44
BAB I PENDAHULUAN Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia. 1 Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi selepitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi 2 . Bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. 2 Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah atau menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara 1

CRS Davinci Ok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

crs

Citation preview

Page 1: CRS Davinci Ok

BAB I

PENDAHULUAN

Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak

di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah

Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi

di Indonesia.1

Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena

infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan

sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan

keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi selepitel,

penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan

maldiges dan malabsorpsi2. Bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada

akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.2

Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah atau

menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa,

kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan

menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan

terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional.

Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi.

Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya

frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral oleh karena

infeksi.

Berikut dilaporkan sebuah kasus diare akut pada seorang anak laki-laki berumur 1

tahun 7 bulan yang dirawat di bagian bangsal Ilmu Kesehatan Anak RSU H. Abdul

Manap Kota Jambi.

1

Page 2: CRS Davinci Ok

BAB II

LAPORAN KASUS

A. DATA DASAR

I. IDENTITAS

Nama : An. D

Tanggal Lahir : 11 november 2011 / 1 tahun 7 bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

BB : 9 kg

PB : 77 cm

Alamat : Jl. Tarmizi Kadir no 29 RT 10. Kelurahan Pakuan Baru

Kec. Jambi Selatan.

Nama Ayah : Tn. S

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : karyawan swasta

Nama Ibu : Ny. M

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : IRT

Tanggal Masuk : 21 Mei 2013

II. ANAMNESIS

Alloanamnesis dilakukan dengan ibu penderita, pada tanggal 21 Mei 2013

Keluhan Utama

Mencret > 5 kali perhari sejak 1 hari SMRS.

2

Page 3: CRS Davinci Ok

Riwayat penyakit sekarang

- Dua hari yang lalu SMRS anak demam, tidak terlalu tinggi, demam

dirasakan naik turun, os juga mengeluh mencret > 5 x sehari @ ½ gelas,

cair, warna kuning, ampas sedikit, ada lendir, tidak ada darah, tidak

berbau asam, menyemprot (-). Muntah (-), mual (-). Batuk (+), Pilek (+).

- Satu hari yang lalu SMRS anak mencret > 5 x sehari @ ½ gelas, warna

kuning, ampas sedikit, lendir (+), darah (-) , tidak berbau asam,

menyemprot (-). Muntah (-), mual (-). Batuk (+), Pilek (+).pasien tampak

lemas, rewel dan nafsu makannya berkurang, pasien tampak kehausan

dan ingin minum terus, air mata berkurang, bibir tampak kering.

kemudian dibawa ke Puskesmas, diberi obat, setelah diminum tidak ada

perubahan, anak dibawa ke rumah sakit dan disarankan dirawat. Kencing

terakhir 2 jam yang lalu, jumlah sedikit, warna kuning.

- Riwayat makanan basi disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu

Anak pernah sakit batuk, pilek dan mencret tetapi tidak dirawat dirumah

sakit. Riwayat kejang 1 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sakit diare saat ini.

Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah penderita bekerja sebagai karyawan swasta, ibu penderita tidak bekerja.

Penghasilan rata-rata tiap bulan Rp. 900.000; . orang tua penderita

menanggung seorang 1 tahun 7 bulan. Anak dirawat dengan menggunakan

Jamkesmasda.

Kesan : sosial ekonomi kurang.

3

Page 4: CRS Davinci Ok

Riwayat pemeliharaan prenatal dan posnatal

Prenatal : periksa dibidan lebih dari 4 kali, suntik TT 2 kali. Penyakit

kehamilan disangkal. Setiap kali periksa ke bidan ibu diberi vitamin tablet

penambah darah.

Postnatal : periksa diposyandu, keadaan anak tidak ada kelainan kongenital.

Riwayat Kelahiran

No Kehamilan dan Kelahiran Tanggal Lahir / Umur

1. Laki-laki, aterm, normal, bidan, 2800

gram.

1tahun 7 bulan

Riwayat Imunisasi

BCG : 1 kali, usia 0 bulan, scar (+).

DPT : 1 kali, usia 2 bulan.

Polio : 2 kali, usia 0 dan 2 bulan.

Campak : 1 kali, usia 9 bulan

Hepatitis : 2 kali, usia 0 dan 1 bulan.

Kesan : imunisasi dasar lengkap.

Riwayat Pola Makan

ASI diberikan sejak lahir hingga saat ini sesuai dengan keinginan anak. Sejak

usia 6 bulan hingga sekarang anak diberi susu tambahan SGM 3 kali sehari @

60 cc habis. Makanan padat mulai diberikan saat berusia 5 bulan hingga 9

bulan, berupa nasi tim lembek, sebanyak 3 kali sehari, @ 3 sendok makan,

dengan lauk ikan/tempe/telur bergantian dengan sayur bayam / wortel, tidak

dipakai minyak, habis. Sejak usia 9 bulan hingga sekarang anak diberikan

makanan keluarga berupa nasi, sayur bayam/sop, laut telur/ikan/tempe/tahu

bergantian. Buah jeruk/pepaya diberikan sejak usia 4 bulan, 3 kali sehari 1

buah, habis.

Kesan : kuantitas cukup, kualitas kurang.

4

Page 5: CRS Davinci Ok

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Pertumbuhan

Berat Badan Lahir 2800 gram, panjang lahir 45 cm, Lingkar kepala 34

cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut 30 cm

2. perkembangan

Senyum : 2 bulan Gigi keluar : 6 bulan

Miring : 3 bulan Merangkak : 7 bulan

Tengkurap : 4 bulan Berdiri : 9 bulan

Duduk : 6 bulan Berjalan : 12 bulan

Kesan : perkembangan sesuai umur.

Riwayat Keluarga Bencana

Orang tua penderita saat ini mengikuti program KB hormonal pil dan masih

menginginkan seorang anak lagi.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 21 Mei 2013, pukul 11.30 WIB

Seorang anak laki-laki,1 tahun 7 bulan umur, berat badan 9 kg, panjang

badan 77 cm.

Kesan umum : sadar, lemas, rewel, tanda dehidrasi (+)

Tanda vital : Nadi = 120 x/ menit, isi dan tegangan cukup.

RR = 30 x/ menit, reguler.

T = 38 oC

Kepala : mesosefal, ubun-ubun besar cekung (+).

Rambut : penyebaran rambut merata, rambut bewarna hitam, tidak

mudah dicabut.

Kulit : sianosis (-), ikhterik (-)

Mata : cekung (+), air mata (+) jika menangis, konjungtiva

palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga : simetris kanan dan kiri,daun telinga lunak, discharge (-)

Hidung : simetris, discharge (-) napas cuping (-)

5

Page 6: CRS Davinci Ok

Mulut : simetris, bersih, mukosa kering (-), sianosis (-), gusi

berdarah (-) ,labioscisis atau labiopalatochisis (-)

Tenggorokan : T1-1, faring hiperemis (-)

Leher : simetris, pembesaran KGB -, tortikolis -

Dada : Paru : I : gerakan dada simetris, statis,

dinamis, retraksi (-)

Pa : stem fremitus kana=kiri

Pe : sonor seluruh lapangan paru

Aus : suara dasar :vesikuler +/+

Suara Tambahan : hantaran -/-

ronkhi -/-

wheezing -/-

jantung : I : ictus cordis tidak tampak

Pa : ictus cordis teraba di SIC V medial

Linea medioclavicularis, tidak kuat

angkat, tidak melebar

Pe : batas kiri, atas dan kanan sulit

dinilai

Aus : bunyi jantung I dan II normal,

reguler, bising (-), gallop (-),

murmur (-)

Abdomen : I : datar, venektasi (-)

Aus : bising usus (+), meningkat

Pe : pekak sisi (+), pekak alih (-)

Pa : lemas, turgor kembali lambat (+)

Hepar : tidak teraba

Lien : S0

Ekstremitas : superior inferior

Edema - / - - / -

6

Page 7: CRS Davinci Ok

Sianosis - / - - / -

Akral dingin - / - - / -

Capillary refill < 2 “ < 2 “

Genitalia : bersih, rugae scrotum jelas, testis pada scrotum

Kelainan lain : kelainan kongenital (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

21 Mei 2013

Darah rutin :

WBC : 8,7 H 103 / mm3

RBC : 3,89 H 106 / mm3

HGB : 10,9 g /dl

HCT : 32,8 %

PLT : 211 103 / mm3

PCT : . 0,13 %

B. DIAGNOSIS

Diare akut dengan dehidrasi sedang, status gizi baik.

Diagnosa Banding

1. Diare akut

- Diare persisten

2. Dehidrasi ringan sedang

- Dehidrasi berat

3. Status gizi baik

- Status gizi kurang

- Status gizi lebih

C. PENATALAKSANAAN AWAL

- IVFD RL 12 tetes permenit.

7

Page 8: CRS Davinci Ok

- Injeksi cefotaxime 2 x 300 mg IV

- Ondancentron 3 x ½ ampul IV

- Paracetamol 3 x 1 cth

D. FOLLOW UP

Tanggal S O A P

Selasa

22-05-

2013

Demam (+),

mencret (+),

ampas (+)

sedikit

Kesadaran : cm

T : 37,6oC

HR : 96 x/i

RR : 23 x/i

Diare akut

dengan dehidrasi

ringan sedang,

status gizi baik.

- IVFD RL 12 tetes

permenit.

- Injeksi cefotaxime 2 x

300 mg IV

- Ondancentron 3 x ½

ampul IV

P.O

- Paracetamol syirup 3

x 1 cth

- Zinkid 1x1 cth

- Oralit tiap habis BAB

Rabu

23-05-

2013

Demam (+),

mencret (+) >4x

ampas (+) >>

Kesadaran : cm

T : 38,6oC

HR : 92 x/i

RR : 22 x/i

UR

- Warna : kuning

muda

- Kejernihan : jernih

- Reaksi /pH : 6,0

- Berat jenis : 1.030

- Protein (-)

- Glukosa/reduksi

(-)

- Keton +3

- Blood darah (-)

- Bilirubin (-)

- Urobilin (-)

- Urobilinogen (-)

Diare akut

dengan dehidrasi

ringan sedang,

status gizi baik.

- IVFD RL 12 tetes

permenit.

P.O

- Paracetamol syirup 3

x 1 cth

- Zinkid 1x1 cth

- Oralit tiap habis BAB

8

Page 9: CRS Davinci Ok

- Nitrit (-)

- Lekosit 0-2 LPB

- Eritrosit 0-1 LPB

- Sel epitel 1-3 LPK

- Kristal cystin (+)

Mikrobiologi

Makroskopis:

- Warna : kuning

kehijauan

- Konsistensi :

encer / lembek

- Lendir (+)

- Darah (-)

Mikroskopis :

- Sel lekosit 1-3

- Sel eritrosit 0-1

- Telur cacang (-)

- Ascaris lumb (-)

- Oxyuris verum (-)

- Trichuris trichura

(-)

Kamis

24-05-

2013

Mencret (+) >

3X, ampas (+)

>>

Kesadaran : cm

T : 37,6oC

HR : 94 x/i

RR : 23 x/i

Diare akut

dengan dehidrasi

ringan sedang,

status gizi baik.

- IVFD RL 12 tetes

permenit.

P.O

- Paracetamol syirup 3

x 1 cth

- Zinkid 1x1 cth

- Oralit tiap habis BAB

Juma’at

25-05-

2013

Mencret (+) > 2

X, ampas (+) >>

Muntah (+) isi

apa yang

dimakan dan

Kesadaran : cm

T : 35,8oC

HR : 88 x/i

RR : 18 x/i

Diare akut

dengan dehidrasi

ringan sedang,

status gizi baik.

- IVFD RL 12 tetes

permenit.

P.O

- Paracetamol syirup 3

9

Page 10: CRS Davinci Ok

diminum, ¼

gelas

x 1 cth

- Zinkid 1x1 cth

- Oralit tiap habis BAB

Sabtu

26-05-

2013

Mencret (+) 3X,

ampas (+) >>

Muntah (-)

Kesadaran : cm

T : 36,3oC

HR : 90 x/i

RR : 20 x/i

Diare akut

dengan dehidrasi

ringan sedang,

status gizi baik.

- IVFD RL 12 tetes

permenit.

P.O

- Paracetamol syirup 3

x 1 cth

- Zinkid 1x1 cth

- Oralit tiap habis BAB

BAB III

10

Page 11: CRS Davinci Ok

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi

Diare Akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan

konsistensi cair dengan atau tanpa lendir darah, berlangsung kurang dari 7 hari dan

berlangsung mendadak.1

3.2 Klasifikasi

Klasifikasi diare ke dalam jenis akut dan kronis dibedakan atas dasar waktu

berlangsungnya diare. Diare akut adalah diare yang terjadi selama kurang dari 2

minggu, sedangkan diare kronis adalah diare yang terjadi selama lebih dari 2

minggu.1

3.3 Epidemiologi

Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan

3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara

berkembang berkisar 3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama

kehidupan dan 2 – 5 episode per anak per tahun dalam5 tahun pertama kehidupan.

Hasil survei oleh Depkes RI, diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301

per 1000 penduduk angka ini meningkat bila dibanding survei pada tahun 1996 sebesar

280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi

dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat proporsi kematian bayi 9,4% dengan

peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan peringkat 2. Diare pada

anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau

tidak terdapat pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir

lebih dari 6,3 juta poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di

Amerika Serikat.2,3

3.4 Etiologi 3

1. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan

maupun air minum;

11

Page 12: CRS Davinci Ok

2. Infeksi berbagai macam virus; Penyebab diare terbanyak pada balita adalah diare

karena virus, yaitu Rotavirus.

3. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu);

4. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.

Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela,

Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat

umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga

disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli ( EIEC).

3.5 Patogenesis

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang

masuk melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan

infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang

baru yang fungsinya belum matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat

mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan meningkatkant ekanan koloid

osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare.3

Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan

dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel ususcAMP ,cGMP, dan Ca dependen.

Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan

patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini

dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi

sistemik. Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga

menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya

darah dalam tinja yang disebut disentri.3

Rotavirus,Shigella spp dan E. Coli enterotoksigenik Rotavirus jelas

merupakan penyebab diare akut yang paling sering diidentifikasi pada anak dalam

komunitas tropis dan iklim sedang. Diare dapat disebabkan oleh alergi atau intoleransi

makanan tertentu seperti susu, produk susu, makanan asing yang pada individu

tertentu terasa pedas atau tidak sesuai kondisi ususnya serta dapat pula disebabkan

oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa macam obat, terutama

antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan menekan flora

12

Page 13: CRS Davinci Ok

normal usus sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal antibiotika akan

berkembang bebas. Di samping itusifat farmakokinetik dari obat itu sendiri juga

memegang peranan penting. Diare juga berhubungan dengan penyakit lain

misalnya malaria, schistosomiasis, campak atau pada infeksi sistemik lainnya

misalnya pneumonia, radang tenggorokan, dan otitis media.3

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu

diare osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diareosmotik

terjadi karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan

difermentasi oleh bakteri usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat

yang akan menarik cairan. Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan

menstimulasi cAMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan

elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya

gangguan pada kontrol otonomik.3

3.6 Manifestasi klinis

Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan), tanda-

tandanya : Berak cair 1-2 kali sehari, muntah ( - ), haus ( - ), nafsu makan tidak

berkurang, masih ada keinginan untuk bermain.3,4

Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Tanda-

tandanya : Berak cair 4-9 kali sehari, Kadang muntah 1-2 kali sehari, suhu tubuh

kadang meningkat, Haus, tidak ada nafsu makan, Badan lesu lemas. Pada anak

yang mengalami diare dengan dehidrasi berat.Tanda-tandanya: Berak cair terus-

menerus, Muntah terus-menerus, Haus, Mata cekung, Bibir kering dan biru, Tangan

dan kaki dingin, Sangat lemah, Tidak ada nafsu makan, Tidak ada keinginan untuk

bermain, Tidak BAK selama 6 jam atau lebih, Kadang-kadang dengan kejang dan

panas tinggi.4

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,

hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare

yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat

dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi

13

Page 14: CRS Davinci Ok

berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan

merasa haus, berat badan berkurang, ubun – ubun dan mata cekung, membrane

mukosa kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit jelas (elastisitas

kulit menurun) serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh

deplesi air yang isotonik.4

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam

karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat

pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan

Kussmaul).Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat

berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan

darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral

dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut

juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan

perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera

diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan

gagal ginjal akut.4,5

3.7 Diagnosis

1. Anamnesis1

Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung

penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 14 hari.

Diare karena penyakit usus halus biasanya tinja berjumlah banyak, cair, dan sering

berhubungan dengan malabsorbsi, dan dehidrasi. Diare karena kelainan kolon

sering berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapi sering, bercampur darah

dan disertai keinginan untuk buang air besar lebih sering. Pasien dengan diare akut

infektif datang dengan keluhan khas yaitu: nausea, muntah, nyeri abdomen,

demam, dan tinja yang sering, bisa air, malabsorbtif, atau berdarah tergantung

bakteri patogen yang spesifik. Secara umum, pathogen usus halus tidak invasive,

dan patogen ileokolon lebih mengarah ke invasive. Pasien yang mengalami infeksi

toksigenik secara khas mengalami nausea dan muntah sebagai gejala prominen

bersamaan dengan diare air tetapi jarang mengalami demam. Muntah yang mulai

14

Page 15: CRS Davinci Ok

beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita pada keracunan makanan

karena toksin yang dihasilkan. Parasit yang tidak menginvasi mukosa usus, seperti

Giardia lamblia dan Cryptosporidium, biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman di

abdomen yang ringan. Giardiasis mungkin berhubungan dengan steatorea ringan,

perut bergas dan kembung.

Bakteri invasif seperti Campylobacter, Salmonella, dan Shigella, dan

organism yang menghasilkan sitotoksin seperti Clostridium difficile dan

enterohemorragic E.coli (serotype O157:H7) menyebabkan inflamasi usus yang

berat. Organism Yersinia seringkali menginfeksi ileum terminal dan caecum dan

memiliki gejala nyeri perut kuadran kanan bawah, menyerupai apendisitis akut.

Infeksi Compylobacter jejuni sering bermanifestasi sebagai diare, demam dan

kadangkali kelumpuhan anggota badan dan (GBS). Kelumpuhan lumpuh pada

infeksi usus ini sering disalahtafsirkan sebagai malpraktek dokter karena

ketidaktahuan masyarakat.

Diare air merupakan gejala tipikal dari organism yang menginvasi epitel usus

dengan inflamasi minimal, seperti virus enteric, atau organism yang menempel

tetapi tidak menghancurkan epitel, seperti enteropathogenic E.coli, protozoa, dan

helminthes. Beberapa organism sperti Campylobacter, Aeromonas, Shigella, dan

Vibrio spesies (missal, V parahaemolyticus) menghasilkan enterotoksin dan juga

menginvasi mukosa usus; pasien karena itu menunjukkan gejala diare air diikuti

diare berdarah dalam beberapa jam atau hari.

Sindrom Hemolitik-uremik dan purpura trombositopenik trombotik (TTP)

dapat timbul pada infeksi dengan bakteri E.coli enterohemorrhagik dan Shigella,

terutama anak kecil dan orang tua. Infeksi Yersinia dan bakteri enteric lain dapat

disertai sindrom Reiter (arthritis, uretritis, dan konjungtivitis), tiroiditis,

perikarditis, atau glomerulonefritis. Demam enteric, disebabkan Salmonella

parathypi, merupakan penyakit sistemik yang berat yang bermanifestasi sebagai

demam tinggi yang lama, prostrasi, bingung, dan gejala respiratorik, diikuti nyeri

tekan abdomen, diare dan kemerahan (rash).

Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan auspan oral terbatas karena nausea

dan muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia. Dehidrasi bermanifestasi

15

Page 16: CRS Davinci Ok

sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan

warna urin gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatik. Pada keadaan

berat, dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan perubahan status jiwa seperti

kebingungan dan sakit kepala.

Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi 3 tingkatan:

Gejala &

Tanda

Keadaan

Umum

UUBMata

Mulut/

LidahRasa Haus Kulit

Tanpa

Dehidrasi

Kehilangan

cairan < 5%

BB

Baik,

Sadar

Tidak

cekung

Tidak

cekung, air

mata (+)

Basah Minum

Normal,

Tidak Haus

Dicubit

kembali

cepat

Dehidrasi

Ringan –

Sedang

Kehilangan

cairan 5-10%

BB

Gelisah/

Rewel

Sediki

t

cekung

Sedikit

Cekung,

Air mata

kurang

Kering Tampak

Kehausan

Kembali

lambat

Dehidrasi

Berat

Kehilangan

cairan > 10%

BB

Letargik/

koma

Sanga

t

cekung

Sangat

cekung, air

mata (-)

Sangat

kering

Sulit, tidak

mau

minum

Kembali

sangat

lambat

2. Pemeriksaan fisik1

Kelainan – kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna

dalam menentukan penyebab diare. Keadaan ini dinilai dengan memperhatikan

perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda

16

Page 17: CRS Davinci Ok

toksisitas. Pemeriksaan abdomen merupakan hal yang penting. Adanya peningkatan

bunyi usus dan ada tidaknya distensi abdomen serta nyeri tekan merupakan tanda

untuk menentukan etiologi

.

3. Pemeriksaan penunjang1

a. Pemeriksaan darah rutin: hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis

leukosit, kadar elektrolit serum,

b. Ureum dan Creatinin: memeriksa adanya kekurangan volume cairan dan

mineral tubuh.

c. Pemeriksaan tinja: melihat adanya leukosit pada tinja yang menunjukkan

adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing dan parasit dewasa.

d. Pemeriksaan ELISA (enzim-linked immunosorbent assay): mendeteksi

giardiasis dan tes serologic amebiasis.

3.8 Penatalaksanaan

Evaluasi diare akut pada anak memerlukan pendekatan tata laksana yang

cermat, meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diteliti. Pemeriksaan

laboratorium diperlukan pada keadaan tertentu, sedangkan terapi lebih bersifat

suportif untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi, selain itu juga mempersingkat

lamanya sakit serta mengurangi periode infeksius penderita.

Tatalaksana terpenting pada diare akut tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan-

sedang adalah pemberian rehidrasi oral (Oral Rehydration Solution, ORS).1,2

Terdapat lima lintas tatalaksana,yaitu:8,9,10,11

1. Rehidrasi

Salah satu cara untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan memberikan

minuman rehidrasi pada anak. Cairan reidrasi dapat membantu mencegah atau

mengatasi dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan rehidrasi) baik yang

diberikan secara oral (diminumkan) maupun parenteral (melalui infus) telah

berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang

menderita diare. Oralit merupakan cairan rehidrasi oral (CRO) yang mengandung

17

Page 18: CRS Davinci Ok

elektrolit (Na, K, Cl, HCO3) dan glukosa telah terbukti dapat mengganti cairan

saluran secara efektif dan memperbaiki dehidrasi.

Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting dalam serangkaian

penanganan diare pada anak, terutama dalam hal penentuan derajat dehidrasi. Kita

mengenal 3 status dehidrasi pada seorang anak yang mengalami diare,yaitu (1)

tanpa dehidrasi ; (2) dehidrasi ringan sedang ; (3) dehidrasi berat. Tetapi cairan

yang diberikan pun disesuaikan dengan derajat dehidrasi yang ada.

Pada keadaan tanpa dehidrasi, secara klinis anak masih terlihat aktif

dan buang air kecil masih berlangsung normal. Pada keadaan ini tidak perlu

membatasi pemberian makanan dan minuman termasuk susu formula. ASI

diteruskan pemberiannya.Untuk mencegah dehidrasi dapat diberikan CRO

sebanyak 5-10cc/kg BB setiap buang air besar dengan tinja cair. Pada bayi, oralit

dapat diberikan dengan cara berselang-selang dengan cairan yang tidak

mengandung kadar Na seperti air putih atauASI. Rehidrasi dengan menggunakan

clear fluid (air putih, cairan rumah tangga,sari buah, dsb) akan memberikan hasil

tidak optimal. Karena, kandungan natriumnya kurang. Sebaiknya, pemberian jus

buah dan coal dapat memperbesar keadaan diare,karena mengandung osmolaritas

tinggi di samping kadar Na yang rendah.

Pada anak dengan diare akut dehidrasi ringan sedang, pemberian terapi cairan

dengan oralit dapat diberikan 75 ml/kgBB dalam 3 jam pertama. Kemudian setelah

3 jam, lakukan penilaian ulang dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya.

Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.

2. Dukungan nutrisi

Makanan tetap diteruskan sesuai usia anak dengan menu yang sama pada

anak sehat sebagai pengganti nutrisi yang hilang, serta mencegah tidak terjadi gizi

buruk. ASI tetap diberikan pada diare cair akut (maupun pada diare akut berdarah)

dan berikan dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.

3. Suplementasi Zinc

18

Page 19: CRS Davinci Ok

Pemakaian zinc sebagai obat pada diare didasarkan pada alasan ilmiah bahwa

zinc mempunyai efek pada fungsi kekebalan saluran cerna dan berpengaruh pada

fungsi dan struktur saluran cerna serta mempercepat proses penyembuhan epitel

selama diare.

4. Antibiotik selektif

Pada diare akut, pemberian antiemetik (metoklopramid), antimotilitas

(loperamid), antidiare (atapulgit, pektin), pada umumnya kurang bermanfaat karena

obat-obatan tersebut tidak mngurangi volume tinja ataupun mempersingkat lama

sakit. Pemberian antibiotik hanya diindikasikan pada keadaan tertentu seperti

adanya patogen yang telah diidentifikasikan, bayi, anak dengan defek imun 

(immunocompromised).

5. Edukasi orang tua

Nasihat orang tua, khususnya pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera

jika ada demam, muntah berulang, makan / minum sedikit, sangat haus, diare

semakin sering, atau belum membaik dalam tiga hari. Indikasi rawat inap pada

penderita diare akut berdarah adalah malnutrisi, usia kurang dari 1 tahun, menderita

campak  pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan disentri datang sudah dengan

komplikasi.

3.9 Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat

terjadi berbagai komplikasi seperti:10,11

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi,

perubahan pada elektrokardiogram)

4. Hipoglikemi

5. Intoleransi laktosa sekunder, sabagai akibat defisiensi enzim laktase karena

kerusakan vili mukosa usus halus.

19

Page 20: CRS Davinci Ok

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan.

3.10 Prognosis

Baik, jika penanganan dilakukan secara cepat dan tepat terutama penangan

pada pasien yang mengalami dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan rejatan

(shock) hipovolemik.7,8

3.11 Pencegahan

1. Pemberian ASI sejak anak dilahirkan dan minimal selama 6 bulan. Karena

terbukti,dengan peningkatan penggunaan ASI selama 6 bulan pertama, dapat

menurunkan angkat morbiditas dan mortalitas  pada anak dan bayi.

2.      Perbaikan pola penyapihan

Hal ini disebabkan karena (1) tercemarnya makanan dan minuman oleh bakteri,

(2) rendahnya kalori dan protein, (3) tidak tepatnya pemberian makanan, (4)

kurang sabarnya ibu memberikan makanan secara sedikit-sedikit tetapi sering.

3.    Imunisasi Campak

Program imunisasi campak mencakup 60% bayi berumur 9-11 bulan,dengan

efektivitas sebesar 85 %, dapat menurun morbiditas diare sebesar 1,8 % dan

mortalitas diare sebesar 13 % pada bayi dan anak balita.

4.      Perbaikan higiene perorangan

Kebisaan mencunci tangan sebelum makan, dan mencuci sebelum masak dan

setelah buang air kecil atau buang air besar dapat menurunkan morbiditas diare .8,9

BAB IV

ANALISA KASUS

4.1 Definisi dan patofisiologi

Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan

konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Diare merupakan penyebab

20

Page 21: CRS Davinci Ok

kematian pada 42% bayi dan 25,2% anak usia 1-4 tahun. Kematian disebabkan karena

dehidrasi. Penyebab terbanyak usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus, selain virus diare

juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun parasit.2,3 Pasien ini usia 1 tahun 7

bulan mengalami diare cair > 5 kali dalam 24 jam dan berlangsung baru 2 hari ini.

Berdasarkan definisi tersebut kasus ini dapat dikategorikan sebagai diare akut.

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare

osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi

karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh

bahteri usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik

cairan. Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi cAMP dan

cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena

gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik, misal

pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.4 Pada pasien

ini kemungkinan merupakan diare sekretorik oleh toksin bakteri, sehingga banyak cairan

dan elektrolit yang terbuang keluar tubuhnya.

4.2 Diagnosa

a. Anamnesis

Gejala diare atau mencret berupa tinja yang encer dengan frekuensi 3 x atau lebih

dalam sehari, yang kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu

makan, darah dan lendir dalam kotoran. Rasa mual dan muntah-muntah dapat

mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba

menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau

kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala-

gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala.

Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau

demam tinggi. 1

Pada kasus ini didapatkan hasil anamnesa mencret > 5 x sehari @ ½ gelas, cair,

warna kuning, ampas sedikit, ada lendir, tidak ada darah, tidak berbau asam, menyemprot

(-). Muntah (-), mual (-). Batuk (+), Pilek (+).demam (+), pasien tampak lemas, rewel dan

21

Page 22: CRS Davinci Ok

nafsu makannya berkurang, pasien tampak kehausan dan ingin minum terus.Orang tua

pasien mengaku bahwa waktu sakit jumlah BAK pasien berkurang.

b. Pemeriksaan Fisik

Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan

kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun

perdarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi

ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput,

mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).

Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok. Diare menyebabkan

hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis metabolik

karena kehilangan basa.1

Pada pemeriksaan fisik pasien ini didapatkan BB pasien 9 kg PB 77 cm, status

gizi baik, keadaan umum tampak gelisah, Nadi = 120 x/ menit, isi dan tegangan cukup.

RR = 30 x/ menit, reguler. T = 38 oC, UUB belum tertutup dan teraba cekung, mata

tampak sedikit cekung, air mata tampak kurang saat pasien menangis, mukosa mulut

kering, pemeriksaan paru dan jantung tidak ditemukan tanda-tanda kelainan, pemeriksaan

turgor pada kulit abdomen lambat kembali, akral teraba hangat.

Derajat Dehidrasi

Derajat dehidrasi ditegakkan bila terdapat 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda

tambahan.2-5

a. Tanda Utama: keadaan umum gelisah/rewel; atau lemah/letargi/koma; rasa haus;

turgor kulit abdomen menurun.

b. Tanda Tambahan: UUB, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan lidah.

Tabel 1.1 Derajat Dehidrasi pada Pasien Diare

Gejala &

Tanda

Keadaan

Umum

UUBMata

Mulut/

LidahRasa Haus Kulit

Tanpa

Dehidrasi

Baik,

Sadar

Tidak

cekung

Tidak

cekung, air

Basah Minum

Normal,

Dicubit

kembali

22

Page 23: CRS Davinci Ok

Kehilangan

cairan < 5%

BB

mata (+) Tidak Haus cepat

Dehidrasi

Ringan –

Sedang

Kehilangan

cairan 5-10%

BB

Gelisah/

Rewel

Sedikit

cekung

Sedikit

Cekung,

Air mata

kurang

Kering Tampak

Kehausan

Kembali

lambat

Dehidrasi

Berat

Kehilangan

cairan > 10%

BB

Letargik/

koma

Sangat

cekung

Sangat

cekung, air

mata (-)

Sangat

kering

Sulit, tidak

mau

minum

Kembali

sangat

lambat

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien dalam kasus ini

ditemukan :

a. Tanda-tanda utama berupa keadaan umum tampak gelisah , tidak mau makan maupun

minum, dan turgor kulit abdomen lambat kembali.

b. Tanda-tanda tambahan beupa UUB sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata

berkurang, mukosa mulut kering.

Maka diagnosa pada pasien ini adalah Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada tanda

intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis. Analisa gas darah dan elektrolit bila secara

klinis dicurigai adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.2

23

Page 24: CRS Davinci Ok

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan darah rutin untuk melihat adakah tanda-

tanda infeksi maupun kelainan lainnya, ternyata hasilnya dalam batas normal. Hal

tersebut menandakan bahwa kemungkinan diare yang terjadi lebih mengarah ke vorus

dimana hal tersebut sesuai dengan teori bahwa penyebab tertinggi adalah rotavirus. Pada

pasien ini juga dilakukan pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan feses, sehingga hasil-

hasil pemeriksaan penunjang ini dapat dipertimbangkan untuk menentukan terapi

selanjutnya.

4.3 Penatalaksanaan

a. Terapi Cairan

Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi

efektif diare akut. Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan yang

hilang sebagai persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan

sebelumnya sebagai baku emas.1-5

 Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parenteral. Pemberian

secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan

pipa nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan

pengeluaran air tinja yang banyak ( > 100 ml/kgBB/hari) atau muntah hebat (severe

vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat

hebat (violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka

dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan

hanya untuk dehidrasi berat.1

Berdasarkan teori untuk penatalaksanaan Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan

sedang adalah pemberian cairan oralit 75 ml/KgBB dalam 3 jam pertama. Sehingga dapat

diberikan 9 x 75 ml = 675 ml dalam 3 jam pertama. Status derajat dehidrasi dinilai 3 jam

kemudian. Pada pasien ini diberikan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat dengan

jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan.

Pada pasien ini diberikan rehidrasi pertama dengan cairan ringer laktat. Cairan

Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang banyak diperdagangkan dan mengandung

konsentrasi natrium yang tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme menjadi

bikarbonat. Namun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung

24

Page 25: CRS Davinci Ok

glukosa untuk mencegah hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat

dipakai, tetapi tidak mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup.

Seharusnya jika dilakukan rehidrasi maintenance pada kasus ini adalah 100

ml/kgBB (900 ml), (900/24 x 60) x 15 = 9 tetes makro/menit.

b. Pemberian Zink

Zink terbukti secara ilmiah dan terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air

besar dan volum tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.

Zink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak tidak diare lagi, dengan

dosis:2

- Anak umur dibawah 6 bulan : 10 mg/hari

- Anak umur diatas 6 bulan : 20 mg/hari

Itu sebabnya pada pasien ini diberikan zink sirup 1 x 20 mg/hari

c. Medikamentosa

Tidak boleh diberikan obat anti diare. Antibiotik diberikan bila ada indikasi,

misalnya disentri (diare berdarah) atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional

dapat mengganggu keseimbangan flora usus sehingga dapat memperpanjang lama diare,

selain itu juga dapat meningkatkan resistensi kuman terhadap antibiotik.2 Pada pasien ini

diberikan antibiotik yaitu cefotaxime 2 x 300 mg/hr IV yang berspektrum luas.

e. Edukasi

Saat perawatan dan saat pasien hendak dipulangkan sebaiknya diberikan edukasi

kepada orang tua pasien sebagai langkah promotif/preventive berupa:

(1) ASI tetap diberikan;

(2) kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan;

(3) kebersihan lingkungan, buang air besar dijamban;

(4) penyediaan air minum yang bersih;

(5) selalu memasak makanan

(6) sebelum menggunakan botol susu, sebaiknya botol dan tutup serta dotnya direbus

pada suhu 70˚C selama 5-10 menit.

25

Page 26: CRS Davinci Ok

BAB V

KESIMPULAN

26

Page 27: CRS Davinci Ok

Pada tulisan ini dilaporkan kasus seorang anak dengan Diare Akut dengan

Dehidrasi ringan sedang dan gizi kurang beserta pembahasan diagnosis,

penatalaksanaannya.

Telah dilaporkan seorang bayi laki-laki, 1 tahun 7 bulan, BB 9 kg, PB 77 cm. Pada

anamnesis didapatkan bahwa anak mengalami diare akut (>2hari) dengan konsistensi cair

tanpa-sedikit ampas, frekuensinya >5x/hr, Banyaknya ¼-½ gelas belimbing/x mencret,

warna kuning, bau amis, lendir (+), darah (-) dan demam tidak terlalu tinggi hilang

dengan obat; kejang (-), sesak napas (-).pasien tampak lemas, rewel dan nafsu makannya

berkurang, pasien tampak kehausan dan ingin minum terus. Orang tua pasien mengaku

bahwa waktu sakit jumlah BAK pasien berkurang. Pasien sebelumnya pernah dibawa ke

puskesmas terdekat dan telah diberi obat. Namun karena tidak ada perbaikan akhirnya

oleh ibu pasien dibawa ke IGD RSU H. Abdul Manap Kota Jambi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB pasien 9 kg, PB 77 cm, status gizi kurang,

keadaan umum tampak lemah dan letargis Nadi = 120 x/ menit, isi dan tegangan

cukup.RR = 30 x/ menit, reguler. T = 38 oC, UUB belum menutup dan teraba sedikit

cekung, mata tampak sedikit cekung, air mata tampak kurang saat pasien menangis,

mukosa mulut kering, pemeriksaan paru dan jantung tidak ditemukan tanda-tanda

kelainan, pemeriksaan turgor pada kulit abdomen sangat lambat kembali, akral teraba

hangat.

Berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan yang dilakukan, pasien ini

didiagnosis diare akut (gastroenteritis akut) dengan dehidrasi ringan seedang.

Pengelolaan pada penderita ini yang tepat terdiri dari terapi cairan dan koreksi elektrolit,

terapi zink, nutrisi, antibiotik, dan edukasi.

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: CRS Davinci Ok

1. Putra Deddy Satriya dari : Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad / FK

UNRI). Upaya Mengurangi Kejadian Komplikasi Diare Akut dalam: Diare Akut

Pada Anak. Juni 2008. Diunduh dari URL: http://www.dr-deddy.com/artikel-

kesehatan/1-diare-akut-pada-anak.html

2. Pudjiaji AH, Hegar Badriul, Handryastuti S, dkk. Diare Akut dalam: Pedoman

Pelayanan Medis IDAI, Jilid I. Jakarta. Badan Penerbit IDAI. 2010. 58-61.

3. Pusponegoro HD, dkk. Diare akut dalam: Standar pelayanan medis kesehatan anak.

Edisi 1. Jakarta. Badan Penerbit IDAI. 2004. 49-52

4. Orenstein DM. Diare akut Dalam : Behrman, Kliegman, Arvin editor. Nelson, ilmu

kesehatan anak edisi 15. Jakarta. EGC. 2000 : 889-92

5. Dadiyanto DW, Muryawan H, S Anindita. Diare Akut dalam Buku Ajar Ilmu

Kesehatan. Semarang. Bagian IKA FK UNDIP. 2011 : 124-3

6. Salwan Hasri. Terapi cairan pada anak. Palembang. 2007. 6

7. Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

8. Ardhani punky, 2008, Art of Theraphy: Ilmu Penyakit Anak , Pustaka Cendekia

Press: Jogjakarta.

9. Behrman Richard et all, 2009,Nelson textbook of Pediatrics sanders : Phyladelpia.

10. Pusponegoro hardiyono et all, 2004, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak:

Edisi I , Ikatan Dokter Anak Indonesia.

11. Poorwo sumarso et all, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi & Penyakit

Tropis, Ikatan Dokter Indonesia.

28