30
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 3.4. Shaking Table 3.4.1. Tujuan Tujuan dari praktikum ini, yaitu: a. Memahami mekanisme dan prosedur kerja alat. b. Menghitung kadar dan recovery. 3.4.2. Dasar Teori Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan material-material yang berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam fluida berdasarkan atau tergantung pada perbedaan density, bentuk dan ukuran. Salah satu metode konsentrasi gravitasi adalah shaking table. Metode ini merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang, dengan menggunakan media aliran tipis dari air (flowing film concentration). Alat yang digunakan disebut shaking table atau meja goyang. Ada kemungkinannya bahwa posisi mineral berat kasar jadi satu dengan mineral ringan halus. Susunan ini disebabkan karena pengaruh kecepatan aliran dan gaya dorong air, sehingga mineral ringan dan kasar akan lebih besar mendapatkan gaya dorong air. Sebaliknya apabila campuran mineral berat dan ringan dijatuhkan dari atas kesebuah aliran air, maka susunannya adalah sebagai berikut : a. Mineral berat dan kasar akan terletak paling dekat dengan sumbernya b.Mineral ringan halus akan paling jauh dari sumbernya. Fitria Handayani Amar H1C113072

Dasar Teori Shaking Table

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbg

Citation preview

Page 1: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.4. Shaking Table

3.4.1. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini, yaitu:

a. Memahami mekanisme dan prosedur kerja alat.

b. Menghitung kadar dan recovery.

3.4.2. Dasar Teori

Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan material-

material yang berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian

akibat gaya-gaya dalam fluida berdasarkan atau tergantung pada

perbedaan density, bentuk dan ukuran. Salah satu metode konsentrasi

gravitasi adalah shaking table. Metode ini merupakan pemisahan

material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja

bergoyang, dengan menggunakan media aliran tipis dari air (flowing

film concentration). Alat yang digunakan disebut shaking table atau

meja goyang.

Ada kemungkinannya bahwa posisi mineral berat kasar jadi

satu dengan mineral ringan halus. Susunan ini disebabkan karena

pengaruh kecepatan aliran dan gaya dorong air, sehingga mineral

ringan dan kasar akan lebih besar mendapatkan gaya dorong air.

Sebaliknya apabila campuran mineral berat dan ringan dijatuhkan dari

atas kesebuah aliran air, maka susunannya adalah sebagai berikut :

a. Mineral berat dan kasar akan terletak paling dekat dengan

sumbernya

b. Mineral ringan halus akan paling jauh dari sumbernya.

Dalam proses konsentrasi gravitasi tersebut terbagi menjadi

beberapa macam, yaitu :

a. Mendasarkan pada aliran horizontal

1) Shaking table.

2) Sluice box.

3) Humprey spiral.

b. Mendasarkan pada aliran vertikal yaitu jigging.

c. Mendasarkan pada berat jenis

1) Heavy liquid separator.

2) Heavy media separator.

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 2: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Salah satu tahap dari pengolahan bahan galian adalah

konsentrasi yang pengertiannya yaitu suatu proses pemisahan antara

mineral yang berharga dengan mineral yang tak berharga, sehingga

didapat kadar yang lebih tinggi dan bernilai ekonomis. Pemisahan ini

ada beberapa cara yang mendasarkan atas sifat fisik mineral,

diantaranya adalah :

a. Warna, kilap dan bentuk kristal, konsentrasi yang dilakukan dengan

tangan biasa (hand picking).

b. Specific gravity (gravity concentration) adalah konsentrasi

berdasarkan berat jenisnya. Dalam hal ini, ada tiga macam yakni :

flowing film concentration, jigging, heavy media separation dan

heavy liquid separation,

c. Magnetic susceptibility, setiap mineral akan mempunyai sifat

kemagnetan yang berbeda yakni ada yang kuat, lemah dan bahkan

ada yang tidak sama sekali tertarik oleh magnet. Berdasarkan sifat

kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahkan

dengan alat yang disebut magnetic separator.

d. Conductivity,mineral itu ada yang bersifat konduktor dan non

konduktor. Untuk memisahkan mineral jenis ini diperlukan alat yang

disebut high tension separator dan hasil yang didapat adalah

mineral konduktor dan non konduktor.

e. Sifat permukaan mineral, permukaan mineral itu ada yang bersifat

senang dan tidak senang terhadap gelembung udara. Mineral yang

senang terhadap udara akan menempel pada gelembung udara

sedangkan mineral yang senang terhadap air tidak akan menempel

pada gelembung udara. Untuk mengubah agar mineral yang senang

terhadap air menjadi senang terhadap udara digunakan suatu reagen

kimia, yang mana reagen ini hanya menyelimuti permukaan mineral

itu saja (tidak bereaksi dengan mineral). Dengan memberi gelembung

udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineral yang

dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses

pemisahan semacam ini disebut dengan flotasi.

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 3: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tujuan utama proses konsentrasi adalah meningkatkan

(mempertinggi) kadar mineral berharga sehingga diperoleh konsentrat

dengan kadar mineral berharga tinggi dan rendah tailing. Tahap

konsentrasi pada pengolahan bahan galian bekerja berdasarkan sifat

fisika dan kimia dari bijih yang akan diolah. Selain konsentrat dan

tailing, dihasilkan pula middling dimana kadar kadar mineral

berharganya diantara konsentrat dan tailing. Middling dapat diolah

kembali untuk menghasilkan konsentrat.

Bijih dari mineral yang berbeda dalam batuan dipisahkan dari

satu sama lain untuk dilihat karakteristik fisiknya yang berbeda-beda

(kekerasan, bentuk, sifat magnetik, electrostatic dan densitas) atau

kimia (flotasi dan pengendapan) pada unsur pokoknya. Hal ini

merupakan langkah awal untuk mendapatkan kembali mineral yang

bernilai komersial. Mineral berharga yang terdapat dalam bijih

umumnya belum terliberasi dari batuan induknya.

Metode gravity concentration digunakan untuk melakukan

proses pemisahan konsentrasi berbagai macam bahan, mulai dari

logam berat sulfida seperti galena hingga untuk batubara pada ukuran

partikel tertentu. Metode ini menurun pemakaiannya pada paruh

pertama abad kedua puluh karena perkembangan proses flotasi

dengan menggunakan larutan kimia, yang memungkinkan perlakuan

yang lebih selektif terhadap bijih kompleks tingkat rendah. Namun,

metode gravity concentration ini diutamakan untuk bijih besi dan

tungsten dan digunakan secara luas untuk pemisahan konsentrasi

timah, batubara dan mineral industri lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan telah

melakukan evaluasi ulang menggunakan sistem konsentrasi gravitasi

karena dapat meningkatnya biaya reagen flotasi, proses gravity

concentration yang relatif sederhana, dan kenyataan bahwa metode ini

menghasilkan relatif kecil pencemaran lingkungan. Teknik konsentrasi

gravitasi modern telah terbukti efisien untuk konsentrasi mineral yang

memiliki ukuran partikel dalam rentang 3 mm – 50 mm, ketika

digabungkan dengan pumping technology dan instrument lainnya,

telah menjadikan metode gravity concentration sebagai peralatan

industri berkapasitas tinggi.

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 4: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dalam banyak kasus pemisahan mineral dengan system gravity

dalam badan bijih yang setidaknya bisa menjadi metode konsentrasi

yang efektif,murah dan polusi lingkungan yang akan turun dengan

tajam. Selain itu jumlah reagen dan bahan bakar yang digunakan

dapat dipotong secara signifikan ketika metode yang lebih mahal

dibatasi untuk pengolahan gravity concentration. Gravity concentration

dapat melakukan proses pemisahan mineral pada ukuran kasar segera

setelah terjadi pembebasan konsentrasi dan tailing yang dapat

memiliki keuntungan yang signifikan untuk tahapan perawatan alatnya

kemudian karena luas permukaan menurun, lebih efisien dalam hal

dewatering, dan tidak adanya reaksi kimia yang berlangsung saat

proses pemisahan konsentrat.

Teknik gravity concentration untuk memulihkan sisa mineral

berat berharga dalam pemisahan tailing dengan larutan (flotation

tailing) semakin banyak digunakan. Selain dari produksi saat ini, ada

banyak tailing yang dibuang yang dapat diambil dengan lebih murah

dan diproses untuk memberikan konsentrat yang bernilai tinggi

menggunakan teknologi yang baru-baru ini telah dikembangkan.

Metode gravity concentration memisahkan mineral berdasarkan

perbedaan specific gravity dengan pergerakan partikel yang relatif

dalam merespon gaya gravitasi dan satu atau lebih kekuatan lain, yang

pada akhirnya seringkali menghambat terhadap gerakan yang

diakibatkan oleh suatu cairan kental, seperti air atau udara. Hal ini

penting untuk pemisahan yang efektif bahwa ada beda densitas antara

mineral dan gangue tersebut.

Secara sangat umum, ketika hasil ini lebih besar dari 2,5 baik

positif maupun negatif maka pemisahan gravitasi relatif mudah,

efisiensi pemisahan menurun sejalan dengan menurunnya nilai

tersebut. Gerak partikel dalam fluida tidak hanya tergantung pada berat

jenis, tetapi juga pada ukuran, partikel besar akan terpengaruh lebih

daripada partikel yang lebih kecil. Efisiensi proses gravity

concentration meningkat dengan ukuran partikel, danpartikel harus

cukup kasar untuk bergerak sesuai dengan hukum Newton. Partikel

yang sangat kecil gerakannya terutama didominasi oleh gesekan

permukaan yang relatif buruk untuk metode gravitasi berkapasitas

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 5: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

tinggi. Dalam prakteknya, pendekatan dari kontrol ukuran feed untuk

proses gravitasi sangat diperlukan untuk mengurangi efek dari ukuran

dan membuat gerak relatif partikel yang tergantung dari specific

gravity.

Ukuran partikel memainkan peran yang sangat penting dalam

proses shaking table, seperti jika kisaran ukuran feed meningkat,

efisiensi pemisahan berkurang. Jika feed terdiri dari berbagai ukuran

partikel, beberapa ukuran akan menjadi tidak efisien untuk di pisahkan.

Dalam pemisahan yang ideal maka middling yang dihasilkan bukan

middling yang sebenarnya, yaitu partikel mineral yang berasosiasi

dengan gangue, tetapi partikel berat yang relatif kasar dan partikel

ringan yang halus.

Shaking table adalah suatu mesin pemilihan tambang sebagai

jebakan untuk bahan-bahan yang berharga yang bekerja dengan

pedoman gaya berat. Kegiatan ini adalah secara luas digunakan di

dalam pemilihan W, Au, Ag, Zn, tantalum, columbium, besi, batu

kawi/mangan, ferrotitanium dan batubara.Variasi dari alat meja

konsentrasi tergantung dari daya muat pengolahan, laju pemilahan dan

nisbah pengayaan.

*Sumber www.riosuerte.com, 2015

Gambar 3.4.1.Konsentrat Tembaga hasil Shaking Table

Shaking table juga yang dikenal sebagai meja yang basah,

terdiri atas suatu garis miring yang berada pada permukaan yang

riffled. Terdapat suatu motor atau mesin yang sebagai penggerak

untuk menggetarkan sepanjang meja tersebut. prinsip kerja shaking

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 6: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel

terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter

yang sama memiliki gaya dorong yang sama besar.

Penggunaan meja goyang tersebut merupakan salah satu alat

utama dari konsentrasi gravitasi untuk pemisahan antara tailing dan

konsentrat, seperti timah termasuk bahan logam langka lainnya dan

bijih logam mulia, juga termasuk untuk klasifikasi bijih besidan

batubara.Pada saat pemprosesan bijih dan sebagainya ukuran

material yang efektif pada alat ini adalah 2-0,22 millimeter.

Prinsip kerja shaking table adalah berdasarkan perbedaan

berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis.

Partikel dengan diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang

sama besar. Sedangkan apabila specific gravity berbeda maka gaya

gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan.

Karena pengaruh gaya dari aliran maka partikel ringan akan terdorong

atau terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran air.

Gerakan relative horizontal dari motor menjadikan partikel berat

akan bergerak lebih cepat daripada material ringan dengan arah

horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk

membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi

kesempatan berada di atas dan partikel berat relatif di bawah.

*Sumber www.china-ftm.com, 2015

Gambar 3.4.2.ShakingTable

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 7: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Prinsip kerja dari meja goyang hampir mirip dengan jig tetapi

dengan cara yang bebeda. Meja goyang dengan cara mengalirkan

pulp dalam suatu aliran fluida (air) yang tipis, mineral ringan akan

hanyut lebih cepat dari pada mineral berat. Aliran air yang tipis

biasanya dilakukan di atas permukaan meja yang miring dan kasar.

Kekasaran permukaan meja sangat menentukan perolehan

dan proses pemisahan. Untuk membantu pemisahan, meja

digoyangkan secara horizontal membentuk getaran.

Ada kemungkinan bahwa posisi mineral berat kasar jadi satu

dengan mineral ringan halus. Susunan ini disebabkan karena

pengaruh kecepatan aliran dan gaya dorong air sehingga mineral

ringan dan kasar akan lebih besar mendapatkan gaya dorong air.

Sebaliknya apabila campuran mineral berat dan ringan

dijatuhkan dari atas ke sebuah aliran air, maka susunannya adalah

sebagai berikut.

a. Mineral berat dan kasar akan terletak paling dekat dengan

sumbernya.

b. Mineral ringan halus akan paling jauh dari sumbernya.

*Sumber : www.mine-engineer.com, 2015

Gambar 3.4.3. Proses Pemisahan Material pada Shaking Table

Ada kemungkinannya posisi mineral berat halus menjadi satu

dengan material ringan kasar. Maka untuk menghindari hal ini terjadi,

atau agar terjadi pemisahan antara mineral berat dengan mineral

ringan, maka campuran mineral tersebut disamakan dengan jalan

pengayakan.

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 8: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Faktor yang mempengaruhi kapasitas shaking table:

a. Ukuran dari feed

b. Operasi (roughing/cleaning)

c. Perbedaan berat jenis mineral-mineralnya

d. Berat jenis rata-rata mineralnya

Pada shaking table didalam proses pemisahannya, pemisahan

mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh

headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water.

Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka

akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral

yang berukuran halus akan terlempar ke samping lebih jauh dibanding

dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar

akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat

berukuran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja akan

mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan

mineral berat dan ringan.

Pada meja goyang di dalam proses pemisahan mineralnya

terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh

headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water.

Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka

akan terlempar ke samping (searah sentakan meja).Lebih jauh, mineral

yang berukuran halus akan terlempar ke samping lebih jauh dibanding

dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar

akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat

berukuran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja akan

mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan atau

susunan mineral berat dan ringan.

Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran (flowing film

concentration), yaitu:

a. Slope Deck

Pada deck yang horizontal, tidak akan ada gerakan dari

partikel. Partikel akan mulai bergerak menggelinding ketika bidang

mempunyai sudut kemiringan. Sudut kemiringan meja juga

menentukan kecepatan bergulirnya konsentrat dan terbawanya

tailing bersamaan aliran air turbulen.

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 9: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Tebal atau Kecepatan Air

Kecepatan atau ketebalan air yang dialirkan ke dalam meja

goyang, akan menghasilkan gaya dorong yang besar terhadap

material yang mengalir bersamanya.

c. Viscositas Fluid

Semakin cair fluida yang digunakan maka akan semakin baik

produk yang dihasilkan, sedangkan pada fluida yang kental

biasanya masih ada pencampuran antara konsentrat dengan tailing-

nya.

d. Bentuk Partikel

Bentuk partikel cukup berpengaruh dalam proses pemisahan

material. Bentuk partikel yang membola akan lebih cepat dipisahkan

jika dibandingkan dengan material yang berbentuk bidang datar

atau yang tidak beraturan.

e. Berat Jenis Material atau Partikel

Berat jenis akan menentukan keakuratan pemisahan antar

partikel. Jika antara material konsentrat dan tailingnya memiliki

keterpautan berat jenis yang besar maka partikel baik konsentrat

maupun tailing akan lebih mudah untuk dipisahkan.

f. Kekerasan Permukaan Deck

Kekerasan permukaan deck berpengaruh pada besar

kecilnya gaya gesek yang dihasilkan antara butiran partikel dengan

permukaan deck, semakin kecil gaya gesek yang diterima.

g. Koefisien Tumbukan Antar Partikel

Besarnya koefisien gesekan antar partikel juga cukup

menentukan kecepatan dari proses pemisahan, dimana material

yang memiliki ukuran lebih besar cendrung jatuh didekat aliran dan

bertahan di riffle paling atas sedangkan pertikel yang berukuran

lebih kecil akan terlempar akibat tumbukan antar partikel dan

terbawa bersama aliran air yang turbulen.

(Sukamto, 2001)

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 10: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produk pada shaking

table, yaitu:

a. Kemiringan Deck

Deck yang telalu miring akan mempengaruhi kecepatan

aliran air dan bila kecepatan aliran air tersebut terlalu cepat maka

partikel ringan akan terbawa air semuanya sehingga yang tertinggal

hanya mineral berat. Hasilnya berupa produk yang berkadar tinggi

tapi kapasitasnya sedikit. Untuk kemiringan kecil sehingga

kecepatan aliran air lambat maka produk yang didapat berkadar

rendah dengan kapasitas besar.

b. Kecepatan Feeding

Bila terlalu cepat feedingnya dan kemiringan dek kecil maka

proses pemisahan akan berjalan kurang baik karena umpan

tertumpuk dan akan masuk ke konsentrat.

c. Persen Solid

Bila terlalu encer, pemisahan akan baik dan sebaliknya bila

kental maka semua partikel akan masuk ke konsentrat.

d. Jumlah dan Panjang Stroke

Pengaruh terhadap proses pemisahan adalah stroke yang

panjang untuk material kasar dan stroke untuk material halus

material yang halus akan lebih tepat jika menggunakan stroke yang

pendek.

Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan

maka meja goyang dapat dibedakan menjadi sand table dan slime

table. Perbedaan pada kedua alat ini terletak pada:

a. Jumlah dan Jarak antar Riffle

1) Jumlah riffle pada sand table tinggi

2) Jumlah riffle pada slime table sedang

3) Jarak antar riffle

a) Sand Table : ¼ - 1 ¼ inch

b) Slime Table : Lebih besar dari sand table

b. Riffle

1) Pada sand table, bagian yang tidak diberi riffle digunakan untuk

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 11: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

slime

2) Pada slime table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle.

Prinsip kerja shaking table adalah berdasarkan perbedaan

berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis.

Partikel dengan diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang

sama besar. Sedangkan apabila specific gravity-nya berbeda maka

gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel

ringan. Karena pengaruh gaya dari aliran, maka partikel ringan akan

terdorong/terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran. Karena

gerakan relatif horizontal dari motor maka partikel berat akan bergerak

lebih cepat daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu

perlu dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam

aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan

partikel berat relatif di bawah. Pada prinsipnya, ada gaya yang bekerja

pada shaking table, yaitu gaya dorong alir gaya dorong alir merupakan

fungsi kecepatan relative aliran air dan partikel. Dalam prosesnya,

partikel bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman

air. Dibawah ini adalah acam-macam meja goyang (shaking table)

adalah:

a. Willey Table

Terdiri dari deck berbentuk segiempat dan “Headmotion”

sebagai penggeraknya. Penggunaan riffle yaitu dengan tinggi

minimal ½ feed dan lebar ¼ feed.

b. Butcher Table

Bentuknya hampir sama dengan willey tapi memiliki

watchplinger untuk mencuci. Posisi dari riffle terbagi menjadi 3

zone:

1) Zone stratifikasi

2) Cleningzone

3) Dischange zone

Mekanisme kerjanya yaitu material bergerak ke kiri dan air

bergerak ke kanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air

sedang material berat akan berjalan terus.

c. Card Table

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 12: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Riffle dibuat dengan mengerat deck bentuk segitiga dan

headmotion.

d. Dister Diagonal Overslorm Table

Bentuk deck rombahedral. Pemisahan antara konsentrat,

middling dan tailing tidak jelas/ berdekatan sekali akibatnya kecilnya

middling.

e. Card Field Table

Bentuk wafley table yang ditutupi seluruhnya oleh riffle.

f. Plat of Table

Ciri utamanya yaitu di atasdeck ada 3 macam riffle dan

terdapat 3 zona dari riffle yaitu:

1) Zone stratifikasi

2) Zoneintermediate plan

3) Zonelipper piatau

Pada dasarnya perbedaan macam-macam shaking table ini

terletak dari head motion dan bentuk rifflenya.

*Sumber : www.gold_shaking_tabels.html, 2015

Gambar 3.4.4.Riffle Lurus

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 13: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : www.gold_shaking_tabels.html, 2015

Gambar 3.4.5.Riffle Miring

Penyesuaian dalam praktek, antara lain:

a. Untuk roughing, banyak air, banyak bijih, kemiringan deck, panjang

stroke besar dan shaking lambat.

b. Untuk cleaning, jumlah air yang sedikit, bijih sedikit, jumlah stroke

banyak dan kemiringan kecil.

c. Untuk slime peration, sedikit air, sedikit feed, jumlah stroke banyak

dan panjang stroke kecil

(Sukamto, 2001)

Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan

mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh

head motion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water.

Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka

akan terlempar ke samping (searah sentakan meja). Mineral yang

berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding

dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar

akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat

berukuran halus.

Untuk mendapatkan aliran air yang turbulen maka dipasang

alat yaitu riffle, dengan demikian partikel yang ringan akan cenderung

untuk meloncat dari riffle satu ke riffle yang lainnya dibandingkan

partikel berat yang berat yang hanya akan menggelinding searah

dengan riffle tersebut.

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 14: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pemisahan dapat dipengaruhi oleh panjang stroke, yang dapat

diubah dengan mengatur hand wheel pada vibrator atau head motion

dan dengan kecepatan gerakan maju mundur.Panjang stroke biasanya

bervariasi dalam kisaran 10-25 mm atau lebih, kecepatan berada di

kisaran 240-325 stroke per menit.Umumnya, feed membutuhkan

kecepatan yang lebih tinggi dan stroke lebih pendek yang

meningkatkan kecepatan seperti berjalan ke depan sampai tersentak

dan berhenti sebelum berbalik tajam, yang memungkinkan partikel

untuk meluncur maju selama sebagian besar dari stroke terbelakang

saat sedang membangun momentum.

Berikut hasil dari pengolahan bahan galian menggunakan

shaking table, yaitu:

a. Concentrate

Hasil dari pengolahan yang memiliki kadar tertinggi yang

masuk dalam bagian konsentrat ini yaitu yang memiliki nilai berat

jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan middling dan tailing.

b. Midling

Hasil dari pengolahan yang memiliki kadar diantara

concentrate dan tailing yang masuk dalam bagian middling ini yaitu

yang memiliki nilai berat jenis diantara concentrate dantailing.

c. Tailing

Hasil dari pengolahan yang memiliki kadar terendah, dimana

yang masuk dalam tailing ini yaitu yang memiliki nilai berat jenis

yang lebih rendah dibandingkan dengan concentrate dan middling.

Oreconcentrating tables digunakan terutama untuk konsentrasi

mineral timah, besi, tungsten, tantalum, mika, barium, titanium,

zirkonium, dan, pada tingkat lebih rendah, emas, perak, thorium,

uranium dan lain-lain.

Media yang bisa dipakai adalah sebagai berikut :

a. Bahan atau Zat Organik

Biasanya bahan atau zat organik jarang digunakan karena

perlunya pencampuran diantara kedua berat jenis tersebut, yaitu:

1) Bromoform

2) Tetra bromo ethana

3) Benzena

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 15: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Suspensi Padatan ditambah Cairan

Syarat bahan untuk membuat suspensi tersebut adalah :

1) Harga lebih murah

2) Mudah didapat

3) Keras atau tidak mudah pecah

4) Spesifik berat jenis besar (medium r >1)

5) Tidak mudah mengendap

6) Dapat dipakai berulang-ulang

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 16: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.4.3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini, yaitu

sebagai berikut :

1) Shaking table, alat utama yang berfungsi untuk memisahkan

konsentrat dan tailing.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.6.Shaking Table

2) Ember, berfungsi untuk menampung air dan material.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.7.Ember

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 17: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3) Peralatan safety, untuk alat perlindungan diri agar mengurangi

resiko adanya korban saat terjadinya kecelakan.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.8.Peralatan Safety

4) Neraca digital, berfungsi untuk menimbang material-material

yang digunakan baik pasir besi atau pasir silika dengan

ketelitian angka yang kecil.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.9.Neraca digital

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 18: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

5) Alat tulis, berfungsi untuk mencatat hasil pengamatan.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.10.Alat Tulis

6) Lup, berfungsi untuk mengamati material agar lebih jelas.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.11.Lup

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 19: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

7) Millimeter block, berfungsi untuk media dalam melakukan

kegiatan grain counting..

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.12.Milimeter Block

8) Timbangan, berfungsi menimbang material baik konsentrat,

middling atau tailing.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.13.Timbangan

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 20: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Bahan

Bahan yang dipergunakan dalam praktikum kali ini, yaitu

sebagai berikut :

1) Pasir besi adalah material yang akan diuji sebagai konsentrat

yang kemudian akan dihitung recoverynya.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.12.

Pasir Besi

2) Pasir silika adalah pasir yang berwarna putih yang akan

digunakan sebagai material pengotor (tailing).

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.4.13.Pasir Kuarsa

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 21: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2) Air, digunakan sebagai media yang dimanfaatkan untuk media

mengalirkan pasir besi dan pasir kuarsa.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015Gambar 3.4.25.

Air

Fitria Handayani AmarH1C113072

Page 22: Dasar Teori Shaking Table

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.4.4. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari kegiatan shaking table, yaitu

sebagai berikut :

a. Menimbang bahan yang digunakan.

b. Mengatur kemiringan meja.

c. Menyumbat lubang yang ada pada tempat penampungan pulp yang

ada pada alat.

d. Memasukan bahan ke dalam salah satu tempat penampungan yang

telah ditentukan.

e. Memperhatikan empat penampungan, jangan sampai ada

kebocoran karena dapat mempengaruhi hasil dari percobaan.

f. Meletakkan ember pada lubang-lubang selang agar hasil yang

diperoleh tidak terhambur ataupun tercecer dan memastikan

posisinya benar-benar sudah tepat.

g. Menyalakan alat sesuai SOP.

h. Membuka sumbatan dan memperhatikan cara kerja alat.

i. Menyalakan tetap air apabila pulp sudah habis dan memastikan

bahan sudah tidak terdapat lagi pada meja shaking table.

j. Mengambil dan mengeringkan concentrate, middling dan tailing

yang berada di tempat penampungan masing-masing.

k. Menimbang berat concentrate, middling dan tailing.

l. Melakukan perhitungan recovery dengan rumus yang telah ada.

Fitria Handayani AmarH1C113072