85
DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS KELURAHAN DURIAN LUNCUK) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Oleh : ZUHIR AL MUNTASI NIM : UB 150137 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP

KEHARMONISAN RUMAH TANGGA

(STUDI KASUS KELURAHAN DURIAN LUNCUK)

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.I) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

Oleh :

ZUHIR AL MUNTASI

NIM : UB 150137

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

i

Page 3: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

ii

Page 4: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

iii

MOTTO

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada

sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang

laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para

wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah

kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui segala sesuatu”, (QS. AN-Nisa: 32).1

1 Tim Penterjemah dan Penafsiran Al-Qur‟an, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta:

Departemen Agama RI, 2006), 108.

Page 5: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

iv

Page 6: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

v

ABSTRAK

Penelitaian ini dilatar belakangi oleh aktivitas bekerja, pembagian kerja

terbagi dua yaitu bekerja di ranah domestik dan publik, aktivitas bekerja domestik

adalah aktifitas yang berada didalam rumah seperti memasak, menyiapkan

makanan keluarga, mencuci pakaian dan lain sebagainya. Pekerjaan yang

dilakukan oleh perempuan di durian luncuk cukup berat dan menyita waktu,

sehingga waktu untuk bersama keluarga berkurang, pekerjaan rumah terkadang

teraabaikan termasuk dalam hal mengurusi keperluan suami dan anak-anak.

Banyak anak-anak yang mayoritas ibunya bekerja kurang terurus secara baik di

karenakan seorang ibu yang sibuk bekerja hingga tidak mempunyai waktu yang

cukup untuk mengurus dan menjaga anaknya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research) berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara

kualitatif, dengan mendeskripsikan dampak isteri yang bekerja terhadap

keharmonisan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan sumber data person,

place, dan paper. Pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan

dokumentasi, teknik analisis data yaitu reduksi data, penyortiran data, dan

penyajian data.

Berdasarkan penelitian ini maka penulis menemukan bahwa faktor

pendorong istri bekerja disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebutuhan bekerja

di durian luncuk secara umum ada berbagai faktor yaitu faktor ekonomi, faktor

pendidikan, faktor gaya hidup, kebutuhan aktualisasi, diri serta faktor budaya,

semua itu terjadi pada dasarnya menjadi alasan atau dorongan yang menyebabkan

isteri lebih memilih bekerja. Dampak terhadap kehidupan sosial bermasyarakat

antara lain: kurang aktif dalam mengikuti kegiatan arisan, kurang rutin dalam

mengikuti kegiatan keagamaan, jarang aktif di organisasi, tidak bisa selalu

mengikuti hajatan acara perkawinan, harus izin kerja jika ada kegitan kematian.

Dampak isteri yang bekerja terhadap keharmonisan rumah tangga itu ada

beberapa macam dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif, dampak

positifnya yaitu menambah penghasilan rumah tangga, terbangun rasa saling

pengertian antar anggota keluarga. Dampak Negatifnya Waktu untuk berkumpul

dengan keluarga menjadi terbatas, adanya beban kerja ganda yang ditanggung

oleh pekerja perempuan, kurangnya waktu komunikasi antar anggota keluarga,

dan terjadinya konflik.. Akhirnya penulis Merekomendasikan kepada masyarakat

kelurahan Durian Luncuk agar selalu menjaga keharmonisan rumah tangga,

keutuhan keluarga, membina kehidupan sosial masyarakat yang baik, memelihara

nilai-nilai dalam berumah tangga.

Page 7: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

vi

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dengan keridhoan Allah Swt dan shalawat kepada Rasulullah Saw, karya kecil ini

saya persembahkan kepada :

Ayahanda M.Hijazi dan ibunda Suryati, Kakak Saya Irnawati,Sibni,Nuria Lestari,

Serta seluruh keluarga, Terimakasih untuk kasih sayang dan dukungan yang tak

terhingga kepada penulis, baik lahir maupun batin.

Semoga kita selalu bahagia dan mendapat ridho dari Allah Ta‟ala dalam setiap

langkah kehidupan.

Page 8: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis diberi kekuatan untuk

menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Dampak Isteri Yang Bekerja

Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga(Studi Kasus Kelurahan Durian

Luncuk)”.

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas

Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat

bantuan, dukungan, dan masukan baik berupa ide ataupun saran dari berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Pihak yang selalu memberi arahan yang bermanfaat sehingga selalu

menimbulkan semangat baru.

Serta dorongan dan motivasi dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak M.Junaidi Habe SA.g.MSi, selaku pembimbing I dan Ibu Nurbaiti.SA.g.MFil.I selaku Pembimbing II yang selalu memberi bimbingan dan arahan yang bermanfaat.

2. Bapak Drs. Ibrahim Syukur selaku Pembimbing Akademik (PA)

3. Bapak Sya‟roni,S.Ag.,M.Pd selaku ketua jurusan dan Ibu Neneng Nurhasana

sebagai sekretris Program Studi bimbingan penyuluhan islam (BPI ) Fakultas

Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Samsu, S.Ag.,M.Pd.,P.hd, Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH.,M.Hum selaku

Dekan, Wakil Dekan I, II, II Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN STS Jambi.

6. Bapak Dr. H. Su‟aidi, MA. Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan

Pengembangan Lembaga, Bapak Dr.H. Hidayat, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr. Hj. Fadhillah, M.Pd

selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi yang selalu dengan ikhlas memberi ilmu pengetahuan kepada

penulis.

8. Bapak dan Ibu karyawan dan karyawati dilingkungan Fakultas Dakwah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Bapak dan Ibu Pimpinan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi beserta Staf-stafnya. Teman-teman seperjuangan BPI angkatan 2015,

teman-teman Mahasiswa/I Jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam, serta teman-teman KKN posko 30

Page 9: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

viii

Page 10: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

ix

Page 11: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

x

Page 12: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut

dengan dua kata, yaitu nikah dan zawaj.2 Perkawinan menurut hukum Islam

adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miithaaqan ghaliizan untuk

menaati perintah Allah dan melakukannya merupakan suatu bentuk ibadah..3

Dalam UU perkawinan di Indonesia, Adapun dalam Undang-Undang

RepublikIndonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan, dan Instruksi

Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam yang

merumuskan demikian: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria

dan seorangwanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.4

Definisi ini tampak lebih lebih jelas secara tegas dibanding dengan definisi

perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang merumuskannya sebagai

berikut: Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang

sangat kuat mitsaqan ghalizhan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakanya merupakan ibadah. Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam Al-

Qur'an yang artinya kawin, Sebagaimana termaktub dalam surah Ar Ruum : 21

“(Dan) di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu

istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Rum: 21).5

2 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia. (Jakarta:Kencana, 2007), 35.

3 Abdul Ghani Abdullah, Pengantar Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia.

(Jakarta:Gema insani press, 1994),78. 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan

Kompilasi Hukum Islam. (Surabaya: sinarsido utama. 2015), 3. 5 Tim Penterjemah dan Penafsiran Al-Qur‟an, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta:

Departemen Agama RI, 2006), 572.

Page 13: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

2

Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia di ciptakan Allah SWT saling berpasang-

pasangan, dengan tujuan agar satu sama lain saling membantu, tidak terkecuali

dalam hal pekerjaan. Oleh karena itu menjadi jelas bahwa perbuatan saling

menolong atau sosial kepada sesama manusia di atas bumi ini merupakan

perbuatan yang terpuji dan di anjurkan oleh Islam. Dengan pengertian seperti ini

dapat dipahami bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam

hal pekerjaan (nafkah), sebagai mana yang di pahami oleh para mufasir klasik.6

Pada dasarnya manusia hidup di dunia ini harus melakukan upaya agar

dirinya dapat bertahan hidup agar dapat mengabdi kepada Allah SWT. dengan

tenang dan layak. Karena itu seluruh manusia, baik laki-laki maupun perempuan

harus berusaha agar dirinya dapat bertahan hidup dengan mencari nafkah. Karena

sifat sosial yang demikian, manusia sering membagi tugas agar segala kebutuhan,

baik yang primer maupun yang sekunder dapat dicapai secara bersamaan. Dari

situlah adanya pembagian tugas, ada yang mencari nafkah, ada yang mempersiap-

kan makanan, pakaian dan lainnya. Dan hal seperti ini biasanya terjadi apabila

manusia hidup berkumpul, berkeluarga. akan tetapi bila kondisinya lain, seperti

hidup secara mandiri dan belum atau tidak berkeluarga, maka untuk memenuhi

kebutuhan dirinya, manusia harus bekerja sendiri dan mempersiapkan segala

sesuatunya secara sendiri.

Berdasarkan dari gambaran tersebut tentunya mengenai masalah

perempuan bekerja, tidak menjadi masalah, karena perempuan juga manusia yang

harus mempertahankan hidupnya untuk mengabdi kepada Allah SWT dan

mengharapkan kehidupan yang layak, baik di dunia maupun di akhirat.

Berbagai informasi yang menyebutkan bahwa perempuan pada masa Nabi

Muhammad SAW juga bekerja dalam berbagai profesi dapat dikemukakan di sini

antara lain:

Ummi Salam binti Malhan yang berprofesi sebagai perias pengantin. Dia

pernah merias Shafiah binti Huyayy, istri Nabi Muhammad SAW. Qaylah Ummi

Bani Anmar, sebagai perempuan yang pernah dating kepada Nabi Muhammad

6Muhibbin,. Pandangan Islam Terhadap Perempuan (Semarang, Rasail Media

Group,Tt), 92.

Page 14: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

3

SAW. khusus untuk menanyakan tentang hal ihwan jual beli, karena dia ingin

melakukan jual beli yang di benarkan oleh syari'at Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu istri Nabi Muhammad SAW sendiri, Zainab bint Jahsy juga

sebagai perempuan yang aktif bekerja bahkan sampai menyamak kulit dan

kemudian hasilnya banyak disumbangkan kepada kaum duaffa. dan hal tersebut

tidak dilarang oleh suaminya, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Demikian juga Raythah, istri Abdullah bin Mas'ud juga bekerja untuk

membiayai hidupnya dan keluarganya, karena pada saat itu suami dan anaknya

tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan primernya.

Pada zaman kholifah 'Umar bin al-Khathab pernah tercatat seorang

perempuan bekerja sebagai seorang petugas yang mengurusi sebuah pasar, yaitu

Al-Syifa.7 Dunia kapitalisme telah menuntut semua manusia untuk lebih bisa

survive mempertahankna kehidupan, meningkatkan kualitas kehidupan sosial.

Sehingga terhadap ragam yang di pengaruhi oleh kapitalisme ini. Salah

satunya adalah lahirnya Feminimisme yang melahirkan gerakan Kesatuan Gender

di segala bidang. Di Indonesia sendiri Gerakan Nasional ini disebut dengan

Pengarus Utamaan Gender (PUG) dimana kesempatan akses bagi perempuan

telah membuka peluang bagi perempuan untuk bisa bekerja atau beraktifitas

secara produktif., akan tetapi bukan berarti hal ini telah menyelesaikan sebuah

permasalahan sebagai perempuan atas kebutuhan sehari-hari yang dinilai lebih

bersifat konsumtif.

Dengan mayoritas pekerjaan masyarakat kelurahan Durian luncuk sebagai

Petani Karet yang penghasilannya sangat kecil dibandingkan dengan pengeluaran

untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya. Dengan kondisi kehidupan

yang kekurangan, karena alasan ekonomi, bahkan tidak sedikit wanita di

kelurahan durian luncuk yang bekerja untuk membantu ekonomi keluarga seperti

petani Karet , buruh Perusahaan, pembantu rumah tangga, dan asn.

Aktivitas bekerja terbagi dua yaitu bekerja di rana domestik dan publik,

aktivitas bekerja domestik adalah aktifitas yang berada didalam rumah seperti

7Muhibbin, Pandangan Islam Terhadap Perempuan (Semarang, Rasail Media Group,Tt),

96 – 99.

Page 15: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

4

memasak, menyiapkan makanan keluarga, mencuci pakaian dan lain sebagainya,

aktivitas bekerja publik adalah aktivitas perempuan yang bekerja bukan saja

sebagai pelaksana terhadap pekerjaan rumah namun juga perempuanyang telah

berperan dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan bidang-bidang lain di luar

rumah tangga,8 penelitian ini akan membahas tentang aktivitas bekerja di ranah

publik.

Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menggambarkan bahwa

Pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan di durian luncuk cukup berat dan

menyita waktu, sehingga waktu untuk bersama keluarga berkurang, pekerjaan

rumah terkadang terabaikan termasuk dalam hal mengurusi keperluan suami dan

anak-anak . banyak anak-anak yang mayoritas ibunya bekerja kurang terurus

secara baik di karenakan seorang ibu yang sibuk bekerja hingga tidak mempunyai

waktu untuk mengurus dan menjaga anaknya. Berdasarkan latar belakang dan

pokok penelitian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “(Dampak Istri Yang Bekerja Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

(Studi Kasus Kelurahan Durian Luncuk)”

B. Permasalahan

Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : Bagaimana

Dampak istri yang bekerja terhadap keharmonisan rumah tangga? Pokok

masalah ini lebih jauh dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian,

yaitu:

1. Bagaimana dinamika kehidupan istri bekerja di Kelurahan Durian Luncuk?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan istri bekerja di Kelurahan Durian

Luncuk?

3. Bagaimana dampak istri yang bekerja terhadap keharmonisan rumah tangga

di Kelurahan Durian Luncuk?

8 Sigit Ruswaningsih, “Aktivitas Domestik dan Publik Perempuan Kerja”,(TT) 91.

Page 16: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

5

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya berbicara tentang dampak isteri yang bekerja

terhadap keharmonisan rumah tangga, bukan berarti membahas semua dampak

bekerja terhadap keluarga, melainkan hanya membhas dampak terhadap

keharmonisan. Selain itu penelitian ini juga dibatasi terhadap isteri yang bekerja

saja.

D. Tujun dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui dinamika kehidupan istri bekerja di Kelurahan Durian Luncuk?

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan isteri bekerja di Kelurahan

Durian Luncuk?

3. Mengetahui dampak isteri yang bekerja terhadap keharmonisan rumah

tangga?

Lebih jauh, penelitian ini juga dihaarapkan dapat mencapai kegunaan yang

bersifat teoritis dan juga praktis, yaitu;

1. Memberikan sumbangan positif terhadap keilmuan di Fakultas Dakwah,

terutama Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

2. Memberikan informasi bagi peneliti mengenai Dampak Istri Yang Bekerja

Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga di kelurahan Durian Luncuk

Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi.

3. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat dibidang

sosiologi, ilmu sosial, penyuluh yang bekerja di dinas sosial dan panti-panti sosial

maupun pengembangan kemasyrakatan seperti LSM.

E. Kerangka Teori

Penelitian ini diikat oleh teori yang mengasumsikan adanya dampak isteri

yang bekerja terhadap keharmonisan rumah tangga, metode untuk mengetahui

sumber rujukan yang relevan dengan masalah yang penulis lakukan perlu disusun

kerangka teoritik. Kerangka teoritik adalah tuntunan untuk menyelesaikan

masalah dan menemukan prinsip-prinsip, hipotesis dan teori.

Page 17: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

6

1. Konsep Dasar Wanita Bekerja

Problematika rendahnya kualitas sumber daya manusia secara nasional

yang cukup mendasar adalah sumber daya kaum perempuan,terutama di daerah-

daerah pedesaan dan pedalaman yang sulit tersentuh oleh pembanngunan dan

pembaharuan. Banyak kalangan menduga rendahnya sumber daya kaum

perempuan di Indonesia terjadi akibat ketidak adilan gender, sistem sosial budaya

tradisional yang lebih banyak berpihak pada kaum laki-laki, serta adanya

penafsiran terhadap ajaran agama yang lebih menguntungkan dan menempatkan

kaum laki-laki setingkat lebih tinggi dari kaum perempuan. Hal ini tentu saja

mengakibatkan sebagian kaum perempuan menjadi marginal dan di eksploitasi

oleh kaum laki-laki. Sangat menarik untuk dicermati, meskipun secara normatif

tidak ada diskriminasi terhadap perempuan di dalam proses pembangunan, pada

kenyataannya kelompok masyarakat yang mengisi lebih dari setengah warga

Negara ini telah tertinggal. Pokok persoalannya adalah karena kepentingan

mereka (kaum perempuan) telah terabaikan. Hal ini tercermin secara jelas dari

pengalaman intensifikasi sektor pertanian tahun 70-an yang dilakukan tanpa

memperhitungkan peran kaum perempuan. Intensifikasi yang dikemas dalam

ideologi modernisasi telah menyingkirkan kaum perempuan dari pertanian.

Dominasi perempuan dalam pertanian subsisten telah digeser oleh masuknya

modal. Akibatnya perempuan terlempar ke feri-feri dan sektor non-pertanian. Dan

semakin menjadi masalah, ketika sektor non-pertanian ternyata belum cukup siap

menampung mereka karena berbagai kendala eksternal maupun internal yang

inheren.9

Seperti halnya program pembinaan generasi muda, program peningkatan

peranan wanita inipun merupakan program koordinatif dengan istansi lain di

bawah koordinasi Menteri Negara Peningkatan Peranan Wanita. Dari segi

ketenagakerjaan program ini juga ditujukan untuk meningkatkan peran serta

wanita dalam kegiatan produktif, sehingga dapat membantu meningkatkan

9 Jamaludin Rabain, “Pandangan Islam terhadap wanita bekerja”, Jurnal Perempuan,

Agama dan Gender, 1:2, (Pusat Studi Wanita Islam UIN SUSKA Pekanbaru, Desember 2002),

66.

Page 18: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

7

kesejahteraan keluarganya.10

Dalam pasal 1 Undang-undang No. 14 tahun 1969

tentang ketentuan ketentuan pokok mengenai ketenagakerjaan disebutkan bahwa

tenaga kerja adalah “Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di luar

maupun di dalam hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Penjelasan pasal tersebut menyebutkan pengertian tenaga kerja menurut

undang-undang ini meliputi “Tenaga kerja yang bekerja di luar maupun di dalam

hubungan kerja dengan alat produksi adalah tenaganya sendiri, baik fisik maupun

fikiran. Ciri khas dari hubungan kerja di atas adalah ia bekerja di bawah perintah

orang lain dengan menerima upah.11

Dalam pasal 27 ayat 2 Undang-undang dasar tahun 1945 menjelaskan

“tiap-tiap wargaa Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan” menjadi jelas bahwa tidak ada perbedaan pekerjaan dimata

hukum.12

Tenaga kerja disini bukan sebatas ditujukan kepada laki-laki saja, tetapi

lelaki dan perempuan mempunyai peran yang sama dalam bekerja apabila telah

mencapai uisia kerja. Suatu hal yang lucu di suatu Negara yang sedang

membangun apabila yang dimaksud dengan angkatan kerja itu adalah penduduk

usia kerja yang bekerja dan mencari pekerjaan untuk mendapatkan upah.

Sedangkan penduduk usia kerja yang tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia

menerima pekerjaan yang tersedia dianggap tidak menganggur dan tidak masuk

angkatan kerja. Hal ini berlaku umpamanya untuk ibu rumah tangga yang hanya

mengurus rumah tangga tidak dianggap menganggur dan tidak masuk angkatan

kerja. Konsep tenaga kerja yang demikian itu secara tidak sadar menjadikan

sebagian penduduk usia kerja hanya sebagai konsumen yang tidak produktif, yang

menjadi menjadi beban bagi angkatan kerja yang produktif. Kecilnya jumlah

10

Sendjun H. Manullang, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, (Jakarta,

PT Rineka Cipta, 2001), 30-31. 11

Lalu Husni, pengantar Hukum KetenagaKerjaan Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001), 9. 12

Binangunnusoantoro, penjelasan pasal 27 ayat 2 tahun 1996, Diakses 19 Maret 2019 pukul

22:37 wib melalui https://binangunnusoantoro.wordpress.com

Page 19: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

8

wanita yang masuk angkatan kerja mengakibatkan rendahnya partisipasi angkatan

kerja dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

Perempuan memilih untuk bekerja karena penghasilan yang diperoleh

suami atau anggota keluarga laki-laki lain dalam rumah tangga tidak mencukupi

kebutuhan sehari-hari. Bekerja di sekitar rumah juga dilakukan sebagai suatu

strategi kaum perempuan dengan tujuan ganda yakni memperoleh penghasilan

sambil memastikan diri bahwa pekerjaan-pekerjaan domestik tetap terlaksana

sebagaimana diharapkan. Meskipun demikian, pekerjaan yang mereka lakukan

masih sering dipandang sebagai pengisi waktu luang atau pekerjaan sambilan

yang menunjukkan posisi ekonomi yang subordinat.13

2. Keharmonisan keluarga

a. Keluarga

1) Pengertian Keluarga

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri

dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Dalam keluarga

terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Keluarga adalah lembaga

sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang.

Dimasyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang

universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.

Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang mempunya

ikatan perkawinan dan kekeluargaan yang saling berinteraksi dan mempunyai

tujuan menciptakan dan mempertahanka budaya dan meningkatkan perkembangan

fisik, psikologis dan sosial anggota.14

2) Ciri-ciri Keluarga

13

Jamaludin Rabain, “Pandangan Islam terhadap wanita bekerja”, Jurnal

Perempuan,Agama dan Gender, 1:2, (Pusat Studi Wanita Islam UIN SUSKA Pekanbaru,

Desember 2002), 73. 14

Narwoko dan Suyanto, sosiologii teks daan terapan (Jakarta :kencana media grup

,2004), 36.

Page 20: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

9

Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari

suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan

keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Berikut ciri–ciri umum keluarga :

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.

c. Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.

d. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok

yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan kebutuhan ekonomi yang

berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan

anak.

e. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang tidak

mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.

C. Tipe-Tipe Keluarga

Friedman dalam Khairuddin, menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga

dibagi atas keluarga inti, keluarga orientasi, keluarga besar.15

1. Keluarga inti adalah keluarga yang sudah menikah, sebagai orang tua, atau

pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami istri dan anak mereka, baik anak

kandung ataupun anak adopsi.

2. Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang di dalamnya

seseorang dilahirkan.

3. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah seperti kakek dan nenek, paman dan bibi. tipe

keluarga ada dua yaitu keluarga utuh dan keluarga tidak utuh. Keluarga utuh yaitu

keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal bersama dan saling

menyayangi dan memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan keluarga tidak utuh

yaitu keluarga yang hanya terdiri dari ayah dan anak, atau ibu dan anak karena

terjadinya perceraian.

D. Fungsi Keluarga

Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi

15

Friedman dalam Khairuddin,sosiologi keluarga, (Yogyakarta:liberty, 2002), 25.

Page 21: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

10

yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Dalam kehidupan

keluarga sering kita jumpai pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, hal itu

disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas

yang harus dilaksanakan didalam atau oleh keluarga itu. Pada umumnya, fungsi

yang dijalankan keluarga seperti melahirkan dan merawat anak, menyelesaikan

masalah dan saling peduli tidak berubah substansinya dari masa ke masa.

Menurut Ahmadi keluarga setidaknya memiliki beberapa fungsi dasar, antara

lain:

1. Fungsi afektif (biologis), yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam

berhubungan dengan orang lain.

2. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan

dengan orang lain di luar rumah.

3. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam

meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan

kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

6. Fungsi keagamaan, yaitu keluarga yang berfungsi untuk menjalani dan

mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran dalam pelakunya sebagai manusia

yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.16

Dari semua fungsi-fungsi keluarga tersebut terlihat bahwa keluarga

merupakan lembaga yang sangat vital dalam membangun karakter anak sebagai

buah dari pola yang dianut dalam keluarga tersebut. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa keluarga merupakan unsur terpenting dalamkehidupan sosial

masyarakat.

16

Ahmadi, psikologi sosial, (Jakarta:rineka cipta, 2009), 47.

Page 22: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

11

b. Pengertian keharmonisan keluarga

Gunarsa menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan keluarga harmonis adalah

bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh

berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan menerima seluruh keadaan dan

keberadaan dirinya (eksistensi, aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental

dan sosial. Keluarga adalah unit kelompok sosial terkecil dalam masyarakat.

Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

tersendiri dan karena itu perlu ada kepala keluarga sebagai tokoh penting yang

mengemudikan perjalanan hidup keluarga yang diasuh dan dibinanya. Karena

keluarga sendiri terdiri dari beberapa orang, maka terjadi interaksi antar pribadi,

dan itu berpengaruh terhadap keadaan harmonis dan tidak harmonisnya pada salah

seorang anggota keluarga, yang selanjutnya berpengaruh pula terhadap pribadi-

pribadi lain dalam keluarga.17

Daradja juga mengemukakan bahwa keharmonisan suatu keluarga

merupakan suatu keadaan dimana anggota keluarga tersebut menjadi satu dan

setiap anggota menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing, terjalin kasih

sayang, saling pengertian, dialog dan kerjasama yang baik antara anggota

keluarga. Dengan demikian keharmonisan keluarga tersebut merasakan

kesejahteraan lahir dan batin.18

Menurut Mahali dalam Inggrid, keluarga yang harmonis adalah keluarga

yang dapat mengantarkan seseorang hidup lebih bahagia, lebih layak dan lebih

tentram. Keluarga merupakan tempat para penghuninya beristirahat dari suatu

kepenatan aktivitas, sehingga keluarga haruslah menyenangkan. Menurut Nick

keluarga harmonis merupakan tempat yang menyenangkan dan positif untuk

hidup, karena anggotanya telah belajar beberapa cara untuk saling

memperlakukan dengan baik. Anggota keluarga dapat saling mendapatkan

dukungan, kasih sayang dan loyalitas. Mereka dapat berbicara satu sama lain,

mereka saling menghargai dan menikmati keberadaan bersama.

17 Yulia Singgihgunarsa, Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman, (Jakarta: Pt. Gunung

Mulia2000), 31. 18

Zakiah Daradjat, perawat jiwa anak-anak, (Jakarta: Pt Bulan Bintang 2009), 37.

Page 23: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

12

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka keharmonisan keluarga yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu situasi atau kondisi keluarga dimana

terjalinnya kasih sayang, saling pengertian, dukungan, mempunyai waktu

bersama, adanya kerjasama, kualitas komunikasi yang baik dan minim terjadinya

konflik, ketegangan dan kekecewaan dalam rumah tangga.

c. Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga

Kartono menjelaskan bahwa aspek-aspek keharmonisan di dalam keluarga

seperti adanya hubungan atau komunikasi yang hangat antar sesama anggota

keluarga, adanya kasih sayang yang tulus dan adanya saling pengertian terhadap

sesama anggota keluarga.19

Sementara Menurut Gunarsa ada banyak aspek dari

keharmonisan keluarga diantaranya adalah:

1) Kasih sayang antara keluarga.

Kasih sayang merupakan kebutuhan manusia yang hakiki, karena sejak

lahir manusia sudah membutuhkan kasih sayang dari sesama. Dalam suatu

keluarga yang memang mempunyai hubungan emosianal antara satu dengan yang

lainnya sudah semestinya kasih sayang yang terjalin diantara mereka mengalir

dengan baik dan harmonis.

2) Saling pengertian sesama anggota keluarga.

Selain kasih sayang, pada umumnya para remaja sangat mengharapkan

pengertian dari orangtuanya. Dengan adanya saling pengertian maka tidak akan

terjadi pertengkaran-pertengkaran antar sesama anggota keluarga.

3) Dialog atau komunikasi efektif yang terjalin di dalam keluarga

Anggota keluarga mempunyai keterampilan berkomunikasi dan banyak

waktu digunakan untuk itu. Dalam keluarga harmonis ada beberapa kaidah

komunikasi yang baik, antara lain :

a. Menyediakan cukup waktu. Anggota keluarga melakukan komunikasi yang

bersifat spontan maupun tidak spontan (direncanakan). Bersifat spontan, misalnya

berbicara sambil melakukan pekerjaan bersama, biasanya yang dibicarakan hal-

hal sepele. Bersifat tidak spontan, misalnya merencanakan waktu yang tepat untuk

19 Kartono, Sosiologi (Surakarta, pustaka cakra surakarta 2004), 48.

Page 24: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

13

berbicara, biasanya yang dibicarakan adalah suatu konflik atau hal penting

lainnya. Mereka menyediakan waktu yang cukup untuk itu.

b. Mendengarkan Anggota keluarga meningkatkan saling pengertian dengan

menjadi pendengar yang baik dan aktif. Mereka tidak menghakimi, menilai,

menyetujui, atau menolak pernyataan atau pendapat pasangannya. Mereka

menggunakan feedback, menyatakan/menegaskan kembali, dan mengulangi per-

nyataan.

c. Pertahankan kejujuran Anggota keluarga mau mengatakan apa yang menjadi

kebutuhan, perasaan serta pikiran mereka, dan mengatakan apa yang diharapkan

dari anggota keluarga.

d. Mempunyai waktu bersama dan kerjasama dalam keluarga Keluarga

menghabiskan waktu (kualitas dan kuantitas waktu yang besar) di antara mereka.

Kebersamaan di antara mereka sangatlah kuat, namun tidak mengekang. Selain

itu, kerjasama yang baik antara sesama anggota keluarga juga sangat dibutuhkan

dalam kehidupan sehari-hari.20

4) Kesejahteraan spiritual

Keluarga mempunyai perasaan tentang adanya kekuasaan yang lebih besar

dalam hidup. Kepercayaan itu memberi makna dalam hidup. Anggota keluarga

meyakini Tuhan ada di tengah-tengah mereka dan mengatur segalanya. Mereka

memiliki cinta kasih dan menerapkannya dalam kehidupan seharihari.

5) Minimalisasi konflik

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan

keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga

sering terjadi perselisihan dan pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak

lagi menyenangkan.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga

Keharmonisan dalam suatu keluarga dapat terjadi karena adanya faktor-

faktor yang memberikan pengaruhnya. suasana rumah dapat mempengaruhi

keharmonisan keluarga, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Suasana rumah adalah kesatuan yang serasi antara pribadi-pribadi,

20

Kartono, Sosiologi (Surakarta, pustaka cakra surakarta 2004), 50.

Page 25: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

14

kesatuan yang serasi antara orang-tua dan anak. Jadi suasan rumah yang

menyenangkan akan tercipta bagi anak bila terdapat kondisi:

a) Anak dapat merasakan bahwa ayah dan ibunya terdapat saling pengertian dan

kerjasama yang serasi serta saling mengasihi antara satu dengan yang lainnya.

b) Anak dapat merasakan bahwa orangtuanya mau mengerti dan dapat

menghayati pola perilakunya, dapat mengerti apa yang diinginkannya, dan

memberi kasih sayang secara bijaksana.

c) Anak dapat merasakan bahwa saudara-saudaranya mau memahami dan

menghargai dirinya menurut kemauan, kesenganan dan cita-citanya, dan anak

dapat merasakan kasih sayang yang diberikan saudara-saudaranya.

2. Kondisi ekonomi keluarga. Tingkat sosial ekonomi yang rendah

seringkali menjadi penyebab terjadinya permasalahan dalam sebuah

keluarga. Akibat banyaknya masalah yang ditemui karena kondisi keuangan yang

memprihatinkan ini menyebabkan kondisi keluarga menjadi tidak harmonis.

Banyaknya masalah yang dihadapi keluarga ini akan berpengaruh kepada

perkembangan mental anak, sebab pengalaman-pengalaman yang kurang

menyenangkan yang diperoleh anak di rumah, tentu akan terbawa pula ketika

anak bergaul dengan lingkungan sosialnya.21

e. Pengukuran Keharmonisan Keluarga

Memiliki keluarga yang harmonis merupakan impian dari seluruh anggota

keluarga, baik ayah, ibu maupun anak-anak. Namun membangun keluarga yang

harmonis bukanlah suatu perkara yang mudah, banyak rintangan yang

dihadapidalam menjalankan bahtera rumah tangga yang dapat menghambat

terciptanya keharmonisan keluarga. Tidak sedikit keluarga yang tidak mempu atau

gagal dalam usahanya untuk menjaga keutuhan, keharmonisan dan kebahagiaan

dalam keluarga tersebut. adapun hal-hal yang dapat diperhatikan dalam

melakukan pengukuran terhadap keharmonisan keluarga antara lain sebagai

berikut:

1. Fondasi agama Keluarga yang kuat selalu menyadari bahwa agama sebagai

sesuatu yang penting dalam menunjang keharmonisan dan kebahagiaan keluarga.

21 Gunarsa, Anak remaja dan keluarga, (JakartA:Pt Gunung Mulia, 2000), 57.

Page 26: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

15

Kedekatan dengan sang pencipta akan membentuk kepribadian mereka sehingga

akan memperoleh ketenangan jiwa, emosi, cinta dan kasih sayang.

2. Saling mencintai Rasa saling mencintai akan menyempurnakan kebahagiaan

dan membentuk suatu keharmonisan dalam suatu keluarga. Meski bukan satu-

satunya syarat, namun cinta tetap memiliki peran yang sangat penting untuk

membangun pernikahan yang kuat dan langgeng.

3. Memegang komitmen Keluarga yang bahagia dan harmonis dibangun atas

dasar komitmen yang kuat dan teguh. Komitmen yang kuat dan teguh ini akan

menjauhkan campur tangan pihak ketiga dalam otoritas keluarga. Dengan adanya

komitmen ini, maka tujuan utama dari keluarga yang dibangun dapat dicapai

bersama anggota keluarga itu sendiri.

4. Bertindak realistis Aspek ini dimaksudkan pada kenyataan-kenyataan yang

terjadi dalam membina hidup berkeluarga itu jauh dari apa yang dibayangkan

sebelumnya. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang kuat serta mampu

menyesuaikan diri dengan bertindak realistis tanpa kehilangan harapan untuk

mencapai suatu tujuan dimasa depan.

5. Memberi umpan balik (feedback) dan saling menasihati Setiap manusia dapat

berbuat kesalahan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun keluarganya.

Dalam sebuah keluarga, mungkin saja hal itu menjadi pemicu awal keretakan

rumah tangga. Keluarga yang harmonis memiliki kebiasaan untuk saling memberi

umpan balik dan nasihat dengan tujuan menjaga orang-orang yang dikasihinya

dari kemungkinan mengambil keputusan yang merugikan.

6. Kerja sama Keluarga yang harmonis memiliki kerja sama yang kuat dengan

masing-masing anggota keluarga yang lain. Mereka selalu mengupayakan untuk

melakukan berbagai kegiatan bersama-sama. Hal ini akan menciptakan sense of

belonging yang semakin memperkuat ikatan keluarga. 22

7. Komunikasi merupakan pilar utama dalam membina hubungan berkeluarga.

Terciptanya komunikasi efektif dalam keluarga semakin memperkokoh ikatan

batin di antara anggota keluarga tersebut. Keluarga yang bahagia berusaha untuk

22

Iwan, diakses pada 05 2018 pukul 21:00 melalui http://antoniusiwansblog.spot.co.id

Page 27: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

16

mengedepankan komunikasi dalam mengatasi permasalahan maupun pengambilan

keputusankeputusan penting.

8. Mengelola ekonomi dengan baik Hampir sebagian besar waktu dalam keluarga

dewasa ini adalah untuk mencari nafkah. Tidak bisa dipungkiri faktor ekonomi

tidak bisa dipandang remeh. Kemampuan mengatur dan mengelola ekonomi

keluarga secara bijak menjadi suatu keharusan agar bangunan keluarga tetap kuat,

kokoh dan mampu memenuhi kebutuhannya.

Para ahli sosiologi menjelaskan bahwa pengukuran keharmonisan keluarga

(kondisi rumah tangga) tergolong sebagai pengukuran gejala sosial yang

berkaitann dengan aspek budaya dan lingkungan sosial. Berdasarkan penjelasan

di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keharmonisan dalam suatu keluarga dapat

diukur dan diketahui melalui data yang diperoleh dari anggota keluarga tersebut.

Data yang diperoleh berasal dari instrumen penelitian (angket) yang

pengembangannya disesuaikan dengan aspek-aspek pembentuk dari keharmonisan

keluarga itu sendiri.

Keharmonisan keluarga merupakan dambaan setiap pasangan suami istri

karena dalam keharmonisanitu terbentuk hubungan yang hangatantaranggota

keluarga dan juga merupakan tempat yang menyenangkan serta positif untuk

hidup. Secara terminologi keharmonisan berasal dari kata harmonis yang berarti

serasi, selaras. Titik berat dari keharmonisan adalah keadaan selaras atau serasi.

Keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan dan keserasian dalam

kehidupan. Keluarga perlu menjaga kedua hal tersebut untuk mencapai keharmo-

nisan.23

Adapun indikator-indikator keluarga harmonis menurut Islam adalah.24

a. Kehidupan beragama dalam keluarga.Yaitu:

1). Segi keimanan, keislamandan keihsanannya.

2). Dari segi pengetahuan agama mereka memiliki semangat belajar, memahami,

serta memperdalam ajaran agama, dan taat melaksanakan tuntunan akhlak mulia.

23

. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), 250. 24

Musthofa dan Aziz, Untaian Mutiara buat Keluarga. (Yogyakarta: PustakaPelajar,

2001), 12-14.

Page 28: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

17

3). Saling memotivasi dan mendukung agar keluarga dapat berpendidikan.

b. Kesehatan keluarga. Meliputi kesehatan anggota keluarga, lingkungan keluarga

dan sebagainya.

c. Ekonomi keluarga.

Terpenuhinya sandang, pangan, papan yang cukup,dapat mendapatkan dan

mengelola nafkah dengan baik. Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis.

Saling mencintai,menyayangi, terbuka, menghormati, adil, saling membantu

saling percaya,saling bermusyawarah, dan saling memaafkan. Hubungan dengan

kerabatdan tetangga harus juga terbentuk.

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian. Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan

menguji suatu pengalaman, yang dilaksanakan dengan metode-metode ilmiah.25

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Kajian terhadap dampak istri yang bekerja terhadap keharmonisan rumah

tangga (studi kasus kelurahan durian luncuk) menggunakan metode penelitian

kualitatif. Metode penelitian Kualitatif adalah metode yang sistematis yang

digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada

manipulasi di dalamnya dan tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-

metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan bukanlah

generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas)

dan fenomena yang diamati.

Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan

jenis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Sumber datanya berasal dari penelitian

lapangan (fieldresearch) dan kepustakaan (liberary research).

Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

Deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan sifat suatu

keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukandan memeriksa

sebab-sebab dari suatu gejala tersebut.26

Analisis Deskriptif Kualitatif bertujuan

25

Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid 2 (Yogyakarta: Andi Offset. 1989), 4. 26

Consuelo Sevila, Pengantar Metode Penelitian ( Jakarta :UI Pers, 2000), 7.

Page 29: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

18

untu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik bidang-bidang

tertentu, secara faktual dan cermat dengan menggambarkan keadaan atau struktur

fenomena.27

Kemudian dianalisis dengan melakukan pemeriksaan secara

konseptual atas sesuatu pernyataan, sehingga dapat diperoleh kejelasan arti yang

terkandung dalam pernyataan tersebut.

2. Setting dan subjek penelitian

a. Setting Penelitian

Setting dalam hal ini adalah lokasi tempat penelitian lapangan dilakukan.

Pemilihan setting harus disertai pertimbangan tertentu, misalnya pertimbangan

rasional, praktis, ataupun ekonomis.28

Peneliti mengambil lokasi penelitian di

kelurahan Durian Luncuk kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari

Provinsi Jambi . Alasan mengambil kelurahan Durian Luncuk kecamatan Batin

XXIV Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi ini penulis pilih sebagai setting

penelitian, yaitu karena berdasarkan hasil observasi penulis, penulis menemukan

sesuatu yang sangat unik dan menarik. Terlebih lagi tempatnya yang strategis dan

ekonomis membuat penulis bisa mengunjungi setiap waktu, sehingga penulis bisa

mendapatkan data yang lebih akurat.

b. Subjek Penelitian

Subjek adalah responden dan imforman yang akan diminta keterangan.

Pemilihan subjek ini dilandasi teori bahwa subjek yang baik adalah subjek yang

lama terlibat aktif dalam medan dan aktivitas yang diteliti, cukup mengetahui,

memahami, atau berkepentingan dengan aktivitas-aktivitas yang akan diteliti,

serta memiliki banyak waktu untuk memberikan informasi secara benar kepada

peneliti. Dalam menentukan subjek penelitian ini penulis menggunakan Tekhnik

pengambilan sampel, yaitu menggunakan Nonprobabilility Sampling yaitu tekhnik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tekhnik sampel ini meliputi,

27

Suharsini dan Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 245. 28

Tim Penyusun. Panduan Penulisan karya ilmiah mahasiswa Fakultas ushulluddin

IAIN STS Jambi. (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 59.

Page 30: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

19

Sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.. 29

Dan dalam

penelitian ini menggunakan tekhnik sampling purposive, sampling purposive

adalah teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan

penelitian tentang kualitas makanan, maka sumber datanya adalah orang ahli

makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel

sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan

untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan

generalisasi.30

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subjek dimana data itu dapat di peroleh. Sumber data

dalam penelitian ini terdiri dari manusia, situasi/peristiwa dan dokumentasi.

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari subjek sebagaisumber informasi yang

dicari melalui observsi atau wawancara di lapangan. Data sekunder adalah data

yang diperoleh secara tidak langsung dan diperoleh dari objek lain. Seperti

dokumentasi, buku serta peristiwa lainnya yang bersifat lisan maupun tulisan.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang tepat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan tiga teknik yang dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan

datanya dapat dipertanggung jawabkan, yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indra penglihatan serta dibantu dengan

panca indra lainnya.31

Dalam observasi ini peneliti mengamati dampak istri yang

bekerja terhadap keharmonisan rumah tangga.

b. Wawancara

29

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2015), 218. 30

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2015), 85. 31

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi Dan

Kebijakan Public, (Jakarta: Kencana, 2005), 133.

Page 31: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

20

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan melalui

secara lisan atau tatap muka antara peneliti dengan informan. Sebelum wawancara

dilakukan pertanyaan telah disiapkan terlebih dahulu sesuai dengan data yang

akan di peroleh ataupun data yang dibutuhkan. Wawancara merupakan proses

Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang

atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan.32

Teknik wawancara mendalam digunakan untuk

mengetahui secara mendalam tentang barbagai informasi yang terkait dengan

persoalan yang sedang di teliti kepadapihak-pihak yang dianggap dapat

memberikan informasi secara utuh tentang persoalan yang akan diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui data-data

documenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda ataupun

jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek yang akan

diteliti.33

Dokumentasi ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya,

monumental dari seseorang.34

5. Teknik Analisis Data

Tekhnik analisis data yang digunakan adalah tekhnik analisis data di

lapangan model Miles dan Huberman yaitu analisis dalam penelitian kualitatif,

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap

kredibel. Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu

data reduction, data display, dan conclution drawing/Verifecation.

32

Cholid Narbuko Dan Chmadi, Metedologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 83. 33

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta,

2012), 240. 34

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2007), 82.

Page 32: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

21

Langkah analisis ini sebagai berikut:

a). Reduksi data (data reduction) yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan

b). Penyajian data (data display) yaitu penyajian data berupa narasi pengungkapan

secara tertulis agar alur kronologis peristiwa dapat mengungkap apa yang

sebenarnya terjadi dibalik peristiwa tersebut. Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antara kategori, flowchart dan sejenisnya.

c) .Penarikan Kesimpulan (Verifikasi-conclusion) yaitu suatu kegiatan yang

dilakukan. selama penelitian berlangsung. Makna yang muncul harus selalu duji

kebenaran dan kesesuaiannya melalui proses pemeriksaan keabsahan data

sehingga validitasnya terjamin.35

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka

peneliti melakukan teknik pemeriksaan kebasahan data yang didasarkan atas

sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan keabsahan data

dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:

1). Perpanjangan keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan

peneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan

memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data,

karena kesalahan penilaian data oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak

disengaja Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/

kepercayaan data.

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui

35 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2015), 246-249.

Page 33: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

22

maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan keikutsertaan berarti

hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semkin akrab,

semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh

semakin banyak dan lengkap.

Perpanjangan keikutsertaan untuk menguji kredibilitas data penelitian

difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah dipeoleh. Data yang telah

diperoleh secara dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau

masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah

dapat dipertanggungjawabkan, maka perpanjangn keikutsertaan perlu diakhiri.

2). Ketekunan pengamatan

Meningkatkan ketekunan atau kecermatan secara berkelanjutan maka

kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan

baik, sistematis. Meningkatkan ketekunan merupaan salah satu cara

mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan

disajikan sudah benar atau belum.

Untuk meningkatkan ketekunan peneliti, dapat dilakukan dengan cara

membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitin terdahulu, dan dokumen-

dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh.

Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat

laporan yang pada akhirnya laporan dibuat semakin berkualitas.

3) Trianggulasi

Terkait dengan pemeriksaan data, trianggulasi berarti sesuatu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dengan cara memanfaatkan hal-hal

(data) lain untuk pengecekan atau perbandingan data. Hal-hal yang dipakai untuk

pengecekan dan perbandingan data itu adalah sumber, metode, peneliti dan teori.

Patton dalam Sumasno Hadi menyatakan bahwa Dalam penelitian kualitatif

dikenal empat jenis teknik trianggulasi yaitu trianggulasi sumber (data

triangulation), trianggulasi peneliti (investigator tringulation), trianggulasi

Page 34: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

23

metodologis (methodological triangulation), dan trianggulasi teoretis (theoretical

triangulation).36

4). Diskusi dengan teman sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan

diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-

benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui

cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan, dan

saran yang berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.

H.Studi Relevan

Berdasarkan judul penelitian yang akan dilakukan, peneliti menyadari

bahwa penelitian tentang Dampak Istri yang Bekerja Terhadap Keharmonisan

Rumah Tangga Bukan hal yang baru, oleh karena itu peneliti akan menyampaikan

beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan.

Dalam Skripsi Yeni Indarwati “Hubungan Antara Tingkat Keharmonisan

Keluarga Dan Kematangan Emosi Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Bergas Tahun

Ajaran 2010/ 2011”.37

Dalam karya tersebut dijelaskan tentang anak-anak yang

kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi akibat problem yang dialami, seperti

kurangnya keharmonisan dalam keluarga akan berpotensi mengalami masalah

emosional di kemudian hari berfokus pada pelajaran pkn. Skripsi Narti Arfianti

dengan judul Strategi Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Jarak Jauh (Studi

Kasus di Desa Ciputih Kecamatan Salem Kabupaten Brebes).38

Skripsi ini

membahas tentang pasangan suami istri yang tinggal jarak jauh dengan keadaan

rumah tangga yang tetap harmonis. Skripsi Eni Sulastri yang berjudul „‟

Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar PKN Pada Siswa

Kelas VII SLTP Negeri 3 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun ajaran

36

Sumasno Hadi, “Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif Pada Skripsi”,

Jurnal Ilmu Pendidikan, 22 No 1 (2016), 75. 37 Yeni Indarwati. Hubungan Antara Tingkat Keharmonisan Keluarga Dan Kematangan

Emosi Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Bergas Tahun Ajaran 2010/ 2011 (Semarang: Skripsi

Universitas Negeri Semarang, 2011). 38

Narti Arfianti. Strategi Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Jarak Jauh (Studi

Kasus Di Desa Ciputih Kecamatan Salem Kabupaten Brebes (Purwokerto: Skripsi Iain

Purwokerto, 2016).

Page 35: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

24

2007/2008”.39

Skripsi ini membahas tentang bagaimana keharmonisan keluarga

akan mempengaruhi aspek prestasi belajar anak yang dan bagaimana strateginya

untuk mempertahankan keharmonisannya tersebut.tahun.

Sebagaimana terlihat dari studi relevan ini bahwa sudah ada yang

membahas keharmonisan keluarga, penelitian ini berfokus pada dampak istri yang

bekerja terhdap keharmonisan keluarga di durian luncuk kecamatan batin XXIV

Kabupaten Batang Hari provinsi Jambi. Penelitian ini sama sama membahas

tentang keharmonisan, namun adanya perbedaan setting, latar waktu. tentu saja

hasil penelitian akan berbeda.

39

Eni Sulastri. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar PKN Pada

Siswa Kelas VII SLTP Negeri 3 Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2007/2008

(Surakarta. Universitas Sebelas Maret, 2009)

Page 36: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

25

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kelurahan Durian Luncuk

Durian Luncuk berawal dari dusun tuo seberang Durian Luncuk. Dusun

tuo yang dahulu balai puseban malako kecik merupakan tempat pusat

perkumpulan atau pertemuan daerah muara sungai tembesi sesuai dengan batas

wilayah. Dusun tuo tersebut diserang penyakit cacar yang ganas ( penyakit ta‟un).

Penyakit tersebut banyak memakan korban sehingga berkeinginan untuk pindah

ketempat lain. Pencarian tempat pindah ini lah cikal bakal nama Durian Luncuk.

Sebelum mereka pindah dan membuka daerah baru mereka melepaskan

ayam betina kuning, yang mana apabila ayam tersebut tidak kembali maka daerah

tersebut baik untuk dijadikan tempat tinggal. Pelepasan pertama ayam tersebut di

tebing kuning, menjelang magrib ayam kembali, begitu pula selanjutnya.

Pelepasan ketiga ayam tersebut tidak kembali dan bertelur dibawah batang durian.

Batang durian tersebut besar tidak berdahan dan luncuk keatas. Setelah bertelur

maka warga dusun tuo berbahagia dan pindah dan menamakan dusun yang baru

itu yaitu Durian Luncuk. Adapun pemimpin warisan tengganai sampai sekarang

adalah sebagai berikut:

Page 37: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

26

Tabel. 2.1

DAFTAR NAMA PEMIMPIN

SEJARAH DUSUN TUO HINGGA DURIAN LUNCUK

NO NAMA

PEMIMPIN

ISTILAH

PIMPINAN

NAMA

DAERAH

DAERAH

KEKUASA

AN

1 Kedmang Penapat Tangganai Balai Puseban

Mulako Kecik

Dusun Tuo

24 Dusun

2 Togod Depati

Bujang (Kramat

Dusun Tuo)

Tangganai Balai Puseban

Mulako Kecik

Dusun Tuo

24 Dusun

3 Alam Semat

Panjang Bejurai

Depati Dusun Durian

Luncuk

5 Dusun

4 Taher Pasirah Batin 4 Likur

(Batin 24)

5 Dusun

5 Husin Pasirah Batin 4 Likur 5 Dusun

6 Gebeng ( Syaer

Alam)

Pasirah Batin 4 Likur 5 Dusun

7 H. Muhammad

(Burud)

Pasirah Batin 4 Likur 5 Dusun

8 H. Kahar Pasirah Batin 4 Likur 5 Dusun

9 M. Syarbaini Pasirah Batin 4 Likur 5 Dusun

10 Ibnu Hadjar Pasirah Batin 4 Likur 5 Dusun

11 M. Syarbaini Pasirah Batin 4 Likur 5 Dusun

12 Abdul Muthalib Kepala Desa Desa Durian

Luncuk

1 Desa

13 Marzuki Kepala Desa Desa Durian

Luncuk

1 Desa

14 Saipul Rahman Kepala Desa Desa Durian 1 Desa

Page 38: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

27

Luncuk

15 Mahmud Hijazi Kepala Desa Desa Durian

Luncuk

1 Desa

16 Samsuar Kelurahan Kelurahan

Durian Luncuk

1 Kelurahan

17 Zulkiply, SE Kelurahan Kelurahan

Durian Luncuk

1 Kelurahan

18 Syamsul Bahri Kelurahan Kelurahan

Durian Luncuk

1 Kelurahan

19 H. Ashak, S.Pd Kelurahan Kelurahan

Durian Luncuk

1 Kelurahan

20 M. Elfa Fitra

Taufiq, S.STP

Kelurahan Kelurahan

Durian Luncuk

1 Kelurahan

40

Mala iko gelanggang kecik berdirinyo balai puseban menjadi dusun tuo,

kareno balai itu anak tuo cucung tuo di batang air tembesi. Di namoi lah balai

puseban mulako kecik di dusun tuo. Dusun tuo tinggal kareno penyakit cacar

mengamuk maso itu. Maso agamo islam masuk ka daerah jambi maso itulah di

sebut kerajaan melayu. Oleh kareno itu hukum daerah jambi hukum adat bersandi

syarak, syarak bersandi kitabullah. Keputusan-keputusan adat bersandikan syarak,

dan hukum adat dengan peseko. Yang ternyata melanggar hukum-hukum agama

itu harus di rubah. Arti peseko yaitu:

a. Sambai Reduo.

b. Pencak Silat.

c. Tari Joget.

Hukum adat dapat di lihat di hukum lamo. Adat seko dapat dilihat di teliti

hukum bersamo. Hukum agamo dapat di lihat di dasar qur‟an dan hadist.

Yang di namai adat :

Adat tidak mau menumpangi

40 Data dokumentasi Kantor Kelurahan Durian Luncuk.

Page 39: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

28

Adat tidak mau di tumpangi

Lain lubuk lain ikan nyo

Lain padang lain pulak belalangnyo

Di mano temilang bercacak

Di situ tanaman tumbuh

Di mano bumi di pijak

Di situ langit di junjung

Babi mati sekam ado di mulut

Gajah mati meninggal daging

Harimau mati meinggal belang

Buruk li berganti li

Buruk batang jelupung tumbuh

Patah tumbuh hilang berganti.

Sejak tenganai di dusun tuo seberang Durian Luncuk pindah maka

tengganai berganti nama pasirah. Pasirah merupakan warisan dari Belanda yang

awal nya penyerah. Perjuangan rakyat melawan belanda terus di lancarkan sejak

Belanda masuk ke Jambi. Belanda sudah beberapa kali ingin menguasai area

sungai tembesi. Hal ini dapat kita lihat peninggalan benteng Belanda di Muara

Tembesi. Masuknya Belanda dan membuat benteng pertahanan di muara tembesi

membuat pimpinan marga Batin 24 melakukan penyerangan ke Muara Tembesi.

Menurut beberapa sumber dari orang-orang tua dulu pasirah gebeng tersebut

menyerang dengan menggunakan keris yang di ikat ketangan. Penyerangan

tersebut membunuh orang belanda sekapal. Hingga pada akhir perjuangan di

ketahui orang-orang yang ikut perang sebagai berikut :

1. Gebeng ( Syaer Alam ) Pasirah Batin 4 Likur/ Marga Batin 24 Durian Luncuk.

2. Bakar Depati Dusun Durian Luncuk.

3. Nasaruddin Pengawo Dusun Olak Besar

4. Samsudin Pengawo Dusun Durian Luncuk.

5. Alwi Imam Dusun Durian Luncuk

6. Rois Pesuruh Batin 4 Likur Durian Luncuk.

Page 40: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

29

Keenam orang ini pergi perang tidak kembali dan tidak ada kuburannya di

Durian Luncuk. Keenam orang ini menyerang Belanda di Muara Tembesi. Tujuan

mereka menahan Belanda agar tidak masuk ke area sungai batang tembesi. “

Diam di tempat berarti kita mati bergerak nyerang belum tentu mati” begitulah

para pejuang rela mati asal jangan di jajah.

Durian Luncuk dapat di duduki Belanda sebelum tahun 1945. Pada tanggal

6 Februari 1949. Comanda dan STD beserta beberapa perwira berangkat dari

sarolangun dengan perahu ke mandiangin untuk menyerang Belanda di Durian

Luncuk. Melalui intel yang menyusup ke Durian Luncuk bahwa jumlah orang

Belanda saat itu adalah 60 orang (2 Pleton).

Untuk membantu TNI yang ada di Mandiangin maka warga dipimpin oleh

pimpinan Batin dan dusun baik itu pasirah, depati pengawo dsb membantu dengan

mengirim bahan makanan. Para kolonian Belanda terus berpatroli ke rumah-

rumah warga memastikan tidak adanya warga membantu TNI. Termasuk rumah

pasirah karmio.

Pada proses pengiriman tersebut Siabu dan Toip ditangkap. Adapun cerita

Siabu sebagai berikut:

Nama : Siabu ( Buta Huruf )

Umur : 60 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh Tani

Lahir/Tanggal : Di Aurgading Marga Batin XXIV

Kecamatan Muaro Tembesi

Kabupaten Batang Hari

Provinsi Jambi

Zaman merdeka pertama siabu pekerjaanyo berburu ( penembak ) rusa

atau kerbau, memakai senjata api ( kecepek ) bikinan sendiri. Di zaman generasi

keduo 1945 tentara kenil ( serdadu belanda ) yaitu orang-orang ambon dan

manado berperang ( bersetop ) membuat pertahanan di Durian Luncuk Marga

Batin 24 kecamatan Muara Tembesi kabupaten Batang Hari provinsi Jambi.

Tentara Indonesia yang di pimpin ( di komando ) kolonel Abunjani dan selotop

Page 41: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

30

orang japan berperon ( bersetop ) membuat pertahanan di dusun Mandiangin

Bermarga Batin VI kecamatan Mandiangin kabupaten Sarolangun provinsi Jambi.

Pos pertahanan tentara Indonesia di dusun Muaro Ketalo Marga Batin VI

Mandiangin. Komandan pos Lubis dan H. Ibrahim Peltu. Zaman itu pedagang (

penampung barang-barang pangan ) dari Jambi sampai Durian Luncuk di tamping

oleh :

1. A. Manaf, Dusun Durian Luncuk

2. Siabu , Dusun Aurgading

Barang-barang pangan itu di bawa berperahu mudik ka dusun Olak Besar

dan Jelute ( Jelutih ) resor warga Batin 24 Durian Luncuk perahu mudik harus

melalui pos penjagaan tentara konil ( belanda ). Setiap orang-orang bawah

berperahu mudik bawak barang-barang harus ado surat keterangan pos jalan dan

dari depati ( kepala desa ) dan di ketahui oleh pasirah ( kepala marga ) Batin 24

Durian Luncuk. Barang-barang pangan ini sampai ke olak besar dan jelute, di situ

di adakan penukaran barang-barang dengan dengan getah mesin ( tipis ) yang

dating dari uluan batang air tembesi daerah tentara Indonesia, di zaman itu pasirah

H. Kahar ( kepala marga ) Batin 24 Durian Luncuk di beri nama gelar kodi dari

kolonel Abunjani ( melati kembang malam ).

Siabu dari dusun/desa Aurgading. Toip dari dusun/desa Durian Luncuk

membawa barang-barang berperahu mau mudik ka olak besar ( Jelutih ). Ada

punya surat keterangan ( pos jalan ) dari depati ( kepala dusun ) di ketahui pasirah

( kepala marga ) batin 24 Durian Luncuk untuk melalui pos tentara kenil (

Belanda ) di bom pasar Durian Luncuk. Siabu dan Toip sampai di bom (

pelabuhan ) pos tentara konil ( belanda ). Tentara konil ( belanda ) menanyakan

surat perjalanan pada siabu, siabu langsung memberikan surat yang berlibat lipat

kepada tentara konil ( belanda ) di pos tanpa menanyakan pada Toip. Rupanya

surat yang berlipat lipat itu bukan keterangan pos jalan. Surat itu surat dari tentara

Indonesia di Mandiangin mintak antar barang pangan untuk di tukar dengan

getah/karet mesin tipis di Mandiangin.

Tentara kenil ( belando ) yang jaga di bom ( pos ) melihat surat itu, Siabu

dan Toip langsung di tangkap dan di serahkan kepado mayor orang belanda di

Page 42: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

31

kantor Marga Batin 24 serta surat itu. Siabu dan Toip langsung di periksa oleh

mayor ( orang belando ) pemeriksaan pertamo Siabu tentara apo bukan, Siabu

menjawab saya bukan tentara tuan saya orang dagang. Toip tentara apo bukan,

Toip menjawab saya bukan tentara tuan saya buruh ( upahan ) untuk cari makan (

buruh tani ). Oleh mayor dan serdadunyo langsung mengadakan pengeledahan (

pemeriksaan ) rumah Toip di Durian Luncuk. Di rumah Toip terbukti di rumahnya

betul betul alat buruh tani. Langsung pengeledahan ( pemeriksaan ) ke rumah

Siabu di dusun Aurgading. Di rumah Siabu terdapat :

1. Sepatu Bingkap

Gerondong geranat tiada abad lagi 3 buah tidak ada obat dan pelor dua

ruas bulu satu obang naw. Mayor dan militer belando langsung ke rumah A.

Rachmad depati ( kepala dusun ) Aurgading membawak bukti yang terdapat di

rumah Siabu. Langsung mayor menanyakan kepada A.Rachmad depati ( kepala

dusun ) Aurgading. Depati ( kepala dusun ) Siabu tentara apa bukan tentara.

Jawab A.Rachmad Depati ( kepala dusun ) setau saya Siabu bukan tentara. Mayor

dan militer Belanda kembali ke staf ( dikantor marga batin XXIV di Durian

Luncuk ) langsung memukul Siabu sampai Siabu pingsan tidak sadarkan diri.

Mayor menanyakan lagi kepada Toip Siabu tentara apa bukan tentara. Saya tidak

tahu tuan saya orang buruh tani. Pemeriksaan mayor dan serdadu belando yang

kedua ( yang terakhir ) kepado :

1. A. Rachman Depati ( kepala dusun ) Aurgading

2. Toip

3. Siabu

a) Depati ( kepala dusun ) Siabu tentara apa kepala dusun tidak tahu inilah

buktinya jawab A.Rachman Depati ( kepala dusun ) Aurgading. Setau saya

Siabu bukan tentara. Tentara ini berulang-ulang.

b) Toip tau apo tidak Siabu tentara apo tidak. Toip menjawab saya tidak tahu

tuan. Toip di lepas dari tahanan di kembali seperti biasa.

c) Siabu tentera ya, inilah bukti-buktinya Siabu langsung tangan di ikat ke

belakang di bawakan ke atas mobil di bawak mudik jalan jurusan sarolangun,

sampai di ulu batang sungai ruap ( di pematang ) tanah terkepung. Siabu di

Page 43: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

32

turunkan dari mobil langsung di giring ke laut jalan mobil kurang lebih 25

meter dari jalan mobil. Di situlah Siabu di tembak mati dengan 3 letusan.

Mayor dan serdadu belando pulang ke stop ( di kantor marga batin 24 durian

luncuk ). Perihal Siabu tidak ada berita orang tidak ada yang berani bertanya.

Tentera kenil ( serdadu belanda ) pergi ( meninggalkan stafnya kantor marga

batin 24 durian luncuk ). Masa itulah keluarga Siabu dari dusun Aurgading ke

tempat Siabu di tembak mati itu. Di situlah keluarga Siabu hanya dapat

tengkorak kepala serta gigi yang dapat ketemu oleh keluarga Siabu.

Selanjutnya tahun berganti tahun, tepat pada tanggal 18 februari 1949 jam

tiga subuh dengan kode tembakan komandan STD pasukan menyerang dengan

dibagi 3 sayap. Karena kondisi yang ada penyerangan di lakukan jam 1

penyerangan tersebut berlangsung hingga jam 05:00 karena hari mulai siang

penyerangan di hentikan. Penyerangan tersebut memakan korban 20 orang dari

pihak Belanda dan 1 orang dari pihak TNI/ABRI. Adapun orang-orang yang ikut

dalam penyerangan adalah sebagai berikut :

1. Kolonel Abunjani – Komandan STD

2. Mayor Brori Mansyur – Kepala Staf STD

3. Kapten M.Daud

4. Kapten H.Teguh

5. Kapten M.Noor

6. Kapten Sulaiman Efendy

7. Letnan Satu Yoesoep Rusdy

8. Letnan Dua Syamsudin Uban

9. Letnan Dua Tasrif

10. Letnan Dua Marah Nazaruddin

11. Letnan Muda M.Syukur

12. Letnan Muda Syamsudin Lubis

13. Sersan Mayor Kadet. Raden Soehoer

14. Sersan Mayor Kadet. PC. Lubis

15. Suroto ( Mayor Jepang )

16. Panglima Putih ( Paman Kolonel Abunjani )

Page 44: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

33

Ketika Raden Soehoer diangkat menjadi Bupati Batang Hari makan beliau

berkeinginan mendirikan monumen Tugu Juang dan pusat pemerintahan di

kelurahan Durian Luncuk. Hal ini berkaitan dengan fakta sejarah yang ada dan

beliau merasakan sendiri perjuangan itu dengan menyerang Belanda di Durian

Luncuk tahun 1949. Namun jabatan berganti, bupati selanjutnya dijabat oleh

Hasip Kalimudin Syam ( asli orang Matogual/Muara Jangga ). Kantor

pemerintahan kecematan pindah ke Muara Jangga namun dengan nama yang tetap

yaitu kecamatan Batin XXIV. Nama Batin 24 ini merupakan nama Marga di

Durian Luncuk yang di kenal dengan Marga Batin 4 Likur/ Marga Batin 24.

Untuk tugu juang dan pusat kesehatan ( puskesmas ) masih berdiri tetap

didirikan di Durian Luncuk, itupun dengan perdebatan dan argumen fakta yang

ada. Raden Soehoer pun angkat bicara dalam hal ini.

B. Demografi Kelurahan Durian Luncuk

Demografi Kelurahan Durian Luncuk Kelurahan Durian Luncuk memiliki

luas wilayah terbesar di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari, dengan

luas wilayah 132,7 km2 atau 16,56% dari total luas kecamatan Batin XXIV yang

terletak pada lintang 1044′25,9′dan 2000′48,7′LS dan 102047′08,1′ −

103005′50,3′BT, dengan ketinggian rata-rata dari permukaan laut 57 meter di atas

permukaan laut, serta memiliki iklim tropis dengan suhu udara rata-rata 26 C

sampai 31 C dengan kelembapan udara rata-rata 77 sampai dengan 86%.

Kelurahan Durian Luncuk berbatasan langsung dengan Terentang Baru di sebelah

utara, Simpang Jelutih di daerah timur, disebelah selatan berbatasan langsung

dengan Olak Besar dan Aur Gading, sementara di sebelah barat berbatasan

langsung dengan desa Simpang Aur Gading. Kelurahan Durian Luncuk terdiri

dari 13 RT dan 3 Rw,pusat pemerintahan Kantor kelurahan yang terletak di RT

10, dengan jarak ke Ibukota kabupaten sebesar 52 km dan 112 km ke ibukota

Provinsi Jambi.

C. Visi Misi kelurahan Durian Luncuk

I. Visi

Menjadikan Kota Malang Sebagai Kota Bermartabat

Page 45: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

34

II. Misi

1) Terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas, transparan

dan akuntabel

2) Terwujud nya masyrakat yang beriman, sejahtera,dan

berpendidikan

3) Men ingkatnya pelayanan publik yang berkualitas, transparan

dan akuntabel

4) Meningkatnya pengelolaan keuangan dan kinerja kelurahan

5) Meningkatnya kualitas aparatur pemerintah kelurahan

Meningkatnya kualitas perencanaan kelurahan

6) Meningkatnya kesehjateraan masyarakat durian luncuk

D. Sarana Prasarana Kelurahan Durian Luncuk

Durian Luncuk bisa dikatan memiliki sarana prasana yang cukup baik,serta

memadai,dengan berbagai aset yang lengkap hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel. 2.2

Sarana Prasarana Kelurahan Durian Luncuk

Jenis Sarana Prasarana Jumlah

Kantor Lurah 1

Puskesmas Rawat Inap 1

Pom Bensin 1

Masjid 2

Langgar/Musholla 3

Sekolah Dasar 2

Sekolah Menengah Pertama 2

Sekolah Menengah Atas 1

TK 1

Page 46: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

35

Paud 1

Polsek 1

Bank 2

Kendaraan Umum Nozomi 1

41

E. Keadaan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu indicator permasalahan

keharmonisan rumah Rumah tangga . Laju pertumbuhan penduduk yang terus

mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Tahun 2016 jumlah penduduk

kelurahan durian luncuk sebesar 3.017 jiwa dan mengalami peningkatan di tahun

2017 menjadi 3.050 jiwa dan di tahun 2018 meningkat kembali menjadi

3.063terakhir pada tahun ini 2019 menjadi 3.092.

Berikut Ini Adalah Rincian Jumlah Penduduk Di Lokasi Penelitian

Tabel. 2.3

Data Penduduk Kelurahan Durian Luncuk

Tahun Laki-

Laki

Perempuan Jumlah

Penduduk

Jumlah

KK

Jumlah

istri

bekeja

2016 1.511 1.506 3.017 846 166

2017 1.524 1.526 3.050 849 178

2018 1.533 1.530 3.063 853 180

2019 1.543 1.549 3.092 856 185

42

Dari tabel diatas dapat banyak nya jumlah penduduk durian luncuk yakni sebesar

3092 pada tahun 2019,dengan jumlah istri yang bekerja tidak sedikit yaitu 185

dari 856 KK.

Tabel 2.4

Data Isteri Yang bekerja di Kelurahan Durian Luncuk Tahun 201943

41 Data dokumentasi kantor Kelurahan Durian Luncuk. 42 Data dokumentasi kantor Kelurahan Durian Luncuk.

Page 47: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

36

Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani Karet 90

Buruh Perusahaan 50

Pembantu Rumah Tangga 10

ASN 35

Dari tabel diatas diambil lah beberapa Responden yaitu, Ani dan rajmah

bekerja sebagai buruh persahaan, Yurmami, Irna dan Yani bekerja sebagai petani

Karet, Nuria dan zila bekerja sebagai asn, yang Terakhir Minah dan Lasmini

bekerja sebagai pembantu Rumah Tangga.

F. Struktur Organisasi Kantor Lurah Durian Luncuk44

Organisasi yang didirikan pada dasarnya ingin mencapai tujuan dan

sasaran yang disepakati bersama dengan lebih efisien dan efektif dengan tindakan

yang dilakukan bersama-sama dengan penuh rasa tanggung jawab. Hal ini dapat

dilakukan semua orang yang terlibat didalamnya mengerti dan memahami dengan

benar tentang organisasi.. Organisasi secara umum dapat diartikan adanya orang-

orang berkerja sama, adanya kerjasama itu sendiri, dan adanya tujuan yang telah

disepakati.

Struktur organisasi Kelurahan Durian Luncuk terdiri dari lurah, sekretaris

lurah, sekretariat, pembantu pencatat inventaris, kasi pemerintahan dan trantib,

kasi pemberdayaan masyarakat, kasi kesehjahteraan masyarakat kasih

kesejahteraan sosial, rukun warga dan rukun tetangga. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada bagan 2.4 dibawah ini

.

43 Data dokumentasi kantor Kelurahan Durian Luncuk.

44 Data dokumentasi kantor Kelurahan Durian Luncuk.

Page 48: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

37

Bagan. 2.5

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LURAH DURIAN LUNCUK

45

45 Data dokumentasi Kantor Kelurahan Durian Luncuk.

RW 02 Saidul Hudri

RT 05 Sargawi

RT 06 Ismail

RT 07 Kodri

RRRW 03 03 Hermansyah,S.Pd.I

RT 08 M.Heru Ikhwan

RT 09 Suwadi

RT 10 Sofia, S.Pd.I

RT 11 Walidi

RW 04 Idrus

RT 12 M.Dong

RT 13 A.Majid

RW 01 Azhari

RT 01 A.Mustafik

RT 02 Al Badri

RT 03 Hafizon

RT 04 Andri

Mulhadini

Lurah Durian Luncuk

M. Elfa Fitra Taufiq, S.STP

Sekretaris Lurah

Zulkifli, SE

Sekretariat

1.Resi Yetni

2.Tawaqqila, A,Md

3.Abi Waqqosh Pembantu Pencatat inventaris

Leni Mudrika

Kasi Pemerintahan dan

trantib

Samani, SE ( Ketua )

1. Rina Rosada

2. Al Muzani

3. Rita Andriani, S.Pd

4. Sofia, S.Pd.I

5. Hendra Yulianto, AW

Kasi Pemberdayaan

Masyarakat

Syaipul, S.IP ( Ketua )

1. Denni Syafrianto

2. Ruslaini

3. M. Al Sodri

4. Rita Elvirah

Kasi-Kasi

Kasi Kesejahteraan

Sosial

Erniwati, SE ( Ketua )

1.Supriady Harahap,SH

2. Samani, SE

3.Remsidawati

4.Eka Apriyani

5. Zila Yuli, SE

6. Eni Lestari, S.Pd

Page 49: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

38

BAB III

DINAMIKA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ISTRI

BEKERJA

DI KELURAHAN DURIAN LUNCUK

A. Dinamika Kehidupan Isteri Bekerja Di Kelurahan Durian Luncuk

Dinamika dalam Kehidupan Berumah Tangga, Kehidupan berumah tangga itu sangatlah

dinamis. Bahkan pada bagian tertentu seakan kita melewti Rolles Coaster yang

menegangkan. Ada yang menaik, menurun, menikung. Terasa di beberapa bagian itu

mengerikan. Tapi kehidupan berumah tangga itu memang harus dijalani sabagai pilihan

sadar orang beriman.

Kehidupan berumah tangga ada titik kerawanan/kerentanan. Ada banyak

faktor yang membuat kerentanan hidup berumah tangga. Pertama adanya krisis

perkembangan individu, faktor ekonomi, adanya gangguan pihak ketiga, adanya

tahap kehidupan berumah tangga dan munculnya kehambaran hubungan.

1. Krisis Perkembangan

Suami dan istri keduanya hidup tumbuh berkembang. Manusia itu

melewati beberapa fase kehidupan di mana setiap perubahan fase itu berpeluang

krisis. Anak ke remaja ada krisisnya. Krisis berikutnya pada umur 40 tahun,

memunculkan sebuah evaluasi dan pertanyaan-pertanyaan besar pada diri setiap

orang pada umur itu, apakah mereka telah mencapai kemapanan. Jika tidak

disandarkan pada nilai-nilai kebenaran akan menjerumuskan pada kemaksiatan.

Ketika seseorang telah mencapai usia yang lebih tua lagi dari 40 tahun, akan ada

krisis berikutnya. Ketika anak sudah menikah membentuk keluarga dan

meninggalkan mereka dan kini tinggal berdua lagi. Begitujuga, pasangan yang

ditinggalkan akan mengalami krisis ketika pasangan meninggal.

2. Faktor Ekonomi

faktor ekonomi banyak menimbulkan problem hidup berumah tangga

sampai level perceraian. Ketika ekonomi belum mencukupi dalam masa yang

panjang akan memunculkan kerentanan. Tapi faktor ekonomi bisa muncul dalam

bentuk yang sebaliknya, ketika ekonomi seseorang lebih baik dari orang rata-rata,

kekayaannya malah membuatnya tidak bijak, yang menggunakan sesuatu kepada

Page 50: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

39

hal yang negatif seperti mencari kesenanganan di luar yang tidak halal seperti

perselingkuhan dan yang lainnya. Suami dan istri harus berupaya mencukupi

keluarga mereka.

3. Gangguan Pihak Ketiga

Dalam hidup berumah tangga bisa saja ada pihak yang ketiga yang

mengganggu kehidupan berumah tangga. Baik sebagai pria maupun wanita yang

masuk dan menimbulkan percekcokan di rumah tangga sampai level perceraian.

Bisa juga, pihak ketiga dipicu dari keluarga besar, problem interaksi dengan

keluarga besar, mertua misalnya. Tentu harus diwaspadai oleh suami-istri. Harus

dihadapi secara bijak.

4.Tahap Kehidupan Berumah Tangga

Tahap dissappoinment adalah gambran di mana suami istri saling merasa

kecewa dan tidak nyaman, mulai konflik yang menegangkan dan merasa sulit

menyelesaikan konflik ini. Ini bisa dipelajari dan disikapi dengan bijak. Sehingga

sejak awal bisa menyikapinya dengan tidak berlama –lama pada tahapan ini. Jika

tidak disadari maka bisa menimbulkan kerentanan.

5. Kehambaran Hubungan

Hambarnya hubungan dapat terjadi karena tertelan kesibukan sehari-hari.

Suami sibuk, istri sibuk, sibuk bisnis, sibuk pekerjaannya. Suami-istri tertelan

dengan kesibukan dan tidak bisa menyeimbangkan kehidupan organisasi dan karir

dengan kehidupan berkeluarga sehingga jarang bertemu. Jarang bertemu

menyebabkan mereka jarang komunikasi. Jarang komunikasi menyebabkan

mereka terputus dalam interasi kesehariannya. Keteputusan itu dalam waktu yang

lama akan menimbulkan kehambaran hubungan di antara mereka. Itu akan

menimbulkan suasana kerentanan yang besar. Ikatan emosional yang menjadi

lemah, membahayakan kehidupan pernikahan mereka.

Kerentanan itu lazim ditemukan, Faktor yang menyebabkan kerentanan ini

siapapun bisa menjumpainya. Orang biasa, orang religius mengalami krisis

perkembangan, penyikapannyalah yang berbeda beda. Faktor ekonomi juga

demikian, kekayaan itu bisa dialami siapapun, begitu juga kemiskinan. Tidak ada

rumus, orang shalih pasti kaya, orang tidak shalih pasti tidak kaya. Yang

Page 51: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

40

membedakannya adalah sikapnya, jika ia kaya dan sholih ia akan mensikapinya

hartanya dengan amal sholih, jika dia dalam kemiskinan ia memahaminya sebagai

ujian dan mensikapinya dengan positif.

Gangguan pihak ketiga juga bisa dialami siapapun. Makanya dengan

mengetahui tentang peluang gangguan itu maka suami-istri harus mengeratkan

hubungan di antara mereka agar bisa menghadapinya bersama-sama. Semua orang

mengalami tahap-tahap kehidupan berumahtangga. Jika tahu tahapan ini maka

akan semakin pandai dalam menyiikapinya. Orang sibuk dalam bisnis, sibuk hobi,

sibuk organisasi, sibuk pekerjaan, sibuk berjuang menjemput rizki, ada juga yang

sibuk berdakwah, semua kesibukan itu bisa membuat hubungan antara suami dan

istri kurang interaksi dan kurang komunikasi dan menjadi keterputusan.

Dampaknya, suasana emosionalnya menjadi kering dan menjadi hambar

kehidupan berumah tangga mereka. Tidak lagi nyaman, tidak ada lagi ikatan yang

kuat, maka akan memacu kerentanann yang lebih banyak.

Dengan mengetahui kelima faktor ini maka kita bisa menyiapkan diri

dalam menghadapinya.jika suasana pernikahan indah, nyaman ini adalah bagian

yang kita syukuri,kemudian ada fase dimana mulai merasakan sulit, mendaki,

tegang seperti di rolles coster, bahkan sampai puncak ketegangannya maka kita

semestinya semaki kuta hubungan antara suami istri sehingga tidak tercerai berai

sehingga bisa disikapi dengan baik, bijak , dewasa, matang. Mereka akan selamat

mengahadapi segala macam dinamika kehidupan berumah tangga. Bagaimana

langkah kita untuk menghadapi suasana roller coaster sedang mencapai puncak-

puncak ketegangann dalam kehidupan berumah tangga, Bagaimana kita tidak

tercerai beraikan.46

Dunia kerja merupakan dunia yang dinamis. Perubahan terus terjadi.

fenomena yang berkembang saat ini adalah peningkatan jumlah pekerja

perempuan. Dahulu tugas wanita hanya mengurus anak, suami dan rumah tangga,

46

Mahendra Ibn Muhammad Adam, Dinamika Kehidupan Berumah Tangga Anda, Diakses

pada tangga 16 februari 2019 pukul 22:00 wib melalui

https://indonesiana.tempo.co/read/120028/2017/12/02/mahenunja/pak-cah-nikmatilah-dinamika-

kehidupan-berumah-tangga.

Page 52: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

41

maka saat ini peran tersebut sudah bergeser. Telah banyak wanita yang bekerja di

perusahaan maupun organisasi maupun bekerja mandiri.

Fenoma isteri yang bekerja tak luput dari sekelumit permasalahan.

Fenomena ini memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari

fenomenena wanita bekerja adalah wanita yang memprioritaskan bekerja untuk

keluarga akan meningkatkan kepercayaan diri, kompetensi, dan rasa kebanggaan

pada perannya sebagai pekerja. wanita tidak lagi dianggap sebagai mahluk yang

semata-mata tergantung pada penghasilan suaminya, melainkan ikut membantu

berperan dalam meningkatkan penghasilan keluarga untuk satu pemenuhan

kebutuhan keluarga yang semakin bervariasi.

Konsekuensi negatif yang terjadi akibat dari ibu rumah tangga yang bekerja yaitu:

1) pada anak-anak, yaitu meningkatkan risiko terjerumusnya anak-anak kepada

hal yang negatif, seperti tindak kriminal yang dilakukan sebagai akibat dari

kurangnya kasih sayang yang diberikan orangtua, khususnya Ibu terhadap anak-

anaknya.

2) pada suami, yaitu memiliki perasaan tersaingi dan tidak terpenuhi hak-haknya

sebagai suami.

3) pada rumah tangga, memiliki risiko kegagalan rumah tangga terkait

ketidakmampuan istri mengurus rumah tangga atau sibuk berkarir.

4) pada masyarakat, yaitu bertambahnya pengangguran untuk pria dikarenakan

wanita mengambil alih pekerjaannya. Hal ini juga terkait dengan permintaan

perusahaan dimana lebih memilih wanita ketimbang pria karena upah yang murah

dan anggapan wanita tidak terlalu banyak menuntut dan mudah. kecenderungan

untuk bekerja di luar rumah jelas akan membawa konsekuensi sekaligus berbagai

dampak sosial, antara lain meningkatnya kenakalan remaja akibat kurangnya

perhatian orang tua, makin longgarnya nilai-nilai ikatan perkawinan/keluarga dan

lain-lain.

Isteri yang bekerja memiliki masalah masalah yang kompleks didalam

dinamika kehidupan rumah tangga. Dalam wawancara penulis dengan ibu rumaah

tangga yang bekerja bersama ibu Rajmah bahwa:

Page 53: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

42

[S]ayo kerjo ko yo kareno kebutuhan jugola lup, wak ko laki motong, motong

parah urang pulak berapo nian la pengasilan e, zaman kiniko kebutuhan

banyak mon ngandal laki bae dak cukup, anak empat tigo ekok masi sekola.

Nak duit jajan e,duit minyak e, baju e la segalo macam la,jadi wak harus

bekerjo jugo biak ado tambahan e. nak la nonngok dirumah bae Cuma dak

sesuai dengen keadaan jadi harus bekerjola.47

konflik peran menjadi ibu rumah tangga dan bekerja untuk pencari nafka

tambahan terjadi karena adanya dua atau lebih tekanan yang membuat pemenuhan

salah satunya dapat menyulitkan pemenuhan pada tekanan lainnya. konflik kerja-

keluarga sebagai sebuah bentuk konflik antar peran dimana tekanan dari peran di

pekerjaan dan peran di keluarga saling menuntut pemenuhan pada saat yang

bersamaan, sehingga berakibat menjalankan peran dalam pekerjaan menjadi lebih

sulit karena keharusan untuk menjalankan peran dalam keluarga juga, dan

sebaliknya menjalankan peran dalam keluarga lebih sulit karena keharusan untuk

menjalankan peran dalan pekerjaan juga. Konsep dari konflik kerja keluarga

pekerjaan dapat mengganggu keluarga dan keluarga dapat mengganggu pekerjaan,

inilah dinamika yang harus dihadapi bagi isteri yang bekerja48

Berdasarkan hasil wawawancara peneliti dengan para tokoh masyarakat

kelurahan durian luncuk yang pertama bersama lurah kelurahan durian luncuk

yaitu bapak Elfa Fitra Taufiq mengatakan bahwa:

[D]inamika kehidupan rumah tangga isteri yang bekerja di kelurahan durian

luncuk bahwa hampir menyeluruh pasangan suami istri untuk isterinya bekerja

ada yang sebagai asn, petani, buruh pabrik, pekerja di perusahan sebagai

tukang bersih lahan kelapa sawit, sebagai pembantu rumah tangga, dan lain-

lain. Dengan kondisi tersebut menurut pandangan saya kelurganya yang

isterinya ikut bekerja ada yang bermasalah ada yang tidak. Seperti adanya

cekcok antara pasangan suami istri da nada sebagian kecil yang menyebabkan

perceraian.49

Selanjutnya lembaga adat kelurahahan durian luncuk mengatakan bahwa:

47

Rajmah, Istri Yang Bekerja, wawancara dengan penulis tanggal 03 Januari 2019,

Catatan penulis. 48

Renaldi wicaksono, dinamika kehidupan rumah tangga. Diakses pada tangga 16

februari 2019 pukul 23:31melaluihttps://www.kompasiana.com/renaldi.wicaksono/5500b32f81331

11918fa7c0b/perempuan-bekerja-sebuah-dilema-perubahan-zaman. 49

Elfa Fitra Taufiq, Lurah Durian Luncuk,wawancara dengan penulis tanggal 01-12-

2018. Catatan penulis.

Page 54: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

43

[D]ari segi adat kondisi rumah tangga di durian luncuk isteri bekerja suda

menjadi budaya wanita didurian luncuk ini, sejak dulu perempuan di durian

luncuk memang banyak yang bekerja, mungkin mereka ingin menambah

penghasilan untuk rumah tangga mereka, maklum la di durian luncuk ini

sebagian besar masyrakat adalah petani karet, harga karet sekarang murah

lebih murah daripada sekilo beras, oleh karena istri harus membantu suami

untuk mencari penghasilan tambahan,agar keperluan hidup sehari-hari

terpenuhi, jadi menurut saya tidak masalah isteri bekerja asalkan tidak

menimbulkan masalah yang besar dalam keluarga.50

Berdasarkan pemaparan diatas dapat penulis jabarkan bahwa didalam

rumah tangga akan terjadi berbagai macam dinamika kehidupan, dari pasang

surutnya kehidupan, masa sulit, masa bahagia. Hal ini harus dillewati dalam

kehidupan berumah tangga, agar rumah tangga bisa tetap utuh karena semua

masalah itu pasti akan terjadi, seperti tekanan yang ekonomi besar, sehingga istri

mau tidak mau harus ikut bekerja sebagai pencari nafkah tambahan, dikarenakan

jika hanya mengandalkan penghasilan dari suaminya saja itu tidak cukup untuk

memenuhi berbagai kebutuhan hidup di zaman sekarang. Dunia pekerjaan juga

mengalami pergeseran nilai,wanita yang bekera sudah banyak ditemukan di

berbagai tempat walaupun pada hakikatnya dalam rumah tangga istri tidak

diharuskan bekerja. Suamila yang berkewajiban memenuhi segala kebutuhan

hidup dalam rumah tangga.

B. Faktor yang menyebabkan isteri bekerja

1) Faktor Ekonomi

Isteri berusaha memperoleh (bekerja) disebabkan adanya kemauan ibu

untuk mandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan

hidupnya dan bagi kebutuhan orang lain yang menjadi tanggungannya dengan

penghasilan sendiri. Adanya kebutuhan untuk menambah penghasilan

keluarga,dikarenakan pendapatan suami yang rendah dan tuntutan kebutuhan yang

tinggi, tingkat pendapatan suami.

Tingkat pendapatan suami sangat memegang peranan penting dalam

keputusan perempuan untuk masuk dalam pasar tenaga kerja.banyak perempuan

yang memutuskan untuk tidak bekerja disebabkan oleh pendapatan suami yang

50

M.saidi, pegungurus lembaga adat durian luncuk, wawancara dengan penulis tanggal

12-01-12-2018. Catatan penulis.

Page 55: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

44

sudah dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Partisipasi angkatan

kerja perempuan yang telah menikah tergantung pada kemampuan suami untuk

menghasilkan pendapatan, jika pendapatan suami masih belum mampu

mencukupi kebutuhan keluarga, maka istri akan bekerja lebih banyak untuk

membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Bahwa keluarga berpenghasilan

besar relatif terhadap biaya hidup cenderung memperkecil jumlah anggota

keluarga untuk bekerja. Dan sebaliknya keluarga yang biaya hidupnya sangat

besar relatif kepada penghasilannya cenderung untuk memperbanyak jumlah

anggota keluarga untuk masuk dalam dunia kerja. Artinya, ketika jumlah

penghasilan keluarga sudah relatif besar, maka keputusan keluarga, dalam hal ini

perempuan berstatus menikah untuk bekerja menjadi relatif kecil kemungkinan

lain makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja wanita

antara lain tumbuhnya kerajinan tangan dan industri lainya yang dilakukan oleh

kaum wanita.

Seperti keterangan dari ibu Irna menerangkan bahwa

[S]aya bekerja dikarenakan jika saya tidak ikut bekerja penghasilan suami

saya berkisar kurang lebih satu juta sampai satu juta lima ratus mempunyai

anak empat,tiganya sekolah,jadi pengeluaran keluarga kami cukup

besar,dengan jumlah tanggungan keluarga banyak,penghasilan yang renda

saya harus ikut suami saya bekerja untuk supaya penghasilan keluarga

meningkat, kalau saya ikut kerja bisala sampai dua juta lima ratus. Kalau

kondisi ekonomi keluarga baik munkin bisa saja saya tidak bekerja tapi kalau

kondisi ekonomi seperti inila mau tidak mau saya harus kerjala.51

2) Faktor Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pendapatan yaitu tingkat

pendidikan akan mempengaruhi suatu produktifitas, baik secara langsung,

maupun tidak langsung Sebagai akibat dari perubahan pengetahuan dan

keterampilan, dan dengan tingkat pendidikan yang sudah tinggi akan terbuka

harapan yang luas. Hubungan pendidikan dalam tertentu dapat berfungsi sebagai

51

Irna, Istri Yang Bekerja, wawancara dengan penulis tanggal 03 Januari, Catatan

penulis.

Page 56: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

45

penyalur tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin

besar perempuan yang bekerja.semakin tinggi pendidikan maka akan menjadikan

waktu yang dimiliki menjadi mahal, dan keinginan untuk bekerja semakin tinggi,

terutama bagi perempuan yang memiliki pendidikan tinggi, mereka akan memilih

untuk bekerja daripada hanya tinggal dirumah untuk mengurus anak dan rumah

tangga.

Seperti keterangan wawancara yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

[P]endidikan terakhir saya adalah strata satu jadi dengan ijazah yang saya

miliki saya ingin memnfaatkan ijaza saya tersebut,karena sayang rasanya jika

saya tidak gunakan ijazah saya untuk bekerja,saya tamat strata satu sistem

informasi, jadi saya bekerja sebagai administrasi dikantor. Sayang jika ilmu

yang saya punya tidak saya manfaatkan.52

Peneliti juga mencari informasi tentang jenjang pemdidikan Rata-rata isteri

bekerja di keluraahan Durian Luncuk, melalui sambungan telpon kepada lurah

Durian Luncuk:

[U]ntuk pendidikan ibuk-ibu bekerja itu Rata-rata banyak yang tamatan

Sekolah dasar apalagi yang bekerja di sektor pertanian petani karet dan buruh

pabrik tersebut, palingan Cuma sekali kecil tamatan diatas sekolah dasar,

namun untuk pekerjaan tertentu seperti di ASN Semuanya tamatan Sekolah

Menenga Atas.53

3) Faktor Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan

dalam aktivitas minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan

diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. gaya hidup

menunjukkan karakter seseorang yang dibentuk melalui pola interaksi dengan

masyaraka secara umum. Ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain:

a. Gaya Hidup Mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada

sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan

dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan

tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi.

52

Zila ,Istri Yang Bekerja, wawancara dengan penulis tanggal 12-5-2018. Catatan

penulis. 53

Elfa Fitra Taufiq, Lurah kelurahan Durian Luncuk,sambungan telepon selular pada

tanggal 19 Maret 2018.

Page 57: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

46

Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan

memahami bentuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko

dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri.

Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi

memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan

pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang

kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

b. Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk

mencari kesenangan, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah,

lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang

mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Seperti keterangan yang disampaikan oleh ibu bahwa:

[S]aya ingin meringankan beban rumah tangga, setidak nya saya bisa mandiri,

dengan saya bekerja,saya tidak terlalu merepotkan suami saya dalam urusan

keperluan pribadi saya,dari kecil memang saya sudah biasa hidup mandiri,jadi

terbawak sampai menikah untuk tetap mandiri dengan tetap bekerja. 54

4) Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan

menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan dan potensi optimal untuk

mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar bisaa yang sulit dicapai

orang lain. kebutuhan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan

semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin. Artinya

potensi yang dimiliki akan dikembangan untuk menjadi sekreatif mungkin, agar

mencapai prestasi kerja yang memuaskan.

Wanita yang berambisi tinggi, sesudah menikah dan memiliki keluarga

bisa juga tetap mengejar karir. Dalam kenyataanya ada wanita yang perlu bekerja

didalam ataupun diluar rumah untuk mengembangkan kemampuannya setelah

54

Zila, Istri Yang Bekerja, wawancara dengan penulis tanggal 05-12-2018. Catatan

penulis.

Page 58: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

47

mempelajari sesuatu yang memberi kepuasan tersendiri bagi dirinya, atas

pencapaian yang telah dia dapat.

Wanita perlu mencari dan membentuk identitasnya sebagai wanita yang

mampu mempersiapkan diri untuk meningkatkan kemampuan, potensi dan

keterampilan yang menetapkan perannya di dalam masyarakat dan keluarga.

Wanita yang mengaktualisasi dirinya bukan hanya wanita yang bekerja dikantor,

atau yang bekerja sebagai pegawai negeri yang disebut dengan wanita karier.

Padahal sebetulnya tidak begitu, bekerja dan melakukan apa saja asalkan

mendatangkan suatu kemajuan dalam kehidupannya, dan mengembangkan potensi

yang ada di dalam dirinya, itulah karier bagi ibu rumah tangga yang bekerja.

Hal ini juga ditemukan dalam wawancara peneliti bersama ibu bahwa:

[S]aya ingin tetap melakukan kemampuan saya sebagai guru, rasanya kalau

saya tidak mengajar saya tidak nyaman, saya masi honor sekarang, tapi

walaupun penghasilan saya masi kecil saya tetap ingin bekerjaa sebagai guru,

karena agak tidak nyaman jika saya tidak mengajar. 55

5) Umur

Umur akan mempengaruhi penyediaan tenaga kerja. Penambahan

penyediaan tenaga kerja akan mengalami peningkatan sesuai dengan pertambahan

umur, kemudian menurun kembali menjelang usia pensiun atau umur tua. Hal ini

dikarenakan semakin tinggi tingkat umur maka akan semakin kecil proporsi

penduduk yang bersekolah, sehingga penyediaan tenaga kerja mengalami

peningkatan. Ketika semakin tua umur seseorang, tanggung jawab pada keluarga

akan semakin besar, terutama pada penduduk usia muda yang sudah menikah.

Bagi seseorang yang telah menikah adanya tanggung jawab untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarga. Selanjutnya,ketika tingkat umur semakin tua maka

akan masuk pada masa pensiun atau yang secara fisik sudah tidak mampu untuk

bekerja.

Sebagaimana wawancara penulis lakukan bersama salah satu ibu rumah

tangga berikut yang bekerja sebagai petani karet

55

Nuria, Istri Yang Bekerja, masyarakat kelurahan Durian Luncuk, wawancara dengan

penulis tanggal 12-5-2018. Catatan penulis.

Page 59: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

48

“[D]ulu diawal pernikahan saya tidak bekerja dengan bertambah nya usia saya

rasanya ingin bekerja,selagi masi umur tiga puluhan ini la dek, kalau la terlalu

tua agek munkin bisa jadi tidak sanggup lagi”.56

6) Budaya

Budaya kerja wanita diartikan sebagai keseluruhan pola kerja wanita yang

meliputi pandangan tentang kerja dan tujuan kerja, yang di warnai perilaku kerja

dan sikap terhadap kondisi kerja dan imbalan atau upah, maupun terhadap

perlakuan dan pelayanan sosial yang diterima dalam dunia kerja. Selain daripada

itu juga termasuk dalam budaya kerja adalah pandangan terhadap kesempatan

menambah pengetahuan atau keterampilan untuk meningkatkan produktivitas

kerja.

Pada umumnya banyak yang masih menganggap wanita sebagai pencari

nafkah tambahan bagi keluarga, maka motivasi kerja wanita umumnya juga masih

rendah. Tetapi bagi wanita yang sudah menyadari dan mengetahui akan hak dan

tanggung jawabnya sebagai mitra sejajar pria, terkadang juga mempunyai

motivasi yang terlalu tinggi sehingga fungsi kodrati-nya diabaikan atau

perlindungan pelayanan sosial dituntutnya dari pemberi kerja, yang pada

umumnya masih di anggap oleh pemberi kerja sebagai beban tambahan yang

merugikan.sebagian tempat juga terkadang biasa saja jika wanitya bekerja dan

menjadikannya hal yang lumrah bukan lagi hal yang aneh jika wanita bekerja.

Seperti keterangan ibu berikut bahwa:

[K]alau bekerja itu biasa sajala bagi ibu ibu disini, rata-rata wanita di sini

bekerja, jadi bisa dikatan saya bekerja ini ya dikarenakan ibu saya bekerja

saudara perempuan saya bekerja, ibu-ibu disini memang dari dulu bekerja,

oleh karena itu saya rasa saya bekerja ini bukanla hal yang tidak baik.57

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terdapat berbagai macam

faktor yang menyebabkan isteri bekerja Kebutuhan keluarga yang tidak dapat

56

Irna, Istri Yang Bekerja, wawancara dengan penulis tanggal 03Januari, Catatan penulis.

57

Yani, Istri Yang Bekerja, wawancara dengan penulis tanggal 03 Januari. Catatan

penulis.

Page 60: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

49

dipenuhi oleh suami yang memang pada dasarnya merupkan bertanggung

jawabnya sebagai kepala keluarga secara tidak langsung mendorong istri unutk

bekerja agar kebutuhan keluarganya dapat terpenuhi. Peran isteri didalam

keluarga yang memang secara mutlak didapat pada saat ia menikah seperti

mengurus rumah tangga, mendidik anak, dan melayani suami tidak menghalangi

para istri untuk bekerja.

Dorongan istri bekerja disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebutuhan

bekerja di durian luncuk secara umum ada berbagai faktor yaitu faktor

ekonomi,faktor pendidikan,faktor gaya hidup,kebutuhan aktualisasi diri serta

faktor budaya,semua itu terjadi pada dasarnya menjadi alasan atau dorong yang

menyebabkan isteri lebih memilih bekerja.

Page 61: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

50

BAB IV

DAMPAK ISTERI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN

RUMAH TANGGA

A. Aktivitas Istri Yang Bekerja di Kelurahan Durian Luncuk

Aktivitas yang dilakukan oleh isteri yang bekerja itu jelas sangat banyak

dimana isteri merupakan ibu rumah tangga yang harus mengerjakan tugas

rumahnya disisi lain juga isteri harus banyak melakuakan aktivitas di tempat

bekerjanya. Hal yang demikian sudah jelas berpengarus terhadap diri individu itu

sendiri baik dan juga kesehatan. Akan tetapi hal tersebut dilakuakan semata-mata

utnutk mendapatkan tujuan yang ingin dicapainya.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi ibu rumah tangga di sini bekerja

terutama untuk membantu suami mencari nafkah dan menambah penghasilan.

Selain itu mereka bekerja karena untuk mengisi waktu luang daripada di rumah

hanya menganggur dan untuk menambah pengalaman serta pengetahuan dalam

bidang pekerjaan. Setidaknya ada dua aktivitas yang dilakuakan oleh seorang

isteri yang bekerja diantaranya yaitu:

1. Aktivitas isteri yang bekerja di tempat kerja

Hasil wawancara menunjukkan bahwa mereka bekerja di berbagai tempat

sudah cukup lama. Salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya bekerja para

pekerja perempuan ini adalah suasana kerjanya. Mereka sangat nyaman berada di

tempat kerja karena sistim kerjanya yang fleksibel dan kekeluargaan. Pemilik

kebun, rumah, atau perusahaan, sudah menganggap pekerja seperti keluarganya

sendiri. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ibu “Lasmini” saat di wawancarai

di rumahnya sebagai berikut:

“Bapak” pahdi bos saya baik mbak, sudah mnganggap saudaranya sendiri,

kerjanya dekat dengan rumah sehingga bisa sambil mengurus anak.58

Hal serupa juga diungkapkan oleh “Minah” sebagai berikut:

58

Lasmini, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 01 januari 2018.

Catatan Penulis.

Page 62: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

51

“[A]lhamdulillah saya betah, Alhamdulillah orangnya enak, disamping itu

pekerjaannya selalu ada”.59

Menjadi pekerja sebagai pembantu rumah tanga sebetulnya tidak terlalu

terikat pada jadwal karena pada hakikatnya menjadi pekerja sebagai pembantu

rumah tangga itu sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan dirumah

masing-masing, dan waktunya pun tidak terlalu ditentukan tergantung

kesepakan dengan majikannya. Dan aktivitas yang dilakukan hanyalah

membersihkan rumah serta mengejakan tugas rumah dan merawat anak-anak

majikannya. Hal tersebut sangat berbeda dengan pekerja yang bekerja sebagai

petani dan buruh perusahaan. Kalau istri yang bekerja sebagai petani karet

tersebut itu mulai bekerjanya dari pagi hingga sore hari hari, jika Buruh

perusahaan, dan lain sebagainya itu mengikuti kondisi yang ada. Sedangkan

isteri yang bekerja sebagai buruh perusahaan itu jadwal bekerjanya ditentukan

oleh perusahaan dan memiliki aturan tertentu dan biasanya bekerjanya sampai

satu hari penuh. Hal ini senada dengan yang dikatakan para isteri yang bekerja

yaitu:

[K]alau sayo ko kerjo sebagai petani karet lup, kerjonyo sebagai bantu suami

lah, kadang tu dak nentu baleknyo jam berapo yang jelas kalo sudah motong

tu iyo kami balek lah kerumah. Kalu dikebun tu biaso nyo yo yang jelasnyo

nyadap karet, kadang kalo semak potongan tu yo kami nebas dulu baru balek

ke rumah. Yang jelasnyo tergantung lah kapan sudah yo balek. Biasonyo kalo

lamo balek tu pas mangkit.60

Sedangkan berbeda dengan pekerja buruh perusahaan. Yang mengatakan bahwa:

[K]ami sebagai pekerja buruh perusahaan ni bekerjanyo tu agak terikat dengan

perusahaan maksudyo tu, bekerjonyo seharian penuh, pegi pagi balek sore.

Gawenyo pun sebagai nebas, meroundup, nyiram, mupuk, mutir berondolan

sawit, pokok e tegantung mandor lah apo yang disuruh e.61

59

Mina, Istri Yang Bekerja ,Wawancara Dengan Penulis Tanggal 04 Januari. Catatan

Penulis.

60 Yurmami, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 03 Januari-2019.

Catatan Penulis. 61

Ani, Isteri yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 2-Januari-2019. Catatan

Penulis.

Page 63: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

52

Itulah beberapa aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh isteri yang

bekerja di tempat pekerjaanya. Ada diantara mereka yang menikmati

pekerjaannya dengan ikhlas, dan penuh dengan semangat dalam bekerja.

2. Aktivitas Isteri Yang Bekerja Dalam Rumah Tangga.

Pekerjaan rumah tangga adalah aktivitas harian yang harus dilakukan oleh

seorang ibu rumah tangga. Bagi ibu rumah tangga yang bekerja kegiatan tersebut

biasanya dilakukan sebelum mereka berangkat bekerja dan setelah mereka pulang

kerja.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada isteri yang bekerja

dapat diketahui bahwa di rumah ada pekerja perempuan yang melaksanakan

pekerjaan rumah tangga bersama-sama dengan suami dan anaknya, tetapi ada juga

pekerja perempuan yang seluruh pekerjaan rumah di tangani sendiri tanpa ada

bantuan dari suami ataupun anaknya, sehingga mereka mengalami beban kerja,

yaitu bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan juga mengerjakan seluruh

pekerjaan rumah tangga di rumah. Seperti yang disampaikan oleh ibu “lasmini”

saat ditemui di rumahnya, sebagai berikut:

“[S]uami Saya di kebun motong dek, kalau pekerjaan rumah tangga ya saya

sendiri la yang mengerjakan, walaupun saya bekerja juga”.62

Hal serupa juga diungkapkan oleh “Irna”, sebagai berikut :

[S]uami saya jatahnya ya bekerja, sebelum bekerja saya menyelesaikan

pekerjaan rumah dulu, makan, kemudian berangkat bekerja, nanti capek

pulang masih harus masak, nyuci piring. Yang mengurus rumah ya saya

sendiri.63

Adanya pembagian kerja dalam keluarga dapat mengurangi beban yang

ditanggung isteri yang bekerja. Banyaknya tenaga dan pikiran yang dikeluarkan

oleh perempuan di tempat kerja membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak

untuk pemulihan kondisi fisik dan psikologisnya. Pembagian tugas dalam

keluarga akan mengurangi jam kerja perempuan sehingga perempuan akan lebih

banyak memanfaatkan waktunya di rumah untuk istirahat. Kegiatan yang

62

Lasmini, Isteri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 1-Januari-2019,

Catatan Penulis. 63

Irna, Istri Yang Bekerja , Wawancara Dengan Penulis Tanggal 1 Januari 2019, Catatan

Penulis.

Page 64: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

53

dilakukan pekerja perempuan dalam rumah tangga adalah sama. Kegiatan yang

dilakukan antara lain mengurus anak, mengurus suami, memasak, mencuci piring,

mencuci baju, membersihkan rumah dan menyiapkan kebutuhan sekolah.

Kegiatan tersebut mereka lakukan sebelum berangkat bekerja dan setelah mereka

pulang dari tempat kerja.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa isteri yang bekerja memulai

aktivitasnya dalam rumah tangga dari subuh sekitar. Setelah semua pekerjaan

rumah selesai baru mereka berangkat bekerja. Isteri yang bekerja memiliki

aktivitas ganda namun mereka tidak pernah merasa kesulitan dalam mengatur

waktu, ketika mereka harus bekerja dan menjadi seorang ibu rumah tangga,

terkecuali mereka yang masih memiliki anak kecil.

B. Dampak Isteri Yang Bekerja Terhadap Kegiatan Sosial di Masyarakat

Kegiatan sosial adalah yang berhubungan dengan manusia dan

lingkungan. Kegiatan tersebut seperti perkawinan dan kematian. Kegiatan yang

bersifat ritual keagamaan seperti pengajian agama atau yasinan. Dan kegiatan

yang mempunyai unsur ekonomik, seperti kegiatan arisan. Berdasarkan hasil

penelitian pada isteri yang bekerja di buruh perusahaan menyatakan bahwa

ternyata kehidupan pekerja perempuan tidak dapat lepas dari lingkungan sosial

yang ada di dusun mereka. Pekerja perempuan adalah makhluk sosial yang

membutuhkan manusia yang lain. Sebagai makhluk sosial mereka juga harus

berinteraksi dengan makhluk sosial yang lainnya.

Kegiatan sosial di masyarakat terbentuk dalam kehidupan pekerja

perempuan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan

serta agar silaturahmi tetap terjalin. Kegiatan sosial tersebut terwujud dalam

beberapa kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan Arisan

Kegiatan arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang dalam jumlah

tertentu sesuai dengan kesepakatan, kemudian dilakukan pengundian. Kegiatan ini

rutin diikuti pekerja perempuan setiap hari Minggu. Biasanya diadakan di rumah

warga. Kegiatannya diadakan sore hari. Dengan bekerja sebagai buruh

perusahaan, dan petani sehingga membuat para isteri yang bekerja jarang bahkan

Page 65: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

54

tidak sama sekali ikut dalam kegiatan arisan tersebut karena terikat dengan

pekerjaan.

2. Kegiatan Keagamaan

Kegiatan keagamaan yang berhubungan dengan kerohanian juga tidak

terlepas dari kehidupan pekerja perempuan. Kegiatan keagamaan yang mereka

ikuti antara lain pengajian rutin dan yasinan. Pengajian rutin ini dilaksanakan

setiap seminggu sekali yaitu setiap hari jum‟at sore. Kegiatan yasinan

dilaksanakan malam hari dari pukul 20.00-21.30. Hal yang telah dijabarkan di

atas sesuai dengan apa yang telah diungkapkan oleh pekerja perempuan dalam

wawancara yang dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut:

[P]engajian dilaksanakan pada sore hari jum‟at dan yasinan pada selasa malam

rabu kegiatannya keliling ke rumah-rumah tergantung siapa yang dapat arisan.

Pengajian di masjid itu setiap hari jumat sore kalau pas sehat saya selalu ikut.

Pengajiannya malam setelah isyak dik.64

Bagi pekerja perempuan yang masih memiliki anak kecil, cenderung sulit

untuk mengikuti kegiatan sosial di malam hari seperti pengajian rutin. karena

anaknya masih kecil dan sering rewel. Terkadang juga ada beberapa hambatan

yang membuat isteri yang bekerja itu sulit untuk hadir di kegiatan keagamaan

seperti yang disebutkan diatas karena lelah dan keadaan tubuh yang kurang sehat.

3. Kegiatan Keorganisasian

Jenis organisasi yang ada diikuti oleh pekerja perempuan antara lain PKK,

Dasawisma, Posyandu. PKK adalah kegiatan yang mengandung unsur ekonomik

dalam rangka untuk mensejahterakan keluarga. Dasawisma adalah perkumpulan

ibu-ibu yang lebih banyak berisi tentang musyawarah serta penyuluhan-

penyuluhan dari pemerintah. Arisan juga terdapat dalam kegiatan PKK dan

Dasawisma tersebut. Posyandu adalah pos pelayanan terpadu yang melayani

masalah yang berhubungan dengan balita seperti timbangan bayi, pemberian

imunisasi, penyuluhan ASI, dan sebagainya. Jabatan pekerja perempuan dalam

organisasi kemasyarakatan sebagian besar adalah sebagai anggota saja. Tetapi ada

juga isteri yang bekerja yang menjabat sebagai kader posyandu dalam masyarakat.

64

Ani, isteri yang bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 4-Januari-2019. Catatan

Penulis.

Page 66: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

55

4. Kegiatan Perkawinan

Suatu peristiwa yang tidak heran lagi ketika seorang warga masyarakat

mempunyai hajat perkawinan dan dalam pelaksanaannya melibatkan banyak

warga masyarakat, tetangga dan juga sanak saudaranya. Aktivitas tolong

menolong saat peristiwa perkawinan terlihat saat menjelang acara resepsi

perkawinan. Biasanya aktivitas tolong menolong seperti ini disebut warga dengan

istilah rewang. Dalam peristiwa perkawinan memiliki tahap pelaksanaan yang

dianggap penting yaitu saat akad nikah. Menjelang akad nikah berlangsung, jauh-

jauh hari biasanya ibu-ibu mendapatkan undangan. Dari undangan ini membuat

ibu-ibu datang ke acara resepsi untuk menyumbang. Sumbangan ini adalah salah

satu bentuk tolong-menolong yang bertujuan untuk meringankan beban yang

punya hajat.

5. Kegiatan Kematian

Kematian adalah peristiwa yang pasti dialami oleh setiap manusia.

Peristiwa ini juga banyak melibatkan warga masyarakat. Bagi tetangga sekitar dan

saudara tanpa dimintapun pasti datang ke tempat keluarga yang terkena musibah

tersebut untuk memberikan bantuan baik secara materiil atau spiritual. Hadirnya

orang- orang ke tempat keluarga yang terkena musibah kematian biasanya disebut

dengan takziyah. Tolong menolong yang terjadi di sini biasanya bersifat

meringankan beban kesedihan keluarga yang ditinggalkan.

Apabila kegiatan sosial seperti perkawinan ataupun kematian ini

dilaksanakan pas hari-hari dimana mereka bekerja, biasanya pekerja perempuan

meninggalkan pekerjaanya sementara waktu untuk mengikuti kegiatan sosial

tersebut. Mereka berangkat setengah hari lalu meminta ijin untuk pulang, kalau

tidak mereka meminta ijin untuk libur sementara waktu. Hal ini sesuai dengan apa

yang diungkapkan oleh pekerja perempuan, sebagai berikut :

[K]alau ada hajatan, seumpama dekat nanti ijin tidak masuk keerja, kalau jauh

ya jam dua belasan pulang, kalau ada hajatan atau takziah saya berangkat

setengah hari nanti ijin, kalau bantu-bantu di tempat hajatan tergantung, kalau

Page 67: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

56

saudara biasanya saya libur sampai satu minggu tetapi kalau cuma

tetangganya ya paling libur dua hari. 65

Hal ini berarti dalam masyarakat dimana pekerja perempuan tinggal masih

sangat kental rasa kerukunan, kekeluargaan dan budaya saling tolong menolong di

antara sesama anggota masyarakat, karena pada dasarnya mereka adalah makhluk

sosial yang hidup bersama dan saling membutuhkan satu sama lain.

C. Dampak Isteri Yang Bekerja Terhadap Keharmonisan Rumah tangga

Beban yang ditanggung oleh isteri yang bekerja yaitu menjadi ibu rumah

tangga dan menjadi pekerja yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-

harinya membuat mereka melaksanakan aktivitas ganda. Aktivitas ganda tersebut

memberikan dampak bagi diri mereka dan juga keluarga. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari peran ganda

yang ditanggung oleh pekerja perempuan terhadap keluarga, yaitu:

1. Dampak Positif

a) Menambah penghasilan rumah tangga

Tujuan dari isteri yang bekerja adalah untuk memperoleh upah yang dapat

digunakan untuk menambah pendapatan dalam rangka pemenuhian kebutuhan

sehingga meringankan beban suami. Upah yang diterima pekerja bermacam-

macam tergantung dari jenis pekerjaannya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Daw sebagai berikut:

“[N]ambah sedikit-sedikit untuk mencukupi berbagai kebutuhan rumah

tangga, karena rumah tangga juga banyak kebutuhannya”.66

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan juga ikut berperan dalam

tambahan pendapatan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.

Walaupun sebenarnya yang berkewajiban penuh untuk memenuhi kebutuhan

keluarga adalah suami mereka. Ini menunjukkan adanya kemitrasejajaran antara

perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga. Perempuan tidak hanya berperan

dalam urusan rumah tangga saja, tetapi juga dalam urusan mencari nafkah.

b) Terbangun rasa saling pengertian antar anggota keluarga

65

Minah, isteri yang bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 4-Januari-2019.

Catatan Penulis. 66

Yurmami, Isteri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 3-Januari-2019.

Catatan Penulis.

Page 68: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

57

Isteri yang bekerja lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja

sehingga waktu untuk bertemu dengan anggota keluarga terbatas, namun

hubungan antar anggota keluarga tetap baik. Hal ini karena dalam keluarga

terbangun rasa saling pengertian, sehingga hubungan mereka tetap harmonis. Hal

ini seperti yang diungkapkan oleh ibu Yani, sebagai berikut :

“[H]ubungan dengan keluarga baik-baik saja, karena sama-sama bekerja, ya

saling pengertian saja”.67

Juga diperkuat oleh apa yang diutarakan pak Rudi, selaku suami pekerja

perempuan, sebagai berikut :

“[B]iasa-biasa saja, baik-baik saja, selama ini tidak ada masalah, semuanya

berjalan baik”.68

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa hubungan antar

anggota keluarga tetap harmonis terutama hubungan isteri yang bekerja dengan

suami mereka. Hal ini karena ke dua nya sama-sama bekerja sehingga muncul

rasa saling pengertian. Kesibukan perempuan dalam sektor publik juga tidak

menghalangi perhatian mereka terhadap keluarga terutama anak. Mereka masih

memberikan perhatian penuh seperti menyiapkan kebutuhan sekolah anak,

menyiapkan sarapan dan membantu anak saat belajar.

2. Dampak Negatif

a) Waktu untuk berkumpul dengan keluarga menjadi terbatas

Curahan waktu yang dimiliki oleh isteri yang bekerja banyak dihabiskan

untuk bekerja, sehingga waktu pekerja perempuan untuk berkumpul dengan

anggota keluarganya, terutama dengan suami dan anaknya menjadi terbatas.

Apalagi bagi mereka yang sama-sama sibuk bekerja. Mereka hanya dapat bertemu

di waktu pagi hari sebelum berangkat kerja dan malam hari menjelang tidur

malam. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada

pekerja perempuan antara lain sebagai berikut :

67

Yani, Isteri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 3-Januari-2019.

Catatan Penulis. 68

Rudi, Suami Isteri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 04-Januari-

2019. Catatan Penulis.

Page 69: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

58

“[B]alik, jam empat itu kalau sudah waktunya pulang bekerja dan malam hari

biasanya baru bisa berkumpul bersama keluarga”.69

b) Adanya beban kerja ganda yang ditanggung oleh pekerja perempuan

Banyaknya tanggung jawab yang harus dijalankan oleh isteri yang bekerja

membuat mereka memiliki beban kerja ganda. Hal ini yang dirasakan oleh isteri

yang bekerja sebagai buruh pemerintah di Kelurahan Durian Luncuk. Seperti apa

yang disampaikan oleh Mina, sebagai berikut:

[J]enuh ya jenuh tetapi bagaimana lagi dik mengingat banyaknya kebutuhan

kalau tidak ikut bekerja takut tidak terpenuhi, terus pegel-pegel, soale saya

kalau bekerja banyak yang dikerjakan jadi cepat capek. Saya juga kadang

sering sakit.70

Tidak adanya pembagian tugas dalam rumah tangga membuat mereka

merasakan adanya beban kerja ganda yang harus ditanggung, yaitu sebagai

pekerja yang harus menjalankan kegiatan dalam lingkungan kerjanya dan setelah

pulang mereka masih harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Beberapa

keluhan diutarakan oleh pekerja perempuan akibat beban kerja ganda yang

ditanggung oleh isteri yang bekerja antara lain : bahu terasa sakit, ngantuk, capek,

kalau kelamaan bekerja jadi tidak enak badan dan mereka mengalami kejenuhan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diutarakan oleh pekerja perempuan

dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut :

“[C]apek dek pulang kerja masih harus mencuci piring, saat kerja melubangi

tanah yang keras itu, bahunya sakit,tangan juga sakit, tidak kuat rasanya”.71

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui banyak keluhan-keluhan

baik fisik maupun psikologis dari pekerja perempuan. Walaupun begitu pekerja

perempuan tetap aktif bekerja di sektor publik, karena mengingat kebutuhan yang

semakin hari semakin banyak dan menuntut untuk segera dipenuhi. Sehingga,

apapun resikonya tidak mematahkan semangat pekerja perempuan untuk

menjalankan aktifitas gandanya.

69

Ani , Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 4-Januari-2019. Catatan

Penulis. 70

Mina, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 4-Januari-2019. Catatan

Penulis. 71

Ani, Istri Yang Bekerja Wawancara Dengan Penulis Tanggal 4-Januari-2019. Catatan

Penulis.

Page 70: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

59

C.kurangnya waktu komunikasi antar anggota keluarga

Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan

membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang

menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan

masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam

kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan.

Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga adalah pasti membicarakan

hal-hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan

komunikasi yang dapat memberikan suatu hal yang dapat diberikan kepada setiap

anggota keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi

diantara anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik.

Waktu untuk berkomunikasi adalah unsur yang penting dalam keluaraga

Hal Ini dirasa kurang menurut ibu Ani,

[K]adang waktu untuk membicarakan permasalahan satu sama lain terasa

kurang, pagi sampai sore saya bekerja dan malamnya harus tidur cepat agar

besoknya kuat untuk bekerja, supaya tenaga tetap terjaga harus banyak

istirahat dirumah”.72

Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang

harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling

membutuhkan. Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam

masyarakat, yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan

ini yang paling sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan

anak-anak. Keluarga dalam bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

D.Terjadinya Konflik

Keluarga merupakan salah satu unit sosial yang mana hubungan

antar anggotanya terdapat saling ketergantungan yang tinggi. Oleh karena

itu, konflik dalam keluarga merupakan suatu keniscayaan. Konflik di dalam

keluarga dapat terjadi karena adanya perilaku oposisi atau ketidaksetujuan

72 Ani , Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 27-Mei-2019. Catatan

Penulis

Page 71: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

60

antara anggota keluarga. Prevalensi konflik dalam keluarga berturut-turut

adalah konflik sibling, konflik orang tua-anak dan konflik pasangan.

Walaupun demikian, jenis konflik yang lainpun juga dapat muncul, misalnya

antara menantu dan mertua, dengan saudara ipar, dengan paman, dengan

bibi atau bahkan dengan sesama ipar menantu. Konflik ini sering terjadi

apabila kurangnya komunikasi antar keluarga, kurangnya waktu bersama sesama

keluarga, anggota keluarga yang kurang pengertian satu sama lain.

Isteri yang bekerja terkadang memicu terjadinya konflik dalam keluarga

seperti keterangan wawancara yang dilakukan penulis dengan ibuk irna

[R]ibut ribut kecil itu seringlah terjadi kadang karena saya tidak sempat

masak, suami jadi kesalkan, namanya saya kerja kadang tidak sempat harus

cepat pergi kerja, kadang juga kecapekan kalau habis pulang kerja. Terjadila

konflik kadang kadang, ya dari konflik kecil maupun konflik besar. 73

Oleh karena konflik merupakan aspek normative dalam suatu

hubungan, maka keberadaan konflik tidak otomatis berdampak negative

terhadap hubungan maupun individu yang terlibat dalam hubungan. Konflik

baru akan berdampak negative bila tidak dikelola dengan efektif dan akan

menjadi gejala atau faktor yang menyumbang akibat negatif pada individu

maupun keluarga secara keseluruhan.

73 Irna, Istri yang bekerja , Wawancara Dengan Penulis Tanggal 27-Mei-2019. Catatan Penulis

Page 72: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Adanya berbagai macam dinamika kehidupan rumah tangga, dari pasang

surutnya kehidupan, masa sulit, masa bahagia. Hal ini harus dillewati dalam

kehidupan berumah tangga, agar rumah tangga bisa tetap utuh karena semua

masalah itu pasti akan terjadi, seperti tekanan yang ekonomi besar, sehingga

istri mau tidak mau harus ikut bekerja sebagai pencari nafkah tambahan

2. Adapun faktor yang menyebabkan isteri berkeja di kelurahan durian luncuk

adalah faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor gaya hidup, kebutuhan

aktualisasi diri, dan budaya.

3. Dampak isteri yang bekerja terhadap keharmonisan rumah tangga itu ada

beberapa macam dampak yaitu dampak positif dan dampak negative, dampak

positifnya yaitu: menambah penghasilan rumah tangga,terbangun rasa saling

pengertian antar anggota keluarga. dampak Negatif: Waktu untuk berkumpul

dengan keluarga menjadi terbatas, adanya beban kerja ganda yang ditanggung

oleh pekerja perempuan, kurangnya waktu komunikasi antar anggota keluarga,

Dan Terjadinya Konflik. Kemudian ada juga terjadi dampak terhadap

kehidupan sosial bermasyarakat antara lain: kurang aktif dalam mengikuti

kegiatan arisan, kurang rutin dalam mengikuti kegiatan keagamaan, jarang

aktif di organisasi, tidak bisa selalu mengikuti hajatan acara perkawinan, harus

izin kerja jika ada kegiatan kematian.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan penelitian tersebut maka terdapat beberapa hal yang menjadi saran-

saran antara lain:

1. Bagi pembaca, agar selalu mempelajari dan banyak membaca literatur yang

berkaitan dengan keharmonisan dalam rumah tangga dan memahami lebih

mendalam makna dari rumah tangga.

Page 73: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

62

2. Kepada lurah durian luncuk agar memperhatiakan dan meningkat ekonomi

serta tingkat keharmonisan rumah tangga di durian Luncuk.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan judul yang sama

disarankan untuk mempertimbangkan ketersediaanya referensi, baik dalam

buku, artikel, modul, maupun yang lainnya. Hal ini perlu karena referensi

mengenai keharmonisan rumah tangga dirasa masih kurang sehingga tidak

terkesan penggulangan terhadap peneliti sebelumnya.

4. Bagi anggota rumah tangga di durian luncuk agar selalu menjaga keharmonisan

rumah tangga, keutuhan keluarga, membina kehidupan sosial masyarakat yang

baik, memelihara nilai-nilai dalam berumah tangga.

C. Kata Penutup

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

taufiq dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi

ini dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan dalam penyusunannya sehingga masih belum sempurna. Dengan

menyadari keterbatasan tersebut, maka penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran yang membangun, guna penulis jadikan bekal untuk perbaikan skripsi dan

peningkatan pada pelaksanaan tugas lainnya.

Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, baik

bagi penulis pribadi maupun bagi para pembaca umumnya. Aamiin.

Page 74: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Al-qur‟an dan terjemahnya Jakarta: Departemen Agama RI, 2006.

BUKU

Ahmadi, psikologi sosial, Jakarta:rineka cipta, 2009.

Arikunto dan Suharsini, Prosedur Penelitian Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

Aziz dan Musthofa, Untaian Mutiara Buat Keluarga, Yogyakarta: Pustakapelajar,

2001.

Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi Dan

Kebijakan Public, Jakarta: Kencana, 2005.

Chmadi dan Cholid Narbuko, Metedologi Penelitian Jakarta: Bumi Aksara,2007.

Daradjat Zakiah, perawat jiwa anak-anak, Jakarta: Pt Bulan Bintang 2009.

Narwoko dan Suyanto, sosiologii teks daan terapan Jakarta :kencana media grup

,2004.

Gunarsa, Anak remaja dan keluarga, JakartA:Pt Gunung Mulia, 2000.

Ghani Abdullah Abdul, pengantar hukum islam dalam tata hukum indonesia.

Jakarta:Gema insani press, 1994

Hadi Sutrisno, Metode Research Jilid 2 Yogyakarta: Andi Offset. 1989.

Husni Lalu, pengantar Hukum KetenagaKerjaan Indonesia, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2001.

Kartono, Sosiologi Surakarta, pustaka cakra surakarta 2004.

Muhibbin, Pandangan Islam Terhadap Perempuan, Semarang,Rasail Media

Group, Tt.

Manullang Sendjun H., Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia,

Jakarta, PT Rineka Cipta, 2001.

Sevila Consuelo, Pengantar Metode Penelitian Jakarta :UI Pers, 2000.Sumasno

Yulia Singgihgunarsa, Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman, (Jakarta: Pt.

Gunung Mulia2000).

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta, 2007.

………., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2015.

Syarifuddin Amir, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta:Kencana, 2007.

Tim Penyusun Kamus. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta:Departemenpendidikan Dan Kebudayaan.

Undang-Undang Rebublik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974, tentang perkawinan dan kompilasi hukum islam, Surabaya: sinarsido utama, 2015.

Jurnal

Hadi Sumasno, “Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif Pada Skripsi”,

Jurnal Ilmu Pendidikan, 22 No 1 (2016). Ruswaningsih Sigit, “Aktivitas Domestik dan Publik Perempuan Kerja”,(TT).

Rabain Jamaludin, “Pandangan Islam terhadap wanita bekerja”, Jurnal

Perempuan, Agama dan Gender, 1:2, Pusat Studi Wanita Islam UIN

SUSKA Pekanbaru, 2002.

Page 75: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

Skripsi

Indarwati Yeni. Hubungan Antara Tingkat Keharmonisan Keluarga Dan

Kematangan Emosi Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Bergas Tahun Ajaran

2010/ 2011 (Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2011).

Sulastri Eni. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar PKN

Pada Siswa Kelas VII SLTP Negeri 3 Polokarto Kabupaten Sukoharjo

Tahun Ajaran 2007/2008 (Surakarta. Universitas Sebelas Maret, 2009).

Arfianti Narti. Strategi Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Jarak Jauh (Studi

Kasus Di Desa Ciputih Kecamatan Salem Kabupaten Brebes (Purwokerto:

Skripsi Iain Purwokerto, 2016).

Yuli, “Manajemen Waktu Pekerja Perempuan Dalam Menjalankan Peran

Ganda (Studi Terhadap Pekerja Perempuan Pada Industri Rokok,

Kulonprogo). Skripsi tidak diterbitkan. FISE UNY, (2008).

Website

Adam Mahendra Ibn Muhammad, Dinamika Kehidupan Berumah Tangga Anda,

Diakses pada tangga 16 februari 2019 pukul 22:00 wib melalui

https://indonesiana.tempo.co/read/120028/2017/12/02/mahenunja/pak-cah-

nikmatilah-dinamika-kehidupan-berumah-tangga.

Binangunnusoantoro, penjelasan pasal 27 ayat 2 tahun 1996, Diakses 19 Maret 2019

pukul 22:37 wib melalui https://binangunnusoantoro.wordpress.com

Iwan, diakses pada 05 Desember 2018 pukul 21:00 melalui

hhhttp://antoniusiwansblog.blospot.co.id.

Mahendra Ibn Muhammad Adam, Dinamika Kehidupan Berumah Tangga Anda,

Diakses pada tangga 16 februari 2019 pukul 22:00 wib melalui

https://indonesiana.tempo.co/read/120028/2017/12/02/mahenunja/pak-cah-

nikmatilah-dinamika-kehidupan-berumah-tangga.

Wicaksono Renaldi, dinamika kehidupan rumah tangga. Diakses pada tangga 16

februari 2019 pukul 23:31.

Wawancara

Ani, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 04 Januari-2019.

Catatan Penulis.

Fitra Elfa Taufiq, Lurah Durian Luncuk,Wawancara Dengan Penulis Tanggal 01-

12-2018. Catatan Penulis.

Irna, Istri Yang Bekerja, wawancara dengan penulis tanggal 03 Januari, Catatan

penulis.

Lasmini, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 1 Januari 19.

Catatan Penulis.

Mina, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 2-Januari-2019.

Catatan Penulis.

M.Saidi, Pegungurus Lembaga Adat Durian Luncuk, Wawancara Dengan Penulis

Tanggal 01-12-2018. Catatan Penulis

Nuria, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 12-5-2018.

Catatan Penulis.

Page 76: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

Rudi, Suami Isteri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 04 Januari

2019. Catatan Penulis.

Rajmah, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 03 Januari

2019, Catatan Penulis.

Yani, Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 12-5-2018.

Catatan Penulis.

Yurmami, Isteri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 3-Januari-

2019. Catatan Penulis.

Zila , Istri Yang Bekerja, Wawancara Dengan Penulis Tanggal 12-05-2018.

Catatan Penulis.

Page 77: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

DOKUMENTASI PENELITIAN

Bersama Lurah Bapak M.Elfa Fitra Taufiq S.STP Beserta Staf

Wawancara Dengan Ibu Ani Dan Bang Rudi

Page 78: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

Wawancara Bersama Ibuk Irna

Wawancara Bersama Ibuk Yurmami

Page 79: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

=

Wawancara Bersama Ibuk Yani

Wawancara Bersama Ibuk Nuria

Page 80: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …

Wawancara Bersama Ibuk Zila

Page 81: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …
Page 82: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …
Page 83: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …
Page 84: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …
Page 85: DAMPAK ISTRI YANG BEKERJA TERHADAP KEHARMONISAN …