Upload
pangestuningtyasdiah
View
101
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dasar teor mengenai intensitas radiasi matahari di indonesia, potensi energi matahari dan hal - hal yang mempengaruhi radiasi yang diterima PV
Citation preview
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
1/19
7
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Energi MatahariMatahari merupakan bola yang tersusun oleh materi gas yang sangat panas
dengan diameter 1,39x109m. Matahari merupakan benda langit dengan energi
yang sangat besar. Energi diproduksi pada bagian dalam matahari dan terkirim ke
permukaan yang kemudian teradiasi ke luar angkasa. Bagian inti, yang terdiri dari
40% massa matahari, dapat membangkitkan 90% dari total energi keseluruhan
yang dapat dibangkitkan. Semakin ke permukaan bola, suhu mengalami
penurunan yang sangat besar, hingga 135.000 K dari inti matahari.[8]
Matahari merupakan sumber utama bagi kehidupan di bumi, sumber
energi yang dihasilkan oleh matahari berupa energi panas dan energi cahaya yang
dipergunakan makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bumi
menerima 175 x 105Watt radiasi surya pada atmosfer terluar. Kurang lebih 30%
dari total radiasi surya terefleksi kembali ke ruang angkasa, dimana 70% sisanya
terserap oleh awan, lautan, dan juga daratan.[8]
Salah satu pemanfaatan energi cahaya matahari yang sekarang sedang
dikembangkan adalah konversi energi cahaya matahari menjadi energi listrik yang
ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi photovoltaicyang terdiri dari
sel sel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon. Pada
kondisi yang cerah dengan radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi
sebesar 1000 Watt/m2 dengan temperatur sebesar 25o C maka panel surya yang
mempunyai luasan sebesar 1m2 dan efisiensi sebesar 10% dapat menghasilkan
energi listrik sebesar 100 Watt.[16]
2.2 Potensi Energi Matahari di IndonesiaIndonesia merupakan negara yang dilewati oleh garis katulistiwa sehingga
Indonesia mempunyai iklim tropis dan mempunyai 2 musim dalam setahun yaitu
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
2/19
8
musim penghujan pada bulan Oktober hingga bulan Maret, dan musim kemarau
pada bulan April hingga bulan September. Kedua hal ini merupakan modal utama
bagi Indonesia untuk mengembangkan teknologi photovoltaic karena membuat
intensitas penyinaran matahari di Indonesia relatif konstan setiap tahun sebesar
4,5 kWh/m2/hari.[3]
Lamanya waktu siang dan malam di negara Indonesia besarnya sama yaitu
sebesar 12 jam sehingga negara Indonesia mempunyai potensi penyinaran
matahari yang relatif konstan dan merupakan potensi bagi negara Indonesia untuk
mengembangkan teknologi photovoltaic sebagai salah satu teknologi terbarukan
pengganti teknologi konvensional yang masih banyak digunakan oleh Indonesia
sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Potensi
energi matahari di berbagai belahan bumi dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Besar rata-rata energi radiasi cahaya diberbagai belahan bumi
Data dari potensi energi matahari dari radiasi matahari yang dapat diterima di
wilayahwilayah Indonesia adalah sebagai berikut (Utami, 1999)[13]:
Wilayah kepulauan timur seperti Sulawesi dan Bali Barat dan Papua Timur,secara umum dapat dikatakan kering dapat menerima radiasi matahari
tertinggi sebesar 66,5 kWh/m2/hari.
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
3/19
9
Daerah pegunungan di Papua, Sulawesi dan Jawa, yang terkadang berkabutpada siang hari dapat menerima radiasi matahari sebesar 4,5 5,5kWh/m2/hari.
Kawasan dataran rendah seperti di pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatera,yang merupakan daerah rawa-rawa dan hutan lebat dapat menerima radiasi
matahari sebesar 45 kWh/m2/hari.
2.3 Intensitas Radiasi MatahariIntensitas radiasi matahari merupakan banyaknya energi yang diterima
bumi per satuan luas per satuan waktu (Wh/m2) yang nilainya berubah ubah
tergantung pada beberapa faktor, seperti letak astronomis suatu tempat terutama
garis lintang lokasi, gerak semu harian,tahunan matahari, dan keadaan atmosfir
bumi.[6]
Gerak semu harian matahari mempengaruhi pergantian siang dan malam
sehingga mempengaruhi besar intensitas radiasi matahari yang dapat diterima oleh
bumi setiap jamnya sedangkan gerak semu tahunan matahari mempengaruhi
pergantian musim yang terjadi pada belahan bumi di dunia setiap tahun sehingga
mempengaruhi besar intensitas radiasi matahari yang dapat diterima oleh bumi
setiap bulan. Gerak semu tahunan matahari dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Gerak semu tahunan matahari
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
4/19
10
Radiasi matahari yang dapat diterima oleh panel surya dibagi menjadi 3
jenis, yaitu[4]:
a. Radiasi langsung (direct radiation atau beam radiation) yaituintensitas radiasi matahari yang langsung diterima di permukaan bumi.
b. Radiasi tersebar (diffuse radiation) yaitu radiasi matahari yangditerima di permukaan bumi karena pantulan awan dan partikel di
atmosfer bumi.
c. Radiasi pantulan yaitu radiasi yang dipantulkan oleh permukaan yangberdekatan, besarnya dipengaruhi oleh reflektansi permukaan yang
berdekatan.
Gambar 2.3 Jenisjenis radiasi matahari yang diterima di permukaan bumi
Intensitas radiasi cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi besarnya daya yang dihasilkan oleh panel surya. Besar intensitas
radiasi matahari yang jatuh di permukaan bumi dan panel surya dapat dihitung
dengan menggunakan parameter parameter sudut tentang letak kedudukan
matahari dan posisi matahari[8], sebagai berikut :
a. Sudut datang () adalah sudut antara sinar datang dengan garis normalpada permukaan sebuah bidang.
b. Sudut deklinasi () yaitu sudut yang dibentuk oleh garis radial ke pusatbumi pada suatu lokasi dengan proyeksi garis pada bidang ekuator.
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
5/19
11
Besarnya sudut deklinasi berubah ubah bergantung pada gerak semu
tahunan matahari besarnya antara +23,45ohingga23,45o.
c. Sudut zenit (z) adalah sudut yang dibuat oleh garis vertikal ke arah zenitdengan garis ke arah titik matahari.
d. Sudut azimut () yaitu sudut yang dibuat oleh garis bidang horisontalantara garis selatan dengan proyeksi garis normal pada bidang horisontal
dengan arah selatan sebagai arah acuannya.Sudut azimut yang paling tepat
untuk menerima radiasi matahari untuk belahan bumi utara adalah 0o
dimana panel surya diletakkan menghadap ke arah selatan menghadap
garis khatulistiwa dan untuk belahan bumi selatan 180o dimana panel
surya diletakkan menghadap ke arah utara menghadap garis
khatulistiwa.[8]
(a) (b)Gambar 2.4 (a) Sudut azimut panel surya sebesar 45
o(b) Sudut azimut panel surya sebesar 180
o
dan 0o.
e. Sudut kemiringan / slope () adalah sudut kemiringan yang dibuat olehpermukaan bidang panel surya terhadap garis horisontal.
Gambar 2.5 Sudut kemiringan panel surya (slope)
0o
S
270o
E
180o
N
90o
W
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
6/19
12
Hubungan antara sudut sudut yang mempengaruhi besarnya radiasi
matahari yang diterima oleh panel surya dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.6 Parameter sudut letak kedudukan matahari dalam bidang horisontal
Gambar 2.6 merupakan dasar dalam pembuatan persamaan untuk besar sudut
sinar datang matahari terhadap panel surya sebagai berikut :
cos = sin sin cos - sin cos sin cos + cos cos cos cos + cos
sin sin cos cos + cos sin sin sin (2.1)
Besarnya sudut datang matahari untuk belahan bumi bagian utara adalah
saat dipasang dengan sudut azimut sebesar 0omenghadap ke arah selatan sehingga
persamaan 2.1 menjadi :
cos = cos(- ) cos cos + sin (- ) sin (2.2)
Sudut azimut pemasangan panel surya untuk belahan bumi selatan yang paling
tepat untuk menerima radiasi matahari adalah 180o dengan panel surya
dihadapkan ke arah utara sehingga persamaan sudut sinar datang pada persamaan
2.1 menjadi :
cos = cos(+ ) cos cos + sin (+ ) sin (2.3)
Sudut zenit dan sudut deklinasi matahari dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.4 dan persamaan 2.5 berikut.
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
7/19
13
cos z= cos cos cos + sin sin (2.4)
= 23,45 sin[ 360284+
365 ] (2.5)Dimana :
= sudut sinar datang matahari( o)
z= sudut zenith matahari (o)
= sudutslopepanel surya (o)
= sudut lintang lokasi penempatan panel surya (o)
= sudut jam matahari (bernilai negatif untuk waktu pagi hari, positif untuk
waktu sore hari, dan 0o untuk siang hari, dengan selisih 15osetiap jamnya)
= sudut azimuth panel surya (o)
= sudut deklinasi matahari (o)
n = hari kedalam satu tahun ( 1 Januari = 1 dan 31 Desember = 365)
Radiasi matahari ekstrateristrial adalah radiasi matahari yang diterima di
atas permukaan bumi per satuan waktu yang dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan dari Duffie dan Beckmen (1991)[8], yaitu :
= (1 + 0.033 cos360
365 ) (2.6) = 243600 (1 + 0.033 cos(360
365
)) (cos cos sin + 180 sin sin ) = acos( tan tan ) (2.7)Dimana :
= radiasi matahari ekstraterestrial (MJ/m2) = sudut surya terbenam ( o) = konstanta matahari (1.367 W/m2)
Indeks kecerahan rata rata per bulan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2.8 berikut.
= (2.8) = 1.391 3.560 + 4.1892 2.137 3 ; 81.4 (2.9)
= 1.311 3.022 + 3.4272 1.821 3 ; > 81.4 (2.10)
adalah radiasi total yang sebanding dengan radiasi ekstraterestrial padahari yang direkomendasikan dalam satu bulan yang terdapat pada Tabel 2.1
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
8/19
14
(MJ/m2), adalah radiasi bulanan pada saat pengukuran, dan merupakan
indeks kecerahan rata rata setiap bulan dan merupakan kompenen dariradiasi langsung dan tersebar untuk perhitungan radiasi rata rata matahari yang
dapat diterima oleh panel surya per bulan yang dihitung sesuai dengan persamaan
CollaresPereira dan Rabl.
Tabel 2.1 Hari yang direkomendasikan dalam satu bulan untuk perhitungan radiasi matahari yang
diterima panel surya per bulan oleh Klein[8]
Bulannhari
Rata - Rata hari dalam
setahun
dalam setahun tanggal n
Januari i 17 17
Februari 31+i 16 47
Maret 59+i 16 75
April 90+i 15 105
Mei 120+i 15 135
Juni 151+i 11 162
Juli 181+i 17 198
Agustus 212+i 16 228
September 243+i 15 258
Oktober 273+i 15 288
November 304+i 14 318
Desember 334+i 10 344
Radiasi rata rata matahari yang dapat diterima permukaan panel surya
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dari Liu dan Jordan sebagai
berikut[4]:
= + 1+cos 2 + 1cos
2 (2.11)
Radiasi rata rata matahari yang dapat diterima oleh panel surya setiap bulan
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut [8].
= = 1 +
1+cos 2
+ 1cos 2 (2.12) = (2.13)
adalah radiasi yang dapat diterima oleh permukaan panel surya setiapbulan (MJ/m2/hari), adalah radiasi langsung (MJ/m2/hari), adalah radiasitersebar (MJ/m
2/hari), adalah radiasi total di permukaan bumi (MJ/m2/hari),
adalah radiasi ratarata matahari yang terukur setiap bulan (MJ/m2/hari).
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
9/19
15
merupakan perbandingan antara sudut sinar datang matahari dengansudut zenith matahari. marupakan salah satu faktor yang berpengaruh untukmenghitung radiasi langsung matahari yang dapat diterima oleh panel surya.
= cos cos (2.14)Besarnya nilai sudut sinar datang matahari (cos ) dan sudut zenit
matahari (cos z) per bulan dapat dihitung dengan menggunakan integral dari
persamaan 2.1 dan 2.4 sehingga menjadi :
cos = s sin sin cos - s sin cos sin cos + cos cos cos sins + cos sin sin cos sin s cos sin sin cos s (2.15)
cos z= cos cos sin s + (/180) s sin sin (2.16)
dimana s merupakan rata rata sudut surya terbenam per bulan yang dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
= min acos( tan tan )acos( tan tan untuk belahan bumi utara (2.17)
= min acos( tan tan )acos( tan + tan untuk belahan bumi selatan (2.18)
tanda min pada persamaan 2.17 dan 2.18 mempunyai arti dimana yangdigunakan untuk mengitung sinar datang yang terdapat pada persamaan 2.15
merupakan nilai yang paling minimal dari kedua persamaan yang berada di dalam
kurung pada persamaan 2.17 dan 2.18.
2.4 PhotovoltaicPhotovoltaic merupakan salah satu teknologi terbarukan yang
memanfaatkan energi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik
searah. Satuan terkecil dari sistem photovoltaicadalah sel surya yang terbuat dari
bahan semikonduktor seperti silikon yang dapat berperan sebagai isolator jika sel
surya mendapatkan energi matahari yang rendah dan temperatur tinggi dan juga
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
10/19
16
dapat berfungsi sebagai bahan konduktor pada saat sel surya tersebut mendapat
energi matahari yang tinggi dan temperatur yang rendah.
Gabungan dari sel sel surya akan membentuk panel surya sedangkan
gabungan dari panelpanel surya (module) ini akan membentuk larik sel surya
(array)[9]. Susunan dari sistem photovoltaic dapat dilihat pada Gambar 2.7
berikut.
Gambar 2.7 Susunan sistemphotovoltaic
2.4.1 Sel Surya[1][16]Sel surya merupakan komponen terkecil didalam sistem energi surya
photovoltaic. Sel surya terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon. Bahan
semikonduktor memiliki konduktivitas yang terletak diantara bahan isolator dan
bahan konduktor. Konduktivitas dari bahan semikonduktor secara umum peka
terhadap temperatur, dan iluminasi sehingga pada bahan semikonduktor dapat
bersifat sebegai konduktor atau isolator bergantung pada temperatur dan energi
dari iluminasi yang diterima oleh bahan semikonduktor tersebut.
Pada material semikonduktor terdapat tingkatan-tingkatan energi yang
disebut dengan pita energi. Pita energi terbagi menjadi dua yaitu pita valensi dan
pita konduksi. Pita valensi adalah pita yang pada awalnya terisi penuh dengan
elektron-elektron didalamnya, sedangkan pita konduksi adalah pita yang tidak
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
11/19
17
terdapat elektron didalamnya yang berada diatas celah energi. Celah energi yang
memisahkan kedua pita tersebut disebut juga sebagai energy bandgap (Eg).
(a) (b) (c)Gambar 2.8 Sifat-sifat material
(a) Isolator(b) Semikonduktor(c) Konduktor
Bahan isolator memiliki tingkat celah energi yang tinggi (Eg= 6eV). Celah
energi yang lebar ini memisahkan pita valensi yang penuh elektron dengan pita
konduksi yang tidak memiliki elektron. Jika terdapat energi medan listrik yang
diterapkan lebih kecil dari celah energi maka elektron tidak dapat berpindah dari
pita valensi ke pita konduksi karena celah energi yang sangat tinggi sehingga
tidak memungkinkan terjadinya perpindahan elektron di dalam bahan isolator.
Bahan konduktor memiliki tingkatan celah energi yang berhimpit yang
memisahkan pita valensi yang penuh elektron dengan pita konduksi yang tidak
memiliki elektron. Jika bahan konduktor dikenai oleh medan litrik sehingga
menimbulkan elektron mempunyai energi untuk berpindah dari pita valensi ke
pita konduksi sehingga memungkinkan terjadinya arus listrik pada bahan
konduktor.
Bahan semikonduktor adalah bahan yang dapat bersifat sebagai isolator
dan sebagai konduktor. Bahan semikonduktor memiliki lebar celah energi yang
relatif kecil (1eV). Jika terdapat energi medan listrik yang diterapkan pada bahan
semikonduktor tersebut cukup untuk memindahkan elektron dari pita valensi ke
pita konduksi maka proses penghantaran akan berlangsung pada bahan sehingga
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
12/19
18
bahan semikonduktor bersifat seperti bahan konduktor. Jika energi medan listrik
yang diterapkan lebih kecil dari energi pada celah energi sehingga elektron tidak
dapat berpindah dari pita valensi ke pita konduksi maka proses penghantaran tidak
akan terjadi pada bahan tersebut sehingga bahan mempunyai sifat sebagai isolator.
Struktur kristal bahan semikonduktor merupakan perulangan yang teratur
dalam tiga dimensi dari suatu sel tetrahedron dengan sebuah atom pada bagian
sudutnya salah satunya silikon. Silikon memiliki empat elektron valensi sehingga
terdapat gaya ikatan antara atom yang berdekatan, ikatan ini disebut ikatan
kovalen yang digunakan untuk mengikat elektron yang berada disekitar inti.
Perubahan energi photovoltaic bergantung pada kuantum alami cahaya yang
membawa, energi diberikan pada persamaan dibawah ini :
= (2.20)Dimana :
h = konstanta Plank(6,6x10-34J/s)
c = kecepatan cahaya (3x108m/s)
= panjang gelombang cahaya (m)
Gambar 2.9 Prinsip kerja selphotovoltaic
Energi dari cahaya matahari disebut juga sebagai foton. Gambar 2.9
terlihat ketika foton diserap oleh material semikonduktor maka energi foton akan
membentur elektron di dalam semikonduktor sehingga beberapa elektron ini akan
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
13/19
19
mendapatkan energi yang cukup untuk meninggalkan pita valensi dan berpindah
ke pita konduksi. Ketidakadaan elektron pada pita valensi akibat perpindahan
elektron ke pita konduksi tersebut akan menghasilkan ikatan kovalen yang tidak
lengkap yang sering disebut holeatau lubang seperti pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Proses pelepasan elektron pada silikon
Ikatan kovalen yang tidak lengkap yang berisi hole atau lubang akan
membuat elektron valensi suatu atom relatif lebih mudah untuk meninggalkan
ikatan kovalennya dan mengisi hole ini. Suatu elektron valensi yang
meninggalkan ikatan kovalennya untuk mengisi hole akan membentuk hole
pada ikatan kovalen yang ditinggalkan dan ikatan ini akan diisi oleh elektron dari
atom lain yang berpindah untuk mengisi holeyang kosong dan membentuk hole
lain sehingga pembentukan hole pada suatu atom akan berpindah berlawanan
dengan gerak elektron. Pergerakan hole dari suatu titik merupakan proses
pemindahan muatan negatif dalam arah yang berlawanan. Holepada suatu atom
merupakan muatan positif yang besarnya sama dengan elektron sehingga arus
dapat dihasilkan melalui dua hal yaitu pergerakan elektron bebas pada pita
konduksi dan pergerakan elektron akibat pembentukan hole pada pita valensi.
Pergerakan elektron dari kedua pita energi akan mengakibatkan timbulnya arus
pada terminal sel surya yang terhubung dengan beban.
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
14/19
20
Besarnya pasangan elektron dan hole yang dihasilkan, dan besarnya arus
yang dihasilkan tergantung pada intensitas cahaya maupun panjang gelombang
cahaya yang jatuh pada sel surya. Intensitas cahaya menentukan jumlah foton,
semakin besar intensitas cahaya yang mengenai permukaan photovoltaic makin
besar pula energi foton yang diterima elektron pada pita valensi sehingga semakin
banyak pasangan elektron dan hole yang dihasilkan yang akan mengakibatkan
semakin besarnya arus yang dihasilkan.
Teknologi sel surya pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu
teknologi plat datar dan teknologi konsentator. Teknologi yang sering digunakan
secara komersial adalah teknologi plat datar karena lebih ekonomis daripada
teknologi konsentator. Teknologi sel surya tipe plat datar dibagi menjadi 2 macam
yaitu :
a. CrystallineTeknologi sel surya tipe ini mempunyai kelebihan yaitu tingkat efisiensi
yang relatif tinggi akan tetapi mempunyai kelemahan yaitu bentuk fisik yang
sangat kaku sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga kerja pada saat
pemasangan panel surya.
Tipe crystallinedibagi lagi menjadi 2 macam, yaitu[14]:
1. Monocrystalline (Mono Si)Sel surya tipe ini dibuat dari silikon kristal tunggal yang
didapat dari peleburan silikon dalam bentuk bujur kemudian dipotong
tipis tipis menjadi wafer mono-crystalline.Efisiensi yang dapat
dihasilkan oleh monocrystallinecukup tinggi yaitu sekitar 24%.
2. Poly- crystalline / Multi crystalline (Si)Dibuat dari peleburan silikon dalam tungku keramik, kemudian
didinginkan perlahan untuk mendapatkan bahan campuran silikon
yang akan timbul di atas lapisan silikon sehingga akan langsung
menghasilkan wafer poly crystalline sehingga membuat harga
pembuatan poly crystalline lebih murah dibandingkan dengan tipe
mono crystalline. Kekurangan dari teknologi ini adalah tingkat
efisiensi yang lebih kecil daripada mono
crystalline yaitu sebesar
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
15/19
21
18% karena selama pemadatan menghasilkan cacat pada wafer poly
crystalline.
b. ThinfilmTeknologi tipe thin- siliconmempunyai silikon yang tersimpan dalam film
yang sangat tipis sehingga mudah dalam pemasangannya tetapi kekurangan dari
teknologi ini adalah efisiensi dari konversi energi matahari menjadi energi listrik
yang masih rendah dan harganya relatif lebih mahal daripada tipe crystalline.
Contoh dari teknologi thin film adalah teknologi Amorphous Silicon (a-Si),
Cadmiun Telluride(CdTe), dan Copper Indium Diselenide(CIS) .
2.4.2 Karakteristik V-I[11][12]Karakteristik keluaran dari sistem photovoltaic dapat dilihat dari kurva
performansi yang disebut dengan kurva V-I. Kurva V-I menunjukkan hubungan
antara tegangan dan arus (Ouaschning, 2005).
Gambar 2.11 Kurva karakteristik V-I[13]
Gambar 2.11 menunjukkan karakteristik kurva V-I dimana tegangan (V)
sebagai sumbu horizontal dan arus (I) sebagai sumbu vertikal. Kurva V-I
diberikan dalam kondisi standar (STC) dimanaintensitas radiasi matahari sebesar
1.000 Watt/m2dengan suhu sebesar 25oC.
Jika pada terminal sel dihubungkan dengan menggunakan resistansi R,
maka titik operasi ditentukan menggunakan titik potong kurva karakteristik V-I
photovoltaicdengan kurva karakteristik beban seperti yang terlihat pada gambar
2.11. Apabila suatu tahanan R ditempatkan langsung pada terminal photovoltaic,
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
16/19
22
arus yang dihasilkan dapat diperoleh pada perpotongan garis beban yang
didefinisikan sebagai V = I.R. Kondisi hubung singkat (short circuit) pada sel
surya terjadi apabila nilai tahanan R= 0 sehingga titik operasi sel surya berada
pada titik M pada kurva hubungan V - I dimana tegangan (V) keluaran sama
dengan nol. Sel surya mengalami hubungan terbuka (open circuit) apabila R=
sehingga titik operasi sel surya berada pada titik S dimana arus (I) keluaran sama
dengan nol. Saat beban R bernilai 0 dan akan menghasilkan daya keluaran
sebesar nol juga. Daya maksimum pada sel surya dapat dihasilkan bila sel surya
selalu beroperasi sangat dekat dengan kurva daya maksimum yaitu pada titik
puncaknya.
2.5 Faktor Pengoperasian Photovoltaic[12][14]Besar daya keluaran yang dapat dihasilkan oleh panel surya bergantung
pada beberapa faktor sebagai berikut :
a. Intensitas radiasi matahari.Intensitas radiasi matahari merupakan banyaknya energi yang diterima
bumi per satuan luas per satuan waktu (kWh/m2) yang besarnya berubah ubah
tergantung pada beberapa faktor seperti kedudukan matahari, revolusi bumi,
partikel partikel yang ada didalam atmosfer bumi, dan letak geografis suatu
daerah.
Gambar 2. 12Grafik karakteristik V-I panel surya dengan variasi radiasi matahari
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
17/19
23
Berdasarkan Gambar 2.12 dapat dilihat hubungan antara besarnya radiasi
matahari yang dapat diterima oleh panel surya terhadap arus dan tegangan
keluaran panel surya adalah berbanding lurus artinya semakin besar radiasi
matahari yang diterima oleh panel surya maka semakin besar pula arus dan
tegangan yang dihasilkan panel surya, begitu pula sebaliknya semakin kecil
radiasi matahari yang dapat diterima oleh panel surya maka semakin kecil juga
arus dan tegangan yang dihasilkan oleh panel surya. Hal ini disebabkan semakin
besar intensitas radiasi yang diterima maka semakin besar energi foton yang
diterima oleh panel surya sehingga perpindahan elektron yang terjadi di dalam sel
surya pun semakin besar. Banyaknya foton yang diserap oleh sel surya akan
menyebabkan elektron di dalam pita valensi akan memperoleh energi yang cukup
besar juga untuk berpindah dari celah energi (energy bandgap) menuju pita
konduksi sehingga proses pembentukan elektron dan hole di dalam sel surya pun
akan semakin banyak sehingga menyebabkan arus keluaran dari panel surya
menjadi semakin besar.[1]
b. Ambient temperatur udara.Hubungan antara temperatur lingkungan pemasangan panel surya akan
dengan besarnya temperatur sel surya adalah berbanding lurus, artinya semakin
besar temperatur lingkungan maka temperatur sel surya semakin besar.
Temperatur sel surya dan lingkungan pemasangan panel surya mempengaruhi
besar tegangan keluaran yang dihasilkan oleh panel surya. Hubungan antara
temperatur terhadap tegangan keluaran panel surya adalah berbanding terbalik,
artinya semakin tinggi temperatur lingkungan pemasangan panel surya dan
temperatur sel surya maka tegangan keluaran yang dihasilkan oleh panel surya
akan semakin turun, begitu pula sebaliknya semakin rendah temperatur
lingkungan pemasangan panel surya dan temperatur sel surya maka tegangan
keluaran yang dihasilkan akan semakin tinggi. Besar tegangan keluaran panel
surya yang dihasilkan oleh panel surya dengan variasi temperatur sesuai dengan
batas temperatur kerja masing masing jenis panel surya. Hal ini dapat terlihat
pada Gambar 2.13 berikut.
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
18/19
24
Gambar 2.13 Grafik karakteristik V-I panel surya berdasarkan perubahan temperatur
Berdasarkan Gambar 2.13 terlihat bahwa sebuah panel surya dapat
beroperasi secara maksimum saat bekerja pada kondisi standarnya (STC) yaitu
pada temperatur 25oCelsius dengan intensitas radiasi yang diterima sebesar 1.000
Watt/m2. Kenaikan temperatur lebih dari 25o Celsius pada panel surya dapat
menurunkan tegangan keluaran dari panel surya sehingga dapat menurunkan daya
yang dihasilkan oleh panel surya tersebut.
Pengaruh temperatur lingkungan terhadap tegangan keluaran panel surya
tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut
terjadi. Salah satunya adalah akibat pergerakan hole yang akan menurun secara
signifikan ketika temperatur permukaan panel surya meningkat. Peningkatan
temperatur juga menyebabkan pita pada celah energi (energy bandgap) pada
material konduktor semakin besar sehingga elektron dalam pita valensi
semikonduktor membutuhkan energi foton yang lebih besar untuk melalui celah
energi didalam material semikonduktor tersebut dan berpindah ke pita konduksi.[1]
c. Kecepatan angin yang bertiup di sekitar lokasi pemasangan panel surya.Semakin kencang angin yang bertiup maka semakin cepat membantu
proses pendinginan pada permukaan temperatur panel surya sehingga
menyebabkan temperatur permukaan panel surya semakin rendah. Jika temperatur
permukaan panel surya semakin rendah maka tegangan yang dihasilkan oleh
panel surya juga akan semakin besar, begitu pula sebaliknya jika angin yang
5/26/2018 Dasar Teori Photovoltaic
19/19
25
bertiup di sekitar panel surya rendah maka tegangan keluaran panel surya akan
semakin rendah karena temperatur sel surya menjadi tinggi.
d. Keadaan atmosfir bumi.Keadaan atmosfir bumi yang mempengaruhi daya keluaran panel surya
adalah keadaan cuaca, cerah, berawan, jenis partikel debu udara, asap, uap air
udara (Rh), kabut daan polusi udara juga menentukan hasil maksimal untuk arus
listrik yang dihasilkan oleh panel surya.
e. Orientasi panel surya ke arah matahari secara optimal.Panel surya yang terdapat pada bagian utara belahan bumi sebaiknya panel
suryadiorientasikan 0omenghadap ke arah selatan menghadap garis khatulistiwa
untuk menerima radiasi matahari yang paling tinggi. Sebaliknya panel surya
dipasang pada belahan bumi bagian selatan maka panel surya sebaiknya
diorientasikan sebesar 180o menghadap ke arah utara menghadap ke garis
khatulistiwa agar panel surya dapat mendapatkan radiasi matahari yang paling
tinggi.
f. Sudut datang matahari (tilt angle)Radiasi matahari yang diterima oleh panel surya dapat maksimal jika
besarnya sudut datang matahari terhadap panel surya sebesar 90o. Sehingga
pemasangan panel surya harus dipasang dengan sudut kemiringan sedemikian
rupa agar sudut datang matahari yang diterima oleh panel surya dapat maksimal.
Gambar 2. 14 Sudut orientasi matahari terhadap panel surya