24
i DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN PEMBERATAN BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) INDONESIA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Program Studi Hukum Program Sarjana Oleh Nama : Ipan Rahmat Suryadi NIM. : 50 2017 263 Pembimbing Dr. Muhammad Yahya Selma, SH. MH. H. Zulfikri Nawawi, SH. MH. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2021

DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

i

DASAR HUKUM TINDAK PIDANA

PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

DENGAN PEMBERATAN

BERDASARKAN

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Hukum Program Sarjana

Oleh

Nama : Ipan Rahmat Suryadi NIM. : 50 2017 263

Pembimbing

Dr. Muhammad Yahya Selma, SH. MH.

H. Zulfikri Nawawi, SH. MH.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2021

Page 2: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

ii

Page 3: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

iii

Page 4: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah di kerajaan langit dan bumi. Dialah

yang menghidupkan dan mematikan dan sekali-kali tidak ada pelindung dan

penolong bagimu selain Allah”

(Al-Qur’an Surah At-Taubah : 116)

Skripsi Ini Kupersembahan Kepada:

1. Kedua Orang Tuaku tersayang yang Selalu memberikan do’a dan

dukungannya yang tulus ikhlas demi masa depanku;

2. Seluruh keluarga besarku yang tidak dapat kesebutkan satu persatu,

terima kasih atas dukungannya;

3. Almamaterku yang kubanggakan Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Page 5: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh!

Alhamdulillah penulis senantiasa panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena

dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kemudian sholawat dan salam

kusampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW., di mana insya Allah kita

semua sebagai ummat muslim akan memperoleh safa’at Beliau di hari akhir nanti.

Judul skripsi ini adalah Dasar Hukum Tindak Pidana Pencurian Kendaraan

Bermotor Dengan Pemberatan Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP) Indonesia.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka melengkapi persyaratan

menempuh ujian Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang. Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan dan

penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan serta masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini juga,

saya dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

banyak membantu, baik secara moril maupun materil, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Ucapan terima

kasih ini disampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Abid Djazuli, SE. MM., Rektor Universitas Muhammadiyah

Palembang;

2. Bapak Nur Husni Emilson, SH. SPn. MH, Dekan Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Palembang;

3. Ibu/Bapak Wakil Dekan I, II, III dan IV Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang;

Page 6: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

vi

4. Bapak Yudistira Rusydi, SH., MHum. Ketua Prodi Hukum Program

Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.

5. Ibu Mona Wulandari, SH., MH. Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan membina penulis dalam kegiatan akademik selama ini.

6. Bapak Dr. Muhammad Yahya Selma SH, MH Pembimbing I dan Bapak

H. Zulfikri Nawawi, SH. MH Selaku Pembimbing II dalam penyusunan

skripsi saya, yang telah banyak berkontribusi, baik moril maupum materiil,

membimbing dan memberi arahan selama saya menyelesaikan studi di

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang;

7. Seluruh Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Dosen serta suluruh Staf Karyawan

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang;

8. Segenap Keluargaku terutama Ayah dan Ibuku yang kusayangi dan selalu

hadir dalam do’aku, Kakak dan adikku tercinta dan sangat kusayangi yang

selama ini dengan tulus ikhlas memberikan semangat dan dorongan dalam

upayaku menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang;

9. Terima kasih pula kepada seluruh teman-teman seperjuanganku,

almamaterku dan semua pihak yang tidak dapat kusebutkan namanya satu

persatu dalam kesempatan ini, semoga Allah SWT. berkenan memberikan

balasan yang setimpal atas semua kebaikan kalian semua, aamiin

Allahumma aamiin.

Wabillahi Taufik Walhidayah.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Palembang, Maret 2021

Penulis,

Ipan Rahmat Suryadi

Page 7: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

vii

ABSTRAK

DASAR HUKUM TINDAK PIDANA

PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN PEMBERATAN

BERDASARKAN

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) INDONESIA

Oleh

Ipan Rahmat Suryadi

Selaras dengan tujuan yang bermaksud menelusuri prinsip-prinsip hukum

terutama yang bersangkut paut dengan judul skripsi, yakni Dasar Hukum Tindak

Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Dengan Pemberatan Berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia, maka permasalahan yang

diangkat adalah: 1. Apa dasar hukum tindak pidana pencurian kendaraan bermotor

dengan pemberatan berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Indonesia; dan 2. Apa pedoman hakim PN Kelas IA Palembang dalam

menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor

dengan pemberatan? Adapun jenis penelitian ini tergolong penelitian hukum

normatif-empiris yang bersifat deskriptif analitis, sehingga tidak berkehendak

menguji hipotesis. Teknik pengumpulan data dititikberatkan pada penelitian

kepustakaan dan perundang-undangan terkait dengan cara mengkaji data primer

dan sekunder yang berupa bahan hukum primer (peraturan perundang-undangan),

bahan hukum sekunder (literatur, hasil penelitian), dan bahan hukum tersier

(kamus umum, kamus hukum, ensiklopedia dan lain lain). Kesimpulan skripsi ini

adalah: 1. Dasar hukum tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dengan

pemberatan ditemukan dalam Pasal 363, 365 KUHP; 2. Pedoman hakim PN Kelas

IA Palembang dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor dengan pemberatan, yaitu Pasal 10 KUHP dan

Pasal 363, 365 KUHP serta Pasal 183 dan 184 KUHAP serta Pasal 28 Undang-

Undang Kekuasaan Kehakiman.

Kata Kunci: Dasar Hukum, Pencurian Dengan Pemberatan, KUHP.

Page 8: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ................................. ii

HALAMAN PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................ iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 6

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian ................................... 6

D. Definisi Konseptual ................................................................ 6

E. Metode Penelitian ................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana ............................... 14

B. Pengertian dan Tujuan Hukum Acara Pidana. ....................... 20

C. Tinjauan Umum Tentang Hukum Pembuktian....................... 22

D. Alat-Alat Bukti Menurut KUHAP.......................................... 23

E. Pengertian TIndak Pidana Pencurian ...................................... 29

BAB III PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum Tindak Pidana Pencurian Kendaraan

Bermotor Dengan Pemberatan Berdasarkan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia .................. 31

B. Pedoman Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Palembang

Dalam Menjatuhkan Hukuman Pidana Terhadap Pelaku

Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Dengan

Pemberatan ............................................................................ 39

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 53

B. Saran ....................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki peraturan perundang-

undangan untuk mengontrol ketertiban dan keamanan seluruh warga

masyarakatnya. Hal ini membuktikan bahwa negara kita menganut sistem

pemerintahan yang berdasarkan atas hukum. Sebagai dasar Indonesia merupakan

sebuah negara hukum dapat dilihat dari ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI

Tahun 1945 yang menyatakan, bahwa “Negara Indonesia adalah Negara hukum”.

Sebagai negara hukum, Indonesia menerima hukum sebagai alat untuk

menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta kesejahteraan bagi warga

negaranya.1

Suatu kenyataan hidup, bahwa warga negara Indonesia itu tidak hidup

sendiri. Manusia hidup berdampingan, bahkan berkelompok-kelompok dan sering

mengadakan hubungan antar sesama. Hubungan itu terjadi berkaitan dengan

kebutuhan hidupnya yang tidak mungkin selalu dapat dipenuhi sendiri. Kebutuhan

hidup manusia bermacam-macam. Pemenuhan kebutuhan hidup tergantung dari

hasil yang diperoleh melalui daya upaya yang dilakukan untuk memperoleh

kemakmuran dan kesejahteraan lahir dan batin.2 Hal ini dapat tercapai apabila

masyarakat mempunyai kesadaran untuk berperilaku serasi dengan kepentingan

kejahatan.

1Bagir Manan dan Kuntana Magnar, 2007, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara

Indonesia, Alumni, Bandung, hlm. 19 2Abdoel Djamali, 2010, Pengantar Hukum Indonesia, Edisi Revisi, PT. Rajawali Pers,

Jakarta, hlm. 1.

1

Page 10: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

2

Kejahatan dalam kehidupan masyarakat merupakan gejala sosial yang

akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara3.

Berkembangnya teknologi serta zaman yang semakin maju dan kebutuhan

manusia yang semakin meningkat, dan tanpa disadari mengikuti perkembangan

masyarakat itu sendiri, kriminalitas atau tindak kejahatan dalam berbagai bentuk

dan pola, baik secara kuantitas maupun kualitas yang memberikan dampak negatif

terhadap pelaksanaan pembangunan.4

Satu di antara tindak pidana yang paling sering terjadi di dalam

masyarakat adalah tindak pidana pencurian. Hal ini disebabkan karena banyaknya

pengangguran, keterbatasan ekonomi dan lingkungan yang membuat seseorang

berbuat nekad demi memenuhi kebutuhannya, yaitu dengan berbuat tindakan yang

melawan hukum. Selain itu hal yang membuat maraknya tindak pidana pencurian

juga disebabkan, karena kurangnya kesadaran diri seseorang agar tidak

memancing terjadinya pencurian, seperti hal yang berjalan di jalanan yang sepi di

malam hari atau memakai perhiasan yang dapat memunculkan tindakan kriminal.

Salah satu unsur dalam tindak pidana pencurian adalah perbuatan

mengambil barang. Kata mengambil (wegnemen) merupakan dengan cara

menggerakkan tangan dan jari-jari, memegang barangnya, dan mengalihkannya ke

tempat lain. Hal tersebut merupakan efek dari beberapa faktor, yaitu merupakan

faktor ekonomi, faktor sosial, faktor lingkungan sekitar dan faktor kepadatan

penduduk di suatu daerah. Akhir-akhir ini berbagai macam bentuk pencurian

3Sunarso Siswanto, 2008, Viktimologi Dalam Sistem Peradilan Pidana, PT. Sinar

Grafika, Jakarta, hlm. 21

4Peter Mahmud Marzuki, 2 0 1 1 , Pengantar Ilmu Hukum, Prenada Media Group,

Jakarta, hlm. 36.

Page 11: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

3

sudah demikian merebak dan meresahkan orang dalam kehidupan masyarakat

sehari-hari. Bahkan sebagian masyarakat sudah cenderung terbiasa dan seolah-

olah memandang pencurian dengan kekerasan tersebut merupakan kejahatan yang

dianggap sebagai kebutuhan.5

Di dalam penulisan ini, fokus masalah akan diarahkan kepada pencurian

khusus yang diatur dalam Pasal 363 KUHP yang popular disebut tindak pidana

pencurian dengan pemberatan atau sering disebut “curat” yang objeknya adalah

kendaraan bermotor. Dengan demikian, fokus penelitian ini hanya ditujukan pada

pencurian yang diikuti dengan hal-hal yang diatur dalam Pasal 363 KUHP (curat)

terhadap pemilik barang dalam ujud kendaraan bermotor. Dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP), tidak ada ditemukan satu definisi pun tentang

kejahatan dengan pemberatan (curat). Dalam Buku II Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana hanya memberikan perumusan perbuatan manakah yang dianggap

sebagai suatu kejahatan. Misalnya seperti rumusan Pasal 338 KUHP:

“Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena

pembunuhan dengan penjara paling lama lima belas tahun”.

Tindak pidana pencurian yang diatur dalam ketentuan Pasal 363 KUHP

juga merupakan gequalificeerde diefstal atau suatu pencurian dengan kualifikasi

ataupun merupakan suatu pencurian dengan unsur-unsur memberatkan. Dengan

demikian, maka yang diatur dalam ketentuan Pasal 363 KUHP sesungguhnya

hanyalah satu kejahatan, dan bukan dua kejahatan yang terdiri atas kejahatan

pencurian dan kejahatan dengan pemberatan yang sebenarnya kejahatan

5Wirjono Prodjodikoro, 1993, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, PT. Refika

Aditama, Bandung, hlm. 14.

Page 12: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

4

sebagaimana diatur Pasal 362 ditambah dengan unsur-unsur yang terdapat pada

Pasal 363 KUHP. Sudah jelas, bahwa pada hakikatnya, pencurian dengan dengan

pemberatan adalah perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral,

kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan serta merugikan bagi

penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan juga negara.6

Perbuatan melakukan pencurian dengan pemberatan merupakan perilaku

yang negatif dan merugikan terhadap moral masyarakat.7 Pencurian dengan

pemberatan merupakan salah satu penyakit masyarakat yang menunggal dengan

kejahatan, yang dalam proses sejarah dari generasi ke generasi ternyata kejahatan

tersebut merupakan kejahatan yang merugikan orang lain. Oleh karena itu perlu

diupayakan agar masyarakat menjauhi melakukan pencurian dengan pemberatan

tersebut.8

Salah satu fenomena kehidupan masyarakat yang sering terjadi dalam

masyarakat adalah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dengan

pemberatan. Berita tentang pencurian kendaran bermotor bukan saja menarik

perhatian para penegak hukum, tetapi juga mengusik rasa aman masyarakat. Di

Kota Palembang pada tahun ini masyarakat mempunyai penurunan pendapatan,

karena disebabkan harga berbagai komuditas perkebunan seperti kelapa sawit, dan

karet mengalami penurunan harga, sedangkan harga kebutuhan sehari-hari terus

meningkat yang secara tidak langsung mempengaruhi transaksi perdagangan di

6Simons, 1965, Leerboek van het Nederlandshe Strafrecht II, Penerbit PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hlm. 106. 7Ardi Nugrahanto, 2011, Tinjauan Yuridis Tentang Tindak Pidana Pencurian Dengan

Kekerasan Dan Pemberatan Di Wilayah Surabaya Putusan No.1836/Pid.B/2010/Pn. Sby, Skripsi

Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Surabaya, hlm. 3. 8Ibid.

Page 13: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

5

kota. Hal ini membuat masyarakat terus berpikir bagaimana cara untuk menutupi

kebutuhannya, sedangkan pekerjaan penduduk rata-rata sebagai petani. Dampak

dari hal ini menyebabkan banyak kasus pencurian kendaraan bermotor dengan

pemberatan di wilayah hukum Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes)

Palembang yang di antaranya seperti kejadian pada tanggal 14 Maret 2020 Pukul

22.00 wib, di mana Zaenab warga Desa Sukabangun kehilangan sepeda motor

merek Yamaha Mio Nopol BG 5643 UC di halaman depan rumahnya.9

Selain itu kejahatan pencurian kendaraan bermotor sudah merupakan

kejahatan yang terogranisir, bersindikat, di mana ada pihak-pihak yang

menampung barang-barang curian (penadah). Penadah juga dapat dikatakan sama

buruknya dengan pencuri, namun dalam hal ini penadah merupakan tindak

kejahatan yang berdiri sendiri. Hal ini terjadi seperti kasus pencurian kendaraan

bermotor dan penadahan yang dilakukan oleh Anton alias AF di Dusun II Desa

Mendis Kecamatan Bayung Lencir pada tanggal 28 April 2020 pada pukul 00.30

Wib. dan ditangkapnya seorang penadah yang bernama Badri alias Ayi warga

Dusun III, Desa Sudi Mampir Kecamatan Inderalaya, Kabupaten Ogan

Ilir Provinsi Sumatera Selatan.10

Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis ingin melakukan

sebuah penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul: Dasar Hukum Tindak

Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Dengan Pemberatan Berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia.

9Koran Harian Sriwijaya Post, Sabtu Edisi tanggal 16 Maret 2020, hlm. 8

10Koran Harian Sumatera Ekspress, Selasa Edisi tanggal 01 Mei 2020, hlm. 6

Page 14: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

6

B. Permasalahan.

Adapun permasalahan yang dirumuskan penulis dalam penelitian skripsi

adalah sebagai berikut:

1. Apa dasar hukum tindak pidana pencurian kedaraan bermotor dengan

pemberatan berdasarkan KUHP Indonesia?

2. Apa pedoman hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Palembang dalam

menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana pencurian kendaraan

bermotor dengan pemberatan?

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian.

Ruang lingkup penelitian terutama dititikberatkan pada penelusuran

terhadap dasar hukum tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dengan

pemberatan berdasarkan KUHP Indonesia dan pedoman hakim Pengadilan Negeri

Kelas IA Palembang dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku pencurian

kendaraan bermotor. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk

mencari kejelasan guna melengkapi pengetahuan teoritis yang diperoleh selama

studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat bemanfaat sebagai tambahan informasi bagi ilmu

pengetahuan, khususnya dalam bidang hukum pidana, sekaligus merupakan

sumbangan pemikiran yang akan dipersembahkan kepada almamater penulis

nantinya.

D. Kerangka Konseptual.

Agar tidak menimbulkan salah penafsiran terhadap judul penelitian ini,

maka disusun kerangka konseptual seperti berikut:

Page 15: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

7

1. Pengertian dasar hukum adalah norma hukum yang menjadi landasan bagi

setiap tindakan hukum oleh subjek hukum, baik orang perorangan ataupun

yang berbentuk badan hukum.11

Adapun dasar hukum yang dimaksud

dalam skripsi adalah ketentuan pasal tindak pidana pencurian dengan

pemberatan dengan objek kendaraan bermotor menurut KUHP.

2. Pengertian tindak pidana menurut S. R. Sianturi adalah suatu tindakan

pada tempat, waktu dan keadaan tertentu, yang dilarang (atau melanggar

keharusan) dan diancam dengan pidana oleh undang-undang serta bersifat

melawan hukum dan mengandung unsur kesalahan yang dilakukan oleh

seseorang yang mampu bertanggung jawab.12

3. Tindak pidana pencurian adalah mengambil barang, seluruhnya atau

sebagian milik orang lain, dengan tujuan memilikinya secara melanggar

hukum.13

4. Pencurian dengan pemberatan atau pencurian khusus atau pencurian

dengan kualifikasi (gequalificeerde deifstal) diatur dalam KUHP Pasal

363. Adapun yang dimaksud dengan pencurian dengan pemberatan adalah

pencurian biasa yang dalam pelaksanaannya disertai oleh keadaan tertentu

yang memberatkan.

11https://www.google.com/search?q=pengertian+dasar+hukum&ie=utf-8&oe=utf-

8&client=firefox-b. Diakses pada tanggal 12 Nopember 2020 pukul 14.46 WIB.

12

S. R. Sianturi, 2002, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapan, Storia

Grafika, Jakarta, hlm. 208

13

https://www.google.com/search?q=3.%09Tindak+pidana+pencurian+adalah+mengambi

l+barang%2C+seluruhnya+atau+sebagian+milik+orang+lain%2C+dengan+tujuan+memilikinya+s

ecara+melanggar+hukum.&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b. Diakses tanggal 12 Nopember

2020 pukul 15.19 WIB.

Page 16: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

8

5. Pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh

peralatan teknik untuk pergerakkannya, dan digunakan untuk transportasi

darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran

dalam, namun motor listrik dan mesin jenis lain (misalnya kendaraan

listrik hibrida dan hibrida plug-in) juga dapat digunakan. Kendaraan

bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan di atas jalanan. Jenis-jenis

kendaraan bermotor dapat bermacam-macam, mulai dari mobil, bus,

sepeda motor, kendaraan off-road, truk ringan, sampai truk berat.14

6. Pengertian KUHP Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(Dalam bahasa Belanda: Wetboek van Stafrecht disingkat WvS, secara

umum dikenal sebagai KUHPidana atau KUHP) adalah peraturan

perundang-undangan yang menjadi dasar hukum pidana di Indonesia.

KUHP atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana adalah peraturan

perundang-undangan yang mengatur mengenai perbuatan pidana secara

materiil di Indonesia.15

E. Metode Penelitian.

Penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif yang

didukung penelitian hukum empiris atau penelitian hukum normatif-empiris.

Penelitian hukum normatif, yaitu suatu penelitian hukum yang menggunakan data

14https://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bermotor. Diakses tanggal 12 Nopember 2020

pada pukul 14.54 WIB.

15

https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Undang-Undang_Hukum_Pidana. Diakses pada

tanggal 20 Nopember 2020 pada pukul 06.04 WIB

Page 17: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

9

sekunder atau data pustaka dan perundang-undangan, sedangkan penelitian hukum

empiris menggunakan data primer (data lapangan) sebagai data utama, artinya

penelitian hukum empiris berorientasi pada data primer (hasil penelitian di

lapangan). Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, penelitian hukum

empiris, yaitu pendekatan dilakukan penelitian lapangan (field research) dengan

melihat serta mengamati apa yang terjadi di lapangan, penerapan peraturan-

peraturan tersebut dalam prakteknya dalam masyarakat.16

Untuk mendukung

penelitian empiris ini juga digunakan penelitian normatif bila diperlukan dengan

pendekatan undang-undang, yakni dengan menelaah peraturan perundang-

undangan yang terkait.

2. Pendekatan Masalah.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

penelitian yuridis normatif, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan dengan cara

melakukan penelitian pustaka, yakni dengan penelusuran kepustakaan dan

peraturan perundangan terkait, sedangkan pendekatan sosiologis, yakni dengan

melihat fakta-fakta hukum atau kenyataan hukum di lapangan, baik berupa sikap

hukum, perilaku hukum pemahaman hukum dan pendapat hukum yang ada

kaitannya dengan pokok masalah yang akan diteliti. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh dalam pendekatan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Indentifikasi sumber data sekunder yang diperlukan dalam bentuk

peraturan perundang-undangan, peraturan tertulis, dokumen hukum, buku-

buku, hasil penelitian, jurnal, kamus, ensiklopedi dan internet.

16

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 1979, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan

Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 12

Page 18: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

10

b. Berdasarkan identifikasi data tersebut selanjutnya dideskripsikan secara

rinci, sistematis, komprehensif dan akurat sesuai dengan urutan rumusan

masalah dan tujuan penelitian.

c. Data-data sebagaimana dimaksud di atas selanjutnya dianalisis secara

kualitatif untuk kemudian diambil kesimpulan sebagai jawaban terhadap

permasalahan yang diteliti.

3. Sumber dan Jenis Data.

Sumber data dalam penelitian ini meliputi dua hal, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang

diperoleh dari lapangan, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data

yang berasal dari studi kepustakaan dan dokumenter. Sementara mengenai jenis

data dalam penelitian ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan (wawancara) maupun dengan

mengajukan pertanyaan secara tertulis. Oleh karena penelitian ini

menggunakan metode penelitian hukum empiris, maka bahan hukum yang

digunakan adalah:

a) Bahan hukum primer yang meliputi: UUD NRI 1945; Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP); Undang-Undang No. 8 Tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP); Undang-Undang No. 48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang No. 16

Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, dan Undang-

Page 19: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

11

Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia (Polri).

b) Bahan bahan sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, yang terdiri dan buku-buku; jurnal,

makalah, tulisan yang terkait.

c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder;

terdiri dari kamus hukum, kamus bahasa Indonesia, jurnal, surat kabar,

website dan lain-lain.

b. Data sekunder, yakni data yang diperoleh dari penelitian bahan pustaka

dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam peraturan

perundangan, buku-buku, dan artikel yang ada hubungannya dengan

masalah yang akan diteliti.

4. Teknik Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dengan cara:

a. Wawancara tak berstruktur atau wawancara mendalam (in-depth

interviewing), yaitu, cara untuk memperoleh data dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan yang jawabannya diserahkan kepada responden.

Wawancara tak berstruktur sering juga disebut sebagai teknik wawancara

mendalam, karena peneliti merasa tidak tahu apa yang belum diketahuinya.

Dengan demikian, wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat

open-ended, dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan

dengan cara yang tidak secara formal berstruktur guna menggali

Page 20: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

12

pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat

untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan

mendalam. Oleh karena itu dalam hal ini subjek yang diteliti posisinya

lebih berperan sebagai informan dari pada sebagai responden.17

b. Pedoman wawancara, yaitu cara untuk mendukung wawancara yang

dilakukan agar tetap terfokus pada subjek yang diteliti dengan mengajukan

pertanyaan tertulis secara terbuka (tidak ada jawaban pilihan).

5. Teknis Analisis Data.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan analisis kualitatif adalah suatu tata cara

penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan

responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku nyata, yang diteliti dan

dipelajari sebagai suatu yang utuh.18

Sedangkan analisis kualitatif yang digunakan

model interaktif, yaitu komponen reduksi data, sajian data dilakukan bersama

dengan pengumpulan data, dan setelah data terkumpul, maka tiga komponen

tersebut berinteraksi, apabila kesimpulan dilaksanakan kurang kuat, maka perlu

ada verifikasi dan peneliti kembali mengumpulkan data di lapangan. Analisis data

dilakukan dengan secara kualitatif, yaitu dengan melakukan proses

pengorganisasian dan mengurutkan data secara uraian secara sistematis agar

diperoleh pemahaman sesuai dengan perumusan yang telah ditetapkan atau tujuan

penelitian. Dengan kata lain analisis kualitatif adalah mengiterpretasikan atau

mencari makna secara kualitas tentang tanggapan dan pendapat informan, atau

17H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Universitas Sebelas

Maret Press, Surakarta, hlm. 59.

18

Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hlm. 250.

Page 21: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

13

komentar ataupun sikap responden dan selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk

kesimpulan yang diperoleh berdasarkan metode induktif dan induktif.

F. Sistematika Penulisan.

Rencana penelitian skripsi ini akan tersusun secara keseluruhan dalam 4

(empat) bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang, perumusan

masalah, ruang lingkup dan tujuan penelitian, kerangka konseptual,

metode penelitian, sistematika penulisan dan daftar pustaka.

Bab II Tinjauan pustaka yang berisi paparan tentang tentang peraturan

perundang-undangan yang meliputi mengenai pengertian hukum

pidana, pengertian dan tujuan hukum acara pidana, pembuktian, alat-

alat bukti, tinjauan umum tentang penyidik dan penyidikan,

pengertian tindak pidana pencurian.

Bab III Menggambarkan tentang hasil penelitian yang secara khusus

menguraikan pembahasan permasalahan hukum yang diangkat secara

rinci. Bagian-bagian dari pembahasan tersebut akan disesuaikan

dengan hasil penelitian tahap berikutnya sebagai bagian dari proses

penelitian.

Bab IV Bagian penutup dari pembahasan skripsi ini yang diformat dalam

bentuk kesimpulan dan saran-saran.

Page 22: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku Literatur.

Abdoel Djamali, 2010, Pengantar Hukum Indonesia, Edisi Revisi, PT. Rajawali

Pers, Jakarta;

Adami Chazawi, 2003, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayu Media, Malang;

Alexandra Indrayanti Dewi, 2008, Etika dan Hukum Kesehatan, Pustaka Book

Publisher;

Andi Hamzah, 2001 Hukum Acara Pidana Indonesia, Penerbit PT. Sinar Grafika,

Jakarta;

Bagir Manan dan Kuntana Magnar, 2007, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara

Indonesia, Alumni, Bandung;

Bambang Poernomo, 2005, Asas-Asas Hukum Pidana, Penerbit PT. Ghalia

Indonesia, Jakarta;

Bambang Waluyo, 2008, Pidana dan Pemidanaan, PT. Sinar Grafika, Jakarta;

H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Universitas Sebelas

Maret Press, Surakarta;

Hari Sasangka, 2004, Penyidikan, Penahanan, Penuntutan, dan Praperadilan,

Mandar Maju, Bandung;

L&J Law Firm, 2009, Hak Anda Saat Digeledah, Disita, Ditangkap, Ditahan,

Didakwa, Dipenjara, Forum Sahabat, Jakarta;

Moeljatno, 2000, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Rineka Cipta, Jakarta;

Muhammad Nazir, 2008, Metode Penelitian, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta;

Muleong, Lexy J, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung;

Mustafa Abdullah dan Ruben Achmad, 1983, Inti Sari Hukum Pidana, PT. Ghalia

Indonesia, Jakarta;

55

Page 23: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

ii

P.A.F. Lamintang & Djisman Samosir, 2010, Delik-Delik Khusus Kejahatan Yang

Ditujukan Terhadap Hak Milik Dan Lain-Lain Hak Yang Timbul Dari Hak

Milik, Nuansa Aulia, Bandung;

Peter Mahmud Marzuki, 2011, Pengantar Ilmu Hukum, Prenada Media Group,

Jakarta;

R. Soesilo, 1986, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta

Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politiea, Bogor;

S. R. Sianturi, 2002, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapan,

Storia Grafika, Jakarta;

Simons, 1965, Leerboek van het Nederlandshe Strafrecht II, Penerbit PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta;

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 1979, Penelitian Hukum Normatif (Suatu

Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta;

Sowieryo, 2011, Tindak Pidana Ringan, Penerbit PT. Alumni, Bandung;

Sunarso Siswanto, 2008, Viktimologi Dalam Sistem Peradilan Pidana, PT. Sinar

Grafika, Jakarta;

Sunaryo, 2009, Tanya Jawab Seputar Hukum Acara Pidana, Visimedia, Jakarta;

Wirjono Prodjodikoro, 1993, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, PT.

Refika Aditama, Bandung;

Yulies Tiena Masriani, 2004, Pengantar Hukum Indonesia, PT. Sinar Grafika,

Jakarta.

B. Peraturan Perundang-Undangan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP);

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia;

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia (Polri).

56

Page 24: DASAR HUKUM TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN …

iii

C. Skripsi, Koran dan Lain-lain.

Ardi Nugrahanto, 2011, Tinjauan Yuridis Tentang Tindak Pidana Pencurian

Dengan Kekerasan Dan Pemberatan Di Wilayah Surabaya Putusan

No.1836/Pid.B/2010/Pn. Sby, Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Surabaya;

Hasil wawancara penulis dengan Ibu Hj. Rosna, SH., MH, Panitera Pengadilan

Negeri Kelas IA Palembang pada tanggal 28 Januari 2021 di Kantor PN

Negeri Kelas IA Palembang;

Hasil wawancara penullis dengan Bapak Sawaluddin, SH sebagai Advokad pada

tanggal 28 Januari 2021

https://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bermotor. Diakses tanggal 12 Nopember

2020 pada pukul 14.54 WIB.

https://www.google.com/search?q=3.%09Tindak+pidana+pencurian+adalah+men

gambil+barang%2C+seluruhnya+atau+sebagian+milik+orang+lain%2C+d

engan+tujuan+memilikinya+secara+melanggar+hukum.&ie=utf-

8&oe=utf-8&client=firefox-b. Diakses tanggal 12 Nopember 2020 pukul

15.19 WIB.

https://www.google.com/search?q=pengertian+dasar+hukum&ie=utf-8&oe=utf-

8&client=firefox-b. Diakses pada tanggal 12 Nopember 2020 pukul 14.46

WIB;

Koran Harian Sriwijaya Post, Sabtu Edisi tanggal 16 Maret 2020;

Koran Harian Sumatera Ekspress, Selasa Edisi tanggal 01 Mei 2020;

57