25

Click here to load reader

Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

DASAR PEMIKIRAN DAN KERANGKA KERJA

UNTUK TIK DAN PENDIDIKAN GURU

A. Pendahuluan

Kemunculan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah

merambah disegala sektor kehidupan. Tak terkecuali sektor pendidikan.

Dalam pendidikan secara langsung TIK dapat dimanfaatkan sebagai sumber

belajar dan media belajar siswa. Semua komponen pendidikan dapat

memanfaatkan TIK ini dalam lingkup pendidikan begitu juga dengan guru

sebagai ujung tombak pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dalam hal ini

seorang guru yang profesional harus dapat memanfaatkan perkembangan TIK

ini.

Di beberapa negara bahkan sudah mengintegrasikan penerapan dan

pemanfaatan TIK pada pendidikan guru. Baik yang akan menjadi guru atau

yang sudah menjadi guru. Sehingga jika terjun langsung dapat

menerapkannya pada proses pembelajaran disekolah. Topik yang akan diulas

kali ini yaitu tentang pemikiran dan kerangka kerja untuk TIK dan pendidikan

guru yang seharusnya diterapkan mungkin dari pengalaman negara lain kita

dapat mengadopsi dan menerapkannya pula dalam pendidikan di Indonesia.

B. Pembahasan

Pokok bahasan ini menjelaskan tentang pemikiran dan kerangka kerja

untuk proses pelatihan guru dan mitra mereka untuk menerapkan TIK dalam

pendidikan. Hal ini akan membangun pandangan baru tentang proses

pembelajaran yang telah diuraikan sebelumnya dan menjelaskan metode yang

sesuai untuk pengembangan profesional dan perubahan-perubahan secara

terorganisasi. Dalam bagian berikut ini akan dibahas mengenai kerangka

kerja dan tujuan yang rinci untuk kurikulum TIK bagi pendidikan guru.

Model dan kerangka kerja untuk perubahan dibahas dan diilustrasikan pada

akhir dokumen ini.

Di banyak negara yang ditargetkan dengan kurikulum ini, TIK berada

pada tahap awal pengembangan bidang perdagangan, industri, dan khususnya

Page 2: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

dalam masyarakat. Masyarakat dan wilayah mungkin memiliki sumber daya

yang sangat terbatas, sehingga sangat penting untuk melakukan analisis yang

cermat dengan menggunakan pendekatan etnografi untuk mengembangkan

sebuah strategi organisatoris untuk pertumbuhan dan pengembangan

pendidikan dan pendidikan guru yang memanfaatkan TIK. Visinya bukanlah

hanya ke arah TIK yang sesederhana itu sendiri, tetapi pendidikan yang lebih

baik dengan difasilitasi penerapan dan pemanfatan TIK. Penjelasan tentang

visi ini, dicoba dengan cara sebatas dalam bentuk ilustrasi yang diberikan

dalam kerangka kerja. Masyarakat Teknologi Informasi dan Pendidikan Guru

telah mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar bagi pengembangan pelatihan

guru yang efektif dalam TIK (website, 2002). yaitu:

Teknologi harus dimasukkan secara menyeluruh ke dalam program

pendidikan guru

Sepanjang pengalaman mereka dalam pendidikan guru, siswa harus belajar

tentang dan dengan menggunakan teknologi dan bagaimana cara

memasukkannya ke dalam pembelajaran mereka. Pembatasan pengalaman

teknologi pada satu metode pembelajaran atau satu area pendidikan guru,

seperti metode-metode kursus tidak akan mempersiapkan siswa untuk

menjadi guru yang menggunakan teknologi. Layanan ini diawali dimana

siswa pendidikan guru harus belajar tentang berbagai teknologi pendidikan

melalui persiapan yang profesional, dari pendahuluan dan kursus dasar

pengantar untuk pengalaman mengajar siswa dan pengembangan

profesional.

Teknologi harus diperkenalkan dalam bentuk konteks.

Pengajaran diawali dimana pada siswa pelatihan dasar komputer tidak

cukup hanya mengajarkan sistem operasi tradisional, pengolahan kata,

spreadsheet, database dan topik-topik telekomunikasi. Seperti halnya

dengan profesi yang lain, ada tingkatan melek huruf di luar keterampilan

komputer secara umum. Lebih spesifik lagi adalah belajar bagaimana

menggunakan teknologi untuk mendorong peningkatan pembelajaran

siswa. Melek huruf secara profesional paling baik dipelajari dalam

konteks. Pelatihan awal siswa harus banyak mempelajari bagaimana

Page 3: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

menggunakan teknologi, karena hal tersebut akan diintegrasikan ke dalam

pembelajaran dan pengalaman lapangan mereka. Mereka harus melihat

inovasi model pembelajaran dari pengajar dan mentor guru mereka dalam

penggunaan teknologi, mereka harus menggunakannya dalam

pembelajaran mereka sendiri, dan mereka harus secara kreatif

mengeksplorasi penggunaan teknologi dalam proses mengajar mereka.

Pendidik guru, termasuk spesialis dan guru-guru mentor harus

menampilkan teknik pemodelan awal secara teratur dan komprehensif dan

memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengajar dengan

mengunakan teknologi di ruang kelas dari tingkat TK sampai kelas 12.

Siswa harus berpengalaman dalam lingkungan belajar yang inovatif

dan didukung oleh teknologi dalam program pendidikan guru.

Teknologi ini dapat digunakan untuk mendukung bentuk-bentuk

pembelajaran tradisional dan transformasi pembelajaran. Sebagai contoh,

presentasi PowerPoint, dapat meningkatkan perkuliahan tradisional, tetapi

tidak selalu mengubah pengalaman belajar. Di sisi lain, menggunakan

kasus multimedia untuk mengajarkan mata pelajaran yang telah diproses

melalui perkuliahan mungkin menjadi contoh dari pengalaman belajar

yang berubah oleh teknologi. Siswa harus menemukan dua jenis

penggunaan teknologi dalam program mereka, namun, teknologi dalam

pendidikan telah menjanjikan dukungan untuk bentuk-bentuk baru,

inovatif dan kreatif dari pengajaran dan pembelajaran (SITUS , 2002).

Sementara TIK diusulkan dalam kurikulum, pendidikan guru harus

memiliki tujuan yang jelas, lintasan pembangunan negara, daerah dan

organisasi harus sesuai untuk tingkat sumber daya, termasuk pengalaman,

kepemimpinan dan TIK sendiri. Pendekatan secara luas untuk mencapai

penyebaran populasi guru dan organisasi-organisasi yang siap untuk

bergerak maju satu langkah kecil dengan sumber daya yang terbatas yang

mungkin untuk membantu dalam tahap awalnya. Membuat pusat pelatihan

yang sangat baik dan dapat disampaikan yang bisa dijadikan referensi, dan

guru mentoring di lokasi berbeda, serta pendekatan-pendekatan yang

Page 4: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

mungkin sangat efektif untuk dilakukan. Bagian ini akan meninjau tahap-

tahap pendidikan guru dan memberikan contoh pendekatan pendidikan

guru dalam TIK dan melalui TIK.

Tahapan Pendidikan Guru

Pendekatan pengembangan profesional guru harus bergantung pada

konteks dan budaya. Karena ada berbagai pendekatan, gambaran dari

banyak tahapan dimana guru menerima pendidikan guru dapat akan sangat

membantu. Pengembangan profesional untuk memadukan TIK ke dalam

pengajaran dan pembelajaran adalah proses yang berkelanjutan dan tidak

boleh dianggap sebagai salah satu bentuk 'penyuntikan' pada pelatihan

(training). Guru perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan

mereka seperti halnya kurikulum sekolah dan perubahan teknologi.

Individu mengembangkan secara bertahap dan matang dari waktu ke

waktu. Pengembangan pribadi harus disertai dengan pengembangan

organisasi di sekolah, pusat-pusat pelatihan, dan perguruan tinggi.

Di beberapa daerah, guru yang terlibat dalam persiapan sebelum

mengajar di sekolah-sekolah, tahap-tahap yang dimaksud dalam dokumen

ini adalah layanan awal pada pendidikan guru. Saat layanan awal

pendidikan guru,mereka mulai diajarkan dan diberikan dorongan untuk

mengelola kerumitan pekerjaan mereka untuk tahun pertama sampai ketiga

dalam karir mereka. Tahap pengembangan profesional ini disebut dengan

induksi. Fase induksi memerlukan banyak usaha dan komitmen, dan

penelitian di negara-negara maju menunjukkan bahwa sekitar 30% guru

dapat ‘jatuh’ selama periode ini. Beberapa guru tidak mendapatkan

manfaat dari kursus persiapan dan harus belajar sambil mengajar di

sekolah, kondisi ini yang disebut dengan pelatihan di tempat kerja.

Pelatihan ini mungkin dilakukan di sekolah, mungkin dengan jalan guru

menerima pelaksanaan tugas secara normal. Pelatihan guru adalah proses

belajar terus-menerus. Tahap terakhir, yaitu tambahan pengembangan

profesional, disebut pendidikan guru secara in-service.

Page 5: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

Penting untuk dicatat bahwa beberapa model yang kuat dari

pendidikan-guru memberikan pengembangan yang lebih profesional

kepada lebih dari satu kelompok secara bersamaan. Misalnya, persiapan

awal dapat disejajarkan dengan pendidikan guru yang berkelanjutan.

Seorang guru yang sedang berlatih dapat bekerja dengan seorang siswa

pelatihan pendidikan untuk guru pada inovator pendidikan. Hal ini tidak

hanya meningkatkan potensi penelitian untuk guru, tetapi guru dalam

pengalaman pelatihan layanan awal berperan sebagai model dan oleh

karena itu, mungkin lebih mudah bertransisi ke dalam proses mengajar.

Komunitas pembelajaran profesional menyerahkan sepenuhnya

kepada para guru untuk mendukung pengembangan profesional dari para

koleganya dan menerima dukungan dari rekan mereka sendiri. TIK telah

meningkatkan akses ke dan untuk mencapai asosiasi profesional.

Bimbingan dapat dilaksanakan secara lintas geografis dan didukung oleh

interaksi sinkron dan asinkron. Pengembangan profesional juga dapat

ditingkatkan melalui kemitraan dengan masyarakat umum atau swasta.

Kemitraan ini mungkin sangat sesuai untuk pengembangan profesional

yang berkaitan dengan TIK, dengan dukungan keuangan dan teknis yang

disumbangkan oleh perusahaan seperti program pengajaran dari Intel

untuk program masa depan, atau oleh masyarakat setempat.

Itu juga merupakan pengembangan profesional guru. Jika model

guru yang efektif tidak menggunakan teknologi dalam pengajaran di kelas,

maka tidak akan mungkin untuk menyiapkan generasi baru guru yang

efektif menggunakan alat-alat pembelajaran baru. Hal ini juga penting

untuk mempertimbangkan adanya sebuah pertanyaan siapa yang dapat

mengajar. Dengan TIK, siswa sering menjadi guru, dengan menggunakan

proses peer tutoring atau mentoring satu sama lain. Memang, seorang guru

dapat memfasilitasi pembelajaran dengan membalik peran mengajar dan

belajar, dengan siswa bertindak sebagai peserta didik ahli yang menjadi

model dalam proses pembelajaran. TIK memungkinkan hal tersebut bisa

terjadi secara meluas dengan cara yang dapat meningkatkan harga diri,

motivasi dan komitmen siswa.

Page 6: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

Guru membutuhkan dorongan untuk mengadopsi strategi, tidak

merasa malu untuk diajar oleh seorang mahasiswa yang masih muda.

Masyarakat juga bisa menjadi guru, atau setidaknya mengundang ahli. TIK

memperluas jangkauan peluang ini dan menyediakan akses yang luas

untuk mendukung materi yang relevan. Perubahan peran guru sebagai

manajer dan fasilitator dalam beberapa situasi dimana mereka sebagai

guru, membantu para ahli berkomunikasi dengan peserta didik dan

perancang proses pembelajaran. Guru juga mendapatkan pengembangan

profesional dengan belajar dari para ahli. Fokus pengembangan

profesional juga harus diperluas kepada mereka yang bekerja dengan guru:

asisten kelas, pemimpin sekolah, dan anggota organisasi regional dan

nasional untuk kurikulum dan pengembangan profesional. Sebuah visi

bersama untuk peran TIK dalam pendidikan sangat penting untuk

keberhasilannya. Guru mungkin merasa mustahil untuk memasukkan TIK

ke dalam pekerjaan mereka tanpa dukungan dan dorongan dari rekan,

orang tua, dan pemimpin. Jadi, para anggota komunitas juga mungkin

perlu pengembangan profesi bersama dengan guru.

Pendidikan guru dalam TIK

Teknik yang paling jelas untuk pengembangan profesi guru adalah

untuk memberikan kursus pengetahuan dan keterampilan dasar TIK, yang

disampaikan oleh para ahli dari pusat-pusat pelatihan baik nasional

maupun daerah. Jenis-jenis kursus, yang diajarkan di pusat-pusat pelatihan

atau perguruan tinggi dengan silabus yang ditetapkan oleh lembaga

nasional atau regional, telah umum dipraktekkan di banyak negara.

Walaupun sukses, namun pendekatan ini tanpa diikuti tindak lanjut

pelatihan dan dukungan, dibandingkan dengan penggunaan TIK secara

efektif oleh guru-guru yang terlatih. Demikian pula, kursus bagi para guru

di perangkat lunak tertentu dan perangkat keras aplikasi yang sulit untuk

diterapkan dengan cara yang mengakibatkan penggunaan ini aplikasi

dalam instruksi kelas atau praktek profesional lainnya tanpa tambahan

dukungan. Seperti disebutkan dalam bagian sebelumnya, pengembangan

Page 7: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

TIK tidak meningkatkan pendidikan jika fokusnya adalah pada TIK. visi

harus fokus pada apa yang dapat TIK lakukan untuk meningkatkan

pendidikan.

Sebuah pendekatan yang lebih berhasil adalah dengan memberikan

on-site training di tempat di sekolah yang ditujukan kepada guru secara

individu dan didukung oleh pimpinan sekolah. Dua contoh dari pendekatan

ini adalah:

Dalam sebuah program di Inggris, para pembimbing guru dilatih dan

diberikan sumber daya TIK dan kesempatan untuk berkolaborasi

dengan guru kelas. Pembimbing guru dapat melihat konteks di mana

guru bekerja, dan dengan guru, mampu mengembangkan penerapan

TIK yang sesuai untuk kepentingan kurikulum dan mempromosikan

sumber daya organisasi yang sukses di sekolah dan daerah. Akan

tetapi pendekatan ini adalah untuk sumber daya yang intensif dan

tidak layak untuk diterapkan di banyak sekolah.

Baru-baru ini dalam sebuah proyek di Universitas Virginia, pendidik

guru yang ditugaskan untuk bekerja pada sebuah proyek untuk guru-

guru pre-service inovatif membutuhkan penggunaan TIK, dan pada

saat yang sama, dilakukan pelatihan in-service TIK untuk guru di

sekolah dimana pre-service guru diajarkan. Pendidik Guru telah

mengkoordinasikan kegiatan ini dengan perencanaan teknologi di

sekolah. Dalam model ini juga kemitraan sumber daya secara

intensive dan berkelanjutan antara universitas dan sekolah akan

penting untuk peningkatan kapasitas.

Selama dekade terakhir, beberapa negara lambat dalam

memasukkan TIK ke dalam pendidikan juga termasuk ke dalam pelatihan

guru. Hanya akhir-akhir ini saja lembaga-lembaga nasional mulai

menyadari pentingnya pendidikan bagi para guru di awal karir mereka.

Orang muda cenderung lebih cepat menjadi ‘akrab’ dengan TIK, bisa

beradaptasi dan belum terbentuk kebiasaan sulit untuk berubah sesuai

dengan guru yang lebih berpengalaman.

Page 8: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

Dalam tahap pre-service mereka lebih terbuka untuk belajar

bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam instruksi. Berdasarkan

pengalaman panjang mereka dengan cara pembelajaran tradisional,

pendidik guru mungkin merasa sulit untuk mengintegrasikan TIK ke

dalam praktek mengajar mereka. Mereka juga mungkin kurang

pengalaman dalam pengembangan kemitraan yang kompleks antara

pendidikan yang lebih tinggi dengan sekolah yang memfasilitasi

‘teknologi-kaya’ bagi siswa pendidikan guru. Jadi, secara umum yang

perlu dilakukan adalah bahwa fakultas bertanggung jawab terhadap standar

dan lembaga harus menyediakan insentif dan sumber dayanya untuk

mendukung program-program teknologi tinggi dan inisiatif.

Suatu pendekatan yang mendorong kolaborasi antara program

persiapan guru dan masyarakat adalah pembentukan klub komputer bagi

mahasiswa yang tertarik dalam mengajar dan komputer. Pendekatan ini

telah diterapkan dengan sukses di Rusia dan berhasil dengan baik saat

sumber daya komputasi yang ada terbatas. Yang harus diperhatikan

adalah, bagaimanapun juga harus dipastikan bahwa fokusnya adalah pada

pendidikan bukan pada game atau permainan. Model peer tutoring adalah

parameter yang sangat efektif untuk kelompok-kelompok dan dapat

tumbuh dalam kegiatan mentoring bersama dengan guru-guru yang

menjadi siswa memberikan pelatihan TIK kepada teman-teman dan guru

dan mentor guru melatih mengembangkan keterampilan pembimbing,

sebagai guru. Peer tutoring adalah pendekatan yang relatif umum dalam

kelas budaya dunia.

Pendekatan ini efektif, bahkan ketika guru memiliki kecakapan

TIK dan pengetahuan yang kecil. Orang tua dan anggota masyarakat lain

juga dapat berfungsi sebagai guru, tutor, dan pendamping siswa, dan

seluruh masyarakat dapat memperoleh manfaat secara ekonomis, karena

berbagai peningkatan kemampuan TIK di antara anggota masyarakat.

GenY adalah pendekatan peer tutoring yang telah berhasil di banyak

tempat, termasuk di Karibia dan Amerika Serikat.

Page 9: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

Pendidikan guru melalui TIK

TIK juga dapat mendukung pengembangan profesional yang efektif

bagi guru tentang cara menggunakan TIK. Sebuah inisiatif yang terbatas

untuk memasukkan pendekatan inovatif untuk mengajar dan belajar

dengan teknologi baru untuk populasi besar guru bisa menjadi langkah

penting pada awal strategi nasional. Document UNESCO, Pendidikan

Guru Melalui Pembelajaran Jarak Jauh (UNESCO, 2001),

menggambarkan radio interaktif, model pengembangan profesional di

mana program siaran radio memberikan pelajaran setengah jam sehari

memperkenalkan Bahasa Inggris kepada mahasiswa melalui pengalaman

belajar aktif dengan penutur asli (native speaker) Bahasa Inggris. Program

siaran radio bisa menjangkau 11.000 guru di seluruh Afrika Selatan.

Inisiatif ini telah berhasil mengembangkan pendidikan guru bahasa dan

keterampilan teknologi. Sebagian besar kesuksesan ini adalah karena

kemudahan pemilihan teknologi untuk diterapkan di Afrika selatan.

Ketika ICT diperkenalkan ke dalam suatu komunitas, mereka dapat

memenuhi beberapa tujuan dan dapat memperluas konsepsi kita tentang

pendidikan. Sebagai contoh, proyek Drik di Bangladesh yang dimulai

sebagai proyek ekologi. Tujuannya adalah untuk menanam pohon dan

mendidik masyarakat setempat bagaimana cara merawat pohon-pohon

tersebut. Proyek ini memiliki satu unit komputer dengan link Internet di

masyarakat. Pengenalan komputer ini, dipasangkan dengan peer tutoring,

menghasilkan pengembangan keterampilan TIK pada pemuda di daerah

tersebut, dan sekarang sekolah tersebut menjadi pusat layanan TIK baik

lokal maupun di seluruh dunia (termasuk AS). Meskipun guru bukan satu-

satunya pemrakarsa dalam inisiatif ini, mereka telah belajar untuk

mengadopsi dan mengintegrasikan TIK dalam kurikulum dan administrasi

sekolah mereka.

Perluasan dari 'bisnis' sekolah-sekolah di luar tugas-tugas

pendidikan tradisional, tidak umum bagi sekolah-sekolah di lingkungan

orang-orang yang mengalami tekanan dalam hal ekonomi yang

mempelajari nilai teknologi untuk meningkatkan peluang di bidang

Page 10: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

kejuruan. MirandaNet merupakan contoh penting dari guru yang

menggunakan TIK untuk saling mengajar satu sama lain dan membentuk

komunitas baru yang terhubung melalui Internet. Dirancang oleh pendidik

guru yang aktif dan konsultan, MirandaNet didukung oleh mitra dalam

bisnis dan perdagangan. Didirikan di Inggris, telah memperluas komunitas

terintegrasi di Republik Ceko dan Chile, dan sedang dilakukan negosiasi

untuk MirandaNet Cina. Rincian lebih lanjut dari proyek ini diberikan

dalam sebuah studi kasus pada Bab IV. Contoh terakhir pendidikan guru

in-service relevan untuk negara-negara dalam transisi, dimana

pengembangan ketrampilan, keahlian, dan sumber daya telah mengalami

gangguan. Proyek MATEN Eropa memberikan keahlian ke Ukraina

Center yang menciptakan kursus bahasa Inggris bagi guru yang ingin

mengajar melalui internet (MATEN, 2002] Fokus teknologinya adalah

pada pembelajaran dan pengajaran online. Tantangan-tantangan yang ada

di dalamnya antara lain retensi populasi pendidik guru bahasa Inggris yang

sangat terbatas dan akses mereka ke work station internet yang dapat

diandalkan.

Namun demikian, antusiasme sebagian kecil guru di Uni Soviet

yang sangat luas, tidak menghasilkan pendidikan guru TIK untuk

menghasilkan kader-kader penting guru. Situasi ini mungkin bisa

mengembangkan, sebagaimana fasilitas teknologi dan sumberdaya

kurikulum meningkat karena hibah dari negara-negara Eropa dan Amerika

Serikat, terutama untuk guru bahasa Inggris. Penjelasan lebih panjang dari

proyek ini dibahas di dalam bagian IV.

Yang penting untuk dicatat di sini, dalam hubungannya dengan

pengembangan profesional, kemampuan untuk mentransfer sebagian

bahan-bahan tersebut masih dipertanyakan karena mereka dikembangkan

untuk ruang kelas dengan budaya yang sangat berbeda, yang beberapa

diantaranya dianggap sangat kaya akan sumber daya dengan standar

negara-negara berkembang. Bahan-bahan tersebut perlu adaptasi dan

penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan dari budaya yang unik,

lingkungan dan sistem pendidikan negara-negara anggota UNESCO.

Page 11: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

Kerangka Kerja Untuk Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)

dalam Pendidikan Guru

Pendahuluan

Dalam rencana untuk menanamkan TIK ke dalam program persiapan

guru, beberapa faktor penting bagi keberhasilan program ini harus

dipertimbangkan. Bagian ini memberikan kerangka holistik untuk membantu

dalam merancang integrasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke

dalam pendidikan guru. Kerangka ini koheren dengan konteks yang diberikan

oleh masyarakat saat ini dan mencerminkan pemahaman yang lebih tentang

sifat pembelajaran baru, termasuk aspek komunitas pembelajaran selama di

sekolah yang bermuara pada konsep belajar sepanjang hayat (long life

education). Kerangka Holistik akan membantu pendidik guru dan

administrator untuk mempertimbangkan konteks sistem budaya dan

pendidikan, sumber daya teknologi, dan faktor lain yang penting dalam

perencanaan integrasi teknologi ke dalam kurikulum pre-service. Sumber

daya teknologi yang terbatas dan kondisi perubahan yang cepat dalam sistem

pendidikan, ekonomi dan sistem politik merupakan tantangan dalam banyak

konteks dalam kurikulum ini. Di beberapa daerah, kekurangan guru, pendidik

guru, fasilitas dan standar sudah kronis selama bertahun-tahun dan telah

mencapai proporsi kritis. Akses ke sumber daya TIK juga mungkin sangat

terbatas. Dalam dokumen ini, TIK harus secara luas didefinisikan dengan

memasukkan program 'radio interaktif' dan beberapa media termasuk TV,

serta komputer dan perangkat genggam elektronik.

TIK secara umum dalam kerangka kerja kurikulum pendidikan guru

digambarkan pada Gambar 2.1. Bentuk oval ini menekankan bahwa kerangka

kerja harus ditafsirkan mencakup secara keseluruhan. Adalah suatu kesalahan

apabila hanya memilih atau menyalin sebagian saja tanpa peduli untuk

memahami sinergi dari keseluruhan. Dapat diistilahkan bahwa sinergi secara

menyeluruh lebih baik daripada jumlah (gabungan) dari bagian per bagian.

Sebagai contoh, hasil pendekatan kepemimpinan informasi dan visi adalah

Page 12: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

penting untuk menjamin adanya semua komponen perencanaan dan

pelaksanaan rencana integrasi teknologi dan keberadaannya saling

mendukung.

Kerangka ini dirancang oleh wakil-wakil dari proyek-proyek

internasional untuk membantu para pembuat kebijakan, pengembang kursus,

pendidik guru, dan beberapa profesional lain untuk memenuhi pengembangan

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan

guru. Model ini akan membantu memastikan bahwa infrastruktur nasional

dan lokal, budaya dan kemasyarakatan, antara faktor-faktor lain, akan

dipertimbangkan dalam mendesain suatu kurikulum baru, dan kurikulum

yang akan selalu up to date, sebagai perkembangan baru yang dihasilkan oleh

pendidikan dan TIK. Gambar 2.1 menunjukkan kerangka kurikulum terdiri

dari empat kelompok kompetensi yang dikelilingi oleh empat tema

pendukung. Kerangka Kurikulum juga menunjukkan bahwa setiap guru

diperbolehkan untuk menafsirkan kerangka dalam konteks dan pendekatan

pribadi untuk pedagogi, yang selalu dikaitkan dengan disiplin subjek atau

bidang konten, bukan teknologi itu sendiri. Keempat tema yang mengikat

kurikulum secara keseluruhan dijelaskan secara singkat di bawah ini, diikuti

dengan deskripsi dari empat kompetensi inti. Akhirnya, kurikulum inti

digambarkan dengan contoh hipotesis yang menunjukkan bagaimana

framework bisa diterapkan dalam situasi tertentu. Ilustrasi lebih lanjut

diambil dari pengembangan kolaboratif pendidikan guru di tujuh negara di

Eropa yang dapat ditemukan secara online di T3 Showcase di

http://telematics.ex.ac.uk/T3 (Davis et al, 1999) dan dari proyek-proyek di

Amerika dalam situs web nasional PT3 di http://www.pt3.org.

Page 13: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

C. Kesimpulan

1. Prinsip-prinsip dasar bagi pengembangan pelatihan guru yang efektif dalam

TIK yaitu :

Teknologi harus dimasukkan secara menyeluruh ke dalam program

pendidikan guru

Teknologi harus diperkenalkan dalam bentuk konteks.

Siswa harus berpengalaman dalam lingkungan belajar yang inovatif dan

didukung oleh teknologi dalam program pendidikan guru.

2. Tahapan pendidikan guru dalam TIK pada dasarnya ada 2 yaitu :

a. Tahap Pre-Service (Pelatihan ini dilakukan di sekolah, mungkin

dengan jalan guru menerima pelaksanaan tugas secara normal,

perlatihan ini merupkan proses belajar terus-menerus)

b. Tahap In-Service (diberikan pada saat proses belajar mengajar sedang

berlangsung, melalui pengalaman-pengalaman mengajar, lebih berfokus

pada pengembangan professional guru)

3. Tahapan pendidikan guru secara keseluruhan

Pendekatan pengembangan profesional guru harus bergantung pada

konteks dan budaya.

Pengembangan profesional untuk memadukan TIK ke dalam

pengajaran dan pembelajaran adalah proses yang berkelanjutan.

Guru perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka seperti

halnya kurikulum sekolah dan perubahan teknologi.

Pengembangan pribadi harus disertai dengan pengembangan organisasi

di sekolah, pusat-pusat pelatihan, dan perguruan tinggi

4. Contoh pendekatan pendidikan guru dalam TIK :

a. Di Inggris para pembimbing guru dilatih dan diberikan sumber daya

TIK dan kesempatan untuk berkolaborasi dengan guru kelas.

b. Di Universitas Virginia, pendidik guru ditugaskan untuk bekerja pada

sebuah proyek yang secara inovatif membutuhkan penggunaan TIK,

Page 14: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

dan pada saat yang sama, dilakukan pelatihan in-service TIK untuk

guru di sekolah dimana pre-service guru diajarkan. Adanya

koordinasikan kegiatan ini dengan perencanaan teknologi di sekolah.

c. Di Rusia sukses dengan pendekatan yang mendorong kolaborasi antara

program persiapan guru dan masyarakat adalah pembentukan klub

komputer bagi mahasiswa yang tertarik dalam mengajar dan komputer

d. Di banyak tempat khususnya yang sudah terlaksana di Karibia dan

Amerika Serikat menggunakan Model peer tutoring (Gen Y), model ini

sangat efektif untuk kelompok-kelompok dan dalam kegiatan

mentoring bersama. Guru-guru yang menjadi siswa memberikan

pelatihan TIK kepada teman-teman dan guru

5. Pendidikan guru melalui TIK :

a. Dapat melalui pemanfaatan radio interaktif, seperti di Afrika Selatan

yang sukses dengan pelajaran bahasa Inggrisnya

b. Memanfaatkan komputer dan internet, televisi, serta media lain dalam

pembelajaran.

Page 15: Dasar Pemikiran dan Kerangka Kerja untuk TIK dan Pendidikan Guru

DASAR PEMIKIRAN DAN KERANGKA KERJA

UNTUK TIK DAN PENDIDIKAN GURU

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

TEKNOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pembimbing

Dr. As’aril Muhajir, M. Ag

Oleh:

Novi Sriariani ( NIM.2841094045 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

STAIN TULUNGAGUNG

2011