50

dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia
Page 2: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

I

I

I

Idalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 3: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Peran Pollsldalam Konflik Sosial-Politik di lndonesia

Penulis:Eko Prasetyo, SH.

Busyro Muqqodas, SH, M.Hum.

Suparman Mazuki, SH, M.Si.

Eko Riyadi, SH.

Laode Arham, SS.

lmran, SH.

Kata Pengantar:

Adrianus Meliala, Ph.D.

PUSHAM UII

The Asia Foundation

Page 4: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

,

Katalog Perpustakaan Nasional Dalam Terbitan (KDT)

Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia-EkoPrasetyo, Busyro Muqqodas, Suparman Marzuki, EkoRiyudi, Laode Arham, dan Imran, Yogyakarta:PUfiHAM UII, Oktober 2oo4

r9z halaman, i-xii, L4,S x 21 cmISBN 979-9723-14-9

Cetakan Pertama, Oktober 2oo4

Penyunting: Ririn Tri AstutiDesain Sampul: Resist Book DesignKompugrafi: Lantip

Diterbitkan oleh:PUSHAM UIIJl. Kusumanegara No. zr8YogyakartaTelp./Faks. 0274-g75oo6E-mail [email protected] www.pushamuii.org

Dicetak oleh:Nailil PrintikaTelp. o274-Z4zz76rE-mail [email protected]

Isi di luar tanggung jawab percetakan.

Page 5: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Daftar lsi

t. Polisi Berorientasi MasyarakatSebuah Pengantaroleh Eko Prasetyo . v I

2. Daftar Isi . xi

3. Kata Pengantar:Community Policing:Berpijak dari Inisiatif Masyarakatoleh Adrianus Meliala, Ph.D. . I

4. Pemolisian Berbasis MasyarakatSuatu Fokus pada EfektivitasSuatu Pendekatan Teoritisoleh Letkol. Purn. Soekamid o 7

S.. Peran Polisi di Tengah Kompleksitas SosialMasyarakat Balioleh Laode Arham, SS . 25

6. Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas diKalimantan Baratoleh Suparman Marzukr, SH, M.Sidan Eko Riyadi, SH . 6r

T. Meretas Jalan Damai di Bumi Ambon Manise:Sebuah Tantangan bagi Polisi dan Masyarakatoleh Busyro Muqodas, SFf, M.Humdan Imran, SH ' 99

8. Menimbang Peran Polisi di Aceh,Antara Masyarakat dan Konflikoleh Laode Arham, SS dcn Imran, SH o r2g

g. Menyegarkan Kernbali Hubungan Polisi &Masyarakat ,

Refleksi Pengalaman Program COP di DfYoleh Eko Prasetyo . r57

10. Daftar Pustaka . r85

Daftar lsi - xi

Page 6: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

10.11.

Tentang Penulis . r89Mengenal PUSHAM UII . 191

xii - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 7: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

v1'-

Kekerasan Strukturaldan Problem Etnisitas

d i Kalimantan Barato t e h s u p a r m " o! :';i!' ai*;,! i,

onflik etnis yang terjadi di Pontianak, atau lebihluasnya Kalimantan Barat, adalah sebuah bencana

r pasca Orde Baru. Konflik Melayu-Madura-Dayak, menambah catatan buram tentang penderitaanmasyarakat sipil di masa transisi. Peristiwa ini ditandaidengan serangkaian tindak kekerasan, praktek kriminal,dan berujung pada kekerasan yang massif. Kekerasantidak saja berlangsung secara 'sinkronik', melainkan jugamempunyai akar-akar'diakronik'. Terdapat tarikanhistoris dari masa pra-penjajahan, hingga masa Orde Baru.Dalam tulisan ini akan dipaparkan bagaimana konflikyang terjadi adalah sebuah perpaduan antara kekerasanstruktural dan kekerasan kultural yang kompleks.

Dalam konteks ini, Pusham UII memilih kotaPontianak sebagai lokasi penelitian untuk melihatbagaimana kondisi masyarakat pasca konflik. Penelitianini berada dalam 'bingkai' program Community OrientedPolicing (COP) yang sedang dikembangkan oleh PushamUII, bekerjasama dengan Polri. Studi lapangan ini

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 61

Page 8: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

dilakukan pada Desember 2oo3, oleh Suparman Marzuki.Responden yang diambil sejumlah 65 orang wargaPontianak, dan mewakili berbagai etnis yang ada.

COP adalah sebuah program untuk mpndekatkanPolisi dengan masyarakat dalam menyelesaikan berbagaimasalah hukum din sosial. Polisi dan masyalakat adalahobyek penelitian dalam studi kasus ini. Riset dan tulisanini berada dalam garis tujuan sebagai berikut:

Pertama, ingin melihat bagaimana genealogikekerasan dan konflik di Pontianak (Kalimantan Barat)?Bagaimanakah relasi sosial antar etnis dan masyarakat disana? Kedua, menjelaskan konteks ekonomi, kultural,sosial masyarakat yang melahirkan berbagai tindakkriminalitas? Ketiga, bagaimanakah peran aparatkeamanan (Polisi) dalam menangani problem-problemetnis dan masalah keamanan tersebut. Sekaligus apa yangmenjadi problem internal aparat juga akan disorot dalamtulisan ini.

Kota Pontianak dipilih sebagai daerah penelitian,didasarkan pada fakta sosial bahwa daerah tersebut pernahmengalami konflik sosial yang luar biasa. Kerusuhanterjadi antara komunitas 'pribumi', yaitu masyarakatDayak-Melayu, dengan komunitas pendatang dari PulauMadura. Pada saat yang sama aparat Kepolisian dideraketerlambatan dalam menangani konflik tersebut.

Pontianak dan Problem EhisitasPontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat

merupakan kota dengan etnis yang sangat beragam.'Kalimantan Barat sendiri memiliki luas wilayah 146.76okm', yang berarti hampir mencapai seperlima dari luaspulau Kalimantan seluruhnya, atau lebih luas dari pulauJawa bersama pulau Madura. Enam puluh lima persenwilayah provinsi Kalimantan Barat terdiri dari hutan. Ituartinya, Kalimantan sangat kaya akan berbagai jenis

62 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 9: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

kayu." Sumber daya alam ini tentunya menjadi 'madu'yang menggiurkan bagi siapa saja, termasuk penguasa danpara pemodal.

Selama ratusan tahun, etnis Dayak, Melayu dan Cinatelali mendiami kawasan ini. Namun keragaman etnis dankekayaan alam kadang menjadi penyebab rentannyainteraksi sosial diantara mereka. Seperti konflik terakhiryang terjadi antara Melayu-Madura-Dayak telahmenimbulkan kerugian yang luar biasa. Trauma sosialharus dihadapi masyarakat dari pihak-pihak yang bertikai.Struktur sosial yang selama ini telah mapan kembaliterkoyak oleh konflik. Tidak terhitung lagi nyawa manusiayang tidak berdosa melayang, anak-anak kehilangan orangtuanya, serta semua aset yang selama ini telah dibangunmenjadi hancur kembali.

Dayo'k.Dayak adalah suku yang dianggap pertama kali

mendiami wilayah Kalimantan. Diperkirakan suku inimulai datang ke pulau Kalimantan pada tahun 3ooo-15ooSM. Mereka adalah kelompok-kelompok yang bermigrasidari daerah Yunan, Cina Selatan. Kelompok ini disebutProto-Melayu. Dari daratan Asia kelompok-kelompok keciltersebut mengembara melalui Indocina ke SemenanjungMalaya. Berlanjut ke berbagai pulau di Indonesia,termasuk Kalimantan. Beberapa kelompok laindiperkirakan bergerak melalui Hainan, Taiwan danFilipina. Beberapa kelompok, terutama yang kemudianmenetap di bagian selatan Kalimantan, kemungkinanbesar untuk beberapa waktu singgah di Sumatera danJawa.g

Perpindahan ini terjadi pada zaman glasial (zaman

es), dimana permukaan laut sangat surut, sehingga denganperahu-perahu kecil, mereka dapat menyeberangi perairanyang memisahkan pulau-pulau itu. Teknologiperundagian yang telah dikenal di daratan Asia sekitar

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 63

Page 10: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

t

tahun l5oo SM memungkinkan perpindahan merekamenggunakan perahu bercadik. Masa bercocok tanamdiperkirakan dimulai sekitar tahun looo SM. Beliungpersegi dan kapak persegi yang dibuat dengan teknologiperundagian ditemukan di Nanga Balang, Kapuas Hulu.Kehidupan religius pada zaman ini adalatl memuja rohnenek moyang, sesuai dengan kehidupan masyarakatzaman Megalithikum. Peninggalan zaman ini adalahdolmen yang ditemukan di Sedahan Sukadana,Ketapang.4

Mula-mula suku Dayak mendiami tepi sungaiKapuas dan pantai-pantai Kalimantan. Tetapi kedatanganbangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malayamemaksa suku Dayak berpindah ke hulu-hulu sungai.

Meloyu.Etnis melayu datang ke Kalimantan dari Pulau

Sumatera dan Semenanjung Malaka. Pada awalnyamereka dianggap datang dengan tujuan menjajah danmerampas hasil hutan yang ada di Kalimantan. DalamperkembanganDyo, etnis Melayu ini kemudian menjadibesar dan akhirnya mendirikan kerajaan yaitu kerajaanSambas.s

Kedatangan orang Melayu membawa dampakterpinggirkannya suku Dayak, yang sebelumnya mendiamiwilayah tersebut. Secara pendidikan dan kemampuanmengolah alam, etnis Melanr memiliki kemampuan lebihdibandingkan etnis Dayak. Hutan-hutan yang selama inidihuni etnis Dayak sedikit demi sedikit mulai dieksploitasiEksploitasi ini dilakukan oleh masyarakat pendatang danpemerintah, waktu itu dengan menerbitkan HPH kepadabeberapa orang yang dekat dengan penguasa.

C[nc.

Sejak abad ke-3, pelaut Cina telah berlayar keIndonesia untuk melakukan perdagangan. Rute pelayaran

64 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 11: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

menyusuri pantai Asia Timur 9ur pulangnya melaluiKalimantan Barat dan Filipina dengan mempergunakanangin musim.6 Pada abad ke-7, hubungan Tiongkokdengan Kalimantan Barat sudah sering terjadi, tetapibelum menetap. Imigran dari Cina kemudian masuk [eIierajaan Sambas dan Mempawah. Mereka kemudianbergabung dalam kongsi sosial politik yang berpusat diMonterado dan Bodok dalam Kerajaan Sambas, danMandor dalam Kerajaan Mempawah.z

Tahun 1292, pasukan Khubilai Khan di bawahpimpinan Ike Meso, Shih Pi dan Khau Sing dalamperjalanannya untuk menghukum Kertanegara, singgahdi kepulauan Karimata. Karena kekalahan pasukan inidari angkatan perang Jawa dan takut mendapat hukumandari Khubilai Khan, kemungkinan besar beberapa darimereka melarikan diri dan menetap di Iklimantan Barat.s

Pada tahun r4o7, di Sambas didirikan Muslim/Hanafi -Chinese Community. Tahun l^469 laksamanaCheng Ho, seorang Hui dari Yunan, atas perintah KaisarCheng Tsu alias Jung Lo (kaisar keempat dinasti Ming)memimpin ekspedisi pelayaran ke Nan Yang selama tujuhkali. Beberapa anak buahnya ada yang kemudian menetapdi Kalimantan Barat dan membaur dengan penduduksetempat. Mereka juga membawa ajaran Islam yangmereka anut.s

Di abad ke-r7 bangsa Cina hijrah ke KalimantanBarat menempuh dua rute, yakni melalui Indocina-Malaya-Kalimantan Barat dan Borneo Utara-KalimantanBarat. Tahun r741,orang Cina didatangkan besar-besaranuntuk kepentingan perkongsian, karena Sultan Sambasdan Panembahan Mempawah menggunakan tenagaorang Cina sebagai wajib rodi. Mereka dipekerjakan ditambang-tambang emas. Kedatangan mereka diMonterado membentuk kongsi Taikong (Parit Besar) danSamto Kiaw (Tiga Jembatan).'o

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 65

Page 12: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Mo.durg..

Etnis lain yang cukup berpengaruh secara ekonomi,sosial dan kultural di kawasan Kalimantan Barat adalahMadura. Etnis Madura mulai melaku,kan migrasi keKalimantan Barat pada tahun 19o2.,'Mereka datangmelalui jalur perdagangan garam, sapi dan kambing.Mengetahui kesuburan tanah Kalimantan, generasipertama pendatang kemudian menjemput sanak keluargadan teman-teman mereka di Madura. Mereka berlayarmenggunakan perahu-perahu kecil dan mengikuti angintimur bertiup, yakni antara bulan Maret dan Oktober. Pada

awalnya mereka bekerja sebagai pekerja kasar seperti;menebang kayu di hutan, membuka lahan pertanian danpekerjaan-pekerjaan berat lainnya. Pontianak, Sambasdan Ketapang adalah sasaran migrasi dari Madura."

Arus migrasi dari Madura semakin deras padazaman Orde Baru, setelah dibukanya jalur angkutan lautSurabaya-Kalimantan Barat. Mereka yang bermigrasi ke

Kalimantan Barat rata-rata adalah orang Madura yang

berpendidikan rendah dan buta huruf. Di sana merekabersedia bekerja apa saja, seperti menjadi buruh bangunan,buruh jalan, tukang sampah dan tukang becak. Padatahun 1930 misalnya, ketika di Kalimantan Barat mulaidibangun prasarana jalan, semakin banyak orang Maduraberdatangan untuk menjadi buruh kasar. Migrasi orangMadura juga semakin lancar melalui jalur transmigrasiswakarsa. Para transmigran swakarsa tersebut padaumumnya bermata pencaharian sebagai petani."

BugisEtnis Bugis herasal dari pulau Sulawesi Selatan, etnis

terkecil yang ada di wilayah Kalimantan. Kedatangan etnisBugis secara historis ke Kalimantan Barat bermula daridatangnya Daeng Mataku yang menikah dengan RatuMalaya, yaitu salah seorang anak Pangeran Agung darikerajaan Sukadana. Daeng Mataku ini pada tahun r71o

66 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 13: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

pernah membantu menyerang Istana Sultan Zainuddinatas suruhan Pangeran Agung, saudara kandungZainuddin. Karena jasanya, Daeng Mataku diangkatmenjadi Panglima dan akhirnya keturunan Daen Matakuini tersebar di daerah Sukadana dan sekitarnya.'s

Dalam perkembangantrY&, orang Bugis tersebar keseluruh wilayah Kalimantan Barat dan membaur dengan

etnis lain terutama Melayu. Di Ketapang, mereka menetap

di Sungai Putri, Satong, Siduk Semanai, Melinsuffi,Sukadana, Rantao Panjang dan Teluk Batang. DiPontianak mereka ada di Segedong, Teluk Pakedai, BatuAmpar, Sungai Kakap. Di kota Pontianak, ada duakampung Bugis besar yang berada di wilayah tersebutyaitu Bugis Dalam dan Bugis Luar. Keduanya terletak dikawasan Tanjung Hilir yang bersebelahan dengankampung Rab dan Keraton Kadariyah. Kampung Bugisdi kota Pontianak ini sudah ada sejak zaman KesultananPontianak.

Dalam kesehariannya, orang Bugis dikenal sebagai

pekerja keras dan ulet. Mereka masih memegang teguhadat dan tradisi Bugis. Dalam interaksi sosialtrYo, orangBugis tidak ekslusif, mereka menetap di kampung-kampung yang juga dihuni oleh etnis lain seperti Melayu,Cina, Madura, Sunda, Jawa dan Dayak.'r

Relasi dan Ketegangan

Beberapa kajian yang telah dilakukan oleh parasosiolog dan antropolog. Beberapa kesimpulan tentangpola interaksi antara kelima etnis yang menghuniKalimantan Barat tersebut cukup beragam. Salah satu ciripokok dari hubungan ini adalah hubungan yangdiduratkan atas persamaan agarl&, kepentingan ekonomidan afiliasi politik yang sama.

prof Hendro misalnya menilai bahwa hubunganMadura dengan Bugis diwarnai sikap kerjasaffi?,

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 67

Page 14: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

I

sedangkan dengan Melayu terjalin sangat erat karenapersamaan agama. Berbeda dengan Madura-Dayak yangbanyak diwarnai sikap prasangka dan persaingan.Sedangkan dengan Tionghoa lebih merupakan hubunganekonomi karena hubungan jual beli. Sementara hubunganTionghoa-Dayak secara umum sangat rbaik karena didasarikesamaan nasib bahwa kedua etnis ini kebanyakan adalahsesama petani, meski dalam banyak hal hubungan keduaetnis ini lebih didasari motif ekonomi: tauke (majikan)-abak buah (pekerja).'s

Seorang sosiolog Universitas Tanjungpura pernahmengadakan penelitian yang hasilnya menyebutkanbahwa hubungan antara Tionghoa dengan etnis laincoraknya sangat beragam. Hubungan Tionghoa denganMelayu awalnya sangat baik namun setelah konflikpertambangan emas, dimana Tionghoa memberontakmaka hubungannya menjadi buruk. Begitu juga denganDayak, awalnya hubungan antara Dayak-Tionghoa sangaterat hingga orang Dayak menyebut Tionghoa sebagai'sobat'. Namun sejak 1967 hubungan mereka menjadirusak ketika Indonesia sedang konfrontasi denganMalaysia.'6

Pada tahun 196o ketika muncul negara Malaysia,Soekarno menganggap Malaysia sebagai negara bonekaInggris. Sehingg&, sejak 1963 daerah Kalimantan Baratmulai dijadikan basis militer Indonesia dalam konfrontasidengan Malaysia. Konfrontasi dengan Malaysia berakhirpada 1966, pemerintah Orde Banr mencoba menghapussemua kantong pro-Soekarno yang pada tahun-tahunsebelumnya telah dibentuk untuk melawan NekolimInggris dengan menuduh kekuatan pro-Soekarno sebagaikekuatan PGRS/Paraku yang berideologi komunis dandidukung warga Tionghoa dan RRC.'7

Pada Oktober l967, terjadi konflik besar antaraDayak versus Tionghoa, pemerintah orde baru melaluimiliter yang dipimpin Kodam Tanjung Pura melakukan

68 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di lndonesia

Page 15: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

mobilisasi etnik Dayak untuk'menghabisi' etnik Tionghoaterutama yang tinggal di daerah perbatasan. IroninyaTionghoa yang dipaksa keluar dari daerah perbatasanadalah mereka yang dituduh PGRS/Paraku, yang padamasa sebelumnya dilatih oleh militer untuk berkonfrontasidengan Malaysia. Orang Dayak dimobilisasi untukmengusir warga Tionghoa, maka periode ini dinamakanperiode'demonstrasi' yang berlangsung selama tiga bulan.Ribuan warga Tionghoa mati terbunuh pada peristiwaini.'8

Dari uraian di atas, tampak bahwa keteganganantaretnis kerapkali dipicu oleh masalah-masalah politik,kekuasaan, dan perebutan sumber-sumber ekonomi.Tetapi ketegangan antaretnis, terutama pasca '65 danmasa Orde Baru, dapat digambarkan sebagai keteganganyang diciptakan oleh kepentingan kekuasaan nasional.Pertikaian berskala massif timbul ketika digerakkan olehkekuatan yang maha besar, dalam hal ini pemerintah danmiliter. Meskipun demikian, perbedaan tipikal dankarakter tiap-tiap etnis juga menjadi faktor mudahnyakonflik tedadi.

Salah satu peristiwa penting di masa transisidemokrasi adalah konflik berdarah tiga serangkai antaraMelayu-Madura-Dayak. Peristiwa ini sangatmenghebohkan, tidak sedikit nyawa yang melayang.Orang dibantai dengan cara-cara yang sadis sepertipenggal kepala, pemerkosaan dan pembunuhan dengancara mengeluarkan organ dalam manusia seperti jantungdan hati dari orang yang dibunuh.

Kekerasan dari Masa ke Masa

ha dornmrrscr Peniaiorhorrt. "

Secara historis, konflik di daerah Kalimantan Barattelah berlangsung sejak 1745.Pada tahun tersebut Sultan

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 69

Page 16: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

I

kerajaan Melayu Sambas dan Mempawah mendatangkanwarga Tionghoa dari daratan Cina untuk mengeksploitasiemas di daerah Kalimantan Barat. Sentra-sentra emaspada waktu itu diantara,nya adalah Monterado, Budok(Kabupaten Sambas): dan Mandor (KabupatenPontianak).'e I

Populasi Tionghoa ini kemudian berkembangmenjadi kian besar. Pada tahun ryTo mereka membuatkongsi-kongsi sendiri dan akhirnya tidak mau tunduk dantidak mau membayar upeti pada kerajaan Sambas dankerajaan Mempawah. Akhirnya peperanganpun terjadi.Pada tahun r 85o peristiwa serupa terjadi ketikapemberontakan oleh kongsi Thai Kong, Sam Tiu Kiu, MangKit Tiu, akhirnya peperangan dimenangkan oleh kerajaanSambas dan Mempawah setelah mereka memintabantuan kepada Belanda.'o

Pertikaian selanjutnya adalah pertikaian antaraTionghoa dan Dayak. Hal ini terjadi hasil permainan politikkerajaan Sambas. Kerajaan Sambas menempatkan orang-orang Dayak sebagai pengaman kongsi. Ketika terjadipemberontakan antar kongsi maka otomatis orang Dayakbanyak yang terbunuh. Pembunuhan terhadap wargaDayak itulah yang menyebabkan peperangan antaraDayak-Tionghoa, selain orang Dayak memang tidak mautunduk pada kongsi. Peperangan ini tejadi pada tahun r83odan dikenal dengan istilah Perang Sungkung, yaitu perangantarsuku yang terjadi di daerah Kongsi Mandor, KongsiMonterado dan Kongsi Budog yakni antara Tionghoamelawan Dayak Kanayatan (Mandor), Dayak Bakati danDayak Sungkung."'

Pasca Kolonial.Konflik antara Dayak-Tionghoa ini kembali terjadi

pada tahun 1967. Waktu itu terjadi pengusiran besar-besaran orang Dayak terhadap warga Tionghoa dipedalaman Kabupaten Sambas, Kodya Pontianak, Sangau

7O - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 17: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

dan Sintang. Hasil catatan Kodam VII Tanjungpuramenyebutkan ada 55.521 orang Tionghoa yang dipaksakeluar oleh orang Dayak dari Pedalaman.22

Tetapi pengusiran ini sangat terkait dengan peran

dan mobilisasi TNI dalam 'menghancurkan' PartaiKomunis Indonesia (PKI). Konflik yang sebetulnyamerupakan usaha tentara menghabisi PKI, ditandaidengan usaha memanfaatkan orang Dayak. EtnisitasOayak dimanfaatkan untuk mengusir Cina yang sudah

ratusan tahun menetap di pedalaman.23

Catatan selanjutnya adalah pertikaian antara Dayak

dan Madura. Tercatat sejak tahun 1950 sampai rggg telah

terjadi rz kali pertikaian antara Dayak dan Madura yang

kelemuanya dipicu oleh tingkah oran8 Madura.Pemicunya adalah karena pencurian dan pembun-uhan

yang dilikukan orang Madura tehadap orang D-ayak."n

Pertikaian selanjutnya adalah antara Melayu dan

Madura. Pada awalnya ,utdugur Bugis, Melayu dan Arab

membawa orang Madura ke Kalimantan Barat untukdipekerjakan sebagai buruh kontrakan dengan upahmurah bahkan ada yang tidak dibayar. Warga Madurakemudian membuka hutan untuk dijadikan perkebunan

dan ladang. Merasa diperlakukan tidak adil dan tidakmanusiawi; pada tahun 1933 pekerja Madura mengadakan

pemberontakan di sekitar Kerajaan Sukadana (Ketapang)'

irertikaian Melayu-Madura kembali terulang pada tahun

tggg yang berawal dari Desa Parit Seti. Pertikaian iniklmudian merembet ke Kota Pontianak yang

menyebabkan sedikitnya 2o.ooo orang menin-gg"L"u- Selanjutnya adalah pertikaian Melayu dan Dayak.

Kedatangan orang-orang Melayu dari Sumatera dan

semenuniung Malaka mendesak orang-orang Dayak

masuk ke pedalaman sampai hulu-hulu sungai. Orang

melayu yang beragama Islam meng-Islam-kan orang

Dayai<. Melayu ber[andengan dengan_Belanda menjajah

Dayak. Pertikaian pernah terjadi ketika Melayu Silat di

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 71

Page 18: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

,

bawah panembahan Mintcoek dan Melayu Selimbaumenyerang orang Dayak Taman, Dayak Pekaki, DayakPajak dan Dayak Suhaid.

Perant Arde Bantt .

Kondisi itu diperlparah pada masa pemerintahanOrde Baru, warga etnik Dayak dimobilisasi untukmengusir Tionghoa pada tahun 1967. Penguasa besertaelit politik Jakarta melakukan eksploitasi sistematisberusaha menguras habis potensi lGlimantan Barat. I(anrhutan 'dijarah' oleh penguasa yaitu dengandimunculkannya Undang-undang No. 5 tahun tg67tentang Kehutanan, sehingga penguasa dengan bebasdapat memberikan izin HPH kepada orang-orang yang'dekat' dengan penguasa.'6

Eksploitasi hasil alam oleh pusat pada akhirnyamenyebaban termarginalnya warga Dayak baik dari sisiekonomi, politik dan sosial budaya. Warga Dayak menjadimiskin dan terus terbelakang karena lahan-lahan yangselama ini mereka huni'diakui'sebagai kepunyaan negara.Masyarakat Dayak kehilangan hak penguasaan danpenggunaan tanah yang selama ini telah diakui denganberlakunya hukum adat. Upaya 'penjarahan' tanah hutanitu dilakukan dengan dikeluarkannya berbagai macamperaturan perundangan antara lain Undang-undangPokok Agraria, Kehutanan, Pertambangan.

Upaya lain yang dilakukan adalah pada tahun r98odengan memindahkan penduduk wilayah pedalamanmenjadi sebuah komunitas yang menetap di suatukawasan.2T Dikatakan bahwa 77o/o dari 4962 desa diKalimantan Barat berpenduduk kurang dari roo rumahtangga. Setelah dilakukan pemindahan jumlah desamenjadi sangat sedikit yaitu r2g7 desa. Tindakan tersebutdilakukan tentunya dengan maksud untuk memperluasdaya jangkau 'tangan-tangan' pusat dalammengeksploitasi Kalimantan Barat. Dengan begitu, secara

72 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 19: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

otomatis ketika wilayah-wilayah tersebut sudah tidakberpenghuni, akan dengan mudah penguasa mengambilmanfaat dari sumber daya alam yang ada. Atas namapembangunan dan modernisasi, negara telah melakukaneksploitasi atas Kalimantan Barat.

Orde Baru telah mendesain Kalimantan Barathingga berubah total struktur sosialnya. Semulamasyarakat yang dipimpin oleh kepala adat digantikanoleh kepala desa yang sekaligus menjadi kepanjangantangan penguasa. Kondisi masyarakat menjadi tenang'adem ayem', konflik mulai muncul antara Melayu-Dayakpada tahun rggg ketika orang-orang Dayak menggugatkomposisi anggota MPR RI dari Kalimantan Barat yangdidominasi oleh orang-orang Melayu.'8

Konflik yang terjadi di wilayah Kalimantan Baratmerupakan akibat dari sistem sosial yang dipaksakan.Keberadaan etnis yang beragam, tidak dibarengi denganpendidikan dan penyadaran serta komunikasi aktif antaretnis. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab konflik.Ekslusifisme yang dibangun oleh tiap-tiap etnis sangatbesar. Tionghoa misalnya, yang menghuni wilayah-wilayah strategis perkotaan tidak berinteraksi aktif denganmasyarakat lain. Orang Dayak yang berada di pinggiranwilayah, bahkan di hutan-hutan menyebabkan merekaterisolasi dari informasi yang ada. Sedangkan orangMadura yang mayoritas bekerja sebagai petanf dan kulikasar, tidak mau melakukan interaksi dengan warga etnislain. Orang Madura cenderung mengelompok dengan etnismereka sendiri, bahkan tempat ibadah pun hanya untukorang Madura sendiri.

Penguasa Orde Baru mempunyai peran dalamkonflik yang terjadi. Upaya penyeragaman dengan dalihpersatuan dan kesatuan telah mematikan hukum adatyang sebelumnya menjadi acuan hidup dan pola struktursosial yang ada. Pemaksaan pola sosial menyebabkanadanya salah satu pihak masyarakat adat yang merasa

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 73

Page 20: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

disingkirkan dan kehilangan kekuasaan. Tidak heran,kalau S. Djuweng menyebut pembangunan Orde Barumerupakan sebuah penindasan dan eksploitasi terhadapmasyarakat adat di Kalitnantan Barat, khususnya Dayak.Serangkaian kebijakan pemerintahan nasional telahditerapkan dan diberlakukan dengan cara represif danpemaksaan atas nama pembangunan.2e

Usaha Resolusi Konfliks"Berbagai upaya rekonsiliasi konflik telah telah

dilakukan, Namun upaya-upaya tersebut selalu gagalkarena dianggap menguntungkan salah satu pihak. Padakonflik 1998-1999 misalnya, Polisi sangat lemah danterlambat. Mengenai keterlambatan aparat kepolisiandalam mengatasi konflik, diakui oleh Kapolda lklbar saatitu, Kol. Pol Drs, Chaerul Rasyid, SH bahwa aparatkepolisian mengalami kesulitan dalam menangani konflik.Personil yang sedikit dan massa yang beringasmenyebabkan Polisi dalam posisi yang serba sulit.

Raden "Wempi" Winata Kusumah sebagaipemangku adat kerajaan Sambas sangat menyesalkankelambanan pihak..Ke-polisian dan aparat TNI ini. Merekadinilai sangat tidali cekatan dalam menentukan sikap dankeputusan dala{r menghadapi pertikaian yang terjadi.Padahal korban telah banyak berjatuhan.r' Menurutpemangku adat Dayak Sambas Ubertus Ahie, Polisi sangatlamban dalam menangani konflik ini. Aparat Kepolisiantidak sigap dengan mendatangi warga dan memberikanpenerangan kepada mereka.

Lemahnya Aparat PolisiKondisi ini diperkuat oleh hasil penelitian yang

dilakukan Pusham UII terhadap warga Pontianak.Sebagian besar responden (86.1 5%\ menilai bahwa polisi

74 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 21: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

t

tidak mampu menangani konflik tersebut. Detilnya lihattabel r di bawah.

Kemannpuoln poldsi dalann tnenantgo:ni kerusu hoin

t lVlarpu

14o/o

Padahal, sebagian besar responden (6o"/o) sudahmenangkap akan adanya gejala dan konflik yangmembesar menjadi kerusuhan. Kepolisian, lagi-lagi dinilaitidak melakukan apa-apa. Lihat tabel z dan 3 di bawah.

Apc'kc.h gejala kerusuhan sudch nannpo,k

60%

50%

10%

3(F/c

20o/o

10/o

0%Ya, sudah ada Ttdak kelihatan Ttdak tahu

tanda-tandanya tanda-tandanYa

Apa Acrng dilakukoln Polisf setelah mengatohuig ej o'la ker"usu hoin tersebut?

XC. 10,760lo rI A. 32,300/o

I A. Melakukan pembicaraan denga bkoh masy.

I B. Tidak melakukan apa-apa

I C. Tidak bhu

29,230/o

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 75

Page 22: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Pasca kerusuhan, Polisi pun tidak melakukan proses

Polisi, secara umum hanyamengantisipasi dari jarak yangresponden kami.

penyelesaian yang penting, yaitu dengan cara menggalangproses pendekatan resolusi yang berbasis pada masyarakatdan tokoh-tokohnya.melakukan patroli 'danJauh'. Berikut peniflaian

Apa tind,akoln Poldsi setelah terjadi kentsuho:n?

lg c. 12,30%

nA. 16,92%

i f A. Pafoli siang malam, sambil mendabngi dan berbicara dengan warga unfuk menerangkan I

: .-; g. Pafoli siang malam, bpi tdak mendabngi dan berbicara dengan w arga unUk menerangkan i

i I C. Tidak melakukan apa-apa

i ii D. Tidak bhu

Pasca kerusuhan, hubungan Polisi dan masyarakatjuga tidak menunjukan pola relasi yang bisa mendekatkanmereka ke arah kerjasama yang signifikan untukmenghadapi potensi dan perkembangan konflik dimasyarakat. Hampir tidak ada komunikasi dan inisiatifaparat untuk mengantisipasi kemungkinan konflik. diantara masyarakat. Secara detil lihat tabel di bawah.

Kotnunikcsd Polisi dengorn mrrsyaro'kof setelahkerusuho,n

E Tidak bhu

60/o i .I Lebih sering

i i 13o/o

n Tidak pernah

2AYo

76 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 23: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

,

I(ami juga melakukan wawancara kepada sejumlahpersonel polisi. Ternyata mereka juga memberi jawaban

yurrg cukup singkron dengan kesan dan persepsi*ury"takat di atas. Salah seorang personel mengatakan,"Tugas Polisi itu standar, yaitu melakukanp.nuttggulangan dan pencegah_utt Pada waktu awal-awal

kejadian kimi sudah melakukan langkah-langkahp.n."gahan, tetapi karena wilayah Kalbar cukup luas,

r.*.tt1ara jumlah aparat terbatas, upaya kami tjdakmaksimal." Tindakan pencegahan yang mereka maksud

adalah bahwa mereka mencoba melokalisir wilayahkonflik, menenangkan massa dan mengajak bicara tokoh-tokoh masyarakat dari masing-masing suku. Namunusaha ini gagal terbukti dengan keadaan yang tidakmembaik.

Beberapa personel juga menilai adanya sinyalemen

bahwa TNI berperan dalam konflik antarsuku itu. Dengan

hati-hati, salah seorang berkata, "Wah, kalau itu saya gak

tahu, tetapi kalau melihat keadaan di medan konflik,dimana keiua belah pihak ada yang punya senjata organikTNI, mungkin saja hal itu ada."

Peta Persodan COP

studi ini, pada dasarnya ditujukan untukmemberikan orientisi kepada aparat Kepolisian di Kalbar,

dalam melakukan tugas 'patriotik'-nya dengan paradigma

baru. Paradigma Community Oriented Policing. Peta

persoalan masyarakat di Kalimantan Barat, khususnya

i,ontianak menjadi sangat penting untuk ditegaskan dalam

riset ini.

PengelundupanSelain permasalahan konflik antar suku di

Kalimantan Barat, satu permasalahan besar yang lainadalah penyelundupan kayu. Menurut sejarahnya, tempat

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 77

I

Page 24: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

t

yang selama ini dihuni oleh komunitas Dayak menjadisempit karena terjadi penjarahan hutan. Bahkanpenjarahan itu dilakukan sejumlah perusahaan HPH yangdi-bac/<ing oleh aparat dan pemerintah.

Salah satu kasus penyelundupan kayu terbesar yangsempat muncul phda masa reformasi adalah kasus kapalM. Klover.32 Peristiwa itu terjadi pada tanggal3r Mei 2ooo.Ketika itu ada kerjasama antara sebuah Lembaga SwadayaMasyarakat dan Front Mahasiswa Indonesia WilayahKalimantan Barat (FMIK). Aktivis dari LSM memberikaninformasi kepada para aktivis mahasiswa bahwa ada satukapal Motor Clover yang mengangkut kayn ilegal sedangberlabuh di pelabuhan Pontianak dan rencananya akanberlayar alam harinya.

Malam harinya, sekitar 4 sampai S mahasiswamenuju lokasi untuk melakukan investigasi namunmereka dicegat oleh aparat dan tidak diperbolehkan masukke arena pelabuhan. Para aktivis mahasiswa kemudianpulang dan kembali ke pelabuhan dengan mengajak sekitar35 mahasiswa. Akhirnya mereka diperbolehkan masuk kepelabuhan. Ke-gS aktivis mahasiswa tersebut berhasilmenduduki kapal menunda pemberangakatan, yangseharusnya jam rr malam, hingga pagi hari. Tidak petugaspelabuhan ataupun nahkoda kapal, yang dapatmenunjukkan kelengkapan dokumennya.r3

Kasus KM. Clover hanya satu diantara sekian banyakkasus penyelundupan kayu yang terjadi di pelabuhanPontianak. Sekian tahun mahasiswa berusaha untukmengungkap penyelundupan kayu di Kalimantan Barat,baru dalam kasus ini mereka mendapatkan kemenangandengan mengungkap penyelundupan ini. Kasus KM.Clover hanyalah satu dari sekian banyak kasus serupayang telah menjadi rahasia umum. Kasus penebangankayu hutan secara ilegal telah berlangsung lama, terutamasejak orde baru berkuasa. Penebangan kayu secara ilegalmerupakan fenomena sosial yang dapat dijumpai hampir

78 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 25: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

setiap saat. Datangnya era orde baru membawa modelbaru dalam penebangan kayu hutan, penguasa saat itusecara korup telah membabat hutan dengan dalih demikepentingan negara.

Seringkali pemerintah melemparkan stigma dankebijakan 'rasis' yang menyebut masyarakat lokal dipedalarnan sebagai suku terasitg, peladang perambahhutan dan istilah-istilah lain yang menggambarkan betapaterbelakangnya masyarakat di pedalaman Kalimantan.Bedanya antara penguasa pada era orde baru denganpenebang liar adalah bahwa penebang liar melakukanpenebangan secara liar dan ilegal murni tanpa adainstrumen pembenar yang dapat dijadikan legitimasiperilakutry?, sedangkan penguasa orde baru melakukanpenebangan hutan dengan menggunakan kekuasaannyasebagai instrumen legitimasi atas tindakannya. Penguasamenggunakan segala potensi kekuasaanya baik yang adapada lembaga legislatil nrdikatif apalagi eksekutif untukmengambil paksa kekayaan hutan yang ada di wilayahKalimantan Barat.

Kuatnya birokrasi pada masa orde baru menjadikankasus penyelundupan kayu selama ini tidak dapat diusut.Semua jalan yang dilalui untuk penjualan kayu telahtertata secara rapi sehingga menyulitkan bahkan menjadipenghalang bagi para pihak yang akan melakukaninvestigasi terhadap permasalahan tersebut.

Kasus KM. Clover misalnya, betapa para aktivismahasiswa mendapatkan kesulitan luar biasa untuk dapatmenduduki kapal yang mengangkut ribuan kubik kayuyang akan dijual secara ilegal. Mahasiswa harusberhadapan dengan para preman yang disewa pihakpelabuhan yang mengaku dirinya addlah buruh angkutpelabuhan. Selain berhadapan dengan para preman'mahasiswa harus berhadapan dengan aparat birokrasiyang dengan rapi berusaha menutup-nutupi kasus yang

akan diungkap oleh para mahasiswa.

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 79

Page 26: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Aparat kepolisian yang menjadi tumpuanmasyaiakat dalam penegakan hukum pun tidakmendukung gerakan para mahasiswa bahkan cenderungmendiamkan. Sampai-sampai mereka harus menyaderapara pihak yang berkompeten dalam mengenai kasustersebut di gddung Rektorat Universitas TanjungpuraPontianak. Dalam penyanderaan itu, para mahasiswamenahan pejabat-pejabat pemerintahan di Pontianak dankepala Bea dan Cukai HJ. Namun karena menghadapiancaman serbuan oleh polisi, maka para sandera akhirnyadibebaskan.ga

Mampukah aparat kepolisian di masa reformasi inimembongkar 'mafia' kayu yang melibatkan birokrasi danaparat negara di Kalimantan Barat?

Ma'sgilo,h Sosio'l dorn Keannantorn

Selain penyelundupan kayu, masih banyak lagipermasalahan sosial yang ada di Kalimantan Barat.berdasarkan penelitian terhadap responden, ditemukanada beberapa macam permasalahan sosial lain yang ada

di Kalimantan Barat, selengkapnya dapat dilihat dalamtebel sebagai berikut:

Pertnosorlahorn sosdct Vorng orda di masgatako.t

E 12,307o i C27,690/o

!A. Narkoba

[i B. Pedudian

I C. Perampokan

E D. Kerusuhan (konfrik ehis)

I E. Perd4angan wanih, bayi, WTS, TKW llegal

80 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di lndonesia

Page 27: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

a

Permasalahan yang sampai saat ini masih menjadimasalah besar di Kalimantan Barat khususnya diPontianak adalah perdagangan anak dan wanita sertakekerasan terhadap perempuan. Lembaga Bantuan

Hukun untuk Keadilan Pontianak (LBH PIK) mencatat

dalam tahun 2oo3 terjadi 3o8 kasus kekerasan terhadap I

p"r.*puan dan anak.tu Artinya hampir setiap hari terjadi

Lurrrs kekerasan terhadap anak dan perempuan. Da{ 3o8

kasus tersebut, r3z kasus diantaranya kekerasan dalam

rumah tangga, 93 kasus pemerkosaan' 59 kasus

p"ncubnlan, rg kutos perdagangan-anak dan perempuan

serta enam kasus pelecehan seksual's6

Khusus untuk perdagangan manusia, kasus yang

banyak terjadi adalah penjualan manusia dengan tujuan

Maiaysia.-pada awalirya perem-puan penganggur di

daerah-daerah Kalimantan Barat ditawari untuk menjadi

pembantu rumah tangga atau sebagai penjaga toko,

1u-u1 setelah ,u*pui ai Uutaysia mereka kemudian

diserahkan kepada calo atau germo_yang-akan menjual

mereka kepada para lelaki hidung belang dl l'lgseri Jiran

tersebut. Jalur perdagangan mereka adalah melaluipontianak-sara*ut . sedangkan penjualan para TKI ini

dilakukan di Kuala Lumpur dan Kuching'az

Permasuluhutt ini dibenarkan oleh para Polisi di

Pontianak. Ketika ditanya mengenai permasalahan sosial

v""g "aa di Pontianak, mereka- *"ttju*ab bahwa secara

l*i* di seluruh Kalimantan Barat hampir sama' yaitu

kriminalitas, seperti pembunuhan, penganiayaan'

perkosaan, perjudiurr, p.tuttg tanding antarsuku dan

minum-minuman keras. Teiapi kalau di kotamadyapontianak yang menonjol, yaitu perjudian, pencurian

a""i"" kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, dan

minuman keras.Para Polisi yan8 kami wawancarai menuturkan

bahwa latar belakang -dun kondisi sosial yang menonjol

adalah kesenjangan .fotottti. Di Kalimantan Barat tingkat

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 81

Page 28: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

kesenjangan ekonomi cukup tinggi, dan banyakpengangguran. Sedangkan gangguan sosial yang sjfalnyaSnnn, dikarenakan heterogenitas suku, agama, bahasa

dan budaya yaTg sangat berbeda.ss

Polisi di maita MasyarakatPenelitian singkat di Pontianak ini mengangkat topik

yang penting, yaitu bagaimana persepsi dan penilaianmasyarakat tentang polisi. Citra dan kesan masyarakatyang menjadi responden, cukup menyedihkan.

Dari tabel dibawah, diperoleh data bahwa sebagian

besar masyarakat menganggap polisi belum baik. Hal ituterlihat pada besarnya prosentase masyarakat yangmengatakan bahwa citra polisi belum baik yaitu sebesar

86.15 %. Mekanisme yang sangat birokratis dan berbelit-belit merupakan pengalaman yang buruk, yang dialamimereka (sebesar 53.84 %) ketika berhubungan denganpolisi. Alasan lain dari buruknya berhubungan {e1Sanaparat adalah harus mengeluarkan biaya yang tidaktecil.gahkan ada responden yang menuturkan bahwa kalauada polisi mendatangi sebuah toko milik orang Cina diPoniianak, maka serta merta ia disambut hangat, dansebuah amplopberisi rupiah sudah tersedia. Iklangan Cinaboleh dikata menjadi sumber pundi-pundi yang'vital'bagiaparat.

Pwepsi Masgorgrkat Terhadorp Polisi

Bak13,850/o

82 - Peran Polisi dalam Konf lik Sosial-Politik di Indonesia

Page 29: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Peng o,lo:m'cnt tnosy a:ro,ko,tb erhubung an d.eng an Po lisi

tJC.21,53Yo16,920/o

tr A. fVbnyenangkan

! B. Birokratis dan berbelit-belit

Akibatnya, sebagian besar responden, mengalami

pengalaman Vu"S menjengkelkan dengan Polisi. Tabel di

t"*utt ini, memperlihatkan betapa menjengkelkannyaPolisi di Pontianlk. Mereka yang merasa sedang hanya

sedikit.

Kescn lrrrorsyano,ko:t setelahb erhubung ant deng an Polisi

rc1";',.-.ffi,,

\' . ' . . . ' . ' ' ' 1i.. . '.'.'.'.'.'ltr.' .'.'. ".".".".".i\*.:i'"

I B. tt/bnjengkelkan i!I C. Biasa-biasa saja i

FjB.76,920/o

Sebagai penegak hukum, oleh masyarakat, Polisi

dirasa belum Uait dalam menangani kejahatan. Sebanyak

S8.+6 % responden mengatakan bahwa Polisi tidak baik

dalam menegakkan hukum. secara umum, Polisi dinilai

i"g"f dalani menjalankan tugasnya' sebagai penegak

hukum dan pengayom masyarakat di Pontianak,Iglimantan Baiat. Hil itu dapat dilihat dari hasil polling

sebagai berikut:

n C. Keluarkan biaYa besar

tr B. 53,840/o

Kekerasan struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 83

Page 30: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Kemannpuant Polisi sebogoii Penego.k Hukum

D. 6t15% A.

IJA. Baik

il B. Cukup baik

B C. 'hdak baik

i! D. Kurarg mampu, tidak serius, bdum muimal, buruk i

Perorn Potdsd d.o;lann Menorngolni Keiahatoln

3 e. 30.76% I A. lr/bnenuhi harapan rnasyarakat

i i B. Belum nenenuhi

I C. Trdak nenenuhiharaPan

tr 8.61,5306

Kurantgnya Pelagornan

Bagi masyarakat yang menjadi respond.l Pusham

di Pontianak, pelayanan polisi cukup buruk. Penilaian para

respond.n *ittcakup bigaimana sikap dan respon polisi

dalim menerima laporan masyarakat, bagaimana peran

polisi dalam menangani masalah lalu lintas.

84 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

I

8.27,690/oli

i

c. 58,46%

riA. 7,69%

Page 31: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Silccp polisd dalam meneritna loloorotnICepat

9%

tnccyorrakat

E Sangatlanban

54o/o

Percrn Potisd do,lann lm.enolttgorni lalu lintas

c. 18,46%IiB..73,840/o

! A. 7.69%

! A. Sangat baik

I B. Belum baik

I C. Tdak baik sarm sekali

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masyarakatmenilai bahwa Polisi juga belum memenuhi harapanmasyarakat dalam hal menangani kejahatan. Hal ituterlihat dari hasil polling yang menunjukkan bahwa6r.ggo/o responden mengatakan bahwa Polisi belummemenuhi harapan masyarakat dalam menanganikejahatan. Bahkan 53.8 Qo/o responden mengatakan bahwaPolisi sangat lamban dalam menangani laporan darimasyarakat. Dalam penanganan pelanggaran lalu lintas,sebigian besar masyarakat yaitu 79.84 % respondenmengatakan bahwa Polisi belum baik dalammenanganinya. Pencegatan untuk mencari 'uangtambahan'bagi oknum dan bawahan polisi Pontianak juga

sering terjadi.Polisi juga dinilai tidak berhasil dalam membantu

masyarakat rentan dan menangani aksi massa' hasilp"nelitian menunjukkan hal tersebut. Dapat dilihat dalam

tebel berikut:

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 85

Page 32: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Perorn Polisi d.o;lann tnenclftgani kelompok tento:n(ornak, wornrito, orantg co'co,t)

E c. 30,76%

I A. Sangat baik

t]B. Belum baik

I G. TirJak bak satm sekali

n B. 64,53%

Perant potisi dalorm rnettantgani cksi mrrsrr

2 A. 9,230/o

t8c.29,230/0 ! A. Sangat baik

I B. Belum baik

E C. Tkjak baik sarm sekali

Ll B. 53,E4%

Dari kedua table di atas terlihat bahwa masyarakat

merasa Polisi belum baik dalam menangani kelompokrentan (wanita, anak-anak, orang cacat)' yaitu sebanyak

6+.sg % responden. Dalam menangani aksi masa, polisi

luga-aianggap belum baik dalam menanganinya yaitusebanyak SS.8+ %.-p.tu6"han

status dari TNI menjadi sipil tidakmembawa perubahan yang signifikan pada diri Polisi. Hal

tersebut dapat diketahui dari persepsi masyarakat bahwa

masyarakat menganggap tidak ada perubahan yang

signifikan antara Polisi di bawah TNI maupun setelah

lepas dari TNI. Sebanyak 6+.S3 % responden mengatakan

hal tersebut. Tabelnya sebagai berikut.

3 A.7,690/o

86 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 33: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Penrborhan Polisd setelah Lepors dari flVf

Jc.23,070/o;A. 15,380/o

E B. 04,53%

lI A. tulisi rmkin benrt atak sipil I

tr B. Belum berubah i

E C. Tdak berubah sam sekafi |_--*__l

Reformasi Polisi.Kepada responden, juga dimintai tanggapannya

tentang proses rekrutmen anggota Polri. Hasilnya cukup

-.rgagetkan, kecenderungan KKI.I di tubuh Polri, dalam'kacimita' para responden, cukup kental. Table di bawah

ini, tentu akan menambah daftar citra buruk aparat diKalimantan Barat.

Proses rekruifinen polisiLebih

"'J;"o

^-"Ronrra,ar I.--:^'::,- Z.-"rTertuturfspvrD E.::::l 260/0

66"/o ?,

Tentu saja, sumber daya aparat yang dihasilkan darisebuah praktek suap, akan melahirkan aparat yanq juga

bermenlal suap-menyuap. Agenda mengurangi, kalautidak bisa dihapus, tradisi suap dan korupsi di internalKepolisian merupakan sebuah kebutuhan dan keniscayaan

unluk dilakukan. Rasa hormat dan bangga masyarakat,

dapat lahir dari keteladanan yang diberikan aparat penegak

hukum ini.

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 87

Page 34: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Aparat Kepolisian juga mengakui bahwahubungannya dengan masyarakat tidak baik, ketika para

polisi ditanya bagaimana hubungan Polisi dan Masyarakatdi Pontianak? Mereka menjawab "Harus kami akui bahwahubungan Polisi dan masyarakat di Pontianak tidak baik,saling curigal Barangkai hal ini disebabkan karenapandangan masyarakat kepada Polisi terlalu negatif,sehingga kami sangat kesulitan membangun hubungan".Para Polisi juga mengatakan bahwa selama ini persepsirnasyarakat terhadap Polisi bahwa Polisi itu sukamenganiaya, suka memeras atau melakukan pungutanliar.

Kepada para responden, kemudian dimintai usulantentang hal-hal yang bisa diperbaiki dari institusiKepolisian di Pontianak. Hasilnya adalah seperti table dibawah.

Usulan tncrsyoro;ko:t untuk perbaikoin citrc Polisi

NJ. 3,07olo i

%1.7,690/o -, 1

i

I

N H. 3,07% r i

i 3 A.26,'150/oi rA.'lrdak rnau disuap

ij B. Rekruitnen anggota harus putra daerah

E C. Ranch narntn tetaP berw ibaw a

i::i D. Tidak diskrininatif

E E Transparan (tidak iadi backinE kejahatan)

ff F. Profesional

% G. Tidak. bergaya niliter

N;H. Trdak nelanggar FAM

z l. tvlenghorrmti hak-hak adat

v,G

Pr F. 52,30%

8 c. 36,920/o

n E. 10,76% E D. 12,30%N J. Tdak arogan

Dari tabel di atas, sebagian besar menginginkan Polisibertindak profesional yaitu 52.30 o/o dan bersikap ramahyaitu sebanyak g6.92 %. Selain itu masyarakatmenginginkan agar Polisi tidak Sampang disogok atau

bahkan meminta suap, terutama dalam menangani lalu

88 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 35: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

lintas (z6.t5 %).Hal yang menarik lagi adalah bahwamasyarakat menginginkan agar rekruitmen Polisidilakukan dengan mendahulukan putra-putra daerah,bahkan secara eksplisit mereka mengatakan bahwakebanyakan nol\i masih didominasi orang Jawa.

Membangun Kerj asama Masyarakat-PolisiAda baiknya, kita melihat komentar salah seorang

responden, yang menulis dalam kertas quisioner."selama ini, institusi Kepolisian menjadi sesuatu

yang menakutkan dan menjengkelkan. Sebagian besaroknum Polisi bersikap arogan dan sok kuasa. Seringkalioknum-oknum ini melanggar aturan sendiri, misalnyalalu lintas, karena merasa aparat negara, seenaknya saja

melanggar lampu merah. Di Pontianak, masyarakatpaham betul bahwa kalau sudah akhir bulan , raziakendaraan bermotor akan lebih banyak, karena polisisering kali cari uang melalui denda bagi yang tidakmembawa SIM atau STNK. Waktu diminta surattugasnya, mereka tidak dapat menujukkan. Meski begituada juga Polisi yang baik."

Beberapa personel dan perwira Kepolisian diPontianak juga mengaku ada usaha-usaha yang sudah,sedang atau akan dilakukan untuk memperbaikihubungan Polisi dan masyarakat. Proses ini sesuai dengankomitmen mereka dengan paradigma baru Polri. Dalamartian bahwa Polri harus menjalin kerjasama yang padu

dan terbuka dengan masyarakat. Antara masyarakat danPolri itu merupakan kekuatan bersama dalam menjagakamtibmas. Hubungan atasan dan bawahan dalamstruktur Polisi tidak lagi komando seperti di TNI.

Ketika ditanyakan mengenai pola komando yangselama ini dijalankan, apakah masih dijalankan atau telahdihilangkan, ada yang menjawab, "Wah menghilangkanitu sulit mas, kita kan sudah 3o tahun lebih berada dalam

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 89

Page 36: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

;

struktur TNI sehingga pengaruhnya belum kelihatan. Kitamasih juga memanggil DAN (Komandan) tiap kaliketemu. Kita belum terbiasa memanggil PAK, dankelihatannya Komandan juga gak begitu suka dengan,panggilan PAK. Sehingga menurut saya hubungan model;TNI itu masih akan berlangsung lama, mungkin 20 tahurj'lagi baru hilang."

Harapan untuk membangun kerjasama polisi danmasyarakat, memang ada. Sebagian besar respondenmenginginkan kerjasama ini, 8g% menyatakankesanggupannya untuk membantu tugas-tugas kepolisian.

Apckoh mcsyarckot dftibatko;n do,lann kcntibmcs ?

N Setuju89%

CTldak setuju11o/o

Kerjasama yang terbuka dan saling mendukungmerupakan kunci yang utama dalam membangun COPdi Pontianak. Hal ini ditegaskan oleh 93.84o/o responden.Dari pihak kepolisian yang ditemui juga menginginkanhubungan yang terbuka, dan kuncinya komunikasi.ssTetapi butuh waktu karena jumlah polisi masih terbatas,masalah geografis yang sukar terjangkau.

KesimpulanMengacu pada persoalan yang dialami oleh

masyarakat di Pontianak dan Kalimantan Barat padaumumnya, dari uraian diatas, akan ada beberapakesimpulan yang kami pandang merupakan sangatpenting untuk dijadikan pijakan program CommunityOriented Policing di Pontianak dan Kalimantan Barat.

Pertamc, problem keamanan paling mendasar yang

90 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di lndonesia

Page 37: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

t

dialami masyarakat adalah dampak konflik antaretnisbeberapa waktu lalu. Potensi konflik dan perkelahian massa

akan bisa timbul sewaktu-waktu, dengan berbagai macam

pemicu dan akar ySng beragam. K9nflik sosial bisa meletus

setiap saat, baik dalam skala kecil maupun besar' Stigma

dan ^streotipe ahtaretnis masih berlangsung dalam

kehidupan mereka yang tampak aman dan tenang.

irdro,problem k"u*uttan struktural, berupa konflikvertikal antaia masyarakat adat Dayak, masyarakat lokal

Melayr, dan p"*tuhaan-perusahaan yang beroperasi di

Kalimantan iarat, yang berakibat pada isu-isu tanah,

lingkungan dan adat istiadat. Dalam banyak kasus, aparat

j"ri* ti-alak bersikap netral, malah melakukan penyiksaan

ierhadap warga yang melakukan protes.+o Problem

keamanan strultuial liinnya seperti kasus-kasus illegalIogging, penjarahan kuy,r, yang dilakukan oleh peruslhaan-

pJ*ruftaan HPH, yang bekerjasama s_ecara illegal dengan

sejumlah pejabat terkait, melalui korupsi dan s_uap-

menyuap yang sudah mengakar kuat di birokrasiIGlimantan Barat.

Ketiga, berupa problem keamanan kriminalitas,seperti pencurian, perampokan perdagangan perempuan,

pe-rjudiin, dan beibagaitindak kriminal lainnya, Yang

dir"bubt un oleh banyakhal di antaranya karenakemiskinan

dan kesenjangan sosial.

RekomendasiReformasi Polisi di Kalimantan Barat, khususnya

Pontianak memang bukan pekerj aan mudah. Melihat uraian

panjang lebar dan kesimpulan di atas, setidaknya ada tiga

ir"t V""g menjadi rekomendasi tulisan ini, untuk program

Comminity Oriented Policing di Kalimantan Barat:

Pertamc, Program coP dapat dilaksanakan dengan

mempertimbangkan aneka permasalahan sosial yang

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 91

Page 38: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

i

sangat kompleks di Kalimantan Barat. Di antaraperkembangan tersebut adalah konflik dan keteganganantaretnis yang belum tuntas secara sosio-kultural.Program ini dijalankan dengan berbasis padapengembangan dan pelibatan masyarakat secara aktifdalam menangani berbagai masalah sosial yang adh.Pelibatan masyarakat ini dapat dilakukan dengan caramelibatkan para tokoh-tokoh masyarakat adat yangselama ini telah dipinggirkan bahkan dihilangkanperannya. Komunikasi yang selama ini dapat dikatakanterputus antara masyarakat dengan polisi harus dibukakembali. Dalam hal ini, aparat polisi bisa diposisikansebagai 'mediator' dari berbagai elemen masyarakat yangmempunyai kecenderungan konflik. Dengan kata lain,COP bisa berpegang pada 'paradigma resolusi konflik' untukaparat polisi.

Keduc, hasrat masyarakat untuk menghapus ataumengurangi korupsi di birokrasi Kalimantan Barat, danjuga di internal kepolisian, perlu diperhatikan denganlangkah-langkah dan tindakan kongkrit aparat untukberpihak kepada mereka dan tidak menunjukandedikasinya pada'pundi-pundi' dari berbagai praktek suap,sogok, penjarahan hutan dan semacamnya. Kepercayaanmasyarakat terhadap aparat akan terbangun dari standpoin ini: Polisi sebagai salah satu aparat penegak hukum.COP dengan demikian bisa berpijak pada paradigma'Polisi-Masyarakat anti Korupsi'.

Ketiga, program COP di Kalimantan Barat jugamerupakan sarana dan alat kerjasama yang efektif untukmenanggulangi problem keamanan dan kamtibmas dimasyarakat. Kasus-kasus pidana dan hukum yang terjadibisa diselesaikan melalui instrumen hukum adat, dannorma-norma kultural yang ada di masyarakat. Dalamkonteks ini, selain menjalankan penegakkan hukum positifyang formal, aparat Polisi juga bisa dikembangkan sebagaipenegak hukum informal, yang berpihak pada masyarakat

92 - Peran PoliSi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 39: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

'

luas. Dengan kata lain, COP membutuhkan 'polisikultural', yakni aparat yang berperan menegakkan norma-norma, adat-istiadat dengan pendekatan kultural dimasyarakat.

I

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 93

Page 40: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

End note

Semula kota ini merupakan ibukota kerajaan Pontianaliyang didirikan oleh warga keturunan Arab. Komposisipenduduknya (Laporan As.Ter.Kodam XII Tanjungpurh1g8olrg8r) adalah Melaq (39,72 o/o), Bugis (zo,g9 o/o),

Jawa (18,34 o/o),Madura (r3,o9o/o), Batak (2,48 %), Banjar(r,S3 %), Minangkabau (1,5 o/o), Dayak (r,42 %), Sunda(r,o9 %), Manado (o,z %), Ambon (o,r9 o/o), Bali (o,o3

%), Aceh (o,or %o) dan Sangir Talaud (o,or %). Tentunyadata ini sudah berubah sekarang.Selain kayu, propinsi ini mempunyai flora yang khasantara lain anggrek hutan, berbagai tanaman hias danyang paling mencolok adalah pinang merah. Di sampingitu terdapat bermacam-macam tanaman pertanian danperkebunan. Fauna terkenal dan dilindungi yang tinggaldi hutan Kalimantan Barat antara lain orang utan, kukang,

kelempiau, bekantan, rusa' burung enggang, trenggiling,burung dara laut, bangau tongtong, harimau dahan,beruang madu dan kancil. Lihat dalam http://pontianak-online.com/ equatopedia/fisiografi/http : I I pontianak-online.com/ equatopedia/ sej arah/dayak.htmrbidhttp : I / p ontianak-online.co m/ equ atopedia/ sej a rah/melayu.htmhttp: / / pontianak- o nline. com / equ atopedia /sej atah/cina.htmrbidrbidrbidrbidhttp : I I p ontia n ak- o nli n e. co rn / e qu ato p e di a / sej a rah /madura.htmrbidhttp : I I pontia n ak- o nlin e. com / equ atopedia/ sej arah Ibugis.htmrbid

4

5

7

8

9

lo

ll

12

r3

94 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 41: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

17

r8

r9

20

2t

22

4

Edi Petebang & Eri Sutrisno, Konflik Etnik di Sambas,hlmrr6Hedro Suroyo Sudagung, Mengurai Pertikaian Etnis,Migrasi Surakcrsa Etnis Madura ke Kalimantan Barat,hlm. xix,Edi Peteliang & Eri Sutrisno, Op. Cit- hlmr3rIbid. hlm. zooEdi Petebang & Eri Sutrisno, Op. Cit. hlm. tg8-zo4Ibid. hlm. rg8Ibid. hlm. r99Ibid. hlm. zooJohn Bamba, The RoIe of Adat in The Davak andMad.urese War, dalam http : I lvrww.dayakology'com/publications/articles-news/eng/role.html, h. 4. Pola

TNI menghancurkan PKI di Kalimantan ini, persis sama

dengan pola yang dilakukan di Jawa Timur, dimana NU(Banser) dimanfaatkan untuk membunuh orang-orangPKI. Di Kalbar, Orang-orang Dayak dimanfaatkan untukmengusir dan membunuh orang-orang Cina'Ibid. hlm. eorIbid. hlm. zo3Ibid. hlm. zo3Hedro Suroyo Sudagung, OP.Ctt. hlm. xxEdi Petebang & Eri Sutrisno' Op. Cit. hlm. zo4Lihat S. Djuw€trg, Pembangunan dan Penindason'pelajaran dari Masyarakat Dayak, dalam http: I /www. dayakol o gy. co m / p ubl i cat i o n s / a rticl es-n ews / i n d /pembangunan.html, h. 3-+. Selama masa pemerintahan

brde Baru, apa yang disebut pembangunan kebudayaan

memiliki tiga ciri utama: pertama, budaya dipersempithingga menjadi seni budaya, kedua, pengembanganbudaya harus berorientasi kepada dunia bisnis(komersial), ketiga, pertunjukkan seni budaya harus

sejalan dengan kemauan pemerintah. Dengan demikianteiah terjadi pendangkalan-pendangkalan nilai, bentuk,

fungsi dan mitna kebudayaan. Seiringan dengan itu telah

puli terjadi pasungan, pemerkosaan, dan dominasiierhadap budaya-budaya etnik di Indonesia. Di beberapa

tempat di Kalbar, penyelenggaraan pesta kawin,pelantikan belian, upacara adat harus terlebih dahulu

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 95

24

25

z6

27

z8

29

Page 42: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

3r

v33

34

mendapat ijin lisan dari Kepolisian. Ijin lisan itu berhargaRp r5.ooo.- 0ima belas ribu rupiah). Ibid. h. S

Ada satu ceritera menarik sebagai bahan untukmerumuskan resolusi konflik bahwa tidak terjadinyakonflik antara Dayak dan Melayu disebabkan adanyacerita rakyat yang diyakini kebenarannya oleh k'eduaetnis ini bahwa kedua etnis ini masih terikat dalam darahyang sama. Cerita tersebut adalah bahwa suatu ketikamanusia masih langka, terdapatlah seorang bernama AjiManthelok yang mempunyai dua anak, kedua anaktersebut dipisah tempatnya karena mereka berlainanjenis yang bernama Karanamuna dan Karanamuningyang dalam edisi Melayu Ketapang dikenal dengansebutan Putri Junjung Putih dan Betung Tujuh Ruas.Singkat cerita, setelah dewasa mereka dikawinkan danmempunyai tujuh anak, tujuh anak ini dititipkan olehKaranamuna dan Karanamuning kepada Patara Gurusedangkan mereka sendiri menghanyutkan diri ke sungai.Oleh Patara Guru ketujuh anak ini dimasukkan ke dalambetung tujuh ruas dan ditaruh di ladang. Ketika raja SiakBulun menemukan betung tersebut dan membelahnya,maka keluarlah tujuh anak tersebut. Anak tertua bernamaTamongong (Dayak Krio: Kepala adat) Ria Bansa, danterakhir bernama putri Dayang Kutong. Pada akhirnyaDayang Kutong ini dipercaya menurunkan raja-rajaMelayu sedangkan Tamongong Ria Bansa bermukin didaerah hulu sungai Krio dan menjadi raja di Hulu Aikyang menurunkan warga etnik Dayak. Maka kemudianMelayr dan Dayak menganggap mereka adalah saudara,bahkan sampai saat ini masih banyak orang Melayu yang

memanggil orang Dayak 'abang" (saudara tua). Ibid- hlm.rZ6. Cerita ini menunjukan secara "romatik" bahwa etnisbesar Melayu-Dayak berasal dari satu keturunan danmerupakan saudara satu sama lain. "Mitos" seperti iniperlu dikembangkan unt'uk menghapus "jejak" daningatan masyarakat tentang konflik.Ibid. hlm. z5Jim Schiller (Editor), Op. Ctt. hlm. 323Ibid. hlm. 324Ibid. hlm. 325

Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di lndonesia96-

Page 43: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

35

36

37

38

Kompas, Senin B Februari zoo4rbidrbidL,ebih lanjut para polisi mengatakan bahwa latar belakangSARA irri dapat dijelaskan bahwa di Kalbar ini ada tigasuku bcsar, yaitu Melayu, Dayak dan Madura. Sedangsuku-suku yang lain, yaitu suku Bugis dan suku China.Yang seringkali terjadi rnasalah adalah antara suku Dayakdengan Melayu, masalahnya biasanya soal agama, sedangantara suku bugis dan dayak, karena masalah ekonomi.Antara Dayak dan Madura, lebih karena perbedaanbudaya. Sedangkan untuk etnis Cina, konflik Kadang-kadang muncul, tetapi jarang mencuat menjadikekerasan. Memang harus diakui suku China menguasaiekonomi sektor modern perkotaan, sedang di pinggiranmasih dominan petani-petani tradisional. Etnis Cinapunya kecenderungan yang penting aman walaupunharus kehilangan uang untuk membayar pihak-pihaktertentu.I(husus mengenai program Community Policing, ketikapara polisi ditanya soal program tersebut, merekamenjawab bahwa mereka kenal istilah tersebut karenaistilah tersebut sering disampaikan dalam pelbagai forumkepolisian di daerah maupun di Jakarta. Dan ketikaditanya apa yang mereka ketahui tentang programtersebut, mereka menjawab "Saya nggak tahu persis,tetapi kira-kira bagaimana masyarakat terlibat danbertanggungjawab menjaga keamanan dan ketertibanmasyarakat. Selain itu bagaimana dalam melaksanakantugas-tugasnya, Polisi mendapat bantuan dan dukunganmasyarakat".Sebagai missal, pada bulan September zoor, terjadipenangkapan dan penyiksaan atas z (Manjut dan Leo)orang warga masyarakat adat Nyayat, karena melakukanaksi protes atas perusahaan Rana Watu Kencana (RWK).Penyiksaan ini dilakukan oleh aparat Polres Singkawang.Konflik antara warga dengan RWK sudah berlangsungsejak tahun 1996, ketika perusahaan menyerobot tanahadat di desa Meribas, Tebas, kabupaten Sambas. RWKketika itu, tidak pernali inemberikan kompensasi atas

Kekerasan Struktural dan Problem Etnisitas di Kalimantan Barat - 97

39

4o

Page 44: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

tanah yang diambilnya. Dalam konflik ini, terlihat betapa

,"pr"rifrryu upurat atas warga' Lihat dalam http:ll***. a uyut ot o gy. co m / publicatio ns/ arti cl e s-new s I eng Iips.htm.

,i++

+r+-l'l

Er:

&

98 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 45: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

perubahan hukum bukan kerja tunggal aparat, bukankerja tunggal pengambil kebijakan melainkan kerja bareng

dengan masyarakat. Semua organ yang ada di rnasyarakat

telah .memberikan kontribusi yang tidak kecil dan punya

harapan yang tidak ringan. Program coP telahtnr*i5,tktikan satu kesimpulan akbar yang memang perlu

untuk memperoleh perhatian kita semua, yakni kegagalan

perubahan hukum selama ini karena kita memang kurangmelibatkan publik untuk mengambil peranan aktif danprogresif. Di titik ini tampaknya pijakan pembaharuanhukum itu perlu dikerjakan.

Menyegarkan Kembali Hubungan Polisi & Masyarakat - 183

Page 46: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

t

End note

Koord program reformasi Kepolisian dan kepala DivisiProgram Pusham UII

I

IB4 - Peran Polisi dalam Konf lik sosial-Politik di lndonesia

Page 47: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Daftar Pustaka

I

BukuAhmad Suedy dkk, "Luka Maluku, Militer Terlibct", ISAI,

Jakarta, 2oooAl chaid ar. tggg. Gerakan Aceh Merdeka, Jihad Rakyat Aceh

Mewujudkan Negara Islam. Jakarta: Madani Press

Anto, l. (edi 2oo2. tika Aceh, Duka Pers. Medan: Kippas.

Ellen Hochstedler, "Jurnal of Criminal Jttstice", tahun r98r'

No. 9Eko Parasetyo, "Membela Agama Tyhyt' Insist' 2oo2

ffi ;TlHft;'#JJ;I: i:133i;33i.":,, H ak-'hak

Ekonomr, sosdol, Budaya: Esai-esci Pilihan z'

Jakarta: ElsamIshak, Otto Syamsuddin. zoo t Dari Maaf ke Panik-Aceh z,

sebuah sketsa sosfolog i-Potitik Jakarta-Aceh: Yappika-

LSPP.CORDOVA. 2oo t. Peristiusa ldi Cut Aeeh, Dari Tragedi Ke

Impunitas. Jaka rta-Aceh : Yappikap- LSP P - CoRDOVA

Lambani -I.tijo" o, "Keluar Dari Kemelut Ambon", Pustaka

Pelajar, 2oolMuchtar Maslud, "Ekonomi dan Sfruktu r Politik Orde Baru

t966-tg7t",LP1ES, Jakarta, 1989pane, Neta 5. ,oot . Srioroh dan Kekuatan GAM, Solusf,

Harapan dan Impian' Jakarta: Grasindo'petebang, ddi & Eri Sutrisno. 2ooo. Konflik Etnik dr Sambos'

Jakarta: ISAIPitana, I Gde (Ed.) . 1gg4' Dinamitig Masyarakat dan

Kebudyaan BaIi. Denpasar: Penerbit Bali Post

Schiller, Jim (Editor). ,oog' Jalan ferigl Reformasi Lokal'

Dinamika Potitik di Indonesro. Yogyakarta: Program

Pasca Sarjana Politik Lokal dan Otonomi Daerah Program

StudiilmuPolitik,UniversitasGajahMada.

Daftar Pustaka - 185

Page 48: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

)

show, Martin. 2oor. Bebas dari Militer. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Sudagung, Hedro, Suroyo. 2oot. Mengurai Pertikaian Etnis,Migrasi Surakcrsa Etnis Madura ke Kalimantan ,Barat.Jakarta: ISAI dan Adhikarya. i

Theo Van Bomen, 'Mereka Yang Menjadi Korban", EriSAM,Jakarta, 2oo2

Widana, Gusti Ketut. zooz,Mengenal Budaya Hindu di BaIi,Sudah ada Merajan, kok Dirikan Kamar Sucf? Denpasar:Penerbit Bali Post

windhu, I. Marsana. Lgg2.Kekuasaan dan Kekerasan MenurutJohan Galtung. Yogyakarta: Kanisius.

Usman, A. Rani. 2oo3. Sejarah Peradaban Aceh. Jakarta: YOIdan Yayasan TIFA

Zamzani, Amran (ed.) 2oo1. Tragedi Anak Bangsa:Pembantaian Teungku Bantaqiyah dan Sanfri-Santrinya. Jakarta: Bina Rena Pariwara.

Ziwar Effendi, 'Hukum Adat Ambon Leese", Pradnya Paramita,Jakarta

InternetBamba, John The RoIe of Adat in The Dayak and. Madurese

War, dalamDjayadi Hanan, 2oo3. Citra Da:ri Militer dan Pelanggaran Hak-

hak asasi Manusia: Mencari Akar Kekerasan Militer diAceh tgSg-tgg8, dalam http: / /www.cmdd.org/artikeljh.htm.

Djuweng, S. Pembangunan dan Penindascn, Pelajaran dariMasyarakat Dayak, dalam http: / Iwww. daya kol o gy. co m/ p ubl i c a t i o n s / a rt i cl e s _ n ews / i n d /pembangunan.html

htt p : / / p o nti a n ak- onlin e. co m / equ a to p ed i a / fisi og r afi Ihttp : / / pontianak-online. cgm/equatopedia /sej a rah/

dayak.htmlhttp : //pontianak-online.com/equatopedia/sej arah/

melayu.htmlhttp : / /pontianak-online.com/equatopedia/sej atah/cina.htmlhttp : I I pontianak-online.c om I equatopedia/sej arah I

madura.html

186 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia

Page 49: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

http : / / pontianak-online. com/ equatop edia /sej a rah/bugis.html

http : / /www. dayakology. co m/ p ublicatio ns/ articles-news/eng/ips.html

http : //www.minoritYrights. orghttp://wwwr.cmdd.org

Majaloh, Koran dan JurnalAmbon Ekspres (rg NoPember zoo3)Bali Post, 30 Desember 2oo3Harsono, Irawati, zooz. Masyarakat Sebagai Bosfs Resolusi

Konflik, dalam Jurnal Perempuan, Perempuan diWilayah Konflik, Jakarta, edisi No. z4 Ttrn 2oo2'

Jurnal tlmu-ilmu Budaya POESTAKA. No. z Tahun XII, Oktober

2oor. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Kompas, Senin 8 Februari zoo4Radiyta, No. 77, Desember 2oo3TEMPO, 4-ro NoPember, 2oo2Warta Bali, z9 Desember 2oo3.

\MawancaraWawancara Kapolsek Mengwi, I Made Astika, SH, z7 Desember

2oo3.Wawancara lhpolsek Abian Semal, I Made Sujana, z7 Desember

20O3.Wawancara Shobirin, Kabagmin Poltabes Denpasar, z6

Desember 2oo3.Wawancara Putu Suprana, Reskrim Poltabes Denpasar, z6

Desember 2oo3.Wawancara Kapolsek Khusus Bualu, Yulianus, 29 Desember

2O()3.Wawancara Ipda I Made Putra, anggota SPK Poltabes Denpasar,

z6 Desember 2oo3.Wawancara Yatim Suyatmo, bagian Renbang Polda Bali, z9

Desember 2oo3.Wawancara lpda I Wayan Sumara, Kadit Patroli Polsek Kuta,

z6 Desember 2oo3.

Daftar Pustaka - L87

Page 50: dalam Konflik di - Universitas Islam Indonesia

Sumber lainKepolisian Daerah Bali, Direktorat Reskrim. Data Kosus

Perkelahian Antar Banjar, tahun zooy s/d Tahun 2oo3'

Kepolisian Daerah Bali, Kota Besar Denpasar sektoriMengwi.Data Kasus Adat yang melibatkan Massa, ta\un 2oo7'

2OO3.

188 - Peran Polisi dalam Konflik Sosial-Politik di Indonesia