395
281 2011 Annual Report Laporan Tahunan 2011 Annual Report Shaping the Future Through Innovation Accelerating The Capacity Expansion Laporan Tahunan 2011 Annual Report

Data Nagkasa Pura I tahun 2012.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

data Lengkap Angkasa Pura I secara Lengkap, kegiatan Tahunan 2012

Citation preview

2812011 Annual Report

Laporan Tahunan 2011 Annual Report

Shaping the Future Through Innovation

Accelerating The Capacity Expansion

Laporan Tahunan 2011 Annual Report

282 Laporan Tahunan 2011

Accelerating The Capacity ExpansionKondisi bandara di wilayah kelola PT Angkasa Pura I (Persero) telah mengalami “lack of capacity”, oleh karena itu manajemen baru PT Angkasa Pura I (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan percepatan pembangunan bandara dengan konsep “Airport City”. Hingga saat ini, tiga bandara sedang dalam proses pengembangan yaitu Bandara Ngurah Rai - Bali, Sepinggan – Balikpapan, dan Juanda – Surabaya. Selanjutnya akan dikembangkan pula bandara di Semarang, Banjarmasin, dan Kupang yang sedang dalam proses penyusunan Rencana Teknik Terinci (RTT), serta Bandara Baru Yogyakarta Baru yang tengah dalam proses Master Planning (MP). Penerapan konsep Airport city dapat dilakukan perusahaan dengan serentak berupa peningkatan kapasitas, aksesibilitas, dan konektivitas pada Bandara Yogyakarta Baru.

Di samping itu, PT Angkasa Pura I (Persero) juga sedang melakukan akselerasi pengembangan human capital yang berbasis kompetensi, baik dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan Incheon Airport Aviation Academy. Untuk mendukung percepatan peningkatan pencapaian customer satisfaction, PT Angkasa Pura I (Persero) sedang membangun sistem yang terintegrasi melalui ERP yang berbasis web, juga sebagai langkah konkret perusahaan untuk mencapai Customer Satisfaction Index (CSI) yang berskala internasional dan peningkatan pendapatan non aeronautika.

The condition of the airports under PT Angkasa Pura I (Persero) management runs into lack of capacity, therefore, the new management commit to carry out an acceleration of airport development with the concept of Airport City. Until now, three airports in on process of development. Those are Ngurah Rai – Bali, Sepinggan – Balikpapan, and Juanda – Surabaya. Further onwards, Semarang, Banjarmasin, and Kupang airports are on detail technical plan, while New Yogyakarta are on process of master plan. Specially for New Yogyakarta Airport, the application of Airport City concept is actualized in the form of capacity increment, accessibility, and connectivity. Those can be carried out simultaneously.

On the other hand, Angkasa Pura Airports is carrying out an acceleration in human capital development based on competency, these are done by both by itself and by cooperation with Incheon Airport Aviation Academy. To support the acceleration in the achievement of customer satisfaction index, Angkasa Pura Aiports is building an integrated system by using a web-based ERP. This is a concrete step of the Company in achieving an International CSI as well as increasing non aeronautics revenue.

12011 Annual Report

2 Laporan Tahunan 2011

Kinerja 2011Performance 2011

Total Pendapatan

Total Revenue

Total Beban Operasional

Total Operating Expenses

2007 2008 2009 2010 2011

1,549

1,8612,055

2,234

2,666

2007 2008 2009 2010 2011

1,3051,460

1,7781,784

2,192

Laba Bersih Setelah Pajak

Net Profit

2007 2008 2009 2010 2011

326,9

528,6

377,9

544,2

Total Aset

Total Assets Total Liabilities

2007

7,476 8,157 8,662 9,19710,136

2008 2009 2010 2011

Total Liabilitas Ekuitas

Equity

2007 2007

494,05

912,85

1,0601,225

2008 20082009 20092010 20102011 2011

6,982 7,532 7,925 8,4188,910

(dalam jutaan rupiah)

323,3

484,10

(in millions of rupiah)

No. URAIAN 2011 2010 2009 2008 2007 DESCRIPTION

1 Pendapatan Aeronautika 1.989.095 1.650.498 1.579.119 1.415.236 1.178.324 Aeronautical Revenue

2 Pendapatan Non Aeronautika 677.107 583.636 476.134 446.170 371.073 Non Aeronautical Revenue

3 Total Pendapatan 2.666.202 2.234.133 2.055.253 1.861.407 1.549.397 Total Revenue

4 Total Beban Operasional 2.192.538 1.784.787 1.778.631 1.460.558 1.305.756 Total Operating Expenses

5 Laba Operasional 473.663 449.346 276.622 400.849 234.640 Operating Income

6 Pendapatan (Beban) lain-lain 182.689 22.648 171.581 261.483 145.130 Other Income (Expenses)

7 Laba Sebelum Pajak 656.353 471.994 448.203 662.332 388.771 Income Before Tax

8 PPh Badan Tahun Berjalan 112.126 94.062 124.867 133.677 61.808 Total Income Tax

9 Laba Bersih Setelah Pajak 544.227 377.933 323.336 528.655 326.962 Net Income

10 Pendapatan (Beban) Komperhensif / lainnya 1.577 2.861 - - - Other Comprehensive Income

11 Laba (Rugi) Komperhensif 545.804 380.794 - - - Total Comprehensive Income

12 Total Aset 10.136.129 9.197.386 8.622.338 8.157.603 7.476.187 Total Assets

13 Total Liabilitas 1.225.897 1.060.456 912.858 484.100 494.080 Total Liabilities

14 Ekuitas 8.910.231 8.136.930 7.709.480 7.532.705 6.982.107 Shareholders'Equity

RASIO-RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIO

15 Laba Sebelum Pajak / Pendapatan 24,62% 21,13% 32,31% 35,58% 25,09% Profit Before Tax / Revenue

16 Beban Operasi / Pendapatan 82,23% 79,84% 76,04% 78,47% 84,28% Operating Expences/Revenue

17 Laba Sebelum Pajak/Total Aset 6,48% 5,13% 7,70% 8,12% 5,20% Profit Before Tax/Total Assets

18 Rasio Lancar 492,31% 498,71% 508,11% 543,10% 519,58% Assets/Liabilities

19 Rasio Kas 415,10% 397,39% 367,95% 401,15% 363,41 % Cash Ratio

20 Hutang Terhadap Aset 12,09% 11,53% 8,08% 5,93% 6,61% Liabilities/Assets

21 Hutang Terhadap Modal 13,76% 13,03% 8,79% 6,43% 7,10% Liabilities/Equity

22 Hutang Terhadap Aset Tetap 20,62% 21,84% 14,37% 13,09% 11,09% Liabilities/Fixed Assets

32011 Annual Report

Selayang Pandang Angkasa Pura AirportsAngkasa Pura Airports at a Glance

PT Angkasa Pura I (Persero) untuk selanjutnya disebut

Angkasa Pura Airports, merupakan salah satu Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perhubungan yang

bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengusahaan jasa

kebandarudaraan dan navigasi penerbangan.

Wilayah pelayanan Angkasa Pura Airports meliputi 13 bandar

udara utama di kawasan tengah dan timur Indonesia yang

sedang berkembang pesat. Sementara, bandar udara di

kawasan barat Indonesia dikelola oleh Angkasa Pura II.

Tujuan Angkasa Pura Airports sebagai entitas bisnis milik

Negara adalah mendukung kebijakan dan program

Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. Tujuan

lainnya adalah menghasilkan keuntungan bagi perseroan

melalui usaha jasa kebandarudaraan dalam arti yang seluas-

luasnya dan usaha-usaha lainnya yang relevan dengan usaha

jasa kebandarudaraan, baik dilaksanakan mandiri maupun

bekerja sama dengan badan lain.

Untuk merealisasikan tujuan mulia tersebut, Angkasa Pura

Airports telah menetapkan visi dan misi korporasi sebagai

berikut :

Visi : Menjadi perusahaan pengelola bandar udara kelas

dunia yang memberikan nilai tambah kepada

stakeholders.

Misi :

nyaman

pengguna jasa bandar udara

pegawai

kesejahteraan rakyat

Keinginan menjadi korporasi kelas dunia harus didukung

oleh fondasi yang kuat berupa strategi korporasi yang efektif

dan komprehensif yang didukung oleh keuangan yang

mapan, sistem manajemen yang baik serta SDM yang handal

yang memiliki komitmen tinggi terhadap Perusahaan.

Pada tahun 2010, manajemen Perusahaan telah malansir

grand starategy baru korporasi yang dikenal dengan Reposisi

PT Angkasa Pura I (Persero) hereinafter referred to as Angkasa

Pura Airports, constitutes one of State-Owned Enterprises

(SEOs) within transportation sector that carries out its

business in the field of management and operation of airport

services and flight navigation.

The service coverage of Angkasa Pura Airports comprises 13

main airports in the central and eastern regions of Indonesia

which develop rapidly. Meanwhile, the airport in the west

region of Indonesia is managed by Angkasa Pura II.

An objective of Angkasa Pura Airports as a state-owned

business entity is to support the Government policy and

program in the field of economy and development. Another

objective is to generate profit for the company through the

airport service business in the broadest context and other

businesses that are relevant to the airport service business

either performed independently or by collaboration with

other parties.

To realize the great objective, Angkasa Pura Airports has

determined corporation vision and mission as follows:

Vision : To become the world class airport company

which provides a point plus to the stakeholders.

Missions :

airport service users

welfare.

An intention to become the world class corporation should

be supported by a strong foundation in the form of effective

and comprehensive corporation strategy supported by

stable finance, good management system and reliable HR

having high commitment towards the Company.

In 2010, the Company management launched a new

grand strategy of the Corporation known as Repositioning

4 Laporan Tahunan 2011

dan Restrukturisasi Bisnis Perusahaan menuju perusahaan

jasa kebandarudaraan kelas dunia yang ditandai dengan

tren pengembangan bandar udara sebagai Airport City dan

Green Airport.

Esensi dari Reposisi dan Restrukturisasi Bisnis Perusahaan

adalah:

a. Mengubah positioning bandar udara dalam pengelolaan

Angkasa Pura Airports dari komparasi domestik dengan

berbasis kinerja keuangan, menjadi komparasi universal

dengan bandar udara luar negeri yang berbasis Indeks

Kepuasan Pelanggan (Customer Service Index).

b. Mengubah pendapatan non aeronautika dari

pendapatan prioritas kedua menjadi pendapatan

utama bandar udara.

Terobosan strategis lain yang dilakukan oleh manajemen

baru Angkasa Pura Airports diantaranya adalah :

a. Percepatan pengembangan skala besar Bandara

Ngurah Rai dan Sepinggan serta pembangunan

Bandar Udara Lombok Baru untuk mengimbangi

laju pertumbuhan lalu lintas penerbangan yang per

tahunnya mencapai 49.237.437 penumpang, 487.808

pesawat dan 289.678 ton kargo, sekaligus peningkatan

kualitas pelayanan kepada pengguna jasa.

b. Membuka kerjasama langsung dengan operator

bandar udara yang lebih maju di luar negeri seperti

International Incheon Airport Corporation Korea untuk

pengembangan dibidang non aero Terminal Bandara

Juanda dan GVK di India dalam pengembangan

dibidang non aero Bandara Ngurah Rai dan rencana

pembangunan bandar udara baru di Yogyakarta.

c. Intensifikasi dan ekstensifikasi pelatihan pegawai untuk

mendukung visi sebagai perusahaan kelas dunia.

Dengan spirit DO IT NOW yang terus menerus digemakan

dan dipompakan ke dalam jiwa seluruh jajaran perusahaan,

diyakini bahwa keinginan bersama untuk melakukan

perubahan menyeluruh melalui program reposisi dan

restrukturisasi bisnis perusahaan dalam rangka mewujudkan

pengelolaan bandar udara secara modern akan dapat

dilakukan dengan efektif. Sehingga, tujuan untuk menjadi

perusahaan kelas dunia adalah sebuah keniscayaan.

and Restructuring of Corporation Business towards the

world class airport service company as indicated by airport

development trend as Airport City and Green Airport.

The essence of the Repositioning and Restructuring of the

Company Business is:

a. To change the airport positioning in the management

of Angkasa Pura Airports from domestic comparison

with financial performance basis, turns into a universal

comparison with overseas airport on the basis of

Customer Service Index.

b. To change non-aeronautical revenue from second

prioritized revenue turns into main airport revenue.

Other strategy innovations performed by the new

management of Angkasa Pura Airports among others:

a. Acceleration of large-scale development for Ngurah

Rai and Sepinggan Airport as well as Lombok Baru

Airport development in order to balance flight

traffic growth per annum attains to 49,237,437

passengers, 487,808 aircrafts and 289,678 tons of

cargoes, and service quality improvement to the

service users.

b. To open a direct cooperation with the more developed

airport operators in overseas such as International

Incheon Airport Corporation Korea for development in

the filed of non-aero Terminal for Juanda Airport and

GVK in India in the development of non-aero field of

Ngurah Rai Airport and new airport development plan

in Yogyakarta.

c. Intensification and extensification of the employee

training in order to support the vision as the world class

company.

pumping into the soul of all company management of

which is believed that a collective desire to carry out a

change comprehensively through the repositioning and

restructuring of company business in the purpose of

actualizing a modern airport management will be able to be

performed effectively. Hence, to be the world class company

is a certainty.

SELAYANG PANDANG | AT A GLANCE

52011 Annual Report

Pencapaian Tahun Ini Achievement of This Year

Kebijakan manajemen Angkasa Pura Airports merupakan tindak lanjut atas

perubahan orientasi, dari profit oriented menjadi

Berdasarkan hasil pengukuran, CSI Angkasa Pura Airports tahun 2011 adalah

3,60 meningkat dari tahun 2010 yang berada pada level 3,57. Dari skala 1-5, nilai

CSI tahun ini diinterpretasikan bahwa pelanggan menyatakan “puas” terhadap

pelayanan di sepanjang tahun 2011.

The management policy of Angkasa Pura Airports is a following up implementation

of changes in orientation, from profit-oriented to customer-satisfaction oriented.

3.60 from the 2010 figure which stood at 3.57. From a scale of 1-5, the current year

CSI value is interpreted that the customers are satisfied with the service in the year

2011.

CSI Membaik

Improved CSI

3.57

3.60

Pendapatan Non-Aeronautika naik signifikan

Kinerja manajemen didorong untuk meningkatkan pendapatan Non-Aeronautika.

Tahun ini pendapatan non aeronautika sebesar 677,11miliar atau 25.39% dari total

pendapatan operasional dan 10,57% diatas kenaikan jumlah penumpang.

Non-Aeronautical Revenue moves up significantly

The management performance is encouraged to increase the non-Aeronautical

income. The current year revenue is 677.11 billion or increase 25.39% from operating

income and 10,57 higher than passangers amount increment.

Pendapatan Meningkat Pesat

Revenue Increasing Rapidly

25.39%

Pendapatan Aeronautika terus naik

Pendapatan Aeronautika bergerak naik dari 1.650,50 miliar menjadi 1.989,10 miliar

atau naik 20,51% dari tahun 2010

Tahun | Year 2011 1.989,10 miliar

Tahun | Year 2010 1.650,50 miliar

Aeronautical revenues moving up

Aeronautical revenues moved up continuously from 1,650.50 billion in 2010 to

1.989,10 billion in 2011, or increasing equivalently 20,51%.

20,51%

6 Laporan Tahunan 2011

Produksi Meningkat

Increase of Production

Pergerakan Penumpang Pesawat Naik

Perusahaan bertekad untuk menjadi salah satu pengelola bandara yang mampu

melayani pergerakan penumpang domestik maupun internasional secara

profesional. Pergerakan penumpang pada tahun 2011 sebanyak 56.485.881

bertumbuh 14,72 % dari tahun 2010 sebesar 49.237.437.

Tahun | Year 2011 56.485.881

Tahun | Year 2010 49. 237.437

Increase in Flight Passenger Movement

The company has a strong intention to become one of the airport managements

which capable of serving either domestic or international passenger professionally.

The passenger movement in 2011 was 56,485,881 increased 14.72%, meanwhile,

it attained 49,237,437 in 2010.

Pergerakan Pesawat Tumbuh

Bertambahnya frekuensi penerbangan dan rute penerbangan baru, berpengaruh

terhadap peningkatan trafik lalu lintas angkutan udara, sehingga pertumbuhan

trafik domestik menjadi 559.029 tahun 2011 naik sebesar 14,60 % dari tahun 2010

sebesar 487.808

Tahun | Year 2011 559.029

Tahun | Year 2010 487.808

Increase in Flight Movement

Increase in flight frequency and new flight route influence towards the increasing

air transportation traffic, so that a domestic traffic growth turned into 559,029 in

2011 increased to 14.60% from 2010.

Angkutan Kargo Meningkat

Pergerakan barang/kargo menjadi 311.598 ton pada tahun 2011 meningkat

7,57 % dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 289.678 ton.

Tahun | Year 2011 311.598 ton

Tahun | Year 2010 289.678 ton

Increase in Cargo Transportation

The cargo movement turned into 311,598 tons in 2011 increased to 7.57%

compared to 2010 as much as 289.678 tons.

14,72%

14,60%

7,57%

PENCAPAIAN TAHUN INI

ACHIEVEMENT OF THIS YEAR

72011 Annual Report

Aset Terus Tumbuh

Assets Keep Growing Up

Sejak tahun 2007 sampai tahun 2011 pengelolaan perusahaan mengalami

pertumbuhan. Rata-rata pertumbuhan aset perusahaan selama lima tahun terakhir

mengalami peningkatan sebesar 7,87% per tahun. Pertumbuhan aset tertinggi

terjadi pada tahun 2011 yaitu tumbuh sebesar 10,21%.

Tahun | Year 2011 10.136 Milliar

Tahun | Year 2010 9.197 Milliar

Since 2007 up to 2011, the company management experienced a growth. Average

growth of the company assets during the last five years experienced an increase of

7.87% per annum. The most peak asset growth occurred in 2011 at 10.21%.

Tingkat Kesehatan Perusahaan

Company Health Rate

Tingkat kesehatan perusahaan, Angkasa Pura Airports memperoleh predikat “AA”

dengan capaian skor 83 untuk kinerja perusahaan dan masuk dalam katagori “sehat”.

The company health rate, Angkasa Pura Airports acquired an “AA” predicate with a

score achievement of 83 for the company performance and categorized as “healthy”.

10.21%

83 “AA”

Pencapaian Skor KPI

KPI Score Achievement

Pengukuran kinerja perusahaan berbasis Key Performance Indicators (KPI), tercapai

sebesar 93.22 meningkat dibandingkan tahun 2010 yang dicapai sebesar 92.49

The company performance measurement on the basis of Key Performance Indicators

(KPI), achieved 93.22 increasingly compared to 2010 which achieved 92.49.

92.49

93.22

PENCAPAIAN TAHUN INI

ACHIEVEMENT OF THIS YEAR

8 Laporan Tahunan 2011

Skor GCG Meningkat

Increase in GCG Score

80.53

81.16 Perusahaan senantiasa menjaga nilai-nilai integritas dengan menerapkan prinsip-

prinsip Tata Kelola Perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) dalam

seluruh aktivitasnya. Hasilnya, skor pencapaian GCG terus meningkat dan pada

tahun 2011, skor GCG Angkasa Pura Airpots mencapai 81,16 dibandingkan tahun

2010 dengan skor 80,53.

The company keeps maintaining integrity values by applying Good Corporate

Governance principles in all of its activities. As a result, the achievement score to the

GCG keeps increasing and in 2011, the GCG score of Angkasa Pura Airports achieved

81.16 compared to 2010 with score 80.53.

5 Penghargaan

5 Awards

Perusahaan terus meningkatkan pelayanan kebandarudaraan dan Air Traffic

Services (ATS). Kinerja Perusahaan telah berjalan pada jalur yang tepat. Terbukti

selama tahun 2011, Angkasa Pura Airports meraih 5 penghargaan bergengsi.

The company keeps improving the airport services and Air Traffic Services

2011, Angkasa Pura Airports achieved 5 prestigious awards.

5AWARDS

PENCAPAIAN TAHUN INI

ACHIEVEMENT OF THIS YEAR

92011 Annual Report

Fokus Pada Target UtamaFocus on Main Target

Pengembangan Bandara

Airport Development

Penambahan kapasitas terminal Bandar Udara Ngurah Rai Bali akan menjadi

24,7juta penumpang dalam setahun. Kapasitas Bandara Sepinggan Balikpapan juga

akan ditingkatkan hingga 15 juta penumpang, begitu pula Bandar Udara Juanda

di Surabaya, total kapasitas terminal akan menjadi 14 juta penumpang dalam

setahun. Ketiga proyek pengembangan bandara tersebut direncanakan akan siap

dioperasionalkan tahun 2013.

Addition to terminal capacity of Ngurah Rai Airport Bali will become 24.7 million

passengers within a year. The capacity of Sepinggan Balikpapan Airport will be

also enhanced to 15 million passengers. Likewise, Juanda Airport in Surabaya, total

terminal capacity will turn into 14 million passengers within a year. The third airport

development project planned will be ready for operation in 2013.

Kerja Sama dengan Incheon, GVK, dan SITA

Cooperation with Incheon, GVK, and SITA

Perusahaan telah menjalin kerja sama internasional dalam pengembangan

pendapatan melalui penandatanganan Memorandum of Cooperation and Sister

Airport Agreement dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan

Memorandum of Cooperation antara Angkasa Pura Airports dengan GVK India tentang

Commercial Service Management. Dan juga penandatanganan Memorandum of

Cooperation Advanced Passanger Solution for Intelligent Airport antara Angkasa Pura

Airports dengan SITA

The company has engaged an international cooperation in terms of revenue

enhancement through Memorandum of Cooperation and Sister Airport Agreement

with Incheon International Airport Cooperation (IIAC) and Memorandum of

Cooperation between Angkasa Pura Airports and GVK India concerning Commercial

Service Agreement. The signing on Memorandum of Cooperation Advanced

Passenger Solution for Intelligent Airport between Angkasa Pura Aiports and SITA

is also carried out.

Pembentukan Anak Perusahaan

Subsidiary Establishment

Perusahaan telah mendirikan empat anak perusahaan pada tanggal 6 Januari 2012

yang akan membantu perusahaan untuk meningkatkan Customer Satisfaction Index

(CSI) dan pendapatan usaha non aeronautika. Keempat perusahaan itu adalah PT

Angkasa Pura Hotels, PT Angkasa Pura Logistics, PT Angkasa Pura Property dan PT

Angkasa Pura Supports.

The company has established four subsidiaries on January 6, 2012 which will

support the company in order to enhance Customer Satisfaction Index (CSI) and

non-aeronautical revenue. The four subsidiaries are PT Angkasa Pura Hotels, PT

Angkasa Pura Logistics, PT Angkasa Pura Property and PT Angkasa Pura Supports.

10 Laporan Tahunan 2011

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Social Responsibility of the Company Aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam tanggung jawab sosial perusahaan yang dikelola secara

profesional menjadi penting. Tidak semata-mata mendapatkan keuntungan (profit), tetapi juga memberikan

perhatian kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat (people) dan kelestarian lingkungan (planet).

The economic, social and environmental aspect in the social responsibility of the company managed

professionally is an essential issue. It is not merely to acquire profit however, it also gives an attention to the

improvement of community welfare and environmental conservation.

Aspek Ekonomi

The Economic Aspect

Memaksimalkan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar bandara yang diwujudkan melalui pembayaran

pajak maupun retribusi sebesar Rp. 5.456 miliar, rekrutmen sumber daya manusia untuk pekerja di bandara

dari masyarakat setempat, dan pembangunan infrastruktur serta penyaluran dana program kemitraan

sebesar Rp. 25.106 miliar dengan daya serap 95,53%.

In maximizing the economic empowerment for the community surrounding the airport is actualized

through tax or retribution payment in the amount of Rp 5,456 billion, human resources recruitment

for workers at the airport from local community and infrastructure development as well as partnership

program fund distribution in the amount of Rp 25,106 billion under absorption of 95.53%.

Tahun

Year

Dana Tersedia

Available Fund

DanaTersalurkan

Distributed Fund

Persentasi

Percentage

2011 26,281,874,753 25,106,733,498 95.53%

2010 30,657,050,927 29.256.850.603 95.43%

Aspek Sosial

The Social Aspect

Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi bandara secara berkesinambungan telah

memberi kontribusi sosial berupa: pemberian bantuan kepada korban bencana alam, bantuan pendidikan

dan pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan masyarakat, bantuan pengembangan prasarana dan sarana

umum, serta bantuan sarana ibadah dan pelestarian alam.

Efforts to improve the welfare of the community in the vicinity of the airport on an ongoing basis have

contributed to the social form: To provide assistance to victims of natural disasters; assistance or education

and training, help increase the public health, help the development of public infrastructure and facilities, as

well as the assistance of worship and nature conservation.

Aspek Lingkungan

The Environmental Aspect

Pengembangan konsep bandar udara ramah lingkungan atau Green Airports melalui konsep Bandara

Berwawasan Lingkungan (Eco Airports) di wilayah kerja Angkasa Pura Airports merupakan bentuk kepedulian

terhadap pelestarian lingkungan. Dalam pengembangan bandara tersebut Angkasa Pura Airports selalu

memperhatikan penghematan energi, pengendalian emisi Gas Rumah Kaca (GRK), pengelolaan limbah

cair dan limbah padat, pemulihan ekosistem melalui kegiatan penanaman pohon 118.000 batang pohon

dengan alokasi biaya mencapai Rp1,48 miliar selama tahun 2011.

The concept development of eco-friendly airport or green airport through the so-called Eco Aiports in

all Angkasa Pura Airports is a real care action to build environmental preservation. In developing the

airports, Angkasa Pura Airports consistently pays attention to energy saving, greenhouse gas emissions

control, liquid and solid wastes management, ecosystem recoveries by 118,000 trees plantation program

amounting to Rp1, 48 billion for the year 2011.

95.53%EFEKTIVITAS

PENYALURAN

DANA

KEMITRAAN

FOKUS PADA TARGET UTAMA

FOCUS ON MIND TARGET

112011 Annual Report

Tinjauan Menuju Airport City Review Towards Airport City

6.5%

Pertumbuhan Ekonomi

Economic Growth

Perekonomian Indonesia tumbuh 6,5% mengalami pertumbuhan yang cukup baik

di Asia Tenggara, dan salah satu dari tiga negara terbaik di kawasan Asia Pasifik

setelah China dan India.

Indonesian economy grows 6.5%, which is quite good in Southeast Asia, and is one

of the best three countries in Asia Pacific after China and India.

Peningkatan Jumlah Penumpang

Increasing in Passangers Quantity

ningkatan Jumlah Penumpang

creasing in Passangers Quantity

12 Laporan Tahunan 2011

Geografi

Geography

Posisi geografis Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terluas di dunia

(17.508 pulau, luas laut ± 4 juta km² dan panjang pantai ± 81.000 km²), menjadikan

Indonesia sebagai negara kepulauan yang jarak tempuhnya beragam.

The Indonesian geographic position as one of the largest archipelagic state in the world

(17,508 islands, with extent of sea ± 4 million km² and shore length ± 81,000 km²)

has made Indonesia as the archipelagic state with various distances.

Jumlah Pesawat Komersial

Total Commercial Plane

Idealnya Indonesia dengan jumlah penduduk yang ada memiliki jumlah pesawat

sekitar 2000 armada dengan jumlah penumpang 500 juta per tahun, namun saat ini

jumlah pesawat komersial di Indonesia baru 300 armada.

Ideally, Indonesia with the existing population has plane about 2,000 fleets with

total passengers 500 million per annum, however currently total commercial planes

in Indonesia are just 300 fleets.

TINJAUAN MENUJU AIRPORT CITY

REVIEW TO THE AIRPORT CITY

132011 Annual Report

Peningkatan Sumber Pendapatan Non-Aeronautika

Increase in Non-Aeronautical Source of Income

Pendapatan Non Aeronautika direncanakan dalam RJPP pada tahun 2013 sebesar

25%. Seiring dengan kerja keras yang dilakukan manajemen, realisasi pada

tahun 2011 sudah mencapai 26,38%. Hingga akhir tahun 2020 nanti ditargetkan

pendapatan non-aeronautika akan mencapai di atas 50% dari total Revenue.

The Non-Aeronautical income planned in 2013 RUPP is 29%. In line with the

hardworking of the management, the realization in 2011 has reached 26.39%. Up

to the end of 2020 the target of non-aeronautical income will reach more than 50%

of total income.

Bandara Baru di Lokasi Baru

New Airport in New Location

Pemindahan bandar udara dari Adisutjipto Yogyakarta ke Kulon Progo karena bandar

udara itu sudah sangat padat. Bandara ini ditargetkan memiliki kapasitas 5-6 juta

penumpang per tahun, dengan landasan pacu sepanjang 3.250 meter dan mampu

menampung pesawat berbadan lebar. Pengembangan Bandara Baru Yogyakarta ini

rencananya akan bekerja sama dengan investor asing, yaitu GVK India.

The relocation of Adisutjipto Airport Yogyakarta is because that airport has already

been too dense. It is targeted to possess the capacity of 5-6 million passengers per

annum with runway along 3,250 meters and will be able to accommodate the wide-

body airplanes. The development of this New Airport of Yogyakarta will be planned

to cooperate with the foreign investor namely GVK India.

TINJAUAN MENUJU AIRPORT CITY

REVIEW TO THE AIRPORT CITY

14 Laporan Tahunan 2011

Sekilas kinerja 2011 | Performance 2011 2

Selayang Pandang Angkasa Pura Airports | Angkasa Pura Airports At a Glance 3

Pencapaian Tahun ini | Achievement of This Year 5

Focus Pada Target Utama | Focus on Main Target 9

Tinjauan Menuju Airports City | Review Towards The Airports City 11

Daftar isi | Table of Content 14

Jejak langkah | Milestone 18

Peristiwa Penting | Event Highlights 20

Ikhtisar Keuangan | Financial Highlights 23

Laporan Dewan Komisaris | 30

Laporan Dewan Direksi | 40

Pernyataan Tanggungjawab Atas Laporan Tahunan 2011 | Responsibility Annual Report 2011 46

Testimoni Pelanggan Utama | 48

PROFIL PERUSAHAAN | COMPANY PROFILE 51

Riwayat Perusahaan | History of Company 52

Bidang Usaha | Line of Business 54

Struktur Organisasi | Organization Structure 56

Visi – Misi Baru | New Vision & Mission 58

Strategi | Strategy 59

Profil Dewan Komisaris | 63

Profil Dewan Direksi | 66

Profil Pejabat 1 Tingkat Dibawah Direksi | Profile of Officer One Level Below the Board of Directors 69

Sumber Daya Manusia | Human Resources 70

Pencapaian Key Performance Indicators | The Achievment of Key Performance Indicators (KPI) 85

Komposisi Pemegang saham | Composition of Shareholders 88

Akuntan Perseroan | Corporate Accountant 89

Konsultan Hukum & Notaris | Lawyers & Notaries 90

Anak Perusahaan | Subsidiaries 91

Perusahaan Afiliasi & Yayasan | Affiliated Companies & Foundation 94

Penghargaan & Sertifikat | Awards & Certifications 101

Kantor Cabang | Branch Offices 103

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMAN | MANAGEMANT DISCUSSION & ANALYSIS 105

Tinjauan Industri | Industrial Overview 106

1. Kebijakan Open Sky 2015 | Open Sky Policy is 2015 106

2. Tren Industri Pengelolaan Jasa Kebandarudaraan | Trends of Airport Service Management Industry 107

3. Perkembangan Lalu Lintas Pesawat, Penumpang & cargo | Development of Aircraft, Passengers & Cargo Traffic 109

4. Dampak Perubahan Undang-Undang | Impact of Changing Laws 110

5. Prospek Usaha Berbasis Konsep Reposisi & Restrukturisasi | Based Business Prospects Reposition & Restructuring

Concept 111

6. Sasaran, Starategi & Program | Goals, Strategies & Programs 114

7. Program & Strategi Pemasaran | Marketing Program & Strategy 117

Tinjauan Operasi | Operational Overview 121

1. Tinjauan Operasi per segmen | Operational Overview Per-segments 123

2. Segmen Aeronautika | Aeronautical Segment 124

3. Segmen non-Aeronautika | Non-Aeronautical Segment 127

DAFTAR ISITABLE OF CONTENT

152011 Annual Report

Tinjauan Keuangan | Financial Overview 131

1. Laporan Posisi Keuangan 2011 | Statements of Financial Position 2011 131

2. Laporan Laba / Rugi Komprehensif 2011 | Statement of Comprehensive Income 2011 133

3. Laporan Perubahan Ekuitas | Statement of Changes in Equity 147

4. Laporan Perubahan Arus Kas | Statement of Changes in cash Flows 149

5. Struktur Modal | Capital Structure 150

6. Investasi | Investment 151

7. Tingkat Kolektibilitas Piutang Usaha | Collectibility Level of Accounts Receivable 156

8. Analisis Tentang Kemampuan Membayar Utang | Analysis of The Capacity to Repay Debts 157

9. Kejadian Penting Setelah Laporan Keuangan | Important Events After The Date of Financial Statement 157

10. Peristiwa Penting Setelah Tanggal Laporan Akuntan Yang Berdampak Pada Kinerja & Risiko Perusahaan | Important

Events After The Date of The Acountant Statement which Affect The Companies Performance And Risk 159

11. Transaksi dengan pihak Afiliasi | Transaction With Affiliation 159

12. Kebijakan Deviden | Dividend Policy 159

13. Perubahan Akuntansi | Accounting Changes 160

14. Penyajian Kembali Laporan Keuangan | Representation of Financial Statements 162

TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK | GOOD CORPORATE GOVERNANCE 166

Pelaksanaan Tata Kelola Angkasa Pura Airports | The Implementation of Good Corporate Governance 167

1. Sejarah dan Penerapan GCG Angkasa Pura Airports | The History and Implementation of GCG of Angkasa Pura Airports 168

2. Perkembangan Penerapan GCG Angkasa Pura AIrports | The Development of APA GCG Application 169

3. Capaian Penerapan GCG Angkasa Pura Airports Tahun 2006-2011 | Achievement of Angkasa Pura Airports GCG

Implementation in 2006-2011 169

4. Pedoman Penerapan GCG | GCG Application Guidelines 170

5. Asesmen Penerapan GCG | GCG Application Assesment 175

Struktur Tata Kelola | Governance Structure 176

1. Rapat Umum Pemegang Saham | General Meeting of Shareholders 176

2. Dewan Komisaris | Board of Commissioners 178

a. Uraian Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris | Description of Duties of The Board of Commissioner 179

b. Komposisi BOC | Composition of the BOC 182

c. Tugas dan Tanggung Jawab Masing-masing Dewan Komisaris | Duties & Responssibilities of Each Member

of The Board of Commisioners 183

d. Rapat Dewan Komisaris | The 184

3. Direksi | Board of Directors 187

a. Komposisi Direksi | Composition of The Board of Directors 187

b. Pembagian Tugas Direksi | Distribution of Duties of The Board of Directors 188

a. Direktur Utama | President Directors 188

b. Direktur Keuangan | Finance Director 189

c. Direktur Operasi dan Teknik | Operation and Technical Director 189

d. Direktur Komersial dan pengembangan Usaha | Comercial and Bussines Development Director 189

e. Direktur Personalia dan Umum | Human Resources and General Affair Director 190

c. Rapat Direksi | 190

4. Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris & Direksi | Remuneration Policy of The Board of Commissioners

and The Board of Directors 191

5. Komite Komite Yang Ada Dibawah BOC | Committees Under The BOC 195

a. Profile Anggota Komite Audit | Profile of Member of The Audit Committee 196

1. Tugas Komite Audit | Duties of Audit Committee 196

2. Kewajiban Komite Audit | Obligations of Audit Committee 197

3. Kegiatan Komite Audit | Activities of The Audit Committee 198

DAFTAR ISI

TABLE OF CONTENT

16 Laporan Tahunan 2011

b. Profil Anggota Komite Risiko Usaha & GCG | Profile of The Member of Business Risk & GCG Committee 199

1. Tugas Komite Risiko Usaha & GCG | Duties of Business Risk & GCG Committee 196

2. Kewajiban Komite Risiko Usaha & GCG | Obligations of The Business Risk & GCG Committee 197

3. Kegiatan Komite Risiko Usaha & GCG Tahun 2011 | Activity of The Business Risk & GCG Committee 2011 198

c. Profil Anggota Komite Nominasi & Remunerasi | Profile of the Member of The Nomination &

Remurenation Committee 199

1. Fungsi & Tugas Pokok Komite Nominasi & Remunerasi | Functions & Duties of The Nomination &

Remuneration Committee 200

2. Kewajiban Komite Nominasi & Remunerasi | Obligations of The Nominations & Remuneration Committee 200

3. Kegiatan Komite Nominasi & Remunerasi | Activities of The Nominations & Remuneration Committee 201

6. Sekretaris Perusahaan | The Corporate Secretary 205

a. Peranan Umum | General Role 205

b. Fungsi dan Tugas Sekretaris Perusahaan | Functions and Duties of The Corporate Secretary 206

c. Struktur Organisasi Perusahaan | Organization Structure of The Corporate Secretary 207

d. Kegiatan Sekretaris Perusahaan | Activities of The Company Secretary 208

e. Profil Sekretaris Perusahaan | Profile of The Corporate Secretary 210

7. Satuan Pengawas Intern (SPI) | Intern Audit Unit (IAU) 213

a. Tugas & Tanggung Jawab SPI | Duties & Responsbilities of The IAU 214

b. Kualifikasi dan Kompetensi Auditor Internal SPI | Qualification & Competencies of The Internal Auditor 215

c. Rencana Kerja dan Anggaran 2011 | Work Plan & Budget 2011 216

d. Komposisi dan Kondisi SDM SPI | HR & Conditions of IAU 216

e. Realisasi Kegiatan 2011 | Activities Realization in 2011 218

f. Realisasi Anggaran | Realization of The Budget 220

g. Profil Kepala Satuan Pengawas Internal | Profile The Head of Internal Audit Unit 220

8. Komitmen Perusahaan Terhadap Perlindungan Konsumen | 222

1. Pelayanan | Services 222

2. Profil & Keluhan Pelanggan | Customer & Profile Complains 223

3. Mekanisme Pengukuran | Measurement Mechanism 224

4. Customer Satisfaction Index | Customer Satisfaction Index 225

5. Operasi Lalu Lintas Penerbangan | Air Traffic Operation 227

9. Tata Kelola Teknologi Informasi | Information Technology Management 229

10. Perkara Penting Yang dihadapi Perusahaan | Important Cases Faced by The Company 233

11. Media Penyebaran Informasi | Media Information Distribution 239

12. Etika Perusahaan | 239

13. Praktek GCG | GCG Practices 239

14. Pengadaan Barang dan Jasa | Goods & Services Procurement 240

15. Manajemen Risiko | Risk Management 242

1. Sistem Manajemen Risiko | Risk Managemant System 243

2. Pelaksanaan Manajeman Risiko | Implementation of Risk management 244

3. Identifikasi Risiko Perusahaan | 244

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan | Corporate Social Responsibiility 246

1. Aspek Ekonomi | Economic Aspects 253

2. Aspek Sosial | Social Aspects 266

3. Aspek Lingkungan | Environmental Aspects 271

Laporan Keuangan | Financial Statement

279

DAFTAR ISI

TABLE OF CONTENT

172011 Annual Report

18 Laporan Tahunan 2011

Peresmian Terminal Baru Bandara Internasional

Juanda Surabaya oleh Presiden Republik

Indonesia.

Inauguration of Juanda New Airport, Surabaya

by President of The Republic of Indonesia

15 November 2006 | November 15, 2006

Bandara Ngurah Rai Bali mendapat pengakuan dari TSA

(Transportation Security Administration) sebagai bandar

udara internasional yang memenuhi standar keamanan

Amerika Serikat.

Ngurah Rai Airport, Bali has been acknowledged by TSA

(Transportation Security Administration) as the international

airport fulfilling the security standard of United States of

America.

28 Maret 2007 | March 28, 2007

Public Consultation Program and Airport Service Improvement are

conducted by Angkasa Pura Airport in the frame of improving the service

quality for the service user by conducting the monitoring activity of

airport condition, organizing the Service User Complaining Month and

public dialogue with the service user. This activity was conducted at

Juanda Airport, Surabaya (May 15, 2007), Ngurah Rai Airport, Bali (May 22,

2007) and Sam Ratulangi Airport, Manado (May 25, 2007).

Program Konsultasi Publik dan Perbaikan Pelayanan Jasa Bandar Udara

dilakukan oleh Angkasa Pura Airports dalam rangka meningkatkan

kualitas layanan terhadap pengguna jasa dengan melakukan kegiatan

pemantauan kondisi bandara, penyelenggaraan Bulan Pengaduan

Pengguna Jasa, dan dialog publik dengan pengguna jasa. Kegiatan ini

dilaksanakan di Bandara Juanda Surabaya (15 Mei 2007), Bandara Ngurah

Rai Bali (22 Mei 2007), dan Bandara Sam Ratulangi Manado (25 Mei 2007).

15 Mei 2007 | May 15, 2007

Open House Air Traffic Management di Bandar Udara Juanda Surabaya

dengan tujuan untuk lebih menjalin kedekatan dengan pengguna

jasa. Pada kesempatan ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

menyampaikan “Safety Road Map“ penerbangan Indonesia.

Air Traffic Management Open House at Juanda Airport, Surabaya is con-

ducted with the purpose of making the closer relationship to the service

users. In this occasion, Director General of Air Transportation submits the

Safety Road Map of Indonesian aviation.

13 November 2007 | November 13, 2007

Pencabutan travel warning dari Transportation Security Administration

(TSA), lembaga pengamanan transportasi Amerika Serikat.

Travel ban revocation by TSA, transportation security institution of

United States America.

23 November 2007 | November 23, 2007

Peresmian underpass Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Inauguration of Adisutjipto Airport underpass, Yogyakarta.

26 Agustus 2008 | August 26, 2008

Peresmian Terminal Baru Bandar Udara Adisumarmo Solo.

Inauguration of the New Airport Terminal Adisumarmo Solo.

7 Maret 2009 | March 7, 2009

Peresmian Bandara Baru Internasional Sultan Hasanuddin

Makassar oleh Presiden RI.

Inauguration of New Sultan Hasanuddin International

Airport, Makassar by President of the Republic of Indonesia.

26 September 2008 | September 26, 2008

Bandara Ngurah Rai sebagai pintu gerbang Pulau Bali turut berpartisipasi

mendukung pelaksanaan World Climate Change Conference melalui

peningkatan keselamatan penerbangan dan keamanan bandara sesuai

dengan standar internasional (TSA). Kegiatan ini berlangsung 3 - 14

Desember 2007 dan dihadiri lebih dari 10.000 peserta dari 144 negara.

Ngurah Rai Airport as the gate of Bali Island participates in supporting

the implementation of World Climate Conference through the

improvement of flight safety and airport security according to the

international standard (TSA). This activity took place on December 3-14,

2007 and attended by more than 10,000 participants from 144 countries.

3 Desember 2007 | December 3, 2007

Jejak LangkahMilestone

20082009 2010

2007

20

06

192011 Annual Report

2011 20122013

20142

01

5

Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama Tahun 2010-

2012 antara Angkasa Pura Airports (Persero) dengan Asosiasi

Karyawan Angkasa Pura I dan Serikat Pekerja Angkasa Pura I.

Execution of Cooperation Agreement of 2010-2012

between Angkasa Pura Airport (Persero) and Angkasa Pura I

Association and Labor Union of Angkasa Pura I.

Pelantikan Komisaris Utama dan Direksi Baru Angkasa Pura

Airports di Kementerian BUMN.

Inauguration of New President Commissioner and Board

of Directors of Angkasa Pura Airports of Ministry of State-

Owned Enterprise.

23 Juli 2009 | July 23, 2009

15 Oktober 2009 | October 15, 2009

Peresmian pengoperasian radar di Bandara Sultan

Hasanuddin Makassar.

Inauguration of radar operation at Sultan Hasanuddin

Airport, Makassar.

2 Juni 2009 | June 2, 2009

Peresmian Bandar Udara Internasional Lombok di Praya oleh

Presiden RI

Inauguration of Lombok International Airport in Praya by

President of the Republic of Indonesia.

Groundbreaking Terminal 2 Bandar Udara Juanda Surabaya.

Pencanangan pembangunan jalan tol Nusa Dua - Ngurah

Rai - Benoa dan underpass Simpang Dewa Ruci oleh Menteri

Perhubungan RI.

Groundbreaking of Terminal 2 of Juanda Airport, Surabaya.

Launching of construction of toll road of Nusa Dua – Ngurah

Rai – Benoa and Simpang Dewa Ruci underpass by Ministry of

Transportation of the Republic of Indonesia.

1 Desember 2011 | December 1, 2011

21 Desember 2011 | December 21, 2011

20 Oktober 2011 | October 20, 2011

Pembangunan pondasi yang kuat

2011

2012

2013

2014

2015

2012 2013

2014

2015

Perkuatan pilar-pilar bisnis

Percepatan pertumbuhan bisnis

Optimalisasi potensi bisnis secara penuh

High Performing Organization

Road Map2012 - 2015

Strengthening of business pillars

Business growth acceleration

Business potential full optimization

High Performing Organization

20 Laporan Tahunan 2011

Peristiwa PentingEvent Highlights

Penandatanganan Kontrak Manajemen Direksi dengan Manajer

dan penyerahan RKAP tahun 2011 di Bali

Penandatanganan MoU antara Angkasa Pura Airports dengan

Badan Pengawas Keuangan

Execution of Management Contract of Board of Directors and

Manager and submission of RKAP of 2011 in Bali.

Execution of MoU between Angkasa Pura Airport and Finance

Supervisory Board.

13 Januari 2011 | January 13, 2011

16 Februari 2011 | February 16, 2011

Penandatanganan MoU antara Angkasa Pura Airports dengan Badan

Pemeriksa Keuangan tentang Pengembangan dan Pengelolaan

Sistem Informasi sebagai sarana dalam rangka Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara

Execution of MoU between Angkasa Pura Airport and Financial Audit

Board regarding Development and Management of Information

System as an instrument in the frame of State Finance Management

and Responsibility Audit.

21 Januari 2011 | January 21, 2011

Penandatanganan MoU antara Angkasa Pura I dengan GVK India

tentang Pembangunan Bandara Baru di Yogyakarta

Execution of MoU between Angkasa Pura I and GVK India regarding

New Airport Construction in Yogyakarta.

25 Januari 2011 | January 25, 2011

Memorandum of Cooperation and Sister Airport Agreement

antara Angkasa Pura Airports dengan Incheon International

Airport Corporation (IIAC)

Memorandum of Cooperation and Sister Airport Agreement

between Angkasa Pura Airport and Incheon International Airport

Corporation (IIAC).

25 Februari 2011 | February 25, 2011

Peringatan HUT ke-47 Angkasa Pura Airports

Celebration of 47th anniversary of Angkasa Pura Airport.

20 Februari 2011 | February 20, 2011

Sosialisasi Perjanjian Kerjasama (PKB) Angkasa Pura Airports

dengan Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I dan Serikat Pekerja

Angkasa Pura I tahun 2010-2012

Awareness raising on Cooperation Agreement of Angkasa Pura

Airport and Angkasa Pura Airport Association and Labor Union of

Angkasa Pura I of the year 2012-2012

28 Februari 2011 | February 28, 2011

212011 Annual Report

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Angkasa Pura Airports

dengan PT Merukh Ama Coal tentang Pemanfaatan Bandara

Internasional Selaparang

Peresmian gate dan garbarata Bandara Pattimura, Ambon Memorandum of Cooperation antara Angkasa Pura Airports dengan

GVK India tentang Pelayanan & Komersial Manajemen

Kesepakatan bersama Kerjasama Penyusunan Kajian Perencanaan

Pengembangan Bandara Baru di wilayah Provinsi DIY

Memorandum of Cooperation antara Angkasa Pura Airports dengan

SITA Information Networking Computing Indonesia

Execution of Letter of Intent between Angkasa Pura Airport and

PT Merukh Ama Coal regarding Utilization of Selaparang

International Airport.

Inauguration of gate and bridge of Pattimura Airport, Ambon.

Memorandum of Cooperation between Angkasa Pura Airport and

GVK India regarding Management Service and Commercial.

Joint Covenant on Cooperation on Preparation of Study on New

Airport Planning and Development in territory of Special Province

of Yogyakarta.

Memorandum of Cooperation between Angkasa Pura Airport

and SITA Information Networking Computing Indonesia.

27 April 2011 | April 27, 2011

14 April 2011 | April 14, 2011 10 Mei 2011 | May 10, 2011

11 Mei 2011 | May 11, 2011

26 April 2011 | April 26, 2011

Nota Kesepahaman antara Angkasa Pura Airports dengan PT Bank

Mandiri (Persero) tentang Peningkatan Pelayanan dan Kemudahan

Transaksi Perbankan

Letter of Intent between Angkasa Pura Airport and PT Bank Mandiri

(Persero) regarding Improvement of Service and Banking Transaction

Easiness.

22 Juni 2011 | June 22, 2011

22 Laporan Tahunan 2011

PERISTIWA PENTING EVENT HIGHLIGHTS

Penganugerahan Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih

di Bandar Udara Internasional/Nasional 2011

Sapta Pesona award for clean public lavatory at International/

national Airport 2011

26 September 2011 | September 26, 2011

Penyerahan Penghargaan Bandara Award 2011

Bandara Award 2011 delivery.

7 Desember 2011 | December 7, 2011

Penyerahan Penghargaan CEO BUMN Inovatif

Delivery of Innovative State-Owned Enterprise CEO award.

1 Desember 2011 | Desember 1, 2011

MoU for Formule 1 Hotels Development antara Angkasa Pura

Airports dengan PT AAPC Indonesia

MoU for Formula 1 Hotels Development between Angkasa Pura

Airport and PT AAPC Indonesia.

23Juni 2011 | June 23, 2011

Penanganan Gawat Darurat (PGD) di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta

Emergency handling at Adisutjipto Airport, Yogyakarta.

21Juli 2011 | July 21, 2011

Penghargaan Indonesian Human Capital Study Award 2011 untuk

kategori Best CEO for Commitment.

30 Juni 2011 | June 30, 2011

Indonesian Human Capital Study Award 2011 for Best CEO for

Commitment.

232011 Annual Report 22323232323232323232333232323232223232323323232323223232332323233332332223232332233333332332201201201201020120120120120120120201201201201012012011201201202012200122012220200122201120122200001201201222020220 1 A1 A1 A1 A11 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 AA1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A A AA11 A A A AA1 A1 AAA1 AA1 A1 A1 AAAA1 A1 A1 AAA1 A1 AA1 AAAA11 AAAAAAAA1 Annunnnnunnnnunnunnununnununnununnnnunnnunnunnunnnunnunnnnnnunnnunnunnunnnnnnnnunnununnnnnunnnn unnnnnuunuuuuuunualaalalal alaalllaal laalllal alalalallalalal al aalal allallalaa RRRRepRepRepRepRepRepRepepeppRRRRRRepRepeReppReppRepRepRRRRRRepRepRepRReRepReRepRepReppRRRepRReppRRR peRR pRepRepepReReeeppReppppppppportortortortorortortortortortortortortorortorortortrtortortoortortortooorortrrorrrtrttooooorrrtrttttoooortoorto t

24 Laporan Tahunan 2011

IKHTISAR KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHTS

Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

URAIAN

TAHUN | YEARDESCRIPTION

2011 2010 2009 2008 2007

Aset Assets

Aset Lancar   Current Assets

Kas Dan Setara Kas 2.696.266 2.262.232 1.820.551 1.763.041 1.203.576    Cash And Cash Equivalents

Deposito Berjangka 2.629.305 2.167.889 1.560.900 1.595.900 1.033.297 Time deposits

Investasi Pada Efek 227.087 53.203 25.110 59.210 71.250    Investments on Stock

Piutang Usaha 127.327 156.748 250.843 251.243 197.648    Account Receivables

Piutang Lain - Lain 7.499 10.427 21.244 18.560 14.859    Other Receivables

Persediaan 8.980 8.106 9.431 7.578 6.986 Inventory

Uang Muka Dan Biaya Dibayar Dimuka 10.761 43.257 36.743 931 1.459 Advance and Prepaid Expenses

Pendapatan Yang Harus Diterima 137.120 119.857 108.169 115.551 103.680 Accrued Income

Pajak Dibayar Dimuka 252.124 251.980 276.672 250.899 223.202 Prepaid tax

Jumlah Aset Lancar 3.467.165 2.905.811 2.548.762 2.467.055 1.822.659 Total Current Assets

Aset Tidak Lancar Non Current Assets

Piutang Jangka Panjang 93.368 152.269 91.465 - - Long Term Receivables

Investasi Jangka Panjang 393.327 346.322 358.712 395.568 519.371 Long Term Investment

Aset Tetap 5.946.385 4.856.408 4.848.831 4.772.322 4.455.419 Fixed Assets

Aset Dalam Penyelesaian 183.272 842.913 678.231 353.702 542.248 Assets in Settlement

Beban Ditangguhkan 1.674 3.195 5.941 75.892 32.864 Deferred Cost

Aset Tidak Produktif 50.938 90.469 90.396 93.065 103.625 Non Productive Assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 6.668.964 6.291.575 6.073.576 5.690.548 5.653.528     Total Non Current Assets

Jumlah Aset 10.136.129 9.197.386 8.622.338 8.157.603 7.476.187 Total Assets

Liabilitas Dan Ekuitas Liabilities And Equity

Liabilitas Jangka Pendek Short Term Liabilities

Beban Yang Masih Harus Dibayar 244.978 182.500 147.233 129.217 92.901 Outstanding Cost

Utang Pembelian Aset Tetap & Persediaan 180.062 187.154 155.472 118.516 99.495 Purchasing Fund for Fixed Assets & Inventory

Pendapatan Yang Diterima Dimuka 33.095 26.971 22.219 22.643 23.585 Advance Income

Liabilitas Manfaat Pasca Kerja - - - 3.525 7.310 Liability of Post Employment Benefit

Utang Pajak 73.753 43.567 35.787 43.558 29.467 Tax Payble

Utang Lancar Lain-Lain 172.370 142.469 140.901 136.795 98.037 Other Current Liabilities

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 704.257 582.661 501.612 454.255 350.795 Total Short Term Liabilities

Liabilitas Jangka Panjang Long term Liability

Utang Jaminan 14.918 12.861 10.613 8.960 7.213 Collateral Debt

Utang Jangka Panjang Lain-Lain 106 252 606 5.241 11.039 Other Long Term Debt

Utang Imbalan Pasca Kerja 481.524 387.524 299. 816 - - Post Employment Fee Debt

Liabilitas Pajak Tangguhan 25.092 77.158 100.212 156.442 125.033 Deferred Tax Liability

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 521.640 477.795 411.246 170.643 143.285 Total Long Term Liability

Ekuitas Equity

Modal Saham 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 Share Capital

Penyertaan Modal Pemerintah 1.388.244 - - - - Government Capital Placement

Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentu-

kan Statusnya (Bpybds) 3.393.091 4.538.815 4.308.830 4.308.830 4.202.050

Profit on Stock not realized Profit on

Stock not realized

Laba Yang Belum Direalisasi Atas Efek 5.019 3.441 580 1.116 942 Profit on Stock not realized

Saldo Laba: Profit Balance:

Cadangan 1.779.651 1.416.741 1.276.734 894.104 652.152 Reserve

Laba Tahun Berjalan 544.227 377.933 323.336 528.655 326.963 Current Yera Profit

Jumlah Ekuitas 8.910.232 8.136.930 7.709.480 7.532.705 6.982.107 Total Equity

Jumlah Liabilitas Dan Ekuitas 10.136.129 9.197.386 8.622.338 8.157.603 7.476.187 Total Liability and Equity

Laporan Posisi Keuangan Komparatif

Dalam juta rupiah

Statements of Comparative Financial Position

In million rupiah

252011 Annual Report

IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS

URAIAN 2011 2010* 2009* 2008 2007 DESCRIPTION

Pendapatan Aero Air Traffic Services (ATS)

PJP

Aero Air Traffic Services Revenue (Ats)

A. PJP

- Domestik 37.364 32.934 28.186 30.511 24.808 - Domestic

- Internasional 90.622 79.573 96.718 89.433 69.900 - International

- Overflying 310.438 301.504 323.227 341.624 301.204 - Overflying

Jumlah Pendapatan Aero Ats 438.425 414.011 448.131 461.568 395.912 Total ATS Income of Aero

Pendapatan Aero Non Ats Non ATS Income of Aero

PJPU PJPU

- Domestik 112.914 87.174 73.847 69.415 66.680 - Domestic

- Internasional 160.479 145.722 149.398 135.354 108.809 - International

Jumlah 1 273.392 232.896 223.245 204.769 175.489 Number 1

2. PJP2U PJP2U

- Domestik 697.268 475.425 386.784 333.151 318.677 - Domestic

- Internasional 529.880 481.563 427.479 376.112 256.090 - International

Jumlah 2 1.227.148 956.988 814.263 709.263 574.767 Number 2

3. Aviobridge Aviobridge

- Domestik 18.465 15.961 15.548 11.026 8.928 - Domestic

- Internasional 31.665 30.642 34.096 28.610 23.228 - International

50.131 46.602 49.644 39.636 32.156

4. Counter Counter

- Domestik 36.222 30.475 26.204 19.411 16.494 - Domestic

- Internasional 18.955 17.400 17.632 14.537 11.608 - International

55.177 47.875 43.836 33.948 28.102

Jumlah Pendapatan Aero Non Ats 1.605.847 1.284.361 1.130.988 987.616 810.514 Total Non ATS Income of Aero

Pendapatan Non Aero 621.930 535.761 476.134 412.222 342.972 Non Aero Income

- - - - -

Jumlah Pendapatan Operasi 2.666.202 2.234.133 2.055.253 1.861.407 1.549.398 Total Operating Income

Beban Operasi - - - - - Operating Cost

Pegawai 904.411 674.299 714.737 467.738 386.556 Employee

Pemeliharaan 159.960 137.919 110.207 98.570 91.367 Maintenance

Suplai & Perlengkapan 33.244 30.204 24.962 28.533 24.869 Supply & Equipment

Utilitas 209.393 179.345 164.095 143.116 131.871 Utility

Umum 423.298 354.910 396.991 363.865 312.093 General

Penyusutan Aset Tetap 400.549 373.270 345.924 319.950 315.593 Fixed Assets Depreciation

Penyisihan Piutang Ragu-Ragu 60.027 32.992 12.881 27.636 35.017 Doubted Receivable Appropriation

Amortisasi 1.657 1.848 8.835 11.150 8.390 Amortization

Jumlah Biaya Operasi 2.192.538 1.784.787 1.778.631 1.460.558 1.305.757 Total Operating Costs

- - - - -

Laba/(Rugi) Operasi 473.664 449.346 276.622 400.849 243.641 Operating Profit/(Loss)

- - - - -

Pendapatan Lain-Lain 304.660 239.702 405.306 436.762 229.794 Other Income

Biaya Lain-Lain 121.971 217.053 233.725 175.279 84.664 Other Costs

Laba/(Rugi) Non Operasi 182.689 22.648 171.581 261.483 145.130 Non Operations Profit / (Loss)

- - - - -

Laba/(Rugi) Sebelum Pajak 656.353 471.994 448.203 662.332 388.771 Profit / (Loss) Before Tax

Biaya Pajak 112.126 94.062 124.867 133.677 61.809 Tax Expenses

- - - - -

Laba Tahun Berjalan 544.227 377.933 323.336 528.655 326.963 Current Year Profit

Pendapatan Komprehensif Lain - - - - - Other Comprehensive Income

Aset Keuangan Yang Tersedia Untuk Dijual 1.577 2.861 - - - Financial Assets Available For Sale

Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan 545.804 380.794 323.336 528.655 326.963 Current Year Comprehensive Income

Dalam juta rupiah In million rupiah

Laporan Laba / (Rugi) Komprehensif Statements of Comprehensive Income

26 Laporan Tahunan 2011

IKHTISAR KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHTS

URAIAN 2011 2010 2009 2008 2007 DESCRIPTION

Pendapatan Operasional Operating Income

Pendapatan Aeronautika 1.989.095 1.650.498 1.535.284 1.415.236 1.178.324   Aeronautical Revenue

Pendapatan Non Aeronautika 677.107 583.636 519.970 446.170 371.074   Non-Aeronautical Revenue

Pendapatan Operasional 2.666.202 2.234.134 2.055.254 1.861.406 1.549.398    Number of Operating Income

Pendapatan Non Operasional 304.660 239.701 405.305 436.762 229.794   Non operating income

Total Pendapatan 2.970.862 2.473.835 2.460.559 2.298.168 1.779.192 Toal Revenue

Realisasi pendapatan Operasional 5 tahun terakhir

Realisasi pendapatan non Operasional 5 tahun terakhir

Realisasi total pendapatan 5 tahun terakhir

Realisasi pendapatan 5 tahun terakhir Realization of 5 last year’s operating income

2007 2008 2009 2010 2011

1.549

1.8612.055

2.234

2.666

2007 2008 2009 2010 2011

229.7

436.7

1,8612,055

405.3

239.7

304.6

2007 2008 2009 2010 2011

1.779

2.2982.460 2.473

2.970

URAIAN 2011 2010 2009 2008 2007 DESCRIPTION

Beban Operasional Operating Cost

Pegawai 904.411 674.299 714.737 467.738 386.556    Employee

Pemeliharaan 159.960 137.919 110.207 98.570 91.367    Maintenance

Alat Tulis dan Keperluan Kantor 33.244 30.204 24.962 28.533 24.869    Stationery and Office Purposes

Utilitas 209.393 179.345 164.095 143,116 131.871 Utility

Umum 423.298 354.910 396.991 363.865 312.093    General

Penyusutan Aset Tetap 400.549 373.270 345.924 319.950 315.593 Fixed Assets Depreciation

Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai 60.027 32.992 12.881 27.636 35.017Appropriation of Loss of Value

Decrease

Amortisasi 1.657 1.848 8.835 11.150 8.390    Amortization

Jumlah Beban Operasional 2.192.538 1.784.787 1.778.631 1.460.558 1.305.757    Number of Operating Expenses

Beban Non Operasional 121.971 217.053 233.725 175.279 84.664    Non Operating Expenses

Total Beban 2.314.510 2.001.841 2.012.356 1.635.837 1.390.421    Total Expenses

Beban Operasional Perusahaan 5 tahun terakhir

Beban Non Operasional Perusahaan 5 tahun terakhir

Total Beban Perusahaan 5 tahun terakhir

Beban Perusahaan 5 tahun terakhir 5 last year company expenses

2007 2008 2009 2010 2011

1.3051.460

1.7781.748

2.192

2007 20072008 20082009 20092010 20102011 2011

84.6

175.2

233.7217

121.9

1.390

1.6352.012

2.001

2.314

Dalam juta rupiah In million rupiah

Dalam juta rupiah In million rupiah

non operating income

Realization of total 5 lasts year

operating incomenon operating income

5 last years operating cost of Company Total 5 last years operating

cost of Company

5 last years non operating cost

of Company

272011 Annual Report

IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS

URAIAN 2011 2010 2009 2008 2007 DESCRIPTION

Arus Kas dari (untuk) Aktivitas Operasi 1,099,416 843,811 616,330 679,297 467,931 Cash flow from (for) Operating Activity

Arus Kas dari (untuk) Aktivitas Investasi (521,328) (216,664) (376,553) (32,420) (175,344) Cash flow from (for) Investment Activity

Arus Kas dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (140,549) (185,465) (182,268) (87,411) (83,545) Cash flow from (for) Funding Activity

Kenaikan Bersih Kas & Setara Kas 437,540 441,681 57,510 559,466 209,042 Net Increase of Cash & Equivalent Cash

Pengaruh Selisih Kurs kas dan Setara kas (3,506) Effect of Foreign Currency Cash and cash equivalents

Kas & Setara Kas pada awal periode 2,262,232 1,820,551 1,763,041 1,203,576 994,533 Cash & Equivalent Cash in initial period

Kas & Setara Kas pada akhir periode 2,696,266 2.262.232 1,820,551 1,763,041 1,203,576 Cash & Equivalent Cash in end period

0 1

616

1 10 0

-377

0 -10 0

-182

0 0

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

2007 2008 2009 2010 2011

Mill

ions

Arus Kas

Aktivitas Operasi

Aktivitas Investasi

Aktivitas Pendanaan

Dalam juta rupiah In million rupiah

Laporan Arus Kas 5 Tahun Terakhir Statement of 5 Last Years Cash Flows

Comparative Equity Change of 5 year

Laporan Perubahan Ekuitas Statements of Changes in Equity

KETERANGAN 2011 2010 2009 2008 2007 DESCRIPTION

Saldo per awal periode 8.136.930 7.709.480 7.532.705 6.982.106 4.535.864 Balance as per initial period

Laba bersih tahun berjalan 544.227 377.933 539.204 528.655 326.963 Current year net profit

Dividen 155.300 161.761 130.380 81.741 71.435 dividend

Tantiem 2.979 Tantiem

PUKK/PKBL 17.749 21.568 15.646 3.270 8.572 PUKK / PKBL

Cadangan - Reserve

Penyertaan Modal Pemerintah 1.388.244 229.985 Government Capital Placement

BPYBDS 1.145.724 2.861 106.780 2.203.684 BPYBDS

Laba pemilikan efek yg belum 1.577 535 174 1.418 Stock ownership profit not yet

Koreksi saldo laba tahun lalu 158.025 215.867 Last year profit balance correction

Saldo per akhir periode 8.910.231 8.136.930 7.709.480 7.532.705 6.982.106 Balance as per end period

Perubahan Ekuitas Komparatif 5 Tahun

in million rupiahdalam jutaan rupiah

| Cash Flow

28 Laporan Tahunan 2011

Rasio Keuangan Selama 5 Tahun Terakhir Financial Ratios Over 5 Years

RASIO-RASIO KEUANGAN 2011 2010 2009 2008 2007 FINANCIAL RATIO

RENTABILITAS / RENTABILITY

Laba Sebelum Pajak / Pendapatan 24.62% 21.13% 32.31% 35.58% 25.09% Profit Before Tax / Revenue

Laba Terhadap Aset 6.48% 5.13% 7.70% 8.12% 5.20% Profit Before Tax/Total Assets

Rasio Operasi 82.23% 79.84% 76.04% 78.47% 84.28% Operating Expences/Revenue

LIKUIDITAS / LIQUIDITY

Rasio Lancar 492.31% 498.71% 508.11% 543.10% 519.58% Assets/Liabilities

Rasio Kas 415.10% 397.39% 367.95% 401.15% 363.41% Cash Ratio

SOLVABILITAS / SOLVABILITY

Rasio Hutang Terhadap Aset 12.09% 11.53% 8.08% 5.93% 6.61% Liabilities/Assets

Rasio Hutang Terhadap Modal 13.76% 13.06% 8.79% 6.43% 7.10% Liabilities/Equity

Rasio Hutang Terhadap Aset Tetap 20.62% 21.84% 14.37% 13.09% 11.09% Liabilities/Fixed Assets

2007 2008 2009 2010 2011

Rasio Laba Operasi

Laba Terhadap Aset

Rasio Operasi

2007 2008 2009 2010 2011

Rasio Lancar

Rasio Kas

2007 2008 2009 2010 2011

Rasio Hutang Terhadap Aset

Rasio Hutang Terhadap Modal

Rasio Hutang Terhadap Aset Tetap

Rentabilitas Likuiditas

Solvabilitas

Dalam juta rupiah In million rupiah

IKHTISAR KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHTS

90,00%

80,00%

70,00%

60,00%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%

600,00%

500,00%

400,00%

300,00%

200,00%

100,00%

0,00%

25,00%

20,00%

15,00%

10,00%

5,00%

0,00%

292011 Annual Report

Perlunya Sistem Keuangan yang Lebih Efisien dan Terukur di Segala Lini, Sehingga Operasi Bandara akan Mampu Bersaing serta Memberikan Nilai Tambah yang Tinggi Kepada Para Stakeholder

H a n y a y a n g Te r b a i k a k a n M e m e n a n g k a n K o m p e t i s i

Simply the Best to Lead the Competitiveness

More efficient and measurable financial system is required in order to make airport operations capable to compete with others, and give high value added to the stakeholders.

30 Laporan Tahunan 2011

312011 Annual Report

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

bahwa Angkasa Pura Airports telah mengalami peningkatan

kinerjanya sebagaimana tercermin dalam laporan ini.

Laporan Keuangan Perseroan pada tahun 2011 ini, kinerja

keuangan telah membukukan total laba setelah pajak sebesar

Rp 545.804 miliar tumbuh Rp 165.010 miliar atau 43,33%

dari tahun 2010 sebesar Rp 380.794 miliar. Pendapatan

operasional pada tahun 2011 telah tercapai sebesar Rp 2,66

triliun tumbuh 19,34% dari pendapatan operasional tahun

2010 yaitu Rp 2,23 triliun. Sedangkan beban operasional

adalah sebesar Rp 2,19 triliun, naik 22,84% dari beban

operasional tahun 2010 yaitu sebesar Rp 1,78 triliun.

Laba operasional tahun 2011 ini adalah sebesar Rp 473,66

miliar, mengalami peningkatan dibandingkan dengan

realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 24,32 miliar atau 5,41%.

Faktor internal yang selama tahun 2011 mempengaruhi

kinerja perseroan secara umum antara lain pembangunan

Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Sepinggan Balikpapan.

Praise be to the One Supreme God that Angkasa Pura

Airports has improved its performance as reflected in this

report.

In this 2011, Company Financial Statement, the financial

performance booked total profit after tax by Rp 545,804

billion, growing Rp 165,010 billion or 43.33% from 2010 by Rp

380,794 billion. The operating income in 2011 has reached

Rp 2.66 trillion, growing 19.34% from 2010 operational

income namely Rp 2.23 trillion. Whereas the operating cost

was Rp 2.19 trillion, increasing 22.84% of 2010 operating cost

namely Rp 1.78 trillion.

The operating profit in 2011 was Rp 473.66 billion, increasing

compared to that of 2010 by Rp 24.32 billion or 5.41%.

The internal factor during 2011 affects the company

performance in general among others the construction of

Ngurah Rai Airport, Bali and Sepinggan Airport, Balikpapan.

Dewan Komisaris memberi apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran direksi

Angkasa Pura Airports yang telah membentuk kinerja Perusahaan berjalan pada jalur yang

tepat. Terbukti selama tahun 2011, Angkasa Pura Airports meraih lima penghargaan bergengsi.

Board of Commissioners gives the highest appreciation to all members of board of

directors of Angkasa Pura Airports who have made the Company performance in its right

track. It is proven that in 2011, it grabbed five prestigious awards.

PENGHARGAAN

Laporan Dewan KomisarisThe Board of Commissioners’ Report

32 Laporan Tahunan 2011

Semua capaian yang diperoleh pada tahun 2011 ini merupakan

modal yang sangat berharga untuk memacu seluruh karyawan

dan manajemen dalam meningkatkan kinerja dan kapasitas

serta kapabilitas seluruh sumber daya Angkasa Pura Airports

sehingga diharapkan pada tahun-tahun mendatang bisa

meraih keberhasilan yang lebih baik lagi.

Dewan Komisaris memberi apresiasi yang setinggi-

tingginya kepada manajemen Angkasa Pura Airports yang

telah mendukung diterapkannya pengendalian kinerja

berbasis Key Performance Indicators (KPI). Sesuai tugas

dan fungsi Dewan Komisaris, dalam rangka pengawasan

dan pengendalian internal, selama tahun 2011, beberapa

hal sudah dilakukan seperti melakukan pertemuan rutin

mingguan, memberikan masukan dan tanggapan terhadap

Laporan Manajemen Tahun 2010, memberikan pendapat

dan saran serta rekomendasi atas usulan Direksi untuk

rencana kerjasama pengelolaan aset dengan pihak ketiga,

memberikan saran kepada Direksi mengenai permasalahan

yang terkait dengan SDM, meminta Direksi membuat

feasibility study, misalnya dalam rencana pembangunan

beberapa bandara, memberikan arahan kepada Direksi

agar terus melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas

pelayanan dan operasional bandara, meminta Direksi agar

meningkatkan daya serap investasi dan melakukan evaluasi/

penyempurnaan atas sistim pengadaan barang dan jasa serta

telah memberikan persetujuannya untuk pengembangan

teknologi informasi (ERP) guna meningkatkan kinerja

perusahaan, dan melakukan kunjungan kerja ke beberapa

bandara untuk melihat kesiapan fasilitas, pelaksanaan

pelayanan dan operasional bandara.

Dewan Komisaris juga telah meminta perhatian Direksi

terhadap beberapa hal seperti:

Manajemen, Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Dalam membangun pola manajemen yang berorientasi

pada hasil yang dapat diukur sesuai Key Performance

Indicators yang telah ditetapkan. Dalam upaya meningkatkan

kapabilitas dan kompetensi SDM, perlu segera dibangun,

dibenahi dan dipelihara sistem database kepegawaian;,

sistem dan prosedur kerja, pola karier yang mendorong

motivasi karyawan untuk bekerja; sistem kepangkatan dan

All achievements in 2011 were the very valuable capital

to trigger all employees and management in improving

the performance and capacity as well as capability of all

resources of Angkasa Pura Airport so that in the following

years it will make the better success.

Board of Commissioner gives the highest appreciation

to the management of Angkasa Pura Airport who has

supported the application of Key Performance Indicator

based performance control. In accordance with the tasks

and function of the Board of Commissioners, in the frame

of internal supervision and control, during 2011, some

matters have been conducted such as holding the regular

weekly meeting, giving the input and response to the 2010

Management Report, giving opinion and suggestion as

well as recommendation on the proposal of the Board of

Directors to plan the cooperation on assets management

with the third party, giving the suggestion to the Board of

Directors on the matters relating to HR, asking the Board of

Directors to prepare the feasibility study for example in the

plan of construction of some airports, giving the direction to

the Board of Directors to continuously evaluate in order to

improve the service quality and airport operational, asking

the Board of Director to improve the investment absorption

power and evaluating/improving the goods and service

procurement system as well as giving the approval for the

information technology development (ERP) to improve the

some airports to know the readiness of the facility, service

procurement and airport operational.

Board of Commissioners has also asked the attention of

the Board of Directors to some matters such as:

Management, Organization and Human Resources

In constructing the measurable result oriented management

patterns according to Key Performance Indicator already

stipulated. In an effort to improve HR capability and

competence, it is necessary to construct, straighten and

maintain the employees affairs database system, work system

motivation to work, rank system, and fair & transparent

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

332011 Annual Report

remunerasi yang fair dan transparan; sistem dan mekanisme

pendidikan dan latihan yang menunjang dan memacu

kemampuan teknis dan manajerial SDM sehingga tercipta

iklim kerja yang semakin kondusif.

Daya Serap Investasi dan Likuiditas Keuangan Perusahaan

Likuiditas perusahaan dalam bentuk kas dan setara kas pada

akhir periode tahun 2011 berjumlah Rp 2,70 triliun atau

meningkat sebesar Rp 434,03 miliar dibandingkan dengan

awal periode sebesar Rp 2,26 triliun. Sementara daya serap

investasi secara fisik adalah 22,85% terhadap program

yang telah dilelangkan, daya serap secara program sebesar

81,92%, dan daya serap secara kontrak sebesar 84,14%.

Dewan Komisaris telah meminta Direksi untuk memberikan

perhatian meningkatkan daya serap investasi melalui

langkah-langkah perencanaan yang lebih baik agar pada

saatnya tidak berdampak negatif pada tingkat pelayanan,

kenyamanan, keselamatan dan keamanan bagi pengguna

jasa kebandarudaraan.

Kehandalan Instrumen Navigasi dan Infrastruktur

Kebandarudaraan serta Pengembangan Sistim Informasi

Manajemen

Kepada Direksi diminta untuk memastikan kehandalan

operasional semua instrumen navigasi dan instrumen

kebandarudaraan yang dapat menjamin keamanan dan

keselamatan penerbangan dan penumpang dengan kualitas

yang baik dengan menggunakan instrumen berteknologi

mutakhir yang memenuhi standard operasional yang

ditetapkan oleh pihak-pihak otoritas.

Prospek Usaha Perusahaan yang disusun oleh Direksi

Dewan Komisaris menyadari bahwa dengan meningkatnya

pelayanan kepada masyarakat diharapkan citra bandara

sebagai pintu gerbang negara atau wilayah selain pelabuhan

akan meningkat citranya.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa

kebandarudaraan dan meningkatkan pendapatan di masa

remuneration; education, training system and mechanism

supporting, and triggering HR technical and managerial

abilities in order to create more conducive work climate.

Investment Absorption Power and Financial Liquidity of

the Company

The company liquidity in terms of cash and equivalent

cash at the end period of 2011 was Rp 2.70 trillion or

increasing Rp 434.03 billion compared to that of initial

period Rp 2.26 trillion. Whereas the investment absorption

physically was 22.85% to the program already tendered,

the programmedly absorption power was 81.92% and

contractually 84.14%.

The Board of Commissioners has asked the Board of Directors

to pay the attention to the improvement of investment

absorption power through the better planning measures

that at the time it will not result in negative impact to the

service level, convenience, safety and security of the airport

affairs service users.

Reliability of Navigation Instrument and Airport Affairs

Infrastructure as well as Management Information System

Development

The Board of Directors is asked to ensure the operational

reliability of all navigational instruments and airport affairs

instruments that can guarantee the flight and passengers

security and safety with the good quality using the up

to dated technology instrument fulfilling the operational

standard stipulated by the authorities.

Company’s Business Prospects Prepared By the Board of

Directors

The Board of Commissioners realizes that by the service

improvement to the community it is expected that the

image of the airport as the gate of a country or territory

besides harbors will be improved.

To improve the service to the airport affairs service users

and increase the future income, the Board of Commissioners

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

34 Laporan Tahunan 2011

mendatang, Dewan Komisaris mendukung dilakukannya

Restrukturisasi Bisnis yang meliputi 4 (empat) sasaran

strategis yaitu Service Excellence, Revenue Enhancement,

Organisasi Bertaraf Internasional, dan Memberikan kontribusi

positif kepada lingkungan.

Dewan Komisaris juga mendukung kerjasama internasional

yang dilakukan Angkasa Pura Airports dengan Incheon

International Airport Corporation dalam bidang

kebandarudaraan, serta kerjasama dengan GVK India berupa

penjajakan kerjasama dalam bidang pengelolaan area

komersial.

Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai,

Sepinggan Balikpapan, dan Rencana Pengembangan

Bandara-Bandara lainnya

Selama tahun 2011, perusahaan sedang dalam proses

menyelesaikan pembangunan bandara baru di Bali dan

Balikpapan, serta rencana pembangunan bandara seperti

Juanda - Surabaya, Adisutjipto-Jogjakarta dan Ahmad Yani-

Semarang.

Pengelolaan Bandara Pasca Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2009 tentang Penerbangan

Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2009 tentang Penerbangan, maka pengelolaan

kebandarudaraan di Indonesia akan terbuka bagi badan

hukum Indonesia selain BUMN.

Dengan kemungkinan di atas, maka kepada Direksi telah

diminta untuk secara seksama membuat business plan baru

dengan mengoptimalkan produktivitas dan pemanfaatan

dari aset-aset yang dimiliki perseroan saat ini sehingga

eksistensi Angkasa Pura Airports sebagai pengelola bandara

di tanah air tetap terjaga.

Peningkatan Pengendalian Internal dan Good Corporate

Governance

Penerapan prinsip-prinsip GCG yang telah dimulai

sejak beberapa waktu lalu perlu terus dikembangkan

implementasinya agar diperoleh manfaat yang kongkrit

sedangkan Pengendalian Internal perusahaan bertujuan

supports the Business Restructuring comprising 4 (four)

strategic targets namely Service Excellence, Revenue

Enhancement, International Scale Organization and

Providing Positive contribution to the environment.

Board of Commissioners also supports the international

cooperation made by Angkasa Pura Airports and incheon

International Airport Corporation in airport affairs as well as

cooperation with GVK India in terms of cooperation taxes in

commercial area management.

Development of Ngurah Rai International Airport,

Sepinggan Balikpapan Airport and Other Airports

Development Plan

During 2011, the company was processing the new airport

construction completion in Bali and Balikpapan, as well as

the airport construction plan such as Juanda, Surabaya,

Adisutjipto, Yogyakarta and Ahmad Yani, Semarang.

Airport Management After Law Number 1 of 2009

regarding Flight

After the enforcement of Law Number 1 of 2009 regarding

Flight, the airport affairs management in Indonesia will be

opened for the Indonesian legal entity other than State-

Owned Enterprise.

With the above possibility, the Board of Directors has

been asked to carefully prepare the new business plan

by optimizing the productivity and utilization of assets

possessed by the company now so that the existence of

Angkasa Pura Airport as the airport management in the

country will still be maintained.

Improvement of Internal Control and Good Corporate

Governance

The application of GCG principles already started from some

time ago should be continuously developed to obtain the

concrete benefit while the company internal control is

aimed at obtaining the certainty on the financial statement

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

352011 Annual Report

reliability, operational effectiveness and efficiency as well as

compliance with the prevailing law and regulation.

In implementing this internal control, the Board of Directors

has made the periodical evaluation, continuously and

sustainably with the focal point on the five COSO based

internal control components – Conceptual Framework and

referring to the Decree of State Minister of State Owned

Enterprise Number KEP-117/M-MBU/2002 regarding GCG

practice application to State Owned Enterprise.

In 2011, the management of Angkasa Pura Airport produced

the company financial statement and management

report, financial statement of Partnership and Environment

Development Program (PKBL) already audited by KAP

Soejatna, Mulyana and Partner (SMR) and the audit report

was issued with Disclaimer opinion of accountant.

Board of Commissioners gives the highest appreciation to all

members of the Board of Directors of Angkasa Pura Airports

who has made the Company performance in the right track.

It is proven that in 2011 it grabbed 5 prestigious awards.

Role of Internal Audit Unit (SPI)

Board of Commissioners expresses its appreciation to the

measures already taken by the Board of Directors among

others by issuing the letter of decision of Board of Directors

regarding ratification of Audit Charter, preparing SPI Audit

Guidance which is being improved together with BPKP;

improving the SPI organization restructuring, Job Description

and SPI system improvement and work procedure including

HR capacity improvement.

Partnership and Environment Development Program /

Corporate Social Responsibility

It is expected that it is the realization of the participation

of Angkasa Pura Airports in running its social responsibility

function or CSR for community development. Relating to

that, and in connection with the obligation to implement

CSR program in accordance with Article 74 of Law Number

untuk mendapatkan keyakinan mengenai keandalan laporan

keuangan, keefektifan dan efisiensi operasi serta kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan pengendalian internal ini, Dewan

Komisaris telah melakukan evaluasi secara periodik, terus

menerus dan berkesinambungan dengan fokus perhatian

kepada lima komponen pengendalian internal berbasis

COSO - Conseptual Framework dan mengacu kepada

Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-117/M-

MBU/2002 tentang penerapan praktek GCG pada BUMN.

Dalam tahun 2011, manajemen Angkasa Pura Airports telah

menghasilkan laporan keuangan perusahaan dan laporan

manajemen, laporan keuangan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL), yang telah diaudit oleh KAP Soejatna,

Mulyana dan Rekan (SMR) dan diterbitkan laporan auditnya

dengan pendapat akuntan “Wajar Tanpa Pengecualian”

(WTP).

Dewan Komisaris memberi apresiasi yang setinggi-tingginya

kepada seluruh jajaran Direksi Angkasa Pura Airports yang

telah membentuk kinerja Perusahaan berjalan pada jalur

yang tepat. Terbukti selama tahun 2011, Angkasa Pura

Airports meraih 5 penghargaan bergengsi.

Peran Satuan Pemeriksaan Internal (SPI)

Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan atas langkah-

langkah yang telah dilakukan oleh Direksi, antara lain dengan

menerbitkan surat keputusan Direksi tentang pengesahan

Piagam Audit/ Audit Charter; menyusun Pedoman Audit

SPI yang juga sedang dilakukan penyempurnaan bersama

BPKP; penyempurnaan restrukturisasi organisasi SPI, Job

Description dan perbaikan sistem dan prosedur kerja SPI

termasuk peningkatan kapasitas SDM.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/Corporate

Social Responsibilty

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini diharapkan

merupakan suatu wujud peran serta Angkasa Pura Airports

dalam menjalankan fungsi tanggung jawab sosialnya atau

Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pengembangan

masyarakat (community development). Berkenaan dengan

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

36 Laporan Tahunan 2011

hal tersebut di atas dan sehubungan juga dengan adanya

kewajiban untuk menjalankan program CSR sesuai Pasal

74, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan, maka Dewan Komisaris meminta agar di waktu

mendatang pelaksanaan program CSR atau PKBL ini dapat

lebih meningkatkan program yang manfaatnya langsung

dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat yang

berada di sekitar wilayah kerja yang dikelola oleh Angkasa

Pura Airports.

Akhirnya dalam kesempatan ini Dewan Komisaris

menyampaikan terima kasih kepada Direksi dan segenap

karyawan atas dukungan dan kerjasama yang telah

ditunjukkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi.

Semoga Tuhan selalu menyertai kita semua.

40 of 2007 regarding Company, the Board of Commissioners

asked that in the future this CSR program implementation

can improve more the program which benefit is directly

enjoyed by the people, especially those around the work

territory managed by Angkasa Pura Airports.

Finally in this occasion, the Board of Commissioners

expresses its gratitude to the Board of Directors and all

employees for the support and cooperation already shown

in implementing the tasks and functions.

May God bless us all.

Suratto Siswodihardjo

Komisaris Utama | President Commissioner

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

123 4

5

Suratto Siswodihardjo

Komisaris Utama | President Commissioner

D. Sonny PriyarsonoKomisaris | Commissioner

H. Hakamuddin Djamal Komisaris | Commissioner

1

2

3

Suyitno AffandiKomisaris | Commissioner

Isnoor HaryantoKomisaris | Commissioner

4

5

38 Laporan Tahunan 201138 Laporan Tahunan 2011

123 4

5

Suratto Siswodihardjo

Komisaris Utama | President Commissioner

H. Hakamuddin Djamal Komisaris | Commissioner

D. Sonny PriyarsonoKomisaris | Commissioner

Isnoor HaryantoKomisaris | Commissioner

1

2

3

Tundjung InderawanKomisaris | Commissioner

Robert PakpahanKomisaris | Commissioner

5

6

4

1

23

4 5 6

392011 Annual Report

40 Laporan Tahunan 2011

Tommy SoetomoDirektur Utama | President Director

412011 Annual Report

Laporan Dewan Direksi

Dalam hal service excellence, Perusahaan selalu berusaha untuk terus

memperbaiki tingkat layanan kepada pengguna jasa utama yaitu

penumpang, airlines serta konsesioner. Hal ini tercermin dari peningkatan

level CSI sebesar 3,60 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,57.

Selama tahun 2011 Perusahaan telah melayani pergerakan

pesawat sebanyak 559,029 yang bertumbuh sebesar

14%, dan pergerakan penumpang sebanyak 56 juta orang

bertumbuh 15% dan pergerakan kargo sebanyak 311 juta ton

bertumbuh 8%. Realisasi tersebut mengalami peningkatan

dibandingakan dengan tahun sebelumnya. Kondisi tersebut

berdampak positif terhadap pencapaian laba perusahaan

sebesar Rp 656,35 milyar (Laba sebelum pajak) melampaui

target sebesar 5,44% dari yang direncanakan sebesar Rp

622,46 milyar, dan meningkat dari tahun 2010 sebesar 39%

yang terealisasi sebesar Rp 471,75 milyar. Hal tersebut juga

mempengaruhi tingkat kesehatan Perusahaan dengan

memperoleh predikat “AA” dengan capaian nilai 83 dan

masuk dalam katagori “Sehat”. Key Performance Indicator (KPI)

tercapai sebesar 93,22 meningkat dibandingkan dengan

tahun 2010 yang terealisasi sebesar 92,49

Tahun 2011 merupakan tahun kelanjutan proses transformasi

perusahaan yang telah dicanangkan di dalam konsep

restrukturasasi dan reposisi, dan sejalan dengan konsep

tersebut dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran

tahun 2011 perusahaan menetapkan 5 strategi utama

yang berfokus pada service excellent, revenue enhancement,

reasoneble cost, sound organization, environment. Sebagai

upaya untuk menuju pencapaian visi dan misi menjadi

pengelola bandara kelas dunia.

In service excellence, the Company always tries to continuously improve the service

level to the main service users namely passengers, airlines as well as concessionary. It

is reflected from the CSI level improvement by 3.60 compared to the previous year by

3.57.

During 2011, the Company has served the airplane

movement by 559.029 growing 14% and passenger

movement by 56 million person growing 15% and cargo

movement by 311 million tons growing 8%. Such realization

increases compared to that of the previous year. It gives the

positive impact to the company profit achievement by Rp

656.35 billion (before tax) exceeding the target of 5.44% of

that already planned Rp 622.46 billion, and increasing from

that of 2010 by 39% which was realized by Rp 471.75 billion.

“AA” predicate with achievement 83 and included in “Sound”

category. The reached KPI was 93.22 increasing compared to

that of 2010 which was realized 92.49.

2011 was the continuation year of company transformation

process already launched in the restructuring and reposition

concept, and in line wit that concept, in the 2011 work and

budget plan the company has determined 5 main strategies

focusing on the service excellence, revenue enhancement,

reasonable cost, sound organization, environment. It is as the

effort to achieve the vision and mission to become the world

class airport management.

3,6 CSI

42 Laporan Tahunan 2011

Dalam hal service excellence, perusahaan selalu berusaha

untuk terus memperbaiki tingkat layanan kepada

pengguna jasa utama yaitu penumpang, airlines serta

konsesioner di mana hal ini tercermin dari peningkatan

level CSI sebesar 3,60 dibandingkan tahun sebelumnya

sebesar 3,57. Sebagai wujud dan komitmen peningkatan

pelayanan secara berkesinambungan, Perusahaan telah

menyelesaikan pembangunan Bandara Internasional

Lombok sekaligus menandai dimulainya pengoperasian

secara penuh pada bulan oktober 2011. Sebagai langkah

konkret dalam peningkatan CSI dan manajemen secara

terus menerus berupaya mempercepat pembangunan

dan pengembangan bandara diwilayah kerja PT Angkasa

Pura I (Persero) khususnya 7 (tujuh) bandara yang sudah

mengalami keterbatasan kapasitas (lack of capacity). Untuk

ketujuh bandara tersebut telah dipersiapkan dana sebesar ±

6 triliun sekaligus mendukung program pemerintah dalam

Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI). Pada tahun 2011 Perusahaan sedang melakukan

percepatan dalam pengembangan di 3 (tiga) bandara utama

yaitu Bandara Ngurah Rai - Bali, Sepinggan - Balikpapan dan

Juanda - Surabaya, yang direncanakan akan selesai pada

tahun 2013, untuk bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin,

Ahmad Yani – Semarang, Eltari – Kupang saat ini sedang

proses penyusunan Rencana Teknis Terinci, kemudian untuk

Bandara Adisutjipto – Yogyakarta yang lokasinya sudah

tidak mungkin untuk dikembangkan, direncanakan akan

direlokasi di sekitar Yoyakarta dan saat ini sedang dalam

proses penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study).

Pada sasaran Revenue Enhancement Perusahaan berhasil

membukukan pendapatan operasi sebesar Rp. 2,6 Triliun

diatas anggaran sebesar 4,77% dari yang direncanakan Rp.

2,54 triliun, bertumbuh sebesar 19 % dari tahun 2010, hal

ini tergambar dari komponen pendapatan non aeronautika

yang meningkat 20,51% dan non aeronautika meningkat

16,02% dibandingkan tahun 2010 dengan komposisi

pendapatan non aeronautika terhadap total pendapatan

operasi sebesar 25,39%. Pencapaian tersebut diatas seiring

dengan program revenue deepening, revenue safeguarding,

appropriate price, yang realisasinya antara lain dilakukannya

renegoisasi besaran sharing pengelolaan kargo, renegosiasi

besaran sharing pengelolaan parkir, optimalisasi sewa

ruangan dan konsesi, revisi terminal blok plan, dan penerapan

sistem kasir terpadu, e-pos yang bekerjasama dengan PT

In service excellence, the company always tries to

continuously improve the service level to the main service

users namely passengers, airlines as well as concessionaries

which is reflected in the CSI level improvement by 3.60

compared to the previous year by 3.57. As the realization

and commitment of service improvement sustainably,

the Company has completed the construction of

Lombok International Airport simultaneously marking the

commencement of its full operation in October 2011. As the

concrete measure in CSI improvement the management

continuously tries to accelerate the construction and

development of airport in the work territory of PT Angkasa

Pura I (Persero) especially 7 (seven) airports which were

lack of capacity. The fund has been provided for those

seven airports namely ± 6 trillion and it is simultaneously

for supporting the government program in Indonesian

Economic Development Acceleration Master Plan (MP3EI).

In 2011, the Company was conducting the acceleration and

development of 3 (three) main airports namely Ngurah Rai –

Bali, Sepinggan – Balikpapan and Juanda – Surabaya airports,

which will plannedly be completed in 2013. For Syamsuddin

Noor – Banjarmasin, Ahmad Yani – Semarang, Eltari – Kupang

airports, the Detailed Technical Plan is now being prepared,

then for the Adisutjipto – Yogyakarta airport which location

can not likely be developed, it is planned to relocate it to an

area around Yogyakarta and its Feasibility Study is not being

prepared.

In the target of Revenue Enhancement, the Company

booked the operational income of Rp 2.6 trillion above the

budget of 4.77% of those already planned namely Rp 2.54

trillion, growing 19% from that of 2010. It is indicated in the

non aeronautic income component increasing 20.51% and

non aeronautic increasing 16.02% compared to that of 2010

with the composition of non aeronautic income to total

operational income by 25.39%. Such above achievement is

in line with the revenue deepening, revenue safeguarding,

appropriation price programs which realization is among

others the renegotiation of amount of share of cargo

management, parking management, optimization of space

lease and concession, terminal block plan revision and

integrated cashier system application, e-post in cooperation

with PT Telkom. The four subsidiaries have been established

LAPORAN DEWAN DIREKSI

432011 Annual Report

namely Angkasa Pura Hotel, Angkasa Pura Logistic, Angkasa

Pura Property and Angkasa Pura Support. Besides, the

average collection period quality increased from 36 days in

2010 to 17 days in 2011.

In accordance with the aspiration of the shareholders relating

to the Reasonable Cost target, the Company is required to be

able to reach the higher income delta than the cost delta.

Although the operational income has successfully reached

4.7% above the budget, but the operational cost delta

realization is still higher namely 8.67%. It is due to the delay

of post work fee imposition of the previous year according to

PSAK 24 requiring the cost booking in 2011 fiscal year by Rp

209 billion and correction of capital reserve of 2010 namely

Rp 215.87 billion.

To attain the mission and vision the company has made the

organization strengthening among others by restructuring

and culture transformation. Besides, for sustainably HR

quality improvement, the Company has developed the

center for excellence training center as well as reactivating

the regular training for various levels with total participants

2,452 persons to improve the HR capacity and competence.

Besides, to add the knowledge from the international best

practice point of view, by cooperation on management

training with the world class airport management such as

IIAC (South Korea) and GVK (India). Last but not least is that

the Company has also stipulated IT Master Plan and Enterprise

Resource Planning application as the company backbone in

integrating all company systems which will expectedly be

able to accelerate the process business, supported by the

application of the good information governance.

In environment sector, to support the government program

relating to the Environment Preservation, in running the

airport management business, PT Angkasa Pura I (Persero)

still pays the attention to the environment aspect. It is in

accordance with the airport construction plan referring to

green airport and eco airport concepts in the design process

and material selection. Relating to the socio economy

aspect, the company has realized the partnership program

Telkom. Dan telah terbentuknya empat anak perusahaan

yaitu Angkasa Pura Hotels, Angkasa Pura Logistik, Angkasa

Pura Properti, dan Angkasa Pura Support. Di samping itu

kualitas average collection period meningkat dari 36 hari di

tahun 2010 menjadi 17 hari pada tahun 2011.

Sesuai aspirasi pemegang saham terkait dengan sasaran

Reasonable Cost, Perusahaan diharuskan dapat mencapai

delta pendapatan yang lebih tinggi dari delta biaya. Meskipun

pendapatan operasi telah berhasil dicapai 4,77% di atas

anggaran namun realisasi delta biaya operasi masih lebih

tinggi yaitu sebesar 8,67%. Hal ini disebabkan tertundanya

pembebanan imbalan pasca kerja pada tahun sebelumnya

sesuai PSAK 24 yang mengharuskan pembukuan beban

tersebut pada tahun buku 2011 sebesar Rp 209 miliar dan

koreksi atas cadangan modal tahun 2010 sebesar Rp 215,87

miliar.

Untuk mencapai visi dan misi, perusahaan telah melakukan

perkuatan organisasi antara lain dengan melakukan

restrukturisasi serta transformasi budaya. Selain itu, untuk

peningkatan kualitas SDM secara berkelanjutan Perusahaan

telah mengembangkan pusat pelatihan ”center for excellence”

serta mengaktifkan kembali training reguler untuk berbagai

level dengan total peserta mencapai 2.452 orang untuk

meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM. Selain itu

untuk menambah knowledge dari segi international best

practices dengan melakukan kerjasama management

training dengan pengelola bandara kelas dunia seperti

IIAC (Korea Selatan) dan GVK (India). Hal yang tidak kalah

penting perusahan juga telah menetapkan Master Plan

IT dan penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)

sebagai backbone perusahaan dalam mengintegrasikan

seluruh sistem perusahaan yang nantinya diharapkan

dapat mempercepat bisnis proses, yang didukung dengan

penerapan Tata Kelola Informasi yang baik.

Di bidang environment, untuk mendukung program

pemerintah terkait Pelestarian Lingkungan, dalam

menjalankan bisnis pengelolaan bandara, PT Angkasa Pura

I (Persero) tetap memperhatikan aspek lingkungan hal

ini sesuai dengan rencana pembangunan bandara telah

mengacu pada konsep green airport dan eco airport dalam

proses desain dan pemilihan materialnya. Terkait aspek

sosial ekonomi, perusahaan telah merealisasikan penyaluran

LAPORAN DEWAN DIREKSI

44 Laporan Tahunan 2011

dana program kemitraan dan bina lingkungan sebesar Rp.

38,8 miliar yang meliputi pembangunan pendidikan, sarana

umum serta pelestarian lingkungan berupa penanaman

118.000 pohon di lokasi bandara-bandara.

Kemudian dalam penerapan good corporate governance,

perusahaan telah melaksanakan sejak tahun 2006 sampai

dengan saat ini, dan dalam pelaksanaan tersebut perusahaan

selalu mengalami perbaikan dan peningkatan dalam

penerapannya, hal ini tercermin dalam pencapaian skor GCG

pada tahun 2006 memperoleh skor 62,36 yang meningkat

secara terus menerus hingga pada tahun 2010 Perusahaan

mencapai skor 81,16 dan masuk dalam katagori ”baik”. Di

samping itu perusahaan pada tahun 2011 juga mendapat

apresiasi dan penghargaan dari berbagai pihak, berkat kerja

keras manajemen dan karyawan meskipun kondisi beberapa

bandara tersebut sudah lack off capacity.

Akhirnya, dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, marilah

kita melangkah ke depan, dengan penuh semangat dan

tekad yang bulat, dengan penuh keikhlasan dan ketulusan,

cita-cita yang mulia, untuk berbuat yang terbaik kepada

perusahaan yang kita cintai ini, marilah kita kerja, kerja, dan

kerja dengan semangat. This is the new beginnings ”do it now”

Semoga tuhan yang maha kuasa senantiasa memberikan

bimbingan, petunjuk, dan lindungan-nya kepada kita

sekalian.

fund channeling and environment development by Rp 38.8

billion comprising the educational development, general

facility as well as environment preservation in terms of

planting of 118,000 trees in the airport locations.

Then in the good corporate governance application,

the company has implemented it since 2006 until now,

and in that implementation, the Company always makes

improvement and increase which is reflected in the GCG

score achievement. In 2006 it reached score 62.36 points,

increasing continuously that until 2010 the Company

reached 81.16 point and included in the “good” category.

Besides in 2010 the Company also got the appreciation and

awards from the various parties, due to the hardworking of

the management and employees despite the condition of

some airports which is lack of capacity.

Finally, by the bless of the One Supreme God, let use go

ahead enthusiastically and with the strong determination,

sincerity and seriously, with the noble goal to make the

best for our beloved company, let us work and work and

work enthusiastically. This is the new beginning, do it now.

May the One Supreme God always give his direction and

protection for all of us.

Tommy Soetomo

Direktur Utama | President Director

LAPORAN DEWAN DIREKSI

1

2

3

45

Tommy Soetomo

Direktur Utama | President Director

Gunawan Agus Subrata

Direktur KeuanganFinance Director

Robert D. Waloni

Direktur Komersial & Pengembangan UsahaCommerce & Business Development Director

1

2

3

Yushan Sayuti

Direktur Personalia dan UmumHuman Resources and General Affairs Director

Harjoso Tjatur Prijanto

Direktur Operasi & TeknikOperation & Technical Director

4

5

46 Laporan Tahunan 2011

Gunawan Agus SubrataDirektur Keuangan

Finance Director

Harjoso Tjatur PrijantoDirektur Operasi & Teknik

Operation & Technical Director

Robert D. WaloniDirektur Komersial & Pengembangan Usaha

Commerce & Business Development Director

Yushan SayutiDirektur Personalia dan Umum

Human Resources and General Affairs Director

Suratto Siswodihardjo

Komisaris Utama | President Commissioner

Isnoor HaryantoKomisaris Commissioner

H. Hakamuddin Djamal Komisaris Commissioner

D. Sonny PriyarsonoKomisaris Commissioner

Suyitno AffandiKomisaris Commissioner

Laporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan

informasi lain yang terkait, merupakan tanggung jawab

Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) dan telah disetujui

oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan

membubuhkan tanda tangannya masing-masih di bawah

ini.

Jakarta, Maret 2011

PT Angkasa Pura I (Persero)

Dewan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero)

Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero)

This Annual Report, together with the financial statement

and other related information are the responsibility of

Management of PT Angkasa Pura I (Persero) and has been

approved by all members of Board of Commissioners and

Board of Directors by affixing their respective signature

below.

Tommy Soetomo

Direktur Utama | President Director

Pernyataan Tanggung Jawab atas Laporan

Tahunan 2011

Accountability Statement of Annual Report

2011

472011 Annual Report 474747474744774742012012012012012010111 A1 A1 A1 A111 A1 A A111 Annunnunnunununnual lal alll RepRepRepRepRepppportortortortortororor

48 Laporan Tahunan 2011

We have again trusted to cooperate in the operation

garbarata. Garbarata or better known as Jetway, means the

support for passenger service of aircraft and exit through the

hallway toward the airport terminal.

Angkasa Pura Airports has supported us to prepare a skilled

operator, which can provide comfort for passengers and

at the same time maintaining the safety of the operation

garbarata.

Thank you for the support Angkasa Pura Airports to us to

optimally contribute to the safety related airport facilities

that support the success of the operation of airport as a

whole.

Kami telah kembali dipercaya untuk bekerja sama dalam

pengoperasian Garbarata. Garbarata atau lebih dikenal

dengan jetway, merupakan sarana penunjang bagi

pelayanan penumpang dari dan keluar pesawat terbang

menuju Terminal Bandara melalui lorong.

Angkasa Pura Airports telah mendukung kami menyiapkan

operator yang terampil, yang dapat memberikan

kenyamanan bagi para penumpang dan sekaligus menjaga

keselamatan bagi pengoperasian garbarata.

Terimakasih untuk dukungan Angkasa Pura Airports hingga

akhirnya kami dapat optimal memberikan sumbangsih

berkait dengan safety fasilitas bandara yang mendukung

keberhasilan dan suksesnya pengoperasian bandara secara

keseluruhan.

A. Soebagyo Dirut Gapura Angkasa Presiden Director of Gapura Angkasa

“Angkasa Pura Airports telah mendukung

kami menyiapkan operator yang terampil,

yang dapat memberikan kenyamanan

bagi para penumpang dan sekaligus

menjaga keselamatan bagi pengoperasian

garbarata.”

Testimoni Pelanggan UtamaHome Customer Testimonials

492011 Annual Report

50 Laporan Tahunan 2011

512011 Annual Report

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

Nama | Name

Angkasa Pura Airports (Persero)

Bidang Usaha | Line of Business

1. Pelayanan lalu Lintas Penerbangan/Flight Traffic Service

2. Pelayanan Jasa Kebandarudaraan/Airport Affairs Service

3. Pelayanan Jasa terkait bandara/ Airport Related Service

Status Perusahaan | Status

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/State Owned Enterprise

Pemilik | Owner

100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia/

100% is owned by the State of The Republic of Indonesia

Tanggal Pendirian | Date of Incorporation

4 Februari 1964/ February 4, 1964

Dasar Hukum Pendirian | Incorporation Legal Basis

PP Nomor 5 tahun 1992/Government Regulation Number 5 of 1992

Akte Pendirian | Deed of Incorporation

Akte Perubahan Nomor 1992 tanggal 15 Agustus 2008

Deed of Amendment Number 1992 dated August 15, 2008

Produk | Products

1. Aeronautical Air Traffic (ATS)

2. Aeronautical Non Air Traffic (ATS)

3. Non-aeronautical Service

Jaringan Kantor | Office Network

13 Kantor Cabang, 2 Terminal Kargo, 1 MATSC

13 Branch Offices, 2 Cargo Terminals, 1 MATSC

Kantor Pusat | Head Office

Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B 12 Kav. 2

Jakarta 10610

Phone 62-21 6541961

Fax 62-21 6541513, 6541514

www.angkasapura1.co.id

52 Laporan Tahunan 2011

Riwayat Perusahaan | History of Company

Sejarah Angkasa Pura Airports sebagai pelopor pengusahaan

kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula

dari Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran yang

dibentuk pada tanggal 20 Februari 1962 dengan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 1962. Tugas pokoknya

adalah pengelolaan dan pengusahaan Bandar Udara

Kemayoran Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya

bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari

dan ke luar negeri selain penerbangan domestik.

Dalam perkembangannya, untuk lebih memperluas cakupan

kerja mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia,

berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 PN Angkasa Pura

Kemayoran berubah nama menjadi Perusahaan Negara

(PN) Angkasa Pura sejak tanggal 17 Mei 1965. Selanjutnya,

berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum

perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum).

The history of Angkasa Pura Airport as the pioneer of airport

affairs business commercially in Indonesia is started from the

State Company (PN) Angkasa Pura Kemayoran established

on February 20, 1962 by virtue of Government Regulation

Number 33 of 1962. Its main task is to manage and arrange

the Kemayoran Airport Jakarta which was at that time the

only one international airport serving the flight from and to

overseas besides the domestic flight.

In its development, for easier scope of work in managing

other airport in the territory of Indonesia, by virtue of

Government Regulation Number 21 of 1965, PN Angkasa

Pura Kemayoran changed its name to State Company (PN)

Angkasa Pura since May 17, 1965. Furthermore, by virtue of

Government Regulation Number 37 of 1974, the status of

the company legal entity was changed into Public Company

(Perum).

532011 Annual Report

Dengan ditutupnya Bandar Udara Internasional Kemayoran

sejak tanggal 1 Oktober 1985, seluruh kegiatan operasi

perusahaan dialihkan ke Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Untuk mengatur pembagian wilayah pengelolaan bandar

udara, berdasarkan PP Nomor 25 tahun 1987, sejak

tanggal 19 Mei 1987 Perum Angkasa Pura berubah nama

menjadi Perum Angkasa Pura Airports bersamaan dengan

dibentuknya Perum Angkasa Pura yang khusus bertugas

mengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Halim

Perdanakusuma.

Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk

Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi Perseroan

Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh

Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi

PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Akta Notaris Muhani

Salim, SH tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh

persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor:

C2-470.HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor

52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara

Republik Indonesia Nomor: 2914/1993.

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah

berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

tanggal 14 Januari 1998 dan telah diaktakan oleh Notaris

Imas Fatimah, SH Nomor 30 tanggal 18 September 1998.

Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

Nomor: C2-25829.HT.01.04 Tahun 1998 tanggal 19 November

1998 dan dicantumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan Tambahan

Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3740/1999.

By the closing of Kemayoran International Airport since

October 1, 1985, all operational activities of the company

were transferred to Soekarno-Hatta Airport.

To arrange the airport management territory division, by

virtue of Government Regulation Number 25 of 1987,

since May 19, 1987, Perum Angkasa Pura changed its

name to Perum Angkasa Pura Airports coincided with the

establishment of Perum Angkasa Pura specially having the

task to manage Soekarno-Hatta and Halim Perdanakusuma

Airports.

Furthermore, by virtue of Government Regulation Number 5

of 1992, the form of the Public Company was changed into

Limited Liability Company (PT) which shares are held fully

by the State of The Republic of Indonesia so that its name

becomes PT Angkasa Pura I (Persero) by virtue of Deed of

Notary Muhani Salim, SH dated January 3, 1993 and already

approved by the Minister of Justice by virtue of decree

Number: C2-470.HT.01.01 Year 1993 dated April 24, 1993 as

well as publicized in the State Gazette of the Republic of

Indonesia Number 2914/1993.

The recent amendment to the Articles of Association of the

Company is based on the resolution of General Meeting

of Shareholders dated January 14, 1998 and already

contained in deed of Notary Imas Fatimah, SH Number 30

dated September 18, 1998. Such amendment to Articles of

Association is already ratified by the Minister of Justice of

the Republic of Indonesia Number: C2-25829.HT.01.04 Year

1998 dated November 19, 1998 and publicized in the State

Gazette of The Republic of Indonesia Number 3740/1999.

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

54 Laporan Tahunan 2011

Selain mengelola jasa kebandarudaraan, Angkasa Pura

Airports (Persero) juga memberikan pelayanan navigasi

penerbangan/pelayanan air traffic services (ATS). Wilayah

pengelolaan pelayanan ATS oleh Angkasa Pura Airports

adalah pada Flight Information Region II (FIR II) yang

meliputi batas wilayah udara Semarang sampai ke arah timur

Indonesia batas wilayah udara Papua. Pemanduan ATS pada

FIR II dipusatkan di Makassar dengan pengoperasian Pusat

Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan Makassar (PPLPM)

atau Makassar Air Traffic System Centre (MATSC).

Tiga bidang usaha Angkasa Pura Airports yaitu Aeronautika

Air Traffic Services (ATS), Aeronautika Non-Air Traffic Services,

dan Non-Aeronautika mencakup pelayanan-pelayanan

sebagai berikut:

1. Jasa Pelayanan Aeronautika Air Traffic Services (ATS)

sebagai pelayanan jasa navigasi penerbangan meliputi

produk Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) yang terdiri

atas route charge domestik dan internasional, serta

overflying (internasional).

2. Jasa Pelayanan Aeronautika Non-ATS sebagai pelayanan

jasa kebandarudaraan meliputi produk Pelayanan

Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan

Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang

Pesawat Udara (PJP2U), serta Pelayanan Jasa Garbarata

(aviobridge).

3. Produk Non-Aeronautika meliputi jasa pemakaian

counter, sewa-sewa (sewa ruang dan sewa lahan),

konsesi terhadap usaha-usaha di bandar udara, parkir

kendaraan dan pas, sewa ruang reklame, pengelolaan

VIP Lounge, serta pengelolaan terminal kargo.

4. Bidang usaha lainnya yang menunjang pengusahaan

bandar udara seperti:

penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan,

industri, serta gedung-gedung atau bangunan

lainnya yang berhubungan dengan kelancaran

angkutan udara.

penyediaan lahan untuk pengembangan

properti atau sektor bisnis lainnya yang

berkembang di masyarakat.

jasa konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang

berkaitan dengan kebandarudaraan.

usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang

tercapainya tujuan perusahaan.

Besides managing the airport affairs service, Angkasa Pura

Airports (Persero) also provides the flight navigational

service/air traffic service (ATS). The ATS service management

territory by Angkasa Pura Airports is Flight Information

Region II (FR II) comprising Semarang air territory boundaries

through the eastern of Indonesia namely Papua air territory

boundaries. ATS piloting at FR II is centralized in Makassar

with operation of Makassar Flight Traffic Controlling Center

(PPLPM) or Makassar Air Traffic System Center (MATSC).

The three lines of business of Angkasa Pura Airports are

Aeronautic Air Traffic Services (ATS), Aeronautic Non Air

Traffic Service, and Non Aeronautic comprising the following

services:

1. Air Traffic Service Aeronautical Service as the flight

navigation service comprising the Flight Service

product consisting of domestic and international

change route as well as overflying (international).

2. Non ATS Aeronautical Service as the airport affairs

service comprising the products of Landing Service,

Aircraft Placement and Storage, Airplane Passenger

Service as well as bridge Service.

3. Non-aeronautical product comprising the counter use

service, lease (space and land lease), concession to

the businesses in airport, vehicle parking and permit,

billboard, VIP lounge management as well as cargo

terminal management.

4. Other line of business supporting the airport business

such as:

land procurement for building, field, industry as

well as other buildings relating to the smooth air

transportation

land procurement for property development

or other business sector developed among the

community

consultation, education and training service

relating to the airport affairs

other businesses possible supporting the

attainment of the company objective.

Bidang Usaha | Line of Business

552011 Annual Report

56 Laporan Tahunan 2011

Struktur Organisasi | Organization Structure

172 ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Biro Hukum

Biro Pengadaan

SPI

Pengawas Intern Bidang Keuangan & PKBL

Pengawas Intern Bidang Operasi

Pengawas Intern Bidang Komersial &

Pengembangan Usaha

Pengawas Intern Bidang Teknik, Perencanaan

& SIM

Pengawas Intern Bidang Personalia & Umum

Asisten Karo Bidang Peraturan Perusahaan

Asisten Karo Bidang Perjanjian & Bantuan Hukum

Asisten Karo Bidang Pengadaan Barang &

Jasa Konsultasi

Asisten Karo Bidang Pengadaan

Jasa Pemborongan

Deputy Direktur Akuntansi

Asisten DD Bidang Akuntansi Keuangan

Asisten DD Bidang Akuntansi

Manajemen

Asisten DD Bidang Akuntansi

Persediaan & Aktiva Tetap

Deputy Direktur Bisnis Aviasi & Tarif

Asisten DD Bidang Pengembangan,

Pembinaan & Pemasaran Bisnis Aviasi & Traffic Penerbangan

Asisten DD Bidang Perencanaan & Pembinaan

Pendapatan Aero & Non Aero Wilayah I

Asisten DD Bidang Perencanaan & Pembinaan

Pendapatan Aero & Non Aero Wilayah II

Deputy Direktur Perbendaharaan

Deputy Direktur Komersial &

Pengembangan Usaha Wilayah I

Asisten DD Bidang Administrasi Keuangan

Asisten DD Bidang Administrasi Perpajakan

Asisten DD Bidang Pengelolaan

Dana

Deputy Direktur Anggaran & PKBL

Deputy Direktur Komersial &

Pengembangan Usaha Wilayah II

Asisten DD Bidang Anggaran

Asisten DD Bidang Penyaluran Dana

PKBL

Asisten DD Bidang Perumusan Tarif

Aero, Non Aero & Kerjasama Aero

Asisten DD Bidang Pengendalian

PKBL

Asisten DD Bidang Kerjasama Non-Aero Wilayah I

Asisten DD Bidang Kerjasama Non-Aero Wilayah II

DIREKTURKEUANGAN

DIREKTURKOMERSIAL &

PENGEMBANGAN USAHA

DIREKTUR UTAMA

General Manager

572011 Annual Report

173ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

Asisten Sek. Per. Bidang Hubungan Antar

Lembaga & Humas

Asisten Sek. Per. Bidang Sekretariat Direksi

Asisten Karo Bidang Perencanaan

Asisten Karo Bidang Sistem Informasi Manajemen

Asisten Karo Bidang Riset, Data & Laporan

Asisten Karo Bidang Manajemen Risiko

Asisten Karo Bidang Kepatuhan

Asisten Karo Bidang Keselamatan

SekretarisPerusahaan

Biro Perencanaan &

SIM

Biro Manajemen

Risiko & Keselamatan

DIREKTUROPERASI &

TEKNIK

DIREKTURPERSONALIA &

UMUM

Deputy Direktur Operasi

Lalu Lintas Penerbangan

Asisten DD Bidang Operasi Pelayanan

Lalu Lintas Penerbangan

Asisten DD Bidang Bantuan Operasi

Penerbangan

Asisten DD Bidang Jaminan Kualitas

Pelayanan Operasi Lalu Lintas

Penerbangan & Bantuan Operasi

Penerbangan

Deputy Direktur Administrasi Personalia

Asisten DD Bidang Administrasi Personalia

Asisten DD Bidang Kesejahteraan

Personil

Asisten DD Bidang Administrasi

Penilaian Karya Pegawai

Deputy Direktur Perencanaan

SDM & Organisasi

Asisten DD Bidang Perencanaan & Pengembangan

SDM

Asisten DD Bidang Pendidikan &

Pelatihan Pegawai

Deputy Direktur Operasi

Bandar Udara

Asisten DD Bidang Operasi Pelayanan

Bandar Udara

Asisten DD Bidang Keselamatan &

Keamanan Bandar Udara

Asisten DD Bidang Jaminan Kualitas

Pelayanan Operasi Bandar Udara & Keselamatan &

Keamanan Bandar Udara

Asisten DD Bidang Organisasi &

Tata Kerja

Deputy Direktur Umum

Asisten DD Bidang Tata Usaha Perkantoran

Asisten DD Bidang Pelayanan

Umum

Deputy Direktur Teknik

Perencanaan & Spesifikasi Teknis

Asisten DD Bidang Perencanaan &

Spesifikasi Teknik Umum

Asisten DD Bidang Perencanaan &

Spesifikasi Teknik Fasilitas Kespen

Asisten DD Bidang Perencanaan &

Spesifikasi Teknik Fas. Bandar Udara

& A2B

Asisten DD Bidang Perencanaan &

Spesifikasi Teknik Fas. Elektrikal,

Mekanikal & Air

Asisten DD Bidang Penyiapan Asset Bersifat Umum

Deputy Direktur Teknik

Pengawasan & Jaminan Kualits

Asisten DD Bidang Pengawasan &

Jaminan Kualitas Teknik Umum

Asisten DD Bidang Pengawasan &

Jaminan Kualitas Teknik Elektronika

Asisten DD Bidang Pengawasan &

Jaminan Kualitas Teknik Listrik &

Peralatan

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

58 Laporan Tahunan 2011

Visi VisionMenjadi perusahaan pengelola Bandar Udara Kelas

Dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah

kepada stakeholders.

To become the World Class Airport management

company giving the benefit and added-value for the

stakeholders

Misi MissionMenyediakan pengusahaan jasa kebandarudaraan

melalui kenyamanan

Memberikan pengalaman suasana kebandarudaraan

yang berkesan bagi pengguna jasa

Meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan

pegawai

Mendukung peningkatan perekonomian untuk

kesejahteraan masyarakat.

To provide the management of airport service through

the convenience

To give experience of impressive airport atmosphere for

the service users

To support the economic improvement for people

welfare.

Visi Misi Baru | New Vision and Mission

592011 Annual Report

Strategi Utama Main Strategy

Dalam upaya untuk mengarahkan perjalanan Perusahaan

untuk mencapai visi dan misi, Angkasa Pura Airports fokus

pada peningkatan pendapatan melalui peningkatan kualitas

pelayanan.

Peningkatan Pendapatan

Peningkatan pendapatan diupayakan tidak hanya pada

besaran kuantitatif pendapatan saja, tetapi lebih difokuskan

pada komposisi pendapatan, yaitu pendapatan yang berasal

dari sumber-sumber yang dapat diandalkan untuk menjamin

keberlangsungan Perusahaan dalam jangka panjang. Dalam

meningkatkan pendapatan, ada 3 (tiga) strategi yang akan

dijalankan oleh Perusahaan, yaitu:

1. Optimalisasi pendapatan dari usaha yang selama ini

telah dilaksanakan.

2. Pengembangan bisnis baru.

3. Peningkatan kapasitas bandara.

Peningkatkan Kualitas Pelayanan

Sebagai sebuah perusahaan jasa bandara, peningkatan

kualitas pelayanan menjadi hal yang akan terus diupayakan

oleh Perusahaan dengan mengacu kepada tolok ukur

kinerja pelayanan yang digunakan oleh seluruh pemain

pada industri bandara, yaitu Customer Satisfaction Index

(CSI). Melalui berbagai upaya perbaikan pelayanan, sasaran

yang ingin dicapai oleh Perusahaan pada tahun 2013 adalah

level 4,0 (skala Likert 1-6). Peningkatan kualitas pelayanan

diharapkan dapat dicapai melalui 4 (empat) strategi, yaitu:

1. Transformasi seluruh komponen manajemen dan

pekerja menjadi service-focussed people.

2. Peningkatan kapasitas bandara.

3. Peningkatan fasilitas bandara.

4. Pengembangan dan implementasi standar layanan dan

sistem monitoring kualitas layanan.

In the effort to direct the trip of the Company to attain

its vision and mission, Angkasa Pura Airports focuses

on the income increase through the service quality

improvement.

.

Income Increase

The income increase is undertaken not only to the income

quantity but also on the income composition namely the

income derived from the reliable sources to secure the long

term Company sustainability. In increasing the income, there

are 3 (three) strategies to be executed by the Company

namely:

1. Income optimization from the business already

managed all this time

2. New business development

3. Airport capacity improvement.

Service Quality Improvement

As an airport service company, the improvement of

service quality becomes the matters that will continuously

conducted by the Company by referring to the service

performance benchmark used by all players of airport

industry namely Customer Satisfaction Index (CSI). Through

the various service improvement efforts the target to

achieve by the Company in 2013 is level 4.0 (Likert 1-6

scale). It can expectedly be attained through 4 (four)

strategies namely:

1. Transformation of all management and workers

components into service-focused people

2. Airport capacity improvement

3. Airport facility improvement

4. Development and implementation of service standard

and service quality monitoring system.

Strategi | Strategy

60 Laporan Tahunan 2011

5 Strategic Directions

Strategi Jangka Pendek | Short Term Strategy

Revenue Enhancement

Environment

Service Excellence

Sound Organization

Reasonable Cost4

3

2

1

5

WORLDCLASSAIRPORTS

Perkuatan

Pilar-Pilar Bisnis

Business Pillars Strengthening

Percepatan

Pertumbuhan Bisnis

Business Growth Acceleration

Optimalisasi Potensi

Bisnis secara Penuh

Full Optimization of Business

Potency

Organisasi

High Performance

Orgainzation

Pembangunan

Pondasi yang Kuat

Strong Foundation Construction

2011

2012

2013

2014

2015

Strategi Jangka Panjang | Long Term StrategyROADMAP RJPP

612011 Annual Report

Adalah komitmen manajemen Angkasa Pura Airports untuk mewujudkan visinya menjadi operator bandara kelas dunia, melalui berbagai kegiatan perluasan bandara dengan konsep Airport City, dimana bandara bukan hanya sebagai terminal transportasi udara tapi sekaligus dijadikan “pintu masuk untuk meningkatkan ekonomi daerah”.

It is the commitment of Angkasa Pura Airports management to realize its vision to become the world class airport operator through the various airport expansion activities based on the concept of Airport City, meaning that the airport is not only a transit terminal but simultaneously “a gate to improve the regional economy”.

Realizing Vision Through Expansion

M e w u j u d k a n V i s i M e l a l u i E k s p a n s i

632011 Annual Report

Lahir di Solo, 2 juli 1946. Saat ini menjabat sebagai Komisaris

Utama PT Angkasa Pura I (Persero) sejak 21 Juli 2010.

Sebelumnya menduduki posisi Komisaris PT Angkasa

Pura II (Persero) dan pernah menjabat sebagai Komisaris

Bank BUKOPIN. Lulus dari Akademi TNI Angkatan Udara

di Yogyakarta pada tahun 1969. Kemudian melanjutkan

pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta pada

tahun 1992.

Born in Solo, July 2, 1946. Now holding the position as

the President Commissioner of PT Angkasa Pura Airports

since July 21, 2010. Previously he held the position as

Commissioner of PT Angkasa Pura II (Persero) and has ever

held the position as the Commissioner of Bank BUKOPIN. He

graduated from Indonesian Air Force Academy in Yogyakarta

in 1969. Then he continued his education at Jakarta State

University (UNJ) in 1992.

Suratto SiswodihardjoKomisaris UtamaPresident Commissioner

Profil Dewan Komisaris |

Isnoor HaryantoKomisarisCommissioner

Lahir di Yogyakarta, tanggal 2 April 1950. Saat ini menjabat

sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) sejak 2 Februari

2009. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Utama

PT PELNI (1999 – 2009). Lulus dari Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan Jurusan

Bahasa Inggris IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun

1978.

Born in Yogyakarta on April 2, 1950. Now he holds the

position as the Commissioner of PT Angkasa Pura Airports

since February 2, 2009. Previously he held the position as

President Director of PT PELNI (1999-2009). Graduated from

University of Gajah Mada, Faculty of Economy, Department

of Accounting and IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta, Faculty

of English, in 1978.

64 Laporan Tahunan 2011

Lahir di Makassar, tanggal 10 November 1944. Saat ini

menjabat sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero)

sejak 9 November 2007. Pernah menjabat sebagai Sekretaris

Wilayah Daerah (Sekwilda) Provinsi Sulawesi Selatan, Staf Ahli

Menteri Dalam Negeri, dan Gubernur Provinsi Banten. Lulus

Sarjana Ilmu Administrasi Niaga tahun 1970 dari Fakultas

Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta dan lulus Pasca Sarjana

Magister Ilmu Pemerintahan tahun 2002.

Born in Makassar on November 10, 1944. Now he holds the

position as Commissioner of PT Angkasa Pura I (Persero)

since November 9, 2007. He has held the position as

Regional Secretary of Province of South Sulawesi, Expert

Staff of Minister of Home Affairs, and Governor of Province of

Banten. Graduated from Commercial Administration Science

in 1970 of Faculty of Governance Science (IIP) Jakarta and

Post Graduate Program of Governance Science in 2002.

Lahir di Ambarawa, tanggal 1 Mei 1961. Saat ini menjabat

sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) sejak 9

November 2007. Saat ini menjabat sebagai Ketua Program

Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Menempuh

pendidikan S-1 dan S-2 di IPB, dan tahun 1992 memperoleh

gelar Ph.D dari The University of Tsukuba, Jepang.

Menempuh program post-doctoral di Cornell University,

New York. Pernah menjadi Pemimpin Umum Surat Kabar

Jurnal Nasional (2006 - 2007).

Born in Ambarawa on May 1, 1961. Now he holds the

position as the Commissioner of PT Angkasa Pura I (Persero)

since November 9, 2007. Previously he held the position as

Chairman of Post Graduate Program of Bogor Agricultural

Institute. He took his education of Graduate and Post

Graduate Program at IPB and in 1992 got the title of Ph.D

from The University of Tsukuba, Japan. He went to post

doctoral program at Cornell University, New York. He has

ever been the General Chairman of Jurnal Nasional Daily

(2006-2007).

H. Hakamuddin DjamalKomisarisCommissioner

D. Sonny PriyarsonoKomisarisCommissioner

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

652011 Annual Report

Lahir di Jombang, tanggal 2 Mei 1954. Saat ini menjabat

sebagai Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) sejak 9

November 2007. Pernah menjabat sebagai Komisaris

Utama PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

(ASDP) (Persero). Menyelesaikan pendidikan dari Universitas

Indonesia Jurusan Administrasi dan Kebijakan Publik, lulus

tahun 1999.

Lahir di Madiun, tanggal 31 Juli 1953. Menjabat sebagai

Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) sejak 24 Nopember

2011. Saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Kereta Api

Kementerian Perhubungan. Menyelesaikan pendidikan S-1

Teknik Sipil di ITB tahun 1978 dan pendidikan S-2 di IPB pada

tahun 2002.

Born in Jombang on May 2, 1954. Now he holds the

position as the Commissioner of PT Angkasa Pura I (Persero)

since November 9, 2007. He has held the position as

President Commissioner of PT Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan (ASDP) (Persero). He finished his study from

the University of Indonesia, Administration and Public Policy

Department, and passed in 1999.

Born in Madiun on July 31, 1953. He holds the position as

the Commissioner of PT Angkasa Pura I (Persero) since

November 24, 2011. Now he holds the position as Director

General of Railway of Ministry of Transportation. He finished

his education of Graduate Program of Civil Engineer at ITB in

1978 and Post Graduate Program at IPB in 2002.

Suyitno AffandiKomisarisCommissioner

Tundjung InderawanKomisarisCommissioner

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

66 Laporan Tahunan 2011

Lahir di Cimahi, Jawa barat, 17 Januari 1960, mengawali karir di Bank Bukopin pada tahun 1987 setelah menyelesaikan

studi sebagai Sarjana Akuntansi di Universitas Padjadjaran, Bandung sampai mencapai posisi Assistant Vice President

Treasury tahun 1993. Mendapat penghargaan Superior Performance pada saat mengikuti program Advance Bank

Management di Asian Institut of Management, Manila tahun 1989. Pernah menjadi Direktur Keuangan dan kemudian

Wakil Direktur Utama di Induk KUD tahun 1994-1995, Direktur Treasury & Luar Negeri Bank Muamalat Indonesia tahun

1996, Direktur Kredit Bank Intan tahun 1996, Direktur Keuangan dan kemudian Wakil Direktur Utama PT Abdi Bangsa,

Tbk tahun 1999-2002, serta Staf Khusus Menteri Negara BUMN tahun 2006. Pada tahun 2006 beliau menjadi Direktur

Keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) sebelum diangkat sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) sejak

tanggal 27 Juli 2010 sampai saat ini.

Born in Cimahi, West Java on January 17, 1960, and starting his career in Bank Bukopin in 1987 after finishing his

study as the Accounting Bachelor in University of Padjadjaran, Bandung until he reached the position of Assistant Vice

President Treasury in 1993. He got the Superior Performance award when participating in Advance Bank Management

program at Asian Institute of Management, Manila in 1989. He has became the Managing Director of Finance and then

Vice President Director of Induk KUD in 1994-1995, Managing Director of Treasury and Overseas of Bank Muamalat

Indonesia in 1996, Managing Director of Credit of Bank Intan in 1996, Managing Director of Finance and then Vice

President Director of PT Abdi Bangsa, Tbk in 1999-2002 as well as Special Staff of State Minister of State Owned

Enterprise in 2006. In 2006 he became the Managing Director of Finance PT Angkasa Pura II (Persero) before being

appointed as President Director of PT Angkasa Pura I (Persero) since July 27, 2010 until now.

Profil Dewan Direksi |

Tommy Soetomo Direktur UtamaPresident Director

672011 Annual Report

Lahir di Yogyakarta, 25 Agustus 1955, Lulus dari Fakultas

Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta tahun 1982. Bergabung di PT Angkasa Pura I

(Persero) pada tahun 1983 sebagai staf Dinas Keuangan

Kantor Pusat, karirnya terus meningkat hingga menempati

posisi Kepala Sub Direktorat Keuangan sampai dengan

tahun 1996. Pada tahun 1996 menjadi Direktur Keuangan PT

Angkasa Pura I (Persero) sampai dengan tahun 2004, setelah

itu menjadi Direktur Keuangan PT Gapura Angkasa sampai

dengan tahun 2008. Pada tahun yang sama menjadi Direktur

Utama Dana Pensiun Angkasa Pura I (DAPENRA), dan kembali

menjadi Direktur Keuangan PT Angkasa Pura I (Persero) pada

tanggal 27 Juli 2010 sampai saat ini.

Lahir di Blitar, Jawa Timur, 19 Desember 1952, menyelesaikan

studi di Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Inggris, Universitas

Diponegoro, Semarang pada tahun 2001 dan Program

Magister Manajemen Peminatan Manajemen Transportasi

Udara di Universitas Sahid, Jakarta pada tahun 2008. Sejak awal

karirnya, tahun 1975 berkecimpung di dunia penerbangan

khususnya pemanduan lalu lintas penerbangan (Air Traffic

Control/ATC) sampai menjadi Kepala Unit Tower, sambil

menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Penerbangan

Indonesia (STPI) Curug selesai pada tahun 1983. Selanjutnya

ditugaskan di Bandara Ahmad Yani Semarang tahun 1984 -

2000, terakhir sebagai Kepala Dinas ADC/APP. Pada tahun

2001 menjadi Kepala Seksi Standarisasi dan Jaminan Kualitas

Operasi Lalulintas Penerbangan di Kantor Pusat. Tahun 2004

menjadi Manajer Operasi di Bandara Ahmad Yani, Semarang,

selanjutnya tahun 2006 menjadi Deputi Direktur Operasi dan

Lalulintas Penerbangan. Tahun 2009 sebagai Staf Khusus

Direksi sebelum menjabat Direktur Operasi dan Teknik PT

Angkasa Pura I (Persero) sejak 27 Juli 2010 sampai dengan

saat ini.

Born in Blitar, East Java, December 19, 1952. He finished

his study from Faculty of Literature, English Department,

University of Diponegoro, Semarang in 2001 and

Management Magister Program of Air Transportation

Management Interest of University of Sahid, Jakarta in 2008.

Since his career in 1975, he engaged in flight sector especially

air traffic control/ATC until he became the Tower Unit Head

while taking his education at Indonesian Flight Collect of

Curug which was completed in 1983. Furthermore he was

assigned at Ahmad Yani Airport, Semarang in 1984-2000,

recently as the Head of ADC/APP Service. In 2001 he became

the Head of Standardization and Air Traffic Operation Quality

Guarantee Section at Ahmad Yani Airport, Semarang. Then

in 2006 he became the Deputy Director of Operational and

Air Traffic. In 2009 he became the Special Staff of Board of

Directors before holding the position as the Operational and

Engineering Director of PT Angkasa Pura I (Persero) since July

27, 2010 until now.

Born in Yogyakarta, August 25, 1955. He graduated from

Faculty of Economy, Accounting Department of University

of Gajah Mada, Yogyakarta in 1982. He joined PT Angkasa

Pura I (Persero) in 1983 as the Head Office Finance Service

staff, and his career continuously improved until he held

the position as the Head of Sub Directorate of Finance until

1996. In 1996, he became Managing Director of Finance

PT Angkasa Pura Airports through 2004, then as Finance

Director of PT Gapura Angkasa through 2008. In the same

year he became President Director of Pension Fund of

Angkasa Pura I (DAPENRA) and then Managing Director of

Finance PT Angkasa Pura I (Persero) on July 27, 210 until now.

Gunawan Agus Subrata Direktur KeuanganFinance Director

Harjoso Tjatur Prijanto Direktur Operasi & TeknikOperational & Engineering Director

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

68 Laporan Tahunan 2011

Lahir di Pariaman, Sumatera Barat, 19 Maret 1952, Lulus

dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

(Akabri) Udara tahun 1976 dan Sekolah Penerbang TNI-AU

tahun 1980 (Angkatan 25). Komandan Skuadron Udara 4 di

Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang tahun 1992,

Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh tahun

2005, dan Panglima Komando Operasi TNI-AU II tahun 2007.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Terbuka

tahun 1995. Memasuki masa pensiun dari dinas di TNI-AU

pada 1 April 2010 dengan pangkat terakhir Marsekal Muda

sebelum ditunjuk menjadi Direktur Personalia dan Umum PT

Angkasa Pura I (Persero) sejak 27 Juli 2010 sampai saat ini.

Born in Pariaman, West Sumatra, March 19, 1952. He graduated

from Air Forces Academy of The Republic of Indonesia in

1976 and Aviation College in 1980 (25th generation). He was

the Air Squadron 4 Commander at Abdulrachman Saleh Air

Force Base in 2005 and Commander in Chief of Indonesian

Air Force Operation Command II in 2007. He got Bachelor of

Economic title from Universitas Terbuka in 1995. Entering the

retirement from Indonesian Air Force Service on April 1, 2010

with last rank as Junior Admiral before being appointed as

HR and General Affairs Director of PT Angkasa Pura I (Persero)

since July 27, 2010 until now.

Lahir di Manado, Sulawesi Utara, 16 September 1954,

memperoleh gelar Bachelor of Science dari Fakultas Ekonomi

jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi, Manado

pada tahun 1980. Memulai karir di dunia penerbangan

dengan menjadi pegawai PT Garuda Indonesia pada tahun

1975 sampai mencapai posisi penting seperti General

Manager di Spanyol, Jepang, Inggris, dan Irlandia, Regional

Director untuk Jepang, Korea, dan China, serta Vice President

untuk kawasan Amerika dan Australia. Jabatan terakhir di PT

Garuda Indonesia adalah sebagai Vice President Production

sebelum dipromosikan sebagai Direktur Niaga di PT Gapura

Angkasa pada tahun 1998. Pada tahun 2000 sebagai Direktur

Produksi dan Niaga PT Gapura Angkasa, tahun 2004 sebagai

Direktur Utama di PT Gapura Angkasa. Pada tahun 2008

menjadi Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT

Angkasa Pura II (Persero) sebelum menjabat posisi yang

sama di PT Angkasa Pura I (Persero) sejak 27 Juli 2010 sampai

saat ini.

Born in Manado, North Sulawesi, September 16, 1954. He

obtained his title of Bachelor of Science from Faculty of

Economy, Management Department, University of Sam

Ratulangi, Manado in 1980. He started his career in flight

sector by becoming the employee of PT Garuda Indonesia

in 1975 until he reached the important position such as

General Manager in Spain, Japan, England and Ireland,

Regional Director for Japan, Korea and China as well as Vice

President for America and Australia regions. His last position

at PT Garuda Indonesia is as the Vice President Production

before being promoted to Commercial Director of PT

Gapura Angkasa in 1998. In 2000, he became Production

& Commercial Director of PT Gapura Angkasa, in 2004 as

President Director of PT Gapura Angkasa. In 2008 he became

Commercial and Business Development Director of PT

Angkasa Pura II (Persero) before holding the same position

in PT Angkasa Pura I (Persero) since July 27, 2010 until now.

Robert Daniel Waloni Direktur Komersial & Pengembangan UsahaCommercial & Business Development Director

Yushan Sayuti Direktur Personalia dan UmumHR and General Affairs Director

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

692011 Annual Report

NO NAMA / NAME JABATAN / TITLE UNIT KERJA / UNIT LOKASI / LOCATION

1 Miduk Situmorang, Drs. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan Kantor Pusat - Jakarta

2 Dwi Tedjowati, Ir. Kepala SPI Satuan Pengawasan Intern Kantor Pusat - Jakarta

3 Farid Indra Nugraha, S.H. Kepala Biro Hukum Biro Hukum Kantor Pusat - Jakarta

4 Yudhaprana Sugarda, Ir., MMA Kepala Biro Perencanaan & SIM Biro Perencanaan & SIM Kantor Pusat - Jakarta

5 Rusli Amrin, S.E. D.D. Akuntansi DD Akuntansi Kantor Pusat - Jakarta

6 M. Syarif Luturlean, S.E, MM D.D. Perbendaharaan DD Perbendaharaan Kantor Pusat - Jakarta

7 Ridwan Moeis, S.E, MMA D.D. Anggaran & PKBL DD Anggaran & PKBL Kantor Pusat - Jakarta

8 Irwan Garniwa, S.E. D.D. Komersial & P.U. Wil. I DD Komersial & P.U. Wil. I Kantor Pusat - Jakarta

9 I G K Mangku, S.E. D.D. Komersial & P.U. Wil. II DD Komersial & P.U. Wil. II Kantor Pusat - Jakarta

10 Setyo Suprijadi, S.E D.D. Bisnis Aviasi & Tarif DD Bisnis Aviasi & Tarif Kantor Pusat - Jakarta

11 Edi Prasetyo D A, S.Sos D.D. Operasi L.L.P. DD Operasi L.L.P. Kantor Pusat - Jakarta

12 Chadik Wibowo, S.Si.T. D.D. Operasi Bandar Udara DD Operasi Bandar Udara Kantor Pusat - Jakarta

13 Yudi Maisa Ir., MM. D.D. Teknik Perencanaan DD Tek. Ren. & Spes. Teknis Kantor Pusat - Jakarta

14 Andiko Surya Widjaya, Ir. D.D. Teknik Pengawasan DD Tek. Was. & Jam. Kualitas Kantor Pusat - Jakarta

15 I B G Winaya, SH D.D. Adm. Personalia DD Adm. Personalia Kantor Pusat - Jakarta

16 Purwanto, Drs., M.M. D.D. Perenc. SDM & Org. DD Perenc. SDM & Organisasi Kantor Pusat - Jakarta

17 Putu Puja Supradnyana, SH D.D. Umum DD Umum Kantor Pusat - Jakarta

18 I Gst Ngurah Ardita, S.H. Kepala Biro Pengadaan Biro Pengadaan Kantor Pusat - Jakarta

19 Eko Permadi Boedi S, Ir Kepala Biro Manj. Resiko & Kes Biro Manaj. Resiko & Kes Kantor Pusat - Jakarta

20 Singgih Prapto, S.T. Pimpro Enterprise Resource Planning (ERP) Pimpro ERP Kantor Pusat - Jakarta

NO NAMA / NAME JABATAN / TITLE UNIT KERJA / UNIT LOKASI / LOCATION

1 Purwanto, S.E.MM General Manager General Manager Ngurah Rai - Denpasar

2 Trikora Harjo General Manager General Manager Juanda - Surabaya

3 Rachman Syafrie H, Ir., MM General Manager General Manager Sultan Hasanuddin - Makassar

4 Herry A.Y. Sikado, S.H., M.Si. General Manager General Manager Sepinggan - Balikpapan

5 Eduard Mirino General Manager General Manager Frans Kaisiepo - Biak

6 Maslin Panggabean, Drs., M.M. General Manager General Manager Sam Ratulangi - Manado

7 Agus Adriyanto General Manager General Manager Adisutjipto - Jogyakarta

8 Andri Iskandri General Manager General Manager Adisumarmo - Surakarta

9 Gerrit N. Mailenzun.Drs General Manager General Manager Syamsudin Noor - Banjarmasin

10 Priyo Jatmiko, Kol. Cpn General Manager General Manager Achmad Yani - Semarang

11 Reggynald Krones General Manager General Manager Pattimura - Ambon

12 I Ketut Erdi Nuka, S.H, MM General Manager General Manager Lombok - Lombok Tengah

13 Imam Pramono, S.Kom., M.M. General Manager General Manager El Tari - Kupang

14 Nur Sapto Winoto,Drs.MM. General Manager General Manager SBU Terminal Kargo UPG

15 Huybert Olaf de Bont, Drs General Manager General Manager SBU Terminal Kargo Balikpapan

16 Wahyudi Tugiyono, Drs. General Manager General Manager MAATS MATSC - Makassar

17 Sri Unon Setiyasih, Ir Bali Project Leader Pimpro Pemb. Bandara Int'l Bali BIB - Denpasar

18 Wendo Asrul Rose, S.T. Balikpapan Project Leader Pimpinan Proyek BIS - Balikpapan

Kantor Pusat

Kantor Cabang Branch Offices

Head Offices

Profil Pejabat Satu Tingkat di Bawah Direksi Profile of Officer One Level Below Director

70 Laporan Tahunan 2011

Tinjauan Sumber Daya Manusia

Bagi Angkasa Pura Airports, sumber Daya Manusia (SDM)

adalah aspek terpenting yang memegang peranan dalam

mencapai visi menjadi perusahaan pengelola bandar udara

kelas dunia. Perusahaan senantiasa berupaya meningkatkan

kemampuan dan keterampilan SDM baik secara individu

maupun tim untuk mencapai kinerja dan produktivitas yang

optimal sehingga mampu mendorong percepatan proses

transformasi Perusahaan menuju “world-class airport”.

Capaian KPI (Key Performance Indicator) aspek kepuasan

pegawai pada tahun 2011 yang meliputi penilaian kinerja,

pola karir, pola rotasi/mutasi/promosi/demosi, pola

Sumber Daya Manusia | Human Resources

Human Resources Overview

For Angkasa Pura Airports, the human resources are the

most important aspect playing a role in achieving the vision

to become a profound company to manage a world class

airport. The Company always tries to improve the capability

and skill of the HR both individually and on team basis for

the optimum performance and productivity so that it can

enhance the acceleration of Company transformation

process to the world class airport.

The achievement of KPI of employee satisfactory aspect

in 2011 comprising the performance assessment, career

pattern, rotation/transfer/promotion/demotion, education

712011 Annual Report

pendidikan dan pelatihan serta pola rekrutmen mencapai

skor 3,60 dari target 4 skala Likert (90%). Hasil survei kepuasan

pegawai yang dilaksanakan di seluruh wilayah kerja Angkasa

Pura Airports bekerjasama dengan Universitas Indonesia

sebagai lembaga independen secara umum menyatakan

bahwa pegawai merasa puas walaupun masih terdapat

beberapa faktor yang masih harus disempurnakan seperti

pola karir dan kualitas komunikasi.

Profil SDM

Sampai dengan 31 Desember 2011, jumlah karyawan

Angkasa Pura Airports adalah 3.681 orang, sedikit menurun

dibandingkan dengan jumlah karyawan pada tahun 2010

sebanyak 3.771 orang. Distribusi karyawan tersebar di 20

wilayah kerja yaitu Kantor Pusat, 13 bandara, 2 terminal

kargo, 1 Pusat Pengendali Lalu Lintas Penerbangan dan 3

proyek pembangunan bandara internasional.

Perusahaan melakukan proses rekrutmen secara terbuka

dan fair dengan memperhatikan ketersediaan tenaga

kerja lokal/nasional. Proses seleksi dilakukan berdasarkan

kompetensi kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki

kandidat. Pada Tahun 2011 Perusahaan telah merekrut 104

orang (kualifikasi SLTA) dengan perincian 53 orang dilakukan

rekrutment di Bandara Frans Kaisiepo Biak dan 61 orang

dilakukan rekrutment di Bandara Selaparang Mataram

dengan pertimbangan memberikan kesempatan kepada

putra-putri daerah untuk bergabung dengan Perusahaan

(Untuk rekrut kualifikasi S1 dan D3 Umum, D3 Operasional

serta rekrutment untuk Junior ATC sudah dilaksanakan dan

direncanakan akan selesai pada Tahun 2012).

and training pattern as well as recruitment reach the score

3.60 of the target 4 Likert scale (90%). The survey on the

employee satisfactory conducted throughout the work

territory of Angkasa Pura Airports in cooperation with

University of Indonesia as the independent institution

generally states that the employees are satisfied although

there are still some factors that must be enhanced such as

career pattern and communication quality.

HR Profile

Up to December 31, 2011, total employees of Angkasa Pura

Airports are 3.681, it decreased less compared to that of 2010

which was 3,771. The employees distribution spread out

in 20 work territories, as mentioned in the following: Head

Office, 13 airports, 2 cargo terminals, 1 Air Traffic Control

Center and 3 international airport development projects.

The Company conducts the recruitment process openly

and fairly by taking into account the availability of local/

national workers. The selection process is made based on

the competence, need and competence of the candidate.

In 2011 the Company has recruited 104 persons (High

School qualification) as the following details; 53 person

were recruited by Frans Kaiseipo Airport, Biak and 61 by

Selaparang Airport, Mataram with the consideration to give

the opportunity to the local youths to join the Company. (For

recruitment of qualification Graduate and Under Graduate:

General, Under Graduate: Operational as well as for Junior

ATC were already implemented and will be plannedly

completed in 2012).

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

72 Laporan Tahunan 2011

No. Status 2011 2010 2009 Status

1 Pegawai Perusahaan 3,191 3,225 3,280 Company Employees

2 PNS Diperbantukan 404 441 481 Gov. Employees Assigned

3 PNS Ditugaskan 2 2 2 Gov. Employees Assigned

4 TNI Ditugaskan 63 81 87 Army assigned

5 Honorer 21 22 18 Honorary

JUMLAH 3,681 3,771 3,868 TOTAL

Komposisi Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian Composition of Employee by Employment Status

No. Lokasi Unit Kerja 2009 2010 2011 Location of Unit

1 Kantor Pusat – Jakarta 360 358 376 Head Office – Jakarta

2 Ngurah Rai – Denpasar 738 694 670 Ngurah Rai – Denpasar

3 Juanda – Surabaya 545 522 476 Juanda – Surabaya

4 Sultan Hasanuddin – Makassar 281 267 245 Sultan Hasanuddin – Makassar

5 Sepinggan – Balikpapan 275 271 253 Sepinggan – Balikpapan

6 Frans Kaisiepo – Biak 126 124 122 Frans Kaisiepo – Biak

7 Sam Ratulangi – Manado 176 178 166 Sam Ratulangi – Manado

8 Adisutjipto – Yogyakarta 204 199 191 Adisutjipto – Yogyakarta

9 Adisumarmo – Surakarta 151 145 139 Adisumarmo – Surakarta

10 Syamsudin Noor – Banjarmasin 157 154 141 Syamsudin Noor – Banjarmasin

11 Achmad Yani – Semarang 181 178 174 Achmad Yani – Semarang

12 Pattimura – Ambon 123 127 118 Pattimura – Ambon

13 Lombok - Praya 146 147 180 Lombok - Praya

14 El Tari – Kupang 125 130 125 El Tari – Kupang

15 SBU Terminal Kargo UPG 11 12 11 SBU Terminal Kargo UPG

16 SBU Terminal Kargo BPN 12 14 16 SBU Terminal Kargo BPN

17 MATSC – Makassar 224 219 232 MATSC – Makassar

18 Proyek BIL – Mataram 18 18 11 Proyek BIL – Mataram

19 Proyek BIB – Denpasar 15 14 14 Proyek BIB – Denpasar

20 Proyek BIS - Balikpapan 1 Proyek BIS - Balikpapan

JUMLAH 3,868 3,771 3,681

Jumlah Karyawan per 31 Desember 2011 dan

perbandingannya dengan tahun 2009 & 2010

Profil Sumber Daya Manusia di Angkasa Pura Airports

disajikan pada tabel-tabel berikut:

Total Employees as Per December 31, 2011 and its

coparation ratio to that of 2009 & 2010

Profile of Human Resource of Angkasa Pura Airports is

presented in the following table:

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

732011 Annual Report

Komposisi Karyawan Berdasarkan Kelas Jabatan Composition of Employee By Title Class

No. Kelas Jabatan 2011 2010 2009 Class Title

1 1 1 1 1 1

2 2 3 3 3 2

3 3 32 27 23 3

4 4 7 8 5 4

5 5 53 46 46 5

6 6 96 93 79 6

7 7 80 60 55 7

8 8 349 310 304 8

9 9 289 310 286 9

10 10 303 312 230 10

11 11 438 514 612 11

12 12 969 998 787 12

13 13 569 642 465 13

14 14 195 190 606 14

15 15 276 235 347 15

16 16 - - 1 16

17 Honorer 21 22 18 Honorer

JUMLAH 3,681 3,771 3,868 TOTAL

No. Jenjang Pendidikan 2011 2010 2009 Study of Education

1 S3 1 1 1 S3

2 S2 73 47 52 S2

3 S1 722 682 700 S1

4 D.I – D.IV 1,065 1,139 1,099 D.I – D.IV

5 SD - SLTA 1,820 1,902 2,016 SD - SLTA

TOTAL 3,681 3,771 3,868 TOTAL

Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenjang Pendidikan Composition of Employee By Education

Komposisi Karyawan Berdasarkan Kelompok Usia Composition of Employee By Age Group

No. Kelompok Usia 2011 2010 2009 Age Group

1 >56 217 225 218 >56

2 51 – 55 790 845 865 51 – 55

3 46 – 50 537 588 653 46 – 50

4 41 – 45 388 394 420 41 – 45

5 36 – 40 513 472 448 36 – 40

6 31 – 35 482 523 554 31 – 35

7 26 – 30 412 369 354 26 – 30

8 21 – 25 332 347 322 21 – 25

9 < 20 10 8 34 < 20

JUMLAH 3,681 3,771 3,868 TOTAL

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

74 Laporan Tahunan 2011

No.Masa Kerja

(dalam tahun)2011

Period of Employment

(in years)

1 > 31 457 > 31

2 26 – 30 517 26 – 30

3 21 – 25 470 21 – 25

4 16 – 20 498 16 – 20

5 11 – 15 684 11 – 15

6 6 – 10 455 6 – 10

7 0 – 5 600 0 – 5

JUMLAH 3,681 TOTAL

Komposisi Karyawan Berdasarkan Masa Kerja Pegawai pada

Desember 2011

Composition of Employee By Term of Office

in December 2011

Kompetensi SDM

Angkasa Pura Airports menjunjung tinggi prinsip kewajaran

dalam manajemen sumber daya manusia. Setiap karyawan

mendapatkan kesempatan yang setara dalam meningkatkan

kompetensi, pengembangan karir dan melaksanakan tugas

secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras,

golongan, gender dan kondisi fisik sesuai dengan potensi,

kemampuan dan ketrampilan yang dipersyaratkan.

Sesuai ketentuan Regulator, personil di bidang operasional

dan teknis harus mempunyai Serifikat Kecakapan Personil

(SKP)/Lisensi dan Rating. Untuk memastikan bahwa setiap

SDM yang wajib memegang SKP mempunyai SKP yang valid,

Perusahaan secara berkala memprogramkan re-current (uji

performance check) bagi yang telah memiliki SKP dan Diklat

Teknis dalam rangka penerbitan SKP/lisensi dan rating

baru bagi yang belum memiliki lisensi. Dengan demikian

dapat dipastikan bahwa seluruh SDM yang bertugas dalam

pelayanan jasa kebandarudaraan dan navigasi penerbangan

di lingkungan Angkasa Pura Airports telah mempunyai

kompetensi di bidangnya.

Pada tahun 2011, pelaksanaan Re-current SKP dilakukan

untuk petugas PKP-PK dilaksanakan di 13 Kantor Cabang

Bandara. Sedangkan Re-current SKP Petugas Security

Bandara (Aviation Security) dilaksanakan di Bandara Ngurah

Rai, Sultan Hasanuddin, Juanda, Sepinggan, Sam Ratulangi,

Ahmad Yani, EL Tari, dan Frans Kaisiepo. Pelaksanaan Recurrent

SKP AMC dilaksanakan di Bandara Ngurah Rai, Juanda, Sultan

Hasanuddin, dan Solo.

Human Resources Competence

Angkasa Pura Airports upholds the fairness principle in the

human resources management. Each employee gets the

equal opportunity in improving the competence, career

development and perform the tasks professionally without

differing the tribe, religion, race, group, gender and physical

condition in accordance with the potency, ability and skill

required.

In accordance with the Regulation terms, the personnel

in operational and technical department must hold the

Personnel Capability Certificate (SKP)/License and Rating.

To ensure that each Human Resource possesses the valid

SKP, the Company will periodically program the recurrent

(performance check test) for those already possessing SKP

and Technical Education and Training in the frame of issuing

new SKP/license and rating for those not holding the license.

Therefore it can be ensured that all human resources being

assigned to the airport affairs and air navigation service

within the environment of Angkasa Pura Airports already

have the competence in their fields.

In 2011, the SKP recurrent will be conducted for the KPK-PK

officer made in 13 Airport Branch Offices. Whereas Aviation

Security SKP is conducted in Ngurah Rai, Sultan Hasanuddin,

Juanda, Sepinggan, Sam Ratulangi, Ahmad Yani, El Tari and

Frans Kaiseipo Airports. SKP MMC recurrent program is

conducted in Ngurah Rai, Juanda, Sultan Hasanuddin and

Solo Airports.

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

752011 Annual Report

BANDARA AVSEC PKP-PK AMC TEKNIK ATS AIRPORTS

  Basic Junior Senior Basic Junior Senior  

Kantor Pusat - - - - - - - 16 - Head Office

Ngurah Rai-Bali - 141 113 11 19 47 39 67 73 Ngurah Rai-Bali

Juanda-Surabaya 131 32 12 14 11 38 38 62 79 Juanda-Surabaya

Sultan Hasanuddin-Makassar - 40 23 17 6 32 23 55 - Sultan Hasanuddin-Makassar

MATSC-Makassar - - - - - - - 25 162 MATSC-Makassar

Sepinggan-Balikpapan - 21 13 7 - 36 6 50 40 Sepinggan-Balikpapan

Frans Kaisiepo-Biak - 8 11 - 1 8 2 9 24 Frans Kaisiepo-Biak

Sam Ratulangi-Manado 2 26 10 5 1 13 5 34 29 Sam Ratulangi-Manado

Ahmad Yani-Semarang - 8 5 5 11 9 7 35 32 Ahmad Yani-Semarang

Syamsuddin Noor-Banjarmasin 5 1 12 8 2 9 7 22 33 Syamsuddin Noor-Banjarmasin

Adisumarmo-Solo - 13 6 7 11 7 7 28 31 Adisumarmo-Solo

Adisutjipto-Yogyakarta - 10 5 6 7 17 12 37 57 Adisutjipto-Yogyakarta

Selaparang-Mataram - 2 4 7 2 9 4 29 21 Selaparang-Mataram

Pattimura-Ambon - - 2 7 2 6 3 22 19 Pattimura-Ambon

Eltari-Kupang 1 13 8 6 - 10 7 24 17 Eltari-Kupang

Sub Total 139 315 224 100 73 241 160 515 617 Sub Total

Total 678 414 160 515 617 TOTAL

Jumlah Personil Pemegang Lisensi tahun 2011 Total Personnel Holding License 2011

Pengembangan Karir

Setiap karyawan mempunyai kesempatan yang sama

untuk mencapai tingkat jabatan tertinggi berdasarkan

kemampuannya. Perusahaan mengatur persamaan hak

karyawan, antara lain dalam hal sistem remunerasi, hak

pelatihan dan pengembangan karir.

Pengembangan karir berbasis kompetensi diterapkan

dengan melaksanakan asesmen kompetensi pegawai.

Sampai akhir tahun 2011 telah dilakukan asesmen psikologi

terhadap 125 karyawan untuk mendapatkan profil

kompetensi dan potensi karyawan secara komprehensif.

Untuk pengembangan karir dan kebutuhan operasional

perusahaan, pada tahun 2011 Perusahaan telah

merealisasikan Program Penataan dan Optimalisasi SDM

berdasarkan Perhitungan Analisa Beban Kerja untuk

menentukan formasi SDM Sampai dengan Triwulan IV

tahun 2011 telah direalisasikan 467 kenaikan kelas pekerjaan

dengan berbagai tingkatan. Proses ini telah berjalan dengan

baik, wajar, terbuka dan dapat diterima oleh semua karyawan.

Career Development

Each employee has the equal opportunity to achieve the

highest position level based on his/her ability. The Company

arranges the right equality of the employees among others

in remuneration system, training and career development

rights.

The competence based career development is applied by

carrying out the employee competence assessment. Until

the end of 2011, the psychology assessment has been

conducted to 125 employees to obtain the comprehensive

employee competence and potency profile.

For the career development and company operational

requirements, in 2011 the Company has realized HR

Arrangement and Optimization Program based on Work

Load Analysis Calculation to determine the HR formation.

Until Quarter IV of 2011 there have been realized 467 work

class increases with various degrees. This process has been

taken place well, fairly, transparently and acceptable to all

employees.

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

76 Laporan Tahunan 2011

Uraian Description

Program Pendidikan Magister Manajemen Resiko (S2) Magister Education Program: Risk Management

Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen (Strategic Infastruktur) Post Graduate Program: Management Science (Strategic Infrastructure)

Program Pendidikan Magister Ketahanan Nasional Magister Program: National Resilience

Program Pendidikan Magister Manajemen Magister Program: Management

Diklat D IV ALLU Education and Training D IV ALU

Diklat Penjenjangan (Aparatur) Program D.IV Teknik Telekomunikasi &

Nav. Udara

Education and Training for Hierarchy (Apparatus), D IV Program/Telecom-

munication & Air Navigation Engineering

Diklat Penjenjangan (Aparatur) Program D.IV Teknik Listrik Bandara Education and Training for Hierarchy (Apparatus), D IV Program/Airport

Electrical Engineering

Diklat Penjenjangan (Aparatur) Program D.III Teknik Education and Training for Hierarchy (Apparatus), D III Engineering

D III AIS D III AS

Orientation Education:

Pelatihan dan Pengembangan SDM

Angkasa Pura Airports mempunyai komitmen yang tinggi

untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi

karyawan melalui pendidikan dan pelatihan yang

dilaksanakan secara in-house training maupun public

training, bertempat di dalam maupun di luar negeri. Jenis

pendidikan dan pelatihan bervariasi, mulai dari mandatory

training, pendidikan keahlian, pendidikan managerial serta

berbagai sharing session untuk mempertajam kualitas SDM.

Program pendidikan dan pelatihan SDM yang dilaksanakan

pada tahun 2011 diantaranya adalah:

Diklat Orientasi :

Education and training program for HR conducted

in 2011 is among others

Human Resources Training and Development

Angkasa Pura Airports has the high commitment to improve

house training and public training in the home country and

overseas. The type of education and training is carried, from

the mandatory training, expertise education, managerial

education as well as various sharing sessions to sharpen the

quality of human resources.

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

Uraian Description

Orientasi Type A Orientation Type A

Orientasi Type B Orientation Type B

772011 Annual Report

Uraian Description

Perpanjangan SKP Avsec. Extension of SKP Avsec

Perpanjangan Lisensi Teknik Elektronika Penerbangan. Extension of Aviation Electronic Engineering License

Perpanjangan SKP AMC Extension of SKP MMC

Perpanjangan SKP FSO. Extension of SKP FSO

Perpanjangan SKP AIS. Extension of SKP AS

Perpanjangan SKP ATC. Extension of SKP ATC

Perpanjangan SKP PKP-PK. Extension of SKP PKP-PK

Penerbitan Rating X-Ray Security Issuance of X-Ray Security Rating

Penerbitan rating TCC secondary surveillance radar Issuance of TCC rating of secondary surveillance radar

Uraian Description

Diklat Basic Avsec Basic Education and Training of Avsec

Diklat Basic PKP-PK Basic Education and Training of PKP-PK

Pelatihan MOB Tingkat Lanjut th 2011 Training of Office Administration Grade III

Pelatihan Administrasi Perkantoran Tingkat III Education and Training of Internal Audit Basic I

Diklat Audit Internal Tk. Dasar I Technical Training of Airport Affairs Engineering of Elementary Degree

(For Mechanical, Electrical Personnel and A2B)

Pelatihan Teknis Bid. Teknik Kebandarudaraan TK Mula (Bagi Personil

Mekanikal, elektrikal & A2B)

Technical Training of Airport Affairs Engineering of Intermediate Degree

(For Construction, Runway and Environment Arrangement Technician)

Pelatihan Teknis Bid. Teknik Kebandarudaraan TK Lanjut (Bagi Teknisi

Bangunan, Landasan & Tata Lingkungan)

Technical Training of Airport Affairs Engineering of Intermediate Degree

(For Mechanical, Electrical and A2B)

Pelatihan Teknis Bid. Teknik Kebandarudaraan TK .Lanjut (Bagi Personil

Mekanikal, elektrikal & A2B)

Training of Technical Bid. TK airport engineering. Up (For Personnel of

Mechanical, Electrical & A2b)

SKP Extension and Issuance

Substantive and Functional Engineering Education and Training

Perpanjangan dan penerbitan SKP

Diklat Teknis Substantif dan Fungsional

PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE

777777777720120120120120120220202020122012200112 10120110101111110111122 110011101112 1 A1 A11 A A1 A1 A11 A11 AA111 A1 A111 A1 A A A11111 1 A1 A1 A111 A11 A A1 1 11 A111 1 1 1 A A1 111 1 1 11111111 A1111 1 A AA111111 AA111 AA1111 A11111 11111 A11111111 Annunnnnunnunn alal al lal al RepRepRRepRepe ortortortoortr

Pelatihan Teknis Bid. Teknik Kebandarudaraan TK .Lanjut (Bagi Personil

Mekanikal, elektrikal & A2B)

Training of Technical Bid. TK airport engineering. Up (For Personnel of

Mechanical, Electrical & A2b)

78 Laporan Tahunan 2011

Uraian Description

Pelatihan Manajerial Tingkat Muda untuk 3 (tiga) Angkatan Managerial Training for Junior Degree for 3 (three) generations

Pelatihan Manajerial Refreshing Program (setara manajerial tingkat madya) Managerial Training for Refreshing Program (equal to medium degree

managerial)

Pelatihan Manajerial Tingkat Madya untuk 1 (satu) Angkatan Managerial Training for Medium Degree for 1 (one) generation

NO DIKLAT PENYELENGGARA PELAKSANAAN TEMPAT

1 Aviation Security Manager Course Dirkampen 7 s.d 15 Februari 2011 Inggris

2 Workshop Aviation Security Risk and Vulnerability Pemerintah Australia 20 s.d 25 Januari 2011 Australia

3 World Cargo Alliance in Vietnam ATT 23 s.d 28Februari 2011 Vietnam

4 Comparative Study on Airport Cargo Management at

Incheon International Airport

PT. Angkasa Pura I 23 Februari s.d 1 Maret 2011 Korea

5 Asia World Expo 08 s.d 10 Maret 2011 Cina

6 Comparative Study to Chatapati Shivaji International

Airport, Mumbai

20 s.d 25 Maret 2011 Mumbai

7 Managing Service Quality at Airpor ACI 30 Mei s.d 1 Juni 2011 Incheon

8 Human Factor Course: The Operation Personnel 20 Juni s.d 1 Juli 2011 Thailand

9 KCAO/Asia Pacific Simless ATM Symposium and Adhock

Group Meeting

ICAO-Ditjen.Perhubungan Udara 05 s.d 08 Juli 2011 Thailand

10 Airport Management For Executive PT. Angkasa Pura I (Persero)/IIAC 10 s.d 26 Juli 2011 Incheon

11 Vision Sharing Program “Visiting World Class Data Center

Equinix”

Sharing Vision 28 s.d 29 Juli 2011 Singapura

12 Maximizing Non-aeronautical Revenue Through Airport

Service, 2011

IQPC 05 s.d 07 Oktober 2011 Kuala Lumpur

13 Comparative Study of SMS and ATC System ASA 14 s.d 19 November 2011 Australia

14 Workshop First Canso Asia Pacific ffset Dir.Navpen Hubud 01 s.d 2 Desember 2011 Singapura

15 Staff Exchange program – ITSAP ITSAP 04 s.d 10 Desember 2011 Australia

NO DIKLAT PENYELENGGARA PELAKSANAAN TEMPAT

1 Dangerous Goods Regulation Dirjen Perhubungan Udara 06 s.d 08 Januari 2011 Makassar

2 Training/Job Visit Ground Control MATSC 10 s.d 14 Januari 2011 Jakarta

3 Socialization & Implementation of e SPT VAT Application PT. Angkasa Pura I 10 s.d 14 Januari 2011 Jakarta

4 Strategic Workshop of Organization Alignment Phase 1 PT. Angkasa Pura I/Dunamis 12 s.d 13 Januari 2011 Denpasar

5 Socialization of Regulation of President No. 54 of 2010 LPKN 15 s.d 16 Januari 2011 Manado

6 Training/Job Visit Ground Control MATSC 17 s.d 21 Januari 2011 Surabaya

7 Workshop on Distinct Job Profile Dunamis 18 s.d 19 Januari 2011 Jakarta

8 Workshop New Flight Plan Format Aisindo Chapter Bandara

Soekarno Hatta

19 s.d 21 Januari 2011 Jakarta

9 Training/Job Visit Ground Control MATSC 24 s.d 28 Januari 2011 Denpasar

10 Strategic Workshop of Organization Alignment Phase 2 PT. Angkasa Pura I/Dunamis 27 s.d 28 Januari 2011 Jakarta

Pelatihan Manajerial Managerial training

Workshop Pegawai Luar Negeri

Workshop Pegawai Dalam Negeri

Overseas Employee Workshop

Domestic Employee Workshop

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

792011 Annual Report

11 Stress Management Training MATSC 31 Januari 2011 Makassar

12 Workshop Measuring Customer Satisfaction Diklat Centre 3 s.d 5 Februari 2011 Yogyakarta

13 Workshop on Performance Based Navigation ICAO-Ditjen.Perhubungan Udara 7 s.d 11 Februari 2011 Jakarta

14 Workshop Nas. Ketenagakerjaan Depnakertrans 8 s.d 9 Februari 2011 Jakarta

15 Workshop on National OHS&E “SMK3 Audit Technique and

Risk Assessment Terms

Depnakertrans 10 s.d 11 Februari 2011 Batam

16 Seminar on Enterprise Risk Management Using ISO 31000 PRIMA-CRMS 16 Februari 2011 Jakarta

17 Workshop Aviation Security Risk and Vulnerability Dir. Kempen Ditjen.Hubud 21 s.d 24 Februari 2011 Jakarta

18 Basic Mikrotik Training-Essentials (MTCNA) CV. CNI 22 s.d 25 Februari 2011 Jakarta

19 Familiarization Flight & Study Visit 2011 MATSC 22 s.d 26 Februari 2011 MDC,NGR,SUB

20 Accounting Training Formasi 23 s.d 24 Februari 2011 Surabaya

21 Workshop on Land Affairs Legal Aspect PSPIN 23 s.d 24 Februari 2011 Jakarta

22 Familiarization Flight & Study Visit 2011 PT. Angkasa Pura I 23 s.d 26 Februari 2011 Jakarta

23 Familiarization Flight & Study Visit 2011 MATSC 28 Februari s.d 4 Maret 2011 SUB, MDC,

AMQ,Jakarta

24 Workshop IT Project Management PT. LAPI Ganeshatama 03 s.d 04 Maret 2011 Bandung

25 Investigative Audit Training Lembangtek 07 s.d 08 Maret 2011 Bandung

26 Workshop ARFFS dan AEP Ditjen. Perhubungan Udara 08 s.d 11 Maret 2011 Jakarta

27 Workshop on Managing the Clean and Free Of Corruption

State Owned Enterprise

Indes 14 s.d 15 Maret 2011 Denpasar

28 Education and Training ATC Supervisor I Dirvavpen. Ditjenud 14 s.d 24 Maret 2011 Jakarta

29 BUMN (State Owned Enterprise) Executive Breakfast

Meeting “Role of BUMN In Welcoming Economic Corridor

Development Plan 2011-2025”

BUMN Executive Club 16 Maret 2011 Jakarta

30 Education and Training of Approach Control Surveillance

Generation 94

STPI Curug 18 Maret 2011 - 17 Juni

2011

Jakarta

31 Strategic Planning Training LPPM 22 s.d 24 Maret 2011 Jakarta

32 General Practitioner Scientific Meeting Ikatan Dokter Indonesia 24 s.d 26 Maret 2011 Jakarta

33 Training on Mastering ITJL Foundation V3 Preparation % Exam Andalan Teknologi Informasi 28 s.d 30 Maret 2011 Jakarta

34 Training on procedure for evaluation tender & its cases on

goods/service procurement

Beprof 30 Maret s.d 1 April 2011 Badung

35 Education and Training ATC Supervisor II Dirvavpen. Ditjenud 28 Maret s.d 7 April 2011 Jakarta

36 CSA Review Course Pusilkom UI 19 Maret s.d 28 Mei 2011 Jakarta

37 Integrated A & B Grade Taxes Patria Artha 01 April 2011 Makassar

38 Training and Certification of Project (Construction)

Management Junior Expert

PT. Angkasa Pura I (Persero)/

IAMPI

04 April s.d 08 April 2011 Bogor

39 Intensive Training on ISO 31000 International Standard of Risk

Management: ERM Fundamental and certification examination

CRMS Indonesia 04 April s.d 08 April 2011 Bandung

40 Site Training Radar MSSR Mode PT. Aerotek Indonesia 06 s.d 19 April 2011 Denpasar

41 Outsourcing Workshop 11 April s.d 13 April 2011 Manado

42 Project Supervision Mentoring & Sispro Program PT. Angkasa Pura I (Persero)/

IAMPI

11 April s.d 14 April 2011 Bogor

43 Workshop on Making Relationship To Media & Community PT. Angkasa Pura I (Persero) 13 s.d 14 April 2011

44 Health Service Nurturing & Counseling PT. Angkasa Pura I (Persero) 13 s.d 15 April 2011 Yogyakarta

45 Workshop Appron Safety “Operational Safety in Appron

Area”

DJU Minggu ke IV Makassar

46 National Seminar of Internal Audit 2011 & QIA Inauguration YPIA 18 s.d 21 April 2011 Batam

47 Technical Counseling Kementrian Perhub.Sek. Data &

Informasi

19 s.d 21 April 2011 Semarang

48 Indonesian Slot Time System Training Direktorat Angkutan Udara 21 April 2011 Jakarta

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

80 Laporan Tahunan 2011

49 Knowledge Sharing Forum “Developing, Implementing &

Using KPI”

LPPM 26 April s.d 27 April 2011 Jakarta

50 Professional Secretary Training PT Perfexindo Prima 27 April s.d 28 April 2011 Batam

51 API Cargo System Bandara Sepinggan 28 April s.d 05 Mei 2011 Balikpapan

52 English Training Wall Streeat 1 Mei 2011 s.d 31 Juli 2014 Jakarta

53 Workshop on Performance management & Business

Intelligence

LAPI ITB 5 Mei s.d 6 Mei 2011 Bandung

54 Comparative Study on Trolley, CSC, Bridge & Security

Management

PT. Angkasa Pura I (Persero) 17 Mei s.d 20 Mei 2011 Denpasar

55 Personal Branding Seminar John Robert Power 19 Mei 2011 Makassar

56 Effectiveness Evaluation Training PQM 19 s.d 20 Mei 2011 Jakarta

57 Aerodrome Safety Plan/Case Workshop DJU 23 s.d 24 Mei 2011 Jakarta

58 Workshop in Human Capital Management System (HCMS) PT. Angkasa Pura I/Dunamis 24 Mei s.d 25 Mei 2011 Jakarta

59 Internal Auditor Association Seminar AAI 25 Mei 2011 Jakarta

60 ATEL/ANAV Certification Assistance Confinement PT. Angkasa Pura I (Persero) 04 s.d 08Juni 2011 Surabaya

61 ITSAP Human Factor Training The Trainer Ditjen. Perhubungan Udara 13 s.d 17 Juni 2011 Jakarta

62 ITSAP Human Factor Training Seminar Ditjen. Perhubungan Udara 20 s.d 21 Juni 2011 Jakarta

63 Pre After Service Education & Training PT. Kepurun Pawana Indonesia 20 s.d 25 Juni 2011 Klaten

64 Kespen Seminar & Operational Technical Discussion 20 s.d 24 Juni 2011 Bandung

65 Training on Special Education on Advocate Profession

Generation XV

PERADI 20 Juni s.d 22 Juli 2011 Jakarta

66 Workshop on HPS preparation of Company Goods/Service 23 Juni s.d 25 Juni 2011 Yogyakarta

67 Aerodrome Safety Plan/Case Workshop Ditjen. Perhubungan Udara 26 Juni s.d 27 Juni 2011 Denpasar

68 Subsidiary Training PT. Angkasa Pura I (Persero)/

Vitarka Gita

27 Juni s.d 30 Juni 2011 Jakarta

69 IHSC Award 2011 Business Review 30 Juni 2011 Jakarta

70 Discussion on aviation service database system optimization

and Flight Plan ATS Message

Dirnavpen. Ditjenhubud 04 s.d 06 Juli 2011 Jakarta

71 Tapor Training PT. Angkasa Pura I (Persero) 10 s.d 16 Juli 2011 Bogor

72 Workshop on Effective Method of Inter Company Debt

Collection

INDES 11 s.d 13 Juli 2011 Yogyakarta

73 Training on Aerospace Weather Impact Dissemination 2012 LAPAN 13 Juli 2011 Bandung

74 CMS & Collection Training of PT API PT. Angkasa Pura I/BRI/Mandiri/

BNI

17 s.d 21 Juli 2011 Jakarta

75 ATC Supervisor Generation III Education and Training Dirnavpen. Ditjenhubud 18 s.d 30 Juli 2011 Jakarta

76 Safety Meeting PT. Angkasa Pura I (Persero) 19 s.d 22 Juli 2011 Jakarta

77 National Seminar on Airport Electrical System STPI Curug 20 Juli 2011 Tangerang

78 Capacity Building Workshop: Role of government &

community in public service organizing policy and

government – private cooperation of transportation sector

Kapuskakem & pelayanan jasa

transportasi kemenhub

20 s.d 22 Juli 2011 Batam

79 Improvement of Airport Regulator & Operator Personal

Competence

DJU 25 s.d 26 Juli 2011 Jakarta

80 Hyperless & KK Training of Company Practitioners Balai Besar Keselamatan &

Kesehatan Kerja MKS

25 s.d 29 Juli 2011 Makassar

81 BPPT Workshop PT. Angkasa Pura I (Persero) 26 s.d 28 Juli 2011 Jakarta

82 Workshop on information and communication technology

to support the flight safety

BPPT 27 Juli 2011 Jakarta

83 Spiritual Great Customer Services Training Batch I PT. Angkasa Pura I (Persero)/ QLM 28 s.d 30 Juli 2011 Jakarta

84 Socialization of Information System Construction of

National Vital Object Security of 2011

04 Agustus 2011 Jakarta

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

812011 Annual Report

85 Workshop on National Legal Enforcement of Cyber Crime

and Electronic Transaction Crime by virtue of Law No.

11/2008 regarding ITE (Inf & Electronic Transaction)

LIPP 10 s.d 11 Agustus 2011 Jakarta

86 Current PSAK Provisioning of IFRS and IAS Convergence As

Well As GAP ANALYSIS

PT. Angkasa Pura I (Persero)/ IAI 8 s.d 13 Agustus 2011 Jakarta

87 Fraud Audit Education and Training 8 s.d 13 Agustus 2011 Sukabumi

88 Spiritual Great Customer Services Training Batch II PT. Angkasa Pura I (Persero)/ QLM 10 s.d 12 Agustus 2011 Jakarta

89 National Training: Implementation of Audit Management Application

through e-BPK Technology Information (e-Auditee)

LADARI 11 s.d 12 Agustus 2011 Jakarta

90 Socialization of Lebaran Transportation Application DJU 15 Agustus 2011 Jakarta

91 Workshop on Organization Model Formulation Dunamis 23 s.d 25 Agustus 2011 Jakarta

92 Workshop on Establishment of Organization Chart Phase II Dunamis 15 September 2011 Jakarta

93 Workshop on Establishment of Organization Chart Phase III Dunamis 22 s.d 23 September 2011 Jakarta

94 Training of Trainer Safety Oversight 26 s.d 29 September 2011 Jakarta

95 Training on HRM Professional Certification MKI Maximizing 27 s.d 30 September 2011 Bandung

96 Training on Risk Legal Management 28 s.d 29 September 2011 Jakarta

97 Socialization of Regulation of Minister of Transportation Number

77 of 2011 regarding Responsibility of Air Transportation

Dirjen Perhubungan Udara 29 September 2011 Jakarta

98 Maximizing Non-aeronautical Revenue Through Airport

Services 2011

IQPC 05 s.d 07 Oktober 2011 Kuala Lumpur

99 Workshop on Finalization of Establishment of Organizational Chart I Dunamis 06 s.d 07 Oktober 2011 Jakarta

100 Workshop of National Secretary “Essential Skill for Secretary

and Administration Professional”

PSPIN 12 s.d 14 Oktober 2011 Bandung

101 Workshop on Finalization of Establishment of Organizational Chart II Dunamis 01 s.d 02 November 2011 Jakarta

102 After Service Training PT. Angkasa Pura I/ LP2MM 01 s.d 04 November 2011 Bandung

103 Seminar on Aviation Navigation Facility Service Concept in

Indonesia

STPI Curug 8 November 2011 Tangerang

104 Workshop on Airspace Planning PBN Dirnavpen-ICAO 14 s.d 18 November 2011 Denpasar

105 Seminar on Flight Security Dirjen Perhubungan Udara 17 s.d 18 November 2011 Bandung

106 Training on Verification of Medical Service and Cost Control 24 s.d 25 November 2011 Jakarta

107 ATC Checker Education and Training 27 November s.d 5

Desember 2011

Yogyakarta

108 Competition of National Quality and Productivity Forum TKMPN WKM 29 November s.d 2

Desember 2011

Makassar

109 Intensive Training ISO 31000: International Risk Management

Standard ERM Fundamental and Certification

05 s.d 09 Desember 2011 Denpasar

110 ATS Checker STPI Curug 06 s.d 16 Desember 2011 Depok

111 Workshop on Public Relation & Protocol Affairs PT. Angkasa Pura I/ Veloxxe 07 s.d 9 Desember 2011 Jakarta

112 Conference on Risk Management of Asia Pacific 2011 CRMS Indonesia 08 s.d 9 Desember 2011 Denpasar

113 ERMCP Title Certification CRMS Indonesia 10 s.d 11 Desember 2011 Denpasar

114 HCIS Training Dunamis 15 s.d 16 Desember 2011 Jakarta

115 Training on Governance, Risk and Compliance (GRC) Program GBI 15 s.d 16 Desember 2011 Denpasar

116 Training on Legal Contract & Paperwork Audit Strategy Beprof 21 s.d 23 Desember 2011 Yogyakarta

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

82 Laporan Tahunan 2011

Workshop Komisaris & Direksi

Uraian Description

BUMN Executive Breakfast Meeting “Reflexi BUMN 2010 untuk menyon-

song masa depan gemilang”

BUMN Executive Breakfast Meeting “Reflection of 2010 BUMN to wel-

come the bright future”

Penyegaran Komisaris & Direksi BUMN “ Etika Bisnis & Good Corporate Gov-

ernance BUMN”

Refreshment of Board of Commissioners and Board of Directors of State

Owned Enterprise (BUMN) “Business Ethic and Good Corporate Gover-

nance of BUMN”

Workshop on Development of Aerotropolis Workshop on Development of Aerotropolis

Uraian Jumlah / Numbers Description

Kenaikan Pangkat 791 Promotion

Kenaikan Kelas Jabatan 467 Position Class Increase

Bantuan Biaya Haji 47 Haj Pilgrimage Expenses Aid

Bantuan Biaya Ziarah ke Yerusalem 14 Jerusalem Pilgrimage Expenses Aid

Bantuan Tirthayatra ke India 12 Tirtayatra Aid to India

JUMLAH 1331 TOTAL

For 2011, the realization of HR Development budget by Rp

21,116,488,00 is lower than 15.06% of the 2010 realization

namely Rp 24,859,127,000. Whereas total employee

obtaining the training in 2011 is 2,452 persons, decreasing

33.39% compared to that of 2010 by 3,681 persons.

For the hour of education and training as per employee per

annum, in 2011 is: 97.24 hours/employee/annum (of 2,452

person with total study hour: 238,437 hours), increasing

compared to that of 2010: 72.54 hours/employee/annum

(from 3,681 employees with total study hours: 267,003 hours).

Untuk tahun 2011 realisasi anggaran pengembangan SDM

sebesar Rp 21.116.488.000 lebih rendah 15,06% dari realisasi

tahun 2010 sebesar Rp 24.859.127.000. Sedangkan jumlah

karyawan yang mendapatkan pelatihan pada tahun 2011

sebanyak 2.452 karyawan, turun 33,39% dibandingkan tahun

2010 sebanyak 3.681 orang.

Untuk jam diklat per pegawai per tahun, tahun 2011 adalah :

97,24 jam/karyawan/tahun ( dari 2.452 karyawan dengan

jumlah jam pelajaran : 238.437 jam), meningkat dibanding

tahun 2010 : 72,54 jam /karyawan/tahun (dari 3.681 karyawan

dengan jumlah jam pelajaran : 267.003 jam)

Reward dan Punishment

Perusahaan menerapkan kebijakan Reward dan Punishment

bagi karyawan berdasarkan penilaian kinerja karyawan dan

kepatuhan terhadap Peraturan Perusahaan. Manajemen telah

menetapkan komponen/faktor dasar penetapan Reward

dan Punishment berdasarkan measurement dictionary KPI

individu. Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut, pada

tahun 2011 Perusahaan telah menetapkan penerima reward

dalam bentuk promosi kenaikan pangkat, kenaikan kelas

jabatan, penerima penghargaan dan penerima bantuan

ibadah keagamaan bagi 1.331 karyawan dengan perincian

sebagai berikut:

Workshop of Board of Commissioner and Board of Directors

Reward dan Punishment

The Company applies the Reward and Punishment policy

for the employee based on the employee performance

assessment and compliance with the Company Regulation.

The management has stipulated the basic component/

factor of stipulation of Reward and Punishment based

on the measurement dictionary of individual KPI. As the

implementation of such policy, in 2011 the Company has

stipulated the reward recipient in terms of promotion,

position class increase, award and religious worship aid

recipient for 1,331 employees with breakdown as follows:

Table of Reward Recipient of 2011Tabel: Penerima Reward tahun 2011

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

832011 Annual Report

Meanwhile it was recorded that the employee discipline

violation through December 31, 2011 were 14. Such violation

and performance decrease were subject to punishment or

sanction. Of 14 disciplinary violations within such company

environment, 11 sanctions have been stipulated and other

13 disciplinary sanctions were not imposed but they were

nurtured by the company with breakdown as follows:

Table of Disciplinary Violation Sanction Recipient 2011Penerima Sanksi Pelanggaran Kedisiplinan tahun 2011

Sementara itu, pelanggaran disiplin karyawan sampai periode

31 Desember 2011 tercatat sebanyak 14 pelanggaran.

Terhadap pelanggaran dan penurunan kinerja telah diberikan

hukuman atau sanksi. Dari 14 pelanggaran kedisiplinan di

lingkungan perusahaan tersebut, telah ditetapkan 11 sanksi

dan 3 orang disiplin lainnya tidak diberikan sanksi tetapi

dilakukan pembinaan oleh perusahaan, dengan rincian

sebagai berikut:

8883838383888322202020202020002001010101011111220201222001112220110222202 1011202 1110112 111 A1111111111111111111111 nnunnual al RepReportortrtrtrtttrttrttttttttttttttt

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

Uraian Jumlah / Numbers Description

Penurunan Kelas Jabatan 6 Demotion of Position Class

Penurunan Pangkat 2 Demotion of Rank

Penurunan Gaji Berkala 3 Periodical Salary Decrease

JUMLAH 11 TOTAL

84 Laporan Tahunan 2011

Peran Asosiasi Karyawan dan Serikat Pekerja

Asosiasi Karyawan dan Serikat Pekerja sebagai mitra

Perusahaan telah menunjukkan peran positif dalam

penyelesaian masalah-masalah ketenagakerjaan. Para pihak

senantiasa saling berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai

ketenagakerjaan untuk meningkatkan produktivitas kerja

dan kesejahteraan pekerja.

Untuk meningkatkan harmonisasi hubungan industrial

Angkasa Pura Airports, pada tanggal 20 Agustus 2010

telah ditandatangani Pakta Normalisasi antara manajemen

Angkasa Pura Airports dengan Asosiasi Karyawan PT.

Angkasa Pura I (Persero) dan Serikat Pekerja PT. Angkasa Pura

I (Persero) . Para pihak menyepakati dan menyetujui bahwa

persiapan perundingan pembaharuan Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) akan dilaksanakan paling lambat tanggal 6

September 2010 setelah dilakukan verifikasi keanggotaan

paling lambat tanggal 30 Agustus 2010.

Perundingan PKB dilakukan pada tanggal 25 September

sampai 3 Oktober 2010 dan penandatanganan PKB

dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2010. PKB antara

PT. Angkasa Pura I (Persero) dengan Asosiasi Karyawan PT.

Angkasa Pura I (Persero) dan Serikat Pekerja PT. Angkasa Pura

I (Persero) telah didaftarkan ke Kementerian Tenaga Kerja RI

dan telah terdaftar sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal

Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja No. KEP.157/PHIJSK-PKKAD/PKB/XI/2010.

Role of Employee Association and Labor Union

Employee Association and Labor Union as the partner of

the Company has shown the positive role in settling the

manpower affairs issues. The parties always communicate

and consult each other on the manpower affairs for work

To improve the harmonious industrial relationship of

Angkasa Pura Airports, on August 20, 2010 there has been

executed the Normalization Pact between the management

of Angkasa Pura Airports and Association of Employee of

PT Angkasa Pura Airports I (Persero) and Labor Union of PT

Angkasa Pura I (Persero). The parties are covenanted and

agreed that the preparation of negotiation on renewal

of Collective Labor Agreement (CLA) will be conducted

on at the latest September 6, 2010 after the verification of

membership at the latest on August 30, 2010.

The negotiation of CLA was conducted on September 25

through October 3, 2010 and its execution was on October

15, 2010. CLA between PT Angkasa Pura Airports I (Persero)

and Labor Union of PT Angkasa Pura Airports I (Persero)

has been registered with the Ministry of Manpower of The

Republic of Indonesia and has been registered legitimately

in accordance with the Letter of Decision of Director General

of Industrial Relationship Nurturing and Manpower Social

Security No. KEP.157/PHIJSK-PKKAD/PKB/XI/2010.

Pencapaian Key Performance Indicators (KPI) The Achievement of Key Performance Indicator

86 Laporan Tahunan 2011

Key Performance Indicators (KPI) atau Indikator Kinerja Kunci

merupakan alat ukur keberhasilan kinerja Direksi Angkasa

Pura Airports yang merupakan Kontrak Manajemen antara

Kuasa Pemegang Saham dengan Komisaris dan Direksi

Angkasa Pura Airports. KPI dapat dikatakan memadai

apabila memenuhi syarat-syarat relevan (relevant),

tepat (appropriate), wajar (fairy represent) dan lengkap

(comprehensive). Kerangka KPI tersebut menunjukkan

secara langsung pencapaian sasaran strategis yang hendak

dicapai sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Manajemen telah menandatangani Kontrak Manajemen

pada tanggal 26 April 2011 antara Kuasa Pemegang Saham

Angkasa Pura Airports diwakili oleh Deputi Menteri Negara

BUMN Bidang Usaha Logistik dan Pariwisata dengan Direksi

dan Komisaris Angkasa Pura Airports. Pada tanggal 11

Januari 2011 telah dilaksanakan penandatanganan kontrak

manajemen antara Direksi dengan para GM.

KPI tahun 2010 dipersiapkan dengan mempertimbangkan

adanya perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama proses

KPI 2009 dan dikembangkan dengan mempertimbangkan

kesenjangan antara kebutuhan pelanggan dan pemangku

kepentingan dan pencapaian perusahaan hingga sekarang.

Untuk mencapai tujuan perusahaan, Angakasa Pura Airports

telah memetakan kesenjangan tersebut dalam rencana

jangka panjang, dan pelaksanaannya diwujudkan dalam

program kerja perusahaan (RKAP) dan dimasukkan dalam

program kerja manajemen pada setiap bagian.

Key Performance Indicators (KPI) is the benchmark of

performance of the Board of Directors of Angkasa Pura

Airports being the Management Contract between the

Shareholders Proxy and Board of Commissioners and Board

of Directors of Angkasa Pura Airports. It can be said that KPI is

adequate if fulfilling the conditions of relevant, appropriate,

fairly represent and comprehensive. KPI framework indicates

directly the achievement of strategic target to be attained in

accordance with the company vision and mission.

Management has signed Management Contract on April

26, 2011 between the Proxy of Shareholders of Angkasa

Pura Airports represented by Deputy State Minister of State-

Owned Enterprise of Logistic and Tourism Affairs and Board

of Directors and Board of Commissioners of Angkasa Pura

Airports. On January 11, 2011 the management contract

was signed between the Board of Directors and General

Managers.

The KPI 2010 were prepared by considering the matters that

needed improvements during the KPI of 2009 and were

made for developments by considering the gap between

goals, Angkasa Pura I already mapped such gaps in the

(RKAP) and adopted in Management Work Program (RKM) in

each Directorate.

KEY PERFORMANCE INDICATOR

872011 Annual Report

KEY PERFORMANCE INDICATOR

KPI tahun 2011 disusun dengan memperhatikan hal-hal yang

perlu mendapat perbaikan dalam KPI tahun 2010, untuk

dilakukan penyempurnaan dengan mempertimbangkan

gap antara kebutuhan pelanggan dan pemangku

kepentingan dengan kinerja Perusahaan yang telah dicapai

selama ini. Untuk mencapai tujuan Perusahaan, Angkasa

Pura Airports telah memetakan gap-gap tersebut di dalam

Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), kemudian

pelaksanaannya dijabarkan dalam program-program kerja

perusahaan (RKAP) serta diimplementasikan dalam Rencana

Kerja Manajemen (RKM) di tiap Direktorat.

Pencapaian target KPI kontrak manajemen tahun 2011

sesuai bobot setiap KPI pada enam perspektif mencapai skor

93,24 dengan perincian masing-masing persepektif sebagai

berikut:

In 2011, KPI was prepared by considering the issues to be

improved in 2010 KPI, for improvement by considering the

gap between the need of customer and stakeholders with

the Company performance already achieved all this time. To

attain the objective of the Company, Angkasa Pura Airports

has mapped those gaps in Company Long term Plan (RUPP),

then the implementation was elaborated in the company

work programs as well as implemented in the Management

Work Plan of each Directorate.

The KPI target achievement of management contract in 2011

in accordance with the weight of each KPI in six perspectives

reached the score 93.24 with breakdown of each perspective

as follows:

PERSPEKTIFBOBOT WEIGHT

CAPAIAN BOBOTWEIGHT ACHIEVED PERSPECTIVE

Pelanggan 10 9,46 Customer

Produk & Layanan 30 9,83 Product & Service

Proses Internal 10 27,30 Internal Process

Sumber Daya Manusia 20 9,23 Human Resource

Keuangan 20 18,23 Finance

Kepemimpinan 10 19,19 Leadership

Total 10 93,24 TOTAL

88 Laporan Tahunan 2011

PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah perseroan yang seluruh

sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan

belum mencatatkan sahamnya di pasar modal.

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Akta Nomor

02 tanggal 9 Agustus 2007 yang dibuat di hadapan Notaris

Nanda Fauz Iwan, SH., pada Pasal 4 menyebutkan sebagai

berikut:

1. Modal dasar perseroan berjumlah sebesar Rp

7.000.000.000.000,- (tujuh triliun rupiah) yang terbagi

atas 7.000.000 (tujuh juta) saham, masing-masing

bernilai nominal Rp 1.000.000,-

2. Dari modal tersebut telah ditempatkan/diambil

bagian dan telah disetor penuh oleh Negara Republik

Indonesia sebanyak 1.800.000 saham atau seluruhnya

sebesar Rp 1.800.000.000.000,-

3. 100% dari nominal setiap saham yang telah

ditempatkan tersebut diatas atau seluruhnya berjumlah

Rp 1.800.000.000.000,- telah disetor penuh oleh Negara

Republik Indonesia ke dalam kas perseroan, dengan

cara sebagai berikut:

Sebesar Rp 925.000.000.000,- telah disetor

dengan uang tunai sebagai setoran modal lama

Penambahan penyertaan modal negara sebesar

Rp 264.109.538.326,-

Modal donasi sebesar Rp 2.796.336.642,-

Laba yang belum dibagi sebesar

Rp.98.295.982.326,-

Cadangan sampai dengan tahun buku 2005

sebesar Rp 509.798.142.306,-.

PT Angkasa Pura I (Persero) is the company which shares are

fully held by the Government of the Republic of Indonesia

and does not yet list its shares at the capital market.

The amendment to the Articles of Association of the

Company by virtue of Deed Number 2 dated August 9, 2007

drawn up before Notary Nanda Fauz Iwan, SH, Article 4 states

as follows:

1. Company authorized capital shall amount to

Rp 7,000,000,000,000 (seven trillion rupiah) consisting

of 7,000,000 (seven million) shares, each at nominal

value Rp 1,000,000.

2. Of that capital there has been subscribed/taken up and

fully paid up by the State of the Republic of Indonesia

1,800,000 shares or entirely Rp 1,800,000,000,000.

3. 100% of the nominal value of each share already

subscribed as mentioned above or entirely amounting

to Rp 1,800,000,000,000 has been fully paid up by

the State of the Republic of Indonesia to the cash of

the company in the manner as follows:

the old capital payment;

264,109,538,326;

Komposisi Pemegang Saham | Composition of Shareholders

892011 Annual Report

Akuntan Perseroan | Corporate Accountant

898922202010000010101012012010101120120001201201111201200120011011111 A1 AAA1 AAAA1 A1 AAA1 AAAA1 AA1 A111 AAA11111 AAAAA11 A1 AA1 A1 AAAAAAAAAA1 1 AAA11 AAAAAAA1111 AAAA1 11 AAAAA AAAAAAAnnnnnnnnnnnnnununnnnunnunnnnnununuuuunnunnnnnnnnnununnnuuuununnnunnunnnunuuuuuunnnunnuuunnunnnnn al al lal aaaalalal aaaaaaalaa RepRepReportort

NAMA AKUNTAN ACCOUNTANT PEKERJAAN

WORKTAHUN YEAR

NILAI KONTRAK (Rp)CONTRACT VALUE (Rp)

KAP Grant Thornton Hendrawinata

General Audit atas Laporan Keuangan, Lap. Evaluasi

Kinerja, Audit Kepatuhan, dan Laporan Keuangan PKBL2007 466.600.000

General audit of Financial Statement, Performance Evaluation

Statement, Compliance Audit and PKBL Financial Statement

KAP Soejatna, Mulyana & Rekan

General Audit atas Laporan Keuangan, Lap. Evaluasi

Kinerja, Audit Kepatuhan, dan Laporan Keuangan PKBL2008 470.360.000

General audit of Financial Statement, Performance Evaluation

Statement, Compliance Audit and PKBL Financial Statement

KAP Soejatna, Mulyana & Rekan

General Audit atas Laporan Keuangan, Lap. Evaluasi

Kinerja, Audit Kepatuhan, Audit Operasional, dan

Laporan Keuangan PKBL

Audit Capaian KPI 2009 925.000.000

General audit of Financial Statement, Performance Evaluation

Statement, Compliance Audit, Operational Audit and PKBL

Financial Statement

KPI Achievement Audit

KAP Soejatna, Mulyana & Rekan

General Audit atas Laporan Keuangan, Lap. Evaluasi

Kinerja, Audit Kepatuhan, Audit Operasional,

dan Laporan Keuangan PKBL

Audit Capaian KPI2010 888.000.000

General audit of Financial Statement, Performance Evaluation

Statement, Compliance Audit, Operational Audit and PKBL

Financial Statement

KPI Achievement Audit

KAP Doli, Bambang, Sudarmadji &

Dadang

General Audit atas Laporan Keuangan, Lap. Evaluasi

Kinerja, Audit Kepatuhan, Audit Capaian KPI, dan

Laporan Keuangan PKBL2011 740.000.000

General audit of Financial Statement, Performance Evaluation

Statement, Compliance Audit, KPL Achievement Audit and

PKBL Financial Statement

90 Laporan Tahunan 2011

NOREKANAN

PARTNER

PEKERJAAN

WORK

TEMPAT

VENUE

1Mustofa & Rekan

Konsultan hukum dalam penanganan perkara di Pengadilan Pajak masa Pajak

Januari s/d November 2006 dan masa pajak Januari s/d Desember 2007

Legal consultant in handling the case in Tax Court of Tax Period January

through November 2006 through tax period January through December 2007

Jakarta

2 Benny Joesoef, SH & Ass

Jasa Konsultan Hukum dalam penanganan pengajuan gugatan pembatalan

putusan BANI No. 326/X/ARB-BANI/2009 terkait perkara antara Angkasa Pura

Airports dengan PT Hutama Karya

Legal consultant service in handling the filing of suit against the BANI award

cancellation No. 326/X/ARB-BANI/2009 relating to the case between Angkasa

Pura Airports and PT Hutama Karya

Jakarta

Pekerjaan penunjukan konsultan hukum dalam pendampingan pemeriksaan

di Kejati Jatim atas dugaan TPK dalam penjualan space iklan di Bandara Juanda

Surabaya kepada PT SIE

Work on appointment of legal consultant in accompanying the examination

in High General Attorney Office of East Java on the allegation of TPK in the sale

of advertisement space at Juanda Airport, Surabaya to PT SIE

Jakarta

Jasa konsultan hukum dalam penanganan pelaporan pidana 19 orang terkait

masalah rumah dinas

Legal consultant service in handling the reporting of crime by 19 persons

relating to the official house issue

Jakarta

Jasa konsultan hukum dalam penanganan perkara pada tingkat penyidikan

di Polda Metrojaya

Legal consultant service in handling the case in investigation instance in

Regional Police of Metrojaya

Jakarta

Penanganan perkara gugatan PT Aneka Glass Abadi di Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat

Handling the case of suit of PT Aneka Glass Abadi in District Court of Central

Jakarta

Jakarta

3 JBW Law Office Jasa konsultan hukum dalam penanganan perkara penyelesaian permasalahan

hukum pembangunan terminal & fasilitas penunjang di BIL

Legal consultant service in handling the case of settlement of legal issue on

construction of terminal and supporting facilities at BII

Jakarta

4 Kudri Djamaris Sitohang

Attorney & Counsellors

At Law

Pembuatan Legal Opinion Mengenai Rencana Penyertaan YAKKAP I pada

Anak Perusahaan Angkasa Pura Airports (Persero)

Preparation of Legal Opinion on YAKKAP I Placement Plan at Subsidiary

Angkasa Pura Airports (Persero)

Jakarta

NOREKANAN

PARTNER

PEKERJAAN

WORK

TEMPAT

VENUE

1

Penunjukan Notaris (Grace

Margareth Goenawan, SH,

MM)

Appointment of Notary

Grace Margareth

Goenawan, SH MM

Pelaksanaan pembayaran ganti rugi tanah milik di lingkungan Bandara

Pattimura Ambon seluas 45.350M2

Implementation of payment of compensation for the land within the

environment of Pattimura Airport, Ambon to the extent of 45,350 M2

Ambon

2 Nanda Fauz Iwan, SH,MKn.

Surat perjanjian pekerjaan Jasa notaris dan Konsultan Hukum terkait

dengan likuidasi Yayasan Kesejahteraan Pegawai Angkasa Pura I (Persero)

Letter of Agreement of work of Notary service and related Legal Consultant

with Employee Welfare Foundation of Angkasa Pura I (Persero) in

liquidation

Jakarta

Konsultan Hukum & Notaris | Legal Consultant

Konsultan Hukum Lawyers

NotaryNotaris

912011 Annual Report

Angkasa Pura Property

Gd. Angkasa Pura Center for Excellence

lt. Dasar

Jl. Tabing No. 16 , Kemayoran Jakarta Pusat

[T] (62-21) 658 66495

[F] (62-21) 654 1513/14

Angkasa Pura Logistic

Gd. Angkasa Pura Center for Excellence

lt. Dasar

Jl. Tabing No. 16 , Kemayoran Jakarta Pusat

[T] (62-21) 658 66406

[F] (62-21) 654 1513/14

Anak Perusahaan | Subsidiaries

Angkasa Pura Support

Gd. Angkasa Pura Center for Excellence

lt. Dasar

Jl. Tabing No. 16 , Kemayoran Jakarta Pusat

[T] (62-21) 658 66496

[F] (62-21) 654 1513/14

Angkasa Pura Hotel

Gd. Angkasa Pura Center for Excellence

lt. Dasar

Jl. Tabing No. 16 , Kemayoran Jakarta Pusat

[T] (62-21) 658 66490

[F] (62-21) 654 1513/14

92 Laporan Tahunan 2011

Anak Perusahaan

Sejalan dengan konsep Reposisi dan Restrukturisasi

Angkasa Pura Airports, serta dengan memperhatikan

posisi perusahaan dan struktur bisnis saat ini, Angkasa Pura

Airports melakukan transformasi di bidang bisnis. Hal ini

sekaligus juga untuk mempercepat sasaran perusahaan,

yaitu meningkatkan CSI dan meningkatkan pendapatan

non aeronautika. Untuk itu, pada tahun 2011 Angkasa

Pura Airports mengusulkan pembentukan empat anak

perusahaan kepada pemegang saham. Pada 15 Desember

2011, telah disetujui pendirian tiga anak perusahaan, yaitu:

1. PT Angkasa Pura Hotels; didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris Angkasa Pura Airports (Persero)

Nomor 192/DK.API/2011 dan Akte Pendirian Perusahaan

Nomor 03 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, SH,M.Kn

tanggal 6 Januari 2012. Bidang usaha anak perusahaan

ini adalah penyediaan akomodasi pariwisata dengan

modal dasar sebesar Rp 120 miliar. Kepemilikan saham

Angkasa Pura Airports (Persero) pada perusahaan ini

adalah 99,88%.

2. PT Angkasa Pura Logistics; didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris Angkasa Pura Airports (Persero)

Nomor 194/DK.API/2011 dan Akte Pendirian

Perusahaan Nomor 01 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan,

SH,M.Kn tanggal 6 Januari 2012. Bidang usaha anak

perusahaan ini adalah jasa pengurusan transportasi

(freight forwarding) dengan modal dasar sebesar Rp

80 miliar. Kepemilikan saham Angkasa Pura Airports

(Persero) pada perusahaan ini adalah 98%.

3. PT Angkasa Pura Property; didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris Angkasa Pura Airports (Persero)

Nomor 193/DK.API/2011 dan Akte Pendirian

Perusahaan Nomor 02 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan,

SH,M.Kn tanggal 6 Januari 2012. Bidang usaha anak

perusahaan ini adalah pembangunan, perdagangan,

dan jasa dengan modal dasar sebesar Rp 42 miliar.

Kepemilikan saham Angkasa Pura Airports (Persero)

pada perusahaan ini adalah 99,43%.

4. Selanjutnya, atas persetujuan Dewan Komisaris Angkasa

Pura Airports (Persero) Nomor 17/DK.API/2012 tanggal

31 Januari 2012 dan dan Akte Pendirian Perusahaan

Nomor 03 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, SH,M.Kn

tanggal 9 Februari 2012, didirikan satu anak perusahaan

Subsidiaries

In line with the concept of Reposition and Restructuring of

Angkasa Pura Airports as well as by taking into account the

company position and current business structure, Angkasa

Pura Airports conducts the transformation in business. It is

simultaneously for acceleration of company target namely

improving CSI and non-aeronautical income. To that end,

in 2011 Angkasa Pura Airports suggested the shareholders

on the establishment of four subsidiaries. On December

15, 2011, the establishment of three subsidiaries had been

approved namely:

1. PT Angkasa Pura Hotels; established upon the approval

of Board of Commissioners of Angkasa Pura Airports

(Persero) Number 192/DKAP/2011 and Deed of

Incorporation of Company Number 03 by Notary Nanda

Fauz Iwan, SH, M.Kn dated January 6, 2012. Its line of

business is tourism accommodation procurement with

authorized capital Rp 120 billion. The shareholding

of Angkasa Pura Airports (Persero) in this company is

99.88%.

2. PT Angkasa Pura Logistics; established upon the

approval of Board of Commissioners of Angkasa Pura

Airports (Persero) Number 194/DKAP/2011 and Deed of

Incorporation of Company Number 01 by Notary Nanda

Fauz Iwan, SH, M.Kn dated January 6, 2012. Its line of

business is freight forwarding service with authorized

capital Rp 80 billion. The shareholding of Angkasa Pura

Airports (Persero) in this company is 98%.

3. PT Angkasa Pura Property; established upon the

approval of Board of Commissioners of Angkasa Pura

Airports (Persero) Number 193/DKAP/2011 and Deed

of Incorporation of Company Number 02 by Notary

Nanda Fauz Iwan, SH, M.Kn dated January 6, 2012. Its

line of business is construction, trading and service

with authorized capital Rp 42 billion. The shareholding

of Angkasa Pura Airports (Persero) in this company is

99.43%.

4. Furthermore, upon the approval of the Board of

Commissioners of Angkasa Pura Airports (Persero)

Number 17/DKAP/2012 dated January 31, 2012 and

Deed of Incorporation of Company Number 03 drawn

up before Notary Nanda Fauz Iwan, SH, M.Kn dated

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

932011 Annual Report

February 9, 2012, one more subsidiary was established

namely PT Angkasa Pura Supports. Its line of business

is service, construction, land transportation, service

station, printing and trading with authorized capital

Rp 125 billion. The shareholding of PT Angkasa Pura I

(Persero) in this company is 98.5%.

lagi, yaitu PT Angkasa Pura Supports. Bidang usaha

perusahaan ini adalah bidang jasa, pembangunan,

pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, dan

perdagangan dengan modal dasar Rp 125 miliar.

Kepemilikan saham PT Angkasa Pura I (Persero) pada

perusahaan ini adalah 98,5%.

NO REKANAN | PARTNER BIDANG USAHA | BUSINESS FIELDKEPEMILIKAN |

OWNERSHIPKETERANGAN | NOTE

1 PT Angkasa Pura HotelsPerhotelan | Hotel 99.88% belum beroperasi | Not Operated Yet

2 PT Angkasa Pura Logistics Jasa Transportasi | Transportation Service 98% belum beroperasi | Not Operated Yet

3 PT Angkasa Pura Property Perumahan | Property 99.44% belum beroperasi | Not Operated Yet

4 PT Angkasa Pura Supports Jasa dan Trading | Service and Trading 98.50% belum beroperasi | Not Operated Yet

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

939320122011 A1 A1 Annunnun alal RepRepReportortoort

94 Laporan Tahunan 2011

Perusahaan Afiliasi dan Yayasan Affiliated Companies and Foundation

PT Gapura Angkasa

PT Gapura Angkasa adalah perusahaan patungan yang

didirikan oleh tiga BUMN, yaitu PT Garuda Indonesia

(Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), dan Angkasa Pura II

(Persero), yang bergerak di bidang usaha pelayanan jasa

ground handling independen yang meliputi kargo dan

pergudangan, penumpang dan penanganan bagasi, operasi

penerbangan dan servis pesawat udara, serta kegiatan

usaha lainnya yang dapat menunjang usaha penerbangan

di wilayah kerja Angkasa Pura Airports dan Angkasa Pura II.

Berkantor pusat di Jalan Angkasa Blok B12 Kav.6, Kemayoran,

Jakarta, Gapura Angkasa memiliki willayah operasi tersebar

di 25 bandara di Indonesia yang seluruhnya di kelola oleh 21

kantor cabang , 1 kantor perwakilan, 2 kantor proyek smart

handling, dan 2 proyek yang pengelolaan operasionalnya di

bawah kendali kantor cabang lainnya.

PT Gapura Angkasa didirikan berdasarkan Akta No. 32 tanggal

26 Januari 1998 oleh Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta

dan di sahkan oleh Menteri Kehakiman sesuai keputusan

Nomor: C-21003 HT.01.01-TH-99 tanggal 31 Desember 1999.

Pendirian perusahaan telah mendapat persetujuan Menteri

Keuangan RI Nomor: SR-546/MK.016/97 tanggal 5 Nopember

1997 tentang Pendirian Perusahaan Patungan Ground

Handling antara tiga BUMN tersebut. Dari masing-masing

pendiri diatur hak dan kewajibannya dalam penyertaan

modal sebagai berikut:

PT Garuda Indonesia (Persero) dengan penyertaan

modal sebesar 37,50%, berkewajiban menyerahkan

PT Gapura Angkasa

PT Gapura Angkasa is the joint venture established by

three BUMN (State-Owned Enterprises) namely PT Garuda

Indonesia (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero) and Angkasa

Pura II (Persero), running the business in independent

ground handling service comprising cargo and warehousing,

passenger and baggage handling, aviation operation and

airplane service as well as other business activities which

can support the aviation business in the work territory of

Angkasa Pura Airports and Angkasa Pura II.

Occupying its head office at Jalan Angkasa Block B 12 Kav.

6 Kemayoran, Jakarta, Gapura Angkasa has the operational

territories spread out at 25 airports in Indonesia which are

entirely managed by 21 branch offices, 1 representative office, 2

smart handling project offices and 2 projects which operational

management is under the control of other branch office.

PT Gapura Angkasa is established by virtue of Deed No.

32 dated January 26, 1998 by Imas Fatimah, SH, Notary in

Jakarta and ratified by Minister of Justice in accordance

with the Decree Number: C-21003.HT.01.01-TH-99 dated

December 31, 1999.

The incorporation of company is already approved by

Minister of Finance of the Republic of Indonesia Number:

SR-546/MKJ.016/97 dated November 5, 1997 regarding

Incorporation of Joint Venture of Ground Handling among

those three State-Owned Enterprises. Of each founders, the

rights and obligations in the capital placement is already

provided namely:

PT Garuda Indonesia (Persero) with capital placement

37.50%, is obliged to submit all assets of ground

NO REKANAN | PARTNER BIDANG USAHA | BUSINESS FIELDKEPEMILIKAN |

OWNERSHIPKETERANGAN | NOTE

1 PT Angkasa Pura HotelsPerhotelan | Hotel 99.88% belum beroperasi | Not Operated Yet

2 PT Angkasa Pura Logistics Jasa Transportasi | Transportation Service 98% belum beroperasi | Not Operated Yet

3 PT Angkasa Pura Property Perumahan | Property 99.44% belum beroperasi | Not Operated Yet

4 PT Angkasa Pura Supports Jasa dan Trading | Service and Trading 98.50% belum beroperasi | Not Operated Yet

952011 Annual Report

seluruh aset ground support equipment (GSE) sesuai

hasil penilaian oleh PT Sucofindo yang ditetapkan

nilainya sebesar Rp 122.521.957.000,- dan berhak

menerima goodwill sebesar Rp 23.040.000.000,-

PT Angkasa Pura I (Persero) dengan penyertaan modal

sebesar 31,25%, berkewajiban menyetor aset senilai Rp

1.415.600.000,- dan uang tunai sebesar Rp 65.784.400,-

PT Angkasa Pura II (Persero) dengan penyertaan

modal sebesar 31,25% , berkewajiban menyetor aset

senilai Rp 600.239.000,- dan uang tunai sebesar Rp

66.599.761.000,-

Anggaran pendirian perusahaan mengalami perubahan

berdasarkan Akta Nomor 33 tanggal 21 Desember 1999

oleh Imas Fatimah SH. Notaris yang mengubah salah satu

kegiatan usaha perusahaan dari sebelumnya adalah cargo

and mail menjadi cargo , warehousing and mail, dan diubah

lagi berdasarkan Akta Nomor 2 Tanggal 1 September 2010

oleh R. Suryawan Budi Prasetiyono SH, MKn, notaris di Jakarta

dan telah memperoleh persetujuan perubahan anggaran

dasar sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor:

AHU-45974AH.01.02 tahun 2010 tanggal 28 September

2010.

Bidang usaha utama perusahaan setelah perubahan akta

adalah sebagai berikut:

1. Akomodasi dan representasi

2. Kontrol muatan, komunikasi, dan kontrol keberangkatan

3. Unit perangkat kontrol muatan

4. Penumpang dan bagasi

5. Kargo, pergudangan, dan surat-menyurat

6. Layanan perjalanan

7. Pelayanan pesawat

8. Minyak dan bahan bakar

9. Pemeliharaan pesawat

10. Operasi penerbangan dan administrasi kru

11. Transportasi landasan

12. Katering dan pelayanan

13. Administrasi dan pengawasan

14. Keamanan bandara

15. Pergudangan dan logistik

16. Konsultan penanganan landasan

17. Pendidikan dan pelatihan serta penyediaan tenaga ahli

penanganan landasan

support equipment (GSE) according to the assessment

result of PT Sucofindo which value is stipulated Rp

122,521,957,000 and is entitled to receive goodwill Rp

23,040,000,000;

PT Angkasa Pura I (Persero) with capital placement

31.25% is obliged to pay the assets to the value Rp

1,415,000,000 and cash Rp 65,784,400;

PT Angkasa Pura II (Persero) with capital placement

31.25% is obliged to pay the assets to the value Rp

600,239,000 and cash Rp 66,599,761,000.

   

The budget of the company establishment changed by

virtue of Deed Number 33 dated December 21, 1999 drawn

lines of business from originally cargo and main to currently

cargo, warehousing and mail, and changed again by virtue

of Deed Number 2 dated September 1, 2010 legalized by R.

Suryawan Budi Prasetiyono, SH, MKn, notary in Jakarta and

the amendment to the articles of association was already

approved by virtue of the Decree of Minister of Law and

Human Rights of The Republic of Indonesia Number AHU-

4597/4AH/01/02 Year 2010 dated September 28, 2010.

The main lines of business of the company after the

amendment to the deed are as follows:

1. Accommodation and transportation

2. Cargo control, communication and departure control

3. Cargo control device unit

4. Passenger and baggage

5. Cargo, warehousing and correspondence

6. Traveling service

7. Airplane service

8. Oil and fuel

9. Airplane maintenance

10. Flight and crew administration operation

11. Runway transportation

12. Catering and service

13. Administration and supervision

14. Airport security

15. Warehousing and logistic

16. Runway handling consultant

17. Education and training as well as procurement of

runway handling expert

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

96 Laporan Tahunan 2011

Entering the 14th year, PT Gapura Angkasa has booked

the important role in the local airport industry. As the joint

venture between the national airline PT Garuda Indonesia

and two state owned main airport authorities, Angkasa Pura

Airports and PT Angkasa Pura II (Persero), the performance in

service, personnel and equipment has always developed up

to December 31, 2011 and the company equity position has

reached Rp 359 billion.

Memasuki tahun ke-14, PT Gapura Angkasa telah mengukir

peran penting dalam industri bandara setempat. Sebagai

perusahaan patungan antara maskapai nasional PT Garuda

Indonesia dan dua otoritas bandara utama milik negara,

Angkasa Pura Airports dan PT Angkasa Pura II (Persero),

kinerja di bidang layanan, personil, dan peralatan senantiasa

mengalami perkembangan hingga per 31 Desember 2011

posisi ekuitas perusahaan telah mencapai Rp 359 miliar.

KETERANGAN 2011 2010 DESCRIPTION

Jumlah Aset Lancar 291.508.294 258.613.137 Total Current Assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 232.046.640 196.671.499 Total Non Current Assets

Jumlah Aset 523.554.934 454.284.636 Total Assets

Jumlah Kewajiban Lancar 141.909.079 90.995.582 Total Current Liabilities

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 21.737.021 26.101.769 Total Non Current Liabilities

Jumlah Ekuitas 359.908.833 337.187.283 Total Equity

Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas 523.554.934 454.284.636 Total Liabilities and Equity

KETERANGAN 2011 2010 DESCRIPTION

Pendapatan Usaha 702.810.705 610.568.767 Operating Income

Beban Pokok (552.437.470) (492.856.113) Principle Cost

Laba Kotor 150.373.235 117.712.654 Gross Profit

Beban Pemasaran, Administrasi, dan

Imbalan Kerja

(105.819.258) (86.360.618) Ordering, Administration and Work Fee

Expenses

Laba Usaha 44.553.997 31.352.036 Operating Profit

Pendapatan (Beban) Lain-Lain 16.399.531 38.147.500 Other Income (Expenses)

Laba Sebelum Pajak 60.953.528 69.499.535 Profit Before Tax

Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan (21.623.836) (21.896.733) Income Tax Benefit (Expenses)

Laba Bersih 39.329.692 47.459.053 Net Profit

(dalam ribuan Rupiah)Summary of Financial Position of PT Gapura Angkasa

Summary of Income Statement of PT Gapura Angkasa

Ikhtisar Posisi Keuangan PT Gapura Angkasa

(in thousands of rupiah)

Ikhtisar Laporan Laba Rugi PT Gapura Angkasa

(dalam ribuan Rupiah) (in thousands of rupiah)

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

972011 Annual Report

PT Garuda Indonesia

Sesuai dengan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa Perusahaan Perseroan Angkasa Pura Airports Nomor

RIS-01/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008 yang menyatakan

persetujuan meratifikasi atau mengesahkan konversi

obligasi wajib konversi menjadi penyertaan saham sejumlah

124.248 lembar saham dengan nilai nominal per saham Rp

1.000.000,- atau sebesar Rp 124.248.000.000,- (seratus dua

puluh empat miliar dua ratus empat puluh delapan juta

rupiah). RUPS tersebut juga menyetujui Direksi Angkasa Pura

Airports melakukan negosiasi dengan Direksi PT Garuda

Indonesia (Persero) mengenai kompensasi penyelesaian

konversi terhitung sejak tanggal 2 November 2006 sampai

dengan tanggal 13 April 2007 berdasarkan kesepakatan para

pihak sebesar Rp 4.050.484.800,- sebelum dipotong pajak

yang telah dicatat pada pos pendapatan luar biasa.

Berdasarkan akta perubahan Anggaran Dasar PT Garuda

Indonesia (Persero) Nomor 24 tanggal 16 November

2010 dari Notaris Fatimah Helmi, SH perihal penerbitan

saham seri A dan B dan perubahan nominal saham dari Rp

1.000.000,- per lembar saham menjadi Rp 500,- per lembar

saham. Dengan perubahan tersebut, jumlah lembar saham

kepemilikan Angkasa Pura Airports menjadi 248.496.000

lembar saham. Harga pasar saham PT Garuda Indonesia

(Persero) pada tanggal 31 Desember 2011 Rp 475/lembar,

dengan demikian total harga pasar kepemilikan Angkasa

Pura Airports pada 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp

118.035.600.000,-

Investasi saham pada PT Garuda Indonesia tersebut dicatat

pada pembukuan perusahaan dengan menggunakan cost

method.

PT Jasa Marga Bali Tol

Investasi dalam saham pada PT Jasa Marga Bali Tol merupakan

konsorsium investasi pembangunan jalan tol Nusa Dua –

Ngurah Rai – Benoa di Bali oleh beberapa perusahaan BUMN.

Investasi ini telah mendapat persetujuan dari Menteri BUMN

dengan surat Nomor S-549/MBU/2011 tanggal 25 Oktober

2011. Investasi pada PT Jasa Marga Bali Tol sebesar Rp 18

miliar atau kepemilikan saham sebesar 10%.

PT Garuda Indonesia

In accordance with the Minutes of Extraordinary General

Meeting of Shareholders of Company Angkasa Pura Airports

Number RS-01/MBJ/2008 dated June 27, 2008 stating

the approval for ratification or to ratify the conversion

of the to-be-converted bonds into share placement by

124,248 shares with nominal value per share Rp 1,000,000

or Rp 124,248,000,000 (one hundred twenty four billion

two hundred forty eight million rupiah). Such GMS also

approved the Board of Directors of Angkasa Pura Airports to

negotiate with that of PT Garuda Indonesia (Persero) on the

compensation of conversion settlement as of November 2,

by Rp 4,050,484,800 before deducted by tax already recorded

in the extraordinary income account.

By virtue of the deed of amendment to Articles of Association

of PT Garuda Indonesia (Persero) Number 24 dated November

16, 2010 drawn up by notary Fatimah Helmi, SH regarding

issue of shares serial A and B and change of share nominal

value from Rp 1,000,000 per share to Rp 500 per share. By

such change, total shareholding of Angkasa Pura Airports

became 248,496,000 shares. The market price of shares of

PT Garuda Indonesia (Persero) on December 31, 2011 was

Rp 475/share, then total market price of shareholding of

Angkasa Pura Airports as per December 31, 2011 was Rp

118,035,600,000.

Share investment of PT Garuda Indonesia is recorded in the

company accounting using cost method.

PT Jasa Marga Bali Tol

The investment in share at PT Jasa Marga Bali Tol is the

consortium of investment in the construction of Nusa Dua

– Ngurah Rai – Benoa toll road in Bali by some State-Owned

Enterprises. It is approved by the Minister of State-Owned

Enterprises by virtue of the letter Number S-549/MBU/2011

dated October 25, 2011. The investment at PT Jasa Marga Bali

Tol Rp 18 billion or shareholding 10%.

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

98 Laporan Tahunan 2011

Investasi saham pada PT Jasa Marga Bali Tol tersebut dicatat

pada pembukuan perusahaan dengan metode cost method.

It is recorded in the company accounting using cost method.

Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Kepemilikan shareholder

PT Jasa Marga (Persero) Tbk 108.000 60,00% PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 36.000 20,00% PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Angkasa Pura Airports (Persero) 18.000 10,00% Angkasa Pura Airports (Persero)

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 9.000 5,00% PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

PT Adhi Karya (Persero) Tbk 3.600 2,00% PT Adhi Karya (Persero) Tbk

PT Hutama Karya (Persero) Tbk 3.600 2,00% PT Hutama Karya (Persero) Tbk

PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) 1.800 1,00% PT Pengembangan Pariwisata Bali

(Persero)

Susunan Pemegang Saham per 31 Desember 2011: Composition of Shareholders as per December 31, 2011:

Dana Pensiun Angkasa Pura Airports

(DAPENRA)

DAPENRA didirikan untuk mengelola Program Dana Pensiun

Manfaat Pasti, yaitu penyediaan manfaat pensiun untuk

karyawan Angkasa Pura Airports dan keluarganya pada saat

mencapai usia pensiun dalam bentuk pembayaran berkala.

Didirikan berdasarkan Keputusan Direksi Angkasa Pura

Airports No. KEP.1156/KU.60/1998 tanggal 6 Oktober

1998 tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun

Angkasa Pura Airports yang telah mendapat pengesahan

dari Menteri Keuangan berdasarkan keputusan Nomor:

KEP.393/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember 1999. Peraturan

Dana Pensiun tersebut kemudian disempurnakan melalui

Surat Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor:

KEP.19/KU.60/2000 tanggal 11 Mei 2000 tentang Peraturan

Dana Pensiun dari Dana Pensiun Angkasa Pura I. Peraturan

Retiree Fund of Angkasa Pura Airports

(DAPENRA)

DAPENRA was established to manage the Certain Benefit

Retiree Fund Program namely the provision of pension

benefit for the employees of Angkasa Pura Airports and

their families when reaching the pension age in terms of

periodical payment.

It is established by virtue of the Decision of Board of

Directors of Angkasa Pura Airports No. KEP.1156/K160/1998

dated October 6, 1998 regarding Regulation of Retiree Fund

from the Retiree Fund of Angkasa Pura Airports already

ratified by the Minister of Finance by virtue of his Decree

Number KEP.393/KM.17/1999 dated November 15, 1999. It

was then improved through the Letter of Decision of Board

of Directors of PT Angkasa Pura (Persero) Number: KEP.19/

KI.60/2000 dated May 11, 2000 regarding Pension Fund of

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

Dana Pensiun dan Yayasan

NO REKANAN / PARTNER BIDANG USAHA | BUSINESS FIELDKEPEMILIKAN |

OWNERSHIPKETERANGAN / NOTE

1Dana Pensiun Angkasa Pura Pengelola Dana Pensiun AP I Dana yang dikelola

693,45 miliar

Jumlah peserta 4991 orang

2 Yayasan Kesejahteraan Karyawan

AP I (YAKKAPI)

Pengelola Tunjangan Hari Tua (THT)

karyawan PT AP I

Aset Rp 213,55 miliar -

Pension Fund of Angkasa Pura Airports (DAPENRA)

992011 Annual Report

Dana Pensiun tersebut telah mendapat pengesahan dari

Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Nomor:

KEP.274/KM.17/2000 tanggal 12 Juni 2000 dan dicatat dalam

Berita Negara Nomor 64 tahun 2000 dan Tambahan Berita

Negara RI Nomor 59/DAPEN tahun 2000 serta sesuai dengan

Undang-undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

Tujuan didirikannya DAPENRA adalah untuk membantu

Angkasa Pura Airports dalam mewujudkan pemberian

kesejahteraan kepada pensiunan yang semakin meningkat

dengan sumber dana berasal dari iuran pendiri, iuran

pegawai, dan hasil pengembangan kekayaannya.

Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Description

Jumlah Peserta Total participan

Peserta Aktif 3.526 3.639 3.444 3.262 3.503 Active participant

Peserta Pasif 933 1.068 1.211 1.342 1.488 Passive participant

Aktiva Bersih Net assets

Investasi (nilai Wajar) 438.741.842 464.034.753 583.582.473 712.406.347 693.450.604 Investments (fair value)

Total Aktiva Bersih 460.541.185 463.499.186 595.307.649 719.954.652 696.138.021 Total Net Assets

Kekayaan Untuk Pendanaan 453.643.621 462.881.527 594.950.154 719.537.272 696.162.244 Asset for Funding

Perubahan Aktiva Bersih Changes of Net Assets

Penerimaan Iuran 17.639.683 19.427.647 23.802.227 23.975.265 28.888.949 Dues revenue

Pembayaran Manfaat Pensiun 16.999.068 23.820.806 28.612.657 30.956.666 37.275.838 Pension Benefit Payment

Neraca **) Balance Sheet

Jumlah Aktiva 463.071.601 476.276.611 601.103.436 729.781.987 705.277.787 Total Assets

Kewajiban Aktuaria 444.877.388 460.108.782 504.963.232 615.135.850 664.444.578 Actuary liability

Selisih Kewajiban Aktuaria 15.663.796 3.390.404 90.344.417 104.818.801 31.693.443 Actuary Liability Difference

Hasil Usaha Operating Yield

Hasil Usaha Investasi (HUI) 53.513.609 48.897.085 99.787.454 111.922.930 111.628.498 Investment Operating Yields(HUI)

Hasil Usaha Setelah Pajak 46.781.952 40.569.469 88.828.283 98.721.644 98.765.830 perating Yields After Tax

Rasio-Rasio Ratios

Rasio Kecukupan Dana (RKD) 101,97% 100,60% 117,82% 116,97% 104,77% Fund Sufficiency Ratio (RKD)

Rasio HUI / TIR (ROI) 12,78% 10,45% 28,03%  22,35% -0,36%  Ratio of HUI / TRI(ROI)

Ikhtisar Kinerja Keuangan DAPENRA 5 tahun terakhir Summary of Financial Performance of DAPENRA in the last 5 years

Retiree Fund of Angkasa Pura Airports. The Retiree Fund

regulation was ratified by the Minister of Finance by virtue of

his Decree Number KEP.274/KM.17/2000 dated June 12, 2000

and recorded in the State Gazette Number 64 year 2000 and

Supplement to State Gazette of the Republic of Indonesia

Number 59/DAPEN year 2000 as well as in accordance with

Law No. 11 of 1992 regarding Pension Fund.

The objective of the establishment of DAPENRA is to assist

Angkasa Pura Airports in realizing the providing of welfare

to the retiree which increased more by the source of fund

from the dues of the founders and employees, and its assets

development.

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

100 Laporan Tahunan 2011

The progress of the fund managed since the establishment

of DAPENRA has grew significantly. In 1999 the fund

managed was Rp 122.62 billion and as per December 31,

2010 it reached Rp 712.40 billion.

Total participants of DAPENRA consists of the active ones

(active employees) and passive ones (retiree). Up to the end

of 2011 total participants were 4,991 persons consisting of

3,503 active participants and 1,488 passive participants.

Perkembangan dana yang dikelola sejak DAPENRA didirikan

telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun

1999 dana yang dikelola sebesar Rp 122,62 miliar dan per 31

Desember 2010 telah mencapai Rp 712,40 miliar.

Jumlah peserta DAPENRA terdiri dari peserta aktif (pegawai

aktif ) dan peserta pasif (pensiunan). Sampai dengan akhir

tahun 2011 jumlah peserta sebanyak 4.991 peserta terdiri

dari 3.503 peserta aktif dan 1.488 peserta pasif.

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa

Pura Airports (YAKKAP I)

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura Airports

(YAKKAP) didirikan dengan Akta Notaris Mily Karmila Sareal,

SH., Nomor 2 tanggal 2 September 2003 yang telah disahkan

oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam

keputusan Nomor C-116 HT01.02 Tahun 2003 tanggal 19

September 2003.

Tujuan pendirian YAKKAP I adalah untuk mengelola

Tunjangan Hari Tua (THT) karyawan Angkasa Pura Airports

dan melaksanakan program-program pelayanan bagi

karyawan seperti program pemberian Tunjangan Hari Tua,

program bantuan pemeliharaan kesehatan, dan program-

program bantuan lainnya.

Employee Welfare Foundation of Angkasa

Pura Airports (YAKKAP I)

Employee Welfare Foundation of Angkasa Pura Airports

(YAKKAP) was established by virtue of the deed of notary

Mully Kamila Sareal SH Number 2 dated September 2,

2003 already ratified by the Minister of Justice and Human

Rights in his Decree Number C-116.HT.01.02 Year 2003 dated

September 19, 2003.

The objective of YAKKAP I establishment is to manage the

Old Age Security of the employees of Angkasa Pura Airports

and implement the service programs for the employees

such as Old Age Security providing program, health care aid

program and other assistance programs.

URAIAN 2011 2010 DESCRIPTION

ASET ASSET

Aset Lancar 113.226.133 74.361.267 Current Assets

Investasi Jangka Panjang 63.553.352 57.721.613 Long-term Investment

Aset Tetap 89.895 123.205 Fixed Assets

Aset Lain-lain 36.682.342 35.258.929 Other Assets

Total Aset 213.551.724 167.465.015 Total Assets

KEWAJIBAN Liabilities

Kewajiban Lancar 19.021.163 10.451.616 Current liabilities

Aset Bersih : Net Assets

Aset Bersih Terikat Temporer 100.528.827 90.625.714 Temporary bound net assets

Aset Bersih Terikat Permanen 633.435 623.435 Permanently bound net assets

Aset Bersih Tidak Terikat 93.368.298 65.764.248 Non bound net assets

Total Kewajiban dan Aset Bersih 213.551.724 167.465.015 Total Liabilities and Net assets

Neraca YAKKAP I per 31 Desember 2011 dan 2010 Balance sheet of YAKKAP I as per December 31, 2011 and 2010

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

1012011 Annual Report

1. Terbaik Kedua CEO BUMN Inovatif dalam Penghargaan

Anugerah BUMN 2011

2. Penghargaan CEO Human Capital Study 30 Juni 2011

untuk katagori Best CEO for Commitment

3. Mendapatkan penghargaan untuk 7 Bandar Udara yang

dikelola Angkasa Pura Airports (Persero) mendapatkan

penghargaan Bandara Award 2011. yaitu:

a. Bandar Udara Juanda, Surabaya (The Best Airport of Year)

b. Bandar Udara Adi Sumarmo, Solo (Excellent Service

kategori kelas bandara dengan pergerakan kurang

dari 1 juta penumpang)

c. Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar (Most Improved

Airport)

d. Favorite Airport:

- Bandara Ngurah Rai, Bali untuk koridor Nusa

Tenggara

- Bandara Sepinggan, Balikpapan untuk koridor

Kalimantan

- Bandara Pattimura, Ambon untuk koridor Maluku -

Papua

- Bandara Sam Ratulangi, Manado untuk koridor

Sulawesi

4. Penghargaan Toilet Bersih dari Kementerian Kebudayaan

dan Pariwisata dalam rangka Hari Pariwisata Dunia:

- Peringkat I : Bandara Juanda, Surabaya

- Peringkat III : Bandara Ngurah Rai, Bali

5. Peringkat ke-3 Kategori Early Improvement dalam

Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence

6. Peringkat ke-4 Annual Report Award (ARA) 2010 kategori

BUMN Non Keuangan Non Listed yang dilaksanakan

tanggal 14 Desember 2011.

1. The second best of CEO of Innovative State Owned

Enterprise (BUMN) in BUMN Award 2011.

2. CEO Human Capital Study CEO award June 30, 2011 for

Best CEO for Commitment category.

3. Obtaining award for 7 Airports managed by Angkasa

Pura Airports (Persero) obtaining Airport Award 2011

namely:

a. Juanda Airport, Surabaya (The Best Airport of Year)

b. Adi Sumarmo Airport, Solo (Excellence Service of

airport class category with movement less than 1

million of passengers)

c. Sultan Hasanuddin Airport, Makassar (Most Improved

Airport)

d. Favorite Airports:

- Ngurah Rai Airport, Bali for Nusa Tenggara corridor

- Sepinggan Airport, Balikpapan for Kalimantan

corridor

- Pattimura Airport, Ambon for Maluku-Papua

corridor

- Sam Ratulangi Airport, Manado for Sulawesi

corridor

4. Clean Lavatory Award from Ministry of Culture and

Tourism in the frame of World Tourism Day:

- Rank I : Juanda Airport, Surabaya

- Rank II : Ngurah Rai Airport, Bali

5. Third rank for Early Improvement category in Malcolm

Baldridge Criteria for Performance Excellence

6. 4th rank in Annual Report Award (ARA) 2010 for non listed

non financial SEO category implemented on December

14, 2011.

Penghargaan & Sertifikat | Award & Certifications

102 Laporan Tahunan 2011

PROFIL PERUSAHAANPROFILE PERUSAHAAN

1032011 Annual Report

Ngurah Rai International Airport

Jl. Raya I Gusti Ngurah Rai

Denpasar Bali 80362

Telephone : (0361) 751011, 751020

Facsimile : (0361) 751032

E-mail : [email protected]

Juanda International Airport

Surabaya 61253 A

Telephone : (031) 8667513, 8667514

Facsimile : (031) 8667506

E-mail : [email protected]

Sultan Hasanuddin International Airport

Makassar 90552

Telephone : (0411) 510123, 550082-3

Facsimile : (0411) 553183

E-mail : [email protected]

Sepinggan International Airport

Jl. Marsma R. Iswahyudi Balikpapan 76115

Telephone : (0542) 766886

Facsimile : (0542) 766882

www.sepingganairport.com

Frans Kaisiepo International Airport

Jl. M. Yamin 99 Biak 98111

Telephone : (0981) 22555, 21855

Facsimile : (0981) 22106

E-mail : [email protected]

Sam Ratulangi International Airport

Manado 95374

Telephone : (0431) 811449, 814320

Adisutjipto International Airport

Jl. Solo km. 9 Yogyakarta 55282

Telephone : (0274) 484261, 484266

Facsimile : (0274) 488155

E-mail : [email protected]

Adi Sumarmo International Airport

Bandar Udara Adi Sumarmo

Telephone : (0271) 780715-4, 705274

Facsimile : (0271) 705251

E-mail : [email protected]

Syamsudin Noor Airport

Banjarmasin 70724

Telephone : (0511) 705277, 705274

Facsimile : (0511) 705251

E-mail : [email protected]

Ahmad Yani International Airport

Jl. Puad A.Yani Semarang 50145

Telephone : (024) 7608735

Facsimile : (024) 7603506

E-mail : [email protected]

Selaparang Internasional Airport

Jl. Adisutjipto No. 1, Mataram 83124

Telephone : (0370) 622987

Facsimile : (0370) 632030

E-mail : [email protected]

Pattimura International Airport

Jl. Dr. Leimena Laha Ambon 97236

Telephone : (0911) 311768

Facsimile : (0911) 345686

E-mail : [email protected]

El Tari International Airport

Jl. Adisutjipto Terminal B Kupang 85361

Telephone : (0380) 882031

Facsimile : (0380) 881263

E-mail : [email protected]

SBU Cargo Warehousing

Terminal Kargo Sultan Hasanuddin - Makassar

Makassar 90552

Telephone : (0411) - 552811

Facsimile : (0411) - 554239

Terminal Kargo Sepinggan - Balikpapan

Telephone : 0542 - 766866

Facsimile : 0542 - 766839

E-mail : [email protected]

MATSC (Makassar Air Traffic Service Center)

Jl. Bandara Baru Gedung MATSC - Makassar 90552

Telephone : 0411 - 4813210

Facsimile : 0411 - 4813717

E-mail : [email protected]

Kantor Cabang | Branch Offices

104 Laporan Tahunan 2011

Quick Response and Quality Assurance

R e s p o n y a n g C e p a t d a n J a m i n a n K u a l i t a s

Management’s commitment to provide quick response to any problem in professional way in accordance with each of their competence to give reliable results that can be justified as Woldwide qualified...

Komitmen manajemen untuk selalu cepat memberikan respon kepada seluruh permasalahan yang akan ditangani secara profesional, sesuai dengan masing-masing kompetensinya sehingga memberikan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dengan kualitas dunia...

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

106 Laporan Tahunan 2011

Setelah krisis keuangan global yang melanda dunia

menjelang akhir tahun 2008, tren pertumbuhan ekonomi

dunia mulai merambat naik sepanjang tahun 2009.

Meskipun beberapa negara seperti Amerika Serikat dan

Eropa belum menunjukkan pemulihan ekonomi yang

bermakna, beberapa negara seperti China dan India serta

negara-negara kawasan ASEAN telah memperlihatkan

pertumbuhan yang mulai membaik.

Di tengah ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global,

kinerja perekonomian domestik selama tahun 2011 terus

mengalami perbaikan. Keberhasilan Indonesia lepas dari

jeratan krisis finansial global, hingga mampu menjadi satu

dari dua negara Asia yang mencatatkan pertumbuhan

ekonomi positif di tahun 2009, membangkitkan optimisme

di tahun-tahun selanjutnya.

Kondisi ekonomi, keamanan, sosial politik dalam negeri

yang kondusif mengakibatkan indikator makro ekonomi

Indonesia selama tahun 2011 membaik. Pertumbuhan

ekonomi Indonesia berhasil melaju pada tingkat 6,5% dan

nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cenderung

menguat.

Pertumbuhan ekonomi yang membaik berdampak pada

pertumbuhan industri penerbangan termasuk industri

pengelolaan jasa kebandarudaraan. Tingginya frekuensi

kedatangan dan keberangkatan orang-orang termasuk

pengantar dan penjemput di bandar udara (bandara)

memungkinkan terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi.

Bertambahnya frekuensi penerbangan dan rute penerbangan

baru berpengaruh terhadap peningkatan trafik lalu lintas angkutan

udara, sehingga pertumbuhan trafik domestik tumbuh sebesar

15,09% dan trafik internasional 10,49%.

1. Adanya Kebijakan Open Sky 2015

Pemisahaan Air Traffic Services

(Perusahaan Pelayanan Navigasi

Penerbangan Indonesia)

Membaiknya pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada

pertumbuhan industri penerbangan. IATA (International

Air Transport Association) pada 2011 melaporkan bahwa

industri pesawat komersial menunjukkan tren pertumbuhan

Following the global financial crisis by the end of 2008,

the trend of the world economic growth began to go

up gradually in 2009. Although several countries, such as

the United States and some European countries have not

indicated significant recovery, countries like China, India and

those in ASEAN have indicated better growth.

Amid the imbalanced global economic recovery, the

domestic economic performance in 2011 improved.

financial crisis that enabled it to join other Asian countries

that recorded the positive economic growth in 2009 raised

our optimism in the following years.

The conducive domestic economic, security, social and

political condition contributed to the improvement of

growth went up at the level of 6.5% and the rupiah exchange

rate against the United States dollar was strengthening.

The improved economic growth imacts the growth of the

aviation industry, including the airport service management

industry. The high frequencies of arrivals and departures

of people, including those who escort and pick up the

passengers at the airports, have enabled the economic

activities to increase.

The higher frequency of the flights and new flight routes

affects the air traffic movements, and thus causing the

growth of the domestic air traffic to grow by 15.09% and

international trafic by 10.49%.

1. The Policy of Open Sky 2015 Separation

Of Air Traffic Services (Indonesian Flight Navigation Service Company)

The improved economic growth also affects the flight

industrial growth. The IATA (International Air Transport

Association) in 2011 reported that the commercial aircraft

industry indicated the trend of demands of new aircraft by

Tinjauan Industri | Industrial Overview

1072011 Annual Report

permintaan pesawat baru sebesar 4.5 % sampai 5 % di

tahun 2011 yang didorong oleh peningkatan jumlah

penumpang pesawat udara. Ditinjau dari revenue passanger

kilometer (RPK), pertumbuhan RPK global di tahun 2011 telah

meningkat sebesar 5,8 % year-to-date (YTD). Wilayah Timur

Tengah mencatat pertumbuhan RPK tertinggi yaitu sebesar

21,7 % YTD. Selain itu, efisiensi penggunaan pesawat telah

meningkatkan persentase kursi terisi (passanger load factor/

PLF) hingga 76,7%, walaupun angka ini bervariasi menurut

wilayah geografis.

2. Tren Industri Pengelolaan Jasa

Kebandarudaraan

Peningkatan jumlah penumpang pesawat udara memberi

dampak bagi industri pengelolaan jasa kebandarudaraan.

Tingginya frekuensi kedatangan dan keberangkatan orang-

orang termasuk pengantar dan penjemput di bandar udara

(bandara) memungkinkan terjadinya kegiatan ekonomi.

Pada periode tahun 1950-1970, fungsi bandara hanya

sebagai fasilitator penerbangan yang melayani jasa Air Traffic

Operations dengan menyediakan infrastruktur dan fasilitas

untuk penerbangan. Pada perkembangannya, periode tahun

1970-1990 bandara telah mengembangkan operasinya

menjadi penyedia layanan penuh bagi masyarakat pengguna

jasa penerbangan dengan menyediakan berbagai layanan

publik termasuk restoran dan tempat belanja.

Mulai tahun 1990 model bisnis bandara telah bertransformasi

dengan menerapkan konsep “airport city”, yang memberikan

berbagai macam pelayanan yang tidak hanya terbatas untuk

penerbangan namun juga memberikan pelayanan non-

aeronautika. Bandara sudah berkembang menjadi pusat

kegiatan bisnis.

Beberapa bandara terkemuka di dunia seperti

Changi, Incheon, KLIA, Hongkong dan Beijing sedang

mengembangkan bandaranya dengan konsep airport city,

yang menyediakan berbagai fasilitas dan layanan seperti

sebuah Central Business District. Bandara sudah menjadi

“national competitive tool” di samping perannya sebagai

4.5% to 5% in 2011 that were encouraged the increased

number of aircraft passengers. From the viewpoint of

revenue passenger kilometer (RPK), the global RPK growth

in 2011 increased by 5.8% year-to-date (YTD). The Middle

East recorded the highest RPK growth, namely 21.7% YTD.

In addition, the efficiency of aircraft use has increased the

percentage of the passanger load factor (PLF) up to 76.7%,

although this figure varies by the geographical regions.

2. Trend of Airport Service Management

Industry

The increase in total airplane passengers gave impact to

the airport affairs service management industry. The high

frequency of arrival and departure of the people including

the one escorting and picking up the passengers at the

airport enabled the economic activity.

In 1950-1970, the airport was functioned only as the flight

facilitator serving the Air Traffic Operation by providing the

infrastructure and facility for the flight. In its progress, during

the period of 1970-1990 the airports have developed their

operation to become the full service provider for the aviation

service users by providing the various public services

including restaurants and shopping site.

Starting from 1990 the airport business model has been

transformed by applying the airport city concept giving the

various services not only limited to the flight but also non-

aeronautical services. The airport has developed into the

business center.

Some reputable world airports such as Changi, Incheon,

KLIA, Hongkong and Beijing are developing their airports

with airport city concept providing various facilities and

services such as Central Business District. The airport has

become the national competitive tool besides its role as the

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

108 Laporan Tahunan 2011

“nexus of intermodal transportation and economic engine”.

Laporan tahunan dan brosur perusahaan dari bandara-

bandara terkemuka sudah menampilkan kontribusi ekonomi

bagi komunitasnya berupa retribusi, pajak, dan lapangan

kerja yang tercipta akibat keberadaan bandara tersebut.

Di Indonesia, pemberlakuan Undang-Undang Penerbangan

Nomor 1 tahun 2009 (UU No. 1/2009) membawa

perubahan yang signifikan dengan adanya pemisahan

pelayanan navigasi penerbangan dari pengelola bandara

dan pemisahan yang tegas antara operator dan regulator.

Angkasa Pura Airports yang sementara ini masih memberi

layanan navigasi penerbangan (ATS), dan beberapa General

Manager Angkasa Pura Airports yang masih merangkap

fungsi administrator bandara, akan segera berkonsentrasi

pada tugas pokok dan fungsi sesuai dengan UU No.1/2009

sebagai Badan Usaha Bandar Udara (BUBU). Namun demikian

penerapan dari UU No.1 tahun 2009 khususnya pemberian

pelayanan ATS masih dalam proses Rancangan Peraturan

Pemerintah (RPP).

UU No.1 tahun 2009 mulai diterapkan pada tahun 2012

setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP). Dengan

diterapkan Peraturan Pemerintah ini maka Kegiatan

Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan (ATS) akan dikelola

oleh entitas sendiri.

Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 (UU

No.1/2009) mencerminkan perubahan paradigma dalam

pengaturan industri penerbangan di Indonesia dengan

sasaran untuk meningkatkan pemenuhan aspek 3S+1C

(Safety, Security, Service and Compliance). Filosofi yang dianut

dalam perubahan undang-undang ini adalah fokus atau

spesialisasi dan swastanisasi. Pemisahan yang tegas antara

peran regulator dan operator, serta peluang bagi orang

perorangan untuk mengelola bandara merupakan cerminan

dari penerapan filosofi ini.

Pengaturan mengenai kegiatan usaha di bandar udara diatur di

UU No.1/2009 BAB XI Pasal 232 tentang Kegiatan Pengusahaan

di Bandar udara. Angkasa Pura Airports sebagai pemegang

otoritas 13 bandar udara di wilayah Indonesia Tengah dan Timur

mempunyai kewenangan untuk mengusahakan, menguasai

dan mengatur kawasan bandar udara tersebut untuk dikelola

dan memberikan pelayanan terhadap semua pengguna jasa

nexus of intermodal transportation and economic engine.

The annual statement and company brochures of the

reputable airports have indicated the economic contribution

for their communities in terms of retribution, tax and work

opportunity created due to the existence of such airport.

In Indonesia, the enforcement of Law on Flight No. 1 of 2009

caused the significant change by the existence of separation

of flight navigational service from the airport management

and firm separation between the operator and regulator.

Angkasa Pura Airports which still temporarily provided the

flight navigational service and some of its General Managers

who still hold the double positions of airport administrators

will immediately concentrate on the main tasks and function

according to Law No. 1/2009 as the Airport Enterprise.

However the application of Law No. 1/2009 especially

ATS service providing is still in the process of Government

Regulation Draft.

Law No. 1 of 2009 was started to be applied in 2012 after

the issue of Government Regulation. By the application of

such Government Regulation, the Air Traffic Service will be

managed by the entity itself.

Law on Flight No. 1 of 2009 reflects the change of paradigm

in the aviation industry arrangement in Indonesia with the

target to improve the fulfillment of 3S+1C aspect (Safety,

Security, Service and Compliance). The philosophy embraced

in such law amendment is the focus or specialization and

privatization. The firm separation between the regulator

and operator roles, as well as the chance for the individual

to manage the airport is the reflection of this philosophy

application.

The arrangement of the business activities at the airports is

regulated in Law Number 1/2009 CHAPTER XI Article 232

on Business Activities at Airports. Angkasa Pura Airports

as holder of authority 13 of airports in Central and Eastern

Indonesia has the authority to undertake, dominate and

regulate the airport areas to be managed and provide

services for all the service users at the airports and

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1092011 Annual Report

di bandar udara tersebut sekaligus menghasilkan pendapatan

non-aeronautika dalam upaya memberikan kontribusi

keuntungan sebesar mungkin bagi pemegang saham.

Di lain pihak, mengacu pada Pasal 233 bahwa kegiatan

pengusahaan Bandara dilaksanakan oleh Badan Usaha

Bandar Udara (BUBU) yang dapat berupa perusahaan swasta

atau perorangan yang memenuhi persyaratan, maka Angkasa

Pura Airports harus bersaing di dalam lingkungan bisnis yang

sudah berubah. Angkasa Pura Airports sebagai pengusaha

harus menyesuaikan pola usaha dan menghindari praktek

“business as usual” dan fokus pada “airport customers”.

UU No.1/2009 ini sejalan dengan tren yang sedang

berlangsung pada industri bandara di dunia. Pasal 194

menyebutkan peran bandara di Indonesia yang antara lain

sebagai simpul dalam jaringan transportasi (huruf a) dan

tempat kegiatan alih moda transportasi (huruf c). Hal ini

mencerminkan perubahan paradigma dan memberikan

peluang pengembangan bandara dengan konsep airport

city seperti yang sedang berlangsung di dunia saat ini.

Pengembangan airport dengan konsep airport city menjadi

pilihan model bisnis yang dapat diadopsi dan diterapkan

sesuai dengan visi perusahaan menjadi “perusahaan

pengelola bandara udara kelas dunia yang memberikan nilai

tambah kepada stakeholder”.

3. Perkembangan Lalu Lintas Pesawat,

Penumpang, dan Kargo

Perkembangan lalu lintas pesawat dan penumpang

penerbangan di Indonesia, khususnya di bandara yang

dikelola oleh Angkasa Pura Airports, sangat dipengaruhi

oleh strategi harga tiket murah. Strategi menawarkan tarif

yang murah ini umumnya ditawarkan oleh perusahaan

pendatang baru di bisnis jasa penerbangan. Persaingan

harga memberikan banyak pilihan bagi para penumpang

yang mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah

penumpang terutama penumpang domestik.

Sementara itu, beberapa maskapai penerbangan dalam

periode tahun 2003-2008 menambah armada penerbangan

dengan membeli/sewa pesawat-pesawat jenis baru (A319,

A320, B737-400,B737-900ER) dengan alasan keselamatan

atau alasan komersial. Pergerakan pesawat internasional dari

tahun 2004 sampai dengan 2008 rata-rata tumbuh sebesar

simultaneously generate non-aeronautic revenues in the

effort to provide contributions of profits as much as possible

for the shareholders.

On the other hand, with reference to Article 233 that the

airport undertaking activities are conducted by the Airport

Business Entities (BUBU), which may be in the form of private

and individual companies that meet the requirements,

Angkasa Pura Airports should compete in the changing

business circle. Angkasa Pura Airports as a business entity

should adjust to the business pattern and avoid the “business

as usual” practice and focus on the “airport customers”.

Law Number 1/2009 is in line with the current trend in the

world airport industries. Article 194 stipulates that the role

of the airports in Indonesia, which among others is the

knot of the transportation network (letter a) and the place

of activities of transportation transferring mode (letter c).

This reflects the paradigme of changes amd provides the

opportunities for airport development by the airport city

concept as what is presently taking shape in the world.

Airport development by the airport city concept has become

a choice of the business model adopted and applied in

accordance with the vision of the company to become “a

world-class airport management company that provides

added values for the stakeholders”.

3. Development of Aircraft, Passengers and

Cargo Traffic

The development of the airplane traffic and passenger in

Indonesia especially in the airports managed by Angkasa

Pura Airports is highly affected by the low ticket price

strategy. The strategy to offer the low tariff is generally

made by the new comer in aviation service business. The

price competition gives many choices for the passengers

causing the increase in the passengers especially the

domestic one.

Meanwhile, several aviation companies in the period from

2003 to 2008 added their flights fleets by purchasing/renting

new types of aircraft (A319, A320, B737-400,B737-900ER)

for the commercial and safety reasons. The international

aircraft movements from 2004 to 2008 on average grew by

3%. The domestic aircraft movements on average grew by

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

110 Laporan Tahunan 2011

3%, whereas the regional aircraft movemenhts on average

grew by 3% as well.

The international passenger movements from 2004 to 2008

on average grew by 7%. The domestic passenger movements

on average grew by 6%, whereas the transit passengers on

average grew by 7%. Meanwhile, the international cargo

movements from 2004 to 2008 on average increased by 1%,

whereas the domestic cargo movements on average grew

by 4%.

Grafik: Tren Pergerakan Pesawat, Penumpang dan Kargo di Bandara-Bandara Angkasa Pura I 1995 - 2009.

Sumber: Data Statistik LLAU, updated by: Dhn on Oct. 20, 2010

JAN

1.000

0

5.000

3.000

7.000

9.000

2.000

6.000

4.000

8.000

10.000

MAR MEI JUL SEP NOVFEB APR JUN AGT OKT DES

PERGERAKAN PESAWAT(AIRCRAFT MOVEMENT)

INT.DOMLOKALTOTAL

0DESJAN MAR MEI JUL SEP NOVFEB APR JUN AGT OKT

200.000

600.000

1.000.000

400.000

800.000

1.200.000

1.200.000

PERGERAKAN PENUMPANG(PASSENGER MOVEMENT)

DOMINT.TRANSTOTAL

1.000.000

3.000.000

5.000.000

2.000.000

4.000.000

6.000.000

7.000.000

PERGERAKAN KARGO (KG)(CARGO MOVEMENT)

DESJAN MAR MEI JUL SEP NOVFEB APR JUN AGT OKT

Graph: Trends in Aircraft Movements, Passenger and Cargo at the Airport-Airport Angkasa Pura I from 1995 to 2009.

Sources : Airport Data Statistic, updated by: Dhn on Oct. 20, 2010

3%. Untuk pergerakan pesawat domestik rata-rata tumbuh

sebesar 3%. Sedangkan untuk pergerakan pesawat regional

rata-rata tumbuh sebesar 3%.

Pergerakan penumpang internasional dari tahun 2004

sampai dengan 2008 rata-rata tumbuh sebesar 7%. Untuk

pergerakan penumpang domestik rata-rata tumbuh sebesar

6%. Sedangkan untuk penumpang transit rata-rata tumbuh

sebesar 7%. Sementara pergerakan kargo internasional

dari tahun 2004 sampai dengan 2008 rata-rata mengalami

kenaikan sebesar 1%. Sedangkan untuk pergerakan kargo

domestik rata-rata tumbuh sebesar 4%.

4. Dampak Perubahan Undang-Undang

Bagi Angkasa Pura Airports, penerapan UU No.1/2009

berdampak langsung pada berkurangnya pendapatan dari

Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) yang pada tahun 2009

4. Impact of Changing Laws

For Angkasa Pura Airports, the application of Law Number

1/2009 impacts directly the reduced revenues of the Flight

Service (PJP), which in 2009 was in the amount of Rp 448

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1112011 Annual Report

bernilai Rp 448 miliar atau 22,28% dari total pendapatan

usaha perusahaan. Jumlah ini lebih besar dari pendapatan

yang diperoleh dari seluruh kegiatan bisnis non-aeronautika

yang bernilai bersih Rp 420 miliar. Sekalipun pengurangan

pendapatan ini disertai dengan menurunnya biaya yang

terkait, hilangnya pendapatan ini merupakan tantangan

berat bagi perusahaan mengingat sifat dari bisnis PJP selama

ini yang “captive & monopolistic”.

Meskipun demikian, perubahan lingkungan usaha ini

sudah dialami oleh bandara-bandara hampir di seluruh

dunia. Tren bandara di dunia dalam tiga dekade terakhir ini

adalah meningkatkan pendapatan non-aeronautika (non-

aeronautical revenues) melalui pengembangan kapasitas dan

perbaikan tingkat pelayanan. Banyak bandara sekawasan

yang telah berhasil menghilangkan atau mengurangi

dominasi pendapatan aeronautika melalui pengembangan

usaha non-aeronautika bahkan non-aviasi dengan

menggunakan konsep airport city.

Peningkatan pendapatan non-aeronautika dilakukan

sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan kepada para

pengguna jasanya. Itu sebabnya bandara yang menduduki

ranking atau posisi tinggi dalam CSI (Customer Satisfaction

Index) memiliki struktur bisnis yang kokoh dimana proporsi

pendapatan non-aeronautika lebih besar dari pendapatan

aeronautika, misalnya IAAC dengan CSI >5 (beyond

expectation) dengan pendapatan non-aeronautika 57% dari

total pendapatan operasi.

5. Prospek Usaha Berbasis Konsep Reposisi

dan Restrukturisasi

Memperhatikan posisi perusahaan dan struktur bisnis saat

ini, diperlukan upaya perbaikan yang tidak hanya sekedar

optimalisasi tetapi memerlukan transformasi mulai dari

cara pandang sampai model bisnis yang diterapkan secara

menyeluruh melalui suatu pentahapan yang terencana

baik dalam jangka waktu yang panjang. Untuk itu

manajemen Angkasa Pura Airports telah menetapkan arah

pengembangan bisnis perusahaan dengan konsep reposisi

dan restrukturisasi untuk bertransformasi menuju world-class

airport sejalan dengan visi menjadi “perusahaan pengelola

bandar udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan

nilai tambah kepada stakeholder”.

The amount is bigger than the earnings obtained from all

the non-aeronautical business activities in the net amount of

Rp 420 billion. Even if the reduced earnings are accompanied

by the declining relevant costs, the lost revenue is a heavy

challenge for the company because the nature of the PJP

business thus far of being “captive & monopolistic”.

However, the change of the business environment is already

felt by almost all airports in the world. The world airport trend

in the last three decades is to increase the non-aeronautical

income through the capacity development and service

level improvement. Many regional airports have successfully

eliminated or reduced the aeronautical income domination

through the non-aeronautical even non aviation business

development using the airport city concept.

Such increase in income is made in line with the service

quality improvement for all service users. It is why the airport

occupying the high rank in Customer Satisfaction Index has

the strong business structure where the non-aeronautical

income proportion is higher than the aeronautical one, for

example IAAC with CSI > 5 (beyond expectation) with non-

aeronautical income 57% of total operating income.

5. Reposition and Restructuring Concept

Based Business Prospect

Taking into account the current company position and

business structure, it needs the improvement effort not

only the optimization but also the transformation from

the point of view through the business model applicable

comprehensively through the well planned phasing both

in long term period. Therefore the management of Angkasa

Pura Airports has stipulated the direction of the company

business development with the reposition and restructuring

concept to transform to the world class airport in line with the

vision to become the world class airport managing company

giving the benefit and added value to the stakeholder.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

112 Laporan Tahunan 2011

Implementasi konsep reposisi dan restrukturisasi harus

diarahkan pada peningkatan kemampuan untuk

memberikan jaminan layanan pada 8 (delapan) pemangku

kepentingan yang paling bersinggungan dalam kegiatan

usaha Angkasa Pura Airports, yaitu (1) airlines,(2) penumpang

dan pengunjung, (3) konsesioner, (4) pemegang saham, (5)

vendor dan pemasok, (6) regulator, (7) pemerintah daerah,

serta (8) karyawan.

Perusahaan harus berubah menjadi service organization

dan model bisnis ditransformasi dengan konsep airport

city. Konsep ini selain terbukti berhasil diterapkan oleh

bandara-bandara di seluruh kawasan Indonesia, juga sejalan

dengan amanat UU No.1/2009 pasal 194 dan pasal 232 yang

memberi peluang penerapan konsep airport city seperti

aturan di negara maju.

Gambar berikut merupakan rencana pentahapan atas

konsep reposisi dan restrukturisasi untuk bertransformasi

menuju world-class airport.

The implementation of repositioning and restructuring

concept must be directed to the capability improvement to

give the service assurances on 8 (eight) stakeholders which

have most interest within the business activity of Angkasa

Pura Airports, namely (1) airlines, (2) passenger and visitor, (3)

concessionaire, (4) shareholder, (5) vendor and supplier, (6)

regulator, (7) local government, and (employee).

The company has to change to become service organization

and business model transformed by airport city concept.

Such concept is proven successful applicable by airports in

Indonesia, which it is in line with mandate of the Law No.1 of

1999 of article 194 and article 232 which gives an application

chance for airport city concept as a rule in a developed

country.

The following figures constitute a staging plan for the

repositioning and restructuring concept to get transformed

towards world-class airport.

Gambar: Fase menuju bandara kelas dunia

TRANSFORMATION

OPTIMAZION

CONSOLIDATION

NORMALIZATION

2020

2014-2019

2012-2013

2011

2010

HIGHLY

SUSTAINABLE

GROWTH

HIGH

GROWTH

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1132011 Annual Report

Mencapai tingkatan bandara kelas dunia tidak mengacu pada

tingkat pencapaian laba, tetapi berdasarkan tingkat layanan

(Level of Service/LoS) yang diberikan kepada pengguna jasa

bandara. Sementara perolehan laba merupakan hasil dari

pelayanan yang diberikan.

Data menunjukkan bahwa bandara-bandara yang

menduduki ranking tinggi dari segi pelayanan atau The

World’s Best Airport memiliki struktur pendapatan yang sehat

dimana proporsi pendapatan non-aeronautika berada di

atas atau sama dengan 50% dari total pendapatan. Bandara

terkemuka di dunia senantiasa meningkatkan pendapatan

non-aeronautika untuk mengganti dominasi pendapatan

aeronautika dalam rangka menyehatkan struktur

pendapatan atau struktur bisnis.

Gambar (a) menunjukkan posisi Angkasa Pura Airports saat

ini menurut paradigma world-class dengan indeks kepuasan

pelanggan (CSI) mencapai angka 3,60 dari maksimum 5 pada

skala Linkert dan pendapatan Non-Aero (net) pada tahun

2011 sebesar 25.39%. Sedangkan gambar (b) menunjukkan

proyeksi posisi Angkasa Pura I di antara bandara-bandara kelas

dunia (Incheon, Changi, KLIA, HKIA, dan Schipol) pada tahun

2020 dengan pendapatan Non-Aero 60% dan CSI di atas 5.

Reaching level of world-class airport does not refer to the

profit achievement level but it is based on level of service

(LoS) provided to the airport service users. Meanwhile, such

profit acquisition constitutes an outcome of the services

provided.

The data indicates that the airports on a high rank seen

structure where proportion of non-aeronautical revenue

is above or equal to 50% of total revenue. The leading

airports in the world always enhance the non-aeronautical

revenue to replace the aeronautical revenue domination

in the frame of making healthy the revenue business

structure.

Picture (a) indicates the current position of Angkasa Pura I

according to the world-class paradigm with the customer

satisfaction index (CSI) reaching 3.60 of the maximum 5 on

the Linkert scale and the Non-Aero revenue (net) 25.39%,

whereas picture (b) indicates the projected position of

Angkasa Pura I among the world-class airports (Incheon,

Changi, KLIA, HKIA, and Schipol) in 2020 with the Non-Aero

revenue 60% and the CSI above 5.

(a) Posisi AP1 saat ini pada tahun 2011 (b) Proyeksi Posisi AP1 pada tahun 2020

The Position of AP1 in the Current Year 2011 Projection of AP1 Position in 2020

Proportion of

Non Aero Revenue (in 22.79%) To Total Revenue

6

5

32 5

4

3

2

CSI on Liker Scale

2009

Proportion of

Non Aero Revenue (in 22.79%) To Total Revenue

6

5

32 5

4

3

2

CSI on Liker Scale

25.21% (2013 ref RJPP)

2009

6

Beyond Expection

Experience

25.21%(2013 ref RJPP)

(CSI 3.60 NON-AERO 25.39%)(CSI 3.6 NON-AERO 25.39%)

20112011

CSI on Likert ScaleCSI on Likert Scale

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

25.39% 25.39%

114 Laporan Tahunan 2011

6. Goals, Strategies, And Programs

Target

term are established by taking into the account various

opportunities and developments of the flights and airport

management globally, regionally and domestically. The

changing orientation of the airports to become the airport

elements, beginning from the mindset until the changing

operating pattern in the field. The Management of Angkasa

Pura Airports established two main targets of the company

that will be achieved by deploying all of its resources, namely:

a. Increase in Revenue

The increase in revenue will become a key target of the

company under a thought that towards the world-class

airport is still required a huge effort and investment for the

infrastructure and bring HR at a higher level.

The increase in revenue is strived not only on quantitative

but also main attention to focus on composition, i.e. quantity

of the revenue coming from reliable sources to assure a

sustainability of strengthening the company in a long term.

6. Sasaran, Strategi, dan Program

Sasaran

Sasaran perusahaan dalam jangka pendek, menengah, dan

panjang ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai

peluang maupun perkembangan dunia penerbangan dan

pengelolaan bandara secara global, regional, dan dalam

negeri. Perubahan orientasi bandara menjadi konsep airport

city membutuhkan upaya yang sistematis dari seluruh

elemen perusahaan, mulai dari perubahan pola pikir sampai

dengan berubahnya pola operasi di lapangan. Manajemen

Angkasa Pura Airports menetapkan dua sasaran utama

perusahaan yang akan dicapai dengan mengerahkan

seluruh sumber daya yang dimiliki, yaitu:

a. Peningkatan Pendapatan

Peningkatan pendapatan akan menjadi sasaran utama

perusahaan dengan pemikiran bahwa untuk menuju

operator bandara kelas dunia masih dibutuhkan upaya

dan investasi yang besar untuk peningkatan kapasitas

dan fasilitas, memperbaiki infrastruktur perusahaan, dan

membawa SDM pada tataran lebih tinggi.

Peningkatan pendapatan diupayakan tidak hanya pada

besaran kuantitatif saja, tetapi perhatian utama akan

lebih difokuskan pada komposisi, yaitu besaran-besaran

pendapatan yang berasal dari sumber-sumber yang

dapat diandalkan menjamin keberlangsungan penguatan

perusahaan dalam jangka panjang.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

ANANAANALLILILLISLIISSLISSSSSLLISLISSISSSLISSSSSL SSSISL SSL SSL SSSA &&&&A & PEEMMMBAAAAAAAAAAAAAHHHHHASHASHASASASASASAASHASASASSSSSSASAAASASASASASHASASASASSHAASAAASSASSASSSAASSSSSHASASAASSSAASSSSSSAAASSASSSSSSAASSAASAA ANAANANAN AN AANNNANNANANANAN ANNANAN AAN ANNNNNANNNNNNNN NNNNN N MMMMMMMMMMMMMMMAAAAAAAAAMAAANANMMMAAAAAAAAMAMMMMMMAAAAAMAMAMAAMMAMMAAAAMAMAMMMAAAAMAMMMMAAAAMAAMAMMMMMMMMAMMMMAMMMMMMMMMMMMMMMAMM AJEEMENMENNEEMANMANMANMAAAAMAMAMAAAMAAAMAAAAMMMMMMA AAAAAGGAGGGGGAGGGEGAGGGEAAAAAGAAGGGGGGGGG MMMENENNNNT DDDDDDT DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDISCISISCISCSCSSCSCCSCCCSCSCISCSCISISCCISCISCSCISCSCCCISCCCSCCCISCISCCCCI CCCSCSCCCCSCISCCCISISI CCSCCCCCUSSUSSUUUUUUSSUSSUSSUSSUSSSSSSUSUSUSSSUSSUSSSSSUUUUUUUSUSSUU SUUUUUUUUUSUSSSSSUSSSUUUUUSSU SSSUUU SSSUUU SUUSSSSU SSSUUU SU IOOIOOOONOONOOOONONNNNNONONNNNNNIOOOONONNNONNNNIIOIONNNONNNNNNONNONNOONNNNNOOONNNNOONNNOONNONOOOOONOO AN ANAAAA D D ANALALLYSIYSISS

1152011 Annual Report

Sebagaimana praktek global saat ini yang fokus pada

penguatan komposisi pendapatan yang berasal dari

non-aeronautika, Angkasa Pura Airports akan berupaya

untuk mengubah komposisi pendapatan yang semula

terkonsentrasi pada aeronautika (sekitar 74% pada tahun

2011), selanjutnya didorong untuk mengikuti norma

komposisi pendapatan bandara-bandara terbaik yakni

pendapatan non-aeronautika mencapai sekitar 60%.

Secara kuantitatif, sasaran jangka menengah perusahaan

adalah mencapai pendapatan sebesar Rp 3,4 trilliun dengan

komposisi pendapatan non-aeronautika mencapai 25%

pada tahun 2013, dan pada tahun 2020 ditargetkan akan

mencapai Rp 8 trilliun dengan porsi pendapatan non-

aeronautika sudah mencapai 60%.

b. Peningkatan Kualitas Layanan

Peningkatan kualitas layanan disandingkan dengan peningkatan

pendapatan sebagai sasaran utama perusahaan karena layanan

adalah bisnis utama perusahaan. Dalam beberapa tahun ke

depan, fokus utama perusahaan adalah menjadikan Angkasa

Pura Airports sebagai perusahaan yang memberikan layanan

sangat memuaskan. Bentuk-bentuk layanan memuaskan

perusahaan ditujukan kepada perusahaan penerbangan,

penumpang, konsesioner, vendor dan pemasok, komunitas

bandara, dan pekerja sebagai pemangku kepentingan.

Kepuasan mereka menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan

dan merupakan kunci dalam menjaga keberlangsungan

perusahaan dalam jangka panjang.

Sebagaimana yang digunakan oleh industri bandara lainnya,

tolok ukur kinerja layanan yang digunakan untuk pencapaian

sasaran adalah besaran (CSI)

dimana rata-rata CSI Angkasa Pura Airports pada tahun

2011 adalah 3,60. Melalui berbagai upaya di bidang layanan,

sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan pada tahun 2020

adalah mencapai level 5 (dari 1-6 skala Likert), dan target

antara pada tahun 2013 adalah mencapai 4,0.

As a global practice which is currently focusing on

strengthening composition of non-aeronautical revenue,

Angkasa Pura Airports will strive to change such revenue

composition which is previously concentrated on the

aeronautical revenue (around 74% in 2011), thereafter it is

supported to follow a norm of the revenue composition

of the best airports namely the non-aeronautical revenue

attains around 60%.

Quantitatively, a medium-term target of the company is to

attain the revenue Rp 3.4 trillion with composition of the

non-aeronautical revenue attains 25% in 2012, and in 2020

is targeted to attain Rp 8 trillion with a portion of the non-

aeronautical revenue would have reached 60%.

b. Service Quality Improvement

The service quality improvement is in line with increase in

revenue as a main target of the company since the service

is a core business of the company. In several years ahead,

the main focus of the company is to become the company

providing a very satisfied service. Such satisfied services of the

company are addressed to the airline company, passenger,

concessioner, vendor and supplier, airport community, and

worker as the stakeholder. Their satisfaction becomes a

benchmark of success of the company and it constitutes a

key in maintaining sustainability of the company in a long-

term.

As applied by other industrial airports, such benchmark of

the service performance used to achieve the target is the

benchmark for Customer Satisfaction Index (CSI) where

CSI of Angkasa Pura Airports in 2011 was 3.60. Through

various efforts in the field of service, the desired target to be

achieved by the company in 2020 is to reach level 5 (from 1-6

Likert scale), and achievement target between 2013 was 4.0.

Tahun

Year

Aero dalam milyar Rupiah

Aero in billion RupiahNon Aero

Total revenue

(Rp milyar)

Proporsi

Non-Aero

2011 1.989 677 2.666 25.39%

2013 2.543 857 3.400 25,21%

2020 3.464 5.196 8.660 60%

Proyeksi Peningkatan Pendapatan dan Proporsi Non-Aeronautika Increased Revenue Projections and the proportion of Non-Aeronautical

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

116 Laporan Tahunan 2011

Strategi

Perusahaan telah menyusun strategi yang akan menjadi

acuan bagi setiap elemen perusahaan, yang kemudian

secara akurat diterjemahkan ke dalam program-program

aksi yang mengarah pada pencapaian sasaran. Selanjutnya,

program tersebut dilaksanakan secara cermat dan disiplin

dalam operasi sehari-hari oleh seluruh jajaran perusahaan.

a. Strategi Peningkatan Pendapatan

1) Optimalisasi pendapatan non-aeronautika

Sampai saat ini sudah cukup banyak usaha-usaha

yang dijalankan untuk mendapatkan pendapatan

non-aeronautika seperti parkir, penyewaan retail

outlet, reklame, pembangunan hotel, dan lain-lain.

Sumber pendapatan ini akan ditingkatkan lagi dengan

optimalisasi sumber-sumber pendapatan non-

aeronautika.

2) Pengembangan bisnis baru

Pengembangan bisnis baru dilakukan baik yang

secara langsung oleh Angkasa Pura Airports sendiri

maupun bekerjasama dengan mitra bisnis seperti

Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Swasta

yang memiliki kompetensi dan sumber daya yang

cukup untuk bersinergi.

3) Peningkatan kapasitas

Peningkatan kapasitas bandara juga akan dilakukan

karena dengan penambahan kapasitas akan

berpengaruh pada bertambahnya luasan area retail

dan area penempatan iklan serta meningkatkan

kualitas layanan kepada seluruh konsumen

(penumpang, perusahaan penerbangan, dan lain-

lain). Penambahan kapasitas secara langsung akan

meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan pendapatan yang lebih besar.

b. Strategi Peningkatan Layanan

1) Peningkatan Kapasitas

Peningkatan kapasitas selain meningkatkan

pendapatan juga meningkatkan layanan. Dari sisi

layanan, peningkatan kapasitas akan berdampak

pada kenyamanan semua pihak yang memanfaatkan

bandara sehingga diharapkan tingkat kepuasan, baik

mitra usaha yang menggunakan bandara sebagai

Strategy

The company has composed a strategy which becomes a

hint for each element of the company of which is accurately

interpreted into action plans that lead to the target

achievement. Afterward, such program is executed accurately

and in a discipline manner in a daily operation by all levels of

the company.

a. Strategy to Increase Revenue

1) Optimization on non-aeronautical revenue

Up to now, there have been many businesses run

to acquire the non-aeronautical revenue such as

parking, outlet retail lease, advertisement, hotel

development, and so forth.

Such sources of income will be enhanced more by

optimizing the sources of non-aeronautical revenue.

2) New business development

A new business development is directly carried out

by Angkasa Pura Airports itself or cooperating with

business partners such as State-Owned Enterprises

or Private Company having competency and

resources to synergize each other.

3) Capacity improvement

A capacity improvement for the airport is also

carried out due to addition to the capacity which

will influence on the increase in retail area and

advertisement placement as well as to improve

service quality to all customers (passenger, airline

company, and so forth). The addition to the capacity

acquire more revenue.

b. Strategy to Improve Services

1) Capacity Improvement

The capacity improvement is to increase the revenue

and services. Of the service sides, the capacity

improvement will impact on comfort to all parties

which utilize the airport so that it is expected a

satisfaction level, either intended for the business

partner using the airport as a business place or the

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1172011 Annual Report

tempat usaha maupun penumpang akan mengalami

peningkatan.

2) Mentransformasi seluruh komponen manajemen dan

pekerja menjadi service people

Manajemen telah menetapkan bahwa layanan adalah

orientasi utama perusahaan dan salah satu strategi

yang akan diterapkan adalah membentuk karakter

seluruh komponen perusahaan, mulai dari direksi

sampai ke jajaran terendah perusahaan menjadi

service people.

3) Peningkatan fasilitas

Manajemen menyadari bahwa pada saat ini banyak

fasilitas bandara yang tidak memenuhi kualitas seperti

yang diharapkan. Oleh karena itu strategi peningkatan

fasilitas akan diterapkan dengan perhitungan yang

cermat di bidang keuangan.

4) Standar layanan dan sistem monitoring kualitas

layanan

Ketiga strategi di atas tidak akan berjalan dengan

baik tanpa didukung oleh strategi keempat,

yakni pengembangan dan pengimplementasian

standar kualitas layanan dan adanya sebuah sistem

monitoring kinerja layanan bandara. Strategi ini

membantu jajaran pelaksana memahami hal-hal

yang harus dilakukan dalam pencapaian kualitas

layanan dan memungkinkan jajaran di atasnya untuk

memantau pencapaian kinerja yang ditetapkan dan

menentukan langkah perbaikan.

Program Pokok

Dalam upaya mengarahkan perjalanan perusahaan untuk

mencapai sasaran dan menjalankan strategi yang sudah

ditetapkan, manajemen akan fokus pada program-program

pokok yang akan dilaksanakan, baik untuk peningkatan

pendapatan maupun peningkatan kualitas layanan.

a. Program Peningkatan Pendapatan

Dalam menjalankan strategi optimalisasi pendapatan

dari usaha-usaha yang selama ini telah dijalankan dan

pengembangan bisnis baru, program pokok yang akan

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

passenger who will undergo such improvement.

2) Transforming all components of the management and

workers to become service people.

The management has defined that the service is a main

orientation of the company and one of strategies which

will be applied to form a character to all components

of the company commencing from board of directors

up to the lower level of the company to become the

service people.

3) Facility Improvement

The management realizes that currently there have

been numerous airport facilities that are far from

quality fulfillment as expected. Hence, such facility

improvement strategy will be applied by an accurate

computation in the field of finance.

4) Service standard and monitoring system of service

quality

The three strategies above will not run well without

any support from the fourth strategy, namely

development and implementation of service quality

standard and a monitoring system of airport service

performance. Such strategy assists the executing levels

to comprehend anything to be carried out to achieve

the service quality and to enable the upper levels to

monitor the performance achievement defined and to

determine an improved step.

Principal Program

In the effort to direct the course of the company to

achieve its targets and run the strategies established, the

management will focus on the main programs that will be

carried out for increasung not only the revenue but also the

service quality.

a. Revenue Increase Program

In undertaking the strategy on the revenue optimization of

the businesses which have been insofar carried out and

new business development, then the principal program

which will be implemented are as follows:

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

118 Laporan Tahunan 2011

1) Penataan retail/tenant mix yang sesuai dengan

positioning bandara dan karakter penumpang,

sehingga tercipta sebuah pengalaman berbelanja

yang baik sehingga mengoptimalkan nilai belanja

yang dikeluarkan konsumen yang menguntungkan

bagi pengelola konsesi maupun perusahaan.

2) Mengimplementasikan kaidah-kaidah profesional

dalam mengelola sumber pendapatan sehingga

dapat mengoptimalkan pendapatan yang diperoleh

perusahaan.

3) Pada bisnis-bisnis yang membutuhkan technical know-

how yang tinggi dan belum dikuasai oleh sumber daya

perusahaan, maka perusahaan akan membentuk anak

perusahaan dengan cara kemitraan. Mitra usaha dapat

berasal dari Badan Usaha Milik Negara ataupun Badan

Usaha Swasta yang memiliki kompetensi yang cukup.

Pengembangan usaha melalui pembentukan anak

perusahaan dengan bandara sebagai core dipandang

efektif dalam meningkatkan pendapatan secara bermakna.

4) Pada bisnis yang dinilai tidak membutuhkan technical

know-how ataupun akumulasi keterampilan dan

pengetahuan yang tinggi, atau sumber daya

perusahaan dinilai mampu menanganinya sendiri,

perusahaan akan membentuk anak perusahaan

dengan investasi sepenuhnya dari perusahaan.

Melalui pengembangan bisnis baru akan mengubah/

menambah model pendapatan yang selama ini telah

dikembangkan oleh Perusahaan, karena akan muncul

sumber-sumber pendapatan baru. Dengan demikian

keberlangsungan pertumbuhan pendapatan dalam

jangka panjang diharapkan dapat terjaga.

b. Program Peningkatan Layanan

Dalam menjalankan strategi peningkatan pelayanan,

program pokok yang akan dijalankan oleh perusahaan

adalah mempersiapkan seluruh jajaran Angkasa

Pura Airports untuk menjadi service people, serta

mengembangkan dan menerapkan standar kualitas

layanan Angkasa Pura Airports. Rincian program tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan

mengenai layanan prima (excellent service), tidak

hanya sebagai pengetahuan tetapi didorong untuk

menjadi karakter dan budaya Perusahaan.

1) Tenant mix in accordance with positioning of the

airport and characteristic of the passenger, so that it

will optimize expenditure value spent by the customer

which is benefit to the concession management or

company.

2) Implementing professional principals in the

management of source of income so that it can

optimize the revenue acquired by the company.

3) In the businesses requiring a high technical know-how

and not mastered by the company resources, then

the company will establish subsidiary by partnering.

Business partner can be from State-Owned Enterprises

or Private Company having sufficient competency.

Business development through establishing the

subsidiary with the airport as a core is deemed effective

in increasing the revenue significantly.

4) In the business deemed the technical know-how is not

required or accumulation of skill and high knowledge,

or the company resources is deemed capable of

handling itself, the company will then establish

subsidiary with a full investment of the company.

Through the new business development will change/

increase the revenue model which has been insofar

developed by the company since it will emerge the new

income sources. Thus, a sustainability of the revenue

growth in a long-term is expected maintainable.

b. Improvement of Services Program

In running the service improvement strategy, the principal

program which will be undertaken by the company is

to prepare all levels of Angkasa Pura Airports to become

the service people, and to develop and apply the service

quality standard of Angkasa Pura Airports. The detailed

programs are as follows:

1) Providing training to all employees regarding excellent

service which is not only as knowledge but also to

become character and culture of the Company.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1192011 Annual Report

2) Mengembangkan standar kualitas layanan yang

kemudian diterjemahkan ke dalam prosedur operasi

standar di bidang layanan.

3) Melaksanakan diseminasi standar kualitas layanan

kepada seluruh jajaran perusahaan.

4) Menyiapkan staf front-line yang mampu menerapkan

standar kualitas layanan yang akan ditetapkan.

5) Mengimplementasikan sistem pemantauan kualitas

layanan setiap bandara.

6) Melakukan perbaikan pelayanan berdasarkan evaluasi

hasil pemantauan pencapaian kinerja layanan.

c. Program Peningkatan Kapasitas

Peningkatan kapasitas bandara merupakan program

pokok yang akan dilaksanakan oleh perusahaan untuk

peningkatan revenue maupun peningkatan pelayanan.

Setiap rencana peningkatan kapasitas akan disusun

berdasarkan kajian yang mendalam, baik dari sisi

pemanfaatan dalam jangka panjang maupun kelayakan

di bidang keuangan.

d. Program Efisiensi

Efisiensi merupakan program pokok yang akan dijalankan

di seluruh perusahaan dengan jalan mengembangkan

prosedur operasi standar. Dengan demikian setiap unit

memiliki acuan yang jelas tentang tindakan-tindakan

yang harus diambil dan kinerja yang harus dihasilkan. Hal

ini akan menghindari terjadinya pemakaian sumber daya

berlebihan dan memungkinkan dilakukannya realokasi

sumber daya perusahaan.

7. Program dan Strategi Pemasaran

Angkasa Pura Airports telah menyusun strategi yang

menjadi acuan bagi tim pemasaran dan selanjutnya di

terjemahkan dalam program-program untuk mencapai

sasaran. Perusahaan aktif dalam melakukan penetrasi pasar

dengan menarik pelanggan/ mitra usaha yang potensial

dan memiliki image terbaik di tahun 2011. Angkasa Pura

Airports telah menjalin kerjasama dalam pengembangan

pendapatan khususnya dari bidang usaha non aeronautika

dengan penandatanganan Memorandum of Cooperation

and Sister Airport Agreement dengan Incheon International

Airport Cooperation (IAAC) per tanggal 25 Februari 2011 dan

Memorandum of Cooperation antara Angkasa Pura Airports

2) Developing the service quality standard that is

interpreted into standard operating procedure in the

field of services.

3) Implementing dissemination on the service quality

standard to all levels in the company.

4) Preparing front-line staff that is capable of applying

the service quality standard to be defined.

5) Implementing monitoring system of the service

quality for each airport.

6) Improving the services based upon evaluation of

monitoring result for the service performance.

c. Capacity Improvement Program

The airport capacity improvement constitutes a principal

program to be implemented by the company to increase

the revenue and services. Each plan to increase such

capacity will be composed based upon a deep study seen

from utilization in the long term or feasibility in the field

of finance.

d. Efficiency Program

The efficiency constitutes a principal program to be

undertaken by all companies by developing standard

operating procedure. Thus, each unit has a clear hint with

regard to the acts to be taken and performance to be

generated. It will avoid any excessive resources utilization

and enable to relocate resources of the company.

7. Marketing Program and Strategy

Angkasa Pura Airports has composed a strategy which

becomes a hint for the marketing team which is then

interpreted into the program to reach the target.

The company is active in performing a market penetration

by enticing potential customer / business partner and has

the best image in 2011. Angkasa Pura Airports has engaged

cooperation in the revenue development particularly in the

field of non-aeronautical business by signing Memorandum

of Cooperation and Sister Airport Agreement with Incheon

International Airport Cooperation (IAAC) on February 25,

2011 and Memorandum of Cooperation between Angkasa

Pura Airports and GVK India with regard to the Management

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

120 Laporan Tahunan 2011

dengan GVK India tentang Komersial Servis Manajemen

(Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Adi Sutjipto

Yogyakarta) pertanggal 10 Mei 2011.

Sementara itu, sebagai upaya pengembangan usaha

perusahaan telah membentuk beberapa anak perusahaan

dan telah mendapatkan persetujuan RUPS tentang ijin

prinsip pembentukan anak perusahaan terdapat dalam

Risalah RUPS Nomer: RIS-32/D3.MBU/2011 tanggal 24 Juni

2011. Empat anak perusahaan dimaksud adalah:

1. Angkasa Pura Property

2. Angkasa Pura Logistics

3. Angkasa Pura Hotels

4. Angkasa Pura Supports

Service (Ngurah Rai Airport Bali and Adi Sutjiipto Airport

Yogyakarta) on May 10, 2011.

the company has incorporated several subsidiaries and

obtained the approval of the General Meeting of Shareholders

(RUPS) on the principle license for incorporating the

subsidiaries as stated in the Minutes of the RUPS Number: RIS-

32/D3.MBU/2011, dated 24 June 2011. The four subsidiaries

are:

1. Angkasa Pura Property

2. Angkasa Pura Logistics

3. Angkasa Pura Hotel

4. Angkasa Pura Support

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Rencana Pembentukan Anak Perusahaan Angkasa Pura Airports | Subsidiary Establishment Plan of Angkasa Pura Airports

1212011 Annual Report

NO URAIAN 2011 2010

PERTUMBUHAN

GROWTH (%) DESCRIPTION

5 = (3-4) : 4

1 2 3 4 5 2

1 Pesawat (a/c) Aircraft (a / c)

- Domestik 501.392 435.645 15,09% - Domestic

- Internasional 57.637 52.163 10,49% - International

J u m la h 559.029 487.808 14,60% Total

2 Penumpang (pax) Passengers (pax)

- Domestik 48.157.656 41.609.909 15,74% - Domestic

- Internasional 8.328.225 7.627.528 9,19% - International

Jumlah 56.485.881 49.237.437 14,72% Total

3 Kargo (Ton) Cargo (tons)

- Domestik 251.576 222.530 13,05% - Domestic

- Internasional 60.022 67.148 -10,61% - International

Jumlah 289.678 311.598 7,57% Total

Lalu lintas angkutan udara tahun 2011 dibandingkan

dengan tahun 2010

Realization of Aircraft Traffic

Realization of Passangers Traffic

Realization of Cargo Traffic

200000

0

400000

600000

Real 2010 Real 2011a/c Doma/c Int’l

100000

0

200000

300000

Real 2010 Real 2011Kargo DomKargo Int’l

Real 2010 Real 2011

Pax DomPax Int’l

40000000

30000000

20000000

10000000

50000000

0

Selama tahun 2011 Angkasa Pura Airports melayani 559.029

pergerakan pesawat, 56.485.881 penumpang dan 311.598

ton barang. Pergerakan pesawat meningkat sebesar 14,60%,

penumpang meningkat 14,72% dan pergerakan barang/

kargo meningkat 7,57% dibandingkan dengan tahun 2010

During 2011, Angkasa Pura Airports served 559,029 flight

movement, 56,485, 881 passengers and 311,598 tons of

cargoes. The flight movement increased 14.60%, passenger

increased 14.72% and cargo movement increased 7.57%

compared to 2010.

Tinjauan Operasi | Operational Overview

Air transportation traffic in 2011

compared to 2010

122 Laporan Tahunan 2011

Pergerakan Jumlah Penumpang per Bandara

NO BANDARA SATUAN

UNIT

REALISASI / REALIZATION

2011 2010+ / (-) AIRPORT

1 Bandara Ngurah Rai Orang 12.780.563 11.123.224 14,90% Ngurah Rai airport

2 Bandara Juanda Orang 13.778.287 12.078.872 14,07% Juanda Airport

3 Bandara Sultan Hasanudin Orang 7.456.381 6.546.831 13,89% Sultan Hasanudin

4 Bandara Sepinggan Orang 5.680.961 5.106.944 11,24% Sepinggan airport

5 Bandara Adisutjjipto Orang 4.291.646 3.690.592 16,29% Adisutjjipto airport

6 Bandara Samsudin Noor Orang 3.013.191 2.619.867 15,01% Noor Samsudin

airport

7 Bandara Ahmmad Yani Orang 2.432.511 2.018.818 20,49% Yani airport Ahmmad

8 Bandara Selaparang Orang 1.676.921 1.418.538 18,21% Selaparang airport

9 Bandara Sam Ratulangi Orang 1.820.629 1.665.673 9,30% Sam Ratulangi airport

10 Bandara Adi sumarmo Orang 1.195.812 968.271 23,50% Airport Adisumarmo

11 Bandara Pattimura Orang 817.666 737.970 10,80% Pattimura airport

12 Bandara Eltari Orang 1.174.928 932.825 25,95% Eltari airport

13 Bandara Frans Kaisiepo Orang 366.385 329.012 11,36% Frans Kaisiepo airport

Jumlah 56.485.881 49.237.437 14,72%

NO BANDARA SATUAN

UNIT

REALISASI / REALIZATION

2011 2010+ / (-) AIRPORT

1 Bandara Ngurah Rai Pesawat 103.846 84.959 22,23% Ngurah Rai airport

2 Bandara Juanda Pesawat 115.772 99.928 15,86% Juanda Airport

3 Bandara Sultan Hasanudin Pesawat 73.099 64.908 12,62% Sultan Hasanudin

4 Bandara Sepinggan Pesawat 63.389 57.109 11,00% Sepinggan airport

5 Bandara Adisutjjipto Pesawat 51.216 46.457 10,24% Adisutjjipto airport

6 Bandara Samsudin Noor Pesawat 25.154 22.346 12,57% Noor Samsudin airport

7 Bandara Ahmmad Yani Pesawat 25.858 22.287 16,02% Yani airport Ahmmad

8 Bandara Selaparang Pesawat 24.091 19.226 25,30% Selaparang airport

9 Bandara Sam Ratulangi Pesawat 16.450 16.955 -2,98% Sam Ratulangi airport

10 Bandara Adi sumarmo Pesawat 16.872 17.291 -2,42% Airport Adisumarmo

11 Bandara Pattimura Pesawat 11.315 10.390 8,90% Pattimura airport

12 Bandara Eltari Pesawat 18.824 14.814 27,07% Eltari airport

13 Bandara Frans Kaisiepo Pesawat 13.143 11.138 18,00% Frans Kaisiepo airport

Jumlah 559.029 487.808 14,60%

Pergerakan Jumlah Pesawat per Bandara The number of aircraft movement per airport

The number of passenger movement per airport

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1232011 Annual Report

NO BANDARA SATUAN

UNIT

REALISASI / REALIZATION

2011 2010+ / (-) AIRPORT

1 Bandara Ngurah Rai Ton 62.150 67.714 -8,22% Ngurah Rai airport

2 Bandara Juanda Ton 95.146 76.774 23,93% Juanda Airport

3 Bandara Sultan Hasanudin Ton 43.339 40.141 7,97% Sultan Hasanudin

4 Bandara Sepinggan Ton 45.125 37.973 18,83% Sepinggan airport

5 Bandara Adisutjipto Ton 12.850 12.307 4,41% Adisutjjipto airport

6 Bandara Samsudin Noor Ton 13.732 17.050 -19,46% Noor Samsudin airport

7 Bandara Ahmad Yani Ton 9.380 9.711 -3,41% Yani airport Ahmmad

8 Bandara Selaparang Ton 6.557 6.619 -0,94% Selaparang airport

9 Bandara Sam Ratulangi Ton 11.614 11.520 0,82% Sam Ratulangi airport

10 Bandara Adi sumarm o Ton 3.154 2.600 21,31% Airport Adisumarmo

11 Bandara Pattimura Ton 3.104 3.061 1,40% Pattimura airport

12 Bandara Eltari Ton 4.148 2.904 42,84% Eltari airport

13 Bandara Frans Kaisiepo Ton 1.299 1.304 -0,38% Frans Kaisiepo airport

Jumlah 311.598 289.678 7,57%

Pergerakan Barang/Kargo per Bandara Movement of Goods / Cargo by Airport

Tinjauan Operasi Per Segmen

Produksi

Produksi Angkasa Pura Airports meliputi segmen usaha

Aeronautika dan Non Aeronautika. Realisasi produksi

segmen Aeronautika tahun 2011 rata-rata diatas target

anggaran 2011 kecuali realisasi produksi Aviobridge, namun

apabila dibandingkan dengan realisasi produksi tahun 2010

secara keseluruhan rata-rata meningkat. Demikian juga

dengan realisasi produksi Non Aeronautika tahun 2011 rata-

rata diatas target anggaran 2011 dan realisasi tahun 2010

kecuali realisasi produksi sewa ruang, pemakaian reklame,

listrik, air, dan telepon.

Operational Overview Per Segment

Production

The production of Angkasa Pura Airports comprises segments

on Aeronautical and Non-Aeronautical business. The

production realization of the Aeronautical segment of 2011 is

over the targeted budget of 2011 except for the production

realization of 2010 increased in its entirety. Also, the realization

for the Non-Aeronautical production of 2011 was over the

space lease production realization, advertisement, electricity,

water and telephone usage.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

124 Laporan Tahunan 2011

A. Segmen Aeronautika A. Aeronautical Segment

URAIAN SATUANUNIT

2011 2010 REALISASI

REALIZATION

DEVIASI (%)DEVIATION (%) DESCRIPTIONREALISASI

REALIZATIONRKAP

TARGET 6 = (3-5) : 5 7 = (3-4) : 4

1 2 3 4 5 6 7 8

1. PJP4U 1. PJP4U

a) Dalam Negeri Ton 13.191.703 11.875.889 11.525.051 14,46 11,08 a) Domestic

b) Luar Negeri Ton 3.502.471 3.407.510 2.736.719 27,98 2,79 b) International

JUMLAH 1 Ton 16.694.174 15.283.399 14.261.770 17,06 9,23 TOTAL 1

2. PJP2U 2. PJP2U

a) Dalam Negeri Pax 21.150.308 18.341.697 17.603.294 20,15 15,31 a) Domestic

b) Luar Negeri Pax 4.069.412 3.740.072 3.441.785 18,24 8,81 b) International

JUMLAH 2 Pax 25.219.720 22.081.769 21.045.079 19,84 14,21 TOTAL 2

3. PJP 2. PJP

a) Dalam Negeri Route 45.581.162 42.289.895 39.978.906 14,01 7,78 a) Domestic

b) Luar Negeri Route 30.210.479 29.859.515 27.936.767 8,14 1,18 b) International

c) Lintas Udara Route 72.893.832 68.205.260 66.082.634 10,31 6,87 c) Airway

JUMLAH 3 Route 148.685.473 140.354.670 133.998.307 10,96 5,94 TOTAL 3

4. AVIOBRIDGE 4. AVIOBRIDGE

a) Dalam Negeri Ton 8.187.791 9.249.031 7.078.891 15,66 (11,47) a) Domestic

b) Luar Negeri Ton 6.098.385 6.334.525 4.192.389 45,46 (3,73) b) International

JUMLAH 4 Ton 14.286.176 15.583.556 11.271.280 26,75 (8,33) TOTAL 4

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1. Pelayanan Jasa Pendaratan Penempatan dan

Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U)

a. PJP4U Dalam Negeri tahun 2011 terealisasi sebesar

13.191.703 ton atau 11,08% di atas anggaran

yang ditargetkan sebesar 11.875.889 ton, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan sebesar 14,46%. Hal ini

disebabkan adanya penambahan frekuensi

penerbangan di beberapa bandara, antara lain :

1) Bandara Ngurah Rai:

Wings Air 86x per minggu

Garuda Indonesia 15x per minggu

Air Asia Indonesia 5x per minggu

Riau Air 10x per minggu

Travira Air 1x per minggu

1. Placement Landing and Storage Services of Aircraft

(PJP4U)

a. Domestic PJP4U in 2011 was realized in the amount of

13,191,703 tons or 11.08% over the targeted budget

in the amount of 11,875,889 tons. If compared to the

realization of 2010 increased 14.46%. it was caused by

additional flight frequency in several airports, among

others:

1) Ngurah Rai Aiport :

1252011 Annual Report

2) Bandara Hasanuddin – Makassar :

Batavia Air ke Surabaya 4x per minggu,

Jakarta 3x per minggu, Merauke 3x per

minggu.

Garuda Indonesia ke Jayapura, Gorontalo,

Ambon, Palu, Jakarta, Denpasar, Surabaya

rata-rata 1x per hari.

Lion Air ke Jayapura, Jakarta, Yogyakarta,

Denpasar rata-rata 1x per hari.

Xpress Air ke Sorong, Yogyakarta, Poso

rata-rata 1x per hari.

b. PJP4U Luar Negeri tahun 2011 terealisasi sebesar

3.502.471 ton atau 2,79% di atas anggaran yang

ditargetkan sebesar 3.407.510 ton, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan sebesar 27,98%.

Hal ini disebabkan adanya penambahan frekuensi

penerbangan ke Australia di Bandara Ngurah Rai..

2. Pelayaanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U)

a. PJP2U Dalam Negeri tahun 2011 terealisasi sebesar

21.150.308 pax atau 15,31% di atas anggaran

yang ditargetkan sebesar 18.341.697 pax, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan sebesar 20,15%. Hal ini

disebabkan adanya :

1) Penambahan frekuensi penerbangan.

2) Situasi Keamanan yang kondusif dan

meningkatnya daya beli masyarakat.

b. PJP2U Luar Negeri tahun 2011 terealisasi sebesar

4.069.412 pax atau 8,81% di atas anggaran yang

ditargetkan sebesar 3.740.072 pax, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan sebesar 18,24%. Hal ini

disebabkan oleh :

1) Kenaikan jumlah penumpang musim libur

sekolah pada bulan Juni – Juli di Bandara

Ngurah Rai, Juanda, Hasanuddin, Sepinggan, Adi

Sumarmo.

2) Adanya hari libur nasional/agama yang jatuh

pada akhir minggu (long weekend).

2) Hasanuddin Airport Makasar:

Bataiva Air to Surabaya, 4x per week, Jakarta

3 x per week, Merauke 3x per week.

Garuda Indonesia to Jayapura, Gorontalo,

Ambon, Palu, Jakarta, Denpasar, Surabaya,

average 1x per day.

Lion Air to Sorong, Yogyakarta, Poso, average

1x per day.

Xpress Air to Sorong, Yogyakarta, Poso

average 1x per day

b. International PJP4U of 2011 was realized in the

amount of 3.502,471 tons or 2.79% over the targeted

budget of 3,407,510 tons. If compared to the

realization of 2010 increased 27.98%. It was caused

by additional flight frequency to Australia at Ngurah

Rai Airport.

2. Aircraft Passenger Services (PJP2U)

a. Domestic PJP2U of 2011 was realized in the amount

of 21,150,308 pax or 15.31% over the targeted budget

of 18,341,697 pax. If compared to the realization of

2010 increased 20.15%. It was caused by :

1) Additional flight frequency.

2) Conducive Security condition and the increasing

b. International PJP2U of 2011 was realized in the amount

of 4,069,412 pax or 8.81% over the targeted budget of

3,740,072 pax. If compared to the realization of 2010

increased 18.24%. it was caused by:

1) The increasing number of passengers on school

vacation season between June – July at Ngurah

Rai, Juanda, Hasanuddin, Sepinggan, Adi

Sumarno Airports

2) National/religious public holidays fall on the

weekend (long weekend).

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

126 Laporan Tahunan 2011

3. Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP)

a PJP Dalam Negeri tahun 2011 terealisasi sebesar

45.581.162 route unit atau 7,78% di atas anggaran

yang ditargetkan sebesar 42.289.895 route unit,

Apabila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan sebesar 14,01%.

b PJP Luar Negeri tahun 2011 terealisasi sebesar

30.210.479 route unit atau 1,18 % di atas anggaran

yang ditargetkan sebesar 29.859.515 route unit,

Apabila dibandingkan terhadap realisasi tahun

2010 mengalami kenaikan sebesar 8,14%. Hal ini

disebabkan adanya perubahan rute dari rute panjang

menjadi rute pendek, diantaranya di Bandara Ngurah

Rai seperti rute ke Jepang berkurang dan rute

Australia bertambah.

c Lintas Udara tahun 2011 terealisasi sebesar

72.893.832 route unit atau 6,87% di atas anggaran

yang ditargetkan sebesar 68.205.260 route unit,

Apabila dibandingkan terhadap realisasi tahun

2010 mengalami kenaikan sebesar 10,31%. Hal ini

disebabkan adanya tambahan airlines antara lain

Strategic Airlines, Jet Star Asia Ltd, China Hainan

Airlines serta tambahan frekuensi pada beberapa

airlines.

4. Aviobridge (Garbarata)

a Aviobridge Dalam Negeri tahun 2011 terealisasi

sebesar 8.187.791 ton atau 11,47% di bawah

anggaran yang ditargetkan sebesar 9.249.031

ton. Hal ini disebabkan berhentinya penerbangan

Mandala Air yang mengakibatkan berkurangnya

pemakaian Avio di Bandara Juanda (frekuensi 49

kali per minggu), selain itu pada saat peak hours

aviobridge yang ada tidak dapat melayani secara

optimal. Apabila dibandingkan terhadap realisasi

tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 15,66%.

b Aviobridge Luar Negeri tahun 2011 terealisasi

sebesar 6.098.385 ton atau 3,73% di bawah anggaran

yang ditargetkan sebesar 6.334.525 ton. Hal ini

disebabkan Aviobridge di Bandara Ngurah Rai tidak

dapat melayani secara optimal karena kedatangan

pesawat di Denpasar bersamaan sehingga ada yang

3. Aviation Services (PJP)

a. The realized Domestic Aviation Services in 2011 were

45,581,162 route units or 7.78% above the targeted

42,289,895 route units. Compared to the realization in

2010, there has been an increase by 14.01%.

b. The realized International Aviation Services in 2011

were 30,210,479 route units or 1.18% above the

targeted 29,859,515 unit routes. Compared to the

realization in 2010, there has been an increase by

8.14% due to the changes of long routes to be short

routes, among other things at Ngurah Rai Aiport such

as the decrease of routes to Japan and increase of

routes to Australia.

c. The realized Air Traffics in 2011 were 72,893,832 route

units or 6.87% above the targeted 68,205,260 unit

routes. Compared to the realization in 2010, there

has been an increase by 10.31% due to the increase

of number of airlines such as Strategic Airlines, Jet

Star Asia Ltd, China Hainan Airlines and increase of

frequency of several airlines.

4. Aviobridge

a. The realization of Domestic Aviobridge in 2011 was

8,187,791 tons or 11.47% above the targeted 9,249,031

tons due to the termination of operation of Mandala

Air leading to the decreasing use of Aviobridge at

Juanda Airport (with the frequency of use 49 times per

week). In addition, during peak hours, the aviobridge

available cannot provide optimum service. Compared

to the realization in 2010, there has been an increase

by 15.66%.

b. The realization of International Aviobridge in 2011 was

6,098,385 tons or 3.73% above the targeted 6,334,525

tons due to the incapability of aviobridge at Ngurah Rai

Airport to provide optimum service due to the landing

of aircrafts at the same times in Denpasar leading to

the failure of Aviobridge to provide optimum services

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1272011 Annual Report

tidak terlayani dengan Aviobridge pada jam padat

pendaratan (peak hours). Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami kenaikan

sebesar 45,46%.

B. Segmen Non Aeronautika

during peak hours. Compared to the realization in

2010, there has been an increase by 45.46%.

B. Non-Aeronautical Segment

URAIAN SATUANUNIT

2011 2010 REALISASI

REALIZATION

DEVIASI (%)DEVIATION (%) DESCRIPTIONREALISASI

REALIZATIONRKAP

TARGET 6 = (3-5) : 5 7 = (3-4) : 4

1 2 3 4 5 6 7 8

PEMAKAIAN COUNTER USAGE COUNTER

Dalam Negeri Pax 21,132,927 18,341,697 17,380,809 21.59 15.22 Domestic

Luar Negeri Pax 3,972,121 3,735,345 2,724,952 45.77 6.34 International

TOTAL Pax 25,105,048 22,077,042 20,105,761 24.86 13.72 TOTAL

Sewa Ruang M2xBln 1,173,817 1,215,574 1,173,558 0.02 (3.44) ROOM FOR RENT

SEWA TANAH M2xBln 6,761,874 5,059,131 5,432,725 24.47 33.66 ground rent

K O N S E S I Omzet/Rp 2,288,042,965 1,900,403,136 1,870,343,037 22.33 20.40 K O N S E S I

(000)

Parkir MobilL Lbr 14,583,495 12,606,094 12,412,429 17.49 15.69 CAR PARKING

Parkir Motor Lbr 3,842,702 3,728,472 3,467,029 10.84 3.06 PARKING MOTOR

Peron Lbr 375,871 365,899 382,473 (1.73) 2.73 P E R O N

Pemakaian Listrik Kwh 33,115,706 33,910,771 33,772,066 (1.94) (2.34) ELECTRICITY USAGE

Pemak. Tempat Reklame M2xBln 162,064 221,767 200,628 (19.22) (26.92) PEMAK. PLACE bill-

board

Pemakaian Air M3 292,725 330,147 333,016 (12.10) (11.33) WATER USE

Pemakaian Telpon PesxBln 25,830 26,056 25,209 2.46 (0.87) PHONE USE

WAREHOUSING WAREHOUSING

OUTGOING : Outgoing:

1). Dalam negeri Kg 72,184,287 65,121,376 63,360,582 13.93 10.85 1). domestic

2). Luar negeri Kg 46,889,256 52,795,868 50,949,964 (7.97) (11.19) 2). foreign

JUMLAH OUTGOING 119,073,543 117,917,244 114,310,546 4.17 0.98 TOTAL outgoing

INCOMING : Incoming:

1). Dalam negeri Kg 110,071,645 93,111,877 97,763,957 12.59 18.21 1). domestic

2). Luar negeri Kg 26,702,272 26,166,940 27,183,276 (1.77) 2.05 2). foreign

JUMLAH INCOMING 136,773,917 119,278,817 124,947,233 9.47 14.67 Total incoming

JUMLAH TOTAL

WAREHOUSING

255,847,460 237,196,061 239,257,779 6.93 7.86 TOTAL NUMBER OF

WAREHOUSING

PREMIUM LOUNGE Pax 880,537 766,306 795,630 10.67 14.91 PREMIUM LOUNGE

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

128 Laporan Tahunan 2011

Realisasi Produksi Non Aeronautika yang melebihi

target, antara lain:

1. Counter Dalam Negeri tahun 2011 terealisasi sebesar

21.132.927 pax atau 15,22% di atas anggaran yang

ditargetkan sebesar 18.341.697 pax, dan Counter

Luar Negeri sebesar 3.972.121 pax atau 6,34%

di atas anggaran sebesar 3.735.345 pax, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan masing-masing sebesar 21,59%

dan 45,77%. Hal ini berkorelasi dengan realisasi

produksi PJP2U Dalam Negeri dan Luar Negeri.

2. Konsesi tahun 2011 terealisasi sebesar Rp. 2.28 triliun

atau 20,40% di atas anggaran yang ditargetkan

sebesar Rp. 1.90 triliun, Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami kenaikan

sebesar 22,33%. Hal ini disebabkan adanya

kenaikan omzet di beberapa bandara yang seiring

dengan kenaikan jumlah penumpang.

3. Sewa Tanah tahun 2011 terealisasi sebesar

6.761.874 m2 atau 33,66% di atas anggaran

yang ditargetkan sebesar 5.059.131 m2, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan sebesar 24,47%. Hal

ini disebabkan antara lain adanya kerjasama

pengelolaan tanah Demak seluas 174.203 m2

dengan UD. Wahyu Jaya tmt Nopember 2010.

4. Parkir Mobil tahun 2011 terealisasi sebesar 14.583.495

lbr atau 15,69% di atas anggaran yang ditargetkan

sebesar 12.606.094 lbr, Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami kenaikan

sebesar 17,49%. Hal ini berkorelasi dengan

peningkatan jumlah penumpang.

5. Parkir Motor tahun 2011 terealisasi sebesar 3.842.702

lbr atau 3,06% di atas anggaran yang ditargetkan

sebesar 3.728.472 lbr, Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami kenaikan

sebesar 10,84%. Hal ini disebabkan peningkatan

pengguna sepeda motor.

6. Peron tahun 2011 terealisasi sebesar 375.871 lbr

atau 2,73% di atas anggaran yang ditargetkan

sebesar 365.899 lbr. Hal ini disebabkan

meningkatnya pengunjung pada waving gallery,

seiring kenaikan jumlah penumpang. Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami penurunan sebesar 1,73%.

The realization of Non-Aeronautical Production which

exceeds the targets includes:

1. The realized Domestic Counter in 2011 was

21,132,927 pax or 15.22% above the targeted

18,341,697 pax and International Counter was

3,972,121 pax or 6.34% above the targeted

3,735,345 pax. Compared to the realization in 2010,

there has been an increase respectively by 21.59%

and 45.77% due to the realization of Domestic and

International PJP2U.

2. The realized concession in 2011 was Rp 2.28 trillion

or 20.40% above the targeted Rp 1.90 trillion.

Compared to the realization in 2010, there has

been an increase by 22.33% due to the increase of

revenue in several airports in line with the increased

number of passengers.

3. The realized land rent in 2011 was 6,761,874 m2

or 33.66% above the targeted 5,059,131 m2.

Compared to the realization in 2010, there has been

an increase by 24.47% due to, among other things,

cooperation of management of 174,203 m2 land

in Demak with UD Wahyu Jaya as from November

2010.

4. The realized car parking tickets in 2011 was

14,583,495 tickets or 15.69% above the targeted

12,606,094 tickets. Compared to the realization in

2010, there has been an increase by 17.49% due to

the increased number of passengers.

5. The realized motorcycle parking tickets in 2011

was 3,842,702 tickets or 3.06% above the targeted

3,728,742 tickets. Compared to the realization in

2010, there has been an increase by 10.84% due to

the increased number visitors with motorcycle.

6. The realized waving gallery tickets in 2011 was

375,871 tickets or 2,73% above the targeted 365,899

tickets due to the increased number of waving

gallery visitors in line with the increased number of

passengers. Compared to the realization in 2010,

there has been a decrease by 1.73%.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1292011 Annual Report

7. Warehousing tahun 2011 terealisasi sebesar 255.847.460

kg atau 7,86% di atas anggaran yang ditargetkan sebesar

237.196.061 kg, Apabila dibandingkan terhadap realisasi

tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 6,93%. Hal

ini disebabkan :

a. Perubahan perilaku pengiriman Cargo lewat

darat/ laut (Outgoing Luar Negeri Bandara

Ngurah Rai) beralih dengan menggunakan

pengiriman jalur udara.

b. Peningkatan volume kargo.

8. Pelayanan Premium Lounge tahun 2011 terealisasi

sebesar 880.537 pax atau 14,91% di atas anggaran

yang ditargetkan sebesar 766.306 pax, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan sebesar 10,67%. Hal ini

disebabkan penambahan pengguna jasa pelayanan

premiumm lounge di bandara juanda surabaya dari

penumpang China Airlines berkisar 50 pax per bulan.

Di samping itu terdapat beberapa realisasi produksi non

aeronautika yang berada di bawah anggaran, antara

lain:

1. Sewa Ruang tahun 2011 terealisasi sebesar

1.173.817 m2 atau 3,44% di bawah anggaran

yang ditargetkan sebesar 1.215.574 m2. Hal ini

disebabkan oleh belum terealisasinya beberapa

ruang yang sudah dianggarkan di Bandara Sultan

Hasanuddin, belum terealisasinya pengoperasian

area komersial pada connecting building Bandara

Sepinggan, dan adanya pengembalian beberapa

ruang usaha di Bandara Ngurah Rai, antara lain :

a. PT. Gapura Angkasa luas : 485 m2

(dikembalikan/ Januari 2011).

b. Kresna Duta Boga luas : 801,88 m2

(dikembalikan/ Maret 2011)

2. Pemakaian Listrik tahun 2011 terealisasi sebesar

33.115.706 kwh atau 2,34% di bawah anggaran

yang ditargetkan sebesar 33.910.771 kwh. Hal ini

disebabkan penurunan pemakaian listrik oleh

Mitra Usaha. Apabila dibandingkan terhadap

realisasi tahun 2010 mengalami penurunan

sebesar 1,94%.

7. The realized warehousing in 2011 was 255,847,460

kg or 7.86% above the targeted 237,196,061 kg.

Compared to the realization in 2010, there has been

an increase by 6.93% due to:

a. Change in the trend of cargo delivery via

land / sea transportation (international

outgoing of Ngurah Rai airport) to be via air

transportation.

b. Increased cargo volume.

8. The realized premium longue service in 2011 was

880,537 pax or 14.91% above the targeted 766,306

pax. Compared to the realization in 2010, there has

been an increase by 10.67% due to the increased

premium longue service users at Juanda Airport

Surabaya by China Airlines passengers around 50

pax per month.

In addition, there have been also several non-nautical

production realizations which were below the budget,

including:

1. The realized total room rent area in 2011 was

1,173,817 m2 or 3.44% below the targeted 1,215,574

m2 due to non-realization of several rooms which

have been budgeted at Sultan Hasanuddin

airport, non-realization of commercial area in the

connecting building of Sepinggan Airport and

returning of several commercial rooms at Ngurah

Rai Airport, among other things:

a. PT. Gapura Angkasa in a total area of 485 m2

(returned in January 2011).

b. Kresna Duta Boga in a total area of 801,88 m2

(returned in March 2011).

2. The realized electricity use in 2011 was 33,115,706

kwh or 2.34% below the targeted 33,910,771 kwh

due to the decrease in the use of electricity by

business partners. Compared to the realization in

2010, there has been a decrease by 1.94%.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

130 Laporan Tahunan 2011

3. Tempat Reklame tahun 2011 terealisasi sebesar

162.064 m2 atau 26,92% di bawah anggaran

yang ditargetkan sebesar 221.767 m2. Hal ini

disebabkan adanya rencana tambahan produksi

reklame yang belum terealisasi, diantaranya di

Bandara Ngurah Rai, Bandara Juanda dan Bandara

Sultan Hasanuddin sebagai berikut :

BANDARA NGURAH RAI :

a. Visual Mandiri : 128 m2

b. Karin Disni Jaya : 50 m2

c. Indo Bali Mitra : 300 m2

d. Point Media : 26 m2

e. Udara Mulia Indah : 15 m2

BANDARA JUANDA :

a. Duta Printa : 734 m2

b. Reklame Toll Gate : 1.414 m2

c. Reklame Boarding Lounge : 245 m2

BANDARA SULTAN HASANUDDIN :

Jet Media : 1.410 m2.

Selain itu ada pengurangan titik reklame akibat

pembangunan (Bandara Ngurah Rai) serta tidak

terealisasinya pemasangan reklame di Trolley

(Bandara Sam Ratulangi Manado).

Apabila dibandingkan terhadap realisasi tahun

2010 mengalami penurunan sebesar 19,22%.

4. Pemakaian Air tahun 2011 terealisasi sebesar

292.725 m3 atau 11,34% di bawah anggaran

yang ditargetkan sebesar 330.148 m3. Hal ini

disebabkan penurunan penggunaan air oleh Mitra

Usaha di hampir semua Bandara kecuali Bandara

Juanda Surabaya, Adi Sumarmo Solo, Ahmad

Yani Semarang. Apabila dibandingkan terhadap

realisasi tahun 2010 mengalami penurunan

sebesar 12,10%.

5. Pemakaian Pesawat Telepon tahun 2011 sebesar

25.830 pswt atau 0,87% di bawah anggaran yang

ditargetkan sebesar 26.056 pswt. Hal ini disebabkan

adanya peralihan penggunaan pesawat telepon

dengan menggunakan Handphone. Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan 2,47%.

3. The total area of advertisement spaces realized

in 2011 is 162,064 M2 or 26.92% below the target

namely 221,767 square meters. This condition

is caused by the failure to realize the addition of

advertisement spaces, among other things at

Ngurah Rai, Juanda and Sultan Hasanuddin Airports

as follows:

NGURAI RAI INTERNATIONAL AIRPORT:

a. Visual Mandiri : 128 m2

b. Karin Disni Jaya : 50 m2

c. Indo Bali Partners : 300 m2

d. Point Media : 26 m2

e. Beautiful Honor Air : 15 m2

AIRPORT JUANDA:

a. Ambassadors Printa : 734 m2

b. Advertising Toll Gate : 1414 m2

c. Advertising Boarding Lounge: 245 m2

SULTAN HASANUDDIN AIRPORT:

Jet Media : 1410 m2.

In addition, there has also been reduction of

advertisement spaces due to construction (at

Ngurah Rai Airport) and failure to realize the provision

of advertisement spaces at trolleys (at Sam Ratulangi

Airport Manado). Compared to the 2010 realization,

there has been a reduction at 19.22%.

4. The realization of water usage in 2011 is 292,725

m3 or 11.34% below the target namely 330.148 m3.

This condition is caused by the decrease of the use

of water by Business Partners at almost all airports

except Juanda Airport Surabaya, Adi Sumarno

Airport Solo and Ahmad Yani Airport Semarang.

Compared to the 2010 realization, there has been a

decrease at 12.10%.

5. The total units of telephone used in 2011 is 25,830

units or 0.87% below the target namely 26,056

units. This condition is caused by the preference to

use cellular phone compared to portable phone.

Compared to the 2010 realization, there has been

an increase of 2.47%.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1312011 Annual Report

1. Laporan Posisi Keuangan tahun 2011

Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2011

menunjukkan total aset serta total liabilitas & ekuitas

sebesar Rp 10,14 triliun, berada di atas anggaran sebesar

6,60% dari yang direncanakan sebesar Rp. 9,51 triliun.

Bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2010

mengalami kenaikan sebesar 10,21%.

1. 2011 Financial Position Report

The Financial Position Report as of December 31, 2011

indicates that the total assets and total liabilities and

equity is Rp 10.14 trillion, or 6.60% above the budget

namely Rp 9.51 trillion. Compared to the position as

of 31 December 2010, there has been an increase at

10.21%.

URAIANREAL

2011

RKAP

2011

REAL

2010

PERBANDINGAN %DESCRIPTION

5 = (2-4) : 4 6 = (2-3) : 3

1 2 3 4 5 6 7Aset : Assets :Aset Lancar : Current Assets

Kas dan Setara Kas 2.696.266 941.671 2.262.323 19,19 186,33 Cash and cash equivalents

Investasi Efek 227.087 19.905 53.203 326,83 1040,88 Investment in securities

Piutang Usaha 127.327 354.182 156.748 (18,77) (64,05) Trade receivables

Piutang lain - lain 7.499 9.223 10.427 (28,08) (18,7) Other receivables

Persediaan 8.980 6.657 8.106 10,78 34,88 Inventories

Uang Muka & Biaya dibayar di muka 10.761 8.584 43.257 (75,12) 25,37 Prepaid expensence

Pendapatan yang masih harus diterima 137.120 69.910 119.857 14,40 96,14 Accured income

Pajak dibayar dimuka 252.124 425.609 251.980 0,06 (40,76) Prepaid Taxes

Total Aset Lancar 3.467.165 1.835.742 2.905.811 19,32 88,87 Total Current Assets

Aset Tidak Lancar : Non Current Assets

Piutang Jangka Panjang 93.368 80.375 152.269 7,51 16,17 Long-term Receivables

Investasi Jangka Panjang 393.327 452.980 346.321 13,57 13,17 Long Term Investments

Aset Tetap 5.946.385 6.053.829 4.856.408 22,44 1,77 Fixed Assets

Aset dalam penyelesaian 183.272 969.160 842.913 78,26) 81,09 Assets under construction

Aset Lain-2 52.612 116.827 93.664 43,83) 54,97 Other assets

Total Aset Tidak Lancar 6.668.964 7.673.171 6.291.576 Total Non Current Assets

Total Aset 10.136.129 9.508.913 9.197.386 10,21 6,60 Total Assets

Liabilitas & Ekuitas :

Liabilitas : liabilities:

Liabilitas Jangka Pendek 704.258 356.729 582.661 20,87 97,42 Short-Term Liabilities

Liabilitas Jangka Panjang : Long-Term Liabilities

Liabilitas Pajak Tangguhan 25.092 162.879 77.158 (67,48) (84,59) Deferred Tax Liability

Liabilitas Manfaat Pasca Kerja 481.524 - 387.524 24,26 - Post-retirement benefit liabilities

Utang Jangka Panjang Lain2 & Jaminan 15.024 365.708 13.113 14,57 95,89 Jk debt lain2 Long & Security

Total Liabilitas 1.225.898 885.316 1.060.456 15,60 38,47

Ekuitas: equity:

Modal dasar, modal blm ditempatkan,

cadangan modal dll8.360.985 8.156.341 7.755.555 7,81 2,51

Authorized capital, issued blm, capital

reserves, etc.

Saldo Laba Retained Earnings

- Laba s/d tahun lalu - - - - - - Profit s / d last year

- Laba thn berjalan 544.227 466.848 377.934 44 16,57 - Income year running

- Laba inv. Jk pdk yg blm terealisir 5.018 408 3.441 45,83 1.129,90 - Profit-inv. Jk MDD who realized blm

Total Ekuitas 8.910.231 8.623.597 8.136.930 9,50 3,32 Total Ekuitas

Total Liabilitas & Ekuitas 10.136.129 9.508.913 9.197.386 10,21 6,60 Total Liabilities & Stockholders' Equity

Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2011 & 2010 Financial Position as of December 31, 2011 & 2010

dalam jutaan rupiah in million rupiah

Tinjauan Keuangan | Financial Overview

132 Laporan Tahunan 2011

Laporan posisi keuangan per 31 Desember 2011 bila

dibandingkan 31 Desember 2010 terjadi kenaikan

sebesar Rp.938,74 miliar atau 10,21% apabila

dibandingkan dengan anggaran meningkat sebesar Rp.

627,21 miliar atau 6,60% yang antara lain disebabkan

oleh :

a. Kelompok Aset :

1) Saldo kas dan setara kas terealisasi di atas

RKA sebesar Rp 1,75 triliun yang disebabkan

penerimaan kas dari penjualan tunai dan

kredit terealisasi di atas rencana, serta adanya

investasi yang tidak terealisasi serta rendahnya

realisasi fisik program investasi.

2) Aset tetap terealisasi di bawah RKA sebesar

Rp 107,44 miliar, yang disebabkan antara

lain penyerahan aset DPPU Bandara Juanda

kepada PT. Pertamina.

3) Aset tetap dalam penyelesaian terealisasi di

bawah RKA sebesar Rp. 785,89 miliar yang

disebabkan rendahnya daya serap investasi

yaitu 22,85% sedangkan dalam RKA 2011

diasumsikan tercapai 95%.

b. Kelompok Liabilitas & Ekuitas, antara lain:

1) Liabilitas jangka pendek terealisasi di atas RKA

sebesar Rp. 347,53 miliar yang disebabkan

meningkatnya beban yang masih harus

dibayar.

2) Liabilitas Jangka Panjang terealisasi di bawah

RKA sebesar Rp. 6,95 miliar, disebabkan

meningkatnya liabilitis manfaat pasca kerja

3) Modal dan Cadangan terealisasi di atas RKA

sebesar Rp. 286,63 miliar, yang disebabkan

adanya BPYBDS yang telah ditetapkan

menjadi PMN dan penambahan Cadangan

Modal dari pembagian laba perusahaan

tahun 2010 melalui RUPS.

Regarding the balance sheet position as of 31 December

Compared to the financial position as of December 31, 2011,

there has been a total increase of Rp 938.74 billion or 10.21%

compared to the position as of December 31, 2010 or there

has been an increase in the amount of Rp 938.74 billion or

10.21% compared to the budget in the amount of Rp 627.21

billion or 6.60% which is caused by, among other things:

a. Asset Group:

1) The realization of cash and cash equivalent balance

is Rp 1.75 trillion above the Work Plan and Budget

because of the realization of cash income from cash

and credit sale which is over the plan and the failure

to realize several investments and low physical

realization of investment programs.

2) The realization of fixed asset is Rp 107.44 billion

below the Work Plan and Budget which is caused

by, among other things, delivery of assets of Juanda

Airport DPPU to PT Pertamina.

3) The realization of fixed assets in settlement is Rp

785.89 billion below the Work Plan and Budget

which is caused by the low investment rate namely

22.85% while in the 2011 Work Plan and Budget the

achievement assumption is 95%.

b. Liability and Equity Group, among other things:

1) The realization of short term liability is Rp 347.53

billion above the Work Plan and Budget due to the

increased payable expenses.

2) The realization of long term liability is Rp 6.95 billion

due to the increase of post service liability.

3) The realization of capital and reserve is Rp 286.63

billion above the Work Plan and Budget due to the

existence of BPYBDS which has been determined

to be PMN and addition of Capital Reserves from

distribution of the 2010 company profit through

GMS.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1332011 Annual Report

URAIAN

2011 2010

REALISASI

REALIZA-

TION

DEVIASI (%)

DEVIATION (%)DESCRIPTIONREALISASI

REALIZATION

RKAP

TARGET 5 = (2-4) : 4 6 = (2-3) : 3

1 2 3 4 5 6 7

1 Aeronautika 1. Aeronautica

a. PJP4U a. PJP4U

‐ Dalam Negeri 112.914 88.203 87.174 29,53 28,02 ‐ Domestic

- Luar Negeri 160.479 163.487 145.722 10,13 (1,84) ‐ International

Jumlah PJP4U 273.392 251.690 232.896 17,39 8,62 Total PJP4U

b. PJP2U b. PJP2U

- Dalam Negeri 697.268 610.484 475.425 46,66 14,22 ‐ Domestic

- Luar Negeri 529.880 497.240 481.563 10,03 6,56 ‐ International

Jumlah PJP2U 1.227.148 1.107.724 956.988 28,23 10,78 PJP2U Total

c. PJP c. PJP

- Dalam Negeri 37.364 35.541 32.934 13,45 5,13 ‐ Domestic

- Luar Negeri 90.622 130.643 79.573 13,89 (30,63) ‐ International

- Penerbangan Lintas 310.438 298.415 301.504 2,96 4,03 Airways

Jumlah PJP 438.425 464.599 414.011 5,90 (5,63) Total PJP

d. Pemakaian Aviobridge Aviobridge Usage

- Dalam Negeri 18.465 17.296 15.961 15,69 6,76 ‐ Domestic

- Luar Negeri 31.665 35.985 30.649 3,34 (12,00) ‐ International

Jumlah Aviobridge 50.131 53.280 46.602 7,57 (5,91) Total Aviobridge

Jumlah Pendapatan Aeronautika 1.989.095 1.877.293 1.650.498 20,51 5,96 Total Revenue

Jumlah Pendapatan Total Revenue

Non Aeronautika 667.456.139 677.106.862 16,02 1,45 Non Aeronautika

JUMLAH PENDAPATAN OPERASI 2.544.749.486 2.666.202.342 19,34 4,77 Total Operating Income

B PENDAPATAN LAIN- ‐LAIN 117.325.669 304.660.331 27,10 159,67 B OTHER INCOME

JUMLAH TOTAL PENDAPATAN 2.662.075.155 2.970.862.673 20,09 11,60 GRAND TOTAL INCOME

2. Laporan Laba/Rugi Komprehensif 2011

a. Realisasi Pendapatan tahun 2011

Realisasi Pendapatan tahun 2011 sebesar Rp. 2,97 triliun,

berada di atas anggaran11,60% atau Rp. 308,79 miliar

dari yang direncanakan sebesar Rp. 2,66 triliun. Bila di

bandingkan terhadap realisasi tahun 2010 mengalami

kenaikan sebesar 20,09% atau Rp. 497,03 milliar.

Realisasi pendapatan tahun 2011 dibandingkan

dengan anggaran tahun 2011 dan realisasi tahun 2010

2. Comprehensive Statement of Income 2011

a. 2011 Income Realization

The 2011 income realization is Rp 2.97 trillion – 11.60%

above the budget or Rp 308.79 billion above the planned

Rp 2.66 trillion. Compared to the 2010 realization, there

has been an increase at 20.09% or Rp 497.03 billion.

The realization of the 2011 income compared to the

2011 budget and 2010 realization

dalam jutaan rupiah in million rupiah

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

134 Laporan Tahunan 2011

URAIAN DESKRIPSI

2011 2010

REALISASI

REALIZATION

DEVIASI (%)

DEVIATION (%) DESCRIPTIONRKAP

TARGET

REALISASI

REALIZATION (2-4):4 (2-3):3

1 2 3 4 5 6 7

2. Non Aeronautika 2. Non Aeronautika

a. Pemakaian Counter a. Counter Usage

- Dalam Negeri 30.475.165 36.222 18.86 31.366 15,48 - Domestic

- Luar Negeri 16.808 18.955 17.310 8,94 12,77 - International

Jumlah Counter 48.174 55.177 47.875 15,25 14,54 Total Counter

b. Pemakaian Telepon 11.652 10.942 11.547 (5,25) (6,10) b. Telephone

c. Pemakaian Listrik 36.335 39.220 37.645 4,18 7,94 c. Electricity

d. Pemakaian Air 4.129 3.895 4.119 (5,43) (5,66) d. Water

e. Pemakaian Parkir/Peron/

Pas

49.167 56.577 43.141 31,15 15,07 e. Parking

f. Pemakaian Ruang Tunggu

(Premium Lounge)

15.217 17.114 15.953 7,28 12,47 f. Waiting room

g.Sewa- ‐Sewa 182.155 168.985 153.168 10,33 (7,23) g.Rental

h. Sewa Tempat Reklame 47.552 32.287 36.847 (12,38) (32,10) h. Billboard

i. Konsesi 202.186 205.489 168.186 22,18 1,63 i. Consession

j. Warehousing 70.889 87.420 65.155 34,17 23,32 j. Warehousing

Jumlah Pendapatan Total Revenue

Non Aeronautika 667.456 677.107 583.636 16,02 1,45 Non Aeronautika

JUMLAH PENDAPATAN OPERASI 2.544.749 2.666.202 2.234.133 19,34 4,77 Total Operating Income

PENDAPATAN LAIN- LAIN 117.326 304.660 239.702 27,10 159,67 OTHER INCOME

JUMLAH TOTAL PENDAPATAN 2.662.075 2.970.863 2.473.835 20,09 11,60 GRAND TOTAL INCOME

1) Pendapatan Operasional

Realisasi Pendapatan Operasional tahun 2011 sebesar

Rp. 2,67 triliun, berada di atas anggaran 4,77% atau Rp.

121,45 milliar dari yang direncanakan sebesar Rp. 2,54

trilliun, dengan penjelasan sebagai berikut :

a) Pendapatan Aeronautika

Realisasi Pendapatan Aeronautika tahun 2011

sebesar Rp. 1,99 triliun, berada di atas anggaran

5,96% atau Rp. 111,80 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 1,88 triliun, dengan

penjelasan sebagai berikut:

(1) Pelayanan Jasa Pendaratan Penempatan

dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U)

(a) Dalam Negeri sebesar Rp. 112,91

miliar, berada di atas anggaran

28,02% atau Rp. 24,71 miliar dari

yang direncanakan sebesar Rp. 88,20

miliar, Apabila dibandingkan terhadap

1) Operational Income

The 2011 realization of operational income is in the

amount of Rp 2.67 trillion – 4.77% above the budget or

Rp 121.45 billion above the planned Rp 2.54 trillion with

the detail as follows:

a) Aeronautical Income

The 2011 realization of aeronautical income is

Rp 1.99 trillion – 5.96% or Rp 111.80 above the

planned Rp 1.88 trillion with the details as follows:

(1) Aircraft Landing, Placement and Hangar

Services (PJP4U)

(a) Domestic in the amount in the amount

of Rp 112.91 billion, 28,02% above the

budget or Rp 24.71 billion above the

planned Rp 88.20 billion. Compared to

the 2010 realization, there has been an

increase of 29.53% or Rp 25.74 billion due

to the increased production domestic

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

in million rupiahdalam jutaan rupiah

1352011 Annual Report

realisasi tahun 2010 mengalami kenaikan

sebesar 29,53% atau Rp. 25,74 miliar. Hal

ini disebabkan karena meningkatnya

realisasi produksi PJP4U Dalam Negeri dan

adanya penyesuaian tarif PJP4U Domestik

per 1 Oktober 2011 sebesar 30%.

(b) Luar Negeri sebesar Rp. 160,48

miliar, berada di bawah anggaran

1,84% atau Rp. 3,01 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 163,49 miliar.

Hal ini disebabkan oleh menguatnya

nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar,

dimana kurs pada RKAP tahun 2011

ditetapkan sebesar Rp. 9.250/USD,

sedangkan kurs rata-rata Tahun 2011

adalah Rp. 8.774/USD dan tidak

tercapainya pendapatan dari parkir

fee (progresif ). Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010

mengalami kenaikan sebesar 10,13%

atau Rp. 14,76 miliar.

(2) Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara

(PJP2U)

(a) Dalam Negeri sebesar Rp. 697,27

miliar, berada di atas anggaran

14,22% atau Rp. 86,78 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 610,48 miliar.

Hal ini berkorelasi dengan realisasi

produksi PJP2U Dalam Negeri. Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun

2010 mengalami kenaikan sebesar

46,66% atau Rp. 221,84 miliar.

(b) Luar Negeri sebesar Rp. 529,88

miliar, berada di atas anggaran

6,56% atau Rp. 32,64 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 497,24 miliar.

Hal ini berkorelasi dengan pencapaian

realisasi produksi PJP2U Luar Negeri.

Apabila dibandingkan terhadap

realisasi tahun 2010 mengalami

kenaikan sebesar 10,03% atau Rp.

48,32 miliar.

PJP4U and adjustment of domestic

PJP4U tariff effective from October 1,

2011 at 30%.

(b) International in the amount of Rp 160.48

billion – 1.84% or Rp 3.01 billion below

the planned Rp 163.49 billion due to the

strengthening of the exchange rate of

Rupiah against US Dollar, in which the

exchange rate of the 2011 Work Plan and

Budget is determined at Rp 9,250 / USD

while the average 2011 exchange rate

is Rp 8,774/USD and the failure to reach

the targeted income from parking fee

(progressive fee). Compared to the 2010

realization, there has been an increase

by 10.13% or Rp 14.76 billion.

(2) Aircraft Passenger Services (PJP2U)

(a) Domestic in the amount of Rp 697.27

billion – 14.22% above the budget or

Rp 86.78 billion above the planned Rp

610.48 billion due to the realization of

domestic PJP2U production. Compared

to the 2010 realization, there has been

an increase by 46.66% or Rp 221.84

billion.

(b) International in the amount of Rp

529.88 billion – 6.56% above the budget

or Rp 32.64 billion above the planned Rp

497.24 billion due to the achievement

of International PJP2U production

realization. Compared to the 2010

realization, there has been an increase

by 10.03% or Rp 48.32 billion.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

136 Laporan Tahunan 2011

(3) Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP)

(a) Dalam Negeri sebesar Rp. 37,36 miliar,

berada di atas anggaran 5,13% atau

Rp. 1,82 miliar dari yang direncanakan

sebesar Rp. 35,54 miliar, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun

2010 mengalami kenaikan sebesar

13,45% atau Rp. 4,43 miliar. Hal ini

disebabkan meningkatnya realisasi

produksi PJP Dalam Negeri diatas

target.

(b) Luar Negeri sebesar Rp. 90,62 miliar,

berada di bawah anggaran 30,63%

atau Rp. 40,02 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 130,64

miliar. Hal ini disebabkan oleh adanya

sharing pendapatan kepada PT. AP II

serta menguatnya nilai tukar Rupiah

terhadap US Dollar, dimana kurs pada

RKAP tahun 2011 ditetapkan sebesar

Rp. 9.250/USD, sedangkan kurs rata-

rata Tahun 2011 adalah Rp. 8.774/

USD. Apabila dibandingkan terhadap

realisasi tahun 2010 mengalami

kenaikan sebesar 13,89% atau Rp.

11,05 miliar.

(c) Lintas Udara sebesar Rp. 310,44 miliar,

berada di atas anggaran 4,03% atau

Rp. 12,02 miliar dari yang direncanakan

sebesar Rp. 298,42 miliar, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun

2010 mengalami kenaikan sebesar

2,96% atau Rp. 8,94 miliar. Hal ini

disebabkan meningkatnya realisasi

produksi PJP Lintas Udara di atas target.

(4) Aviobridge (Garbarata)

(a) Dalam Negeri realisasi sebesar Rp.

18,47 miliar, berada di atas anggaran

6,76% atau Rp. 1,17 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 17,30 miliar,

Apabila dibandingkan terhadap

realisasi tahun 2010 mengalami

(3). Aviation Services (PJP)

(a) Domestic in the amount of Rp 37.36

billion – 5.13% above the budget or

Rp 1.82 billion above the planned Rp

35.54 billion. Compared to the 2010

realization, there has been an increase

by 13.45% or Rp 4.43 billion due to the

increased realization of domestic PJP

production above the target.

(b) International Rp. 90.62 billion, were

under budget 30.63% or Rp. 40.02 billion

from the planned Rp. 130.64 billion. This

is caused by the presence of revenue

sharing to PT. AP II and the strengthening

of the rupiah against the U.S. dollar, with

the exchange rate at RKAP in 2011 is

set at Rp. 9.250/USD, while the average

rate year 2011 is Rp. 8.774/USD. In

comparison to the realization in 2010

increased by 13.89% or Rp. 11.05 billion.

(c) Cross-flight in the amount of Rp. 310.44

billion, 4.03% above the budget or Rp.

12.02 billion above the planned Rp.

298.42 billion; compared to the 2010

realization, there has been an increase

by 2.96% or Rp. 8.94 billion. This was

due to the increased realization of

cross-flight PJP production above the

target

(4) Aviobridge

(a) Domestic in the amount of Rp. 18.47

billion, which was above the budget by

6.76% or Rp. 1.17 billion of the plan in the

amount of Rp. 17.30 billion; compared to

the realization in 2010, this increased by

15.69% or Rp. 2.51 billion. This was due

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1372011 Annual Report

kenaikan sebesar 15,69% atau Rp. 2,51

miliar. Hal ini disebabkan pengenaan

tarif Aviobridge berdasarkan

pemakaian sehingga tarif untuk tipe

pesawat besar dan pesawat kecil sama.

(b) Luar Negeri realisasi sebesar Rp. 31,66

miliar, berada di bawah anggaran

12,00% atau Rp. 4,32 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 35,98

miliar. Hal ini berkorelasi dengan

realisasi produksi Aviobridge Luar

Negeri dan menguatnya nilai tukar

Rupiah terhadap US Dollar. Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun

2010 mengalami kenaikan sebesar

3,34% atau Rp. 1,02 miliar.

b) Pendapatan Non Aeronautika

Realisasi Pendapatan Non Aeronautika tahun

2011 sebesar Rp. 677,11 miliar, berada di atas

anggaran 1,45% atau Rp. 9,65 miliar dari yang

ditargetkan sebesar Rp. 667,46 miliar, dengan

penjelasan sebagai berikut:

(1) Pemakaian Counter sebesar Rp. 55,18 miliar,

berada di atas anggaran 14,54% atau Rp.

7,00 miliar dari yang direncanakan sebesar

Rp. 48,17 miliar, Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami

kenaikan sebesar 15,25% atau Rp 7,30 miliar.

Hal ini berkorelasi dengan realisasi produksi

Counter dan adanya perbedaan tarif antara

bandara besar dan bandara kecil.

(2) Pemakaian Telepon sebesar Rp. 10,94 miliar,

berada di bawah anggaran 6,10% atau Rp.

710,24 juta dari yang direncanakan sebesar

Rp. 11,65 miliar, Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami

penurunan sebesar 5,25% atau Rp. 605,66

juta. Hal ini dsebabkan menurunnya

realisasi produksi telepon dibawah target.

to the imposition of the Aviobridge tariff

based on the use, and thus the tariff was

the same for big and small aircraft.

(b) International, in the amount of Rp. 31.66

billion, 12.00% below the budget or

Rp. 4.32 billion of the planned Rp. 35.98

billion. This is related to the international

Aviobridge production realization and

the strengthening Rupiah exchange

rate against the US Dollar. Compared to

the realization in 2010, there has been

increase by 3.34% or Rp. 1.02 billion.

b) Non-Aeronautical Revenues

The 2011 realization of the Non-Aeronautical

Revenue of Rp. 677.11 billion is 1.45% above the

budget or Rp.9.65 billion of the targetted Rp.

667.46 billion, with the explanation as follows:

(1) Counter Usage in the amount of Rp. 55.17

billion is 14.54% above the budget or Rp.

7.00 billion of the planned Rp. 48.17 billion.

Compared to the realization in 2010,

there has been increase by 15.25% or Rp

7.30 billion. This is related to the counter

production realization and rate differences

between big airports and small the ones.

(2) Telephone usage in the amount of Rp.

10.94 billion is 6.10% below the budget

or Rp. 710.24 million of the planned Rp.

11.65 billion. Compared to the realization

in 2010, ther has been decrease by 5.25%

or Rp. 605.66 million. This is due to the

declined realization of the telephone

production to below the target.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

138 Laporan Tahunan 2011

(3) Pemakaian Listrik sebesar Rp. 39,22 miliar,

berada di atas anggaran 7,94% atau Rp.

2,89 miliar dari yang direncanakan sebesar

Rp. 36,34 miliar, Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami

kenaikan sebesar 4,18% atau Rp. 1,58 miliar.

Hal ini disebabkan adanya kenaikan Tarif

Dasar Listrik (TDL).

(4) Pemakaian Air sebesar Rp. 3,90 miliar,

berada di bawah anggaran 5,66% atau Rp.

233,76 juta dari yang direncanakan sebesar

Rp. 4,13 miliar, Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami

penurunan sebesar 5,43% atau Rp. 223,44

juta. Hal ini disebabkan menurunnya

realisasi produksi air dibawah target.

(5) Parkir/Peron/Pas sebesar Rp. 56,58 miliar,

berada di atas anggaran 15,07% atau

Rp. 7,41 miliar dari yang direncanakan

sebesar Rp. 49,17 miliar, Apabila

dibandingkan terhadap realisasi tahun

2010 mengalami kenaikan sebesar 31,15%

atau Rp. 13,44 miliar. Hal ini disebabkan

adanya peningkatan jumlah penumpang

dan penerapan parkir progresif, serta

penyesuaian tarif parkir motor dan

renegosiasi prosentase revenue sharing

di Bandara Selaparang serta penyesuaian

prosentase minimal omzet di Bandara

Juanda.

(6) Pemakaian Ruang Tunggu (Premium

Lounge) sebesar Rp. 17,11 miliar, berada di

atas anggaran 12,47% atau Rp. 1,89 miliar

dari yang direncanakan sebesar Rp. 15,22

miliar, Apabila dibandingkan terhadap

realisasi tahun 2010 mengalami kenaikan

sebesar 7,28% atau Rp. 1,16 miliar. Hal ini

didapatkan dari pendapatan pemakaian

ruang tunggu (premium lounge) di Bandara

Juanda Surabaya yang terealisasi sebesar

11,91% diatas RKA sebesar Rp. 15,21 miliar.

(3) Electricity use was in the amount of Rp

39.22 billion which was 7.94% above the

budget or Rp 2.89 billion compared to

the planned Rp 36.34 billion. Compared

to the realization in 2010, there has been

an increase at 4.18% or Rp 1.58 billion due

to the increase in the electricity basic tariff

(TDL).

(4) Water use was in the amount of Rp 3.90

billion which was 5.66% below the budget

or Rp 233.76 million compared to the

planned Rp 4.13 billion. Compared to

the realization in 2010, there has been an

deccrease at 5.43% or Rp 223.44 million

due to the decrease of realization of water

production below the target.

(5) Parking/Waving Gallery/Pass was in

the amount of Rp 56.58 billion, which

was 15.07% above the budget or Rp

7.41 billion above the planned Rp 49.17

billion. Compared to the realization in

2010, there has been an increase by

31.15% or Rp 13.44 billion due to the

increased number of passengers and

application of progressive parking tariff

and adjustment of motorcycle parking

tariff and renegotiation of percentage of

revenue sharing at Selaparang Airport

and adjustment of minimum revenue

percentage at Juanda Airport.

(6) Premium Lounge was in the amount of Rp

17.11 billion which was 12.47% or Rp 1.89

billion above the planned Rp 15.22 billion.

Compared to the realization in 2010, there

has been an increase by 7.28% or Rp

1.16 from the revenue from the 11.91%

increased realization of premium lounge

use at Juanda Airport Surabaya above the

Work Plan and Budget in the amount of Rp

15.21 billion.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1392011 Annual Report

(7) Sewa-sewa sebesar Rp. 168,99 miliar,

berada di bawah anggaran 7,23% atau Rp.

13,16 miliar dari yang direncanakan sebesar

Rp. 182,15 miliar. Hal ini dipengaruhi oleh :

(a) Sewa Ruang 3,82% dibawah anggaran

atau Rp. 5,43 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 142,37 miliar.

(b) Sewa Tanah 39,43% dibawah

anggaran atau Rp. 15,68 miliar dari

yang direncanakan sebesar Rp. 39,78

miliar

Apabila dibandingkan terhadap realisasi

tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar

10,33% atau Rp. 15,82 miliar.

(8) Sewa Tempat Reklame sebesar Rp.

32,29 miliar, berada di bawah anggaran

32,10% atau Rp. 15,26 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp. 47,55 miliar,

Apabila dibandingkan terhadap realisasi

tahun 2010 mengalami penurunan

sebesar 12,38% atau Rp. 4,56 miliar. Hal ini

disebabkan menurunnya realisasi produksi

tempat reklame dibawah target.

(9) Realisasi Konsesi sebesar Rp 205.49 miliar,

berada di atas anggaran sebesar 1,63

% atau sebesar Rp 3.30 miliar dari yang

direncanakan sebesar Rp 202.19 miliar. Hal

tersebut disebabkan oleh peningkatan

penetapan minimum omset di beberapa

Bandara. Apabila dibandingkan dengan

realisasi tahun 2010 mengalami

peningkatan sebesar 22,18 % atau sebesar

Rp 37.30 miliar.

(10) Warehousing sebesar Rp. 87,42 miliar,

berada di atas anggaran 23,32% atau Rp.

16,53 miliar dari yang direncanakan sebesar

Rp. 70,89 miliar, Apabila dibandingkan

terhadap realisasi tahun 2010 mengalami

peningkatan sebesar 34,17% atau Rp.

22,27 miliar. Hal ini disebabkan adanya

penyesuaian tarif PJKP2U di Bandara

Sultan Hasanuddin TMT 1 Januari 2011,

(7) Rents were in the amount of Rp 168,99

billion which was 7.23% below the budget

or Rp 13.16 billion compared to the

planned Rp 182.15 billion due to:

(a) Room Rent was 3.82% below the

target or Rp 5.43 billion compared to

the planned Rp 142.37 billion.

(b) Land Rent was 39.43% below the

target or Rp 15.68 billion compared

to the planned Rp 39.78 billion.

Compared to the 2010 realization, there

has been an increase by 10.33% or Rp

15.82 billion.

(8) Advertising Spots Rent was in the

amount of Rp 32.29 billion which was

32.10% below the target or Rp 15.26

billion compared to the planned Rp

47.55 billion. Compared to the 2010

realization, there has been a decrease

by 12.38% or Rp 4.56 billion due to the

decreased realization of advertising

spots production below the target.

(9) Concession realization was in the

amount of Rp 205.49 billion which was

1.63% above the target or Rp 3.30 billion

compared to the planned Rp 202.19

billion due to the increased minimum

revenue target at several airports

Compared to the 2010 realization, there

has been an increase by 22.18% or Rp

37.30 billion.

(10) The Warehousing in the amount of

Rp. 87.42 billion was above the budget

by 23.32% or Rp. 16.53 billion of the

planned Rp. 70.89 billion. Compared to

the realization in 2010, this increased

by 34.17% or Rp. 22.27 billion. This was

due to the PJKP2U tariff adjustment

at Sultan Hasanuddin Airport as of 1

January 2011, Sepinggan Airport as of

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

140 Laporan Tahunan 2011

Bandara Sepinggan TMT 1 Januari 2011,

Bandara Ngurah Rai TMT 16 Pebruari 2011

dan renegosiasi revenue sharing kargo di

Bandara Juanda.

2) Pendapatan Non Operasional

Pendapatan non operasional tahun 2011 terealisasi

sebesar Rp.304,66 miliar, sebesar 159,67% atau

sebesar Rp.187,33 miliar berada di atas anggaran

dari yang direncanakan sebesar Rp.117,33 miliar.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010,

maka mengalami peningkatan sebesar 27,10%.

Realisasi pendapatan non operasional tersebut

disebabkan atau sangat dipengaruhi antara lain

oleh :

a) Pendapatan selisih kurs terrealisasi sebesar

Rp.86,16 miliar yang tidak dianggarkan dalam

perencanaan tahun 2011 yang disebabkan

oleh pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah

terhadap US Dollar dimana nilai tukar

ditetapkan sebesar Rp.9.250,-/USD sedangkan

nilai tukar secara rata-rata di tahun 2011

terealisasi sebesar Rp.8.774,-/USD.

b) Pendapatan jasa giro dan bunga deposito

tahun 2011 terrealisasi sebesar Rp.144,21

miliar, sebesar 76,03% atau sebesar Rp.62,28

miliar berada di atas anggaran dari yang

direncanakan sebesar Rp.81,92 miliar. Apabila

dibandingkan dengan realisasi tahun 2010,

maka mengalami peningkatan sebesar

37,64%. Peningkatan realisasi pendapatan jasa

giro dan bunga deposito terhadap anggaran

yang direncanakan tersebut disebabkan

oleh meningkatnya jumlah dana yang

diinvestasikan pada giro dan deposito.

c) Pendapatan laba investasi pada perusahaan

asosiasi sebesar Rp.12,30 miliar yang tidak

dianggarkan dalam perencanaan tahun 2011,

yang diperoleh atas penyertaan 672.000

lembar saham atau 31,25% ke PT. Gapura

Angkasa.

1 January 2011, Ngurah Rai Airport as of

16 February 2011, and the renegotiated

cargo revenue sharing at Juanda Airport.

2) Non Operational Income.

The total realized non operational income in 2011 was

in the amount of Rp 304.66 billion which was 159.67%

or Rp 187.33 billion above the planed Rp 117.33 billion.

Compared to the 2010 realization, there has been

an increase by 27.10%. The non-operational income

realization is caused by or largely influenced by :

a) Income from realized exchange rate difference

in the amount of Rp 86.16 billion which was not

budgeted in the 2011 plan due to the influence

of the fluctuating exchange rate of rupiah against

US Dollar in which the exchange rate was set at Rp

9,250.- / USD while the realized average exchange

rate in 2011 was Rp 8,774- / USD.

b) The realized giro and deposit interest in 2011 was in

the amount of Rp 144.21 billion which was 76.03%

or Rp 62.28 billion above the planned budget in

the amount of Rp 81.92 billion. Compared to the

2010 realization, there has been an increase by

37.64%. The increase in the realization of giro and

deposit interest against the planned budget was

caused by the increased funds invested in giro and

deposits.

c) Investment profit revenue in associated

companies was in the amount of Rp 12.30 billion

which was not budgeted in the 2011 planning

from the ownership of 672,000 shares of 31.25% in

PT Gapura Angkasa.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1412011 Annual Report

d) Pendapatan lain-lain tahun 2011 terealisasi

sebesar Rp.38,38 miliar, terdapat diantaranya

adalah pendapatan atas investasi reksadana

yang dimiliki perusahaan sebesar Rp.18,31

miliar, klaim asuransi dari PT. Jasindo sebesar

Rp.4,84 miliar, pendapatan profit sharing

asuransi KDPPU PT. Angkasa Pura I dengan

Jasa Raharja sebesar Rp.1,03 miliar, koreksi

penyusutan aset tetap sebesar Rp.1,93 miliar

dan keuntungan penjualan aset tetap sebesar

Rp 711 juta.

b. Realisasi Beban Tahun 2011

Beban tahun 2011 terealisasi sebesar Rp.2,31 triliun,

sebesar 13,48% atau sebesar Rp.274,90 miliar berada di

atas anggaran dari yang direncanakan sebesar Rp.2,04

triliun. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun

2010, maka mengalami peningkatan sebesar 15,62%.

Realisasi beban tersebut dipengaruhi oleh realisasi beban

yang terdiri atas dua komponen beban berikut ini :

1) Beban Operasional

Realisasi beban operasional tahun 2011 terealisasi

sebesar Rp.2,19 triliun, sebesar 8,67% atau sebesar

Rp.174,84 miliar berada di atas anggaran dari

yang direncanakan sebesar Rp.2,02 triliun. Apabila

dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, maka

mengalami peningkatan sebesar 22,85%, dimana

realisasi beban operasional terdiri atas:

a) Beban Pegawai

Beban pegawai tahun 2011 terealisasi sebesar

Rp.904,41 miliar, sebesar 20,86% atau sebesar

Rp.156,10 miliar berada diatas anggaran dari

yang direncanakan sebesar Rp.748,31 miliar.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun

2010, maka mengalami peningkatan sebesar

34,13%. Peningkatan realisasi beban pegawai

tersebut disebabkan atau sangat dipengaruhi

oleh adanya pembebanan tambahan Iuran

Tunjangan Hari Tua (THT) pegawai sebesar

Rp.209,10 miliar yang merupakan kewajiban

perusahaan terhadap pegawai (imbalan

kerja) sesuai Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) 24.

d) The realized miscellaneous revenues in 2011 was

in the amount of Rp 38.38 billion including income

from mutual funds investment of the company in

the amount of Rp 18.31 billion, insurance claim

from PT Jasindo in the amount of Rp 4.84 billion,

KDPPU of PT Angkasa Pura I and Jasa Raharja

Insurance profit sharing revenue in the amount

of Rp 1.03 billion, correction of fixed assets

depreciation in the amount of Rp 1.93 billion and

profits from the sale of fixed in the amount of Rp

711 million.

b. Realization of Expenses in 2011

The realized expenses in 2011 were in the amount of

Rp 2.31 trillion which was 13.48% or Rp 274.90 billion

above the planned budget in the amount of Rp 2.04

trillion. Compared to the 2010 expenses, there has been

an increase by 15,62%. The realization of expenses was

influenced by expenses realization consisting of two

expenses components as follows:

1) Operational Expenses

The realized operational expenses in 2011 were in

the amount of Rp 2.19 trillion which was 8.67% or

Rp 174.84 billion above the planned budget in the

amount of Rp 2.02 trillion. Compared to the 2010

expenses, there has been an increase by 22.85%.

Operational expenses realization consisted of:

a) Employee Expenses

The realized employee expenses in 2011 were

in the amount of Rp 904.41 billion which was

20.86% or Rp 156.10 billion above the planned

budget in the amount of Rp 748.31. Compared

to the realization in 2010, there has been an

increase by 34.13%. The increase of realization

of employee expenses is largely influenced by

the employee Old Age Benefit (THT) in the

amount of Rp 209.10 billion which constituted

(work remuneration) in accordance with

Financial Accounting Standard Statement

(PSAK) 24.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

142 Laporan Tahunan 2011

b) Beban Pemeliharaan

Beban pemeliharaan tahun 2011 terealisasi

sebesar Rp.159,96 miliar, sebesar 12,62%

atau sebesar Rp.23,11 miliar berada di bawah

anggaran dari yang direncanakan sebesar

Rp.183,07 miliar. Apabila dibandingkan

dengan realisasi tahun 2010, maka mengalami

peningkatan sebesar 15,98%. Kurang

terserapnya realisasi beban pemeliharaan

terhadap anggaran yang direncanakan

tersebut disebabkan atau sangat dipengaruhi

oleh mundurnya realisasi penggunaan atau

peresmian Bandara Internasional Lombok yang

seharusnya terealisasi pada triwulan II menjadi

terealisasi pada triwulan IV atau lebih tepatnya

terealisasi pada bulan Oktober tahun 2011.

c) Beban Alat Tulis dan Keperluan Kantor

Beban alat tulis dan keperluan kantor tahun

2011 terealisasi sebesar Rp.33,24 miliar, sebesar

18,58% atau sebesar Rp.7,58 miliar berada

di bawah anggaran dari yang direncanakan

sebesar Rp.40,83 miliar. Apabila dibandingkan

dengan realisasi tahun 2010, maka mengalami

peningkatan sebesar 10,06%. Kurang

terserapnya realisasi beban alat tulis dan

persediaan kantor terhadap anggaran yang

direncanakan tersebut disebabkan atau

sangat dipengaruhi oleh tidak terealisasinya

secara keseluruhan penambahan sewa

komputer dan kurang terserapnya realisasi

beban BBM/Pelumas akibat berkurangnya

frekuensi pemadaman listrik yang berkorelasi

terhadap penggunaan peralatan genset di

beberapa Kantor Cabang.

d) Beban Utilitas

Beban utilitas tahun 2011 terealisasi sebesar

Rp.209,39 miliar, sebesar 15,24% atau sebesar

Rp.27,69 miliar berada di atas anggaran dari

yang direncanakan sebesar Rp.181,70 miliar.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun

2010, maka mengalami peningkatan sebesar

16,75%. Peningkatan realisasi beban utilitas

b) Maintenance Expenses

The realized maintenance expenses in 2011

were in the amount of Rp 159.96 billion which

was 12.62% or Rp 23.11 billion above the

planned budget in the amount of Rp 183.07

billion. Compared to the realization in 2010,

there has been an increase by 15.98%. The

non-absorption of realization of maintenance

expenses from the planned budget was

caused by or largely influenced by the

delay in the use or inauguration of Lombok

International Airport which should have been

realized in the second quarter but in fact was

only realized in the fourth quarter or October

2011.

c) Stationery and Office Supplies Expenses

The realized stationery and office supplies

expenses in 2011 were in the amount of Rp

33.24 billion which was 18.58% or Rp 7.58

billion above the planned budget in the

amount of Rp 40.83 billion. Compared to the

realization in 2010, there has been an increase

by 10.06%. The non-absorption of realization

of stationery and office supplies expenses

from the planned budget was caused by or

largely influenced by the failure to fully add

computer rent and non realization of fuel/

lubricant expenses due to the decreasing

frequency of blackout which is correlated with

the use of generators at several branch offices.

d) Utility Expenses

The realized utility expenses in 2011 were in

the amount of Rp 209.39 billion which was

15.24% or Rp 27.69 billion above the planned

budget in the amount of Rp 181.70 billion.

Compared to the realization in 2010, there has

been an increase by 16.75%. The increase of

utility expenses realization was caused by or

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1432011 Annual Report

tersebut disebabkan atau sangat dipengaruhi

oleh adanya peningkatan beban rekening listrik

karena pelaksanaan proyek pengembangan

di Bandara Ngurah Rai – Bali dan Bandara

Sepinggan – Balikpapan serta tindak lanjut

atas temuan Costumer Satisfaction Index (CSI)

yang dilakukan oleh Indonesia National Air

Carrier Assosiation (INACA) atas penerangan

cahaya ruangan terminal bandara dan

meningkatnya beban operasional Multy User

Check in System (MUCS) yang berkorelasi

dengan meningkatnya realisasi produksi

PJP2U domestik maupun internasional.

e) Beban Umum

Beban umum tahun 2011 terealisasi sebesar

Rp.423,30 miliar, sebesar 0,12% atau sebesar

Rp.519 juta berada di bawah anggaran dari

yang direncanakan sebesar Rp.423,82 miliar.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun

2010, maka mengalami peningkatan sebesar

19,27%. Kurang terserapnya realisasi beban

umum terhadap anggaran yang direncanakan

tersebut disebabkan oleh kurang terserapnya

realisasi beban olah raga akibat berkurangnya

aktivitas atau partisipasi acara olah raga

bersama yang diselenggarakan oleh pihak

internal maupun eksternal perusahaan

dan kurang terserapnya realisasi beban

permakanan dan minuman akibat tidak

terealisasinya penambahan tenaga Sumber

Daya Manusia (SDM) organik perusahaan yang

berpengaruh terhadap realisasi pemberian

uang makan harian kepada karyawan.

f ) Beban Penyusutan Aset Tetap

Beban penyusutan aset tetap tahun 2011

terealisasi sebesar Rp.400.55 miliar, sebesar

8,08% atau sebesar Rp.35,19 miliar berada

di bawah anggaran dari yang direncanakan

sebesar Rp.435,74 miliar. Apabila dibandingkan

dengan realisasi tahun 2010, maka mengalami

peningkatan sebesar 7,31%. Kurang

largely influenced by the increasing electricity

bills due to the development of Ngurah

Rai Bali and Sepinggan Balikpapan Airports

development projects and follow up of the

findings of the Indonesia National Air Carrier

Association (INACA) on the lightings of airport

terminal rooms and increasing operational

expenses of Multi-User Check in System

which is connected with the increasing of

realization of domestic and international

PJP2U production.

e) General Affairs Expenses

The realized general affairs expenses in 2011

were in the amount of Rp 423.30 billion

which was 0.12% or Rp 519 million below

the planned budget in the amount of Rp

423.82 billion. Compared to the realization in

2010, there has been an increase by 19.27%.

The non-absorption of realization of general

affairs expenses from the planned budget

was caused by the non-absorption of sport

expenses due to the decreasing frequency of

mass sport activity organized by the internal

and external parties of the company and non-

absorption of realization food and beverages

expenses due to failure to realize addition

affecting the realization of provision of daily

food allowances for employees.

f ) Fixed Assets Depreciation Expenses

The realized fixed assets depreciation

expenses in 2011 were in the amount of Rp

400.55 billion which was 8.08% or Rp 35.19

billion below the planned budget in the

amount of Rp 435.74 billion. Compared to the

realization in 2010, there has been an increase

by 7.31%. The non-absorption of realization

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

144 Laporan Tahunan 2011

terserapnya realisasi beban penyusutan aset

tetap terhadap anggaran yang direncanakan

tersebut disebabkan atau sangat dipengaruhi

oleh kurangnya daya serap investasi tahun

2011 terkait realisasi phisik pekerjaan investasi

serta adanya koreksi penyusutan aset tetap

sebesar Rp.86,22 miliar atas aset DPPU

Bandara Juanda – Surabaya yang diserahkan

kepada PT. Pertamina.

g) Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai

Beban penyisihan kerugian penurunan nilai

tahun 2011 terealisasi sebesar Rp.60,03 miliar,

sebesar 2.128,83% atau sebesar Rp.57,33

miliar berada di atas anggaran dari yang

direncanakan sebesar Rp.2,69 miliar. Apabila

dibandingkan dengan realisasi tahun 2010,

maka mengalami peningkatan sebesar

81,94%. Peningkatan realisasi beban utilitas

tersebut disebabkan atau sangat dipengaruhi

oleh penerapan PSAK 55 tentang instrumen

keuangan terkait perlakuan penyisihan

piutang, dimana belum diperhitungkan dalam

anggaran yang direncanakan.

h) Beban Amortisasi

Beban amortisasi tahun 2011 terealisasi

sebesar Rp.1,66 miliar, sebesar 8,37% atau

sebesar Rp.127,98 juta berada di atas anggaran

dari yang direncanakan sebesar Rp.1,53 miliar.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun

2010, maka mengalami penurunan sebesar

10,31%. Peningkatan realisasi beban utilitas

terhadap anggaran yang direncanakan

tersebut disebabkan oleh nilai amortisasi

atas beban studi dan program beasiswa

pendidikan pasca sarjana kepada pegawai.

2) Beban Non Operasional

Realisasi beban non operasional tahun 2011

terealisasi sebesar Rp.121,97 miliar, sebesar 456,59%

atau sebesar Rp.100,06 miliar berada di atas

anggaran dari yang direncanakan sebesar Rp.21,91

miliar. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun

of fixed assets depreciation from the planned

budget was caused by the poor absorption of

investment of 2011 with regard to the physical

realization of investment works and correction

in fixed assets depreciation in the amount of

Rp 86.22 billion in the assets of Juanda Airport

Surabaya DPPU which have been delivered to

PT Pertamina.

g) Value Depreciation Loss Provision Expenses

The realized value depreciation loss provision

expenses in 2011 were in the amount of Rp

60.03 billion which was 2,128.83% or Rp 57.33

billion above the planned budget in the

amount of Rp 2.69 billion. Compared to the

realization in 2010, there has been an increase

by 81.94%. The increase of utility expenses

realization was caused by or largely influenced

by the application of PSAK 55 concerning

financial instruments related to the treatment

of receivable provision which has not been

calculated in the planned budget.

h) Amortization Expenses

The realized amortization expenses in 2011

were in the amount of Rp 1.66 billion which

was 8.37% or Rp 127.98 million above the

planned budget in the amount of Rp 1.53

billion. Compared to the realization in 2010,

there has been a decrease by 10.31%. The

increase of utility expenses realization against

the planned budget was caused by the

amortization value of study and post graduate

scholarship expenses for employees.

2) Non Operational Expenses

The realized non operational expenses in 2011

were in the amount of Rp 121.97 billion which

was 456.59% or Rp 100.06 billion above the

planned budget in the amount of Rp 21.91

billion. Compared to the 2010 expenses, there

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1452011 Annual Report

2010, maka mengalami penurunan sebesar 43,81%.

Peningkatan realisasi beban non operasional

terhadap anggaran yang direncanakan tersebut

disebabkan atau sangat dipengaruhi oleh realisasi

beban selisih kurs sebesar Rp.86,22 miliar yang tidak

dianggarkan dalam perencanaan tahun 2011 akibat

pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap

US Dollar dimana nilai tukar ditetapkan sebesar

Rp.9.250,-/USD sedangkan nilai tukar secara rata-

rata di tahun 2011 terealisasi sebesar Rp.8.774,-/

USD.

c. Realisasi Laba (Rugi) Tahun 2011

Pada tahun 2011 perusahaan membukukan laba

sebelum pajak sebesar Rp.656,35 miliar, sebesar 5,44%

atau sebesar Rp.33,89 miliar berada di atas anggaran

dari yang direncanakan sebesar Rp.622,46 miliar. Apabila

dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, maka

mengalami peningkatan sebesar 39,06%. Realisasi laba

perusahaan tersebut dicapai atas realisasi yang terdiri dari :

1) Laba (Rugi) Operasional

Laba (rugi) operasional tahun 2011 terealisasi

sebesar Rp.473,66 miliar, sebesar 10,13% atau

sebesar Rp.53,39 miliar berada di bawah anggaran

dari yang direncanakan sebesar Rp.527,05 miliar.

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010,

maka mengalami peningkatan sebesar 5,41%.

2) Laba (Rugi) Non Operasional

Laba (rugi) non operasional tahun 2011 terealisasi

sebesar Rp.182,69 miliar, sebesar 91,47% atau

sebesar Rp.87,28 miliar berada di atas anggaran dari

yang direncanakan sebesar Rp.95,41 miliar. Apabila

dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, maka

mengalami peningkatan sebesar 706,64%.

3) Laba Rugi Komprehensif Tahun 2011

Laba (Rugi) komprehensif tahun 2011 sebesar Rp

545,80 milliar. Bila di bandingkan dengan tahun

2010 naik sebesar Rp 165,01 milliar atau 43,33%

has been a decrease by 43.81%. The increase of

non operational expenses realization against

the planned budget was caused or largely

influenced by the exchange rate difference

expenses in the amount of Rp 86.22 billion

which was not budgeted in the 2011 plan due

to the influence of the fluctuating exchange

rate of rupiah against US Dollar in which the

exchange rate was set at Rp 9,250.- / USD

while the realized average exchange rate in

2011 was Rp 8,774- / USD.

c. Profit (Loss) Realization in 2011

In 2011, the company recorded a profit before tax in

the amount of Rp 656.35 billion which was 5.44% or Rp

33.89 billion above the planned budget in the amount

of Rp 622.46 billion. Compared to the realization in 2010,

there has been an increase by 39.06%. The realization of

as follows :

1) Operational Profit (Loss)

The realized operational profit (loss) in 2011 was in

the amount of Rp 473.66 billion which was 10.13%

or Rp 53.39 billion below the planned target in

the amount of Rp 527.05 billion. Compared to the

realization in 2010, there has been an increase by

5.41%.

2) Non-operational profit (loss)

The realized operational profit (loss) in 2011 was in

the amount of Rp 182.69 billion which was 91.47%

or Rp 87.28 billion below the planned target in

the amount of Rp 95.41 billion. Compared to the

realization in 2010, there has been an increase by

706.64%.

3) Comprehensive Profit (Loss) in 2011

The realized comprehensive profit (loss) in 2011 was

in the amount of Rp 545.80 billion. Compared to

the realization in 2010, there has been an increase

in the amount of Rp 165.01 billion or 43.33%.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

146 Laporan Tahunan 2011

URAIANREAL

2011

RKAP

20112010

PERBANDINGAN %

DESCRIPTION

5 = (2-4) : 4 6 = (2-3) : 3

1 2 3 4 5 6 7

PENDAPATAN OPERASI OPERATIONAL REVENUE

Aeronautika 1.989.095 1.877.293 1.650.498 20,51 5,96 aeronautics

Non Aeronautika 677.107 667.456 583.635 16,02 1,45 Non Aeronatics

JUMLAH PENDAPATAN OPERASI 2.666.202. 2.544.749 2.234.133 19,34 4,77 TOTAL OPERATING REVENUE

BEBAN OPERASI OPERATIEXPENSES

Pegawai 904.411 748.313 674.299 34,13 20,86 employee

Pemeliharaan 159.960 183.067 137.919 15,98 12,62 maintenance

Suplai dan Perlengkapan 33.244 40.828 30.204 10,06 18,58 Supply and Equipment

Utilitas 209.393 181.704 179.345 16,75 15,24 Utility

Umum 423.298 423.818 354.910 19,27 (0,12) General Affairs

Penyusutan 400.549 435.745 373.270 7,31 8,08 Depreciation

Penyisihan Piutang Ragu-ragu 60.027 2.693 32.992 81,94 2.128,83 Provision for Doubtful

Amortisasi 1.657 1.529 1.848 10,31 8,37 Amortization

JUMLAH BEBAN OPERASI 2.192.538 2.017.697 1.784.787 22,85 8,67 TOTAL OPERATIONAL

JUMLAH LABA OPERASI 473.664 527.052 449.346 5,41 10,13 PROFITS

PENDAPATAN LAIN-LAIN 304.660 117.326 239.701.561 27,10 159,67 MISCELLANEOUS REVENUE

BEBAN LAIN-LAIN (121.971) (21.914) (217.053) 43,81 456,59 MISCELLANEOUS EXPENSES

JUMLAH LABA NON OPERASI 182.689 95.411 22.648 706,64 91,47 TOTAL NON-OPERATIONAL

TOTAL PENDAPATAN 2.970.863 2.662.075 2.473.835 20,09 11,60 TOTAL REVENUE

TOTAL BEBAN 2.314.510 2.039.612 2.001.841 15,62 13,48 TOTAL EXPENSES

LABA SEBELUM PAJAK 656.353 622.464 471.994 39,06 5,44 PROFIT BEFORE TAX

Pajak Penghasilan 112.126 - 94.062 19.20% - Income Tax

Laba Tahun Berjalan 544.227 - 377.933 44% - Current Year Profit

Pendapatan Konfrensif 1.577 - 2.861 - - Comprehensive Income

Laba Konfrensif tahun Berjalan 545.804 - 386.794 - - Current Year Comprehensive Incomet

Realisasi Laba (Rugi) Komperhensif Tahun 2011 dan 2010 Realization of Comprehensive Income 2011 and 2010

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

in million rupiahdalam jutaan rupiah

1472011 Annual Report

Comparative Changes in Equity 5 Year

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

3. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Statement of Changes in Equity

KETERANGAN 2011 2010 2009 2008 2007 DESCRIPTION

Saldo per awal periode 8.136.930 7.709.480 7.532.705 6.982.106 4.535.864Initial balance at the period

beginning

Laba bersih tahun berjalan 544.227 377.933 539.204 528.655 326.963 Current year Net profit

Dividen 155.300 161.761 130.380 81.741 71.435 dividends

Ta nti em 2.979 Bonus

PUKK/PKBL 17.749 21.568 15.646 3.270 8.572 PUKK / PKBL

Cadangan - Reserve

Penyertaan Modal Pemerintah 1.388.244 229.985 Government Equity

BPYBDS 1.145.724 2.861 106.780 2.203.684 BPYBDS

Laba pemilikan efek

yg belum direalisasi1.577 535 174 1.418

Non Realized Fund for Security

Holding

Koreksi saldo laba tahun lalu 158.025 215.867correction

Saldo per akhir periode 8.910.231 8.136.930 7.709.480 7.532.705 6.982.106 Balance at end of period

Perubahan Ekuitas Komparatif 5 Tahun

in million rupiahdalam jutaan rupiah

148 Laporan Tahunan 2011

KeteranganModal

Saham

Penyertaan

Modal

Pemerintah

Dan Bpybds

Laba Belum

Direalisasi

Atas

Emilikan Efek

Saldo LabaJumlah

EkuitasDESCRIPTION

Laba Tahun Cadangan

Berjalan

Saldo per 31 Desember 2009 1,800,000 4,308,830 580 1,276,734 539,204,103 7,925,3 Balance at December 31, 2009

koreksi saldo laba 215,867 216 correction of retained earnings

Saldo per 31 Desember 2009

(disaji1,800,000 4,308,830 580 1,276,734 323,337 7,709,4 Balance at December 31, 2009

laba bersih thn berjalan 2010

(Disajikan kembali)377,933 378

Net earnings year running 2010

(restated)

Dividen 161,761 161,7 dividend

PUKK/PKBL 21,568 21,5 PUKK / PKBL

Cadangan 355,875 355,875 Cadagan

B PYB D S 229,985 229,9 PYB B D S

Laba pemilikan efek yg

belum direalisasi2,861 3 Profit unrealized securities which

Koreksi saldo laba tahun lalu 215,867 215,867 Correction last year retained earnings

Saldo per 31 Desember

20101,800,000 4,538,815 3,441 1,416,741 377,933 8,136,9 Balance at December 31, 2010

Laba bersih tahun berjalan 544,227 544,2 Net income current year

Dividen 155,300 155,2 dividend

PUKK/PKBL 17,749 17,7 PUKK / PKBL

Cadangan 270,666 270,666 Cadagan

Penyertaan Modal

Pemerintah1,388,244 1,388,2 Government Equity

B PYB D S 1,145,724 1,145,7 PYB B D S

Laba pemilikan efek yg

belum direalisasi1,577 1 Non Realized Fund for Security

Koreksi saldo laba tahun lalu 92,244 65,782 158 Correction last year retained earnings

Saldo per 31 Desember

20111,800,000 4,781,335 5,019 1,779,650,6741 544,227,182 8,910,2 Balance at December 31, 2011

in million rupiahdalam jutaan rupiah

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1492011 Annual Report

4. Laporan Perubahan Arus Kas

Realisasi Arus Kas Perusahaan

Posisi kas dan setara kas pada akhir Desember 2011

sebesar Rp. 2,69 triliun, atau berada di atas anggaran

sebesar 186,33% atau Rp. 1,75 triliun, dengan penjelasan

sebagai berikut:

a. Arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp. 1,09

triliun, berada di atas RKA 403,08% yang disebabkan

meningkatnya penerimaan dari penjualan tunai

dan pelunasan piutang atas aktivitas operasional

terutama pada pendapatan aeronautika dan non

aeronautika.

b. Arus kas untuk aktivitas investasi sebesar Rp.

521,33 miliar, berada di bawah RKA 65,97% yang

disebabkan rendahnya daya serap investasi, serta

belum terealisasinya penyertaan modal ke anak

perusahaan.

c. Arus kas untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp.

140,55 miliar, berada di bawah RKA 173,59%.

4. Statements of Changes in Cash Flow

The Company’s Cash Flow Realization

The position of cash and cash equivalent at the end of

December 2011 was Rp 2.69 trillion which was 186.33%

or Rp 1.75 trillion above the budget with the detail as

follows:

a. The cash flow from operational activities was in the

amount of Rp 1.09 trillion which was 403.08% above

the Work Plan and Budget due to the increase of

revenue from the cash sale and full repayment of

receivables of operational activities particularly

aeronautical and non aeronautical revenues.

b. The cash flow for investment activities was in

the amount of 521,33 billion which was 65.97%

below the Work Plan and Budget due to the low

investment absorption and non realization of

investment in subsidiaries.

c. The cash flow for funding activities was in the

amount of Rp 140.55 billion which was 173.59%

below the Work Plan and Budget.

NO URAIANREAL

2011

RKAP

20112010

PERBANDINGAN %DESCRIPTION

6 = (3-5) : 5 7 = (3-4) : 4

1 2 3 4 5 6 7 8

Arus Kas dari (untuk): Cash flows from (to):

1 Aktivitas Operasi 1.099.416 218.538 843.810 30,29 403,08 Operating Activities

2 Aktivitas Investasi 521.328 1.531.808 216.664 140,62 65,97 Investment activities

3 Aktivitas Pendanaan 144.054 190.977 185.465 22,33 175,43 Financing Activities

4Kenaikan bersih kas dan

setara kas434.034 1.122.293 441.681 1,73 138,67

Net increase in cash and cash

equivalents

5Kas dan setara kas pada

awal periode2.262.232 2.063.964 1.820.551 24,26 9,61

Cash and cash equivalents at

beginning of period

6Kas dan setara kas pada akhir periode 2.696.266 941.671 2.262.323 19,19 186,33 Cash and cash equivalents

at end of period

Realisasi Arus Kas Perusahaan Tahun 2011 & 2010 Realization of the Company’s Cash Flow in 2011 & 2010

in million rupiahdalam jutaan rupiah

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

150 Laporan Tahunan 2011

5. Struktur Modal

Rasio Keuangan Periode 2007-2011

Kondisi rentabilitas dan likuiditas perusahaan selama

tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 memiliki kinerja

yang cukup baik. Hal ini diperlihatkan oleh rata-rata

pertumbuhan rentabilitas sebesar 5,14% per tahun.

Pertumbuhan rata-rata solvabilitas sebesar 17,23% per

tahun. Namun likuiditas mengalami penurunan rata-rata

sebesar 1,26% per tahun, seiring dengan pendanaan

proyek pengembangan bandara yang sedang berjalan.

Hal ini dapat dilihat pada tabel dan grafik laporan rasio

keuangan komparatif di bawah ini:

5. Capital structure

2007-2011 Financial Ratio

during the 2007 up to 2011 shows a relatively pretty

good performance as indicated by the average revenue

rentability of 5.14% per year and the average solvability

growth of 17.23% per year. However, on average, the

liquidity has decreased by 1.26% per year in connection

with the ongoing airport development projects as

stated in the comparative financial statement table and

chart below:

Rasio Keuangan Selama 5 Tahun Terakhir Financial Ratio in the last 5 years

URAIAN 2011 2010 2009 2008 2007 DESCRIPTION

RENTABILITAS RENTABILITY

Rasio Laba Operasi 17.77% 20.11% 23.96% 21.53% 15.72% Ratio of Operating Income

Laba Terhadap Aset 6.48% 5.13% 7.70% 8.12% 5.20% Against Earnings Assets

Rasio Operasi 82.23% 79.89% 76.04% 78.47% 84.28% Operating Ratio

LIKUIDITAS LIQUIDITY

Rasio Lancar 492.31% 498.71% 508.11% 543.10% 519.58% Current ratio

Rasio Kas 415.10% 397.39% 367.95% 401.15% 363.41% Cash ratio

SOLVABILITAS SOLVABILITY

Rasio Hutang Terhadap Aset 12.09% 11.53% 8.08% 7.66% 6.61% Against Debt Assets

Rasio Hutang Terhadap Modal 13.76% 13.06% 8.79% 8.30% 7.08% Against Debt Capital

Rasio Hutang Terhadap Aset Tetap 20.62% 21.84% 14.37% 13.09% 11.09% Against Debt Fixed Assets

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1512011 Annual Report

6. Investasi 6. Investment

No. PROGRAM

REALISASI RKAP 2011

PROGRAMNILAI

KONTRAK

JUMLAH

PROGRAM% FISIK % PROGRAM NILAI

JUMLAH

PROGRAM

1 Rutin ATS 59,371 44 0.49 89.80 69,779 49 Routine Ats

2 Rutin Non ATS 434,171 307 13.40 81.87 927,298 375 Non Routine Ats

3 Non Rutin / Proyek 1,009,966 16 8.96 66.67 1,518,629 24Non Routine /

Project

Jumlah 1,503,507 367 22.85 81.92 2,515,706 448 Total

Realisasi Program Investasi sampai dengan 31 Desember 2011

No. URAIAN

REALISASI NILAI KONTRAK

TAHUN 2011 RKAP 2011

(revisi)

%

7=(5-6) : 6DESCRIPTION

TAHUN

SEBELUMNYATAHUN 2011 TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Rutin ATS 5.849 53.929 59.777 69.779 -14,33% ROUTINE ATS

2 Rutin Non ATS 74.470 359.898 434.368 927.298 -53,16% NON ROUTINE ATS

3 Non Rutin 27.907 1.182.346 1.210.253 1.518.629 -20,31% NON-ROUTINE

Total 108.226 1.596.172 1.704.398 2.515.706 -32,25% TOTAL

Realisasi Investasi sampai dengan 31 Desember 2011 Investment up to December 31, 2011

Investment up to December 31, 2011

a. Realisasi Investasi

Sesuai dengan kontrak yang sudah ditandatangani

sampai dengan 31 Desember 2011, realisasi nilai

kontrak investasi mencapai Rp. 1,70 triliun atau

32,25% di bawah RKAP tahun 2011 (ATS, Non ATS

dan Non Rutin).

a. Investment Realization

In accordance with the contracts that have been

signed up to December 31, 2011, the realized

investment contract value reaches Rp 1.70 trillion

or 32.25% below the 2011 Work Plan and Budget

(ATS, Non ATS and Non Routine).

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

in million rupiahdalam jutaan rupiah

in million rupiahdalam jutaan rupiah

152 Laporan Tahunan 2011

URAIAN | DESCRIPTIONTARGET KPI 2011 |

2011 TARGET KPIREAL 2011 | 2011 REALIZATION

Realisasi Program | Program Realization85% 81,92%

Prestasi Fisik terhadap Bobot Investasi |

Physical Progress against Investment

Significance

75% 22,85,%

Program Investasi Strategis

Realisasi program investasi strategis antara lain sebagai

berikut :

1) Program Investasi pendukung Keselamatan

Penerbangan / Keamanan

a) Pekerjaan Overlay Permukaan berikut Shoulder

Taxiway di N-4, N-5, dan N-6 seluas 31.927 m2 dan

Rekonstruksi Apron Taxiway di Barat N-3 seluas

1.125 m2 di Bandara Ngurah Rai dengan nilai Rp.

7,88 miliar prestasi fisik 100% (multiyears 2010-

2011)

b) Pekerjaan Overlay landasan 13-31 peningkatan

keseragaman menjadi PCN 50 F/C/X/T dan

Pembuatan Paved Shoulder ke arah Runway 13

sepanjang 480m' di Bandara Ahmad Yani dengan

nilai Rp. 38,29 miliar prestasi fisik 100% (multiyears

2010-2011)

c) Overlay Runway 18-36 di Bandara Sam Ratulangi

dengan nilai Rp. 25,88 miliar prestasi fisik 100%

(multiyears 2010-2011)

d) Satu paket Overlay (R/W & T/W) seluas 120.022,1

m2 di Bandara El-Tari dengan nilai Rp. 22 miliar

prestasi fisik 50,69% (multiyears 2010-2011)

e) Pengadaan dan pemasangan Radio Komunikasi

HF Rdara 1 set dual di MATSC dengan nilai Rp. 5,85

miliar prestasi fisik 100% (multiyears 2009-2011)

f ) Pengadaan dan Pemasangan CCTV Lengkap

dengan Recording untuk Air Side di Bandara

Juanda dengan nilai Rp. 7,5 miliar prestasi fisik

100% (multiyears 2010-2011)

g) Pengadaan 5 unit Kendaraan PKP-PK Crash Car

Foam Tender Type I Combined Agent untuk 5

Bandara (UPG, MDC, JOG, SOC dan SRG) dengan

nilai Rp. 63 miliar, sampai saat ini masih dalam

proses pabrikasi untuk selanjutnya proses

pengiriman (multiyears 2010-2011)

The strategic investment program realization includes,

among other things:

1) Aviation Safety / Security Supporting Investment

Program

a) Surface overlay and construction of taxiway

shoulder works at N-4, N-5, and N-6 in an area of

31,927 meter square and reconstruction of taxiway

apron in the west N-3 in an area of 1,125 meter

square at Ngurah Rai Airport with the value of Rp

7.88 billion with the physical progress of 100%

(multi-years 2010-2011).

b) Runway 13-31 overlay work to increase the

uniformity to be PCN 50 F/C/X/T and construction

of 480 meters paved shoulder of Runway 13 at

Ahmad Yani Airport with the value of Rp 38.29

billion with the physical progress of 100% (multi-

years 2010-2011).

c) Overlay of runway 18-36 work at Sam Ratulangi

Airport with the value of Rp 25.88 billion with the

physical progress of 100% (multi-years 2010-2011).

d) One overlay package (R/W & T/W) in an area of

120,022.1 meter square at El-Tari Airport with the

value of Rp 22 billion with the physical progress of

50.69% (multi-years 2010-2011).

e) Procurement and installation of 1 set of HF Rdara

dual Communication Radio at MATSC with the

value of Rp 5.85 billion with the physical progress

of 100% (multi-years 2009-2011).

f ) Procurement and installation of a full set of CCTV

and recording for air side at Juanda Airport with the

value of Rp 7,5 billion with the physical progress of

100% (multi-years 2010-2011).

g) Procurement of 5 units of PKP-PK Crash Car Foam

Tender Type I Combined Agent for 5 airports (UPG,

MDC, JOG, SOC and SRG) with the value of Rp 63

billion which, to date, is still in fabrication process

and will be delivered later (multi-years 2010-2011).

Strategic Investment Program

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1532011 Annual Report

h) Pengadaan X-Ray untuk 5 Bandara (DPS, BPN,

JOG, SOC, SRG) dan 1 SBU. Terminal Kargo

UPG dengan nilai Rp. 37 miliar, telah dilakukan

Factory Acceptance Test dan selanjutnya proses

pengiriman (multiyears 2010-2011)

i) Pengadaan ATC System di Bandara Sepinggan

dengan nilai Rp. 19,35 miliar, akan dilakukan

Factory Acceptance Test (multiyears 2009-2011)

j) Pengadaan Radar MSSR Mode S di Bandara

Pattimura dengan nilai Rp. 21,96 miliar, akan

melakukan Factory Acceptance Test (multiyears

2009-2011)

2) Program Investasi pendukung Pelayanan

a) Perluasan Ruang Tunggu Keberangkatan Domestik

di Bandara Sepinggan dengan nilai Rp. 1,50 miliar

prestasi fisik 100% (multiyears 2010-2011)

b) Pengadaan dan pemasangan hardware dan

infrastruktur FIDS 1 (satu) set di Bandara Sepinggan

dengan nilai Rp. 1,69 miliar prestasi fisik 100%

(multiyears 2010-2011)

c) Pengadaan dan Pemasangan Chiller AC Central 1

unit 300 TR di Bandara Sam Ratulangi dengan nilai

Rp. 2,40 miliar prestasi fisik 100% (multiyears 2010-

2011)

d) Pengadaan & pemasangan 1 unit Trafo Daya 1250

KVA beserta kelengkapannya di Bandara Sam

Ratulangi dengan nilai Rp. 1,42 miliar prestasi fisik

100% (multiyears 2010-2011)

e) Pengadaan dan Pemasangan 3 (tiga) unit Escalator

Terminal dan Renovasi Terminal lantai 1 untuk

Konsesioner & Foodcourt Area seluas 1.244 m2 di

Bandara Sam Ratulangi dengan nilai Rp. 4,12 miliar

prestasi fisik 100% (multiyears 2010-2011)

3) Program Peningkatan Pendapatan/Efisiensi Beban

Pembuatan Gedung Airline Maintenance beserta

Fasilitas Penunjang dengan luas 1.080 m2 di Bandara

Juanda dengan nilai Rp. 1,72 miliar prestasi fisik 100%

(multiyears 2010-2011)

h) Procurement of X-Rays for 5 airports (DPS, BPN, JOG,

SOC, SRG) and 1 SBU and UPG cargo terminal with

the value of Rp 37 billion. They have undergone

factory acceptance test and will be delivered later

(multi-years 2010-2011)

i) Procurement of ATC System at Sepinggan Airport

with the value of Rp 19.35 billion which will

undergo factory acceptance test (multi-years

2009-2011).

j) Procurement of MSSR Mode S Radar at Pattimura

Airport with the value of Rp 21.96 billion which

will undergo factory acceptance test (multi-years

2009-2011).

2) Service Supporting Investment Program

a) Expansion of Domestic Departure Waiting Rooms

at Sepinggan Airport with the value of Rp 1.50

billion with the physical progress of 100% (multi-

years 2010-2011).

b) Procurement and installation of 1(one) set of FIDS

hardware and infrastructure at Sepinggan Airport

with the value of Rp 1.69 billion with the physical

progress of 100% (multi-years 2010-2011).

c) Procurement and installation of 1 unit of Central

AC Chiller 300 TR at Sam Ratulangi Airport with the

value of Rp 2.40 billion with the physical progress

of 100% (multi-years 2010-2011).

d) Procurement and installation of 1 unit of Power

Transformer 1250 KVA and its equipment at Sam

Ratulangi Airport with the value of Rp 1.42 billion

with the physical progress of 100% (multi-years

2010- 2011).

e) Procurement and installation of 3 (three) units of

Terminal Escalators and renovation of the 1st floor of

the terminal for concessionaires and food court area

in an area of 1,244 meter square at Sam Ratulangi

Airport with the value of Rp 4.12 billion with the

physical progress of 100% (multi-years 2010-2011).

3) Revenue Increase/Expense Efficiency Program

Construction of airline maintenance building and its

supporting facilities in an area of 1,080 meter square at

Juanda Airport with the value of Rp 1.72 billion with the

physical progress of 100% (multi-years 2010-2011).

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

154 Laporan Tahunan 2011

4) Program Produktivitas Kerja

a) Pekerjaan Renovasi Gedung Perwara Tahap II

termasuk Furniture dan Sarana Penunjangnya di

Kantor Pusat dengan nilai Rp. 4,04 miliar prestasi

fisik 100% (multiyears 2010-2011)

b) Pembuatan Gedung Kantor Cabang Bandara

Adisutjipto termasuk Furniture dengan nilai Rp.

6,39 miliar prestasi fisik 100% (multiyears 2010-

2011)

5) Program Citra Perusahaan

a) Pembangunan Masjid dan Sarana Penunjangnya

termasuk Jasa Konsultan di Bandara Adisumarmo

dengan nilai Rp. 2,43 miliar prestasi fisik 100%

(multiyears 2010-2011)

b) Pembuatan Icon Bandara Hasanuddin (Patung

Sultan Hasanuddin) dengan nilai Rp. 6,3 miliar

prestasi fisik 100%.

6) Proyek Pengembangan Bandara

a) Proyek Pengembangan Bandara Internasional

Lombok (PP-BIL) dalam tahap proses penyelesaian:

Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi

dengan nilai kontrak Rp. 1,43 miliar oleh PT.

Isoplan.

Pekerjaan terminal penumpang dan fasilitas

penunjangnya dengan nilai kontrak Rp. 39,59

miliar oleh PT. Slipi Raya Utama, prestasi fisik

93%.

Pekerjaan fasilitas penunjang proyek

pembangunan (pek. Sipil, mekanikal,

elektrikal) dengan nilai kontrak Rp. 12,44

miliar oleh PT. PP. Dirganeka, prestasi fisik 30%.

b) Proyek Pengembangan Bandara Internasional

Ngurah Rai (PP-BIB) sebagai berikut :

Paket I nilai kontrak : Rp. Rp. 214,91 miliar oleh

PT. Duta Graha dan PT. Nindya Karya (Persero)

KSO dengan prestasi fisik 29,71%.

Paket II nilai kontrak : Rp. 341,30 miliar oleh PT.

Pembangunan Perumahan dengan prestasi

fisik 10,21%.

4) Work Productivity Program

a) Second Phase Renovation Work of Perwara

Building, including the furniture and supporting

facilities of the Head Office, with the value of Rp

4.04 billion with the physical progress of 100%

(multi-years 2010-2011).

b) Construction of Adisutjipto Airport Branch Office,

including the furniture, with the value of Rp 6.39

billion with the physical progress of 100% (multi-

years 2010-2011).

5) Corporate Image Program

a) Construction of mosque and its supporting

facilities, including consultant services at

Adisumarmo Airport with the value of Rp 2.43

billion with the physical progress of 100% (multi-

years 2010-2011).

b) Construction of Sultan Hasanuddin Airport icon

(Sultan Hasanuddin Statue) with the value of Rp

6.3 billion with the physical progress of 100%.

6) Airport Development Project

a) Lombok International Airport Development (PP-

BIL) which is now at the completion phase:

Construction management consultation

service with the contract value in the amount

of Rp 1.43 billion by PT. Isoplan.

Passenger terminal and its supporting

facilities work with the contract value in the

amount of Rp 39.59 billion by PT. Slipi Raya

Utama with the physical progress of 93%.

Development project supporting facilities

work (civil, mechanical and electrical work)

with the contract value in the amount of Rp

12.44 billion by PT. PP. Dirganeka with the

physical progress of 30%.

b) Ngurah Rai International Airport Development

Project (PP-BIB) as follows:

Package I with the contract value of Rp 214.91

billion by PT. Duta Graha and PT. Nindya Karya

(Persero) under Operational Cooperation

Pattern with the physical progress of 29.71%.

Package II with the contract value of Rp 341.30

billion by PT. Pembangunan Perumahan with

the physical progress of 10.21%.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1552011 Annual Report

Paket III nilai kontrak : Rp. 1,17 triliun oleh

PT. Adhi Karya dan PT. Wijaya Karya dengan

prestasi fisik 3,68%.

c) Proyek Pengembangan Bandara Internasional

Sepinggan dengan realisasi sebagai berikut :

Pekerjaan Jasa Konsultan Manajemen

Konstruksi dengan nilai kontrak sebesar Rp.

14,24 miliar oleh PT. Ciriajasa CM and PT.

Artefak Arkindo (KSO)

Paket I : Design & Build Pembangunan

Gedung dengan nilai kontrak sebesar Rp.

108,08 miliar oleh PT. Waskita Karya dengan

prestasi fisik 6,14%.

Paket II : Pekerjaan Gedung Terminal & Fasilitas

Penunjangnya dengan nilai kontrak sebesar

Rp. 1,12 triliun dengan pelaksana PT. Wijaya

Karya, PT. Adhi Karya dan PT. Pembangunan

Perumahan (KSO) dengan prestasi fisik 2,45%.

Paket III : Pekerjaan Infrastruktur & Fasilitas

Penunjangnya terealisasi nilai kontrak sebesar

Rp. 252,94 miliar pelaksana PT. Jaya Konstruksi

& PT. Istaka Karya (KSO) dengan prestasi fisik

3,09%.

d) Penyempurnaan Terminal & Fasilitas Penunjangnya

di Bandara Sultan Hasanuddin dengan nilai kontrak

Rp. 27,9 miliar dengan prestasi fisik 95,67% dengan

pelaksana PT. Adhi Karya (Persero)

e) Proyek Pengembangan Terminal Selatan Bandara

Juanda:

Design & Build Pekerjaan Terminal Selatan

dan Fasilitas Penunjangnya masih dalam

tahap persiapan dan pengembangan design.

Jasa Konstruksi Manajemen Konstruksi (CM)

dengan nilai kontrak sebesar Rp. 3,8 miliar

pelaksana PT. Cakra Manggilingan Jaya,

PT. Emekon Prakasita dan PT. Bita Enerco

Engineering (KSO)

Package III with the contract value of Rp 1.17

trillion by PT. Adhi Karya and PT. Wijaya Karya

with the physical of progress 3.68%.

c) Development of Sepinggan International Airport

Project with the realization as follows:

Construction Management Consultant Service

Work with the contract value of Rp 14.24 billion

by PT. Ciriajasa CM and PT. Artefak Arkindo

(under an Operation Cooperation Scheme).

Package I: Designing and Construction of

building with the contract value of Rp 108.08

billion by PT. Waskita Karya with the physical

progress of 6.14%.

Package II: Terminal building and its

supporting facilities work with the contract

value of Rp 1.12 trillion with the contractors

PT. Wijaya Karya, PT. Adhi Karya and PT.

Pembangunan Perumahan (under an

Operation Cooperation Scheme) with the

physical progress of 2.45%.

Package III: Realization of infrastructure and

its supporting facilities work with the contract

value of Rp 252.94 billion with the contractors

PT. Jaya Konstruksi and PT. Istaka Karya (under

an Operation Cooperation Scheme) with the

physical progress of 3.09%.

d) Refurbishment of terminal and supporting facilities

at Sultan Hasanuddin Airport with the contract

value of Rp 27.9 billion with the physical progress

of 95.67% by contractor PT. Adhi Karya (Persero).

e) South terminal development project of Juanda

Airport:

The designing and building of the South

Terminal and its supporting facilities is still

in the design preparation and development

phase.

Construction management service (CM)

with the contract value of Rp 3.8 billion with

by PT. Cakra Manggilingan Jaya, PT. Emekon

Prakasita and PT. Bita Enerco Engineering

(under an Operation Cooperation Scheme).

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

156 Laporan Tahunan 2011

b. Ikatan yang material untuk investasi belanja

modal

Pada Tahun 2011 tidak terdapat ikatan yang

material untuk investasi belanja modal (capital

expensitures) Realisasi investasi yang dicapai

oleh perusahaan, sepenuhnya didanai dengan

menggunakan dana internal perusahaan.

Anggaran investasi Tahun 2011 meningkat

yang sangat signifikan, yakni dari Rp. 610,23

milyar pada Tahun 2010 menjadi Rp. 2,52 triliun

pada Tahun 2011. Anggaran investasi non rutin

(proyek pengembangan bandara) mengalami

peningkatan tertinggi, yakni dari Rp. 119,42

milyar pada Tahun 2010 menjadi Rp. 1,52

triliun pada Tahun 2010. Peningkatan anggaran

investasi pada proyek pengembangan bandara

merupakan keputusan strategis manajemen agar

kapasitas bandara dapat mengimbangi trend

industri transportasi udara nasional yang terus

mengalami pertumbuhan signifikan selama

beberapa tahun terakhir. Pelaksanaan proyek

pengembangan bandara merupakan salah satu

bentuk implementasi strategi perusahaan untuk

mencapai tujuan strategis perusahaan, antara lain

service excellence dan revenue enhancement.

7. Tingkat kolektibilitas piutang usaha

Tingkat kolektibilitas piutang usaha menunjukkan

kemampuan merealisasikan penerimaan pembayaran

dari debitur perusahaan (Average Collection Period

/ ACP) Pada Tahun 2011, realisasi ACP = 17 hari,

yang berarti bahwa secara rata-rata piutang usaha

perusahaan dapat dikonversi menjadi penerimaan kas

dalam waktu 17 hari. Apabila dibandingkan dengan

Tahun 2010, realisasi ACP Tahun 2011 mengalami

penurunan 9 hari penagihan. Penurunan ACP yang

cukup signifikan secara bersama-sama disebabkan

oleh penurunan saldo piutang usaha (18,77%) dan

peningkatan pendapatan usaha (19,34%) pada

Tahun 2011 dibandingkan dengan Tahun 2010.

Peningkatan kolektibilitas piutang usaha perusahaan

berhubungan erat dengan realisasi arus kas masuk

b. Material commitment for capital expenditures

investment

In 2011 there was no material commitment for

capital expenditures investment. The realized

investments of the Company were fully financed

The investment budget in 2011 increased very

significantly from Rp 610.23 billion in 2010 to

be Rp 2.52 trillion in 2011. The budget with the

highest increase was non-routine investment

budget (airport development projects budget)

namely from Rp 119.42 billion in 2010 to be Rp

1.52 trillion in 2011. The increase of investment

budget in airport development projects is a

strategic decision of the management to allow

airports capacities to meet the national air

transportation industry trend that has continually

grown significantly during the last few years. The

implementation of airport development projects

strategic objectives, among other things service

excellence and revenue enhancement.

7. Collectability Level of Account Receivables

Business receivables collectability level indicates the

(also known as the Average Collection Period / ACP). In 2011

the ACP realization was 17 days, which means that on average,

cash in 17 days. Compared to the realization in 2010, the ACP

realization in 2011 decreased by 9 days of collection. The

relatively significant ACP decrease is partially contributed by

the decreasing business receivables balance (18.77%) and

increasing business revenue (19.34%) in 2011 compared to

and the total funds that can be optimized through fund

management. Therefore, the increasing business receivables

collectability also gives indirect contribution to the

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1572011 Annual Report

(cash inflow) perusahaan dan jumlah dana yang dapat

dioptimalkan melalui pengelolaan dana. Dengan

demikian, peningkatan kolektibilitas piutang usaha

secara tidak langsung juga berperan dalam pencapaian

salah satu tujuan strategis perusahaan, yakni revenue

enhancement.

8. Analisis Tentang Kemampuan

Membayar Utang

Sebagai salah satu ukuran likuiditas, perusahaan

mempunyai rasio lancar (current ratio) sebesar 492,31%

pada Tahun 2011. Hal ini mengindikasikan bahwa

perusahaan memiliki kemampuan yang sangat baik

untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek.

Perusahaan juga mempunyai kemampuan yang

sangat baik untuk membayar kewajiban jangka pendek

kewajiban jangka panjang dimana rasio hutang

terhadap aset (debt to asset ratio) sebesar 12,09%. Rasio

hutang terhadap aset relatif stabil pada kisaran 12%

pada Tahun 2010 dan Tahun 2011.

Rasio ini menunjukkan bahwa sampai dengan akhir

Tahun 2011, sebagian besar aset-aset perusahaan

didanai dengan menggunakan dana internal

perusahaan. Sampai dengan akhir Tahun 2011,

perusahaan belum mempunyai hutang dalam jumlah

yang material. Komposisi kewajiban perusahaan saat ini

lebih didominasi oleh kewajiban yang bersifat jangka

pendek, yakni 57,45% dari seluruh kewajiban, namun

dengan jumlah yang relatif tidak besar.

9. Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan

Keuangan

Pada tanggal 6 Januari 2012, perusahaan telah

mendirikan 4 anak perusahaan yang akan membantu

perusahaan dalam perluasan usahanya, yakni:

a. PT Angkasa Pura Logistics

PT Angkasa Pura Logistics didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero)

nomor 194/DK.API/2011 tangal 15 Desember 2011.

Bidang usaha PT Angkasa Pura Logistics adalah

jasa pengurusan transportasi (freight forwarding)

dengan modal dasar Rp. 80 miliar dan telah disetor

namely revenue enhancement.

8. Analysis of Capacity to Repay Debts

current ratio in 2011 was 492.31% which indicates that

the company has a very good capability to repay its

short-term obligations. The Company also has a very

good capability to repay its short-term liabilities and

long term liabilities as indicated by the debt to asset

ratio of 12.09%. Its debt to asset ratio was relatively

stable at around 12% in 2010 and 2011.

This ratio indicates that until the end of 2011, most

funds. Until the end of 2011, the company does not

have any material debts. The composition of the

term obligations, namely 57.45% of all obligations, but

not in a significant amount.

9. Important Events after the Date Of

Financial Statement

On 6 January 2012, the company established 4

subsidiaries to assist in expanding its business, namely:

a. PT. Angkasa Pura Logistics

PT. Angkasa Pura Logistics was established pursuant

to Approval of the Board of Commissioners of PT.

Angkasa Pura I (Persero) Number 194/DK.API/2011,

dated December 15, 2011. It engages in freight

forwarding services with the authorized capital of

Rp 80 billion; of that amount Rp 21 billion has been

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

158 Laporan Tahunan 2011

penuh Rp. 21 miliar. Pendirian PT Angkasa Pura

Logistics telah disahkan melalui keputusan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

nomor AHU-03158.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal

18 Januari 2012.

b. PT Angkasa Pura Property

PT Angkasa Pura Property didirikan atas

persetujuan Dewan Komisaris PT Angkasa Pura

I (Persero) nomor 193/DK.API/2011 tanggal 15

Desember 2011. Bidang usaha PT Angkasa Pura

Property adalah pembangunan, perdagangan dan

jasa dengan modal dasar Rp. 42 miliar dan telah

disetor penuh Rp. 10,5 miliar. Pendirian PT Angkasa

Pura Property telah disahkan melalui keputusan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia nomor AHU-03704.AH.01.01 Tahun 2012

tanggal 20 Januari 2012.

c. PT Angkasa Pura Supports

PT Angkasa Pura Supports didirikan atas

persetujuan Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I

(Persero) nomor 17/DK.API/2012 tanggal 31 Januari

2012. Bidang usaha PT Angkasa Pura Supports

adalah pengangkutan darat, perbengkelan,

percetakan dan perdagangan dengan modal dasar

Rp 125 miliar dan telah disetor penuh Rp 32 miliar.

Pendirian PT Angkasa Pura Supports telah disahkan

melalui keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia nomor AHU-08735.

AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 20 Januari 2012.

d. PT Angkasa Pura Hotels

PT Angkasa Pura Hotels didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero)

nomor 192/DK.API/2011 tanggal 15 Desember

2011. Bidang usaha PT Angkasa Pura Hotels adalah

penyewaan akomodasi pariwisata dengan modal

dasar Rp 120 miliar dan telah disetor penuh Rp

35,5 miliar. Pendirian PT Angkasa Pura Hotels telah

disahkan melalui keputusan Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor

AHU-03688.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 20

Januari 2012.

fully paid up. The establishment of PT. Angkasa Pura

Logistik has been ratified pursuant to decree of the

Minister of Law and Human Rights of the Republic

of Indonesia Number AHU-03158.AH.01.01 Tahun

2012, dated January18, 2012.

b. PT Angkasa Pura Property

PT Angkasa Pura Property was established pursuant

to Approval of the Board of Commissioners of PT.

Angkasa Pura I (Persero) Number 193/DK.API/2011,

dated December 15, 2011. It engages in the fields

of development, trade and services with the

authorized capital in the amount of Rp 42 billion;

of that amount Rp 10.5 billion has been fully paid

up. The establishment of PT. Angkasa Pura Logistik

has been ratified pursuant to Decree of the

Minister of Law and Human Rights of the Republic

of Indonesia Number AHU-03704.AH.01.01 Tahun

2012, dated January 20, 2012.

c. PT Angkasa Pura Supports

PT Angkasa Pura Supports was established pursuant

to Approval of the Board of Commissioners of PT.

Angkasa Pura I (Persero) Number 17/DK.API/2012,

dated January 31 2012. It engages in land

transportation, workshop, printing and trade with

the authorized capital in the amount of Rp 125

billion, of that amount Rp 32 billion has been fully

paid up. The establishment of PT. Angkasa Pura

Support has been ratified pursuant to decree of the

Minister of Law and Human Rights of the Republic

of Indonesia Number AHU-08735.AH.01.01 Tahun

2012, dated January 20, 2012.

d. PT Angkasa Pura Hotels

PT Angkasa Pura Hotels was established pursuant

to Decree of the Board of Commissioners of PT.

Angkasa Pura I (Persero) Number 192/DK.API/2011,

dated December 15, 2011. It engages in tourism

accommodation rent with the authorized capital in

the amount of Rp 120 billion, of that amount Rp 35.5

billion has been fully paid up fully. The establishment

of PT. Angkasa Pura Hotel has been approved

pursuant to decree of the Minister of Law and Human

Rights of the Republic of Indonesia Number AHU-

03688.AH.01.01 Tahun 2012, dated January 20 2012.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1592011 Annual Report

Pada tanggal 15 Januari 2012 telah disepakati perjanjian

penyelesaian kewajiban antara PT Mandala Airlines

dengan PT Angkasa Pura I (Persero) Dijelaskan bahwa

PT Mandala Airlines akan beroperasi kembali dan akan

menyelesaikan kewajibannya kepada PT Angkasa Pura

I (Persero) sebesar Rp 3,33 miliar (kewajiban pokok)

Penyelesaian hutang akan dilaksanakan dengan

pembayaran angsuran bulanan yang dimulai sejak

bulan April 2012 selama 30 bulan dengan tingkat

bunga 12% per tahun dan denda sebesar 0,33% per hari

jika ada keterlambatan pembayaran angsuran bulanan.

10. Peristiwa Penting Setelah Tanggal

Laporan Akuntan Yang Berdampak Pada

Kinerja Dan Resiko Perusahaan.

Perusahaan tidak memiliki peristiwa penting setelah

tanggal laporan akuntan yang berdampak pada kinerja

dan risiko perusahaan.

11. Transaksi dengan pihak afiliasi

Selama tahun 2011 perusahaan tidak memiliki transaksi

material dengan pihak afiliasi yang mengandung

benturan kepentingan.

12. Kebijakan Dividen

Kebijakan pembayaran dividen ditetapkan dalam Rapat

Umum Pemegang Saham setiap tahunnya, dalam hal

ini oleh Kementerian BUMN. Besaran deviden yang

telah disetor ke Kas Negara pada tahun 2012 adalah Rp.

182.316.105.970 atau sebesar 33,50% dari laba bersih tahun

2011, yang mengalami peningkatan besaran nilai deviden

tahun 2010 yang disetor tahun 2011 sebesar 17,40%.

Pembayaran dividen selama 5 tahun terakhir adalah

sebagai berikut :

2007 Rp. 81.741.000.000

2008 Rp. 130.380.000.000

2009 Rp. 161.761.231.000

2010 Rp. 155.299.940.000

2011 Rp. 182.316.105.970

On January 15, 2012, PT. Mandala Airlines and PT.

Angkasa Pura I (Persero) have agreed the Agreement for

the Settlement of Obligations. It rules that PT. Mandala

Airlines will resume its operation and will settle its

obligations to PT. Angkasa Pura I (Persero) in the amount

of Rp 3.33 billion (the principal amount). The debt will

be settled by monthly installment payment that will be

started in April 2012 for 30 months with the interest rate

of 12% per year and fine at 0.33% per day in the event of

delays in the monthly installment payment.

10. Important Events after the Date of

Accountant Statement which Affect the

Company’s Performance and Risk.

There is no important event after the date of accountant

and risk.

11. Transactions with Affiliates

During 2011, the company had no material transactions

with the affiliates that contain the element of conflict

of interest.

12. Dividend Policy

The dividend payment policy was made at the annual

General Meeting of Shareholders, in this case by the

Ministry for State-Owned Enterprises (BUMN). The

total dividends paid to the state treasury in 2012 is Rp

182,316,105,970 or 33.50% of the net profit in 2011,

which increased from the total dividends in 2010 which

was paid in 2011 namely 17.40% of the total net profit.

The dividends paid in the last five years are as

follows:

2007 Rp 81,741,000,000

2008 Rp 130,380,000,000

2009 Rp 161,761,231,000

2010 Rp 155,299,940,000

2011 Rp 182,316,105,970

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

160 Laporan Tahunan 2011

13. Perubahan Akutansi

Laporan keuangan PT Angkasa Pura I (Persero)

untuk tahun buku 2011 telah dilakukan penyesuaian

pedoman akuntansi sesuai Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku sesuai

dengan Konvergensi International Financial Reporting

Standard (IFRS) Langkah awal tersebut sudah dilakukan

dengan membentuk Tim Internal pada Bulan juli 2011

untuk melakukan penyempurnaan Pedoman akuntansi

yang berlaku yaitu KEP.97/KU.02/2009 tanggal 02

Nopember 2009 dengan pendampingan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI) Pekerjaan penyempurnaan

pedoman akuntansi tersebut diharapkan selesai pada

bulan Juli 2012.

Selain itu pada laporan Keuangan tahun buku 2011

telah dilakukan penyesuaian kebijakan akuntansi

mengantisipasi perubahan PSAK terkini sesuai dengan

konvergensi IFRS dengan diterbitkannya surat Direktur

Keuangan nomor AP.I.5470/KU.70.3/2011/DK-B tanggal

08 Desember 2011 perihal Perubahan Pedoman

Akuntansi Keuangan dan Penyelesaian Laporan

Keuangan PT. Angkasa Pura I (Persero) tahun buku 2011.

Berikut ini adalah standar, perubahan dan interpretasi

yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2011 dan

mempunyai pengaruh terhadap perusahaan :

PSAK No.1 (revisi 2009) , “Penyajian laporan

Keuangan”

PSAK No.2 (revisi 2009) , “Laporan Arus Kas”

PSAK No.5 (revisi 2010) , “Segmen Operasi”

PSAK No.7 (revisi 2010) , “Pengungkapan pihak-

pihak berelasi”

PSAK No.8 (revisi 2010) , “Peristiwa setelah Periode

Pelaporan”

PSAK No.19 (revisi 2010) , “Aset Tak Berwujud”

PSAK No.22 (revisi 2010) , “Kombinasi bisnis”

PSAK No.23 (revisi 2010) , “Pendapatan”

PSAK No.25 (revisi 2009) , “Kebijakan Akuntansi

Perubahan Estimasi Akuntansi dan kesalahan”

PSAK No.48 (revisi 2009) , “Penurunan Nilai Aset”

13. Accounting Changes

The financial statement of PT. Angkasa Pura I for

2011 accounting was adjusted to comply with the

accounting guidelines in accordance with the Standard

Financial Accounting Statement (PSAK) applicable

under the International Financial Statement Reporting

Convergence (IFRS). The initial step was taken by

forming an internal team in July 2011 to improve the

applicable accounting guidelines, namely KEP.97/

KU.02/2009, dated November 2, 2009 with the

assistance of the Indonesian Accounting Association

(IAI). The accounting guidelines improvement work is

expected to be completed in July 2012.

In addition, in the financial statement for 2011 accounting

year, adjustments were made to the accounting policies

in anticipation of the most recent PSAK in accordance

with the IFRS convergence pursuant to Letter of the

Finance Director Number AP.I.5470/ KU.70.3/2011/DK-

B, dated December 8, 2011 concerning Amendments

to Financial Accounting Guidelines and Completion of

Financial statement of PT Angkasa Pura I (Persero) for

Accounting Year 2011.

Below are the standards, amendments and

interpretation that are effective as of January 1, 2011

and have impacts on the Company:

PSAK No. 1 (Revised in 2009), “Financial Statements

Presentation”

PSAK No. 2 (Revised in 2009), “Cash Flow

Statements”

PSAK No. 5 (Revised in 2010), “Operation Segments”

PSAK No. 7 (Revised in 2010), “Disclosure of Related

Parties”

PSAK No. 8 (Revised in 2010), “Events after the

Reporting Period”

PSAK No. 19 (Revised in 2010), “Non-Tangible Assets”

PSAK No. 22 (Revised in 2010), “Business

Combination”

PSAK No. 23 (Revised in 2010), “Income”

PSAK No. 25 (Revised in 2009) “Accounting Policies

on Accounting Estimation Change and Errors”

PSAK No. 48 (Revised in 2009), “Asset Value

Depreciation”

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1612011 Annual Report

PSAK No.57 (revisi 2009) , “Provisi, Liabilitas

Kontijensi dan Aset Kontijensi”

PSAK No.58 (revisi 2009) , “Aset Tidak Lancar yang

Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”

ISAK No.9, “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas

Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa”

ISAK No.10, “Program Loyalitas Pelanggan”

Berikut ini adalah hal-hal yang terpengaruh atas

perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan sehubungan

dengan penerapan standar akuntansi baru diatas :

a) Perusahaan menerapkan revisi PSAK No.1 (Revisi

2009), “Penyajian laporan Keuangan” yang

berlaku efektif pada tanggal 01 Januari 2011.

Perubahan signifikan ini atas standar akuntansi

ini terhadap perusahaan adalah sebagai berikut :

1) Laporan keuangan terdiri dari laporan

Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi

Komprehensif, laporan Perubahan Ekuitas,

laporan Arus kas dan Catatan atas Laporan

keuangan serta tambahan Laporan Posisi

Keuangan yang menunjukan saldo awal

(karena adanya reklasifikasi) Sebelum 01

Januari 2011, laporan keuangan terdiri dari

atas laporan Posisi keuangan, Laporan Laba

Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan

Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas

Laporan Keuangan.

2) Tambahan Pengungkapan diwajibkan,

antara lain manajemen risiko. Sesuai

dengan yang disyaratkan dalam revisi

standar akuntansi, informasi pembanding

telah disajikan kembali. Oleh karena

dampak perubahan kebijakan akuntansi

hanya berdampak terhadap aspek

penyajian, maka perubahan tersebut tidak

berpengaruh terhadap laba per saham.

PSAK No. 57 (Revised in 2009), “Provision,

Contingency Liability and Contingency Assets”

PSAK No. 58 (Revised in 2009), “Non-Current Assets

Owned to be Sold and Halted Operations”.

ISAK No. 9, “Change to Activity Liability Post-

Operation, Restoration and Similar Liability”

ISAK No. 10, “Customer Loyalty Program”

accounting policy changes in relation to the application

of the new accounting standard above:

a) The Company applied the revised PSAK No. 1

(Revised in 2009), “Financial Statement” which was

effective from January 1, 2011. The impact of this

significant change of accounting standard towards

the company is as follows:

1) The financial statement now consists of

Financial Position Statement, Comprehensive

Profit and Loss Statement, Equity Change

Statement, Cash Flow Statement and Notes

to Financial Statement and Supplement to

Financial Position Statement indicating the

initial balance (due to reclassification). Before

January 1, 2011, the financial statement

consisted of Financial Position Statement,

Comprehensive Profit and Loss Statement,

Equity Change Statement, Cash Flow

Statement and Notes to Financial Statement.

2) Supplement to Disclosure is now mandatory,

among other things risk management. In

accordance with the requirements in the

revised accounting standards, the comparative

information is now presented again. Since

the accounting policy changes only affect

the presentation aspects, the changes do not

affect the profit per shares.

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

162 Laporan Tahunan 2011

b) Penentuan dan Penyajian Segmen Operasi

Mulai tanggal 01 Januari 2011, perusahaan

menetukan dan menyajikan segmen operasi

berdasarkan informasi yang secara internal

disajikan untuk Direksi, yang merupakan

pengambil keputusan operasional Perusahaan.

Perubahan kebijakan akuntansi ini sejalan dengan

penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen

Operasi”. Sebelum 01 januari 2011 segmen operasi

ditentukan dan disajikan sesuai dengan PSAK

No.5 (Revisi 2000), “Segmen Operasi”. Berdasarkan

kebijakan akuntansi yang baru, segmen operasi

disajikan sebagai berikut:

Segmen operasi adalah komponen dari entitas

yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang

menghasilkan pendapatan dan menimbulkan

beban, termasuk pendapatan dan beban yang

terkait dengan transaksi dengan komponen lain

entitas, dimana hasil operasinya dikaji ulang secara

berkala oleh pengambil keputusan operasional

untuk membuat keputusan mengenai sumber

daya yang akan dialokasikan pada segmen

tersebut dan menilai kinerjanya, serta tersedia

informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Standar akuntansi yang akan dicabut efektif pada

tanggal 01 januari 2012 :

PSAK No.27, “Akuntansi Koperasi”

PSAK No. 39, “Akuntansi Kerjasama Operasi”

PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan

Real Estate”

PSAK No. 51, “Akuntansi Kuasi – Reorganisasi”

Perusahaan sedang dalam proses menganalisis

dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan

standar-standar ini

14. Penyajian Kembali Laporan Keuangan

Perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan

posisi 31 Desember 2010 sehubungan dengan

penyesuaian terhadap pernyataan standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang diterapkan secara retrospektif

yang dijelaskan sebagai berikut :

b) Operation Segment Determination and Presentation

Effective as of January 1, 2011, the company

determined and presented the operation segments

based on the information internally presented

to the Board of Directors - the decision maker in

change is in line with the application of PSAK

Number 5 (Revised in 2009), “Operational Segments”.

Before January 1, 2011, the operation segments

were determined and presented according to PSAK

Number 5 (Revised in 2000), “Operations Segments”.

Based on the new accounting policy, the operations

segments are presented as follows:

Operations segments are the components of the

entities involved in the business activities that

generate revenues and incur expenses, including

revenues and expenses in connection with

transactions with other components of the entity, in

which the operation outcomes are reviewed regularly

by the operational decision maker to make a decision

concerning the resources that will be allocated to

the segments. In addition, the performance and

availability of the financial information that can be

separated will also be assessed.

The accounting standards which have been

revoked as of January 01 2012 are as follows:

PSAK Number 27, “Cooperative Accounting”

PSAK Number 39, “Operation Cooperation Accounting”

PSAK Number 44, “Real Estate Development

Activity Accounting”

PSAK Number 51, “Quasi – Reorganization Accounting”

The company is now in the process of analyzing the

impacts of the application of these standards.

14. Re-Representation Of Financial

Statements

The company re-represented its financial statement

as of December 31, 2010 in connection with the

adjustment to the statement of the Financial

Accounting Standard (SAK) which applies retroactively

with the detail as follows:

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1632011 Annual Report

a) Sesuai Undang-undang (UU) No.13 tahun 2003

tentang “Ketenagakerjaan” atau Perjanjian Kerja

Bersama(PKB) antara Perusahaan dan Serikat

Pekerja dan Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I yang

disusun berdasarkan UU tersebut, Perusahaan

memutuskan merevisi perhitungan saldo Liabilitas

Bersih Imbalan Kerja dan Beban Imbalan Kerja

sejak tahun 2009, yang berakibat penyajian

kembali saldo Liabilitas Bersih imbalan Kerja dan

Beban Imbalan kerja di tahun 2010, sehingga

penerapan perhitungan imbalan kerja sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi keuangan

(PSAK) No.24

b) Penyesuaian terhadap saldo Liabilitas pajak

tangguhan dan Pendapatan (Beban) Pajak

tangguhan sebagai akibat dari koreksi penyajian

kembali terhadap penyajian kembali saldo

Liabilitas Bersih Imbalan Kerja dan Beban Imbalan

kerja di tahun 2010, sehingga sesuai dengan

Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK)

No. 46.

c) Koreksi atas kesalahan mendasar dalam

menghitung dan mengestimasi liabilitas pasca

kerja yang berakibat penyajian kembali saldo laba

yang belum ditentukan penggunaannya tersebut

di tahun 2010, sehingga saldo laba yang belum

ditentukan penggunaanya tersebut menjadi

akurat dihitung dan diestimasi dan sesuai dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK)

No. 25

Untuk tujuan perbandingan, beberapa akun dalam laporan

keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2010 telah disajikan kembali sesuai dengan

penerapan standar akuntansi keuangan tersebut diatas.

Implikasi dari penyesuaian tersebut dalam laporan keuangan

adalah sebagai berikut:

a) Pursuant to Law Number 13/2003 concerning

“Manpower” or Joint Employment Agreement

Union and Employees Association of Angkasa

Pura I which was formulated based on the Law,

the company has decided to revise the Net Work

Remuneration Liability and Work Remuneration

Expenses balance from 2009 resulting in the re-

representation of Net Work Remuneration Liability

and Work Remuneration Expenses balance in

2010 so that the work remuneration calculation

is in compliance with the Financial Accounting

Standard Statement (PSAK) Number 24.

b) Adjustment to Deferred Tax Liabilities and

Deferred Tax Revenue (expenses) balance as the

result of correction of re-representation against

the re-representation of balance of Net Work

Remuneration Liability and Work Remuneration

Expenses in 2010, so that it is in accordance with

Financial Accounting Standard Statement (PSAK)

Number 46.

c) Correction on fundamental errors in calculating

and estimating the post-service liabilities that

resulted in the re-representation of the profit

balance -the allocation of which in 2010 has not

been determined, so that the calculation and

estimation of the profit balance which has not

been allocated can be accurate in accordance

with the Financial Accounting Standard Statement

(PSAK) Number 25.

For comparison purposes, certain accounts in the financial

statements for years ending on December 31, 2010 have

been restated in accordance with the application of the

aforementioned accounting standards. The implications of

these adjustments in the financial statements are as follows:

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

164 Laporan Tahunan 2011

URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011 DESCRIPTION

PPh Pasal 21 48,148 59,988 53,030 53,935 55,367 Income Tax Article 21

PPh Pasal 23 Sewa Ruang/

Tanah 10,782 11,621 14,431 16,467 16,882

Income Tax Article 23

Room/Land Lease

PPh Pasal 23 Bunga

Deposito/Giro 25,740 32,169 35,719 24,281 28,972

Income Tax Article 23

Deposit/Giro Interest

PPh Pasal 25 29,998 36,407 95,078 117,115 164,191 Income Tax Article 25

Pajak Pertambahan Nilai 37,093 131,107 69,297 103,553 117,290 Value Added Tax

Pajak Bumi dan Bangunan 20,440 21,458 28,772 30,487 33,868 Land and Building Tax

Pajak Kendaraan 193 4,978 10,701 15,245 20,699 Vehicle Tax

Jumlah 172,394 297,728 307,028 361,083 437,269 Total

Realisasi pemenuhan kewajiban pajak oleh perusahaan

mengalami peningkatan rata-rata sebesar 28,63% per

tahun selama 5 tahun terakhir, yakni dari Rp. 172,39 milyar

pada Tahun 2007 menjadi Rp. 437,27 milyar pada Tahun

2011. Dibandingkan dengan Tahun 2010, kewajiban pajak

Tahun 2011 meningkat sebesar 21,10%. Sebagian besar

kewajiban pajak Tahun 2011 merupakan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) dan PPh Pasal 25, yakni 64,37% dari jumlah

keseluruhan kewajiban pajak Tahun 2011. Hal ini sesuai

dengan peningkatan volume bisnis dan realisasi laba operasi

perusahaan Tahun 2011 dibandingkan dengan Tahun 2010.

The realization of tax payment obligation of the company

has increased in the average of 28.63% per year during

the last 5 years namely from Rp 172.39 billion in 2007 to

be Rp 437.27 billion in 2011. Compared to in 2010, the tax

obligation in 2011 increased by 21.10%. Most of the tax

obligations in 2011 are Value Added tax and Income Tax

Article 25 namely 64.37% of the total tax liability in 2011 in

line with the increase of the business volume and realization

2010.

15. Pemenuhan kewajiban pajak 15. Tax Obligation Fulfillment

ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

in million rupiahdalam jutaan rupiah

Uraian

Seperti

dilaporkan

sebelumnya

Penyajian

Kembali

Setelah

disajikan

kembaliDescription

As Reported Previously Representated After re-representation

Akun-akun posisi laporan keuangan:Financial statement position

accounts:

Liabilitas Imbalan Pasca kerja - 387,524 387,524 Post Service Remuneration Liability

Liabilitas Pajak Tangguhan 183,034 (105,876) 77,158 Deferred Tax Liabilities

Saldo laba awal tahun (telah

ditentukan penggunaannya) 1,632,608 (299,816) 1,332,792

Profit balance in beginning of year

(its use has been determined)

Saldo laba awal tahun (belum

ditentukan penggunaannya) 443,714 (65,781) 377,933

Profit balance in year beginning (the

allocation of which has not been determined)

Jumlah ekuitas 8,418,579 (281,649) 8,136,930 Total equity

Akun-akun posisi laporan keuangan:Financial statement position

accounts:

Beban Pegawai 486,426 187,873 674,299 Employee Expenses

Beban Umum 455,075 (100,165) 354,910 General Affairs Expenses

Beban Pajak Tangguhan (1,127) (21,927) (23,054) Deferred Tax Expense

Jumlah Pendapatan Komprehensif 443,714 (65,781) 377,933 Total Comprehensive Revenue

in million rupiahdalam jutaan rupiah

Menjaga komitmen untuk mengoperasikan Bandara melalui sistem manajemen yang transparan serta berstandar internasional dalam industri bandara, sehingga akan mendapatkan kepercayaan dari dunia penerbangan internasional untuk singgah di seluruh bandara Angkasa Pura Airports

Progress Through Commitment

B e r b a g i I n o v a s i U n t u k K e s e j a h t e r a a n

Keeping the commitment to operate airports through a transparent management according to international standard in the airport industry to gain confidence from international aviation business in all airports of Angkasa Pura Airports.

COMMITMENTCOMMITMENT

COMMITMENT

COMMITMENTTMENTCOMMITMENT

COMMITMENT

COMMITMENT

166 Laporan Tahunan 20111616161616161666661666666666616666666616616161616666666666616666666666666666666666666666666666666666 LapLapLapLLaa oraororaan Tn Tn nn TTTTahahahahuahuah nannanaaaan 2220202000000020001111111111111111111111111111111111111111111111111

Angkasa Pura Airports berupaya memenuhi prinsip GCG

dalam budaya kerja dan keseluruhan operasional organisasi.

Perusahaan juga berkomitmen untuk berperilaku sebagai

korporasi yang baik, serta melakukan keterbukaan informasi

material secara tepat waktu dan akurat.

Angkasa Pura Airports is striving to fulfill the GCG principles

in its work culture and the entire organizational operation.

The company is also committed to provide service as a good

corporate and provide transparent material information

timely and accurate manner.

TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIKGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1672011 Annual Report

The journey of “Angkasa Pura Airports” to build its reputation

in providing airport public services for nearly six decades has

urged the Company to comply with the values of integrity

at all times by applying the principles of Good Corporate

Governance (GCG) in all its activities. Good corporate

governance policy covers a clear separation of duties and

responsibilities between the Board Directors and the Board

of Commissioners, check and balances, clear company

strategies, business ethics, harmonious relationships among

all stakeholders, and supervision of operation by the Board

of Commissioners. The Company is also committed to be a

good corporate and be transparent on material information

in a timely and accurate manner.

Angkasa Pura Airports has strived to meet the good

corporate governance principles in its work culture and

all organizational operations. The company has strived to

consistently comply with the applicable laws and regulations,

for business growth, profitability, added value for all

stakeholders as well as improved ability to achieve long-term

business continuity.

Given the importance of continuous GCG implementation,

the shareholders, Board of Commissioners, and Board of

Directors as the Company organs are always committed

to keep applying good corporate governance. The

commitment is manifested in the implementation of each

activity that always refers to the prevailing regulations, and

application of policies of ethical values stated explicitly as

organs by the formulation of code of conduct. The code of

conduct is in line with the Company values that guide all the

employees to realize the vision to be a world-class airport

management company that provides benefits and added

values for the stakeholders.

Perjalanan Angkasa Pura Airports membangun reputasi

dalam memberikan pelayanan publik di bidang

kebandarudaraan selama hampir enam dekade membuat

perusahaan senantiasa menjaga nilai-nilai integritas

dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan

atau Good Corporate Governance (GCG) dalam seluruh

aktivitasnya. Kebijakan tata kelola perusahaan yang baik

meliputi pemisahan tugas dan tanggungjawab yang jelas

diantara Direksi dan Dewan Komisaris, check and balances,

strategi Perusahaan yang jelas, etika bisnis, hubungan yang

harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan, dan

pengawasan operasional oleh Dewan Komisaris. Perusahaan

juga berkomitmen untuk berperilaku sebagai korporasi yang

baik, serta melakukan keterbukaan informasi material secara

tepat waktu dan akurat.

Angkasa Pura Airports berupaya memenuhi prinsip GCG

dalam budaya kerja dan keseluruhan operasional organisasi.

Perusahaan berusaha secara konsisten mematuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku, sejalan dengan visi,

misi dan tujuan perusahaan untuk pertumbuhan usaha,

profitabilitas, nilai tambah untuk seluruh pemangku

kepentingan, serta meningkatkan kemampuan agar

keberlangsungan usaha jangka panjang dapat dicapai.

Mengingat pentingnya penerapan GCG yang

berkesinambungan, pemegang saham, Dewan Komisaris,

dan Direksi sebagai organ perusahaan selalu berkomitmen

untuk terus melaksanakan penerapan tata kelola perusahaan

yang baik. Komitmen tersebut diwujudkan dalam setiap

pelaksanaan kegiatan yang selalu mengacu kepada aturan

yang berlaku, dan menerapkan kebijakan nilai-nilai etika

yang dinyatakan secara eksplisit sebagai suatu standard

perilaku yang diwajibkan bagi seluruh organ perusahaan

melalui perumusan pedoman perilaku (code of conduct).

Pedoman perilaku sejalan dengan nilai-nilai perusahaan

yang menjadi panduan bagi seluruh karyawan dalam

mewujudkan visi menjadi perusahaan pengelola bandar

udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan nilai

tambah kepada stakeholder.

Pelaksanaan Tata Kelola Angkasa Pura Airports Implementation of Good Corporate Governance in Angkasa Pura I

168 Laporan Tahunan 2011

1. Sejarah GCG dan Penerapan GCG Angkasa

Pura Airports

Pelaksanaan penerapan GCG Angkasa Pura Airports

dilaksanakan sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini,

pelaksanaan Assesment GCG Angkasa Pura Airports

Mengacu kepada :

a. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

BUMN Pasal 5 ayat 3 yang mewajibkan pengelolaan

BUMN berdasarkan prinsip-prinsip profesionalisme,

efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, dan kewajaran.

b. Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-

MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan

Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha

Milik Negara.

c. Nota Kesepahaman antara Menteri Negara BUMN

dengan Kepala BPKP Nomor : MoU-03/MBU/2006 dan

nomor : MoU-199/K/D5/2006 tanggal 14 Februari 2006

tentang kerjasama Percepatan Pemberantasan Korupsi

dan Penerapan tata Kelola Perusahaan yang Baik di

Lingkungan BUMN.

d. Tindak lanjut sosialisasi Peraturan Menteri Negara BUMN

No. PER-01/MBU/2011 (tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik Pada BUMN),

Maksud dan tujuan dari penerapan GCG di Angkasa Pura

Airports yaitu untuk melihat dan mereview hasil kegiatan

yang telah dilakukan oleh perusahaan apakah sudah sesuai

dengan prinsip-prinsip GCG yaitu Transparansi, Akuntabilitas,

Resposibility, Indepedensi, dan Fairness, (TARIF) dari

Corporate Governance yang digunakan oleh BUMN untuk

meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas

perusahaan, guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan

perundang undangan dan nilai nilai etika. Kemudian manfaat

mendasar bagi perusahaan yang menerapkan GCG yaitu

akan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan, dengan

kata lain manfaat dari penerapan GCG ini sebenarnya

akan tampak dalam jangka panjang, yaitu trend kinerja

perusahaan yang tinggi serta citra perusahaan yang baik.

1. History and Implementation of GCG of

Angkasa Pura Airports

Angkasa Pura Airports GCG has been implemented from

2006 until now by referring to:

a. Article 5 paragraph 3 of Law Number 19 Year 2003

concerning State-Owned Enterprises that mandates the

management of state-owned enterprises to based on

the principles of professionalism, efficiency, transparency,

independence, accountability, responsibility, and fairness.

b. Decree of the Minister for State-Owned Enterprises No.

Kep-117/M-MBU/2002 dated July 31, 2002 concerning

Implementation of Good Corporate Governance Practices

in State-Owned Enterprises.

c. Memorandum of Understanding between the State

Minister for State-Owned Enterprises and Head of BPKP

Number MoU-03/ MBU/2006 and Number MoU-199/K/

D5/2006 dated February 14, 2006 concerning Cooperation

for Accelerating the Eradication of Corruption and

Implementation of Good Corporate Governance within

the purview of State-Owned Enterprises.

d. Follow-up of dissemination of Regulation of the

State Minister for State-Owned Enterprises No. PER-

01/MBU/2011 (concerning the Application of Good

Corporate Governance in State-Owned Enterprises),

The purposes and objectives of Angkasa Pura Airports GCG

are to study and review whether the output of activities of the

Company has been in accordance with the GCG principles

namely Transparency, Accountability, Responsibility,

Independence, and Fairness, (TARIF) of the Corporate

Governance applied by the state owned enterprises to

improve business success and corporate accountability in

order to create long-term shareholder value by taking into

account the interests of other stakeholders, based on laws

and ethical values. The fundamental benefit for companies

that implement GCG is the guarantee the ability of the

company to survive. In other words, the benefits of applying

GCG can only be seen after a long run, namely in the form

image.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1692011 Annual Report

2. Perkembangan Penerapan GCG Angkasa

Pura Airports

Secara umum Angkasa Pura Airports telah mengikuti semua

ketentuan yang dipersyaratkan oleh peraturan maupun

pedoman GCG. Pedoman kebijakan perusahaan yang diatur

dalam Board Manual merupakan mekanisme corporate

governance yang digunakan sebagai pedoman kegiatan

perusahaan, pembuatan Board Manual yang telah dibuat oleh

Perusahaan bekerjasama dengan konsultan independent

telah menjadi pedoman yang disepakati bersama.

Perusahaan juga telah membentuk piagam Komisaris dan

Direksi yang mengatur hubungan kerja antara Komisaris

dan Direksi Angkasa Pura Airports telah menerapkan GCG

dengan prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Responsibility,

Independensi dan Fairnes. Serta penandatanganan tidak

memeiliki benturan kepentingan antara Komisaris dan

Direksi serta mengagendakan rapat rutin minimal setu bulan

sekali untuk mengkoordinasikan segala kegiatan operasional

Perusahaan.

3. Capaian Penerapan GCG Angkasa Pura

Airports Tahun 2006-2011

Sejalan dengan perkembangannya, Perusahaan sejak

tahun 2006 sampai dengan 2011 melakukan penilaian

penerapan GCG yang dilakukan oleh Tim Independent

dan selalu mengalami peningkatan dan perbaikan dalam

tata kelolanya. Hal ini dapat dilihat dalam hasil assessment

GCG yang dilakukan oleh penilai independent dengan hasil

sebagai berikut:

2. Development of Angkasa Pura Airports

GCG Implementation

In general, Angkasa Pura Airports has complied with all

regulations required by GCG regulations and guidelines. The

company policy guidelines regulated in the Board Manual

constitute the mechanism of corporate governance used

as the company activities guidelines. The Board Manual

prepared by the Company in cooperation with independent

consultants has been guidelines based on a mutual

agreement.

relationship between the Board of Commissioners and the Board

of Directors of Angkasa Pura Airports which has applied GCG

with the principles of transparency, accountability, responsibility,

independence and fairness. The signing has no conflict of interest

between the Board of Commissioners and the Board of Directors

and sets the agenda of regular meeting at least once a month to

coordinate all operational activities of the Company.

3. Achievement of Angkasa Pura Airport GCG

Implementation in 2006 – 2011

In line with its development, from 2006 until 2010 the

Company has evaluated the implementation of good

corporate governance which is carried out by an Independent

team and which always shows perfection and improvement

in its governance as indicated by the GCG assessment

conducted by the independent evaluator as follows:

NO Aspek Penerapan

JML IND JML PRM

BOBOT CAPAIANACHIEVEMENT

CAPAIAN ACHIEVEMENT

CAPAIAN ACHIEVEMENT

CAPAIAN ACHIEVEMENT

CAPAIAN ACHIEVEMENT Implementation

AspectsTOTAL TOTAL SCORE 2011 2010 2009 2008 2007

1 Hak dan Tanggung Jawab

Pemegang Saham

10 30 9.00 6.86 6.37 5,96 6,19 5.64

Responsibility

2 Kebijakan GCG 2 13 8.00 7.07 7.07 6,95 6,85 4.23 GCG Policies

3 Penerapan GCG GCG Implementation

a. Dewan Komisaris 10 31 27.00 21.57 20.43 21,18 18.5 17.81 Board of Commissioners

b. Komite Komisaris 7 11 6,00 5.11 4.98 5,14 4,78 4.71 Commissioner

Committee

c. Direksi 8 35 27.00 22.05 21.05 20.64 18,2 15.83 Board of Directors

d. Satuan Pengawas

Intern

3 9 3.00 2.33 2.70 2.26 2.21 1.58 Internal Supervisory Unit

e. Sekretaris Perusahaan 2 6 3.00 2.52 2.63 2.34 2.10 1.98 Corporate Secretary

Sub Jumlah Penerapan

GCG

30 92 66.00 53.58 51.78 52.07 45.79 41.91 GCG Implementation

Sub total

4 Pengungkapan Informasi 3 5 7.00 5.53 6.86 5.87 4.38 4.90 Information Disclosure

5 Komitmen 3 9 10.00 8.12 8.43 7.00 6.3 5.67 Commitment

JUMLAH 48 149 100.00 81.16 80.51 77.86 69.51 62.36 TOTAL

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

CAPAIAN SKOR GCG HASIL ASESMEN 2011 | 2011 GCG Assessment Score

170 Laporan Tahunan 2011

4. Pedoman Penerapan GCG

Sebagai pedoman penerapan GCG, perusahaan telah

memiliki pedoman-pedoman dan kebijakan untuk

melaksanakan GCG, antara lain:

a. Pernyataaan Tata Kelola Perusahaan

b. Pedoman Perilaku (Code of Conduct)

c. Pedoman Kebijakan Perusahaan (Code of Corporate

Governance)

d. Board Manual

e. Piagam Komite Audit

f. Piagam Satuan Pengawasan Intern

g. Kebijakan Pengelolaan Risiko

h. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara manajemen dan

Serikat Pekerja yang menyepakati aturan-aturan terkait

dengan hubungan industrial ketenagakerjaan dan aspek

kedisiplinan

i. Kebijakan lainnya yang berhubungan dengan pemangku

kepentingan yang mengatur hak dan kewajiban

karyawan, pelanggan, dan pemasok

Sejak tahun 2009, seluruh anggotaDewan Komisaris

dan Direksi telah menandatangani Pedoman Kebijakan

Perusahaan dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang

dilanjutkan dengan sosialisasi dan internalisasi pedoman

perilaku di seluruh bandara bersama dengan Tim BPKP.

Sosialisasi dilanjutkan dengan penandatanganan lembar

komitmen oleh seluruh karyawan Angkasa Pura I sebagai

pernyataan memahami dan siap melaksanaan pedoman

perilaku.

Di samping itu, semua kebijakan dan manual yang terkait

dengan implementasi tata kelola perusahaan dimutakhirkan

sesuai dengan perubahan peraturan perundang-undangan

dan perkembangan usaha Angkasa Pura Airports, yang

semuanya bertujuan membantu seluruh karyawan

melaksanakan GCG dalam aktivitas operasional sehari-hari.

Implementasi GCG diharapkan akan mencegah praktik-praktik

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta meningkatkan

fungsi pengawasan dalam pengelolaan perusahaan.

Sebagai langkah nyata dari komitmen pelaksanaan GCG,

Dewan Komisaris dan Direksi membuat pernyataan

mengenai tidak adanya benturan kepentingan baik berupa

kepemilikan saham maupun menjadi pengurus pada

peerusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan

bisnis dengan Angkasa Pura Airports.

4. GCG Application Guidelines

As GCG application guidelines, the company has formulated

guidelines and policies to implement GCG, among other

things:

a. Company Management Statement

b. Code of Conduct

c. Code of Corporate Governance

d. Board Manual

e. Audit Committee Certificate

f. Internal Supervision Unit Certificate

g. Risk Management Policies

h. Cooperation Agreement (PKB) between the management

manpower industrial relationship and disciplinary aspects

i. Other policies related to the stakeholders regulating the

rights and obligations of the employees, customers and

suppliers.

In 2009, all members of the Board of Commissioners and

Board of Directors signed the Company Policy Guidelines

and Code of Conduct which was continued by the

dissemination and internalization of the code of conduct in

all airports together with the BPKP team. The dissemination

was continued by the signing of the commitment statement

by all employees of Angkasa Pura I as the statement that

they have understood and are ready to implement the code

of conduct.

In addition, all policies and manuals related to the

implementation of corporate governance have been

updated in line with the laws and regulations and business

development of Angkasa Pura Airports – which aim at

assisting all employees to implement GCG in daily operational

activities. GCG implementation is expected to prevent the

practices of corruption, collusion and nepotism and improve

the supervisory function in the company management.

Statement of the Board of Commissioners on Non-

Ownership of Shares, Non-Serving of Positions of Executive

Officers / Directors / Commissioners in Companies Having

Professional Relationship with Angkasa Pura I

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1712011 Annual Report

Surat Pernyataan Dewan Komisaris Tentang

Tidak Memiliki Saham, Tidak Menjadi Pengurus / Direksi /

Dewan Komisaris

Pada Perusahaan Yang Mempunyai Hubungan Kerja

Dengan Angkasa Pura I

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama | Name : Drs. Suratto Siswodihardjo

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Komisaris Utama | President Commissioner

Nama | Name : Suyitno Affandi, SE. M.Si

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Komisaris | Commissioner

Nama | Name : Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Komisaris | Commissioner

Nama | Name : D.Sonny Priyarsono, Ph.D

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Komisaris | Commissioner

Nama | Name : Drs. Isnoor Haryanto, Ak.

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Komisaris | Commissioner

Nama | Name : Ir. Tundjung Inderawan, M.Si

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Komisaris | Commissioner

Menyatakan bahwa :

1. Kami tidak memiliki saham pada perusahaan/badan

hukum yang mempunyai hubungan kerja dengan

Angkasa Pura Airports

2. Kami tidak sebagai Direktur Utama atau anggota Direksi

dari perusahaan/badan hukum yang mempunyai

hubungan kerja dengan Angkasa Pura Airports

3. Kami tidak sebagai Komisaris Utama/anggota Komisaris

dari perusahaan/badan hukum yang mempunyai

hubungan kerja dengan Angkasa Pura Airports

States that:

1. We do not have shares in companies / legal entities

having professional relationship with Angkasa Pura

Airports.

2. We are not serving the positions of President Directors or

members of the Board of Directors of companies / legal entities

having professional relationship with Angkasa Pura Airports.

3. We are not serving the positions of President

Commissioners or members of the Board of

Commissioners of companies / legal entities having

professional relationship with Angkasa Pura Airports.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

Statement of the Board of Commissioners on Non-

Ownership of Shares, Non-Serving of Positions of Executive

Officers / Directors / Commissioners in Companies Having

Professional Relationship with Angkasa Pura I

We the undersigned:

172 Laporan Tahunan 2011

4. Kami tidak mempunyai hubungan kekeluargaan/

hubungan khusus dengan pengurus/pimpinan/Direksi/

Dewan Komisaris dari perusahaan/badan hukum yang

mempunyai hubungan kerja dengan Angkasa Pura

Airports.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar–benarnya

dan penuh rasa tanggung jawab.

Jakarta, 31 Desember 2011

Drs Suratto Siswodihardjo

Komisaris Utama | President Commissioner

Drs. Hakamuddin Djamal. M.Si

Komisaris | Commissioner

Drs. Hakamuddin Djamal. M.S D.Sonny Priyarsono, Ph.D

Komisaris | Commissioner

Drs. Isnoor Haryanto, Ak., MA

Komisaris | Commissioner

Suyitno Affandi, SE., M.Si

Komisaris | Commissioner

Ir. Tundjung Inderawan, M.Si

Komisaris | Commissioner

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

4. We do not have family relationship / special relationship

with the executive officers / management / Board of

Directors / Board of Commissioners of companies / legal

entities having professional relationship with Angkasa

Pura Airports.

Hence, this statement is issued responsibly to be used

accordingly.

Jakarta, December 31, 2011

1732011 Annual Report

Surat Pernyataan Direksi Tentang

Tidak Memiliki Saham, Tidak Menjadi Pengurus / Direksi /

Dewan Komisaris

Pada Perusahaan Yang Mempunyai Hubungan Kerja

Dengan Angkasa Pura I

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Statement of the Board of Directors on Non-Ownership

of Shares, Non-Serving of Positions of Executive Officers

/ Directors / Directors in Companies Having Professional

Relationship with Angkasa Pura I

We the undersigned:

Nama | Name : Tommy Soetomo

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Direktur Utama | President Director

Nama | Name : Gunawan Agus Subrata

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Direktur Keuangan | Finance Director

Nama | Name : Harjoso Tjatur Prijanto

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Direktur Operasi & Teknik | Operations & Technical Director

Nama | Name : Robert Daniel Waloni

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Direktur Komersial & Pengembangan Usaha

Commerce & Business Development Director

Nama | Name : Yushan Sayuti

Alamat Kantor | Office address : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610

Jabatan | Position : Direktur Personalia & Umum

Personnel & General Affairs Director

Menyatakan bahwa:

1. Kami tidak memiliki saham pada perusahaan/badan

hukum yang mempunyai hubungan kerja dengan

Angkasa Pura Airports

2. Kami tidak sebagai Direktur Utama atau anggota Direksi

dari perusahaan/badan hukum yang mempunyai

hubungan kerja dengan Angkasa Pura Airports

3. Kami tidak sebagai Komisaris Utama/anggota Komisaris

dari perusahaan/badan hukum yang mempunyai

hubungan kerja dengan Angkasa Pura Airports

4. Kami tidak mempunyai hubungan kekeluargaan/

hubungan khusus dengan pengurus/pimpinan/Direksi/

Dewan Komisaris dari perusahaan/badan hukum yang

mempunyai hubungan kerja dengan Angkasa Pura

Airports

5. Kami membuat pakta integritas dalam pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa serta pekerjaan pemborongan

terutama yang strategis.

States that:

1. We do not have shares in companies / legal entities

having professional relationship with Angkasa Pura

Airports.

2. We are not serving the positions of President Directors or

members of the Board of Directors of companies / legal entities

having professional relationship with Angkasa Pura Airports.

3. We are not serving the positions of President

Commissioners or members of the Board of

Commissioners of companies / legal entities having

professional relationship with Angkasa Pura Airports.

4. We do not have family relationship / special relationship with

the executive officers / management / Board of Directors /

Board of Commissioners of companies / legal entities having

professional relationship with Angkasa Pura Airports.

5. We have made an integrity pact in goods and services

procurement and particularly strategic contract work.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

174 Laporan Tahunan 2011

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya

dan penuh rasa tanggung jawab.

Jakarta, 31 Desember 2011

Tommy Soetomo

Direktur Utama | President Director

Gunawan Agus Subrata

Direktur Keuangan | Finance Director

Harjoso Tjatur Prijanto

Direktur Operasi dan Teknik

Operations & Technical Director

Robert Daniel Waloni

Direktur Komersial & Pengembangan Usaha

Commerce & Business Development Director

Yushan Sayuti

Direktur Personalia & Umum

Personnel & General Affairs Director

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

Hence this statement is issued responsibly to be used

accordingly.

Jakarta, December 31, 2011

1752011 Annual Report

5. Asesmen Penerapan GCG

Penerapan GCG merupakan wujud kepatuhan Angkasa

Pura Airports terhadap keputusan Menteri BUMN Nomor:

Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek GCG

pada BUMN, sekaligus merupakan cara terbaik untuk

mewujudkan tujuan perusahaan.

Dalam mengembangkan tata kelola perusahaan, Angkasa

Pura Airports juga memperhatikan ketentuan dalam

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia

yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan

Governance serta memperhatikan praktik-praktik bisnis

terbaik, parameter hasil audit dari kantor akuntan publik,

dan asesmen penerapan GCG yang dilakukan oleh BPKP

yang dilaksanakan pada tahun 2011 atas pelaksanaan GCG

tahun 2010.

Untuk memperoleh gambaran yang faktual mengenai

kondisi penerapan GCG di Angkasa Pura Airports sekaligus

mengupayakan perbaikan implementasi GCG yang

berkelanjutan, pada tahun 2011 dilaksanakan asesmen GCG

oleh Tim BPKP Perwakilan Provinsi DKI Jakarta I dengan hasil

secara keseluruhan mencapai skor 81,16 atau dalam kategori

“Baik”. Pencapaian ini akan terus ditingkatkan dengan

melakukan perbaikan-perbaikan hingga mencapai praktik

terbaik (best practice) sejalan dengan komitmen Angkasa

Pura Airports untuk menerapkan standar tata kelola yang

terbaik.

5.GCG Application Assessment

The application of Good Corporate Governance is the

manifestation of Angkasa Pura Airports compliance with

Decree of the State-Owned Enterprise Minister Number Kep-

117/M-MBU/2002 concerning Application of GCG Practice

in State-Owned Enterprises which is also the best way to

In developing corporate governance, Angkasa Pura Airports

has also observed the provisions of the Indonesian Good

Corporate Governance General Guidelines issued by the

Governance Policies National Committee, best business

practices, audit result parameter of public accountant offices

and GCG application assessment carried out by BPKP in 2011

for the implementation of GCG in 2010.

In order to obtain a factual overview on GCG application

condition in Angkasa Pura Airports while seeking sustainable

improvement of GCG implementation, in 2011, Special

Capital City Region of Jakarta I Representative of BPKP has

assessed the GCG of Angkasa Pura with the overall score of

81.6 which belongs to “Good” category. This achievement

will be continually improved by making improvements

until the best practices have been achieved in line with

the commitment of Angkasa Pura Airports to apply best

standards of corporate governance.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

176 Laporan Tahunan 2011

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.

40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, organ utama

perusahaan terdiri dari pemegang saham melalui Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, serta

Direksi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab

yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana

diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-

undangan.

Setiap organ mempunyai peran kunci dalam pelaksanaan

GCG secara efektif. Hal terpenting dalam kebijakan tata

kelola perusahaan di Angkasa Pura Airports adalah adanya

pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas di antara

organ perusahaan.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris

telah membentuk komite-komite khusus yang bertugas

membantu Dewan Komisaris dan memberi saran sesuai

ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan. Komite-

komite di bawah Dewan Komisaris adalah Komite Audit,

Komite Risiko Usaha dan GCG, serta Komite Nominasi dan

Remunerasi.

Selain itu, Angkasa Pura Airports telah membentuk organ-

organ pendukung yaitu Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan

Sekretaris Perusahaan yang bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Utama.

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ

perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak

diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam

batas yang ditentukan dalam Undang-Undang atau

Anggaran Dasar. Dalam forum RUPS, pemegang saham

berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan

perusahaan dari Dewan Komisaris dan/atau Direksi

sepanjang berhubungan dengan agenda rapat dan tidak

bertentangan dengan kepentingan perusahaan.

Termasuk dalam wewenang RUPS adalah mengubah

Anggaran Dasar perusahaan, mengangkat Dewan Komisaris

dan Direksi, memutuskan pembagian tugas dan wewenang

di antara anggota Direksi, menyetujui resolusi penting

perusahaan, penggabungan, peleburan, pengambilalihan,

atau pemisahan Perusahaan. Melalui RUPS, pemegang

Under Law of the Republic of Indonesia No. 40 Year 2007

concerning Limited Liability Companies, the main organs

of a limited liability company shall consist of shareholders

through the General meeting of Shareholders (RUPS), Board

of Commissioners and Board of Directors having clear

respective authorities and responsibilities as regulated in the

Articles of Associations and Laws and Regulations.

Each of the organs plays a significant role in the effective

GCG application. The most important feature in Angkasa

In performing supervisory functions, the Board of

Commissioners has formed special committees to assist the

Board of Commissioners and provide recommendations in

accordance with the scope of duties of the aforementioned

authority are Audit Committee, Business Risk and GCG

Committee and Nomination and Remuneration Committee.

In addition, Angkasa Pura Airports has also formed

supporting organs, namely the Internal Supervisory Unit

and Corporate Secretary that are directly responsible to the

President Director.

1. General meeting of Shareholders

having the authorities not granted to the Board of Directors

or Board of Commissioners under the limitation set in laws or

articles of association. In the general meeting of shareholders,

the shareholders are entitled to obtain information related

to the company from the Board of Commissioners and / or

Board of Directors so long as relevant to the meeting agenda

The authorities of the General Meeting of Shareholders include

appoint members of the Boards of Commissioners and

Directors, distribute duties and authorities among members

resolution, merge, amalgamate and acquire or separate the

Struktur Tata Kelola | Governance Structure

1772011 Annual Report

saham mengambil keputusan untuk menerima atau

menolak laporan Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui

penunjukan auditor eksternal serta menyetujui besaran

remunerasi dan dividen.

RUPS Tahunan diselenggarakan paling lambat 6 bulan

setelah tahun buku perusahaan ditutup. Dalam RUPS

Tahunan, Direksi mengajukan laporan keuangan dari

tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas

dokumen tersebut untuk mendapat pengesahan rapat.

Direksi juga memberikan laporan tahunan mengenai

keadaan dan jalannya perusahaan selama tahun buku

serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku

yang mempengaruhi kegiatan perusahaan untuk

mendapatkan persetujuan rapat. RUPS Tahunan juga

memutuskan hal-hal lain yang telah diajukan dengan

tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran.

Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2011 diadakan

sebanyak 4 kali yang terdiri dari:

a. Menyetujui Laporan Tahunan dan Mengesahkan

Perhitungan Tahunan Angkasa Pura Airports Tahun Buku

2010 No. RIS-32/D3.MBU/2011 tanggal 24 Juni 2011 yang

telah diaudit oleh KAP Soejatna, Mulyana & Rekan.

1. Memberikan pembebasan sepenuhnya (acquit et

decharge) kepada Direksi dan Komisaris Angkasa

Pura Airports atas pengurusan dan pengawasan

Perusahaan sesuai dengan tanggung jawab dan

tindakan dalam bidang tugas masing-masing pada

tahun buku 2010.

2. Pembagian laba bersih perusahaan tahun 2010

dengan perincian sebagai berikut:

company. Through the General Meeting of Shareholders,

the shareholders shall adopt resolution whether to accept

or reject the reports of the Boards of Commissioners and

Directors, approve the appointment of external auditors and

approve the amount of remuneration and dividends.

The annual General Meeting of Shareholders is held no

closed. In the annual General Meeting of Shareholders, the

Board of Directors shall submit the financial report of the

relevant accounting year and elucidation to that document

to be approved by the meeting. The board of directors also

provides annual reports on the condition and business

of the company during that accounting year and details

of problems during the accounting year which affect the

activities of the company to be approved by the meeting.

The annual General Meeting of Shareholders will also

resolved other matters proposed without prejudice to the

provisions of the Articles of association.

Four GMSs were held in 2011, namely:

a. The meeting to Approve the Annual Report and Ratify

the Annual Calculation of Angkasa Pura Airports for

Accounting Year 2010 No. RIS-32/D3.MBU/2011 dated 24

June 2011 which has been audited by Soejatna, Mulyana

& Partners Public Accountant Office.

1. To grant full release and discharge to the Board of

Directors and Board of Commissioners of Angkasa Pura

Airports for the management and supervision of the

Company in accordance with their responsibilities and

actions in their respective duties in accounting year 2010.

as follows:

No. KETERANGAN %JUMLAH

TOTALDESCRIPTION

1 Laba Bersih 100.00 443,714,120,000 Net Profit

2 Laba Dibagi Profit distribution

a. Dividen 35.00 155,299,940,000 a. Dividends

b. Program Kemitraan 1.00 4,437,140,000 b. Partnership Program

c. Program Bina Lingkungan 3.00 13,311,420,000 c. Environemental Supervision

d. Cadangan 61.00 270,665,620,000 d. Reserve

JUMLAH 100.00 443,714,120,000 TOTAL

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

178 Laporan Tahunan 2011

b. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) tahun 2012 No.208/DK.API/2011 tanggal 28

Desember 2011.

c. Menyetujui dan Mengesahkan Laporan Tahunan dan

Laporan Keuangan atas Pelaksanaan PKBL Angkasa

Pura Airports Tahun Buku 2010 No. RIS-62/D5.MBU/

PKBL/A/2011 tanggal 20 Mei 2011 yang telah diaudit oleh

KAP Soejatna, Mulyana & Rekan.

d. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran PKBL tahun 2012

No. RIS-31/D5.MBU/RKA/2011 tanggal 23 November 2011

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas

dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan

dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengurusan

Perusahaan yang dilakukan Direksi. Dewan Komisaris

berwenang mengawasi serta memastikan bahwa Direksi

selalu mengedepankan kepentingan pemegang saham dan

kebutuhan perusahaan, serta memastikan terlaksananya prinsip-

prinsip tata kelola perusahaan yang baik, efektif dan efisien.

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap anggota Dewan

Komisaris harus mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan

perundang-undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme,

efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, serta kewajaran. Dewan Komisaris

juga harus bekerja dengan itikad baik, penuh kehati-

hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas

pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk

kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan

tujuan Perseroan.

Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris mengacu pada Tata

Kerja (Board Manual) yang telah disepakati oleh Dewan

Komisaris dan Direksi. Tata kerja tersebut merupakan

kodifikasi peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar

serta Formalisasi Mekanisme Kerja yang telah disepakati

sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan.

Dewan Komisaris bertanggungjawab memberikan masukan

kepada Direksi dalam penyusunan dan pencapaian visi,

misi, rencana jangka panjang serta rencana kerja dan

anggaran Perusahaan. Di samping itu Dewan Komisaris

juga bertanggungjawab melaksanakan fungsi pengawasan

terhadap pengelolaan Perusahaan.

year 2012 No. 208/DKAPI/2011 dated 28 December 2011.

c. To approve ratify the Annual Report and Financial

Report for the Implementation of PKBL of Angkasa Pura

Airports for 2010 Accounting Year No. RIS-62/D5.MBU/

PKBL/A/2011 dated 20 May 2011 which has been audited

by Soejatna, Mulyana & Partners Public Accountant Office.

d. To approve the Work Plan and PKBL Budget for Year 2012

No. RIS-31/D5.MBU/RKA/2011 dated 23 November 2011.

2. Board Of Commissioners

has the duty and be responsible to supervise and give

recommendations to the company management policies

made by the Board of Directors. The Board of Commissioners

is authorized to supervise and make sure that the Board of

Directors always prioritizes the interests of the shareholders

good, effective, and efficient corporate governance principles.

In implementing their duties, every member of the Board

of Commissioners must comply with the Articles of

Association, laws and legislations, and the principles of

professionalism, efficiency, transparency, independence,

accountability, responsibility, and reasonability. The Board of

Commissioners must also work with good faith, be careful

and be responsible in carrying out the duties of supervision

and providing recommendations for the Board of Directors

for the interest of the Company in accordance with the

purposes and objectives of the Company.

The implementation of the duties of the Board of

Commissioners refers to the Board Manual which has been

agreed by the Board of Commissioners and the Board of

Directors. The board manual constitutes the codification of

laws and regulations, Articles of Association, and formalization

of work mechanism which has been agreed in accordance

with the principles of corporate governance. The Board of

Commissioners is responsible to give recommendations to

the Board of Directors in the formulation and achievement

of the vision, mission, long-term work plan and budget of

the Company. In addition, the Board of Commissioners is

also responsible for the implementation of the supervisory

function for the Company management.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1792011 Annual Report

Untuk menjamin independensi Dewan Komisaris dalam

melaksanakan fungsinya dan memenuhi ketentuan

komposisi minimal 20%, Rapat Umum Pemegang Saham

telah menetapkan satu orang anggota Dewan Komisaris

sebagai Komisaris Independen. Hal ini sesuai dengan

ketentuan Komite Nasional Kebijakan Governance dan

Keputusan Menteri Negara BUMN No.Kep-117/M-MBU/2002

tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada

BUMN.

a. Uraian Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris

Sesuai Dengan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Angkasa Pura I Nomor KEP-102/S.MBU/2008

KEP-24/D3.MBU/2008 yang terakhir dirubah dengan Akta

Nomor 02 tanggal 16 Agustus 2010:

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya

baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang

dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada

Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana

Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran

Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan :

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat 1 Pasal ini, maka :

1. Dewan Komisaris berwenang untuk :

a) Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-

dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan

verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa

kekayaan Perseroan;

b) Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang

dipergunakan oleh Perseroan;

c) Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau

pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang

menyangkut pengelolaan Perseroan;

d) Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang

telah dan akan dijalankan oleh Direksi;

In order to guarantee the independence of the Board of

Commissioners in performing its functions and fulfilling the

20% minimum composition provision, the General Meeting of

Shareholders has appointed an Independent Commissioner to

be a member of the Board of Commissioners pursuant to the

stipulation of the Governance Policy National Committee and

Decree of State Minister of State-Owned Enterprises Number

Kep-117/M-MBU/2002 concerning Application of Good

Corporate Governance practices in State-Owned Enterprises.

a. Description Of Duties Of The Board Of Commissioners

In accordance with Articles of Association of Limited Liability

Company PT Angkasa Pura I Number KEP 102/S.MBU/2008

KEP-24/D3.MBU/2008 which are lastly amended by Deed

Number 02 dated August 16, 2010,

the Board of Commissioners has he duties to supervise the

management policies, performance in general with regard

to both the Company and its business carried out by the

Board of Directors including giving recommendations for

the Board of Directors and supervising the implementation

as well as the provisions of the Articles of Association and

resolutions of the General Meeting of Shareholders and

the prevailing laws and regulations for the interest of the

Company in accordance with its purposes and objectives:

In performing the duties as referred in paragraph 1 of this

Article,

1. The Board of Commissioners is authorized:

a) To verify the books, letters and other documents,

to inspect cash for the purpose of verification

and other commercial papers and to inspect the

b) To enter the yards, buildings and offices used by the

Company;

c) To request clarification of the Board of Directors and

/ or other officials with regard to all issues related to

Company management;

d) To be informed of all policies and actions which

have been and will be carried out by the Board of

Directors;

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

180 Laporan Tahunan 2011

e) Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah

Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk

menghadiri rapat Dewan komisaris;

f ) Mengangkat dan memberhentikan sekretaris

Dewan Komisaris, jika dianggap perlu;

g) Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai

dengan ketentuan anggaran dasar ini;

h) Membentuk Komite-komite lain selain Komite

Audit, jika dianggap perlu dengan memperhatikan

kemampuan perusahaan;

i) Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan

dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan,

jika dianggap perlu;

j) Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam

keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu

sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;

k) Menghadiri rapat Direksi dan memberikan

pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang

dibicarakan;

l) Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan, anggaran dasar, dan/atau

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham;

2. Dewan Komisaris berkewajiban untuk :

a) Memberikan nasihat kepada Direksi dalam

melaksanakan pengurusan Perseroan;

b) Meneliti dan menelaah serta menandatangani

Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana

Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan

Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;

c) Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat

Umum Pemegang Saham mengenai Rencana

Jangka Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan

Anggaran Perseroan mengenai alasan Dewan

Komisaris menandatangani RJP dan RKAP;

d) Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan,

memberikan pendapat dan saran kepada Rapat

Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah

yang dianggap penting bagi kepengurusan

Perseroan;

e) Melaporkan dengan segera kepada Rapat Umum

Pemegang Saham apabila terjadi gejala menurunnya

kinerja Perseroan;

e) To ask members of the Board of Directors or other

officials under the Board of Directors upon the

knowledge of the Board of Directors to attend

meetings of the Board of Commissioners;

f ) To appoint and dismiss secretary of the Board of

Commissioners, when necessary;

g) To temporarily suspend members of the Board of

Directors under the provisions of these Articles of

Association;

h) To form other committees in addition to the Audit

Committee, when necessary, by taking into account

the capability of the Company;

i) To hire experts for certain matters in a certain period of

time at the expenses of the Company, when necessary;

j) To manage the Company under certain circumstances

for a certain period of time in accordance with the

provisions of these Articles of Association;

k) To attend meetings of the Board of Directors and

give opinions on the matters discussed;

l) To perform other supervisory authorities insofar as

they do not conflict with laws and regulations, the

Articles of Association, and/or resolutions of the

General Meeting of Shareholders.

2. The Board of Commissioners is obligated:

a) To provide advice for the Board of Directors for

managing the Company ;

b) To examine, study and sign the Long-term Plan and

Work Plan and Budget of the Company prepared

by the Board of Directors in accordance with the

provisions of these Articles of Association;

c) To give opinions and suggestions to the General

Meeting of Shareholders with regard to the

Long-term Plan and Work Plan and Budget of the

Company with regard to the reasons for the Board

of Commissioners to sign the Long-term Plan and

Work Plan and Budget of the Company;

provide opinions and suggestions to the General

Meeting of Shareholders with regard to any issues

considered necessary for the management of the

Company;

e) To report immediately to the General Meeting of

Shareholders in the event of symptom of declining

performance of the Company;

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1812011 Annual Report

f ) Meneliti dan menelaah laporan berkala dan

laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta

menandatangani laporan tahunan;

g) Memberikan penjelasan, pendapat dan saran

kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai

Laporan Tahunan, apabila diminta;

h) Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan

dalam RKAP;

i) Membentuk Komite Audit;

j) Mengusulkan Akuntan Publik kepada Rapat Umum

Pemegang Saham;

k) Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan

menyimpan salinannya;

l) Melaporkan kepada Perseroan mengenai

kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada

Perseroan tersebut dan Perseroan lain;

m) Memberikan laporan tentang tugas pengawasan

yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru

lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

n) Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka

tugas pengawasan dan pemberian nasihat,

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundangan-undangan, anggaran dasar, dan/atau

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham;

Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota

Dewan Komisaris harus :

Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-

undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme,

efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, serta kewajaran;

Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung

jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan

pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan

Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

Perseroan.

Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab

secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang

bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya

sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini.

Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2(dua) anggota

Dewan Komisaris atau lebih, tanggung jawab sebagaimana

dimaksud pada ayat 4 (empat) berlaku secara tanggung

renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris.

f ) To examine and study the periodic reports and

annual reports prepared by the Board of Directors

and to sign annual reports;

g) To give explanations, opinions and suggestions to

the General Meeting of Shareholders with regard to

the Annual Report, when requested;

h) To formulate the annual work program to be

included into the RKAP;

i) To form Audit Committee;

j) To nominate Public Accountant Offices to the

General Meeting of Shareholders;

k) To Prepare minutes of meetings of the Board of

Commissioners and retain the copies thereof;

l) To report to the Company the ownership of shares

of them and/or their families in the Company and in

other companies;

m) To give reports on the supervisory duties performed

during the previous accounting year to the General

Meeting of Shareholders;

n) To perform other obligations in the framework

of supervision and provision of recommendation

insofar as not conflicting with the laws and

regulations, the Articles of Association, and/or

resolution of the General Meeting of Shareholders.

In performing their duties, any members of the Board of

Commissioners:

Must comply with the Articles of Association, laws

and regulations and the principles of professionalism,

efficiency, transparency, accountability, responsibility,

and reasonability;

Must have good faith, be careful and responsible

in performing its supervisory duties and providing

recommendations to the Board of Directors for the

interest of the Company and in accordance with the

purposes and objectives of the Company.

Every member of the Board of Commissioners is personally

responsible for the losses of the Company if the relevant

member makes errors or be negligent in performing his

duties as referred to in paragraph 1 of this article.

In the event that the Board of Commissioners consists of

2 (two) or more members, the responsibilities as referred

to in paragraph 4 (four) will apply mutatis mutandis to the

members of the Board of Commissioners.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

182 Laporan Tahunan 2011

Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggung-

jawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat 4

Pasal ini apabila dapat membuktikan:

Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan

kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai

dengan maksud dan tujuan Perseroan;

Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung

maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan

Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan

Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk

mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

b. Komposisi BOC

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor 255/

MBU/2007 tanggal 09 Nopember 2007 dan Nomor Kep-24/M-

MBU/2009 tanggal 2 Februari 2009 tentang pemberhentian

dan pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan

Perseroan Angkasa Pura Airports, maka susunan Dewan

Komisaris Angkasa Pura Airports untuk periode tahun 2007

– 2012 adalah sebagai berikut:

Nama | Name JABATAN | POSITION

Drs. Suratto Siswodihardjo Komisaris Utama | President Commissioner

Drs. Isnoor Haryanto, Ak., MA Komisaris | Commissioner

D. Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris | Commissioner

Suyitno Affandi, SE., M.Si Komisaris | Commissioner

Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si Komisaris | Commissioner

Members of the Board of Commissioners cannot be held

accountable for the losses as referred to in paragraph 4 of

this article if they can prove that:

They have performed supervision with good faith and

carefulness for the interest of the Company and in

They have no direct or indirect personal interest in the

managerial actions taken by the Board of Directors that

result in such losses; and

They have given advice for the Board of Directors to

prevent the occurrence and continuity of such losses.

b. Composition of the BOC

In accordance with Decree of the State Minister for State

Enterprises Number 255/ MBU/2007, dated 09 November 2007,

and Number Kep-24/MMBU/2009, dated 2 February 2009,

on removal from office and appointment of the Members of

the Board of Commissioners of Angkasa Pura Airports, the

composition of the Board of Commissioners of Angkasa Pura

Airports for the period from 2007 to 2012 is as follows:

Nama | Name JABATAN | POSITION

Ir. Effendi Batubara, M.Si Komisaris Utama | President Commissioner

Drs. Isnoor Haryanto, Ak Komisaris | Commissioner

D. Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris | Commissioner

Suyitno Affandi, SE., M.Si Komisaris | Commissioner

Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si Komisaris | Commissioner

Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor:

KEP-133/MBU/2010 tanggal 21 Juli 2010, memberhentikan

dengan hormat Effendi Batubara sebagai Komisaris

Utama Angkasa Pura Airports dan mengangkat Suratto

Siswodihardjo sebagai Komisaris Utama Angkasa Pura

Airports. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris

Angkasa Pura Airports sebagai berikut:

Pursuant to Decree of the Minister for State-Owned Enterprises

No. KEP-133/MBU/2010 dated July 21, 2010, Effendi Batubara

was honorably dismissed as a Commissioner of Angkasa

Pura Airports and Suratto Siswodihardjo was then appointed

as a Commissioner of Angkasa Pura Airports. Therefore, the

then composition of the Board of Commissioners of Angkasa

Pura Airports would be as follows:

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1832011 Annual Report

Nama | Name JABATAN | POSITION

Drs. Suratto Siswodihardjo Komisaris Utama | President Commissioner

Drs. Isnoor Haryanto, Ak., MA Komisaris | Commissioner

D. Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris | Commissioner

Suyitno Affandi, SE., M.Si Komisaris | Commissioner

Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si Komisaris | Commissioner

Ir. Tundjung Inderawan M.Si Komisaris | Commissioner

Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor:

KEP-240/MBU/2011 tanggal 24 November 2011, mengangkat

Sdr. Ir. Tundjung Inderawan M.Si sebagai anggota Dewan

Komisaris Angkasa Pura Airports. Dengan demikian susunan

Dewan Komisaris Angkasa Pura Airports adalah sebagai

berikut :

c. Tugas Dan Tanggung Jawab Masing-Masing Anggota

Dewan Komisaris

1. Pembagian Bidang Tugas Dewan Komisaris dan

Pembagian Komite

a) Suratto Siswodihardjo, sebagai Komisaris Utama

yang bertugas melakukan fungsi koordinasi atas

semua bidang yang ada di Dewan Komisaris.

b) Hakamuddin Djamal membidangi SDM, Hukum,

Organisasi, Remunerasi Dan Nominasi.

c) Isnoor Haryanto membidangi Pengembangan

Usaha dan Komersial, merangkap Ketua Komite

Risiko Usaha Dan GCG.

d) Suyitno Affandi membidangi Operasi, Teknik dan

Teknologi Informasi.

e) D. S. Priyarsono membidangi Program Kerja,

Keuangan & Akuntansi serta Pengadaan Barang &

Jasa, merangkap Ketua Komite Audit.

f ) Tundjung Inderawan membidangi perencanaan

dan pengembangan.

Pursuant to Decree of the Minister for State-Owned

Enterprises No. KEP-240/MBU/2011 dated November 24,

2011, Ir. Tundjung Inderawan, M.Si. was appointed as a

Commissioner of Angkasa Pura Airports. Therefore, the

composition of the Board of Commissioners of Angkasa Pura

Airports is as follows:

c. Duties and Responsibilities of Each Members of

the Board of Commissioners

1. Distribution of Duties of Members of the Board of

Commissioners and Distribution of Committees

a) Suratto Siswodihardjo, as the President Commissioner,

has the duty to perform the function of coordination

of all divisions in the Board of Commissioners.

b) Hakamuddin Djamal has the duty to manage

Human Resources, Legal Affairs, Organization,

Remuneration and Nomination matters.

c) Isnoor Haryanto has the duty to manage Business

and Commercial Development concurrently

serving as the Chairperson of the Business Risk and

GCG Committee.

d) Suyitno Affandi has the duty to deal with

Operational, Technical Affairs and Information

Technology affairs.

e) D. S. Priyarsono has the duty to deal with Work

Program, Financial and Accounting Affairs and

Procurement of Goods and Services concurrently

serving as the Chairperson of the Audit Committee.

f ) Tundjung Inderawan has the duty to deal with

planning and development.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

184 Laporan Tahunan 2011

2. Uraian Tugas Setiap Bidang

a) Bidang SDM, Hukum, Organisasi, Remunerasi dan

Nominasi.

berkaitan dengan sistem dan prosedur penyiapan

SDM, dari mulai sistem rekrutment, penegakan

disiplin, sistem penggajian dan pemberian insentif,

diklat pegawai, organisasi perusahaan dan aspek

hukum serta legalitas lainnya.

b) Bidang Pengembangan Usaha dan Komersial & GCG.

dengan sistem dan prosedur pengembangan

usaha dan komersial, perencanaan strategis

perseroan, pemasaran dan kerjasama usaha serta

pemantauan maupun evaluasi atas penerapan

GCG.

c) Bidang Program Kerja, Keuangan & Akuntansi, dan

Pengadaan Barang & Jasa.

berkaitan dengan sistem prosedur pembuatan

rencana kerja dan anggaran termasuk anggaran

eksploitasi, investasi, pengadaan barang dan jasa,

pertanggung-jawaban serta pelaporan keuangan.

d) Bidang Operasi, Teknik dan Teknologi Informasi.

teknis operasi termasuk master plan dan sistem

operasional kebandarudaraan, monitoring dan

evaluasi mutu pelayanan dan keselamatan

penerbangan, penerapan teknologi informasi

dan penyiapan fasilitas sistem pemeliharaan serta

aspek teknik lainnya.

e) Bidang Perencanaan dan Pengembangan

perencanaan pembangunan dan pengembangan

bandara.

2. Description of Duties of Each Division

a) Human Resources, Legal, Organization, Remuneration

and Nomination Division

connection with the system and procedures

of Human Resources preparation, from the

recruitment, disciplinary actions, remuneration and

incentive system, employee education and training,

company organization and other legal aspects.

b) Business and Commercial Development and GCG.

business and commercial development system

and procedures, company strategic planning,

marketing, business cooperation and monitoring

and evaluation of GCG application.

c) Work Program, Financial and Accounting, and

Procurement of Goods and Services Division

to work plan and budget preparation procedure

system, including exploitation, investment,

procurement of goods and services budgets, their

accountability and financial reporting.

d) Operational, Technical and Information Technology

Division.

technical aspects, including the master plan

and airport operation system, monitoring

and evaluation of aviation service and safety,

application of information technology and

preparation of facilities of maintenance system

and other technical aspects.

e) Planning and Development

airport construction and development planning.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1852011 Annual Report

d. Board of Commissioners’ Meeting

The Board of Commissioners will at least meet periodically

least every month or any time when considered necessary

by the President Commissioner or one or more members of

the Board of Commissioners and upon written request of the

Shareholders. In 2011, the Board of Commissioners held 23

internal meetings and 25 meetings with Board of Directors

of other companies.

d. Rapat Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mengadakan rapat secara berkala

sekurang-kurangnya sekali setiap bulan atau sewaktu-waktu

bila dipandang perlu oleh Komisaris Utama atau seorang

atau lebih anggota Dewan Komisaris serta permintaan

tertulis Pemegang Saham. Sepanjang tahun 2011, Dewan

Komisaris telah melakukan rapat internal sebanyak 23 kali

dan rapat bersama Direksi pihak luar sebanyak 25 kali.

FREKUENSI PERTEMUAN/RAPAT DAN TINGKAT KEHADIRAN DEWAN KOMISARIS DALAM PERTEMUAN

MEETINGS AND PRESENCE DETAIL OF MEMBERS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS

NO BULAN

JUMLAH

RAPAT |

TOTAL

MEETING

KEHADIRAN | PRESENCE

MONTHSURATTO

SISWODIHARDJO

HAKAMUDDIN

DJAMAL

ISNOOR

HARYANTO

SUYITNO

AFFANDI

SONNY

PRIYARSONO

TUNDJUNG

INDERAWAN

1 Januari

Per 24

November

2011

January

2 Februari February

3 Maret 2 2 1 2 2 2 March

4 April 1 1 1 1 1 - April

5 Mei 3 3 3 3 3 3 May

6 Juni 2 2 2 2 - - June

7 Juli 6 6 3 6 6 6 July

8 Agustus 3 3 3 3 3 3 August

9 September 1 - - - 1 1 September

10 Oktober 2 1 1 2 2 2 October

11 November 1 1 1 1 - 1 November

12 Desember 2 1 2 2 2 2 - December

TOTAL 23 20 20 22 20 20 0 TOTAL

RAPAT DENGAN DIREKSI DAN PIHAK LUAR | MEETINGS WITH THE BOARD OF DIRECTORS AND OTHER COMPANIES

NOBULAN

JUMLAH

RAPAT |

TOTAL

MEETING

KEHADIRAN | PRESENCE

MONTHSURATTO

SISWODIHARDJO

HAKAMUDDIN

DJAMAL

ISNOOR

HARYANTO

SUYITNO

AFFANDI

SONNY

PRIYARSONO

TUNDJUNG

INDERAWAN

1 Januari

Per 24

November

2011

January

2 Februari 3 3 3 2 2 1 February

3 Maret 1 1 1 1 1 1 March

4 April 3 3 2 3 3 1 April

5 Mei 4 2 4 4 4 4 May

6 Juni 2 2 0 2 2 1 June

7 Juli 1 1 - 1 1 - July

8 Agustus August

9 September 3 3 2 3 3 3 September

10 Oktober 1 1 1 1 1 0 October

11 November November

12 Desember 7 6 7 5 7 6 - December

TOTAL 25 22 20 21 24 18 0 TOTAL

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

186 Laporan Tahunan 2011

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1872011 Annual Report

3. Direksi

Direksi memegang tanggung jawab utama dalam mengelola

perusahaan secara hati-hati, sesuai dengan peraturan yang

berlaku dan sejalan dengan tujuan perusahaan. Direksi, baik

secara perorangan maupun kolektif, harus bertindak secara

efektif, tepat dan cepat serta mempertimbangkan seluruh

aspek dalam menjalankan tugas mereka serta menghindari

keadaan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

Direksi wajib beritikad baik dalam menjalankan tugas

pengurusan perusahaan dengan tetap memperhatikan

keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang terkait

dengan aktivitas perusahaan. Peran dan tanggung jawab

Direksi Angkasa Pura Airports dijabarkan dalam Anggaran

Dasar dan dirinci lebih lanjut dalam Board Manual. Direksi

wajib tunduk kepada ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan keputusan

RUPS.

Secara umum, Direksi bertanggung jawab untuk memastikan

bahwa seluruh aktivitas operasional perusahaan telah

dilakukan secara efisien dan efektif serta sesuai prinsip-

prinsip GCG. Direksi melaksanakan pengelolaan usaha

sekaligus mengelola dan melindungi kekayaan perusahaan,

menetapkan tujuan perusahaan, strategi dan rencana

anggaran secara teratur serta merupakan representasi dari

perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Secara

khusus, Direksi melaksanakan strategi yang telah ditetapkan

dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan serta

memastikan agar seluruh komponen perusahaan senantiasa

bekerja dalam koridor nilai-nilai perusahaan secara konsisten.

a. Komposisi Direksi

Komposisi dan jumlah Direksi ditetapkan oleh RUPS dengan

memperhatikan visi, misi, dan rencana strategis perusahaan,

yang kemudian dinyatakan dalam Surat Keputusan Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia

selaku Pemegang Saham PT Angkasa Pura I (Persero).

Komposisi Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-134/

MBU/2010 tanggal 21 Juli 2010 tentang Pemberhentian dan

Pengangkatan Anggota-anggota Direksi PT Angkasa Pura

I (Persero), maka Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) efektif

sejak tanggal 27 Juli 2010 adalah sebagai berikut:

3. Board of Directors

The Board of Directors holds the main responsibility to

manage the Company carefully in accordance with the

prevailing regulations and in line with the objectives of the

Company. The Board of Directors, individually and collectively,

must act effectively, correctly and quickly by taking into

account all aspects in performing their duties and avoiding

any circumstances that can create conflicts of interest.

The Board of Directors must have good faith when performing

their company management duties by taking into account

the balance of interest of all parties relevant to the activities

of the Company. The roles and responsibilities of the Board of

Directors of Angkasa Pura Airports are set out in the Articles

of Association, and detailed further in the Board Manual.

The Board of Directors must comply with the prevailing

legislations, the Articles of Association, and resolutions of the

General Meeting of Shareholders (RUPS).

In general, the Board of Directors is responsible for making

sure that all operational activities of the Company are carried

out efficiently and effectively and have complied with GCG

principles. The Board of Directors is obliged to perform the

business management and at the same time manage and

strategy and budget plan regularly and represent the

Company internally and externally. In particular, the Board

of Directors must carry out strategies which have been

ensure that all components of the Company always comply

a. Composition of Board of DirectorsThe composition and number of members of the Board

of Directors are determined by the General Meeting of

Shareholders by taking into consideration the vision,

mission, and strategic plan of the Company which are later

stated in the Decree of the State Minister for State-Owned

Enterprises of the Republic of Indonesia as the Shareholders

of PT Angkasa Pura I (Persero).

Under Decree of the State Minister for State-Owned

Enterprises Number: KEP-134/ MBU/2010 dated July 21, 2010

concerning Dismissal and Appointment of Members of the

Board of Directors of PT Angkasa Pura I (Persero), as of July 27,

2010 the composition of members of the Board of Directors

of PT Angkasa Pura I (Persero) will be as follows:

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

188 Laporan Tahunan 2011

Nama | Name JABATAN | POSITION

Tommy Soetomo Direktur Utama | President Director

Gunawan Agus Subrata Direktur Keuangan | Finance Director

Harjoso Tjatur PrijantoDirektur Operasi & Teknik |

Operations & Technical Director

Robert Daniel WaloniDirektur Komersial & Pengembangan Usaha | Commercial & Business De-

velopment Director

Yushan Sayuti

Direktur Personalian & Umum |

Human Resources and General Affairs Director

b. Pembagian Tugas Direksi

Masing-masing anggota Direksi mempunyai tugas dan

wewenang sesuai dengan bidang dan kompetensinya.

Setiap Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil

keputusan namun keputusan Direksi merupakan tanggung

jawab bersama. Kedudukan anggota Direksi termasuk

Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai

primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan

Direksi. Pembagian tugas Direksi Angkasa Pura Airports

adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama

Direktur Utama bertanggung jawab untuk

mengkoordinasikan kegiatan dan pelaksanaan tugas

seluruh Direktur dalam merencanakan, mengembangkan

dan menetapkan kebijakan umum perusahaan

berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas dan sejalan

dengan visi, misi dan tujuan perusahaan.

Direktur Utama mengarahkan, mengembangkan dan

menetapkan strategi pengelolaan perusahaan secara

menyeluruh, mengendalikan dan mengevaluasi seluruh

kegiatan perusahaan, menyiapkan dan menyampaikan

rencana jangka panjang yang telah ditanda tangani

bersama dengan dewan komisaris kepada RUPS untuk

mendapat pengesahan, menyiapkan rencana kerja dan

anggaran perusahaan yang merupakan penjabaran

tahunan dari rencana jangka panjang perusahaan serta

menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk

memperoleh pengesahan dalam waktu 6 bulan setelah

tahun buku perusahaan ditutup.

Direktur Utama berkewajiban menyiapkan kebijakan

umum satuan pengendalian internal, memperhatikan

b. Distribution of Duties of the Board of Directors

Every member of the Board of Directors has the duties and

responsibilities according to his expertise and competence.

Every member of the Board of Directors can carry out his

duties and make decisions but the decisions of the Board

of Directors are their joint responsibility. Members of the

Board of Directors, including the President Director, have

equal position. The duty of the President Director as the

primus inter pares is to coordinate the activities of the Board

of Directors. The distribution of the duties of the Board of

Directors of Angkasa Pura I is as follows:

1. President Director

The President Director is responsible to coordinate the

activities and implementation of the duties of all Directors

in planning, developing and setting the general policies

of the Company based on the principles of efficiency,

effectiveness in line with the vision, mission and objective

of the Company.

The President Director directs, develops, and sets the

Company management strategy in a comprehensive

manner, controls and evaluates all activities of the

Company, prepares and conveys the long-term plans to

be signed jointly with the Board of Commissioners to the

General Meeting of Shareholders for approval, prepares

the work plan and budget of the Company which will

be the annual realization of the long-term plan of the

Company and conveys the annual report to the General

Meeting of Shareholders for approval within 6 months

The President Director must formulate the general

policy of the internal control unit, consider and take the

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1892011 Annual Report

dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas

segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan

hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan

Intern, memimpin kegiatan yang bersifat strategis dalam

pengembangan perusahaan serta melaksanakan tugas-

tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS.

2. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan bertanggung jawab merumuskan

kebijakan, pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian

kegiatan perusahaan dibidang akuntansi,

perbendaharaan, anggaran dan program kemitraan dan

bina lingkungan, perpajakan, pengelolaan dana sesuai

dengan ketentuan dan kebijakan Perusahaan.

Direktur Keuangan juga bertugas merencanakan, mencari

dan memastikan penyediaan dana pengembangan

perusahaan sesuai dengan rencana strategis perusahaan,

menyusun rencana jangka panjang perusahaan dan

memastikan ketersediaan informasi yang terkait dengan

keuangan untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.

3. Direktur Operasi dan Teknik

Direktur Operasi dan Teknik bertanggung jawab

merumuskan kebijakan, pembinaan, pelaksanaan dan

pengendalian kegiatan perusahaan di bidang operasi

pelayanan lalu lintas penerbangan, pelayanan operasi

kebandarudaraan, teknik perencanaan sarana dan

prasarana, teknik pengawasan dan jaminan kualitas serta

sarana dan prasarana lainnya pada perusahaan sesuai

dengan ketentuan dan kebijakan perusahaan. Menyusun

rencana jangka panjang dan jangka pendek yang

berkaitan dengan ketersediaan dan kehandalan fasilitas

dan peningkatan pelayanan

4. Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha

bertanggung jawab merumuskan kebijakan, pembinaan,

pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan

di bidang bisnis aviasi dan tarif, pemasaran, kegiatan

komersial dan pengembangan usaha sesuai dengan

ketentuan dan kebijakan perusahaan. Menyusun

perencanaan jangka panjang dan jangka pendek yang

berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan.

necessary steps with regard to all matters set out in any

inspection report carried out by the Internal Control Unit,

lead strategic activities in developing the Company and

perform other duties assigned by the General Meeting of

Shareholders.

2. Finance Director

The Finance Director is responsible for the formulation

of policies, guidance, implementation and control of the

budgeting and partnership program and environmental

development, tax and fund management in accordance

The Finance Director is also responsible for planning,

seeking and guaranteeing the provision of funds for

the Company development in accordance with the

long-term plan, and ascertaining the availability of

informed to the Board of Commissioners.

3. Operational and Technical Director

The Operational and Technical Director is responsible

for formulating policies, guidance, implementation and

traffic services, airport operational services, facilities and

infrastructure planning techniques, supervision and quality

assurance techniques, and other facilities and infrastructure

regulations and policies. The Operational and Technical

long and short-term plans in connection with the availability

and reliability of facilities and improvement of services.

4. Commercial and Business Development Director

The Commercial and Business Development Director is

responsible for formulating policies, guidance, implementation

business and tariffs, marketing, commercial and business

regulations and policies. The Commercial and Business

Development Director is also responsible for formulating the

long and short-term plans of the Company in connection

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

190 Laporan Tahunan 2011

5. Direktur Personalia dan Umum

Direktur Personalia dan Umum bertanggung jawab

merumuskan kebijakan, pembinaan, pelaksanaan dan

pengendalian kegiatan perusahaan dibidang administrasi

personalia, perencanaan dan pengembangan sumber

daya manusia dan organisasi, tata kerja dan umum sesuai

dengan ketentuan dan kebijakan perusahaan. Menyusun

rencana jangka panjang dan jangka pendek yang

berkaitan dengan SDM dan Umum.

c. Rapat Direksi

Direksi mengadakan rapat secara berkala sekurang-

kurangnya sekali setiap bulan atau sewaktu-waktu bila

dipandang perlu oleh Direktur Utama, seorang atau

lebih anggota Direksi, atau atas permintaan tertulis dari

seorang atau lebih anggota Komisaris serta permintaan

tertulis Pemegang Saham. Selama tahun 2011 Direksi

telah mengadakan rapat Direksi sebanyak 23 kali dan rapat

bersama Dewan Komisaris dan/atau pihak lainnya sebanyak

25 kali dengan frekuensi kehadiran sebagai berikut:

5. Human Resources and General Affairs Director

The Human Resources and General Affairs Director

is responsible for formulating policies, guidance,

in the fields of human resources administration, human

resources and organizational planning and development,

work procedures and general affairs in accordance with

Resources and General Affairs Director is also responsible

in connection with the human resources and general affairs.

c. Meeting of Board of Directors

The Board of Directors shall meet periodically at least every

month or any time when considered necessary by the

President Director, one or more members of the Board of

Directors, or upon written request from one or more members

of the Board of Commissioners and upon written request

of the Shareholders. In 2011, the Board of Directors held 23

meetings of the Board of Directors and 25 meetings with the

Board of Commissioners and/or other companies with the

presence detail as follows: with the Board of Commissioners

and/or other companies with the presence detail as follows:

FREKUENSI PERTEMUAN/RAPAT DAN TINGKAT KEHADIRAN DEWAN KOMISARIS DALAM PERTEMUAN RAPAT

INTERNAL

FREQUENCY OF MEETINGS AND PRESENCE DETAIL OF MEMBERS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS IN INTERNAL MEETINGS

NOBULAN

MONTH

JUMLAH

RAPAT |

TOTAL

MEETING

KEHADIRAN | PRESENCE

TOMMY

SOETOMO

GUNAWAN

AGUS S.

HARJOSO

TJATUR P.

ROBERT D.

WALONI

YUSHAN

SAYUTI

1 Januari

2 Februari

3 Maret 2 2 1 2 2 2

4 April 1 1 1 1 1 -

5 Mei 3 3 3 3 3 3

6 Juni 2 2 2 2 - -

7 Juli 6 6 3 6 6 6

8 Agustus 3 1 3 3 3 3

9 September 1 - - - 1 1

10 Oktober 2 1 - 2 2 2

11 Nopember 1 - - 1 - 1

12 Desember 2 1 2 2 2 2

TOTAL 23 17 15 22 20 20

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1912011 Annual Report

4. Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris

dan Direksi

Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan

Direksi mengacu pada ketentuan yang diatur dalam

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha milik Negara Nomor

07/MBU/2010 tanggal 27 Desember 2010.Sedangkan

mekanisme penetapan besarnya remunerasi Dewan

Komisaris dan Direksi berdasarkan Keputusan RUPS. Prosedur

penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi merujuk

pada ketentuan yang berlaku, antara lain:

a. Gaji/Honorarium

1) Gaji/Honorarium Komisaris Utama = 40% dari Direktur

Utama

2) Gaji/Honorarium Anggota Komisaris = 36% dari

Direktur Utama.

b. Tunjangan

1) Tunjangan Hari Raya Keagamaan

1 (satu) kali gaji/honorarium

Dalam hal terdapat alasan yang khusus dan

mendapat persetujuan RUPS dapat diberikan

sebesar-besarnya 2 (dua) kali gaji/honorarium

.4. Remuneration Policy of the Board of

Commissioners and the Board of Directors

The procedures for determining the remuneration of the Board of

Commissioners and the Board of Directors refer to the provisions

of Regulation of the State Minister for State-Owned Enterprises

Number 07/MBU/2010, dated December 27, 2010 while the

mechanism for establishing the amounts of the remuneration of

the Board of Commissioners and the Board of Directors is based

on the Resolution of the General Meeting of Shareholders (RUPS).

The procedures for determining the remuneration of the Board of

Commissioners and the Board of Directors refer to the prevailing

regulations, among other things :

a. Salary / Honorarium

1) Salary/Honorarium -Salary/Honorarium of the President

Commissioner = 40% of the President Director r

2) Salary/Honorarium of the members of the Board of

Commissioners = 36% of the President Director.

b. Allowances

1) Religious Holiday Allowance

approval of the General Meeting of Shareholders

(RUPS) has been obtained, a maximum of 2 (two)

month salary / honorarium may be given.

RAPAT DENGAN DIREKSI DAN PIHAK LUAR | MEETING WITH THE BOARD OF DIRECTORS AND OTHER PARTIES

NOBULAN

MONTH

JUMLAH RAPAT

|

TOTAL MEETING

KEHADIRAN | PRESENCE

TOMMY

SOETOMO

GUNAWAN

AGUS S.

HARJOSO

TJATUR P.

ROBERT D.

WALONI

YUSHAN

SAYUTI

1 Januari - - - - - -

2 Februari 3 3 3 2 2 1

3 Maret 1 1 1 1 1 1

4 April 3 3 2 3 3 1

5 Mei 4 2 4 4 4 4

6 Juni 2 2 0 2 2 1

7 Juli 1 1 1 1 1 1

8 Agustus - - - - - -

9 September 3 3 1 2 3 3

10 Oktober 1 1 1 1 1 0

11 November - - - - - -

12 Desember 7 6 7 5 7 6

TOTAL 25 22 20 21 24 18

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

192 Laporan Tahunan 2011

2) Tunjangan Komunikasi

Paling banyak 5% (lima persen) dari gaji/

honorarium

3) Santunan Purna Jabatan

Premi asuransi paling banyak 25% (dua puluh

lima persen) dari gaji/honorarium

4) Tunjangan Pakaian

Kebijakan internal perusahaan, ditetapkan oleh

Direksi setelah anggaran tercantum dalam RKAP.

5) Tunjangan transportasi

Paling banyak 20% (dua puluh persen) dari gaji/

honorarium. Tunjangan transportasi diberikan apabila

tidak diberikan kendaraan dinas oleh perusahaan

c. Fasilitas

1) Kendaraan Dinas

1 (satu) unit beserta biaya pemeliharaan dan

operasional

2) Kesehatan

Dalam bentuk asuransi kesehatan atau

penggantian biaya pengobatan kepada anggota

Dewan Komisaris beserta seorang istri/suami

dan maksimal 3 (tiga ) orang anak yang belum

mencapai usia 25 tahun yang belum pernah

menikah dan belum pernah bekerja.

Medical check up diberikan 1 (satu) kali setiap

tahun.

3) Perkumpulan Profesi

Paling banyak 2 (dua) perkumpulan, hanya berupa

uang pangkal (uang pendaftaran) dan iuran tahunan

4) Bantuan hukum

Dalam bentuk pembiayaan jasa kantor

pengacara/konsultan hukum.

Sesuai dengan kebutuhan.

d. Tantiem/Insentif Kerja

Sesuai dengan Keputusan RUPS.

2) Communication Allowance

honorarium

3) Post Service Compensation

25% (twenty-five percent) of the salary/honorarium.

4) Clothing Allowances

of Directors after the publishing of the budget in

5) Transportation allowances

honorarium. Transportation allowances will only

be given if the company does not provide vehicles.

c. Facilities

1) Official vehicle

1 (one) unit of official vehicle and its maintenance

and operational costs

2) Health

Health facilities will be given in the form of health

insurance or medical expenses reimbursement

to members of the Board of Commissioners and

their spouse and maximum 3 (three) children

who have not been 25 years old, single and have

not worked.

Medical check-up will be given 1 (one) time each

year.

3) Professional associations

Maximum 2 (two) associations, only registration

fee and annual fee will be covered.

4) Legal aid

Legal aid will be given in the form of payment of

services of attorney / legal consultant.

And it will be given in accordance with the need.

d. Tantiem / Work Incentives

Incentives will be given in accordance with the resolution

of the General Meeting of Shareholders.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1932011 Annual Report

Berita Acara

Tentang remunerasi Direksi PT Angkasa Pura I (Persero)

Berdasarkan Per-07/MBU/2010

Tanggal 27 Desember 2010

Perihal Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan

Komisaris dan Dewan Pengawas

Badan Usaha Milik Negara

Dengan ini kami menyatakan bahwa Penghasilan yang

diterima Direksi telah sesuai dengan PER-07/MBU/2010

Tanggal 27 Desember 2010, dengan besaran sebagai berikut :

Official Report of Renumeration of

the Board of Directors of PT Angkasa Pura 1 (Persero)

Pursuant to RegulationNo. Per-07/MBU/2010

Dated December 27, 2010

Concerning Guidelines for the Determination of

Renumeration of the Board of Directors and Board

of Commissioners of State owned Enterprises

We hereby declare that the incomes received by the Board of

Directors have been in compliance with Regulation No. PER-

07/MBU/2010 dated December 27, 2010 as follows:

1) Honorarium

Honorarium

President Director (1 org) : 100% x Rp. 70.200.000,- = Rp. 70.200.000,-

Directors (4 org) : 90% x Rp. 70.200.000,- = Rp. 63.180.000,-

Tunjangan

Allowances

Tunjangan Hari Raya Keagamaan

Religious Allowances

President Director (1 org) : 100% x Rp. 70.200.000,- = Rp. 70.200.000,-

Directors (4 org) : 90% x Rp. 70.200.000,- = Rp. 63.180.000,-

Tunjangan Komunikasi

Communication Allowances

Sebesar pemakaian (at cost). | At cost

Santunan Purna Jabatan

Post Service Allowances

Premi asuransi 25% (dua puluh lima persen) dari gaji /honorarium. | Insurance premium at

25% (twenty five percent) of the salary / honorarium

Tunjangan Pakaian

Clothing Allowances

Kebijakan internal perusahaan |

Tunjangan Cuti Tahunan

Annual Leave Allowances

President Director (1 org) : 100% x Rp. 70.200.000,- = Rp. 70.200.000,-

Directors (4 org) : 90% x Rp. 70.200.000,- = Rp. 63.180.000,-

Tunjangan Perumahan

Housing Allowance

President Director : Rp. 16.000.000,-

Commercial & Business Dev. Director : Rp. 16.000.000,-

Financial Director : Rp. 18.954.000,-

Operational & Technical Operation : Rp. 18.954.000,-

Human Resources & GA Director : Rp. 18.954.000,-

Tunjangan Cuti Besar

Special Leave Allowances

a. Paling banyak 2 (dua) kali gaji /honorarium dan tidak diberikan Tunjangan Cuti Tahunan

pada tahun yang bersangkutan | Maximum 2 (two) month salary / honorarium and

Annual Leave Allowances of the relevant year will not be given

b. Cuti besar dapat diambil setelah bekerja 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam satu periode

jabatan | Special Leave Allowances may be taken upon servicing continuously for 3

(three) years in one period in that position.

Tunjangan Biaya Utilitas

Utility Cost Allowances

Sebesar pemakaian, paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari Tunjangan Perumahan |

according to the actual expenses, maximum 30% (thirty percent) of the Housing Allowances.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

194 Laporan Tahunan 2011

Jakarta, 06 Juli 2012

Tommy Soetomo

Direktur Utama | President Director

Gunawan Agus Subrata

Direktur Keuangan | Finance Director

Harjoso Tjatur Prijanto

Direktur Operasi dan Teknik

Operations & Technical Director

Robert Daniel Waloni

Direktur Komersial & Pengembangan Usaha

Commerce & Business Development Director

Yushan Sayuti

Direktur Personalia & Umum

Personnel & General Affairs Director

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2) Fasilitas | Facility

Fasilitas Kendaraan Dinas

Official Vehicle Facility

1 (satu) unit beserta biaya pemeliharaan dan operasional. |

1 (one) unit along with the maintenance and operational expenses.

Fasilitas Kesehatan | Health FacilitiesDalam bentuk asuransi kesehatan atau penggantian biaya pengobatan |

in the form of health insurance or medical expenses reimbursement.

Fasilitas Perkumpulan Profesi

Professional associations

Paling banyak 2 (dua) perkumpulan, hanya berupa uang pangkal (uang pendaftaran) dan

iuran tahunan. | Maximum 2 (two) associations, only the registration fee and annual fee will

be covered.

Fasilitas Bantuan Hukum

Legal Aid Facility Sebesar kebutuhan | will be given in accordance with the need.

Fasilitas Rumah Jabatan

Official House Facility

1 (satu) unit beserta biaya pemeliharaan dan utilitas | 1 (one) unit including the maintenance

and utility fee.

Fasiltas Club Membership

Membership Club Fee

Paling banyak 2 (dua) keanggotaan, hanya berupa uang pangkal (uang pendaftaran) dan iuran

tahunan. | Maximum 2 (two) memberships, only the registration fee and annual fee will be covered.

Fasilitas Biaya Representasi

Representation Expenses

Sebesar pemakaian (at cost).| At cost

3) Tantiem/Insentif Kinerja | Incentives Sesuai Keputusan RUPS | according to the Resolution of General Meeting of Shareholders

1952011 Annual Report

5. Komite-Komite Yang Ada Dibawah

Komisaris

Komite Audit

Ketua dijabat oleh Ir. D. Sonny Priyarsono, PhD, sedangkan

Anggota Drs. Ilham Budiono, Ak., MM dan Ir. Basuki

Rahardjo, CES

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor

: KEP - 09/DK.API/2011 tanggal 1 Nopember 2011 telah

diangkat kembali Drs Ilham Budiono Ak., MM sebagai

Komite Audit dan KEP- 10/DK.API/2011 tanggal 1

November 2011telah diangkat kembali Ir. Basuki Rahardjo,

CES sebagai Komite Audit, masing-masing untuk periode

1 November 2011 sampai 31 Oktober 2012.

Komite Risiko Usaha dan GCG

Ketua dijabat oleh Drs. Isnoor Haryanto, Ak., MA, sedangkan

Anggota dijabat oleh Drs. Muhammad Hadijono, MM, Drs.

Sigit Setiawan, MBA, dan Drs. H. Srijono, Ak., MM

Sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP-

01/DK.API/2011 tanggal 31 Januari 2011 telah diangkat

kembali Drs. Muhammad Hadijono, MM sebagai anggota

Komite Risiko Usaha dan GCG Angkasa Pura Airports.

Sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor : KEP-

03.I/DK.API/2011 tanggal 6 Mei 2011 telah diberhentikan

dengan hormat Drs. Sigit Setiawan, MBA sebagai anggota

Komite Risiko Usaha dan GCG Angkasa Pura Airports.

Sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP-

07/DK.API/2011 tanggal 26 Agustus 2011 telah diangkat

kembali Drs. H. Srijono, Ak., MM sebagai anggota Komite

Risiko Usaha dan GCG Angkasa Pura Airports.

Komite Remunerasi & Nominasi

Ketua dijabat oleh Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si,

Anggota dijabat oleh Drs. Ubaedi, Ak.

Sesuai surat Keputusan Dewan Komisari Nomor : KEP– 02/

DK.API/2011 tanggal 1 Februari 2011 telah diberhentikan

dengan hormat Jenri MP. Panjaitan sebagai Komite

Remunerasi dan Nominasi Angkasa Pura Airports dan

pengangkatan Drs. Ubaedi, Ak sebagai anggota komite

Remunerasi dan Nominasi Angkasa Pura Airports.

5. Committees under the Board of

Commissioners

This committee is chaired by Ir. D. Sonny Priyarsono,

PhD. Its members are Drs. Ilham Budiono, Ak., MM, and Ir.

Basuki Rahardjo, CES.

Pursuant to Decision of the Board of Commissioners

Number: KEP -09/DK.API/2011 dated November 1, 2011,

Drs Ilham Budiono Ak., MM has been appointed again

as a member of the Audit Committee and pursuant to

Decision Number 10/DK.API/2011 dated November 1,

2011, Ir. Basuki Rahardjo, CES has been appointed again

as a member of the Audit Committee, respectively for the

period of November 1, 2011 to October 31, 2012.

and its members comprise of Drs. Muhammad Hadijono,

MM, Drs. Sigit Setiawan, MBA, and Drs. H. Srijono, Ak., MM

Pursuant to Decision of Board of Commissioners No. KEP-

01/DK.API/2011 dated January 31, 2011 Drs. Muhammad

Hadijono, MM is once again appointed as a member of the

Business Risk Committee and GCG of Angkasa Pura Airports.

Pursuant to Decision of the Board of Commissioners No.

KEP-03.I/DK.API/2011 dated May 6, 2011 Drs. Sigit Setiawan,

MBA has been honorably discharged as a member of the

Business Risk Committee and GCG of Angkasa Pura Airports.

Pursuant to Decision of the Board of Commissioners

No. KEP-07/DK.API/2011 dated August 26, 2011, Drs.

H. Srijono, Ak., MM as a member of the Business Risk

Committee and GCG of Angkasa Pura Airports.

Remuneration & Nomination Committee

The chairperson of this Committee is Drs. Hakamuddin

Djamal, M.Si, with the member Drs. Ubaedi, Ak.

Pursuant to Decision of the Board of Commissioners

No. KEP-02/DK.API/2011 dated February 1, 2011, Jenri

MP. Panjaitan has been honorably discharged from the

position of member of the Remuneration and Nomination

Committee of Angkasa Pura Airports while Drs. Ubaedi,

Ak was appointed as the member of the Remuneration

and Nomination Committee of Angkasa Pura Airports

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

196 Laporan Tahunan 2011

a. Profile Anggota Komite Audit

Drs. Ilham Budiono, Ak., MM.

Lahir di Kendal Jawa Tengah, 6 Maret

1952.Diangkat sebagai Komite Audit

sejak tanggal 9 November 2010, dan

diangkat kembali sebagai Komite Audit

sejak tanggal 1 Nopember 2011.

Pendidikan Sarjana Ilmu Keuangan

Jurusan Akuntansi pada Universitas

Gajah Mada, Yogyakarta tahun 1980,

Magister Manajemen pada STIE IPWI

Jakarta tahun 2001. Mengawali karir di BPKP pada tahun

1980 sebagai Auditor dengan jabatan terakhir sebagai

Pengendali Mutu Audit.

Ir. Basuki Rahardjo, CES.

Lahir di Klaten, 22 Maret 1949. Diangkat sebagai Komite

Audit sejak tanggal 9 Nopember 2010

dan diangkat kembali sebagai Komite

Audit sejak tanggal 1 November 2011.

Pendidikan Sarjana Teknik Sipil pada

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

tahun 1975, Specialist Airport Engineer

(Perancis) tahun 1985. Mengawali karir

di Departemen Perhubungan pada

th. 1980 sebagai Pimpinan Proyek

Pengembangan Bandar Udara Ngurah

Rai, Bali dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Dirktorat

Teknik Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan

Udara.

1) Tugas Komite Audit

a) Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan

bahwa ; (i) Laporan Keuangan Perseroan disajikan

secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum, (ii) struktur dan mekanisme

pengendalian internal perusahaan telah dilaksanakan

dengan baik, (iii) pelaksanaan audit internal oleh

Satuan Pengawasan Internal (SPI) maupun Audit

Eksternal telah dilaksanakan sesuai standar yang

berlaku dan (iv) tindak lanjut temuan hasil audit

dilaksanakan oleh manajemen;

a. Profiles of Members of the Audit Committee

Drs. Ilham Budiono, Ak, MM.

He was born in Klaten on March 22 1949. He

was appointed as a member of the Audit

Committee on November 9, 2010, and was

re-appointed as a member of the Audit

Committee on November 1, 2011.

He earned a degree in Civil Engineering from

Gajah Mada University Yogyakarta in 1980

STIE IPWI Jakarta in 2001. He started his career

in BPKP in 1980 as an Auditor with the latest position as a

Quality Control Audit Officer.

Ir. Basuki Rahardjo, CES

He was born in Kendal in Central Java on March 6 1952.

He was appointed as a member of the Audit

Committee on November 9, 2010, and was

re-appointed as a member of the Audit

Committee on November 1, 2011.

He earned a degree in Financial Studies from

Accounting Department of Gajah Mada

University Yogyakarta in 1975. He also holds

Airport Engineer Certificate from France in

1985. He started his career in the Ministry

of Transportation in 1980 as the Head of

the Project of Development of Ngurah Rai

Airport Bali. His latest position was the Head of Airport

Engineering Directorate of the Directorate General of Air

Transportation.

1) Duties of Audit Committee

a) To assist the Board of Commissioners to make sure

presented reasonably in accordance with the generally

structure and internal control mechanisms have been

implemented well, (iii) internal audit by the Internal

Supervisory Unit (SPI) and External Audit has been

conducted according to the applicable standards and

(iv) the follow-up of findings from the audit has been

conducted by management;

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1972011 Annual Report

b) Membantu Dewan Komisaris mengevaluasi dan

memberikan rekomendasi tentang kebijakan

remunerasi pejabat eksekutif dan pegawai Angkasa

Pura Airports secara keseluruhan menyangkut sistem

penggajian dan pemberian tunjangan, sistem pensiun,

sistem konpensasi serta manfaat lainnya dan pembagian

jasa produksi atau bonus untuk disampaikan kepada

Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris;

c) Membantu Dewan Komisaris memberikan

rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem

pengendalian manajemen perusahaan serta

pelaksanaannya;

d) Membantu Dewan Komisaris memastikan bahwa

telah terdapat prosedur review yang memuaskan

terhadap segala informasi yang dikeluarkan

perusahaan, termasuk brosur, laporan keuangan

berkala, proyeksi dan lain-lain informasi keuangan

yang disampaikan kepada Pemegang Saham;

e) Membantu Dewan Komisaris dalam

mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan

perhatian Komisaris;

f ) Melaksanakan tugas lain dari Ketua Komite Audit

maupun dari Komisaris, sepanjang masih dalam

lingkup tugas dan kewajiban Komisaris, berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

2) Kewajiban Komite Audit

a) Setiap Anggota Komite wajib memiliki komitmen

dalam melaksanakan tugasnya.

b) Komite Audit wajib melaporkan kepada Dewan

Komisaris, berupa :

(1) Hasil evaluasi yang telah dilakukan Komite Audit,

segera disampaikan kepada Komisaris.

(2) Laporan berkala, yang berisi pokok-pokok hasil

kerja Komite Audit, disampaikan sekurang-

kurangnya 1 (satu) bulan sekali.

(3) Laporan khusus, yang berisi temuan yang

diperkirakan dapat mengganggu kegiatan

perusahaan, dilaporkan selambat-lambatnya 2 x

24 jam (dua kali dua puluh empat jam), setelah

instruksi pembuatan laporan, atau setelah

diketahui terjadi hal yang perlu dilaporkan secara

khusus.

b) To assist the Board of Commissioners to evaluate and

give recommendations on the remuneration policy of

all executive officers and employees of Angkasa Pura

Airports with regard to remuneration and allowance

system, pension system, compensation system and

other benefits and distribution of production services

or bonuses to be submitted to the Shareholders by

the Board of Commissioners;

c) To assist the Board of Commissioners to give

recommendations on the improvements of the

implementation;

d) To assist the Board of Commissioners to ensure that

there has been proper review procedure with regard

to all information issued by the company, including

brochures, regular financial statements, projections

and other financial information submitted to the

Shareholders;

e) To assist the Board of Commissioners to identify

matters that need the attention of the Board of

Commissioners;

f ) Another task of the Audit Committee and Chairman

of the Board of Commissioners, all still within the

scope of duties and obligations of the Commissioner,

pursuant to the provisions of legislation in force;

2) Obligations Of Audit Committee

a) Each Committee member shall have committed in

performing their duties.

b) The Audit Committee shall report to the Board of

Commissioners, in the form:

(1) The results of the evaluation was done of

the Audit Committee, be submitted to the

Commissioner.

(2) Newsletter, which contains the key points of the

work of the Audit Committee, delivered at least 1

(one) month.

(3) Special report, which contains findings that

must be reported no later than 2 x 24 hours (two

times twenty-four hours), after the issuance of

instruction to submit a report, or after it has been

known that a matter that need to be reported

specifically has occurred.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

198 Laporan Tahunan 2011

(4) Anggota Komite Audit minimal tiga hari dalam

satu minggu wajib hadir di Kantor Angkasa Pura

Airports.

(5) Komite Audit wajib menjaga kerahasiaan segala

informasi, baik yang diperoleh dari dalam

maupun dari luar Angkasa Pura Airports.

3) Kegiatan Komite Audit

Kegiatan Komite Audit merupakan bagian integral dari

upaya Perseroan menerapkan Good Corporate Governance

(GCG). Komite Audit membantu Dewan Komisaris

dalam meningkatkan GCG melalui fungsi pengawasan

(supervisory) dan pemberian nasehat (advisory) atas

jalannya Perseroan kepada Dewan Direksi.

Fungsi Komite Audit diatur dalam Peraturan Menteri

Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2006 tanggal 20

Desember 2006 tentang Komite Audit bagi BUMN.

Kegiatan Komite Audit Tahun 2011 meliputi :

Penelaahan (review) informasi yang dikeluarkan

oleh Perseroan

Penelaahan (review) Sistem Pengendalian Intern

dan Pelaksanaannya

Penelaahan kegiatan Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Penelaahan kegiatan Auditor Eksternal

Evaluasi teknis operasional bandar udara.

Evaluasi terhadap Upaya ManajemenMeningkatkan

Pendapatan Non Aeronautika

Evaluasi terhadap pelaksanaan proyek pengembangan

Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali.

Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan

Komisaris.

Frekuensi Pertemuan Komite Audit Tahun 2011

Pertemuan internal Komite Audit dilaksanakan

sebulan sekali

Pertemuan dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI)

dilaksanakan sebulan sekali.

Pertemuan dengan Auditor Eksternal dilaksanakan

sesuai dengan kerangka acuan kerja Audit ( minimal

3 kali).

(4) Audit Committee members must at least three

days a week be present at the office of Angkasa

Pura Airports.

(5) The Audit Committee shall maintain the

confidentiality of all information derived from

inside or outside of Angkasa Pura Airports.

3) Activities of the Audit Committee

Activities of the Audit Committee constitute integral parts

Governance (GCG). The Audit Committee assists the

Board of Commissioners to improve the GCG through

supervisory and advisory functions for the management

of the Company to the Board of Directors.

Functions of the Audit Committee are provided for in

Regulation of the Minister of State-Owned Enterprises No.

PER-05/MBU/2006 dated December 20, 2006 concerning

Audit Committee for SOEs.

The activities of the Audit Committee in 2011 include:

Implementation

(SPI)

Effort

International Airport Bali development projects.

Commissioners.

Frequency of Audit Committee Meetings in 2011

a month.

held once a month.

accordance with Audit terms of reference (at least 3

times).

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

1992011 Annual Report

Tingkat Kehadiran Anggota Komite Audit Tahun 2011

Kehadiran Komite Audit minimal 3 kali seminggu

Independensi Komite Audit

Komite Audit berasal dari luar Perusahaan yang

tidak mempunyai benturan kepentingan (conflict of

interest) dengan PT Angkasa Pura I (Persero).

b. Profile Anggota Komite Risiko Usaha Dan GCG

Drs. Muhammad Hadijono

Lahir di Solo tanggal 19 Februari 1941.Diangkat

menjadi Anggota Komite Risiko Usaha dan

GCG sejak tanggal 30 Januari 2009, dan

diangkat kembali pada tanggal 31 Januari

2011. Pendidikan Sarjana Ekonomi Universitas

Gajahmada tahun 1966, Magister Manajemen

Universitas Pajajaran tahun 2002. Mengawali

karir di BPKP sebagai Penata Muda tahun 1970, dan terakhir

mnjabat sebagai Direktur Pengawasan Bea Cukai BPKP Pusat.

Drs. Sigit Setiawan, MBA

Lahir di Semarang tanggal 5 Juli 1956.

Diangkat menjadi Anggota Komite Risiko

Usaha dan GCG sejak tanggal 1 Mei 2009

dan diberhentikan dengan hormat per

tanggal 6 Mei 2011. Pendidikan Sarjana

Ekonomi Manajemen Universitas Diponegoro

Semarang, Corporate Finance dari University

of Miami. Mengawali karir di Departemen

Keuangan RI sebagai Pegatur Muda pada tahun 1980, dan

terakhir menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat BMN

II B Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen

Keuangan RI.

Drs. H. Srijono, Ak, MM.

Lahir di Klaten pada tanggal 15 Juli 1946.

Diangkat sebagai Komite Risiko Usaha dan

GCG sejak 1 September 2010 dan diangkat

kembali menjadi anggota Komite Risiko

Usaha dan GCG sejak tanggal 26 Agustus

2011. Pendidikan Sarjana Ilmu Keuangan

Jurusan Akuntasi pada Institut Ilmu Keuangan

Audit Committee Member Attendance Rate in 2011

present at the office at least 3 times a week.

Independence of the Audit Committee

that has no conflict of interest with PT.Angkasa Pura

I (Persero).

b. Profiles of Member of the Business Risk and Good

Corporate Governance Committee

Drs. Muhammad Hadijono

He was born in Solo on February 19, 1941. He was

appointed as a Member of the Business Risk and

Good Corporate Governance on January 30, 2009,

and reappointed on 31 January 2011. He earned a

degree in Economics from Gadjah Mada University

Padjadjaran University in 2002. He started his career in

BPKP as a Junior Staff in 1970, and lastly serving as the Customs

Supervision Director of BPKP of the Republic of Indonesia.

Drs. Sigit Setiawan, MBA

He was born in Semarang on July 5, 1956 and

appointed as a Member of the Business Risk and

Good Corporate Governance Committee on May

1, 2009 and was honorably discharged on May 6,

2011.

He earned a degree in Managerial Economics

from Diponegoro University Semarang and

Corporate Finance from the University of Miami.

He started his career at the Ministry of Finance as a Junior

Staff in 1980, and he is now serving as the Head of State

Assets II B Sub Directorate State Assets Directorate of the

Ministry of Finance.

Drs. H. Srijono, Ak, MM.

Born in Klaten on July 15, 1946 and was appointed as

a member of the Business Risk and Good Corporate

Governance Committee on September 1, 2010 and

was reappointed as a member of the Business Risk

and Good Corporate Governance Committee since

August 26, 2011. He earned a degree in Financial

Studies from Accounting Department of the

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

200 Laporan Tahunan 2011

(IIK) Jakarta tahun 1975, Magister Manajemen pada

Universitas Persada Indonesia tahun 1995. Mengawali

karir di BPKP sebagai auditor dengan jabatan terakhir

sebagai Kepala Bagian pada Badan Akuntasi Keuangan

Negara.

1) Tugas Komite Risiko Usaha Dan GCG (Good Corporate

Governance)

a) Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan

bahwa : (i) struktur pengendalian internal

yang terkait dengan risiko usaha perusahaan

dan penerapan Good Corporate Governance

telah dilaksanakan dengan baik dan wajar, (ii)

pelaksanaan audit internal maupun eksternal

yang terkait dengan manajemen risiko dan

penerapan Good Corporate Governance (GCG) telah

dilaksanakan sesuai standar yang berlaku dan (iii)

membantu Komite Audit dalam melakukan tindak

lanjut atas temuan hasil audit yang dilaksanakan

terhadap manajemen;

b) Membantu Dewan Komisaris dalam pemberian

rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem

pengendalian manajemen risiko perusahaan serta

pelaksanaannya sehingga sesuai dengan ketentuan

mengenai kebijakan risiko dan penerapan Good

Corporate Governance (GCG);

c) Membantu Dewan Komisaris bersama Komite

Audit ikut memastikan bahwa telah terdapat

prosedur review yang memuaskan terhadap segala

informasi yang dikeluarkan perusahaan, termasuk

brosur, laporan keuangan berkala, proyeksi dan

lain-lain informasi keuangan sesuai ketentuan

mengenai kebijakan risiko dan pelaksanaan

prinsip Good Corporate Governance (GCG) untuk

disampaikan pada Pemegang Saham;

d) Membantu Dewan Komisaris untuk ikut

mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan

perhatian Komisaris dalam masalah pelaksanaan

kebijakan risiko dan penerapan prinsip Good

Corporate Governance (GCG);

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Komisaris,

sepanjang masih dalam lingkup tugas dan

kewajiban Komisaris, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Institute of Financial Studies (IIK) Jakarta in 1975 and a

University in 1995. He started his career as an auditor in

BPKP and lastly serving as a Division Head in the State

Financial Accounting Agency.

1) Duties of the Business Risk and GCG Committee

a) To assist the Board of Commissioners to make

sure that: (i) the internal control structure related

of Good Corporate Governance have been

implemented in a good and reasonable manner,

(ii) the implementation of internal and external

audits relating to risk management and application

of Good Corporate Governance (GCG ) has been

implemented according to the applicable standards

and (iii) to assist the audit Committee to follow up

the findings in the audit conducted against the

management;

b) To assist the Board of Commissioners to give

risk management control system and its

implementation so that it will comply with the

provisions on risk policies and the implementation

of Good Corporate Governance (GCG);

c) To assist the Board of Commissioners together

with the Audit Committee to ensure that there

has been proper review procedure with regard to

all information issued by the company, including

brochures, regular financial statements, projections

and other financial information in accordance

with the risk policies and implementation of Good

Corporate Governance (GCG) to be submitted to

the Shareholders;

d) To assist the Board of Commissioners to take part

in identifying matters that require the attention of

the Commissioner on the issues of implementation

of risk policies and application of Good Corporate

Governance (GCG) principles;

e) To perform other duties given by the Commissioner,

as long as still within the scope of duties and

obligations of the Commissioner, based on the

provisions of applicable law and regulations.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2012011 Annual Report

2) Kewajiban Komite Risiko Usaha dan GCG

a) Setiap Anggota Komite wajib memiliki komitmen

dalam melaksanakan tugasnya.

b) Komite Resiko Usaha dan GCG wajib melaporkan

kepada Dewan Komisaris, berupa:

(1) Hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada

Komisaris melalui Ketua Komite Risiko Usaha

dan Good Corporate Governance (GCG);

(2) Laporan berkala, yang berisi pokok-pokok hasil

kerja Komite Risiko Usaha dan Good Corporate

Governance (GCG), yang disampaikan

sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali;

(3) Laporan khusus, yang berisi temuan yang

diperkirakan dapat mengganggu kegiatan

perusahaan, dilaporkan selambat-lambatnya

2 x 24 jam (dua kali dua puluh empat jam),

setelah instruksi pembuatan laporan, atau

setelah diketahui terjadi hal yang perlu

dilaporkan secara khusus;

(4) Anggota Komite Risiko Usaha dan Good

Corporate Governance (GCG) wajib hadir

minimal 3 (tiga) hari dalam satu minggu di

Kantor Angkasa Pura Airports.

(5) Menjaga kerahasiaan segala informasi, baik

yang diperoleh dari dalam maupun dari luar

Angkasa Pura Airports.

3) Kegiatan Komite Risiko Usaha Dan GCG Tahun 2011

Pelaksanaan kegiatan Komite Risiko usaha dan Good

Corporate Governance (GCG) sebagaimana tercantum

dalam Rencana Kerja dan Anggaran tahun 2011.

Lingkup kerjanya selaku perangkat Dewan Komisaris

selain membantu melakukan evaluasi atas risiko usaha

dan penerapan prinsip-prinsip GCG pada Angkasa

Pura Airports juga membantu tugas Komite Audit

melaksanakan tindak lanjut atas temuan-temuannya.

Kegiatan penting dalam tahun 2011 meliputi:

Memberi masukan dalam penyusunan Pedoman

Umum Manajemen Risiko.

Evaluasi kesiapan alat operasional atas fasilitas

kendaraan operasional PKP-PK

Usulan dilakukan tuntutan secara perdata atas

penyalahgunaan pelunasan tagihan pada PT

Gapura Angkasa dan Primkopad.

Tindak lanjut penyelesaian proyek Bandara

Internasional Lombok.

Perbaikan runway di Bandara Juanda Surabaya.

2) Obligations of Business Risks and GCG Committee

a) Each Committee member shall have commitment

to perform his/her duties.

b) Business Risk and GCG Committee shall make report

to the Board of Commissioners, in the form of:

(1) Results of the evaluations having been

carried out by the Commissioner through the

Chairman of Business Risk and Good Corporate

Governance (GCG) Committee;

(2) Periodic report, containing the essential of

the work results of Business Risk and Good

Corporate Governance (GCG) Committee,

which delivered at least once a month;

(3) Special Report, containing findings that are

estimated may disturb the company activities,

reported no later than 2 x 24 hours (two times

twenty-four hours), after the instruction to

prepare report, or after it is identified that there are

something that need to be reported in particular;

(4) Members of the Business Risk and Good

Corporate Governance (GCG) Committee shall

present at least 3 (three) days a week at the

office of Angkasa Pura Airports.

(5) Maintaining the confidentiality of all

information, whether it is obtained from inside

or from outside of Angkasa Pura Airports.

3) Activity of the Business Risk and GCG Committee 2011

Implementation the activity of the Business Risk

and Good Corporate Governance (GCG) Committee

as specified in the Work and Budget Plan 2011. The

Scope of work as the Board of Commissioners set is

in addition to help evaluating business risks and to

apply the principles of GCG in Angkasa Pura Airports

also to help the Audit Committee to follow-up on the

findings. Important activities in 2011 include:

Giving input to the preparation of the Risk

Management General Guidelines.

Evaluating the readiness of the operational

equipment on PKP-PK operational vehicles facility

Proposing in order to conduct a civil suit on the

misuse of bill repayment at PT Gapura Angkasa

and Primkopad.

Following up the completion of Lombok

International Airport project.

Improving runway at the Juanda Airport, Surabaya.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

202 Laporan Tahunan 2011

Rapat koordinasi secara berkala dengan Biro Manajemen

Risiko dan Keselamatan (ROM) sebanyak 5 (lima) kali.

Pokok bahasan yang utama adalah laporan kegiatan

Biro Manajemen Risiko & Keselamatan selama tahun

2011. Hal penting yang telah dilakukan ROM adalah

menyempurnakan manual Safety Management System

(SMS) dan panduan kepatuhan. Ketua Komite Risiko

Usaha dan GCG mengingatkan terjadinya incident

ataupun accident yang terjadi antara lain di Bandara

Hasanuddin – Makassar terjadi masuknya orang yang tidak

berkepentingan di runway menyebabkan meninggal

karena terkena baling-baling pesawat atau tidak dapat

beroperasinya RADAR di MATSC sehingga pelaksanaan

pelayanan pesawat dilakukan secara manual.

Pedoman umum Manajemen Risiko baru ditetapkan

Direksi dengan Keputusan Direksi Nomor KEP-114/

PG.01/2011 tanggal 7 November 2011. Hal demikian

berarti turunannya belum dapat dilaksanakan, antara lain

inventarisasi profil risiko dan mitigasi.

c. Profile Anggota Komite Nominasi Dan Remunerasi

Drs. Ubaedi, AK.

Lahir di Brebes pada tanggal 17 Juli 1945.

Diangkat sebagai Komite Nominasi dan

Remunerasi sejak tanggal 1 Pebruari

2011. Pendidikan Sarjana Institut Ilmu

Keuangan/Akuntasi Departemen

Keuangan tahun 1974. Mengawali karir

di BPKP sebagai auditor dengan jabatan

terakhir sebagai Sekretaris Utama.

Pengalaman:

1) Pensiun sebagai PNS dari BPKP per 1 Agustus 2005

dengan jabatan dan pangkat terakhir sebagai Deputi

Administrasi/Sekretaris Utama/Eselon I dengan

pangkat IV E.

2) Agustus 2005 – Desember 2008 : konsultan keuangan/

akuntansi pada PT Mitra Pandu Utama Bogor dan

pengajar pada berbagai Diklat keuangan, audit, dan

akuntansi.

3) Januari 2009 s.d sekarang : Ketua Lembaga Sertifikasi

Profesi Auditor Forensik yaitu Lembaga yang didirikan

oleh BPKP, Kejaksaan Agung serta Kepolisian RI dan

Ketua Yayasan Keluarga BPKP.

Regular coordination meetings with the Bureau of Risk

and Safety Management (ROM) of 5 (five) times. The main

subjects are reports of the Bureau of Risk Management &

Safety during the year which has made important 2011.

Hal ROM is the perfect manual Safety Management

System (SMS) and compliance guidelines. Business Risk

Committee Chairman and the GCG remind the frequent

occurrence of incident or accident that occurs among

others in Hasanuddin Airport - Makassar occurred influx

of people who are not interested in runway causing death

due to hit the propeller plane or not the operation so that

the implementation of RADAR in MATSC aircraft services

performed manual.

General guidelines set out a new Risk Management

Board of Directors by the Decree No. KEP-114/PG.01/2011

November 7, 2011. It thus means that derivatives can not

be implemented, including an inventory of risk profile and

mitigation.

c. Profile of Nomination and Remuneration Committee

Member

Drs. Ubaedi, AK.

Born in Brebes on July 17, 1945. Appointed

as a member of Nomination and

Remuneration Committee since February

1, 2011. Graduated as a Bachelor at Finance

Department of Institut Ilmu Keuangan/

Akuntansi in 1974. Starting his career at

BPKP as an auditor with his last position as

Principal Secretary.

Experience:

1) Retired as a civil servant of BPKP per August 1, 2005

with last position and rank as a Administrative Deputy/

Principal Secretary/Echelon I with IV E rank.

2) August 2005 - December 2008: financial/accounting

consultant at PT Mitra Pandu Utama Bogor and trainer

on various financial, audit, and accounting training.

3) January 2009 up to recent: Chairman of the

Professional Certification Institute of Forensic Auditors

established by BPKP, the Attorney General and the

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2032011 Annual Report

4) Januari 2008 – Januari 2011 : Anggota Komite Audit

PT Angkasa Pura I (Persero) Februari 2011 – Januari

2012 : Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi

PT Angkasa Pura I (Persero) Pebruari 2012 – sekarang

: Anggota Komite Risiko Usaha dan GCG PT Angkasa

Pura I (Persero)

1) Fungsi Dan Tugas Pokok Komite Nominasi Dan

Remunerasi

a) Komite Nominasi dan Remunerasi berfungsi

membantu Komisaris dalam melaksanakan tugasnya

dalam bidang yang terkait kepada Nominasi dan

Remunerasi yang bekerja secara kolektif dan bersifat

mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun

pelaporan, serta bertanggung jawab langsung

kepada Dewan Komisaris.

b) Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas:

(1) Membantu Dewan Komisaris untuk melakukan

pengkajian dan pemberian rekomendasi

mengenai kebijakan nominasi pengangkatan

pejabat eksekutif dan rekrutmen pegawai dengan

menyusun kriteria, jumlah, susunan dan calon

pejabat eksekutif di lingkungan Angkasa Pura

Airports.

(2) Membantu Dewan Komisaris mengevaluasi dan

memberikan rekomendasi tentang kebijakan

remunerasi pejabat eksekutif dan pegawai

Angkasa Pura Airports secara keseluruhan

menyangkut sistem penggajian dan pemberian

tunjangan, sistem pensiun, sistem konpensasi

serta manfaat lainnya dan pembagian jasa

produksi atau bonus untuk disampaiakan kepada

Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan

Komisaris, sepanjang masih dalam lingkup tugas

dan kewajiban Komisaris, berdasarkan ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku.

2) Kewajiban Komite Nominasi Dan Remunerasi

a) Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi wajib

memiliki komitmen dalam melaksanakan tugasnya.

4) January 2008 - January 2011: Member of Audit

Committee of PT Angkasa Pura I (Persero), February

2011 - January 2012: Member of Nomination and

Remuneration Committee of PT Angkasa Pura I

(Persero), February 2012 - present: Member of Business

Risk and GCG Committee of PT Angkasa Pura I (Persero)

1) Functions and Duties of Nomination and Remuneration

Committee

a) Nomination and Remuneration Committee has

functions to help the Board of Commissioner in

performing their duties in the areas related to

Nomination and Remuneration that works collectively

and independently both in performing its duties and

reporting, as well as responsible directly to the Board

of Commissioners.

b) Member of Nomination and Remuneration

Committee has duties to:

(1) Help the Board of Commissioners to review and

to give recommendations on appointment

nomination of executive officers and staff

recruitment policy by making the criteria, number,

arrangement and prospective of the executive

officers in Angkasa Pura Airports.

(2) Help the Board of Commissioner to evaluate

and to give recommendations on remuneration

policy of executive officers and employees of

Angkasa Pura Airports in general in respect of

payroll and allowance system, pension system,

compensation system and other benefits as well

as distribution of production services or bonuses

to be given to Shareholders through the Board of

Commissioners.

(3) Another task given the Commissioner, all still

within the scope of duties and obligations of the

Commissioner, under the provisions of existing

regulations.

2) Obligations of Nomination and Remuneration Committee

a) Member of the Nomination and Remuneration

Committee shall commitment in performing his/her

duties.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

204 Laporan Tahunan 2011

b) Komite Nominasi dan Remunerasi wajib memberikan

laporan kepada Komisaris, berupa:

a Hasil evaluasi yang telah dilakukan Komite

Nominasi dan Remunerasi, segera disampaikan

kepada Komisaris

b. Laporan berkala, yang berisi pokok-pokok

hasil kerja Komite Nominasi dan Remunerasi,

disampaikan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan

sekali.

c. Laporan khusus, yang berisi temuan yang

diperkirakan dapat mengganggu kegiatan

perusahaan, dilaporkan selambat-lambatnya 2 x

24 jam (dua kali dua puluh empat jam), setelah

instruksi pembuatan laporan, atau setelah

diketahui terjadi hal yang perlu dilaporkan secara

khusus.

d. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi

minimal tiga hari dalam satu minggu wajib hadir

di Kantor Angkasa Pura Airports.

e. Komite Nominasi dan Remunerasi wajib menjaga

kerahasiaan segala informasi, baik yang diperoleh

dari dalam maupun dari luar Angkasa Pura

Airports.

3) Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi

a) Melakukan evaluasi dan menyiapkan bahan

rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi

mengenai Kontrak Manajemen tahun 2011 bidang

Sumber Daya Manusia (SDM).

b) Melakukan evaluasi dan menyiapkan bahan

rekomendasi dari Dewan Komisaris kepada Direksi

mengenai organisasi dan tata kerja pengembangan

Bandara Internasional Juanda Surabaya dan Lombok.

c) Mengikuti rapat-rapat dengan Direktorat Personalia

dan Umum PT Angkasa Pura I (Persero).

d) Membuat dan menyampaikan laporan berkala/

bulanan kepada Ketua Komite Nominasi dan

Remunerasi mengenai hasil kerja komite.

e) Sebagai anggota Komite telah hadir di Kantor PT

Angkasa Pura I (Persero) selama 3 hari dalam 1

minggu, kecuali jika dinas keluar kota.

b) Nomination and Remuneration Committee shall

report to the Board of Commissioners, in the form of:

a. Results of the evaluation that was done by

Nomination and Remuneration Committee,

to be submitted immediately to the Board of

Commissioners

b. Periodic report, which contains the essential

of the work results of Nomination and

Remuneration Committee, which delivered at

least once a month.

c. Special Report, which contains findings that

are estimated can disturb the activities of

the company, reported no later than 2 x 24

hours (two times twenty-four hours), after the

instruction of the making of a report, or after it

is known there are something that need to be

reported in particular happened.

d. Member of the Nomination and Remuneration

Committee shall present at least 3 (three) days a

week at the office of Angkasa Pura Airports.

e. Nomination and Remuneration Committee shall

maintain the confidentiality of all information,

whether it is obtained from inside or from outside

of Angkasa Pura Airports.

3) Activities of Nomination and Remuneration Committee

a) To evaluate and prepare recommendation materials

of the Board of Commissioners to the Board of

Directors concerning Management Contract in 2011

in Human Resources (HR) field

b) To evaluate and prepare recommendation materials of

the Board of Commissioners to the Board of Directors

concerning organization and administration of

development.

c) Attend the meetings with Personnel and General

Directorate of PT Angkasa Pura I (Persero).

d) Create and submit periodic/monthly reports to the

Chairman of Nomination and Remuneration Committee

concerning the work results of the committee.

e) As a member of the Committee shall present at the

Office of PT Angkasa Pura I (Persero) 3 days a week,

unless was out of town.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2052011 Annual Report

6. Sekretaris Perusahaan

a. Peranan Umum

Sekretaris Perusahaan diangkat oleh Perseroan dengan

mempertimbangkan kemampuan profesional serta

integritasnya di masyarakat dan dunia usaha.Sekretaris

Perusahaan bertanggung jawab pada Direktur Utama.

Karena mewakili Perseroan dalam hal-hal tertentu,

Sekretaris Perusahaan wajib menjaga integritas dan

perilaku, dan menyadari peranannya yang strategis.

Sekretaris Perusahaan mempunyai 4 (empat) fungsi

utama dalam membantu Direksi yaitu sebagai pelaksana

fungsi kehumasan (Liaison Officer), Compliance Officer,

Performance Management serta Administrasi Dokumen

dan Notulensi Rapat untuk memenuhi ketentuan Tata

Kelola Perusahaan yang baik. Dalam menjalankan fungsi

dan tugasnya, Sektretaris Perusahaan wajib membangun

jejaring komunikasi yang seluas-luasnya serta membina

hubungan yang baik dan terbuka dengan semua pihak.

Sebagai Liaison Officer yang menjalankan fungsi

kehumasan, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab

untuk membina komunikasi dua arah dengan pihak

internal dan eksternal, memfasilitasi pertukaran informasi

antara perusahaan dengan pemangku kepentingan

(Stakeholders), menginformasikan strategi dan kebijakan

manajemen yang terkait dengan kepentingan karyawan,

serta menjaga citra Perusahaan di mata para pemangku

kepentingan dan pengguna jasa bandar udara, termasuk

juga membangun hubungan industrial yang harmonis.

b. Fungsi dan Tugas Sekretaris Perusahaan

Penyelenggaraan fungsi Sekretaris Perusahaan awalnya

diatur di dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor

Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang

Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada

Badan Usaha Milik Negara yang kemudian diperbaharui

dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/

MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Yang Baik Pada BUMN, yang menguraikan fungsi

Sekretaris Perusahaan sebagai berikut:

a. Memastikan bahwa BUMN mematuhi peraturan

tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan

penerapan prinsip-prinsip GCG

b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi

dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas secara

berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta

6. Corporate Secretary

a. General Role

Corporate Secretary is appointed by the Company by

considering the professional capacity and integrity

in public and business world. Corporate Secretary

is responsible to President Director. Because he/she

represents the Company in certain matters, Corporate

Secretary shall maintain his/her integrity and behavior,

and recognize his/her strategic role.

Corporate Secretary has 4 (four) main functions

in assisting the Board of Directors namely as the

implementing officer of public relations function (Liaison

Officer), Compliance Officer, Performance Management

as well as Administration of Documents and Minutes of

Meetings to comply with Good Corporate Governance. In

performing its functions and duties, Corporate Secretary

must develop builds communications networks as

wide as possible as well as maintain good and open

relationships with all parties.

As a Liaison Officer that carry out the functions of public

relations, Corporate Secretary is responsible for developing

two-way communication with internal and external

parties, facilitating the exchange of information between

companies and stakeholders, informing management

strategies and policies related to the interests of

the eyes of the stakeholders and users of airport services,

including developing a harmonious industrial relations

b. Functions and Duties of Company Secretary

Implementation of the Corporate Secretary function

is initially set in the Decree of the Minister of SOEs

No. Kep-117/M-MBU/2002 dated July 31, 2002 on

the Implementation of Good Corporate Governance

Practices in State-Owned Enterprises are then updated

by Regulation No Minister of State Enterprises. PER-

01/MBU/2011 on the Application of Good Corporate

Governance in SOEs, which outlines the functions of the

Secretary of the Company as follows:

a. Ensure that the state comply with the rules on

disclosure requirements in line with the application of

the principles of Good Corporate Governance

b. Provide information needed by the Board of Directors

and the Board of Commissioners / Board of Trustees

on a regular basis and / or at any time if requested

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

206 Laporan Tahunan 2011

c. Sebagai penghubung (liaison officer)

d. Menatausahakan serta menyimpan dokumen

perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada

Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah

Rapat Direksi, Rapat Dewan Komisaris dan RUPS

Secara internal fungsi dan tugas Sekretaris Perusahaan PT

Angkasa Pura I (Persero) diatur dalam Keputusan Direksi

PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor Kep.56/OM.00/2004

tanggal 2 Juli 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

PT Angkasa Pura I (Persero). Dalam menjalankan

perannya, Sekretaris Perusahaan selain melaksanakan

amanah utamanya dalam bidang Kehumasan dan

Hubungan Antar Lembaga, Kesekretariatan Direksi.

Sekretaris Perusahaan turut mengawal korporasi dalam

mencapai kontribusi dan prestasi penting khususnya

dalam beberapa tahun terakhir antara lain beberapa

penghargaan prestisius dalam kompetisi Annual

Report, Business Review (Best Corporate Communication),

BUMN Award, Malcolm Baldridge, Bandara Award serta

yang tidak kalah penting di lingkungan internal yaitu

keberhasilan dalam mewujudkan proses Harmonisasi

Hubungan Industrial. Fungsi Sekretaris Perusahaan yang

lain dan salah satu yang utama adalah memastikan

penggunaan wewenang dan hubungan dengan

pemangku kepentingan (stakeholders) berjalan dengan

baik untuk kepentingan perusahaan atau secara singkat

yang lebih dikenal dengan tata kelola yang baik (Good

Corporate Governance selanjutnya disingkat GCG). Dalam

menjaga proses GCG untuk tetap berjalan baik sesuai

koridornya, Sekretaris Perusahaan memainkan peranan

strategis sebagai fasilitator pengambilan keputusan

secara proper dan saluran komunikasi yang terpercaya

dengan menjalankan fungsi memastikan kepatuhan

(compliance) dan administrasi pengambilan keputusan di

dalam perusahaan. Terkait dengan compliance, Sekretaris

Perusahaan harus selalu memutakhirkan informasi

tentang peraturan-peraturan atau regulasi yang terkait

dengan perusahaan atau industrinya sebagai dasar acuan

menjalankan fungsi kepatuhan serta bertanggung jawab

menyampaikan informasi tindakan perusahaan secara

transparan kepada stakeholders yang berkepentingan.

c. As a liaison (liaison officer)

d. Administer and store company documents, including

but not limited to the Shareholders Register, Special

Register and minutes of meetings of Directors, Board

Meeting and AGM

Internally, the functions and duties of Corporate

Secretary of PT Angkasa Pura I (Persero) are set forth in

the Decision of the Board of Directors of PT Angkasa

Pura I (Persero) Number Kep.56/OM.00/2004 dated July

2, 2004 concerning the Organization and Administration

of PT Angkasa Pura I (Persero). In carrying out his role,

the Corporate Secretary in addition to carry out his

main mandate in the field of Public Relations and Inter-

Agency Relations, Secretariat of the Board of Directors.

The Corporate Secretary also oversee the corporation in

achieving important contributions and achievements,

especially in recent years include several prestigious

awards in Annual Report competitions, Business Review

(Best Corporate Communication), SOE Award, Malcolm

Baldridge, Airport Award and there is not less important

in the internal environment namely the success in

realizing the Harmonization process of Industrial

Relations. The other function of Corporate Secretary and

one of the principal is to ensure the use of authority and

relationships with stakeholders run well for corporate

interests or in short which is better known as Good

Corporate Governance (hereinafter abbreviating as GCG).

In keeping the GCG process run well in accordance to its

corridor, the Corporate Secretary plays a strategic role as

a facilitator of proper decision-making and as a trusted

communication channels by performing the function of

ensuring compliance and decision-making administrative

in the company. Related to compliance, corporate

secretary must always update the information about

the rules or regulations relating to the company or the

industry as a basic reference in performing compliance

function as well as responsible for conveying information

of the corporate action transparently to the concerned

stakeholders.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2072011 Annual Report

Peran Sekretaris Perusahaan yang tidak kalah penting

adalah menjalankan strategi komunikasi perusahaan

khususnya hal-hal yang terkait dengan interaksi dengan

stakeholders dalam hal menjaga konsistensi pesan dan

citra yang ingin disampaikan kepada masyarakat dalam

rangka membangun pencitraan (corporate image)

perusahaan.

c. Struktur Organisasi Sekretaris Perusahaan

d. Kegiatan Sekretaris Perusahaan

Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, Sekretaris

Perusahaan dibantu oleh dua orang asisten yang masing-

masing membidangi:

1) Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan

Masyarakat

Fungsi hubungan antar lembaga, Sekretaris

Perusahaan membina hubungan dan komunikasi

yang baik dengan instansi Pemerintah terkait,

legislatif, mitra kerja, mitra usaha, anak perusahaan,

media maupun segenap organisasi yang berkaitan

dengan lingkungan bisnis Angkasa Pura Airports

dan pembinaan hubungan industrial serta

memfasilitasi terselenggaranya Rapat Umum

Pemegang Saham, memfasilitasi dan mengatur

protokol komunikasi eksternal maupun internal,

dengan tujuan agar dapat memantau pendapat

umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan

dengan citra, kegiatan, reputasi maupun

kepentingan-kepentingan Perusahaan.

The Role of Corporate Secretary that not less important is

the matters related to the interaction with stakeholders

in terms of maintaining consistency of the message and

image that are wanted to be conveyed to the public in

order to build the corporate image.

c. Organizational Structure of Corporate Secretary

d. Activities of the Corporate Secretary

In carrying out the functions and roles, Corporate Secretary

is assisted by two assistants who are in charge of:

1) Inter-Agency Relations and Public Affairs Field

Inter-Agency Relations Field

In inter-agency relations function, Corporate

Secretary maintains good relationship and

communication with relevant government

agencies, legislators, business partners, subsidiaries,

media and all the organizations related to the

business environment of Angkasa Pura Airports

and maintains industrial relations as well as

facilitate the implementation of General Meeting

of Shareholder, facilitate and manage internal

and external communication protocols, in order

to monitor public opinion on all things related to

the image, activities, reputation or interests of the

Company.

SEKRETARIS PERUSAHAAN |

CORPORATE SECRETARY

ASISTEN SEKPER BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA & HUMAS |

ASSISTANT SECRETARY OF THE COMPANY’S FIELD OF INTER-AGENCY RELATIONS & PUBLIC RELATIONS

ASISTEN SEKPER BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA & HUMAS |

ASSISTANT SECRETARY OF THE SECRETARIAT OFTHE COMPANY’S BOARD OF DIRECTORS FIELDS

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

208 Laporan Tahunan 2011

Fungsi Hubungan Masyarakat dilaksanakan melalui

berbagai kegiatan dan instrumen, seperti public expose,

penyebaran berita pers dan konferensi pers. Dalam

penyebarluasan informasi, Sekretaris Perusahaan

juga memanfaatkan situs resmi Perusahaan

www.angkasapura1.co.id, penerbitan majalah

perusahaan ”Suara Angkasa”, media cetak dan

elektronik, mengikuti pameran pembangunan

maupun pameran transportasi serta pembuatan

laporan secara periodik. Sekretaris Perusahaan

membuka akses komunikasi seluas-luasnya bagi

pemangku kepentingan dan masyarakat melalui

surat elektronik (e-mail) dengan alamat: humas@

angkasapura1.co.id

2) Bidang Sekertariat Direksi : GCG, KPI, Malcolm, Radir &

Jadwal Direksi

Dalam melaksanakan fungsi Compliance

Officer, Sekretaris Perusahaan memastikan telah

dilaksanakannya Anggaran Dasar Perusahaan,

membuat interpretasi yang jelas tentang aplikasi

dan peraturan yang berhubungan dengan kegiatan

perusahaan, memfasilitasi penilaian GCG termasuk

sosialisasi dan implementasinya, serta memperhatikan,

mengikuti, dan memastikan bahwa perusahaan

telah mematuhi ketentuan peraturan perundang-

undangan. Secara khusus, penjabaran fungsi dari

Sekretariat Direksi adalah:

a) Kesekretariatan Direksi

Dalam menjalankan fungsi kesekretariatan

Direksi, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab

terhadap ketersediaan informasi yang memadai

mengenai agenda rapat, melakukan penataan

kesekretariatan Direksi yang meliputi pengaturan

kegiatan, penyiapan rapat-rapat, meeting analysis,

pendokumentasian risalah rapat Direksi.

b) Implementasi dan Monitoring Good Corporate

Governance

Dalam implementasi dan monitoring GCG,

Sekretaris Perusahaan melaksanakan beberapa

kegiatan antara lain:

(1) Memastikan aktivitas perusahaan telah berjalan

sesuai prinsip GCG yaitu Transparansi, Akuntabilitas,

Responsibility, Independensi, dan Fairness.

Public Relations Function is carried out through

various activities and instruments, such as public

expose, spreading news releases and press

conferences. In spreading information, Corporate

”Suara Angkasa” magazine, print and electronic

media, participate in the development exhibition

and in the transportation exhibition as well as

make periodic reports. Corporate Secretary opens

communication access as wide as possible for

stakeholders and public via electronic mail (e-mail)

with the address: [email protected]

2) Secretariat of the Board of Directors Field: GCG, KPI,

Malcolm, Board of Directors Meeting & Schedules

Board of Directors

In carrying out the Compliance Officer functions,

Corporate Secretary has to ensure the implementation

of Articles of Association of the Company, to make a

clear interpretation on the application and rules relating

to corporate activities, to facilitate GCG assessment

including its socialization and implementation, as well

as to pay attention to, to follow, and to ensure that the

company has complied with the provisions of law and

legislation. In particular, the outlines of Secretariat of

Board of Directors function are:

a) Secretariat of Board of Directors

In running the secretarial functions of Board of Directors,

Corporate Secretary is responsible for the availability of

adequate information on meeting agenda, conducting

secretarial arrangement of Board of Directors which

includes activities arrangement, meetings preparation,

meeting analysis, documentation of minutes of

meetings of Board of Directors.

b) Implementation and Monitoring of Good

Corporate Governance

In the implementation and monitoring of GCG,

Corporate Secretary carries out several activities,

among others:

in accordance with GCG principles namely,

Transparency, Accountability, Responsibility,

Independence, and Fairness.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2092011 Annual Report

(2) Melakukan fungsi pendampingan (counterpart)

Tim Penilai Independen dalam pelaksanaan

assesment GCG

(3) Memperbaharui kembali dokumen GCG,

antara lain : Board Manual, Manajemen Resiko

Manual, Sistem Pengendalian Intern, Sistem

Pengawasan Intern, Mekanisme Pelaporan

atas dugaan penyimpangan pada BUMN

yang bersangkutan, tata kelola informasi dan

pedoman perilaku (Code of Conduct)

(4) Melaksanakan Sosialisasi Internal terkait

penerapan GCG berdasarkan Peraturan Menteri

Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Pada BUMN kepada seluruh Insan Perusahaan

c) Corporate Performance Monitoring

Sekretaris Perusahaan juga bertanggung

jawab untuk manjalankan fungsi Performance

Management yaitu mengkoordinir penyusunan

Kontrak Manajemen yang di dalamnya

mencantumkan indikator kinerja kunci utama

sebagai alat ukur, baik di level korporat maupun

cabang-cabang bandara, serta mengkoordinasikan

terwujudnya sistem penilaian manajemen

Perusahaan melalui Balance Scorecard dan Malcolm

Baldridge Criteria for Performance Excellence

(MBCfPE).

(2) Performing the counterpart function to

Independent Assessment Team in the GCG

assessment implementation

(3) Updating GCG documents, among others:

Board Manual, Risk Management Manual,

Internal Control Systems, Internal Monitoring

Systems, Reporting Mechanism on alleged

irregularities in the related SOE, information

administration and Code of Conduct)

(4) Implementing internal socialization related

to the implementation of GCG under the

Regulation of the State Owned Enterprises

Minister No. PER-01/MBU/2011 concerning

the Implementation of Good Corporate

Governance in SOEs to all Company Personnel

c) Corporate Performance Monitoring

Corporate Secretary is also responsible to carry

out Performance Management function that is

to coordinate the preparation of Management

Contract in which listed the main key performance

indicators as measurement tool, both at the

corporate level and the branches of the airport,

as well as to coordinate the establishment of the

through the Balance Scorecard and Malcolm

Baldridge Criteria for Performance Excellence

(MBCfPE).

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

210 Laporan Tahunan 2011

No. Tanggal | Date Kegiatan | Activity

1 21 Januari 2011

January 21, 2011

Penandatanganan MoU antara Angkasa Pura Airports dengan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Pengembangan

dan Pengelolaan Sistem Informasi sebagai sarana dalam rangka Pemeriksaan dan tanggung jawab Keuangan

Negara | Signing of MoU between Angkasa Pura Airports and the Audit Board concerning the Development and

Management of Information Systems as a mean in order to Audit and to Account for the State Finance

2 25 Januari 2011

January 25, 2011

Penandatanganan MOU antara Angkasa Pura Airports dengan GVK – India tentang Pembangunan bandara baru |

Signing of MOU between Angkasa Pura Airports and GVK - India concerning the Development of new airport

3 31 Januari 2011

January 31, 2011

MoU Angkasa Pura Airports dengan Direktorat Jendral Transportasi Udara, TNI AU dan PT. Angkasa Pura II (Persero) |

MoU between Angkasa Pura Airports and the Directorate General of Air Transportation, Air Force and PT. Angkasa

Pura II (Persero)

4 14 Februari 2011

February 14, 2011

Angkasa Pura Airports dan Lion Air garap Bersama hangar Di bandara Sam Ratulangi Manado |

Angkasa Pura Airports and Lion Air working together on a hangar at Sam Ratulangi airport Manado

5 16 Februari 2011

February 16, 2011

Penandatanganan MOU antara Angkasa Pura Airports dengan Badan Pengawas Keuangan |

Signing of MOU between Angkasa Pura Airports and the Finance Supervisory Agency

6 20 Februari 2011

February 20, 2011

HUT ke-47 Angkasa Pura Airports | 47th Anniversary of Angkasa Pura Airports

7 25 Februari 2011

February 25, 2011

Memorandum of Understanding and Airport Agreement antara Angkasa Pura Airports dengan Incheon

International Airport Corporation (IIAC) | Memorandum of Understanding and Airport Agreement between

Angkasa Pura Airports and Incheon International Airport Corporation (IIAC)

8 26 April 2011

April 26, 2011

Memorandum of Cooperation between Angkasa Pura I and SITA Information Networking Computing Indonesia |

Memorandum of Cooperation between Angkasa Pura I and SITA Information Networking Computing Indonesia

9 27 April 2011

April 27, 2011

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Angkasa Pura Airports dengan PT. Merukh Ama Coal tentang

pemanfaatan bandara International Selaparang | Signing of Memorandum of Understanding between Angkasa

Pura Airports and PT. Merukh Ama International Coal concerning utilization of Selaparang International airport

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

e. Profil Sekretaris Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2011 Sekretaris Perusahaan

dijabat oleh Miduk Situmorang. Lahir di

Porsea, 8 Oktober 1959, mengawali karir

sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pelabuhan

Udara Polonia pada tahun 1981 dan

sepanjang perjalanan karirnya telah menjalani

berbagai penugasan diantaranya sebagai

anggota Kespen Pelabuhan Udara Polonia

(1982), Pengawas Tugas Operasi Apron

Movement Control (PTO AMC) Bandara

Polonia (1990), Kepala Dinas Akuntansi

Bandara Sam Ratulangi - Manado (1993),

Kepala Seksi Akuntansi Kantor Pusat (1996),

Kepala Divisi Keuangan dan Perlengkapan

Bandara Internasional Ngurah Rai – Bali (2003),

Deputi Direktur Akuntansi Kantor Pusat (2004).

Diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan sejak

tahun 2009.

e. Profile of Corporate Secretary

Until the end of 2011 Company Secretary this position is held

by Miduk Situmorang. Born in Porsea,

October 8, 1959, began his career as

a civil servant at Polonia Airport in

1981 and throughout his career has

had various assignments including as

a Kespen member of Polonia Airport

(1982), Operation Duty Supervisor

of Apron Movement Control (PTO

AMC) Polonia Airport (1990), Head of

Accounting Service of Sam Ratulangi

Airport - Manado (1993), Head of

Accounting Section of Head Office

(1996), Head of Finance and Supplies

Division of International Airport

Ngurah Rai - Bali (2003), Accounting

Director Deputy of Head Office (2004).

Appointed as Corporate Secretary in 2009.

2112011 Annual Report

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

10 10 Mei 2011

May 10, 2011

Memorandum of Cooperation antara Angkasa Pura Airports dengan GVK India tentang Komersial Service

manajemen | Memorandum of Cooperation between Angkasa Pura Airports and GVK India concerning Commercial

Service Management

11 11 Mei 2011

May 11, 2011

Kesepakatan Bersama Kerjasama Penyusunan Kajian Perencanaan Pengembangan bandara baru di Wilayah Prov.

DIY | Joint Agreement on the Study Arrangement of Development Planning of new airport in the Territory of DIY Province

12 16 Mei 2011

May 16, 2011

Angkasa Pura Airports menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian

Keuangan, Kementerian Pertanian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, serta Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, tentang Penyediaan Rumah Dinas Pengganti sehubungan Dengan

Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. | Angkasa Pura Airports signed Memorandum of

Understanding with the Ministry of Health, Ministry of Finance, Ministry of Agriculture, Meteorological, Climatology

and Geophysics Agency, and Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia concerning the

13 27 Mei 2011

May 27, 2011

Ground Breaking Project Bali | Ground Breaking Project Bali

14 21 Juni 2011

June 21, 2011

Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan groundbreaking pengembangan Bandara

Internasional Sepinggan Balikpapan | President of the Republic of Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono

15 22 Juni 2011

June 22, 2011

Nota Kesepahaman antara Angkasa Pura Airports dengan PT. Bank Mandiri (Persero) tbk tentang Peningkatan

Pelayanan dan Kemudahan Transaksi Perbankan | Memorandum of Understanding between Angkasa Pura Airports

and PT. Bank Mandiri (Persero) tbk concerning the Service and Ease Improvement of Banking Transaction

16 23 Juni 2011

June 23, 2011

MOU for Formule 1 Hotels Development antara Angkasa Pura Airports dengan PT. AAPC Indonesia | MOU for

Formula 1 Hotels Development between Angkasa Pura Airports and PT. AAPC Indonesia

17 28 Juni 2011

June 28, 2011

Upacara Pengerukan Karang Tanda Dimulainya Proyek Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali | Reef

18 4 Juli 2011

July 4, 2011

Direktur Utama Angkasa Pura Airports Tommy Soetomo raih Penghargaan “The Best CEO For Commitment” pada

Indonesian Human Capital Study 2011 | President Director of Angkasa Pura Airports, Tommy Soetomo won “The

Best CEO For Commitment” award on the Indonesian Human Capital Study 2011

19 11 Juli 2011

July 11, 2011

Direktur Utama PT. Angkasa Pura I ( Persero ) Bapak Tommy Soetomo melepas keberangkatan 25 Orang peserta

Airport Management Course Batch I, ke World-Class HR Academy di Incheon, Korea. | President Director of PT.

Angkasa Pura I (Persero) Mr. Tommy Soetomo deployed 25 Airport Management Course Batch I participants, to

World-Class HR Academy in Incheon, Korea.

20 23 Juli 2011

July 23, 2011

Acara Transformasi Direksi dan Sekolah Alam di Cikeas Bogor | Directors Transformation Event and School of Nature

in Cikeas Bogor

21 16 September 2011

September 16, 2011

MoU Angkasa Pura Airports dengan PB PTMSI | MoU between Angkasa Pura Airports and PB PTMSI

22 28 September 2011

September 28, 2011

Angkasa Pura Airports Beri bantuan kepada Korban Kebakaran Benhil, di Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan

Tanah Abang, Jakarta Pusat. | Angkasa Pura Airports Give aid to the Fire Victims in Benhil, at Bendungan Hilir Sub

District, Tanah Abang District, Central Jakarta.

23 24 Agustus 2011

August 24, 2011

Angkasa Pura Airports berikan Pelayanan Optimal bagi Pengguna jasa bandara untuk Angkutan Lebaran |

Angkasa Pura Airports provide Optimal Service to the airport service User for Lebaran Transportation

24 26 September 2011

September 26, 2011

Penyelenggaraan penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih Bandara tahun 2011 | Organization of Sapta

25 28 September 2011

September 28, 2011

Dirut Angkasa Pura Airport Bapak Tommy Soetomo meresmikan Pusat Pelatihan Kebandarudaraan yang diberi

nama Excellent Centre. | President Director of Angkasa Pura Airport Mr. Tommy Soetomo inaugurated Airport

Training Center that is named Excellent Centre.

212 Laporan Tahunan 2011

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

26 1 Oktober 2011

October 1, 2011

Bandara Internasional Lombok (BIL) akan beroperasi secara penuh menggantikan Bandara Selaparang Mataram

mulai tanggal 1 Oktober 2011. |

Selaparang Airport starting from October 1, 2011.

27 20 Oktober 2011

October 20, 2011

Peresmian Bandar Udara Internasional Lombok oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono |

Susilo Bambang Yudhoyono

28 27 Oktober 2011

October 27, 2011

Angkasa Pura Airports menggelar Seminar Sehari tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di dalam Pengelola

Jasa Kebandarudaraan. | Angkasa Pura Airports held A Day Seminar on Public-Private Partnership in the Airport

Services Management.

29 23 November 2011

November 23, 2011

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Angkasa Pura Airports dengan Incheon Internatioanal Airport Corperation

(IIAC) di Hotel Borobudur Jakarta | Signing of Cooperation Agreement between Angkasa Pura Airports and Incheon

International Airport Corporation (IIAC) at Hotel Borobudur Jakarta

30 1 Desember 2011

December 1, 2011

Groundbreaking Terminal 2 bandar Udara Juanda – Surabaya |

Surabaya

31 16 Desember 2011

December 16, 2011

Penyerahan Sertifikat Bandar Udara Di Lingkungan Angkasa Pura Airports | Assignment of the Airport Certificate

in the Circles of Angkasa Pura Airports

32 21 Desember 2011

December 21, 2011

Pencanangan pembangunan jalan Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa dan Underpass Simpang Dewa Ruci oleh

Menteri Perhubungan, E.E. Mangindaan | Launching of the construction of Nusa Dua Ngurah Rai Benoa Toll road

and Simpang Dewa Ruci Underpass by the Minister of Transportation, E.E. Mangindaan

2132011 Annual Report

7. Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Struktur organisasi Angkasa Pura Airports telah memiliki Satuan

Pengawasan Intern (SPI) sebagai pelaksana fungsi internal

audit untuk mendukung efektivitas pengendalian intern, dan

merupakan bagian dari implementasi tata kelola perusahaan

yang baik (Good Corporate Governance). SPI melakukan evaluasi

atas pelaksanaan pengendalian intern guna memberikan

kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan

risiko, pengendalian dan tata kelola dengan menggunakan

pendekatan sistematis, teratur dan menyeluruh.

SPI dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Pengawasan

Internal yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur

Utama atas persetujuan Dewan Komisaris. Kepala SPI

bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama. Kepala

SPI dibantu oleh 5 (lima) orang Pengawas Intern yaitu:

Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Informasi Manajemen.

Dalam menjalankan tugasnya, SPI memiliki Piagam Satuan

Pengawasan Intern sebagai acuan atau pedoman bagi

Pengawas Intern (Auditor Internal) SPI untuk melaksanakan

kegiatan pengawasan internal secara independen dan

obyektif sehingga SPI dapat berperan optimal dengan

hasil yang bermutu, konsisten, bermanfaat bagi perbaikan

efisiensi dan efektivitas operasional serta peningkatan

kinerja Angkasa Pura Airports. Piagam SPI juga merupakan

komitmen dan dukungan dari Direktur Utama agar

keberadaan SPI diterima oleh seluruh unit di Angkasa Pura

Airports.

Sebagai pedoman kerja dalam perencanaan, pelaksanaan

dan pengendalian assurance dan consulting, pelaporan dan

pelaksanaan tindak lanjut agar efektif, efisien dan berkualitas,

maka Manajemen menyusun Pedoman Umum Satuan

Pengawasan Intern Angkasa Pura Airports. Pedoman Umum

SPI ini selanjutnya menjadi acuan bagi unit kerja SPI dalam

menyusun pedoman audit, pedoman evaluasi, pedoman

consulting, dan pedoman SPI lainnya yang lebih rinci untuk

digunakan sebagai pedoman teknis kerja SPI.

7. Internal Audit Unit (SPI)

The organizational structure of Angkasa Pura Airports

has had Internal Audit Unit (SPI) as the implementation

of internal audit function to support the effectiveness

of internal control, and constitute a part of Good

Corporate Governance implementation. SPI evaluate

the implementation of internal control to contribute

to improve the management processes of risk, control

and governance, by using a systematic, regular and

comprehensive approach.

SPI is led by a Head of Internal Audit Unit who is appointed

and dismissed by the President Director upon approval of the

Board of Commissioner. Head of SPI is directly responsible

to the President Director. Head of SPI is assisted by 5 (five)

Internal Supervisor namely:

Development Program.

of Information Systems.

In performing its duties, SPI has an Internal Audit Unit Charter

as a reference or guideline for the Internal Auditor of SPI to

implement internal control activities independently and

objectively so that the SPI can play optimum with quality,

consistent, useful results for the improvement of operations

efficiency and effectiveness as well as the improvement

of Angkasa Pura Airports performance. SPI charter is also a

commitment and support from the President Director so

that the existence of SPI is accepted by all units of Angkasa

Pura Airports.

As a working guide in planning, implementation, assurance

control, consulting, reporting and follow-up in order to

be effective, efficient and qualified, then Management

developed General Guidelines of Internal Audit Unit of

Angkasa Pura Airports. Then, this SPI General Guidelines

became a reference to SPI working unit in preparing audit

guidelines, evaluation guidelines, consulting guidelines,

and other SPI guidelines that are more detail to be use as

technical guidance of SPI work.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

214 Laporan Tahunan 2011

Sebagai acuan standar profesi dan kode etik, SPI mengacu

pada Standar Profesi Audit Internal (SPAI) dari Konsorsium

Organisasi Profesi Audit Internal dan Code of Ethics dari The

Institut of Internal Auditors.

a. Tugas dan Tanggung Jawab SPI

Tugas dan tanggung jawab SPI adalah:

pengawasan terhadap seluruh unit kerja dan memberikan

saran-saran perbaikan sesuai dengan rencana, program

dan kebijakan perusahaan serta ketentuan lainnya.

Tahunan (PKPT), melaksanakan pengawasan dan evaluasi

program kerja bidang pengawasan intern meliputi

bidang keuangan, komersial dan pengembangan

usaha, operasi dan teknik, personalia dan umum,

Sekretaris Perusahaan, Perencanaan dan Sistem Informasi

Manajemen, manajemen risiko, dan keselamatan, hukum

serta pengadaan untuk mewujudkan penerapan praktik-

praktik tata kelola yang baik.

kegiatan kepatuhan.

Audit dan komite lainnya.

counterpart dengan pihak auditor

eksternal dan Komite Audit dalam kegiatan pemeriksaan

di Perusahaan. Auditor eksternal dalam hal ini adalah

auditor yang berada di luar perusahaan seperti BPK, BPKP,

KPK dan Kantor Akuntan Publik.

temuan yang dipandang ada dugaan yang dapat

merugikan dan menghambat operasional Perusahaan.

kegiatan unit SPI serta menyampaikannya ke Direktur

Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.

tindak lanjut oleh unit kerja atas saran-saran perbaikan

yang telah diberikan.

SPI serta meningkatkan pengetahuan, keahlian dan

kemampuan profesionalisme auditor internal dalam SPI.

As a professional standards and code of conduct reference,

IAU refers to the Professional Standards of Internal Audit

(Standar Profesi Audit Internal/SPAI) of the Consortium of

Professional Organizations of Internal Audit and Code of

Ethics of The Institute of Internal Auditors.

a. Duties and Responsibilities of SPI

Duties and responsibilities of SPI are:

Assist Director in carrying out supervision of all work

units and provide suggestions for improvement

according to plan, program and company policies and

other provisions.

Examination (PKPT), carry out monitoring and evaluation

work program covering the field of internal controls

in finance, commercial and business development,

operations and engineering, personnel and the public,

Company Secretary, Planning and Management

Information Systems, risk management and safety,

legal and procurement to realize the application of the

practices of good governance.

compliance activities.

and other committees.

activities. The external auditor is the auditor in this

matter that is outside companies such as CPC, BPKP, the

Commission and the Office of Public Accountants.

PKPT there are allegations that can harm and hinder the

and submit it to the Director with a copy to the Board of

Commissioners.

of follow-up by the unit of work on suggestions for

improvement that have been granted.

activities and to improve the knowledge, expertise and

professionalism of internal auditors in the SPI.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2152011 Annual Report

b. Kualifikasi dan Kompetensi Auditor Internal SPI

Auditor Internal SPI mendapat pembinaan profesi dan karir

untuk mencapai kualifikasi Auditor Internal SPI sebagaimana

dipersyaratkan dalam Standar Profesi Auditor Internal

Perusahaan. Kompetensi yang dipersyaratkan untuk Auditor

Internal SPI diantaranya adalah:

sarjana (S1).

pelatihan audit seperti Audit Operasional, Psikologi Audit,

Fraud Audit dan Sertifikasi Auditor (QIA, CIA, CISA, CFE

dan lain-lain) serta pengetahuan mengenai proses bisnis

perusahaan.

evaluasi, kepemimpinan, negosiasi, komunikasi dan

sebagainya.

menjadi Auditor Internal SPI atau jabatan struktural di luar

SPI.

Pengawas Intern dan/atau jabatan struktural di luar SPI.

(Qualifikasi SDM SPI, lengkap dengan sertifikasi )

Visi dan Misi Satuan Pengawasan Intern sebagaimana

tersebut dalam Piagam Satuan Pengawas Intern yang

telah ditetapkan dalam Keputusan Direksi Nomor. KEP.14/

PG.01/2010, yaitu:

Visi SPI

Menjadikan Satuan Pengawasan Intern sebagai unit yang

independen dan objektif yang secara profesional membantu

Direksi dan Manajemen dalam mencapai tujuan Angkasa

Pura Airports.

Misi SPI

Memberikan keyakinan (assurance) dan konsultasi yang

independen dan objektif kepada manajemen dalam upaya

meningkatkan dan memperbaiki efisiensi dan efektifitas

operasional Angkasa Pura Airports, melalui pelaksanaan

evaluasi, audit dan penilaian yang sistematis atas

pengendalian intern, manajemen risiko dan proses Good

Corporate Governance.

b. Qualifications and Competencies of SPI’s Internal Auditor

in the Professional Standards for Internal Auditor of the

among other things are:

least bachelor (S1).

and training, such as Operational Auditing, Psychology of

Auditing, Auditing Fraud and Auditor Certification (QIA,

business processes.

evaluation, leadership, negotiation, communication and

so on.

position as SPI

outside the SPI.

SPI

Internal Auditor and/or structural position outside the SPI.

Vision and Mission of the Internal Audit Unit as stated in the

Charter of the Internal Audit Unit as set out in the Decision of

the Board of Directors Number. KEP.14/PG.01/2010, namely:

SPI’s Vision

To make the Internal Audit Unit as an independent and

objective unit in a professional way helping the Board of

Directors and Management in achieving the goal of Angkasa

Pura Airports.

SPI’s Mission

To give independent and objective assurance and

consultation to the management in an effort to enhance

and improve efficiency and effectiveness of Angkasa Pura

Airports operation, through systematic evaluation, audit and

assessment on internal control, risk management and Good

Corporate Governance process.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

216 Laporan Tahunan 2011

Maka dalam tahun 2011, SPI telah menyusun rencana kerja

dan melaksanakannya, dengan hasil sebagaimana dijabarkan

dalam Laporan Kegiatan SPI tahun 2011, berikut ini.

c. Rencana Kerja & Anggaran 2011

1) Rencana Kerja SPI tahun 2011 meliputi:

a) Pelaksanaan PKPT di 13 Kantor Cabang, 2 SBU

Warehousing, MATSC dan Kantor Pusat

b) Pelaksanaan Non PKPT sesuai penugasan

c) Monitoring Tindak Lanjut Temuan Intern

d) Pendampingan KAP untuk penyusunan Laporan

Keuangan Perusahaan Tahun 2010, yang terdiri atas :

Laporan Keuangan Tahun 2010

Laporan PKBL Tahun 2010

Laporan Kinerja Perusahaan

Laporan Kepatuhan

e) Konsultasi masalah teknis dan masukan bagi

penyempurnaan sistem dan prosedur

f ) Penyusunan Pedoman Risk Based Audit

2) Anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan

tersebut bersumber dari Biaya Operasional SPI sebesar

Rp. 2.500.000.000,-

d. Komposisi Dan Kondisi SDM SPI

Dalam tahun 2011, terjadi beberapa pengantian dan promosi

dilingkungan SPI, yaitu :

1) Penggantian Kepala SPI dari Heny Dewanto kepada Dwi

Tedjowati

2) Promosi :

a) Imam Pramono menjadi General Manager Bandara El

Tari.

b) Hari Budi Waluyo menjadi Asman Humas Proyek

Pengembangan Bandara Intenasional Bali (PPBIB).

c) Eny Ernizah menjadi Manager Keuangan & PUM – SBU

Terminal Kargo Sepinggan.

d) Widodo menjadi Manajer Teknik Umum & Peralatan

Bandara Juanda.

e) R. Sujiastono menjadi Asdep Tekwas. & Jamkual.

Bidang Teknik Umum Kantor Pusat

f ) Delyuzar menjadi Manajer Keuangan & PUM Bandara

Frans Kaisiepo.

Then in 2011, SPI has developed a work plan and implements

it, with results as described in the SPI Activity Report of SPI

2011, as follows.

c. Work Plan & Budget in 2011

1) SPI Work Plan in 2011 includes:

a) Implementation of PKPT in 13 branch offices, 3 SBU

Warehousing, MATSC and Head Office

b) Implementation of Non PKPT in accordance with

assignment

c) Monitoring Follow-up on the Internal Findings

d) KAP assistance for the preparation of Company

Financial Statements in 2010, which is consisting of:

e) Technical issues consultation and inputs to improve

systems and procedures

f ) Preparation of Risk Based Auditing Guidelines

2) Budget available to carry out these activities comes

from the Operating Costs of IAU in the amount of Rp.

2,500,000,000,-

d. HR Composition and Conditions of SPI

In 2011, there were some substitution and promotion in SPI,

namely:

1) Head of SPI replacement of Heny Dewanto to Dwi

Tedjowati

2) Promotion:

a) Imam Pramono became General Manager of El Tari

Airport.

b) Hari Budi Waluyo became Assistant Manager of Public

(Proyek Pengembangan Bandara Intenasional Bali/PPBIB).

c) Eny Ernizah became Finance & PUM Manager –

d) Widodo became General Engineering & Equipment

Manager of Juanda Bandara.

e) R. Sujiastono became Deputy Asistant of Engineering

Supervision and Quality Assurance of General

Engineering of Head Office

f ) Delyuzar became Finance & PUM Manager of Frans

Kaisiepo airport.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2172011 Annual Report

3) Posisi Pengawas Bidang :

a) Joko Subagyo, Bidang PUM

b) Erni Mardianti S, Bidang Teknik & Rensim

c) Siti Chadijah O, Bidang Komersial & Pengembangan

Usaha

d) Ukemri, Bidang Keuangan & PKBL

e) Tavip Wibowo, Bidang Operasi

4) Asisten Pengawas Intern, Pemeriksa dan staf :

a) Isvandiar, Ass. Pengawas Intern Bidang Keuangan & PKBL

b) Osim, Ass. Pengawas Intern Bidang Keuangan & PKBL

c) Dharma Nuraida, Ass. Pengawas Intern Bidang PUM

d) Maman Triharman, Ass. Pengawas Intern Bidang PUM

e) Fernandez Darius, Ass. Pengawas Intern Bidang

Operasi

f ) Harry Cahyono, Ass. Pengawas Intern Bidang Operasi

g) Nila Darmawati, Ass. Pengawas Intern Bidang Teknik &

Rensim

h) Padma Pramudya, Ass. Pengawas Intern Bidang

Komersial & PU

i) Iwan Sanusi, Ass. Pengawas Intern Bidang Komersial & PU

j) Haryono Hendro K, Pemeriksa Bidang PKBL ,serta

monitoring tindaklanjut temuan.

k) Heru Setiawan, Staf Utama, membantu kegiatan

pemeriksaan bidang PUM, dan selanjutnya

diperbantukan pada bidang Operasi, serta monitoring

tindaklanjut temuan.

l) Wiewit Juwariah, Pemeriksa Pratama, melaksanakan

pemeriksaan bidang PUM, serta dokumentasi LHP – PKPT.

m) Novita Milanda, Staf Utama, melaksanakan kegiatan

pemeriksaan bidang PUM, serta monitoring

tindaklanjut temuan.

5) Administrasi dan Agendaris dilaksanakan oleh Sdri.

Indriasari Novanti, Staf DD Umum yang ditempatkan

untuk melaksanakan kegiatan ketatausahaan.

6) Pada tahun 2012/2013, 4 (empat) orang SDM SPI akan

memasuki Masa Pensiun, yaitu :

a) Joko Subagyo, Bidang PUM, TMT 1 Januari 2013.

b) Erni Mardianti S, Bidang Teknik & Rensim, TMT 1

Desember 2012.

c) Isvandiar, Ass. Pengawas Intern Bidang Keuangan &

PKBL, TMT 1 Agustus 2012.

d) Dharma Nuraida, Ass. Pengawas Intern Bidang PUM,

TMT 1 April 2012.

3) In position of Field Supervisor:

a) Joko Subagyo, PUM Field

b) Erni Mardianti S, Engineering & Rensim Field

c) Siti Chadijah O, Commercial & Business Development

Field

d) Ukemri, Finance & PKBL Field

e) Tavip Wibowo, Operation Field

4) Asistant to Intern Supervisor, Auditor and staff:

a) Isvandiar, Internal Auditor Assistant for Finance & PKBL

b) Osim, Internal Auditor Assistant for Finance & PKBL

c) Dharma Nuraida, Internal Auditor Assistant for PUM Field

d) Maman Triharman, Internal Auditor Assistant for PUM Field

e) Fernandez Darius, Internal Auditor Assistant for

Operation Field

f ) Harry Cahyono, Internal Auditor Assistant for Operation Field

g) Nila Darmawati, Internal Auditor Assistant for

Engineering & Rensim Field

h) Padma Pramudya, Internal Auditor Assistant for

Commercial & Public Works

i) Iwan Sanusi, Internal Auditor Assistant for Commercial

& Public Works

j) Haryono Hendro K, Auditor for PKBL, and monitoring

follow-up on findings.

k) Heru Setiawan, Main Staff, help auditing activities of

PUM field, and then conjunct to operation field, as well

as monitoring follow-up on findings.

l) Wiewit Juwariah, Primary Auditor, conduct auditing of

PUM field, as well as documentation of LHP - PKPT.

m) Novita Milanda, Main Staff, conduct auditing

activities of PUM field, and monitoring follow-up on

findings.

5) Administration and Agendaris conducted by Ms.

Indriasari Novanti, DD General Staff placed to carry out

administrative activities.

6) In 2012/2013, 4 (four) SPI

a) Joko Subagyo, PUM Field, TMT January 1, 2013.

b) Erni Mardianti S, Engineering & Rensim Field, TMT

December 1, 2012.

c) Isvandiar, Internal Auditor Assistant for Finance & PKBL

Field, TMT August 1, 2012.

d) Dharma Nuraida, Internal Auditor Assistant for PUM

field, TMT 1 April 2012.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

218 Laporan Tahunan 2011

e. Realisasi Kegiatan 2011

1) Melaksanakan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan

(PKPT) sebagaimana diatur dalam internal audit charter,

dengan perubahan dan penyesuaian jadwal pelaksanaan

dikarenakan berbagai kesibukan unit.

2) Dalam tahun 2011, jumlah temuan mencapai 336

temuan, dengan perincian :

a. Temuan Bidang Operasi 41

b. Temuan Bidang Teknik & Rensim 65

c. Temuan Bidang Komersial & PU 71

d. Temuan Bidang PUM & Pengadaan 82

e. Temuan Bidang Keuangan & PKBL 77

3) Pelaksanaan monitoring tindak lanjut temuan SPI

dilaksanakan dengan meminta laporan kemajuan tindak

lanjut dari tiap bandara setiap tanggal 5 bulan berikutnya,

dan pada 31 Desember 2011 dinyatakan dalam Berita

Acara Rekonsiliasi tindak lanjut temuan. Posisi tindak

lanjut temuan SPI tahun 2010 dan 2011, sebagaimana

tersebut dalam tabel berikut ini:

e. Activities Realization in 20111) Carry out the Annual Inspection Program (Program Kerja

Pemeriksaan Tahunan/PKPT) as set forth in the internal

audit charter, with the implementation schedule changes

and adjustments due to various unit activities.

2) In 2011, the number of findings reached 336 findings, with

the details:

a. Operations Field Findings 41

b. Engineering & Rensim Field Findings 65

c. Commercial & Public Works Field Findings 71

d. PUM & Procurement Field Findings 82

e. Finance & PKBL Field Findings 77

3) Implementation of monitoring follow-up on SPI findings

conducted by asking follow-up progress reports from

each airport every the 5th of the following month, and

on December 31, 2011, it is stated in the Minutes of

Reconciliation of follow-up on findings. The position of

follow-up on SPI findings in 2010 and 2011 is stated in the

following table:

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

No. Bandara

Temuan 2011 | findings 2011 Temuan 2010 | findings 2010

AirportsJumlah |

TotalPantau | Monitor

Tuntas | Complete

Jumlah | Total

Pantau | Monitor

Tuntas | Complete

1 Adi Sutjipto Jogjakarta 21 1 20 22 0 22 Adi Sutjipto Jogjakarta

2 Pattimura Ambon 22 0 22 21 0 21 Pattimura Ambon

3 El Tari Kupang 18 3 14 21 0 21 El Tari Kupang

4 Syamsuddin Noor Banjarmasin 31 5 26 39 0 39Syamsuddin Noor

Banjarmasin

5 Frans Kaiseipo Biak 34 15 19 25 1 24 Frans Kaiseipo Biak

6 Proyek BIL 39 0 39 BIL Project

7 A. Yani Semarang 24 0 24 21 0 21 A. Yani Semarang

8 Hasanuddin Makassar 25 12 13 48 7 41 Hasanuddin Makassar

9 Sam Ratulangi Manado 22 5 17 36 0 36 Sam Ratulangi Manado

10 Selaparang Mataram 23 3 20 23 3 20 Selaparang Mataram

11 Adisumarmo Solo 19 3 16 19 1 18 Adisumarmo Solo

12 Sepinggan Balikpapan 23 14 9 34 0 34 Sepinggan Balikpapan

13 SBU Balikpapan 3 3 0 12 0 12 SBU Balikpapan

14 Juanda Surabaya 25 3 22 30 0 30 Juanda Surabaya

15 MATSC 12 1 11 11 0 11 MATSC

16 SBU Makassar 7 0 7 8 0 8 SBU Makassar

17 Ngurah Rai Bali 22 1 21 27Surat Arahan Dirut per 31

Desember 2011Ngurah Rai Bali

18 Kantor Pusat 27 27 0 Dalam Pelaksanaan Kantor Pusat

2192011 Annual Report

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

4) Temuan audit ekternal pada tahun 2011 telah

ditindaklanjuti dengan mengingatkan kepada

manajemen Kantor Cabang Bandara dan Kantor Pusat

akan temuan-temuan terkait.

5) Dalam pelaksanaan PKPT, SPI sekaligus melihat kesesuaian

prosedur dengan kondisi dalam pelaksanaannya. Untuk

itu telah disampaikan masukan tentang:

a. Penyempurnaan prosedur Pengadaan Barang dan atau

Jasa, terutama tentang keberadaan peraturan Jasa

Konstruksi yang mengacu kepada Undang-undang

Jasa Konstruksi, Pengawasan Pekerjaan Kategori

II, Pengawasan Pekerjaan Unit Rensim, ERP, Biro

Hukum, Biro Manajemen Risiko dan pekerjaan lainnya

direncanakan oleh berbagai Unit Spesifikasi Teknis

(UST) diluar Deputy Direktur Teknik Perencanaan yang

sudah ditetapkan untuk diawasi oleh Deputy Direktur

Teknik Pengawasan dan Jaminan Kualitas.

b. Penyempurnaan sistem dan prosedur Pengembangan

Usaha bersama Mitra Usaha.

c. Petunjuk teknis tentang kriteria evaluasi keuangan

mitra binaan yang dapat diberikan pinjaman.

d. Ketentuan tentang tugas dan tanggung jawab

pengelola asset perusahaan.

6) Pembahasan rutin dengan Komite Audit secara periodik

dan beberapa kali Komisaris memberikan arahan melalui

Komite Audit tentang Pengawasan Perusahaan. Selama

tahun 2011 rapat atau pertemuan yang dilakukan dengan

komite audit sebanyak 4 kali.

7) Dibidang pengembangan profesi auditor, setelah para

Asisten Pengawas Intern yang baru ditempatkan di

SPI mendapatkan pelatihan Dasar Auditor pada akhir

2010, maka dalam tahun 2011 beberapa personil juga

mengikuti pelatihan teknis.

8) Mengevaluasi pelaksanaan dan temuan-temuan yang

dihasilkan dalam PKPT 2011, serta memperhatikan proses

bisnis pada setiap unit teknis

9) Khusus untuk penyusunan Pedoman Risk Based Audit,

pelaksanaannya ditunda ke tahun 2012, menyesuaikan

kesiapan tersedianya Profil Risiko Perusahaan.

4) External auditing findings in 2011 have been followed up

by reminding the related findings to the management of

Airport Branch Offices and Head Office.

5) In the implementation of PKPT, SPI also sees procedures

compliance with the conditions in the implementation.

For it has been submitted input on:

a. Improvement of Goods and Services Procurement

Procedure, mainly on the existence of Construction

Services regulations which refer to the Construction

Services Law, Category II Works Supervisory, Supervisory

Work of Rensim Unit, ERP, Legal Bureau, Risk Management

Bureau and other work planned by various Technical

Specification Unit (Unit Spesifikasi Teknis/UST) outside

the Deputy Director of Planning Engineering that have

been defined to be supervised by Deputy Director of

Supervision Engineering and Quality Assurance.

b. Improvement of Business Development with Business

Partners systems and procedures.

c. Technical guidance on the financial evaluation criteria

of development partners that loan can be given to.

d. Provisions on the duties and responsibilities of

6) Regular discussions with Audit Committee periodically

and several times the Commissioner give direction

through the Audit Committee on the Supervision of the

Company. During 2011 meeting were conducted by the

audit committee 4 times.

7) In the field of auditor professional development, after

the new Internal Auditor Assistant are placed in SPI, they

got Auditor Basic training in late 2010, then in 2011 some

personnel also got technical training.

8) Evaluating the implementation and findings generated

in PKPT 2011, with regard to business processes on each

technical unit

9) Especially for the preparation of the Risk Based Audit

Guidelines, the implementation was postponed to 2012,

adjusting the readiness of the availability of Corporate

Risk Profile.

220 Laporan Tahunan 2011

f. Realisasi Anggaran

Sesuai dengan catatan yang ada pada SPI, jumlah anggaran

yang dipergunakan untuk kegiatan operasional SPI

sampai dengan bulan Desember 2011 adalah sebesar Rp.

1.653.229.599,- utamanya untuk biaya perjalanan dinas dan

biaya akomodasi hotel selama di lokasi dalam mendukung

pelaksanaan PKPT dan pendampingan KAP tahun buku 2010.

g. Profil Kepala Satuan Pengawas Intern

Sampai dengan akhir tahun 2011 Kepala

Satuan Pengawasan Intern dijabat oleh

Dwi Tedjowati. Lahir di Yogyakarta, Dwi

mengawali karir sebagai staf Bagian

Perencanaan dan Kerjasama Luar

negeri Kantor Pusat pada tahun 1990.

Pernah ditugaskan sebagai Kepala Seksi

Perencanaan dan Kerjasama Luar Negri

di Kantor Pusat Jakarta (1993), Sekretaris

Panitia Pelelangan Pengadaan Barang dan

Jasa (2002), Asisten Kepala Biro Bidang

Riset dan Tapor Biro Perencanaan dan SIM

((2004), Pengawas Intern wilayah IV (2008),

Pengawas Intern Bidang Manajemen Resiko (2008), Ketua

Pengurus Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I

(YAKKAP) tahun (2009), dan mulai menjabat sebagai Kepala

Satuan Pengawas Intern sejak 2011.

f. Realization Of The Budget

In accordance with existing records in the SPI, the amount

used for IAU operational activities up to December 2011 is in

the amount of Rp. 1,653,229,599,- primarily for official travel

expenses and hotel accommodation expenses during in

the location in supporting the implementation of PKPT and

facilitation of KAP in the accounting year of 2010.

g. Profile of the Head of Internal Audit Unit

Until the end of 2011 the Head of Internal

Audit Unit was headed by Dwi Tedjowati. Born

in Yogyakarta began her career as a staff of

Planning and Foreign Cooperation Division at

the Head Office in 1990. Ever been assigned

as Head of Planning and Foreign Cooperation

Section at the Head Office in Jakarta (1993),

Secretary of the Good and Service Procurement

Tender Committee (2002), Chief Assistant of

Research Bureau and Data reporting of Planning

and SIM Bureau ((2004), Internal Auditor Region

IV (2008), Internal Auditor of Risk Management

(2008), Chairman of Yayasan Kesejahteraan

Karyawan Angkasa Pura I (YAKKAP) in (2009), and began to

occupy as the Head of Internal Audit Unit since 2011.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2212011 Annual Report

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

222 Laporan Tahunan 2011

1. Pelayanan

Angkasa Pura Airports saat ini mengelola 13 Bandara secara

terus menerus meningkatkan pelayanan kebandarudaraan

dan Air Traffic Services ( ATS.). Kebijakan manajemen Angkasa

Pura Airports dalam meningkatkan pelayanan merupakan

tindak lanjut dari perubahan orientasi profit oriented

menjadi customer satisfaction oriented. Dengan demikian

Angkasa Pura Airports menyadari pentingnya pengukuran

kualitas pelayanan dengan selalu memonitor perkembangan

kepuasan pelanggan melalui pengukuran Indeks Kepuasan

Pelanggan (Customer Satisfaction Index, disingkat CSI)

secara regular sejak tahun 2008 bekerjasama dengan institusi

independen Indonesia National Air Carriers Association

(INACA) untuk mendapatkan hasil pengukuran yang obyektif.

Selain sebagai salah satu indikator kunci keberhasilan

pengelola, CSI memberikan gambaran perseptif pelanggan

tentang kualitas pelayanan sehingga dapat dijadikan dasar

pertimbangan bagi pengelola dalam mengambil keputusan

dan tindakan rasional untuk meningkatkan pelayanan

jasa bandar udara, mencapai kepuasan pelanggan, dan

meningkatkan nilai bisnis perusahaan.

1. Services

Angkasa Pura Airports that currently manages 13 Airports is

continually improving airport services and Air Traffic Services

(ATS.). Management policy of Angkasa Pura Airports in

improving the service is a follow-up of orientation changes

from profit-oriented to customer satisfaction oriented. Thus

the Angkasa Pura Airports recognizes the importance of

measuring service quality by always monitoring customer

satisfaction progress through measuring Customer

Satisfaction Index (Customer Satisfaction Index, abbreviated

CSI) on a regular basis since 2008 in cooperation with

independent institutions of Indonesia National Air Carriers

Association (INACA) to get objective measurement results.

In addition to be one of the key indicators of the success

in managing, CSI provides a perceptive description of the

customers on the quality of service so that can be used as

the basic consideration for management in making rational

decisions and actions to improve airport services, to achieve

customer satisfaction, and to increase the business value of

the company.

Komitmen Perusahaan Terhadap Perlindungan Konsumen

1. Pelayanan

Angkasa Pura Airports saat ini mengelola 13 Bandara secara

k k l k b d d

1. Services

Angkasa Pura Airports that currently manages 13 Airports is

ll d A T ffi S

2232011 Annual Report

Kualitas pelayanan yang menciptakan kepuasan pelanggan

diyakini pada gilirannya akan memicu peningkatan

pendapatan perusahaan terutama dari jenis pendapatan Non

Aeronautika yang semakin mendapatkan perhatian dalam

pengelolaan bandar udara modern. Beberapa bandar udara

kelas dunia mengandalkan lebih dari 50% nilai bisnisnya

dari pendapatan Non Aeronautika. Oleh karena itu, kualitas

pelayanan (service quality) menjadi fokus setiap pengelola

sebagai indikator keberhasilan dalam penyelenggaraan jasa

kebandarudaraan .

2. Profil dan Keluhan Pelanggan

Pelanggan bandara terdiri dari 5 kelompok yaitu penumpang

pesawat udara, air crew, station manager, operator kargo, dan

Quality of service that creates customer satisfaction is

revenue primarily from Non-Aeronautical type of revenues

that are increasingly gaining attention in the management

of a modern airport. Several world-class airports rely on

more than 50% of its business value from Non-Aeronautical

revenue. Therefore, the quality of service become the focus

of each management as a success indicator of the airport

services operation.

2. Customer Profile and Complaints

Airport customers consist of five groups, namely: aircraft

passenger, air crew, station manager, cargo operators, and

concessionary. Total respondents of 2011 measurement

consisted of 6,729 passengers, 93 station manager, 157

aircrews, 139 cargo operator, and 318 concessionary from 13

NO.PELANGGAN |

COSTUMER

BANDAR UDARA | AIRPORTS JUMLAH |

TOTAL

RATA-RATA

| AVERAGEDPS SUB UPG BPN BIK MDC JOG SOC BDJ SRG AMI AMQ KOE

1 Passenger 763 501 499 454 474 419 528 611 497 466 499 525 493 6,729 518

2 Station Manager 11 11 6 6 2 9 5 7 6 9 5 9 7 93 7

3 Air Crew 17 16 8 5 15 9 14 15 7 15 17 5 14 157 12

4 Cargo 26 23 28 6 8 4 2 10 8 6 3 8 7 139 11

5 Concessionaire 20 20 38 19 6 11 49 29 49 25 19 15 18 318 24

Total 837 571 579 490 505 452 598 672 567 521 543 562 539 7,436 572

konsesioner. Total responden pengukuran tahun 2011 terdiri

dari 6.729 penumpang, 93 station manager, 157 air crew, 139

operator kargo, dan 318 konsesioner dari 13 bandar udara.

Sedangkan variabale pengukuran kepuasan pelayanan kepada

pengguna jasa meliputi : fasilitas, pelayanan, dan petugas.

CSI merupakan gabungan CSI setiap jenis pelanggan bandar

udara dengan bobot penumpang pesawat udara 40%, Station

Manager 10%, Air Crew 25%, Operator Kargo/ekspedisi 10%,

dan konsesioner 15%. CSI setiap jenis pelanggan berdasarkan

persepsi atau penilaian pelanggan dari yang tertinggi adalah

konsesioner, penumpang, air crew, kargo, dan terendah

adalah Station Manager. Analisis perbedaan CSI dari setiap

pelanggan diperlukan untuk memudahkan manajemen

dalam menentukan prioritas segmen atau jenis pelanggan

yang harus ditingkatkan pelayanannya.

Tabel Responden 2011

Informasi profil penumpang pesawat udara sebagai

pengguna utama jasa 13 bandar udara di lingkungan

Angkasa Pura Airports meliputi jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, pekerjaan/profesi, tingkat penghasilan,

airports. While measurement variable on services satisfaction

to service users includes: facilities, services, and personnel.

CSI is a joint CSI of any type of airport customer with weight

of aircraft passenger 40%, Station Manager 10%, Air Crew

25%, Cargo/expedition Operator 10%, and concessionary

15%. CSI of every type of customer based on the perception

or judgment of the highest customer is concessionary,

passengers, air crew, cargo, and the lowest is the Station

Manager. CSI analysis of the differences of each customer is

required to facilitate the management in determining the

priority segments or types of customers that service have to

be improved.

Table of Respondents 2011

Aircraft passenger profile information as the primary

services user of 13 airports of Angkasa Pura Airports

include gender, age, education level, occupation/

profession, income level, destinations and flight

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

224 Laporan Tahunan 2011

tujuan penerbangan, dan frekwensi penerbangan. Profil

penumpang pesawat cenderung konsisten dalam kurun

waktu survey 2008-2011. Sekitar 6.500 responden dari 13

bandara terlibat dalam survey tahun 2011. Sekitar 95%

responden pernah mengunjungi atau menggunakan

2 (dua) bandara berbeda yang menunjukkan vailiditas

preferensi pelanggan dalam menilai. Responden terdiri

dari 55% penumpang pesawat Lion dan Garuda, dan

sisanya adalah Merpati, Sriwijaya, Batavia, AirAsia,

Citylink, Wings, dan lainnya. Survey menunjukkan profil

penumpang pesawat adalah 60% laki-laki, 70% berusia

20-40 tahun, 5% berpendidikan dibawah SMA, pegawai

swasta (40%) dan PNS (25%), 15% berpenghasilan di

bawah 2,5 juta, dan tujuan penerbangan paling banyak

adalah dalam rangka dinas.

Program Kerja Tindak Lanjut Hasil Pengukuran CSI 2011

1. Pengembangan bandara : Bali, Balikpapan, Surabaya

Terminal Selatan (T2).

2. Penambahan dan Pembaruan fasilitas keselamatan

dan keamanan Penerbangan dan kenyamanan

pengguna jasa.

3. Reqruitment SDM ( tenaga Operasioanl : ATC, OBU,

Security, PKPPK, Teknisi ) sebanyak 96 orang, dan

tenaga ahli S.1 sebanyak 143 orang

4. Peningkatan competency Diklat managerial, seminar.

3. Mekanisme Pengukuran

Kualitas pelayanan harus dimonitor dan dievaluasi melalui

mekanisme pengukuran yang baik dan sesuai dengan

standar atau best practice. Sebagaimana pepatah bahwa

sesuatu tidak dapat dikelola jika tidak dapat diukur, maka

frequencies. profile tend to be consistent in the 2008-

2011 survey. Approximately 6,500 respondents from 13

airports involved in the 2011 survey. Approximately 95%

of respondents had visited or use 2 (two) different airport

that shows validity of customer preference in judgment.

Respondents consisted of 55% of aircraft passengers of

Lion and Garuda, and the rest is Merpati, Sriwijaya, Batavia,

AirAsia, Citylink, Wings, and many more. Survey shows

passenger profile is 60% male, 70% aged 20-40 years, 5%

below high school education, private sector employees

(40%) and civil servants (25%), 15% have income below

2.5 million, and most flight destinations are on business

trip.

Work Program to follow up the Results of CSI 2011

1. Airport development: Bali, Balikpapan, Surabaya South

Terminal (T2).

2. Addition and update of Flight safety and security of

facilities and service users comfort.

3. HR recruitment (operational personnel: ATC, Obu,

Security, PKPPK, Technician) as many as 96 people, and

S.1 experts as many as 143 people

4. Increasing competency with managerial training,

seminars.

3. Measurement Mechanism

Service quality should be monitored and evaluated through

the good measurement mechanism and in accordance with

the standards or best practice. As the saying goes something

cannot be managed if it cannot be measured, then the

JENISKELAMIN

(PRIA) 61%

(WANITA) 38%

PENDIDIKAN

(S1) 41%

(S2 - S3) 10%

(SD) 1%

(SMP) 3%

(SMA) 27%

(DIPLOMA) 17%

KUNJUNGAN

(15 - 20) 4%

(>20) 4%

(1) 5%

(2 - 5) 48%

(10 - 15) 13%

(5 - 10) 26%

USIA

(40-50) 19%

(>50) 6%

(<20) 7%

(20-30) 32%

(30-40) 36%

AIRLINE

(BATAVIA) 8%

(MERPATI) 10%

(AIR ASIA) 5%

(CITYLINK) 1%

(WINGS) 4%

(LAINNYA) 7%

(LION) 29%

(GARUDA) 26%

(SRIWIJAYA) 9%

PEKERJAAN

(SWASTA) 39%

(BUMN) 11%

(TNI/POLRI) 4%

(PNS) 24%

(MAHASISWA) 9%

(LAINNYA) 12%

PENGHASILAN(JUTA)

(2,5-5) 33%

(<2,5) 22%

(>20) 5%

(10-20) 12%(5-10) 28%

TUJUAN

(WISATA) 12%

(KELUARGA) 26%

(DINAS) 29%

(LAINNYA) 15%

(BISNIS) 16%

(DIKLAT/SEMINAR) 12%

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2252011 Annual Report

pengukuran kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan

jasa bandar udara merupakan langkah pertama yang

harus dilakukan oleh pengelola bandar udara untuk dapat

mengevaluasi keberhasilan dari tingkat pelayanan jasa bandar

udara yang dijalankan. Kualitas pelayanan pada akhirnya

akan diketahui dari derajat kepuasan pelanggan jasa bandar

udara. Kualitas pelayanan merupakan pemenuhan tingkat

pelayanan terhadap standar-standar yang ideal sedangkan

kepuasan pelanggan lebih menunjukkan pemenuhan tingkat

pelayanan terhadap perkiraan atau harapan pelanggan. Secara

sederhana, pelanggan akan menyatakan puas jika kualitas

pelayanan yang diterima (Perceived Value) telah memenuhi

harapannya (Expectation), dan jika sebaliknya pelanggan akan

menyatakan tidak puas.

Selain untuk pencapaian indikator keberhasilan kepada

stakeholder, Manajemen Angkasa Pura Airports menyadari

pentingnya orientasi yang lebih strategis lagi untuk

menyelenggarakan pelayanan jasa kebandarudaraan berkelas

dunia dengan mengacu kepada standar atau best practice

internasional. Beberapa organisasi internasional seperti Skytrax

dan Airport Council International (ACI) telah dianggap sebagai

program utama penilaian bandar udara yang diselenggarakan

oleh organisasi tersebut adalah program penghargaan (Award)

yang didasarkan atas hasil survey kepuasan pelanggan dan

program kategorisasi bintang (Star Rating) bandar udara dunia

yang didasarkan atas hasil audit terpadu kualitas produk dan

layanan lini depan bandar udara. Kedua program ini hanya

berfokus berbagai produk dan layanan yang digunakan oleh

penumpang di bandar udara.

4. Customer Satisfaction Index

Keberhasilan manajemen dalam memberikan pelayanan

kepada pelanggan di sepanjang tahun diukur oleh CSI

Tahun 2011. Berdasarkan hasil pengukuran, CSI Angkasa

Pura Airports Tahun 2011 adalah 3.60 (tiga koma enam

puluh) dari sekala 1-5 dengan interpretasi bahwa pelanggan

menyatakan Puas terhadap pelayanan di sepanjang Tahun

2010. CSI Angkasa Pura Airports merupakan rata-rata dari

13 CSI Bandar Udara yang dikelolanya. CSI Tahun 2010

mengalami peningkatan +0.03 dari tahun sebelumnya

(CSI Tahun 2010 = 3.57). Peningkatan ini menunjukkan

keberhasilan dari berbagai usaha peningkatan pelayanan

kepada pelanggan yang dilakukan oleh pengelola sepanjang

Tahun 2011.

measurement of service quality and airport service customer

satisfaction is a first step that should be carried out by the

airport management to evaluate success of the airport

service level that operated. Quality of service will eventually

be known from the degree of customer satisfaction on

the airports service. Quality of service is the fulfillment of

the service level to the ideal standards whereas customer

satisfaction shows the accomplishment of service level to

the customer estimation or expectations. Simply, customers

will be satisfied if the quality of service that received the

(Perceived Value) has met his/her Expectation, and if not

otherwise customers will not be satisfied.

In addition to achieving success indicators to stakeholders,

management of Angkasa Pura Airports recognize the

importance of a more strategic orientation again to organize

a world-class airport services with reference to international

standards or best practice. Several international organizations

such as Skytrax and Airport Council International (ACI) have

aviation services. Two major program assessment airports

organized by the organization is an award program which

is based on the results of customer satisfaction survey and

based on an integrated audit of the quality of products and

services front-line airport. Both of these programs just focus

range of products and services are used by passengers at

airports.

4. Customer Satisfaction Index

Success of management in providing services to customers

throughout the year is measured by the CSI in 2011. Based

in 2011 is 3.60 (three point sixty) from 1-5 scale with the

interpretation that the customer was Satisfied with the

This increase demonstrates the success of various efforts to

improve service to the customer that were conducted by the

management throughout 2011.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

226 Laporan Tahunan 2011

Dari hasil pengukuran penilaian Customer satisfaction Indeks

(CSI) tahun 2011 seperti tertuang dalam grafik:

Dalam paradigma penerbangan modern, aspek pelayanan

(Services) semakin mendapatkan prioritas dalam

penyelanggaraan jasa kebandarudaraan dalam mewujudkan

visi penerbangan 3S+1C. Angkasa Pura Airports menyadari

pentingnya kualitas pelayanan dengan selalu memonitor

perkembangan kepuasan pelanggan melalui pengukuran

CSI secara regular. Di tahun 2011, tidak hanya CSI saja yang

diukur tetapi telah dikembangkan menjadi pengukuran

kualitas pelayanan (Service Quality) yang meliputi pengukuran

Indeks Kepuasan Pelanggan (CSI), Tingkat Pelayanan (LoS),

dan Indeks Kualitas Pelayanan (SQI) dengan tujuan untuk

mendorong peningkatan pelayanan Angkasa Pura Airports.

Formula umum yang digunakan dalam penghitungan CSI

adalah sebagai berikut:

1. CSI Angkasa Pura Airports adalah nilai rata-rata dari CSI

13 bandar udara yang dikelolanya.

2. CSI suatu bandar udara adalah gabungan dari CSI 5

kelompok pelanggan dengan bobot CSI Passenger

40%, CSI Station Manager 10%, CSI Air Crew 25%, CSI

Cargo 10%, dan CSI Concessionaire 15%.

3. CSI suatu pelanggan adalah nilai rata-rata dari semua

CSI setiap variabel pengukuran.

4. CSI suatu variabel adalah nilai rata-rata tingkat kepuasan

dari variabel tersebut.

5. CSI mempunyai rentang nilai 1 sampai 5 dengan

interpretasi sebagai berikut:

Pengukuran LoS dilakukan melalui analisis data dan

pengukuran uji petik di lapangan terhadap pelayanan 5 jasa

penerbangan, yaitu PJP4U, PJP, PJP2U, pemakaian konter, dan

pemakaian garbarata. Pengukuran LoS dilapangan meliputi

The measurement results of Customer satisfaction index

(CSI) Assessment 2011 is as stated in the graphic below:

In the paradigm of modern aviation, the aspect of servicing

gets even higher priority in the performance of airport

services in actualizing the 3S+1C (Safety, Security, Service and

Compliance) aviation visions. Angkasa Pura Airports realizes

the importance of servicing quality by always monitoring

CSI measurement. In 2011, measurement has not only been

conducted on the CSI, but has been developed to measure

Quality Service which includes measurement of Customer

Satisfaction Index (CSI), Level of Service (LoS), and Service

Quality Index (SQI) with the purpose of enhancing the

The general formulas used in calculating CSI are as follows:

of the 13 airports managed by angkasa Pura Airports.

2. CSI of an airport is a consolidation of the CSI of 5

customer groups with the values of CSI for Passenger

40%, CSI for Station Manager 10%, CSI for Air Crew 25%,

CSI for Cargo 10!, and CSI for Concessionaire 15%.

3. CSI of a customer is the average value of all CSI for any

variables of measurement.

4. CSI of a variable is the average value of satisfaction

levels of the said variables.

5. CSI has the value range of 1 to 5 with interpretation as

follows:

LoS measurement was conducted through data analysis and

sampling measurement in the field on 3 aviation services,

namely PJP4U, PJP, PJP2U, counter use, and aerobridge use.

LoS measurement in the field comprised direct measurement

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

DPS SUB

3.90

CSI

4.00

3.00

2.00

1.00

3.62

CSI 2009 = 3.44 CSI 2010 = 3.57 CSI 2011 = 3.60

3.373.55 3.58

3.873.70

3.333.58 3.67 3.68

3.393.50

UPG BPN BIK MDC JOG SOC BDJ SRGA MI AMQK OE

2272011 Annual Report

CSI Interpretasi | Interpretation

4,20 – 5,00 Sangat Puas | Very Satisfied

3,40 – 4,19 Puas | Satisfied

2,60 – 3,39 Cukup | Enough

1,80 – 2,59 Tidak Puas | Not Satisfied

1,00 – 1,79 Sangat Tidak Puas | Very dissatisfied

LoS Interpretasi | Interpretation

0,94 – 1,00 Baik | Good

0,87 – 0,93 Cukup | Enough

0,80 – 0,86 Kurang | Deficient

pengukuran langsung berbagai indikator 5 pelayanan jasa

penerbangan sesuai SKEP/284/X/1999. Beberapa indikator

yang tidak bisa diukur langsung pada saat survey ditentukan

berdasarkan hasil analisis data histori LoS berupa laporan

triwulan LoS yang secara rutin disediakan pengelola sebagai

pemenuhan kewajiban kepada regulator (mandatori).

Kelengkapan pengukuran meliputi berbagai form dan kertas

kerja pengukuran dan pengumpulan data yang harus diisi

oleh Tim selama survey. LoS mempunyai rentang nilai 0.80

sampai 1.00 dengan interpretasi kurang, cukup, dan baik.

Selain melakukan pengukuran CSI dengan kuesioner dan

pengukuran LoS dengan observasi di lapangan, forum

atau wawancara terhadap pelanggan juga dilakukan

untuk menjaring berbagai permasalahan aktual dan

masukan langsung terkait berbagai variabel produk dan

layanan yang ditanyakan dalam kuesioner dan kertas

kerja. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan-

kekurangan nyata yang digambarkan oleh nilai CSI dan LoS

sehingga mempermudah dalam menindaklanjuti berbagai

kekurangan dan tepat sasaran.

5. Operasi Lalu Lintas Penerbangan

Pelayanan lalu lintas penerbangan Bandara dan Pelayanan

Lalu lintas Pendekatan yang terdiri dari 26 Sector kerja (ADC/

APP), tersebar di 13 Bandara melayani 1.289.817 pergerakan

pesawat udara dan Pelayanan Lalu lintas Jelajah yang

of various indicators in respect of the 5 aviation services in

accordance with SKEP/284/X/1999. Indicators that could not

be directly measured during survey was determined based

on the result of analysis on LoS historical data in the form

of LoS quarterly reports that were routinely submitted by

the operator as the fulfillment of obligation to the regulator

(mandatory). The measurement documents comprised

various measurement and data collection forms and working

papers that must be filled out by the Team during survey. LoS

has the value range of 0.80 to 1.00 with the interpretations of

insufficient, sufficient, and good.

Besides conducting CSI measurement by using questioners

and LoS measurement through field observation, forums

or interviews with customers were also conducted to

encompass various actual problems and direct inputs related

to various variables of product and service questioned in

the questioners and working papers. This was intended to

find out the actual weaknesses illustrated by the CSI and

LoS values so as to facilitate effective follow-up to various

weaknesses.

5. Air Traffic Operations

comprising 26 Working Sectors (ADC/APP) were spread

over 13 Airports servicing 1,289,817 airplane movements

and Roaming Traffic Services comprising 5 working sectors

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

228 Laporan Tahunan 2011

terdiri dari 5 sector kerja (ACC) terpusat di MATSC melayani

548.274 pergerakan pesawat udara dari total 31 Sector ATC

Unit melayani 1.838.091 pergerakan pesawat udara. Salah

satu Tugas utama ATC adalah menghindari tabrakan antara

pesawat udara, dengan cara memberi separasi antara pesawat

udara. Dalam pemberian separasi tersebut beberapa kali terjadi

pemberian separasi kurang dari minim yang dipersyaratkan

hal ini disebut BoS (Breakdown of Separation). Ketentuan

yang mengatur adalah SKEP/284/1999. Dalam SKEP tersebut

dikenal BoC (Breakdown of Communication) dengan Indikator

Kualitas Pelayanan 7 kejadian BoS dari 100.000 pergerakan

pesawat dan BoS (Breakdown of Separation) dengan Indikator

kualitas Pelayanan 4 kejadian dalam 100.000 pergerakan

pesawat, dan SKEP 284 tersebut mempunyai skala nilai 98

– 100 % adalah baik, 95% -97% adalah Cukup, dan kurang

dari 95% adalah kurang. Total Kejadian BoC di AP I adalah =

71 kejadian dan total Kejadian BoS adalah 17 kejadian dengan

jumlah total pergerakan pesawat di Angkasa Pura Airports

adalah 1.838.091 pergerakan pesawat udara, maka capaian

2011 adalah

Layanan PJP BoC = 98.49% & BoS = 99.45%

Sedangkan Layanan PJP4U BoC = 99.94 % &BoS =

99.90%

Secara keseluruhan pelayanan PJP dan PJP4U di Angkasa

Pura Airports baik.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan lalu lintas

penerbangan pada tahun 2011 dilakukan pengadaan dan

penggantian fasilitas Komunikasi, Navigasi dan Radar dan

penambahan tenaga Air Traffic Controller.

(ACC) were centralized at MATSC servicing 548,274 airplane

movements out of a total of 31 ATC Unit Sectors servicing

to avoid airplane crash by way of giving separation between

airplanes. For several times giving such separation, the

separation given was less than the required minimum. This

is known as Breakdown of Separation. The governing rule

is SKEP/284/1999. The SKEP introduces BoC (Breakdown

of Communication) with the Service Quality Indicators of

1 BoS incidents out of 100,000 airplane movements and

BoS (Breakdown of Separation) with the Service Quality

Indicators of 4 incidents out of 100,000 airplane movements,

and the 284 SKEP has the value scales of 98-100% which is

Good, 95-97% which is Sufficient, and less than 95% which

is Insufficient. The total BoC Incidents in AP I were = 71

incidents and the total BoS Incidents were 17 incidents with

the total airplane movements at Angkasa Pura Airports of

1,838,091 airplane movements. Hence, the 2011 attainment

was

Services = 99.90%

Overall, PJP and PJP4U services at Angkasa Pura Airports are

good.

In the context of improving air traffic services in 2011,

the procurement and replacement of Communication,

Navigation and Radar facilities as well as the addition of Air

Traffic Controller personnel have been made.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2292011 Annual Report

1. Maksud dan Tujuan

a. Maksud ditetapkannya Tata Kelola TI ini adalah:

1) untuk memberikan kerangka pengaturan kepada

seluruh unit yang terkait dengan penyelenggaraan

TI Perusahaan agar dapat melaksanakan secara

konsisten dan berkesinambungan terhadap

pedoman dan kebijakan umum pengelolaan TI

Perusahaan;

2) untuk memberikan kerangka acuan kepada setiap

unit yang terkait dengan penyelenggaraan TI

Perusahaan dalam penyusunan dan penetapan

petunjuk pelaksanaan dan prosedur agar terjadi

sinergi antara pengembangan dan operasional di

lingkungan organisasi unit terkait.

b. Tujuan ditetapkannya Tata Kelola TI ini adalah:

1) tersedianya pedoman untuk terwujudnya

pola standardisasi kerangka pelaksanaan

pengembangan, penerapan dan operasi TI;

2) tersedianya alat bantu bagi Perusahaan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

bisnis, produktivitas dan tersedianya Informasi

yang lengkap, komprehensif, akurat dan tepat

waktu untuk mendukung proses pengambilan

keputusan manajemen, dalam rangka memenuhi

kebutuhan Pelanggan, meningkatkan kinerja dan

pertumbuhan Perusahaan serta memenangkan

persaingan bisnis.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Tata Kelola TI ini mencakup:

a. prinsip dan arahan bagi pengelolaan TI dalam rangka

peningkatan efektifitas, efisiensi dan penggunaan TI

yang dapat diterima lingkungan Perusahaan;

b. proses-proses pengelolaan TI yang mencakup proses

pengorganisasian aset TI, proses perencanaan TI,

proses pengembangan atau Akuisisi TI, proses operasi

TI, keamanan Informasi dan proses evaluasi TI;

c. pengelolaan Sumber Daya TI yang terdiri dari

Informasi, aplikasi, Infrastruktur dan sumber daya

manusia;

d. pihak-pihak yang terkait langsung dengan

penyelenggaraan TI di Perusahaan, diantaranya:

1. Purpose and Objectives

a. The purposes of establishing this IT Management shall

be:

1) to provide regulatory framework to all units related

guidelines and general policies consistently and

continuously;

2) to provide terms of reference to all units related to

and stipulation of implementing guidelines and

procedures so as to create synergy between

development and operation in the related unit

organization.

b. The objectives of establishing this IT Management are:

1) the availability of guidelines for the establishment

of standardized pattern of implementing

framework for IT development, application and

operation;

2) the availability of aid for the Company to increase

business process effectiveness and efficiency,

productivity, and availability of complete,

comprehensive, accurate and timely information

growth as well as winning business competitions.

2. Scope

The scope of this IT Management shall comprise:

a. principles and directions for IT management in the

context of increasing effectiveness and efficiency as

well as IT use that is acceptable to the Company;

b. IT management processes that include IT asset

organizing process, IT planning process, IT

development or acquisition process, IT operation

process, Information security and IT evaluation

process;

c. The management of IT Resources comprising

Information, Application, Infrastructures, and human

resources;

d. The parties directly related to IT performance in the

Company, such as among others:

Tata Kelola Teknologi InformasiInformation Technology Management

230 Laporan Tahunan 2011

1) jajaran manajemen (Direksi dan Dewan Komisaris);

2) Pengelola TI baik di Kantor Pusat maupun Kantor

Cabang;

3) Business Process Owner di Perusahaan;

4) Auditor internal Perusahaan;

5) Pihak ketiga yang menyediakan layanan TI kepada

Perusahaan.

3. Tata kelola teknologi informasi mencakup

akan tetapi tidak terbatas pada hal-hal

berikut:

a. Struktur Organisasi Tata Kelola TI

1) Struktur organisasi Tata Kelola TI mencakup

pengelolaan aspek strategis, operasional, proyek dan

pengendalian risiko.

2) Tanggung jawab pengelolaan aspek-aspek strategis

diperankan oleh Direksi dan Komite TI, dengan

ketentuan:

a) Direksi bertanggung jawab untuk memastikan

bahwa Tata Kelola TI sebagai bagian dari Good

Corporate Governance, dilaksanakan secara

memadai, memberikan arahan strategis,

memonitor pelaksanaan Tata Kelola TI dan

mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola TI di

Perusahaan.

b) Komite TI setidaknya dipimpin oleh salah satu

Direksi dan beranggotakan perwakilan dari

Business Process Owner dan TI, dengan tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

c) Keanggotaan dan manual kerja detail Komite

TI ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi

tersendiri.

3) Tanggung jawab pengelolaan aspek operasional

diperankan oleh Pengelola TI Kantor Pusat dan

Pengelola TI Kantor Cabang, dan dalam pengelolaan

TI Perusahaan, seluruh fungsi organisasi terkait

dengan pengembangan serta pengelolaan operasi

TI harus menetapkan proses dan prosedur yang

mengakomodasikan pengendalian, quality assurance,

risk management, security Informasi, kepemilikan

data dan sistem serta segregation of duties,dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) the management circle (Board of Directors and

Board of Commissioners);

2) IT management both at the Head Office and

Branch Offices;

3) Business Process Owner in the Company;

5) Third parties providing IT services to the Company.

3. Information technology management

shall include but shall not be limited to the

following:

a. IT Management Organizational Structure

1) IT Management Organizational Structure shall include

strategic, operational, project and risk control aspects.

2) Responsibility for strategic aspect management

shall be held by the Board of Directors and the IT

Committee, under the following terms:

a) The Board of Directors shall be responsible for

ensuring that IT Management as part of Good

Corporate Governance has been implemented

properly, giving strategic directions, monitoring

the implementation of IT Management and

evaluating the implementation of IT Management

in the Company.

b) The IT Committee shall be chaired at least by one

of the Directors and shall have members from the

representatives of Business Process Owner and IT,

with duties and responsibilities as follows:??

c) Membership and detailed work manual of the

IT Committee shall be provided for in a separate

Decision of the Board of Directors.

3) Responsibility for operational aspect management

shall be held by the Head Office IT Management and

IT management, all the organization functions related

to IT operation development and management

must determine processes and procedures that

accommodate control, quality assurance, risk

management, information security, data ownership

and system as well as segregation of duties, under the

following terms:

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2312011 Annual Report

a) Cakupan aspek operasional TI yang menjadi

tanggung jawab Pengelola TI meliputi:

(1) kegiatan perencanaan TI;

(2) kegiatan pengembangan TI;

(3) kegiatan operasi TI;

(4) kegiatan terkait dengan quality assurance dan

pengelolaan risiko, keamanan dan governance.

b) Pengelola TI Kantor Pusat mengkoordinir seluruh

kegiatan operasional TI di Perusahaan, pengelolaan

aspek operasional TI di Kantor Cabang dilakukan

oleh Pengelola TI di Kantor Cabang dengan arahan

yang ditetapkan oleh Pengelola TI di Kantor Pusat.

c) Posisi Pengelola TI di Kantor Pusat dan Kantor

Cabang dalam struktur organisasi Perusahaan dan

konfigurasi jabatan didalamnya ditetapkan dalam

Keputusan Direksi tersendiri.

4) Pengelolaan proyek mencakup seluruh kegiatan

proyek yang terkait dengan TI.

5) Pengelolaan pengendalian risiko, terkait dengan

pengendalian dilakukan oleh unit yang bertanggung

jawab atas audit TI dan menjadi tanggung jawab

Satuan Pengawasan Intern Perusahaan, dan untuk

pengelolaan risiko menjadi tanggung jawab unit yang

membidangi Manajemen Risiko dan Keselamatan.

b. Prinsip Manajemen Sumber Daya TI yang menjadi

lingkup pengelolaan dalam Keputusan ini mencakup

Informasi, aplikasi, Infrastruktur dan teknologi serta

sumber daya manusia TI yang merujuk kepada praktik

terbaik (best practices) dan ketentuan yang berlaku di

Perusahaan.

c. Manajemen Layanan TI mencakup dukungan layanan

bisnis pada bidang

1) Operasional Bandar Udara yaitu layanan TI terkait

dengan kegiatan Operasi Bandar Udara.

2) Kegiatan manajemen (peningkatan kinerja dan daya

saing Perusahaan).

3) Peningkatan citra dan produk layanan.

d. Manajemen risiko TI merupakan bagian tak terpisahkan

dari pengelolaan risiko Perusahaan, merujuk kepada

framework manajemen risiko Perusahaan sesuai dengan

pedoman umum manajemen risiko Perusahaan.

a) The scope of IT operational aspect under IT

(1) IT planning activity;

(2) IT development activity;

(3) IT operation activity;

(4) Activities related to quality assurance and risk

management, security and governance.

b) The Head Office IT Management shall coordinate all IT

operational activities in the Company, IT operational

aspect management in Branch Office conducted by

IT Management in Branch Office with the directions

provided by the IT Management in the Head Office.

c) The positions of IT Management at the Head Office and

and the office configuration therein shall be provided

for in a separate Decision of the Board of Directors.

4) Project management shall include all IT-related project

activities.

5) Risk control management shall be conducted by the

unit responsible for IT audit and shall become the

and risk management shall become the responsibility

of the unit in charge of Risk Management and Safety.

b. IT Resources Management Principles

as the scope of management in this Decision shall

include information, applications, Infrastructures and

technologies as well as IT human resources referring to

the best practices and terms applicable in the Company.

c. IT Services Management shall include business service

supports in the fields of:

1) Airport Operations namely IT services related to

Airport Operation Activities.

performance and competitive power).

3) The improvement of image and service products.

d. IT risk management shall become an inseparable part

management.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

232 Laporan Tahunan 2011

e. Manajemen kualitas TI merupakan bagian tak

terpisahkan dari manajemen kualitas Perusahaan,

merujuk kepada framework manajemen kualitas

Perusahaan yang berdasarkan sistem manajemen kualitas

TI (IT Quality Management System) yang memberikan

pendekatan standar, dan formal berkelanjutan, sehingga

memungkinkan keselarasan teknologi dan proses bisnis

dengan kebutuhan bisnis dan manajemen kualitas

perusahaan secara keseluruhan.

f. Manajemen Perencanaan Dan Belanja/Investasi TI

yang mencakup Strategi TI, Master Plan TI, Manajemen

Anggaran dan Biaya TI, Manajemen Pengembangan,

Akuisisi dan Implementasi TI

g . Manajemen Pengembangan, Akuisisi Dan

Implementasi TI yang mencakup Manajemen Program

dan Proyek TI, Pendefinisian Kebutuhan Bisnis Akan

Solusi TI, Pengembangan dan Akuisisi Software Aplikasi,

Implementasi Infrastruktur TI, Manajemen Perubahan TI,

Manajemen Perubahan Organisasional

h. Manajemen Operasi Dan Dukungan TI yang mencakup

Tanggung Jawab Operasi dan Dukungan Teknis,

Manajemen Aset, Manajemen Konfigurasi TI, Manajemen

Permintaan dan Insiden TI, Manajemen Permasalahan TI,

Manajemen Ketersediaan dan Kontinuitas TI, Manajemen

Keamanan TI, Manajemen Hubungan dengan Pihak

Ketiga

i. Implementasi Kebijakan TI yang mencakup Perubahan

Atas Kebijakan TI dan Tindak lanjut Kebijakan TI dalam

Standar dan Prosedur TI

e. IT quality management shall become an inseparable

is based upon IT Quality Management System giving

standard approach, formal and continuous, so as to result

in the conformity of technologies and business processes

management as a whole.

f. IT Planning and Expenditures/Investment Management

which includes IT Strategies, IT Master Plan, IT Budget and

Cost Management, IT Development, Acquisition and

Implementation Management.

g. IT Development, Acquisition and Implementation

Management which includes IT Program and Project

Management, Definition of Business Requirement for

IT Solutions, Application Software Development and

Acquisition, IT Infrastructure Implementation, IT Change

Management, and Organizational Change Management.

h. IT Operation and Support Management which includes

Technical Operation and Support Responsibilities, Asset

Management, IT Configuration Management, IT Request

and Incident Management, IT Problem Management,

IT Availability and Continuity Management, IT Security

Management, Management of Relations with Third

Parties.

i. Implementation of IT Policies which includes Changes in

IT Policies and Follow-Up to IT Policies in IT Standards and

Procedures.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2332011 Annual Report

1. Permasalahan dengan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU) Bandara Juanda

Salah satu masalah hukum yang masih dihadapi oleh

Angkasa Pura Airports adalah masalah dugaan praktek

monopoli dan persaingan usaha tidak sehat oleh Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) atas pemberian Hak

Pengelolaan Reklame di lokasi outdoor (gerbang tol)

Bandara Juanda Surabaya.

Karena pembangunan gerbang tol tidak dianggarkan

dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) Angkasa Pura Airports tahun 2006, Perusahaan

mengupayakan pembangunan gerbang tol dengan pola

kompensasi. Untuk itu Perusahaan menunjuk PT Sidomaju

Industri Estat untuk melaksanakan pembangunan

gerbang tol dengan kompensasi sewa reklame terpasang

selama 3 (tiga) tahun. Terhadap masalah ini, KPPU telah

mengeluarkan Putusan Komisi Pengawas Persaingan

Usaha Republik Indonesia, Putusan Perkara Nomor 02/

KPPU-L/2008 yang memutuskan:

meyakinkan melanggar Pasal 19 huruf (d) UU No.

5 Tahun 1999 (“Pelaku usaha dilarang melakukan

satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun

bersama-sama pelaku usaha lain, yang dapat

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan

atau perasingan usaha tidak sehat berupa melakukan

praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu”).

melakukan negosiasi ulang harga sewa tempat

reklame di lokasi gerbang tol dan sekitarnya seluas

1.414,23 meter persegi dengan PT Sidomaju Industri

Estat untuk sisa jangka waktu hak pengelolaan

reklame di lokasi gerbang tol dan sekitarnya seluas

1.414,23 meter persegi terhitung sejak Putusan KPPU

dibacakan.

Terhadap Putusan tersebut, Angkasa Pura Airports telah

mengajukan keberatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

yang telah diputuskan tidak dapat diterima oleh Majelis

Hakim. Oleh karena itu Perusahaan telah mengajukan

permohonan kasasi ke Mahkamah Agung.

1. Problems with the Business Competition

Supervisory Commission (KPPU) of the

Juanda Airport

One of the legal problems that are still faced by Angkasa

Pura Airports is the monopoly practice and unfair business

competition allegation by the Business Competition

Supervisory Commission (KPPU) on the granting of Right

to Manage Advertisements in outdoor locations (toll

gates) of the Juanda Airport Surabaya.

Since toll gate construction was not budgeted in the

Airports, the Company made an attempt to carry out toll

gate construction using compensation pattern. Therefore,

the Company appointed PT Sidomaju Industri Estat to

carry out toll gate construction with the compensation of

3 (three)-year installed advertisement rent. In respect of

this problem, KPPU has issued a Decision of the Business

Competition Supervisory Commission of the Republic of

Indonesia, under Case Decision Number 02/KPPU-L/2008

deciding as follows:

Airports has violated Article 19 point (d) of Law No.

5 Year 1999 (“Business actor shall be prohibited from

carrying out a single or a number of activities, solely or

jointly with other business actors, that is/are potential

of causing monopoly practice and/or unfair business

competition in the form of practice of discrimination

towards certain business actor(s)”).

negotiation on advertisement rent in toll gate locations

and their surroundings covering an area of 1,414.23

square meters with PT Sidomaju Industri Estat for the

remaining period of right to manage advertisements

in toll gate locations and their surrounding covering

an area of 1,414.23 square meters incepted as from the

With regard to such Decision, Angkasa Pura Airports has

filed an objection to the Central Jakarta District Court

that has been decided as unacceptable by the Panel of

Judges. Therefore, the Company has filed an appeal to the

Supreme Court.

Masalah Hukum Yang Dihadapi PerusahaanLegal Problems Faced by the Company

234 Laporan Tahunan 2011

Pada tahun 2010 telah dikeluarkan Relaas Pemberitahuan

Isi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor: 157 K/Pdt.Sus/2009 tanggal 17 Juni 2010, yang

pada pokoknya memutuskan menolak permohonan

kasasi dari Pemohon Angkasa Pura Airports. Menanggapi

Relaas Pemberitahuan Putusan tersebut, Direksi

telah mengeluarkan Surat Direksi Nomor: AP.I.2639/

HK.02/2010/DU-B tanggal 2 Agustus 2010 perihal

Pelaksanaan Putusan KPPU Nomor: 02/KPPU-L/2008.

Selanjutnya Perusahaan telah melakukan negoriasi harga

dengan PT Sidomaju Industri Estate berdasarkan surat

General Manager Bandara Juanda Surabaya Nomor: AP.I

1621/KU.07.0210-GM-B.

2. Permasalahan dengan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU) Bandara Sultan

Hasanuddin Makassar

Terdapat laporan kepada KPPU terkait dugaan adanya

praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat

dalam pengelolaan Kargo Warehousing di Bandara

Hasanuddin Makassar, dan terhadap laporan tersebut

Angkasa Pura Airports telah mengajukan Nota

Pembelaan kepada KPPUyang kemudian ditindaklanjuti

dengan dikeluarkannya Putusan KPPU Perkara No.22/

KPPU-L/2007, yang pada intinya memutuskan PT AP I

secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 17 ayat (1)

UU No.5 Th. 1999.

Terhadap putusan KPPU tersebut, telah dilakukan upaya

hukum keberatan yang dilanjutkan dengan Kasasi ke

Mahkamah Agung RI dan kemudian telah dikeluarkan

Putusan Mahkamah Agung RI pada tanggal 9 September

2010 dengan Putusan No.537 K/Pdt.Sus/2009, yang pada

pokoknya memutuskan permohonan Kasasi Angkasa

Pura Airports diterima, dan Angkasa Pura Airports

dinyatakan tidak melanggar Pasal 17 ayat (1) UU No.5

Tahun 1999.

Berdasarkan Surat Mahkamah Agung RI No.69/Pts/KPPU/

IV/537K/Pdt.Sus/2009 tanggal 20 April 2011, Salinan

Putusan tersebut telah diserahkan di Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat.

In 2010, a Notification Report on the Content of the

Decision of the Supreme Court of the Republic of

Indonesia Number: 157 K/Pdt/Sus/2009 dated June 17,

2010 was issued. It principally decided to refuse the appeal

to the Supreme Court filed by the Appellant Angkasa Pura

Airports. In response to the aforementioned Decision

Notification Report, the Board of Directors has issued

a Letter of the Board of Directors Number: API.2639/

HK.02/2010/DU-8 dated August 2, 2010 concerning

the Implementation of KPPU Decision Number: 02/

KPPU-L/2008. Subsequently, the Company has conducted

price negotiation with PT Sidomaju Industri Estate by

virtue of the letter of the General Manager of the Juanda

Airport Surabaya Number: API.1621/KU.07.0210-GM-B.

2. Problems with the Business Competition

Supervisory Committee (KPPU) of the Sultan

Hasanuddin Airport Makassar

There has been a report to the KPPU related to the alleged

monopoly practice and unfair business competition in

Warehousing Cargo management in the Hasanuddin

Airport Makassar, and with regard to the aforementioned

report, Angkasa Pura Airports has filed a Plea to the KPPU

Decision for Case No. 22/KPPU-L/2007, in the principle validly

and convincingly deciding that Angkasa Pura Airports has

violated Article 17 paragraph (1) of Law No. 5 Year 1999.

With regard to the aforementioned KPPU decision,

an objection has been filed followed by Appeal to

the Supreme Court of the Republic of Indonesia and

a Decision of the Supreme Court of the Republic of

Indonesia was then issued on September 9, 2010 under

No. 537 K/Pdt.Sus/2009, principally deciding the Appeal

of Angkasa Pura Airports as granted, and Angkasa Pura

Airports was declared not violating Article 17 paragraph

(1) of Law No. 5 Year 1999.

By virtue of the letter of the Supreme Court of the Republic

of Indonesia No. 69/Pts/KPPU/IV/537/K/Pdt.Sus/2009

dated April 20, 2011, the Copy of the aforementioned

Decision has been submitted to the Central Jakarta

District Court.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2352011 Annual Report

3. Gugatan Arbitrase PT Hutama Karya

(Persero)

PT Hutama Karya (Persero) selaku Pemohon mengajukan

gugatan arbitrase kepada Angkasa Pura I sebagai

Termohon, atas pelaksanaan pekerjaan pembuatan

runway dan fasilitas penunjangnya di Bandara

Internasional Lombok.

Pada tahun 2010 proses penyelesaian perkara ini sudah

mencapai tahap-tahap berikut:

Pembatalan Putusan Badan Arbitrase Nasional

Indonesia (BANI) ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

yang terdaftar dengan Register Perkara No. 490/

Pdt.G/2010/PN.JKT.SEL tanggal 22 Juli 2010.

mengajukan replik terhadap jawaban Tergugat

dengan surat Nomor: 167/PH-AP1/XI/2010 tanggal 1

November 2010.

menyampaikan “Kesimpulan dari Penggugat” dengan

surat Nomor: 179/PH-AP1/XI/2010 tanggal 18

November 2010.

putusannya terhadap perkara a quo pada tanggal 22

November 2010, yang pada pokoknya memutuskan

menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya dan

menolak gugatan Penggugat (Angkasa Pura I) untuk

seluruhnya.

memberikan disposisi tanggal 3 Desember 2010

untuk mengajukan upaya hukum banding terhadap

putusan perkara a quo ke Mahkamah Agung. Sampai

akhir tahun 2010 perkara ini belum mendapat putusan

dari Mahkamah Agung.

Pura I (Persero) serta telah diikuti dengan pengajuan

kontra memori kasasi dari pihak BANI ke Mahkamah

Agung berdasarkan relaas pemberitahuan/

penyerahan kontra memori kasasi tanggal 14

Februari 2011. Saat ini masih menunggu putusan dari

Mahkamah Agung RI

3. Arbitration Lawsuit of PT Hutama Karya

(Persero)

PT Hutama Karya (Persero) as the Appellant has filed an

arbitration lawsuit to Angkasa Pura I as the Appellee,

for the implementation of construction work of runway

and its supporting facilities in the Lombok International

Airport.

In 2010, this case settlement process has reached the

following stages:

the Cancellation of the Decision of the Indonesian

National Arbitration Board (BANI) to the South Jakarta

District Court registered under Case Registry No. 490/

Pdt.G/2010/PNJKT.SEL dated July 22, 2010.

API/XI/2010 dated November 1, 2010.

submitted “Conclusion from the Plaintiff” with letter

Number: 179/PH-API/XI/2010 dated November 18,

2010.

on the a quo case on November 22, 2010, principally

lawsuit in its entirety.

has given disposition on December 3, 2010 to file an

appeal to the a quo case decision to the Supreme

Court. Until the end of 2010, this case had not received

any decision from the Supreme Court.

Angkasa Pura I (Persero) and has been followed by

filing of a counter memory of appeal by BANI to the

Supreme Court by virtue of the counter memory of

appeal to the Supreme Court notification/submission

report dated February 14, 2011. At present, they are

still awaiting for a decision from the Supreme Court of

the Republic of Indonesia.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

236 Laporan Tahunan 2011

4. Perselisihan Hubungan Industrial (PHI)

dengan Serikat Pekerja Angkasa Pura

Airports.

Saat ini Angkasa Pura Airports dalam proses mengajukan

Kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui

surat nomoer 46/PH-API/III/2009 tanggal 2 Maret 2009

dan masih menunggu Salinan Putusan Resmi dari

Mahkamah Agung RI.

5. Gugatan Pensiunan Angkasa Pura Airports

Gugatan Pensiunan Angkasa Pura Airports (Drs. Darmadji,

MM dkk) kepada Angkasa Pura Airports ke Pengadilan

Tata Usaha Negara (PTUN), saat ini telah mencapai tahap

sebagai berikut:

Putusan Banding No. 83/B/2010/PT.TUN.JKT tanggal

19 Agustus 2010 yang pada pokoknya memutuskan

menolak gugatan Penggugat/Pembanding/para

pensiunan.

mengajukan upaya hukum Kasasi terhadap Putusan

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) yang

disampaikan melalui Surat Pemberitahuan dan

Penyerahan Memori Kasasi No. 132/G/2009/PTTUN-

JKT tanggal 8 September 2010 oleh PTUN Jakarta.

memori Kasasi terhadap memori Kasasi tersebut yang

telah didaftarkan di Kepaniteraan PTUN Jakarta pada

tanggal 4 Oktober 2010.

Mahkamah Agung RI.

6. Gugatan PTUN oleh Sri Rejeki dkk

Gugatan PTUN oleh Sri Rejeki dkk (9 orang) selaku

Penggugat kepada Angkasa Pura Airports selaku Tergugat

terkait Surat Keputusan Direksi No. SKEP-1477/KP.07/2009

tanggal 1 Oktober 2009 perihal Mutasi Pegawai.

a. Telah diterbitkan putusan PTTUN Jakarta terhadap

proses Banding yang diajukan oleh Sri Rejeki,dkk yaitu

dengan Putusan No. 118/B/2010/PT.TUN.JKT tanggal

10 Maret 2011 yang pada pokoknya menyatakan

gugatan Pembanding (Sri Rejeki, dkk) tidak dapat

diterima;

4. Industrial Dispute with Angkasa Pura

Airports Labor Union

At present, Angkasa Pura Airports is in the process of filing an

Appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia

through letter number 46/PH-API/III/2009 dated March 2,

2009 and is still awaiting for the Official Copy of Decision

from the Supreme Court of the Republic of Indonesia.

5. Lawsuit of Angkasa Pura Airports Pensioners

Lawsuit of Angkasa Pura Airports Pensioners (Drs.

Darmadji, MM. and friends) against Angkasa Pura Airports

to the State Administrative Court (PTUN), has currently

reached the following stages:

Notification Letter No. 83/B/2010/PT.TUNJKT dated

August 19, 2010, principally deciding to reject the

Appeal to the Decision of the State Administrative

High Court (PTTUN) to the Supreme Court through a

Memory of Appeal to the Supreme Court Notification

and Submission Letter No. 132/G/2009/PTTUN-JKT

dated September 8, 2010 by the PTUN Jakarta.

of Appeal to the Supreme Court against the

aforementioned memory of Appeal to the Supreme

of the PTUN Jakarta on October 4, 2010.

Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia.

6. PTUN Lawsuit by Sri Rejeki and friends

PTUN Lawsuit by Sri Rejeki and friends (9 persons) as the

Plaintiff against Angkasa Pura Airports as the Defendant

in relation to the Decision Letter of the Board of Directors

No. SKEP-1477/KP.07/2009 dated October 1, 2009

concerning Employee Transfer.

a. A decision of the PTTUN Jakarta on the Appeal process

filed by Sri Rejeki and friends has been issued under

Decision No. 118/B/2010/PT.TUN.JKT dated March 10,

2011, principally declaring the Appellant (Sri Rejeki

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2372011 Annual Report

b. Terhadap Putusan PTTUN tersebut, Sri Rejeki,dkk

mengajukan upaya hukum Kasasi yaitu dengan

menyampaikan Memori Kasasi pada tanggal 1 April

2011;

c. Terhadap Memori Kasasi tersebut telah ditindaklanjuti

PT Angkasa Pura I (Persero) dengan penyampaian

Kontra Memori kasasi pada tanggal 19 April 2011.

d. Saat ini masih menunggu putusan dari Mahkamah

Agung RI.

7. Gugatan PTUN oleh I Gede Wayan Sudarma

Gugatan PTUN oleh I Gede Wayan Sudarma selaku

Penggugat kepada PT Angkasa Pura I (Persero) selaku

Tergugat terkait Surat Keputusan No. SKEP.1477/

KP.07/2009 tanggal 1 Oktober 2009 tentang Mutasi

Pegawai dengan nomoer perkara 189/G/2009/PTUN JKT.

a. Telah diterbitkan Putusan PTTUN Jakarta terhadap

permohonan Banding yang diajukan oleh I Gede

Wayan Sudarma yaitu dengan Putusan No.146/B/2010/

PT.TUN.JKT tanggal 6 September 2010, yang pada

pokoknya memutuskan Menguatkan Putusan PTUN

Jakarta No.189/G/2009/PTUN-JKT tanggal 3 Mei 2010;

b. Terhadap Putusan PTTUN Jakarta tersebut, I Gede

Wayan Sudarma telah mengajukan upaya hukum

Kasasi dengan menyampaikan Memori Kasasi

No.189/G/2009/PTUN-JKT tanggal 17 Desember 2010;

c. Terhadap Memori Kasasi tersebut, telah ditindaklanjuti

PT Angkasa Pura I (Persero) dengan penyampaian

Kontra Memori Kasasi pada tanggal 28 Desember

2010.

d. Saat ini masih menunggu putusan dari Mahkamah

Agung.

8. Perkara Hukum Pajak

Perkara hukum lain yang tengah berlangsung adalah

proses pengadilan pajak atas pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) atas Jasa Penerbangan

Internasional sebagai berikut:

a. Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa Masa Pajak Januari s.d. Desember

2003 Nomor 00010/207/03/051/06 tanggal 25

Agustus 2006.

b. With regard to the aforementioned PTTUN Decision,

Sri Rejeki and friends has filed an Appeal to the

Supreme Court by submitting a Memory of Appeal to

the Supreme Court on April 1, 2011;

c. The aforementioned Memory of Appeal to the

Supreme Court has been followed up by PT Angkasa

Pura I (Persero) by submitting a Counter Memory of

Appeal to the Supreme Court on April 19, 2011.

d. At present, they are still awaiting for a decision from

the Supreme Court of the Republic of Indonesia.

7. PTUN Lawsuit by I Gede Wayan Sudarma

PTUN Lawsuit by I Gede Wayan Sudarma as the Plaintiff

against PT Angkasa Pura I (Persero) as the Defendant in

relation to the Decision Letter No. SKEP.1477/KP.07/2009

dated October 1, 2009 concerning Employee Transfer

with case number 189/G/2009/PTUN JKT.

a. A Decision of the PTTUN Jakarta on the Appeal petition

filed by I Gede Wayan Sudarma has been issued under

No. 146/B/2010/PT.TUN.JKT dated September 6, 2010,

principally deciding to Reinforce the Decision of the

PTUN Jakarta No. 189/G/2009/PTUN-JKT dated May 3,

2010;

b. With regard to the aforementioned PTTUN Jakarta

Decision, I Gede Wayan Sudarma has filed an Appeal

to the Supreme Court by submitting a Memory of

Appeal to the Supreme Court No. 189/G/2009/PTUN-

JKT dated December 17, 2010;

c. The aforementioned Memory of Appeal to the

Supreme Court has been followed up by PT Angkasa

Pura I (Persero) by submitting a Counter Memory of

Appeal to the Supreme Court on December 28, 2010.

d. At present, they are still awaiting for a decision from

the Supreme Court.

8. Tax Legal Case

Another legal case that is currently taking place is the tax

court process on the imposition of Value Added Tax (VAT)

on International Aviation Services as follows:

a. Value Added Tax on Goods and Services Underpayment

Assessment Letter for the Tax Period of January up to

December 2003 Number 00010/207/03/051/06 dated

August 25, 2006.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

238 Laporan Tahunan 2011

- Telah disampaikan tanggapan dari PT Angkasa

Pura I (Persero) terhadap permohonan Peninjauan

Kembali, dan saat ini masih menunggu Putusan

atas upaya hukum Peninjauan Kembali.

b. Ketetapan Pajak Kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa Masa Pajak Januari s.d. Desember

2005 Nomor 00044/207/05/051/07.

- Telah disampaikan tanggapan dari PT Angkasa

Pura I (Persero) terhadap permohonan Peninjauan

Kembali, dan saat ini masih menunggu Putusan

atas upaya hukum Peninjauan Kembali.

c. Ketetapan Pajak Kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa Masa Pajak Desember 2006 Nomor

00006/207/06/051/07.

- Telah dikeluarkan Putusan Pengadilan Pajak

No.Put.22459/PP/M.VIII/16/2010 tanggal 30 Juli

2010 atas permohonan banding yang diajukan

oleh PT Angkasa Pura I (Persero) terhadap

Keputusan Dirjen Pajak tersebut, yang pada

pokoknya memutuskan :

Mengabulkan sebagian permohonan banding PT

Angkasa Pura I (Persero), sehingga PPN yang harus

d. Ketetapan Pajak Kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa Masa Pajak Januari s.d November

2006 dan Masa Pajak Januari s.d Desember 2007

Nomor 00090/107/06/051/08.

- Telah diajukan Gugatan oleh PT Angkasa Pura I

(Persero) terhadap Keputusan Dirjen pajak tersebut

dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan di

Pengadilan Pajak

- Proses persidangan banding pajak telah selesai

dan saat ini masih menunggu putusan Hakim

Pengadilan Pajak

- Response from PT Angkasa Pura I (Persero) to the

Judicial Review petition has been submitted, and

at present, they are still awaiting for a Decision on

the Judicial Review petition.

b. Value Added Tax on Goods and Services Underpayment

Assessment Letter for the Tax Period of January up to

December 2005 Number 00044/207/05/051/07.

- Response from PT Angkasa Pura I (Persero) to the

Judicial Review petition has been submitted, and

at present, they are still awaiting for a Decision on

the Judicial Review petition.

c. Value Added Tax on Goods and Services Underpayment

Assessment Letter for the Tax Period of December

2006 Number 00006/207/06/051/07.

- Tax Court Decision No. Put.22459/PP/M.

VIII/16/2010 dated July 30, 2010 has been issued

on the petition for appeal filed by PT Angkasa Pura

I (Persero) against the aforementioned Decision

of the Director General of Taxation, principally

deciding as follows:

Granting partially the appeal petition filed by PT

Angkasa Pura I (Persero), so that the VAT payable

shall be as follows:

d. Value Added Tax on Goods and Services Tax

Assessment Letter for the Tax Period of January up to

December 2007 Number 00090/107/06/051/08.

- Lawsuit has been filed by PT Angkasa Pura I

(Persero) against the aforementioned Decision of

the Directorate General of Taxation, and at present,

it is still the process of investigation at the Tax

Court.

- The tax appeal hearing process has been

completed, and at present, they are still awaiting

for the decision of the Tax Court Judge.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

Perhitungan

menurut Pemohon

Banding (AP1) (Rp)

Menurut SKPKB

PPN (Rp)

Putusan

Pengadilan Pajak

(Rp)

(3.042.079.266,00) 4.639.707.029 (2.868.084.803,60)

Calculation according

to the Appeal

Petitioner (AP1) (Rp)

According to VAT

Underpayment

Assessment

Letter (Rp)

Tax Court

Decision (IDR)

(3.042.079.266,00) 4.639.707.029 (2.868.084.803,60)

2392011 Annual Report

Fungsi Sekretaris Perusahaan sebagai media penyebaran

informasi dilakukan melalui penyediaan akses informasi

berupa majalah (Majalah UPDATES), website korporat (www.

angkasapura1.co.id), dan website pada portal BUMN (www.

bumn.go.id/angkasapura1), mailing list, pertemuan dengan

analis, dan sebagainya. Media-media ini memberikan

informasi tentang perkembangan kinerja perusahaan,

progress pembangunan fasilitas bandara, pengumuman

pelelangan, capaian perusahaan, dan peristiwa-peristiwa

penting perusahaan.

Selama 6 tahun belakangan Angkasa Pura Airports telah

melaksanakan assessment terkait penerapan GCG, hasil

dari pelaksanaan assesment tersebut memuat tentang

pembuatan Code of Conduct yang kemudian disosialisasikan

kepada seluruh pejabat dan karyawan di lingkungan

perusahaan. Isi dari kode etik CoC memuat hal-hal

diantaranya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa,

proses mutasi dan promosi. Pengungkapan bahwa kode

etik berlaku bagi seluruh level organisasi. Upaya dalam

penerapan dan penegakannyadengan dibuatnya pakta

integritas bagi pejabat yang baru dilantik serta pembuatan

pakta integritas pada setiap proses pengadaan barang dan

jasa, serta pemilihan calon mitra usaha.

1. Rencana pengembangan penerapan GCG tahun 2012

s/d 2013 antara lain :

a) Sosialisasi GCG terkait Peraturan Menteri Negara

BUMN No. PER-01/MBU/2011 (tentang Penerapan

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada BUMN), kepada

seluruh Komisaris Direksi dan karyawan.

b) Memperbaharui kembali dokumen GCG yg sesuai

dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/

MBU/2011 antara lain : Board Manual, Manajemen

Resiko Manual, Sistem Pengendalian Intern,

Sistem Pengawasan Intern, Mekanisme Pelapotran

information dissemination media has been performed

through the provision of information access in the form

of magazine (UPDATES Magazine), corporate website

(www.angkasapura1.co.id) and website in a State-Owned

Enterprise portal (www.bumn.go.id/angkasapura1), mailing

list, meeting with an analyst, and others. These media provide

airport facility construction progress, tender announcement,

During the past 6 years, Angkasa Pura Airports has conducted

assessment in relation to the application of GCG. The result of

the said assessment contains the preparation of the Code of

Conduct which shall then be disseminated to all officials and

contains, among others, the implementation of goods and

services procurement, transfer process and promotion. The

to all organization levels. Efforts have been made to apply

and enforce the same by preparing an integrity pact for any

newly-appointed official and preparing integrity pact in any

goods and services procurement process as well as selection

of business partner candidates.

1. The GCG application development plan for the years

2012-2013 shall comprise, among others:

a) Disseminating GCG in relation to the Regulation of

the State Minister for State-Owned Enterprises No.

PER-01/MBU/2011 (regarding the Application of Good

Corporate Governance in State-Owned Enterprises) to

all Commissioners, Directors and employees.

b) Renewing GCC documents that are in accordance

with the Regulation of the State Minister for State-

Owned Enterprises No. PER-01/MBU/2011 such as,

among others: Board Manual, Risk Management

Media Penyebaran Informasi Information Dissemination media

Etika Perusahaan (Code Of Conduct)

Praktek GCG | CGC Practice

240 Laporan Tahunan 2011

atas dugaan penyimpangan pada BUMN yang

bersangkutan tata kelola informasi dan pedoman

perilaku (Code of Conduct).

c) Menyusun parameter GCG yang akan dinilai.

d) Mendidik personel untuk menjadi asesor yang

nantinya sebagai personel self assessment.

e) Melakukan Self Assesment

f ) Mengikuti kegiatan awarding yang berkaitan

dengan GCG baik yang bertaraf Nasional maupun

Internasional.

2. Peningkatan nilai strategis penerapan GCG

a) Perusahaan dalam melakukan setiap kontrak

pekerjaan barang dan jasa serta pemilihan mitra

usaha komersial selalu dibuatkan Pakta Integritas

antara panitia Pelelangan dan calon Mitra Kerja, hal ini

dilakukan untuk menghindari adanya konspirasi dan

kolusi dalam setiap perikatan pekerjaan,

b) Dalam setiap pengangkatan pejabat satu tingkat

dibawah direksi, pejabat yang dilantik harus

menandatangani pakta integritas beserta istri/suami

c) Pembuatan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara

Negara bagi seluruh Komisaris, Direksi dan Pejabat satu

tingkat dibawah Direksi serta Para Kepala Proyek dan

hal tersebut wajib dilaporkan setiap 2 tahun sekali dan

dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

d) Menginformasikan secara transparan setiap kegiatan

perusahaan di website Angkasa Pura Airports dan

media cetak maupun elektronik.

Dasar Hukum

Dasar proses pengadaan barang dan jasa Angkasa Pura

Airports antara lain:

Nomor PER-05/MBU/2008 tanggal 3 September 2008

tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan

Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara.

KEP.110/PL.10/2008 tentang Prosedur Pelaksanaan

Pengadaan Barang dan atau Jasa di Lingkungan PT

Angkasa Pura I (Persero);

Manual, Internal Control System, Internal Supervision

System, Reporting Mechanism on alleged deviation

in a State-Owned Enterprise related to information

management and guidelines on the code of conduct.

c) Preparing the GCG parameters to be assessed.

d) Educating personnel to become an assessor that shall

later become a self-assessment personnel.

e) Conducting Self-Assessment.

f ) Participating in both National and International GCG-

related awarding activities.

2. Increased strategic value of GCG application

a) The Company when entering into any goods

and services work contract as well as in selecting

commercial business partners shall always prepare

an Integrity Pact between the Tender committee

and the Working Partner candidate, in order to avoid

conspiracy and collusion in any work contract.

b) In any appointment of official one level below the

directors, the appointed official must sign an integrity

pact together with his/her spouse.

for all Commissioners, Directors and Officials one level

below the Directors as well as Project Leaders and the

same must be reported once in every 2 years to the

Corruption Eradication Commission (KPK).

d) Transparent information on every activity of the

company on Angkasa Pura Airports website and both

on electronic as well as printed media.

Legal Bases

The bases of Angkasa Pura Airports goods and services

procurement process are as follows:

Enterprises Number PER-05/MBU/2008 dated

September 3, 2008 regarding General Guidelines for the

Implementation of Goods and or Services Procurement

by State-Owned Enterprises;

I (Persero) Number KEP.110/PL.10/2008 regarding

Implementing Procedures for Goods and Services

Procurement in PT Angkasa Pura I (Persero);

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

Pengadaan Barang dan Jasa Goods and Services Procurement

2412011 Annual Report

KEP.88/PL.02/2009 tentang Perubahan atas Keputusan

Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor KEP.110/

PL.10/2008 tentang Prosedur Pelaksanaan Pengadaan

Barang dan atau Jasa di Lingkungan PT Angkasa Pura I

(Persero);

Angkasa Pura Airport dalam melaksanakan proses pengadaan

barang dan jasa mempunyai Prinsip Dasar antara lain:

Konsistensi Pelaksanaan

Proses pelaksanaan pengadaan Barang dan Jasa di

lingkungan Angkasa Pura Airports secara konsisten

menerapkan prinsip dasar yang telah ditetapkan dalam

ketentuan Keputusan Direksi, dan dilaksanakan oleh SDM

yang memiliki kualifikasi.

Risiko dalam berbagai bentuk dan sumbernya merupakan

komponen yang inherent dari setiap aktivitas perusahaan.

Hal ini berarti bahwa setiap aktivitas dari yang terkecil sampai

yang terbesar tidak telepas dari risiko, dan penyebabnya

tidak lain karena adanya ketidakpastian, tidak satupun orang

yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi dimasa depan.

Dengan kata lain selama ada elemen ketidakpastian dapat

menimbulkan risiko.

Pura I (Persero) Number KEP.88/PL02/2009 regarding

Amendment to the Decision of the Board of Directors of

PT Angkasa Pura I (Persero) Number KEP.110/PL.10/2008

regarding Implementing Procedures for Goods and or

Services Procurement in PT Angkasa Pura I (Persero);

Basic Principles of Angkasa Pura Airports in implementing

goods and services procurement process are, among others:

Consistency Of Implementation

Goods and Services procurement process in Angkasa

Pura Airports shall consistently applies the basic principles

set forth in the provisions of the Decision of the Board of

Directors, and shall be implemented by qualified Human

Resources.

Risks in various forms and sources are the components

inherent to any activity of the company. This means, any

activity from the smallest to the biggest cannot be separated

from risks, and the reason thereof is simply uncertainty,

where no one knows for sure what will happen in the future.

In other words, as long as there is an element of uncertainty,

there are risks.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

242 Laporan Tahunan 2011

Angkasa Pura Airports sebagai salah satu BUMN pengelola

jasa kebandarudaraan, tentunya tidak terlepas dari risiko

dalam pengelolaan perusahaan. Baik risiko yang timbul

dari kegiatan operasional kebandarudaraan, navigasi

penerbangan maupun risiko yang timbul dari kegiatan

usaha. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

di sektor perhubungan yang bergerak dalam bidang

pengelolaan dan pengusahaan kebandarudaraan serta

pelayanan jasa navigasi penerbangan, perusahaan harus

mengelola Bandar Udara sesuai dengan prinsip Safety,

Security, Services dan Compliance atau yang sering disebut 3S

dan 1C. Disamping juga tetap memperhatikan pengelolaan

perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan

perseroan terbatas. Untuk menjaga kelangsungan usahanya

disamping memperhatikan hal-hal tersebut di atas,

perusahaan harus memperhatikan pertumbuhan usaha,

peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional, serta

pelaksanaan manajemen risiko sesuai dengan praktik-praktik

terbaik yang ada. Oleh karena pelaksanaan manajemen risiko

merupakan suatu kegiatan yang penting, maka perusahaan

dituntut untuk mampu mengelola risiko secara efektif.

Penerapan manajemen risiko di perusahaan pada dasarnya

sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipun dengan

cara yang konvensional dan berkembang sesuai dengan

perkembangan kondisi internal dan eksternal.

Pentingnya Manajemen Risiko bagi BUMN semakin

dipertegas dengan adanya Peraturan Menteri Negara

Badan Usaha Milik Negara nomor: PER-01/MBU/2011

tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik

(Good Corporate Governance/GCG) pada BUMN yang

melengkapi Keputusan Menteri Negara Badan Usaha

Milik Negara nomor: Kep-117/M.BU/2002 tentang

Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada

BUMN. Pasal 25 pada PER-01/MBU/2011 menyebutkan

bahwa Direksi dalam setiap pengambilan keputusan

harus mempertimbangkan risiko usaha, Direksi wajib

membangun dan melaksanakan program manajemen

risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian

dari pelaksanaan program GCG.

Angkasa Pura Airports as one of the State-Owned

Enterprises managing airport services, certainly, cannot

be separated from risks in company management, both

arising from airport operational and flight navigation

activities and from business activities. As one of the State-

Owned Enterprises in the transportation sector engaging

in the field of airport operation and business as well as

flight navigation services, the company must manage

the Airport pursuant to the Safety, Security, Services, and

Compliance, often referred to as 3S and 1C, principles.

Moreover, the company must continue giving attention

liability company management principles. In order to

maintain its business continuity, besides giving attention

on the abovementioned matters, the company must also

give attention on business growth, the improvement of

operational efficiency and effectiveness, as well as the

implementation of risk management in accordance with

the existing best practices. Since the implementation of

risk management is an important activity, the company

is required to be able to manage risks effectively. The

application of risk management in the company, basically,

has been performed since its establishment, even though

in a conventional manner, and has been developing in line

with the internal and external condition development.

The importance of Risk Management for State-Owned

Enterprises is even confirmed by the issuance of the

Regulation of the State Minister for State-Owned Enterprises

number: PER-01/MBU/2011 regarding the Application

of Good Corporate Governance (GCG) in State-Owned

Enterprises that complements the Decree of the State Minister

for State-Owned Enterprises number: Kep-117/M.BU/2002

regarding the Application of Good Corporate Governance

(GCG) Practice in State-Owned Enterprises. Article 25 in PER-

01/MBU/2011 mentions that the Board of Directors in any

decision-making must take business risks into consideration,

the Board of Directors must develop and implement an

integrated corporate risk management program which is an

integral part of the GCG program implementation.

Manajemen Risiko | Risk Management

2432011 Annual Report

Disisi lain sebagai pengelola Bandar Udara, PT. Angkasa Pura

I harus mengikuti pula pengelolaan risiko yang mengacu

pada peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia antara lain Undang-undang No. 1 Tahun 2009

tentang Penerbangan, Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor KM-20 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan, KM-24 Tahun 2009 tentang Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139, KM-8 Tahun 2010

tentang Program Keselamatan Penerbangan Nasional, Surat

Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara nomor

SKEP.223/X/2009 tentang Sistem Manajemen Keselamatan

Operasi Bandar Udara, serta peraturan dari lembaga

internasional terkait antara lain dokumen International Civil

Aviation Organization (ICAO) nomor 9859.

1. Sistem Manajemen Risiko

Tindak lanjut pelaksanaan pengembangan manajemen

risiko Angkasa Pura Airports diluar Safety Management

System (SMS) ditunjukkan dengan disahkannya Pedoman

Umum Manajemen Risiko Angkasa Pura Airports oleh Direksi

sesuai Keputusan Direksi nomor KEP.114/PG.01/2011 pada

tanggal 7 November 2011. Secara garis besar Pedoman

Umum Manajemen Risiko memuat Kebijakan Umum,

Pedoman Umum, Prosedur, Instruksi Kerja dan Formulir yang

akan selalu menjadi dasar dalam melaksanakan kegiatan

manajemen risiko di Angkasa Pura Airports.

Untuk meningkatkan komitmen manajemen terhadap

pelaksanaan manajemen risiko, maka telah dilakukan

sosialisasi Pedoman Umum Manajemen Risiko kepada

Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan para pejabat satu

tingkat dibawah Direksi dilingkungan Kantor Pusat.

Implementasi Safety Management System berpedoman

kepada Safety Management System Manual Angkasa Pura

Airports yang telah disahkan oleh Direktur Operasi dan Teknik

Angkasa Pura Airports dan Direktur Niaga Penerbangan,

Ditjen Perhubungan Udara.

On the other hand, as an Airport operator, PT Angkasa Pura

I must also implement risk management by referring to the

regulations stipulated by the Government of the Republic of

Indonesia such as, among others, Law No. 1 Year 2009 regarding

Aviation, Regulation of the Minister of Transportation Number

KM-20 Year 2009 regarding Safety Management System,

KM-24 Year 2009 regarding Civil Aviation Safety Regulation

Part 139, KM-8 Year 2010 regarding National Aviation Safety

Program, Decision Letter of the Directorate General of Air

Transportation number SKEP.223/X/2009 regarding Airport

Operation Safety Management System, as well as regulations

the related international institutions such as, among others,

document of the International Civil Aviation Organization

(ICAO) number 9859.

1. Risk Management System

risk management development outside the Safety

Management System (SMS) has been indicated by the

Risk Management by the Board of Directors in accordance

with the Decision of the Board of Directors number KEP.114/

PG.01/2011 on November 7, 2011. In broad outline, the

General Guidelines for Risk Management contains General

Policies, General Guidelines, Procedures, Work Instructions

and Forms that shall always become bases in implementing

risk management activities in Angkasa Pura Airports.

implementation of risk management, the General Guidelines

for Risk Management have been disseminated to the Board

of Commissioners, the Board of Directors and the officials

one level below the Directors in the Head Office.

implementation of the Safety Management System shall use

as guidelines Angkasa Pura Airports Safety Management

System Manual that has been ratified by the Director of

Director of Aviation Commerce of the Directorate General of

Air Transportation.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

244 Laporan Tahunan 2011

2. Pelaksanaan Manajemen Risiko

Pelaksanaan manajemen risiko Angkasa Pura Airports yang

selalu berpedoman pada seluruh peraturan-peraturan

internal maupun eksternal yang ada tersebut, mencakup

keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan

berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi

operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan

kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka

manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi unit

bisnis dalam mendapatkan hasil optimal untuk mencapai

tujuan/sasaran dari operasi perusahaan.

3. Identifikasi Risiko Perusahaan

Identifikasi dan Langkah Pengelolaan risiko yang telah

dilakukan oleh Manajemen Angkasa Pura Airports tahun

2011, adalah sebagai berikut :

a. Risiko Keuangan

Risiko keuangan meliputi risiko pasar, risiko likuiditas, risiko

kredit, dan risiko permodalan. Hasil identifikasi terhadap

risiko di Angkasa Pura Airports, yaitu fluktuasi nilai tukar

Dollar Amerika terhadap Rupiah, inflasi, investasi pada

saham, investasi pada obligasi, investasi pada perbankan,

serta kolektibilitas piutang usaha, dimana masing-masing

mempunyai risiko dan dampak yang berbeda-beda,

sehingga perlu pengelolaan secara profesional agar tidak

mengakibatkan penurunan kinerja keuangan.

Dalam kaitan ini, Manajemen senantiasa

memperhitungkan secara cermat risiko dan mitigasi guna

menghindari atau meminimalkan timbulnya kerugian

bagi Angkasa Pura Airports. Upaya yang dilakukan

adalah dengan menjaga secara ketat pencapaian tingkat

risiko keuangan tahunan Angkasa Pura Airports, melalui

evaluasi laporan secara bulanan sebagai early warning

system.

b. Risiko Operasional

Risiko Operasional diantaranya adalah risiko SDM,

risiko produktivitas, risiko teknologi, risiko sistem, serta

risiko proses, dimana tingkat pelayanan yang diberikan

perusahaan akan memberikan pengaruh terhadap

kepuasan pengguna jasa serta produksi dan pendapatan

Angkasa Pura Airports, mengingat bahwa salah satu

2. Implementation of Risk Management

The implementation of risk management by Angkasa Pura

Airports that always uses all the abovementioned existing

internal and external regulations as guidelines shall include

the entire scope of business activities in the Company based

on the need for balance between business operational

function and its risk management. With the well-functioning

risk policies and management, risk management shall

become strategic partner for the business unit in obtaining

optimal result in order to achieve objectives/targets of the

3. The Company’s Risk Identification

The Risk Identification and Management Measures carried

follows:

a. Financial Risk

Financial risks comprise market risk, liquidity risk, credit

risk, and capital risk. The results of risk identification in

Angkasa Pura Airports, namely the fluctuation of the

inflation, investment in shares, investment in bonds,

collectability, have diverse risks and impacts. Therefore,

professional management is required in order to prevent

financial performance degradation.

In relation thereto, the management has always taken

risks and mitigations into careful account in order to avoid

or minimize losses to Angkasa Pura Airports. The effort

made is strictly overseeing the achievement of Angkasa

report evaluation as an early warning system.

b. Operational Risk

Operational Risks comprise, among others, HR risk,

productivity risk, technology risk, system risk, as well

as process risk, where the level of services given by the

as production and revenues of Angkasa Pura Airports,

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2452011 Annual Report

sasaran perusahaan adalah peningkatan kepuasan para

pelanggan jasa Bandar Udara. Upaya yang telah dilakukan

oleh Manajemen adalah meningkatkan keandalan dan

ketersediaan fasilitas dengan melakukan perbaikan dan

penambahan fasilitas yang ada di terminal Bandar Udara

seperti perluasan dan pembangunan terminal bandara

baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada

para pengguna jasa seperti konsesioner dan penumpang,

sehingga nantinya akan dapat meningkatkan produksi

dan pendapatan Angkasa Pura Airports.

Resiko kemungkinan terjadinya incident atau accident

penerbangan baik di udara maupun di darat terlihat

melalui tolok ukur jumlah kejadian Breakdown of

Separation (BOS) dan atau Breakdown of Coordination

(BOC). Upaya pencegahan dan memperkecil risiko

terjadinya incident dan accident dilakukan dengan

mematuhi ketentuan-ketentuan nasional dan

internasional, mempertahankan dan meningkatkan

kompetensi SDM dengan mengadakan berbagai diklat

dan pelatihan, serta perbaikan prosedur dan peningkatan

kualitas sumber daya manusia dengan pemberian license

dan rating bagi personil operasional bandara.

Setiap terjadi incident atau accident penerbangan segera

dilaporkan melalui sistem pelaporan yang ada untuk

kemudian dilakukan analisis agar diketahui penyebab dan

cara pencegahan kejadian serupa di waktu mendatang.

Untuk itu telah diidentifikasi perlu sistem pelaporan

yang cepat dan akurat sehingga dapat memberikan

hasil analisa yang lebih tepat.Upaya pencegahan

yang diterapkan pada satu lokasi dan terbukti berhasil

diinformasikan pada cabang lain melalui mekanisme

safety information sharing. Dengan Demikian setiap best

practice dapat diterapkan oleh lokasi lain sehingga dapat

meningkatkan keselamatan penerbangan.

Safety, Security, Services serta Compliance merupakan

salah satu sasaran penting perusahaan, oleh sebab itu

untuk mendalami risiko operasional yang mungkin terjadi

dan tata cara penyelesaian terbaik, maka dilaksanakan

safety review sebagai sarana berbagi pengalaman yang

dihadiri oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,

Angkasa Pura Airports, dan PT Angkasa Pura II (Persero),

reliability and availability through renovation and addition

to the facilities existing in Airport terminals such as the

expansion and construction of a new airport terminal to

increase the quality of services to service users such as

concessioners and passengers, so that later may increase

The potential risk of aviation incidents or accidents in the

air and on the ground can be seen through the number

of Breakdown of Separation (BOS) and or Breakdown of

Coordination (BOC) incidents. The efforts for preventing

and minimizing the risk of incidents and accidents

have been made by complying with the national and

international rules, maintaining and increasing Human

and trainings, as well as improving procedures and

rating for airport operational personnel.

Any aviation incident or accident has been immediately

reported through the existing reporting system for

further analysis to find out the cause and the method of

preventing similar incident in the future. Therefore, the

need for an prompt and accurate reporting system has

been identified so as to provide more accurate analysis

result. Any prevention effort applied in one location

and proven to be successful has been informed to

other branches through the safety information sharing

mechanism. Thereby, any best practice can be applied in

other locations to increase aviation safety.

Safety, Security, Services as well as Compliance is one

to have in-depth knowledge of potential operational

risks and the best solution procedures, safety review as

means for sharing experiences has been conducted,

attended by the Directorate General of Air Transportation,

Angkasa Pura Airports, and PT Angkasa Pura II (Persero).

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

246 Laporan Tahunan 2011

selain itu juga dilaksanakan safety meeting sebagai sarana

internal untuk berbagi pengalaman diantara seluruh

unit bisnis yang ada di Angkasa Pura Airports. Untuk

dapat terus mengikuti perkembangan yang ada, kedua

aktivitas tersebut direncanakan akan dilaksanakan secara

berkala minimal satu tahun sekali. Selanjutnya sebagai

pedoman, telah disusun Manual Sistem Manajemen

Keselamatan tingkat perusahaan yang sudah disetujui

oleh Direksi dan sedang dilakukan proses konsultasi dan

penandatanganan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan

Udara.

Di lingkungan usaha yang sangat dinamis, kelemahan

koordinasi dan kecepatan dalam pengambilan keputusan

merupakan salah satu akibat yang ditimbulkan oleh

adanya teknologi informasi, oleh sebab itu Angkasa Pura

Airports berupaya untuk terus memperbarui sistem-

sistem teknologi yang telah digunakan perusahaan

seperti Sistem Keuangan, Sistem Komersial, Sistem

Personalia dan lain-lain, salah satu upaya lain yang telah

dilakukan oleh perusahaan adalah merencanakan untuk

pelaksanaan implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP) yang akan menjembatani beberapa sistem yang

sudah ada untuk memberikan output yang lebih cepat

dan lebih akurat.

c. Risiko Strategis

Risiko dalam kerjasama pengelolaan SBU Warehousing,

pengelolaan parkir, konsesioner serta dengan adanya

wacana pemisahan Air Traffic Services (ATS) dari

pengelolaan manajemen Angkasa Pura Airports sesuai UU

No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, akan berpotensi

menurunkan kinerja keuangan Angkasa Pura Airports.

Manajemen berupaya untuk meminimalisir risiko-risiko

tersebut dengan melakukan analisa mendalam baik analisa

bisnis maupun analisa terhadap calon mitra usaha untuk

memberikan pelayanan dan pendapatan yang maksimal,

serta melakukan pengembangan usaha di bidang jasa

kebandarudaraan dan jasa penunjang lainnya, disamping

itu perusahaan merencanakan membentuk beberapa

anak perusahaan untuk membantu meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan dengan melakukan studi banding

dengan pengelola bisnis yang dianggap telah menuai

keberhasilan.

Moreover, safety meeting as internal means for sharing

experiences among all the business units existing in

Angkasa Pura Airports has been conducted. In order to

be able to continuously follow the existing development,

both the aforementioned activities have been planned

periodically at least once a year. Furthermore, as

guidelines, a company-level Safety Management System

Manual, approved by the Board of Directors and the

consultation and signing process of which has been done

by the Directorate General of Air Transportation, has been

prepared.

In a very dynamic business environment, weak

coordination and speed in decision-making is one of the

consequences of the existence of information technology.

Therefore, Angkasa Pura Airports has made efforts to

continuously renew the technology systems used by the

company such as Financial System, Commercial System,

Personnel System and others. One of the other efforts

made by the company was to plan the implementation

of Enterprise Resource Planning (ERP) that is to bridge

a number of existing systems to give more precise and

more accurate output.

c. Strategic Risks

Risks in cooperation in Warehousing SBU management,

parking management, concessioner as well as with the

existing discussion to separate Air Traffic Services (ATS)

with Law No. 1 Year 2009 regarding Aviation, shall have

performance. The management has made efforts to

minimize the aforementioned risks by conducting in-

depth analysis, both business analysis and analysis on

business partner candidates, to provide maximum

services and revenues, as well as by carrying out business

development in the field of airport services and other

supporting services. In addition thereto, the company

has planned to establish a number of subsidiaries to

and by carrying out comparative study with the business

managers considered having enjoying success.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

2472011 Annual Report

d. Risiko Eksternalitas

Risiko lingkungan yang teridentifikasi di Angkasa Pura

Airports adalah adanya gangguan keamanan serta

perilaku masyarakat di sekitar lokasi kerja Angkasa Pura

Airports yang kurang menyadari bahaya menerobos

batas-batas daerah tertutup di sekitar Bandar Udara.

Upaya yang dilakukan oleh manajemen adalah

meningkatkan kualitas sistem pengamanan bandar

udara, melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah

setempat dan aparat keamanan serta sosialisasi terhadap

masyarakat yang berada di lingkungan kerja Bandar

Udara mengenai pentingnya ditaati ketentuan tentang

Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP).

Selain itu pemaksimalan pelaksanaan program Corporate

Social Responsibility (CSR) yang dimiliki perusahaan untuk

turut serta membantu sosialisasi kepada masyarakat yang

ada disekitar Bandar Udara.

Isu wabah penyakit dan bencana alam dapat

menurunkan jumlah penumpang transportasi udara,

yang memberikan pengaruh terhadap produksi dan

pendapatan Angkasa Pura Airports. Upaya yang telah

dilakukan oleh Manajemen adalah mengoptimalkan

public relation Angkasa Pura Airports, memaksimalkan

program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki

perusahaan serta berkoodinasi dengan Pemerintah

Daerah.

e. Risiko Hukum

Risiko Hukum berupa kemungkinan adanya tuntutan

hukum dari pihak lain terhadap asset maupun aktifitas

Angkasa Pura Airports. Manajemen telah melakukan

upaya mitigasi terhadap proses bisnis dan kebijakan

yang diambil untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut

yaitu dengan memastikan semua aktifitas Angkasa Pura

Airports telah didasarkan pada ketentuan dan peraturan

yang berlaku, baik internal maupun eksternal. Disamping

itu juga dilakukan penyusunan draft kebijakan anti fraud

yang diharapkan dapat segera disetujui dan disahkan

oleh Direksi.

d. Risk Externalities

The environmental risks identified at Angkasa Pura

Airports are security interference as well as behavior of the

local communities within the work location of Angkasa

Pura Airports who are not quite aware of the danger of

breaking through closed areas around the Airport. The

efforts made by the management have been increasing

the airport security system quality, making coordination

with the local Government and the security apparatus,

environment how important it is to comply with the

provisions on Aviation Operation Safety Zone (KKOP), as

Corporate Social Responsibility (CSR) program in order

to participate in performing dissemination to the local

communities around the Airport.

The epidemic and natural disaster issues are potential of

decreasing the number of air transportation passengers,

and revenues. The efforts made by the Management

Responsibility (CSR) program as well as coordinating with

the Local Government.

e. Legal Risks

Legal Risks have been potential legal claims from third

The Management has taken mitigation efforts on the

adopted business process and policies to minimize

the aforementioned risks, namely by ensuring that all

the applicable rules and regulations, both internal and

external. Moreover, draft anti fraud policies have been

prepared and expected to be immediately approved and

ratified by the Board of Directors.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

248 Laporan Tahunan 2011

2492011 Annual Report

Kemakmuran masyarakat sekitar dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan sosial dan pendidikan. Dengan meningkatkan kualitas serta kesehatan Sumber Daya Manusianya kemakmuran bisa diwujudkan.

Sharing Innovation to Prospere

B E R B A G I I N O VA S I U N T U K K E S E J A H T E R A A N

Bringing prosperity to local communities through various social and educational activities that will improve health and quality of Human Resources

250 Laporan Tahunan 2011

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYTANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

2512011 Annual Report

Managing the BusinessProcess to Produce

an Overall Positive Impacton Society

Mangrove Untuk Anak Cucu

252 Laporan Tahunan 2011

Angkasa Pura Airports adalah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di sektor pelayanan publik. Bidang

usaha Perusahaan adalah pengelolaan kebandarudaraan

dan jasa navigasi penerbangan.

Sebagai entitas bisnis yang dikelola profesional, Perusahaan

dituntut untuk mampu menjalankan seluruh kegiatan

bisnis dan operasionalnya secara berkelanjutan. Karenanya

menjadi penting bagi Perusahaan untuk tidak semata-mata

mendapatkan keuntungan (profit), tetapi juga memberikan

perhatian kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat

(people) dan kelestarian lingkungan (planet).

Semua itu dilaksanakan melalui pemenuhan tanggung

jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility,

disingkat CSR), yang meliputi aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan. Melalui pelaksanaan CSR, Perusahaan berusaha

menjalin hubungan harmonis dengan segenap pemangku

kepentingan. Hal ini sejalan dengan strategic directions yang

dituangkan di dalam Buku Reposisi dan Restrukturisasi

yang diterbitkan Perusahaan, bahwa salah satu sasaran

keberadaan Angkasa Pura Airports adalah kontribusi

terhadap lingkungan.

Angkasa Pura Airports is a State-Owned Enterprise engaging

airport and flight navigation service management.

As a professionally-managed business entity, the Company

is expected able to run all its business and operational

activities continuously. Therefore, it is important for the

Company not only to gain profit, but also to give attention

(planet) conservation.

All of the foregoing have been carried out through the

fulfillment of the corporate social responsibility (abbreviated

as CSR), which includes the economic, social and

environmental aspects. Through the CSR implementation,

the Company has tried to build harmonious relationship with

all the stakeholders. This is in line with the strategic directions

set forth in the Book on Reposition and Restructuring issued

by the Company, where one of the targets of Angkasa Pura

Latar Belakang

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Background

2532011 Annual Report

dikelola Perusahaan, maka nilai kontribusi yang dibayarkan

ke pemerintah daerah juga terus bertambah.

Melalui pembayaran pajak daerah dan retribusi, maka secara

tidak langsung Perusahaan juga telah berpartisipasi dalam

pembiayaan kegiatan pembangunan di setiap daerah.

Rekapitulasi Pembayaran Pajak Daerah,

Tahun 2011 dan Tahun 2010

Recapitulation of Local Tax Payments,

Year 2011 and Year 2010

(dalam jutaan rupiah) (in million of rupiah)

Aspek Ekonomi | Economic Aspects

Keberadaan 13 (tiga belas) bandar udara yang dikelola

Angkasa Pura Airports, secara langsung maupun tidak

langsung memberikan manfaat terhadap perekonomian

daerah dan masyarakat setempat. Manfaat secara langsung,

antara lain diwujudkan melalui:

Pembayaran pajak maupun retribusi yang menjadi

bagian dari pendapatan asli daerah (PAD).

Rekrutmen masyarakat setempat sebagai pekerja,

sehingga mengurangi tingkat pengangguran di

daerah masing-masing.

Pembangunan infrastruktur yang ditujukan untuk

perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan.

1. Pajak Daerah dan Retribusi

Setiap tahun masing-masing bandar udara membayarkan

pajak-pajak daerah seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

dan retribusi di antaranya retribusi parkir. Sejalan dengan

peningkatan kegiatan operasional setiap bandara yang

The existence of 13 (thirteen) airports managed by Angkasa

Pura Airports, both directly and indirectly, has given benefits

to the local economy and local community. The direct

benefits can be actualized, among others, through:

The payment of taxes and levies that are part of the

original regional revenues.

The recruitment of the local people as workers, so as

to lower the unemployment level in their respective

regions.

The construction of infrastructures aimed at improving

the quality of life and welfare.

1. Local Taxes and Retribution

Each year, every airport shall pay local taxes such as Land

and Building Tax and levies such as, among others, parking

retribution. In line with the increasing operational activities

of every airport managed by the Company, the contribution

value paid to the local government also continues to

increase.

Through the payment of local taxes and levies, the Company

has indirectly participated in financing development

activities in every region.

Cabang

Tahun 2011 / Year 2011 Tahun 2010 / Year 2010Branch

PBB / Land & Building Tax Retribusi / Levy Jumlah / Total PBB / Land &

Building Tax Retribusi / Levy Jumlah / Total

Kantor Pusat - DKI Jakarta 3.661 261 3.922 1.298 107 1.406 Head Office – DKI Jakarta

Ngurah Rai - Denpasar 7.755 7.248 15.003 7.077 7.614 14.692 Ngurah Rai - Denpasar

Juanda - Surabaya 6.919 5.584 12.504 6.592 3.381 9.973 Juanda - Surabaya

Sultan Hasanuddin - Makassar 2.934 3.858 6.792 3.121 1.700 4.822 Sultan Hasanuddin - Makassar

Sepinggan - Balikpapan 3.641 2.195 5.836 3.633 1.718 5.351 Sepinggan - Balikpapan

Frans Kaisiepo - Biak 714 23 736 714 36 750 Frans Kaisiepo - Biak

Sam Ratulangi - Manado 1.432 661 2.094 1.431 59 1.491 Sam Ratulangi - Manado

Adisutjipto - Jogjakarta 1.050 78 1.128 1.048 45 1.093 Adisutjipto - Jogjakarta

Adisumarmo - Solo 644 22 667 642 22 664 Adisumarmo - Solo

Syamsuddin Noor - Banjarmasin 1.841 507 2.348 1.672 419 2.091 Syamsuddin Noor - Banjarmasin

Ahmad Yani - Semarang 1.148 26 1.174 1.153 24 1.178 Ahmad Yani - Semarang

Selaparang - Lombok 617 32 649 615 61 675 Selaparang - Lombok

Pattimura - Ambon 816 108 925 816 43 859 Pattimura - Ambon

El Tari - Kupang 694 95 789 674 16 690 El Tari - Kupang

JUMLAH 33.868 20.699 54.567 30.487 15.246 45.733 TOTAL

254 Laporan Tahunan 2011

2. Keutamaan Pemasok Lokal

Kontribusi terhadap perekonomian di masing-masing

daerah yang menjadi lokasi keberadaan bandar udara, juga

diwujudkan Perusahaan melalui penyertaan perusahaan-

perusahaan lokal sebagai pemasok. Baik untuk pengadaan

barang maupun pelayanan jasa.

Angkasa Pura Airports telah memiliki kebijakan yang

dituangkan dalam Keputusan Direksi Nomor : 110/

PL.02/2008, untuk mengutamakan pemasok lokal dengan

tetap memperhatikan kualitas dan material produk tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh SIGMA

Research mengungkapkan hasil temuan awal Indeks

Kepuasan Supplier di 9 (sembilan) lokasi operasi perusahaan

yang mengukur tingkat kepuasan supplier/vendor atas

pelaksanaan proses pengadaan dan pemborongan barang

/ jasa dengan satuan skala likert diperoleh hasil sebagai

berikut :

3. Keutamaan Pekerja Lokal

Dalam proses penerimaan tenaga kerja, Angkasa Pura

Airports tetap memberikan kesempatan kepada masyarakat

di sekitar lokasi bandar udara untuk dapat bekerja di bandar

udara yang dikelola Perusahaan sesuai dengan Keputusan

Direksi Nomor : 163/KP.00.8/1991 tanggal 25 April 1991.

NO Lokasi Kantor

Indeks Survey Kepuasan Supplier

(Supplier Satisfaction Survey Index)Office Location

2011 2010

1. Manado 4.46 4.08 Manado

2. Makassar 4.40 4.14 Makassar

3. Balikpapan 4.29 4.02 Balikpapan

4. Semarang 4.28 TA Semarang

5. Denpasar 4.26 4.01 Denpasar

6. Yogyakarta 4.21 3.91 Yogyakarta

7. Surabaya 4.20 4.00 Surabaya

8. Jakarta 4.10 4.07 Jakarta

9. Banjarmasin 4.03 TA Banjarmasin

TOTAL 4.06 4.25 TOTAL

Indeks Survey Kepuasan Supplier Tahun 2011 dan 2010 Supplier Satisfaction Survey Index in 2011 and 2010

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2. Local Supplier Priority

Contribution towards the economy in each region where an

airport is located has also been actualized by the Company

through the participation of local companies as suppliers,

both in goods procurement and services provision.

Angkasa Pura Airports has had a policy set forth in the

Decision of the Board of Directors Number: 110/PL.02/2008,

to prioritize local suppliers by consistently giving attention to

the quality and material of the relevant product.

The research conducted by SIGMA Research revealed

an early finding of Supplier Satisfaction Index in 9 (nine)

operation locations of the company, measuring suppliers/

services procurement and contracting processes with the

likert scaling unit. The result obtained is as follows:

3. Local Worker Superiority

In the work force recruitment process, Angkasa Pura Airports

continues to give opportunity to the local communities

managed by the Company in accordance with the Decision

of the Board of Directors Number: 163/KP.00.8/1991 dated

2552011 Annual Report

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Namun demikian menimbang sifat pekerjaan yang berkaitan

dengan keselamatan penerbangan, Perusahaan melakukan

seleksi ketat terhadap calon tenaga kerja Bandar Udara.

Secara terbatas Perusahaan memberikan kewenangan

kepada manajemen masing-masing bandar udara, untuk

melakukan rekrutmen tenaga kerja terutama yang bersifat

untuk dukungan operasional lapangan. Di antaranya

adalah tenaga pengamanan (aviation security), seperti

yang dilaksanakan di Bandara Internasional Lombok, Nusa

Tenggara Barat. Tentu saja dalam pelaksanaan rekrutmen,

tetap harus memperhatikan kebijakan penerimaan pegawai

secara umum, proses seleksi dan monitoring tetap dijalankan

oleh Kantor Pusat.

Adapun untuk proses rekrutmen terhadap tenaga kerja

berkeahlian, dengan latar belakang pendidikan Sarjana

(S1) dan Diploma (D III), dilakukan sepenuhnya oleh

Kantor Pusat di Jakarta. Sesuai dengan prinsip-prinsip

tata kelola perusahaan yang baik, proses penerimaan

pegawai dilaksanakan secara terbuka dan sejak pendaftaran

penerimaan telah dipublikasikan secara nasional.

25252525225552525555552255525222555255522255252525255255552555555552552555525552552555555555555555555552012020201201202012012010000101222022012000000 1 A1 A1 A1 A1 AA1 A1 A1 A11 AAAAAAA1 AAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAnnnnnnnnunnunnunnununnuuuuunnnnnnnuuunnnnunnuuuuunnn uunnnunnuuuunnn uuunnnuuun uunn uuuunnnuuuuuuunuuun uuuuuuual al aaalaall RepRepRepRepRepRepRepRepReReeRepRepRepRepRepRepRReRepR pepepRReReepReRepeRRRReR porortoortortortorttortorttortorttoorttrtrttortto torttttorrrttttrtrtttto toro t

(S1) dan Diploma (D III), dilakukan sepenuhnya oleh

Kantor Pusat di Jakarta. Sesuai dengan prinsip-prinsip

tata kelola perusahaan yang baik, proses penerimaan

pegawai dilaksanakan secara terbuka dan sejak pendaftaran

penerimaan telah dipublikasikan secara nasional.

April 25, 1991. However, considering the nature of work that

is related to aviation safety, the Company has conducted

strict selection on the Airport work force candidates.

The Company has given limited authority to the management

of each airport to carry out work force recruitment especially

for supporting field operations. Among others are aviation

security personnel as carried out in the Lombok International

Airport, West Nusa Tenggara. Without fail, in carrying out the

recruitment, the Company must consistently observe the

employee recruitment policies in general. Selection process

and monitoring have been consistently carried out by the

Head Office.

The process of recruitment of skilled work force, with

Bachelor Degree (S1) and Diploma Degree (D3) educational

backgrounds, conducted entirely by the Head Office in

Jakarta. In accordance with the principles of good corporate

governance, hiring processes carried out in an open and

since registration acceptance has been published nationally.

256 Laporan Tahunan 2011

Kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi masing-

masing bandar udara, juga dilaksanakan melalui kebijakan

Perusahaan yang mengharuskan mitra kerja maupun

perusahaan pemasok lokal untuk menggunakan tenaga

kerja lokal. Melalui kebijakan ini maka jumlah masyarakat

lokal di sekitar bandar udara yang bisa merasakan manfaat

langsung dengan menjadi tenaga kerja di masing-masing

bandar udara, juga bertambah banyak.

Dengan menjadi tenaga kerja baik di bandar udara

yang dikelola oleh Angkasa Pura Airports maupun pada

perusahaan mitra kerja dan pemasok, maka warga setempat

memperoleh imbal jasa pekerjaan atau upah. Selanjutnya

upah yang didapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga kesejahteraan

mereka menjadi lebih baik.

Khusus untuk tenaga kerja di Angkasa Pura Airports,

pemberian imbal jasa pekerjaan didasarkan pada sistem

remunerasi yang berlaku sesuai dengan Keputusan Direksi

Nomor:100/KP.10.01/2010 tanggal 25 Nopember 2010

dan akan diperbaharui pada tahun 2012, dengan tetap

mempertimbangkan besaran upah minimum provinsi

(UMP) yang ditetapkan Dewan Pengupahan setempat.

Adapun besaran upah yang diterima karyawan Perusahaan

pada golongan terendah, baik di kantor pusat maupun

yang bertugas di bandar udara, masih lebih besar dibanding

dengan UMP 2011 yang ditetapkan Dewan Pengupahan

setempat.

Angkasa Pura Airports juga mewajibkan perusahaan

penyedia tenaga kerja alihdaya (outsourcing) di lingkungan

Perusahaan, untuk memberlakukan hal yang sama kepada

para karyawannya. Dengan demikian dapat dipastikan,

besaran upah yang diterima oleh mereka selama tahun

2011, minimal telah sama dengan UMP yang ditetapkan

Dewan Pengupahan setempat.

Besaran upah yang diterima oleh tenaga alihdaya yang bekerja

di Angkasa Pura Airports besarnya bervariasi tergantung dari

tingkat pendidikan dan keahlian masing-masing pekerja dan

rata-rata diatas UMP sebesar Rp1.481.667,-.

Work opportunities for the local communities around

supplier companies to use local work force. Through this

location that may enjoy direct benefits by becoming a work

force in an airport has also been increasing.

By becoming a work force in an airport managed by Angkasa

Pura Airports and a working partner company and supplier,

the local communities have received work compensations

or salaries. Furthermore, the salaries received have been

utilized to fulfill their daily needs, so that their welfare has

been improving.

Specifically for work force at Angkasa Pura Airports, the

granting of work compensations has been based upon the

applicable remuneration system in accordance with the

Decision of the Board of Directors Number 100/KP.10.01/2010

dated November 25, 2010 and shall be renewed in 2012, by

consistently considering the amount of provincial minimum

wage stipulated by the local Remuneration Board. The

at the lowest class, both at the head office and assigned at an

airport, are still higher if compared to the provincial minimum

wage of 2011 stipulated by the Local Remuneration Board.

Angkasa Pura Airports also requires the outsourcing

companies within the Company to apply the same to their

employees. Thereby, it can be assured that the amount of

salaries received by them during 2011, have been at least

the same as the provincial minimum wage stipulated by the

local Remuneration Board.

The amount of salaries received by outsource workers

working at Angkasa Pura Airports vary depending on the

education levels and skills of the respective workers and

are averagely above the provincial minimum wage of Rp.

1,481,667.-

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2572011 Annual Report

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

4. Pembangunan Sarana/Prasarana Umum

Manfaat lainnya yang bisa dirasakan masyarakat dari

keberadaan bandar udara yang dikelola Perusahaan, adalah

pelaksanaan pembangunan infrastruktur maupun sarana

dan prasarana umum yang diperuntukkan bagi masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dijalankan melalui

Program Bina Lingkungan.

Pada tahun 2011 kegiatan pengembangan prasarana dan

sarana umum telah menggunakan dana sebesar Rp3,34

miliar. Dana tersebut antara lain digunakan untuk:

a. Pembangunan dan pembuatan saluran irigasi

sepanjang 500m2, di Dusun Pallisi, Desa Tellumpoccoe,

Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan;

b. Pengerasan jalan dengan aspal sepanjang 2.200m2

di Desa Betro, Kec. Sedati, Kab. Sidoarjo, Propinsi Jawa

Timur;

4. The Construction of Public Facilities/

Infrastructures

Another benefit that can be enjoyed by the communities from

the existence of an airport managed by the Company has

been the construction of public facilities and infrastructures

allocated for the communities. In the implementation, this

activity has been carried out through the Environment

Development Program.

In 2011, public infrastructure and facility development

activity has consumed funds as much as Rp. 3.34 billion.

Such funds have been used, among others, for:

a. The building and construction of irrigation channel as

long as 500 m2 in Pallisi Hamlet, Tellumpoccoe Village,

Maros Regency, South Sulawesi Province;

b. Road paving using asphalt as long as 2,200m2 in Betro

Village, Sedati District, Sidoarjo Regency, East Java

Province;

258 Laporan Tahunan 2011

c. Pavingisasi jalan desa sepanjang 1.067m x 4m di Desa

Bontomatene, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi

Selatan;

d. Pembuatan fasilitas mandi, cuci dan kakus, dan sarana

prasarana umum lainnya.

Selain pembangunan sarana dan prasarana umum,

Perusahaan juga memberikan bantuan untuk pembangunan

dan perbaikan sarana ibadah. Total biaya yang disediakan

untuk kegiatan ini mencapai Rp2,62 miliar dan digunakan

untuk berbagai bentuk perbaikan maupun pembangunan

sarana ibadah di seluruh wilayah kerja bandar udara yang

dikelola Perusahaan.

c. Village road paving as long as 1,067m x 4 m in

Bontomatene Village, Maros Regency, South Sulawesi

Province;

d. The construction of bath, washing and closet facilities,

as well as other public facilities and infrastructures.

Besides constructing public facilities and infrastructures,

the Company has also given aid for the construction and

renovation of worship facilities. The total funds provided

for this activity reached Rp. 2.62 billion and have been

used for various forms of renovation and construction

of worship facilities throughout the working areas of

the airports managed by the Company.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2592011 Annual Report

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

5. Pengaruh Ekonomi Tidak Langsung

Selain manfaat langsung, keberadaan bandar udara yang

dikelola Angkasa Pura I juga membawa manfaat tidak langsung

bagi masyarakat sekitar. Manfaat tersebut diwujudkan

Perusahaan melalui pelaksanaan Program Kemitraan yang

dilaksanakan oleh masing-masing bandar udara.

Program Kemitraan

Program Kemitraan adalah program pemberdayaan dan

peningkatan ekonomi masyarakat, melalui pemberian

pinjaman kemitraan untuk modal kerja dan investasi. Selain

itu melalui Program Kemitraan, Perusahaan juga memberikan

bantuan pembinaan berupa bantuan pelatihan manajemen

usaha, bantuan pemasaran (promosi/pameran) dan lain-lain.

Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi

usaha kecil yang dijalankan masyarakat, sehingga menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri. Melalui program ini maka

setiap usaha kecil yang telah berkembang diharapkan juga

bisa menyerap tenaga kerja dari masyarkaat lokal, sehingga

mereka mendapatkan penghasilan. Dengan demikian

masyarakat sekitar yang tidak bisa bekerja di lingkungan

bandar udara, tetap bisa merasakan manfaat dari kehadiran

bandara-bandara yang dikelola Perusahaan.

Pinjaman kemitraan kepada usaha kecil yang diberikan

Perusahaan sifatnya non-komersial. Mekanisme

penyalurannya dilakukan berdasarkan evaluasi atas

persyaratan serta angsuran yang disesuaikan dengan

kemampuan usaha. Besaran Dana Program Kemitraan yang

disalurkan untuk kegiatan Program Kemitraan selama 3 (tiga)

tahun terakhir adalah sebagai berikut :

5. Indirect Economic Impact

Besides direct benefits, the existence of an airport managed

by Angkasa Pura I has also given indirect benefits to the local

communities. Such benefits have been actualized by the

Company through the Partnership Program implementation

by each airport.

Partnership Program

Partnership Program is a public economy empowerment and

improvement program, through the granting of partnership

loan for work capital and investment. In addition thereto,

through the Partnership Program, the Company has also

given development assistance in the form of assistance in

business management training, marketing (advertisement/

exhibition) assistance and others.

This Program is also aimed at increasing the competency

of small-scale enterprises run by the communities, so as

to become strong and independent enterprises. Through

this program, any small-scale enterprise that has been

developing is also expected to absorb work force from the

local communities, so as to give them income. Thereby, the

local communities that cannot work in an airport can still

enjoy the benefits of the existence of the airports managed

by the Company.

Partnership loan to small-scale enterprises given by the

Company is non-commercial. Its channeling mechanism is

based upon evaluation on the requirements as well as the

The amounts of Partnership Program Funds channeled for

the Partnership Program activity for the past 3 (three) years

are as follows:

No Tahun Dana Tersediafunds Available

Dana Tersalurkanfunds channeled

PersentasePercentage Year

1. 2009 25.010 23.839 95,32% 2009

2. 2010 30.657 29.257 95,43% 2010

3. 2011 26.282 25.107 95,53% 2011

Besaran Dana Program Kemitraan

Tahun 2009 - 2011

Amounts of Partnership Program Funds

Years 2009-2011

(dalam jutaan rupiah) (in million of rupiah)

260 Laporan Tahunan 2011222222222226666666666666666222222222226266626266262626266666662222222226222266666266666622222226626666666622222262662666266666626222222666662666666626222222226626262666666662226666662662622262666666662662622262626262666666662666226666662666626262626222626666626666662222266666266626222226266666666262622222222662662222226666666662622626222226666662666626622626262226666666622226262226266666662262222226666666666626222666666666666666222266666666662666666666662222266666666666622266666666666666660000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 LapLapLapLLLLLLLLapapapapapapapLapLapLapLLapLLLLLapappLapLLapLLapappLappLappLLLLLLLL pLapLapapapLapLLappLapLaaaLappaaaaaaaaaaapaaaaaaapapppLLaaapaaaaapapppLLLaaaaaLapLapL pppaapLappLapLaaapappLLLaaapLappLLLaaLappL ppppL ppppppaapapLapppppL ppppLapLappppppppporaoraooooooooroorarroraooooraororaooraarooooooraoooorooooroooraooroooraao aoo n n n TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTn TTTTTn nn TTTTTTTn TTTTTTTTTTTTTTTTTTnn TTnn TTTTn TTTTnnnn TTTTTTTTTn TTTTTTTTn TTTTn TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTnn TTTTTTTnn TTTTTTTTTTTTTTaahuhuhhhhhhhuhuhuhhahaahahhahhhhaaahahaahahaha nannannannanannnnnnnnnana 2020 20 202020202020202020 20 202020 2020 2022 202220200000202000011111111111111111111111111111111111

No Tahun Mitra BinaanDeveloped Partners

AkumulasiAccumulation Year

1. 2009 639 8.091 2009

2. 2010 749 8.840 2010

3. 2011 1.239 10.079 2011

Jumlah Mitra Binaan Penerima Dana Program

Kemitraan Tahun 2009-2011

The Number of Developed Partners Receiving

Partnership Program Funds Years 2009-2011

Pada tahun 2011 jumlah

usaha kecil yang menerima

pinjaman kemitraan adalah

sebanyak 1.239 mitra

binaan, meningkat 165,44%

dibandingkan dengan mitra

binaan pada tahun 2010.

Mereka tersebar dalam

berbagai sektor usaha.

Peningkatan ini terjadi karena

strategi penyaluran pinjaman

yang dilaksanakan bekerja

sama dengan BUMN lain, guna memperbanyak kesempatan

kepada UMK untuk mendapatkan pinjaman kemitraan.

In 2011, the number of

small-scale enterprises

receiving partnership loan

is 1,239 developed partners,

increasing 165.44% if

compared to the number

of developed partners in

2010. They are spread in

various business sectors. This

increase occurs due to the

loan channeling strategies

implemented in cooperation

with other State-Owned Enterprises for the purpose of

increasing opportunities for Small and Medium-Scale

Enterprises to receive partnership loan.

(dalam jutaan rupiah) (in million of rupiah)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2612011 Annual Report

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Penyaluran Pinjaman Tahun 2011 Berdasarkan Sektor Usaha

37.83 % / Perdagangan | Trade

22.86 % / Pertanian | Agriculture

20.44 % / Industri | Industry

0.13 % / Lainnya | Miscellaneous

16.78 % / Jasa | Services

0.20 % / Perikanan | Fishery 0.22 % / Perkebunan | Plantation

1.53 % / Peternakan | Animal Husbandry

Partnership Loan Channeling Years 2009-2011

by Sector

Penyaluran Pinjaman Kemitraan Tahun 2009 sampai

dengan 2011 Berdasarkan Sektor Usaha

(dalam jutaan rupiah) (in million of rupiah)

Loan Channeling Year 2011 by Business Sector

NoSektor Usaha

Mitra Binaan

2011 2010 2009Developed

Partner’s

Business SectorJumlah Mitra

Number of Partner (Unit)

Nilai Pinjaman

Amount of Loan

Jumlah Mitra

Number of Partner (Unit)

Nilai Pinjaman

Amount of Loan

Jumlah Mitra

Number of Partner (Unit)

Nilai Pinjaman

Amount of Loan

1. Industri 145 4.550 214 7.440 154 5.009 Industry

2. Perdagangan 292 8.423 389 12.863 319 9.595 Trade

3. Pertanian 671 5.090 4 85 13 205 Agriculture

4. Peternakan 12 340 13 425 8 385 Animal husbandry

5. Perkebunan 2 50 5 220 3 130 Plantation

6. Perikanan 2 45 5 220 7 165 Fishery

7. Jasa 114 3.735 117 3.785 132 4.225 Services

8. Lainnya 1 30 2 200 3 165 Miscellaneous

Jumlah 1.239 22.263 749 25.238 639 19.879   TOTAL

262 Laporan Tahunan 2011

Partnership Loan Channeling Years 2009-2011

by AreaPenyaluran Pinjaman Kemitraan Tahun 2009 - 2011

Berdasarkan Wilayah

Kegiatan penyaluran pinjaman kemitraan sudah dijalankan

Angkasa Pura Airports sejak tahun 1992, baik oleh Kantor

Pusat dan kantor cabang di seluruh Indonesia. Total total

pinjaman kemitraan yang telah disalurkan sebesar Rp 213,1

miliar yang diberikan kepada 10.079 mitra binaan. Adapun

penyaluran pinjaman Kemitraan per wilayah dapat disajikan

sebagai berikut:

Pembinaan terhadap mitra binaan dilakukan dalam bentuk

hibah pendampingan (knowledge capital). Program pendidikan

dan pelatihan yang diberikan kepada mitra binaan dilaksanakan

bekerjasama dengan perguruan tinggi, maupun lembaga lain

yang memiliki kompetensi dalam mengembangkan ilmu

kewirausahaan dan motivasi berwirausaha.

Partnership loan channeling activity has been carried out by

Angkasa Pura Airports as of 1992, both by the Head Office and

branch offices throughout Indonesia. The total partnership

loan that has been channeled is Rp. 213.1 billion given to

10,079 developed partners. Partnership loan channeling per

area can be presented as follows:

The development of the developed partners has been

conducted in the form of knowledge capital. The education

and training program given to developed partners has

been conducted in cooperation with universities and other

institutions with competency to develop entrepreneurship

knowledge and motivation.

in million rupiahdalam jutaan rupiah

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

No Provinsi/Wilayah

Tahun 2011 Tahun 2010 Tahun 2009

Province / TerritoryJumlah Mitra

Number of Partner (Unit)

Nilai Pinjaman

Amount of Loan

Jumlah Mitra

Number of Partner (Unit)

Nilai Pinjaman

Amount of Loan

Jumlah Mitra

Number of Partner (Unit)

Nilai Pinjaman

Amount of Loan

1 DKI Jakarta 669 5.000 12 660 8 410 DKI Jakarta

2 Bali 48 2.090 66 2.710 72 2.538 Bali

3 Jawa Timur 93 2.765 104 3.500 81 2.508 Jawa Timur

4 Sulawesi Selatan 63 1.940 88 2.740 67 2.580 Sulawesi Selatan

5 Kalimantan Timur 44 1.510 52 2.050 55 1.810 Kalimantan Timur

6 Papua 13 430 30 613 24 499 Papua

7 Sulawesi Utara 23 953 24 1.010 40 1.100 Sulawesi Utara

8 Yogyakarta 73 2.145 71 2.415 45 1.840 Yogyakarta

9 Jawa Tengah (Solo) 34 920 48 1.525 35 915 Jawa Tengah (Solo)

10 Kalimantan Selatan 41 1.200 69 2.100 68 1.685 Kalimantan Selatan

11 Jawa Tengah

(Semarang)

29 950 61 1.850 38 1.057 Jawa Tengah (Sema-

rang)

12 Nusa Tenggara

Barat

45 1.175 60 2.350 48 1.557 Nusa Tenggara Barat

13 Maluku - - 7 180 8 125 Maluku

14 Nusa Tenggara

Timur

64 1.185 57 1.535 50 1.255 Nusa Tenggara Timur

Total 1.239 22.263 749 25.238 639 19.879

2632011 Annual Report

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

The Company has also given development assistance in

the form of advertisement and marketing, by engaging the

developed partners in various national and international

exhibition activities. The national-scale exhibition activities

participated by the developed partner during 2011 were,

among others, Inacraft and Mutumanikam Nusantara.

The exhibitions abroad participated by the developed

partners were Indonesian Product Exhibition in Jordan,

Indonesian Fair in Den Haag and Moslem World Biz in Kuala

Lumpur. The participation of the developed partners in those

exhibition activities gives them opportunity to advertise

their prime products, so as to be widely known among the

Indonesian and International communities.

Besides participating in

exhibition activities, Angkasa

Pura Airports has also given

assistance in advertising the

by opening display spaces in

the airports managed by the

Company. Those display spaces

can be used for the developed

exhibition activities..partners.

Perusahaan juga memberikan bantuan pembinaan berupa

promosi dan pemasaran, dengan mengikutsertakan mitra

binaan dalam berbagai kegiatan pameran di dalam dan luar

negeri. Kegiatan pameran berskala nasional yang diikuti

mitra binaan selama tahun 2011 antara lain Inacraft dan

Mutumanikam Nusantara.

Sedangkan pameran di luar negeri yang diikuti mitra binaan

adalah Indonesia Product Exhibition di Yordania, Pasar Malam

Indonesia di Den Haag serta Moslem World Biz di Kuala

Lumpur. Keikutsertaan mitra binaan pada kegiatan pameran–

pameran tersebut memberikan kesempatan mereka untuk

mempromosikan produk-produk unggulannya, sehingga

lebih dikenal luas masyarakat Indonesia dan internasional.

Selain mengikuti kegiatan

pameran-pameran, Angkasa

Pura Airports juga membantu

promosi produk mitra binaan

dengan membuka ruang

pamer di bandara-bandara

yang dikelola Perusahaan.

Ruang pamer tersebut dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan

promosi maupun eksebisi

mitra binaan.

264 Laporan Tahunan 2011

Apprentice and comparative study activities for the

developed partners have also been carried out by the

Company. Through these activities, the developed partners

can exchange experiences in running their businesses,

bring out new ideas to be developed as well as increase

knowledge, which at the end shall enhance their businesses.

The knowledge capital funds channeled by Angkasa Pura

to the year 2011 have reached Rp. 38.07 billion. Whereas for the

year 2011, the amount of funds channeled reached Rp. 2.84

billion, and for the year 2010, the amount reached Rp. 4.01 billion.

Kegiatan pemagangan dan studi banding untuk para mitra

binaan, juga dilakukan Perusahaan. Melalui kegiatan ini

mitra binaan dapat saling menukar pengalaman dalam

menjalankan usahanya, menumbuhkan ide-ide baru untuk

dikembangkan serta menambah pengetahuan, yang pada

akhirnya akan meningkatkan usaha mereka.

Dana hibah pendampingan yang disalurkan oleh Angkasa

Pura Airports untuk kegiatan pembinaan mitra binaan sampai

dengan tahun 2011 sebesar Rp. 38,07miliar. Sedangkan

untuk tahun 2011 jumlah dana yang disalurkan sebesar Rp.

2,84 miliar, dan tahun 2010 sebesar Rp. 4,01 miliar.

Penyaluran Hibah Pembinaan Mitra Binaan

Tahun 2009 sampai dengan 2011 Years 2009-2011

No Jenis PembinaanHibah Pembinaan | Knowledge Capital

Type of Development

2011 2010 2009

1 Pendidikan/Pelatihan 967 751 568 Education / Training

2 Pemagangan 32 59 36 apprenticeship

3Promosi, Pameran & Pemasaran

Lainnya 1.845 3.209 3.357

Advertisement, Exhibition & Other

Kinds of Marketing

Total 2.844 4.019 3.961 TOTAL

Kegiatan pemberian pinjaman kemitraan dan pendampingan

melalui Program Kemitraan dilakukan sebagai bentuk

komitmen Perusahaan, untuk mengantarkan usaha kecil ke

tahap selanjutnya. Diharapkan nantinya usaha kecil yang

dibantu dan dibina bisa menjadi pelaku usaha yang tangguh,

mandiri dan berkualifikasi untuk memperoleh pinjaman dari

lembaga keuangan (bankable).

Angkasa Pura Airports terus melakukan berbagai evaluasi

dan penyempurnaan strategi, atas pelaksanaan Program

Kemitraan. Melalui langkah ini, diharapkan menciptakan

kondisi yang saling menguntungkan bagi Perusahaan dan

mitra binaannya. Salah satunya adalah memperbaiki tingkat

pengembalian pinjaman, serta meningkatkan skala usaha

secara terprogram dan terukur.

Partnership loan granting and assistance activities through

the Partnership Program have been carried out as a form of

to the next stage. Later, the assisted and developed

small-scale enterprises are expected to become strong,

independent and bankable business actors.

Angkasa Pura Airports continues to carry out various

evaluations on and improvements of strategies for the

Partnership Program implementation. This measure is

expected to create mutually beneficial condition for the

Company and its developed partners. One of them is to

increase the rate of loan return, as well as to increase business

scale in a programmed and measured manner.

(dalam jutaan rupiah) (in million of rupiah)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2652011 Annual Report

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Realisasi Dana Kemitraan tahun 2011 Partnership Fund Realization year 2011

UraianRealisasi 2011 |

2011 Realization

Realisasi 2010 |

2010 Realization

Deviasi (%) |

Deviation (%)Description

1 2 3 4 1

A. DANA TERSEDIA A. FUNDS AVAILABLE

Saldo Awal 1.417 1.037 36,66 Initial Balance

Alokasi Penyisihan Laba 4.437 10.784 (58,85) Profit Allocation

Pengembalian Pokok Pinjaman 19.979 17.719 12,75 Loan Principal Repayment

Subtotal 25.833 29.541 (12,55) Subtotal

Pendapatan 3.380 3.220 4,98 revenues

Biaya Operasional (2.932) (2.104) 39,37 Operating Costs

Jumlah A 26.282 30.657 (14,27) TOTAL A

B. PENGGUNAAN DANA B. FUND APPROPRIATION

Pinjaman dan Pembinaan Loan and Development

a. Pinjaman 22.263 25.238 (11,79) a. loan

b. Pembinaan 2.844 4.019 (29,24) b. development

Jumlah B 25.107 29.257 (14,19) TOTAL B

C. BEBAN HUTANG LAIN-LAIN (303) (17) 1.656,48 C. MISCELLANEOUS DEBT EXPENSES

SALDO AKHIR (A-B-C) 1.478 1.417 4,27 FINAL BALANCE (A-B-C)

% EFEKTIVITAS PENYALURAN 95,53% 95,43% 100% CHANNELLING EFFECTIVENESS %

(dalam jutaan rupiah) (in million of rupiah)

262222626266666666226262626666222266666266666226622622266622662662226222 5555555555555555555555555555555555555555555555555220202012012010120120100101112220122011111 AAAAAA1111 AAAAA11 AA11 AAA111111 AAAAA11111 AAA11111 A1111 A AA1111 AA111 A11 AAnnnnnnnnnunuunnnnnnunnnnnnunn unnnn aaaallaaalll alal al RReRRRRReReReRepppepepRReRRRRRR pRRRRRRReeReeeeRRRRReReeeepReRReeeeeReeeeReeReRRReeeeRReeeepooorrtttttooorrtooortrtoortoooorr

266 Laporan Tahunan 2011

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Angkasa Pura Airports berkomitmen terhadap pelaksanaan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Pemenuhan

pelaksanaan K3 ditujukan untuk:

Menciptakan perlindungan atas keselamatan karyawan

dan pekerja lainnya serta setiap orang yang berada

pada tempat kerja Perusahaan;

Menunjang terpeliharanya derajat kesehatan, ketahanan

fisik, daya kerja, kenyamanan kerja, keselamatan kerja,

produktivitas kerja dan efisiensi;

Tercapainya keseimbangan antara program

pencegahan dan penyembuhan serta memberikan

motivasi karyawan agasr melaksanakan upaya K3 secara

mandiri dengan menekankan upaya-upaya preventif.

a. Program Bina Lingkungan

Komitmen Perusahaan dalam pemenuhan aspek sosial

terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial adalah

keterlibatan dalam upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat, terutama masyarakat di sekitar lokasi bandara

Angkasa Pura Airports.

Hal tersebut diwujudkan Perusahaan dalam bentuk

pelaksanaan Program Bina Lingkungan, yakni program

pemberdayaan kondisi sosial masyarakat dan peningkatan

kualitas hidup. Pelaksanaan program ini meliputi pemberian

bantuan yang terdiri atas:

1. Bantuan kepada korban bencana alam;

2. Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan;

3. Bantuan peningkatan kesehatan masyarakat;

4. Bantuan pengembangan prasarana dan sarana

umum;

5. Bantuan sarana ibadah;

6. Pelestarian alam.

Pelaksanaan Program Bina Lingkungan sudah dijalankan

Perusahaan sejak tahun 2000. Kegiatan yang dilaksanakan dalam

kurun waktu tersebut mencakup kegiatan-kegiatan yang dapat

dikategorikan dalam program strategis dan program responsif

dalam bentuk pemberian bantuan yang sifatnya insidental,

memenuhi kebutuhan sesaat, ataupun tanggap darurat.

Khusus untuk tahun 2011, dari semua objek bantuan

Program Bina Lingkungan, Perusahaan memprioritaskan

pemberian bantuan di bidang pendidikan dan kesehatan.

Namun demikian Perusahan tidak mengesampingkan

program bina lingkungan di bidang lainnya.

Occupational Safety and Health

Angkasa Pura Airports is committed to implement

Occupational Safety and Health. The implementation of

Occupational Safety and Health is aimed at:

Creating protection on the safety of employees and

work location;

Supporting the maintenance of health condition,

physical endurance, working power, work convenience,

occupational safety, work productivity and efficiency;

Balancing precaution program with recovery program

as well as motivating employees to implement

Occupational Safety and Health efforts independently

by giving emphasis on the preventive ones.

a. Environment Development Program

social aspects in relation to the implementation of social

responsibility is being involved in the effort of increasing

This has been actualized by the Company in the form of

implementation of the Environment Development Program, namely

and improvement of the quality of life. The implementation

of this program includes the granting of aids comprising:

1. Aid for natural disaster victims;

2. Aid for education and/or training;

4. Aid for public infrastructure and facility

development;

5. Aid for worship facilities;

6. Nature conservation.

The Company has been implementing the Environment

Development Program as from the year 2000. The activities

carried out during such period comprise activities that can be

categorized in strategic program and responsive program in

the form of incidental granting of aid, momentary fulfillment

of needs, or emergency response.

Particularly for the year 2011, out of all the Environment

Development Program aid objects, the Company prioritized

the granting of aid in the education and health sectors.

However, the Company have never disregarded the

environment development program in other fields.

Aspek Sosial | Sosial Aspects

2672011 Annual Report

b. Aid in the Education Sector

become the main attention of the Company in carrying

out the Environment Development Program activity. This

is based upon consideration that education is one of the

the year 2011, the Company had been channeling funds

for education and training as much as Rp. 4.2 billion. This

amount was the largest portion (33%) of the total funds

channeled in the relevant year.

of scholarships to underprivileged students with high

achievements.

Moreover, there have been aids that are continuous in nature

and that have long-term benefits, such as among others, the

construction of education facilities for the uninterrupted

performance of education, as well as mechanic training

aid for drop-out teens and youth, that is expected able to

support the establishment of new businesses and reduce

the unemployment rate.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

b. Bantuan Bidang Pendidikan

Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat menjadi

perhatian utama Perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan

Program Bina Lingkungan. Hal ini didasarkan pada

pertimbangan pendidikan merupakan salah satu pondasi

bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sepanjang

tahun 2011, Perusahaan telah menyalurkan dana untuk

bidang pendidikan dan pelatihan sebesar Rp 4,2 miliar.

Jumlah ini merupakan bagian terbesar (33%) dari keseluruhan

dana yang disalurkan pada tahun berjalan.

Perhatian Angkasa Pura Airports dalam upaya peningkatan

kualitas pendidikan masyarakat, diberikan dalam bentuk

beasiswa kepada siswa berprestasi yang kurang mampu.

Selain itu juga ada bantuan yang sifatnya berkesinambungan

dan memiliki manfaat jangka panjang, di antaranya

pembangunan sarana dan fasilitas pendidikan untuk

kelancaran pendidikan, serta bantuan pelatihan mekanik

kepada remaja dan pemuda putus sekolah yang diharapkan

dapat turut membantu membentuk wirausaha baru dan

menurunkan angka pengangguran.

268 Laporan Tahunan 2011

No. Jenis Bantuan 2011 2010 2009 Type of Aid

1 Bencana Alam 132 1.121 288 Natural Disasters

2 Pendidikan & Pelatihan 4.198 2.310 1.476   Education & Training

3 Peningkatan Kesehatan 1.069 760 602   Health improvement

4 Sarana Umum 3.345 3.314 2.084   Public Facilities

5 Sarana Ibadah 2.620 767 - Worship Facilities

6 Pelestarian Alam 1.486 581 2.226   Nature Conservation

7 BUMN Peduli 848 418 - Nature Conservation

Jumlah 13.698 9.271 6.676 Total

Penyaluran Dana Bina Lingkungan Tahun 2009 sampai dengan 2011 Berdasarkan Jenis Bantuan

The Channeling of the Environment Development FundsYears 2009-2011 by the Type of Aid

(dalam jutaan rupiah) (in million of rupiah)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

33 % / Pendidikan & Pelatihan | Education & Training

8 % / Peningkatan Kesehatan | Health Improvement

26 % / Sarana Umum | Public Facilities

26 % / Sarana Ibadah | Worship Facilities

26 % / Pelestarian Alam | Nature Conservation

26 % / Bencana Alam | Natural Disaster

Penyaluran Dana Bina Lingkungan Tahun 2011

The Channeling of the Environment Development Funds Year 2011

2692011 Annual Report

c. Bidang Kesehatan

Bantuan bidang kesehatan selama tahun 2011 diproritaskan

pada kegiatan yang bisa mendukung peningkatan kualitas

kesehatan masyarakat sekitar lokasi bandara. Bantuan yang

diberikan diwujudkan dalam bentuk pengobatan gratis,

khitanan massal, bantuan sarana kesehatan, perbaikan

bangunan fisik lembaga kesehatan, perbaikan sarana umum

untuk kesehatan, dan sebagainya. Pada tahun 2011, realisasi

bantuan program bidang kesehatan sebesar Rp 1,07 miliar.

1. Bantuan Korban Bencana Alam

Bantuan kepada korban bencana alam ditujukan untuk

meringankan beban masyarakat yang menjadi korban.

Pada tahun 2011, Perusahaan memberikan bantuan antara

lain untuk korban bencana alam angin puting beliung yang

terjadi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dan bencana

tanah longsor di Maluku, sebesar Rp 131juta.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

c. Health Sector

Aid in the health sector throughout the year 2011 had been

prioritized on the activities that are potential of supporting

the improvement of health quality of the local communities

the form of free medication, mass circumcision, health facility

health public facility renovation, and others. In 2011, the

realization of program aid in the health sector reached Rp.

1.07 billion.

1. Aid for Natural Disaster Victims

Aid for natural disaster victims is aimed at relieving the

burden of communities that become victims. In 2011, the

Company had given aid, among others, for the victims of

whirlwind disaster taking place in Maros Regency, South

Sulawesi and landslide disaster in Maluku, as much as Rp.

131 million.

270 Laporan Tahunan 2011

Realisasi Dana Bina Lingkungan 2011 The Environment Development Fund Realization in 2011

URAIANRealisasi 2011

2011 Realization

Realisasi 2010

2011Realization

Deviasi (%)

Deviation (%)DESCRIPTION

1 2 3 2 - 3 : 3 1

A. DANA TERSEDIA A. FUNDS AVAILABLE

Saldo Dana Awal 5.702 4.305 32,46 Initial Fund Balance

Bagian Laba Bersih 13.311 10.784 23,44 Net Profit Portion

Jasa Giro dan Bunga Deposito 383 278 37,57 Clearing Account Service and Deposit

Interest

Jumlah A 19.396 15.367 26,22 TOTAL A

B. PENGGUNAAN DANA B. FUND APPROPRIATION

a . Penyaluran Bina Lingkungan a. Environment Development Channeling

> BUMN Peduli 848 418 103,00   > BUMN Peduli

> BUMN Pembina 12.850 8.854 45,14   > BUMN Pembina

Subtotal 13.698 9.271 47,75 Subtotal

b. Beban Operasional 308 426 (27,83) b. Operating Expenses

c. Biaya Dibayar di Muka, Biaya YMH

Dibayar (2.034) (32) 6.196,74

  c. Prepaid Expenses, Accrued Expenses

Jumlah B 11.972 9.665 23,87 TOTAL B

SALDO AKHIR 7.424 5.702 FINAL BALANCE

(dalam jutaan rupiah) (in million of rupiah)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

27272727722222 0000 LLLLLLLLLLaLaapLLLL pLLLLaaapLLLLaapLLLLLaLLaaaaLLaLLapLLLLaLapLLLLLapaapLLappLapLapLaaappaapapappLLaLaaaapapppLLLaaaaappppppapLLaaaapappaaappppppppoooooooooorooorrrarraraaaaaaaaaaooooraaaaaooooraaaooooo aaaooooraaaaoooooorraaoooraaaaoorraaooraoooraaooooooraaaaooooooooraaaaooooooooorrraraaaaaooooooo ao aaaaannn TTTn Tnnnnnnnnnnnnn Tnnnnnnnnnnnnnnnnnn Tnnnnnnnn Tnnn TTnnn TTnnnnnnnn ahuahuahhuahuahuahuahuuhuuhuhuuuuhuhuhuhuhuuahhuuuuunannannannanananaaannnnanaaanannnnnnnnnnnnnnnnn nnnn 2022 20 200000 20222 111111111111111111111111111

2712011 Annual Report

Aspek Lingkungan | Environmental Aspects

Bentuk komitmen Angkasa Pura Airports terhadap

kepedulian untuk melestarikan lingkungan adalah

pengembangan konsep bandar udara ramah lingkungan

atau green airports. Pengembangan bandar udara ramah

lingkungan merupakan salah satu pengungkit nilai (value

level) dalam pencapaian visi misi Perusahaan.

Secara bertahap dan berkelanjutan, Perusahaan terus

berusaha agar bandar udara yang dikelola memenuhi

standar bangunan dan pengelolaan ramah lingkungan.

Adapun upaya yang dilakukan saat ini adalah menyusun

Dokumen Konsep Bandara Berwawasan Lingkungan (Eco

Airports) Angkasa Pura I, dengan target penerapan konsep

green airports dapat merata di seluruh bandara yang

dikelola, disesuaikan dengan spesifikasi (tipologi) masing-

masing.

Selain itu dalam pembuatan Rencana

Induk (Master Plan) Bandar Udara

juga telah memperhatikan aspek-

aspek lingkungan. Demikian pula

halnya dengan Kebijakan dan strategi

Perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional bandar udara,

selalu didasarkan pada visi global

lingkungan hidup yang meliputi :

a. Kelestarian (sustainable) lingkungan fisik, biologis

dan sosial budaya yang mengakomodasikan

berbagai kepentingan (multi fungsi);

b. Efisien dalam menggunakan sumber daya dan energi;

c. Mengurangi dampak lingkungan sekecil mungkin

dengan melakukan pengukuran yang terukur

terhadap beberapa komponen yang berpotensi

menimbulkan dampak terhadap lingkungan ;

d. Meningkatkan kepuasan pelanggan pengguna jasa

Bandara.

Khusus untuk pembangunan bandar udara baru, sejak tahap

perencanaan desain diharuskan sudah memenuhi kriteria

ramah lingkungan. Di antaranya dengan pemilihan material

ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya dengan prinsip

reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang) dan

reduce (mengurangi) atau dikenal sebagai prinsip 3R. Selain

itu bandar udara yang baru juga akan dilengkapi fasilitas

pengolahan limbah terpadu.

about conserving the environment is the development of

a green airport concept. The green airport development is

and missions.

Gradually and continuously, the Company continuous

to make efforts for the airports managed to fulfill the

environment-friendly construction and management

standards. The current effort made is to prepare Eco Airports

Concept Document of Angkasa Pura I, with target that the

green airports concept can be evenly applied in all the

managed airports, adjusted to their respective specifications

(typology).

In preparing a Master Plan, the

Airport has also given attention on

the environmental Aspects. Similarly,

in carrying out airport operational

activities, have always been based

upon the environment global visions

which include:

a. Sustainable physical, biological and socio-cultural

environments, which accommodate various

interests (multi-functions);

b. Efficient in using resources and energies;

c. Minimizing environmental impacts by measuring a

number of components that are potential of giving

impacts to the environment;

satisfaction.

Particularly for the construction of a new airport, as from

the planning stage, the design must have fulfilled the

environment-friendly criteria, among others by selecting

environment-friendly materials, managing resources using

the reuse, recycle and reduce principles or known as the 3R

principles. Moreover, a new airport shall also be equipped

with an integrated waste management facility.

272 Laporan Tahunan 2011

Sebagai bentuk kesungguhan Perusahaan menerapkan

dan mewujudkan konsep bandar udara ramah lingkungan,

adalah pengajuan sertifikasi Bangunan Hijau (Greenship)

ke Green Building Certification Institute (GBCI). Sertifikasi

diajukan untuk pembangunan Bandar Udara Ahmad Yani, di

Semarang, Jawa Tengah.

Selain itu juga ada beberapa hal yang bisa menjadi bukti

bahwa keberadaan bandar udara yang dikelola Perusahaan

telah ramah terhadap lingkungan, di antaranya yaitu :

1. Angkasa Pura Airports berkomitment untuk memenuhi

kewajiban pembuatan dokumen lingkungan:

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal);

Deskripsi Perancangan Perangkat Lunak (DPPL);

Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH); sesuai

dengan Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

seperti disebutkan dibawah ini :

a. Dokumen Lingkungan Yang Dimiliki :

b. Dokumen Lingkungan Pengembangan

Bandar Udara

actualizing a green airport concept is the application

for Green Building certification (Greenship) to the Green

Building Certification Institute (GBCI). Certification had

been applied for the construction of Ahmad Yani Airport in

Semarang, East Java.

In addition thereto, there are several things that can be used

as evidences that the airports managed by the Company

have been environment-friendly, namely as follows:

1. Angkasa Pura Airports is committed to fulfill the

obligation to prepare environmental documents:

Environmental Impact Analysis (Amdal); Software

Design Description (DPPL); Environment Evaluation

Document (DELH); in accordance with Law No. 32

year 2009 regarding Environment Protection and

Management as mentioned below:

a. The environmental documents Owned

b. Airport Development Environmental Documents

Bandara Dokumen LingkunganEnvironmental Document Airports

Sultan Hasanuddin - Makassar

KM No. 15/1995, dan

Sultan Hasanuddin - MakassarKM No. 16/LT.504/1998

Frans Kaisiepo – Biak

KM No. 94/1994, dan

Frans Kaisiepo – Biak

KM No. SK.17/LT.504/PHB-98

Sam Ratulangi - Manado

KM No. 92/1994, dan

Sam Ratulangi - ManadoKM No. 42/1995

Adisumarmo – Solo Dok DPPL : KepMen LH No.241 Tahun 2009 Adisumarmo – Solo

Bandara Internasional Lombok - Lombok

KA-ANDAL : KepMen LH No.288 Tahun 2008, dan

Bandara Internasional Lombok - Lombok

AMDAL, RKL, RPL : KepMen LH No.196 Tahun 2009

El Tari – Kupang Dok DPPL : KepMen LH No.115 Tahun 2010 El Tari – Kupang

Pattimura – Ambon

KM No. SK.1/LT.504/PHB-95, dan

Pattimura – Ambon

KM No. SK.32/LT.504/PHB-97

Dokumen Lingkungan yang dimiliki Environmental documents held

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2732011 Annual Report

BandaraDokumen Lingkungan

Environmental Document Airports

Ngurah Rai – Denpasar

Pengembangan Bandara

KA-ANDAL :

SK Gub Bali No.634/04-B/HK/2010

Kelayakan Lingkungan :

SK GubBali No. 499/04-B/HK/2011

Ngurah Rai – Denpasar

Juanda – Surabaya

Termina Utara

KM No. SK.2/LT.504 PHB-93

KM No. SK.2/LT.504 PHB-99

Terminal Selatan

Juanda – Surabaya

Sepinggan – Balikpapan

Terminal Eksisting

KM No.A.378/UM/501/SKJ/1990

KM No. 95 / 1994

AMDAL Pengembangan (Tahap KA ANDAL)

Sepinggan – Balikpapan

Adisutjipto -Yogyakarta

Dok DPPL :

No.239 tahun 2009

AMDAL Rencana Pengembangan Bandara Adi Sutjipto-

Yogyakarta

Adisutjipto -Yogyakarta

Ahmad Yani - Semarang

AMDAL Perpanjangan Landas Pacu dan Pengembangan

Bandara Ahmad Yani Semarang

SK Gub Jateng No. 660.1/3/2004

SK Gub Jateng No. 660.1/19/2005

Rencana pengembangan Bandara Ahmad Yani

Ahmad Yani - Semarang

Syamsuddin Noor - Banjarmasin

AMDAL Pembangunan APRON dan Perpanjangan Runway

SK Pemda Kalsel No. 0232/2003

AMDAL Rencana Pengembangan Bandara Syamsuddin Noor

Syamsuddin Noor - Banjarmasin

Dokumen Lingkungan Pengembangan Bandar Udara The Environmental Documents owned

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

274 Laporan Tahunan 2011

2. Seluruh bandar udara yang dikelola Perusahaan telah

membuat Laporan Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan

Laporan Pemantauan Lingkungan (RPL), dimana secara

periodik setiap enam bulan sekali dilaporkan kepada

instansi terkait, seperti: Kementerian Lingkungan Hidup

(KLH), Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) dan

Kementerian Perhubungan.

Adapun komponen lingkungan yang dikelola dan

dipantau meliputi:

a. Kualitas udara dan tingkat kebisingan

b. Hidrologi

c. Kualitas air bersih dan air permukaan

d. Limbah padat/sampah

e. Pengelolaan Perubahan Tata Ruang & Tata

Guna Lahan Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan (KKOP)

f. Pengelolaan Kesehatan Masyarakat

g. Pengelolaan Sosial Ekonomi Masyarakat

h. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR)

3. Berbagai aktifitas penghijauan dan penanaman pohon

di lingkungan bandar udara.

4. Membuat Environmental Airports Council (Dewan

Pengelola Lingkungan Hidup) di Bandara Ngurah Rai,

Denpasar dan Bandara Juanda, Surabaya, sesuai SKEP

124/VI/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Bandar

Udara Ramah Lingkungan (Eco Airports).

a. Penghematan Energi

Kian terbatasnya sumber energi yang tersedia di alam, disikapi

Perusahaan dengan melakukan program penghematan

energi. Dengan demikian Perusahaan secara aktif juga

mendukung program yang telah dicanangkan Pemerintah,

tanpa mengganggu operasional bandar udara.

Dalam pelaksanaannya, beberapa bandara yang dikelola

Angkasa Pura Airports, telah menerapkan konsep

penghematan energi dan sumber daya alam dengan

menerapkan prinsip 3R. Adapun upaya yang sudah

dilaksanakan selama kurun waktu periode pelaporan adalah:

1. Pengelolaan air limbah untuk dapat digunakan kembali

sebagai air penyiram tanaman dan flushing toilet, di

Bandara Juanda;

2. All the airports managed by the Company have

prepared Environment Management Plan and

Environment Monitoring Plan, which shall be reported

periodically once in every six month to the related

institution, such as: the Ministry for the Environment,

the Regional Environment Agency and the Ministry of

Transportation.

The environmental components managed and

monitored comprise:

a. Air quality and noise level

b. Hydrology

c. Clean water and surface water quality

d. Solid waste

e. Management of Change in the Spatial Layout & Use

of the Aviation Operation Safety Area

h. The implementation of Corporate Social

Responsibility.

3. Various reforestation and tree planting activities in

airport environments.

4. Establishing the Environmental Airports Council in

Ngurah Rai Airport, Denpasar, and Juanda Airport,

Surabaya, in accordance with the Decision No. 124/

Guidelines.

a. Energy Savings

Due to the increasingly limited energy sources available

in nature, the Company has implemented an energy

saving program. Thereby, the Company has been actively

supporting the program announced by the Government,

without disrupting airport operations.

In the implementation, a number of airports managed by

Angkasa Pura Airports have applied energy and natural

resources saving concept by applying the 3R principles. The

efforts that have been made during the reporting period

were as follows:

1. The management of liquid waste so that it can be

used for watering plantation and flushing toilet, in the

Juanda Airport;

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2752011 Annual Report

2. Penggunaan peralatan hemat energi dengan teknologi

sendor seperti travelator, ekskalator dan peralatan WC

(urinoir) dan keran air;

3. Pembangunan bandar udara menggunakan konsep

kaca penuh sehingga dapat menghemat lampu di siang

hari, seperti yang diterapkan di Bandara Adisumarmo,

Solo, dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

4. Pada tahun 2012 akan dilakukan pemasangan kaca film

di Bandara Sultan Hasanuddin, sehingga diharapkan

kebutuhan AC menurun dan berdampak signifikan

terhadap penghematan listik.

b. Emisi Gas Rumah Kaca dan Pengurangan

Emisi Karbon

Salah satu hal penting dalam upaya melestarikan lingkungan,

terkait dengan pengelolaan bandar udara adalah

pengendalian emisi gas rumah kaca (GRK). Perusahaan

memahami benar hal ini dan secara periodik dilakukan

pengukuran emisi GRK di seluruh bandara yang dikelola

Angkasa Pura Airports.

Pengukuran dilakukan oleh laboratorium independen yang

telah terakreditasi. Pengukuran dilakukan di sejumlah lokasi

contoh di daerah sekitar bandar udara yang telah ditentukan,

dengan mengacu pada nilai batas ambang baku mutu sesuai

dengan peraturan yang berlaku di masing-masing daerah.

Dari pengukuran diketahui emisi GRK yang dihasilkan dari

kegiatan di bandar udara secara umum masih memenuhi

batas ambang baku mutu yang ditetapkan.

2. The use of energy-saving equipment with sensor

technologies such as travelator, escalator and urinary

equipment and water tap;

3. Airport construction using full-glass concept so as able

to save the use of lamps in daylight, as applied in the

Adisumarmo Airport, Solo, and the Sultan Hasanuddin

Airport, Makassar.

4. In 2012, window film shall be used in the Sultan

Hasannudin Airport, therefore the need for AC is likely

to decrease and this shall have significant impact on

electricity saving.

b. Green House Gas Emission and Carbon

Emission Reduction

One of the important things in the efforts of conserving

the environment, in relation to airport management, is

green house gas (GHG) emission control. The Company

understands this well and has conducted GHG emission

measurement periodically in all the airports managed by

Angkasa Pura Airports.

Measurement has been conducted by an independent

accredited laboratory. Measurement has been conducted

in a number of sample locations determined around an

airport, by referring to the quality standards in accordance

with the regulations applicable in each region. From such

measurement, it is known that the GHG emission produced

from activities in the airports in general still meets the

determined quality standards.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

276 Laporan Tahunan 2011

Hasil pengukuran emisi GRK juga dijadikan dasar untuk

mengintensifkan pengurangan kegiatan yang berpotensi

meminimalkan emisi gas karbon, penyebab timbulnya efek

rumah kaca. Dengan demikian diharapkan, kualitas udara

ambien dan kualitas lingkungan di sekitar bandar udara juga

menjadi lebih baik.

Untuk mengurangi emisi gas karbon sebagai bentuk

dukungan pada upaya Pemerintah untuk menurunkan emisi

gas karbon sebesar 26 (dua puluh enam) persen pada tahun

2020, Perusahaan telah melakukan

berbagai upaya, yakni:

1. Perawatan secara berkala

mesin-mesin yang dioperasikan

di bandara, seperti mesin

generator, insinerator atau

mesin pompa sehingga emisi

gas buang maupun debu/

partikulat dapat diminimasi;

2. Mengatur lalu lintas dari dan

menuju bandara agar tidak terjadi penumpukan polusi

kendaraan;

3. Membuat barier penahan dan penyerap bahan

pencemar (debu/ partikulat dan emisi gas buang)

melalui penghijauan dengan tetap mempertimbangkan

kawasan keselamatan operasi penerbangan. Tanaman

untuk penghijauan dipilih jenis tertentu yang tidak

mengganggu operasional bandar udara.

c. P e n g e l o l a a n

Limbah

Meski kegiatan utama Angkasa

Pura Airports (Persero) adalah

jasa pengelolaan bandar udara

dan operasional penerbangan,

namun tetap ada limbah

yang dihasilkan. Limbah yang

dihasilkan Perusahaan, meliputi:

1. Limbah domestik, terdiri

dari:

a. Limbah cair berupa air buangan dari berbagai

kegiatan di bandar udara.

b. Limbah padat berupa sampah kantor organik

maupun anorganik.

The GHG emission measurement result has also been used

as basis to intensify activity reduction, which is potential of

minimizing carbon gas emission, the cause of green house

effect. Thereby, the ambient air quality and the quality of

the environments around the airports are also expected to

become better.

In order to reduce carbon gas emission as a form of support

as much as 26 (twenty-six) percent by the year 2020, the

Company has undertaken various

efforts, namely:

1. Periodic maintenance of the

machines operated in the

airports, such as generator

machine, incinerator or pump

machine in order to minimize

exhaust gas emission and

dust/particles;

2. Controlling traffic from and

towards the airports so as to prevent accumulated

pollution from vehicles;

3. Preparing barrier and absorbent to pollutants

(dust/particles and exhaust gas emission) through

reforestation by consistently considering aviation

operation safety area. Certain types of plants for

reforestation that shall not disrupt airport operations

have been selected.

c. Waste Management

Even though Angkasa Pura

airport management services

and aviation operations, still

there are wastes produced by

the Company, which include:

1. Domestic wastes,

comprising:

a. Liquid waste in the form of

disposed water from various activities in the

airports.

b. Solid wastes in the form or organic and non-

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2772011 Annual Report

2. Limbah yang mengandung barang berbahaya dan

beracun (B3).

Pengelolaan limbah cair yang dilakukan dapat

dikelompokkan menjadi dua bentuk kegiatan :

a. Untuk bandar udara yang telah memiliki fasilitas

pengolahan air limbah berupa Sewage, Treatment,

Plan (STP), maka limbah diolah dalam kolam STP

hingga memenuhi ambang batas baku mutu

yang ditetapkan ketentuan Pemerintah sebelum

digunakan kembali untuk kegiatna penyiraman

tanaman atau dibuang ke badan air.

b. Untuk bandar udara dan kantor pusat yang belum

memiliki fasilitas STP, air limbah disimpan di

septic tank setelah melalui proses penghancuran

secara alami dialirkan ke kolam peresapan. Namun

sejalan dengan hal itu, secara bertahap diusulkan

pembuatan STP guna pengelolaan limbah terpadu.

Sedangkan untuk pengelolaan limbah padat, dilakukan

kegiatan sebagai berikut :

a. Limbah padatan bukan B3

Untuk sampah dikumpulkan di tempat

pembuangan sementara (TPS) di sekitar bandar

udara, dan selanjutnya diambil pihak ketiga yang

terlah ditunjuk yakni petugas Dinas Kebersihan

pemerintah daerah setempat.

b. Limbah B3

Limbah B3 dikumpulkan di TPS yang didisain

khusus sesuai standar penampungan limbah B3.

Selanjutnya limbah tersebut diambil dan dikelola

oleh perusahaan yang telah memiliki sertifikat dari

Kementerian Lingkungan Hidup.

organic office trash.

2. Wastes containing hazardous and toxic substances.

The liquid waste management done can be categorized

into two forms of activities:

a. For an airport already having a liquid waste

processing facility in the form of Sewage Treatment

Plant (STP), waste shall be processed in an SPT pool

so as to meet the quality standards determined

by the Government before being used for plant

watering activity or disposed into water body.

b. For the airports and head offices not yet having STP

facilities, liquid waste shall be stored in septic tank.

Following its natural decomposing process, it shall

be channeled to the infiltration basin. However,

in line with the foregoing, the construction of STP

for an integrated waste management has been

gradually proposed.

For solid waste management, the following activities have

been carried out:

a. Non-hazardous and toxic solid wastes

Trashes shall be collected in a temporary disposal

area around an airport and shall be subsequently

taken by a third party appointed, that is the local

government Sanitation Service Office officer.

b. Hazardous and toxic wastes

Hazardous and toxic wastes shall be collected

in a temporary disposal area specially designed

pursuant to the hazardous and toxic waste

collection standards. They shall be subsequently

taken and managed by the company already having

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

278 Laporan Tahunan 2011

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

LLLLLLLaLaLaLapLapLapLLaLapapLapLapLapLapapLapLaLapLapLapLapLapapapapappLLaLLLapLapLLaLapLapLapapLapapapLapapLLLapLapaapLapppapLaLaLaLaLaapapLapapapLaLLaapLaLLaLLapLapLLapLLLLLLLaaLaapLapLLLaLLLaaLLLL pLLLLLLaLappLLLaLLLLLaLLLLLLLaLaLLaapLLLLLLaLLaaLLLLLLLLLaLapLLLLLaLLLLaLaLLLLLaLLaLLaLaLLLLLLLLaaaaaappppppporaoraoraoraoraoraoraoraoraoooooraoraoraoraoraoraoraoraoraoraaoraoraoraoraoraoraoraoraoraoooraoraoraooraoraororaoraoraaoraaooooraoraoraoraaooraraooraoraaaooraoraoraoo aaoooro aoraooraoraaaaoororraooraao aao n Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tnn Tn Tn Tn Tn Tn Tn TTTnn Tnn Tn Tn Tnn TTTn Tn Tn Tnn TTTn Tn Tnn TTnn TTTTTn Tn Tnnnn TTTn TTnnn Tn Tn TTn Tn TTnn TTn Tn TTTTTnn ahuahuahahuahuahuahuahahuahahuaahuahuahuahahuahuahuahuahuahuhahuahuahuahuhuahuhuahuahuahuahuahuahahuahahuahahuahhahuhahuahuahuahuahuahuahuhhuahuahuuahuahuahuahuahuhahuahuhhhhahhuahuahuahuahhhhhhhaahhuuuahuuuua uuuahahuuhaaaha uaah nnnnnnannnannannannnnannanaannananaaannannannananannannananannnnannnnnnnnannnnnnanannaanananaanannnnannnannnannanannnnnnananananannannannnnannnnannnnnnnananaananannnnnannnnnannannnnnnanannannannanannananaaanannannannnnannnnnanannaananaaannaannnnnannannannanaanananannnnannaaanannnnnnnanannnnnannannanaannnnnnnnnnnananaaannnnnnnnannnnnannannnnnnnnnnnnnaaaaanannannnnnnnnnnnnnnannnnnnnnnnnnnnaaaaaannnnnnnnannannnnnnnaaaaaanananaaaaa 20 20 20220202020 20202022020202022202022222000002002020 202020202020 20220 2020220 20202022222202200000020 2002020202020222222222222202000202020 202020202020 202222222220000200202020020222222222222200200200000 2000222222222222220000000022222222222220200000200002022222220 20000 200002222222220 20000020020 2222222222220000000002 2022220000000000 20202222220000 200000000 222200000020220000002022220000002222220000222000002222000000002020222200000000000 202220000202000000 202000000000000022000000000000111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

d. Pemulihan dan Perlindungan Habitat

Dalam upaya mewujudkan bandar udara yang ramah

lingkungan, Angkasa Pura Airports juga melaksanakan

kegiatan penanaman pohon, terutama pada lahan-lahan

kritis dan tandus. Baik yang ada di dalam kawasan bandar

udara maupun di sekitarnya.

Kegiatan penanaman pohon juga dilakukan dalam rangka

mendukung Gerakan Penanaman 1 Miliar Pohon yang

dicanangkan Pemerintah. Selama tahun 2011 Perusahaan

telah melakukan penanaman 118.000 batang pohon, dengan

alokasi biaya mencapai Rp 1,48 miliar. Lokasi penanaman

pohon meliputi wilayah Praya Lombok Tengah, Karanganyar,

Boyolali, Gunung Merapi, Taman Hutan Raya Sultan Adam,

Banjarmasin, Sumbawa, dan di Desa Tawiri, Kota Ambon.

Dengan demikian kontribusi Perusahaan dalam program

penanaman pohon di wilayah-wilayah kerja kantor cabang

bandar udara yang dilakukan sejak tahun 2008, sudah

mencapai 328.500 batang pohon dengan nilai keseluruhan

mencapai Rp 4 miliar. Kegiatan penanaman pohon

diselenggarakan bekerja sama dengan Dinas Kehutanan

setempat sebagai pembina teknis dengan mengkaryakan

kelompok-kelompok tani di lokasi penanaman pohon yang

melaksanakan kegiatan penanaman dan pemeliharaan

pohon tersebut.

Kegiatan penanaman pohon tak hanya menjadikan

lingkungan di sekitar bandar udara menjadi lebih hijau.

Keberadaan pepohonan yang ditanam juga bisa memberikan

daya dukung lahan yang ada di sekitar bandar udara sebagai

ruang terbuka hijau, dan meningkatkan kemampuan lahan

sebagai daerah resapan air.

certificate from the Ministry for the Environment.

d. Habitat Recovery and Protection

In the efforts of actualizing green airports, Angkasa Pura

Airports have also been carrying out tree planting activities,

particularly on critical and dry lands, both existing inside the

Tree planting activities have also been carried out in the

context of supporting the 1 Billion Tree Planting Movement

announced by the Government. During 2011, the Company

had planted 119,000 tree stands, with cost allocation reaching

Rp. 1.48 billion. The tree planting locations includes Praya

Lombok Tengah, Karanganyar, Boyolali, Merapi Mountain,

Sultan Adam Botanical Forest Park, Banjarmasin, Sumbawa,

and Tawiri Village, Ambon City.

reached 328,500 tree stands with a total value of Rp. 4

billion. The tree planting activities have been carried out

in cooperation with the local Forestry Service Office as the

technical advisor by empowering farmer groups in the tree

planting locations carrying out the relevant tree planting

and cultivation activities.

Planting trees not only make the environment around

Airportss to be more green. The presence of planted trees

can also provide the carrying capacity of land around the

Airports as a green open space, and improve the ability of

the land as water reservoir areas.

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS LAPORAN KEUANGAN PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

UNTUK TAHUN-TAHUN BUKU YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2011

THE FINANCIAL STATEMENTS OF PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

FOR THE ACCOUNTING YEARS ENDED ONDECEMBER 31, 2010 and 2011

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

Laporan Auditor Independen

dan

Laporan Keuangan

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011

dan 2010

Independent Auditors’ Report

and

The Financial Statements

For The Years Ended

December 31, 2011

and 2010

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

DAFTAR ISI LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

TABLE OF CONTENTSFINANCIAL STATEMENT

DECEMBER 31, 2011 AND 2010 Halaman/

P a g e

I. SURAT PERNYATAAN DIREKSI I. DIRECTORS STATEMENT LETTER II. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN II. INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT III. LAPORAN KEUANGAN III. FINANCIAL STATEMENTS

- Laporan Posisi Keuangan i - Statements of Financial Position

- Laporan Laba Rugi Komprehensif ii - Statements of Comprehensive Income

- Laporan Perubahan Ekuitas iii - Statements of Changes In Equity

- Laporan Arus Kas iv - Statements of Cash Flows

- Catatan Atas Laporan Keuangan 1 – 103 - Notes to Financial Statements

2852011 Annual Report

286 Laporan Tahunan 2011

2872011 Annual Report

288 Laporan Tahunan 2011

2892011 Annual Report

290 Laporan Tahunan 2011

2912011 Annual Report

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

1

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian dan Lingkup Usaha a. The Establishment and Line of Business

PT Angkasa Pura I (Persero), selanjutnya disebut

“Perusahaan”, didirikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992 tentang

Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM)

Angkasa Pura I menjadi Perusahaan (Persero)

dengan Akta Notaris Muhani Salim, S.H., tanggal 3

Januari 1993. Akta tersebut telah memperoleh

persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan

Nomor C2-2470.HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24

April 1993 dan diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia Nomor 52 tanggal 29 Juni 1993

dengan Tambahan Berita Negara Republik

Indonesia Nomor 2914/1993.

PT Angkasa Pura I (Persero), herein after

referred to as the Company, was incorporated

under the Government Regulation Number 5 of

the year 1992 concerning the change in legal

status of Perusahaan Umum (PERUM) into

Perusahaan (Persero). The incorporation was

documented in the notary deed on January 3,

1993 by the notary Muhani Salim, SH, and was

authorized by the Minister of Justice with his

letter No. C2-2470.HT.01.01 of 1993 dated April

24, 1993. Publication there of was made in the

state gazette No. 52 dated June 29, 1993 and

the supplement thereto No.2914/1993.

Pada tahun 1998, anggaran Dasar Perusahaan

mengalami perubahan berdasarkan keputusan

dalam Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14

Januari 1998 dan telah diaktakan dengan akta

Notaris Imas Fatimah, S.H., Nomor 30 tanggal 18

September 1998. Perubahan Anggaran Dasar telah

mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman

Republik Indonesia Nomor C2-25829.HT.01.04

Tahun 1998 tanggal 19 November 1998 dan

dicantumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan

Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor

3740/1999.

In the year 1988, an amendment to the

Company's articles of association was made on

January 14, 1998 on the basis of the decision

made in a general meeting of the shareholders.

The amendment was documented in the notary

deed No. 30 dated September 18, 1998 of the

notary Imas Fatimah, SH. Authorization was

granted by the Minister of Justice with his letter

No.C2-25829.HT.01.04 of 1998 dated and was

published in the state gazette No. 50 dated June

22, 1999 and the supplement there to No.

3740/1999.

Anggaran Dasar PT Angkasa Pura I (Persero) yang

terakhir diubah berdasarkan akta Notaris Nanda

Fauz Iwan, S.H., Nomor 02 tanggal 09 Agustus

2007 yang telah mendapat pengesahan dari Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dengan Nomor W7-08937 HT.01.04-TH-2007

tanggal 14 Agustus 2007. Pada pasal 4 (empat) dari

akta tersebut menyebutkan sebagai berikut:

The latest amendment to the Company's articles

of association was made on August 9, 2007 with

the notary deed Number 02 of the Notary Nanda

Fauz Iwan, SH, authorized by the Minister of

Justice and Human Rights with his letter No.

W7-08937 HT.01.04-TH-2007 dated August 14,

2007. Article 4 of the notary deed said:

(1) Modal Dasar Perusahaan berjumlah sebesar Rp

7.000.000.000 yang terbagi atas 7.000 saham,

masing-masing bernilai nominal Rp 1.000.

(1) The Company's authorized capital is Rp

7,000,000,000 divided into 7,000 shares, of

par value of Rp 1,000 each.

(2) Dari Modal tersebut telah ditempatkan / diambil

bagian dan telah disetor penuh oleh Negara

Republik Indonesia sebanyak 1.800 saham atau

seluruhnya berjumlah Rp 1.800.000.000 ke

dalam kas Perusahaan, dengan cara sebagai

berikut:

(2) Of the authorized capital, 1,800 shares

equivalent par value of Rp 1,800,000,000

were subscribed and paid in by the

Government of the Republic of Indonesia by

way of:

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

2

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

a. Pendirian dan Lingkup Usaha (Lanjutan) a. The Establ ishment and L ine of Bus iness

(Continued)

(i) Sebesar Rp 925.000.000 telah disetor

dengan uang tunai sebagai setoran Modal

lama;

(i) Initial paid-in capital of Rp

925,000,000;

(ii) Penambahan Penyertaan Modal Negara

sebesar Rp 264.109.539;

(ii) Additional state investment of Rp

264,109,539;

(iii) Modal Donasi sebesar Rp 2.796.336; (iii) Donated capital of Rp 2,796,336;

(iv) Laba yang belum dibagi sebesar Rp

98.295.982; dan

(iv) Conversion of retained earnings of Rp

98,295,982; and

(v) Cadangan sampai dengan tahun buku

2005 sebesar Rp 509.798.142.

(v) Conversion of accumulated reserve until

the year 2005 of Rp 509,798,142.

Tujuan dan lapangan usaha dari Perusahaan adalah

untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan dan

program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan serta untuk memupuk keuntungan

bagi perusahaan dengan menyelenggarakan usaha

jasa kebandarudaraan dalam arti seluas-luasnya

dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai

hubungan dengan usaha tersebut.

The objective and line of business of the

Company is to implement the Government's

economic and development programs and to earn

profit for the benefit of the Company by carrying

out business in airport services and other airport

related business activities.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan

menjalankan usaha-usaha:

Toward those aims the Company undertakes the

following business activities:

a. Jasa Pelayanan Penerbangan (Air Traffic

Services), penyediaan, pengusahaan fasilitas

navigasi.

a. Flight Services (Air Traffic Services), the

provision of facilities and concession facilities

navigation.

b. Jasa Pelayanan Kebandarudaraan b. Airport Services

1) Aeronautika Non ATS 1) Non aeronautics ATS

a) Penyediaan, pengusahaan dan

pengembangan fasilitas untuk

kegiatan pelayanan pendaratan, lepas

landas, parkir dan penyimpanan

pesawat udara.

a) Providing, maintaining, and

developing facilities for aircraft

landing, takeoff, parking, and

stationing.

b) Penyediaan, pengusahaan dan

pengembangan fasilitas terminal

untuk pe layanan angkutan

penumpang, kargo dan pos.

b) Providing, maintaining, and

developing terminal facilities for

passengers, cargoes, and postal

services.

2) Non Aeronautika 2) Non aeronautics

a) Penye d i a an l a h a n un tu k

pembangunan, lapangan dan

kawasan industri serta gedung-

g e d u n g / b a n g u n a n y a n g

berhubungan dengan kelancaran

angkutan udara.

a) Provision of land for development,

field and industrial areas as well as

buildings associated with the

smooth air freight.

DRAFT II

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

3

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

a. Pendirian dan Lingkup Usaha (Lanjutan) a. The Establ ishment and L ine of Bus iness

(Continued)

b) Penyediaan, pengusahaan dan

pengembangan fasilitas elektronika,

navigasi, listrik, air dan instalasi

limbah buangan.

b) Provision, utilization and development

of electronic facilities, navigation,

electricity, water and waste disposal

installations.

c) Penyediaan jasa konsultasi,

pendidikan dan pelatihan yang

berkaitan dengan kebandarudaraan.

c) Providing of consulting services,

education and training related to

airport.

d) Usaha-usaha lain yang dapat

menunjang tercapainya tujuan

perusahaan.

d) Other efforts that can support the

achievement of company’s goals.

Perusahaan dapat pula mendirikan/ menjalankan

perusahaan lainnya yang mempunyai hubungan

dengan usaha tersebut di atas baik sendiri-sendiri

maupun bersama-sama dengan badan lain

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sesuai

dengan ketentuan dalam anggaran dasar.

The Company may also establish other entities or

undertake other ventures related to those

business activities either individually or in

partnership with other parties provided that those

are permissible under the prevailing laws and

regulations and the Company's articles of

association.

Sampai dengan akhir tahun 2011, Bandara yang

dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero) sebanyak

13 bandara yang terletak di kota-kota besar wilayah

timur, yaitu: Bandara Ngurah Rai Denpasar,

Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan

Hasanuddin Makassar, Bandara Sepinggan

Balikpapan, Bandara Frans Kaisiepo Biak, Bandara

Sam Ratulangi Manado, Bandara Adisutjipto

Yogyakarta, Bandara Adisumarmo Surakarta,

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara

Achmad Yani Semarang, Bandara Selaparang

Lombok, Bandara Pattimura Maluku dan Bandara El

Tari Kupang. Perusahaan juga mengelola Terminal

Kargo sebagai Strategic Business Unit (SBU) di

Bandara Hasanuddin Makassar dan Sepinggan

Balikpapan.

Until end of the year 2011, there are 13 airports

through out the country which are managed by

the Company: Ngurah Rai-Denpasar,

Juanda-Surabaya, Hasanuddin-Makassar,

Sepinggan -Balikpapan, Frans Kaisiepo-Biak, Sam

Ratulangi-Manado, Adisutjipto-Yogyakarta,

A d i su m a r m o - S u r ak a r t a , S y am s u d i n

Noor-Banjarmasin, Achmad Yani-Semarang,

Selaparang-Lombok, Pattimura-Maluku and El

Tari-Kupang. The Company also runs cargo

warehousing as a Strategic Business Unit (SBU)

at the Hasanuddin Airport, Makassar and

Sepinggan Balikpapan.

Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Makassar

Advanced Air Traffic Services (MAATS) PT Angkasa

Pura I (Persero) tanggal 1 Juli 2008 telah

dipisahkan aset dan pengelolaan operasi Lalu Lintas

Penerbangan (ATS) dari Kantor Cabang Bandar

Udara Sultan Hasanuddin Makassar menjadi Kantor

Cabang Pusat Pengendali Lalu Lintas Penerbangan

Makassar.

Based on the delivery and acceptance note, one

of the Company segment - the Makassar

Advanced Air Traffic Services (MAATS) effective

July 1, 2008 was separated from the

management of Sultan Hasanuddin Makassar

airport to become a branch office of Pusat

Pengendali Lalu Lintas Penerbangan Makassar -

Makassar Air Traffic Control Center.

DRAFT II

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

4

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

a. Pendirian dan Lingkup Usaha (Lanjutan) a. The Establ ishment and L ine of Bus iness

(Continued)

Sesuai dengan Keputusan Direksi PT Angkasa Pura

I (Persero) Nomor : KEP.79/OM.01/2008 tanggal 1

Agustus 2008 telah dibentuk Organisasi dan Tata

Kerja Proyek pembangunan Bandar Udara

Internasional Lombok dan Sesuai dengan

Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero)

Nomor KEP.21/OM.01/2009 tanggal 26 Februari

2009 telah dibentuk Organisasi dan Tata Kerja

Proyek Pembangunan Bandar Udara Internasional

Ngurah Rai Bali. Selain itu telah dilaksanakan

program investasi pengembangan beberapa

bandara antara lain Bandara Sepinggan Balikpapan,

Banadara Sultan Hasanudin Makassar, dan Bandara

Juanda Surabaya.

In accordance with the decision of the Directors

of PT Angkasa Pura I (Persero) Number:

KEP.79/OM.01/2008 dated August 1, 2008 have

formed the Organization and Administration of

Construction Lombok International Airport and In

accordance with the Decision of Board of

Directors of PT Angkasa Pura I (Persero) number

KEP.21/OM.01/2009 dated February 26, 2009 has

been established Organization and Administration

of Project Development International Airport

Ngurah Rai Bali. In addition the company already

have the investment development program for

International Airport Sepinggan Balikpapan,

Sultan Hasanudin Makassar and Juanda

Surabaya.

b. Visi, Misi, dan Strategi Usaha b. Vision, Mission, and Business Strategy

Visi: Vision:

Menjadi perusahaan pengelola bandar udara kelas

dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah

kepada stakeholder.

To become a world class airport administrator

providing benefits and added value to the

stakeholders.

Misi: Mission:

Melalui penerapan prinsip-prinsip perusahaan: By implementing the Company's principles:

1) Menyed ia kan pengu sahaan j a sa

kebandarudaraan melalui pelayanan yang

memenuhi keamanan, keselamatan dan

kenyamanan;

1) To provide secure, safe and comfortable

airport services;

2) Member ikan pengalaman suasana

kebandarudaraan yang berkesan bagi

pengguna jasa;

2) To give impressive experience to the airport

services users;

3) Meningkatkan nilai perusahaan dan

kesejahteraan pegawai;

3) To increase the Company's values and the

employees welfare;

4) Mendukung peningkatan perekonomian untuk

kesejahteraan masyarakat.

4) To support the economic growth in the

interest of public welfare.

c. Manajemen Perusahaan c. The Company's Management

Komisaris dan Direksi Commissioners and Directors

Susunan Komisaris dan Direksi perusahaan pada

tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah

sebagai berikut:

The Composition of the Board of Commissioners

and Board of Directors as of December 31, 2011

and 2010 are as follows:

DRAFT II

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

5

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

c. Manajemen Perusahaan (Lanjutan) c. The Company’s management (Continued)

31 Desem ber 2011/

Decem ber 31, 2011

31 Desem ber 2010/

Decem ber 31, 2010

Dew an Komisaris

B o a rd o f C o m m is s i o n e r s

Kom isaris Utama Drs Suratto Siswodihardjo Drs Suratto Siswodihardjo President Commissioner

Kom isaris

Drs. Isnoor Haryanto, Ak. Drs. Isnoor Haryanto, Ak.

Commissioner

Kom isaris Drs. Hakamuddin Djamal, M .Si. Drs. Hakamuddin Djamal, M .Si. Commissioner

Komisaris Ir. D. Sonny Priyarsono, Ph.D. Ir. D. Sonny Priyarsono, Ph.D. Commissioner

Kom isaris Suyitno Affandi, S.E. M.Si. Suyitno Affandi, S.E. M.Si. Commissioner

Kom isaris Ir. Tunjung Inderawan M.si. -- Commissioner

Dewan Direksi B o a rd o f D i r e c to r s

Direktur Utama Tommy Soetomo Tommy Soetomo President Director

Direktur Keuangan Gunawan Agus Subrata Gunawan Agus Subrata Finance Director

Direktur Operasi dan Teknik Harjoso Tjatur Prijanto Harjoso Tjatur Prijanto Technic and Operation Director

Direktur Komersial dan

Pengembangan Robert Daniel Waloni Robert Daniel Waloni

Commercial and Development

Director

Direktur Personalian dan Umum Yushan Sayuti Yushan Sayuti Personnel and General Director

Susunan Komisaris Persero berdasarkan Keputusan

Menteri Negara BUMN Republik Indonesia Nomor:

KEP-255/MBU/2007 tanggal 8 Nopember 2007 dan

KEP-24/MBU/2009 tanggal 02 Februari 2009, telah

dilakukan pemberhentian anggota Komisaris PT

(Persero) Angkasa Pura I atas nama Arie Soelendro

dan pengangkatan anggota Komisaris PT Angkasa

Pura I (Persero) atas nama Isnoor Haryanto.

The members of the Company's Commissioners,

as specified in the letter No. KEP-255/MBU/2007

dated November 8, 2007 KEP-24/MBU/2009 dated

February 2, 2009 on appointment and discharge

of the Company's commissioners, Mr. Arie

Soelendro was discharged from his office and is

succeeded by Mr. Isnoor Haryanto.

Selanjutnya sesuai Keputusan Menteri Negara

BUMN Repub l i k I n do n e s i a No m o r :

KEP-133/MBU/2010 tanggal 21 Juli 2010 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota

Komisaris Utama PT Angkasa Pura I (Persero)

memberhentikan Effendi Batubara dan mengangkat

Drs. Suratto Siswodihardjo sebagai Komisaris

Utama.

Furthermore, by the let ter No.

KEP-133/MBU/2010 dated July 21, 2010 on

appointment and discharge of the Company's

president commissioner, Mr. Effendi Batubara

was discharged from his office and was

succeeded by Drs. Suratto Siswodihardjo as the

president commissioner.

Sesuai KEP-240/MBU/2011 tanggal 24 Nopember

2011 tentang Pengangkatan Anggota Dewan

Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) mengangkat

saudara Ir. Tunjung Inderawan M.si. sebagai

Komisaris.

In accordance KEP-240/MBU/2011 dated

November 24, 2011 on the Appointment of

Members of the Board of Commissioners of PT

Angkasa Pura I (Persero) raised Ir. Tunjung

Inderawan M.si. as Commissioner.

Susunan Direksi per 31 Desember 2011 dan 2010

diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Negara

Badan Usaha Milik Negara No: KEP-134/MBU/2010

tanggal 21 Juli 2010 tentang Pemberhentian dan

Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PT

Angkasa Pura I (Persero).

Board of Directors as of December 31, 2011 and

2010 decided upon based on the decree of the

Minister of SOE No: KEP-134/MBU/2010 dated

July 21, 2010 on discharge and appointment of

members of Board of Directors.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

6

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

Susunan Komite Audit per 31 Desember 2011 dan

2010 diangkat berdasarkan Keputusan Dewan

Komisaris No: KEP-06/DK.AP.I/2010, KEP-

07/DK.AP.I/2010, KEP-09/DK.AP.I/2011 dan KEP-

09/DK.AP.I/2011, tentang Pengangkatan anggota

komite audit PT Angkasa Pura I (Persero) dengan

susunan sebagai berikut:

31 Desember 2011

December 31,2011

The composition of Audit Committe of December

31, 2011 and 2010 based on the Decision of the

B o a r d o f C o m m i s i s o n e r s N o :

KEP-06/DK.AP.I/2010, KEP-07/DK.AP.I/2010,

KEP-09/DK.AP.I/2011 dan KEP-09/DK.AP.I/2011,

of the appoitment of members audit committee

of PT Angkasa Pura I (Persero):

31 Desember 2010

December 31, 2010

Ketua D. Sonny Priyarsono D. Sonny Priyarsono Chairman

Anggota Ubaedi Ubaedi Member

Anggota Ilham Budiono Ilham Budiono Member

Anggota Basuki Rahardjo Basuki Rahardjo Member

Susunan keanggotaan Komite Risiko Usaha dan

GCG adalah sebagai berikut:

The composition of Business Risk and GCG Policy

Committee members is as follows:

31 Desember 2011

December 31,2011

31 Desember 2010

December 31, 2010

Ketua Isnoor Haryanto Isnoor Haryanto Chairman

Anggota Muhammad Hadijono Muhammad Hadijono Member

Anggota Sigit Setiawan Sigit Setiawan Member

Anggota Srijono Srijono Member

Susunan keanggotaan Komite Nominasi dan

Remunerasi adalah sebagai berikut:

The composition of Nomination and

Remuneration Committee members is as follows:

31 Desember 2011

December 31,2011

31 Desember 2010

December 31, 2010

Ketua Hakamuddin Djamal Hakamuddin Djamal Chairman

Anggota Jenri MP. Panjaitan Jenri MP. Panjaitan Member

d. Sumber Daya Manusia d. Human Resource

Sumber daya manusia PT Angkasa Pura I (Persero)

per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing

sejumlah 3.681 dan 3.771 orang (tidak diaudit), di

luar Direksi dan Komisaris dengan perincian

sebagai berikut:

The number of the Company's employees as at

December 31, 2011 and 2010 are 3,681 and

3,771 respectively (unaudited), exclusive of the

directors and commissioners, in the following

positions:

2011 2010

Pegawai Perusahaan 3.191 3.225 Permanent employees

PNS Diperbantukan 404 441 Seconded civil servants

PNS Ditugaskan 2 2 Assigned civil servants

ABRI Ditugaskan 63 81 Assigned military personnel

Honorer 21 22 Part timers

Jumlah 3.681 3.771 Total

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

7

2. KETENTUAN DAN TARIF JASA

KEBANDARUDARAAN

2. AIRPORT REGULATION AND SERVICE

TARIFFS

Pengusahaan bandara di Indonesia pada umumnya dan

yang dikelola oleh Perusahaan pada khususnya tunduk

pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri

Perhubungan. Beberapa ketentuan penting yang

berkaitan dengan Perusahaan adalah ketentuan

mengenai tarif jasa kebandarudaraan khususnya jasa

aeronautika dan non-aeronautika tertentu adalah

sebagai berikut:

The airports throughout the country in general and

the airports managed by the Company in particular

are subject to regulations promulgated by the

Minister of Transportation. The following are

significant regulations specifying airport service

tariffs, particularly those related to certain

aeronautical and non-aeronautical services:

a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang

Penerbangan, sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang

Penerbangan.

a. Law No.15 year 1992 on Aviation; as was

amended by the Law No.1 of 2009 on Aviation.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2009 tentang

jenis dan tarif jenis penerimaan negara bukan pajak

yang berlaku pada departemen perhubungan.

b. Government Regulation No. 6 year 2009 about

type and tariff of type of state income outside

the tax that applies to transportation department.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001

tentang Kebandarudaraan.

c. Government Regulation No. 70 of 2001 on

Airports.

d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.29

Tahun 1997 tentang Struktur Tarif Pelayanan Jasa

Kebandarudaraan pada Bandar Udara Umum.

d. The Minister of Transportation's Decree

No.KM.29 year 1997 on Airport Service Tariffs

Arrangement for public airports.

e. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.28

Tahun 1999 tentang Mekanisme Penetapan Tarif

dan Formulasi Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa

Kebandarudaraan pada Bandar Udara yang

D ise l enggarakan o leh Badan Usaha

Kebandarudaraan.

e. The Minister of Transportation's Decree No.28

year 1999 on Tariff Setting Mechanism and

Airport Service Tariff Formulation for Airports

managed by Airport Companies.

f. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.48

Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar

Udara Umum.

f. The Minister of Transportation's Decree No.

KM.48 of 2002 on Administration of Public

Airports.

g. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Nomor SKEP/47/III/2007 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Usaha Kegiatan Penunjang Bandar

Udara.

g. The Director General of Air Transport's Decree

No.Skep/138/VI/1999 on Guidelines for

Airport-Supporting Business Operations.

h. SK Dirjen Hubud Nomor SKEP.284/X/1999, tentang

Standart Kinerja Operasional Bandara terkait

dengan Tingkat Pelayanan (Level of Service).

h. The Decree of the Director General of Civil

Aviation No. SKEP.284/X/1999, on operational

standard of airports with respect of their level of

service.

Berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

serta Surat Keputusan Menteri Perhubungan di atas,

Direksi Perusahaan menjabarkan dan menetapkan tarif

jasa kebandarudaraan yang berlaku untuk bandara yang

diusahakan. Tarif dimaksud diantaranya tertuang dalam

Keputusan Direksi dengan nomor:

Under those law, regulation, decrees, and guidelines

the Company's Management elaborate and set up

airport tariffs applicable to all airports under its

jurisdiction. The tariffs are set up in the following

directives of the Company's Management:

a. KEP.101/KU.10.1.1/2006 tanggal 31 Oktober 2006

tentang tentang Tarif Pelayanan Jasa Pendaratan,

Penempatan Dan Penyimpanan Pesawat Udara

(PJP4U) untuk Penerbangan Dalam Negeri.

a. KEP.101/KU.10.1.1/2006 dated October 31,

2006 on Landing, Positioning and Storing of

Aircraft Services Tariff (PJP4U) for Domestic

Flights.

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

8

2. KETENTUAN DAN TARIF JASA

KEBANDARUDARAAN (Lanjutan)

2. AIRPORT REGULATION AND SERVICE

TARIFFS (Continued)

b. KEP.32KU.60.01./1999 tanggal 1 April 2009 tentang

tentang Tarif Pelayanan Jasa Pendaratan,

Penempatan Dan Penyimpanan Pesawat Udara

(PJP4U) untuk Penerbangan Luar Negeri pada

Bandar Udara yang Diusahakan PT Angkasa Pura I

( P e r s e r o ) . D i s e m p u r n a k a n d e n g a n

KEP.72/KU.06.01./2009 tanggal 12 Agustus 2009

tentang Tarif Pelayanan Jasa Pendaratan,

Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara

(PJP4U) untuk Penerbangan Luar Negeri Pada

Bandar Udara Yang Diusahakan PT Angkasa Pura I

(Persero).

b. KEP.32KU.60.01./1999 dated April 1, 2009 on

Landing, Positioning and Storing of Aircraft

Services Tariff (PJP4U) for International Flights at

the Company's airports. Amended with the

decree No.KEP.72/KU.06.01./2009 dated

Augusts 12, 2009 on tariff of landing, positioning,

and storing of aircrafts services (PJP4U) for

international flights provided by the Company.

c. KEP.49/KU.10.3.1/2007 tanggal 24 Juli 2007

tentang tentang Tarif Pelayanan Jasa Penerbangan

Dalam Negeri pada Bandar Udara yang diusahakan

PT Angkasa Pura I (Persero).

c. KEP.49/KU.10.3.1/2007 dated July 24, 2007 on

tariff of airport services for domestic flights

provided by the Company.

d. KEP.50/KU.10.2.1/2005 tanggal 29 Juli 2005

tentang Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat

Udara (PJP2U) untuk Angkutan Udara Dalam Negeri

untuk Angkutan Udara Dalam Negeri telah diubah

dan diganti dengan KEP.90/KU.06.02/2010 tanggal

9 Nopember 2010.

d. KEP.50/KU.10.2.1/2005 dated July 29, 2005 on

tariff of flight passengers services (PJP2U) for

domestic flights as amended with the decree No.

KEP.90/KU.06.02/2010 dated November 9, 2010.

e. KEP.97/KU.10.2.2/2006 tanggal 17 Oktober 2006

tentang Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat

Udara (PJP2U) untuk Angkutan Udara Luar Negeri,

t e l ah d iubah dan d i gan t i d engan

KEP.83/KU.10.2.2/2007 tanggal 26 Oktober 2007.

e. KEP.97/KU.10.2.2/2006 dated October 17, 2006

on tariff of flight passengers services (PJP2U) for

international flights as amended with the decree

No. KEP.83/KU.10.2.2/2007 dated October 26,

2007.

f. KEP.144/KB.09/2008 tanggal 30 Desember 2008

tentang Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat

Udara (PJP2U) khusus untuk Penerbangan Haji di

Bandar Udara di usahakan PT Angkasa Pura I

(Persero).

f. KEP.144/KB.09/2008 dated December 30, 2008

about tariff of flight passengers services (PJP2U)

for hajj flight in effort of PT Angkas Pura I

(Persero) airports.

g. KEP.913/KU.20.1.8/1998 tanggal 14 Agustus 1998

tentang Tarif Pelayanan Jasa Pemakaian Garbarata

(Avio Bridge) pada Bandar Udara yang Diusahakan

PT Angkasa Pura I (Persero).

g. KEP.913/KU.20.1.8/1998 dated August 14, 1998

on tariff of avio bridge service at the Company's

airports.

h. KEP.65/KU.20.1.8/1998 tanggal 31 Juli 2003

tentang Tarif Pelayanan Jasa Pemakaian Garbarata

(Avio Bridge) dan Tarif Pelayanan Jasa Tambahan

Pemakaian Garbarata (Avio Bridge) untuk

Penerbangan Dalam Negeri pada Bandar Udara

Ngurah Rai Bali.

h. KEP.65/KU.20.1.8/1998 dated July 31, 2003 on

tariff of avio-bridge service and tariff of additional

avio-bridge service for domestic flights at the

Ngurah Rai airport, Bali.

DRAFT II

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

9

2. KETENTUAN DAN TARIF JASA

KEBANDARUDARAAN (Lanjutan)

2. AIRPORT REGULATION AND SERVICE

TARIFFS (Continued)

i. KEP.111/KU.20/2006 tanggal 21 Desember 2006

tentang Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos

P e s a w a t B a n d a r U d a r a S u l t a n

Hasanuddin-Makassar.

i. KEP.111/KU.20/2006 dated December 21, 2006

on tariff of flight cargo and postal services at the

Sultan Hasanuddin airport, Makassar.

j. KEP.73/KU.30/2006 tanggal 7 Agustus 2006

tentang Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos

Pesawat Bandar Udara Sepinggan-Balikpapan.

j. KEP.73/KU.30/2006 dated August 7, 2006 on

tariff of flight cargo and postal services at the

Sepinggan airport, Balikpapan.

k. KEP.50/KU.20.1.1/2007 tanggal 24 Juli 2007

tentang Tarif Pelayanan Jasa Pemakaian Counter

untuk Penerbangan Dalam Negeri pada Bandar

Udara yang diusahakan PT Angkasa Pura I

(Persero).

k. KEP.50/KU.20.1.1/2007 dated July 24, 2007 on

tariff of airport counter service for domestic

flights provided by the Company.

l. KEP.31/KU.07/2010 tanggal 25 Mei 2010 tentang

Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat Bandar

Udara (PJKP2U) untuk Bandar Udara Ngurah

Rai-Bali.

l. KEP.31/KU.07/2010 dated May 25, 2010 on tariff

of flight cargo and postal services (PJKP2U) at

the Ngurah Rai airport, Bali.

m. KEP.33/KU.07/2010 tanggal 1 Juni 2010 tentang

Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara

(PJKP2U) untuk Bandar Udara Sam

Ratulangi-Manado.

m. KEP.33/KU.07/2010 dated June 1, 2010 on tariff

of flight cargo and postal services (PJKP2U) at

the Sam Ratulangi airport, Manado.

n. KEP.16/KU.06.03/2010 tanggal 03 Maret 2010

tentang Tarif Pelayanan Jasa Pemakaian Garbarata

(Avio Bridge) untuk Bandar Udara Adisumarno-Solo.

n. KEP.16/KU.06.03/2010 dated March 3, 2010 on

tariff of avio-bridge service at the Adisumarno

airport, Solo.

o. KEP.45/KU.07.06/2010 tanggal 21 Juni 2010

tentang Tarif Biaya Parkir Kendaraan Bermotor di

Bandar Udara Sultan Hasanuddin-Makassar.

o. KEP.45/KU.07.06/2010 dated June 21, 2010 on

vehicles parking service at the Sultan Hasanuddin

airport, Makassar.

p. KEP 14/KU.07/2011 tanggal 16 Pebruari 2011

tentang Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos

Pesawat Udara (PJKP2U) Domestik di Bandar Udara

Ngurah Rai Bali.

p. KEP 14/KU.07/2011 dated February 16, 2011 on

Tariffs and Post Services Cargo Aircraft (PJKP2U)

at Domestic Airport Ngurah Rai Bali.

q. KEP 20/KU.06.02/2011 tanggal 1 Maret 2011

tentang Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos

Pesawat Udara (PJKP2U) SBU Terminal Kargo

Sepinggan Balikpapan.

q. KEP 20/KU.06.02/2011 dated March 1, 2011 on

Tariffs and Post Services Cargo Aircraft (PJKP2U)

at SBU Terminal Kargo Sepinggan Balikpapan.

r. KEP.29/KU.07.02/2011 tanggal 21 Maret 2011

tentang Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos

Pesawat Udara (PJKP2U) SBU Terminal Kargo

Sultan Hasanudin Makassar.

r. KEP.29/KU.07.02/2011 dated March 21, 2011 on

Tariffs and Post Services Cargo Aircraft (PJKP2U)

at SBU Terminal Kargo Sultan Hasanudin

Makassar.

DRAFT II

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

10

2. KETENTUAN DAN TARIF JASA

KEBANDARUDARAAN (Lanjutan)

2. AIRPORT REGULATION AND SERVICE

TARIFFS (Continued)

s. KEP.30/KU.07.02/2011 tanggal 21 Maret 2011

tentang Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos

Pesawat Udara (PJKP2U) Domestik di Bandar Udara

Frans Kasiepo Biak.

s. KEP.30/KU.07.02/2011 dated March 21, 2011 on

Tariffs and Post Services Cargo Aircraft (PJKP2U)

at Domestic Airport Frans Kasiepo Biak.

t. KEP.66/KU.06.01/2011 tanggal 8 Juli 2011 tentang

Tarif Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan

Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U) untuk

penerbangan Dalam Negeri pada Bandar Udara

yang diusahakan PT Angkasa Pura I (Persero).

t. KEP.66/KU.06.01/2011 dated July 8, 2011 on the

tariffs of the Landing Services, Placement and

Storage Aircraft (PJP4U) for the domestic flight

at the airport that managed by PT Angkasa Pura

I (Persero).

u. KEP.23/KU.07.06/2011 tanggal 7 Maret 2011

tentang Tarif/ Biaya Masuk Pelataran Terminal atau

Parkir Untuk Kendaraan Bermotor di Bandar Udara

Frans Kasiepo Biak.

u. KEP.23/KU.07.06/2011 dated March 7, 2011 on

Tariff of parking terminal for vehicles on Frans

Kasiepo Airport Biak.

v. KEP.28/KU.07.06/2011 tanggal 21 Maret 2011

tentang Tarif/ Biaya Masuk Pelataran Terminal atau

Parkir Untuk Kendaraan Bermotor di Bandar Udara

Selaparang Lombok.

v. KEP.28/KU.07.06/2011 dated March 21, 2011 on

Tariff of parking terminal for vehicles on

Selaparang Airport Lombok.

w. KEP.48/KU.07.06/2011 tanggal 24 Mei 2011

tentang Tarif Masuk Pelataran Parkir Terminal atau

Parkir Untuk Kendaraan Bermotor di Bandar Udara

Juanda Surabaya.

w. KEP.48/KU.07.06/2011 dated May 24, 2011 on

Tariff of parking terminal for vehicles on Juanda

Airport Surabaya.

x. KEP.70/KU.07.06/2011 tanggal 11 Juli 2011

tentang Tarif Masuk Pelataran Terminal atau Parkir

Untuk Kendaraan Bermotor di Bandar Udara Sultan

Hasanudin Makassar.

x. KEP.70/KU.07.06/2011 dated July 11, 2011 on

Tariff of the terminal or parking of vehicles on

Sultan Hasanuddin Airport Makassar.

y. KEP.71/KU.07.06/2011 tanggal 11 Juli 2011

tentang Tarif Masuk Pelataran Terminal atau Parkir

Untuk Kendaraan Bermotor di Bandar Udara

Adisumarmo Solo.

y. KEP.71/KU.07.06/2011 dated July 11, 2011 on

Tariff of the terminal or parking of vehicles on

Adisumarmo Airport Solo.

z. KEP.72/KU.07.06/2011 tanggal 11 Juli 2011

tentang Tarif Pemakaian Commercial Important

Person (CIP) dan Executive Lounge di Bandar Udara

Juanda Surabaya.

z. KEP.72/KU.07.06/2011 dated July 11, 2011 on

tariff of Commercial Important Person (CIP) and

the Executive Lounge at Juanda Airport

Surabaya.

aa. Surat AP.I.4356/KU.05/2011/DU-B tanggal 7

Oktober 2011 tentang Penetapan Tarif Sewa Ruang

di Bandar Udara Internasional Lombok (BIL).

aa. Letter no AP.I.4356/KU.05/2011/DU-B dated

October 7, 2011 on Tariff Rent Space in Lombok

International Airport (BIL).

bb. KEP.108/KU.07.06/2011 tanggal 25 Oktober 2011

tentang Tarif Masuk Pelataran Terminal atau Parkir

Untuk Kendaraan Bermotor di Bandar Udara

Pattimura Ambon.

bb. KEP.108/KU.07.06/2011 dated October 25, 2011

on Tariff of the terminal or parking of vehicles in

Pattimura Airport Ambon.

cc. KEP.123/KU.07.06/2011 tanggal 30 Nopember

2011 tentang Tarif Masuk Pelataran Terminal atau

Parkir Untuk Kendaraan Bermotor di Bandar Udara

Ahmad Yani Semarang.

cc. KEP.123/KU.07.06/2011 tanggal November 30,

2011 on Tariff of the terminal or parking of

vehicles in Ahmad Yani Airport Semarang.

DRAFT II

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

11

3. KEGIATAN PERUSAHAAN 3. COMPANY ACTIVITIES

Kegiatan utama perusahaan dalam pengelolaan jasa

kebandarudaraan selama tahun 2011 dan 2010 (sebagai

perbandingan) dapat diuraikan sebagai berikut:

The company's priority activities in airport

management during 2011 and 2010 (for comparison)

can be described as follows:

a. Pergerakan Pesawat a. Aircraft movements

Pergerakan trafik pesawat udara pada tahun 2011

sebanyak 559.029 pesawat yang menunjukkan

kenaikan 15% bila dibandingkan dengan tahun

2010 sebesar 487.808 pesawat. Hal ini dapat

terlihat perbandingan untuk masing-masing

bandara sebagai berikut:

Movement of aircraft traffic in 2011 as many as

559,029 aircraft showed increasing 15%

compared to the year 2010 amounted to 487,808

aircraft. It can be seen comparisons for each of

the following airports:

Bandara / Airport Satuan / Unit 2011 2010

Kenaikan

(Penurunan) /

Increase

(Decrease)

%

Perbandingan

Terhadap

2010 /

Compare to

2010

Ngurah Rai Pesawat / Plane 103.846 84.959 18.887 22

Juanda Pesawat / Plane 115.772 99.928 15.844 16

Sultan Hasanuddin Pesawat / Plane 73.099 64.908 8.191 13

Sepinggan Pesawat / Plane 63.389 57.109 6.280 11

Frans Kasiepo Pesawat / Plane 13.143 11.138 2.005 18

Sam Ratulangi Pesawat / Plane 16.450 16.955 (505) (3)

Adisutjipto Pesawat / Plane 51.216 46.457 4.759 10

Adisumarmo Pesawat / Plane 16.872 17.291 (419) (2)

Syamsudin Noor Pesawat / Plane 25.154 22.346 2.808 13

Ahmad Yani Pesawat / Plane 25.858 22.287 3.571 16

Selaparang Pesawat / Plane 24.091 19.226 4.865 25

Pattimura Pesawat / Plane 11.315 10.390 925 9

El Tari Pesawat / Plane 18.824 14.814 4.010 27

Total 559.029 487.808 71.221 15

b. Pergerakan Penumpang b. Passenger Movements

Pergerakan penumpang pada tahun 2011 terealisasi

sebanyak 56.485.881 penumpang, yang

menunjukkan terjadi kenaikan sebesar 15%

dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar

49.237.437 penumpang. Hal ini dapat terlihat

perbandingan untuk masing-masing bandara

sebagai berikut:

Passenger movements in 2011, realized as much

as 56,485,881 passengers, which showed an

increase of 15% compared to the year 2010

amounted to 49,237,437 passengers. It can be

seen comparisons for each of the following

airports:

DRAFT II

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

12

3. KEGIATAN PERUSAHAAN (Lanjutan) 3. COMPANY ACTIVITIES (Continued)

b. Pergerakan Penumpang (Lanjutan) b. Passenger Movements (Continued)

Bandara / Airport Satuan / Unit 2011 2010

Kenaikan

(Penurunan) /

Increase

(Decrease)

%

Perbandingan

Terhadap

2010 /

Compare to

2010

Ngurah Rai Orang / Person 12.780.563 11.123.224 1.657.339 15

Juanda Orang / Person 13.778.287 12.078.872 1.699.415 14

Sultan Hasanuddin Orang / Person 7.456.381 6.546.831 909.550 14

Sepinggan Orang / Person 5.680.961 5.106.944 574.017 11

Frans Kasiepo Orang / Person 366.385 329.012 37.373 11

Sam Ratulangi Orang / Person 1.820.629 1.665.673 154.956 9

Adisutjipto Orang / Person 4.291.646 3.690.592 601.054 16

Adisumarmo Orang / Person 1.195.812 968.271 227.541 23

Syamsudin Noor Orang / Person 3.013.191 2.619.867 393.324 15

Ahmad Yani Orang / Person 2.432.511 2.018.818 413.693 20

Selaparang Orang / Person 1.676.921 1.418.538 258.383 18

Pattimura Orang / Person 817.666 737.970 79.696 11

El Tari Orang / Person 1.174.928 932.825 242.103 26

56.485.881 49.237.437 7.248.444 15

c. Pergerakan Angkutan Cargo c. Movement of Cargo Transport

Angkutan cargo selama tahun 2011 terealisasi

sebanyak 311.598 ton, yang menunjukkan terjadi

peningkatan sebanyak 8% dibandingkan dengan

tahun 2010 sebanyak 289.678 ton. Hal ini dapat

terlihat perbandingan untuk masing-masing

bandara sebagai berikut:

Cargo freight realized during the year 2011 as

many as 311,598 tonnes, showing increase of

8% compared to 2010 as many as 289,678

tonnes. It can be seen comparisons for each of

the following airports:

Bandara / Airport

Satuan /

Unit 2011 2010

Kenaikan

(Penurunan) /

Increase

(Decrease)

%

Perbandingan

Terhadap 2010 /

Compare to 2010

Ngurah Rai Ton 62.150 67.714 (5.564) (8)

Juanda Ton 95.146 76.774 18.372 24

Sultan Hasanuddin Ton 43.339 40.141 3.198 8

Sepinggan Ton 45.125 37.973 7.152 19

Frans Kasiepo Ton 1.299 1.304 (5) 0

Sam Ratulangi Ton 11.614 11.520 94 1

Adisutjipto Ton 12.850 12.307 543 4

Adisumarmo Ton 3.154 2.600 554 21

Syamsudin Noor Ton 13.732 17.050 (3.318) (19)

Ahmad Yani Ton 9.380 9.711 (331) (3)

Selaparang Ton 6.557 6.619 (62) (1)

Pattimura Ton 3.104 3.061 43 1

El Tari Ton 4.148 2.904 1.244 43

311.598 289.678 21.920 8

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

13

4. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO 4. RISK MANAGEMENT POLICY

PT Angkasa Pura I (Persero) telah mempunyai kebijakan

dan pedoman manajemen risiko yang telah diputuskan

melalui Keputusan Direksi nomor KEP.114/PG.01/2011

tanggal 7 Nopember 2011 yang mengatur kebijakan

manajemen risiko sebagai berikut:

PT Angkasa Pura I (Persero) has risk management

policy and guidelines that have been decided by the

Board of Directors decision No. KEP.114/PG.01/2011

dated November 7, 2011 which set the following risk

management policies as follows:

a. Prinsip Manajemen Risiko a. Principle of Risk Management

Prinsip-prinsip yang digunakan manajemen

perusahaan dalam mengembangkan, menerapkan,

mengelola dan mengevaluasi manajemen risiko

adalah sebagai berikut:

The principles used by management companies

in developing, implementing, managing and

evaluating risk management are as follows:

1. Adanya komitmen pimpinan

2. Keterlibatan seluruh pegawai perusahaan

3. Transparansi

4. Integrasi

5. Perbaikan kesinambungan

6. Menciptakan nilai

7. Memberikan nilai tambah

8. Bagian terpadu dari proses organisasi

9. Bagian dari proses pengambilan keputusan

10. Secara khusus menangani aspek ketidakpastian

11. Khas untuk penggunaannya

12. Harus transparan dan inklusif

13. Harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan

peningkatan organisasi secara berlanjut.

1. Leadership commitment

2. The involvement of all employees of the

company

3. Transparancy

4. Integration

5. Sustainability improvements

6. Create the value

7. Provide value added

8. Integral part of the organization process

9. Part of the decision making process

10. Specifically handle the issue of uncertainty

11. Typical for use its

12. Should be transparent and inclusive

13. Should facilitate the improvement and

enhancement of the organization as a

continuing.

b. Komitmen Manajemen Risiko Perusahaan b. Corporate Risk Management Commitment

Direksi dan seluruh pegawai berkomitmen untuk: Directors and all of employees are committed to:

1. Menerapkan manajemen risiko secara

komprehensif dan terintegrasi untuk mencapai

tujuan perusahaan.

2. Mempertimbangkan risiko pada setiap

perencanaan bisnis dan pada setiap

pengambilan keputusan manajemen dengan

menentukan tingkat toleransi.

3. Menyediakan dan mengalokasikan sumber daya

yang cukup untuk mencapai tujuan manajemen

risiko, termasuk untuk meningkatkan

kompetensi sumber daya manusia.

1. Applying risk management in a

comprehensive and integrated to achieve

corporate objectives.

2. Consider the risks involved in every business

planning and decision-making at every level

of management to determine the tolerance.

3. Provide and allocate sufficient human

resources to achieve risk management

objectives, including to increase the

competence of human resources.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

14

4. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 4. RISK MANAGEMENT POLICY (Continued)

c. Strategi Manajemen Risiko c. Risk Management Strategy

1. Membentuk unit kerja yang bertanggungjawab

secara profesional untuk mengkoordinasikan

penerapan manajemen risiko secara

terintegrasi untuk seluruh unit kerja.

2. Meng integrasikan wewenang dan

tanggungjawab setiap pihak yang terlibat

kedalam job description perusahaan.

3. Meningkatkan kompetensi sumber daya

manusia dalam bidang manajemen risiko.

4. Mengintegrasikan manajemen risiko kedalam

proses bisnis perusahaan.

5. Menjadikan manajemen risiko sebagai budaya

perusahaan yang melekat pada setiap pegawai.

6. Membangun kesadaran dan kepedulian risiko

dari seluruh pegawai sebagai pondasi

penerapan manajemen risiko.

7. Menumbuhkan pemahaman konsep

manajemen risiko dan pentingnya pengelolaan

risiko dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

1. Provide working unit is professionally

responsible for coordinating the

implementation of integrated risk

management for the entire unit of work.

2. Integrating the authority and responsibilities

of each party involved into the company's

job description.

3. Improve the competence of human

resources in risk management

4. Integrate risk management into corporate

business processes.

5. Making risk management as a corporate

culture to each employee.

6. Build awareness and concern of all

employees at risk as applied of risk

management.

7. Increase understanding of the concept of

risk management and importance of

managing risk in improving company

performance.

d. Identifikasi dan langkah-langkah

pengelolaan risiko

d. I dent i f i cat ion and s tep o f r i sk

management

1. Risiko Operasional

Risiko kemungkinan terjadinya incident atau

accident penerbangan baik di udara maupun di

darat terlihat melalui tolak ukur jumlah

kejadian Breakdown of Separation (BOS)

dan/atau Breakdown of Coordination (BOC).

1. Operating Risk

The risk of possible incidents or accidents on

the air or on land may be perceived through

the parameter of the number of incidents in

Breakdown of Separation (BOS) and/or the

Breakdown of Coordination).

Upaya pencegahan dan memperkecil risiko

terjadinya incident dan accident dilakukan

d e n g a n m e m p e r b a i k i p r o s e d u r ,

mempertahankan dan meningkatkan

kompetensi SDM, ketersediaan dan kehandalan

fasilitas operasional navigasi dan komunikasi,

fasilitas pendaratan dan penunjang lainnya,

serta mematuhi ketentuan-ketentuan nasional

dan internasional. Selain itu juga dilakukan

koordinasi dengan Pemerintah Daerah

setempat serta sosialisasi terhadap masyarakat

yang berada di lingkungan kerja Bandara

mengenai pentingnya mematuhi ketentuan

tentang Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan (KKOP).

The effort of prevent or mitigate the risk of

incidents and accidents is made by

maintaining and improving the competence

of the human resources, availability and

reliability of the navigation operating

facilities, the landing facilities and other

supporting facilities, and by complying with

the national and international regulations.

The Company also cooperates with the local

governments and socializes to the

surrounding communities the importance of

complying with the regulations concerning

the Flight Operations Safety Area (KKOP).

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

15

4. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 4. RISK MANAGEMENT POLICY (Continued)

d. Identifikasi dan langkah-langkah

pengelolaan risiko (Lanjutan)

d. I dent i f i cat ion and s t ep o f r i sk

management (Continued)

2. Risiko Keuangan 2. Financial Risk

Risiko keuangan meliputi risiko pasar, likuiditas,

pajak, kredit, dan lain-lain. Risiko keuangan

yang teridentifikasi adalah risiko fluktuasi nilai

tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah, inflasi,

piutang usaha, kelebihan/kekurangan

pembayaran pajak sebagai akibat perbedaan

hasil perhitungan pemeriksaan fiskal dengan

hasil audit, investasi pada obligasi, investasi

pada perbankan, serta penetapan Bantuan

Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya

(BPYBDS). Masing-masing mempunyai risiko

dan dampak yang berbeda-beda, sehingga

perlu pengelolaan secara profesional agar tidak

mengakibatkan penurunan kinerja keuangan.

The financial risk include the risk of the

market, liquidity, tax, credit and others. The

identified financial risks are fluctuating risk

of exchange value of US Dollar against

Rupiah, inflation, accounts receivables, tax

over/underpayment due to the differences in

the fiscal calculation and audit results,

investment in bonds, investment in banks,

and the decision regarding the undetermined

status of the government assistance

(BPYBDS). Each has different risks and

impacts, such financial risks should be

professionally managed so as not to

undermine the company’s financial

performance.

Manajemen tetap senantiasa menjaga agar

kondisi tingkat kesehatan perusahaan selalu

dalam kategori SEHAT dengan menjaga secara

ketat pencapaian tingkat risiko keuangan

tahunan melalui evaluasi laporan secara

bulanan sebagai early warning system. Selain

itu menjaga rasio-rasio keuangan dengan

memfokuskan kepada aspek-aspek penilaian

kinerja yang ditetapkan oleh Kementerian

Negara BUMN melalui keputusan Menteri

Negara BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002

tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN.

Management has always carefully calculated

the risk and its mitigating action in order to

prevent losses incurred by Angkasa Pura I.

The efforts included closely maintaining the

company’s realization of the annual financial

risks by evaluating the reports on a monthly

basic as an early warning system. In

additional included maintaining financial

ratios complains with by the minister of

BUMN letter No: KEP-100/MBU/2002 about

company evaluation.

3. Risiko Usaha Dalam Bidang Produksi dan

Pendapatan

3. Business Risks in Productions and Revenue

- Aeronautika - Aeronautic

Wacana pemisahan Air Traffic Services

(ATS) dari pengelolaan manajemen PT

Angkasa Pura I (Persero) sesuai Undang-

undang Penerbangan berpotensi

menurunkan kinerja keuangan Perusahaan.

Manajemen berupaya melakukan

pengembangan usaha di bidang jasa

kebandarudaraan dan penunjangnya.

The separation of the Air Traffic Services

(ATS) from the management of PT Angkasa

Pura I (Persero) in accordance with the

Aviation Law is potentially reducing the

company’s financial performance.

Management has made attempts to develop

businesses in the airport services and

supporting businesses.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

16

4. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 4. RISK MANAGEMENT POLICY (Continued)

d. Identifikasi dan langkah-langkah

pengelolaan risiko (Lanjutan)

d. I dent i f i cat ion and s t ep o f r i sk

management (Continued)

- Non Aeronautika - Non Aeronautic

Isu gangguan keamanan, wabah penyakit

dan bencana alam seperti meletusya

Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gempa

Bumi dan lainnya dapat menurunkan

jumlah penumpang transportasi udara

sehingga berpengaruh terhadap produksi

dan pendapatan Perusahaan. Upaya yang

telah dilakukan oleh Manajemen adalah

meningkatkan kualitas sistem pengamanan

bandar udara, mengoptimalkan fungsi

public relation, dan berkoordinasi dengan

Pemerintah Daerah serta aparat keamanan.

The issues of security disruption, epidemics

and natural disasters such as the eruption of

Merapi volcano in Central Java could reduce

the number of air transportation passengers

which resulted in the company’s production

and income. Management has endeavored to

improve the quality of the airport security

system, optimize the functions of public

relations, and coordinate with the regional

governments and security officers.

4. Risiko Hukum dan Kepatuhan 4. Legal and Compliance Risk

Perusahaan dapat menghadapi risiko hukum

berupa kemungkinan adanya tuntutan hukum

dari pihak lain terhadap aset maupun aktivitas

PT Angkasa Pura I (Persero). Manajemen telah

melakukan upaya mitigasi terhadap proses

bisnis dan kebijakan yang diambil untuk

meminimalkan risiko-risiko (mitigasi) tersebut

dengan memastikan semua aktivitas

Perusahaan telah didasarkan pada ketentuan

dan peraturan yang berlaku, baik internal

maupun eksternal.

Regarding the risks of possible legal claims by

other parties against the assets and activities of

PT Angkasa Pura I (Persero), management has

attempted to take mitigating actions towards the

business process and policies made to minimize

such risks by ensuring that all company’s

activities are based on prevailing rules and

regulations, both internally and externally.

Disamping itu, Perusahaan juga telah

melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja

Bersama dengan Serikat Pekerja sebagai

pedoman hak dan kewajiban karyawan serta

komitmen bersama dalam menyelesaikan

masalah-masalah ketenagakerjaan.

In addition, the company already signed

Collective Labor Agreement with Labor Union as

a guideline for employees rights and liabilities

and as a joint commitment in settling the labor

disputes.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

17

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES

a. Pernyataan Ketaatan Terhadap Standar

Akuntansi Keuangan

a. Statement of Compliance With Financial

Accounting Standards

Laporan keuangan PT Angkasa Pura I (Persero)

untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2011 dan 2010 telah disajikan sesuai

dengan Standar Akuntansi Indonesia (SAK).

Financial statement of PT Angkasa Pura I

(Persero) for the years ended December 31,

2011 and 2010 has present accordance with

Indonesian Accounting Standard.

b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan b. Basis for Financial Statements Preparation

1) Laporan keuangan Perusahaan disusun sesuai

dengan Prinsip Akuntansi Indonesia. Laporan

keuangan Perusahaan disusun berdasarkan

harga perolehan.

1) The financial statements are prepared on the

basis of generally accepted accounting

principles in Indonesia. The valuations are

on the basis of historical cost.

2) Laporan arus kas Perusahaan disusun

berdasarkan metode langsung (direct method)

dengan mengklasifikasikan dana dari kegiatan

operasi, investasi, dan pembiayaan.

2) The statements of cash flows are prepared

on the basis of direct method which

classifies the cash flows into operating,

investing, and funding activities.

3) Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara

kas mencakup kas, bank, dan deposito yang

jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau

kurang.

3) For the purposes of statements of cash

flows, cash and cash equivalent include cash

on hand, in banks, and deposits of maturities

of three months or less.

4) Periode akuntansi meliputi 1 Januari sampai

dengan 31 Desember tahun yang

bersangkutan.

4) The accounting period is from January 1

through December 31 of the related year.

5) Angka pada laporan keuangan dibulatkan dan

dinyatakan dalam ribuan Rupiah.

5) The financial statements are stated in rupiah

and rounded to thousand of rupiah.

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi c. Changes in Accounting Policies

Berikut ini adalah standar, perubahan dan

interpretasi yang berlaku efektif mulai 1 Januari

2011 dan mempunyai pengaruh terhadap

Perusahaan:

The following standards, amandments and

interpretations, which became effective starting

January 1, 2011, are relevant to the Company:

- PSAK No. 1 (Revisi 2009), "Penyajian Laporan

Keuangan"

- SFAS No. 1 (Revised 2009), "Presentation

of Financial Statements"

- PSAK No. 2 (Revisi 2009), "Laporan Arus Kas" - SFAS No. 2 (Revised 2009), "Statement of

Cash Flows"

- PSAK No. 5 (Revisi 2010), "Segmen Operasi" - SFAS No. 5 (Revised 2010), "Operating

Segments"

- PSAK No. 7 (Revisi 2010), "Pengungkapan

Pihak-pihak Berelasi"

- SFAS No. 7 (Revised 2010), "Related

Parties Disclosure"

- PSAK No. 8 (Revisi 2010), "Peristiwa Setelah

Periode Pelaporan"

- SFAS No. 8 (Revised 2010), "Events After

the Reporting Period"

- PSAK No. 19 (Revisi 2010), "Aset Tak

Berwujud"

- SFAS No. 19 (Revised 2010), "Intangible

Assets"

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

18

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) c. C h a n g e s i n A c c o u n t i n g P o l i c i e s

(Continued)

- PSAK No. 22 (Revisi 2010), "Kombinasi Bisnis" - SFAS No. 22 (Revised 2010), "Related

Parties Disclosure"

- PSAK No. 23 (Revisi 2010), "Pendapatan" - SFAS No. 23 (Revised 2010), "Revenue"

- PSAK No. 25 (Revisi 2009), "Kebijakan

Akuntansi Perubahan Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan"

- SFAS No. 25 (Revised 2009), "Accounting

Policies, Changes in Accounting Estimates

dan Errors"

- PSAK No. 48 (Revisi 2009), "Penurunan Nilai

Aset"

- SFAS No. 48 (Revised 2009), "Impairment

of Assets"

- PSAK No. 57 (Revisi 2009), "Provisi, Liabilitas

Kontijensi dan Aset Kontijensi"

- SFAS No. 57 (Revised 2009), "Provisions,

Contingent Liabilities and Contingent

Assets"

- PSAK No. 58 (Revisi 2009), "Aset Tidak Lancar

yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan"

- SFAS No. 58 (Revised 2009), "Non-Current

Assets Held for Sale and Discontinue

Operation"

- ISAK No. 9, "Perubahan atas Liabilitas

Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas

Serupa"

- IFAS No. 9, "Changes in Existing

Decommisioning , Restorating and Similiar

Liabilities"

- ISAK No. 10, "Program Loyalitas Pelanggan" - I F A S N o . 1 0 , " C u s t o m e r L o y a l t y

Programmes"

Berikut ini adalah hal-hal yang terpengaruh atas

perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan

sehubungan dengan penerapan standar akuntansi

baru di atas:

The following are the areas impacted from the

changes in th Company's accounting policies in

response to the above new accounting

standards implementation:

i). Penyajian Laporan Keuangan i). Presentation of Financial Statements

Perusahaan menerapkan revisi PSAK No. 1

(Revisi 2009), "Penyajian Laporan Keuangan"

yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari

2011. Perubahan signifikan ini atas standar

akuntansi ini terhadap perusahaan adalah

sebagai berikut:

The Company applies revised SFAS No. 1

(Revised 2009), "Presentation of Financial

Statments", which became effective as of

January 1, 2011. The significant changes of this

accounting standard to the Company are as

follows:

1) Laporan keuangan terdiri dari Laporan

Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi

Komprehensif, Laporan Perubahan

Ekuitas , Laporan Arus Kas dan Catatan

atas Laporan Keuangan serta tambahan

Laporan Posisi Keuanganan yang

menunjukan saldo awal (karena adanya

reklasifikasi). Sebelum 1 Januari 2011,

laporan keuangan terdiri dari atas

Laporan posisi keuangan, Laporan Laba

Rugi komprehensif, Laporan

Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas

dan Catatan atas Laporan Keuangan .

1) The financial statements comprise

Statement of Financial Position, statement

of Comprehensive Income, Statements of

Changes in Equity, Statement of Cash

Flows, notes to Financial Statements and

additional Statement of Financial Position

showing beginning balance (because of

reclassification). Before January 1, 2011,

the Company's financial statements

comprise Balance Sheet, Statement

of Income, Statement of Changes in

Stockholder's Equity, Statement of Cash

Flows and Notes to Financial Statements.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

19

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) c. C h a n g e s i n A c c o u n t i n g P o l i c i e s

(Continued)

2) Tambahan pengungkapan diwajibkan,

antara lain manajemen risiko.

2) Additional disclosures required among

others, risk management.

Sesuai dengan yang disyaratkan dalam revisi

standar akuntansi, informasi pembanding

telah disajikan kembali. Oleh karena dampak

perubahan kebijakan akuntansi hanya

berdampak terhadap aspek penyajian , maka

perubahan tersebut tidak berpengaruh

terhadal laba per saham.

Comparative information has been re-presented

so that is also in conformity with the revise

standard. Since the change in accounting policy

only impacts presentation aspects, there is no

impact on earning per share.

ii. Penentuan dan Penyajian Segmen Operasi ii. Determinat ion and presentat ion of

operating segments

Mulai tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan

menentukan dan menyajikan segmen operasi

berdasarkan informasi yang secara internal

disajikan untuk Direksi, yang merupakan

pengambi l keputusan operas ional

Perusahaan. Perubahan kebijakan akuntansi

ini sejalan dengan penerapan PSAK No. 5

(Revisi 2009), "Segmen Operasi". Sebelum 1

Januari 2011 segmen operasi ditentukan dan

disajikan sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi

2000), "Segmen Operasi". Berdasarkan

kebijakan akuntansi yang baru, segmen

operasi disajikan sebagai berikut:

Starting January 1, 2011, the Company

determines and present operating

segments based on the information that

internally is provided to the Company's

Board of Directors, which is the Company's

chief operating decision maker. This

change in accounting policy is due to the

adoption of SFAS No. 5 (Revised 2009),

"Operating Segments". Previously,

operating segments were determined and

presented in accordance with SFAS No. 5

(Revised 2000), "Segments Reporting". The

new accounting policies in respect of

operating segment disclosures is presented

as follows:

Segmen operasi adalah komponen dari

entitas yang terlibat dalam aktivitas bisnis

yang menghasilkan pendapatan dan

menimbulkan beban, termasuk pendapatan

dan beban yang terkait dengan transaksi

dengan komponen lain entitas, dimana hasil

operasinya dikaji ulang secara berkala oleh

pengambil keputusan operasional untuk

membuat keputusan mengenai sumber daya

yang akan dialokasikan pada segmen tersebut

dan menilai kinerjanya, serta tersedia

informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

An operating segment is a component that

engages in business activites from which it may

earn revenues and incure expenses, including

revenues and expenses that relate to

transactions with any of other components,

whose operating results are reviewed regularly

by the management to make decisions about

resources allocated to the segment and

evaluated its performance, and for which

discrete financial information is available.

Standar akuntansi yang akan dicabut efektif pada

tanggal 1 Januari 2012:

The accounting standards which will be revoked

effective on January 1, 2012 as follows:

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

20

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) c. C h a n g e s i n A c c o u n t i n g P o l i c i e s

(Continued)

- PSAK No. 27 " Akuntansi Koperasi" - SFAS No. 27 “Accounting For

Cooperatives”

- PSAK No. 39 "Akuntansi Kerjasama Operasi" - SFAS No. 39 "Accounting for Operational

Cooperation"

- PSAK No. 44 "Akuntansi Aktivitas

Pengembangan Real Estate"

- SFAS No. 44 "Accounting for Real Estate

Development Activities"

- PSAK No. 51, "Akuntansi Kuasi -

Reorganisasi"

- SFAS No. 51, "Accounting for Quasi

Reorganization"

Perusahaan sedang dalam proses menganalisis

dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan

standar-standar ini.

The Company are in the process of analyzing

the impact from adopting these standards.

d . Transaksi dengan Pihak Berelasi d. Transactions w ith Related Parties

Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak berelasi

digunakan sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010)

mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

In these financial statements, the term related

parties is used in accordance with SFAS No. 7

(Revised 2010) regarding "Related Party

Disclosures".

Seluruh transaksi dengan pihak berelasi, baik yang

dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan

dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga,

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

All transactions with related parties, which were

made under the same as well as different terms

and conditions with not-related parties, are

disclosed in the notes to financial statements.

e. Penggunaan Estimasi e. Use of Estimate

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi

dan asumsi yang mempengaruhi jumlah instrumen

keuangan dan pengungkapan instrumen keuangan

kontinjen pada tanggal laporan keuangan serta

jumlah pendapatan dan beban selama periode

pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda

dari jumlah yang diestimasi.

In preparing the financial statements in

compliance with the generally accepted

accounting principles in Indonesia, the

management is required to use estimates and

assumptions affecting assets and liabilities

amounts and to disclose contingent assets and

liabilities on the date of the financial statements

as well as the income and expenses for the

current period. The actual results may differ from

the estimated amounts.

f. Penjabaran Mata Uang Asing f. F o r e i g n C u r r e n c y T r a n s a c t i o n s a n d

Balances

1) Pembukuan Perusahaan diselenggarakan

dalam satuan Rupiah. Transaksi dalam mata

uang asing dicatat berdasarkan kurs tetap

yang ditetapkan pada awal tahun.

1). The accounting of the Company is

maintained in rupiah denomination.

Transactions in foreign currencies are

recorded at the exchange rate prevailing at

the transactions date.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

21

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) c. C h a n g e s i n A c c o u n t i n g P o l i c i e s

(Continued)

2) Pada tanggal laporan posisi keuangan,

instrumen keuangan moneter dalam mata

uang asing dijabarkan sesuai dengan kurs

yang berlaku pada tanggal tersebut, yang

didasarkan pada kurs tengah mata uang kertas

asing yang diumumkan oleh Bank Indonesia.

Keuntungan atau kerugian yang timbul,

dikreditkan atau dibebankan dalam laporan

laba (rugi) periode berjalan.

2). At the balance sheet date, assets and

liabilities denominated in foreign currencies

are translated into rupiah at the rates

prevailing at that date, on the basis of

middle rate of exchange issued by Bank

Indonesia. Gains or losses resulting from

the translation is charged to income of the

related period.

3) Kurs mata uang asing utama yang digunakan

pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

adalah sebagai berikut:

3). The following exchange rate are used on

December 31, 2011 and 2010:

(dalam Rupiah penuh/in full

Rupiah)

2011 2010

US$ 1,00 9.068,00 8.991,00 USD 1,00

g. Kas dan Setara Kas g. Cash and Cash Equivalent

Kas adalah kas dan atau rekening bank yang dimiliki

untuk memenuhi komitmen jangka pendek bukan

untuk investasi atau tujuan lain. Setara kas yang

dimaksud adalah deposito dan investasi jangka

pendek yang dapat segera diubah dan jatuh tempo

dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal

perolehan dan menjadi kas dalam jumlah yang telah

diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan yang

signifikan.

Cash on hand or in banks are those funds kept

for fulfillment of short term commitments and not

intended for investments. Cash equivalent

includes cash on hand, in banks and deposits

which due within three months or less effective

of their inceptions and which may be converted

into cash at defined amount without any

significant risk of fluctuation.

h. Instrumen Keuangan h. Financial Instruments

Efektif per tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan

telah menerapkan sepenuhnya PSAK No. 50 (Revisi

2006), "Instrumen Keuangan: Penyajian dan

Pengungkapan", dan PSAK No. 55 (Revisi 2006),

"Instrumen Keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran", yang menggantikan PSAK No. 50,

"Akuntansi Investasi Efek Tertentu" dan PSAK No.

55 (Revisi 1999), "Akuntansi Instrumen Derivatif

dan Aktivitas Lindung Nilai". PSAK No. 50 (Revisi

2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tersebut

berlaku secara prospektif.

Effective January 1, 2010, the Company has fully

adopted the accounting standard PSAK No.50

(Revised 2006) on Financial Instruments:

Presentation and Disclosure, and PSAK No.55

(Revised 2006) on Financial Instruments:

Recognition and Measurement, in replacement of

PSAK No.50 on Accounting for Investment in

Specific Securities and PSAK No.55 (Revised

1999) Accounting for Derivative Instruments and

Hedging Activities. The PSAK 50 (Revised 2006)

and PSAK 55 (Revised 2006) are effective

prospectively.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

22

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan h. Financial Instruments

PSAK No. 50 (Revisi 2006) berisi persyaratan

penyajian dari instrumen keuangan dan

mengidentifikasikan informasi yang harus

diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut

berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan,

dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan,

liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas;

pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga,

dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan

dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan harus

saling hapus. PSAK ini mensyaratkan

pengungkapan, antara lain, informasi mengenai

faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan

tingkat kepastian arus kas masa datang suatu

entitas yang terkait dengan instrumen keuangan

dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk

instrumen tersebut.

The PSAK 50 (Revised 2006) include

requirements for presentation of financial

instruments and identifies information to be

disclosed. It applies to the classification of

financial instruments, from the perspective of the

issuer, into financial assets, financial liabilities

and equity instruments; the classification of

related interest, dividends, losses and gains; and

the circumstances in which financial assets and

financial liabilities should be offset. The PSAK

requires disclosure of information about factors

that affect the amount, timing and certainty of an

entity’s future cash flows relating to financial

instruments and the accounting policies applied

to those instruments.

PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip

dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan,

liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian

atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara

lain, menyediakan definisi dan karakteristik

derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan

dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan

penetapan hubungan lindung nilai.

The PSAK 50 (Revised 2006) specifies basic

principles for recognition and measurement of

financial instruments, financial liabilities, and

some buy or sell contract of non-financial

instrument. The SFAS provides some definition

and characteristic of derivatives, financial

instrument categories, recognition and

measurement.

Aset Keuangan Financial Assets

Pengakuan Awal Initial Recognit ion

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi

2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang

diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

komprehensif, pinjaman yang diberikan dan

piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau

aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang

sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi aset

keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika

diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi

kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap

akhir periode keuangan.

Within the scope of PSAK 55 (Revised 2006)

financial assets are classified as financial assets

measured at fair value through profit or loss,

loans and receivables, investments held for

maturity, or financial assets available for sale,

whichever is appropriate. An entity determines

the classification of the financial assets at initial

recognition, and when permitted and necessary,

re-evaluate the classification at end of periods.

Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara

kas, piutang usaha, piutang lain-lain, investasi

jangka panjang.

Financial assets of the Company include cash and

cash equivalent, trade receivables, other

receivables, and long term investments.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

23

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal M e a s u r e m e n t s u b s e q u e n t t o i n i t i a l

recognition

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal

tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

Measurement of financial assets subsequent to

initial recognition depending on their

classification:

Aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi

komprehensif

Financial assets measured through

profit and loss

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi komprehensif

termasuk ase t keuangan untuk

diperdagangkan dan aset keuangan yang

ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk

diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

rugi komprehensif.

The financial assets measured at fair value

through profit and loss include financial

assets held for trading and financial assets

designated at initial recognition to be

measured at fair value through statements

of comprehensive income.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai

kelompok diperdagangkan jika mereka

diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli

kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga

diklas i f ikasikan sebagai kelompok

diperdagangkan kecuali derivatif yang

ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai

efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi komprehensif

disajikan dalam laporan posisi keuangan pada

nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian

dari perubahan nilai wajar diakui dalam

laporan laba rugi komprehensif.

Financial assets are classified as held for

trading when they are acquired for sale and

buy back in near future. Derivative assets

are also classified as held for trading except

for derivatives which are designated as

effective hedging instruments. Financial

assets measured at fair value through profit

and loss are presented in the balance sheet

at fair value and gain or loss arising from

changes in fair value are recognized

through.

Derivatif yang melekat pada kontrak utama

dicatat sebagai derivatif yang terpisah apabila

karakteristik dan risikonya tidak berkaitan erat

dengan kontrak utama, dan kontrak utama

tersebut tidak dicatat pada nilai wajar.

Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar

dengan laba atau rugi yang timbul dari

perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba

rugi komprehensif. Penilaian kembali hanya

terjadi jika terdapat perubahan kontrak yang

secara signifikan mengubah arus kas yang

dipersyaratkan dalam kontrak.

Derivatives embedded in a main contract

are recognized as stand-alone derivatives

when their economic risks and

characteristics of the embedded derivative

are not closely related to those of the host

contract. The embedded derivatives are

measured at fair value with the profit or loss

resulting from changes in the fair value are

recognized in the income statement.

Revaluation can only happen when there is

a change in the contract which significantly

change the cash flow as required in the

contract.

Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang

diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

rugi komprehensif pada tanggal 31 Desember

2011 dan 2010.

As at December 31, 2011 and 2010, the

Company does not have any financial asset

which are measured at fair value through

statements of comprehensive income.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

24

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah

aset keuangan non-derivatif dengan

pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang

tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset

keuangan tersebut dicatat sebesar biaya

perolehan diamortisasi dengan menggunakan

metode suku bunga efektif. Keuntungan dan

kerugian diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif pada saat pinjaman dan piutang

dihentikan pengakuannya atau mengalami

penurunan nilai, maupun pada saat proses

amortisasi.

Loans and receivables are non-derivative

financial assets, their settlements are at

fixed amounts or designated at fixed

amounts, and not quoted in active market.

The financial assets are recognized at cost

and amortized using effective interest rates.

Profit or loss is recognized in statements of

comprehensive income at the loan or

receivable is derecognized or at the time of

their impairment or through amortization.

Piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang

jangka panjang termasuk dalam kategori ini.

Trade receivables, other receivables and

long term loans are within this category.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Investment held to maturity

Aset keuangan non-derivatif dengan

pembayaran tetap atau telah ditentukan dan

jatuh temponya telah ditetapkan

diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki

hingga jatuh tempo jika Perusahaan memiliki

maksud dan kemampuan untuk memiliki aset

keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki

hingga jatuh tempo diukur pada biaya

perolehan yang diamortisasi dengan

menggunakan metode suku bunga efektif.

Held-to-maturity investments are

non-derivative financial assets with fixed or

determinable payments that the Company

intends and is able to hold to maturity.

Subsequent to their initial recognition, they

are measured at amortised cost using

effective interest rates.

Metode ini menggunakan suku bunga efektif

untuk mendiskontokan estimasi penerimaan

kas di masa datang selama perkiraan umur

dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari

aset keuangan. Keuntungan dan kerugian

diakui dalam laporan laba rugi komprehensif

pada saat investasi tersebut dihentikan

pengakuannya atau mengalami penurunan

nilai, maupun melalui proses amortisasi.

The method uses effective interest rates to

discount the future estimated cash

receivable over the lives of the financial

assets to their net carrying amount. Profit

or loss in statements of comprehensive

income is recognized in the income

statement at the time they are derecognized

or at their impairment or through

amortization.

Pada tahun 2011 dan 2010 perusahaan

memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

In 2011 and 2010 the company has held to

maturity investments.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

25

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Aset keuangan tersedia untuk dijual Financial assets available for sale

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah

aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan

sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak

diklasifikasikan dalam tiga kategori

sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset

keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan

nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian

yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas

sampai investasi tersebut dihentikan

pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan

atau kerugian kumulatif yang sebelumnya

diakui dalam ekuitas harus direklasifikasikan

ke laporan laba rugi komprehensif sebagai

penyesuaian reklasifikasi.

Available-for-sale financial assets are any

non-derivative financial assets designated

on initial recognition as available for sale or

any other instruments that are not classified

in the three previous categories.

Subsequent to initial recognition, they are

recognized at fair value and the resulting

unrealized profit or loss recognized through

equity until they are derecognized. The

cumulative gain or loss that was recognised

in equity have to reclassified to statement

of comprehensive income as reclassification

adjustment.

Investasi yang diklasifikasi sebagai aset

keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai

berikut:

The investments that are classified as

available for sale of financial assets are as

follows:

- Investasi pada instrumen ekuitas yang

tidak tersedia nilai wajarnya dengan

kepemilikan kurang dari 20% dan investasi

jangka panjang lainnya dicatat pada biaya

perolehannya.

- Investments in equity instrument for

which no fair values are available with

ownership of less than 20% and other

long term investments recognized at

cost.

- Investasi dalam instrumen ekuitas yang

tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan

kurang dari 20% dan diklasifikasikan

sebagai aset keuangan tersedia untuk

dijual, dicatat pada nilai wajar.

- Investments in equity instrument for

which fair values are available with

ownership of less than 20% and

classified as available for sale are

recognized at fair value.

Perusahaan mempunyai reksadana tersedia

untuk dijual yang termasuk dalam kategori ini.

The Company does not have any

investment in mutual fund of this category.

Liabilitas Keuangan Financial Liabil it ies

Pengakuan Awal Initial Recognit ion

Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55

(Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas

keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi komprehensif, pinjaman dan

utang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai

instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang

efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan

klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat

pengakuan awal.

Financial liabilities within the scope of PSAK 55

(Revised 2006) items which may fall into financial

measured at fair value through statements of

comprehensive income, loans and payables or

derivatives designated as effective hedging

instruments, whoever is more appropriate. The

Company determines the classification of

financial liabilities at initial recognition.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

26

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar

nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang,

termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan

secara langsung.

At initial recognition, financial liabilities are

recognized at fair value; with respect of loans

and payables, cost of transactions directly

attributable are included.

Liabilitas keuangan Perusahaan meliputi beban yang

masih harus dibayar, utang pembelian aset tetap

atas persediaan, utang lancar lain-lain, utang

jaminan dan utang jangka panjang lainnya.

The Company's financial liabilities include accrued

expenses, assets procurement payables, other

current liabilities, warranties payable, and other

long term loans.

Pengukuran setelah Pengakuan Awal M e a s u r e m e n t s u b s e q u e n t t o i n i t i a l

recognition

Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada

klasifikasinya sebagai berikut:

Depending on their classifications financial

liabilities are measured at:

Liabilitas keuangan yang diukur pada

nilai wajar melalui laporan laba rugi

komprehensif

Fair value through profit and loss

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi komprehensif

termasuk liabilitas keuangan untuk

diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang

ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk

diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

rugi komprehensif.

Trading financial instruments and financial

liabilities designated at initial recognition to

be measured at fair value through profit

and loss.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai

kelompok diperdagangkan jika mereka

diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli

kembali dalam waktu dekat.

A financial instruments are classified as held

for trading when they are acquired for sale

or buy back in near future.

Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang

dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam

laporan laba rugi komprehensif.

Profit or loss of these financial instruments

is recognized in income statement.

Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan

yang diukur pada nilai wajar melalui laporan

laba rugi komprehensif pada tanggal 31

Desember 2011 dan 2010.

As at December 31, 2011 and 2010, the

Company does not have any of these type

of financial liability.

Pinjaman dan utang Loans and payables

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang

yang dikenakan bunga selanjutnya diukur

pada biaya perolehan diamortisasi dengan

menggunakan metode suku bunga efektif.

Subsequent to initial recognition, interest

bearing loans and payables are measured at

amortized cost using effective interest rates.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

27

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Keuntungan dan kerugian diakui dalam

laporan laba rugi komprehensif pada saat

liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya

serta melalui proses amortisasi.

Profit or loss is recognized in income

statement at derecognition and through

amortization.

Beban yang masih harus dibayar, utang

pembelian aset tetap dan persediaan, utang

lancar lain-lain, dan utang jangka panjang

lainnya termasuk dalam kategori ini.

Accrued expenses, fixed assets and

inventory procurement payables, and other

long term liabilities are within this category.

Saling hapus dari instrumen keuangan Offsetting financial instruments

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling

hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam

laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika,

memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk

melakukan saling hapus atas jumlah yang

telah diakui dan terdapat maksud untuk

menyelesaikan secara bersih (netto), atau

untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan

liabilitasnya secara bersamaan.

Financial assets and financial liabilities shall

be offset only to the extent that they legally

qualify for offset and that there is an

intention for net settlement or to settle the

assets and liabilities at the same time.

Nilai wajar instrumen keuangan Fair value of financial instruments

Nilai wajar instrumen keuangan yang

diperdagangkan secara aktif di pasar

keuangan yang terorganisasi ditentukan

dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar

aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode

pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang

tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar

ditentukan dengan menggunakan teknik

penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup

penggunaan transaksi-transaksi pasar yang

wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan

berkeinginan; referensi atas nilai wajar terkini

dari instrumen lain yang secara substansial

sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau

model penilaian lain.

Fair value of financial instruments traded in

organized active market are measured at

price quotation at closing of business at end

of reporting period. If a market for a

financial instrument is not active, an entity

establishes fair value by using a valuation

technique that makes maximum use of

market inputs and includes recent arm's

length market transactions, reference to the

current fair value of another instrument that

is substantially the same, discounted cash

flow analysis, and option pricing models.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

28

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Biaya perolehan diamortisasi dari

instrumen keuangan

Am or t i z ed c os t o f f i n an c i a l

instruments

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan

menggunakan metode suku bunga efektif

dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai

dan pembayaran atau pengurangan pokok.

Perhitungan tersebut memperhitungkan

premium atau diskonto pada saat akuisisi dan

mencakup biaya transaksi dan biaya yang

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

suku bunga efektif.

Amortization is estimated using effective

interest rate less allowance for impairment

and repayment or deduction to principal.

Premium or discount at acquisition is taken

into account in the estimate and included

therein transaction expenses which are

integral part of the effective interest rate.

Penurunan nilai dari aset keuangan Impairment of financial assets

Pada setiap akhir periode pelaporan,

Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat

bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau

kelompok aset keuangan mengalami

penurunan nilai.

An entity is required to assess at each

balance sheet date whether there is any

objective evidence of impairment.

Aset keuangan dicatat pada biaya

perolehan diamortisasi

Financial instrument recognized at

amortized cost

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang

yang dicatat pada biaya perolehan

diamortisasi, Perusahaan menentukan terlebih

dahulu apakah terdapat bukti obyektif bahwa

terjadi penurunan nilai secara individual aset

keuangan yang signifikan secara individu.

Penurunan nilai ditentukan berdasarkan bukti

obyektif adanya penurunan nilai secara

individual.

For loans and receivables recognized at

amortized cost, the Company initially

assesses whether there is objective

evidence of significant impairment in

individual financial asset. Impairment is

based on available individual objective

evidence.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian

penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian

tersebut diukur sebagai selisih antara nilai

tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus

kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi

kerugian kredit masa datang yang belum

terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa

datang didiskonto menggunakan suku bunga

efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika

pinjaman yang diberikan dan piutang yang

memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto

untuk mengukur kerugian penurunan nilai

adalah suku bunga efektif terkini.

If there is objective evidence that an

impairment loss has occurred, the amount

of the loss is measured as the difference

between the asset's carrying amount and

the present value of estimated future cash

flows. The present value of the estimated

future cash flows is discounted at the

financial asset's original effective interest

rate. For variable interest bearing loans and

receivables, the discount used for

measuring loss of impairment is the most

current effective interest rate.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

29

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui

penggunaan akun penyisihan dan jumlah

kerugian diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya

diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan

nilainya, berdasarkan tingkat suku bunga

efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang

diberikan dan piutang, beserta dengan

penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak

terdapat kemungkinan pemulihan di masa

depan yang realistik dan semua jaminan telah

terealisasi atau telah dialihkan kepada

Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya,

nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset

keuangan bertambah atau berkurang karena

suatu peristiwa yang terjadi setelah

penurunan nilai tersebut diakui, maka

kerugian penurunan nilai yang sebelumnya

diakui ditambah atau dikurangi dengan

menyesuaikan akun penyisihan Jika di masa

mendatang penghapusan tersebut dapat

dipulihkan, maka

The carrying amount of the asset is

decreased by providing allowance and the

resulting loss is recognized in income

statement. Subsequently, interest is

calculated on the basis of decreased

amount, at the financial asset's original

effective interest rate. Loans and payable

together with the related allowance, are

derecognized when there is no realistic

probability of future recovery and all

benefits and risks have been transferred to

the Company. When in subsequent period

the estimate loss of impairment increase or

decrease due to an event occurring after

the an impairment has been recognized, the

previously recognised impairment loss is

added or deducted by adjusting the

allowance. When in future the write off is

recovered, the recovered amount is

recognized in the income statement.

jumlah pemulihan tersebut diakui pada

laporan laba rugi komprehensif.

Aset keuangan yang tersedia untuk

dijual

Financial Asset Available for Sale

Dalam hal instrumen ekuitas yang

diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang

tersedia untuk dijual, bukti obyektif terjadinya

penurunan nilai, termasuk penurunan yang

signifikan atau penurunan jangka panjang

pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya

perolehannya.

For financial assets classified as available for

sale the objective evidence for impairment

include significant decrease in value or long

term decrease in fair value below their

costs.

Jika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian

kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara

biaya perolehan dengan nilai wajar kini,

dikurangi kerugian penurunan nilai pada

investasi yang sebelumnya telah diakui dalam

laporan laba rugi komprehensif -

direklasifikasikan dari ekuitas ke laporan

labarugi. Kerugian penurunan nilai atas

investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui

laporan laba rugi komprehensif; kenaikan nilai

wajar setelah penurunan nilai diakui dalam

ekuitas.

If there is evidence in impairment, the

accumulated loss, measured at the

difference between cost and current fair

value, less previously recognised loss of

impairment in the income statement, is

reclassified from equity to income

statement. Loss of impairment of equity

investment may not be recovered through

income statement, increase in fair value is

recognised in equity.

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

30

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan

sebagai aset keuangan yang tersedia untuk

dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan

kriteria yang sama dengan aset keuangan

yang dicatat pada biaya perolehan

diamortisasi. Penghasilan bunga di masa

datang didasarkan pada nilai tercatat yang

diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan

suku bunga yang digunakan untuk

mendiskontokan arus kas masa datang untuk

tujuan pengukuran kerugian penurunan nilai.

Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari

akun "Penghasilan Bunga” dalam laporan laba

rugi komprehensif. Jika pada periode

berikutnya, nilai wajar instrumen utang

meningkat dan peningkatan tersebut secara

obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang

terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan

nilai pada laporan laba rugi komprehensif,

maka kerugian penurunan nilai tersebut harus

dipulihkan melalui laporan laba rugi

komprehensif.

When liability instruments are classified as

financial assets available for sale, their

decrease in value are assessed by the same

criteria applicable to financial assets

recognised at amortised cost. The future

interest income is based on the decreased

value and recognised at interest rate used

to discount future cash flows for measuring

loss of impairment. The accrual is

recognised in interest income account in the

income statement. When in subsequent

period the fair value of the instrument

increase and the increase is objectively

attributable to an event occurring

subsequent to recognition of impairment

loss in the income statement, the

impairment loss is to be recovered through

income statement.

Penghentian pengakuan instrumen

keuangan keuangan

Derecognition of Financial Assets and

Liabil it ies

Aset keuangan Financial Assets

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat,

bagian dari aset keuangan atau bagian dari

kelompok aset keuangan serupa) dihentikan

pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual

atas arus kas yang berasal dari aset keuangan

tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan

telah mentransfer hak kontraktual mereka

untuk menerima arus kas yang berasal dari

aset keuangan atau berliabilitas untuk

membayar arus kas yang diterima secara

penuh tanpa penundaan yang signifikan

kepada pihak ketiga dalam perjanjian

pass-through; dan baik (a) Perusahaan telah

secara substansial mentransfer seluruh risiko

dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan

secara substansial tidak mentransfer atau

tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat

suatu aset, namun telah mentransfer kendali

atas aset tersebut.

Financial assets (whichever is more

appropriate, a part of a financial asset or a

part of group of similar financial assets) are

derecognised when: (1) the contractual

rights of cash flow arising from the contract

has expired; or (2) the Company has

transferred its contractual rights to receive

cash flow arising from the financial asset

or is liable to wholly pay, without any

significant postponement, the cash flow

received to a third party in a pass through

agreement; and either (a) the Company

has substantially transferred all risks and

benefits of the assets, or (b) the Company

substantially does not transfer or does not

own all risks and benefits of an asset, but

has transferred control over the asset.

322 Laporan Tahunan 2011

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

31

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) h. Financial Instruments (Continued)

Liabilitas keuangan Financial Liabil it ies

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya

pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau

dibatalkan atau telah kadaluwarsa.

Financial liabilities are derecognized when

the liability is terminated or cancelled or

expired.

Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada

digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari

pemberi pinjaman yang sama dengan

persyaratan yang berbeda secara substansial,

atau ketika telah dilakukannya modifikasi

secara substansial atas persyaratan dari suatu

liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau

modifikasi tersebut diperlakukan sebagai

penghentian pengakuan liabilitas awal dan

pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara

nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui

dalam laporan laba rugi komprehensif.

When an existing financial liability is

replaced by another financial liability of the

same lender but with substantially different

provision, or when a substantially

modification has been made to the existing

agreement, the change or modification is

recognised as termination to the initial

liability and recognition of new liability, and

the difference in carrying amount between

the two is recognised in the income

statement.

Instrumen keuangan derivatif Derivative Financial Instruments

Derivatif dicatat sebagai aset keuangan saat

memiliki nilai wajar positif dan sebagai

liabilitas keuangan apabila memiliki nilai wajar

negatif. Keuntungan atau kerugian yang

timbul dari perubahan nilai wajar derivatif

selama periode berjalan yang tidak memenuhi

persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai

diakui langsung pada laporan laba rugi

komprehensif.

Derivatives are recognised as financial

assets when they have positive fair value

and as financial liabilities when they have

negative fair value. Profit or loss arising

from changes in derivative fair value during

the current period which do not meet the

criteria of hedging derivative is recognised

directly in the income statement.

Instrumen keuangan derivatif disajikan

masing-masing sebagai instrumen keuangan

lancar. Derivatif melekat disajikan bersama

dengan kontrak utamanya pada laporan posisi

keuangan yang mencerminkan penyajian yang

tepat atas seluruh arus kas pada masa datang

dari instrumen tersebut secara keseluruhan.

Derivative assets and liabilities are

presented as current assets and current

liabilities. Embedded derivatives arte

presented together with their main

contracts to reflect a proper presentation of

all future cash flows arising from the

instruments as a whole.

i. Efek-Efek Untuk Tujuan Investasi i . Investment Securities

Efek-efek terdiri dari Obligasi pemerintah dan

Reksadana BUMN dan perusahaan.

Investment securities consist of Goverment

bonds and BUMN/corporate Mutual funds.

Efek-efek untuk tujuan investasi pada awalnya

diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.

Setelah pengakuan awal, efek-efek untuk tujuan

investasi dicatat sesuai dengan klasifikasinya

masing-masing sebagai dimiliki hingga jatuh tempo

atau tersedia untuk dijual.

Investment securities initially measured at fair

value plus transaction costs and subsequently

accounted for depending on their classification

as either held-to-maturity or available-for-sale.

3232011 Annual Report

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

32

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

i. Efek-Efek Untuk Tujuan Investasi (Lanjutan) i. Investment Securities (Continued)

1) Dimiliki hingga jatuh tempo 1) Held to maturity

Investasi pada efek-efek yang dimiliki hingga

jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan

diamortisasi menggunakan metode suku

bunga efektif. Bila terjadi penjualan atau

reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari

jumlah yang tidak signifikan dari investasi

pada efek-efek dalam kelompok dimiliki

hingga jatuh tempo yang belum mendekati

tanggal jatuh tempo akan menyebabkan

reklasifikasi atas semua investasi pada efek-

efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke

dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan

Bank tidak diperkenankan untuk

mengklasifikasikan investasi pada efek-efek

sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk

Held-to-maturity investment securities is

carried at amortized cost using the

effective interest method. Any sale or

reclassification of a more than insignificant

amount of held to maturity investment

securities not close to their maturity would

result in the reclassification of all held-to-

maturity investment securities as available-

for-sale, and prevent the Bank from

classifying investment securities as held-to-

maturity for the current and the following

two financial years.

tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua

tahun mendatang.

2) Tersedia untuk dijual 2) Available for sale

Investasi pada efek-efek yang tersedia untuk

dijual dinyatakan pada nilai wajarnya.

Available-for-sale investment securities is

carried at their fair value.

Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba

rugi komprehensif menggunakan metode

suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih

kurs atas efek-efek hutang yang tersedia

untuk dijual diakui pada laporan laba rugi

komprehensif.

Interest income is recognized in the

comprehensive statements of income using

the effective interest method. Foreign

exchange gains or losses on available for

sale debt securities investments are

recognized in the consolidated statements

of income.

Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara

langsung dalam pendapatan komprehensif

lain sampai investasi tersebut dijual atau

mengalami penurunan nilai, dimana

keuntungan dan kerugian kumulatif yang

sebelumnya diakui dalam pendapatan

komprehensif lain harus diakui pada laporan

laba rugi komprehensif berdasarkan metode

rata-rata tertimbang.

Other fair value changes are recognized

directly in other comprehensive income

until the investment is sold or impaired,

where upon the cumulative gains and

losses previously recognized in other

comprehensive income are reclassified to

the consolidated statements of

incomebased on a weighted average

method.

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

33

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

j. Piutang Usaha j. Trade Receivables

1) Pencatatan Piutang Usaha 1) Recognition of Trade Receivables

a. Penyajian piutang usaha sebesar Jumlah

Bruto Tagihan dikurangi dengan

Penurunan Nilai Wajar Piutang. Jumlah

Bruto Piutang tetap disajikan pada laporan

posisi keuangan diikuti dengan Penurunan

Nilai Wajar Piutang.

a. Trade receivables are presented at

gross less impairment in fair value. The

trade receivables are presented at gross

in the balance sheet followed by their

impairment in fair value.

b. Pengakuan Piutang Usaha pada saat faktur

tagihan diterbitkan.

b. Trade receivable is recognised when

invoice is issued.

c. Pengelompokan Piutang Usaha

berdasarkan jenis debitur:

c. Trade receivables are classified on the

basis of their debtors:

Pihak-pihak berelasi Related Parties

Pihak-pihak yang dianggap berelasi

bila satu pihak mempunyai

kemampuan untuk mengendalikan

pihak lain atau mempunyai pengaruh

signifikan atas pihak lain dalam

mengambil keputusan keuangan dan

operasional. Antara lain: PT Gapura

Angkasa, Koperasi Angkasa Pura I,

Periskapura I, PT Garuda Indonesia

Airlines (Persero), BUMN lain dan

lain-lain.

Parties are related when one of the

parties has the ability to control or

has significant influence over the

other in making financial or

operational decision. The related

parties are PT. Gapura Angkasa,

Koperasi Angkasa Pura I,

Periskapura I, PT. Garuda

Indonesia (Persero), other SOEs,

and others.

Piutang pihak ketiga Third Parties

Debitur yang tidak dapat

dikelompokkan sebagai pihak berelasi,

dikategorikan pada piutang pihak

ketiga. Antara lain: Airline Dalam

Negeri, Airline Luar Negeri,

Perusahaan Swasta dan lain-lain.

Debtors which do not qualify as

related parties are classified as third

parties. They are domestic airlines,

international airlines, private

entities and such others.

2) Pencatatan Penurunan Nilai Wajar Piutang 2) Recognition of Fair Value of Receivables

a. Kolektif

Bila jumlah saldo piutang debitur yang

bersangkutan pada akhir periode

pembukuan (31 Desember) tidak material,

maka piutang masuk dalam kategori

kolektif.

Dibentuk kerugian penurunan nilai sebesar

nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat

ditagih berdasarkan daftar umur piutang.

Kerugian penurunan nilai piutang

didasarkan pada umur piutang , yaitu:

a. Collective:

If the amount of debtor’s receivable at

the end of accounting period

(December 31) are not material, then

the category of receivables into the

collective.

The allowance of impairment is formed

as big as amount of receivables that it is

estimated be uncollectable according

the age of receivables.

The allowance of impairment based on

age of receivable, are:

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

34

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

j. Piutang Usaha (Lanjutan) j. Trade Receivables (Continued)

Umur Piutang/

Aging of Receivables

Penurunan

Nilai Wajar Piutang/

Impairment in Fair Value

Akumulasi Penurunan

Nilai Wajar Piutang/

Accumulated Impairment in

Fair Value

> 1 s.d 2 Tahun/years 50% 50%

> 2 Tahun/years 100% 100%

b. Individual

Piutang dikategorikan sebagai piutang

individual jika:

i. Jumlah saldo piutang debitur yang

bersangkutan pada akhir periode

pembukuan (31 Desember)material.

ii. Piutang yang dinyatakan atau dalam

kondisi:

- Mengalami kebangkrutan

(dinyatakan oleh pihak yang

berwenang)

- Pailit; atau

- Kondisi lainnya yang dinyatakan

secara legalitas oleh pihak-pihak yang

berwenang sehingga tidak tertagihnya

piutang tersebut.

Dalam kondisi ini, kerugian penurunan

nilai piutang dihitung dengan

memperkirakan diskonto dari arus kas

masa depan.

b. Individual

The receivables are categorized as

individual if:

i. The amounts of Debitor’s receivable

on the end of accounting period

(December 31) are material.

ii. The receivables are recognized or in

condition:

- In bankruptcy (declared by the

authorized institute)

- Bankruptcy; or

- the other conditions that are legally

declared by the authorized institute so

that be uncollectible.

In this condition, the allowance of

impairment are calculated by estimating

discounted future cash flow.

k. Persediaan k. Inventories

1) Persediaan merupakan barang-barang yang

mempunyai masa manfaat paling lama 1

(satu) tahun yang antara lain berupa suku

cadang (peralatan, telekomunikasi, navigasi

dan listrik), alat-alat kantor dan lain-lain.

1) Inventories comprised of goods having

useful lives of more than one year, which

include: spare parts of telecommunication,

navigational equipment, and electrical

apparatus, and office supplies.

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

35

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

k. Persediaan (Lanjutan) k. Inventories (Continued)

2) Persediaan dicatat sebesar harga

perolehannya. Pada tanggal laporan posisi

keuangan persediaan disajikan sebesar harga

perolehan atau nilai bersih yang dapat

direalisasi mana yang lebih rendah.

Pembebanan biaya pemakaiannya dilakukan

berdasarkan metode rata-rata tertimbang dan

Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO)

pada saat penggunaannya.

2) Inventories are recognized at cost. At the

balance sheet date, inventories are

presented at cost or realizable value,

whichever is lower. The inventory costing

me thod i s we i gh t ed a ve r age

first-in-first-out.

l. Penyertaan l . Investments

Pencatatan dan penyajian penyertaan pada tanggal

laporan posisi keuangan dilakukan sebagai berikut:

Recording and presentation of investment at the

balance sheet date are made as follows:

1) Penyertaan kurang dari 20% dengan metode

biaya (cost method).

1) Investment of less than 20% is presented in

cost method.

2) Penyertaan 20% sampai dengan 50%

disajikan dengan metode ekuitas (equity

method).

2) Investment of 20% or more but less than

50% is presented on equity method.

3) Penyertaan lebih dari 50% dilakukan

konsolidasi laporan keuangan.

3) Investment of more than 50% is

consolidated in the financial statements.

m. Aset Tetap m. Fixed Assets

1) Aset tetap Perusahaan dinyatakan

berdasarkan harga perolehan.

1) Fixed assets are recognized at costs.

2) Aset tetap yang berasal dari bantuan

Pemerintah, kompensasi dari penyewa atau

pihak lain dinyatakan sebesar nilai bantuan

atau kompensasi ditambah semua

pengeluaran yang dapat diidentifikasikan

langsung dengan Aset tetap tersebut sehingga

siap untuk digunakan.

2) Fixed assets originating from the

Government aid or compensation from

tenant are recognized at their value added

with all identifiable expenses required to get

those assets ready for their intended use.

3) Pada tanggal laporan posisi keuangan aset

tetap disajikan sebesar nilai bukunya yaitu

harga perolehan dikurangi dengan akumulasi

penyusutan.

3) At the balance sheet date the fixed assets

are presented at their net book value, that

is cost less accumulated depreciation.

4) Kecuali tanah, aset tetap disusutkan

berdasarkan metode garis lurus dengan tarif

penyusutan yang sesuai dengan taksiran masa

manfaat ekonomis sejak tanggal aset tersebut

siap digunakan sebagai berikut:

4) Excepting for lands, which are not

depreciated, fixed assets are depreciated on

straight-line method on their respective

useful lives with no residual value, effective

of their readiness for intended use:

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

36

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

m. Aset Tetap (Lanjutan) m. Fixed Assets (Continued)

Golongan

Umur Ekonomis/

Useful Life Group of Assets

Bangunan lapangan: Field structures:

Bangunan landasan, dam landasan,

Tetrapode landasan, taxiway,

entrance-way dan apron 40 tahun/years

Runways, runway dams, runway

tetrapode, taxiways, entrance ways,

and aprons

Overlay 5 s/d 7 tahun/years Overlay

Khusus untuk selokan air, taman,

pagar, dan lain-lain bangunan

lapangan 20 tahun/years

Specifically for ditches, gardens,

fences, and other field structures

Bangunan gedung 40 tahun/years Buildings

Khusus gedung-gedung lain 20 tahun/years Others buildings

Alat perhubungan udara 10 tahun/years Navigation equipment

Khusus rambu-rambu udara 15 tahun/years Specifically for flight navigational signs

Alat pengangkutan 5 dan/and 10 tahun/years Vehicles

Peralatan kantor 5 tahun/years Equipments

Instalasi listrik 10, 15, & 20 tahun/years Electrical system

Instalasi air 5 dan/and 10 tahun/years Water system

Instalasi AC 5 dan/and 15 tahun/years Air-conditioning system

Instalasi telepon 5 dan/and 20 tahun/years Telephone system

Sistem informasi publik 10 dan/and 15 tahun/years Public information system

Peralatan perbengkelan 5 tahun/years Repair shop equipment

Peralatan mekanik 10 dan/and 15 tahun/years Mechanical equipment

Detektor 5 dan/and 15 tahun/years Detectors

Lain-lain aset tetap 5 tahun/years Other fixed assets

5) Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin

dibebankan pada perhitungan laba (rugi)

pada saat terjadinya. Pemugaran yang

menambah masa manfaat, meningkatkan

kapasitas atau mutu produksi, serta

menghemat biaya operasi, suatu aset tetap

dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan

tingkat penyusutan aset yang bersangkutan.

5) Routine maintenance and repair are charge

to income as incurred. Repair which adds to

useful life, increases capacity or production

quality, and increase operating economy of

the related asset is capitalized and

depreciated on the rate of depreciation of

the related asset.

6) Untuk tahun 2011 Perusahaan menetapkan

batas minimal pengeluaran untuk pengadaan

aset tetap yang dapat dikapitalisasi

masing-masing Rp 10.000.000 (Rupiah

penuh) untuk semua bandara. Untuk tahun

2010 dan tahun-tahun sebelumnya sebesar

Rp 10.000.000 (Rupiah penuh) hanya untuk

unit kantor pusat, bandara Ngurah Rai,

Juanda, Sultan Hasanuddin, Sepinggan,

Adisutjipto dan Pusat Pengendalian Lalu

Lintas Penerbangan(PPLLP) Makassar,serta Rp

5.000.000 (Rupiah penuh)untuk bandara-

bandara lainnya (termasuk SBU terminal

kargo).

6) In year 2011 The Company has determined

the minimum value of procurement to be

capitalized is Rp 10,000,000 (full amount).

For the year 2010 and previously the

minimum value of procurement to be

capitalized is Rp 10,000,000 (full amount)

for only the head office , Ngurah Rai, Juanda

, Sultan Hasanuddin, Adisutjipto and (PPLLP)

Makassar , and Rp 5,000,000 for those at

other airports including the SSC

warehousing.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

37

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

m. Aset Tetap (Lanjutan) m. Fixed Assets (Continued)

7) Penyusutan aset tetap dibebankan setiap

bulan sampai berakhirnya umur ekonomis

dengan pengakuan awal perolehan aset tetap

sebelum atau sama dengan tanggal 15 bulan

bersangkutan maka beban penyusutannya

dihitung dan diakui sebulan penuh, apabila

tanggal perolehannya setelah tanggal 15

bulan bersangkutan maka beban

penyusutannya mulai dihitung dan diakui

pada bulan berikutnya.

7) The depreciation of fixed assets is calculated

each month over their useful lives effective

of the date of their recognition; when the

asset is recognized before or on the fifteenth

of a month the depreciation is calculated

effective of the next month.

8) Jumlah tercatat aset tetap dihentikan

pengakuannya pada saat dilepas atau saat

tidak ada manfaat ekonomis masa depan

yang diharapkan dari penggunaan atau

pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari

penghentian pengakuan aset (dihitung

sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil

pelepasan dan jumlah tercatat dari aset)

dimasukkan dalam periode laporan laba rugi

komprehensif pada tahun aset tersebut

dihentikan pengaduannya.

8) An item of property, plant and equipment is

derecognized upon disposal or when no

future economics benefits are expected from

its use or disposal. Any gain or loss arising

on derecognition of the assets (calculated as

the defference between the net disposal

proceeds and the carrying amount of the

assets) is included in the statement of

comprehensive income in the period the

asset is derecognized.

9) Pada saat akhir periode buku, nilai residu,

umur manfaat dan periode penyusutan aset

tetapdi review dan disesuaikan secara

prospektif jika diperlukan penyesuaian sesuai

keadaan.

9) The residual value, useful lives and methods

of depreciation of fixed assets are reviewed

and adjusted propectively, if appropriate, at

each financial period end.

10) Akumulasi biaya konstruksi bangunan/gedung

dikapitalisasi sebagai aset dalam

penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke

akun aset tetap pada saat proses konstruksi

selesai.

10) The accumulated costs of the construction of

buildings are capitalized as construction in

the progress. These costs are reclassified to

fixed assets account when the construction

is completed.

n. Aset Tidak Produktif n. Non-Productive Fixed Assets

1) Aset tidak produktif merupakan nilai buku

aset tetap dan persediaan peralatan (suku

cadang) yang tidak dimanfaatkan dalam

menunjang operasional Perusahaan.

1) Non-productive fixed assets are those assets

and inventories of tools and spare parts not

used in the Company's operations; they are

presented at their net book value.

2) Untuk aset yang sudah tidak dapat

dimanfaatkan dan sedang diusulkan kepada

Dewan Komisaris atau pemegang saham

untuk dihapuskan dibentuk cadangan

penurunan nilai dan dibebankan sebagai

beban non operasional tahun berjalan.

2) For un-useable assets, pending the

shareholders' or Commissioners' approval for

write off, allowance for impairment is made

and is charged to current non-operating

income.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

38

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

o. Aset Tetap Dalam Proses Penyelesaian

Pengembalian Kepada Pemerintah

o. Fixed Assets in Settlement Process to be

Transferred Back to the Government

Aset tetap dalam proses penyelesaian

pengembalian kepada pemerintah adalah aset tetap

yang telah diserahterimakan sementara oleh PT

Angkasa Pura I (Persero) ke instansi pemerintah

sampai dengan diterbitkannya Peraturan

Pemerintah atas status aset tetap tersebut.

Fixed asset in settlement process to be transferred

back to the Government are fixed assets which

had been temporarily handed-over by PT Angkasa

Pura I (Persero) to the government institutions

until a government regulation is issued for their

final status.

p. Beban Ditangguhkan p. Deferred Charges

Beban yang ditangguhkan adalah beban yang telah

dikeluarkan pada tahun buku/ periode yang

bersangkutan, akan tetapi tidak dilaporkan

seluruhnya sebagai beban pada periode tahun

berjalan karena memberi manfaat bagi

periode-periode selanjutnya. Nilai akun adalah

netto, setelah dikurangi amortisasi.

Deferred charges are charges incurred during the

current year which are made to increase an

asset's capacity or to bring them back to initial

capacity. The value in the account is net of

amortization.

q. Beban penelitian dan studi pengembangan q. Research and Development Cost

Beban penelitian dan studi pengembangan yang

mempunyai manfaat untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan periode berikutnya dicatat dengan

harga perolehan dan dikurangi dengan amortisasi

yang dihitung berdasarkan persentase tetap

(metode garis lurus) selama 5 tahun dan disajikan

dalam kelompok beban amortisasi studi

pengembangan.

Cost of research and development having benefit

for subsequent research and development

activities is recognized at cost less amortization on

straight line method over 5 years, and classified

as amortization of research and development cost.

r. Liabilitas Manfaat Pasca Kerja r. Post Employment Benefits

Sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan

Nomor 13/2003 tanggal 25 Maret 2003,

Perusahaan diwajibkan memberikan manfaat pasca

kerja kepada seluruh karyawan tetapnya. Manfaat

yang meliputi uang pemutusan hubungan kerja,

penghargaan masa kerja, serta kompensasi

tersebut diberikan apabila karyawan mengakhiri

masa kerjanya baik karena pensiun maupun

meninggal dunia.

In accordance with the Labor Law No.13/2003

dated March 25, 2003, the Company is required to

provide post retirement benefits for the entire

permanent employees. The benefits include

compensation for job termination and past service

pay benefits; those benefits are given on an

employee job termination, either because of

retirement or death.

Perusahaan mempunyai dua program untuk

memenuhi liabilitas di atas, yaitu: (1) Progam Dana

Pensiun Manfaat Pasti, dan (2) Program Tunjangan

Hari Tua (THT). Selain itu juga perusahaan

memberikan Tunjangan kepada pegawai

perusahaan yang telah memenuhi persyaratan

ketentuan perusahaan yaitu TunjanganPerumahan,

Penghargaan Pengabdian dan Tunjangan

Kesehatan kepada pensiunan perusahaan.

The Company provides two programs to meet the

provisions of the Law: (1) defined benefit pension

plan; and (2) old age lumpsum benefit (THT

program). In addition company provides program

other long term benefits, service pay benefits,

housing benefits and helth benefits for pension.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

39

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

r. Liabilitas Manfaat Pasca Kerja (Lanjutan) r. Post Employment Benefits (Continued)

Perusahaan wajib menanggung dan membukukan

kekurangan biaya apabila manfaat yang diberikan

kedua program tersebut tidak mencukupi melalui

pembentukan penyisihan. Penyisihan tersebut telah

dibebankan pada periode berjalan.

The Company is responsible for any shortage in

the event the benefits provided by the two

programs are not met. In such case the Company

is to make an allowance and to be charged to

current income.

Program Dana Pensiun Manfaat Pasti Defined Benefits Pension Plan

Jumlah iuran yang ditanggung karyawan adalah

5,00% dari penghasilan dasar pensiun dan yang

ditanggung Perusahaan 21,20%. Iuran untuk

program pensiun dibebankan dan dibayar selama

masa kerja. Jumlah iuran Perusahaan kepada

program pensiun diakui sebagai beban pada saat

iuran tersebut dibayar atau terutang.

The contribution to the plan payable by employee

participants is 5.00% of their basic pension

income, whereas that payable by the Company is

21.20%. The contribution to the plan is accrued

and paid during the employee service period. The

contribution payable by the Company is

recognized as expense when it is paid or becomes

payable.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode

berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuaria, dan

dampak perubahan asumsi aktuaria bagi karyawan

yang masih aktif diakui sebagai beban atau

pendapatan selama sisa masa kerja rata-rata para

karyawan tersebut sesuai dengan saran dari

aktuaris independen.

Current service cost is recognized as current

expense. Past service cost, actuarial adjustment,

and the effect of changes in actuarial assumptions

for active employees are recognized over their

remaining average service lives on the basis of

recommendations of an independent actuary.

Program pensiun menyediakan manfaat pensiun

untuk karyawan dan keluarganya pada saat

mencapai usia pensiun dalam bentuk pembayaran

berkala yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi

Nomor KEP.1156/KU.60/1998 tanggal 6 Oktober

1998 yang telah diubah melalui Surat Keputusan

Direksi Nomor KEP.19/KU.60/2000 tanggal 11 Mei

2000.

The pension plan provides pension benefits to

employees and their dependants upon their ages

of retirement in form of periodic payments as

specified in the Management's directive No.

KEP.1156/KU.60/1998 dated October 6, 1998 as

amended by the directive No. KEP.19/KU.60/2000

dated 11 May 2000.

Progam pensiun tersebut dikelola oleh Dana

Pensiun Angkasa Pura (DAPENRA) terhitung

tanggal 1 Januari 2000 sesuai Surat Keputusan

Menteri Keuangan RI No. KEP.39/KM.17/1999

tanggal 15 November 1999.

The pension plan is managed by Dana Pensiun

Angkasa Pura (DAPENRA) effective January 1,

2000 in accordance with the decision of the

Minister of Finance in his letter No.

KEP.39/KM.17/1999 dated November 15, 1999.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

40

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

r. Liabilitas Manfaat Pasca Kerja (Lanjutan) r. Post Employment Benefits (Continued)

Program THT Old Age Lumpsum Benefi ts P rogram

(Program THT)

Jumlah iuran yang ditanggung karyawan adalah

5,00% dari gaji pokok ditambah tunjangan

keluarga dan perusahaan, dan yang ditanggung

Perusahaan 37,74%. Iuran untuk program THT

dibebankan dan dibayar selama masa kerja. Jumlah

iuran Perusahaan kepada program THT diakui

sebagai beban pada saat iuran tersebut dibayar

atau terutang.

The contribution to the program payable by the

employees is 5.00% of their basic salary plus

family allowance; whereas that payable by the

Company is 37.74%. The Company's contribution

to the program is recognized as expense when it

is paid or becomes payable.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode

berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuaria, dan

dampak perubahan asumsi aktuaria bagi karyawan

yang masih aktif diakui sekaligus.

Current service cost is recognized as current

expense. Past service cost, actuarial adjustment,

and effect of changes in actuarial assumptions for

active employees are recognized wholly in the

current year.

Program THT menyediakan manfaat pembayaran

sekaligus yang diatur dalam Keputusan Bersama

Direksi Perum Angkasa Pura I dan Perum Angkasa

Pura II Nomor KEP.305/KP.30.7.1/1998 dan

KEP.165A/PAP.I/X/1998 tanggal 1 Oktober 1998 jo

Perjanjian Kerja Bersama antara PT Angkasa Pura

I (Persero) dengan Asosiasi Karyawan Angkasa

Pura I dan Serikat Pekerja Angkasa Pura I priode

2010 - 2012 dengan pernjajian No.SP.91/

HK.06/2010-DU, No. 099/DPP-AKA/X/2010, No

SP.AP.I.01/PKB/X/2010 tanggal 15 Oktober 2010.

The old age lumpsum benefits program provides

a one-time-whole payment as specified in the

common decisions of the Managements of the

Company (Perum Angkasa Pura I) and Perum

Angkasa Pura II in their respective letters No.

K E P . 3 0 5 / K P . 3 0 . 7 . 1 / 1 9 9 8 a n d

KEP.165A/PAP.I/X/1998 dated October 1, 1998

and in reference to the Mutual Agreement for the

period 2010 - 2012 between the Company and

the Labor Union No.SP.91/HK.06/2010 - DU;

N o . 0 9 9 / D P P / A K A / X / 2 0 1 0 a n d

SP.AP.I.01/PKB/2003 dated October 15, 2010.

Progam THT tersebut dikelola oleh Yayasan

Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I (YAKKAP

I) terhitung tanggal 6 Mei 2003 sesuai dengan Akta

Pendirian nomor 2 tahun 2003 dan Akta Perubahan

nomor 2 tahun 2003 yang dibuat di hadapan

Notaris Milly Karmila Sereal, S.H., sebagaimana

telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM

d a l a m k e p u t u s a n n y a N o . C -

116.HT.01.02.TH.2003 tanggal 19 September 2003

dan diumumkan dalam Berita Negara Nomor 89,

tanggal 14 Oktober 2003, Tambahan Berita Negara

Nomor 112 kemudian diubah dengan akta Notaris

H. Yunardi, S.H., Nomor 17 tanggal 14 Februari

2006 sebagaimana telah diperbaiki dengan akta

notaris yang sama nomor 7 tanggal 9 Maret 2006,

serta telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 68 tanggal 25 Agustus

2006.

The old age lumpsum benefit program is managed

by Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa

Pura I (YAKKAP I) effective May 6, 2003, in

accordance with the article of association No.2 of

2003 and amendment No. 2 of 2003 made in the

presence of the notary Milly Karmila Sereal, SH as

was authorized by the Minister of Justice and

Human Rights in his letter No.C -

116.HT.01.02.TH.2003 dated September 19, 2003

and published in the state gazette 89, dated

October 14, 2003, supplement thereto No.

112/AD. It was subsequently amended by the

notary deed No. 17 dated February 14, 2006 of

the notary H. Yunardi, SH. Subsequent

amendment was made by the same notary with

his deed No. 7 dated March 9, 2006, published in

the state gazette No 68 dated August 25, 2006.

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

41

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

r. Liabilitas Manfaat Pasca Kerja (Lanjutan) r. Post Employment Benefits (Continued)

Untuk tahun-tahun sebelum 2011 Perusahaan tidak

menyajikan kewajiban THT,. Mulai tahun buku

2011 Perusahaan menyajikan liabilitas pasca kerja

THT, Tunjangan Perumahan dan Tunjangan Masa

Pengabdian (lihat Catatan 24).

Before at the year 2011, company have not

present in financial position post employment

benefit the old age lumpsum benefit (THT).

Starting in the year 2011, the company have

present in financial position old age lumpsum

benefits, Housing Benefits, and other service pay

benefits (see notes 24).

s. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan

Statusnya (BPYBDS)

s. Government Aid Pending Determination in

Status

BPYDBS merupakan eks proyek bantuan

pemerintah yang telah diserahterimakan kepada

Perusahaan tetapi belum ditentukan statusnya oleh

pemerintah. Apabila bantuan tersebut telah

ditetapkan serta ditentukan statusnya melalui

Peraturan Pemerintah, maka bantuan pemerintah

tersebut dipindahkan pengelompokannya sesuai

dengan keputusan tersebut.

The BPYDBS originated from Government assisted

projects which were handed over to the Company

but the status of which were not yet defined by

the Government. Once the status the projects are

clarified through a government regulation, the

BPYDBS will be reclassified accordingly.

t. Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) t. The Government Capital Investment

Penyertaan Modal Pemerintah merupakan

tambahan modal dari pemerintah yang berasal dari

proyek-proyek pemerintah yang statusnya telah

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

The PMP constitutes an additional capital

investment from the Government originating from

the Government's projects, the status of which

has been determined through a government

regulation.

u. Pendapatan dan Beban u. Income and Expenses

1) Pendapatan dari penjualan jasa

kebandarudaraan diakui sesuai dengan

penyelesaian penyerahan jasa dan dibuatkan

nota tagihannya.

1) Income from sales of airport services is

recognized upon completion of the services

and their billings.

2) Pendapatan sewa, bunga dan lainnya diakui

dengan akrual.

2) Income from rents, interest and other

sources is recognized on accrual method.

3) Beban diakui dengan menggunakan akrual. 3) Expenses are recognized on accrual method.

4) Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan

menerapkan PSAK 23 (revisi 2010) tentang

Pendapatan. PSAK revisi ini mengidentifikasi

terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan

sehingga pendapatan dapat diakui, dan

mengatur perlakukan akuntansi atas

pendapatan yang timbul dari transaksi dan

kejadian tertentu serta memberikan panduan

praktis dalam penerapan kriteria mengenai

pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK

yang direvisi tersebut tidak memberikan

pengaruh yang berarti terhadap laporan

4) Effective Januari 1, 2011, the company

adopted PSAK 23 (revised 2010) Revenue.

This revised PSAK identifies the

circumstances in which the criteria on

revenue recognition will be met and,

therefore, revenue may be recognized, and

prescribes the accounting treatment of

revenue arising from certain types of

transactions and events, and also provides

practical guidance on the application of the

criteria on revenue recognition. The adoption

of this revised PSAK has no significant

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

42

5. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 5. S U M M A R Y OF S I G N I F I CAN T ACCOUN TI N G

POLICIES (Continued)

u. Pendapatan dan Beban u. Income and Expenses

keuangan. Pendapatan diakui bila besar

kemungkinan manfaat ekonomi akan

diperoleh Perusahaan dan jumlahnya dapat

diukur pada nilai wajar pembayaran yang

diterima.

impact on the financial statement. Revenue

is recognized to the extend that it is probable

that the economic benefits will flow the

company and the revenue can be reliably

measured. Revenue is measured at the fair

value of the consideration received.

v. Perpajakan v. Taxation

1) Semua perbedaan temporer antara jumlah

tercatat instrumen keuangan dengan dasar

pengenaan pajaknya telah diakui sebagai

pajak tangguhan dengan metode liabilitas

(liability). Pajak tangguhan diukur dengan

tarif pajak yang berlaku saat ini.

1) All temporary differences between the

carrying amounts of assets and liabilities and

their basis for tax are recognized as deferred

tax on liability method. The deferred tax is

calculated on the basis of current tax rates.

2) Pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba

kena pajak yaitu laba komersial yang

disesuaikan dengan perbedaan temporer dan

permanen.

2) Income tax calculated on the basis of taxable

profit, that is profit for financial accounting

purposes adjusted with temporary and

permanent differences.

3) Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi

diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila

besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal

pada masa mendatang akan memadai untuk

dikompensasi.

3) Fiscal loss allowable for compensation is

recognized as deferred tax asset provided

future fiscal profit is sufficient for

compensation.

4) Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui

saat surat ketetapan pajak diterima atau jika

mengajukan keberatan, pada saat keputusan

atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

4) Tax adjustments are recognized when the

amount of tax payable has been determined

by the tax authority; or in the event of

submission of a tax appeal, at the time the

appeal is resolved.

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

43

6. KAS DAN SETARA KAS 6. CASH AND CASH EQUIVALENTS

2011 2010

Kas Cash

Rupiah 140.346 146.463 Rupiah

Dolar Amerik Serikat 77.438 22.670 US Dollar

Sub jumlah 217.784 169.133 Sub total

Bank Bank

Dalam Rupiah In Rupiah

Pihak berelasi: Related Parties:

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 24.810.320 13.632.484

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk

PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk 17.490.445 23.965.178

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 3.547.136 4.271.453

PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk

PT Bank Tabungan Negara

(Persero) 508.924 48.379

PT Bank Tabungan Negara

(Persero)

PT Bank Pembangunan

Daerah Sumatera Utara 90.446 1.401.138

PT Bank Pembangunan Daerah

Sumatera Utara

PT Bank Pembangunan

Daerah Jabar dan Banten 741 63.297

PT Bank Pembangunan Daerah

Jabar dan Banten

PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Tengah 450.732 14.859

PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Tengah

Sub Jumlah pihak berelasi 46.898.744 43.396.788 Sub total related parties

Pihak ketiga : Third Parties:

PT Bank Internasional

Indonesia Tbk 441.973 126.758

PT Bank Internasional Indonesia

Tbk

PT Bank Muamalat 2.548 -- PT Bank Muamalat

PT Bank Permata Tbk 561.895 9.358 PT Bank Permata Tbk

PT Bank Mega Tbk 4.885.153 1.441.966 PT Bank Mega Tbk

Citibank N.A. 34.041 33.884 Citibank N.A.

PT Bank Bukopin Tbk 287.961 2.338.398 PT Bank Bukopin Tbk

Sub Jumlah pihak ketiga 6.213.571 3.950.364 Sub total Third parties

Jumlah dalam Rupiah 53.112.315 47.347.152 Total In Rupiah

Dalam mata uang asing In foreign Currencies

Pihak berelasi : Related Parties:

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk

(2011: USD 370.723,23

2010: USD 618.587,12)

3.361.718 5.561.717

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk

(2011: USD 370,723.23

2010: USD 618,587.12)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(2011: USD 681.150,64

2010: USD 376.209,48) 6.176.674 3.382.499

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(2011: USD 681,150.64 2010:

USD 376,209.48)

PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk

(2011: USD 305.305,36

2010: USD 1.095.492,20) 2.768.509 9.849.570

PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk

(2011: USD 305,305.36

2010: USD 1,095,492.20)

Sub Jumlah pihak berelasi 12.306.901 18.793.786 Sub total related parties

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

44

6. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 6. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)

2011 2010

Pihak ketiga : Third Parties:

PT Bank Permata Tbk

(2011: USD 30.478,83

2010: USD 30.614,91) 276.382 275.259

PT Bank Permata Tbk

(2011: USD 30,478.83

2010: USD 30,614.91)

PT Bank Mega Tbk

(2011: USD 16.496,47

(2010: USD 16.532,29 ) 149.590 148.642

PT Bank Mega Tbk

(2011: USD 16,496.47

2010: USD 16,532.29)

Citibank N.A.

(2011: USD 35.678,65

2010: USD 3.069.575,13) 323.534 27.598.550

Citibank N.A.

(2011: USD 35,678.65

2010: USD 3,069,575.13)

PT Bank Bukopin Tbk

(2011: USD 47.224,52

2010: USD 190,78 ) 428.232 1.715

PT Bank Bukopin Tbk

(2011: USD 47,224.52

2010: USD 190.78)

PT Bank Muamalat Indonesia

Tbk

(2011: USD 16.174,90

2010: USD 1.000,00 ) 146.674 8.991

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

(2011: USD 16,174.90

2010: USD 1,000.00 )

Sub jumlah pihak ketiga 1.324.412 28.033.157 Sub total Third parties

Jumlah dalam mata uang asing 13.631.313 46.826.943 Total In Foreign Currencies

Jumlah bank 66.743.628 94.174.097 Total bank

Deposito Deposito

Dalam Rupiah In Rupiah

Pihak berelasi : Related Parties:

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk

442.000.000 178.000.000

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk

PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk 399.740.000 184.500.000

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 997.850.000 651.500.000

PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk

PT Bank Tabungan Negara

(Persero) 10.000.000 460.000

PT Bank Tabungan Negara

(Persero)

PT Bank Pembangunan

Daerah Sumatera Utara 50.850.000 50.630.000

PT Bank Pembangunan Daerah

Sumatera Utara

PT Bank Pembangunan

Daerah Jabar dan Banten 56.640.000 55.500.000

PT Bank Pembangunan Daerah

Jabar dan Banten

PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Tengah 51.310.000 56.800.000

PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Tengah

Sub Jumlah pihak berelasi 2.008.390.000 1.177.390.000 Sub total related parties

Pihak ketiga : Third Parties:

PT Bank Internasional

Indonesia Tbk 10.000.000 10.000.000

PT Bank Internasional Indonesia

Tbk

PT Bank Mega Tbk 38.500.000 53.500.000 PT Bank Mega Tbk

PT Bank Bukopin Tbk 187.010.000 126.800.000 PT Bank Bukopin Tbk

PT Bank Muamalat 191.415.000 -- PT Bank Muamalat

PT Bank Permata 35.300.000 -- PT Bank Permata

Sub jumlah pihak ketiga 462.225.000 190.300.000 Sub total Third parties

Jumlah dalam Rupiah 2.470.615.000 1.367.690.000 Total in Rupiah

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

45

6. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 6. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)

2011 2010

Dalam mata uang asing Dalam mata uang asing

Pihak berelasi: Related Parties:

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk (2011 : USD

2.000.000 2010: USD

22.000.000) 18.136.000 197.802.000

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk

(2011 : USD 2,000,000 2010: USD

22,000,000)

PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk (2011 : USD

4.500.000 2010: USD

9.000.000) 40.806.000 80.919.000

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(2011 : USD 4,500,000 2010: USD

9,000,000)

PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk (2011 : USD

6.000.000 2010: USD

42.000.000) 54.408.000 377.622.000

PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk

(2011 : USD 6,000,000 2010: USD

42.000.000)

Sub Jumlah pihak berelasi 113.350.000 656.343.000 Sub total related parties

Pihak ketiga : Third Parties:

PT Bank Permata Tbk

(2011 : USD 2.000.000

2010: USD 10.000.000) 18.136.000 89.910.000

PT Bank Permata Tbk

(2011 : USD 2,000,000 2010: USD

10,000,000)

PT Bank Bukopin.

(2011 : USD 1.000.000) 9.068.000 --

PT Bank Bukopin

(2011 : USD 1,000,000)

PT Bank Muamalat Indonesia

Tbk (2011 : USD

2.000.000 2010: USD

6.000.000) 18.136.000 53.946.000

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

(2011 : USD 2,000,000 2010: USD

6,000,000)

Sub jumlah pihak ketiga 45.340.000 143.856.000 Sub total Third parties

Jumlah dalam mata uang asing 158.690.000 800.199.000 Total In Foreign Currencies

Jumlah deposito 2.629.305.000 2.167.889.000 Total deposito

Jumlah 2.696.266.413 2.262.232.228 Total

Rata-rata suku bunga deposito di atas adalah : The average interest rate of deposits is:

2011 2010

Deposito Berjangka Rupiah 6,5% - 9,25% 7% - 10% Rupiah time deposits

Deposito Berjangka Dollar 2% - 3,25% 1,75% - 4,00% US Dollar time deposits

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

46

7. INVESTASI DALAM EFEK-EFEK JANGKA

PENDEK

7. SHORT TERM INVESTMENTS

2011 2010

Pihak berelasi: Related parties:

Obligasi - dimiliki hingga jatuh

tempo 18.225.201 19.981.964 Bonds held to maturity

Unit Penyertaan Reksadana 208.862.139 33.220.810 Unit of investment in mutual fund

Jumlah 227.087.340 53.202.774 Total

31 Desem ber 2011/

Decem ber 31, 2011

31 Desem ber 2010/

Decem ber 31, 2010

Nilai Nominal/

Nom inal Value

Nilai Tercatat /

Carrying Value

Nilai Nominal /

Nom inal Value

Nilai Tercatat /

Carrying Value

Pihak berelasi: R e la t e d p a r t i e s :

Dim im iliki Hingga Jatuh

Tempo (setelah dikurangi

dengan prem i/diskonto

yang belum diamortisir)

Held to Maturity (net of

unamortized

prem ium/discount) :

Obligasi :

B o n d s

SUN Seri FR 0023 Tahun 2003 18.225.201 18.225.201 19.575.000 19.981.964 SUN Seri FR0023 Tahun 2003

Reksadana (Rupiah):

Tersedia Untuk Dijual

M u tu a l Fu n d s ( I D R ) :

A v a i la b le F o r S a l e s

Pihak berelasi: R e la t e d p a r t y :

RDPT Danareksa

50.000.000 50.022.219 -- --

RDPT Danareksa

Pihak ketiga: Th i r d p a r t i e s :

Trim Kapital Plus

20.000.000 21.631.002 10.025.000 11.850.669

Trim Kapital Plus

Panin Dana Prima 10.000.000 11.752.617 10.025.000 10.985.725 Panin Dana Prima

Panin Dana Maksima 19.975.062 20.554.549 10.000.000 10.384.416 Panin Dana Maksima

Panin Dana Unggulan 10.000.000 9.687.806 -- -- Panin Dana Unggulan

Syailendra Equity 10.000.000 9.386.052 -- -- Syailendra Equity

Danamas Stabil 16.000.000 16.538.072 -- -- Danamas Stabil

135.975.062 139.572.317 30.050.000 33.220.810

Reksadana (Dolar Amerika): M u tu a l Fu n d s (U S D ) :

Pihak berelasi: R e la t e d p a r t i e s :

RD Melati Prem ium 31.738.000 32.313.967 -- -- RD Melati Prem ium

Pihak ketiga :

Panin Dana US Dollar 36.217.701 36.975.855 -- -- Panin Dana US Dollar

67.955.701 69.289.822 -- --

Jumlah 227.087.340 53.202.774 To ta l

Obligasi SUN FR 0023 Tahun 2003 diperoleh oleh

perusahaan pada tahun 2004 dan akan jatuh tempo

pada Desember 2012 dengan nilai kupon sebesar 11%

yang dibayar setiap 6 bulan sekali.

Bonds SUN FR 0023 year 2003 acquired by the

company in 2004 and will mature in December 2012

with a coupon rate of 11% is paid every six months.

Penempatan pada reksadana pada tahun 2011

perusahaan mendapat yield return berkisar 7,72 %

hingga 8,00 % setahun untuk reksadana rupiah dan

berkisar 1,44% hingga 3,11% untuk reksadana US

Dollar. Penempatan reksadana seluruhnya jatuh tempo

pada tahun 2012.

Placement in mutual funds in 2011 the company had

yield return range between 7.72% up to 8.00% per

annum for mutual funds in IDR and range between

1.44% up to 3.11% for mutual funds in US. Dollar. All

Placement in mutual funds maturing in 2012.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

47

7. INVESTASI DALAM EFEK-EFEK JANGKA

PENDEK (Lanjutan)

7. SHORT TERM INVESTMENTS IN MARKETABLE

SECURITIES (Continued)

Manajemen berdasarkan penelaahan berkeyakinan

bahwa investasi dalam efek-efek tidak terdapat adanya

indikasi penurunan nilai, sehingga tidak dibentuk

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Based on the review of the status of the short term

investment in Marketable Securities Management

belived not indication for impairment is sufficient in

marketable securities.

8. PIUTANG USAHA 8. TRADE RECEIVABLES

Piutang usaha merupakan piutang dari jasa pelayanan

yang telah diberikan perusahaan yang pelunasannya

diterima oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu

dengan rincian sebagai berikut:

Accounts receivable is a receivable from services that

have given by company that is received in a specified

period as follows:

a. Penyajian menurut debitur: a. As per debtors:

2011 2010

Pihak Berelasi: Related parties :

PT Gapura Angkasa 1.026.293 695.344 PT Gapura Angkasa

PT Garuda Indonesia Airlines

(Persero) 16.753.887 28.297.450

PT Garuda Indonesia Airlines

(Persero)

PT Merpati Nusantara

Airlines 7.122.469 -- PT Merpati Nusantara Airlines

Kokapura 2.117.329 2.098.468 Kopkapura

Periskapura I 104.992 146.557 Periskapura

Jasa Angkasa Semesta 565.094 753.003 Jasa Angkasa Semesta

BUMN Lain 5.059.070 4.073.529 Others BUMN

Instansi Pemerintah 2.716.161 3.807.562 Instansi Pemerintah

Koperasi Angkatan

Bersenjata 45.538 39.924 Koperasi Angkatan Bersenjata

35.510.833 39.911.837

Dikurangi : Penyisihan

kerugian penurunan nilai (174.692) (236.157)

Less : Allowance for impairment

losses

Jumlah Pihak Berelasi 35.336.141 39.675.680 Total related parties

Pihak Ketiga: Third parties:

Airlines Dalam Negeri 22.663.132 36.025.967 Domestic Airlines

Airlines Luar Negeri 23.047.722 14.581.098 Foreign Airlines

Airlines Luar Negeri -

Overflying 53.224.204 56.019.842 Airlines Luar Negeri - Overflying

Perusahaan Swasta

39.607.509 52.460.146 Perusahaan Swasta

138.542.565 159.087.053

Dikurangi :

Penyisihan kerugian

penurunan nilai (46.551.951) (42.014.343)

Less : Allowance for impairment

losses

Jumlah Pihak Ketiga 91.990.614 117.072.710 Total third parties

Bersih 127.326.757 156.748.390 Net

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

48

8. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 8. TRADE RECEIVABLES (Continued)

b. Penyajian menurut jenis pendapatan: b. As per classification of income:

2011 2010

Piutang Usaha Bruto Trade receivables - gross

Piutang Aeronautika 122.811.414 93.486.886 Aeronautical

Piutang Non Aeronautika 51.241.986 105.512.004 Non Aeronautical

Jumlah 174.053.400 198.998.890 Total

Penyisihan Kerugian

Penurunan Nilai Allowance for impairment losses

Piutang Aeronautika (18.496.434) (16.821.807) Aeronautical

Piutang Non Aeronautika (28.230.209) (25.428.693) Non Aeronautical

Jumlah (46.726.643) (42.250.500) Total

Piutang Bersih Trade receivables - net

Piutang Aeronautika 104.314.980 76.665.079 Aeronautical

Piutang Non Aeronautika 23.011.777 80.083.311 Non Aeronautical

Jumlah Bersih 127.326.757 156.748.390 Net Total

c. Penyajian berdasarkan umur: c. As per aging:

2011 2010

Piutang Usaha Trade receivables

0 s.d. 1 tahun 119.793.623 136.232.814 0 to 1 year

lebih dari 1 tahun s.d.

2 tahun 33.120.624 41.165.726 more than 1 year to 2 years

lebih dari 2 tahun 21.139.154 21.600.350 more than 2 years

174.053.401 198.998.890

Penyisihan Kerugian

Penurunan Nilai Allowance for impairment losses

0 s.d. 1 tahun -- -- 0 to 1 year

lebih dari 1 tahun s.d.

2 tahun (8.140.500) (20.582.863) more than 1 year to 2 years

lebih dari 2 tahun (38.586.144) (21.667.637) more than 2 years

(46.726.644) (42.250.500)

Jumlah 127.326.757 156.748.390 Total

Berdasarkan penelaahan terhadap status piutang

usaha masing masing pelanggan pada akhir

periode/ tahun, manajemen berkeyakinan bahwa

nilai penyisihan penurunan nilai telah memadai

untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak

tertagihnya piutang usaha.

Based on the review of the status of the

individual receivable accounts at the end of the

period/ year, management believes that the

allowance for impairment is sufficient to cover

losses from the non collection of the accounts.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

49

9. PIUTANG LAIN-LAIN 9. OTHER RECEIVABLES

2011 2010

Pihak Berelasi : Related Party :

Piutang Pegawai 607.148 299.163 Receivable from Employee

Uang Muka Pembayaran THT 4.898.269 4.662.936 THT prepayment

Pihak Ketiga : Third Parties :

Tagihan Listrik 607.159 785.558 Electricity bill

Tagihan Air 45.438 59.605 Water bill

Tagihan Telepon 524.475 572.827 Telephone bill

Lain-lain Rupiah 189.460 3.881.898 Rupiah - others

Lain-lain Dolar Amerika Serikat 627.100 165.003 US Dollar - others

Jumlah 7.499.049 10.426.991 Total

Piutang pegawai per 31 Desember 2011 dan 2010

adalah sebesar Rp 607.148 dan Rp 299.163 merupakan

pinjaman karyawan kepada perusahaan yang akan

dilunasi oleh pegawai melalui pemotongan gaji.

Receivables from employees per December 31, 2011

and 2010 amounted to Rp 604,794 and Rp 299,163

is the loan to the company to be paid by employees

through payroll deduction.

Uang muka pembayaran THT untuk tahun 2011 dan

2010 masing-masing sebesar Rp 4.898.269 dan Rp

4.662.936. Untuk tahun 2011 uang muka THT

merupakan kelebihan pembayaran THT karyawan oleh

perusahaan kepada YAKKAP I yang akan diperhitungkan

pada tahun berikutnya, sedangkan uang muka THT pada

tahun 2010 merupakan dana talangan berupa

pembayaran THT dan Pensiun dari Pegawai Negeri Sipil

yang diperbantukan menjadi pegawai PT Angkasa Pura

I (Persero) yang masuk terhitung mulai tanggal 20 April

1992. Jumlah tersebut telah dilunasi pada tahun 2011.

The old age benefits (THT) prepayment amounted to

Rp 4,898,269 and Rp 4,662,936 for the years 2011

and 2010. For the year 2011 advances employee’s

THT is overpaid by the company to YAKKAP I will be

taken into account in the next year, while in 2010 is

in the form of bailout funds and pension payments to

employees PT Angkasa Pura I (Persero) entered into

as of starting on April 20, 1992. the amount was paid

in the year 2011.

10. PERSEDIAAN 10. INVENTORIES

2011 2010

Suku Cadang untuk

Pemeliharaan 3.938.475 3.310.790 Maintenance spare part

Supplies dan Perlengkapan 5.041.215 4.794.921 Supplies and equipment

Jumlah 8.979.690 8.105.711 Total

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

50

11. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA 11. PREPAID EXPENSES

2011 2010

Uang Muka Dividen -- 32.500.000 Prepaid dividend

Uang Muka Kontrak 3.433.818 9.667.636 Contract advances

Asuransi 136.243 147.924 Insurance

Lain-lain 7.191.185 941.601 Miscellaneous

Jumlah 10.761.246 43.257.161 Total

Uang Muka dividen tahun 2010 berdasarkan Surat

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor

S-779/MBU/2010 Tanggal 17 Desember 2010 akan

diperhitungkan sebagai dividen interim tahun buku

2010. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham

Tanggal 24 Juni 2011 uang muka dividen ini telah

diperhitungkan dengan pembagian dividen tahun buku

2010.

The prepaid dividend in 2010 was paid on the basis of

the Minister of SOE's letter of order No:

S-779/MBU/2010 dated December 17, 2010 which will

be treated as interim dividend for the fiscal years

2010. Based on the results of the Shareholders

meeting at June 24, 2011 prepayment of this dividend

has been calculated by dividend year 2010.

Uang muka kontrak merupakan sisa uang muka untuk

Proyek Pembangunan Bandara Internasional Lombok

per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing

sebesar Rp 3.433.818 dan Rp 9.667.636.

advance payment contract is represent in advance to

PT Slipi Raya Utama and PT Hutama work for Lombok

International Airport Development Project amounting

to Rp 3,433,818 and Rp 9,667,636.

Asuransi dibayar di muka merupakan penutupan

polis-polis asuransi kendaraan dan kerugian (gedung,

gempa bumi-Tsunami dan teroris) yang jatuh tempo

polisnya melewati tahun 2011.

The insurance is prepayment of insurance premium for

vehicle and natural disaster insurance which due

sometime after the balance sheet date (2011).

12. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA 12. ACCRUED INCOME

2011 2010

Pendapatan Aeronautika 85.152.689 73.128.507 Aeronautical

Pendapatan Non Aeronautika 37.179.630 40.340.823 Non Aeronautical

Bunga Deposito 16.173 3.501.146 Deposit interest

Bunga Obligasi 14.085.537 2.170.669 Bond interest

Lainnya 685.640 715.936 Others

Jumlah 137.119.669 119.857.081 Total

Pendapatan yang masih harus diterima untuk

Aeronautika mencakup pendapatan-pendapatan atas

Jasa Pelayanan Penerbangan, Jasa Layanan

Penumpang, JP4U, Jasa Avio Bridge dan Jasa Extended

fee.

Income accrued consists of Aeronautical revenues on

Air Services, Passenger Services, JP4U, Avio Bridge

Services and Extended fee Services.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

51

12. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA 12. ACCRUED INCOME

Pendapatan yang masih harus diterima untuk Non

Aeronautika mencakup pendapatan-pendapatan atas

Jasa Sewa ruang, Pemakaian jasa gudang, sewa tanah,

konsesi, parkir, pemakaian listrik/telepon/air, pemakaian

counter, pemakaian premium lounge dan jasa lainnya.

Income accrued for Non-Aeronautical revenues include

revenues for room rental services, use of warehouse,

ground rent, concessions, parking, electricity/

telephone/ water, the use of counters, the use of

premium lounges and other services.

13. PERPAJAKAN 13. TAXATION

a. Pajak Dibayar di Muka a. Prepaid tax

2011 2010

Uang Muka Pajak 245.423.842 245.423.842 Miscellaneous prepaid tax

PPN yang dapat Dikreditkan 6.700.578 6.556.390 Creditable VAT

Jumlah 252.124.420 251.980.232 Total

Uang Muka Pajak terdiri dari : Miscellaneous tax prepaid consist of:

2011 2010

Pembayaran Uang Muka PPN

Tahun Pajak 2005 50.000.000 50.000.000 Prepaid VAT for the fiscal year 2005

PLB Banding PPN Desember

2003 55.979.365 55.979.365

Compensation for corporate income tax

overpayment year 2003

Pembayaran Uang Muka PPN

Tahun Pajak 2006 2.325.000 2.325.000 Prepaid VAT for the fiscal year 2006

Imbalan Bunga PPN 2003 8.786.678 8.786.678

Compensation for interest on VAT 2003

tax appeal

Imbalan Bunga PPN 2005 25.590.072 25.590.072

Compensation for interest on VAT 2005

tax appeal

SKPLB PPh Badan 2006 62.863.592 62.863.592

Compensation for 2006 Corporate

income tax overpayment

SKPLB PPh Badan 2007 37.526.209 37.526.209

Compensation for 2007 Corporate

income tax overpayment

PLB Banding PPN Des 2006 2.330.227 2.330.227

VAT overpayment note for December

2006

Kelebihan pembayaran PPh 21 -

PPBIL 2010 22.699 22.699

Income tax Article 21 overpayment - for

PPBIL

Pajak Lainnya -- Others Tax

Jumlah 245.423.842 245.423.842 Total

Pembayaran uang muka PPN 2005 dan 2006 dan

PLB banding PPN 2003 dan 2006 merupakan

pembayaran yang dilakukan perusahaan dalam

rangka memenuhi persyaratan pengajuan banding

ke majelis pengadilan pajak (Lihat catatan 47).

Prepaid VAT for the fiscal year 2005 and 2006

and compensation for corporate income tax

overpayment year 2003 and 2006 that are the

payment to complies the requirement to filed

with appeal tax court (See notes 47).

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

52

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

b. Utang Pajak b. Tax payable

2011 2010

Pajak Penghasilan Pasal 25 5.755.539 5.054.836 Income tax Article 25

Pajak Penghasilan Pasal 23 1.385.086 1.316.053 Income tax Article 23

Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 406.445 132.788 Income tax Article 4 paragraph 2

Pajak Penghasilan Pasal 21 2.825.384 3.184.214 Income tax Article 21

Pajak Pertambahan Nilai -

Keluaran 13.748.144 14.076.178 VAT - Out

Pajak Penghasilan Pasal 29 49.631.947 19.802.671 Income tax Article 29

Jumlah 73.752.545 43.566.740 Total

c. Beban (Penghasilan) Pajak Penghasilan c. Income Tax Expense (Benefit)

2011 2010

Kini (164.191.145) (117.115.315) Current

Tangguhan 52.065.590 23.053.799 Deferred

Jumlah (112.125.555) (94.061.516) Total

d. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak

penghasilan dalam laporan laba rugi

komprehensif dengan taksiran penghasilan

kena pajak:

d. Reconci l iation of before tax and taxable

income:

Pajak Kini Current tax

2011 2010

Laba sebelum Pajak Menurut

Laporan Laba Rugi komprehensif 656.352.737 471.994.442

Profit before tax as per

Comprehensive Income Statements

Koreksi Positif Positive Adjustments

Beda Tetap: Permanent difference:

Kenikmatan Karyawan 3.785.934 3.445.948 Employees welfare

Olah Raga dan Rekreasi 1.903.446 1.391.631 Sports and recreation

PPh Final 100.420.989 86.480.968 Conclusive income tax

Beban Reklame 7.373.631 3.151.649 Advertising

Beban Sumbangan 339.503 281.876 Donation

Beban Majalah 450.382 456.976 Magazine

Beban Keamanan 2.283.967 1.895.675 Security

Penghapusan

Persediaan 70.247 -- Inventory write off

Beban Lain-lain 15.969.613 105.338.705 Others

132.597.712 202.443.428

Beda waktu: Temporary difference:

Penyisihan Kerugian

Penurunan Nilai 60.026.824 32.992.421 Allowance for impairment losses

Rugi (Laba) Penghapusan

Aset Tetap 8.336.461 4.429.384 Gains/(Losses) on sale of fixed assets

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

53

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

d. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak

penghasilan dalam laporan laba rugi

komprehensif dengan taksiran penghasilan

kena pajak: (Lanjutan)

d. Reconciliation of before tax and taxable

income: (Continued)

2011 2010

Penyisihan Persediaan

Usang 60.392 789 Depreciation of obsolete inventories

Imbalan pasca kerja 209.104.387 87.708.257 Post retirement benefits

Penyusutan aset tetap 45.839.279 -- Depreciation of non-productive assets

323.367.343 125.130.864 Total positive adjustments

Jumlah Koreksi Positif 455.965.055 327.574.292

Beban (Penghasilan) Yang Tidak

Dapat dikurangkan: Non-Deductible Expenses:

Koreksi Negatif: Negative adjustments:

Beda Tetap: Permanent difference:

Penghasilan Bunga

Deposito 144.207.119 104.764.752 Deposits interest income

Pendapatan Sewa Ruang

dan Tanah 168.985.438 153.168.173 Spaces and lands rent income

Pendapatan Bunga Obligasi 14.957.129 16.346.776 Bond interest income

Laba Perusahaan Asosiasi 12.298.540 12.980.038 Profit of associated companies

Penghapusan Persediaan -- --

Pendapatan atas banding

pajak -- 10.932.069 Tax refund

340.448.226 298.191.808

Beda Waktu: Temporary Difference:

Penyusutan (Selisih Fiskal

dan Komersial) -- 32.915.653

Depreciation (differences between

fiscal and commercial)

Imbalan pasca kerja 115.104.984 -- Post retirement benefits

115.104.984 32.915.653

Jumlah Koreksi Negatif 455.553.210 331.107.461 Total negative adjustments

Laba (rugi) kena pajak

(laba rugi fiskal) 656.764.582 468.461.273

Taxable income (for fiscal

purposes)

25% x Laba (rugi) kena pajak 164.191.145 117.115.318 25% x Taxable income

Jumlah Beban Pajak Kini 164.191.145 117.115.318 Total Current Tax

Dikurangi dengan Pajak

Dibayar di Muka: Deducted with prepaid taxes:

PPh Pasal 23 45.492.726 36.654.609 Income tax article 23

PPh Pasal 25 69.066.473 60.658.035 Income tax article 25

Jumlah Pajak Dibayar di Muka 114.559.199 97.312.644 Total prepaid taxes

Utang Pajak (Pajak Dibayar

di Muka)

49.631.947 19.802.674 Tax Payable (Prepaid Tax)

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

54

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

Pajak Tangguhan Deferred Tax

1 Januari/

January 1 ,

2011

Dikreditkan/

(Dibebankan) ke

Laporan Laba Rugi

Komprehensif/

Credited/ (Charged

) to Profit and Loss

31 Desember/

December 31,

2011

Aset Pajak Tangguhan: Deferred Tax Assets:

Penyisihan Piutang 64.124.083 15.006.707 79.130.790 Allowance for impairment losses

Liabilitas Pasca Kerja 105.875.503 23.499.851 129.375.354 Post retirement benefits

Penyusutan Aset Tetap

Tidak Produktif 7.526.964 15.098 7.542.062

Accumulated depretioation of non

productive assets

Jumlah Aset Pajak

Tangguhan 177.526.550 38.521.656 216.048.206 Total Deferred Tax Assets

Liabilitas Pajak Tangguhan: Deferred Tax Liability:

Penurunan Aset Tidak

Produktif 790.516 -- 790.516 Decrease in non productive assets

Laba Penjualan Aset Tetap (1.800.897) 2.084.114 283.217 Gains on sale of fixed assets

Pemulihan Piutang (40.199.899) -- (40.199.899) Receivables recovery

Penyusutan Aset Tetap (213.116.991) 11.459.820 (201.657.171) Depreciation of fixed assets

Penyesuaian Pajak

Tangguhan (357.320) -- (357.320) Adjustment in deferred tax

Jumlah Liabilitas Pajak

Tangguhan (254.684.591) 13.543.934 (241.140.657) Total Deferred Tax Liability

Aset (Liabilitas) Pajak

Tangguhan

(77.158.041) 52.065.590 (25.092.451)

Deferred Tax Asset /

(Liability)

1 Januari/

January 1,

2010

Dikreditkan/

(Dibebankan) ke

Laporan Laba Rugi

Komprehensif/

Credited/ (Charged)

to Profit and Loss

31 Desember/

December 31,

2010

(Disajikan

Kembali/

Restated)

Aset Pajak Tangguhan: Deferred Tax Assets:

Penyisihan Piutang 55.875.977 8.248.105 64.124.082 Allowance for impairment losses

Liabilitas Pasca Kerja 83.948.439 21.927.064 105.875.503 Post retirement benefits

Penyusutan Aset Tetap

Tidak Produktif 7.526.767 197 7.526.964

Accumulated depreciation of non

productive assets

Jumlah Aset Pajak

Tangguhan 147.351.183 30.175.366 177.526.549 Total Deferred Tax Assets

Liabilitas Pajak Tangguhan: Deferred Tax Liability:

Penurunan Aset Tidak

Produktif 790.516 -- 790.516 Decrease in non productive assets

Laba Penjualan Aset

Tetap (2.908.243) 1.107.346 (1.800.897) Gains on sale of fixed assets

Pemulihan Piutang (40.199.899) -- (40.199.899) Receivables recovery

Penyusutan Aset Tetap (204.888.078) (8.228.913) (213.116.991) Depreciation of fixed assets

Penyesuaian Pajak

Tangguhan (357.320) -- (357.320) Adjustment in deferred tax

Jumlah Liabilitas Pajak

Tangguhan (247.563.024) (7.121.567) (254.684.591) Total Deferred Tax Liability

Aset (Liabilitas) Pajak

Tangguhan

(100.211.841) 23.053.799 (77.158.041)

Deferred Tax Asset /

(Liability)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

55

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

d. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak

penghasilan dalam laporan laba rugi

komprehensif dengan taksiran penghasilan

kena pajak: (Lanjutan)

d. Reconciliation of before tax and taxable

income: (Continued)

Rekonsiliasi antara Beban (Penghasilan) Pajak

dengan Perkalian Laba Akuntansi:

Reconciliation of tax expense / (income) and financial

accounting profit:

2011 2010

Laba Sebelum Pajak 656.352.737 471.994.442 Profit before tax

Tarif Pajak Progresif 164.088.184 117.998.610 Progressive tax rate

Beban Yang Tidak Dapat

Dikurangkan 33.149.428 50.610.857 Non-deductible expenses

Penghasilan Yang Tidak

Kena Pajak (85.112.057) (74.547.952) Non-taxable income

Beban Pajak Penghasilan 112.125.555 94.061.515 Income Tax Expense

14. PIUTANG JANGKA PANJANG 14. LONG TERM RECEIVABLE

2011 2010

Pihak berelasi: Related parties:

PT Garuda Indonesia Airlines

(Persero) 79.916.474 86.845.648

PT Garuda Indonesia Airlines

(Persero)

PT Merpati Nusantara Airlines 28.058.285 31.905.763 PT Merpati Nusantara Airlines

107.974.759 118.751.411

Pihak ketiga: Related Parties:

Airlines luar negeri (Piutang PPN) 53.309.712 53.309.712 Foreign Airlines (VAT Receivable)

Airlines dalam negeri 9.816.593 9.816.593 Domestic Airlines

Perusahaan swasta 2.297.516 2.297.516 private company

Jumlah 65.423.821 65.423.821 Total

Dikurangi: Less:

Penyisihan kerugian penurunan

nilai (80.030.382) (31.905.763) Allowance for impairment losses

Jumlah bersih 93.368.198 152.269.469 Net total

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

56

14. PIUTANG JANGKA PANJANG (Lanjutan) 14. LONG TERM RECEIVABLE (Continued)

PT Garuda Indonesia Airlines (Persero) PT Garuda Indonesia Airlines (Persero)

Piutang Pihak-pihak berelasi - PT Garuda Indonesia

Airlines (Persero) adalah merupakan konversi piutang

macet PT Garuda Indonesia Airlines (Persero) pada

awalnya sebesar USD 8.872.465,91 dan dikonversikan

menjadi Rp 92.388.988 dengan kurs USD 1 = Rp

10.413 yang didapatkan dari rata-rata kurs tengah

transaksi Bank Indonesia dalam 12 (dua belas) bulan

terakhir sebelum tanggal perjanjian, menjadi pinjaman

dari PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pemegang

saham kepada PT Garuda Indonesia Airlines (Persero).

The long term receivable of PT Garuda Indonesia

Airlines (Persero) originated from conversion of long

outstanding receivable from PT Garuda Indonesia

(Persero) at the first of USD 8,872,465.91; the

amount was converted into Rp 92.388.988 - at the

rate of USD 1 = Rp 10,413. The exchange rate was

derived from averaging exchange rates of Bank

Indonesia for the last 12 month prior to signing of the

loan agreement between the Company, as the

shareholder, and PT Garuda Indonesia (Persero).

Konversi tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian

konversi piutang menjadi pinjaman pemegang saham

dengan nomor SP.51/KU.19/2009/DU dan

DS/PERJ/DZ-3119/2009 antara PT Angkasa Pura I

(Persero) dan PT Garuda Indonesia Airlines (Persero)

tanggal 27 Mei 2009.

The conversion based on the conversion of receivable

i n t o s h a r e h o l d e r s l o an s ag r eem en t

No.SP.51/KU.19/2009/DU and DS/PERJ/DZ-3119/2009

dated May 27, 2009 between the Company and PT

Garuda Indonesia (Persero).

Piutang tersebut akan diangsur selama selama 7 tahun,

dengan perincian sebagai berikut:

The loan is to be paid back in 7 years in the following

percentage:

a. Tahun 2009 sebesar 1% a. In 2009: 1%

b. Tahun 2010 sebesar 5% b. In 2010: 5%

c. Tahun 2011 sebesar 7,5% c. In 2011: 7.5%

d. Tahun 2012 sebesar 10% d. In 2012: 10%

e. Tahun 2013 sebesar 12,5% e. In 2013: 12.5%

f. Tahun 2014 sebesar 15% f. In 2014: 15%

g. Tahun 2015 sebesar 49% g. In 2015: 49%

Piutang tersebut juga dikenakan bunga dengan tarif

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka 3 bulan

ditambah 0,9%. Pada tahun 2011 dan 2010, PT Garuda

Indonesia Airlines (Persero) telah melunasi pinjaman

pokok masing-masing sebesar Rp 6.929.174 dan Rp

4.619.449, PT Garuda Indonesia Airlines (Persero) juga

telah melakukan pembayaran bunga ke-1 sampai

dengan ke-6.

On the receivables interest is levied at the rate equals

with Bank Indonesia Certificate of three months added

with 0.9%. In the year 2011 and 2010, PT Garuda

Indonesia (Persero) has repaid the loan principal at

the amounts of USD 6,929,174 and Rp 4,619,449, PT

Garuda Indonesia (Persero) has also paid interest for

the terms 1 to 6.

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

Berdasarkan surat PT Angkasa Pura I (Persero) nomor

AP.I.5285/KU.10/2011/DU-B tanggal 29 Nopember 2011

kepada Menteri Negara BUMN tentang Restrukturisasi

piutang PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

dijelaskan usulan skema restrukturisasi PT Merpati

Nusantara Airlines (Persero) yang pola restrukturisasi

sebagai berikut:

Based on the letters PT Angkasa Pura I (Persero)

number AP.I.5285/KU.10/2011/DU-B dated November

29, 2011 to the Minister of BUMN about receivable

restructuring of PT Merpati Nusantara Airlines

(Persero) explained the proposed restructuring scheme

PT Merpati Nusantara Airlines (Corporation) with

following the pattern of restructuring is:

Jangka Waktu : 7 Tahun (Maret 2012 s/d Des

2018)

Tingkat Bunga : 7,4 % p.a (dibayar setiap 3

bulan)

Period : 7 Years (March 2012 until Dec

2018)

Interest Rate : 7.4% p.a (paid every 3 month)

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

57

14. PIUTANG JANGKA PANJANG (Lanjutan) 14. LONG TERM RECEIVABLE (Continued)

Dalam surat tersebut jumlah tagihan yang direstruktur

mencakup tagihan pokok sebesar Rp 28.058.284. Surat

keputusan tersebut belum disetujui oleh menteri negara

BUMN.

In the letter number of restructured include principles

as amount Rp 28,058,284. The letter have not been

approved by the minister of BUMN.

Piutang PPN Airlines Luar Negeri VAT Receivables From Foreign Airl ines

Dalam jumlah piutang jangka panjang termasuk PPN

jasa penerbangan internasional yang tidak dibayar oleh

maskapai penerbangan internasional karena prinsip

perlakuan yang sama di negara yang bersangkutan.

Jumlah PPN yang tidak dibayar tersebut adalah sebesar

USD 5.875.460,64 atau setara dengan Rp 53.278.677.

Pada tahun 2009 Pemerintah Republik Indonesia telah

mengeluarkan PP No. 28 tahun 2009 tentang perlakuan

PPN atas penyerahan jasa kebandarudaraan tertentu

kepada perusahaan angkutan udara niaga untuk

pengoperasian pesawat udara yang melakukan

penerbangan luar negeri, yang menetapkan bahwa mulai

tahun 2009 PPN jasa penerbangan internasional tidak

dikenakan kepada PT Angkasa Pura I (Persero). Dengan

dikeluarkannya PP No. 28 tersebut diatas perusahaan

berupaya untuk menyelesaian PPN Internasional

tersebut, yang sebelumnya dimintakan terlebih dahulu

pendapat hukum dari Biro Hukum perusahaan dan dari

Manajemen Risiko. Dari nota dinas masing-masing unit

kerja tersebut No. ROH.662/KU.10/2011 tanggal 14

Oktober 2011 dan No. No. ROM.272/PG.01/2011-B bulan

November 2011 telah memberikan pendapat bahwa

tagihan PPN Maskapai Penerbangan Internasional

tersebut sudah tidak mungkin tertagih lagi. PT Angkasa

Pura I (Persero) telah membentuk cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) sebesar 100% atau sebesar USD

5.875.460,84 atau setara dengan Rp 53.278.677. Atas

dasar saran dari biro hukum dan manajemen resiko

tersebut perusahaan akan mengusulkan ke Dewan

Komisaris untuk menghapuskan piutang PPN

internasional tahun 2008 dari masa Januari 2009 sampai

dengan 31 Maret 2009 tersebut.

In a number of long term receivables including

the international air services VAT is not paid by

the airline fot not recognizing the existence of

VAT for international airline with the principle of

equal treatment in the country concerned. the

amount of unpaid VAT amounted to USD

5,875,460.64 or equivalent with Rp 53,278,677.

In 2009 the government of the republic of

Indonesia has issued government regulation No.

28 of 2009 on the treatment of VAT on the

transfer of certain airport services to companies

for the operation of the commercial air transport

aircraft to fly overseas, starting in 2009 the

international air services VAT does not apply to

PT angkasa Pura I (Persero). International VAT

settlement efforts by the company has requested

a legal opinion from the bureau of legal and risk

management firm that has provided the opinion

that the VAT bills international airlines is no

longger possible uncollectible each based on

the o f f i c e memorandum No .

ROH.622/KU.10/2011 dated October 14,2011

a n d o f f i c e m e m o r a n d u m N o .

ROM.272/PG.01/2011-B month of November

2011 submitted to the management company.

Issued by PP No. 28 in 2009 and did not pay VAT

on international airline, PT Angkasa Pura I

(Persero) has established a reserve impairment

(CKPN) of 100% or USD 5,875,460.84 or

equivalent with Rp 53,278,677. on the basis of

advice from the legal department and risk

management of the company will propose to the

AGM/ board of commissioners to abolish the

2008 international VAT receivable from the

January 2009 through March 31, 2009.

Piutang airlines dalam negeri dan perusahaan swasta.

Sampai dengan tahun 2011 piutang macet yang

pengurusannya telah diserahkan ke KPK NL/PUPN di

beberapa bandara sebesar Rp 12.145.143 terdiri dari Rp

9.847.627 piutang debitur airlines dan Rp 2.297.516

piutang konsesioner.

Domestic airlines and private company

receivables. Until the end of 2011 that the

management is bad receivables have been

submitted to the commission NL/PUPN at some

airports amuonting to Rp 12,145,143 consist of

Rp 9,847,627 debtor accounts receivable airlines

and Rp 2,297,516 concessionary.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

58

15. INVESTASI JANGKA PANJANG 15. LONG TERM INVESTMENT

2011 2010

Nilai Nominal/

N o m in a l V a lu e

Nilai Tercatat /

C a r r y in g V a lu e

Nilai Nominal /

N o m in a l V a lu e

Nilai Tercatat /

C a r r y in g V a lu e

Efek-efek Jangka Panjang: L o n g Te rm I n v e s tm en t

S e c u r i t ie s :

Pihak berelasi: R e la t e d P a r t i s :

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo H e l d To M a tu r i t y

Obligasi setelah dikurangi dengan

prem i/diskonto yang belum

diamortisir:

Bonds net of unamortized

prem ium/discount:

SUN seri FR0027 Tahun 2005 86.625.618 88.770.961 116.702.554 116.702.554 SUN seri FR0027 2005

SUN seri FR00233 Tahun 2006 9.826.030 9.972.043 -- -- SUN seri FR00233 2006

96.451.648 98.743.004 116.702.554 116.702.554

Tersedia Untuk Dijual: A v a i la b le fo r S a l e :

PLN (USD)

8.982.217 9.256.723 -- --

PLN (USD)

RDPT Danareksa BUMN Fund 30.600.000 30.600.000 -- -- RDPT Danareksa BUMN Fund

39.582.217 39.856.723 -- --

Penyertaan: I n v e s tm en t :

PT Gapura Angkasa 282.660.650 112.479.528 282.660.650 105.371.026 PT Gapura Angkasa

PT Garuda Indonesia 124.248.000 124.248.000 124.248.000 124.248.000 PT Garuda Indonesia

PT Jasa Marga Bali Tol 18.000.000 18.000.000 -- -- PT Jasa Marga Bali Tol

424.908.650 254.727.528 406.908.650 229.619.026

Jumlah

393.327.255 346.321.580 To ta l

31 Desember 2011/

December 31, 2011

31 Desember 2010/

December 31, 2010

Persentase Pemilikan

Saham :

Percentage of

Ownership :

PT Gapura Angkasa 31,25% 31,25% PT Gapura Angkasa

PT Garuda Indonesia 1,10% 1,36% PT Garuda Indonesia

PT Jasa Marga Bali Tol 10% – PT Jasa Marga Bali Tol

Penyertaan pada PT Gapura Angkasa

(Perusahaan Asosiasi)

Investment in Associated Company (PT Gapura

Angkasa):

Penyertaan pada PT Gapura Angkasa yang bergerak

dalam bidang jasa Ground Handling dilakukan sesuai

dengan persetujuan Surat Menteri Keuangan Nomor

S-546/MK.016/1997 tanggal 5 November 1997 dengan

nilai perolehan Rp 67.200.000. Modal dasar PT Gapura

Angkasa adalah Rp 860.160.000.000 terbagi atas

8.601.600 lembar saham nominal Rp 100.000 per

lembar. Dari modal dasar tersebut, sebanyak 2.150.400

lembar atau senilai Rp 215.040.000.000 merupakan

modal ditempatkan dan disetor. Dari jumlah Modal

The investment in PT Gapura Angkasa was made on

the authorization of the Minister of Finance with his

letter No. S-546/MK.016/1997 dated November 5,

1997 in the amount of Rp 67,200,000. The authorized

capital of PT Gapura Angkasa is Rp 860,160,000,000

divided into 8,601,600 shares of par value of Rp

100,000 each. Of the authorized capital 2,150,400

shares equal Rp 215,040,000,000 were subscribed and

paid in. The other shareholders are PT Angkasa Pura

II (Persero) which subscribed 672,000 shares

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

59

15. INVESTASI JANGKA PANJANG (Lanjutan) 15. LONG TERM INVESTMENT (Continued)

Ditempatkan dan Disetor oleh 3 (tiga) Pemegang saham

yaitu PT Angkasa Pura I (Persero) sebanyak 672.000

lembar (31,25%), PT Angkasa Pura II (Persero)

sebanyak 672.000 lembar (31,25%) dan PT Garuda

Indonesia Airlines (Persero) sebanyak 806.400 lembar

(37,50%).

(31.25%) and PT Garuda Indonesia 806,400 shares

(37.50%). PT Gapura Angkasa line of business is

ground handling services.

Perhitungan penyertaan pada perusahaan asosiasi: The following is the calculation of the investment in PT

Gapura Angkasa:

2011 2010

Saldo Ekuitas PT Gapura

Angkasa 2005 282.660.650 282.660.650

Balance of equity in PT Gapura

Angkasa in 2005

Pembagian dividen tahun 2005 (16.000.000) (16.000.000) Distribution of dividends in 2005

Pembagian bonus dan tantiem

tahun 2005 (4.887.635) (4.887.635) Bonus and reward payment in 2005

Laba Tahun 2006 9.777.728 9.777.728 Profit for the year 2006

Koreksi Laba Tahun 2006 1.357.428 1.357.428

Adjustment in profit for the year 2006

Pembagian dividen tahun 2006 (3.000.000) (3.000.000) Distribution of dividends in 2006

Pembagian bonus dan tantiem

tahun 2006 (400.000) (400.000) Bonus and reward payment in 2006

Laba Tahun 2007 8.056.255 8.056.255 Profit for the year 2007

Koreksi Laba Tahun 2007 (495.312) (495.312)

Adjustment in profit for the year 2007

Pembagian dividen tahun 2007 (2.050.000) (2.050.000) Distribution of dividends in 2007

Pembagian bonus dan tantiem

tahun 2007 (378.000) (378.000) Bonus and reward payment in 2007

Laba Tahun 2008 23.176.777 23.176.777 Profit for the year 2008

Kekurangan bayar PPh Badan

tahun fiskal 2002 (4.448.230) (4.448.230)

Underpaid: corporate income tax for

the year 2002

Pembagian Dividen tahun 2008 (10.718.500) (10.718.500) Distribution of dividends in 2008

Laba Tahun 2009 31.342.580 31.342.580 Profit for the year 2009

Pembagian Dividen tahun 2009 (18.342.580) (18.342.580) Distribution of dividends in 2009

Cadangan kerugian tahun 2010 (5.922.932) (5.922.932) Reverse of loss in 2010

Laba Tahun 2010 47.459.054 47.459.054 Profit for the year 2010

Pembagian Dividen tahun 2010 (16.582.464) -- Distribution of dividends in 2010

Laba Tahun 2011 39.329.671 -- Profit for the year 2011

359.934.490 337.187.283

Bagian PT AP I dari Total

Ekuitas tersebut adalah

31,25%

112.479.528 105.371.026

The Company's share of the total

equity is 31.25%

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

60

15. INVESTASI JANGKA PANJANG (Lanjutan) 15. LONG TERM INVESTMENT (Continued)

Penyertaan pada PT Garuda Indonesia Airlines

(Persero)

Share investment in PT Garuda Indonesia

Air lines (Persero)

Sesuai dengan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa Perusahaan Perusahaan PT Angkasa Pura I

(Persero) Nomor RIS-01/MBU/2008 tanggal 27 Juni

2008 yang menyatakan persetujuan meratifikasi atau

mengesahkan konversi obligasi wajib konversi menjadi

penyertaan saham sejumlah 124.248 lembar saham

dengan nilai nominal per saham Rp 1.000.000 (rupiah

penuh) atau sebesar Rp 124.248.000.000 (rupiah

penuh). RUPS tersebut juga menyetujui Direksi PT

Angkasa Pura I (Persero) melakukan negosiasi dengan

Direksi PT Garuda Indonesia Airlines. (Persero)

mengenai kompensasi penyelesaian konversi terhitung

sejak tanggal 2 November 2006 sampai dengan tanggal

13 April 2007 berdasarkan kesepakatan para pihak

sebesar Rp 4.050.484.800 (empat miliar lima puluh juta

empat ratus delapan puluh empat ribu delapan ratus

rupiah) sebelum dipotong pajak yang telah dicatat pada

pos pendapatan luar biasa. Berdasarkan Akta perubahan

Anggaran Dasar PT Garuda Indonesia (Persero) No.24

tanggal 16 November 2010 dari Notaris Fatimah Helmi,

SH., notaris di Jakarta perihal penerbitan saham serie A

dan B dan perubahan nominal saham dari Rp 1000.000

(rupiah penuh) per lembar saham menjadi Rp 500

(rupiah penuh) per lembar saham. Dengan perubahan

tersebut, jumlah lembar saham kepemilikan PT Angkasa

Pura I (Persero) menjadi 248.496.000 lembar saham.

Harga pasar saham PT Garuda Indonesia Airlines

(Persero) pada 31 Desember 2011 sebesar Rp 475/

lembar, dengan demikian total harga pasar kepemilikan

PT Angkasa Pura I (Persero) pada 31 Desember 2011

sebesar Rp 118.035.600.000 (Rupiah penuh).

Based on the minute of shareholders extraordinary

meeting No.RIS-01/MBU/2008 dated June 27, 2008,

it is agreed to ratify the conversion of MCB in

shareholding of 124,248 shares of par value of Rp

1,000,000 each, totally equal to Rp 124,248,000,000.

The shareholders extraordinary meeting also agreed to

appoint the Board of Directors of the Company to hold

a negotiation with the Management of PT Garuda

Indonesia (Persero) on compensation of conversion

settlement effective November 2, 2006 to April 13,

2007, which according to the parties mutual

agreement to be Rp 4,050,484,800 before tax. The

amount is recorded as extraordinary income. Based on

the company’s article of PT Garuda Indonesia

(Persero) No. 24 dated November 16, 2010 from

Notary Fatimah Helmi SH in Jakarta about publishing

share Series A and B and the changing of nominal

share from Rp 1,000,000 (fully Rupiah amount) per

share become Rp 500 (fully Rupiah amount) per

share. the changing of amounting of share of PT

Angkasa Pura I (Persero) become 248,496,000 share.

The market value of share of PT Garuda Indonesia

Airlines (Persero) at December 31, 2011 amounted to

Rp 475/share, thus the total market value of the

ownership PT Angkasa Pura I (Persero) at December

31, 2011 amounted to Rp 118,035,600,000 (full

amount).

Investasi saham pada PT Garuda Indonesia Airlines

(Persero) tersebut dicatat pada pembukuan perusahaan

dengan menggunakan cost method.

The share investment is recognized by the Company

under cost method.

Penyertaan saham pada PT Jasa Marga Bali Tol Investment in PT Jasa Marga Bali Tol

Investasi dalam saham pada PT Jasa Marga Bali Tol

merupakan konsorsium investasi pembangunan jalan tol

Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa di daerah Bali oleh

beberapa perusahaan BUMN. Investasi ini telah

mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN dalam

surat nomor S - 549/MBU/2011 tanggal 25 Oktober

2011. Investasi pada PT Jasa Marga Bali Tol sebesar Rp

18 Milyar atau kepemilikan saham sebesar 10%.

Investments in shares in PT Jasa Marga is a consortium

of investment Bali toll highway construction Nusa Dua

- Ngurah Rai - Benoa in Bali area by several

state-owned companies. This investment has been

approved by the Minister of BUMN in letter number S

- 549/MBU/2011 dated October 25, 2011. Investment

on PT Jasa Marga for Bali toll highway amounting to

Rp 18 billion or 10% ownership.

Investasi saham pada PT Jasa Marga Bali Tol tersebut

dicatat pada pembukuan perusahaan dengan

menggunakan cost method.

The share investment is recognized by the Company

under cost method.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

61

16. ASET TETAP 16. FIXED ASSETS

2011

Saldo/Balance Mutasi/Movement Saldo/Balance

1 Januari 2011

/ January 1,

2011

Penambahan/

Addit ion

Pengurangan/

Deduction

31 Desember

2011/

December 31,

2011

Harga Perolehan Cost acquisition:

Tanah 246.684.084 36.476.123 25.236.918 257.923.289 Lands

Bangunan/Lapangan 2.064.310.192 1.071.687.349 51.496.943 3.084.500.598 Structure/fields

Gedung-gedung 1.602.864.774 262.831.113 47.905.814 1.817.790.073 Buildings

Alat Perhubungan Udara 956.481.234 88.370.793 33.910.413 1.010.941.614 Aviation equipment

Alat Pengangkutan

Kendaraan PKPPK, dll 219.800.643 41.604.366 8.502.446 252.902.563 Vehicles

Instalasi Listrik 885.842.395 195.449.058 36.197.364 1.045.094.089 Electrical system

Instalasi Air 98.695.232 27.776.497 1.020.334 125.451.395 Water system

Instalasi AC 291.990.128 30.777.433 4.952.892 317.814.669 Air conditioning

Instalasi Telepon 51.254.960 1.423.058 539.915 52.138.103 Telephone system

Peralatan Mekanik 442.465.534 46.241.456 2.573.254 486.133.736 Mechanical system

Public Information System 231.686.982 25.934.414 21.814.376 235.807.020 Public information system

Detector 136.108.097 4.290.762 6.024.469 134.374.390 Detectors

Fuel Supply System 260.478.407 -- 260.478.407 -- Fuel supply system

Peralatan Kantor 73.997.573 8.776.429 651.520 82.122.482 Office equipment

Peralatan Perbengkelan 1.758.818 971.083 -- 2.729.901 Workshop equipment

Komputer 38.287.376 908.672 6.975 39.189.073 Computers

Lainnya 33.307.194 6.029.563 147.733 39.189.024 Others

7.636.013.623 1.849.548.169 501.459.773 8.984.102.017

Akumulasi Penyusutan Accumulated depreciation:

Bangunan/Lapangan 478.162.805 27.310.883 110.681.280 561.533.202 Structure/fields

Gedung-gedung 295.524.120 19.616.600 91.652.423 367.559.943 Buildings

Alat Perhubungan Udara 539.475.239 32.614.847 96.555.274 603.415.666 Aviation equipment

Alat Pengangkutan

Kendaraan PKPPK, dll 157.115.304 10.110.580 22.806.357 169.811.081 Vehicles

Instalasi Listrik 457.194.769 23.712.844 69.919.637 503.401.562 Electrical system

Instalasi Air 62.340.269 3.811.916 11.897.875 70.426.228 Water system

Instalasi AC 144.582.561 7.692.362 23.569.124 160.459.323 Air conditioning

Instalasi Telepon 25.206.268 549.478 3.684.494 28.341.284 Telephone system

Peralatan Mekanik 184.919.389 9.070.381 38.815.767 214.664.775 Mechanical system

Public Information System 146.316.572 23.543.417 14.034.135 136.807.290 Public information system

Detector 74.239.148 8.728.453 14.392.477 79.903.172 Detectors

Fuel Supply System 85.845.583 99.580.876 13.735.293 -- Fuel supply system

Peralatan Kantor 65.998.747 11.042.701 17.911.855 72.867.901 Office equipment

Peralatan Perbengkelan 796.361 16.329 173.595 953.627 Workshop equipment

Komputer 35.394.271 108.398 1.797.828 37.083.701 Computers

Lain Aset tetap 26.494.421 939.331 4.933.349 30.488.439 Others

2.779.605.827 278.449.396 536.560.763 3.037.717.194

Nilai Buku 4.856.407.796 5.946.384.823 Book Value

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

62

16. ASET TETAP (Lanjutan) 16. FIXED ASSETS (Continued)

2010

Saldo/Balance Mutasi/Movement Saldo/Balance

1 Januari 2010/

January 1, 2010

Penambahan/

Addit ion

Pengurangan/

Deduction

31 Desember

2010/

December 31,

2010

Harga Perolehan Cost acquisition:

Tanah 246.723.729 30.604 70.249 246.684.084 Lands

Bangunan/Lapangan 1.875.139.025 190.338.109 1.166.942 2.064.310.192 Structure/fields

Gedung-gedung 1.546.357.646 71.991.332 15.484.204 1.602.864.774 Buildings

Alat Perhubungan Udara 936.260.737 20.912.183 691.685 956.481.235 Aviation equipment

Alat Pengangkutan

Kendaraan PKPPK, dll 189.420.064 33.483.846 3.103.266 219.800.644 Vehicles

Instalasi Listrik 827.427.096 58.503.913 88.614 885.842.395 Electrical system

Instalasi Air 92.192.444 6.966.872 464.083 98.695.233 Water system

Instalasi AC 273.140.618 20.272.919 1.423.409 291.990.128 Air conditioning

Instalasi Telepon 47.614.723 4.927.373 1.287.136 51.254.960 Telephone system

Peralatan Mekanik 429.865.236 12.836.600 236.301 442.465.535 Mechanical system

Public Information System 215.576.502 16.110.570 90 231.686.982 Public information system

Detector 140.153.497 3.514.390 7.559.790 136.108.097 Detectors

Fuel Supply System 260.478.407 -- -- 260.478.407 Fuel supply system

Peralatan Kantor 72.066.572 2.066.652 135.651 73.997.573 Office equipment

Peralatan Perbengkelan 1.561.518 197.300 -- 1.758.818 Workshop equipment

Komputer 38.038.670 335.801 87.096 38.287.375 Computers

Lain Aset tetap 31.756.674 3.586.788 2.036.269 33.307.193 Others

7.223.773.158 446.075.252 33.834.785 7.636.013.625

Akumulasi Penyusutan Accumulated depreciation:

Bangunan/Lapangan 395.616.075 83.231.529 684.798 478.162.806 Structure/fields

Gedung-gedung 246.718.981 53.472.339 4.667.200 295.524.120 Buildings

Alat Perhubungan Udara 466.371.904 73.920.909 817.574 539.475.239 Aviation equipment

Alat Pengangkutan

Kendaraan PKPPK, dll 145.391.702 15.654.755 3.931.153 157.115.304 Vehicles

Instalasi Listrik 393.766.892 63.615.861 187.985 457.194.768 Electrical system

Instalasi Air 52.596.000 9.836.676 92.406 62.340.270 Water system

Instalasi AC 121.708.200 25.687.837 2.813.476 144.582.561 Air conditioning

Instalasi Telepon 21.804.994 4.755.696 1.354.421 25.206.269 Telephone system

Peralatan Mekanik 152.390.283 32.787.755 258.648 184.919.390 Mechanical system

Public Information System 124.175.486 22.155.766 14.681 146.316.571 Public information system

Detector 69.587.193 12.810.187 8.158.232 74.239.148 Detectors

Fuel Supply System 65.242.643 20.602.940 -- 85.845.583 Fuel supply system

Peralatan Kantor 60.898.158 5.243.042 142.453 65.998.747 Office equipment

Peralatan Perbengkelan 661.181 149.136 13.956 796.361 Workshop equipment

Komputer 33.768.273 1.725.017 99.018 35.394.272 Computers

Lain Aset tetap 24.244.394 3.652.888 1.402.860 26.494.422 Others

2.374.942.359 429.302.333 24.638.861 2.779.605.831

Nilai Buku 4.848.830.799 4.856.407.796 Book Value

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

63

16. ASET TETAP (Lanjutan) 16. FIXED ASSETS (Continued)

Penambahan aset tetap selama tahun 2011 diantaranya

berasal dari penambahan BPYBDS (Bantuan Pemerintah

yang belum distatuskan) di Bandara Sultan Hasanuddin

Makasar sebesar Rp 535.428.739, Bandara Sepinggan

Balikpapan sebesar Rp 659.590 sedangkan pengurangan

karena adanya serah terima Fuel Supply System di

Bandara Juanda Surabaya senilai Rp 260.478.407 (harga

perolehan) kepada Dirjen Perhubungan Udara untuk

diserahkan ke PT Pertamina (Persero) dan penyerahan

beberapa unit kendaraan ambulance di Bandara

Internasional Hasanuddin Makassar senilai Rp

2.251.845.

Addition of fixed assets during 2011 of which comes

from the addition of BPYBDS at Sultan Hasanuddin

Makasar as amount Rp 535,428,739 Makasar, Airport

Sepinggan Balikpapan as amount Rp 659,590 while

the reduction due to the handover of Fuel Supply

System at Juanda Airport Surabaya valued at Rp

260,478,407 (cost) to the Director General of Civil

Aviation to be submitted to PT Pertamina and hand

over ambulance cars in Bandara Intertional

Hasanuddin Makassr valued at Rp 2.251.845,-

Mutasi aset tetap selama tahun 2010 diantaranya

berasal dari penambahan BPYBDS di Semarang sebesar

Rp 47.285.234.430, Bandara Sam Ratulangi Manado

sebesar Rp 43.298.067.918 dan Bandara Patimura

Ambon sebesar Rp 722.185.420,30 sedangkan

pengurangan karena adanya reklasifikasi ke dalam aset

tidak produktif berdasarkan Surat Direksi

AP.I.1661/PL.60.1/2009-DU-B tanggal 19 Mei 2009

perihal reklasifikasi aset tidak produktif.

Movement in fix assets in 2010 includes addition

originating from the Government investment - BPYBDS

at the Semarang airport of Rp 47,285,234,430, Sam

Ratulangi airport, Manado of Rp 43,298,067,918 and

Patimura airport, Ambon of Rp 722,185,420.30 and

deduction resulting from reclassification to

non-productive assets on the basis of the

m a n a g e m e n t d e c i s i o n N o .

AP.I.1661/PL.60.1/2009-DU-B dated19 Mei 2009.

17. ASET DALAM PENYELESAIAN 17. ASSETS UNDER CONSTRUCTION

2011 2010

Landasan, apron 28.648.458 365.523.101 Runways, aprons

Lapangan, jalan, pagar 57.438.557 13.998.180 Fields, roads, fences

Gedung-gedung 40.397.849 258.819.517 Buildings

Alat perhubungan udara 2.019.552 24.581.372 Aviation equipment

Alat pengangkutan, kendaraan,

PKP-PK 2.826.930 1.238.606 Vehicles

Public Information System 30.070.124 30.812.412 Public information system

Instalasi listrik & Telpon 4.666.219 61.512.964 Electrical & telephone system

Peralatan Mekanik 1.618.155 554.371 Mechanical equipment

Komputer & Flight Data

Processing System 633.901 768.476

Computers & flight data processing

system

Peralatan Kantor 37.368 5.551.917 Office equipment

Lain-lain aset tetap 14.914.993 79.552.005 Others fixed assets

Jumlah 183.272.106 842.912.922 Total

Pengeluaran biaya yang berkaitan dengan perolehan

aset tetap yang masih dalam proses penyelesaian

dikapitalisasi dan dicatat sebagai Aset Tetap Dalam

Penyelesaian.

All costs of construction of the assets are capitalized

and presented as "assets under construction".

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

64

17. ASET DALAM PENYELESAIAN (Lanjutan) 17. ASSETS UNDER CONSTRUCTION (Continued)

Dalam lain-lain aset tetap per 31 Desember 2011 dan

2010 senilai Rp 11.940.581 dan Rp 66.433.137

diantaranya untuk Proyek Pengembangan Bandara

Internasional Lombok (PPBIL) dan Proyek Pembangunan

Bandara Intenasional Ngurah Rai Bali. Nilai kontrak

proyek pembangunan Bandara Internasional Lombok

(PP-BIL) adalah sebesar Rp 53,46 Milyar yang terdiri

atas pekerjaan Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi,

pekerjaan terminal penumpang dan fasilitas

penunjangnya serta pekerjaan fasilitas penunjang

proyek pembangunan. Sedangkan untuk proyek

pembangunan Bandara Internasional Ngurah Rai (PP-

BIB) nilai kontraknya sebesar Rp 1.729,21 Milyar yang

mencakup pekerjaan Paket I, Paket II dan Paket III

(lihat catatan 47).

In other fixed assets per December 31, 2011 and 2010

amounting to Rp 11,940,581 and Rp 66,433,137

including to Lombok International Airport

Development Project (PPBIL) and Project Development

Intenasional Airport Ngurah Rai Bali. Contract value of

Lombok International Airport development project

(PP-BIL) is Rp 53.46 billion consisting of Construction

Management Consultancy Services , passenger

terminal and supporting facilities and supporting

facilities development project. For the construction

project Ngurah Rai International Airport (PP-BIB)

contract value of USD 1,729.21 billion package that

includes the work Package I, Package II and Package

III (see note 47).

18. BEBAN YANG DITANGGUHKAN 18. DEFERRED CHARGES

2011 2010

Nilai Perolehan 3.216.299 7.909.509 Accuisition cost

Akumulasi Amortisasi (1.541.991) (4.714.297) Accumulated amortization

Nilai Buku 1.674.308 3.195.212 Book value

Beban ditangguhkan meliputi biaya studi

pengembangan, yang mempunyai manfaat ekonomi

untuk periode yang akan datang.

The deferred charges include development study

cost which has future economic benefit.

19. ASET TIDAK PRODUKTIF 19. NON PRODUCTIVE ASSETS

2011 2010

Nilai perolehan aset tidak

produktif 20.269.840 40.565.629 Non productive cost

Penurunan nilai aset tidak

produktif (20.175.625) (40.493.253) Adjustment for decline in value

94.215 72.376

Persediaan yang tidak digunakan

lagi 5 5 Obsolete inventory

Sub Jumlah 94.220 72.381 sub total

Aset tetap dalam proses

penyelesaian - pengembalian

kepada pemerintah:

Fixed assets in process of

transfer back to the

Government:

Nilai Perolehan 86.743.963 126.296.720 Cost

Akumulasi Penyusutan (35.900.498) (35.900.498) Accumulated depreciation

Nilai Buku 50.843.465 90.396.222 Book value

Jumlah Aset Tidak Produktif 50.937.686 90.468.603 Total non productive assets

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

65

19. ASET TIDAK PRODUKTIF 19. NON PRODUCTIVE ASSETS

Aset tidak produktif dengan nilai buku per 31 Desember

2011 masing-masing sebesar Rp 94.220 dan Rp 72.381

merupakan aset tetap yang telah dihapusbukukan sesuai

dengan SKEP.63/PL.07/2010 tanggal 22 Juli 2010 dan

akan dijual melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang (KPKNL).

Non-productive assets as of December 31, 2011 and

2010 amounting to Rp 94,220 and Rp 72,381 are

assets written off on the basis of the letter No.

SKEP.63/PL.07/2010 dated July 22, 2010 and are for

sale through the office of state assets services and

auction (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang - KPKNL).

Aset tetap dalam proses penyelesaian pengembalian

kepada Pemerintah ini merupakan aset tetap yang

berada di sebelah selatan landasan pacu Bandar Udara

Juanda – Surabaya yang sudah dipakai oleh pihak TNI

Angkatan Laut, sebagai tindak lanjut Perjanjian

Kerjasama antara Dirjen Perhubungan Udara dengan

TNI Angkatan Laut. Berita Acara Serah Terima

Sementara dari PT Angkasa Pura I (Persero) kepada TNI

Angkatan Laut dilaksanakan pada tanggal 16 Januari

2008. Serah terima aset ini sesuai dengan hasil

inventarisasi tim terpadu (PT Angkasa Pura I, TNI

Angkatan Laut, Departemen Perhubungan, Departemen

Keuangan dan Kementerian Negara BUMN) yang

dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dirjen

Perhubungan Udara No.SKEP.204/X/2007 tanggal 2

Oktober 2007 yang ditindak lanjuti dengan surat

keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) No.

SKEP.29/PL.50/2008 tanggal 14 April 2008.

The fixed asset in settlement process to be handed

back to the Government is located at the south of

Juanda Airport – Surabaya runway which has been

used by the Navy (TNI AL) as the follow up of the

Cooperation Agreement between the Directorate

General of Air Transport with the Navy (TNI AL). The

Provisional Official Certificate of Transfer and

Acceptance from the Company to the Navy (TNI AL)

is signed on January 16,2008. The transferred fixed

asset is in accordance with the result of physical

checking made by a joint team (representing the

Company, TNI AL, Ministry of Transportation, Ministry

of Finance and State Ministry of SOE) which is

presented in the Official Report dated December 5,

2007. The joint team is established on the basis of the

letter of decision of the Director General of Air

Transport No.SKEP.204/X/2007 dated October 2, 2007

and followed up by the Company with the letter of

decision No. SKEP.29/PL.50/2008 dated April 14,

2008.

Pada tahun 2010 aset tetap dalam proses penyelesaian

pengembalian kepada pemerintah senilai Rp

126.296.720 telah diusulkan kepada pemegang saham

untuk diserahkan kembali kepada Pemerintah sebagai

pengurang modal perusahaan dengan surat nomor

API.323/PL.60.I/2009/DU-B tanggal 29 Januari 2009,

perihal permohonan persetujuan pengurangan modal

untuk PT Angkasa Pura I (Persero) atas pengalihan aset

disebelah selatan landasan pacu Bandara Juanda kepada

TNI Angkatan Laut. Aset tetap tersebut termasuk bagian

dari Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) pada saat

penyerahan pengelolaan Bandara Juanda - Surabaya

dari Pemerintah kepada PT Angkasa Pura I (Persero)

yang pada waktu itu masih berbentuk Perusahaan

Umum (Perum) sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 30 tanggal 19 September 1984

dan Berita Acara No. DKU/2955/KAP.199/1987. Sampai

31 Desember 2011 belum ada keputusannya dari

pemegang saham.

At 2010 the fixed asset in process transfer to

government, at the value of Rp 126,296,720, have

been proposing to the shareholders to be transferred

back to the Government by letter No.API.323/

PL.60.I/2009/DU-B dated January 29, 2009 .The value

of the fixed asset is included as part of the State

Capital Investment when the Government handed the

operations of the Juanda - Surabaya Airport to the

Company. At that time the Company was still in form

of Perusahaan Umum (Perum). Refer to the certificate

o f t r a n s f e r a n d a c c e p t a n c e N o .

DKU/2955/KAP.199/1987. There is not yet approval

from shareholders until the end of year 2011.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

66

20. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 20. ACCRUED EXPENSES

2011 2010

Beban Pegawai 11.477.986 11.643.496 Employee expenses

Beban Pemeliharaan 30.784.894 33.080.564 Maintenance expenses

Beban Sediaan 1.846.791 1.390.795 Inventory expenses

Beban Utility 20.721.971 17.414.770 Utilities expenses

Beban Operasional MUCS 16.769.609 6.236.737 MUSC operational expenses

Beban Umum 137.632.431 42.455.923 General expenses

Beban Pendidikan 1.704.013 2.106.334 Training expenses

Beban Umum Lain-lain 16.582.490 1.907.482 Other general expenses

Beban Lain-Lain di Luar Usaha 7.458.039 66.264.047 Other non-operating expenses

Jumlah 244.978.224 182.500.148 Total

Beban umum yang masih harus dibayar per 31

Desember 2011 dan 2010 diantaranya merupakan beban

bonus dan outsourcing yang masih harus dibayar

masing-masing sebesar Rp 104.185.668 dan Rp

21.938.880.

Some of the accrued general expenses as at

Desember 31, 2010 is for bonus and outsourcing of Rp

104,185,668 and Rp 21,938,880 respectively.

Beban lain-lain diluar usaha yang masih harus dibayar

per 31 Desember 2010 diantaranya sebesar Rp

57.852.705 merupakan beban lain-lain umum yang

masih harus dibayar atas kekurangan pembayaran

kontribusi perusahaan kepada YAKKAP I untuk program

THT pegawai yang pensiun sejak tanggal 1 Januari 2006

sampai dengan 31 Desember 2011 dan 2010 yang akan

dibayarkan selambat-lambatnya sebelum pertanggung

jawaban RKAP Tahun Buku 2011 dan 2010. Pada tahun

2011 telah dilakukan pembayaran.

An amount of Rp 57,852,705 of the accrued non

operating expenses as at December 31, 2010 is

payable to YAKKAP I for the Company's contribution to

the employees pension program for those retired

between January 1, 2006 to December 31, 2011 and

2010, payable not later than the reporting date of the

Company's work plan and budget for the year 2011

and 2010. In the year 2011 the payable was paid by

company.

Beban pemeliharaan yang masih harus dibayar

mencakup biaya pemeliharaan landasan, entranceway,

apron, saluran air, taman, parkir kendaaraan, gedung

terminal, kantor dan gedung lainnya, alat-alat

telekomunikasi, rambu-rambu udara, kendaraan

operasional, alat-alat angkut, alat pembangkit dan

instalasi listrik dan air, Alat pendingin udara dan lain

sebagainya.

The maintenance accrued expenses include

maintenance of the taxiway, entranceway, apron,

drainage, parks,car parking , terminal buildings,

offices and other buildings, telecommunications

equipment, air signs, vehicle operation, transportation

equipment, tools power and electricity and water

installations, air conditioning equipment and others.

Beban utilitas yang masih harus dibayar mencakup

beban sewa listrik, air, telepon, saluran telekomunikasi,

sewa peralatan operasional dan trolleyman.

Utulity accrued expenses include rent expense electric

utility, water, telephone, telecommunications lines,

equipment rental operations and trolleyman.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

67

21. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP DAN

PERSEDIAAN

21. DEBT OF PURCHASE OF FIXED ASSET AND

INVENTORY

Merupakan utang kepada pihak ketiga untuk pekerjaan

pembuatan atau pengadaan aset tetap dan pengadaan

persediaan, meliputi:

Constitute payables to third parties arising from

contracts for construction or procurement of fixed

assets or inventories, consist of:

2011 2010

Aset tetap 172.476.366 180.508.183 Fixed assets

Persediaan 7.585.314 6.646.128 Inventories

Jumlah 180.061.680 187.154.311 Total

22. PENDAPATAN YANG DITERIMA DI MUKA 22. UNEARNED REVENUE

2011 2010

Pendapatan Sewa - sewa

(ruang dan tanah) 17.668.715 13.162.642 Rental

Pendapatan Konsesi 1.997.877 4.351.025 Concession

Parkir kendaraan, peron,

pas Bandara 544.677 1.316.658 Parking, waving gallery, entry pass

Pemakaian Listrik, air, telepon 51.886 21.248 Electricity, telephone, and water

Pendapatan Pemakaian Reklame 12.568.540 7.870.671 Advertising spaces

Lain-lain 263.427 248.357 Other

Jumlah 33.095.122 26.970.601 Total

23. UTANG LANCAR LAIN-LAIN 23. OTHER CURRENT LIABILITIES

2011 2010

Pihak-pihak berelasi: Related parties:

BMKG dan Dephub: BMKG and Ministry of Transportation

PJP Domestik 11.250.572 10.834.040 PJP Domestic

PJP International 39.941.652 43.527.853 PJP International

PT Angkasa Pura II (Persero) 31.661.011 14.113.592 PT Angkasa Pura II (Persero)

82.853.235 68.475.485

Pihak ketiga: Third parties:

Jaminan sewa 9.381.373 5.708.928 Rent warranty

Jaminan listrik & Air 138.510 112.453 Electrical warranty

Jaminan pemasangan reklame 959.246 232.932 Advertising warranty

Jaminan pelelangan 12.546.092 6.737.322 Auction warranty

Uang muka debitur 19.969.724 18.120.440 Debtor advances

Potongan-potongan 9.474.824 15.024.239 Discounts

Utang Tantiem 8.098.182 5.992.785 Bonus/ rewards payable

Titipan/utang lain-lain 28.948.732 22.064.495 Others

89.516.683 73.993.594

Jumlah 172.369.918 142.469.079 Total

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

68

23. UTANG LANCAR LAIN-LAIN 23. OTHER CURRENT LIABILITIES

Saldo utang kepada BMKG setelah dikompensasi dengan

pembayaran honorarium bulanan yang dibayarkan di

setiap Kantor Cabang per 31 Desember 2011 dan 2010

masing-masing sebesar Rp 51.192.224 dan Rp

54.361.892 dengan perincian sebagai berikut:

The payable to the BMKG - national agency of

meteorology and geophysics is net of remuneration

paid to the agency by branch offices of the Company

of Rp 51,192,224 and Rp 54,361,892 as at 31

December 2011 and 2010, in the following

breakdown:

2011 2010

Utang Kepada BMKG dan Dephub

Payable to BMKG and Ministry of

Transportation

Utang kepada BMKG

(PJP Domestik) 7.410.902 6.366.034 BMKG: PJP Domestic

Utang kepada Dephub

(PJP Domestik) 3.839.670 4.468.006

Ministry of Transportation: PJP

Domestic

11.250.572 10.834.040

Utang kepada BMKG

(PJP Internasional) 15.783.339 12.896.282 Payable to BMKG (PJP Internasional)

Utang kepada Dephub

(PJP Internasional) 24.158.313 30.631.571

Payable to Min. of Transportation (PJP

Internasional)

39.941.652 43.527.853

Piutang Kepada BMKG - - Receivable from BMKG

Jumlah Utang (Piutang)

sebelum dikurangi dengan

piutang tidak tertagih dari

selisih tarif 51.192.224 54.361.893

Balance prior to deduction for

un-collectibles due to

difference in tariff

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006

tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Departemen

Perhubungan, maka pencatatan atas sharing

pendapatan Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) dengan

Departemen Perhubungan dan BMKG dilaksanakan

dengan ketentuan sebagai berikut:

Based on the Government Regulation No. 6 of 2006

on tariff of non-tax revenue (PNBP) applicable within

the jurisdiction of Ministry of Transportation, the

treatment of sharing of aviation services revenue

(PJP) between the Ministry and BMKG is done on the

following methods:

a. Pelayanan Jasa Penerbangan Dalam Negeri, tarif

yang dikenakan sebesar 15% dari tarif PJP Dalam

Negeri untuk Departemen Perhubungan dan

sebesar 4% untuk jasa BMKG.

a. For domestic PJP: 15% of domestic PJP tariff is

for the Ministry of Transportation and another

4% is for BMKG.

b. Pelayanan Jasa Penerbangan Luar Negeri, tarif

yang dikenakan sebesar 10% dari tarif PJP Luar

Negeri untuk Departemen Perhubungan dan

sebesar 4% untuk jasa BMKG.

b. For international PJP: 10% of international PJP is

for the Ministry of Transportation and another

4% is for BMKG.

Pencatatan PNBP sesuai PP No. 6 atas jasa PJP tersebut

mulai dilakukan pada masa jasa tanggal 16 Pebruari

2009.

The recognition of PNBP in compliance with the

Government Regulation PP No. 6 in relation to the PJP

is effective February 16, 2009.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

69

23. UTANG LANCAR LAIN-LAIN (Lanjutan) 23. OTHER CURRENT LIABILITIES (Continued)

Tarif PJP untuk penerbangan Dalam Negeri sesuai Surat

Keputusan Direksi adalah masing-masing Rp 1.000 TMT

1 Agustus 2007 dan Penerbangan Luar Negeri (termasuk

Penerbangan Lintas) sebesar USD 0,65 per RU (Route

Unit) belum ada perubahan. Kedua tarif tersebut sudah

termasuk tarif jasa informasi cuaca untuk penerbangan

sebesar 4% yang dilaksanakan oleh BMKG. Namun

karena tidak semua operator penerbangan bersedia

membayar, Surat Edaran Direksi No.ED 05

KU.10.3.2.2007 DU-B tanggal 4 Juli 2007 telah

memberikan potongan tarif sebesar USD 0,10 dari tarif

sebesar USD 0,65 per RU yang berlaku mulai tanggal

15 September 2003 dan diperpanjang sampai dengan 30

Juni 2008. Surat Edaran Direksi tersebut diperpanjang

l a g i d e n g a n S u r a t E d a r a n

No.ED.42/KU.10.3.2/2009/DU-B TMT 1 Januari 2010 s.d

30 Juni 2010.

The PJP tariff effective August 1, 2007 is Rp 1,000 for

domestic flights and for international flights remains

unchanged, i.e. USD 0.65, per RU (Route Unit). Both

tariffs include 4% for light weather information

provided by BMKG. Since not all flight operators are

willing to pay, the Company through circular No.ED 05

KU.10.3.2.2007 DU-B dated 4 July 2007 has offered a

discount of USD 0.10 of the USD 0.65 per RU tariff,

effective 15 September 2003 and extended until 30

June 2008. It is further extended through the

C o m p a n y ' s m a n a g e m e n t c i r c u l a r

No.ED.42/KU.10.3.2/2009/DU-B effective January 1,

2010 up until June 30, 2010.

Saldo Utang kepada PT Angkasa Pura II (Persero) per 31

Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp

31.661.011 (USD 3.523.915,62) dan Rp 14.113.592

(USD 1.569.746,68) berasal dari rekonsiliasi utang-

piutang atas tagihan PJP dan Overflying, terinci sebagai

berikut (dalam USD):

The payable to PT Angkasa Pura II (Persero) of Rp

31,661,011 (USD 3,523,915.62) and Rp 14,113,592

(USD 1,569,746.68) as at December 31, 2011 and

2010 originated from the reconciliation of PJP and

Over Flying in the following details (in USD):

2011 2010

Utang Kepada PT AP II

(2011: USD 4.591.700,01)

(2010: USD 2.850.367,71) 41.637.536 25.627.656

Payable to PT AP II

(2011: USD 4,591,700.01)

(2010: USD 2,850,367.71)

Piutang Kepada PT AP II

(2011: USD 1.067.784,39)

(2010: USD 1.280.621,03) (9.976.525) (11.514.064)

Receivable from PT AP II

(2011: USD 1,067,784.39)

(2010: USD 1,975,532.19)

Jumlah Utang (Piutang)

Kepada PT AP II

31.661.011 14.113.592 Balance of payable to PT AP II

24. LIABILITAS MANFAAT PASCA KERJA

KARYAWAN

24. POST RETIREMENT BENEFIT OBLIGATION

Perusahaan telah menyajikan kembali laporan keuangan

untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010,

dengan mencatat liabilitas manfaat pasca kerja

karyawan, berdasarkan SAK 24 (revisi 2004) untuk

tahun tahun sebelum tahun 2010 sebesar Rp

299.815.852 dan tahun 2010 sebesar Rp 87.708.257

yang sebelumnya tidak tercatat untuk tahun yang

berakhir pada tanggal tersebut (lihat juga catatan 45

mengenai penyajian kembali laporan keuangan tahun

2010).

The Company has restated the financial statements for

the year ended December 31, 2010, management has

recorded post-employment benefit obligation,

according to SAK 24 (revised 2004) for the years

before 2010 amounting to Rp 299,815,852 and for

year 2010 amounting to Rp 87,708,257 which had

not previously recorded at the end of the year (see

also note 45 on the restated of financial statement at

the year 2010).

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

70

24. LIABILITAS MANFAAT PASCA KERJA

KARYAWAN (Lanjutan)

24. POST RETIREMENT BENEFIT OBLIGATION

(Continued)

2011 2010

Disajikan Kembali/

Restated

Tunjangan hari tua (Yakkap)

409.472.448 387.524.110

The old age lumpsum benefits

Payable (Yakkap)

Tunjangan Perumahan 28.046.210 -- Housing Allowance

Penghargaan Pengabdian 9.163.204 -- Employee Appreciation

Kesehatan Pensiun 34.841.651 -- Retiree Health

Total 481.523.513 387.524.110 Total

A. Utang THT (Yakkap I) A. The old age benefits payable (Yakkap I)

Liabilitas manfaat pasca kerja dihitung oleh aktuaris

independen PT Katsir Imam Sapto (KIS) nomor

2110/KIS/LA/02/2012 tanggal 1 ebruari 2012 untuk

tahun yang berkahir pada tanggal 31 Desember

2011 dan untuk tahun yang berakhir pada 31

desember 2010 dihitung oleh PT Pointera Aktuarial

Strategis berdasarkan laporan nomor 0111-

006/PAS/2011 tanggal 24 Januari 2011.

Post employment obligation calculated by

independent actuaries PT Katsir Imam Sapto

(KIS) no 2110/KIS/LA/02/2012 dated February

1,2012 for the year ended December 31, 2011

and for the year ended December 31, 2010 was

calculated by PT Pointera Aktuarial Strategis

based on their respective reports no 0111-

006/PAS/2011 dated on January 24, 2011.

Asumsi utama yang ditgunakan oleh aktuaris untuk

menghitung dana pensiun dan program manfaat

jangka panjang lainnya adalah sebagai berikut :

The assumptions used by actuaries to calculate

the pension fund and other long term benefits

are as follows:

2011 2010

Tingkat diskonto 7% 9,5% Discount rate

Kenaikan PhDP 3% 8% PhDP increase

Pengambilan pensiun normal 99,9% 99,9% Normal retirement benefit

Kenaikan manfaat pensiun 0% 5% Retirement age

Usia pensiun normal 56 tahun 56 tahun Increase in pension benefits

Tingkat mortalita 1% TMI99 1% TMI99 Mortality rate

(Aset) liabilitas diakui pada awat periode: (Asset) liabi lity are recognized at beginning

period:

2011 2010

(Disajikan kembali

/ Restated)

(Aset) liabilitas yang diakui awal

periode 387.524.109 299.815.853

(Asset) liability that recognized at

beginning period

(Beban) pendapatan pada

periode berjalan 137.053.323 87.708.257 (Expense) income at current period

Iuran yang dibayarkan ke aset

program/ pembayaran manfaat (115.104.984) --

Contributions paid into program

assets/ benefits payment

409.472.448 387.524.110

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

71

24. LIABILITAS MANFAAT PASCA KERJA

KARYAWAN (Lanjutan)

24. POST RETIREMENT BENEFIT OBLIGATION

(Continued)

A. Utang THT (Yakkap I) (Lanjutan) A. The old age benefits payable (Yakkap I )

(Continued)

Jumlah yang diakui di laporan posisi keuangan

ditentukan sebagai berikut :

The amounts recognized in statement of financial

position were determined as follows :

2011 2010

(Disajikan kembali

/ Restated)

Nilai kini liabilitas yang didanai 518.355.140 433.501.531 Present value of funded obligation

Nilai wajar aset program 175.185.079 153.383.549 Fair value of plan assets

343.170.061 280.117.982

Nilai kini liabilitas belum diakui

awal periode -- 88.184.527

unrecognized present value at

beginning of the year

Keuntungan aktuaria yang belum

diakui 66.302.387 195.590.654 Unrecognized actuarial gain

Nilai liabilitas Bersih 409.472.448 387.524.109 Funded Obligation - Net

Jumlah yang diakui di laporan laba rugi

komprehensif ditentukan sebagai berikut :

The amounts recognized in statement of

comprehensive income were determined as

follows:

2011 2010

(Disajikan kembali)

/Restated

Biaya jasa kini 32.685.019 32.542.952 Current service cost

Beban bunga 41.182.645 39.196.848 Interest cost

Pengakuan beban masa kerja lalu

- non vested 88.184.527 12.131.841

Amortization of unrecognized past -

service - cost non vested

(Laba) rugi aktuaria diakui

(10.427.432) 10.462.625

(Gain) loss recognized from actuarial

assumption

Dampak perubahan manfaat -- 39.993.957 The impact of benefit changes

Iuran yang dibayar ke aktiva

program -- (16.160.362) Dues paid to the plan assets

Ekspektasi hasil aset program (14.571.437) (30.459.604) Expected return on plan assets

Beban Periode Berjalan 137.053.322 87.708.257 Current year cost

B. Tunjangan Perumahan B. Housing Allow ance

Sesuai ketentuan perusahaan pasal 48 PKB

(perjanjian kerja bersama), bagi pegawai yang telah

bekerja secara terus menerus di perusahaan selama

20 tahun diberikan tunjangan perumahan.

Company pursuant to section 48 PKB (collective

bargaining), for employees who have worked

continuously for 20 years at the company are

given a housing allowance.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

72

24. LIABILITAS MANFAAT PASCA KERJA

KARYAWAN (Lanjutan)

24. POST RETIREMENT BENEFIT OBLIGATION

(Continued)

B. Tunjangan Perumahan (Lanjutan) B. Housing Allow ance (Continued)

Liabilitas manfaat pasca kerja untuk tunjangan

perumahan dihitung oleh aktuaris independen PT

Katsir Imam Sapto (KIS) untuk tahun yang berkahir

pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan

laporan 2108/KIS/LA/02/2012 tanggal 1 Pebruari

2012 sedangkan tahun 2010 perusahaan tidak

melakukan perhitungan.

Post employment obligation calculated by

independent actuaries PT Sapto Imam Kathir

(KIS) for the year ended December 31, 2011

based on reports number 2108/KIS/LA/02/2012

dated February 1, 2012., and for 2011 company

do not calculated this obligation.

Jumlah yang diakui di laporan posisi keuangan

ditentukan sebagai berikut :

The amounts recognized in statement of financial

position were determined as follows :

2011

Beban Periode berjalan 30.417.243 Current cost

Iuran yang dibayar ke aktiva program (2.371.033) Dues paid to the plan assets

Nilai liabilitas Bersih 28.046.210 Funded Obligation - Net

Jumlah yang diakui di laporan laba rugi

komprehensif ditentukan sebagai berikut :

The amounts recognized in statement of

comprehensive income were determined as follows:

2011

Biaya jasa kini 2.082.446 Current service cost

Beban bunga 1.802.997 Interest cost

Pengakuan beban masa kerja lalu - non

vested 25.757.104

Amortization of unrecognized past - service - cost

non vested

(Laba) rugi aktuaria diakui 774.696 (Gain) loss recognized from actuarial assumption

Dampak perubahan manfaat -- The impact of benefit changes

Iuran yang dibayar ke aktiva program -- Dues paid to the plan assets

Ekspektasi hasil aset program -- Expected return on plan assets

Beban Periode Berjalan 30.417.243 Current year cost

C. Penghargaan Pengabdian C. Service pay benefits

Liabilitas manfaat pasca kerja untuk penghargaan

pengabdian dihitung oleh aktuaris independen PT

Katsir Imam Sapto (KIS) untuk tahun yang berakhir

pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan

laporan 2109/KIS/LA/02/2012 tanggal 1 Pebruari

2012 sedangkan untuk tahun 2010 dan tahun

tahun sebelumnya perusahaan tidak melakukan

perhitungan. Program ini dikelola sendiri oleh

perusahaan berdasarkan keputusan direksi dan

perjanjian kerja bersama dengan asosiasi dan

serikat pekerja perusahaan.

Service pay benefits obligation are calculated by

independent actuaries PT Sapto Imam Kathir

(KIS) for the year ended December 31, 2011

based on reports number 2109/KIS/LA/02/2012

dated Februari 1, 2012 anf for the last year the

company do not calculated this obligation. The

program is self managed by the company based

on the director’s decision and agreement

company with associated employee.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

73

24. LIABILITAS MANFAAT PASCA KERJA

KARYAWAN (Lanjutan)

24. POST RETIREMENT BENEFIT OBLIGATION

(Continued)

C. Penghargaan Pengabdian (Lanjutan) C. Service pay benefits (Continued)

Jumlah yang diakui di laporan posisi keuangan

ditentukan sebagai berikut :

The amounts recognized in statement of financial

position were determined as follows :

2011

Beban Periode berjalan 10.272.956 Current cost

Iuran yang dibayar ke aktiva program (1.109.752) Dues paid to the plan assets

Nilai liabilitas Bersih 9.163.204 Funded Obligation - Net

Jumlah yang diakui di laporan laba rugi

komprehensif ditentukan sebagai berikut:

The amounts recognized in statement of

comprehensive income were determined as

follows:

2011

Biaya jasa kini 670.065 Current service cost

Beban bunga 648.067 Interest cost

Pengakuan beban masa kerja lalu - non

vested --

Amortization of unrecognized past - service - cost

non vested

(Laba) rugi aktuaria diakui 2.133.068 (Gain) loss recognized from actuarial assumption

Liabilitas tidak diakui pada awal periode 6.821.755

Liabilities are not recognized at the beginning of

the period

Iuran yang dibayar ke aktiva program -- Dues paid to the plan assets

Ekspektasi hasil aset program -- Expected return on plan assets

Beban Periode Berjalan 10.272.955 Current year cost

D. Kesehatan Pensiun D. Retiree Health

Liabilitas manfaat pasca kerja untuk kesehatan

pensiun dihitung oleh aktuaris independen PT Katsir

Imam Sapto (KIS) untuk tahun yang berkahir pada

tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan laporan

nomor 2111/KIS/LA/02/2012 tanggal 1 Pebruari

2012.

Post employment obligation for retiree health are

calculated by independent actuaries PT Sapto

Imam Kathir (KIS) for the year ended December

31, 2011 based on reports number

2111/KIS/LA/02/2012 dated Februari 1,2012.

Jumlah yang diakui di laporan posisi keuangan

ditentukan sebagai berikut:

The amounts recognized in statement of financial

position were determined as follows:

2011

Nilai kini liabilitas yang didanai 106.818.973 Present value of funded obligation

Nilai wajar aktiva program 19.345.481 Fair value of plan assets

87.473.492

Nilai kini liabilitas belum diakui awal

periode 52.289.415

unrecognized present value at beginning of the

year

Keuntungan aktuaria yang belum - diakui (342.427) Unrecognized actuarial gain

Nilai liabilitas Bersih 34.841.650 Funded Obligation - Net

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

74

24. LIABILITAS MANFAAT PASCA KERJA

KARYAWAN (Lanjutan)

24. POST RETIREMENT BENEFIT OBLIGATION

(Continued)

D. Kesehatan Pensiun (Lanjutan) D. Retiree Health (Continued)

Jumlah yang diakui di laporan laba rugi

komprehensif ditentukan sebagai berikut:

The amounts recognized in statement of

comprehensive income were determined as follows:

2011

Biaya jasa kini 3.573.055 Current service cost

Beban bunga 6.934.910 Interest cost

Amortisasi Nilai kini liabilitas - non vested 3.643.862 Amortization of current liabilities - non vested

Nilai kini liabilitas awal periode -diakui

sekaligus 23.092.901 Beginning Current liabilities

Dampak perubahan manfaat -- The impact of benefit changes

Iuran yang dibayar ke aktiva program -- Dues paid to the plan assets

Ekspektasi hasil aset program (1.403.078) Expected return on plan assets

Beban Periode Berjalan 35.841.650 Current year cost

E. Program Dana pensiun E. Pension fund Program

Informasi berikut ini adalah program dana pensiun

karyawan PT Angkasa Pura I (Persero) dimana

sampai dengan 31 Desember 2011 pengelolaan

dana program masih dalam kondisi funded

(kelebihan pendanaan) sehingga perusahaan tidak

mempunyai liabilitas kepada Dana Pensiun.

The following information is a pension program

for PT Angkasa Pura I (Persero) which up to

December 31, 2011 management of funds is in

funded program (excess funding) that the

company did not record the excess as an liability

company to pension program.

Manfaat pasca kerja untuk program pensiun

dihitung oleh aktuaris independen PT Katsir Imam

Sapto (KIS) untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan laporan

2107/KIS/LA/02/2012 tanggal 1 Pebruari 2012

sedangkan untuk tahun 2010 dihitung oleh PT

Pointera Aktuarial Strategis dalam laporannya

tanggal 24 Januari 2011.

Post-employment benefits to the pension plan is

calculated by independent actuaries PT Katsir

Imam Sapto (KIS) for the year ended December

31, 2011 based on report number

2107/KIS/LA/02/2012 dated February 1, 2012

while for 2010 was calculated by the PT Pointera

Actuarial Strategis in its report dated January 24,

2011.

(aset) liabilitas di laporan posisi keuangan: (assets) liabilities in balance sheet:

2011 2010

Nilai kini liabilitas imbalan pasti 790.025.033 233.128.132 Present value of funded obligation

Nilai wajar aset program

pendanaan (696.138.021) (720.434.084) Fair value of plan assets

Status pendanaan 93.887.012 (497.305.952) Funding status

Nilai kini liabilitas belum diakui awal

periode -- (45.873.556)

Present value of funded obligation-

beginning of the period

Akumulasi laba (rugi) aktuaria

dalam periode berjalan (155.277.508) 104.101.501

Accumulated gain (loss) actuarial in

this year

(Aset) liabilitas yang diakui di

laporan posisi keuangan (61.390.496) (347.330.895)

(Aset) Liablities recognotion in

financial position.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

75

24. LIABILITAS MANFAAT PASCA KERJA

KARYAWAN (Lanjutan)

24. POST RETIREMENT BENEFIT OBLIGATION

(Continued)

E. Program Dana pensiun (Lanjutan) E. Pension fund Program (Continued)

Pengakuan beban pada laporan laba (rugi): Expense Recognition in profit and loss:

2011 2010

Biaya jasa kini perusahaan 13.186.141 16.920.909 Current service cost

Beban bunga 55.243.315 20.390.184 Interest cost

Pengakuan beban masa kerja lalu

45.873.556 6.310.978

Amortization of unrecognized past -

service cost

Pengakuan (laba) rugi aktuaris (2.195.760) 5.459.200 Gain (loss) actuarial

Dampak perubahan manfaat -- --

Iuran bersih yang dibayar ke aset

program -- 20.189.859

Dues paid to the asset

program

liabilitas (aset) tidak diakui pada

laporan posisi keuangan (80.697.555) --

Liabilities (assets) are not

recognized in

statement of financial position

Ekspektasi hasil aset program 68.441.237 115.440.827 Expected results of plan assets

Beban (pendapatan) periode berjalan (37.013.540) (97.467.814) Expenses (income) for the period

Liabilitas (aset) pada awal periode

-- (341.610.192)

Liability (asset) at beginning of

period

Beban (pendapatan) periode berjalan (37.031.540) (97.467.814) Expenses (income) for the period

Iuran perusahaan yang dibayarkan ke

aset program (24.358.957) --

Dues paid to the company

asset program

Liabilitas (aset) diakui pada akhir

periode (61.390.497) (439.078.006)

Liabil ity (asset) recognized

end of period

25. UTANG JAMINAN 25. RENT DEPOSITS RECEIVED

Utang jaminan merupakan jaminan yang diterima

Perusahaan dari para penyewa/ tenant atas fasilitas

pendukung bandara. Utang jaminan tersebut akan

dibayar kembali kepada penyewa/ tenant apabila

hubungan sewa menyewa dan pemakaian fasilitas

berakhir. Saldo jaminan tersebut terdiri dari:

Rent deposit paid by tenants for airport facilities

rented from the Company. The deposit is reimbursable

upon termination of the respective rental agreement.

Rent deposits are consist of:

2011 2010

Jaminan sewa 14.055.658 10.279.767 Rent warranty deposit

Jaminan pemakaian listrik 745.498 1.085.574 Electricity warranty deposit

Jaminan pemakaian air 18.137 26.560 Water supply warranty deposit

Jaminan pemakaian reklame 99.104 1.469.561 Advertising space warranty deposit

Jumlah 14.918.397 12.861.462 Total

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

76

26. UTANG JANGKA PANJANG LAIN-LAIN 26. OTHER LONG TERM PAYABLE

Utang jangka panjang lain-lain merupakan utang kepada

mitra kerjasama Build Transfer Operate (BTO) yang

pelunasannya akan dikompensasikan dengan

pendapatan sewa. Utang jangka panjang lain-lain untuk

tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp

105.906 dan Rp 251.701.

Other long term payable constitute payable to the

parties engaged in the Build Transfer Operate (BTO)

scheme, the settlement of which is to be made

through compensation with the related rent income.

The balance of which as at December 31, 2011 and

2010 is Rp 105,906 and Rp 251,701, respectively.

27. MODAL SAHAM 27. SHARE CAPITAL

2011 2010

Modal dasar 7.000.000.000 7.000.000.000 Capital stock

Modal belum ditempatkan (5.200.000.000) (5.200.000.000) Sub-scribed

Modal ditempatkan dan

disetor

1.800.000.000 1.800.000.000 Subscribed and paid in capital

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang terakhir

diubah berdasarkan Akta Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H.,

Nomor 02 tanggal 09 Agustus 2007 Pasal 4, yang telah

mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor 107-

08937 HT.01.04-TH.2007 tanggal 14 Agustus 2007

sebagai berikut:

The latest amendment to the Company’s articles of

association was made on Augustus 9, 2007 with the

Notary deed Number 02 of the Notary Nanda Fauz

Iwan, SH, authorized by by Minister of Justice and

Human Rights with his letter Number: 107 - 08937

HT.01.04-TH2007 dated August 14, 2007 as follow:

(1) Modal Dasar Perusahaan berjumlah sebesar Rp

7.000.000.000.000 yang terbagi atas 7.000.000

(tujuh juta) saham, masing-masing bernilai nominal

Rp 1.000.000.

(1) The Company authorized capital is Rp

7,000,000,000, divided into 7 million shares of Rp

1,000 each par value.

(2) Dari Modal tersebut telah ditempatkan/ diambil

bagian dan telah disetor penuh oleh Negara

Republik Indonesia sebanyak 1.800.000 saham

atau seluruhnya sebesar Rp 1.800.000.000.000

(100%) dari nominal setiap saham yang telah

ditempatkan tersebut diatas atau seluruhnya

berjumlah Rp 1.800.000.000.000 telah disetor

penuh oleh Negara Republik Indonesia ke dalam

kas Perusahaan, dengan cara sebagai berikut:

(2) Of the authorized capital, 1,800,000 shares equal

Rp 1,800,000,000 are subscribed and paid in by

the Government Republic of Indonesia by way of:

(a) Sebesar Rp 925.000.000.000 telah disetor

dengan uang tunai sebagai setoran Modal

Lama.

(a) Init ial paid-in capital of Rp

925,000,000,000.

(b) Penambahan Penyertaan Modal Negara

sebesar Rp 264.109.538.326.

(b) Additional state investment of Rp

264,109,538,726.

(c) Modal Donasi sebesar Rp 2.796.336.642. (c) Donated capital of Rp 2,796,336,642.

(d) Laba yang belum dibagi sebesar Rp

98.295.982.326.

(d) Conversion of retained earnings of Rp

98,295,982,326.

(e) Cadangan sampai dengan tahun buku 2005

sebesar Rp 509.798.142.306.

(e) Conversion of accumulated reserve until the

year 2005 of Rp 509,798,142,306.

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

77

28. PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH 28. GOVERNMENT CAPITAL INVESTMENT

Merupakan penambahan penyertaan modal dari

pemerintah Republik Indonesia pada PT Angkasa Pura

I (Persero) yang berasal dari pengalihan barang milik

negara pada kementerian perhubungan yang

pengadaannya berasal dari dana anggaran pendapatan

dan belanja negara tahun anggaran 1997/ 1998 dan

1999/ 2000 yang tercantum dalam Peraturan

Pemerintah (PP) Rebublik Indonesia nomor 76 Tahun

2011 tanggal 29 Desember 2011 sebesar Rp

1.388.244.029. Lihat juga Catatan 29 atas laporan

keuangan ini.

Government capital investment is the capital of the

Government of the Republic of Indonesia at PT

Angkasa Pura I (Persero) that the procurement from

the state budget revenue and expenditure 1997 / 1998

and 1999/ 2000 that listed in the Government

Regulation (PP) of the Republik of Indonesia No. 76 in

2011 dated December 29, 2011 amounting to Rp

1,388,244,029. See Note 29 to the financial

statements.

29. BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM

DITENTUKAN STATUSNYA

29. GOVERNMENT AID DETERMINATION IN

STATUS

2011 2010

Saldo awal tahun 4.538.814.878 4.308.829.763 Balance at beginning of year

Penerimaan selama tahun berjalan 536.095.978 229.985.115 Addition during the year

Pengurangan dalam tahun berjalan (1.681.820.049) -- Deduction during the year

Jumlah 3.393.090.807 4.538.814.878 Total

Saldo akhir tahun terdiri dari proyek: Balance at end of year, constitute projects at:

2011 2010

Bandara Ngurah Rai Bali 6.464.340 686.353.931 Ngurah Rai Airport, Bali

Bandara Juanda Surabaya 1.951.030.153 2.241.283.655 Juanda Airport, Surabaya

Bandara Sultan Hasanuddin

Makassar 644.219.845 108.791.106 Sultan Hasanuddin Airport, Makassar

Bandara Sepinggan Balikpapan 3.408.261 2.748.671 Sepinggan Airport, Balikpapan

Bandara Adisutjipto Yogyakarta 8.450.370 8.450.370 Adisutjipto Airport, Yogyakarta

Bandara Frans Kaisiepo Biak -- 483.489 Frans Kaisiepo Airport, Biak

Bandara Sam Ratulangi Manado 46.766.728 410.168.001 Sam Ratulangi Airport, Manado

Bandara Syamsudin Noor

Banjarmasin -- 4.276.283 Syamsudin Noor Airport, Banjarmasin

Bandara Achmad Yani Semarang 96.803.305 96.803.305 Achmad Yani Airport, Semarang

Bandara Selaparang Lombok -- 587.144 Selaparang Airport, Lombok

Bandara Pattimura Ambon -- 339.643.440 Pattimura Airport, Ambon

Bandara El Tari - Kupang -- 1.025.832 El Tari Airport, Kupang

Pusat Pengendali Lalu Lintas

Penerbangan - Makasar 635.947.805 638.199.650 Air Traffic Control Centre, Makasar

Jumlah 3.393.090.807 4.538.814.877 Total

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

78

29. BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM

DITENTUKAN STATUSNYA (Lanjutan)

29. GOVERNMENT AID DETERMINATION IN

STATUS (Continued)

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Perbendaharaan

Nomor PER-10/PB/2007 tentang Tata Cara Pelaporan

Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya

(BPYBDS) dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat pada pasal 3 butir 2: Barang Milik

Negara yang digunakan oleh BUMN berdasarkan dari

pengelola barang dan prinsip substance over form

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan

dalam Laporan Posisi Keuangan BUMN sebagai ekuitas

pemerintah pada BUMN.

The regulation No.PER-10/PB/2007 on reporting of the

government aid determination in status inpreparation

of government’s financial statements article 3 point 2

requires that government assets used by assets

management, based on the substance over form

principle, be reported as equity on the SOE's balance

sheet.

Saldo Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan

Statusnya (BPYBDS) untuk tahun 2011 dan 2010

sebesar Rp 3.393.090.807 dan Rp 4.538.814.878

merupakan aset Proyek Fasilitas Telnavudlis & Fasilitas

Bandar Udara dan Keselamatan Penerbangan yang

diserahterimakan dari Direktorat Jenderal Perhubungan

Udara kepada PT Angkasa Pura I (Persero).

The balance of BPYBDS of Rp 3,393,090,807 and Rp

4,538,814,878 as at December 31, 2011 and 2010

originated from the asset of Telnavudlis Facilites &

Airport facilities and Aviation Safety Project handed

over by the Directorate General of Air Transport to the

Company.

Selama tahun 2011 terdapat mutasi penambahan

terhadap BPYBDS untuk Bandara Sultan Hasanudin

Makasar sebesar Rp 535.428.739 berdasarkan berita

acara serah terima operasional hasil kegiatan satker

pengembangan bandar udara Sultan Hasanuddin

Makasar tahap 2 nomor 04/BA/MKS-HND/IX/2011,

A U / 9 5 0 6 / K E U / 8 1 5 / I X / 2 0 1 1 d a n

BA.345/TK.09.07/2011/DU tanggal 7 September 2011

dari Kementerian Perhubungan Rebublik Indonesia ke

PT Angkasa Pura I (Persero).

During the year 2011 there were addition to BPYBDS

to Sultan Hasanudin Airport Makasar as amount Rp

535,428,739 based on minutes of the operational

handover of satker pengembangan bandar udara

Su l tan Hasanuddin Makasar Phase 2

04/BA/MKS-HND/IX/2011 stage 2 numbers, AU /

9 5 0 6 / K E U / 8 1 5 / I X / 2 0 1 1 a n d

BA.345/TK.09.07/2011/DU on September 7, 2011

from the Ministry of Transportation Rebublik Indonesia

to PT Angkasa Pura I (Persero).

Selain itu selama tahun 2011 terdapat pengurangan

BPYBDS untuk beberapa bandar udara karena adanya

pemindahan pencatatan menjadi Penyertaan Modal

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 76 tahun 2011 tanggal 29 Desember

2011 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia ke dalam modal saham perusahaan.

Besarnya jumlah BPYBDS yang dicatat sebagai

Penyertaan Modal Pemerintan melalui Peraturan

Pemerintah tersebut adalah sebesar Rp 1.388.244.029.

(Lihat catatan 28). Penyerahan aset bandara Juanda

Surabaya kepada PT Pertamina (Persero) pada tanggal

23 Desember 2008 dengan nomor AU/6907/KU818/081

dan BA.006/F00000/2008-S.7 sebesar Rp 260.478.406.

In year 2011 there were reductions BPYBDS for some

airports due to the transfer of records to government

capital in Government Regulation of the Republic of

Indonesia number 76 year 2011 dated December 29,

2011 on the addition of Capital Investment of the

Republic of Indonesia to a company's capital. The

amount recorded as the number BPYBDS government

capital through its regulation amounted to Rp

1,388,244,029. (See Note 28). Take over of Juanda

airport’s assets to PT Pertamina (Persero) at dated

December 23, 2008 No.AU/6907/KU818/081 and

BA.006/F00000/2008-S.7 amounting to RP

260,478,406.

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

79

29. BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM

DITENTUKAN STATUSNYA (Lanjutan)

29. GOVERNMENT AID DETERMINATION IN

STATUS (Continued)

Selama tahun 2010 terdapat mutasi penambahan pada

s a l d o B P Y B D S a n t a r a l a i n k a r e n a

U M . 0 0 1 / 6 7 / S A T K E R / S R / I X / 1 0 ,

AU/6957.A/KU.835/IX/2010,API.3249/RT.01.05/2010/

DU-B tanggal 23 September 2010 sebesar Rp

43.298.067.918 dan pembukuan hasil pengembangan

bandara Achmad Yani Semarang sesuai BASTO

No.BA.50/hb.05/2010/DU, AU/0541A/KU.080/II/2010,

0818/SKAY/2010 sebesar Rp 47.285.234.430.

In 2010 there was an addition to the government

investment on the basis of the letters number:

U M . 0 0 1 / 6 7 / S A T K E R / S R / I X / 1 0 ,

AU/6957.A/KU.835/IX/2010,API.3249/RT.01.05/201

0/DU-B dated September 23, 2010 of Rp

43,298,067,918 and the recognition of expansion of

Achmad Yani Semarang project valued on the basis of

certificate of transfer and acceptance (BASTO)

No.BA.50/hb.05/2010/DU, AU/0541A/KU.080/II/2010,

0818/SKAY/2010 at Rp 47,285,234,430.

30. LABA (RUGI) YANG BELUM DIREALISASI ATAS

EFEK

30. UNREALIZED GAIN OR LOSS IN

SECURITIES

2011 2010

Laba yang belum direalisasi atas

obligasi yang tersedia untuk

dijual 1.536.193 270.528

Unrealized gain of available for

sale bonds

Laba yang belum direalisasi atas

reksadana 3.482.317 3.170.810 Unrealized gain of mutual fund

Jumlah 5.018.510 3.441.338 Total

31. PENGUNAAN SALDO LABA 31. USE OF RETAINED EARNINGS

Cadangan : Reserve:

2011 2010

Disajikan Kembali

/Restated

Saldo awal per 1 Januari 1.416.780.813 1.276.773.519 Balance as at January 1

Penambahan cadangan 362.909.862 140.007.293 Addition

Jumlah 1.779.690.675 1.416.780.813 Total

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

80

31. PENGUNAAN SALDO LABA (Lanjutan) 31. USE OF RETAINED EARNINGS (Continued)

Laba tahun berjalan: Current income:

2011 2010

Disajikan Kembali /

Restated

Saldo laba bersih tahun lalu 377.932.924 323.336.688 Prior year income

Laba Besih Tahun Berjalan 544.227.182 377.932.924 Current year income

Pembagian Dividen (155.299.940) (161.761.231) Dividend payment

Penyaluran Dana PKBL (17.748.560) (21.568.164) PKBL

Cadangan (270.665.620) (355.874.708) Reserve

Koreksi laba tahun lalu 65.781.195 215.867.415 Correction of prior income

Jumlah 544.227.182 377.932.924 Total

Penjelasan terhadap koreksi cadangan tahun 2010 (laba

yang telah ditentukan penggunaannya) adalah sebagai

berikut:

Explanations of reserve correction 2010 (appropriated)

are consist of :

Saldo awal 1 Januari 2010 1.276.733.519 Beginning balance of January 1, 2010

Koreksi: Corrections:

Penyesuaian imbalan pasca kerja (PSAK

24) (299.815.853)

Adjustment of post retirement benefits (SFAS 24)

Penyesuaian pajak tangguhan (PSAK 46) 83.948.439 Adjustment of deferred tax (SFAS 46)

(215.867.414)

Pencadangan dari laba tahun 2009 355.874.708 reserve of income year 2009

Jumlah 140.007.293 Total

Saldo akhir 31 Desember 2010 (Setelah

disajikan kembali) 1.416.740.813

Ending balance of December 31, 2010 (After

restatement)

Koreksi pada tahun buku 2011: Corrections in year 2011:

Koreksi aset BPYBDS Makassar 2.251.845 Correction of Makassar BPYBDS assets

Koreksi aset BPYBDS Surabaya 85.845.584 Correction of Surabaya BPYBDS assets

Koreksi aset BPYBDS Biak & Mataram 1.070.673 Correction of Biak & Mataram BPYBDS assets

Koreksi nilai BPYBDS Surabaya 11.057.335 Correction of Surabaya BPYBDS value

Koreksi atas pembayaran THT ke

YAKKAP 57.800.000 Correction of THT Payment to YAKKAP

Koreksi atas penurunan laba tahun lalu (65.781.195) Correction of decreased income in prior income

Jumlah 92.244.242 Sub total

Pencadangan dari laba tahun tahun lalu 270.665.620 Reserve of income of prior income

Jumlah 362.909.862 Total

Saldo akhir 31 Desember 2011 1.779.650.675 Ending balance of December 31, 2011

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

81

31. PENGUNAAN SALDO LABA (Lanjutan) 31. USE OF RETAINED EARNINGS (Continued)

Penjelasan terhadap koreksi laba tahun berjalan 2010

(laba yang belum ditentukan penggunaannya) adalah

sebagai berikut:

Explanations of current profit year correction 2010

(unappropriated) are consist of :

Laba tahun berjalan 2010 (Sebelum

disajikan kembali) 443.714.120

Current income in 2010 (Before

restatement)

Koreksi: Corrections:

Penyesuaian imbalan pasca kerja (PSAK

24) (87.708.258)

Adjustment of post retirement benefits (SFAS 24)

Penyesuaian pajak tangguhan (PSAK 46) 21.927.063 Adjustment of deferred tax (SFAS 46)

Jumlah (65.781.195) Sub total

Laba tahun berjalan 2010 (Setelah

disajikan kembali) 377.932.924 Current income in 2010 (After restatement)

Pada tanggal 24 Juni 2011 telah dilakukan Rapat Umum

Pemegang Saham PT Angkasa Pura I (Persero) melalui

keputusan Kementrian Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) nomor RIS-32/D3.MBU/2011 tentang

Persetujuan dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun

Buku 2010 diputuskan hal-hal diantaranya sebagai

berikut:

On June 24, 2011 has made Shareholders meeting of

PT Angkasa Pura I (Persero) by decision of the

Ministry of BUMN RIS-32/D3.MBU/2011 numbers of

Approval and Certification of Financial Statements for

the year 2010 it was decided the following terms:

1. Pembagian Dividen sebesar Rp 155.299.940 atau

35% dari laba bersih yang dibagi tahun 2010.

1. Dividend payment of Rp 155,299,940 or 35% of

net income 2010.

2. Pembagian dana Program Kemitraan untuk tahun

buku 2010 ditetapkan sebesar Rp 4.437.140 atau

1% dari laba bersih yang dibagi tahun 2010.

2. Allocation payment for Partnership Program

funds for year 2010 is set at Rp 4,437,140 or

1% of net income 2010.

3. Pembagian dana Program Bina Lingkungan untuk

tahun buku 2010 ditetapkan sebesar Rp

13.311.420 atau 3% dari laba bersih yang dibagi

tahun 2010.

3. Allocation payment for Community Development

Program funds for year 2010 is set at Rp

13,311,420 or 3% of net income 2010.

4. Cadangan perusahaan tahun buku 2010 ditetapkan

sebesar Rp 270.665.620 aatu 61% dari laba bersih

yang dibagi tahun 2010.

4. The company reserves year 2010 is set at Rp

270,665,620 or 61% of net income 2010.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

82

32. INSTRUMEN KEUANGAN DALAM MATA UANG

ASING

32. FINANCIAL INSTRUMENTS DENOMINATED

IN FOREIGN CURRENCY

Instrumen keuangan dalam mata uang asing

Perusahaan adalah sebagai berikut:

Financial instruments denominated in foreign currency

are as follows:

2011

Mata uang

asing/

in foreign

currency

Setara dlm

Ribuan Rupiah/

in Rupiah

’(000)

ASET ASSETS

Kas dan Bank AS$/USD 21.135.663 190.537.998 Cash and cash equivalent

Deposito AS$/USD 7.219.737 65.085.933 Time deposits

Piutang usaha AS$/USD 6.819.454 61.477.378 Trade receivables

Piutang lain-lain AS$/USD 1.143.624 10.309.770 Other receivables

Uang muka dan beban dibayar di muka AS$/USD 23 207 Prepayment and prepaid expenses

Pendapatan yang masih harus diterima AS$/USD 7.461.813 67.268.242 Accrued income

Beban study pengembangan AS$/USD -- -- Development study

Jumlah Aset 43.780.314 394.679.528 Total Assets

LIABILITAS LIABILITIES

Beban yang masih harus dibayar AS$/USD 149.736 1.349.871 Accrued expenses

Utang lancar lain-lain AS$/USD 10.968.133 98.877.718

Payable - procurement of assets and

inventories

Utang pajak AS$/USD 7.962 71.779 Taxes payable

Utang jaminan AS$/USD Warranty payable

Jumlah Liabilitas 11.125.831 100.299.368 Total Liabil it ies

2010

Mata uang

asing/

in foreign

currency

Setara dlm

Ribuan Rupiah/

in Rupiah

’(000)

ASET ASSETS

Kas dan Bank AS$/USD 521.072 46.849.613 Cash and cash equivalent

Deposito AS$/USD 890.000 800.199.000 Time deposits

Piutang usaha AS$/USD 1.487.470 133.738.473 Trade receivables

Piutang lain-lain AS$/USD 129.424 11.636.514 Other receivables

Uang muka dan beban dibayar di muka AS$/USD 220 19.815 Prepayment and prepaid expenses

Pendapatan yang masih harus diterima AS$/USD 683.601 61.462.599 Accrued income

Beban study pengembangan AS$/USD 5.065 455.354 Development study

Jumlah Aset 3.716.852 1.054.361.368 Total Assets

LIABILITAS LIABILITIES

Beban yang masih harus dibayar AS$/USD 19.750 1.775.756 Accrued expenses

Utang lancar lain-lain

AS$/USD 974.663 87.631.980

Payable - procurement of assets and

inventories

Utang pajak AS$/USD 764 68.683 Taxes payable

Utang jaminan AS$/USD 13.592 1.222.018 Warranty payable

Jumlah Liabilitas 1.008.769 90.698.437 Total Liabil it ies

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

83

33. PENDAPATAN AERONAUTIKA 33. AERONAUTICAL INCOME

2011 2010

PJP4U (Pelayanan Jasa

Pendaratan, Penempatan dan

Penyimpanan Pesawat Udara):

(Aircraft landing, placing and storing

services) PJP4U

Domestik 112.913.630 87.174.440 Domestic

Internasional 160.478.635 145.721.576 International

273.392.265 232.896.016

PJP2U (Pelayanan Jasa

Penumpang Pesawat Udara):

(Aircraft passengers handling

services) PJP2U

Domestik 697.267.950 475.425.455 Domestic

Internasional 529.879.809 481.562.861 International

1.227.147.759 956.988.316

PJP (Pelayanan Jasa

Penerbangan Pesawat Udara): (Air Navigational Services) PJP

Domestik 37.364.170 32.934.337 Domestic

Internasional 90.622.093 79.572.774 International

Penerbangan lintas 310.438.484 301.503.960 Overflying

438.424.747 414.011.071

Pendapatan Aviobridge: Aviobridge:

Domestik 18.465.210 15.960.532 Domestic

Internasional 31.665.498 30.641.855 International

50.130.708 46.602.387

Jumlah 1.989.095.480 1.650.497.790 Total

34. PENDAPATAN NON-AERONAUTIKA 34. NON-AERONAUTICAL INCOME

2011 2010

Pemakaian counter dan

conveyor:

Counter and conveyor services:

Rupiah 36.222.191 30.475.165 in Rupiah

Dolar Amerika Serikat 18.954.524 17.399.592 in US Dollar

Sub Jumlah 55.176.715 47.874.757 Sub Total

Pemakaian telepon, listrik, air,

parkir, anjungan serta pas

pelabuhan:

Telephone, electricity, water,

parking, gallery and airport pass:

Listrik 39.220.351 37.645.073 Electricity

Telepon 10.941.717 11.547.381 Telephone

Air 3.895.224 4.118.671 Water

Pemakaian ruang tunggu 17.114.268 15.952.640 Waiting room

Parkir kendaraan 49.676.708 36.610.027 Parking lots

Anjungan 1.003.757 1.032.458 Galleries

Pas pelabuhan 5.896.985 5.498.308 Airport pass

Sub Jumlah 127.749.010 112.404.558 Sub Total

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

84

34. PENDAPATAN NON-AERONAUTIKA (Lanjutan) 34. NON-AERONAUTICAL INCOME (Continued)

2011 2010

Sewa-sewa: Rentals:

Sewa ruang: Room rents:

Rupiah 136.826.258 127.827.134 in Rupiah

Dolar Amerika Serikat 105.450 89.270 in US Dollar

136.931.708 127.916.404

Sewa tanah: Land areas:

Rupiah 24.097.538 15.044.848 in Rupiah

Dolar Amerika Serikat -- -- in US Dollar

24.097.538 15.044.848

Sewa tempat: Spaces:

Rupiah 7.956.192 10.206.921 in Rupiah

Dolar Amerika Serikat -- -- in US Dollar

7.956.192 10.206.921

Sub jumlah sewa-sewa 168.985.438 153.168.173 Sub Ttotal Rents

Sewa reklame 32.286.722 36.846.851 Advertising space

Konsesi: Concessions:

Rupiah 155.364.589 130.716.573 in Rupiah

Dolar Amerika Serikat 50.124.189 37.469.667 in US Dollar

Sub jumlah 205.488.778 168.186.240 Sub Total

Warehousing: Warehousing:

Rupiah 74.366.249 56.701.845 in Rupiah

Dolar Amerika Serikat 13.053.950 8.453.180 in US Dollar

Sub jumlah 87.420.199 65.155.025 Sub Total

Jumlah 677.106.862 583.635.604 Total

35. BEBAN PEGAWAI 35. EMPLOYEE EXPENSES

2011 2010

Gaji/upah 103.097.730 104.842.771 Wages/salary

Tunjangan operasional 135.064.671 113.218.017 Operational allowance

Tunjangan pangan & beras 6.359.870 5.858.077 Food allowance

Tunjangan PPh 55.367.169 53.934.611 Income tax allowance

Pakaian dinas 12.240.620 9.676.419 Uniform clothing

Pendidikan 21.116.488 24.859.127 Education

Bonus 125.237.346 70.169.578 Bonus

Mutasi pegawai 6.388.933 5.136.416 Employees movements

Obat-obatan dan dokter 42.271.605 41.337.089 Medical and doctor

Tunjangan transport 73.298.171 69.857.408 Transport allowance

Tunjangan hari raya 26.151.334 9.704.532 Holiday allowance

Tunjangan cuti 27.257.437 22.470.250 Leave allowance

Tunjangan khusus 27.001.900 22.518.158 Special allowance

Beban imbalan pasca kerja 213.585.172 87.708.257 Post retirement benefits

Lain-lain 29.972.210 33.008.463 Others

Jumlah 904.410.656 674.299.173 Total

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

85

36. BEBAN PEMELIHARAAN 36. MAINTENANCE EXPENSES

2011 2010

Landasan, Taxiway,

Entranceway 10.861.647 10.201.127 Runways, Taxiways, Entrance Ways

Lapangan, jalan, pagar 13.286.754 10.691.132 Fields, roads, fences

Gedung-gedung 20.749.898 13.717.331 Buildings

Alat perhubungan udara 15.206.936 16.928.568 Aviation equipment

Peralatan lain-lain 48.431.438 41.373.339 Other equipment

Komputer dan administrasi 1.223.338 2.682.570 Computers and administrative

Kebersihan 49.735.455 41.465.786 Hygiene

Lain-lain aset tetap 464.255 859.107 Others

Jumlah 159.959.721 137.918.960 Total

37. ALAT TULIS DAN KEPERLUAN KANTOR 37. STATIONERY AND OFFICE SUPPLIES

Alat tulis dan keperluan kantor pada laporan keuangan

tahun 2010 dan sebelumnya disajikan dengan nama

suplai dan perlengkapan, rinciannya adalah sebagai

berikut:

Stationery and office supplies in financial statements

in 2010 and previously are presented as supplies and

equipment, the details are as follows:

2011 2010

Operasional 17.362.378 16.000.843 Operation

Kantor 6.998.093 6.408.036 Office

Obat-obatan 374.044 171.502 Medical

Kebersihan 99.204 99.548 Cleaning

BBM/pelumas 8.409.920 7.523.865 Fuel/oil

Jumlah 33.243.639 30.203.794 Total

38. BEBAN UTILITAS 38. UTILITIES EXPENSES

2011 2010

Rekening listrik 128.162.750 110.630.433 Electricity

Rekening air 4.867.208 5.058.476 Water

Rekening telepon 14.842.623 15.338.817 Telephone

Rekening saluran telekomunikasi 11.570.697 12.194.873 Telecommunication channel

Peralatan dan sewa e-auction 23.781.291 17.328.868 E-auction equipment and rent

Beban sewa tanah 157.100 77.131 Land rentals

Beban operasional kasir terpadu 2.119.304 2.082.797 Common cashier operational

Beban Operasional MUCS dan

Collection Fee PJP2U 19.792.278 13.540.455

MUCS operational expenses & PJP2U

collection fee

Beban Trollyman 1.738.458 935.062 Trolley man expenses

Beban sewa gedung 2.361.647 2.157.947 Building rents

Jumlah 209.393.356 179.344.860 Total

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

86

39. BEBAN UMUM 39. GENERAL EXPENSES

2011 2010

Administrasi bank 530.436 419.200 Banking expenses

Jasa kustodian 56.985 62.073 Custodian expenses

Reklame 9.681.273 4.118.071 Advertising

Pajak-pajak 66.553.345 55.993.616 Taxes

Pajak bumi dan bangunan 33.867.644 30.487.351 Property tax

Asuransi 15.699.638 12.886.370 Insurance

Perjalanan dinas 34.562.198 30.398.032

Olahraga 2.537.928 2.783.262

Beban direksi dan komisaris 31.843.754 20.830.043

Sewa peralatan 2.178.123 1.692.896 Equipment rents

Kelebihan jam kerja 21.284.285 19.744.930 Overtime

Outsourcing tenaga kerja 79.265.758 61.136.497 Staff outsourcing

Makanan dan minuman 27.094.703 27.386.547 Food & beverage

Tunjangan lisensi dan rating 10.568.266 10.963.497 Licensing & rating allowance

Lain-lain beban umum 87.574.097 76.007.268 Others

Jumlah 423.298.431 354.909.653 Total

40.BEBAN PENYUSUTAN ASSET TETAP 40.DEPRECIATION EXPENSE

2011 2010

Landasan, Taxiway,

Entranceway, Apron 58.703.395 51.341.460

Runways, Taxiways, Entrances,

Aprons

Lapangan, Jalan, Pagar 31.494.735 23.329.666 Fields, roads, fences

Gedung-Gedung 76.221.687 44.036.653 Buildings

Alat Perhubungan Udara 68.322.652 68.490.123 Aviation equipment

Peralatan Lain-lain 148.873.161 149.020.853 Other equipment

Komputer dan Administrasi 1.690.617 1.686.477 Computers and administrative

Sistem Suplai Bahan Bakar -- 20.602.940 Fuel supply system

Lain-lain aset tetap 15.242.255 14.762.235 Other fixed assets

Jumlah 400.548.502 373.270.407 Total

41. PENYISIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI 41. ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES

2011 2010

Piutang aeronautika: Aeronautical services receivables:

PJP4U Domestik 16.808.457 3.214.954 PJP4U - domestic flights

PJP4U Internasional 2.960.079 1.659.095 PJP4U - international flights

PJP Domestik 11.924.613 1.644.690 PJP - domestic flights

PJP Internasional 2.821.994 867.179 PJP - international flights

PJP Lintas Udara 13.096.229 16.419.226 PJP - over-flights

Aviobridge Domestik 2.075.315 863.154 Aviobridge - domestic flights

Aviobridge Internasional 456.672 178.089 Aviobridge - international flights

Jasa Pelayanan Ground

Handling -- 825 Ground handling services

50.143.359 24.847.212

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

87

41. PENYISIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI

(Lanjutan)

41. ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES

(Continued)

2011 2010

Piutang non aeronautika: Non-Aeronautical services receivables:

Sewa Ruang Rupiah 3.125.036 2.778.089 Room rents - in Rupiah

Sewa Ruang USD -- 639 Room rents - USD

Sewa Tanah Rupiah 623.310 332.179 Land rents - in Rupiah

Sewa Tempat Rupiah 68.267 176.840 Space rents - Rupiah

Konsesi Rupiah 1.739.088 3.214.633 Concessions - in Rupiah

Konsesi USD 1.047.784 584.515 Concessions - in USD

Pemakaian Listrik 559.594 72.911 Electricity

Pemakaian Tempat Reklame 892.805 109.051 Advertising spaces

Pemakaian Air 16.000 10.670 Water supply

Pemakaian PAS Pelabuhan 132 132 Airport pass

Pemakaian Telepon 47.325 57.132 Telephone

Pemakaian Counter &

Conveyor Rupiah/ USD 1.284.749 646.665

Counter & conveyor services - in

Rupiah/ USD

Pendapatan Ruang Tunggu &

Premium Lounge 435.567 38.342 Waiting room & premium lounge

Pendapatan Insidentil 43.808 123.411 Incidental income

9.883.465 8.145.209

Total penyisihan kerugian

penurunan nilai

60.026.824 32.992.421

Total al lowance for impairment

losses

42. BEBAN AMORTISASI 42. AMORTIZATION

2011 2010

Amortisasi Beban Studi

Pengembangan 1.657.364 1.847.876

Amortization of deferred study

expenses

Amortisasi Overlay -- --

Amortization of deferred overlay

expenses

Jumlah 1.657.364 1.847.876 Total

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

88

43. PENDAPATAN NON OPERASIONAL 43. NON OPERATING INCOME

2011 2010

Jasa giro 2.381.083 2.907.170 Banking fee

Bunga deposito 141.826.036 101.857.582 Deposit interest

Denda 3.326.522 1.348.134 Penalty

Selisih kurs penjualan 23.928.682 4.414.297 Exchange rate - Sales

Selisih penyesuaian kurs 62.234.781 41.938.216 Exchange rate adjustments

Insidentil 2.687.637 2.808.531 Incidental income

Lelang 2.570.480 324.800 Auction

Rumah peristirahatan 68.680 71.509 Resort houses revenue

Laba investasi pada perusahaan

asosiasi 12.298.540 12.980.038

Profit in net income of associated

company

Bunga obligasi 14.957.129 16.346.776 Bond interest

Pendapatan atas banding pajak -- 10.932.069 Tax refund

Pendapatan lain-lain 38.380.761 43.772.439 Others

Jumlah 304.660.331 239.701.561 Total

Laba investasi pada perusahaan asosiasi merupakan laba

terhadap penyertaan 672.000 lembar saham atau

31,25% ke PT Gapura Angkasa.

The associate company's investment profit comes

from the investment in 672,000 shares or equals

31.25% in PT Gapura Angkasa.

Pendapatan atas banding pajak tahun 2010 sebesar Rp

10.932.069 berasal dari:

Income which comes from tax appeal in 2010

amounting to Rp 10,932,069 with the following

breakdown:

- Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB)

No.051-90023-2010 SKPIB KEP-00023/

IB-PPN/WPJ.19/KP. 0303/2010 tgl 27 September

2010 sebesar Rp 6.579.278.

- In terest payment order (SPMIB)

No.051-90023-2010 SKPIB KEP-00023/I

B-PPN/WPJ.19/KP. 0303/2010 dated September

27, 2010 of Rp 6,579,278.

- Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB)

No.051-90018-2010 SKPIB KEP-00018/

IB-PPN/WPJ.19/KP. 0303/2010 tgl 02 September

2010 sebesar Rp 1.484.706.

- In terest payment order (SPMIB)

No.051-90018-2010 SKPIB KEP-00018/

IB-PPN/WPJ.19/KP. 0303/2010 dated September

2,2010 of Rp 1,484,706.

- Pernyataan Lebih Bayar (PLB) No.

00091/WPJ.19/KP.0308/2010 tanggal 27 Agustus

2010 sebesar Rp 7.507.792 setelah diperhitungkan

(dikurangi) dengan uang muka pajak PPN-DN

Desember 2006 Ketetapan 00006/207/06/05/07

sebesar Rp 4.639.707. sama dengan Rp 2.868.085.

- Note of tax excess payment (PLB) No.

00091/WPJ.19/KP.0308/2010 dated August 27,

2010 of Rp 7,507,792 net of compensation for

prepaid VAT for December 2006, note No.

00006/207/06/05/07 of Rp 4,639,707 equivalent

Rp 2,868,085.

Dalam pendapatan lain-lain 2011 terdapat diantaranya

adalah pendapatan atas investasi dalam reksadana yang

dimiliki perusahaan sebesar Rp 18.308.712, klaim

asuransi dari Jasindo Rp 2.346.300, pendapatan bunga

pinjaman dari PT Garuda Indonesia (GIA) sebesar Rp

4.837.634 dan pendapatan profit sharing asuransi KDPPU

PT Angkasa Pura 1 dengan Jasa Raharja sebesar Rp

1.034.998.

In other income 2011 which is revenue from

investments in mutual funds owned by the company

amounted to Rp 18,308,712, insurance claims from

Jasindo USD 2,346,300, interest income on loans from

PT Garuda Indonesia (GIA ) amounting to Rp

4,837,634 and profit sharing income insurance KDPPU

PT Angkasa Pura 1 with Service Raharja Rp

1,034,998.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

89

43. PENDAPATAN NON OPERASIONAL (Lanjutan) 43. NON OPERATING INCOME (Continued)

Pada tahun 2010 PT Garuda Indonesia Airlines (Persero)

telah melakukan pembayaran bunga atas konversi

piutang jangka panjang sebesar Rp 7.426.372.

PT Garuda Indonesia Airlines (Persero) has paid

interest in 2010 for convertion of long term

receivables amounted to Rp 7,426,372.

44. BEBAN NON OPERASIONAL 44. NON OPERATING EXPENSES

2011 2010

Sumbangan badan sosial 339.503 281.876 Donation

Ongkos angkut/bongkar 573.702 194.825 Loading / unloading

Beban wisma 283.159 321.064 Resort houses expense

Keamanan & dokter jaga 2.283.966 1.895.675 Security & doctors

Majalah & koran 450.382 456.976 Newspaper & magazines

Selisih kurs 86.223.070 89.917.592 Exchange rate

Beban lelang 1.582.462 891.292 Auction expense

Kerugian Penurunan Aset Tidak

Produktif -- 789 Impairment of non-productive assets

Penghargaan Pengabdian Akhir

Tugas & Masa Kerja 1.123.851 782.659 Past service awards

Bantuan Transport Pegawai

Yang Pensiun 117.080 93.300

Transport allowance for retired

employees

Bantuan Pensiun Pegawai

Ditugaskan -- 6.900 Pension aid for assigned employees

Incentive Kahadiran pada Hari

Raya 354.525 129.382 Incentive for on-holiday duties

Tunjangan Kematian, Bencana

Alam, dsb 544.367 562.306 Allowance for death, disaster, etc.

Beban Operasional PKBL 1.407 10.344 PKBL operational expenses

Lain-lain 28.093.967 121.508.390 Others

Jumlah 121.971.442 217.053.370 Total

Dalam beban lain-lain tahun 2010 senilai Rp

121.508.390 diantaranya pembayaran kekurangan

kontribusi perusahaan kepada YAKKAP I untuk program

THT pegawai yang pensiun sejak tanggal 1 Januari 2006

sampai dengan 31 Desember 2010 senilai Rp

57.852.705, beban penyusutan tambahan aset tetap

yang merupakan BPYBDS sebesar Rp 46.686.526 untuk

bandara udara Samratulangi Manado dan sebesar Rp

346.924 untuk bandara udara Patimura Ambon.

The miscellaneous items of Rp 121,508,390 include

the Company's contribution to YAKKAP I the old age

for retirement benefits of those retired within the

period between January 1, 2006 to December 31,

2010 of Rp 57,852,705, depreciation expense of

assets originating from the Government investment for

the years prior to 2010 of Rp 46,686,526 located at

Samratulangi airport of Manado and Rp 346,924 for

those located at Patimura airport of Ambon.

Dalam beban lain-lain tahun 2011 senilai Rp 28.093.967

diantaranya adalah kerugian penghapusan aset tetap

sebesar Rp 8.034.371.

In other expenses 2011 amounting to Rp 28,093,967

of which are loss from write off of fixed assets

amounting to Rp 8,034,371.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

90

45. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL

LAPORAN POSISI KEUANGAN

45. SUBSEQUENT EVENTS BALANCE SHEET

DATE

1. Pada tanggal 6 Januari 2012 PT Angkasa Pura I

(Persero) telah mendirikan 4 anak perusahaan yang

akan membantu perusahaan dalam perluasan

usahanya. Ke empat perusahaan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. On January 6, 2012 PT Angkasa Pura I (Persero)

have established 4 (four) subsidiaries which will

assist companies in expanding their business. All

four companies are as follows:

a) PT. Angkasa Pura Logistik, didirikan dengan

akte nomor 01 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan

SH, M.Kn tanggal 6 Januari 2012. Anak

perusahaan ini didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero)

nomor 194/DK.API/2011 tanggal 15 Desember

2011. Bidang usaha anak perusahaan ini

adalah Jasa Pengurusan Transportasi (freight

forwarding) dengan Modal dasar Rp 80 Milyar

(80.000 lembar saham) dan telah disetor

penuh Rp 21 Milyar (21.000 lembar saham).

Kepemilikian saham PT Angkasa Pura I

(Persero) pada perusahaan ini sebanyak

20.580 lembar senilai Rp 20,580 Milyar atau

25,75%. Pendirian perusahaan ini telah

disahkan melalui keputusan menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

nomor AHU-03158.AH.01.01.Tahun 2012

tanggal 18 Januari 2012.

a) PT. Angkasa Pura Logistik, established by

deed number 01 of Notary Iwan SH Fauz

Nanda SH, M.Kn dated January 6, 2012.

This subsidiary was established with the

approval of Board of Commissioners of PT

Angkasa Pura I (Persero) number

194/DK.API/2011 dated December 15,

2011. Line of business its subsidiary is

Transportation Services (freight forwarding)

with authorized capital of Rp 80 billion

(80,000 shares) and have been fully paid Rp

21 billion (21,000 shares). Ownership of

shares of PT Angkasa Pura I (Persero) in

this company as much as 20 580 shares

with valued at USD 20,580 billion or

25.75%. This incorporation was approved

by decision of the Minister of Justice and

Human Rights Republic of Indonesia

number AHU-03158.AH.01.01.Tahun 2012

dated January 18, 2012.

b) PT. Angkasa Pura Properti, didirikan dengan

akte nomor 02 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan

SH, M.Kn tanggal 6 Januari 2012. Anak

perusahaan ini didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero)

nomor 193/DK.API/2011 tanggal 15 Desember

2011. Bidang usaha anak perusahaan ini

adalah Pembangunan, Perdagangan dan Jasa

dengan Modal dasar Rp 42 Milyar (42.000

lembar saham) dan telah disetor penuh

Rp10,5 Milyar (10.500 lembar saham).

Kepemilikian saham PT Angkasa Pura I

(Persero) pada perusahaan ini sebanyak

10.440 lembar senilai Rp 10,440 Milyar atau

99%. Pendirian perusahaan ini telah disahkan

melalui keputusan menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-

03704.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 20

Januari 2012.

b) PT. Angkasa Pura Properti, established by

deed number 02 of Notary Iwan SH Fauz

Nanda SH, M.Kn dated January 6, 2012.

This subsidiary was established with the

approval of Board of Commissioners of PT

Angkasa Pura I (Persero) number

193/DK.API/2011 dated December 15,

2011. Line of business its subsidiary is

Development, Trading and Services with

authorized capital of Rp 42 billion (42,000

shares) and have been fully paid Rp 10.5

billion (10,500 shares). Ownership of shares

of PT Angkasa Pura I (Persero) in this

company as much as 10,440 shares with

valued at Rp 10,440 billion or 99%. This

incorporation was approved by decision of

the Minister of Justice and Human Rights

Republic of Indonesia number AHU-

03704.AH.01.01.Tahun 2012 dated January

20, 2012.

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

91

45. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL

LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)

45. SUBSEQUENT EVENTS BALANCE SHEET

DATE (Continued)

c) PT. Angkasa Pura Support, didirikan dengan

akte nomor 03 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan

SH, M.Kn tanggal 9 Pebruari 2012. Anak

perusahaan ini didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero)

nomor 17/DK.API/2012 tanggal 31 Januari

2012. Bidang usaha anak perusahaan ini

adalah Bidang Jasa, Pembangunan,

Pengangkutan Darat, Perbengkelan,

Percetakan dan Perdagangan dengan Modal

dasar Rp 125 Milyar (125.000 lembar saham)

dan telah disetor penuh Rp 32 Milyar (32.000

lembar saham). Kepemilikian saham PT

Angkasa Pura I (Persero) pada perusahaan ini

sebanyak 31.520 lembar senilai Rp 31,52

Milyar atau 98,5%. Pendirian perusahaan ini

telah disahkan melalui keputusan menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia nomor AHU-08735.AH.01.01.Tahun

2012 tanggal 20 Januari 2012.

c) PT. Angkasa Pura Support, established by

deed number 03 of Notary Iwan SH Fauz

Nanda SH, M.Kn dated January 9, 2012.

This subsidiary was established with the

approval of Board of Commissioners of PT

Angkasa Pura I (Persero) number

17/DK.API/2012 dated January 13, 2012.

Line of business its subsidiary is General

S e r v i c e s , C o n s t r u c t i o n , L a n d

Transportation, workshop, Printing and

Trading with authorized capital of Rp 125

billion (125,000 shares) and have been fully

paid Rp 32 billion (32,000 shares).

Ownership of shares of PT Angkasa Pura I

(Persero) in this company as much as

31,520 shares with valued at Rp 31.52

billion or 98.5%. This incorporation was

approved by decision of the Minister of

Justice and Human Rights Republic of

I n d o n e s i a n u m b e r A H U -

08735.AH.01.01.Tahun 2012 dated

January 20, 2012.

d) PT. Angkasa Pura Hotel, didirikan dengan akte

nomor 03 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan SH,

M.Kn tanggal 6 Januari 2012. Anak

perusahaan ini didirikan atas persetujuan

Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero)

nomor 192/DK.API/2011 tanggal 15 Desember

2011. Bidang usaha anak perusahaan ini

adalah Penyediaan Akomodasi Pariwisata

dengan Modal dasar Rp 120 Milyar (120.000

lembar saham) dan telah disetor penuh Rp

35,5 Milyar (35.500 lembar saham).

Kepemilikian saham PT Angkasa Pura I

(Persero) pada perusahaan ini sebanyak

35.460 lembar senilai Rp 35,460 Milyar atau

99%. Pendirian perusahaan ini telah disahkan

melalui keputusan menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-

03688.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 20

Januari 2012.

d) PT. Angkasa Pura Hotel, established by

deed number 03 of Notary Iwan SH Fauz

Nanda SH, M.Kn dated January 6, 2012.

This subsidiary was established with the

approval of Board of Commissioners of PT

Angkasa Pura I (Persero) number

192/DK.API/2011 dated December 15,

2011. Line of business its subsidiary is

Accommodation Tourism with authorized

capital of Rp 120 billion (120,000 shares)

and have been fully paid Rp 35.5 billion

(35,500 shares). Ownership of shares of PT

Angkasa Pura I (Persero) in this company

as much as 35,460 shares with valued at Rp

35.46 billion or 99%. This incorporation was

approved by decision of the Minister of

Justice and Human Rights Republic of

I n d o n e s i a n u m b e r A H U -

03688.AH.01.01.Tahun 2012 dated

January 20, 2012.

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

92

45. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL

LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)

45. SUBSEQUENT EVENTS BALANCE SHEET

DATE (Continued)

2. Pada tanggal 15 Pebruari 2012 telah disepakati

Perjanjian penyelesaian kewajiban antara PT

Mandala Airlines dan PT Angkasa Pura I (Persero)

dijelaskan bahwa pihak PT Mandala Airlines akan

beroperasi kembali dan akan menyelesaikan

kewajibannya kepada PT Angkasa Pura I (Persero)

sebesar Rp 3.333.724 (kewajiban pokok).

Penyelesaian utang akan dilaksanakan dengan

pembayaran angsuran bulanan yang dimulai bulan

April 2012 selama 30 bulan dengan tingkat bunga

12% per tahun dan denda sebesar 0,033% per hari

jika ada keterlambatan pembayaran pokok dan

bunga.

2. On February 15, 2012 agreed to the debt

settlement agreement between PT Mandala

Airlines and PT Angkasa Pura I (Persero)

explained that the PT Mandala Airlines will

operate again and will complete its obligations to

the PT Angkasa Pura I (Persero) amounting to Rp

3,333,724 (principal). Debt settlement will be

pay of monthly installments starting in April 2012

for 30 months with interest rate of 12% per year

and penalty of 0.033% per day if there is delay in

payment of principal and interest.

46. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN 46. RESTATEMENTS OF THE FINANCIAL

STATEMENTS

Perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan

posisi 31 Desember 2010 sehubungan dengan

penyesuaian terhadap pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang diterapkan secara retrospektif

yang dijelaskan sebagai berikut:

On December 31, 2010, Company restated the

financial reports, where the Statement of

Financial Accounting Standards (SFAS) requires

that adjustment must be implemented

retrospectively. The adjustments are as follows:

a. Sesuai Undang-Undang (UU) No. 13 tahun 2003

tentang ”Ketenagakerjaan” atau Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) antara Perusahaan dan Serikat

Pekerja dan Asosiasi karyawan PT Angkasa Pura I

(Persero) yang disusun berdasarkan UU tersebut,

Perusahaan memutuskan merevisi perhitungan

saldo Liabilitas Bersih Imbalan Kerja dan Beban

Imbalan Kerja sejak tahun 2009, yang berakibat

penyajian kembali saldo Liabilitas Bersih Imbalan

Kerja dan Beban Imbalan Kerja di tahun 2010,

sehingga penerapan perhitungan imbalan kerja

sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 24.

a. According to Law (UU) No. 13 of 2003

regarding "Employment" or the Joint Working

Agreement (PKB) between the company and

employees association of PT Angkasa Pura I

(Persero) that are prepared based on the

law, the company shall decided to revise the

calculation of Net Employee Benefit Liabilities

and Expense year of 2009, which have

caused the restatement of Net Employee

Benefit Liabilities and Expense in 2010,

therefore the calculation implication of

employee benefit has appropriate with the

Statement of Financial Accounting

Standards (SFAS) No.24.

b. Penyesuaian terhadap saldo Liabilitas pajak

tangguhan dan Pendapatan (Beban) Pajak

Tangguhan sebagai akibat dari koreksi penyajian

kembali terhadap penyajian kembali saldo Liabilitas

Bersih Imbalan Kerja dan Beban Imbalan Kerja di

tahun 2010, sehingga sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46.

b. Corrections for Deferred Tax Liabilities

(Assets) and Deferred Tax Income (Expense)

related to the restatement of Net Employee

Benefit Liabilities and Expense in the year of

2010, therefore the Deferred Tax Liabilities

(Assets) and Deferred Tax Income (Expense)

balance and calculation related to point, has

been appropriate with the Statement of

Financial Accounting Standards (SFAS)

No.46.

p y

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

93

46. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN

(Lanjutan)

46. RESTATEMENTS OF THE FINANCIAL

STATEMENTS (Continued)

c. Koreksi atas kesalahan mendasar dalam

menghitung dan mengestimasi liabilitas pasca kerja

yang berakibat penyajian kembali saldo laba yang

belum ditentukan penggunaannya tersebut di

tahun 2010, sehingga saldo laba yang belum

ditentukan penggunaannya tersebut menjadi

akurat dihitung dan diestimasi dan sesuai dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 25 .

c. Corrections for the fundamental accounting

errors in calculating and estimating the Post

retirement benefits which caused the

restatement of those outstanding balance

starting from the year of 2010, therefore the

outstanding balance has been accurately

calculated and estimated and appropriate

with the Statement of Financial Accounting

Standards (SFAS) No.25.

Untuk tujuan perbandingan, beberapa akun dalam

laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2010 telah disajikan kembali

sesuai dengan penerapan Standar Akuntansi Keuangan

tersebut diatas. Implikasi dari penyesuaian tersebut

dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:

For comparison purposes, several accounts from

financial report for the year ended on December

31, 2010 have been restated to conform with the

implementation of the Financial Accounting

Standard above. Implication from that adjustment

in the financial report as follows:

31 Desember 2010 December 31, 2010

Seperti

Dilaporkan

sebelumnya /

As Previously

Reported

Penyajian

Kembali /

Restatements

Setelah

Disajikan

Kembali /

As restated

Akun-akun posisi laporan

keuangan: Financial posit ions:

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja -- 387.524.110 387.524.110 Post Employee Obligation

Liabilitas Pajak Tangguhan 183.033.544 (105.875.503) 77.158.041 Deffered tax liabilities

Saldo laba awal tahun (telah

ditentukan penggunaannya) 1.632.608.227 (299.815.853) 1.332.792.374 Retained Earnings (Appropriate)

Saldo laba awal tahun (belum

ditentukan penggunaannya) 443.714.120 (65.781.194) 377.932.926 Retained Earnings (Unappropriate)

Jumlah Ekuitas 8.418.578.563 (281.648.607) 8.136.929.956 Total Stockholders Equity

Akun-akun Laporan laba rugi

komprehensif:

Statement of profit and loss:

Beban pegawai 486.425.795 187.873.378 674.299.173 Employee Expenses

Beban umum 455.074.773 (100.165.120) 354.909.653 General Expenses

Beban Pajak Tangguhan (1.126.735) (21.927.064) (23.053.799) Deffered Income Tax Expense

Jumlah Pendapatan

Komprehensif 443.714.120 (65.781.194) 377.932.926 Total comprehensive income

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

94

47. INFORMASI PENTING LAINNYA 47. OTHER IMPORTANT INFORMATION

1. Perjanjian-perjanjian dan Perikatan lainnya

dalam Pengembangan Bandara

1. Agreements and other engagement in

Airport Development

a). Proyek pengembangan Bandara Internasional

Lombok (PP-BIL) dalam tahap penyelesaian

yang mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai

berikut :

a). Lombok International Airport development

project (PP-BIL) in the stage of completion

that includes the following tasks :

Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi

dengan PT Isopan nilai kontrak Rp 1,43

Milyar

Construction Management Consultancy

Services with PT Isopan a contract value

of Rp 1.43 Billion.

Pekerjaan terminal penumpang dan

fasilitas penunjangnya dengan PT Slipi

Raya Utama nilai kontrak Rp 39,59 Milyar

dengan prestasi penyelesaian fisik 93%.

Work of the passenger terminal and

supporting facilities with PT Slipi Raya

Utama a contract value of Rp 39.59

billion with physical completion of 93%.

Pekerjaan fasilitas penunjang proyek

pembanguan (pekerjaan sipil, mekanikal

dan elektrikal) dengan PT Pembangunan

Perumahan Dirganeka nilai kontrak Rp

12,44 Milyar dengan prestasi penyelesaian

fisik 30%.

Work of Development of the project

work of supporting facilities (civil works,

mechanical and electrical) with PT

Pembangunan Perumahan Dirganeka

contract value of Rp 12.44 billion to the

achievement of physical completion of

30%.

b) Proyek pengembangan Bandara Internasional

Ngurah Rai (PP-BIB) saat ini telah terealisasi

nilai kontrak sebagai berikut :

b) Project development of Ngurah Rai

International Airport (PP-BIB) has now

realized the value of the contract as follows:

Paket I nilai kontrak Rp 214,91 Milyar

dengan kerja sama operasi (KSO) antara

PT Duta Graha dan PT Nindya Karya

dengan prestasi penyelesaian fisik 32,34%.

Paket II nilai kontrak Rp 341,30 dengan PT

Pembangunan Perumahan (PP) dengan

prestasi penyelesaian fisik 11,40%.

Paket III nilai kontrak Rp 1,17 Trilyun

dengan PT Adi Karya dan Wijaya Karya

dengan prestasi penyelesaian fisik 3,29%.

Package I contract value of Rp 214.91

billion in joint operation (KSO) between

PT Duta Graha and PT Nindya Karya

with physical completion of 32.34%.

Package II with a contract value of Rp

341.30 PT Pembangunan Perumahan

(PP) with physical completion of

11.40%.

Package III contract value of Rp 1.17

trillion by PT Adi Karya and PT Wijaya

Karya with physical completion of

3.29%.

c) Proyek pengembangan Bandara Internasional

Sepinggan Balikpapan dengan nilai kontrak

dan pekerjaan sebagai berikut :

c) Balikpapan Sepinggan International Airport

development project with a contract value

and work as follows:

Pekerjaan jasa konsultan manajemen

konstruksi nilai kontrak sebesar Rp 14,24

Milyar dengan PT Ciriajasa CM dan PT

Artefak Arkindo (KSO).

Construction management consulting

services contract value of Rp 14.24

billion with PT Ciriajasa CM and PT

Artifacts Arkindo (KSO).

Design dan Build pembangunan gedung

nilai kontrak Rp 108,08 Milyar dengan PT

Waskita Karya dengan prestasi

penyelesaian fisik 6,14%.

Design and Build construction contract

value of Rp 108.08 billion with PT

Waskita Karya with physical completion

of 6.14%.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

95

47. INFORMASI PENTING LAINNYA (Lanjutan) 47. OTHER IMPORTANT INFORMATION

(Continued)

1. Perjanjian-perjanjian dan Perikatan lainnya

dalam Pengembangan Bandara (Lanjutan)

1. Agreements and other engagement in

Airport Development (Continued)

Pekerjaan gedung terminal dan fasilitas

penunjang lainnya nilai kontrak Rp 1,12 trilyun

dengan PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya dan

PT Pembangunan Perumahan (KSO) dengan

prestasi penyelesaian fisik 2,45%.

Work of terminal building and other

supporting facilities contract value of Rp

1.12 trillion by PT Wijaya Karya, PT Adhi

Karya and PT Pembangunan Perumahan

(KSO) with phisical completion of 2.45%.

Pekerjaan infrastruktur dan fasilitas penunjang

nilai kontrak Rp 252,94 Milyar dengan PT Jaya

Konstruksi dan PT Istaka Karya (KSO) dengan

prestasi penyelesaian fisik 3,09%.

Work of infrastructure and support facilities

contract value of Rp 252.94 billion with PT

Jaya and PT Istaka Works Construction

(KSO) with physical completion of 3.09%.

2. Perkara Hukum Pajak 2. Taxation Law Cases

Perkara hukum lain yang tengah berlangsung adalah

proses pengadilan pajak atas pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) atas Jasa Penerbangan

Internasional sebagai berikut:

Another legal case in process is the tax court

process pertaining to the Value Added Tax (VAT)

on International Flight Service as follows:

a) PPN Internasional 2003 a) 2003 International VAT

Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Pajak oleh KPP

BUMN Direktorat Jendral Pajak ditetapkan

bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) terdapat

kekurangan bayar pajak PPN Internasional

melalui SKPKB No. 00010/207/03/051/06

tanggal 25 Agustus 2006 sebesar Rp

70.446.533,-. PT Angkasa Pura I (Persero)

mengajukan keberatan melaui Surat

No.AP.I.3054/KU.50.7/2007/DK-B tanggal 12

September 2006 dan Surat Banding Ke Majelis

P e n g a d i l a n P a j a k N o .

AP.I.3293/KU.50.7/2007/DU-B tanggal 25

September 2007. Dari Sidang Pengadilan Pajak

telah mengeluarkan Putusannya No.

Put-15578/PP/M.VIII/16/2008 tanggal 25

September 2008 yang mengabulkan seluruh

Banding PT Angkasa Pura I (Persero) atas

keberatan SKPKB No. 00010/207/03/051/06

tanggal 25 Agustus 2006 tersebut,-. Pihak

Directorat Jendral Pajak kemudian mengajuan

Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung RI

melalui Surat No.S-385/PJ.074/2009 dan PT

Angkasa Pura I (Persero) telah mengajukan

juga kontra memory Peninjauan Kembali Ke

Mahkamah Agung RI melalui Surat No.

AP.I-294/KU.50.7/2009/DU-B tanggal 26

Februari 2009. Sampai saat ini Peninjauan

Kembali tersebut masih dalam proses di

Mahkamah Agung RI.

Based on the results of examination by the

Tax Directorate General of state Taxation

KPP determined that PT Angkasa Pura I

(Limited) there is lack of taxes paid through

the International VAT No. SKPKB.

00010/207/03/051/06 dated August 25,

2006 amounting to Rp 70,446,533, -. PT

Angkasa Pura I (Limited) filed an objection

through No.AP.I.3054/KU.50.7/2007/DK-B

letter dated 12 September 2006 and the

Letter of Appeal to the Tax Court No.

Assembly. AP.I.3293/KU.50.7/2007/DU-B

dated 25 September 2007. Of the trial court

has issued its Decision No Tax.

Put-15578/PP/M.VIII/16/2008 on 25

September 2008 which granted the whole of

Appeals PT Angkasa Pura I (Limited) over

SKPKB No objection. 00010/207/03/051/06

dated August 25, 2006, the -. General Tax

Directorat parties then apply for judicial

review to the Supreme Court through a

letter No.S-385/PJ.074/2009 and PT

Angkasa Pura I (Limited) has filed a judicial

review is also counter-memory to the

Supreme Court through a letter No..

AP.I-294/KU.50.7/2009/DU-B dated

February 26, 2009. To date judicial review is

still in process at the Supreme Court.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

96

47. INFORMASI PENTING LAINNYA (Lanjutan) 47. OTHER IMPORTANT INFORMATION

(Continued)

2. Perkara Hukum Pajak (Lanjutan) 2. Taxation Law Cases (Continued)

b) PPN Internasional 2005 b) 2005 International VAT

Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Pajak oleh KPP

BUMN Direktorat Jendral Pajak ditetapkan

bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) terdapat

kekurangan bayar pajak PPN Internasional

melalui SKPKB No. 00044/207/03/051/07

tanggal 22 Maret 2007 sebesar Rp

98.687.947,-. PT Angkasa Pura I (Persero)

mengajukan keberatan I melaui Surat

No.AP.I.1255/KU.50.7/2007/DK-B tanggal 11

April 2007 dan keberatan II melaui Surat

No.AP.I.2176/KU.50.7/2007/DK-B tanggal 21

Based on the results of examination by the

Tax Directorate General of state Taxation

KPP determined that PT Angkasa Pura I

(Limited) there is lack of taxes paid through

the International VAT No. SKPKB.

00044/207/03/051/07 dated March 22, 2007

amounting to Rp 98,687,947, -. PT Angkasa

Pura I (Limited) filed an objection I

No.AP.I.1255/KU.50.7/2007/DK-B via letter

dated 11 April 2007 and through the second

objection letter

Juni 2007 yang telah ditolak oleh Direktorat

Jendral Pajak dengan Surat No.

KEP-013/WPJ.19/BD.05/2008 tanggal 18

Januari 2008. PT Angkasa Pura I (Persero)

mengajukan Banding dengan Surat Banding Ke

M a j e l i s P e n g a d i l a n P a j a k No .

AP.I.673/KU.50.7/2008/DU-B tanggal 27

Januari 2008. Dari Sidang Pengadilan Pajak

telah mengeluarkan Putusannya No.

Put-18464/PP/M.VIII/16/2009 tanggal 10 Juni

2009 yang mengabulkan seluruh Banding PT

Angkasa Pura I (Persero) atas keberatan

SKPKB No. 00044/207/03/051/07 tanggal 22

Maret 2007 tersebut. Pihak Directorat Jendral

Pajak kemudian mengajuan Peninjauan

Kembali ke Mahkamah Agung RI melalui Surat

No.S-8434/PJ.074/2009 dan PT Angkasa Pura

I (Persero) telah mengajukan juga kontra

memory Peninjauan Kembali Ke Mahkamah

A g u n g R I m e l a l u i S u r a t N o .

AP.I-3798/KU.50.7/2009/DU-B tanggal 13

November 2009. Sampai saat ini Peninjauan

Kembali tersebut masih dalam proses di

Mahkamah Agung RI.

No.AP.I.2176/KU.50.7 / 2007/DK-B dated

June 21, 2007 which was rejected by the

Directorate General of Tax in Letter No.

KEP-013/WPJ.19/BD.05/2008 dated January

18, 2008. PT Angkasa Pura I (Limited) filed

with the Appeal Letter To Appeal Tax Court

No. Assembly. AP.I.673/KU.50.7/2008/DU-B

dated January 27, 2008. Of the trial court

has issued its Decision No Tax.

Put-18464/PP/M.VIII/16/2009 dated June

10, 2009 which granted the whole of

Appeals PT Angkasa Pura I (Limited) over

SKPKB No objection. 00044/207/03/051/07

date is March 22, 2007. General Tax

Directorat parties then apply for judicial

review to the Supreme Court through a

letter No.S-8434/PJ.074/2009 and PT

Angkasa Pura I (Limited) has filed a judicial

review is also counter-memory to the

Supreme Court through a letter No..

AP.I-3798/KU.50.7/2009/DU-B dated 13

November 2009. To date judicial review is

still in process at the Supreme Court.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

97

47. INFORMASI PENTING LAINNYA (Lanjutan) 47. OTHER IMPORTANT INFORMATION

(Continued)

2. Perkara Hukum Pajak (Lanjutan) 2. Taxation Law Cases (Continued)

c) PPN Internasional Masa Bulan Desember

2006

c) nternational VAT Month Period

December 2006

Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Pajak oleh KPP

BUMN Direktorat Jendral Pajak ditetapkan

bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) terdapat

kekurangan bayar pajak PPN Internasional

melalui SKPKB No. 00006/207/03/051/07

tanggal 17 April 2007 sebesar Rp 4.369.707,-.

PT Angkasa Pura I (Persero) mengajukan

k e b e r a t a n I m e l a u i S u r a t

No.AP.I.2223KU.50.7/2007/DK-B tanggal 25

Juni 2007 dan Surat Banding Ke Majelis

P e n g a d i l a n P a j a k N o .

AP.I.3013/KU.50.7/2008/DU-B tanggal 26

Agustus 2008. Dari Sidang Pengadilan Pajak

telah mengeluarkan Putusannya No.

Put-22459/PP/M.VIII/16/2010 tanggal 13

Maret 2010 yang mengabulkan seluruh

Based on the results of examination by the

Tax Directorate General of state Taxation

KPP determined that PT Angkasa Pura I

(Limited) there is lack of taxes paid through

the International VAT No. SKPKB.

00006/207/03/051/07 on 17 April 2007

amounted to Rp 4,369,707, -. PT Angkasa

Pura I (Limited) filed an objection I

No.AP.I.2223KU.50.7/2007/DK-B via letter

dated June 25, 2007 and Letter of Appeal to

the Tax Court No. Assembly.

AP.I.3013/KU.50.7/2008/DU-B dated August

26, 2008. Of the trial court has issued its

D e c i s i o n N o T a x .

Put-22459/PP/M.VIII/16/2010 dated March

13, 2010 which granted the whole of

Banding PT Angkasa Pura I (Persero) atas

keberatan SKPKB No. 00044/207/03/051/07

tanggal 22 Maret 2007 tersebut. Pihak

Directorat Jendral Pajak kemudian mengajuan

Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung RI

melalui Surat No.S-9014/PJ.07/2010 dan PT

Angkasa Pura I (Persero) telah mengajukan

juga kontra memory Peninjauan Kembali Ke

Mahkamah Agung RI melalui Surat No.

AP.I-4324/KU.50.7/2010/DK-B tanggal 3

Desember 2010. Sampai saat ini Peninjauan

Kembali tersebut masih dalam proses di

Mahkamah Agung RI.

Appeals PT Angkasa Pura I (Limited) over

SKPKB No objection. 00044/207/03/051/07

date is March 22, 2007. General Tax

Directorat parties then apply for judicial

review to the Supreme Court through a

letter No.S-9014/PJ.07/2010 and PT

Angkasa Pura I (Limited) has filed a judicial

review is also counter-memory to the

Supreme Court through a letter No..

AP.I-4324/KU.50.7/2010/DK-B dated

December 3, 2010. To date judicial review is

still in process at the Supreme Court.

d) PPN Internasional Masa Januari 2006

s/d November 2006

d) The International VAT in January 2006

s / d November 2006

Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Pajak oleh KPP

BUMN Direktorat Jendral Pajak ditetapkan

bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) terdapat

kekurangan bayar pajak PPN Internasional

melalui SKPKB No. 00115/207/06/051/08

tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp

100.667.387,-. PT Angkasa Pura I (Persero)

mengajukan keberatan I melaui Surat

No.AP.I.372/KU.50.7/2009/DK-B tanggal 2

Februaril 2009 dan Banding dengan Surat

Banding Ke Majelis Pengadilan Pajak. Dari

Based on the results of examination by the

Tax Directorate General of state Taxation

KPP determined that PT Angkasa Pura I

(Limited) there is lack of taxes paid through

the International VAT No. SKPKB.

00115/207/06/051/08 dated December 1,

2008 amounting to Rp 100 667 387, -. PT

Angkasa Pura I (Limited) filed an objection

I No.AP.I.372/KU.50.7/2009/DK-B via letter

dated 2 Februaril 2009 and the Letter of

Appeal to Appeal Panel of the Tax Court.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

98

47. INFORMASI PENTING LAINNYA (Lanjutan) 47. OTHER IMPORTANT INFORMATION

(Continued)

2. Perkara Hukum Pajak (Lanjutan) 2. Taxation Law Cases (Continued)

d) PPN Internasional Masa Januari 2006

s/d November 2006 (Lanjutan)

d) The International VAT in January 2006

s / d November 2006 (Continued)

Sidang Pengadi lan Pajak te lah

dibacakanPutusannya namun sampai saat ini

Hasil Putusannya belum dikeluarkan oleh

Pengadilan Pajak.

Tax Court of Session has read this decision,

but to date results have not been issued by

the decision, the Tax Court.

e) PPN Internasional Masa tahun 2007 e) International VAT period in 2007

Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Pajak oleh KPP

BUMN Direktorat Jendral Pajak ditetapkan

bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) terdapat

kekurangan bayar pajak PPN Internasional

melalui SKPKB No. 00072/207/06/051/09

tanggal 1 Juni 2009 sebesar Rp 131.533.450,-.

PT Angkasa Pura I (Persero) mengajukan

k e b e r a t a n I m e l a u i S u r a t

No.AP.I.2139/KU.50.7/2009/DK-B tanggal 29

Juni 2009 dan Banding dengan Surat Banding

Ke Majelis Pengadilan Pajak. Dari Sidang

Pengadilan Pajak telah dibacakanPutusannya

namun sampai saat ini Hasil Putusannya belum

dikeluarkan oleh Pengadilan Pajak.

Based on the results of examination by the

Tax Directorate General of state Taxation

KPP determined that PT Angkasa Pura I

(Limited) there is lack of taxes paid through

the International VAT No. SKPKB.

00072/207/06/051/09 dated June 1, 2009

amounting to Rp 131 533 450, -. PT

Angkasa Pura I (Limited) filed an objection

I No.AP.I.2139/KU.50.7/2009/DK-B via

letter dated June 29, 2009 and Letter of

Appeal with the Tax Court of Appeals to the

Assembly. Tax Court of Session has read

this decision, but to date results have not

been issued by the decision, the Tax Court.

Pada tahun 2009, pemerintah mengeluarkan

Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 2009

tentang perlakuan PPN atas Penyerahan Jasa

Kebandarudaraan tertentu kepada perusahaan

angkutan udara niaga untuk pengoperasian pesawat

udara yang melakukan penerbangan luar negeri

mulai tahun 2009 PT Angkasa Pura I (Persero) tidak

lagi dikenakan PPN Jasa Penerbangan Internasional.

In 2009, government issued Government

Regulation No. 28/2009 of VAT Treatment on

Delivery of Certain Airport Services to Commercial

Air Transportation Company for the Operation of

Aircraft Providing Foreign Flight Services,

commencing in 2009 Angkasa Pura I was no

longer subject to VAT of International Flight

Service.

3. Permasalahan dengan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU)

3. Problems w ith the Business Competit ion

Supervisory Commission (KPPU)

i) Salah satu masalah hukum yang masih

dihadapi oleh PT Angkasa Pura I (Persero)

adalah masalah dugaan praktik monopoli dan

persaingan usaha tidak sehat oleh Komisi

Pengawan Persaingan Usaha (KPPU) atas

pemberian hak pengelolaan reklame di lokasi

outdoor (gerbang tol) bandara Juanda

Surabaya.

i) one of legal issues faced by PT Angkasa

Pura I (Persero) is the case of alleged

practice of monopoly and unhealthy

business competition by Business

Competition Supervisory Commission (KPPU)

regarding the provision of advertisement

management right in outdoor locations (toll

gate) of Juanda Airport, Surabaya.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

99

47. INFORMASI PENTING LAINNYA (Lanjutan) 47. OTHER IMPORTANT INFORMATION

(Continued)

3. Permasalahan dengan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU) (Lanjutan)

3. Problems w ith the Business Competit ion

S u p e r v i s o r y C o m m i s s i o n ( K P P U )

(Continued)

ii) Telah dikeluarkan Relaas Pemberitahuan Isi

Putusan Mahkamah Agung RI No.

157K/Pdt.Sus/2009 tanggal 17 juni 2010, yang

pada pokoknya memutuskan menolak

permohonan kasasi dari Permohonan Kasasi

(PT AP I).

ii) Notices have been issued Relaas Fill

Supreme Court of Republic of.

157K/Pdt.Sus/2009 dated 17 June 2010,

which essentially decided to reject the

appeal of the Application of Cassation (PT

AP I).

iii) Menindaklanjuti Relaas Pemberitahuan

Putusan tersebut telah dikeluakan Surat

Direksi No. AP.I.2639/HK.02/2010/DU-B

tanggal 9 Agustus 2010 perihal Pelaksanaan

Putusan KPPU No.02/KPPU-L/2008

iii) Following up Relaas Decision Notice has

been secreted Letter No. Directors.

AP.I.2639/HK.02/2010/DU-B dated August

9, 2010 concerning the implementation of

t h e C o m m i s s i o n ' s D e c i s i o n

No.02/KPPU-L/2008

iv) Telah dilakukan negosiasi harga dengan PT

Sidomaju Industri Estate berdasarkan surat

General Manager Bandara Juanda Surabaya

Nomor AP.I.1621/KU.07.02/2010-GM-B

iv) Price negotiations have been carried out by

PT Sidomaju Industrial Estate pursuant to

Juanda Surabaya Airport General Manager

Number AP.I.1621/KU.07.02/2010-GM-B

v) Telah disampaikan surat AP I kepada KPPU No.

AP.I.1804/HK.06.03/2011/DU-B tanggal 29

April 2011 perihal Laporan Pelaksanaan

Putusan Mahkamah Agung Terkait Toll Gate di

Bandara Juanda Surabaya.

v) AP I have delivered a letter to the Business

Competition Supervisory Commission (KPPU)

No. AP.I.1804/HK.06.03/2011/DU-B dated

29 April 2011 concern ing the

Implementation Report Related Supreme

Court Toll Gate at Juanda Airport Surabaya.

4. Gugatan Arbitrase PT Hutama Karya

(Persero)

4. Class Action Arbitration PT Hutama Karya

i) PT Hutama Karya (Persero) selaku pemohon

mengajukan gugatan arbitrase kepada PT

Angkasa Pura I (Persero) sebagai termohon,

atas pelaksanaan pekerjaan pembuatan

runway dan fasilitas penunjangnya di Bandara

Internasional Lombok.

i) PT Hutama Karya (Persero) as appelant filed

an arbitration claim to PT Angkasa Pura I

(Persero) as (appellee) in connection with

the construction of runway and its

supporting facilities at Lombok International

Airport.

ii) AP I telah mengajukan Gugatan Pembatalan

Putusan BANI No.326/X/ARB.BANI/2009

terkait perkara antara AP I dengan PT Hutama

Karya, ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

yang terdaftar dengan Register Perkara No.

490/Pdt.G/2010/PN.JKT.SEL tanggal 22 Juli

2010.

ii) AP I have filed a lawsuit Revocation Decision

No.326/X/ARB.BANI/2009 BANI-related

matters between the PT AP I and Hutama

Karya, to the South Jakarta District Court

Case No. is registered with the Register.

490/Pdt.G/2010/PN.JKT.SEL dated July 22,

2010.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

100

47. INFORMASI PENTING LAINNYA (Lanjutan) 47. OTHER IMPORTANT INFORMATION

(Continued)

4. Gugatan Arbitrase PT Hutama Karya

(Persero) (Lanjutan)

4. Class Action Arbitration PT Hutama Karya

(Continued)

iii) Terhadap pengajuan pembatalan putusan

BANI tersebut, telah dibacakan Putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada

tanggal 22 November 2010, yang pada

pokoknya memutuskan menolak Gugatan

Penggugat (AP I) untuk seluruhnya.

iii) To the filing of the cancellation decision of

BANI, have read the South Jakarta District

Court decision on 22 November 2010, which

essentially decided to reject the Plaintiffs'

lawsuit (AP I) in its entirety.

iv) Sesuai persetujuan Direksi melalui disposisi

Direktur Utama tanggal 3 Desember 2010, AP

I akan mengajukan upaya hukum Banding

terhadap Putusan oerkara a quo ke Mahkamah

Agung.

iv) As approved by the Board of Directors

through the Director of disposition dated

December 3, 2010, AP I will file a legal

appeal against the verdict oerkara to the

Supreme Court a quo.

v) Telah dikeluarkan Putusan MA No.

231K/Pdt.Sus/2011 tanggal 11 April 2012 atas

Banding yang dimohonkan oleh AP I, yang

pada pokoknya memutuskan Menolak

permohonan banding dari pemohon banding.

v) No Supreme Court ruling has been issued.

231K/Pdt.Sus/2011 dated 11 April 2012 on

the Appeal filed by AP I, which in principle

decided to reject an appeal of the appellant.

5. Gugatan PTUN oleh Sri Rejeki dan kawan-

kawan.

5. PTUN lawsuit by Sri Rejeki and others

i) Gugatan PTUN oleh Sri Rejeki dan 9 orang

lainnya selaku penggugat kepada PT Angkasa

Pura I (Persero) selaku tergugat terkait surat

keputusan direksi No. SKEP-1477/KP.07/2009

tanggal 1 Oktober 2009 perihal mutasi

pegawai.

i) PTUN claim was asserted by Sri Rejeki and

other (9 personnel) as plaintiff against PT

Angkasa Pura I (Persero) as defendant

pertaining to decision letter of directors No.

SKEP-1477/KP.07/2009 dated October 1,

2009 regarding the transfer of employees.

ii) Saat ini PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai

tergugat/ terbanding telah menyampaikan

kontra memori banding pada tanggal 10 Mei

2010 dan masih dalam proses beracara di

PTUN.

ii) PT Angkasa Pura I (Persero) as defendant

already submitted contra memory appeal on

May 10, 2010 and is still in the legal process

of PTUN.

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

101

48. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI 48. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

i. Sifat Hubungan Berelasi i . Nature of Relationship

Pemerintah Republik Indonesia adalah pemegang

saham utama Perusahaan.

The Government of the Republic of Indonesia is

the majority stockholder of the Company.

Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh

Pemerintah Republik Indonesia serta entitas dimana

Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh

signifikan.

All entities that are owned and controlled by the

Government of the Republic of Indonesia and

also entities where the Republic of Indonesia

have significant influence.

Komisaris dan direksi merupakan manajemen kunci. Commi s s i one r s and d i r e c t o r s a r e k ey

management personnel.

ii. Transaksi dengan Pihak Berelasi i i . Transaction w ith Related Parties

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas

anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak

berelasi.

In the normal course of business, the Company

and its subsidiaries entered into certain

transactions with related parties.

Rincian akun signifikan dengan pihak-pihak berelasi

(pemerintah, entitas pemerintah atau dinyatakan lain)

adalah sebagai berikut :

Details of significant accounts with related parties

(government - owned entities unless otherwise

indicated) are as follows:

2011 2010

ASET ASSETS

Kas dan setara kas (catatan 6) 2.180.945.645 1.895.923.574 Cash and cash equivalents (notes 6)

Investasi dalam efek-efek jangka

pendek (catatan 7) 100.561.387 19.981.964 Short term investments (notes 7)

Piutang usaha (catatan 8) 35.336.141 39.675.680 Trade receivables (notes 8)

Piutang lain-lain (catatan 9) 5.505.417 4.962.099 Other recivables (notes 9)

Piutang jangka panjang (catatan 14) 107.974.759 118.751.411 Long term receivable (notes 14)

Investasi jangka panjang (catatan 15) 393.327.255 346.321.580 Long term invesment (notes 15)

LIABILITAS LIABILITIES

Utang lancar lain-lain 82.853.235 68.475.485 Other current liabilities

EKUITAS EQUITY

Bantuan pemerintah yang belum

ditentukan statusnya (catatan 29)

3.393.090.807 4.538.814.878 Goverment aid pending determination

in status (notes 29)

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

102

49. INFORMASI SEGMEN OPERASI 49. OPERATING SEGMENT INFORMATION

Informasi menurut segmen untuk tahun-tahun yang

berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 adalah

sebagai berikut:

Information concerning the segment for the year

ended at December 31, 2011 and 2010 is as

follows:

2011

Kebandarudaraan

/ Airport Kargo / Cargo Jumlah / Total

Aset Assets

Aset lancar 3.241.896.421 225.268.162 3.467.164.584 Current assets

Aset tidak lancar 6.616.533.099 52.431.277 6.668.964.377 Non current assets

Jumlah aset 9.858.429.520 277.699.439 10.136.128.960 Total assets

Liabilitas dan equitas Liabilities and equity

Liabilitas jangka pendek 697.565.329 6.692.162 704.257.491 Short term liabilities

Liabilitas jangka pendek 521.546.169 94.099 521.640.267 Long term liabilities

Ekuitas 8.888.033.626 22.197.576 8.910.231.202 Equity

Jumlah liabilitas dan ekuitas 10.107.145.124 28.983.837 10.136.128.960 Total liabilit ies and equity

Pendapatan operasional Operating income

Aeronautika 1.989.095.480 -- 1.989.095.480 Aeronautical

Non aeronautika 630.873.992 46.232.870 677.106.862 Non aeronautical

Jumlah Pendapatan operasional 2.619.969.472 46.232.870 2.666.202.342 Operating income

Beban operasional 2.167.133.559 25.404.936 2.192.538.494 Operating expenses

Laba operasional 452.835.913 20.827.934 473.663.848 Operating income (loss)

Pendapatan dan (beban) operasional 180.992.263 1.696.626 182.688.889 Non operating income / (expenses)

Laba sebelum taksiran pajak

penghasilan 633.828.176 22.524.560 656.352.737 Income before tax

Taksiran pajak pengasilan 112.125.555 -- 112.125.555 Income tax

Laba tahun berjalan 521.702.621 22.524.560 544.227.182 Income for year ended

2010

Kebandarudaraan

/ Airport Kargo / Cargo Jumlah / Total

Aset Assets

Aset lancar 2.969.172.751 2.061.636 2.971.234.387 Current assets

Aset tidak lancar 6.205.266.000 20.885.760 6.226.151.760 Non current assets

Jumlah aset 9.174.438.751 22.947.396 9.197.386.148 Total assets

Liabilitas dan equitas Liabilities and equity

Liabilitas jangka pendek 578.431.821 4.229.058 582.660.879 Short term liabilities

Liabilitas jangka pendek 477.708.842 86.472 477.795.314 Long term liabilities

Ekuitas 8.118.298.088 18.631.865 8.136.929.953 Equity

Jumlah liabilitas dan ekuitas 9.174.438.751 22.947.395 9.197.386.148 Total liabilit ies and equity

Pendapatan operasional Operating income

Aeronautika 1.650.497.790 -- 1.650.497.790 Aeronautical

Non aeronautika 554.504.563 29.131.041 583.635.604 Non aeronautical

Jumlah Pendapatan operasional 2.205.002.353 29.131.041 2.234.133.394 Operating income

Beban operasional 1.767.661.196 17.125.949 1.784.787.145 Operating expenses

Laba operasional 437.341.157 12.005.092 449.346.249 Operating income (loss)

Pendapatan dan (beban) operasional 22.398.524 249.667 22.648.191 Non operating income / (expenses)

Laba sebelum taksiran pajak

penghasilan 459.739.681 12.254.759 471.994.440 Income before tax

Taksiran pajak pengasilan 94.061.516 -- 94.061.516 Income tax

Laba tahun berjalan 365.678.165 12.254.759 377.932.924 Income for year ended

For Discussion Purposes Only

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam ribuan rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

For The Years Ended

December 31, 2011 and 2010

(Expressed in thousand Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated)

103

50. REKLASIFIKASI AKUN 50. REKLASIFICATION OF ACCOUNTS

Beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 telah

direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan

keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2011 untuk tujuan perbandingan.

Several accounts in financial statements for the year

ended December 31, 2010 have been reclassified in

order to conform with the presentation of financial

statements for the year ended December 31, 2011 for

comparability purpose.

Akun-akun per 31 Desember 2010 yang telah

direklasifikasi adalah sebagai berikut:

Accounts as of December 31, 2010 that have been

reclassified are as follows:

Seperti

Dilaporkan

sebelumnya /

As Previously

Reported

Setelah

Direklasifikasi /

As reclassified

Piutang Usaha - Bersih:

Pihak Berelasi (catatan 8.a) 3.497.141 39.675.680

Account Receivables - net:

Related Party (note 8.a)

Pihak Ketiga (catatan 8.a) 218.675.069 117.072.710 Third Party (note 8.a)

Piutang Jangka Panjang: Long Term Receivables:

Pihak Berelasi (catatan 14) 86.845.648 118.751.411 Related Party (note 14)

Pihak Ketiga (catatan 14) -- 65.423.821 Third Party (note 14)

Beban Umum (catatan 39): General Expenses (note 39):

Pendidikan 24.859.127 -- Education

Bonus 70.169.578 -- Bonus

Mutasi Pegawai 5.136.416 -- Employees Movements

Iuran Dana Pensiun 20.225.609 -- Post Retirement Benefits Contribution

Lain-lain 39.619.346 76.007.268 Others

Beban Pegawai (catatan 35) Employees Expenses (note 35)

Pendidikan -- 24.859.127 Education

Bonus -- 70.169.578 Bonus

Mutasi Pegawai -- 5.136.416 Employees Movements

Beban Imbalan Pasca Kerja -- 87.708.257 Post Retirement Benefits

Laba Bersih Komprehensif 443.714.120 377.932.924 Comprehensive net income

51. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 51. COMPLETION OF THE FINANCIAL

STATEMENTS

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas

penyajian dan penyusunan laporan keuangan

Perusahaan sebagaimana diuraikan di muka yang telah

diselesaikan pada tanggal 28 Maret 2012.

The management is responsible for presentation and

disclosure of the financial statements for the year

2011 which were completed on March 28, 2012.

3952011 Annual Report

396 Laporan Tahunan 2011

PT Angkasa Pura I (Persero)Kota Baru Bandar KemayoranBlok B12 Kav. No 2, Jakarta 10610

T (62-21) 654 1961F (62-21) 654 1513/14www. angkasapura1.co.id