Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. M, Dkk, Pengembangan Kurikulum, (Bandung; Pustaka Setia, 1998)
Alfian, Magdalia Potensi Kearifan Lokal Dalam Pembentukan Jati Diri DanKarakter Bangsa, (Jakarta; Prosiding The 5 Thn ICSSIS, 2013)
Ali. Muhammad, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung; Sinar Baru,1992)
Arifin. M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Akasara, 2000)
Baihaqi AK, Mendidik Anak dalam Kandungan Menurut Ajaran Paedagogis Islam,(Jakarta; Darul Ulum Press, 2000)
Bakhtiar. Nurhasanah, Pendidikan Agama Islam Di perguruan Tinggi Umum, (Riau;Aswaja Pressindo, 2013)
Daud Ali. Muhammad, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2011)
Depdiknas Jenderal Pendididkan Dasar, Lanjutan Pertama Dan Menengah,Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompotensi SekolahMenengah Pertama, (Jakarta; 2004)
Ella, Yulaelawati, Kurikulum Dan Pembelajaran (Filosofi, Teori Dan Aplikasi)(Jakarata; Pakar Karya, 2004)
Emzir, Analisis Data, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,2010)
Fajarini .Ulfah, Perana Kearifan Loal Dalam Pendidikan Karakter, (Jurnal SosioDidaktika, Vol. 1, No. 2 Desember 2014)
Gani Ali, Hasmiyati. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Quantum Teaching CiputatPress Group, 2008),
Haidar. Putra Daulay, Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan Nasional diIndonesia, (Jakarta; Kencana. 2004)
Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990)Hamalik. Omar, Kurikulum Dan Pembelajaran( Bumi Aksara. Jakarta; 2011)
Hamid. Hamdani, Pengembangan Kurikulum Pendidikan (Bandung; CV PustakaSetia, 2012)
Haryanto, dkk, Kontribusi Ungkapan Tradisional Dalam Membangun KerukunanBeragama, (Walisongo, Vol. 21 , No. 2, November 2013)
Haryanto, Kearifan Lokal Pendukaung Kerukunan Beragama Pada KomunitasTengger Malang JATIM, (Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 02 Desember2014)
Imam Bahwami, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam, cet I (Surabaya; AlIkhlas, 1993)
ISMAN 1 il, Arif, Model-Model Pembelajaran Mutakhir . (Yogyakarta; PustakaBelajar, 2008)
Istiawati, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal AdatAmmatoadalam Menumbuhkan Karakter Konservasi, (CENDEKIA, Vol. 10,No. 1, April 2016)
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Depdikbud; 1995)
Kamus Besar Bahasa Indonesia( Depdikbud; 2008)
Kamus, Optimalisasi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada ImplementasiKurikulum k-13 di SMAN 1 Negeri 10 Bulukumba (Tesis, UIN AlaudinMakasar, 2017)
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta; Ditjen Bimas Islam2013)
Khuzaimah, Paradigma Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam diSekolah (Analisis Berbagai Kritik Terhadap PAI) (Jurnal Pendidikan, Vol VNo.1 Desember 2017)
Langgulung, Hasan, Peralihan Paradigma Dalam Pendidikan Islam Dan SainsSosial.(jakarta; Gaya Media Pratama, 2001)
Majid. Abdul, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya)
Majid. Abdul, Pendektan Ilamiah Dalam Implementasi Kurikulum 2003, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 204)
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2007)
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung; Remaja RosdakaryaOffiset, 2004)
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Raja Grafindo Jakarta: 2012)
Muin. Fahmal, Pesan Asas Umum Pemerintahan Yang Layak Dalam MewujudkanPemerintahan Yang Bersih, (Yogyakarta;UUI Pres 2006)
Muna Ayuhana , Muherlina, Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama IslamSekolah Dasar di Indonesia ( Analisis Tujuan dan Materi Ajar KurikulumPendidikan Agama Islam 1994, 2004,2006, 2013), (Tesis UIN SunanKalijaga tahun 2015)
Munir Sauloh, Ahmad, judul pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam(PAI) disekolah menengah atas (SMAN 1 ) studi multi kasus di SMAN 1Negeri 2 Lumajang dan SMAN 1 Jenderal Sudirman Lumajang (Tesis, UINMaulana Malik Ibrahim Malang, 201 1)
Munjin. Ahmad, Nasih, Lilik Nur Kholidah, Metode Dan Teknik PembelajaranAgama Islam, (Bandung; PT Revika Aditama, 2009)
Muntabihun Nafis. Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam, ( Yogyakarta; teras, 2011)
Musthofa, Rembangy. Pendidikan Transformatif: Pergulatan Kritis Merumuskanendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, (Yogyakarta; Teras, 2010)
Nasiwan, dkk, Hak Asasi Manusia-Hakekat, Konsep Dan Implikasinya DalamPrespektif Hukum Dan Masyarakat, (Bandung; PT Refika Aditama,2012)
Nasution. S. Asas-Asas Perkembangan Kurikulum, (Jakarta;Bumi Aksara, 2003)
Nata. Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 1987)
Nata. Abudin, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam diIndonesia, (Jakarta; Kencana, 2012 )
Nurhidayat, Peran Dan Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Global. (Jurnalel-Tarbawi Volume VIII, 2015)
Nurmadiah, Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jurnal Al-Afkar Vol. III, No II,Oktober 2014)
Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani, Falafah Tarbiyah Al-Islamiayah“Falsafah Pendidikan Islam”, Terjemahan Hasan Langgulung, (Jakarta; BulanBintang, 1979)
Oxford Dictionari Of English, (Okford University Press, 2008)
Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajarani ,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada: 2012)
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 70 tahun2013
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Permana, Eka Cecep, Kearifan Lokalmasyarakat Badui Dalam MengatasiBencana, (Jakarta; Wedatama Widia Sastra, 2010)
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.Permendiknas, 2006
Raharja. Rahmad, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agaa Islam, (PengembanganKurikulum Dan Pembelajaran, (Yogyakarta; Magnum Pustaka, 2010)
Raharjo. Rahmat, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Yogyakart;Magnum Pustaka, 2010)
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta; Kalam Mulia, 1992)
Ramayulis, Metodologi Pendidkan Agama Islam, (Jakarta; Kalam Mulia, 2013)
Ratna, I Nyoman Kutha, Antropologi Sastra: Peranan Unsur-Unsur KebudayaanDalam Proses Kreatif, (Yogyakarta; Pustaka Belajar, 2011)
Rosidi, Ajip, Kearifan Lokal Dalam Prespektif Budaya Sunda, (Bandung; KiblatBuku Utama, 2011)
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis Dan Praktis,(jakarta; Ciputat Pers, 2002)
Sediawati, Edy, Budaya Indonesia, Kajian Arkeologi, Seni, Dan Sejarah, (Jakarta;Raja Grafindo Persada)
Shaleh. Rachman, Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar, (Jakarta; BulanBintang)
Silahuddin, Kurikulum Dalam Prespektif Pendidkan Agama Islam, (JurnalMudarrisuna, vol 4, no 2 Desember 2014)
Siti Subarkah, Manajemen Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Pertama(SMP) Alam Al Aqwiya Cilongkok Banyumas, (Tesis, IAIN Purwokerto 2016)
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002)
Sudjana. Nana, Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum, (Jakarta; Pustaka Belajar,1991)
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif danR&D, (Bandung : Alfabeta, 2008)
Sukmadinata. Nana Syaodih, Perkembangan Kurikulum, Teori Dan Praktek,(Bandung; Remaja Rosda Karya, 1997)
Sulistyorini, Esensi Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2004)
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)
Suparta, Pengantar Teori Dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI, (Jakarta;Raja Grafindo, 2016)
Susanto, Yuli, Optimalisasi Pelaksanaan Kurikulum dalam Upaya MeningkatkanAngka Kelulusan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN)Siswa MTs Negeri 1 Bandar Lampung, (Tesis IAIN Raden Intan Lampung2015)
Syaodih. Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, ( Bandung; Remaja RosdaKarya, 1997)
Tafsir. Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung; RemajaRosdakarya. 1995)
Tafsir. Ahmad, Filsafat Pendidikan Islami, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya)Tantowi. Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global. (Semarang;
Pustaka Rizki Putra. 2009)
Uhbiyati. Nur dan Ahmadi. Abu, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung; Pustaka Setia,1997)
Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003
Wahid.Abdul, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam. (Semarang: Need’s Press,2008)
Wahyudi, Pesona Kearifan Lokal Jawa, (Yogyakarta; Dipta, 2014)
Winardi, Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour), (Jakarta; Raja GrafindoPersada, 1996)
Yamin. Moh, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, (Yogyakart; Diva Press,2009)
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan ( Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2012)
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, cet ke 8, (Jakarta; Bumi Aksara-DEPAGRI, 2008)
PedomanWawancaradenganKepalaSekolah SMAN 1 Kontukowuna
1. Kurikulum apa yang digunakan di SMANegeri 1Kontukowuna?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam menerapkan K13?
3. Bagaimana kegiatan guru PAI dalam melaksanakan kegiatan adat disekolah
apakah itu inisiatif dari ibu kepala sekolah?
4. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang digunakanapakahcukupmemadai?
5. Berapa dana yang digunakan dalam kegiatan tersebut?
6. Dari mana sumber dana yang mereka gunakan?
7. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan apakahtidakmengangguaktifitaspelajaran
yang lain?
8. Apa manfaatkegiatan tersebut bagi sekolah?
9. Apa kendala yang berarti yang dikeluhkan oleh guru ataupun peserta didik yang
disampaikan langsung kepada ibu kepala sekolah mengenai kegaiatn tersebut?
Pedoman Wawancara Dengan Wakasek Kurikulum SMAN 1 Kontukowuna
1. Kurikulum apa yang dilaksnakan di SMA Negeri 1 Kontukowuna?
2. Apa kendala yang berarti dalam penerapan kurikulum K13?
3. Bagaimana dengan kegiatan guru PAI dalam melaksanakan kegiatan budaya di
sekolah apakah ini direncanakan secara kurikulum?
4. Jika ada kegiatan penyelenggaraan budaya apakah tidak mengganggu aktifitas
pelajaran lainnya?
5. Apa manfaat dari kegiatan tersebut bagi kurikulum sekolah?
PedomanWawancaraDengan Guru PAI
1. Kurikulum apa yang digunakan oleh guru dalam melaksnakan proses
pembelajaran pendidikan agama Islam?
2. Apa kelebihan dan kekurangan penerapan k13 dalam proses belajar mengajar?
3. Bagaimana dengan kondisi kurikulum pendidikan gama Islam apakah sudah
cukup dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang maksimal?
4. Bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah apakah kondisi sekolah sudah
cukup memadai?
5. Bagaimana cara bapak memaksimalkan pembelajaran pendidikan agama Islam?
6. Apa hal yang paling memotifasi bapak dalam melaksanakan kegiataan kearifan
lokal dalam konteks pendidikan agama Islam?
7. Bagaimana caranya mengidentifikasi budaya yang memiliki relefansi dengan
pendidikan agama Islam atau ajaran islam secara umum?
8. Apakah cara mengajarkan itu kepada siswa, apakah harus selalu dengan
kegiatan besar seperti itu?
9. Bagaimana respon kepala sekolah dalam melaksnakan kegiatan itu?
10. Bagaimana dengan sarana dan prasarana penunjang dalam melaksanakan
kegiatan tersebut?
11. Bagaimana strategi bapak dalam memaksimalkan kegiatan tersebut?
12. Bagaimana dengan perencanaan kegiatan tersebut?
13. Apakah kegiatan tersebut tidak memakan waktu dan tenaga yang banyak?
14. Bagaimana strategi bapak dalam memberikan pemahaman kepada peserta siswa
bahwa aspek yang dilakukan adalah bagian dari agama atau bagian dari adat?
15. Apa yang paling bapak harapkan setelah kegiatan tersebut?
16. Munginkah siswa memahami agama dalam konteks adat istiadat seperti ini?
Pedomanwawancaradengansiswa SMA 1 Kontukowuna
1. Apakah guru memberikan pernah memberikan contoh dalam pendidikan agama
Islam berkaitan dengan konteks budaya?
2. Bagaimana antusias anda dan teman-teman anda dalam melaksanakan kegaitan
tersebut?
3. Apa yang anda peroleh dari kegiatan itu?
4. Apakah menambah wawasan agama anda atau budaya?
5. Apakah guru PAI pernah memberikan contoh dalam pendidikan Agama Islam
berkaitan dengan konteks budaya?
6. Apakah anda dan teman-teman anda pernah melakukan ritual adat yang di
bimbing oleh pak guru agama misalnya Katoba?
Pedomanwawancaradengan Alumni SMA Negeri 1 Kontukowuna
1. Saat masih sekolah dulu apakah guru pernah memberikan contoh dalam
Pendidikan Agama Islam berkaitan dengan konteks budaya?
2. Kalau dalam proses pembelajaran pernakah dia memperagakan atau
memunculkan contoh mengenai budayaitu, Seperti apa contohnya?
3. Apakah anda dan teman-teman anda pernah melakukan ritual adat yang
dibimbing oleh pak guru agama misalnya katoba?
TranskipWawancaradenganKepala Sekolah
SMA Negeri 1 Kontukowuna
IbuSitiJahara, S.Pd
Padatanggal 9 april 2019
1. Kurikulum apa yang digunakan di SMANegeri 1Kontukowuna?
Disini kami menerapkan kurikulum K13 yang sudah menjadi keharusan bagi
sekolah negeri karena ini sudah menjadi keputusan dari Diknas.
2. Apa kendala yang dihadapi dalam menerapkan K13?
Sebenarnya kendala yang itu banyak ya, mulai dari karakter siswa, ketersediaan
sarana dan prasarana yang belum memadai dan kemampuan guru kami dalam
menyikapi tuntunan kurikulum tersebut, yang masih belum merata.
3. Bagaimana kegiatan guru PAI dalam melaksanakan kegiatan adat disekolah
apakah itu inisiatif dari ibu kepala sekolah?
Sebenarnya itu kegiatan yang sangat postif bagi guru PAI, apalagi di sini kami
sangat mengembangkan kegiatan ektrakurikuler, di samping kegiatan itu untuk
guru PAI, kami juga mengembangkan kegiatan pramuka, qosidah, sepak bola,
pentas seni dan lain sebagainya bagi guru-guru yang lain, seperti guru bahasa
Indonesia, dia juga menyelenggarakan kegiatan seperti itu tapi berbeda tipenya
sesuai dengan relefansi
4. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang digunakanapakahcukupmemadai?
Sarana dan prasarana yang digunakan itu tidak ada disekolah dan murni inisiatif
dari para guru untuk mengadakan itu, guru-guru itu menyiapkan konsep dan
tentunya siswa yang mencari kekurangan mereka masing-masing sesuai dengan
kebutuhan mereka.
5. Berapa dana yang digunakan dalam kegiatan tersebut?
Setiap kegiatan tentunya dibuatkan semacam proposal dan menjadi laporan
untuk dana bos jadi lebih besar menjadi alokasi dana bos
6. Dari mana sumber dana yang mereka gunakan?
Dana yang digunakan itu bersal dari dana BOS tapi sebelumnya mereka
meminta dana semacam talangan, atau pinjaman istilahnya, dan tentunya kita
juga memberikan dukungan dana yang kurang-kurang dari mereka walaupun
tidak banyak-banyak.
7. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan apakahtidakmengangguaktifitaspelajaran
yang lain?
Kegiatantersebut dilaksnakan dihalaman sekolah, ini kan luas, kalau
yangmembutuhkan panggung itu bikin panggung yang sederhana, saja ini juga
dilaksanakan biasanya ketika sudah selesai ulangan biasanya semacan
prakteklah. Tetapi ada juga yang sudah menjadi kegiatan rutin, tapi kalau seperti
katoba ini tidak rutin tiap
tahunlah.Kalaupramukaqosidahiturutinkareanbanyaklombanya, 17 agustus di
siniselaluadalombaqasidahdankitaselalujuara, termasuk MTQtingkatkabupaten.
8. Apa manfaatkegiatan tersebut bagi sekolah?
Kegiatan seperi itu kan menjadi kelebihan kami juga sebagai sekolah negeri
disini dan mudah-mudahan menjadi daya tarikbagi para siswa untuk hadir disini,
kami sangat mengembangkan kegiatan ektrakurikuler.
9. Apa kendala yang berarti yang dikeluhkan oleh guru ataupun peserta didik yang
disampaikan langsung kepada ibu kepala sekolah mengenai kegaiatn tersebut?
Sebenarnya kendala itu lebih banyak pada perlengkapan karena kadang ada anak
yang ditugaskan jadi ini misalnya tapi tidak memilikinya dirumah atau
ditetangga akhirnya kembali ke kita yang kita pinjamkan ketempat yang lain
begitu.
Transkip wawancara dengan wakasek kurikulum
SMA Negeri 1 Kontukowuna
Bapak Drs. Sunarto
Pada tanggal 15 april 2019
1. Kurikulum apa yang dilaksnakan di SMA Negeri 1 Kontukowuna?
Kurikulum yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Kontukowuna ini adalah
kurikulum K13, karena K13 merupakan kurikulum acuan pada proses
pembelajaran SMA secara umum setelah berlakunya K13 oleh pemerintah yang
terkhusus kementrian pendidikan nasional
2. Apa kendala yang berarti dalam penerapan kurikulum K13?
K13 itu memiliki peran revolusioner, dimana sebelumnya pembelajaran di kelas
yang menjadi sumber utama dalam belajara adalah guru sedangkan dalam K13
mainset itu dirubah, guru hanya menjalankan fungsnya sebagai pembimbing,
pengarah ataupun moderator dalam proses belajar, tentunya ini sangat menarik.
Tetapi lagi-lagi di sekolah kita ini belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh
apalagi maksimal, karena keterbataasan sumber belajar media belajar maupun
guru yang seudah nyaman dengan kebiasaan mengajar yang lama.
3. Bagaimana dengan kegiatan guru PAI dalam melaksanakan kegiatan budaya di
sekolah apakah ini apakah direncanakan secara kurikulum?
Di sekolah kita ini punya ciri khas bagaimana mengembangkan pembelajaran
dengan kegiatan ektrakurikuler jadi masing-masing mata pelajaran membuat
semacam kegiatan yang relevan dengan mata pelajarannya. Tapi yang exsis baru
olahraga, kesenian, keagamaan maupun pramuka.
4. Jika ada kegiatan penyelenggaraan budaya apakah tidak mengganggu aktifitas
pelajaran lainnya?
Tidak, karena diadakan biasanya pada hari libur, biasanya direncanakan dan
dilaksanakan di waktu sore maupun pagi kita punya lapangan yang luas bisa
menyelenggarakan itu.
5. Apa manfaat dari kegiatan tersebut bagi kurikulum sekolah?
Sekali lagi ini adalah ciri khas, dan menjadi kegiatan unggulan kita adalah
kegiatan tersebut yang ada grup kasidah di sini yang sering mewakili kabupaten
Muna dalam MTQ tingkat propinsi, sepak bola kita bagus, pramuka kita sering
mengutus dalam iven-iven besar.
TrasnkipWawancara
denganGuru Pendididikan Agama Islam
SMA Negeri 1 Kontukowuna
Bapak La Harudia, S.Pd.I
Tanggal 24 maret 2019
1. Kurikulum apa yang digunakan oleh guru dalam melaksnakan proses
pembelajaran pendidikan agama Islam?
Secara umum disini diharuskan mengggunakan kurikulum k13, karena semua
kegiatan pelatihan sudah dilaknakan jadi kami tidak bisa untuk tidak
melaksnakan kurikulum k13, semua tahapan penjelajaran itu harus
menggunakan standarisasi yang harus sesuai kurulum k13.
2. Apa kelebihan dan kekurangan penerapan k13 dalam proses belajar mengajar?
K13 itu merubah mainset kita bahwa dalam proses pembelajaran kita dulu
sebagai pusat atau sumber belajar dengan k13 hal itu bergeser menjadi guru
sebagai fasilitator, jadi kita tidak capek, tidak harus bicara sampai satu jam jadi
santai cara kerjanya. Hanya saja kendalaya adalah persolan sumber belajar siswa
yang kurang memadai. Soalnya kondisi siswa disini disuruh foto kopi buku
mereka beralasan tidak punya uang sedangkan buku dikantor hanya bisa
digunakan sewaktu disekolah karena kalau kita pinjamkan mereka juga kasih
rusak.
3. Bagaimana dengan kondisi kurikulum pendidikan gama Islam apakah sudah
cukup dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang maksimal?
Tujuan pendidikan Islam itu sangatlah luas sehingga kita sangat sulit jika hanya
sekedar mengharapkan kegiatan formalitas disekolah, didalam proses belajar
mengajar pun kita susah memberikan pemahaman kepada siswa, oleh karena itu
kita harus pandai-pandai memberikan mengatur kondisi, kondisi yang
berdampak pada efektifitas pembelajaran, jadi harapanya setelah kita bicara dan
diajarkan mereka mengerti. Kurikulum k13 itu sudah menerapkan 3 jam dalam
setiap tatap muka, kalau sebelumnya masih KTSP kita biasanya hanya mengajar
selam 2 jam pelajaran. Kalau masalah cukup, kita sebagai guru harus
mengatakan cukup karena kita harus bisa memaksimalkan apa yang ada karna
pemerintah pasti sudah mempertimbangkan segala sesuatunya.
4. Bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah apakah kondisi sekolah sudah
cukup memadai?
Sekolah sebenarnya sudah mewadahi tapi belum memadai, jadi guru-gurunya
yang harus pandai-pandai dalam memaksimalkan itu, seperti ketersediaan LCD,
itu kan cuman sedikit jadi dipakai bergantian, buku-buku sudah cukup hanya
saja dibagikan saat proses belajar aja seharusnya memang siswa punya sumber
pelajaran selain disekolah.
5. Bagaimana cara bapak memaksimalkan pembelajaran pendidikan agama Islam?
Kalau saya sebagai guruPendidikan Agama Islam tentunya secara khusus adalah
supaya mereka paham tentang kegiatan tersebut bukan pada persoalan mereka
suadah pernah mengalaminya ketika dirumahnya tetapi yang paling penting
adalah mereka memahami ajaran Islam yang disampaikan dan mereka
merealisasikan dikehidunya mereka. kalau peajaran itu hanya kita ceritakan
bicara-bicara saja mereka itu kayanya sangat tidak berefek, apalagi kita berikan
mereka penjelasan yang susah. Proses pembelajaran kita buat sedemikian rupa
supaya bisa menarik simpati kepada siswa, supaya siswa lebih paham maka
biasanya kita kaitkan denga konteks yang ada di lingkungan kita, kejadian di
masyarakat, pendekatan lingkungan dan yang paling besar itu adalah kita
lakukan semacan kegiatan adat.
6. Apa hal yang paling memotifasi bapak dalam melaksanakan kegiataan kearifan
lokal dalam konteks pendidikan agama Islam?
Motivasi saya tentunya saya sangat suka dengan budaya, yang kedua kami
memahami bahwa kegiatan budaya atau ritual budaya itu kan pasti dilalui oleh
semua masyarakat terkhusus para siswa. Jadi saya sendiri berpikir ia gunakan itu
sebagai media untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pendidikan
islam, karena budaya yang ada juga kan juga mengajarkan nilai-nilai islam.
Banyak ritual adat yang dilalui oleh seorang peserta didik tetapi, mereka tidak
memahami bahwa itu adalah ajaran agama Islam yang diakulturasi dalam nilai-
nilai budaya, ada Karia, Katoba, Kasambu, Kampua, namun hanya beberapa
yang baru kami laksanakan. Dan saya sendiri memahami adat seperti Katoba,
Karia, Kasambu itu merupakan bagian dari kegiatan yang mengajarkan nilai-
nilai Islam. Banyak ritual adat yang dilaksanakan dan harus dilalui oleh seorang
di masyarakat Muna tetapi mereka hanya sekedar menjalankannya sebagai
ritulitas saja, padahal seharusnya setelah itu selesai dilaksanakan harus ada
semaca realisasi kongkrit yang dilaksanakan sebagai implikasi dari kegiatan
tersebut, salah satu faktornya adalah mereka hanya memahaminya sebagai ajang
adat, tetapi lebih dari itu adalah nilai ajaran agama Islam yang harus
dilaksanakan.
7. Bagaimana caranya mengidentifikasi budaya yang memiliki relefansi dengan
pendidikan agama Islam atau ajaran islam secara umum?
Saya melakukan itu tentunya karena saya pernah mengalami, seperti katoba,
kangkilo, kakak saya disambu, dikaria dan itu dilakukan secara adat tapi ajaran
yang ada didalamnya adalah ajaran islam, tentu kalau masalah relefansi banyak
saya juga kalau melakukan kegiatan bacabuku panduan supaya tidak salah-salah.
Misalnya hadits rasulullah, saw: من عرف نفسه عرف ربه inikan artinya barang
siapa yang kenal dirinya maka akan mengenal tuhannya, dan beberapa
pendidikan yang dapat diambil dalam ritual karia adalah diajarkan bagaiman
seseorang mengenal dirinya untuk mengenal tanggung jawabnya dari tuhannya.
Dalam Al-Qur’an surat al-Hujarat ayat 14. وقالت الأعراب أمنا قل لم تؤمنوا ولكن قولوا أسلمن ولما يدخل الإيمان في قلوبكمOrang-orang badui berkata”kami telah beriman” katakanlah wahai muhammad
kepada mereka bahwa kalian belum beriman, tetapi katakanlah kami telah
berIslam karena iman belum masuk kedalam hati kalian
Ini ayat kan membicarakan orang-orang badui memeluk Islam tapi mereka
mengatakat kami telah beriman namun Allah, SWT menyampaikan bahwa
mereka belum beriman tapi mereka telah masuk Islam. Hal tersebut kemudian
kita bisa temukan dalam adat katoba di sini, kenapa karena orang sudah masuk
Islam berdasarkan keturunan orang tuanya tapi harus di katoba supaya dia
pahan secara utuh apa maksudnya dia ber-Islam tentunya dalam Katoba itu ada
ajaran tauhidnya, akhlaknya maupun cara bersucinya.
Ayat al-Qur,an surah al-Isra ayat 23 فلا تقل لهما أف ولاتنهرهما وقل لهما قولاكريما ...1
yang artinya maka sekali-sekali janganlah kamu berkata kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah
kepada keduanya perkatan yang mulia. Amando dotehie felo kabholosino Allah
taala, Inando dotehie felo kabholosino nabi Muhammad, sodofomasigho itu
kamokula moghane nofomasihghomo dua Allah taala, sano fomoraku itu
kaokula moghane nofomorakumo dua Allah taala. Kemudian واخفض لهما جناح yang artinya dan rendahkanlah dirimuالذل من الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربيانى صغيرا
kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah “wahai tuhanku
sayangilah kepada keduanya sebagaiman mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil”. Ane omangka tewiseno kamokulahi kotaangkamo, fokotabea
haragamida
8. Apakah cara mengajarkan itu kepada siswa, apakah harus selalu dengan
kegiatan besar seperti itu?
Kalau cara melakukannya pada dasarnya kegiatan besarnya adalah seperti
simulasi kegiatan sungguhan seperti acara katoba, acara sambuha, acara karia
dan sebagainya. tapi kalau ajaran islamnya sih kita sampaikan didalam kelas
1Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan. h. 257
seperti cara bersikap yang diajarkan dalam katoba, cara mengahargai yang lebih
kakak, dan cara menghormati yang lebih adek. Misalnya lagi kalau kita
mengajarkan tentang tata cara air yang suci dan mensucikan kan ada dalam
ajaran yang disampaikan dalam ritual itu, bagaimana supaya tidak mengambil
haknya milik orang lain, ada juga yang menjadi kebiasaan orang disini misalnya
mandi, minum, memasak bahkan untuk kegiatan wudhu itu diambil dan ditadah
dari pohon reranu, kalau para orang tua biasanya digunakan kalau musim
kemarau dikebun padahal kalau dalam islam itu masuk dalam kategori air yang
suci tapi tidak mensucikan makanya kita kasih tau seperti itu. Ada juga misalnya
anak-anak itu kalau bilang tabea tapi lari-lari padahal itu kan tidak sesuai dengan
konsep adat apalagi agama, kan begitu.
9. Bagaimana respon kepala sekolah dalam melaksnakan kegiatan itu?
Kepala sekolah sangat mendukung penuh karena ini pemebelajaran kontekstual
yang kami lakukan kepada siswadan menjadi keunikan tersendiri karena tidak
semua sekolah mampu melakukan kegiatan semacan itu.
10. Bagaimana dengan sarana dan prasarana penunjang dalam melaksanakan
kegiatan tersebut?
Kalau sarana dan prasarananya kita sediakan konsep saja, jika sesuatunya ada di
sekolah dan dapat kita gunakan maka kita gunakan kalau tidak ada aka kami cari
pinjaman,tetapi kebanyakan kami melibatkan siswa mencari perlengkapannya
sendiri, karena dirumah-rumah warga kan banyak itu tinggal dipinjam saja, dan
itu tidak menjadi kendala karena ada motifasi yang sangat beser oleh siswa
dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
11. Bagaimana strategi bapak dalam memaksimalkan kegiatan tersebut?
Ketika kita menjelaskan kemudian kita memerlukan sebuah contoh untuk
mempraktekkan maka, harus ada perlaku yang melaksanakan, misalnya tabea,
dengan cara yang sebenarnya, itu langsung berefek, anak-anak langsung
mengerti, oh ternyata begitu, responnya sangat baik. Kegaiatan besarnya kita
lakukan kebetulan kita pakai dalam ranah ektrakurikuler dan dananya kan bisa
dialokasikan daridana BOS.
12. Bagaimana dengan perencanaan kegiatan tersebut?
Kegiatan ini dilakukan tentunya dengan panduan, kami membaca di jurnal, kan
banyak jurnal itu, kalu mau liat ada jurnal tentang itu,supaya tidak salah-salah.
Supaya ritualnya seperti ritual benaran. Jadi kita satu pendapat karena rujukan
kita sama, jangan samppai nanti pas dilakukan kegiatan ada yang memiliki
pendapat yang berbeda maka kita memilih rujukan yang sama. Jurnal juga ini
kan pasti benar karena ditulis melalui penelitian. Perencanaanya kita lakukan
secara bertahap, kita susun skemanya, kemudian kita sosialisasikan atau kita
belajarkan kepada siswa tentang kegiatan itu, dan itu tidak rumit karena
kebanyakan anak sma itukan sudah mengalaminya sendiri. Jangan dikira saya
orang yang bisa kasih katoba anak-anak ketika acara, yang melakukan itukan
para imam pegawai syara, jadi kemampuan kita hanya membaca sebagai sumber
wawasan dan kemudian rituanya kan gak sembunyi-sembuyi kaya karia itu agak
susah karena rituanya agak yang susah dipahami.
13. Apakah kegiatan tersebut tidak memakan waktu dan tenaga yang banyak?
Kalau maslah waktu dan tenaga patsi kita akan repot juga, hanya saja kita
lakukan dengan penuh semangat apalagi melihat anak-anak antusias bukan
hanya kepada peserta tetapi juga kepada mereka yang menonton, bukan hanya
siswa tetpai masyarakat juga ikut menyaksikan, jadi kita tidak merasa sangat
terbebani atau capek.
14. Bagaimana strategi bapak dalam memberikan pemahaman kepada peserta siswa
bahwa aspek yang dilakukan adalah bagian dari agama atau bagian dari adat?
Kalau hal itu dua aspek yang berbeda kalau apek adat adalah kegiatanya,
sedangkan aspek agama adalah ajarannya atau saya sebut kandungnnya. Jadi
ajaran agama itu terlihat dari ajaran yang dialukan dalam kegiatan tersebut.
15. Apa yang paling bapak harapkan setelah kegiatan tersebut?
Kalau saya sebagai guru pendidkan agama Islam tentunya secara khusus adalah
supaya mereka paham tentang kegiatan tersebut bukan pada persoalan mereka
sudah pernah mengalaminya ketika dirumahnya tetapi yang paling penting
adalah mereka memahami ajaran Islam yang disampaikan dan mereka
merealisasikan dikehidunya mereka. kalau peajaran itu hanya kita ceritakan
secara verbal mereka itu kayanya sangat tidak berefek, apalagi kita berikan
mereka penjelasan yang susah, oleh karennya materi pembelajaran kita
senantiasa kaitkan dengan hal-hal yang menarik atau adat yang relevan untuk
mengarahkan pemahaman yang lebih mendalam kepada mereka.
16. Munginkah siswa memahami agama dalam konteks adat istiadat seperti ini?
Sangat mungkin karena adat yang dilaksakan di Kab Muna ini secara umum
merupakan ritual adat sebagai wujud dari akulturasi budaya dan agama islam
jadi Insya Allah pasti mereka paham dan disinilah letak fungsi seorang guru.
Banyak adat yang dilaksanakan dan harus dilalui oleh seorang peserta didik
tetapi mereka hanya sekedar menjalankannya sebagai ritulitas saja, padahal
seharusnya setelah itu selesai dilaksanakan harus ada semaca realisasi kongkrit
yang dilaksanakan sebagai implikasi dari kegiatan tersebut, salah satu faktornya
adalah mereka hanya memahaminya sebagai ajang adat, tetapi lebih dari iu
adalah nilai ajaran agama yang harus dilaksnakan.
Transkrip wawancara
Dengan SiswaSitiResmi Sahara
KELAS XI IPS
Tanggal 19 Maret 2019
1. Apakah guru memberikan pernah memberikan contoh dalam pendidikan agama
Islam berkaitan dengan konteks budaya?
Sering pak biasanya dia ungkit kita karna berbuat begini padahal kita sudah
dewasa katanya sudah pernah ditoba, di kangkilo. Kalau kita praktek kalo dia mi
yang arahkan kita
2. Bagaimana antusias anda dan teman-teman anda dalam melaksanakan kegaitan
tersebut?
Kami sangat senang soalnya sama-sama siswa, jadi seru pak,apalagi semuanya
sudah pengalaman maksudnya sudah dilalui.
3. Apa yang anda peroleh dari kegiatan itu?
Ia kami memahami saja, jadi nanti kalau nanti kita diperlukan kita bisa
melaukannya, maksudnya setelah sudah dewasa pak
4. Apakah menambah wawasan agama anda atau budaya?
Sebelum kita melakukan itu sebenarnya kita diarahkan dulu bagaimana cara
melakukannya dan apa hubunganya dengan mata pelajaran yang kita pelajari
khususnya mata pelajaran agama Islam.
Transkrip wawancara
Dengan Siswi Elki
KELAS X IPS
Tanggal 19 Maret 2019
1. Apakah guru meberikan pernah memberikan contoh dalam pendidikan agama
islam berkaitan dengan konteks budaya?
Kalu bicara sering sekali, soalnya pak guru itu sudah kaya modji, jadi dia banyak
bicara pak
2. Seperti apa contohnya?
Banyak kita disinggung masalah kelakuan kita katanya kaya orang yang belum
ditoba, katanya kalau kalian sudah dikaria katanya berarti sudah mau menikah
cuman itu yang saya tau pak
3. Apakah anda dan teman-teman anda pernah melakukan ritual adat yang di
bimbing oleh pak guru agama misalnya katoba?
Kalau itu kita belum pak, biasanya nati kelas 2 SMA, pak kalau kelas satu hanya
kita nonton saja, nanti mungkin kalau sudah kelas dua baru ikut kalau masih
gurunya itu.
Transkrip Wawancara
Mursaban, Alumni SMA Negeri 1 kontukowuna
Tahun 2016
PadaTanggal 23 Maret 2019
1. Saat masih sekolah dulu apakah guru pernah memberikan contoh dalam
pendidikan agama islam berkaitan dengan konteks budaya?
Kalau itu spesialisnya pak guru itu, saya dulu pernah berperan sebagai pengantin
dalam kegiatan besernya, dulu dimasa saya ada pernikahan dan karia kalau
katoba senior kita yang lakukan.
2. Kalau dalam proses pembelajaran perkah dia memperagakan atau memunculkan
contoh mengenai itu, Seperti apa contohnya?
Banyak pak, yang paling saya ingat adalah ketika dia bilang tabea itu tapi bukan
saat belajar, waktu itu kita dihukum sama pak guru, katanya kalau tabea itu
bukan lari-lari begitu,nanti dia jelaskan lagi di ruangan
3. Apakah anda dan teman-teman anda pernah melakukan ritual adat yang
dibimbing oleh pak guru agama misalnya katoba?
Ia, pernah ketika saya masih kelas dua sma, jadi waktu itu saya pemeran utama
pak hahahha, kayak bintang sayabosue
SOO Z ZIZ00Z booTZ"I .diNpd.s BVHvfllrs
eun"IAoxp}uoH I NV|^[S t}|ed3H
610Z |Hdv SZ Ct2re}nqu8
•crfuysoun ourmTascaps uextrm3p
xpf]un ueytH8u8slap 8uut xpedax uequap!p uxp }unq TurB][ !u! ue8uerate¥ iz!ms ue!][quacL
•6 I oz iareun 9o [rfugtng xpres s!soi uermsnfued clFtml urepep
ounRAo]n}uoH I T]a8@N v)^[s !p uep!Taued uqrnpei@qu qc]ey seyc!p inqgsrai e^^s!squ€ur tzRAqu8
€tmJttoxpuqu I IT3gaN vp`[s ra t2^hsrs ue€urrfe3H
tmuevcul3d uexpt2H8u!ueIN ure|cc[ pexp'| ucj[JceH upe¥apu9d
qu|e[aN ure|S| oure8V uqiprpu9d unn|nHTlnH ?sesT[enlpdo :
!Jxpue¥ N|VI unt!.frest2osed urrfuoud |vd :
£00EOZO,0£ I :
uep!|au8d |npnf
ur-fNIN
F66I !3IN ZZ `OqurgT :JTtltr| pe83uei pedue|
ul!Hqm" : Bunt!NI
: cA^Lpeq c^uqug8unsas
tflfuep ueysuel9ugqu cunithoquuoH I pa8eN Vgus cpede¥ Fu! tp2AI€q p me8tREi eprny3q 8uejL
610Z/ b90 /ZZF:JounoNNVILIIENHd hlv9NvuELH]I Lvtlns
trum\oHn}uoH uwcureaeH Heytqua usaa Cuq!prprad |fVNIIAIOHIIINOH I IHHDEN VIES
NVvjLvanfln)I Nva NvxlalflNHd SVNIaVIIVD9NHL ISHAIvrlns ISNIdoHd HVINIHH"Hd
Lampiran Dokumentasi
SMA NEGERI 1 KONTUKOWUNA TAMPAK DARI DEPAN
Wawancara Dengan Kepala Sekolah Suasana Depan Kantor SMAN 1 Kontukowuna
Wawancara dengan guru PAI Penyelenggaraan Budaya Karia
Wawancara Dengan Guru PAI Prosesi Karia Oleh Siswa SMA 1 Kontukowuna
Tampak Seorang Siswi Sedang Melaksanakan Tari Linda
Tampak Seorang Siswa Sedang Dikatoba
Suasana Lingkungan Di Dalam SMAN 1 Kontukowuna
Peneliti Sedang Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
DAFTAR RIWAYAT HIDUP(CURRICULUM VITAE)
A. IDENTITAS DIRI
1. Nana2, Tempat/ Tanggal Lahir3. Jenis Kelamin4. Status perkawiiian5. Agama6. Alamat
7. NomorHP8. E-Mail
: Mustakim: Lembo, 22 Mei 1994: Laki-laki: Belun Nikal: Islam
: Desa Lembo Kec. KontukowunaKab. Muna
: 081243612808
: mustakimtita94 @gmail, com
8. DATA KHLUARGA1. Nanaorang Tua
a. Ayah : La Kanaanab. Ibu : Wa Kariisa
2. Nama saudara Kandunga. Amira, S.Sib. Maniyusuf, S.Pc. Mursaband. Muhammad Resmie. Ma'mur Ramadhanf. Iiniyati
9. Salwati
C. RI`VAYAT PENDIDIKAN1. SDN 13 Lawa, Tahun Lulus 20052. MTs.S Pondok Pesantren Raudhatul Jarmali Tahun Lulus 20083. MAS Pondok Pesantren Raudhatul Jarmah Tchun Lulus 20114. Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Kendari Taliun Lulus 20165. Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IAIN Kendari Tahun Lulus 2019
Kendari,10 Agustus 2019
rmrrNHprRH
Ilrm