Upload
vukien
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR: INST01TAHUN2019
TENTANG
PELAKSANAAN HASIL RAPAT KOORDINASI TEKNIS
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TAHUN 2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
Dalam rangka melaksanakan hasil Rapat Koordinasi Teknis Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Tahun 2018 pada tanggal 6 Desember 2018
sampai .dengan 7 Desember 2018 dengan tema "Peningkatan Keselamatan
Penerbangan dan Peran Serta Badan Usaha Dalam Penyelenggaraan
Transportasi Udara", dengan ini menginstruksikan:
Kepada
Untuk
PERTAMA
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
2. Direktur Angkutan Udara;
3. Direktur Bandar Udara;
4. Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat
Udara;
5. Direktur Keamanan Penerbangan;
6. Direktur Navigasi Penerbangan; dan
7. Para Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara;
Masing-masing unit kerja melaksanakan langkah-langkah
tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi Teknis Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Tahun 2018, sesuai tugas
dan fungsi masing-masing serta melakukan pengawasan
terhadap implementasi komitmen keselamatan
penerbangan oleh operator penerbangan.
KEDUA : Khusus kepada:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
untuk:
a. Melakukan evaluasi dan revisi atas Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas
Bandar Udara dengan tujuan untuk penguatan
fungsi dan kewenangan Kantor Otoritas Bandar
Udara;
b. Mengevaluasi kembali kebutuhan jumlah Inspektur
Penerbangan dengan melakukan revisi atas
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor KP 606 Tahun 2015 tentang Perencanaan
Sumber Daya Manusia Inspektur Penerbangan di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor KP 229 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor KP 606 Tahun 2015 tentang
Perencanaan Sumber Daya Manusia Inspektur
Penerbangan di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara; dan
c. Mempercepat pelaksanaan implementasi Inspektur
Penerbangan sebagai jabatan fungsional.
2, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat
Udara untuk:
a. Melakukan evaluasi secara konsisten dan
berkesinambungan terhadap pelaksanaan
pengawasan kelaikan pesawat udara oleh para
inspektur penerbangan; dan
b. Menyusun grand strategy untuk alokasi training
area bagi sekolah penerbangan.
3. Direktur Bandar Udara untuk menyxisun roadmap
pengusahaan bandar udara yang memuat mekanisme,
kriteria dan persyaratan dalam pelaksanaan
kerjasama penyelenggaraan bandar udara dengan
badan usaha.
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,
para Direktur dan para Kepala Kantor Otoritas Bandar
Udara untuk:
a. Melakukan pengawasan terhadap implementasi
komitmen keselamatan penerbangan oleh operator
penerbangan; dan
b. Melaksanakan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 78 Tahun 2017 tentang Pengenaan
Sanksi Administrasi Terhadap Pelanggaran
Peraturan Perundang-Undangan di Bidang
Penerbangan secara konsisten, terukur dan
terdokumentasi.
KETIGA Membentuk Tim Kecil Teknis untuk menindaklanjuti hasil
Rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara Tahun 2018 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Udara ini.
KEEMPAT Melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA setiap 3
(tiga) bulan atau sewaktu-waktu diperlukan kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
KELIMA Pembiayaan pelaksanaan Instruksi Direktur Jenderal ini
dibebankan kepada APBN masing-masing unit kerja dan
sumber lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
KEENAM Melaksanakan Instruksi Direktur Jenderal ini dengan
penuh tanggung jawab.
Instruksi Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
Dikeluarkan di
pada tanggalJAKARTA
24 JANUARI 2019
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
POLANA B. PRAMESTI
Sail i^suai dengan aslinya,JAGIAN HUKUM
<9<0-
* /OIREKTORATJENOEIiPWHUeUNGAN UDA
-0Pe
NAMA SARI
Tk. I (IV/b)04 199503 2 001
LAMPIRAN INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : INSTOl TAHUN 2019
TANGGAL : 24 JANUARI 2019
TINDAK LANJUT RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORNIS)DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
TAHUN 2018
MO
POKOK
'j;^BAHASAN
iMATEIUPERMASALAHAN^
- !:■
' -iv;.-,,'.'' . I. i
PROGRAM TINDAK I^JUTKOORDINASIUNITKERJA
TERP^T ^
WAKTUPENYELESA•' IAN
KETERANGANi
1. KeselajnatanPenerbangan
1. Belum terimplementasinya StateSafety Plan (SSP) yang mana sudahmulai dimunculkan pada UU No.1/2009 tentang Penerbangan
3.
4.
Mengimplementasikan danmemformulasikan kembali SSP(State Safety Program) yangmerupakan objek audit dari ICAOpada tahun 2020Setiap hazard yang ditemukan padasetiap pengawasan harusdiidentifikasi, reassessment,mitigasi kemudian dirumuskanmenjadi safety planMelakukan pengawasan terhadapimplementasi komitmenkeselamatan penerbangan olehoperator penerbanganstandarisasi kategori kejadiansesuai dengan CASH 830
Koordinator:SetditjenPerhubungan Udara
Unit kerja terkait:DAUDBUDNPDKPDKPPU
2019
2. Saat ini capaian keselamatan DitjenPerhubungan Udara sudahmengalami peningkatan yangsangat signifikan setara denganNegara-Negara Eropa bahkanmenjadi salah satu yang terbaik ditingkat Asia Tenggara dengan nilaiEI:80,34 namun keselamatan
Evaluasi terhadap pelaksanaanpengawasan service provider(operator penerbangan, bandara,ANSP, AMO, pilot school, DOA, dll)oleh inspektur penerbanganMelakukan tindak lanjut monitoringterhadap hasU pengawasan.Pengembangan dan penyusunan
Koordinator :DKPPU
Unit Keija TerkaitDNPDAUDBU
2019 Daftar Kecelakaan :(dengan kondisiterdapat korbanjiwa/fatal dan ataurusak berat)
1. Batik AirIndonesia - 121,
W0K<bKiiOlASAN.MATEm
i. ̂ ri^RIil&SAIiAHAN q^PROGRAM tlNDAK LANOTT
i. : 1.
KGdramAsi-^
S'^UJ^KEBtjk,- TERKAIT ;
WAKXU/
PENYELESA
;" IAN.
,r'.
KETERANGAN
penerbangan kita mengalamipenurunan hal ini diperkuatdengan nilai rasio kecelakaantahun 2018 mencapai angka 5,61(jumlah kecelakaan yang terjadisebanyak 07 kejadian keceliaan)dari target sebesar 2,94.
regulasi terkait Fatigue RiskManagement System (FRMS) bagipersonil penerbangan.
B737-900ER
(0/2/0)2. WhiteslQ'
Aviation - 135,Bell Helicopter B429 (0/8/0)
3. Elang NusantaraAir - 135,Thrush S2r-T34,(0/1/0)
4. Marta Buana
Abadi - 135, Dhc6-300, (0/1/0)
5. Marta Buana
Abadi - 135, Pac750x1(1/8/2000)
6. Lion Mentari
Airlines, B737-MaxS, 189/0/0
3. Inspektur penerbangan merupakanujung tombak keselamatanpenerbangan yang sampai saat inipenyebarannya belum merata dikantor Otoritas Bandar Udara
sehin^a pengawasan danpengendalian yang dilakukan belumoptimal.
1. Evaluasi penetapan InspekturPenerbangan saat ini melaluiimpasing sesuai peraturan yangberlaku
2. Mengimplementasikan InspekturPenerbangan Sebagai jabatanFungsional
3. Evaluasi dan revisi peraturanMenteri Perhubungan Nomor PM 41Tahun 2011 tentang Organisasi danTatakeija Kantor Otoritas BandarUdara dengan penguatan fungsi dankewenangan K^tor Otoritas BandarUdara.
4. Mengevaluasi kembali kebutuhanjumlah Inspektur Penerbangandengan melakukan revisi SKEP
Koordinator:
Bag. Kepegawaian
Unit Keija TerkaitDKPPU
Bag. Hukum
2019 Alih status dari
jabatan fungsionalumum menjadijabatan fungsionalInspekturPenerbangan.
K^BRANGANNO ^v^^AHASAN.
: MAfElU:
^ ̂ -r^v-.y
- uw aXt PERMASAUkHAN,
. Ki -
... _.^ , 1'. ^ -
«i-..*I*ROG.
KddRpmAsi
: TERKArr %
f WAKTU .
PENYELE^SA
■ IAN
5.
Diijen Hubud Nomor KP 606 Tahun2015 tentang Perencanaan SumberDaya Manusia InspekturPenerbangan di LingkunganDirektorat Jenderal PerhubunganUdara sebagaimana telah diubahterakhir dengan Peraturan DirekturJenderal Perhubungan UdaraNomor KP 229 Tahun 2017.
Penambahan dan pemenuhan SDMInspektur Penerbangan besertakualifikasinya sesuai dengankebutuhan saat ini
4. Pelaksanaan "law enforcement"(penegakan hukum) yang tegasterhadap maskapai ataupuninstitusi penerbangan yangmelakukan
penyimpangan/pelan^aranhukum terkait peraturanpenerbangan khususnya yangterkait accident, Incident, delaymaupun pelan^aran administrasilainnya.
1. Melakukan sosialisasi peraturanperundang-undangan mengenaipengenaan sanksi admnistratif dibidang penerbangan kepadaseluruh stakeholder.
2. Melaksanakan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 78 Tahun2017 tentang Pengenaan SanksiAdministrasi Terhadap PelanggaranPeraturan Perundang-Undangan diBidang Penerbsingan secarakonsisten, terukur danterdokumentasi
3. Mengadakan bimbingan teknismengenai penegakan sanksiadministratif kepada seluruhInspektur Penerbangan.
4. Meningkatkan koordinasi denganDirektorat dan Kantor Otoritas
Bandar Udara dalam hal penegakansanksi administratif
5. Melakukan monitoring terhadappelaksanaan tugas Inspketur
Koordinator:
Bag. Hukum
Unit keija terkait:1. Seluruh
Direktorat
2. Kantor OBU
2019
NO.
POKOK ;-BAHASiW
MATBRiij -j <permasai;ahan; •PROGRAM TINDAK LANJUO^
KOORDINASI
UNIT-kERJATBRKAIT
WAKTU
PENYBLESA
IAN ,
KETBRANGAN
Penerbangan di DirektoratdanKantor Otoritas Bandar Udara.
6. Kewajiban bagi operator pesawatudara untuk melaporkan setiaptindakan melawan hukum di
pesawat udara (act of unlawfulinterference)
5. Pelaksanaan pengawasan terhadapsekolah penerbang kurang optimal
1. Melakukan monitoring danpenertiban terhadap kepatuhansekolah penerbang terhadap aturankeselamatan penerbangan sipilCASR 141
2. Diperlukan grand strategy untukalokasi training area bagi sekolahpenerbang
Koordinator:
DKPPU
Unit Keija Terkait:Bag. Kepegawaian
2019
2. PengusahaanBandar Udara
Belum optimalnya keijasamapenyelenggaraan bandar udara denganpihak mitra
Segera disusun Kajian terkait bentukskema pendanaan pengembanganBandar udara
Koordinator:
DBU
Unit keija terkait:Bag. HukumBag. Keuangan
2019
1. Saat ini banyak mekanismeKeijasama Pemerintah dan badanusaha untuk pengembangan bandarudara namun belum ada kerangkayang tepat terkait bentuk keijasamayang dinilai menguntungkan secaraekonomi dan sosial bagi Negara
Contoh :
UPBU yang telah ditetapkan sebagaiBadan Layanan Umum (8 UPBU)
Segera disusun Kajian terkait bentukskema pendanaan pengembanganBandar udara
Koordinator:
DBU
Unit keija terkait:Bag. HukumBag. Keuangan
2019 UPBU yang telahditetapkan sebagaibadan layananumum (8 UPBU),terkait dengan tarifdan mekanisme
keijasamanya telahdiatur melalui
peraturan menterikeuangan tentangtarif badan layananumum pada 3 BLUyaitu (Tarakan,sentani dan
lampung). Terkait
r' V• V1 '
NO v.:
BOkOK
BA&k^ANSAATERI
'm"D/:\^'0'All*..mT*ri^ A-Tr.-T'^A-.HT-lT'lPROGRAM TmbAK mNJUTkoOrdinAsi
TERkArr
•WAKtVlPEN^LEiSAf
IAN
KETERANGAN
keijasamadimaksud meliputikeijasama Aero danNon Aero.
2. Terkait pengusahaan Bandar Udarabaik dalam bentuk KSO/KSP, BLU,PPP/KPS/KPBU saat ini perlupenegasan apakah merupakankebijakan berkelanjutan ataukebijakan sektored yang sementarasehin^a pelaksanaannya masihterkendala.
Segera disusun roadmappenyelenggaraan dan pengusahaanbandar udara
4. Dalam rangka penguatan fungsiregulator dan mengurangi fungsioperator serta keterbatasan alokasianggaran dari APBN maka akansecara bertahap pengalihanpenyelenggaraan bandar udarakepada pihak mitra (BUMN/Swasta)sehingga perlu disusun kriteria danpersyaratan dalam pelaksanaannya.
- Contoh : (pemberian pengelolaankomersial pada 5 bandar udaraditambahkan penugasan 2 bandarudara)
Segera disusun meksinisme, kriteriadan persyaratan dalam pelaksanaanpengalihan penyelenggaraan bandarudara kepada pihak mitra
Koordinator:
DBU
Unit keija terkait:Bag. PerencanaanBag. Hukum
2019
Koordinator:
DBU
Unit keija terkait:Bag. KeuanganBagian Hukum
2019
NO
ve^okok: ;IBAHASAN
MATERI
?:iOcHPBRMASAmHAN: ̂
.. -"' If -^0 '-.PROGRAM TINDAK LANJUT
KOORiDlNASl
uraTKikJATERKAIT
WAKTU .
PEI^LESA
IAN
KETERANGAN.
5. Dengan adanya Skema Keijasamapengusahaan Bandar udara olehBadan Usaha perlu dipikirkanterkait SDM ASN yang beralihfungsi sebagai Pegawai BadanUsaha, antara lain :a. Masih kurangnya kebutuhanSDM pada Kantor UPBU maupunkantor Otoritas Bandar Udara.
Berdasarkan data pemilihanstatus pegawai terdapat yangmutasi ke pemda atau instansi diluar Kementerian Perhubungansehingga pemenuhan kebutuhanSDM berdasarkan perhitung£inanalisis beban keija pada DitjenHubud tidak dapat terpenuhidalam jangka pendek.
b. SDM yang memilih monostatusoleh pihak BUMN (AP I dan A? II)tidak diakui masa keija PNSsehingga PNS yang memilihmonostatus merasa dirugikanhak - haknya. Sedangkgm jikasebelum menjadi PNS sudahpemah bekeija diswasta makamasa keija diakui.
c. Belum ada anggaran biayapindah pegawai yang kembali keDitjen Hubud bukan ataspermintaan sendiri tetapi karenakebutuhan / kebijakanorganisasi.
1. Sesuai dengan perhitungan ABKSDM pada Ditjen Hubud untuktahun 2018 sd 2022 (jangkamenengah) masih membutuhkansebanyak 10.585 orang pegawai.Dalam rangka memenuhikekurangan dimaksud maka perludiambil kebijakan bahwa SDM padabandar udara yang dialihkanpengoperasiannya diprioritaskanuntuk memenuhi kekurangan SDMpada Unit keija di lingkungan DitjenHubud
2. Perlu dilakukan koordinasi dan
pembahasann yang intensif denganpihak BUMN (AP I dan AP II) gunapembahasan pengakuan masa keijaPNS bagi yang memilih monostatus.
3. Perlu dibahas dalam rapatpenjnisunan anggaran
Koordinator:
Bag. Kepegawaian
Unit keija terkait:DBU
Bag. Perencanaan
2019
cNd
pdkoK :bAhasan.mxERi
rPERMASALAHAN. ^'PROGRAM TINDAk lANJlTO?^kOORDINASI
UOTTKERJA
. TERKAit
WAkTU
PENYELESA
IAN
KETERANGAN
d. Dengan adanya peraturan baruyaitu Permenpan Nomor 35tahun 2018 tentang PenugasanPNS di Instansi Pemerintah dan
di luar Instansi Pemerintah
dimana seluruh PNS baik yangadminstrasi maupun operasionaldan teknisi penerbangan dapatditugaskan kepada BUMN. Danhal ini dapat menghemat biayapemerintah dalam hal prosesbiaya pindah karena kebutuhanorganisasi. Namun Permenpantersebut belum dapat diterapkankarena hams ada petunjukpelaksanaannya sedangkeintarget pengalihan adalah akhirDesember 2018.
e. Terdapat PNS yang memilihuntuk tetap di bandar udaraterkait, dengan alasan menjadipegawai pada wilayah keijaKantor Otoritas
4. Perlu percepatan proses suratMenteri Perhubungan kepadaMenteri PAN dan RB yangmemperkuat justifikasi bahwa PTANgkasa Pura I dan II adalah badanyang ditunjuk oleh KementerianPerhubungan untukmenyelenggarakan bandar udara.Dengan adanya pemyataan dariMenpan dan RB dimaksud makaselumh SDM dapat ditugaskan danstatus PNS masih melekat. Dan hal
ini dapat menghemat an^ran biayapindah tidak diperlukan.
5. Perlu kajian kelembagaan terkaitdengan rencana pembentukanwilayah keija Kantor OtoritasBandar Udara pada Bandar udarayang dialihkan dengan menngingattarget pengalihan adalah Desember2018
6. Berdasarkan peraturan pemndangundangan bahwa atas pengelolaanBandar Udara yang dilaksanakanoleh Badan Usaha Bandar Udara
(BUBU) ,pemerintah mengenakankonsesi atas pengalihan hakpenyelenggaraan kepada BUBUsebagai sumber PNBP dan saat inibelum ada terealisasi dan tercatat
sebagai piutang dalam laporankeuangan Ditjen Hubud TA 2017
Perlu dilakukan langkah langkahpenyelesaian mengingat telah dicatatdalam Laporan Keuangan sebagaipiutang melalui :> Intens melakukan penagihan
kepada PT. Angkasa Pura 1 (Persero)dan PT. Angkasa Pura II (Persero)oleh Satker Dit Bandar Udara
> melakukan evaluasi atas aturan
pelaksanaan penerapan konsesidengan membuat justifikasi atas
Koordinator:
DBU
Unit kerja terksdt:Bag. KeuanganBag. Hukum
2019 Peraturan:
- Undang UndangNomor 1 tahun
2009 tentangpenerbangan(Pasal 235 Ayat 1)
- Peraturan Menteri
PerhubunganNomor PM 193
Tahun 2015
tentang Konsesi
NO
POKOK
BAHASAN
MATERI
PERMASALAHAN PROGRAM TINDAK LAN JUT
pengenaan prosentase nilai konsesidan hal hal yang mendasaripengenaan konsesi.
KOORDINASI
UNITKERJA
TERKAIT
WAKTU
PENYELESA
IAN
KETERANGAN
dan Bentuk KeijaSama lainnyaantara
Pemerintah
Dengan BadanUsaha Bandar
Udara untuk
pelayanan JasaKebandarudaraan
PP. Nomor 15
Tahun 2016
tentang Jenis DanTsirif Atas
Penerimaan
Negara BukanPajak YangBerlaku PadaKementerian
Perhubungan.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
POLANA B. PRAMESTI
DIREKTORAT JENDERALPERHU8UNGAN UOARAT
sesuai dengan aslinya,BAGIAN HUKUM
PURNAMA SARI
NIP. 19680704 199503 2 001