Upload
vanthuy
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Buku 2: Pedoman InnasVPDV10 ii
Buku2: Pedoman Lapangan VPDP13 i
KATA PENGANTAR
Buku 2 ini merupakan buku pedoman yang disusun dalam rangka Survei Pola
Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 (VPDP13). Buku ini memuat
pedoman bagi para Petugas Pencacah dan Pengawas/Pemeriksa dalam pelaksanaan
survei tersebut.
Disamping memuat petunjuk teknis atau prosedur standar operasional yang
berkaitan dengan tata cara pencacahan, buku ini dimaksudkan pula agar para petugas
memiliki keseragaman pemahaman tentang konsep dan definisi yang berlaku serta
keseragaman pemahaman dalam pengisian kuesioner.
Saya mengharapkan agar semua pihak yang terkait dalam survei ini khususnya
para petugas lapangan membaca dan menggunakan buku pedoman ini secara sungguh-
sungguh dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan
yang maksimal sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran
BPS-RI di Pusat dan Daerah serta para petugas lapangan atas kontribusinya dalam
pelaksanaan survei ini. Selamat Bekerja.
Jakarta, Mei 2013
Kepala Badan Pusat Statistik
Republik Indonesia,
Dr.SURYAMIN, M.Sc.
NIP. 19560805 197903 1 001
ii Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Buku2: Pedoman Lapangan VPDP13 iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Umum ........................................................................................................... 1
1.2. Landasan Hukum ......................................................................................... 2
1.3. Tujuan .......................................................................................................... 2
1.4. Cakupan Komoditi........................................................................................ 2
1.5. Cakupan Wilayah........................................................................................ 3
1.6. Jadwal Pelaksanaan...................................................................................... 3
1.7. Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman) ................................................. 4
1.8. Arus Dokumen ............................................................................................. 4
BAB II ORGANISASI LAPANGAN .................................................................. 5
2.1. Organisasi Lapangan .................................................................................... 5
2.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei ............................................ 5
2.3. Petugas Pemeriksa (PMS) ............................................................................ 6
2.4. Petugas Pencacah (PCS) .............................................................................. 7
BAB III METODOLOGI ............................................................................................. 9
3.1. Ruang Lingkup ............................................................................................. 9
3.2. Cakupan KBLI Komoditi Terpilih .............................................................. 9
3.3. Kerangka Sampel ....................................................................................... 11
3.4. Jumlah Sampel ............................................................................................. 14
3.5. Alokasi Sample Per Komoditi Menurut Kabupaten..................................... 16
3.6. Metode Pemilihan Sampel............................................................................ 16
3.7. Metode Pengumpulan Data........................................................................... 17
3.8. Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dan Daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN 19
3.9. Penentuan Nomor Urut Perusahaan Perdagangan......................................... 20
iv Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BAB IV TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA ............................................. 23
4.1. Teknik Berwawancara .................................................................................. 23
4.2. Etika Berwawancara..................................................................................... 24
BAB V PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR .............................................................. 27
5.1. Petunjuk Pengisian Daftar............................................................................... 27
5.2. Konsep dan Definisi Umum.......................................................................... 28
5.3. Pengisian Daftar VPDP13-PEDAGANG..................................................... 33
5.4. Pengisian Daftar VPDP13-PRODUSEN....................................................... 45
BAB VI PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-13 ................... 55
6.1. Pemeriksaan Secara Umum .............................................................................. 55
6.2. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-13.PEDAGANG ............................... 55
6.3. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-13.PRODUSEN ................................ 62
LAMPIRAN .................................................................................................................. 69
Buku2: Pedoman Lapangan VPDP13 v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Contoh VPDP13-DSP.PEDAGANG ............................................................. 71
Lampiran 2. Tabel 6. Alokasi sampel menurut Kabupaten, Komoditi, dan Status
Responden ……………………………………………………..................... 72
Lampiran 3.`Tabel 7. Alokasi sampel menurut Kabupaten, Komoditi, dan Status
Responden (rekapan) ..................................................................................... 77
Lampiran 4. Kuesioner VPDP-13.PEDAGANG ................................................................ 79
Lampiran 5. Kuesioner VPDP-13 PRODUSEN................................................................. 83
Lampiran 6. Tanda Terima Daftar VPDP-13 PEDAGANG/PRODUSEN ........................ 87
vi Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu barang mulai dari
produsen hingga konsumen. Rantai ini mempunyai peran penting dalam perekonomian
masyarakat, karena selain merupakan penghubung antara produsen dengan konsumen juga
dapat memberikan nilai tambah pada pelakunya. Rantai distribusi yang baik mampu
menggerakkan suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-
rendahnya dan mampu memberikan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang
dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat saat ini diduga masih bermasalah. Hal ini
terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang
tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa kepuasan yang belum merata antara produsen,
lembaga-lembaga usaha perdagangan (dalam tata niaga) dan konsumen juga menjadi
masalah dalam distribusi barang.
Untuk mengetahui dimana letak permasalahannya dipandang perlu untuk dilakukan
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi. Pada tahun 2013 Badan Pusat
Statistik (BPS) akan mengadakan Survei Pola Distribusi (Survei Poldis) Perdagangan
Beberapa Komoditi. Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena hasilnya bisa digunakan
sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan
dapat dibangun sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik. Selain itu, dapat
diperoleh margin perdagangan dan pengangkutan dari komoditi yang diteliti.
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 dilaksanakan di seluruh
provinsi, mencakup ibukota provinsi,beberapa kota SBH dan kabupaten/kota potensi
komoditi terpilih. Secara keseluruhan survei ini mencakup 168 kabupaten/kota terdiri dari 33
ibukota provinsi dan 135 kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.
Komoditi yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 7 jenis, yaitu:daging sapi
lokal, daging sapi impor, beras premium, beras medium, gula pasir, kedelai lokal dan kedelai
impor.
Hasil Survei Poldis Perdagangan 2013 di 33 provinsi diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan data tentang pola distribusi perdagangan untuk komoditi-komoditi terpilih dan
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 2
sekaligus dapat digunakan sebagai masukan untuk penyempurnaan Survei Poldis
Perdagangan pada masa yang akan datang.
Buku Pedoman Pencacah dalam kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2013 merupakan
pedoman bagi petugas pencacah untuk melakukan pencacahan perusahaan/usaha dengan
benar sehingga menghasilkan data statistik yang berkualitas.
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2013 adalah:
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik
c. Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik
d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
1.3 Tujuan
Survei Poldis Perdagangan 2013 di 33 provinsi mempunyai tujuan, yaitu:
a. Mendapatkan Pola Penjualan Produksi.
b. Mendapatkan Pola Distribusi Perdagangan.
c. Mendapatkan Peta Wilayah Penjualan Produksi.
d. Mendapatkan Peta Wilayah Distribusi Perdagangan.
e. Memperoleh data tentang margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat
pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
1.4 Cakupan Komoditi
Penentuan komoditi dalam survei ini adalah komoditi strategis, yaitu komoditi-
komoditi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Komoditi yang dalam Survei Biaya Hidup paling banyak dikonsumsi masyarakat.
b. Komoditi yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan.
c. Komoditi yang dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) mempunyai
kontribusi cukup besar.
d. Komoditi yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan 4 kriteria di atas, maka dipilih 4 komoditi dengan jenis/kualitas komoditi
seperti pada tabel berikut:
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 3
Tabel 1. Jenis Komoditi Terpilih
Komoditi Jenis Komoditi
(1) (2)
1. Daging Sapi 1. Daging Sapi Lokal
2. Daging Sapi Impor
2. Beras 3. Beras Premium
4. Beras Medium
3. Gula Pasir 5. Gula Pasir
4. Kedelai 6. Kedelai Lokal
7. Kedelai Impor
1.5 Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah survei meliputi 135 kabupaten/kota di 33 provinsi dengan jumlah
sampel sebanyak 4.525 perusahaan/usaha perdagangan dan produsen. Untuk selengkapnya
mengenai alokasi sampel menurut wilayah dapat dilihat pada lampiran 3.
1.6 Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2013 adalah:
Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Minggu III Mei 2013
Pengiriman dokumen dari BPS RI ke Provinsi Minggu IV Mei 2013
Pelaksanaan Lapangan Minggu I Juni– Minggu IV Juni 2013
Pemeriksaan oleh Daerah Minggu II Juni – Minggu II Juli 2013
Revisit oleh Daerah Minggu II Juni – Minggu I Juli 2013
Pengiriman dokumen dari Provinsi ke BPS RI Minggu I – Minggu IV Juli 2013
Pengolahan di BPS RI Minggu II Juli – Minggu IV Agustus 2013
Persiapan Penyusunan Laporan Minggu I – Minggu IV September 2013
Penyusunan Laporan Minggu I – IV Oktober 2013
Penggandaan Laporan Minggu I –IV November 2013
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 4
1.7 Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman)
a. Jenis daftar dan kuesioner yang digunakan untuk pencacahan meliputi:
No Jenis Daftar/Kuesioner Kegunaan
(1) (2) (3)
1. VPDP13-DSP.PEDAGANG
VPDP13-DSP.PRODUSEN
(Daftar Sampel Perusahaan)
Petunjuk bagi petugas untuk mengetahui nama
dan alamat perusahaan/usaha perdagangan dan
produsen yang akan dicacah
2. VPDP-13.PEDAGANG Kuesioner untuk mencacah perusahaan/usaha
perdagangan
3. VPDP-13.PRODUSEN Kuesioner untuk mencacah perusahaan/usaha
pertanian dan industri pengolahan
b. Buku Pedoman yang digunakan meliputi:
No Buku Pedoman Kegunaan
(1) (2) (3)
1. Buku 1 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota
2. Buku 2 Pedoman Pencacah
3. Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa
4. Buku 4 Pedoman Editing/Coding
5. Buku 5 Pedoman Pengolahan
1.8 Arus Dokumen
BPS-RI BPS Provinsi
BPS Kab/Kota Pencacah/Pemeriksa
- VPDP13-DSP - VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2 - Buku 3 - Buku 4 - Buku 5
- VPDP13-DSP - VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2 - Buku 3
- VPDP13-DSP - VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2 - Buku 3
- VPDP13-DSP - VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - Buku 2 - Buku 3
- VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - VPDP13-DSP
- VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - VPDP13-DSP
- VPDP-13.PEDAGANG - VPDP-13.PRODUSEN - VPDP13-DSP
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 5
BAB II
ORGANISASI LAPANGAN
2.1 Organisasi Lapangan
Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan serta seluruh kegiatan Survei Poldis
Perdagangan 2013 dibentuk organisasi lapangan mulai dari tingkat pusat sampai dengan para
pelaksana di lapangan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang organisasi ini
dapat dilihat pada bagan organisasi berikut ini:
Gambar 1. Organisasi Lapangan Survei Pola Distribusi
Perdagangan Beberapa Komoditi 2013
3
2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei
Tugas dan tanggung jawab organisasi lapangan Survei Poldis Perdagangan 2013 dari
tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan sebagai berikut:
BPS-RI
BPS PROVINSI
PENGAWAS
PENCACAH
BPS KAB/KOTA
BPS KAB/KOTA
BPS KAB/KOTA
PENCACAH PENCACAH
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 6
Tabel 2. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Pola Distribusi Perdagangan
Beberapa Komoditi 2013
No. Petugas Tugas dan Tanggung Jawab
(1) (2) (3)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BPS-RI
Tim VPDP13
BPS Provinsi
BPS Kabupaten/
Kota
Pengawas/Pemeriksa
Pencacah
� Mengoordinasikan seluruh kegiatan baik di pusat
maupun di daerah
� Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis
Perdagangan 2013 tingkat Nasional
� Menyiapkan materi yang berkenaan dengan Survei Poldis
Perdagangan 2013
� Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Provinsi dan
Kabupaten/Kota
� Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis
Perdagangan 2013 tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
� Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Kabupaten/Kota
� Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis
Perdagangan 2013 tingkat Kabupaten/Kota
� Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Kabupaten/Kota/
Provinsi
• Bertanggung jawab terhadap hasil pencacahan Survei
Poldis Perdagangan 2013
• Bertanggung jawab melakukan pencacahan Survei Poldis
Perdagangan 2013
2.3 Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS)
a. Memahami isi buku pedoman PCS dan PMS Survei Poldis Perdagangan 2013.
b. Bersama dengan PCS mencermati daftar sampel perusahaan terpilih serta jenis
dokumen yang digunakan dan wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan.
c. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola/administrator di pusat perkantoran,
pusat perbelanjaan, jika responden berada di pusat perkantoran/pusat perbelanjaan.
d. Melakukan pengawasan lapangan secara rutin dan melaporkan kepada BPS
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 7
Kabupaten/ Kota/Provinsi apabila ada permasalahan yang perlu segera diselesaikan.
e. Mengikuti pertemuan petugas yang dikoordinir oleh BPS Kabupaten/Kota/Provinsi,
kemudian membuat laporan tentang berbagai permasalahan yang dihadapi di
lapangan dan cara mengatasinya ke BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.
f. Mengisi laporan kemajuan pelaksanaan pencacahan secara berkala kepada BPS
Kabupaten/Kota/Provinsi.
g. Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pelaksanaan pencacahan dengan cermat dan
teliti serta menyerahkan hasilnya kepada BPS kabupaten/Kota/Provinsi.
h. Mengisi kode KBLI pada Blok II rincian 1 VPDP-13.PEDAGANG berdasarkan
uraian kegiatan utama perusahaan/usaha.
i. Menepati jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2013.
2.4 Petugas Pencacah (PCS)
a. Memahami isi buku pedoman PCS Survei Poldis Perdagangan 2013.
b. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan VPDP13-DSP.
Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah.
c. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola atau administrator di pusat gedung
perkantoran, pusat perbelanjaan, atau aparat desa/lurah, RW dan RT sebelum
melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.
d. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha yang ada dalam VPDP13-DSP yang
terdapat pada wilayah kerjanya .
e. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah
di lapangan dan cara mengatasinya.
f. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas.
g. Melaporkan hasil pengecekan lapangan ke pengawas/pemeriksa atas keberadaan
perusahaan yang tercatat dalam VPDP13-DSP, namun tidak ditemui di lapangan,
atau perusahaan/usaha yang ditemui di lapangan, namun tidak memperdagangkan
salah satu dari 7 jenis komoditi yang dicakup.
h. Menepati jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 8
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 9
BAB III
METODOLOGI
3.1. Ruang Lingkup
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 dilaksanakan di seluruh
provinsi, mencakup ibukota provinsi,beberapa kota SBH dan kabupaten/kota potensi
komoditi terpilih. Secara keseluruhan survei ini mencakup 168 kabupaten/kota terdiri dari 33
ibukota provinsi dan 135 kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.
Komoditi yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 7 jenis, yaitu:daging sapi
lokal, daging sapi impor, beras premium, beras medium, gula pasir, kedelai lokal dan kedelai
impor.
Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan menengah, besar, dan
kecil baik sebagai distributor, subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, pedagang
pengumpul, eksportir, importir, maupun pengecer. Untuk perusahaan non perdagangan
terdiri dari perusahaan/ usaha pertanian dan industri pengolahan. Responden
perusahaan/usaha pertanian adalah petani kedelai. Sedangkan responden perusahaan/usaha
industri pengolahan adalah perusahaan/usaha industri penggilingan padi, rumah potong
hewan dan industri gula.
3.2. Cakupan KBLI Komoditi Terpilih
Tabel 3. Jenis Kegiatan Usaha dan Kode KBLI Menurut Jenis Komoditi
No Komoditi KBLI 2009
KBLI 2005 Deskripsi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Beras
Premium dan Beras
Medium
10631 15311 Industri penggilingan padi dan penyosohan beras
46311 51220, 53220, 54220
Perdagangan besar beras
47111 52111 Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau di supermarket/minimarket
47112 52112
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau bukan di supermarket/minimarket (tradisional)
47221 52221 Perdagangan eceran beras
47821 52521 Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar beras
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 10
No Komoditi KBLI 2009
KBLI 2005 Deskripsi
(1) (2) (3) (4) (5)
2 Kedelai
01113 01112 Pertanian tanaman kedelai
46201 51211, 53211, 54211
Perdagangan besar padi dan palawija
47111 52111 Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau di supermarket/minimarket
47112 52112
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau bukan di supermarket/minimarket (tradisional)
47211 52211 Perdagangan eceran padi dan palawija
47811 52511 Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar komoditi padi dan palawija
3 Gula Pasir
10721 15421 Industri gula pasir
46331 51220, 53220, 54220
Perdagangan besar gula, coklat, dan kembang gula
47111 52111 Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau di supermarket/minimarket
47112 52112
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau bukan di supermarket/minimarket (tradisional)
47823 52523 Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar kopi, gula pasir, gula merah, dan olahan
4 Daging Sapi
10110 15111 Kegiatan rumah potong dan pengepakan daging bukan unggas
46321 51220, 53220, 54220
Perdagangan besar daging sapi dan daging sapi olahan
47111 52111 Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya makanan, minuman, atau tembakau di supermarket/minimarket
47214 52214 Perdagangan eceran hasil peternakan
47814 52514 Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar komoditi hasil peternakan
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 11
3.3 Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang dibentuk terdiri dari kerangka sampel pedagang, dan kerangka
sampel produsen komoditi non pertanian. Sedangkan untuk petani kedelai tidak dibentuk
kerangka sampel tetapi langsung dipilih secara purposive dengan kriteria yang memiliki
jumlah produksi terbesar di wilayah tersebut.
Untuk produsen komoditi non pertanian, kerangka sampel berasal dari:
1) Direktori perusahaan industri gula pasir skala besar dan sedang
2) Direktori industri penggilingan padi hasil PIPA2012 dengan kriteria Blok II.2 R4
Tempat perusahaan/usaha industri penggilingan padi : tetap dan keliling, Blok II.2
R5aSkala perusahaan/usaha industri penggilingan padi : skala besar (> 3 ton
beras/jam, skala sedang (1,5 – 3 ton beras/jam) dan skala kecil (< 1.5 ton beras/jam)
3) Direktori Rumah Potong Hewan khusus dipilih untuk ada kegiatan pemotongan sapi
4) Sumber Lain : berasal dari internet
Sedangkan pembentukan kerangka sampel pedagang berasal dari berbagai macam
sumber, yaitu dari:
1) SE06-UMB kategori G, yaitu perusahaan perdagangan menengah dan besar hasil
Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel. Dari data SE06-UMB kategori G bisa
ditentukan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha sebagai distributor,
subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, pedagang pengumpul, eksportir,
importir, dan pengecer dilakukan pendekatan berdasarkan hasil SE06-UMB
kategori G, yang bersumber dari kuesioner SE06-UMB Distribusi Blok II.2 Rincian
6 (menurut asal barang) dan Rincian 8 (menurut penjualan barang). Sedangkan
untuk perusahaan SE06-UMB yang nonresponse, tidak dapat dilakukan penentuan
fungsi kelembagaan perusahaan/usaha.
Tabel 4. Matrix Penentuan Fungsi Kelembagaan*) dalam Perusahaan/Usaha Perdagangan UMB
No.
Asalbarang
Penjualan
Luar negeri Produsen Pedagang lainnya
Pemerintah /swasta
Rumah tangga/
perorangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melalui Importir 7 1 1 1 9
2 Impor Sendiri 7 8 8 8 9
3 Produsen (Kedelai) 7 6 6 6 9
Produsen non pertanian 7 1 1 1 9
4 Distributor/penyalur/agen 7 2 4 4 9
5 Supermarket/swalayan 7 4 9 9 9
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 12
6 Pedagang lainnya 7 4 9 9 9
*) Kode fungsi kelembagaan:
1. Distributor 2. Subdistributor 3. Agen 4. Subagen 5. PedagangGrosir
6. Pedagang Pengumpul 7. Eksportir 8. Importir 9. Pengecer
2) Direktori perusahaan perdagangan dari asosiasi untuk perusahaan perdagangan.
3) Direktori perusahaan eksport impor
4) Perusahaan perdagangan kecil hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel yaitu
SE06-UMK kategori G dengan nilai omset >500 juta rupiah.
5) Sumber Lain : berasal dari internet.
Pada survei ini pencacahan perusahaan menggunakan pendekatan fungsi kelembagaan
perusahaan dan komoditi yang diperdagangkan. Fungsi kelembagaan yang bersumber dari
SE06-UMB merupakan proxy, sedangkan perusahaan dari sumber lain berdasarkan
pengakuan responden.
Gambar 1. Pembentukan Kerangka Sampel Pedagang
Tidak
Ya
SE06-UMB.G
Drop out perusahaan
Perusahaan unique?
Perusahaan Perdagangan dari Asosiasi
Perusahaan ekspor impor
Sumber lainnya
SE06-UMK, omset > 500 jt
7 Komoditi terpilih
Kerangka Sampel Pedagang
Proxy fungsi kelembagaan perusahaan Gabung
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 13
Gambar 2. Pembentukan Kerangka Sampel Produsen
*) Unique = tidak ganda
Ya
Tidak
Direktori RPH
Direktori Industri Penggilingan Padi
5 Komoditi terpilih
Drop out perusahaan
Perusahaan unique?
Kerangka Sampel Produsen
Gabung
Direktori Industri Gula Pasir Skala Besar dan
Sedang Sumber lainnya
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 14
3.4 Jumlah Sampel
Banyaknya sampel perusahaan/usaha/pengusaha perdagangan menengah dan besar
serta produsen secara keseluruhan sebanyak 4.525 perusahaan. Rincian banyaknya sampel
untuk setiap provinsi adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Kabupaten/Kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi
No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Sampel
(1) (2) (3) (4)
1 (11) Aceh (1109) Pidie, (1110) Bireuen,(1171) Banda Aceh 60 2 (12) Sumatera Utara (1202) Mandailing Natal, (1205) Tapanuli
Utara, (1209) Simalungun, (1212) Deli Serdang, (1213) Langkat, (1273) Pematang Siantar, (1275) Medan, (1277) Padang Sidimpuan
200
3 (13) Sumatera Barat (1303) Solok, (1307) Agam, (1309) Pasaman, (1312) Pasaman Barat,(1371) Padang,(1375) Bukittinggi
140
4 (14) Riau (1403) Indragiri Hilir, (1409) Rokan Hilir, (1471) Pekanbaru, (1473) Dumai
100
5 (15) Jambi (1507) Tanjung Jabung Barat, (1571) Jambi 55 6 (16) Sumatera Selatan (1607) Banyuasin, (1609) OKU Timur, (1671)
Palembang, (1674) Lubuklinggau 90
7 (17) Bengkulu (1702) Rejang Lebong, (1705) Seluma, (1771) Bengkulu
55
8 (18) Lampung (1805) Lampung Tengah, (1806) Lampung Utara, (1871) Bandar Lampung, (1872) Metro
80
9 (19) Bangka Belitung (1902) Belitung, (1905) Bangka Selatan,(1971) Pangkal Pinang
50
10 (21) Kepulauan Riau (2103) Natuna, (2172) Tanjung Pinang 45 11 (31) DKI Jakarta (3171) Jakarta Selatan, (3172) Jakarta Timur,
(3173) Jakarta Pusat, (3174) Jakarta Barat, (3175) Jakarta Utara
690
12 (32) Jawa Barat (3201) Bogor, (3202) Sukabumi,(3203) Cianjur, (3204) Bandung, (3205) Garut, (3206) Tasikmalaya, (3207) Ciamis, (3209) Cirebon, (3210) Majalengka, (3211) Sumedang, (3212) Indramayu, (3213) Subang, (3215) Karawang, (3271) Bogor, (3273) Bandung, (3274) Cirebon, (3275) Bekasi, (3276) Depok, (3278) Tasikmalaya
550
13 (33) Jawa Tengah (3301) Cilacap, (3302) Banyumas, (3305) Kebumen, (3308) Magelang, (3310) Klaten, (3312) Wonogiri, (3314) Sragen, (3315) Grobogan, (3316) Blora,(3319) Kudus, (3321) Demak, (3329) Brebes, (3372) Surakarta, (3374) Semarang, (3376) Tegal
400
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 15
No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Sampel
(1) (2) (3) (4)
14 (34) DI Yogyakarta (3403) Gunung Kidul, (3404) Sleman, (3471) Yogyakarta
70
15 (35) Jawa Timur (3505) Blitar, (3506) Kediri, (3507) Malang, (3508) Lumajang, (3509) Jember, (3510) Banyuwangi, (3511) Bondowoso, (3512) Situbondo, (3513) Probolinggo, (3514) Pasuruan,(3515) Sidoarjo, (3518) Nganjuk, (3521) Ngawi, (3522) Bojonegoro, (3524) Lamongan, (3527) Sampang, (3529) Sumenep,(3572) Blitar, (3573) Malang, (3578) Surabaya
600
16 (36) Banten (3601) Pandeglang, (3602) Lebak, (3604) Serang, (3671) Tangerang,(3673) Serang, (3674) Tangerang Selatan
145
17 (51) Bali (5101) Jembrana, (5102) Tabanan, (5104) Gianyar, (5108) Buleleng,(5171) Denpasar
130
18 (52) Nusa Tenggara Barat (5202) Lombok Tengah, (5206) Bima,(5271) Mataram
60
19 (53)Nusa Tenggara Timur (5312) Ngada, (5313) Manggarai,(5371) Kupang
50
20 (61) Kalimantan Barat (6101) Sambas, (6107) Sintang, (6171) Pontianak
70
21 (62) Kalimantan Tengah (6202) Kotawaringin Timur, (6203) Kapuas,(6271) Palangkaraya
55
22 (63) Kalimantan Selatan (6301) Tanah Laut, (6302) Kota Baru, (6309) Tabalong,(6371) Banjarmasin
90
23 (64) Kalimantan Timur (6402) Kutai Barat, (6403) Kutai Kartanegara, (6404) Kutai Timur, (6471) Balikpapan, (6472) Samarinda, (6473) Tarakan
135
24 (71) Sulawesi Utara (7101) Bolaang Mongondow, (7102) Minahasa, (7171) Manado, (7172) Bitung
80
25 (72) Sulawesi Tengah (7202) Banggai, (7208) Parigi Moutong,(7271) Palu
50
26 (73) Sulawesi Selatan (7304) Jeneponto, (7305) Takalar, (7306) Gowa, (7308) Maros,(7311) Bone, (7371) Makassar, (7373) Palopo
130
27 (74) Sulawesi Tenggara (7403) Konawe, (7405) Konawe Selatan,(7471) Kendari
55
28 (75) Gorontalo (7502) Gorontalo, (7503) Pohuwato,(7571) Gorontalo
40
29 (76) Sulawesi Barat (7602) Polewali Mandar, (7603) Mamasa, (7604) Mamuju
55
30 (81) Maluku (8104) Buru, (8171) Ambon, (8172) Tual 40
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 16
No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Sampel
(1) (2) (3) (4)
31 (82) Maluku Utara (8201) Halmahera Barat, (8206) Halmahera timur, (8271) Ternate
50
32 (91) Papua Barat (9105) Manokwari, (9171) Sorong 45 33 (94) Papua (9401) Merauke, (9403) Jayapura,(9471)
Jayapura 60
Jumlah 4.525
*) yang dicetak bergaris bawah dan miring adalah ibukota provinsi
3.5 Alokasi Sampel Per Komoditi Menurut Kabupaten/Kota
Jumlah produsen dan perusahaan perdagangan berkategori pedagang besar dan eceran
sudah dapat ditentukan dari hasil pembentukan kerangka sampel. Yang termasuk dalam
kategori pedagang besar adalah fungsi kelembagaan perdagangan sebagai distributor,
subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, pedagang pengumpul, eksportir dan importir.
Sedangkan kategori pengecer adalah sisanya.
Alokasi sampel dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi dari fungsi
kelembagaan dan jenis komoditi dalam satu provinsi. Sehingga secara umum semua
komoditi bisa terwakili untuk semua fungsi kelembagaan.
Penentuan suatu perusahaan dicacah untuk komoditi tertentu, sudah dapat ditentukan
pada awal penentuan sampel terpilih, baik untuk pedagang besar dan eceran yang menjual
komoditi spesifik maupunyang memperdagangkan bermacam-macam komoditi yang akan
dicacah. Oleh karena itu,untuk menjaga agar sampel komoditi di pengecer tersebar secara
proporsional, maka perlu dilakukan alokasi sampel untuk menentukan berapa jumlah
perusahaan yang harus dicacah untuk suatu komoditi.Tahapan pengalokasian sampel
menurut komoditi untuk pengecer adalah sebagai berikut:
• Dari kerangka sampel dialokasikan sampel perusahaan yang memperdagangkan
komoditi tertentu.
• Kemudian di alokasikan menurut distribusi fungsi kelembagaan dalam satu
provinsi.
3.6 Metode Pemilihan Sampel
Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditi utama yang
diperdagangkan berdasarkan 7 komoditi terpilih. Untuk perusahaan yang bersumber dari
SE06-UMB, seluruhnya diambil sebagai perusahaan sampel, sedangkan sisanya dipilih
secara sistematik pada setiap komoditi. Jika jumlah perusahaan/usaha dalam kerangka
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 17
sampel tidak mencukupi, maka seluruh perusahaan/usaha akan dicacah.
Sedangkan sampel industri pengolahan dipilih dari kerangka sampel industri
pengolahan secara sistematik sampling.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih dilakukan melalui
wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-perusahaan
yang relatif besar, pengumpulan data mungkin lebih dari satu kali kunjungan.
• Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari pedagang ke
produsen maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang
memperdagangkan komoditi dan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan
sebagai sampel pengganti secara purposive
• Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari produsen ke
pedagang maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memproduksi
komoditi yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive
• Jika pada saat pencacahan, komoditi dengan yang diperdagangkan bukan
merupakan komoditi seperti yang tercantum pada Daftar VPDP12-
DSP.PEDAGANG, maka pengawas
a. Jika perusahaan/usaha merupakan pedagang besar, harus mencari
perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi dengan fungsi
kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara
purposive
b. Jika Perusahaan/usaha merupakan pedagang eceran, pengawas harus
memeriksa terlebih dahulu keterwakilan komoditi dalam satu provinsi, bila
sudah ada wakilnya maka cukup diganti komoditi sesuai dengan yang dijual
oleh pedagang (harus termasuk dalam 7 komoditi). Jika belum ada
keterwakilan komoditi dengan kualitas/merk/jenis seperti yang tercantum pada
Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dalam satu provinsi maka harus mencari
perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi dengan fungsi
kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara
purposive
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 18
Gambar 3. Alur Pencacahan Pedagang
• Jika pada saat pencacahan, komoditi yang diproduksi bukan merupakan komoditi
seperti yang tercantum pada Daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN, maka pengawas
harus mencari perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk
dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
• Nomor urut perusahaan untuk sampel pengganti dimulai dari 8000 untuk setiap
kabupaten/kota.
• Untuk Perusahaan/usaha yang terpilih sampel secara purposive nomor urutnya
dimulai dari 9000 untuk setiap kabupaten/kota.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 19
Gambar 4. Alur Pencacahan Produsen
3.8 Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dan VPDP13-DSP.PRODUSEN
Daftar VPDP13-DSP adalah daftar yang memuat nama perusahaan/usaha yang terpilih
sebagai sampel untuk pedagang maupun produsen. Berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi
dan melakukan pencacahan perusahaan/usaha yang menjadi beban tugasnya.
Keterangan rincian dan kolom Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dan VPDP13-
DSP.PRODUSEN adalah sebagai berikut:
1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
provinsi.
2. Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten/kota.
3. Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan
4. Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.
5. Kolom (2) : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah
nomor urut perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel dalam suatu
kabupaten/kota.
6. Kolom (3) : Nama Lengkap Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom ini
adalah nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.
7. Kolom (4) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari
perusahaan/usaha yang tercantum pada kolom (3).
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 20
8. Kolom (5) : Kegiatan Utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan
utama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.
9. Kolom (6) : KBLI - Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan
KBLI dari kegiatan utama.
10. Kolom (7) : Jenis komoditi yang diperdagangkan/dihasilkan
11. Kolom (8) : Fungsi kelembagaan yang diidentifikasi dari frame
12. Kolom (9) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan
perusahaan/usaha, yaitu:
1 = Ditemukan, dan jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi sesuai dengan
daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN
2 = Ditemukan, namun jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi tidak sesuai
dengan daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP13-PRODUSEN
3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP13-DSP.PEDAGANG)
atau
Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP13-DSP.PRODUSEN)
4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri
5 = Tutup
6 = Tidak Ditemukan
7 = Ganda/double
3.9 Penentuan Nomor Urut Perusahaan Pedagang
Nomor urut perusahaan dibangun per kabupaten berdasarkan tahapan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha dari SE06-
UMB-G, tentukan nomor urut perusahaan, dimulai dari fungsi kelembagaan
perusahaan perdagangan sebagai distributor, setelah selesai memberi nomor urut
seluruh perusahaan ”distributor”, kemudian dilanjutkan untuk subdistributor, agen,
subagen, eksportir dan seterusnya sampai pengecer.
b. Untuk perusahaan yang bersumber dari selain SE06-UMB-G, nomor urut
perusahaan merupakan kelanjutan dari nomor urut pengecer.
Contoh :
Dari hasil pembentukan frame perusahaan perdagangan, dalam suatu kabupaten ada 129
perusahaan dari SE06-UMB, dan 79 perusahaan dari sumber lainnya. Pemberian nomor urut
perusahaan seperti dibawah ini:
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 21
Sumber Fungsi kelembagaan
perusahan perdagangan Banyak
perusahaan Nomor urut
SE06-UMB-G
1.Distributor 8 1 8
2. Subdistributor 13 9 21
3. Agen 20 22 41
4. Sub agen 39 42 80
5. Pedagang grosir 8 81 88
6. Pedagang pengumpul 15 89 103
7. Eksportir 1 104 104
8. Importir 4 105 108
9. Pengecer 21 109 129
Sumber lain 79 130 337
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 22
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 23
BAB IV
TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA
4.1 Teknik Berwawancara
Di dalam wawancara diperlukan kesediaan responden untuk memberikan
keterangan. Kesediaan responden tersebut dapat dikondisikan dan biasanya sangat
bergantung kepada sikap pewawancara pertama kali bertemu. Sikap duduk, kecerahan
wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan pewawancara
sangat mempengaruhi kelanjutan/kelancaran wawancara. Penampilan yang sopan dan
ramah dengan sendirinya akan dapat mengurangi bahkan menghilangkan perasaan dan
sikap penerimaan responden yang negatif, yang dapat merugikan pencacahan, seperti:
rasa curiga, rasa takut, rasa enggan, atau malu.
Beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menciptakan hubungan baik
dengan responden, antara lain:
a. Dalam membuat janji wawancara dengan calon responden, sebaiknya
memperhatikan waktu senggang dari responden tersebut, dan berusaha jangan
sampai mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari.
b. Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh responden. Jika responden lebih
mengerti bahasa daerah daripada bahasa Indonesia, maka gunakanlah bahasa
daerah tersebut. Hal ini akan memperlancar jalannya wawancara.
c. Sebelum memulai wawancara jangan lupa memperkenalkan diri, menunjukkan
kartu pengenal jika perlu, serta menyebutkan lembaga atau badan yang
menugaskannya. Kemudian menguraikan maksud wawancara serta tujuan
pencacahan yang dilakukan. Penting untuk disampaikan bahwa wawancara yang
dilakukannya bukan suatu ujian atau test; tidak ada jawaban yang dibenarkan atau
disalahkan dan informasikan kepada responden bahwa semua pertanyaan yang
diajukan akan mudah dijawab karena berhubungan dengan pengalaman, kehidupan,
pikiran dan perasaan responden sendiri. Sampaikanlah semuanya secara sederhana,
tetapi cukup jelas.
d. Dalam “obrolan” awal yang merupakan “intro” untuk membangun suasana yang
kondusif ini jangan keluar dari konteks isi kuesioner. Arahkan perbincangan tersebut
ke dalam isi kuesioner, namun demikian jangan menggunakan waktu terlalu lama.
24 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
e. Berilah perhatian terhadap hal-hal yang sedang dibicarakan oleh responden selama
berlangsungnya wawancara. Pewawancara dapat berperan sebagai seorang yang
ingin tahu dan ingin belajar dari responden.
f. Bila pewawancara kurang memahami jawaban responden, maka dapat meminta
responden tersebut untuk mengulangi jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
Sampaikan bahwa hal yang dikatakan responden sangat menarik, sehingga perlu
dicatat atau mencoba mengulangi simpulan jawabannya guna meyakinkan bahwa
yang dikatakan responden tidak salah ditafsirkan.
g. Menjalankan tugasnya dengan penuh kepercayaan. Namun tidak dengan rasa
percaya diri yang berlebihan, sehingga dirinya merasa lebih tinggi. Hal ini
menimbulkan rasa antipati/rasa tidak suka dalam diri responden.
h. Di dalam mengajukan pertanyaan yang bersifat sensitif, misalnya menanyakan nilai
pembelian dan penjualan, usahakan agar pertanyaannya tidak menyinggung
perasaan responden. Sebelum mengajukan pertanyaan tentang ini, dapat didahului
dengan kata “maaf….”
i. Gunakanlah waktu untuk wawancara dengan efektif, artinya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data yang sebanyak-banyaknya dan sejelas-
jelasnya.
j. Ucapkanlah terima kasih, bila wawancara tersebut telah selesai.
4.2 Etika Berwawancara
Beberapa prinsip dasar wawancara yang baik, yaitu:
a. Berikan kesan pertama dengan baik
Pada saat pertama kali mengunjungi responden, usahakanlah agar responden
merasa bebas/tidak tertekan. Pewawancara dapat memulai dengan ucapan selamat
pagi/siang/sore, lalu dilanjutkan dengan memperkenalkan diri, misalnya: Nama
saya ………… Saya adalah petugas lapangan yang bertugas mengumpulkan
keterangan mengenai ………………. guna …………………..
b. Usahakan selalu melakukan pendekatan positif
Jangan bersikap negatif dengan selalu meminta maaf atau jangan mengajukan
pertanyaan sebagai berikut:
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 25
Apakah Anda terlalu sibuk?
Apakah Anda berkeberatan meluangkan sedikit waktu untuk wawancara?
Apakah Anda sudi menjawab berbagai pertanyaan yang akan saya ajukan?
Pertanyaan-pertanyaan seperti contoh di atas akan mengundang sikap tidak baik
dari responden.
Sebaiknya pewawancara bertanya seperti di bawah ini:
”Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak/Ibu”. Kemudian
mulailah mewawancarai responden.
c. Tekankan kerahasiaan jawaban
Sebelum pewawancara mengajukan pertanyaan, tekankan sekali lagi akan
kerahasiaan jawaban yang diberikan. Informasikan kepada responden bahwa BPS
tidak akan mencantumkan nama dalam laporan hasil survei ini, dan petugas tidak
akan menyebutkan nama responden lain atau pewawancara lain di hadapan
responden.
26 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 27
BAB V
PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR
Bab ini menjelaskan tentang tata cara pengisian, konsep dan definisi umum, kuesioner
VPDP-13.PRODUSEN dan VPDP-13.PEDAGANG. Secara umum kedua kuesioner ini
mempunyai karakteristik yang sama, perbedaannya terletak hanya pada ciri-ciri spesifik dari
masing-masing kegiatan usaha, seperti nilai produksi pada perusahaan/usaha pertanian dan
industri pengolahan serta nilai penjualan pada perusahaan/usaha perdagangan.
Diharapkan dengan memahami pedoman ini petugas dapat melaksanakan kegiatan
Survei Poldis 2013 dengan mudah dan benar
5.1 Petunjuk Pengisian Daftar
a. Semua isian di kuesioner harus menggunakan tulisan pensil warna hitam.
b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata
harus menggunakan huruf kapital (balok) serta tidak boleh disingkat, kecuali satuan
dan kata yang terlalu panjang boleh disingkat dengan singkatan yang umum
digunakan. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).
Contoh penulisan Daftar VPDP-13.PRODUSEN:
Rincian Penulisan yang salah Penulisan yang benar
Blok V Rincian 1.c:
Kendala utama proses
produksi… Bahan Baku BAHAN BAKU
c. Cara pengisian daftar:
1) Isikan keterangan/jawaban pada tempat yang disediakan.
2) Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode
jawaban ke kotak yang tersedia.
28 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
1. a. Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2012?Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2
b. Jika "Ya", jenis kendala: Kelangkaan barang 1 Faktor alam 16Harga 2 Lainnya 32Transportasi 4 (tuliskan …………..…………………..)Infrastruktur perdagangan 8
c. Kendala utama ……………………………………………………………………………
BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN(1) (2)
Contoh pengisian Daftar VPDP-13.PEDAGANG
Rincian Pengisian yang salah Pengisian yang benar
Blok II
Rincian 2:
Komoditi
yang dijual
Daging Sapi Lokal 1 Daging Sapi Impor 2 Beras Premium 3 Beras Medium 4 ... dan seterusnya.
Daging Sapi Lokal 1 Daging Sapi Impor 2 Beras Premium 3 Beras Medium 4 ... dan seterusnya.
3) Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, jumlahkan kode yang dilingkari dan
tuliskan pada kotak yang tersedia.
Contoh:
4) Nilai pembelian, penjualan, hasil produksi dan biaya transportasi ditulis dalam
satuan rupiah.
5.2 Konsep dan Definisi Umum
a. Perusahaan/Usaha adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha
yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam
wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba (Direktorat
Bina Pasar dan Distribusi, Departemen Perdagangan).
b. Produsen adalah suatu usaha yang memproduksi suatu komoditi untuk dijual.
c. Kegiatan Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual barang, baik
barang baru maupun bekas untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa
merubah bentuk barang tersebut.
d. Perusahaan/usaha perdagangan adalah kegiatan ekonomi/lapangan usaha di
bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari
berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan
2 2
1 2 4
0 2 HARGA TIDAK MENENTU
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 29
barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun
eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. (sumber
Peraturan Kepala BPS RI No. 57 tahun 2009 tentang KBLI).
e. Perdagangan besar (wholesaler) adalah penjualan kembali (tanpa perubahan
teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada pengecer, industri,
komersial, institusi atau pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya,
atau yang bertindak sebagai agen atau broker dalam pembelian atau penjualan
barang, baik perorangan maupun perusahaan. (Buku KBLI 2009).
f. Perdagangan eceran adalah adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis),
baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk
konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko,
departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang
keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya
pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang jualnya, tetapi
beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar
konsinyasi atau komisi. (Buku KBLI 2009).
g. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi
baku mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut
kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi,
tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, badan hukum, formal atau
informal. Kode KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 tahun
2009 tentang KBLI.
h. Kegiatan utama adalah kegiatan yang mempunyai nilai penjualan paling besar di
antara beberapa jenis kegiatan dalam suatu perusahaan/usaha. Bila suatu
perusahaan/usaha hanya melakukan satu jenis kegiatan maka jenis kegiatan tersebut
merupakan jenis kegiatan utama dari perusahaan/usaha.
i. Komoditi utama adalah komoditi yang dijual oleh pedagang dan memberikan nilai
penjualan terbesar dari berbagai jenis komoditi yang dijual.
� Daging Sapi Lokal dan Daging Sapi Impor
Daging sapi lokal adalah daging sapi yang berasal dari sapi lokal seperti : Sapi
Bali, Sapi Madura, Sapi NTB yang diambil berupa dagingnya. Termasuk
daging sapi yang berasal dari sapi impor yang digemukkan di Indonesia.
30 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Contoh: daging rendang, daging semur
Gambar 4. Contoh Daging Sapi Lokal
Daging sapi impor adalah daging sapi yang diimpor dari luar Indonesia dalam
bentuk frozen (beku). Ciri-cirinya: berwarna merah pucat, seratnya halus dan
ada sedikit lemak yang berwarna kuning. Selain itu, daging sapi bertekstur
keras, tapi tidak kaku. Contoh: Tenderloin, Striploin, Black Angus Beef,
Wagyu Beef.
Gambar 5. Contoh Daging Sapi Impor
Daging sapi impor yang di cakup dalam survei ini tidak membedakan jenis
daging dan biasanya dalam keadaan beku.
� Beras Premium dan Beras Medium
Beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara
digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat
penyosoh (Astawan, 2004).
Beras premium adalah beras dengan persentase butiran utuh lebih besar
Buku 2: Pedoman Lapangan
daripada beras patah dan menir.
lebih tinggi dari beras medium.
Contoh :
Beras medium adalah
pemerintah. Mengandung butiran beras patah dan menir
Contoh:
Untuk membedakan antara beras premium dan beras medium
standar setiap wilayah berbeda, indikator yang ada di
yang lebih mahal adalah beras premium. Biasanya pedagang lebih tahu mana
yang beras jenis premium atau medium.
VPDP13
beras patah dan menir. Di pasaran bisa dibedakan dari harganya yang
ggi dari beras medium. (Suismono,2003).
Gambar 5. Contoh Beras Premium
adalah beras dengan kualitas yang setara dengan
Mengandung butiran beras patah dan menir lebih banyak.
Gambar 5. Contoh Beras Medium
Untuk membedakan antara beras premium dan beras medium
standar setiap wilayah berbeda, indikator yang ada di pasaran
lebih mahal adalah beras premium. Biasanya pedagang lebih tahu mana
jenis premium atau medium.
31
dibedakan dari harganya yang
dengan kualitas yang setara dengan cadangan beras
lebih banyak.
Untuk membedakan antara beras premium dan beras medium agak sulit, karena
pasaran adalah harganya
lebih mahal adalah beras premium. Biasanya pedagang lebih tahu mana
32 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
� Gula Pasir
Gula pasir yang diteliti adalah gula hasil kristalisasi cairan tebu. Biasanya
berwarna putih namun ada pula yang berwarna coklat kekuningan. Tidak
termasuk gula jawa/merah, gula palem/aren.
Contoh: Gula kristal putih atau kuning.
Gambar 6. Contoh Gula Pasir
� Kedelai Lokal
Kedelai Lokal yang diteliti adalah kedelai yang ditanam dengan varietas yang
ada di Indonesia. Memiliki ciri seperti warna tidak begitu terang, cenderung
kusam. Selain itu, ukuran bulir biasanya lebih kecil dari pada kedelai impor.
Contoh:
Gambar 7. Contoh Kedelai Lokal
� Kedelai Impor
Kedelai Impor adalah kedelai yang di datangkan dari luar pabean Indonesia.
Kedelai impor memiliki kualitas tinggi dengan ciri-ciri bulir kedelai tampak
bersih dengan warna yang terang, bulir kedelai memiliki ukuran yang besar, dan
hasil olahan yang didapatkan umumnya lebih banyak dibanding kedelai lokal.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 33
Contoh:
Gambar 8. Contoh Kedelai Impor
5.3 Pengisian Daftar VPDP-13.PEDAGANG
Pada Daftar VPDP-13.PEDAGANG di kanan atas terdapat lima kotak kode
KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PEDAGANG kolom 6.
Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke lapangan.
BLOK I : PENGENALAN TEMPAT
Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan alamat perusahaan
sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari Daftar VPDP13-
DSP.PEDAGANG, sebagian dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.
Rincian 1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG.
Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau dilengkapi pada saat
pencacahan di lapangan.
Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.
Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG, kolom (2)
s.d. kolom (4).
Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai dengan kondisi di
lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di
lapangan.
BLOK II: KETERANGAN UMUM
Blok ini untuk mencatat kegiatan perusahaan/usaha, jenis komoditi, dan informasi
fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan.
Rincian 1: Kegiatan Utama Perusahaan/Usaha
Tuliskan secara lengkap dan jelas kegiatan utama yang dilakukan perusahaan/usaha
pada saat pencacahan.
34 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
1. Kegiatan utama perusahaan/usaha: Kode KBLI
PERDAGANGAN BESAR GULA PASIR …………………………………………………………………………………………………………………….
diisi oleh pemeriksa
Contoh:
1.`PERDAGANGAN BESAR GULA PASIR
2.`PEDAGANG ECERAN BERAS
3.`PEDAGANG ECERAN DAGING SAPI LOKAL
Rincian 2: Komoditi yang dijual:
Lingkari salah satu kode jenis komoditi yang diteliti sesuai dengan yang ditentukan
dalam VPDP13-DSP.
Contoh:
Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan
Lingkari salah satu kode fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan
yang sesuai dengan komoditi yang diteliti.
Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 11/M-
DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda
Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan atau Jasa, yang dimaksud dengan:
• Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas
namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan,
penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
• Sub Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai
perantara untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan penunjukan atau perjanjian
dari distributor atau distributor tunggal untuk melakukan pemasaran.
2. Komoditi yang dijual: 5Daging Sapi Lokal 1 Gula Pasir 5Daging Sapi Impor 2 Kedelai Lokal 6Beras Premium 3 Kedelai Impor 7Beras Medium 4
Pengisian Rincian 3 s.d. Blok VI, pertanyaannya berhubungan/terkait dengan
komoditi yang diteliti pada rincian 2 di atas
• Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu), maka Rincian 2 harus sudah dilingkari dan diisi oleh pencacah.
• Referensi waktu pada VPDP-13.PEDAGANG adalah setahun yang lalu yaitu dari 1 Januari s.d. 31 Desember 2012.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 35
• Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara
untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran
tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan atau jasa yang dimiliki/
dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya.
• Sub Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara
untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari agen
atau agen tunggal untuk melakukan pemasaran.
Prinsipal adalah perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum
atau bukan badan hukum diluar negeri atau didalam negeri yang menunjuk agen
atau distributor untuk melakukan penjualan barang dan/atau jasa yang
dimiliki/dikuasai.
• Perkulakan (Grosir), adalah perorangan atau badan usaha yang membeli dalam
partai besar berbagai macam barang dari berbagai pihak dan menjual dalam partai
besar barang tersebut sampai kepada Sub Distributor dan/atau Pedagang Eceran
(KepMenPerindag No.23/MPP/Kep/1/1998 Tentang Lembaga-Lembaga
Usaha Perdagangan).
• Pedagang pengumpul adalah pedagang yang umumnya membeli komoditi dari
petani dan setelah terkumpul dengan volume tertentu dijual ke produsen atau
pedagang lain.
• Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan (ekspor) dalam wilayah hukum NKRI,
baik sendiri maupun secara bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam bidang ekonomi yang mendapat pengakuan sebagai
eksportir terdaftar dari Menteri Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar
Negeri (Buku Kebijakan Umum Bidang Ekspor, Departemen Perdagangan
RI, 2008).
Eksportir terdaftar adalah perusahaan/perorangan yang telah mendapat
pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
• Importir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor atau
memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di
36 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen. Importir yang dicakup pada
penelitian ini adalah yang memiliki Angka Pengenal Importir Umum/API-U.
(Buku Kebijakan Umum Bidang Impor, Departemen Perdagangan RI, 2008).
API-U wajib dimiliki oleh setiap perusahaan dagang yang melakukan impor.
• Pedagang eceran adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak atas
namanya sendiri dan/atau atas nama pihak lain yang menunjuknya untuk
menjalankan kegiatan dengan cara membeli, menyimpan dan menjual barang
dalam partai kecil secara langsung kepada konsumen akhir.
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang distribusi asal pembelian
dan penjualan barang dagangan berdasarkan fungsi perusahaan dalam lembaga usaha
perdagangan, serta wilayah pembelian dan pemasaran/penjualan. Disamping itu juga
untuk memperoleh informasi mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan distribusi
barang dagangan.
Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2012
Isikan besarnya persentase pembelian/asal barang dagangan selama Januari sampai
dengan Desember 2012 menurut fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan
pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k. Jika ada rincian yang kosong, pada kotak persentase
dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k harus 100
persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut
dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia.
Contoh:
1. Pembelian barang dagangan selama tahun 2012:
No. Asal pembelian barang dagangan Persentase
(1) (2)
a. Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. 2 0 %
b. Importir ………………………………………………………………………………………………………… b. 0 %
c. Produsen ………………………………………………………………………………………………………… c. 5 0 %
d. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d. 2 0 %
e. Sub distributor ………………………………………………………………………………………………………… e. 0 %
f. Agen ………………………………………………………………………………………………………… f. 1 0 %
g. Sub agen ………………………………………………………………………………………………………… g. 0 %
h. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… h. 0 %
i. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… i. 0 %
j. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… j. 0 %
k. Perorangan ………………………………………………………………………………………………………… k. %
Jumlah 1 0 0 %
(3)
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 37
Penjelasan:
• Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh perusahaan/usaha itu sendiri
tanpa melalui pihak lain.
• Perorangan adalah suatu bentuk usaha pribadi, dimana seluruh kegiatan usaha
serta resikonya merupakan tanggung jawab pribadi pula.
• Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir, Pedagang
pengumpul, dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar
VPDP13-PEDAGANG Blok II Rincian 3.
Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012
Isikan nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang dagangan, serta
persentasenya. Jika lebih dari tujuh baris, maka tuliskan wilayah pembelian lainnya
(kabupaten/kota/negara) beserta persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan,
kemudian coret tulisan ‘lainnya’ yang terdapat di rincian h dan nilai 100 yang terdapat
pada kolom (4). Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di
lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.
Contoh penulisannya adalah sebagai berikut:
Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2012:
Isikan besarnya persentase penjualan barang dagangan menurut fungsi perusahaan/
usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 4.a s.d Rincian 4.o. Jika ada
rincian yang kosong, pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan.
2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012:
No. Kabupaten/Kota/Negara Kode*) Persentase
(1) (2) (3) (4)
a. 2 3 %
b. 1 9 %
c. 1 7 %
d. 1 2 %
e. 1 0 %
f. 6 %
g. 4 %
h. Lainnya (terlampir) KOTA TANGERANG 3 %
Jumlah: 1 0 0 %*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pengawas/koordinator lapangan.
KABUPATEN BOYOLALI
KABUPATEN BANDUNGKABUPATEN KARAWANGKABUPATEN CIREBONKABUPATEN KEDIRI
KABUPATEN SEMARANG
KABUPATEN BEKASI
2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012:
No. Kabupaten/Kota/Negara Kode*) Persentase
(1) (2) (3) (4)
i. 4 %3j. 2 %
k. %
Jumlah: 1 0 0 %*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pengawas/koordinator lapangan.
KABUPATEN LAMONGANKABUPATEN TANGERANG
38 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Jumlah dari Rincian 4.a s.d Rincian 4.o harus 100 persen. Jika di dalam isian ada
bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah
yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Penjelasan:
• Ekspor langsung adalah ekspor yang dilakukan oleh pedagang itu sendiri tanpa
melalui pihak lain. Contoh: Perusahaan eksportir beras di Kota Karawang
mengekspor beras ke Malaysia dan Singapura.
• Supermarket/swalayan dalam kegiatan ini meliputi supermarket/swalayan itu
sendiri, hypermarket dan minimarket. Definisi dari ketiga jenis swalayan tersebut
adalah sebagai berikut:
� Hypermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan
barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk sembilan bahan pokok secara
eceran langsung kepada konsumen akhir. Di dalamnya terdiri dari pasar
swalayan, toko serba ada yang menyatu dalam satu bangunan dan
pengelolaannya dilakukan secara tunggal serta memiliki luas lantai usahanya
lebih dari 4.000 m2 dan paling besar (maksimal) 8.000 m2. Seperti: Hypermart,
Carrefour, Giant, Lotte Mart, dan lain-lain.
� Supermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-
barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembako secara eceran
dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantainya
maksimal 4.000 m2. Seperti: Hero Supermarket, Tip Top, dan lain-lain.
� Mini Swalayan/Mini Market adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan
penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran dan langsung
kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya
paling besar 200 m2. Seperti: Alfa Mart, Indomaret, Super Indo, 7 Eleven, dan
lain-lain.
• Industri Pengolahan adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah)
menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan
mesin ataupun dengan tangan. Termasuk juga kegiatan jasa industri yang menerima
upah maklon (sumber Peraturan Kepala BPS RI No. 57 tahun 2009 tentang KBLI).
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 39
• Definisi distributor, agen, dan pedagang grosir dapat dilihat pada penjelasan
Blok II Rincian 3.
• Kegiatan Usaha Lainnya adalah kegiatan selain yang disebutkan di atas, seperti:
rumah makan, restoran, hotel, rumah sakit, dll.
• Pemerintah dan Lembaga Nirlaba,
Pemerintah seperti panti asuhan pemerintah, rumah sakit pemerintah, instansi.
Lembaga Nirlaba seperti: yayasan (panti asuhan, panti jompo) dan rumah sakit
non profit. Lembaga Nirlaba adalah lembaga non profit, jika contoh tersebut sudah
memperhitungkan keuntungan maka masuk ke kegiatan usaha lainnya.
Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2012:
Isikan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan
barang dagangan. Jika ada sebelas wilayah penjualan maka tulisan ’lainnya
(terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya
persentase pada wilayah penjualan barang dagangan. Bila wilayah penjualan lebih dari
sebelas maka lanjutkan pengisian nama kabupaten/kota/negara beserta persentasenya
pada kertas tambahan dan lampirkan. Jumlah dari Rincian 4 harus 100 persen
(termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh
editor pengolahan.
BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG
DAGANGAN
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang dialami
perusahaan/usaha dalam pengadaan dan pemasaran barang dagangan.
Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama
tahun 2012?
Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam pengadaan barang
dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2012, dan kode 2 jika perusahaan
tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Rincian 2.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala
Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaan barang dagangan bisa lebih
dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan
kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia.
40 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Penjelasan:
Kendala kelangkaan barang seperti: barang dagangan sulit untuk diperoleh.
Kendala harga seperti: harga barang dagangan mahal.
Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi belum atau kurang
tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama, dsb.
Kendala infrastruktur perdagangan seperti: perbankan, birokrasi perdagangan
(perijinan), belum ada pasar, dsb.
Kendala faktor alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai, gelombang laut
tinggi, tanah longsor, gempa bumi dan lainnya.
Kendala lainnya seperti: BBM (bahan bakar), modal, mesin, faktor geografis (jalan
curam, terjal, dsb).
Rincian 1.c: Kendala utama
Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan
kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari
pada Rincian 1.b.
Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama
tahun 2012?
Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam pemasaran barang
dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2012, dan kode 2 jika perusahaan
tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Blok V.
Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pemasaran barang dagangan bisa lebih
dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan
kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia.
Penjelasan:
Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditi yang sama.
Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur/rantai distribusi barang
sampai ke tujuan.
Kendala transportasi, kendala infrastruktur perdagangan, kendala faktor alam,
dan kendala lainnya lihat penjelasan pada Rincian 1.b.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 41
Rincian 2.c: Kendala utama:
Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan
kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari
pada Rincian 2.b.
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN
Blok ini mencatat penjualan dan pembelian barang dagangan yang terjual selama tahun
2012 (Januari sampai dengan Desember 2012).
Rincian 1: Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2012
Rincian 1.a
Kolom (1): Stok Awal (sisa akhir 2011)
Isian Rincian 1.a adalah stok awal barang yaitu sisa stok dari barang dagangan pada
awal tahun 2012 (1 Januari 2012).
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang pada awal tahun 2012.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada kolom (2)
yaitu volume barang pada awal tahun 2012. Satuan yang digunakan harus merupakan
satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kg.
Kolom (4): Nilai (Rp)
Isikan pada kolom (4) nilai dari volume barang pada awal tahun 2012.
Rincian 1.b
Kolom (1): Pembelian
Isian Rincian 1.b adalah pembelian dari barang dagangan selama tahun 2012.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang yang dibeli selama tahun 2012.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada kolom (2)
yaitu yang dibeli selama tahun 2012. Satuan yang digunakan harus merupakan satuan
standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram.
42 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Kolom (4): Nilai (Rp)
Isikan pada kolom (4) nilai dari pembelian barang selama tahun 2012. Perlu diingat
bahwa nilai pembelian barang dagangan yang terjual bukan nilai seluruh barang
dagangan yang dibeli selama tahun 2012, tetapi hanya nilai pembelian barang yang
terjual saja.
Rincian 1.c
Kolom (1): Dikonsumsi sendiri:
Isian Rincian 1c. adalah barang dagangan yang digunakan sendiri oleh perusahaan/
usaha selama tahun 2012. Termasuk juga barang dagangan yang diberikan kepada
karyawan atau pihak lain (hibah).
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang yang dikonsumsi sendiri selama tahun 2012.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang dikonsumsi sendiri selama tahun 2012.
Rincian 1.d
Kolom (1): Rusak/hilang:
Isian Rincian 1d. adalah barang dagangan yang rusak/hilang selama tahun 2012.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang yang rusak/hilang selama tahun 2012.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang rusak/hilang selama tahun 2012.
Rincian 1.e:
Kolom (1): Penjualan:
Isian Rincian 1.e adalah penjualan barang dagangan selama tahun 2012.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang yang terjual selama tahun 2012.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 43
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang terjual selama tahun 2012.
Kolom (4): Nilai (Rp)
Isikan pada kolom (4) nilai dari barang yang terjual selama tahun 2012.
Rincian 1.f:
Kolom (1): Stok Akhir (sisa 2012):
Isian Rincian 1.f adalah stok akhir tahun atau sisa barang dagangan pada akhir tahun
2012.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume sisa barang dagangan pada akhir tahun 2012.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari sisa barang dagangan pada akhir tahun 2012.
Kolom (4): Nilai (Rp)
Isikan pada kolom (4) nilai dari sisa barang dagangan pada akhir tahun 2012.
Rincian 2a: Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan
barang dagangan selama tahun 2012:
Biaya angkutan yang dicatat adalah biaya angkutan untuk membeli dan menjual barang
dagangan selama tahun 2012.
Lingkari kode 1 jika ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan selama
tahun 2012, dan kode 2 jika tidak ada biaya transportasi.
Rincian 2b: Jika ya, berapa nilainya:
Jika ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan tuliskan nilainya.
Catatan:
Biaya Angkut Pembelian Barang Dagangan
� Bila angkutan disediakan oleh pemasok, besarnya biaya angkut pembelian barang
dagangan tidak perlu diperkirakan.
44 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2012:
a. Stok awal (sisa 2011) 2 kwintal
b. Pembelian kwintal
c. Dikonsumsi sendiri 1 kwintal
d. Hilang/rusak 1 kwintal
e. Penjualan kwintal
f. Stok akhir (sisa 2012) kwintal
Satuan yang digunakan: ton, kwintal, kg2. a. Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang
dagangan selama tahun 2012?
Ya 1 Tidak 2 1
b. Jika "Ya", berapa nilainya? Rp. 2.800.000
1.600.0001500 1.200.000.000
1480 1.480.000.00020 16.000.000
(1) (2) (3) (4)
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN
Uraian Volume Satuan Nilai (Rp)
� Bila barang dagangan tersebut diantar/dikirim oleh pemasok dengan biaya yang
dibebankan kepada perusahaan/usaha, besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V
Rincian 2.b
� Bila pembelian barang dagangan diangkut sendiri dengan kendaraan milik
perusahaan/usaha maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V Rincian 2.b
� Bila pembelian barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain, besarnya biaya
angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.b
Biaya Angkut Penjualan Barang Dagangan
� Bila pembeli mengangkut sendiri, besarnya biaya angkut penjualan barang dagangan
tidak perlu diperkirakan.
� Bila penjualan barang dagangan diangkut dengan kendaraan milik perusahaan/usaha
maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V Rincian 2.b
� Bila penjualan barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain, besarnya biaya
angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.b
Contoh pengisian:
BLOK VI: CATATAN Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada kaitan dengan
kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting lainnya dari responden
yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 45
BLOK VII: KETERANGAN CONTACT PERSON
Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang diberikan
dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada perusahaan/usaha tersebut.
Sertakan informasi nama contact person, jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian,
dan tanda tangan. Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya
kunjungan ulang.
BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS
Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan
pencacahan maupun pengawasan.
5.4 Pengisian daftar VPDP-13.PRODUSEN
Pada kuesioner VPDP-13.PRODUSEN sebelah kanan atas terdapat lima kotak
kode KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN kolom 6.
Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke lapangan.
BLOK I : PENGENALAN TEMPAT
Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan alamat perusahaan
sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari Daftar VPDP13-DSP.
PRODUSEN, sebagian dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.
Rincian 1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN.
Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN atau dilengkapi pada saat
pencacahan di lapangan.
Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.
Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN, kolom (2)
s.d. kolom (4).
Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai dengan kondisi di
lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di
lapangan.
Referensi waktu pada VPDP-13.PRODUSEN adalah selama tahun 2012 yaitu
dari 1 Januari s.d 31 Desember 2012.
46 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
BLOK II: KETERANGAN KOMODITI
Blok ini digunakan untuk mencatat satu jenis komoditi yang dihasilkan
perusahaan/usaha pertanian dan industri pengolahan. Produsen yang menjadi
responden yaitu: rumah pemotongan hewan, usaha penggilingan padi, industri gula
pasir, pertanian kedelai.
Rincian 1: Komoditi yang diproduksi:
Lingkari salah satu kode jenis komoditi yang diproduksi perusahaan/usaha sesuai
dengan yang telah ditentukan dalam Daftar VPDP13-DSP. PRODUSEN.
BLOK III: BAHAN BAKU
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang asal pengadaan bahan
baku/bibit berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha
perdagangan/produksi, serta wilayah pengadaan bahan baku/bibit.
Rincian 1: Pengadaan bahan baku/bibit selama tahun 2012:
Isikan besarnya persentase asal pengadaan bahan baku/bibit selama tahun 2012
menurut fungsi lembaga usaha pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j. Jika ada rincian yang
kosong pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Jumlah dari Rincian
1.a s.d. Rincian 1.j harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal,
maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku dan tuliskan ke
kotak yang tersedia. Pengadaan bahan baku khusus untuk perusahaan/usaha industri.
Penjelasan:
• Bahan baku adalah material atau bahan dasar yang diperlukan untuk menghasilkan
suatu produk setelah melewati suatu proses tertentu.
• Produsen lain adalah apabila produsen yang menjadi responden mendapat bahan
baku yang merupakan hasil produksi perusahaan lain. Contoh: Petani kedelai
Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VI berkaitan dengan jenis
komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
• Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal
terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu), maka Rincian
1 harus sudah dilingkari oleh pencacah.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 47
mendapatkan bibit dari petani kedelai lain, pabrik gula pasir mendapatkan bahan
pembuatan gula pasir dari pabrik lain (dalam bentuk raw sugar, tebu, dll).
• Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh produsen itu sendiri tanpa
melalui pihak lain. Contoh: Pabrik gula impor langsung bahan pembuatan gula
pasir dari negara lain.
• Produksi sendiri adalah bahan baku yang digunakan merupakan hasil produksi
sendiri. Contoh: Petani kedelai mendapatkan bibit dari lahan sendiri, penggilingan
padi mendapatkan padi dari pertaniannya sendiri.
• Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir, dan
Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP13-
PEDAGANG Blok II Rincian 3 dan Blok III Rincian 1.
Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku selama tahun 2012:
Isikan nama kabupaten/kota/negara pemasok, serta besarnya persentase pengadaan
bahan baku. Jika ada 10 (sepuluh) wilayah pengadaan bahan baku produksi, maka
tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/negara,
serta persentase pengadaan bahan baku. Bila wilayah pengadaan bahan baku/ bibit
lebih dari 10 (sepuluh), maka lampirkan wilayah pengadaan bahan baku selebihnya
beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di
lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.
Catatan:
Jika perusahaan melakukan impor sendiri bahan baku (Rincian 1a isi), maka
pengadaan/pembelian bahan baku dari luar negeri (Rincian 2 nama negara) juga harus
ada.
BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang tujuan penjualan barang
produksi berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan/
produksi, serta wilayah penjualan barang produksi.
Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2012:
Isikan besarnya persentase pemasaran/penjualan barang produksi selama tahun 2012
menurut fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a
s.d. Rincian 1.m.
48 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
1. Penjualan barang produksi selama tahun 2012:
No. Tujuan penjualan barang produksi Persentase
(1)
a. Ekspor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. 1 0 %
b. Eksportir ………………………………………………………………………………………………………… b. 0 %
c. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… c. 4 5 %
d. Agen ………………………………………………………………………………………………………… d. 1 3 %
e. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… e. 1 6 %
f. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… f. 0 %
g. Department Store ………………………………………………………………………………………………………… g. %
h. Supermarket/swalayan ………………………………………………………………………………………………………… h. 5 %
i. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. 4 %
j. Industri pengolahan ………………………………………………………………………………………………………… j. 2 %
k. Kegiatan usaha lainnya ………………………………………………………………………………………………………… k. 3 %
l. Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… l. 2 %
m. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… m. 0 %
1 0 0 %
BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI
(2) (3)
Jumlah
Rincian 1.a akan terisi jika perusahaan/usaha melakukan ekspor sendiri barang hasil
produksinya. Rincian 1.b s.d. 1.m akan terisi jika perusahaan/usaha menjual ke perusahaan/usaha
eksportir, distributor, agen, pedagang grosir, pedagang pengumpul, supermarket/
swalayan, pedagang eceran, industri pengolahan, kegiatan usaha lainnya, pemerintah
dan lembaga nirlaba dan rumah tangga. Jika dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m ada yang kosong pada kotak persentase
dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m harus
100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut
dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Penjelasan:
Penjelasan mengenai Ekspor Langsung, Eksportir, Distributor, Agen, Pedagang
Grosir, Supermarket/Swalayan, Pedagang Eceran, Industri Pengolahan,
Kegiatan Usaha Lainnya, dan Konsumen Akhir dapat dilihat pada penjelasan
pengisian Daftar VPDP-13.PEDAGANG Blok II Rincian 3.
Contoh:
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 49
Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2012:
Jika perusahaan/usaha melakukan ekspor langsung, maka yang diisikan adalah nama
negara tempat kedudukan perusahaan pembeli, serta besarnya persentase pada wilayah
penjualan barang produksi. Jika perusahaan/usaha menjual ke eksportir, distributor,
agen, pedagang grosir, supermarket/swalayan, industri pengolahan, dan/atau kegiatan
usaha lain, maka yang diisikan adalah nama kabupaten/kota tempat kedudukan
perusahaan/usaha pembeli, serta persentasenya. Jika ada sepuluh wilayah pemasaran/
penjualan barang produksi, maka tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian
tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah
pemasaran/ penjualan barang produksi. Apabila wilayah penjualan barang produksi
lebih dari sepuluh, maka lampirkan wilayah penjualan barang produksi lainnya,
beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di
lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.
Contoh:
BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang dialami
perusahaan/usaha selama tahun 2012.
Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2012?
Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala selama Januari sampai
2. Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2012:
No Kabupaten/Kota/Negara Kode *) Persentase
(1) (2) (3) (4)
a. KABUPATEN BEKASI 2 0 %
b. KOTA BEKASI 1 6 %
c. KOTA SEMARANG 1 5 %
d. KABUPATEN SEMARANG 1 5 %
e. KOTA TANGERANG 8 %
f. KOTA MALANG 8 %
g. KOTA BANDUNG 7 %
h. KABUPATEN BANDUNG 6 %
i. KOTA SURABAYA 5 %
j. Lainnya (terlampir) %
Jumlah: 1 0 0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pengawas/koordinator lapangan.
50 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
dengan Desember 2012, dan kode 2 jika perusahaan/usaha tidak mengalami kendala.
Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Rincian 2.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala
Kendala yang dialami perusahaan/usaha bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban
yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak
yang tersedia.
Penjelasan:
Kendala kesulitan modal seperti: tidak cukup tersedia modal, sulit mencari pinjaman
modal, dsb.
Kendala tenaga kerja terampil seperti: tidak cukup tersedia tenaga kerja yang
terampil, tenaga kerja terampil mahal (minta gaji tinggi), dsb.
Kendala birokrasi administrasi seperti: mengenai perijinan, proses tender yang
rumit.
Kendala bahan baku seperti: bahan baku langka, bahan baku mahal, bahan baku
tidak tersedia di dalam negeri, dsb.
Kendala faktor alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai, gelombang laut
tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb
Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi kurang tersedia, belum ada
jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama, dsb.
Kendala lainnya seperti: BBM (bahan bakar), keamanan, pungutan tidak resmi, faktor
geografis, dsb.
Rincian 1.c: Kendala utama proses produksi
Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan
kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari
pada Rincian 1b.
Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama
tahun 2012?
Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam penjualan barang
produksi selama tahun 2012, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala.
Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Blok VI.
Rincian 2.b: Jika “Ya”, jenis kendala:
Jenis kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam penjualan barang produksi bisa
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 51
lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu
jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia.
Penjelasan:
Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditi yang sama.
Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur distribusi barang sampai ke
tujuan.
Kendala infrastruktur perdagangan seperti: perbankan, birokrasi perdagangan
(perijinan), dsb.
Kendala faktor alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai, gelombang laut
tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb
Kendala transportasi dan kendala lainnya lihat penjelasan pada Rincian 1b.
Rincian 2.c: Kendala utama penjualan
Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan
kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari
pada Rincian 2b.
BLOK VI: NERACA PRODUKSI
Blok ini mencatat stok komoditi yang diteliti pada keadaan awal Januari 2012 (sisa
2011), total produksi, dikonsumsi sendiri, hilang/rusak, produksi yang terjual selama
tahun 2012 (Januari sampai dengan Desember 2012), dan stok akhir (sisa 2012).
Rincian 1: Produksi selama tahun 2012:
Yang dimaksud dengan produksi selama tahun 2012 adalah produksi dari bulan Januari
sampai dengan Desember 2012.
Rincian 1.a:
Kolom (1): Stok awal (sisa akhir 2011)
Adalah stok awal barang produksi yaitu sisa stok dari barang produksi yang masih
tersedia di gudang pada awal tahun 2012 (1 Januari 2012)
Kolom (2): Volume:
Adalah volume barang produksi yang masih tersedia di gudang pada awal tahun 2012
(1 Januari 2012).
52 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Kolom (3): Satuan
Adalah satuan untuk barang yang volumenya diisikan pada kolom (2). Satuan yang
digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram.
Kolom (4): Nilai (Rp)
Isikan nilai stok awal ini di kolom (4). Jika perusahaan/usaha sudah mengetahui nilai
stok awal, gunakan informasi ini dan isikan pada kolom (4). Nilai stok awal yang
dituliskan adalah nilai stok awal tanpa PPn.
Rincian 1.b:
Kolom (1): Total Produksi
Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditi yang diteliti) dari Januari s.d.
Desember 2012. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (4) sama dengan pengisian
Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama.
Rincian 1.c:
Kolom (1): Dikonsumsi sendiri
Yang dimaksud adalah barang (komoditi yang diteliti) yang dikonsumsi oleh
perusahaan/usaha itu sendiri dari Januari s.d. Desember 2012. Cara pengisian kolom
(2) s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada
kolom (3) harus sama.
Rincian 1.d:
Kolom (1): Hilang/rusak
Yang dimaksud adalah barang (komoditi yang diteliti) yang rusak/hilang dari Januari
s.d. Desember 2012. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (3) sama dengan pengisian
Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama.
Rincian 1.e:
Kolom (1): Produksi yang terjual
Yang dimaksud pada rincian ini adalah barang produksi perusahaan/usaha yang terjual
dari Januari s.d. Desember 2012. Termasuk barang yang diproduksi sebelum Januari
2012 (stok awal) tetapi terjual pada periode Januari s.d Desember 2012. Cara
pengisian kolom (2) s.d. kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang
digunakan pada kolom (3) harus sama.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 53
Catatan:
Khusus untuk produksi yang terjual, harga satuan dan nilainya adalah sesuai harga
penjualan (termasuk PPn).
Rincian 1.a ditambah Rincian 1.b harus lebih besar atau sama dengan Rincian 1.c
ditambah Rincian 1.d ditambah Rincian 1.e.
Rincian 1.f:
Kolom (1): Stok akhir (sisa 2012)
Yang dimaksud pada rincian ini adalah stok barang produksi perusahaan/usaha pada 31
Desember 2012. Cara pengisian kolom (2) s.d. kolom (4) sama dengan pengisian
Rincian 1a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama dengan rincian lainnya.
Contoh:
LOK VII: CATATAN
Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada kaitan dengan
kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting lainnya dari responden
yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas.
BLOK VIII: KETERANGAN CONTACT PERSON
Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang diisikan dalam
daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada perusahaan/usaha tersebut.
Sertakan informasi nama contact person, jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian,
dan tanda tangan. Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya
kunjungan ulang.
BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS
Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan
pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan.
1. Produksi selama tahun 2012:
a. Stok awal (sisa 2011)
b. Total produksi
c. Dikonsumsi sendiri
d. Hilang/rusak
e. Produksi yang terjual
f. Stok akhir (sisa 2012)
Satuan yang digunakan: ton, kwintal, kg
15.000.000750.000.000
1.175.000.00054.000.000
25011
23518
tontontontonton
(4)
5 ton
BLOK VI: NERACA PRODUKSI
Uraian Volume Satuan Nilai (Rp)
(1) (2) (3)
54 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 55
BAB VI
PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-13
6.1 Pemeriksaan Secara Umum
a. Banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang menjadi
tanggungjawab masing-masing PCS.
b. Untuk setiap dokumen, isian kode KBLI yang ada dipojok kanan atas cover
depan kuesioner harus sesuai dengan isian pada Daftar Sampel Perusahaan
(VPDP-13.DSP) kolom (6).Sesuaikan jika isiannya berbeda.
c. Periksa kesesuaian jenis dokumen (Pedagang atau Produsen) dengan kegiatan
usahanya.
d. Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital (balok), jika belum
harus dibetulkan. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian yang
saling terkait.
e. Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah
menggunakan satuan standar. Apabila belum menggunakan satuan yang
ditentukan agar memberikan catatan konversi dari satuan tersebut ke satuan
standar yang telah ditentukan.
f. Jika terdapat hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya,
konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan perbaikan.
6.2 Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-13.PEDAGANG
a. Blok I: Pengenalan Tempat
1. Periksa isian identitas pada Blok I, yang disalin dari daftar VPDP-
13.DSP.PEDAGANG dan dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir
dilapangan.
2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret (Kabupaten/Kota
atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk Rincian 4, coret yang tidak
sesuai (Kelurahan/Desa atau Kelurahan/Desa).
56 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan nomor urut
pada daftar VPDP-13.DSP.PEDAGANG kolom (2).
4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha dengan
daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG kolom (3) dan (4). Nama dan alamat
perusahaan ini bisa berbeda dengan VPDP13-DSP.PEDAGANG,
disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak
lengkap konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai dengan
kondisi terakhir di lapangan.
b. Blok II: Keterangan Umum
1. Rincian 1: Kegiatan utama perusahaan/usaha
Cermati penulisan kegiatan utama yang dilakukan usaha ini, apakah sudah
secara rinci dan jelas sehingga dapat diketahui dan diidentifikasi secara
tepat KBLI-nya.Pemeriksa mengisikan kode KBLI (5 digit). KBLI yang
digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 Tahun 2009 tentang KBLI.
Cermati apakah isian KBLI-nya sudah sesuai dengan isian pada kegiatan
utama tersebut. Jika ragu, konfirmasikan kembali ke pencacah untuk
memastikan jenis kegiatan utamanya. Kode KBLI disini bisa berbeda
dengan kode KBLI yang ada di pojok kanan atas Blok I, karena kode yang
ditulis pada rincian ini adalah yang sesuai dengan hasil lapangan.
2. Rincian 2: Komoditi yang dijual
Harus diperhatikan hanya satu kode jenis komoditi yang dilingkari. Bila
lebih dari satu kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas.
Pertanyaan pada Blok II Rincian 3 s.d.Blok VI (catatan) berkaitan
dengan komoditi yang dijual pada Blok II Rincian 2.
3. Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan
Harus diperhatikan hanya satu yang dilingkari, bila lebih dari satu kode
yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas (sesuai dengan di
lapangan).
Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 3 ini berkode 9, maka pada
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 57
kode KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan
perdagangan eceran (47111, 47112, 47211, 47214, 47221, 47811, 47814,
47821, 47823). Jika selain kode 9, maka KBLI di Blok II rincian 1 kolom
(2) adalah untuk kegiatan perdagangan besar (46311, 46321, 46331, dan
46201). Jika tidak sesuai, tanyakan kepada pencacah rincian mana yang
benar dan perbaiki isian kode yang salah.
c. Blok III: Distribusi Perdagangan
1. Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2012
Periksa jumlah persentase pada Rincian 1.a s.d. 1.k apakah sudah sama
dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau
bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah. Blok III Rincian k
harus kosong.
Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III Rincian
1
• Jika Blok II Rincian 3 kode 1 (distributor) maka Blok III Rincian 1.e,
dan 1.g harus kosong (-).
• Jika Blok II Rincian 3 kode 3 (agen) maka Blok III Rincian 1.g harus
kosong (-).
• Jika Blok II Rincian 3 kode 6 (pedagang pengumpul) maka Blok III
Rincian 1.c harus isi.
• Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III
Rincian 1.a (impor langsung) harus persentase terbesar.
• Jika pada Blok II Rincian 3 berkode selain 9, maka isian Blok III
rincian 1.j (pedagang eceran) harus bukan merupakan persentase
terbesar.
2. Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012.
Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah sama dengan
100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka
58 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah
ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada pencacah
untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh
pemeriksa. Periksa pula konsistensi isian, jika fungsi perusahaan
sebagai importir (Blok II Rincian 3 kode 8), maka pada Rincian 2 harus
ada isian nama negara dan total persentase harus sama dengan Rincian
1.a (impor langsung).
3. Rincian3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2012
Periksa jumlah persentase pada 3.a s.d. 3.o apakah sudah sama dengan
100persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan
kosong tanyakan kembali pada pencacah. Rincian 3.i. harus kosong.
Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III Rincian 3
• Jika Blok II Rincian 3 kode 1 - 8 maka jumlah persentase Blok III
Rincian 3.a s.d. 3.n harus lebih besar dari 3.o. Isian Rincian 3.o harus
kurang dari 50 persen.
• Jika Blok II Rincian 3 kode 2 maka Blok III Rincian 3.c harus kosong.
• Jika Blok II Rincian 3 kode 4 maka Blok III Rincian 3.c dan 3.e harus
kosong.
• Jika pada Blok II Rincian 3 kode 7 (eksportir) maka isian Blok III
Rincian 3.a (ekspor langsung) harus persentase terbesar.
• Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III
Rincian 3.a dan 3.b harus kosong. Jika perusahaan ekspor impor selain
mengimpor juga melakukan ekspor, maka ambil yang mempunyai
omset terbesar.
• Jika Blok II Rincian 3 kode 9 maka yang boleh terisi hanya Blok III
Rincian 3.i s.d. 3.o dan persentase 3.o harus terbesar.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 59
4. Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2012
Periksa jumlah persentase pada Rincian 4, apakah sudah sama dengan
100 persen. Bila Rincian 4.a s.d. Rincian 4 terakhir ada isian maka
pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah
ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada pencacah
untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh
pemeriksa. Periksa pula konsistensi isian, jika fungsi perusahaan sebagai
eksportir (Blok II Rincian 3 kode 7), maka pada Rincian 4 harus ada isian
nama negara dan total persentase harus sama dengan Rincian 3.a (ekspor
langsung).
d. Blok IV: Kendala Pengadaan dan Pemasaran Barang Dagangan
1. Rincian1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan
selama tahun 2012 ?
Pada Rincian1.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, dan
periksa apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam
kotak yang tersedia dengan benar. Jika kode 2 yang dilingkari “Langsung
ke Rincian2“, maka Rincian1.b dan Rincian1.c harus kosong.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Rincian1.b harus ada isian jika Rincian1.a kode 1 dilingkari. Rincian 1.b
boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32
dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala, apabila belum
dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan
lagi.
Rincian 1.c: Kendala Utama
Rincian1.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari
pada Rincian1.b. Jika Rincian1.b hanya satu kode yang dilingkari, maka
isian Rincian1.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada
Rincian1.b.
2. Rincian2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan
selama tahun 2012 ?
60 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa apakah kode
yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia
dengan benar. Jika berkode 2 “Langsung ke Blok V“, jika berkode 1
maka Rincian2.b dan 2.c harus ada isian.
Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari. Rincian 2.b
boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32
dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala, apabila belum
dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan
lagi.
Rincian 2.c: Kendala Utama
Rincian 2.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari
pada Rincian 2.b. Jika Rincian2.b hanya satu kode yang dilingkari, maka
isian Rincian 2.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian
2.b.
e. Blok V: Pembelian dan Penjualan
Pertanyaan pada blok ini diisi oleh responden berdasarkan petunjuk dari
PCS. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan cermat untuk
setiap isian.
1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2012:
a) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok awal
2012 (sisa 2011). Satuan harus menggunakan satuan standar yang
ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula
kewajaran nilai pada kolom (4). Isian pada Blok V Rincian 1.a kolom
(2) adalah keadaan pada 1 Januari 2012.
b) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari pembelian
selama tahun 2012.
Isian besarnya volume perlu di cek kewajarannya karena periode
penjualan komoditinya selama setahun. Satuan harus menggunakan
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 61
satuan standar dan jika tidak menggunakan satuan standar harus
dikonversikan ke dalam satuan standar, lihat kewajarannya
disesuaikan dari jenis komoditi yang diperdagangkan.
Blok V Rincian 1.a kolom (2) ditambah Rincian 1.b kolom (2) harus
sama dengan atau lebih besar dari jumlah Rincian 1.c + 1.d + 1.e +
1.f.
c) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan yang
dikonsumsi sendiri. Barang dagangan yang dikonsumsi sendiri dapat
kosong.
d) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan yang
hilang/rusak. Barang dagangan yang hilang/rusak bisa kosong.
e) Periksa kewajaran isian volume dan satuan dari penjualan selama
tahun 2012. Blok V Rincian 1.e kolom (4) harus lebih besar dari
Rincian 1.b kolom (4). ditambah Rincian 1.a kolom (4).
f) Rincian 1.e kolom (4) dibagi kolom (2) harus lebih besar dari
Rincian1.b kolom (4) dibagi kolom (2).
g) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok akhir
(sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan standar yang
ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula
kewajaran nilai pada kolom (4). Isian pada Blok V Rincian 1.f
kolom (2) adalah keadaan pada 31 Desember 2012.
2. Biaya transportasi membeli dan menjual barang dagangan selama tahun
2012.
Periksa kewajaran isian biaya transportasi untuk membeli dan menjual
barang dagangan selama tahun 2012. Jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari
maka Rincian 2.b harus diisi. Periksa pula apakah biaya yang ada sudah
benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan, maka konfirmasikan
pada pencacah untuk mengetahui kebenaran isian, apakah perlu
dilakukan kunjungan ulang.
62 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
f. Blok VI: Catatan
Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan pada blok
ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa menambahkan
catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.
g. Blok VII: Keterangan Contact Person
Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang meliputi nama
pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Hal
ini berguna sebagai bukti pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-
benar merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi
usahanya.
h. Blok VIII: Keterangan Petugas
1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1, tanggal
pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan tanda tangannya di
Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum mengisi Rincian tersebut,
diminta agar mengisinya sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan
tugasnya.
2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah
melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus mengisi Rincian 1 sampai
dengan Rincian 3 pada kolom (3) sebagai bukti dokumen tersebut telah
diperiksa.
6.3 Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-13.PRODUSEN
KBLI pada cover kuesioner adalah 10110, 10631, 01113, dan 10721 disalin
dari daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN.
a. Blok I: Pengenalan Tempat
1. Periksa isian identitas pada BLOK I, yang disalin dari daftar VPDP-13.
DSP.PRODUSEN dan dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir
dilapangan.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 63
2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret (Kabupaten/Kota
atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk Rincian 4 coret yang tidak
sesuai (Kelurahan/Desa atau Kelurahan/Desa).
3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan nomor urut
pada daftar VPDP-13.DSP.PRODUSEN kolom (2).
4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha dengan
daftar VPDP-13.DSP.Produsen kolom (3) dan (4). Nama dan alamat
perusahaan ini bisa berbeda dengan VPDP-13.DSP, disesuaikan
dengan kondisi di lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap
konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai dengan
kondisi terakhir di lapangan.
b. Blok II: Keterangan Komoditi
Rincian 1: Komoditi yang diproduksi, periksa apakah salah satu kode
komoditi sudah dilingkari, dan periksa pula apakah kode yang dilingkari
tersebut sudah dituliskan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar.
c. Blok III: Bahan Baku
1. Rincian 1: Pengadaan bahan baku selama tahun 2012
Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.j apakah sudah sama dengan
100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan
kosong tanyakan kembali pada PCS.
2. Rincian2: Wilayah pengadaan bahan baku selama tahun 2012
Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah sama dengan
100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka
pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah
ditulis/dilampirkan, seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS
Pertanyaan pada Blok III s.d. Blok VII berkaitan dengan
Jenis Komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
64 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh
pemeriksa. Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 1.a ada isian,
maka pada Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total
persentasenya harus sama dengan Rincian 1.a (impor langsung).
d. Blok IV: Penjualan Produksi
1. Rincian1: Penjualan barang produksi selama tahun 2012
Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.m apakah sudah sama dengan
100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan
kosong tanyakan kembali pada PCS. Rincian 1.g. (warna latar
belakang abu-abu) harus kosong.
2. Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2012
Periksa jumlah persentase pada Rincian 2 apakah sudah sama dengan
100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka
pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah
ditulis/dilampirkan, seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS
untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh
pemeriksa. Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 1.a ada isian,
maka Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total persentasenya
harus sama dengan Rincian1.a.
e. Blok V: Kendala Perusahaan/Usaha
1. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun
2012?
Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, jika
kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian 2“, maka Rincian 1.b dan
Rincian1.c harus kosong.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Rincian1.b harus ada isian jika Rincian1.a kode 1 dilingkari. Rincian 1.b
boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 64
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 65
dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala.Apabila belum
dituliskan agar dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan
lagi.
Rincian 1.c: Kendala Utama Proses Produksi
Rincian1.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang
dilingkari pada Rincian1.b. Jika Rincian1.b hanya satu kode yang
dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama dengan kode yang
dilingkari pada Rincian 1.b.
2. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama
tahun 2012?
Pada Rincian 2.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, jika
kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Blok VI“, maka Rincian 2.b dan
Rincian 2.c harus kosong.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari. Rincian
2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32
dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala. Apabila belum
dituliskan agar dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan
lagi.
Rincian 1.c: Kendala Utama Penjualan
Rincian 2.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang
dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu kode yang
dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama dengan kode yang
dilingkari pada Rincian 2.b.
f. Blok VI: Neraca Produksi
Periksa dengan cermat untuk setiap isian.
1. Produksi selama tahun 2012
a. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok awal
(sisa 2011). Satuan harus menggunakan satuan standar yang
66 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula
kewajaran nilai pada kolom (4). Isian pada Blok VI Rincian 1.a
kolom (2) adalah keadaan pada 1 Januari 2012.
b. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari total
produksi. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (4).
c. Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang
dikonsumsi sendiri. Produksi yang dikonsumsi sendiri bisa kosong.
d. Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang
hilang/rusak. Produksi yang hilang/rusak bisa kosong.
e. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari produksi
yang terjual, lihat juga kewajaran dari nilai pada kolom (4). Periksa
pula konsistensi isian, bahwa Rincian 1.a + 1.b harus lebih besar atau
sama dengan Rincian 1.c + 1.d + 1.e. + 1.f.
f. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok akhir
(sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan standar yang
ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula
kewajaran nilai pada kolom (4). Isian pada Blok VI Rincian 1.f
kolom (2) adalah keadaan pada 31 Desember 2012.
g. Blok VII: Catatan
Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan pada blok
ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa menambahkan
catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.
h. Blok VIII: Keterangan Contact Person
Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang meliputi nama
pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Hal
ini berguna sebagai bukti pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-
benar merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi
usahanya.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 67
i. Blok IX: Keterangan Petugas
1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1, tanggal
pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan tanda tangannya di
Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum mengisi Rincian tersebut,
diminta agar mengisinya sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan
tugasnya.
2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah
melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus mengisi Rincian 1 sampai
dengan Rincian 3 pada kolom (3) sebagai bukti dokumen tersebut telah
diperiksa.
68 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 69
LAMPIRAN
70 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Contoh VPDP13-DSP.PEDAGANG Lampiran 1 VPDP13-DSP
PEDAGANG
Provinsi :Kabupaten/Kota :Kecamatan :
No. Alamat Kegiatan Utama KBLI KomoditiFungsi
Kelembagaan Hasil
Pencacahan
(1) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2013
Nama Lengkap Perusahaan/Usaha
(3)
No Urut Perusahaan/Usaha
(2)
Kode kolom (7) : 1= Daging Sapi Lokal 2= Daging Sapi Impor 3= Beras Premium 4= Beras Medium 5= Gula Pasir 6= Kedelai Lokal 7= Kedelai Impor
Kode kolom (8) : 1 = Distributor 2 = Sub distributor 3 = Agen 4 = Sub-agen 5 = Pedagang Grosir 6 = Pedagang Pengumpul 7 = Eksportir 8 = Importir 9 = Pengecer
Kode kolom (9) : 1 = Ditemukan, dan kualitas/merk/jenis dari komoditi yang
diperdagangkan sesuai dengan VPDP13-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN
2 = Ditemukan, namun kualitas/merk/jenis dari komoditi yang diperdagangkan tidak sesuai dengan daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau VPDP13-DSP.PRODUSEN.
3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP13-DSP.PEDAGANG) atau
3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP13-DSP.PRODUSEN)
4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri 5 = Tutup 6 = Tidak Ditemukan 7 = Ganda/double
Buku 2: P
edoman L
apangan VP
DP
2013 71
Lampiran 2 Tabel 6. Alokasi Sampel Menurut Kabupaten, Komoditi, dan Status Responden
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
1109 Pidie 4 3 1 2 1 2 2 2 3 20
1110 Bireuen 3 2 1 2 1 2 4 2 3 20
1171 Banda Aceh 1 1 4 2 2 3 2 5 20
1202 Mandailing Natal 1 3 1 2 1 2 1 1 2 3 1 3 4 25
1205 Tapanuli Utara 3 1 1 2 2 1 2 2 3 1 3 1 2 1 25
1209 Simalungun 2 4 1 2 2 1 2 2 3 1 2 2 1 25
1212 Deli Serdang 1 1 1 2 2 2 2 1 1 4 3 3 2 25
1213 Langkat 3 3 1 1 2 1 1 1 1 4 1 3 3 25
1273 Pematang Siantar 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 25
1275 Medan 1 2 4 2 4 3 2 3 1 3 25
1277 Padang Sidimpuan 1 3 1 2 1 2 1 2 1 3 1 2 1 2 2 25
1303 Solok 3 1 2 3 1 2 3 1 2 1 1 2 1 23
1307 Agam 1 3 1 1 2 1 1 3 2 2 2 1 2 1 23
1309 Pasaman 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 3 1 2 1 23
1312 Pasaman Barat 3 1 1 2 1 2 2 1 3 3 3 1 23
1371 Padang 3 4 2 3 3 2 3 2 2 24
1375 Bukittinggi 1 3 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 3 24
1403 Indragiri Hilir 1 3 1 1 2 1 1 3 1 3 2 2 1 2 1 25
1409 Rokan Hilir 2 2 1 3 1 1 2 1 3 1 2 2 1 2 1 25
1471 Pekanbaru 1 3 5 2 2 1 4 1 2 3 1 25
1473 Dumai 3 4 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 25
1507 Tanjung Jabung Barat 3 2 3 2 3 5 2 4 3 27
1571 Jambi 1 6 3 1 3 1 3 4 2 4 28
1607 Banyuasin 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 23
1609 OKU Timur 2 1 2 2 2 3 2 1 2 3 2 22
1671 Palembang 3 5 2 2 2 3 3 2 1 23
1674 Lubuklinggau 2 1 2 2 1 2 4 1 3 3 1 22
1702 Rejang Lebong 1 3 2 1 1 1 1 1 3 3 2 19
1705 Seluma 3 2 3 2 3 4 17
1771 Bengkulu 1 3 3 2 2 4 3 1 19
1805 Lampung Tengah 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 20
1806 Lampung Utara 3 3 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 20
1871 Bandar Lampung 2 5 1 2 2 1 3 4 20
1872 Metro 2 4 1 2 2 2 2 1 2 2 20
Jumlah Sampel
PE PB PE
5 Jambi
I PB
4 Riau
PB PE PB PE PBProvinsi Sampel Kabupaten/Kota
Daging Sapi Lokal Gula Pasir
2 Sumatera Utara
3
Kedelai Impor
P PB PE PEPB
Daging Sapi Impor
PE
Kedelai Lokal
P
Beras Premium Beras Medium
I I
Sumatera Barat
(1) (2)
7
1 NAD
Bengkulu
Lampung8
6 Sumatera Selatan
72 Buku 2: P
edoman L
apangan VP
DP
2013
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)1902 Belitung 1 3 1 2 1 3 3 1 1 161905 Bangka Selatan 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 171971 Pangkal Pinang 2 3 4 2 1 2 2 1 172103 Natuna 3 1 1 3 1 3 3 2 3 2 222172 Tanjung Pinang 4 4 1 2 1 2 4 3 2 233171 Jakarta Selatan 16 4 16 4 16 4 15 4 16 4 16 4 16 4 1393172 Jakarta Timur 2 16 4 15 4 4 12 4 3 12 4 16 4 15 4 16 4 1393173 Jakarta Pusat 16 4 16 4 16 4 15 4 16 4 15 4 16 4 1383174 Jakarta Barat 16 4 15 4 2 13 4 2 14 4 15 4 16 4 16 4 1373175 Jakarta Utara 1 16 4 15 4 2 13 4 2 14 4 15 4 15 4 16 4 1373201 Bogor 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 1 1 3 293202 Sukabumi 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 1 3 2 293203 Cianjur 2 2 1 2 3 2 3 2 1 3 3 1 3 1 293204 Bandung 7 8 1 3 3 2 1 1 1 3 303205 Garut 3 3 2 2 2 3 1 1 3 4 2 3 293206 Tasikmalaya 5 5 2 3 2 3 1 2 2 3 1 293207 Ciamis 5 5 2 3 2 3 1 2 3 3 293209 Cirebon 3 4 1 3 1 3 3 8 1 2 293210 Majalengka 3 4 3 1 3 1 1 5 2 2 3 1 293211 Sumedang 5 5 3 1 3 2 1 1 2 2 3 1 293212 Indramayu 2 4 3 3 1 3 2 1 1 3 2 2 1 283213 Subang 5 5 1 3 1 3 1 5 2 2 1 293215 Karawang 4 4 4 1 3 1 3 1 1 1 2 1 2 1 293271 Bogor 1 2 3 10 2 2 1 3 2 1 2 293273 Bandung 4 4 10 1 2 2 4 1 2 303274 Cirebon 1 1 2 7 2 3 2 4 1 1 1 4 293275 Bekasi 1 1 1 9 2 3 1 2 4 2 1 1 1 293276 Depok 1 1 1 7 1 4 3 1 4 2 1 2 283278 Tasikmalaya 1 2 2 1 2 4 2 2 2 3 1 2 1 2 1 283301 Cilacap 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 273302 Banyumas 5 5 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 263305 Kebumen 3 4 2 3 2 3 1 2 3 3 1 273308 Magelang 3 5 1 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2 273310 Klaten 2 3 1 2 2 2 1 1 2 3 2 3 2 263312 Wonogiri 2 1 2 2 1 2 1 2 3 4 2 3 1 263314 Sragen 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 5 1 2 1 3 1 273315 Grobogan 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 273316 Blora 2 2 2 2 1 1 1 5 2 3 1 3 2 273319 Kudus 2 1 2 2 1 2 1 5 2 3 1 3 1 263321 Demak 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 4 4 1 263329 Brebes 4 4 2 2 2 2 1 3 2 2 3 273372 Surakarta 1 2 1 3 2 2 2 3 4 2 4 1 273374 Semarang 1 1 1 3 2 2 3 4 4 5 1 273376 Tegal 1 2 2 2 2 1 2 1 5 4 1 4 27
PE PB PE
(1) (2)
Daging Sapi LokalDaging Sapi
ImporBeras Premium Beras Medium Gula Pasir Kedelai Lokal Kedelai Impor Jumlah
SampelP PB PE PB PE I PB PE I PB PE I PB PE P PB
Provinsi Sampel Kabupaten/Kota
13 Jawa Tengah
12 Jawa Barat
11 DKI Jakarta
9 Bangka Belitung
10 Kepulauan Riau
Tabel 6. (Lanjutan) Buku 2: P
edoman L
apangan VP
DP
2013 73
Tabel 6. (Lanjutan)
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
3403 Gunung Kidul 5 5 1 1 1 2 2 2 2 1 2 24
3404 Sleman 1 2 1 3 1 3 1 2 2 2 2 3 23
3471 Yogyakarta 1 1 1 3 3 3 5 2 4 23
3505 Blitar 3 3 3 2 3 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 30
3506 Kediri 3 4 3 1 3 1 3 1 1 4 2 1 2 1 30
3507 Malang 5 5 2 2 2 2 3 2 6 1 30
3508 Lumajang 7 7 3 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 30
3509 Jember 6 6 2 2 2 2 1 3 2 2 2 30
3510 Banyuwangi 4 4 2 1 2 2 2 2 3 3 1 3 1 30
3511 Bondowoso 3 4 3 2 2 2 2 1 1 4 2 2 1 1 30
3512 Situbondo 3 3 2 2 1 4 10 1 1 1 1 1 30
3513 Probolinggo 5 6 1 1 1 1 1 3 8 1 1 1 30
3514 Pasuruan 5 6 4 1 1 3 2 2 3 2 1 30
3515 Sidoarjo 2 2 3 1 1 1 4 10 3 1 1 1 30
3518 Nganjuk 3 4 3 2 2 1 1 4 2 2 3 1 2 30
3521 Ngawi 2 2 2 1 2 2 6 3 2 3 2 3 30
3522 Bojonegoro 4 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 3 30
3524 Lamongan 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 4 2 4 30
3527 Sampang 4 5 1 2 1 2 1 1 1 3 3 2 3 1 30
3529 Sumenep 7 7 4 2 2 2 3 3 30
3572 Blitar 1 1 1 4 3 2 1 1 2 2 2 3 1 3 3 30
3573 Malang 1 1 1 7 3 2 1 2 1 1 1 2 1 3 3 30
3578 Surabaya 2 2 10 4 2 3 2 2 3 30
3601 Pandeglang 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
3602 Lebak 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 4 2 2 1 24
3604 Serang 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 2 2 2 24
3671 Tangerang 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 24
3673 Serang 1 2 4 1 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 25
3674 Tangerang Selatan 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 24
5101 Jembrana 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 26
5102 Tabanan 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 3 26
5104 Gianyar 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 26
5108 Buleleng 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 26
5171 Denpasar 1 2 2 3 1 3 2 3 1 3 1 3 1 26
5202 Lombok Tengah 3 2 2 2 2 2 3 1 3 20
5206 Bima 3 3 1 2 1 2 2 3 2 1 20
5271 Mataram 1 2 3 2 2 3 3 4 20
5312 Ngada 2 1 2 1 1 2 3 3 2 17
5313 Manggarai 1 2 2 2 1 2 2 1 3 16
5371 Kupang 3 3 2 2 3 2 2 17
14 D I Yogyakarta
17 Bali
15 Jawa Timur
16 Banten
Provinsi Sampel Kabupaten/Kota Daging Sapi Lokal
Daging Sapi Impor
Beras Premium Beras Medium Gula Pasir Kedelai Lokal Kedelai Impor
(1) (2)
Jumlah Sampel
P PB PE PB PE I PB PE I PB PE I PB PE P PB PE PB PE
Nusa Tenggara Timur
18 Nusa Tenggara Barat
19
74 Buku 2: P
edoman L
apangan VP
DP
2013
Tabel 6. (Lanjutan)
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
6101 Sambas 3 3 1 1 1 1 1 3 3 4 3 24
6107 Sintang 2 1 2 2 1 2 2 1 3 4 3 23
6171 Pontianak 1 3 5 3 1 3 3 1 3 23
6202 Kotawaringin Timur 1 3 1 2 1 2 4 1 3 18
6203 Kapuas 1 1 2 2 2 2 1 3 3 2 19
6271 Palangkaraya 1 1 3 2 2 4 2 3 18
6301 Tanah Laut 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 23
6302 Kota Baru 2 1 1 2 1 1 2 1 3 1 2 2 2 1 22
6309 Tabalong 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 22
6371 Banjarmasin 1 2 3 3 2 1 2 1 3 2 2 1 23
6402 Kutai Barat 2 2 1 3 1 2 2 2 1 1 2 2 1 22
6403 Kutai Kartanegara 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 23
6404 Kutai Timur 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 22
6471 Balikpapan 1 2 2 3 1 2 1 2 3 1 2 1 2 23
6472 Samarinda 1 3 3 2 2 1 2 1 3 2 2 1 23
6473 Tarakan 1 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 22
7101 Bolaang Mongondow 2 1 2 2 2 2 2 3 3 1 20
7102 Minahasa 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 3 1 20
7171 Manado 2 1 4 1 1 1 3 1 1 3 2 20
7172 Bitung 2 3 2 1 2 1 3 1 1 3 1 20
7202 Banggai 1 1 1 2 1 2 3 3 3 17
7208 Parigi Moutong 2 3 2 2 2 2 2 1 1 17
7271 Palu 1 1 3 2 2 4 1 2 16
7304 Jeneponto 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 18
7305 Takalar 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 18
7306 Gowa 3 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 19
7308 Maros 5 5 1 1 1 1 1 2 2 19
7311 Bone 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 1 19
7371 Makassar 1 1 1 4 2 1 1 2 2 3 1 19
7373 Palopo 2 2 1 1 1 2 1 3 2 3 18
7403 Konawe 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 19
7405 Konawe Selatan 1 1 1 2 1 2 2 3 3 2 18
7471 Kendari 1 2 2 2 2 4 2 3 18
7502 Gorontalo 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 14
7503 Pohuwato 1 1 1 1 2 3 3 1 13
7571 Gorontalo 2 1 3 1 2 2 2 13
7602 Polewali Mandar 2 3 1 1 2 1 2 2 2 2 1 19
7603 Mamasa 1 1 1 2 2 2 2 4 1 1 1 18
7604 Mamuju 1 2 2 2 2 3 2 2 2 18
8104 Buru 2 1 1 1 2 2 2 2 1 14
8171 Ambon 1 2 2 2 1 3 1 1 13
8172 Tual 3 2 2 4 1 1 13
30
29
28
27
Maluku
Sulawesi Barat
Gorontalo
Sulawesi Tenggara
26
25
24
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Provinsi Sampel Kabupaten/Kota Daging Sapi Lokal Daging Sapi
ImporBeras Premium Beras Medium Gula Pasir Kedelai Lokal Kedelai Impor Jumlah
SampelP PB PE PB PE I PB PE I PB PE I PB PE P PB PE PB PE
(2)
Kalimantan Selatan
23
22
21
20
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
(1)
Buku 2: P
edoman L
apangan VP
DP
2013 75
Tabel 6. (Lanjutan)
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
8201 Halmahera Barat 3 1 2 1 2 4 2 1 16
8206 Halmahera Timur 3 2 2 2 2 1 2 2 1 17
8271 Ternate 1 3 2 2 2 4 1 2 17
9105 Manokwari 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 239171 Sorong 1 3 2 2 4 3 4 3 229401 Merauke 3 2 2 2 2 2 1 3 3 209403 Jayapura 3 3 1 2 1 2 4 1 3 209471 Jayapura 1 3 1 4 2 2 4 1 2 20
168 Kab/Kota 274 517 130 327 78 141 409 92 142 405 96 40 538 105 179 429 81 440 102 4525
Papua
Papua Barat
33
32
31 Maluku Utara
Jumlah
Provinsi Sampel Kabupaten/Kota Daging Sapi Lokal
Daging Sapi Impor
Beras Premium Beras Medium Gula Pasir Kedelai Lokal
(1) (2)
Kedelai Impor Jumlah Sampel
P PB PE PB PE I PB PE I PB PE I PB PE P PB PE PB PE
76 Buku 2: P
edoman L
apangan VP
DP
2013
L
ampi
ran
3
T
abel
7. A
loka
si S
ampe
l Men
urut
Pro
vins
i, K
omod
iti,
dan
Stat
us R
espo
nden
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP 2013 77
78 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 79
Lampiran 4
(disalin dari DSP)
1. Provinsi : ………………………………………………………….….
2. Kabupaten/Kota*) : ………………………………………………………….….
3. Kecamatan : ………………………………………………………….….
4. Kelurahan/Desa*) : ………………………………………………………….….
5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha : ………………………………………………………….….
6. Nama lengkap Perusahaan/Usaha : ………………………………………………………………………………………………..
7. Alamat Perusahaan/Usaha : ………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………
Kode pos :
Nomor Telepon : (…...…) …..………….……...……...… Ext: …...…..…
Nomor Fax. : (…...…) …..………………...…....…………………..…
*) coret yang tidak sesuai
Tujuan Survei : a. Mendapatkan pola dan peta penjualan produksib. Mendapatkan pola dan peta distribusi perdagangan.
c. Memperoleh margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
Dasar Hukum : Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan : Data yang diberikan responden dijamin kerahasiaannya berdasarkan Undang-undang(pasal 21 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Kewajiban : Responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-undang(pasal 27 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
(1) (2)
Informasi lebih lanjut hubungi:
Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri
Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes: 6130, 6131, 6132 & 6133 Fax: (021) 386 3815
atau BPS Provinsi/Kabupaten/Kota: ……………………………… Telepon: ……………………………
VPDP-13PEDAGANG
BADAN PUSAT STATISTIKREPUBLIK INDONESIA
Kode KBLI
PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT
SURVEI POLA DISTRIBUSI
Jl. Dr Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
80 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
( Jika kuesioner ditinggal, jenis komoditi harus sudah ditentukan oleh petugas BPS )
1. Kegiatan utama perusahaan/usaha: Kode KBLI…………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………. *) diisi oleh pemeriksa
2. Komoditi yang dijual:Daging Sapi Lokal 1 Gula Pasir 5Daging Sapi Impor 2 Kedelai Lokal 6Beras Premium 3 Kedelai Impor 7Beras Medium 4
3. Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan:Distributor 1 Pedagang pengumpul 6Sub distributor 2 Eksportir 7Agen 3 Importir 8Sub agen 4 Pedagang eceran 9Pedagang grosir 5
1. Pembelian barang dagangan selama tahun 2012:
No. Asal pembelian barang dagangan Persentase
(1) (2)
a. Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. %
b. Importir ………………………………………………………………………………………………………… b. %
c. Produsen ………………………………………………………………………………………………………… c. %
d. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d. %
e. Sub distributor ………………………………………………………………………………………………………… e. %
f. Agen ………………………………………………………………………………………………………… f. %
g. Sub agen ………………………………………………………………………………………………………… g. %
h. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… h. %
i. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… i. %
j. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… j. %
k. Perorangan ………………………………………………………………………………………………………… k. %
Jumlah 1 0 0 %
2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2012:
No. Kabupaten/Kota/Negara Kode*) Persentase(1) (2) (3) (4)
a. …………..……………..…………………………………………… %
b. …………..……………..…………………………………………… %
c. …………..……………..…………………………………………… %
d. …………..……………..…………………………………………… %
e. …………..……………..…………………………………………… %
f. …………..……………..…………………………………………… %
g. …………..……………..…………………………………………… %
h. …………..……………..…………………………………………… %
i. …………..……………..…………………………………………… %
j. …………..……………..…………………………………………… %
k. Lainnya (diisi pada lampiran)
1 0 0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan
(3)
Jumlah
BLOK II: KETERANGAN UMUM
Rincian 3 s.d. Blok V, berkaitan dengan komoditi pada Rincian 2.
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN
(1) (2)
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 81
3. Penjualan barang dagangan selama tahun 2012:
No. Tujuan penjualan barang dagangan Persentase
(1) (2) (3)
a. Ekspor langsung ……………………………………………………………………………………………... a. %
b. Eksportir ……………………………………………………………………………………………… b. %
c. Distributor ……………………………………………………………………………………………… c. %
d. Sub distributor ……………………………………………………………………………………………… d. %
e. Agen ……………………………………………………………………………………………… e. %
f. Sub agen ……………………………………………………………………………………………… f. %
g. Pedagang grosir ……………………………………………………………………………………………… g. %
h. Pedagang pengumpul ……………………………………………………………………………………………… h. %
i. Department Store ……………………………………………………………………………………………… i. %
j. Supermarket/swalayan ……………………………………………………………………………………………… j. %
k. Pedagang eceran ……………………………………………………………………………………………… k. %
l. Industri pengolahan ……………………………………………………………………………………………… l. %
m. Kegiatan usaha lainnya ……………………………………………………………………………………………… m. %
n. Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… n. %
o. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… o. %
Jumlah 1 0 0 %
4. Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2012:
No. Kabupaten/Kota/Negara Kode *) Persentase
(1)
a. …………..……………..…………………………………………… %
b. …………..……………..…………………………………………… %
c. …………..……………..…………………………………………… %
d. …………..……………..…………………………………………… %
e. …………..……………..…………………………………………… %
f. …………..……………..…………………………………………… %
g. …………..……………..…………………………………………… %
h. …………..……………..…………………………………………… %
i. …………..……………..…………………………………………… %
j. …………..……………..…………………………………………… %
k. Lainnya (diisi pada lampiran)
1 0 0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapanganJumlah
(2) (3) (4)
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN (LANJUTAN)
82 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
1. a. Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2012?Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2
b. Jika "Ya", jenis kendala: Kelangkaan barang 1 Faktor alam 16Harga 2 Lainnya 32Transportasi 4 (tuliskan …………..…………………..)Infrastruktur perdagangan 8
c. Kendala utama ……………………………………………………………………………
2. a. Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2012?Ya 1 Tidak 2 ke Blok V
b. Jika "Ya", jenis kendala:
Persaingan pasar 1 Faktor alam 16Rantai distribusi 2 Lainnya 32Transportasi 4 (tuliskan …………..…………………..)Infrastruktur perdagangan 8
c. Kendala utama ……………………………………………………………………………
1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2012:
a. Stok awal (sisa 2011) ......……………..…… ......………….
b. Pembelian ......……………..…… ......………….
c. Dikonsumsi sendiri ......……………..…… ......………….
d. Hilang/rusak ......……………..…… ......………….
e. Penjualan ......……………..…… ......…………. …………………………………………………………
f. Stok akhir (sisa 2012) ......……………..…… ......………….
*)Satuan yang digunakan: kilogram, kwintal, ton
2. a. Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang
dagangan selama tahun 2012?
Ya 1 Tidak 2
b. Jika "Ya", berapa nilainya? Rp. ________________________
1. Nama : ……………………………………………………………………………………
2. Jabatan : ……………………………………………………………………………………
3. Telepon : ……………………………………………………………………………………
4. Tanggal pengisian : ……………………………………………………………………………………
5. Tanda tangan : ……………………………………………………………………………………
1. Nama …………………………....……….. …………..………..……..……..
2. Tanggal
3. Tanda tangan …………………………....……….. …………..………..……..……..
URAIAN
BLOK VI: CATATAN
BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS
(2) (3) (4)
……………………………………...………………….
……………………………………...………………….
……………………………………...………………….
……..….…. s.d. ………….……
PENCACAH PEMERIKSA
………..….…. s.d. ………….……
(2) (3)(1)
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN
BLOK VII: KETERANGAN CONTACT PERSON
BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN(1) (2)
Volume Satuan Nilai (Rp)Uraian
(1)
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 83
Lampiran 5
(disalin dari DSP)
1. Provinsi : ….………………………………….………………..….
2. Kabupaten/Kota*) : ….………………………………….………………..….
3. Kecamatan : ….………………………………….………………..….
4. Kelurahan/Desa*) : ….………………………………….………………..….
5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha : ….………………………………….………………..….
6. Nama lengkap Perusahaan/Usaha : ………………………………………………………………………………………………..
7. Alamat Perusahaan/Usaha : ………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………
Kode pos :
Nomor Telepon : (…...…) …..………….……...……...… Ext: …...…..…
Nomor Fax. : (…...…) …..………………...…....…………………..…
*) coret yang tidak sesuai
Tujuan Survei : a. Mendapatkan pola dan peta penjualan produksi.
b. Mendapatkan pola dan peta distribusi perdagangan.
c. Memperoleh margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
Dasar Hukum : Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan : Data yang diberikan responden dijamin kerahasiaannya berdasarkan Undang-undang(pasal 21 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Kewajiban : Responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-undang(pasal 27 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
atau BPS Provinsi/Kabupaten/Kota: ……………………………… Telepon: ……………………………
Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes: 6130, 6131, 6132 & 6133 Fax: (021) 386 3815
Jl. Dr Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri
Informasi lebih lanjut hubungi:
PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT(1) (2)
REPUBLIK INDONESIABADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI POLA DISTRIBUSI
VPDP-13PRODUSEN
Kode KBLI
84 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
( Jika kuesioner ditinggal, jenis komoditi harus sudah ditentukan oleh petugas BPS )
1. Komoditi yang diproduksi:
Daging Sapi Lokal 1 Gula Pasir 5
Beras Premium 3 Kedelai Lokal 6Beras Medium 4
Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VI berkaitan dengan jenis komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
1. Pengadaan bahan baku selama tahun 2012:
No. Asal pengadaan bahan baku Persentase(1)
a. Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. %
b. Importir ………………………………………………………………………………………………………… b. %
c. Produsen lain ………………………………………………………………………………………………………… c. %
d. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d. %
e. Agen ………………………………………………………………………………………………………… e. %
f. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… f. %
g. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… g. %
h. Produksi sendiri ………………………………………………………………………………………………………… h. %
i. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. %
j. Petani/Peternak ………………………………………………………………………………………………………… j. %
1 0 0 %
2. Wilayah pengadaan bahan baku selama tahun 2012:
No Kabupaten/Kota/Negara Kode *) Persentase(1) (2) (3) (4)
a. …………..……………..…………………………………………… %
b. …………..……………..…………………………………………… %
c. …………..……………..…………………………………………… %
d. …………..……………..…………………………………………… %
e. …………..……………..…………………………………………… %
f. …………..……………..…………………………………………… %
g. …………..……………..…………………………………………… %
k. Lainnya (diisi pada lampiran)
1 0 0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan
BLOK II: KETERANGAN KOMODITI
(1) (2)
BLOK III: Bahan Baku
(3)
Jumlah
Jumlah
(2)
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 85
1. Penjualan barang produksi selama tahun 2012:
No. Tujuan penjualan barang produksi Persentase
(1)
a. Ekspor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. %
b. Eksportir ………………………………………………………………………………………………………… b. %
c. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… c. %
d. Agen ………………………………………………………………………………………………………… d. %
e. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… e. %
f. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… f. %
g. Department Store ………………………………………………………………………………………………………… g. %
h. Supermarket/swalayan ………………………………………………………………………………………………………… h. %
i. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. %
j. Industri pengolahan ………………………………………………………………………………………………………… j. %
k. Kegiatan usaha lainnya ………………………………………………………………………………………………………… k. %
l. Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… l. %
m. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… m. %
1 0 0 %
2. Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2012:
No Kabupaten/Kota/Negara Kode *) Persentase
(1) (2) (3) (4)
a. …………..……………..…………………………………………… %
b. …………..……………..…………………………………………… %
c. …………..……………..…………………………………………… %
d. …………..……………..…………………………………………… %
e. …………..……………..…………………………………………… %
f. …………..……………..…………………………………………… %
g. …………..……………..…………………………………………… %
h. …………..……………..…………………………………………… %
i. …………..……………..…………………………………………… %
j. …………..……………..…………………………………………… %
k. Lainnya (diisi pada lampiran)
1 0 0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan
(3)
BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI
Jumlah
Jumlah
(2)
86 Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13
1. a. Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2012?
Ya 1 Tidak 2 ke Rincian 2
b. Jika "Ya", jenis kendala:
Kesulitan modal 1 Faktor alam 16
Tenaga kerja trampil 2 Transportasi 32
Birokrasi administrasi 4 Lainnya 64
Bahan baku 8 (tuliskan …………..…………………..)
c. Kendala utama proses produksi ……………………………………………………..……………
2 a. Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2012?
Ya 1 Tidak 2 ke Blok VI
b. Jika "Ya", jenis kendala:
Persaingan pasar 1 Faktor alam 16
Rantai distribusi 2 Lainnya 32
Transportasi 4 (tuliskan …………..…………………..)
Infrastruktur perdagangan 8
c. Kendala utama penjualan …………………...……………………………………………
1. Produksi selama tahun 2012:
a. Stok awal (sisa 2011) .......………….……… .......….………
b. Total produksi .......………….……… .......….………
c. Dikonsumsi sendiri .......………….……… .......….………
d. Hilang/rusak .......………….……… .......….………
e. Produksi yang terjual .......………….……… .......….………
f. Stok akhir (sisa 2012) .......………….……… .......….………
Satuan yang digunakan: Kilogram, Kwintal, Ton
1. Nama : ……………………………………………………………………………………
2. Jabatan : ……………………………………………………………………………………
3. Telepon : ……………………………………………………………………………………
4. Tanggal pengisian : ……………………………………………………………………………………
5. Tanda tangan : ……………………………………………………………………………………
1. Nama …………………………....……….. …………..………..……..……..
2. Tanggal
3. Tanda tangan …………………………....……….. …………..………..……..……..
BLOK VII: CATATAN
Satuan
(3)
Volume
(2)
Uraian
(1)
Nilai (Rp)
(4)
…………………………………………..
…………………………………………..
…………………………………………..
…………………………………………..
..………..….... s.d. ….……….…… ………..….... s.d. ….……….…
BLOK VIII: KETERANGAN CONTACT PERSON
URAIAN PENCACAH(2)
PEMERIKSA
BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS
(3)(1)
BLOK VI: NERACA PRODUKSI
BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA(1) (2)
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 87
Lampiran 6
UNTUK PERUSAHAAN BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN /KOTA : …………………………………
SURAT TANDA TERIMA
Sudah terima dari petugas Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 (VPDP13), 1 (satu) kuesioner VPDP13-PEDAGANG/PRODUSEN yang ditujukan kepada: 1. Nama Perusahaan : 2. Alamat : Telepon : Pesawat : HP : 3. Kegiatan Usaha : 4. Perkiraan Waktu Selesai *) :
………………………. , ……………………… 2013 Identitas Petugas VPDP13 Yang Menerima, Nama : …………………………. Nama : ……………………………. NIP : ………………..……….. Jabatan : ………………………..….. *) Jika selesai sebelum waktu yang diperkirakan, mohon telepon ke : BPS Kabupaten/Kota : ………………………………..…….… , Telepon : ….…………………………
atau No. HP Petugas VPDP13 : …………………………………
UNTUK PETUGAS BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN /KOTA : …………………………………
SURAT TANDA TERIMA
Sudah terima dari petugas Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2013 (VPDP13), 1 (satu) kuesioner VPDP13-PEDAGANG/PRODUSEN yang ditujukan kepada: 1. Nama Perusahaan : 2. Alamat : Telepon : Pesawat : HP : 3. Kegiatan Usaha : 4. Perkiraan Waktu Selesai *) :
………………………. , ……………………… 2013 Identitas Petugas VPDP13 Yang Menerima, Nama : …………………………. Nama : ……………………………. NIP : ………………..……….. Jabatan : ………………………..….. *) Jika selesai sebelum waktu yang diperkirakan, mohon telepon ke : BPS Kabupaten/Kota : ………………………………..…….… , Telepon : ….…………………………
atau No. HP Petugas VPDP13 : …………………………………