12
Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053 1. Productivity Produktivitas Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. (Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo) 2.Efficiency Efisiensi Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber- sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan. (Danfar. 2009. http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efisiensi/) 3.Utility Utilitas Utility adalah kemampuan suatu barang atau jasa dalam memberikan manfaat atau kegunaan atau kepuasan kepada orang yang mengkonsumsinya. Semakin tinggi utility suatu barang atau jasa, semakin diinginkan barang atau jasa itu oleh seseorang. Utility bersifat relatif: barang atau jasa yang memiliki utility bagi orang tertentu belum tentu bagi orang lain. (Warsidi. 2009. http://www.warsidi.com/2009/12/utility-dalam- konteks-ilmu-ekonomi.html)

Daftar Istilah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Daftar Istilah

Citation preview

Page 1: Daftar Istilah

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

1. Productivity Produktivitas

Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan

antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas

merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan

dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. (Herjanto, E. 2007. Manajemen

Operasi. Jakarta: Grasindo)

2. Efficiency Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output

(hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya

juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata

lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan. (Danfar. 2009.

http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efisiensi/)

3. Utility Utilitas

Utility adalah kemampuan suatu barang atau jasa dalam memberikan manfaat atau

kegunaan atau kepuasan kepada orang yang mengkonsumsinya. Semakin tinggi utility

suatu barang atau jasa, semakin diinginkan barang atau jasa itu oleh seseorang. Utility

bersifat relatif: barang atau jasa yang memiliki utility bagi orang tertentu belum tentu

bagi orang lain. (Warsidi. 2009. http://www.warsidi.com/2009/12/utility-dalam-

konteks-ilmu-ekonomi.html)

4. Intergrasi

Integrasi berasal dari bahasa Latin yaitu integer, yang berarti keseluruhan atau seluruh

dan bersifat utuh. Integer adalah menggabungkan beberapa bagian sehingga dapat

bekerja sama atau membentuk keseluruhan. Secara etimologi integrasi merupakan

pembauran yang menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. (Matnuh. 2012.

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2320759-pengertian-

integrasi/#ixzz2v6b0VwLl)

Page 2: Daftar Istilah

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

5. Kolaburasi

Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang

terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan

tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah

kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses,

saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat.

(nurlailatul khoiriyah. 2012. http://konselingnur.blogspot.com/2012/04/normal-0-

false-false-false-en-us-x-none_25.html)

6. Agile Manufacturing

Definisi komprehensif agile manufacturing dapat dikaitkan agile enterprise, produk,

tenaga kerja, kapabilitas dan lingkungan yang merupakan penggerak paradigma agile.

Beberapa poin utama yang terkandung dalam definisi agile manufacturing adalah:

1. Produk dengan kualitas dan kustom yang tinggi

2. Produk dan jasa dengan kandungan informasi dan nilai yang tinggi

3. Mobilisasi dari berbagai kompetensi inti

4. Tanggap terhadap isu-isu lingkungan dan sosial

5. Sintesis dari berbagai teknologi yang berbeda-beda

6. Reaksi terhadap perubahan dan ketidakpastian

7. Integrasi anatara intra-enterprise dan inter-enterprise

Sedangkan ahli di lacocca Institute mendefinisikan agile manufacturing sebagai

“sistem manufaktur dengan kapabilitas luar biasa (kapabilitas internal yang terdiri dari

teknologi, SDM, manajemen dan informasi) untuk menghadapi perubahan kebutuhan

pasar (kecepatan, fleksibilitas, pelanggan, pemasok, infrastruktur dan tanggapan). Ini

merupakan sebuah sistem yang berubah (kecepatan dan kecekatan) di antara model-

model produk atau antara lini produk (fleksibilitas), idealnya sebagai respon atas

permintaan konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen)

(Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 5 No. 2, Oktober 2005:31-43)

Page 3: Daftar Istilah

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

7. LEAN Manufacturing

Lean Manufacturing, atau dikenal juga dengan sebutan Lean Enterprise, Lean

Production, atau sederhananya hanya disebut “Lean” saja merupakan sebuah

metodologi praktek produksi yang memfokuskan penggunaan dan pemberdayaan

sumber daya untuk menciptakan value bagi pelanggan; caranya adalah dengan

menhilangkan waste (pemborosan) yang terjadi pada proses sehingga terjadi proses

yang lebih efektif dan efisien, dengan kualitas output yang lebih baik. (shift. 2012.

http://shiftindonesia.com/lean-six-sigma-lean-manufacturing/)

8. Pengertian Line Balancing, bagaimana perusahaan menerapkan line

balancing, Beri contoh kasus dan bagaimana perusahaan

menyelesaikan dengan line balancing

Definisi

Menurut Gaspersz, line balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-

elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan

banyaknya work station dan meminimumkan total harga idle time pada semua stasiun

untuk tingkat output tertentu. Dalam penyeimbangan tugas ini, kebutuhan waktu per

unit produk yang dispesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan sekuensial harus

dipertimbangkan. (http://rayvel.files.wordpress.com/2012/07/bab-6-line-

balancing.pdf)

Cara Penerapan

Prosedur umum dalam line balancing:

1. Menentukan cycle time dengan menghitung producrtion rate per hari dengan

available productive time per hari

2. Menghitung jumlah minimum workstation dengan cara membagi total task time

dengan cycle time

3. Melakukan penyeimbangan lini produksi dan penugasan assembly task pada setiap

station

Page 4: Daftar Istilah

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

Tahapan dalam line balancing

1. Menentukan tasks (operations)

2. Menetukan urutan kerja (sequence)

3. Menggambar precedence diagram

4. Memperkirakan task times

5. Menghitung cycle time

6. Menghitung number of work stations

7. Memberikan penugasan task pada setiap station

8. Menghitung efficiency

(PPT Sistem Manufaktur Pak Zefry Darmawan)

Contoh Kasus Penerapan Line Balancing dan Penyelesaiannya

Terdapat sebuah pabrik perakitan electric fan merk “angin sepoy” dengan task sebagai

berikut:

Task Time (Mins) Description Predecessors

A 2 Assemble frame None

B 1 Mount switch A

C 3.25 Assemble motor housing None

D 1.2 Mount motor housing frame A, C

E 0.5 Attach Blade D

F 1 Assemble and attach safety grill E

G 1 Attach cord B

H 1.4 Test F,G

Keterangan: Bottleneck Time

Precedence Diagram

Task A B C D E F G H

Predesor - A - A, C D E B F, G

Page 5: Daftar Istilah

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

Maximum Produksi unit per hari

Max Production=Waktu produksi per hariBottleneck Time

= 420menit3.25menit /unit

=129units

Menghitung Cycle Time:

Seandainya pabrik merakit 100 unit fan per hari, maka cycle time nya adalah:

RequiredCycle Time=C= Waktu produksi per periodeKebutuhan output per periode

=420menit /hari100menit /hari

=4.2menit /unit

Menentukan Jumlah workstation minimum

Theoretical Min .Number of workstation=N t=Jumlahwaktu operasi(T )

Cycletime(C)=11.35menit /unit4.2menit /unit

=2.702atau3

Menetukan efisiensi Assembly Line

Efficiency=WJumlahwaktu operasi(T )

Actual number of workstation (Na )×Cycle Time(C )= 11.35menit /unit

(3)(4.2menit /unit )=0.901

Page 6: Daftar Istilah

1

6

5

4

7

9

8

10

2

3

11

12

13

14

10

11

12

13

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

(PPT Sistem Manufaktur Pak Zefry Darmawan)

9. Konfiguasi SCM dan identifikasi

Contoh sebuah Model Konfigurasi Supply Chain Pensil Kayu:

Identifikasi: P ihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Supply Chain Pensil Kayu

1. Perusahaan kimia

2. Perusahaan Pertambangan

3. Perkebunan Kayu

4. Perusahaan cat

5. Perusahaan Grafit

6. Perusahaan Kayu

7. Pabrik Pensil

8. Sales Marketing

9. Toko Grosir

10. Toko ATK (Alat Tulis dan

Perkantoran)

11. Toko fotokopi

12. Toko buku

13. Koperasi

14. Swalayan

10. Pengertian TQM, tokoh-tokohnya dan bagaimana penerapannya

Pengertian

Pengertian Total Quality Mangement sebagaimana diungkapkan oleh Ishikawa,

diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik

Page 7: Daftar Istilah

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian

serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya diungkapkan oleh Santoso, ia menyatakan

bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi

usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota

organisasi.

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan

usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-

menerus terhadap produk jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungannya.

Sebab, berdasarkan TQM, tolak ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan

pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya. Untuk memudahkan pemahaman,

maka pengertian TQM dapat dikemukakan sebagai berikut:

"Total Quality Managemen merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha

yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-

menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

(H. Deni Solehudin, S.Ag. MSI. 2010. http://aa-den.blogspot.com/2010/07/total-

quality-management-tqm-dan.html)

Tokoh-Tokoh Mutu

Tiga tokoh penting tentang mutu adalah W. Edwards Deming, Joseph Juran dan

Philip B. Crosby.

1. W. Edwards Deming, Out of the Crisis, dipublikasikan pada tahun 1982. Deming

melihat bahwa masalah mutu terletak pada masalah manajemen.

2. Joseph Juran juga pelopor lain revolusi mutu Jepang. Pada tahun 1981, kaisar Jepang

memberikan anugerah bergengsi, Order of the Sacred Treasure. Juran terkenal

karena keberhasilannya menciptakan "kesesuaian dengan tujuan dan manfaat". Ia

dikenal sebagai "guru" manajemen pertama dalam menghadapi isu-isu manajemen

mutu yang lebih luas. Dia yakin (sebagaiman juga Deming) bahwa kebanyakan

masalah mutu dapat dikembalikan pada masalah keputusan manajemen.

3. Philip Crosby selalu diasosiasikan dengan dua ide yang sangat menarik dan sangat

kuat dalam mutu. Yang pertama adalah ide bahwa mutu itu gratis. Menurutnya,

terlalu banyak pemborosan dalam sistem saat mengupayakan peningkatan mutu.

Page 8: Daftar Istilah

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

Kedua adalah ide bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu

– serta semua hal yang "tidak bermutu" lainnya – bisa dihilangkan jika institusi

memiliki kemauan untuk itu. Ini adalah gagasan "tanpa cacat" (Zero Defects)-nya

yang kontroversial. Kedua ide tersebut sangat menarik jika diterapkan dalam dunia

pendidikan.

(H. Deni Solehudin, S.Ag. MSI. 2010. http://aa-den.blogspot.com/2010/07/total-

quality-management-tqm-dan.html)

Penerapan TQM

Menurut George dan Weimerskirch, ada enam fase utama dalam implementasi TQM,

yaitu:

1. Komitmen manajemen puncak terhadap perubahan

2. Penilaian system perusahaan secara internal dan eksternal

3. Pelembagaan focus pada pelanggan

4. Pelembagaan TQM dalam perencanaan strategic, keterlibatan karyawan, manajemen

proses, dan system pengukuran

5. Penyesuaian dan perluasan tujuan manajemen guna memenuhi dan melampaui

harapan pelanggan

6. Perbaikan atau penyempurnaan system

Sementara itu, Goetsch dan Davis memberikan klasifikasi fase implementasi yang

lebih rinci dan sistematis. Fase implementasi TQM dikelompokkan menjadi tiga fase

yaitu :

1. Fase Persiapan

Langkah A: Membentuk Total Quality Steering Committee

Langkah B: Membentuk Tim

Langkah C: Pelatihan TQM

Langkah D: Menyusun Pernyataan Visi dan Prinsip sebagai Pedoman

Langkah E: Menyusun tujuan umum

Langkah F: Komunikasi dan Publikasi

Langkah G: Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Page 9: Daftar Istilah

Tugas Supply Chain Management Alvina Safitri/115060700111053

Langkah H: Identifikasi Pendukung dan Penolak

Langkah I: Memperkirakan Sikap Karyawan

Langkah J: Mengukur Kepuasan Pelanggan

2. Fase Perencanaan

Langkah K: Merencanakan pendekatan Impelementasi, kemudian menggunakan siklus

PDCA (Plan, Do, Check and Adjust)

Langkah L: Identifikasi Proyek

Langkah M: komposisi Tim

Langkah N: Pelatihan Tim

3. Fase Pelaksanaan

Langkah P: Penggiatan Tim

Langkah Q: Umpan Balik kepada Steering Committee

Langkah R: Umpan Balik dari Pelanggan

Langkah S: Umpan Balik dari karyawan

Langkah T: Memodifikasi Infrastruktur

Keberhasilan implementasi TQM sangat dipengaruhi oleh fasilitas pendukungnya

yaitu infrastruktur organisasi. Infrastruktur organisasi tersebut meliputi berikut ini:

Hubungan jangka panjang dengan pelanggan

Dukungan manajemen puncak

Manajemen tenaga kerja

Hubungan jangka panjang dengan pemasok.

Sikap kerja pekerja

(Ahmad Kurnia Elqorni. 2008. http://elqorni.wordpress.com/2008/06/03/227/)