93
COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD IJA<RAH PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: NIZA RIZAH RISWANA NIM. 1123202004 PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO 2017

COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

COVER

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD IJA<RAH

PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA

KECAMATAN AJIBARANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Purwokerto

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

NIZA RIZAH RISWANA

NIM. 1123202004

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PURWOKERTO

2017

Page 2: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran
Page 3: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran
Page 4: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran
Page 5: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

MOTTO

Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil

Page 6: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

PERSEMBAHAN

Sujud syukurku kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya. Lantunan al-

Fatihah dalam silahku, menandakan doa dalam syukur yang tiada terkira, terimakasih

untuk-Mu, kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk bapak dan ibu tercinta

(Toyibah dan Takhrudin), yang tak pernah henti-hentinya selama ini memberiku

semangat, doa dan dorongan, nasihat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak

tergantikan sehingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.

Untuk suamiku Renaldy Sisworo terimakasih atas doa, kasih sayang serta

dukungan sehingga saya bisa menyelesaikan perkuliahan ini. Tak lupa pula untuk

anaku Azka Rahman Pranaja yang memotivasi untuk terselesaikannya skripsi ini.

Serta bagi semua pihak yang telah memberikan doa dan penyemangat dalam

menyelesaikan skripsi ini sampai selesai. Semoga doa dan penyemangat kalian diberi

kenikmatan dalam hidup dan kebahagiaan yang sejati.

Page 7: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD IJA<RAH PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA

KECAMATAN AJIBARANG

NIZA RIZAH RISWANA

NIM.: 1123202004

Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah Jurusan Muamalah Fakultas Syari‟ah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

ABSTRAK

Pelaksanaan perjanjian sewa menyewa (ijarah) di Desa Kalibenda disini yaitu

sewa jasa/tenaga dimana pihak pemilik pohon kelapa menyewakan pohonnya kepada

penderes hingga selesai, sedangkan penyewa (penderes) membayar uang sewa pohon

tersebut dengan menyetorkan hasil dari sewa pohon kelapa yang berupa gula kelapa

sejumlah yang telah ditentukan setiap satu bulan sekali kepada pemilik pohon

sebagai ganti uang sewa pohon tersebut.

Tujuan penelitiannya adalah 1) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

akad ijarah dalam sewa-menyewa pohon kelapa di Desa Kalibenda Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas, dan 2) untuk mengetahui pandangan hukum islam

terhadap pelaksanaan akad ijarah tersebut.

Metode penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan (field research)

dengan studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau lokasi

penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala obyektif

yang terjadi di lokasi tersaebut. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan

kualitatif dan teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi dan

wawancara kepada penyewa dan pemilik pohon kelapa di Desa Kalibenda

Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas.

Hasil penelitian sebagai berikut: Sistem pengupahan yang digunakan dalam

perjanjian dengan sistem setoran (pasokan) dan sistem giliran (paron) adalah

diperbolehkan menurut hukum islam, karena perjanjian tersebut, sudah memenuhi

rukun dan syarat-syarat perjanjian setelah dikomparasikan dengan prinsip-prinsip

muamalah yang ada.

Kata kunci: Perspektif Hukum Islam dan perjanjian Ijarah Di Desa Kalibenda

Page 8: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam menyusun skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

alif Tidak ا

dilambangkan

Tidak dilambangkan

ba‟ B Be ب

ta‟ T Te ث

s|a S| es (dengan titik di atas) ث

jim J Je ج

h{ H{ ha (dengan titik di bawah) ح

kha‟ Kh ka dan ha خ

dal D De د

z|al Z| ze (dengan titik di atas) ذ

ra‟ R Er ز

zai Z Zet ش

sin S Es ض

syin Sy es dan ye ش

s}ad S} es (dengan titik di bawah) ص

d}ad D} de (dengan titik di bawah) ض

t}a’ T} te (dengan titik di bawah) ط

z}a’ Z} zet (dengan titik di bawah) ظ

ain …. „…. koma terbalik keatas„ ع

gain G Ge غ

fa‟ F Ef ف

qaf Q Qi ق

kaf K Ka ك

lam L El ل

mim M Em و

nun N En

Page 9: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

waw W We و

ha‟ H Ha ه

hamzah ' Apostrof ء

ya‟ Y Ye

B. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vocal tunggal atau

monoftong dan vocal rangkap atau diftong.

1. Vokal Pendek

Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat yang

transliterasinya dapat diuraikan sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

/

Fath}ah Fath}ah

A

/

Kasrah Kasrah I

D}ammah D}ammah U و

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap Bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya sebagaiberikut:

Nama Huruf

Latin

Nama Contoh Ditulis

Fath}ah dan ya Ai a dan i بينكى Bainakum

Fath}ah dan Wawu Au a dan u قول Qaul

3. Vokal Panjang

Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya sebagai berikut:

Page 10: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Fath}ah + alif ditulis ā Contoh جاههيت ditulis ja>hiliyyah

Fath}ah + ya‟ ditulis ā Contoh تنسي ditulis tansa>

Kasrah + ya‟ mati ditulis ī Contoh كسيى ditulis kari>m

Dammah + wảwu mati ditulis ū Contoh فسوض ditulis furu>d}

C. Ta’ Marbūt}ah

1. Bila dimatikan, ditulis h:

Ditulis h}ikmah حكت

Ditulis jizyah جصيت

2. Bila dihidupkan karena berangkat dengan kata lain, ditulis t:

Ditulis ni„matullāh نعت هللا

3. Bila ta’marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta

bacaan kedua kata itu terpisah maka ditranslitrasikan dengan ћ (h).

Contoh:

Raud}ah al-at}fa>l زوضت اال طفال

Al-Madīnah al-Munawwarah اندينت اننوزة

D. Syaddah (Tasydīd)

Untuk konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap:

Ditulis muta‟addidah يتعددة

Ditulis „iddah عدة

E. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf Qamariyah

Ditulis al-badi>’u انبد يع

Ditulis al-Qiya>s انقياض

Page 11: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah

’<Ditulis as-Sama انساء

Ditulis asy-Syams انشط

F. Hamzah

Hamzah yang terletak di akhir atau di tengah kalimat ditulis apostrof.

Sedangkan hamzah yang terletak di awal kalimat ditulis alif. Contoh:

Ditulis syai‟un شيئ

Ditulis ta‟khużu تأخر

Ditulis umirtu أيسث

G. Huruf Besar

Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan ejaan yang

diperbaharui (EYD).

H. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut bunyi

atau pengucapan atau penulisannya

Ditulis ahl as-sunnah أهم انسنت

{Ditulis żawi> al-furu>d ذوى انفسوض

Page 12: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt. yang telah memberikan

rahmat dan hidayah–Nya kepada kita semua sehingga kita dapat melakukan tugas

kita sebagai makhluk yang diciptakan untuk selalu berfikir dan bersyukur atas segala

hidup dan kehidupan yang diciptakan Allah. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw., kepada para sahabatnya, tabi‟in dan

seluruh umat Islam yang senantiasa mengikuti semua ajarannya. Semoga kelak kita

mendapatkan syafa‟atnya di hari akhir nanti, amin.

Adapun skripsi yang ditulis oleh penulis sebagai syarat untuk memperoleh

gelar sarjana strata 1 pada Jurusan Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Purwokerto, dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad

Ijarah Pada Pengolahan Gula Kelapa Di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang”.

Ketertarikan penulis terhadap judul terebut dikarenakan penulis ingin

mengetahui bagaimana praktik perjanjian ijaroh Pada Pengolahan Gula Kelapa

menurut hukum Islam.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bimbingan, bantuan, dan pengarahan dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. H. Syufa‟at, M.Ag.,Dekan Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Purwokerto.

2. Dr. H. Ridwan, M.Ag., Wakil Dekan I Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Purwokerto.

Page 13: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

3. Drs. H. Ansori, M. Ag., Wakil Dekan II Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Purwokerto.

4. Bani Syarif M., M.Ag, LL.M., Wakil Dekan III Fakultas Syari‟ah Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.

5. Dr. Supani, M.A Ketua Jurusan Muamalah/Ketua Program Studi Hukum

Ekonomi Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.

6. Hariyanto, M. Hum., selaku Penasihat Akademik program studi Hukum

Ekonomi Syari‟ah angkatan 2011.

7. M. Bahrul Ulum, S.H.M. Hum., Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu dalam memberikan arahan, bimbingan dan koreksi dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Segenap Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto yang telah

membekali berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

9. Seluruh Civitas Akademik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

khususnya Fakultas Syari‟ah yang dengan kesabarannya telah membantu urusan

mahasiswa.

10. Segenap perangkat Desa Kalibenda yang telah memberikan ijin kepada penulis

untuk melakukan penelitian di Desa Kalibenda.

11. Segenap responden yang telah memberikan informasi mengenai praktik perjajian

pengolahan gula kelapa

12. Kedua orang tua tercinta (Takhrudin dan Toyibah) yang tidak henti-hentinya

memberikan doa dan dukungan moral, materiil maupun spiritual kepada penulis

selama menempuh perkuliahan sampai menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Page 14: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Suamiku Renaldy Sisworo yang selalu menghibur dan selalu memberikan

semangat serta do‟a kepada kami.

13. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan semangat

dalam penyusunan skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuanganku Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah

angkatan tahun 2011 terima kasih atas setiap hal yang pernah kita lalui bersama,

semoga tidak akan ada yang dapat memudarkan hubungan tali silaturahim kita.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua.

Tiada yang dapat penulis berikan untuk menyampaikan rasa terima kasih,

melainkan hanya doa, semoga amal baik dari semua pihak tercatat sebagai amal

shaleh yang diridhoi Allah swt. dan mendapat balasan yang berlipat ganda di akhirat

kelak, amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan serta

tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan, baik dari segi penulisan ataupun dari

segi materi. Oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran terhadap segala

kekurangan demi penyempurnaan lebih lanjut. Semoga skripsi ini banyak bermanfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Purwokerto, 27 Desember 2017

Penulis,

Niza Rizah Riswana

NIM. 1123202026

Page 15: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Penegasan Istilah ....................................................................... 5

C. Rumusan Masalah...................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

E. Telaah Pustaka ........................................................................... 7

F. Sistematika Pembahasan............................................................ 10

Page 16: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG IJA>RAH DALAM

HUKUM ISLAM

A. Ija>rah .......................................................................................... 12

1. Pengertian Ija>rah .................................................................. 12

2. Dasar Hukum Ija>rah ............................................................ 13

3. Macam-macam Ija>rah. ......................................................... 17

4. Rukun dan Syarat Sah Ija>rah. .............................................. 18

5. Sifat dan Hukum Ija>rah. ...................................................... 19

6. Hak dan Kewajiban para Pihak.......................................... . 21

7. Penentuan Upah dalam ija>rah....................................... ....... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 34

C. Lokasi Penelitian ....................................................................... 35

D. Waktu Penelitian........................................................................ 35

E. Sumber Data .............................................................................. 35

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 39

BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN IJA>RAH PADA

PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA

A. Gambaran Desa Kalibenda................................................................. 43

B. Praktik Perjanjian Ija>rah Pada Pengolahan Gula Kelapa .......... 54

C. Analisis Perjanjian Ija>rah Pada Pengolahan Gula Kelapa ......... 61

Page 17: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 76

B. Saran-saran ............................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 18: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

DAFTAR SINGKATAN

Hlm : Halaman

Q. S : Qur‟an Surat

SWT : Subhanahu Wata‟Ala

SAW : Sallallahu „alahiWassalam

No : Nomor

S. Sy : Sarjana Syari‟ah

IAIN : Institut Agama Islam Negeri

Page 19: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Foto Dokumentasi

Lampiran 3 Permohonan Riset Individual

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol

Lampiran 5 Surat Izin Riset dari BAPEDA

Lampiran 6 Surat Keterangan Wakaf

Lampiran 7 Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing

Lampiran 8 Buku Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Surat Keterangan Mengikuti Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 10 Surat Keterangan Lulus Seminar

Lampiran 11 Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif

Lampiran 12 Sertifikat-sertifikat

Page 20: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari

kehidupan manusia. Ketika mereka berhubungan dengan orang lain, maka akan

timbul hak dan kewajiban yang akan mengikat keduanya. Dalam jual beli

misalnya, ketika kesepakatan telah tercapai, maka akan muncul hak dan

kewajiban. Yakni hak pembeli untuk menerima barang, dan kewajiban penjual

untuk menyerahkan barang. Atau kewajiban pembeli untuk menyerahkan harga

barang (uang), dan hak penjual untuk menerima uang.1

Manusia cenderung ingin berbuat jahat dan bertabiat loba ingin jaya

sendiri, Tuhan Yang Maha Hakim menyusun undang-undang yang mengatur

hubungan antar manusia dan mengadakan batasan-batasan yang jelas, supaya

masing-masing mereka hanya mengambil yang menjadi haknya saja dan supaya

tiap-tiap haknya itu terpelihara dan terjamin.2 Dengan menfungsikan nilai-nilai

moral islam dalam perilaku ekonomi manusia akan dapat mewujudkan kehidupan

yang lebih adil. Untuk tetap survive manusia sebagai mahluk sosial dalam

memenuhi kebutuhannya tidak bisa bekerja sendiri Ia harus bermasyarakat

dengan orang lain. Disinilah gunanya aturan muamalah dalam kehidupan yang

merupakan aturan main dalam pemenuhan kebutuhan manusia tersebut.

1 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).

hlm 3 2 Teungku Muhammad Hasbi Ashiddieqy, Al islam cet 1 (Semarang: PT. Pustaka Rizki

Putra,1998). hlm 192

Page 21: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Jual beli merupakan akad yang umum digunakan oleh masyarakat, karena

dalam setiap pemenuhan kebutuhannnya, masyarakat tidak bisa berpaling untuk

meninggalkan akad ini. Untuk mendapatkan makanan dan minuman misalnya,

terkadang ia tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan itu dengan sendirinya, tapi

akan membutuhkan dan berhubungan dengan orang lain, sehingga kemungkinan

besar akan terbentuk akad jual beli.

Dalam ekonomi perjanjian akad merupakan arti penting dalam kehidupan

bermasyarakat, ia merupakan dasar dari sekian banyak aktivitas keseharian kita,

melalui akad berbagai kegiatan bisnis dan usaha dapat dijalankan. Akad

menfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan yang

tidak dapat dipenuhinya sendiri tanpa bantuan dan jasa orang lain. Kenyataan ini

menunjukan bahwa betapa kehidupan kita tidak lepas dari apa yang namanya

perjanjian (akad).3

Jual beli merupakan akad yang umum digunakan oleh masyarakat,

karena dalam setiap pemenuhan kebutuhannnya, masyarakat tidak bisa berpaling

untuk meninggalkan akad ini. Untuk mendapatkan makanan dan minuman

misalnya, terkadang ia tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan itu dengan

sendirinya, tapi akan membutuhkan dan berhubungan dengan orang lain,

sehingga kemungkinan besar akan terbentuk akad jual beli.4

Dalam berbisnis atau melakukan usaha ada dua pihak yang harus bekerja

sama demi mencapai produktifitas yang memuaskan, yaitu orang yang memiliki

modal namun tidak dapat menjalankan usaha-usaha produktif dan orang yang

3 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).hlm 1

4 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah. hlm. 69.

Page 22: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

mempunyai keahlian juga kemampuan usaha secara produktif namun tidak

memiliki atau kekurangan modal usaha. Kedua kelompok tersebut apabila

bersatu dan bekerjasama dalam membangun usaha maka akan saling

menguntungkan, bentuk kerjasama tersebut dilakukan oleh sebagian warga Desa

Kalibenda dimana di dalamnya terdapat satu perjanjian yang dinamakan

perjanjian ija>rah.

Dengan berija>rah manusia dapat hidup berkecukupan, sehingga mereka

mampu melakukan ibadah dengan tenang. Al-ija>rah merupakan akad yang

diperbolehkan, hal ini berlandaskan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Al

Qur‟an, Hadits ataupun ijma ulama. Namun demikian terdapat ulama yang tidak

membolehkannya.

Firman Alloh QS. Az-Zukhruf. 32

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah

menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan

dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian

yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat

mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik

dari apa yang mereka kumpulkan.

Kata “ija>rah” berasal dari bahasa arab ”al-ajru” dan di terjemahkan

kedalam bahasa Indonesia menjadi “upah dan sewa” yang tentunya

mengakibatkan adanya perbedaan makna operasionalnya, sewa biasanya

Page 23: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

digunakan untuk benda sementara upah digunakan untuk tenaga kerja.5 Untuk

mengontrak tenaga seseorang (ajir) terlebih dahulu harus ditentukan mengenai

bentuk kerja, waktu, upah, serta tenaganya.

Pelaksanaan perjanjian ija>rah ini dilakukan oleh penyewa (penderes) dan

pemilik pohon kelapa, awalnya pemilik pohon kelapa yang meminta kepada

penderes untuk bekerjasama dalam pengolahan gula kelapa. Dalam

pelaksanaanya terdapat perjanjian diantara mereka yaitu penyewa pohon

(penderes) harus menyetorkan hasil dari sewa pohon kelapa yang berupa gula

kelapa sejumlah yang telah ditentukan setiap 7 hari sekali kepada pemilik pohon

sebagai ganti uang sewa pohon tersebut.

Bentuk kerjasama ija>rah ini ternyata dipakai oleh sebagian masyarakat

Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas dalam hal sewa

menyewa pohon kelapa. Namun istilah yang lazim di kalangan mereka bukanlah

ija>rah tetapi bermacam-macam nama sesuai adat daerahnya. Ija>rah yang

digunakan dalam perjanjian ini adalah jenis ija>rah ayan yaitu sewa menyewa

jasa, upah mengupah atau perburuhan

Secara sekilas, perjajian ija>rah pada pengolahan gula kelapa tersebut tidak

terdapat masalah, akan tetapi jika dilihat secara mendalam lagi, terdapat hal yang

perlu diperhatikan yaitu tentang pembayaranya yang berupa gula kelapa dan

pembayarannya ditentukan berdasarkan ukuran hari. Dari masalah tersebut tentu

saja dapat menimbulkan perselisihan dikemudian hari antara penyewa pohon dan

pemilik pohon.

5 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah Cet 1,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002). hlm.113

Page 24: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Meskipun sistem perjanjian tersebut sudah berlangsung lama, namun

dalam pelaksanaanya terdapat kendala-kendala yang dialami oleh pihak penderes,

diantaranya adalah ketika datang musim hujan, hal ini sangat berpengaruh

terhadap pendapatan badeg (sari) dan proses pengolahannya, pada musim hujan

badeg (sari) yang diperoleh akan tercampur dengan air hujan sehingga untuk

proses memasaknya akan membutuhkan waktu yang lama, bahkan terkadang

tidak bisa dibentuk menjadi gula, selain itu faktor harga juga mempengaruhi,

dalam pelaksanaanya harga satu kilo gula itu tidak menentu tergantung

permintaan pasar. Hal ini sangat meresahkan penderes karena hasil dari kerjanya

dirasa tidak sebanding dengan tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan sementara

pemilik pohon tidak mau tau dengan masalah tersebut.

Berdasarkan survei awal terhadap perjanjian ija>rah tersebut, penulis

tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum

islam terhadap perjanjian ija>rah tersebut. Penulis memilih lokasi penelitian di

Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas.

Selanjutnya penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Ija>rah Pada Pengolahan Gula Kelapa

di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas”.

B. Penegasan Istilah

1. Hukum Islam

Hukum Islam adalah segala hukum yang mengatur urusan

kemasyarakatan agar manusia teratur sempurna dan menjadi mahluk yang

Page 25: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

madani (yang berbudaya sesuai dengan kemaslahatan masyarakat),

perkembangan zaman, perbedaan tempat serta sesuai al-Qur‟an dan Hadits.6

2. Akad Ija>rah

Akad adalah suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau

lebih berdasarkan keridhaan masing-masing.7

Ija>rah ialah menukar sesuatu dengan ada imbalannya diterjemahkan

kedalam bahasa indonesia berarty sewa-menyewa dan upah-mengupah.8

3. Pengolahan Gula Kelapa

Pengolahan Gula Kelapa adalah Proses pembuatan, cara mengolah

sesuatu supaya menjadi sempurna. Proses cara mengolah nira sampai pada

proses akhir pengolahan gula kelapa.9

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian ija>rah pada pengolahan Gula Kelapa di

Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

2. Bagaimanakah pandangan hukum islam terhadap perjanjian ija>rah pada

pengolahan Gula Kelapa di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten

Banyumas

6 Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam (Jakarta: Bulan Bintang,1980), hlm 44

7 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah Cet 1,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2002). hlm 46

8 Ibid, hlm 115

9 Peter Salim dan Yuni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:

Modern English Pers, 1991), hlm 1442.

Page 26: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dalam Skripsi Ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan akad ija>rah dalam sewa menyewa

pohon kelapa di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten

Banyumas?

2. Untuk mengetahui pandangan hukum islam terhadap pelaksanaan akad ija>rah

tersebut?

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Kegunaan teoritis yakni memperkaya atau menambah ilmu pengetahuan pada

umumnya dan bagi disiplin ilmu hukum islam pada khususnya, mengenai

pelaksanaan akad ija>rah dalam pengolahan gula kelapa.

2. Kegunaan praktis yakni sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak yang

terkait khususnya masyarakat Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang

Kabupaten Banyumas dan umumnya umat islam di Indonesia.

E. Telaah Pustaka

Dalam pembahasan penelitian ini penulis akan menguraikan serangkaian

telaah pustaka seperti: dalam buku Fiqh As-Sunnah karya Sayyid Sabiq

membahas tentang pengertian Ija>rah berasal dari kata Al-Ajru yang berarti Al-

Iwadhu (ganti), dari sebab itu As-Sawab (pahala) dinamai Al-Ajru (upah),

sedangkan menurut syara adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat

dengan jalan penggantian.10

10

Sayyid Sabiq, Fiqih As-Sunnah,cet I, (Belrut: Danal Kitab al-„Arabiyyah:1971), hlm 177

Page 27: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Dalam buku Ensiklopedia Hukum Islam karangan Abdul Aziz Dahlan

dijelaskan bahwa macam-macam ija>rah jika dilihat dari jenis manfaatnya dibagi

menjadi dua yaitu ija>rah yang mengambil manfaat benda (ija>rah ayan) dan ija>rah

yang mengambil manfaat tenaga (ija>rah amal). Dalam ija>rah amal dibagi menjadi

dua yaitu ajir khas dan ajir musytarak. Sedangkan macam-macam ija>rah dilihat

dari segi obyeknya dibagi menjadi dua macam yaitu yang bersifat manfaat atas

suatu barang dan manfaat atas suatu pekerjaan.11

Abdul Ghofar Ansor dalam bukunya Hukum Perjanjian Islam di

Indonesia menjelaskan bahwa rukun Ija>rah terdiri dari adanya para pihak sebagai

subjek hukum (penyewa dan yang menyewakan), terdapat barang yang disewkan,

dan harus ada ijab dan qabul dari para pihak tersebut sedangkan untuk sahnya

perjanjian Ija>rah harus memenuhi syarat yaitu mukjir dan mustakjir telah tamyiz,

mukjir adalah pemilik sah dari barang sewa,masing-masing pihak rela untuk

melakukan perjanjian, harus jelas dan terang mengenai obyek yang

diperjanjikan,obyek sewa mempunyai nilai manfaat, dapat diserahkan,harus ada

kejelasan mengenai waktubarang disewakandan harga sewa barang tersebut

jelas.12

Rachmat Syafei dalam bukunya Fiqh Muamalah menjelaskan tentang

hukum ija>rah shahih adalah tetapnya kemanfaatan bagi penyewa dan tetapnya

upah bagi pekerja atau orang yang menyewakan ma‟qud alaih. Dalam buku ini

11

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, cet 1 (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van

hoeve.t.t) hlm 662 12

Abdul ghofar Ansor, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2010). hlm 72

Page 28: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

juga menjelaskan tentang cara memanfaatkan barang ija>rah,dan hak dan

kewajiban para pihak dalam melakukan perjanjian ija>rah.13

Taqiyiddin An-Nabhani dalam bukunya Membangun Sistem

Perekonomian Alternatif Prespektif Islam yang menjelaskan tentang penentuan

upah dalam ija>rah yaitu apabila upah telah disebutkan pada saat melakukan

transaktsi maka upah tersebut pada saat itu merupakan upah yang telah disebutka,

apabila belum disebutkan maka upahnya bisa disebutkan upah yang sepadan oleh

karena itu upah dibagi menjadi dua yaitu upah yang telah disebutkan (ajru al-

musamma) dan upah yang sepadan (ajru-al-mitsli).14

Penulis yang menelaah karya-karya tulis yang berupa skripsi yang telah

dibuat oleh mahasiswa IAIN Purwokerto. Dalam hal ini penulis menemukan

skripsi karya Astika Nur Dianingsih yang membahas tentang “ Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Akad Sewa-Menyewa (Ija>rah) Kamar Indekost (Study Kasus Di

Kawasan Kampus IAIN Purwokerto) “. Skripsi ini menekankan tentang sewa-

menyewa kamar kost dan cara Pembayarannya.15

Selain itu penulis juga mnelaah

skripsi karya Ahmad Mufi Sunani yang membahas tentang”Akad Sewa Tanah

Bangkok Dalam Prespektif Hukum Islam (Study Kasus di Desa Kecamatan

Kemranjen Kabupaten Banyumas)” yang menjelaskan bahwa akad sewa tanah

13

Rachmat Syafei,fiqh Muamalah, hlm. 105-107 14

Taqiyuddin An-Nabhani, Membangun sistem perekonomian Alternatif Prespektif

Islam,(Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm.103. 15

Astika Nur Dianingsi,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Sewa-Menyewa(ijarah)

Kamar Inthekost (Study Kasus di Kawasan Kampus IAIN purwokerto)”.skripsi, tidak diterbitka,

(Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2011).

Page 29: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

bangkok dilakukan atas manfaat benda antara panitia lelang dan petani yang

dilakukan secara terbuka.16

Dari beberapa pembahasan karya tulis dan kajian yang ada, setelah

penulis mengamati dan menulusurinya, sejauh penulis yang ketahui, kajian secara

spesifik mengenai terhadap praktek perjajian ija>rah pada pengolahan gula kelapa

di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas dalam tinjauan

hukum Islam belum ada. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji

permasalahan tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Perjanjian Ija>rah Pada Pengolahan Gula Kelapa di Desa

Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap pokok-pokok

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis akan

mendeskripsikan dalam sistematika penulisan, yaitu:

Bab pertama menjabarkan abstraksi mengenai pokok permasalahan yang

akan dibahas dalam skripsi ini, hal-hal yang akan disajikan antara lain: latar

belakang masalah, permasalahan, tujuan penulisan, telaah pustaka, metode

penulisan dan sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua merupakan landasan teori untuk melangkah ke bab-bab

berikutnya, hal yang penulis kemukakan meliputi: pengertian akad ija>rah, dasar

16

Ahmad Mufi Sunani,” Akad Sewa Tanah Bangkok dalam Prespektif Hukum Islam (Study

Kasus DiDesa Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas)”. Skripsi, tidak diterbitkan, (Purwokerto:

IAIN Purwokerto, 2015)

Page 30: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

hukum ija>rah, rukun dan syarat ija>rah serta pandangan Ulama mengenai

kebolehan ija>rah.

Bab ketiga berisi tentang gambaran serta penelitian tentang pelaksanaan

akad ija>rah pada sewa menyewa pohon kelapa, setelah diperoleh gambaran yang

jelas tentang objek penelitian.

Bab empat berisi tentang praktek akad ijaroh didesa kalibenda kecamatan

ajibarang kabuaten banyumas.

Dalam bab terakhir yaitu bab lima berisi penutup yang memuat

kesimpulan dan saran-saran.

Kemudian pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar pustaka,

lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.

Page 31: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG IJA>RAH DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian, Dasar Hukum, Macam, dan Rukun

1. Pengertian Ija>rah

Al-Ija>rah berasal dari kata al Ajru yang berarti Al „Iwadhu atau berarti

ganti, dalam pengertian syara‟ Al Ija>rah adalah suatu jenis akad untuk

mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Sedangkan dalam kontek

KUHPerdata Al Ija>rah disebut dengan sewa-menyewa. Sewa-menyewa

adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu mengikatkan diri untuk

memberikan kepada pihak lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama

waktu tertentu dan dengan pembayaran sejumlah harga yang besarnya sesuai

dengan kesepakatan. Dengan demikian unsur esensial dari sewa-menyewa

sebagaimana yang diatur dalam KUHPerdata adalah kenikmatan/manfaat,

uang sewa, dan jangka waktu.

Dalam bahasa arab sewa-menyewa dikenal dengan al-Ija>rah yang

diartikan sebagai suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan

penggantian sejumlah uang. Sedangkan dalam Ensiklopedi Muslim Ija>rah

diartikan sebagai akad terhadap manfaat untuk masa tertentu dengan harga

tertentu.

Jadi antara pengertian dalam bahasa Arab dan pengertian dalam

KUHPerdata mempunyai unsur kesamaan, sedangkan yang membedakannya

bahwa pengertian dalam bahasa Arab tidak secara tegas menentukan jangka

waktu.

Page 32: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Di dalam hukum islam iatilah orang yang menyewakan dikenal

dengan mukjir, sedangkan orang yang menyewa diistilahkan dengan

musta‟jir, dan benda yang disewa dikenal dengan istilah ma‟jur, serta uang

sewa atau imbalan atas pemakaian manfaat barang disebut ujrah.

As-Syayyid Sabiq memberikan pengertian menurut bahasa bahwa

Ija>rah itu berasal dari kata Al-Ajru yang berarti Al-„Iwadu (ganti), dari sebab

itu As-Sawab (pahala) dinamai Al-Ajru (upah), sedang menurut pengertian

syara‟ adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan

penggantian.17

2. Dasar Hukum

Al-Ija>rah merupakan muamalah yang telah disyariatkan dalam islam.

Hukum asalnya menurut jumhur ulama adalah boleh atau mubah bila

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara‟

berdasarkan Al-Qur‟an, hadis-hadis Nabi, dan ketetapan ijma ulama. Adapun

beberapa dasar hukumdisyariatkannya ija>rah antara lain:

a. Al-Qur‟an

Ada beberapa ayat Al-Qur‟an yang menerangkan

diperbolehkannya praktik ija>rah diantaranya adalah:

1) Qur‟an Surat At-Thalaq ayat 6

17

Sayyid Sabiq, Fiqih As-Sunnah,cet I, (Belrut: Danal Kitab al-„Arabiyyah:1971), hlm 177

Page 33: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka

untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang

sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka

nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka

menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada

mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala

sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka

perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. (Q.S.At-

Thalaq;6)18

Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap pekerjaan atau tenaga

seseorang yang disewa berhak memperoleh upah ataupun sewa atas

apa yang mereka kerjakan sesuai dengan kesepakatan antara kedua

belah pihak yang saling bekerja sama.

2) Qur‟an Surat Al-Qasas ayat 26-27

“Salah seorang dari dua perempuan itu berkata:”wahai bapaku

tersayang jadikanlah laki-laki ini pelayan kita. Sungguh sebaik-baik

pelayan yang engkau ambil adalah laki-laki yang kuat lagi dapat

dipercaya”. Bapak dari pertempuan itu bekata:”wahai musa aku

18

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan terjemahannya (Jakarta:

jamunu,1965), hlm.946.

Page 34: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

ingin menikahkan kamu dengan salah seorang anak perempuanku,

dengan syarat engkau menjadi pelayanku selama delapan tahun. Jika

kamu setuju kamu boleh memperpanjang dengan suka rela sampai

sepuluh tahun. Aku ingin memberatkan kamu. Wahai musa,insyaalloh

kamu akan mendapati aku tergolong orang-orang yang baik,””(Q.S.

Al-Qasas : 26-27) 19

Ayat di atas menjelaskan bahwa praktek ija>rah sudah

berlangsung dari dulu, sebelum islam datang dan hendaknya

seseorang mencari pekerjaan yang baik dan dapat dipercaya agar

mendapat hasil yang baiik dan memberihak upah atau imbalannya atas

pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

3) Q.s Al-Kahfi Ayat 77

Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada

penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri

itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, Kemudian

keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir

roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau

kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu". (Q.S. Al-

Kahfi:77)20

19

Ibid., hlm.613 20

Ibid,.hlm. 455

Page 35: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Maksud ayat diatas yaitu ketika seseorang telah melakukan

suatu pekerjaan maka mereka berhak menerima atau mendapat suatu

imbalan atas apa yang mereka kerjakan sebagai wujud penghargaan.

4) Q.s Al-Baqarah ayat 233

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan

kewajiban ayah memberi makan dan Pakaian kepada para ibu

dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut

kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita

kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah Karena anaknya,

dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin

menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika

kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa

bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha

melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah:233)

b. Khadis Nabi

Sedangkan landasan sunnahnya dapat dilihat pada sebuah hadist

yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas bahwa

Nabi Muhammad SAW menjelaskan :

Page 36: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

“Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada

tukang bekam itu.”

c. Ijma‟

Ulama Islam pada masa sahabat telah berijma‟ bahwa ija>rah

dibolehkan sebab bermanfaat bagi manusia.

d. Kaidah

^=2&eã 2Qge9eã d9æ .1 Ö1äævã xä~Aöã ð gIöã “Hukum asal segala sesuatu itu adalah boleh, sampai ada dalil yang

menunjukan keharamannya.”

3. Macam-Macam Ija>rah

Apabila dilihat dari jenis manfaatnya, Ija>rah dibagi menjadi dua

macam, yaitu Ija>rah yang mengambil manfaat benda, seperti menyewakan,

wilayah, tanah atau hewan dan Ija>rah yang mengambil manfaat tenaga,

tindakan atau jasa, seperti pekerja, buruh bangunan (Ija>rah ayan dan Ija>rah

amal).

Dalam Ija>rah amal, ajir ada dua macam, yaitu:

a. Ajir khas (ajir khusus), dapatdiartikan sebagai orang yang mencari upah

untuk melakukan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu, dengan syarat

hanya akan bekerja khusus untuk mereka saja, misalnya pembantu rumah

tangga, pembantu asrama, pegawai nnegri dan sebagainya. Ajir khas

tidak dibenarkan bekerja untuk orang laindalam waktu selama masih

terikat dalam pekerjaan dengan musta‟jirnya, kecuali kalau diijinkan

musta‟jir itu.

Page 37: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

b. Ajir Musytarak (ajir umum), yaitu orang yang mencari upah untuk

mengerjakan pekerjaan tertentu, tanpa syarat khusus bagi seorang atau

beberapa orang tertentu. Dengan demikian Ajir musytarak dapat

menerima pekerjaan dari orang banyak dalam satu waktu, tanpa

memperhatikan apakah khakekatnya ia hanya bekerja untuk seorang atau

orang banyak,juga tanpa dibedakan apakah dalam perjanjian yang

diadakan itu disertai ketentuan waktu untuk melakukan pekerjaan yang

dimaksud atau tidak.

Macam-macam Ija>rah dilihat dari segi obyeknya. Menurut ulama fiqih

obyek akad ijaroh dibagi menjadi dua macam yaitu yang bersifat manfaat

atas suatu barang dan manfaat atas suatu pekerjaan. Yang termasuk termasuk

obyek Ija>rah yang bersifat manfaat seperti rumah, kendaraan, pakaian dan

lain-lain. Dalam hal ini ulama ushul fiqih sepakat membolehkannya asal tidak

bertentangan dengan syara‟. Adapun obyek Ija>rah yang besifat pekerjaan

adalah dengan cara mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu

pekerjaan seperti tukang jahit, pembantu rumah tangga maupun buruh pabrik,

asalkan jelas jenis pekerjanya.21

4. Rukun dan Syarat sah Ija>rah

Secara yuridis agar perjanjian sewa-menyewa memiliki kekuatan

hukum, maka perjanjian tersebut harus memenuhi rukun dan syarat-

syaratnya. Unsur terpenting yang harus diperhatikan yaitu kedua belah pihak

cakap bertindak dalam hukum yaitu punya kemampuan untuk dapat

21

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, cet 1 (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van

hoeve.t.t) hlm 662

Page 38: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

membedakan yang baik dan yang buruk (berakal). Imam Syafi‟i dan Imam

Hambali menambahkan satu sarat lagi yaitu dewasa (baligh).

Rukun sewa-menyewa terdiri dari adanya para pihak sebagai subyek

hukum (penyewa dan yang menyewakan), terdapat barang yang disewakan, dan

harus ada Ija>b dan qabu>l dari para pihak tersebut. Sedangkan untuk sahnya

perjanjian sewa-menyewa harus terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Mukjir dan Mustakjir telah Tamyiz (kira kira berumur 7 tahun) berakal

sehat dan tidak ditaruh dibawah pengampuan.

b. Mukjir adalah pemilik sah dari barang sewa, awalnya atau orang yang

menerima wasiat (washiy) untuk bertindak sebagai wali.

c. Masing-masing pihak rela untuk melakukan perjanjian sewa-menyewa

d. Harus jelas dan terang mengenai obyek yang diperjanjikan

e. Obyek sewa-menyewa dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya

atau mempunyai nilai manfaat.

f. Obyek sewa-menyewa dapat diserahkan

g. Kemanfaatan obyek yang diperjanjikan adalah yang dibolehkan oleh

agama.

h. Harus ada kejelasan mengenai berapa lama suatu barang itu disewa dan

harga sewa atas barang tersebut.

Dengan dipenuhinya rukun dan syarat maka perjanjian/akad Ija>rah

tersebut sah dan mempunyai kekuatan hukum.22

5. Sifat dan Hukum Sewa-Menyewa (Ija>rah)

22

Abdul Ghofar Ansor, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2010).hlm 72

Page 39: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

a. Sifat Ija>rah

Menurut ulama Hanafiyah, ija>rah adalah akad lazim yang

didasarkan pada firma Allah SWT yang boleh dibatalkan. Pembatalan

tersebut dikaitkan pada asalnya, bukan didasarkan pada pemenuhan akad.

Sebaliknya, Jumhur Ulama berpendapat bahwa ija>rah adalah akad lazim

yang tidak dapat dibatalkan, kecuali dengan adanya sesuatu yang merusak

pemenuhannya, seperti hilangnya manfaat, Jimhur Ulamapun

mendasarkan pendapatnya pada ayat Al-Qur‟an diatas.

Berdasarkan dua pandangan ulama diatas menurut Ulama

Hanafiyah ija>rah batal dengan meninggalkannya salah seorang yang akad

dan tidak dapat dialihkan kepada ahli waris. Adapun menurut jumhur

ulama ija>rah tidak batal tetapiberpindah kepada ahli waris.

b. Hukum Ija>rah

Hukum ija>rah shahih adalah tetapnya kemanfaatan bagi penyewa

dan tetapnya upah bagi pekerja atau orang yang menyewakan ma‟qud

alaih sebab ija>rah termasuk jual-beli pertukaran, hanya saja dengan

kemanfaatan.

Adapun hukum ija>rah fasid (rusak) , menurut Ulama Hanafiyah ,

jika penyewa telah mendapatkan manfaat tetapi orang yang menyewakan

atau yang bekerja dibayar lebih kecil dari kesepakatan pada waktu akad.

Ini bila kerusakan tersebut terjadi pada syarat. Akan tetapi jika kerusakan

Page 40: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

disebabkan karena penyewa tidak memberitahukan jenis pekerjaan

perjanjiannya, upah harus diberikan semestinya.23

6. Cara Memanfaatkan Barang sewa-menyewa (Ija>rah)

Beberapa cara memanfaatkan barang ija>rah adalah :

a. Sewa Rumah

Jika seseorang menyewa rumah dibolehkan memanfaatkannya

sesuai kemauannya, baik dimanfaatkan sendiri atau dengan orang lain,

bahkan boleh disewakan lagi atau dipinjamkan pada orang lain.

b. Sewa Tanah

Sewa tanah haruis dijelaskan tanaman apa yang ditanam atau

bangunan apa yang akan didirikan diatasnya, jika tidak dijelaskan ija>rah

dipandang rusak.

c. Sewa kendaraan

Dalam menyewa kendaraan, baik hewan atau kendaraan lainnya

harus dijelaskan salah satu dari dua hal, yaitu waktu dan tempat. Juga

harus dijelaskan barang yang akan dibawa atau benda yang akan

diangkut.24

7. Hak Dan Kewajiban Para Pihak

Perjanjian/akad, termasuk akad sewa-menyewa/Ija>rah menimbulkan

hak dan kewajiban para pihak yang membuatnya. Dibawah ini akan

23

Rachmat Syafei, fiqh Muamalah (Bandung: CV Pustaka Setia,2001). hlm 126-128 24

Rachmat Syafei,fiqh Muamalah, hlm. 105-107

Page 41: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

dijelaskan mengenai hak-hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian

Ija>rah.

a. Pihak pemilik obyek perjanjian Ija>rah atau pihak yang menyewakan

1) Wajib menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa

2) Memelihara barang yang disewakan sedemikian sehingga barang itu

dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan.

3) Memberikan sipenyewa kenikmatan/manfaat atas barang yang

disewakan selama waktu berlangsungnya sewa-menyewa.

4) Menunggu sipenyewa terhadap semua cacat dari barang yang telah

disewakan yang merintangi pemakaian barang.

5) Ia berhak atas uang sewa yang besarnya sesuai dengan yang telah

diperjanjikan.

6) Menerima kembali barang obyek perjanjian diakhir masa sewa.

b. Pihak Penyewa

1) Wajib memakai barang yang disewakan sesuai tujuan yang diberikan

pada barang itu menurut perjanjian sewanya.

2) Membayar harga sewa pada waktu yang telah ditentukan

3) Berhak menerima manfaat dari barang yang disewanya.

4) Menerima ganti kerugian jika terdapat cacat pada barang yang disewa.

5) Tidak mendapatkan gangguan dari pihak lain, selama memanfaatkan

barang yang disewa.

Masing-masing pihak dalam sebuah perjanjian harus saling memenuhi

prestasi dalam kontek sewa-menyewa ini berupa memberikan sesuatu

Page 42: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

(menyerahkan barang sewa atau membayar uang sewa), berbuat sesuatu

(memelihara barang yang disewakan sehinnga dapat dimanfaatkan) dan tidak

berbuat sesuatu (penyewa dilarang menggunakan barang sewaan untuk

kepentingan lain diluar yang diperjanjikan, sedangkan bagi yang

menyewakan dilarang selama waktu sewa mengubah wujud atau tatanan

barang yang disewakan).25

8. Penentuan Upah dalam Ija>rah

Masalah yang sering muncul di permukaan dewasa ini dalam dunia kerja

adalah yang menyangkut upah kerja. Syari‟at islam tidak memberikan ketentuan

yang rinci secara tekstual, baik dalam ketentuan al-qur‟an maupun sunnah

Rasul.26

Secara umum dalam ketentuan Al-Qur‟an yang ada kaitannya dengan

penentuan upah kerja ini dapat dijumpai dalam firman Allah SWT dalam Qs.

An-Nahl 90.

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Apabila ayat tersebut dikaitkan dengan perjanjian kerja, maka dapat

dikemukakan bahwa Allah SWT memerintahkan pada pemberi kerja

(majikan) untuk berlaku adil, berbuat adil dan dermawan pada para

25

Ibid hlm 75 26

Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam islam (Jakarta:

Sinar Grafika 1996),hlm. 157

Page 43: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

pekerjanya, sebab para pekerja tersebut sudah memberikan tenaganya dan

mempunyai andil untuk menambah penghasilan bagi majikan maka majikan

berkewajiban untuk mensejahterakan para pekerjanya, termasuk dalam hal

memberikan upah yang layak.

Dalam Ija>rah, apabila upah telah disebutkan pada saat melakukan

transaksi, maka upah tersebut pada saat itu merupakan upah yang telah

disebutkan, apabila belum disebutkan maka upahnya bisa disebutkan upah

yang sepadan. Oleh karena itu upah bisa diklarifikasikan menjadi dua yaitu :

pertama, upah yang telah disebutkan (ajru al-musamma) kedua, upah yang

sepadan (ajru al-mitsli). Upah yang telah disebutkan (ajru al-musamma) itu

syaratnya ketika disebutkan harus disertai adanya kerelaan (diterima). Kedua

belah pihak yang sedang melakukan transaksi terhadap upah tersebut.

Disamping itu, pihak musta‟jir tidak boleh dipaksa untuk membayar

lebih besar dari yang telah disebutkan sebagaimana pihak ajir juga tidak

boleh dipaksa untuk mendapatkan lebih kecil dari apa yang telah disebutkan

melainkan upah tersebut merupakan upah yang wajib mengikuti ketentuan

syara‟.

Adapun upah yang sepadan (ajru al-mitsli) adalah upah yang sepadan

dengan kerjanya serta sepadan dengan kondisi pekerjanya, apabila akad

ijarohnya telah menyebutkan jasa kerjanya. Dan upah yang sepadan tersebut

Page 44: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

bisa jadi merupakan upah yang sepadan dengan pekerjaanyya saja, apabila

akad ijarohnya menyebutkan jasa pekerjaannya.27

Untuk menentukan upah yang sepadan atau pantas (ajru al-mitsli) itu

sebenarnya sulit, karena ukuran kepantasan upah kerja itu relatif, yang

dipandang pantas oleh musta‟jir seringkali masih belum dipandang pantas

oleh ajir, sehingga masih sering terjadi tawar menawar setelah pekerjaan

dimaksud selesai dikerjakan.

Tidak adanya pembatasan cara-cara ini adalah dikarenakan upah

tersebut juga berbeda-beda menurut situasi dan perbaharui oleh banyak

faktor, diantaranya adalah jenis pekerjaan, waktu yang diperlukan, harga

barang yang diproduksi dan taraf hidup. Faktor-faktor inilah yang oleh para

ahli hukum Islam dijadikan dasar dalam menentukan upah yang sepadan atau

pantas, hal ini didasarkan pada firman Allah SWT. Qs. Ath-Thalaq:6

Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk

menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah

ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya

hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-

anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan

musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika

kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak

itu) untuknya.

27

Taqiyuddin An-Nabhani, Membangun sistem perekonomian Alternatif Prespektif

Islam,(Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm.103.

Page 45: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Adanya perbedaan upah diantara brbagai tingkatan pekerja adalah

dikarenakan adanya perbedaan kemampuan serta bakat yang mengakibatkan

perbedaan penghasilan dan hasil materil.28

Adapun yang menjadi pijakan untuk memperkirakan upah adalah jasa,

bukan berdasarkan hasil seorang ajir, serta tidak diperkirakan berdasarkan

batas taraf hidup yang paling rendah dalam komunitas tertentu. Atas dasar

inilah para ahli menmentukan upah seorang ajir dengan memperhatikan nilai

jasanya ditengah masyarakat. Apabila terjadi perselisihan dalam menentukan

nilai jasa tersebut dalam masyarakat, maka tidak bisa ditentukan dengan

argumentasi atau hujjah tertentu, melainkan cukup dengan pendapat para ahli.

Ahli yang memeperkirakan upah tersebut henbdaknya dipilih oleh kedua

belah pihak yang melakukan transaksi, yaitu pihak musta‟jir dan ajir. Apabila

kedua belah pihak belum memilih seorang ahli atau masih berselisih maka

mahkamah atau negaralah yang berhak menentukan ahli bagi mereka.29

28

Mohammad Abdul Manan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Dana Bhakti

Wakaf,1993), hlm. 117 29

Taqiyuddin An-Nabanni, Membangun Sistem Perekonomian Alternatif Prespektif Islam,

(surabaya: Risalah Gusti,1996). hlm.104

Page 46: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

BAB III

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan

atau field research, yaitu penelitian yang dalam pengumpulan data dilakukan

secara langsung di lokasi penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan

mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga dan gejala tertentu.30

Sedangkan

paradigma penelitian yang dipilih adalah kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

yang dapat diamati.31

Dalam penelitian ini penulis menggambarkan praktik pelaksanaan Akad

Ija>rah Pada Pengolahan Gula Kelapa di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang.

Kemudian dari data-data yang diperoleh penulis disesuaikan dengan ketentuan

yang terdapat pada al-Qur’an, as-Sunnah, serta dari kitab-kitab fiqh lainnya.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian yaitu orang atau pelaku yang dituju untuk diteliti atau

diharapkan memberikan informasi terhadap permasalahan yang akan diteliti yang

30

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik(Jakarta: Rineke Cipta,

1998), hlm. 131. 31

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 100.

Page 47: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

disebut sebagai informan. Menurut Lexy J. Moleong, informan adalah orang

yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian.32

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah pemilik

pohon kelapa yang berjumlah 7 orang dan penyewa (penderes) yang berjumlah 7

orang yang merupakan pihak-pihak dalam praktik perjanjian Ija>rah pada

Pengolahan gula kelapa Di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten

Banyumas. Sedangkan obyek penelitian dalam skripsi ini adalah variable atau

yang menjadi titik tolak fokus dari penelitian ini,33

yaitu pelaksanaan dari praktik

perjanjian Ija>rah pada Pengolahan gula kelapa Di Desa Kalibenda Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas. Penulis berkeinginan mengungkap bagaimana

praktik Perjanjian ija>rah Pada Pengolahan Gula Kelapa Di Desa Kalibenda.

Kemudian data-data yang diperoleh penulis disesuaikan dengan ketentuan yang

terdapat dalam hukum Islam.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kecamatan Ajibarang kabupaten Banyumas

D. Waktu Penelitian

Penelitian pada Skripsi ini dilakukan mulai tanggal 1 Januari 2017 sampai

dengan 31 Juli 2107

E. Sumber Data

32

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), hlm. 90. 33

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 135.

Page 48: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Sumber data dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan

data sekunder, yaitu:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh atau

dikumpulkan oleh peneliti dari sumber penelitian, dengan menggunakan alat

pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subyek informasi yang

dicari.34

Kemudian dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung

dengan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini, penulis mengambil data

primer melalui wawancara terhadap informan yaitu pemilik pohon kelapa dan

Penyewa (penderes) dengan menggunakan teknik pengumpul data dengan

wawancara terstruktur. Kemudian dalam melakukan wawancara penulis

menggunakan teknik pengambilan sampling purposive sampling, yaitu

metode pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.35

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari pemilik pohon kelapa

yang berjumlah 7 orang yang bernama Ibu Karsini, Ibu Kusriyati, Ibu

Darsem, Ibu Kastum, Bapak Wahnuri, Bapak Raid, dan Bapak Rasum. Selain

dari pemilik pohon penulis juga mengambil sampel dari penyewa (penderes)

yang benama Bapak Tirwan, Bapak Udin, Bapak Kusmo,Bapak darkum,

Bapak waryono, Bapak Subed dan Bapak Darsim.

Pengambilan jumlah informan terhadap penelitian ini disesuaikan

dengan situasi dan kondisi informan yang lebih mengetahui dan yang terlibat

34

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 91. 35

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)

(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 124.

Page 49: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

aktif terhadap perjanjian ijarah Pada pengolahan gula kelapa Di Desa

Kalibenda, tujuannya adalah sebagai penguatan bagi penulis untuk

menganalisis hasil penelitian. Selain itu, dalam mencari informasi tentang

keadaan letak geografis, monografis, dan demografis Desa Kalibenda penulis

juga mendapatkan Data dari Sekertaris Desa yaitu Eko Budi Ananto.

2. Data Sekunder

Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh

dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek

penelitiannya.36

Data sekunder dapat berupa data laporan-laporan, buku-buku,

jurnal penelitian, artikel, internet, dan majalah ilmiah yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data

yang memenuhi standar yang ditetapkan.37

Penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data diantaranya adalah:

1. Observasi

Metode observasi yaitu dalam pengumpulan data diambil dengan

cara melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial, ekonomi, budaya,

36

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, hlm. 91 37

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D

(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 308.

Page 50: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

keagamaan dari wilayah yang dijadikan penelitian dan segala sesuatu hal

yang berhubungan dengan obyek perjajian ija>rah pada pengolahan gula

kelapa untuk kemudian dijadikan data.38

Teknik ini digunakan dalam rangka

melakukan identifikasi dan untuk mengetahui pelaksanaan praktik perjanjian

ija>rah di Desa Kalibenda dan juga letak geografis Desa Kalibenda tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam observasi yang dilakukan adalah:

a. Melakukan persiapan kelapangan dengan melakukan pendekatan kepada

Penderes dan pemilik pohon kelapa. Hal ini dilakukan untuk

memperlancar dan mempermudah dalam proses pengumpulan data.

b. Membuat catatan hasil pengamatan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan

gambaran umum sementara yang tercatat dalam dokumentasi tertulis.

Catatan-catatan yang penulis peroleh yaitu data-data dari kantor

Kecamatan Desa Kalibenda mengenai keadaan geografis, monografis, dan

demografis Desa Kalibenda. Bahwasanya Desa Kalibenda terletak di

Ajibarang Kabupaten banyumas provinsi Jawa Tengah.

c. Mendiskusikan hasil observasi dengan para informan untuk membuat

kesimpulan.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab secara langsung yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan

tujuan penelitian. Wawancara adalah salah satu bagian penting dari setiap

38

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), II: 136

Page 51: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

survai. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya

dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden.39

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data yang perlu

adanya suatu penjelasan dari responden, dalam penelitian ini penulis akan

melakukan wawancara terhadap penderes dan pemilik pohon kelapa di desa

Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Teknik ini digunakan

dalam rangka dapat mengungkap informasi atau data-data tentang praktik

perjanjian Ija>rah Pada Pengolahan gula kelapa di Desa Kalibenda Kecamatan

Ajibarang lebih efektif dan mendalam. Targetnya adalah tergalinya informasi

dari sejumlah informan tentang mekanismepraktik Perjanjian ija>rah pada

pengolahan gula kelapa di Desa Kalibenda. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam wawancara, sebagai berikut:

a. Menyusun pokok masalah serta panduan wawancara agar lebih terfokus

pada penggalian data tentang praktik Perjanjian ija>rah pada pengolahan

gula kelapa Didesa Kalibenda.

b. Menentukan informan yang akan diwawancarai yaitu penderes dan

pemilik pohon kelapa yang melakukan perjanjian ija>rah pada pengolahan

gula kelapa.

c. Menentukan alokasi waktu dan tempat wawancara.

Bentuk interview yang dilakukan adalah wawancara yaitu

merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan komunikasi melalui

39

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES,

1989), hlm. 192.

Page 52: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dengan

sumber data (intervewee) metode ini digunakan untuk memperoleh data

dengan tanya jawab40

terhadap penderes dan pemilik pohon kelapa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan bahan-bahan dokumen yang ada kaitannya dengan

penelitian.41

Seperti data monografi yang ada di Desa Kalibenda Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas dan catatan-catatan yang ada kaitannya

dengan penelitian yang dilakukan di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data penelitian dengan

mencatat semua keterangan dari bahan-bahan, dokumen, yang ada

relevansinya dengan obyek penelitian. Pada jenis penelitian ini, penulis

melengkapi dokumen yang mendukung tercapainya tujuan penelitian, yaitu

catatan saat melakukan wawancara terhadap para responden berupa pedoman

wawancara dan data-data yang diperoleh dari kantor Kecamatan. Penulis

memperoleh dokumen dari kantor Kecamatan berupa data-data mengenai

keadaan geografis, monografis, dan demografis Desa Kalibenda.

G. Teknis Analisis Data

Teknik yang digunakan penulis untuk menganalisis data-data hasil

penelitian yang telah dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif

40

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), II:151. 41

Suharsini Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 149

Page 53: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

kualitatif yaitu analisis yang bermaksud untuk menggambarkan hal tertentu

mengenai situasi-situasi atau gejala-gejala tertentu42

dan bertujuan

mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang berkaitan dengan praktik

Perjanjian Ija>rah di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas,

kemudian dianalisis dengan menggunakan parameter hukum Islam.

Penganalisisan ini sudah barang tentu menggunakan pendekatan al-Qur‟an dan

as-Sunnah serta metode-metode pengambilan hukum Islam.

Dalam penelitian ini, penulis dalam menganalisis data menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Pada proses reduksi data, semua

data umum yang telah dikumpulkan dalam proses pengumpulan data

sebelumnya dipilih-pilih sedemikian rupa, sehingga penulis dapat mengenali

mana data yang telah sesuai dengan tujuan penelitian. Pendekatan dalam

tahap ini penulis memilih mana fakta yang diperlukan dan mana fakta yang

tidak diperlukan. Reduksi data ini dalam proses penelitian akan menghasilkan

ringkasan catatan data dari lapangan. Proses reduksi data akan dapat

memperpendek, mempertegas, membuat fokus, dan membuang hal yang tidak

perlu.43

42

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, hlm. 245. 43

Moh. Soehadha, Metodologi Penelitian Sosiologi Agama (Kualitatif) (Yogyakarta: Teras,

2008), hlm. 114.

Page 54: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Data yang direduksi dalam penelitian ini berupa data-data hasil wawancara

dengan penderes dan pemilik pohon yang menjadi subyek penelitian dan data hasil

wawancara dari Desa Kalibenda yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun

tahap awal yang dilakukan penulis dalam mereduksi data hasil wawancara adalah

mencatat semua jawaban intervewee pada saat wawancara. Kemudian dari catatan

hasil wawncara, penulis pilah mana yang berkaitan dengan sasaran dalam

penelitian ini. Setelah itu, penulis meringkas data yang telah dipilih menjadi

ringkasan singkat yang berisi ulasan hasil wawancara. Kemudian ringkasan

singkat tersebut penulis sajikan dalam penyajian data.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Melalui data yang disajikan, maka dapat melihat dan memahami

apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh antara

menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang

didapat dari penyajian-penyajian data tersebut.

Data-data yang telah direduksi, penulis sajikan dalam bentuk

penjelasan yang menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

penulis. Dalam penyajian data penulis jelaskan dan gambarkan tentang

keadaan Desa Kalibenda dan praktik Perjanjian Ija>rah yang dilakukan di Desa

Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas.

2. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing) / Verifikasi (Verification)

Page 55: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Kegiatan ketiga dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Dari permulaan pengumpulan data, kemudian mencari arti

benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola penjelasan, konfigurasi-

konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi.44

Kesimpulan juga diverifikasi sebagaimana penulis memproses, dalam

verifikasi tersebut mungkin seringkas pemikiran kedua yang berlalu dengan

cepat lewat pikiran penulis selama menulis dengan suatu tamasya pendek

kembali ke catatan lapangan atau verifikasi tersebut mungkin melalui dan

dilakukan secara teliti dengan argumentasi yang panjang dan tinjauan di

antara kolega untuk mengembangkan konsensus antar subyek atau dengan

usaha yang membuat reflikasi suatu temuan dalam rangkaian data yang lain.

Secara singkat, makna muncul dari data yang telah teruji kepercayaannya,

kekuatannya, konfirmabilitasnya yaitu validitasnya.

Data yang sudah direduksi dan disajikan, kemudian akan ditarik

kesimpulan yaitu pengujian data hasil penelitian dengan teori yang berkaitan

dengan praktik perjanjian Ija>rah pada pengolahan gula kelapa yang dilakukan

di Desa Kalibenda.

44

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Reflika Aditama, 2012), hlm. 341.

Page 56: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

BAB IV

PELAKSANAAN PERJANJIAN IJA>RAH

PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA

A. Gambaran Sekilas Wilayah Desa Kalibenda

Data geografi dan monografi desa kalibenda menunjukan kaedaan letak

desa, batas wilayah, iklim, keadaan tanah juga penduduknya sebagai berikut:

1. Keadaan Geografis dan Demografis

a. Letak Desa dan Batas Wilayah Administrasi

Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas secara

astronomi terletak antara 109,36491000 Bujur Timur dan 7,01826000

lintang selatan. Jarak orbitrase dari desa Kalibenda ke kantor kecamatan

Ajibarang sejauh 5 km sedangkan jarak desa Kalibenda ke kabupaten

Banyumas Sejauh 18 km. Terletak dibagian selatan wilayah kabupaten

banyumas. Wilayah administratifnya berbatasan dengan:

1) Sebelah utara berbatasan dengan desa Lesmana

2) Sebelah selatan berbatasan dengan desa Sawangan

3) Sebelah barat berbatasan dengan desa Pancurendang

4) Sebelah timur berbatasan dengan desa Banjarsari45

Desa Kalibenda terbagi dalam 2 (dua) dusun dan secara

kelembagaan terbagi dalam 2 RW dan 11 RT dengan rincian yaitu dusun

45

Data monografi Desa Kalibenda kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas tanggal 2 Juli

2017

Page 57: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

1 (1 RW 5 RT), dusun 2 (1 RW 6 RT).46

Kondisi topografi wilayah desa

Kalibenda terdiri dari daerah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata

100 m diatas permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata 2000-3000

mm/th dan suhu udara berkisar antara 25-19c. Wilayah desa Kalibenda

merupakan dataran tinggi dengan jenis tanah regosil batu-batuan pasir dan

intermediet dan tanah letosal yang terdiri dari batu-batuan pasir.

b. Kepala Desa Beserta Stafnya

Adapun struktur organisasi pemerintah Desa Kalibenda Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas adalah rincian sebagai berikut:

1) Kepala desa : Diro Pamungkas

2) Sekertaris Desa : Eko Budi Ananto

3) Kepala urusan Keuangan : Asminah

4) Kepala Urusan Perencanaan : Wawan Priyono

5) Kepala Urusan TU & Umum : Suharmi

6) Kepala Seksi Pemerintahan : Wakiman

7) Kepala seksi kesejahteraan : Supriyadi

8) Kepala seksi pelayanan : Kosim Mohamad Kholil

9) Kadus I : Caswandi

10) Kadus II : Narim47

c. Sarana Dan Prasarana Fisik Yang dimiliki

Sarana dan prasarana fisik yang dimiliki oleh desa Kalibenda

berkaitan dengan pembahasan ini antara lain:

46

Ibid 47

Dokumentasi tanggal 10 Juli 2017 tentang Struktur Organisasi

Page 58: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

1) Sarana komunikasi dan penerangan

No Jenis Prasarana Ada / Tidak Jumlah

1

2

3

4

5

6

Telepon Umum

Wartel

Pemilik telepon / HP

Pemilik TV

Pemilik Radio

Pemilik Parabola

-

-

Ada

Ada

Ada

Ada

-

-

845

458

286

104

Sumber : Data Monografis Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

Sarana Air Bersih

No Jenis Prasarana Ada / Tidak Jumlah

1

2

3

4

Sumur Bor

Sumur Gali

Mata Air

Saluran Air bersih

ada

ada

ada

ada

-

111

6

1 unit

Sumber : Data Monografis Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

2) Sarana Keagamaan48

No Jenis Prasarana dan Lokasi Jumlah Kondisi

1

2

3

4

Masjid

Mushola

Surau

Wihara

7 buah

6 buah

-

-

Cukup baik

Cukup baik

48

Laporan data Monografis di Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

pada tanggal 10 Juli 2017

Page 59: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Sumber : Data Monografis Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

Luas Wilayah Beserta Bagian-bagiannya

Desa Kalibenda adalah desa yang berpenduduk orang dengan

jumlah laki-laki 1.156 dan perempuan 1.143 pada tahun 2016. Dengan

perincian sebagai berikut:

Kelompok

Umur (th) Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 82 83 165

5-9 95 95 190

10-14 87 91 178

15-19 90 85 175

20-24 86 85 171

25-29 81 75 156

30-34 85 90 175

35-39 75 80 155

40-44 93 90 183

45-49 90 94 184

50-54 64 67 131

55-59 58 62 120

60-64 48 41 89

65-69 38 34 72

70-74 36 31 67

75+ 48 40 88

Jumlah 1.156 1.143 2.299

d. Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dilihat dari data monografi desa Kalibenda, terlihat bahwa

masyarakat desa kalibenda mempunyai mata pencaharian yang

Page 60: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

bermacam-macam, termasuk jenis pekerjaan dalam hal pertanian, baik

petani sendiri maupun buruh tani yang menggantungkan hidupnya pada

hasil dari bercocok tana, yang salah satunya adalah petani kelapa.49

Beberapa matapencaharian penduduk desa Kalibenda secara keseluruhan

adalah sebagai berikut:

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani Sendiri 181

2 Petani Buruh 38

3 Buruh Harian Lepas 276

4 Guru 8

5 Karyawan Swasta 243

6 Mengurus Rumah Tangga 395

7 Pedagang 124

8 PNS 6

9 Pelajar 356

10 Pembantu Rumah Tangga 7

11 Sopir/Transportasi 23

12 Tukang Batu/kayu 12

13 Wiraswasta 120

14 Penderes 17

Sumber : Data Monografis Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

Dari sekian banyak matapencaharian yang ada di desa Kalibenda,

penderes juga bisa di sebut sebagai pengrajin, sehingga dapat dimasukan

kedalam matapencaharian sektor industri, yaitu industri rumah tangga.

Adanya industri pengolahan gula kelapa ini sebagai upaya pengembangan

49

Laporan Data monografis desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

pada tanggal 10 Juli 2017

Page 61: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

potensi sumber daya alam setempat yang memiliki banyak kelapa rata-

rata adalah petani ataupun yang memepunyai mata pencaharian lain.50

Kondisi sosial dan ekonomi berkaitan dengan tingkat pendidikan

masyarakat di suatu daerah karena pendidikan merupakan suatu sarana

pembentuk sumber daya manusia. Menurut data monografi desa

menunjukan tingkat pendidikan masyarakat desa Kalibenda untuk umur 5

tahun keatas adalah sebagai berikut:

No. Pendidikan Jumlah

1. Perguruan Tinggi 59 Orang

2. Tamat SLTA 475 Orang

3. Tamat SLTP 4.450 Orang

4. Tidak Tamat SD 76 Orang

5. Belum Tamat SD 602 orang

6. Tidak Sekolah 28 Orang

Jumlah 2874 Orang

Sumber : Data Monografis Desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

Dari tabel di atas dapat dilihat masyarakat yang belum mengenyang

pendidikan lanjut mempunyai tingkat tertinggi yaitu 2976 orang.

Fenomena ini mendukung berdirinya industri rumah tangga sebagai mata

pencaharian sehari-hari, terutama bagi mereka yang memperoleh tingkat

akademis yang tinggi, sebagai jalan alternatifnya adalah mengembangkan

suatu keahlian pengolahan gula kelapa secara turun temurun.

50

Laporan Data monografis desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

pada tanggal 10 Juli 2017

Page 62: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Adanya potensi ini menuntut adanya kerjasama masyarakat dalam

kegiatan ekonomi dan bentuknya adalah beberapa sistem perjanjian yang

berlaku dalam masyarakat dalam pengolahan gula kelapa.51

e. Keadaan Beragama dan Adat Istiadat

Penduduk desa Kalibenda 100% beragama islam dengan adat

istiadat Banyumasan yang kental. Dengan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah

yang sekaligus dipakai untuk Madrasah Diniyah menunjukan bahwa

minat pada pendidikan islam cukup tinggi walaupun jumlah murid

dibanding sekolah umum cukup jauh.

Masyarakat desa Kalibenda dalam melakukan kegiatan keagamaan

diserahkan kepada wilayahnya masing-masing, dengan jadwal

pelaksanaan yang telah ditentikan oleh masing-masing wilayah tersebut.

Diantara kegiatan keagamaan tersebut adalah terdapat pengajian umum

setiap bulan sekali yang dilaksanakan pada hari minggu, tepatnya pada

ahad legi, pengajiamn ibu-ibu setiap hari jum‟at dan setiap malam jum‟at

hampir setiap masjid mengadakan pengajian dan ataupun tahlilan. Selain

itu juga masyarakat mengadakan pengjian pada hari-hari besar Islam

(Mauludan, Rajaban dan lain-lain).

Di desa Kalibenda sudah ada TPA/TPQ dan Madrasah Diniyah

untuk sarana pendidikan islam bagi anak-anak dan remaja, sehingga

hampir semua anak-anak remaja memperoleh pendidikan Islam ditempat

tersebut.

51

Laporan Data monografis desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

pada tanggal 10 juli 2017

Page 63: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Kehidupan bermasyarakat desa Kalibenda satu sama lainnya

merupakan kehidupan yang mementingkan kepentingan umum dan

tingkat toleransinya sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

kebiasaan yang mereka lakukan.misalnya ada seseorang yang mempunyai

hajatan. Maka tetangganya memberi bantuan, ada juga sambatan yaitu

gotong royong dalam mendirikan rumah.

Kemudian dalam menentukan kepala desa, masyarakat desa

Kalibenda masih menggunakan sistem pemilihan langsung yang

dilaksanakan setiap 8 tahun sekali. Pemilihan Kepala desa dilakukan

dilapangan desa Kalibenda.

Desa Kalibenda merupakan salah satu desa Kecamatan Ajibarang

yang menghasilkan produksi gula kelapa, karena disana masih banyak

terdapat pohon kelapa yang masih tersaebar dimana-man, sementara disisi

lain terdapat orang-orang yang mampu mengembangkanb potensi pohon

kelapa untuk diolah dengan hasil yang lebih maksimal.52

Potensi pohon kelapa yang niranya dapat diolah menjadi gula kelapa

dimanfaatkan oleh pemilik pohon dengan cara bekerja sama. Padahal dengan

dibiarkanpun pohon kelapa tersebut dapat menghasilkan buah tanpa harus

melakukan perawatan khusus. Tetapi jika dibandingkan akan terlihat

perbedaan hasil yang diperoleh, misalnya: untuk satu pohon kelapa yang

dibuahkan, setiap tahunnya mengalami 10 kali panen. Setiap panen

memperoleh sebanyak 10 buah berarti untuk satu tahun memperoleh 100

52

Laporan Data monografis desa Kalibenda Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

pada tanggal 10 juli 2017

Page 64: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

buah, harga untuk 1 buahnya adalah @Rp. 1500 x 100 =Rp. 150.000

Sedangkan apabila diolah menjadi gula kelapa, untuk satu pohon kelapa

setiap harinya bisa memperoleh gula kelapa sebanyak 1/4 kg, untuk satu

harinya, berarti jika satu tahun 1/4 kg x 365 hari = 91,25 kg, dijual dengan

harga per 1 kg: Rp. 12000,-. Jadi dalam satu tahun dari satu pohon

mengasilkan uang sebanyak Rp. 1,095, 000

Selain itu alasan yang di kemukakan para pemilik pohon kelapa

melakukan perjanjian tersebut adalah karena tidak punya keahlian , tidak

mempunyai waktu luang karena mempunyai pekerjaan lain, dan alasan yang

paling utama adalah membantu orang lain untuk menambah penghasilan,

terutama bagi penderes yang tidak mampu.53

Setelah penulis melakukan wawancara terhadap para penderes, ada

beberapa alasan utama mereka melakukan pekerjaan tersebut, antara lain

karena dorongan ekonomi keluarga yang harus dicukupi, sehingga pekerjaan

bagi penderes merupakan pekerjaan pokok.

Perkembangan produksi gula kelapa dari tahun ke tahun sampai

sekarang mengalami penurunan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penderes

yang semakin berkurang, mereka mengemukakan beberapa alasan antara lain:

a. Faktor usia, semakin tua umur seseorang maka tenaga yang dimiliki

semakin berkurang, sehingga bekerja menjadi penderes sudah tidak

mampu lagi.

53

Wawancara dengan ibu Karsini selaku pemilik pohon Kelapa, pada tanggal 5 januari 2017,

pukul 10.30 WIB

Page 65: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

b. Sakit, penderes berhenti bekerja karena sakit yang pada awalnya hanya

untuk beberapa saat saja. Namun kebanyakan mereka tidak berani bekerja

lagi setelah sembuh, karena mengandung resiko yang tinggi.

c. Ada pekerjaan lain yang lebih mudah dan bisa mencukupi kebutuhan

hidup.

Adapun mereka yang masih tetap memilih bertahan menjadi penderes

juga beralasan bahwa pekerjaan menjadi penderes merupakan pekerjaan yang

dapat dipastikan hasil untuk setiap harinya, sehingga dapat dipenuhi

kebutuhannya, paling tidak untuk kebutuhan pangan.

Walaupun para penderes sudah lama melakukan profesinya, namun

masih ada keresahan dalam melakuykan pekerjaan, apalagi njika sedang

mengalami kendala-kendala yang dihadapi, yaitu:

a. Faktor iklim

Faktor iklim mempengaruhi terhadap hasil perolehan nira, apabila

datang musim panas dan disertai angin, maka nira yang diperoleh akan

berkurang, sedangkan apabila datang musim hujan, maka nira yang

diperoleh akan bercampur dengan air hujan.

Hal ini akan memepersulit dalam proses pemasokannya, karena

akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat menjadi gila

kelapa, bahkan terkadang sampai tidak dapat dibentuk melainkan tetap

mencair, mereka biasa menyebutnya sebagai “gula gemblung”.

b. Faktor harga

Gula merah yang sudah jadi kemudian dijual pada penyalur

(pengepul) gula kelapa untuk mendapat uang guna memenuhi kebutuhan

Page 66: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

hidupnya. Harga gula kelapa untuk satu kilonya tidak menentu,

tergantung permintaan pasa. Hal ini menimbulkan keresahan penderes,

terutama jika karena gula kelapa sedang murah dan tidak sebanding

dengan harga kebutuhan ekonomi.54

Perjanjian pengolahan gula kelapa yang dilakukan masyarakat

Desa Kalibenda merupakan perjanjian yang didasarkan pada rasa saling

percaya antara para pihak, sehingga apabila terjadi resiko dalam

perjanjian yang mereka buat, maka penyelesaiannya adalah dengan

musyawarah antar para pihak.

Jenis resiko dalam hal ini adalah misalnya penderes mengalami

sakit atau berhenti menderes karena suatu hal, maka pemilik pohon

menyerahkan pada penderes untuk memilih dua alternatif, yaitu

mewakilkan kepada teman sesama penderes untuk beberapa saat,

sementara sistem pengupahannya sesuai dengan perjanjian semula atau

berhenti sama sekali, dengan kata lain menyatakan untuk memutuskan

perjanjian.55

Selain itu dalam menghadapi resiko-resiko yang lebih besar,

kedua belah pihak tidak membahasnya dalam perjanjian awal, sehingga

untuk memecahkan permasalahan ini hanya rasa saling percaya

pengertianlah yang digunakan, sifat saling percaya, tolong menolong

sangat diperlukan, sehingga keberagaman penyelesaian masalah terjadi

54

Wawancara Dengan Bapak Tirwan Selaku Penderes Di Desa Kalibenda Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas, Pada Tanggal 5 Januari 2017, Jam 08.00 Wib 55

Wawancara Dengan Ibu Karsini Selaku Pemilik Pohon Kelapa, Pada Tanggal 5 Januari

2017, Pukul 10.30 WIB

Page 67: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

sesuai dengan tingkat kepercayaan dan rasa tolong-menolong dari para

pihak, terutama pihak pemilik pohon.

Bagaimana juga setiap manusia kebutuhannya semakin meningkat

seiring dengan berjalannya waktu. Keadaan seperti ini menuentut

seseorang untuk lebih meningkatkan penghasilannya, begitu juga dengan

penderes, mereka hbarus melakukan pekerjaan lain untuk memenuhi

kebutuhannya yang semakin meningkat. Oleh karena itu mereka

melakukan pekerjaan sampingan diantaranya adalah sebagai buruh tani

ataupun pekerjaan lain yang memungkinkan untuk dikerjakan di sela-sela

waktu selain menderes.

B. Pelaksanaan Perjanjian Ija>rah Pada Pengolahan Gula Kelapa Di Desa

Kalibenda

Perjanjian pengolahan gula kelapa yang dilakukan penduduk desa

Kalibenda sampai sekarang bersifat turun-temurun, namun mengenai siapa orang

yang pertama kali menciptakan perjanjian ini tidak ada seorangpun yang

mengetahuinya.

Sebagaimana telah dipaparkan terdahulu, masyarakat desa Kalibenda

adalah masyarakat yang mempunyai ragam pencaharian, seperti bercocok tanam

dagang ataupun yang lain. Dengan letak geografis yang strategis dan kondisi

tanah yang subur, maka desa Kalibenda merupakan tempat yang tepat dijadikan

sebagai wilayah pertanian, yakni salah satunnya adalah pertanian kelapa.

Page 68: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

1. Palaku Akad (mu‟jir dan musta‟jir)

Mu‟jir ádalah orang yang memberi sewa dan musta‟jir adalah orang

yang menyewa. Dalam pengolahan gula kelapa di desa Kalibenda terdapat

dua pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pihak pemilik pohon kelapa atau

mu‟jir sebagai pemilik pohon yang menyerahkan pohon kelapanya kepada

penderes agar pohon tersebut diambil manfaatnya dengan pembagian hasil

yang telah disepakati. Sedangkan penderes atau mu‟jir sebagai pengolah gula

kelapa, menyediakan peralatan dan tenaga yang merupakan tanggungannya.

Penderes dalam perjanjian pengolahan gula kelapa di desa Kalibenda terbagi

menjadi dua macam, yaitu penderes (pekerja) yang mengambil nira dan

mengolahnya menjadi gula kelapa dan penderes yang hanya mengambilkan

niranya saja. Jumlah penderes yang ada di Desa Kalibenda ada 17 orang.

2. Ijab dan Qabul

Dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa (ija>rah) terdapat akad

yang disampaikan melalui ijab dan qabul yang terjadi pada saat

berlangsungnya sewa-menyewa oleh masing-masing pihak yang dilakukan

secara lisan atau tulisan.56

Adapun bentuk kata-kata yang digunakan yaitu

dengan menggunakan kata-kata yang terang dan jelas serta dapat dimengerti

oleh masing-masing pihak.

Di Desa Kalibenda pemilik pohon mengadakan perjanjian

pengolahan gula kelapa dengan penderes, begitupun sebaliknya, karena

56

Observasi pada tanggal 10 Januari 2017

Page 69: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

seorang pemilik pohon terkadang mempunyai satu pohon atau lebih,

terpisah-pisah secara berjauhan.

Adapun yang dimaksud dengan perjanjian pengolahan gula kelapa

adalah suatu kesepakatan antara pemilik pohon kelapa dan penderes untuk

memanfaatkan hasil pohon kelapa yang berupa nira menjadi gula kelapa,

dimana proses pengolahannya sepenuhnya dilakukan oleh penderes, namun

ada juga yang tidak sepenuhnya dilakukan penderes tergantung pada sistem

perjanjian yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak.

3. Ujarah atau sewa

Ujrah atau sewa dalam hal ini pemilik (mu‟jir) pohon akan menerima

uang sewa dari penderes (musta‟jir) berupa gula kelapa yang besarnya sudah

disepakati dilihat dari jumlah pohon yang dideresnya. Ketentuan

pembayarannya yaitu misalnya penderes (musta‟jir) wajib menyetorkan hasil

deresannya setiap satu bulan sekali sebanyak 40 kg dalam 40 pohon dalam

satu pohon kurang lebih penderes mendapatkan gula sebanyak 1 kg. 57

4. Obyek akad dalam perjanjian ija>rah pada pengolahan gula kelapa

Apabila dalam sebuah sewa menyewa telah disepakati, maka terdapat

kewajiban-kewajiban yang harus terpenuhi oleh masing-masing pihak,.

Dalam pelaksanaannya obyek yang sesungguhnya adalah manfaat dari pohon

kelapa itu sendiri sedangkan obyek yang diserahkan kepada pihak pemilik

pohon adalah berupa gula kelapa.58

57

Observasi pada 10 Januari 2015 58

Observasi pada 10 Januari 2015

Page 70: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

5. Praktek Pemanfaatan Barang Sewa

Bahan dasar dari gula kelapa berasal dari nira (Badeg) yang terdapat

pada pohon kelapa. Nira diperoleh setelah pohon kelapa besar dan berubah

(ada manggarnya), semakin tua pohon kelapa semakin sedikit nira yang

keluar, bahkan ada juga pohon kelapa yang tidak mengeluarkan nira

sehingga tidak bisa dideres. Pohon kelapa seperti ini disebut gabug.

Faktor peralatan dan perlengkapannya adalah faktor yang

berhubungan erat dengan berlangsungnya proses produksi gula kelapa di

Desa Kalibenda tersebut adalah:

a. Wajan (kwali) adalah suatu alat yang terbuat dari besi, berfungsi sebagai

tempat untuk memasak nira sampai matang. Ukurannya bermacam-

macam sesuai dengan banyaknya nira yang diperoleh sedangkan yang

paling banyak dipakai oleh penderes adalah ukuran yang berdiameter

antara 75-90 cm.

b. Pongkor, merupakan alat yang dipasang dipohon kelapa untuk

menampung nira yang menetes dari manggar yang telah dipotong.

Sehingga setiap menderes selalu dibawa dengan cara dipikul. Alat ini

terbuat dari bambu biasa dipotong-potong menurut ruasnya dengan

panjang antara 25-35 cm.

c. Cetakan. Setelah nira selesai dimasak selanjutnya dicetak dengan

cetakan. Cetakan ini terbuat dari bambu yang diameternya lebih kecil

dari pongkor dipotong pendek dengan ukuran 5-7 cm.

Page 71: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

d. Bahan bakar, adalah seperti sabit yang berfungsi untuk memotong

manggar juga alat yang berfungsi untuk menggantungkan pongkor,

seperti tali dan cantelan kecil yang terbuat daribesi. Alat pelengkap

lainnya adalah sendok kayu panjang untuk mengaduk nira yang

dimasak.

Realita pelaksanaan perjanjian ija>rah pada pengolahan gula kelapa di

Desa Kalibenda menunjukan ada dua bentuk sistem pengupahan yang

digunakan, yaitu:

a. Sistem setoran (Pasokan)

Sistem setoran yaitu perjanjian dengan cara 1 bulan sekali atau

lebih sesuai perjanjian, penderes harus menyetorkan hasilnya yang

berupa gula merah sejumlah yang telah ditentukan dalam peranjian

kepada pemilik pohon dengan persetujuan penderes.

Di desa Kalibenda dalam satu bulan penderes bisa menghasilkan

3,5 dacin, dari hasil tersebut dibagi dua yaitu untuk pemilik pohon

sebanyak 40 kg dalam 40 pohon. Sedangkan dalam satu pohon penderes

mendapatkan kurang lebih 1 Kg gula merah59

b. Sistem giliran (paron)

Dengan sistem giliran (paron) yaitu perjanjian dimana pemilik

pohon memerintahkan seseorang (penderes) untuk mengambil nira,

kemudian penderes itu diberi upah hasil dari misalnya 10 hari

59

Observasi pada tanggal 10 Januari 2017

Page 72: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

pengambulan nira dan hasil dari 10 hari kemudian diberikan ke pemilik

pohon dan seterusnya secara bergantian.

Akad ini sebenarnya sama dalam rukun-rukunnya dengan akad

perjanjian pertama, bedanya adalah bahwa pemilik hanya menyewa

tenaga penderes untuk mengambilkan nira, tidak untuk mengolahnya.

Berbicara tentang pelaksanaan pekerjaan, maka dalam melakukan

pengolahan gula kelapa, ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan

ketentuan kerja dan prosesnya, yaitu:

1) Waktu kerja

Pekerjaan sebagai penderes termasuk jenis pekeerjaan yang

membutuhkan tenaga banyak karena cara bekerja mereka dengan

memanjat pohon kelapa dua kali sehari untuk satu pohon. Waktu

bekerja penderes mulai dari pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 14.00-

17.00 WIB denganberjalan kaki. Sedangkan antara pukul 10.00-14.00

digunakan untuk istirahat dan atau melakukan pekerjaan lain. Hal ini

dilakukan setiap hari kecuali pada hari raya idul fitri.

2) Tempat Bekerja

Tempat kerja penderes tidak tentu di satu tempat, hal ini

dikarenakan pohon kelapa yang dideresnya merupakan milik dari

beberapa orang yang terkadang letaknya berjauhan, sehinnga

membutuhkan waktu yang lebih banyak. Adapun untuk proses

Page 73: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

pengolahan nira setelah diambil dari pohon kelapa berada dirumah

penderes.

3) Proses Bekerja

Kerjasama yang dilakukan oleh pemilik pohon kelapa dengan

penderes merupakan kerjasama yang baik dan menguntungklan,

karena mereka saling menukar kemampuan masing masing, bagi

pihak pemilik pohon adalah mempunyai harta yang berupa pohon

kelapa. Sedangkan bagi pihak penderes adalah mempunyai keahlian

untuk mengolah potensi pohon kelapa tersebu. Dalam proses

pengolahannya terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a) Pengambilan nira, nira ini diperoleh dengan cara memeotong

bunga kelapa yang disebut manggar. Sebagian dari batang

manggar yang telah dipotong itu dimasukan ke pongkor sebagai

alat penampiung nira. Setiap kali memanjat pohon nira yang telah

tertampung diambil, kemudian diganti dengan pongkor yang baru

setelah manggar itu dipotong lagi, begitu seterusnya.

b) Proses memasak. Setelah nira dibawa kerumah, tahap selanjutnya

adalah memasaknya. Bagian ini biasa dilakukan oleh istri

penderes, yaitu dengan memasukan nira kewajan atau kwali dan

merebusnya sampai mendidih yang lama, membutuhkan waktu

anatara 2-3 jam tergantung temperatur apinya.

c) Proses mencetak, pada bagian ini nira yang sudah matang

dimasukan kedalam cetakan yang telah disiapkan. Kemudian

Page 74: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

ditunggu sampai mengeras dan kalis, sehingga bisa diangkat dari

cetakan tersebut dan siap untuk dijual.60

Sedangkan untuk sistem giliran, proses bekerjanya hanya

sampai mengambil nira, setelah disetorkan kepada pemilik pohon

seluruhnya apabila memang sedang gilirannnya. Dalam hal ini

penderes melakukan perjanjian pengolahan gula kelapa dengan

sistem giliran kurang lebih satu orang, maka proses bekerjanya akan

diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan tercampur antara pemilik

yang satu dengan yang lainny, dengan cara memisahkan nira yang

diperoleh dengan pongkor yang biasa digunakan secara khusus dan

biasanya penderes sudah paham.61

C. Analisa Pelaksanaan Perjanjian Ija>rah Pada Pengolahan Gula Kelapa Di

Desa Kalibenda

Secara naluriah manusia akan terdorong untuk mencurahkan tenaga untuk

menghasilkan harta yang dapat dipergunakan untuk menyambung hidupnya,

sementara kebutuhan-kebutuhan manusia itu sangat beragam dan tidak mungkin

terpenuhi dengan mengisolasi diri dari sesamanya. Oleh karena itu wajar, apabila

dalam hidup seseorang dalam suatu masyarakat terjadi saling tukar-menukar hasil

tenaganya dengan orang lain.

60

Wawancara dengan Ibu Karsini Selaku pengolah Gula Kelapa Pada tanggal 15 juli 2017

pukul 02.00 WIB 61

Wawancara dengan Ibu Karsini Selaku pengolah Gula Kelapa Pada tanggal 15 juli 2017

pukul 02.00 WIB

Page 75: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Diantara hubungan sesama manusia didalam masyaraka adalah mngenai

masalah sewa-menyewa dan agar sewa tersebut dapat terlaksana maka pihak-

pihak yang mengadakan perjanjian harus menyampaikan maksudnya,Allah SWT

menegaskan dalam firmannya dalam surat al- Maidah ayat 2 yaitu:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,

dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)

binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)

mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari

kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan

ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)

kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-

menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu

kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.62

Perjanjian pengolahan gula kelapa ini terbentuk karena adanya kebutuhan

ekonomi yang mendesak dalam kehidupan masyarakat di desa Kalibenda yang

secara nyata menunjukan ada dua kelompok masyarakat yang harus bekerja sama

untuk memberdayakan potensi alam yang ada, yaitu orang-orang yang memiliki

modal namun tidak dapat menjalankan usaha-usaha produktif dalam hal ini

62

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan terjemahannya (Jakarta: Jamunu,

1965), hlm. 966

Page 76: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

adalah pemilik pohon kelapa dan orang yang mempunyai keahlian namun tidak

memiliki atau kekurangan modal usaha, yaitu penderes.

Berdasarkan penelitian penyusun terhadap perjanjian pengolahan gula

kelapa di desa Kalibenda ditemukan ada beberapa fakta sebagai berikut:

Adanya pemilik pohon kelapa dan penderes dan orang yang mempunyai

keahlian namun tidak memiliki atau kekurangan modal usaha, yaitu penderes.

Berdasarkan penelitian penyusun terhadap perjanjian pengolahan gula

kelapa di desa Kalibenda ditemukan ada beberapa fakta sebagai berikut:

1. Adanya pemilik pohon kelapa dan penderes menunjukan pihak yang

melakukan perjanjian.

2. Inisiatif untuk melakukan perjanjian pengolahan gula kelapa bisa berawal

dari pemilik pohon maupun penderes, yaitu saling menawarkan keinginan

masing-masing untuk bekerjasama, persetujuan untuk melakukan perjanjian

akan terjadi apabila pemilik pohon menyerahkan pohonnya kepada penderes

dan penderes bersedia untuk mengolahnya.

3. Pelaksanaan pengolahan gula kelapa di desa Kalibenda menunjukan adanya

kemanfaatan yang bisa dinikmati oleh penderes yang berupa upah dan

kerjannya, sedangkan setoran-setoran ataupun bagian untuk giliran

merupakan kemanfaatan bagi pemilik pohon.

4. Di desa Kalibenda terdapat dua sistem perjanjian yang digunakan oleh

masyarakat, yaitu:

a. Jenis perjanjian dengan sistem setoran (pasokan)

b. Jenis perjanjian dengan sisitem giliran (paron)

Page 77: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Apabila dilihat sekilas proses perjanjian pengolahan gula kelapa yang

dilaksanakan oleh warga desa Kalibenda dapat digolongkan pada dua

kemungkinan jenis perjanjian yaitu syirkah atau Ija>rah. Namun seperti yang

telah dibahas dari awal bahwa jenis perjanjian pengolahan gula kelapa

tersebut digolongkan kedalam Ija>rah. Pengolongan ini berdasarkan beberapa

faktor yang dapat ditemukan dalam proses perjanjiannya, antara lain adalah:

a. Perjanjian pengolahan gula kelapa merupakan perjanjian yang bermaksud

untuk mrngolah suatu barang atau modal dari pihak pemilik yang berupa

pohon kelapa, bukan untuk mengembangkan suatu barang atau modal.

b. Mengenai bentuk upahnya, pada awal perjanjian sudah ditetapkan

ukurannya bagi para pihak yang mengadakan perjanjian. Jadi tidak

dengan sistem prosentase seperti yang berlaku pada perjanjian syirkah.

Dari fakta diatas dapat ditemukan ada beberapa unsur atau rukun dalam

perjanjian pengolahan gula kelapa yang sama dengan perjanjian ija>rah al-

„amal, yaitu pihak-pihak yang berakad, sighat, upah (ujrah) dan

manfaat.63

Untuk penjelasan secara rinci adalah sebagai berikut:

a. Pihak-pihak yang melakukan perjanjian (pemilik pohon kelapa dan

penderes). Pemilik pohon kelapa sebagai musta‟jir yaitu orang yang

memperkerjakan seseorang atau orang yang menyewa jasa seseorang

untuk melakukan sesuatu dalam hal ini adalah pengolahan gula kelapa.

Pemilik pohon adalah orang yang memiliki modal berupa pohon kelapa

tapi tidak memiliki keahlian atau tidak mempunyai waktu untuk

63

Wahab Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam waadilatuhu, Bairut: Darul fiqr, hlm. 731

Page 78: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

mengolah nira menjadi gula kelapa. Pihak yang kedua adalah penderes

yang dalam perjanjian ini berpihak sebagai ajir yaitu orang yang bekerja

kepada musta‟jir. Pelaku akad perjanjian ija>rah ini telah memenuhi syarat

dimana pelaku akad telah baligh dan berakal sehingga sesuai dengan

Hukum Islam.

b. Sighat yaitu terkumpulnya ijab yang diberikan oleh pihak pertama dan

qabul yang diucapkan oleh pihak kedua. Disini pihak pertama bisa

pemilik pohon bisa juga penderes begitupun sebaliknya. Dalam perjanjian

ija>rah pada pengolahan gula kelapa di Desa Kalibenda ditemukan ada

beberapa fakta sebagai berikut:

1) Adanya akad antara pemilik pohon dan penyewa (penderes) sebagai

pihak yang melakukan akad

2) Bentuk perjanjian yang digunakan adalah dengan cara lisan atau

dengan kata-kata menggunakan bahasa yang dipahami terhadap

pihak-pihak yang bersangkutan karena cara ini sudah biasa dilakukan

oleh masyarakat setempat.

c. Ujrah yaitu upah yang diterima oleh ajir (penderes) dari musta‟jir (pemilik

pohon kelapa) sebagai imbalan atas kerja yang dilakukan. Di desa

Kalibenda ada dua jenis perjanjian sistem upah yaitu sistem setoran dan

sistem giliran. upah merupakan sisa dari setoran penderes kepada pemilik

pohon kelapa yang diberikan pada ahir waktu sesuai perjanjian. Sedangkan

sistem giliran, upahnya adalah hasil dari penderesan pohon kelapa, selama

waktu bagian gilir yang telah diperjanjikan antara pemilik pohon dan

Page 79: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

penderes. Tetapi dalam prakteknya banyak kendala-kendala yang dapat

mengurangi hasil dari pengolahan gula kelapa yaitu seperti faktor cuaca,

faktor harga yang tidak menentu, sedangkan pihak pemilik pohon tidak

mau tau akan hal tersebut.

d. Manfaat dari objek ija>rah adalah mubah (dibolehkan), bukan yang

diharamkan. Melihat manfaat objek ija>rah yaitu berupa jasa atau tenaga

penderes yang dilaksanakan di Desa Kalibenda adalah manfaat yang

mubah dan halal.

Dengan memperhatikan ija>rah yang ada dalam hukum islam dan realita

yang ada dalam pelaksanaan perjanjian pengolahan gula kelapa yang ada di

Desa Kalibenda, maka dapat disimpulkan bahwa rukun-rukun ija>rah yang ada

dalam hukum islam sudah ada dalam rukun pelaksanaan perjanjian gula

kelapa.

Setelah melakukan penelitian terhadap dua perjanjian sistem upah

pengolahan gula kelapa yang ada di Desa Klibenda dapat dijelaskan bahwa:

a. Dalam perjanjian pengolahan gula kelapa dengan sistem setoran, upah

yang diberikan musta‟jir itu tidak ditentukan hanya menyebutkan sisa dari

setoran tersebut. Sedangkan dalam sistem giliran upah yang diberikan

kepada penderes yang mengambilkan nira dari pohon kelapa tidak

ditentukan takarannya melainkan hanya ditentukan dengan hari.

b. Adanya persetujuan antara penderes dan pemilik pohon atau antara

musta‟jir dengan ajir dalam hal penetapan upah. Hal ini menunjukan ada

kerelaan antara kedua belah pihak dalam melakukan perjanjian.

Page 80: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

c. Adanya kelaziman di masyarakat untuk melakukan perjanjian itu sehingga

menjadikan perjanjian-perjanjian tersebut sebagai perjanjian adat.

Menurut hukum islam upah merupakan hak ajir dan merupakan

kewajiban musta‟jir atas jerih payah yang diterima oleh ajir. Untuk

menjawab fenomena diatas hukum islam telah mengaturnya dengan berbagai

syarat yang menjadi patokan antara lain:

a. Upah harus termasuk harta tetap yaitu milik musta‟jir secara sempurna

yang dapat diketahui, apabila upah tersebut berupa uang, ditentuykan

beberapa besarnya dan apabila berupa hal lain tentukan berapa kadarnya

untuk menghindari dari ketidak jelasan. Hal ini sesuai dengan hadis nabi

SAW:

ر ف ليسم لو اجرتو 64 من الستأجرأجي

“Barang siapa yang memperkerjakan pekerja, maka berikanlah

upahnya”

b. Syarat lainnya yaitu upah tidak boleh sejenis dengan manfaat barang dari

ija>rah.65

Misalnya apabila objek ija>rah adalah tenaga manusia yang

dimanfaatkan maka upahnya adalah tidak boleh tenaga yang

dimanfaatkan untuk pekerjaan yang sama.

c. Upah harus diberikan setelah pekerjaan selesai, sebagamana khadis Nabi

SAW:

64

Ibu Hajar al-Asqalani, Bulughul al-Maram min adillati al-Ahkam. Bandung: Al-Ma‟rif hlm

189. 65

Rachmat Syafe‟i,fiqh muamalah, cet. 1. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001, hlm. 129

Page 81: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

هماقال: قال رسول هلل صلى اهلل عليو وسلم اعظو عن ابن عمرضي اهلل عن ر أجره ق بل أن ي 66ف عرفو األخي

“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.”

(HR. Ibnu Majah, shahih). Maksud hadits ini adalah bersegera

menunaikan hak si pekerja setelah selesainya pekerjaan, begitu juga bisa

dimaksud jika telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan.‟

Dari kaidah di atas dapat dipahami pemberian upah terlebih dahulu

sebelum kerja dilaksanakan yaitu diperbolehkan

67حكت اهعادة

Dari kaidah diatas dapat dipahami bahwa suatu adat atau kebiasaan yang

telah disepakati dan dilaksanakan dapat menjadi hukum yang sama

dengan nash.

d. Upah tidak boleh hal yang dilarang oleh syari‟at seperti arak, daging babi,

dan lain sebagainya.

Dengan memperhatikan syarat upah mengupah diatas maka fenomena

yang ada dalam pelaksanaan upah kerja pengolahan gula kelapa yang ada di

desa Kalibenda dari musta‟jir kepada ajir sudah sesuai dengan syarat atau

nsyarat pengupahan dalam hukum islam, kecuali dalam hal ukuran upah yang

diberikan kepada ajir belum ada ukuran yang pasti yaitu memakai ukuran

dari dalam sistem giliran dan sisa dari setoran dalam sistem setoran.

66

Drs. Ibnu Mas‟ud Dan Zaenal Abidin, fiqh Madzhab Syafi‟i Jilid 2,Bandung: Pustaka

Setia,2007 hlm 50 67

Kamal Muchtar, dkk., Ushul Fiqh,yogakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995,hlm. 50

Page 82: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Sebagamana telah disinggung diatas, upah kerja dalam perjanjian

ija>rah harus dapat diketahui dengan jelas.68

Guna menghindari kemungkinan

terjadinya perselisihan dikemudian hari, karena kerelatifan ukuran upah.

Kompensasi ija>rah al‟amal yang berupa honor tersebut dapat tunai

atau tidak juga dalam bentuk harta ataupun jasa. Sebab apa saja yang bisa

dinilai dengan harga bisa dijadikan ujrah (upah). Di sini Taqyudin An-Nabani

menetapkan bahwa ketidak jelasan upah dapat menyebabkan tidak sahnya

ija>rah. Contonya apabila ada buruh pemanen tanaman dikontrak dengan upah

hasil panen tanaman, maka transaksinya tidak sah, karena masih belum jelas.

Berbeda kalau orang tersebut dikontrak dengan kompensasi atau upah 1 sha‟

atau 1 mud, maka sahlah transaksi tersebut.69

Hal ini sesuai dengan khadits Rosulullah SAW:

ر ف ليسم لو اجرتو 70من الستأجرأجي “ ketidakjelasan upah dapat menyebabkan ketidaksahannya ija>rah”

Dan selanjutnya penulis menggunakan prinsip muamalah dalam

melakukan hubungan kerja dan membandingkan dengan realitas yang bada,

prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Prinsip tabadul-al-manafi (pertukaran manfaat), yaitu segala bentuk

kegiatan muamalah harus memberikan keuntungan (kemanfaatan)

bersama bagi pihak-pihak yang berkaitan.

68

Suhrawardi K. Lubis, hukum Ekonomi Islam, cet. 2, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hlm.153 69

Taqyuddin Al-Nabanni,membangun Ekonomi Alternatif Prespektif Islam, diterj. Dari Judul

asli:‟An-Nidam al-Iqtisadi Fi al- Islam oleh Moh. Maghfur Wachid, Cet. 4, Surabaya: Risalah Gusti,

1996, hlm. 89. 70

Ibu Hajar Al-Asqalani,Bulughul Al-Maram min Adilati Al- ahkam.Bandung: Al-Ma‟rif

hlm189.

Page 83: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

b. Prinsip penerapan keadilan dalam bidang muamalah yang menghendaki

harta tidak dimiliki oleh hanya segelintir orang.

c. Prinsip-prinsip suka sama suka dan kerelaan dari kedua belah pihak,

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan

janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.71

d. Prinsip, adamu al-gharar yang berarti bahwa pada setiap bentuk

muamalah tidak ada tipu daya

e. Prinsip al-bir wa ataqwa prinsip ini mengandung semua kegiatan

ekonomi (muamalah) hanyalah untuk memperoleh kebaikan dan

ketaqwaan72

f. Prinsip musyarokah yakni kerjasama antar pihak yang saling

menguntungkan.

Manusia diciptakan dalam perbedaan agar mereka dapat saling

memanfaatkan (sebagian mereka dapat memperoleh manfaat dari sebagian

yang lain), dengfan demikian semua saling membutuhkan dan cenderung

berhubungan dengan yang lain.73

Dalam prinsip tabadul al-Manafi, yaitu

71

Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemhannya, Jakarta: yayasan penerjemah /penafsir Al-

Qur‟an, hlm 122. 72

Juhaya S. Praja, tTafsir Hikmah, Seputar Ibadah, muamalah, jin dan Manusia, Cet.1,

Bandung: PT. Remaja Rosdayakarya, 2000, hlm.167. 73

M. Quraish Shihab, wawasan Al-Qur‟an Tafsir Maudhu‟i atas Berbagai Persoalan Umat,

Cet.5, Bandung: Mizan, 1997, hlm. 320.

Page 84: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

segala bentuk kegiatan muamalah harus memberikan keuntungan

(kemanfaatan) bersama bagi pihak-pihak yang terkait berdasarkan pada

firman Allah SWT.

Kedua perjanjian pengolahan gula kelapa yang dilaksanakan di Desa

Kalibenda yaitu perjanjian dengan sistem setoran dan sistem giliran menurut

hemat penulis sangatlah sesuai dengan prinsip ini, karena pada dasarnya

kedua sistem ini adalah bentuk perjanjian dalam upaya mengembangkan

sumber daya alam yaitu pohon kelapa, karena apabila pohon kelapa

dimanfaatkan buahnya saja maka tidak akan memperoleh hasil yang

maksimal. Islam menganjurkan kepada para pemeluknya agar selalu

mewujudkan keadilan dalam bermuamalah. Prinsip ini menghendaki harta

tidak dimiliki oleh hanya segelintir orang. Prinsip keadilan ada dua yaitu

keadilan distributif dan keadilan harga kerja. Keadilan distributif menuntut

agar para pekerja melakukan pekerjaan yang sama dengan kemampuan dan

kadar kerja yang berdekatan memperoleh imbalan atau upah yang sama,

tanpa memperhatikan kebutuhan perorangan para pekerja berkenaan dengan

situasi keluarganya. Sedangkan keadilan harga kerja menuntut agar kepada

para pekerja diberikan upah yang seimbang dengan tenaga yang telah

diberikan, tanpa dipengaruhi hukum penawaran dan permintaan yang

menguntungkan para pemilik kerja.74

Adapun sistematikanya penderes bekerja untuk mengambil nira,

kemudian hasilnya dibagi dua, hasil dari pengambilan nira selama satu bulan

74

Ahmad Ahzar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Ke-Islaman (Seputar Filsafat, Hukum dan

Ekonomi), Cet.2, Bandung: Mizan, 1994, hlm.194

Page 85: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

diberikan kepada pemilik pohon sebesar 40 kg dalam 40 pohon sedangkan

dalam 1 pohon menghasilkan kurang lebih 1 kg, hasil tersebut titak tetap.

Sedangkan dalam satu bulan penderes memperoleh gula sebanyak 3,5 dacin,

dari hasil tersebut dibagi dua dengan pemilik pohon kelapa setiap bulannya

tanpa harus mempertimbankan resiko atau kendala. Dari hal tersebut dapat

terlihat ketidak adilan dari pemilik pohon karena tidak selamanya gula yang

dihasikan itu tetap, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan gula

merah yaitu:

a. Faktor cuaca

Faktor cuaca mempengaruhi terhadap hasil perolehan nira, apabila datang

musim panas dan disertai angin, maka nira yang diperoleh akan

berkurang, sedangkan apabila datang musim hujan, maka nira yang

diperoleh akan bercampur dengan air hujan.

b. Faktor harga

Gula merah yang sudah jadi kemudian dijual pada penyalur (pengepul)

gula kelapa untuk mendapat uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Harga gula kelapa untuk satu kilonya tidak menentu, tergantung

permintaan pasar

c. Faktor pohon

Semakin tua pohon kelapa semakin sedikit nira yang dikeluarkan, bahkan

ada juga pohon kelapa yang tidak mengeluarkan nira sehingga tidak bisa

dideres.

Page 86: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Perjanjian pengolahan gula kelapa di Desa Kalibenda dilaksanakan

secara lisan. Adanya ijab-qabul dan persetujuanantara penderes dan pemilik

pohon atau antara musta‟jir dengan ajir dalam hal penetapan upah

menunjukan adanya kerelaan antara kedua belah pihak dalam melakukan

perjanjian. Dengan kerelaan tersebut maka hak dan kewajiban para pihak

wajib dilaksanakan sesuai dengasn perjanjian yang disepakati. Hal ini

berdasarkan pada firman Allah SWT. (Annisa :69)

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan

bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,

yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-

orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.

Perjanjian yang dilakukan dengan lisan sudah mempunyai kekuatan

hukum, namun untuk lebih meyakinkan hendaknya dilakukan juga dengan

tertulis sebagai bukti outentik, hal ini dikarenakan perjanjian tersebut

merupakan perjanjian dalam waktu yang lama, sesuai firman Allah SWT.(al-

Baqoroh: 282)

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara

tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Para pihak yang suka sama suka dalam melaksanakan perjanjian

menunjukan keabsahan perjanjian tersebut karena upah mereka salah satu

Page 87: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

rukun dalam perjanjian, maka pastilah mereka telah saling menerima upah

yang ditetapkan. Prinsip ini berkaitan dengan prinsip „adamu a-barar yaitu

bahwa pada setiap bentuk muamalah tidak boleh ada unsur tipu day, karena

tipu daya akan mengakibatkan kekecewaan salah satu pihak dan hilangnya

rasa suka sama suka tersebut.

Melihat motifasi dari pemilik pohon kelapa (musta‟jir) yang

diantaranya adalah bahwa para pemilik pohon kelapa melakukan kerjasama

tersebut. Karena tidak punya keahlian sehingga mereka mencari penderes

yang sudah ahli dalam bidang pengolahan gula merah, selain itu karena

mereka tidak mempunyai waktu luang dengan disibukan pekerjaan lain, juga

alasan yang paling utama yaitu membantu orang lain untuk menambah

penghasilan, terutama bagi penbderes yang tidak mampu, maka menurut

pembuatan penulis upah dalam perjanjian pengolahan gula kelapa tersebut

tidak ada tipu daya (al-gharar). Motifasi pemilik pohon kelapa yang

mempekerjakan penderes juga sesuai dengan prinsip kebijakan yaitu prinsip

dimana hubungan kerja dinilai sebagai azaz kerohanian yang diharapkan

dapat menggugah hati nurani pemilik pekerjaan untuk selalu menghargai jasa

para pekerja yang telah memberi sumbangan baginya untuk memperoleh

kekayaan yang lebih dari kebuytuhan pokoknya dengan rasa wajib untuk

berusaha kearah tercapainya kehidupan masyarakat yang seimbang,

mendekatkan jarak antara kaum kaya dan kaum miskin.75

75

Ahmad Ahzar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Ke-Islaman (Seputar Filsafat, Hukum dan

Ekonomi), Cet.2, Bandung: Mizan, 1994, hlm. 195

Page 88: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Prinsip yang paling pokok yang membedakan ekonomi islam

(muamalah) dengan sistem-sistem lain yaitu prinsip al-bir wa at-Taqwa.

Prinsip ini adalah suatu prinsip yang mengandung bahwa semua kegiatan

ekonomi hanyalah untuk memperoleh kebaikan dan ketaqwaan, sebagaimana

diungkapkan oleh Yusuf al-Qardawi yang mengatakan bahwa ekonomi islam

adalah ekonomi ilahiyah, karena titik berangkatnya dari Allah dan cara-

caranya tidak bertentangan dengan syari‟at-Nya.76

Dalam pelaksanaan dua

sistem diatas kedua belah pihak saling menyadari bahwa kerjasama ini bukan

semata-mata untuk mencari uang (untung) saja namun lebih dari itu ada niat

baik antara sesama sebagai hamba Allah SWT. Terbukti dengan motivasi

yang ada pada kedua belah pihak. Penderes termotivasi untuk mencukupi

ekonomi kelauarga yang merupakan tanggung jawabnya sebagai mana allah

kepadanya yang harus dipelihara dengan jalan yang baik. Sehingga pekerjaan

sebagai penderes merupakan pekerjaan pokok karena tidak ada pekerjaan

lain. Sedangkan pemilik pohon mempunyai motivasi untuk membantu orang

lain (penderes) untuk menambah penghasilan.

76

Yusuf Qardawi, Peran Nilai Dan Moral dalam Perekonomian Islam, alih Bahasa oleh

Didin Hafiduddin, dkk.,Cet. 1, Jakarta: Robbani Press, 1997, hlm.25.

Page 89: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas terhadap pelaksanaan perjanjian

pengolahan gula kelapa di desa Kalibenda menurut tinjauan hukum islam maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan perjanjian pada pengolahan gula kelapa di desa Kalibenda

dilakukan dengan dua jenis perjanjian, yaitu sistem setoran dan sistem giliran.

2. Adapun pelaksanaan perjanjian ijarah pada pengolahan gula kelapa di Desa

Kalibenda menurut Hukum Islam adalah jika dilihat dari segi pelaku akad,

pelaksanaan akad, obyek sewa, dan pemanfaatan barang sewa telah sesuai

dengan hukum islam.

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian tersebut, penulis ingin memberikan saran-saran

dan mudah-mudahan bermanfaaat bagi masyarakat desa Klibenda Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas khususnya rakyat Indonesia pada umumnya

diantaranya yaitu:

1. Hendaknya pemilik pohon dan penderes melestarikan kerjasama yang telah

dilakukan dalam pengolahan gula kelapa guna mengembangkan potensi

sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada.

Page 90: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

2. Hendaknya pemilik pohon dan penderes menggunakan hukum islam dengan

menggunakan perjanjian tertulis dalam melakukan perjanjian pengolahan

gula kelapa terutama mengenai pengupahannya.

C. Kata Penutup

Alhamdulillahirrabil‟alamin, penulis panjatkan rasa syukur kehadirat

Allah SWT, atas segala bimbingan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sekalipun dalam bentuk yang sangat sederhana.

Doa dan harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi semua pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan, karna

disadari masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kritik dan saran

yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT sajalah penulis berserah diri, semoga Allah

selalu menuntun kita kepada jalan yang benar. Amin

Purwokerto, 27 Desember 2017

Penyusun

Niza Rizah Riswana

NIM. 1123202004

Page 91: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ansor, Abdul ghofar. 2010. Hukum Perjanjian Islam di Indonesia. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineke Cipta.

Al-Asqalani, Ibu Hajar. Bulughul al-Maram min adillati al-Ahkam. Bandung: Al-

Ma‟rif.

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basyir, Ahmad Ahzar. 1994. Refleksi Atas Persoalan Ke-Islaman (Seputar Filsafat,

Hukum dan Ekonomi), Cet.2, Bandung: Mizan.

Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedi Hukum Islam, cet 1. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van

hoeve.t.t

Darmanuri, Aji. 2010. Metodologi Penelitian Muamalah. Ponorogo: Penerbit

STAIN Po Press.

Depag RI, Al-Qur‟an dan terjemahannya, Jakarta; Yayasan Penerjemah/penafsir

Alqur‟an.

Djuwaini, Dimyauddin. 2008. Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Hasbi Ashiddieqy,Teungku Muhammad.1998. Al Islam cet 1. Semarang: PT. Pustaka

Rizki Putra.

Lubis, Suhrawardi K. 2000. Hukum Ekonomi Islam, cet. 2. Jakarta: Sinar Grafika

Manan, Abdul, Mohammad. 1993. Ekonomi Islam Teori dan Praktek. Yogyakarta:

Dana Bhakti Wakaf.

Mas‟ud, Drs. Ibnu Dan Zaenal Abidin. 2007. Fiqh Madzhab Syafi‟i Jilid 2.

Bandung: Pustaka Setia.

Moleong , Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muchtar, Kamal, dkk. 1995. Ushul Fiqh. yogakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.

Page 92: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Al-Mubarak, Fadil Ibnu al-Aziz. 1993. Mukhtasar Nailul Autar, alih bahasa oleh A.

Qodir Hassan dkk. Surabaya: PT. Bina Ilmu,1993 IV:1881

An-Nabhani, Taqiyuddin. 1996. Membangun sistem perekonomian Alternatif

Prespektif Islam. Surabaya: Risalah Gusti.

Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi K. Lubis. 1996. Hukum Perjanjian dalam

islam. Jakarta: Sinar Grafika.

Praja, Juhaya S. 2000. Tafsir Hikmah, Seputar Ibadah, muamalah, jin dan Manusia,

Cet.1, Bandung: PT. Remaja Rosdayakarya.

Qardawi, Yusuf Qardawi. 1997. Peran Nilai Dan Moral dalam Perekonomian Islam,

alih Bahasa oleh Didin Hafiduddin, dkk.,Cet. 1, Jakarta: Robbani Press.

Sabiq, Sayyid. 1971. Fiqih As-Sunnah,cet I. Belrut: Danal Kitab al-„Arabiyyah:1971.

Salim, Peter dan yuni Salim. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta: modern English Pers

Shihab, M. Quraish Shihab. 1997. wawasan Al-Qur‟an Tafsir Maudhu‟i atas

Berbagai Persoalan Umat, Cet.5, Bandung: Mizan.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhendi, Hendi. 2002. Fiqh Muamalah Cet 1. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Syafei, Rachmat. 2001. fiqh Muamalah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.

Tim Penyusun. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka

Tim pnyusun. 1996. Ensiklopedia Hukum Islam. Cet II. Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeven.

Tim Penyusum. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Cet 2. Purwokerto: STAIN Press.

Az-Zuhaili, Wahab. 1989. al-Fiqh al-Islam waadilatuhu, Bairut: Dar al-Fikr

Skripsi:

Nur, Dianingsih Astika.”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Sewa-Menyewa

(ijarah) Kamar Inthekost (study Kasus di Kawasan Kampus IAIN)”. Skripsi,

tidak diterbitkan, (Purwokerto: IAIN Purwokerto,2011).

Page 93: COVER TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP …repository.iainpurwokerto.ac.id/3535/2/NIZA RIZAH... · PADA PENGOLAHAN GULA KELAPA DI DESA KALIBENDA KECAMATAN AJIBARANG SKRIPSI ... Lampiran

Mufi, Ahmad Sunani.”Akad sewa Tanah Bangkok Prespektif Hukum Islam (Study

kasus di Desa Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas)”. Skripsi, tidak

diterbitkan, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2015)