19
BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAETTAH KABUPATEN CIANJ UR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN PASAR RAKYAT, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. BUPATI CIANJUR, bahrva dengan dibangunnya pasar rakyat, pusat perbeianjaan dan toko swalayan harus diimbangi dengan penataan dan pengelolaan yang benar dan profesional sehingga tercipta sinergitas antara pasar rairyat dengan pusat perbelanjaan dan toko swalayan; bahwa pertumbuhan kegiatan perdagangan yang sema,kin meningkat dalam membangun dan meningkatkan perekonomian daerah, perlu diikuti dengan peningkatan kepastian usaha guna meningkatkan produksi, meratakan pendapatan, dan mernperkuat daya saing produk dalam negeri; bahwa i:ntuk memberikan landasan hukum dalam pelaksanaan upaya perlindungan, penataan, dan pemberdayaan terhadap pasar rakyat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan di Kabupaten Cianjur diperlukan pengaturan mengenai penataan pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah' tentang Penataan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; d. Mengingat : 1.

dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

BUPATI CIANJUR

PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAETTAH KABUPATEN CIANJ UR

NOMOR 5 TAHUN 2016

TENTANG

PENATAAN PASAR RAKYAT, PUSAT PERBELANJAAN DANTOKO SWALAYAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a.

b.

BUPATI CIANJUR,

bahrva dengan dibangunnya pasar rakyat, pusatperbeianjaan dan toko swalayan harus diimbangidengan penataan dan pengelolaan yang benar danprofesional sehingga tercipta sinergitas antara pasarrairyat dengan pusat perbelanjaan dan toko swalayan;

bahwa pertumbuhan kegiatan perdagangan yangsema,kin meningkat dalam membangun danmeningkatkan perekonomian daerah, perlu diikutidengan peningkatan kepastian usaha gunameningkatkan produksi, meratakan pendapatan, danmernperkuat daya saing produk dalam negeri;

bahwa i:ntuk memberikan landasan hukum dalampelaksanaan upaya perlindungan, penataan, danpemberdayaan terhadap pasar rakyat, pusatperbelanjaan, dan toko swalayan di KabupatenCianjur diperlukan pengaturan mengenai penataanpasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlumenetapkan Peraturan Daerah' tentang PenataanPasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan;

Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

d.

Mengingat : 1.

Page 2: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

2

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-Daerah Kabupaten DalamLingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta danKabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-Daerah Kabupaten Dalam LingkunganPropinsi Jawa Barat (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1.968 Nomor 31, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentangPerdagangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol4 Nomor 45, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5512);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikItrdonesia Tahun 2OI4 Nomor 244, TambahanLemtraran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)seba.gaimana telah diubah beberapakali terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Ir{omor 5679);

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor ll2Tahun 2OO7 tentang Penataan dan Pembinaan PasarRakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 lM-DAG/PER/1212A13 tentang Pedoman Penataan danPembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan danToko Modern, sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Perdagangan Nomor 56lM-DAG/PER l9l2014 tentang Perubahan Atas PeraturanMenteri Perdagangan Nomor 70 lM-DAG/PER/1212013 tentang Pedoman Penataan danPembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan danToko Modern;

7. Peraturan Menteri Perdagangan Republik IndonesiaNomor 61/M-DAG/PER/812O15' tentang PedomanPembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan;

3.

4.

5.

6.

Page 3: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

3

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR

dan

BUPATI CIANJUR

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan. : PERATURAN DAERAH TENTANG PENATAAN PASARRAKYAT, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKOSWALAYAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Cianjur.

2. Bupati adalah Bupati Cianjur.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah yang mernimpinpetraksanaan urusan pemerintahan yang menjadikervenangan daerah otonom.

4. Peja.bat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentuclibidang penataan pasar rakyat, pusat perbelanjaandan toko swalayan.

5. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modalyang m.erupakan kesatuan, baik yang melakukanusaha mauplln yang tidak melakukan usaha yangmeliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,perseroan lainnya, badan usaha milik negara ataubadan usaha milik daerah dengan nama dan dalambentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, danapensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasanorganisasi massa, organisasi sosial politik, atauorganisasi lainnya, lembaga dan bentuk badanlainnya termasuk kontrak investasi kolektif danbentuk usaha tetap.

6. Pasar adalah area tempat jual beli barang denganjumlah penjual lebih dari satu, baik yang disebutsebagai pusat perbelanjaan, pasar rakyat, pertokoan,mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutanlainnya.

Page 4: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

4

7. Pasar Rakyat adalah pasar yang dibangun dandikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,swasta, badan usaha milik negara dan badan usahamilik daerah termasuk kerjasama dengan swastadengan tempat usaha berupa toko, kios, los dantenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,menengah, swadaya masyarakat atau koperasidengan usaha skala kecil, modal kecil dan denganproses jual beli barang dagangan melalui tawarmenawar.

8. Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yangterdiri dari satu atau beberapa bangunan yangdidirikan secara vertikal maupun horizontal, yangdijual atau diserahkan kepada pelaku usaha ataudikelola sendiri untul< melakukan kegiatanperdagangan barang.

9. Toko ad.alah bangunan gedung dengan fungsi usahayang digunakan untuk menjual barang dan terdiridari hanya satu penjual.

10. Toko Swalayan adalah toko dengan sistem pelayananmandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceranyang berbentuk minimarket, supermarket,dep artement store, hgpermarket, mall/ supermall/ plazaataupun grosir yang berbentuk perkulakan.

11. Pusat Perdagangan adalah kawasan pusat jual belibarang kebutuhan sehari-hari, alat kesehatan danlainnya secara glosir dan eceran serta jasa yang didukung oleh sarana lengkap yang di mililci olehperorangan atau badan usaha.

12. Mall atau Super Mall atau Plaza adalah sarana atautempat usaha untuk melakukan perdaganganrekreasi, restoran dan sebagainya yang di peruntukanbagi kelompok, perorangan, usaha atau koperasiuntuk melakukan perjualan barang dan/atau jasayang terletak pada bangunan ruangan yang baradadalam satu kesatuan wilayah/tempat.

13. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang selanjutnyadisingkat UMKM adalah kegiatan ekonomi yangberskala mikro, kecil dan menengah sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun2008,

14. Kemitraan adalah kerja sama usaha antara usahakecii dengan usaha menengah dan usaha besardisertai dengan pembinaan dan pengembangan olehusaha menengah dan usaha besar denganmemperhatikan saling memerlukan, salingrnemperkuat dan saling menguntungkansebagaimana dimaksud dalam Peraturan Peur-erintahNomor 44 Tahun 1997.

Page 5: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

5

15. Ijin Usaha Pengelolaan pasar Rarryat, Ijin Usaha pusatPerbelanj dan Ijin Usaha fbto Swalayanselanjutnya disingkat IUppR, IUpp dan IUTS adalahUin untuk dapat melaksanakan usaha pengelolaanPasar Ra}"1rat, Pusat perbelanjaan dan Toko swalayanyang diterbitkan oleh pemerintah Daerah;

16. Kios ad.alah suatu bangunan tetap didalam pasardalam bentuk petak yang berdinding keliling danberpintu rolling door yang dipergunakan untukberjualan.

17. Los adalah suatu bangunan tetap didalam pasar yangsifatnya terbuka dan tanda dinding ketlling V""Edipergr-rnakan untuk berjualan.

18. Rumah Toko disingkat Ruko adalah bangunanbertingkat dua lantai dimana lantai satu untukberjualan dan lantai dua untuk guclang penyimpananbarang.

19. Areal Pasar adalah lahan/tempat milik pemerintahDaerah yang dipergunakan untuk bangunan danfasilitas pasar.

20. Pelataran Pasar adalah halaman/bagian darikiosllos/toko dan atau lahan kosong di Areal pasaryang tidak didirikan bangunan.

21. Hak Pemakaian Kios/Los/Toko/Ruko adalah hakpema.kaian yang diberikan kepada orang atau badanusaha untuk menggunakan atau memanfaatkanfasilitas Kios/Los/Toko yang berada di Areal .pasaryang dikuasai atau dimiliki Pemerintah Daerah.

22.Pihak Ketiga adalah instansi atau badan usaha atauperseorangan yang berada diluar OrganisasiPerangkat Daerah yang tunduk pada HukumIndonesia.

23. Penataan adalah segala upaya yang dilakukanPemerintah Daerah untuk mengatur dan menatakeberadaan dan pendirian Pasar Rakyat di suatuDaerah, agar tidak merugikan dan mematikan pasarRakyat, UMKM dan koperasi yang ada.

24.Zonasi adalah ketentuan-ketentuan pemerintahDaerah yang mengatur pemanfaatan ruang danunsur-unsur pengendalian yang disusun untuk tiapzona peruntukan sesuai dengan tata ruang.

25. Jalan Arteri adalah jalan umum yang berfungsimelayani angkutan utama dengan ciri perjalananjarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlahjalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

26. Jalan Kolektor adalah jalan umum yang berfungsimelavani angkutan pengumpul atau pembagi denganciri perjalanan jarak sedang, kecep-atan rata-ratasedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Page 6: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

6

(1)

(2)

BAB II

PENATAAN

Bagian Kesatu

Pasar Rakyat

Pasal 2

Jenis dan bentuk Pasar Ralryat terdiri dari:a. Pasar Ralryat yang dikelola oleh Pemerintah Daerah,

badan usaha milik negara danlatau badan usahamilik daerah'

b. Pasar nakyaiyang dikelola oleh Desa; danc. Pasar Rakyat yang dikelola oleh swasta, perorangan

dan/atau Koperasi.

Pasal 3

Pendirian Pasar Rakyat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 harus mengacu kepada rencana tataruang'rvilayah dan rencana detail tata ruang Daerah.

Pendirian Pasar Ralryat sebagaimana dimaksud padaayat (tr) dapat dibangun diatas tanah milik dan/ataudikuasai Pemerintah Pusat, Pemerintah DaerahProvinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah, swasta,koperasi dan perorangan dengan persyaratan yangtelah ditentukan dan analisa kondisi sosial ekonomimasyarakat sesuai dengan ketentuan peraturanperunCang-undangan.

Setiap pendirian Pasar Rakyat harus dilengkapidengan fasilitas umum dan areal parkir.

Pendirian Pasar Ralryat harus memiliki ijin sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk persyaratandan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagaimanaclimaksud pada ayat (21 diatur dengan PeraturanBupati.

Pasal 4

Pengelolaan Pasar Rakyat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 huruf a dilaksanakan oleh badanusaha milik daerah.

(3)

(4)

(s)

(1)

Page 7: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

7

(21 Pengelolaan Pasar Ralryat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas manajeman sumber dayamanusia, sarana dan prasarana serta fasilitaslainnya seperti keamanan, ketertiban, kebersihan,keindahan dan kenyamanan.

(3) Pengelolaan Pasar Rakyat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (21 dapat dikerjasamakandengan pihak ketiga sesuai dengan ketentuanperaturan perundang undangan.

Bagian Kedua

Pusat Perbelanjaan

Pasal 5

(1) Pusat Perbelanjaan dapat berbentuk:a. Mall;b. Plaza;c. slwppi.ng centre;d. trade centre;e. kawasan pertokoan;f. kawasan Ruko; dang. kawasan pergrosiran.

(2) Pusat Perbelanjaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib menyediakan sarana berupa:a. areal parkir;b. bongkar muat barang; 'c. tempat ibadah;d. toilet;e. tempa.t penampungan sampah sementara;f. area makan beserta tempat duduknya;g. pos keamanan;h. sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran;i. drainase yang ditutup dengan grill;j. akses jalan keluar masuk;k. ruang terbuka hijau;l. ruang iaktasi;m. akses penyandang disabilitas; dann. trotoar.

(3) Ketentuan mengenai luas, jarak, perizinan, sarana,dan prasarana kawasan pertokoan, kawasan Ruko,dan kawasan pergrosiran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf e sampai dengan huruf g diaturd.engan Peraturan BuPati.

Page 8: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

I

(1) Pendirian

Pasal 6

Pusat Perbelanjaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 dapat dilakukan ataudikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, badanusaha rnilik negara atau daerah, swasta, perorangandan/atau koperasi.

(2) Pendirian Pusat Perbelanjaan harus mengacukepacla rencana tata ruang wilayah dan rencanadetail tata ruang Daerah termasuk Zonasi.

(3) Pendirian Pusat Perbelanjaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus memenuhipersyaratan yang telah ditentukan danmemperhatikan analisis kondisi sosial ekonomimasyarakat, keberadaan Pasar Ralryat dan/atauUMKM.

Bagian Ketiga

Toko Swalayan

Pasal 7

(1) Toko Swalayan dapat berbentuk:a. Minimarket;b. Supermarket;c. Departem.ent Store;d. Hypermarket; ataue. perkulakan.

(21 Berdasarkan batasan luas lantai penjualan, TokoSwalayan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibedakan menjadi:a. Minimarket, kurang dari 40O m2 (empat ratus

meter persegi);b. Supermarket, 4OO m2 (empat ratus meter persegi)

sampai dengan 5.000 m2 (lima ribu meterpersegi);

c. Departement Store, diatas 40O m2 (empat ratusmeter persegi);Hypermarket, diatas 5.000 m2 (lima ribu meterpersegi); danperkulakan, diatas 5.000 m2 (lima ribu meterpersegi).

(3) Toko Swalayan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat berbentuk Toko Swalayan yang berdiri sendiriatau yang terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan,bangunan, atau kawasan lain.

d.

e.

Page 9: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

9

(4) Toko Swalayan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dan huruf b, wajib menyediakan saranaberupa:a. areal parl<ir;b. toiiet;c. drainase yang ditutup dengan grill;d. akses jalan keluar masuk;e. ruang terbuka hijau;f. sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran;

dang. tempat sampah.

Toko Swalayan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c, huruf d, dan huruf e, wajib menyediakansarana berupa:a. areal parkir;b. bongkar muat;c. tempat ibadah;d. toilet;e. tempat penampungan sampah sementara;f. tempat duduk untuk area makan;g. pos keamanan;h. sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran;i. drainase yang ditutup dengan grill;j. akses jalan keluar masuk;k. ruang terbuka hijau;l. ruang laktasi; danm. akses penyandang disabilitas.

Ketentuan lebih lanjut mengenai sarana yang wajibada pada Toko Swalayan sebagaimana dimaksudpada ayat (4) dan ayat (5) diatur dengan PeraturanBupati.

Pasal 8

Pendirian Toko Swalayan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7 dapat dilakukan atau dikelola olehPemerintah, Pemerintah Daerah, badan usaha miliknegara atau daerah, swasta, perorangan dan/ataukoperasi.

Pendirian Toko Swalayan harus mengacu kepadarencana tata ruang wilayah dan rencana detail tataruang Daerah termasuk Zonasi.

Pendirian Toko Swalayan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus memenuhi persyaratan yangteiah ditentukan dan memperhatikan analisiskondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaanPasar Rakyat dan/atau UMKM.

(s)

(6)

(1)

(2)

(3)

Page 10: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

10

(1)

Bagian Keempat

Jam Pelayanan

Pasal 9

Pelayanan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayansebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 7,diatur sebagai berikut:a. untuk hari Senin sampai dengan hari Jumat

pukul 1.0.00 WIB sampai dengan pukul 22.00WIB;

b. untuk hari Sabtu dan hari Minggu pukul 10.00WIB sampai dengan pukul 23.OO WIB;

c. unt.uk hari besar keagamaan dan libur nasional,pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 24.OOWIB.

Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah pelayanan Pusat Perbelanjaandan Toko Swalayan yang berlokasi di dalamterminal, stasiun, dan stasiun pengisian bahanbakar umuffr yang melayani konsumen 24 (duapuluh empa.t) jam, seizin Dinas yang membidangiperdagangan dan direkomendasikan oleh Camatsetempat.

Bagian Kelima

Jarak Pendirian

Pasal 10

Jarak pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayanharus memenuhi ketentuan sebagai berikut:a. untuk Minimarket berjarak minimal 500 (lima ratus)

meter dari Pasar Rakyat dan UMKM yang terletakdipinggir: kolektor/ arteri;

b. ttntuk antar Mininarket minimal 1.000 (seribu) meteryang terletak dipinggir Jalan Kolektor/Jalan Arteri;

c. untuk Supermarket dan Departemen Store berjarak1.500 (seribu lima ratus) meter dari Pasar Rakyatyang terietak dipinggir Jalan Kolektor/Jalan Arteri;dan

d. untuk Hypermarket dan perkulakan berjarak minimal2.500 (dua ribu lima ratus) meter dari Pasar Ralqyatyang terletak dipinggir Jalan Kolektor/Jalan Arteri.

(21

Page 11: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

i1

(1)

BAB III

KERJA SAMA USAHA DAN KEMITRAAN

Pasal 1 I

Setiap Pusat Perbelanjaan, dan Toko Swalayandapat melakukan Kemitraan dengan polaperdagangan umum dan/ atau waralaba.

Kemitraan dengan pola perdagangan umumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandalam bentuk kerja sama pemasaran, penyedialokasi usaha, dan/atau penyediaan pasokan.

Kerja safl1a pemasaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dalam bentuk pemasaran produkhasil IJMKM:a. yang dikemas atau dikemas ulang dengan merek

pemilik barang, merek Toko Swalayan, ataumerek ia.in yang disepakati dalam rangkarneningkatkan nilai jual barang; atau

b. melalui etalase atau outlet dari Toko Swalayan.

(4) Penyediaan lokasi usaha sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilakurkan oleh pengelola PusatPerbeianjaan dan Toko Swalayan kepada UMKMdengan menyediakan ruang usaha dalam areal PusatPerbelanjaan atau Toko SwalaYan.

(5) Penyediaan pasokan sebagaimana dimaksud padaayat {2) diiakukan dalam bentuk penyediaan -barangdari pemasok kepada Pasar Rakyat, PusatPerbelanjaan, dan Toko Swalayan yang dilakukansecara terbuka dan memprioritaskan produk lokalDaerah.

Pasal 12

Kernitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

dilaksanakan berdasarkan perjanjian tertulis yangdisepakati kedua belah pihak dengan prinsip salingmenguntungkan, jelas, wajar, berkeadilan, dantransparan.

Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (21

harus disusun dalam bahasa Indonesia dan memuathak dan kewajiban para pihak termasuk mekanismepembayaran serta cara dan tempat penyelesaianperselisihan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(21

(3)

(1)

(2)

Page 12: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

t2

(1)

(2\

(3) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dapat dilakukan dalam bentuk kerja sama komersialberupa:a. pembinaan atau pendidikan;b. permodalan; atauc. bentuk kerja sama lain.

BAB IV

PERIZINAN

Bagian Kesatu

Pasar Raklzat

Pasal 13

Setiap pendirian Pasar Ralryat harus mempunyaiIUPPR dari Bupati.

IUPPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakuselama 20 (dua puluh) tahun dan dapatdiperpanjangan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Setia.p perorangan, badan usaha milik negara, badanusaha miiik daerah, swasta dan/atau koperasi yangmelakukan kegiatan usaha dengan memanfaatkanatau menggunakan fasilitas Kios/Los/Toko di Pasarmilik atau dikuasai Pemerintah Daerah. wajibmendapatkan Hak Pemakaian Kios/Los/Toko dariBupati.

Kartu Hak Pemakaian Kios/Los/Toko sebagaimanadimaksud dalam ayat (3) dapat dicabut apabila:a. Kios/Los/Toko tersebut ditinggalkan atau tidak

digunakan 3 (tiga) bulan berturut-turut sejakkartu Hak Pemakaian Kios/Los/Toko diterbitkandan tanpa pemberitahuan kepada pengelolaPasar;

b. dipergunakan tidak sesuai dengan Zonasi;dan/atau

c. pedagang yang tidak membayar retribusi ataspemakaian Kios/Los/Toko selama 30 (tiga puluhhari) berturut-turut.

Ped.agang yang dicabut haknya sebagaimanadimaksud pada ayat (4), tidak berhak menuntutganti rugi dalam bentuk apapun.

Ketentuan mengenai tata cara pe nerbitan danpencabutan Hak Pemakaian Kios/ Los/Tokosebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)

diatur dengan Peraturan BuPati.

(3)

(4)

(s)

(6)

Page 13: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

13

Bagian Kedua

Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan

Pasal 14

(1) Setiap pendirian Pusat Perbelanjaan harusmempunyai IUPP dari BuPati.

(2) Setiap pendirian Toko Swalayan harus mempunyaiIUTS dari BuPati.

(3) IUPP dan IUTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapatdiperpanjang kembali sesuai dengan ketentuanperaturan perundang undangan.

Pasal 15

IUPPR, IUPP, dan IUTS berakhir apabila:a. tidak melakukan kegiatan usaha dalam jangka waktu

1 (satu) tahun;b. pindah lokasi usaha secara tetap atau pindah lokasi

untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun;c. tidak melakukan daftar ulang setiap 5 (lima) tahun;d. melakukan kegiatan usaha tidak sesuai dengan

perizinannya; dan/ ataue. dicabut berclasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 16

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian izinPasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko swalayansebagaimana dimaksud pada Pasal 13 dan Pasal 14

diatur dengan Peraturan BuPati.

Pasal 17

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimanadimalisud dalam Pasal 13 dan Pasal 14 dapatdikenakan sanksi administratif berupa:a. teguran lisan;b. teguran tertulis;c.pe-nghentiansementarasebagianatauseluruh

kegiatan usaha;d. pencabutan izin; danlataue. denda administratif.

(2) Ketentuan mengenai tata cara penerapan sanksiadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diatur dengan Peraturan BuPati'

Page 14: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

L4

(1)

(2)

Pasal 18

Pemegang IUPPR, IUPP dan IUTS dapat mengajukanpermohonan pencabutan izin kepada Bupati.

Ketentuan mengenai permohonan pencabutan izinsebagimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Bupati.

BAB V

PELAPORAN

Pasal 19

Setiap orang yang telah memiliki IUPPR, IUPP,dan/ ataur IUTS wajib menyampaikan laporanberupa:a. jumlah gerai yang dimiliki;b. omzet penjualan seluruh gerai;c. jumlah UMKM yang bermitra dan pola

kemitraannya; dand. jumlah tenaga kerja yang diserap,disertai dengan

dokumentasi.

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada Kepala Dinas yang membidangiperdaga.ngan setiap semester dengan ketentuan:a. setiap bulan Juli tahun yang berkenaan untuk

semester pertama; dan 'b. setiap bulan Januari tahun berikutnya untuk

semester kedua.

BAB VI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 20

Bupati dan Kepala Dinas yang membidangiperdagangan melakukan pembinaan danpengawasan terhadap pengelolaan Pasar Rakyat,Pusat Perbelanjaan, dan Toko Swalayan.

Pemkrinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:a. melakukan fasilitasi terhadap UMKM agar dapat

memenuhi standar mutu barang Yangdiperdagangkan di Pasar Rakyat, PusatPerbelanjaan, dan Toko SwalaYan;

b. melakukan fasilitasi pelaksanaan Kemitraan;

(1)

(2\

(1)

(2)

Page 15: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

15

c. mendorong Toko Swalayan dan PusatPerbelanjaan mengembangkan pemasaranbarang UMKM;

d. mengupayakan alternatif sumber pendanaanuntuk pemberdayaan Pasar Ralryat sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. meningkatkan kompetensi pedagang danpengelola Pasar Ralryat;

f. memberdayakan Pusat Perbelanjaan dan TokoSwalayan dalam membina Pasar Rakyat; dan

g" mengembangkan sistem sumber daya manusiadan jaringan kerja.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan terhadap:a. pengelolaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan,

dan Toko Swalayan; danb. pelaksanaan Kemitraan.

Pasal 2 1

Bupati dan Kepala Dinas yang membidangi penanamanmodal melakukan pengawasan terhadap perizinanpendirian Pasar Ralryat, Pusat Perbelanjaan dan TokoSwalayan.

BAB VII

KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 22

(1) Setiap pengelola Fusat Perbelanjaan dan TokoSrvalayan wajib:a. menaati ketentuan perizinan di Daerah;b. menyediakan barang dagangan produksi dalam

negeri paling sedikit 8Oo/o (delapan puluh perseratus) dari jumlah dan jenis barang yangdiperdagangkan dan 20 o/o (dua puluh perseratus) produksi lokal setempat;

c. mencantumkan harga barang secara jelas,mudah dibaca, dan mudah dilihat dalam nilaimata uang rupiah;

d. meningkatkan mutu pelayanan dan menjaminkenyamanan konsumen;

e. menjaga keamanan dan ketertiban tempatusaha;

Page 16: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

16

(2)

f. menyediakan tempat usaha di luar gerai untukUMKM dengan biaya sewa yang sesuai dengankemampuan UMKM dan/ atau dapatdimanfaatkan melalui keda sama dalam rangkakemitraan;

g. memelihara kebersihan, keindahan lokasi, dankelestarian lingkungan tempat usaha;

h. mencegah setiap kegiatan perjudian danperbuatan lain yang melanggar kesusilaan sertaketertiban umum di tempat usahanya;

i. mencegah penggunaan tempat usaha untukkegiatan peredaran dan penggunaan minumanberalkohol, obat terlarang, serta barang-terlarang lainnya;

j. menyediakan sarana kesehatan, saranapersampahan dan drainase, kamar mandi dantoilet, serta mushola bagi karyawan dankonsumen;

k. memberikan kesempatan kepada karyawan dankonsumen untuk melaksanakan ibadah;

l. mengutamakan menggunakan tenaga kerja didaerah sesuai dengan kompetensinya;

m. menaati perjanjian kerja serta menjaminkeselamatan, kesehatan, dan kesejahteraankaryawan; dan

n. men5rsdiakan alat pemadam kebakaran yang siappakai dan mencegah kemungkinan terjadinyabahaya kebakaran di tempat usaha.

Pelanggaran terhadap ketentuan sebagdimanadimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksiadministratif berupa:a. teguran lisan;b. teguran tertulis;c. penghentian sementara sebagian atau seluruh

kegiatan usaha;d. pencabutan izin; dan/ataue. denda administratif.

Ketentuan mengenai tata cara penerapan sanksiadmirristratif sebagaimana dimaksud pada ayat {2\diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Larangan

(3)

Setiap pengelolaSwalayan dilarang:a. melakukan

Pasal 23

Pusat Perbelanjaan dan Toko

praktek monopoli dalam

(1)

menjalankan usahanya;

Page 17: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

t7

f.

menimb'un dan/ atau menyimpan:1. bahan kebutuhan pokok masyarakat di

dalam gudang dalam jumlah melebihikewajaran untuk tujuan spekulasi yang akanmerugikan kepentingan masyarakat; dan

2. barang yang sifat dan jenisnyamembahayakan kesehatan.

menjual barang yang sudah kedaluwarsa;mengubah atau menambah sarana tempatusaha, jenis dagangan, dan merubahperuntukannya tanpa izin BuPati;memaksa produsen UMKM yang akanmemasarkan produksinya untuk menggunakanmerk Toko Swalayan pada hasil produksi UMKMyang telah memiliki merek sendiri;memakai tenaga kerja dibawah umur dan/atautenaga kerja asing tanpa izinmenjual barang berupa produk segar dalambentuk curah dan minuman beralkohol bagiToko Swalayan dalam bentuk Minimarket; dandengan sengaja menunda atau memperlambatpembayaran atas produk Kemitraan UMKM.

Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a sampai denganhuruf e dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf f sampai .denganhuruf h dikenakan sanksi administratif berupa:a. teguran lisan;b. teguran tertulis;c. penghentian sementara sebagian atau seluruh

kegiatan usaha;d. pencabutan izin; dan/ataue. denda administratif.

Ketentuan mengenai tata cara penerapan sanksiadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diatur dengan Peraturan BuPati.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 24

(1) IUPPR, IUPP dan IUTS yang telah dikeluarkansebelum berlakunya Peraturan Daerah ini tetapberlaku sampai dengan habis berlakunya IUPPR,

IUPP dan IUTS.

b.

c.d.

e.

CTb'

h.

(2\

(3)

(4)

Page 18: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

18

(2) Pengelola Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan danToko Swalayan yang telah beroperasi sebelumberlakunya Peraturan Daerah ini dan belummemiliki IUPPR, IUPP dan IUTS, harus melakukanpermohonan IUPPR, IUPP dan IUTS kepada KepalaDinas yang membidangi penanaman modal palinglambat 6 (enam) bulan terhitung sejak berlakunyaPeraturan Daerah ini.

Pengelola Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayanyang telah ada sebelum berlakunya PeraturanDaerah ini dan belum menyediakan barangdagangan produksi dalam negeri paling sedikit 80%(delapan puluh per seratus) dari jumlah dan jenisbarang yang diperdagangkan dan 2Ooh (dua puluhper seratus) produksi lokal setempat, paling lama I(satu) tahun harus menyesuaikan dengan PeraturanDaerah ini.

Pasar Ralcyat, Pusat Perbelanjaan, dan TokoSwalayan yang telah ada sebelum berlakunyaPeraturan Daerah ini dan belum melaksanakanprogram Kemitraan harus melaksanakan programKemitraan paling lambat 5 (enam) bulan terhitungsejak berlakunya Peraturan Daerah ini.

Pasal 25

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Dinasyang membidangi perdagangan tetap melaksanakanpengelolaan Pasar Rakyat sampai dengan ditetapkannyaPeraturan Daerah tentang pembentukan badan usahamilik daerah yang membidangi perdagangan.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, PeraturanDaerah Kabupaten Cianjur Nomor 07 Tahun 2Ol7tentang Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaandan T&o Modern (Lembaran Daerah Kabupaten CianjurTahun 2011 Nomor 35 Seri C), dicabut dan dinyatakantidak berlaku.

(3)

(4)

Pasai 27

Peraturan pelaksanaan Peraturan Daerah ini harusditetapkan paling lama 6 (enam) buian terhitung sejakPeraturan Daerah ini diundangkan.

Page 19: dalam dengan usaha pasar rakyat, toko di bahwa · pasar ra}ryat, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b

L9

Pasal 28

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah inidengan penempatannya dalam Lembaran DaerahKabupaten Cianjur.

Ditetapkan di Cianjurpada tanggal 5 September 201.6

BUPATI CIANJUR,

ttd.

IRVAN RIVANO MUCHTAR

fr #**.,_'\sH, 1 1*,

pada tanggal p September 2016

ARI$ DAERAH KABUPATEN CIANJUR,

BARAN

L MUTAQIN

DAERAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 20t6 NOMOR

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJURPROVTNST JAWA BARAT (5l2016)

-\--l.e-rlr -r .r v:

I e' r,,r