Upload
buitu
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM………………………………………………. i
PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM…………………………...... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI……...…………………….. iv
HALAMAN KATA PENGANTAR………………………………………….... v
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN…………………………. viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ix
ABSTRAK………………………………………………………………………. xiii
ABSTRACT…………………………………………………………………….. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………... 6
1.3 Ruang Lingkup Masalah……………………………………………. 6
1.4 Orisinalitas Penelitian………………………………………………. 7
1.5 Tujuan Penelitian…………………………………………………… 10
a. Tujuan Umum…………………………………………………... 10
b. Tujuan Khusus………………………………………………….. 11
1.6 Manfaat Penelitian…………………………..……………………… 11
x
a. Manfaat Teoritis………………………………………………… 11
b. Manfaat Praktis………………………………………………… 11
1.7 Landasan Teoritis…………………………………………………… 12
1.8 Metode Penelitian…………………………………………………... 17
a. Jenis Penelitian…………………………………………………. 17
b. Jenis Pendekatan……………………………………………….. 18
c. Sifat Penelitian…………………………………………………. 19
d. Sumber Data……………………………………………………. 19
e. Teknik Pengumpulan Data……………………………………... 21
f. Teknik Penentuan Sampel Penelitian…………………………... 22
g. Teknik Pengolahan dan Analsis Data…..…………………........ 23
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK, NASABAH BANK
DAN RAHASIA BANK………………………………………………. 24
2.1 Bank………………………………………………………………… 24
2.1.1. Pengertian Bank dan Dasar Hukumnya……………………… 24
2.1.2. Asas, Prinsip, Fungsi, dan Tujuan Bank…………………….. 26
2.1.3. Jenis-Jenis Bank…………………………………………....... 27
2.1.4. Kegiatan-Kegiatan Usaha Bank…………………………....... 30
2.1.5. Jasa Layanan Bank…………………………………………... 33
2.2 Nasabah Bank………………………………………………………. 40
2.2.1. Pengertian Nasabah Bank dan Jenis-Jenis Nasabah Bank....... 40
xi
2.2.2. Sifat-Sifat Nasabah……………………………………........... 41
2.3 Rahasia Bank……………………………………………………….. 43
2.3.1. Pengertian Rahasia Bank ……………………......................... 43
2.3.2. Pihak-Pihak yang Wajib Menjaga Rahasia Bank Menurut
Undang-Undang…………………………………………...... 44
2.3.3. Pengecualian terhadap Rahasia Bank…………………........... 46
2.3.4. Pelanggaran terhadap Rahasia Bank ………………………… 49
2.3.5. Sanksi Hukum Terhadap Pihak yang Melanggar Prinsip
Rahasia Bank………………………………………………… 51
BAB III PELAKSANAKAN PRINSIP RAHASIA BANK PADA PT.
BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. WILAYAH DENPASAR ..… 53
3.1 Pelaksanaan Prinsip Rahasia Bank Pada PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk. Wilayah Denpasar...................................................................... 53
3.2 Pelaksanaan Good Coorporate Governence (GCG) Terkait
Prinsip Rahasia Bank Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Wilayah Denpasar…………………………………………………... 61
3.3 Hambatan Dalam Melaksanakan Prinsip Rahasia Bank Pada PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar ………………….. 67
xii
BAB IV UPAYA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. WILAYAH
DENPASAR DALAM MENCEGAH PELANGGARAN
TERHADAP PRINSIP RAHASIA BANK…………………….......... 70
4.1 Upaya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar
Dalam Mencegah Pelanggaran Terhadap Prinsip Rahasia Bank...... 70
4.2 Pihak-Pihak yang Berkewajiban Melaksanakan Prinsip Rahasia
Bank Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar...... 73
4.3 Sanksi Terhadap Pihak-Pihak yang Melakukan Pelanggaran
Terhadap Prinsip Rahasia Bank Pada PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk. Wilayah Denpasar...................................................................... 76
BAB V PENUTUP
5.1 Saran………………………………………………………………. 85
5.2 Kesimpulan………………………………………………………… 86
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN SKRIPSI
DAFTAR INFORMAN
DAFTAR RESPONDEN
LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Ketentuan mengenai rahasia bank merupakan suatu hal yang penting bagi
nasabah serta bagi kepentingan bank. Untuk itu, bank diharapkan dapat melaksanakan
prinsip rahasia bank dengan baik sesuai peraturan perundang-undangan. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk memahami tentang pelakasanaan prinsip rahasia bank
dalam praktek perbankan serta upaya bank dalam mencegah pelanggaran terhadap
prinsip rahasia bank. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum
empiris dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan fakta. Sumber data
yang digunakan yaitu sumber data primer, sekunder dan tersier, dengan menggunakan
hasil wawancara serta studi kepustakaan. Kesimpulan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip rahasia bank dalam praktek perbankan telah
sesuai dengan ketentuan bank. Namun, beberapa upaya yang telah dilakukan oleh PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar untuk mencegah pelanggaran
terhadap rahasia bank antara lain : memilih karyawan dengan berhati-hati, melakukan
pengawasan terhadap kinerja karyawan, tidak membuka rahasia bank kecuali untuk
kepentingan peraturan perundang-undangan, tidak menutupi keterangan nasabah bank
yang terlibat kasus hukum, meningkatkan sistem keamanan bank, dan menempatkan
mesin ATM di tempat dengan tingkat keamanan yang tinggi.
Kata Kunci : Rahasia Bank , Pelaksanaan, Pencegahan, Pelanggaran
xiv
ABSTRACT
The provision concerning bank secrecy is an important thing for bank
customers as well as for the interests of banks. Therefore, banks are expected to
implementing the principle of bank secrecy in conformity to legislation. The purpose
of this paper is to understanding about implementation the principle of bank secrecy
in banks practice as well as the efforts of banks to prevent the violation of bank
secrecy.This research used empirical legal research method with statue approach
and fact approach. The data sources use the primary legal materials, secondary and
tertiary, by using interviews and documentary study to collect data. The study shows
that the implementation of principle bank secrecy in bank practice of PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. Denpasar in conform with the banking provision. However,
several efforts have been done by Bank Mandiri to prevent violation such as such as :
selecting employees to be carefully, monitoring the performance of employees,
applying strict sanctions for employees, do not opening bank secrecy except for the
purpose of legislation, do not hiding information of bank customers are involved in
legal cases, increasing the bank’s security system, and putting the machine in a place
with a high level of security
Keywords : Bank Secrecy, Implementation, Prevention, Violation
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN maka, persaingan di dunia
usaha akan semakin ketat. Begitu pula di bidang perbankan. Menghadapi persaingan
yang makin lama makin tajam di dunia perbankan, lebih-lebih memasuki era
globalisasi saat ini, bank-bank berupaya mencari jalan untuk meningkatkan
efisiensinya dan apabila mungkin, meningkatkan daya saing, size, dan kinerjanya.1
Masuknya bank-bank asing ke Indonesia haruslah ditanggapi dengan serius oleh
pihak regulator dalam hal ini Bank Indonesia dan juga industri perbankan nasional.
Tentunya bank-bank asing tersebut sudah dapat dipastikan membawa sistem dan
strategi bisnis yang terbaik yang telah mereka implementasikan sekian lama di negara
mereka. Oleh karena itu, bank nasional khususnya bank-bank milik pemerintah harus
dapat bersaing lebih kompetitif lagi.2
Pemerintah dan Bank Indoesia secara progresif mengeluarkan regulasi yang
mendukung bank-bank nasional agar dapat bersaing dengan bank-bank asing.
Perbankan nasional khususnya bank pelat merah harus mampu memberikan servis
1Adrian Sutedi, 2008, Hukum Perbankan : Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger,
Likuidasi dan Kepailitan, Cet.2, Sinar Grafika, Jakarta, h. 83.
2Zainal Asikin, 2015, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Cet. 1, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h. 72.
2
yang berkualitas kepada masyarakat. Kualitas servis yang baik sangat penting untuk
meningkatkan kepuasan konsumen.3 Peran dari perbankan sangatlah besar dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional.
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan , Pasal 4 menyebutkan bahwa
perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Perbankan merupakan pokok dari sistem keuangan suatu negara yang berperan
sebagai motor penggerak pembangunan bangsa. Sistem perbankan yang sehat, kuat,
dan efisien diharapkan akan tercipta dengan kriteria dukungan bank-bank besar
maupun kecil yang secara individual memenuhi berbagai kriteria sehingga memiliki
daya saing tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko. Tantangan
untuk menciptakan perbankan yang kuat, diantaranya, masih lemahnya kapabilitas
perbankan yang ada.4
Sebagai motor penggerak pembangunan bangsa, bank dituntut untuk dapat
bekerja secara profesional serta dapat menganalisis kegiatan perekonomian nasional
3Ibid, h. 73.
4Muhammad Djumhana, 2008, Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 144.
3
agar tujuan pembangunan nasional dapat terwujud. Tujuan dan arah pembangunan
nasional sebagaimana ditetapkan dalam program pembangunan nasional yakni
berusaha mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur itu akan diwujudkan
melalui pembangunan di berbagai bidang, di antaranya ekonomi.5
Untuk mewujudkan hal tersebut maka, lembaga perbankan perlu dibina dan
diawasi agar fungsi bank untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
dana tersebut kembali kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan efisien.
Mengingat peran bank yang sangat penting bagi suatu negara maka, begitu suatu bank
telah memperoleh izin berdiri dan beroperasi dari otoritas moneter dari Negara yang
bersangkutan, bank tersebut menjadi milik masyarakat. Sehingga, eksistensinya
bukan saja hanya harus dijaga oleh para pemilik bank itu sendiri dan pengurusnya,
tetapi juga oleh masyarakat nasional dan global.
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung mutlak pada
kepercayaan dari para nasabahnya yang mempercayakan dana simpanan mereka pada
bank.6 Dasar dari kegiatan perbankan adalah kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan
dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya, maka kegiatan perbankan
tidak akan berjalan dengan baik.
5Aminudin Ilmar, 2010, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, cet. IV, Kencana, Jakarta,
h.1. 6Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2012, Hukum Perbankan, cet. II, Sinar Grafika,
Jakarta, h. 485.
4
Kepercayaan masyarakat kepada bank merupakan unsur paling pokok dari
eksistensi suatu bank . Salah satu faktor yang dapat memelihara dan meningkatkan
kadar kepercayaan masyarakat kepada suatu bank pada khususnya dan perbankan
pada umumnya ialah kepatuhan bank terhadap kewajiban melaksankan prinsip
rahasia bank.7 Data nasabah yang ada di bank, baik data keuangan maupun non
keuangan, seringkali merupakan suatu data yang tidak boleh diketahui oleh orang
atau pihak lain. Jumlah kekayaan yang tersimpan di bank bagi nasabah tertentu
merupakan suatu yang perlu dirahasiakan dan tidak boleh diketahui oleh orang atau
pihak lain yang mungkin ingin berniat buruk terhadap nasabah tersebut. Biodata bagi
nasabah tertentu merupakan data yang harus dirahasiakan. Sebagian nasabah juga
sangat menginginkan agar pinjaman dari bank tidak diketahui oleh orang lain.
Ketentuan mengenai rahasia bank merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
nasabah penyimpan dan simpanannya maupun bagi kepentingan bank itu sendiri.
Apabila bank tidak dapat melaksanakan prinsip rahasia bank dengan baik tentunya
tingkat kepercayaan nasabah terhadap bank akan berkurang.8 Kepercayaan nasabah
tentunya dapat semakin berkurang jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan rahasia
bank seperti yang pernah terjadi di semarang. Dimana pada tahun 2014 terjadi
perekaman data nasabah pada ATM Bank Mandiri di Jalan Majapahit Semarang.
Modus pelaku yakni dengan merekam PIN nasabah dan data kartu ATM nasabah
7Ibid .
8Ibid, h. 486.
5
menggunakan alat berupa perekam data (skimmer), kamera pena (pen camera), dan
sebuah laptop. Data kartu ATM nasabah yang didapat dari hasil perekaman kemudian
dicetak menjadi kartu ATM duplikat kemudian digunkan untuk menguras dana
nasabah yang kartu ATM-nya diduplikat tersebut.
Apabila kejadian tersebut terulang kembali tentunya akan membuat nasabah
menjadi khawatir tentang keamanan data mereka yang ada di bank. Data nasabah
yang merupakan objek dari rahasia bank seharusnya dijaga dengan baik agar tidak
dicuri oleh pihak-pihak yang memiliki maksud jahat tersebut. Dimana hal ini diatur
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 40 ayat (1) menyebutkan
bahwa bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41 A,
Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44 dan Pasal 44 A. Sehingga berdasarkan ketentuan pasal
tersebut bank wajib untuk merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan
dan simpanannya. Bank sebagai suatu motor penggerak perekonomian Indonesia
wajib melaksanakan amanat undang-undang terkait rahasia bank. Sehingga bank
wajib menjaga dengan baik rahasia banknya agar tingkat kepercayaan nasabah
terhadap bank dapat dijaga.
Dengan adanya permalasahan tersebut, maka menjadi penting untuk dikaji suatu
tulisan dengan judul “PENCEGAHAN PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP
RAHASIA BANK PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan permasalahan yang
akan diuraikan dalam usulan penelitian ini antara lain:
1. Bagaimanakah pelakasanaan prinsip rahasia bank pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Wilayah Denpasar?
2. Bagaimanakah upaya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar
dalam mencegah pelanggaran terhadap prinsip rahasia bank ?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Untuk menghindari agar isi pembahasan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan yang diuraikan maka perlu diberikan batasan-batasan terhadap ruang
lingkup yang perlu dibahas. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas tentang apa
yang akan dibahas serta untuk menghindari kesimpang siuran tujuan penulisan.
Adapun ruang lingkup dari penulisan usulan penelitian ini adalah mengenai PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar serta upaya PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk. Wilayah Denpasar dalam mencegah pelanggaran terhadap prinsip rahasia bank.
1.4 Orisinalitas Penelitian
Penulisan penelitian ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan
pemaparan asli dari penulis demi orisinalitas penelitian yang dibuat dan
dikembangkan sendiri oleh penulis. Walaupun ada pembahasan yang menyerupai
7
dengan judul penelitian yang penulis ambil, tetapi dalam segi pembahasan
penelitian ini lebih mengkhusus dengan studi dan penelitian langsung ke lapangan.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan menampilkan Skripsi dan Tesis terdahulu
yang pembahasannya berkaitan dengan judul skripsi peneliti, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tiurlan Roma Artha Saragih, Tahun 2012,
dengan judul “ Rahasia Bank Sebagai Bentuk Perlindungan Hukum Preventif
Terhadap Nasabah Menurut Ketentuan Hukum”. Permasalahan yang diangkat
adalah Mengapa kerahasiaan keuangan nasabah pada rekening bank menjadi
begitu penting di jaga bahkan secara hukum harus dilindungi ? Apa sajakah
pengecualian atas berlakunya ketentuan rahasia bank ? Bagaimana akibat
hukum terhadap para pihak bank yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan rahasia bank ?
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Pratomo dengan judul “Anilisis Yuridis
Terhadap Pembukaan Rahasia Bank Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang”. Permasalah yang diangkat adalah Bagaimana penerapan
rahasia bank terhadap praktek pencucian uang di Indonesia ? Bagaimanakah
pengecualian terhadap ketentuan tentang rahasia bank dalam rangka
penegakan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang ?
8
Untuk lebih jelasnya penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
No Judul Penulis Rumusan Masalah
1 Rahasia Bank
Sebagai Bentuk
Perlindungan Hukum
Preventif Terhadap
Nasabah Menurut
Ketentuan Hukum
Tiurlan Roma Artha
Saragih, (Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas Jember) ,
Tahun 2012
1. Mengapa kerahasiaan
keuangan nasabah
pada rekening bank
menjadi begitu
penting di jaga
bahkan secara hukum
harus dilindungi ?
2. Apa sajakah
pengecualian atas
berlakunya ketentuan
rahasia bank ?
3. Bagaimana akibat
hukum terhadap para
pihak bank yang
melakukan
pelanggaran terhadap
ketentuan rahasia
9
bank ?
2 Anilisis Yuridis
Terhadap Pembukaan
Rahasia Bank
Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8
tahun 2010 tentang
Pencegahan dan
Pemberantasan
Tindak Pidana
Pencucian Uang
Bayu Pratomo,
(Fakultas Hukum
Univrsitas Indonesia),
Tahun 2011
1. Bagaimana penerapan
rahasia bank terhadap
praktek pencucian
uang di Indonesia ?
2. Bagaimanakah
pengecualian
terhadap ketentuan
tentang rahasia bank
dalam rangka
penegakan dan
pemberantasan tindak
pidana pencucian
uang ?
Sedangkan penelitian yang saya lakukan berjudul “Pencegahan Pelanggaran
Terhadap Prinsip Rahasia Bank pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah
Denpasar”. Permasalahan yang diangkat adalah
1. Bagaimanakah pelakasanaan prinsip rahasia bank pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Wilayah Denpasar?
10
2. Bagaimanakah upaya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam mencegah
pelanggaran terhadap prinsip rahasia bank Wilayah Denpasar?
1.5 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
1. Untuk melatih mahasiswa dalam usaha menyatakan pikiran ilmiah secara
tertulis
2. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada
bidang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
3. Untuk syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas
Udayana
4. Untuk dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan dalam bidang
hukum khususnya hukum perbankan
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pelakasanaan prinsip rahasia bank pada PT. Bank
(Persero) Mandiri Tbk Wilayah Denpasar.
2. Untuk mengetahui upaya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah
Denpasar dalam mencegah pelanggaran terhadap prinsip rahasia bank
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
11
Diharapkan hasil penelitian ini mempunyai manfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pengembangan substansi disiplin bidang ilmu
hukum khususnya hukum perbankan yang terkait dengan rahasia bank.
b. Manfaat Praktis
1. Menambah wawasan bagi penulis dalam kaitannya dengan pelaksanaan
prinsip rahasia bank pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah
Denpasar serta upaya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar
dalam mencegah pelanggaran terhadap prinsip rahasia bank
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan materi
penulisan hukum ini.
3. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi penelitian-penelitan berikutnya.
1.7 Landasan Teoritis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pencegahan berarti menagkal sesuatu
yang akan terjadi. Menurut Notosoedirjo dan Latipun, pencegahan merupakan salah
satu upaya untuk menghindari kerugian, kerusakan yang terjadi pada seseorang atau
masyarakat disekitarnya. Menurut Nasry, pencegahan adalah mengambil suatu
tindakan yang diambilnterlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada
12
data/keterangan.9 Jadi dapat dikatakan bahwa pencegahan merupakan sebuah
tindakan yang diambil untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan
terjadinya suatu kejadian yang tidak diinginkan di masa depan. Menurut Moeljatno,
pelanggaran adalah perbuatan-perbuatan yang sifat melawan hukumnya baru dapat
diketahui setelah ada peraturan yang menentukan demikian.10
Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan untuk melakukan suatu hal. Menurut
Bintoro Tjokroadmudjoyo, Pelaksanaan ialah sebagai proses dalam bentuk rangkaian
kegiatan yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu
diturunkan dalam sebuah suatu program dan proyek. Menurut Siagian S.P,
Pelaksanaan merupakan keseluruahan proses pemberian motivasi bekerja kepada para
bawahan sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya mereka mau bekerja secara ikhlas
agar trcapai tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Menurut Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, Pelaksanaan adalah upaya agar tiap
pegawai atau anggota organisasi berkeinginan dan berusaha mencapai tujuan yang
telah direncanakan.11
Bank merupakan bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu
negara. Menurut kamus istilah hukum fockema Andreae yang dimaksud dengan bank
9Aulia Munizar, 2015, Bank Pengertian pencegahan dan perawatan, URL:
http://wordpress.com/2016/02/26/pengertian-pencegahan-dan-perawatan-cidera-/amp/, diakses pada
tanggal 1 April 2017.
10 Moeljatno, 2009, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, h. 78. 11 Rahardjo Adisasmita, 2011, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, Graha Ilmu,
Yogyakarta, h. 55.
13
ialah suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam
menerima dan memberikan dari dan kepada pihak ketiga.12
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bank adalah badan usaha di bidang
keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat, terutama memberikan
kredit dan jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut Kasmir, bank
dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan
giro,tabungan dan deposito.13 Chairul Arrasjid, menyatakan bahwa pada dasarnya
perbankan adalah sumbu tempat berputar sistem keuangan dari suatu lingkungan
kehidupan masyarakat tertentu.14
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan , bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Menurut Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank di
Indonesia terbagi dalam 2 jenis yaitu : bank umum dan bank perkreditan rakyat.
Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
12Zainal Asikin, op.cit , h. 25.
13Zainal Asikin, op.cit, h. 26
14Cairul Arrasjid, 2011, Hukum Pidana Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 1.
14
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank umum adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Menurut Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank dituntut untuk dapat menjaga
tingkat kepercayaan nasabahnya. Salah satu caranya ialah dengan menerapkan prinsip
rahasia bank dengan baik dan benar. Menurut Pasal 40 ayat (1) Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41 A,
Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44 dan Pasal 44 A.
Menurut Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Rahasia
bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dana dan simpanannya.
15
Terdapat 2 teori yang berkenaan dengan rahasia bank, yaitu teori rahasia bank
yang bersifat mutlak (absolutely theory) dan teori rahasia bank yang bersifat relatif.15
Menurut teori rahasia bank yang bersifat mutlak, semua keterangan mengenai
nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank wajib dirahasiakan tanpa
pengecualian dan pembatasan. Dengan alasan apapun dan oleh siapapun kerahasiaan
mengenai nasabah dan keuangannya tidak boleh dibuka (diungkapkan). Apabila
terjadi pelanggaran terhadap kerahasiaan tersebut, bank yang bersangkutan harus
bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkannya.16
Teori rahasia bank yang bersifat mutlak sangat menonjolkan kepentingan
individu, sehingga kepentingan negara dan mayarakat sering terabaikan. Dengan kata
lain, rahasia bank akan sangat sukar diterobos dengan alasan apapun dan oleh hukum
dan Undang-Undang sekalipun. Teori mutlak ini banyak dianut oleh bank-bank yang
ada di Negara Swiss.17 Sehingga rahasia bank dapat dijadikan perlindungan bagi
pemilik dana yang tidak halal, yang kebetulan tidak dapat terjangkau oleh aparat
penegak hukum karena tidak terkena penyidikan oleh aparat yang berwenang.
Dengan demikian dananya tetap aman.
Sedangkan menurut Teori Rahasia Bank yang bersifat Relatif, semua keterangan
mengenai nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank wajib dirahasiakan. Namun
15Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, op.cit, h. 493.
16Zainal Asikin, op.cit, h. 175.
17Zainal Asikin, op.cit, h. 176.
16
apabila ada alasan yang dapat dibenarkan oleh Undang-Undang, rahasia bank
mengenai keuangan nasabah yang bersangkutan boleh dibuka (diungkapkan) kepada
pejabat yang berwenang.18
Teori rahasia bank yang bersifat relatif ini berpijak pada asas proporsional yang
menghendaki pertimbangan kepentingan mana yang lebih berat untuk membuka atau
tidak membuka rahasia bank, berkaitan dengan kepentingan yang besar, yaitu
kepentingan negara atau kepentingan hukum.19 Teori ini sesuai dengan rasa keadilan,
artinya kepentingan Negara atau kepentingan masyarakat banyak tidak
dikesampingkan begitu saja. Apabila ada alasan yang sesuai dengan prosedur hukum
maka rahasia keuangan nasabah boleh dibuka (diungkapkan). Dengan demikian, teori
ini melindungi kepentingan semua pihak, baik individu, masyarakat maupun Negara.
Teori ini dianut oleh oleh bank-bank yang ada di negara Amerika Serikat,
Belanda, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Di Indonesia teori relatif ini diatur
dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.20
1.8 Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
18Zainal Asikin, op.cit, h. 177.
19 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, op.cit, h. 494.
20Zainal Asikin, op.cit, h. 176.
17
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kebenaran
adalah dengan penelitian secara ilmiah. Penelitian melatih kita untuk selalu
sadar bahwa di dunia ini banyak yang tidak kita ketahui, apa yang coba kita
cari, temukan, dan ketahui itu tetaplah bukan kebenaran mutlak. Oleh sebab
itu, masih perlu diuji kembali. Setiap penelitian berangkat dari ketidaktahuan
dan berakhir pada keraguan, dan tahap selanjutnya berangkat dari keraguan
dan berakhir pada suatu hipotesis.21
Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum
empiris. Penelitian hukum empiris salah satunya merupakan penelitian yang
membahas bagaimana hukum beroperasi dalam masyarakat. Salah satu faktor
yang mengefektifkan suatu peraturan yang ada adalah warga masyarakat,
yaitu berupa kesadaran warga masyarakat untuk memenuhi suatu peraturan
perundang-undangan.22 Dalam usulan penelitian ini yang akan diteliti adalah
bagaimana pencegahan pelanggaran terhadap prinsip rahasia bank melalui
Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar
b. Jenis Pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat hukum empiris
dengan menggunakan pendekatan fakta dan pendekatan perundang-undangan.
Pendekatan fakta (The Fact Approach) dilakukan dengan mengkaji kenyataan
21Amiruddin dan Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, cet. VIII, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h. 19.
22Zainudin Ali, 2011, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h.37.
18
yang ada dilapangan tentang pelaksanaan prinsip rahasia bank pada PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk. di Bank Mandiri Wilayah Denpasar dan upaya PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar dalam mencegah pelanggaran
terhadap prinsip rahasia bank.
Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach) dilakukan
dengan menelaah semua Undang-Undang dan regulasi yang bersangkut paut
dengan isu hukum yang ditangani.23 Dimana dalam penelitian ini Undang-
Undang yang akan ditelaah antara lain : Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, , Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Inforamasi dan Transaksi Elektronik, Peraturan Bank
Indonesia Nomor : 2/19/PBI/2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank,.
c. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau
kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau
untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala
lain dalam masyarakat. Penelitian ini menggambarkan tentang pelaksanaan
prinsip rahasia bank pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar
23Peter Mahmud Marzuki, 2014, Penelitian Hukum, cet. VIII, Kencana, Jakarta, h. 133.
19
dan upaya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar dalam
mencegah pelanggaran terhadap prinsip rahasia bank.
d. Sumber Data
Oleh karena metode peneltian yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah ini adalah penelitian hukum empiris, maka data yang dipergunakan
adalah sebagai berikut :
1. Sumber Data primer (Field research) yaitu data yang bersumber dari
penelitian di lapangan yaitu suatu data yang diperoleh dari sumber utama
dilapangan baik dari responden maupun informan. Penelitian ini akan
dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dan diperoleh melalui
penelitian pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar
dengan cara mengadakan wawancara dan melakukan penelitian langsung
pada pihak yang terkait dengan permasalahan.
2. Sumber Data sekunder (Library research) yaitu suatu data yang
bersumber pada penelitian kepustakaan yakni data yang diperoleh tidak
secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber pada data
yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum. Bahan
hukum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1) Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang sifatnya mengikat
seperti peraturan perundang-undangan atau mempunyai kekuatan
20
mengikat bagi pihak yang berkepentingan seperti kontrak, konvensi,
dokumen hukum yurisprudensi dan lain-lain. Dalam penelitian ini
peraturan perundang-undang yang dijadikan sebagai bahan hukum
primer diantaranya : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Inforamasi dan Transaksi Elektronik,
Peraturan Bank Indonesia Nomor : 2/19/PBI/2000 tentang Persyaratan
dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka
Rahasia Bank.
2) Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu buku-buku dan literatur yang ada
kaitannya dengan masalah yang menunjang bahan hukum primer
3) Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus,
ensiklopedia dan lain sebagainya.
e. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, terdapat beberapa teknik pengumpulan data,
yaitu melalui studi dokumen, wawancara, observasi dan penyebaran kuisioner.
21
Berdasarkan sumber data diatas, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Teknik Wawancara
Teknik wawancara yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data guna mencari informasi dengan cara mengadakan tanya jawab secara
lisan maupun tulisan yang diarahkan pada masalah tertentu dengan
imforman yang dalam hal ini terdiri dari Bapak/IBu pegawai PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk Wilayah Denpasar.
b. Teknik Studi Dokumen
Dalam penelitian ini dilakukan teknik studi dokumen terhadap sumber
kepustakaan yang relevan dengan permasalahan penelitian dengan cara
membaca, mencari, mempelajari dan mencatat kembali data yang
kemudian di kelompokkan secara sistematis yang berhubungan dengan
masalah dalam penelitian ini dengan memilih buku-buku, dan peraturan-
peraturan mengenai rahasia bank maupun bahan-bahan tertulis lainnya
yang berkaitan dengan penelitian hukum ini.
f. Teknik Penentuan Sampel Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini teknik pengambilan sampel yang akan
digunakan yakni teknik non probability sampling. Pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik non probability sampling memberikan peran
yang sangat besar untuk menentukan pengambilan samplenya. Dimana setiap
unit atau manusia tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
22
sebagai sampel .24 Bentuk-bentuk non probability sampling diantranya quota
sampling, accidental sampling, purposive sampling, snowball sampling
Quota sampling adalah suatu proses penarikan sampel dengan
memperhatikan sampel yang paling mudah untuk diambil dan sampel tersebut
telah memenuhi ciri-ciri tertentu yang menarik perhatian. Accidental sampling
hampir sama dengan quota sampling perbedaannya hanya terletak pada ruang
lingkupnya dimana hal terpenting dalam accidental sampling adalah siapa
saja yang kebetulan dijumpai dapat disajikan sampel
Purposive sampling, dimana penarikan sampel dilakukan berdasarkan
tujuan tertentu yaitu sampel dipilih atau ditentukan sendiri oleh peneliti.
Snowball sampling, penarikan sampel dengan teknik ini dipilih berdasarkan
penunjukkan atau rekomendasi sebelumnya.
Berdasarkan bentuk-bentuk teknik non probability sampling diatas
maka penelitian ini akan menggunakan teknik purposive sampling, dimana
sampel dipilih atau ditentukan sendiri oleh peneliti. Dimana dalam hal ini
peneliti memilih PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Wilayah Denpasar sebagai
tempat penelitian.
g. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul, baik data lapangan (data primer) dan data
sekunder kemudian dilakukan analisis secara kualitatif. Dalam penelitian
dengan teknik kualitatif maka keseluruhan data yang terkumpul akan diolah
24Amiruddin dan Zainal Asikin, op.cit, h. 97.
23
dan dianalisis secara sistematis, digolongkan dalam pola dan tema,
dikategorikan dan diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data
lainnya, dilakukan interpretasi dengan merujuk pada lantasan teoritis, konsep,
pandangan-pandangan sarjana yang relevan untuk memahami makna dalam
situasi sosial dan dilakukan penafsiran dari pespektif peneliti setelah
memahami keseluruhan kualitas data.25 Setelah dilakukan analisis secara
kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif dan sistematis untuk
memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang dikemukakan
25Ade Saptomo, 2009, Pokok-Pokok Metodologi Hukum Empiris Murni Sebuah Alternatif,
Univrsitas Trisakti, Jakarta, h.92.
24