Data Dan Analisis Data

  • Upload
    spyji99

  • View
    244

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    1/33

    DATA DAN ANALISIS DATA.

    PENDAHULUAN

    Data dan informasi ilmiah yang termaktub dalam khasanah pengetahuan dan

    ilmu semata-mata merupakan hasil rekayasa manusia yang semula diawali kekaguman

    manusia terhadap lingkungan di sekitarnya . Kekaguman ini menimbulkan keinginan

    manusia untuk mengetahui dan selanjutnya bagaimana alam dapat dikuasai manusia.

    Fenomena dan kejadian alam dapat dipelajari karena lazimnya hal-hal yang terjadi

    secara alamiah akan berlangsung menurut hukum keteraturan dan konsistensi.

    Lazimnya suatu "Ilmu" disusun berdasarkan pengalaman manusia dari hasil

    pengamatan manusia terhadap alam, semula menghubungkan satu fenomena satudengan lainnya yang bilamana diketahui manusia disebut pengetahuan (knowledge).

    Pengamatan adalah suatu tindakan manusia dalam usaha memahami suatu kejadian

    (gejala), dan dari hasil pengamatannya manusia berusaha menarik kesimpulan umum

    (generalisasi). Pada prinsipnya ada dua pokok kegiatan mental manusia yang

    memungkinkan tersusunnya ilmu pengetahuan, yaitu (1) pengamatan, dan (2)

    inferensia. Keduanya merupakan komponen dari metoda penelitian ilmiah (scientific

    research).

    Scientific research: kegiatan manusia yang membutuhkan kecer dikan

    (astute), pengamatan atau persepsi obyektif dan dan daya evaluasi dan generalisasi

    yang tajam. Tujuan dari penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh pengertian

    terhadap suatu fenomena atau proses dalam penyelidikan spesifik untuk dapatmemprediksikan dengan akurat mengenai apa yang terjadi dalam proses itu sendiri

    atau memodifikasikan proses atau dalam mengembangkan proses baru seperti metoda

    produksi (teknologi) yang lebih efisien. Dilihat dari segi metodologi, seluruh ilmu

    pengetahuan didasarkan pada:

    (1). Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus; dan pengumpulan data

    yang sistematis.

    (2). Analisis yang digunakan dalam bentuk berbagai cara, antara lain: (a). Analisis

    langsung (direct analysis), (b). Analisis perbandingan (comparative analysis), (c).

    Analisis matematis dengan meng gunakan model matematis.

    (3). Penyusunan model-model atau teori, serta pemuatan peramalan-peramalan dengan

    menggunakan model itu.

    (4). Penelitian-penelitian untuk menguji ramalan-ramalan tersebut, hasilnya mungkin

    benar atau mungkin salah.

    Proses penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha manusia yang dilakukan

    secara sadar dan terencana dengan pentahapan proses secara sistematik untuk : (1)

    memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan praktis di lapang, atau (2) menambah

    khasanah ilmu penge tahuan, baik berupa penemuan teori-teori baru atau

    penyempurnaan yang sudah ada.

    Dengan demikian penelitian juga dapat digunakan sebagai tolok ukur kemajuan

    suatu negara, karena melalui penelitian inilah ilmu pengetahuan dan teknologi baru

    1

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    2/33

    dapat dihasilkan. Secara umum penelitian (research), dalam pengertian umum dapat

    dibedakan antara survai (survey) atau studi kasus (case study) di satu pihak dan

    penelitian (experiment) di pihak lain. Untuk dapat melaksanakan penelitian secarabaik, diperlukan penguasaan yang memadai tentang metode penelitian itu sendiri, baik

    yang menyangkut pengetahuan teoritikal, ketrampilan dalam praktek dan juga

    pengalaman-pengalaman. Lebih dari itu, cara pelaksanaan penelitian yang baik saja

    sering dirasa belum mencukupi bila kita tidak berhasil menyebar luaskan dan

    meyakinkan akan kegunaan hasil penelitian tersebut kepada masyarakat, melalui

    publikasi-publikasi dan pertemuan ilmiah.

    Sementara orang seringkali mencampur-adukkan pengertian "metode

    penelitian" dan "metodologi penelitian". Metodologi penelitian membahas konsep

    teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, serta pemilihan metode yang

    akan digunakan dalam suatu penelitian. Sedangkan "metode penelitian"

    mengemukakan secara teknis tentang metode-metod yang dipakai dalam suatupenelitian.

    Seringkali metodologi penelitian diperkenalkan dalam maknanya yang teknis

    belaka, misalnya langsung membahas tentang populasi, teknik sampling, merumuskan

    masalah, mendisain dan merancang instrumen kuantifikasi data, dan sebagainya.

    Selain itu, banyak peneliti telah tenggelam pada berbagai teknik sampling, teknik

    instrumentasi, teknik analisis, tanpa menyadari bahwa dia telah menjadi penganut

    filsafat ilmu tertentu. Pengguna metodologi seperti biasnaya akan cenderung menolak

    cara-cara kerja lainnya sebagai spekulatif, subyektif, dan sebagainya. Sebaliknya para

    penganbut filsafat ilmu yang berbeda memberi cap "bohong", "munafik" pada

    lanbgkah-langkah kerja penelitian yang memulai tulisannya dengan "alasan pemilihan

    judul", dan lainnya. Mereka ini lupa atau tidak tahu bahwa ada metodologi penelitian

    berbeda yang menggunakan dasar filsafat ilmu yang lain, yang memang menuntut

    langkah kerja seperti itu.

    Berdasarkan uraian di atas maka seyogyanya seorang peneliti mengetahui dan

    menyadari bahwa dia menggunakan landasan filsafat ilmu yang mana untuk

    metodologi penelitian yang digunakannya; sehingga dia menyadari kelebihan dan

    kelemahan metodologi yang digunakannya, dan sadar pula bahwa ada metodologi

    epenelitian lain yang menggunakan landasan filsafat ilmu yang berbeda.

    Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode

    penelitian, ilmu tentang alat-alat untuk penelitian. Di lingkungan filsafat, logika

    dikenal sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran, dan kalau disusun secarasistematis, metodologi penelitian merupakan bagian dari logika. Kita mengenal lima

    macam model logika, yaitu (1) logika formal Aristoteles, (2) Logika matematika

    deduktif, (3) Logika matematika induktif, (4) Logika matematik probabilistik, dan (5)

    Logika reflektif.

    Logika formal Aristoteles berupaya menyusun struktur hubungan antara

    sejumlah proposisi. Untuk membuat generalisasi, logika Aristoteles

    mengaksentuasikan pada prinsip-prinsip relasi formal antar proposisi. Proposisi

    merupakan penegasan tentang relasi antar jenis , proposisi juga dapat dimaknakan

    sebagai hubungan antar konsep.

    Logika matematika deduktif membangun konstruksi pembuktian kebenaran

    mendasarkan pada proposisi-proposisi kategorik seperti Logika tradisional Aristoteles.

    2

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    3/33

    Bedanya ialah kalau Logika Aristoteles mendasarkan pada kebenaran formalnya,

    sedangkan Lohgika Matematik deduktif mendasrakan pada kebenaran materiil. Logika

    Aristoteles menguji kebenaran formal dari proposisi khusus (yang disebut sebagaipremis minor) berdasar kebenaran proposisi universal (disebut sebagai premis mayor).

    Kontradiksi antar keduanya berarti premis minor ditolak. Konstruksi keseluruhan

    pembuktiannya menggunakan silogisme: bahwa kalau a termasuk dalam b dan b dalam

    c, maka a termasuk dalam c. Logika matematik deduktif menguji kebenaran materiil

    kasus berdasarkan dalil, hukum, teori, atau proposisi umum universal lain. Logika

    Aristoteles menuntut dipenuhi syarat formal, logika matematika deduktif melihat

    kebenaran materiil. Proposisi universal dikenal dengan nama-nama: asumsi, aksioma,

    postulat, teori, dan tesis. Asumsi merupakan proposisi universal yang "self evident"

    benar dan tidak memerlukan pembuktian. Aksioma merupakan pernyataan tentang

    sejumlah sesuatu yang mempunyai hubungan tertentu dan benar; kebenaran ini kalau

    perlu dapat dibuktikan. Setara dengan "aksioma", dalam ilmu-ilmu sosial dikenalistilah "postulat". Tesis merupakan pernyataan yang telah diuji kebenarannya lewat

    evidensi, mungkin berlandaskan empoiris, atau berdasarkan argumentasi tergantung

    pada teori yang dianut. "Teori" merupakan suatu konstruksi pernyataan yang integratif

    yang didalamnya terkandung asumsi, aksioma/postulat, sejumlah tesis, dan sejumlah

    proposisi. Teori yang valid memuat lebih banyak tesis daripada proposisi.

    Logika matematik induktif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu logika

    matematika induktif kategorik dan logika matematik probabilistik. Keduanya

    membangun generalisasi secara induktif berdasarkan empiri. Logika kategorik

    menetapkan kebenaran dengan penetapan yang implisit dan eksplisit terhadap

    ketegorisasi yang ditetapkan; sedangkan Logika probabilistik menamplkan proposisi

    universal relatif yang memberi peluang atas kemungkinan benar dan salah dalam

    proposisinya.

    Untuk menguji dan memperoleh kebenaran logika reflektif bergerak mondar-

    mandir antara induksi dan deduksi. Untuk hal-hal yang deterministik digunakan logika

    reflektif kategorik, sedngkan untuk hal-hal yang indeterministik digunakan logika

    reflektif probabilistik.

    POPULASI DAN SAMPEL

    Dalam suatu penelitian survei, sumber informasi diperlukan untuk menjawab

    permasalahan penelitian. Sumber informasi ini dapat dibedakan menjadi sumber

    informasi utama (primair) dan sumber informasi pendukung (sekunder). Sumber

    informasi utama lazimnya juga dikenal sebagai "POPULASI". Dalam konteks ini

    "populasi" diartikan sebagai himpunan semua hal yang ingin diketahui, dan biasanya

    juga disebut sebagai "universum'. Populasi ini dapat berupa lembaga, individu,

    kelompok, dokumen, atau konsep. Dalam penentuan populasi ada empat faktor yang

    harus diperhatikan, yaitu (a) Isi, (b) satuan, (c) cakupan (skope), dan (d) waktu.

    3

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    4/33

    Suatu teladan adalah :

    ISI Semua murid yang berumur 14 tahunSATUAN Yang bersekolah di SLTP

    CAKUPAN Di Jawa Timur

    WAKTU Pada tahun 1995.

    Populasi juga dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan unit analisis yang

    ciri-cirinya akan diduga (akan dianalisis). Dalam konteks ini dapat dibedakan antara

    POPULASI TARGET dan POPULASI SURVEI. Populasi target adalah populasi

    yang telah kita tentukan sesuai dengan permasalahan penelitian, dan hasil penelitian

    dari populasi ini akan disimpulkan. Populasi survei merupakan populasi yang terliput

    dalam penelitian. Secara ideal kedua populasi ini sehatrusnya identik, tetapi pada

    kenyataannya seringkali berbeda.

    SAMPEL atau CONTOH adalah sebagian dari populasi yang

    diteliti/diobservasi dan dianggap dapat menggambarkan keadaan atau ciri populasi.

    Dalam teknik penarikan sampel dikenal dua jenis, yaitu penarikan sampel probabilita

    dan non probabilita. Sampel probabilita adalah teknik poenarikan sampel dimana

    setiap anggota populasi diberi/disediakan kesempatan yang sama untuk dapat dipilih

    menjadi sampel.

    1. Sampel Probabilita

    Ada empat macam cara yang lazim:(1). Penarikan sampel Secara Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

    Sampel acak sederhana adalah sampel ayang diambil sedemikian rupa sehingga

    anggota populasi mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk dipilih

    menjadi sampel.

    (2). Penarikan Sampel Sistematis (Systematic Random Sampling)

    Metode pengambilan sampel dimana anggota sampel dipilih secara sistematis

    dari daftar populasi. Daftar populasi harus berada dalam keadaan acak atau

    membaur.

    (3). Penarikan Sampel Stratifikasi (Stratified Random Sampling)

    Apabila kita akan mengkaji hubungan antar variabel, atau kita melibatkan variabel

    bebas dan variabel tidak bebas (terikat), maka diperlukan metode penarikansampel berlapis atau berstrata. Suatu kriteria yang jelas harus ditetapkan untuk

    membatasi strata. Penarikan sampel dari setiap strata dapat dilakukan secara pro

    porsional atau tidak proporsional. Keuntungan dari cara penarikan sampel ini

    adalah (a) semua ciri populasi yang heterogen dapat terwakili, (b) dapat dikaji

    hubungan antar strata, atau memban dingkannya.

    (4). Penarikan Sampel Secara Bergerombol (Cluster Sampling)

    Dalam praktek seringkali kita tidak mempunyai daftar populasi yang lengkap.

    Dalam kondisi seperti ini diperlukan "POPULASI MINI" yang sifat dan

    karakternya sama dengan seluruh POPULASI. Populasi mini seperti ini disebut

    CLUSTER atau GEROMBOL. Setelah cluster ditetapkan, barulah memilih

    4

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    5/33

    sampel secara acak. Kelemahan cara ini adalah sulit mengetahui bahwa setiap

    gerombol menggambarkan sifat populasi secara tuntas.

    2. Sampel Tidak Probabilita

    (1). Penarikan Sampel Secara Kebetulan (Accidental Sampling)

    Peneliti dapat memilih orang atau responden yang terdekat dengannya, atau yang

    pertama kali dijumpainya dan seterusnya.

    (2). Penarikan Sampel Secara Sengaja (Purposive Sampling)

    Peneliti telah menentukan responden menjadi sampel penelitiannya dengan

    anggapan atau menurut pendapatnya sendiri.

    (3). Penarikan Sampel Jatah (Quota SAmpling)

    Populasi dibagi menjadi ebberapa strata sesuai dengan fokus pene litian.

    Penarikan sampel jatah dilakukan kalau peneliti tidak mengetahui jumlah yangrinci dari setiap strata populasinya. Dalam kondisi ini peneliti menentukan jatah

    untuk setiap strata yang kurang-lebih seimbang.

    (4). Penarikan Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)

    Bola salju dibuat dengan menggulung salju yang bertebaran di atas rumput, dari

    sedikit menjadi banyak dan besar. Pertama kali ditentukan satu atau beberapa

    responden untuk diwawancarai, sehingga berperan sebagai titik awal penarikan

    sampel. Responden selanjutnya ditetapkan berdasarkan petunjuk dari responden

    sebelumnya. Cara ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian pemasaran.

    PREPOSISI PENELITIAN

    1. Konsep dan Variabel

    KONSEP adalah merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda

    atau gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata. Konsep dapat dibentuk

    dengan jalan abstraksi atau generalisasi. ABSTRAKSI adalah proses menarik intisaridari ide-ide, hal-hal, benda-benda, atau gejala sosial. Sedangkan GENERALISASI

    adalah menarik kesimpulan umum dari sejumlah ide- ide, hal-hal, benda-benda, atau

    gejala sosial yang khusus. Ciri dari suatu konsep adalah bersifat umum. Contoh yang

    mudah dipahami adalah konsep "meja", "kursi", "masyarakat", "organisasi",

    "asimilasi", "kebahagiaan" dan lainnya. Konsep ber-fungsi untuk menyederhanakan

    pemikiran terhadap ide-ide, hal-hal, benda-ben-da, atau gejala sosial. Dalam konteks

    ini konsep harus didefinisikan dengan jelas dan tegas.

    Definisi merupakan pernyataan yang dapat mengartikan atau memberi makna

    suatu istilah atau konsep tertentu. Tiga hal pokok dalam membuat definisi adalah (1)

    apa yang mendefinisikan sebaiknya tidak mengandung istilah atau konsep yang

    didefinisikan, atau mengandung istilah sinonim, atau istilah yang erat bergantung pada

    5

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    6/33

    apa yang didefinisikan; (2) definisi tidak dirumuskan dalam kalimat negatif, dan (3)

    definisi sebaiknya dalam bahasa yang sederhana dan jelas serta terperinci agar mudah

    dimengerti oleh orang lain dan komunikatif.Dalam penelitian empiris, konsep yang abstrak harus dapat diubah menjadi

    suatu konsep yang lebih konkrit agar dapat diamati dan diukur. KOnsep yang lebih

    konkrit ini lazim dikenal sebagai VARIABEL, yaitu suatu konsep yang mempunyai

    variasi nilai. Misalnya konsep "BADAN" dan variabel "BERAT BADAN".

    2. Jenis Preposisi

    Preposisi adalah suatu pernyataan yang terdiri dari satu atau lebih dari satu

    konsep atau variabel. Preposisi yang hanya terdiri atas satu konsep atau variebal

    disebut UNIVARIAT. Preposisi yang menyangkut hubungan antara dua konsep atau

    variabel disebut BIVARIAT, dan lebih dari dua konsep atau variabel disebut

    MULTIVARIAT. Beberapa jenis preposisi yang lazim digunakan adalah Aksioma,Postulasi, Teori, Hipotesis, dan Generalisasi Empiris.

    Jenis Preposisi Bagaimana dibuat Dapat langsung diuji atau

    tidak

    Generalisasi

    Empiris

    Dibuat dari data ya

    Hipotesis Dibuat secara deduksi atau dari data ya

    Teori Dibuat dari aksioma atau postulasi ya

    Postulasi Dianggap benar tidak Aksioma. Benar berdasarkan definisi tidak

    3. Teori dan Jenis Teori

    Suatu teori berusaha untuk menjawab pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana".

    Teori adalah serangkaian konsep dalam bentuk preposisi-preposisi yang saling

    berkaitan, bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu gejala.

    Untuk melihat apakah suatu teori dirumus kan secara baik dapat dievaluasi melalui

    hal-hal (a) dapat diuji, (b) satuan analisis, (c) kesederhanaan, (d) dapat menjelaskan

    atau memprediksi suatu gejala.

    4. Sekala Variabel

    Ciri-ciri atau karakteristik dari nilai variabel pada dasarnya dapat dibedakan

    menjadi empat tingkatan skala, yaitu SEKALA NOMINAL, SEKALA ORDINAL,

    SEKALA INTERVAL, DAN SEKALA RASIO.

    Sekala Nominal hanya sekedar membedakan satu kategori dengan kategori

    lainnya dari suatu variabel. Dasar perbedaannya adalah penggo longan yang tidak

    saling tumpang tindih antar kategori. Sekala ordinal mempunyai sifat membedakan

    dan mencerminkan adanaya tingkatan. Misalnya jenjang kepangkatan meliter

    "Mayor", "Kapten", "Letnan". Sekala interval mempunyai sifat membedakan,

    6

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    7/33

    mempunyai tingkatan dan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dengan

    kategori lainnya. Misalnya variabel "umur". Sekala rasio mempunyai sifat

    membedakan, mempunyai tingkatan dan jarak, dan setiap nilai variabel diukur darisuatu keadaan atau titik yang sama (titik nol mutlak). Misalnya variabel "berat badan",

    keadaan tanpa bobot dapat dipakai sebagai titik nol mutlaknya.

    Sifat Sekala Nominal Ordinal Interval Rasio

    Membedakan ( =; #) ya ya ya ya

    Urutan () - ya ya ya

    Jarak (+; -) - - ya ya

    Nol mutlak (x; :) - - - ya

    Dalam penelitian, selain "sekala" kita lazim mengenal istilah "indeks", yaitu

    ukuran gabungan untuk suatu variabel. Dari beberapa variabel kita

    menggabungkannya dengan cara etertentu untuk megukur suatu variabel atau konsep

    baru. Dalam proses penggabungan ini dapat digunakan pembobot yang sama atau

    berbeda untuk setiap variabel yang digabungkan. Dalam penggabungan ini dapat

    digunakan cara (1) Summated Rating, (2) Sekala Likert, dan (3) Sekala Guttman.

    Summated Rating: yaitu suatu cara pengelompokkan variabel dengan sekedar

    menjumlahkan skor dari nilai sejumlah variabel yang akan dikelompokkan. Sekala

    Guttman atau Sekalogram: sekala yang bersifat unidimensional dan

    pernyataan/pertanyaan/variabel yang tercakup dalam sekala ini mempunyai bobot yang

    berbeda. Sekala Likert: suatu ukuran gabungan yang berusaha untuk mengurangi

    akibat dari ukuran yang multidimensional, dengan tujuan untuk memperoleh ukuranyang unidimensional.

    5. Pengukuran Variabel

    Indikator adalah hal-hal yang digunakan sebagai kriteria untuk menunjukkan

    dan mengukur suatu konsep. Misalnya konsep "status sosial ekonomi" mempunyai

    indikatro-indikator "pendidikan", "peker-jaan", dan "penghasilan". Operasionalisasi

    konsep: upaya untuk men-jabarkan pengertian suatu konsep yang abstrak dengan

    menu-runkannya pada tingkatan yang lebih konkrit, dengan bantuan beberapa variabel

    sebagai indikator yang dapat menunjukkan dan mengukur konsep tersebut.

    7

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    8/33

    Dunia konsep

    (abstrak) -------------------- X -------------------------

    Operasionalisasi X1 X2 X3

    Dunia nyata/

    empiris

    konkrit X1.1 X1.2 X2.1 X2.2 X3.1 X3.2

    Keterangan:

    X = Status sosial ekonomi

    X1 = Pendidikan; X2 = pekerjaan; X3 = penghasilan

    X1.1 = jenjang pendidikan terakhir

    X1.2 = lama waktu pendidikan

    X2.1 = jenis pekerjaan utama; X2.2 = jenis pek. sampingan

    X3.1 = jumlah penghasilan utama;

    X3.2 = jumlah penghasilan sampingan

    X1,X2, dan X3 adalah indikator untuk X

    X1.1 dan X1.2 adalah indikator untuk X1.

    Definisi operasional merupakan petunjuk tentang suatu variabel yang diukur,

    sangat membantu dalam komunikasi antara peneliti. Misalnya, "Penduduk yang

    tergolong miskin adalah mereka yang mempunyai tingkat pengeluaran senilai

    kurang dari 320 kg beras per kapita per tahun untuk penduduk pedesaan dan 480

    kg untuk perkotaan."

    6. Hubungan antar variabel

    Hubungan antara variabel berdasarkan sifat hubungannya dapat dibedakan

    menjadi hubungan simetris dan hubungan asimetris; berdasar kan jumlah variabel yangterlibat menjadi bivariat dan multivariat; berdasar kan bentuk hubungannya menjadi

    linear dan tidak linear; berdasarkan kondisi hubungannya menjadi hubungan yang

    perlu, hubungan yang cukup dan hubungan yang perlu dan cukup.

    Kaitan antara teori dengan hipotesis dan konsep dengan variabel dapat

    diabstraksikan sbb:

    8

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    9/33

    .

    Teori

    Tingkatan KONSEP KONSEPteori | |

    | |

    | |

    | |

    | |

    | |

    | |

    | |

    Tingkatan Hipotesis empiris VARIABEL VARIABEL

    Dalam hubungan antar variabel seringkali ditemukan adanya variabel antara

    sbb:

    Variabel bebas Variabel antara Var tidk bebas

    X --------------------------> Z ------------------> Y

    Variabel bebas

    X1

    Variabel antara Var tdk bebas

    Z -------------------------------- > Y

    Variabel bebas

    X2

    Variabel kontrol: variabel yang berperan mengontrol hubungan antara dua

    variabel, yaitu hubungan semu atau sejati. Hubungan semu adalah hubungan antara

    dua variabel yang hanya ada dalam data, tetapi secara logika sebenarnya tidak ada

    hubungan. Hubungan ini ada karena terdapat variabel ke tiga yang berhubungan secara

    positif dengan kedua variabel.

    9

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    10/33

    Ada-tidaknya Tingkat

    kebun binatang X Y kejahatan

    hubungan hubungan

    positif positif

    7. Validitas (Keabsahan) dan Reliabilitas (keterandalan)

    Dalam usaha untuk memperoleh kejelasan tentang konsep atau hubungan antar

    konsep yang sedang diteliti, langkah penting yang harus dilakukan adalah mengadakan

    pengukuran. Dalam konteks pengukuran inilah muncul masalah keabsahan dan

    keterandalan.

    "Apakah anda betul mengukur apa yang hendak anda ukur?" Suatu penelitian

    disebut valid (absah) apabila peneliti memang menukur konsep yang digunakan

    dalam penelitiannya sesuai dengan apa yang hendak diukur dan konsep itu diukur

    secara tepat. Dengan kata lain keabsahan menyatakan tingkat kesesuaian antara

    konsep dan hasil pengukuran atau antara konsep dengan kenyataan empiris.

    Keterandalan mencerminkan kecepatan dan kemantapan alat ukur dalam

    mengukur suatu konsep, sehingga yang dipermasalahkan adalah kesesuaian antara

    hasil-hasil pengukuran di tingkatan kenyataan empiris.

    10

    Z

    Besar-kecilnya kota

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    11/33

    BEBERAPA METODE ANALISIS DATA

    1. Pendahuluan

    Tujuan pokok suatu penelitian adalah untuk menjawab per-tanyaan dan

    hipotesis. Untuk itu peneliti merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, memproses

    data, membuat analisis dan interpretasi. Analisis data belum dapat menjawab

    pertanyaan penelitian. Setelah data dianalisis dan diperoleh informasi yang lebih

    sederhana, hasil analisis tersebut harus diinterpretasi untuk mencari makna dan

    implikasi dari hasil-hasil analisis tersebut.

    Dalam proses analisis data, peneliti menggolongkan, meng-urutkan, dan

    menyederhanakan data. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data

    ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam proses analisis ini

    seringkali digunakan metode-metode statistik. Dengan menggunakan metode statistik

    ini dapat diperbandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secraa

    kebetulan. Sehingga peneliti mampu menguji apakah hubungan yang diamatinya

    memang betul-betul terjadi karena hubungan sistematis antara variabel yang diteliti

    atau hanya terjadi secara kebetulan.

    Proses analisis data tidak berhenti sampai sekian. Hasil analisis harus dapat

    diinterpretasikan, artinya diadakan "interferensia" tentang hubungan yang diteliti.

    Peneliti melakukan inbterferensi ini dalam usaha untuk mencari makna dan implikasiyang lebih luas dari hasil-hasil penelitiannya. Interpretasi dapat dilakukan menurut

    pengertian yang sempit, hanya melibatkan data dan hubungan-hubungan yang diper-

    olehnya. Interpretasi juga dapat dilakukan dalam makna yang lebih luas, openeliti

    berupaya membandingkan hasil penelitiannya dengan hasil-hasil peneliti lain serta

    menghubungkan kembali hasil inferensinya dengan teori. Beberapa teknik analisis data

    untuk penelitian sosial dapat diabstraksikan seperti Tabel 1.

    11

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    12/33

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    13/33

    Pengertian dan makna "analisis data" dalam hal ini menyangkut berbagai

    aktivitas menghimpun, menata, menghitung, mengevaluasi, dan menginter pretasikan

    data untuk mendapatkan informasi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yangdihadapi. Sedangkan penafsiran hasil analisis data merupakan tahap selanjutnya dari

    proses analisis untuk sampai kepadfa kesimpulan.

    Dengan demikian analisis data dan interpretasi hasilnya merupakan dua macam

    proses yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu bobot informasi atau

    kesimpulan yang diperoleh sangat tergantung pada kejelian penafsiran dan ketajaman

    dalam menganalisis data. Atau data yang dianalisis belum memenuhi syarat yang

    diperlukan (tidak lengkap).

    2. Dasar-dasar Aljabar

    Banyak teknik pengambilan keputusan dan metode analisis didasarkan pada

    aljabar. Oleh karena itu tidak ada salahnya kalau pada kesempatan ini kita kajikembali beberapa prinsip aljabar.

    2.1. Peubah dan konstante

    Peubah dalam konteks matematik merupakan suatu "entity" yang dapat

    dinyatakan sebagai salah satu dari beberapa nilai numerik. Pada kenyataannya peubah

    ini mempunyai nilai-spesifik yang dapat berubah-ubah. Konsep tentang konstante

    jelas berbeda dengan konsep peubah seperti di atas. Suatu konstante dapat

    dikonsepsikan sebagai "a fixed numeral". Dengan demikian harus dapat membedakan

    antara konstante dengan "nilai tertentu" dari suatu peubah.

    2.2. Operasi Dasar Matematika

    Penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan pemang katan

    kadangkala disebut sebagai operasi matematika. Suatu ekspresi tunggal dapat

    mewakili beberapa operasi matematik, baik secara implisit maupun secara eksplisit.

    Urutan penyelesaian operasi mate-matik sangat penting dan harus meng ikuti aturan

    yang telah disepakati bersama. Aturan mengenai urutan penyelesaian operasi

    matematika adalah : Pemangkatan, Perkalian dan pembagian, dan Penambahan dan

    pengurangan.

    2.3. Persamaan

    Banyak orang mungkin telah mengetahui dan memahami makna dari tanda " =

    ". Suatu pernyataan matematika yang mengandung tanda ini disebut "persamaan".Pada hakekatnya "persamaan" ini dapat menyatakan hubungan fungsional antara ruas

    kiri dan ruas kanan. Dengan demikian nilai dari peubah di ruas kiri dapat dihitung

    kalau nilai peubah di ruas kanan diketahui. Proses ini dikenal sebagai evaluasi fungsi

    atas dasar nilai-nilai tertentu dari peubah-peubah di ruas kanan. Ada simbol

    matematika khusus yang digunakan untuk menya takan suatu fungsi. Misalkan I =

    f(p,r,t), menyatakan hubungan fungsional antara I dengan p, r, dan t.

    2.4. Peubah Dependent dan Independent

    Dalam suatu hubungan fungsional dapat dibedakan antara peubah dependent

    dan independent. Nilai dari peubah dependent tergantung pada nilai-nil;ai dari peubah

    13

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    14/33

    independent-nya. Untuk mengevaluasi suatu fungsi, nilai dari peubah independent-nya

    harus diketahui lebih dahulu.

    2.5. Ketidak-samaan

    Suatu ketidak-samaan dapat mengandung salah satu dari dua hubungan, yaitu

    (i) hubungan lebih besar dari ( dengan simbol > ), atau (ii) hubungan lebih kecil dari

    (dengan simbol < ). Perluasan dari konsepsi ini adalah pemaduan tanda "sama dengan"

    ke dalam simbol ketidak-samaan.

    2.6. EksponenEkspresi m5 mempunyai makna bahwa peubah m nilainya ditingkatkan lima

    kali dengan jalan saling mengalikan sesamanya, yaitu m x m x m x m x m. Angka 5

    dalam ekspresi matematik ini disebut eksponen. Sehubungan dengan konsepsi ini ada

    lima macam aturan penting, yaitu:

    1. X0 = 1 , (X = nilai dari peubah, atau konstante)

    2. X1 = X

    3. X2 x X3 = X2+3 = X5

    4. Xa x Yb = Xa Yb

    5. X-a = 1/Xa

    2.7. Menggrafikkan Hubungan Aljabar

    Dalam banyak kasus ternyata grafik dapat digunakan untuk mengekspresikan

    hubungan aljabar.

    2.7.1. Menggrafikkan Hubungan Fungsional

    Sarana lain untuk menyatakan suatu hubungan fungsio-nal adalah grafik.

    Dengan melihat grafik inibiasanya orang akan lebih mudah dan lebih cepat

    memperoleh informasintentang perilaku hubungan fungsional yang diwakilinya. Suatu

    fungsi aljabar : r = 14 t dapat digrafikkan menjadi seperti Gambar 4.1.

    2.7.2. Fungsi-fungsi linear

    Suatu fungsi yang grafiknya berupa garis lurus disebut fungsi linear. Fungsi

    ini mempunyai konstante yang menyatakan kecepatan naiknya nilai fungsi (peubah

    dependent) kalau peubah dependent-nya berubah.

    2.7.3. Fungsi-fungsi Kurvilinear

    Fungsi ini grafiknya berupa garis lengkung. Slope dari grafik ini tidak konstan.

    Salah satu bentuk fungsi ini adalah fungsi kuadratik, misalnya : Y = 4 X2 + 2 X - 3

    yang dapat digrafikkan seperti Gambar 2.

    2.7.4. Fungsi Linear tidak homogen (piecewise linear)

    Fungsi ini dalam beberapa hal menyerupai fungsi linear dan dalam hal-hal

    lainnya menyerupai fungsi kurvi-linear. Fungsi ini dicirikan oleh grafik yang tersusun

    atas segmen-segmen yang jelas bedanya, setiap segmen berupa garis linear, dan semua

    14

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    15/33

    segmen-seghmen ini mempunyai slope yang berbeda. Grafik dari fungsi ini disajikan

    dalam Gambar 3.

    3. Kalkulus Diferensial

    Kalkulus diferensial dapat digunakan untuk menentukan kecepatan perubahan

    nilai suatu fungsi relatif terhadap perubahan peubah independen.

    3.1. Derivatif

    Pada kenyataannya istilah "diferensial" menyatakan perbedaan yang terjadi

    pada nilai suatu fungsi sebagai akibat dari perubahan nilai peubah independent-nya.

    Alat yang dapat digunakan untuk menentukan perbedaan tersebut adalah "derivative".

    Derivatif suatu fungsi merupakan formula spesial yang dapat diperoleh melalui proses

    diferensiasi. Proses ini melibatkan penggunaan aturan-aturan tertentu gunamemodifikasi terma-terma dalam fungsi orisinilnya. Aturan ini didasarkan atas suatu

    skema klasifikasi yang telah disepakati bersama dalam kalkulus diferensial. Suatu

    notasi matematik yang sering digunakan untuk menya takan suatu derivatif ialah rasio.

    Pembilang dari rasio ini adalah fungsi atau peubah dependent (y), sedangkan

    penyebutnya peubah independent (x). Notasi rasio ini telah lazim dituliskan sebagai

    dY/dX.

    1. f(X) = C ............... dC/dX = 0

    2. f(X) = Xn ............... dXn/dX = nXn-1

    3. f(X) = CXn ............... dCXn/dX = C (dXn/dX)4. Y=f1(X) = e

    f2(X) .... dY/dX = ef2

    (X)(df2(X)/dX)

    5. Y=fo(X)= f1(X) + f2(X) ...........dY/dX=df1(X)/dX + df2(X)/dX

    3.2. Nilai Ekstrim dari suatu Fungsi

    Nilai ekstrim dari suatu fungsi seringkali sangat penting dalam proses

    pengambilan keputusan. Tiga macam nilai ekstrim yang telah populer adalah

    minimum, maksimum dan titik belok. Langkah-langkah yang lazim digunakan untuk

    mendapatkan nilai ekstrim adalah:

    (1). Menentukan apakah nilai ekstrim dari suatu fungsi adalah maksimum atauminimum

    (2). Menentukan berapa nilai peubah independent yang menyebabkan fungsi

    mencapai nilai ekstrim.

    (3). Menentukan apakah suatu fungsi mempunyai nilai ekstrim.

    3.3. Derivatif Parsial

    Banyak fungsi mempunyai banyak peubah independent, dan fungsi seperti ini

    dikenal dengan fungsi multivariate (fungsi peubah ganda). Seringkali kita perlu

    mengetahui kecepatan perubahan fungsi peubah ganda terhadap perubahan salah satu

    dari peubah-peubah independent-nya, sehingga kita harus melakukan proses

    diferensiasi parsial. Hasil dari proses ini disebut derivatif parsiil.

    15

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    16/33

    Aturan yang berlaku dalam diferensiasi parsiil serupa dengan diferensiasi

    biasa, hanya saja harus diperhatikan bahwa peubah independent yang tidak terlibat

    diperlakukan sebagai konstante. Prosedur untuk menemukan nilai ekstrim pada fungsiunivariate dapat diadopsi untuk fungsi multivariat sbb: (1). diferensiasi secara parsiil

    terhadap peubah tertentu, (2). tetapkan derivatif parsial sama dengan nol dan

    selesaikan untuk peubah yang bersangkutan, (3) evaluasi fungsi orisinal pada nilai ini

    untuk menentukan nilai-ekstrimnya.

    4. Aljabar Matriks

    Aljabar matriks, yang kadangkala juga disebut dengan aljabar linear, terdiri

    atas seperangkat aturan untuk melaksanakan operasi matematik atas sekelompok

    angka-angka sebagai kesatuan tunggal dan bukan atas angka-angka secara individual.

    Secara struktural angka-angka tersebut harus disusun secara runtut hingga membentuk

    suatu matriks, terdiri atas baris horisontal dan kolom vertikal. Secara teoritis, angkatunggal dapat dipandang sebagai suatu matriks yang terdiri atas satu baris dan satu

    kolom. Pada kenyataannya tatanan paling sederhana yang dianggap sebagai matriks

    adalah terdiri atas (1) satu baris dan beberapa kolom atau (2) satu kolom dan beberapa

    baris. Istilah "vektor" seringkali juga digunakan sebagai nama-khusus bagi salah satu

    dari ke dua tipe matriks ini, yaitu vektor baris atau vektor kolom. Beberaspa contoh

    bentuk matriks:

    A= 1 2 3 4 5 M = 1 N = 1 3 6 12

    2 4 8 9 3

    3 9 3 1 21

    4 22 7 9 5

    Operasi matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian dan

    pembagian dapat diimplementasikan pada matriks.

    5. Linear Programming (Programasi linear), LP

    LP merupakan suatu model yang dapat digunakan dalam banyak macam

    persoalan pengambilan keputusan, terutama dalam pemecahan masalah pengalokasian

    sumberdaya yang terbatas secara optimal. Masalah timbul kalau seseorang harus

    memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimanamasing-masing kegiatan membutuhkan sumberdaya yang sama sedangkan jumlah total

    sumberdaya tsb terbatas.

    Kadangkala kata "programming" di sini dikacaukan dengan "computer

    programming". Meskipun pada kenyataannya penyelesaian problem LP tanpa

    komputer sangat sulit, namun sebenarnya makna "programming" dalam LP ini adalah

    penetapan suatu program yang berarti "rencana". Dengan demikian kata "planning"

    dapat menjadi substitute kata "programming". "Linear" menyatakan makna bahwa

    setiap unit sumberdaya, atau input, yang dilibatkan dalam "rencana" tersebut

    mempunyai kontribusi yang sama dengan unit-unit lain dari input yang sama tanpa

    memperhatikan volume atau taraf operasinya. Demikian juga setiap unit output

    mempunyai nilai yang sama tanpa memperhatikan taraf operasinya sehingga dapat

    16

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    17/33

    dijumlahkan langsung. Salah satu contoh persoalan yang dapat diselesaikan dengan

    model LP adalah pendistribusian bahan bakar dari beberapa pusat depot ke beberapa

    tempat stasiun pengisian bahan bakar dalam rangka untuk meminimumkan total biayatransportasinya. Berbagai persoalan perencanaan menu gizi bagi formulasi pakan

    ternak juga dapat diselesaikan dengan model LP.

    Dalam memformulasikan model LP diperlukan ekspresi matematik yang dapat

    digunakan untuk mmenyatakan (1) fungsi tujuan yang akan dicapai, dan (2) fungsi

    pembatas atau fungsi kendala dalam penggunaan sumberdaya atau input untuk

    mencapai tujuan. Model LP ini selalu dirumuskan sedemikian rupa sehingga ekspresi

    tujuan (fungsi tujuan) dapat dimaksimumkan atau dimini-mumkan dalam proses

    penemuan penyelesaian (solution).

    Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memfor mulasikan problem

    LP melibatkan langkah-langkah berikut:

    1. Identifikasi tujuan akhir dari pengambil keputusan dan kemudian rumuskan secaraverbal

    2. Identifikasi kendala sumberdaya yang ada dalam upaya mencapai tujuan akhir

    3. Identifikasi peubah-peubah keputusan yang terkait dengan fungsi kendala dan

    fungsi tujuan

    4. Identifikasi koefisien dari peubah-peubah yang terkait dengan fungsi tujuan, dan

    formulasikan fungsi tujuan secara matematik

    5. Identifikasi koefisien dari peubah-peubah yang terkait dengan konsumsi/

    penggunaan sumberdaya atau input, dan total jumlah sumberdaya yang tersedia.

    Formulasikan fungsi kendala secara matematik.

    Prosedur penyelesaiannya serupa dengan menyelesaikan sepe rangkat

    persamaan linear simultan. Teknik khusus yang sering digu nakan didasarkan pada

    prosedur algoritme simpleks. Biasanya ada banyak sekali "penyelesaian, solution"

    yang layak bagi suatu sistem LP, tetapi hanya ada satu penyelesaian (optimal) yang

    diharapkan dapat memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan. Model LP

    dapat diselesaikan secara numerik dan secara grafik.

    Maksimumkan Fungsi tujuan: Z = 3X1 + 5X2

    dengan menghadapi fungsi kendala:

    1. 2 X1

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    18/33

    6. Prinsip Dasar Statistik

    Banyak model-model kuantitatif mengasumsikan bahwa data yang relevan

    dapat ditentukan dengan pasti. Data seperti ini secara teknis disebut "deterministik",sedangkan data yang tidak dapat ditentukan secara pasti disebut "probabilistik" atau

    stokastik". Suatu peubah yang nilainya tidak dapat diperkirakan dengan pasti disebut

    "peubah acak". Kadangkala kita perlu membedakan antara peubah acak diskrit

    dengan peubah acak kontinyu.

    6.1. Peluang subyektif dan obyektif

    Dalam fenomena-fenomena stokastik, perihal yang penting ialah bagaimana

    menentukan besarnya peluang yang terkait dengan suatu outcome dari peubah acak.

    Penentuan peluang ini dapat dilakukan berdasarkan "feeling" dari peneliti sehingga

    disebut peluang subyektif, atau berdasarkan pengalaman/outcome obyektif yang terjadi

    sebelumnya sehingga disebut peluang obyektif. Masalah peluang ini sangat pentingartinya dalam kejadian-kejadian yang berulang. Sehingga seringkali kita kenal istilah

    "distribusi frekuensi", yang pada hakekatnya menyatakan setiap nilaidari suatu

    peubah acak dan frekuensinya masing-masing (Tabel 4).

    6.2. Nilai Harapan

    Nilai harapan dari suatu peubah acak pada hakekatnya merupakan rataan

    terboboti dari semua nilai yang mungkin terjadi. Pembobot bagi setiap nilai peubah

    adalah peluangnya masing-masing.

    Tabel 4. Teladan distribusi frekuensi

    _________________________________________________________

    Kode Nomer Banyaknya hari Peluang munculnya

    munculnya nomer kode nomer

    _________________________________________________________

    152 2 0.067

    155 3 0.100

    159 7 0.233

    160 8 0.266

    163 5 0.167

    164 3 0.100

    167 2 0.067_________________________________________________________

    30 1.00

    _________________________________________________________

    Teladan sederhana adalah berikut ini:

    Jumlah kendaraan Peluang

    2 0.20

    3 0.80

    -----------

    1.00

    18

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    19/33

    Nilai harapan dari peubah acak (jumlah kendaraan yang terjual dalam suatu

    hari) adalah (0.2 x 2 + 0.8 x 3) atau = 2.8 kendaraan. Nilai ini memerlukan

    interpretasi hati-hati.

    6.3. Variasi dan Analisis RagamVariasi di antara berbagai nilai yang mungkin terjadi dari suatu peubah acak

    seringkali disebut "dispersi". Ukuran besarnya dispersi dari suatu peubah acak

    disebut "ragam, variance". Pada dasarnya ragam ini merupakan rata-rata kuadrat

    simpangan dari suatu peubah acak terhadap nilai rata-ratanya (mean). Akar kuadrat

    dari ragam disebut "simpangan baku", yang kegunaan utamanya terletak pada

    kemampuannya untuk mengekspresikan dispersi dalam bentuk unit ukuran orisinalnya.

    Model dasar dari analisis ragam mengasumsikan sejumlah tertentu faktor

    independen atau efek-efeknya yang ditambahkan kepada rataan, mampu

    mendefinisikan situasi praktis yang dimodel. Dengan demikian suatu eksperimensederhana dengan t perlakuan dan diulang r kali dapat didefiniskan dengan model:

    Yij = + i + j + ij

    dimana adalah rata-rata; adalah pengaruh ulangan ke-i (i = 1 - r); adalahpengaruh perlakuan ke-j (j = 1 - t), dan adalah kesalahan acak yang tersebar normal

    dan independen dengan rataan nol dan ragam 2.

    7. Korelasi

    Secara umum dapat dikatakan bahwa "korelasi" merupakan peralatan statistik

    yang mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah atau lebih. Dengan demikian

    dikenal dua macam korelasi, yaitu korelasi sederhana dan korelasi majemuk atau

    berganda. Ukuran dari korelasi tersebut adalah (i) koefisien-korelasi (r) yang nilai

    numeriknya berkisar antara -1 dan +1, dan (ii) koefisien determinasi (r2).

    Koefisien determinasi yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi pada

    hakekatnya menyatakan sebagian (persentase) dari total variasi (peubah 1) yang dapat

    diterangkan oleh variasi peubah 2. Jadi nilai r2 = 0.846 atau 84.6% menyataan bahwa84.6% dari variasi peubah 1 dapat dijelaskan oleh variasi peubah 2, sedangkan 15.4%

    dari total variasi disebabkan olah faktor lainnya..

    8. Regresi

    Dalam permasalahan pengelolaan dan menejemen seringkali dijumpai kegiatan

    peramalan, pendugaan, perkiraan, dan lainnya. Salah satu metode yang dapat

    digunakan untuk maksud-maksud ini adalah regresi. Metode analisis ini sangat tepat

    kalau peubah yang diramal secara logis "dependent" terhadap peubah lainnya

    ("independent"). Misalnya ada ketergantungan logis antara "sales" dan "biaya

    19

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    20/33

    perjalanan salesmen". Apabila peubah independent-nya hanya satu maka disebut

    regresi sederhana , dan apabila peubah independent-nya lebih dari satu maka disebut

    regresi-berganda.Dalam rangka untuk dapat mengimplementasikan regresi ini ada dua kriteria

    yang harus diperhatikan, yaitu (i) apakah ada peubah lain yang mempunyai hubungan

    "prasyarat" logis dengan peubah dependent, dan (ii) apakah bentuk hubungan logis

    tersebut linear atau non-linear. Untuk dapat menjawab kriteria pertama tersebut kita

    harus menguasai landasan teoritis yang melatar-belakangi permasalahan yang

    dihadapi. Hubungan logis yang menjadi prasyarat tersebut dapat berupa fubungan

    fungsional atau hubungan sebab-akibat. Sedangkan bentuk hubungan antara dua

    peubah dapat dilihat dengan menggunakan diagram pencar yang melukiskan titik-titik

    data (Gambar 5).

    Hubungan antara dua peubah tersebut di atas dapat dinyatakan dalam bentuk

    matematis sbb:1. Model regresi linear: Y = a + b X

    2. Model regresi non linear:

    2.1. Kuadratik : Y = a + bX + c X2

    2.2. Eksponensial : Y = a (ecX) atau Y = a (e-cX)

    2.3. Asimtotis : Y = a - b(e-cX)

    2.4. Logistik : Y = a / (1+b rX).

    Grafik hubungan-hubungan tersebut dilukiskan dalam Gambar 6.

    Model regresi yang melibatkan lebih dari satu peubah in-dependent dinamakan

    model regresi berganda, salah satu contoh yang populer adalah Regresi Linear

    Berganda. Dua macam penggunaan yang sangat penting dari model regresi ini ialah (i)

    membangun persamaan yang melibatkan beberapa peubah independent (Xi) yang

    dapat digunakan untuk menduga perilaku peubah independent (Y), dan (ii)

    menemukan peubah-peubah independent (Xi) yang berhubungan dengan peubah Y,

    mengurutkan tingkat kepen tingannya, dan menginterpretasikan hubungan- hubungan

    yang ada.

    Model matematikanya adalah:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + ........ + bn Xn

    dimana:

    Y = peubah independent

    X1 = peubah independent pertama

    X2 = peubah independent ke dua

    Xn = peubah independent ke n

    a = intercept

    b1, b2, bn, ....... = koefisien regresi.

    9. Teori Permainan

    20

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    21/33

    Teori permainan (game theory) merupakan pendekatan matematik untuk

    merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori inidikembangkan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dari situasi-situasi

    persaingan yang bebeda-beda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan. Misalnya

    para pimpinan pemasaran bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar, yang

    semuanya terlibat dalam usaha untuk memenangkan permainan. Kepentingan-kepen-

    tingan yang bersaing dalam permainan disebut para "pemain". Diasumsikan bahwa

    setiap pemain mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan

    rasional.

    Model-model teori permainan ini dapat diklasifikasikan menurut jumlah

    pemain, jumlah keuntungan dan kerugian, serta jumlah strategi yang digunakan dalam

    permainan. Telada berikut adalah Permainan dua- pemain-jumlah-nol "(2 person

    zero sum game)". Matriks pay-off nya disajikan dalam Tabel 6.

    Tabel 6. Matriks pay-off Permainan Dua-Pemain Jumlah-Nol

    _________________________________________________________

    Pemain B

    Pemain A --------------------------------------

    B1 B2 B3

    _________________________________________________________

    A1 6 9 2

    A2 8 5 4

    _________________________________________________________

    Beberapa hal dapat dijelaskan berikut ini:

    (1). Angka-angka dalam matriks pay-off (matriks permainan) menunjukkan hasl-hasil

    (atau pay off) dari berbagai strategi permainan. Hasil-hasil ini dapat dinyatakan

    sebagai ukuran efektivitas seperti jumlah uang, persentase pangsa pasar, atau

    utilitas. Dalam teladan ini, bilangan positif dapat menunjukkan keuntungan bagi

    pemain baris (maximizing player) dan merupakan kerugian bagi pemain kolom

    (minimizing player). Kalau pemain A menggunakan strategi A1 dan pemain B

    memilih strategi B2, maka hasilnya ialah A memperoleh keuntungan 9 dan Bmengalami kerugian 9. Asumsinya bahwa matriks permainan diketahui oleh

    kedua pemain.

    (2). Strategi permainan adalah rangkaian kegiatan atau rencana dari seorang pemain,

    sebagai reaksi atas aksi yang mungkin dilakukan oleh pemain lawannya.

    (3). Aturan permainan melukiskan kerangka dimana para pe-main memilih strateginya

    masing-masing.

    (4). Nilai permainan adalah hasil yang diperkirakan per-mainan dimana kedua

    pemain menggunakan strateginya yang paling baik atau optimal. Suatu

    permainan disebut "adil" apabila nilainya nol, dimana tidak ada pemain yang

    memperoleh keuntungan atau kemenangan.

    21

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    22/33

    (5). Suatu strategi dominan apabila setiap pay-off dalam strategi adalah supe-rior

    terhadap setiap pay off yang berhubungan dalam suatu strategi alter-natif.

    (6). Strategi optimal adalah rangkaian kegiatan atau ren- cana yang menyeluruh, yangmenyebabkan seorang pemain dalam posisi yang paling mengun tungkan tanpa

    memperhatikan kegiatan para lawannya.

    (7). Tujuan dari model permainan adalah menidentifikasikan strategi atau ren-cana

    optimal bagi setiap pemain. Dalam teladan di atas, strategi optimal bagi A adalah

    A2; dan strategi optimal bagi B adalah B3.

    Berdasarkan uraian di atas, konsep teori permainan sangat penting dalam

    masalah-masalah:

    (1). Pengembangan suatu kerangka untuk analisis pengambilan kepu-tusan dalam

    kondisi persaingan (dan juga kerjasama)

    (2). Penguraian suatu metode kuantitatif yang sistematis yang memungkinkan parapemain memilih strategi yang rasional dalam upaya mencapai tujuan

    (3). Gambaran dan penjelasan tentang fenomena situasi persaingan atau konflik,

    seperti tawar-menawar dan perumusan koalisi.

    10. Teori Keputusan

    Dalam dunia nyata, para pengambil kebijakan seringkali diha-dapkan pada

    kelangkaan informasi yang diperlukan untuk menentukan keputusan. Dalam perihal

    akurasi dan variabilitas informasi tersebut pada hakekatnya dapat diklasifikasikan

    menjadi tiga kategori, yaitu "kepastian (certainty), risiko (risky), dan ketidak-

    pastian (uncertainty)."

    Model-model keputusan dengan informasi yang pasti (certainty) me-nunjukkan

    bahwa setiap rangkaian kegiatan mempunyai hasil tertentu yang tunggal. Modelini

    tergolong deterministik. Model keputusan dengan keadaan risiko (model stokastik)

    mengandung adanya keacakan. Risiko menggambarkan informasi yang mengiden-

    tifikasikan bahwa setiap rangkaian keputusan mempu-nyai sejumlah kemungkinan

    hasil dan peluang terjadinya.

    Model keputusan dengan keadaan ketidak-pastian menunjukkan bahwa

    peluang terjadinya hasil dari keputusan-kepu tusan tidak dapat ditentukan.

    Tujuan dari teori keputusan a.l. adalah untuk memaksi mumkan (atau

    meminimumkan) "benefits" (atau cost) rata-rata jangka panjang berbagai keputusan

    yang menghadapi kondisi risiko. Sedangkan pengambilan keputusan pada kondisi

    ketidak-pastian dikaji dalam teori permainan.

    10.1. Konsep-konsep Dasar

    Model keputusan yang umum terdiri atas komponen-komponen:

    (1). Keadaan dasar: sekumpulan kejadian acak yang mungkin dapat mempe ngaruhi

    hasil keputusan

    (2). Peluang-peluang yang berkaitan dengan keadaan dasar

    22

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    23/33

    (3). Keputusan: sekumpulan kegiatan yang mungkin diambil oleh pengambil

    keputusan

    (4). Pay off. Sekumpulan benefit atau cost yang mungkin dapat dihasilkan darikeputusan dan keadaan dasar yang acak.

    10.2. Kriteria keputusan

    Keputusan optimal yang dapat diambil tergantung pada sasaran yang ingin

    dicapai oleh pengambil keputusan. Beberapa macam kriteria yang sering digunakan

    untuk memaksimumkan atau meminimumkan sasaran adalah :

    (1). Kriteria Nilai Harapan

    Nilai harapan dari suatu peubah acak X adalah samadengan penjumlahan semua

    nilai X yang mungkin terjadi dikalikan dengan peluangnya masing-masing.

    Konsepsinya adalah memilih keputusan yang mempunyai pay-off yang

    maksimum atau biaya yang minimum.(2). Kriteria Pohon Keputusan

    Dalam hal keputusan yang berurutan, pohon keputusan merupakan suatu

    peralatan pemodelan konseptual dan skematik yang ampuh. Pohon keputusan

    adalah representasi skematik dari suatu masalah keputusan.

    (3). Kriteria ragam

    Besar-kecilnya risiko diukur dengan ragam; semakin besar ragam berarti semakin

    tidak seragam atau dengan kata lain risikonya semakin besar. Kriteria yang

    diguakan adalah: Maksimumkan E(Z) - K . Ragam (Z)

    dimana E(Z) adalah hasil yang diharapkan dari kegiatan Z, sedangkan K adalah

    pembobot yang mencerminkan kepekaan seseorang terhadap risiko. Semakin

    tidak senang risiko berarti nilai K semakin besar.

    (4). Kriteria Maximax.

    Keputusan yang dipulih adalah yang menghasilkan pay-off paling besar tanpa

    mempedulikan keadaan dasar yang seharusnya dipilih.

    (5). Kriteria Maximin

    Keputusan yang dipilih adalah yang mempunyai maksimum dari pay- off yang

    minimum. Kriteria ini agak pesimistik.

    (6). Kriteria peluang maksimum

    Seseorang seharusnya memilih keputusan optimal atau landasan keadaan dasar

    yang paling sering terjadi (modus).

    (7). Kriteria LaplaceDalam kondisi tidak tersedia bukti atau data yang kuat, maka setiap keadaan dasar

    dianggap mempunyai peluang yang sama besar. Oleh karena itu, seseorang harus

    memilih keadaan dasar yang mempunyai benefit rata-rata tertinggi.

    11. Analisis Jaringan Kerja

    Analisis jaringan kerja juga sering dikenal dengan istilah "network planning

    atau network analysis". Analisis ini sering digunakan untuk perencanaan,

    penyelenggaraan dan evaluasi proyek-proyek kegiatan. Dua metode yang telah

    populer adalah "PERT (Programme Evaluation and Review Technique) dan CPM

    (Critical Path Method)".

    23

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    24/33

    Metode PERT menganggap bahwa proyek terdiri atas peristiwa-peristiwa yang

    susul-menyusul, sedangkap CPM menganggap proyek terdiri atas kegiatan-kegiatan

    yang saling berhubungan membentuk lintasan-lintasan tertentu. Visualisasi suatuproyek menurut kedua metode ini adalah berupa diagram network.

    Beberapa simbol yang lazim digunakan dalam diagram network adalah (i) anak

    panah, yang melambangkan kegiatan, (ii) lingkaran, yang melambangkan peristiwa

    dan (iii) anak panah terputus-putus, yang melam bangkan hubungan antara dua

    peristiwa.

    Diagram network merupakan visualisasi proyek berdasarkan analisis jaringan

    kerja, biasanya diagram ini terdiri atas simbol kegiatan, simbol peristiwa, dan simbol

    hubungan antar-peristiwa. Diagram ini menyatakan logika ketergantungan antar

    kegiatan yang ada dalam proyek dan menyatakan urutan peristiwa yang terjadi selama

    penyelenggaraan proyek. Salah satu implementasi metode analisis ini ialah dalam

    analisis waktu, analisis sumberdaya, dan analisis biaya pada suatu proyek.

    13. Data EnumerasiSalah satu metode untuk analisis data enumerasi adalah "chi-kuadrat". Data

    enumerasi lazimnya melibatkan peubah-peubah diskrit yang lebih mengarah kepada

    ciri kualitatif daripada kuantitatif. Dengan demikian data berupa jumlah individu yang

    tergolong ke dalam kelas-kelas tertentu. Misalnya, suatu populasi diambil contohnya

    dan kemudian dihitung banyaknya individu jantan dan betina dari contoh tersebut.

    Dalam suatu populasi atau dalam suatu contoh, individu dapat diklasifikasikan

    menurut beberapa peubah. Misalnya penduduk di suatu kampung dapatdikelompokkan atas dasar kebiasaan merokok, dan kemudian dikelompokkan lagi

    berdasarkan kerentanan terhadap penyakit kanker. Berdasarkan kriteria di atas maka

    dapat disusun tabel dua arah seperti Tabel 7.

    Tabel 7. Tabel kontingensi dua arah

    Perokok Tidak merokok Jumlah

    Rentan Kanker 200 300 500

    Tidak rentan kanker 180 310 490

    Jumlah 380 610 990

    Dengan data seperti di atas kita dapat melakukan analisis lebih lanjut untuk

    mengetahui apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kerentanan

    terhadap penyakit kanker. Kriteria uji Chi-kuadrat dapat dihitung dan kemudian

    dibandingkan dengan nilai Chi-kuadrat dalam tabel standar. Teladan lain misalnya

    hasil percobaan pemberian pakan kepada tikus (Tabel 8)

    Data ini dapat dianalisis untuk mengetahui pengaruh bahan pakan terhadap

    kehidupan tikus, atau untuk mengetahui apakah sebenarnya peluang tikus untuk hidup

    sama besar setelah diberi kedua macam bahan pakan tersebut. Data binomial dalam

    tabel yang dimensinya lebih dari dua mengisyaratkan problematik statistik dan

    interpretasinya yang rumit. Suatu teladan sederhana berikut ini adalah hasil percobaan

    24

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    25/33

    pemberian pakan konsentrat terhadap kesehatan tubuh dua jenis kelinci (Tabel 9).

    Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh konsentrat

    terhadap kesehatan tubuh kelinci jenis A berbeda dengan jenis B. Untuk menjawabpertanyaan tersebut data dapat dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik Chi-

    kuadrat . Kriteria uji dapat dikembangkan dengan melibatkan peluang di masing-

    masing "Cel" dari tabel kontingensi.

    Tabel 8. Tabel kontingensi dua arah (Hasil percobaan pemberian pakan pada tikus)

    _________________________________________________________

    Perlakuan pakan Jumlah tikus yang:

    Hidup Mati Total

    _________________________________________________________

    Kaldu standar 8 12 20

    Campur penisilin 48 62 110_________________________________________________________

    Total 56 74 130

    ______________________________________________________

    14. Data MultivariateDalam perihal-perihal tertentu ternyata para pakar telah membuat pembedaan

    antara "variable" dan "variate". Suatu "variable" adalah "kuantita yang mempunyai

    nilai berbeda untuk individu yang berbeda, atau mempunyai nilai berbeda untuk

    individu yang sama pada kondisi yang berbeda". Sedangkan suatu "variate"

    didefinisikan sebagai "suatu kuantita yang dapat mempunyai salah satu nilai dari gugusnilai tertentu yang mempunyai frekuensi relatif atau peluang tertentu". "Variate" ini

    kadangkala juga dipandang sebagai peubah-acak, tetapi harus dipandang bukan hanya

    nilainya saja, tetapi juga harus dilibatkan fungsi peluangnya.

    Tabel 9. Tabel kontingensi tiga arah

    _________________________________________________________

    Kelinci A Kelinci B Total

    Sehat Sakit Sehat Sakit

    _________________________________________________________

    Kelinci A 12 15 20 10 57

    Kelinci B 15 15 18 20 68_________________________________________________________

    Total 27 30 38 30 125

    _________________________________________________________

    Dalam bidang ekologi atau ilmu lingkungan, seringkali suatu model analisis

    harus mampu menangkap perilaku lebih dari satu variate. Model-model seperti ini

    secara kolektif disebut "multivariate", dan teknik analisisnya disebut "multivariate

    analysis". Pada hakekatnya analisis ini adalah analiis data multi variate dalam

    pengertian bahwa setiap anggota mempunyai nilai-nilai p variates. Teladan data

    seperti ini disajikan dalam Tabel 10.

    25

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    26/33

    Tabel 10. Karakteristik tanah dari beberapa lokasi

    _________________________________________________________No. Kadar Fosfor Nitrogen Kepadatan Kerikil

    Tanah air

    _________________________________________________________

    1 68 15 2.1 45 15

    2 72 10 1.8 56 21

    3 72 12 2.2 44 26

    4 65 22 2.1 50 18

    5 60 15 2.3 49 20

    6 45 17 3.1 30 21

    7 50 22 2.8 42 23

    8 70 28 2.5 29 189 76 21 2.1 43 10

    10 54 23 1.9 50 6

    _________________________________________________________

    14.1. Model-model deskriptif

    Model-model ini tidak melibatkan pendugaan variate degan menggu-nakan

    variate lainnya.

    (a). Analisis Komponen Utama ("Principal Component Analysis, PCA")

    Model ini merupakan bentuk yang cukup sederhana untuk mempelajari variasi

    multivariate. Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis data yang

    memenuhi syarat sbb:

    1. Untuk setiap individu unit contoh diukur dan dicatat peubah- peubah yang sama.

    Dengan demikian semua pengukuran harus dilakukan untuk setiap individu unit

    pengamatan,

    2. Peubah-peubah yang dipilih untuk analisis harus kontinyu atau kalau diskrit maka

    intervalnya harus cukup kecil sehingga dapat dianggap kontinyu

    3. Tidak ada manipulasi peubah orisinal untuk membentuk peubah baru yang juga

    dilibatkan dalam analisis.

    Metode analisis ini dilakukan untuk mencapai tujuan :

    1. Pemeriksaan korelasi antara peubah-peubah yang separate

    2. Reduksi dimensi variabilitas yang diekspresikan oleh unit-unit sampling

    individual hingga menjadi paling sedikit tetapi masih bermakna

    3. Eliminasi peubah-peubah yang sumbangan informasinya kecil

    4. Pemeriksaan pengelompokkan unit-unit sampling yang paling informatif

    5. Penentuan pembobot obyektif bagi peubah-peubah dalam rangka untuk menyusun

    indeks variasi

    6. Identifikasi unit-unit samling yang meragukan asal-usulnya

    Metode analisis ini pada hakekatnya melibatkan ekstraksi eigenvalue dan

    eigenvector dari matriks koefisien korelasi peubah-peubah orisinalnya.

    26

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    27/33

    (b). Analisis Gerombol ("cluster analysis")

    Analisis ini pada hakekatnya melibatkan berbagai macam teknik untukmenemukan struktur dari gugusan data yang sangat kompleks. Persyaratan

    database sama dengan analisis PCA. Tujuannya tidak lain adalah untuk

    mengelompokkan unit-unit data atau peubah ke dalam gerombol-gerombol

    (kelompok) sehingga elemen-elemen dalam suatu gerombol mempunyai derajat

    "asosiasi alamiah" yang cukup tinggi, dan gerombol yang satu berbeda dengan

    gerombol lainnya. Hasil analisis gerombol ini dapat disajikan dalam bentuk

    dendrogram seperti Gambar 17.

    14.2. Model Prediktif

    (a). Fungsi diskriminan

    Model klasik Fisher tentang fungsi diskriminan berkaitan dengan permasalahan

    bagaimana mendiskriminasikan antara dua kelompok "a priori", dimana setiap individu

    anggota dalam kelompok mempunyai beberapa peubah yang telah diukur. Model ini

    menyediakan fungsi linear dari pengukuran setiap peubah sedemikian rupa sehingga

    individu dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelompok dengan tepat.

    Fungsi diskriminan ini ditulis sbb:

    z = a1x1 + a2x2 + .......+ amxm

    dimana a adalah vektor koefisien diskriminan dan x adalah vektor pengukuran

    yang dilaukan pada individu yang harus dimasukkan ke dalam salah satu kelompok.

    (b). Canonical Variate

    Kalau kelompok (gerombol) yang dilibatkan lebih dari dua, maka analisis di

    atas perlu dikembangkan lebih lanjut dengan membentuk lebih dari satu fungsi

    diskriminan. Metode analisis seperti ini dikenal dengan nama "Canonical variate".

    Dengan demikian tujuannya adalah menderivasikan seperangkat fungsi deskriminan

    yang berbentuk:

    d = a1x1 + a2x2 + a3x3 + ............. + apxp

    dimana a1,a2,a3, ..... ap adalah koefisien deskriminan yang dihitung

    sedemikian rupa untuk meminimumkan konfuse di antara satu gerombol dengan

    gerombol lainnya.

    16. Statistik Non-Parametrik

    Dalam penelitian seringkali kita menghadapi data yang distribusinya tidak

    mudah atau sulit sekali diketahui. Untuk ini kita memerlukan statistik distribusi-bebas,

    sehingga kita memerlukan pro-sedur analisis yang tidak tergantung pada distribusi

    27

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    28/33

    tertentu. Statistik non parameterik membandingkan distribusi dan bukan

    membandingkan parameter. Beberapa keuntungan dari statistik non-parameterik ini

    adalah:(1). Kalau dimungkinkan untuk membuat asumsi yang lemah mengenai sifat

    distribusi data maka statistik non-parametrik sangat sesuai. Statistik ini

    digunakan untuk sekelompok besar distribusi bukan untuk distribusi tunggal,

    (2). Kadangkala dimungkinkan untuk bekerja sedikit lebih banyak daripada

    mengkategorisasikan data karena skala pengukurannya sangat lemah/tidak

    memadai. Dalam hal ini, uji non-parametrik dapat dilakuan. Pada kesempatan

    lain, kategorisasi merupakan cara untuk mengumpulkan data yang banyak secara

    cepat, datanya sedemikian banyaknya sehingga diperlukan uji non parametrik,

    (3). Kalau dimungkinkan untuk me-ranking data, maka teredia prosedur-prosedur non-

    parametrik,

    (4). Karena statistik non-parametrik menggunakan data enumerasi, ranking, atau tandadari perbedaan untuk observasi yang berpasangan, maka seringkali dapat lebih

    cepat dan mudah digunakan.

    Efisiensi teknik-teknik non-parametrik dibandingkan dengan metode

    parametrik ternyata snagat tinggi untuk sampel kecil ( n < 10), efisiensi menurun

    kalau jumlah sampel semakin besar.

    16.1. Uji X2 Goodness of Fit

    Seringkali kita ingin mengetahui bukan parameter dari distribusi yang

    diasumsikan melainkan ingin mengetahui bentuk distribusinya. Dengan kata alain kita

    ingin menguji hipotesis bahwa sampel data berasal dari suatu distribusi tertentu.

    Kriteria uji X2 adalah:

    (Observasi - Harapan)

    X2 = ----------------------------(Harapan)

    Kriteria ini sesuai untuk data yang tersebar dalam kategori. Tidak diperlukan

    skala untuk mendefinisikan kategori, meskipun ada sekala dan dapat digunakan.Peluang diperlukan untuk menghitung nilai-nilai harapan, peluang ini dapat diperoleh

    dari teori atau diduga dari data.

    16.2. Uji Kolmogorov-Smirnov: Sampel Tunggal

    Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis mengenai distribusi kontinyudengan

    parameter-parameter tertentu. Uji ini dianggap konservatif, yaitu bahwa, P(tolak Ho|

    Ho benar) < nilai tabel, kalau parameter-parameter diestimasi. Uji ini juga dapatdigunakan untuk menguji hipotesis mengenai distribusi diskrit.

    16.3. Uji Tanda

    28

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    29/33

    Dalam uji ini, kita berhubungan dengan median dan bukan dengan mean (rata-

    rata). Uji tanda ini didasarkan pada tanda-tanda dari perbedaan di antara nilai-nilai

    yang berpasangan. Ini berarti bahwa uji ini juga dapat digunakan kalau observasi yangberpasangan diranking secara sederhana.

    Untuk menguji hipotesis nol bahwa setiap perbedaan berasal distribusi peluang

    yang mempunyai median 0 maka kriteria uji yang dapat digunakan adalah:

    (Observasi - Harapan)

    X2 = -----------------------------(Harapan)

    Formula berikut ini sesuai untuk menguji Ho: p = 0.5 :

    (n1-n2)2

    X2 = -------------

    n1 + n2

    dimana nilai-nilai n1 dan n2 adalah banyaknya tanda plus dan minus.

    Uji ini mempunyai kerugian karena tidak mamapu mendeteksi informasi

    mengenai besarnya perbedaan. Sehingga tidak memungkinkan untuk mendeteksi

    penyimpangan dari hipotesis nol kalau banyaknya pasangan observasi kurang dari

    enam. Untuk pasangan observasi lebih dari 20, uji ini sangat berguna.

    16.4. Uji Rank Wilcoxon

    Uji ini merupakan pengembangan dari Uji-Tanda dalam upaya untukmendeteksi perbedaan-perbedaan riil pada perlakuan yang berpasangan. Tahapan

    dalam prosedur ini adalah:

    (1). Menyusun Rank perbedaan-perbedaan di antara nilai-nilai yang berpasangan

    mulai terkecil hingga terbesar tanpa memperhatikan tandanya.

    (2). Memberi tanda pada Rank sesuai dengan perbedaan orisinalmnya

    (3). Menghitung jumlah Rank positif T+ dan menjumlah rank negatif T-. Ini

    berhubungan dengan persamaan T+ + T- = n(n+1)/2.

    Pilihlah di antara T+ dan T- yang secara numerik lebih kecil, dan ini disebut

    dengan T.

    (4). Membandingkan jumlah yang diperoleh pada tahap (3) dengan nilai kritis.

    Uji signifikasi dapat dilakukan dengan n sama dengan ba-nyaknya pasangan:

    Z = (T - T)/T,

    n(n+1) n(n+1)(2n+1)

    T = -----------------, T = ------------------

    4 24

    .

    16.5. Uji Kolmogorov-Smirnov: Dua Sampel

    Untuk menguji dua sampel independen dan menguji hipotesis nol bahwa

    mereka berasal dari distribusi yang identik. Kalau sampel-sampel tersebut adalah

    29

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    30/33

    Y11, ...... Y1n1 dan Y21, .... Y2n2, maka kita mempunyai Ho: F1(Y) = F2(Y), dimana

    Fi adalah benar tetapi fungsi distribusi kumulatifnya tidak spesifik. Kriteria uji

    mensyaratkan bahwa dua fungsi distribusi sampel dibandingkan. Ini berarti kita

    mencari perbedaan numerik maksimum di antaranya. Langkah-langkah prosedurnya

    adalah:

    (1). Ranking semua observasi bersama-sama

    (2). Tentukan fungsi-fungsi distribusi komulatif dari sampel, Fn(Y1) dan Fn(Y2)

    (3). Hitunglah |Fn(Y1) - Fn(Y2)| pada masing-masing nilai Y

    (4). Carilah D dan bandingkan dengan nilai kritis.

    Kalau H1: F1(Y) > F2(Y) maka kriteria ujinya adalah:

    D+ = |Fn(Y1) - Fn(Y2)| untuk Fn(Y1) > Fn(Y2)

    Kalau H1: F1(Y) < F2(Y) maka kriteria ujinya adalah:

    D- = |Fn(Y1) - Fn(Y2)| untuk Fn(Y1) < Fn(Y2)

    16.6. Uji Wilcoxon-Mann-Whitney: Dua Sampel

    Uji Wilcoxon ini dikembangkan untk menguji lokasi dua sampel independen

    yang ukurannya sama. Uji ini diperluas oleh Mann dan Whitney untuk sampel yangukurannya tidak sama. Uji untuk observais yang tidak berpasangan adalah sebagai

    berikut, untuk n1 < n2:

    (1). Susun Rank observasi dari kedua sampel bersama-sama mulai dari terkecil hingga

    terbesar,

    (2). Tambahkan Rank-rank untuk sampel yang lebih kecil, sebutlah ini dengan T

    (3). Hitunglah T' = n1(n1 + n2 + 1)-T, , nilai yang ingin anda peroleh untuk sampel

    yang lebih kecil kalau observasi telah diranking dari terbesar hingga terkecil. (Ini

    bukan jumlah rank-rank untuk sampel lainnya).

    (4). Bandingkanlah jumlah rank yang lebih kecil dengan nilai tabel.

    Kalau tidak tersedia tabel uji, dapat digunakan formula berikut:

    Z = (T-T)/_T,

    n1(n1+n2+1) n1n2 (n1+n2+1)

    T = ------------------ , T = --------------------

    2 12

    Bandingkanlah nilai Z-hitung dengan Z-tabel.

    16.7. Uji Median

    30

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    31/33

    Uji ini dapat digunakan untuk menguji dua sampel independen. Ia menguji

    hipotesis nol bahwa dua distribusi kontinyu mempunyai median bersama. Prosedurnya

    adalah:(1). Urutkanlah dua sampel dari terkecil hingga terbesar.

    (2). Carilah mediannya

    (3). Untuk setiap sampel, amatilah banyaknya observasi-observasi yang lebih besar

    dari median

    (4). Gunakan dua besaran ini dan dua ukuran sampel untuk melengkapi tabel

    kontingensi 2 x 2.

    (5). Ujilah signifikansinya dengan X2 dengan satu derajat bebas kalau ukuran kedua

    sampel lebih besar dari 10.

    16.8. Uji Kruskal-Wallis: k - Sampel

    Kruskal dan Wallis telah mengembangkan suatu kriteria uji berdasarkan atas

    rank-rank yang sesuai untuk rancangan acak lengkap. Untuk k = 2, setara dengan uji

    Wilcoxon-Mann-Whitney. Kalau untuk uji rank yang lainnya, kita asumsikan abwha

    semua populasi yang disampel adalah kontinyu dan identik, kecuali hanya lokasinya.

    Hipotesis nol adalah bahwa semua populasi mempunyai lokasi sama. Prosedurnya

    adalah sbb:

    (1). Susun Rank semua observasi bersama-sama dari yang terkecil hingga terbesar.

    (2). Jumlahkanlah rank-rank untuk setiap sampel

    (3). Hitunglah kriteria uji dan bandingkanlah dengan nilai tabel.

    Kriteria uji adalah:

    12 Ri2

    H = ---------- ---- - 3(n-1)n(n+1) i ni

    Di sini ni adalah banyaknya observasi dalam sampel ke i, dimana i = 1, .... k, n

    = _ni, dan Ri adalah jumlah rank untuk sampel ke i. H tersebar seperti X2 dengan

    derajat bebas k-1 ka;lau ni tidak terlalu kecil.

    16.9. Uji Friedman: Klasifikasi Dua Arah

    Rancangan percobaan yang banyak digunakan adalah Acak Kelompok dengan

    lebih dari dua ulangan. Friedman telah mengusulkan uji berikut ini:

    (1). Susunlah rank perlakuan-perlakuan dalam setiap ulangan dari terkecil hingga

    terbesar

    (2). Carilah jumlah rank untuk setiap perlakuan

    (3). Ujilah hipotesis nol bahwa populasi-populasi di dalam suatu ulangan adalah

    identik melawan hipotesis alternatif bahwa paling tidak satu perlakuan berasal

    dari populasi yang mempunyai perbedaan lokasi pada satu arah. Kriteria uji

    yang digunakan adalah:

    31

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    32/33

    12

    Xr2 = ------------ ri2 - 3b(t+1)bt(t+1) i

    dengan derajat bebas t-1, dimana t adalah banyaknya perlakuan, b adalah

    banyaknya ulangan, dan ri adalah jumlah rank untuk perlakuan ke i. Perhatikan bahwa

    12 dan 3 adalah konstante yang tidak tergantung pada ukuran eksperimen. Kriteria uji

    ini mengukur homogenitas t jumlah-jumlah dan tersebar seperti X2.

    16.10. Koefisien Korelasi Rank Spearman

    Koefisien korelasi, r, dapat digunakan untuk distreibusi normal bivariate, suatu

    distribusi yang tidak terlalu lazim. Koefisien korelasi rank Spearman berlaku untukdata dalam bentuk rank. Dapat dapat dihimpun sebagai rank-rank atau dapat

    diranking setelah observasi pada sekala lain. Ia mengukur korespondensi antara rank-

    rank, sehingga tidak memerlukan ukuran korelasi linear. Prosedurnya adalah:

    (1). Rankinglah observasi untuk setiap variabel

    (2). Carilah perbedaan dalam rank-rank untuk observasi berpasangan. Misalnya di =

    perbedaan untuk pasangna ke i

    (3). Estimasilah rho dengan formula:

    6 di2

    rs = 1 - ---------------

    (n-1) n (n+1)

    dimana rs adalah koefisien korelasi rank Spearman dan n adalah banyaknya

    perbedaan d.

    (4). Kalau pasangan sangat banyak, estimasi dapat diuji dengan menggunakan kriteria:

    n-2

    t = rs -------

    1 - rs2

    tersebar seperti t - Student dengan derajat bebas n-2.

    16.11. Uji Olmstead-Tukey: Asosiasi

    Uji ini digunakan untuk asosiasi dua variabel kontinyu, dan lazim disebut

    sebagai uji jumlah-kuadrat. Nilai-nilai ekstrim seringkali menjadi indikator terbaik

    dari asosiasi antara variabel dan uji ini memberinya pembobot khusus. Perhitungannya

    sbb:

    (1). Plot observasi yang berpasangan

    (2). Gambarkanlah median untuk setiap variabel

    32

  • 8/2/2019 Data Dan Analisis Data

    33/33

    (3). Mulailah dari bagian atas, hitung ke bawah banyaknya observasi (dengan

    menggunakan sumbu Y) yang nampak, hingga perlu melintasi median vertikal.

    Catatlah angka ini bersama dengan tanda kuadrannya.(4). Ulangilah seperti tahap (3) dari kanan, dengan menggunakan median horisontal

    (5). Ulangilah dari bawah dan dari kiri

    (6). Hitunglah jumlah kuadran dan bandingkanlah dengan nilai- nilai tabel.

    Kalau banyaknya pasangan ganjil, setiap median melalui suatu titik yang

    agaknya berbeda. Misalnya saja titik ini (Xm,Y) dan (X,Ym). Untuk menghitung

    jumlah kuadran, gantilah dua pasangan ini dengan pasangan tunggal (X,Y), sehingga

    akan meghasilkan jumlah pasangan yang genap. Pengujian dilakukan dengan jalan

    membandingkan jumlah kuadran dengan nilai tabel.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agrawal, R.C. dan E.O. Heady. 1972. Operations Research Methods for AgriculturalDecisions. The Iowa State University Press, Ames.

    France, J. dan J.H.M. Thornley. 1984. Mathematical Models in Agriculture. AQuantitative Approach to Problems in Agriculture and Related Sciences.Butterwoths, London.

    Frenkiel, F.N. dan Goodall, D.W. 1976. Simulation Modelling of EnvironmentalProblems. John Wiley and Sons New York, USA.

    Nasendi, B.D. dan Affendi Anwar. 1985. Program Linear dan Variasinya. PT.Gramedia, Jakarta.

    Nasoetion, A.H. 1988. Metode Statistik Untuk Penarikan Kesimpulan, Gramedia.

    Ott, W.R. 1978. Environmental Indices. Theory and Practice.Ann Arbor SciencePublishers Inc., Michigan.

    Pangestu Subagyo, Marwan Asri, dan T. Hani Handoko. 1986. Dasar-dasar OperationsResearch. BPFE Yogyakarta.

    Tubagus Haedar Ali. 1990. Prinsip-prinsip Network Planning. PT Gramedia, Jakarta.

    van Roermund, H.; W.H. Nugroho dan Leo Stroosnijder. 1987. Introduction toModelling and Theory of Crop Growth Simulation. Communication SoilScience Unibraw No. 16. Jurusan Tanah FAPERTA Unibraw, Malang.

    Wischmeier, W.H. dan D.D. Smith. 1960. A Universal Soil Loss Equation to GuideConservation Farm Planning. 7th. Int. Congr. Soil Sci. Vol. 1: 418-425..

    33