of 25 /25
Dampak Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN) Di Desa Bukit Harapan Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Tahun 2015 NASKAH PUBLIKASI JUFRI NIM. 120565201114 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Dampak Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN) Di ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a...Tujuan penelitian ini pada dasarnya untuk mengetahui

Embed Size (px)

Text of Dampak Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN) Di...

  • Dampak Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)

    Di Desa Bukit Harapan Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga

    Tahun 2015

    NASKAH PUBLIKASI

    JUFRI

    NIM. 120565201114

    JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

    TANJUNGPINANG

    2017

  • Dampak Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)

    Di Desa Bukit Harapan Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga

    Tahun 2015

    JUFRI

    Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP UMRAH

    ABSTRAK

    Pemerintah saat ini banyak menggulirkan kebijakan untuk membantu

    masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup di rumah tangga. Akan tetapi banyak

    kebijakan yang telah dilaksanakan belum bisa memberikan hasil serta dampak yang

    maksimal kepada masyarakat, khususnya di desa bukit harapan kabupaten lingga.

    Jika dilihat masih banyak masyarakat yang kehidupan sosialnya tidak berubah setelah

    menerima beras bersubsidi dari pemerintah.

    Tujuan penelitian ini pada dasarnya untuk mengetahui bagaimana hasil dan

    dampak kebijakan Raskin yang disalurkan kepada masyarakat di Desa Bukit Harapan

    kecamatan lingga utara kabupaten lingga tahun 2015. Dalam penelitian ini informan

    terdiri dari 10 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    deskriftif kulitatif.

    Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa kebijakan Raskin pada tahun 2015

    kurang baik dalam pelaksanaannya kepada masyarakat penerima manfaat. Hal ini

    berdasarkan hasil penelitian dengan indikator sebagai berikut: Di desa bukit harapan

    memang kebijakan raskin sudah berjalan. Kebijakan raskin ini, disalurkan per

    triwulan kepada masyarakat di Desa Bukit Harapan, sehingga tujuan Raskin tidak

    terealisasi dengan maksimal yang mengabitkan kurang memberi manfaat kepada

    masyarakat. Data yang ada di desa dengan data penerima raskin oleh BPS berbeda,

    sehingga raskin dibagikan secara merata kepada masyarakat dengan kesepakatan

    melalui musyawarah desa. Kualitas beras raskin di Desa Bukit Harapan layak untuk

    dikonsumsi masyarakat.

    Kata Kunci: Dampak, Kebijakan, Raskin

  • ABSTRACT

    The government currently has a lot of policies to help the community in

    meeting the needs of living in the household. However, many policies that have been

    implemented have not been able to give maximum results and impact to the

    community, especially in the hill village hope of the phallus district. If seen there are

    still many people whose social life does not change after receiving subsidized rice

    from the government.

    The purpose of this research is basically to find out how the results and

    impact of Raskin policies are distributed to the community in Bukit Harapan Village,

    north linga district of lingga district in 2015. In this study, the informant consisted of

    10 people. Data analysis technique used in this research is descriptive skin.

    The conclusion in this research is that Raskin policy in 2015 is not good in its

    implementation to the beneficiary community. This is based on the results of research

    with the following indicators: In the village of hill hope is the policy of raskin already

    running. This Raskin policy is distributed quarterly to the community in Bukit

    Harapan Village, so that Raskin's objectives are not realized with maximum disposal

    which gives less benefit to the community. The data in the village with data of Raskin

    recipients by BPS are different, so that raskin is distributed equitably to the

    community by agreement through village meetings. The quality of raskin rice in Desa

    Bukit Harapan is suitable for public consumption.

    Keywords: Impact, Policy, Raskin

  • Dampak Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)

    Di Desa Bukit Harapan Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga

    Tahun 2015

    A. Latar Belakang

    Kemiskinan diartikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok

    orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

    mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain

    terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air

    bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari

    perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam

    kehidupan sosial politik. Data kemiskinan yang dapat menjadi instrument tangguh

    bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang

    miskin dan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap

    kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan

    target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka.

    Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan

    kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penangulangan kemiskinan berbasis

    bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan

    masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan

    usaha kecil yang dijalankan oleh berbagai elemen pemerintah baik pusat maupun

    daerah. Meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, presiden telah

    mengeluarkan perpres No. 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan

  • kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan 8%

    sampai 10% pada akhir 2014, terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan

    dalam melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu :

    1. Menyempurnakan program perlindungan sosial

    2. Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar

    3. Pemberdayaan masyarakat, dan

    4. Pembangunan yang inklusif

    program Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Program

    Raskin) adalah Program Nasional lintas sektoral baik horizontal maupun vertikal,

    untuk membantu mencukupi kebutuhan pangan beras masyarakat yang berpendapatan

    rendah. Secara horizontal semua Kementerian/Lembaga (K/L) yang terkait

    memberikan kontribusi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pemerintah Pusat

    berperan dalam membuat kebijakan program, sedangkan pelaksanaannya sangat

    tergantung kepada Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, peran Pemerintah Daerah

    sangat penting dalam peningkatan efektifitas Program Raskin.

    Tujuan Program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah

    Tangga Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan beras. Sedangkan

    manfaat Program Raskin adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan ketahanan pangan di

    tingkat rumah tangga sasaran, sekaligus mekanisme perlindungan sosial dan

    penanggulangan kemiskinan. 2) Peningkatan akses pangan baik secara fisik (beras

    tersedia di TD), maupun ekonomi (harga jual yang terjangkau) kepada RTS.

  • 3)Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi. 4)Stabilisasi harga beras di pasaran.

    5)Pengendalian inflasi melalui intervensi Pemerintah dengan menetapkan harga beras

    bersubsidi sebesar Rp.1.600,-/ kg, dan menjaga stok pangan nasional. 6) Membantu

    pertumbuhan ekonomi daerah.

    Sasaran dari program raskin Sasaran Program Raskin Tahun 2015 adalah

    berkurangnya beban pengeluaran 15.530.897 RTS dalam mencukupi kebutuhan

    pangan beras melalui penyaluran beras bersubsidi dengan alokasi sebanyak 15 kg/

    RTS/bulan dan terbukanya akses pangan keluarga miskin dengan bahan pangan

    pokok yaitu beras pada tingkat harga bersubsidi di tempat dan jumlah yang

    ditentukan, sehingga dapat membantu meningkatan kesejahteraan dan ketahanan

    pangan di tingkat rumah tangga. Namun, sebagaimana layaknya sebuah kebijakan

    pemerintah terdahulu, Program beras untuk keluarga miskin (raskin) masih belum

    maksimal untuk mengurangi beban konsumsi di tingkat rumah tangga sasaran (RTS).

    Berdasarakan keputusan menteri koordinator No. 54 tahun 2015 tentang

    kesejahteran masyarakat yaitu mengenai pedoman umum raskin, masing-masing

    keluarga miskin akan menerima beras sebesar 15/kg/RTS/bulan atau setara dengan

    180 kg/RTS/tahun dengan harga tebus Rp.1.600,00/kg. Namun, dalam prakteknya

    program raskin ini masih belum sesuai harapan, karena masih banyak beras raskin

    yang dibagikan secara merata atau dibagikan kepada masyarakat yang dianggap tidak

    layak menerimanya.

    Banyak program yang digulirkan dengan melaui berbagai macam bentuk,

    namun dalam pelaksanaannya program pemerintah tersebut banyak yang tidak tepat

  • sasaran sehingga masih tidak mengurangi kemiskinan khususnya di desa Bukit

    harapan kabupaten lingga. Jika dilihat masih banyak masyarakat kabupaten lingga

    yang dibawah garis kemiskinan, yang tidak hanya hidup dengan serba kekurangan

    tetapi juga tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan di rumah tangga.

    Tabel 1.1

    Jumlah Rumah Tangga Penerima Manfaat Raskin Kabupaten Lingga

    No Nama Kecamatan Jumlah

    1 Kecamatan Lingga 683 KK

    2 Kecamatan Lingga Utara 824 KK

    3 Kecamatan Lingga Timur 439 KK

    4 Kecamatan Singkep 406 KK

    5 Kecamatan Singkep Barat 397 KK

    6 Kecamatan Singkep Selatan 47 KK

    7 Kecamatan Singkep Pesisir 126 KK

    8 Kecamatan Senayang 1.556 KK

    9 Kecamatan Selayar 326 KK

    TOTAL 4.804 KK

    Sumber: Data BPMPD

    Fenomena yang terjadi di Desa Bukit Harapan adalah data RTS-PM raskin

    yang terdaftar di BPMPD sebanyak 99 kk, namun pendistribusian raskin ke

    masyarakat selalu ada kendala atau tidak tepat waktunya beras bersubsidi masuk ke

    desa bukit harapan. Beras bersubsidi untuk keluarga miskin masuk ke desa bukit

    harapan dalam kurun waktu 2 kali dalam setahun, 3 kali dalam setahun, 4 kali dalam

    setahun, bahkan pernah 2 kali dalam setahun per triwulan.

    Pemerintahan Desa Bukit Harapan membagikan raskin secara merata kepada

    masyarakat sehingga menyebabkan beras yang diterima oleh RTS-PM tidak sesuai

    dengan apa yang telah ditentukan oleh menteri koordinator bidang kesejahteraan

  • rakyat, masyarakat seringkali menerima raskin 12 kg, 14 kg, 15 kg, bahkan sampai

    20kg per RTS-PM (sumber: kantor desa bukit harapan 2015).

    B. Perumusan Masalah

    Kebijakan dan program raskin di kabupaten lingga khususnya di desa ukit

    harapan belum menunjukan penurunan angka kemiskinan yang signifikan dan terus

    saja tidak tepat sasaran, sehingga masyarakat yang terdaftar sebagai RTS-PM kurang

    maksimal dalam menerima dan memanfaatkan kebijakan pemerintah berupa beras

    bersubsidi untuk keluarga miskin. Disamping itu, kebijakan pemerintah yang

    bertujuan untuk mengurangi beban di tingkat rumah tangga dan sebagai ketahan

    pangan belum maksimal dalam pengemplementasiaanya sehingga kurang maksimal

    manfaat yang akan diterima oleh RTS-PM raskin di desa bukit harapan. Maka dalam

    hal ini penulis menarik perumusan masalah yaitu: “Bagaimanakah Dampak

    Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN) Di Desa Bukit Harapan

    Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Tahun 2015?

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah :

    a. Untuk mengkaji bagaimana hasil dari kebijakan program raskin di

    desa bukit harapan kecamatan lingga utara kabupaten lingga

    b. Untuk mengkaji bagaimana dampak program raskin di desa bukit

    harapan kecamatan lingga utara kabupaten lingga

  • 2. Kegunaan Penelitian

    Kegunaan penelitian ini adalah :

    a. Secara Akademik

    Bahwa penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti yang ingin

    mengkaji permasalahan yang sama secara lebih mendalam.

    b. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk

    menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang telah ditemukan

    peneliti dalam menyempurnakan program RTS-PM raskin yang akan

    datang bagi pihak praktisi.

    D. Konsep Teori

    1. Kebijakan Publik

    Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan

    pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan dari aparatur

    pemerintah/pegawai. Kebijakan dengan demikian mencangkup keseluruhan petunjuk

    organisasi. Dengan kata lain kebijakan adalah hasil manajemen keputusan puncak

    yang dibuat dengan hati-hati yang intinya berupa tujuan-tujuan, prinsip-prinsip dan

    aturan-aturan yang mengarahkan organisasi melangkah kemasa depan. Secara ringkas

    ditegaskan bahwa hakikat kebijakan sebagai petunjuk dalam organisasi. Suatu

    kebijakan yang telah diterima dan disahkan tidaklah aka nada artinya apabila tidak

    dilaksanakan. Menutrut Merilee S. Grindle (Nugroho, 2004:174) isi dari kebijakan

    mencangkup :

  • 1. kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan,

    2. jenis manfaat yang akan dihasilkan

    3. derajat perubahan yang diinginkan,

    4. kedudukan pembuat kebijakan,

    Kebijakan adalah terdiri dari penyataan tentang sasaran dan satu atau lebih

    pedoman yang luas untuk mencapai sasaran tersebut sehingga dapat dicapai yang

    dilaksanakan bersama dan memberikan kerangka kerja bagi pelaksanaan program.

    Klien dan Murphy (Syafarudin 2008:76) mengatakan kebijakan berarti seperangkat

    tujuan-tujuan, prinsip-prinsip serta peraturan-peraturan yang membimbing sesuatu

    organisasi, kebijakan dengan demikian mencangkup keseluruhan petunjuk organisasi.

    Friedich (Agustino:2006:7) kebijakan adalah serangkaian tindakan atau

    kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah, dalam suatu

    lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan dan

    kemungkinan-kemungkinan dimana kebijakan itu diusulkan agar berguna dalam

    mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Jenis-jenis kebijakan publik

    sebagai berikut :

    1. Kebijakan subtantif dan procedural. Kebijakan subtantif merupakan suatu

    kebiajakn dilihat dari substansi masalah yang dihadapi oleh pemerintah.

    2. Kebijakan distributive, Redistributif, dan Regulator. Kebijakan distributive

    yaitu suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian

    pelayanan/keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok, atau

    perusahaan-perusahan.

  • Kebijakan secara umum menurut (Abidinn, 2004:31-33) dapat dibedakan

    dalam tiga tingkatan:

    1. Kebijakan umum merupakan kebijakan yang menjadi pedman atau petunujuk

    pelaksanaan baik yang bersifat psitif ataupun yang bersipat negatif yang

    meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan;

    2. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjelaskan kebijkan umum.

    Untuk tingkat pusat peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suatu undang-

    undang;

    3. Kebijakan teknis yaitu suatu kebijakan operasional yang berada dibawah

    kebijakan pelaksanaan.

    Beradasarkan berbagai difiisi para ahli kebijakan publik adalah kebijakan-

    kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai

    tujuan-tujuan tertentu di masyarakat dimana dalam penyusunannya melalui berbagai

    tahapan. Kebijakan publik secara garis besar mencangkup tahapan-tahapan

    perumusan masalah kebijakan, implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan.

    Tahapan-tahapan kebujakan publik menurut (William Dunn, 2003:24) adalah sebagai

    berikut:

    1. Tahapan penyusunan Agenda

    2. Tahap Formulasi Kebiajakan

    3. Tahap Adopsi Kebijakan

    4. Tahapan Implementasi Kebijakan

    5. Tahapan Evaluasi Kebijakan

    2. Evaluasi Kebijakan

    Subarsono (2006:119-122) dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kebijakan

    Publik”, mendefinisikan evaluasi sebagai kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu

  • kebijakan. Untuk mengetahui outcome dan dampak dari suatu kebijakan diperlukan

    waktu minimal 5 tahun sejak diimplementasikannya kebijakan tersebut. Dari definisi

    yang telah dikemukakan tersebut, terdapat beberapa tujuan dari evaluasi kebijakan

    sebagai berikut:

    a. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan untuk mengetahui derajat

    pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.

    b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan untuk mengetahui berapa biaya dan

    manfaat dari suatu kebijakan.

    c. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan untuk mengetahui

    berapa besar dan kualitas pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.

    d. Mengukur dampak (impact) suatu kebijakan.

    e. Mengetahui apabila ada penyimpangan yang terjadi dengan membandingkan

    antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian target.

    f. Sebagai bahan masukan (input) untuk proses kebijakan yang akan datang agar

    dihasilkan kebijakan yang lebih baik.

    Dye dalam Winarno (2007: 232-235) juga mengungkapkan pada dasarnya

    dampak dari suatu kebijakan publik mempunyai beberapa dimensi, dan kesemuanya

    harus diperhitungkan dalam membicarakan evaluasi. Abidin (2002:186) menyatakan

    bahwa: “Evaluasi atau pelaksanan kebijakan terkait dengan identifikasi permasalahan

    dan tujuan serta formulasi kebijakan sebagai langkah awal dan monitoring serta

    evaluasi sebagai langkah akhir”. Repley dan Franklin (dalam Winarno, 2012:145)

    berpendapat bahwa Evaluasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang

    ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan dan benefit.

    Sementara itu, Grindle (dalam Winarno, 2012;145) juga memberikan pandangannya

  • tentang Evaluasi dengan mengatakan bahwa secara umum, tugas evaluasi adalah

    membentuk suatu kaitan yang memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa

    direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan pemerintah.

    Evaluasi kebijakan publik mencangkup tiga lingkup makna menurut (Riant

    Nugroho, 2011:679-687), yaitu evaluasi formulasi kebijakan publik, evaluasi

    implementasi kebijakan publik, dan evaluasi kinerja kebijakan publik sebagai berikut:

    1. Evaluasi Formulasi Kebijakan

    2. Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik

    3. Dampak Kebijakan

    Dampak kebijakan adalah keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu

    kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata. Menurut Anderson dalam

    (Agustino,2006:190) semua bentuk manfaat dan biaya kebijakan baik yang lansung

    maupun yang akan datang harus diukur dalam bentuk simbolis atau efek nyata.

    Output kebijakan adalah berbagai hal yang dilakukan pemerintah. Kegiatan ini diukur

    dengan standar tertentu. Angka yang terlihat hanya memberikan sedikit informasi

    mengenai outcome atau dampak kebijakan publik, karena untuk menentukan outcome

    kebijakan publik perlu diperhatikan perubahan yang terjadi dalam lingkungan atau

    sistem politik yang disebabkan oleh aksi politik.

    Ketika berbicara tentang outcome dalam evaluasi kebijakan, maka sedikitnya

    mengharuskan kita untuk mengetahui apa yang ingin kita selesaikan dengan

    kebijakan yang dikeluarkan, bagaimana usaha kita untuk melaksanakannya, dan bila

    ada, apa yang kita kerjakan terhadap hasil yang dicapai (dampak atau hasil dan

  • hubungannya dengan kebijakan itu). Dampak kebijakan memiliki beberapa dimensi

    menurut Agustino (2006:191):

    1. Pengaruhnya pada persoalan masyarakat yang berhubungan dengan

    melibatkan masyarakat. Pertama-tama harus di definisikan siapa yang akan

    terkena pengaruh kebijakan. Lebih lanjut lagi harus dicatat pula bahwa

    kebijakan dapat memiliki akibat yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

    2. Kebijakan dapat memiliki dampak pada situasi dan kelompok lain, atau dapat

    disebut juga dengan eksternalitas atau spillover effect.

    3. Kebijakan dapat memiliki pengaruh dimasa mendatang seperti pengaruhnya

    pada kondisi pada saat ini.

    4. Kebijakan dapat memiliki dampak yang tidak lansung yang merupakan

    pengalaman dari suatu komunitas atau beberapa pengalaman dari suatu

    komunitas atau beberapa anggota diantaranya, seperti biaya sering tidak

    dipertimbangkan dalam pembuatan evaluasi kebijakan setidaknya sebagian

    ada yang menentang perhitungannya.

    Studi kebijakan publik mencangkup menggambarkan upaya kenijakan publik,

    penilaian mengenai dampak dari kekuatan-kekuatan yang berasal dari lingkungan

    terhadap isi kebijakan publik, analisis mengenai akibat berbagai pernyataan

    kelembagaan dan proses-proses politik terhadap kebijakan publik; penelitian

    mendalam mengenai akibat-akibat dari berbagai kebijakan politik pada masyarakat,

    baik berupa dampak kebijakan pada masyarakat, baik berupa dampak yang

    diharapkan (direncanakan) maupun dampak yang tidak diharapkan. Ada tiga dampak

    kebijakan menurut (James Anderson dalam M. Irfan Islamy, 2009:115-116):

  • 1. Hasil Kebijakan

    Hasil kebijakan adalah apa-apa yang telah dihasilkan dengan adanya proses

    perumusan kebijakan pemerintah. Hasil yang ingin dicapai dari kebijakan mengenai

    informasi yan diformulasikan dalam angka pemecahan masalah yang terkait dengan

    kebijakan. Hasil kebijakan bisa dilihat dari lima indikatornya, yaitu:

    a. Tersalurnya raskin yaitu raskin yang datang dari pemerintah pusat akan

    diserahkan kepada perum BULOG yang berperan dalam pengadaan dan

    penyaluran raskin sampai titik distribusi (TD) diseluruh Indonesia. Selain itu,

    pemerintah daerah berperan dalam pelaksanaan penyaluran raskin dari TD

    sampai kepada RTS-PM Raskin;

    b. Raskin tepat sasaran untuk penerima manfaat yaitu raskin yang disalurkan

    dari pemerintah daerah untuk masyarakat penerima manfaat raskin bisa tepat

    sasaran sesuai dengan peraturan pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang

    ketahanan pangan;

    c. Tepat waktu dalam pembagian raskin yaitu dalam pelaksanaan program raskin

    selama enam belas tahun, pemerintah telah mengambil berbagai kabijakan

    untuk melakukan peningkatan dan penyesuaian terhadap kondisi yang

    berkembang misalnya penyesuaian terhadap ketetapan waktu dalam

    pembagian raskin;

    d. Kesesuaian harga raskin yaitu dalam pelaksanaan program raskin pemerintah

    juga melakukan penyesuaian terhadap harga raskin yang ditetapkan untuk

    masyarakat penerima manfaat;

  • e. Kualitas beras penerima manfaat yaitu dalam pelaksanaan program raskin ini

    juga pemerintah menyediakan kualitas beras yang layak konsumsi untuk

    diberikan kepada masyarakat penerima manfaat.

    2. Dampak Kebijakan Yang Diharapkan

    Dampak kebijakan adalah akibat-akibat yang ditimbulkan dengan di

    laksanakannya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Dampak kebijakan yang

    diharapkan dapat dilihat dari dua indikatornya, yaitu:

    a. Mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran yaitu program raskin

    yang diadakan oleh pemerintah pusat bertujuan untuk membantu mencukupi

    kebutuhan beras masyarakat berpendapatan rendah;

    b. Meningkatnya kesejahteraan dikalangan masyarakat penerima manfaat yaitu

    program raskin tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

    dikalangan penerima manfaat agar menjadi lebih baik dikehidupan

    Ekonominya.

    3. Dampak Kebijakan Yang Tidak Diharapakan

    Dampak kebjakan ini adalah adanya akibat-akibat yang kurang baik dari

    kebijakan yang telah ditetapkan. Dampak kebijakan yang tidak diharapkan dapat

    dilihat dari dua indikatornya, yaitu:

    a. Mengurangi prakarsa masyarakat untuk menjadi lebih maju yaitu dapat juga

    dilihat dampak yang tidak diharapkan dari program raskin ini bisa mengurangi

    pemikiran masyarakat untuk menjadi lebih mandiri dari kehidupan sosialnya,

  • masyarakat hanya bisa bergantung dari bantuan yang diberikan oleh

    pemerintah;

    b. Tidak adanya perubahan pola hidup pada masyarakat penerima manfaat yanitu

    dampak yang tidak diharapkan dari program raskin ini juga bisa dilihat dari

    tidak adanya perubahan pola hidup masyarakat penerima manfaat dari segi

    kehidupan ekonominya.

    E. HASIL PENELITIAN

    1. Hasil Kebijakan

    Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara yang telah diperoleh penulis

    bahwasanya pendatan masyarakat miskin atau penerima manfaat di Desa Bukit

    Harapan diserahkan oleh pihak Desa kepada ketua RT setempat untuk mendata

    warganya yang miskin kemudian data tersebut diserahkan kepada Desa untuk

    mengkakulasikan berapa kilo beras yang akan di distribusikan ke RT masing-masing

    di desa bukit harapan. Beras bersubsidi masuk ke Desa Bukit Harapan melalui jalur

    laut dengan menggunakan transfortasi laut, sebelum beras didistribusikan ke desa

    petugas pelaksanaan desa menjemput beras tersebut di Kecamatan kemudian beras

    dibongkar di plabuhan Dusun I untuk di distribusikan kerumah ketua RT dengan

    menggunankan transfortasi darat, kemudian untuk bagaimana teknis pembagiannya

    desa menyerahkan kepada ketua RT setempat yang sudah tau persis bgaimana

    keadaan masyarakatnya.

    Penyaluran Raskin di Desa Bukit Harapan menimbulkan dampak positif bagi

    Masyarakat Penerima Manfaat Raskin, hal ini dikarenakan RTS-PM Raskin tidak

  • menggunakan biaya transfortasi dalam pengambilan beras di titik bagi dengan

    kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Desa bahwasanya lokasi pembagian Raskin

    ditempatkan di kediaman masing-masing RT setempat. penyaluran Raskin juga tidak

    dikenakan biaaya Transformasi dari kecamatan sehingga sampai beras masuk ke

    Desa, dengan demikian tidak ada terjadinya beban biaya dalam penyaluran Raskin di

    Desa Bukit Harapan tahun 2015.

    Pembaharuan data perlu dilakukan oleh Pemerintah Desa sesuai dengan

    Peraturan Bupati Lingga No.9 Tahun 2015 tercantum dalam pasal 1 point 8 yang

    bermaksud; Pembaharuan data atau perubahan daftar penerima manfaat adalah

    kegiatan validasi Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat yang didasarkan pada

    Basis Data Terpadu oleh musyawarah desa/kelurahan untuk menghasilkan rumah

    tangga sasaran penerima manfaat Raskin yang tepat dan dituangkan dalam daftar

    penerima manfaat. Selanjutnya point 10 bermaksud; Muysyawarah

    Desa/Musyawarah Kelurahan yang selnjutnya disingkat dengan MUDES/MUSKEL

    adalah forum pertemuan musayawarah desa /Kelurahan yang melibatkan Aparat

    Desa/Kelurahan, Kelompok masyarakat Desa/Kelurahan, tenaga kesejahteraan sosial

    Kecamatan dan perwakilan RTS-PM Raskin dari setiap satuan lingkungan setempat

    setingkat Dusun/RW untuk memuktahirkan daftar RTS-PM.

    Raskin tepat sasaran untuk masyarakat penerima manfaat di Desa Bukit

    Harapan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi suatu kebijakan yang dibuat

    oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Desa Bukit Harapan serta Rumah

    Tangga Sasaran Penemrima Manfaat Raskin, dengan dibagikannya Raskin secara

  • merata tentunya menimbulkan perspektif yang kurang baik, yaitu tidak adanya

    pengurangan angka kemiskinan di Kabupaten Lingga khususnya di Desa Bukit

    Harapan.

    Beras untuk keluarga miskin (Raskin) yang masuk ke Desa Bukit Harapan

    khususnya dengan waktu tiga bulan sekali atau kerap disebut per triwulan. Tentunya

    berdasarkan hasil penelitian dilapangan kabupaten lingga yang memiliki Sembilan

    kecamatan tidak semuanya beras berasal dari BULOG Dabo Singkep Kabupaten

    Lingga. Beras bersubsidi yang diterima oleh Kecamatan Lingga Utara khususnya

    Desa Bukit Harapan berasal dari BULOG Tanjungpinang dengan menggunakan

    transfortasi laut untuk disalurkan ke masing-masing Desa yang berada di Kecamatan

    Lingga Utara tersebut.

    Peraturan Bupati Lingga No. 9 Tahun 2015 tentang pelaksanaan teknis raskin

    disebutkan dalam pasal 38 poin 6 pada prinsipnya penyaluran raskin dilakukan setiap

    bulan. Jika terdapat kebijakan daerah dan atau kendala antara lain musim panen,

    kondisi geografis, iklim/cuaca dan hambatan transfortasi sehingga penyaluran raskin

    tidak mungkin dilakukan secara rutin setiap bulan disuatu wilayah, maka penyaluran

    raskin dapat diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis raskin oleh pemerintah

    kabupaten setempat. tim koordinasi raskin kabupaten telah mengambil suatu

    kebijakan dalam penyaluran raskin yang mana tidak mungkin secara rutin akan

    dilakukan secara priodik setiap triwulan sesuai dengan tingkat kebutuhan serta

    ketersediaan anggaran.

  • Penentuan Harga Tebus Raskin (HTR) di Kabupaten Lingga Khususnya di

    desa Bukit Harapan telah diatur dalam Keputusan Bupati Lingga Nomor:

    74/KPTS/II/2015 tentang Penetapan Pagu Raskin dan Titik Distribusi di Lingkungan

    Kecamatan se-Kabupaten Lingga Tahun 2015 yang bermaksud; penetapatn pagu

    Raskin adalah 4.804 RTS-PM Raskin atau 72.060 kg/bulan dan atau setara dengan

    864.720 kg/tahun yang dialokasikan dari bulan januari sampai bulan desember untuk

    RTS-PM Raskin dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui penyaluran beras

    bersubsidi dengan alokasi sebanyak 15 kg/bulan dan atau setara dengan 180 kg/tahun

    dengan harga tebus Raskin sebesar Rp. 1.600/kg netto di titik distribusi.

    2. Dampak Kebijakan

    Berdasarkan hasil dilapangan bahwasanya dengan adanya program beras

    untuk keluarga miskin (Raskin) itu sangat memberikan manfaat kepada masyarakat

    dan sangat membantu untuk mengurangi beban dalam memenuhi kebutuhan pangan

    rumah tangga sasaran. Hasil wawancara menunjukan masyarakat rumah tangga

    sasaran dengan selisih harga beras yang dijual dipasaran dengan harga beras

    bersubsidi dapat digunakan untuk keperluan lain selain beras dalam memenuhi

    kebutuhan hidup sehari hari.

    Tentunya banyak manfaat yang bisa digunakan dari sisa uang yang

    seharusnya habis untuk membeli beras di warung sembako, sesuai dengan tujuan

    raskin untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran (RTS) penerima

    manfaat melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan. kemudian manfaat raskin

    berdasarkan peraturan bupati No. 9 Tahun 2015 tentang pelaksanaan teknis raskin

  • adalah peningkatan ketahanan pangan di rumah tangga sasaran sekaligus sebagai

    mekanisme perlindungan sosial dan penaggulangan kemiskinan.

    Program bersumsidi untuk keluarga miskin yang disalurkan pemerintah belum

    memberikan perubahan sosial kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Mnafaat

    Raskin di Desa Bukit Harapan. Hal itu dekarenakan beras yang yang masuk di Desa

    Bukit Harapan tidak seperti apa yang diharapkan pemerintah yang tertuang dalam

    pedum raskin 2015 bahwa masyarakat penerima manfaat menerima beras sebulan

    sekali sebanyak 15 kg/bulan dengan harga tebus sebesar Rp. 1.600.

    Di desa bukit harapan raskin yang masuk per triwulan atau tiga bulan sekali

    membuat kebijakan dari pemerintah terhadap beras raskin ini memberikan perubahan

    pola hidup baik itu di tingkat sosial maupun ekonomi di desa bukit harapan.

    Masyarakat yang merasakan perubahan ekonomi setelah mendapatkan beras

    bersubsidi dari pemerintah, masyarakat tetap bekerja seperti biasanya. Masyarakat di

    Desa Bukit Harapan khusunya rumah tangga penerima manfaat dengan kehadiran

    Raskin membantu mengurangi beban konsumsi pangan ditingkat rumah tangga tapi

    belum membantu untuk merubah perekonomian dan pola hidup masyarakat di Desa

    Bukit Harapan.

    E. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dapat penulis mengambil kesimpulan program

    beras untuk keluarga miskin di Desa bukit Harapan Kecamatan Lingga Utara

    Kabupaten Lingga Tahun 2015 belum memberikan akibat, imbas dan juga pengaruh

  • yang maksimal kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin.

    Kurang maksimalnya Dampak yang dirasakan oleh RTS-PM Raskin disebabkan

    beras bersubsidi di Kabupaten Lingga khususnya di Desa Bukit Harapan disalurkan

    tiga bulan sekali/per triwulan, hal ini dikarenakan miniumnya anggaran yang dimiliki

    oleh Kabupaten Lingga.

    Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin menerima kouta

    beras bersubsidi sebanyak 17 kg/tiga bulan sehingga tujuan program Raskin untuk

    mengurangi beban pangan keluarga miskin hanya dirasakan RTS-PM per tiga bulan

    dengan harga beras yang terjangkau sebesar Rp. 1.600 /kg. dengan harga beras yang

    lebih rendah dari harga beras dipasaran tersebut sehingga RTS-PM dapat

    memanfaatkan sisa uang yang dimiliknya untuk membeli kebutuhan selain beras

    seperti membeili perlengkapan untuk bercocok tanam bagi petani, membeli peralatan

    untuk melaut bagi nelayan, digunakan untuk membeli minyak bagi penebang kayu,

    dan menambah barang-barang usaha bagi wira usaha. Sehingga Dampak yang

    dirasakan oleh RTS-PM tidak begitu maksimal dan tidak memberikan pengaruh

    dalam kehidupannya sehari-hari.

    B. Saran

    Program beras untuk keluarga miskin (Raskin) di Desa Bukit Harapan

    mengalami beberapa permasalahan dalam penyalurannya kepada RTS-PM sehingga

    tujuan dari program Raskin belum tercapai dan belum memberikan Dampak yang

    maksimal kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Mnafaat (RTS-PM). Berdasarkan

    permasalahan tersebut penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:

  • 1. Kepada Pemerintah Kabupaten Lingga untuk lebih maksimal dalam

    melaksanakan Program Raskin dengan Memberikan atau mengalokasikan

    Anggaran yang maksimal sehingga Raskin dapat disalurkan setiap bulannya

    kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM). Dengan

    demikian, tujuan dari Program Raskin dapat tercapai dan dapat memberikan

    Dampak yang maksimal kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat

    (RTS-PM).

    2. Kepada Pemerintah Desa Bukit Harapan diharapkan dapat memperbaharui

    data penerima Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin

    dan tidak membagikan beras secara merata kepada masyarakat yang

    mengkibatkan RTS-PM yang telah ditentukan oleh PPLS 2011 dapat

    merasakan Dampak secara maksimal dengan keberadaan Program beras

    bersubsidi dari pemerintah tersebut.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Buku-Buku:

    Abidin, Zainal Said. 2004, Kebijakan Public Jakarta. Tim Penerbit Yayasan Pancur

    Siwah

    Abidin, Said Zainal. 2002, Kebijakan Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah

    Agustino, Leo. 2006, Dasar-Dasar Kebijakan Publik Bandung. Cv Alfabeta

    Agustino, Leo. 2012, Dasar-Dasar Kebijakan Public Bandung. Alfabeta.

    Arikunto, Suharsini. 2002, Prsedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Pt.

    Rineka Cipta.

    Dunn, William. 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Public. Yogyakarta: Gadjah

    Mada University Press.

    Irfan Islamy, Muhamad. 2009, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara.

    Jakarta: Bumi Aksara.

    Kutanegara, Pade M, dkk. 2007. Sumber Daya Manusia: Tantangan Masa Depan.

    Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

    Nugroho, Riant. 2011, Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan Dan

    Managejemen Kebijakan. Jakarta: Pt. Gramedia.

    Silalahi, Ulber. 2010, Metode Penelitian Sosial. Bandung: Pt. Refika Aditama.

    Subarsono, Ag. 2006. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, Dan Aplikasi.

    Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Suharto, Edi. 2007. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan.

    Suyanto, Bagong. 2011, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternative Pendekatan

    Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.

    Syafrudin. 2008, Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.

    Winarno, Budi. 2007, Kebijakan Publik: Teori Dan Proses. Yogyakarta: Med.

    Winarno, Budi. 2012, Kebijakan Public: Teori, Proses, Dan Studi Kasus (Edisi Dan

    Revisi Terbaru). Jakarta: Pt. Buku Seru.

  • Perundang-Undangan:

    Keputusan Menteri Koordinator No. 54 Tahun 2015 Tentang Kesejahteraan

    Masyarakat Mengenai Pedum Raskin.

    Peraturan Bupati Lingga No. 9 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

    Raskin.

    Jurnal-Jurnal:

    Ardiana Agus Astuti, 2015, “Evaluasi Kebijakan Program Raskin Di Kelurahan

    Tanjungpinang Barat Kecamatan Tanjungpinang Barat Kota Tanjungpinang

    Tahun 2015. Skripsi Sarjana Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara

    Universitas Maritim Raja Ali Haji.

    Ayu Wahyuni, 2014, “ Implementasi Kebijakan Raskin Di Desa Toapaya Selatan

    Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan Tahun 2012. Skripsi Sarjana Pada

    Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

    Mommy Harlika Wahjoe Pangestoeti & Ellya Noryadi, 2016, “Evaluasi Beras Miskin

    Di Kelurahan Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang Tahun

    2014. Naskah Publik Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas

    Maritim Raja Ali Haji.