Data Dasar Suspek Tb Mdr (Restruktur)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Data Dasar Suspek TB MDR

Citation preview

BAB IIISTUDI KASUS III.1 DATA DASAR SUSPEK TB MDRInstalasi Rujukan RS TB MDRTanggal, 19 Januari 2105Reg. Suspekpek TB MDR :05/13/01/2015 (RS MDR/NO/BLN/THN)A. DEMOGRAFINama Lengkap:Mr. TSJenis Kelamin:Laki-lakiUsia:39 TahunTempat Lahir:MakassarTanggal Lahir:06 Oktober 1975Status Pernikahan:MenikahAgama:IslamNama Istri:Ny. WAlamat Lengkap Istri:Pampang II/Lorong 5, MakassarPekerjaan:WiraswastaNama Ayah:Tn. M Ibu:Ny. SRNama kerabat yang dapat dihubungi bila diperlukan Hubungan:KeponakanTelp:08239472844Dirujuk oleh:Puskesmas PampangJumlah Kontak Serumah6 orang (14 tahun:4 orang)B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGKeluhan Utama

Batuk lendir

Gejala Klinis

Cek ListLamanyaKeterangan

Batuk6 Bulan

Demam-

Nyeri dada/punggungDada Kiri

Hemotysis

Penurunan BB-

Keringat malam-

Sesakm pada saat istirahat-

Sesak pada saat beraktivitas

Edema tungkai-

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULURiwayat pengobatan TB sebelumnya (dari pertama hingga terakhir)No.Tanggal Dimulai (tgl/bln/thn)Paduan & Lama (bulan)Fasilitas KesehatanDOTS (Y/T)Hasil Akhir Pengobatan (1=sembuh, 2=pengobatan lengkap, 3=gagal, 4=default, 5=tidak default)

1.

Oktober 2013 s/d Mei 2014OAT TB MDRPoli MDRY4

2.

Mei 2014 s/d Januari 2105Tidak minum obat- --

Kontak dengan TB Aktif:(Tidak)Jika Ya (MDR / Bukan MDR)Ko-Morbiditas:Tidak adaRiwayat Alergi:Pernah alergi obat dari Puskesmas, namun obat tidak diketahuiRiwayat Operasi:Tidak pernahD. RIWAYAT SOSIAL NoRiwayatPerilakuKeterangan

SekarangDuluTidak Pernah

1.Merokok--

2.Alkohol--

3.Narkoba--

E. PEMERIKSAAN FISIK DAN PROSEDUR LABORATORIUM1. Tanda VitalTekanan Darah

........./........mm/HgSuhu..........oC

Frekuensi Nadi

..................x/menitTinggi Badan..........cm

Frekuensi Nafas

..................x/menitBerat Badan46 kg

2. Pemeriksaan Fisik UmumPemeriksaanHasil Pengamatan0 = Tidak di lakukan1 = Normal2 = Tidak normalDeskripsi Kelainan

Kondisi Umum1-

Kulit (Parut BCG)1-

THT1-

Jantung1-

Dada & Paru (Penggunaan Otot Bantu Pernafsan)1-

Abdomen1-

Genitalia1-

Extreminitas1-

Status Neurologis1-

Kelenjar Getah Bening1-

Endokrin1-

3. Prosedur Laboratorium(Hasil Pemeriksaan Langsung Sediaan Apus Dahak, Biakan dan Uji Kepekaan)

Jenis PemeriksaanHasilTanggal

Gene Expert

MTB Detected Low Rifampicin Resisten

12 Januari 2015

4. Rontgen Dada:Belum dilakukanF. PENILAIANKriteria Suspek TB MDR:TB MDR Kasus Default (Berobat Hanya 8 Bulan)G. RENCANA TINDAK LANJUTRencana:Uji Kepekaan Lini 2

III.2 Profil PenderitaNama:Tn. TSLk/Pr, Umur:Laki-laki, 39 TahunPekerjaan:Buruh Harian LepasPendidikan:SLTAStatus Kawin:KawinJumlah Anak:-Agama:IslamSuku:MakassarAlamat:Pampang II/Lr. 5Tgl. Masuk RS:03 Februari 2015Tgl. Pengkajian:03 Februari 2015Medical Record:28 63 XXDiagnosa Medik:TB MDRTgl. Keluar RS:18 Februari 2015III.3Profil PenyakitKeluhan Utama:Batuk (dirasakan 6 Bln yang lalu), berlendir, sulit bernafas, tidak keluhkan adanya gangguan pendengaran, vertigo, tinitus, gangguan keseimbangan, neuralgia.Riwayat Berobat:Rujukan dari Puskesmas Pampang dengan diagnosa TB MDR, pasien pernah mendapat perawatan dan pengobatan di RS Labuang Baji sebagai pasien TB MDR tetapi putus (default) sejak 8 Bln yang lalu, dengan alasan pasien mengeluhkan nyeri pada waktu dilakukan penyuntikan. Tanda-tanda Vital- Suhu:36oC Nadi:78 x/menit TD:130/P mm/Hg Pernafasan:32 x/menit BB:46 kg TB:- Gol Darah:AB Alergi:Ya (pernah alergi obat dipuskesmas tetapi tidak diketahui jenisnya)Keadaan Fisik/Psikologis/Spiritual1. Sensorik (pendengaran):Menurun2. Kulit (warna):Sawo matang(tugor):Baik3. Sirkulasi:Tidak ada masalah(edema, nyeri dada, sianosis, dan lain-lain)4. Pernafasan(sesak nafas):Kadang-kadang(batuk):Ya5. Nilai GCS:m6v5c4 (nilai 15) dengan kesadaran0Compos mentis

III.4 Aktivitas Sehari-hariMakan:Frekwensi 3 x sehariJenis:Nasi, sayur dan lauk-paukMinum:Air putih, banyaknya 2.5000CcAnamnese Terpimpin:-Diagnosa Awal:TB MDRDiagnosa Utama:TB MDR

III.5 Data KlinikBerdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pasien, maka dibuat data klinik seperti pada tabel III.1Tabel III.1. Data Hasil Pemeriksaan Klinik PasienNoData KlinikNilai RujukanHasil Pengamatan

Tanggal, Januari 2015

34567891011

1.Tekanan DarahSistol < = 120 mmHgDiastol < 80 mmHG-120/80100/70110/70110/60110/80120/80110/80120/80

130/P110/P100/70100/70110/70110/70100/80110/70120/80

2.Pernafasan16 24 x/menit-2822202224282422

322020222020242224

3.Denyut Nadi60 100 x/menit-8076707660807880

788278687476907485

4.Suhu Badan36 37,50C-36,536,53636,536,5363736

3636,5363636,236,536,536,536,5

Keterangan : = Pengukuran Pukul 07.00 WITA = Pengukuran Pukul 16.00 WITA

Lanjutan Tabel III.1. Data Hasil Pemeriksaan Klinik Pasien

NoData KlinikNilai RujukanHasil Pengamatan

Tanggal, Januari 2015

121314151617181920

1.Tekanan DarahSistol < = 120 mmHgDiastol < 80 mmHG110/70100/70110/80110/70100/80110/70

110/80100/70110/70110/80110/70110/80

2.Pernafasan16 24 x/menit202422202024

232020222020

3.Denyut Nadi60 100 x/menit808076708080

787680757075

4.Suhu Badan36 37,50C3636,536,53636,536

3636363636,536,5

Keterangan : = Pengukuran Pukul 07.00 WITA = Pengukuran Pukul 16.00 WITA

Tabel III.2. Hasil Pemeriksaan ElektrolitNoPemeriksaanNilai RujukanHasil Pengamatan

Tanggal, Februari 2015

34567891011

1.Natrium135 145 mmol/L

-141,73-------

2.Kalium3,5 5 mmol/L

-4,13-------

3.Chlorida

95 105 mmol/L-99,89-------

4.Kalsium Total

8,6 10,2 mg/dL---------

5.Magnesium1,9 2,5 mg/dL---------

Keterangan : -) = Tidak dilakukan pengukuranTabel III.3. Pemeriksaan Kimia KlinikNoPemeriksaanNilai RujukanHasil Pemeriksaan Tanggal 04/02/2015

1.Glukosa Sewaktu70 140 mg/dL97

2.Ureum17 43 mg/dL20,1

3.Kreatinin0,9 1,3 mg/dL1,05

4.Albumin3,8 4,2 g/dL4,14

5.SGOT< 38 U/L18

6.SGPT< 42 U/L24

7.Cholestrol Total< 200 mg/dL181

8.HDL-D 39 mg/dL42,8

9.LDL-D< 115 mg/dL105

10.Asam Urat3,4 7 mg/dL6,79

Keterangan : = Di atas nilai normal

Ins. Laboratorium RS LB:Dr. Hj. Nursin Abd. Kadir, M.Kes, Sp.PKNama Pasien:Tn. Takdir SaniUmur:39 TahunNo. Lab:14/B.ATI/SAYAPKesan:Dalam Batas Normal

III.6 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan USG Abdoment ( Tanggal,)1. Hasil USG:1. Kesan:

Pemeriksaan EKG ( Tanggal, )1. Hasil EKG:1. Kesan:III.7 Profil PengobatanBerdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pasien tersebut, maka dilakukan intervensi pengobatan, seperti pada tabel III.4.Tabel III.4. Data Profil Pengobatan PasienNoNama ObatSediaanDosisPemberian Obat

Tanggal, Januari 2015

34567891011

1.Kanamycin (Km)1 g/vial 750 mg/hari-------

2.Etionamid (Eto)250 mg/tab1dd 2 tab-------

3.Levofloxacin (Lfx)250 mg/tab1dd 3 tab-------

4.Sikloserin (Cs)250 mg/kaps1dd 2 tab-------

5.Pyrazinamid (Z)500 mg/tab1dd 2 tab-------

6.Etambutol (E)400 mg/tab1dd 2 tab-------

7.Pyridoxin (Vit. B6)100 mg/tab1dd 2 tab-------

8.OBH SyrupSyrup3 x 10C-------

Keterangan : -) = tidak diberikan ; ) = diberikan

Lanjutan Tabel n III.4. Data Profil Pengobatan PasienNoNama ObatSediaanDosisPemberian Obat

Tanggal, Januari 2015

121314151617181920

1.Kanamycin (Km)0,75 g 1 vial/24 jam

2.Etionamid (Eto)50 mg/tab1dd 2 tab

3.Levofloxacin (Lfx)75 mg/tab1dd 3 tab

4.Sikloserin (Cs)50 mg/tab1dd 2 tab

5.Pyrazinamid (Z)100 mg/tab1dd 2 tab

6.Etambutol (E)80 mg/tab1dd 2 tab

7.Pyridoxin (Vit. B6)100 mg/tab1dd 2 tab

8.OBH SyrupSyrup3 x 1 C------

Keterangan : -) = tidak diberikan ; ) = diberikan

III.8 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)Dari pengobatan OAT pemantauan efek samping perlu dilakukan, mengingat kemungkinan dapat terjadi gejala-gejala ringan sampai berat yang dapat menganggu selama pengobatan. Maka dilakukan monitoring efek samping obat tersebut, seperti pada tabel III.4.Tabel III.4. Data Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

NoEfek SampingMonitoring Efek Samping Obat

Tanggal, Februari 2015

1011121314151617

RSRSRSRSRSRSRSRS

1.Reaksi kulit (alergi dengan/tanpa demam)----------------

2.Neuropati Perifer--------

3.Gastritis----------------

4.Anoreksia----------------

5.Diare----------------

6.Nyeri kepala----------

7.Vertigo-------------

Keterangan : R = Ringan ; S = SedangLanjutan Tabel III.4. Data Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

NoEfek SampingMonitoring Efek Samping Obat

Tanggal, Februari 2015

1011121314151617

RSRSRSRSRSRSRSRS

8.Artralgia----------------

9.Insomnia (Gangguan Tidur)----------

10.Mual ----------

11Muntah----------------

12.Gangguan Elektrolit (Hipokalemia)----------------

13.Depresi----------------

14.Perubahan Perilaku----------------

15.Nyeri Ditempat Suntikan-----------

Keterangan : R = Ringan ; S = Sedang

TANGGALKONDISI KLINIS (S/O)MASALAH TERKAIT OBAT (ASSASSMENT)REKOMENDASI (PLAN)Tindak Lanjut

3/2/2015

Subject, Batuk (dirasakan 6 Bln yang lalu), berlendir, sulit bernafas, tidak keluhkan adanya gangguan pendengaran, vertigo, tinitus, gangguan keseimbangan, neuralgia.

Objective, TTVSuhu: 36oC Nadi : 78 x/menitTD : 130/P mm/HgPernafasan : 32 x/menit, BB : 46 kgTB : -Gol Darah : ABAlergi: Ya (pernah alergi obat dipuskesmas tetapi tidak diketahui jenisnya)

Pasien pernah mendapat pengobatan TB MDR (Default) selama 8 bulan dimana regiment pengobatan terdapat golongan aminoglikosida (kanamycin Inj.) yang bersifat ototoksik irreversible (kehilangan pendengaran permanen) dengan awal terjadi tinitus dan hilangnya pendengaran frekwensi tinggi. Selain itu gol. Ini memiliki sifat mirip kurare dengan memblok neuromuskular sehingga penderita mengalami paralis pernafasan secara reversible (dosis tinggi).

Disarankan untuk dilakukan pemeriksaan ke dokter spesialis THT untuk fungsi sensorik khususnya pendengaran.

Bila efek paralis pernafasan terjadi segera diberikan kalsium glukonat atau neostigminEvaluasi TAK

III.9 Assassment and Plan Berdasarkan analisis rasional pengobatan pasien selama dirawat di rumah sakit, maka dilakukan assessment dan plan seperti pada tabel III.5.Tabel III.5. Data Assesment and Plan terhadap profil pengobatan pasien

TANGGALKONDISI KLINIS (S/O)MASALAH TERKAIT OBAT (ASSASSMENT)REKOMENDASITindak Lanjut

10-17/02 2015

Subject, kesemutan/kram ringan, nyeri kepala, terasa seperti goyang, gangguan tidur ringan, mual dan nyeri pada tempat penyuntikan.

Objective, Tanda-tanda vital, kesan semua dalam keadaan normal Kesemutan/kram ringan kemungkinan efek samping OAT. Penyebab0Cs, Km, Eto, Lfx Tatalaksana/tindakan yang dilakukan : a. Pengobatan TB MDR tetap dilanjutkan, meningkatkan piridoksin sampai 200 mg perhari, monitoring dan bila gejala neuropati semakin berat (nyeri,sulit berjalan) hentikan semua pengobatan selama 1-2 minggu.b. Dapat diobati dengan amitriptilin dosis rendah pada malam hari dan OAINS, bila gejala mereda/hilang OAT dapat dimulai kembali dengan dosis uji.c. Bila gejala berat dan tidak membaik bisa dipertimbangkan penghentian sikloserin dan mengganti dengan PAS.

Evaluasi TAK

TANGGALKONDISI KLINIS (S/O)MASALAH TERKAIT OBAT (ASSASSMENT)REKOMENDASITindak Lanjut

d. Informasi dan edukasi pada pasien setelah lepas rawat inap untuk tetap menghindari alkohol dan rokok karena akan memperberat gejala neuropati.Evaluasi TAK

Nyeri kepala kemungkinan efek samping OAT. Penyebab Eto,0Cs.a. Pemberian analgesik jika diperlukan dan simptomp terasa menggangu (aspirin, paracetamol, ibuprofen) dengan tetap melakukan monitoring, bila pasien diidentifikasi mengalami gastristis hindari penggunaan OAINS. b. Bila gejala tidak berkurang maka pertimbangan konsultasi ke ahli jiwa untuk mengurangi faktor emosi yang mungkin berpengaruh.

Evaluasi TAK

TANGGALKONDISI KLINIS (S/O)MASALAH TERKAIT OBAT (ASSASSMENT)REKOMENDASITindak Lanjut

c. Tingkatkan pemberian piridoksin menjadi 300 mg bila pasien mendapatkan0Cs.d. Bila nyeri kepala menetap panduan paracetamol dengan kodein atau amitriptilin dapat diberikan.

Evaluasi TAK

Vertigo kemungkinan efek samping OAT. Penyebab Km dan Eto.a. Pemberian anti vertigo : betahistin merisilat jika terasa menggangu.b. Bila gejala semakin berat konsultasi dengan ahli neurologi.c. Pemberian OAT suntik (Km) 1 jam setelah OAT oral dan memberikan etionamid dalam dosis terbagi bila diperlukan.

TANGGALKONDISI KLINIS (S/O)MASALAH TERKAIT OBAT (ASSASSMENT)REKOMENDASITindak Lanjut

Gangguan tidur kemungkinan efek samping OAT. Penyebab Lfx.a. Pemberian OAT golongan quinolon (Lfx) pada pagi hari atau jauh dari waktu tidur pasien.b. Konseling mengenai waktu tidur yang baik.c. Jika gejala terasa menggangu pemberian diazepam dapat dipertimbangkan.Evaluasi TAK

Mual kemungkinan efek samping OAT. Penyebab Eto, Z, E, Lfx.a. Pengobatan tetap dilanjutkan dengan tetap dilakukan monitoring berat ringannya keluhan.b. Pemberian domperidom 10 mg 30 menit sebelum minum OAT dapat dipertimbangkan.c. Bila efek samping disertai dengan muntah, rehidrasi dengan0Cairan RL jika perlu.

TANGGALKONDISI KLINIS (S/O)MASALAH TERKAIT OBAT (ASSASSMENT)REKOMENDASITindak Lanjut

d. Jika mual dan muntah tidak dapat diatasi, hentikan etionamid sampai gejala berkurang/menghilang kemudian dapat ditelan kembali.e. Jika gejala timbul kembali setelah etionamid kembali ditelan, hentikan semua pengobatan selama 1 minggu dan mulai kembali pengobatan dengan dosis uji yaitu dosis terbagi. Jika muntah terus menerus beberapa hari disarankan untuk dilakukan pemeriksaan fungsi hati, kadar kalium dan serum kreatinin.f. Bila perlu pemberian suplemen kalium jika kadar kalium menurun.Evaluasi TAK

III.10 Konseling INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSARPELAYANAN FARMASI KLINIK, PIO DAN MUTUFORM KONSELING OBAT

Nama: Tn. TS Cara Bayar: BPJS/MandiriUmur: 39 tahunNo. RM: 28 63 XXJenis Kelamin: Laki-laki Masuk RS: 03 Februari 2015Alamat: Pampang II/Lorong 5, MKSKeluar RS: 18 Februari 2015Tabel III.6. Pelayanan Informasi Obat Kepada PasienNOTanggal KonselingMasalah/KeluhanKonseling yang Diberikan

110 Februari 2015 Timbulnya reaksi penolakan dari pasien akibat pemberian injeksi yang amat terasa sakit.

Memberikan informasi efek samping OAT bahwa Km dapat menimbulkan nyeri setelah penyuntikan dan edukasi kepada pasien tindakan non farmakologi dengan memberikan kompres dingin pada tempat suntikan.

NOTanggal KonselingMasalah/KeluhanKonseling yang Diberikan

2.

12 Februari 2015 Pasien merasa kurangnya perhatian dan kenyamanan yang diberikan selama tahap rawat inap di Rumah Sakit.

Keadaan umum pasien baik dengan tanda vital batas normal. Pasien merasakan sakit kepala dengan sedikit bergoyang, tidur gelisah, mual dan rasa kram pada tangan. Pasien menanyakan makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi selama pengobatan.

Memberikan suport psikis berupa semangat sesuai kemampuan dan kompetensi dengan tetap meyakinkan pasien untuk tetap kooperatif dalam menjalankan pengobatan demi kesembuhan dan peningkatan kualitas hidup.

Memberikan informasi efek samping akibat OAT, bila terasa sangat menganggu konsultasikan ke dokter atau perawat jaga untuk tindakan yang tepat pada nyeri kepala dan muntah. Untuk gangguan tidur disarankan mengkonsumsi Lfx jauh dari waktu tidur sedangkan rasa kram sudah diberikan adjuvant (tambahan) vit. B6 dan dianjurkan banyak mengkonsumsi air putih selama meminum OAT serta istirahat yang0Cukup. Menyarankan tetap mengkonsumsi makanan bergizi untuk kebutuhan nutrisi dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menghindari meminum obat secara bersamaan dengan jarak 2 jam setelah makan atau dalam keadaan perut kosong.

NOTanggal KonselingMasalah/KeluhanKonseling yang Diberikan

3.

4.15 Februari 2015

18 Februari 2015 Kondisi umum pasien baik dengan tanda vital batas normal. Pasien merasa jenuh dan menginginkan untuk dilakukan pengobatan rawat jalan.

Suport psikis diberikan berupa pengertian untuk tetap bertahan selama pengobatan rawat inap dikarenakan monitoring evaluasi efek samping OAT sampai ada persetujuan dari Tim Ahli Klinis untuk dilakukan pengobatan rawat jalan.

Keadaan umum pasien baik Pasien pulang, konsul jalan tanggal 18 Februari 2015, Pemberian OAT diteruskan sampai 6 bulan kedepan sampai diperoleh konversi biakan dan uji sentitivitas lini ke 2 untuk penyesuaian regiment bila terbukti resisten terhadap Km, kuinolon (Cm) atau keduanya.

Pasien dianjurkan untuk banyak istirahat dan banyak makan makanan bergizi Mengulang informasi dan edukasi tentang indikasi, efek samping yang timbul akibat OAT dan0Cara penggunaan obat digunakan kepada pasien dan keluarga pasien sebagai pengawas minum obat terdekat. Mengangunjarkan kepatuhan pasien mengkonsumsi obat pemberian dokter. Segera menghubungi ke dokter jika terjadi keluhan efek samping obat.

III.11Uraian Bahan1. KANAMISIN SULFAT

NAMA GENERIKKanamisin sulfatNAMA KIMIA6-O-(3-Amino-3-deoxy-alpha-D-glucopyranosyl)-4-O (6-amino-6-deoxy-alpha-D-glucopyranosyl)-2- deoxystreptamine-sulphate monohydrate 1KETERANGANTidak ada dataSIFAT FISIKOKIMIASerbuk kristal berwarna putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam aseton, etil asetat, dan benzena. pH 1 % larutan dalam air antara 6,5 dan 8,5. Disimpan dalam tempat yang tertutup rapat.SUB KELAS TERAPIAntibakteriKELAS TERAPIAntiinfeksiDOSIS PEMBERIAN OBATDurasi minimum untuk pengobatan yang direkomendasikan bagi pasien dengan tuberkulosis pulmonari kultur positif adalah 6 bulan (26 minggu), dan regimen yang direkomendasikan terdiri dari fase inisial intensif (2 bulan), dan fase lanjutan (biasanya 4 atau 7 bulan). ; Dewasa dan anak-anak : injeksi IM/IV: 15 mg/kg/hari (sampai 1g) sebagai dosis tunggal sehari (biasanya 750-1000 mg/hari) 5-7 kali / minggu untuk 2-4 bulan pertama atau sampai konversi kultur. Dosis dapat dikurangi sampai 15 mg/kg per hari diberikan 2-3 kali/minggu tergantung efek obat lain dalam regimen.; Dosis untuk yang memiliki kelainan ginjal : IM/IV : pada pasien dengan kelainan fungsi ginjal, dosis atau frekuensinya harus dimodifikasi sebagai respon terhadap konsentrasi obat dalam serum. Dosis yang direkomendasikan adalah 7,5 mg/kg diberikan pada interval (dalam jam) yang dihitung dengan0Cara: kreatinin serum steady state (dalam mg/dL) x 9. Metode perhitungan ini tidak digunakan pada pasien yang menjalani hemodialisis atau dialisis peritoneal. Untuk dewasa dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisis direkomendasikan dosis suplemental sebanyak 50-75% loading dose pada akhir periode dialisis.FARMAKOLOGIKurang dari 1% dosis oral diabsorbsi, walaupun dapat meningkat jika mukus gastrointestal mengalami inflamasi atau ulserasi. Setelah pemberian injeksi intramuskular konsentrasi puncak plasma kanamisin sekitar 20 dan 30 mikrogram/mL dicapai sekitar 1 jam dengan dosis 0,5 dan 1 gram. Waktu paruh plasma sekitar 3 jam.;Absorpsi intraperitoneal dan intramuskular sama. Kanamisin0Cepat diekskresi oleh filtrasi glomerulus dan kebanyakan dosis parenteral unchanged di urin selama 24 jam. Terdeteksi di dalam ASI dan sumsum darah. STABILITAS PENYIMPANANKapsul dan injeksi kanamisin : disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kurang dari 40oC, lebih baik pada 15-30 oC, pembekuan harus dihindari. Kanamisin sulfat stabil selama 24 jam pada suhu kamar di0Cairan infus IV yang mengandung 0,9% NaCl dan 5% dekstrosa. Injeksi kanamisin sulfat tidak boleh dicampur dengan obat lain.KONTRA INDIKASIPasien dengan sejarah hipersensitivitas terhadap kanamisin dan yang menggunakan antibiotika aminoglikosida lainnya.EFEK SAMPINGToksisitas auditori, toksisitas vestibular, pada cara pemberian injeksi IM dilaporkan terjadinya nyeri dan inflamasi pada tempat injeks, memar, hematoma, gangguan gastrointestinal, sindrom malabsorpsi.INTERAKSI MAKANANTidak ada dataINTERAKSI OBATObat-obat neurotoksik, ototoksik, atau nefrotoksik : karena efek-efek neurotoksik, ototoksik, dan nefrotoksik bersifat aditif maka penggunaan aminoglikosida dengan obat lain dengan potensi toksik yang sama (aminoglikosida, asiklovir, amfoterisin B, basitrasin, capreomisin, sefalosporin, kolistin, cisplatin, metoksifluran, polimiksin, dan vankomisin) harus dihindari. ; Anestetik umun dan Agen pemblok neuromuskular : dapat memotensiasi blokade neuromuskular dan menyebabkan paralisis respiratori. Neomisin : neomisin oral dapat memotensiasi efek antikoagulan oral, dengan mengganggu absorbsi GI atau sintesis vitamin K. Waktu protrombin harus dimonitor pada pasien yang menerima terapi aminoglikosida oral dan antikoagulan oral. Obat anti infeksi : dapat bersifat aditif atau sinergis terhadap beberapa organisme termasuk enterococci dan Ps.aeruginosa.PENGARUH ANAKTidak ada dataPENGARUH HASIL LABTidak ada dataPENGARUH KEHAMILANFaktor risiko DPENGARUH MENYUSUISejumlah kecil terdistribusi dalam ASI, walaupun demikian AAP menyatakan bahwa tidak ada efek samping bagi bayi yang ibunya menggunakan kanamisin. PARAMETER MONITORINGFungsi ginjal

BENTUK SEDIAANKapsul : 500 mg Injeksi : 37,5 mg, 250 mg, 333 mgPERINGATANHati-hati digunakan pada pasien dengan ulserasi gastrointestinal. Hati-hati digunakan pada pasien dengan kelainan neuromuskular seperti myasthenia gravis atau sindrom parkinson.KASUS TEMUANTidak ada dataINFORMASI PASIENPasien seharusnya tidak menggunakan obat ini bila mempunyai reaksi alergi terhadap kanamisin. Hati-hati jika digunakan pada pasien dengan ulserasi gastrointestinal dan pada pasien dengan kelainan neuromuskular seperti myasthenia gravis atau sindrom parkinson. Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kurang dari 40oC.MEKANISME AKSIPekerja sebagai bakterisid, yaitu melalui hambatan sintesis protein pada bakteri dengan berikatan pada subunit ribosom 30 S.MONITORINGKonsentrasi obat dalam darah harus dimonitor pada pasien yang menjalani dialisis, dan dosis harus dijaga untuk mempertahankan konsentrasi obat dalam serum.

1. LEVOFLOKSASINNAMA GENERIKLevofloksasinNAMA KIMIA(S)-9-fluoro-2,3-dihydro-3-methyl-10-(4-methyl-1-piperazinyl)-7-oxo-7H-pyrido[1,2,3-de]-1,4-benzoxazine-6-carboxylic acid hemihydrate.STRUKTUR KIMIAC18H20FN3O4 H2OKETERANGANData menunjukkan, pada pH 0.6 5.8 kelarutan Levofloksasin cenderung konstan (sekitar 100 mg/mL).;Pada rentang pH ini Levofloxacin mempunyai kelarutan, dari larut hingga mudah larut. Sekitar pH 5.8, kelarutannya meningkat cepat hingga mencapai maksimum pada pH 6.7 (272 mg/mL) pada rentang pH ini Levofloksasin bersifat mudah larut. ;Diatas pH 6.7 kelarutanya mulai menurun dan angkan kelarutannya cenderung mengecil (sekitar 50 mg/mL) terutama pada pH 6.9.SIFAT FISIKOKIMIALevofloksasin berbentuk serbuk kristal putih kekuningan hingga serbuk kuning. Sebagian molekul obat akan terionisasi pada pH usus halus.SUB KELAS TERAPIAnti InfeksiFARMAKOLOGIAbsorbsi: cepat dan lengkap.;Distribusi: Vd: 1.25 L/kg ; konsentrasi cairan serebrospinal ~15% pada serum. Konsentrasi tinggi pada prostat, paru, jaringan ginekologi, sinus, saliva.;Ikatan protein: 50%.;Metabolisme: minimal melalui hati.;Bioavailabilitas: 99%.;T eliminasi: 6-8 jam.;T max: dalam serum 1-2 jam.;Eksresi: utamanya melalui urin (dalam bentuk utuh)STABILITAS PENYIMPANANInjeksi: ;Vial: simpan pada suhu ruangan; terlindung dari cahaya, hasil pelarutan 5 mg/ml dalam larutan yang sesuai dapat bertahan selama 72 jam jika disimpan pada suhu ruangan. Dapat bertahan selama 14 hari jika disimpan dalam lemari pendingin. ;Jika dalam lemari pembeku (frozen) dapat bertahan selama 6 bulan dan jangan dilakukan pembekuan ulang serta jangan gunakan pemanas untuk mencairkan obat dari proses pembekuan.;Sebelum pencampuran: simpan pada < 25oC.;Tablet: larutan oral: simpan pada suhu 25oC: dapat direkomendasikan rentang suhu ruangan antara 15-25oC.KONTRA INDIKASIHipersensitif terhadap levofloksasin dan hipersensitif terhadap komponen dalam sediaan.

EFEK SAMPINGKejadian 1-10%;Kardiovaskular: nyeri dada.CNS: sakit kepala (6%), insomnia (5%), pening (2%), fatigue (1%), nyeri (1%), demam ;Dermatologi: pruritus (1%), ruam (1%).Gastrointestinal: mual (7%), diare (5%), nyeri lambung (3%), konstipasi (3%), dispepsia (2%), muntah (2%), flatulence (1%).Genitauria; vaginitis (1%).Hematologi: limfopenia (2%).;Okular: menurunnya daya lihat (sementara), rasa terbakar pada mata (sementara), nyeri ocular (sementara), fotopobia.Respiratoria: faringitis (4%), dyspnea (1%), rhinitis (1%), sinusitis (1%).;Kurang dari 1 % dan hilang dengan sendirinya: ;Sistemik: ARF; reaksi alergi; agranulositosis; reaksi anafilaksis;anoreksia;ansietas; aritmia; atralgia; asistes; bradikardi; bronkospasmus; karsinoma; gagal jantung; kerusakan jaringan otak; kolestasis; kolethiasis; konfusi; konjungtifitis; ;dehidrasi; depresi; kerusakan mata; edema; ;abnormalitas EEG; abnormalitas elektrolit; ensefalopati; eritema multiform; gangren; pendarahan saluran cerna; granulositopenia; halusinasi; stop jantung; hematoma; anemia hemolitik; hemoptisis; gagal hati; hipertensi / hipotensi; infeksi;;peningkatan INR; kerusakan lambung; hipertensi intrakranial; jaundice; leukopenia; leukositosis; leukorrhea; limphadenopaty; mioacardial infraction; migren; multiple organ failur; pankreatitis; paralisis; parestesia; ;neuropati perifer; phlebitis; sensitif terhadap cahaya (