22
MEMPRODUKSI CUKA (ASAP CAIR) UNTUK KESEHATAN TANAMAN CORRYANTI dan FRIDA E.ASTANTI PUSLITBANG PERUM PERHUTANI - CEPU 2015

Cuka Kayu REvisi 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cuka Kayu REvisi 2

MEMPRODUKSI CUKA (ASAP CAIR)

UNTUK KESEHATAN TANAMAN

CORRYANTI

dan

FRIDA E.ASTANTI

PUSLITBANG PERUM PERHUTANI - CEPU

2015

Page 2: Cuka Kayu REvisi 2

MEMPRODUKSI CUKA (ASAP CAIR)

UNTUK KESEHATAN TANAMAN

CORRYANTIdan

FRIDA E.ASTANTI

PUSLITBANG PERUM PERHUTANI - CEPU

2015

Page 3: Cuka Kayu REvisi 2

i

Memproduksi Cuka (Asap Cair) Untuk Kesehatan Tanaman

Penulis :

Corryanti dan Frida E. Astanti

ISBN : 978-602-0853-02-4

Desain Sampul dan Tata letak :

Corryanti dan Edi Purwanto

Penerbit :

Puslitbang Perum Perhutani Cepu

Redaksi :

Jl. Wonosari Batokan Tromol Pos 6

Cepu 58302 Jawa Tengah

Telp : 0296 - 421233

Fax : 0296 - 422439

Web : www.puslitbangperhutani.com

Email : [email protected]

puslitbang.dokinfo@ gmail.com

Cetakan : Kedua, 2015

: Memproduksi Cuka (Asap Cair) Untuk Kesehatan Tanaman

Cetakan : Pertama, 2014

: Memproduksi Cuka Untuk Kesehatan Tanaman

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini, tanpa seijin Puslitbang Perhutani.

Page 4: Cuka Kayu REvisi 2

PENGANTAR KAPUSLITBANG

Mengenalkan cuka (asap cair) kepada pembaca, sesungguhnya bukan merupakan hal yang

baru, karena teknologi cuka kayu, yaitu cairan hasil proses kondensasi (pengembunan) ini mulai

banyak dikenali orang di lapangan, dan disadari sebagai bio-teknis yang ramah lingkungan.

Upaya Puslitbang dalam memproduksi dan mengujicobakannya pada semai dan bibit tanaman

kehutanan perlu diinfo-tularkan kepada petugas di lapangan, sehingga harapan mengelola hutan

secara lestari dan ramah lingkungan ini secara praktis teknis menjadi bagian budaya penyiapan

tanaman yang sehat dan kuat.

Semoga bermanfaat.

Cepu, Maret 2015

Kepala Puslitbang

SUWARNO

ii

Page 5: Cuka Kayu REvisi 2

PENGANTAR PENULIS

Buku cuka kayu dalam terbitan pertama mendapatkan respon yang baik dari masyarakat

pengguna di lapangan. Dalam bahasa sehari hari, pemahaman cuka kayu ini ternyata lebih pas bila

diganti dengan asap cair. Dengan demikian terbitan kedua ini mengganti istilah cuka kayu dengan

asap cair.

Asap cair mengandung asam yang memiliki multi-fungsi bagi tanaman, baik sebagai biopestisida

maupun menambah hara tertentu. Teknik memproduksi cuka kayu kami adopsi dari inovasi peneliti

Puslitbang Keteknikan Pengolahan Hasil Hutan Kementerian Kehutanan.

Produk asap cair merupakan obsesi kami kelak dapat menjadi bagian dari manajemen, persemaian

hingga pengelolaan tanaman hutan di lapangan. Pengenalan asap cair menjadi penting, ketika

inovasi ini mulai dikenal luas di kalangan petugas lapangan di persemaian di wilayah kerja

Perhutani.

Buku ini memberikan sekelumit pencerahan tentang asap cair, agar bekerja dengannya dapat

dibekali pemahaman tentang fungsi, manfaat, memproduksi dan menggunakannya.

Salam

Penulis

Corryanti

iii

Page 6: Cuka Kayu REvisi 2

DAFTAR ISI

HALAMAN

PENGANTAR KAPUSLITBANG .............................................................................. i

PENGANTAR PENULIS ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL........................................................................................................ v

BAB 01.PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

BAB 02. APA ITU CUKA (ASAP CAIR)? .................................................................. 2

A. Pengertian Cuka (Asap Cair) ................................................................... 2

B. Manfaat Cuka (Asap Cair)........................................................................ 4

BAB 03. PENYIAPAN BAHAN DAN ALAT PEMRODUKSI CUKA (ASAP CAIR)...... 6

BAB 04. UJI COBA PENGGUNAAN CUKA (ASAP CAIR) PADA TANAMAN KEHUTANAN ............................................................................................. 9

BAB 05. PENUTUP ................................................................................................. 11

DAFTAR BACAAN ................................................................................................... 12

iii

Page 7: Cuka Kayu REvisi 2

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 01. Macam-macam bahan baku input membuat Cuka (Asap Cair).................. 4

Gambar 02. Komponen instalasi membuat Cuka (Asap Cair)........................................ 7

Gambar 03. Tahap kerja membuat Cuka (Asap Cair)..................................................... 8

Gambar 04. Tampilan bibit penyakit dumping off dan bercak daun ............................... 9

Gambar 05. Bibit terserang bercak ................................................................................ 10

iv

Page 8: Cuka Kayu REvisi 2

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 01. Senyawa kimia cuka (asap cair) asal kayu pinus (pinus merkusii) ................................ 3

Tabel 02. Hara dalam cuka (asap cair) asal kayu pinus (pinus merkusii) ..................................... 3

Tabel 03. Contoh manfaat cuka (asap cair) dalam kehidupan ..................................................... 5

Tabel 04. Analisa biaya pembuatan instalasi cuka (asap cair) ...................................................... 6

v

Page 9: Cuka Kayu REvisi 2

01. PENDAHULUAN

Pengalaman mengusahakan tanaman selalu saja menyisakan pekerjaan rumah menghadapi masalah

kesehatan tanaman. Adalah menjadi tanggungjawab kita bersama secara terus menerus, tiada pernah

berhenti untuk menemukan cara paling efektif mengatasi hama dan penyakit pada tanaman kehutanan.

Dinamika lingkungan hidup memicu terjadinya perubahan iklim, dilanjutkan dengan perubahan cuaca,

sehingga memicu perubahan siklus hidup hama dan penyakit, bahkan meningkatkan keragaman hama

dan penyakit yang muncul di sekitar tanaman kita. Salah satu cara paling bijak mengatasi hama dan

penyakit pada tanaman adalah mencari potensi alam di sekitar tanaman untuk dijadikan penawar (obat)

bagi kesehatan tanaman.

Penggunaan bahan-bahan kimiawi berbahaya dan beracun, dewasa ini tidak saja membahayakan

tanaman dan tanah tempat tumbuh, tetapi juga mengancam kesehatan manusia. Oleh karena itu,

pendekatan yang bersikap ramah terhadap lingkungan kini menjadi trend yang disukai masyarakat.

Asap Cair adalah salah satu potensi yang terdapat di sekitar tanaman, yang dapat dimanfaatkan untuk

mengatasi masalah kesehatan tanaman. Asap Cair diharapkan akan bisa menjadi bagian dari prosedur

kerja dalam pembibitan di persemaian.

Tujuan dari penggunaan asap cair secara praktis di lapangan, yaitu:

1. Memberikan pilihan solusi untuk mengatasi masalah kesehatan tanaman.

2. Menghasilkan satu terobosan baru dalam prosedur pembibitan dengan sentuhan kerja yang

bersahabat dengan lingkungan (eco-friendly).

Pendahuluan1

Page 10: Cuka Kayu REvisi 2

02. APA ITU CUKA (ASAP CAIR)?

a. Pengertian Cuka (Asap Cair)

Asap Cair yang diperkenalkan di sini adalah produk cair, berasal dari kondensasi (pengembunan)

asap proses karbonisasi materi yang berlignoselulosa. Asap cair ini mengandung tiga komponen

utama, yaitu asam asetat, fenol, dan alkohol . Asap cair biasa dikenal dengan istilah lain, yaitu cuka

kayu. Penamaan cuka karena senyawa yang mendominasi (sekitar 50 per sen) adalah asam asetat,

CH COOH.

Bahan dasar untuk membuat asap cair ini bisa divariasikan, tergantung limbah yang tersedia di

sekitar. Misalnya, konus buah pinus, tempurung kelapa, limbah kayu gergajian, daun kayu putih

limbah, dan sebagainya, maka bisa saja menamakannya berturut-turut cuka konus, cuka tempurung

kelapa, cuka kayu gergajian, cuka limbah kayu putih, dan lain-lain.

Asam asetat dalam sehari-hari digunakan sebagai pengawet makanan, sehingga dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme yang berkembang. Alkohol merupakan senyawa yang berfungsi

sebagai denaturasi protein, sehingga dapat merusak membran sel. Sementara fenol adalah senyawa

desinfektan yang dapat menghambat aktivitas enzim. Dengan memahami manfaat senyawa kimia

yang ada dalam asap cair, memungkinkan asap cair ini berfungsi dalam banyak kegunaan, mulai dari

bahan kesehatan tanaman, meningkatkan produktivitas ternak, pembasmi bau tak sedap, kesehatan,

farmasi dan kecantikan.

Di Jepang, pengembangan teknologi pembuatan asam kayu semakin pesat, dan dimanfaatkan

dalam keseharian hidup masyarakatnya, dari sebagai pengawet makanan hingga pengobatan

sejumlah penyakit. Sifat asam cuka dapat menjadi inhibitor (penghambat) pertumbuhan

mikroorganisme yang mengancam tanaman, seperti fungi, bakteri dan lainnya; di sisi lain asap cair

mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga dapat menggantikan (alternatif)

penambah hara makro dan mikro bagi tanaman. Sebuah penelitian, dilakukan oleh mahasiswa S3 di

IPB, asap cair dapat dijadikan pilihan stimulan untuk memproduksi getah pada tanaman pinus.

Walau hasil produksi getahnya belum sebesar diberi stimulansia anorganik, penggunaan asap cair

dapat diandalkan sebagai bagian dari mengelola hutan secara ramah lingkungan dan lestari

(berkesinambungan).

Apa itu Cuka (Asap Cair)? 2

3

Page 11: Cuka Kayu REvisi 2

Apa itu Cuka (Asap Cair)?

3

Tabel 01.

Senyawa kimia cuka (asap cair) asal kayu pinus (Pinus merkusii)

Sumber : Hasil analisis Puslitbang Hasil Hutan Bogor Nomor KT.9/VIII/P3KKPHH-6/2011

<

Pupuk cair

organik

(SK Mentan Th

2006)

pH

3,62

3,74

3,91

4,16

4-8

C-organik (%)

0,71

0,99

1,11

1,06

> 4,5

N (%) 0,01

0,02

0,04

0,10

P (ppm)

4,26

1,91

1,91

2,24

< 5

K (ppm)

8,34

6,14

7,19

10,04

<5

Na (ppm)

7,70

5,67

5,70

6,50

Ca (ppm)

36

31,8

23,08

71,12

Mg (ppm)

6,5

6,53

3,19

14,80

S

58,66

93,86

32,54

35,34

Fe (ppm)

27,9

3,90

4,10

3,19

Mak 0,0400

Mn (ppm)

5,38

7,2

8,12

7,54

Mak 0,2500

Cu (ppm)

3,49

3,34

4,76

5,04

Mak 0,2500

Zn (ppm) 0,78

0,89

1,30

1,73

Mak 0,2500

Tabel 02.

Hara dalam cuka (asap cair) asal kayu pinus (Pinus merkusii)

Sumber : Hasil analisis hara Puslitbang Hasil Hutan Bogor , Nomor KT.9/VIII/P3KKPHH-6/2011

Parameter

pupuk cair

organik Suhu

100

Suhu

100

200

-

Suhu

200-

350

Suhu

>350

Page 12: Cuka Kayu REvisi 2

b. Manfaat Cuka (Asap Cair)

Memproduksi asap cair dapat dilakukan bersamaan dalam proses membuat arang (pengarangan). Asap

cair dapat berasal dari materi berupa kayu-kayu limbah atau sebetan (potongan kayu) yang tak terpakai,

seperti dari bahan bangunan, limbah industri gergajian, ranting-ranting kayu yang terbuang sebagai

limbah, konus (rumah buah), tempurung kelapa limbah, dan lain-lain.

Kayu Pinus - limbah

Tempurung kelapalimbah Industri kayu

Konus (kerucut) pinus

Gambar 01.

Macam-macam bahan baku input membuat cuka (asap cair)

Dengan bahan baku yang berasal dari limbah, pembuatan asap cair akan mudah dipraktikkan di tengah

kegiatan sehari-hari masyarakat, dan dapat menghasilkan pendapatan dengan cepat. Dari sisi modal dan

penyiapan bahan baku, memproduksi asap cair tidaklah semahal membuat pestisida, misalnya. Karena bahan

baku asap cair berasal dari materi di sekitar, maka pemanfaatannya pun dijamin aman akan bahan berbahaya

dan beracun (B3).

Cuka kayu mulai banyak dimanfaatkan di dunia pertanaman, karena telah terbukti mampu meningkatkan

kesehatan tanaman, dan dapat menggantikan pupuk kimia dengan dosis tertentu. Secara umum asap cair

yang bersifat asam ini dapat berfungsi sebagai anti-bakteri, anti-fungi, anti-metanogenesis, dan anti-oksidan.

Apa itu Cuka (Asap Cair)?

4

Page 13: Cuka Kayu REvisi 2

Tabel 3.

Contoh manfaat cuka (asap cair) dalam kehidupan

Apa itu Cuka (Asap Cair)?

1.

Insektisida/ pembasmi rayap, semut,

nyamuk

Disemprotkan pada tempat yang terserang rayap, dosis 15-20 cc/lb

2.

Memicu pertumbuhan tanaman

jati

secara vegetatif

Disemprotkan ke daun, dosis 20 cc/lt setiap 2 minggu ATAU d isemprotkan ke

akar

tanaman,

dosis 20 cc/lt setiap 2 minggu

3.

Pengganti formalin

Untuk mengawetkan makanan, dan tidak berbahaya bagi tubuh manusia.

4.

Obat penyakit kulit dan penetral

bau badan

Penyakit kulit seperti kudis, rasa gatal, anti inspeksi. Caranya dioleskan pada kulit

yang sakit/ bermasala, dan diulang sampai tiga hari sekal i.

5.

Penyehat ternak kambing

kambing yang diminumkan asap cair tingkat kesuburannya lebih besar dari

kambing biasa.

6. Pembersih dan penghilang bau tak

sedap kandang ternak

Bisa langsung disiramkan saja, atau dicampurkan ke makanan atau minuman

ternak dengan dosis wajar.

7. Manfaat lain-lain Pembersih kaca mata.

Anti Jamur Pada pakaian.

Menghilangkan karat.

Bahan dasar bahan bangunan seperti CAT dan LEM.

Sumber : N.Jaojah, Teknologi Pembuatan Arang & Cuka Kayu (Wood Vinegar), 2012.

No Manfaat Keterangan penggunaan

5

Page 14: Cuka Kayu REvisi 2

03. PENYIAPAN BAHAN DAN ALAT PEMRODUKSI CUKA (ASAP CAIR)

a. Penyiapan alat/ instalasi pemroduksi cuka (asap cair)

Instalasi asap cair dapat dibangun di dekat lokasi tempat kita tinggal atau tempat kita bekerja sehari-

hari. Komponen yang akan dirakit pun tidak membutuhkan modal besar.

Dimulai dari menyiapkan satu drum (bekas) yang sudah dilubangi bagian dasarnya dengan

diameter lubang sekitar 1,5 cm. Untuk komponen proses pendinginan disiapkan cerobong atau

sungkup yang anti-karat, dan pipa besi atau paralon berdiameter 3 cm sepanjang 6 m. Tungku

pembakar kayu atau materi input terbuat dari batu bata. Bahan-bahan tersebut tidaklah memakan

biaya yang tinggi, terhitung menghabiskan tidak lebih dari 1,7 juta rupiah.

3Dengan menggunakan drum dapat menampung volume input sekitar 0,2 m , dan akan menghasilkan asap cair

sekitar 12 liter. Bila teknik ini dikembangkan lebih efisien, produktivitas cuka bisa lebih banyak.

Penyiapan bahan dan alat pemroduksi cuka (asap cair)

Tabel 04.Biaya penyiapan instalasi cuka (asap cair)

*) Harga berdasarkan Tarif Biaya Perhutani tahun 2014

6

7

8

6

Page 15: Cuka Kayu REvisi 2

Drum

Cerobong bawah

Pipa besi 2 lapis, berukuran 2,5 cm dan 5 cm

Instalasi Asap Cair

Cerobong atasTungku (pawon)

Gambar 02.Komponen instalasi membuat cuka (asap cair)

Penyiapan bahan dan alat pemroduksi cuka (asap cair)

7

Page 16: Cuka Kayu REvisi 2

b. Pembuatan cuka (asap cair)

Kayu yang sudah kering disusun dalam drum sampai terisi hampir penuh.

Pipa yang menempel pada drum dihubungkan dengan cerobong, dan cerobong ini dihubungkan dengan

pipa pendingin.

Setelah semua pekerjaan di atas siap, tungku mulai dinyalakan. Setelah tungku mengeluarkan asap tebal

sekitar 5 menit drum ditutup dan diatur sedemikian rupa, agar asap tidak ke luar. Biasanya dicukupi dengan

tanah lempung.

Sekitar 25 menit akan ke luar cairan bewarna bening, secara berangsur angsur cairan yang ke luar

berwarna hitam. Warna cairan hitam ini menandakan asap cair telah ke luar semua dari pengasapan kayu.

Tumpukan kayu didalam drum dapat dijadikan arang, dengan menutup tungku rapat.

Penyiapan bahan dan alat pemroduksi cuka (asap cair)

Setelah 25 menit akan keluar cairan berwarna kuning.

Asap cair dalam kemasan

Gambar. 03

Tahap kerja membuat cuka (asap cair)

Kayu yang sudah kering

dimasukkan dalam drum

8

Bahan dalam drum dibakar sampai

mengeluarkan asap

Drum ditutup sampai selesai proses pembakaran

Page 17: Cuka Kayu REvisi 2

04. UJI COBA PENGGUNAAN CUKA (ASAP CAIR) PADA TANAMAN KEHUTANAN

Praktik memanfaatkan asap cair sudah mulai dikenalkan sejak tahun 2008 kepada petugas

persemaian di lapangan wilayah Perhutani yang memiliki persemaian pinus.

Ancaman pembibitan pinus sejak dulu hingga hari ini masih berkutat pada penyakit lodoh (damping off)

dan penyakit bercak daun. Serangan besar-besaran kedua penyakit ini mampu mematikan bibit pinus

hingga 50 per sen (akibat lodoh), misal kasus di persemaian di KPH Kedu Utara, tahun 2010; dan

bercak daun hingga 75 persen, contoh di KPH Banyumas Barat, tahun 2014.

Pemberian asap cair pada benih dan media tabur bahkan dapat menurunkan kematian semai pinus akibat

lodoh hingga 45 persen.

Pemberian asap cair menunjukkan aksi solusi yang bersifat multi level pengendalian; tidak hanya

mencegah, tetapi juga mengendalikan dan memberantas ancaman hama dan penyakit.

Pengamatan hasil aplikasi penyemprotan asap cair menumbuhkan kecambah benih pinus dalam waktu

serempak.

Uji coba penggunaan cuka (asap cair) pada tanaman kehutanan

Gambar. 04Tampilan bibit terkena penyakit damping off (gambar kiri)

dan bercak daun (gambar kanan)

9

Page 18: Cuka Kayu REvisi 2

Hasil pemberian asap cair sejak awal kegiatan penyapihan secara rutin dapat menekan kematian semai di

bedeng pemeliharaan. Kematian pada awal sapihan disebabkan oleh penyakit lodoh, sedangkan kematian

setelah semai berkayu disebabkan oleh penyakit bercak daun. Efektivitas perlakuan asap cair dibandingkan

perlakuan rutin (kontrol): menekan kematian sebesar 75%.

Penyiraman asap cair pada media sapih secara rutin dapat menurunkan kematian semai pinus hingga siap

tanam mencapai 15 per sen. Perlakuan ini ditandai mampu menandingi perlakuan pembanding yang

menggunakan Dithane. Di sisi lain, fungisida dithane seyogyanya sudah dilarang beredar memakainya,

karena bahan aktif yang dikandungnya termasuk bahan kimia berbahaya dan beracun (B3).

Kegiatan penyemprotan disarankan dicampur dengan perekat (dosis 1 cc/L) bila dilakukan musim hujan.

Pencampuran komponen ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas perlakuan.

Gambar. 05Bibit terserang bercak

Tampilan bibit pinus sebelum (kiri) dan sesudah di beri perlakuan cuka (asap cair) (kanan)

Uji coba penggunaan cuka (asap cair) pada tanaman kehutanan

10

Efektivitas asap cair terhadap kesehatan bibit yang menjanjikan ini, memicu peneliti mencobanya pada bibit

jenis lain, seperti jati dan kayu putih dan ditambah dengan pupuk hayati yang sangat ramah terhadap lingkungan.

Page 19: Cuka Kayu REvisi 2

05. PENUTUP

Pemanfaatan asap cair untuk menyehatkan bibit tanaman di persemaian dapat dijadikan alternatif solusi

mengatasi ancaman hama dan penyakit serta menambah hara pada proses pembibitan tanaman

kehutanan.

Semangat mengelola hutan berbasis pada tindakan yang ramah lingkungan semakin disukai masyarakat

dan menjadi keharusan dalam standar pengelolaan hutan sejak dari persemaian. Oleh karena itu temuan-

temuan inovatif yang bersahabat dengan lingkungan diharapkan bisa menjadi kebijakan operasional.

Pada saatnya kebiasaan berperilaku ramah lingkungan akan berdampak pada efisiensi biaya pembibitan

dengan hasil yang lebih menjanjikan.

Penutup 11

Page 20: Cuka Kayu REvisi 2

BAHAN BACAAN

Anonimus, 2008. Laporan Penelitian 'Penanganan penyakit bercak daun bibit Pinus merkusii (aplikasi cuka kayu

dan daconyl)'. Puslitbang Perhutani Tahun 2008.

Anonimus, 2009. Laporan Penelitian 'Aplikasi cuka kayu untuk optimalisasi persemaian pinus'. Puslitbang

Perhutani Tahun 2009.

Anonimus, 2011. Laporan Penelitian 'Pengendalian hama dan penyakit dengan cuka kayu pada semai Pinus

merkusii'. Puslitbang Perhutani Tahun 2011.

Corryanti, 2014. Jangan tunda lagi, Menggunakan Cuka kayu. Majalah Bina Edisi 08 Oktober 2014.

12

Page 21: Cuka Kayu REvisi 2

SEKILAS TENTANG PENYUSUN

CORRYANTI

'Bersemangat sampai akhir', itulah yang selalu

ditanamkan Corry, panggilan akrabnya, kepada teman-

temannya. Selalu ingin tahu, mau belajar dalam banyak

hal, sekali pun kuliahnya sudah mentok dalam level S3.

Minatnya pada banyak bidang, membuatnya selalu

senang membicarakan topik-topik yang sedang menjadi

isu. Menjabat sebagai Kepala Biro Kelola SDH di

Puslitbang tidak menjadikannya bangga di atas awang-

awang, karena jabatan ini dirasakan lebih banyak

menimba amal dan mengupayakan dapat menyebarkan

ilmu, maka sebaliknya jabatan baginya adalah amanah

dan kesempatan terbaik.

FRIDA ERMI ASTANTI

Perempuan Pati yang lahir pada 22 Februari 1977 ini,

menamatkan pendidikan terakhirnya pada Jurusan Farmasi

Universitas 17 Agustus Semarang (1999). Dengan bekal

pendidikan itu, ia mulai menapaki karirnya sebagai peneliti di

Puslitbang Perum Perhutani sejak 1999. Perjalanan panjang

dia lalui dengan sabar dan tekun, mulai dari sebagai tenaga

harian di tahun 1999, teknisi di penelitian, dan sejak 2011

hingga sekarang ia mulai mengemban jabatan sebagai

peneliti.

Bidang yang digeluti adalah hama dan penyakit di beberapa

komoditas tanaman seperti jati, pinus, sengon, kayu putih

dan banyak lagi.

Terus belajar, serta semangat memperbaiki diri selalu

ditunjukkan oleh Frida, sehingga ia bisa mencontohkan

sesuatu yang baik bagi teman-temannya.

Page 22: Cuka Kayu REvisi 2

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPERUM PERHUTANI

Jl. Wonosari Batokan Tromol Pos 6 Cepu 58302 Jawa TengahTlp : 0296-421233/ Fax : 0296-422439Web : www.puslitbangperhutani.com

Email : [email protected] [email protected]

ISBN 978-602-0853-02-4