10
LAPORAN PRAKTIKUM I DASAR ILMU NUTRISI DAN PAKAN HEWAN EVALUASI BAHAN PAKAN (KIMIA) OLEH : 1. NINA INOCENSIA WELNDY 1309012025 2. AGNES YOHANINGSIH TAEK 1309012027 3. FITRIANI SALIH 1309012031 4. ERVIN ELMAKHVUDZ 1309012037 5. LELITA ANTOH 1309015043 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Dasnut Fitri Punya Dan Pakan Komersial

  • Upload
    ervin

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM IDASAR ILMU NUTRISI DAN PAKAN HEWANEVALUASI BAHAN PAKAN (KIMIA)

OLEH :1. NINA INOCENSIA WELNDY13090120252. AGNES YOHANINGSIH TAEK13090120273. FITRIANI SALIH13090120314. ERVIN ELMAKHVUDZ13090120375. LELITA ANTOH1309015043

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS NUSA CENDANAKUPANG20151. PENDAHULUANa) Latar belakangBahan pakan yang baik adalah bahan pakan yang mengandung zat nutrisi yang berperan penting dalam mendukung proses tumbuh kembang dan proses produksi hewan. Sebelum diberikan kepada hewan, bahan pakan tersebut harus benar-benar diketahui kandungan nutrisinya sehingga pakan dapat benar-benar bermanfaat bagi hewan. Untuk mengetahu efektif tidaknya suatu bahan pakan bagi ternak, maka bahan pakan harus dievaluasi terlebih dahulu. Evaluasi bahan pakan dapat dilakukan berdasarkan banyak hal. Salah satu contohnya adalah evaluasi bahan pakan secara kimiawi. Manfaat evaluasi bahan pakan secara kimiawi adalah untuk mengetahui komposisi nutrien dalam suatu bahan pakan sehingga diketahui bahan pakan mana yang paling baik diberikan untuk ternak.Dalam laporan ini kami membahas mengenai evaluasi bahan pakan secara kimia pada beberapa jenis pakan yaitu rumput, lamtoro, dan pakan komersil (konsentrat), meliputi kadar air, berat kering, persentasi abu dan berat organik dari masing-masing sampel bahan pakan.

b) Tujuan Tujuan diadakannya praktikum ini antara lain : Untuk mengetahui prinsip evaluasi bahan pakan secara kimia Untuk mengetahui prinsip penguapan yang menjadi dasar penentuan kadar air. Untuk mengetahui prinsip pengabuan. Untuk mengetahui cara menghitung persentase berat kering, kadar air, persentase abu dan berat organik dari suatu bahan pakan.

2. PROSEDUR KERJAa) Waktu dan tempat praktikum : Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2015 pukul 08.00-10.00 WITA dan Selasa, 17 Maret 2015 pukul 07.30-08.00 WITA bertempat di Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendanab) Alat dan bahan yang digunakan : Alat : Timbangan analitik Tang Spatula Desikator (eksikator) Oven Cawan Tanur Bahan : Rumput Lamtoro Pakan komersilc) Prosedur kerja : Penentuan kadar air : Alat dan bahan yang dipakai dalam praktikum, disiapkan terlebih dahulu. Timbang berat cawan yang akan digunakan. Masukkan sampel kedalam cawan kemudian ditimbang. Sampel yang digunakan antara lain rumput, lamtoro dan pakan komersil. Masing-masing sampel diberlakukan prosedur duplo (setiap sampel, dua kali perlakuan), kecuali rumput yang dikenakan 3 kali perlakuan karena terjadi kesalahan teknis saat pengerjaan. Berat sampel awal dapat diketahui dengan rumus : (Berat cawan + berat sampel) (berat cawan kosong) Setelah ditimbang, cawan yang berisi sampel dimasukkan kedalam oven selama 3 jam. Setelah 3 jam, cawan dikeluarkan dan dimasukkan kedalam desikator selama 15 menit. Tujuannya untuk mendinginkan cawan sebelum ditimbang. Setelah 15 menit, cawan berisi sampel tersebut dihitung menggunakan timbangan analitik. Angka hasil penimbangan dicatat. Angka yang didapat, digunakan untuk menghitung Berat kering (BK) dan % kadar air.Rumusnya : Berat sampel setelah pengeringan BK = X 100% Berat sampel sebelum pengeringan

% Kadar Air = 100 % - % BK

Penentuan kadar bahan anorganik (Mineral) Setelah cawan berisi sampel pada praktikum pertama ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam tanur selama 6 jam. Setelah 6 jam, cawan diangkat dan dimasukkan kedalam desikator untuk pendinginan selama 15 menit. Setelah dingin, cawan berisi sample tersebut ditimbang menggunakan timbangan analitik. Hasil yang didapat digunakan untuk menghitung kadar abu. Rumusnya : Berat abu % Abu = X 100% Berat sampel mula-mula

BO = % BK - % abu

3. HASIL PENGAMATANKode cawanBerat cawan Berat sample awalBerat sample (Oven)Berat sampel (Tanur)Berat kering (%) % kadar air% abu Berat Organik

D (rumput)21,5471,1691,2900,35293,24 6,7613,0080,24

P (rumput)22,8171,3531,9350,17896,453,5513,1583,3

AA (rumput)26,3201,4231,3050.18796,203,813,1483,06

EE (lamtoro)21,6251,1110,9970,08689,7310,37,7481,99

R (lamtoro)24,6281,1941,0740,09489,9410,067,8782,07

DD (Pakan komersil)23,1591.0500,9430,11789,8010,211,1478,66

N (Pakan Komersil)20,5691,2421,1170,20989,9310,0716,8273,11

4. PEMBAHASAN4.1.RUMPUT4.2.LAMTORO4.3.PAKAN KOMERSIAL Menurut penelitian balai pengkajian pertanian sumatera utara (2013) kandungan pakan komersial harus mempunyai : BK > 88%, PK > 12%, LK < 6%, SK 12-17%,TDN >64% dan abu < 10%. Hasil praktikum pakan komersial ditemukan bahan kering untuk cawan DD= 89,809524 % dan cawan N= 89,935588 %, kadar air untuk cawan DD= 10,190476 % dan cawan N=10,064412, kadar abu untuk cawan N=16,82769 % dan untuk cawan DD=11,142857 % dan kandungan bahan organic untuk cawan DD= 78,66667 % dan untuk cawan N= 73,107891. Dengan demikian ditemukan perbedaan dalam kadar abu yang seharusnya abu10% ini dikarenakan penyimpanan pakan yang lama sehingga bahan organik berkurang dan meningkatkan kadar abu, atau terjadi kesalahan dalam penimbangan karena tremor sehingga banyak bahan pakan komersial yang terbuang. Analisa bahan kering ini mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia peternakan khususnya karena tidak semua ternak mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk segar sehingga perlu diketahui kandungan BK dalam bahan pakan tersebut. Menurut Ranjhan (1980) untuk mengukur kecernaan bahan kering adalah dengan mengetahui jumlah zat makanan yang diserap tubuh yaitu dengan melakukan analisis jumlah bahan kering, baik dalam ransum maupun dalam feses, maka selisih antara jumlah bahan kering yang dikonsumsi dengan jumlah bahan kering yang diekskresikan adalah kecernaan bahan kering. Penentuan kadar air merupakan analisis penting dan paling luas dilakukan dalam pengolahan dan pengujian pangan. Jumlah bahan kering (dry matter) sampel bahan kebalikan dengan jumlah air yang dikandungnya, maka kadar air secara langsung berkaitan dengan kepentingan ekonomis bahan . Kandungan air bahan juga berkaitan dengan kualitas dan stabilitas bahan. Kecernaan bahan organik dari suatu pakan dapat menentukan kualitas dari pakan tersebut (Sutardi, 1995). Bahan organik suatu bahan pakan adalah semua zat nutrisi yang tersusun bersama unsur karbon, hydrogen, dan oksigen yakni protein, lemak, asam nukleat dan asam-asam organik (McDonal et al., 1995). Abu merupakan residu anorganik dari pembakaran bahan organik. Isi dan komposisinya tergantung dari sifat bahan yang dibakar dan metoda pengabuannya. 5. KESIMPULAN 6. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN GAMBAR1. timbangan digital, digunakan untuk menimbang cawan dan sample2. spatula, digunakan untuk mengambil sample

3. Pinset, digunakan saat mengambil cawan4. desikator, digunakan untuk mendinginkan cawan

5. oven 6. posisi cawan didalam oven

7. sampel yang digunakan dalam praktikum