Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAMPAK PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA TERHADAP
PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA PELAWAN,
KECAMATAN PELAWAN, KABUPATEN SAROLANGUN,
PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu
Bimbingan Penyuluhan Islam
Oleh:
Nama: Kiky Rizki
Nim: UB.160223
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020/2021
v
vi
vii
viii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh maraknya pengedar narkotika terhadap
kalangan remaja di Desa Pelawan yang menggunakan narkotika di luar kegunaan
bidang kesehatan. Dampak penyahangunaan narkotika yaitu seperti pencurian,
anti sosial, merugikan orang tua dan yang lainnya, tidak hanya dampak sosial saja
tetapi juga bisa berupa dampak bagi kesehatan seperti dampak fisik dan fsikis,
dampak fisik yaitu berubahnya bentuk tubuh dari berisi menjadi kurus dan bentuk
mata memerah. Sedangkan dampak fsikis yaitu lemahnya ingatan, tingkatan
emosi yang melunjak, gampang letih hingga berdampak pada kematian.
Tujuan peneliti yaitu untuk pertama mengetahui dampak sosial penyalahgunaan
narkotika terhadap perilaku sosial remaja, kedua mengetahui faktor
penyalahgunaan narkotika terhadap perilaku remaja, dan yang ketiga mengetahui
pandangan masyarakat tentang perilaku sosial remaja pengguna narkotika.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif (study kasus)
dengan menekankan pada sumber data lapangan sebagai data primer, serta
literatur sebagai sumber data kedua sekunder, teknik pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik
analisis data reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan
penarikan kesimpulan, penelitian yang dilakukan selama 3 bulan.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa 33 masyarakat dan remaja di
teliti di dapatkan 15 remaja menggunakan narkotika , pertama Dampak sosial
yang terjadi yaitu, pencurian atau perampokan, anti sosial, dan pergaulan bebas.
Kedua faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkotika yaitu faktor
individu, faktor keluarga, pendidikan dan faktor lemahnya Iman. Dan yang ketiga
pandangan masyarakat dan cara penangulangannya, yaitu melakukan sosialisasi,
mengajak orang tua berkerja sama, dan membentuk kegiatan yang fositif. Penulis
berharap agar penelitian ini dapat memberi pemahaman terhadap pembaca
khususnya tentang dampak sosial penyalahgunaan narkotika terhadap remaja
di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin...
Ya Allah, Tak henti-hentinya kalimah syukur kusembahkan kepadaMu, Tuhan
yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas takdirMu kau berikan Aku kesempatan
sampai pada titik ini, penghujung awal perjuanganku...
Syukur yang tiada kira, terimakasihku untuk-Mu, Rabb-ku...
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk kedua malaikat yang Allah
kirimkan untukku, malaikat yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku, dan
membimbingku, malaikat yang tak hanya menjadi orangtua tapi juga sahabat
bagiku...
Terimakasih untuk
Ayahandaku (Bpk M.Saman) dan Ibundaku tercinta (Ibu Ratna wati)
Dua malaikat yang tiada hentinya memberiku semangat, selalu mendo’akan kebaikanku, memberiku nasehat dan kasih sayang yang tak terhitung nilainya
serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap
proses dan rintangan yang ada di depanku...
Tak lupa pula, terimakasih untuk kakak (Andrianto ) dan, kakak (Dwi Indriyani)
dan terimakasih juga kepada kakak ipar saya (Munawaroh), (Trisno/ano) dan
kepada keponakan saya (Naira Alisha Putri) yang selalu memberikan support,
dukungan baik moril maupun materil dan nasehat untukku..
Dan Terimakasih untuk Ibu Neneng Hasanah, S. Ag, M.Pd.I ,dan Bapak M.
Junaidi Habe, S.Ag. M.Si selaku dosen pembimbing saya, terimakasih pak sudah
bersedia membantu selama ini, memberikan nasehat dan pengarahan, serta
memberikan pengajaran yang baik sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya
dengan baik...
Penyelesaian skripsi ini juga melibatkan orang-orang tersayang selain
keluargaku, Terimakasih untuk teman seperjuangan Ku Esti Hardina, Devi
Aprianti Nadia, Nur Ulia, Khoirotun Nafiah, Khusnul Khotimah, Legina dan
Satria Pamungkas, yang sudah mau membantu, mendengar keluh kesah ku
menemani ku dalam segala hambatan yang aku lalui dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar,
untuk sebuah pengharapan, agar hidup lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat
arus sungai yang mengalair tanpa tujuan.
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan
kepada kalian semua...
Terimakasih yang tak terhitung kuucapkan untuk semuanya...
Atas segala khilaf dan salahku serta untuk segala kekuranganku, kurendahkan
hati serta diri meminta kata maaf tercurah.
Skripsi ini kupersembahkan
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT tuhan penguasa alam
yang menguasai hari pembalasan dan yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik
dan juga hidayah-Nya dalam langkah-langkah kecil kehidupan penulis selama ini.
Sehingga dengan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Dampak Sosial Penyalahgunaan Narkotika Terhadap Perilaku Remaja Di Desa
Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi”. Shalawat
berangkaikan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah atau
zaman kebodohan menuju zaman islamiyah yang penuh kemuliaan. Rasa syukur
yang dalam teriring rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu peneliti
selama proses penulisan skripsi ini. Karenanya, di dalam kesempatan ini peneliti
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Junaidi Habe,S.Ag,M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang
memotivasi demi kesempurnaan skripsi ini.
2. ibu Neneng Hasanah, S.Ag, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi demi
kesempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Badarus samsi. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M. Pd selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan
Islam.
5. Bapak Dr. Zulqarnain, M. Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr.D.I.Ansusa Putra,Lc.,M.A. selaku wakil Dekan Bidang Adminitrasi
Umum Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.
7. Bapak Arfan, S.Th.I.,M.Soc,Sc,Ph. Selaku Perencanaan Dan Keuangan
Fakultas Dakwah UIN STS Jambi
8. Bapak Dr.Samin,M.H.I.selaku Bidang Kemahasiswaan Dan Kerjasama
Fakultas Dakwah UIN STS Jambi
9. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi
10. Ibu Dr. Rofikoh Ferawati sebagai Wakil Rektor I Selaku wakil rektor UIN
STS Jambi.
11. Bapak Dr. As‟ad Isma, sebagai Wakil Rektor II Selaku wakil rektor UIN STS
Jambi.
12. Bapak Dr. Bahrul Ulum, Sebagai Wakil Rektor III, Selaku wakil rektor UIN
STS Jambi
13. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
peneliti.
14. Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi Beserta Stafnya dan serta Kepala
Perpustakaan Daerah Jambi.
xi
15. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
16. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Prodi Bimbingan Penyuluhan
Islam (BPI).
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan, semoga Allah SWT membalasnya. Akhirnya penulis berharap agar
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
NOTA DINAS .............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii
PENGESAHAN ........................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Permasalahan..................................................................................... 5
C. Batasan Masalah................................................................................ 5
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian...................................................... 6
E. Kerangka Teori.................................................................................. 6
F. Metode Penelitian.............................................................................. 15
G. Study Relevan ................................................................................... 20
BAB II PROFIL DESA PELAWAN
A. Sejarah Desa Pelawan ....................................................................... 22
B. Visi dan misi Desa Pelawan ............................................................. 26
C. Masa jabatan dan stukutur organisasi Desa Pelawan ........................ 27
D. Keadaan keagamaan, pendidikan dan ekonomi ................................ 31
BAB III PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG DAMPAK
SOSIAL PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA TERHADAP
PERILAKU REMAJA DI DESA PELAWAN, KECAMATAN
PELAWAN, KABUPATEN SAROLANGUN.
A. Pandangan masyarakat tentang penyalahgunaan narkotika........... 38
B. Pandangan masyarakat dalam menaggulangi dampak
penyalahgunaan narkotika........................................................... 39
xiii
BAB IV DAMPAK DAN FAKTOR SOSIAL PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA TERHADAP PERILAKU REMAJA DI DESA
PELAWAN, KECAMATAN PELAWAN, KABUPATEN
SAROLANGUN.
A. Dampak sosial penyalahgunaan narkotika terhadap perilaku
remaja di desa pelawan, kecamatan pelawan, kabupaten
sarolangun .......................................................................................... 44
1. Pencurian .................................................................................... 44
2. Pergaulan bebas .......................................................................... 47
3. Anti sosial ................................................................................... 49
B. Faktor penyalahgunaan narkotika terhadap perilaku remaja ............ 51
1. Faktor individu ............................................................................ 51
2. Faktor lingkungan ....................................................................... 53
3. Faktor pendidikan ....................................................................... 55
4. Faktor lemahnya iman ................................................................. 56
5. Faktor keluarga............................................................................ 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 keseluruan penduduk ....................................................................... 25
Tabel 2.2 perkembangan kepemimpinan ........................................................ 27
Tabel 2.3 struktur organisasi ........................................................................... 27
Tabel 2.4 sarana prasarana keagamaan di desa Pelawan ............................... 30
Tabel 2.5 sarana prasarana keagamaan di Kecamatan Pelawan .......................31
Tabel 2.6 sarana pendidikan di desa Pelawan ..................................................32
Tabel 2.7 pendidikan masyarakat di desa Pelawan ..........................................32
Tabel 2.8 lengkap jumlah sekolah di desa Pelawan .........................................33
Tabel 2.9 jenis mata pencarian di desa Pelawan ..............................................34
Tabel 10 nama pengguna narkotika
Tabel 11 daftar narasumber penyalahgunaan narkotika
Tabel 12 instrumen pengumpulan data
xv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Penulisan transliterasi huruf Arab latin dalam skripsi ini berpedoman pada
surat keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
A. Alfabet
Angka Huruf Arab Huruf Latin
A ا 1
B ب 2
T ت 3
Ts ث 4
J ج 5
H ح 6
Kh خ 7
D د 8
Dz ذ 9
R ر 10
Z ز 11
S س 12
Sy ش 13
Sh ص 14
Dh ض 15
Th ط 16
Zh ظ 17
a„ ع 18
xvi
B. Vokal dan Harakat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
Į إ ى ā اً A آ
أ و ă أى U أ Aw
Ay آ ى ū أو I إ
C. Ta’ Marbuthah (ة) Ta Marbuthah ditulis dengan h.
Transliterasi untuk Ta‟ Marbuthah ini ada tiga macam yaitu:
1. Ta‟ marbuthah yang, hidup atau yang mendapat harakat fathah,
kashrah, dan dhammah maka transliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
زارةالتربيةو Wizārat al-tarbiyah
Mir āt al-Zaman مراةالزمن
Gh غ 19
F ف 20
Q ق 21
K ك 22
L ل 23
M م 24
N ن 25
W و 26
H ه 27
Y ي 28
xvii
2. Ta‟ marbuthah yang berharakat tanwin, maka transliterasinya
adalah /tan/tin/tun/.
Arab Indonesia
زيةوف Fauziatun
3. Ta‟ marbuthah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah h.
Arab Indonesia
Ṣalāh صلاة
Mir āh مراة
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak sosial memiliki dua konsep dan pemahaman yang berbeda yaitu
dampak dan sosial, pengertian dampak jika dilihat dari kamus Indonesia adalah
benturan, dari pengaruh yang mendatangkan akibat positif maupun negatif.
Artinya adanya daya yang timbul dari sesuatu sehingga mengakibatkan
pembentukan watak, kerpercayaan dan perbuatan seseorang ketika
menjalankan kehidupan ini. sedangkan sosial dalam kamus bahasa Indonesia
adalah sesuatu yang menyangkut aspek aspek kehidupan bermasyarakat.1
Jadi dampak sosial merupakan pengaruh yang bersifat timbal balik antara
satu dengan yang lain menyanggkut pada aspek-aspek kehidupan masyarakat
berhubungan dengan adanya perubahan kondisi yang meliputi struktur sosial
dalam masyarakat2
Di zaman sekarang yang semakin maju narkotika bukan lagi hal asing
yang pernah di dengar dan bahkan sudah banyak orang yang mengetahui
bahayanya dan dampak penggunaan, namun kenyataannya masih banyak orang
yang menggunakan dan tidak perduli dengan keselamatan yang mengancam
kelangsungan hidup manusia, dan parahnya lagi penggunaan narkotika banyak
digunakan oleh remaja. Pada umumnya penyalahgunaan narkotika tidak
mengenal usia, penyalahgunaan narkotika banyak yang berusia muda serta
produktif dan masih duduk dibangku sekolah, tetapi dikalangan dewasa sampai
orang tua pun ada.
Penyalahgunaan narkotika di Indonesia banyak terjadi pada beberapa
kalangan mulai dari masyarakat yang berekonomi rendah maupun tinggi.
Badan Narkotika Nasional Pusat (BNNP) mencatat bahwa tahun 2013, korban
penyalahgunaan narkoba mencapai angka sebesar 2, 2 persen dari total jumlah
1 Irwan , “Dinamika Perubahan Sosial Pada Komunitas Lokal”
(yogyakarta:Deepublish,2018), hlm 27 2 Ibid.,hlm 28
1
2
penduduk Indonesia atau setara 4, 2 juta jiwa. Korban penyalahgunaan
narkoba itu berusia 10-59 tahun.
penyalahgunaan narkotika umunya terjadi karena adanya rasa ingin tahu
rasa tinggi, di sisi lain, kondisi ini juga dapat dialami oleh penderita gangguan
mental. Seseorang yang menderita gangguan mental dapat lebih mudah
menyalahgunaan narkotika yang awalnya bertujuan untuk meredahkan gejala
yang dirasa.
Penyalahgunaan narkotika sekarang telah menjadi suatu persoalan, bukan
hanya dihadapi oleh satu bangsa saja, tetapi telah menjadi persolan
internasional karena tidak adanya keseragaman di dalam narkotika.
Menurut undang-undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
pada bab I pasal I, narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.3
Narkotika adalah zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, menguarngi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan. Secara umum narkotika mempunyai
kemampuan menurunkan dan mengubah kesadaran. Di dunia permedisan
narkotika di gunakan untuk pembiusan atau penghilang rasa sakit4
Menurut parah ahli narkotika dapat diartikan sebagai berikut:
1. Narkotika menurut Soedjono dalam patologi sosial mendefinisikan
narkotika merupakan sebagai bahan bahan yang terutama mempunyai efek
kerja pembiusan atau dapat menurunkan kesadaran
2. Narkotika menurut Smith Kline dan French Clinical adalah sebagai zat-zat
yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan
3Undang-undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.
4 Mukholid Agus, “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan”,(Jakarta :
Perpustakaan Nasional 2007),hlm.118
3
4
zat-zat tersebut berkerja mempengaruhi susunan pusat saraf. Dalam definisi
narkotika ini sudah termasuk jenis candu seperti morpin, cocain dan heroin.5
Dalam persepektif narkotika adalah salah satu jenis khamar
dikarenkan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran bagi pengguna. Dalam
Islam juga telah dijelaskan pada QS.Al-Baqarah:219
) ٩١٢رة :ةسورة الب القران)
”Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka
bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih
dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berfikir. 6
Dari paparan diatas dapat dijelaskan bahwa narkotika adalah obat-obatan
yang terlarang dan berbahaya jika digunakan dalam jumlah banyak dan dalam
jangka lama yang merusak tubuh manusia dari segi saraf hingga dapat
mengakibatkan kematian dan narkotika juga dapat dikatakan obat yang bisa
memabantu dunia permedisan seperti obat pembiusan yang dapat
menghilangkan rasa sakit dan rasa nyeri pada tubuh manusia
Perilaku manusia (human behavior) merupakan suatu yang penting dan
perlu dipahami secara baik, hal ini disebabkan perilaku manusia tedapat dalam
setiap aspek kehidupan manusia, perilaku manusia mencakup dua kompenen,
yaitu sikap atau mental dan tingkah laku, sikap atau mental merupakan sesuatu
yang melekat pada diri manusia, sedangkan tigkahlaku merupakan perbuatan
tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang
5Ilmawati.fahmi.imron, kukuh. Anriani, eka, fenomena social ( banyuwangi: lppm
institute agama islam ibarahimi genteng, 2018), 17 6Departemem Agama RI, Al-quran Dan Terjemahannya,(Bandung :Gema Risalah
Fress,1993), Hlm. 53
5
dihadapi.Pengertian perilaku dari segi biologis dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.7
Menurut ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan
reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal tersebut dapat dikemukaakan
dalam hal dibawah ini:
1. Menurut Robet Y. Kwick, perilaku adalah sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian
rangsangan tersebut akan menghasilkan perilaku.
2. Menurut Heri Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek.
Masa remaja menurut Mappiare berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi
laki-laki, rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 12/13
tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal. Dan usia17/18 sampai
21/22 adalah remaja akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu
dianggap telah dewasa apabila mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun
seperti ketentuan sebelumnya, pada usia ini anak pada umumnya anak duduk di
bangku sekolah menengah.8
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolesescence, berasal dari
bahasa latin Adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan” bangsa primitive dan orang-orang purbakala memandang masa
puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang
kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi.
Dari penjelasan diatas maka peneliti melakukan observasi awal yang di
lakukan pada tangal 03 januari 2020 yang dilakukan di Desa Pelawan,peneliti
mencoba melakukan wawancarai Anas Subhan remaja Desa Pelawan yaitu:
7Umar Hasen, Riset Sumber Daya Manusia,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005),
hlm. 35 8Nessi Meilan, Dkk, “kesehatan reproduksi remaja”(malang: wineka media, 2018), hlm.
20
6
[R]Remaja yang menggunkan narkotika mencapai puluhan orang lah, itu
berasal dari berbagai kalangan, kaya atau miskin sama aja, gak kehitung
lagi remaja yang menggunkan narkotika sejenis sabu-sabu yang banyak
si. Yaang saya kenal aja itu udah mencapai 15 orang lah belum lagi yang
lain9
Penelitian ini menemukan 15 remaja laki-laki berdomisili Desa Pelawan
yang menggunakan narkotika yang berinisial AR, AS, SG, ES, YA, MR, AA,
MS, A, MB, RH, DH, I, RA dan FA, peneliti menjumpai beberapa remaja
tersebut di dusun kampung renah bawah di tepian sungai sekitaran jam 16.30
wib yang sedang duduk dengan bergelombolan mereka mengaku bahwa dalam
mendapatkan narkotika berjenis sabu-sabu dan minuman yang memabukan
mereka rela melakukan apa saja termasuk mencuri hewan ternak seperti ayam
dan kambing milik warga dan hasil kebun seperti sawit warga serta mampu
mencuri barang-barang yang ada di dalam rumah masyarakat.10
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan, maka
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak sosial penyalahgunaan narkotika terhadap prilaku
remaja di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi?
2. Apa faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkotika pada remaja Di
Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi
Jambi?
3. Bagaimana pandangan masyarakat dalam menanggulangi penyalahgunaan
narkotika di kalangan remaja?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus dan
tidak melenceng kemana-kemana, untuk itulah penulis memberikan batasan
masalah dalam penelitian ini terfokus pada perilaku sosial yang menggunakan
9 Wawancara, Anas Subhan remaja desa pelawan, 03 januari 2020.
10 Penelitian awal mengenai remaja pengguna narkotika, 03 januarri 2020
7
narkotika Dampak Sosial Penyalahgunaan Narkotika, dan peneliti
memfokuskan pada remaja laki-laki yang berumur 17-20 tahun.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan yang dilakukan penelitian ini secara umum untuk
mengetahui Dampak Sosial Penyalahgunaan Narkotika Terhadap Perilaku
Remaja Di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Dampak Sosial Penyalahgunaan Narkotika Terhadap Perilaku
Remaja di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkotika terhadap
prilaku remaja di desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi
3. Mengetahui pandangan masyarakat di Desa Pelawan dalam penyalahgunaan
narkotika di kalangan remaja.
Penelitian ini di harapkan bisa berguna bagi:
1. Dinas Kesehatan agar dapat di jadikan bahan masukan dalam mengambil
kebijakan terkait dengan penanganan penyalahgunaan narkotika.
2. Masyarakat agar dapat menjadi acuan untuk menangani keluarga yang
menggunakan narkotika
3. Peneliti agar bisa mengetahui dampak sosial penyalahgunaan narkotika
terhadap perilaku remaja.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Dampak Sosial
Dampak sosial terbagi menjadi dua kata yaitu dampak dan sosial,
dampak dalam kamus bahasa Indonesia adalah benturan, dari pengaruh yang
mendangkan akibat positif maupun negatif, artinya adanya daya yang timbul
dari sesuatu sehingga mengakibatkan pembenturan watak, kepercayaan dan
perbuatan seseorang ketika menjalankan kehidupan. Sedangkan sosial
adalah interaksi di masyarakat.
8
Jadi dari paparan diatas dapat di simpulkan bahwa dampak sosial adalah
benturan atau pengaruh interaksi yang terjadi di masyarakat.
Dampak sosial adalah sebuah bentuk akibat atau pengaruh yang
terjadi karena adanya sesuatu hal, pengaruh yang dimaksud adalah akibat
yang terjadi pada masyarakat. Baik karena suatu kejadian yang
mempengaruhi masyarakat atau hal lainya didalam masyarakat. Dampak
sosial memiliki dua konsep dan pemahaman yang berbeda yaitu dampak dan
sosial. Dampak sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat
dilandasi oleh perubahan sosial sehingga mengakibatkan situasi dan kondisi
semakin tidak membaik ketika menjalankan aktifitas sehari-hari. Perubahan
sosial tersebut terjadi jika adanya suatu stuktur yang terganggu, apakah itu
sektor ekonomi, politik dan budaya.11
2. Penyalahgunaan narkotika
a. Pengertian Narkotika
Menurut Farmakologi medis bahwa narkotika adalah obat yang bisa
menghilangkan rasa nyeri yang berasal dari daerah visceral dan dapat
menimbulkan efek stupor (bingung, masih sadar ) serta adiksi.
Menurut Reserce narkoba mengatakan bahwa narkotika adalah zat
yang dapat menimbulkan perubahan perasaan, susunan pengamatan atau
penglihatan karena zat tersebut mempengaruhi saraf12
Menurut Djoko Prakoso, Bambang Riyani dan Mukhsin menemukakan
narkotika adalah candu, ganja, kokain, zat-zat yang bahan mentahnya
diambil dari jenis tarkotika tersebut, dan termasuk juga jenis narkotika jenis
sintesis yang menghasilkan zat-zat obat-obat yang tergolong dalam
stimulant.
b. Jenis-Jenis Narkotika
Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan menjadi 3
golongan juga, yaitu narkotika alami, narkotika sistematis, narkotika
sintetis.
11
Idad Suhada, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017), hlm 85 12
.‟Ibid, hlm. 46
9
1. Narkotika alami
Narkotika alami adalah narkotika yang zat adiktifnya diambil dari
tumbuh-tumbuhan.
a. Ganja
Ganja adalah tanaman perdu dengan daunnya menyerupai daun
singkong yang tepinya bergerigi dan berbulu halus. Jumlah jarinya selalu
ganjil, yaitu 5, 7,9. Tumbuhan ini banyak tumbuh dibeberapa daerah di
Indonesia, Aceh, Sumatra Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan,
Dan Pulau Jawa.13
b. Hasis
Hasis adalah tanaman yang serupa dengan ganja yang tumbuh di
Amerika latin dan Eropa, yang daunya bisa dapat di ambil sarinya
dalam jumlah cair harganya mahal.
c. Kokain
Koka adalah tanaman perdu mirip pohon kopi. Buahnya yang
matang berwarna marah biji kopi, biasanya digunakan menambah
setamina.
d. Opium
Opium adalah bunga dengan bentuk dan dan warna yang indah.
Dari getah bunga opium dihasilkan candu (opiat), biasanya digunakan
untuk mengobati beberapa penyakit, memberi kekuatan atau
memberikan rasa sakit.14
2. Narkotika semisintetis
Narkotika semisintetis adalah narkotika alami yang diolah dan
diambil zat aktifnya (inti sarinya) agar memiliki kasiat yang lebih kuat
sehingga dapat di manfaatkan untuk kepentingan kedokteran. Contohnya:
a. Morfin, dipakai untuk dunia kedokteran untuk menghilangkan rasa sakit
atau pembiusan pada operasi.
b. Kodein, dipakai untuk obat penghilang batuk.
13
Partodiharjo.subagyo,kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaannya,(direktur
lembaga kesehatan preventif/ esensi), hlm.12 14
.‟Ibid.hlm.13
10
c. Heroin, tidak dipakai dalam pengobatan karena daya adiktifnya dan
manfaatnya secara medis belum ditemukan.
d. Kokain, hasil olahan dari biji koka15
3. Narkotika sintetis
Narkotika sintetis adalah narkotika palsu di buat dari bahan kimia.
Narkotika ini digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang
menderita ketergantungan narkoba.16
Jenis dari narkotika sintetis yaitu:
1. Sabu-Sabu
Sabu-sabu adalah bubuk masak, yakni Kristal kecil-kecil berwarna
putih, tidak berbau serta mudah larut dalam air alkohol, pengaruh pada
pemakaiannya yakni menjadi aktif, banyak ide, tidak merasa lelah meski
sudah bekerja lama, tidak merasa lapar dan tiba-tiba mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi.
2. Ekstasi
Ekstasi adalah zat atau bahan yang tidak termasuk kategori narkotika
atau alkohol. Ekstasi merupakan jenis zat adiktif. Adapun akibat buruk
dari penggunaan narkotika berjenis ekstasi adalah hiperaktif, afatif,
insomia, halusinasi, kerusakan sistem syaraf, radang ginjal, hefatitis dan
mengakibatkan kematian mendadak.17
c. ciri-ciri pengguna narkotika/narkoba di bedakan menjadi 3 yaitu:
1. Tahap coba-coba
a) Menyendiri
b) Perubahan pergaulan
c) Perubahan cara berpakain
d) Penurunan prestasi belajar
e) Sering keluar malam
15
.‟Ibid.hlm 14 16
.‟Ibid. hlm.15 17
Trianto agus, Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untk SMP dan
MT.(esis erlangga,)
11
2. Tahap pengguna tetap
a) Menjual barang-barang pribadi
b) Problem keuangan
c) Perubahan berat badan ektrim
d) memberontak
3. Tapan kecanduan
a) Ditemukan alat-alat pecandu
b) Teradapat bekas suntikan
c) Mata mengantuk
d) Pola piker aneh
e) Pilek dengan hidung yang gatal
Untuk ciri-ciri fisik yang jelas yaitu:
a) Berjalan sempoyongan
b) Sering bengong atau linglung
c) Menarik diri dari aktivitas keluarga dan masyarakat
d) Sering menyendiri atau sembunyi di kamar tidur, kamar mandi, atau
tempat tertutup lainya.18
d. Dampak penyalahgunaan narkotika
Dampak penyalahgunaan narkotika atau narkoba pada seseorang
sangat sangat tergantung pada jenis narkotika yang dipakai, keperibadian
pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak
kecanduan narkotika dapat dilihat pada fisik, psikis maupun sosial
seseorang.
1. Dampak fisik
Dampak fisik penggunaan narkotika yaitu berdampak pada gangguan
pada syaraf, gangguan pada jantung dan pembuluh darah, gangguan pada
kulit, gangguan pada paru-paru, sering sakit kepala, mual-mual dan mutah,
dampak reproduksi perempuan terhadap remaja perempuan antara lain
perubahan menstruasi. Dan jika menggunakan narkotika terlalu banyak
maka akan menimbulkan hal yang patal seperti kematian.
18
.’Ibid.hlm, 50
12
2. Dampak fsikis
Dam pak fisikis menimbulkan gangguan psikis, keracunan obat dan
gejala putus obat pada narkoba akan menimbulkan rasa rgelisah, takut,
curiga yang berlebihan, lambat kerja, ceroboh kerja, sering tegang, gelisah,
hilang kepercayaan diri, penghayal, penuh curiga, menjadi ganas dan
menjadi brutal, perasaan tertekan dan cenderung menyakiti diri sendiri19
.
3. Dampak sosial
Dampak secara sederhana dapat diartikan sebagai akibat atau
pengaruh ketika akan mengambil suatu keputusan, yang bersifat timbal
balik antara satu dengan yang lainnya. Sejalan dengan itu, dampak
merupakan keadaan dimana ada hubungan timbal balik antara satu dengan
yang lainya akibat dari pada apa yang dipengaruhi dan apa yang
mempengaruhi. Konsep sosial dalam kamus bahasa indonesia adalah
sesuatu yang menyangkut aspek-aspek kehidupan masyarakat. Menurut
robert MZ lawang dalam buku damsar merupakan arti subjek yang
memperhitungkan perilaku orang lain yang terlibat dalam suatu tindakan,
makna subjek menunjukan pada arti yang diberikan oleh orang lain
bertindak untuk tindakannya sendiri.
Sedangakan sosial ialah pergaulan hidup yang istilahnya ini
ditunjukan pada pergaulan serta hubungan manusia dengan sekelompok
manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang teratur dan juga sangat
mengandung arti mempertahankan hubungan-hubungan yang teratur antara
manusia dengan manusia yang lain.
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa dampak sosial ialah
suatu bentuk akibat dari dampak yang terjadi dan mempengaruhi sesuatu
hal akibat yang terjadi di masyarakat atau hal yang lainya di dalam
masyarakat. Dampak sosial mempunyai dua konsep yaitu dampak dan
sosial, dampak sosial yang terjadi di dalam masyaraat di landasi dengan
19
Irwansyah, Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan(Bandung:Garfindo Media
Pratama, 2006), Hlm 91
13
perubahan sosial, sehingga dapat mengakibatkan sesuatu yang kurang baik
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di dalam masyarakat.
Dampak penyalahgunaan narkotika dapat berdampak pada sosial seperti
gangguan mental, dikucilkan di lingkungan, merepotkan dan menjadi beban
keluarga, pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram.
Dampak fisik, fsikis dan sosial berhubungan erat, ketergangtungan fisik
akan membuat rasa sakit yang luar biasa bila terjadi putus obat maka
keinginan sangat kuat untuk mengonsumsi. Gejala ini berkaitan dengan
gejala sosial untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, bahkan
menipu seseorang.20
4. Perilaku
Perilaku sosial merupakan suasana saling ketergantungan yang
merupakan keharusan untuk menjalin keberadaan manusia. Sebagai bukti
bahwa manusia dalam memenuhi bukti bahwa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukanya sendiri
melainkan memerlukan bantuan orang lain, ada ikatan saling ketergantungan
diantara satu orang dengan yang lainnya.
Perilaku sosial merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan atau
direncanakan untuk mendorong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif
penolong, jadi aspek kesukarelaan yang dalam melakukan suatu tindakan
tertentu dalam melakukan sesuatu merupakan hal utama dalam perilaku
sosial.21
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran, dan
predisposisi atau tindakan seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan
sekitarnya. Dalam pengertian umum perilaku adalah segalah perbuatan
tindakan yang dilakukan mahkluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan
reaksi sauatu organisme terhadap lingkunganya. Hal ini berarti bahwa
perilaku berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
20
Ns.Alfeus Manuntung, Terapi Prilaku Kognitif Pada Fasien Hipertensi (Malang:
Wineka Media,2018) Hlm 98 21
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011),
Halm 138
14
tanggapan yang disebut rangsangan. Den gan demikian suatu rangsangan
tentu akan menimbulkan perilaku tertentu pula.22
Pengaruh lingkungan dalam pembentukan perilaku adalah bentuk
perilaku yang berdasarkan hak dan kewajiban, kebebasan dan tanggung
jawab untuk pribadi maupun kelompok masyarakat. Perilaku juga dapat
diartikan suatu tindakan nyata dari individu yang dapat diukur dari panca
indera langsung, dengan demikian, Mueler menegaskan bahwa behavior
adalah prilaku.23
Jenis-jenis perilaku dapat di kelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Perilaku kognitif.
Perilaku kognitif merupakan hal yang berkaitan dengan beberapa
aspek intelektual atau berfikir yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
penerapan dan penilaian. Perilaku kognitif mempunyai arti lain perilaku
dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam sekitarnya, seperti
mengamati, mencamkan, memikirkan sesuatu, mengingat dan mencipta.24
2. Perilaku Afektif
Perilaku afektif merupakan perilaku yang berhubungan dengan sikap
dan nilai, perilaku afektif mempunyai arti yang lain yaitu perilaku dalam
bentuk perasaan atau emosi, seperti senang, cinta, nikmat, sedih, dan
cinta.
3. Perilaku Sosial
Perilaku sosial merupakan proses pertukaran yang didefinisikan
sebagai interaksi sosial antara perilaku sistem. Perilaku sosial juga
dikenal dengan nama aksi.
4. Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke dewasa, menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Remaja juga dapat
22 Ns. Alfeus Manuntung, Terapi Prilaku Kognitif Pada Fasien Hipertensi (Malang:
Wineka Media, 2018),Hlm 98 23
.‟ibid. hlm 99 24
Mohammad Ali,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,(Bandung: Imperial Bhakti Utama,
2009)Hlm 126
15
di definisikan tahapan seseoarang dimasa ia berada di masa fase anak dan
dewasa ditandai dengan perubahna fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan
emosi. Untuk mendeskrifsikan remaja dari waktu kewaktu memang
berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Ditinjauan dari segi
pubertas 100 tahun terakhir usia remaja putri saat mendapatkan haid
pertama semakin berkurang dari 17,5 tahun dan menjadi 12 tahun,
demikian pula remaja pria, kebanyakan orang menggolongkan remaja
pada usia 12-24 tahun dan beberapa literatur yang menyebutkan 15-24
tahun hal terpenting adalah seseorang mengalami perubahan sifat dalam
hidupnya di berbagai aspek.25
Menurut Zakiah Daradjat dalam Marajan Miharja, masa remaja
adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
diamana-mana anak mengalami perubahan cepat disegala bidang. Mereka
anak mengalami pertumbuhan cepat disegala bidang. Mereka bukan lagi
anak-anak baik bentuk jasmani, sikap, cara berfikir dan bertindak tetapi
bukan pula orang orang dewasa yang telah matang masa ini dimulai kira-
kira pada umur 13 tahun dan berakhir pada umur 21 tahun.26
Menurut UU Peradilan Pidana Anak Pasal 1 Ayat 3 Tahun 2012
remaja adalah individu yang berusia 12 tahun tetapi belum berumur 18
tahun di duga melakukan tindak pidana.27
Remaja mempunyai ciri-ciri tersendiri antara lain:
a. Pertumbuhan Fisik
Perkembangan fisik menagalami perubahan dengan cepat, lebih cepat
dibandingkan dengan masa anak dan masa dewasa.
25
Ferry effendi, makhfudli, keperawatan kesehatan komunitas, (Jakarta: salemba medika,
2009 ),hlm 221 26
Marjan Miharja, Komplikasi Pemikiran Hukum di Indonesia,(depok: qiara
media,2019),hlm 18 27
.‟Ibid, hlm. 19
16
b. Perkembangan Seksual
Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan
masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan
selainya.
c. Cara Berfikir
Cara berfikir yaitu menyangkut hubungan sebab akibat. Misalnya
remaja duduk di depan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil
berkata pantang.
d. Emosi yang Meluap-Luap
Keadaan emosi masih labil karena erat hubunganya dengan keadaan
hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu dia bisa marah
sekali.
e. Terkait dengan Kelompok
Remaja dalam lingkungan sosial tertarik pada kelompok sebayanya
sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan sedangkan
kelompoknya di nomor satukan
f. Mulai Tertarik dengan Lawan Jenis
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada lawan
jenisnya dan mulai pacaran
g. Menarik Perhatian Lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha
mendapatkan status dan peran seperti melalui kegiatan remaja di
kampung-kampung.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Untuk mengkaji persoalan dalam penelitian ini akan digunakan
pendekatan penelitian kualitatif (study kasus) yang menurut Creswell bahwa
penelitian kualititaf merupakan sesuatu gambaran kompleks, meneliti kata-
kata, laporan terinci dari pandangan, respons dan dilakukan studi pada
situasi yang alami.
17
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuanya
tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, terhitung statstik atau benrtuk
cara lainya yang menggunakan angka.28
Study kasus dalah suatu bentuk penelitian yang intensif, integrasi dan
mendalam subjek yang diteliti adalah satu unit atau satu kesatuan. Teknik
umum yang di gunakan study kasus yaitu observasi, wawancara dan
sebagainya29
2. Setting dan subjek penelitian
Setting atau tempat lokasi penelitian adalah di Desa Pelawan,
Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Pemilihan
setting tersebut atas pertimbangan rasional dan praktis.
Adapun subjek penelitian berpusat pada masyarakat khusunya pada
remaja yang ada di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi tersebut.
3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari unsur manusia berpusat
pada remaja dan masyarakat, peristiwa dan dokumentasi. Sumber data dari
manusia berbentuk pada perkataan maupun tindakan orang yang bisa
memberikan data melalaui wawancara. sumber data berupa suasna yang
bergerak ataupun diam meliputi suasana dan proses. Sumber data dari
dokumenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan rujukan dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti.30
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data skunder.
Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumber pertama
melalui observasi atau wawancara di lapangan. Dalam hal ini data yang
diinginkan adalah dampak sosial penyalahgunaan narkotika terhadap
28
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif,(Yogyakarta: Deepublish, 2018) Hlm. 4 29
Bagja Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Di Masyarakat (Bandung: PT Setia
Purna Inves, 2007), Hlm 91 30
Mohm. Arifuallah, Bambang H. Nugroho, dkk, Panduan Penulisan Karya Iliah
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Iain Suthan Thaha Saifuddin Jambi, (Simp, Sungai Duren Muaro
Jambi: Fakultas Ushuluddin Iain Sts Jambi, 2016), Hlm 62
18
perilaku remaja di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi.
Sementara data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber
kedua berupa dokumentasi peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan.
4. Metode pengumpulan data
a. Metode observasi
Metode observasi adalah cara melakukan pengamatan terhadap
sumber, data obersvasi dapat dilakukan secara terlibat dan tidak terlibat.
Dalam pengamatan terlibat peneliti juga ikut terlibat dalam aktivitas orang-
orang yang dijadikan sumber data penelitian, sedangkan pengamatan tidak
terliat peneliti tidak ikut langsung dalam aktifitas orang-orang yang
dijadikan sumber data penelitian.
Observasi dalam penelitian ini memiliki tiga elemen, yaitu:
1. Lokasi penelitian
2. Manusia yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam proses
penelitian.
3. Kegiatan dan aktivitas yang dikerjakan.
b. Metode wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui cara
lisan dan tatap muka dengan objek penelitian yang dapat memberikan
keterangan pada peneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi
data yang diperoleh melalui observasi. Adapun hal-hal yang berkaitan
diajukan dalam wawacara adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah-
masalah yang ada.
c. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumupulan data melalui data
dokumenter berupa catatan, transkip, buku, gambar dan sebagainya. Untuk
melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.
19
5. Metode analisis data
Analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil
dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodelogi tertentu.31
Analissis
data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data secara
keseluruhan. Data kemudian dicek kembali secara berulang dan untuk
mencocokkan data yang diperoleh, data disistematiskan dan diinterpretasikan
secara logis, sehingga data yang abash dan kredibel.32
Teknis analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan memprmudah peneliti untuk melakukan penelitian
selanjutnya dan mencari bila diperlukan.
b. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam
bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.
c. Verifikasi (Conclusion Drawing)
Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
31
Burhan Bungin,metodelogi penelitian kualitatif,(jakarta: pt raja grafindo persada,2001),
hlm 196 32
.‟ibid. Hlm 64
20
maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
6. Pemeriksaan Keabsahan
Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercayai, maka
peneliti akan melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data dapat
dilakukan dengan empat cara, yaitu:
a. Perpanjangan keikutsertaan
Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat
keikutsertaan peneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama,
dalam upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang
mungkin mengurangi keabsahan data, karena kesalahan penelitian
data (data distortion) oleh peneliti atau responde, disengaja atau tidak
disengaja.33
b. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-
faktor yang menonjol dalam penelitian. Dengan demikian diharapkan
dapat mengurangi berbagai distori data yang timbul akibat
keterburuan peneliti untuk menilai persoalan ataupun distorsi data
yang timbul.34
c. Triangulasi
Merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuattu diluar data pokok untuk keperluan pengecekan
reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan
berbagai data yang diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat
macam teknik triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini,
yaitu teknik pemeriksaan sumber, metode, penyidik dan teori.35
33
Ibid, hlm. 65 34
Ibid, hlm 65 35
Ibid, hlm. 68
21
d. Diskusi Teman Sejawat
Diskusi merupakan langkah terakhir untuk menjamin keabsahan
data, peneliti akan melakukan diskusi dengan teman-teman sejawat, guna
memastikan data yang diterima benar-benar nyata, bukan persepsi sepihak
peneliti atau informan. Melalui cara tersebut peneliti mendapatkan
sumbangan, masukan dan saran yang berharga dan konstruktif dalam
meninjau orisinalitas data yang telah didapatkan.36
G. Hasil Study Relevan
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, maka dapat di lihat dari
penelitian sebelumnya yaitu:
Adi Virdaus, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung tahun 2018. Dengan judul Penyalahgunaan
Narkoba/Narkotika Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja. Tujuan penulis ini
adalah untuk mencari faktor apa yang menyebabkan dan bagaimana Dampak
Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja Di Desa Way
Urang, Padang Cermin, Pesawaran.37
M. Mario Hikmat. A, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin tahun 2018. Dengan judul Faktor Yang Memungkinkan
Penyalahgunaan Narkoba Pada Siswa SMAN Akreditasi A Sekota Makasar.
Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui faktor yang memungkinkan seorang
siswa menyalahgunaan narkoba, faktor tersebut antara pengetahuan sikap,
lingkungan sekolah, persepsi akses pendapatan narkoba, kondisi keluarga dan
pengaruh teman sebaya.38
Nungki Anggeraini. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Institut Islam
Negeri (IAIN) Furwokerto. Manajemen Perilaku Sosial Bagi Pengguna
Narkoba Di Pondok Pesantren Metal Tobat Sunan Kalijaga Gandrumangu
Kabupaten Cilacap. Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana
36
Ibid, hlm. 68 37
Adi Firdaus, Skripsi: penyalahgunaan narkoba/ narkotika terhadap perilaku
keagamaan remaja(lampung: UIN Raden Intan ,2018) 38
M. Mario Hikma.A, Faktor Yang Memungkinkan Penyalahgunaan Narkoba Pada
Siswa SMAN Akreditasi A Se-Kota Makasar.(Makasar: Universitas Hasanuddin,2018)
22
Manajemen perilaku sosial bagi pengguna narkoba di pondok pesantren metal
tobat sunan kalijaga gandrumangu kabupaten cilacap.39
Indra Utama. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang tahun 2018. Dengan judul Faktor-Faktor
Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di Desa Air Hitam
Kecamatan Penukal Kabupaten Palu, tujuan penelitian ini yaitu untuk
mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja dengan cara mengetahui
faktor-faktor penyebab penyelahgunaan narkoba pada remaja, jenis-jenis
narkoba yang disalahgunaan, dampak penyalahgunaan narkotika pada remaja
di desa air hitam kecamatan penukal kabupaten palu.40
Nurhasanah. Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. Univeritas Raden
Intan Lampung Tahun 2017. Dengan judul Konseling Terhadap
Penyalahgunaan Narkotika Di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II
A Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan teknik
Konseling Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Di Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan Kelas II A Bandar Lampung.41
Berbagai penelitian yang diatas maka perbedaan Penelitian yang diambil
yaitu peneliti mengambil judul Dampak Sosial Penyalahgunaan Narkotika Di
Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi,
tujuan penulis yaitu ingin mengetahui dampak sosial dan faktor penggunaan
narkotika, yang terjadi dikalangn remaja di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Remaja yang diteliti yaitu umur 17
tahun sampai 20 tahun.
39
Nungki anggeraini, Manajemen Perilaku Sosial Bagi Pengguna Narkoba Di Pondok
Pesantren Metal Tobat Sunan Kalijaga Gandrumangu Kabupaten Cilacap (Cilacap: Institut
Agama Islam Negeri Purwokerto, 2017) 40
Indra utama, Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di
Desa Air Hitam Kecamatan Penukal Kabupaten Palu, (Palembang: Universitas Raden Fatah
Palembang, 2018 ) 41
Nurhasanah, Konseling Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Bandar Lampung, (Bandar Lampung: Universitas Raten
Intan Lampung, 2017)
23
BAB II
PROFIL DESA PELAWAN
A. Sejarah Desa Pelawan
Desa Pelawan pada tahun 1965 bernama pahlawan dikarenakan
dulunya banyak pahlawan-pahlawan yang tinggal di desa tersebut untuk
menyelamatkan dirinya dari penjajah dan di desa tersebut ada seorang toko
ulama yang bisa menutup desa tersebut dari penglihatan orang tak dikenal.
Seperti wawancara berikut dengan tokoh masyarakat:
[D]Dulunya ada seorang tokoh ulama yaitu sering disebut dengan
Buyah Salek, yang menyelamatkan orang didesa ini dengan cara
desa ini ditutup menggunakan ilmu gaib tidak bisa dilihat oleh orang
yang bukan tinggal ditempat tersebut karena banyak penjajah yang
ingin menguasai tempat ini dan ingin membunuh orang-orang yang
tinggal di desa tersebut, dengan para pejajah masuk ke desa tersebut
maka banyak orang desa yang mengorbankan nyawa mereka hanya
untuk terbebas dari penjajah. Dari perperangan tersebut maka daerah
ini di kuasai oleh orang kampung dan penjajah banyak yang
meninggal dan banyak yang melarikan diri dari tempat ini, dengan
kemenangan tersebut maka di buat lah nama desa ini Pahlawan.
Namun beriring berjalannya waktu nama tersebut di ubuh menjadi
pelawan di karenkan banyak pemuda yang sering berkelahi antar
desa dan merasa paling kuat dari desa lain.42
1. Kedudukan
Desa Pelawan adalah ibu kota Kecamatan Pelawan, merupakan
daerah agraris yang luas wilayah 22.500 KM yang mempunyai 9 RT dan
mata pencarian penduduknya sebagian besar adalah petani. Desa Pelawan
dulunya hasil pemekaran dari tiga wilayah yaitu Desa Pelawan (desa induk),
Desa Pelawan Mulyo (pemekaran), dan Desa Mekar Jaya (pemekaran).
Namun setelah beberapa tahun terdapat perubahan nama desa yaitu Desa
Pelawan menjadi Desa Pasar Pelawan, Desa Pelawan Mulyo menjadi Desa
Pelawan dan Desa Mekar Jaya menjadi Desa Pelawan Jaya.43
42
Wawancara, M. Tabri, tokoh masyarakat, 25 februari 2020 43
Dokumentasi pemerintah desa pelawan, tahun 2019
22
24
Desa Pelawan dulunya terdiri dari beberapa gabungan beberapa
desa yang didefinitifkan pada tahun 1982 dan akhirnya pada tahun 1990
desa-desa tersebut dilebur/digabungkan menjadi satu nama desa yaitu
Pelawan, adapun desa yang dilebur/digabungkan tersebut adalah:
1. Desa pelawan
2. Desa sukomulyo
3. Desa renah dan
4. Desa pelayang
berdasarkan historis diatas maka segenap masyarakat Desa Pelawan
(tokoh masyrakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda)
mengharapkan kepada bupati sarolangun untuk mempertimbangkan
permohonan pemekaran desa pelawan menjadi 3 daerah dan menjadikan
desa pelawan induk dari desa yang lainnya (kecamatan), adapun tiga desa
tersebut adalah
1. Desa Pelawan (desa induk)
2. Desa Pelawan Mulyo (desa pemekaran)
3. Desa Pelawan Jaya (desa pemekaran)
Adapun kondisi wilayah masing-masing desa tersebut adalah:
A. Desa Pelawan (desa induk)
1. Jumlah Penduduk Dan Kepalah Keluarga (kk)
a) jumlah penduduk keseluruan : 2.361 jiwa
b) laki-laki : 1.160 jiwa
c) perempuan : 1.201 jiwa
d) jumlah kk keseluruan : 541 KK
2. Orbitasi.
a) jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 0 km
b) jarak dari ibukota kabupaten : 9 km
c) jarak dari ibukota provinsi : 215 km
d) jarak dari ibukota negara :1200 km
3. Kondisi Geografis
a) ketinggian tanah dari permukaan laut : 40 M
b) banyaknya curah hujan : 3000 mm/thn
c) tofogtrafi : daratan
d) suhu udara rata-rata : 32°c
4. Batas-Batas Wilayah
a) sebelah utara berbatas dengan Desa Pulau Aro Dan Sungai Bernai
b) sebelah selatan berbatas dengan Desa Pelawan Mulyo dan Desa Bukit
25
c) sebelah barat berbatas dengan Desa Sengai Merah dan Desa Penegah
d) sebelah timur berbatas dengan Desa Bukit
a. Desa Pelawan Mulyo (pemekaran)
1. Jumlah Penduduk Dan Kepalah Kelurga (KK)
a) jumlah peduduk keseluruan : 1.934 jiwa
b) laki-laki : 938 jiwa
c) perepuan : 996 jiwa
d) jumlah KK keseluran : 412 KK
2. Orbitasi
a) jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 0 km
b) jarak dari ibukota kabupaten : 8 km
c) jarak dari ibukota provinsi :215 km
d) jarak dari ibukota negara :1200 km
3. Kondisi Geografis
a) ketinggian tanah dari permukaan laut : 40 M
b) banyaknya curah hujan : 3000 mm/thn
c) tofogtrafi : daratan
d) suhu udara rata-rata : 32°c
e) Batas-Batas Wilayah
a) sebelah utara berbatas dengan Desa Pelawan
b) sebelah selatan berbatas dengan Desa Mekar Jaya
c) sebelah barat berbatas dengan Desa Sungai Merah
d) sebelah timur berbatas dengan Desa Batu Putih Dan Desa Bukit
b. Desa Mekar Jaya (pemekaran)
1. jumlah penduduk dan kepalah keluarga (KK)
a) jumlah penduduk keseluruan :2.180 jiwa
b) laki-laki :1.053 jiwa
c) perempuan :1.127 jiwa
d) jumlah kepalah keluarga (KK) :485 KK
2. Orbitasi
a) jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 0 km
b) jarak dari ibukota kabupaten :10 km
c) jarak dari ibukota provinsi :215 km
d) jarak dari ibukota negara :1200 km
3. Kondisi Geografis
a) ketinggian tanah dari permukaan laut : 40 M
b) banyaknya curah hujan : 3000 mm/thn
c) tofogtrafi : daratan
d) suhu udara rata-rata : 32°c
26
4. Batas-Batas Wilayah
a) sebelah utara berbatas dengan desa Pelawan mulyo
b) sebelah selatan berbatas dengan Desa Bukit Tigo
c) sebelah barat berbatas dengan Desa Sungai Merah
d) sebelah timur berbatas dengan Desa Sungai Putih dan Desa Payo Lebar
Desa Pelawan dari paparan diatas menjadi induk dari segalah Desa,
dan Desa Pelawan sendiri memiliki 6 dusun yaitu:
1. Dusun Pelawan
2. Dusun Sukomulyo
3. Dusun Renah
4. Dusun Pelayang dan
5. Dusun Suka Jaya
6. Dusun Simpang Rambutan
Jumlah penduduk dan kepalah keluarga yang ada di Pelawan yaitu:
1. jumlah penduduk keseluruhan : 6.475 jiwa
2. laki-lai : 3.151 jiwa
3. perempuan : 3.324 jiwa
4. jumlah kk keseluruan : 1.438 KK44
Tabel Jumlah Keseluruan Penduduk Desa Pelawan
tabel 2.1
No Nama Desa Penduduk Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Pelawan 1.160 1.201 2.361
2. Pelawan mulyo 938 996 1.934
3. Mekar jaya 1.053 1.127 2.180
Dari paparan di atas dapat di simpulkan bahwa Desa Pelawan tersendiri
mempunyai penduduk 2.361 jiwa, penduduk laki-laki 1.160 jiwa dan
perempuan 1.201 jiwa.
Batas-Batas Wilayah Yang Membatasi Desa Pelawan yaitu:
1. sebelah utara berbatas dengan Desa Bukit dan Desa Pulau Aro
2. sebelah selatan berbatas dengan Desa Bukit Tigo dan Desa Payo Lebar
3. sebelah barat berbatas dengan Desa Sungai Merah dan Desa Penegah
4. sebelah timur berbatas dengan Desa Batu Putih dan Desa Bukit45
44
Dokumentasi Pemerintahan Desa Pelawan, Tahun2019
27
2 . Dasar
Undang-Undang yang menjadi acuan oleh Desa Pelawan yaitu:
1. Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah
2. Undang-undang NO.54 tahun 1999 tentang pembukaan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Muaro Jambi, Tebo dan Kabupaten Tanjab
Timur.
3. Kepurusan mandagri No 64 tahun 1999 pedoman umum aturan peraturan
mengenai desa.
4. Peraturan pemerintah No 72 tahun 2005 bab II tentang pembentukan dan
status desa.
3. Tujuan
1. Mengefektifkan pelayanan masyarakat.
2. Mempercepat dan meraih keberhasilan dalam pelaksanaan program
pembangunan desa.
3. Mengoptimalkan tingkat laju pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
masyarakat.
4. Meningkatkan pendapatan asli desa.
5. Upaya optimalisasi peran serta masyarakat terhadap percepatan
pembangunan desa.
6. Mengakomodir keinginan dan aspirasi yang berkembang di tengah
masyarakat terhadap wacana pemekaran desa.
B. VISI DAN MISI
Adapun visi dan misi yang harus dilaksanankan yaitu:
1. visi
Terciptanya penataan desa yang maju, teratur, bersih, indah,
nyaman, aman dan sehat, pelaksanaan pemerintah yang baik, transparan
dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik.
2. Misi
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih, sehat dan
produktif melalui peningkatan kapasitas, kemitraan dan perencanaan
pembangunan.
b. Mengembangkan pengelolaan adminsitrasi, komunikasi dan informasi
pemerintah dan pembangunan desa.
45
Dokumentasi Pemerintahan Desa Pelawan, Tahun 2109
28
c. Meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat dan umat beragama
untuk menciptakan kedamaian, ketentraman, kenyamanan serta
kebersihan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan beragama.
d. Mengutamaan pembangunan pada skala prioritas yang mendesak,
parah dalam jangka pendek, menengah maupun panjang.
e. Meningkatkan pemberdayaan peran wanita dan geerasi mudah untuk
mewujudkan cita-cita dalam pembangunan dan mewujudkan keadilan
dan menegakkan hukum bagi masyarakat.
f. Penyelengaraan pemerintah yang bersih dan berwibawa.
g. Mewujudkan stabilitas keamanan, ketentaman, dan ketertiban
masyarakat.
C. Masa Jabatan dan Struktur
Perkembangan Kepemimpinan Desa Pelawan
Tabel 2.2
No Nama Tahun jabatan
1. Tabroni Ali 1987-1992
2. H. M, Sakuan 1992-1997
2. M.Syaihu 1997-2000
3. M. Sofyan 2000-2013
4. M. Sofyan 2013-2015
5. Mawan 2015-2016
6. M. Nasrun 2016- sekarang
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan setiap satu
periode sekali berubah-ubah dan adapula yang mejabat 2 periode, setiap
pemimpin mempunyai cara sendiri untuk mengayomi masyarakat. Dan tidak
hanya memimpin masyarakat kepala desa juga harus mengembangkan sektor-
sektor pembangunan yang ada di wilayah Pelawan. Dalam tugas-tugas yang di
jalankan kepala desa juga dibantu oleh staf-staf yang berkeja dikantor desa
tersebut guna mencapai keinginan yang maksimal.
29
Struktur Organisasi Desa Pelawan
Tabel 2.3
No Nama Jabatan
1. M. Nasrun Kepala desa
2. M. padlan Sekretaris desa
3. Eka sulsanti Kaur pemerintahan
4. Ratnawati Kaur umum
5. Yasir raspanjani Kasi kesra
6. M. Kholik Kaur pembangunan
Tugas-tugas staf yang berkerja dikantor Desa Pelawan Kecamatan Pelawan
yaitu:
1. Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa dalam mepersiapkan dan
melaksanakan pengelolaan administrasi desa, mempersiapkan bahan
penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa.
2. Kaur pemerintahan bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan
pengelolaan administrasi pertahanan, pembinaan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat desa, mepersiapkan bahan perumusan kebijakan
dalam penyusunan prosedur hukum desa.
3. Kaur umum bertugas membantu sekretaris desa dalam melaksanakan
administrasi umum, tata usaha, kaersipan, pengelolaan inventaris kekayaan
desa, serta mempersiapkan bahan rafat dan laporan.
4. Kaur pembangunan bertugas membantu kepalah desa dalam melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijkan teknis pengembangan ekonomi
masyarakat dan potensi desa, pengelolaan administrasi pembangunan,
pengelolaan pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usulan kebijkan
dan pelaksaan tugas pembangunan.
5. Kasi kesra bertugas dalam membantu kepala desa melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijkan teknik penyusunan program
keagamaan serta melaksankan program pemberdayaan masyarakat dan
sosial kemasyarakatan.
30
Kepala desa tidak hanya di bantu oleh empat staf dan sekretaris, kepala desa
juga dibantu oleh Kepala Dusun, RT dan Badan Perwakilan Desa. yang bertugas
membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya, melaksankan
pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan gotong royong masyarakat,
membantu melaksakan kepala desa dalam pembinaan mengkoordinasikan
kegiatan RT. Dan tugas BPD (badan perwakilan desa) berfungsi menerapkan
peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.
Desa pelawan mempunyai 9 RT yang masing masing RT di pimpin oleh
ketua RT,fungsi ketua RT yaitu memabantu menjalankan tugas pelayanan kepada
masyarakat yang menjadi tanggung jawab pemerintah, Memelihara kerukunan
hidup warga, Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan dengan
mengembangkan aspirasi masyarakat, dan melancarkan kehidupan masyarakat di
area tersebut.
31
Struktur organisasi kantor kepala desa Pelawan
KEPALA DESA
M. NASRUN
KAUR
PEMERINTAHAN
EKA SULSANTI
KAUR UMUM
RATNAWATI
SEKRETARIS
DESA
PADLAN
KAUR
PEMBANGUNAN
M. KHOLIK
KASI KESRA
YASIR SARPANJI
KADUS
I DAN II
RT
1-9
32
D. Keadaan Keagamaan, Pendidikan Dan Perekonomian
1. Keadaan Keagamaan
Setiap masyarakat yang berbangsa dan menegara mengharapkan suatu
perubahan yang terjadi di dalam dirinya maupun lingkungangnya, didalam
sebuah kehidupan bermasyarakat terdapat agama dan berbagai macam
kebudayaan yang saling mepengaruhi karena di dalamnya terdapat nilai-nilai
dan simbol. Agama adalah suatu simbol yang memiliki nilai ketaatan umat
manusia kepada tuhan.Kehidupan bermasyarakat terkadang sering mendapat
cibiran karena lemahnya ilmu tentang keagaman. Oleh karena itu keagamaan
dan pendidikan harus jalan beriringan agar bisa mencapai keinginan yang
maksimal.Pendidikan agama lebih baik di lakukan pada usia dini dan leibh
baik lagi jika orang tuanya menuntun dengan baik, dan pendidikan sosial atau
yang lainnya juga harus berjalan. Karena hidup tanpa ilmu seperti tiada guna
Masyarakat desa Pelawan dihapkan melakukan kegiatan keagamaan
setiap minggu seperti mengaji bersama, membaca yasin dan saling bertukar
pendapat. Dengan itu diharapkan agar semua orang hidup bahagia dan
sejahtera. Penduduk desa pelawan yang memeluk agama islam itu mencapai
99% dalam kehidupan beragama masyarakat di Desa Pelawan mempunyai
kesadaran tingakat tinngi, masyarkat agama islam di sini saling membantu
masyarakat yang agamanya lain karena di dalam beragama kita hidup saling
ketergantungan harus saling tolong menolong.
Seperti yang dikatan bapak Muhammad Fahmi tentang keagamaan di
desa Pelawan:
[D]Desa Pelawan adalah desa yang mayoriats orangnya Islam mungkin
ada 1 % yang beragama lain. Kalau disini orangnya Alhamdulillah
saling bantu dan setiap minggu di sini selalu melakukan yasinan
bapak-bapak dan ibu-ibu agar kehidupan disini lebih harmonis dan
saling menjalin tali persaudaraan.46
46
Wawancara Muhammad Fahmi Kadus Desa Pelawan, 25 Februari 2020
33
Sarana keagamaan di desa Pelawan Kabupaten Sarolangun yaitu
sebagai berikut:
Sarana prasarana keagamaan di Desa Pelawan
Tabel 2.4
NO SARANA JUMLAH
1. Masjid 2 Buah
2. Musshallah 5 Buah
3. Gereja -
Sarana prasarana keagamaan yang lengkap di Kecamatan Pelawan
Tabel 2.5
No Nama Dusun Sarana jumlah
Masjid mushallah
1. Pelawan 2 5 7
2. Sukomulyo 1 1 2
3. Remah 1 3 4
4. Pelayang 1 1 2
5. Suka jaya 2 3 5
6. Simpang
Rambutan
1 2 3
Jumlah 8 15 23
Berdasarkan jumlah tempat ibada yang berada di kecamatan
pelawan yang mempunyai 8 masjid dan 15 musshallah sebagai sarana dan
prasana beribadah sudah maksimal dengan jumlah penduduk 6.475 jiwa,
akan tetapi setiap desa pelawan tersendiri mempunyai 2 masjid dan 5
mushhallah, namun setiap RT dalam satu dusun tidak semua di desa
pelawan ada tempat beribadah. RT yang tidak mempunyai tempat ibadah
biasanya bergabung kedalam RT yang mempunyai tempat ibadah, jadi
semua tempat ibadah yang ada di kecamatan pelawan yaitu 23 bangunan.
2. Keadaan Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang mencakup
pengetahuan, kemampuan serta keterampilan yang dilihat dari kebiasaa
34
setiap orang, yang menjadi bahan warisan sehingga turun temurun
sampai sekarang.
Pendidikan sangat dibutuhkan dalam menunjang pengetahuan
serta penelitian ataupun pelatihan di karenakan tinggat pendidikan yang
tinggi bisa menjadi dorongan untuk mensejahterakan masyarakat dan
diharapkan bisa mendongrak perekonomian yang lebih layak di kehidupan
bermasyarakat, tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah untuk
mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bisa menjamin kehidupan
kedepannya.
Pendidikan di desa Pelawan dari tahun-tahun yang lalu sudah
mencapai keinginan yang di inginkan, setiap rumah jarang sekali
anak-anak dan orang tuanya tidak mengenyam pendidikan dan di sini juga
amat lengkap sarana pendidikannya.
Tabel sarana pendidikan di Desa Pelawan
Tabel 2.6
NO Sarana Jumlah
1. Paud 1
2. Taman kanak-kanak 1
3. Sekolah dasar 2
4. Sekolah menengah
pertama
1
5. Sekolah menengah atas 1
6. Madrasah 1
Tabel pendidikan masyarakat di desa Pelawan.
Tabel 2.7
No Pendidikan Penduduk Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Paud 120 176 296
2. Taman kanak-kanak 163 187 350
3. Sekolah dasar 376 320 696
4. Sekolah menengah
pertama
300 352 652
5. Sekolah menengah atas 340 359 699
35
6. Proses pendidikan SD 301 354 655
7. Proses pendidikan SMP 292 378 670
8. Proses pendidikan SMA 334 312 646
9. Perguruan
tinggi/mahasiswa
170 259 429
10. Mahasiswa 204 247 451
11. Tidak bersekolah/putus
sekolah
157 132 289
12. Belum sekolah 298 344 642
Jumlah 6.475
Dari hasil paparan diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk dan
keadaan pendidikan sama-sama rata yaitu 6.75, jadi dapat disimpulkan di desa
ini mayoritas penduduk rata-rata mengenyam bangku sekolah dan hanya ada
sedikit yang tidak sekolah atau putus sekolah dengan faktor ekonomi dan
paktor kurangnya minat belajar. Sebagai masyarakat seharusnya melihat lagi
bagaimana kehidupan orang di luar sana yang bersekolah dan mempunyai cita
cita yang tinggi karena itu jangan pernah merendahkan pendidikan.
Tabel lengkap jumlah sekolah yang ada di desa Pelawan, Kecamatan
Pelawan, Kabupaten Sarolangun.
Tabel 2.8
No NAMA DUSUN Jumlah sekolah
PAUD TK SD SMP SMA
1. Pelawan 1 1 1 1 1
2. Renah - 1 1 - -
3. Bukit - 1 1 1 -
4. Pelayang 1 1 1 - -
5. Sukomulyo - - - - -
6. Pasar pelawan 1 1 1 - -
Dari hasil observasi di desa Pelawan diketahui jumlah sekolah baik
dari paud sampai sekolah menengah atas itu berjumlah 16 sekolah yaitu
sekolah paud 3, taman kanak-kanak 5,Sekolah dasar 5,sekolah menengah
pertama 2 dan sekolah menengah atas 1.
36
3. Perekonomian
Potensi ekonomi yang berbeda di desa sangatlah begitu besar,
sehingga bisa membuka kesempatan bagi pemerintah desa dan masyarakat
bersama dengan badan usaha milik desa dapat memmanfaatkan seluruh
potensi yang ada dan mengolah serta memasarkannya sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat desa.
Keadaan ekonomi bisa menunjang peringkat desa, dalam masyarakat
pedesaan masih banyak yang memiliki sifat homogen, hal ini dapat dilihat
dari pelapisan masyarakat strafikasi sosial dimana pembedaan penduduk
atau masyarakat dalam kelas-kelas sosial tersusun dan bertingkat.
Perwujudan dalam masyarkat kelas atas, kelas bawah, dan kelas menengah.
Pelapisan sosial dalam masyarkat biasanya di bedakan dalam segi
pendidikan. desa yang mempunyai perekonomian yang renda biasanya
mepunyai tingkat kesejahteraan yang rendah, mata pencarian masyarakat
dalam penelitian ini merupak sumber utama pencarian uang untuk
menghidupkan kebutuhan sehari-hari.
Di desa Pelawan mata pencarian masyarakat lebih banyak yang
bertani tetapi ada juga yang mata pencarian selain tani seperti wiraswasta,
pegawai negeri sipil, pedagangan, kuli bangunan atau tukang, buruh barang
dan peternak, dimana petani biasanya bercocok tanam seperti menanam
sawit, karet, kopi, jabon (jati ambon), bersawah dan yang lainya sedangkan
peternak biasanya membuat usaha peliharaan unggas seperti ayam, bebek,
burung dan sejenisnya ada juga yang memelihara ikan. Perbedaan sektor
ekonomi dan pekerjaan masyarat desa Pelawan tidak menjadikan hidup
mereka bergantung pada orang lain, mereka mempunyai cara tersendiri
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan ekonomi yang kian membaik.
37
Tabel jenis mata pencarian yang ada di Desa Pelawan
Tabel 2.9
No Jenis pekerjaan Jumlah
1. Petani 206
2. Pegawai negeri sipil 117
3. Pedagang 98
4. Peternak 65
5. Buruh 89
6. Honor 151
7. Kontrak 87
8. Polisi 20
9. TNI 8
10. Wiraswasta 50
Jumlah 891
Dari data tabel diatas dapat di simpulkan bahwa mata pencarian
masyarakat desa pelawan yaitu paling banyak petani, petani disni biasanya
menanam padi, palawija, sayur-sayuran, sawit karet dan kopi. Dan angka yang
paling tinggi kedua yaitu honorer, di sini honorer biasanya banyak yang
berkerja di rumah sakit, kantor dan sekolah-sekolah. Dari 891 yang berkerja
bisa meningkat dengan derastis di kerankan meningkatnya kependudukan. Dan
tak juga masih banyak masyarakat yang menganggur karena lahan ladang
pekerjaan berkurang.
38
BAB III
PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA DAN PENANGGULANGANYA DI DESA PELAWAN,
KECAMATAN PELAWAN, KABUPATEN SAROLANGUN.
A. Pandangan Masyarakat Tentang Penyalahgunaan Narkotika
Masyarakat yaitu suatu kelompok orang yang tinggal dalam suatu
daerah yang mempunyai keluarga-keluarga. Dalam kehidupan
bermasyarakat banyak sekali di jumpai masalah broplematika rumah
tangga, kenakalan remaja dan lainya, dan sangat sering sekali masyarakat
yang menggunakan narkotika terutama remaja. Di dalam kehidupan
bermasyarakat sudah sepatutnya mempunyai pedoman hidup yang benar
jika tidak maka banyak sekali oarng yang terjerus dalam hal yang salah.
Menurut Maclver, masyarakat adalah suatu sisstem dari kebiasaan
dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok,
berbagai golongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-
kebebasan individu. Keseluruhan yang selalu berubah inilah yang
dinamakan dengan masyarakat . masyarakat merupakan jalinan hubungan
sosial dan masyarakat selalu berubah.
Desa Pelawan adalah desa yang terkenal kenakalan remaja yang
sudah banyak masuk ke daerah pelawan dan yang menggunakannya itu
banyak masih sekolah dan orang tua. Dari hal ini maka peneliti meminta
pendapat kepada masyarakat tentang penyalahgunaan narkotika.
Peneliti meneliti bapak safi‟i selaku tokoh adat yang beradah di
Desa Pelawan, yaitu sebagai berikut:
[D]Di desa pelawan ini narkotika sangat lah banyak menyebar,
kita selaku orang tua dan juga sebagai tokoh masyarakat harus
mendorong remaja di kejalan yang lebih benar, membuat kegiatan
yang positif terlebih kearah keagamaan, remaja di sini harus kita
37
39
tutun dengan baik kalau tidak mereka bakalan hancur, apalagi yang
sering ngumpul malam-malam itu kalau gak mabuk ya palingan
main game.
Peneliti meneliti M. Tabri selaku tokoh masyarakat yang ada di
Desa Pelawan.
[R]Remaja di desa ini sangat banyak buruk kelakuanya Cuma
tidak semuanya hanya saja kebanyakan remaja laki-laki, masalah
narkotika ya remaja di sini nomor satu apalagi sabu-sabu banyak
sekali. Sebagai tokoh masyarakat saya khawatir dengan remaja
kalau tidak dalam pengawasan orang tua dengan baik maka hancur
masa depan remaja sini.
Peneliti mewawancarai ibu Hayati selaku warga desa Pelawan,
seperti berikut:
[S]Saya berpendapat kalau narkotika di desa ini seharusnya
dimusnakan, tetapi banyak sekali penjual sabu-sabu disini tidak
pernah jerah di tanggap yang satu muncul yang lain lagi. Kalau
dilihat remaja yang menggunakannya juga banyak anak sekolahan
ada juga yang berkerja ataupun remaja desa pelawan sendiri.47
Peneliti juga mewawancarai ibu Indriani selaku warga Desa
Pelawan.
[N]Narkotika, narkoba, atau apapun itukan haram tidak boleh
digunakan,Tetapi saya tengok banyak warga desa pelawan yang
menggunakannya,Kadang-kadang orang azan magrib remaja Desa
Pelawan masih banyak yang nongkrong.48
Dari beberapa hasil wawancara di atas di ketahui masih banyak
warga yang menggunakan narkotika, selaku masyarakat yang tidak ikut
andil dalam narkotika harus saling mengingatkan karena narkotika dapat
membunuh.
47
Wawancara, Hayati Masyarakat Desa Pelawan, 21 April 2020 48
Wawanacara, Indriani Masyarakat Desa Pelawan 23 April 2020
40
B. Pandangan Masyarakat Dalam Menanggulangi Penyalahgunaan
Narkotika
Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk
berperan serta membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika. Karena tanpa dukungan masyrakat maka
segala usaha, upaya dan kegiatan penegakan hukum akan mengalami
kegagalan. Disini lah pentingnya mengubah sikap tingkah laku dan
kepedulian masyarakat terhadap pencegahan dan penanggulangan tindak
pidana narkotika.
Masyarakat juga mengawasi gerak-gerik remaja serta warga yang
sering menggunakan narkotika karena berdampak sangat buruk bagi
kehidupan bermasyarakat dan bisa mengubah seseorang dari baik menjadi
buruk, penggunaan narkotikah yang berat akan menjdikan fisik buruk,
lemahnya mental, emosi yang sangat meluap-luap.49
1. Pandangan Masyarakat Tentang Narkotika
Selaku masyarakat yang memiliki anak remaja diharapkan untuk
berkerja sama dalam mengawasi gerak-gerik remaja dalam melakukan
segala kegiatan, remaja yang menggunakan harus di ajak berbuat fositif
dan di beri arahan agar tidak lebih dalam terjerumus ke dunia narkotika.
Peneliti mewawancarai bapak H. M.Nasrun selaku kepalah desa
Pelawan mengenai narkotika, yaitu sebagai berikut:
[S]Saya selaku kepalah Desa Pelawan sangat perihatin dengan
maraknya narkotika di desa ini, karena banyak sekali remaja yang
terpengaruh dengan jenis yang haram ini, saya sudah berusaha
keras menyikapi tentang narkotika terutama sabu-sabu yang banyak
beredar di sini. Kami sudah melakukan rapat dengan meninjau ini
semua agar remaja lebih lengah kearah yang lebih baik lagi, seperti
49
Wawancara Staf Kepala Desa Pelawan, 17 Februari 2020
41
kami membuat yasianan remaja setiap minggunya dan
menyediakan lapangan bermaian, seringkali remaja, pemuda-
pemudi dan orang tua kami ajak rapat bersama dan menyediakan
narasumber yang bagus agar amsalah narkotika terhadap remaja
bisa diatasi dengan abik dan benar.
Peneliti mewawancarai masyarakat Desa Pelawan mengenai
narkotika, yaitu sebagai berikut:
[K] Kalau di pikir-pikir kasihan ngeliat anak yang make narkotika
itu kan bisa merusak sistem syaraf, dulu ada anak tetangga yang
syaraf-syaraf pada otaknya yang tidak berpungsi lagi. Apa lagi
kalau sudah para itu sudah susa di balikin kayak semula.
Peneliti juga mewancarai ibu Halima mengenai narkotika yang
marak terjadi di desa Pelawan:
[S]Selaku orang tua saya ikut perihatin dengan banyaknya
penggunaan narkotika di kalangan remaja apa lagi di desa ini
sangat rentan kalau sudah ada yang masuk kedalam desa buat jual
barang itu pasti anak-anak remaja banyak yang nongkrong di dalam
hutan. 50
Hal yag hampir sama di katakan oleh Hamdani pemuda desa
pelawan:51
[S]Saya selaku pemuda desa Pelawan yang sering ngumpul
malam-malam sama orang yang make sabu-sabu itu terkadang mau
aja mukul Cuman dia kawan apa lagi kalau sudah mabok itu udah
kayak orang gila yang ngomong nggak tau ujung pangkalnya,
palingan juga nyusahin orang buat bantu dia pulang. Kasihan aja
sama orang tuanya dia sangka anaknya anak yang alim gak banyak
ini itu ya ternyata kelakuanya paling tidak baik di contoh. Saya tau
lah remaja di sini cuman kesingnya aja yang bagus dalamnya udah
hancur.
Dari hasil wawancara yang di lakukan mendapatkan hasil tidak
semua remaja yang menggunakannya narkotika, pengguna narkotika
50
Wawancara, Halima Masyarakat Desa Pelawan 24 April 2020 51
Wawancara, Hamdani Remaja Desa Pelawan 20 April 2020
42
biasanya adalah orang yang kurang perhatian dan mempunyai masalah
selaku masyarakat di wajibkan untuk menegur dan membantu anak remaja
agar lari dari kehidupan yang negatif dan pindah kedalam hidup yang
lebih sehat.
2. Cara Menanggulangi Penyalahgunaan Narkotika di Desa Pelawan.
Adapun cara penanggulangan penyalahgunaan narkotika di desa
pelawan yaitu:
a. Sosialisasi
Desa Pelawan menyediakan tempat sosialisai bagi pengguna
narkotika di kantor desa pelawan, dengan mendatangkan pihak berwajib
untuk memberi arahan kepada setiap remaja agar tidak menggunakan
narkotika.
Seperti yang di katakan M. Kholik selaku staf kantor desa,
seperti berikut:
[S]Setiap bulan kami pihak desa Pelawan mengadakan
perkumpulan di aula kantor desa ini untuk berkumpul bersama
pemuda dan pemudi khususnya remaja. Kami sering
mengundang pihak dari polres untuk memberi arahan tentang
narkotika, karna penyebaran narkotika di desa kami ini sangat
cepat sekali. 52
b. Mengajak Orang Tua Berkerja Sama
Selaku orang tua dan masyarakat di harapkan berkerja sama
dalam upaya menangulangi pencegahal penyalahgunaan narkotika agar
masalah narkotika di desa Pelawan ini cepat musnah.
Seperti yang di katakan detia selaku remaja desa Pelawan,
seperti berikut:
[K]Kami selaku remaja desa Pelawan terkadang ering
mengingatkan orang tua anak pengguna narkotika agar bisa
berkerja sama dengan pihak desa dan kepolisian untuk
memberantas narkotika, tetapi terkadang ajakan kami tidak
52
Wawancara, M. Kholik Staf Desa Pelawan, 26 April 2020
43
dihiraukan oleh masyarakat padahal untuk memberantas
narkotika kita perlu kerja sama yang baik.53
Peneliti melakukan wawancara dengan bapak H. Syofian selaku
tokoh agama yang beradah di desa pelawan.
[S]Saya selaku orang tua yang mempunyai anak remaja dan selaku
tokoh agama di sini, terkadang saya bingung dengan remaja di sini
kadang kelakukanya baik kadang kelakuan buruknya keluar, ya
sebagai orang tua dalam menyikapai narkotika yang ada di desa ini
saya berharap semua orang tua berkerjasama untuk mendidik anak
kearah yang lebih baik. Dari pada anak kuluyuran gak jelas
mendingan anak disuruh di rumah mengaji, dan kepada orang tua
agar bisa menjaga kerukunan dalam rumah tangga jangan selalu
mementingkan pekerjaan saja, anak dan istri dan suami harus di
nomor satukan, ajarkan kejalan yang benar tuntun agar anak tidak
membangkang. Anak melakukan hal negatif terkadang bukan dari
dirinya hanya saja kurang kasih sayang orang tua, orang tua yang
selalu marah-marah tidak jelas itu yang dapat membuat dia lari dari
rumah dan mengenal hal yang buruk
3. Menyediakan Wadah Bermain yang Fositif
Masyarakat yang tinggal di desa Pelawan diharapkan dengan
berkerja sama agar hidup yang sejahtera tercapai dan memulai hidup yang
sehat dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
Peneliti melakukan wawancara dengan pemuda desa Pelawan,
seperti berikut:
[S]Setiap minggu kami mengadakan kegiatan gotong royong
membersikan lingkungan sekitar, kami setiap sore melakukan
perkumpulan di lapangan bola kaki untuk bermain, ada juga yang
terkadang main voly dan basket atau yang lainnya, agar kegiatan
sore kami tidak terbuang begitu saja. 54
Peneliti melakukan wawancara dengan Abdul Hamid selaku stap
kantor desa pelawan, yaitu sebagai berikut:
[D]Dalam menyikapi remaja yang terkena narkotika itu
menyiapakan tempat bermain sangat lah bagus, itu bisa membuat
remaja dan masyarakat lengah dengan hal yang negatif dan
melakukan perubahna secara positif lebih baik kedepanya, dulu
sangat jarang remaja yang ingin berolahraga dikarenakan tdak
mempunyai tempat dan lebih senang duduk dan nongkrong dengan
53
Wawancara, Detia Remaja Desa Pelawan, 25 April 2020 54
Wawancara, Pemuda Karang Taruna, 28 April 2020
44
teman sebayanya. Tapi sejak 5 tahun ini sudah banyak remaja yang
beralih untuk bermain bola kaki, volly, raket dan yang lainya. dan
tidak hanya tempat saja yang bagus prasana juga harus memadai.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa badah bermain
yang positif sangat lah penting untuk pennaggualangan penyalahgunaan
narkotika terhadap remaja agar wadah bermain tersebut menjadikan
remaja lengah akan kegiatan sehari-hari dan lebih mempunyai pikiran
kearah yang lebih positif.
45
BAB IV
DAMPAK DAN FAKTOR SOSIAL PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
TERHADAP PERILAKU REMAJA DI DESA PELAWAN, KECAMATAN
PELAWAN, KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI
A. Dampak Sosial Penyalahgunaan Narkotika Terhadap Perilaku Remaja
Narkotika sangat berdampak bagi perilaku remaja di desa
pelawan, desa pelawan sangatlah terkenal dengan narkotika berjenis
sabu-sabu, rata-rata remaja laki-laki di Desa Pelawan mengenal dan pernah
mencoba narkotika berjenis ganja, lem, hingga sabu-sabu tetapi tidak semua
remaja yang pernah memakainya. Dari keterangan pihak Polresta Sarolangun
dalam tahun 2020 pengguna, pengedar, maupun bandar itu sudah tertangkap
mencapai 144 orang dari berbagai daerah.
Pengguna narkotika akan merasakan dampak yang besar bagi perilaku
remaja, pengguna narkotika biasanya berperilaku cenderung pendiam dan
emosi yang tidak terkendali, cenderung melalukan kekerasan maupun
pencurian.
Seperti yang di katakan oleh staf kantor desa Pelawan Devi Aprianti:
[R] Remaja di desa ini rata-rata mengenal yang namanya narkotika
apa lagi yang berjenis sabu-sabu tapi tidak semua remaja pernah
mencobanya, di desa pelawan ini juga banyak sekali
pengedar-pengedar yang mengedarkan sabu-sabu dengan harga yang
menggiurkan mereka menjual dengan harga yang sangat murah
perpaket, bahkan baru-baru ini banyak pengedar yang diburuh oleh
pihak berwajib.55
Adapun dampak sosial penggunaan narkotika terhadap perilaku remaja yaitu:
1. Pencurian atau perampokan
Kata curi dan rampok itu sama-sama mempunyai arti yang sama
yaitu kegiatan yang tidak boleh dilakukan dan di langgar oleh agama
karena hukumnya haram, curi dan rampok juga mempunyai arti
55
Wawancara Staf Kantor Desa Pelawan, Wawancara Peneliti 25 Februari 2025
44
46
mengambil hak orang lain dengan cara paksa dan dengan cara
mengumpat-ngumpat.
Desa Pelawan banyak yang mengeluh akan pencurian di karenakan
perekonomian masyarakat yang sekarang sangat rendah, pekerjaan sangat
susah di dapat dan untuk bertanih banyak warga yang mengeluh akan harga
jual yag sangat rendah. Dari penjelasan tersebut maka peneliti meneliti warga
desa Pelawan yang bernama bapak Kasir:
[S]Saya selaku masyarakat dan petani di Desa Pelawan sangat-sangat
kesusahan karena sulitnya utuk mendapatkan uang dan banyak lagi
pencurian di desa kami, saya menduga pencuri yang berkeliaran di desa
ini ialah remaja yang tinggal di sekitar desa pelawan karena banyak
remaja yang menggunakan barang haram ya seperti sabu-sabu, ganja,
dan meghirup lem. Bagaimana tidak mereka yang mencuri jika tidak
seperti itu bagaimana bisa mendapatkan barang tersebut apalagi mereka
masih sekolah.56
Hal serupa juga dikatan oleh ibu Masturi selaku warga desa Pelawan:
[S]saya merasa resah dengan remaja di desa ini banyak sekali
barang-barang saya yang hilang beberapa waktu lalu seperti tabung
gas, siangnya saya lihat masih ada didalam gudang e besoknya sudah
hilang di ambil pencuri.57
Peneliti juga menanyakan ke warga lain tentang pencurian yang terjadi
di desa pelawan, peneliti menjumpai ibu Sumarti selaku warga Pelawan:
[M]menurut saya pencurian di desa ini banyak di lakukan oleh
remaja, karena mereka banyak yang menggunakan narkotika apalagi
mereka belum berkerja. Dan beberapa bulan lalu saya mendengar warga
pelawan yang tertangkap maling di rumah salah satu warga di RT 06.58
Penjelasan diatas tersebut membuat saya selaku peneliti ingin
mananyakan sendiri kepada remaja di desa Pelawan. Peneliti menemukan
bebapa remaja yang asik duduk santai di jalan dengan memegang bungkus
pelastik yang berisi lem.
56
Wawancara, Kasir Warga Pelawan, 28 Februari 2020 57
Wawancara, Masturi Warga Pelawan, 1 Maret 2020 58
Wawancara, Sumarti Warga Desa Pelawan, 28 Februari 2020
47
Peneliti mewawancara AR warga desa Pelawan:
[D]Dampak bagi kami sebagai pengguna ya saya merasa tubuh saya
lebih rilek apalagi kalau sudah bermain dengan sabu-sabu itu lebih
tenang, ya kalau meggunakan sabu-sabu kami harus mempunyai uang
banyak tentu dengan cara mencuri barang-barang warga.59
Peneliti juga mewawancarai teman dari AR yang berinisial AS remaja
laki-laki yang berumur 19 tahun tentang dampak sosial penyalahgunaan
narkotika. berdasarkan wawancara sebagai berikut:
[S]saya menggunakan narkotika berjenis sabu-sabu sejak tahun lalu
saya merasa menggunakan sabu-sabu bisa membuat tenang, Demi sabu-
sabu saya pernah mencuri uang sampai saya membegal motor
masyarkat, kegiatan di masyarakat jarang sekali saya ikuti, saya lebih
suka duduk di rumah.60
Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Desa Pelawan yang
sangatlah tidak aman baik dari pencurian maupun dengan aktifitas remaja
yang menggunkan barang-barang terlarang tersebut. Seperti yang di ketahui
bahwa masa remaja adalah masa labil dimana masa tersebut remaja sukar
membilih yang baik dan yang buruk dan remaja lebih-lebih hanya fokus
pada menacari jati diri mereka di kehidupan masyarakat, Dan remaja lebih
suka hidup bebas dan tidak ingin di kekang oleh orang tua, tetapi orang tua
sangat berperan dalam kehidupan remaja seperti membimbing dan
mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk di dalam kehidupan ini.
Remaja yang sedang merasakan kecanduan narkotika biasanya
melakukan segala cara yang bisa merugikan keluarga atau orang lain, seperti
mengambil barang warga bahkan mengambil uang orang tua atau barang-
barang yang bisa di jual, hal tersebut hanya bisa membuat keluarga menjadi
malu dan tertekan.
Penelitian yang di lakukan berkesimpulan bahwa 15 remaja yang
diamanti orang mengaku pernah mencuri dan melakukan perampokan di
59
Wawancara, AR Warga Desa Pelawan, 1 Maret 2020 60
Wawancara AS Warga Desa Pelawan, 1 Maret 2020
48
jalan seperti membegal, Mereka mengaku jika mencuri di banyak di lakukan
di dalam perdesaan untuk membegal mereka melakukanya di daerah lain
yang sepi akan tempatnya, harapan mereka jika mencuri dan merampok
mereka bisa menpatkan uang yang banyak untuk memebeli sabu-sabu,
minuman keras, lem, dan ganja untuk mereka gunakan maupun di jual lagi
kepada orang lain dengan harga yang lebih mahal.
2. Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas menurut kamus bahasa indonesia yang artinya
pergaulan berarti mempunyai teman banyak dan bebas artinya tidak ingin
dikekang, tidak ingin terikat aturan. Jadi dari penjelsan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pergaulan bebas adalah suatu perilaku pertemanan yang
tidak terikat oleh segala macam norma yang berlaku di masyarakat.
Sedangkan Remaja usia yang sangat labil dengan perilaku yang bermacam
macam agar remaja bisa merasakan kehidupan yang bebas dan bisa mengenal
teman yang banyak juga merupkan priortas bagi remaja. Karena mereka ingin
dikenal orang banyak dan menjadi pusat perhatian oleh masyarakat.
Pergaulan bebas dengan menyalahgunakan narkotika di desa Pelawan
tentunya merupakan perbuatan yang melanggar norma-norma maka peneliti
mewawancarai remaja di desa Pelawan.
Peneliti menjumpai SG dan mewancarainya tentang pergaulan
bebas:
[S]Selaku remaja ya saya ingin hidup bebas tidak ingin di kekang
oleh siapapun, aturan orang tua saya saja saya langgar apa lagi
orang lain. Hidup bebas atau pergaulan bebas itu sangat indah
apapun yang saya ingin lakukan ya saya lakukan, saya tidak perduli
omongan orang lain.61
Peneliti juga menjumpai ES yang sedang duduk dirumahnya:
[B]Bagi saya pergaulan bebas itu penting tapi asalkan tidak salah
jalan dan tidak salah mencari teman, jika salah cari teman mungkin
kehidupan akan baik dan akan terjerumus kedalam kehidupan yang
61
Wawancara SG Warga Desa Pelawan 3 Maret 2020
49
kelam seperti memakai barang terlarang apalagi remaja di desa in
sangat mengenal barang tersebut.62
Peneliti juga menjumpai Y.A selaku remaja desa Pelawan:
[S]Saya menggunakan narkoba ya karena pergaulan yang terlalu
bebas, hidup dengan gaya hidup seperti sekarang rasanya sangat
menyenangkan, tidak boleh satu orangpun ikut campur dengan
urusan saya entah itu benar atau tidak, pokoknya masyarakat dan
orang tua harus diam kalau berani membangkang saya coba saja.63
Peneliti juga meneliti masyarakat desa Pelawan tentang pergaulan
bebas yang terjadi di kalangan remaja. Peneliti menjumpai Esti H:
[M]Menurut saya pergaulan remaja saat ini sangat bebas, jika
ditegur mereka marah tidak di tegur masyrakat yang menjadi
imbasnya. Kalau malam di sudut sana tempat mereka duduk-duduk
seperti tidak mempunyai etika yang cewek seharusanya di rumah
ini malah seneng di bawak laki-laki ngumpul. Enak kalau
ngumpulnya buat hal yang positif ini terkadang mereka melakukan
hal-hal yang mebuat masyarakat murka seperti balap liar lah,
minum bir lah ataupun menggunakan narkoba. Dan disini banyak
juga masyarakat yang acuh tak acuh terhadap pergalulan bebas
remaja. 64
Dari wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan akibat dari
pergaulan bebas berpengaruh pada baik-buruknya perilaku remaja
dimasyarakat, selain itu orang tua yang lalai melakukan pengawasan
terhadap remaja juga menimbulkan pengaruh yang tidak baik. Jadi orang
tua dan masyarakat juga harus membimbing anak-anak remaja tidak hanya
di bimbing oleh guru yang ada disekolah.
Wawancara mengenai pergaulan bebas ini mendapatkan 3 dari 15
pengguna narkotika ternyata terpengarh oleh gaya hidup yang tidak
senonoh dan pergaulan yang sangat bebas di dalam lingkunagn
masyarakat.
62
Wawancara ,ES remaja desa pelawan 3 maret 2020 63
Wawancara, YA remaja desa pelawan 10 maret 2020 64
Wawancara, Fitriani Selaku Warga Desa Pelawan 3 Maret 2020
50
3. Anti Sosial
Anti sosial dapat diartikan bentuk kepribadian dalam bentuk
perilaku yang bertentangan terhadap norma-norma dan nilai dalam
masyarakat pada umunya. Anti sosial bisa juga diartikan ketidakingin
bersosialisasi atau berkumpul dengan masyarakat.
Seseorang yang anti sosial menunjukan sikap yang tidak ingin
bertanggung jawab dan serta kurangnya penyesalan yang mereka lakukan.
Remaja yang menggunakan narkotika sering kali menunjukan sikap anti
sosial tidak peduli terhadap apapun yang di lakukan orang lian.
Anti sosial remaja pengguna narkotika terhadap perilaku sering
kali hanya memandang sikap dan perilaku pergaulan bebas sebagai lahan
untuk menambah pertemanan, karena pertemanan bagi remaja anti sosial
sangat lah penting dari pada berkumpul dengan masyarakat untuk
melalkukan hal-hal yang baik.
Remaja anti sosial biasany juga enggan untuk mengenal ruang
lingkup perkampungan atau desa sekitar mereka lebih mementingkan diri
sendiri.
Dari paparan diatas maka peneliti menjumpai M.R yaitu warga
yang menggunakan narkotika yang berusia 19 tahun tentang anti sosial:
[B]Berdiam diri di rumah itu sangat nyaman apalagi dirumah
bermain dengan alat-alat narkotika, saya sering mengunci pintu dan
berdiam diri di kamar di bnadingan dengan keluar rumah.
Sekalipun keluar rumah saya hanya menjumpai teman-teman.65
Hal yang sama dikatakan oleh A.A tentang anti sosial:
[S]Saya tidak menyukai kerumunan atau orang banyak saya lebih
suka di dalam kamar di bandingkan keluar rumah, jangankan
untuk berkumpul dengan orang banyak di acara-acara yasinan
atau apa lah yang menyangkut agama sholat lima waktupun saya
lakukan kalau saya sedang mempnyai masalah.66
65
Wawancara, MR Selaku Remaja Desa Pelawan, 7 Maret 2020 66
Wawancara, A.A Selaku Remaja Desa Pelawan, 7 Maret 2020
51
Peneliti juga mewawancarai M.S mengatakan bahwa anti sosial itu
hanya di lakukan orang yang tidak manja tidak bergantung pada orang tua,
dan sangat mempererat pertemanan yang sangat bebas:
[K]Kalau sudah berkumpul dengan teman yang lain kami tidak
menerima teman yang manja dan selalu bergantung kepada orang
tua, kami kalau sudah bergadang bisa-bisa sampai pagi tidak
memikirkan omongan orang lain yang penting kegiatan kami
terlaksana. 67
Peneliti juga mewawancarai ibu Mirna orang tua dari A.A tentang
anti sosial:
[S]Saya sudah tidak tau bagaimana menanggapi anak saya karna
dari dia mulai masuk kelas 2 SMA dia selalu di rumah tidak ingin
melakukan hal yang lain selain berada di dalam kamar. Pulang
sekolah langsung ke masuk kekamar sampai makanpun sering
dilakukan di dalam kamar. Entah apa yang di lakukannya.68
Hal yang sama di lakukan peneliti mencoba menanyakan kepada
masyarakat lainya yaitu bapak Sarpudin yang mempunyai anak laki-laki
yang hidup dengan cara dia tersendiri:
[S]Selaku orang tua yang mempunyai anak yang selalu murung
dirumah dan tidak ingin kemana-mana dan selalu diam tidak ingin
berbicara, kalau ada orang lain di rumah dia malah pergi dari
rumah kebelakang rumahnya untuk menyendiri. Kalau isuruh
bergabung dengan pemudah seumurnya dia mala marah dan selalu
mengomel ngomel. Apa lagi sejak dia ketahuan menggunkan sabu-
sabu.69
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yang anti
sosial lebih senang di dalam rumah dan mengurung dirinya di kamar.
Sifat yang seperti itu membuat mereka menjadi orang yang mas bodoh
yang mengakibatkan perilaku sosial terganggu sebagai mahkluk sosial,
sangat jelas dampaknya semakin rawanya muncul permasalahan yang
tidak diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat.
67
Wawancara, MS Remaja Desa Pelawan, 10 Maret 2020 68
Wawancara, AA Remaja Desa Pelawan , 18 maret 2020 69
Wawancara, Sarifuddin Warga Desa Pelawan 10 maret 2020
52
B. Faktor Penyalahgunaan Narkotika Terhadap Perilaku Remaja Di
lingkungan Masyarakat.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja yang
menggunakan narkotika, terkadang mereka mempunyai faktor tersendiri
seperti keadaan keluarga yang tidak harmonis, lingkungan yang selalu
menghantui pergaulan remaja, dan faktor ingin tahu yang tinggi yang
selalu ingin coba-coba tentang narotika.
Masyarakat desa Pelawan terkadang heran apa penyebab mereka
menggunkan narkotika tersebut dan apa yang ingin dapat dari
menggunkan narkotika sedangkan narkotika hanya merusak tubuh dan
kehidupan. Seperti yang dilakukan oleh bapak Guldi:
[B]Bingung saya tentang narkotika atau apapun lah itu yang di
pakai remaja desa ini terutama anak laki-laki yang berkumpul di
sudut-sudut desa atau rumah yang tidak ditunggu lagi, Mereka
sering saya jumpai sedang mengisap sesuatu tetapi jika di nasehati
mereka acuh tak acuh, Kalau dipikir-pikir narkotika bisa membuat
orang yang memakai bisa mati, dan terkadang penyebab mereka
mengunakan itu mungkin karena orang tua atau dikekang, ada juga
pergaulan yang terlalu bebas. 70
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan narkotika
antara lain yaitu:
1. Faktor dari Individu
Setiap individu yang mengunakan narkotika bagi remaja yang
berkecimpung dalam hal tersebut mempnyai alasan tersendiri, mereka juga
mempunyai tingkat resiko yang berbeda untuk pengguna narkotika itu
pertama mereka mempunyai rasa ingin tahu yang sangat berlebihan, tidak
hanya itu pengguna narkotika juga ingin bersenang-senang dan ingin lari
dari rasa bosan atau masalah yang berlebihan.
Remaja desa pelawan yang khususnya laki-laki itu menggunakan
narkotika karena ingin menghiasi kebosanan, menghilangkan ingatan
70
Wawancara, Guldi Warga Desa Pelawan, 11 Maret 2020
53
tentang permasalahan yang dihadapinya, juga ingin mengikuti gaya hidup
remaja yang lainnya.
Dari paparan diatas peneliti mencoba mencari remaja pengguna
narkotika dan mewawancarai remaja tersebut. Peneliti mewawancarai A
yaitu:
[D]Dulu saya menggunkan sabu-sabu itu karena ingin mencoba-
coba melihat teman saya sepertinya enak melihatnya bisa membuat
tenang dan bisa membuat senang melayang-layang sampai saya
lupa dengan masalah, karena enak jadinya saya ketergantungan71
Hal yang serupah di katakan oleh M.B tentang faktor penggunaan
narkotika sebagaimana hasil wawancara:
[W]Waktu itu saya ingat benar kalau saya sedang galau putus cinta
ditambah lagi teman yang sering mengejek saya, dia mengatakan
saya culun saya tertekan di situlah saya mulai depresi dengan
ejekan teman dan saya mulai mencoba-coba menggunakan
narkotika, awalnya saya coba minuman keras tapi ada kawan yang
nawarkan ada barang bagus yang bisa bikin tenang ya saya mau
apa lagi murah kan.72
Lain lagi dengan pengguna yang satu ini dia menggunakan itu
narkotika berjenis ganja karena salah beli rokok, Dan ketergantungan,
seperti yang dikatan M.R:
[S]Saat itu saya mau beli rokok ya intinya saya mau coba merokok
e ternyata saya malah beli rokok yang isinya daun yang aneh
anatasan harganya mahal ternyata setelah saya tau itu ganja. Tapi
saya menggunakan itu saya nyaman dan sampai saat ini saya
menggunakannya walaupun kadang-kadang.73
Dari hasil beberapa wawancara yang saya lakukan dapat
disimpulkan bahwa desa Pelawan banyak yang menggunakan narkotika
baik berjenis sabu-sabu, ganja dan yang lainya, 3 dari 15 orang yang
menggunakan narkotika yang berasal dari individu sendiri ternyata
71
Wawancara A.A, Remaja Desa Pelawan, 18 Maret 2020 72
Wawancara M B, Remaja Desa Pelawan, 15 maret 2020 73
Wawancara M.R, Remaja Desa Pelawan, 7 Maret 2020
54
mempunyai faktor yang hampir sama seperti ingin coba-coba atau ingin
menenangkan permasalahan.
2. Faktor Lingkungan
Menurut kamus besar bahasa indonesia bahwa lingkungan adalah
wilayah atau tempat orang tinggal yang biasanya di suatu daerah
mempunyai orang banyak akan interaksi sosial di dalamnya.
Lingkungan bagi remaja adalah tempat berkumpulnya banyak
orang, remaja juga tidak menyukai linkungan yang sangat mencekik
remaja agar bisa hidup tentram dan sejahtera dan patuh akan peraturan di
suatu wilayah. Sedangkan di perkampungan atau desa remaja ingin hidup
bebas dan tidak ingin selalu di pandang anak kecil lagi karena remaja
sudah mulai mengetahui lingkungan mana yang baik dan mana yang
buruknya.
Faktor lingkungan juga mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan
narkotika pada masa remaja di kalangan masyarakat, Lingkungan sangat
berperan karena orang banyak mengenal baik-buruknya perilaku dari
masyarakat dan belum tentu lingkungan yang baik juga bisa menghasilkan
hal yang baik pula bisa saja menghasilkan hal yang buruk.
Seperti yang dikatakan oleh ibu Misluna selaku orang tua dan
masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut:
[M]Menurut saya selaku orang tua yang mempunyai anak remaja
yang terkadang menjadi beban pikiran, remaja tu masa ya bisa
dibilang baru beranjak dewasa dari anak-anak Cuma masa remaja
orang tua harus berperan penting dalam kegiatan anak dan orang
tua juga harus melihat pergaulan anaknya dengan teman sebaya
apakah temannya baik atau buruk. Karena saya selaku orang tua
takut kalau anak saya terjerumus kedalam hal-hal yang dak benar,
apalagi di desa pelwan ini banyak sekali remaja atau orang tua
yang menggunakan hal buruk tersebut, jadi orang tua harus
memperhatikan gerak gerik anak lebih tajam.74
74
Wawancara, Misluna Warga Desa Pelawan, 02 April 2020
55
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti ingin menayakan
langsung tentang faktor lingkungan yang membuat remaja menjerumuskan
dirinya kedalam hal buruk. Maka peneliti melanjutkan penelitian yaitu
peneliti menemukan seorang remaja laki-laki yang sedang melamun di
depan rumah.
Menurut R.H tentang faktor penyalahgunaan narkotika:
[D]Dari awal saya menggunakan narkotika itu karena lingkungan
saya yang sangat buruk, saya menyebutkan kalau daerah saya tu
daerah narkotika tapi saya juga menggunakanya, awal mulaya aku
maketu karn nengok tetanggo yang minum minuman keras dak
lamo tu mereka menyeluarkan sabungkus butiran kayak garam
ternnyata itu sabu-sabu, saya yang melihatnya akhirnya penasaran
mengapa tetangga yang menggunakan itu menjadi lebih rilek dan
selalu menghisap asapnya tersebut, dan saya dipanggil ya saya
mendekatlah dn saya diajarkan dan ditawarkan menggunakan itu ha
dari situlah saya mulai nyaman menggunakannya.75
Dari penjelasan diatas tentunya lingkungan sangat perperan bagi
kehidupan warga baik itu remaja, anak-anak, ataupun orang tua. Tidak
hanya satu remaja peneliti juga melakukan wawancara dengan menjumpai
beberapa remaja.
Wawancara D.H mengenai faktor penyebabyaitu:
Kedepresian membuat D.H ingin mencoba yang namanya narkotika
yang berjenis sabu-sabu dan ditambah lagi faktor lingkungan yang sangat
mendukung dan pergaulan yang asal menjadikan seseorang menjadi teman:
[A]Awal mulahnya saya mengalami defresi yang sangat karena
orang tua saya baru saja bercerai dan adik saya meninggal, karena
itu hidup saya hancur sekali seperti kehilangan sesuatu yang sangat
berharga, namun ada teman yang menawarkan barang ke saya, dan
sewaktu itu saya yang dalam keadaan seperti itu ya mau saja asal
lupa dengan semua masalah dan kesedihan yang mencekam.
Apalagi lingkungan di daerah pelawan ini sangat mendukung
banyak orang yang menjualnya dengan harga yang murah ya saya
mau beli lah. Dan saya mau coba itu setelah coba memang saya
75
Wawancara, RH Remaja Desa Pelawan, 04 April 2020
56
merasa lebih tenang dan sampai saat ini jika saya mempunyai
masalah ya saya membelinya dari pengedar yang ada di
lingkungan.76
Peneliti juga mewawancarai ES remaja desa Pelawan sebagai berikut:
[N]Narkotika? Hahahha, iya saya pemakai, kalau tidak salah dulu
saya memakai narkotika karena ikut kawan ngumpul dan dikenali
sama yang namanya sabu-sabu, bir dan yang lain lah. Ya saya coba
dan saya tertarik dengna ajakkan kawan, kenapa tidak dengan
narkotika atau apa lah itu kalau bisa hidup tentram.77
Dari beberapa hasil wawancara diatas mengenai faktor lingkungan
dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan sangat lah berpengaruh,
lingkungan lah yang banyak menjadi pedoman dalam hidup bermasyarkat
karena banyak campur aduk di dalam lingkungan, ada yang baik dan juga
ada yang buruk. Selaku masyarakat kita harus pandai-pandai memilih teman
dan pergaulan, dan untuk orang tua di harapkan menjaga anak lebih ketat
terutama anak yang baru menginjak remaja. Dan dari hasil wawancara di
desa pelawan terdapat 4 dari 15 orang pengguna narkotika itu berasal dari
faktor lingkungan.
3. Faktor Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan suatu pembelajaran dalam pengetahuan
dan keterampilan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainya,
pendidikan terjadi di bawah bimbingan orang tua, guru, serta secara
otodidak.
Desa Pelawan mempunyai beberapa sekolah untuk menempuh
pendidikan, akan tetapi pendidikan juga sering di pandang rendah oleh
masyarakat, banyak remaja yang memandang pendidikan sebagai wahana
permainan, perkumpulan sekelompok teman, dan sering juga menjadi
tempat tahuran atau tempat minum-minum keras, mengelem dan yang
lainnya.
76
Wawancara, DH Remaja Desa Pelawan, 15 April 2020 77
Wawancara, ES Remaja Desa Pelawan, 10 April 2020
57
Seperti yang dikatan remaja desa Pelawan yang memandang
pendidikan yang menjadi faktor penyalahgunaan narkotika, tahuran atau
perkelahian, akan tetapi tidak semua remaja yang memandang pendidikan
tempat yang negatif.
Peneliti mewawancarai Reymon selaku remaja dan masyarakat di
desa Pelawan seperti berikut:
[B]Bayak remaja yang sekolah di SMA ini yang memandang
sekolah tempat bermain, tetapi tidak semua remaja memandang
seperti itu, kalau disekolah ya banyak juga yang melakukan hal yang
tidak sopan ya seperti merokok di dalam kelas atau mengisap lem.78
Peneliti juga mewawancarai I selaku remaja di desa Pelawan, peserti
berikut:
[B]Baru baru ini ya saya dan teman sering sekali berkumpul dan
melarikan diri dari sekolah, sekolah itu Cuma buat pusing
mendingan main game dan menghisap sesuatu dibelakang sekolah.
Kalau di sekolah juga palingan lihat guru-guru cantik orang belajar
ya enaknya tidur di belakang.79
Peneliti juga menjumpai R.A selaku remaja desa Pelawan seperti
berikut:
[S]Saya tidak sekolah lagi, karena di keluarkan dari sekolah dan
orang tua saya tidak mau menyekolahkan saya. Karena putus sekolah
banyak teman yang masuk kedalam dunia yang gelap, ya saiapa
suruh tidak mau menyekolahkan saya lagikan.80
Peneliti mewawancarai bapak Dahlan selaku warga yang tinggal
dekat dengan sekolah di desa Pelawan seperti berikut:
[S]Saya lihat anak murid di sini nakal-nakal sering melawan
gurunya, apalagi saya lihat mereka sering bolos terutama siswa laki-
laki yang sering lompat pagar, ada suatu hari saya menjumpai
banyak siswa yang sedang berkumpul di sungai bekalang sekolah
dan saya lihat ada alat hisap sabu-sabu tetapi saya tidak melihat
78
Wawancara, Reymon Remaja Desa Pelawan, 19 April 2020 79
Wawancara, I Remaja Desa Pelawan, 17 April 2020 80
Wawancara, RA Remaja Desa Pelawan, 20 April 2020
58
sabu-sabunya, mereka ketawa-ketawa sampe kedengeran sama orang
banyak ya seperti itulah sekolah disini sudah tidak seperti dulu kalau
dulu di sini siswanya di siplin sekarang mana ada. Mungkin karena
beda zaman ya beda pula perangainya. Di desa ini juga ada remaja
yang tidak sekolah lagi karena orang tuanya yang acuh tak acuh
sama anak.81
Berdasarkan hasil wawancara ditemukan 2 dari 15 remaja yang
diteliti mengalami faktor pendidikan, karena itu selaku masyarakat sudah
harus memperhatikan anak yang bersekolah. Akan tetapi pendidikan juga
merupakan hal yang penting bagi kehidupan selanjutnya karena jika tidak
mempunyai pendidikan hidup kedepannya tidak akan berjalan lancar.
Pengguna narkotika dikalangna remaja banyak sekali yang
remajanya masih berada di jenjang pendidikan dan ada pula yang tidak
menempuh pendidikan. Orang tua berkewajiban untuk memenuhi
kebutuhan anak seperti pendidikan apa lagi sangat penting.
4. Faktor Lemahnya Iman
Iman dalam Islam di artikan meyakini segala ketentuan
Allah, lemahnya iman juga sering di katakan sebagai kurangnya
keingintahuan untuk menyakini ketentuan Allah. Iman dalam bahasa arab
diartikan sebagai percaya, secara istilah iman adalah membenarkan dalam
hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamlkan dengan perbuatan.
Keimanan dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan rasa kasih
sayang, ketengan dalam jiwa dan lebih dekat dengan Allah SWT.
Lemahnya iman juga terkadang menjadi faktor penyebab perilaku
menyimpang di dalam masyarakat seperti pergaulan yang bebas dan yang
lainya. terkadang orang yang kurang imannya sering lalai dalam sholat
bahkan ada yang tidak pernah sholat hanya karena mengejar dunia semata,
kurangnya keimanan juag menjadi faktor masalah yang berakar dalam
penyalahgunaan narkotika di Desa Pelawan.
81
Wawancara, Dahlan Masyrakat Desa Pelawan, 21 April 2020
59
Peneliti mewawancarai D.H remaja desa Pelawan yang
menggunakan narkotika, seperti berikut:
[S]Sholat sering kali saya tinggalkan, bagi saya sholat hanya dalam
keadaan yang sedih akan tetapi sekarang saya tidak sedih lagi karena
saya sudah punya obat penenangnya. Selama satu tahun ini boleh
dihitung saya sholat.82
Peneliti juga mewawancarai F.A selaku pengguna narkotika di desa
Pelawan, berikut pengakuan F.A:
[S]Saya sholat dalam satu tahun bisa dihutung itupun kalau sedang
banyak masalah, jangan kan sholat 5 watu sholat jumatpun jarang di
lakukan, saya tidak merasa malu karena banyak juga tema saya yang
tidak pernah sholat, mungkin sholat bagi kami beban dan juga lagi
sholat itu tidak boleh dilkukan sembarangan apalagi seperti kami
pengguna narkotika yang sangat akut.83
Dari hasil wawancara tersebut di dapatkan 2 dari 15 pengguna
narkotika yang termasuk kedalam kurangnya iman. Remaja yang
menggunakan narkotika ini perlu mendapatkan bimbingan ke jalan yang
benar agar mendapat hidayah dan hidupnya lebih terarah. Dan pada saat
remaja itu adalah usia yang sangat rentan dari banyak godaan yang datang
yang di sebabkan oleh rasa ingincoba-coba yang terlalu tinggi dan belum
pernah mencobanya. Oleh karena itu disarankan setiap remaja menjaga
keimananya dengan baik agar tidak tergoda dan terjerumus dalam hal yang
salah.
5. Faktor Keluarga
Keluarga yaitu bagian dari unit terkecil dalam masyarakat yang
didalamnya terdiri dari sepasang suami istri, ayah, ibu dan anak. Keluarga
juga dapat di artikan sebagai tempat utama berbagi kasih sayang terhadap
orang tua ke anak, dan anak kepada orang tua maupun anak ke anak itu
sendiri.
82
Wawancara, DH Remaja Desa Pelawan 12 Maret 2020 83
Wawancara, FA Remaja Desa Pelawan 14 Maret 2020
60
Keluarga adalah guru pertama yang mengajarkan kita sejak lahir, dan
orang tualah yang merawat kita sejak lahir. Di dalam keluarga biasanya
terdapat permasalahn ringan atupun berat jika permasalahn dalam keluarga
tidak dapat di selesaikan maka akan terjadi selisih paham antara satu anggota
keluarga dengan yang lainya.permasalah dalam keluarga biasanya seringkali
menjadi faktor penyalahgunaan narkotika dan perilaku remaja mulai
berubah-rubah seperti tingkatan emosi yang berlebihan.
Remaja yang Menggunakan narkotika dapat merugikan keluarga dan
diri individu, merugikan keluarga yang diaksud disini ialah remaja yang
menggunakan narkotika mempunyai perilaku yang sangat buruk biasanya
mengambil uang orang tuanya tanpa seizin dan terkadang menjual barang
barang rumah untuk mendapatkan barang yang dinginkan. Seperti penelitian
yang dilakukan peneliti di desa Pelawan.
Peneliti mewawancarai A.R selaku remaja desa Pelawan:
[K]Kadang-kadang orang tua saya tidak mmahami kemauan saya, saya
sering sekali tidak dipedulikan karena oarng tua saya lebih sayang
dengan adik saya apa-apa adik, kalau minta uang susah minta ampun ya
dengan cara lain lah saya jual isi rumah tanpa dia tau biar bisa beli
barang yang saya ingin kan. Dan kalau pikiran lagi pusing palingan saya
ngumpul sama temen buat nyari ketenangan sambil ngelem atau nyabu.84
Dari paparan diatas dapat di simpulkan faktor keluarga juga bisa
mendorong terjadinya penyalahgunaan narkotika, dan kurangnya
keharmonisan dalam keluarga dapat menjadi salah satu perilaku anak
menjadi tidak baik, suka berbohong, membanta, dan seringkali menyimpang
dari ajaran orang tua. Sifat yang seperti ini bisa membuat orang tua sakit hati
terhadap perilaku anak.
84
Wawancara , AR Remaja Desa Pelawan 23 Maret 2020
61
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang damapk sosial penyalahgunaan
narkotika di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi secara umum mempunyai dampak yang buruk bagi
kehidupan sehari-hari dan dapat merusak fisik ataupun spikis hingga bisa
membuat kematian, dari penelitian tersebut trdapat kesimpulan khusus yaitu
sebagai berikut.
1. Dampak sosial penyalahgunaan narkotika terhadap perilaku remaja
berdampak pada masyarakat seperti, satu pencurian dan perampokan yang
diakui dari 9 orang yang menggunakan narkotika, kedua yaitu pergaulan
bebas yang diketahui dari 3 orang remaja mengakuinya, yang ketiga 4 dari
18 orang remaja mengaku berdampak anti sosial atau tidak ingin
bersosialisai dengan orang sekitar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkotika yaitu
pertama, faktor individu seperti yang kita ketahui faktor ini berasal dari
dalam tubuh individu sendiri dan pengakuan dari 3 oarang yang di
wawancarai. yang kedua faktor lingkungan seperti yang kita ketahui
bahwa lingkungan itu sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat.
Yang ketiga faktor pendidikan 4 dari 18 orang itu mengakui bahwa
mereka menggunakan narkotika karena pendidikan. Yang keempat yaitu
faktor lemahnya iman, iman yang lemah bisa membuat hidup terjerumus
dalam masalah yang besar, dan faktor yang ke lima yaitu faktor keluarga.
3. Pandangan masyarakat dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika
yaitu masyarakat di harapkan untuk berkerja sama agar pemusnahan
narkotika berjalan dengan baik, cara menanggulanginya yaitu pertama
dengan mengadakan sosialisasi dengan remaja dan masyarakat dengan
mengundang pihak berwajib yang mengetahui tentang narkotika, cara
yang kedua mengajak orang tua berkerja sama agar memenuhi target, yang
60
62
ketiga mengadakan wadah bermain yang positif seperti lapangan bola kaki
dan yang lainya.
B. Implikasi Penelitian
1. Untuk masyarakat di harapkan agar bisa membina, menegur dan
membimbing remaja kedalam jalan yang lebih benar, jangan biarkan
remaja hidup dalam dunia kelam dan bangunlah generasi mudah yang
maju.
2. Untuk orang tua dan keluarga tegur lah jika remaja mempunyai salah
karena usia remaja ialah usia yang sangat rentan dalam menentukan mana
yang baik dan mana yang benar, buatlah kegiatan yang positif agar remaja
tidak lengah, dan orang tua jangan pernah teledor memperhatikan anaknya.
3. Untuk aparat pemerintan di desa pelawan di harapkan lebih jelli lagi untuk
melihat rakyat yang sedang mengalami masalah narkoba, lakukan
sosialisasi dengan orang-oarng yang menyandang penyalahgunaan
narkotika, jika ada yang mengetahui remaja menggunakan narkotika
pemerintah di harapkan mengimbau orang tuanya dan memberika
penjelasan untuk melakukan rehabilitasi, perkuat hukum dan perkuat
kesatuan dengan polres atau BNN.
C. Penutup
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah meberikan ilmu pengetahuan kepada mahkluk terbaik
dialam semesta dalam jalan menuju ketakwaaan, sholawat serta salam tak
luput pula di kirimkan kepda nabi besar yakni nabi agung Muhammad SAW
yang mana berkat beliaulah menjadi suri tauladan yang sempurnah bagi kita
dan semoga kita tergolong sebagai umatnya yang akan mendapatkan syafa‟at
di yaumul qiyamah kelak, amiin. Dengan segala kerendahan hati penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis memohon maaf yang seikhlas-ikhlasnya atas segala kekurangan
yang ada pada skripsi ini
63
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
penyusunan skrispi ini masih belum dapat menyelesaikan masalah yang
ada. Hal ini mengingat keterbatasan kemampuan keilmuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
64
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mukholid, “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan”,Jakarta :
Perpustakaan Nasional 2007
Alfeus Ns. Manuntung, Terapi Prilaku Kognitif Pada Fasien Hipertensi Malang:
Wineka Media, 2018
Anggeraini Nungki, Manajemen Perilaku Sosial Bagi Pengguna Narkoba Di
Pondok Pesantren Metal Tobat Sunan Kalijaga Gandrumangu
Kabupaten Cilacap Cilacap: Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto, 2017.
Arifuallah Mohm., Bambang H. Nugroho, dkk, Panduan Penulisan Karya Iliah
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Iain Suthan Thaha Saifuddin
Jambi, Simp, Sungai Duren Muaro Jambi: Fakultas Ushuluddin Iain
Sts Jambi, 2016.
Bungin Burhan,metodelogi penelitian kualitatif, jakarta: pt raja grafindo
persada,2001.
Departemem Agama RI, Al-quran Dan Terjemahannya, Bandung :Gema Risalah
Fress,1993.
Effendi Ferry, Makhfudli, keperawatan kesehatan komunitas, (Jakarta: salemba
medika, 2009.
Firdaus Adi, Skripsi: penyalahgunaan narkoba/ narkotika terhadap perilaku
keagamaan remaja lampung: UIN Raden Intan, 2018.
Ilmawati. fahmi.imron, kukuh. Anriani, eka, fenomena social , banyuwangi: lppm
institute agama islam ibarahimi genteng, 2018.
Irwan , “Dinamika Perubahan Sosial Pada Komunitas Lokal” Bandung: garfindo,
2017.
Irwansyah, Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan(Bandung:Garfindo
Media Pratama, 2006.
Mario M. Hikma.A, Faktor Yang Memungkinkan Penyalahgunaan Narkoba Pada
Siswa SMAN Akreditasi A Se-Kota Makasar.Makasar: Universitas
Hasanuddin, 2018.
Meilan Nessi, Dkk, “kesehatan reproduksi remaja”Malang: wineka media, 2018.
Miharja Marjan, Komplikasi Pemikiran Hukum di Indonesia, depok: qiara
media,2019.
63
65
Nurhasanah, Konseling Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Bandar Lampung, Bandar
Lampung: Universitas Raten Intan Lampung, 2017.
Ruakajat Ajat, pendekatan kualitatif, Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Suhada Idad, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017.
Subagyo Partodiharjo. kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaannya, direktur
lembaga kesehatan preventif/ esensi, 2009.
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitafif dan R&D Bandung : Alfabeta,
2107.
Susanto, Ahmad Perkembangan Anak Us Mohammad Ali,Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan, Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2009.
Trianto agus, Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untk SMP dan
MT.esis erlangga, 2017.
Umar Hasen, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2005.
utama Indra, Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di
Desa Air Hitam Kecamatan Penukal Kabupaten Palu, Palembang:
Universitas Raden Fatah Palembang, 2018.
Undang-undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.
Waluya Bagja, Sosiologi Mengenali Fenomena Di Masyarakat,Bandung: PT,
Setia Purna Inves, 2007.
66
Lampiran 1
DAFTAR TABEL NAMA YANG MENGGUNAKAN NARKOTIKA
Tabel 10
N
O
NAMA UMUR FAKTOR PENYEBAB
individ
u
Lingkun
gan
Pendi
dikan
Lemahn
ya iman
keluarga
1. A.R 18 THN
√
2. A.S 17 THN √
3. S.G 17 THN √
4. E.S 19 THN √
5. Y.A 17 THN √
6. M.R 20 THN √
7. A.A 18 THN √
8. M.S 17 THN √
9. A 18 THN √
10. M.B 17 THN √
11. R.H 20 THN √
12. D.H 19 THN √
13. I 17 THN √
14. R.A 18 THN √
15. F.A 20 THN √
67
Lampiran 2
Daftar narasumber penyalahgunaan narkotika
Tabel 11
NO NAMA RT UMUR KETERANGAN
1. AR 03 18 THN Pengguna narkotika
2. AS 05 17 THN Pengguna narkotika
3. SG 02 17 THN Pengguna narkotika
4. ES 05 19 THN Pengguna narkotika
5. YA 07 17 THN Pengguna narkotika
6. MR 08 20 THN Pengguna narkotika
7. AA 01 18 THN Pengguna narkotika
8. MS 03 17 THN Pengguna narkotika
9. A 04 18 THN Pengguna narkotika
10. MB 09 17 THN Pengguna narkotika
11. RH 05 20THN Pengguna narkotika
12. DH 01 19 THN Pengguna narkotika
13. I 06 17 THN Pengguna narkotika
14. RA 06 18 THN Pengguna narkotika
15. FA 07 20 THN Pengguna narkotika
16. M. Fahmi 06 41 THN Kadus Desa Pelawan
17. Devi Aprianti 06 23THN Staf kantor Desa Pelawan
18. Kasir 07 64 THN Warga Desa Pelawan
19. Masturi 09 58 THN Warga Desa Pelawan
20. Sumarti 07 42 THN Warga Desa Pelawan
21. Esti H 05 23 THN Remaja Desa Pelawan
22. Mirna 03 26 THN Warga Desa Pelawan
23. Saripudin 01 57 THN Warga Desa Pelawan
24. Guldi 02 38 THN Warga Desa Pelawan
25. Misluna 04 52 THN Warga Desa Pelawan
26. Reymon 06 20 THN Remaja Desa Pelawan
27. Hayati 08 28 THN Warga Desa Pelawan
28. Indri 08 27 THN Warga Desa Pelawan
29 Halima 03 41 THN Warga Desa Pelawan
30. Hamdani 04 25 THN Pemuda Desa Pelawan
31. Dahlan 06 39 THN Ketua RT dan warga Desa
Pelawan
32. Kholik 07 32 THN Staf kantor Desa Pelawan
33. Detia 08 25 THN Pemudi Desa Pelawan
68
LAMPIRAN 3
NO Jenis Data Metode Sumber Data
1 -Letak Geografis Desa
Pelawan
-Observasi
Dokumentasi
-Wawancara
-Setting
-Dokumen Geografis
-Kepalah/pegawai
kantor desa pelawan
2 -Visi, Misi, dan Tujuan,
keadaan ekonomi, dan
keadaan pendidikan Desa
Pelawan
-Wawancara
-Dokument
asi
-Dokumen Visi,Misi
dan Tujuan Desa
Pelawan
3. -Struktur Organisasi kantor
desa pelawan
-Dokumentasi -Bagan Struktur
Kantor Desa Pelawan
4 -Dampak sosial
penyalahgunaan narkotika
-faktor penyebab
-Wawancara
-Dokumentasi
-masyarakat, remaja
-remaja
5 -pandangan masyarakat
dalam menanggulangi
penyalahgunaan narkotika
-Observasi
-Dokumentas
- Wawancara
-masyarakat,
keluarga, Petugas
desa, tokoh agama
LAMPIRAN 4
NO Jenis Data Objek Observasi
1 - Letak Geografis -Keadaan dan Letak Geografis
2. -sejarah -tokoh masyarakat
3.
-visi, misi -pegawai kantor desa
69
LAMPIRAN 5
NO Jenis Data Data Dokumen
1 -Letak Geografis desa pelawan -Data Dokumentasi Letak
Geografis desa pelawan
2 -Visi, Misi, dan Tujuan kantor
desa pelawan
-Data Dokumentasi Visi, Misi,
dan Tujuan kantor desa
pelawan
3 -Struktur Organisasi kantor desa
pelawan
-Data Dokumentasi Tentang
Struktur Organisasi kantor
desa pelawan
-Daftar Nama pegawai/ Ketua
dan Staff kantor desa pelawan
4 -dampak sosial penyalahgunaan
narkotika
-faktor penyalahgunaan
narkotika terhadap perilaku
remaja
-Data Dokumentasi Tentang
dampak penggunaan narkotika
di desa pelawan
-Data dokumentsai tentang
faktor penyalahgunaan
narkotika terhadap perilaku
remaja di desa pelawan
5. - pandangan masyarakat dalam
menangulangi penyalhgunaan
narkotika
-Data dokumntasi tentang
pandangan masyarakat
terhadap perilaku remaja.
70
LAMPIRAN 6
Butir-Butir Wawancara
NO Jenis Data Sumber Data dan Subtansi
Wawancara
1 -Letak Geografis desa pelawan PIMPINAN/STAFF kantor
desa pelawan
-Bisa dijelaskan Bagaimana
Letak Geografis desa
pelawan
2 -dampak sosial dan faktor
penyalahgunaan narkotika terhadap
perilaku remaja.
-remaja, masyarakat
-apa dampak dari
penggunaan narkotika ?
-apa saja faktor
penyalahgunaan narkotika ?
3 -pandangan masyarakat dalam
penangggulangan penyalahgunaan
narkotika di kalangan remaja
-masyarakat
- apa keluhkesa masyarakat
tentang penanggulangan
penggunaan narkotika pada
remaja.
71
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Foto bersama staf kantor Desa Pelawan
Foto bersama pemudi Desa Pelawan
72
Dokumentasi pengguna narkotika
Pengguna narkotika
73
Dokumentasi pengguna narkotika
74
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : kiky rizki
Tempat dan tanggal lahir : sarolangun, 11 agustus 1998
Pekerjaan : mahasiswi
Alamat : perumahan arza griya mandiri I, desa
mendalo indah, kecamatan jambi luar kota,
kabupaten muaro jambi, provinsi jambi
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS JAMBI : 2016
SMA NEGERI 8 SAROLANGUN : 2013
SMP NEGERI 10 SAROLANGUN : 2010
SD NEGERI 48 SAROLANGUN : 2004