44
DAERAH KERJA PROT.xls PROTEKSI KOPEL 150 KV OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah. BUS-I BUS-2 OCR/GFR AMP Pht-1 Pht-2 BUSPRO-1 BUSPRO-2 OCR/GFR OCR/GFR AMP AMP DIST DIST I II GI A GI B SUMBER OCR/GFR DIST DIST DIST F F1

daerah proteksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rele

Citation preview

Page 1: daerah proteksi

DAERAH KERJA PROT.xls

PROTEKSI KOPEL 150 KV

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

BUS-I

BUS-2

OCR/GFR

AMP

Pht-1 Pht-2

BUSPRO-1 BUSPRO-2

OCR/GFR OCR/GFR

AMP AMP

DIST DIST

I II GI A

GI B

SUMBER

OCR/GFR

DIST DIST DIST

F

F1

Page 2: daerah proteksi

OCR/GFR

Kondisi NORMAL aliran arus dari Sumber ke Beban

daerah kerja OCR/GFR KOPEL

Page 3: daerah proteksi

OCR/GFR

GI C

BEBAN

DIST

1

Page 4: daerah proteksi

daerah kerja OCR/GFR KOPEL

Page 5: daerah proteksi

SISTEM PROTEKSI

FUNGSI PERALATAN PROTEKSI :

1 Mengidentifikasi gangguan

2 Memisahkan bagian jaringan/daerah yang terganggu dengan

daerah/jaringan lain yang sehat

3 Mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sistem proteksi :

- Sensitif

Mampu merasakan gangguan sekecil apapun

- Andal

Akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja

bila tidak diperlukan (security)

- Selektif

Mampu memisahkan daerah/jaringan yang terganggu saja

- Cepat

Mampu bekerja secepat-cepatnya

PERANGKAT PROTEKSI terdiri dari :

- PMT

- CT dan atau PT

- Relai Proteksi dan Relai Bantu

- Wiring/Pengawatan

- Catu daya DC 110 Volt

+ + + Sumber

PMT

Page 6: daerah proteksi

:

KEGAGALAN PROTEKSI adalah sbb :

- Relai Proteksi Rusak

- Kesalahan setting

- CT Jenuh

- Rangkaian ke trip putus

- Relai bantu rusak

- Trip coil PMT rusak

- PMT macet/kelainan PMT

- Catu Daya DC hilang

Relai CT

_

_

Sistem Alarm

TC PMT Relai bantu

Sistem AC

Sistem DC

Beban

Page 7: daerah proteksi

DAERAH KERJA RELE PROTEKSI TRAFO

No. Nama

Rele Rele

1 OCR/GFR 20 kV PENY.

2 OCR/GFR INC.

3 OCR/GFR 150 kV

4 REF sisi 20 kV

5 DIFFERENTIAL

6 REF sisi 150 kV

CT 1 CT 2

CT 3 150 kV 20 kV

1

2 4 3

5

6

DAERAH KERJA RELE

BEBAN

CTN 1

CTN 2

Page 8: daerah proteksi
Page 9: daerah proteksi

F1

F2

F3

Rele Jarak di GI B arah GI C Zone 1 Ph……., tkerja inst

Rele Jarak di GI C arah GI B Zone 1 Ph……., tkerja inst

Rele Jarak di GI D arah GI C Zone 2 Ph……., tkerja 0,4 dt (t2)

GGN RELE YANG KERJA INDIKATOR RELE YANG KERJA KETERANGAN

Tanpa Teleproteksi

Rele Jarak di GI B arah GI C Zone 2 Ph……., tkerja 0,4 dt (t2) Tanpa Teleproteksi

Tanpa Teleproteksi

Tanpa Teleproteksi

Rele Jarak di GI C arah GI B Zone 1 Ph……., tkerja inst Tanpa Teleproteksi

Rele Jarak di GI C arah GI D Zone 1 Ph……., tkerja inst Tanpa Teleproteksi

DIST DIST OCR GFR

OCR GFR

PT PT

CT CT

GI B

ARAH KERJA RELE

GI D GI C GI A

Zone 1

Zone 1

Zone-2

Zone-2

Zone-3

Zone-3

F1 F2

F3

CT CT

GI B GI D GI C GI A Zone 1

Zone-2

Page 10: daerah proteksi

F2

Rele Jarak di GI C arah GI B

KETERANGAN

Ph…, tkerja inst + Indikasi Terima signal Trip Teleproteksi Aktip

Zone 1 Ph……., tkerja inst Teleproteksi Aktip

Rele Jarak di GI B arah GI C

GGN RELE YANG KERJA INDIKATOR RELE YANG KERJA

DIST DIST OCR GFR

OCR GFR

PT PT

CT CT

ARAH KERJA RELE

TELEPROTEKSI KIRIM-TERIMA SIGNAL TRIP

PLC PLC

F2

Zone 1

Zone-2

Page 11: daerah proteksi

Relai CCP (Circulating Current Protection) adalah relai yang mempunyai

prinsip kerja sama dengan relai Differential, yaitu membandingkan arus

yang masuk dengan yang keluar harus sama dengan Nol.

Relai CCP mendapat inputan arus dari dua CT

Relai CCP akan bekerja bila terjadi gangguan di antara dua CT tersebut

dan selanjutnya melepas PMT-PMT yang tersambung di diameter diantara

dua CT tersebut.

Relai CCP tidak boleh bekerja bila terjadi gangguan di luar CT inputan

relai CCP tersebut.

CCP a (A)

CCP b (A)

CCP a (B)

CCP b (B)

A

B

CT CT

CT

CT CT

Page 12: daerah proteksi
Page 13: daerah proteksi

Prinsip Kerja CBF :

CBF (Circuit Breaker Failure) bekerja apabila terjadi gangguan di SUTET

Relai Jarak (Distance Relay Main 1 & Main 2) bekerja, tetapi PMT (CB)

tidak bekerja (PMT masih menutup), maka selang beberapa detik (< 2 dt)

CBF akan bekerja melepas PMT-PMT yang satu Bus dengan PMT yang

tidak trip dan melepas PMT AB (satu diameter), serta mengirim direct trip

ke PMT di GITET lawan.

Relai CBF :

Mendapat inputan CT (Arus)

CBF/ SZP

CBF/ SZP

CBF/ SZP

CT

CT

CT

CT

CT

CT

CT

CT

CT

A

B

1 2 3

DTT

DTT

Page 14: daerah proteksi

CBF (Circuit Breaker Failure) bekerja apabila terjadi gangguan di SUTET

tidak bekerja (PMT masih menutup), maka selang beberapa detik (< 2 dt)

CBF akan bekerja melepas PMT-PMT yang satu Bus dengan PMT yang

tidak trip dan melepas PMT AB (satu diameter), serta mengirim direct trip

Page 15: daerah proteksi

Relai BusBar adalah relai yang mempunyai prinsip kerja sama dengan

relai Differential, yaitu membandingkan arus yang masuk dengan yang

keluar harus sama dengan Nol.

Relai BusBar mendapat inputan arus dari dua CT

Relai BusBar akan bekerja bila terjadi gangguan di antara dua CT tersebut

(BusBar) dan selanjutnya melepas PMT-PMT yang tersambung di BusBar

tersebut.

Relai BusBar tidak boleh bekerja bila terjadi gangguan di luar CT inputan

relai BusBar tersebut.

A

B

BB a

BB b

BB a

BB b

1 2

CT CT

CT CT

7A1

7AB1

7B1

Page 16: daerah proteksi

Relai BusBar akan bekerja bila terjadi gangguan di antara dua CT tersebut

(BusBar) dan selanjutnya melepas PMT-PMT yang tersambung di BusBar

Relai BusBar tidak boleh bekerja bila terjadi gangguan di luar CT inputan

Page 17: daerah proteksi

51G RELAI GFR Untuk mendeteksi adanya gangguan tanah

32 RELAI REVERSE POWER (DAYA BALIK) Untuk mendeteksi adanya gangguan daya balik

21 RELAI JARAK (DISTENCE RELAY) Untuk mendeteksi adanya gangguan low impedance

27 RELAI TEGANGAN KURANG (UVR) Untuk mendeteksi adanya gangguan tegangan kurang

59 RELAI TEGANGAN LEBIH (OVR) Untuk mendeteksi adanya gangguan tegangan lebih

81 RELAI FREKUENSI Untuk mendeteksi adanya gangguan frekuensi

87T RELAI DIFFERENTIAL TRAFO Untuk mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di antara CT yang mengapit Generator

87GT RELAI DIFFERENTIAL TRAFO & GENERATOR Untuk mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di antara CT yang mengapit Generator & Trafo

G

21Z

50/51-50/51G

TRAFO UTAMA

87GT

87T

51 32 21 40 81 27 59

PMT

51G

RELAI BUSBAR

Page 18: daerah proteksi

Bila gangguan di F1, maka akan muncul arus If dan Iof (terjadi If-Iof = 0, tidak terjadi selisih arus)

maka rele REF tidak bekerja

Bila gangguan di F2, maka hanya akan muncul arus Iof saja (terjadi Iof >0 atau > nilai setting

REF), maka rele REF akan bekerja.

DIFFERENTIAL RELAY

TRAFO DAYA CT CT

ACT 1 ACT

TRAFO DAYA CT CT

Y

Y Y

Y

D D

SUMBER

I1 I2

I1 I2

SUMBER

Page 19: daerah proteksi

DIFFERENTIAL RELAY

Page 20: daerah proteksi

Bila gangguan di F1, maka akan muncul arus If dan Iof (terjadi If-Iof = 0, tidak terjadi selisih arus)

maka rele REF tidak bekerja

Bila gangguan di F2, maka hanya akan muncul arus Iof saja (terjadi Iof >0 atau > nilai setting

REF), maka rele REF akan bekerja.

R

S

T

ACT2

R

S

BEBAN

2

BEBAN

TRAFO DAYA

Y Y

F2

CTN Iof

I1

Page 21: daerah proteksi

S

T

Page 22: daerah proteksi

Bila gangguan di F1, maka akan muncul arus If dan Iof (terjadi If-Iof = 0, tidak terjadi selisih arus)

Bila gangguan di F2, maka hanya akan muncul arus Iof saja (terjadi Iof >0 atau > nilai setting

R

S

T

CT BEBAN

I2

REF

F1

ke Rly Differential

If

Page 23: daerah proteksi
Page 24: daerah proteksi
Page 25: daerah proteksi
Page 26: daerah proteksi
Page 27: daerah proteksi

Relai Differential adalah Relai proteksi yang merupakan pengaman utama yang

dipasang pada :

1 . Generator

2 . Trafo Daya

3 . Generator dan Trafo Daya

4 . Saluran Kabel Tegangan Tinggi atau Jaringan SUTT yang pendek.

5 . Motor-motor yang berkapasitas besar.

Syarat suatu proteksi Differential adalah

1 . Besarnya nilai arus yang masuk ke relai differential harus sama.

2 . Arus phasa yang masuk ke relai differential harus sama dan punya arah yang

yang berlawanan.

Agar syarat tersebut terpenuhi, dapat dipergunakan trafo arus bantu (Auxiliary CT)

yang berfungsi fungsi untuk :

1 . Mencocokan arus yang masuk ke relai differential dari masing-masing sisi

(disebut penyesuaian arus).

RELAI DIFFERENTIAL

I1 I2

CT1 CT2

diff relay

ACT1 ACT2

SUMBER BEBAN

OBYEK

YY Y

Y

D

Y

Y

D

Page 28: daerah proteksi

2 . Mencocokan pergeseran phasa dari arus-arus yang akan masuk ke ralai

differential (disebut penyesuai phasa).

Relai Differential adalah relai proteksi yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan

hubung singkat yang terjadi pada trafo daya diantara CT1 dan CT2.

A. Kondisi Normal atau gangguan di luar CT1 dan CT2, maka kondisi arus yang

mengalir di relai differential adalah sbb :

Id = i1 - i2 dan i1 = i2 sehingga Id = I diff = 0,

maka relai differential tidak akan bekerja

diff relay

I1 I2

i1 i2 id

CT1 CT2

BEBAN

SUMBER

I1 I2

i1

CT1 CT2

BEBAN

SUMBER

Page 29: daerah proteksi

B. Kondisi gangguan diantara CT1 dan CT2, maka kondisi arus di relai differential

adalah sbb :

Id = i1 - i2 dan i2 = 0 sehingga id = idiff = i1,

maka relai differential akan bekerja.

diff relay i1 i2 id

Page 30: daerah proteksi

Relai Differential adalah Relai proteksi yang merupakan pengaman utama yang

. Arus phasa yang masuk ke relai differential harus sama dan punya arah yang

Agar syarat tersebut terpenuhi, dapat dipergunakan trafo arus bantu (Auxiliary CT)

. Mencocokan arus yang masuk ke relai differential dari masing-masing sisi

RELAI DIFFERENTIAL

BEBAN

Page 31: daerah proteksi

Relai Differential adalah relai proteksi yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan

Kondisi Normal atau gangguan di luar CT1 dan CT2, maka kondisi arus yang

BEBAN

BEBAN

Page 32: daerah proteksi

Kondisi gangguan diantara CT1 dan CT2, maka kondisi arus di relai differential

Page 33: daerah proteksi

DIST-A DEF

DIST-A DEF

PT PT

CT

GI B

ARAH KERJA RELE

GI A

TELEPROTEKSI KIRIM-TERIMA SIGNAL TRIP

PLC PLC

F2

Zone 1

Zone-2

Zone 1

Zone-2

PLC PLC

DIST-B DEF

DIST-B DEF

Page 34: daerah proteksi

A

CT

GI D GI C

PLC

PLC

B

Page 35: daerah proteksi

DAERAH KERJA PROTEKSI DIAMETER, LINE & BUSBAR 500 kV

CCP a

CCP b

CBF/SZP

BB a

BB b CBF/SZP

CCP a

CCP b

CBF/SZP

BB a

BB b

FR - LPb - DEF

LPa - DEF

FR - LPb - DEF

LPa - DEF SCADA SCADA

BUSBAR BUSBAR

LINE LINE

daerah CCP

daerah CCP

daerah BUSBAR

daerah BUSBAR

daerah CBF

daerah CBF

Page 36: daerah proteksi
Page 37: daerah proteksi

RECLOSER (PENUTUP BALIK) (79)

Recloser (Penutup Balik) adalah alat yang fungsinya untuk keandalan sistem, yaitu akan memasukan

PMT (Pemutus Tenaga) secara automatis apabila terjadi gangguan yang bersifat temporer pada SUTT/

SUTET.

Gangguan yang bersifat temporer adalah gangguan hubung tanah dan sering terjadi, maka untuk memenuhi

pelayanan energi listrik secara kontinyu maka perlu adanya pemasangan Penutup Balik

PRINSIP KERJANYA BILA TERJADI GANGGUAN ADALAH SBB :

Kondisi normal Switsh S Recloser menutup, bila terjadi gangguan temporer maka relai akan bekerja dan memberikan

perintah trip ke PMT pada saat itu juga Recloser bekerja saat mendapat tegangan positip dari relai, maka proses kerja

Recloser adalah sbb :

1. DT (Timer Dead Time) akan bekerja dan selang beberapa waktu anak kontak DT menutup dan mengerjakan PMT

untuk masuk kembali serta mengerjakan (me energized) BT (Timer Blocking Time) juga mengerjakan counter

Recloser.

2. Timer BT bekerja selang beberapa waktu maka anak kontak BT akan membuka sehingga Positip DC menuju

CC (Closing Coil) terbuka/terputus.

3. Setelah setting waktu BT terlampaui maka anak kontak BT akan kembali posisi semula (reset).

+

_ _

_

_

DT

BT

S

_ C

PT

CT

SUMBER

RELAI

RECLOSER

PMT

CC TC

Page 38: daerah proteksi

Setting Timer DT secara umum 1 detik dan Timer BT 40 detik

ON

TRIP

ON

DT

BT

ON

TRIP

ON

DT

BT

TRIP

ON

TRIP

ON

DT

BT

TRIP

ON

DT

BT

Gangguan Temporer

Gangguan Permanen

Gangguan Temporer terjadi 2 x

Page 39: daerah proteksi

Recloser (Penutup Balik) adalah alat yang fungsinya untuk keandalan sistem, yaitu akan memasukan

PMT (Pemutus Tenaga) secara automatis apabila terjadi gangguan yang bersifat temporer pada SUTT/

Gangguan yang bersifat temporer adalah gangguan hubung tanah dan sering terjadi, maka untuk memenuhi

Kondisi normal Switsh S Recloser menutup, bila terjadi gangguan temporer maka relai akan bekerja dan memberikan

perintah trip ke PMT pada saat itu juga Recloser bekerja saat mendapat tegangan positip dari relai, maka proses kerja

1. DT (Timer Dead Time) akan bekerja dan selang beberapa waktu anak kontak DT menutup dan mengerjakan PMT

untuk masuk kembali serta mengerjakan (me energized) BT (Timer Blocking Time) juga mengerjakan counter

2. Timer BT bekerja selang beberapa waktu maka anak kontak BT akan membuka sehingga Positip DC menuju

3. Setelah setting waktu BT terlampaui maka anak kontak BT akan kembali posisi semula (reset).

BEBAN

Page 40: daerah proteksi
Page 41: daerah proteksi

A1 A2

A2 A1

A1 A2

A2 A1

A1 A2

A2 A1

A1 A2

A2 A1

A1 A2

A1

B1 B2 TRF 1 TRF 2 C1

core 1

core 2

Page 42: daerah proteksi

A2

A1 A2

A2 A1

A1 A2

87B1 87B2

87BC

C2

KOPEL 87BC

87B1 87B2

BUS 1

BUS 2

Zone 1

Zone 2

86F

A2 A1

Relai u/Trip

Page 43: daerah proteksi

RELAI SYNCHRO CEK (25)

Relai Synchro chek yang secara umum disebut relai sinkron berfungsi untuk memasukan PMT, yaitu

menghubungkan dua sistem tegangan yaitu tegangan Line dengan tegangan Bus atau tegangan Generator

dengan tegangan Line.

Proses synchronisasi dua sistem tegangan ini harus memenuhi syarat sbb :

- Tegangan fasanya sama

- Frekuensinya sama

- Fasanya sama

Proses pemasukan PMT dapat dilakukan sbb :

- Dari Panel Lokal PMT

- Dari Panel Marshailing Kiosh (MK)

- Dari Panel Kontrol GI

- Dari RCC(Region Control Center)

Proses pemasukan PMT dari Panel Kontrol GI dan RCC harus melalui persyaratan

sinkron (via sinkro cek)

PMT

PT

PT

PMT BUS

Line

Line

25

Page 44: daerah proteksi

Relai Synchro chek yang secara umum disebut relai sinkron berfungsi untuk memasukan PMT, yaitu

menghubungkan dua sistem tegangan yaitu tegangan Line dengan tegangan Bus atau tegangan Generator