Dasar-Dasar Ekologi Rheny

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal balik jasad individu, di antara dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara komunitas populasi yang berbeda-beda dan berbagai factor abiotik yang banyak jumlahnya yang merupakan lingkungan yang efektif tempat hidup jasad, populasi atau komunitas itu (Tim Pengajar Biologi Umum

Citation preview

BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal balik jasad individu, di antara dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara komunitas populasi yang berbeda-beda dan berbagai factor abiotik yang banyak jumlahnya yang merupakan lingkungan yang efektif tempat hidup jasad, populasi atau komunitas itu (Tim Pengajar Biologi Umum, 2005).

Salah satu diantara pokok bahasan dalam mempelajari dasar-dasar ekologi adalah masalah populasi dan komunitas yang didalamnya akan membahas masalah ciri, struktur, dinamika dan interaksi populasi. Untuk dapat membuat deskripsi dan mengungkapkan informasi yang penting tentang suatu komunitas yang dikaji, maka harus dilakukan analisis vegetasi. Dalam, ekologi tumbuhan kita mengenal struktur vegetasi atau struktur komunitas. Struktur vegetasi terdiri dari lima struktur, dari level atas ke bawah, yaitu:

1) . Fisiognomi2) . Struktur biomas

3) . Struktur life form

4) . Struktur floristik = komposisi spesies

5) . Struktur tegakan

Selanjutnya dalam analisis vegetasi umumnya kita berkepentingan dengan struktur floristik atau struktur tegakan, dengan penentuan parameter vegetasi. Penentuan parameter vegetasi melibatkan metode tertentu yang sesuai dengan tujuan praktikum atau penelitian dengan berbagai kondisi setempat. Salah satu diantara metode tersebut adalah metode kuadrat (Tim Pengajar Biologi Umum, 2005).Teknik Sampling Menurut Metode Kuadrat (Plot hitung)

Ukuran kuadrat yang dipakai harus bersifat praktis dalam pelaksanaan untuk menghitung jumlah individu tiap spesies secara akurat. Berdasarkan atas pengalaman, ukuran kuadrat yang dipakai merupakan ukuran standart, yaitu: Lapisan pohon: 10 x 10 m

Lapisan semak: 4 x 4 m

Lapisan herba

: 1 x 1 m

(Oosting, 1956). Kuadrat sedemikian sering disebut dengan kuadrat densitas. Karena ada kuadrat yang digunakan untuk menentukan frekuensi, walaupun dalam prakteknya densitas juga merupakan kuadrat frekuensi.

Seleksi sampling dapat dilakukan secara:

a. Selektif

Kuadrat diletakkan secara subyektif untuk memasukkan area yang representatif, atau area yang mempunyai beberapa sifat spesifik/ spesial. Cara ini ditempuh dengan pertimbangan khusus, misalnya jalan masuk menuju area sangat sulit dan berbahaya. Data yang diperoleh sesungguhnya tidak daat dipakai untuk analisis statistik seperti uji t (t test), uji F (F test) dan kolerasi regresi.b. Acak (random)

Cara ini dianggap sangat ideal, karena tiap sampel menurut definisi ini mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Titik sampel ditentukan dengan dua kali lotre untuk menentukan koordinat x dan y, atau dengan dua set tabel acak dari buku statistik. Pengambilan sampel secara acak selain diatas tidak menjamin bahwa cara tesebut at random.c. Teratur (reguler) atau sistematik

Tempat sampel yang akan diambil merupakan titik teratur dengan interval jarak sama satu dengan yang lain. Sistem ini sering juga disebut grid sistem.d. Acak terbatas atau acak sebagian (restricted random, partical random, stratified random)

Cara sampling ini merupakan kompromi antara sampling secara sistematik dan acak. Daerah yang teliti pertama-tama dibagi dahulu menjadi sub bagian, baru kemudian masing-masing bagian disampling secara acak.

Pengambilan umuran kuadrat untuk contoh berupa hewan-hewan kecil yang tidak banyak bergerak sangat efektif. Sedangkan untuk hewan yang terbang dan bergerak cepat sangat sukar.

Dengan menggunakan ukuran kuadrat tertentu dan cara sampling tertentu yang dipilih, masalah berikutnya adalah menentukan berapa kali kita harus ploting pada area atau stand tersebut. Untuk ini dapat ditentukan secara sekehendak (orbitrary) sebanyak 20 25 plot tiap stand/ lokasi, atau dengan pendekatan statistika ploting running mean (Tim Pengajar Biologi Umum, 2005).

Dalam sampling komunitas ada tiga parameter kuantitatif yang dapat diukur, yaitu :a. Kerapatan / kepadatan = densitas

Densitas adalah jumlah individu suatu spesies persatuan luas. Satuan luas dapat berupa M2 atau Ha. Dalam penentuan densitas pada ploting dapat mengguanakan rumus densitas berikut:

Jumlah individuDensitas = ---------------------

Area cuplikan

Area cuplikan adalah jumlah luas plot yang dikerjakan.b. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah plot yang terdapat suatu spesies dibagi jumlah total plot yang disampel, dinyatakan dalam satuan persen (%) atau pecahan dan dapat dituliskan dalam persamaan berikut:

Jumlah plot dimana suatu spesies terdapatFrekuensi = ----------------------------------------------------

Jumlah total plot yang disampel

c. Penutupan/ dominasi

Dominasi adalah persentasi penutupan suatu spesies persatuan luas area. Penutupan memberikan petunjuk mengenai spesies yang paling berkuasa di dalam komunitas. Penutupan juga merupakan medium yang paling cocok untuk menaksir perubahan dalam hubungan kuantitatif suatu spesies. d. Nilai penting (Importance value)

Jika tiap parameter terdahulu diubah menjadi harga relatif, seperti: Densitas suatu spesiesDensitas relatif = ------------------------------------- x 100%

Total densitas seluruh spesies

frekuensi suatu spesiesFrekuensi relatif = ------------------------------------- x 100%

Total frekuensi seluruh spesies

Dominasi suatu spesiesDominasi relatif= -------------------------------- x 100%

Total dominasi seluruh spesies

Maka nilai penting (NP) yang didapat merupakan penjumlahan nilai : Densitas relatif + Frekuensi relatif + Dominasi relatif (Tim Pengajar Biologi Umum, 2005).

1.2. Tujuan Praktikum

A. Penentuan parameter faktor lingkungan suatu komunitas

1. Untuk mengukur parameter faktor lingkungan suatu komunitas.

B. Penentuan parameter vegetasi

1. Untuk mengetahui organisme penyusun suatu komunitas.

2. Untuk dapat menghitung densitas, frekuensi, dominasi dan nilai penting dalam analisis habitat.

3. Untuk mengetahui pola kesesuaian spesies terhadap faktor lingkungan yang ada, dinyatakan dalam nilai dominasi.

4. Untuk mengetahui pola penguasaan spesies terhadap faktor lingkungan yang ada, dinyatakan dalam nilai dominasi.

5. Untuk memperoleh nilai penting suatu komunitas, sebagai indikator tipe asosiasinya.

BAB IIMETODE PRAKTIKUM2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum biologi tentang dasar-dasar ekologi ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 15 november 2005 pada pukul 13.30 16.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Dasar FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.2.2. Alat dan BahanA. Penentuan parameter faktor lingkungan suatu komunitas

Alat-alat yang digunakan adalah altimeter, termometer, higrometer, pH meter, lux meter, anemometer dan DO meter.

Bahan-bahan yang dipakai adalah patok, tiang dari kayu, botol sampel/ plastik, Aquades dan bahan kimia untuk analisis tanah dan air.B.Penentuan parameter vegetasi

Alat-alat yang digunakan adalah patok tiang kayu, tali nilon / rafia, meteran (roll meter = 1000m) dan sasak bambu.

Bahan-bahan yang dipakai adalah Alkohol 75 %, buku reference untuk identifikasi, label, tali dan kantong plastik.2.3. Prosedur Kerja

A. Penentuan parameter faktor lingkungan suatu komunitas

Dikelompokkan praktikan, tiap kelompok terdiri dari 5 6 orang. Ditentukan lokasi (komunitas) tempat pengukuran akan dilakukan. Dilakukan faktor-faktor lingkungan seperti:

a. Ketinggian tempat dengan altimeterb. Suhu udara, air atau tanah dengan termometerc. Kecepatan angin dengan anemometer

d. pH tanah atau air dengan pH meter

e. Kelembaban udara atau tanah dengan higrometerf. Intensitas cahaya dengan lux meter

g. Kadar BOD dengan DO meter

h. Kandungan unsur / senyawa kimia lainnya dengan analisis di laboratorium Ditabulasikan seluruh data yang diperoleh dari semua kelompok / kelas, didiskusikan didepan kelas dan dibuat pembahasan.B. Penentuan parameter vegetasi Dikelompokkan praktikan yang setiap kelompoknya yang terdiri atas 5 6 orang. Kemudian ditentukan lokasi tempat penentuan tempat parameter vegetasi akan dilakukan. Digunakan kuadrat dengan ukuran yang sesuai dengan komunitas yang terpilih. Jika komunitasnya berupa herba : 1x 1 m, semak : 4 x 4m dan pohon 10 x 10m setiap kelompok saudara. Dilakukan pengambilan sampling dengan cara membuat kuadrat pada area yang telah ditentukan. Ditempatkan letak kuadrat atau plotnya dilakukan secara acak. Dilakukan pengamatan dan pencatatan semua spesies yang ada dan dihitung jumlah dari tiap-tiap spesies. Untuk diidentifikasi spesies yang diperoleh dilakukan dengan cara dicocokkan dengan album atau herbarium, buku reference yang telah disediakan atau ditanyakan pada asisten. Bila tidak dimungkinkan diidentiikasi spesies dilapangan/ lokasi, maka membuat herbarium spesimennya. Ditabulasikan semua data yang diperoleh dari masing-masing kelompok dan kelas. Selanjutnya dihitung: densitas, densitas relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dominasi, dominasi relatif dan nilai pentingnya. Didiskusikan dengan teman sekelas dan dibuat pembahasannya.3.2. Pembahasan

Dalam percobaan ini dilakukan pengambilan ploting untuk plot herba (1 x 1)m sebanyak 5 kali, 1 kali untuk plot semak (4 x 4) m, dan 1 kali untuk pohon (10 x 10)m.

a. Herba

Untuk pengambilan plot pada herba intensitas cahaya sebesar 800 lux (hight). Kelembaban udara sebesar 51% dengan suhu 34oC. Dan plot ini terdapat 6 spesies yang didominasi oleh spesies vatikan. Selain ini terdapat pula spesies lain seperti jenis rumput 1, spesies A, rumput 2, rumput 3, dan permut. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa daerah plot yang diamati sebagian besar ditempati oleh jenis vatikan yang cocok hidup ditempat tersebut. Nilai densitasnya 2,6 m-2 dengan densitas relatif sebesar 40,88 %, frekuensi 1, frekuensi relatif 27,78 %, dominasi 8,18 m2, dominasi relatif 68,82 % dan mempunyai nilai penting sebesar 98,55 %. .

b. Semak

Pengambilan pad tempat ini ukuran plot semak (4 x 4) m memiliki intensitas cahaya sebesar lux (hight), kelembaban udara sebesar % dan suhunya sebesar oC. Secara keseluruhan spesies yang menempati tempat ini adalah spesies A dengan jumlah spesies paling banyak yaitu 1315 individu. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang lebih cocok hidup di daerah tersebut adalah spesies A dengan nilai densitas 16,44 m-2, densitas relatif 86,75 %, frekuensi 1, frekuensi relatif 33,33 %, dominasi 1,08 m2, dominasi relatif 82,38 % dan mempunyai nilai penting sebesar 202,46 %. .

c. Pohon

Untuk pengambilan plot pada lapisan pohon ( 10 x 10)m, memiliki intensitas cahaya sebesar lux (hight), kelembaban udara %, dan suhunya oC. Dari data tersebut diketahui spesies yang paling banyak hidup di daerah tersebut .

Pada plot pohon ini tidak hanya ditemukan satu spesies saja, tetapi ditemukan sekitar 3 spesies yaitu spesies pohon palm, pohon akasia, dan pohon jati. Kemudian dari data tersebut spesies pohon yang lebih cocok hidup didaerah tersebut adalah pohon palm. Nilai densitas sebesar 0,0114 m-2, densitas relatif 19,44 %, frekuensi 0,6, frekuensi relatif 33,33 %, dominasi 0,04 m2, dominasi relatif 20 % dan mempunyai nilai penting sebesar 72,77 %. . BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pad percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal balik jasad individu diantara dan di dalam populasi spesies yang sama atau diantara komunitas yang berbeda beda bebagai faktor abiotik.2. Dalam sampling komunitas ada tiga parameter kuantitatif yang dapat diukur, yaitu: densitas, frekuensi dan dominasi.3. Seleksi sampling dapat dilakukan secara selektif, acak, teratur dan acak terbatas.4. Pada plot herba (1 x 1) m dilakukan 5 kali ploting dan pada plot ini terdapat 6 spesies yang didominasi oleh spesies vatikan.5. Pada plot semak (4 x 4) m ini dilakukan 1 kali ploting dan pada plot ini terdapat spesies A. Jenis tanaman yang didominasi pada tempat ini adalah spesies A. 6. Pada plot pohon spesies yang lebih banyak hidup pada derah tersebut adalah pohon palm4.2. Saran

Sebaiknya untuk praktikum yang menyangkut tentang lingkungan seperti ekologi khususnya dilakukan ditempat yang lebih banyak memiliki spesies yang beragam misalnya diluar daerah yang masih alami jauh dari perkotaan khususnya. Praktikan mengharapkan agar praktikum ini dilakukan dengan baik dan teliti, terutama dalam menghitung spesies yang terdapat pada plot tersebut.

DAFTAR PUSTAKAKrisdianto, dkk. 2003. Penuntun Praktikum Biologi Umum. FMIPA Universitas Lambung Mangkurat: BanjarbaruTim Pengajar Biologi Umum. 2005. Panduan Praktikum Biologi Umum. FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru

Tjidrosoepomo, G. 1972. Biologi. Depdikbud. Jakarta._1194104537.unknown

_1194104817.unknown

_1194104947.unknown

_1194104412.unknown