12
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bisnis waralaba mengandalkan pada kemampuan mitra usaha dalam mengembangkan dan menjalankan kegiatan usaha waralaba melalui tatacara, proses serta suatu “Code of Conduct” dan sistem yang telah ditentukan oleh perusahaan pemberi waralaba. Apa saja usaha yang dapat diwaralabakan? Ada lima syarat minimal suatu usaha dapat diwaralabakan yaitu: a) memiliki keunikan, b) terbukti telah berhasil, c) standart, d) dapat diajarkan/diaplikasikan dan, e) menguntungkan. Kirteria pertama menunjuk pada keunggulan spesifik yang tidak dipunyai oleh pesaing-pesaing didalam industrinya dan tidak mudah ditiru. Usaha yang akan diwaralabakan harus terbukti dan teruji (track record), misalnya terbukti menguntungkan dan teruji dapat bertahan dalam masa-masa sulit. Usaha waralaba sangat memerlukan standarisasi sehingga kerangka kerjanya harus jelas dan sama. Harus mudah diaplikasikan (aplicable) dan mudah dijalankan oleh orang lain (transferable), serta harus menguntungkan yang dibuktikan dengan penerimaan produknya oleh pelanggan (consumers base). Saat ini di Indonesia berkembang dua jenis waralaba yaitu : 1) Waralaba produk dan merek dagang yaitu pemberian hak izin dan pengelolaan dari franchisor kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menjual produk dengan menggunakan merek dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau lesensi penjualan. Franchisor membantu franchisee untuk memilih lokasi yang aman dan showroom serta menyediakan jasa orang untuk membantu mengambil keputusan “do or

Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bisnis waralaba mengandalkan pada kemampuan mitra usaha dalam mengembangkan dan menjalankan kegiatan usaha waralaba melalui tatacara, proses serta suatu “Code of Conduct” dan sistem yang telah ditentukan oleh perusahaan pemberi waralaba.

Apa saja usaha yang dapat diwaralabakan? Ada lima syarat minimal suatu

usaha dapat diwaralabakan yaitu: a) memiliki keunikan, b) terbukti telah berhasil, c)

standart, d) dapat diajarkan/diaplikasikan dan, e) menguntungkan.

Kirteria pertama menunjuk pada keunggulan spesifik yang tidak dipunyai oleh

pesaing-pesaing didalam industrinya dan tidak mudah ditiru. Usaha yang akan

diwaralabakan harus terbukti dan teruji (track record), misalnya terbukti menguntungkan

dan teruji dapat bertahan dalam masa-masa sulit. Usaha waralaba sangat memerlukan

standarisasi sehingga kerangka kerjanya harus jelas dan sama. Harus mudah

diaplikasikan (aplicable) dan mudah dijalankan oleh orang lain (transferable), serta

harus menguntungkan yang dibuktikan dengan penerimaan produknya oleh pelanggan

(consumers base).

Saat ini di Indonesia berkembang dua jenis waralaba yaitu : 1) Waralaba produk

dan merek dagang yaitu pemberian hak izin dan pengelolaan dari franchisor kepada

penerima waralaba (franchisee) untuk menjual produk dengan menggunakan merek

dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau lesensi penjualan. Franchisor

membantu franchisee untuk memilih lokasi yang aman dan showroom serta

menyediakan jasa orang untuk membantu mengambil keputusan “do or not” .2)

Waralaba format bisnis yaitu sistem waralaba yang tidak hanya menawarkan merek

dagang dan logo tetapi juga menawarkan sistem yang komplit dan konprehenship

tentang tatacara menjalankan bisnis. Jenis waralaba yang banyak berkembang di

Indonesia saat ini adalah jenis waralaba format bisnis.

 

PERKEMBANGAN WARALABA DI INDONESIA

Page 2: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

Bisnis waralaba di Indonesia mulai marak pada sekitar tahun 1970an dengan

bermunculannya restaurant-restaurant cepat saji (fast food) seperti Kentucky Fried

chiken dan Pizza Hut. Hingga tahuhn 1992 jumlah perusahaan waralaba di Indonesia

mencapai 35 perusahaan, 6 di antaranya adalah perusahaan waralaba lokal dan

sisanya (29) adalah waralaba asing. Perkembangan waralab asing. Perkembangan

waralaba asing dari tahun ke tahun berkembang pesat sebesar 710% sejak tahun 1992

hingga tahun 1997, sedangkan perkembangan waralaba lokal hanya meningkatkan

sebesar 400% (dari sejumlah 6 perusahaan menjadi 30 perusahaan).

Namun sejak krisi moneter tahun 1997, jumlah perusahaan waralaba asing

mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -9.78% dari tahun 1997 sampai dengan

tahun 2001. hal ini disebabkan karena terpuruknya nilai rupiah sehingga biaya untuk

franchise fee dan royalti fee serta biaya bahan baku, peralatan dan perlengkapan yang

dalam dollar menjadi meningkat. Hal tersebut mempengaruhi perhitungan harga jual

produk atau jasanya di Indonesia. Sebaliknya waralaba lokal mengalami peningkatan

pertumbuhan rata-rata sebesar 30%. Pada tahun 2001 jumlah waralaba asing tumbuh

kembali sebesar 8.5% sedangkan waralaba lokal meningkat 7.69% dari tahun 2000.

Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia dapat dilihatpada tabel di bawah ini.

 

Tabel 1. Perkembangan Waralaba di Indonesia

Tahun Jumlah

Waralaba Asing

Jumlah

Waralaba Lokal

Total

1992

1995

1996

1997

29

117

210

235

6

15

20

30

35

132

230

265

Page 3: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

2000

2001

212

230

39

42

251

272

Sumber data : Deperindag, 2001

 

Menurut Anang Sukandar,ketua asosiasi franchise Indonesia (2002) bisnis

waralaba lokal merupakan usaha yang prospektif di kembangkan di Indonesia.

Berdasarkan analisa SWOT, juga dapat disimpulkan bahwa bisnis waralaba sangat

cocok dikembangkan oleh UKM

 

Fenomena di atas menunjukkan adanya peluang bagi waralaba lokal untuk

meningkatkan peranannya dalam bisnis waralaba, OIeh karena itu. pemerintah perlu

mengambil langkah-langkah kebijakan bagi tumbuh kembangnya bisnis waralaba lokal,

Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui penumbuhan pengusaha-pengusaha baru

serta memberdayakan UKM dan koperasi dalam bisnis waralaba baik sebagai penerima

waralaba (franchisee) maupun sebagai pemberi waralaba (franchisor).

Waralaba merupakan prospek bisnis bagi UKM karena sudah terbukti dapat

meningkatkan akses pasar UKM, mensinergikan perkembangan usaha besar dengan

UKM melalui kemitraan, serta mempercepat mengatasi persoalan kesenjangan

kesempatan berusaha antara golongan ekonomi kuat yang sudah mempunyai jejaring

dengan golongan ekonomi lemah, Sistem ini juga mempercepat pemanfaatan produk

dan jasa untuk didistribusikan ke daerah-daerah, karena sistem ini memungkinkan

partisipasi dari sumberdaya daerah terlibat hingga ketingkat kecamatan, bahkan sampai

ke pedesaan.

Oleh karena itu pertanyaan yang masih perlu dicarikan jawabannya ke depan

adalah pertama, bagaimana upaya mendorong pengusaha UKM Untuk ambil bagian

Page 4: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

dalam bisnis waralaba berteknologi maju tersebut sehingga mereka bisa lebih

terberdayakan, yang pada gilirannya diharapkan mampu mengembangkan dirinya

secara berkelanjutan, kedua, sejalan dengan itu bagaimana upaya membangun dan

menumbuh-kembangkan sistem waralaba yang asli hasil inovasi teknologi dalam negeri

agar baik multiplier pendapatan maupun tenaga kerja seluruhnya dapat dinikmati oleh

masyarakat banyak.

 

 

MENGAPA WARALABA MERUPAKAN PELUANG YANG PROSPEKTIF BAGI

KUKM?

 

UKM dengan segala kendala yang dimilikinya dapat dan mampu memanfaatkan

sistem waralaba dalam mengembangkan usahanya terutama sebagai penerima

waralaba (franchisee), karena:

a) UKM mendapat pelatihan khusus yang telah terstruktur dari pihak franchisor untuk

mengatasi kendala pengetahuan yang dimiliki oleh UKM. Di samping itu, franchisee

(dalam hal ini UKM) dapat memanfaatkan pengalaman, organisasi & manajemen

kantor franchisor; walaupun dia tetap mandiri dalam menjalankan bisnisnya sendiri.

b) UKM jelas akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dibandingkan bila UKM

mencoba menjalankan bisnis sejenis secara mandiri. Hal ini dimungkinkan karena

franchisor tidak lagi memperhitungkan biaya-biaya percobaan Yang telah

dilakukannya.

c) UKM mendapat keuntungan untangible dengan resiko yang lebih rendah karena

produk yang dihasilkannya sudah mempunyai brand name yang mapan dalam

pandangan & pikiran konsumen. Disamping itu, franchisee (UKM) mendapat

keuntungan dm"i pcnggunaan paten, merk dagi.mg, hak cipta, rabasia dagang,

Page 5: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

proses, [orIllula dari pihakfi'ancllisol: d) UKM dapat memanfaatkan hasil penelitian &

pengembangan franchisor dalam memperbaiki bisnis sehingga bisnis tersebut tetap

kornpetitif.

e) UKM mendapat bantuan dari franchisor dalam memilih lokasi usaha berdasarkan

pengalaman franchisor. Hal tersebut menguntungkan karena salah satu faktor kunci

kesuksesan bisnis waralaba adalah pemilihan lokasi yang tepat dan strategis dari

sisi pasar.

 

Dengan demikian bisnis waralaba merupakan peluang Yang sangat menjanjikan

bagi pengusaha UKM yang mau mengembangkan usahanya. Walaupun bisnis

waralaba sangat menjanjikan, akan tetapi setiap usaha bisnis selalu mempunyai

potensi resiko, oleh karena itu pengelolaan bisnis secara profesional merupakan

tuntutan persyaratan untuk keberhasilan. Untuk itu diperlukan pemikiran yang cermat

apabila pengusaha UKM telah mengambil keputusan untuk terjun dalam bisnis

waralaba. Untuk memilih bentuk dan jenis waralaba yang akan dibeli, setiap UKM

harus memperhatikan manajemen, prosedur, etika dan filosofi dari waralaba yang ingin

dipilih, yaitu bagamana jaringan waralaba dimulai, seberapa luas jaringan waralaba,

apakah waralaba tersebut sudah mapan di pasar atau sedang bertumbuh, investasi

seperti apa yang dibutuhkan dll. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum UKM

memasuki bisnis waralaba adalah :

 

1. Mcnyeleksi waralaba Yang akan dipilih.

2. Meyakinkan motivasi untuk berbisnis waralaba.

3. Menghubungi waralaba yang mempunyai prospektif baik.

4. Menyelidiki sistem waralaba yang akan dipilih.

5. Mengevaluasi kesempatan dan tantangan waralaba yang bersangkutan.

Page 6: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

6. Mempelajari sistem manajemen korporasinya.

7. Memilih format bisnis waralaba yang akan dijalankan.

8. Melakukan kontrak kerjasama bisnis waralaba.

 

Adapun peluang keuntungan UKM apabila menjalankan bisnis waralaba sebagai

penerima waralaba (franchisee) adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh program pelatihan yang terstruktur dari franchisor:

2. Memperoleh insentif memiliki bisnis sendiri dengan bantuan manajemen secara

terus-menerus.

3. Mendapat keuntungan dari kegiatan operasioanal di bawah nama dagang yang

telah mapan di masyarakat.

4. Membutuhkan modal yang lebili kecil.

5. Resiko bisnis relatif kecil.

6. Memperoleh dukungan riset dan pengembangan dari franchisor:

7. Mendapat dukungan untuk akses kesumber-sumber pinjaman modal.

 

Sedangkan peluang kerugian UKM sebagai franchisee adalah:

1. Adanya keharusan untuk membayar royalti fee kepada franchisor untuk penggunaan

sistem waralaba.

2. Kemungkinan kerjasama dan kualitas dukulngan franchisor yang tidak konsisten

sesuai kontrak kerjasama.

3. Ketergantungan yang besar kepada franchisor sehingga menjadi kurang mandiri.

Page 7: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

4. Reputasi dan citra bisnis yang diwaralabakan menurun di luar kontrol franchisor dan

franchisee.

 

Sedangkan apabila UKM telah memiliki sistem, peralatan, pembukuan dan

pelatihan serta memiliki usaha yang menguntungkan (profitable) dan dapat

diaplikasikan maka usaha tersebut dapat dikembangkan melalui sistem waralaba.

Dalam hal ini UKM adalah sebagai pemberi waralaba (franchisor). Beberapa

keuntungan UKM apabila mengembangkan usaha sebagai franchisor dengan

menggunakan sistem waralaba adalah :

(1) UKM akan lebih cepat dalam perluasan usahanya karena tidak perlu

mempersiapkan modal, tenaga dan waktu yang sangat besar untuk mendirikan

outlet baru.

(2) UKM hanya memerlukan modal yang relatif lebih sedikit untuk memperluas

usahanya karena outlet didirikan dan dimiliki oleh franchisee dengan modal investasi

dan biaya praoperasional ditanggung oleh franchisee. Modal yang diperlukan untuk

pengembangan usaha relatif hanya untuk sistem franchise.

(3) UKM franchisor akan lebih mudah dalam mengelola outlet karena franchisee telah

mengeluarkan dana investasi yang cukup besar sehingga motivasi franchisee untuk

sukses sangat tinggi.

(4) Biaya operasional relatif berkurang karena biaya operasional outlet menjadi

tanggung jawab franchisee.

(5) Posisi tawar menawar (bargaining position) dengan supplier maupun dalam hal

pemasaran semakin tinggi apabila memiliki cabang lebih banyak dibandingkan jika

hanya memiliki satu atau dua outlet saja.

(6) UKM sebagai pemberi waralaba (franchisor) akan menerima royalti fee dan imbalan

lainnya yang dibayarkan oleh franchisee walaupun jumlahnya tidak terlalu besar

Page 8: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

tetapi jika dikaitkan dengan pembukaan outlet yang banyak dan dikaitkan dengan

resiko usaha yang ditanggung maka tingkat pengembalian investasi bisnis waralaba

cukup tinggi.

 

Mengamati peluang keuntungan di atas baik bagi UKM franchisee maupun UKM

franchisor maka jelas tergambar adanya pembagian tanggung jawab resiko bisnis. dari

sisi pemegang paten, ini merupakan salah satu strategi pemasaran, sedangkan dagi

pembeli hak waralaba merupakan "start-up of new business". Selain itu salah satu ciri

menonjol dari warulaba adalah perusahaan bisnis baru Yang lebih cepat meraih

keuntungan. Artinya, dengan manajemen moderen pada tahun pertama sudah dapat

memberikan keuntungan.

Agar keuntungan tersebut dapat diwujudkan, manajemen pengelola waralaba

dituntut agar (a) maupun memberikan informasi yang akurat mengenai posisi keuangan

kepada franchisor sesuai dengan perjanjian yang di sepakati kedua belah pihak, (b)

mampu mengendalikan usaha secara mandiri, (c) mentaati seluruh program pelatihan

yang diselenggarakan oleh franchisor, (d) mampu aktif berperan serta dalam

meningkatkan hubungan harmonis dan saling menguntungkan antara franchisee dan

franchisor.

 

PENUTUP

Waralaba sebagai model pengembangan kemitraan bisnis memberikan peluang

Yang sangat besar kepada para pengusaha UKM untuk mengembangkan usahanya,

Keunggulan sistem waralaba ini adalah (1) merupakan salah satu start- up of new

businees yang sangat prospektif bagi kelompok UKM, (2) menguntungkan pembeli

waralaba karena tidak memerlukan promosi lagi dan bayar iklan produk, (3) mampu

mengembangkan segmentasi pasar terbesar dengan menguasai jaringan-jaringan

Page 9: Dari Gambar Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Bisnis Waralaba Mengandalkan Pada Kemampuan Mitra Usaha Dalam Mengembangkan Dan Menjalankan Kegiatan Usaha Waralaba Melalui Tatacara

pasar, (4) sarana bagi proses alih teknologi dan ketrampilan, (5) menciptakan banyak

kesempatan kerja,

Pengusaha UKM dapat memanfaatkan keunggulan franchisor secara simbiose

mutualistis dengan mengelola produk yang mudah dipasarkan, image yang menarik

serta paket usaha yang kompetitif tanpa keharusan mengeluarkan modal yang besar.

Untuk itu pengusaha UKM perlu meningkatkan profesionalismenya agar mampu

meraih sukses dalam mengelola waralaba. Faktor kemampuan, motivasi, hubungan

UKM franchisor dan struktur manajemen, merupakan faktor kristikal yang sangat

mempengaruhi keberhasilan bisnis waralaba dan penerapannya.

Dalam rangka memberikan kepastian hukum dalam bisnis waralaba maka perlu

adanya perangkat perundang-undangan dan sistem pendanaan yang memungkinkan

KUKM lebih berperan dalam pengembangan usaha waralaba Oleh karena itu

pemerintah berkewajiban Untuk mendorong sistem waralaba khususnya paket-paket

usaha yang diciptakan oleh pengusaha dalam negeri (hak kekayaan intelektualnya) dan

diterapkan kepada pengusaha UKM yang merupakan fondasi perekonomian Indonesia

jangka Panjang.