48
65 DAFTAR PUSTAKA BPN, Peraturan Menteri Agraria / Kepala BPN Nomor 1 tahun 1994 tentang petunjuk pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Hadi, Sukanto (1990). Evaluasi Pengadaan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan Nasional. Skripsi. Teknik Geodesi, FTSP, ITB, Bandung. Hendriatiningsih (1984). Jalan Raya dan Stake Out. Harsono, Boedi (1995). Hukum Agraria Indonesia. Djambatan, Jakarta. Iskandar Syah, Mudakir (2007) Dasar-dasar Pembebasan Tanah. Jala Permata, Jakarta. Ostip,Soedomo (2007) Dasar-dasar Sistem Informasi Geografi. Prahasta, Edy (2004). Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView. CV Informatika, Bandung. Prahasta, Edy (2005). Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep dasar. CV Informatika, Bandung. Prihandito, Aryono (1989). Kartografi. PT Mitra Gama Widya, Yogyakarta. Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Salle, Aminuddin (2007). Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum. Total Media, Jakarta. Soedomo, Agoes (2004). Sistem dan Transformasi Koordinat. Widianto, Tjahyo (2006). Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Atas Tanah Dalam Proses Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Dikaitkan Dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2006. Penelitian. Yulianto, W (2006). Aplikasi AutoCAD 2002 untuk Pemetaan dan SIG .PT Elex Media Komputindo.Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

65

DAFTAR PUSTAKA

BPN, Peraturan Menteri Agraria / Kepala BPN Nomor 1 tahun 1994 tentang petunjuk

pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.

Hadi, Sukanto (1990). Evaluasi Pengadaan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan

Nasional. Skripsi. Teknik Geodesi, FTSP, ITB, Bandung.

Hendriatiningsih (1984). Jalan Raya dan Stake Out.

Harsono, Boedi (1995). Hukum Agraria Indonesia. Djambatan, Jakarta.

Iskandar Syah, Mudakir (2007) Dasar-dasar Pembebasan Tanah. Jala Permata,

Jakarta.

Ostip,Soedomo (2007) Dasar-dasar Sistem Informasi Geografi.

Prahasta, Edy (2004). Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView. CV

Informatika, Bandung.

Prahasta, Edy (2005). Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep dasar. CV

Informatika, Bandung.

Prihandito, Aryono (1989). Kartografi. PT Mitra Gama Widya, Yogyakarta.

Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 55 tahun 1993 tentang Pengadaan

Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Salle, Aminuddin (2007). Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum. Total

Media, Jakarta.

Soedomo, Agoes (2004). Sistem dan Transformasi Koordinat.

Widianto, Tjahyo (2006). Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Atas Tanah

Dalam Proses Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Dikaitkan Dengan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2006. Penelitian.

Yulianto, W (2006). Aplikasi AutoCAD 2002 untuk Pemetaan dan SIG .PT Elex

Media Komputindo.Jakarta.

Page 2: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

66

LAMPIRAN

Page 3: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

67

LAMPIRAN A

DAFTAR KOORDINAT TITIK SEKUTU & HASIL TRANSFORMASI KOORDINAT METODE HELMERT 2D

Page 4: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

68

Registrasi Peta Pendaftaran Tanah Lembar I

Titik Sekutu

S.K Lama (x,y)

S.K Baru (x,y)

1

2

3

4

141,268 ; 642,512

646,729 ; 642,556

647,035 ; 143,736

142,016 ; 143,656

331000 ; 734500

331500 ; 734500

331500 ; 734000

331000 ; 734000

Translasi Scaling Rotasi ke arah x = 330857,125 m 0,995897423 0˚00’02.1’’

Ke arah y = 733858,728 m

Penggabungan Antar Lembar Peta Pendaftaran Tanah

Titik Sekutu

S.K Lama (x,y)

∆x ∆y S.K Baru (x,y)

∆X ∆Y

1

2

331001,280 ; 734750,202

331506,593 ; 734749,863

505,313

-0,339

330998,409 ; 734501,240

331503,8699 ; 734501,268

505,460

0,028

Translasi Scaling Rotasi ke arah x = 434,918 m 1,000290 -0˚02’29.8”

Ke arah y = -702,504 m

Page 5: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

69

Penggabungan Antar Lembar Peta Tematik Normalisasi S. Cisaranten-

Cinambo

Titik Sekutu

S.K Lama (x,y)

∆x ∆y S.K Baru (x,y)

∆X ∆Y

1

2

331276,568 ;

733980,318

331351,861 ;

733867,136

75,293

-113,182

331343,939 ;

734312,376

331474,563 ;

734117,130

130,624

-195,246

Translasi Scaling ke arah x = -237797,482 m 1,728057646

Ke arah y = 535542,764 m

Overlay

Titik Sekutu

S.K Lama (x,y)

S.K Baru (x,y)

1

2

3

4

331301,259 ; 734704,882

331411,632 ; 734552,508

331359,606 ; 734186,751

331297,383 ; 733816,223

331049,823 ; 734799,098

331113,346 ; 734706,667

331079,080 ; 734498,095

331040,182 ; 734281,030

Translasi Scaling Rotasi ke arah x = 131863.530 m 0,884251529 0˚34’53.03’’

Ke arah y = 310666.510 m

Page 6: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

70

LAMPIRAN B

PETA PENGADAAN TANAH NORMALISASI SUNGAI CISARANTEN-CINAMBO RUAS JALAN CISARANTEN-JALAN GOLF, KOTA BANDUNG

Page 7: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

71

LAMPIRAN C

PETA PENDAFTARAN TANAH WILAYAH PENELITIAN

Page 8: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

72

LAMPIRAN D

PETA TEMATIK NORMALISASI SUNGAI CISARATEN-CINAMBO WILAYAH PENELITIAN

Page 9: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

73

LAMPIRAN E

INFORMASI STATUS KEPEMILIKAN BIDANG TANAH YANG TERKENA PENGADAAN TANAH

Page 10: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

74

ID Bidang Tanah

Nama pemilik Jenis kepemilikan

Status sertifikasi Jenis hak

Wilayah Luas asal (m2)

Luas asal versi sertifikat/

panitia (m2)

Luas yang dibebaskan (m2)

Luas yang dibebaskan versi

panitia (m2) 195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

Engkos

Ade Tosin

-

H. Elis

H. Junaedi

Transyosef

Transyosef

Yadi

E. Sumirah

Jumara

H. Atjep Mansur

Ucun

Oyo

-

Titi Kadarsih

Nani

Nanang S.

Dana

Perseorangan

Perseorangan

-

-

-

-

-

-

-

-

perseorangan

-

perseorangan

-

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

perseorangan

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Milik

Milik

-

-

-

-

-

-

-

-

Milik

-

Milik

-

Milik

Milik

Milik

Milik

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4415,645

-

1829,618

-

205,939

51,443

461,885

413,307

196

651

222

357

512

480

447

681

347

890

4408

924

1835

103,25

206

52

463

411

228,548

457,411

12,015

329,121

511,359

324,83

393,845

601,951

301,386

852,567

2210,436

565,716

1138,402

102,507

103,673

47,945

394,961

401,135

196

337

15

266

333

472

442

672

332

852

2102

512

1053

83

77

36

463

411

*tanda (-) pada kolom luas asal menunjukkan bahwa luas asal bidang tanah tidak dapat dihitung melalui software karena tidak menunjukkan sebagai suatu garis yang

tertutup (bidang) pada peta sebagai sumber data untuk melakukan perhitungan.

Page 11: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

75

ID Bidang

Tanah

Nama pemilik Jenis kepemilikan

Status sertifikasi Jenis hak

Wilayah Luas Asal (m2

) Luas Asal versi

sertifikat/ panitia (m2)

Luas yang dibebaskan (m2)

Luas yang dibebaskan versi

panitia (m2)

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

224

225

226

227

228

229

230

-

Iyat

Kustini

-

Tini Wartini

Een Rohaeni

Yoyon Rohaeti

Nani

Ujang Sopandi

Epon Siti

Permana

Hidayat

Hidayat

Ir. Suparman Teks

Ir. SuparmanTeks

Endang P.

Romelah

-

Perseorangan

Perseorangan

-

-

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

-

Perseorangan

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

-

Milik

Milik

-

-

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

-

Milik

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

158,499

113,581

83,659

-

107,44

71,238

183,655

51,289

58,549

488,947

-

-

-

-

-

-

1666,583

158

115

84

246

108

72

183

52

59

490

4630

1950

3170

1700

138

98

1677

38,897

34,355

83,659

246,334

107,44

71,238

183,655

32,038

58,299

60,239

1491,931

1340,545

1628,937

112,794

137,121

9,883

41,514

29

35

84

248

108

72

183

39

59

78

1442

1413

1521

113

138

10

174

Page 12: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

76

ID Bidang

Tanah

Nama pemilik Jenis kepemilikan

Status sertifikasi Jenis hak

Wilayah Luas Asal (m2

) Luas Asal versi

sertifikat/ panitia (m2)

Luas yang dibebaskan (m2)

Luas yang dibebaskan versi

panitia (m2)

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

Agus K

Yuda

Mahpudin

-

Epon Siti P.

Ai Sudarsih

Dra. Euis Wati

-

Roswati

Ahmad

H. Kadang

-

Enda Sukaesih

Enda Sukaesih

Diding Sukaryana

Ade Ukasih

-

Perseorangan

-

-

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

-

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

-

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

-

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Milik

-

-

Milik

Milik

Milik

Milik

-

-

-

Milik

-

Milik

Milik

Milik

Milik

-

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

1683,659

447,508

71,005

-

-

-

-

-

-

-

1079,372

473,158

21,173

38,644

94,826

50,816

73,123

1684

448

72

5964

655

1833

1833

425

14

80

1094

473

21

42

97

53

73

480,664

447,040

44,986

603,474

188,836

267,176

113,796

375,37

13,072

82,737

702,899

14,825

12,17

16,678

54,159

50,816

71,682

526

341

72

602

190

268

117

355

14

80

669

6

22

42

51

53

73

Page 13: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

77

ID B. Tanah

Nama pemilik Jenis kepemilikan

Status sertifikasi Jenis hak

Wilayah Luas Asal (m2)

Luas Asal versi sertifikat/

panitia (m2)

Luas yang dibebaskan (m2)

Luas yang dibebaskan versi panitia (m2)

248

249

250

251

252

253

254

255

255a

256

256a

256b

257

258

259

260

261

262

263

Sriyati

Dede Rukmana

Dede Rukmana

Sriyati

-

Agus

Rosita Heryanadi

Yuda

Yuda

Rosita

Rosita

Rosita

PU Binamarga

PU Binamarga

Junaedi

Sarju

PU Binamarga

PU Binamarga

Hilman Carda

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

Perseorangan

-

Perseorangan

Perseorangan

-

-

-

-

-

I. Pemerintah

I. Pemerintah

-

-

I. Pemerintah

I. Pemerintah

-

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Belum bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Belum bersertifikat

Milik

Milik

-

-

-

Milik

Milik

-

-

-

-

-

Pakai

Pakai

-

-

Pakai

Pakai

-

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Kulon

Kel. Cisaranten Wetan

Kel. Cisaranten Wetan

173,349

30,115

13,395

17,467

70,026

72,152

328,701

-

-

988,222

-

-

-

-

-

-

-

-

-

101

30

14

16

70

72

392

3210

45

994

140

84

152

8798

880

27

400

482

178

9,787

30,115

13,395

16,599

38,26

26,627

9,044

1982,344

44,729

988,255

139,036

81,176

141,434

5710,754

594,747

18,667

404,635

483,232

183,639

16

30

14

16

46

49

23

1962

29

994

140

84

149

5639

594

18

400

482

178

Page 14: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

78

LAMPIRAN F

DAFTAR NJOP BUMI BIDANG TANAH YANG TERKENA PENGADAAN

TANAH

Page 15: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

79

No ID b.tnh

NJOP Luas (m2)

Harga No ID NJOP Luas (m2)

Harga

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

Rp 243.000/m2

Rp 243.000/m2

Rp 243.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 260.000/m2

Rp. 243.000/m2

Rp. 243.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m

196

337

15

266

333

472

442

672

332

852

2102

512

1053

83

77

36

463

411

29

35

84

248

108

72

183

39

59

Rp 47.628.000

Rp.81.891.000

Rp. 3.645.000

Rp.42.560.000

Rp. 86.580.000

Rp. 114.696.000

Rp. 107.406.000

Rp. 107.520.000

Rp.53.120.000

Rp.136.320.000

Rp.336.320.000

Rp.81.920.000

Rp. 134.784.000

Rp. 10.624.000

Rp. 9.856.000

Rp.4.608.000

Rp. 59.264.000

Rp. 52.608.000

Rp. 4.640.000

Rp. 4.480.000

Rp. 10.752.000

Rp.31.744.000

Rp. 17.280.000

Rp. 9.216.000

Rp. 23.424.000

Rp. 2.432.000

Rp. 7.552.000

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

256a

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 285.000/m2

Rp. 243.000/m2

Rp.200.000/m2

Rp.200.000/m2

Rp. 200.000/m2

Rp. 243.000/m2

Rp. 243.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 160.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 200.000/m2

Rp. 200.000/m2

Rp. 200.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

526

341

72

602

190

268

117

355

14

80

669

6

22

42

51

53

73

16

30

14

16

46

49

23

1962

994

140

Rp. 67.328.000

Rp.43.648.000

Rp.9.216.000

Rp.96.320.000

Rp.30.400.000

Rp. 76.380.000

Rp. 28.431.000

Rp. 71.000.000

Rp. 2.800.000

Rp. 16.000.000

Rp. 162.567.000

Rp. 1. 258.000

Rp. 3.520.000

Rp. 6.720.000

Rp. 6.520.000

Rp. 6.784.000

Rp. 9.344.000

Rp. 2 048.000

Rp. 3.840.000

Rp. 1.792.000

Rp. 2.048.000

Rp. 9.200.000

Rp. 9.800.000

Rp. 4.600.000

Rp 251.136.000

Rp. 127.232.000

Rp. 17.920.000

Page 16: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

80

No ID b.tnh

NJOP Luas (m2)

Harga No ID NJOP Luas (m2)

Harga

222

224

225

226

227

228

229

230

Rp. 128.000/m2

Rp. 128.000/m2

Rp. 394.000/m2

Rp. 394.000/m2

Rp. 394.000/m2

Rp. 394.000/m2

Rp. 394.000/m2

Rp. 128.000/m2

78

1442

1413

1521

113

138

10

174

Rp.9.984.000

Rp. 184.576.000

Rp.556.722.000

Rp.599.274.000

Rp.44.522.000

Rp. 54.372.000

Rp. 3.940.000

Rp. 22.272.000

--------------------

256b

257

258

259

260

261

262

263

Rp. 128.000/m2

-

-

Rp. 128.000/m2

-

-

-

Rp. 128.000/m2

TOTAL

84

-

-

594

-

-

-

178

Rp. 10.752.000

-

-

Rp. 76.032.000

-

-

-

Rp. 22.784.000

Rp. 4.232.646.000

Page 17: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

81

LAMPIRAN G

KEPPRES NO 55 TAHUN 1993 PERATURAN MENTERI AGRARIA/KEPALA BPN NO 1 TAHUN1994

Page 18: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

82

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN

NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1994

TENTANG

KETENTUAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 55 TAHUN 1993 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 25 Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, perlu ditetapkan

Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang

Ketentuan Pelaksanaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55

Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1956 tentang Pengawasan Terhadap

Pemindahan Hak Atas Tanah Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 1956

Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1125) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 76 Tahun 1957 tentang Perubahan

Undang-undang Nomor 28 Tahun 1956 (Lembaran Negara Tahun 1957

Nomor 163);

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1956 tentang Peraturan-peraturan dan

Tindakan-tindakan Mengenai Tanah-tanah Perkebunan (Lembaran Negara

Tahun 1956 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1126);

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1958 tentang Penghapusan Tanah-tanah

Partikelir (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 2, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 1517);

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 2043);

Page 19: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

83

5. Undang-undang Nomor 51 Prp Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian

Tanah Tanpa Ijin Yang Berhak Atau Kuasanya (Lembaran Negara Tahun 1960

Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2106);

6. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas

Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya (Lembaran Negara Tahun 1961

Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2324);

7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan

Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3037);

8. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (Lembaran

Negara Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3317);

9. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-

tanah Negara (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 14, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 362);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah

(Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 2171);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1973 tentang Acara Penetapan

Ganti Kerugian Oleh Pengadilan Tinggi Sehubungan Dengan Pencabutan Hak-

hak Atas Tanah Dan Benda-benda Yang Ada Di Atasnya (Lembaran Negara

Tahun 1973 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3014);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan

Instansi Vertikal Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);

14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1988 tentang

Badan Pertanahan Nasional;

15. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M Tahun 1993

mengenai Pembentukan Kabinet Pembangunan VI;

16. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri

Negara;

Page 20: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

84

17. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum;

Memperhatikan: Pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri, tersebut dalam surat Nomor

590/805/PUOD tanggal 10 Maret 1994.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN

PERTANAHAN NASIONAL TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1993 TENTANG

PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK

KEPENTINGAN UMUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

a. Instansi Pemerintah adalah Lembaga Tertinggi Negara, Lembaga Tinggi Negara,

Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pemerintah Daerah.

b. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

c. Bupati/ Walikotamadya adalah Bupati/ Walikotamadya Kepala daerah Tingkat II, termasuk

Walikotamadya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Walikotamadya Batam di Propinsi

Riau.

d. Pemegang hak atas tanah adalah orang atau badan hukum yang mempunyai hak atas tanah

menurut Undang-undang Pokok Agraria, termasuk bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda

lainnya yang terkait dengan tanah yang bersangkutan.

e. Tanah Negara adalah tanah yang belum dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah menurut

Undang-undang Pokok Agraria.

f. Tanah Ulayat adalah tanah masyarakat hukum adat yang tidak mengandung unsur

pemilikan perorangan.

g. Tanah hak milik belum bersertifikat adalah tanah bekas hak Indonesia yang sudah ada pada

saat berlakunya UUPA (24 September 1960) dan berdasarkan Pasal II Ketentuan Konversi

Page 21: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

85

Undang-undang Pokok Agraria dikonversi menjadi hak milik, namun belum didaftar dalam

buku tanah.

BAB II

PEMBENTUKAN PANITIA PENGADAAN TANAH

Pasal 2

(1) Di setiap kabupaten/kotamadya oleh Gubernur dibentuk Panitia Pengadaan Tanah

selanjutnya disebut Panitia, yang susunan keanggotaan dan tugasnya sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 dan 8 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993.

(2) Sekretariat Panitia berkedudukan di Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya.

Pasal 3

(1) Anggota Panitia yang berhalangan dapat menunjuk pejabat di lingkup bidang tugasnya

untuk mewakili dalam melaksanakan tugas sebagai anggota Panitia.

(2) Wakil yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai kewenangan

untuk bertindak atas nama anggota yang bersangkutan dengan tanggung jawab tetap pada

anggota yang mewakilkan.

Pasal 4

(1) Di tingkat propinsi, Gubernur membentuk Panitia Pengadaan Tanah Propinsi.

(2) Susunan keanggotaan Panitia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai

berikut;

a. Gubernur atau pejabat yang ditunjuk, sebagai Ketua merangkap Anggota;

b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi, sebagai Wakil Ketua

merangkap Anggota;

c. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, sebagai Anggota;

d. Kepala Instansi Pemerintah Daerah Tingkat I yang bertanggung jawab di bidang bangunan,

sebagai Anggota;

e. Kepala Instansi Pemerintah Daerah Tingkat I yang bertanggung jawab di bidang pertanian,

sebagai Anggota;

f. Kepala Instansi Pemerintah lainnya di Daerah Tingkat I yang dianggap perlu, sebagai

Anggota;

g. Kepala Biro tata Pemerintahan, sebagai Sekretaris I bukan Anggota;

Page 22: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

86

h. Kepala Bidang Hak-hak Atas Tanah pada Kantor Wilayah badan Pertanahan Nasional

Propinsi, sebagai Sekretaris II, bukan Anggota.

(3) Panitia Pengadaan Tanah Propinsi bertugas:

a. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Panitia apabila lokasi pembangunan terletak di 2

(dua) wilayah kabupaten/ kotamadya atau lebih;

b. membantu Gubernur dalam mengambil keputusan mengenai bentuk dan besarnya ganti

kerugian dalam hal ada keberatan terhadap keputusan Panitia.

(4) Sekretariat Panitia Pengadaan Tanah Propinsi berkedudukan di Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional Propinsi.

Pasal 5

Pembentukan Panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) ditetapkan dengan

Keputusan Gubernur, yang dipersiapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional Propinsi bersama Asisten Sekretaris Wilayah Daerah Bidang Ketataprajaan.

BAB III

TATA CARA PENGADAAN TANAH

Bagian Pertama

Penetapan Lokasi Pembangunan

Pasal 6

(1) Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah mengajukan permohonan penetapan lokasi

pembangunan untuk kepentingan umum kepada Bupati/ Walikotamadya melalui Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya setempat.

(2) Apabila tanah yang diperlukan terletak di 2 (dua) wilayah Kabupaten/ Kotamadya, atau di

wilayah DKI Jakarta, maka permohonan dimaksud ayat (1) diajukan kepada Gubernur

melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) dilengkapi dengan keterangan

mengenai:

a. lokasi tanah yang diperlukan;

b. luas dan gambar kasar tanah yang diperlukan;

c. penggunaan tanah pada saat permohonan diajukan;

Page 23: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

87

d. uraian rencana proyek yang akan dibangun, disertai keterangan mengenai aspek

pembiayaan, lamanya pelaksanaan pembangunan.

Pasal 7

(1) Setelah menerima permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1),

Bupati/Walikotamadya memerintahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kotamadya untuk mengadakan koordinasi dengan Ketua Bappeda Tingkat II,

Asisten Sekretaris Wilayah Daerah Bidang Ketataprajaan dan instansi terkait untuk bersama-

sama melakukan penelitian mengenai kesesuaian peruntukan tanah yang dimohon dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau perencanaan ruang wilayah atau kota yang telah

ada.

(2) Setelah menerima permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), Gubernur

memerintahkan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi untuk

mengadakan koordinasi dengan Ketua Bappeda Tingkat I atau Dinas Tata Kota, Asisten

Sekretaris Wilayah Daerah Bidang Ketataprajaan dan instansi terkait untuk bersama-sama

melakukan penelitian mengenai kesesuaian peruntukan tanah yang dimohon dengan Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau perencanaan ruang wilayah atau kota yang telah ada.

(3) Apabila rencana penggunaan tanahnya sudah sesuai dengan dan berdasar Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) atau perencanaan ruang wilayah atau kota sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dan (2), Bupati/ Walikotamadya atau Gubernur memberikan persetujuan

penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum yang dipersiapkan oleh Kepala

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi atau Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten/ Kotamadya setempat.

Bagian Kedua

Tata Kerja Panitia

Pasal 8

Untuk pengadaan tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar, setelah diterimanya

persetujuan penetapan lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3),

instansi Pemerintah yang memerlukan tanah segera mengajukan permohonan pengadaan

tanah kepada Panitia dengan melampirkan persetujuan penetapan tersebut.

Page 24: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

88

Pasal 9

Setelah menerima permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Panitia mengundang

instansi Pemerintah yang memerlukan tanah untuk persiapan pelaksanaan pengadaan tanah.

Pasal 10

(1) Panitia bersama-sama instansi Pemerintah yang memerlukan tanah memberikan

penyuluhan kepada masyarakat yang terkena lokasi pembangunan mengenai maksud dan

tujuan pembangunan agar masyarakat memahami dan menerima pembangunan yang

bersangkutan.

(2) Penyuluhan dilaksanakan di tempat yang ditentukan oleh Panitia dan dipandu oleh Ketua

Panitia atau Wakil Ketua serta dihadiri oleh para anggota Panitia dan Pimpinan instansi

Pemerintah yang terkait.

(3) Dalam hal pembangunan yang bersangkutan mempunyai dampak yang penting dan

mendasar pada kehidupan masyarakat, penyuluhan dilakukan dengan melibatkan peran serta

para tokoh masyarakat dan pimpinan informal setempat.

(4) Penyuluhan dapat dilaksankaan lebih dari 1 (satu) kali sesuai keperluan sampai tujuan

penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercapai.

Pasal 11

Setelah dilaksanakan penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Panitia bersama

instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dan instansi terkait menetapkan batas lokasi

tanah yang terkena pembangunan dan selanjutnya Panitia melakukan kegiatan inventarisasi

mengenai bidang-bidang tanah, termasuk bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain

yang terkait dengan tanah yang bersangkutan.

Pasal 12

(1) Untuk melaksanakan kegiatan inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

Panitia dapat menugaskan petugas dari instansi yang bertanggung jawab di bidang yang

bersangkutan.

(2) Untuk mengetahui luas, status, pemegang hak dan penggunaan tanah dilakukan

pengukuran dan pemetaan, penyelidikan riwayat, penguasaan dan penggunaan tanah oleh

petugas dari Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya setempat.

Page 25: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

89

(3) Untuk mengetahui pemilik, jenis, luas, konstruksi dan kondisi bangunan, dilakukan

pengukuran dan pendataan oleh petugas dari instansi Pemerintah Daerah Tingkat II yang

bertanggung jawab di bidang bangunan.

(4) Untuk mengetahui pemilik, jenis, umur dan kondisi tanaman dilakukan pendataan oleh

petugas dari instansi Pemerintah Daerah Tingkat II yang bertanggung jawab di bidang

pertanian atau perkebunan.

(5) Untuk mengetahui pemilik, jenis, ukuran dan kondisi benda-benda lain yang terkait

dengan tanah dilakukan pendataan oleh petugas dari instansi Pemerintah Daerah Tingkat II

yang bertanggung jawab mengenai benda-benda yang akan didata itu.

(6) Petugas inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), (3), (4), dan (5) merupakan

satu tim yang melaksanakan tugasnya secara bersamaan berdasarkan surat tugas dari Panitia.

(7) Hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), (3), (4), dan (5) ditandatangani

oleh petugas yang melaksanakan inventarisasi, diketahui oleh atasannya dan Pimpinan

instansi yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Panitia

Pasal 13

(1) Panitia mengumumkan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 di

KantorPertanahan Kabupaten/ Kotamadya, Kantor Camat dan Kantor Kelurahan/ Desa

setempatselama 1 (satu) bulan, untuk memberi kesempatan kepada yang berkepentingan

mengajukan keberatan.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat dalam bentuk daftar dan peta,

ditandatangani oleh Ketua, Sekretaris dan Para Anggota Panitia.

(3) Jika ada keberatan yang diajukan dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) yang oleh Panitia dianggap beralasan, Panitia mengadakan perubahan terhadap daftar

dan peta sebagaimana dimaksud ayat (2).

Bagian Ketiga

Pelaksanaan Musyawarah Dan Penetapan Bentuk Dan Besarnya Ganti Kerugian

Pasal 14

(1) Setelah penyuluhan dan batas lokasi tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan 11

dilaksanakan, Panitia mengundang instansi Pemerintah yang memerlukan tanah, pemegang

hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang terkait

Page 26: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

90

dengan tanah yang bersangkutan untuk mengadakan musyawarah di tempat yang ditentukan

oleh Panitia dalam rangka menetapkan bentuk dan besarnya ganti kerugian.

(2) Musyawarah dipimpin oleh Ketua Panitia, dengan ketentuan apabila Ketua berhalangan

dipimpin oleh Wakil Ketua.

(3) Musyawarah dilaksanakan secara langsung antara instansi Pemerintah yang memerlukan

tanah dengan para pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-

benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan.

Pasal 15

(1) Dalam hal jumlah pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/atau

benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan tidak memungkinkan

terselenggaranya musyawarah secara efektif, musyawarah dapat dilaksanakan bergiliran

secara parsial atau dengan wakil yang ditunjuk diantara dan oleh mereka.

(2) Panitia menentukan pelaksanaan musyawarah secara bergilir atau dengan perwakilan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berdasarkan pertimbangan yang meliputi banyaknya

peserta musyawarah, luas tanah yang diperlukan, jenis kepentingan yang terkait dan hal-hal

lain yang dapat memperlancar pelaksanaan musyawarah dengan tetap memperhatikan

kepentingan pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/atau benda-benda

lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan.

(3) Dalam hal musyawarah dilaksanakan melalui perwakilan, penunjukan wakil sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dibuat dalam bentuk surat kuasa yang diketahui oleh Lurah/ Kepala

Desa setempat.

Pasal 16

(1) Panitia memberikan penjelasan kepada kedua belah pihak sebagai bahan musyawarah

untuk mufakat, terutama mengenai ganti kerugian harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. nilai tanah berdasarkan nilai nyata atau sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual

Obyek Pajak Bumi dan Bangunan (NJOP) tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan;

b. faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah :

1) lokasi tanah;

2) jenis hak atas tanah;

3) status penguasaan tanah;

4) peruntukan tanah;

5) kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah;

Page 27: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

91

6) prasarana yang tersedia;

7) fasilitas dan utilitas;

8) lingkungan;

9) lain-lain yang mempengaruhi harga tanah.

c. Nilai taksiran bangunan, tanaman, benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah;

(2) Pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain

yang terkait dengan tanah yang bersangkutan atau wakil yang ditunjuk menyampaikan

keinginannya mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian;

(3) Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah menyampaikan tanggapan terhadap

keinginan pemegang hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 (dua) dengan

mengacu kepada unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1);

(4) Ganti kerugian diupayakan dalam bentuk yang tidak menyebabkan perubahan terhadap

pola hidup masyarakat dengan mempertimbangkan kemungkinan dilaksanakannya alih

pemukiman ke lokasi yang sesuai.

Pasal 17

Taksiran nilai tanah menurut jenis hak atas tanah dan status penguasaan tanah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b angka 2) dan 3) adalah sebagai berikut :

1. hak milik :

a. yang sudah bersertipikat dinilai 100 % (seratus prosen);

b. yang belum bersertipikat dinilai 90 % (sembilan puluh prosen);

2. hak guna usaha :

a. yang masih berlaku dinilai 80 % (delapan puluh prosen) jika perkebunan itu masih

diusahakan dengan baik (kebun kriteria kelas I, II dan III);

b. yang sudah berakhir dinilai 60 % (enam puluh prosen) jika perkebunan itu masih

diusahakan dengan baik (kebun kriteria kelas I, II dan III);

c. hak guna usaha yang masih berlaku dan yang sudah berakhir tidak diberi ganti kerugian

jika perkebunan itu tidak diusahakan dengan baik (kebun kriteria kelas IV dan V);

d. ganti kerugian tanaman perkebunan ditaksir oleh instansi Pemerintah Daerah yang

bertanggung jawab di bidang perkebunan dengan memperhatikan faktor inventasi, kondisi

kebun dan produktivitas tanaman;

3. hak guna bangunan :

a. yang masih berlaku dinilai 80 % (delapan puluh prosen);

Page 28: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

92

b. yang sudah berakhir dinilai 60 % (enam puluh prosen); jika tanahnya masih dipakai sendiri

atau oleh orang lain atas persetujuannya, dan bekas pemegang hak telah mengajukan

perpanjangan/ pembaharuan hak selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah haknya berakhir

atau hak itu berakhir belum lewat 1 (satu) tahun;

4. hak pakai :

a. yang jangka waktunya tidak dibatasi dan berlaku selama tanah masih digunakan untuk

keperluan tertentu dinilai 100 % (seratus prosen);

b. hak pakai dengan jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun dinilai 70 % (tujuh puluh

prosen);

c. hak pakai yang sudah berakhir dinilai 50 % (lima puluh prosen) jika tanahnya masih

dipakai sendiri atau oleh orang lain atas persetujuannya, dan bekas pemegang hak telah

mengajukan perpanjangan/ pembaharuan hak selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah

haknya berakhir atau hak itu berakhir belum lewat 1 (satu) tahun;

5. tanah wakaf dinilai 100 % (seratus prosen) dengan ketentuan ganti kerugian diberikan

dalam bentuk tanah, bangunan dan perlengkapan yang diperlukan;

Pasal 18

(1) Apabila pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda

lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan menyetujui kesediaan instansi Pemerintah

yang memerlukan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) Panitia

mengeluarkan keputusan tentang bentuk dan besarnya ganti kerugian sesuai dengan

kesepakatan tersebut.

(2) Bagi pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain

yang belum menyetujui kesediaan instansi Pemerintah, diadakan musyawarah lagi hingga

tercapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian sesuai keputusan Panitia

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Apabila dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) tidak tercapai

kesepakatan, Panitia mengeluarkan keputusan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian

berdasarkan nilai nyata atau sebenarnya dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) serta pendapat, saran, keinginan dan pertimbangan yang

berlangsung dalam musyawarah.

Page 29: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

93

Pasal 19

Keputusan Panitia mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 18 ayat (1) dan (3) disampaikan kepada kedua belah pihak.

Pasal 20

(1) Kepada yang memakai tanah tanpa sesuatu hak tersebut di bawah ini diberikan uang

santunan :

a. mereka yang memakai tanah sebelum tanggal 16 Desember 1960 dimaksud Undang-

undang Nomor 51 Prp. Tahun 1960;

b. mereka yang memakai tanah bekas hak barat dimaksud Pasal 4 dan 5 Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1979;

c. bekas pemegang hak guna bangunan yang tidak memenuhi syarat sebagaimana

dimaksudPasal 17 angka 3 huruf b;

d. bekas pemegang hak pakai yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud Pasal 17

angka 4 huruf c.

(2) Besarnya uang santunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Panitia

menurut pedoman yang ditetapkan oleh Bupati/ Walikotamadya.

Pasal 21

(1) Bagi yang memakai tanah selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, diselesaikan

menurut ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 51 Prp. Tahun 1960.

(2) Dalam menyelesaikan pemakaian tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Panitia

dapat menetapkan pemberian uang santunan menurut pedoman yang ditetapkan oleh Bupati/

Walikotamadya atau mengusulkan kepada Bupati/ Walikotamadya supaya memerintahkan

yang memakai tanah mengosongkan tanah yang bersangkutan

Bagian Keempat

Keberatan Terhadap Keputusan Panitia

Pasal 22

Page 30: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

94

(1) Pemegang hak atas tanah, pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang

terkait dengan tanah yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada Gubernur

terhadap keputusan panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) disertai dengan

alasan keberatannya.

(2) Pemegang hak atas tanah, pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang

terkait dengan tanah yang bersangkutan, yang tidak mengambil ganti kerugian setelah

diberitahukan secara tertulis oleh Panitia sampai 3 (tiga) kali tentang keputusan Panitia

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dianggap keberatan terhadap keputusan tersebut.

(3) Panitia segera melaporkan kepada Gubernur mengenai pemegang hak atas tanah, pemilik

bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan,

yang dianggap keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

Pasal 23

(1) Setelah menerima keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) atau laporan

keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3), Gubernur meminta pertimbangan

Panitia Pengadaan Tanah Propinsi.

(2) Panitia Pengadaan Tanah Propinsi meminta penjelasan kepada Panitia mengenai proses

pelaksanaan pengadaan tanah terutama mengenai penetapan bentuk dan besarnya ganti

kerugian.

(3) Apabila dianggap perlu Panitia Pengadaan Tanah Propinsi dapat melakukan penelitian ke

lapangan.

(4) Panitia Pengadaan Tanah Propinsi menyampaikan usul kepada Gubernur mengenai

penyelesaian terhadap keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

(5) Gubernur mengupayakan pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/

atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan menyetujui bentuk dan

besarnya ganti kerugian yang diusulkan oleh Panitia Pengadaan Tanah Propinsi.

(6) Apabila masih terdapat pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/

atau benda-benda lain yang tidak menyetujui penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat

(5), Gubernur mengeluarkan keputusan bagi mereka dengan mengukuhkan atau mengubah

keputusan Panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3).

(7) Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) disampaikan kepada

pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-bendalain yang

terkait dengan tanah yang bersangkutan, instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dan

Panitia.

Page 31: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

95

(8) Para pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) menyampaikan pendapatnya secara

tertulis kepada Gubernur, mengenai adanya keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6).

(9) Apabila pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda

lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) menyetujui keputusan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (6), Gubernur memerintahkan kepada Panitia untuk melaksanakan acara

pemberian ganti kerugian.

Pasal 24

Apabila masih terdapat pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau

benda-benda lain yang keberatan terhadap keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

23ayat (6), instansi Pemerintah yang memerlukan tanah melaporkan keberatan tersebut dan

meminta petunjuk mengenai kelanjutan rencana pembangunan kepada Pimpinan Departemen/

Lembaga Pemerintah Non Departemen yang membawahinya.

Pasal 25

Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Pimpinan Departemen/

Lembaga Pemerintah Non Departemen/ Instansi, segera memberikan tanggapan tertulis

mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian tersebut serta mengirimkannya kepada instansi

Pemerintah yang memerlukan tanah, dengan tembusan kepada Gubernur yang bersangkutan.

Pasal 26

(1) Apabila Pimpinan Departemen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen/ Instansi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 menyetujui permintaan pemegang hak atas tanah dan

pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang

bersangkutan, Gubernur mengeluarkan keputusan mengenai revisi bentuk dan besarnya ganti

kerugian sesuai dengan kesediaan atau persetujuan tersebut.

(2) Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada

pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang

terkait dengan tanah yang bersangkutan, instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dan

Panitia.

(3) Bersamaan dengan penyampaian keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),

Gubernur memerintahkan kepada Panitia untuk melaksanakan acarapemberian ganti

kerugian.

Page 32: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

96

Pasal 27

Apabila Pimpinan Departemen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen/ Instansi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 25 tidak menyetujui permintaan pemegang hak atas tanah dan pemilik

bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan,

sedangkan lokasi pembangunan itu tidak dapat dipindahkan atau sekurang-kurangnya 75 %

(tujuh puluh lima prosen) dari luas tanah yang diperlukan atau 75 % (tujuh puluh lima

prosen) dari jumlah pemegang hak telah dibayar ganti kerugiannya, Gubernur mengajukan

usul pencabutan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993.

Bagian Kelima

Pelaksanaan Pemberian Ganti Kerugian

Pasal 28

(1) Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah membuat daftar nominatif pemberian ganti

kerugian, berdasarkan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan

keputusan Panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 atau keputusan Gubernur dimaksud

dalam Pasal 23 atau 26.

(2) Pemberian ganti kerugian dalam bentuk uang dibayarkan secara langsung kepada yang

berhak di lokasi yang ditentukan oleh Panitia, dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 3

(tiga) orang anggota Panitia.

(3) Pemberian ganti kerugian dalam bentuk uang dibuktikan dengan tanda penerimaan.

Pasal 29

(1) Pemberian ganti kerugian selain berupa uang, dituangkan dalam berita acara pemberian

ganti kerugian yang ditandatangani oleh penerima ganti kerugian yang bersangkutan dan

Ketua atau Wakil Ketua Panitia serta sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Panitia.

(2) Pemberian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk tanah wakaf

dilakukan melalui Nadzir yang bersangkutan.

(3) Pemberian ganti kerugian untuk tanah ulayat dilakukan dalam bentuk prasarana dan

sarana yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.

Page 33: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

97

Bagian Keenam

Pelepasan, Penyerahan Dan Permohonan Hak Atas Tanah

Pasal 30

(1) Bersamaan dengan pemberian ganti kerugian dibuat surat pernyataan pelepasan hak atau

penyerahan tanah yang ditandatangani oleh pemegang hak atas tanah dan Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya serta disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua)

oranganggota Panitia.

(2) Apabila yang dilepaskan atau diserahkan adalah tanah hak milik yang belum bersertipikat,

penyerahan tersebut harus disaksikan oleh Camat dan Lurah/ Kepala Desa setempat.

Pasal 31

Pada saat pembuatan surat pernyataan pelepasan hak atau penyerahan tanah, pemegang hak

atas tanah wajib menyerahkan sertipikat dan/ atau asli surat-surat tanah yang berkaitan

dengan tanah yang bersangkutan kepada Panitia.

Pasal 32

(1) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya mencatat hapusnya hak atas tanah

yang dilepaskan atau diserahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 pada buku tanah dan

sertipikatnya.

(2) Apabila tanah yang dilepaskan haknya atau diserahkan belum bersertipikat, pada asli

surat-surat tanah yang bersangkutan dicatat bahwa tanah tersebut telah diserahkan atau

dilepaskan haknya.

Pasal 33

Panitia membuat berita acara pengadaan tanah setelah pelepasan hak atau penyerahan tanah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 selesai dilaksanakan atau pada akhir tahun anggaran.

Pasal 34

(1) Panitia melakukan pemberkasan dokumen pengadaan tanah untuk setiap bidang tanah.

(2) Asli surat-surat tanah serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pengadaan

tanah diserahkan kepada instansi Pemerintah yang memerlukan tanah.

Page 34: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

98

Pasal 35

Arsip berkas pengadaan tanah disimpan di Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya

setempat.

Pasal 36

Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah bertanggung jawab atas penguasaan dan

pemeliharaan tanah yang sudah diperoleh/ dibayar ganti kerugiannya.

Pasal 37

Setelah menerima berkas dokumen pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34,

instansi Pemerintah yang memerlukan tanah wajib segera mengajukan permohonan sesuatu

hak atas tanah sampai memperoleh sertipikat atas nama instansi induknya sesuai ketentuan

yang berlaku.

BAB IV TATA CARA USUL PENCABUTAN HAK

Pasal 38

Dalam rangka penyelesaian melalui pencabutan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27,

Gubernur mengusulkan kepada Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional

untuk dibentuk Panitia Penaksir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-

undang Nomor 20 Tahun 1961.

Pasal 39 (1) Setelah Panitia Penaksir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 menetapkan

besarnya ganti kerugian terhadap tanah dan/ atau benda-benda yang haknya akan dicabut,

Gubernur menyampaikan usul kepada Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional melalui Menteri Dalam Negeri untuk dilakukan pencabutan hak tersebut dengan

melampirkan taksiran ganti kerugian dimaksud.

(2) Usul Gubernur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipersiapkan oleh Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi bersama instansi Pemerintah yang memerlukan

tanah.

(3) Tembusan usul pencabutan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan

kepada Pimpinan Departemen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen/ Instansi yang

membawahkan instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dan Menteri Kehakiman.

Page 35: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

99

(4) Tata cara pencabutan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961.

Pasal 40

Dalam keadaan yang sangat mendesak yang memerlukan penguasaan tanah dan/ atau benda-

benda yang terkait dengan tanah yang bersangkutan dengan segera, Gubernur dapat

menyampaikan usul kepada Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional

melalui Menteri Dalam Negeri untuk dilakukan acara pencabutan hak secara khusus

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961.

BAB V

PENGADAAN TANAH SKALA KECIL

Pasal 41

Apabila tanah yang diperlukan luasnya tidak lebih dari 1 (satu) hektar, setelah menerima

persetujuan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 ayat (3), instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dapat melaksanakan

pengadaan tanah tersebut secara langsung dengan pemegang hak atas tanah dan pemilik

bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan

atas dasar kesepakatan.

Pasal 42

(1) Bentuk dan besarnya ganti kerugian ditetapkan oleh kedua belah pihak.

(2) Besarnya ganti kerugian ditetapkan berdasarkan nilai nyata atau sebenarnya dari tanah

dan/ atau benda-benda yang bersangkutan dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1).

Pasal 43

(1) Apabila tidak dicapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian, lokasi

pembangunan dipindahkan.

(2) Apabila lokasi pembangunan tidak mungkin dipindahkan, instansi Pemerintah yang

memerlukan tanah mengajukan permohonan kepada Bupati/ Walikotamadya untuk dilakukan

cara pengadaan tanah sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Bab III dan Bab

IV.

Page 36: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

100

Pasal 44

Apabila dikehendaki sejak semula instansi Pemerintah yang memerlukan tanah bagi

pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang luasnya tidak lebih dari 1 (satu)

hektar dapat mengajukan permohonan kepada Bupati/ Walikotamadya untuk dilakukan cara

pengadaan tanah sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam bab III dan Bab IV.

BAB VI

B I A Y A

Pasal 45

(1) Biaya Panitia terdiri atas :

a. honorarium Panitia sebesar 1 % (satu prosen) dari jumlah taksiran ganti kerugian;

b. biaya administrasi sebesar 1 % (satu prosen) dari jumlah taksiran ganti kerugian;

c. biaya operasional sebesar 2 % (dua prosen) dari jumlah taksiran ganti kerugian.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibebankan kepada instansi Pemerintah

yang memerlukan tanah, yang dibayarkan kepada Panitia dengan bukti penerimaan.

(3) Bukti penerimaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dipergunakan oleh instansi

Pemerintah yang memerlukan tanah sebagai bukti pengeluaran untuk lampiran Surat

Pertanggungjawaban Pembangunan (SPJP).

(4) Penggunaan biaya Panitia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai

ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional.

BAB VII

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Pasal 46

(1) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya membuat laporan bulanan mengenai

pelaksanaan pengadaan tanah di wilayahnya dan menyampaikannya setiap minggu pertama

bulan berikutnya kepada Gubernur Up. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi setempat dengan tembusan kepadaBupati/ Walikotamadya.

(2) Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Propinsi membuat laporan mengenai

pelaksanaan pengadaan tanah di wilayahnya setiap triwulan kepada Menteri Negara Agraria/

Page 37: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

101

Kepala Badan Pertanahan Nasional, dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri dan

Gubernur.

Pasal 47

(1) Pengadaan tanah oleh instansi Pemerintah yang bukan untuk kegiatan pembangunan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 55 Tahun 1993, dilaksanakan secara langsung oleh instansi Pemerintah yang

memerlukan tanah atas dasar musyawarah dengan pemegang hak atas tanah dan pemilik

bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan.

(2) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), dilakukan oleh Tim Pengawasan dan Pengendalian Pengadaan Tanah di setiap

Kabupaten/Kotamadya sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria/

Kepala BPN.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Peraturan ini dimulai pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya,

peraturan ini dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia.

DITETAPKAN DI : JAKARTA PADA TANGGAL : 14 Juni 1994

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Ir. SONI HARSONO

Page 38: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

102

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1993

TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

UNTUK KEPENTINGAN UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional, khususnya pembangunan berbagai fasilitas

untuk kepentingan umum, memerlukan bidang tanah yang cukup dan untuk itu

pengadaannya perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

b. bahwa pelaksanaan pengadaan tanah tersebut dilakukan dengan

memperhatikan peran tanah dalam kehidupan manusia dan prinsip

penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah;

c. bahwa atas dasar pertimbangan tersebut, pengadaan tanah untuk

kepentingan umum diusahakan dengan cara yang seimbang dan untuk tingkat

pertama ditempuh dengan cara musyawarah langsung dengan para pemegang

hak atas tanah

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentangPeraturan Dasar Pokok-pokok

Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 2043)

3. Undang-undang Nomor 51 Prp Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian

Tanah Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya (Lembaran Negara Tahun 1960

Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2106)

4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak- Hak Atas

Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya (Lembaran Negara Tahun 1961

Nomor 288, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2324)

5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan

Din Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3037)

6. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501)

Page 39: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

103

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah

Negar (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 362)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah

(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor

2171)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan

Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran NegaraTahun1988 Nomor 10, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3373)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB I

Pasal 1

Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan :

1. Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara

memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut.

2. Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum

antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti

kerugian atas dasar musyawarah.

3. Kepentingan umum adalah kepentingan seluruh lapisan masyarakat.

4. Panitia Pengadaan Tanah adalah panitia yang dibentuk untuk membentu pengadaan tanah

bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.

5. Musyawarah adalah proses atau kegiatan saling mendengar dengan sikap saling menerima

pendapat dan keinginan yang didasarkan atas kesukarelaan antara pihak pemegang hak atas

tanah dan pihak yang memerlukan tanah, untuk memperoleh kesepakatan mengenai bentuk

dan besarnya ganti kerugian.

Page 40: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

104

6. Hak Atas Tanah adalah hak atas sebidang tanah sebagaimana diatur dalam Undangundang

Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.

7. Ganti Kerugian adalah penggantian atas nilai tanah berikut bangunan, tanaman dan atau

benda-benda lain yang terkait dengan tanah sebagai akibat pelepasan atau penyerahan hak

atas tanah.

BAB II

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGADAAN TANAH

Pasal 2

1. Ketentuan tentang pengadaan tanah dalam Keputusan Presiden ini semata-mata hanya di

gunakan untuk pemenuhan kebutuhan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk

kepentingan umum.

2. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh

pemerintah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.

3. Pengadaan tanah selain untuk pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh

Pemerintah dilaksanakan dengan cara jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang disepakati

secara suka rela oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Pasal

3 Pelepasan atau pemyerahan hak atas tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk

kepentingan umum dilakukan berdasarkan prinsip penghormatan terhadap hak atastanah.

Pasal 4

1. Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum hanya dapat dilakukan apabila penetapan rencana

pembangunan untuk kepentingan umum tersebut sesuai dengan dan berdasar pada

RencanaUmum Tata Ruang yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

2. Bagi Daerah yang belum menetapkan Rencana Umum Tata Ruang, pengadaan tanah

sebagaimana dimaksud denagan ayat (1) dilakukan derdasarkan perencanaan ruang wilayah

atau kota yang telah ada.

Pasal 5

Pembangunan untuk kepentingan umum berdasarkan Keputusan Presiden ini dibatasi untuk :

Page 41: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

105

1. Kegiatan pembangunan yang dilakukan dan selanjutnya dimiliki Pemerintah serta tidak

digunakan untuk mencari keuntungan, dalam bidang-bidang antara lain sebagai berikut :

a. Jalan umum, saluran pembuangan air;

b. Waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya termasuk saluran irigasi;

c. Rumah Sakit Umum dan Pusat-pusat Kesehatan Masyarakat;

d. Pelabuhan atau bandar udara atau terminal;

e. Peribadatan;

f. Pendidikan atau sekolahan;

g. Pasar Umum atau Pasar INPRES;

h. Fasilitas pemakaman umum;

i. Fasilitas Keselamatan Umum seperti antara lain tanggul penanggulangan bahaya

banjir,lahar dan lain-lain bencana;

j. Pos dan Telekomunikasi;

k. Sarana Olah Raga;

l. Stasiun penyiaran radio, televisi beserta sarana pendukungnya;

m. Kantor Pemerintah;

n. Fasilitas Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;

2. Kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum selain yang dimaksud dalam angka (1)

yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

BAB III

PANITIA, MUSYAWARAH, DAN GANTI KERUGIAN

Bagian Pertama

Panitia Pengadaan Tanah

Page 42: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

106

Pasal 6

1. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan dengan bantuan Panitia Pengadaan

Tanah yang dibentuk oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

2. Panitia Pengadaan Tanah dibentuk disetiap Kabupaten atau Kotamadya Tingkat II.

3. Pengadaan tanah berkenaan dengan tanah yang terletak di dua wilayah

Kabupaten/Kotamadya atau lebih dilakukan dengan bantuan Panitia Pengadaan TanahTingkat

Propinsi yang diketuai atau dibentuk oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang

bersangkutan, yang susunan keanggotaannya sejauh mungkin mewakili Instansi-instansi yang

terkait di Tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

Pasal 7

Susunan Panitia Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (2) terdiri dari :

1. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II sebagai Ketua merangkap Anggota;

2. Kapala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya sebagai Wakil Kwtua merangkap

Anggota;

3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai Anggota;

4. Kepala Instansi Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab dibidang bangunan, sebagai

Anggota;

5. Kepala Instansi Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab dibidang pertanian, sebagai

Anggota;

6. Camat yang wilayahnya meliputi bidang tanah dimana rencana dan pelaksanaan

pembangunan akan berlangsung sebagai Anggota;

7. Lurah/Kepala Desa yang wilayahnya meliputi bidang tanah dimana rencana dan

pelaksanaan pembangunan akan berlangsung, sebagai Anggota;

8. Asisten Sekretaris Wilayah Desa Bidang Pemerintahan atau Kepala Bagian Pemerintahan

pada Kantor Bupati/Walikotamadya sebagai SekretarisI bukan Anggota;

9. Kepala Seksi pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya sebagai Sekretaris II bukan

Anggota.

Page 43: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

107

Pasal 8

Panitia Pengadaan Tanah bertugas :

1. mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda

lain yang ada kaitannya dengan tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan;

2. mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang hak atasnya akan dilepaskan

atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya;

3. menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah yang hak atasnya akan

dilepaskan atau diserahkan;

4. memberi penjelasan atau penyuluhan kepada pemegang hak atas tanah mengenai rencana

dan tujuan pengadaan tanah tersebut;

5. mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan Instansi Pemerintah

yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian;

6. menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian kepada para pemegang hak atas

tanahb bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada diatasnya;

7. membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.

Bagian Kedua

Musyawarah

Pasal 9

Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan

melalui musyawarah.

Pasal 10

1. Musyawarah dilakukan secara langsung antara pemegang hak atas tanah yang

bersangkutan dan Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah;

2. Dalam hal jumlah pemegang hak atas tanah tidak memungkinkan terselenggaranya

musyawarah secara efektif, maka musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilaksanakan Panitia Pengadaan Tanah dan Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah

Page 44: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

108

dengan wakil-wakil yang ditunjuk diantara dan oleh para pemegang hak atas tanah, yang

sekaligus bertindak selaku kuasa mereka.

3. Musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh Ketua Panitia

Pengadaan Tanah.

Pasal 11

Musyawarah dilakukan di tempat yang ditentukan dalam surat undangan.

Pasal 12

Ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah diberikan untuk :

a. hak atas tanah;

b. bangunan;

c. tanaman;

d. benda-benda lain, yang berkaitan dengan tanah;

Pasal 13

Bentuk ganti kerugian dapat berupa :

a. uang;

b. tanah pengganti;

c. pemukiman kembali;

d. gabungan dari dua atau lebih untuk ganti kerugian sebagaimana daimaksud dalam huruf a,

huruf b, dan huruf c; dan

e. bentuk lain yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Pasal 14

Penggantian terhadap bidang tanah yang dikuasai dengan hak ulayat diberikan dalam bentuk

pembangunan fasilitas umum atau bentuk lain yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Page 45: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

109

Bagian Ketiga

Ganti Kerugian

Pasal 15

Dasar dan cara perhitungan ganti kerugian ditetapkan atas dasar :

a. harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya, dengan memperhatikan nilai

jual obyek Pajak Bumi dan Bangunan yang terkait untuk tanah yang besangkutan;

b. nilai jual bangunan yang ditaksir oleh Instansi Pemerintah Daerah yang brtanggungjawab

di bidang pertanian;

c. nilai jual tanaman yang ditaksir oleh Instansi Pemerintah Daerah yang betanggungjawab di

bidang pertanian.

Pasal 16

Bentuk dan besarnya ganti kerugian atas dasar cara perhitungan cara yang dimaksud dalam

pasal 15 ditetapkan dalam musyawarah.

Pasal 17

1.Ganti kerugian diserahkan langsung kepada :

a.pemegang atas tanah atau ahli warisnya yang sah;

b.nadzir,bagi tanah akaf.

2.Dalam hal tanah,bangunan,tanaman atau benda yang berkaitan dengan tanah yang dimiliki

bersama oleh beberapa orang,sedangkan satu atau beberapa orang dari mereka tidak dapat

ditemukan,maka ganti kerugian yang menjadi hak orang yang tidak dapat diketemukan

tersebut,dikonsinyasikan di pengadilan Negeri setempat oleh Instansi Pemerintah yang

memerlukan tanah.

Pasal 18

Apabila dalam musyawarah telah dicapai kesepakatan antara pemegang hak atas tanah dan

Instansi Pemerintah yang memerlukan tanh,Panitia Pengadaan Tanah mengeluarkan

keputusan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian sesuai dengan kesepaktan tersebut.

Page 46: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

110

Pasal 19

Apabila musyawarah telah diupayakan berulangkali dan kesepakatan mengenai bentuk dan

besarnya ganti kerugian tidak tercapai juga,Panitia Pengadaan Tanah mengelurkan keputusan

mengenai bentuk dan

besarnya ganti kerugian,dengan sejauh mungki memperhatikan pendapat,keinginan,saran,dan

pertimbangan yang berlangsung dalam musyawarah.

Pasal 20

1.Pemegang hak atas tanah yang tidak mennerima keputusan panitia Pengadaan Tanah dapat

mengajukan keberatan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I disertai penjelasan

mengenai sebab-sebab dan alasan keberatan tersebut.

2.Gubernur Kepala Daerah Tingkat I mengupayakan penyelesaian mengenai bentuk dan

besarnya ganti kerugian tersebut, dengan mempertimbangkan pendapat dan keinginan semua

pihak.

3.Setelah mendengar dan memperlajari pendapat dan keinginan pemegang hak atas tanah

serta pertimbangan Panitia Pengadaan Tanah,Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

mengelurkan keputusan yang dapat mengukuhkan atau mengubah keputusan Panitia

Pengadaan Tanah mengenai bentuk dan atau besarnya ganti kergian yang akan diberikan.

Pasal 21

1.Apabila upaya penyelesaian yang ditempuh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I tidak

diterima oleh pemegang hak atas tanah dan lokasi pembangunan yang bersangkutan tidak

dapatr dipindahkan,maka Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan mengajukan

usul penyelesaian dengan cara pencabutan atas tanah sebagaimana yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang pencabutan hak-hak Atas Tanah dan

Bendabenda Yang Ada Di atasnya.

2.Usul penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan oleh Gubernur

KepalaDaerah kepada Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui

Menteri Dalam Negeri,dengan tembusan Kepada Menteri dari Instansi yang memerlukan

tanah dan Menteri Kehakiman.

Page 47: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

111

3.Setelah menerima usul penyelesaian sebagaimana diimaksud dalam ayat (1) dan

(2),Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional berkonsultasi dengan Menteri

Dalam Negeri,Menteri dari instansi yang memerlukan tanah,dan menteri kehakiman.

4.Permintaan untuk melakukan pencabutan hak atas tanah di sampaikan kepada presiden oleh

Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang ditandatangani serta oleh

Menteri Dalam Negeri,Menteri dari instansi yang memerlukan pengadaan tanah,dan Menteri

Kehakiman.

Pasal 22

Terhadap tanah yang di garap tanpa ijin yang berhak atas kuasanya,penyelesaiannya

dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Prp Tahun 1960 Tentang larangan

pemakaian Tanah Tanpa ijin yang berhak atau kuasanya.

BAB IV

PENGADAAN TANAH SKALA KECIL

Pasal 23

Pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan tanah yang luasnya

tidak lebih dari 1 (satu) Ha,dapat dilakukan langsung oleh instansi Pemerintah yang

memerlukan tanah dengan para pemegang hak atas tanah,dengan cara jual beli atau tukar

menukar atau cara lain yang disepakati kedua belah pihak,

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

Dengan berlakunya keputusan Preisden ini,maka dinyatakan tidak berlaku lagi :

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975 tentang ketentuan-ketentuan

Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1976 tentang pengunaan Acara

Pembebasan Tanah Untuk Kepentingan Pemerintah Bagi Pembebasan Tanah oleh pihak

swasta.

Page 48: DAFTAR PUSTAKA - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... · PDF filepeta pengadaan tanah normalisasi sungai cisaranten-cinambo ruas jalan cisaranten-jalan golf, kota bandung

112

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1985 tentang Tata Cara Pengadaaan

Tanah Untuk Kepreluan Proyek Pembangunan di wilayah Kecamatan.

Pasal 25

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan keputusan Presiden ini,dilakukan

oleh Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional setelah mendapat

pertimbangan dariMenteri Dalam Negeri.

Pasal 26

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :Jakarta Pada tanggal : 17 Juni 1993

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

SOEHARTO

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET RI

Kepala Biro Hukum dan Perundangan-Undang

ttd.

Bambang

Kesowo,SH,LLM