atausemua sila sekaligus; dan (ii) Jika cinta tanah airIndonesia dijadikan oleh setiap pelatih sebagaipedoman di dalam menyusun berbagai programgerak dan lagu bagi anak-anak berusia 2-6 tahunitu, maka hal tersebut akan menjadi modal dasaryang penting bagi anak dalam pertumbuhan danperkembangan selanjutnya, terutama di dalamrangka membangun, mempertahankan danmembela Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) di kemudian hari.

Sudah banyak lagu yang digubah oleh paraseniman Indonesia yang memenuhi persyaratanuntuk dinyanyikan (lagu) dan ditarikan (gerak)oleh anak-anak. Mereka menyanyikannya sambilbergerak (menari atau olahraga) mengikuti iramalagu yang bersangkutan. Contoh yangdikemukakan pada kesempatan ini yangmungkin masih perlu dirumuskan kembali dandisesuaikan dengan usia anak (2-6 tahun)adalah 13 buah lagu nasional yang dianggapmampu menanam, memupuk danmengembangkan rasa cinta tanah air yangmendalam di dalam diri setiap orang, yaitu lagu-lagu (1) Indonesia Raya; (2) Padamu Negeri KamiBerjanji; (3) Garuda Pancasila, AkulahPendukungmu; (4) Tujuh Belas Agustus TahunEmpat Lima; (5) Indonesia Tanah Air Beta; (6)Tanah Airku Indonesia; (7) Dari Sabang sampaiMerauke; (8) Satu Nusa Satu Bangsa; (9) Sorak-sorak Bergembira; (10) Ibu Kita Kartini; (11) HaloHalo Bandung; (12) Maju Tak Gentar Membelayang Benar; dan (13) Berkibarlah BenderakuLambang Suci Gagah Perwira.

Tujuan khusus ada lima buah yang terkaiterat satu dengan yang lain, yaitu (i)merencanakan program kegiatan gerak dan laguuntuk anak usia 2-6 tahun. Untuk keperluan ini,prinsip-prinsip yang dikemukakan di atasmengenai gerak dan lagu kiranya sudahmemadai. Jika masih kurang, tentu lembaga-lembaga ilmiah yang ada di provinsi dapatdimintai pendapat dan pandangan yangdiperlukan itu; (ii) mengetahui teknik melakukangerak dan lagu bagi anak usia 2-6 tahun – gerakdisesuaikan dengan irama, sehingga terjadisinkronisasi yang tepat antara keduanya. Teknikmelakukannya hendaklah yang bersifatalamiah, jadi tidak boleh ‘dipaksakan’ dan‘bertentangan’ dengan sikap anatomik manusia;(iii) melaksanakan dan mengendalikan kegiatangerak dan lagu untuk anak usia 2-6 tahun –prinsip-prinsip yang sama berlaku di sini; (iv)mengembangkan metodologi dan saranapermainan yang dapat mendukung kegiatangerak dan lagu untuk anak di Kelompok Bermain– ini pun mengikuti prinsip-prinsip yangdikemukakan di atas; dan (v) melaksanakankegiatan evaluasi atau penilaian terhadapkegiatan gerak dan lagu dikaitkan dengan tahaptumbuh-kembang anak – mengenai hal ini perluditegaskan, bahwa sebelum program gerak danlagu dilaksanakan, perlu disediakan alat ukur‘tinggi dan berat badan’. Alat ukur ini akandigunakan untuk secara teratur atau terjadwalmemantau dan mengukur perubahan ‘tinggi danberat badan’ anak-anak yang mengikuti programitu.

Kesimpulan

Kemampuan otak manusia dan tubuh manusiamemerlukan ‘pembinaan’ yang teratur, baiksendiri-sendiri dengan fungsinya masing-masing maupun interaksi antarkeduanya.Dengan pembinaan yang sungguh-sungguhakan didapatkan generasi baru di masadepanyang tangguh dan dapat diandalkan untukmenjadi penemu dan pemecah masalah.Berdasarkan pemikiran ini, maka sebaiknyaprogram gerak dan lagu dijalankan dengansengaja, teratur, dan berencana di seluruhIndonesia. Program gerak dan lagu itu akanmemicu dan memacu pertumbuhan danperkembangan otak dan tubuh sendiri-sendirimaupun interaksi antara tubuh dan otak,

Page 101: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesia

sehingga di masadepan generasi baru yangcerdas akan menjadi kenyataan.

Generasi baru yang cerdas yang dibinamelalui program gerak dan lagu yang dikaitkandengan cinta tanah air Indonesia akan membela,mempertahankan dan mengembangkan NKRIdengan Bhinneka Tunggal Ika (Unity inDiversity), karena disadari dengansesungguhnya bahwa ‘perbedaan’ (differences)dan ‘persamaan’ (similarities) tidak mungkindihapus dari kehidupan perorangan dan negara-bangsa. Jadi semangat kebersamaan di dalammasyarakat yang majemuk hendaklah bukanhanya dijadikan semboyan akan tetapihendaklah diwujudkan dengan sungguh-sungguh secara nyata di dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara,artinya di dalam kehidupan sehari-hari setiaporang yang menamakan dirinya orangIndonesia.13

Paparan tentang ‘Pengenalan Cinta TanahAir Indonesia pada PAUD melalui Gerak danLagu’ yang singkat ini kiranya dapat dijadikanrenungan dan dilengkapi dengan bahan-bahanbacaan lanjutan, sehingga program gerak danlagu yang amat penting itu bekembang pesat danpositif di seluruh Indonesia.

Daftar Pustaka

Black, Roger. (1987). Getting things done, a radicalnew approach to managing time andachieving more at work. London: MichaelJoseph Ltd.

Buzan, Tony. (2003). Head strong. Memperkuathubungan otak dan tubuh untukmendapatkan fisik dan mental yang fit[bugar], Jakarta: Gramedia PustakaUtama

_______. (2003). Head first, 10 cara memanfaatkan99% dari kehebatan otak Anda yang selamaini belum pernah Anda gunakan. Jakarta:Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Campbell, Don. (2002). Efek Mozart. Memanfaatkankekuatan musik untuk mempertajampikiran, meningkatkan kreativitas, danmenyehatkan tubuh. Jakarta: GramediaPustaka Utama

Ennis, Robert H. (1996). Critical thinking. Uppersaddle river. NJ: Prentice Hall

Goman, Ph.D., Carol Kinsey. (2003). Creativity inbusiness. Mengubah gagasan menjadikeuntungan. Penerjemah: Boni F.

Syndyarta. Penyunting: Otok S.Pamudji. Jakarta: Penerbit PPM

Huizinga, Johan .(1955). Homo ludens. A study ofthe play element in culture. Boston: TheBeacon Press. Versi bahasa Indonesia(1990): Homo ludens. Fungsi dan hakekatpermainan dalam budaya. Jakarta: LP3ES

Hutabarat, Bernard S.M., dr. AH. Diktat kuliah:Bagian Anatomi Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Indonesia, Jakarta

LeBoeuf, Michael. (1980). Creative thinking. Howto generate ideas and turn them intosuccessful reality. London: Piatkus

Napitupulu, W.P. (2003). Pendidikan BhinnekaTunggal Ika, dalam Ied Veda Sitepu,Penyunting, Agar semua menjadi baru:Refleksi 50 tahun UKI. Jakarta: UKIPress

Stevens, Michael. (2002). How to be a better ...Problem solver. Mengatasi masalah secarakreatif. Jakarta: Elex Media KomputindoKelompok Gramedia

Tim Penyusun. (1988). Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan

1 LeBoeuf, Michael. CREATIVE THINKING, Howto Generate Ideas and Turn Them intoSuccessful Reality. London: Piatkus, 1980; danRobert H. Ennis. CRITICAL THINKING. UpperSaddle River, N.J.: Prentice Hall, 1996; sertaRoger Black. GETTING THINGS DONE, ARadical New Approach to Managing Time andAchieving More at Work. London: MichaelJoseph Ltd., 1987; dan baca juga Tony Buzan,HEAD FIRST, 10 cara memanfaatkan 99% darikehebatan otak Anda yang selama ini belumpernah Anda gunakan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Tony Buzanmenjelaskan 10 kecerdasan manusia: kecerdasankreatif dan emosi meliputi kecerdasan (i) kreatif,(ii) pribadi, (iii) sosial dan (iv) spiritual;kecerdasan ragawi meliputi kecerdasan (v)jasmaniah, (vi) indrawi dan (vii) seksual;kecerdasan IQ tradisional meliputi kecerdasan(viii) numerik, (ix) spasial dan (x) verbal. Lihatjuga Tony Buzan, HEAD STRONG, MemperkuatHubungan Otak dan Tubuh untuk MendapatkanFisik dan Mental yang Fit (Bugar). Jakarta:Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

2 Manusia yang mengembangkan kreativitasnyaakan memperoleh nilai tambah (added value) daritata cara berbuat yang ditemukannya. Suatu

Page 102: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

95Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Pengenalan Cinta Tanah Air Indonesia

rumusan tentang apa kreativitas diungkapkandengan memperhatikan nilai tambah tersebutsebagai berikut: “Sebatang besi berharga 5 dolar.Jika Anda menempanya menjadi sepatu kuda,nilainya meningkat menjadi 10,5 dolar. Jika besiitu dibuat jarum, nilainya menjadi 3.285 dolar.Dan jika Anda membuat besi tersebut menjadiper arloji, maka nilainya menjadi 250.000 dolar.Perbedaan antara 5 dolar dan 250.000 dolar itulahyang dimaksud dengan kreativitas.” Lihat CarolKinsey Goman, Ph.D. CREATIVITY INBUSINESS: Mengubah gagasan menjadikeuntungan. Penerjemah: Boni F. Sindyarta.Penyunting: Otok S. Pamuji, Jakarta: PenerbitPPM, 2003; dan “Ada unsur luas berpikir kreatifdalam memecahkan masalah pencapaian,dengan empat dimensinya, yaitu (a) kelancaran(fluency ): mudah menghasilkan gagasan; (b)kelenturan (flexibility ): mudah memodifikasi danmengadaptasi gagasan; (c) keaslian (originality):kesegaran atau sesuatu yang baru dari gagasan;dan (d) penguraian (elaboration): memperluasdan merinci gagasan.” Lihat Michael Stevens.HOW TO BE A BETTER ... PROBLEM SOLVER,Mengatasi Masalah secara Kreatif. Jakarta:Penerbit PT Elex Media Komputindo, KelompokGramedia, 2002.

3 Jika uraian singkat tentang homo ludens, homofaber, dan homo sapiens ini dilihat terutama darisudut psikologi perkembangan, maka bukuHOMO LUDENS lebih luas berusaha melihatunsur bermain sebagai bagian integral darikebudayaan. Baca Huizinga, Johan. HOMOLUDENS, A Study of the Play Element in Culture.Boston: The Beacon Press, 1955 atau

terjemahannya, HOMO LUDENS, Fungsi danHakekat Permainan dalam Budaya. Jakarta:LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan, danPenerangan Ekonomi dan Sosial), 1990.

4 Hutabarat, Bernard S.M., dr. AH, Diktat Kuliah,Bagian Anatomi Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Indonesia, Jakarta.

5 Buzan, Tony. HEAD STRONG MemperkuatHubungan Otak dan Tubuh untuk MendapatkanFisik dan Mental yang Fit (Bugar), op. cit.

6 Tim Penyusun KAMUS BESAR BAHASAINDONESIA. Jakarta: Departemen Pendidikandan Kebudayaan, 1988.

7 Tim Penyusun KAMUS BESAR BAHASAINDONESIA, ibid.

8 Campbell, Don. EFEK MOZART. MemanfaatkanKekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran,Meningkatkan Kreativitas, dan MenyehatkanTubuh. Jakarta: Penerbit PT Gramedia PustakaUtama, 2002.

9 Campbell, Don. EFEK MOZART. ibid.10 Campbell, Don. EFEK MOZART, ibid.11 Buzan, Tony. HEAD STRONG, Memperkuat

Hubungan Otak dan Tubuh untukMendapatkan Fisik dan Mental yang Fit[Bugar], op. cit.

12 Buzan, Tony. HEAD STRONG, MemperkuatHubungan Otak dan Tubuh untuk MendapatkanFisik dan Mental yang Fit [Bugar], ibid.

13 Napitupulu, W.P. “Pendidikan Bhinneka TunggalIka”, dalam Ied Veda Sitepu, Penyunting, AGARSEMUA MENJADI BARU: REFLEKSI 50TAHUN UKI. Jakarta: Universitas KristenIndonesia Press, 2003.

Page 103: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Respons Perguruan Swasta terhadap PP 19 tahun 2005

Respons Perguruan Swasta terhadapPP Nomor 19 tahun 2005 tentang Sertifikasi Guru

Hotben Situmorang*)

*) Kepala Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan BPK PENABUR Jakarta

Opini

ehadiran peraturan pemerintah tentang sertifikasi guru pada awalnya diharapkan akanmenjadi pendorong perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Menurut tulisan ini wacanaperbaikan mutu pendidikan yang bergulir di masyarakat tampaknya masih tetap tinggalharapan, dan kebijakan sertifikasi dikonotasikan sebagai perbaikan penghasilan sebahagian

guru. Guru yang mendapat perbaikan penghasilan adalah mereka yang beruntung sebab penilaiannyadidasarkan pada portofolio dan mengutamakan mereka yang telah mengabdi lebih lama ditambahlagi pembatasan quota sertifikasi per-daerah. Dengan mengedepankan senioritas dapat diperkirakanbahwa penghargaan kinerja guru yang bermutu akan tertinggal dan tidak mencerminkan perbaikanmutu pendidikan secara umum. Perguruan swasta memandang bahwa layanan pendidikan bermutumerupakan tuntutan masyarakat yang harus direspons jika mau tetap bertahan, dan jika tidak makalambat laun akan ditinggalkan.

Kata kunci: Sertifikasi, perguruan swasta, guru, peningkatan mutu.

It is expected that the government’s regulations related to the teacher certification will encouragethe improvement of the quality of education in Indonesia. According to this article, this improvementhas been the issue in the society and seems to become merely an expectation, in which the policy ofcertification is interpreted as the improvement of the income of a number of teachers. Those whohave gained income are the lucky ones due to the evaluation of their portfolio, prioritizing those whohave served longer. In addition, there is a limit of the number of certified teachers in each region. Byputting forward the seniority, it can be predicted that the appreciation for the working performanceof those qualified teachers would be left behind, and thus, not reflecting the improvement of thequality of education in general. The private institutions view the service of the quality of education asthe community demand, which has to be responded if they want to survive. Otherwise, the institutionswill gradually be left behind or closed.

Abstrak

K

Pendahuluan

Program sertifikasi guru sedang menjadiperbincangan hangat di kalangan institusipendidikan. Program tersebut menyangkutkesejahteraan para guru dan sekaligus berkaitanerat dengan semangat peningkatan kualitaspendidikan. Langkah pemerintah dalam

melaksanakan sertifikasi dengan caramelakukan penilaian portofolio dan memberikuota telah bergeser dari harapan sehinggamuncul berbagai reaksi seperti berikut ini.

Sekolah bukan sekadar tempat hal-hal yangbersifat masif diproduksi. Guru juga bukanlahpekerja assembling yang tugasnya sekadarmemasang sekrup atau peranti sesuai proseduragar hasil akhir bisa sama dan standar. Orang

Page 104: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

97Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Respons Perguruan Swasta terhadap PP 19 tahun 2005

yang terdidik bukanlah hasil dari pekerjaanbongkar pasang yang ada garansinya.Sebaliknya, guru dan murid sama-sama terlibatdalam sebuah proses yang hasil akhirnya tidakdapat mereka kontrol. Guru bukanlah teknisi,dan murid bukanlah materi kasar yang hanyabisa diam ketika diintervensi oleh pihak lain.

Selain itu, sekolah merupakan sebuahsistem sosial yang sangat kompleks, organik, danmenjadi mikrokosmos sebuah realitas sosial.Guru, murid, dan semua individu dalamlembaga pendidikan adalah individu yang unikdan pribadi yang memiliki kebebasan. Merekatidak dapat distandardisasi sebagai barangproduksi, baik melalui UN maupun sertifikasi”.

Catatan yang dikirimkan oleh sdr Nanang<[email protected]> pada milis CFBE,terungkap; Konon menurut cerita Dirjen yangmengurusi persoalan guru sekitar awal tahundua ribuan menya-takan bahwa awal idesertifikasi memanguntuk kesejahteraanguru. Ketika persoalanini dibawa ke DPR,anggota dewan mem-pertanyakan alasanmenaikkan tunjanganguru yang pegawainegeri sipil, sementarapegawai negeri sipillainnya juga berkekurangan. Setelah berbagaiperdebatan maka kesepakatan pemberiantunjangan adalah komponen profesi. Syaratkeberadaan profesi haruslah tersertifikasi,dengan demikian jadilah proses sertifikasiseperti yang berlangsung saat ini.

Lembaga pendidikan swasta yang sumberdananya sebagian besar atau seluruhnyabersandar pada uang sekolah yang dibayarkanoleh siswa harus lebih jeli dalam pengelolaandana dan sumber daya. Di satu sisi harus mampumeningkatkan sumber dana untuk mampumembayar sumberdaya yang berkualitas, akantetapi jika penetapan uang sekolah terlalu tinggimaka besar kemungkinan akan ditinggalkansiswa karena keterbatasan kemampuanekonomi.

Tulisan ini mencoba memaparkan apa yangterjadi terhadap lembaga pendidikan swasta danbagaimana sikap serta usulan dari sudutpandang pengelola perguruan swasta yangsepertinya menjadi pihak yang dinomorduakan.

Respons dan Ekspektasi Masyarakat

Orang tua yang hendak menyekolahkananaknya tentu mempercayakan pendidikanbuah hati tercinta pada perguruan yang bermutubaik. Salah satu indikasi yang direkammasyarakat dari pemberitaan programpemerintah tentang mutu pendidikan adalahsertifikasi guru, yang membuktikan bahwa guruyang menjadi penggerak lembaga pendidikan itukompeten pada bidangnya. Hal ini terbukti padapengalaman penulis dalam keterlibatansosialisasi penerimaan siswa baru 2007.Beberapa pertanyaan orang tua berkaitandengan jumlah guru yang profesional dandisertifikasi. Sosialisasi program pemerintahyang diberitakan media massa tentang sertifikasiini telah menghantarkan pemahaman

masyarakat akankualitas pendidikanyang lebih baik. Dalam pandanganorang tua siswa, guruyang telah disertifikasisudah barang tentulebih baik dari guruyang belum diserti-fikasi. Dengan demi-kian, suatu sekolahyang baik akan

menempatkan guru yang disertifikasi sebanyakmungkin.

Menanggapi pertanyaan orang tua tentangguru yang disertifikasi, lembaga pendidikanswasta pada umumnya menunjukkan programalternatif yang dilakukan sekolah dan diiringiinformasi pencapaian prestasi sekolah.Lembaga pendidikan yang belum menempatkanguru tersertifikasi berharap supaya kepercayaanorang tua siswa tidak terbatas pada sertifikatyang dikeluarkan pemerintah. Sekolah yangmenyelenggarakan pendidikan dengan sebutanbertaraf internasional mengedepankan sertifikatyang dikeluarkan lembaga internasionalsebagaimana dipersyaratkan oleh InternationalBacalaurate Organization (IBO) bagi sekolah yangmenggunakan kurikulum InternationalBacalaurate (IB). Organisasi tersebutmempersyaratkan terlebih dahulu sertifikasiguru sebelum penyelenggaraan sekolah. Berbeda dengan sekolah yang menggunakankurikukum Cambridge. Di sekolah itu sertifikasiguru dapat diselenggarakan secara paralel dan

Dalam pandangan orang tuasiswa, guru yang telah

disertifikasi sudah barangtentu lebih baik dari guruyang belum disertifikasi.

Page 105: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Respons Perguruan Swasta terhadap PP 19 tahun 2005

guru difasilitasi melalui layanan “on-linetutorial”. Orang tua siswa bersedia merogohkantong lebih banyak untuk biaya pendidikananaknya di sekolah yang demikian.

Ekspektasi masyarakat akan adanyalayanan pendidikan yang berbeda dan lebih baiksudah semakin mendesak. Hanya sajapemahaman pendidikan yang lebih baiktersebut sepertinya diukur dengan sertifikasiyang dimiliki oleh sekolah dan guru yangbertugas di dalamnya. Asumsi yang demikianterbangun dari informasi yang dirilis mediamassa dari sumber pemerintah ataupun darilembaga lainnya untuk tujuan komersial.

Peningkatan Mutu VersusPeningkatan Kesejahteraan

Mutu pendidikan memang mendapat kritikandari berbagai pihak, dari saratnya kurikulum danmasalah guru. Siswa SD harus membawa troliuntuk mengangkut buku ke sekolah dan banyaklagi keluhan lainnya seperti tergambar padacuplikan diskusi dengan topik ’BimbinganBelajar Tidak Cerdaskan Siswa’ pada [email protected] berikut.Bapak, ibu, kakak2 yg saya hormati. Perkenalkan,nama saya Elok.Sebenarnya saya sudah lama join milist ini, tapibiasanya cuma nimbrung baca email2 yangmenarik, lucu, bermanfaat, dllSekarang saya tertarik untuk nimbrung karenatopiknya kok ya dekat banget ama saya.Saya mahasiswi UI yg nyambi jadi guru bimbel. Iteach English.Sebenarnya saya setuju bahwa bimbel seharusnyatidak perlu klo sekolah sudah bermutu.Akan tetapi, pernahkah bapak/ibumempertimbangkan sisi:1. Banyak murid saya yg dimasukkan bimbelkarena ortunya bekerja (ato jalan2/arisan/dsb)hingga malam dan tidak bisa menemani anaknyabelajar. Daripada anak di rumah ga jelas ngapain,makanya dimasukin bimbel

2. Tidak semua bimbel difokuskan untuk belajarcara cepat. Bukannya saya membela diri, tapi, so farsaya mengajar dengan tujuan dan menggunakancara2 yg membuat murid saya suka mempelajaridan benar2 belajar bahasa inggris (ini menurutsaya dan komentar murid2 saya lho...)

3. Klo dilihat bimbel sebagai pusat latihan gimana?Saya pernah sekolah di Jepang. Bahkan di negara

dengan sistem pendidikan luar biasa pun, masihada kok bimbel (juuku, istilahnya)

Jadi, saya setuju bahwa alangkah baiknya klo kitatidak tergantung pada bimbel. Tapi, sebenarnyamemasukkan anak belajar di bimbel fine2 aja, asalortu tidak membuat anak memiliki mind set (danortunya sendiri juga ga boleh punya mind set ini)bahwa bimbel adalah lembaga “ketok magic” ygbisa membuat nilai anak meroket dengan cepat.Bimbel, sebaiknya dipandang sebagai tempatlatihan dan belajar ke-2 jika memang anak mau(jangan dipaksa)...

GIMANA?

Bimbel itu ada karena sistim pendidikan kita yangmasih menggunakan UAN sebagai standar, jadijangan salahkan bimbel tetapi salahkan pemerintahkarena Sekolah SUDAH BERUBAH MENJADILEMBAGA BIMBELsopo sing salah ya...

Bimbel itu sebenarnya tanda bahwa seorang anaktidak percaya diri, guru juga tidak percaya diri,dan orang tua juga tidak percaya diri. Jika orang-orang pesimis seperti ini masih ada, makabimbingan belajar tidak akan bisa diberantas,karena mereka memberikan rasa percaya diri ini,meskipun mereka tidak memberikan pengalamanbelajar yang autentik, melainkan hanya strategiyang memang dibutuhkan untuk mengerjakan soal-soal. dan ini berlaku bagi ilmu-ilmu alam dan pastisaja (seperti mat, fisika, kimia). dalam bimbinganbelajar anak tidak pernah diajarkan mengapa paraahli fisika itu lebih suka membuat bom atom yangdipakai untuk mengebom herosima dan nagasaki,juga mereka tidak diajak menjawab pertanyaanmengapa nuklir itu lebih dipakai untuk perlombaansenjata yang mengancam bumi kita daripadadipakai untuk kepentingan- kepentingan damai?Mereka tidak diajak menjawab pertanyaan apakahkalau batu dilemparkan keatas dan jatuh ke bawah,determinasi ini juga berlaku bagi manusia? Kalautidak berlaku bagi manusia mengapa? Kalauberlaku mengapa? Singkatnya, bimbingan belajaritu bukan hanya tidak mencerdaskan, tapi tidakmengajari anak menghayati apa artinya hidupdengan hati nurani, sekaligus diberkati dengankepandaian, dan untuk apa semua ini kita miliki.

Mahasiswa saya dan alumni Fisika banyak yangngajar di bimbel BT segala macem. Beberapadiantaranya agak idealis dan berusaha ngajardengan konsep. Eh , muridnya yang protes. Pusing

Page 106: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

99Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Respons Perguruan Swasta terhadap PP 19 tahun 2005

kak. Kakak kasih tahu aja kalau soal kayak ginijawabannya bagaiamana. Ini disebut penyelesaiansoal “template”. Ini lahir karena “kebutuhanpasar”. Orang “mesti” masuk PTN dan haruslulus SPMB. Gimana caranya. Anehnya modelbimbel dan BT ini “ampuh”.

Sementara itu pemerintah melakukantindakan yang terkesanhanya bermuatan politis,dimana setidaknyapemerintahan sekarangtelah berusaha memper-baiki pendidikan.

Surat edaran DinasPendidikan Menengahdan Tinggi DKI Jakartakepada kepala sekolahtentang calon pesertasertifikasi guru,dinyatakan bahwa untukmelaksanakan UUNomor 20/2003 dan UUNomor 14/2005 serta PP19/2005 telah diterbitkanPeraturan MenteriPendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007yang menyatakan bahwa sertifikasi bagi gurudalam jabatan dilaksanakan melalui ujikompetensi berbentuk portofolio. Penilaianportofolio merupakan pengakuan terhadapkumpulan dokumen yang terdiri atas:a. kualifikasi akademikb. pendidikan dan pelatihanc. pengalaman mengajard. perencanaan dan pelaksanaan

pembelajarane. penilaian dari atasan dan pengawasf. prestasi akademikg. karya pengembangan professih. keikutsertaan dalam forum ilmiahi. pengalaman organisasi di bidang

pendidikan dan sosialj. penghargaan yang relevan dengan bidang

pendidikanMasing-masing komponen dibuktikan

dengan dokumen/bukti fsik, misalnya ijazah,sertifikat, surat keputusan dan atau karya cipta.Sepintas proses sertifikasi yang dilakukanterhadap para guru dalam jabatan tampakdipermudah, para guru tidak perlu repotmengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran untukmengikuti perkuliahan di Lembaga PendidikanTenaga Kependidikan (LPTK).

Lebih jauh surat edaran tersebutmensyaratkan ijazah guru setidaknya S1 atauA4 dan disampaikan paling lambat tgl 21 Juli2007 pada suku dinas kota madya .(Jadwalpelaksanaan sertifikasi guru untuk quota 2007,terlampir). Dalam surat tersebut diinformasikan

juga bahwa prioritas sertifikasi dilaksanakanterhadap guru sebagai berikut.

Dari tabel di atas nampak bahwa senioritasmemegang peranan penting. Mereka yangmendapat prioritas pertama boleh dikatakanadalah guru yang sudah menjelang masapensiun, sehingga terkesan bahwa mereka yangsudah mengabdi sekian lama masih sempatmenerima tunjangan professi yang dijanjikanpemerintah.

Skala prioritas yang diterapkan pemerintahsepertinya sangat terkait dengan quota anggaranyang disediakan. Jika anggaran yang tersediacukup mendanai tunjangan professi yang akandibayarkan maka guru yang ada pada prioritaske dua dan selanjutnya tidak akan mendapatkendala. Artinya pemberian tunjangan professilebih menggambarakan peningkatankesejahteraan dibandingkan peningkatan mutupendidikan.

Waktu yang singkat untuk mengumpulkanportofolio dan kelangkaan bukti fisik merupakanpersoalan rumit bagi guru yang pada umumnyabekerja dalam kondisi dan kebiasaan yang tidakkompetitif dan professional. Guru yang dapatmemenuhi dengan mudah unsur yangdipersyaratkan pada komponen portofoliosudah barang tentu hanya guru yang berprestasi,

uruGisakifitreSnaanaskalePsatiroirP:lebaT

airetirKsatiroirP

I II III VI V

ajrekasaM.1 52> 52-02 91-51 41-01 01<

aisU.2 95-55 45-05 94-04 93-03 03<

nagnoloG.3 VI d/III c/III b/III a/III

rajagnemmaJ.4 42> 42<

nahabmatsaguT.5 kesaK lld,baLalapeK,kesakaW

Page 107: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Respons Perguruan Swasta terhadap PP 19 tahun 2005

aktif, kreatif dan inovatif yang jumlahnya sangatsedikit. Akibat dari kendala yang ada dapatdimungkinkan terjadi permainan antara timassessor dan peserta sertifikasi. Ceritakecurangan bukanlah hal baru di negeri ini.Bukan rahasia lagi adanya jual-beli gelar, jual-beli karya tulis, sertifikat dan lain-lain. Belumlagi adanya kemungkinan pemberiankemudahan dari pihak assessor melihatprioritas peserta sertifikasi adalah mereka yanghampir menjelang pensiun.

Tanpa bermaksud apriori terhadaplangkah-langkah yang sedang diprogramkanpemerintah dalam rangka meningkatkankualitas layanan pendidikan, kenyataanmenunjukkan begitu banyaknya kemungkinancelah yang dapat menjadi permainan pihak yangtidak bertanggung jawab sehingga perbaikanyang diharapkan tidak tercapai. Kiranyasemangat guru peserta sertifikasi bukan inginmemperoleh selembar kertas dengan labelprofessional dan mendapat perbaikankesejahteraan saja, akan tetapi lebih melihatkondisi bangsa ini.

Pengalaman Amerika dalamProgram Sertifikasi Guru

Kiriman dari Dhitta Puti yang di posting oleh<[email protected]> pada milis cfbe dikutipdari The Magazine Of The Harvard Graduate Schoolof Education memuat laporan yang disampaikanoleh Mary Tamer tentang dampak sertifikasipada efektifitas pengajaran dari hasil penelitianselama enam tahun yang melibatkan 1,1 jutasiswa dan 52 000 guru. Penelitianmembandingkan kinerja guru yang telahdisertifikasi dan yang tidak disertifikasi.Laporan ini telah dipublikasi pada Maret 2006.

Diukur dari pencapaian siswa, sertifikasiguru tidak banyak memberi perbedaan. Ada guruyang telah disertifikasi cukup efektif dan ada jugayang tidak efektif, sebaliknya ada juga guru yangtidak disertifikasi mengajar cukup efektif dan adajuga yang memang tidak efektif. Perbedaan yangjelas terlihat adalah perbedaan efektifitas guruyang telah mengajar beberapa tahundibandingkan dengan guru baru.

Laporan ini telah menarik perhatian publikdan menjadi perdebatan, sehingga ada usulanpemberian penghargaan khusus untuk guruyang telah mengabdi lebih dari tiga tahun. Kinerja

masing-masig guru dievaluasi terperinci(scrutinizing), namun yang menjadi kesulitanadalah ketiadaan dokumentasi hubunganantara skor individual tes siswa dengangurunya. Kebijakan pemerintah New Yorkselanjutnya membangun ukuran standarminimum efektifitas guru. Nilai dari guru adalahkeberhasilan siswa. Sebagaimana yangdinyatakan Klein pada majalah yang telahdisebutkan di atas.

“Finally, because we know how importantteachers are to student success, from now on, teachertenure will no longer be the default position,” Kleinsaid. “We will grant it only to those educators whoprove they are able tohelp our students make progress.”

Merujuk pada undang-undang Amerikayang menyatakan “No Child Left Behind” makapandangan yang tepat adalah menghargai guruterbaik dan memutasi yang lainnya keluar karierpendidikan. Paradigma bergeser daribanyaknya ketersediaan guru menjadi pilihanyang tepat pada orang yang berdiri di depankelas.

Langkah Menuju Sertifikasi

Mengutip surat Menteri Pendidikan yangdisampaikan kepada para pejabat kepala dinaspendidikan pada bulan Oktober 2005menyatakan bahwa ‘kualitas guru’ adalah faktoryang terpenting dalam meningkatkanpencapaian siswa dan sekaligus mempersempitkesenjangan pencapaian setiap siswa.Selanjutnya undang-undang dirancang merujukpada pentingnya siswa diajar oleh guru yangberkualifikasi tinggi (all students be taught by a‘highly qualified teacher’). Guru tersebutsetidaknya berpendidikan sarjana, telahdisertifikasi, dan telah menunjukkanpengetahuan pada bidang studi yangdiajarkannya.

Pada tahun 1834, negara bagian Pensilvaniaadalah yang pertama secara resmi menguji gurupada tiga R (reading, writing, and arithmetic )sebagai bagian dari proses pengangkatan guru.Sebagian besar negara bagian mengikutinyauntuk mendapatkan ‘state certificate’ yangbiasanya menambahkan pada pengetahuandasar berupa pengetahuan sejarah Amerika,geografi, serta pengucapan dan tatabahasa.Pada abad 20 sertifikasi menempatkanpentingnya ilmu pedagogy. Selanjutnya

Page 108: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

101Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Respons Perguruan Swasta terhadap PP 19 tahun 2005

sertifikasi guru berubah menjadi penyelesaianprogram pendidikan guru lebih dari sekedarlulus tes bidang studi. Dengan demikian adaalternatif sertifikasi.

Peserta sertifikasi pada umumnyadisyaratkan menyelesaikan gelar sarjana, lulusujian lisensi, menunjukkan partisipasi padapelatihan khusus atau menjadi mentor darisuatu program, dan mendaftar pada programpendidikan guru sebagaimana yangbersangkutan mulai mengajar. Secara tradisidapat dipahami bahwa guru bersertifikat telahmenyelesaikan program pendidikan keguruanyang sesuai dengan kelas yang akan diajarnya,misalnya matematika kelas 4 SD atau bahasauntuk siswa kelas 1 SD. Ada kesulitan dalammengharapkan hanya guru yang bersertifikasiuntuk menjadi guru di daerah tertentu yangmempunyai persoalan sendiri, sehingga daerahtersebut melakukan perekrutan guru yang tidaksertifikasi, seperti yang terjadi di New York padatahun 2003.

Penelitian Prof. Tom Kane (Faculty directorfor a newHarvard Graduate School of Educationinitiative, the Project for Policy Innovation inEducaton) menemukan adanya perbedaan yangsangat lebar dalam sertifikasi, alternatifsertifikasi dan yang tidak bersertifikat dan adaperbedaan yang besar pada pencapaian siswayang berhubungan dengan siapa guru yangmengajarnya. Kesimpulan penelitian inimenyatakan sangat sulit menetapkan “kataakhir” yang dapat digunakan memprediksiefektifitas guru di masa depan sehingga menjadipegangan pada saat rekrutmen.

Langkah selanjutnya adalah menyusunblanko formulir yang dapat menjadi bahanprescreening terhadap mereka yang menyatakandiri tertarik untuk berkarier dalam duniapendidikan. Akan tetapi, untuk mendapatkanhasil yang optimal pada pengajaran di kelasmaka ukuran efektifitas tergambar daripengalaman guru dalam tiga tahun pertamapengabdiannya. Tes kepribadian juga dianalisisuntuk mencari tahu sesuatu yang dapat diambilsebagai tolok ukur pada saat wawancara calonguru yang mengungkapkan akan seefektif apayang bersangkutan jika telah menjadi guru.

Penelitian Professor Kane di Los Angelesbertujuan mengungkapkan apakah guru yangtelah disertifikasi oleh National Board forProfessional Teaching Standards lebih effectivedibandingkan dengan mereka yang tidaksertifikasi. Data yang mengukur efektifitas telah

didapatkan akan tetapi belum memiliki rumusananalisis yang berimplikasi pada pencapaianakademik siswa.

Kepangkatan dan KenaikanPangkat Tenaga Kependidikan

Pengaruh terbesar yang menentukankeberhasilan pendidikan terletak padakepiawaian guru dalam menjalankan tugasnya.Sarana dan prasarana pendidikan adalah faktorpenunjang yang memungkinkan sang guruberinovasi dan menjembatani keterbatasan siswadalam belajar. Pengelolaan sumber daya yangbernama guru tersebut adalah mutlak adanyadalam kelangsungan lembaga pendidikan.Dimulai dari proses recruitmen guru,penempatan, pembinaan dan promosi guruuntuk menduduki jabatan atau tanggung jawabtertentu adalah merupakan proses berkelanjutanyang pada setiap tahapannya seyogianyamendapat perhatian dan penanganan yangberimbang.

Guna memenuhi kebutuhan tenagapendidik yang berkualitas perlu dirumuskandaya tarik professi guru. Kepangkatan dankenaikan pangkat guru diselaraskan dengankinerja yang ditunjukkannya, dan tidak terbataspada lamanya bertugas. Admiral Teo Chee Hean,mantan menteri pendidikan Singaporemenerapkan model pengelolaan personel militerpada dunia pendidikan. Konon kebanggaanmenjadi guru lebih meningkat dan banyak orangmau menjadi guru, sehingga seleksi dapatmemilih mereka yang sungguh-sungguh berniatmenjadi guru sesuai dengan panggilan hatinya.Yang menjadi perhatian perguruan swastaadalah menempatkan lembaga pendidikansebagai tempat berkarier yang tidak kalahmenariknya jika dibandingkan dengan professilainnya. Kejelasan peningkatan karier,kesempatan pengembangan diri dan kepuasantenaga pendidik akan menjadi pertimbanganpengelolaan SDM.

Peran dan Tanggung JawabLembaga Pendidikan Swasta

Selaras dengan Visi-Misi pendidikan Nasional, yang menaruh harapan pada terbentuknyapranata sosial yang memampukan warga negara

Page 109: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Respons Perguruan Swasta terhadap PP 19 tahun 2005

menjadi manusia berkualitas dan mampumenjawab tantangan zaman yang selaluberubah, maka lembaga pendidikan swastasenantiasa bertekad menghadirkan pendidikanyang berfokus pada kualitas, akses danmobilitas. Untuk tetap menjadi lembaga pilihanmasyarakat maka lembaga pendidikan swastamengedepankan kualitas pengajaran. Denganprogram “school based management” (SBM) yangdiluncurkan pemerintah, dan terlebih denganpenghapusan kurikulum nasional, perguruanswasta telah melakukan banyak hal berupa“creative teaching”. Pengajaran tidak terbataspada pola konvensional yang kita kenal dengansebutan ‘teacher center’ telah bergeser pada‘student center’. Pengajaran di dalam ruang kelasdivariaskan dengan pengajaran luar kelas danbahkan materi pengajaran dirancang bervariasisesuai dengan orientasi pasar. Inovasipembelajaran sedemikian variatif sesuai dengansemangat perubahan kurikulum nasionalmenjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Setiap sekolah (satuan pendidikan)sangat dimungkinkan melakukan inovasipembelajaran sejauh memenuhi tuntutanstandar minimal yang ditetapkan oleh BadanStandar Nasional Pendidikan (BSNP).

Guna meningkatkan kualitas pembelajaranmaka adaptasi dari kurikulum sekolah yangmendapat pengakuan internasional sepertihalnya Cambridge dan International Bacalaurate(IB) akan memperkaya KTSP. Penerapankurikulum berstandar internasional tersebutsudah barang tentu membutuhkan persyaratanadministratif dan standar pengelolaan. Standardisasi yang dilakukan lembagainternasional juga akan membutuhkan danayang tidak sedikit, sehingga pemberlakuan dualsistem di satu sekolah menjadi rasional. Dualsistem (penerapan kurikulum standar nasionalpendidikan dan kurikulum standarinternasional) dilaksanakan denganpengelompokan secara paralel peserta didikterkait dengan pembiayaan. Sementara itudiharapkan terjadi penularan pengetahuan yangwawasan guru pelaksana standar nasional dansecara bertahap akan mengikuti prosespembelajaran standar internasional. Padaakhirnya seluruh sekolah dapat mengadaptasipembelajaran dengan kualitas internasionalwalau dimungkinkan pengajaran tetap dalammedium pengantar lokal. Dengan demikianakses seluruh komponen sekolah pada standar

pendidikan bertaraf internasional dapatterfasilitasi.

Peningkatan kualitas pembelajarandimungkinkan dengan memfaslitasi gurudengan model yang berstandar internasional.Dimulai dengan cara adopsi kurikulumberstandar internasional akan dimungkinkanterjadi adaptasi proses pembelajaran padasemua bidang studi yang diajarkan di sekolah.Diharapkan strategi demikian akan memberidampak pada mobilisasi pembelajaran bermutu.

Kesimpulan

Kesadaran masyarakat akan perlunyapendidikan yang berkualitas berharap padasertifikasi yang memberi dampak padapeningkatan mutu pendidikan. Pada awalkemerdekaan hingga menjelang abad 21 inikecenderungan orang tua adalahmempercayakan pendidikan anak pada sekolahtanpa mempertimbangkan proses yang akandilalui si anak. Kebanyakan orang tua hanyamempertimbangkan jarak sekolah pada tempattinggal ditambah dengan perhitungan biayapendidikan yang dikenakan oleh pihak sekolah.Sekolah seolah-olah menjadi dapurpenggodokan siswa dengan resep dan bumbuyang hanya perlu diketahui oleh pihak pendidikdan sifatnya adalah ‘rahasia dapur’. Berbedadengan keadaan sekarang dimana orang tuasiswa telah mempertimbangkan prosespembelajaran anaknya, antara lain : rasio gurudi setiap kelas, fasilitas praktek, dan banyak lagiyang menjadi perhatian orang tua dan salahsatunya adalah sertifikasi guru. Sertifikasi gurupada kenyataannya telah dilaksanakan lembagainternasional seperti IBO, Cambridge dan lain-lain. IBO bahkan mempersyaratkan sertifikasiguru dan kesiapan perangkat sekolah sebelummengijinkan pembukaan sekolah berlogo IB.

Pelaksanaan sertifikasi guru yang sedangdilaksanakan pemerintah mendapat reaksinegatif dari banyak pihak karena dianggap tidakmemenuhi kebutuhan yang sebenarnya.Pemberian tunjangan profesi sebagaipenghargaan terhadap “keprofessionalan”seorang guru seyogianya akan berdampak padapeningkatan mutu pendidikan itu sendiri. Akantetapi proses pengakuan professi dengan carasertifikasi yang dilakukan melalui penilaianportfolio, dan telebih lagi dibatasi dengan quota

Page 110: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

103Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Respons Perguruan Swasta terhadap PP 19 tahun 2005

dan umur peserta diyakini tidak memacu kinerjaguru untuk lebih professional. Yang lebih dibutuhkan dalam peningkatanmutu pendidikan adalah adanya penanamannilai-nilai kemanusiaan yang membangun padadiri siswa sehingga suatu saat dimungkinkansiswa berkata:

I don’t remember what he tought, but I remember thevalue he showed to me.

Di kota kota besar dan bahkan di daerahtertentu lembaga pendidikan swasta berusahameningkatkan mutu pendidikan denganmenghadirkan pendidikan model barat danmenyebut diri sekolah internasional. Pernyataanseperti ini memanfaatkan celah yang diberikanpemerintah melalui Undang-Undang No. 20tentang sisdiknas yang mengisyaratkanperlunya kehadiran bertaraf internasional disetiap wilayah. Di sisi lain sepertinya adaketimpangan pertumbuhan perguruan swastaberlogo internasional yang tidak seimbangdengan wawasan dan pemahaman pihakpemerintah sebagai pengawas pelaksanaanpendidikan generasi muda, ataukah memang halini dibiarkan sedemikian, juga kurang jelas.

Eksistensi lembaga pendidikan swastahanya bisa bertahan jika masyarakat penggunajasa pendidikan menilai mutu layanannya tetapunggul dan bermutu. Sebaliknya yang tidakdapat memenuhi kebutuhan masyarakat yangsenantiasa berubah akan ditinggal masyarakat.Orientasi pasar pada akhirnya memang menjadipilihan. Sertifikasi dapat dilakukan secara lokalatau internasional yang semuanya terkaitdengan pembiayaan.

Usulan

Untuk mendorong lulusan LPTK dan para gurumengabdikan diri secara professional makadipandang perlu pembatasan masa berlakusertifikasi. “Fresh graduate” dari LPTK diusulkansebagaimana pemberian sertifikat ‘Akta IV’ jugasecara otomatis mendapatkan hak professi

sebagai “calon untuk periode tiga tahun” tanpamendapat tunjangan profesi dalam wujud finansial akan tetapi dalam bentuk “angkakredit”. Hal ini mengikuti penelitian Prof. TomKane di Amerika. Selanjutnya, yangbersangkutan harus menunjukkan “bukti kerja”lengkap dengan penilaian kepala sekolah. Jikapersyaratan terpenuhi maka yang bersangkutanmendapat hak profesi secara penuh dan diikuti tunjangan profesi. Sertifikat profesi harusmendapat evaluasi setiap dua tahun dandimungkinkan untuk tidak berlanjut. Seyogianyadalam periode tiga tahun setelah meninggalkanLPTK tidak mengimplementasikan ilmunya disekolah yang terakreditasi maka kesempatanmendapat hak profesi juga gugur. Biarlahmereka yang memang berniat menjadi gurumenjadi motor pembentuk pribadi bangsa padagenerasi berikut. Merekalah yang perlumendapat penghargaan dan disertifikasi. Prosedur demikian diharapkan memberimotivasi bagi guru untuk senantiasamengabdikan diri secara berkesinambungandan tidak terjadi penumpukan calon guru dikota. Pemberian status calon diperlukan untukmengasah pengetahuan dan wawasan sehinggaterbentuk pribadi yang matang. Penilaian untukmendapat hak penuh diukur dari pelaksanaantugas secara administratif, dan penilaiansupervisi kepala sekolah yang menekankanpada pemberian dampak pembelajaran yangdilaksanakan guru pada siswanya.

Daftar Pustaka

Fletcher, Shirley. Teknik penilaian berbasiskompetensi. Jakarta: Gramedia

Depdiknas. Manajemen peningkatan mutu bebasissekolah, edisi 3, 2001

Depdiknas. Manajemen peningkatan mutu bebasissekolah, edisi 3, 2001

Milis CFBE, [email protected], Frans. (1997). Strategi evaluasi kerja dan

renumerasi. Jakarta: GramediaRuky, Achmad S. (2001). Sistem manajemen

kinerja. Jakarta: Gramediawww//htpp: depdiknas.go.id_______. PP No. 19 Tahun 2005 tentang

Sertifikasi Guru

Page 111: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Isu Mutakhir

**) Staf Ahli Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan BPK PENABUR Jakarta

alah satu keunggulanpemanfaatanteknologi ialah nilaitambah. Dengan

menggunakan teknologiberbagai persoalan yangberkaitan dengan jarak,waktu, tempat, dan kenya-manan dapat diatasi. Olehkarena itu adalah wajar kalauberbagai kalangan terusmenerus membicarakan,melakukan penelitian,mengembangkan sertamenggunakan teknologi majudan canggih untuk berbagaikebutuhan termasuk untukkeperluan pendidikan.Bahkan tidak jarangpengembangan danpemanfaatan teknologidijadikan ukuran kemajuansuatu bangsa.

Di dunia pendidikanteknologi informasi dankomunikasi dipergunakanantara lain untuk keperluanbelajar secara terbuka (openlearning) dan belajar jarak jauh(distance learning), serta dalamera cyber dewasa iniberkembang belajar secaraelektronik (electronic learning/e-learning) denganmenggunakan fasilitasinternet. Kemajuan teknologidalam menghasilkan berbagai

Yusufhadi Miarso*)

Teguh Santoso**)

Isu Mutakhir

perangkat lunak (soft ware)dan perangkat keras (hardware) itu sudah barang tentudapat membantu pendidik/guru meningkatkan mutuproses dan hasil pembelajaranserta peserta didik/siswadapat belajar sesuai dengankemampuan dan kemudahanyang diperolehnya. Dengandemikian bagaimanapengaruhnya pada perananpembelajar/guru danpemelajar/siswa dalamproses belajar-membelajar-kan? Dan bagaimana mutuinformasi yang dijadikansebagai bahan ajar yangtersedia dalam mediaelektronik itu?

Pada tanggal 13 – 15November 2007 yang lalu,diselenggarakan InternationalConference on Open, Distance,and E- Learning ( ISODEL) diKuta Bali, yang dihadiri olehsejumlah pakar dari luarnegeri dan Indonesia sendiri.Berikut ini disajikan pendapatYusufhadi Miarso dan TeguhSantoso berkaitan denganpemanfaatan teknologiinformasi dan komunikasiuntuk keperluan pendidikankhususnya yang berkaitandengan online learning.

The Online Learners:Who They are,Where They are(Jusufhadi Miarso)

IntroductionSeveral terms are being used toindicate different kinds of non-conventional educationaldelivery system, especially thoseusing the information andcommunication technologies(ICT). We are familiar with theterm open learning, distantlearning, correspondencelearning, e-learning and onlinelearning. Many of us considerthat those terms are more or lessthe same, since its maincharacteristic is the use of ICT forthe presentation or delivery of thelearning materials.

However, it should beunderstood that each term isdenoting a certain concept with aset of certain attributes. Therefore,it is unjustified to consider thatthe open learning, distantlearning, correspondencelearning, e-learning and onlinelearning are identical in itsconcepts, ideas, and attributes. Itssimilarities are that it is not aface-to-face learning, and is usingtechnological delivery tools. Theclassroom learning is

S

Isu Mutakhir

*) Guru Besar Universitas Negeri Jakarta

Page 112: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

105Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Isu Mutakhir

traditionally conceived as agroup of students under thedirection or control of theclassroom teacher. The introductionof ICT in the classrooms is eitherconsidered as a new gadget to belearnt (learning about the ICT), oran additional teaching tools ofteachers.

The advancement of ICT isindeed stimulate the fourthlearning revolution as stated byAshby (1972). It enables theextension of educational services tomore audience in unrestricted andwidespread areas, in a real time.However, many of us are stillthinking that these technologies arejust a substitutes of theconventional classroominstructional system, or providinga compensation that could not bedone conventionally. Theintroduction of a new component inany systems, including theeducational systems, will requirethe change of other components,and the performance of the systemsitself. This paper is focusing on thechanges of the learners’ componentand their activities.

Traditional Open andDistance LearningThere is a common misunder-standing of consideringinterchangeability of the termsopen learning and distanceeducation. There are somesimilarities, but, there are alsosome conceptual differences. Thebasic concept of open learningmode is the organization oflearning program in such a waythat each participants coulddecide and choose what he or shewill learn, when, how, and towhat degree of competencies.Ideally it is characterized by thefollowing indicators :1. Open for everyone to

participate2. A wide variety of programs to

be offered and made available

3. A flexibility of curriculum,place, time, strategy andspeed of learning

4. Different kinds ofassessment of learningoutcomes by differentassessors

5. A variety of learningactivities options suitable tothe condition andcharacteristic of each leaner.The traditional distance

education, as the term implied, ischaracterized mainly as theseparation of teachers andstudents. There is the existence ofa certain institutions to reign orcontrol from a distance by settingcommon goals, regulations, andeven learning materials to thosewho are participating. The otherattributes are more or less thesame with the face-to-face orclassroom learning, wherestudents are directed by thedistant teachers on what to learnand how to proceed within thelearning process.

The term open learning ismore generic then the distantlearning term. Butmisunderstanding will continue,especially in Indonesia, since thelegal foundation – theEducational System Act # 20,2005 - is using a single termdistance education (pendidikanjarak jauh) for all forms of thenon face-to-face or regular schoolsetting. The Indonesian OpenUniversity (Universitas Terbuka)is using the term “open”, but itsmain characteristic is distantseparation of lecturers andstudents. The learners are adultswho are able to learnindependently, in a place andtime suitable for each of them.The Open Junior Highschool(SMP Terbuka) is moreappropriate in using the term“open” since there arepossibilities in adjusting thelearning activities with thestudents’ conditions, and thatthere are teachers and tutors whoare ready to assist students in

overcoming the learningdifficulties. The use of ICT inboth institutions is more or less toenable the presentation oflearning materials.

The Emerging ConceptLearning through example ismore easily digested. Therefore,consider the following scenariosas examples of the emergingconcept of learning activities.

Students of grade 8 atQaryah Thoyyibah School (analternative schooling system in arural district of Salatiga, CentralJava) are doing a project-basedlearning, using a project theme of“water for life”. They are devidedin groups of four to five each.Each group has to decide aparticular role of water in theirenvironments; one group decidesto learn the role of water for dailyhousehold life, another groupdecides to learn water forfarming, and another groupdecides to learn water fortransportation. The theme has tobe seen from the perspective of thecurricular subjects of ReligiousTeaching, Citizenship, BahasaIndonesia, English, and Science.Teachers of those curicularsubjects jointly decide aframework for problems to besolved by every group andfacilitate the implementation ofthe learning process. Studentshave the internet access for free,provided by a local shop ofinternet provider. Within a weekeach group has to solve as muchproblems as they can, and reporteit to the teachers. Teacherscommenting their work andadvise the improvement of thegroup activities and reports.

An employee of a multina-tional company in Jakarta, isusing her after office hours bytaking a course offered online bythe company’s head office in acapital city in Europe. She has tointeract not only with theinstructor at the head office

Page 113: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

106 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Isu Mutakhir

asynchronously, but also withother employees elsewhere whoare taking the same course. Shehas to do a number ofassignments of reading andwriting relating to the learningsubjects. After completing a seriesof learning tasks, she is invited tothe company head office overseas,for a colloquium or a proof ofmastery through interview anddiscussion about what has beenlearnt and the possibleapplication for the growth of thecompany. This learning activitiesare being done in three cycles.After completing the third cyclesuccessfully , she is promoted to ajunior manager position.

A lecturer and head of adivision in medical school wasnot satisfied with the currentpractice of medical teachingwhich was confined to a set ofmedical subjects. He consideredthat problem-based learning ismore appropriate then theteaching of separate subjects.However, he realized that acompetency in medical educationfor all lecturers had to bemastered first. He made contactwith other colleagues overseasthrough the use of internet andother resources, and agreed for anexchange of ideas andexperiences. He also made somesite visits to other medicaleducation institutions which hadbeen implementing the problem-based learning. Through theseinteractions, he could developed ajustifiable and acceptableprogram for the use of problembased learning in the in themedical school.

A mother of a four monthsold baby boy, decided to abandonher secretarial career and todevote herself for rearing her son.She determined to give her sonthe best education she could give.However, she knew very littleabout baby’s education, and shedecided not to asked her motherfor advise. Using her experience

in exchanging information whileworking as a secretary, shedecided to learn about baby’s careand education through theavailable knowledge network. Sheinteracted with other mothers sheknew only virtually, through theinternet, and in a certain cases shehad the access of meetingvirtually with a knownpediatrician, a childpsychologist, and a nutritionexpert. She subscribed amagazine on child rearing, andeven wrote her experience in themagazine for sharing experienceand inviting comments.

There are differences andsimilarities of the four scenariosprovided above. The settings aredifferent : there is a school setting(formal education setting),business setting (non-formaleducational setting), professionalsetting (formal education setting),and home setting (informaleducation setting). Although thesettings are different, but thelearning modes are being doneformally, non-formally, andinformally. The leaners are alsodifferent : a group of young adults,an employee, a professional, and amother. What each of them arelearning are also different.

However, there are alsosome similarities among the fourscenarios. Although the learnersare different in age and setting,all of them are possessing thefollowing attributes : they aremotivated for learning, doinginteractions with peers, teachersor resource persons, and thelearning program through theuse of ICT, independent indeciding their learning needs,doing self directed learning,collaborate for achieving commongoals, and that there is a platformor scaffold for the learningactivities.

The availability of ICT hasindeed revolutionized thelearning process. It is not just agadgets to be learnt, nor tools for

extending or deliveringinstruction, but its potential’s asa learning technology that enableinteraction for all of those whoare having the common concerns.However, it should be noted thatthe provision of ICT alone willnot instantly create an onlinelearning system. The learners arethe key constituent of an onlinelearning environment (Dabbagh& Bannan-Ritland,2005). Theyhave to possess the attributes ofonline learners, who have theexperience in self directedlearning, having a strongmotivation for learning, able tointeract and learningcollaboratively, and savvy withthe ICT as a learning technology.They are not limited to age,status, or a given learningsetting. It is an integration offormal, non-formal and informallearning modes.

ReferenceReferenceReferenceReferenceReference: : : : : Several SourcesSeveral SourcesSeveral SourcesSeveral SourcesSeveral Sources

Pemanfaatan TeknologiInformasi dan

Komunikasi untukPembelajaran Online

(T(T(T(T(Teguh Santoso)eguh Santoso)eguh Santoso)eguh Santoso)eguh Santoso)

Adalah salah menginterpre-tasikan istilah TeknologiInformasi dan Komunikasi(ICT) sebagai media internetsemata. ICT merupakansegala bentuk teknologi yangmenunjang penyampaianinformasi dan pelaksanaankomunikasi searah, dua arahatau bahkan lebih. ICTmencakup dari radio, televisisampai dengan internet danbahkan conference via layartelepon genggam.

Berdasarkan dataperkiraan AsosiasiPenyelenggara Jasa InternetIndonesia (APJII), ada 16 jutapengguna internet Indonesiatahun 2006, naik hampir 50%

Page 114: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

107Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Isu Mutakhir

dibandingkan dengan data pengguna internettahun 2004 (Jogjabelajar.org, 2007).Bagaimanakah perkembangan pemanfaatanICT di sekolah dan apa saja informasi seputarpembelajaran online untuk pembelajaran disekolah dan di rumah?

Sekolah sudah memanfaatkan dukunganhardware tape recorder, dan DVD/VCD player,termasuk pembelajaran berbasis ICT. Sesuaidengan Rencana Induk Lima Tahun (Reilita)BPK PENABUR 2002-2007 lalu, http://www1.bpkpenabur.or.id/reilita3.htm,diharapkan sarana prasarana BPK PENABURdi 16 kota (data tahun 2007) sbb.: “Selambatnya1 Juli 2007 setiap sekolah BPK PENABURmendayagunakan fasilitas internet danmultimedia” (Reilita 2002-2007).

Home schooling, suatu bentuk pembelaja-ran jarak jauh yang dilaksanakan di rumah,sudah disetujui Depdiknas, yang “memfasili-tasi sekolah ini sebagai pendidikan alternatifinformal menjadi pendidikan nonformal (PaketA dan Paket B)” (Sinar Harapan, 2007). Salahsatu website adalah website SEKOLAHMAYA, http://www.sekolahmaya.net/, situspercontohan untuk sistem pembelajaranelektronik yang memanfaatkan ICT dandikelola oleh Direktorat Jenderal PendidikanLuar Sekolah, Direktorat PendidikanKesetaraan, dan Departemen PendidikanNasional Republik Indonesia (Sekolah Maya,2007). Website ternyata mencakup file videodalam bentuk .wmv.

Megawatie A.G. (2007) dalam blognyamengutip dua penelitian tentang pemanfaatanICT, yaitu Nicholas Negroponte dari MIT(Massachusetts Institute of Technology) dalambukunya Being Digital (1995), anak-anak dipedalaman Afrika dan sub-urban (pinggiran)Amerika serikat pada dasarnya memilikikemampuan yang sama dalam mengopera-sikan game di komputer (Soedijanto, 2004), danbahkan mengutip pendapat Hardjito tentangstudi eksperimen BPK PENABUR mengenaipemanfaatan internet oleh L. Rantie dkk. tahun1999, di http://english.bpkpenabur.or.id/paper-surabaya.htm sbb.:

“... penggunaan internet untukmendukung kegiatan belajar mengajarbahasa Inggris yang dilakukan oleh AnneL. Rantie dan kawan-kawan di SMU 1BPK PENABUR Jakarta pada tahun 1999,menunjukkan bahwa murid yang terlibatdalam eksperimen tersebutmemperlihatkan peningkatan kemampuanmereka secara signifikan dalam menulis

dan membuat karangan dalam bahasaInggris (Hardjito dalam Megawatie, 2007).Sehingga Megawatie menekankan

perlunya terobosan dari lembaga pendidikanagar berkonsentrasi lebih pada pemantapaninteraksi anak didik dengan teknologidaripada membangun gedung. Secara tidaklangsung, hal ini mendukung konsep home-schooling.

Dari sisi eksekutif, pengambil keputusan,Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku BuwonoX (Jawa Pos, 2007), contohnya, mengutarakan“Siswa juga subjek dari pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi”, dan “Dalamkonteks e-learning, guru akan berperan sebagaimediator untuk menjembatani keingintahuansiswa”, di mana Jogja Learning Gatewaydiluncurkan sejak 2007. Program serupa tapiuntuk tingkat SMP Bilingual dijalankan diKepulauan Riau sejak 2004 dengan mediapembelajaran berbasis I.T. berkoneksi internet24 jam di laboratorium komputer.

Akhirnya, tingkat Universitas juga sudahmemberikan pelatihan SDM untuk modulpembelajaran online seperti di InstitutTeknologi Surabaya dengan platform LMSMoodle (website ITS, 2007). Moodle ini bukanlahhal asing bagi BPK PENABUR, di mana sejaktahun 2004 sudah dirintis pembuatannya viawebsite: http://www.bpkpenabur.or.id/moodle/course/index.php

Apakah pembelajaran jarak jauh, onlinedan home-schooling ini secara perlahan akanmenjadi kompetitor bagi sekolah denganprogram nasional/ regular? Sebaliknya, BPKPENABUR justru memanfaatkan modulgurunya, seperti di: http://a03jkt.bpkpenabur.or.id (sains & matematika),http:// english.bpkpenabur.or.id/science-webpages.htm (matematika, sains dan Inggris)dan http://a07jkt.bpkpenabur.or.id/home-on-line-learning.htm (lebih dari 10 bidang studi).Satu SMP di BPK PENABUR Bandung danSMA di BPK PENABUR Jakarta, misalnya, jugamencoba membuat online learning denganmodul dasar dari pengajar di NTU Singapura,yang relatif dikatakan cukup suksesmengingat kompleksitas modul online.Contohnya adalah: http://a07jkt.bpkpenabur.or.id/nov-03/relc-seminar/cloze-passage.htm. Modul ini jugamenjadi salah satu dari tiga modul yangmenjadi instrumen studi kelayakan desain dankeefektifan pembelajaran berbasis IT di SMA,yang dipresentasikan di ajang TEFLIN 2006(Santoso, 2006).

Page 115: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

108 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Isu Mutakhir

Suatu bukti bahwa materi pendidikanonline adalah ketika suatu SMA berbasis I.T. diBPK PENABUR Jakarta meraih peringkat ke-5UAN di DKI Jakarta untuk lulusan tahunkeduanya, online learning yang diterapkannyaadalah salah satu kontribusi penting. Adajuga lirik musik rohani dan midi file ataupunrenungan Inggris, misalnya, dengan hadirnyahttp://www.odb.org.

BPK PENABUR telah memberikan aksesICT di sekolah, dan bahkan untuk jenjang SMPdan SMA, dengan pemberian akses internetuntuk pimpinan dan guru di jenjang TK danSD. Contohnya, BPK PENABUR Cirebonmemanfaatkan ICT untuk sebagian materipembelajaran fisika, sejarah, ekonomi, Inggris,sosiologi dan bahkan pendidikan agamaKristen. BPK PENABUR Sukabumi bahkansudah memanfaatkan internet selainpemakaian VCD dan power point. Adalahluar biasa jika pada suatu waktu siswa-siswiBPK PENABUR mendapatkan dua sumbermateri pendidikan, yaitu dari sekolah dan darirumah. Morning Star Academy, suatu lembagaKristen, misalnya, mengacu pada kurikulumFranklin Classical School dari Amerika Serikatyang menekankan peran orangtua di dalampelaksanaan home schooling (Tjoandi, 2006).

Asalkan siswa diarahkan untuk materipembelajaran berbasis I.T., diharapkanmotivasi eksternal siswa dapat naik untukmemanfaatkan pembelajaran online. Sejumlahwebsite materi pendidikan online dapatdiakses di http://www.dikmentidki.go.iddengan materi sains, matematika dan Inggris(dengan flash version) ataupun diberikan linkskoran online, materi Cambridge dan materisains Olimpiade seperti di Brilliant Class BPKPENABUR Jakarta di http://a06jkt.bpkpenabur.or.id, ataupun di websiteYayasan BPK PENABUR (versi Inggris) di:http://english.bpkpenabur.or.id (klik onlinestudies). Soal-soal latihan UAN SD, SMP danSMA di http://www.invir.com (interaktif),termasuk materi bidang studi baru yangdiujikan per tahun 2008 depan. Bahkan hal-hal yang tidak terpikirkan di abad 20, sepertiadanya video pendidikan online di Indonesiadapat diakses di portal e-learning PustekkomDepdiknas http://www.e-dukasi.net dan jugadi http://www.sekolahmaya.net/library.html#Video.

Akhirnya, program-program unggulandapat juga memanfaatkan bank soal materipembelajaran ataupun tes dan eksperimen,seperti yang dapat diakses dari http://www.cie.org.uk untuk materi kelas

International ala Cambridge, ataupun untukmateri olimpiade kompilasi dalam negeri dihttp://www.olimpiade.org, dan luar negeri,seperti di http://www.aso.edu.au.

Bagaimana dengan fakta sekolah BPKPENABUR? SMAK BPK PENABUR Cianjur,misalnya, berusaha memanfaatkan media taperecorder, OHP dan bahkan DVD playersekretariat untuk pembelajaran siswa. Suatubentuk kebersamaan dalam pelatihan danseminar yang diadakan oleh PH BPKPENABUR tahun 2007, misalnya, membuatguru bahasa Inggris mendapatkan akses DVDEncarta serta CD TOEIC untuk materipersiapan Ujian Akhir Nasional (UAN) dalammateri Listening. Keterbatasan jumlah CDplayer di jenjang SMA, misalnya, tentu bisadipecahkan dengan memanfatkanketersediaan CD player di jenjang TK dan SD,yang memang sangat membutuhkan variasiaudio dalam bentuk CD dan VCD.

Akhirnya, beberapa sekolahdimungkinkan mengalami kesulitan aksesinternet untuk akses di laboratorium komputeratau perpustakaan untuk waktu tertentu.Minimal ada dua solusi yang dimungkinkan.Pertama, guru memberikan demo cara aksesinternet secara offline, dan menugaskan siswaberkelompok untuk mengakses materi viakomputer rumah, warung internet (warnet),ataupun dengan kerja kolaboratif (collaborativelearning) bergantian dengan hanya duakomputer sekolah, misalnya, seperti di http://english.bpkpenabur.or.id/paper-surabaya.htm. Kedua, semua pembelajarandikerjakan offline di laboratorium komputer dimana file ataupun modul sudah disediakan dijaringan/ LAN laboratorium denganmemanfaatkan materi interaktif yang sudah di-download sebelumnya dari websites.

Ada peribahasa, tiada akar, rotanpun jadi.Demikian juga dengan perkembanganpembelajaran berbasis IT. Kendala pasti akanada. Tetapi apakah kita akan duduk diam,mengeluh dan menisbikan adanya sumberpembelajaran dari dunia maya? Hendaknyahome-schooling bukan menjadi ancaman bagisekolah regular, tetapi materi online-nya justrumenjadi suplemen bagi siswa di rumah.Tentunya, dukungan dari pemerintah,universitas dengan workshopnya dan saranaprasarana di lapangan akan menentukansejauh mana tingkat kesuksesan pembelajaranonline ini.

ReferenceReferenceReferenceReferenceReference: : : : : Several SourcesSeveral SourcesSeveral SourcesSeveral SourcesSeveral Sources

Page 116: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

109Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Resensi buku : Resensi buku : Re-Code Your Change DNA

Judul Buku:Re-Code Your Change DNA

Pengarang:Rhenald Kasali

Penerbit :Gramedia Pustaka Utama - Jakarta

Cetakan :Kedua, Februari 2007

Tebal :xviii + 264 halaman

Oleh: Muksin Wijaya*)

*

*) Kepala Bidang Pembinaan dan Program Pendidikan BPK PENABUR Bandung

Resensi buku

da slogan yang kerap kita dengar, danbisa jadi slogan itu merupakan suatuperingatan kepada kita, yaitu bahwa halyang tidak pernah berubah adalah

perubahan itu sendiri. Tiap tarikan nafas, tiapdetik sang waktu berjalan, tiap langkah kakimenapak, perubahan akan selalu mengiringi kitabagaikan bayangan diri kita. Fisik, mental, carapandang, dan jiwa dapat berubah, entah akanberubah menjadi lebih baik ataupun sebaliknya.Dalam kehidupan suatuorganisasi, seringkali per-ubahan baru direspontatkala organisasi sudahtidak berdaya, misalnyajumlah murid dari tahun ketahun menurun, penjualansudah merosot tajam,produknya kurang diminatipasar atau banyak karya-wan yang kompeten mening-galkan organisasi tersebut.

Buku dengan judul “Re-Code Your Change DNA” ataudapat kita terjemahkansebagai “Mengubah DNAPengubah” yang dikarangoleh Rhenald Kasali, seorang staf pengajar danjuga ketua Program Magister UniversitasIndonesia ini, merupakan buku yangmenguraikan lebih lanjut proses perubahan yangsudah dijabarkan di bukunya : “Change!Manajemen Perubahan dan Harapan” yangditerbitkan pada Maret 2005. Dalam buku iniRhenald Kasali mengulas tentang eksistensidari perubahan dan bagaimana kita menyikapi

AAAAAperubahan tersebut dalam konteks bukan hanyakita merespon terhadap perubahan yang adanamun juga pada bagaimana kita membentukperubahan itu sendiri.

Banyak teori perubahan yang diajukan,mulai dari Re-code individu, Re-code leader, Re-code pikiran, Re-code organisasi, sampai kepadaRe-code the critical mass.

Istilah DNA yang dimaksudkan dalambuku ini sebetulnya bukanlah hal yang baru.

DNA adalah sebuah unsurpembawa sifat yangberbentuk molekul yangmenyimpan informasitentang gen seseorang.Informasi itu disimpandalam bentuk sandi berupakode-kode genetik (hal 25).

Istilah Re-Code yangdimaksudkan RhenaldKasali adalah pemben-tukan kembali kode unsurpembawa sifat, cara berpi-kir dan memimpin agarsesuai dengan kebutuhanzamannya baik dalamkonteks individu ataupun

keorganisasian.Maka sangat tepat bahwasanya Rhenald

Kasali memberikan judul “Re-Code Your ChangeDNA” pada bukunya ini.

Status quo mungkin kondisi yangmenyenangkan, namun perkembangan harusterjadi, maka harus ada perubahan danperubahan itu memerlukan gizi yang berdayadorong kuat (hal 22). Karena kita mencari

Page 117: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

110 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Resensi buku : Re-Code Your Change DNA

perkembangan, kita harus mencari perubahan.Hendaknya kita jangan melihat lingkungansebagaimana adanya, namun bagaimanaseharusnya dan seyogyanya. Kita mencariperubahan karena kita perlu mencari jati diriyang lebih baik sehingga kita dapat memainkanperan kita dalam menciptakan dunia yang lebihbaik.

Bab 3 merupakan bagian penting danboleh dikatakan sebagai jiwa dari buku ini.Pertanyaan mendasar bagaimana kita meresponperubahan dan membentuk perubahan itusendiri dijawab pada bab ini. Pada bab iniRhenald Kasali memperkenalkan konsep sifat-sifat dasar yang dapat membentuk seseorangsehingga ia mampu melihat dan bergerakmelakukan perubahan dalam suatu akronimperubahan dengan nama OCEAN, yang padadasarnya juga merupa-kan akronim darisegala jenis keterbuka-an yang diperkenal-kan tersebut, yaitu:1. Openness to expe-

rience, keterbuka-an pikiran khusus-nya terhadap peng-alaman dan hal-hal baru, hal-halyang dialami dandilihat denganmata sendiri.

2. Conscientiousness, keterbukaan hati dantelinga. Penuh kesadaran mendengarkan,baik yang terdengar maupun yangdirasakan.

3. Extroversion, keterbukaan diri terhadaporang lain, kebersamaan dan hubungan-hubungan.

4. Agreeableness, keterbukaan terhadapkesepakatan, tidak mudah memilih konflik.

5. Neuroticism, keterbukaan terhadap tekanan-tekanan.

Kelima komponen pembentuk tersebut di atasmerupakan benih yang baik untuk melakukanperubahan. (hal 66)

Buku ini semakin melengkapi wawasan kitaakan pentingnya pembentukan karakter didalammenyikapi dan bahkan merubah perubahan itusendiri untuk menggapai dunia baru yang lebihbaik. Ulasan di dalam buku ini dipaparkandengan tuntas dari pengenalan atas perubahanitu sendiri. Dimuat juga kasus dan kisahperjalanan nyata penulis yang sudah dilalui,

karakteristik pribadi-pribadi unggul sepertiMuhammad Yunus yang mendirikan bankuntuk kaum miskin di Bangladesh, Paul Otelliniyang membuat perubahan besar-besaran di Intel,Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoumyang mengubah Dubai dari sebuah padang pasirmenjadi Hongkong-nya Timur Tengah, dan jugaMartin Luther King yang memperjuangkan hak-hak kaum kulit hitam. Tidak hanya tokoh-tokohdunia saja, dalam buku ini juga terdapat ceritadari beberapa organisasi di Indonesia, sepertiCitibank, BCA, dan terutama dalam pemerin-tahan Indonesia.

Untuk mengetahui bagaimana kitamengetahui ada tidaknya sifat pembentukperubahan dalam diri kita, terdapat suatu daftarpertanyaan untuk menguji diri sendiri denganmenekankan bahwa pentingnya kita berfokus

pada kita sendiri yangmenjalankan peru-bahan itu bukan padaalat-alat atau masalahyang kita hadapi (firstwho then what). Na-mun, penulis buku inijuga menyadari danmeng-ingatkan bahwadampak yang mung-kin terjadi serta hasilyang mungkin kitadapatkan beranjak da-ri suatu proses berpi-

kir, karakter, emosi dan diperkaya oleh organisasidalam membentuk diri kita, dan memang jalanyang terbaik adalah dengan melakukanperubahan pada hal tersebut di atas.

Latar belakang perubahan yang dibahasdalam buku ini memang lebih sarat padapembentukan perubahan untuk mencapai duniabisnis yang baru, lalu selanjutnya kita bertanyabagaimanakah komponen pembentuk karakterperubahan tersebut dapat diambil hikmahnyadi dunia pendidikan ?.

Kembali kepada paragraf awal yangmenuliskan bahwa perubahan selalu mengiringikita bagaikan bayangan kita sendiri, artinyaperubahan bukanlah milik dunia usaha semata,tetapi perubahan itu melanda semua bidangkehidupan, termasuk dunia pendidikan. Banyakperubahan yang terjadi di dunia pendidikansaat ini, baik pada tataran makro pendidikanataupun pada tataran mikro pendidikan.

Pada tataran makro, ketertinggalan dalambidang pendidikan merupakan cerminan

Buku ini semakin melengkapiwawasan kita akan pentingnya

pembentukan karakter didalam menyikapi dan bahkan

mengubah perubahan itusendiri untuk menggapai

dunia baru yang lebih baik.

Page 118: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

111Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Resensi buku : Resensi buku : Re-Code Your Change DNA

kebijakan nasional pendidikan. Dalam tingkatpraktis atau implementasinya terdapatkelemahan, sehingga meskipun kebijakannasional secara ideal mengarah pada upayapeningkatan kualitas pendidikan, namunimplementasi di lapangan sering terjadi distorsiyang dapat mengurangi efektivitas pencapaiantujuan kebijakan itu sendiri.

Selain itu, pandangan masyarakat yangmencerminkan nilai sosial budaya yang adamenunjukan arah yang kurang kondusif bagipeningkatan kualitas pendidikan, sepertipandangan bahwa mengikuti pendidikanhanya untuk jadi pegawai. Pandangan ini akanmendorong pada pendekatan pragmatis dalammelihat pendidikan, dan ini tentu sajamemerlukan perubahan kesadaran sosial dankesadaran budaya yang berbeda dalam melihatoutcome pendidikan. Pendidikan harusdipandang sebagai upaya peningkatan kualitasmanusia untuk berkiprah dalam berbagaibidang kehidupan. Menjadi pegawai harusdipandang sebagai salah satu alternatif pilihanyang setara dengan pilihan untuk bidang-bidangpekerjaan lainnya, sehingga keterlibatanmanusia terdidik dalam berbagai bidangkehidupan dan pekerjaan akan mendorongkeseimbangan dalam menciptakan kehidupanmasyarakat yang lebih baik dan berkualitas.

Pada tataran mikro, ini berarti bahwabagaimana kualitas pendidikan dan hasilpembelajaran akan terletak pada bagaimanapendidik melaksanakan tugasnya secaraprofesional. Di samping itu sejauh mana prosespembelajaran dilandasi oleh nilai-nilai dasarkehidupan yang tidak sekedar nilai materil,namun juga nilai-nilai transenden yang dapatmengilhami pada proses pendidikan ke arah

suatu kondisi ideal dan bermakna bagikebahagiaan hidup peserta didik, pendidik sertamasyarakat secara keseluruhan.

Sebagai perenungan yang mungkin perludisikapi dan direspon secara aktif oleh BPKPENABUR adalah pada tataran mikro : sejauhmana para pelaku pendidikan di BPK PENABURdapat menggunakan komponen pembentukperubahan: (1) openness to experience , yaituketerbukaan pikiran terhadap hal-hal baru,inovasi dan perubahan di bidang pendidikan,misalnya bagaimana dapat meresponipembelajaran terkini yang sedang berkembang,(2) conscientiousness yaitu kesadaran untuk dapatmenyaring dengan cerdas setiap perubahanyang sedang terjadi di bidang pendidikan, (3)extroversion, yaitu bagaimana dapat bekerjasamadengan penuh kepedulian dalam bidangpendidikan yang diyakini sebagai bagian darirencanaNya yang kelak akan dipertang-gungjawabkan kembali kepadaNya, (4)agreeableness, yaitu cinta damai, dan selaluberupaya menyelesaikan segala konflik yang adadengan dasar kasihNya, (5) neuroticism, yaitumemiliki keteguhan hati meskipun menghadapitekanan-tekanan yang datang dari dalamataupun dari luar. Diharapkan dengan meng-gunakan kelima komponen pembentukperubahan ini BPK PENABUR dapatmemberikan kontribusi yang cukup berartiuntuk meningkatkan kualitas pendidikan yangdengan memandang pada aspek mutu hasilpembelajaran, mutu proses dan instruksional ,dan mutu pendukung pendidikan.

“Perubahan harus dimulai dengan adanyapemimpin atau pribadi yang memiliki ChangeDNA unggul, dan untuk itu mulailahmelakukan Re-Code Change DNA dari diri sendiri.

Page 119: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

112 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

PROFIL BPK PENABUR SUKABUMI

PROFIL BPK PENABUR SUKABUMISiap Meningkatkan Mutu Pelayanan Pendidikan

Betty Sukmawati*)

*) Kepala TKK BPK PENABUR Sukabumi

Profil

eberadaan BPK PENABUR di Sukabumidiawali dengan berdirinya SD KristenBethel pada tahun 1950 dengan namaSekolah Rakyat Kristen Bethel yangberlokasi di Jl. Ahmad Yani yang

dikelola oleh Badan Pendidikan Khu HweeDjawa Barat. Menyusul kemudian pada tanggal5 Agustus 1965 dibuka Taman Kanak-KanakKetilang. Dalam perkembangannya kemudian,pada tahun 1953 Tiong Hoa Kie Tok Kauw HweeKhu Hwee (THKTKHKH) Djawa Baratmenerima penyerahan bangunan sekolah untukSMP Kristen.

SMAK didirikan atas kesepakatan dankerjasama antara Yayasan PerkumpulanSekolah Kehidupan Baru yang mengelola PrincesJuliana School dengan Yayasan THKTKHHKDjawa Barat. Pada tahun 1957 YayasanKehidupan Baru menyerahkan SMAKsepenuhnya kepada Yayasan THKTKHKHDjawa Barat serta menghibahkan tanah yangmenjadi milik Princes Juliana School. Tanggal 22Juli 1986 BPK PENABUR Sukabumi membukaSMEA Kristen Kartika.

Peningkatan Mutu

Komitmen terhadap peningkatan mutupendidikan di BPK PENABUR Sukabumidilakukan dengan cara :(1) meningkatan kompetensi guru dengan

memberikan kesempatan kepada mengikutiberbagai pelatihan/pembinaan/workshopyang sesuai dengan bidangnya;

(2) memperbaharui dan mengadakan sarana/fasilitas/media/alat pembelajaran yang

Sejarah Singkat

K

dibutuhkan, misalnya: melengkapiperpustakaan, dan mengganti komputerlama (milik gramacom) dengan komputerbaru (milik yayasan);

(3) memperbaiki dan merenovasi bagian-bagian gedung/ruang/fasilitas sekolahyang perlu agar lebih presentatif danmemberikan suasana lebih nyaman untukkegiatan pembelajaran. misalnya :perbaikan WC, dan pengecatan gedung;

(4) program pembelajaran berkesinambungan;dan

(5) program Sister School.Pembelajaran berkesinambungan dan Sister

School merupakan 2 program terobosan baruyang dilakukan oleh BPK PENABUR Sukabumi.

Pembelajaran Berkesinambungan

Sebagai langkah awal, program pembelajaranberkesinambungan saat ini dimulai dariprogram pembelajaran bahasa Inggris yangdilaksanakan mulai jenjang TK, SDK, SMPK danSLTA (SMA/SMK) dengan tujuan : (1) Paralulusan BPK PENABUR Sukabumi memilikikemampuan berbahasa Inggris dengan baiksehingga mereka dapat berkomunikasi secaraaktif, (2) Agar BPK PENABUR Sukabumi menjadisekolah impian dan kebanggaan yang ditujuoleh masyarakat, dan (3) BPK Penabur Sukabumimemiliki keunggulan di tengah-tengahpesaingnya.

Untuk merealisasikan hal tersebut, BPKPENABUR Sukabumi telah membentukPaguyuban Guru Bahasa Inggris, yangmerupakan kumpulan dari guru-guru bahasaInggris di lingkungan BPK PENABUR Sukabumisendiri. Paguyuban ini bersama-sama menyusun

Page 120: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

113Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

PROFIL BPK PENABUR SUKABUMI

suatu program pembelajaran bahasa Inggrisyang berkesinambungan. Kegiatan pembelajaranberkesinambungan memungkinkan untukmenghadirkan guru atau siswa dari jenjang yanglebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah (misalguru/siswa SMP ke SD atau ke TK) atausebaliknya. Kegiatan ini selain dapatmeningkatkan kemampuan, keterampilan danhasil belajar siswa, juga meningkatkankebanggan dan rasa saling memiliki.

Melalui pembelajaran berkesinambungandiharapkan dapat membangun rasa banggadalam diri para orang tua dan para siswa untuktetap fokus menyekolahkan/melanjutkansekolah di BPK PENABUR Sukabumi. Sebagailangkah nyata dilaksanakannya programpembelajaran bahasa Inggris yangberkesinambungan maka SDK dan SMKmelaksanakan kegiatan English Club, SMPKmelaksanakan Pen Friends Program, dan SMAKmelaksanakan English Conversation Club.

Sister School

Sister School merupakan suatu programkerjasama antar sekolah yang bertujuan untukmeningkatkan kualitas layanan pendidikan.Program ini dikoordinasi oleh BidangPendidikan PH BPK PENABUR (Pusat) dandisusun oleh sekolah peserta.

BPK PENABUR Sukabumi sebagai salahsatu peserta program Sister School memperolehpendampingan dari TKK 3, SDK 4, SMPK 5 danSMAK 7 BPK PENABUR Jakarta. Pendampingandilakukan per jenjang, artinya TKK 3 BPKPENABUR Jakarta mendampingi TKK BPKPENABUR Sukabumi dan seterusnya. Dari apayang telah dilakukan, mulai menyusun programbersama hingga kunjungan observasi olehkepala sekolah dari BPK PENABUR Jakarta keBPK PENABUR Sukabumi, BPK PENABURSukabumi telah mendapat masukan-masukanyang berarti bagi peningkatan kualitas layananpendidikannya.

Untuk jenjang SDK telah dilakukanpembinaan penyusunan program pembelajaranberdasarkan KTSP oleh tim SDK 4 BPKPENABUR Jakarta, bahkan denganmengikutsertakan seluruh guru TKK BPKPENABUR Sukabumi dalam pembinaan danpelatihan Customer Service.

Taman Kanak Kanak

Di tengah pesatnya pertumbuhan TK dan RAyang ada di kota Sukabumi serta ketatnyapersaingan maka TKK BPK PENABURSukabumi berupaya untuk mempertahankandan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan(stake-holder) agar tetap eksis dan mampubersaing. Dengan tetap berpegang pada prinsippembelajaran TK, yaitu belajar sambil bermaindan bermain seraya belajar, TKK BPK PENABURSukabumi melakukan terobosan-terobosan barupada program kegiatan pembelajaran danprogram pelayanannya yang meliputi :1 Tahun pembelajaran 2005/2006 :

a. Dilaksanakannya program (baru)pembelajaran Bahasa Mandarin

b. Menambah kegiatan ekstrakurikulermenyanyi dengan kegiatan musikangklung

2. Tahun pembelajaran 2006/2007 :a. Pengembangan kegiatan eksplorasi

sains dalam kegiatan pembelajaransesuai tema

b. Pelaksanaan program puncak temac. Program pemeriksaan kesehatan anakd. Pengembangan pada program

kegiatan ekskul menggambare. English Day Programf. Pembinaan tentang “Cara Mengasuh

Anak Yang Benar” bagi parapengasuh anak (pembantu, bibi, suster)

g. Program pelatihan bahasa Inggrisuntuk guru dan karyawan

3. Tahun pembelajaran 2007/2008 :a. Pengembangan kegiatan eksplorasi

sains dan senib. Pengembangan program puncak temac. Pengembangan pada program

kegiatan ekstrakurikuler menarid. Pengembangan pada English Day

Programe. Pengembangan program pemeriksaan

kesehatan anakf. Program pelatihan bahasa Inggris

untuk guru dan karyawang. Program Sister School yang difasilitasi

PH BPK PENABURDengan terobosan-terobosan yang telah

dilakukan, penghargaan orang tua murid TKKterhadap sekolah meningkat. Hal inimengindikasikan adanya peningkatan padatingkat kepuasan mereka.

Page 121: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

114 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

PROFIL BPK PENABUR SUKABUMI

Program Mencari Bintang danMoving Class

Program Mencari Bintang merupakan upayayang dilakukan oleh SMAK BPK PENABURSukabumi dalam rangka meningkatkan kualitas,menjaring sebanyak-banyaknya siswa yangberprestasi (akademik dan atau non akademik),serta memberi kesempatan kepada anak yangorang tuanya tidak mampu secara ekonominamun memiliki prestasi. Memasuki tahun ke-3program mencari bintang telah didampingidengan program mencipta bintang.

Pelaksanaan moving class bertujuan untuk(1) melakukan pelayanan prima dalam prosespembelajaran dan (2) memanfaatkan seluruhlingkungan (ketersediaan ruang dan fasilitaspembelajaran yang ada) secara optimal dan total.

Kelompok Ilmiah Remaja danProgram Pen Friends

Program Kelompok Ilmiah Remaja dan ProgramPen Friends menjadi program kebanggaan SMPKBPK PENABUR Sukabumi. Melalui KelompokIlmiah Remaja (KIR) MIPA, siswa-siswa diasahdan dilatih untuk memiliki kemampuan berpikirsecara ilmiah dan didorong untuk dapatmelakukan penelitian terhadap hal-hal yangterjadi di sekitarnya yang menarik minatnya. KIRyang baru dilaksanakan 2 tahun ini telahmenorehkan prestasi yang cukupmembanggakan karena salah satu pesertanyatelah mampu menembus Olimpiade SainsNasional yang diselenggarakan di Surabayapada tanggal 3 – 8 September 2007 yang lalu.

Program Pen Friends merupakan programyang diminati oleh banyak siswa SMPK karena

mereka dapat saling berkomunikasi, baik dengankirim surat (via pos, e-mail dan sms) dengansiswa-siswa di seluruh dunia. Hal ini sangatmenunjang tingkat keberhasilan programpembelajaran, khususnya bahasa Inggris.Program ini mendorong para murid untukmemiliki kemampuan berbahasa inggris secaraaktif, meningkatkan rasa percaya diri(keberanian) juga memperluas kemampuan/jangkauan hubungan sosial dan komunikasi.Lebih dari itu, para murid dapat memperolehberagam informasi tentang negara lain dariteman-temannya yang ada di luar negeri.

Kerjasama dengan Dunia Usahadan Industri

Dalam rangka meningkatkan kompetensi danpenyaluran para lulusan, SMK Kristen BPKPENABUR Sukabumi melakukan kerjasamadengan dunia usaha dan industri baik yang adadi dalam kota maupun luar kota Sukabumi.Beberapa keuntungan dari program inidiantaranya adalah : (1) adanya kemudahan bagisiswa untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan(PKL), (2) tersedianya tim penguji ujian praktekakhir bagi siswa kelas III yang akan lulus, dan(3) kemudahan dalam penyaluran lulusan,sehingga lebih cepat memperoleh pekerjaan(bahkan ada banyak siswa yang yang setelahmelalui seleksi bisa diterima bekerja sebelumpengumuman kelulusan/pasca ujian akhir).

Beberapa dunia usaha dan industri yangtelah bekerjasama dengan SMK, di antaranyaadalah CV. Kejaya (Multi Grosir), PD. Sari Sedap,Distributor Kota Baru, BCA, PT. Sayap MasUtama, BPR, Bank Supra, Liza Garmen, CV.Selabintana dan banyak apotik yang ada di kotaSukabumi.

)7002-4002(rihkareTnuhaTagiThalokeSisatserP

gnajneJ iapaciDgnayisatserP nuhaT

KT

:uruG

- eknasutuidajnem(atoKtakgniTisatserpreBuruGabmoLIarauJ)isnivorptakgnit

4002

- nasutuidajnem(atoKtakgniTesaloKfitaerKuruGabmoLIarauJ)isnivorptakgnitek

4002

- atoKtakgnitgnitniaPregniFfitaerCuruGabmoLIIInaparaHarauJ 4002

Page 122: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

115Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

PROFIL BPK PENABUR SUKABUMI

gnajneJ iapaciDgnayisatserP nuhaT

KT

:uruG

- akgnarmaladatoKtakgniTuruGregniSpoPabmoLIarauJ)isnivorptakgniteknasutuidajnem(inesroP

6002

:awsiS

- takgniTianraweMnadrabmaggneMfitaerKawsiSabmoLIarauJ)isnivorptakgniteknasutuidajnem(atoK

6002

- -IKTGIinitraKiraHakgnarmaladoloSiynayneMabmoLIIIarauJimubakuSatoKIRGP

6002

- avonnIgnajiKrabmaGianraweMabmoLIIarauJ 5002

- atoKtakgnitkanAiraHakgnarmaladelzzuPabmoLIIarauJimubakuS

4002

DS

- atoKpudiHnagnukgniLiraHrabmaggneMabmoLIIInadIarauJimubakuS

6002

- imubakuSatoKtakgniTrabmaggneMabmoLIarauJ 6002

- imubakuSitkahBitawuYPMSirtuPteksaBabmoLIarauJ 6002

- imubakuSitkahBitawuYPMSartuPteksaBabmoLIIarauJ 6002

- imubakuS5NPMSAPIMabmoLIIIarauJ 7002

- imubakuS5NPMSsirggnIasahaBotadiPabmoLIIIarauJ 7002

- imubakuS5NPMSisiuPacaBabmoLIIIarauJ 7002

- imubakuS5NPMSisiuPacaBabmoLIIIarauJ 7002

- imubakuSINAMSetaraKabmoLIarauJ 7002

KPMS

- rogoB.liW-esPMS)artuP(teksaBabmoLIarauJ 5002

- rogoB.liW-esPMS)irtuP(teksaBabmoLIIarauJ 5002

- )noitcudorPardnahCynnoS(ecnaDnredoMIarauJ 5002

- puCatokilaW)artuP(teksaBIarauJ 5002

- )eitnamS(bulCnoitasrevnoChsilgnEIIarauJ 5002

- atoKsankidpeD(ugereBnarajalePataMabmoLIIIarauJ )imubakuS 6002

- 39-ekimubakuSatoKTUH)artuP(teksaBIIarauJ 7002

- 39-ekimubakuSatoKTUH)irtuP(teksaBIIIarauJ 7002

- )imubakuSINAMS(PMSretupmoKSBLIarauJ 7002

Page 123: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

116 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

PROFIL BPK PENABUR SUKABUMI

gnajneJ iapaciDgnayisatserP nuhaT

KPMS

- )imubakuSINAMS,VXasahaBnaluB(gnaragneMabmoLIIIarauJ 7002

- )imubakuSINAMS(ugereBAPIMCCLIarauJ 7002

- )IXpuCeitnamS(silutretakitametaM-APIMIIarauJ 7002

- abmoL-)imubakuSatoKK&PsaniD(akitametaMabmoLIIarauJisnivorPSO

7002

- isnivorPtakgnitK&PsaniD(akitametaMNSOsoloL 7002

KAMS

- imubakuSatoKinesroP,artuPteksaBabmoLIarauJ 5002

- imubakuSatoKinesroP,irtuPteksaBabmoLIIIarauJ 5002

- atoKtakgnitadnuSasahaBatirecreBabmoLIInaparaHarauJ 6002

- tsriFhsilgnE,tsetnoCgnidaeRIIarauJ 7002

atoKtakgnitCWnahisrebeKabmoLIIarauJ 7002

- eknasutuidajnem(atoKtakgniTisatserpreBawsiSabmoLIarauJ)isnivorptakgnit

7002

KKMS

- imubakuSatoKtakgnitawsiSisnetepmoKabmoLIarauJ 5002

- taraBawaJisnivorPtakgnitawsiSisnetepmoKabmoLsilaniF 5002

- imubakuSatoKtakgniTawsiSisnetepmoKabmoLIIarauJ 7002

- imubakuSatoKiregeNnaaskajeK,tamreCsadreCabmoLIIIarauJ 7002

134

104 108

298310 316

187 185 184203

146

101

136

176 164

0

50

100

150

200

250

300

350

TK SD SMP SMA SMK

Perekembangan Jumlah Murid

2005/2006

2006/2007

2007/2008

Page 124: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

117Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

PROFIL BPK PENABUR SUKABUMI

10 11 11

15

21 2223 23 24

20 1918

9

12 12

0

5

10

15

20

25

TK SD SMP SMA SMK

Perkembangan Jumlah Guru

2005/2006

2006/2007

2007/2008

)2002-8991(surugnePnanusuS

oN amaN natabaJ

.1 idanraKidayluM.tdP tahesaneP

.2 onneWytawsaD auteK

.3 nawanuGabmiR IauteK

.4 anufeYitayrA IsiraterkeS

.5 itawanrE IIsiraterkeS

.6 RynnoS . anaydaH IarahadneB

.7 ignalibmoT.MrehtuL IIrahadneB

.8 nawaiteSnaJ atoggnA

.9 ayhaYinaN atoggnA

)6002-2002(surugnePnanusuS

oN amaN natabaJ

.1 idayluM.tdP idanraK tahesaneP

.2 eiLanrakuS auteK

.3 itawanrE IauteK

.4 ubirasaP.HsenoJ siraterkeS

.5 nawaiteSnamreH arahadneB

.6 ardnahCnivreH atoggnA

.7 nawanuGytawasiL atoggnA

)0102-6002(surugnePnanusuS

oN amaN natabaJ

.1 idanraKidayluM.tdP tahesaneP

.2 ubirasaP.HsenoJ auteK

.3 nawanuGabmiR IauteK

.4 artsasajajD.YailuY siraterkeS

.5 nawaiteSnamreH arahadneB

.6 inanseoRnaiD atoggnA

.7 olisuSitawareHaeL atoggnA

.8 dranoeLoiraM atoggnA

KKTalapeK

oN amaN natabaJasaM

.1 itawaksiS 0002-7991

.2 yowloDitnayilirpA 1002-0002

.3 itayanIejteI 2002-1002

.4 itnaycuL 2002-1002

.5 itayanIejteI 3002-2002

.6 itawamkuSytteB gnarakes-4002

Page 125: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

118 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

PROFIL BPK PENABUR SUKABUMI

KDSalapeK

oN amaN natabaJasaM

.1 itayanIejteI 4002-3991

.2 iniraHirT gnarakes-4002

KPMSalapeK

oN amaN natabaJasaM

.1 nitaiteSsiL 4002-4891

.2 oytesarPokoJ gnarakes-4002

KAMSalapeK

oN amaN natabaJasaM

.1 atimsasunaDidayluM 1002-6991

.2 itawaitsirhCahtraM 3002-1002

.3 onkitnawuSykkiT 4002-3002

.4 atimsasunaDidayluM gnarakes-4002

KMSalapeK

.oN amaN natabaJasaM

.1 itawaitsirhCahtraM 1002-6891

.2 oraK.rBaneladgaM 4002-2002

.3 otiwuS gnarakes-4002

Penutup

BPK PENABUR Sukabumi merupakan salahsatu sekolah swasta yang memiliki fasilitas(sarana prasarana) yang cukup baik dan cukuplengkap. Di tengah-tengah ketatnya persaingandan budaya masyarakat kota Sukabumi yangmasih berorientasi pada sekolah-sekolah negeri,dan citra sekolah dari yayasan Katholik yangmasih melekat sebagai sekolah yang memilikidisiplin tinggi maka BPK PENABUR Sukabumiberupaya untuk mengembangkan danmeningkatkan kualitas dan pelayananpendidikannya melalui beragam upaya danterobosan terobosan baru yang dapatmelekatkan citra baik.

Menjadi sekolah favorit dan pilihanmasyarakat adalah cita-cita yang ingindiwujudkan. Dengan kemauan, kerja keras,kesungguhan, kerja sama dan doa, penulis yakincita-cita tersebut bukan sekedar impian belaka.

Page 126: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

119Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

lahir di Cianjur, Juli 1968. Menyelesaikan pendidikan S1 di FIP IKIPJakarta, jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan tahun 1993.Menjadi guru di SMP Pax Ecclesia (1989 – 1992), SMP Permata Bunda(1992 – 1994), SMP Kristen IPEKA (1994 – 1999), SMK Kristen BPKPENABUR Sukabumi (1999 – 2002), Kepala TKK BPK PENABURSukabumi tahun 2004 – sekarang.

lahir di Toba Sumatera Utara, April 1961. Menyelesaikan S1 di IKIPJakarta Jurusan Pendidikan Fisika (1985). Sambil menyelesaikan S1,menjadi guru di SMA Neg. 50 (1982), SMA Neg.31 (1983-1987) danikut mendirikan SMA PGRI 10. Guru dan pejabat Kepala SekolahIndonesia di Davao Philippines (1987-1994) sekaligus menyelesaikanS2 bidang Business Management di Ateneo de Davao Philippines(1994). Mengikuti Program Mission Studies di Overseas MinistriesStudy Centre, Connecticut USA (1994/1995). Menjadi konsultanYakoma PGI dan dosen di UKI (1996). Bekerja di BPK PENABURJakarta sebagai Kepala Bidang Pengembangan (1997). Care takerKepala SMK 2 BPK PENABUR ( 1996-2004). Saat ini sebagai KepalaPengkajian dan Pengembangan Pendidikan BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Jakarta, Pebruari 1964. Menyelesaikan S1 Jurusan Bimbingandan Konseling dari FKIP Universitas Atmajaya Jakarta, tahun 2007.Bekerja sebagai guru TKK 8 BPK PENABUR Jakarta pada tahun1984, dan tahun 1992 diangkat sebagai kepala TKK 8. Sejak tahun1998 sampai sekarang kepala TKK 3 BPK PENABUR.

lahir di P. Purba, Feb 1962. Tahun 1986 lulus S1 dari IKIP Jakarta/UNJ; tahun 1990 lulus S1 dari Universitas Indonesia; tahun 1998lulus Magister Manajemen dari Institut Wiraswasta Indonesia; tahun2007 lulus Magister Manajemen dari STIE Supra Jakarta. Tahun 1984– 1993, guru SMEA PSKD Jakarta; tahun 1987 – 1993 guru SMA/SMEA Pelita; tahun 1987 – 1994 guru SMEA Negeri 2 Jakarta; tahun1993 – 1999 guru SMEA BPK PENABUR Jakarta; dan tahun 1999 –2007 Wakil Kepala SMAK 2 BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Sibolga, Juli 1981. Lulus S1 jurusan Teknik Informatika UPIYAI Jakarta tahun 2005. Mulai bekerja di BPK PENABUR tgl 3September 2007 sebagai guru TIK di SMPK 1 dan SMAK 2 BPKPENABUR Jakarta. Sebelumnya mengajar di SMAK Kanaan Jakarta,Pernah pemenang dalam lomba penelitian guru mata pelajaran se-DKI Jakarta.

lahir di Jakarta, April 1969. Menyelesaikan S1 di FKIP Universitas JambiJurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (1996). Menyelesaikan MagisterPendidikan tahun 2004 di Universitas Kristen Jakarta. Pada tahun 2000s.d tahun 2002 dosen di Akademi Sekretaris dan Manajemen LEPISITangerang. Bekerja di BPK PENABUR sejak tahun 1988 dan saat inisebagai guru Bahasa Indonesia di SMP Kristen 1 BPK PENABUR Jakartaserta pelatih ekstrakurikuler menulis.

Keterangan Mengenai Penulis

Betty Sukmawati,

Hotben Situmorang,Drs., M.B.A.,

Itta The, S.Pd.,

Jhon Salmar Saragih,

Julianta Manalu, ST.,

Keke T. Aritonang,M.Pd.,

Page 127: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

120 Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

Michael Kaprista Sutikno,

Muksin Wijaya, M.Pd.,M.M.,

Teguh Santoso, S.Pd.,

Theresia K. Brahim, Dr.,

Washington P.Napitupulu, Prof., Dr.,

born in Jogyakarta. His last education is S1 English Education Faculty andTeachers Training Program 2001 in Sanata Dharma University,Yogyakarta. He worked as an English teacher in SMAK 1 BPK PENABURJAKARTA for 2 years and as a Bina Nusantara University English LecturerJakarta for 5 years (2001 -2006). Now he is studying for Master DegreeProgram in Sanata Dharma University, Yogyakarta to improve hiscompetence and knowledge related to the development of EFL education.

lahir di Bandung, Juli 1971. Menyelesaikan Program MagisterManajemen di Universitas Katolik Parahyangan Bandung dengankonsentrasi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan ProgramMagister Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia denganProgram Studi Pengembangan Kurikulum konsentrasi TeknologiPendidikan. Sejak tahun 1994 menekuni dunia pendidikan sebagaiguru di beberapa SMP dan SMA swasta Kristen dan Katolik. MenulisBuku Komputer yang diterbitkan oleh Gramedia–Elexmedia danPenerbit ANDI Yogyakarta. Saat ini selain dosen luar biasa diSekolah Tinggi Informatika dan Manajemen di Bandung, jugasebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Program Pendidikan BPKPENABUR Bandung. Alamat e-mail: [email protected]

lahir di Malang, Mei 1969. Menyelesaikan S1 di FKIP PendidikanBahasa dan Seni Inggris di UNIKA Atma Jaya Jakarta tahun 1993(cum laude). Mengajar di BPK PENABUR Jakarta sejak 1991: GuruSDK 7 Bintaro (1991-1993), SMAK 1 (1993-2001), SMAK 7 (2001-2005), SMAK GS untuk Brilliant Class (2007-sekarang), dan staf ahliPengkajian dan Pengembangan Pendidikan (2003-sekarang). Sejak2005 mengambil program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggrispada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, dan sekaligusguru Bahasa Inggris di SMAK 1, 2, dan, 3 BPK PENABUR Bandung.Dalam bidang I.T., dua kali meraih penghargaan dari SEAMEO-RELC Singapore tahun 2001 dan 2002 (aktif berkomunikasi viamailing list guru-dosen ASEAN), serta mengelola website 5 sekolah diBPK PENABUR. Mempresentasikan paper tentang pembelajaraninternet di Surabaya (joint-paper, Open and Distance LearningSymposium, 1999) dan di Salatiga (individual paper, TEFLINConference, Desember 2006).

lahir di Jakarta, September 1952. Memperoleh gelar DoktorPendidikan dari IKIP Jakarta tahun 1992. Pernah menjabat sebagaiKepala Bagian Litbang BPK PENABUR Jakarta, Sekretaris UmumMPPK (Majelis Pusat Pendidikan Kristen), Kepala Litbang SinodeGKI Wilayah Jabar. Saat ini sebagai dosen PGSD dan Pasca SarjanaUniversitas Negeri Jakarta serta beberapa universitas swasta diJakarta.

Guru Besar Emeritus Ilmu Pendidikan dan Psikologi UniversitasNegeri Jakarta, Dosen Filsafat Ilmu di Universitas Kristen Indonesiadan Universitas Krisnadwipayana, Dosen Kapita Selekta FilsafatKehidupan di Universitas Pancasila; Dosen Advanced CommunicationTheories, Master’s Degree Program, London School of Public RelationsJakarta; dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)dan mantan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah.

Page 128: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABURbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No09-VI-Des2007.pdf · dan terampil menerapkan cara belajar yang tepat, sehingga

121Jurnal Pendidikan Penabur - No.09/Tahun ke-6/Desember 2007

lahir di Sleman – Jogjakarta. Sarjana Pendidikan Jurusan TeknologiPendidikan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Selamamahasiswa aktif menulis di koran kampus. Pernah menjadi guru danwartawan. Mempunyai keahlian dalam hal menyunting naskah,membuat kuesioner, evaluasi program, desain pelatihan/workshop.Selama sepuluh tahun lebih bergabung di BPK PENABUR Jakarta,terakhir menjadi staf Pusat Pengkajian dan PengembanganPendidikan di yayasan pendidikan tersebut. Saat ini bekerja di WilliToisuta and Associates sebagai Konsultan Pendidikan Dasar danMenengah. Sedang menempuh Program Pascasarjana S2 JurusanTeknologi Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta. Dapatdihubungi melalui e-mail: [email protected], HP:081315625920.

lahir di Pacitan, Maret 1934, Guru Besar Teknologi PendidikanUniversitas Negeri Jakarta. Alumnus FKIP Universitas Airlangga,Surabaya, untuk program S1 dan untuk pendidikan lanjutan dariSyracuse University, N.Y. Amerika Serikat dalam keahlianAudiovisual Communication dengan gelar Master of Science (Education),serta dari IKIP Malang untuk program doktor (1985) di bidangTeknologi Pendidikan. Mengikuti program penyegaran dan seminarinternasional di berbagai negara, khususnya di bidang TeknologiPendidikan. Di samping memiliki pengalaman sebagai birokratdengan berbagai jabatan di lingkungan Departemen Pendidikan danKebudayaan, sampai sekarang aktif menulis karya ilmiah dansebagai guru besar di berbagai perguruan tinggi antara lain diProgram Pasca Sarjana UNJ, UNIMED, UNILA,UNMUL, danUNNES.

Yuli Kwartolo, S.Pd.,

Yusufhadi Miarso, Prof.Dr., M.Sc.,