7
DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN Secara geografis DAS Jeneberang terletak pada 119 o 23 o 50 o BT - 119 o 56 o 10 o BT dan 05 o 10 o LS - 05 o 26 o LS dengan panjang sungai utamanya 78,75. Pola aliran sungainya dendritik. Hulu sungai Jeneberang berada di Gunung Bawakaraeng (2.833 mdpl) dan Gunung Lompobattang (2.876) yang kemudian menuju di Selat Makassar. Pada daerah sungai Jenebearang, terdapat dua daerah penampungan air (resrvoir) utama yaitu di Bendungan Bili - bili dan Jenelata. 1 Gambar 1. Peta DAS Jeneberang

DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rusdi

Citation preview

Page 1: DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN.docx

DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN

Secara geografis DAS Jeneberang terletak pada 119o 23o 50o BT - 119o 56o 10o

BT dan 05o 10o LS - 05o 26o LS dengan panjang sungai utamanya 78,75. Pola aliran

sungainya dendritik. Hulu sungai Jeneberang berada di Gunung Bawakaraeng (2.833

mdpl) dan Gunung Lompobattang (2.876) yang kemudian menuju di Selat Makassar.

Pada daerah sungai Jenebearang, terdapat dua daerah penampungan air (resrvoir)

utama yaitu di Bendungan Bili - bili dan Jenelata.

1. Karakteristik DAS jeneberang.

a. Geologi

Bagian hulu dari DAS Jeneberang didominasi batuan vulkanik yang berasal

dari zaman halozen berada pada puncak Gunung Bawakaraeng dan Gunung

Lompobattang, di bagian tengah batuan sedimen berselingan dengan batuan vulkanik

1

Gambar 1. Peta DAS Jeneberang

Page 2: DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN.docx

(Formasi Camba), sedangkan di bagian barat atau di bagian hilir terdapat deposit dari

alluvial.

b. Geomorfologi

DAS Jeneberang merupakan wilayah pegunungan Malino (Gunung

Lompobattang), wilayah lipatan tersier selatan Combi dan wilayah dataran rendah

aluvial selatan Makassar yang berakhir di Selat Makassar.

c. Jenis Tanah

Dalam wilayah DAS Jeneberang terdapat 4 macam jenis tanah yaitu :

1) Andosol cokelat adalah umumnya berwarna hitam, kerapatan lindak kurang

dari 0,85% gr/cm3, banyak mengandung bahan amorf, atau lebih dari 60%

terdiri dari abu vulkanik, dan biasanya terdapat pada wilayah miring agak

berbukit sampai agak curam (bagian hulu).

2) Litosol Cokelat Kekuningan yaitu merupakan bagian dari tanah entisol yaitu

masih menunjukkan asal bahan induk, jadi tanah ini masih baru, belum

menunjukkan perkembangan horison. tekstur tanah beraneka ragam umumnya

geluh hingga geluh berpasir, persebarannya pada wilayah berbukit atau

berombak hingga agak miring atau bergelombang (bagian tengah).

3) Komplek mediteran kemerahan dan Latosol yaitu tanah dengan zarah-zarah

lempung diendapkan pada horison B (berlempung) dan jenuh dengan basa

(bagian tengah).

4) Aluvial yaitu jenis tanah yang terangkut oleh sungai dan setiap horison pada

umumnya bertalihan dengan sejarah pegendapan, persebaran tanah ini

umumnya di daerah bantaran sungai, danau ataupun delta sungai dengan

kemiringan datar (bagian hilir).

2

Page 3: DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN.docx

d. Suhu dan Curah Hujan

Pada DAS Jeneberang, suhu dan curah hujan diwakili oleh stasiun suhu dan

curah hujan kota Makassar. suhu tertinggi berada pada bulan oktober yaitu sebesar

27.4 C. sedangkan suhu terendah berada pada bulan Desember, januari dan februari

yaiut sebesar 25.9 c.

Curah hujan tertinggi berada pada bulan Januari sebesar 670 mm dan terendah pada

bulan agustus yaitu sebesas 35,3 mm. kebervariasian ini sangat mencolok

dikarenakan letak kota makassar yang hanya 0-3 mdpl serta adanya pengaruh arah

angin dari pantai baratnya. sehingga keberadaannya mempengaruhi hilir dari DAS

jeneberang.

e. Penggunaan lahan

Wilayah penggunaan lahan yang diliputi oleh Daerah Aliran Sungai ini sebesar

727 kilometer persegi dengan ketentuan luas (dalam persen) sebagai berikut :

3

Gambar 2. Grafik hubungan antara suhu dan curah hujan

Page 4: DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN.docx

Penggunaan lahan Luas (km2)

Hutan 501.63

Sawah padi 36.35

Pertanian 87.24

Perkotaan 101.78

Jumlah 727

Lahan perkotaan yang meliputi luas 101.78 kilometer persegi dengan persentase

sebesar 14 persen berada pada bagian barat mendekati hilir dari Daerah Aliran Sungai

Jeneberang yaitu Selat Makassar. Sebagai sebuah ekosistem Daerah Aliran Sungai, Sungai

Jeneberang masih mampu bertahan dari kondisi yang kritis sebagai sebuah DAS dimana

penggunaan tanah hutan masih diatas 50% (parameter sebagai DAS kritis ialah jika kondisi

hutan sudah dibawah 50%) yaitu sebesar 501.63 kilometer persegi atau 69 persen dari luas

penggunaan tanah dalam satu Daerah Aliran Sungai Jeneberang.

2. Peran dan fungsi DAS Jeneberang

a. Di daerah hulu, dengan bentuk morfologi perbukitan dan pegunungan sehingga

digunakan sebagai daerah konservasi, hutan produksi, hutan primer, hutan

sekunder, perkebunan, pertanian hortikultura dan buah – buahan, daerah

resapan air, dan sumber mata air.

b. Di daerah tengah, sebagai tempat penampungan air (DAM Bili – bili), daerah

irigasi untuk mengairih daerah persawahan, sumber tenaga listrik.

c. Di daerah hilir, daerah pertanian, daerah perkotaan, daerah pemanfaatan ruang

seperti aktivitas ekonomi, pendidikan dan perkantoran.

4

Page 5: DAS JENEBERANG SULAWEI SELATAN.docx

3. Kondisi Sosial Ekonomi

Sebagian besar penduduk berusaha di bidang pertanian dalam arti luas.Usaha-

usaha yang biasa dilakukan meliputi bidang-bidang pertanian pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan. Kegiatan pertanian pangan pada umumnya mempunyai

produksi yang rendah, sebab umumnya lahan yang dimiliki petani termasuk lahan

dengan kemiringan curam dan dilakukan penanaman tanaman hortikultura (sayur-

sayuran dan buah-buahan), tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi.

Komoditas perkebunan yang diusahakan adalah jenis tanaman kopi, vanili, coklat,

avokad, cengkeh, dan rambutan.

5