26
LAPORAN PRAKTIKUM PENCEGAHAN KOROSI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 MODUL : Proteksi Katodik PEMBIMBING : Ir.Nurcahyo, MT. Praktikum : 17 Maret 2014 Penyerahan : 24 Maret 2014 (Laporan) Oleh : Kelompok : VIII Nama : 1. Voninurti Septiani .111424028 2. Wilda Rahma Fulyani .111424029 3. Yunita Eka Saputri Nala .111424030 4. Yunus Muharrahman .111424031 Kelas : 3A-TKPB

Dasar Teori

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Praktikum korosi

Citation preview

Page 1: Dasar Teori

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEGAHAN KOROSI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL : Proteksi Katodik

PEMBIMBING : Ir.Nurcahyo, MT.

Praktikum : 17 Maret 2014

Penyerahan : 24 Maret 2014

(Laporan)

Oleh :

Kelompok : VIII

Nama : 1. Voninurti Septiani .111424028

2. Wilda Rahma Fulyani .111424029

3. Yunita Eka Saputri Nala .111424030

4. Yunus Muharrahman .111424031

Kelas : 3A-TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

PROTEKSI KATODIK

Page 2: Dasar Teori

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korosi didefinisikan sebagai suatu proses penurunan mutu suatu material logam.

Hal ini dapat terjadi oleh lingkungan dengan peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga

timbul kesetimbangan antara logam dengan lingkungannya. Korosi merupakan suatu

masalah yang sangat umum terjadi pada industri. Apabila tidak ditangani dengan baik,

korosi dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi industri. Pengendalian korosi

dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu desain dan pemilihan material, pengendalian

media korosif (chemical treatment), pelapisan (coating), proteksi katodik dan proteksi

anodik. Faktor penyebab terjadinya korosi pada pipa adalah air kimia, pH fluida, jumlah

oksigen, suhu, kecepatan / tekanan fluida dalam pipa. Proteksi katodik merupakan salah

satu cara untuk mencegah terjadinya korosi pada logam. Prinsip kerjanya adalah dengan

mengubah benda kerja menjadi katoda. Proteksi katodik dilakukan dengan cara

mengalirkan elektron tambahan ke dalam material.  Terdapat dua jenis proteksi katodik,

yaitu metode impressed current dan sacrified anode.

1.2 Tujuan

Dapat mengetahui dan memahami cara melakukan proteksi katodik terhadap sistem

perpipaan

Melindungi sistem perpipaan didalam tanah dengan cara proteksi katodik

Mengetahui jenis – jenis anoda

Dapat mengetahui perbedaan antara sistem perpipaan yang alami dengan sistem

perpipaan yang terlindungi proteksi katodik.

II. LANDASAN TEORI

Page 3: Dasar Teori

Pengendalian Korosi

Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal

mungkin. Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan

(coating), proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.

1. Pengendalian Korosi dengan Metode Pelapisan (Coating)

Metode pelapisan atau coating adalah suatu upaya mengendalikan korosi

dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya, dengan

pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam

krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan

terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah

pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan

terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut. Logam seng juga

digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak membentuk lapisan

oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah

logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi

oksidasinya:

Zn(s)⎯⎯→Zn2+(aq) + 2e– Eo= –0,44 V

Fe(s)⎯⎯→Fe2+(g) + 2e– Eo= –0,76 V

Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis

seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa

seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja

stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan

nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial

reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.

2. Pengendalian Korosi dengan Proteksi Katodik

Page 4: Dasar Teori

Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan

korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki

penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi.

Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan

teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi

akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Proses katodik dengan menggunakan logam Mg.

Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut.

Anode : 2Mg(s) ⎯⎯→ 2Mg2+(aq) + 4e–

Katode : O2(g) + 2H2O (l) + 4e– ⎯⎯→ 4OH–(aq)

Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O ⎯⎯→ 2Mg(OH)2(s)

Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan

selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.

Proteksi katodik adalah suatu cara perlindungan korosi secara elektrokimia di

mana reaksi oksidasi pada sel galvanik dikonsentrasikan pada anoda dan

menghilangkan korosi pada katoda. Struktur yang akan dilindungi secara listrik dibuat

negatip sehingga bertindak sebagai katoda. Elektroda yang lain secara listrik dibuat

positip dan bertindak sebagai anoda hingga tercipta suatu sistem rangkaian arus listrik

searah tertutup sebagaimana hanlnya bila sepotong logam terkorosi. Proteksi katodik

Page 5: Dasar Teori

adalah cara yang efektif dalam mencegah stress corrosion cracking (retak karena

korosi). Sistem ini membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di antara keduanya dan

adanya elektrolit. Dengan kata lain, penerapannya hanya mungkin bila struktur yang

diproteksi dan anoda berada pada hubungan secara langsung baik secara elektronik

maupun elektrolit. Proteksi katodik dapat diterapkan dengan dua cara, yaitu :

a. Cara arus tanding (impressed current)

Metode ini menggunakan masukan arus listrik dan anoda inert yang tidak akan

habis sehingga sistem ini dapat digunakan pada waktu yang lama. Metode

impressed current ini biasanya digunakan pada lingkungan yang memiliki

resistivitas yang tinggi. Keuntungan dan kerugian dari teknik pencegahan korosi

secara IC ini yaitu :

Keuntungan :

1. Jika tersedia cukup tegangan listrik maka arus proteksi dapat ditingkatkan sesuai

yang diinginkan, selama material anoda tetap berfungsi.

2. Tegangan tidak perlu besar walaupun ada kehilangan karena tahanan, karena hal

ini dapat diatur dengan meningkatkan arus.

Kerugian :

1. Membutuhkan pembangkit arus DC yang tersedia cukup dan kontinu.

2. Harus selalu memperhatikan arah arus yang diberikan agar tidak terbalik

3. Membutuhkan pengawasan tenaga ahli.

4. Anodanya harus tersekat dan tahan air jika pencelupannya memungkinkan,

terjadinya korosi pada bagian sekatnya.

5. Sistem arus tanding dengan anoda dari logam-logam inert harus ada pelindung

arus.

Gambar 2 Impressed Current

Page 6: Dasar Teori

Proteksi katodik ini banyak digunakan pada industri-industri, terutama pada

pipa-pipa yang perananannya sangat penting dalam produksi. Namun, proteksi

katodik pada pipa-pipa ini akan mungkin digunakan (dilihat secara ekonomi)

apabila terminal point dipakaikan suatu isolating joint untuk memisahkan pipa yang

diproteksi dengan pipa yang memiliki resistansi yang rendah. Isolating joint ini

tidak cocok digunakan untuk instalasi yang besar seperti compressor station dan

industrial plant. Biaya yang diperlukan serta kemungkinan terjadinya kegagalan

dalam proteksi katodik akibat dari kompleksitas dari sistem dan jumlah joint yang

sangat banyak.

Gambar 3 Isolating Joint

Proteksi katodik dapat berpengaruh terhadap struktur lain yang berada di

dekatnya. Arus listrik yang keluar dari anoda dapat saja mengalir ke struktur lain

(bukan pipa yang diproteksi) sehingga dapat menyebabkan korosi pada struktur

tersebut. Arus yang mengalir ke tempat lain ini disebut stray current. Korosi akibat

adanya stray current ini disebut interferensi.

Gambar 4 Korosi akibat adanya Stray Current

Page 7: Dasar Teori

Untuk mencegah terjadinya hal ini, maka digunakan beberapa metode, yaitu :

menggunakan catodic shielding

menggunakan sacrificial anode

Gambar 5 a) SA (kiri), b) CS (kanan)

b. CP Galvanik / Cara anoda korban (sacrificial anode)

CP galvanic / anode korban dibuat dalam berbagai bentuk dengan

menggunakan alloy (campuran logam) dari seng, magnesium dan alumunium. CP

galvanic adalah metode dengan menghubungkan benda kerja dengan logam lain yang

memiliki potensial reduksi yang lebih kecil. Hal ini akan menyebabkan terjadinya suatu

sel galvanik dan menjadikan benda kerja sebagai suatu katoda.

Untuk mendapatkan CP yang efektif, potensial dari permukaan baja dipolarisasi

(didorong) agar menjadi lebih negatif hingga permukaannya memiliki potensial yang

seragam. Pada tahap ini, daya dorong yang dapat menyebabkan reaksi korosi menjadi

tertahan. Anode galvanik kemudian akan terus terkorosi, memakan material anode

hingga suatu saat perlu diganti. Polarisasi disebabkan oleh laju arus dari anode yang

menuju ke katode. Daya dorong bagi laju arus dari CP adalah perbedaan potensial

elektrokimia antara anode dan katode. Keuntungan dan kerugian menggunakan metode

CP Galvanik, yaitu :

Page 8: Dasar Teori

Keuntungan :

1. Dapat digunakan walaupun tidak ada sumber listrik dari luar.

2. Tidak mengeluarkan tambahan biaya untuk pemakaian alat-alat listrik.

3. Sangat mudah pengawasannya sehingga tidak dibutuhkan orang yang benar-benar

ahli.

4. Arus tidak mungkin mengalir pada arah yang salah sehingga proteksi benar-benar

terjadi.

5. Pemasangan anoda korban sederhana.

6. Kemungkinan terjadinya overprotecting kecil.

7. Tidak diperlukan adanya sumber energy.

Kerugian :

1. Arus yang tersedia bergantung pada luasan anoda, tentunya bersifat lebih

konsumtif bila struktur yang diproteksi sangat besar.

2. Bila ada sumber arus DC maka energi yang dibutuhkan dapat tersedia dengan

biaya lebih murah.

3. Anoda yang habis harus diganti.

4. Anoda akan menambah berat dari struktur.

5. Arus terbatas

Beberapa kriteria dalam proteksi katodik baja korban dengan cara anoda korban

adalah :

1. Potensial negatif (katoda) sekurangkurangnya –0,800 volt diukur antara

permukaan struktur dengan elektroda Ag/AgCl yang dihubungkan di dalam air

laut.

2. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,3 volt yang dihasilkan dari

arus proteksi.

3. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,1 volt yang diukur dengan

adanya gangguan arus dan pengukuran perubahan potensial.

Penilaian kinerja anoda korban dalam memproteksi baja karbon meliputi:

Page 9: Dasar Teori

1. Kapasitas anoda, yaitu jumlah arus yang didapat untuk satu satuan waktu yang

dihasilkan dari berat anoda tertentu. Perhitungan kapasitas nyata anoda korban

menggunakan persamaan :

2. Laju konsumsi anoda, menunjukkan rata-rata berkurangnya berat anoda karena

memproteksi katoda. Perhitungan laju konsumsi anoda korban menggunakan

persamaan :

3. Efisiensi anoda, menunjukkan persentase kapasitas anoda teoritis yang dicapai

dalam prakteknya. Perhitungan efisiensi anoda karbon menggunakan persamaan

kapasitas teoritis kapasitas nyata.

Efisiensi = kapasitas nyata/kapasitas teoritis

4. Waktu induksi anoda, yaitu waktu yang dibutuhkan anoda untuk menghasilkan

potensial katoda yang stabil pada nilai potensial proteksi. Merupakan waktu

untuk mempolarisasi-negatifkan logam yang dilindungi menjadi katodik.

5. Potensial proteksi, yaitu potensial yang disuguhkan sewaktu memberikan

informasi mengenai perilaku perlindungan anoda terhadap katoda dalam suatu

kurun waktu.

6. Pola korosi anoda, anoda harus mempunyai kecenderungan terkorosi sendiri

(parasitic corrosion) yang kecil, yang berarti anoda harus mempunyai pola korosi

yang merata (uniform corrosion).

c. Pengendalian Korosi dengan Penambahan Inhibitor

Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan

korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor

korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor

anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.

1) Inhibitor anodik

Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan

cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik

yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.

2) Inhibitor katodik

Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan

cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas

Page 10: Dasar Teori

oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor

katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.

3) Inhibitor campuran

Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di

katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial

berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis

ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.

4) Inhibitor teradsorpsi

Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi

permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang

teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah

merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Voltmeter2. Terminal3. Adaptor4. Elektroda Cu/CuSO45. Elektroda karbon6. Test Box7. Palu8. Linggis9. Sendok semen10.Rectifier

IV. PROSEDUR KERJA

a. Proteksi Katodik dengan cara Sacrificial Anode (SA)

Ulangi langkah (*) sampai selesai untuk

Ukur potensial sel proteksi dengan

Hubungkan kembali jumper dan tunggu

Ukur potensial sel anoda dengan

voltmeter

Buat lubang pada tanah dan tancapkan elektroda Cu/CuSO4

Lepaskan jumper yang menghubungkan kabel pipa dan kabel anoda

Ukur potensial sel pipa dengan menggunakan

voltmeter

(*)Buka tutup test box dengan

menggunakan palu

Siapkan alat yang digunakan

Page 11: Dasar Teori

b. Proteksi Katodik dengan Cara Impressed Current

c. Mengukur potensial sel pipa

Ulangi langkah (*) sampai selesai untuk

Ukur potensial sel proteksi dengan

Hubungkan kembali jumper dan tunggu

Ulangi langkah (*) sampai selesai untuk

test box lainnya

Ukur potensial sel pipa dengan

voltmeter

Hubungkan ke kabel dalam test box dan

tunggu beberapa menit

Tancapkan elektroda karbon ke tanah

Sambungkan adaptor ke stop kontak

Sambungkan rectifier ke terminal dan atur tegangan

listrik pada 220volt

Sambungkan terminal ke sumber arus listrik

Gunakan adaptor agar tegangan lebih kecil dan aman digunakan

(*)Buka tutup test box dengan

menggunakan palu

Siapkan alat yang digunakan

Ukur potensial sel pipa dengan menggunakan

voltmeter

Buat lubang pada tanah dan tancapkan elektroda Cu/CuSO4

Lakukan hal yang sama untuk beberapa bagian

pipa yang berbeda

Lukai pipa pada bagian flens

Siapkan alat yang digunakan

Page 12: Dasar Teori

d. Mengukur potensial pipa dan jembatan

Ukur ptonsial sel untuk pipa dan jembatan pada

bagian kiri dan kanan

Dekatkan jembatan pada pipa dengan

menggunakan katrol

Ukur potensial sel jembatan dengan

voltmeter

Buat lubang pada tanah dan tancapkan elektroda Cu/CuSO4

Lukai sedikit pada bagian jembatan

sebelah kanan

Ukur potensial sel pipa dengan menggunakan

voltmeter

Buat lubang pada tanah dan tancapkan elektroda Cu/CuSO4

Ulangi hal yang sama untuk bagian pipa

sebelah kanan

Lukai sedikit bagian pipa sebelah kanan

Siapkan alat yang digunakan

Page 13: Dasar Teori

V. DATA PENGAMATAN

1. Pengukuran Potensial Dengan Proteksi Katodik Tipe Anoda Korban (Sacrificial

Anode)

TIPE PROTEKSI :

Anoda Korban/AK

Percobaan I

E0 (-mV/CSE)

Pipa Anoda Eproteksi

AK 1(Mg pelapisan

powder)

617 1522 1040.5

AK 2(Mg) 435 177.8 451

AK 3 (Al) 529 160 290

Catatan : AK 2 dan AK 3 mengalami korosi karena memiliki potensial

<600Mv .Akan tetapi ketika dibandingkan , AK 2 lebih parah daripada AK 3 karena rentang

dari ideal potensial (600mV) yang lebih besar.

2. Pengukuran Potensial Dengan Proteksi Katodik Arus Paksa (Impressed

Current)

Tipe proteksi

(Arus Paksa/AP)

Testbox

1

Testbox

2

AP 1 1,524 642

AP 2 410 646

AP 3 419 855

DP (Drain Point) 1,214 877

Page 14: Dasar Teori

Catatan : AP 2 dan AP 3 pada testbox 1 terkorosi karena memiliki potensial <600mV.

3. Pengukuran Potensial dengan Proteksi Katodik pada Insulation Joint

Insulation Joint

E0 (-mV/CSE)

Bawah Atas

Insulasi I 1,031 1,033

Insulasi II 1,033 567

Insulasi III 619 619

Catatan : Bagian atas dan bawah (Insulasi I) memiliki potensial yang sama

pada kondisi bermuatan listrik (>600mV) menandakan bahwa insulasi tidak bekerja

dengan baik. Sedangkan pada Insulasi III walaupun memiliki potensial yang sama

akan tetapi masih kondisi normal (600mV). Penggunaan insulation join yaitu untuk

mencegah masuknya suatu elektron atau arus mengalir ke pipa yang sudah memiliki

sensor untuk mengukur suatu laju alir,tekanan, dan suhu gas atau fluida yang

melewati pipa untuk mencegah konsleting.

4. Pengukuran Potensial dengan Proteksi Katodik pada Pipa Diatas Jembatan

Tanpa atau Dengan Konduktor.

Kondis

i

I

Ujung

pipa

Ujung

jembatan

1,002 150

1,008 16

II 1,020 360

1,025 210

Ket : I = Pipa dan jembatan terpisah

II = Pipa kontak dengan jembatan

Page 15: Dasar Teori

Catatan : Terlihat nilai potensial dari kondisi I ke 2 naik seiring dikontakannya pipa

dengan jembatan. Hal ini disebabkan oleh transfer elektron merata dari pipa ke jembatan.

VI. PENGOLAHAN DATA

a. Grafik Proteksi Katodik Anoda Korban (Sacrificial Anode)

1 2 3

Pipa 617 435 529

Anoda 1522.0 177.8 160.0

Eproteksi 1041 451 290

100

500

900

1300

617435 529

1522.0

177.8 160.0

1041

451290

Proteksi Katodik Anoda Korban E0

(-m

V/CS

E)

b. Grafik Proteksi Katodik Arus Paksa (Impressed Current)

1 2 3 4

Test Box 1 1,524 410 419 1,214

Test Box 2 642 646 855 877

100300500700900

1,1001,3001,5001,700

1,524

410 419

1,214

642 646855 877

Proteksi Katodik Arus Paksa

E0 (-

mV/

CSE)

c. Grafik Proteksi Katodik pada Insulation Joint (IJ)

Page 16: Dasar Teori

d. Grafik

Proteksi Katodik pada Pipa Diatas Jembatan

1 2 3 40

200

400

600

800

1,000

1,200

1,002 1,008 1,020 1,025

150

16

360

210

Proteksi Katodik pada Ujung Pipa dan Jembatan

E0 (-

mV/

CSE)

Kondisi

1 2 30

200

400

600

800

1,000

1,200 1,031 1,033

619

1,033

567 619

Proteksi Katodik Insulation Joint (Ij)

E0 (-

mV/

CSE)

Insulasi

Page 17: Dasar Teori

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pencegahan korosi dengan Proteksi Katodik, yaitu teknik

yang digunakan untuk mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan memanfaatkan

prinsip kejenuhan electron. Proteksi Katodik yang dilakukan pada praktikum ini ada dua cara,

yaitu Sacrificial Anode (SA) dan Impressed Current (IC). Pada sistem perpipaan bawah tanah

yang dimiliki oleh laboratorium Pengendalian Korosi terdapat tiga buah Sacrificial Anode

(SA) dan empat buah Impressed Current (IC).

Dari data pengamatan yang diperoleh saat praktikum, dua SA menggunakan logam Mg

sebagai anoda dan satu buah SA yang lain menggunakan logam Al sebagai anoda. Logam Mg

masih dalam keadaan baik dan memiliki nilai potensial yang besar sehingga dapat

memproteksi pipa. Pipa yang diproteksi oleh logam Mg memiliki potensial >600 mV yang

berarti pipa tersebut tidak terjadi korosi. Sedangkan anoda Al memiliki potensial yang sangat

kecil yaitu <600 mV sehingga saat dilakukan pengukuran, anoda tersebut tidak dapat

memproteksi pipa dan pipa tersebut sudah terkorosi karena nilai potensialnya <600 mV.

Metode sistem proteksi katodik lainnya adalah Impressed Current (IC). Pada metode

impressed current, anoda dihubungkan dengan voltmeter sedangkan katoda dihubungkan

dengan Ground Bed. Groundbed ini berfungsi untuk membuang atau mengalihkan arus agar

tetap DC (bermuatan kutub negatif) sehingga groundbed ini ditancapkan di dalam tanah

dengan jarak tertentu yaitu sekitar 10 meter dari tempat pengukuran. Logam lain yang

bersifat inert, contoh logam yang bisa digunakan sebagai grounbed yaitu platina. Karena

harga logam inert sangat mahal sehingga sebagai penggantinya digunakan logam besi karena

dianggap mampu menyalurkan arus positif ke lingkungan lain.

Page 18: Dasar Teori

Pada praktikum untuk mengukur testbox IC dilakukan dua kali pengukuran, yang pertama

dengan menanam logam besi di tanah yang basah dan yang kedua dengan menanam logam

besi di daerah tanah yang berbatu. Kedua pengukuran tersebut memiliki nilai yang berbeda.

Pada tanah yang basah, terdapat dua buah IC yang potensialnya <600 mV, tetapi pada tanah

yang berbatu, seluruh pipa dapat terproteksi karena potensialnya >600 mV.

Selanjutnya dilakukan pengukuran Insulating Joint dan pipa yang dekat dengan konstruksi

jembatan. Setelah dilakukan pengukuran, dari data percobaan yang diperoleh, Insulating

Joint ini masih berfungsi dengan baik karena dapat terlihat jelas perbedaan potensial pada sisi

yang satu dengan sisi yang lainnya. Untuk pipa yang dekat dengan konstruksi jembatan

dilakukan dua kali pengukuran, yang pertama konstruksi jembatan tidak menempel dengan

pipa, dan yang kedua konstruksi jembatan menempel pada pipa. Pada pipa dan konstruksi

jembatan yang tidak menempel, potensial pipa berbeda jauh dengan konstruksi karena

terdapat jarak diantaranya sehingga perpindahan electron lebih lama (terhambat). Material

pipa dan konstruksi yang berupa besi merupakan konduktor jadi dapat menyerap electron

sehingga lama kelamaan arus dari pipa bisa sedikit bocor ke konstruksinya. Sedangkan pada

konstruksi jembatan dan pipa yang menempel, terjadi kebocoran arus dari pipa ke konstruksi.

Hal ini disebabkan oleh adanya kontak antara keduanya sehingga memudahkan perpindahan

arus. Hal ini terbukti dari data yang menunjukkan bahwa potensial konstruksi meningkat

ketika pipa dan konstruksi menempel.

Page 19: Dasar Teori

VIII. KESIMPULAN

Metoda anode korban (sacrificed anode), yaitu metode yang mengorbankan logam

lain yang lebih mudah teroksidasi sehingga logam besi terlindungi dari korosi. Cara

ini tidak memerlukan sumber energi tambahan, murah dan mudah dilakukan tetapi

arusnya terbatas dan harus ada penggantian terhadap anode yang habis karena

terkorosi.

Metoda arus paksa (impressed current), merupakan metode yang menggunakan arus

listrik, elektron dari arus listrik dipaksa untuk mengalir ke sistem perpipaan. Cara ini

memerlukan perawatan yang baik dan juga memerlukan biaya eksternal. Elektron dari

arus listrik dipaksa untuk mengalir ke sistem perpipaan

Sebagian besar pipa bawah tanah di laboratorium Pengendalian Korosi masih dalam

keadaan baik dan tidak terkorosi karena telah di proteksi.

Insulating Joint yang dimiliki laboratorium Pengendalian Korosi masih berfungsi

dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://hardiananto.wordpress.com/2010/01/18/proteksi-katodik-lokal-pada-industrial-

plant-dan-compressor-station

http://portal.djmbp.esdm.go.id/sijh/kep-mentamben-300-1997.pdf

http://www.scribd.com/doc/40076029/KOROSI-PADA-PIPA

http://id.wikipedia.org/wiki/Proteksi_katodik

Page 20: Dasar Teori