51
BAB 1 PENDAHULUAN Dengan ditetapkannya kawasan Gunung Merapi menjadi Taman Nasional berarti ada perhatian dari pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian alam yang yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan mayarakat sekitar. Tetapi dalam kenyataanya dengan adanya Taman Nasional Gunung Merapi dapat memberikan manfaat yang diharapkan bagi masyarakat sekitar. Faktanya penetapan Taman Nasional Gunung Merapi ini mengundang banyak penolakan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi, karena dengan ditetapkannya kawasan Merapi menjadi Taman Nasional masyarakat tidak bisa leluasa memanfaatkan hutan di kawasan gunung Merapi untuk pemenuhan kebutuhan mereka. Ditambah pula dalam penetapan Taman Nasional Gunung Merapi itu dianggap kurang transparan. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 1

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

BAB 1

PENDAHULUAN

Dengan ditetapkannya kawasan Gunung Merapi menjadi Taman Nasional

berarti ada perhatian dari pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian alam yang

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan mayarakat sekitar. Tetapi dalam

kenyataanya dengan adanya Taman Nasional Gunung Merapi dapat memberikan

manfaat yang diharapkan bagi masyarakat sekitar. Faktanya penetapan Taman

Nasional Gunung Merapi ini mengundang banyak penolakan bagi masyarakat yang

tinggal di sekitar Gunung Merapi, karena dengan ditetapkannya kawasan Merapi

menjadi Taman Nasional masyarakat tidak bisa leluasa memanfaatkan hutan di

kawasan gunung Merapi untuk pemenuhan kebutuhan mereka. Ditambah pula dalam

penetapan Taman Nasional Gunung Merapi itu dianggap kurang transparan.

Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 134/Menhut-II/ 2004 itu menyentak

banyak pihak dan mengundang penolakan yang keras karena SK itu terkesan dibuat

secara "sembunyi-sembunyi" dan menunjukkan arogansi pemerintah pusat.1 Tetapi,

tidak bagi Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X yang menyetujui

penetapan TNGM itu. Inisiatif TNGM, kabarnya, bahkan datang dari Gubernur DIY

dan Gubernur Jateng Mardiyanto, sebatas rekomendasi persetujuan. Pemerintah

Kabupaten Sleman, yang sebagian wilayahnya digunakan untuk TNGM, juga

1 www.kompas.com. Taman Nasional Gunung Merapi, Haruskah?, Senin, 07 Juni 2004. Diakses tanggal 20 Maret 2009.

1

Page 2: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

diabaikan aspirasinya. Bupati Sleman Ibnu Subiyanto mengaku sangat terkejut

dengan munculnya SK itu, dan belum mendapat tembusannya. 2 Tetapi SK tersebut

sudah berlaku dan Gunung Merapi sekarang telah menjadi Taman Nasional.

Dahulu sebelum ditetapkannya Kawasan Merapi menjadi Taman Nasional

Gunung Merapi, masyarakat dapat memanfaatkan hasil alam untuk kehidupan

mereka secara maksimal, tetapi dengan adanya penetapan tersebut banyak hak-hak

masyarakat yang terbelenggu bahkan hanya mengambil rumputpun mereka terancam

sangsi yang cukup berat. Dalam penulisan paper ini, penulis ingin menguraikan,

“Bagaimanakah Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap

Lingkungan dan Masyarakat sekitar?”

BAB II

2 ibid

2

Page 3: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

PEMBAHASAN

A. SEJARAH MERAPI

Gunung Merapi adalah satu-satunya gunung berapi yang terdapat di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan bahkan disebut-sebut sebagai gunung

berapi yang paling aktif di seluruh dunia. Dengan ketinggian 2968 m. dml

(kondisi tahun 2001) atau 3079 meter di atas kota Jogja, Gunung Merapi

terletak pada 07°22'33" - 07°52'30" Lintang Selatan dan 110°15'00" -

110°37'30" Bujur Timur sehingga secara administratif gunung ini termasuk di

wilayah Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten.Bagi masyarakat Jawa,

Gunung Merapi merupakan sumber kekuatan spiritual. Setiap tahun pada

bulan Rejeb, pihak Kraton Yogyakarta selalu membuat persembahan kepada

Gunung Merapi agar gunung ini tidak "marah" seperti halnya juga dilakukan

kepada Ratu Laut Selatan dalam upacara adat Labuh3

Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.

Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa

di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut,

Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah,

Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi

termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.Gunung

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di

3 www.gudegnet.com. Gunung Merapi. Diakses tanggal 20 Maret 2009.

3

Page 4: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana

Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan

di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000

tahun Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi

di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana

Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan

di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000

tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi

eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.4

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditetapkan sebagai kawasan

lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan

penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten,

Boyolali, dan Magelang. Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan

hutan di wilayah yang termasuk propinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-

fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo

146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha.

Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini

merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.5

Nilai-nilai penting yang dimiliki oleh Kawasan taman Nasional

Gunung Merapi mencakup :6

4 www.wikipedia.com. Gunung Merapi. Diakses tanggal 20 Maret 2009.5 www.wikipedia.com. Taman Nasional Gunung Merapi. Diakses tanggal 20 Maret 2009.6 Laporan Tahunan Tahun 2008, Balai Taman Nasional Gunung Merapi, hlm. 2

4

Page 5: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

1. Keanekaragaman Hayati, ditinjuau dari keanekaragaman jenis

tumbuhan dan satwa liar, berdasarkan hasil invetarisasi terdapat lebih

dari 1000 jenis tumbuhan termasuk 75 jenis anggrek langka.

Sedangkan potensi satwa liar adalah terdapat jenis mamalia kecil dan

besar 147 jenis burung termasuk 90 jenis diantaranya burung-burung

menetap.

2. Perlindungan Fungsi Hidro-orologi, Kawasan Taman Nasional

Gunung merapi merupakan salah satu daerah tangkapan air penting

dan merupakan sumber air dari beberapa sungai yang mengalir di

daerah pertanian dan perkotaan

3. Potensi Pariwisata Alam, Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

menyimpan banyak potensi untuk dikembangkan sebagai lokasi

pariwisata alam baik keunikan dan keanekaragaman hayati,

puncaknya gunung, air terjun, maupun panorama indah lainnya.

B. PENETAPAN DAN PENGERTIAN TAMAN NASIONAL GUNUNG

MERAPI

5

Page 6: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Sebelum ditetapkannya Kawasan Merapi menjadi Taman Nasional

Gunung Merapi sebenarnya menuai banyak protes tetapi Berdasarkan SK

Menteri Kehutanan Nomor 134/Menhut-II/ 2004 yang berisi tentang :

Mengubah Fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar Alam dan Taman Wisata Alam pada Kelompok Hutan Gunung Merapi seluas + 6.410 (enam ribu empat ratus sepuluh) hektar, yang terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Taman Nasional Gunung Merapi.

Di dalam penetapan Taman Nasional Gunung Merapi.ada dasar

hukum yang digunakan, yakni sebagai berikut :7

a. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

b. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya

c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup

d. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tentang Kawasan Pelestarian Alam dan

Kawasan suaka Alam

e. Keputusan Menteri Kehutanan No. 48/Menhut-II/2004 Tentang

Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan No. 70/Kpts-II/ 2001 Tentang

Penetapan Kawasan Hutan, Perubahan Status dan Fungsi Kelestarian

Kawasan

7 Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi Periode 2005-2024, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta bekerja sama dengan Pusat Studi Agroekonomi UGM, hlm 6

6

Page 7: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

f. Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 Perubahan

Fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar Alam dan Taman Wisata Alam

pada Kelompok Hutan Gunung Merapi seluas + 6.410 (enam ribu empat

ratus sepuluh) hektar, yang terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan

Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta menjadi Taman Nasional Gunung Merapi.

Menurut Undang-undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, proses

pengukuhan kawasan hutan menjadi taman nasional adalah sebagai berikut:

tahap : 8

(1) penunjukan,

(2) penetapan tapal batas,

(3) pemetaan/zonasi, dan (4) penetapan kawasan hutan menjadi taman

nasional.

Di dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 terdapat

penjelasan mengenai 3 fungsi hutan yakni:

Pasal 6

8 www.walhi.com. Siaran Pers: Jumat, 19 Agustus 2005. Hak Mengelola Merapi adalah Hak Asasi Rakyat! Oleh Wana Mandhira, WALHI Yogya, Forum Masyarakat Lokal Merapi, Eksekutif Nasional WALHI, Kelompok Kerja Konservasi untuk Rakyat, Komite Advokasi Asia Tenggara, Jaringan Internasional Hutan dan Masyarakat, dkk. Diakses tanggal 20 Maret 2009

7

Page 8: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

(1) Hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu: a. fungsi konservasi, b. fungsi lindung, dan c. fungsi produksi.

(2) Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok sebagai berikut: a. hutan konservasi, b. hutan lindung, dan c. hutan produksi.

Taman Nasional termasuk kategori hutan konservasi9 dan

pengkategorian hutan konservasi dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 7

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999

Pasal 7

Hutan konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a terdiri dari:

a. kawasan hutan suaka alam, b. kawasan hutan pelestarian alam, dan

c. taman buru.

Taman Nasional itu sebenarnya adalah salah satu kategori dalam

hutan konservasi. Kategori areal konservasi yang ada di Indonesia adalah

kawasan pelestarian alam (taman nasional, tahura, taman wisata alam),

kawasan suaka alam (cagar alam, suaka margasatwa), dan hutan lindung.

9 Pasal 1 ayat 9 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

8

Page 9: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Pengertian Taman Nasional sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,

dalam pasal 1 ayat 14 :10

Pasal 1

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya disebutkan juga

bahwa Taman Nasional Gunung Merapi dikelola dengan sistem zonasi yang

terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan.11 Zona inti diperuntukkan bagi

kegiatan-kegiatan penelitian dan pendidikan, tidak diperkenankan adanya

kegiatan wisata manapunmaupun pembangunan sarana prasarana. Zona

Pemanfaatan diupayakan agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi

masyarakat disekitarnya, yaitu dengan mengelola wisata dengan segala

aspeknya, tanpa mengurangi kepntingan konservasi sumberdaya alam itu

sendiri.12 Satu lagi adalah adanya zona rimba, yang melindungi zona inti dan

penetapan zona-zona lainnya jika dibutuhkan (zona pemanfaatan lainnya,

zona rehabilitasi). Pada Rencana Pengelolaan TNGM ini, zonasi di dalam

10 Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya11 Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi Periode 2005-2024, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta bekerja sama dengan Pusat Studi Agroekonomi UGM, hlm 712 ibid

9

Page 10: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

TNGM dibagi menjadi Zona khusus, Zona Inti, Zona Rimba, Zona

Pemanfaatan Lainnya, dan Zona Rahabilitasi.13

Suatu kawasan dapat ditetapkan menjadi taman nasional harus

memiliki kriteria sebagimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 68

Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

sebagai berikut : 14

1. Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin

kelangsungan proses ekologis secara alami

2. Memiliki sumberdaya alam yang khas dan unik baik berupa jenis

tumbuhan maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih

utuh dan alami

3. Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh, yaitu ekosistem

yang keadaanya relatif masih asli dan memiliki unsur-unsur biotik, fisik

dan interaksi yang memberikan fungsi ekologis.

4. Memiliki keadaan alam yang masih asli dan alami untuk dikembangkan

sebagai pariwisata alam

5. Merupakan kawasan yang dapat dibagi ke dalam zona pemanfaatan, zona

rimba, dan/ atau zona lain karena pertimbangan kepentingan rehabilitasi

kawasan, tergantung penduduk sekitar kawasan dan dalam rangka

mendukng upaya pelestarian sumberdaya hayati dan ekosistem dapat

13 ibid14 Budi Riyanto, 2005, Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan Dalam Perlindungan Kawasan Pelestarian Alam, Penerbit : Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan, hlm. 2

10

Page 11: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

ditetapkan sebagai zona tersendiri (zona inti, zona pemanfaatan dan zona

lainnya)

Secara umum, kriteria penetapan Taman Nasional di Indonesia mengikuti

petunjuk dari IUCN, yaitu :15

1. Satu atau beberapa ekosistem tidak terjadi perubahan yang disebabkan

adanya kegiatan eksploitasi atau penyerobotan lahan; spesies flora dan

fauna, kondisi geomorfologi, dan kondisi habitatnya mempunyai nilai

ilmiah, pendidikan dan nilai rekreasi, ataupun memiliki lansekap alam

dan keindahan yang tinggi;

2. Pemerintah pusat memandang perlu serta memberikan perhatian untuk

melindungi ataupun menyetop kegiatan eksploitasi atau pemilikan lahan,

serta mencari upaya yang efektif untuk mempertahankan kelestarian flora

dan fauna beserta ekosistemnya, termasuk kondisi geomorfologi dan

keindahan alamnya;

3. Adanya pola pengaturan pengunjung sesuai dengan kondisi-kondisi

tertentu untuk kepentingan pendidikan, kebudayaan, dan rekreasi, serta

untuk mendapatkan inspirasi.

Berdasarkan Indonesian Conservation Plan bab 39, penetapan taman

nasional juga harus memenuhi kriteria tambahan berikut:16

15 www.sutikno.org, Juniawan Priyono - KPJ'94. Menyoal Taman Nasional Gunung Merapi , Thursday, 22 February 2007. Diakses tanggal 20 Maret 2009.16 ibid

11

Page 12: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

a. berukuran 100 ribu hektar di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, dan Irian; atau berukuran 10 ribu hektar di pulau-pulau kecil;

b. hanya pada kawasan dengan prioritas 1 yang berarti sesuai untuk kawasan

konservasi utama/penting yang mengalami masalah dalam menjamin habitat,

namun tidak tercantum dalam sistem perlindungan.

Proses pengukuhan kawasan hutan menjadi sangat penting karena

menyangkut hak penghidupan masyarakat, hak kepemilikan atas tanah

masyarakat, dan pelestarian alam Apalagi dengan telah keluarnya Peraturan

Presiden No. 36/2005 pada 30 Mei 2005 yang lalu, dimana pemerintah dapat

mencabut hak kepemilikan tanah seseorang atas nama pembangunan, di

antaranya adalah untuk kepentingan Taman Nasional.17

1. DAMPAK BAGI LINGKUNGAN

Dampak bagi lingkungan adalah terjaganya lingkungan sekitar dari

ancaman kerusakan. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya Undang-undang

Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Undang-undang Nomor 5

Tahun 1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam hayati dan

Ekosistemnya

17 www.walhi.com. Siaran Pers: Jumat, 19 Agustus 2005. Hak Mengelola Merapi adalah Hak Asasi Rakyat! Oleh Wana Mandhira, WALHI Yogya, Forum Masyarakat Lokal Merapi, Eksekutif Nasional WALHI, Kelompok Kerja Konservasi untuk Rakyat, Komite Advokasi Asia Tenggara, Jaringan Internasional Hutan dan Masyarakat, dkk. Diakses tanggal 20 Maret 2009

12

Page 13: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Di dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan menjelaskan bahwa : 18

Pasal 24

Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan pada semua kawasan hutan kecuali pada hutan cagar alam serta zona inti dan zona rimba pada taman nasional.

Jika kita cermati hal tersebut sangat bagus sekali untuk upaya

memproteksi dan menjaga kelangsungan lingkungan hidup yang ada agar

terhindar dari upaya pengrusakan hutan. Dimana pemanfaatan kawasan hutan

terdiri dari pemanfaatan hasil hutan, jasa lingkungan, pamanfaatan kawasan.

Dengan adanya Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 itu

sebenarnya hanya peraturan yang bersifat umum dan itu diperkuat dangan

adanya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 maka kelestarian dari kawasan

Merapi menjadi lebih terjaga. Tapi apakah dampak yang sangat indah bagi

lingkungan ini menjadi dampak yang indah pula terhadap masyarakat sekitar.

Peraturan yang lebih spesifik/ khusus yang menjelaskan tentang

taman nasional gunung Merapi terdapat di dalam Undang-undang Nomor 5

Tahun 1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam hayati dan

18 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

13

Page 14: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Ekosistemnya, dimana di dalam Pasal 31-35 menjelaskan sejauh mana

undang-undang tersebut sudah mengatur tentang taman nasional yang mana

bertujuan untuk meminimalisir adanya pengrusakan hutan yang kita miliki.

Di dalam Pasal 31 Undang-undang Nomor 5 Tahun 199019 tentang

Konservasi dan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya menjelaskan

hal apa saja yang dapat dilakukan di dalam taman nasional dan Kegiatan di

dalam Taman Nasional tersebut harus dilakukan tanpa mengurangi fungsi

pokok masing-masing kawasan. Sedangkan pengelolaan Kawasan Taman

Nasional dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti, zona

pemanfaatan, dan zona lain sesuai dengan keperluan, dijelaskan di dalam

Pasal 32.20 Peraturan tersebut berdampak baik dalam upaya pelestarian hutan

di Indonesia.

Sedangkan di dalam Pasal 33 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990

tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang

merupakan pasal yang mengatur tentang kegiatan yang dilarang dalam taman

nasional.

19 Pasal 31 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990. (1)Di dalam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam. (2)Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan tanpa mengurangi fungsi pokok masing-masing kawasan

20 Pasal 32 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990. Kawasan taman nasional dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, dan zona lain sesuai dengan keperluan.

14

Page 15: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Pasal 33

(1) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional.

(2) Perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli. (3) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.

Hal tersebut lebih lanjut diatur di dalam Pasal 34 dan 35 Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya yang menjelaskan tentang pihak yang berwenang

dalam pengelolaan Taman Nasional

Pasal 34

(1)Pengelolaan taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dilaksanakan oleh Pemerintah.

(2)Di dalam zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dapat dibangun sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan.

(3)Untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, Pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dengan mengikutsertakan rakyat.

15

Page 16: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

(4)Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 35

Dalam keadaan tertentu dan sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memulihkan kelestarian sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya, Pemerintah dapat menghentikan kegiatan pemanfaatan dan menutup taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam sebagian atau seluruhnya untuk selama waktu tertentu.

Adanya pasal-pasal dari kedua undang-undang tersebut sangat

menjamin bahwa dengan adanya taman nasional dan meminimalisir

kerusakan kawasan hutan.

Taman Nasional tersebut dikelola oleh suatu Balai Taman Nasional

yang bernama Balai Taman Nasional Gunung Merapi. Berdasarkan Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor : P.03/ Menhut-II/ 2007 tanggal 1 Februari 2007

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional,

Balai Taman Nasional mempunyai tugas melakukan penyelenggaraan

konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan

kawasan taman nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.21 Untuk masuk ke dalam Taman Nasional itu tidak sembarang orang,

hanya menyangkut hal-hal tertentu baru boleh memasuki Kawasan Taman

Nasional, yakni penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

budidaya, budaya, wisata Alam, dan kegiatan tanpa mengurani fungsi pokok

21 Laporan Tahunan Tahun 2008 Balai Taman Nasional Gunung Merapi hlm. 4

16

Page 17: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

masing-masing kawasan.22 Jika memang ada yang ingin masuk kedalam

Taman Nasional Gunung Merapi harus mengantongi Surat Ijin Masuk

Kawasan Konservasi (SIMAKSI) yang dikeluarkan oleh Balai Konservasi

Taman Nasional Gunung Merapi.23 Pengelolaan Taman Nasional Gunung

Merapi memang sepenuhnya tanggung jawab Balai Taman Nasional Gunung

Merapi dalam segala hal. Sedangkan dalam hal perlindungan hutan

pelaksanaanya dilakukan oleh POLHUT yang berkoordinasi dengan

masyarakat setempat. Meskipun sudah sedemikian terstuktur pengelolaan

Taman Nasional Gunung Merapi tetapi tetap saja terjadi penyimpangan-

penyimpangan dalam bidang penambangan tanpa ijin dan pengambilan kayu

di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

2. DAMPAK BAGI MASYARAKAT

Dengan adanya penetapan kawasan Merapi menjadi Taman Nasional

Gunung Merapi (TNGM) tentunya mempunyai dampak bagi masyarakat

sekitarnya. Dampak yang dirasakan tidak hanya dampak positif, tetapi juga

dampak negatif. Dampak positifnya adalah terlindunginya kawasan sekitar

Gunung Merapi atas kerusakan lingkungan, tetapi disini masyarakat yang

tinggal di sekitar Merapi tentunya bukan masyarakat yang tidak tahu diri

yang kemudian mereka melakukan tindakan untuk merusak lingkungan

22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pasal 31.23 Wawancara dengan Mbak Silvi, Staf Kantor Balai Konservasi Taman Nasional Gunung Merapi

17

Page 18: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

sekitar Merapi yang notabene jika mereka merusak lingkungan di kawasan

Merapi itu sama saja mereka merusak siklus hidup mereka, karena dengan

hasil hutan dari Kawasan Merapi itu mereka dapat melanjutkan siklus

hidupnya dan juga Hutan lereng Merapi sangat penting bagi kedua provinsi

(DIY dan Jawa Tengah), karena berfungsi sebagai penyangga kehidupan

dalam satuan ekosistem sumber daya alam dan bertindak sebagai daerah

tangkapan air serta sumber air penting bagi Sungai Progo, Opak, Bebeng, dan

Serang.

Gunung api merupakan sumber daya alam geologi yang harus

dimanfaatkan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat di sekitarnya secara

berkesinambungan. Sumber daya geologi Gunung Merapi dapat dibagi

menjadi tiga kelompok utama, yakni (1) sumber daya mineral dan batuan, (2)

sumber daya lingkungan dan (3) sumber daya energi. Sumber daya

lingkungan meliputi keruangan atau pemanfaatan lahan dan sumber daya air,

baik air permukaan maupun air bawah permukaan. Sejauh ini sumber daya

geologi yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat berupa air, endapan pasir

dan batu-batuan serta lingkungan yang ada. Sementara itu sumber daya

mineral lainnya seperti belerang, mineral logam, serta sumber daya energi

gunungapi masih memerlukan penelitian berjangka panjang, sebelum dapat

18

Page 19: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat

di sekitarnya.24

Kawasan Merapi merupakan daerah aktivitas masyarakat kawasan

lereng Merapi. Dari mencari rumput, ranting, dan lain sebagainya tanpa

merusak kawasan tersebut. Begitu juga dengan beberapa kelompok pencinta

alam yang sering melakukan pendidikan dan petualangan untuk menikmati

dan melestarikan alam. Terkecuali daerah-daerah yang memang susah

dijangkau oleh manusia. Apakah ini bisa dilakukan dengan sistem zonasi

yang tidak tetap.Aturan dan dasar apa yang dipakai untuk memunculkan

sebuah sistem zonasi yang tidak tetap jika peta usulan taman nasional

Gunung Merapi saja sudah memasukkan beberapa desa dan tanah milik

masyarakat yang sudah bersertifikat. Bukan memasukkan kawasan yang

dulunya berstatus cagar alam ke dalam zona ini. Sebenarnya taman nasional

untuk menyelamatkan atau pengusuran.Bagaimana proses ini dijalankan jika

dalam mencermati kawasan Gunung Merapi saja tidak tepat tentang kondisi

riil yang ada. Apalagi nanti dalam pengelolaannya. Apakah pemerintah lebih

percaya dengan peta yang dibuat oleh orang asing daripada masyarakat

sendiri. Ini menjadi sebuah pertanyaan besar dalam mekanisme proses

munculnya sebuah SK yang memang tidak mencakup seluruh prasyarat

24 Blog pribadi. Sutikno Bronto. KAWASAN KONSERVASI MERAPI, Oktober 17, 2008. Diakses Tanggal 20 Maret 2009

19

Page 20: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

dalam mengubah status fungsi kawasan hutan Gunung Merapi menjadi taman

nasional.25

Pada mulanya penetapan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM)

sebenarnya kurang transparan, hal tersebut dibuktkan dengan keluarnya SK

Menteri Kehutanan Nomor 134/Menhut-II/ 2004 yang banyak mengagetkan

banyak pihak, karena SK tersebut terkesan dibuat sembunyi-sembunyi.

Tetapi, tidak bagi Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X

yang menyetujui penetapan TNGM itu. Inisiatif TNGM, kabarnya, bahkan

datang dari Gubernur DIY dan Gubernur Jateng Mardiyanto, sebatas

rekomendasi persetujuan. Pemerintah Kabupaten Sleman, yang sebagian

wilayahnya digunakan untuk TNGM, juga diabaikan aspirasinya. Bupati

Sleman Ibnu Subiyanto mengaku sangat terkejut dengan munculnya SK itu,

dan belum mendapat tembusannya. 26 Sebenarnya ketenangan hidup

masyarakat lereng Merapi menjadi terusik dan sangat terkejut dengan

dikeluarkannya SK tersebut karena masyarakat tidak pernah dilibatkan secara

langsung dalam proses pembuatan SK tersebut. Padahal jika berbicara

tentang gunung Merapi maka masyarakat lereng Merapi lebih mengetahui

dan memahami bagaimana harus mengelola Merapi dengan baik.27

25 www.sinarharapan.com, Oleh: Sofyan. Taman Nasional Gunung Merapi Mimpi Sebuah Konservasi, Senin 16 Maret 2009. Diakses tanggal 20 Maret 200926 www.kompas.com. Taman Nasional Gunung Merapi, Haruskah?, Senin, 07 Juni 2004. Diakses tanggal 20 Maret 2009.27 www.walhi.com. Gugatan Hukum Walhi dan Masyarakat Merapi Belum Berakhir, Saturday, 10 February 2007. Diakses tanggal 20 Maret 2009

20

Page 21: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Jika kita telaah lebih lanjut sebenarnya ada beberapa poin terkait

dengan peran serta masyarakat, yakni :28

g. Peran serta masyarakat dalam suatu kebijaksanaan

h. Peran serta masyarakat sebagai stategi

i. Peran serta masyarakat sebagai alat komunikasi

j. Peran serta masyarakat sebagai alat penyelesaian sengketa

k. Peran serta masyarakat sebagai terapi

Sedangkan kenyataannya, di dalam proses penetapanya dirasa kurang

adanya konsultasi dengan rakyat yang notabene penghuni dari kawasan yang

akan dijadikan Taman Nasional Gunung Merapi. Masyarakat yang berada di

kawasan yang saat ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Gunung Merapi

telah menyatakan penolakan terhadap penetapan status taman nasional,

termasuk juga berbagai kelompok masyarakat yang ada di Yogyakarta dan

sekitarnya yang juga telah mengeluarkan surat penolakan penetapan kawasan

Merapi sebagai kawasan taman nasional. Hal ini ditunjukkan dengan

banyaknya pernyataan sikap dan surat penolakan yang telah dialamatkan

kepada Pemerintah, terutama kepada Departemen Kehutanan.29 Kegagalan

28 Budi Riyanto, 2005, Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan Dalam Perlindungan Kawasan Pelestarian Alam, Penerbit : Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan, hlm. 36 29 www.walhi.com. Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi-Gunung Merbabu Dilakukan Tanpa Konsultasi Pada Rakyat. Jakarta, 17 Juni 2004. Diakses tanggal 20 Maret 2009.

21

Page 22: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

pemerintah atas Taman Nasional lainnya tidak dijadikan suatu pelajaran bagi

pemerintah untuk membuat Taman Nasional yang baru.

Proses dari proyek Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM)

memasuki babak baru setelah keluar peta zonasi yang dibuat sepihak oleh

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta, karena dalam

peta tersebut terjadi pemangkasan total atas hak-hak masyarakat untuk

mengakses dan memanfaatkan hutan dan hasil hutan Merapi, ketidakadilan

alokasi zonasi yang 80 persen adalah untuk zona tertutup, yaitu zona inti dan

rimba, serta masuknya permukiman penduduk di Kinahredjo Sleman dalam

kawasan TNGM. 30 Dengan adanya hal tersebut bagaimana hak masyarakat

yang tinggal di kawasan Merapi.

Sebenarnya pemaparan diatas itu apakah sesuai dengan bunyi dari

pasal 5 undang-undang No 23 Tahun 1997, yakni :

Pasal 5

(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

(2) Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.

(3) Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

30 www.walhi.com. Siaran Pers: Jumat, 19 Agustus 2005. Hak Mengelola Merapi adalah Hak Asasi Rakyat!, Oleh Wana Mandhira, WALHI Yogya, Forum Masyarakat Lokal Merapi, Eksekutif Nasional WALHI, Kelompok Kerja Konservasi untuk Rakyat, Komite Advokasi Asia Tenggara, Jaringan Internasional Hutan dan Masyarakat, dkk. Diakses tanggal 20 Maret 2009.

22

Page 23: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Kita tahu bahwa pemanfaatan hutan itu sendiri bertujuan untuk untuk

memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat

secara berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya.31

Adanya pencurian kayu di Hutan Pinus dan Penanaman cabe di Blok

Koci Resort Srumbung, Penambangan Galian C (pasir) di alur S. Blongkeng

dan S. Putih Petak, 5 tonggak Pohon Pinus dan 2 batang pinus di Blok

Balerante Resort kemalan, Kegiatan Perumputan di dalam Kawasan,

perusakan pohon di wilayah Resort Musuk yang sengaja dilakukan agar

pohon mati dan dapat ditebang.32 Dengan adanya pemaparan kasus diatas

bahwa sangat jelas tergambar bahwa masyarakat sangat menggantungkan

hidupnya terhadap hasil alam yang di peroleh di sekitar Kawasn Merapi.

Ketika Kawasan Merapi berubah fungsi menjadi Taman Nasional otomatis

masyarakat tidak dapat secara leluasa memanfaatkannya yang kemudian

berujung dengan “pencurian” sumberdaya alam di kawasan mereka sendiri.

Bisa juga pengrusakan-pengrusakan tersebut merupakan upaya protes bagi

masyarakat setempat yang merasa tersingkirkan.

Seperti kita ketahui bahwa Di dalam pasal 67 Undang-undang

Kehutanan menjelaskan peranan masyarakat atas kekeyaan alamnya: 33

31 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Pasal 23. 32 Laporan Tahunan Tahun 2008 Balai Taman Nasional Gunung Merapi hlm.2233 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal 67

23

Page 24: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Pasal 67

(1) Masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya berhak:

a. melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat adat yang bersangkutan; b. melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan undang-undang; dan c. mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.

(2) Pengukuhan keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Hal tersebut dikuatkan dalam Pasal 68 Undang-undang kehutanan

yang menjelaskan ;

Pasal 68(1) Masyarakat berhak menikmati kualitas lingkungan hidup yang dihasilkan hutan.(2) Selain hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masyarakat dapat: a.memanfaatkan hutan dan hasil hutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;b.mengetahui rencana peruntukan hutan, pemanfaatan hasil hutan, dan informasi kehutanan; c.memberi informasi, saran, serta pertimbangan dalam pembangunan kehutanan; dan d.melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan kehutanan baik langsung maupun tidak langsung. (3) Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan berhak memperoleh kompensasi karena hilangnya akses dengan hutan sekitarnya sebagai lapangan kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akibat penetapan kawasan hutan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

24

Page 25: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Namun, hal ini tidak ditemukan dalam proses TNGM maupun peta

zonasi yang dibuat sepihak oleh BKSDA Yogyakarta dan Departemen

Kehutanan.34

Dalam peta zona tersebut, sangat jelas adanya pola yang sengaja

untuk menyingkirkan dan menggusur penghidupan masyarakat lokal atau

bisa dikatakan sebagai merebut hak rakyat dalam mengakses hutan Gunung

Merapi. Sudah puluhan tahun masyarakat mengakses hutan untuk merumput,

memanfaatkan tanaman obat, dan merencek sampai masuk beberapa

kilometer dari batas luar hutan. Namun, dalam peta zonasi, masyarakat telah

dibatasi hanya diberikan kawasan merumput atau mengakses hutan sampai

pada jarak 100 meter dari batas luar TNGM.35

Padahal, di dalam Undang-undang Kehutanan Pasal 68 ayat 3,

masyarakat di dalam dan di sekitar hutan berhak memperoleh kompensasi

atau ganti rugi karena hilangnya akses dengan hutan sekitarnya sebagaimana

lapangan kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akibat penetapan

kawasan hutan. Tetapi pada kenyataannya apa bentuk kompensasi yan

diterima oleh masyarakat.

Hal lainnya adalah pola pelestarian yang sangat ketat dan kaku, yaitu

hanya berorientasi pada perlindungan alam dengan sedikit mengesampingkan

34 www.walhi.com. Siaran Pers: Jumat, 19 Agustus 2005. Hak Mengelola Merapi adalah Hak Asasi Rakyat!, Oleh Wana Mandhira, WALHI Yogya, Forum Masyarakat Lokal Merapi, Eksekutif Nasional WALHI, Kelompok Kerja Konservasi untuk Rakyat, Komite Advokasi Asia Tenggara, Jaringan Internasional Hutan dan Masyarakat, dkk. Diakses tanggal 20 Maret 2009.35 ibid

25

Page 26: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

hak penghidupan masyarakat sekitar. Perlindungan alam secara ketat dan

kaku dapat diamati pada jatah luas kawasan untuk zona inti dan zona rimba

yang meliputi hampir dari 80 persen dari luas kawasan TNGM.36

Memang dengan adanya Taman Nasional Gunung Merapi sangat

berdampak positif dalam hal meminimalisir kerusakan lingkungan, tetapi

bagaimana dengan nasib masyarakat yang sudah menggantungkan hidupnya

terhadap Kawasan Merapi.

Secara jelas, dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pada Pasal 33 dan

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pada Pasal 24

disebutkan bahwa di zona inti dan zona rimba taman nasional, masyarakat

tidak diperbolehkan untuk mengakses dan memanfaatkan apapun yang ada di

kawasan tersebut. Sanksi bagi pelanggar adalah pidana penjara paling lama

10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah).37 Bahkan, untuk kepentingan penghidupan keseharian pun sangat

dilarang. Hal inilah yang menimbulkan konflik di hampir semua taman

nasional di Indonesia.

Sistem zonasi yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 41

Tahun 1999 Pasal 24 telah jelas disebutkan dari bahwa jika kawasan tersebut

merupakan Zona inti maka mutlak tidak diperbolehkan adannya perubahan

36 ibid37 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pasal 40.

26

Page 27: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

apapun oleh aktifitas manusia. Padahal Merapi dari dasar kawasan – kawasan

tertinggi merupakan daerah aktifitas masyarakat kawasan lereng Merapi dari

mencari rumput, ranting dan lain sebagainya tanpa merusak kawasan

tersebut. Begitu juga dengan beberapa kelompok pecinta alam yang sering

melakukan pendidikan dan petualang dengan melakukan sebuah pendidikan

untuk menikmati dan melestarikan alam. Terkecuali daerah-daerah yang

memang susah dijangkau oleh manusia. Jika kita amati lebih lanjut tentang

Taman Nasional Gunung Merapi, sebenarnnya taman nasional untuk

menyelamatkan atau penggusuran.38

Hal lain yang dirasakan masyarakat atas penetapan Taman Nasional

Gunung Merapi itu terkait dengan masalah kepemilikan lahan yang turun-

temurun. Seperti yang dikatakan oleh masyarakat setempat bahwa, "Masing-

masing kepala keluarga di desa kami mendapat jatah hutan seluas 2.000

meter persegi untuk dikelola. Kami boleh menanami rumput dan mengambil

rumput, tetapi tidak boleh merusak pohon. Jika ada pohon yang rusak di

lahan itu, kamilah yang bertanggung jawab,"39

Sebenarnya tindakan masyarakat yang sudah secara sadar menjaga

kelestarian alam itu telah mereka lakukan sejak sebelum undang-undang No.

38 www.walhi.com. Taman Nasional Gunung Merapi: Mimpi Sebuah Konservasi. Diakses tanggal

20 Maret 2009.

39 www.kompas.com. Taman Nasional Gunung Merapi, Haruskah?, Senin, 07 Juni 2004. Diakses tanggal 20 Maret 2009.

27

Page 28: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

5 Tahun 1990 ini ada. Jika sewaktu-waktu mereka melakukan pengrusakan

alam, ada pasal yang siap menjerat mereka, hal tersebut terangkum jelas

dalam pasal 69 undang-undang 41 Tahun 1999:

Pasal 69

(1) Masyarakat berkewajiban untuk ikut serta memelihara dan menjaga kawasan hutan dari gangguan dan perusakan.

(2) Dalam melaksanakan rehabilitasi hutan, masyarakat dapat meminta pendampingan, pelayanan, dan dukungan kepada lembaga swadaya masyarakat, pihak lain, atau Pemerintah.

Di dalam Pasal 70 Undang-undang No. 5 Tahun 1990 bahwa :

Pasal 70

(1) Masyarakat turut berperan serta dalam pembangunan di bidang kehutanan.

(2) Pemerintah wajib mendorong peran serta masyarakat melalui berbagai kegiatan di bidang kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna.

(3) Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat dibantu oleh forum pemerhati kehutanan.

(4) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dengan adanya penetapan Taman Nasional Gunung merapi ini

membuat sejumlah aparat desa dan wakil masyarakat lereng Merapi yang

28

Page 29: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

tinggal di Kabupaten Klaten, Sleman, Boyolali, dan Magelang

mengemukakan kekecewaan terhadap pemerintah terkait penetapan TNGM.

Mereka meminta agar pemerintah mencabut ketetapan itu.

Mereka mengatakan bahwa, "Selama ini kamilah yang menjaga

Merapi dari kerusakan, tetapi begitu saja kami akan diusir dari Merapi.

Dalam kebakaran Merapi tahun 2002, kami juga secara sukarela berjuang

memadamkan api, dan juga menolak jika kerusakan Merapi disebabkan oleh

masyarakat lokal. Warga memiliki tradisi untuk memelihara lingkungan

Merapi dan telah memiliki ikatan batin dengan Merapi. 40 Ditambahkan lagi

bahwa, Merapi telah menjadi sandaran hidup bagi masyarakat. Ketika musim

kemarau, penduduk di sekitar Merapi mencari rumput sampai radius 500

meter dari puncak. Jika mereka tidak boleh lagi masuk ke Merapi, itu sama

saja membunuh mereka.

Di dalam Pasal 37 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 bahwa :

Pasal 37

(1)Peran serta rakyat dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya diarahkan dan digerakkan oleh Pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna. (2)Dalam mengembangkan peranserta rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintah menumbuhkan dan meningkatkan sadar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di kalangan rakyat melalui pendidikan dan penyuluhan. (3)Ketentuan lebih lanjut

40 www.kompas.com. Taman Nasional Gunung Merapi, Haruskah?, Senin 07 Juni 2004. Diakses tanggal 20 Maret 2009.

29

Page 30: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Sebenarnya dalam undang-undang tersebut memberikan batas

toleransi dalam pelibatan masyarakat dalam konservasi sumber daya alam,

tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan adanya penerapan dalam faktanya.

Hak mengelola Merapi, baik untuk melestarikan, memanfaatkan, dan

mengembangkan alam Merapi sehingga bermanfaat bagi masyarakat adalah

hak asasi rakyat, sebagai bagian hak rakyat untuk mengakses hasil-hasil

pembangunan (right based development).

Dalam Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia Nomor 39 Tahun

1999 Pasal 9 ayat 3 disebutkan bahwa ”setiap orang berhak atas lingkungan

hidup yang baik dan sehat.” Kemudian dalam Pasal 8 disebutkan bahwa,

”perlindungan,41 pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia

terutama menjadi tanggung jawab pemerintah.” Namun, hak asasi rakyat

Merapi dinafikan begitu saja oleh Departemen Kehutanan atas nama proyek

Taman Nasional Gunung Merapi.42

Salah satu manfaat Taman Nasional Gunung Merapi ini adalah salah

satunya adalah dalam hal pemanfaatan pariwisata. Hal yang terkait dengan

wisata alam, yakni pemanfaatan kawasan tersebut yang notabene merupakan

41 Pasal 8 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 . Yang dimaksud dengan "perlindungan" adalah termasuk pembelaan hak asasi manusia42 www.walhi.com. Siaran Pers: Jumat, 19 Agustus 2005. Hak Mengelola Merapi adalah Hak Asasi Rakyat!, Oleh Wana Mandhira, WALHI Yogya, Forum Masyarakat Lokal Merapi, Eksekutif Nasional WALHI, Kelompok Kerja Konservasi untuk Rakyat, Komite Advokasi Asia Tenggara, Jaringan Internasional Hutan dan Masyarakat, dkk, Diakses tanggal 20 Maret 2009.

30

Page 31: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

hutan menjadi wisata alam. Di dalam Peraturan Pemerintah No 18 Tahun

1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Zona Pemanfaatan Taman

Nasional, Taman Hutan Raya, Dan Taman Wisata Alam, dalam Pasal 10e

dijelaskan bahwa Pengusaha pariwisata alam berkewajiban mengikut

sertakan masyarakat disekitar kawasan pelestarian alam dalam kegiatan

usahanya.

Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1998 Tentang : Kawasan Suaka

Alam Dan Kawasan Pelestarian Alam. Dalam hal menimbang dijelaskan

bahwa :

Kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam merupakan kekayaan alam yang sangat tinggi nilainya, karena itu perlu dijaga keutuhan dan kelestarin fungsinya untuk dapat dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

Tetapi peraturan itu nampaknya tidak dapat dimaknai dengan

sempurna tanpa ada realisasi nyata terhdapa masyarakat sekitar kawasan

merapi.

Ada yang mengemukakan, secara hukum, keluarnya SK TNGM

sudah prosedural. Secara substansial, TNGM dinilai merupakan pilihan

terbaik untuk mengonservasi Merapi karena bentuk yang lain tidak ada dalam

UU. "TNGM bukan untuk menjadikan Merapi hutan tutupan. Justru dengan

31

Page 32: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

adanya TNGM kami akan memberdayakan dan meningkatkan ekonomi

masyarakat."43

Sementara itu, Kepala Bidang Pemangku Hutan Dinas Kehutanan

DIY Ir Purwadi Msc mengatakan, dengan ditetapkannya kawasan Gunung

Merapi menjadi TNGM, mestinya masyarakat di sekitar gunung itu justru

akan diuntungkan. Sebenarnya, dulu mereka yang beraktifitas di kawasan

hutan di kaki Gunung Merapi dilarang, nantinya dengan status TNGM justru

aktifitas mereka dilegalkan dan mendapatkan jaminan hukum, meskipun

harus dilakukan penataan.44

43 www.forestwatch.com. Pakar UGM Tuntut SK tentang TNGM Dicabut. Diakses tanggal 20 Maret 2009.44 www.kapanlagi.com. Taman Nasional Gunung Merapi akan Dikelola Kolaboratif Masyarakat, 21 Juni 2005. Diakses tanggal 20 Maret 2009.

32

Page 33: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

BAB III

KESIMPULAN

Dengan ditetapkannya kawasan Gunung Merapi menjadi Taman Nasional

berarti ada perhatian dari pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian alam yang

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan mayarakat sekitar. Berdasarkan

SK Menteri Kehutanan Nomor 134/Menhut-II/ 2004 itu menyentak banyak pihak

dan mengundang penolakan yang keras karena SK itu terkesan dibuat secara

"sembunyi-sembunyi" dan menunjukkan arogansi pemerintah pusat. Banyak pihak

yang menolak ditetapkannya Merapi menjadi Taman Nasional Gunung Merapi

Dengan adanya penetapan tentang status gunung merapi ini memberikan

dampak, yakni bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Dampak posititf banyak kota

jumpai dalam hal lingkungnna yakni dapat meminimalisir kerusakan lingkungab,

sedangkan bagi masyarakat, terkadang dampak negatif lebih terasa dibanding

dampak positifnya.

33

Page 34: Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Merapi terhadap Lingkungan dan Masyarakat sekitar

Itu terbukti dengan adanya Taman Nasional yang membatasi daerah yang

diperbolehkan untuk pemanfaatan hutan bagi masyarakat, yang ternyata membuat

masyarakat tidak seleluasa dulu. Tetapi hal tersebut malahan memberikan dampak

positif bagi aspek lingkungan yang dapat meminimalisir tingkat pengrusakan hutan.

34