12
181 PENGANTAR Salah satu periode yang paling krusial dalam bidang politik ketatanegaran Indonesia adalah tahun 1950. Secara resmi Indonesia saat itu berbentuk federal, sesuai dengan hasil KMB. Akan tetapi realita di lapangan, muncul tuntutan perubahan bentuk negara karena tidak sesuai dengan amanat proklamasi dan UUD 1945. Kondisi itu semakin kuat, ketika kaum republiken yang menghendaki bentuk negara kesatuan memperoleh banyak momentum menguntungkan bagi tuntutan mereka. Peluang mereka semakin besar, ketika kaum federalis banyak melakukan gerakan politik dalam upaya mempertahankan bentuk negara federal yang sesuai dengan Konstitusi RIS, undang-undang dasar yang resmi digunakan oleh Bangsa Indonesia saat itu. Pada akhirnya bentuk negara federal secara resmi kemudian diubah menjadi kesatuan pada 17 Agustus 1950. Dengan demikian, secara resmi berakhir berbagai macam pergolakan politik DARI RIS MENJADI NEGARA RI: PERUBAHAN BENTUK NEGARA INDONESIA PADA TAHUN 1950 Abstract Abstrak Kata kunci: Haryono Rinardi Union State, legality aspect, and state formation negara kesatuan, aspek legalitas, pembentukan negara *) By using historical method, this article attempts to explain the change of state formation in Indonesia in early 1950. From political perspective, the change asserts that support to union state form in Indonesia was strong. However, the new country was questionable in terms of legality. Many people were thus questioning whether federal state was dispersed after the negotiation amongst leaders of NST, NIT, and RIS. In fact, the change of formation state in Indonesia, on the way of its constitution, l used many articles of RIS Constitution. Dengan mempergunakan metode sejarah, artikel ini mencoba menjelaskan perubahan dalam pembentukan negara di Indonesia sejak awal tahun 1950. Dari perspektif politik, perubahan tersebut menegaskan bahwa dukungan terhadap bentuk negara kesatuan di Indonesia cukup kuat. Secara legalitas negara baru ini dapat dipertanyakan, pada akhirnya banyak pihak kemudian mempertanyakan apakah negara federal telah dihapuskan setelah negosiasi antara pemimpin NST, NIT dan RI. Dalam kenyataannya, perubahan dalam pembentukan negara di Indonesia dari sisi konstitusional, saya banyak menggunakan artikel dari konstitusi RIS. Keywords: *) Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang, email:[email protected].

Dari RIS Menjadi Negara RI Perubahan Bentuk Negara Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tentang perubahan bentuk negara kesatuan Republik Indonesia.

Citation preview

181PENGANTARSalah satu periode yang palingk r u s i a l d a l a m b i d a n g p o l i t i kketatanegaran Indonesia adalah tahun1950. Secara resmi Indonesia saat ituberbentuk federal, sesuai dengan hasilKMB. Akantetapi realita di lapangan,muncul tuntutan perubahan bentuk negarakarena tidak sesuai dengan amanatproklamasi danUUD1945. Kondisi itusemakin kuat, ketika kaumrepublikenyang menghendaki bentuk negarakesatuan memperoleh banyak momentummenguntungkan bagi tuntutan mereka.Peluangmereka semakinbesar, ketikakaum federalis banyak melakukang e r a k a n p o l i t i k d a l a m u p a y amempertahankanbentuk negara federalyang sesuai dengan Konstitusi RIS,undang-undang dasar yang resmidigunakan oleh Bangsa Indonesia saat itu.Pada akhirnya bentuk negarafederal secara resmi kemudian diubahmenjadi kesatuan pada 17 Agustus 1950.Dengandemikian,secara resmiberakhirberbagai macam pergolakan politikDARI RISMENJADI NEGARA RI:PERUBAHAN BENTUK NEGARAINDONESIAPADATAHUN1950AbstractAbstrakKatakunci:Haryono RinardiUnion State, legality aspect, and state formationnegara kesatuan, aspek legalitas, pembentukan negara*)By using historical method, this article attempts to explain the changeof state formation in Indonesia in early 1950. Frompolitical perspective, thechange asserts that support to union state form in Indonesia was strong.However, the newcountry was questionable in terms of legality. Many peoplewere thus questioning whether federal state was dispersed after thenegotiation amongst leaders of NST, NIT, and RIS. In fact, the change offormation state in Indonesia, on the way of its constitution, l used manyarticles of RIS Constitution.Dengan mempergunakan metode sejarah, artikel ini mencobamenjelaskan perubahan dalampembentukan negara di Indonesia sejak awaltahun 1950. Dari perspektif politik, perubahan tersebut menegaskan bahwadukungan terhadap bentuk negara kesatuan di Indonesia cukup kuat. Secaralegalitas negara baru ini dapat dipertanyakan, pada akhirnya banyak pihakkemudian mempertanyakan apakah negara federal telah dihapuskan setelahnegosiasi antara pemimpin NST, NIT dan RI. Dalamkenyataannya,perubahan dalampembentukan negara di Indonesia dari sisi konstitusional,sayabanyak menggunakan artikel dari konstitusi RIS.Keywords:*)Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang,email:[email protected] bentuk negara yang digunakanBangsa Indonesia. Hal itu sekaligus jugamenandaikemenangankaumrepublikenatas federalis, dalam perjuangan selama 5tahun. Walaupun demikian, masih munculberbagai macampergolakan di daerahyang pada intinya sebetulnya menolakpemaksaan kehendak oleh Jakartaterhadapdaerah. Manifestasinya adalahpemberontakan Republik Maluku Selatan.Pada sisi yang lain, munculpertanyaan dasar tentang masalahperubahan bentuk ketatanegaraan itu,dengan cara bagaimana perubahan ituterjadi. Pertanyaan kritis yang kemudianmuncul adalah apakah penguasa diI ndones i a s aat i t u benar- benarmembubarkan RIS dan menggantinyamenjadi Negara Kesatuan RepublikIndonesia, sehingga berubah pula bentuknegara dari federal menjadi kesatuan.Selanjutnya, berkaitan dengan pertanyaanpertama muncul pertanyaan kedua,apakah Konstitusi RIS secara resmidiganti oleh UUDS 1950, sebagai akibatperubahan bentuk negara itu. Duapertanyaan itu akan dapat digunakansebagai bahan analisis untuk menentukanjawabanataspertanyaanpokokdi atas.Satu persoalan yang ikut diuraikan adalah,bagaimana situasi sosial danpolitikdiIndonesia saat itu. Hal ini penting untukdibahas karena munculnya berbagaiperubahandalamsistemketatanegaraanselalu berhubungan dengan kondisi sosialdanpolitikyangadapadasuatunegara,tidak terkecuali dengan Indonesia.Sistem pemerintahan federal sesuaidengan KMB ternyata tidak berumurpanjang. Pengakuan kedaulatan yangdilakukan pada tanggal 27 Desember1949, itu justru mendorong gerakanpersatuan yang bukan saja muncul dikalangan elit Indonesia, tetapi juga dikalangan masyarakat bawah sendiri.Gerakan ini menghendaki diubahnyabentukfederalis menjadi bentuknegarakesatuan. Oleh banyak pengamat luarnegeri, gerakan persatuan itu dianggapterlalu dini, tergesa-gesa, tidak perlu, danagak angkuh, karena tidak memperhatikansemangat dan segala fasilitas daripersetujuanKMB. Akantetapi, apabiladiperhatikan lebih jauh lagi, gerakanpersatuan itu bukan saja tampak kuat,tetapi juga sehat. Secara politik dan sosial,Indonesia akan berada dalamkeadaanyang buruk jika tidak ada perkembanganini. Bagi kebanyakan orang Indonesia,sistemfederaldianggapsebagaiwarisankolonial sehingga harus segera diganti.Dalam pandangan rakyat Indonesia,sistemfederal dipandang sebagai alatpengawasan Belanda, sehingga sistemfederal merupakan halangan bagitercapainya kemerdekaan Indonesia.Mempertahankan sistemfederal berartimempertahankan warisan penjajahanmasa lampau yang tidak disukai. (Kahin,1955:571). Adanya halanganpsikologisyangseperti itudi kalanganmasyarakatIndonesia terhadap bentuk negara federal,ternyatamasihditambahrealitaspolitikyang terjadi pada saat itu. Dalam federasiRIS, Republik Indonesia yang lama padadasarnya tetap otonom. Tidak hanyaadministrasinya yang tidak tergantungpadaibukota federasi di Jakarta, tetapibanyak pegawai negeri sipil dalamnegara-negara bagian seperti Jawa Tengah, JawaTimur, danPasundanlebihtaat kepadaKONDISI SOSIAL & POLITIKINDONESIA182Dari RIS Menjadi Negara RIaturan-aturan dari ibukota RI Yogyakarta,daripadaJakarta. Kondisi ituseringkalimenimbulkan administrasi ganda yangmembingungkan, denganduakelompokpegawai negeri sipil berusahamengaturteritorial yangsamadenganduaaturanyang mungkin berbeda. Keadaan itusesungguhnya merupakan bent ukmani f e s t as i pol i t i k pada mas asebelumnya. Pembentukan negara-negarabagian di berbagai wilayah Indonesia olehBelanda serta eksistensinya tidak pernahdiakui oleh RI di Yogyakarta. PemerintahRI untukmempertahankaneksistensi didaerah-daerah yang sudah didirikannegara bagian itu, kemudian gantimendi ri kan pemeri nt ahan daerahbayangan, mulai dari desa sampai keprovi nsi . Bukan i t u saj a dal ammenunjukkan eksistensinya di daerah-daerah yang kemudian dikenal sebagaidaerah BFO itu, Pemerintah RI jugamengirim uang-uang ORI (OeangRepublikIndonesia). Hal itudilakukanuntuk menunjukkan eksistensi RI baiksecara politis maupun ekonomis.(Swasono, 1980:184-187). Faktor lainnyaadalah prestise RI yang besar karenadianggapsebagai pemenangperangdanperjuangan kemerdekaan. Prestise itusemakinmeningkat denganterjaminnyadi wilayahnya, kelancaranadministrasi pemerintahan,korupsi yangrelatif tidak ada jika dibandingkan denganne ga r a - ne ga r a ba gi a n l a i nnya .(Moedjanto, 1988:70).Dengan kondisi itu, tidak heranbanyak pejabat-pejabat daerah atau negarabagian yang lebih berkiblat kepadaYogyakarta daripada ke Jakarta. Pada sisiyanglainjugapatut untukdiperhatikanbahwa Presiden RIS yaitu Soekarno danPerdana Menteri RIS, Moh. Hatta tidakpernah mengundurkan diri dari jabatannyasebagai Presiden dan Perdana Menteri RI,dan mereka yang menggantikan, yaitu Mr.Assat dan Dr. A. Hal i m hanyamenjalankan tugasnya sebagai pejabatpresiden dan perdana menteri. (Kahin,1995:571). Dengan demikian lengkapsudah alasan terjadinya administrasigandadi kalanganparapegawai negerisipil di daerah.Kondisi itu semakin diperparahdengankuatnyakelompokrepublikenditubuh kabinet Perdana Menteri Moh.Hatta. Soekarno dan kaumrepublikenlainnyadalamtubuhpemerintahanRISbanyakmemberikandorongansemangatkepada gerakan penyatuan di berbagaidaerahataunegara bagian. Kondisi itudapat berjalandengantanpa gangguan,karena dalamsusunan anggota kabinetHatta didominasi kaumrepubliken. Dalamsusunan kabinet itu anggota yang berasaldari kaumfederalis hanya lima orang,yaitu:AnakAgungGdeAgungsebagaimenteri dalamnegeri, Kosasih sebagaimenteri sosial, Arnold Monomutu sebagaimenteri penerangan, Sultan Hamid II danSupar mo sebagai ment eri t anpaportofolio. Hal itu masih ditambahcatatan, bahwa meskipun ArnoldMonomutuberasaldarikelompokBFO,akan tetapi dalam parlemen NegaraIndonesia Timur, Arnold merupakan ketuakelompok pro-republik, sehingga diadipandang lebih republiken daripadaf e d e r a l i s . ( Ka hi n , 199 5: 56 9)Sesungguhnya dari seluruh anggotakabinet Moh. Hatta yang sungguh-sungguh mendukung bentuk negarafederal hanyalah Sultan Hamid II danAnak Agung Gde Agung. (Faith,law and order183MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2-Desember 2012 : 92 -209 Juli1962:47).Pada sisi yang lain, tidak dapatdisangkal bahwa ambisi politik untukmenciptakan sebuah negara kesatuan tetapterpelihara dalamtubuh Negara RI. Hal ituterlihat dengan ditempatkannya usahauntukmeneruskanperjuanganmencapainegara kesatuan yang meliputi seluruhKepulauan Indonesia dalam programkabinet Dr. A. Halim, PerdanaMenteriNegara RI. ( , 21Januari 1950)Dorongansemangat yanglebih besar lagi datang dengan ditariknyakekuasaan polisi dan militer Belanda darinegara atau daerah bagian ciptaanBelanda, dan dengan dibebaskannyabeberapa ribu tahanan politik yang sangatpro-republik dari penjara-penjaraBelanda. Dengan kondisi itu, makakekuatan gerakan persatuan menjadibegitu besar dan hanya mendapatperlawanan nyata di tempat-tempatdimana sejumlah besar pasukan kolonial,KNI L, bel um di mobi l i s as i danmenentangnya. (Kahin, 1995:572).Dengan kondisi sosial politik yangseperti itu, membuat sejumlah daerah ataunegara bagian mulai muncul berbagaimacam ger akan yang menunt utpembubaran pemerintah daerah ataunegara bagiannya dan menggabungkandaerah atau negara bagiannya dengan RI.Daerah atau negara bagian yangmasyarakatnya memelopori tindakansemacam itu adalah Negara BagianPasundan. Di daerah itu muncul resolusiuntuk menggabungkan wilayahnyadenganNegaraRI.Kondisiitusebagianbesar disebabkan oleh kurang mampunyaPemerintahPasundanuntukmemeliharakeamanandan ketertibandiwilayahnya.Keadaan itu mendorong munculnyaresolusi dari daerah Indramayu yangditujukan kepada Presiden RI, UNCI, danKetua KNIIP. Isi resolusinya adalahmendesak (pemerintah RIS) supayasebelumpengakuan kedaulatan selekasmungkin mengubah status Jawa Baratuntuk dijadikan daerah RI, denganmenghapusNegaraPasundan. Tindakanini dilakukan supaya keadaan di JawaBarat aman dan tenteram. Resolusimuncul didasarkan atas kejadian-kejadiandi desa-desa berkaitandenganmasalahkeamananyangtidakterjamin. Hal itumembuktikan bahwa Negara Pasundantidak dapat menjamin keamanan danketenteraman rakyat. Pada umumnyaRakyat Indramayu menaruh kepercayaanbesar kepada TNI untuk melindungimereka dan mengembalikan keamanandanketenteraman. ( ,17 Desember 1949).Adanya resolusi itu terus bergulirdenganmemberikanefekyangsemakinlama semakin besar, karena banyakmasyarakat bawah Jawa Barat yang tidakmendukung Negara Pasundan, dan inginbergabung dengan RI. (, 19 Januari 1950). Secara riilkehendakmasyarakat JawaBarat untukb e r g a b u n g d e n g a n Ne g a r a RIdimanifestasikan oleh tindakan parakepala desa di Tasikmalaya yangme mut us ka n hubunga n de nga nPemerintah Pasundan dan bergabungdengan Negara RI. Lebih jauh lagi,tindakanini jugadidukungolehsebelasanggota Dewan Perwakilan KabupatenTasikmalaya. ( , 20Desember 1949). Dukungan rakyat JawaBarat dan masyarakat di berbagai negarabagian untuk menggabungkan daerahnyadengan Negara Bagian RI semakin besarKedaulatan RakyatKedaulatanRakyatKedaulatanRakyatKedaulatan Rakyat184Dari RIS Menjadi Negara RIketika terjadi peristiwa pemberontakanWest erling. Kondisi itu merusakkedudukan dan reputasi golonganfederalis. Apalagi sejak adanya peristiwaitu timbul keyakinan di kalanganmasyarakat bahwa beberapa pejabattertentudari PemerintahPasundantelahmengadakan perjanjian denganWesterling dan adanya kenyataansejumlah anggota Pemerintah Pasundanyang berkebangsaan Belanda (dari Polisidanmiliter yangsebagianbesar masihdipimpin oleh perwira Belanda),membelot kepada Westerling. (Kahin,1995:578).Kondisi itu semakin memperkuatposisi kaum republiken di parlemenPasundan. Dengan dimotori oleh OliSetiadi, Dr. HasanNataNegara, Daruji,Suparno, dan anggota lainnya, mereka inimendesak kepada seluruh BangsaIndonesia di Pasundan supaya NegaraPasundan dibubarkan saja. (Sewaka,1955:171). Dengan keadaan politik yangseperti itu, akhirnya melalui keputusanParlemen Pasundan tanggal 8 Maret 1950dengan suara bulat diputuskan untukmenggabungkan Negara Pasundan kedalam Negara Republik Indonesia.(Suherly, 1970) Keputusan itu kemudiandi sahkan dengan l ahi rnya SuratKeputusan RIS no 113 tanggal 11 Maret1950yangmenyatakanbahwa wilayahPasundan termasuk wilayah NegaraRepubl i k I ndonesi a. Pemer i nt ahKomisaris RIS di Jawa Barat digantidenganPemerintahProvinsi JawaBaratdengan Gubernurnya dijabat oleh M.Sewaka. (Sjamsuddin et. al., 1992:82).Meskipun masyarakat NegaraPasundan termasuk yang terdepan dalamupaya untuk menolak bentuk negarafederasidanmemilihbergabungdenganNegara RI, tetapi daerah atau negarabagianyangpertamakalimembubarkandiri adalah negara bagian SumateraSelatan.Padatanggal10Februari1950,Dewan Perwakilan Negara bagianSuma t e r a Se l a t a n me n ga da ka npemungutan suara untuk menyerahkankekuasaan negara bagian itu kepadaPemerintahRIS. Yangterjadi kemudianbagaikanefekbolasaljuyangsemakinlama semakin besar, karena apa yangterjadi di Sumatera Selatan segera diikutioleh hampir semua negara bagian. Namundemikian, ada kecenderungan umumuntuk membubarkan negara-negarabagian itu dengan digabungkan ke dalamNegara Bagian RI, bukan dibubarkanuntuk digabungkan dengan RIS. Formulaini tidak ditentang oleh kebanyakanpemimpin RIS. Adanya gelombangpasangsemangat nasionalis yangbesaragaknya telah mendorong sebagian besaranggota senat RIS, termasuk kaumfederalis yang kuat, untuk percaya bahwabai k t uj uan kebi j aksanaan at aukepentingan-kepentingan politik masadepan mereka sendiri harus dikorbankansehingga mereka bisa menggikuti MajelisPermusyawaratan dan Pemerintah RIS1)1851)Sewaka ini sebelumnya menjabat sebagai Komisaris RIS di Negara Pasundan dengan tugasmenyelenggarakan pemerintahan Negara Pasundan. Pengangkatan Sewaka ini disebabkan oleh terjadinyakekisruhan dalamParlemen Pasundan, yang mengakibatkanWali Negara Pasundan menyerahkanmandatnya kepada Parlemen Pasundan. Kondisi itu menyebabkan Pemerintah segara Pasundanmengajukanpermohonankepada PemerintahRISuntukmemberikanbantuansehubungandengankesulitan yang dialami pemerintahan Pasundan.MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2-Desember 2012 : 92 -209 Julidalam mengeluarkan suatu undang-undang darurat berdasarkan Pasal 130Konstitusi RIS, yang meresmikanpembubaran negara-negara bagian ituseperti yang diharapkan, dan digabungkankedalamRepublikIndonesia. Undang-undangitudikeluarkanpada tanggal 7Maret 1950, dan dua hari kemudian,set elah pemungut an suara unt ukpersetujuan dari Majelis RIS, permintaanPemerintah Jawa Timur, Jawa Tengah, danMadura untuk bergabung ke dalamRepublik Indonesia disetujui. Setelahdaerahataunegara-negara bagianyanglainnya juga mengajukan permintaan dandengan segera disetujui. Menjelang akhirBulan Maret, tinggal empat negara bagianyang masih berdiri, yaitu: KalimantanBarat (dipimpinolehSultanHamidII),Sumatera Timur, Indonesia Timur, danRepublik Indonesia yang wilayahnyamenjadi jauh lebih luas, (Kahin,1995:579) oleh karena hampir semuanegarabagianRISmemilihdibubarkandan bergabung dengan RI. Dengandemikian luas negara bagian RIwilayahnya hingga saat itu jauh melebihidaerah RI yang sesuai dengan PerjanjianRenville.Gerakan penyatuan di NegaraBagian Kalimantan Barat berjalansemakincepat setelahSultanHamidIIdisingkirkan. Kaumrepubliken mulaimengajukan tuntutan untuk membubarkannegara bagiannya untuk digabungkandengan Republik Indonesia. Melihatbesarnya tuntutandarikaum republiken,PemerintahRISkemudianmengirimkansebuah komisi untuk mengetahui kondisiyangsesungguhnya di Kalimantan Barat.Berdasarkan anjuran komisi itu,akhirnya sidang gabunganDPR-RISdengan Senat RIS pada tanggal 22 April1950 menyetujui dengan suara 50 bandingsatumenolak, untukmenerimatuntutanmasyarakat Kalimantan Barat, agardaerahnya digabungkan dengan RI.Pada akhirnya negara bagian dalamtubuh RIS tinggal 3 buah, yaitu RI, NegaraSumatera Timur (NST) , dan NegaraIndonesia Timur (NIT) . Hal itumendorong perwakilan dua negara bagianyangtersisa, yaituNSTdanNITuntukmelakukanpertemuandenganpimpinanRepublikIndonesiaSerikat (RIS). Daritanggal 3sampai 5Mei 1950diadakanperundinganantara PMRISM. Hatta,Presiden NIT Sukawati, dan PM NST Dr.Mansyur. Hasilnya adalah disetujuinyapembentukan suatu negara kesatuan. Akantetapi, pada tanggal 13 Mei 1950 DewanSumatera Timur menentang keputusan itu.Meskipun demikian, Dewan SumateraTimur masih bersedi a meneri mapembubaran RIS dengan syarat NSTdileburkan ke dalam RIS bukan ke dalamRI. Walaupun ada dukungan kuat darisebagian besar penduduk Sumatera Timur,tetapi PMHatta mendukung Dewan NST.KeputusanHatta itudidasari situasi diSumatera Timur yang masih rapuh untukbergabung dengan RI. Hatta berpikirb a h wa a p a b i l a d i a mb i l j a l a npenggabungan N S T langsung ke dalam2)3)1862)Sidang gabungan DPR RIS dengan Senat RIS.Sultan Hamid II terlibat dalam gerakan Westerling, terutama dalam upayanya menyerang Jakarta yangbertujuan untuk menangkap dan membunuh beberapa anggota Kabinet Hatta yang dedang melakukansidang kabinet.3)Dari RIS Menjadi Negara RIRI, mungkin dapat mendorong para bekasKNI Lyangsaat itumasihmenjadianggota batalyon keamanan N S T untukmemberontak sebagaimana tindakan yangdiambil teman-temannya di Ambon.Se hu b un g a n d e n g a n h a s i lkonferensi antara Hatta, Mansyur danSukawati, maka sebagai tindak lanjutdiadakan perundingan antara PM-RISHatta yang mewakili N I T beserta denganN S T di satu pihak dan PM-RI A. Halimpada pihak lainnya. Hasilnya adalahtercapainyapersetujuanpadatanggal19Mei 1950 diantara kedua belah pihakuntuk membentuk NKRI. Persoalannyaadalah bagaimana cara untuk membentuksebuah negara kesatuan, sebagaimanayang dikenhendaki seluruh rakyatIndonesia.Pilihan yang diambil para pemimpinIndonesia adalah dengan cara mengubahKonstitusi RIS. Pilihan ini diambil karenaapabila semua negara bagian melebur kedalam RIS (RI akan menjadi satu-satunyanegara bagian dari RIS, sehingga RISakhirnya terlikuidasi) akan menimbulkanberbagai macam kesulitan. Pertama, akantimbul masalah dengan para bekasanggota KNI L. Di samping itu ada alasanpenting lainnya menyangkut hubungandenganluar negeri. Jikaseluruhnegarabagian bergabung dengan RI, maka akantimbul kesulitan. Persoalannya adalah RIyang masih eksis adalah RISebagai negarabagianRIS(sebagai akibat persetujuanKMB).Padahalyangmenyelenggarakanhubunganluar negeri adalahRISyangtelahdilikuidasi. Denganperkataanlainproses kembali dari RIS ke NKRI melaluicra ini berarti peleburan negara yang telahmendapat pengakuan internasionaldengan memunculkan sebuah negarabaru. Oleh karena itu agar pengakuandunia internasional tetap terpeliharasecarayuridis, maka pembubaran RISharus dihindari.Satu pilihan cerdik akhirnyadiambil, yaitu dengan jalan mengubahkonstitusi RIS. Jadi secara yuridis NKRIadalah perubahan dari RIS sebagai negarafederal menjadi negara berbentukkesatuan. Melalui cara itu terhindarpermasalahan berkaitan dengan duniainternasional. Apabila RISdibubarkan dandigantikan oleh RI sebagai negara bagiandalam tubuh RIS, maka negara baru yangmuncul itu tidak dapat menjalankanhubungan internasional secara yuridisformal. Hal itu disebabkan RI sebagain e g a r a b a g i a n t i d a k d a p a tme n y e l e n g g a r a k a n h u b u n g a ninternasional. Akan lain persoalannyaapabila RIS berganti menjadi negarakesatuan. Secarayuridistidakakanadapermasalahan dengan dunia internasional,karena yang berubah hanya konstitusinyasaja, bukan negaranya.Setelah tercapainya persetujuan 19Mei 1950, kemudian dibentuklah sebuahPanitia Persiapan UUD Negara Kesatuanyang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Soepomo(saat itu menjabat sebagai MenteriKehakiman RIS) dengan wakilnya A.Halim(saat itusebagai pejabat PerdanaMenteri RI). Sebagaimana namanya tugaspanitya ini adalahmenyusun sebuahrancanganUUDbagi Negara KesatuanRepublik Indonesia. UUD ini harusdisusun dengan cara mengubah KonstitusiRISsedemikianrupasehinggasehinggaesential dari UUD 1945 dapat masuk kedalamnya. Esesitial itu adalah pasal 27, 28,PERUBAHANBENTUKNEGARA187MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2-Desember 2012 : 92 -209 Juli29, dan 33 ditambah dengan bagian-bagian yang baik dari Konstitusi RIS.Pada kenyataannya esential UUD1945, buat sebagian (Pasal 27) sudahtermuat dalamkonstitusi RISdengan lebihtegas. Maka yang diambil adalah redaksiKonstitusi RIS. Demikian juga apa yangditentukandalamPasal 29 UUD1945sudah termuat dalam Konstitusi RISdengan lebih jelas. HanyaAyat 1 dari Pasal29 UUD 1945 belumtermuat dalamKonstitusi RIS, dandalamUUDS1950dimasukkan dalam Pasal 43 Ayat 1.Sedangkan ketentuan-ketentuan dalamPasal 33 UUD 1945 belum termuat dalamKonstitusi RIS. Dalam UUDS 1950 perluketentuan-ketentuan itu dimasukkan (adadalampasal 38); pasal ini mengandung artiantara lain bahwa seluruh barang-barangyangdiusahakan dandihasilkan, baikproduksi pertanian maupun produksiindustri terutama dipergunakan untukmemenuhi keperluan hidup rakyat; dalamhal ini perlu ditegaskan, bahwa yangdiartikan dengan cabang-cabang produksibukan hanya produksi di dalam arti katamewujudkan sesuatu barang, tetapimeliputi juga pengangkutan, peredaran,dan perdagangan, baik dalam negerimaupun dengan luar negeri; di dalam artikata dikuasai termasuk pengertianmengatur dan/atau menyelenggarakanterutama untuk memperbaiki danmempertinggikan produksi, denganmengutamakan bangunan koperasi.(Yamin, 1982:74). Persyaratan lain yangpentingdari persetujuanyangbertaliandengan negara kesatuan dan penyusunanrancangan undang-undang dasar baginegara baru itu adalah sebagai berikut: (1)Senat dihapuskan (2) Dewan PerwakilanRakyat sementaraterdiri atas gabunganDPRRISdanBPKNP. Tambahananggota atas penunjukkan presidendipertimbangkanlebihjauholehkeduapemerintah; (3) Dewan PerwakilanRakyat Sementara bersama-sama denganKNIP, disebut Majelis Perubahan undang-undang das ar, me mpunyai hakmengadakan perubahan-perubahan dalamundang-undang dasar yang baru; (4)Konstituante terdiri dari anggota-anggotayang dipilih dengan mengadakanpemilihan umum berdasarkan atas satuorang anggota untuk tiap-tiap 300.000penduduk, dengan memperhatikanperwakilan yang pantas bagi golonganminoritas, akan merancang undang-undangdasar yangfinal; (5) Soekarnodiangkat menjadi presiden negarakesatuanyangbaru;(6)DewanMenteri(kabinet) bertanggungjawab kepadaparlemen (kabinet parlementer); (7)Sebelumdiadakan perundang-undangankesatuan, maka undang-undang danperaturan-peraturan yang ada tetapberlaku, tetapi di mana mungkindiusahakan supaya perundang-undangRepublik Indonesia berlaku; (Kahin,1995:587-588); (8) DalamUUDyangbaru dimasukkan pokok pikiran:hakmilik adalah suatu fungsi social; (9) DPAdihapuskan. (Moedjanto, 1988:73).Ke put us a n unt uk me r uba hKonstitusi sedemikianrupaitudiambil,karena hanya dengan cara perubahankonstitusi itu maka pembentukan NegaraKesatuan Republik Indonesia yangmenggantikanRISakanberjalanmulus.DengandemikiandapatdikatakankalauUUDini pentingkarena akanmenjadilandasan bagi perubahan status Indonesiadari sebuah negara federal menjadi negarakesatuan. Setelah bekerja selama hampir;188Dari RIS Menjadi Negara RIdua bulan lamanya, pada tanggal 20 Juli1950 panitia itu dapat menyusun sebuahrancangan UUDuntuk Negara KesatuanRepublik Indonesia. (Wilopo, 1979:98;Joeniarto, 1996:71).Meskipun secara resmi dikatakanbahwa UUD yang baru bagi negarakesatuan itu adalah mengubah KonstitusiRISdankemudianmemasukkanpasal-pasal 27, 28, 29, dan 33 dari UUD 1945,akan tetapi pada kenyataannya panitya itumengganti sama sekali isi Konstitusi RIS,baik itu mukaddimahnya maupunketentuan-ketentuandalambatangtubuhundang-undang dasar, (Pringgadigdo,1981:18-20) bahkan lebih daripada ituadalah mengubah bentuk susunannegara. Perubahan itu terlihat jelas dariPasal 1 UUD S yang jelas-jelasmenyebutkan bahwa Republik Indonesiaadalah suatu negara hukum yangdemokratis dan berbentuk kesatuan.Sementara pada Pasal Konstitusi RISdisebutkan bentuk negara adalah federasi.(Pasal 1 ayat 1 UUDS 1950: Pasal 1 ayat 1Konstitusi RIS). Olehkarena itu, padahakekatnya adalah penggantian dariKonstitusi RIS, hanya prosedurnya sajaditempuh prosedur perubahan, yaitumelalui pasal 190, 127adanpasal 191Konstitusi RIS. (Joeniarto, 1996: 73-74).Tindakan itu merupakan caraformal konstitusional yang dapatdilakukan saat itu. Sebab apabiladitempuh cara penggantian undang-undang dasar sebagaimana yangditentukandalamKonstitusi RIS, yaitumelalui pasal 186 jelas membutuhkanwaktuyanglamadi sampingjugapastilebihrumit, ataudapat dikatakantidakmungkindapat dilakukanpadasaat itudengan waktu yang singkat. SedangkandalamPasal 190 Kontitusi RIS disebutkanbahwauntukmengubahKonstitusi RISharus dilakukandenganundang-undangfederal. Dalam hal ini oleh karena ada duamacam undang-undang federal yaituundang-undangfederal yang dibuat olehpemerintahbersama-sama dengan DPRdan Senat (Pasal 127a Konstitusi RIS) danundang-undang yang dibuat olehpemerintahbersama-sama dengan DPRsaja tanpa Senat (Pasal 127b KonstitusiRIS). Oleh karena perubahan undang-undang dasar apalagi menyangkut bentukdan susunan negara, maka sudah barangtentu harus dilakukan dengan undang-undang yang dimaksud dalam pasal 127a.(Joeniarto, 1996:74). Dengan demikianuntuk mengubah Konstitusi RIS menjadisebuah undang-undang dasar yang selarasdengan negara kesatuan diperlukansebuah undang-undang federal yangdi pakai sebagai l andasan unt ukmemberlakukan undang-undang dasar RIitu.Sebagaimana yang telah disebutkandi muka bahwa panitya persiapan undang-undang dasar telah mampu menyelesaikansebuahrancanganundang-undangdasarpada tanggal 20 Juli 1950. Rancanganituitukemudian diajukankepada DPRdan Senat RIS, serta badan pekerja KNPunt uk di mi nt a ka n pe r s e t uj ua n.Sebelumnya telah disetujui bahwa badan-badan tersebut tidak dapat mengubahkonsep itu, tetapi hanya dapat menyetujui4)1894)Penggunaan Pasal 186 dihindari karena pada saat itu belum ada konstituante, padahal dalam pasal itudisebutkanbahwauntukmenetapkankonstitusi yangberwenangadalahKonstituantebersama-samadenganpemerintah.MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2-Desember 2012 : 92 -209 Juliatau menolaknya. Setelah diadakanpembicaraan selama lebih dari tigaminggu, akhirnya tercapai persetujuanumum. Padatanggal 14Agustus 1950,Senat RISmenerimakonsepitudengansuara bulat. Sedangkan DPR RISmenerimanya dengan 90 suara setujumelawan 18 suara menolak. BadanPekerjaKNIPmeratifikasi dokumenitudengan suara 31 setuju melawan 2menolak dan 7 suara abstain. (Kahin,1995)Mes ki pun demi ki a n mas i hdiperlukansebuahjalanagar perubahanbentuk negara dapat berjalan mulus tanpahalangan. Dalam hal ini, dipikirkanbagaimana cara menjalankan secara resmirancanganUUDyangbarudibuattanpaharus menimbulkan permasalahan denganberbagai pihak. Pada akhirnya disepakatibahwa rancangan UUDyang baru itud i b e r l a k u k a n m e l a l u i c a r amemasukkannya dalam suatu paketundang-undang yang berjalan dalamkerangka konstitusi lama. Dengandemikian, tidak akan bertentangan dengankonstitusi RISyang masih berlaku.Pe me r i nt a h RI S ke mudi a nmerancang sebuah undang-undangyangberfungsi menjadi jalan agarrancangan konstitsusi yang baru dapatsecara legal dan resmi berlaku diIndonesiamenggantikanKonstitusiRIS.Denganjalanitu, tidakperlumengubahbentuknegara, tetapi cukupmenggantikonstitusi atau undang-undang dasarnya,karena dalam undang-undang dasar yangbarudicantumkanpasal tentangbentuknegara.Untukitukemudiandikeluarkansebuah Undang-Undang Federal No 7tahun 1950, nama lengkap ialah Undang-Undang tentang perubahan KonstitusiRepublik Indonesia Serikat menjadiUndang-Undang Dasar Sementara.(Joeniarto, 1996:75). Undang-UndangFederal No 7 itu ditandangani olehPresiden RIS Soekarno dan MenteriKehakiman RIS Prof. Soepomo padatanggal 15 Agustus 1950. Dengandemikian saat undang-undang federaltersebut resmi berlaku, otomatis secararemi danlegal mulai diberlakukanpulaUUDS negara kesatuan atau yang dikenalsebagai UUD S 1950 menggantikanKonstitusi RIS.Undang-Undang Federal No 7tahun 1950 menjadi penting bagipemberlakuan UUDS 1950 karenasesungguhnya UUDS 1950 terdapatdalamundang-undang federal itu. Apabilakita melihat ke dalam isi Undang-UndangFederal No7tahun1950, makaisinyahanya terdiri dari dua pasal saja. Pasal 1menentukan tentang diubahnya KonstitusiRIS menjadi UUDS 1950 dan setelah itudimuat selengkapnya naskah undang-undang dasar sementara itu, yaituMukaddimahbesertadengan146pasal-pasalnya. Sedangkan Pasal 2 menentukantentangmulai diberlakukannyaundang-undang dasar sementara itu. Dengandi muat nya undang-undang dasarsementara di dalamPasal 1 Undang-Undang Federal No 7 tahun 1950, secaraformal undang-undang dasar yang baru itu(UUDS 1950) merupakan bagian dariUndang-Undang Federal No 7 tahun 1950,khususnya pasal 1 undang-undang federaltersebut. Dengan demikian fungsi UUFederal No 7 tahun 1950 adalah hanyamemberlakukanUUDS1950ataulebihtegasnya hanya mengubah Konstitusi RISUUFEDERALNO. 7TAHUN1950190Dari RIS Menjadi Negara RImenjadi UUDS1950. Olehkarena itu,begitu berlaku UUDS 1950, makaselesailah tugas UUFederalNo7tahun1950 itu. Dengan kata lain undang-undangfederal ituhanyaberlakusatukali saja.(Joeniarto, 1996:75).Berdasarkan keterangan di atas,dapat dikatakan bahwa pemerintah diIndonesia tidak pernah secara resmimembubarkan negara RIS. Negara federalini tidak pernah dibubarkan oleh siapapun,tidak oleh RI yang ada di Yogya maupunpemerintahfederal yangadadi Jakarta.Bentuknegaraberubahkarenaundang-undang dasar yang berlaku mengalamiperubahan. Konstitusi RISyangsecararesmi menjadi dasar atas legalitas negarafederal RIS diubah menjadi undang-undang dasar sementara. Satu faktor yanglebih penting lagi adalah dalamperubahanundang-undang yang baru itu, bentuknegara federal diubah menjadi negarakesatuan. Dengan demikian, perubahanbent uk negar a I ndones i a dapatdimungkinkan karena konstitsusi resmiyang berlaku diubah oleh rezimyangberkuasa.Sat u hal yang t i dak kal ahpentingnya adalah, Konstitusi RISsesungguhnya tidak diganti oleh siapapun.Penguasa saat i t u menggunakanperubahan undang-undang memakaifasilitas yang ada dalam Konstitusi RIS.Perubahan Konstitsusi RIS menjadisebuah UUDyang baru itu dilakukandengan menggunakan ketentuan yangdimungkinkan dalamkerangka hukumketatanegaraan RIS. Penguasa federal RISsaat itu menggunakan Pasal 190 dan 191Konstitusi RIS. Pada kedua pasal itudimungkinkan terjadinya perubahankonstitusi atau undang-undang ataspersetujuan DPR maupun Senat RIS.Berdasarkan keterangan di atas dapatdikatakan bahwa Konstitusi RIS tidakpernahdiganti olehsebuahUUDyangbaru. Konstitusi RIS berubah melalui UUFederal No. 7menjadi sebuahundang-undang baru. Hal yang lebih pentingadalah, dalamundang-undang baru itubentuk negara federal diubah menjadikesatuan dan diikuti oleh beragamperubahan penting lainnya.Negarafederal RISsesungguhnyatidak pernah secara resmi dibubarkan olehpenguasa di Indonesia. Terjadinyaperubahan dari negara federal menjadinegarakesatuan, karenakonstitusi yangada diubah menjadi sebuah undang-undang dasar yang sama sekali baru.Perubahan itu dilakukan dalam kerangkansistem ketatanegaraan menurut KonstitusiRIS. Dengandemikian, dapat dikatakanbahwaKonstitusiRISsamasekalitidakpernah diganti oleh UUD S 1950.Per i s t i wa s es ungguhnya adal ahKonstitusi RIS ini diubah menjadi sebuahundang-undang dasar baru yang diberinama UUDS1950., 21 Januari 1950., 17 Desember 1949., 19 Januari 1950., 20 Desember 1949.24 Januari 1950Faith, Herbert, 1962.SIMPULANDAFTAR PUSTAKAKedaulatan RakyatKedaulatan RakyatKedaulatan RakyatKedaulatan RakyatIndonesia TimurThe Decline of191MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2-Desember 2012 : 92 -209 JuliConstitutional Democracy inIndonesia,Sejarah KetatanegaraanRepublikIndonesia,Nasionalisme dan Revolusi diIndonesiaIndonesiaAbad ke-20 IIMemenuhiPanggilan Tugas IITjorat-Tjoret dari Jamanke JamanTigaUndang-Undang DasarMenujuNegara Kesatuan: NegaraPasundan,Naskah Semi narSejarahNasional II,BungHa t t a : Pr i b a d i n y a d a l a mKenanganWilopo 70 TahunProklamasi danKonstitusi Republik IndonesiaNewYork: Ithaca.Joeniarto, 1996.Jakarta:BumiAksara,Kahin, George McTurnan, 1955., Jakarta: Pustaka SinarHarapan bekerjasama denganSebelas Maret University Press.Moedjanto, G, 1988., Yogyakarta: Kanisius.Nasution, A.H., 1983., Jakarta:GunungAgung.Sewaka, 1955., Bandung: Visser.Pringgadigdo, H.A.K., 1981., Jakarta:Pembangunan.Sjamsuddin, Helius et al., 1992Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.Suher l y, Tanu, Seki t ar Negar aPasundan,Yogyakarta:26-29Agustus 1970Swasono, Meutia Farida, 1980., Jakarta: Sinar Harapan.Wilopo, , 1979. , Jakarta:GunungAgung.Yamin, M., 1982.,Jakarta: Ghalia Indonesia.192Dari RIS Menjadi Negara RI