Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEDOMAN REGISTRASIPERUSAHAAN KEMASAN KAYU
Dalam Rangka Penerapan ISPM No.15
BADAN KARANTINA PERTANIAN
PEDOMAN REGISTRASIPERUSAHAAN KEMASAN KAYU
Dalam Rangka Penerapan ISPM No.15REVISI 2
BADAN KARANTINA PERTANIAN
TA. 2008
PERUSAHAAN KEMASAN KAYUDalam Rangka Penerapan ISPM No.15
i
KATA PENGANTAR
Kemasan kayu yang dipergunakan untuk keperluan ekspor komoditi pertanianmaupun non pertanian, menjadi penting setelah banyaknya negaramemberlakukan ketentuan ISPM No.15 tentang cara-cara perlakuan dansertifikasi (marking) kemasan kayu sejak awal tahun 2005 yang lalu, apabilaketentuan tentang ISPM No.15 ini tidak dipenuhi maka akan menyebabkanhambatan ekspor mulai dari perlakuan ulang sampai dengan penolakan olehOtoritas negara tujuan.
Pelaksanaan perlakuan dan sertifikasi (marking) kemasan kayu di Indonesiadilakukan oleh perusahaan kemasan kayu yang telah diregistrasi BadanKarantina Pertanian, unjuk kerja perusahaan kemasan kayu belummemuaskan disebabkan masih adanya Notification of Non Complience (NNC)oleh negara tujuan sehingga memerlukan perbaikan dan peningkatan mutukerja perusahaan kemasan kayu.
Perbaikan dilakukan melalui penyempurnaan terhadap mekanisme registrasidan pengawasan dengan menerbitkan Pedoman Registrasi PerusahaanKemasan Kayu Revisi 2 yang memuat pula tentang Panduan Sistem Mutubagi perusahaan kemasan kayu.
Melalui perbaikan terhadap sistem dan prosedur yang ada, diharapkan mutukerja perusahaan kemasan kayu semakin baik dan meningkat dalammemberikan pelayanan terhadap ekspor Indonesia di era perdagangan bebasyang semakin kompetitif saat ini.
Kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi sehingga dapatdiselesaikannya pedoman ini, kami ucapkan terimakasih.
Diharapkan Pedoman ini dapat dijadikan stimulus dalam penyempurnaanpelaksanaan Program Registrasi ISPM No.15 Badan Karantina Pertaniansehingga pada gilirannya dapat memberi manfaat yang lebih besar dalammeningkatkan daya saing komoditi ekspor Indonesia dalam pasarinternasional.
Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak atasterbitnya Pedoman ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
DAFTAR LAMPRAN ........................................................................ iii
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan .................................................................... 1
C. Ruang Lingkup ........................................................................... 2
II. DASAR HUKUM .............................................................................. 3
III. DEFINISI .......................................................................................... 4
IV. PERUSAHAAN YANG DAPAT DIREGISTRASI.............................. 7
V. PERSYARATAN REGISTRASI ........................................................ 8
A. Persyaratan Administrasi ............................................................. 8
B. Persyaratan Sumber Daya .......................................................... 8
VI. PROSEDUR REGISTRASI .............................................................. 10
A. Permohonan Registrasi ............................................................... 10
B. Penilaian Permohonan (Audit Kecukupan) .................................. 10
C. Audit Awal .................................................................................. 10
D. Penilaian Hasil Audit ................................................................... 10
E. Pengambilan Keputusan ....................................................... 11
VII. AUDIT SURVEILEN DAN AUDIT INVESTIGASI ………................ 12
A. Audit Surveilen .......................................................................... 12
B. Audit Investigasi ……………………………………………………. 12
VIII. TINDAKAN PERBAIKAN, PEMBEKUAN, DANPENCABUTAN REGISTRASI.......................................................... 13
A. Tindakan Perbaikan .................................................................... 13
B. Pembekuan (suspend) Sertifikat/Nomor Registrasi .................... 13
C. Pencabutan (withdraw) Sertifikat/Nomor Registrasi .................... 14
IX. PERPANJANGAN SERTIFIKAT/NOMOR REGISTRASI ………… 15
X. PERNYATAAN KESANGGUPAN
(COMPLIANCE AGREEMENT)……………………………………….. 16
XI. BIAYA …………………………………………………………………… 17
XII. CABANG PERUSAHAAN ……………………………………………. 18
XIII. LAIN-LAIN ………………………………………………………………. 19
XIV. PENUTUP ……………………………………………………………….. 20
iii
DAFTAR LAMPIRAN
I. Panduan Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Fumigasi ............... 21
II. Surat Permohonan Registrasi ........................................................... 47
III. Surat Permohonan Perpanjangan Nomor Registrasi ........................ 48
IV. Pernyataan Kesanggupan ................................................................. 49
V. List Ketidaksesuaian Perusahaan Kemasan Kayu............................. 50
VI. Wilayah Layanan ............................................................................... 54
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2002 FAO-Interim Commission for Phytosanitary Measures(ICPM) telah mengesahkan suatu standar (International Standard forPhytosanitary Measures / ISPM) untuk kemasan kayu. Standar tersebut,Guidelines for Regulating Wood Packaging Material in International Tradeatau yang lebih dikenal dengan ISPM No. 15, dibuat dengan maksud untukmenciptakan suatu aturan yang seragam (harmonized regulation) dan berlakusecara universal untuk kemasan kayu yang dipergunakan dalamperdagangan internasional. Dengan adanya standar tersebut, diharapkandapat dicegah timbulnya aturan yang beraneka ragam yang dibuat danditerapkan secara unilateral (sepihak) oleh setiap negara terhadap kemasankayu yang dikhawatirkan dapat menghambat kelancaran perdaganganinternasional.
Setelah lebih dari dua tahun mengalami penundaan, standar tersebut mulaiditerapkan pada awal tahun 2005 oleh sejumlah negara. Mengingat standartersebut banyak memuat ketentuan baru yang merubah secara cukupmendasar sistem sertifikasi dan pemeriksaan karantina tumbuhan untukkemasan kayu, pemberlakuan standar tersebut oleh negara-negara mitradagang Indonesia perlu diantisipasi dengan sebaik-baiknya agar tidakmenghambat kelancaran ekspor komoditas Indonesia ke negara-negaratersebut.
Sebagai salah satu wujud dari langkah antisipasi tersebut, Badan KarantinaPertanian, sesuai dengan kompetensinya sebagai National Plant ProtectionOrganization (NPPO) Indonesia sebagaimana diatur dalam pasal IV IPPC danPeraturan Menteri Pertanian Nomor 264/Kpts/OT.140/4/2006 tentangPenetapan Focal Point Organisasi Perlindungan Tumbuhan Nasional(NPPO), telah melaksanakan program registrasi terhadap perusahaankemasan kayu yang akan ditunjuk untuk melaksanakan sertifikasi terhadapkemasan kayu sesuai dengan persyaratan ISPM No. 15. Agar programregistrasi tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, diperlukanpedoman bagi petugas Badan Karantina Pertanian sebagai instansipelaksana terhadap perusahaan kemasan kayu yang berminat untukmengikuti program registrasi perusahaan.
B. Maksud dan Tujuan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam melaksanakan registrasiterhadap perusahaan kemasan kayu yang akan ditunjuk sebagai pelaksanaperlakuan (treatment) dan sertifikasi (marking) terhadap kemasan kayu yangdipergunakan dalam mengemas komoditas ekspor sesuai denganpersyaratan ISPM No. 15.
2
Tujuan penyusunan pedoman ini agar pelaksanaan registrasi terhadapperusahaan kemasan kayu dapat berlangsung secara lancar, obyektif,transparan, dan bermutu.
C. Ruang Lingkup
Pedoman ini menjelaskan tentang syarat-syarat dan tata-cara registrasiterhadap perusahaan kemasan kayu yang akan ditetapkan sebagaipelaksana perlakuan (treatment) dan sertifikasi (marking) terhadap kemasankayu yang dipergunakan dalam kegiatan ekspor komoditas pertanian dan nonpertanian sesuai dengan persyaratan ISPM No. 15.
Pedoman ini juga menjelaskan tatacara surveilen terhadap perusahaankemasan kayu yang telah mendapatkan sertifikat/nomor registrasi untukmemastikan konsistensi perusahaan tersebut dalam melaksanakan perlakuandan sertifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta mekanismepembekuan dan pencabutan sertifikat/nomor registrasi.
3
II. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentangKarantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1994 tentang RatifikasiPiagam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentangKarantina Tumbuhan.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1977 junctoKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1990 tentangPengesahan Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional (InternationalPlant Protection Convention).
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian.
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.140/9/2005 tentangKelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian.
7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/HK.060/3/2006 tentangPersyaratan dan Tatacara Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan MilikPerorangan atau Badan Hukum.
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 271/Kpts/HK.310/4/2006 tentangPersyaratan dan Tatacara Pelaksanaan tindakan karantina TumbuhanTertentu oleh Pihak Ketiga.
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 264/Kpts/OT.140/4/2006 tentangPenetapan Focal Point Organisasi Perlindungan Tumbuhan Nasional(National Plant Protection Organization).
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/OT.160/5/2006 tentangPelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Di Luar Tempat Pemasukandan Pengeluaran.
4
III. DEFINISI
1. Audit : proses pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan yang telahditetapkan.
2. Audit Awal : audit lapangan yang dilakukan dalam rangka proses registrasiterhadap perusahaan kemasan kayu yang akan ditunjuk sebagai pelaksanaperlakuan dan sertifikasi kemasan kayu.
3. Audit Investigasi : audit yang dilakukan sewaktu-waktu terhadapperusahaan kemasan kayu yang telah diregistrasi karena informasi telahterjadi temuan ketidaksesuaian yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
4. Audit Surveilen : audit yang dilakukan secara berkala terhadapperusahaan kemasan kayu yang telah diregistrasi untuk mengetahuikonsistensi perusahaan tersebut dalam memenuhi persyaratan yang telahditetapkan.
5. Audit Ulang : audit lapangan yang dilakukan karena adanya perubahanstandar yang harus dipenuhi oleh perusahaan kemasan kayu atau masaberlakunya sertifikat jaminan akan berakhir.
6. Auditor : petugas karantina tumbuhan atau pihak lain yang ditunjuk untukmelaksanakan audit terhadap perusahaan kemasan kayu.
7. Cap (marking) : suatu tanda resmi dan diakui secara internasional yangditetapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) untuk dibubuhkanterhadap kemasan kayu sebagai bukti bahwa kemasan kayu tersebut telahmemenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam ISPM No. 15.
8. Chemical Pressure Impregnation (CPI) : perlakuan terhadap kemasankayu dengan menggunakan pestisida dan/atau bahan/zat kimia tertentumelalui suatu proses bertekanan sesuai dengan spesifikasi yang telahditetapkan.
9. Debarking : pemisahan atau pengelupasan kulit kayu dari kayu gelondong.
10.Fumigasi : tindakan perlakuan dengan menggunakan fumigan metilbromida di dalam ruang yang kedap udara pada suhu dan tekanan tertentu.
11.Kemasan kayu : kayu atau hasil kayu yang dipergunakan untuk menopang,mengemas, atau mengganjal barang kiriman dalam pengangkutan.
12.Ketidaksesuaian Kritis : penyimpangan/ketidaksesuaian yang berdampaklangsung terhadap kegagalan pelaksanaan sertifikasi kemasan kayu sesuaistandar Barantan.
13.Ketidaksesuaian Moderat : penyimpangan/ketidaksesuaian yangberdampak tidak langsung dan berpotensi mengakibatkan kegagalanpelaksanaan sertifikasi kemasan kayu sesuai standar Barantan
5
14.Ketidaksesuaian Minor : penyimpangan/ketidaksesuaian yang dapatberpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan sertifikasi kemasan kayusesuai standar Barantan
15.Kiln drying (KD) : proses pengeringan kayu di dalam ruangan tertutupdengan menggunakan udara atau uap panas dalam suhu dan waktutertentu untuk menurunkan kadar air kayu.
16.Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) : semua organisme yangdapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematiantumbuhan (termasuk hasil tumbuhan).
17.Pemanasan (heat treatment) : tindakan perlakuan terhadap kemasan kayudengan menggunakan panas dalam suhu dan waktu tertentu.
18.Penanggungjawab Teknis : personil perusahaan kemasan kayu yangmemiliki pengetahuan yang cukup di bidang pengendalian OPT padakemasan kayu serta memahami sistem mutu yang ditunjuk olehPerusahaan kemasan kayu sebagai penanggungjawab pelaksanaanperlakuan dan sertifikasi kemasan kayu.
19.Penanggungjawab Sistem Manajemen Mutu : personil perusahaankemasan kayu yang memiliki pengetahuan yang cukup di bidang sistemmanajemen mutu kemasan kayu yang ditunjuk sebagai penanggungjawabsistem manajemen mutu pada perusahaan tersebut.
20.Penilaian Permohonan (Audit Kecukupan) : proses pemeriksaan ataskelengkapan dokumen/berkas permohonan yang disampaikan olehperusahaan kemasan kayu.
21.Perusahaan Kemasan Kayu : perusahaan yang memproduksi danmemberikan jasa pengemasan berbahan kayu kepada pihak lain.
22.Registrasi : pemberian nomor pengenal yang bersifat spesifik (ID 000)kepada perusahaan kemasan kayu sebagai bukti bahwa perusahaantersebut telah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan sertifikasi(marking) terhadap kemasan kayu sesuai dengan ketentua ISPM No. 15.
23.Sertifikasi : pembubuhan logo (marking) pada kemasan kayu sebagai buktibahwa kemasan kayu tersebut telah melalui proses produksi dan perlakuansesuai dengan yang dipersyaratkan dalam ISPM No. 15.
24.Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Kemasan Kayu : sistemmanajemen yang menjamin kegiatan perlakuan dan sertifikasi yangdilaksanakan perusahaan kemasan kayu sesuai dengan syarat-syarat yangtelah ditetapkan.
25.Tim Penilai : Tim yang ditunjuk oleh Kepala Badan Karantina Pertanianuntuk melaksanakan penilaian atas hasil audit yang dilakukan oleh auditor.
26.Dewan Pertimbangan : Tim yang ditunjuk Kepala Badan KarantinaPertanian yang terdiri dari Kepala Badan Karantina Pertanian dan pejabateselon II untuk memberikan pertimbangan atas hasil bahasan dan penilaianTim Penilai.
6
27.Wilayah layanan : Wilayah/area yang dibenarkan bagi perusahaankemasan kayu untuk melakukan kegiatan pelayanan perlakuan dansertifikasi kemasan kayu.
28.Perusahaan : perusahaan kemasan kayu yang akan/diberi wewenangmelaksanakan perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu sesuai ISPM No.15.
29.Unit Pelaksana Teknis : unit organisasi Badan Karantina Pertanian diwilayah terdiri Balai Besar, Balai Kelas I/II dan Stasiun Kelas I/II.
7
IV.PERUSAHAAN YANG DAPAT DIREGISTRASI
Perusahaan yang dapat diregistrasi untuk melaksanakan perlakuan dansertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pedoman ini adalah perusahaanyang memproduksi dan memberikan jasa pengemasan berbahan kayukepada pihak lain, berdomisili di Indonesia, dan merupakan badanusaha/hukum Indonesia.
8
V. PERSYARATAN REGISTRASI
A. Persyaratan Administratif
Persyaratan administrasi sebagai legalitas perusahaan yang harus dipenuhioleh perusahaan kemasan kayu untuk dapat diregistrasi, sebagai berikut :
1. Membuat Penyataan Kesanggupan (contoh pada lampiran IV).
2. Merupakan badan usaha/hukum yang sah dan dibuktikan dengan aktapendirian perusahaan.
3. Memiliki sistem manajemen mutu untuk menjamin bahwa kegiatanperlakuan dan sertifikasi kemasan kayu yang dilaksanakannya sesuaidengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Badan KarantinaPertanian (lihat Lampiran I).
4. Memiliki per-izinan dari instansi yang berwenang sesuai dengan peraturanperundangan yang berlaku. Izin yang harus dimiliki adalah :
a. Memiliki izin usaha di bidang atau meliputi bidang pengemasan(packaging) berbahan kayu yang dibuktikan dengan Surat Izin UsahaPerdagangan (SIUP) dan/atau Surat Izin Usaha lainnya di bidangkemasan kayu yang diakui sesuai dengan peraturan perundanganyang berlaku.
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
c. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
d. Memiliki surat keterangan domisili perusahaan dan atau Surat IzinTempat Usaha (SITU) untuk kantor, workshop dan fasilitas perlakuanpanas.
B. Persyaratan Sumber Daya
Persyaratan sumber daya yang harus dipenuhi oleh perusahaan kemasankayu untuk dapat diregistrasi adalah :
1. Penanggung Jawab Teknis
Perusahaan kemasan kayu harus memiliki penanggung jawab teknisdengan kualifikasi sebagai berikut :a. Pendidikan minimal SLTA;b. Memiliki sertifikat pelatihan perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu
sesuai dengan standar Badan Karantina Pertanian
2. Penanggung Jawab Sistem Mutu
Perusahaan kemasan kayu harus memiliki Penanggung Jawab SistemMutu pelaksanaan perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu dengankualifikasi sebagai berikut :a. Pendidikan minimal SLTA;
9
b. Memiliki sertifikat telah mengikuti pelatihan sistem mutu kemasan kayusesuai dengan standar Badan Karantina Pertanian
Dalam hal terjadinya perubahan personal (Sumberdaya Manusia) yangterkait dengan persyaratan registrasi di atas akan diatur lebih lanjut dalamPedoman tersendiri.
3. Memiliki fasilitas sebagai berikut :a. Fasilitas perlakuan pemanasan (heat treatment) :
Jenis : heat treatment facilities, KD atau CPI. Mampu memanaskan suhu inti kayu (wood core temperature)
sekurang-kurangnya/minimal 560C selama sekurang-kurangnya 30menit.
Dilengkapi dengan sensor suhu ruangan dan sensor suhu inti kayu(wood core) serta pengukur kadar air (moisture content) kayu.
b. Fumigasi : sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam PedomanSkim Audit Fumigasi Badan Karantina Pertanian dan pelaksanaannyadikendalikan oleh perusahaan kemasan kayu.
c. Fasilitas pendukung produksi : Bengkel/workshop beserta peralatan yang diperlukan untuk
membuat kemasan kayu. Gudang untuk menyimpan persediaan (stock) kayu dan kemasan
kayu. Gedung kantor dan peralatannya. Alat angkut kemasan kayu. Fasilitas pengendalian OPT pada kemasan kayu. Fasilitas lainnya yang dipandang perlu untuk menjalankan kegiatan
perusahaan.
Fasilitas tersebut diutamakan milik sendiri akan tetapi masihdimungkinkan sewa dan/atau kontrak dalam jangka waktu tertentu.
10
VI.PROSEDUR REGISTRASI
A. Permohonan Registrasi
Permohonan registrasi disampaikan oleh perusahaan kepada KepalaBadan Karantina Pertanian selaku Ketua Otoritas Skim Audit BadanKarantina Pertanian melalui Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)Karantina Tumbuhan setempat dengan melampirkan dokumensebagaimana dimaksud dalam Pedoman ini (lihat contoh SuratPermohonan pada Lampiran II).
B. Penilaian Permohonan (Audit Kecukupan)
Setelah diterimanya surat permohonan dari perusahaan, Kepala UPTKarantina Tumbuhan setempat akan melakukan penilaian untukmemeriksa kelengkapan dokumen/berkas permohonan. Apabila berkas-berkas permohonan belum lengkap, permohonan tersebut akandikembalikan kepada perusahaan yang bersangkutan untuk dilengkapi.Setelah semua berkas dilengkapi, Kepala UPT Karantina Tumbuhansetempat akan merekomendasikan dan meneruskan permohonan tersebutkepada Kepala Badan Karantina Pertanian selaku Ketua Otoritas SkimAudit Badan Karantina Pertanian.
C. Audit Awal
Audit awal terhadap perusahaan dilakukan oleh auditor atas perintahKepala Badan Karantina Pertanian selaku Ketua Otoritas Skim AuditBadan Karantina Pertanian. Jumlah auditor disesuaikan dengan bebanpekerjaan audit yang akan dilaksanakan, akan tetapi paling sedikitberjumlah 2 (dua) orang. Audit dilakukan dengan meneliti kesesuaianpersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Bagian II Pedoman ini, denganmelakukan peninjauan secara langsung atas fasilitas yang dimiliki olehperusahaan. Hasil audit dilaporkan oleh auditor kepada Kepala BadanKarantina Pertanian selaku Ketua Otoritas Skim Audit Badan KarantinaPertanian melalui Kepala UPT Karantina Tumbuhan setempat.
D. Penilaian Hasil Audit
Kepala Badan Karantina Pertanian selaku Ketua Otoritas Skim AuditBadan Karantina Pertanian setelah menerima laporan hasil auditmenugaskan Tim Penilai untuk melakukan bahasan dan penilaian ataslaporan tersebut. Tim Penilai berjumlah ganjil, paling sedikit terdiri dari 5(lima) orang. Hasil bahasan dan penilaian disampaikan oleh Tim Penilaikepada Kepala Badan Karantina Pertanian selaku Ketua Otoritas SkimAudit Badan Karantina Pertanian untuk dipertimbangkan lebih lanjut oleh
11
Dewan Pertimbangan sebagai bahan dasar pengambil keputusan KetuaOtoritas Skim Audit Barantan.
Apabila dalam rapat Tim Penilai menemukan hal-hal yang meragukanmaka dapat dilakukan verifikasi. Rencana pelaksanaan verifikasi besertaalasannya akan diberitahukan kepada perusahaan selaku pemohonsebelum pelaksanaan verifikasi.
Tim Penilai juga dapat meminta penjelasan dari manajemen perusahaan(presentasi) dan pendapat atau pandangan dari pihak lain yangberkepentingan (antara lain asosiasi perusahaan atau pelanggan) untukmelengkapi keterangan yang diperlukan dalam rangka penilaian terhadapperusahaan yang bersangkutan.
E. Pengambilan Keputusan
Keputusan disetujui/ditolak atas permohonan registrasi ditetapkan olehKepala Badan Karantina Pertanian selaku Ketua Otoritas Skim AuditBadan Karantina Pertanian setelah mempertimbangkan masukan TimPenilai dan rekomendasi Dewan Pertimbangan. Keputusan bersifat tetapdan mengikat.
Kepada perusahaan yang ditunda atau ditolak permohonan registrasinyaakan diberikan Surat Penolakan Permohonan Registrasi.
Kepada perusahaan yang disetujui permohonan registrasinya diterbitkanSertifikat yang mencantumkan nomor registrasi perusahaan. Sertifikatberlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali denganmasa berlaku 2 (dua) tahun berikutnya, dengan ketentuan dapat ditinjaukembali atau dibekukan/dicabut sewaktu-waktu apabila dikemudian hariternyata perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yangditentukan dalam Pedoman ini.
12
VII. AUDIT SURVEILEN DAN AUDIT INVESTIGASI
A. Audit Surveilen
Audit Surveilen dimaksudkan untuk mengetahui lebih lanjut konsistensiperusahaan yang telah memperoleh Sertifikat/Nomor Registrasi dalammelaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pedoman ini.
Terhadap perusahaan yang baru pertama kali memperolehsertifikat/nomor registrasi dan atau perusahaan yang sertifikat/nomorregistrasinya baru dicairkan/diberlakukan kembali setelah dikenakansanksi pembekuan maka Audit Surveilen dilaksanakan 3 (tiga) bulankemudian, yang selanjutnya dilaksanakan secara rutin 6 (enam) bulansekali.
Terhadap perusahaan yang memperoleh perpanjangan sertifikat/nomorregistrasi maka Audit Surveilen dilaksanakan secara rutin 6 (enam) bulansekali.
Hasil audit surveilen dapat berakibat :
1. Sertifikat/Nomor Registrasi tetap berlaku.2. Perusahaan diperintahkan untuk melakukan tindakan perbaikan atas
temuan ketidak-sesuaian dalam jangka waktu yang ditentukan. Apabilaperusahaan tidak dapat melakukan perbaikan dalam waktu yangditentukan maka sertifikat/nomor registrasi dibekukan.
3. Pembekuan Sertifikat/nomor registrasi dalam kurun waktu tertentusampai perusahaan dapat melakukan perbaikan atas temuanketidaksesuaian.
B. Audit Investigasi
Audit investigasi dilaksanakan sewaktu-waktu apabila ada informasi danindikasi bahwa perusahaan yang telah memperoleh Sertifikat/NomorRegistrasi melakukan ketidaksesuaian/penyimpangan atas ketentuanyang ditetapkan dalam Pedoman ini.
Hasil audit investigasi dapat berakibat :
1. Sertifikat/Nomor Registrasi tetap berlaku.2. Perusahaan diperintahkan untuk melakukan tindakan perbaikan atas
segala temuan ketidaksesuaian dalam jangka waktu yang ditentukan.Apabila perusahaan tidak dapat melakukan perbaikan dalam waktuyang ditentukan maka Sertifikat/Nomor Registrasi dibekukan.
3. Pembekuan Sertifikat/Nomor Registrasi dalam kurun waktu tertentusampai perusahaan dapat melakukan perbaikan atas temuanketidaksesuaian.
13
VIII. TINDAKAN PERBAIKAN, PEMBEKUAN DANPENCABUTAN SRTIFIKAT/NOMOR REGISTRASI
A. Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan dilakukan apabila dari hasil audit (audit awal,surveilen, investigasi atau ulang) ditemukan adanya ketidaksesuaianyang bersifat moderat atau minor.
Perusahaan harus melakukan tindakan perbaikan dalam waktu yang telahditentukan. Hasil tindakan perbaikan yang dilaksanakan oleh perusahaanharus dilaporkan kepada Kepala Badan Karantina Pertanian selaku KetuaOtoritas Skim Audit Badan Karantina Pertanian melalui kepala UPTBarantan. Setelah menerima laporan perbaikan tersebut, Ketua Otoritasakan memerintahkan auditor untuk melaksanakan verifikasi. Laporan hasilverifikasi dari auditor akan dijadikan sebagai dasar dalam pengambilankeputusan lebih lanjut.
B. Pembekuan (suspend) Sertifikat/Nomor Registrasi
Pembekuan Sertifikat/Nomor Registrasi dilakukan apabila :
1. Dari hasil audit ulang atau audit surveilen atau hasil audit investigasiditemukan adanya ketidaksesuaian yang sifatnya kritis.
2. Dari hasil audit ulang atau audit surveilen atau hasil audit investigasiperusahaan tidak melakukan tindakan perbaikan atas temuanketidaksesuaian yang bersifat moderat dalam jangka waktu yang telahditentukan.
3. Masa berlaku Sertifikat/Nomor Registrasi telah habis dan pengajuanperpanjangan nomor registrasi disampaikan kurang dari 64 hari kerjasebelum masa berlakub sertifikat/nomor registrasi habis.
4. Selama 6 (enam) bulan setelah diregistrasi, perusahaan tidakmelaksanakan kegiatan perlakuan sertifikasi/marking kemasan kayu.
5. Terbukti perusahaan bekerja di luar wilayah layanan yang telahditentukan.
6. Tidak menyampaikan laporan bulanan dalam jangka waktu 3 bulanberturut-turut.
Pembekuan Sertifikat/Nomor Registrasi akan berakibat perusahaan yangbersangkutan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan sertifikasi/markingkemasan kayu sampai pembekuan tersebut dicabut dan registrasidinyatakan berlaku kembali.
Pemberlakuan kembali Sertifikat/Nomor Registrasi yang telah dibekukandilakukan setelah perusahaan terbukti dapat melaksanakan perbaikanatas temuan yang menjadi penyebab dikenakannya tindakan pembekuantersebut setelah dilakukan audit. Tindakan perbaikan harus dilakukanoleh perusahaan yang bersangkutan dalam jangka waktu yang telahditentukan (paling lama 6 bulan).
14
Apabila satu bulan sebelum jangka waktu yang telah ditentukan habis danperusahaan belum melakukan tindakan perbaikan maka kepala UPTkarantina tumbuhan setempat menyampaikan surat peringatan kepadaperusahaan yang bersangkutan dengan tembusan kepada Ketua OtoritasSkim Audit Barantan. Apabila kepala UPT karantina tumbuhan tidakmemberikan surat peringatan maka teguran akan diberikan oleh SkimAudit Barantan. Selanjutnya apabila Surat Teguran tidak dilaksanakanoleh perusahaan yang bersangkutan, maka dikenakan pencabutanSertifikat/Nomor Registrasi.
Surat pemberitahuan pembekuan dan pemberlakuan kembaliSertifikat/Nomor Registrasi akan disampaikan dengan surat resmi danmemanfaatkan teknologi informasi kepada pihak-pihak yangberkepentingan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian selaku KetuaOtoritas Skim Audit Badan Karantina Pertanian melalui Kepala UPTKarantina Tumbuhan setempat.
C. Pencabutan (withdrawn) Sertifikat/Nomor Registrasi
Pencabutan (withdrawn) Sertifikat/Nomor Registrasi dilakukan apabila:
1. Setelah 3 (tiga) kali dibekukan.
2. Perusahaan dalam status pembekuan dan telah diberi peringatanuntuk melakukan tindakan perbaikan tetapi perusahaan yangbersangkutan dengan sengaja tidak melaksanakan tindakan perbaikandalam jangka waktu yang telah ditentukan (paling lama 6 bulan).
3. Masa berlaku Sertifikat/Nomor Registrasinya telah habis dan setelahdiberi peringatan ternyata tidak mengajukan registrasi ulang.
4. Perusahaan yang dalam status pembekuan tapi masih melakukankegiatan dengan menggunakan nomor registrasinya.
5. Atas permintaan perusahaan yang bersangkutan.6. Selama 1 (satu) tahun setelah diregistrasi, perusahaan tidak
melakukan kegiatan perlakuan sertifikasi/marking kemasan kayu.
Perusahaan yang dicabut Sertifikat/Nomor Registrasi tidak dapatdiregistrasi ulang dan nomor registrasi yang dicabut tidak dapatdipergunakan lagi. Surat pemberitahuan pencabutan registrasi tersebutakan diberitahukan dengan surat resmi dan memanfaatkan teknologiinformasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan oleh Kepala BadanKarantina Pertanian selaku Ketua Otoritas Skim Audit Badan KarantinaPertanian melalui Kepala UPT Karantina Tumbuhan setempat.
15
IX.PERPANJANGAN SERTIFIKAT/NOMOR REGISTRASI
Perusahaan yang akan berakhir masa berlaku Sertifikat/Nomor Registrasi dapatmengajukan permohonan perpanjangan registrasi kepada Kepala BadanKarantina Pertanian selaku Ketua Otoritas Skim Audit Barantan melalui KepalaUPT Karantina Tumbuhan setempat, dengan tembusan kepada sekretariat SABtanpa lampiran.
Prosedur perpanjangan Sertifikat/Nomor Registrasi dilaksanakan sama denganproses registrasi awal. Permohonan perpanjangan diajukan paling lambat 64hari sebelum masa berakhirnya sertifikat registrasi dengan menggunakanformulir seperti tersebut pada Lampiran III dan dengan melampirkan dokumenyang dipersyaratkan.
Perusahaan kemasan kayu yang masa berlaku nomor registrasinya telah habistapi sudah mengajukan permohonan perpanjangan registrasi 64 hari kerjasebelumnya, tetap dapat melaksanakan kegiatan sertifikasi/marking kemasankayu sesuai ISPM No.15 sampai keputusan final Kepala Barantan ditetapkan(ditolak/disetujui) dan untuk sementara diterbitkan persetujuan melakukankegiatan sertifikasi/marking kemasan kayu sesuai ISPM No.15 oleh KepalaBadan atau Pejabat yang ditunjuknya.
16
X. PERNYATAAN KESANGGUPAN
(COMPLIANCE AGREEMENT)
Perusahaan yang mengajukan permohonan registrasi harus membuatpernyataan kesanggupan (compliance agreement) bahwa perusahaan tersebutsanggup memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam melaksanakankegiatan sertifikasi/marking kemasan kayu sesuai dengan standar BadanKarantina Pertanian.
Pernyataan tersebut harus dibuat di atas kertas bermaterai dan ditandatanganioleh pimpinan puncak (top management) dari perusahaan yang bersangkutan.Bentuk atau format dari pernyataan kesanggupan ini (compliance agreement)terdapat pada lampiran IV.
17
XI.BIAYA
Biaya-biaya yang diperlukan dalam rangka registrasi perusahaan kemasankayu yang meliputi audit awal, atau audit ulang, atau surveilen menjaditanggungjawab perusahaan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yangberlaku.
18
XII. CABANG PERUSAHAAN
Pada prinsipnya, sesuai dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yangdimiliki, setiap perusahaan dapat melakukan usahanya/membuka cabang diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Cabang perusahaan harusdiregistrasi tersendiri sebagai pelaksana perlakuan sertifikasi/marking kemasansesuai standar Barantan, dan harus memenuhi ketentuan peraturanperundangan yang berlaku.
Persyaratan dan prosedur registrasi cabang perusahaan sama denganpersyaratan dan prosedur registrasi yang diberlakukan terhadap perusahaaninduk/pusatnya. Cabang perusahaan yang telah memenuhi persyaratan, diberinomor registrasi yang berbeda dengan nomor registrasi perusahaaninduk/pusatnya.
19
XIII. LAIN-LAIN
1. Perusahaan kemasan kayu yang mengalami perubahan kepemilikan, bentukperusahaan, perpindahan fasilitas perlakuan (gudang, workshop, KD) dapatdisetujui setelah dilakukan audit; sedangkan untuk perubahan domisili dalamsatu wilayah layanan harus dilaporkan ke Barantan.
2. Perpindahan yang menyebabkan perubahan wilayah layanan harusdilaporkan ke Badan Karantina Pertanian melalui Kepala UPT KarantinaTumbuhan tempat asal dan tempat yang dituju. Selanjutnya segera setelahpermohonan perpindahan wilayah layanan, Kepala Badan KarantinaPertanian melalui Kepala UPT Karantina Tumbuhan menugaskan auditoruntuk melaksanakan audit ulang.
3. Perusahaan kemasan kayu yang telah diregistrasi hanya diperbolehkanmelakukan perlakuan sertifikasi/marking kemasan kayu untuk keperluankarantina tumbuhan di wilayah layanan yang telah ditentukan. Pada satuwilayah layanan setiap perusahaan kemasan kayu hanya diperbolehkanmemiliki satu nomor registrasi, wilayah layanan tersebut dapat di lihat secararinci dalam lampiran VI Pedoman ini.
4. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan kemasan kayu dilakukan pembinaandan pengawasan :
- Pembinaan dilakukan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan UPTKarantina Tumbuhan (bersifat preventif dan persuasif)
- Pengawasan oleh SAB dan Koordinator Lapangan (bersifat refresif)
5. Perusahaan kemasan kayu yang telah memperoleh nomor registrasi dariBarantan wajib menyampaikan laporan bulanan secara tertulis kepada KepalaBadan Karantina Pertanian melalui Kepala UPT Karantina Tumbuhansetempat.
6. Dalam pelaksanaan sertifikasi dan marking kemasan kayu sesuai ISPMNo.15 diutamakan perlakuan heat treatment (HT) sejalan denganpembatasan pemakaian metil bromida. Bagi perusahaan kemasan kayu yangmenerapkan secara penuh perlakuan HT tidak dipersyaratkan lagi melakukankerjasama (MoU) dengan perusahaan fumigasi.
7. Dalam keadaan belum terdapat perusahaan kemasan kayu termasukdisebabkan pembekuan nomor registrasi Kepala UPT dapat mengundangperusahaan kemasan kayu yang berasal dari UPT terdekat untuk dilakukanseleksi dan selanjutnya diajukan ke Barantan untuk mendapat persetujuanmelaksanakan kegiatan perlakuan dan sertifikasi/marking kemasan kayusesuai ISPM No.15. jangka waktu yang diberikan 6 bulan dan dapatdiperpanjang untuk 6 bulan berikutnya.
8. Bagi perusahaan kemasan kayu yang terkena Notification of Non Complience(NNC) oleh negara tujuan disebabkan adanya serangga hidup (live insect)dan perlakuan yang digunakan adalah fumigasi dengan menggunakan metilbromida dan dilaksanakan oleh perusahaan fumigasi AFASID, maka akandilakukan audit investigasi terhadap perusahaan kemasan kayu maupunperusahaan fumigasi.
20
XIV. PENUTUP
Dengan diterbitkannya Pedoman ini, maka pelaksanaan registrasi perusahaankemasan kayu dilakukan sesuai dengan persyaratan dan tatacara yangtercantum didalam Pedoman Registrasi ini.
Isi Pedoman ini bersifat dinamis dan akan selalu disesuaikan denganperubahan dan perkembangan yang terjadi, khususnya peraturan dan standarnasional maupun internasional yang mempengaruhi isi Pedoman ini. Setiappenyesuaian atau perubahan yang dilakukan atas isi Pedoman ini akandiberitahukan dan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingansebelum penyesuaian atau perubahan tersebut diberlakukan.
Dengan demikian, semua pihak yang berkepentingan akan selalu memiliki versiyang mutakhir dari Pedoman ini.
--------------------
21
Lampiran I
PANDUANSISTEM MANAJEMEN MUTU
PERUSAHAAN KEMASAN KAYU(Dalam Rangka Penerapan ISPM No. 15)
Departemen PertanianBadan Karantina Pertanian
2008
22
PANDUAN SISTEM MANAJEMEN MUTUPERUSAHAAN KEMASAN KAYU(Dalam Rangka PenerapanISPM No. 15)
DAFTAR ISI
INFORMASI UMUMDEFINISI
BAGIAN 1 SISTEM MANAJEMEN MUTU1.1 Persyaratan Umum1.2 Persyaratan Dokumentasi1.3 Kebijakan dan Sasaran Mutu1.4 Panduan Mutu1.5 Pengendalian Dokumen1.6 Pengendalian Catatan (Record)
BAGIAN 2 TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN2.1 Kriteria Umum2.2 Penanggungjawab Sistem Mutu2.3 Komunikasi Internal2.4 Kaji Ulang Manajemen
BAGIAN 3 PENGELOLAAN SUMBERDAYA3.1 Sumberdaya Manusia3.2 Infrastruktur3.3 Lingkungan Kerja
BAGIAN 4 PENANGANAN PELAYANAN KEMASAN KAYU4.1 Perencanaan Pelaksanaan Kemasan Kayu4.2 Kayu Bahan Baku Kemasan dan Cara Perlakuannya4.3 Produksi Dan Pencegahan Reinfestasi OPT4.4 Penandaan Kemasan Kayu4.5 Pengendalian Kayu Dan Kemasan Kayu Tidak Sesuai4.6 Handling, Penyimpanan, Pengiriman, dan Pemakaian4.7 Kendali Penggunaan Logo (Cap)4.8 Kendali Penggunaan Logo (Cap)4.9 Pengendalian Pembelian Barang/Bahan4.10 Pengendalian Peralatan Pengukuran dan Pemantauan
BAGIAN 5 PENGUKURAN, ANALISIS, DAN PERBAIKAN5.1 Umum5.2 Pemantauan dan Pengukuran5.3 Pengendalian Ketidaksesuaian5.4 Analisis Data dan Evaluasi Kinerja5.5 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
23
INFORMASI UMUM
Panduan Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Kemasan Kayu (selanjutnya disebutPanduan) ini memuat persyaratan minimum sistem mutu yang harus diterapkan olehPerusahaan Kemasan Kayu untuk dapat diregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian(BARANTAN) Departemen Pertanian Republik Indonesia.
BARANTAN akan melakukan audit untuk mengetahui efektifitas penerapan Panduanini. Perusahaan Kemasan Kayu yang telah diregistrasi oleh BARANTAN berhakmenggunakan cap (marking) pada kemasan kayu yang telah memenuhi semuapersyaratan Panduan ini.
BARANTAN melakukan audit secara berkala untuk mengetahui konsistensiPerusahaan Kemasan Kayu dalam penerapan Panduan ini. Audit dapat jugadilakukan oleh BARANTAN jika ditemukan penyimpangan baik melalui uji petik,keluhan pengguna kemasan kayu, notification of non compliance dari negarapengimpor atau informasi yang sah dari pihak lain.
Bagi Perusahaan Kemasan Kayu yang telah diregistrasi tetapi terbukti tidakkonsisten dalam menerapkan Panduan ini akan dikenakan sanksi berupa kewajibanuntuk melakukan tindakan perbaikan, pembekuan atau pencabutan nomor registrasitergantung dari tingkat penyimpangannya.
DEFINISI
1. Audit : proses pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan yang telahditetapkan.
2. Audit Awal : audit lapangan yang dilakukan dalam rangka proses registrasiterhadap perusahaan kemasan kayu yang akan ditunjuk sebagai pelaksanaperlakuan dan sertifikasi kemasan kayu.
3. Audit Investigasi : audit yang dilakukan sewaktu-waktu terhadap perusahaankemasan kayu yang telah diregistrasi karena informasi telah terjadi temuanketidaksesuaian yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
4. Penilaian Permohonan (Audit Kecukupan) : proses pemeriksaan ataskelengkapan dokumen/berkas permohonan yang disampaikan oleh perusahaankemasan kayu.
5. Audit Surveilen : audit yang dilakukan secara berkala terhadap perusahaankemasan kayu yang telah diregistrasi untuk mengetahui konsistensiperusahaan tersebut dalam memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
6. Audit Ulang : audit lapangan yang dilakukan karena adanya perubahanstandar yang harus dipenuhi oleh perusahaan kemasan kayu atau masaberlakunya sertifikat jaminan akan berakhir.
7. Auditor : petugas karantina tumbuhan atau pihak lain yang ditunjuk untukmelaksanakan audit terhadap perusahaan kemasan kayu.
24
8. Perusahaan Kemasan Kayu : perusahaan yang memproduksi danmemberikan jasa pengemasan berbahan kayu kepada pihak lain.
9. Manajemen perusahaan kemasan kayu : pimpinan puncak perusahaankemasan kayu.
10. Notifikasi ketidak-sesuaian (notification of noncompliance) :pemberitahuan tentang temuan ketidaksesuian atas tindakan karantinatumbuhan terhadap komoditas ekspor dari negara tujuan (pengimpor).
11. Kemasan kayu : kayu atau hasil kayu yang dipergunakan untuk menopang,mengemas, atau mengganjal barang kiriman dalam pengangkutan.
12. Personal kunci : personal/karyawan yang diberi tanggungjawab secara khususoleh perusahaan kemasan kayu.
13. Penanggungjawab Sistem Manajemen Mutu : personil perusahaan kemasankayu yang memiliki pengetahuan yang cukup di bidang sistem manajemenmutu kemasan kayu yang ditunjuk sebagai penanggungjawab sistemmanajemen mutu pada perusahaan tersebut.
14. Kebijakan mutu : suatu pernyataan yang dibuat oleh pimpinan puncakperusahaan kemasan kayu tentang komitmen perusahaan tersebut dalammelaksanakan sistem mutu.
15. Ketidaksesuaian Kritis : penyimpangan/ketidaksesuaian yang berdampaklangsung terhadap kegagalan pelaksanaan sertifikasi kemasan kayu sesuaistandar Barantan.
16. Ketidaksesuaian Moderat : penyimpangan/ketidaksesuaian yang berdampaktidak langsung dan berpotensi mengakibatkan kegagalan pelaksanaansertifikasi kemasan kayu sesuai standar Barantan
17. Ketidaksesuaian Minor : penyimpangan/ketidaksesuaian yang dapatberpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan sertifikasi kemasan kayusesuai standar Barantan.
18. Sasaran mutu : kondisi sanitasi dan spesifikasi teknis kemasan kayu yangingin dicapai oleh perusahaan melalui penerapan sistem mutu padaperusahaan tersebut.
19. Sub-kontrak : penyerahan kepada pihak lain sebagian proses realisasi produk.
20. Tindakan perbaikan : tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki temuanketidaksesuaian atau penyimpangan dalam sistem mutu.
21. Tindakan pencegahan : tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinyaketidaksesuaian atau penyimpangan atau terulangnya ketidaksesuaian ataupenyimpangan yang sama.
22. Tinjauan manajemen (manajemen review) : evaluasi atau penelaahan secaraberkala yang dilakukan oleh manajemen terhadap sistem mutu perusahaankemasan kayu dengan teujuan untuk memperbaiki, memelihara dan/ataumeningkatkan efisiensi serta efektivitas sistem mutu tersebut.
25
BAGIAN 1
SISTEM MANAJEMEN MUTU
1.1 Persyaratan Umum
1.1.1 Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan, mendokumentasikan,mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen mutu sertaterus-menerus memperbaiki keefektifannya sesuai dengan persyaratanpedoman ini.
1.1.2 Perusahaan harus menetapkan : Bagan Organisasi Proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu dan
apIikasinya Urutan dan interaksi proses tersebut. Kriteria dan metoda yang diperlukan utk memastikan operasi
maupun kendali proses tersebut efektif Sumberdaya dan informasi yang cukup untuk mendukung operasi
dan pemantauan proses tersebut. Pemantauan, pengukuran dan analisis proses tersebut. Implementasi tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
direncanakan dan perbaikan yang berkesinambungan dari prosestersebut.
1.1.3 Apabila perusahaan akan menyerahkan kepada pihak lain prosesapapun yang mempengaruhi kesesuaian produk maka perusahaanharus menetapkan prosedur untuk memastikan adanya kendali padaproses itu
1.2 Persyaratan Dokumentasi
Dokumentasi harus mencakup : Kebijakan mutu dan sasaran mutu Panduan Mutu Prosedur-prosedur yang dibutuhkan. Dokumen – dokumen lain yang dibutuhkan. Catatan hasil kegiatan.
1.3 Kebijakan dan Sasaran Mutu
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan kebijakan mutuperusahaannya yang berupa komitmen dari pimpinan puncak perusahaankemasan kayu yang bersangkutan dalam melaksanakan sistem mutu.
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan sasaran mutu yang ingindicapai melalui penerapan sistem mutunya.
26
1.4 Panduan Mutu
Perusahaan kemasan kayu harus merencanakan, menetapkan,mengimplementasikan, mendokumentasikan, dan memelihara panduan mutuperusahannya meliputi : Profil organisasi Ruang lingkup Sistem manajemen mutu Prosedur-prosedur yang digunakan Deskripsi Urutan dan interaksi proses yang berkaitan dengan aktivitas
organisasi, cakupannya, kompleksitas operasional dan kompetensipersonel.
1.5 Pengendalian Dokumen
Prosedur pengendalian dokumen harus ditetapkan. Prosedur memuattanggung jawab; identifikasi; pengesahan; pendistribusian; penyimpanan;dan pemusnahan dokumen.
1.6 Pengendalian Catatan (Record)
Catatan harus ditetapkan dan dipelihara untuk memberikan bukti kesesuaiandengan persyaratan dan bukti operasinya secara efektif sistem manajemenmutu.
Prosedur pengendalian catatan (record) harus ditetapkan untukmengendalikan : identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masapenyimpanan dan pemusnahan catatan (record)
27
BAGIAN 2
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
2.1. Kriteria Umum
Manajemen Perusahaan Kemasan kayu harus menunjukkan komitmennyapada Sistem Manajemen mutu serta secara berkesinambungan memperbaikikeefektifannya melalui sistem yang menyeluruh mencakup:
Menetapkan dan menerapkan persyaratan pada lingkup organisasi daripelayanan yang ditawarkan.
Menetapkan tindakan/ukuran-ukuran dalam memenuhi kebutuhanPelanggan
Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu
Kebijakan Mutu- Ditandatangani oleh Pimpinan Puncak,- Sesuai dengan tujuan organisasi- Dikomunikasikan dan dipahami pada tingkat yang tepat
Sasaran Mutu- Sasaran mutu harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai
berorientasi pada pencapaian hasil, dan tepat waktu.- Sasaran mutu mencakup sasaran disetiap kegiatan yang akan
mempengaruhi mutu pelayanan.
Menetapkan persyaratan/ukuran sumberdaya dan menyediakansumberdaya yang dibutuhkan.
Melakukan peninjauan ulang manajemen
2.2 Penanggung Jawab Sistem Mutu
2.2.1 Perusahaan Kemasan kayu harus menunjuk seorang PenanggungJawab Sistem Mutu yang bertugas memastikan implementasi sistemmutu yang dibuat untuk menjamin pelayanan yang diberikanmemenuhi semua persyaratan Panduan ini.
2.2.2 Penanggung Jawab Sistem Mutu harus mempunyai tanggung jawabdan wewenang yang meliputi : Seluruh proses sistem manajemen mutu ditetapkan dan
dipelihara. Melaporkan kepada Pimpinan Puncak kinerja dari sistem
manajemen mutu,termasuk kebutuhan untuk peningkatan. meningkatkan kesadaran tentang sistem jaminan mutu keseluruh
organisasi
28
2.3 Komunikasi Internal
Perusahaan harus menetapkan proses komunikasi dalam organisasi dapatberjalan efektif .
2.4 Kaji Ulang Manajemen
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan dan merencanakan periodewaktu peninjauan ulang manajemen. Tinjauan ulang manajemen palingsedikitnya dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun.
Input kaji ulang meliputi : Hasil audit internal. Umpan balik pelanggan Kinerja proses. Status tindakan koreksi dan preventif. Tindak lanjut Kaji ulang manajemen sebelumnya. Perubahan yang dapat mempengaruhi sistem mutu.
29
BAGIAN 3
PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Perusahaan kemasan kayu menetapkan dan menyediakan sumber daya yangdiperlukan secara tepat untuk menerapkan dan mempertahankan sistemmanajemen mutu.
3.1 Sumberdaya Manusia
Mengidentifikasikan dan menetapkan kebutuhan kompetensi personelyang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi mutu.
Memberi pelatihan atau tindakan untuk memenuhi kompetensi itu sertamelakukan evaluasi efektifitas dari tindakan itu.
Memelihara rekaman yang sesuai tentang pendidikan, pelatihan,keterampilan dan pengalaman.
Penanggung jawab kemasan kayu adalah personel yang memilikisertifikat dari Badan Karantina.
3.3 Infrastruktur
Menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang diperlukanberupa ruang kerja, fasilitas/teknologi yang sesuai, peralatan proses.
Peralatan minimal yang harus dimiliki adalah :
3.3.1 Fasilitas perlakuan pemanasan (heat treatment) : Jenis : heat treatment facilities, KD atau CPI. Mampu memanaskan suhu inti kayu (wood core temperature)
sekurang-kurangnya/minimal 560C selama sekurang-kurangnya/minimal 30 menit.
Dilengkapi dengan sensor suhu ruangan dan sensor suhu inti kayu(wood core) serta pengukur kadar air (moisture content) kayu.
3.3.2 Akses untuk perlakuan fumigasi yaitu dengan melakukan kerjasamadengan perusahaan fumigasi yang telah diregistrasi oleh BadanKarantina Pertanian.
3.3.3 Fasilitas pendukung produksi :
Bengkel/workshop beserta peralatan yang diperlukan untukmembuat kemasan kayu.
Gudang untuk menyimpan stock kayu dan kemasan kayu. Gedung kantor dan peralatannya. Alat angkut kemasan kayu. Fasilitas pengendalian OPT pada kemasan kayu. Fasilitas lainnya yang dipandang perlu untuk menjalankan kegiatan
perusahaan.
30
3.4 Lingkungan Kerja
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan dan mengelola lingkungankerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratanpelayanan
31
BAGIAN 4
PENANGANAN PELAYANAN KEMASAN KAYU
4.1 Perencanaan Pelaksanaan Kemasan Kayu
Dalam pelaksanaan kemasan kayu , perusahaan kemasan kayu harusmenetapkan : Sasaran mutu pelayanan. Menetapkan proses dan dokumentasi, menyediakan sumber daya dan
fasilitas yang spesifik terhadap mutu pelayanan. Aktivitas verifikasi dan validasi serta kriteria penerimaan mutu pelayanan. Catatan yang diperlukan agar memberi keyakinan akan kesesuaian dari
mutu pelayanan.
4.2 Kayu Bahan Baku Kemasan dan Cara Perlakuannya
4.2.1 Kayu Bahan Baku Kemasan
4.2.1.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus membuat sistempemeriksaan kayu bahan baku kemasan.
4.2.1.2 Kayu bahan baku kemasan harus memenuhi kriteria: Bebas kulit kayu. Bersih dari tanah atau kotoran hewan Tidak berjamur. Tidak keropos atau bebas dari lubang gerekan serangga
berdiameter lebih dari 3 milimeter. Berasal dari sumber yang jelas dan legal.
4.2.1.3 Prosedur pemeriksaan kayu harus mencakup tindakanPerbaikan terhadap kayu yang tidak memenuhi kriteria.
4.2.2 Sistem Pembelian Kayu
4.2.2.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus memastikan semua kayubahan kemasan memenuhi kriteria.
4.2.2.2 Perusahaan Kemasan Kayu harus memilih pemasok kayubahan kemasan berdasarkan kemampuannya memenuhipersyaratan yang ditetapkan, terutama persyaratan mutukayu.
4.2.2.3 Perusahaan Kemasan Kayu harus membuat danmemelihara daftar pemasok kayu bahan kemasan dancatatan mengenai unjuk kerjanya dalam memenuhipersyaratan mutu kayu.
32
4.2.2.4 Perusahaan Kemasan Kayu harus memelihara dokumenpembelian kayu dan data hasil inspeksi mutu saat kayuditerima.
4.2.3 Perlakuan Panas (Heat Treatment)
4.2.3.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus memiliki akses terhadapfasilitas perlakuan panas (heat treatment facility, kiln dryingdan/atau CPI).
4.2.3.2 Fasilitas perlakuan panas harus mampu memanaskan suhuinti kayu pada sekurang-kurangnya 56oC selama sekurang-kurangnya 30 menit.
4.2.3.3 Selisih antara temperatur wet bulb dan dry bulb tidak lebihdari 2oC.
4.2.3.4 Fasilitas perlakuan panas harus dilengkapi dengan alatpengukur suhu inti kayu minimal sebanyak tiga set untuksetiap unit.
4.2.3.5 Alat pengukur suhu kayu harus mampu menunjukkan suhuinti kayu dengan ketelitian 1oC dalam kisaran sekurang-kurangnya 50oC - 60oC.
4.2.3.6 Alat pengukur suhu inti kayu harus dikalibrasi sebelumpertama kali digunakan dan dikalibrasi kembali secaraberkala paling sedikit satu kali dalam satu tahun.
4.2.3.7 Alat ukur suhu inti kayu yang pernah mengalami keadaanyang dapat mempengaruhi akurasinya harus dikalibrasiulang sebelum digunakan kembali.
4.2.3.8 Tatacara perlakuan panas mengikuti manual BARANTAN
4.2.3.9 Kayu yang telah mendapat perlakuan panas harusditempatkan terpisah dari kayu lain pada lokasi yangmemenuhi kretiria.
4.2.3.10 Perusahaan Kemasan Kayu harus memelihara data setiapbatch perlakuan panas.
4.2.4 Perlakuan Fumigasi
4.2.4.1 Dalam hal Perlakuan kayu dilaksanakan dengan metodafumigasi, Perusahaan Kemasan Kayu harus bekerjasanadengan perusahaan fumigasi yang telah diregistrasi dalamprogram skim audit BARANTAN.
4.2.4.2 Fumigasi dilaksanakan sesuai dengan manual fumigasiBARANTAN.
4.2.4.3 Selain kriteria tersebut pada butir 4.2.1.2 Panduan ini, kayuyang akan difumigasi harus memiliki kadar air maksimum30%.
33
4.2.4.4 Perusahaan Kemasan Kayu harus menyediakan alat ukurkadar air kayu.
4.2.4.5 Alat ukur kadar air kayu harus dikalibrasi sebelum pertamakali digunakan dan dikalibrasi kembali secara berkala palingsedikit satu kali dalam satu tahun.
4.2.4.6 Alat ukur kadar air kayu yang pernah mengalami keadaanyang dapat mempengaruhi akurasinya harus dikalibrasiulang sebelum digunakan kembali.
4.2.4.7 Perusahaan Kemasan Kayu wajib menyimpan semuasertifikat fumigasi kemasan kayu.
4.3 Produksi Dan Pencegahan Reinfestasi OPT
4.3.1 Sistem Produksi
4.3.1.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus membuat bagan alirsistem produksi dan denah (lay out) fasilitas produksinya.
4.3.1.2 Perusahaan Kemasan Kayu harus menjamin ruangan danproses produksi mampu menghindarkan kayu bahankemasan dari kemungkinan: Kontaminasi tanah atau kotoran lainnya. Terkena air. Terinfestasi OPT. Tercampur kayu yang belum mendapat perlakuan.
4.3.1.3 Perusahaan Kemasan Kayu harus mampu mendeteksiketidak sesuaian pada tiap tahap proses produksinya danmelakukan tindakan perbaikan yang memadai.
4.3.2 Kendali Proses Produksi
4.3.2.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus mengidentifikasi bagiankritis dari proses produksi, yaitu bagian yang memungkinkankayu terkena air, tanah, kotoran dan terinfestasi OPT.
4.3.2.2 Terhadap bagian kritis ini, Perusahaan Kemasan Kayu harusmembuat sistem pencegahan yang meliputi instruksi kerja,checklist dan tindakan koreksi terhadap kayu yang tidakmemenuhi syarat.
4.3.2.3 Perusahaan Kemasan Kayu harus memastikan bahwapersonil yang ditunjuk menangani proses produksi telahmemahami dan mampu melaksanakan instruksi kerja yangditetapkan.
34
4.3.3 Pencegahan Reinfestasi OPT
4.3.3.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus membuat sistem untukmencegah reinfestasi OPT terhadap kayu dan kemasankayu paska Perlakuan mencakup: Penyimpanan kayu atau kemasan kayu. Proses pembuatan kemasan kayu. Pengangkutan menuju lokasi pelanggan. Penggunaan kemasan kayu. Pemuatan ke dalam peti kemas.
4.3.3.2 Tempat penyimpanan kayu atau kemasan kayu paskaPerlakuan harus : Berlantai lebih tinggi dari permukaan tanah, terbuat dari
beton, semen atau aspal dan tidak retak/bercelah. Ruangan berventilasi baik dan bersih. Berdinding rapat, beratap dan tidak bocor Terpisah dari kayu yang belum mendapat perlakuan . Memiliki penerangan yang cukup. Terlindung dari kemungkinan reinfestasi OPT.
4.3.3.3 Perusahaan Kemasan Kayu harus memastikan bahwa alatangkut kemasan kayu berlogo (cap) menuju lokasipelanggan dalam keadaan bersih, kering dan tertutup sertatidak terdapat kayu atau kemasan kayu yang belummendapat perlakuan.
4.3.3.4 Perusahaan Kemasan Kayu harus memastikan bahwapenggunaan kemasan kayu berlogo (cap) dan pemuatannyake dalam peti kemas terhindar dari kondisi yang dapatmenurunkan mutu sanitasinya sehingga tidak memenuhisalah satu syarat yang ditetapkan di dalam Panduan ini.
4.3.3.5 Sampai saat dikapalkan, kemasan kayu berlogo (cap) harusdijaga agar tetap: Bebas OPT. Kering. Tidak terkontaminasi tanah atau kotoran. Dalam kondisi fisik yang baik.
4.3.4 Sistem Pemeliharaan
4.3.4.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus memelihara mesin-mesinproduksinya.
4.3.4.2 Perusahaan Kemasan Kayu harus membuat jadwalpemeliharaan alat ukur suhu inti kayu dan kadar air kayutermasuk pelaksanaan kalibrasi secara berkala paling sedikitsatu kali dalam satu tahun.
35
4.3.4.3 Alat ukur suhu inti kayu dan kadar air yang pernahmengalami keadaan yang dapat mempengaruhi akurasinyaharus dikalibrasi ulang sebelum digunakan kembali.
4.3.4.4 Perusahaan Kemasan Kayu harus memiliki programperawatan ruangan penyimpanan kayu dan kemasan kayu,bengkel (workshop), serta lingkungannya termasukpengendalian rayap dan OPT lainnya.
4.3.4.5 Perusahaan Kemasan Kayu harus menyediakan fasilitaspemusnah (incinerator) limbah kayu dan sampah lainnya dilokasi produksinya.
4.3.4.6 Pelaksanaan program pemeliharaan harus dicatat.
4.4 Penandaan Kemasan Kayu
4.4.1 Logo (Cap)
Setiap kemasan kayu yang telah diproses mengikuti Panduan ini dapatdibubuhi logo (cap) dengan bentuk dan ketentuan sesuai Lampiran 1.
4.4.2 Identifikasi Ketertelusuran (Traceability) Kemasan Kayu.
4.4.2.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus membuat sistemidentifikasi khas pada setiap kemasan yang berlogo (cap).
4.4.2,2 Sistem identifikasi harus dapat ditelusuri (traceable) kepadacatatan-catatan perlakuan yang pernah diterapkan padakemasan kayu terkait.
4.5 Pengendalian Kayu dan Kemasan Kayu Tidak Sesuai
4.5.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus menyusun dan memelihara sistemuntuk memastikan bahwa kayu dan kemasan kayu yang tidakmemenuhi persyaratan dipisahkan dari kayu dan kemasan kayu yangmemenuhi syarat.
4.5.2. Sistem untuk memisahkan kayu dan kemasan kayu yang tidakmemenuhi syarat mencakup pemberian tanda yang mudah dikenalidan penyediaan tempat penampungan yang terpisah dari kayu yangmemenuhi syarat.
4.5.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus memastikan bahwa semua personilproduksi memahami sistem pemisahan kayu dan kemasan kayu yangtidak memenuhi syarat.
4.6 Handling, Penyimpanan, Pengiriman, dan Pemakaian
4.6.1 Perusahaan Kemasan Kayu harus membuat petunjuk praktis bagipelanggan dan pihak terkait mengenai cara handling, penyimpanan,
36
pengiriman dan pemakaian kemasan kayu berlogo (cap) untukmenghindarkan dari: Kerusakan fisik. Terkena air. Reinfestasi OPT. Kontaminasi tanah dan kotoran.
4.6.2 Petunjuk praktis harus memuat kriteria tempat penyimpanan, petikemas dan alat angkut kemasan kayu sebagaimana disebutkan padabutir 3.3 Panduan ini.
4.6.3 Dalam hal terjadi penundaan penggunaan oleh pelanggan,Perusahaan Kemasan Kayu harus meyakinkan bahwa kemasan kayuberlogo (cap) disimpan di tempat yang aman untuk mencegahpenurunan mutu sanitasi yang dapat berdampak pada tidakterpenuhinya salah satu persyaratan yang diatur dalam Panduan ini.
4.6.4 Untuk mendeteksi penurunan mutu sanitasi kemasan kayu berlogo(cap), stok harus diperiksa secara berkala dalam selang waktu yangtepat.
4.6.5 Perusahaan Kemasan Kayu harus melakukan tindakan perbaikantermasuk penghapusan logo (cap) pada kemasan kayu yangmengalami penurunan mutu sanitasi sehingga tidak memenuhi salahsatu syarat yang diatur dalam Panduan ini bila dipandang perlu.
4.6.6 Perusahaan Kemasan kayu harus memelihara dengan baik barangmilik pelanggan selama dalam pengendalian perusahaan.
4.6.7 Jika barang milik pelanggan hilang, rusak atau ditemukan tidak layakpakai, hal ini harus dilaporkan kepelanggan dan rekamannya harusdipelihara
4.7 Kendali Penggunaan Logo (Cap)
Perusahaan Kemasan Kayu harus memastikan bahwa hanya kemasan kayuyang memenuhi persyaratan yang diberi logo (cap).
4.8 Pengendalian Proses yang Berkaitan dengan Pelanggan
4.8.1 Perusahaan kemasan kayu menetapan persyaratan yang berkaitandengan pelayanan diantaranya :
Persyaratan hukum dan peraturan yang terkait dengan pelayanan.
Persyaratan tambahan lain yang ditentukan organisasi yang terkaitdengan pelaksanaan kemasan kayu .
4.8.2 Komunikasi dengan Pelanggan
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan dan menerapkan carayang efektif untuk berkomunikasi dengan pelanggan meliputi :
37
Informasi pelayanan. Umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.
4.9 Pengendalian Pembelian Barang/Bahan
4.9.1 Perusahaan kemasan kayu harus menjamin setiap prosespembelian/pengadaan barang/bahan yang dibeli sesuai denganpersyaratan.
4.9.2 Perusahaan kemasan kayu harus melakukan evaluasi dan memilihpemasok sesuai dengan kompetensinya secara periodik.
4.10 Pengendalian Peralatan Pengukuran dan Pemantauan
4.10.1 Perusahaan kemasan kayu harus mengidentifikasi pengukuran yangdibuat beserta peralatan yang dipergunakan dan melaksanakanpemantauan untuk menjamin kesesuaian antara pelayanan denganspesifikasi yang ditetapkan.
4.10.2 Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan cara untukmengendalikan peralatan pengukuran untuk menjamin agarkapabilitas pengukuran konsisten dengan persyaratan pengukuranyang ditetapkan.
4.10.3 Alat-alat pengukuran dan pemantauan harus : Dikalibrasi dan disesuaikan secara periodik atau sebelum
digunakan, terhadap alat-alat yang memiliki standar nasional atauinternasional. Dalam hal tidak ada standar kalibrasi yang sesuai,maka landasan yang digunakan untuk kalibrasi harus dicatat dandidokumentasikan.
Dijaga dari penyesuaian-penyesuaian yang dapat mengakibatkankalibrasi menjadi tidak syah.
Dijaga dari kerusakan dan penurunan mutu selama penanganan,pemeliharaan dan penyimpanan.
Memiliki catatan tentang hasil kalibrasi
4.10.4 Perusahaan kemasan kayu harus melakukan validasi terhadapperangkat lunak (software) yang digunakan untuk pengukuran danpemantauan terhadap spesifikasi yang ditetapkan
38
BAGIAN 5
PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN
5.1 Umum
Perusahaan kemasan kayu harus merencanakan dan menerapkan prosespemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan untuk : Memperagakan kesesuaian pelayanan. Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu. Terus-menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu.
5.2 Pemantauan dan Pengukuran
5.2.1 Perusahaan kemasan kayu harus melakukan pemantauan danpengukuran atas kepuasan pelanggan melalui informasi yangberkaitan dengan persepsi pelanggan.
5.2.2 Audit Internal
Perusahaan kemasan kayu harus melakukan audit internal pada kurunwaktu tertentu untuk menentukan bahwa sistem manajemen mutunya : Berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Diterapkan dan dipelihara secara efektif.
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan kriteria, lingkup,frekuensi dan metoda audit. Pemilihan auditor dan pelaksanaan auditharus memastikan objektivitas dan ketidakberpihakan proses audit.Auditor tidak boleh mengaudit hasil pekerjaannya sendiri.
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan Prosedur audit internal.
5.2.3 Perusahaan kemasan kayu harus melakukan pemantauan danpengukuran atas hasil pelayanan terhadap pelanggannya. Untuk itu,perusahaan kemasan kayu harus : Menetapkan tahap yang tepat untuk mengukur dan memantau
pelayanan; Memiliki bukti kesesuaian dengan kriteria yang didokumentasikan; Menjamin kewenangan personel yang meluluskan atau
mengeluarkan hasil pelayanan.
5.3 Pengendalian Ketidaksesuaian
Perusahaan kemasan kayu harus memastikan bahwa pelaksanaan kemasankayu yang tidak sesuai dengan persyaratan dapat diidentifikasi dandikendalikan untuk mencegah kualitas kerja yang tidak dikehendaki.
39
Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang yang terkait denganpelaksanaan proses yang tidak sesuai harus ditetapkan dalam prosedurterdokumentasi.
5.4 Analisis Data dan Evaluasi Kinerja.
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan, menghimpun danmenganalisis data yang sesuai untuk menunjukan kesesuaian dan efektivitassistem manajemen mutu, serta mengevaluasi bahwa perbaikanberkesinambungan dari sistem manajemen mutu dapat dilakukan.
5.5 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
5.5.1 Tindakan Perbaikan
Perusahaan kemasan kayu harus melakukan tindakan untukmenghilangkan penyebab ketidaksesuaian guna mencegahterulangnya ketidaksesuaian tersebut. Tindakan perbaikan harusdisesuaikan dengan dampak ketidaksesuaian.
Prosedur tindakan perbaikan harus ditetapkan dan meliputi : Peninjauan ketidaksesuaian (termasuk keluhan Pelanggan). Penetapan penyebab ketidaksesuaian. Penilaian kebutuhan tindakan untuk memastikan bahwa
ketidaksesuaian tidak terulang. Penetapan dan penerapan tindakan perbaikan yang diperlukan. Rekaman hasil tindakan yang dilakukan. Peninjauan tindakan perbaikan yang dilakukan.
5.5.2 Tindakan Pencegahan
Perusahaan kemasan kayu harus menetapkan tindakan pencegahanuntuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian potensial.
Tindakan pencegahan harus dilakukan sesuai dengan prosedur yangtelah ditetapkan dan meliputi : Penetapan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya. Penilaian kebutuhan akan tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian. Penetapan dan penerapan tindakan pencegahan yang diperlukan. Rekaman hasil tindakan pencegahan yang dilakukan. Peninjauan tindakan pencegahan yang dilakukan.
40
Appendix 1.
TATACARA PENGGUNAAN CAP (MARKING)
1. PENDAHULUAN
Penggunaan cap (marking) yang diatur dalam panduan ini berada dalamkewenangan BARANTAN. Penggunaan cap (marking) tersebut olehperusahaan kemasan kayu harus melalui program registrasi yangdilaksanakan oleh BARANTAN.
BARANTAN memberikan kewenangan penggunaan cap (marking) kepadaperusahaan kemasan kayu yang memenuhi semua persyaratan yangditetapkan oleh BARANTAN.
Cap (marking) terdiri dari :a. Lambang IPPC sesuai dengan Annex II ISPM No. 15.b. Nomor registrasi perusahaan kemasan kayu yang didahului dengan huruf
ID diikuti tiga angka (ID 000).c. Kode jenis perlakuan:
HT : Heat treatment. MB : Fumigasi menggunakan Methyl Bromide.
d. Kode DB singkatan dari debarking, bersih dari kulit kayu.
Perusahaan kemasan kayu harus berkonsultansi dengan BARANTAN apabilaterdapat keraguan dalam hal penggunaan cap (marking).
Penyalahgunaan dan/atau penggunaan cap (marking) secara tidak syah akanditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. KETENTUAN PENGGUNAAN CAP (MARKING)
2.1. Perusahaan kemasan kayu harus menyerahkan contoh setiap cap(marking) kepada Kantor Karantina Tumbuhan setempat sebelumdipergunakan.
2.2. Cap (marking) yang tidak dipergunakan lagi harus dimusnahkan olehperusahaan kemasan kayu yang bersangkutan dan dilaporkan kepadaKantor Karantina Tumbuhan setempat.
2.3. Cap (marking) hanya boleh dibubuhkan pada kemasan yang sebagianatau seluruhnya terbuat dari kayu mentah, baik berupa palet, peti,balok penopang, pengganjal, tong kayu dan sebagainya yangdipergunakan dalam pengiriman barang-barang ekspor. Cap (marking)tidak boleh dibubuhkan pada kemasan yang terbuat dari kayu yangtelah diolah dengan menggunakan perekat, panas, dan/atau tekananseperti kayu lapis, veneer dan particle board atau kayu yangketebalannya kurang dari 6 mm.
2.4. Cap (marking) hanya boleh dibubuhkan pada kemasan kayu yangdibuat oleh perusahaan kemasan kayu yang telah mendapat nomor
41
registrasi atau oleh sub-kontraktor yang berada dalampengawasannya.
2.5. Cap (marking) hanya boleh dibubuhkan pada kemasan kayu apabiladipersyaratkan oleh negara tujuan.
2.6. Cap (marking) dibubuhkan setelah dipastikan bahwa kemasan telahdiberi perlakuan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
2.7. Cap (marking) harus dibubuhkan untuk setiap kali pengiriman.Kemasan bekas yang dipergunakan kembali dalam pengirimanbarang-barang ekspor harus diberi perlakuan dan dicap kembali,meskipun kemasan tersebut sebelumnya telah diberi perlakuan dandicap.
2.8. Cap (marking) paling sedikit dibubuhkan pada dua sisi yangberseberangan dari kemasan kayu dan mudah terlihat (visible).
2.9. Cap (marking) tidak boleh berwarna merah atau oranye.
2.10. Cap (marking) harus bersifat permanen, tidak dapat dipindahkan ataudihapus.
2.11. Cap (marking) dilarang dibubuhkan pada benda lain seperti kop surat,kartu nama, brosur atau liflet Perusahaan,
2.12. Perusahaan kemasan kayu harus segera menghentikan penggunaancap (marking) apabila:
2.12.1 Menurut penilaian BARANTAN bentuk atau penempatannyasalah atau dapat menyebabkan salah pengertian padamasyarakat.
2.12.2 Sertifikat registrasi dicabut atau dibekukan oleh BARANTAN.
2.13. Perusahaan kemasan kayu harus menghapus cap (marking) yangdinilai salah bentuk atau penempatannya oleh BARANTAN darikemasan kayu yang terlanjur menggunakannya.
2.14. Jika sertifikat registrasi dibekukan atau dicabut oleh BARANTAN, makadisamping menghentikan penggunaan cap (marking), perusahaankemasan kayu harus menahan dan/atau menarik dari peredarankemasan kayu yang terlanjur menggunakan cap (marking).
42
3. BENTUK CAP (MARKING)
ID - 000MB - DB000-000-000
ID - 000HT - DB000-000-000
Nomor RegistrasiPerusahaan
Kemasan Kayu
Kode Perlakuan
IndentifikasiKemasan
43
Appendix 2
SPESIFIKASI PERLAKUAN FUMIGASI
TERHADAP KEMASAN KAYU
Kemasan kayu yang difumigasi dengan metil bromida sesuai dengan spesifikasisebagai berikut :
Temperatur Dosis
(g/m3)
Konsentrasi minimum (g/m3) dalam waktu (CT) :
2 Jam 4 jam 12 jam 24 jam
210 C atau lebih 48 36 31 28 24
160 C atau lebih 56 42 36 32 28
110 C atau lebih 64 48 42 36 32
Keterangan :
Temperatur minimum untuk pelaksanaan fumigasi tidak boleh lebih rendah dari 10oC dan
waktu paparan (exposure time) tidak boleh kurang dari 24 jam.
44
Appendix 3
CONTOH BAGAN ALIR KENDALI MUTU KEMASAN KAYU
PembersihanTanah
Kayu BahanKemasan
Kayu MasihBerkulit
KayuSesuai
Standard
KayuBerlubangSerangga
KayuTerkotoriTanah
PembersihanKulit Kayu
PemisahanDari LokasiProduksi
Kayu Reject
PenerimaanBahan Baku
KemasanKayu
PembesihanJamur
KayuBerjamur
QC 1
PemanasanDalam Kiln
Dry
PembuatanKemasan
Kayu
Kayu TelahDipanasi
PenyimpananKemasan
Kayu Berlogo
1
PembubuhanLogo
PencegahanReinfestasi
OPT
MonitoringSuhu danKadar Air
QC 2
45
Appendix 3
CONTOH BAGAN ALIR KENDALI MUTU KEMASAN KAYU (LANJUTAN)
PelaksanaanFumigasi
PengeringanPackaging
Basah
KemasanKayu
KemasanKotor
Kemasan KayuSesuai Standar
Pencucian
PembubuhanLogo
KemasanKayu TelahDifumigasi
PenyimpananKemasan
Kayu Berlogo
1
PackagingBerjamur
PembersihanJamur
PackagingTerserangSerangga
PackagingReject
PackagingKering Dan
Bersih
PenyingkiranDari LokasiFumigasi
PencegahanReinfestasi
OPT
PenerimaanKemasan
Kayu
Kadar Air>20%
QC 3
Kadar Air>30%
46
Appendix 3
CONTOH BAGAN ALIR KENDALI MUTU KEMASAN KAYU (LANJUTAN)
KemasanKayu
Berlogo
1
PemakaianKemasan
Kayu
Stuffing
PencatatanData Stuffing& Peti Kemas
Peti KemasKosong
Peti KemasBersih
Peti KemasKotor
PembersihanPeti Kemas
Kosong
QC 4
KemasanKayu
Terpakai
KemasanKayu Rusak
QC 5
PenghapusanLogo
PenyingkiranKemasan
Kayu Rusak
PencatatanKemasan
Kayu Rusak
PencatatanData Moda
Transportasi
PengawasanStuffing
47
Lampiran II
(Kop surat perusahaan Kemasan Kayu)
SURAT PERMOHONAN REGISTRASI
Nomor : ................... (nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)Lampiran : ...................Perihal : ...................
Kepada Yth.Kepala Badan Karantina PertanianSelaku Ketua Otoritas Skim Audit Badan Karantina Pertanian
u.p.Kepala Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina TumbuhanKls I/Kls II .......................................................................di –
.............................
Dengan hormat,Sehubungan dengan pemberlakuan ISPMNo.15, bersama ini kami menyampaikan permohonankepada Bapak agar perusahaan di bawah ini dapat diregistrasi sebagai pelaksana sertifikasi ISPMNo. 15 terhadap kemasan kayu :
Nama Perusahaan : ....................................................................Alamat : ....................................................................
Terlampir kami sampaikan foto copy dokumen yang diperlukan untuk proses registrasi dimaksud,sebagai berikut :
1. Surat Pernyataan Kesanggupan (Asli)2. Akta Pendirian Perusahaan (copy)3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (copy)4. Tanda Daftar Perusahaan (copy)5. Surat Keterangan Domisili Perusahaan dan/atau Surat Izin Tempat Usaha (copy)6. Nomor Pokok Wajib Pajak (copy)7. Daftar Fasilitas/Peralatan yang dimiliki (Asli)8. Sertifikat pelatihan SMM bagi penanggungjawab sistem mutu (copy)9. Sertifikat pelatihan teknis perusahaan kemasan kayu bagi Penanggungjawab Teknis (copy)10. Panduan Mutu (Asli terkendali)
Selanjutnya dimohon kesediaan Bapak untuk memproses lebih lanjut permohonan registrasi ini dankami akan memenuhi dan mematuhi semua ketentuan yang ditetapkan oleh Badan KarantinaPertanian dalam Pedoman Registrasi Perusahaan Kemasan Kayu Skim Audit Barantan.
Demikian permohonan kami, atas perhatian Bapak diucapkan terimakasih.
Pimpinan Perusahaan,
(nama jelas, tanda tangan pimpinan danstempel perusahaan)
Tembusan Kepada Yth.:- Direktur Eksekutif Skim Audit Barantan.- Asosiasi.
48
Lampiran III
(Kop surat perusahaan Kemasan Kayu)SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN NOMOR REGISTRASI
Nomor : ................... (nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)Lampiran : ...................Perihal : Perpanjangan Registrasi
Kepada Yth.Kepala Badan Karantina PertanianSelaku Ketua Otoritas Skim Audit Badan Karantina Pertanian
u.p.Kepala Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina TumbuhanKls I/Kls II .......................................................................di –
.............................
Dengan hormat,Bersama ini kami menyampaikan permohonan kepada Bapak agar perusahaan di bawah ini dapatdiperpanjang nomor registrasi sebagai pelaksana perlakuan dan sertifikasi terhadap kemasan kayu :
Nama Perusahaan : ....................................................................Alamat : ....................................................................Nomor Registrasi : ID - ....
Terlampir kami sampaikan foto copy dokumen yang diperlukan untuk proses perpanjangan registrasidimaksud, sebagai berikut :
1. Surat Pernyataan Kesanggupan (Asli)2. Akta Pendirian Perusahaan (copy)3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (copy)4. Tanda Daftar Perusahaan (copy)5. Surat Keterangan Domisili Perusahaan dan/atau Surat Izin Tempat Usaha (copy)6. Nomor Pokok Wajib Pajak (copy)7. Daftar Fasilitas/Peralatan yang dimiliki (Asli)8. Sertifikat pelatihan SMM bagi penanggungjawab sistem mutu (copy)9. Sertifikat pelatihan teknis perusahaan kemasan kayu bagi Penanggungjawab Teknis (copy)10. Panduan Mutu (Asli terkendali)11. Sertifikat Registrasi Perusahaan Kemasan kayu (copy)
Selanjutnya kami mohon kesediaan Bapak untuk dapat memproses permohonan perpanjanganregistrasi dan Kami akan mematuhi semua ketentuan yang ditetapkan oleh Badan KarantinaPertanian sebagaimana diatur dalam Pedoman Registrasi Perusahaan Kemasan Kayu Skim AuditBadan Karantina Pertanian.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
Pimpinan Perusahaan,
(nama jelas, tanda tangan pimpinandan stempel perusahaan)
Tembusan kepada Yth. :
- Direktur Eksekutif Skim Audit Barantan.
- Asosiasi.
49
Lampiran IV
(Kop surat perusahaan Kemasan Kayu)
PERNYATAAN KESANGGUPAN(COMPLIANCE AGREEMENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : ........................................................................
Alamat : ........................................................................
selaku ………………. (jabatan dalam perusahaan) pada perusahaan di bawah ini :
Nama Perusahaan : ………………………………………
A l a m a t : ………………………………………
dengan ini menyatakan kesanggupan saya untuk mematuhi semua ketentuan yangditetapkan oleh Badan Karantina Pertanian dalam Pedoman Registrasi PerusahaanKemasan Kayu yang berlaku.
Pernyataan kesanggupan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan keikutsertaanperusahaan kami dalam program Skim Audit Badan Karantina Pertanian.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
................., ..................................
(Tempat dan tanggal)
(materai Rp.6000)
...............................................
(Nama, jabatan, stempel perusahaan,tanda tangan)
50
LAMPIRAN V.
LIST KETIDAKSESUAIAN PERUSAHAAN KEMASAN KAYU
(List of Non-Conformances)
No Jenis Temuan
1. Aspek Dokumentasi dan Rekaman
1.1. Salah satu atau lebih perijinan perusahaan yang dipersyaratkan tidaklengkap dan sah (Akta Pendirian, TDP, SIUP, NPWP, SITU atau SuratKeterangan Domisili).
1.2 Dokumen sistem mutu tidak ada
1.3 Dokumen sistem mutu belum memenuhi Standar Barantan
1.4 Tidak Ada Prosedur untuk Kegiatan : Pengendalian Dokumen/Pengendalian Rekaman/ subkontrak/ pelaksanaan fumigasi/ Auditinternal/ pengendalian produk tidak sesuai/ tindakan pencegahan/tindakan koreksi
1.5 Pengesahan/Pendistribusian/ Penyimpanan DOKSISTU (PanduanMutu, Prosedur, Intruksi Kerja, Formulir, rekaman) tidak baik dan tidakcepat dapat diberikan ketika diminta.
1.6 DOKSISTU belum implementatif atau dalam operasionalnya tidaksesuai dengan yang ditulis dalam Dokumen sistem mutunya
1.7 Tata alir kegiatan tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
1.8 Struktur organisasi yang dibuat tidak efektif mencerminkan fungsidalam sistem.
2. Aspek Sumberdaya
2.1 Sumberdaya Manusia
2.1.1 Perusahaan tidak memiliki Manajer Teknis
2.1.2 Perusahaan tidak memiliki Manajer Mutu
2.1.3 Tidak memiliki Sumberdaya Manusia yang cukup jika dibandingkandengan rutinitas pekerjaan
2.1.4 Wakil Manajemen tidak ada atau tidak ada penunjukan.
2.2 Fasilitas/Peralatan
2.2.1 Perusahaan tidak mempunyai kantor
2.2.2 Perusahaan tidak mempunyai peralatan pendukung kegiatanadministrasi kantor:
- Telepon
51
No Jenis Temuan
- Faksimili
- Komputer
- Peralatan pendukung lainnya
2.2.3 Perusahaan tidak mempunyai tempat pemilihan bahan baku kemasankayu yang memenuhi persyaratan
2.2.4 Bahan baku kemasan kayu:
- tidak bersih dari tanah dan kotoran lain
- tidak bebas dari kulit kayu
- tidak Bebas dari jamur
- tidak Bebas dari gerekan serangga berdiameter lebih dari 3 mm
- Berasal dari sumber yang tidak jelas
2.2.5 Perusahaan tidak memiliki bengkel/workshop untuk pembuatankemasan kayu
2.2.6 Perusahaan atau sub kontraknya tidak mempunyai peralatanpembuatan kemasan kayu sebagai berikut :
- Mesin/alat potong kayu
- Mesin/alat belah kayu
- Mesin/alat serut kayu
- Meteran
- MC tester
- Toolkit lainnya (paku, palu, dan lain-lain)
2.2.7 Peralatan bengkel/worshop pada butir 2.6 jumlahnya kurang mencukupiatau memadai
2.2.8 Perusahaan tidak memiliki fasilitas keselamatan kerja di bawah ini :
- Pakaian keselamatan kerja karyawan
- Pemadam kebakaran
- Obat dan peralatan P3K
2.2.9 Perusahaan keselamatan kerja sebagaimana dimaksud pada butir 2.8kurang mencukupi
2.2.10 Perusahaan tidak memiliki fasilitas atau akses untuk perlakuan fumigasi
2.2.11 Perusahaan tidak memiliki fasilitas atau akses perlakuan panas
2.2.12 Fasilitas atau akses untuk perlakuan panas tidak memenuhi persyaratanuntuk :
- Kondisi lantai
52
No Jenis Temuan
- Kondisi atap
- Kondisi dinding
- Alat pengukur suhu inti kayu
- Alat pengukur suhu ruangan
- Drybulb dan wetbulb
- Kelembaban relatif ruangan (EMC)
- Dumper
- Pintu mudah dibuka
- Kondisi penerangan
2.2.13 Fasilitas perlakuan panas belum dilakukan pengujian kelayakan
2.2.14 Perusahaan tidak memiliki gudang untuk penyimpanan bahan kemasankayu yang telah diberi perlakuan yang memenuhi persyaratan.
2.2.15 Perusahaan tidak memiliki gudang untuk penyimpanan kemasan kayuyang telah diberi sertifikasi yang memenuhi persyaratan.
Salah satu atau lebih persyaratan gudang di bawah ini tidak dipenuhi:
- Kondisi lantai
- Kondisi dinding
- Kondisi atap
- Bersih dan bebas OPT
- Kondisi penerangan
2.2.16 Perusahaan tidak memiliki sarana pengendalian reinfestasi OPTsebagai berikut :
- Alat angkut yang tertutup
- Peralatan untuk sanitasi alat angkut
- Peralatan untuk pencegahan OPT seperti sprayer
- Peralatan pemusnah limbah
2.2.17 Rekaman Pengelolaan Sumberdaya tidak dilakukan (termasukperawatan dan penyimpanan)
3. Realisasi Produk
3.1 Kemasan kayu kotor atau berkulit atau berjamur atau berlubanggerekan serangga atau kropos
3.2 Tidak ada rekaman penerimaan order
53
No Jenis Temuan
3.3 Kemasan kayu kadar airnya lebih dari 30%
3.4 Kemasan kayu berlogo MB tetapi tidak ada jaminan perlakuan fumigasidilakukan sesuai dengan persyaratan
3.5 Kemasan kayu berlogo HT tetapi tidak ada jaminan dilakukan perlakuanpanas sesuai dengan persyaratan
3.6 Pembubuhan marking kemasan kayu tidak sesuai persyaratan
3.7 Penggunaan warna tinta marking warna merah atau oranye
3.8 Bentuk marking tidak memenuhi persyaratan
3.9 Marking mudah dihapus atau tidak permanen
3.10 Pencegahan reinfestasi OPT terhadap kemasan yang telah diberiperlakuan dan dimarking tidak dilakukan baik pada saat penyimpananatau pengiriman atau pemuatan ke atas alat angkut
3.11 Pelaksanaan perlakuan dan sertifikasi dilakukan diluar wilayah layanantidak sesuai ketentuan yang berlaku
3.12 Peralatan pengukuran tidak dilakukan kalibrasi
3.13 Tidak melaporkan perlakuan kepada UPT setempat
3.14 Tidak ada rekaman proses perlakuan dan sertifikasi
3.15 Rekaman proses perlakuan dan sertifikasi tidak lengkap.
3.16 Tidak ada rekaman proses produksi kemasan kayu
4 Pemantauan dan pengukuran
4.1 Sasaran mutu tidak tercapai
4.2 Tidak Ada rekaman untuk kegiatan Tinjauan manajemen
4.3 Komunikasi internal tidak dilakukan
4.4 Tinjauan manajemen tidak dilakukan
4.5 Tidak Ada rekaman untuk kegiatan : Audit internal
54
LAMPIRAN VI
WILAYAH LAYANAN
NO. PENGAJUAN MELALUIUPT
PENULISAN WIL.LAYANAN
SERTIFIKAT
WILAYAH LAYANANPERUSAHAAN
1 . BBKT. Tanjung Priokatau BKT Kls I Soekarno-Hatta atau SKT Kelas ICirebon atau SKT KelasII Merak
DKI Jakarta, ProvinsiJawa Barat dan ProvinsiBanten
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah DKI Jakarta, ProvinsiJawa Barat dan Provinsi Banten
2. BBKT. Belawan atauSKT Kls I Polonia atauSKT Kls II Tanjung BalaiAsahan
Provinsi SumateraUtara
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Sumatera Utara
3. BBKT Tanjung Perak Provinsi Jawa Timur Seluruh Kabupaten/Kota Wil.Prov. Jawa Timur
4. BKT Kls. I SSK II.Pekanbaru
Provinsi Riau Seluruh wilayah Kabupaten/KotaWilayah Prov. Riau
5. BKT Kls.I Boom Baru Provinsi SumateraSelatan
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Sumatera Selatan
6. BKT Kls. I Panjang Provinsi Lampung Seluruh kabupaten/kota WilayahProv. Lampung
7. BKT Kls I. Tanjung EmasSKT Kelas II CilacapSKT Kelas II Adisucipto
Provinsi Jawa Tengahdan Provinsi DIJogjakarta
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Provinsi Jawa Tengahdan Provinsi DI Jogjakarta
8. BKT Kls. I Ngurah Rai Provinsi Bali Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Bali
9. BKT Kls. I Makassar Provinsi SulawesiSelatan dan SulawesiBarat
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Sulawesi Selatandan sulawesi Barat.
10. BKT Kls. II Bitung Provinsi Sulawesi Utara Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov.Sulawesi Utara.
11. BKT Kls. II Jambi Provinsi Jambi Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Jambi
12. BKT Kls. II Teluk Bayur Provinsi SumateraBarat
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Sumatera Barat.
13. BKT Kls. II Jayapura Jayapura danSekitarnya
Kab/ Kodya Jayapura, Kab.Jayawijaya, Kab. Sarmi, Kab.Kerom, Kab. Peg. Bintang
55
NO. PENGAJUAN MELALUIUPT
PENULISAN WIL.LAYANAN
SERTIFIKAT
WILAYAH LAYANANPERUSAHAAN
14. SKT Kls. II Pulau Baai Provinsi Bengkulu Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Bengkulu
15. SKT Kls I PontianakSKT Kelas II Entikong
Provinsi KalimantanBarat
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Kalimatan Barat
16. SKT Kls. I Trisakti Provinsi KalimantanSelatan
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. KalimantanSelatan
17. SKT Kls. I BalikpapanSKT Kls. I SamarindaSKT Kls. I Tarakan
Provinsi KalimantanTimur
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Provinsi KalimantanTimur
18. SKT Kls. IIPalangkaraya
Provinsi KalimantanTengah
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. KalimantanTengah
19. SKT Kls. I Lembar Provinsi NTB Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Nusa TenggaraBarat
20. SKT Kls II Pantoloan Provinsi SulawesiTengah
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Sulawesi Tengah
21. SKT Kls II Kendari Provinsi SulawesiTenggara
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. SulawesiTenggara.
22. SKT Kls II Tenau Provisi NTT Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Nusa TenggaraTimur.
23. SKT. Kls II Ambon Privinsi Maluku Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Maluku
24. SKT Kls. II Ternate Provinsi Maluku Utara Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Maluku Utara
25. SKT Kls. II Biak Biak dan sekitarnya Kab. Biak Numfor, Kab. Yapen,Kab. Nabire, Kab. Supiori, Kab.Waropen
26. SKT Kls. II Sorong Sorong dansekitarnya
Kota Sorong
Kab. Sorong Selatan, Kab. RajaAmpat, Kab. Manokwari, Kab.Fak-fak, Kab. Kaimana, Kab.Teluk Wondama, dan Kab. TelukBintuni
27. SKT Kls. II Timika Timika dansekitarnya
Kab. Mimika
28. SKT Kls. II Merauke Merauke dan sekitarnya Kab. Sota, Kab. Moro, dan Kab.Merauke
29. SKT Kls. II Gorontalo Provinsi Gorontalo Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. Gorontalo
30. SKT Kls. II TanjungPandan
Tanjung Pandan dansekitarnya
Kab. Belitung dan Kab.Manggar
56
NO. PENGAJUAN MELALUIUPT
PENULISAN WIL.LAYANAN
SERTIFIKAT
WILAYAH LAYANANPERUSAHAAN
31. SKT. Kls. II PangkalPinang
Pangkal Pinang danSekitarnya
Kab. Bangka Barat, Kab.Bangka Timur, Kab. BangkaTengah, Kab. Bangka Selatan,Kodya Pkl. Pinang
32. SKT Kls. II Malahayati Provinsi Nangroe AcehDarusalam
Seluruh Kabupaten/KotaWilayah Prov. NAD
33. SKT Kls II TanjungPinang atau DirektoratKarantina Otorita Batam
Provinsi KepulauanRiau
Seluruh kota/Kab di wilayahprovinsi Kepulauan Riau.
Ketentuan wilayah layanan :
1. Perusahaan hanya boleh bekerja di wilayah layanan yang telah ditentukan.
2. Pengajuan permohonan registrasi baik untuk perusahaan fumigasi maupunperusahaan kemasan kayu yang dalam satu wilayah layanan terdapat lebihdari satu UPT Karantina Tumbuhan dilakukan melalui UPT KarantinaTumbuhan setempat yang terdekat dengan domisili perusahaan.
3. Perusahaan yang berdomisili pada provinsi tertentu yang hanya terdapat 1(satu) UPT Karantina Tumbuhan maka wilayah layanan perusahaan tersebutmeliputi Kota/Kabupaten di wilayah Propinsi yang bersangkutan.
4. Perusahaan yang berdomisili pada propinsi tertentu yang terdapat lebih dari1 (satu) UPT Karantina Tumbuhan maka penulisan wilayah layanan padasertifikat registrasi disesuaikan dengan nama lokasi/tempat UPT KarantinaTumbuhan yang bersangkutan dengan menambah kata ”dan sekitarnya”(misalnya Semarang dan sekitarnya atau Pontianak dan sekitarnya). Yangdimaksud dengan ”dan sekitarnya” adalah adalah Kabupaten/Kotasebagaimana dimaksud dalam kolom 3 wilayah layanan.
5. Laporan terhadap kegiatan fumigasi dan perlakuan/marking kemasan kayusesuai ISPM No.15 yang akan dilakukan perusahaan fumigasi/kemasan kayusebagaimana pada butir 2 disampaikan kepada UPT Barantan dimanakegiatan tersebut dilakukan untuk keperluan pengawasan dan jugamemberitahukan kepada UPT dimana perusahaan yang bersangkutandiregistrasi, untuk keperluan pembinaan.
6. Laporan terhadap kegiatan fumigasi dan perlakuan/marking kemasan kayusesuai ISPM No.15 yang akan dilakukan perusahaan fumigasi/kemasan kayusebagaimana pada butir 3 dan 4 disampaikan kepada UPT Barantan padawilayah layanannya untuk keperluan pengawasan pembinaan.