60

Dari Redaksi - papua2.kemenag.go.id · dalam sejarah karena kegiatan pencanangan ini adalah yang pertama kali dilakukan di seluruh Indonesia,” ungkap Menag. Lukman Hakim mengatakan

  • Upload
    hakiet

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Dari RedaksiPENANGGUNGJAWABJannus Pangaribuan, SH., MM.

KEPALA KANTOR WILAYAHKEMENTERIAN AGAMA PROVINSI PAPUA

PENGARAHH, Jamaluddin Iribaram, S.Pd.I, MM

KEPALA BAGIAN TATA USAHA

PEMIMPIN REDAKSIEdi Abdul Kholiq, SE.,MAB.

PENYUNTING / EDITORDewi Anggraeni, S.IP., MA

Gayati, SE,Josef A. Baransano

FOTOGRAFER / ARTISTIK / LAYOUTTim Majalah DAMAI

ADMINISTRASI / KEUANGANGayati, SE.

PENERBITSub Bagian Informasi dan HumasKanwil Kemenag Provinsi Papua

PERCETAKANCV. deEmpat Multi Dimensi

Isi diluar tanggung jawab percetakan

REDAKSI:KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI PAPUA 0967-551769E-mail: [email protected]

Cover Edisi 13 / Tahun VII / 2016MENTERI AGAMA RESMIKAN

PENCANANGAN ZIKUB DI JAYAPURA

Khalayak pembaca yang budiman,Awal tahun 2016 kami rasakan sangat manis dan penuh rasa syukur tak

terkira serta terima kasih kepada segenap keluarga besar Kementerian AgamaPapua, dan pihak-pihak yang telah berkontribusi, untuk diraihnya predikatMajalah Dinas Terbaik Kedua Kategori Substansi, dan Terbaik Kelima KategoriArtistik di lingkup Kementerian Agama se-Indonesia. Hal ini sekaligus menjadibeban moral yang berat, untuk dapat mempertahankan bahkanmeningkatkannya. Doa dan dukungan khalayak pembaca sekalian tentu sangatkami harapkan.

Kami senantiasa mengucapkan rasa syukur pada setiap terbitnya sebuahedisi Majalah Damai. Karena dengan lahirnya satu edisi baru, serangkaiankerja tim di ranah jurnalistik telah kami lalui. Kerja profesional jurnalistik olehawak yang mayoritas bukan jurnalis, dan dituntut kerja multifokus sebagaiASN, adalah tantangan tersendiri bagi kami.

Setiap edisi berisikan berita dan artikel. Setiap berita bermula dariperistiwa yang dicatat, diabadikan oleh para kontributor kami di daerah, selaintim redaksi sendiri di Kanwil. Dan semua ada di etalase interaktifpapua.kemenag.go.id. Kami berbesar hati, bangga, karena artikel-artikel yangkami sajikan juga adalah buah pikiran para PNS, ASN di lingkup KementerianAgama Papua, baik di Kanwil, STAIN Al-Fatah Jayapura, dan STAKN BurereSentani. Kepada mereka semua kami berterima kasih.

Sebuah peristiwa monumental menjelang medio 2016 menjadikanpandangan mata kita sama tertuju padanya; pencanangan Zona IntegritasKerukunan Umat Beragama(ZIKUB) yang pertama di Indonesia, yangdilaksanakan di Kabupaten Jayapura, oleh Menteri Agama Lukman HakimSaifuddin, 28 Mei 2016. Bersamanya digelar pula dua hajat penting MTQtingkat Provinsi Papua, dan Pesparawi pertama tingkat Kabupaten Jayapura.MTQ dan Pesparawi, memiliki arti penting bagi pelestarian, pemahaman,bahkan pengamalan kitab suci. Dan kitab suci yang dipahami serta diamalkandengan baik oleh masing-masing pemeluknya adalah semacam jaminan bagiterciptanya umat yang berkualitas, baik personal, maupun secara sosial, dantransendental tentu saja.

Tentu bukan tanpa alasan dan pertimbangan menetapkan Papua sebagaiZona Integritas Kerukunan Umat Beragama yang pertama di Indonesia. Diwilayah yang sering disebut sebagai Indonesia mini karena keragamannya ini,kerukunan dinilai dan dirasakan berjalan, membumi, dan menjadi nafaskeseharian. Itu yang positif. Di sisi lain beberapa peristiwa yang sempatmengoyak ketenteraman Tanah Papua di awal-awal tahun, juga mendapattanggapan yang cepat dan segera, serta perhatian yang intens hinggaditemukannya jalan-jalan keluar dari masalah, tidak hanya oleh pemangkukepentingan setempat, namun hingga melibatkan kunci-kunci peran di pusat.Semua tercatat dan terangkum dalam sajian edisi Majalah Damai kali ini.

Akhirnya, selamat bagi kita semua untuk karunia prestasi Majalah Damai,demi peningkatan pelayanan yang selalu lebih baik. Dan selamat membaca,memperoleh hikmah dan manfaat dari apa-apa yang kami sajikan sebagairefleksi kerja-kerja Kementerian Agama di Papua…

Jembatan Hati Nurani Umat

REDAKSI MAJALAH DAMAI MENERIMA TULISANDALAM BENTUK ARTIKEL, OPINI, ESAI, IKLAN,

SESUAI DENGAN VISI DAN MISI MEDIA. ARTIKELDIKETIK 2 SPASI, SEBANYAK 1-3 HALAMAN

DALAM FLASHDISK. UNTUK SURAT PEMBACADAPAT DIKIRIM MELALUI EMAIL.

EDISI |TAHUN VII|201613

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 20163

Catatan Kecil INDEKSInovasi

Oleh: Dewi Anggraeni, S.IP., MA.

BERBICARA inovasi, kini terasa lebih akrab mengingat nilai ini ditempatkansecara khusus sebagai salah satu dari lima nilai budaya kerja KementerianAgama. Inovasi dapat dipahami sebagai “menyempurnakan yang sudah adadan mengkreasi hal terbaru yang lebih baik.” Mari mencoba memahaminya,untuk dapat menerapkannya dalam perilaku kerja kita sehari-hari.

Apa yang sudah ada, yang positif, baik pada diri kita sebagai AparaturSipil Negara atau pada institusi Kementerian Agama pada prinsipnya adalahsebuah kekuatan atau strength. Ini bila meminjam sudut pandang analisisSWOT. Apa yang telah ada ini bisa ditingkatkan kebaikan atau kekuatannya,bahkan menuju ke “kesempurnaan.” Sempurna memang sifat milik Tuhan.Sempurna adalah keadaan tanpa cacat cela. Maka yang bisa kita lakukan adalahmendekati kesempurnaan. Bahkan sebuah upaya terus menerus untuk menujukondisi yang selalu lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dikenal pula sebagainilai dan prinsip “kaizen” dalam budaya bangsa Jepang. Dalam bahasa Jepang,kaizen adalah perbaikan berkesinambungan. Filsafat kaizen menegaskan bahwahidup kita berfokus pada perbaikan secara terus menerus.

Dalam pandangan orang Islam umumnya dikenal prinsip bahwa orangyang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Sebagaipembanding, orang yang sama dengan hari kemarin dikatakan rugi, dan orangyang lebih buruk dari kemarin dikatakan celaka.

Mengkreasi hal terbaru yang lebih baik artinya menciptakan hal yangbaru dan bersifat lebih baik dari sebelumnya. Seringkali kondisi lama dan caralama dipertahankan, karena begitu sulit dirubah dan ditinggalkan, hinggamenjadi sebuah “zona nyaman”. Dalam apa saja. Sebaliknya di sisi lain setiaporang selalu menghendaki segala hal yang lebih baik, lebih maju. Misalnya,tentu semua orang menginginkan gaji, tunjangan dan fasilitas yang lebih tinggidan lebih baik. Hampir setiap orang menginginkan jabatan dan pangkat yangterus naik hingga ke puncak. Namun, sekali lagi, anehnya kondisi dan cara lamayang kurang baik tetap dipertahankan, tanpa perubahan pandangan, sikap,dan cara yang lebih baik.

Maka, sebuah produk yang inovatif, apalah lagi. Tidak akan pernah adasebuah hasil yang inovatif itu tanpa perubahan yang lebih baik dalampengetahuan, sikap, pandangan, dan cara bekerja yang lebih baik. Apapunproduk inovatif itu, barang ataukah jasa, terlihat, berwujud, fisik, atausebaliknya.

Mestilah berat memang, mencapai keadaan dan hasil yang baru danselalu lebih baik. Yang terbayang adalah kerja keras, kerja cerdas. Ini tentumenuntut energi yang besar, komitmen, kesigapan, fokus, pantang menyerah,kemampuan selalu bangkit berdiri jikapun terjatuh dalam upaya keras yangdilakukan. Pertanyaannya mungkin, untuk apa? Untuk apa bersusah payah?Merasa cukup itu baik. Namun di jalan yang lurus dan benar, dalam pekerjaanyang kita pastikan sebagai sebentuk ibadah, meraih hasil terbaik dengan carayang baik, adalah lebih baik.

LAPORAN KHUSUS4 Menteri Agama Resmikan Pencanangan ZIKUB di

Jayapura6 Zona Integritas Kerukunan Umat Beragama

Pertama di Indonesia7 Menteri Agama Buka MTQ ke XXVI Tahun 20169 Spirit Lintas Agama pada MTQ XXVI Provinsi Papua

RAGAM BERITA14 Ribuan Umat Kristiani Hadiri Perayaan Masuknya

Injil di Tanah Tabi15 Pandangan Ditjen Bimas Katolik Tentang SMAK di

Provinsi Papua

BERITA DAERAH18 Cecep Juanda Penyandang Disabilitas Singgah di

Kemenag Asmat19 Semua Pihak Sepakat Bangun Masjid Agung

Baiturahman Wamena20 Dirjen Bimas Hindu Kunjungi Umat di Kabupaten

Jayawijaya21 Peletakan Batu Pertama Pembangunan Vihara

Cycloop Dhamma Jaya22 Kemenag Kota Jayapura Gelar Rapat Koordinasi23 FKUB dan Tokoh Islam Kota Jayapura Tolak

Kelompok Radikal

TOKOH35 Wawancara dengan Menteri Agama Tentang ZIKUB -

Agama Ikut Menjadi Panduan Menata Kehidupan diTengah Kemajemukan

OPINI38 Migrasi dan Perempuan Dalam Keragaman

Kampung Wonorejo - Provinsi Papua

WARUNG DISKUSI42 Korupsi vs Keterbukaan Informasi Publik: Tantangan

Nyata Manajemen Komunikasi dan Kepemimpinan

ANTAR IMAN55 Papua Sebagai Zona Integritas Kerukunan Umat

Beragama

Redaksi Yth.Kami mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih Majalah Damai sebagai Majalah Dinas di lingkungan

Kementerian Agama RI Terbaik Kedua Kategori Substansi dan Terbaik Kelima Kategori Artistik tahun 2015. Semogalebih sukses apa-apa yang dicapai di tahun mendatang. Selanjutnya saya ingin bertanya tentang peluang sebagaijurnalis warga untuk Majalah Damai. Mohon jawabannya.

Usman L., Abepura

Pak Usman yang kami hormati, terima kasih untuk perhatian, harapan dan do’a Bapak. Semoga tercapai apa yang sama-sama kitaharapkan tentang prestasi dan pelayanan Majalah Damai yang lebih baik bagi khalayak pembaca. Selanjutnya mengenai peluang sebagaijurnalis warga, pada dasarnya kami terbuka bagi kontribusi informasi, berupa berita, artikel, dan lain sebagainya, yang saat ini diisi olehpihak intern Kementerian Agama.

Bagi warga atau masyarakat luas, kami juga terbuka untuk menerima kontribusi serupa berkenaan dengan permasalahan, tema,terkait keagamaan, pendidikan keagamaan, kerukunan umat beragama, dan perdamaian, atau lainnya yang masih relevan.

Sebagai catatan kami belum bisa memberikan apresiasi materiil yang lebih, selain sesuai dengan peraturan dan ketersediaan anggaran.Partisipasi juga bisa kami akomodasi melalui website papua. kemenag.go.id. Salam hormat!

Surat Pembaca

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 20163

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 4

Menteri Agama ResmikanPencanangan ZIKUB di Jayapura

LAPORANKHUSUS

JAYAPURA, DAMAI - PENCANANGAN itu dilakukandengan memukul tifa raksasa dan diikuti pemukulan tifa keciloleh Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, Bupati KabupatenJayapura, Mathius Awaitouw, serta tokoh adat dan agamaKabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

Pencanangan ini bertujuan untuk memberitahukankepada seluruh masyarakat Indonesia, bahkan dunia

internasional tentang kerukunan hidup beragama yang baikseperti yang ada di Provinsi Papua, khususnya KabupatenJayapura. Umat beragama di sini, baik muslim dan nasranibahkan antar suku-suku dari berbagai daerah di Indonesia,hidup saling berdampingan, ini sudah terjadi sejak lama dansudah menjadi tradisi.

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu keniscayaan

Menteri AgamaRepublik Indonesia,

Lukman HakimSaifuddin, meresmikan

Pencanangan ZonaIntegritas Kerukunan

Umat Beragama(ZIKUB) di Stadion Bas

Youwe, Sentani,Kabupaten Jayapura,

Sabtu, (28/05)........

.......

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 4

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 20165

dunia internasional tentang kerukunan hidup beragama yang baikseperti yang ada di Papua, khususnya Kabupaten Jayapura.

Pencanangan dilanjutkan dengan penandatanganankesepahaman Zona Integritas Kerukunan Umat Beragama olehtokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda,disaksikan Menag bersama Wagub dan Bupati. Kesepahaman ituberisikan sikap tegas dan komitmen bersama yang berbunyi:

1. Pencanangan zona integritas ini bertujuan untuk melin-dungi nilai-nilai agama, adat dan budaya yang tumbuh danberkembang dalam masyarakat Kabupaten Jayapura;

2. Nilai-nilai kerukunan di antara masyarakat, antarkelompok masyarakat, dan antara masyarakat denganpemerintah adalah pengejawantahan dari BhinekaTunggal Ika yang mewujudkan dalam “Kenambai Umbai”yang berarti “Satu Hati, Ceria Berkarya Meraih Kejayaan”;

3. Dalam pemahaman kerukunan seiring semangat “etikglobal” termasuk di dalamnya pilar kedamaian yangdilandasi: Kebenaran berdasarkan kebenaran Tuhan,menghargai martabat setiap orang, keadilan danpenghormatan hak asasi manusia, kesungguhan dankeikhlasan hati, kasih antara manusia tanpadiskriminasi, kebebasan yang bertanggungjawab, dan

dan keharusan untuk dijunjung tinggi oleh seluruh warga negara.“Karena jika kerukunan antar umat beragama kita junjung tinggimaka kita akan menjadi bangsa yang besar. Kita patut catat inidalam sejarah karena kegiatan pencanangan ini adalah yangpertama kali dilakukan di seluruh Indonesia,” ungkap Menag.

Lukman Hakim mengatakan integritas belum pernahdikaitkan dengan agama. Kali ini jika dikaitkan makamengandung arti yang luar biasa. Seluruh umat beragamamenjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. Hidupberdampingan dalam perbedaan menjadi tantangan bangsaIndonesia saat ini.

Lanjutnya, Jika diartikan, maka artinya sangat luar biasa,yakni seluruh masyarakat Papua, mulai hari ini, mulai detik ini,bersedia dan berkomitmen dengan sungguh-sungguh untukmenegakkan nilai agama, menjunjung tinggi nilai agamadalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pencanangan ZIKUB dinilai sangat penting dilakukan diProvinsi Papua sebagai Indonesia kecil. Dikarenakan seluruhetnis, ras, suku, dan agama yang ada di Indonesia ada di Papua.

Sementara itu Bupati Jayapura, Matius Awoitau,mengatakan, pencanangan Zona Integritas Kerukunan bertujuanmemberitahukan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahkan

Menteri Agama Resmikan Pencanangan ZIKUB di Jayapura

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 20165

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 6

doa yang tulus kepada Tuhan Yang Maha Esa;4. Seluruh masyarakat yang berdomisili di Kabupaten

Jayapura dan penduduk lain yang datang ke wilayahKabupaten Jayapura wajib menghormati danmelaksanakan integritas kerukunan ini.

Atas nama masyarakat Kabupaten Jayapura, yangdiwakili Pdt. Lambert Sarwuna (Prostestan), Najib Muri(Islam), Arya Bodhi Jasmani (Buddha), Rakhmat (Hindu),

Ramses Ohee (tokoh adat), Daniel Toto (tokoh Dewan Adat),Dra. Sipora Nelci Modouw (tokoh Perempuan) dan MarshelSuebu (tokoh Pemuda) menandatangani prasasti ini.

Selain meresmikan pencangan ZIKUB di Stadion BasYouwe Sentani Kabupaten Jayapura, Menag Lukman HakimSaifuddin juga akan melakukan pembukaan MusabaqohTilawatil Qur’an (MTQ) ke XXVI Tingkat Provinsi Papua 2016di komples Masjid Al Aqsa Sentani, Kabupaten Jayapura.

ed/dw

JAYAPURA, DAMAI - PADA 28 Mei 2016 Kabupaten Jayapura dijadikanZona Integritas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia oleh Menteri AgamaRepublik Indonesia. Hal ini bersamaan dengan Pemerintah KabupatenJayapura menggelar dua kegiatan besar, yaitu Musabaqah Tilawatil Quran(MTQ) ke-26 tingkat Provinsi Papua dan Pesta Paduan Suara Gerejawi(Pesparawi) ke-1 Tingkat Kabupaten Jayapura.

Pencanangan ini bertujuan untuk memberitahukan kepada seluruhmasyarakat Indonesia bahkan dunia internasional tentang kerukunan hidupberagama yang baik seperti yang ada di Papua, khususnya KabupatenJayapura. Umat beragama di sini, baik muslim, nasrani dan agama lainbahkan antar suku-suku dari berbagai daerah di Indonesia, hidup rukuntinggal saling berdampingan sejak dulu kala.

“Pencanangan Zona Integritas Kerukunan Umat Beragama diKabupaten Jayapura ini adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia,”ungkap Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si. Ia juga

mengungkapkan, akan tercatat dalam sejarahsatu acara monumental di Kabupaten Jayapurayaitu pencanangan Kabupaten Jayapura sebagaiZona Integritas Kerukunan Umat Beragama, MTQTingkat Provinsi Papua ke-XXVI dan Pesta PaduanSuara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat KabupatenJayapura sebagai bentuk untuk menciptakankedamaian keharmonisan masyarakat yangberada di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.Kerinduan untuk hidup dalam berbagaikemajemukan suku, agama, sosial budaya untukhidup saling berdampingan.

Pada kesempatan yang sama Menteri AgamaLukman Hakim Saifuddin, sangat menyambut baikpencanangan Zona Integritas Kerukunan UmatBeragama, Menag juga mengapresiasi rencanakegiatan Pesparawi dan MTQ tingkat ProvinsiPapua di Kabupaten Jayapura, yang pembukaanyaakan dilakukan secara bersama-sama danpelaksanaanya masing-masing. “Mugkin ini barupertama kalinya pembukaan pencanangan Zona

Integritas Kerukunan Umat Beragama, Pesparawi dan MTQ bersamaan,semoga menjadi contoh kerukunan yang nyata.

Menurut Menag, Papua merupakan Provinsi di Indonesia Timur denganberbagai karateristik yang unik dengan alam yang indah, khususnya diKabupaten Jayapura. Menag berharap ini menjadi percontohan ZonaIntegritas Kerukunan Umat Beragama di Wilayah Indonesia Timur.

ed/dw

IntegritasKerukunan Umat

Beragama Pertamadi Indonesia

LAPORANKHUSUS

Zona Integritas Kerukunan Umat BeragamaPertama di Indonesia

Zona

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 6

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 20167

Menteri AgamaRepublik Indonesia,

Lukman HakimSaifuddin, secara resmi

membuka MusabaqohTilawatil Qur’an (MTQ)

ke-XXVI Provinsi Papuatahun 2016 yang

ditandai pemukulanbeduk. MTQ Tingkat

Provinsi diikuti oleh 430peserta yang berasal

dari 19 kabupaten/kotadi Provinsi Papua,

kegiatan ini digelar diMesjid Al Aqsa Sentani,

Kabupaten Jayapura,pada Sabtu (28/05).

Menteri Agama BukaMTQ ke XXVITahun 2016JAYAPURA, DAMAI - MENTERIAgama dalam sambutannyamengatakan, MTQ dilaksanakanuntuk meningkatkan kualitas dankesemarakan kehidupan umatberagama dalam wadah NegaraKesatuan Republik Indonesia. Selainitu menyiapkan qori dan qoriah sertahafidz dan hafidzah yang akanmengikuti kejuaraan lebih tinggitingkat nasional nantinya.

Menteri Agama RepublikIndonesia, Lukman Hakim Saifuddinmenyatakan merasa sangatbersyukur dapat hadir tidak hanyasemata untuk berkesempatanmenjaga dan memelihara hubungansilaturahim dengan umat muslim diPapua (Jayapura) tetapi juga denganseluruh umat beragama, seluruhmasyarakat Jayapura, tapi jugasekaligus dalam rangka untuk ikutbersama-sama menghadiri

pembukaan Musabaqoh TilawatilQur’an ke XXVI se-Provinsi Papua.

“Saya merasa berkepentinganikut hadir disini tidak hanya sematamemenuhi permintaan BupatiJayapura yang luar biasakomitmennya untuk kerukunanhidup antar umat beragama tapijuga sekaligus wujud dari apresiasisaya, penghargaan saya yangsebesar-besarnya kepadaPemerintah Provinsi Papua jugapemerintah daerah kabupaten/kotase-Papua yang saya tahumemberikan perhatian yang luarbiasa dalam upaya menjaga danmemelihara sekaligus merawatkerukunan hidup antar umatberagama. Karenanya kehadiransaya mudah-mudahan dapatdimaknai sebagai bentuk ungkapanterima kasih, apresiasi itu dan tentudiiringi harapan semoga dimasa-

LAPORANKHUSUS

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 20167

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 8

masa mendatang kita tetap berkemampuan untukmengembangkan apa yang sudah baik, apa yang sudahterpelihara, terawat dengan baik terkait dengan kehidupanumat beragama di Republik tercinta ini.

Menag juga mengingatkan akan lima hal penting,khususnya bagi Bapak Wakil Gubernur dan Bupati, bagiumat Islam, Alqur’an adalah kitab suci yang setidaknyamemiliki lima katagori atau lima macam, setidak-tidaknyayang memiliki nilai khusus yang keseluruhan diantara limanilai itu bagi yang melakukannya akan mendapatkanganjaran, mendapatkan reward, mendapatkan penghargaandari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Lanjut Menag, pertama bagi umat Islam, mensikapi AlQur’an kita dituntut diharapkan senantiasa membacanya itubagian yang begitu penting ditekankan bahkan nyarishukumnya diwajibkan bagi setiap muslim membaca.

Kedua, menghafal, tidak hanya dituntut membaca,meskipun boleh jadi yang dibaca tidak tahu dan memahamimaknanya. Tetapi dengan membaca saja itu sudahmerupakan kehormatan bahkan mendapatkan ganjarantersendiri dari Allah SWT.

Itulah mengapa kitab suci Al Qur’an banyak dihafaloleh umat muslim, mungkin tidak sama dengan umatagama lain dalam mensikapi kitab sucinya, tapi yang jelasbagi umat muslim kitab suci itu juga memiliki urgensi ataumemiliki kepentingannya yang khas, seluruh kandunganayat-ayat dalam Al Qur’an itu tidak sekedar dibaca tapi jugadihafal.

Maka dalam MTQ yang diperlombakan tidak hanyaqiroahnya tidak hanya bacaannya tapi juga hafalannya.Apakan nanti jenis-jenis perlombaan menghafal baik 5, 10,15, 20, 30 juz, jadi ini bagian yang akan diperlombakan.

Ketiga, setelah membaca dan menghafal tentumemahai isi kandungan Al Qur’an, mengapa itu dalam MTQitu pun akan diperlombakan pemahaman atau fahmilQur’an, bahkan sahril Qur’an juga diperlombakan.

Yang keempat, bagian yang mulia bagi umat islamdalam mensikapi Al Qur’an tidak hanya membaca,menghafal memahami isi kandungannya tapi jugamengajarkannya pada orang lain. Itu juga bagian yangterpuji.

Dan yang kelima setidak-tidaknya dalam kita mensikapiAl Qur’an setelah membaca, menghafal, memahamimengajarkan kepada orang lain, yang kelima adalahmengamalkan apa yang dibaca, dihafal, difahami dari isikandungan itu, kemudian diimplementasikan, diaplikasikan,diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Alasan-alasan ini menjadikan Musabaqoh TilawatilQur’an oleh pemerintah, negara juga seluruh umat muslimdi Indonesia melalui tokoh agama, ulama, kiyai, dan lainsebagainya melalui dukungan ormas-ormas keagamaansenantiasa dijaga dan dipelihara agar tradisi yang baik inisenantiasa lestari. Bahkan tidak hanya sekedar dijaga dandipelihara tapi juga dikembangkan agar MTQ tetap relevandalam konteks kekinian.

Menag juga mengingatkan, untuk memahami semua

ajaran yang diwariskan para pendahulu, guru-guru, paraorang tua, yang mengatakan bahwa kita dituntut untukmenjaga memelihara hal-hal yang baik yang telahdiwariskan oleh para pendahulu agar senantiasa nilai-nilaikebajikan hal yang baik ini lestari tetapi tidak hanya itu kitadituntut untuk berkreasi, berinovasi untuk melahirkan hal-hal yang lebih baru dan kontekstual dengan tuntutankondisi dan situasi kekinian dan mengantisipasi dimasa-masa yang akan datang.

“Dalam konteks umat Islam di Indonesia, dalamkonteks kerukunan yang sudah dicanangkan oleh BupatiJayapura bersama tokoh-tokoh agama yang lain terkaitdengan pencanangan Zona Integritas Kerukunan UmatBeragama, saya ingin mengajak seluruh umat islam diIndonesia dan tentu bagi umat agama yang lain bagaimanakita bisa menyebarkan mensyiarkan nilai-nilai kebajikansebagaimana tuntutan ajaran agama dengan cara-cara yangbetul-betul sesuai dengan esensi agamannya.”

Diakhir sambutannya ia mengingatkan kembali bahwadalam konteks islam kita mengenal ruhud dakwah. Ruh ataujiwa dari dakwah itu bahwa dakwah agama hakekatnyaadalah mengajak. Mengajak tentu dengan cara-carapersuasif, dengan cara-cara yang penuh kesantunan, penuhkelembutan, penuh toleransi tidak dengan cara-caramemaksakan kehendak apalagi dengan menggunakan cara-cara kekerasan yang bertentangan dengan esensi dariajaran agama itu sendiri.

Umat muslim tentui sangat menghafal ayat Al-Quranyang artinya, dalam berdakwah ada tiga cara, yaitu dengankebajikan, nasehat yang baik, dan kalaulah denganberargumentasi dalam menyebarkan nilai-nilai kebajikanmaka berargumentasilah dengan argurmentasi yang jauhlebih baik dan kualitatif.

Itu perintah Tuhan pada manusia dalam konteksmenyebarkan kebajikan, sama sekali Al Qur’an tidakmemerintahkan memaksakan kehendak, karena agamadalam konteks Islam bukanlah paksaan, apalagi dengancara-cara kekerasan, saling mengkafir-kafirkan satu denganyang lain hanya karena perbedaan yang tidak prinsipil,tegas Lukman Hakim Saifuddin.

Sementara itu, Ketua Lembaga PengembanganTilawatil Quran (LPTQ) yang juga Ketua MTQ ke XXVItingkat Provinsi Papua, Dr. H. Muhamad Musaad, M.Si.,mengungkapkan kegiatan MTQ yang dilaksanakan diKabupaten Jayapura mulai tanggal 28 Mei hingga 2 Juni2016 sangat istimewa, karena langsung dihadiri olehMenteri Agama RI.

Dirinya menyebut, panitia telah berupaya semaksimalmungkin menyediakan segala hal untuk menunjangpelaksanaan MTQ. Komitmen menjaga kerukunan dapatterwujud dengan sportifitas yang tinggi dalam mengikutisemua jenis perlombaan.

“Kami berharap supaya melalui MTQ tingkat provinsi inidapat menghasilkan peserta terbaik yang akan mewakiliPapua di MTQ tingkat nasional,” ungkapnya.

ed/dw

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 8

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 20169

Pada MTQ XXVI Provinsi PapuaSpirit Lintas Agama

SENTANI, DAMAI - ADA hal yang unik dalam pelaksanaan MTQ kali ini.Dalam penjelasannya Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si.,mengatakan bahwa Ketua Panitia Pelaksana MTQ adalah Sekda KabupatenJayapura yang notabennya adalah seorang tokoh agama Katolik, demikianjuga dengan kepanitiaannya yang sebagian juga dari agama Kristen danKatolik. Menurutnya dengan semangat yang baik untuk zona integritaskerukunan, diharapkan dapat memberikan inspirasi baru untuk menatadan memberikan kontribusi yang baik untuk kedamaian dan kebersamaandi Tanah Papua. Agenda ini sengaja dimodifikasi seperti ini karena memuatpesan secara tidak langsung kepada masyarakat di Papua dan juga diIndonesia, bahwa sesungguhnya merindukan kehidupan yang harmonis,kekeluargaan yang baik dan kebersamaan untuk kehidupan beragamayang lebih baik.

Ungkapan terima kasih disampaikan oleh Bupati Jayapura kepadaLPTQ Provinsi yang telah memberikan kepercayaan dengan terpilihnyaKabupaten Jayapura untuk pelaksanaan MTQ tahun 2016. Selanjutnya iamengatakan bahwa pelaksanaan tiga kegiatan yang dirangkai sekaligus initidak lepas dari kekurangan, ia berharap dukungan dan doa agarKabupaten Jayapura dapat mempersembahkan yang terbaik untuk provinsiPapua dan untuk kemuliaan nama Tuhan.

Tercatat 19 kabupaten/kota turut andil dalam pelaksanaan MTQtahun ini dari berbagai cabang lomba yaitu Tilawah, Hifdzil Qur’an, SyharilQur’an, Khot dan M2IQ dan berbagai golongan yakni 1). Tilawah AnakPutra/Putri, Tilawah Remaja Putra/Putri, Tilawah Dewasa Putra/Putri DanTartil Putra/Putri; 2). Hifdzil Gol 1 Juz dan Tilawah Putra/Putri, Gol 5 Juzdan Tilawah Putra/Putri, Gol 10 Juz, 20 Juz dan Gol 30 Juz; 3). SyarhilQur’an; 4) Khot Golongan Putra/Putri; 5) M2IQ (Menulis Makalah Ilmiah AlQur’an) Golongan Putra/Putri.

Adapun Malam Ta’aruf (malam perkenalan atau silaturahmi) yangdilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2016 pukul 19.00 di Kediaman BupatiKabupaten Jayapura, Jalan Dunlop Sentani, yang penuh dengan

keakraban. Malam Ta’aruf diawali denganperkenalan kafilah oleh masing-masingpimpinan kafilah dengan berbagai semboyankemenangan dan yel yel menambahsemaraknya acara tersebut.

Pada Malam Ta’aruf ini, Ketua LPTQProvinsi Papua, Dr. H. Muhammad AbudMusa’ad dalam sambutannya menyatakanbahwa setiap peserta MTQ harus semangatdalam mengikuti berbagai lomba tersebutsebagaimana yel-yel dan semangat menangyang telah disampaikan oleh ketua kafilah,namun menurutnya bahwa kemenanganbukanlah segala-galanya, tetapi yang utamaadalah ketika membaca Al Qur’an itumerupakan perbuatan baik dan mendapatpahala, artinya lebih mendekatkan hubungandengan Allah SWT. Lanjutnya, MTQ merupakanajang bersilaturahmi saling mengenal dariberbagai daerah kabupaten/kota.

Menurutnya pelaksanaan MTQ di BumiKenambai Umbai Onomi Fokha Rei Mai yaknisatu utuh ceria berkarya meraih kejayaan, iayakin dan percaya akan mengikat silaturahimjaringan komunikasi dan yakin bahwasilaturahmi itu akan membawa manfaat yangbesar bagi semua orang. Menurutnya bahwapelaksanaan MTQ kali ini lebih baik dari MTQsebelum-sebelumnya hal ini ditandai yangpertama, hadirnya Menteri Agama, LukmanHakim Saifuddin yang akan membuka MTQ;yang kedua bahwa MTQ kali ini jugadirangkaikan peristiwa monumental yangsangat bermakna untuk kehidupan kerukunanumat beragama yakni dengan dicanangkannyaZona Integritas Kerukunan Umat Beragama.

Ini merupakan hal yang positif, artinyabahwa kehidupan semua umat beragama diPapua tidak dibedakan dan akan menyatubersama dalam satu kerukunan untukmenjaga Tanah Papua terutama KabupatenJayapura sehingga dapat hidup dengantenang dan nyaman. Selanjutnya yang ketigabahwa kegiatan MTQ ini juga dirangkaidengan kegiatan Pesparawi tingkat kabuparenJayapura yang pertama.

Malam Ta’aruf selain dihadiri seluruhkafilah dari 19 kabupaten/kota dihadiri jugaoleh Kakanwil Kementerian Agama ProvinsiPapua, Jannus Pangaribuan, SH, MM, KepalaKantor Kementerian Agama Kabupaten/kota,Forkompinda Kabupaten Jayapura, TokohAgama, Tokoh Masyarakat, BKMT KabupatenJayapura dan undangan lainnya.

yati/dw

Semangat Lintas Agama Pada MTQ XXVI Provinsi Papua

LAPORANKHUSUS

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 20169

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 10

KESERIUSANPEMERINTAH PUSAT

MENANGANI

KOTA JAYAPURA, DAMAI - KEMUDIAN pada Jumat,(04/03) bertempat di Aula Sasana Krida Bhakti Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Papua mendapatkan kunjunganjuga dari Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia(ICMI) Jimly Asshiddiqie. Dalam kunjungan Ketua Umum ICMIPusat ini memberikan pencerahan kepada tokoh agama dantokoh masarakat yang tergabung dalam Forum KerukunanUmat Beragama (FKUB) Provinsi Papua.

“Kita ini dipersatukan oleh keyakinan yang sama bahwakita berketuhanan Yang Maha Esa. Jadi Pancasila itulah yangmempersatukan kita sebagai umat beragama yangmemimpikan idealitas keyakinan berketuhanan. Walaupun adaorang berketuhanan tetapi tidak beragama. Ada orangberketuhanan, beragama, dan agamanya macam-macam,sesuai dengan pilihannya dan kita berlomba-lomba untukmasuk surge.” Ungkap Jimly Asshiddiqie.

Konflik di negara-negara Timur Tengah menurut JimlyAsshiddiqie, jadi persoalan dunia Islam saat ini, dan sedikitbanyak imbasnya ada juga ke seluruh dunia Islam termasukdi Indonesia. “Kalau kita ini saling kafir mengkafirkan, atausaling menindas antar pemeluk agama, seharusnya menerima

plus minus diantara kita apalagi kita seorang pemimpinbernegara itu dengan sistim norma yang sama. Jadi Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai our integriting con-stitutional yang mempersatukan kita ini adalah konstitusi.

Lanjutnya, “Boleh kita beranekaragam sebagai anggotamasyarakat, tetapi satu kali kita berbicara warga negara kitabersama-sama dan negara kita memimpikan semuapenduduknya berketuhanan, maka Pancasila itu universal, God,Tuhan kita semua. Ada istilah Allah pada alinea ketiga atasberkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, orang Kristen menyebutAllah, orang Hindu dan Buddha juga memiliki sebutannya sendiri.Itu zat yang sama dan itu artinya sama, hanya kita menyebutnyadengan bahasa yang melatarbelakangi agama kita masing-masing dan jangan terganggu dengan penyebutan istilah.”

Dengan adanya keyakinan masing-masing sebagai wargaNegara Indonesia memiliki kepribadian. Hanya orang yangtidak punya pilihan keyakinan tidak bisa memiliki kepribadian,kalau orang itu memiliki pilihan-pilihan keyakinan orang itumemiliki kepribadian akan tetapi ekspresi keyakinan itu kanhanya ekspresi. Kedalam esensinya sama dengan keberkahan.

Kesadaran manusia semakin lama semakin akanmengenal Tuhannya menurut ketua umum ICMI Pusat ini.Makin lama kita ini umat manusia makin menyadari pentingnyaTuhan, kita berabad-abad bergaul dengan materialisme,neoliberalisme. Semua akan serba pasar, ekonomi pasar bebas,politik pasar bebas semua jabatan diperebutkan, semuasumber-sumber kekayaan diperebutkan.

Menyinggung maslah jabatan ia juga berkomentar,rebutan jabatan merupakan mekanisme demokrasi politik,adalah pasar bebas dalam jabatan. Yang kedua yaitu pasarbebas bisnis juga sama-sama merupakan pasar bebas, dansemua yang berorientasi kepada pasar mengandalkan jumlah.Dalam dunia politik mana yang jumlahnya banyak dia yangmenentukan, namun dalam bisnis mana yang dolarnya lebihbanyak maka dialah yang menentukan. Itu merupakan karakterpasar, siapa yang lebih banyak dia yang menentukan dan di

LAPORANKHUSUS

Selama Februari 2016 sudah tigaDirjen Kementerian Agama RepublikIndonesia datang ke Papua (Dirjen

Bimas Katolik berkunjung diKabupaten Keerom, Dirjen Bimas

Hindu berkunjung di Kabupaten Nabiredan Dirjen Bimas Kriten berkunjung

di Kabupaten Jayawijaya).

PEMBANGUNANBIDANG AGAMA

di PAPUA

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 10

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201611

masalah yang ada di dunia ini. Maka memang harus adakesadaran para tokoh agama karena sekarang kita dihadapkandengan peradaban baru. Peradaban umat manusia sekarangini mulai bergeser, dulu di Timur Tengah bergeser ke Eropa,dari Eropa berpindah ke Amerika. Dan nampaknya pusatpertumbuhan peradaban umat manusia akan berpindah ke Asia,karena Asia merupakan benua yang tingkat pertumbuhannyapaling banyak dan tingkat pertumbuhan ekonominya palingcepat, diantaranya yaitu China, Jepang dan Korea.”

“Di Asia ini kita akan berjumpa dengan bangsa Buddhabegitu juga di India. Maka kita tidak bisa hanya melihat tigaagama yang sering bertengkar terus ini yaitu Yahudi, Kristendan Islam, karena semua agama-agama besar yang pernahada dalam sejarah umat manusia itu pernah menancapkanpengaruhnya dan itu berpengaruh sekali di Indonesia. Tidakada bangsa di dunia ini yang sama seperti kita karena semuaagama yang ada dalam sejarah manusia ada pengaruhnya diIndonesia dan pengaruhnya itu sangat besar. Contohnya sajakerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia yaitu kerajaanSriwijaya yang berada di Palembang, waktu nenek moyang kitamembangun Borobudur orang India itu dipimpin lima abad olehRaja Mogul yang beragama Islam dan membangun Taj Mahal.”

“Dan India yang merupakan Negara Hindu terbesarmenjadikan Taj Mahal peninggalan Islam sebagai objek turis.Indonesia yang merupakan negara penduduk muslim terbesar,menjadikan Borobudur peninggalan Sriwijaya yakni Buddhasebagai objek turis. Berarti jauh sebelum nenek moyang kitaberagama Hindu, nenek moyang kita semua beragama Bud-dha. Setelah kerajaan Sriwijaya selanjutnya barulah yangberkuasa adalah kerajaan Majapahit yaitu Hindu, barusesudahnya lalu masuk penganut Islam kemudian kita bergauldengan bangsa Eropa. Inilah yang menjadi pengaruh dariperadaban dan tidak terpisahkan dari yang namanyakeberagaman agama. Maka tidak ada agama besar dunia yangtidak menancapkan pengaruhnya di Indonesia.”

Lebih lanjut menurut Jimly Ashiddiqie, “Oleh sebab itukita tidak bisa untuk tidak memahami sejarah-sejarah ini,karena nenek moyang kita ini pernah Buddha semua, pernahHindu semua, jadi kalau dilihat secara turun temurun bangsaIndonesia ini bercampur aduk dengan pengaruh berbagaiagama ini. Maka Islam di Indonesia ini juga berbeda denganIslam di Timur Tengah.”

Diakhir memberikan materi dirinya mengingatkan kepadasemua, “Nanti kita akan banyak bertemu dengan konflik-konflik, karena saat ini masyarakat Indonesia sedang berubahmenjadi demokrasi, masyarakat kita berubah dari lokal-lokalekonomi menjadi terintegrasi ke ekonomi regional. PengaruhICT membuat kita makin bersatu dengan seluruh dunia danpengaruh-pengaruh baru ini akan menimbulkan banyak konflik,bukan hanya antar agama tetapi juga antar etnis. Karena tidakada bangsa yang manajemennya serumit seperti kita. Jadisaya rasa harus diyakinkan semua eksponen bangsa ini, makinumat beragama akrab dengan agamanya maka akan makinbaik dari perspektif negara, karena bangsa ini merupakanbangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa.”

ed/dw

KeseriusanPemeritah PusatMenanganiPembangunanDibidang Agama

kebenaran (true) dan keadilan (justice), karena itu dalamprinsip modern jika orang membicarakan tentang demokrasimaka demokrasi itu ada dua yaitu demokrasi prosedural dandemokrasi substansial. Kalau demokrasinya itu hanya mengikutilogika formal majority rules, itu adalah demokrasi proseduraltapi kalau dia mau substansial maka harus di input majorityrules and minority ras, harus ada jaminan minority rasdimanapun kita berada.

Lebih mendalam lagi ia menjelaskan, orang yangjumlahnya lebih sedikit justru disitulah kadang-kadang keadilanberada, keadilan itu kadang-kadang tersembunyi diantara or-ang-orang yang sedikit dan kebenaran juga tersembunyidiantara orang-orang yang jumlahnya tidak terhitung. Jadijangan larut dalam logika majority rules demokrasi tadi danmengabaikan minority ras, baik di bidang politik maupundibidang ekonomi perlu keseimbangan ini.

Maka dari itu kata dia, “Saudara-Saudara, ditengahpergaulan dunia yang makin mendorong kita kearah demokrasiliberalisasi ini, semua orang itu dipaksa untuk berpikir kuantitatifatau jumlah ketimbang moralitas dan nilai yang menjadi nomordua, bahkan ilmu menjadi nomor dua, dan keimanan jugamenjadi nomor dua. Maka menurut saya memang zamansekarang ini kita dihadapkan pada pilihan, maka semua agamaharus kompak mengimbangi semangat liberalisme demokrasidan liberalisme pasar, yang orientasinya materi. Jadi kita haruskerjasama, dan lawan kita ini sebenarnya bukan antar agamatapi kita melawan kecenderungan materialisme yang begitudominan, ini yang menurut saya perlu kita pikirkan bersama,karena itu berada dalam suatu front dan negara kita harusdipahami mengidealkan semua penduduknya itu beragama. Jadikalau masing-masing agama kita ini berfungsi dengan baik makamemastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia itu beragama.

“Kita harus membagi tugas dan memperbaiki bagaimanakualitas pertambahan penduduk di Indonesia. Itu yang sayasarankan dan harapkan kepada semua tokoh agama. Jadi kalauagama-agama yang ada ini kompak, lebih mudah mengatasi

dalam demokrasi juga seperti itu.Lebih lanjut ia juga menga-takan,

masalahnya aturan mengenai mayoritas(majority rules) itu belum tentu men-cerminkan kebenaran, belum tentumencerminkan keadilan, inilah problemnya.Jadi kita jangan begitu saja larut dalamlogika demokrasi yang hanya kuantitatifpolitik, siapa yang banyak jumlah-nya diayang menentukan, sama halnya denganekonomi pasar dimana siapa yang banyakdia yang menentukan. Sedangkan aturanmayoritas itu tidak identik dengan

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201611

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 12

Komisi VIII DPR RI AkuiKOTA JAYAPURA, DAMAI - KETUAtim Dr. H. Deding Ishak, SH., MM., ketikaditemui usai melakukan pertemuan dan dia-log bersama dengan Aparatur Sipil Negara(ASN) Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua juga tokoh agama dan tokohmasyarakat mengungkapkan bahwa isu pal-ing santer belakangan ini terkait kasus Toli-kara. “Kami di Jakarta melihat kasus ini sa-ngat besar, dan merupakan suatu persoalanyang perlu mendapatkan perhatian seriusbagi Komisi VIII DPR RI.”

Menurutnya, setelah dirinya dan rom-bongan datang di Provinsi Papua mendengarlangsung dari masyarakat, tokoh agama,Pemerintah Provinsi Papua dan juga darijajaran Kementerian Agama Provinsi Papua,ternyata kasus ini biasa-biasa saja. “Tidakseperti yang telah diberitakan oleh mediacetak maupun elektronik yang ada di IbuKota Jakarta.”

Anggota DPR RI dari Partai Gerindamengakui kerukunan umat beragama di Pa-pua ini sangat tinggi sekali, jika dibandingkandengan daerah lain di Pulau Jawa. Di Papuamasyarakatnya sangat menghormati satusama lain walaupun berbeda agama, dan halini dapat dijadikan contoh bagi daerah lain.Apa yang dilakukan oleh masyarakat di TanahPapua ini tentu menjadi suatu kebanggaantersendiri bagi Pemerintah Pusat.

Menyoal usulan kebutuhan anggaranmaupun pembangunan sarana pendukungbagi Kantor Agama di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Papua yang saat ini belumada, hal ini menjadi perhatian bagi anggotaKomisi VIII DPR RI.

Komisi VIII DPR RI Akui Kerukunan Umat Beragama Di Papua

Pada kesempatan yang sama Kepala Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua, Jannus Pangaribuan, SH., MM., memaparkan kepada anggotaKomisi VIII DPR RI tentang kesulitan-kesulitan yang dialami saat memberikanpelayanan di bidang agama. Provinsi Papua dengan luas wilayah 420. 540 km2memiliki jumlah penduduk 3.491.543 jiwa, jumlah suku 255 dan jumlahkabupaten/kota 29. Adapun jumlah umat beragama sebagai berikut; umat Is-lam 551.057 jiwa, Kristen 2.020.150 jiwa, Katolik 784.403 jiwa, Hindu 5.513,Buddha 4.239 jiwa. Adapun untuk rumah ibadah di Provinsi Papua masjid 1.002buah, gereja Kristen 5.262 buah, gereja Katolik 988 buah, pura 31 buah, vihara16 buah.

Lebih lanjut pria berdarah Sumatara Utara ini kembali memaparkan bahwadari jumlah umat dan tempat ibadah itu ada layanan-layanan penyuluh agamayang berstatus PNS dan ada juga yang non PNS, dengan jumlah lebih banyak.Adapun penyuluh agama berstatus PNS untuk agama islam 14 orang, Kristen43 orang, Katolik 12 orang, Hindu, Buddha dan Konghucu tidak ada penyuluh.

Masih seputaran pemaparannya, Jannus Pangaribuan kembali menyebutkanjumlah rohaniwan menurut agama, yaitu Islam 1.175 orang, Kristen 8.525 or-ang, Katolik 520 orang, Hindu 92 orang Buddha 30 orang dan Konghucu tidakada. Inilah personil-personil yang dimiliki Provinsi Papua yang dapat melakukantugas pelayanan keagamaan. Di Provinsi Papua ada 29 kabupaten/kota, yangmemang secara nomenklatur dari 29 kabupaten/kota itu sudah ada KementerianAgamanya, tetapi ada 9 kabupaten pemekaran, ditambah satu balai diklat belumhadir melakukan tugas pelayanan di bidang agama dikarenakan belum ada danauntuk operasional.

Harapan Jannus Pangaribuan kepada anggota Komisi VIII DPR RI, 9kabupaten dan 1 balai diklat penganggarannya dapat diupayakan muncul dalamDIPA mengingat masyarakat di kabupaten pemekaran sangat membutuhkansentuhan pelayanan di bidang agama.

ed/dw

LAPORANKHUSUS

Setelah kunjungan kerja kePemerintah Provinsi Papuaanggota Komisi VIII DPR RI

beserta rombongan pada Selasa(22/03) meneruskan kunjungan

kerjanya ke Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi

Papua. Kunjungan kerjabertujuan untuk menyerap secara

langsung aspirasi berbagaipersoalan aktual agama yang

terjadi di Provinsi Papua.

Kerukunan UmatBeragama di Papua

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 12

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201613

KOTA JAYAPURA, DAMAI - SEPAK terjang serta gerakanradikalisme dan terorisme akan terus tumbuh seiring denganperjalanan peradaban umat manusia. Untuk itu, perlu antisipasi danpencegahan paham tersebut secara terus menerus di berbagai liniyang ada dan tidak boleh berhenti apapun keadaannya.

Terkait hal ini jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama ProvinsiPapua menggelar coffee morning bersama Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD) dan mitra kerja bertempat di aula Kantor KementerianAgama Kota Jayapura, Jumat, (29/01). Kepala Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan, SH., MM.,mengakui bahwa akhir-akhir ini, terutama usai kejadian teror bomThamrin, pergerakan radikalisme dan terorisme di Indonesiacenderung menurun. Namun bukan berarti, kewaspadaan danpencegahan paham radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakanagama boleh leluasa bergerak.

“Kementerian Agama beserta SKPD dan mitra kerja harusdiperkuat, bahkan ditingkatkan. Jangan sekali-kali lengah, karenatingkat radikalisme para pengikut gerakan itu sangat lihai dan pintardalam merekrut para anggota barunya,” kata Jannus Pangaribuan.

Ajakan Jannus Pangaribuan, kepada SKPD dan para mitra kerjapada acara coffee morning kali ini, adalah agar berbicara pada konsepyang sama dan pemahaman yang sama, menciptakan suasana hidupberagama secara damai, dan selalu dalam suasana “saling”. Salingmenjaga, memahami dan menghormati satu sama lainnya.

Lanjutnya, ia sangat berharap “Pertemuan dapat memberikankontribusi positif dalam rangka menyikapi isu-isu yang ada dengantujuan membentengi Papua dari radikalisme sesuai dengan tugas danfungsi masing-masing”.

Ditempat yang sama menurut Dir. Intel Kom. Polda Papua, WagioRaharjo, “Pertemuan coffee morning semacam ini sangat baik sekaliapabila dilakukan secara rutin dilaksanakan oleh Kementerian Agamadan SKPD serta mitra kerja”.

Intinya, lanjut Wagio Raharjo, menyikapi gerakan radikalisme diPapua “Budayakan ronda atau siskamling dihidupkan kembaliditengah-tengah masyarakat. Apabila ada hal-hal yang mencurigakansegera laporkan pada aparat.” Dirinya sambil menayakan kepadapeserta coffee morning apakah peserta laki-laki yang hadir pernahjaga malam atau ronda di lingkungan masing-masing.

Pertemuan coffee morning yang diselenggarakan oleh KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi Papua dihadiri oleh Ketua ForumKomunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Bintal Kodam XVIICenderawasih Provinsi Papua, Dir. Intel Kom. Polda Papua, KepalaKesbang Setda Provinsi Papua, Ketua MUI, PGI, GPPB, NU danMuhammadiyah. Acara ini cukup mendapatkan antusiasme danperhatian yang serius.

ed/dw

KOTA JAYAPURA, DAMAI — BERKACApada kejadian Tolikara beberapa waktu yanglalu, Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua bergerak cepat menyikapi isu-isu yang sedang berkembang di KabupatenJayawijaya, Provinsi Papua.

Langkah cepat Kanwil Kementerian AgamaProvinsi Papua dengan mengadakanpertemuan para tokoh agama, tokohmasyarakat, pemerintah daerah dan aparatkeamanan yang berlangsung di ruang kerjaKepala Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua pada Sabtu (27/02). Pertemuankali ini membahas solusi agar kejadiansemacam Tolikara tidak terjadi lagi diKabupaten Jayawijaya kemudian menjadikanpengalaman yang sangat berharga.

Pertemuan yang berlangsung kurang lebih3 jam ini menghasilkan beberapa kesepakatanbersama, diantaranya pertama, membentuktim pencari fakta dan segera turun di lapangan(Kabupaten Jayawijaya). Kedua mempersempitpersoalan dengan pokok permasalahan. Danyang ketiga memberikan dukungan kepadaPemerintah Daerah dan jajarannya agar segeramenyelesaikan persoalan yang ada.

Kepala Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi Papua yang diwakili olehKepala Bidang Urusan Agama Kristen, JhonMarweri dengan didampingi Kepala Bagian TataUsaha dalam hal ini juga diwakili oleh KepalaSub Bagian Informasi dan Humas, Edi AbdulKholiq, serta Kepala Sub Bagian Hukum danKUB, Klemens Taran, menghimbau Semuapihak agar dapat menahan diri jangan mudahterprovokasi, dan sama-sama menjaga TanahPapua yang rukun dan saling mengasihi.

ed/dw

Bentengi PapuaGerakan Radikalisme

LAPORANKHUSUS

dariKemenagMengambilLangkah CepatAtasi Isu yangBerkembang diJayawijaya

KOTA JAYAPURA, DAMAI — BERKACApada kejadian Tolikara beberapa waktu yanglalu, Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua bergerak cepat menyikapi isu-isu yang sedang berkembang di KabupatenJayawijaya, Provinsi Papua.

Langkah cepat Kanwil Kementerian AgamaProvinsi Papua dengan mengadakanpertemuan para tokoh agama, tokohmasyarakat, pemerintah daerah dan aparatkeamanan yang berlangsung di ruang kerjaKepala Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua pada Sabtu (27/02). Pertemuankali ini membahas solusi agar kejadiansemacam Tolikara tidak terjadi lagi diKabupaten Jayawijaya kemudian menjadikanpengalaman yang sangat berharga.

Pertemuan yang berlangsung kurang lebih3 jam ini menghasilkan beberapa kesepakatanbersama, diantaranya pertama, membentuktim pencari fakta dan segera turun di lapangan(Kabupaten Jayawijaya). Kedua mempersempitpersoalan dengan pokok permasalahan. Danyang ketiga memberikan dukungan kepadaPemerintah Daerah dan jajarannya agar segeramenyelesaikan persoalan yang ada.

Kepala Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi Papua yang diwakili olehKepala Bidang Urusan Agama Kristen, JhonMarweri dengan didampingi Kepala Bagian TataUsaha dalam hal ini juga diwakili oleh KepalaSub Bagian Informasi dan Humas, Edi AbdulKholiq, serta Kepala Sub Bagian Hukum danKUB, Klemens Taran, menghimbau Semuapihak agar dapat menahan diri jangan mudahterprovokasi, dan sama-sama menjaga TanahPapua yang rukun dan saling mengasihi.

KOTA JAYAPURA, DAMAI — BERKACApada kejadian Tolikara beberapa waktu yanglalu, Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua bergerak cepat menyikapi isu-isu yang sedang berkembang di KabupatenJayawijaya, Provinsi Papua.

Langkah cepat Kanwil Kementerian AgamaProvinsi Papua dengan mengadakanpertemuan para tokoh agama, tokohmasyarakat, pemerintah daerah dan aparatkeamanan yang berlangsung di ruang kerjaKepala Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua pada Sabtu (27/02). Pertemuankali ini membahas solusi agar kejadiansemacam Tolikara tidak terjadi lagi diKabupaten Jayawijaya kemudian menjadikanpengalaman yang sangat berharga.

Pertemuan yang berlangsung kurang lebih3 jam ini menghasilkan beberapa kesepakatanbersama, diantaranya pertama, membentuktim pencari fakta dan segera turun di lapangan(Kabupaten Jayawijaya). Kedua mempersempitpersoalan dengan pokok permasalahan. Danyang ketiga memberikan dukungan kepadaPemerintah Daerah dan jajarannya agar segeramenyelesaikan persoalan yang ada.

Kepala Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi Papua yang diwakili olehKepala Bidang Urusan Agama Kristen, JhonMarweri dengan didampingi Kepala Bagian TataUsaha dalam hal ini juga diwakili oleh KepalaSub Bagian Informasi dan Humas, Edi AbdulKholiq, serta Kepala Sub Bagian Hukum danKUB, Klemens Taran, menghimbau Semuapihak agar dapat menahan diri jangan mudahterprovokasi, dan sama-sama menjaga TanahPapua yang rukun dan saling mengasihi.

KOTA JAYAPURA, DAMAI — BERKACApada kejadian Tolikara beberapa waktu yanglalu, Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua bergerak cepat menyikapi isu-isu yang sedang berkembang di KabupatenJayawijaya, Provinsi Papua.

Langkah cepat Kanwil Kementerian AgamaProvinsi Papua dengan mengadakanpertemuan para tokoh agama, tokohmasyarakat, pemerintah daerah dan aparatkeamanan yang berlangsung di ruang kerjaKepala Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua pada Sabtu (27/02). Pertemuankali ini membahas solusi agar kejadiansemacam Tolikara tidak terjadi lagi diKabupaten Jayawijaya kemudian menjadikanpengalaman yang sangat berharga.

Pertemuan yang berlangsung kurang lebih3 jam ini menghasilkan beberapa kesepakatanbersama, diantaranya pertama, membentuktim pencari fakta dan segera turun di lapangan(Kabupaten Jayawijaya). Kedua mempersempitpersoalan dengan pokok permasalahan. Danyang ketiga memberikan dukungan kepadaPemerintah Daerah dan jajarannya agar segeramenyelesaikan persoalan yang ada.

Kepala Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi Papua yang diwakili olehKepala Bidang Urusan Agama Kristen, JhonMarweri dengan didampingi Kepala Bagian TataUsaha dalam hal ini juga diwakili oleh KepalaSub Bagian Informasi dan Humas, Edi AbdulKholiq, serta Kepala Sub Bagian Hukum danKUB, Klemens Taran, menghimbau Semuapihak agar dapat menahan diri jangan mudahterprovokasi, dan sama-sama menjaga TanahPapua yang rukun dan saling mengasihi.

KOTA JAYAPURA, DAMAI - SEPAK terjang serta gerakanradikalisme dan terorisme akan terus tumbuh seiring denganperjalanan peradaban umat manusia. Untuk itu, perlu antisipasi danpencegahan paham tersebut secara terus menerus di berbagai liniyang ada dan tidak boleh berhenti apapun keadaannya.

Terkait hal ini jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama ProvinsiPapua menggelar coffee morning bersama Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD) dan mitra kerja bertempat di aula Kantor KementerianAgama Kota Jayapura, Jumat, (29/01). Kepala Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan, SH., MM.,mengakui bahwa akhir-akhir ini, terutama usai kejadian teror bomThamrin, pergerakan radikalisme dan terorisme di Indonesiacenderung menurun. Namun bukan berarti, kewaspadaan danpencegahan paham radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakanagama boleh leluasa bergerak.

“Kementerian Agama beserta SKPD dan mitra kerja harusdiperkuat, bahkan ditingkatkan. Jangan sekali-kali lengah, karenatingkat radikalisme para pengikut gerakan itu sangat lihai dan pintardalam merekrut para anggota barunya,” kata Jannus Pangaribuan.

Ajakan Jannus Pangaribuan, kepada SKPD dan para mitra kerjapada acara coffee morning kali ini, adalah agar berbicara pada konsepyang sama dan pemahaman yang sama, menciptakan suasana hidupberagama secara damai, dan selalu dalam suasana “saling”. Salingmenjaga, memahami dan menghormati satu sama lainnya.

Lanjutnya, ia sangat berharap “Pertemuan dapat memberikankontribusi positif dalam rangka menyikapi isu-isu yang ada dengantujuan membentengi Papua dari radikalisme sesuai dengan tugas danfungsi masing-masing”.

Ditempat yang sama menurut Dir. Intel Kom. Polda Papua, WagioRaharjo, “Pertemuan coffee morning semacam ini sangat baik sekaliapabila dilakukan secara rutin dilaksanakan oleh Kementerian Agamadan SKPD serta mitra kerja”.

Intinya, lanjut Wagio Raharjo, menyikapi gerakan radikalisme diPapua “Budayakan ronda atau siskamling dihidupkan kembaliditengah-tengah masyarakat. Apabila ada hal-hal yang mencurigakansegera laporkan pada aparat.” Dirinya sambil menayakan kepadapeserta coffee morning apakah peserta laki-laki yang hadir pernahjaga malam atau ronda di lingkungan masing-masing.

Pertemuan coffee morning yang diselenggarakan oleh KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi Papua dihadiri oleh Ketua ForumKomunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Bintal Kodam XVIICenderawasih Provinsi Papua, Dir. Intel Kom. Polda Papua, KepalaKesbang Setda Provinsi Papua, Ketua MUI, PGI, GPPB, NU danMuhammadiyah. Acara ini cukup mendapatkan antusiasme danperhatian yang serius.

KOTA JAYAPURA, DAMAI - SEPAK terjang serta gerakanradikalisme dan terorisme akan terus tumbuh seiring denganperjalanan peradaban umat manusia. Untuk itu, perlu antisipasi danpencegahan paham tersebut secara terus menerus di berbagai liniyang ada dan tidak boleh berhenti apapun keadaannya.

Terkait hal ini jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama ProvinsiPapua menggelar coffee morning bersama Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD) dan mitra kerja bertempat di aula Kantor KementerianAgama Kota Jayapura, Jumat, (29/01). Kepala Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan, SH., MM.,mengakui bahwa akhir-akhir ini, terutama usai kejadian teror bomThamrin, pergerakan radikalisme dan terorisme di Indonesiacenderung menurun. Namun bukan berarti, kewaspadaan danpencegahan paham radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakanagama boleh leluasa bergerak.

“Kementerian Agama beserta SKPD dan mitra kerja harusdiperkuat, bahkan ditingkatkan. Jangan sekali-kali lengah, karenatingkat radikalisme para pengikut gerakan itu sangat lihai dan pintardalam merekrut para anggota barunya,” kata Jannus Pangaribuan.

Ajakan Jannus Pangaribuan, kepada SKPD dan para mitra kerjapada acara coffee morning kali ini, adalah agar berbicara pada konsepyang sama dan pemahaman yang sama, menciptakan suasana hidupberagama secara damai, dan selalu dalam suasana “saling”. Salingmenjaga, memahami dan menghormati satu sama lainnya.

Lanjutnya, ia sangat berharap “Pertemuan dapat memberikankontribusi positif dalam rangka menyikapi isu-isu yang ada dengantujuan membentengi Papua dari radikalisme sesuai dengan tugas danfungsi masing-masing”.

Ditempat yang sama menurut Dir. Intel Kom. Polda Papua, WagioRaharjo, “Pertemuan coffee morning semacam ini sangat baik sekaliapabila dilakukan secara rutin dilaksanakan oleh Kementerian Agamadan SKPD serta mitra kerja”.

Intinya, lanjut Wagio Raharjo, menyikapi gerakan radikalisme diPapua “Budayakan ronda atau siskamling dihidupkan kembaliditengah-tengah masyarakat. Apabila ada hal-hal yang mencurigakansegera laporkan pada aparat.” Dirinya sambil menayakan kepadapeserta coffee morning apakah peserta laki-laki yang hadir pernahjaga malam atau ronda di lingkungan masing-masing.

Pertemuan coffee morning yang diselenggarakan oleh KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi Papua dihadiri oleh Ketua ForumKomunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Bintal Kodam XVIICenderawasih Provinsi Papua, Dir. Intel Kom. Polda Papua, KepalaKesbang Setda Provinsi Papua, Ketua MUI, PGI, GPPB, NU danMuhammadiyah. Acara ini cukup mendapatkan antusiasme danperhatian yang serius.

KOTA JAYAPURA, DAMAI - SEPAK terjang serta gerakanradikalisme dan terorisme akan terus tumbuh seiring denganperjalanan peradaban umat manusia. Untuk itu, perlu antisipasi danpencegahan paham tersebut secara terus menerus di berbagai liniyang ada dan tidak boleh berhenti apapun keadaannya.

Terkait hal ini jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama ProvinsiPapua menggelar coffee morning bersama Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD) dan mitra kerja bertempat di aula Kantor KementerianAgama Kota Jayapura, Jumat, (29/01). Kepala Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan, SH., MM.,mengakui bahwa akhir-akhir ini, terutama usai kejadian teror bomThamrin, pergerakan radikalisme dan terorisme di Indonesiacenderung menurun. Namun bukan berarti, kewaspadaan danpencegahan paham radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakanagama boleh leluasa bergerak.

“Kementerian Agama beserta SKPD dan mitra kerja harusdiperkuat, bahkan ditingkatkan. Jangan sekali-kali lengah, karenatingkat radikalisme para pengikut gerakan itu sangat lihai dan pintardalam merekrut para anggota barunya,” kata Jannus Pangaribuan.

Ajakan Jannus Pangaribuan, kepada SKPD dan para mitra kerjapada acara coffee morning kali ini, adalah agar berbicara pada konsepyang sama dan pemahaman yang sama, menciptakan suasana hidupberagama secara damai, dan selalu dalam suasana “saling”. Salingmenjaga, memahami dan menghormati satu sama lainnya.

Lanjutnya, ia sangat berharap “Pertemuan dapat memberikankontribusi positif dalam rangka menyikapi isu-isu yang ada dengantujuan membentengi Papua dari radikalisme sesuai dengan tugas danfungsi masing-masing”.

Ditempat yang sama menurut Dir. Intel Kom. Polda Papua, WagioRaharjo, “Pertemuan coffee morning semacam ini sangat baik sekaliapabila dilakukan secara rutin dilaksanakan oleh Kementerian Agamadan SKPD serta mitra kerja”.

Intinya, lanjut Wagio Raharjo, menyikapi gerakan radikalisme diPapua “Budayakan ronda atau siskamling dihidupkan kembaliditengah-tengah masyarakat. Apabila ada hal-hal yang mencurigakansegera laporkan pada aparat.” Dirinya sambil menayakan kepadapeserta coffee morning apakah peserta laki-laki yang hadir pernahjaga malam atau ronda di lingkungan masing-masing.

Pertemuan coffee morning yang diselenggarakan oleh KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi Papua dihadiri oleh Ketua ForumKomunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Bintal Kodam XVIICenderawasih Provinsi Papua, Dir. Intel Kom. Polda Papua, KepalaKesbang Setda Provinsi Papua, Ketua MUI, PGI, GPPB, NU danMuhammadiyah. Acara ini cukup mendapatkan antusiasme danperhatian yang serius.

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201613

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 14

RAGAMBERITA

Ribuan umat Kristianise-Tanah Tabi yang meliputiKota Jayapura, KabupatenKeerom, Kabupaten Jaya-

pura dan Sarmi menghadiriPerayaan masuknya Injil

yang ke 106 tahun di PulauMetudebi Kampung Tobati-

Enggros Kota Jayapura,Papua, Kamis (10/3).

JAYAPURA, DAMAI – KETUAKlasis GKI Jayapura Pdt. Willem ItaarS.Th., dalam sambutannya menjelaskanbahwa perayaan masuknya Injil di TanahTabi merupakan suatu kegiatan rohaniyang rutin dilaksanakan oleh Gereja danPemerintah se-Tanah Tabi yangdikoordinir oleh Klasis GKI Jayapurayang melibatkan seluruh DenominasiGereja yang berada di Kota Jayapura.

Menurutnya perayaan masuk injilkali ini merupakan karya kasih Allahyang telah memilih dan memberitakanInjil kepada orang lain.

“Ibadah syukur masuknya Injil diTanah Tabi ini bukan saja sebuahkegiatan yang menjadi rutinitas gereja

se-Tanah Tabi, Pemerintah, dan Masyarakat Adat Tabi saja tetapi juga merupakanbagian dari karya kasih Allah bagi umat dan semua orang yang percaya kepadaYesus di Tanah Tabi ini,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jayapura, Drs. H.Syamsuddin, MM., yang juga diberi kesempatan untuk memberikan sambutan,mengatakan pluralitas dan kemajemukan masyarakat Kota Jayapura saat inicenderung mendorong berkembangnya paham radikalisme yang berpotensi memecahbelah umat.

Untuk itu Kepala Kantor Kemenag Kota Jayapura mengajak seluruh organisasilembaga keagamaan yang ada di kota ini untuk dapat saling bekerja sama denganpemerintah dalam hal memberikan informasi yang benar dengan bahasa agamayang baik, sehingga tercipta suasana aman di tengah-tengah kehidupan umatberagama.

Hal senada diungkapkan Asisiten II Setda Provinsi Papua, Elia Loupaty yanghadir mewakili Gubernur Provinsi Papua memberikan apresiasi atas kerjasama yangbaik antara pemerintah dan pihak gereja yang sudah berjalan selama ini.

Hal ini terbukti dengan terlaksananya perayaan masuknya injil di Tanah Tabiyang ke 160. Sambung Loupaty, masuknya Injil di Tanah Tabi telah mengubah umatTuhan yang mendiami Tanah Tabi secara khusus dan Tanah Papua pada umumnya.

Dikatakan manusia yang mendiami Tanah Tabi dengan kearifan lokalnya telahmembangun dirinya melalui pendidikan tradisional namun pembangunan berdasarkannilai-nilai Injillah yang menuntun kepada kebaikan secara umum menjadi Nampak,ketika kabar baik dari Yesus Kristus disampaikan oleh utusan-utusannya danmengubah manusia Tabi.

Ibadah syukur masuknya Injil di Tanah Tabi ini dipimpin Pdt. Sostenes Sumihedengan Pembawa Liturgi Pdt. Jhon Baransano, S.Th., M.Mis., dengan mengambilpembacaan dari Kitab I Korintus 9:16 dan Kitab Kolose 3:12-14, dengan temaperayaan “Celakalah Aku, Jika Aku Tidak Memberitakan Injil (II Korintus 9:16b).Adapun sub tema “Dengan Semangat Pekabaran Injil ke-106 Tahun di Metudebi,Kita Maknai Manusia Batu Yang Berhikmat, Kearifan Lokal, Beradab dan MenjalinKebersamaan dalam Membangun Masyarakat Kota bagi Kemulian Tuhan.

Hadir dalam perayaan ini, Walikota Jayapura, Wakil Walikota, Sekda Kota,Assisten II Setda Provinsi Papua, Bupati Sarmi, Ketua DPRD Kota Jayapura, KabidHumas Polda Papua, Kodam, Ketua LMA Port Numbay dan para Ondoafi sertapimpinan Gereja se-Kota Jayapura. jb

Perayaan Masuknya Injil di Tanah TabiRibuan Umat Kristiani Hadiri

Ribuan Umat KristianiHadiri Perayaan Masuknya

Injil di Tanah Tabi

Ribuan Umat KristianiHadiri Perayaan Masuknya

Injil di Tanah Tabi

Ribuan Umat KristianiHadiri Perayaan Masuknya

Injil di Tanah Tabi

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 14

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201615

Tentang SMAKdi Provinsi Papua

Pandangan Ditjen Bimas KatolikKEEROM, DAMAI - DIREKTURJenderal Bimas Katolik KementerianAgama Republik Indonesia, Drs.Eusabius Binsasi, berpandangantentang Sekolah Menengah KeagamaanKatolik (SMAK) di Provinsi Papua,“Sekolah Menengah Agama Katolik(SMAK) berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya, karena sekolahkeagamaan ini sasarannya selain untukmencerdaskan masyarakat Papua jugamencerdaskan nilai-nilai agama. Selainpengetahuan umum, juga pengetahuankhusus keagamaan.” Hal inidiungkapkan pada saat mengunjungiSMAK Santo Arnoldus Jansse PersiapanNegeri Keerom, Kabupaten Keerom,pada Jumat (26/02).

Dirjen Bimas Katolik berpendapatbahwa, “SMAK akan mendapatkanperhatian besar dari KementerianAgama khususnya dari Bimas Katolik.Bukan hanya soal pengetahuan umumsaja, akan tetapi juga bagaimanamereka menghayati ajaran agamanyadengan baik. Dan untuk menghayatiitu semua kita upayakan siswa SMAKuntuk tinggal di asrama, karena hanyadi asrama kehidupan keagamaan itubisa dilaksanakan atau dipraktekkandan dibuat secara terpimpin”.

Lebih lanjut menurutnya,“Sekolah ini masih sekolah swasta.Nah, ini harus dipahami bahwasekolah ini milik umat Katolik. Sekolahini milik gereja. Sementara itupemerintah sampai saat ini memilikiperan sebagai fasilitator yaitumemfasilitasi umat, masyarakat, agarbisa menikmati pendidikankeagamaan dengan berbagai saranayang diberikan pemerintah.”

Harapan Dirjen Bimas Katoliktentang SMAK yang ada di ProvinsiPapua, “SMAK adalah sekolahkeagamaan tetapi kerjasama semuapihak apalagi di daerah Papua, sudahbarang tentu pemerintah akanmemberikan beberapa fasilitas.Dengan kerjasama semua pihak, padasekolah ini akan tampak bagaimanapemerintah hadir ditengah-tengah

masyarakatnya, dan sebaliknya dari sekolah ini juga akan kelihatan bagaimanagereja Katolik berjalan bersama pemerintah. Nah, ini justru sangat penting”.

Lebih lanjut Eusabius Binsasi berharap, “Kerjasama dengan tokohmasyarakat sangat penting karena yang kita buat ini adalah untuk membangundaerah ini, dan mencerdaskan anak-anak yang ada di daerah ini. Kemudiankerjasama antara pemerintah pusat, gereja Katolik dan pemerintah daerah iniyang harus sering kita buat, entah dari kepala sekolah dengan Bidang BimasKatolik Provinsi, maupun di Kabupaten Keerom ini”.

Kontribusi besar Ditjen Bimas Katolik menurut Dirjen terhadappembangunan SMAK yang ada di Papua adalah memberikan ijin operasionaluntuk membuka SMAK Santo Arnoldus Jansse Persiapan Negeri Keerom,Kabupaten Keerom. “Dengan diberikannya ijin opersional maka Bimas Katoliktidak bisa meninggalkan sekolah ini dengan berbagai bantuan. Tiap tahun adaBantuan Operasional Sekolah (BOS), memang sedikit jumlahnya, akan tetapimenunjukan keseriusan pemerintah.”

Diakhir bincang-bincang dengan Kepala Sub Bagian Informasi dan HumasKanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, Edi Abdul Kholiq, Dirjen BimasKatolik mengungkapkan tentang kontribusinya terhadap SMAK di ProvinsiPapua, “Semua siswa mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan juga paraguru diberikan insentif dalam bentuk Bantuan Guru Tidak Tetap (GTT), bukandigaji pemerintah, tetapi diberi insentif untuk merangsang semangat kerja,”ungkapnya. edi

KEEROM, DAMAI - DIREKTURJenderal Bimas Katolik KementerianAgama Republik Indonesia, Drs.Eusabius Binsasi, berpandangantentang Sekolah Menengah KeagamaanKatolik (SMAK) di Provinsi Papua,“Sekolah Menengah Agama Katolik(SMAK) berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya, karena sekolahkeagamaan ini sasarannya selain untukmencerdaskan masyarakat Papua jugamencerdaskan nilai-nilai agama. Selainpengetahuan umum, juga pengetahuankhusus keagamaan.” Hal inidiungkapkan pada saat mengunjungiSMAK Santo Arnoldus Jansse PersiapanNegeri Keerom, Kabupaten Keerom,pada Jumat (26/02).

Dirjen Bimas Katolik berpendapatbahwa, “SMAK akan mendapatkanperhatian besar dari KementerianAgama khususnya dari Bimas Katolik.Bukan hanya soal pengetahuan umumsaja, akan tetapi juga bagaimanamereka menghayati ajaran agamanyadengan baik. Dan untuk menghayatiitu semua kita upayakan siswa SMAKuntuk tinggal di asrama, karena hanyadi asrama kehidupan keagamaan itubisa dilaksanakan atau dipraktekkandan dibuat secara terpimpin”.

Lebih lanjut menurutnya,“Sekolah ini masih sekolah swasta.Nah, ini harus dipahami bahwasekolah ini milik umat Katolik. Sekolahini milik gereja. Sementara itupemerintah sampai saat ini memilikiperan sebagai fasilitator yaitumemfasilitasi umat, masyarakat, agarbisa menikmati pendidikankeagamaan dengan berbagai saranayang diberikan pemerintah.”

Harapan Dirjen Bimas Katoliktentang SMAK yang ada di ProvinsiPapua, “SMAK adalah sekolahkeagamaan tetapi kerjasama semuapihak apalagi di daerah Papua, sudahbarang tentu pemerintah akanmemberikan beberapa fasilitas.Dengan kerjasama semua pihak, padasekolah ini akan tampak bagaimanapemerintah hadir ditengah-tengah

KEEROM, DAMAI - DIREKTURJenderal Bimas Katolik KementerianAgama Republik Indonesia, Drs.Eusabius Binsasi, berpandangantentang Sekolah Menengah KeagamaanKatolik (SMAK) di Provinsi Papua,“Sekolah Menengah Agama Katolik(SMAK) berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya, karena sekolahkeagamaan ini sasarannya selain untukmencerdaskan masyarakat Papua jugamencerdaskan nilai-nilai agama. Selainpengetahuan umum, juga pengetahuankhusus keagamaan.” Hal inidiungkapkan pada saat mengunjungiSMAK Santo Arnoldus Jansse PersiapanNegeri Keerom, Kabupaten Keerom,pada Jumat (26/02).

Dirjen Bimas Katolik berpendapatbahwa, “SMAK akan mendapatkanperhatian besar dari KementerianAgama khususnya dari Bimas Katolik.Bukan hanya soal pengetahuan umumsaja, akan tetapi juga bagaimanamereka menghayati ajaran agamanyadengan baik. Dan untuk menghayatiitu semua kita upayakan siswa SMAKuntuk tinggal di asrama, karena hanyadi asrama kehidupan keagamaan itubisa dilaksanakan atau dipraktekkandan dibuat secara terpimpin”.

Lebih lanjut menurutnya,“Sekolah ini masih sekolah swasta.Nah, ini harus dipahami bahwasekolah ini milik umat Katolik. Sekolahini milik gereja. Sementara itupemerintah sampai saat ini memilikiperan sebagai fasilitator yaitumemfasilitasi umat, masyarakat, agarbisa menikmati pendidikankeagamaan dengan berbagai saranayang diberikan pemerintah.”

Harapan Dirjen Bimas Katoliktentang SMAK yang ada di ProvinsiPapua, “SMAK adalah sekolahkeagamaan tetapi kerjasama semuapihak apalagi di daerah Papua, sudahbarang tentu pemerintah akanmemberikan beberapa fasilitas.Dengan kerjasama semua pihak, padasekolah ini akan tampak bagaimanapemerintah hadir ditengah-tengah

KEEROM, DAMAI - DIREKTURJenderal Bimas Katolik KementerianAgama Republik Indonesia, Drs.Eusabius Binsasi, berpandangantentang Sekolah Menengah KeagamaanKatolik (SMAK) di Provinsi Papua,“Sekolah Menengah Agama Katolik(SMAK) berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya, karena sekolahkeagamaan ini sasarannya selain untukmencerdaskan masyarakat Papua jugamencerdaskan nilai-nilai agama. Selainpengetahuan umum, juga pengetahuankhusus keagamaan.” Hal inidiungkapkan pada saat mengunjungiSMAK Santo Arnoldus Jansse PersiapanNegeri Keerom, Kabupaten Keerom,pada Jumat (26/02).

Dirjen Bimas Katolik berpendapatbahwa, “SMAK akan mendapatkanperhatian besar dari KementerianAgama khususnya dari Bimas Katolik.Bukan hanya soal pengetahuan umumsaja, akan tetapi juga bagaimanamereka menghayati ajaran agamanyadengan baik. Dan untuk menghayatiitu semua kita upayakan siswa SMAKuntuk tinggal di asrama, karena hanyadi asrama kehidupan keagamaan itubisa dilaksanakan atau dipraktekkandan dibuat secara terpimpin”.

Lebih lanjut menurutnya,“Sekolah ini masih sekolah swasta.Nah, ini harus dipahami bahwasekolah ini milik umat Katolik. Sekolahini milik gereja. Sementara itupemerintah sampai saat ini memilikiperan sebagai fasilitator yaitumemfasilitasi umat, masyarakat, agarbisa menikmati pendidikankeagamaan dengan berbagai saranayang diberikan pemerintah.”

Harapan Dirjen Bimas Katoliktentang SMAK yang ada di ProvinsiPapua, “SMAK adalah sekolahkeagamaan tetapi kerjasama semuapihak apalagi di daerah Papua, sudahbarang tentu pemerintah akanmemberikan beberapa fasilitas.Dengan kerjasama semua pihak, padasekolah ini akan tampak bagaimanapemerintah hadir ditengah-tengah

RAGAMBERITA

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201615

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 16

JAKARTA, DAMAI –KEMENTERIAN AgamaRepblik Indonesia gelarseminar sehari tentanghasil monitoring dananalisis media padatriwulan pertama tahun2016, Jumat, (22/04)bertempat di Auditorium

HM. Rosjidi Kementerian Agama Jl. MH.Thamrin No. 6 Jakarta. Kegiatan seminar sehariini dihadiri langsung oleh Menteri AgamaRepublik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddinserta seluruh pejabat eselon I pusat dandaerah, juga seluruh Kepala Sub BagianInformasi dan Humas se-Indonesia. Persoalanmedia adalah sesuatu yang luar biasa yag harusdisikapi oleh Kementerian Agama, baik ditingkat pusat maupun daerah. Hal ini sesuaidengan tajuk seminar, “Apa Kata Media tentangKementerian Agama”.

“Dalam waktu dekat akan di-launchingsebuah aplikasi tentang bagimana melaporkankinerja kita untuk pejabat eselon I kepadaMenteri, dan pejabat eselon II kepda eselon I,dan seterusnya.” Hal ini diungkapkan SekjenKementerian Agama RI, Nur Syam, mengawalilaporan pertanggungjawaban penyelenggaraankegiatan seminar sehari.

Sekjen juga mengatakan, “Siang ini kitabertemu dalam rangka untuk memahami apakata media tentang Kementerian Agama. Kitabersyukur karena Kementerian Agama ini sayarasa sangat luar biasa menurut pandangan kita,karena seluruh Kanwil dan Perguruan TinggiAgama kemudian di Pusat dan Daerahsemuannya sudah ada website, dan juga kitatelah memberikan hadiah-hadiah para pengelolawebsite terbaik. Jadi kalau sementara ini masihada pandangan dari luar bahwa KementerianAgama itu belum melek dengan teknologiinformasi, ini akan menjadi forum jawaban kitadiantara mereka semua.”

Dari hasil seminar, Sekjen sangat berharap,bila apa kata media tentang KementerianAgama akan menghasilkan sebuah rekomendasidan catatan-catatan, baik ditingkat pusatmaupun daerah, baik para rektor maupunpimpinan perguruan tinggi agama. ed/dw

Apa Kata MediaTentang

KEMENTERIAN AGAMA

KOTA JAYAPURA, DAMAI – MAJALAH dinas Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Papua, yaitu Majalah Damai, merupakansalah satu majalah terbaik dari sekian majalah yang diterbitkan olehKementerian Agama Provinsi lainnya. Pada usia ke 6 Tahun majalahDamai di tahun 2015, telah menerbitkan 12 edisi. Pada edisi ke 11 dan12 Majalah Damai, bertepatan dengan ajang penilaian majalah dinas dariKementerian Agama RI, sebagai Kategori Substansi Terbaik 2 TingkatNasional.

Majalah Damai yang dikelola oleh Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi Papua dalam hal ini Sub Bagian Informasi dan Humas,tidak sekedar meraih Kategori Substansi Terbaik 2 saja, akan tetapi jugameraih Kategori Artistik Terbaik 5 Tingkat Nasional.

Atas prestasi yang diraih oleh Kementerian Agama Provinsi Papuadan Provinsi lainnya maka Menteri Agama Republik Indonesia, LukmanHakim Saifuddin, memberikan piagam penghargaan. Piagampenghargaan diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal KementerianAgama Republik Indonesia, Nur Syam, kepada Kepala Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan, pada acarapenutupan Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama Tahun 2016 yangberlangsung Jakarta, Rabu (02/03).

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua JannusPangaribuan, mengatakan usai menerima penghargaan, Majalah dinasKementerian Agama Provinsi Papua (Majalah Damai) yang dikelola olehSub Bagian informasi dan Humas Provinsi Papua ternyata mampubersaing dengan majalah-majalah dinas Kementerian Agama lainnya.Lanjutnya, memperoleh peringkat kategori Substansi Terbaik 2 dankategori Artistik Terbaik 5 merupakan hal yang mudah didapat akantetapi mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi merupakantantangan tersendiri untuk menanganinnya.

Harapannya, dengan diterimannya penghargaan terbaik di bidanginformasi dan kehumasan tetunya bidang-bidang yang lain dapat meng-ikuti apa yang telah oleh Sub Bagian Informasi dan Humas saat ini. ed

Majalah DamaiTerbaik ke 2 dan ke 5 Tingkat NasionalKategori Substansi dan Artistik

RAGAMBERITA

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 16

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201617

Smart Media MonitoringJAKARTA, DAMAI - SEJAKpertama kali memimpinKementerian Agama pada Juni2014 lalu, Menag Lukman Hakim

Saifuddin, meminta jajarannya agar speak up,menginformasikan program kerjanya kepada masyarakat.Hal ini penting menurut Menag, selain karena keterbukaaninformasi sudah menjadi keharusan dan sekaligus menjadibagian akuntabilitas publik, sosialisasi program kerja jugabisa memberi ruang kepada masyarakat untuk memberikankritik dan saran. Hal ini diungkapkan oleh Kepala PusatInformasi dan Humas Kementerian Agama RepublikIndonesia, Rudi Subiyantoro, sebelum memaparkan hasilmonitoring dan analisa media pada kegiatan SeminarMonitoring dan Analisa Media Kementerian Agama RI,Jumat (22/04) di Auditorium HM. Rasjidi KementerianAgama RI Jl. HM Thamrin No. 6 Jakarta.

Rudi Subiyantoro memaparkan “smart monalisa”, yaitulayanan media dan analisis terintegrasi meliputi media cetak,online, TV, dan sosial media yang diakses melalui smartphonedan webportal, pada www.memo.kemenag.go.id.

Lebih lanjut ia mengatakan, fungsi dari “smartmonalisa” adalah sebagai alat monitoring seluruhpemberitaan di media televisi, media cetak, media onlinedan media sosial dalam satu portal berita. Kemudian yangkedua adalah sebagai dokumentasi seluruh pemberitaanyang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan. Fungsiyang ketiga sebagai analisa dan perencanaan pemberitaandan juga respon cepat pemberitaan. Fungsi yang keempatadalah sebagai publikasi menyebarkan ulang link

pemberitaan positif melalui media sosial (twitter danfacebook, whatsap dan BBM messenger).

Keunggulan dari “smart monalisa” menurut KepalaPusat Informasi dan Humas Kemenag RI, adalahpenampilan menarik, dilengkapi dengan chat dan grafis,mobile (bisa diakses di smartphone/tablet/ipad), kemudianbisa di-share dan print dan dilengkapi dengan searchengine dan sosmed monitoring. Adapun fitur report “smartmonalisa” menyajikan report kuantitatif dan analisiskuantitatif secara cepat berdasarkan kebutuhan dandisesuaikan dengan berbagai kategori dan rentang waktu,juga dilengkapi grafis dan tabel yang mudah difahami.

Rudi Subiyantoro, juga menjelaskan proses kerja dari“smart monalisa” adalah input data yang terdiri dari data mediacetak, online, media sosial, media TV. Kemudian processingadalah menggunakan keyword, engine media monitoring danvideo editing. Dan output dari “smart monalisa” adalah tampilandari seluruh kerja dari “smart monalisa”.

Diakhir paparannya, Rudi Subiyantoro, menjelaskandari jumlah media yang dimonitoring dari media cetakterdapat 25 media, media online 55 media, media televisi10 media. Jadi total keseluruhan media yang memberitakanKementerian Agama yang dimonitoring sejak bulan januarihingga pertengahan bulan April 2016 berjumlah 90 media.

Berdasarkan tren pemberitaan sepanjang Januari-April 2016, berita terbanyak di bulan Januari yaitusebanyak 685 berita. Adapun penurunan jumlah beritapada bulan Februari namun kemudian meningkat lagidibulan Maret. Hingga 15 April telah terpantau 397 berita.

ed/dw

“Perkuat Kehumasannya Kalau Ingin Maju”JAKARTA, DAMAI - MONITORING dan analisa media

terkait berita seputar Kementerian Agama yang sangat dominanadalah berita positif. Pernyataan ini diungkapkan oleh praktisi media,Sigit Raharjo, pada Seminar Hasil Monitoring dan Analisis Media“Apa Kata Media tentang Kementerian Agama”.

Jumlah berita hanya 2.343 dalam kurun waktu tiga setengahbulan terakhir secara kuantitatif, masih kurang dari cukup. Hal inidiungkapkan dihadapan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddindan Sekjen Kemenag Nur Syam serta para pejabat eselon I dan IIPusat dan daerah dan para Kepala Sub Bagian Informasi dan HumasKanwil Kementerian Agama se-Indonesia pada Jumat (22/04) diAuditorium HM. Rasjidi Kementerian Agama RI.

Kementerian Agama memiliki jumlah satker yang begitu besardan tersebar di seluruh Indonesia, minimal tidak kurang dari 1000perbulan berita seputar Kementerian Agama. Sigit berpandanganbahwa mendesak bagi Kementerian Agama untuk memperkuatkehumasannya kalau ingin maju.

“Pentingkanlah humas ini, mungkin perlu dinaikkan eselonnya.Ini fungsi yang super penting fungsi kehumasan itu. Sehebatapapun institusi itu, harus mempunyai etalase yang baik.” Demikianpenegasan Sigit.

Dikatakannya lagi bahwa monitoring media itu cuma alat,untuk menyusun humas ke depan. “Lewat monitoring, kitamembangun penjelasan yang lebih cepat kepada publik dan itudiperlukan kehumasan yang kuat,” jelasnya.

Selain itu Sigit juga menyoroti pentingnya Kementerian Agamamengoptimalkan pemanfaatan media internalnya. Portal dan me-dia sosial merupakan sarana strategis yang bisa dimaksimalkandalam penyebaran informasi dan layanan Kementerian Agama.

Sigit sangat berharap Kemenag membangun media sendiri,dengan segala SDM yang ada. Website Kementerian itu menjadirujukan pertama media untuk menyebarkan informasi. Ada banyakkemudahan yang bisa diberitakan lewat media internal, semisalwebsite dan media sosial lainnya,” ed/dw

dan Analisis Kementerian Agama RI

RAGAMBERITA

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201617

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 18

BIAK, DAMAI - KANTORKementerian Agama Kabupaten BiakNumfor berpartisipasi dalam kegiatanlong march sebagai bentuk komitmenmemerangi bahaya HIV/AIDS diWilayah Adat Saireri, dalam rangkaPertemuan Regional KPA WilayahSaireri. Kegiatan ini diselenggarakanPemerintah Kabupaten Biak Numfordan KPA Kabupaten Biak Numfor,Rabu, (20/04).

Perwakilan Kantor KemenagKabupaten Biak turun dengan mem-bawa pamflet dan spanduk-spandukyang berisikan himbauan tentangpemberantasan HIV/AIDS dan miras.

Kegiatan ini didahului olehsambutan yang disampaikan olehBupati Biak Numfor Thomas Ondy,SE., MM. Dimana dalam sambutannyaBupati mengatakan, “PemerintahDaerah sangat mendukung kegiatanpenanggulangan HIV/AIDS yangdikoordinir oleh KPA baik Provinsimaupun KPA Kabupaten. Sebagaiwujudnya, Pemerintah Daerah akanmenganggarkan dalam DIPA DinasKesehatan Kabupaten Biak Numfordan akan ditingkatkan terus sesuaidengan kebutuhan”.

AGATS, DAMAI - SATU lagi contoh kekuatan tekad seseorang yang dapatmenjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Hal ini ditunjukkan Cecep Juanda,50 tahun, warga YPAC SLB D Bandung.

Cecep Juanda Penyandang DisabilitasKABUPATEN ASMAT

Singgah di Kemenag Asmat

Cecep yang juga seorang anggotaPramuka penyandang disabilitas tunarungu yang sedang melaksanakanmisinya mengelilingi Indonesia denganberjalan kaki. Dia berkesempatan mampirdi Kantor Kementerian Agama KabupatenAsmat dan disambut langsung olehKasubag Tata Usaha Wilhelmus Kolyaan,S.Sos., untuk meminta surat rekomendasibahwa dia sudah menginjakkan kakinyadi kota yang dijuluki seribu papan ini danmelanjutkan perjalanannya terakhirnyake Kota Merauke.

Disetiap kota atau kabupaten yangdilaluinya, Cecep selalu menyempatkanuntuk mengabadikan momen tersebutuntuk dijadikan bahan dokumentasinya.Dokumentasi tersebut tertata denganbaik dan rapi. Dari foto-foto yang iatunjukan, setidaknya dia telah berjalankaki di pulau Sumatera, Jawa, Bali,Kalimantan, NTT, Sulawesi dan akanberakhir di Kota Merauke. mnr/yt

KABUPATEN BIAK

Dalam sambutannya juga Bupatimenyampaikan terima kasih kepadaseluruh SKPD, LSM, organisasi-organisasi yang selama inimendukung setiap kegiatan dalamrangka penanggulangan HIV/AIDS diKabupaten Biak Numfor.

Kelompok Kemenag Biak Numfor

diikuti oleh beberapa kepala seksi,penyelenggara dan PNS di lingkungankantor yang didampingi oleh KepalaSub Bagian Tata Usaha, Menase Mofu.Long march ini menempuh jarak lebihdari 7 km, yang dimulai dari TamanTelkom Mandala dan berakhir diLapangan Cenderawasih. dav/ed/dw

Kemenag Biak Numfor GabungLong March Bahaya HIV/AIDS

BERITADAERAH

BIAK, DAMAI - KANTORKementerian Agama Kabupaten BiakNumfor berpartisipasi dalam kegiatanlong march sebagai bentuk komitmenmemerangi bahaya HIV/AIDS diWilayah Adat Saireri, dalam rangkaPertemuan Regional KPA WilayahSaireri. Kegiatan ini diselenggarakanPemerintah Kabupaten Biak Numfordan KPA Kabupaten Biak Numfor,Rabu, (20/04).

Perwakilan Kantor KemenagKabupaten Biak turun dengan mem-bawa pamflet dan spanduk-spandukyang berisikan himbauan tentangpemberantasan HIV/AIDS dan miras.

Kegiatan ini didahului olehsambutan yang disampaikan olehBupati Biak Numfor Thomas Ondy,SE., MM. Dimana dalam sambutannyaBupati mengatakan, “PemerintahDaerah sangat mendukung kegiatanpenanggulangan HIV/AIDS yangdikoordinir oleh KPA baik Provinsimaupun KPA Kabupaten. Sebagaiwujudnya, Pemerintah Daerah akanmenganggarkan dalam DIPA DinasKesehatan Kabupaten Biak Numfordan akan ditingkatkan terus sesuaidengan kebutuhan”.

Dalam sambutannya juga Bupatimenyampaikan terima kasih kepadaseluruh SKPD, LSM, organisasi-organisasi yang selama inimendukung setiap kegiatan dalamrangka penanggulangan HIV/AIDS diKabupaten Biak Numfor.

Kelompok Kemenag Biak Numfor

diikuti oleh beberapa kepala seksi,penyelenggara dan PNS di lingkungankantor yang didampingi oleh KepalaSub Bagian Tata Usaha, Menase Mofu.Long march ini menempuh jarak lebihdari 7 km, yang dimulai dari TamanTelkom Mandala dan berakhir diLapangan Cenderawasih. dav/ed/dw

BIAK, DAMAI - KANTORKementerian Agama Kabupaten BiakNumfor berpartisipasi dalam kegiatanlong march sebagai bentuk komitmenmemerangi bahaya HIV/AIDS diWilayah Adat Saireri, dalam rangkaPertemuan Regional KPA WilayahSaireri. Kegiatan ini diselenggarakanPemerintah Kabupaten Biak Numfordan KPA Kabupaten Biak Numfor,Rabu, (20/04).

Perwakilan Kantor KemenagKabupaten Biak turun dengan mem-bawa pamflet dan spanduk-spandukyang berisikan himbauan tentangpemberantasan HIV/AIDS dan miras.

Kegiatan ini didahului olehsambutan yang disampaikan olehBupati Biak Numfor Thomas Ondy,SE., MM. Dimana dalam sambutannyaBupati mengatakan, “PemerintahDaerah sangat mendukung kegiatanpenanggulangan HIV/AIDS yangdikoordinir oleh KPA baik Provinsimaupun KPA Kabupaten. Sebagaiwujudnya, Pemerintah Daerah akanmenganggarkan dalam DIPA DinasKesehatan Kabupaten Biak Numfordan akan ditingkatkan terus sesuaidengan kebutuhan”.

Dalam sambutannya juga Bupatimenyampaikan terima kasih kepadaseluruh SKPD, LSM, organisasi-organisasi yang selama inimendukung setiap kegiatan dalamrangka penanggulangan HIV/AIDS diKabupaten Biak Numfor.

Kelompok Kemenag Biak Numfor

diikuti oleh beberapa kepala seksi,penyelenggara dan PNS di lingkungankantor yang didampingi oleh KepalaSub Bagian Tata Usaha, Menase Mofu.Long march ini menempuh jarak lebihdari 7 km, yang dimulai dari TamanTelkom Mandala dan berakhir diLapangan Cenderawasih. dav/ed/dw

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 18

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201619

KOTA JAYAPURA, DAMAI - PERTEMUAN bersama Bupati Jayawijaya,Wakil Bupati, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Jayawijaya, Majelis UlamaIndonesia (MUI), panitia pembangunan masjid, Forum Kerukunan Umat Beragama(FKUB) Jayawijaya, PGGJ, pimpinan 15 denominasi gereja dengan seluruhkomponen, serta pihak Kementerian Agama RI dan DPR Papua.

Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo, SH., MH., dari pertemuan itumemutuskan pembangunan masjid tetap akan dilanjutkan, dengan catatan jikaawalnya tinggi kubah dan menara masjid 20 meter akhirnya diturunkan jadi 15meter.

Lebih lanjut menurut John Wempi Wetipo, bangunan yang awalnya dua lantaikemudian menjadi satu lantai saja. Kemudian luas bangunannya pun berubah, dari40 meter persegi menjadi 25 meter persegi, tidak termasuk sayap kiri kanan —masing-masing 6 meter. Maka totalnya kurang lebih ada 38 meter.

Kata Bupati John Wempi Wetipo, “Hasil keputusan ini kita sepakati bersama,dan kita akan jalani. Sehingga saya meminta kepada Panitia Pembangunan Masjid,untuk revisi kembali gambar yang sudah disampaikan pada pemerintah dandisampaikan lagi untuk kita menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) penggantiyang sudah kita terbitkan sebelumnya.”

Kemudian ia sangat berharap agar masalah ini tidak dilebih-lebihkan sebabpoin-poin tuntutan PGGJ kepada pemerintah sudah selesai dan dicabut denganditandai penandatanganan kesepakatan bersama. Sembilan poin tuntutan itu sudahselesai di Polda beberapa waktu lalu. Semua menandatangani surat yang sudahdicabut. Jadi, masing-masing pihak, baik tuntutan dari umat muslim PegununganTengah Papua yang telah menyampaikan tuntutan maupun dari PGGJ, masing-masing telah mencabut. Itu sudah tidak jadi persoalan lagi. Demikian penegasanBupati.

“Dengan adanya putusan ini, saya harap semua masyarakat menerimanya.Saya rasa masyarakat di lembah ini tahu adat dan budaya. Kalau ada masalah kita

KABUPATEN JAYAWIJAYA

Semua Pihak Sepakat BangunMasjid Agung Baiturahman Wamena

Semua pihak akhirnyabersepakat untuk

melanjutkan pembangunanMasjid Agung Baiturahman

Wamena setelah tertundabeberapa saat denganadanya tuntutan dari

Persekutuan Gereja-GerejaJayawijaya (PGGJ), pada

Kamis, (25/02). PemerintahDaerah Jayawijaya

bertindak cepat mengatasiisu yang sedang

berkembang di tengahmasyarakat dengan

menggelar rapat bersamapada Kamis, (03/03)bertempat di ruang

kerja Bupati.

BERITADAERAH

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201619

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 20

bisa bicarakan di honai adat.”Soal perubahan dan perkembangan pembangunan

masjid, PGGJ menyerahkan sepenuhnya kepada PemerintahDaerah untuk diputuskan secara bijak “Kami sudah salingmemahami dan menerima satu dengan yang lain sebagaibagian dari satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kami tetapmemiliki komitmen untuk tetap membangun kebersamaandan cinta kasih dalam keberagaman,” katanya.

Ketua PGJJ Pendeta Abraham Ungirwalu, mengakuisembilan poin tuntutan pihaknya kepada pemerintah, setelahdiadakan perundingan bersama di Polda Papua semua pihaksepakat tidak saling menuntut.

Menurut Pendeta Abraham Ungirwalu, “Kami sudahsaling memahami dan menerima satu dengan yang lainsebagai bagian dari satu kesatuan yang tidak terpisahkan.Kami tetap memiliki komitmen untuk tetap membangunkebersamaan dan cinta kasih dalam keberagaman.”

Disisi lain Ketua MUI Jayawijaya, H. Solehudin

mengatakan kesepakatan bersama ini sangat bijak. “Denganadanya kesepakatan ini, saya menghimbau kepada seluruhumat Islam di Jayawijaya dan lebih umum di PegununganTengah untuk menerima dan mengetahui sertamelaksanakan sebaik-baiknya.”

Pada kesempatan yang sama Dirjen Bimas KristenKementerian Agama RI, Oditha Hutabarat mengharapkankeputusan bersama itu menguntungkan semua pihak, baikpihak Muslim maupun pihak Kristen.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama ProvinsiPapua, Jannus Pangaribuan, juga berharap, “Kondisi sepertiini tentu jadi pembelajaran buat kita, Papua dengan sebutan“Papua Tanah Damai”, kiranya akan terus menginspirasi kita,memotivasi kita untuk terus mewujudkan kerukunan di TanahPapua sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.Negeri ini telah didirikan oleh para pendahulu kita dengankearifan menyikapi perbedaan-perbedaan yangsesungguhnya merupakan karunia Tuhan.” ed

Dirjen Bimas Hindu Kunjungi Umatdi Kabupaten Jayawijaya

BERITADAERAH

WAMENA, DAMAI - DIRJEN Bimas Hindu Kementerian Agama RI., Prof. I KetutWidnya, MA., M.Phil., Ph.D., usai menghadiri kegiatan Rakor Pembimas dan SimakramaTokoh Hindu Provinsi Papua di Kota Jayapura melanjutkan perjalanannya menujuKabupaten Jayawijaya, Minggu (15/5) didampingi oleh Ketua PHDI Provinsi Papua,Ketua WHDI Kota Jayapura, Pembimas Hindu beserta staf, dan Penyelenggara BimasHindu Kabupaten Jayawijaya.

Kedatangan Dirjen Bimas Hindu disambut baik oleh umat, hal tersebutdisampaikan oleh drh. I Made Putra bertempat di Gedung Pertemuan Pura Tirta Wijaya.Ia mengucapkan terimakasih kepada Dirjen Bimas Hindu yang telah berkenanmeluangkan waktu mengunjungi dan bertatap muka dengan umat Hindu di KabupatenJayawijaya. Dimana, jumlah umat Hindu di kabupaten tersebut sekitar 90 jiwa sebagian

besar berprofesi sebagai TNI/Polri dan PNS.Dalam kunjungan itu Prof. I Ketut Widnya

menyempatkan memberikan dharma wacana.Menurutnya, pura tidak hanya sebagai tempat

untuk sembahyang saja, melainkan juga dapatdijadikan sebagai tempat untuk kegiatan sosial,pendidikan dan terlebih dalam membangunperadaban. Keberadaan umat Hindu di

Kabupaten Jayawijaya, khususnyayang berasal dari Bali tidak

terlepas dari berkesenian.

Yang mana kesenian dapat menghaluskanjiwa. Prof. I Ketut Widnya jugamengharapkan agar pertemuan bulananlebih ditingkatkan lagi dan diisi dengansiraman rohani serta pembacaan slokakitab suci. “Saya harap pertemuanbulanan bisa lebih ditingkatkan dan adapetugas yang mengisi dharma wacanaselain penyelenggara dan pembacaankitab suci minimal satu sloka secarabersama-sama.”

Dan yang terpenting, bagaimanaumat Hindu di sini bisa mempraktikkanagama dalam kehidupan sehari-harisecara kompak. Mengingat agama Hindumerupakan agama praktik. Denganpraktik itulah seseorang akan merasakanberagama. “Praktik inilah salah satucerminan rasa bhakti. Mempraktekkanagama tidak perlu menyamakan seperti diBali, sesuaikan dengan keadaan yang adadi Papua sini,” ucapnya.

Ia juga menegaskan agar umatHindu untuk menyerahkan segalapekerjaan sebagai sebuah persembahankepada Tuhan dan sekaligusmenempatkan Tuhan sebagai sahabatnya.“Persembahkanlah pekerjaan itu kepadaTuhan. Artinya kita menyerahkanpekerjaan kepada Tuhan sebagai sebuahyadnya tanpa terikat pada hasilnya dantempatkan Tuhan sebagai sahabat kita.Karena persahabatan dengan Tuhanmerupakan persahabatan rohani. Jikaseseorang telah mampu bersahabatdengan Tuhan, maka tidak ada yang perluditakutkan di dunia ini,” imbuhnya.

agus/jb

Yang mana kesenian dapat menghaluskanjiwa. Prof. I Ketut Widnya jugamengharapkan agar pertemuan bulananlebih ditingkatkan lagi dan diisi dengansiraman rohani serta pembacaan slokakitab suci. “Saya harap pertemuanbulanan bisa lebih ditingkatkan dan adapetugas yang mengisi dharma wacanaselain penyelenggara dan pembacaankitab suci minimal satu sloka secarabersama-sama.”

Dan yang terpenting, bagaimanaumat Hindu di sini bisa mempraktikkanagama dalam kehidupan sehari-harisecara kompak. Mengingat agama Hindumerupakan agama praktik. Denganpraktik itulah seseorang akan merasakanberagama. “Praktik inilah salah satucerminan rasa bhakti. Mempraktekkanagama tidak perlu menyamakan seperti diBali, sesuaikan dengan keadaan yang adadi Papua sini,” ucapnya.

Ia juga menegaskan agar umatHindu untuk menyerahkan segalapekerjaan sebagai sebuah persembahankepada Tuhan dan sekaligusmenempatkan Tuhan sebagai sahabatnya.“Persembahkanlah pekerjaan itu kepadaTuhan. Artinya kita menyerahkanpekerjaan kepada Tuhan sebagai sebuahyadnya tanpa terikat pada hasilnya dantempatkan Tuhan sebagai sahabat kita.Karena persahabatan dengan Tuhanmerupakan persahabatan rohani. Jikaseseorang telah mampu bersahabatdengan Tuhan, maka tidak ada yang perluditakutkan di dunia ini,” imbuhnya.

Yang mana kesenian dapat menghaluskanjiwa. Prof. I Ketut Widnya jugamengharapkan agar pertemuan bulananlebih ditingkatkan lagi dan diisi dengansiraman rohani serta pembacaan slokakitab suci. “Saya harap pertemuanbulanan bisa lebih ditingkatkan dan adapetugas yang mengisi dharma wacanaselain penyelenggara dan pembacaankitab suci minimal satu sloka secarabersama-sama.”

Dan yang terpenting, bagaimanaumat Hindu di sini bisa mempraktikkanagama dalam kehidupan sehari-harisecara kompak. Mengingat agama Hindumerupakan agama praktik. Denganpraktik itulah seseorang akan merasakanberagama. “Praktik inilah salah satucerminan rasa bhakti. Mempraktekkanagama tidak perlu menyamakan seperti diBali, sesuaikan dengan keadaan yang adadi Papua sini,” ucapnya.

Ia juga menegaskan agar umatHindu untuk menyerahkan segalapekerjaan sebagai sebuah persembahankepada Tuhan dan sekaligusmenempatkan Tuhan sebagai sahabatnya.“Persembahkanlah pekerjaan itu kepadaTuhan. Artinya kita menyerahkanpekerjaan kepada Tuhan sebagai sebuahyadnya tanpa terikat pada hasilnya dantempatkan Tuhan sebagai sahabat kita.Karena persahabatan dengan Tuhanmerupakan persahabatan rohani. Jikaseseorang telah mampu bersahabatdengan Tuhan, maka tidak ada yang perluditakutkan di dunia ini,” imbuhnya.

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 20

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201621

KABUPATEN JAYAPURA

Vihara sebagai tempat ibadahsangat dibutuhkan umat Buddha

dimanapun berada, tidak terkecualiyang berada di Kabupaten

Jayapura, sehingga berbagai upayadilakukan umat Buddha untuk

memiliki tempat ibadah tersebut.

SENTANI, DAMAI - UPAYA baik umat Buddha inimembuahkaan hasil yakni dihibahkannya tanah untukpembangunan vihara oleh seorang umat Buddha, yaituJasmani. Hal inilah yang menambah semangat umatBuddha kabupaten Sentani untuk membangun vihara,sebagai tempat ibadahnya. Niat mulia ini akhirnya terwujuddan bertepatan pada hari Minggu, 17 Januari 2016bertempat di Kampung Hawai Sentani.

Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, yangdiwakili oleh Asisten II Setda Kabupaten Jayapura, FritsRumayomi, meletakan batu pertama pembangunan rumahibadah umat Buddha, Vihara Cycloop Dhamma Jaya, yangdiikuti oleh Bhikku Dhamma Subho Mahathera, KakanwilKementerian Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan,SH., MM., Forkompimda, tokoh agama dan tokohmasyarakat.

Berkaitan dengan dana pembangunan rumah ibadahBupati mengatakan “Di Kabupaten Jayapura selalumengalokasikan dana untuk pembangunan rumahperibadatan yang jumlahnya juga sesuai dengan dana yangtersedia. Jadi untuk lebih cepat biasanya pembangunanjuga berasal dari donatur yang berkenan untuk membantu”.

“Selanjutnya untuk pembangunan tempat peribadatantidak ada halangan, hanya berkaitan dengan perijinan jugamenjadi kendala sehingga, hal ini harus menjadi perhatianbagi panitia pembangunan, yang mana daerahpembangunan vihara merupakan daerah penyangga, namunbukan berarti pemerintah tidak mengijinkan, namunpemerintah tetap memperhatikan regulasi yang ada”.Terang Bupati.

Bupati menjelaskan bahwa Kabupaten Jayapurasedang berupaya untuk menciptakan Kabupaten Jayapurasebagai Zona Integritas Kerukunan Umat Beragama diProvinsi Papua, yang diwujudkan sejak 1 Januari 2016,dimana Bupati Jayapura melaksanakan lepas sambutnyabukan di Kantor Bupati tetapi justu di halaman masjid. Halini baru pertama kali diadakan oleh Bupati sehingga banyakmenimbulkan pertanyaan, tetapi Bupati menjelaskan bahwahal ini sesuai dengan tema Natal 2015 bahwa “HidupBersama Sebagai Keluarga Allah” di Kabupaten Jayapura.

Selain itu Bupati menginformasikan bahwa bulan Mei2016, Kabupaten Jayapura akan menjadi tuan rumahpelaksanaan MTQ dan Pesparawi Tingkat Provinsi Papua,yang pelaksanaannya bersamaan. Hal ini dilakukan olehKabupaten Jayapura untuk menampilkan kehidupankerukunan umat beragama yang selalu di junjung tinggi.Namun Bupati menyadari untuk melaksanakan ini sangatsulit. Di Kabupaten Jayapura dan Provinsi Papua, tantanganpemerintah yaitu minuman keras. Minuman keras sangatberpengaruh terhadap tingkat kriminalitas, perpecahanantar suku dan hal-hal yang mencerminkan moral, sehinggaFrits Rumayomi secara pribadi sangat tidak setuju bilaperedaran miras terus berjalan, karena ini menjadi masalah/dilema yang dihadapi pemerintah, sehingga harapannyadengan bertambahnya umat yang beribadah kepada Tuhan,yang mencintai sesama tetapi juga yang menjaga,memberikan kesejahteraan bagi sesama maka diharapkanmembawa peran yang bersama-sama memerangi minumankeras dan narkoba.

yati

Peletakan Batu Pertama Pembangunan

Vihara Cycloop Dhamma Jaya

BERITADAERAH

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201621

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 22

BERITADAERAH

Sikapi Kehadiran Kelompok RadikalKOTA JAYAPURA

Kemenag Kota Jayapura GelarRapat Koordinasi

KOTA JAYAPURA, DAMAI - SEKELOMPOK orang yang diperkirakansebagai bagian dari kelompok radikalisme yang masuk dan bermukim diwilayah pemerintahan Kota Jayapura, tepatnya Kelurahan Koya Distrik MuaraTami beberapa bulan yang lalu hingga saat ini terus mendapat perhatianserius, baik itu dari masyarakat setempat maupun pemerintah dan masya-rakat Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, serta Pemerintah Provinsi Papua.

Hal ini karena kelompok yang diduga sebagai kelompok radikal dalamkehadirannya di beberapa daerah sering menimbulkan keresahan bahkanketakutan bagi masyarakat disekitar wilayah tersebut. Bahkan kelompokradikal ini disinyalir sudah meluas hingga ke wilayah Kabupaten Keerom.

Untuk menyikapi hal ini, Kantor Kementerian Agama Kota Jayapura terusmemantau akan keberadaan dan pergerakan dari kelompok ini. Salah satunyaseperti yang dilakukan pada Rabu, (25/5), dengan menggelar rapatkoordinasi bersama para pimpinan lembaga dan tokoh agama Kota Jayapuradiantaranya, Kesbangpol, Kapolsek Muara Tami, Kepala Distrik Muara Tami,FKUB Kota Jayapura, FKUB Keerom dan lembaga agama serta para tokohagama, bertempat di ruang Pengawas Pendidikan Kota Jayapura.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Kemenag KotaJayapura, Drs. H. Syamsuddin, MM., berlangsung dalam suasanakekeluargaan. Dalam penjelasannya, Kepala Kantor menjelaskan maksud dantujuan digelarnya rapat ini adalah untuk mencari solusi yang tepat dalammenanggapi keberadaan kelompok radikal yang dapat mengganggu danmerusak kerukunan hidup umat beragama di Kota Jayapura.

Hal senada diungkapkan Ketua FKUBKeerom, Pdt. K. Sopamena, S.Th., yangmengharapakan adanya koordinasi ataukerjasama antara semua pihak, baik itupemerintah Kota Jayapura, KabupatenJayapura dan Kabupaten Keerom bahkanseluruh elemen masyarakat dalammenangkal kehadiran kelompok radikaldengan segala bentuk ajarannya yangmenyesatkan.

Hal lain yang juga dibahas dalam rakorini antara lain peredaran narkoba dan mirasyang semakin marak di Kota Jayapura.

Dari berbagai masukan peserta rapatmenghasilkan beberapa point penting yangakan menjadi bahan rekomendasi yang akandisampaikan ke Walikota Jayapura danditeruskan ke Pemda Provinsi Papuadiantaranya :1. Deklarasi dari semua elemen masyarakat

yang menyatakan penolakan terhadapberbagai bentuk kekerasan, kehadirankelompok radikal atas nama agama,miras dan narkoba.

2. Perlu dibuat baliho terkait dengan point 1.3. Suasana kehidupan bersama antar umat

beragama harus diperkuat sehinggamasyarakat Kota Jayapura tidak mudahdiadu-domba.

“Hasil keputusan rapat hari ini akankita sampaikan kepada Bapak WalikotaJayapura dan kita akan minta bertemuuntuk membicarakan persoalan keresahanmasyarakat atas hadirnya kelompok radikaldi Kota Jayapura.” Jelas Drs. H. Syamsuddin,MM., usai membacakan tiga kesepakatanbersama. anis/jb

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 22

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201623

BERITADAERAH

FKUB dan Tokoh Islam Kota Jayapura

Tolak Kelompok Radikal

Menyikapi kehadiranbeberapa kelompok radikalbelakangan ini yang cukupmeresahkan masyarakat di

Provinsi Papua secara khususKota Jayapura, DPRD KotaJayapura menggelar dialog

bersama FKUB, MUI, PBNUdan Muhammadiyah Kota

Jayapura. Kamis, (21/1).

KOTA JAYAPURA, DAMAI -DIALOG yang berlangsung di aulaKantor Kementerian Agama KotaJayapura ini dipimpin oleh Ketua KomisiD DPRD, didampingi Ketua FKUB dan Ka.Subbag. TU Kemenag Kota Jayapura,Lamtumiur Tampubolon, S.Sos., sebagaimoderator.

Dalam penjelasannya Ketua KomisD yang membidangi masalahKeagamaan ini menjelaskan tentangkehadiran kelompok radikal tertentu diwilayah Kota Jayapura yang akhir-akhirini sangat meresahkan masyarakat, tidakboleh dibiarkan begitu saja karenamenurutnya akan mengganggukehidupan kerukunan yang sudahterjalin dengan baik di kota ini. “Halinilah yang mendorong kami selakuwakil rakyat untuk mengundang paratokoh agama untuk duduk bersama danmenyikapinya secara arif dan bijaksana.”Ujar Kenan Sipayung.

Sementara itu, Pendeta WillemItaar, S.Th., MH., selaku Ketua FKUBKota Jayapura dalam penjelasannyaterkait kehadiran kelompok radikal inimenjelaskan, bahwa dalam kesepakatanpengurus FKUB Kota Jayapura jika adapermasalahan dalam suatu agamatertentu maka anggota FKUB dari agama

tersebutlah yang akan menyelesaikannya.Kesepakatan ini menurutnya agar tidak menimbulkan masalah atau

gesekan-gesekkan antara umat beragama yang satu dengan yang lain maupun antara umat beragama itu sendiri.

Hal senada juga ditegaskan Dr. Tony Wanggai, Anggota FKUB dari unsurIslam, mengatakan bahwa umat Islam Provinsi Papua dan secara khususyang berada di Kota Jayapura telah bersepakat untuk menolak segala bentukajaran serta kehadiran dari kelompok radikal yang mengatasnamakan Isalamuntuk masuk ke Tanah Papua. “Sikap penolakan ini telah kami sampaikankepada Pemerintah Kota Jayapura,” ungkap Ketua PBNU, yang diiyakanbeberapa tokoh Islam yang hadir dalam pertemuan ini.

Alasan penolakan kelompok radikal ini selain meresahkan masyarakatKota Jayapura, juga keberadaannya akan merusak hubungan toleransi antarumat beragama yang sudah berjalan dengan baik. Sambung Hafid Yusuf,S.Ag.

Hal yang sama disampaikan Haji Sulhan Ma’mun, Ketua MUI KotaJayapura, dikatakannya bahwa persoalan keberadaan kelompok radikal inidapat mengganggu toleransi antar umat beragama di Kota Jayapura bilatidak sikapi dengan bijak dan tepat. Untuk itu dirinya meminta kepadaPemerintah Kota Jayapura sesuai dengan kesepakatan dari MUI, PBNU danOrmas Islam lainnya agar segera mengambil langkah-langkah konkritdengan mengembalikan mereka ini ke tempat asalnya.

Dari pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bersama yakni, 1.Menolak kehadiran kelompok radikal di Kota Jayapura. 2. Mendorongpemerintah Kota Jayapura, Pemerintah Propinsi Papua, dalam mengambillangkah-langkah yang tepat terkait dengan keresahan warga Kota Jayapura.

Hasil kesepakatan ini selanjutnya akan diserahkan kepada PemerintahKota Jayapura dan Provinsi Papua, untuk selanjutnya dapat mengambillangkah yang tepat dalam menyelesaikan persoalan ini.” jelas ketua Komisi DDPRD Kota Jayapura mengakhiri pertemuan.

anis/jb

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201623

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 24

KABUPATEN KEEROM

BERITADAERAH

Tokoh Agama dan Masyarakat Kabupaten Keerom

Tolak Keberadaan Kelompok JUTKEEROM, DAMAI — KETUA

Majelis Ulama Indonesia (MUI)Kabupaten Keerom, H. Nursalim Ar-Rozy, mensinyalir kelompok radikal

Jafar Umar Tholib (JUT) dan beberapakelompok radikal lainnya sudah masukdi Kabupaten Keerom. Tak tanggung-

tanggung kelompok JUT telahmemiliki lokasi tanah seluas 20 hektar

di Arso 14 dan Skanto.Untuk mengetahui kebenaran

adanya kelompok radikal tersebut,MUI dan FKUB Kabupaten Keerom

langsung turun ke lapanganmengecek lokasi yang rencananya

akan digunakan untuk pendirianpondok pesantren oleh kelompok JUT.

Dari beberapa keterangan yang didapat MUI dan FKUB Keerom dilokasi,

semuanya mengindikasikan bahwalokasi tersebut memang milik

kelompok JUT.

Menyikapi hal ini, Rabu, (11/05), MUI dan FKUB Kabupaten Keerom yangdidukung oleh segenap komponen pemerintah, aparatur keamanan danmasyarakat mengambil tindakan untuk melakukan rapat koordinasi di Aula KantorKementerian Agama Kabupaten Keerom. Inti dari rapat ini adalah untuk mencarisolusi dan pemikiran bersama dalam mewaspadai masuknya kelompok JUT dankelompok radikal lainnya di Kabupaten Keerom yang dianggap akan meresahkankerukunan umat beragama yang sudah terjalin baik selama ini.

Rapat koordinasi yang juga dihadiri oleh beberapa pejabat Eselon IV sertastaf di lingkungan Kantor Kemenag Keerom menghasilkan beberapa pernyataansikap yang intinya menolak keberadaan kelompok radikal di Kabupaten Keerommeski dengan membuat gebrakan baru seperti mendirikan Pondok Pesantren.

Sikap tersebut diambil karena hal ini dianggap dapat merusak ideologibangsa dan sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia serta umatberagama di Kabupaten Keerom. Menurut H. Nursalim, Kabupaten Keerommerupakan daerah heterogen dengan berbagai macam suku bangsa dan agama,sehingga dengan mengambil tindakan menolak keberadaan adanya kelompokradikal seperti kelompok JUT, diharapkan gesekan-gesekan di masyarakat dapatdihindari.

Pada kesempatan itu, Nursalim mengajak seluruh masyarakat kususnya umatIslam di Kabupaten Keerom agar tetap menjaga keharmonisan dan kerukunanumat beragama, sehingga ketenangan dan ketentraman terjalin baik di daerahini. dion/jb

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201625

Natal Bersama TNI/POLRI, ASN dan MasyarakatKABUPATEN MERAUKE

MERAUKE, DAMAI -BERTEMPAT di GOR Head Sai,Merauke, Kamis, (07/01) digelar Natalbersama ASN, TNI/POLRI danmasyarakat Kabupaten Merauke Tahun2015, dengan tema “Hidup BersamaSebagai Keluarga Allah” (Kejadian9:16) dan sub tema “DenganSemangat Natal Kita TingkatkanPersatuan Demi MewujudkanPersaudaraan Sejati, Rukun dan Damaidi Bumi Animha”.

Perayaan Natal diawali dengandoa pembukaan yang dibawakanPastor John Kandam, Pr. serta

menampilkan Paduan Suara Vidiacuammembuat suasana ibadah Natalsemakin hidup. Hal yang juga menarikdari perayaan natal ini dimana adapenyampaian ucapan Natal dan TahunBaru yang disampaikan oleh perwakilanlima unsur agama yang berada diKabupaten Merauke diantaranya, dariunsur Katolik oleh Pastor A. MillerSendu, Pr., unsur Kristen Pdt. YahyaNdiken, S.Th., unsur Budha UkurtaSitepu, S.Ag., unsur Hindu oleh NiNyoman Suryani, S.Ag., serta dariunsur Islam disampaikan oleh Drs.Muchlis.

Wakil Bupati Merauke, Sunaryo,S.Sos., yang turut hadir dalamPerayaan Natal Bersama mewakiliBupati dalam sambutannyamenyampaikan ucapan terima kasihyang sebesar-besarnya atas partisipasidari seluruh Aparatur Sipil Negara, TNI/POLRI serta masyarakat sehinggaperayaan Natal bersama ini dapatberjalan dengan baik dan penuhhikmat.

Secara khusus Wakil Bupati dalamsambutannya memberikan apresiasiyang tinggi atas peran serta tokohagama dalam mendukung tugaspelayanan pemerintah KabupatenMerauke. Diakui ketika ada suatupermasalahan yang harus diselesaikan,maka tokoh agama akan selaludihadirkan dan diberi ruang gerak yang

bebas sehingga pembangunan dapat berjalan efektif dan efisien mengingat paratokoh agama ini juga merupakan tulang punggung dari pelayanan itu sendiri.

Mengakhiri sambutannya, Wakil Bupati Sunaryo, S.Sos., menyampaikanucapan terima kasihnya atas nama pribadi dan keluarga sekaligus berpamitankepada seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Merauke yang selama ini telahmendukungnya dalam tugas pengabdian selaku Wakil Bupati Merauke selamalima tahun.

Untuk diketahui panitia penyelenggara Perayaan Natal bersama ASN, TNI/POLRI dan Masyarakat untuk tahun ini dipercayakan kepada Kementerian AgamaKabupaten Merauke. nelsi/jb

BERITADAERAH

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 26

Nuansa Kerukunan dalam Penthabisan

Gedung GPDP Diaspora MeraukeMERAUKE, DAMAI - KEPALA

Kantor Kemenag Kabupaten Merauke yangdiwakili oleh Kepala Seksi Bimas KristenKemenag Kabupaten Merauke, HendrikBelwawin, S.PAK., meresmikan gedunggereja baru Jemaat GPDP DiasporaKampung Salor Indah Distrik Kurik yangdibangun sejak tahun 2012 lalu diatastanah yang dihibahkan oleh pemerintahuntuk menjadi bagian dari GerejaPentakosta Di Papua (GPDP), ditandaidengan pemotongan pita.

Selanjutnya acara dilanjutkan denganibadah penthabisan gedung gereja baruyang dipimpin oleh Ketua PanitiaPembangunan dan juga sekaligus majelisjemaat GPDP Diaspora Kampung Salor,Indah Suratno, dan penyerahan kuncigereja oleh Ketua Klasis GPDP, Pdt. RubiMarangi, kepada Pdt. Indah Kataranisebagai Gembala Jemaat GPDP DiasporaKampung Salor Indah, sebagai tandabahwa gereja GPDP Diaspora KampungSalor Indah di Distrik Kurik ini siap

digunakan sebagai tempat pembinaan iman secara sah.Dalam sambutannya Hendrik Belwawin mengajak semua jemaat dan

juga undangan yang hadir untuk menghargai rumah ibadah sebagai tempatyang kudus, bukan hanya gereja tetapi juga dengan rumah-rumah ibadahlainnya seperti masjid, vihara dan pura juga sebagai tempat yang kudus,yang mana rumah-rumah Tuhan ini adalah tempat pembinaan moral, mentaldan iman sesuai dengan keimanan kita masing-masing. “Karena iman tanpaperbuatan adalah mati, dan sehebat apapun seseorang jika tidak memilikimoral, mental dan iman maka sia-sialah semua itu. Untuk itu jadikanlahrumah Tuhan ini sebagai tempat kudus, agar keluarga umat akan terbentukmoral dan imannya di tempat ini,” ujarnya.

Dalam acara peresmian gedung gereja ini mempunyai keunikantersendiri, yang mana pada prosesi ibadah penthabisan para jemaat danundangan yang hadir melaksanakan ibadah didalam gedung gereja, terlihatdiluar tepatnya di halaman gereja hadir pula warga kampung lainnya yangmayoritas beragama Islam dengan tenang mengikuti dan menyimak prosesperibadatan yang sedang berjalan, dan juga ibu-ibu berjilbab lainnya denganantusiasnya menyiapkan makanan yang akan dihidangkan untuk para jemaatdan juga undangan yang hadir walaupun cuaca pada saat itu hujan.

Keunikan seperti ini jarang sekali kita temukan di tempat lain yangmencerminkan kerukunan dan kebersamaan antar umat beragama. Hal inimerupakan perwujudan dari visi Kabupaten Merauke yaitu “Bersatu untukMembangun Merauke” dan moto “Izakod Bekai Izakod Kai”, atau Satu HatiSatu Tujuan. kris/yati

MERAUKE, DAMAI - KEPALAKantor Kemenag Kabupaten Merauke yangdiwakili oleh Kepala Seksi Bimas KristenKemenag Kabupaten Merauke, HendrikBelwawin, S.PAK., meresmikan gedunggereja baru Jemaat GPDP DiasporaKampung Salor Indah Distrik Kurik yangdibangun sejak tahun 2012 lalu diatastanah yang dihibahkan oleh pemerintahuntuk menjadi bagian dari GerejaPentakosta Di Papua (GPDP), ditandaidengan pemotongan pita.

Selanjutnya acara dilanjutkan denganibadah penthabisan gedung gereja baruyang dipimpin oleh Ketua PanitiaPembangunan dan juga sekaligus majelisjemaat GPDP Diaspora Kampung Salor,Indah Suratno, dan penyerahan kuncigereja oleh Ketua Klasis GPDP, Pdt. RubiMarangi, kepada Pdt. Indah Kataranisebagai Gembala Jemaat GPDP DiasporaKampung Salor Indah, sebagai tandabahwa gereja GPDP Diaspora KampungSalor Indah di Distrik Kurik ini siap

digunakan sebagai tempat pembinaan iman secara sah.Dalam sambutannya Hendrik Belwawin mengajak semua jemaat dan

juga undangan yang hadir untuk menghargai rumah ibadah sebagai tempatyang kudus, bukan hanya gereja tetapi juga dengan rumah-rumah ibadahlainnya seperti masjid, vihara dan pura juga sebagai tempat yang kudus,yang mana rumah-rumah Tuhan ini adalah tempat pembinaan moral, mentaldan iman sesuai dengan keimanan kita masing-masing. “Karena iman tanpaperbuatan adalah mati, dan sehebat apapun seseorang jika tidak memilikimoral, mental dan iman maka sia-sialah semua itu. Untuk itu jadikanlahrumah Tuhan ini sebagai tempat kudus, agar keluarga umat akan terbentukmoral dan imannya di tempat ini,” ujarnya.

Dalam acara peresmian gedung gereja ini mempunyai keunikantersendiri, yang mana pada prosesi ibadah penthabisan para jemaat danundangan yang hadir melaksanakan ibadah didalam gedung gereja, terlihatdiluar tepatnya di halaman gereja hadir pula warga kampung lainnya yangmayoritas beragama Islam dengan tenang mengikuti dan menyimak prosesperibadatan yang sedang berjalan, dan juga ibu-ibu berjilbab lainnya denganantusiasnya menyiapkan makanan yang akan dihidangkan untuk para jemaatdan juga undangan yang hadir walaupun cuaca pada saat itu hujan.

Keunikan seperti ini jarang sekali kita temukan di tempat lain yangmencerminkan kerukunan dan kebersamaan antar umat beragama. Hal inimerupakan perwujudan dari visi Kabupaten Merauke yaitu “Bersatu untukMembangun Merauke” dan moto “Izakod Bekai Izakod Kai”, atau Satu HatiSatu Tujuan. kris/yati

MERAUKE, DAMAI - KEPALAKantor Kemenag Kabupaten Merauke yangdiwakili oleh Kepala Seksi Bimas KristenKemenag Kabupaten Merauke, HendrikBelwawin, S.PAK., meresmikan gedunggereja baru Jemaat GPDP DiasporaKampung Salor Indah Distrik Kurik yangdibangun sejak tahun 2012 lalu diatastanah yang dihibahkan oleh pemerintahuntuk menjadi bagian dari GerejaPentakosta Di Papua (GPDP), ditandaidengan pemotongan pita.

Selanjutnya acara dilanjutkan denganibadah penthabisan gedung gereja baruyang dipimpin oleh Ketua PanitiaPembangunan dan juga sekaligus majelisjemaat GPDP Diaspora Kampung Salor,Indah Suratno, dan penyerahan kuncigereja oleh Ketua Klasis GPDP, Pdt. RubiMarangi, kepada Pdt. Indah Kataranisebagai Gembala Jemaat GPDP DiasporaKampung Salor Indah, sebagai tandabahwa gereja GPDP Diaspora KampungSalor Indah di Distrik Kurik ini siap

digunakan sebagai tempat pembinaan iman secara sah.Dalam sambutannya Hendrik Belwawin mengajak semua jemaat dan

juga undangan yang hadir untuk menghargai rumah ibadah sebagai tempatyang kudus, bukan hanya gereja tetapi juga dengan rumah-rumah ibadahlainnya seperti masjid, vihara dan pura juga sebagai tempat yang kudus,yang mana rumah-rumah Tuhan ini adalah tempat pembinaan moral, mentaldan iman sesuai dengan keimanan kita masing-masing. “Karena iman tanpaperbuatan adalah mati, dan sehebat apapun seseorang jika tidak memilikimoral, mental dan iman maka sia-sialah semua itu. Untuk itu jadikanlahrumah Tuhan ini sebagai tempat kudus, agar keluarga umat akan terbentukmoral dan imannya di tempat ini,” ujarnya.

Dalam acara peresmian gedung gereja ini mempunyai keunikantersendiri, yang mana pada prosesi ibadah penthabisan para jemaat danundangan yang hadir melaksanakan ibadah didalam gedung gereja, terlihatdiluar tepatnya di halaman gereja hadir pula warga kampung lainnya yangmayoritas beragama Islam dengan tenang mengikuti dan menyimak prosesperibadatan yang sedang berjalan, dan juga ibu-ibu berjilbab lainnya denganantusiasnya menyiapkan makanan yang akan dihidangkan untuk para jemaatdan juga undangan yang hadir walaupun cuaca pada saat itu hujan.

Keunikan seperti ini jarang sekali kita temukan di tempat lain yangmencerminkan kerukunan dan kebersamaan antar umat beragama. Hal inimerupakan perwujudan dari visi Kabupaten Merauke yaitu “Bersatu untukMembangun Merauke” dan moto “Izakod Bekai Izakod Kai”, atau Satu HatiSatu Tujuan. kris/yati

BERITADAERAH

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 26

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201627

Toreh Prestasi dalam LombaKesadaram Hukum

MA Persiapan Negeri Koya Barat keluar sebagai juara IILomba Kesadaran Hukum, dan juara III lomba Karya Tulis Ilmiah yang

digelar dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan kesadaran hukummasyarakat (kadarkum) oleh Bagian Hukum Setda Kota Jayapura bekerja

sama dengan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Papua. Denganpersiapan selama satu bulan lamanya MA Persiapan Negeri Koya

Barat Kota Jayapura yang baru 2 tahun berdiri berhasilmembuahkan hasil yang manis.

MA Persiapan Negeri Koya Barat

JAYAPURA, DAMAI - LOMBA diperuntukkan bagisiswa/siswi tingkat SMU/SMK/MA Kota Jayapura dalamrangka menyongsong HUT Kota Jayapura ke-106.Kegiatan ini diikuti oleh 28 SMU/SMK se-Kota Jayapura, diGedung Sian Soor Kantor Wali Kota Jayapura. Kegiatanyang berlangsung dua hari itu dikemas dengan sangatatraktif dan mendidik. Adapun juri dalam lombakadarkum dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum danHAM Papua.

Selengkapnya juara I diraih SMA Negeri 2 Dok VIIIdengan nilai 1.480, juara II M.A Persiapan Negeri KoyaBarat diantaranya Khairul Anam, Risma Alda Elfariani,Nonik Fidiawati, Ade Irma, Arditya Sukma Wardanidengan nilai 900, juara III SMA Negeri 3 Buper Waenadengan nilai 850, juara harapan I SMK Negeri I Jayapura,dan juara harapan II SMA Negeri I Abepura.

Hadiah berupa trophi dan juga masing-masingpeserta mendapatkan sebuah handphone merk Samsung,diserahkan langsung oleh Asisten I Setda Kota JayapuraDrs. Henok Wambukomo, MM., Kepala Kantor WilayahKementerian Hukum dan HAM Papua yang diwakili olehSuhardiyatno, SH., Kepala Dinas Pendidikan KotaJayapura, dan Kepala Bagian Hukum Setda KotaJayapura.

Selanjutnya untuk karya ilmiah pada ajang yangsama, 5 siswa dari MA Persiapan Negeri Koya Barat KotaJayapura juga berhasil meraih juara III karya ilmiahdengan judul “Peluang, Tantangan dan Resiko IndonesiaDalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”.

Setelah mengikuti lomba kadarkum antar siswa/siswitingkat SMU/SMK diharapkan terus menindaklanjuti

dengan menyebarluaskan serta memberi contoh yangbaik tentang perlunya pemahaman, penyadaran danpentaatan aturan-aturan hukum. Kegiatan yang bertujuanuntuk mengasah kreatifitas para pelajar ini, juga untukmemberikan pemahaman dan wawasan kepada pelajartentang pentingnya hukum serta memotivasi pelajartentang perlunya memiliki kesadaran hukum, peningkatanprestasi pelajar melalui pemahaman, kesadaran,wawasan di bidang hukum yang dimulai dari diri pribadi,keluarga dan masyarakat.

Dalam sambutan Walikota Jayapura, Dr. BenhurTommy Mano, MM., menyampaikan apresiasi terhadapkegiatan ini. “Saya ingin masyarakat saya adalahmasyarakat yang cerdas dan taat hukum, mematuhihukum yang telah ada dan hidup dalam aturan-aturanyang sudah dibuat tersebut. Dalam hukum, hak dankewajiban seseorang melalui badan hukum siapa pun diaakan ada sanksi yang mengikat apa yang akan dikenaipada yang bersangkutan.”

Ditambahkannya, “Saya ingin anak-anak Saya jadipemimpin ke depan, dan harus menguasai hukum denganbaik dan bisa menjadi orang-orang yang memberikanpencerahan di sekitar, terutama di dalam rumah tanggamaupun di lingkungan di mana dia berada. Anak-anakSaya minta menjadi pioner-pioner yang menyampaikanperaturan yang berlaku di Republik ini dan juga yang adadi wilayah Kota Jayapura ini.”

Kegiatan lomba dibuka secara resmi oleh WalikotaJayapura ditandai dengan memberikan 5 (lima)pertanyaan rebutan kepada peserta lomba.

kris/luk/dw

BERITADAERAH

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201627

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 28

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KEEROM

Tingkatkan Semangat Juang Wanita IndonesiaKEEROM, DAMAI — DALAM rangka memperingati

Hari Kartini yang tahun ini jatuh pada hari Kamis (21/04),Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Keerom mengadakankarnaval yang diikuti seluruh keluarga besar MIN Keerom.Kegiatan berlangsung dari pukul 07.15 sampai pukul 08.30.Karnaval dimulai dari halaman MIN Keerom menuju JalanKesehatan, kemudian Jalan Bandeng, diteruskan ke JalanPoros, arah kembali ke Jalan Layur, dan berakhir di halamanMIN Model Jaifuri.

Saat Melepas peserta karnaval Ustadz Moh. Dimyatimengatakan, “Dalam rangka memperingati hari Kartini ini

memberikan motivasi kepada kita untuk belajar danmeningkatkan mutu pendidikan terutama bagi kaumperempuan. Tujuan dan cita-cita kita tidak akan tercapaitanpa pendidikan khususnya di MIN Keerom.” Setelahsambutan pelepasan, peserta karnaval memulai acaratersebut yang diawali oleh group rebana dan diikuti pesertadidik kelas 1 sampai kelas 6 beserta seluruh guru danpegawai MIN Keerom.

Kegiatan berlangsung dengan lancar tanpa ada ken-dala apapun, peserta mengikuti dengan penuh semangathingga kembali ke halaman MIN Keerom. yati/ed

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERIKOTA JAYAPURA

Raih Nilai TertinggiKOTA JAYAPURA, DAMAI - MADRASAH Ibtidaiyah

Negeri (MIN) Kota Jayapura meraih juara 1 (satu) umumperaih nilai tertinggi Tingkat Provinsi dan Kota pada jenjangSD/MI tahun pelajaran 2015/2016. Kamis (23/06)merupakan hari penentuan pengumuman hasil nilai UjianSekolah (US) tingkat Kota maupun Provinsi Papua. Acarapenentuan hasil nilai US tingkat Kota dan Provinsi Papuadibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Jayapura dengandihadiri oleh Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas PendidikanKota Jayapura, Pengawas Dinas Sekolah Dasar, kepalasekolah juga para kepala madrasah tingkat Kota Jayapura.

Dalam arahannya Sekertaris Daerah (Sekda)menyampaikan nilai tertinggi untuk tahun pelajaran 2015/2016 didominasi oleh swasta/yayasan dan madrasah. Sekdajuga menegaskan bagi sekolah-sekolah dibawah naunganDinas Kota Jayapura agar memperbaiki kualitas dankuantitas agar lebih baik atau minimal sama dengan sekolahswasta, yayasan ataupun madrasah.

Adapun siswa sebagai peraih nilai tertinggi dari MINKota Jayapura adalah Muhammad Akbar Awaludin denganjumlah nilai 262,0 (Bahasa Indonesia: 92,0; Matematika:92,5; dan IPA: 77,5). Kemudian sebagai juara 2 umum atasnama Sherly Ardilania SP., dengan jumlah nilai 260,0 (Bahasa Indonesia: 90,0; Matematika: 90,0 dan IPA: 80,0).Dan juara 3 umum atas nama Isna Ainurrohimah denganjumlah nilai 259,5 (Bahasa Indonesia: 92,0; Matematika:87,5 dan IPA: 80,0).

Kepala MIN Kota Jayapura, Hj. Nur Wachiddha, S.Pd.I,MM., mengatakan bahwa dari total 40 siswa MIN Kota

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201629

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERIKUMBE MERAUKE

Dikunjungi Staf DitjenPendis Kemenag RI

BERITADAERAH

MERAUKE, DAMAI - GUNA menyamakanpresepsi terkait proses perencanaan program dananggaran Wilayah Terdepan, Terluar danTerbatas (Wilayah 3T) di wilayah Indonesiabagian Timur, khususnya di Provinsi Papua yangterletak di Kabupaten Merauke dan KotaJayapura, Direktorat Jenderal Pendidikan Islammenugaskan salah satu staf untuk melakukanmonitoring.

Ahmad Khanali, staf pada BagianPerencanaan dan Sistem Informasi Ditjen PendisKementerian Agama RI, yang ditugaskan untukmelakukan monitoring di MIN Kumbe,sebelumnya tiba di Kantor Kemenag Merauke dandiantar oleh Amri Lobangon, S.Pd.I., dari SeksiPendis Kantor Kemenag Merauke menuju MINKumbe.

Ahmad Khanali disambut Kepala MadrasahIbtidaiyah Negeri Merauke Siti Rohmiati, S.Ag.,Kamis (7/4). Dalam penjelasannya, AhmadKhanali yang akrab dipanggil Ali menjelaskantujuan monitoring ini adalah untuk mengetahuiidentitas lokasi dimana MIN Merauke berada,sumber daya dengan mendata tenaga

administrasi yang handal menangani Aplikasi Rencana KerjaAnggaran MIN Merauke, perangkat pendukung pengelolaan aplikasi,jumlah satuan pendidikan negeri RA, MI, MTs dan MA/MAK, sertamengevaluasi dan identifikasi proses perencanaan anggaran dankegiatan.

Ahmad Khanali menambahkan monitoring-nya juga terkaitdengan perencanaan di wilayah terdepan, terluar dan terbatas tahun2016 ini, guna menata wilayah-wilayah di Indonesia khususnyaBinaan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI. Dan Kabupaten Meraukeini menurutnya merupakan wilayah 3T (Terdepan, Terluar,Terbelakang), mengingat Merauke merupakan daerah di ujung TimurIndonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga PNGdan Australia.

Sementara itu, Siti Rohmiati selaku Kepala Madrasah IbtidaiyahNegeri Merauke, mengaku sangat senang dan bersyukur dengankunjungan Ahmad Khanali yang baru pertama kali mengunjungi MINMerauke. Ia berharap dengan monitoring dari salah satu staf DitjenPendis ini akan memberi manfaat bagi MIN Kumbe dalam mendengardan menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh MIN Kumbe.

“Adapun kendala utama dalam proses perencanaan danpenganggaran di Wilayah 3T adalah masalah jaringan akses internetdi Kumbe apabila sewaktu-sewaktu bermasalah, maka harus ke KotaMerauke yang jarak ditempuhnya sangat sulit dan memakan waktuyang lama.” ujarnya. salama/jb

Jayapura yang mengikuti Ujian Sekolah untuk Tahun Ajaran2015/2016 terdapat 95% memperoleh nilai sangatmemuaskan. Kemudian untuk perolehan nilai tertinggi ditingkat Kota Jayapura dan Provinsi Papua MIN KotaJayapura meraih 78%.

“Notabene keberadaan MIN Kota Jayapura berada didaerah terluar yang jauh dari perkotaan dan juga terletakpada garis perbatasan NKRI dan PNG, namun dengankegigihannya mampu bersaing dengan sekolah unggulan ditingkat Kota Jayapura bahkan Provinsi Papua. Hal ini tidakluput dari kerja keras Kepala Madrasah, guru, staf dan walimurid untuk menjadikan Madrasah ini jauh lebih baik.”

Ia juga menyadari, masih ada penilaian sebagianmasyarakat yang menganggap bahwa madrasah merupakansekolah “second class”. Paradigma ini ditepis oleh MIN KotaJayapura yang mampu bersaing dengan Sekolah Dasar danyayasan lainnya.

Keberhasilan itu dapat diraih dengan memegang teguhmotto madrasah bahwa “Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik

Madrasah”.Kepala MIN Kota Jayapura menegaskan bahwa,

paradigma saat ini madrasah sudah harus berbicara tentangkualitas, bukan lagi kuantitas, karena madrasah saat inimengalami peningkatan jumlah yang signifikan sehinggakualitas harus ditingkatkan agar madrasah tetap dipercayaoleh masyarakat.

Pada kesempatan yang lain Kepala Madrasah jugamemberikan reward (penghargaan) kepada siswa yangberprestasi, diantaranya termasuk peraih tiga besar nilaitertinggi. Hal ini diungkapkan oleh Nur Wachiddha, agartetap semangat dan juga intropeksi diri supaya kedepanlebih baik lagi.

Ia juga akan selalu memperhatikan dan mengevaluasikinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikandi MIN Kota Jayapura. “Dan dengan adanya evaluasi kali inidiharapkan MIN Kota Jayapura mampu melahirkan putra-putri yang penuh prestasi seperti semboyan “Tiada HariTanpa Prestasi,” tegas Nur Wachiddha. (luk/ed/dw)

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 30

NABIRE, DAMAI - GEDUNG Adi WidyaPasraman Sutasoma, Nabire, yang didirikan olehYayasan Subhatama Dharma (Yashoda) Papua,selain merupakan inisiatif dari umat Hindu yangberdomisili di Provinsi Papua, juga didukungdengan hasil kajian ilmiah dari Sekolah TinggiAgama Hindu (STAH) Dharma NusantaraJakarta yang meliputi beberapa aspek pen-dukung diantaranya; adanya dukungan dari ma-syarakat, dukungangan dari Bimas Hindu Ke-menterian Agama dan PHDI serta dukungandari pemerintah setempat.

Kepala Kantor Kementerian AgamaKabupaten Nabire, Reiki Lumentah, S.Pd.K., yangturut hadir dalam peresmian ini mengakui bahwakehadiran umat Hindu di Kabupaten Nabire yangberjumlah kurang lebih 525 jiwa sekalipun sedikitnamun keberadaannya di kabupaten ini telah adasejak puluhan tahun lalu.

“Kehadiran umat Hindu melengkapikeragaman umat di Kabupaten Nabire yangdianut oleh lima golongan agama yang ada yaituIslam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha.Dengan kehadiran umat Hindu, ikut memper-kaya budaya dan seni di Kabupaten Nabire.”Ujarnya.

KABUPATEN NABIRE

Dalam kesempatan itu Kepala Kantor meminta kepada Dirjen Bimas Hinduuntuk memperhatikan penempatan pejabat Bimas Hindu di KemenagKabupaten Nabire beserta tenaga penyuluh dan guru agamanya, agar tidakterjadi kekosongan pelayanan dan pembinaan kepada umat.

Sementara itu Bupati Kabupaten Nabire, Isais Douw, S.Sos., MAP., dalamsambutannya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Yayasan SubhatamaDharma (Yashoda) Provinsi Papua yang telah membuka Lembaga PendidikanAdi Widya atau sekolah setingkat SD berpola asrama ini.

Menurut Bupati apa yang telah dilakukan oleh Yashoda ini patut diapresiasikarena telah berperan secara langsung dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Dikatakan untuk membangun sumber daya manusia salahsatunya melalui lembaga pendidikan yang dikelola secara berkualitas, holistik,transparan dan akuntabel.

“Dengan menerapkan pendidikan berpola asrama, sangat membantu parasiswa yang berdomisili di Kampung Bumi Raya maupun lingkungan sekitarnyauntuk menempuh pendidikan, terutama bagi mereka dari kalangan keluargayang kurang mampu.” Tegas Bupati.

Pasraman Adi Widya Sutasoma yang diresmikan oleh Dirjen Bimas Hinduyang ditandai dengan penandatangan batu prasasti serta pengguntingan pitadan pembukaan pintu gedung sekolah oleh Bupati Nabire ini menelan danapembangunan sebesar 1,3 Miliar yang merupakan bantuan dari Dirjen BimasHindu Kementerian Agama RI. Dengan realisasi pembangunan gedung, pagarsekolah, serta sarana pendukung lainnya.

Hadir dalam peresmian ini, Ketua PHDI Pusat, Direktur Pendidikan Hindu,Wakil Bupati, Fokompimda Kabupaten Nabire, Pengurus Yashoda Papua, dansejumlah tokoh agama serta umat Hindu Kabupaten Nabire. jb

Masyarakat Kabupaten Nabire bolehberbangga diri karena mampu

memelihara kehidupan kerukunan umatberagama. Hal terbukti dengan

berdirinya satu sekolah formal umatHindu berpola asrama setingkat SD yang

baru saja diresmikan oleh Dirjen BimasHindu, Prof. Drs. I Ketut Wydnya, MA.,

M.Phil., Ph.D. (25/2).

BERITADAERAH

Dirjen Bimas HinduResmikan PasramanSutasoma

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201631

BERITADAERAH

KABUPATEN PANIAIPembinaanLembaga PendidikanIslam di Paniai

ENAROTALI, DAMAI - PENDIDIKAN sebagai prosespemanusiaan membutuhkan sinergi antar komponen dankesepahaman visi seluruh stake holder yang terlibat, diantaranyakeluarga, masyarakat dan pemerintah.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor KementerianAgama Kabupaten Paniai, Drs. Luther Pongmakamba, ketikamembuka kegiatan Pembinaan Lembaga Pendidikan Islam Kabu-paten Paniai yang berlangsung di aula kantor, Minggu, (3/4).

Dikatakan bahwa keluarga adalah institusi pertama dalam

rangka melakukan sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai pendidikan. Meskipun saat ini jumlah institusi pendidikan formal daritingkat dasar hingga jenjang lebih tinggi semakin hari semakinbanyak, namun peran keluarga dalam transformasi nilai edukatifini tetap tak tergantikan.

Sementara peran masyarakat di era sekarang ini menurutnyaadalah sebagai fasilitator dalam menunjang pelaksanaanpendidikan nasional. Selain itu juga ikut serta dalammenyelenggarakan pendidikan swasta, membantu pengadaantenaga, sarana dan prasarana serta membantu mengembangkanprofesi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan peran pemerintah secara yuridis landasankonstitusi negara kita tentang hak dan kewajiban pemerintahdalam hal pendidikan adalah sebagaimana yang tertuang dalamUndang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 10.

Diakui Luther Pongmakamba bahwa lembaga pendidikanIslam memegang peranan yang sangat penting dan strategisdalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia, dan secarakhusus di Kabupaten Paniai. Disisi lain peran yang sangat pentingini perlu ada inovasi pada Lembaga Pendidikan Islam seiringdengan perkembangan zaman yang semakin maju.

Terkait pelaksanaan kegiatan ini, Kepala Kantor memintaagar para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baiksehingga nantinya materi yang diperoleh dapat berguna untukmenambah wawasan dan bermanfaat dalam menjalakan tugassebagai pelaku-pelaku pendidik.

Kegiatan yang digelar sehari ini diikuti 40 orang persertayang terdiri dari Kabupaten Paniai dan Kabupaten Deiyai dengannara sumber, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Paniai,Sekretaris BP2M NU Kabupaten Paniai, Ahmad Syaiful, dan KepalaSeksi Pendidikan dan Bimas Islam, H. Dahlan Kader, S.Ag. lut/jb

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 32

SARMI, (DAMAI) — KEPALA Sub BagianUmum Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Papua, Steven A. Wonmaly, S.Sos., M.AP.,melakukan kunjungan kerja sekaligus SosialisasiPMA No 4 Tahun 2016 serta KMA No. 8 dan No.9 Tahun 2016, di Kemenag Kabupaten Sarmi.

Kasubag Umum yang didampingi KepalaKantor Kemenag Sarmi, Yan F. Rumbino, dalamsosialisasinya mengatakan, sosialisai ini pentingdan mesti dilakukan mengingat ada PMA yanglama dan telah dicabut pemberlakuannya,yakni PMA Nomor 16 Tahun 2006, Tentang TataPersuratan Dinas di Lingkungan DepartemenAgama kemudian pemberlakuan KMA Nomor

Kasubag Umum Kemenag Provinsi PapuaSosialisasi KMA No. 8 dan 9 Tahun 2016

BERITADAERAH

8 Tahun 2016 tentang Kode Jabatan, Singkatandan Akronim pada Kementerian Agama, danKMA Nomor 9 Tahun 2016 tentang PedomanTata Naskah Dinas pada Kementerian Agama.

Lebih lanjut Kasubag Umum menjelaskantentang tata naskah dinas sebagai salah satuunsur administrasi yang meliputi pengaturantentang jenis dan penyusunan naskah dinas,penggunaan lambang negara, logo dan capdinas. Ada perubahan yang signifikanmenyangkut kode surat, stempel, nomor surat,

dan surat tugas, serta pengelolaan BMN.Sementara itu terkait Barang Milik Negara (BMN), Steven A. Wonmaly

menekankan pentingnya pendataan dan pengelolaan BMN secara baik. Dikatakan,Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua menjadi sorotan dikarenakanbanyak aset yang belum ditertibkan. Baik itu BMN berupa tanah, bangunan, dankendaraan, maupun BMN non TBK. Untuk itu langkah awal yang harus segeradilakukan adalah dengan Penetapan Satuan Pengguna (PSP) serta inventarisasisemua barang kantor.

Sosialisasi ini diikuti oleh Kepala Sub Bag Tata Usaha, Kepala Seksi BimasIslam, Seksi Penyelenggara Katolik, Penyelenggara Haji dan seluruh ASN dilingkungan Kemenag Sarmi. ms/jb/dw

KABUPATEN SARMI

SERUI, DAMAI- DENGAN semangatrasa kebersamaanPemerintah Daerah,Kementerian Agamabersama Lembagalembaga agama Islamyang dalam hal ini

adalah MUI, PHBI, BAZDA, NU, Muhammadiyah,LPTQ, BKMT, Aisiyah, dan Muslimat NU menggelar Safari Ramadhan pada Minggu, (12/6) diMasjid Al Muhajirin Awunawai Distrik YapenTimur.

Dalam sambutanya Bupati KepulauanYapen yang diwakili oleh Wakil Bupati, FransSanadi, B.Sc., sangat mendukung adanya kegiatan Safari Ramadhan yang diselenggarakanoleh PHBI sehingga ia dapat mendekatkan diri

dengan warga masyarakat dalam suasana bulan suci Ramadhan. Lebih lanjut iamengajak kepada warga masyarakat yang ada di kampung Awunawai Distrik YapenTimur untuk mendukung program pemerintah yang ada, untuk menuju masyarakatyang nyaman maju dan sejahtera.

Kepala Kemenag Kabupaten Kepulauan Yapen, Amsal Yowei, S.PAK., SE., M.Pd.K.,diwakili Kepala Seksi Bimas Islam, Safarudin, S.Ag., dalam sambutanya menyampaikanbahwa kegiatan Safari Ramadhan yang diselenggarakan PHBI Kabupaten KepulauanYapen sangat baik sebagai sarana untuk menjalin tali siraturrahim antara pemerintahdengan warga masyarakat secara khusus di bulan suci Ramadhan dalam memberikanmakna religius pada kehidupan beragama di daerah ini.

Dan selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan pemerintah di bidang keagamaandiantaranya untuk memberikan pelayanan kepada umat beragama dalam rangkamemberdayakan umat beragama, sehingga mereka memperoleh hak-hak dalammemeluk dan beribadat serta menjadi umat yang taat beragama sesuai agamanyamasing-masing. Selanjutnya diharapkan kerukunan antar umat beragamamenciptakan hubungan yang harmonis antar pemeluk agama yang merupakansalah satu persyaratan mutlak bagi terpelihara kerukunan nasional dan ketahanannasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. yanto/yt/dw

SERUI, DAMAI- DENGAN semangatrasa kebersamaanPemerintah Daerah,Kementerian Agamabersama Lembagalembaga agama Islamyang dalam hal ini

adalah MUI, PHBI, BAZDA, NU, Muhammadiyah,LPTQ, BKMT, Aisiyah, dan Muslimat NU menggelar Safari Ramadhan pada Minggu, (12/6) diMasjid Al Muhajirin Awunawai Distrik YapenTimur.

Dalam sambutanya Bupati KepulauanYapen yang diwakili oleh Wakil Bupati, FransSanadi, B.Sc., sangat mendukung adanya kegiatan Safari Ramadhan yang diselenggarakanoleh PHBI sehingga ia dapat mendekatkan diri

dengan warga masyarakat dalam suasana bulan suci Ramadhan. Lebih lanjut iamengajak kepada warga masyarakat yang ada di kampung Awunawai Distrik YapenTimur untuk mendukung program pemerintah yang ada, untuk menuju masyarakatyang nyaman maju dan sejahtera.

Kepala Kemenag Kabupaten Kepulauan Yapen, Amsal Yowei, S.PAK., SE., M.Pd.K.,diwakili Kepala Seksi Bimas Islam, Safarudin, S.Ag., dalam sambutanya menyampaikanbahwa kegiatan Safari Ramadhan yang diselenggarakan PHBI Kabupaten KepulauanYapen sangat baik sebagai sarana untuk menjalin tali siraturrahim antara pemerintahdengan warga masyarakat secara khusus di bulan suci Ramadhan dalam memberikanmakna religius pada kehidupan beragama di daerah ini.

Dan selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan pemerintah di bidang keagamaandiantaranya untuk memberikan pelayanan kepada umat beragama dalam rangkamemberdayakan umat beragama, sehingga mereka memperoleh hak-hak dalammemeluk dan beribadat serta menjadi umat yang taat beragama sesuai agamanyamasing-masing. Selanjutnya diharapkan kerukunan antar umat beragamamenciptakan hubungan yang harmonis antar pemeluk agama yang merupakansalah satu persyaratan mutlak bagi terpelihara kerukunan nasional dan ketahanannasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. yanto/yt/dw

SERUI, DAMAI- DENGAN semangatrasa kebersamaanPemerintah Daerah,Kementerian Agamabersama Lembagalembaga agama Islamyang dalam hal ini

adalah MUI, PHBI, BAZDA, NU, Muhammadiyah,LPTQ, BKMT, Aisiyah, dan Muslimat NU menggelar Safari Ramadhan pada Minggu, (12/6) diMasjid Al Muhajirin Awunawai Distrik YapenTimur.

Dalam sambutanya Bupati KepulauanYapen yang diwakili oleh Wakil Bupati, FransSanadi, B.Sc., sangat mendukung adanya kegiatan Safari Ramadhan yang diselenggarakanoleh PHBI sehingga ia dapat mendekatkan diri

dengan warga masyarakat dalam suasana bulan suci Ramadhan. Lebih lanjut iamengajak kepada warga masyarakat yang ada di kampung Awunawai Distrik YapenTimur untuk mendukung program pemerintah yang ada, untuk menuju masyarakatyang nyaman maju dan sejahtera.

Kepala Kemenag Kabupaten Kepulauan Yapen, Amsal Yowei, S.PAK., SE., M.Pd.K.,diwakili Kepala Seksi Bimas Islam, Safarudin, S.Ag., dalam sambutanya menyampaikanbahwa kegiatan Safari Ramadhan yang diselenggarakan PHBI Kabupaten KepulauanYapen sangat baik sebagai sarana untuk menjalin tali siraturrahim antara pemerintahdengan warga masyarakat secara khusus di bulan suci Ramadhan dalam memberikanmakna religius pada kehidupan beragama di daerah ini.

Dan selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan pemerintah di bidang keagamaandiantaranya untuk memberikan pelayanan kepada umat beragama dalam rangkamemberdayakan umat beragama, sehingga mereka memperoleh hak-hak dalammemeluk dan beribadat serta menjadi umat yang taat beragama sesuai agamanyamasing-masing. Selanjutnya diharapkan kerukunan antar umat beragamamenciptakan hubungan yang harmonis antar pemeluk agama yang merupakansalah satu persyaratan mutlak bagi terpelihara kerukunan nasional dan ketahanannasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. yanto/yt/dw

Pemda Yapen Bersama Kemenag, Lembaga dan Ormas IslamGelar Safari Ramadhan

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 32

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201633

KABUPATENKEPULAUAN YAPEN

Setelah DirenovasiDandim 1709 YawaResmikan Masjid Al-Falah

STAIN AL FATAH JAYAPURASekjen Kemenag RI Berikan

Materi FGD di STAIN Al-Fatah JayapuraJAYAPURA, DAMAI - SEKRETARIS Jenderal Kementerian Agama R.I. Prof.

Dr. H. Nur Syam, M.Si memberikan materi utama dalam Focus Group Discussion(FGD) pada kegiatan “Penguatan Persiapan Alih Status STAIN Menjadi IAIN” diKampus STAIN Al-Fatah Jayapura, Jumat (30/01).

Dalam paparannya, Sekjen menyinggung tentang mutu atau kualitas websitekampus yang dibuktikan dengan standar webometrics. “Website STAIN Al-FatahJayapura harus masuk webometricts, itu salah satu penghargaan di bidangakademik terhadap perguruan tinggi,” ujarnya. Webometrics adalah salah satuperangkat atau sistem untuk mengukur atau memberikan penilaian terhadap

kemajuan seluruh universitas atauperguruan tinggi terbaik di dunia(World Class University) melaluiwebsite universitas tersebut. “Maka,untuk bisa masuk ke sana, kita perlumenampilkan karya akademik yangbaik dan berbobot untukdimunculkan di website kita,”tambahnya.

Selanjutnya, Nur Syam jugamenekankan pentingnya perhatianpemerintah pada pendidikan diwilayah perbatasan. “Saya seringmengatakan, gerbang masuknyaIndonesia bukan di Jakarta, tapi diwilayah perbatasan, termasuk diPapua,” tegasnya disambut applausepeserta FGD. Maka, lanjutnya,pemerintah mestinya lebih memihakpada wilayah perbatasan, seperti diIndonesia Timur. “Kita harusmemprioritaskan membangunakselerasi terhadap pendidikan didaerah perbatasan, karenapendidikan merupakan instrumenterbaik dalam peningkatan kualitasSDM,” ucapnya.

Menurut Sekjen, HumanDevelopemnt Index kita masih belumpernah mencapai di bawah 100, yangdapat diartikan bahwa kita belummerupakan negara dengan SDM yangluar biasa. Untuk itu, perlu aksi yangsangat cepat mengejar ketertinggal-an di bidang pendidikan di Indonesia.

Sementara di kesempatan yangsama, dalam sambutannya, KetuaSTAIN Al-Fatah Jayapura Dr. H. IdrusAl-Hamid, S.Ag, M.Si., menyampaikanterimakasih tak terhingga ataskedatangan Sekjen Kemenag. “Ditengah kesibukan beliau yang luarbiasa, masih dapat memenuhiundangan kami, ini adalah hal yangpatut kita apresiasi bersama,” kataKetua.

Dalam kesempatan itu, Ketuamenyampaikan secara singkatsejarah berdirinya STAIN Al-FatahJayapura, dan mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihakdalam upaya alih status STAINmenjadi IAIN. Acara FGD ini diikutikalangan dosen dan staf STAIN Al-Fatah Jayapura serta unsur stake-holder lain di wilayah Kota Jayapura.

her/yati

SERUI, DAMAI - KOMANDAN Kodim 1709 Yapen Waropen (Yawa). LetnanKolonel Inf. Tamimi Hendra Kesuma, SH., menggunting pita menandai peresmianrenovasi Masjid Al-Falah Kodim 1709 Yawa, Selasa, (19/04). Masjid terletak dikompleks Makodim 1709 Yawa.

Dengan adanya masjid tersebut para anggota TNI dan jamaah di sekitarkompleks Kodim dapat lebih memakmurkan sholat berjamaah, sekaligus digunakanuntuk peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Acara dihadiri oleh para Danramil, Petum, Pengurus Persit, para donatur danjama’ah Masjid Al-Falah Kodim serta para prajurit Kodim 1709 Yawa, Kepala SeksiBimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Yapen Safaruddin,S.Ag., yang sekaligus membacakan doa pada akhir acara peresmiaan sebagaipenutup acara tersebut. yanto/ed/dw

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201633

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 34

KEPALA KEMENAG KEPULAUAN YAPEN

SERUI, DAMAI — MUTASI danpromosi adalah suatu hal yang sangat wajardalam organisasi modern yang memberikansuatu penyegaran dan dapat menempatkanpegawai sesuai dengan kebutuhan dan SDMdalam melaksanakan suatu pelayanan dilingkungan Kementerian Agama terkhususdalam Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Kepulauan Yapen. Pada Senin, (20/06) Kankemenag Kepulauan Yapen me-laksanakan pengambilan janji dan pelantikanPejabat Esalon IV/b Penyelenggara AgamaBuddha, Ida Damayanti, S.Ag. PejabatPenyelenggara Agama Buddha yang dilantiksekarang ini baru pertama kali dalam sejarahKementerian Agama Kabupaten KepulauanYapen.

Kepala Kementerian Agama Kabu-paten Kepulauan Yapen Pdt. Amsal Yowei,SE., M.Pd.K., menyampaikan sambutanyadalam pelantikan tersebut. “Pelantikan danmutasi jabatan pegawai adalah suatupenghargaan, kepercayaan, dan amanah

yang harus dilaksanakan sebaik mungkin dan membawa konsekuensi tanggung jawabyang harus dipikul baik terhadap masyarakat bangsa, negara, dan Tuhan Yang MahaEsa.”

Dan sebagai pegawai yang memangku jabatan menurutnya harus mempunyaicakrawala dan wawasan yang luas serta maju dalam berbagai aspek kehidupanmasyarakat, khususnya terhadap masalah pelayanan dan kehidupan umat beragama.Mutasi akan selalu ada dalam tiap organisasi dalam bentuk rotasi dan promosi. Amanahini merupakan suatu kepercayaan yang harus dilakukan dengan rasa penuh tanggungjawab dengan pikiran jernih serta bekerja dengan setulus hati, karena seberat apapunpekerjaaan akan terasa ringan jadinya.

Amsal Yowei mengingatkan bahwa sebagai pejabat yang baru dilantik agarsenantiasa mempelajari aturan-aturan hukum, terutama yang berkaitan dengan produk-produk hukum Kementerian Agama, supaya dapat membekali dan meningkatkanpemahaman terhadap tugas dan fungsi serta visi dan misi organisasi yang dapatmeningkatkan kinerja ke arah yang lebih baik dengan melakukan konsolidasi, akselerasiserta harmonisasi dalam membentuk dan mewujudkan solidaritas organisasi.

Dalam acara tersebut dihadiri oleh seluruh pejabat eselon IV di lingkunganKementerian Agama Kabupaten Kepulauan Yapen, para pejabat fungsional danpengawas pendidikan, para penyuluh agama, serta pejabat fungsional umum dankaryawan karyawati di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten KepulauanYapen juga rohaniawan dari Kabupaten Biak. yan/ed/dw

Lantik Pejabat PenyelenggaraAgama Buddha yang Pertama

BERITADAERAH

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201635

WAWANCARA DENGAN MENTERI AGAMATentang ZIKUB

T O K O H

Agama IkutMenjadi Panduan

Menata Kehidupan di Tengah Kemajemukan

Menteri Agama Lukman HakimSaifuddin, dalam pencanangan ZonaIntegritas Kerukunan Umat Beragama(ZIKUB) di Stadion Barnabas YouweSentani Kabupaten Jayapura bersamaandengan Pemerintah Kabupaten Jayapuramenggelar dua kegiatan besar, yaituMusabaqah Tilawatil Quran (MTQ) keXXVI Tingkat Provinsi Papua dan PestaPaduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke-1 Tingkat Kabupaten Jayapura.

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201635

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 36

JAYAPURA, DAMAI - SEBELUM bertolak menuju Jakarta padaMinggu (29/05) Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, yang akrabdengan sapaan LHS oleh awak media, saat berada di ruang tunggu VIPBandar Udara Sentani ditemui oleh Kepala Sub Bagian Informasi DanHumas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, Edi Abdul Kholiq, SE.,MAB., untuk wawancara tentang pencanangan Zona Integritas KerukunanUmat Beragama (ZIKUB).

Wawancara kali ini didampingi oleh Kepala Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan, SH.,MM., danKetua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Papua, Dr.H. Muhammad Musaad dan para pejabat pemerintah daerah lainnya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjawab beberapapertanyaan seputar kerukunan umat beragama, FKUB, dan pencananganZIKUB di Indonesia.

Bagaimana Dinamika FKUB di Indonesiasecara keseluruhan?

Secara keseluruhan kita sebenarnya patut bersyukur, Indonesiasecara keseluruhan secara umum ditengah-tengah kemajemukan yang luarbiasa di hampir semua sektor kehidupan jadi tidak hanya etnis, tidakhanya suku bangsa, tidak hanya bahasa, agama dan lain sebagainya.

Indonesia relatif stabil, kerukunan hidup antar masyarakatnya yangmajemuk itu relatif rukun. Secara umum tentu kita tidak bisa menutupmata, masih ada saja kasus satu dua kasus di daerah-daerah tertentuyang memang menimbulkan kerawanan sosial yang mengancamkerukunan hidup antar umat, tidak hanya beragama tetapi juga dalamaspek sosial yang lain.

Tapi secara umum ini patut kita syukuri dibandingkan dengan negara-negara lain yang relatif lebih homogeny, yang relatif lebih seragam, tapimereka menghadapi konflik sosial yang luar biasa.

Ini semua bisa kita dapatkan karena peran banyak pihak. Pertamaumat beragama itu sendiri yang memiliki kesadaran keyakinan bahwakerukunan ini sesuatu yang penting untuk dijaga, itu juga karenakontribusi sumbangsih para tokoh-tokoh agama, para organisasi-organisasikeagamaan, juga tentu FKUB kita di tingkat provinsi, kabupaten/kota yangtentu ikut menjaga ini semua. Jadi ini yang harus terus dirawat menurutsaya.

Bagaimana FKUB di Indonesia dibandingkandengan negara-negara lain?

Negara-negara lain tidak ada FKUB karena Indonesia memilikikekhasannya tersendiri dalam kaitanya hubungan agama dengan negara.Agama-agama tertentu yang agama dijadikan agama resmi itu tidak adaorganisasi keagamaan, jangankan FKUB ormas keagamaan saja tidak ada.

Apalagi di negara sekuler, memisahkan secara drastis hubunganantara agama dengan negara itu tidak ditemui organisasi-organisasikeagamaan apalagi FKUB. Nah Indonesia khas, karena tadi itu sejarahpanjang bahwa agama merupakan sesuatu yang vital yang ikut menjadipanduan, yang ikut menjadi acuan dalam menata kehidupan kita bersamaditengah-tengah kemajemukan.

Itu yang diwariskan oleh pendahulu kita. Itulah kenapa kemudian adaKementerian Agama. itulah kenapa ormas-ormas keagamaan itu tumbuhsubur di Indonesia, karena nilai-nilai agama menjadi bagian yang tidakterpisahkan dari kehidupan keseharian masarakat kita. Nah itulah kenapadiperlukan adanya FKUB.

Apa modal FKUB di Indonesia?Pertama tentu majelis-majelis agama itu sendiri, FKUB terdiri dari

majelis-majelis agama perwakilan majelis-majelis agama.

Modal utama adalah kesadaran parapimpinan majelis agama itu sendiri yangberhimpun di FKUB yang memiliki komitmenyang sangat tinggi agar kerukunan hidupmasyarakat kita itu tetap terjaga.

Jadi nilai-nilai agama apapun tidak akanbisa terimplementasikan dengan baik ketikasebuah masyarakat itu dalam kondisi chaos,dalam kondisi konflik, dalam suasana yangtidak damai, tidak rukun.

Maka apapun agamanya nilai-nilainyaakan sulit terimplementasi, itulah kenapasemua agama, semua tokoh-tokoh agamapunya kesadaran yang sama bahwa syaratagar nilai agama itu bisa diimplementasikanbisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah masyarakatnya itu sendiri harusdalam kondisi yang aman damai rukun danseterusnya.

Apa ancaman FKUBdi Indonesia?

Ya, ancamanya semakin komplekskarena tadi itu, persaingan semakin ketatsemakin tinggi persaingan ini tidak hanyapersoalan ekonomi, tidak hanya persaingandi bidang politik apalagi sekarang dalamkontek demokrasi Indonesia lebih terbuka,pilpres, pilgub, pemilihan bupati/walikotaanggota dewan, itu semuanya sudahdilakukan secara langsung jadi kompetisi dibidang politik itu semakin kompleks.

Rivalitas antara tokoh-tokoh masyarakatitu juga punya kaitanya langsung maupuntidak langsung sehingga kemudian persoalanagama bisa dijadikan alat untuk kemudianditarik dalam persaingan-persaingan yangsesungguhnya tidak ada hubungan denganpersoalan agama itu.

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 36

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201637

Nah, disinilah tantangannyabagaimana agama itu mampu menjadiperekat dari keragaman ini. Dan itusesungguhnya kearifan para pendahulukita. Mereka menjadikan nilai-nilai agamasebagi penyatu dari keragaman kita yangberanekaragam ini.

Apa hal strategis yang telahdilakukan Kementerian Agamauntuk merespon dinamika FKUByang ada Indonesia?

Intinya adalah bagaimana kita bisa lebihmemperkuat melakukan penguatan kepadaFKUB, caranya bisa macam-macam :1. Dalam regulasinya, supaya kemudian

anggaranya bisa memadai maka harus adapolitik anggaran terkait dengan eksistensiFKUB, karenanya keberadaan FKUB itudalam undang-undang harus bisa lebihterjamin. Itulah kenapa dalam RUUPerlindungan Umat Beragama salah satuisu yang akan kita atur terkait denganFKUB ini.

2. Melakukan program-program penguatannon regulasi, misalnya terkait denganprogram-program bagaiman pertemuan-pertemuan diantara tokoh-tokoh majelis-majelis agama, diantara pemuka-pemukaagama untuk lebih diperbanyakpertemuan-pertemuan dalam bertukarpikiran dalam mengantisipasi fenomenayang ada, dan seterusnya.

Ini merupakan bagian terkait penguatanFKUB itu.

Mengapa Papua ini dinilaipenting sebagai ZonaKerukunan?

Papua dari 34 provinsi yang ada diIndonesia merupakan provinsi yang sangat

heterogen dari sisipopulasi penduduknya.

Jadi dibandingprovinsi-provinsi yang lainhampir semua etnis,hampir semua sukubangsa yang ada diNusantara itu tinggal diPapua, dari sisikeragaman etnisnya sajasudah begitu kaya Papua,dari sisi penganutagamanya juga sepertiitu, belum lagi daribahasa ini lebih luarbiasa, antar kecamatansaja sudah beda bahasa,

antar suku di pedalaman Papua bahasanya itu sudah mungkin tidakkurang 200 bahasa yang ada di Papua.

Memang heteroginitas, keragaman, kemajemukan luar biasa diPapua. Itulah kenapa kemudian, Kabupaten Jayapura dengan dukunganProvinsi Papua mencanangkan Zona Integritas Kerukunan ini menjadisesuatu yang luar biasa.

Bukankah persoalan sosial, ekonomi, politik di Papuasangat menjadi potensi konflik yang dapat memicupersoalan KUB?

Jadi itulah, kemudian pencanangan Zona Integritas Kerukunan UmatBeragama sangat relevan ketika semua kita tidak hanya tokoh-tokohagama, tidak hanya tokoh-tokoh adat tapi juga tokoh-tokoh pengusaha,para politisi, para bisnismen, para pendidik dan semua kalangan itumempunyai komitmen yang sama yang terkait dengan ini.

Karena realitas kepapuaan kita, realitas masyarakat kita memangmajemuk, karenanya keragaman itu harus di persepsikan sebagai sesuatuyang mampu mendatangkan sisi positif dalam rangka untuk saling mengisisaling melengkapi.

Keragaman itu sebenarnya kan anugerah Tuhan, dengan Tuhanmenciptakan keragaman maka masing-masing kita yang terbatas ini salingmelengkapi karena tidak ada yang sempurna diantara kita, tidak ada yangmemiliki semua diantara kita. Jadi kenapa Tuhan menciptakan keragamanitu. Jangan kemudian dibalik persepsinya lalu keragaman menjadi sesuatuyang negatif, menjadi saling menafikan saling menegasikan, salingmengenyahkan antara satu dengan yang lainnya bukan begitu caranyamenyikapi keragaman .

Harapan Bapak Sebagai Menteri Agama dengandicanangkanya Zona Integritas Kerukunan UmatBeragama (ZIKUB) di Papua?

Saya sangat berharap apa yang telah diinisiasi oleh KabupatenJayapura bisa ditularkan ke kabupaten/kota yang lain di Papua, ini yangpertama. Kemudian yang kedua, tentu tidak hanya di Papua saja, tentu dikabupaten/kota di Provinsi lain di Indonesia, karena juga beberapa wilayahdi Indonesi memiliki karakteristik yang tidak jauh beda dengan Papua padadasarnya.

Sehingga kemudian gerakan menjaga kerukunan itu menjadi sesuatuyang sifatnya gerakan dilakukan secara masal lalu kesadaran itu bisatumbuh secara massif, ini sesuatu yang menurut saya penting dari apayang dilakukan oleh Kabupaten Jayapura ini. ed/dw

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201637

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 38

Migrasi dan Perempuan

Oleh: Rode Kafiar, S.Th*

Dalam Keragaman Kampung Wonorejo - Provinsi Papua

DALAM konteks agama dan budaya, perlu ada rekonstruksi ulang wacanasuku dan agama di Papua. Berdasarkan tulisan Rizzo dan Harple, tampakselama ini ada kesalahpahaman tentang suku dan agama di Papua. OrangPapua diidentikkan dengan Kristen, sementara agama lain di pandang bukanPapua. Generalisasi ini memengaruhi pembentukan identitas ke-Papua-an.Kesalahpahaman inilah yang akhirnya memunculkan asumsi bahwa keragamanagama di Papua menjadi persoalan.

Beberapa suku di Papua memang mengidentikkan diri sebagai Kristen.Ini tercermin dalam beberapa tulisan, misalnya, dari Bensley (1994), The DaniChurch of Irian Jaya and the Challenges It’s Facing Today, yang menjelaskankegelisahan masyarakat Dani menghadapi banyak pendatang muslim.Masyarakat Dani menganggap kehadiran pendatang muslim mengkhawatirkanbagi identitas Kristen orang Papua. Namun bila dilihat lebih jauh, Islam danKatolik sebenarnya tidak mendalangi penolakan dari orang Papua. Penolakanterjadi lebih karena perilaku yang dinilai menyinggung tata nilai ketertiban diPapua.

Potret Kampung Wonorejo, Arso Timur, menunjukkan kepada kita semuatentang kehidupan toleransi antar umat beragama yang patut ditinjau lebihdalam dari pelbagai aspek yang menjadi tata nilai hidup masyarakat KampungWonorejo. Disana, keragaman suku bangsa menjadi modal sosial.

Data dari Stuatr Upton menyatakan bahwa sejak 1971 mulai ada catatanmigrasi di Papua. Data pada 1971 menyebutkan angka pendatang mencapai37.251 orang dari total jumlah penduduk Papua 923.440. Sebagian besarpendatang menetap di Papua dalam kurun waktu 5-9 tahun. Sebagian besardari mereka berasal dari Maluku dan Sulawesi Selatan.

Keberadaan pelbagai suku bangsa yang ada di kampung Wonorejo initidak lepas dari kebijakan pemerintah tentang transmigrasi. Programtransmigrasi dimulai sejak pemerintah Orde Baru pada tahun 1961. Dalamkasus Wonorejo, menurut data lapangan antara lain yang disampaikan RonniKolap asal Maluku, sebagaimana dituturkannya, latar belakang kehidupanmereka di Kampung Wonorejo sudah mengalami asimilasi budaya dan agama,diantaranya melalui perkawinan antar suku dan perkawinan beda agama.

Kampung Wonorejo memberikan banyak pengetahuan tentang nilaikultural yang hidup dan berkembang. Bagi orang-orang Wonorejokeberagaman adalah kekayaan. Namun dalam perkembangannya, adabeberapa yang layak jadi catatan. Pertumbuhan angka migrasi ke Papuaberefek pada munculnya kesenjangan dalam akses ekonomi. Hal ini terjadidi Wonorejo dan kampung-kampung sekitarnya, misalnya Kampung Kibay.

Penduduk asli Kibay terdiri dari 121 KepalaKeluarga. Sebagian dari mereka tersebar diDistrik Arso. Wilayah Kibay memiliki potensisumber daya alam seperti hutan dan hasilpertanian yang melim-pah. Warganya menanamsayur dan umbi-umbian untuk dikonsumsisebagai makanan pengganti beras. Para wanitadi kampung ini juga terampil menganyam nokendari kulit pohon. Sementara sebagian wargabekerja serabutan menebang kayu sekaligustukang bangunan. Ada pula yang menjadi buruhharian di perkebunan PT. Rajawali Goup yangkini membuka ribuan hektar kebun sawit diKampung Yeti. Sebagian kecilnya menjadi tenagalepas di perusahaan perkebunan kelapa sawitPTPN II di Arso Kota.

Potret Kampung Kibay memberi gambarankepada kita tentang mata pencaharian sebagianbesar penduduk kampung asli Papua dankampung transmigrasi, seperti kampungWonorejo. Di Wonorejo, kehidupan masyarakatcukup harmonis. Bila terjadi hal-hal yangmenyangkut hukum, seperti pencurian ataugangguan kamtibmas lainnya, akan diprosessecara hukum tetapi setelah melalui paguyubanadat. Jika ada kerusuhan di Kampung,paguyuban selalu berperan penting dalamproses penyelesaian masalah.

Dalam kaitannya dengan migrasi, RobertPutman[1] pernah mengkaji relasi modal sosialdengan keragaman suku bangsa yangdipengaruhi oleh proses imigrasi. Ia mengartikanmodal sosial sebagai hubungan timbal balik antarindividu dalam jaringan sosial, norma-norma dankepercayaan yang muncul di antara mereka.

Gagasan ini tercermin dalam tradisi sepertiyang diceritakan oleh ibu kepala Kampung,Mama Wey, tentang adanya paguyuban Jawa

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 38

O P I N I

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201639

yang memproduksi kue kering pada saatperayaan Natal. Kue itu dipesan oleh para stafdari Kantor Bupati Keerom sampai KantorGubernur Provinsi Papua. Kue berbahan utamatepung singkong yang dibuat sendiri, bukanberasal dari tepung yang dijual ditoko. Biayaproduksi kue tersebut lebih murah, dankeuntungannya bisa mencapai 3 sampai 4 kalilipat dibanding membeli bahan dari toko. Kueyang dihasikan paguyuban Jawa tersebut lebihenak dan gurih serta jika dikonsumsi dalamjumlah banyak tidak membuat tenggorokanmenjadi sakit.

Jika kita perhatikan, terdapat transferpengetahuan antara perempuan Papua danperempuan transmigrasi yang berasal dariJawa. Selain mengajarkan perempuan Papuacara membuat kue dari bahan tepung singkong,ibu-ibu dari Jawa tersebut juga mengajarkancara membuat sayur dari batang pohon pisang.Bagi orang papua, batang pohon pisang setelah

ditebang kemudian dibuang. Perempuan Jawa kemudian mengajarkan caramengolah batang pohon pisang menjadi sayur yang siap untuk disantap. Prosespengolahannya dengan cara menguliti batang pisang hingga kelihatan bagiandalam yang berwarna putih, batang tersebut diiris halus, dicampur garam dandiperas hingga getahnya keluar. Proses selanjutnya batang tersebut dicuci dandicampur bumbu-bumbu untuk diolah menjadi sayur.

Bagi perempuan Papua, kedatangan para transmigran sangat membantumereka memasak dengan baik dan mengolah makanan dari pelbagai macambahan. Dilihat dari aspek interaksi antar agama, hubungan perempuan Papuadan perempuan transmigran tidak mengalami pengkotakan. Masing-masingtidak menajamkan identitas tradisi atau agama yang dapat membuathubungan sosial menjadi terbatas. Sebaliknya mereka menganggap bahwaperbedaan budaya dan agama merupakan kekayaan yang harus dilestarikan.

[1] Putnam, Robert D. Making Democracy Work. Princeton, NJ: Princeton UniversityPress, 1993• Penulis merupakan PNS pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua• Artikel ini merupakan refleksi pribadi penulis atas hasil kunjungan di Kampung

Wonorejo, Arso Timur selama mengikuti Program Sekolah Pengelola Keberagaman(SPK) yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Agama & Lintas Budaya - UniversitasGadjah Mada bekerja sama dengan STFT Fajar Timur, STAIN Al Fatah, dan IlalangPapua.

• Artikel ini juga dimuat pda: http://www.kompasiana.com/spiritofpapua/migrasi-dan-perempuan-dalam-keragaman-kampung-wonorejo_56990c2ff67e61f40a27f392

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201639

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 40

GaleriDamai

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 40

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201641 Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201641

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 42

Tantangan NyataManajemen Komunikasi dan Kepemimpinan

Oleh. Dewi Anggraeni, S.IP., MA *

KORUPSI VS KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK:

(Bagian Kedua dari 2 Tulisan, Selesai)

JIKA kepemimpinan adalah kunci dasar untuk kinerjaorganisasi, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah kunciuntuk kepemimpinan yang efektif. Komunikasi menembussemua aspek perilaku kepemimpinan (Atwater&Waldman,2008). Lebih jauh lagi kemampuan dalam keterbukaankomunikasi adalah kemampuan yang harus dimiliki olehseorang pemimpin. Sementara itu, kemampuan keterbukaankomunikasi itu sendiri justru adalah hal yang tidak selalu mudah,atau merupakan tantangan bagi seorang pemimpin(Atwater&Waldman, 2008).

Mencari SolusiIan Senior menyatakan bahwa menyembuhkan korupsi

adalah hal yang sulit. Namun demikian solusinya tetaplah harusmembangun “nol toleransi” terhadap korupsi (2006).Menurutnya, tingkat keberhasilan demokrasi juga beragamdalam mengembangkan pemerintah dari korup menuju tidakkorup. Dapat dikatakan cukup ironis, bahwa salah satu caramenurunkan korupsi justru adanya tekanan dari negara lainyang mana negara memiliki kepentingan atas bantuan ekonomi(Senior, 2006).

Seperti reformasi apapun, kepemimpinan yang kuat danbertekad sangat penting. Sementara pemerintahan yang baikmerupakan pilar utama untuk menghadapi persaingan di duniaglobal, Indonesia juga harus melakukan reformasi pelayanansipil untuk mencapai birokrasi yang bersih dan efisien(Tjiptoherijnto, 2008).

Sejalan dengan semangat itu, konsep kepemimpinan yangmengedepankan etika dan moral bisa didapati pada konsepkepemimpinan yang melayani, yang digagas oleh Robert K.Greenleaf pada tahun 70-an dan terus berkembang, telahmengantikan konsep-konsep kepemimpinan sebelumnya,dengan penekanan pada prioritas mengurus, melayani, perilakuetis, dan kolaborasi melalui saling keterhubungan dengan or-ang lain (Dierendonck&Patterson, 2010). Kepemimpinan yangmelayani, seperti misalnya yang dinyatakan oleh Corne J. Bekker,bahkan ada dalam tradisi agama Yahudi, Buddha, Kristen danIslam (dalam Dierendonck&Patterson 2010). Secara sederhana,kepemimpinan yang melayani berarti kepemimpinan yangbertujuan memberi, dan bukan sebaliknya meminta, dari orang-orang yang dipimpin. Ini tentu kontras dengan kasus korupsi,dimana kekuasaan dan uang menjadi instrumen bagi seorangpemimpin untuk mendapat keuntungan pribadi, keluarga, dankelompok atau golongan.

Secara umum, Nahavandi mengajukan upaya-upaya yangdiharapkan dapat menajadi bagian dari solusi masalah korupsi,yang terkait dengan kepemimpinan dan komunikasi sebagai

berikut; (1) akuntabilitas, (2) mendorong komunikasi dan umpanbalik yang terbuka dan luas, (3) melibatkan pemimpin dalamaktivitas sehari-hari, (4) mengurangi ketergantungan pengikutpada pemimpin, (5) menggunakan penilaian kinerja yang objektif(6) melibatjan pihak luar dalam pengambilan keputusan, (6)merubah dan memantau budaya organisasi (Nahavandi, 2008).

PenutupKorupsi oleh seorang pejabat publik jelas kontraproduktif

bagi etika dan moralitas kepemimpinan, sekaligus menggam-barkan adanya masalah dengan budaya demokrasi yang tengahditumbuhkembangkan dengan berbagai instrumen sepertireformasi birokrasi, dimana di dalamnya memuat penye-lenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Reformasi pelayanan sipil, reformasi birokrasi, menjadipenting mengingat di dalamnya memuat semangat perubahanke arah budaya yang lebih baik; keterbukaan, kesetaraan,kejujuran, keadilan. Konsep keterbukaan informasi publikmisalnya, merupakan salah satu instrumen penting bagiperubahan budaya yang lebih baik itu. Konteks sosial budayadisadari berpengaruh melanggengkan korupsi, sesuatu yangpeluangnya dimiliki oleh para pelayan publik, di semuatingkatan, terlebih di tangan para pemimpin.

Budaya yang lebih baik antara lain misalnya apa-apa yangdirumuskan sebagai tata kelola pemerintahan yang baik. Didalamnya ada akuntabilitas, transparansi, keterbukaan,kepastian hukum, tanggungjawab, keadilan, partisipasi, dan lainsebagainya. Dengan menyadari bahwa konteks sosial budayadalam berbagai tingkatannya mempengaruhi tipologi pemimpin,maka besar kemungkinan budaya yang lebih positif tersebutdapat merubah aspek negatif kepemimpinan seorang pejabatpublik karena dorongan kekuasaan yang ada padanya.

Komunikasi selalu menjadi kunci dalam semua relasi,termasuk pada konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara dimana pemimpin dan rakyat bertemu. Ketikaketerbukaan atau transparansi niscaya dalam masyarakatdemokrasi, komunikasi yang timbal balik dan setara adalahsyarat mutlak. Tak heran bila media komunikasi interaktifsemakin mendapat tempat di era demokrasi, selain doronganperkembangan teknologi informasi dan komunikasi sendiri.Sebagaimana halnya etika sangat ditentukan oleh pola pikir danpandangan pemimpin atasnya, komunikasi juga sangatbergantung pada bagaimana pemimpin memahami danmenerapkannya.

* Penulis adalah PNS, Pengelola Situs/Web pada Sub Bagian Informasi dan Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua

DISKUSI

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 42

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201643

Beriman(Bagian Satu dari Dua Tulisan)

Dalam Zaman yang Terus Berubah

Oleh : Fransiskus Kariyanto, M.Si*DISKURSUS ini hendak memberikan suatu deskripsiberkaitan dengan bagaimana perkembangan danperubahan zaman yang terus menerus hingga kini - telahdan sedang memberikan dampak perubahan paradigmaterhadap pemikiran, pemahaman dan perbuatan manusiareligius dalam perspektif Agama Katolik. Bagi umatberagama yang lain, ia dapat menjadi daya timbang danproses belajar serta sharing - bagaimana memahami danmensikapi perubahan paradigma yang serupa yang dialamidan dihadapi oleh mereka, karena siapapun yang hidup didalam dunia kita ini tidak ada yang bebas dan kebal dariperubahan-perubahan tersebut.

Memahami dan mensikapi perubahan paradigmahidup keberagamaan ini amat penting agar supaya kitayang mengaku dan meng-actakan diri sebagai manusiareligius tidak terjebak dalam debat kusir sampaipertentangan dan penolakan terhadap kelompok ataugolongan lain (restriction) bahkan bisa terjadinyapenyerangan dan pembunuhan (act of aggresion) yang tidakperlu oleh karena adanya perbedaan-perbedaanpemahaman mengenai cara beragama, sehingga menjadiorang-orang yang pongah rohani, di satu pihak, dansebaliknya kita bersama-sama mau belajar satu denganyang lain dalam perbedaan-perbedaan keyakinan yang adauntuk memperkaya, meningkatkan, mendewasakan,mengokohkan dan menyempurnakan pemahamankeberagamaan kita supaya dapat menghindarkan diri dariperilaku beragama yang ekslusif, formalistis dan radikal-fundamentalis, di pihak lain - yang sejatinya justrumerendahkan martabat kemanusiaanya (de-humanization)sebagai manusia luhur-ilahi karena segambar dan secitraAllah (imago Dei) dan hidup masih jauh dari hakikat, ediosdari kebenaran ke-beriman-an sendiri yang menjadi nilaituntutan utama.

“Zaman-zaman berubah dan kita sertanya”

HALUAN KATAPerubahan dan Perubahan! Itulah salah satu

“kepastian” yang dihadapi oleh manusia religius dalamkehidupan di dunia ini. Karena itu, manusia religius yanghidup pada millenium ke-3 ini harus mengerti dan

memahami, serta dapat membaca “tanda-tanda zaman”,supaya dapat menghayati imannya sesuai dengan dinamikaperkembangan zamannya sekarang dengan penuhkeinsyafan bahwa Allah telah dan sedang bekerja dansungguh-sungguh hadir dan menyelamatkan (kairos) dalamsejarah kehidupan manusia di dunia ini (kronos).

Dinamika perkembangan dunia yang terus terjadi ditengah-tengah hidup harian kita, telah membawaperubahan paradigma yang mendalam terhadap kosmologi,yakni: eksistensi Allah, manusia dan dunia alam semesta.Perubahan paradigma ini tentunya dipengaruhi olehperkembangan ilmu pengetahuan ilmiah dan kemajuanteknologi, selain karena faktor sosial, ekonomi, politik,budaya dan filsafat yang terjadi sangat cepat yang bersifatsistimatis, kolektif dan masif.

Dalam konfrontasi yang tidak dapat dihindarkankarena perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi serta faktor-faktor yang lain tersebut, manusiareligius berusaha menginternalisasikan apa-apa saja yangsudah diterimanya melalui perjumpaan danpengalamannya melalui proses obyektifikasi yangselanjutnya berusaha untuk mengekternalisasikannyadalam kehidupan religiusnya entah dalam bentukpemikiran, perbuatan dan persekutuan.

Karenanya, zaman ini manusia religius menghayatiiman dengan nilai-nilainya yang sangat berbeda sekali dariwaktu yang lampau. Manusia religius sekarang ini telahmemberikan faham dan pengertian yang baru tentangAllah, dunia, manusia dan agamanya, sehinggapenghayatan imannya berbeda dengan penghayatan imandari generasi pendahulu-pendahulunya. Faham dan visibaru tentang Allah, dunia, manusia dan agamanya initerjalin erat satu dengan yang lain dan menjadi latar depandan sebab musabab perubahan paradigma penghayataniman manusia religius sekarang ini.

Sebagai pemimpin dan umat beragama hendaknyajangan hanya bisa marah-marah, tersinggung dankebakaran jenggot, ketika “kawanan domba-domba” dan“siapa pun mereka yang lain” memiliki pemahaman imanyang tidak sama atau berbeda dengan yang dipercayai,diajarkan dan diterimanya dan kemudian ia tidak dapatmempengaruhi, apalagi untuk bekerja sama dengan

ANTARIMAN

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201643

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 44

“kawanan domba-domba” dan “siapa pun mereka yanglain”.

Sebab itu, buah perkembangan dan perubahan zamanyang terus terjadi kini dan ke depan dapat menjadi momen-tum dan peluang serta hasrat untuk dapat memahami,berdialog dan bekerjasama dengan “kawanan domba-domba” dan siapapun dari mana latar asalnya - karenafakta sosial yang ada - mereka yang hidup di zamansekarang ini memiliki kerangka berfikir dan pola hidupkeberagamaan yang berbeda dan terus berubah seturutzamannya. Memahami, berdialog dan bekerjasama ini amatpenting dapat dilaksanakan pada zaman ini dan ke depandalam upaya mewujudkan Kerajaan Allah di dalam duniakita, menjadi suatu tempat di mana Allah hadir dan bekerjasecara konkrit dan menganugerahkan rahmat-Nya kepadaseluruh ciptaan-Nya – tempat dimana kegembiraan danharapan Allah dan manusia dapat dinyatakan, yakni:dilakukannya cinta kasih dan persaudaraan;dilaksanakannya pengampunan dan perdamaian;terwujudnya kebenaran dan keadilan serta kesejahteraansosial bagi seluruh umat manusia semesta.

Mengingat amat luasnya cakupan perubahan danpergeseran nilai-nilai yang ada dalam segi-segi kehidupanorang Katolik, yaitu: bidang sosial dan politik; budaya danekonomi; demokrasi dan keagamaan, dan lain sebagainya,maka pada kesempatan ini kami membatasi diri padakajian tentang perubahan paradigma dalam hidupkeberagamaan, yang di dalamnya mencakup: (a) gambarandunia, manusia, Allah dan gereja; (b) Tantangan mendesakorang Katolik zaman ini dan (c) Pokok-pokok perjuanganpenghayatan iman orang Katolik sekarang ini. Inspirasireflektif untuk menggali, mengolah dan mendalami pokok-pokok ini bersandar pada Dokumen Konsili Vatikan IIGereja Katolik, sebagaimana terdapat di dalam: KonstitusiPastoral “Gaudium et Spes” (Gereja Dalam Dunia Modern).Sedangkan untuk bidang-bidang kehidupan yang lainnyadapat dibicarakan pada kesempatan yang lain.

A. PERSPEKTIF TENTANG DUNIA,MANUSIA, ALLAH DAN GEREJA

1. Perspektif tentang DuniaDunia dalam perspektif kekristenan masa kini tidak

dipandang lagi sebagai sesuatu yang negatif, seakan-akantidak berharga karena sifatnya sementara dan akanmusnah, sehingga tidak ada manfaatnya untukmemperbaiki dan memperkembangkannya. Dunia tidakdifahami sebagai suatu “tempat pengungsian” dan“lembah duka-lara-nestapa” bagi orang yang merindukansurga. Juga tidak terus menerus ditekankan bahwa duniaini fana dan setan jahanam - karena godaan, dosa danorang-orang jahat selalu ada dan merintangi tercapainyakedamaian dan keselamatan. Sebaliknya, duniasebagaimana dialami dan dihayati saat ini adalah otonom,artinya memiliki hukum-hukum dan nilai-nilainya sendiriyang tahap demi tahap harus dirumuskan, digunakan dan

diatur oleh manusia...dan memiliki keteguhan, kebenaran,kebaikan, hukum dan tata tertibnya sendiri, yang harusdihormati oleh manusia...(GS, 36).

Orang Kristiani sekarang ini semakin menyadaribahwa dunia dimana ia ada dan hidup merupakan“anugerah Allah untuk kebahagiaan dan keselamatanmanusia” dan “manusia dipanggil dan diberikan tugas dantanggung jawab oleh Allah untuk mengolah danmengembangkannya demi kebahagiaan dan kesejahteraanseluruh umat manusia”. Karena itu, ketika dunia semakinberkembang kearah kebaikan – sejatinya dunia mulaimencerminkan dan menampakkan kebaikan Allah bagimanusia.

2. Perspektif tentang ManusiaOrang Kristiani zaman ini juga menentang faham

“dualitas” yang menyatakan bahwa manusia sebagaimakhluk yang terdiri dari “dua” bagian, yaitu badan danjiwa yang masing-masing memiliki keperluan, keinginandan hidup sendiri-sendiri yang saling bertentangan danbermusuhan. Ditolak juga pandangan seakan-akan manusiadapat dipotong-potong menurut pelbagai sektor: akal budi,kehendak, perasaan, hawa nafsu, dan seterusnya.Pandangan yang dualistis ini kemudian diganti denganpandangan “personalistis”, yaitu manusia menghayati diridan eksistenisnya sebagai kesatuan (unity) yang disebut“pribadi” (person). Manusia adalah badannya, jiwanya,kehendaknya, pikiranya, perasaanya, perbuatannya, danseterusnya, yang saling berhubung dan terjalin erat satudengan yang lainnya dalam “persona” itu dan tidak dapatdimengerti jika dilepaskan dari “pribadi” dalamkeseluruhannya.

Oleh sebab itu, setiap orang adalah pribadi, yangberkepribadian sendiri dan unik dengan martabat yangluhur. Orang Kristiani semakin sadar bahwa setiap orangharus dihormati ke- lainan-nya dan tidak boleh dipandangdan dipakai sebagai “obyek benda” semata dalamperkembangan dunia – sehingga manusia menjadi korbankemajuan teknik, ilmu pengetahuan dan masyarakat.Manusia adalah otonom, merdeka, berdikari dan berdaulat,karena ia diciptakan menurut gambaran Allah (imago Dei)yang otonom. Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia tidaklagi bergantung kepada Allah - sebab bagaimanapun jugamanusia merupakan ciptaan, maka manusia selalubergantung kepada Allah. Manusia selalu memerlukanAllah, karena gen manusia berasal dari Allah.

Manusia adalah otonom. Tetapi otonomitas manusiaitu tidak berasal dari dalam dirinya sendiri, tetapidianugerahkan oleh Allah kepadanya. Maka dari itu, orangKristiani yakin bahwa otonomi manusia benar dan takpernah menjadi saingan bagi Allah. Sebaliknya, justrukarena manusia itu otonom dan bebas, maka ia harusbertindak dengan rasa penuh tanggung jawab terhadapAllah, dunia dan sesama manusia yang lain.

Seperti dunia, begitupun manusia berada dalam prosesevolusi, dalam perkembangannya. Perkembangan itumenuntut “semangat sosial”, karena manusia hanya dapat

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 44

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201645

menjadi “pribadi” dalam dan melalui hubungannya dengansesamanya. Manusia yang diciptakan menurut citra Allah(imago Dei) dan citra Allah telah tampak sepenuh-penuhnyadalam Yesus Kristus, “citra dan gambaran Allah yang tidaktampak” (Kol 1:15), maka orang Kristiani yakin bahwasetiap orang harus berusaha mengembangkan danmemanusiawikan dirinya (dan sesamanya) supaya dapatmenyerupai manusia utama yaitu Kristus.

3. Perspektif tentang AllahPerspektif baru tentang dunia dan manusia tersebut

juga menghasilkan suatu gambaran yang baru tentangAllah. Perlu disadari bahwa gambaran manusia tentangAllah itu tidak sama dengan eidos, hakekat Allah sendiri.Andaikata itu benar tentu orang dapat berkata: perubahanpandangan tentang Allah berarti bahwa Allah sendiriberubah atau dengan menghilang visi lama tentang Allah,maka Allah sendiri hilang atau “mati”. Yang hilang ataumati bukan Allah, melainkan pandangan tertentu tentangAllah. Pandangan yang lama itu mungkin dalam masa yanglalu dan dalam situasi kultural orang-orang pada waktu itusangat memuaskan dan merupakan latar belakang dari caradan upaya mereka menghayati imannya terhadap Allah.Sebab itu tidak dapat dibenarkan bahwa orang-orang yangsecara tulus ikhlas dan jujur yang hidup sesuai denganfaham lama tentang Allah – lalu ditertawakan, dicela dandihinakan.

Manusia dewasa ini yang semakin sadar akankemampuannya dan merasa diri perencana, pembangun,dan penguasa tidak dapat memandang Allah sebagai “SangPembantu dalam kesusahan” yang terus menerus dipanggilmanusia untuk membereskan segala-galanya setiap kalimanusia menghadapi masa kesukaran dan kesulitan - yangsebenarnya dapat diatasi oleh manusia sendiri berkatkemampuan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya.Juga tidak diterima lagi pendirian bahwa Allah itu terusmenerus mengadakan intervensi, campur tangan secaralangsung dalam peristiwa dunia dan manusia ibarat dalamdrama panggung sandiwara. Ditolak juga pandangan yangkadang-kadang memahami bahwa Allah itu sainganmanusia, sehingga Dia tidak suka manusia itu maju.Selanjutnya tidak dibenarkan pikiran bahwa hadirat Tuhandiartikan sebagai hadirat di ruang angkasa yang berjuta-juta kilometer jaraknya dari dunia ini, sehingga manusiaharus meninggalkan dunia ini sebelum dapat berhubungandengan-Nya.

Bagi orang Kristiani sekarang, Allah menyatakan diri-Nya dalam segala-galanya yang ada dan terjadi, di dalamsesamanya, di dalam dirinya. Dengan perkataan lain,menurut pikiran sekarang suara Allah yang memanggilmanusia kepada keselamatan bukan saja secara adikodratiterdengar melalui para nabi, kitab suci dan Yesus Kristusdan agamanya, melainkan juga dari dalam dunia initermasuk manusia sendiri. Dengan demikian, Allahmewahyukan diri dalam dunia ini dan maumemperlihatkan usaha penjelmaan-Nya melalui kitamanusia. Seturut Yesus Kristus, gambaran Tuhan yang

tidak tampak, orang-orang Kristiani sekarang semakinsadar bahwa, dia harus menghadirkan Tuhan di dunia inidalam kehidupan, perilaku hidup dan pekerjaannya.

4. Perspektif tentang GerejaPembangunan dunia seperti direncanakan Allah dan

perkembangan manusia seturut Yesus Kristus adalahproyek Kerajaan Allah. Kerajaan dimaksud bukan terjadihanya pada waktu kelak, eskaton – tetapi juga benar-benarhadir dan ada di sini sekarang ini, hic et nunc. KerajaanAllah berarti: “Allah merajai dan dengan merajai Diamenyelamatkan” seluruh ciptaanya. Gereja adalahpelaksanaan awal kerajaan Allah itu. Panggilan dan tugasorang Kristiani adalah mencintai Allah dan sesamanyadengan pengabdian total kepada Allah, dunia dan manusia.Dengan pengabdian seperti itu, maka merekamenampakkan cinta kasih dan usaha penyelamatan Tuhanbagi manusia dan seluruh ciptaanya yang lain.

Pengabdian orang-orang Kristiani itu hendaknyamenjadi nyata pertama-tama dari suri tauladan cara hidupmereka yang memancarkan arti, nilai, makna dan tujuankehidupan dan semuanya merupakan usaha konkrit untukmemenuhi kebutuhan dan keperluan dunia dan manusia.Dengan demikian gereja menjadi tanda dan saranapersatuan cinta kasih Allah dalam Kristus yang berikthiarsemakin melaksanakan makna dan tujuan hidup manusiadengan memperhatikan dunia dan masyarakat, sehinggamelalui gereja cinta dan kerelaan Allah mendapat bentukkonkrit dalam diri orang-orang Kristiani lewat praksiskehidupannya.

Apabila kamu melihat awannaik di sebelah barat, segera kamu

berkata: Akan datang hujan, dan hal itumemang terjadi. Dan apabila kamumelihat angin selatan bertiup, kamu

berkata: Hari akan panas terik, dan halitu memang terjadi. Hai orang-orang

munafik, rupa bumi dan langit kamu tahumenilainya, mengapakah kamu tidak

dapat menilai zaman ini? Danmengapakah engkau, juga tidak

memutuskan sendiriapa yang benar?

* Penulis adalah Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua.

(Luk 12,54),,

,,

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201645

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 46

IDA Pedanda Made Sidemen merupakan tokoh yang dihormati dansuritauladan. Dengan kemampuan intelektual, estetikal, spiritual, dan praktikal(praksis) yang ideal dan memiliki segudang keahlian lainnya. Berbagai karyayang dihasilkan mempunyai nilai tinggi. Diera pemerintahan Soeharto, iapernah mendapatkan penghargaan dibidang sastra dari Menteri P dan K, DaoedJoesoef, di Senayan-Jakarta pada tanggal, 20 Agustus 1980. Ir. Robi SulartoSastrowardoyo, arsitek besar Indonesia mengatakan bahwa Pedanda MadeSidemen adalah ilmuwan terakhir abad tradisional. Seorang pandita(rohaniawan) yang telah memecahkan arsitektur tradisional secarakomprehensif, seorang ilmuwan Timur yang komplit.

Ida Pedanda Made Sidemen sosok rohaniawan, sastrawan, dan undagiyang sederhana, karismatik, serta piawai dalam dunia kakawin, kidung, geguritan,bebantenan, ahli kearsitekturan tradisional, pemahat, ahli pertanian, dansebagainya. Ia melakoni hidup melalui jalan sastra. Khusus dalam dunia sastra,sekitar kurang lebih 12.000 tertuang dalam goresan candi sastra di atastumpukan daun lontar. Melihat karyanya yang bertaburan tersebut, tidaklahkeliru jika ia dijuluki sebagai Pujangga Besar abad ke-20. Banyak karyasastranya dijadikan objek atau bahan rujukan referensi penelitian baik ilmuwanlokal maupun luar negeri. Salah satunya adalah C. Hooykaas, pada tahun 1971bersama T. Goudriaan menerbitkan buku hasil penelitiannya yang berjudul Stutiand Stava (Bauddha, Œaiva, and VaicG�ava) of Balinese Brahman Priests.

Dibalik karyanya yang menjadi rujukan oleh para peneliti sastra,arsitek, dan budayawan, memang menarik untuk disimak bahwa, karya candisastranya kaya kandungan makna filosofis dan religius mendalam (universal).Suatu bukti kecerdasan almarhum Ida Pedanda Made Sidemen dalam memilih,mengolah, dan merajut kata-kata secara integral bermakna. Kemudian disajikandalam bentuk karya sastra estetik dan apik serta mengandung pesan spiritualdan filsafati. Mungkin apa yang dilakukan bukan sekedar untuk sastra semata,namun sebagai gambaran kegiatan “nyastra” yaitu mencari jati diri denganmenekuni jalan sastra.

Bagi orang yang melakoni laku nyastra segala kepongahan harus dihindari,bahkan nama pribadi pun dibiarkan dalam ke-anoniman atau pun samaran.Nyastra bukan ajang unjuk kemahiran dan mencari pengakuan luar, melainkannyastra merupakan persoalan pencarian jati diri bahkan pembebasan diri akanhahikat jiwa sesungguhnya atau dalam naskah Jawa Kuna (Old Javavese Lan-guage) disebutkan atutur ikang atma ri jatinya. Sebagaimana telah dilakukan olehpara pengawi atau pujangga Jawa Kuna diabad ke-8 hingga abad ke-14 silam,yang mana mereka mendidikasikan diri sebagai pemuja Tuhan dalamkeindahan. Dimana setiap pujangga (pengawi) memulai penulisan karyasastranya dengan terlebih dahulu memuja Tuhan yang diidolakan, yang

Ida Pedanda Made Sidemendibopong oleh abdinya

Membesuk PemikiranIda Pedanda MadeSidemenOleh Agus Supomo, S.Ag*

Ida Pedanda Made Sidemen,demikian orang menyebutnya,sebuah nama yang tidak asing

lagi dikalangan masyarakat Balidan para pemerhati sastra klasik.

Beliau adalah seorangrohaniawan Hindu (sulinggih) dan

sahabat sekaligus guru RajaDenpasar ke-VI I Gusti NgurahMade Agung (pahlawan yanggugur dalam perang Puputan

Badung 20 September 1906 saatmelawan kolonial Belanda).Dilahirkan pada tahun 1858

dengan nama Ida Ketut Asemandan kemudian melakukan

upacara inisiasi atau diksa dengangelar abiseka Ida Pedanda Made

Sidemen. Ia tinggal di GryaTaman-Intaran-Sanur dan wafatpada 10 September 1984 dalam

usia 126 tahun.

ANTAR IMAN

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 46

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201647

ditempatkan dalam barisan kalimat pada paragrap pertamaatau pembuka. Hal ini kiranya telah dilakukan pula olehIda Pedanda Made Sidemen, dimana selalu menempatkandewa pujaan dalam setiap paragrap pembuka karyasastranya. Dan mengungkapkan kerendahan hati dansegala pengakuan atas kekurangan di hadapan dewata/Tuhan pujaannya.

Beberapa candi sastra terpenting dari PedandaMade Sidemen antara lain; kakawin Candra Bhairawa,Siwagama, Singhalangghyala, Kalpa Sanghara,Cayadijayakidung Pisacarana, kidung Rangsang, DharmaningPamaculan (tugas dan etika petani), dan geguritan SalampahLaku. Untuk yang disebut belakangan yakni geguritanSalampah Laku merupakan salah satu karya terkenal hinggakini. Karya Salampah Laku seperti memberikan kilasbayangan tentang kisah perjalanan hidup dan pencapaianterhadap apa yang menjadi tujuan dari Pedanda MadeSidemen. Selain itu, jika dikupas geguritan Salampah Lakujuga mengulas tentang pesan penting mengenai ajaranpengendalian pikiran agar tidak mudah diombang-ambingbadai kehidupan, dharma bhakti seorang anak kepadaorang tua, dharma kelepasan, kewaspadaan, petingnyamenuntut ilmu pengetahuan, kemandirian, berbuatkebaikan, kesetiaan berumah tangga, dan kesederhanaanmenjalani bahtera kehidupan. Khusus yang disebutkanterakhir (kesederhanaan) telah menjadi ciri dan pola hidupyang tertanam teguh dari laku pribadi almarhum PendandaMade Sidemen. Ia menerapkan kesederhanaan (mayasalacur) sebagai prinsip hidup. Kepribadian yang sederhana,apa adanya, tidak hanya dipraktikkan sewaktu masihhidup, namun ketika meninggal (lebar) prosesi upacaranyapun jauh dari katagori mewah, tanpa bade (tandu jenazah),lembu, dan sejumlah kelengkapan upacara lain yangsederhana. Dimana sebagian besar sarana itu disiapkansendiri sewaktu masih hidup, seperti wadah, kayupembakaran, dan sebagainya. Seolah mengetahui danmenyiapkan sendiri “jalan pulang”, menyambut harikematian (kelepasan). Ini merupakan keinginan sendiri dariPedanda Made Sidemen sebelum meninggal. Ribuanmasyarakat mengantarkan jenazahnya menuju apipembakaran di setra (kuburan), sedih dalam keheninganatas kehilangan sosok panutan yang berpulang. Tentu kisahini akan berbalik dengan realitas sekarang, dimana banyakorang lebih menggandrungi kemewahan dan berlombamengumbar hasrat hedonisme. Jika tokoh sekaliberalmarhum Pedanda Made Sidemen mampu menarik diridari kemewahan, kenapa kita tidak? Atau mungkin kitasudah terbiasa termanjakan dengan kemewahan sebagaipenunjukan eksistensi diri (saya bergaya, maka saya ada).

Apa yang dilakukan oleh sosok Pedanda MadeSidemen adalah mencerminkan kekokohan kualitas diri.Kualitas diri merupakan semangat untuk bekerja ataslandasan kebenaran (dharma) dan panggilan nuraniterdalam. Tujuan kerja keras akan mendatangkan hasilmaksimal apabila memiliki modal utama berupa kualitasdiri yang handal dan religius. Spirit inilah yang salahsatunya berusaha disampaikan oleh Pedanda MadeSidemen kepada masyarakat baik dijamannya maupunpada generasi sekarang. Suatu pemikiran yang terus

relevan dalam konteks kekinian. Setidaknya terdapat tigarumusan mendasar dalam membentuk kualitas dirimenurut Ida Pedanda Made Sidemen, yaitu: pertama,dharma yatra yaitu suatu usaha yang penuh kesadaranuntuk mengisi diri dengan menimba IPTEK secara benarsebagai bekal menapaki jalan kehidupan. Mempelajari ilmupengetahuan tidak mengenal batas usia dan status kayamaupun miskin. Tetapi yang terpenting adalah niat/tekatyang baik dan kesungguhan. Hali ini dapat kita selami darikisah kegigihan perjalanan Pedanda Made Sidemen ketikamencari ilmu pengetahuan ke Griya Mandara-Karangasemdi dalam karya sastra Salampah Laku sebagai berikut : Tuuhbeline menengah, wau maguru ring kalih, jalan I Dewa ngutangawak,nilarin desa iriki, ngungsi Mandaragiri, puput magururing telu, malih amariware ngusapi saku sang rsi, gawe ayu, dadijejek sang pandita. Maksudnya, usia kakak sudah setengahumur, baru berguru dua kali, marilah kita merantau,meninggalkan desa ini, menuju gunung Mandara, untukberguru ketiga kalinya, membersihkan kaki sang rsi,membuat kebahagiaan menjadi hamba sang pendeta.

Dalam penggalan geguritan Salampah Laku tersebutterlihat dengan jelas sosok Ida Pedanda Made Sidemenyang mempunyai keingin keras menimba ilmupengetahuan. Rela merantau dan meninggalkan tanahkelahiran dengan ditemani istri tercinta menuju GriyaMandara (dikiaskan sebagai gunung Mandara) untukbertemu dan menuntut ilmu kepada sang nabe (gurukeruhanian). Ida Pedanda mengatakan bahwa “ tongkatseorang pandita bukanlah naga, tetapi sastra”. Baginya,ilmu pengetahuan merupakan tongkat utama yang dapatmenuntun seseorang dalam kehidupan, terlebih merekayang ingin mendedikasikan pada dunia kepanditaan.

Kedua, dharma karya adalah semangat bekerjakeras dalam bekarya. Semangat kerja keras dan tidak putusasa merupakan tuntutan untuk mengisi serta mencapaitujuan hidup yang diharapkan. Perilaku kerja keras tanpamengenal lelah dan pengisian diri dengan ilmupengetahuan serta teknologi memberikan peluang besarmeraih kunci sukses dan kemandirian, seperti kutipangeguritan Salampah Laku ini: Ngelah panak rajaputra, gumantingadeg bupati, yen menek tuun mesongsong, lungane merambutjoli, idep beline mangkin, makinkin mayasa lacur, tong ngelahkarang sawah, karang awake tandurin, guna dusun ne kanggoring desa-desa. Artinya, mempunyai seorang putra raja, yangakan menggantikan raja kalau naik ke atas maupun kebawah selalu dihormati, pergi memakai tandu, kandasekarang bersiap menjalani hidup dalam kesederhanaan,tidak punya tanah sawah, pekarangan badan-lah yang (kita)ditanami, menjalani hidup dengan pedoman pengetahuandan kesahajaan pedesaan, sebagaimana berlaku di desa-desa”.

Cuplikan geguritan Selampah Laku di atas memberikangambaran tentang Pedanda Made Sidemen sebagai orangdesa (dusun) yang tidak punya sawah “miskin”. Meskipuntidak bergelimang harta benda, berkat tekat yang kuatuntuk terus bekerja keras menjadikan kehidupannyamemiliki arti di masyarakat. Sebagai orang pinggiran hanyabisa mengisi diri dengan cara belajar pengetahuan danteknologi (karang awake tanduri). Karang awak, melihat

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201647

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 48

kedalam diri sendiri, hati nurani, merenungi sampaikeakarnya dalam kesunyian. Istilah karang awake tanduri(cultivate the land within), sang pujangga mencobamenyampaikan pesan kepada para pembaca agar untukmenjadi orang berguna, seseorang harus mampu melihat kedalam dirinya sendiri atau mengolah potensi diri. Denganlangkah seperti itu, telah membentuk pribadi yang bergunadi masyarakat (guna dusun). Karang awake tandurinmerupakan perenungan seseorang tentang esensi daneksistensi dirinya. Merenungi, melihat, dan berhadapandengan diri sendiri lebih dalam untuk ditanami.

Semangat kerja keras yang dilakukan Pedanda Made

Sidemen telah banyak menelorkan berbagai karya dimasyarakat, seperti pematung, pembuat kulkul, tapelan,wadah, bangunan rumah, palinggih, karya sastra, merestorasipura, dan sebagainya. Bakat kearsitekturan diwariskan dariibunya dan dibidang sastra mengalir dari darah ayahnya.

Ketiga, lascarya artinya suatu sikap yang tanpa pamrihdalam menjalankan profesi atau pekerjaan. Bukankeuntungan yang menjadi motif utama dalam bekerja.Semua dilakukan atas dasar persembahan dan dedikasitulus kepada sesama serta Tuhan. Sehingga bekarya bukanuntuk mendapatkan sanjungan, pujian, ketenaran, atau punpenghormatan dari orang lain. Andaikata sekarang Ida

KontribusiMahasiswa Kristen

Sebagai Implementasi Iman

Melalui PemanfaatanKampus HijauOleh :

Fadli Marthen S.Modouw, M.Si*

Sustainable environment (go green) merupakan merupakan salah satu manifestasi imanKristen sebagai umat manusia yang oleh Allah diberikan tanggung jawab dalammenguasai dan memanfaatkan alam semesta untuk keberlangsungan hidupnya. Alamselayaknya menjadi ruang belajar yang nyaman dan bersahaja, sebab dengan berlakudemikian, manusia mengungkapkan rasa syukurnya terhadap Sang Pencipta. Kampusdan civitas akademik sesungguhnya memiliki tanggung jawab besar untuk ikutmelestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan alam sebagai kawasan hijau, ruangterbuka hijau di kampus yang secara langsung akan berkontribusi terhadap upaya-upaya environment sustainability sekaligus pencegahan global warming.

SEBAGAI mahkota ciptaan, manusia diberi mandat oleh Allah untukmenaklukkan dan menguasai bumi beserta isinya. Penaklukkan dan penguasaandi sini bukanlah penaklukkan dan penguasan tanpa batas melainkan didalamnya terdapat unsur pemeliharaan dan perlindungan terhadap bumi dansegala isinya. Mengapa? Sebab manusia dijadikan menurut gambar dan rupaAllah adalah untuk memelihara lingkungan hidupnya di sampingmemanfaatkannya dan bukan merusaknya.

Pada kejadian 9: 8 dan 17 diceritakan bahwa Allah mengikat perjanjiantidak saja kepada Nuh dan keluarganya (manusia) melainkan juga kepadasegenap alam ciptaan-Nya. Pandangan ini melampaui lukisan bahwa manusia

ANTAR IMAN

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 48

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201649

Pedanda Made Sidemen masih hidup, mungkin akanmenolak semua itu. Hal ini tercermin dari sejumlah karyasastra yang ditulisnya di atas ribuan daun lontar, dimanatidak pernah mencantumkan nama aslinya, melainkanhanya menggunakan nama samaran seperti, tan arsa, hinaarsa, tan sukeng hati, dan tan tusta. Dimana setiap namasamaran tersebut mempunyai arti tersendiri bagi IdaPedanda Made Sidemen seperti yang dilakukan oleh parapujangga Jawa Kuna pada jaman dahulu diantara prapanca(sedih atau bingung), sedah (sirih), tantular (takterpengaruh), dharmajati (lahir dari kebenaran), dansebagainya. Berbeda dengan orang jaman sekarang.

Bekarya sekaligus menuntut penghormatan dan sanjunganyang anggap lumrah serta penuh kepura-puraan.

Pedanda Made Sidemen memang telah berpulangmenuju manunggal dengan sangkan paraning dumadi,menyatu dalam keheningan abadi. Tetapi pemikiran danlaku hidup yang diterapkan dibalik kesederhananrohaniawan yang serba bisa ini harus tetap manunggal dihati para pengagumnya sehingga bisa terus mensejarahhingga kini. Rahayu! ***

* Penulis adalah pramubakti pada Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua

boleh memperlakukan alam semena-mena, melainkan manusia harusmenghargainya yang mempunyai nilai yang tinggi sebagai ciptaan Allah.

Mahasiswa merupakan calon intelektual yang dituntut untuk berpikir danbertindak kritis dalam menanggapi berbagai fenomena yang ada di lingkunganmasyarakat. Kampus sebagai pendidikakan tinggi dimana seorang mahasiswamengenyam pendidikan, tidak hanya mewadahi mahasiswa untuk menimba ilmumelalui teori ilmiah saja, namun juga memfasilitasi mereka untuk mengaplikasikanilmu yang mereka peroleh di ruang kelas agar dapat dipraktekkan dalamkehidupan bermasyarakat melalui berbagai lembaga kemahasiswaan yang tersediadi kampus masing-masing.

Peran penting kampus untuk turut menjaga pelestarian lingkungan hidup dankeberlanjutannya (environment sustainability), seharusnya didukung dan diwadahiserius agar dapat ikut berperan serta dalam mengkritisi permasalahan lingkunganhidup dan aktif dalam melakukan tindakan positif terhadap lingkungan hidup,baik di lingkungan pribadi maupun lingkungan masyarakat.

Isu global warming and climate change bukan sekedar isapan jempol belaka,masalah ini yang harus segera diatasi. Berbagai fenomena alam yang cenderungmengalami penyimpangan (anomali) seperti iklim yang tidak menentu, panas yangekstrim berkepanjangan, intensitas curah hujan yang tinggi, banjir, angin ribut,puting beliung, banyak dikaitkan dengan isu pemanasan global tersebut. Hasilpenelitian para ahli yang menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah kadar gasrumah kaca CO2 di atsmofir, yang sejalan dengan meningkatnya aktivitas manusiadi bumi seperti aktivitas rumah tangga termasuk institusi, kantor, rumah sakit,sekolah, kampus, industri, transportasi dan lain-lain.

Masalah lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan sinergisemua elemen masyarakat, termasuk didalamnya adalah civitas akademika.Sebagai kalangan akademisi, pemikiran kedepan tentang masalah lingkungansangat dinanti oleh masyarakat karena tentunya kualitas lingkungan yang baikakan menopang kehidupan yang baik. Pengembangan kampus, terlebih khususfisik, tentu akan berdampak pada kondisi alam yang berada di areapenembangan. Management perencanaan pengembangan yang berperspektiflingkungan tentu akan membawa dampak pelestarian lingkungan kampus yanghijau nantinya, begitupun sebaliknya.

Beberapa tahun belakangan, isu mengenai global warming kerap muncul.Bahaya pemanasa global ini membuat kita harus menjaga lingkungan agar tetapasri dengan menerapkan prinsip go green.

Perkembangan global dewasa ini mengindikasikan berbagai fenomena yangmenandakan bahwa masa depan dunia terbayang-bayangi oleh lingkungan hidupyang mengkhawatirkan. Global warming merupakan salah satu bentuk refleksi dariperkembangan teknologi yang tidak seimbang dengan kepedulian manusia

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201649

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 50

terhadap lingkungan hidup. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwapeningkatan konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam atmosfer, yang dihasilkanterutama oleh kegiatan manusia, merupakan penyebab utama pemanasan global.Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup berdampak cukupsignifikan terhadap kerusakan lingkungan. Permasalahan lingkungan bukansekedar permasalahan yang dapat diatasi secara fisik saja, melainkan memerlukansumber daya manusia yang dapat mengatasi permasalahan untuk jangka panjang.Pendidikan merupakan salah satu upaya preventif yang dapat digunakan untukmengatasi permasalahan ini dalam jangka waktu panjang. Pendidikan lingkunganmerupakan suatu hal yang penting untuk diberikan sejak dini, mengingat semakinbanyaknya fenomena-fenomena yang melanda lingkungan akibat buruknya moraldan etika lingkungan manusia.

Salah satu alasan pentingnya pendidikan lingkungan harus diberikan sejakdini adalah interaksi dengan lingkungan hidup merupakan bagian penting dalamperkembangan kehidupan anak yang sehat dan interaksi tersebut dapatmendorong kemampuan belajar dan kualitas hidup anak kedepan (Surakusumah,2007). Selain itu pendidikan lingkungan juga perlu ditanamkan sejak dini supayaanak dapat mengembangkan rasa cinta teradap lingkungan sedini mungkin.Sehingga perasaan tersebut akan tertanam dengan baik seiring bertambah dewasakelak.

Sosialisasi pentingnya pelestarian fungsi lingkungan melalui jalur pendidikanmerupakan sebuah langkah bijak, mengingat pendidikan merupakan salah satuinvestasi masa depan bangsa. Melalui pendidikan berbasis lingkungan, harapannyaakan terbentuk generasi yang berkualitas dalam aspek kognitif, afektif danpsikomotorik. Dengan demikian, penanaman karakter cinta lingkungan padagenerasi muda, terutama anak-anak diharapkan menghasilkan generasi yangberwawasan lingkungan.

Dasar Teologis Etika LingkunganDalam cerita penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan bersama

dengan seluruh alam semesta. Itu berarti bahwa manusia memunyai keterkaitandan kesatuan dengan lingkungan hidupnya. Akan tetapi, diceritakan pula bahwahanya manusia yang diciptakan sebagai gambar Allah (“Imago Dei”) dan yangdiberikan kewenangan untuk menguasai dan menaklukkan bumi dengan segalaisinya. Jadi di satu segi, manusia adalah bagian integral dari ciptaan (lingkungan),akan tetapi di lain segi, ia diberikan kekuasaan untuk memerintah dan memeliharabumi. Maka hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya seperti dua sisi darimata uang yang mesti dijalani secara seimbang.

Norma Etika LingkunganAkhir-akhir ini, etika lingkungan biasanya dibagi atas dua atau tiga bagian

yang antroposentris, ekosentris, dan biosentris. Bahkan Robert Elliotmengemukakan lima konsep, yaitu yang disebutnya “human centered ethics”,“animal centered ethics”, “life centered ethics”, “everything centered ethics”, dan“ecological holism ethics”. Saya hanya akan mengikuti tiga pandangan yang sayakemukakan di atas. Pandangan pertama, yaitu antroposentris, adalah pandanganyang telah lama dianut oleh umat manusia yang beranggapan bahwa alam ataulingkungan hanya memunyai nilai alat (instrumental value) bagi kepentinganmanusia. Pandangan antroposentris ini sering dihubungkan dengan pandanganBarat yang melihat lingkungan hidup sebatas maknanya bagi kesejahteraan dankemakmuran manusia. Manusia Barat menganut pandangan mengenai hubungandiskontinuitas antara manusia dengan alam. Hanya manusia yang subjek,

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 50

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201651

sedangkan alam atau lingkungan adalah objek. Maka alam diteliti, dieksplorasi,lalu dieksploitasi. Maka etika antroposentris ini tidak sejalan dengan etika Kristenyang menekankan adanya kontinuitas antara manusia dengan alam (adam-adamah,homo-humus).

Pandangan yang kedua adalah biosentris. Penganut pandangan iniberpendirian bahwa semua unsur dalam alam memunyai nilai bawaan (inherentvalue), misalnya kayu memunyai nilai bawaan bagi kayu sendiri sebagai alasanberada. Jadi kayu tidak berada demi untuk kepentingan manusia saja. Demikianlahseluruh makhluk hidup memiliki nilai inheren lepas dari kepentingannya bagimanusia. Manusia dan makhluk-makhluk hidup lainnya mempunyai hubungankontiunitas, maka manusia dan lingkungan mempunyai tujuannya masing-masing.Maka tiap makhluk mempunyai hak mendapatkan perlakuan sesuai dengan hakyang melekat padanya. Pandangan ini misalnya dianut oleh Paul Taylor, PeterSinger, dan Albert Schweitzer.

Pandangan ketiga, yaitu ekosentris, berpendirian bahwa bumi sebagaikeseluruhan atau sebagai sistem tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Makalingkungan harus diperhatikan karena manusia hanyalah salah satu subsistem ataubagian kecil dari seluruh ekosistem. Pandangan ini dianut umumnya oleh manusiaTimur, termasuk orang Indonesia, yang sangat menekankan hubungan erat antaramanusia dengan lingkungan hidupnya. Manusia adalah mikro dari makro kosmos.Menurut pandangan ini, bumi memiliki nilai hakiki (intrinsic value) yang harusdihormati oleh manusia. Maka alam atau lingkungan tidak boleh diperlakukansemena-mena, karena bumi memunyai nilainya yang luhur yang harus dijaga,dihormati, dan dianggap suci.

Kita akan mencoba melihat pandangan-pandangan ini berdasarkan kesaksianAlkitab sebagaimana yang dikemukakan di bagian II di atas. Dari uraian tersebut,dapat disimpulkan bahwa etika lingkungan tidak bersifat antroposentris, tetapijuga tidak sekadar bersifat biosentris atau ekosentris. Manusia dan semua makhlukhidup lainnya, bahkan seluruh planet bumi ini, bersumber dari Allah. Allah yangmenciptakannya dan Allah menghendaki seluruhnya berada, topang- menopang,dan saling membutuhkan. Maka etika lingkungan, dari perspektif teologi Kristen,mestinya bersifat teosentris, artinya berpusat pada Allah sendiri. Kita perlumenjaga dan memelihara lingkungan hidup bukan saja karena kita membutuhkansumber-sumber di dalamnya dan karena bumi ini adalah rumah kita(antroposentris), bukan pula karena makhluk hidup memiliki hak asasi seperti hakasasi manusia (biosentris), juga bukan karena bumi ini merupakan suatu ekosistemyang memiliki nilai intrinsik (ekosentris). Kita perlu menjaga dan memeliharalingkungan hidup karena lingkungan hidup adalah ciptaan Allah, termasukmanusia, yang diciptakan untuk kehormatan dan kemuliaan- Nya.

Kalau kita memelihara lingkungan sekadar karena diperlukan untukmenopang hidup manusia, kita akan jatuh ke dalam materialisme, nilai etis yangtelah terbukti merusak lingkungan. Kalau kita memelihara lingkungan karenasekadar kecintaan kita pada lingkungan yang memiliki hak seperti kita, maka kitaakan jatuh ke dalam romantisisme, nilai etis yang cenderung utopis. Kita perlumemelihara lingkungan hidup kita sebagai ungkapan syukur pada Allah SangPencipta yang telah mengaruniakan lingkungan dengan segala kekayaan didalamnya untuk menopang hidup kita dan yang membuat hidup kita aman dannyaman. Juga sebagai tanda syukur kita atas pembaruan dan penebusan yang telahdilakukan Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus. Maka memelihara lingkungantidak lain dari ibadah kita kepada Allah. Bagaimana menjabarkan ibadah ini,norma-norma berikut kiranya perlu dikembangkan sebagai penjabaran etikalingkungan yang bersifat teosentris, dengan menunjukkan solidaritas dengan

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201651

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 52

semua makhluk, dengan sesama (termasuk generasi penerus) dalam kasih dankeadilan.

KesimpulanAlam atau lingkungan hidup telah dikaruniakan oleh Tuhan kepada kita

untuk digunakan dan dimanfaatkan demi kesejahteraan manusia. Manusia dapatmenggunakan alam untuk menopang hidupnya. Dengan kata lain, alam diciptakanoleh Tuhan dengan fungsi ekonomis, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupmanusia. Tetapi bukan hanya kebutuhan manusia menjadi alasan penciptaan. Alamini dibutuhkan pula oleh makhluk hidup lainnya bahkan oleh seluruh sistemkehidupan atau ekosistem. Alam ini berfungsi ekumenis (untuk didiami) olehseluruh ciptaan lainnya. Alam ini rumah kita. Kata-kata “ekonomi”, “ekumene”,dan “ekologi” berakar dalam kata Yunani “oikos” yang artinya rumah. “Ekonomi”berarti menata rumah; itulah tugas pengelolaan kebutuhan hidup. “Ekumene”berarti mendiami rumah; itulah tugas penataan kehidupan yang harmonis.“Ekologi” berarti mengetahui/menyelidiki rumah; itulah tugas memahamitanggung jawab terhadap alam.

Manusia adalah penata dalam rumah bersama ini. Pertama, ia adalahpengelola ekonomi, tetapi ia lebih dikuasai oleh kerakusan. Karena itu, diperlukanpembaruan/pertobatan dan pengendalian diri supaya timbul sikap respek dantindakan penuh tanggung jawab terhadap lingkungan. Maka tanggung jawabKristen dalam memelihara kelestarian lingkungan kiranya dapat pula dirumuskandalam pola 4R — “repent”, “restraint”, “respect”, “responsible” (atau bertobat,menahan diri, menghormati, dan bertanggung jawab). Ibadah yang sejati adalahibadah yang dapat diimplementasikan secara bertanggung jawab dalam hidupyang nyata.

Dalam menata kehidupan bersama, umat Kristen harus bermitra dengansemua orang, bahkan dengan semua makhluk. “Ekumene” berarti bekerja bersamamembangun kehidupan di atas planet ini. Tugas itu adalah tugas bersama semuaorang dan seluruh ciptaan. Maka tugas orang Kristen adalah memberikontribusinya sesuai dengan iman dan pengharapan kepada Allah, memperkayadan mengoptimalkan ibadahnya dengan terus-menerus menjaga dan memeliharakehidupan yang diberikan Tuhan kepadanya sebagai ungkapan syukur kepadaTuhan. Optimalisasi ibadah itu dinyatakan dalam bentuk disiplin, penghematan,dan pengendalian diri.

* Penulis adalah dosen Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Burere Sentani, Papua

KEPUSTAKAAN• Berkhof, Hendrikus. Christian Faith. Grand Rapids: Eermands,

1997.• Bhagat, Shantilal P. Creation in Crises: Responding to God

Covenant. Illionis: Bredren, 1990.• Birch, Charles. et. al. eds. Liberating Life: Contemporary

Approach to Ecological Theology. Maryknoll: Orbis, 1990.• Derr, Thomas Sieger. Ecology and Human Liberation. Geneva:

WCC, 1973.• Drummond, Celia-Dianne. A Handbook in Theology and

Ecology. London: SCM Press, 1996.• Pojman, Louis P. ed. Environmental Ethics. Oxford: Blackwell,

1993.• Stott, John. Issues Facing Christian Today. London: Marshall

Morgan and Scott, 1984.• Wolf, H. W. Antropology of the Old Testament. Philadelphia:

Fortress, 1981.

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 52

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201653

BAGAIMANA seharusnya menjalani pilihan hidup berumahtangga dari sudutpandang Buddhis, terutama di era modern saat ini?

Sudah sejak jaman dahulu kala, sedari bayi hingga menuju liang kubur,manusia selalu sibuk dalam mengejar kebahagiaan hidup. Kita bekerja serta berjuangkeras untuk mencapai kebahagiaan, dan kebanyakan tanpa mengetahui apa maknasesungguhnya dari kebahagiaan itu sendiri, karena kebodohan kita akan hakekatkehidupan ini. Meskipun semua ajaran agama memberikan nasehat dan panduanbagi umat-umatnya untuk diamalkan guna memperoleh kebahagiaan hidup didunia, kerap kali nasehat-nasehat dan panduan-panduan ini diabaikan oleh karenaketamakan, kebencian, dan kebodohan batin manusia. Banyak orang yangmengalami tekanan dan penderitaan berharap dan berdoa untuk memperolehkebahagiaan dalam kehidupan ini dan setelahnya; sementara yang lain, meskipuntelah menikmati begitu banyak kebahagiaan di dunia, masih belum puas danmendambakan kebahagiaan abadi di alam surga setelah meninggalkan dunia ini.Bagi manusia biasa, seperti kanak-kanak, mereka kesulitan untuk membedakanantara kebahagiaan dengan kenikmatan. Baginya, apa saja yang memberikankenikmatan berarti sama dengan memberikan kebahagiaan, dan untuk menjadibahagia adalah dengan memperoleh kenikmatan.

Seringkali kita menganggap masa kanak-kanak sebagai masa penuhkebahagiaan. Sebenarnya, sebagai anak-anak kita belum memahami apakebahagiaan itu. Di bawah naungan orangtua, kita melewati hari-hari penuhkesenangan yang tidak diragukan lagi memang memberikan kenikmatan. Ketika kitamemasuki masa remaja, perubahan terjadi dalam cara berpikir dan bentuk tubuhyang menyebabkan kita memperhatikan keberadaan lawan jenis kita, dan kita mulaimengalami jenis ketertarikan baru yang menimbulkan emosi-emosi yang bergejolak.Di saat yang sama, rasa ingin tahu mendorong kita untuk mencari penjelasan tentangkenyataan hidup ini, melalui diskusi-diskusi dan membaca buku. Tak lamakemudian, tiba-tiba kita menemukan diri kita sudah berada di ambang masa dewasa,masa penting dalam hidup ketika kita mencari pasangan hidup yang cocok untukmemulai suatu hubungan, yang akan menguji seluruh kualitas hidup yang telah kitapelajari sebelumnya. Cinta, seks, dan pernikahan kemudian menjadi hal yang sangatpenting yang akan menentukan kualitas kehidupan pernikahan kita.

Pemuda-pemudi saat ini berhadapan dengan berbagai macam pengaruh yang

MemilihHidupBahagia

Hidup memiliki banyaksajian pilihan untuk dijalani

setiap orang. Apabilasebagai orang awam yang

memilih kehidupansebagai perumah tangga,pernikahan menjadi suatu

tonggak awal untukmenjalani kehidupan

berumah tangga. Namun,sayangnya banyak

pandangan keliru yangada pada masyarakatyang menghilangkan

esensi dari pernikahan itusendiri. Berbagai media

massa saat ini seringmeliput perseteruan dalam

rumah tangga karenaalasan satu dan lain hal

yang berujung padaperceraian. Hal seperti itu

memandang seakanpernikahan hanyalah suatu

hal sepele yang dapatdiakhiri dengan suatu

proses hukum biladikehendaki.

ANTARIMAN

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201653

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 54

disebarkan melalui media massa seperti buku dan majalah,televisi, kaset video dan film, mengakibatkan munculnyapandangan yang keliru terhadap cinta, seks, dan pernikahan.Kebajikan dan nilai moral terkikis sedikit demi sedikitmenghadapi pengaruh-pengaruh ini. Beragam perilaku yangdahulu tidak pernah terdengar atau yang tidak pernahdilakukan oleh generasi sebelumnya, telah menjadi hal yangumum di dalam masyarakat dewasa ini. Apakah pengaruhkehidupan modern benar-benar bertanggung jawab atas hal ini;atau haruskah orangtua disalahkan atas perilaku salah anak-anak mereka, karena tidak menuntun dan mengawasi mereka?

kebanyakan program televisi dan film itu tidaklahmenunjukkan cara berpikir dan bertindak yang sesungguhnyadari kebanyakan orang baik-baik, dan bahwa sebenarnyaterdapat banyak mayoritas diam dari pasangan yang baik-baikyang sangat religius dan konservatif terhadap cinta, seks, sertapernikahan sebagaimana adanya. Jika orang-orang mudahendak mengikuti teladan baik, mereka disarankan untukmengikuti mayoritas diam ini, yang sebenarnya tidak berbedadengan beberapa tetangga baik-baik mereka yang tinggal disebelah.

Kehidupan modern dipenuhi dengan berbagai macamketegangan dan tekanan. Tidak diragukan, kerap kaliketegangan dan tekanan inilah yang menimbulkan masalahdalam banyak kehidupan pernikahan. Jika suatu analisis yangmemadai dilakukan terhadap akar permasalahan-permasalahan sosial seperti seks di luar pernikahan, hamilmuda, pernikahan tak bahagia dan perceraian, pelecehanseksual terhadap anak dan pertengkaran suami istri, kitamenemukan bahwa hal ini terutama bersumber dari keegoisandan kurangnya kesabaran, toleransi dan pengertian bersama.Dalam Sigalovada Sutta, Sang Buddha memberikan nasehatbaik tentang bagaimana menjaga kedamaian dankeharmonisan di dalam rumah antara suami dan istri gunamembentuk kehidupan pernikahan yang bahagia.

Dari sudut pandang ajaran Buddha, pernikahanbukanlah sesuatu yang suci ataupun tidak suci. AjaranBuddha tidak menganggap pernikahan sebagai suatukewajiban religius maupun sebagai suatu hal yang sakral yangditakdirkan di surga. Seorang kritikus berkata, ketikabeberapa orang percaya bahwa pernikahan telahdirencanakan di surga, beberapa orang lainnya berkata bahwapernikahan dicatat pula di neraka. Pernikahan pada dasarnyamerupakan hak pribadi dan sosial, bukan suatu kewajiban.Seorang lelaki maupun perempuan memiliki kebebasanmemilih untuk menikah atau tetap hidup sendiri. Hal ini tidakberarti kalau ajaran Buddha menentang pernikahan. Tidakada seorang pun di dunia ini yang akan berkata bahwapernikahan adalah hal yang buruk dan tidak ada ajaran agamaapapun yang menentang pernikahan.

Umumnya makhluk hidup lahir di dunia sebagai akibatkehidupan seks. Khusus di antara umat manusia, institusipernikahan telah muncul sehingga masyarakat dapatmenjamin kelangsungan hidup umat manusia dan jugamemastikan anak-anak mereka akan dirawat dan dibesarkan.Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa anak-anak

dilahirkan melalui kenikmatan seks haruslah menjaditanggung jawab pasangan yang terlibat di dalamnya,setidaknya hingga anak-anak mereka dewasa. Dan pernikahanmemastikan kalau tanggung jawab ini dijaga dan dijalankan.

Suatu kelompok masyarakat tumbuh melalui sebuahjaringan hubungan yang saling berkaitan dan bergantungan.Setiap hubungan merupakan suatu komitmen sepenuh hatiuntuk saling mendukung dan melindungi satu sama lainnyadalam sebuah kelompok atau komunitas. Pernikahanmemainkan bagian yang sangat penting dalam jaringanhubungan yang kuat dalam memberikan dukungan danlindungan. Suatu pernikahan yang baik mesti tumbuh danberkembang secara bertahap berlandaskan pengertian danbukan nafsu sesaat, dari kesetiaan sejati dan bukan hanyakenikmatan semata. Institusi pernikahan memberikan dasaryang baik bagi perkembangan kebudayaan, penyatuan yangmembahagiakan bagi dua orang individu untuk terusdipupuk, dan agar terhindar dari kesepian, kemerosotan danketakutan. Dalam pernikahan, setiap pasanganmengembangkan peranan yang saling melengkapi,memberikan kekuatan dan dukungan moral satu samalainnya, saling menunjukkan penghargaan terhadapkemampuan pasangannya dalam merawat dan menjagakeutuhan keluarga. Tidak boleh ada pemikiran bahwa lelakiatau perempuan yang lebih tinggi derajatnya – setiap orangmelengkapi pasangannya, pernikahan merupakan sebuahkerjasama dalam kesetaraan, kelembutan, kemurahhatian,kedamaian dan dedikasi.

Dalam ajaran Buddha, seseorang dapat menemukansemua bimbingan yang diperlukan yang dapat membantudalam membentuk suatu pernikahan yang bahagia. Seseorangtidak boleh mengabaikan nasehat yang diberikan oleh SangGuru yang Tercerahkan jika ia benar-benar ingin membentuksebuah keluarga bahagia. Dalam khotbahnya, Sang Buddhamemberikan berbagai macam nasehat bagi pasangan yangtelah menikah dan bagi mereka yang hendak menikah. SangBuddha berkata, “Jika seorang pria dapat menemukanseorang istri yang cocok dan memahami, dan seorang wanitadapat menemukan seorang suami yang cocok dan memahami;sesungguhnya mereka berdua sangatlah beruntung.”

Poin penting dalam kehidupan berumahtangga bahwapernikahan adalah kerja sama antara dua individu dan bahwakerja sama ini tumbuh dan berkembang ketika individu yangterlibat di dalamnya dapat berkembang. Dalam sudutpandang ajaran Buddha, pernikahan berarti saling memahamidan menghormati keyakinan dan keleluasaan pribadi satusama lain.

Sumber: https://dhammacitta.org/buku.html diakses tanggal 26Agustus 2016, oleh Sahuri, S.Ag. (PNS pada Bimas Buddha KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi Papua)

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 54

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201655

Sebagai Zona IntegritasKerukunan Umat Beragama

Papua

Papua sebagai salahsatu pulau dari lima

besar di wilayah NKRI,penduduknya

bermacam-macam sukubaik yang asli Papua

maupun dari parapendatang. Mulai yang

berasal dari Acehsampai dengan Nusa

Tenggara Timur,kesemuamya dapatdijumpai di Papua.

Oleh Hendra Yulia Rahman, M.HI.*BERAGAM budaya dengan adat istiadat yang berbeda juga agama yangberbeda, kesemuanya dapat hidup berdampingan di Papua. Maka tidakmengherankan jika di akhir bulan Mei 2016 Jayapura dijadikan ZonaIntegritas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. Kerukunan umatberagama di Papua terjalin dengan indah, hal ini diperkuat dengan adanyakegiatan pemerintah Kabupaten Jayapura, yang menggelar dua kegiatanbesar, yaitu Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-26 tingkat Provinsi Papuadan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke-1 Tingkat KabupatenJayapura pada 28 Mei 2016.

Menjadi hal yang luar biasa karena dua agenda besar ini dilaksanakansecara bersamaan. Adapun tujuannya untuk memberitahukan kepada seluruhmasyarakat Indonesia bahkan dunia Internasional tentang kerukunan hidupberagama yang berjalan dengan baik dan indah seperti yang ada di Papua,khususnya Jayapura. Umat beragama di sini, baik muslim dan nasranibahkan antar suku-suku dari berbagai daerah di Indonesia, hidup salingberdampingan, dan ini sudah terjadi sejak lama.

Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakanaset dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalamperjalanan sejarah bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang palingtepat untuk mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dibawah suatu tatanan yang inklusif dan demokratis. Papua menjadi miniaturIndonesia dan sekaligus sebagai percontohan bagaimana kerukunan ditengah kemajemukan masyarakatnya yang berwarna warni, baik beragamsuku, budaya, agama dan kepercayaan.

Kerukunan ditengah kemajemukan bukanlah suatu hal yang mudah,diperlukan sikap toleransi yang tinggi dan saling memahami sertamenghargai ditengah heterogenitas penduduk di Papua. Berbagai macamkendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan antar umatberagama, dari luar maupun dari dalam sendiri. Namun dengan kendala

ANTARIMAN

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201655

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 56

tersebut kita selalu optimis, bahwa dengan banyaknya agama dan budayayang ada, maka banyak pula solusi untuk menghadapi kendala-kendalatersebut. Dari berbagai pihak telah sepakat untuk mencapai tujuan kerukunanantar umat beragama di Jayapura Papua. Keharmonisan dalam komunikasiantar sesama penganut agama adalah tujuan dari kerukunan beragama, agarterciptakan masyarakat yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflikagama.

Kata kerukunan berasal dari kata dasar rukun, berasal dari bahasa Arabruknun (rukun) jamaknya arkan berarti asas atau dasar, misalnya: rukun islam,asas Islam atau dasar agama Islam. Dalam kamus besar bahasa Indonesia artirukun adalah sebagai berikut: (1) Rukun sesuatu yang harus dipenuhi untuksahnya pekerjaan, seperti: tidak sah sembahyang yang tidak cukup syarat danrukunnya; (2) asas, berarti: dasar, sendi: semuanya terlaksana dengan baik,tidak menyimpang dari rukunnya; rukun islam: tiang utama dalam agamaislam; rukun iman: dasar kepercayaan dalam agama Islam. Secara luasbermakna adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar semua orangwalaupun mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan golongan.

Dalam bahasa Inggris disepadankan dengan harmonious atau concord.Dengan demikian, kerukunan berarti kondisi sosial yang ditandai olehadanya keselarasan, kecocokan, atau ketidak berselisihan (harmony, concor-dance). Dalam literature ilmu sosial, kerukunan diartikan dengan istilahintegrasi (lawan disintegrasi) yang berarti the creation and maintenance ofdiversified patterns of interactions among outonomous units.

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukunkarena sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauanuntuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram.Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proseswaktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, sertacinta-kasih. Sehingga dengan kerukunan tersebut akan tercipta persaudaraandiantara umat manusia.

Dalam agama Islam persaudaraan dikenal dengan bahasa ukhuwah, adatiga ukhuwah: ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah.

Ukhuwah IslamiyahUkhuwah Islamiyah yakni persaudaraan atau kerukunan sesama umat

Islam. Dalam setiap agama, diantara pemeluknya tidak lepas dari perbedaansekte, madzhab dan sebagainya. Maka diperlukan persaudaraan dankerukunan diantara sesama penganut satu agama khususnya Islam.Bagaimana mungkin dapat bersaudara dan rukun dengan pemeluk, penganutagama lain jika tidak dapat rukun sesama penganut satu keyakinan seagama.

Tidak dapat dipungkiri terkadang perbedaan madzhab, sekte dikalanganpenganut keyakinan seagama menimbulkan gesekan yang menimbulkanfriksi dalam Islam. Dalam tarikh Islam bahwa timbulnya perpecahan dalamIslam sebagian besar disebabkan faktor politik yang berhubungan dengankekuasaan.

Rasa memiliki ukhuwah atau rasa persaudaraan yang ikhlas diantarasesama muslim dan seluruh umat beragama lainnya sampai saat ini masihbelum bisa dikatakan maksimal. Masih banyak orang orang yang tidakmemperdulikan kesengsaraan orang lain bahkan masih banyak yang belumbisa menerima sebuah kebersamaan didalam perbedaan untuk dijadikankekuatan dalam persatuan. Masih banyak orang yang terikat dengan rasa

ZonaIntegritasKerukunanUmatBeragama

Papua

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 56

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201657

egonya yang tinggi karena merasa diri adalah yang paling benar.Kondisi muslim di Jayapura dan Papua secara umum relatif rukun antar

sesama muslim, tetapi akhir-akhir ini agak terusik dengan kelompok-kelompok muslim yang baru muncul, dengan membawa slogan kembalikepada al-Quran dan as-Sunnah. Kelompok-kelompok baru ini, seringkalimengusik muslim lainnya yang tidak sepaham dengannya, dengan tuduhanbid’ah, khurafat, kafir dan syirik, sehingga menimbulkan keresahan dankegaduhan diantara umat Islam. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu terjadi,manakala menggunakan cara menyeru dengan bil hikmah. Sehinggakerukunan dan ukhuwah islamiyah tetap terjaga.

Persatuan dan kesatuan sebagai implementasi ajaran Islam dalammasyarakat merupakan salah satu prinsip ajaran Islam. Salah satu masalahyang di hadapi umat Islam sekarang ini adalah rendahnya rasa kesatuan danpersatuan sehingga kekuatan mereka menjadi lemah. Salah satu sebabrendahnya rasa persatuan dan kesatuan di kalangan umat Islam adalahkarena rendahnya penghayatan terhadap nilai-nilai Islam. Persatuan dikalangan muslim tampaknya belum dapat diwujudkan secara nyata.Perbedaan kepentingan dan golongan seringkali menjadi sebab perpecahanumat. Perpecahan itu biasanya diawali dengan adanya perbedaan pandangandi kalangan muslim terhadap suatu fenomena. Dalam hal agama, di kalanganumat Islam misalnya seringkali terjadi perbedaan pendapat atau penafsiranmengenal sesuatu hukum yang kemudian melahirkan berbagai pandanganatau madzhab. Perbedaan pendapat dan penafsiran pada dasarnyamerupakan fenomena yang biasa dan manusiawi, yang terpenting menyikapiperbedaan pendapat tersebut sebagai suatu rahmat, dan sunnatullah.

Ukhuwah WathaniyahUkhuwah Wathaniyah yakni persaudaraan atau kerukunan sesama umat

manusia dalam bingkai suatu wilayah negara. Ukhuwah Wathaniyah ini lebihluas dari pada ukhuwah islamiyah, karena persaudaraan dan kerukunan inimelintasi sekat agama, suku, budaya dan adat istiadat. Manusia ditakdirkanAllah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksisosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukankerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baikkebutuhan material maupun spiritual. Ajaran Islam menganjurkan manusiauntuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan sesama manusiadalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islamdapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, dan agama.

Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yangmendapat perhatian penting dalam Islam. Al-Qur’an menyebutkan kata yangmengandung arti persaudaraan sebanyak 52 kali yang menyangkut berbagaipersamaan, baik persamaan keturunan, keluarga, masyarakat, bangsa, danagama. Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkanberbentuk perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasibsepenanggungan. Ukhuwah adalah persaudaraan yang berintikankebersamaan dan kesatuan antar sesama.

Kerukunan antar umat beragama dapat tercipta apabila dilandasi dengantoleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalamkesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupanmasyarakat dan bernegara tanpa membeda-bedakannya. Adapun kendala-kendala yang sering dihadapi dalam mencapai kerukunan umat beragama di

ZonaIntegritasKerukunanUmatBeragama

Papua

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 201657

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 58

Indonesia ada beberapa sebab, antara lain; rendahnya sikap toleransi,kepentingan politik dan sikap fanatisme. Adapun solusi untukmenghadapinya, adalah diantaranya dengan melakukan dialog antar pemelukagama, sehingga mencairkan kebekuan dan sekat yang ada.

Ukhuwah BasyariyahUkhuwah Basyariah yakni persaudaraan atau kerukunan sesama umat

manusia tanpa batas, agama, suku, bangsa maupun negara, lebih luas dariukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah. Bersifat universal, universalismeislam terletak pada penghargaan kepada kemanusiaan secara menyeluruhtanpa membeda-bedakan, yang mengedepankan kedamaian, menghindaripertentangan dan perselisihan. Dengan demikian tampak bahwa nilai-nilaiajaran Islam menjadi dasar bagi hubungan antar umat manusia secarauniversal dengan tidak mengenal suku,bangsa, negara dan agama.

Hubungan antara umat muslim dengan penganut agama lain tidakdilarang oleh syariat Islam, kecuali dalam hal persoalan aqidah dan ibadah.Dalam aspek sosial kemasyarakatan umat Islam dapat bersatu dalam kerjasama yang baik untuk kemaslahatan bersama. Kerja sama antar umatbergama merupakan bagian dari hubungan sosial antar manusia yang tidakdilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama dalam bidang-bidangekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkansepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan. Dengan demikiankerukunan merupakan jalan hidup manusia yang mencerminkan suasanadamai, tertib, tentram, sejahtera, hormat menghormati, harga menghargai,tenggang rasa, gotong royong antar sesama manusia melintasi batas dan sekatyang ada.

Papua Sebagai Zona IntegritasKerukunan Umat Beragama

Pencanangan zona integritas kerukunan umat beragama di Jayapuramerupakan yang pertama kali di Indonesia. Kerukunan antar umat beragamaadalah suatu keniscayaan dan keharusan yang harus dijunjung tinggi olehseluruh warga negara, menurut Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin,jika kerukunan antar umat beragama dijunjung tinggi maka kita akan menjadibangsa yang besar.

Disaat hidup berdampingan dalam perbedaan menjadi tantangan diIndonesia akhir akhir ini, maka berbeda dengan di Jayapura, yang justrumembentuk Zona Integritas Kerukunan Umat Beragama, dalam hal iniditandatangani oleh berbagai tokoh agama, diantaranya; Kristen Protestan,Katolik, Islam, Hindu, Buddha, tokoh adat, tokoh dewan adat dan tokohagama. Penandatanganan tersebut disaksikan dan dikuatkan oleh BupatiJayapura, Gubernur Papua yang diwakili Wakil Gubernur, dan MenteriAgama Lukman Hakim Syaifuddin.

Papua sebagai zona integritas kerukunan umat beragama akan berusahamewujudkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera, hormat menghormati,harga menghargai, tenggang rasa, gotong royong dapat terwujud antarsesama umat beragama. Maka untuk mewujudkan hal itu diperlukan polapikir yang moderat, senantiasa bersikap seimbang, toleran dan dinamis dalammenyikapi berbagai persoalan umat beragama.

* Penulis adalah Dosen pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Al-FatahJayapura

ZonaIntegritasKerukunanUmatBeragama

Papua

Majalah DAMAIEDISI 13 | TAHUN VII | 2016 58