Upload
buikhanh
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
02/12/2013
1
JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN
DAN REFORMASI BIROKRASI
Oleh
Opong Sumiati
Dasar Hukum
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
• Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
• Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
02/12/2013
2
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
• Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
• Peraturan Presiden RI Nomor 102 Tahun 2003 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun PNS, yang menduduki Jabatan Pustakawan.
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025
• Keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya
• Keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor. PER/60/.PAN/6/2005 tentang Perubahan atas Ketentuan Lampiran I dan Lampiran II Kep Menpan No.132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang jabatan fungsional pustakawan dan Angka Kreditnya
• Peraturan Kepala Perpusnas RI No. 2/ 2008 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.
• Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014
Hakekat
Reformasi Birokrasi (RB)
Merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek:
kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan (business prosess), dan
sumber daya manusia aparatur.
02/12/2013
3
Acuan Pelaksanaan RB
1. Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Acuan bagi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dalam melakukan reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
2. Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB)
Merupakan bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi (GDRB) yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan rencana rinci pelaksanaan reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang jelas.
RMRB bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan reformasi birokrasi di kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (Pemda) agar berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga, dan berkelanjutan.
Pengertian
• Reformasi merupakan proses pembaharuan yang
dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga
tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat
radikal dan revolusioner.
• Reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk
membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mengemban tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional
02/12/2013
4
Tujuan RB
• Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan dan mempercepat tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance).
Keterkaitan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dengan Road Map Reformasi
Birokrasi 2010 –2014, Road Map Reformasi Birokrasi 2015–2019, dan Road Map Reformasi
Birokrasi 2020–2024
02/12/2013
5
Ruang Lingkup RB
a. Penguatan Birokrasi Pemerintah
Terwujudnya penguatan birokrasi pemerintah dalam rangka pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,
meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, dan meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi.
b. Tingkat Pelaksanaan
Ada dua tingkat pelaksanaan, yaitu tingkat nasional dan tingkat instansional. Pada tingkat nasional,
pelaksanaan reformasi birokrasi dibagi ke dalam tingkat pelaksanaan makro dan meso.
c. Program
Program-program berorientasi hasil (outcomes oriented programs), baik pada tingkat makro, meso,
maupun tingkat mikro
Program RB
Tingkat Makro Tingkat Meso Tingkat Mikro
1 Penataan Organisasi
2 Penataan Tatalaksana
3 Penataan Sistem
Manajemen SDM
Aparatur
4 Penguatan Pengawasan
5 Penguatan Akuntabilitas
Kinerja
6 Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
1 Manajemen Perubahan
2 Konsultasi dan Asistensi
3 Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan
4 Knowledge Management
1 Manajemen Perubahan
2 Penataan Peraturan
Perundang-undangan
3 Penataan dan Penguatan
Organisasi
4 Penataan Tatalaksana
5 Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur
6 Penguatan Pengawasan
7 Penguatan Akuntabilitas
Kinerja
8 Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
9 Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan
02/12/2013
6
Program Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur (Tingkat Makro)
• Program bertujuan untuk meningkatkan profesionalime SDM aparatur yang didukung oleh sistem rekruitmen dan promosi, serta pengembangan kualitas aparatur yang berbasis kompetensi dan transparan.
• Program juga diharapkan mampu mendorong mobilitas antaraparatur daerah, antaraparatur pusat, dan antara aparatur pusat dan daerah, serta memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan.
• Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:
a) meningkatnya ketaatan terhadap pengeloaan SDM aparatur;
b) meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur;
c) meningkatnya disiplin SDM aparatur;
d) meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur;
e) meningkatnya profesionalisme SDM aparatur
Program Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur (Tingkat Mikro)
Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda, yang didukung oleh sistem rekrutmen dan promosi aparatur berbasis kompetensi, transparan, serta memperoleh gaji dan
bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:
a) meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda;
b) meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda;
c) meningkatnya disiplin SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda;
d) meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda;
e) meningkatnya profesionalisme SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda.
02/12/2013
7
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Hasil Yang Diharapkan
1. Penataan sistem rekrutmen pegawai
Sistem rekrutmen yang terbuka, transparan dan
akuntabel
2. Analisis jabatan
Dokumen peta dan uraian jabatan
3. Evaluasi jabatan
Peringkat jabatan dan harga jabatan
4. Penyusunan standar kompetensi jabatan
Dokumen kualifikasi jabatan
5. Asesmen individu berdasarkan kompetensi
Peta profil kompetensi individu
6. Penerapan sistem penilaian kinerja individu.
Kinerja individu yang terukur
7. Pembangunan/Pengembangan database pegawai
Ketersediaan data pegawai yang mutakhir dan akurat
8. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai
berbasis kompetensi
Pendidikan dan pelatihan pegawai
Program, Kegiatan dan Hasil
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
• Setiap Instansi harus melakukan analisis jabatan dan memetakan jabatan yang diperlukan.
• Setiap pegawai harus memiliki jabatan.
• Jenis Jabatan PNS:
1. Struktural
2. Fungsional tertentu (Pejabat Pustakawan, Arsiparis, dlsb.)
3. Fungsional umum
• Setiap jabatan memiliki peringkat (grade) dan harga jabatan yang didasarkan hasil analisis jabatan.
• Harga jabatan terkait dengan besaran tunjangan kinerja
02/12/2013
8
• Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan (UU No. 43 Th 2007)
Pejabat Fungsional PNS
• Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai
Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri
02/12/2013
9
• Pejabat Fungsional Pustakawan adalah PNS yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
kepustakawanan pada unit-unit perpusdokinfo instansi
pemerintah dan atau unit tertentu lainnya
(Kep.Menpan No. 132 Th 2002)
Kharakteristik JF Pustakawan
Jabatan fungsional dikembangkan untuk pembinaan
karir, meningkatkan dan mengembangkan
profesionalisme PNS.
Sistem pembinaan karir para penyandang jabatan
fungsional didasarkan atas prestasi kerja yang
dicapainya
Prestasi kerja fungsional pustakawan dinilai dengan
menggunakan satuan angka kredit yang berasal dari
pelaksaan rincian butir-butir kegiatan pustakawan
02/12/2013
10
Kinerja Pustakawan
• Penilaian prestasi kerja bagi pejabat fungsional tetapkan
dengan angka kredit oleh pejabat yang berwenang setelah
mendengar pertimbangan Tim Penilai.(PP No. 16 Th 1994)
• Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan
dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus
dicapai oleh pejabat fungsional dalam rangka pembinaan
karier yang bersangkutan. (PP No. 16 Th 1994)
Angka Kredit
• ADALAH suatu angka yang diberikan berdasarkan
penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh
seorang Pustakawan dalam mengerjakan butir
rincian kegiatan yang digunakan sebagai salah
satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan
pangkat/jabatan
02/12/2013
11
Butir Kegiatan Pustakawan
• ADALAH kegiatan kepustakawanan yang
dilakukan pustakawan dan dihargai dengan angka
kredit serta ditetapkan dengan Keputusan Menpan
Jenjang Jabatan, Jenjang Pangkat
dan Kredit Kumulatif yang Harus Dicapai
Pustakawan Tingkat Ahli
• Utama Pembina Utama (IV/e) 1050
Pembina Utama Madya (IV/d) 850
• Madya Pembina Utama Muda (IV/c) 700
Pembina Tk. I (IV/b) 550
Pembina (IV/a) 400
• Muda Penata Tk.I (III/d) 300
Penata (III/c) 200
• Pertama Penata Muda Tk I (III/b) 150
Penata Muda (III/a) 100
opong sumiati 22 DIKLAT TIM PENILAI 2013
02/12/2013
12
Jenjang Jabatan, Jenjang Pangkat
dan Kredit Kumulatif yang Harus Dicapai
Pustakawan Tingkat Terampil
• Penyelia Pembina Utama (III/d) 300
Pembina Utama Madya (III/c) 200
• Pelaksana Lanjutan Pembina Utama Muda (III/b) 150
Pembina Tk. I (III/a) 100
• Pelaksana Penata Tk.I (II/d) 80
Penata (II/c) 60
Pengatur Muda Tk I (II/b) 40
opong sumiati 23 DIKLAT TIM PENILAI 2013
Tugas Pokok Pustakawan
Pustakawan Tingkat Terampil
1. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi b.p./sumber informasi
2. Pemasyarakatan perpusdokinfo
Pustakawan Tingkat Ahli
1. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi b.p./sumber informasi
2. Pemasyarakatan perpusdokinfo
3. Pengkajian pengembangan perpusdokinfo
opong sumiati DIKLAT TIM PENILAI 2013 24
02/12/2013
13
Unsur dan Sub Unsur Kegiatan Pustakawan
Unsur Utama
Pendidikan
Pengorganisasian dan Pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi
Pemasyarakatan Perpusdokinfo
Pengkajian Pengembangan Perpusdokinfo
Pengembangan Profesi
Unsur Penunjang
Penilaian Kinerja
• Sistem penilaian prestasi kerja terdiri dari dua unsur, yaitu
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja
• Bobot nilai unsur SKP sebesar 60% dan perilaku kerja
sebesar 40%.
• Penilaian SKP meliputi aspek-aspek: kuantitas, kualitas,
waktu, dan biaya
• Penilaian perilaku kerja meliputi: orientasi pelayanan,
integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan
kepemimpinan.
02/12/2013
14
Hubungan Kinerja Individu
dengan Kinerja Organisasi
Strategic Congruence dimulai dari:
• menerjemahkan Visi
• menetapkan Misi
• menentukan indikator-indikator
• menetapkan target unit kerja
• menetapkan target individu
Individual Work Plan
• Rencana kerja individu harus ada
• Rencana kerja individu disinkronkan dengan
rencana kerja unit kerja dan organisasi
• Semua harus disetujuai dalam bentuk KONTRAK
KINERJA
02/12/2013
15
Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
• SKP yang rencananya akan diterapkan mulai tahun 2014
dengan pedoman PP No. 46 Tahun 2011.
• Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagai rancangan
pelaksanaan kegiatan tugas pokok jabatan sesuai dengan
rincian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya sesuai
dengan struktur dan tata kerja organisasi.
• SKP disusun dan ditetapkan sebagai rencana operasional
pelaksanaan tugas pokok jabatan dengan mengacu pada
Renstra dan Renja.
• SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari dan
digunakan sebagai dasar penilaian prestasi kerja.
• Pustakawan menyusun SKP yang berisi kegiatan tugas
jabatannya disesuaikan dengan butir-butir kegiatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang jabatan fungsional Pustakawan
• Pustakawan harus menetapkan target angka kredit yang
akan dicapai dalam setiap 1 (satu) tahun.
• Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus
ditetapkan target yang akan diwujudkan secara jelas
sebagai ukuran prestasi kerja.
02/12/2013
16
Aspek Target
• Kuantitas (target output)
• Kualitas (target kualitas)
• Waktu (target waktu)
• Biaya (target biaya)
Penilai
• Atasan langsung yang mengamati pelaksanaan tugas
(60%)
• Rekan kerja yang berhubungan langsung dengan
pelaksanaan tugas dan bawahan yang berurusan langsung
dengan pelaksanaan tugas (25%)
• Pegawai yang bersangktuan yang melaksanakan tugas
(self-assessment) (15%)
02/12/2013
17
Tunjangan Kinerja
• Tunjangan kinerja berdasarkan kinerja individu
• Tunjangan kinerja merupakan fungsi dari keberhasilan
pelaksanaan reformasi birokrasi atas dasar kinerja yang
telah dicapai oleh seseorang individu pegawai.
• Tunjangan kinerja individu pegawai dapat meningkat atau
menurun sejalan dengan peningkatan atau penurunan
kinerja yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama.
Prinsip Tunjangan Kinerja
1. Efisiensi/optimalisasi pagu anggaran belanja K/L dan
Pemda.
2. Equal pay for equal work, yaitu pemberian besaran
tunjangan kinerja sesuai dengan harga jabatan dan
pencapaian kinerja.
02/12/2013
18
Tugas Organisasi
• Menilai capaian individu dan mengkaitkan dengan kinerja target unit kerja, tujuan, misi dan visi organisasi (strategic congruence)
• Mensinkronkan rencana kerja individu dengan rencana kerja dan target unit kerja dan organisasi
• Menilai ketepatan penempatan individu dan melakukan pembenahan penempatan
• Menilai tingkat keahlian dan keterampilan individu, dan melakukan peningkatan keahlian dan keterampilan (pendidikan dan pelatihan)
• Menilai ketepatan karakter individu dalam bekerja dan melakukan penilaian sikap dan mental
• Menilai kemampuan atasan dalam kaitan dengan fungsi manajerial (perencanaan, koordinasi, dsb)
• Menilai kepemimpinan atasan (keteladan, motivasi, dsb)
• Membuat ketentuan untuk promosi dan mutasi berdasarkan hasil penilaian kinerja.
Penutup
• RB digulirkan pemerintah dalam rangka mewujudkan dan mempercepat tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
• Salah satu program RB adalah penataan sistem manajemen SDM
• Setiap Instansi harus melakukan analisis jabatan dan memetakan jabatan yang diperlukan.
• Setiap pegawai harus memiliki jabatan.
• Setiap jabatan memiliki peringkat (grade) dan harga jabatan yang didasarkan hasil analisis jabatan.
• Harga jabatan terkait dengan besaran tunjangan kinerja
02/12/2013
19
Sekian,
Terima kasih.