Upload
dinhque
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. PENGERTIAN…………………………………………………………………………. 2
II. RINGKASAN………………………………………………………………………….. 3
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN SEPTEMBER 2018......…………………...... 4
A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……………………………………….. 4
1. Anomali SST dan SOI ……………………………………………………………... 4
2. Dipole Mode Index ….……………………………………………………………... 5
3. Madden Julian Oscillation (MJO)…………………………………………………... 5
4. Suhu Muka Laut…………………………………………………………………….. 7
5. Monsun……………………………………………………………………………… 9
6. Gradien Angin Lapisan Atas………………………………………………………... 10
B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………………………………………………………... 14
1. Angin………………………………………………………………………………... 14
2. Kelembaban Udara………………………………………………………………….. 14
3. Suhu Udara………………………………………………………………………….. 15
4. Jarak Pandang Mendatar……………………………………………………………. 17
5. Curah Hujan………………………………………………………………………… 18
6. Keadaan Cuaca…………………………………………………………………........ 19
7. Kalender Cuaca…………………………………………………………………....... 20
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM …………………………………………………….. 21
V. PRAKIRAAN …………………………………………………………………………. 23
A. PRAKIRAAN HUJAN ………………………………………………………………… 23
1. Prakiraan Curah Hujan September 2018..…………………………………….……. 23
2. Prakiraan Sifat Hujan September 2018…..……………..………………………….. 24
B. INFORMASI KELAUTAN...…………………………………………………………... 26
1. Tinggi Gelombang Signifikan ...…………………………………………………… 26
2. Pasang Surut ……………………………………………………………………….. 27
Lampiran ……..……...……………………………………………………………………... 29
| 2
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
I. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
B. NORMAL CURAH HUJAN
Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan
selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.
C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN
Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-
masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Februari 1981 s.d Februari 2010,
Februari 1981 s.d Februari 2010, Juni 1981 s.d Juni 2010, dan seterusnya.
D. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
E. CUACA EKSTRIM
Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat
mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan
KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan
Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:
a. Angin kencang diatas 25 knots
b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih
dari 34,8 knots
c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam
d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan
Cumulunimbus
e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter
f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.
| 3
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
II. RINGKASAN
Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada September 2018
menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 28 0C. Suhu muka
laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino 3.4) berkisar antara 0.3 0C s.d 0.5 0C
yang menunjukkan suhu lebih tinggi dibandingkan keadaan normalnya. Indeks SOI pada
bulan September 2018 sebesar -10 s.d -9.2 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino
Southern Oscillation) pada bulan September masih berada pada kondisi netral. Nilai OLR
rata-rata bulan September 2018 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 s.d 260 W/m2.
Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 s.d 260 W/m2. Hal
ini menunjukkan tutupan awan di wilayah Kalimantan Selatan pada bulan September relatif
sedikit. Posisi gerak semu matahari pada bulan September berada di Belahan Bumi Utara.
Pusat tekanan tinggi terdapat di Belahan Bumi Selatan sementara pusat tekanan rendah
berada di sebagian besar Belahan Bumi Utara. Kondisi ini mengakibatkan masa udara
terpusat ke wilayah Belahan Bumi Utara, yang menandakan berlangsungnya monsun
Australia. Kondisi ini mengakibatkan berlangsungnya musim kemarau di beberapa wilayah
Indonesia khususnya Kalimantan Selatan.
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan September 2018 arah
angin dominan bertiup dari arah Utara (37,5° s.d. 22,5°) dengan kecepatan angin terbanyak
adalah 4-7 knot dan kecepatan angin maksimum mencapai 17 knot. Kelembaban maksimum
harian berkisar antara 91-99%, dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 34-
84%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.2-36.2 0C, dan suhu udara minimum
harian berkisar antara 20.1-25.2 0C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada
umumnya >7 km. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan September 2018 adalah
sebesar 9.9 mm bersifat Bawah Normal dengan hari hujan sebanyak 3 hari. Kondisi cuaca
signifikan kejadian Hujan sebanyak 3 kali, Petir 3 kali, Kabut sebanyak 1 kali, Asap
sebanyak 25 kali, Visibility kurang dari 1000m terdapat 17 kali kejadian.
| 4
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN SEPTEMBER 2018
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL
1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index
(SOI)
Pada bulan September 2018 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator
bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.3 0C s.d 0.5 0C yang menunjukkan suhu lebih
tinggi dibandingkan keadaan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan
September sebesar 0.49. Indeks SOI pada bulan September 2018 sebesar -10.7 s.d -9.2 yang
menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada bulan September berada
pada kondisi netral.
Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)
Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)
| 5
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
2. Dipole Mode Index (DMI)
Nilai DMI bulan September 2018 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah.
Pada dasarian I (-0.08 s.d 0.28), dasarian II ( 0.85 s.d 0.87) dan dasarian III (0.86 s.d 0.87).
Pada awal hingga akhir bulan September 2018 DMI dominan bernilai positif yang
menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian Timur menuju Samudera
Hindia bagian Barat sehingga mengurangi potensi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia
bagian Barat.
Tabel 1. Nilai DMI Bulan September 2018
No. Tanggal DMI
1 1-2 September -0.08
2 3-9 September 0.28
3 10-16 September 0.85
4 17-23 September 0.87
5 24-30 September 0.86
Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au)
3. Madden Julian Oscillation (MJO)
a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut
Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang
terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah
satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR
yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut,
sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.
| 6
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR September 2018
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)
Nilai OLR rata-rata bulan September 2018 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 –
280 W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 180 - 200 W/m2 terdapat di Aceh, Sumatera Utara
dan Papua Barat. Nilai rata-rata OLR tertinggi 260 - 300 W/m2 dominan berada di wilayah
Indonesia bagian Selatan meliputi Sumatera bagian Selatan, Pulau Jawa, Laut Jawa,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara hingga Laut
Arafuru. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif
banyak di bagian Utara ekuator, sedangkan di Selatan ekuator tutupan awan cenderung
lebih sedikit. Di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 – 260 W/m2.
Hal ini menunjukkan bahwa tutupan awan selama bulan September 2018 relatif sedikit.
b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)
Pada bulan September 2018 MJO terpantau tidak aktif dan pada dasarian III
umumnya MJO pada fase 8 (Western Pasific s.d West. Hem. and Africa). Kondisi ini
menunjukkan selama bulan September 2018 MJO tidak mempengaruhi cuaca di wilayah
Indonesia.
| 7
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Gambar 5.Fase MJO September 2018
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)
4. Suhu Muka Laut
Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut September 2018
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)
| 8
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan September 2018 di perairan
Indonesia dengan nilai ≥ 28 0C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia
berada di Samudera Pasifik timur Papua. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan
banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air
yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-
awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi.
Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut September 2018
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)
Anomali suhu muka laut bulan September 2018 di sebagian besar wilayah perairan
Indonesia berkisar antara -1.5 s.d 0.5 0C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah
Indonesia sama dengan normalnya. Anomali suhu muka laut yang bernilai negatif meliputi
perairan Laut Jawa, Selat Makasar dan Samudra Hindia Selatan Jawa. Wilayah perairan
dengan anomali negatif memberikan dampak terhadap berkurangnya uap air di wilayah
tersebut.
5. Monsun
Posisi gerak semu matahari pada bulan September berada di Belahan Bumi Utara.
Pusat tekanan tinggi terdapat di sebagian besar Belahan Bumi Selatan dan sebagian kecil
Belahan Bumi Utara sementara pusat tekanan rendah berada di sebagian besar Belahan
Bumi Utara dan sebagian kecil Belahan Bumi Selatan. Kondisi ini mengakibatkan masa
udara terpusat ke wilayah Belahan Bumi Utara, yang menandakan berlangsungnya monsun
| 9
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Australia. Kondisi ini mengakibatkan berlangsungnya musim kemarau di beberapa wilayah
Indonesia khususnya Kalimantan Selatan.
Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut September 2018
(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)
Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan September 2018 dapat dilihat pada
Gambar 8. Daerah tekanan tinggi berada di Benua Australia (1023.1 hPa). Daerah tekanan
rendah berada di Benua Asia (1005.0 hPa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan
permukaan laut berkisar antara 1010.0 – 1015.0 hPa.
Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan September di
wilayah Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara. Sedangkan di Indonesia
bagian utara angin dominan bertiup dari arah Selatan hingga Barat. Terdapat wilayah
pertemuan angin atau konvergensi di Riau, Kalimantan Utara, dan Papua. Belokan angin
atau shearline terjadi di Laut Natuna, dan Kalimantan Barat. Daerah Netral terdapat di
Timur Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi normal angin bulan September, daerah
pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Samudera Pasifik Barat
Filipina dan daerah belokan angin di wilayah Riau, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Papua
Barat, dan Papua. Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin
atau shearline dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan
hujan di wilayah tersebut.
| 10
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft September 2018
(Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG)
6. Gradien Angin Lapisan Atas
a. Dasarian Pertama
Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan September 2018, dari peta gradien
terlihat wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang
lebih 4 s.d 8 sel tekanan rendah yaitu di Teluk Benggala, Vietnam, Samudera Hindia,
Filipina, Australia dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang
lebih 1 s.d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di
Samudera Pasifik yakni siklon tropis “Jebi” dan “Mangkhut”. Badai tropis Jebi aktif mulai
dari 28 Agustus s.d 04 September 2018 dengan tekanan minimum 915 mb dan kecepatan
| 11
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
maksimum 105 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat dan
kemudian ke Timur Laut, dan punah di Jepang. Badai tropis Mangkhut aktif mulai dari 07
September s.d 17 September 2018 dengan tekanan minimum 905 mb dan kecepatan
maksimum 110 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat, dan punah
di Daratan China.
Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I September 2018
Pola angin di wilayah Indonesia sebelah Utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Selatan – Barat dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di sebelah
Selatan ekuator dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan berkisar antara 0 – 45 knots.
Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Laut Tiongkok Selatan, Selat
Malaka, Laut Jaw, Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya
massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah
tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh, Kepulauan Riau,
Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi
Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 3 hari hujan dengan
intensitas ringan.
b. Dasarian Kedua
Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan September 2018, dari peta gradien
terlihat wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang
lebih 1 s.d 6 sel tekanan rendah yaitu di Teluk Benggala, India, Samudera Hindia, Filiphina,
Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 3
sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang aktif di wilayah Laut
China Timur yakni siklon tropis “Barijat”. Badai tropis Barijat aktif mulai dari tanggal 11
| 12
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
September s.d tanggal 13 September 2018 dengan tekanan minimum 998 mb dan kecepatan
maksimum 40 knot, siklon ini aktif di Laut China Timur dan bergerak ke Barat, dan punah
di wilayah yang sama.
Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II September 2018
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Selatan – Barat, dengan kecepatan angin 0 – ≥ 45 knots, sedangkan di bagian Selatan
ekuator angin bertiup dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan 0 – 45 knots. Daerah
konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di wilayah Laut Natuna, Bagian Utara
Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara,
Papua Barat, dan Bagian Utara Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya
pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline
(belokan angin tajam) terdapat di wilayah Bagian Barat Aceh, Sumatera Utara, Riau,
Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Selat Makassar, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Maluku, Biak, dan Papua Barat. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi
cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 2 hari hujan dengan intensitas ringan.
c. Dasarian Ketiga
Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan September 2018, dari peta gradien
terlihat di sekitar equator wilayah Indonesia didominasi oleh sel tekanan rendah kurang
lebih 2 s.d 6 sel tekanan rendah yaitu Samudera Hindia, Samudera Pasifik, India, Timur
Papua, dan Asia. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 3 sel sirkulasi
tertutup (eddy). Terdapat 3 sistem tekanan rendah yang aktif di wilayah Samudera Pasifik
yakni siklon tropis “Trami”, “Liua”, dan “Kong Rey”. Siklon tropis Trami aktif mulai dari
21 September 2018 dan masih belum punah hingga akhir bulan september 2018. Siklon ini
aktif di Samudera Pasifik Timur Filipina dan bergerak ke arah Barat Laut kemudian ke
| 13
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Utara dengan tekanan minimum yang terpantau hingga akhir September 2018 adalah 915
mb dan kecepatan maksimum 105 knot. Siklon tropis Liua aktif mulai 27 September 2018
s/d 29 September 2018 dengan tekanan minimum 994 mb dan kecepatan maksimum 40
knot. Siklon ini aktif di Samudera Pasifik Timur Papua dan punah di wilayah yang sama.
Siklon tropis Kong Rey aktif mulai 29 September 2018 dan masih belum punah hingga
akhir bulan September 2018. Siklon ini Aktif di Samudera Pasifik Timur Filipina bergerak
ke arah Barat kemudian ke Barat Laut dengan tekanan minimum yang terpantau hingga
akhir September 2018 adalah 970 mb dan kecepatan minimum 70 knot.
Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III September 2018
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah Barat
Daya – Barat dengan kecepatan angin 0 – ≥ 45 knots, sedangkan di bagian Selatan angin
bertiup dari arah Timur – Tenggara dengan kecepatan 0 – ≥ 45 knots. Daerah pertemuan
angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Aceh, Kepulauan Riau, Barat
Sumatera, Utara Maluku, Laut Cina Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Utara Papua. Daerah konvergensi dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan
tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam)
terdapat di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku,
Papua, Kepulauan Riau, Barat Sumatera, Sulawesi Bagian Utara, dan Aceh. Hasil Pantauan
Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya tidak
terdapat hari hujan pada Dasarian III.
| 14
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL
1. Angin
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan September 2018 arah
angin dominan bertiup dari arah Utara (112,5° – 157,5°) dengan persentase sebesar 19,5 %.
Kecepatan angin terbanyak adalah 4 - 7 knot dengan persentase 28,1% sedangkan kecepatan
angin maksimum mencapai 17 knot. Distribusi angin pada bulan September 2018
berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan September 2018
2. Kelembaban Udara
Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian September 2018
| 15
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan September 2018 berkisar antara 68 -
92%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 91 – 99%, dan kelembaban udara
minimum harian berkisar antara 34 - 84%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 28
sebesar 34% dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 27 sebesar 99%. Profil
kelembaban harian bulan September 2018 dapat dilihat pada Gambar 15.
Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara
jam 04.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 90 – 93 %, sedangkan kelembaban
udara minimum terjadi antara jam 12.00 - 15.00 WITA dengan nilai berkisar antara 49 -
53%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan September 2018 dapat dilihat pada
Gambar 16.
Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam September 2018
3. Suhu Udara
Profil suhu udara rata-rata harian bulan September 2018 berkisar antara 25.2 – 29.5
0C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.2 – 36.2 0C, dan suhu udara minimum
harian berkisar antara 20.1 – 25.2 0C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 36.2 0C terjadi
pada tanggal 29. Sedangkan suhu minimum 20.1 0C terjadi pada tanggal 27. Profil suhu
udara harian bulan September 2018 dapat dilihat pada Gambar 17.
| 16
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian September 2018
Profil suhu udara rata - rata perjam bulan September 2018 dapat dilihat pada Gambar
18. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 07.00
WITA. Nilai maksimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara 32.5 – 33.3 0C terjadi
antara pukul 12.00 – 15.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar
antara jam 04.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 23.1 – 23.8 0C. Profil suhu udara
rata-rata perjam bulan September 2018 dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan September 2018
| 17
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)
Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin bulan September 2018 umumnya > 7 km. Jarak pandang maksimum ( >
9 km) terjadi pada pagi hingga sore hari antara pukul 10.00 – 18.00 WITA. Visibility mulai
menurun (< 9 km) antara pukul 19.00 - 09.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan udara kabur
(haze) dan Asap (smoke) pada dini hari. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata -
rata harian bulan September 2018 dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) September 2018
Selama bulan September 2018, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong
ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 17 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 10
meter pada tanggal 27, 200 meter pada tanggal 28, 400 meter pada tanggal 11 dan 24, 500
meter pada tanggal 12, 13, 17, 18, 25, 29 dan 30, jarak pandang mendatar 700 meter pada
tanggal 19, serta jarak pandang mendatar 800 meter pada tanggal 10, 16 dan 20. Kondisi ini
terjadi akibat adanya Asap (smoke) pada dini hari di wilayah Bandara Syamsudin Noor
Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan September 2018
dapat dilihat pada Gambar 20.
| 18
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem September 2018
5. Curah Hujan
Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan September 2018 adalah
sebesar 9.9 mm dengan hari hujan sebanyak 3 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan
adalah 2.3 mm dengan 1 hari hujan. Pada dasarian II jumlah curah hujan adalah 6.6 mm
dengan 2 hari hujan dan dasarian III tidak terjadi hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar
4.1 mm yang terjadi pada tanggal 17 September 2018. Curah hujan normal (rata-rata 30
tahun) bulan September sebesar 85 mm. Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan
bulan September 2018 bersifat Bawah Normal. Grafik curah hujan harian bulan September
2018 dapat dilihat pada Gambar 21.
| 19
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian September 2018
Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan September 2018 menyatakan bahwa total curah
hujan maksimum perjam sebesar 3.1 mm terjadi pukul 18.00 WITA dan jumlah curah hujan
maksimum mutlak yakni sebesar 3.1 mm yang terjadi pada tanggal 17 September 2018.
Grafik kejadian hujan harian bulan September 2018 dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan September 2018
6. Keadaan Cuaca
Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan September 2018 di Stasiun
Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca signifikan kejadian Hujan sebanyak 3 kali,
Petir 3 kali, Kabut sebanyak 1 kali, Asap sebanyak 25 kali, Visibility kurang dari 1000m
| 20
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
ada 17 kali kejadian. Kondisi cuaca signifikan didominasi oleh kejadian Asap sebanyak 25
kali.
Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan September 2018
7. Kalender Cuaca
Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan September 2018
| 21
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM
DASARIAN I
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 10 September 2018 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 800m
yang dikarenakan asap (smoke).
DASARIAN II
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL.
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20 September 2018 tercatat jarak
pandang mendatar minimum mencapai 400 – 800 m yang dikarenakan asap (smoke).
DASARIAN III
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL.
| 22
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 24, 25, 27, 28, 29 dan 30 September 2018 tercatat jarak pandang mendatar
minimum mencapai 10 – 500 m yang dikarenakan asap (smoke). Jarak pandang mendatar
minimum mencapai 10 m terjadi pada tanggal 27 September 2018.
| 23
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
PRAKIRAAN
A. PRAKIRAAN HUJAN
1. Prakiraan Curah Hujan Oktober 2018
Prakiraan akumulasi curah hujan Oktober 2018 di wilayah Kalimantan Selatan
secara umum dalam kategori Menengah antara 101 - 150 mm. Untuk curah hujan rendah 51
– 100 mm diprakirakan di Kab. Tanah Laut (Panyipatan/ Batu Mulia, Takisung/ Gn.
Makmur), Kab. Kotabaru (PL Timur/ Langkang Lama), Kab. Banjar (Sungai Pinang/
Rantau Nangka), Kab. Barito Kuala (Anjir Muara/ Anjir Muara Kota Tengah), Kab.
Tapin (Bakarangan/ Tangkawang, Bungur, Tapin Selatan/ Harapan Masa), Kab. Hulu
Sungai Utara (Amuntai Utara/ T. Daun, Babirik/ Babirik Hilir), Kab. Tabalong (Muara
Harus/ Tantaringin, Upau/ Masingai I), Kab. Tanah Bumbu (Sei Loban/ Marga Mulya,
Kusan Hulu/ Sungai Rukam, Kusan Hilir/ Mudalang), Kota Banjarbaru (Landasan Ulin/
Landasan Ulin Timur). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Landasan
Ulin curah hujan diprakirakan antara 101 - 150 mm. Prakiraan curah hujan bulan Oktober
2018 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Oktober 2018
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 24
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
2. Prakiraan Sifat Hujan Oktober 2018
Prakiraan sifat hujan Oktober 2018 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data
Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Bawah Normal. Sifat hujan di
normal diperkirakan di Kab. Tanah Laut (Takisung/ Gn. Makmur, SMPK Pelaihari,
Panyipatan/ Batu Mulia, Jorong, Kintap/ Kebun Raya), Kab. Kotabaru (PL Timur/
Langkang Lama, Kelumpang Selatan/ Sangking Baru), Kab. Banjar (Martapura Kota,
Pengaron, Simpang Empat/ Batu Balian, Sungai Pinang/ Rantau Nangka, Danau Salak/
Lawa, Kertak Hanyar/ Manarap Baru, Gambut/ Kayu Bawang, Mataraman), Kab. Barito
Kuala (Anjir Pasar/Anjir PasarKota, Marabahan/ Marabahan Kota, Barambai/Kolam
Kanan, Wanaraya/ Kolam Kiri,Tamban/ Koanda, Tabunganen/ Sei Jingah Besar, Anjir
Muara/ Anjir Muara Kota Tengah), Kab. Tapin (Tapin Selatan/ Harapan Masa, Lok Paikat,
Binuang/ Pulau Pinang, Tapin Utara/ Rantau Kiwa, Tapin Tengah/ Andhika), Kab. Hulu
Sungai Selatan (Telaga Langsat/ Mandala, Angkinang/ Bamban Selatan, Daha Selatan/
Muning Tengah, Kalumpang/ Tambingkar, SMPK Sungai Raya), Kab. Hulu Sungai
Tengah (Labuan Amas Utara/ Kasarangan, SMPK Pantai Hambawang), Kab. Hulu Sungai
Utara (Amuntai Utara/ T. Daun, Sei Pandan/ Bt. Pangkalan, Amuntai Tengah/ Pasar Senin,
Babirik/ Babirik Hilir), Kab. Tabalong (Banua Lawas/ Banua Rantau, Murung Pudak/
Tanjung Selatan, Tanjung/ Hikun, Muara Harus/ Tantaringin, Kelua/ Kel Pulau, Upau/
Masingai I), Kab. Tanah Bumbu (Kusan Hulu/ Sungai Rukam, Sei Loban/ Marga Mulya,
Kusan Hilir/ Mudalang, Kr.Bintang/ Manunggal), Kab. Balangan (Batu Mandi/
Hamparaya, Paringin Selatan/ Lingsir), Kota Banjarmasin (Banjarmasin Utara/ Surgi
Mufti), Kota Banjarbaru (Landasan Ulin/ Landasan Ulin Timur, Staklim Banjarbaru,
Stamet Syamsudin Noor) Gambar 26.
| 25
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Gambar 26. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Oktober 2018
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 26
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
B. INFORMASI KELAUTAN
1. Tinggi Gelombang Signifikan
Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Oktober
Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Oktober di wilayah perairan
Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.8 meter. Rata-rata gelombang
signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Tenggara.
Sedangkan untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan
September antara 0.4 hingga 1.8 meter dari arah Tenggara dengan gelombang
tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa.
Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Oktober
| 27
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
2. Pasang Surut
Informasi prakiraan pasang surut bulan Oktober 2018 dibagi menjadi beberapa wilayah
yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai
Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung
Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.
| 28
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
TIM REDAKSI
Pelindung : Karmana, S.Si, M.M.
Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin
Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling
Kepala Seksi Observasi Dan Informasi
Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan
2. Rianita Sekar Utami
3. Uli Mahanani
4. Herin Hutri Istyarini
5. Adhitya Prakoso
6. Rizqi Nur Fitriani
7. Utari Randiana
8. Bayu Kencana Putra
9. Rimelda Yuni Hasteti
10. Muhammad Shaa Imul Qadri
| 29
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Lampiran 1
Pasang Surut Air Laut Bulan Oktober 2018
| 30
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
| 31
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
| 32
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
| 33
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
| 34
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
| 35
Buletin Meteorologi Edisi September 2018
Lampiran 2
Alamat Website Informasi Meteorologi
- BMKG
www.bmkg.go.id
- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id
- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan
- Informasi Meteorologi Penerbangan
http://aviation.bmkg.go.id
- Informasi Meteorologi Kelautan
http://maritim.bmkg.go.id
- Informasi Titik Panas (hotspot)
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31
- Informasi Potensi Kebakaran Lahan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan