6
Maluku Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas dan Molukken adalah provinsi tertua yang ada di Indonesia, lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia, dan Mesir menyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan mutiara, daerah itu tak lain dan tak bukan adalah tanah Maluku yang memang merupakan sentra penghasil Pala, Fuli, Cengkeh dan Mutiara. Pala dan Fuli dengan mudah didapat dari Banda Kepulauan, Cengkeh dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon, Pulau-Pulau Lease (Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru. Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise, kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Ada wacana bahwa Kota Ambon Manise sudah semakin padat, sumpek, dan tidak lagi layak untuk menampung jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun meningkat tajam yang merupakan ibu kotapProvinsi akan menjadi kota biasa karena ibu kota direncanakan pindah ke negeri Makariki di Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat di sebelah utara, Laut Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara di

Data EssayMaluku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Data EssayMaluku

Citation preview

Page 1: Data EssayMaluku

Maluku

Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas dan Molukken adalah provinsi tertua yang ada di Indonesia, lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia, dan Mesir menyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan mutiara, daerah itu tak lain dan tak bukan adalah tanah Maluku yang memang merupakan sentra penghasil Pala, Fuli, Cengkeh dan Mutiara. Pala dan Fuli dengan mudah didapat dari Banda Kepulauan, Cengkeh dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon, Pulau-Pulau Lease (Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru.

Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise, kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Ada wacana bahwa Kota Ambon Manise sudah semakin padat, sumpek, dan tidak lagi layak untuk menampung jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun meningkat tajam yang merupakan ibu kotapProvinsi akan menjadi kota biasa karena ibu kota direncanakan pindah ke negeri Makariki di Kabupaten Maluku Tengah.

Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat di sebelah utara, Laut Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara di sebelah barat, Laut Banda, Timor Leste, dan Nusa Tenggara Timur di sebelah selatan serta Laut Aru dan Papua di sebelah timur.

Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Maluku

Mentan: Kerajaan Rempah-rempah Harus Kembali ke Maluku

Wahyu Daniel - detikfinance

Selasa, 20/08/2013 10:16 WIB

Mentan: Kerajaan Rempah-rempah Harus Kembali ke Maluku

Page 2: Data EssayMaluku

Jakarta -Kejayaan Maluku sebagai penghasil rempah-rempah harus dikembalikan seperti dahulu kala. Pada masa lalu, bangsa Eropa datang ke Maluku karena tertarik kekayan rempah-rempahnya.

"Kini kejayaan itu harus dikembalikan. Kerajaan rempah-rempah harus dikembalikan ke bumi Maluku," kata Menteri Pertanian Suswono ketika membuka Konferensi Rempah Internasional di Ambon, Maluku, seperti dikutip, Selasa (20/8/2013).

Melimpahnya produksi rempah di dalam negeri, membuat Indonesia dikenal dengan sebutan spices island country (negara kepulauan rempah). Bahkan dengan keanekaragaman hayati yang ada sampai saat ini, plasma nutfah rempah Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Sampai saat ini rempah Indonesia masih menjadi unggulan dunia. Untuk komoditas pala, kayu manis, dan cengkeh, Indonesia masih menempati posisi nomor satu di dunia.

Lada sempat menduduki urutan pertama, dengan memasok lebih dari 80% kebutuhan dunia. Namun saat ini lada Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia.

Ke depan, lanjut Suswono, pengembangan rempah Indonesia memiliki prospek yang cerah sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan dunia terhadap rempah.

"Meski begitu kita tidak bisa menutup mata pengembangan rempah Indonesia juga menghadapi sejumlah masalah," ungkap Suswono.

Masalah yang dihadapi, ujar Suswono, antara lain rendahnya produktivitas tanaman karena banyaknya tanaman tua dan rusak, serangan hama penyakit, belum menggunakan benih unggul, dan kurangnya pemeliharaan tanaman. Persoalan lainnya adalah mutu produk umumya masih rendah, produk masih berbentuk primer, dan pengolahannya masih tradisional.

Page 3: Data EssayMaluku

Selain itu, belum efesiennya rantai tata niaga, informasi pasar yang belum berkembang di sentra produksi, posisi tawar petani yang masih lemah karena kelembagaan petani belum optimal, belum optimalnya kemitraan petani dengan lembaga usaha rempah, serta terbatasnya permodalan petani, menjadi persoalan yang juga harus diselesaikan.

(dnl/hen)

Sumber: http://finance.detik.com/read/2013/08/20/100930/2334797/4/mentan-kerajaan-rempah-rempah-harus-kembali-ke-maluku

Mengembalikan Kejayaan Rempah di MalukuDiposting oleh : AdministratorKategori: Berita Utama - Dibaca: 1301 kali

Pala merupakan tanaman asli Indonesia dari pulau Banda (Maluku). Buah dan biji Pala merupakan bahan rempah-rempah yang sangat terkenal di dunia sejak awal abad ke – 16. Para pelaut dan pedagang Portugis dan Spanyol adalah bangsa asing yang apaling awal menemukan kepulauan Maluku, yang kemudian disusul oleh pelaut Inggris dan Belanda.

Buah pala dikonsumsi sebagai manisan, dan bijinya dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan obat alami untuk berbagai macam penyakit. Pala dari Indonesia, terutama yang di hasilkan dari pulau Banda Neira adalah buah pala dengan kualitas terbaik di dunia. Sebagai bumbu masakan pala merupakan penyedap serta pengawet alami.

Hasil rempah Maluku jenis Pala yang saat ini menjadi konsumsi masyarakat international terancam ditolak karena diduga mengandung jamur Alfatokxin. Menurut Kepala bidang perkebunan provinsi Maluku, Tuanaya mengatakan pihaknya mendapatkan laporan dari PT. Olof, salah satu perusahan yang memasarkan Pala Maluku melaporkan saat ini ada penolakan konsumen international hasil pengolahan Pala Maluku.

Page 4: Data EssayMaluku

Potensi pala Indonesia yang besar belum diimbangi dengan mutu yang tinggi. Hal ini terbukti dengan adanya penolakan oleh Uni Eropa. Penolakan ekspor pala tersebut ditengarai karena disebabkan oleh kontaminasi Aflatoxin pada pala yang diekspor ke Uni Eropa. Bahkan Uni Eropa sendiri menurunkan tim khusus untuk mendapatkan gambaran permasalahan pala Indonesia.

Pada kasus ini , perbaikan tentunya harus dilakukan secara bertahap mulai dari membangun kemampuan petani melalui pelatihan untuk merubah paradigma dan kebiasaan petani dalam memproduksi pala kemudian melakukan program perbaikan baik melalui ekstensifikasi lahan, intensifikasi, maupun rehabilitasi tanaman pala yang sudah ditanam oleh petani setempat.

 

Dari sisi off- farm, penanganan pascapanen hasil juga perlu dilakukan. Pada tanaman pala proses pengeringan yang sesuai menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan mutu pala yang dihasilkan baik  dalam bentuk biji pala kering maupun fuli-nya, oleh karena itu introduksi teknologi dalam pengeringan pala akan sangat membantu petani, tentunya tingkat teknologi yang akan diintroduksikan kepada petani harus dapat diadopsi dengan mudah oleh petani. Sedangkan dari sisi pemasaran, perlu dicari alternatif jalur pemasaran untuk memperpendek rantai pasok sehingga harga yang diterima oleh petani akan lebih tinggi dari kondisi yang ada sekarang.

Penolakan Ekspor pala Indonesia oleh Uni Eropa tersebut harus dijadikan sebagai momentum untuk perbaikan mutu pala nasional. Dalam kaitannya dengan hal ini, akan direncanakan konfrensi Internasional yang akan dilaksanakan di Ambon dengan mengundang 150 negara.

Sumber: http://ditjenbun.pertanian.go.id/pascapanen/berita-188-mengembalikan-kejayaan-rempah-di-maluku.html