57

Dasar Elektronika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Semoga Bermanfaat

Citation preview

Page 1: Dasar Elektronika
Page 2: Dasar Elektronika
Page 3: Dasar Elektronika

BAB 1SASARAN

Setelah menyelesaikan bab ini, sasaran yang ingin dicapai adalah :• Dapat memahami kelistrikan• Mengetahui perbedaan arus listrik bolak-balik dan arus searah• Mengetahui satuan kelistrikan• Dapat menghitung Voltage, Ampere, Tahanan Listrik, Daya Listrik• Mengetahui simbol arus listrik bolak balik dan searah• Mengetahui bentuk gelombang arus listrik bolak balik dan arus listrik searah

Page 4: Dasar Elektronika

BAB 1 1.1. Listrik

Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yangmenyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.

Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karenamuatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.

Didalam listrik terdapat dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif. Muatan listrik akan bergerak sehingga menimbulkan arus listrik. Listrik akan mengalir pada bahan yang memiliki sifat penghantar listrik seperti besi, seng,

tembaga, kuningan, emas, timah, air, dan lainnya. Listrik tidak akan mengalir pada bahan yang memiliki sifat penghambat listrik, seperti

plastik, karet dan yang lainnya. Energi listrik dapat berubah ke energi lain, misalnya jika dialirkan ke kawat pijar,kawat

akan berpendar dan menghasilkan cahaya terang yang akhirnya bisa digunakan sebagailampu pijar.

Jika listrik dialirkan ke bahan penghambat akan menjadi energi panas, contohnya solder,strika dll. Listrik juga dapat menjadi energi gerak misalnya kipas angin, bor dansejenisnya.

Page 5: Dasar Elektronika

BAB 1 1.2. Arus Listrik Bolak Balik ( Alternating Current ) / AC

Arus listrik bolak balik adalah arus dan tegangan listrik yang arahnya selalu berubah-ubah secarakontinu/periodik terhadap waktu dan dapat mengalir dalam dua arah.

Sumber arus bolak balik adalah sebuah generator arus bolak-balik yang prinsip kerjanya, padaperputaran kumparan dengan kecepatan sudut ω yang berada dalam medan magnetik. Sumber gayagerak listrik tersebut akan menghasilkan tegangan sinusoida berfrekuensi f. Apabila generatortersebut dihubungkan dengan suatu penghantar R dan menghasilkan tegangan maksimum sebesarVmax.

Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikutV = Vmax Sin ω t

Arus yang dihasilkan mengikuti persamaan :I = Imax Sin ω t

V = Tegangan listrikI = Arus ListrikVmax = Tegangan maksimumImax = Arus maksimumω = Kecepatan sudut (2πf)

Page 6: Dasar Elektronika

BAB 1 1.3. Arus Listrik Searah ( Direct Current ) / DC

Arus searah adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yangenergi potensialnya lebih rendah.

Sumber arus listrik searah diantaranya, batterai, akumulator dan lainnya. Bentuk gelombag dari arus listrik searah adalah :

Page 7: Dasar Elektronika

BAB 1 1.4. Hukum Kirchoff

Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagi aliran air sungai. Jika sungaitidak bercabang, jumlah air disetiap tempat pada sungai tersebut adalah sama. Demikian pula halnyadengan arus listrik.

Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuatarus yang keluardari titik percabangan tersebut.

Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Kirchoff I.I masuk = I keluar

Page 8: Dasar Elektronika

BAB 1 1.4. Hukum Ohm

Aliran arus listrik dalam suatu rangkain tidak berakhir pada alat listrik, tetapi melingkar kembali ke sumber arus listrik.

Pada dasarnya alat listrik adalah bersifat menghambat arus listrik. Hubungan antara alat listrik, tegangan dan hambatan diibaratkan seperti air yang mengalir dalam

suatu saluran. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

V = I . R atau R = 𝑉

𝐼

Dimana :V = beda potensial, yang dinyatakan dalam volt (V).I = kuat arus listrik, dinyatakan dalam ampere (A).R = hambatan listrik yang dinyatakan dala ohm (Ω).

Page 9: Dasar Elektronika
Page 10: Dasar Elektronika

BAB 2SASARAN

Setelah menyelesaikan bab ini, sasaran yang ingin dicapai adalah :• Dapat menggunakan multimeter analog dan digital• Dapat mengukur besarnya suatu sumber listrik / voltage• Dapat mengukur besarnya arus listrik dalam suatu rangkain• Dapat mengukur besaran nilai resistansi komponen• Dapat mengukur kontinuitas suatu jalur.

Page 11: Dasar Elektronika

BAB 2 2.1. Pengertian multimeter

Suatu alat ukur listrik yang memungkinkan kita untuk mengukur besarny besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu tegangan, arus maupun nilai hambatan.

Seringkali disebut dengan AVO (Ampere, Voltage, Ohm) meter. Ada dua jenis avometer, yaitu avometer analog dan avometer digital. Avometer analog menggunakan jarum sebagai penunjuk besarnya besaran yang kita ukur Avometer analog lebih cocok digunakan sebagai alat untuk mengukur/mengetahui baik atau

tidaknya suatu komponen elektronika. Selain itu cocok juga digunakan untuk mengukur/mengetahui konektivitas suatu rangkaian.

Avometer Digital menggunakan angka untuk menunjukan hasil besarnya besaran yang kita ukur. Avometer Digital cocok untuk mengukur besaran tegangan (voltage), dan arus listrik. Avometer Digital cocok untuk mengukur besarnya suatu nilai resistansi dari resistor Bisa juga digunakan untuk mengukur konektifitas suatu rangkaian. Untuk melakukan pengukuran lihat batas maksimum selektor yang digunakan, jangan sampai

melebihi besaran yang akan diukur. Sebagai contoh jika akan mengukur tegangan listrik yang tidak kita ketahui berapa besarnya, dapat dimulai dengan memilih skala paling besar dari selektor, jika pembacaan diketahui maka skala dapat diturunkan sampai dengan besaran maksimal pengukuran multimeter.

Sebagai contoh jika ingin mengukur tegangan 12V DC, maka selektor dapat kita pilih ke blok DC dengan range 50.

Range yang dipilih di multimeter tidak boleh lebih rendah dari yang akan diukur

Page 12: Dasar Elektronika

BAB 2 2.2. Multimeter Analog

BAGIAN-BAGIAN MULTIMETER ANALOG

Page 13: Dasar Elektronika

BAB 2 2.2. Multimeter Analog

SKALA PEMBACAAN MULTIMETER ANALOG

Page 14: Dasar Elektronika

BAB 2 2.2. Multimeter Analog

Fungsi saklar pemilih multimeter analog

Blok DCV = untuk mengukur tegangan DCBlok ACV = untuk mengukur tegangan ACBlok OHM = untuk mengukur besaran resistansi atau untuk mengukur baik tidaknya suatu komponenBlok DCma = untuk mengukur arus DCBATT = untuk mengukur batterai yang bervoltage 1.5V

Page 15: Dasar Elektronika

BAB 2 2.2. Multimeter Analog

Membaca skala multimeter analog

1. Mengukur ResistansiSkala yang dibaca adalah skala paling atas dengan penunjuk ∞ sampai ke angka 0. Jika jarum bergerak ke arah kanan, maka resistansi semakin kecil. Jika sebaliknya maka nilai resistansi semakin besar.

2. Mengukur DC dan AC VoltSkala yang dibaca adalah bagian kedua dari atas, rata-rata terdiri dari 3 skala yaitu :Skala 1 dari 0 – 250Skala 2 dari 0 - 50Skala 3 dari 0 - 10

3. Mengukur BatteraiSkala yang dibaca adalah pada range BATT, hanya ada dua kemungkinan yaitu BAD dan GOOD

Page 16: Dasar Elektronika

BAB 2 2.2. Multimeter Digital

Pada avometer digital pembacaan akan lebih mudah, dikarenakan hasilnya sudah merupakan bentuk angka.

Tergantung pada selektor yang digunakan maka nilai yang muncul adalah sesuai fungsi dari selektor yang dipilih.

Fasilitas pada avometer digital berbeda-beda misalkan adanya tambahan pengukuran suhu, Transistor, Dioda, Kapasitor.

Semakin lengkap fasilitasnya maka semakin mahal harganya.

Page 17: Dasar Elektronika

BAB 2 2.3. Mengukur Tegangan Listrik

Mengukur tegangan AC1. Posisikan saklar pada blok ACV,

pilih pada range paling tinggi2. Tancapkan probe positif dan

negatif ke jala-jala PLN3. Probe dapat dibolak balik,

karena AC polaritasnya berbolak-balik

4. Lihat hasil pembacaan, sesuai dengan jenis multimeter yang digunakan

Mengukur tegangan DC1. Posisikan saklar pada blok DCV,

pilih pada range paling tinggi2. Tancapkan probe positif ke

kutub positif sumber listrik, dan probe negatif ke kutub negatif

3. Probe tidak boleh terbalik4. Lihat hasil pembacaan sesuai

dengan jenis multimeter yang digunakan

Page 18: Dasar Elektronika

BAB 3SASARAN

Setelah menyelesaikan bab ini, sasaran yang ingin dicapai adalah :• Mengetahui jenis-jenis komponen elektronika• Mengetahui fungsi dari tiap-tiap komponen elektronika.• Mengetahui simbol dari setiap komponen elektronika.• Dapat mengukur besaran nilai suatu komponen• Dapat mengukur baik atau tidaknya suatu komponen

Page 19: Dasar Elektronika
Page 20: Dasar Elektronika

BAB 3 3.1. Transformator

Transformator atau disingkat Trafo adalah komponen untuk menurunkan tegangan arus bolak balik Terdiri dari 3 komponen pokok yaitu :

1. Kumparan primer yang bertindak sebagai input.2. Kumparan sekunder yang bertindak sebagai output3. Inti besi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan

Bagian-bagian Transformator Simbol Transformator

Contoh Transformator

Page 21: Dasar Elektronika

BAB 3 3.1. Transformator

Prinsip kerja dari transformator adalah : Ketika kumparan primer dihubungkan dengan arus bolak

balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.

Medan magnet yang beruba diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder

Pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul gaya gerak listrik induksi, efek ini dinamakan induktansi bolak-balik (mutual inductance)

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder dapat dibuat dalam persamaan :

𝑉𝑝

𝑉𝑠= 𝑁𝑝

𝑁𝑠

Page 22: Dasar Elektronika

BAB 3 3.1. Transformator

Berdasarkan perbandingan jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan sekunder transformator terbagi menjadi dua jenis yaitu :1. Transformator Step Up, yaitu transformator yang mengubah

tegangan bolak balik rendah menjadi tinggi. 2. Transformator Step Down, yaitu transformator yang mengubah

tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah.3. Besarna tegangan yang dikeluarkan tegangan sekunder adalah

sebagai berikut :

Vs = 𝑁𝑠

𝑁𝑝x Vp

Vs = Tegangan sekunderNs = Jumlah tegangan SekunderNp = Jumlah lilitan primerVp = Tegangan sekunder

Page 23: Dasar Elektronika

BAB 3 3.1. Transformator

Mengukur Transformator :1. Multimeter yang digunakan adalah Multimeter Analog2. Posisikan saklar pemilih pada Ohm meter, pada range X13. Tempelkan probe positif dengan negatif, jarum harus bergerak ke

kanan, artinya multimeter bekerja.4. Tempelkan salah satu probe multimeter ke titik A (contoh trafo dalam

gambar).5. Tempelkan probe lain ke titik B, liat pergerakan jarum avometer.6. Tempelkan probe lain ke titik C, liat pergerakan jarum avometer.7. Jika pada langkah 5 dan 6 salah satu atau kedua-duanya tidak ada

pergerakan jarum, dipastikan trafo tersebut rusak.8. Lakukan langkah 4,5 dan 6 akan tetapi pada titik D, E dan F. probe yang

menempel bisa pada titik D.9. Jika langkah 8 tidak ada pergerakan dipastikan transformator tersebut

rusak.10. Jika langkah sebelumnya terjadi pergerakan jarum multimeter, lakukan

pengujian pada liitan primer, sekunder dengan inti besi.11. Tempelkan probe ke salah satu huruf A, B atau C, dan probe lain ke inti

besi, lihat pergerakan jarum.12. Tempelkan probe ke salah satu huruf D, E dan F, dan probe lain ke inti

besi, lihat pergerakan jarum.13. Jika langkah 11 dan 12 terjadi pergerakan tranformator dalam kondisi

rusak, tidak boleh digunakan karena adanya kebocoran dan dapatmembahayakan

Ciri-Ciri Transformator dalam keadaan baik.1. Semua pin pada lilitan primer antara tiap tap

adalah tersambung, begitu juga pada lilitan sekunder

2. Antara lilitan primer dengan sekunder tidak boleh tersambung

3. Antara lilitan primer dan sekunder tidak terhubung dengan inti besi

Page 24: Dasar Elektronika

BAB 3 3.2. Dioda

Komponen aktif yang memiliki dua kutub anoda dan katod juga bersifat semikonduktor. Dioda hanya dapat dialiri listrik dari satu arah saja, dan menghambat listrik dari arah

sebaliknya. Bahan pembuat dioda adalah bahan semikonduktor, contohnya, Silikon dan Germaniun. Jika arus listrik dialirkan dari kaki anoda maka arus tersebut akan dialirkan ke katoda,

apabila sebaliknya maka arus listrik tidak akan di alirkan.

Simbol Dioda

Jenis dioda beserta fungsinya1. Dioda penyearah (rectifier)2. Diode Voltage Regulation ( Zener )3. Light Emiting Diode4. Photo Diode5. Varactor Dioda

Page 25: Dasar Elektronika

BAB 3 3.2. Dioda

1. Dioda Penyearah ( Rectifier Diode )Fungsi nya sebagai penyearah arus listrkArus bolak-balik yang mengalir melalui dioda penyearah akan dirubah menjadi arus searah.Setiap dioda memiliki kapasitas tengangan dan arus yang berbeda-bedaImplementasi dioda penyearah adalah pada power supply.

Simbol Dioda Penyearah

Contoh Dioda PenyearahYang bergaris putih adalah kaki katoda

Page 26: Dasar Elektronika

BAB 3 3.2. Dioda

2. Dioda Zener ( Voltage regulator )Dioda yang mempunyai fungsi sebagai penyelaras tegangan baik itu yang diterima ataupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dioda tersebut.Contoh jika diode zener memiliki kapasitos 6V maka jika tegangan yang diterima lebih besar dari 6V maka outputnya adalah 6V, akan tetapi jika tegangan input lebih kecil dari tegangan kerja dioda, maka outputnya akan sama dengan tegangan inputnya.

Simbol Dioda Zener

Contoh Dioda ZenerYang bergaris putih adalah kaki katoda

Page 27: Dasar Elektronika

BAB 3 3.2. Dioda

3. Light Emiting DiodeDioda jenis ini merupakan gabungan dua unsur yaitu elektronik dan optik atau dikenal sebagai optoelektronik. Dipasaran lebih dikenal dengan singkatan LED. Sebuah dioda yang akan memancarkan cahaya apabila pada masing-masing terminalnya diberikan tegangan.

Simbol LED

Contoh LEDKaki yang lebih panjang biasanya adalahTerminal positif

Page 28: Dasar Elektronika

BAB 3 3.2. Dioda

4. Photo DiodaDioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang bekerja pada pada daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan bahan dasar silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk alarm, pita data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux Meter).

Simbol Photo Diode

Contoh Photo Diode

Page 29: Dasar Elektronika

BAB 3 3.2. Dioda

5. Dioda VaraktorDioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda ini, contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse. Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan pesawat penerima radio.

Simbol Dioda Varaktor

Contoh Dioda Varaktor

Page 30: Dasar Elektronika

BAB 3 3.2. Dioda

Cara mengukur baik atau tidaknya Dioda1. Multimeter yang digunakan adalah multimeter analog2. Set multimeter pada blok Ohm dengan range X1 atau X13. Sambungkan probe positif dan negatif, jika jarum bergerak

artinya multimeter bekerja.4. Sambungkan probe positif ke kaki anoda dan probe

negatif ke kaki katoda. Liat pergerakan jarum.5. Sambungkan probe negatif ke kaki katoda dan probe

negatif ke kaki anoda, liat pergerakan jarum.6. Apabila langkah 4 jarum tidak bergerak dan langkah 5

bergerak, maka dapat dipastikan dioda baik.7. Apabila sebaliknya maka bisa dipastikan dioda rusak.

Probe + Probe -Probe +

Probe -

Langkah 4Langkah 5

Page 31: Dasar Elektronika

BAB 3 3.3. Resitor

Resistor adalah komponen elektronika yang memiliki dua kutub, yang dapat digunakan sebagai penahan arus listrik apabila dialiri tegangan listrik diantara kedua kutub tersebut. Resistor adalah komponen paling umum dan banyak digunakan dalam setiap rangkaian elektronika.

Resistor terbuat dari bahan isolator yang didalamnya mengandug nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan.

Simbol utama resistor

atau

Jenis-jenis resistor adalah sebagai berikutPada dasarnya resistor terbagi menjadi dua yaitu resistor dengan nilai tetap dan resistor dengan nilai yang dapat berubah-ubah.

Page 32: Dasar Elektronika

BAB 3 3.3. Resitor

1. Resistor nilai tetap / fixed resistora) Resistor Kawat

Resistor yang pertama kali digunakan pada rangkaian elektronika.

b) Resistor KarbonResistor ini terbuat dari karbon kasar yang kemudian diberi lilitan dan tanda dengan kode warna yang berbentuk gelang.

c) Resistor KeramikPesatnya kemajuan teknologi, terciptalah resister dari bahan dasar keramik datau porselin dan dilapisi dengan kaca, serta memiliki fisik kecil dan juga nilai resistansi yang tinggi.

d) Resistor Film KarbonResistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Batang karbon sebagai dasar resistor kemudian dilapisi oleh film sebagai pelindung.

e) Resistor Film MetalBentuk hampir sama dengan film karbon, akan tetapi resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki kepresisian yang tinggi mencapai 1% atau 5%.

Simbol resistor nilai tetap

atau

a

b

cd

e

Page 33: Dasar Elektronika

BAB 3 3.3. Resitor

2. Resistor tidak tetap / Variabel Resistora) Potensiometer

Potensiometer adalah jenis variable resistoryang nilai resistansinya dapat kita rubahdengan cara memutar porosnya melalui tuasyang sudah di sediakan. Pada umumnya,resistor ini terbuat dari kawat atau karbondan paling banyak digunakan dalamrangkaian elektornika. Saat ini telah banyakpotensiometer yang terbuat dari bahankarbon karena memiliki ukuran yang lebihkecil dan resistansi yang cukup besar.Perubahan nilai resistansi terbagi menjadidua, yaitu linier dan logaritmatik. Untukmengetahui apakah potensiometer tersebutlinier atau logaritmatik dapat dilihat darihuruf yang tertera pada bagian belakang.Apabila tertera huruf “B” makapotensiometer tersebut bersifatlogaritmatik, sedangkan jika tertera huruf“A” maka potensiometer tersebut bersifatlinier.

b) TrimpotTrimpot atau biasa di sebutTripotensiometer adalah resistor yang nilairesistansinya dapat berubah. Sifat dankarakteristik trimpot tidak jauh berbedadengan potensiometer, hanya saja bentukfisik trimpot lebih kecil dibandingkan denganpotensiometer. Perubahan nilai resistansitersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linierdan logaritmatik. Untuk mengubah nilairesistansi dengan cara memutar lubangtengah pada badan trimpot denganmenggunakan obeng.

Page 34: Dasar Elektronika

BAB 3 3.3. Resitor

c) NTC dan PTCNTC (Negative TemperatureCoefficient) dan PTC (PositiveTemperature Coefficient) merupakanresistor yang nilai resistansinya dapatberubah apabila terjadi perubahantemperatur di sekelilingnya. Nilairesistansi NTC sendiri akan naikapabila temperatur di sekelilingnyaturun, Sedangkan nilai resistansi PTCakan naik jika jika temperatur disekelilingnya naik. Kedua resiston inipaling sering digunakan sebagaisensor karena dapat mengukur suhuatau temperatur daerah disekelilingnya.

d) LDRLDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistoryang nilai resistansinya dapat berubah apabilaterjadi perubahan intensitas cahaya di daerahsekelilingnya. Itu dapat terjadi karena intensitascahaya yang besar dapat mendorong elektron untukmenembus batas-batas pada LDR. Dengan begitu,nilai resistansi akan naik jiga intensitas yang diterimasedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akanturun jika intensitas cahaya yang diterima banyak.

Page 35: Dasar Elektronika

BAB 3 3.3. Resitor

Menghitung nilai resistansi dari sebuah resistorAda dua kode dalam pemberian nilai resistansi sebuah resistor yaitu dengan kode angka dan kode warna.

Nilai resistor dengan kode angka.Pemberian nilai dengan kode angka ini biasanya tercetak langsung 3 digit angka pada resistor, seperti contoh berikut ini :203 = 2 artinya digit pertama

0 artinya digit kedua3 faktor pengali ( jumlah angka 0 sebanyak 3 )

Dalam contoh diatas maka nilai resistansinya adala 20 x 1000 = 20.000 Ω / 20 KΩ ( dua puluh kilo ohm ).

Nilai resistor dengan kode warna

Menghitung nilai resistansi dengan kode warna terbagi menjadi tiga kelompok, kelompok 4 gelang, 5 gelang dan 6 gelang warna.

Resistor 4 band : Gelang ke 1 dan ke dua menunjukan digitnya, gelang ke 3 menunjukan pengalinya dan gelang ke 4 menunjukan toleransinya.

Resistor 5 band :Gelang ke 1, 2 dan 3 menunjukan angka digit, gelang ke 4 menunjukan faktor pengali dan gelang ke 5 untuk toleransinya.

Resistor 6 band :Gelang ke 1, 2 dan 3 menunjukan angka digit, gelang ke 4 menunjukan faktor pengali dan gelang ke 5 untuk toleransinya, sedangkan gelang ke 6 adalah untuk koefisien suhu

Page 36: Dasar Elektronika

BAB 3 3.3. Resitor

Jenis rangkaian resistor

Resistor bisa dirangkai dalam bentu seri, paralal atau seri paralel, diman rumus untuk perhitunganya adalah sebagai berikut :

100 Ω 100 Ω100 Ω

Rangkaian Paralel

Rtotal = 1

𝑅1

+1

𝑅2

+1

𝑅𝑛

Rangkaian Seri

Rtotal = R1 + R2 + Rn

R1 R2 Rn

Rtotal = 100 + 100 + 100= 300 Ω

R1

R2

Rn

10

0 Ω

10

0 Ω

10

0 Ω

1

𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙= 1

𝑅1

+1

𝑅2

+1

𝑅𝑛

Rtotal = 𝑅

𝑛

Rtotal = 100 / 3

= 33.3

Page 37: Dasar Elektronika

BAB 3 3.3. Resitor

Mengukur fix resistor :1. Alat ukur yang digunakan avometer analog atau

digital 2. Untuk avometer analog :

1. Pilih saklar pemilih pada blok ohm yang sesuai dengan resistor yang akan diukur.

2. Sambungkan probe positif dan negatif, atur kalibarasi sehingga jarum menunjukan angka 0.

3. Sambungkan probe positif ke salah satu kaki resistor, dan probe negatif ke kaki yang lain, lihat hasil pembacaan.

4. Jika jarum tidak menunjukan angka tertentu, naikan faktor pengali pada pemilih sampai ke batas maksimal, Jika sudah dinaikan tidak menunjukan angka tertentu kemungkinan resistor rusak.

5. Jika jarum menunjukan angka 0, turunkan faktor pengali ke level terendah, jika tetap menunjukan angka 0 kemungkinan besar resistor rusak.

6. Sesuaikan hasil pembacaan dengan gelang warna pada resistor, apabila nilainya sama dengan hasil pembacaan, artinya resistor dalam keadaaan baik.

3. Untuk avometer digital1. Pilih saklar pemilih pada blok Ohm2. Lihat angka penunjuk pada display

avometer, jika tidak menunjukan angka 0, kemungkinan baterai avometer habis, ganti batterai.

3. Sambungkan probe positif ke salah satu kaki resistor, dan probe negatif ke kaki yang lain, lihat hasil pembacaan.

4. Baca hasil di display.5. Jika menunjukan angka 0 atau nilai tak

terbaca, pindahakn saklar pemilih ke nilai terendah dan terbesar, dan lakukan pembacaan ulang.

6. Jika tetap tidak menunjukan angka tertentu atau tetap angka 0, kemungkinan resistor rusak.

7. Sesuaikan hasil pembacaan dengan gelang warna resistor, jika tidak sama kemungkinan besar resistor rusak.

Page 38: Dasar Elektronika

BAB 3 3.4. Kapasitor/Kondensator

Kapasitor / Kondensator adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik dalam suatu rangkaian. Satuan kapasitor/kondensator adalah Farad. Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempengan logam yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik

yang umumnya dikenal misalnya adalah ruang hampa udara, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberitegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapatmengalir menuju ujung kutub negatif, dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif, karena terpisah olehbahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.

+

Simbol Kapasitor

Page 39: Dasar Elektronika

BAB 3 3.4. Kapasitor/Kondensator

Kapasitor / Kondensator adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik dalam suatu rangkaian. Satuan kapasitor/kondensator adalah Farad. Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempengan logam yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik

yang umumnya dikenal misalnya adalah ruang hampa udara, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberitegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapatmengalir menuju ujung kutub negatif, dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif, karena terpisah olehbahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.

Fungsi Kapasitor : Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan yang lainnya. Sebagai penyaring Sebagai pembangkit frekwensi Menghemat daya listrik Menghilangkan loncatan api pada saklar Menyimpan arus listrik

Page 40: Dasar Elektronika

BAB 3 3.4. Kapasitor/Kondensator

Kapasitor / Kondensator terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya : Kapasitor yang nilainya tetap dan tidak berpolaritas, jika dilihat dari bahan pembuatnya maka

dapat dibedakan menjadi Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyester dan kapasitor Keramik

Kapasitor nilai tetap dan memiliki polaritas positif dan negatif, jenisnya adalah elektrolik kapasitor (elko) dan kapasitor Tantalum.

Kapasitor yang nilainya dapat diatur, yaitu variable kapasitor dan trimmer kapasitor.

Page 41: Dasar Elektronika

BAB 3 3.4. Kapasitor/Kondensator

Kapasitor secara seri dan parallelTABEL NILAI KAPASITOR

Page 42: Dasar Elektronika

BAB 3 3.4. Kapasitor/Kondensator

Kapasitor Secara Seri

Rumusnya adalah 1/Ctotal = 1/C1 + 1/C2 + ….. 1/Cn

1/Ctotal = 1/100 + 1/1001/Ctotal = 2/1002 x Ctotal = 1/100Ctotal = 100/2Ctotal = 50pF

C1 C2

100pF 100pF

Kapasitor Secara Paralel

Rumusnya adalah

Ctotal = C1 + C2 + ….. CnCtotal = 100 + 100Ctotal = 200 pF

100pF

100pF

C1

C2

Page 43: Dasar Elektronika

BAB 3 3.4. Kapasitor/Kondensator

Membaca nilai Kapasitor Menggunakan kode warna seperti halnya resistor Menggunakan kode angka yang tercetak pada body kapasitor Contoh :Kapasitor non polaritas mempunyai kode angka 103 artinya1 = menunjukan angka0 = menunjukan angka3 = menunjukan banyknya angka 0Jadi 103 = 10.000 pF = 10 nF = 0.1 uF

Untuk Elektrolit tercantum langsung dari nilai kapasitansinya dengan voltage ratingnya seperti contoh :100uF / 16V, artinya Elko tersebut memiliki kapasitansi 100uF dengan tegangan kerja maksimum 16 Volt DC.

Untuk tegangan kerja non polaritas biasanya bekerja pada arus AC dengan rating voltage kebanyakan diatas 400V.

Page 44: Dasar Elektronika

BAB 3 3.4. Kapasitor/Kondensator

Mengukur Kapasitor Alat yang paling tepat adalah menggunakan kapasitansi meter, atau avometer digital yang sudah dilengkapi

dengan kapasitansi meter Teknik mengukur kapasitor dengan AVOMETER analog :

Untuk kapasitor non polaritas dan polaritas :1. Saklar pemilih ke Ohm Meter2. Reset ke 03. Sambungkan probe positif ke kaki negatif elko4. Sambungkan probe negatif ke positif elko5. Untuk non polaritas probe bebas dihubungkan ke kaki mana saja.6. Lihat hasil pembacaan

1. Jika jarum bergerak ke kanan, menunjukan angka tertentu kemudian kembali lagi artinya elko masih baik

2. Jika jarum bergerak ke kanan dan tidak kembali artinya elko bocor3. Jika jarum tidak bergerak kemungkinan besar putus.

Page 45: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Transistor

Transistor yaitu komponen elektronik yang terbuat dari bahan semikonduktor yang mempunyai tiga kaki atau tiga elektroda (triode), kaki tersebut yaitu basis (B), kolektor (C) dan Emitor (E). Transistor sendiri berasal dari dua kata yaitu kata transfer dan resistor yang mengkhiaskan arti pemindahan atau peralihan bahan (semi konduktor) setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu.

Fungsi Transistor : Sebagai sebuah penguat (amplifier). Sirkuit pemutus dan penyambung (switching). Stabilisasi tegangan (stabilisator). Sebagai perata arus. Menahan sebagian arus. Menguatkan arus. Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi. Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

Page 46: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Transistor

Transistor terdiri atas dua jenis yaitu BJT (Bipolar Junction Transistor ) dan FET (Field Effect Transistor )

NPN Transistor

N P NCollector

Basis

Emitor

PNP Transistor

P N P

Collector

Basis

Emiter

Arus akan mengalir dari kolektor ke emitor jika basis diberi tegangan positif. Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil dari arus yang mengalir dari kolektor ke emitor

Arus akan mengalir dari emitor ke kolektor jika basis diberi tegangan positif. Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil dari arus yang mengalir dari emitor ke kolektor

BJT terbagi menjadi dua jenis yaitu

Page 47: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Transistor

FET (Field Effect Transistor )

Memilik 3 Terminal yaitu : Source (S) Gate (G) Drain (D)

Jenis-Jenis FET diantaranya :1. JFET (Junction FET)2. MOSFET ( Metal Oxide Semiconductor FET)3. MESFET ( Metal Semiconductor FET)4. HEMT (High Electron Mobility Transistor )5. FREDFET (Fast Reverse/ Recovery Epitaxial Diode FET)6. ISFET (Ion Sensitive FET/ FET Sensitif Ion)7. DNAFET sebagai bio sensor menggunakan DNA8. IGBT ( insulated Gate Transistor )

Page 48: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Transistor

PENGKODEAN TRANSISTORUntuk membedakan fungsi, spesifikasi transistor, jenis transistor, material pembuatan digunakan kombinasi antara huruf dan angka sehingga menjadi sebuah kode khusus.

FORMAT JEDEC (Joint Electron Device Engineering Council )

Format Angka, Huruf, Nomor Urut, Akhiran (optional)Angka : 1 = Dioda, 2 = Transistor, 3 = Device dengan jumlah pin lebih dari 3Huruf yang dipakai selalu NNomor urut : 100 – 9999

Contoh 1N4148 = Diode, 2N3904 = Transistor

Pro-Electron (Eropa)Format : Dua huruf, ( huruf ), Nomor urut, ( Akhiran ) Huruf Pertama :A = Germanium C = GaAsB = Silikon R = Bahan CampuranHuruf Kedua :A = Diode, RF N = Opto CouplerB = Diode Varactor P = Radiation Sensistive deviceC = Transistor,AF, Small Signal Q = Radiation Producing deviceD = Transistor, AF, Power R = ThyristorE = Tunnel Diode T = Thyristor, PowerF = Transistor HF, Small signal U = Transistor, power, switchingK = Hall Effect Device Y = RectifierL = Transitor HF, Power Z =Zener DiodaHuruf ketiga menunjukkan jika komponen ditujukan untuk industri atau penggunaan secara komersial, biasanya adalah huruf W, X, Y, atau Z. Nomor urut dari 100 - 9999

Contoh : BC108A, BAW68, BF239, BFY51.

Page 49: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Transistor

PENGKODEAN TRANSISTORUntuk membedakan fungsi, spesifikasi transistor, jenis transistor, material pembuatan digunakan kombinasi antara huruf dan angka sehingga menjadi sebuah kode khusus.

FORMAT JIS (Japanese Industrial Standard )

Format Angka, Dua Huruf, Nomor Urut, Akhiran (optional)Angka : 1 = Dioda, 2 = Transistor, 3 = Device dengan jumlah pin lebih dari 3Huruf : menunjukan tipe dan penggunaan

SA = PNP, HF Transistor SB = PNP, AF TransistorSC = NPN, HF Transistor SD = NPN, AF TransistorSE = Dioda SF = ThyristorSG = Gunn Device SH = UJTSJ = P- Channel FET SK = N-Channel FETSM = Triac SQ = LEDSR = Rectifier SS = Signal DiodeST = Avalanche Diode ST = VaricapsSZ = Zener Dioda

Nomor urut : 10 – 9999

Contoh 2SA1187, 2SB646, 2SC733

Page 50: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Transistor

Mengukur Transistor

Tabel pengujian transistor menggunakan multimeter analog

Page 51: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Integrated Circuit (IC)

Integrated Circuit

Integrated Circuit adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi konduktor dan merupakan pengembangandari transistor. Dalam sebuah IC terdapat beberapa jenis komponen pasif maupun komponen aktif yang tersusun dalamkemasan (packages).

Jenis -jenis kemasan pada IC yang umum digunakan antara lain: Single In-Line (SIP), Dual In-Line Packege (DIP), Q!uad In-LinePackage (QIP), dan flat Pack.

IC berdasarkan fungsi dan kegunaannya terbagi menjadi dua yaitut

IC LinearIC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya berfungsi sebagai :•Penguat Daya (Power Amplifier)•Penguat Sinyal (Signal Amplifier)•Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)•Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)•Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)•Voltage Comparator•Multiplier•Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)•Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

Page 52: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Integrated Circuit (IC)

IC DigitalIC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :•Flip-flop•Gerbang Logika (Logic Gates)•Timer•Counter•Multiplexer•Calculator•Memory•Clock•Microprocessor (Mikroprosesor)•Microcontroller

Page 53: Dasar Elektronika

BAB 3 3.5. Saklar, Relay, Induktor

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.

Relay adalah saklar yang digerakan dengan tenaga listrik. Relay menggunakan prinsip magnet dalam kerjanya, dimana jika sebuah kumparan dialiri arus listrik akan menjadi magnet, ketika terjadi medan magnet maka akan memutuskan atau menyambungkan saklar

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah KomponenElektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter danjuga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyakditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitandengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. SatuanInduktansi untuk Induktor adalah Henry (H).Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :1.Induktor yang nilainya tetap2.Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

Page 54: Dasar Elektronika

BAB 4 SKEMA ELEKTRONIKA & PRINTED CIRCUIT BOARD

Untuk membuat sebuah proyek elektronika maka diperlukan sebuah skema rangkaian elektronika, dimana didalamnyaterdapat simbol-simbol dari komponen elektronika. Skema ini bisa dirancang sendiri atau juga menggunakan skema yangsudah ada

Aturan dalam pembuatan skema :Jika terdapat perpotongan antara garis vertikal danhorizontal, akan tetapi garis-garis tersebut tidakterhubung maka perpotongan akan seperti gambar ini

Jika terdapat perpotongan antara garis vertikal danhorizontal, akan tetapi garis-garis tersebut terhubungmaka perpotongan akan seperti gambar ini

Aplikasi untuk memudahkan dalam pembuatan suatu rangkaian elektronika diantaranya :1. EAGLE2. PROTEUS Simulator ( Perancangan dan Simulasi Rangkaian )3. Protel PCB Designer

Page 55: Dasar Elektronika

BAB 4 SKEMA ELEKTRONIKA & PRINTED CIRCUIT BOARD

Contoh Skema Elektronika

Page 56: Dasar Elektronika

BAB 4 SKEMA ELEKTRONIKA & PRINTED CIRCUIT BOARD

Teknik Sederhana pembuatan PCB Single Layer Menggunakan toner TransferAlat dan Bahan1. Gambar Skema2. Layout PCB3. PCB Polos Singel Layer4. Laser Printer5. FeCl ( Ferrite Chlorite )6. Mesin Laminating / Seterika7. Kertas kalender atau yang sejenis

Aturan dasar layout PCB :1. Grid adalah 1.27mm2. Minimum drill hole = 0.6mm3. Lebar track minimum adalah 0.4mm

Page 57: Dasar Elektronika

BAB 4 SKEMA ELEKTRONIKA & PRINTED CIRCUIT BOARD

1. Cetak Layout PCB pada kertas kalender menggunakan printer laser2. Bersihkan PCB dengan penggosok cuci piring (scotchbrite) untuk menghilangkan oksidasi3. Hadapkan hasil cetakan pada bagian tembaga4. Setrika / Laminating PCB5. Diamkan PCB hasil distrika atau laminating supaya agak dingin6. Rendam PCB dengan kertas yang sudah menempel hasil strika, usahakan sampai kertas terlepas sendiri.7. Siapkan larutan etching pada sebuah wadah plastik dengan perbandingan 0.5 ons FeCL dilarutkan kedalam 200ml air

panas.8. Jika kertas sudah terlepas, masukan PCB kedalam larutan FeCl kemudian digoyang-goyang sampai jalur tidak tertutup

habis terlalur dalam FeCL.9. Jika jalur sudah tampak terbentuk, segera bilas PCB dengan air bersih, dan keringkan untuk proses pemboran.