Upload
lytuyen
View
225
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Penyusun: Syaifullah, Ronald Yusuf, Munafsin Al Arif, Alfan Mansur, Priska Amalia, Nurul Fatimah Didukung oleh Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.
DAN
http://www.fiskal.kemenkeu.go.id
Sum
ber
Dat
a : B
loo
mb
erg,
Reu
ters
,CN
BC
,Th
e St
reet
,Inve
stin
g,W
SJ,C
NN
Mo
ney
,Ch
ann
el N
ews
Asi
a,B
BC
,New
Yo
rk T
imes
,BP
S,K
on
tan
, Ko
mp
as,M
edia
In
do
nes
ia,T
emp
o,A
nta
ra N
ews,
Bis
nis
Ind
on
esia
,Vib
iz n
ews.
Indikator 14 Okt ‘16
Perubahan (%)
WoW YoY Ytd
T1 ----- Nilai Tukar/USD ----- Euro 1,0972 2,04 4,87 (1,07) Yen 104,21 (0,34) 2,10 13,58
GBP 1,5233 (0,58) 0,91 (3,10) Real 0,2652 0,53 18,03 28,63
Rubel 0,01531 1,10 19,17 (4,58) Rupiah 13033 (0,34) 0,96 5,76 Rupee 66,5338 (0,04) (0,39) (0,87) Yuan 6,7195 (0,85) (3,86) (3,61) KRW 1123,62 (1,50) 0,46 3,43 SGD 1,3836 (1,25) (3,72) 1,55
Ringgit 4,1985 (0,90) (7,12) 2,30 Baht 35,67 (1,29) (1,39) 1,95 Peso 46,995 (0,90) (5,42) (6,71)
T2 ---- Pasar Modal ---- DJIA 18138,38 (0,56) 1,38 4,09
S&P500 2132,98 (0,96) 2,48 4,36 Nikkei 16856,37 (0,02) 4,39 (11,44) KOSPI 2022,66 (1,52) 2,25 3,13
Brazil IBX 25531,89 1,05 16,02 40,80 MICEX 1966,39 (0,69) 0,68 11,64
SENSEX 22628,96 1,28 9,24 (13,50) JCI 5399,885 0,42 12,30 17,57
Hangseng 23233,31 (2,59) 10,28 6,02 Shanghai 3063,809 1,97 4,27 (13,43)
STI 2815,24 (2,09) (0,82) (2,34) FBMKLCI 1658,97 (0,38) (0,82) (1,98)
SET 1477,61 (1,78) 5,20 14,72 PCOMP 7389,3 (2,49) 4,76 6,29
T3 ---- Surat Berharga Negara ---- Yield FR56 7,00 7 bps N/A 172 bps
Kep, Asing* 38,74 64 bps 100 bps 53 bps
T4 ---- Komoditas ---- Oil 51,95 0,04 9,12 17,00
CPO 2630,00 (0,75) 2,26 9,67 Gold 1251,03 (0,48) (3,14) 17,90 Coal 50,35 1,08 12,44 35,93
Nickel 10485 2,79 11,01 18,88
T5 ---- Rilis Data ---- Neraca
perdagangan Tiongkok Sep :
USD41,99 miliar
Agt : USD52,05 miliar
Inflasi Tiongkok Sep : 1,9 Agt : 1,3 Penjualan
Ritel AS Sep : 0,6 Agt : -0,2
*) Data kepemilikan asing per (13 Oktober 2016)
Ekspor dan impor Tiongkok pada bulan September turun lebih dalam dibanding perkiraan sebelumnya yang
mengindikasikan pemulihan yang tengah berlangsung pada negara tersebut hanya sementara. Penurunan tersebut
didorong oleh lemahnya permintaan dari dalam maupun luar negeri serta depresiasi yuan ke level terendah dalam enam
tahun terakhir. Sementara itu, laju inflasi Tiongkok pada bulan September meningkat dengan indeks harga konsumen dan
produsen yang naik lebih tinggi dari perkiraan. Data lainnya menunjukan aliran modal asing yang masuk ke Tiongkok
melanjutkan kenaikan seiring dengan upaya Pemerintah Tiongkok untuk memperbaiki akses bagi perusahaan asing
sehingga diharapkan dapat mendorong kompetisi yang lebih adil dan membawa investasi asing yang lebih besar.
Minggu II / Oktober / 2016
Perekonomian negara maju
Rilis hasil rapat pertemuan FOMC pada bulan September lalu
menunjukkan adanya perbedaan pendapat di antara anggota FOMC
terhadap rencana kenaikan Fed Fund Rate. Sementara itu, para analis
memperkirakan kenaikan suku bunga baru akan terjadi di bulan
Desember mengingat pemilihan presiden AS yang akan berlangsung
pada bulan November. Dari sektor perdagangan, pertumbuhan
penjualan kendaraan dan kenaikan harga bahan bakar mendorong
kenaikan pertumbuhan penjualan ritel di bulan September. Sejalan
dengan data penjualan ritel, indeks harga produsen di bulan
September mengalami kenaikan didorong kenaikan harga bahan
pangan dan bahan bakar.
Kekhawatiran terhadap dampak dari pelemahan poundsterling
terhadap ekonomi di kawasan Eropa mereda seiring dengan rilis data
Produksi sektor industri yang mengalami kenaikan di bulan Agustus.
Selain itu, surplus neraca perdagangan di kawasan juga mengalami
kenaikan didorong kenaikan ekspor Jerman. Sebelumnya, hasil survei
yang dilakukan lembaga survei Sentix menunjukan kepercayaan
investor terhadap ekonomi kawasan Eropa meningkat ke level
tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Berdasarkan rilis data British Retail Consortium (BRC), penjualan ritel
UK di bulan September mengalami kenaikan seiring meningkatnya
kepercayaan konsumen serta kenaikan penjualan bahan pangan ke
level tertinggi sejak bulan November 2013.
Jepang mencatatkan surplus pada neraca berjalan bulan Agustus dan
merupakan yang tertinggi sejak tahun 2007. Di sisi lain, pesanan
mesin di bulan Agustus mengalami penurunanan meskipun lebih
rendah dari perkiraan sebelumnya. Aktivitas industri tersier bergerak
flat di bulan Agustus setelah dalam dua bulan berturut-turut
berekspansi.
Perekonomian negara berkembang
“Perekonomian global dan nasional mulai menunjukkan perkembangan positif”
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 2
Produksi industri India pada bulan Agustus kembali berkontraksi seiring dengan perlambatan produksi di sektor manufaktur
dan pertambangan. Di sisi lain, inflasi India pada bulan Septemer tercatat berada pada level terendahnya dalam 13 bulan
terakhir. Data tersebut memberikan ruang bagi bank sentral India untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya. Selain itu,
defisit neraca perdagangan India menyempit di tengah pertumbuhan ekspor yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan
ekspor mesin dan perhiasan.
Menteri Keuangan Brazil, Henrique Mereilles, dalam wawancaranya dengan Bloomberg menyatakan bahwa ekonomi Brazil
akan pulih pada akhir tahun ini atau awal tahun 2017 seiring dengan upaya Pemerintah Brazil dalam melakukan reformasi
terhadap belanja pemerintah serta jaminal sosial dan pensiun. Pihaknya juga memperkirakan ekonomi Brazil akan tumbuh 1,6
persen di tahun 2017 dan 2,5 persen di tahun 2018.
Perekonomian nasional
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada Q3-2016 tumbuh lebih rendah dari
kuartal sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 13,20 persen, lebih rendah dibandingkan Q2-
2016 yang sebesar 18,40 persen. Pertumbuhan yang lebih rendah tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan sektor
industri pengolahan, khususnya subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau sejalan dengan berakhirnya faktor
musiman.
Penjualan eceran pada bulan Agustus 2016 mengalami peningkatan yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang
tumbuh sebesar 14,4 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan 6,3 persen yoy pada Juli 2016. Peningkatan penjualan eceran
terjadi pada sebagian besar kelompok barang, baik kelompok makanan maupun nonmakanan. Secara regional, pertumbuhan
penjualan eceran tertinggi terjadi di Denpasar.
Peserta pengampunan pajak dapat menagih kelebihan pembayaran uang tebusan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Hal
ini ditegaskan dalam Perdirjen Pajak Nomor PER-18/PJ/2016 tentang Pengembalian Kelebihan Pembayaran Uang Tebusan
dalam Rangka Pengampunan Pajak. Menurut DJP, terdapat lima hal yang berpotensi menimbulkan lebih bayar uang tebusan,
yaitu kesalahan penghitungan, pengajuan Surat Pernyataan kedua atau ketiga terkait kewajiban pajak Wajib Pajak (WP),
pembayaran uang tebusan pada Surat Setoran Pajak atau bukti penerimaan negara lebih besar dari yang tercantum dalam
Surat Pernyataan, WP menyampaikan surat pencabutan atas Surat Pernyataan, dan surat keterangan dinyatakan batal demi
hukum.
Perkembangan komoditas global
Harga minyak mentah global pada akhir perdagangan pekan ini mengalami penguatan secara mingguan yang didorong oleh
optimism pasar pada upaya pemangkasan produksi OPEC setelah negara produsen non-OPEC ikut bergabung dalam
pemangkasan produksi. Harga batubara dan nikel pada perdagangan akhir pekan ini juga mengalami penguatan mingguan.
Peningkatan harga komoditas tersebut diperkirakan karena kenaikan harga minyak mentah. Di sisi lain, harga emas dan CPO
mengalami pelemahan mingguan.
Perkembangan sektor keuangan
Indeks global pada perdagangan akhir pekan ini sebagian besar melemah secara mingguan ditengah laporan ekonomi dan
keuangan yang menunjukkan hasil bervariasi. Sejalan dengan pergerakan indeks global, sebagaian besar nilai tukar mata uang
global juga bergerak melemah terhadap dolar AS.
Di pasar keuangan domestik, IHSG mengalami penguatan mingguan dimana pada penutupan pekan ini tercatat berada pada
level 5.399,885 atau menguat 0,42 persen secara mingguan. Dari sisi aktivitas perdagangan bursa, transaksi di BEI
membukukan rata-rata volume transaksi harian yang lebih rendah dibandingkan dengan pekan sebelumnya dengan transaksi
investor nonresiden yang mencatatkan net buy sebesar Rp33,15 triliun secara ytd, lebih rendah dibandingkan dengan posisi
pada pekan sebelumnya yang mencapai Rp33,90 triliun.
Nilai tukar rupiah mencatatkan pelemahan mingguan dan ditutup pada level Rp13.033 per dolar AS. Pelemahan rupiah sejalan
dengan pelemahan mata uang global, kecuali Euro, Real dan Rubel. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah berfluktuasi dengan
kecenderungan meningkat pada akhir pekan sebagaimana tercermin dari spread antara nilai spot dan non deliverable forward
1 bulan.
Di pasar SUN, pergerakan yield SUN seri benchmark berfluktuasi sepanjang pekan dan pada akhir pekan pergerakan yield
secara umum bervariasi. Yield SUN seri FR0053 dan FR0056 tercatat turun masing-masing sebesar 4 bps dan 7 bps dan Yeild
SUN seri FR0073 dan seri FR0072 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2 bps dan 7 bps Berdasarkan data setelmen
Bank Indonesia, per tanggal 13 Oktober 2016, kepemilikan nonresiden atas SBN tercatat sebesar Rp680,91 T (38,74%), atau
secara nominal turun Rp4,07 T dibandingkan dengan pekan sebelumnya (06/10) yang mencapai Rp684,98 T (39,11%).
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 3
Perkembangan Amnesti Pajak per 12 Oktober 2016
No Jenis WP Jumlah
WP Jumlah SPH Tebusan
(Rp Triliun)
Deklarasi Harta (Rp Triliun)
Deklarasi DN
Repatriasi Deklarasi
LN Jumlah
1 Badan Non-UMKM 66.944 67.543 10,29 429,55 24,12 30,25 483,93
2 Badan UMKM 16.568 16.631 0,20 20,51 - 0,11 20,62
WP Badan 83.512 84.174 10,49 50,06 24,12 30,36 504,55
3 OP Non-UMKM 257.559 261.958 80,01 2.022,30 117,20 928,38 3.067,88
4 OP UMKM 64.334 65.077 2,99 230,64 1,45 22,30 254,38
WP OP 321.893 327.035 83,00 2.252,94 118,65 950,68 3.322,26
Jumlah 405.405 411.209 93,49 2.703,00 142,77 981,04 3.826,81
Sumber: Direktorat Jenderal Pajak
ISU UTAMA: Evaluasi Amnesti Pajak Periode I
Hasil Amnesti Pajak periode I sangat menggembirakan
Modal untuk perbaikan tax base dan penyusunan strategi untuk periode berikutnya
Upaya berkesinambungan untuk kesuksesan program Amnesti Pajak
Hasil Amnesti Pajak Periode I
Pada Jumat, 14 Oktober 2016, Kementerian Keuangan mengadakan konferensi pers Evaluasi Amnesti Pajak Periode Pertama
dan Tax Base Pasca Amnesti Pajak. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan
perkembangan terkini program Amnesti Pajak dimana sampai dengan 12 Oktober 2016 terdapat 405.405 Wajib Pajak (WP)
yang mengikuti program ini dengan deklarasi harta sebesar Rp3.826,81 triliun dan uang tebusan sebesar Rp93,49 triliun.
Program ini sendiri masih didominasi oleh WP Orang Pribadi (OP) dengan porsi dari jumlah WP dan uang tebusan untuk
WP OP masing-masing sebesar 79,40% dan 88,78%. Realisasi tersebut dinilai sangat menggembirakan mengingat pada
awal pelaksanaan program banyak pihak yang meragukan tercapainya target Pemerintah yaitu uang tebusan sebesar Rp165
triliun, serta deklarasi dan repatriasi yang masing-masing sebesar Rp4.000 triliun dan Rp1.000 triliun. Fakta lain yang
menambah keraguan tersebut adalah realisasi hingga pertengahan September, dimana uang tebusan hanya menyentuh
belasan triliun dan deklarasi serta repatriasi belum mencapai Rp500 triliun.
Modal untuk perbaikan tax base dan penyusunan strategi untuk periode
Hasil menggembirakan program Amnesti Pajak periode pertama ini akan menjadi modal untuk perbaikan tax base dimasa
mendatang dan penyusunan strategi untuk Amnesti Pajak periode kedua dan ketiga. Beberapa strategi telah disiapkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bagi WP prominent dan bukan prominent, WP UMKM, dan WP Profesi. Bagi WP prominent
dan bukan prominent, DJP akan melakukan komunikasi secara intensif dan melakukan analisis terhadap data eksternal dan
internal yang dimiliki DJP. Bagi WP UMKM, DJP akan melakukan pendekatan melalui asosiasi UMKM dan upaya persuasi
lainnya secara massal dan terarah. DJP melihat bahwa Amnesti Pajak terhadap UMKM bukan semata karena mengharapkan
uang tebusan tetapi lebih kepada mendorong UMKM berpindah dari sektor informal ke sektor formal yang akan
memberikan banyak manfaat kepada UMKM itu sendiri. Sementara bagi WP Profesi, DJP akan melakukan pendekatan
melalui asosiasi profesi seperti asosiasi notaris, seniman, pengacara, akuntan, dan lainnya.
Upaya berkesinambungan untuk kesuksesan program Amnesti Pajak
Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah untuk mensukseskan program Amnesti Pajak. Salah satu upaya terkini yang
dilakukan adalah dengan membentuk Gugus Tugas Dalam Rangka Implementasi Kebijakan Pengampunan Pajak pada 4
Oktober 2016 lalu melalui Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2016. Beberapa pihak menganggap pembentukan Gugus
Tugas ini terlambat dan mubazir mengingat ditetapkannya tidak lama setelah periode pertama Amnesti Pajak berakhir,
yang merupakan tahap terberat. Meski demikian, banyak pihak berpandangan bahwa pembentukan Gugus Tugas dimaksud
masih relevan, khususnya terkait upaya pencapaian target dana repatriasi dan peningkatan tax base. Hasil tebusan dari
Program Amnesti Pajak merupakan hal yang penting namun peningkatan basis pajak, kepatuhan masyarakat untuk
membayar dan melaporkan pajak adalah hal yang lebih penting. Hal tersebut merupakan bahan bakar penting untuk
melakukan reformasi perpajakan nasional.
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 4
Perekonomian Global dan Domestik